58
PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS PADA SISWA-SISWI KELAS III SMA SUTOMO 2 SKRIPSI Oleh : JOHANNES TANAKA 150100109 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara

PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

ii

PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT

KEPARAHAN AKNE VULGARIS PADA SISWA-SISWI

KELAS III SMA SUTOMO 2

SKRIPSI

Oleh :

JOHANNES TANAKA

150100109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

ii

PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT

KEPARAHAN AKNE VULGARIS PADA SISWA-SISWI

KELAS III SMA SUTOMO 2

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh :

JOHANNES TANAKA

150100109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

ii

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Tingkat Stres dengan Tingkat Keparahan Akne

Vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2” sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter di

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

proses penulisan, diantaranya :

1. Keluarga yang tiada henti memberikan dukungan moral, material, dan

spiritual.

2. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp. S (K), sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan

kesempatan untuk mengikuti Program Studi Pendidikan Dokter di

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Nova Zairina Lubis, M. Ked (KK), Sp. KK, sebagai dosen pembimbing

yang dengan sepenuh hati bersedia meluangkan waktu untuk membimbing

dan mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. dr. Khairani Sukatendel, Sp.OG(K) dan Dr. dr. Makmur Sitepu,

M.Ked(OG), Sp.OG(K), sebagai dosen penguji yang telah memberikan

kritik dan saran yang membangun kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

5. dr. Mahrani Lubis, M. Ked (Ped), Sp. A, sebagai dosen pembimbing

akademik yang telah membimbing penulis selama di bangku perkuliahan.

6. Pak Hendra, ST., M.Pd., sebagai kepala sekolah SMA Sutomo 2 yang telah

mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Bu Flora sebagai Guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) SMA Sutomo 2

dan Shelvy Angeline sebagai Ketua OSIS SMA Sutomo 2 yang telah banyak

membantu penulis saat melakukan penelitian di SMA Sutomo 2.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

iv

8. Seluruh siswa-siswi kelas III SMA Sutomo 2 yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

9. Seluruh dosen yang telah mengajar, membimbing, dan mendidik penulis

sehingga penulis mendapatkan pencapaian ini.

10. Teman-teman mahasiswa yang bersama-sama berjuang dan saling

memberikan dukungan serta motivasi demi mendapatkan gelar Sarjana

Kedokteran.

11. Semua pihak yang telah mendukung, membantu dan mendoakan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Untuk seluruh dukungan yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis

mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi yang telah disusun oleh penulis berguna

dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu kedokteran.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, baik dari

segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan skripsi ini pada kemudian hari.

Medan, 10 Desember 2018

Johannes Tanaka

NIM 150100109

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iv

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… vii

DAFTAR SINGKATAN …………………………………………………………. viii

ABSTRAK …………………………………………………………………………. ix

ABSTRACT …………………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 2

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………………... 2

1.3.1 Tujuan Umum …………………………………………………….. 2

1.3.2 Tujuan Khusus ……………………………………………………. 2

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akne Vulgaris ………………………………………………………. 5

2.1.1 Definisi Akne Vulgaris ………………………………………………... 5

2.1.2 Klasifikasi dan Penilaian Akne Vulgaris …………………………….. 5

2.1.3 Etiologi dan Patofisiologi Akne Vulgaris ……………………………. 6

2.1.4 Faktor Resiko Akne Vulgaris …………………………………………. 8

2.1.5 Gejala dan Tanda Akne Vulgaris ……………………………………... 8

2.1.6 Penatalaksanaan Akne Vulgaris ………………………………………. 9

2.2 Stres ………………………………………………………………………... 10

2.2.1 Definisi Stres ……………………………………………………………. 10

2.2.2 Klasifikasi dan Penilaian Stres …………………………………….. 10

2.2.3 Gejala dan Tanda Stres ……………………………………………….... 11

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

vi

2.2.4 Hubungan Stres dan Akne Vulgaris …………………………………... 11

2.3 Kerangka Teori ……………………………………………………………. 12

2.4 Kerangka Konsep …………………………………………………………. 12

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………………………. 13

3.2 Lokasi Penelitian ………………………………………………………….. 13

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian …………………………………………. 13

3.3.1 Populasi Penelitian ……………………………………………………… 13

3.3.2 Sampel Penelitian ……………………………………………………….. 14

3.4 Metode Pengumpulan Data ………………………………………………. 15

3.4.1 Data Primer ……………………………………………………………… 15

3.1.2 Data Sekunder …………………………………………………………… 15

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ………………………………………………... 15

3.5.1 Instrumen Penelitian ……………………………………………………. 15

3.1.2 Teknik Penilaian ………………………………………………………… 16

3.6 Metode Analisis Data ……………………………………………………... 16

3.7 Variabel Penelitian …………………………………………………… 17

3.7.1 Variabel Independen ……………………………………………….. 17

3.7.2 Variabel Dependen ……………………………………………………… 17

3.8 Definisi Operasional ……………………………………………………… 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan …………………………………………………… 19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan …………………………………………......………………….. 24

5.2 Saran ………………………………………………………………………... 24

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………. 25

LAMPIRAN …………………………………………………………………… 28

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Penilaian akne vulgaris berdasarkan GAGS …………………. 4

2.2 Penilaian akne vulgaris berdasarkan Lehmann ………………... 5

2.3 Pengobatan akne vulgaris ………………………………………... 7

2.4 Interpretasi Penilaian berdasarkan DASS ……………………… 7

2.5 Penilaian tingkat stres berdasarkan PSS ………………………... 8

3.1 Data jumlah siswa-siswi kelas III SMA Sutomo 2 ………….... 11

3.2 Definisi operasional …………………………………………... 14

4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia ……………. 19

4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin … 20

4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Stres ….. 20

4.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Akne …. 21

4.5 Hubungan Tingkat Stres dengan Tingkat Keparahan Akne …... 22

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

viii

DAFTAR SINGKATAN

AAD : American Academy of Dermatology

ACTH : Adrenocorticotropic Hormone

AIS : American Institute of Stress

APA : American Psychological Association

CRH : Corticotropin-Releasing Hormone

DASS : Depression Anxiety Stress Scale

EFA : Exploratory Factor Analysis

GAGS : Global Akne Gradying System

HPA : Hipofisis-Ptituitary-Adrenal Axis

IL-1α : Interleukin 1 alpha

MEU : Medical Education Unit

PSS : Perceived Stress Scale

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMP : Sekolah Menengah Pertama

WHO : World Health Organization

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

ix

ABSTRAK

Latar Belakang. Akne vulgaris adalah penyakit kulit inflamasi kronik unit polisebasea

yang sering terjadi pada masa remaja. Patogenesisnya bersifat multifaktorial, dimana

salah satu faktornya adalah stres. Selama masa remaja (11-19 tahun) terjadi peningkatan

stres secara signifikan. Stres dapat menginduksi pelepasan neuropeptida dan hormon yang

mampu mengaktifkan sel-sel yang terlibat dalam patogenesis timbulnya akne vulgaris.

Tujuan. Untuk mengetahui tentang pengaruh tingkat stres terhadap tingkat keparahan

akne vulgaris Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2. Metode. Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian analitik kategorik-kategorik tidak berpasangan dengan metode

consecutive sampling pada sampel yang berjumlah 100 orang. Uji tingkat stres dengan

menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) yang telah tervalidasi dan uji tingkat

keparahan akne vulgaris dengan melakukan pemeriksaan fisik dibawah supervisi

berdasarkan klasifikasi Lehmann. Data yang telah dikumpulkan akan diolah dan dianalisis

menggunakan program Statistical Product Service Solution for Windows (SPSS).

Kemudian, data dilakukan uji Chi-Square dan uji korelasi Gamma untuk mencari

hubungan dua variabel atau lebih datanya. Hasil. Dari hasil analisis menggunakan uji

Chi-Square didapatkan nilai p-value = 0,025 (p < 0,05) dan uji korelasi Gamma diperoleh

0,47. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara tingkat stres terhadap tingkat keparahan akne vulgaris

pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.

Kata kunci : Akne vulgaris, stres, unit polisebasea, Perceived Stres Scale, Lehmann.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

x

ABSTRACT

Introduction. Acne Vulgaris is a chronic inflammatory skin disease caused by

polysebaceous unit that often occurs in adolescence. The pathogenesis is multifactorial

including stress. There is a significant increase in stress during adolescence (11-19 years).

Stress can induce the release of neuropeptides and hormones that are able to activate cells

involved in the pathogenesis of acne vulgaris. Aim. This study examines the relationship

of stress levels and the severity of acne vulgaris in the last year of high school student

(grade 12) Sutomo 2. Method. This study uses a type of non-paired categorical analytic

research with consecutive sampling method in a sample of 100 people. Stress levels tested

by using a validated Perceived Stress Scale (PSS) questionare and severity of acne vulgaris

established by conducting a physical examination under supervision based on Lehmann

classification. The collected data will be processed and analyzed using the Statistical

Product Service Solution for Windows (SPSS) program. Finally, the Chi-Square test and

Gamma coefficient is used to find the relationship between two variables or more data.

Results. The results was analyzed using chi-square test which obtained p-value = 0,025 (P

< 0,05) and Gamma coefficient is 0,47. Conclusion. Based on the results of this study, it

can be concluded that there is a significant influence between stress levels on the severity

of acne vulgaris in Class III Sutomo 2 High School Students.

