Upload
truongkien
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Abstrak—Air payau merupakan salah satu alternatif
sumber air baku di wilayah pesisir pantai maupun pulau-pulau
kecil. Salah satu metode pengolahan air payau yaitu elektrodialisis
(ED). ED adalah pemisahan ion-ion dalam larutan menggunakan
membran yang melibatkan ion exchenge membrane dan
dipengaruhi oleh arus listrik. Tujuan dari penelitian untuk
menganalisis desalinasi air payau dengan konsentrasi total
dissolved solid (TDS) tinggi menggunakan proses ED dengan
variasi tegangan dan jumlah kompartemen. Reaktor ED
dioperasikan selama 72 jam. dengan tegangan yang dipakai yaitu
6, 9 dan 12 V, sedangkan untuk jumlah kompartemen yaitu 5 dan 7
kompartemen. Luas membran efektif yaitu 100 cm2 setiap
kompartemen dengan luas elektroda masing-masing adalah 25 cm2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamanya waktu kontak air
payau (TDS=2.000 mg/L) berpengaruh terhadap kualitas air
produk. Efisiensi removal pada 5 kompartemen dengan tegangan 6
V adalah TDS=61% dengan pH akhir 7.7. Sedangkan untuk 7
kompartemen tegangan optimum yang didapat adalah 6 V dengan
efisiensi removal TDS=92%, dengan pH akhir 8.0. Dilihat dari
kebutuhan energi untuk desalinasi air payau menggunkan proses
ED, reaktor dengan 7 kompartemen lebih efektif karena mampu
meremoval lebih baik dengan energi sebesar 139,68 kWh m‾³,
sedangkan pada 5 kompartemen lebih kecil yaitu 126, 72 kWh m‾³.
Kata Kunci— air payau, ED, kompartemen, tegangan, TDS
I. PENDAHULUAN
EBUTUHAN air bersih bagi masyarakat di Indonesia
masih sangat sulit. Sehingga diperlukan upaya
memenuhi kebutuhan air bersih menggunakan sumber
daya yang ada. Namun tidak semua daerah memiliki
sumberdaya yang baik. Apalagi wilayah pesisir pantai
maupun pulau–pulau kecil. Sumber daya air di daerah
tersebut merupakan sumber daya air yang memiliki kualitas
buruk karena air tanahnya asin atau payau [1]. Sumber air
payau yang biasa digunakan berasal dari air tanah yang
menjadi salin atau asin. Hal ini terjadi karena intrusi air laut
atau merupakan akuifer air payau alami. Air payau alami
memiliki range Total Dissolved Solid (TDS) yang cukup
tinggi yaitu 1.000 – 10.000 mg/L [2].
Saat ini pengolahan menggunakan membran menjadi
bahan penting bagi kehidupan, tidak hanya di industri namun
juga di kehidupan sehari-hari. Membran telah dikembangkan
untuk penggunaan reverse osmosis (RO), nano filtrasi,
microfiltrasi, evaporasi dan elektrodialisis [3]. Beberapa
keunggulan dari pengolahan menggunakan membran adalah
pada proses berbasis membran tidak terjadi perubahan fase
yang melibatkan banyak energi serta dapat beroperasi secara
kontinyu [4].
Salah satu teknologi untuk mengolah air payau
menjadi air tawar yang menggunakan membran adalah RO.
Pengolahan menggunakan RO paling efektif karena dalam
proses RO memanfaatkan membran reverse yang dapat
menurunkan kadar garam sekitar 88-95% [1]. RO
membutuhan energi yang tinggi, biaya investasi dan
operasional yang cukup besar sehingga kurang sesuai
dengan masyarakat pesisir yang rata-rata berpenghasilan
rendah. Teknologi yang hampir sama denga RO adalah
elektrodialisis (ED) karena menggunakan membran dalam
prosesnya [5].
ED adalah pemisahan menggunakan membran yang
melibatkan tranportasi ion dan dipengaruhi oleh medan
listrik. ED digunakan untuk desalinasi dalam memproduksi
air yang memiliki kadar garam, seperti sebagai produksi air
minum terutama dari air payau, air laut, air tanah dan limbah
industri ED dapat mengolah air payau ketika salinitas air
umpan tidak lebih dari 6 g/ L TDS [4]. Namun, menurut
rujukan [6] menyatakan bahwa desalinasi air dengan
konsentrasi TDS yang lebih tinggi yaitu 30 g/L berhasil
dilakukan melalui ED. Pada proses ED, kebutuhan energi
dan luas membran berpengaruh terhadap penurunan
konsentrasi air umpan [4]. Dalam beberapa penelitian
menyatakan bahwa pengolahan menggunakan ED
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tegangan, waktu,
konsentrasi elektrolit, jarak antar elektroda, luas permukaan
membran, elektroda dan volume yang akan diolah [6]-[7].
