Pengauditan II - Bukti audit, sampling audit, diskusi tim audit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengauditan II - Bukti audit, sampling audit, diskusi tim audit

Citation preview

Asianye Nenda AsmarawatiDian FebriantoFany OctafiaPengauditan 2 Bukti Audit Sampling Audit Diskusi Tim Audit

Bukti Audit seluruh informasi yang digunakan oleh auditor dalam mencapai kesimpulan yang menjadi dasar pendapat / pertimbangan dikeluarkannya opini auditBukti AuditMencakup informasi yang terdapat catatan-catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan serta transaksi lainnya.

AUDITOROpiniAuditLap. KeuanganBukti auditPROSEDUR AUDiT UNTUK MEMPEROLEH BUKTi Bukti AuditJenis Prosedur Audit yang Akan Digunakan Ukuran sample yang akan dipilih Item-item yang akan dipilih dari populasiTiming dilaksanakannya prosedur audit

Pertimbangan Auditor Keandalan Bukti Auditdapat dipercaya/diyakini kebenarannya

Independensi pemberi informasiEfektivitas pengendalian intern klienPengetahuan auditor secara pribadi dan langsung Bukti dokumen Dokumen AsliKeandalan Bukti Auditdapat dipercaya/diyakini kebenarannyaKetepatan BuktiKecukupan bukti Merupakan ukuran jumlah bukti audit ; dipengaruhi risiko salah saji & kualitas bukti audit yang dikumpulkan. Penentunya :Ekpektasi auditor atas adanya salah saji;Efektivitas dari pengendalian intern.Kategori / Jenis-Jenis Bukti AuditPemeriksaan Fisik ( Inspeksi Atas Aktiva Berwujud & catatan serta dokumen)Tanya Jawab dengan KlienKonfirmasiPengerjaan Kembali / UlangPenghitungan Kembali / UlangPemindaian (scanning)Prosedur AnalitisPengamatan

Hierarki Keandalan Jenis BuktiSampling Audit

Apasih Tujuan Sampling itu ??Tujuannya adalah untuk menarik kesimpulan atas seluruh populasi dengan cara menguji beberapa bagian dari populasi.

Ketidakpastian akan terjadinya sampel yang tidak mewakili populasi

disebut Risiko Sampling...

Auditor akan merasa yakin atas sampel yang diambil

disebutTingkat keyakinan...

Risiko auditor dalam mengambil sampel yang salah untuk pengujian asersi, tidak menemukan salah saji material, dan salah menerjemahkan hasil audit.

disebut Risiko nonSampling...

RISIKO SAMPLINGRisiko Keliru MenolakRisiko Keliru Menerima

Faktor Pengukuran SampelTingkat KeyakinanKekeliruan yang dapat Diterima Kekeliruan yang dapat DiperkirakanSAMPLING NONSTATSITIK vs STATISTIK

Keuntungan...

Mudah digunakanLebih konsisten diterapkan karena beberapa keputusan statistik yang sulit dapat dipecahkan ahlinya

Kerugian...

Tidak efektifPerbedaan pertimbangan auditor dengan hasil pengujian secara teori sampling

Nonstatistik...

Tidak menggunakan teknik statistik untuk menentukan ukuran sampel, pemilihan sampel, dan pengukuran risiko sampling.

Statistik...

Menggunakan hukum probabilitas untuk menghitung ukuran dan mengevaluasi sampel.Keuntungan...

Merancang ukuran sampel yang efisienMengukur kecukupan buktiMenguantifikasi risiko sampling

Kerugian...