Keywords : Acne vulgaris, stress, polysebaceous unit, Perceived Stress Scale, Lehmann.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

2

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akne vulgaris adalah penyakit kulit inflamasi kronik unit polisebasea yang

sering terjadi pada masa remaja. Akne vulgaris memiliki bebagai gambaran klinis,

seperti komedo, papul, pustul, nodus dan jaringan parut, sehingga disebut

dermatosis polimorfik (Movita, 2013). Manifestasi klinis akne dapat dimulai dari

komedo ringan hingga terbentuknya jaringan parut yang parah pada daerah wajah,

dada, dan punggung (El-Hamd, 2017). Meskipun tidak mengancam jiwa, akne

vulgaris mempengaruhi kualitas hidup dan memberikan dampak sosioekonomi

pada penderitanya (Movita, 2013). Penelitian sebelumnya telah menunjukkan

bahwa akne vulgaris berdampak terhadap ketidakpuasan dengan penampilan, rasa

malu, kurangnya kepercayaan diri, kekhawatiran tentang komunikasi dengan lawan

jenis, interaksi dengan orang asing, dan mengurangi kesempatan kerja (El-Hamd,

2017).

Berdasarkan American Academy of Dermatology (AAD) akne vulgaris

diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu ringan, sedang, dan berat. Akne ringan

ditandai dengan adanya beberapa papul dan pustul ditambah dengan komedo, tetapi

tidak ada nodul. Akne sedang ditandai dengan beberapa papul dan pustul, bersama

dengan beberapa nodul. Akne berat memiliki banyak papul, pustul, dan nodul (El-

Hamd, 2017). Selain klasifikasi American Academy of Dermatology, terdapat juga

klasifikasi Lehmann yang merupakan klarifikasi yang digunakan oleh Indonesia

untuk menentukan tingkat keparahan akne vulgaris saat ini. Dalam gradasi ini, akne

dikelompokkan menjadi 3 kategori berdasarkan jenis dan jumlah lesinya, yaitu

ringan, sedang dan berat (Misery, 2015).

Akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang diderita oleh 85% remaja di

seluruh dunia (Movita, 2013). Catatan Studi Dermatologi Kosmetika Indonesia

menunjukkan bahwa 60% orang menderita akne vulgaris pada tahun 2006, 80%

terjadi pada tahun 2007, dan 90% pada tahun 2009 (Afriyanti, 2015). Beberapa

derajat keparahan akne vulgaris sering dijumpai pada remaja berusia 15 – 17 tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

2

(Hywel, 2012). Prevalensi tertinggi pada wanita berusia 14-17 tahun, sedangkan

pria pada usia 16-19 tahun (Afriyanti, 2015). Patogenesisnya bersifat multifaktorial,

dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik, endokrin, makanan,

keaktifan kelenjar sebasea, infeksi bakteri, kosmetika, dan salah satu faktor lainnya

adalah stres (Movita, 2013).

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Selama periode ini, individu melewati masa pertumbuhan yang cepat, membuat

keputusan akademis dan profesional, identitas berkembang, orientasi menuju masa

depan dimulai, guna memenuhi harapan dari keluarga untuk peningkatan prestasi

belajar di sekolah. Selama masa remaja (11-19 tahun) terjadi peningkatan stres

secara signifikan (Hampel, 2008). Beberapa hal yang menjadi sumber stres bagi

remaja tersebut : faktor sekolah, keluarga, tekanan teman sebaya, dan penampilan

fisik (Kempf, 2011). Prevalensi depresi, kecemasan, dan stres di kalangan remaja

dan dewasa muda di seluruh dunia diperkirakan berkisar antara 5% - 70%, sehingga

WHO juga menjuluki stres dengan Health Epidemic of The 21st Century (George,

2018). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, prevalensi gangguan mental emosional

yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun

ke atas mencapai 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia (Depkes,

2016).

Stres dapat menginduksi pelepasan neuropeptida dan hormon yang mampu

mengaktifkan sel-sel yang terlibat dalam patogenesis akne vulgaris. Mekanisme ini

melibatkan sistem neuro-immuno-kutaneus dan aksis hipotalamus-hipofisis

(Misery, 2015). Stres kronis dapat meningkatkan sekresi androgen adrenal yang

mengakibatkan hiperplasia sebasea hingga timbulanya akne vulgaris (Movita,

2013).

Tingkatan stres dapat diukur dengan Perceived Stress Scale (PSS), alat ukur

yang paling populer untuk menilai tingkat stres. PSS ini telah diterjemahkan dalam

25 bahasa yang berbeda dan divalidasi pada beragam sampel, serta digunakan di

berbagai bidang untuk menjawab pertanyaan empiris dan memandu praktek klinis.

Hingga saat ini, terdapat tiga versi standar PSS, yaitu PSS-14, PSS-10, dan PSS-4.

Dalam analisis faktor eksplorasi (EFA), Cohen dan Williamson mengidentifikasi

bahwa PSS-10 (𝛼 = 0,78) adalah bentuk terbaik dari PSS dan

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

3

merekomendasikannya untuk digunakan dalam penelitian masa depan (Taylor,

2015). Penelitian yang dilakukan oleh Sultana (2017) menunjukkan hasil bahwa

peningkatan keparahan stres sangat berkorelasi dengan peningkatan tingkat

keparahan akne vulgaris (p < 0,01).

Berdasarkan hal di atas, maka kondisi stres berpeluang untuk mengakibatkan

peningkatan derajat keparahan akne vulgaris. Di samping itu, Yayasan Perguruan

Sutomo 2 merupakan salah satu sekolah swasta dengan tingkat kompetitif yang

tinggi dalam meraih nilai akademisnya, sehingga kemungkinan besar siswa-siswi

tersebut mengalami stres akibat tekanan tersebut, terutama siswa-siswi kelas III

SMA yang akan mengikuti UAS (Ujian Akhir Sekolah) dan Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Oleh karena itu untuk membuktikan

hal ini, dilakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat stres dengan tingkat

keparahan akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Masalah yang telah diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh

tingkat stres terhadap tingkat keparahan akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III

SMA Sutomo 2 ?”

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui tentang pengaruh tingkat stres terhadap tingkat keparahan

akne vulgaris Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

4

1.3.2 TUJUAN KHUSUS

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat stres dan tingkat keparahan akne vulgaris

berdasarkan usia dan jenis kelamin Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.

2. Untuk mengetahui tingkat stres pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.

3. Untuk mengetahui tingkat keparahan akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas

III SMA Sutomo 2.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 BAGI PENELITI

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat, baik manfaat

secara teoritis maupun manfaat secara praktis.

a. Manfaat secara teoritis, sebagai dasar pemikiran atau referensi untuk

penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat stres terhadap tingkat

keparahan akne vulgaris.

b. Manfaat secara praktis, sebagai penambahan wawasan dan pengalaman

secara langsung tentang cara melakukan penelitian melalui jenis penelitian

analitik.

1.4.2 BAGI INSTITUSI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih

berpikir logis dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian

berdasarkan metode penelitian yang baik dan benar.

1.4.3 BAGI MASYARAKAT

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

masyarakat mengenai stres dan akne vulgaris.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

4

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akne Vulgaris

2.1.1 Definisi Akne Vulgaris

Akne vulgaris merupakan penyakit inflamasi unit polisebasea yang timbul pada

kulit wajah, leher, dan punggung atas. Biasanya, pertama kali muncul ketika

pubertas dini (12-15 tahun), dengan puncak tingkat keparahan pada 17-21 tahun,

dengan prevalensi terbanyak pada remaja usia 15-18 tahun (Misery, 2015).

Penyakit ini disebabkan karena stimulasi adrogenik memicu peningkatkan produksi

sebum dan keratinosit folikel yang abnormal, kolonisasi bakteri gram positif

(Proponiobacterium aknes), dan inflamasi lokal (WHO, 2017)

2.1.2 Klasifikasi dan Penilaian Akne Vulgaris

Berdasarkan jurnal Sultana (2017) menyatakan bahwa Global Akne Gradying

System (GAGS) yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1997 merupakan

penilaian kuantitatif derajat keparahan akne vulgaris. Penilaian GAGS

mempertimbangkan enam lokasi di wajah, dada, dan punggung atas. Setiap lokasi

telah ditentukan secara terpisah dan diberi skala penilaian 0-4 (Grade 0 = Tidak ada

Lesi, Grade 1 ≥ satu komedo, Grade 2 ≥ satu papul, Grade 3 ≥ satu pustul, Grade

4 ≥ satu nodul), sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penilaian Akne Vulgaris berdasarkan GAGS

Lokasi Faktor X Grade (0-4) = Skor Lokal

Dahi 2 Skor Global :

0 = Tidak ada

1-18 = Ringan

19-30 = Sedang

31-38 = Berat

> 39 = Sangat Berat

Pipi Kanan 2

Pipi Kiri 2

Hidung 1

Dagu 1

Dada & Punggung Atas 3

Meskipun belum ada klasifikasi akne vulgaris yang terstandar hingga sekarang,

pemahaman tentang tingkat keparahan akne vulgaris dapat membantu dalam

memberikan pengobatan yang tepat (Christine, 2016).

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

6

Klasifikasi Lehmann merupakan klarifikasi yang digunakan oleh Indonesia

untuk menentukan tingkat keparahan akne vulgaris saat ini. Gradasi yang dianut

oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia mengelompokkan

akne menjadi 3 kategori, yaitu ringan, sedang, dan berat sebagai berikut (Misery,

2015) :

Tabel 2.2 Penilaian Akne Vulgaris berdasarkan Lehmann.