Penelitian tugas akhir ini akan melakukan analisis mengenai
kemampuan ED dalam meremoval air payau menjadi air
minum dengan variabel jumlah kompartemen dan tegangan.
Jumlah kompartemen yang digunakan yaitu 5 dan 7
kompartemen, sedangkan tegangan yang digunkan yaitu 6, 9,
dan 12 V. Pada penelitian ini melakukan analisis terhadap
parameter pH dan TDS. Dalam penelitian ini diharapkan
memenuhi kriteria air minum yang sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010.
II. URAIAN PENELITIAN
A. Susunan Reaktor ED
Susunan ED terdiri atas feed tank, bak penampung hasil
samping dan bak penampung larutan penyangga. Masing-
masing larutan dipompa ke daam reaktor menggunakan
pompa submersible (h= 0.5 m, Q=200 L/jam). Arus yang
digunakan merupakan arus DC yang dengan kapasitas 2 A
dengan tegangan optimum 12 V. Variasi tegangan yang
diguakan adalah 6 V, 9 V dan 12 V. Setiap pengambilan
Pengaruh tegangan dan jumlah kompartemen
pada desalinasi air payau menggunakan
elektrodialisis Zakiatul Mirfada, Alfan Purnomo dan Arseto Yekti Bagatyo
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: alfan_p @enviro.its.ac.id
K
2
sampel dilakukan pengukuran tegangan total menggunakan
multimeter.
B. Jumlah kompartemen dan Membran
Reaktor yang digunakan terbuat dari akrilik dengan ukuran
dimensi luar 24 cm x 9 cm x 2 cm, sedangkan dimensi dalam
yaitu 20 cm x 5 cm x 2 cm. Reaktor didesain dengan sistem
tertutup dalam skala laboratorium. Reaktor yang digunakan
masing-masing berjumlah 5 kompartemen dan 7
kompartemen. Untuk ED 5 kompartemen terdiri atas 2
kompartmen elektroda (anoda dan katoda), 1 kompartemen
feed tank sebagai penyimpanan air umpan, 2 kompartemen
asam dan basa serta 2 plat disamping sebagai pengapit
reaktor (Gambar 1). Sedangkan untuk ED 7 kompartmen
terdiri atas 2 kompartemen elektroda, 2 kompartemen feed
tank, 2 kompartemen asam dan basa serta 2 plat di sebagai
pengapit reaktor yang berfungsi untuk mengantisipasi
kebocoran (Gambar 2). Untuk anoda menggunakan besi (Fe)
sedangkan katoda menggunakan tembaga (Cu) dengan luas
masing-masing 25 cm². Membran yang digunakan adalah
anion exchange membrane tipe AMI-7001 dan cation
exchange membrane tipe CMI-7000. Luas efektif tiap
membran adalah 100 cm ².
C. Bahan
Air baku yang diolah sebanyak 10 L dengan total dissolved
solid (TDS ) air payau 2.000 mg/L. Untuk mempertahankan
pH di kompartemen elektroda diberi larutan penyangga
K2HPO4 0,01 N pada pH 7, serta aquades pada
kompartemen asam dan basa dari hasil samping proses ED,
masing-masing larutan sebanyak 2 L.
D. Metode Analisis
Analisis parameter uji pada penelitian ini adalah TDS dan
pH, salinitas dan klorida. Analisis TDS menggunakan alat
pH-ion Lab tipe EC10 sedangkan analisis pH menggunkan
metode potensiometri menggunkan instrument pH meter
Eutech tipe
E. Kebutuhan Energi
Dalam proses elektrokimia kelayakan proses dievaluasi dari
persentase penurunan polutan, sedangkan dari segi ekonomi
kelayakan ditentukan oleh konsumsi energi spesifik.
Penurunan konsentrasi polutan selama proses elektrokimia
selama proses tersebut, dapat direpresentasikan dengan
waktu atau sebagai fungsi dari muatan listrik spesifik [8],
berikut persamaan yang dapat digunakan
………………………………………………(1)
Dimana, Q adalah konsumsi energi (kAh m‾³), J adalah
densitas arus (A m‾²), A adalah luas elekroda (m²), t adalah
waktu (s), dan v adalah volume air baku (L)
xV …………………………………….(2)
Dimana, W adalah konsumsi energi (kWh m‾³) dan Vadalah
tegangan (V)
DC
Supply
Anion Exchange
Membran (AEM) -
Cation Exchange
Membran (AEM) +
22
2428
Air Payau Buffer Aquades+Cl Aquades+Na
Talang Karet Ø 2,5 mm
Stainless Steel
Tembaga
+ -
Valve (Titik Sampling)
Buffer
Gambar 1. Konfigurasi alat elektrodialisis 5 kompartemen.