Tambahan biaya pelatihan teknik untuk auditorTambahan biaya perancangan dan pelaksanaan penerapanKurang konsisten penerapan antara tim audit

JenisTeknikSampling Statistik

Sampling Atribut

Untuk mengestimasi proporsi populasi. Biasanya digunakan untuk pengujian pengendalianSampling Satuan Moneter

Untuk setiap kelompok transaksi atau saldo akunSampling Variabel Klasik

Untuk menentukan apakah akun mengandung salah saji yang materialSampling Atribut

Sampling Satuan Moneter

Saat tidak ada salah saji menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecilPengukuran sampel dan evaluasi tidak didasarkan pada variasiMenghasilkan sampel bertingkat

Sampling Variabel Klasik

Saat perbedaan nilai antara buku dan auditan, menghasilkan sampel yang lebih kecilEfektif saat lebih saji atau kurang sajiTidak perlu memepertimbangkan saldo nihilKEUNTUNGANSampling Atribut

Sampling Satuan Moneter

Pemilihan saldo nol membutuhkan pertimbangan Membutuhkan penyesuaian ketika menghitung hasil sampelJika salah saji terdeteksi dapat melebihsajikan cadangan risiko sampling

Sampling Variabel Klasik

Auditor harus mengestimasi deviasi standarJika salah saji terdeteksi, proyeksi yang dihasilkan tidak dapat diandalkan

KERUGIAN

Diskusi Tim AuditSelama dan sesudah audit

Bahas : hasil, perkembangan, permasalahan Perubahan rencana Informasi Baru Peristiwa luar biasa Saran pengauditan selanjutnyaMembagi tugas dan peran

Pertimbangkan : Keterampilan dan pengalaman Kebutuhan akan keahlian tertentu kebutuhan pereviu kendali mutu

Pertemuan untuk Perencanaan

Bahas : Materialitas Insight berdasarkan pengetahuan mengenai entitas Potensi risiko bisnis dan risiko kecurangan Bagaimana kerentanan terhadap salah saji material Rencana Audit Supervisi dan reviu Cases

PT Kimia Farma adalah sala satu produsen obat-obatan milik pemerintah Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan laba bersihnya sebesar Rp 132 Milyar, dan laporan tersebut diaudit oleh Hans Tuanakotta dan Mustofa. Tetapi Kementrian BUMN dan Bapepam menilai bahwa nilai tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Kemudian pada 3 Oktober 2002 dilakukan audit kembali karena telah ditemukan kesalahan. Dan pada laporan yang baru, laba yang disajikan sebesar Rp 99,56 milyar atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar atau 24,7% dari laba awal. Kesalahan timbul pada unit industri bahan baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 milyar, pada unit logistik sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 milyar, pada unit pedagang besar farmasi berupa overstade persediaan sebesar Rp 8,1 milyar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 milyar.

Kesalahan penyajian yag berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan PT Kimia Farma melalui direktur produksinya yang menerbitkan 2 daftar harga persediaan yaitu tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga tanggal 3 Februari telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajiaan yang berkaitan dengan penjualan dilakukan pencatatan ganda. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam disebutkan bahwa KAP yang mengaudit telah mengikuti standar audit yang berlaku namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juaga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan.

Akuntan publik (Hans,Tuanakotta dan Mustofa) harus bertanggung jawab, karena akuntan publik ini juga yang mengaudit Kimia Farma tahun buku 31 Desember 2001 dan dengan yang interim 30 Juni tahun 2002. Bapepam sebagai lembaga pengawas pasar modal bekerjasama dengan Direktorat Akuntansi dan Jasa Penilai Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan yang mempunyai kewenangan untuk mengawasi para akuntan publik untuk mencari bukti-bukti atas keterlibatan akuntan publik dalam kesalahan pencatatan laporan keuangan pada PT. Kimia Farma Tbk. untuk tahun buku 2001. sebagai auditor independen akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) seharusnya mengetahui laporan-laporan yang diauditnya itu apakah berdasarkan laporan fiktif atau tidak.Di dalam perusahaan tersebut pengendalian intern juga kurang efektif karena manajemen masih bisa melakukan kecurangan. KAP seharusnya melakukan pengujian pengendalian manajemen agar kesalahan bisa terdeteksi beserta pemilihan sampel yang sering terjadi kesalahan.

PembahasanXie - xie