Derajat Lesi

Akne Ringan

Komedo < 20, atau

Lesi inflamasi < 15, atau

Total Lesi < 30

Akne Sedang

Komedo 20-100, atau

Lesi inflamasi 15-50, atau

Total Lesi < 30-125

Akne Berat

Kista > 5 atau komedo < 100, atau

Lesi inflamasi > 50, atau

Total lesi > 125

2.1.3 Etiologi dan Patofisiologi Akne Vulgaris

Kelenjar sebasea merupakan kelenjar pertama yang dihasilkan tubuh manusia

dan terbentuk pada trimester akhir kehamilan. Secara fisiologis, perkembangan

kelenjar sebasea dimulai pada kehidupan janin usia 13-15 minggu. Produksi sebum

pertama kali pada janin berusia 17 minggu. Setiap satu kelenjar sebasea didapatkan

variasi dalam diferensiasi dan kematangan sel sebosit. Sintesis dan penambahan

lipid dalam sel sebosit memakan waktu lebih dari 1 minggu dan turn over kelenjar

sebasea lebih lambat pada orang dewasa. Salah satu fungsi kelenjar sebasea adalah

produksi sebum. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kelenjar

sebasea selain androgen yang berperan dalam perkembangan normal dan

diferensiasi kelenjar sebasea. Ekspresi satu atau lebih dapat mempengaruhi

perkembangan akne vulgaris (Rimadhani, 2015)

Dalam jurnal penelitian Gebauer (2017) terdapat empat faktor utama yang

terlibat dalam patogenesis akne vulgaris :

1. Hiperproliferasi keratinosit folikel yang abnormal

2. Peningkatan produksi sebum dalam folikel sebasea

3. Proliferasi Propionibacterium acnes

4. Pelepasan mediator inflamasi ke dalam kulit

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

7

Patogenesis akne yang pertama adalah hiperproliferasi keratinosit yaitu

peningkatan kohesi keratinosit karena hiperkeratotik pada epitel folikel rambut dan

infundibulum menyebabkan sumbatan osteum folikel sehingga terjadi kantong dan

dilatasi membentuk mikrokomedo, dimana faktor pencetusnya adalah stimulasi

androgen, penurunan asam linoleik, dan peningkatan IL-1α. Patogenesis kedua,

peningkatan produksi sebum yang disebabkan oleh peningkatan kadar androgen

dalam darah mengakibatkan hiperplasia dan hipertrofi kelenjar sebasea sehingga

memproduksi sebum lebih banyak. Sebum mengandung trigliserida, kolesterol, dan

dapat memproduksi asam lemak bebas sendiri. Asam lemak bebas tersebut akan

merangsang kolonisasi bakteri sehingga terjadi inflamasi. Patogenesis ketiganya

yaitu peranan Propionibacterium acnes yang merupakan bakteri gram positif,

anaerob atau mikroaerob yang terletak pada folikel sebasea. P. acnes akan

mengeluarkan enzim lipase yang mengubah trigliserida menjadi asam lemak bebas

sehingga merangsang kolonisasi bakteri dan inflamasi. Patogenesis keempat,

inflamasi mikrokomedo berisi kantong keratin, sebum, dan bakteri yang

menyebabkan dinding pecah dan terjadi inflamasi (Rimadhani, 2015).

Patofisiologi akne vulgaris begitu kompleks dengan pemicu internal dan

eksternal. Namun, penyebab utamanya adalah peningkatan produksi sebum dan

deskuamasi abnormal sel epitel (Danielle, 2013). Urutan peristiwa yang mengarah

pada perkembangan akne vulgaris belum sepenuhnya dipahami. Namun, proses

terbentuknya mikrokomedo diyakini merupakan prekursor komedo, papula,

pustula, dan nodus. Hal ini berkaitan dengan peningkatan produksi sebum

dikarenakan stimulasi kelenjar sebasea dan folikel korneosit, khususnya oleh

androgen, biasanya terjadi pada masa pubertas (Nilgock, 2015). Sel-sel

mikrokomedo ini akhirnya membentuk sebuah steker (komedo) di atas saluran

kelenjar sebasea. Sel-sel tersebut terus menempel ke dalam folikel. Komedo meluas

hingga ke belakang sebuah folikuler kecil terbuka pada kulit. Hal ini menyebabkan

distensi folikel dan terbentuknya komedo tertutup (blackhead comedones). Jika pori

mulai melebar di permukaan kulit (retensi keratosis), maka akan menghasilkan

komedo terbuka (whitehead comedones). Komedo tertutup merupakan prekursor

dari lesi inflamasi pada akne vulgaris. Komedo yang membesar menyebabkan

peningkatan tekanan dalam folikuler yang akhirnya pecah. Kemudian dari dinding

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

8

komedo akan menghasilkan ekstrusi kreatin dan sebum serta reaksi inflamasi pada

kulit.

Propionibacterium acnes (P. acnes) merupakan flora normal pada kulit yang

berhabitat pada folikel polisebasea. Namun, jumlah P. aknes bertambah signifikan

karena bakteri sangat berkontribusi pada reaksi inflamasi dan iritasi pada akne

vulgaris. Faktor eksternal lain yang menyebabkan oklusi folikel rambut juga dapat

memicu timbulnya akne vulgaris, misalnya penggunaan produk komedogenik

seperti komestik dan minyak rambut (Danielle, 2013).

2.1.4 Faktor Resiko Akne Vulgaris

Banyak faktor yang telah ditemukan sebagai pemicu akne vulgaris, termasuk

perubahan hormon dan pramenstruasi, panas dan kelembaban yang berlebihan,

berkeringat, penggunaan komestik dan minyak rambut, dan penggunaan

kortikostreoid diketahui dapat meningkatkan lesi akne vulgaris (Sultana et al.,

2017). Penyebab akne vulgaris yang bersifat multifaktorial ini salah satunya juga

disebabkan oleh stres (Movita, 2013).

2.1.5 Gejala dan Tanda Akne Vulgaris

Akne vulgaris paling banyak ditemukan di wajah, tetapi dapat terjadi pada

punggung, dada, dan bahu. Penyakit ini ditandai dengan lesi yang bervariasi,

misalnya lesi non inflamasi, yaitu komedo, dapat berupa komedo terbuka

(blackhead comedones) atau komedo tertutup (whitehead comedones). Lesi

inflamasi berupa papul, pustul, hingga nodus dan kista. Komplikasi akne vulgaris

non inflamasi maupun inflamasi dapat mengakibatkan jaringan parut (scar).

(Movita, 2013).

Papula adalah penonjolan padat di atas permukaan kulit, berbatas tegas,

diameter berukuran kurang dari ½ cm. Pustul adalah vesikel berisi nanah. Nodul

sama seperti papula tetapi diameternya lebih besar dari 1 cm. Kista adalah kantong

yang berisi cairan serosa padat atau setengah padat. Jaringan parut adalah jaringan

ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

9

2.1.6 Penatalaksanaan Akne Vulgaris

Algoritma pengobatan akne vulgaris berdasarkan tingkat keparahannya, sebagai

berikut (Menaldi, 2017) :

Tabel 2.3 Pengobatan Akne Vulgaris

Pengobatan

Ringan Sedang Berat

Komedo Papular/

Pustular

Papular/

Pustular Nodular

Nodular/

Koblongata

Lini Pertama

Asam

Retinoid

Topikal

Asam

Retinoid

Topikal +

Anti Mikroba

Topikal

Antibiotik

Oral +

Asam

Retinoid

Topikal ±

Benzoyl

Peroxide

Antibiotik

Oral + Asam

Retinoid

Topikal ±

Benzoyl

Peroxide

Isotretinoin Oral

Alternatif

(Alt.)

Alt.

Retinoid

Topikal

atau

Asam

Azelat

atau

Asam Salisilat

Alt. Agen

Antimikroba

Topikal +

Alternatif

Asam

Retinoid

Topikal atau

Asam Azelat

Alt.

Antibiotik

Oral + Alt.

Asam

Retinoid

Topikal ±

Benzoyl

Peroxide

Isotretinoin

Oral atau Alt.

antibiotik oral

+ Alt. Asam

Retinoid

Topikal ±

Benzoyl

Peroxide/ Asam Azelat

Antibiotik Oral

Dosis Tinggi +

Asam Retinoid

Topikal + Benzoyl

Peroxide

Alternatif

untuk

perempuan

Asam

Retinoid

Topikal

Asam

Retinoid

Topikal +

antimikroba

Topikal

Anti

androgen

oral +

Asam

Retinoid

Topikal/

Asam

Azelat ±

Antimikro

ba Topikal

Anti Androgen

Oral + Asam

Retinoid

Topikal ±

Antibiotik

Oral ±

Alternatif Anti

Mikroba

Anti Androgen

Oral Dosis Tinggi

+ Asam Retinoid

Topikal ± Anti

Mikroba Topikal

Terapi

maintenans Asam Retinoid Topikal Asam Retinoid Topikal + Benzoyl Peroxide

Penentuan derajat akne untuk pengobatan tidak hanya berdasarkan jumlah lesi

semata, tetapi juga ditentukan oleh beberapa faktor lain, misalnya distribusi lesi,

derajat inflamasi, lama sakit, respons terapi sebelumnya, dan efek psikososial.