2
2
DC
Supply
Air Payau Buffer Aquades+Cl Aquades+NaAquades+NaCl
Talang Karet Ø 2,5 mm
28 24
Anion Exchange
Membran (AEM) -
Cation Exchange
Membran (AEM) +
Stainless Steel
Tembaga
Valve (Titik Sampling)
+ -
Buffer
Gambar 2. Konfigurasi alat elektrodialisis 7 kompartemen
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh tegangan terhadap TDS
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui persen removal
TDS yang telah melewati proses ED. Pada penelitian ini air
baku yang akan diolah memiliki TDS awal ± 2.000 mg/L
selama 72 jam. Dari Gambar 3 terlihat bahwa semakin lama
proses pengolahan maka persen removal juga semakin
meningkat. Selain itu perbedaan tegangan juga berpengaruh
terhadap kualitas air payau. Elektrodialisis dapat mengurangi
TDS yang tergantung pada muatan listrik dengan
mentransfer ion-ion dalam air payau melalui pertukaran ion
yang semipermiabel dengan memanfaatkan energi listrik [9].
Gambar 3.1 menunjukkan bahwa removal TDS dengan 6 V
dan 12 V mengalami peningkatan persen removal lebih
tinggi daripada tegangan 9 V. Namun persen removal TDS
pada tegangan 6 V dan 12 V dari masing-masing reaktor
tidak mengalami perbedaan yang cukup jauh, padahal
tegangan yang diberikan selisih 6 V. Hal ini terjadi karena
hambatan antara kedua reaktor berbeda, pada reaktor dengan
3
7 kompartemen memiliki hambatan lebih tinggi daripada 5
kompartemen. Hal ini sesuai dengan persamaan .
Jika luas penampang elektroda (A) konstan, semakin kecil
jarak elektroda (l) semakin kecil pula hambatan yang timbul
dalam larutan (R). Sesuai dengan hokum Ohm: , pada
tegangan konstan, jika semakin kecil hambatan yang timbul
dalam larutan maka arus juga semakin besar. Sehingga
tegangan total pada kedua reaktor tersebut berbeda. Dengan
tegangan yang berbeda, ternyata kemampuan reaktor dalam
mengolah air payau berada pada tegangan 6 V sebagai
tegangan optimum. Pada tegangan 9 V dan 12 V, banyak
energi yang terbuang dalam proses ED. Energi yang
terbuang menyebabkan proses oksidasi dan reduksi semakin
cepat. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan pH yang
semakin cepat di kompartemen elektroda, baik itu pH asam
maupun pH basa
Persen removal TDS pada penelitian ini antara 40%
sampai 90%. Angka ini sesuai dengan pernyatan [10], bahwa
persen removal TDS pada proses elektrodialisis antara 50%
sampai 99%. Dalam penelitian [6] melakukan pengolahan
menggunakan ED. Dengan konsentrasil 5.000 mg/L NaCl
mampu meremoval hingga 0,5 g/L sama dengan 90%.
Perlakuan tersebut dilakukan selama (70, 50 dan 27 menit
pada tegangan 9V, 12V dan 18V.
Gambar 3 Persen removal TDS dari variasi tegangan dan jumlah
kompartemen: (a) 7 Kompartemen (6V); (b) 7 kompartemen (12V); (c) 5
Kompartemen (6V); (d) 5 Kompartemen (12V); (e) 7 Kompartemen (9V);
(f) 5 Kompartemen (9V).
B. Pengaruh tegangan terhadap pH
Salah satu yang mempengaruhi proses ED adalah pH.
Analisis pH dilakukan untuk mengetahui ion Hidrogrn (H+)
pada air produksi. pH pada penelitian ini dipengaruhi oleh
lamanya proses ED terutama pada kompartemen air baku
dan kompartemen elektroda. Hasil analisis pH air produk
terdapat pada Gambar 4.