Sebagian besar akne vulgaris ringan sampai sedang membutuhkan terapi topikal.

Akne vulgaris sedang sampai berat menggunakan kombinasi terapi topikal dan oral

(Movita, 2013)

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

10

2.2 Stres

2.2.1 Definisi Stres

Stres adalah gangguan homeostasis tubuh atau keadaan ketidakharmonisan

sebagai respon terhadap stresor (Jackson, 2013). Penyakit stres telah dijuluki

Health Epidemic of the 21st Century oleh World Health Organization (George,

2018). Respon stres juga bervariasi tergantung pada tingkat kontrol yang dirasakan

seseorang terhadap stresor. Penyakit kardiovaskular, obesitas, diabetes, depresi,

kecemasan, supresi sistem imun, sakit kepala, sakit punggung dan leher, dan

masalah tidur adalah beberapa masalah kesehatan yang terkait dengan stres

(Jackson, 2013).

2.2.2 Klasifikasi dan Penilaian Stres

Berdasarkan American Psychological Association (2018) stres dikelompokkan

menjadi beberapa jenis, yaitu stres akut, stres akut episodik, dan stres kronik,

dimana masing-masing memiliki karakteristik, gejala, durasi, dan penanganan yang

berbeda.

Depression Anxiety Stress Scale (DASS) merupakan salah satu alat yang

dirancang untuk mengukur besarnya tiga keadaan emosi negatif, yaitu : depresi,

kecemasan, dan stres. DASS terdiri dari 42 item dengan interpretasi sebagai berikut

(Parkitny, 2010) :

Tabel 2.4 Interpretasi Penilaian Berdasarkan DASS.

Derajat Depresi Kecemasan Stres

Normal 0-9 0-7 0-14

Ringan 10-13 8-9 15-18

Sedang 14-20 10-14 19-25

Berat 21-27 15-19 26-33

Sangat Berat ≥ 28 ≥ 20 ≥ 34

Di samping itu, terdapat juga Perceived Stress Scale (PSS) yang merupakan

salah satu alat yang populer untuk menilai stres psikologis. PSS merupakan

kuesioner yang dirancang untuk mengukur sejauh mana individu menilai situasi

dalam kehidupan mereka sebagai stres. Skor pada PSS berkisar dari 0 – 40 dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

11

skor yang lebih tinggi menunjukkan persepsi yang lebih tinggi, sebagai berikut

(Lee, 2012) :

Tabel 2.5 Penilaian Tingkat Stres Berdasarkan PSS.

Skor Tingkat Stres

0 – 13 Rendah

14 – 26 Sedang

27 – 40 Tinggi

2.2.3 Gejala dan Tanda Stres

Menurut American Institute of Stress (2017), stres memiliki efek luas pada

emosi, suasana hati, dan perilaku. Gejala fisik umumnya akan dijumpai pada

berbagai sistem, organ, dan jaringan di seluruh tubuh, misalnya otot tegang dan

jantung yang berdebar dikarenakan rangsangan hormon adrenalin, ruam kulit, atau

sakit kepala.

2.2.4 Hubungan Stres dan Akne Vulgaris

Stres dapat menginduksi pelepasan neuropeptida dan hormon yang mampu

mengaktifkan sel-sel yang terlibat dalam patogenesis timbulnya akne vulgaris.

Mekanisme ini melibatkan sistem neuro-immuno-kutaneus dan aksis hipotalamus-

hipofisis. Hipotalamus dan kelenjar pituitari akan melepaskan neuropeptida yang

memicu pelepasan katekolamin dan kortisol melalui kelenjar adrenal sebagai

respon terhadap stres fisik atau psikologis. Di samping itu, kulit juga mampu

menghasilkan neuropeptida, seperti corticotropin-releasing hormone (CRH),

substansi P atau kalsitonin terkait gen peptida sebagai respon terhadap stres

(Ganceviciene et al., 2009). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa

timbulnya akne vugaris dapat mengurangi kualitas hidup remaja dan mempengaruhi

harga diri mereka secara keseluruhan (Misery, 2015), misalnya penelitian oleh

Ningrum (2016). Akibatnya, penderitaan psikologis yang berkaitan dengan

timbulnya akne vulgaris dapat dikaitkan dengan gangguan kejiwaan seperti

kecemasan dan depresi (Misery, 2015).

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

12

Lehmann

PSS-10

Penilaian

Penilaian

2.6 KERANGKA TEORI

Stres

Hipofisis-Ptituitary-

Adrenal Axis (HPA)

Adrenocorticotropic Hormone (ACTH) Glukokortikoid

Hormon Androgen

Sel Sebasea Keratinosit Folikular

Mikrokomedo

Lesi Non Inflamasi Lesi Inflamasi

Komedo Terbuka Komedo Tetutup

Tingkat Keparahan Akne Vulgaris

Faktor Predisposisi Sosio Demografi

Genetik Usia

Makanan Jenis Kelamin

Kosmetik Pekerjaan

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

13

2.7 KERANGKA KONSEP

Berdasarkan kerangka teori yang dibuat, maka kerangka konsep penelitian

adalah sebagai berikut:

Tingkat Stres Tingkat Keparahan

Akne Vulgaris

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik, yang bertujuan

mengetahui hubungan tingkat stres terhadap tingkat keparahan akne vulgaris pada

Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2. Rancangan penelitian yang digunakan

adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di SMA Sutomo 2. Lokasi ini memiliki populasi

yang cukup besar dan memiliki kriteria stres yang merupakan salah satu faktor

dalam kejadian akne vulgaris. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai

dengan Agustus 2018.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo

2. Jumlah Populasi pada penelitian ini adalah 309 orang.

Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.

Kelas Jumlah Siswa-Siswi

IPA 1 48 orang

IPA 2 49 orang

IPA 3 50 orang

IPS 1 54 orang

IPS 2 53 orang

IPS 3 55 orang

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

15

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2 yang

memenuhi kriteria penelitian. Adapun kriteria dalam penelitian ini, yaitu :

Kriteria Inklusi

a. Responden bersedia menandatangani informed consent

b. Menderita akne vulgaris

c. Tidak memakai kosmetik

d. Tidak mengonsumsi obat-obatan pemicu akne vulgaris, seperti

golongan kortikosteroid

e. Tidak mendapatkan terapi akne vulgaris sistemik maupun topikal

f. Tidak menderita penyakit kulit yang lain, misalnya : dermatitis

kontak, varicela, dan lain-lain

Pada penelitian ini, sampel diperoleh dengan metode consecutive sampling.

Besar sampel dihitung dengan rumus untuk penelitian analitis kategorik-

kategorik tidak berpasangan (Dahlan, 2009) :

n = {Zα√2𝑃𝑄+Zβ√𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2

P1−P2}

Keterangan:

n = Besar Sampel

Zα = Deviat baku alfa, sebesar 5%, hipotesis dua arah (1,960)

Zβ = Deviat baku beta, sebesar 5% (1,645)

P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0,5

Q2 = 1 – P2 = 0,5

P1-P2 = 0,25

P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement

peneliti

= P2 + 0,25 = 0,75

Q1 = 1 – P1 = 0,25

P = Proporsi Total = (P1+P2)/2 = 0,625

Q = 1 – P = 0,375

2

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

16

n = {1,960√2 x 0,625 x 0,375+1,645√0,75 𝑥 0,25 +0,5 𝑥 0,5

0,75 − 0,5}

n = 94,63 (sampel minimal 95 orang, dibulatkan menjadi 100 orang)

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data

yang dikumpulkan oleh penelitinya sendiri dengan menggunakan kuesioner.

Pengisian kuesioner oleh responden yang dilakukan secara langsung oleh peneliti

terhadap sampel penelitian.

3.4.2 Data Sekunder

Data ini adalah jumlah populasi Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2 yang

didapatkan peneliti melalui bagian konselor pendidikan Sutomo 2.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner (daftar

pertanyaan). kuesioner yang digunakan adalah Perceived Stress Scale (PSS) 10.

PSS 10 adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres dalam

individu. Instrumen ini sebelumnya sudah diterjemahkan secara expert judgement

dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia (Rafi, 2015). PSS-10 adalah self report

questionnaire yang terdiri dari 10 pertanyaan dan dapat mengevaluasi tingkat stres

satu bulan yang lalu dalam kehidupan subjek penelitian. Total nilai dari kuesioner

ini dapat berkisar anatara 0 sampai dengan 40. Semakin besar total nilai semakin

tinggi pula tingkat stres. Perceived Stress Scale telah dinyatakan valid dan reliabel

dengan nilai koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,85 (Cohen et al., 1983).

Variabel berskala numerik yang telah diperoleh dari PSS-10 kemudian diubah

menjadi skala ordinal dengan titik potong tertentu. Yaitu skor 1-13 = stres ringan,

skor 14-26 = stres sedang, dan skor 27-40 = stres berat. Sedangkan 0 = tidak stres.

2

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

17

Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel-variabel yang telah diukur yang

terdapat pada kerangka konsep penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat

stres terhadap tingkat keparahan akne vulgaris. Informed consent diberikan secara

bersamaan dengan kuesioner tersebut yang menjelaskan tujuan dilakukan

penelitian. Data yang diperoleh dianalisa, setelah kuesioner dikembalikan oleh

Siswa-Siswi kepada peneliti.

3.5.2 Teknik Penilaian

Pertanyaan terdiri dari 10 soal untuk mengetahui hubungan stres dengan

terjadinya akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2. Apabila

jawaban responden memiliki skor 0-13 terdapat stres rendah, skor 14-26 stres

sedang dan skor 27-40 stres tinggi.

3.6 Metode Analisis Data

Agar penelitian memberikan hasil informasi yang benar, maka ada empat

tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui terlebih dahulu, yaitu editing

(pemeriksaan data), coding (pemberian kode), entry (pemasukan data), cleaning

(pembersihan data).

Data yang telah dikumpulkan telah diolah dan dianalisis dengan menggunakan

program Statistical Product Service Solution for Windows (SPSS). Uji validitas

tidak dilakukan dalam penelitian ini dikarenakan kuesioner yang digunakan telah

diuji validitas oleh peneliti sebelumnya.

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kategori yang berskala

ordinal. Selanjutnya, data dilakukan uji Chi-Square untuk mencari hubungan dua

variabel atau lebih datanya.

3.7 Variabel Penelitian

3.7.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat stres pada Siswa-Siswi

Kelas III SMA Sutomo 2.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

18

3.7.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat keparahan akne vulgaris

pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2.

3.8 Definisi Operasional

Tabel 3.2 Defenisi operasional.

Definisi Alat Ukur Hasil

Ukur Jenis Skala

Skala

Ukur

Stres adalah gangguan

homeostasis tubuh atau

ketidakharmonisan

sebagai respon

terhadap stresor.

Kuesioner

Perceived Stress

Scale (PSS)-10

0

1

2

Rendah : 0-13

Sedang : 14-26

Tinggi : 27-40

Ordinal

Akne vulgaris

merupakan penyakit

inflamasi unit

polisebasea yang

timbul pada kulit

wajah, leher, dan

punggung atas.

Lesi non inflamasi :

Komedo tertutup

(whiteheads)

merupakan minyak dan

bakteri yang

terperangkap di bawah

permukaan kulit lalu

mengeras, tampak

bintik putih.

Komedo tertutup

(blackheads)

merupakan pori-pori

yang membesar dan

terbuka ke permukaan

kulit dan kelenjar

minyak, teroksidasi

udara berubah menjadi

warna hitam/coklat.

Lesi inflamasi :

Gradasi Lehmann

dengan pemeriksaan

fisik dibawah

supervisi

0

1

2

Akne Ringan :

Komedo < 20, atau

Lesi inflamasi < 15,

atau

Total Lesi < 30

Akne Sedang :

Komedo 20-100, atau

Lesi inflamasi 15-50,

atau

Total Lesi < 30-125

Akne Berat :

Kista > 5 atau

komedo < 100, atau

Lesi inflamasi > 50,

atau

Total lesi > 125

Ordinal

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

19

Papul adalah

penonjolan yang

berbatas tegas dan

superficial (diameter <

1 cm).

Pustul adalah vesikel

yang berisi pus.

Nodul adalah

poliferasi padat, batas

tegas, terpisah dari

jaringan sekitar (

diameter < 1 cm)

Kista adalah kantong

yang berisi cairan

serosa, padat atau

setengah padat.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

20

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian telah dilaksanakan di SMA Sutomo 2 yang terletak di Jl. Deli Indah

IV No. 6, Pulo Brayan, Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara. Penelitian

dilaksanakan selama bulan Oktober sampai bulan November 2018. Subjek

penelitian yang digunakan adalah Siswa-Siswi SMA Kelas III di Sutomo 2.

Sebelum dilakukan penelitian, subjek penelitian harus mengerti tentang penelitian

yang dilaksanakan serta menandatangani informed consent persetujuan

keikutsertaan. Setelah disetujui, subjek penelitian diberikan kuesioner dan

mengisinya sesuai keadaan yang mereka alami.

Penelitian ini menggunakan 100 orang subjek penelitian, yaitu Siswa-Siswi

Kelas III SMA Sutomo 2 yang menderita akne vulgaris. Selanjutnya subjek

penelitian dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat stres, dan tingkat

akne.

Tabel 4.1. Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia

Karakteristik (Usia) Jumlah (orang) %

16 tahun 15 15,0

17 tahun 79 79,0

18 tahun 6 6,0

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari total 100 subjek penelitian, rata-rata usia

responden adalah 16 - 19 tahun, dimana responden terbanyak berusia 17 tahun

(79%). Hal ini dikarenakan yang menjadi subjek penelitian adalah Siswa-Siswi

Kelas III SMA Sutomo 2 yang mayoritas lahir pada tahun 2001. Sama halnya

dengan sebagian besar penelitian responden yang berusia 14-19 tahun. Pada

penelitian Sampelan (2017) didapatkah pada Siswa-Siswi SMP Negeri 1 Likupang

Timur yang berusia 14-16 tahun sebanyak 37 orang (88,1%) dan responden yang

berusia 17-19 tahun sebanyak 5 orang (11,9%). Berdasarkan penelitian Cinditya

(2017) didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia

dengan tingkat keparahan akne vulgaris (p=0,019) pada 233 pasien di Departemen

Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan Periode 2013-2015.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa prevalensi tertinggi akne vulgaris paling

banyak diderita oleh wanita berusia 14-17 tahun dan laki-laki berusia 16-19 tahun,

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

21

dimana pada masa remaja terjadi kenaikan hormon androgen yang menyebabkan

kelenjar sebasea membesar dan mengeluarkan sebum lebih banyak. Hormon

andogren ini berasal dari suatu mekanisme perubahan lemak, khususnya kolesterol.

Efek kerja kelenjar sebum memuncak pada masa pubertas dan mulai berkurang

pada perempuan saat menjelang menopause. Perubahan hormonal selama masa

remaja ini terjadi 2 tahun lebih awal pada anak perempuan dibandingkan laki-laki

(Afriyanti, 2015).

Tabel 4.2. Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik (Jenis Kelamin) Jumlah (orang) %

Laki-Laki 44 44,0

Perempuan 56 56,0

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa dalam penelitian ini responden terbanyak

adalah perempuan sebanyak 56 orang (56%). Hal ini dikarenakan jumlah

perempuan yang lebih banyak dibandingkan laki-laki pada Siswa-Siswi Kelas III

SMA Sutomo 2. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Manarisip

(2015) yang menunjukkan responden terbanyak adalah perempuan sebanyak 31

orang (86,1%). Berdasarkan penelitian Bondade (2018), jenis kelamin tidak

menunjukkan penggaruh terhadap timbulnya akne vulgaris (p=1,00)

Tabel 4.3. Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Stres

Karakteristik (Tingkat Stres) Jumlah (orang) %

Rendah 24 24,0

Sedang 52 52,0

Berat 24 24,0

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa dalam tingkatan stres yang terbanyak dari

keseluruhan respoden adalah tingkat stres sedang sebanyak 52 orang (52%). Hal ini

dikarenakan Perceived Stress Scale yang diisi oleh responden mayoritas berada

pada skor 14 – 26, dimana termasuk dalam tingkat stres sedang. Berdasarkan

penelitian Wijayanti (2018) juga didapatkan hasil tingkat stres terbanyak pada

Remaja Kelas XII di SMA Diponegoro Ploso Jombang adalah stres sedang (57,5%).

Beberapa hal yang menjadi sumber stres bagi Siswa-Siswi Kelas III SMA

Sutomo 2 tersebut dapat dikarenakan tekanan mengejar prestasi belajar dan

kelulusan, penampilan fisik akibat timbulnya akne vulgaris tersebut, permasalahan

keluarga, dan gangguan lainnya baik secara fisik, sosial maupun psikis.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

22

Tabel 4.4. Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Akne

Karakteristik (Tingkat Keparahan) Jumlah (orang) %

Ringan 74 74,0

Sedang 21 21,0

Berat 5 5,0

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2 paling

banyak menderita akne vulgaris yang ringan, dimana responden yang

mengalaminya sebanyak 74 orang (74%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Anandita (2017) yang menunjukkan bahwa

distribusi tingkat keparahan akne vulgaris yang paling banyak diderita oleh

responden adalah akne vulgaris yang ringan sebanyak 40 orang (46,5%) pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Hasil penelitian pada

Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2 tersebut dikarenakan berdasarkan

pemeriksaan fisik yang menggunakan gradasi Lehmann, mayoritas responden

menunjukkan kriteria tingkat akne vulgaris ringan (komedo < 20, atau lesi inflamasi

< 15, atau total lesi < 30).

Menurut Movita (2013) Akne vulgaris memiliki bebagai gambaran klinis,

seperti komedo, papul, pustul, nodus dan jaringan parut, sehingga disebut

dermatosis polimorfik. Kemudian, manifestasi klinis akne vulgaris tersebut dapat

berlanjut hingga terbentuknya jaringan parut yang parah pada daerah wajah, dada,

dan punggung (El-Hamd, 2017).

Tabel 4.5. Hubungan Tingkat Stres dengan Tingkat Keparahan Akne

Tingkat Stres Tingkat Keparahan Akne Vulgaris Total P

value N % N % N %

Rendah 21 28,4 3 11,5 24 24

0,025 Sedang 40 54,0 12 46,2 52 52

Tinggi 13 17,6 11 42,3 24 24

Total 74 100,0 26 100,0 100 100,0

Berdasarkan tabel 4.5. ditunjukkan hasil bahwa dari 74 respoden yang

mengalami tingkat keparahan akne vulgaris ringan didominasi oleh stres sedang

sebanyak 40 responden (54%) dan 26 responden yang mengalami tingkat keparahan

akne vulgaris sedang-berat didominasi oleh stres sedang sebanyak 12 responden

(46,2%).