Proses yang terjadi pada peubahan pH adalah
oksidasi-reduksi (redoks) pada katoda dan anoda. Pada
proses ED terjadi pembentukan gas hydrogen (H2) pada
katoda. Kenaikan pH disebabkan oleh katoda yang
memproduksi ion hidroksi (OH-) secara berlebih. Proses
yang terjadi pada katoda akan terjadi reduksi, namun yang
mengalami reduksi hanyalah pelarutnya (air) yang akan
terbentuk gas H2 pada katoda [11]. Reaksi yang terjadi
adalah
2H2O+2e- → H2(g)+2OH
- ………………………..(3)
Pada katoda terjadi pengendapan logam pada katoda, yang
berwarna hitam pekat. Hal ini membuktikan bahwa proses
ED telah terjadi, selain itu juga terbentuk gelembung-
gelembung saat proses berlangsung.
Proses oksidasi pada anoda juga mempengaruhi
kondisi pH di kompartemen elektroda. Anoda besi terkorosi
dengan melepaskan elektron dari atom logam netral untuk
membentuk ion-ion yang bersangkutan. Ion-ion ini tetap
tinggal dalam larutan atau bereaksi membentuk hasil korosi
yang tidak larut. Saat penelitian berlangsung, terjadi
perubahan pada anoda besi yaitu berkurangnya ketebalan
dari anoda tersebut akibat korosi [11]. Selain itu
pembentukan gas O2 terlihat di anoda akibat oksidasi dari
pelarut (air). Reaksi yang terjadi pada anoda merupakan
reaksi oksidasi dengan reaksi
H2O → 2H+ + ½ O2 (g) + 2 ……………………........(4)
Karena kompartemen air baku berada di antara
kompartemen elektroda, maka perubahan pH di air baku
dipengaruhi oleh kedua kompartemen yang berisi larutan
asam dan basa dari hasil samping proses ED. Sehingga pada
kompartemen air baku memiliki pH dengan range 7.0-8.0.
Menurut Permenkes No.492 Tahun 2010 baku mutu untuk
pH yaitu 6.5-8. Dalam penelitian ini pH air produk masih
memenuhi baku mutu.
Gambar 4 Peningktan nilai pH dari variasi tegangan dan jumlah
kompartemen: (a) 5 Kompartemen (12V); (b) 5 Kompartemen (9V); (c) 7
Kompartemen (6V); (d) 7 Kompartemen (9V); (e) 5 Kompartemen (6V);
(f) 7 Kompartemen (12V).
C. Kebutuhan Energi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah energi yang
dibutuhkan akan terus meningkat seiring lamanya proses
berlangsung, selain itu besar tegangan yang diberikan juga
berperngaruh terhadap tingginya kebutuhan energi. Hal
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 yang terus
mengalami peningkatan. Pada waktu tertentu maka removal
konsentrasii NaCl akan mengalami garis yang stasioner
karena ion-ion dalam air baku telah teremoval hingga
mencapai 99% [6]. Pada penelitian ini tegangan yang
diberikan pada masin-masing reaktor sama yaitu 6, 9 dan 12
V. Namun dari hasil pengukuran total tegangan yang
dibutuhkan untuk proses ED, reaktor dengan 7 kompartemen
membutuhkan tegangan yang lebih tinggi daripada 5
kompartemen. Hal ini terjadi karena jarak elektroda pada 5
kompartemen lebih kecil daripada jarak elektroda untuk 7
kompartemen. Semakin besar jarak elektroda maka
hambatan pada proses tersebut semakain tinggi, sehingga
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(a)
(b) (c)
(d)
(e)
(f)
4
untuk menekan ion-ion tersebut dibutuhkan tegangan lebih
tinggi.
Persen removal terbesar pada 7 kompartemen (Tabel 1)
ditunjukkan pada tegangan 6 V yaitu sebesar 94% dan
energi yang dibutuhkan sebesar 139,68 kWh m‾³ pada 7
kompartemen. Persen removal pada 12 V sebesar 93% yang
hanya memiliki selisih 1% daripada 6 V. Sedangkan pada 5
kompartemen (Tabel 2) didapatkan persen removal sebesar
61% pada tegangan 6 V, pada 12 V persen removal sebesar
56%. Dari perbandingan tersebut didapatkan tegangan
optimum yaitu 6 V. Sedangkan jumlah kompartemen
optimum yaitu 7 kompartemen, karena volume yang diolah
lebih banyak daripada 5 kompartemen, meskipun energi
yang dibutuhkan lebih tinggi dengan selisih energi sebesar
27%. Konsumsi energi yang dibutuhkan adalah sebesar 380
kWh m‾³ sampai 900 kWhm‾³ dengan tegangan 60 V dan 80
V [12].