Dalam menganalisis hasil penelitian ini digunakan analisis bivariat dengan

uji chi-square untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

23

variabel terikat. Hasil analisis yang terdapat pada tabel 4.2. didapatkan nilai

p-value sebesar 0,025 (p < 0,05). Hal ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang

bermakna antara tingkat stres terhadap tingkat keparahan akne vulgaris pada Siswa-

Siswi Kelas III SMA Sutomo 2. Penelitian ini juga menggunakan uji gamma hingga

diperoleh appproximate significance 0,47. Karena nilai approximate significance >

0,05 maka H0 diterima, dimana terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

stres dengan tingkat keparahan akne vulgaris.

Hasil penelitian ini sama dengan dua penelitian sebelumnya yang dilakukan

pada kalangan mahasiswa-mahasiswi yang menunjukkan hasil sebagai berikut: (1)

Penelitian Manarisip (2015) dengan 36 responden Mahasiswa Semester V (Lima)

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas SAM Ratulangi

Manado memberikan hasil p-value sebesar 0,037 (p<0,05). (2) Penelitian Anandita

(2017) dengan 86 responden Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung Angkatan 2012-2013 memberikan hasil p-value sebesar 0,002 (p<0,05).

Hal ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Friska (2017) yang

melakukan penelitian pada 88 responden Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Syah Kuala, dimana hasil penelitiannya menunjukkan hasil p-value

0,706 (p>0,05).

Kulit memiliki peran penting sebagai organ sensorik dalam proses

sosialisasi sepanjang kehidupan. Kulit merupakan organ komunikasi utama yang

menjadi responsif terhadap berbagai rangsangan emosional, dimana sangat

mempengaruhi citra tubuh individu dan harga diri sehingga memiliki implikasi

psikologis yang serius. Kulit dan sistem saraf secara embriologis terkait

dikarenakan epidermis dan neural plate berasal dari ektoderm embrio. Kemudian,

kedua organ ini berbagi beberapa hormon, neurotransmitter, dan reseptor. Stres

dapat disebabkan oleh faktor eksternal (peristiwa kehidupan, sosial, perkejaan, atau

lingkungan) dan faktor individu (sikap, temperamen, pengalaman masa lalu, dan

kebutuhan), dimana keduanya saling berhubungan. Hal ini dapat mempengaruhi

perjalanan beberapa penyakit dermatologis, terutama pada psoriasis, alopecia

areata, dan dermatitis atopik (Bondade, 2018). Teori tersebut sesuai dengan

penelitian Putri (2018) yang menunjukkan stres dapat memperburuk psoriasis dan

berkorelasi dengan keparahan psoriasis pada 33 pasien psoriasis di RSUP Haji

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

24

Adam Malik, Medan (Y=0,310+0,121X) dan mendukung penelitian ini yang

dilakukan pada 100 penderita akne vulgaris Siswa-Siswi SMA Sutomo 2, Medan

(p=0,025).

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

25

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh tingkat stres dengan tingkat

keparahan akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2, kesimpulan

yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Di dalam penelitian ini, responden terbanyak yang menderita akne vulgaris

adalah jenis kelamin perempuan (56%), rentang umur 17 tahun (79%),

tingkat stres sedang (52%), dan tingkat keparahan akne vulgaris ringan

(74%).

2. Terdapat pengaruh yang signifikan (p = 0,025) antara tingkat stres terhadap

tingkat keparahan akne vulgaris pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo

2, Medan.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat disampaikan

adalah:

1. Bagi peneliti lain

a. Mengingat kompleksnya faktor-faktor yang berperan dalam

mempengaruhi tingkat keparahan akne vulgaris, maka kriteria inklusi

maupun eksklusi yang dipilih belum dapat menggambarkan secara

keseluruhan permasalahan yang ada. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut dengan menambahkan beberapa faktor

predisposisi lainnya misalnya riwayat keluarga penderita akne,

makanan yang dikonsumsi, dan sebagainya.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi

baik untuk melakukan penelitian yang sama atau penelitian yang lebih

kompleks, dimana dengan mengetahui hubungan kadar kortisol serum

dengan stres pada penderita akne vulgaris.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

26

2. Bagi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melakukan pengobatan dan

pencegahan timbulnya akne vulgaris, yaitu pengobatan bukan hanya dilakukan

dengan terapi obat pada ruam akne vulgaris tersebut tetapi juga dapat dilakukan

dengan penanganan stres yang baik sebagai upaya kuratif maupun preventif

bagi penderita akne vulgaris.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

27

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti R. N. 2015, ‘Akne Vulgaris Pada Remaja’, Medical Faculty of Lampung

University, vol. 4, no. 6, pp. 102-109.

Anandita, N. S., Sibero, H. T., Soleha, T. U. 2017 ‘Pengaruh Tingkat Stres dengan

Tingkat Keparahan Akne Vulgaris pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung Angkatan 2012-2013’, Majority, vol. 6, no. 3, pp. 6-

11.

APA 2018, American Psychological Association, accessed 14 May 2018,

Available at: http://www.apa.org/helpcenter/stress-kinds.aspx.

Bondade, S., Hosthota, A., Basavaraju, V., ‘Stressful Live Events and Psychiatric

Comorbidity in Acne-A Case Control Study’, Asia-Pasific Psychiatry, pp.

1-7.

Chim, C. 2016, ‘Akne Vulgaris’, ACSAP Dermatologic Care, vol. 2, pp. 7-12.

Cinditya, S. A. 2017, ‘Hubungan Sosiodemografi dengan Tingkat Keparahan Akne

Vulgaris di Departemen Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam

Malik Medan Periode 2013-2015’, pp. 1-43.

Cohen, S., Kamarck, T, Mermelstein, R. 1983, 'A Global Measure of Perceived

Stress', Journal of Health and Social Behavior, pp. 385–396.

Dahlan, M. S. (ed) 2009, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, 3rd edn, Salemba Medika, Indonesia.

El-Hamd, Mohammed Abu, Nada, Essam El-Din, Moustafa, Mohammed Abdel-

Kareem, et al. 2017, ‘Prevalence of Acne Vulgaris and Its Impact of The

Quality of Life Among Secondary School-Age Adolescents in Sohag

Province, Upper Egypt’, Journal of Cosmetic Dermatology, pp. 1-4.

Fink, G. 2017, ‘Stress : Definition and History’, Module in Neuroscience and

Behavioral Psychology, pp. 1-9.

Friska, N. 2017, ‘Hubungan Stres dengan Kejadian Acne Vulgaris pada Mahasiswa

Fakultas Keperawatan Universitas Syah Kuala’, pp. 1-93.

Ganceviciene, R., Bohm, M., Fimmel, S., et al. 2009, ‘The Role of Neuropeptides

in the multifactorial pathogenesis of acne vulgaris’, Dermato-

Endocrinology, vol. 1, no. 3, pp. 170-179.

Gebauer, K. 2017, ‘Acne in Adolescents’, The Royal Australian College of General

Practitioners, vol. 46, no. 12, pp. 892-895.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

28

Gollnick, H., 2015, ‘From New Findings in Akne Pathogenesis to New Approaches

in Treatment’, Eruopean Academy of Dermatology and Venereology, vol.

29, no. 5, pp. 1-7.

Hampel, P., Meier, M., Kummel, U. 2008, ‘School-Based Stress Management

Training for adolescents : Longitudinal Results from an Experimental

Study’, Journal of Youth and Adolescence, vol. 37, no. 8, pp. 1009-1024.

Jackson, E. M. 2013, ‘Stress Relief : The Role of Exercise in Stress Management’,

American College of Sports Medicine, vol. 17, no. 3, pp. 14-19.

Kempf, J. 2011, ‘Recognizing and Managing Stress : Coping Strategies for

Adoescent’, A Research Paper, A Graduate School University of Wisconsin

–Stout, pp. 1-25.

Lee, E. H. 2012, ‘Review of the Psychometric Evidence of the Perceived Stress

Scale’, Asian Nurshing Research, vol. 6, pp. 121-127.

Parkitny, L., McAuley, J. 2010, ‘The Depression Anxiety Stress Scale (DASS)’,

Journal of Physiotherapy, vol. 56, pp. 204.

Manarisip, C. K., Kepel, B. J., Rompas, S. S. 2015, ‘Hubungan Stres dengan Acne

Vulgaris pada Mahasiswa Semester V (Lima) Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas SAM Ratulangi Manado’, e-

Journal Keperawatan, vol. 3, no. 1, pp. 1-6.

Menaldi, S. L., Bramono, K., Indriatmi, W. (eds) 2017, Ilmu Kulit dan Kelamin, 4th

edn, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Indonesia.

Misery, L., Wolkenstein, P., Amici, J. M. 2015, ‘Consequences of Akne on Stress,

Fatique, Sleep Disorders and Sexual Activity : A Population-based study’,

Acta Dermato-Venereologica, vol. 95, pp. 485-488.

Movita, T. 2013, ‘Akne Vulgaris’, Continuing Medical Education, vol. 40, no. 4,

pp. 269-272.

Putri, D. U. 2018, ‘Hubungan Skala Stres dengan Kadar Kortisol Serum dengan

Skor Psoriasis Area dan Severity Index (PASI) pada Pasien Psoriasis

Vulgaris’, pp. 1-97.

Rafi, S. 2015, 'Pengaruh Stres Terhadap Kepuasan Hidup Dimediasi oleh

Kebijaksanaan Pada Dewasa Akhir Beretnis Melayu di Negara Singapura',

Repository UPI.

Rimadhani, Marina, Rahmadewi. 2015, ‘Pengaruh Hormon terhadap Akne

Vulgaris’, Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, vol. 27, no. 3, pp. 218-

224.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

29

Depkes 2016, Ministry of Health Republic of Indonesia, accessed 14 May 2018, ,

Available at: http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-

keluarga-dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html

Sampelan, M. G., Pangemanan, D., Kundre, R. M. 2017, ‘Hubungan Timbulnya

Acne Vulgaris dengan Tingkat Kecemasan pada Remaja di SMP 1 Likupang

Timur’, e-Journal Keperawatan, vol. 5, no. 1, pp. 1-8.

Sultana, T., et al. 2017, ‘Evaluation of Severity in Patients of Akne Vulgaris by

Global Akne Grading System in Bangladesh’, Clinical Pathology &

Research Journal, vol. 1, no. 1, pp. 1-5.

Taylor, John. 2015, ‘Psychometry Analysis of Ten-Item Perceived Stress Scale’,

American Psychological Association, vol. 27, no. 1, pp. 90-101.

Well, D. 2013, ‘Akne Vulgaris : A Review of Causes and Treatment Options’,

Lippincott Williams & Wilkins, vol. 38, no. 10, pp. 22-31.

WHO 2017, The WHO Essential Medicines and Health Products Information

Portal, accessed 14 May 2018, Available at:

http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Jh2918e/20.html.

Wijayanti., N., Sutomo, H., Hariyomo, R. 2018, ‘Hubungan Stres dengan Acne

Vulgaris pada Remaja Kelas XII di SMA Diponegoro Ploso Jombang’, pp.

26-31.

Williams, H. C., Dellavalle, R. P., Garner, S. 2012, ‘Akne Vulgaris’, The Lancet,

vol. 379, no. 9813, pp. 361-372.

Zari, S., Alrahmani, D. 2017, ‘The Association Between Stress and Akne among

Female Medical Stdents in Jeddha, Saudi Arabia’, Clinical, Comestic and

Investigational Dermatology, vol. 10, pp. 503-506.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Lampiran A

Lembar Penjelasan untuk Penelitian

“Pengaruh Tingkat Stres terhadap Tingkat Keparahan Akne Vulgaris”

Saya, Johannes Tanaka, mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara sedang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Tingkat Stres dengan Tingkat Keparahan Akne Vulgaris”. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui hubungan antara stres sebagai faktor resiko terhadap

penyakit akne vulgaris.

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan

Anda dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner ini dengan benar dan sejujur-

jujurnya, tanpa bekerja sama dengan orang lain. Setiap data yang terdapat dalam

kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian

saja. Seandainya Anda menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka

tidak terdapat sanksi apapun. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Anda dapat

langsung menghubungi saya:

Nama : Johannes Tanaka

No HP : 081223045183

Terima kasih saya ucapkan karena telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini.

Keikutsertaan Anda dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang

berguna bagi ilmu pengetahuan.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan dan kesediaan Anda

menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya sampaikan terima kasih.

Medan, .……… 2018

Hormat saya,

Johannes Tanaka

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Lampiran B

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

_______________________________________________________________

Saya yang bertanda tangan di bawah ini telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya

mengenai penelitian ini,

Judul penelitian : Pengaruh Tingkat Stres dengan Tingkat Keparahan Akne Vulgaris

pada Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2

Nama peneliti : Johannes Tanaka

Jenis penelitian : Analitik

Lokasi penelitian : SMA Sutomo 2

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian.

Medan, …..………2018

_____________________

(Nama dan tanda tangan)

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Lampiran C

PERCEIVED STRESS SCALE

Soal dalam Perceived Stress Scale ini akan menanyakan tentang perasaan dan

pikiran anda dalam satu bulan terakhir ini. Anda akan diminta untuk

mengindikasikan seberapa sering perasaan ataupun pikiran dengan memberikan

jawaban atas pertanyaan.

Berikut penjelasan masing-masing pilihan:

0 1 2 3 4

Tidak Pernah Hampir Tidak

Pernah Terkadang Pernah Sering

Item Penilaian

0 1 2 3 4

1. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda

merasa sedih ketika terjadi sesuatu yang mendadak?

2. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda

merasa tidak bisa mengendalikan kejadian penting

yang terjadi dalam kehidupan anda?

3. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda

merasakan gelisah atau stres?

4. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda

merasa percaya diri bahwa anda mampu untuk

menangani semua masalah pribadi anda?

5. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda

merasakan bahwa semua hal berpihak pada diri anda?

6. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda

merasakan bahwa anda tidak dapat menyelesaikan

semua hal yang harus anda lakukan?

7. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda

mampu mengendalikan berbagai hal yang kurang

menyenangkan dalam hidup anda?

8. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda

merasakan bahwa anda percaya diri terhadap hal-hal

yang terjadi?

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

9. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah anda

merasa marah terhadap apa yang terjadi diluar kendali

anda?

10. Selama satu bulan terakhir, seberapa seringkah

anda memendam masalah yang banyak dan merasa

tidak mampu dalam menyelesaikan masalah tersebut?

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Lampiran D

Lembar Status Penyakit Kulit untuk Penelitian

“Pengaruh Tingkat Stres terhadap Tingkat Keparahan Akne Vulgaris”

Dokter :

Tanggal :

1. IDENTIFIKASI :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Status :

Bangsa/ Suku :

Agama :

Pekerjaan :

Kegemaran :

Alamat :

II. ANAMNESIS : autoanamnesis/ alloanamnesis

Keluhan Utama :

Keluhan Tambahan :

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat Penyakit Terdahulu :

III. PEMERIKSAAN :

A. Status Generalisata :

Keadaan Umum Keadaan Spesifik

Kesadaran : Kepala :

Gizi : Leher :

Suhu Badan : Thoraks :

Nadi : Abdomen :

Tek. Darah : Genitalia :

Pernafasan : Ekstremitas :

Rasa Sakit :

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

B. Status Dermatologikus

Lokasi Ruam

IV. TES-TES YANG DILAKUKAN :

V. PEMERIKSAAN LABORATORIK :

Rutin :

Khusus :

VI. RINGKASAN :

VII DIAGNOSIS BANDING :

1.

2.

3.

VIII. DIAGNOSIS SEMENTARA :

IX. PENATALAKSANAAN :

Umum :

Khusus :