Tabel 1 Perbandingan persen removal TDS dengan kebutuhan energi pada
5 kompartemen
Waktu
6 V 9 V 12 V
6 V 9 V 12 V
0 0 0 0 0 0 0
12 15 9 6 20,88 32,424 41,04
24 24 12 22 40,32 65,424 80,64
48 41 21 37 82,56 125,76 160,32
72 61 39 56 126,72 194,4 241,92
(jam)
Kebutuhan Energi
(kWh m‾³)
Persen Removal TDS
(%)
Tabel 2 Perbandingan persen removal TDS dengan kebutuhan energi pada
5 kompartemen
Waktu
6 V 9 V 12 V
6V 9V 12V
0 0 0 0 0 0 0
12 10 13 14 23,28 34,32 40,56
24 34 19 37 47,04 65,76 82,56
48 72 29 72 92,16 133,44 162,24
72 92 51 91 139,68 204,48 243,36
(kWh m‾³)(jam)
Kebutuhan EnergiPersen Removal TDS
(%)
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil analisis disimpulkan bahwa
variasi tegangan berpengaruh terhadap persen removal
parameter uji yaitu TDS. Tegangan optimum dari penelitian
ini adalah 6 V dengan persen removal tertinggi daripada
tegangan 9 V dan 12 V. Persen removal TDS dari kedua
reaktor pada tegangan 6 V pada 5 kompartemen sebesar
61% dengan pH akhir 7.7. Sedangkan pada 7 Kompartemen
persen removal TDS sebesar 92% dengan pH akhir 8.0.
Variasi kompartemen sangat berpengaruh terhadap efisieni
removal dari parameter uji. Dari kedua reaktor yang paling
efektif adalah 7 kompartemen dengan persen removal lebih
tinggi daripada 5 kompartemen. Persen Removal tertinggi
pada 7 kompartemen yaitu 92% dengan energi yang
dibutuhkan 139,68 kWh m‾³.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis Z.M mengucapkan terima kasih kepada
Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan
dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun 2010-
2014” dan Dana Hibah Penelitian LPPM ITS
DAFTAR PUSTAKA
[1] Said, N. I. (2003). Aplikasi Teknologi Osmosis Balik
untuk Memenuhi Kebutuhan Air Minum di Kawasan
Pesisir Laut atau Pulau Terpencil. P3TL-BPPT , 15.
[2] Greenlee, L. F., Lawler, D. F., Freeman, B. D., dan
Moulin, P. (2009). Reverse Osmosis Desalination: Water
Sources, Technology and Today's Challenges. Water
Research (43), 2317.
[3] Kariduraganavar, M. Y., Nagarale, R. K., Kittur, A. A.,
& Kulkarni, S. S. (2006). Ion-Exchange Membrans:
Preparative Methods for Electrodialysis and Fuel
Applications. ScienceDirect (197), 226.
[4] Strathmann, H. (2010). Electrodialysis, a Mature
Technology with a Multitude of New Aplication.
Desalination (264).
[5] Eltawil, M. A. Zhao Z., Liqiang Y. (2009). A Review of
Renewable Energi Technologies Integrated with
Desalination Sistem. Elsevier : Renewable and
Sustainable Energi Review 13 (2009) 2245-2262.
[6] Banasiak, L. J., Kruttschnitt, T. W., dan Schafer, A. I.
(2007). Desalination using Elektrodyalisis as a Function
of Vage and Salt Consentration. Desalination (1-3).
[7] Fathurrahman dan Hendro Wahyono. 2000. Pembuatan
U (IV) dari U (VI) menggunkan teknik elektrodialisis:
Prosiding Ilmiah Bahan Bakar Nuklir V.
[8] Anglada, A., Urtiaga, A., dan Ortiz, I. 2009.
Contribution of electrochemical oxidation to waste-water
treatmen: fundamentals and reviem of application.
Emerging Technologies.
[9] Valero, F., Barcelo, A., dan Arbos, R. (2011).
Electrodyalisis Technology. Theory and Aplications.
Desalination, Trends and Technology.
[10] Lee, H. J., Hong, M. K., Han, S. D., Cho, S.H., &
Moon, S. J. (2008). Fouling of an anion exchange
membrane in the electrodialysis desalination process in
the presence of organik foulants. ScienceDirect: Journal
of Desalination: 238(60-69)
11] Stratmann, H., 2004. Asseement of Electrodyalisis water
desalination process cost. Institute of Chemical
Engineering, University of Stuttgart. German
[12]Ortiz, J. M., Exposito, S. E., Gallud, F., dan Aldaz, A.
2004. Brackish water desalination by electrodialysis:
batch resirculatin operating model. Journal of
Membrane. ScienceDirect: 252 (65-75)