X. PEMERIKSAAN ANJURAN :

XI. PROGNOSIS :

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Lampiran E

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Lampiran F

Lampiran G

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

DATA INDUK

No Nama Jenis Kelamin Usia Skor PSS Tingkat Stres Tingkat Akne

1 A001 Laki-Laki 18 tahun 25 Sedang Ringan

2 A002 Perempuan 17 tahun 31 Tinggi Sedang

3 A003 Perempuan 17 tahun 26 Sedang Ringan

4 A004 Perempuan 17 tahun 12 Rendah Ringan

5 A005 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Berat

6 A006 Perempuan 17 tahun 31 Tinggi Berat

7 A007 Laki-Laki 17 tahun 24 Sedang Ringan

8 A008 Perempuan 17 tahun 13 Rendah Ringan

9 A009 Perempuan 17 tahun 28 Tinggi Sedang

10 A010 Laki-Laki 17 tahun 22 Sedang Ringan

11 A011 Laki-Laki 17 tahun 26 Sedang Sedang

12 A012 Perempuan 17 tahun 12 Rendah Ringan

13 A013 Perempuan 17 tahun 28 Tinggi Ringan

14 A014 Perempuan 17 tahun 25 Sedang Ringan

15 A015 Perempuan 17 tahun 24 Sedang Ringan

16 A016 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Ringan

17 A017 Perempuan 17 tahun 9 Rendah Ringan

18 A018 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Sedang

19 A019 Perempuan 17 tahun 23 Sedang Ringan

20 A020 Perempuan 17 tahun 11 Rendah Ringan

21 A021 Perempuan 17 tahun 27 Tinggi Ringan

22 A022 Perempuan 17 tahun 24 Sedang Ringan

23 A023 Laki-Laki 16 tahun 17 Sedang Ringan

24 A024 Perempuan 17 tahun 22 Sedang Ringan

25 A025 Laki-Laki 17 tahun 19 Sedang Ringan

26 A026 Perempuan 17 tahun 25 Sedang Ringan

27 A027 Perempuan 17 tahun 15 Sedang Ringan

28 A028 Laki-Laki 16 tahun 9 Rendah Ringan

29 A029 Laki-Laki 17 tahun 34 Tinggi Ringan

30 A030 Laki-Laki 17 tahun 24 Sedang Ringan

31 A031 Perempuan 17 tahun 11 Rendah Ringan

32 A032 Laki-Laki 16 tahun 26 Sedang Sedang

33 A033 Perempuan 17 tahun 20 Sedang RIngan

34 A034 Laki-Laki 16 tahun 28 Tinggi Ringan

35 A035 Laki-Laki 17 tahun 30 Tinggi Sedang

36 A036 Perempuan 16 tahun 10 Rendah Ringan

37 A037 Perempuan 17 tahun 27 Tinggi Ringan

38 A038 Perempuan 17 tahun 12 Rendah Ringan

39 A039 Laki-Laki 17 tahun 25 Sedang Sedang

40 A040 Perempuan 16 tahun 20 Sedang RIngan

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

41 A041 Laki-Laki 16 tahun 24 Sedang Sedang

42 A042 Laki-Laki 17 tahun 26 Sedang Berat

43 A043 Laki-Laki 18 tahun 12 Rendah Ringan

44 A044 Perempuan 16 tahun 26 Sedang Ringan

45 A045 Laki-Laki 17 tahun 29 Tinggi Sedang

46 A046 Perempuan 17 tahun 25 Sedang Ringan

47 A047 Perempuan 17 tahun 34 Tinggi Rngan

48 A048 Laki-Laki 17 tahun 11 Rendah Ringan

49 A049 Laki-Laki 17 tahun 23 Sedang Sedang

50 A050 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Sedang

51 A051 Laki-Laki 17 tahun 12 Rendah Ringan

52 A052 Perempuan 17 tahun 18 Sedang Ringan

53 A053 Laki-Laki 16 tahun 25 Sedang Ringan

54 A054 Laki-Laki 16 tahun 18 Sedang Ringan

55 A055 Laki-Laki 17 tahun 11 Rendah Ringan

56 A056 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Ringan

57 A057 Laki-Laki 18 tahun 9 Rendah Ringan

58 A058 Perempuan 17 tahun 23 Sedang Ringan

59 A059 Laki-Laki 17 tahun 20 Sedang Sedang

60 A060 Laki-Laki 16 tahun 20 Sedang Ringan

61 A061 Laki-Laki 17 tahun 19 Sedang Ringan

62 A062 Perempuan 16 tahun 12 Rendah Ringan

63 A063 Perempuan 17 tahun 20 Sedang Ringan

64 A064 Laki-Laki 18 tahun 21 Sedang Sedang

65 A065 Laki-Laki 16 tahun 12 Rendah Ringan

66 A066 Laki-Laki 17 tahun 29 Tinggi Sedang

67 A067 Laki-Laki 17 tahun 18 Sedang Ringan

68 A068 Laki-Laki 17 tahun 11 Rendah Sedang

69 A069 Laki-Laki 17 tahun 28 Tinggi Ringan

70 A070 Perempuan 17 tahun 23 Sedang Ringan

71 A071 Laki-Laki 17 tahun 24 Sedang Ringan

72 A072 Perempuan 17 tahun 10 Rendah Sedang

73 A073 Perempuan 16 tahun 27 Tinggi Ringan

74 A074 Perempuan 17 tahun 26 Sedang Sedang

75 A075 Perempuan 17 tahun 30 Tinggi Ringan

76 A076 Perempuan 16 tahun 20 Sedang Ringan

77 A077 Perempuan 17 tahun 21 Sedang Ringan

78 A078 Perempuan 17 tahun 27 Tinggi Ringan

79 A079 Laki-Laki 17 tahun 20 Sedang Ringan

80 A080 Laki-Laki 17 tahun 26 Sedang Sedang

81 A081 Perempuan 18 tahun 22 Sedang Ringan

82 A082 Perempuan 17 tahun 13 Rendah Ringan

83 A083 Perempuan 17 tahun 25 Sedang Sedang

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

84 A084 Perempuan 17 tahun 10 Rendah Ringan

85 A085 Laki-laki 17 tahun 26 Sedang Ringan

86 A086 Perempuan 17 tahun 23 Sedang Berat

87 A087 Laki-laki 17 tahun 12 Rendah Ringan

88 A088 Perempuan 17 tahun 29 Tinggi Sedang

89 A089 Perempuan 16 tahun 10 Rendah RIngan

90 A090 Perempuan 17 tahun 22 Sedang RIngan

91 A091 Laki-Laki 17 tahun 26 Sedang Ringan

92 A092 Laki-Laki 17 tahun 23 Sedang Ringan

93 A093 Laki-Laki 17 tahun 19 Sedang Ringan

94 A094 Perempuan 17 tahun 11 Rendah Sedang

95 A095 Laki-Laki 17 tahun 17 Sedang Ringan

96 A096 Perempuan 17 tahun 28 Tinggi Berat

97 A097 Perempuan 17 tahun 12 Rendah Ringan

98 A098 Laki-Laki 17 tahun 19 Sedang Ringan

99 A099 Perempuan 18 tahun 21 Sedang Ringan

100 A100 Laki-Laki 17 tahun 29 Tinggi Ringan

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Lampiran H

DOKUMENTASI

Komedo < 20, atau Lesi inflamasi < 15, atau Total Lesi < 30

Komedo 20-100, atau Lesi inflamasi 15-50, atau Total Lesi < 30-125

Kista > 5 atau komedo < 100, atau Lesi inflamasi > 50, atau Total lesi > 125

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Lampiran I

HASIL UJI STATISTIK

Distribusi Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid L 44 44.0 44.0 44.0

P 56 56.0 56.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Distribusi Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 16 15 15.0 15.0 15.0

17 79 79.0 79.0 94.0

18 6 6.0 6.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Distribusi Tingkat Stres

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Rendah 24 24.0 24.0 24.0

Sedang 52 52.0 52.0 76.0

Tinggi 24 24.0 24.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Distribusi Tingkat Keparahan Akne Vulgaris

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Berat 5 5.0 5.0 5.0

Ringan 74 74.0 74.0 79.0

Sedang 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Hubungan Tingkat Stres dengan

Tingkat Keparahan Akne Vulgaris

Count

Tingkat Akne

Total Ringan Sedang-Berat

Tingkat Stres Rendah 21 3 24

Sedang 40 12 52

Tinggi 13 11 24

Total 74 26 100

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square 7.411a 2 .025

Likelihood Ratio 7.241 2 .027

N of Valid Cases 100

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 6.24.

Gamma Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standard Errora Approximate Tb

Approximate

Significance

Ordinal by Ordinal Gamma .139 .192 .724 .469

N of Valid Cases 100

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Lampiran J

PERNYATAAN

(Pengaruh Tingkat Stres dengan Tingkat Kepaahan Akne Vulgaris pada

Siswa-Siswi Kelas III SMA Sutomo 2)

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat

untuk memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter

pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan

hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil

karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya

secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penelitian ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian

skripsi ini bukan karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu,

penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang

dan sanksi lainnya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Medan, 10 Desember 2018

Penulis,

Johannes Tanaka

NIM. 150100109

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

Lampiran K

BIODATA

Nama : Johannes Tanaka

NIM : 150100109

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/05 Agustus 1996

Agama : Buddha

Nama Ayah : Asfian Tanaka Tan

Nama Ibu : Teng Giok

Alamat : Jl. Perjuangan GG. Bakti No. 562, Medan, 20373

Riwayat Pendidikan

1. TK Tri Murni, Medan, Tahun 2000 s/d 2002

2. SD Sutomo 2, Medan, Tahun 2002 s/d 2008

3. SMP Sutomo 2, Medan, Tahun 2008 s/d 2011

4. SMA Sutomo 2, Medan, Tahun 2011 s/d 2014

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Tahun 2015 s/d sekarang

Riwayat Pelatihan

1. Manajemen Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(MMB FK USU) 2015

2. Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Ikatan Senat Mahasiswa

Kedokteran Indonesia Wilayan 1 (LKMM ISMKI Wil 1) 2016 di Universitas Riau

3. Workshop of “Enhancing Skills in Managing Diabetes Mellitus” Medical Fiesta

2016 di Universitas Brahwijaya, Malang

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PENGARUH TINGKAT STRES DENGAN TINGKAT KEPARAHAN …

4. Go Standing Committee on Human Rights and Peace International Federation

Medical Students Association (GO SCORP IFMSA) 2018 di Taiwan

5. Pelatihan Seminar Proposal Standing Committee on Research Exchange

Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(SCORE PEMA FK USU) 2018

Riwayat Organisasi

1. Ketua Bidang Tenis Meja OSIS SMA Sutomo 2 Periode 2013-2014

2. Anggota Keluarga Mahasiswa Buddhis USU Periode 2015-2016

3. Anggota Departemen pendidikan dan Profesi Pemerintahan Mahasiswa FK USU

Periode 2016-2017

4. Anggota Divisi Program SCORE PEMA FK USU Periode 2016-2017

5. Sekretaris Divisi Pendidikan dan Pelatihan Motion in Dhamma FK USU Periode

2016-2017

6. Anggota Keluarga Mahasiswa Buddhis USU Periode 2016-2017

7. Anggota Divisi Hubungan Luar-Informasi dan Teknologi SCORE PEMA FK

USU Periode 2017-2018

8. Ketua Bidang Kerohanian Keluarga Mahasiswa Buddhis USU Periode 2017-

2018

9. Ketua Departemen Pendidikan dan Profesi Pemerintahan Mahasiswa FK USU

Periode 2017-2018

10. Pengurus Harian Wilayah Bidang Communication, Information, and

Technology ISMKI Wilayah 1 Periode 2017-2018

11. Ketua Klub Tenis Meja Pemerintahan Mahasiswa FK USU Periode 2018-2019

12. Pengurus Harian Nasional Bidang Medical Education and Profession ISMKI

Nasional Periode 2018-2019

13. Wakil Ketua Komisi Pemilihan Umum FK USU Periode 2018-2019

14. Assistant of Vice President Assessment and Development ISMKI Nasional

Periode 2019-2020

Universitas Sumatera Utara