Upload
lamphuc
View
228
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN, SUKU
BUNGA, INFLASI DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN LQ - 45
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Ayu Purnama Sari
NIM. 208081000025
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
i
PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN, SUKU
BUNGA, INFLASI DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN LQ-45
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Ayu Purnama Sari
NIM. 208081000025
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Indo Yama Nasarudin, SE, MAB Titi Dewi Warninda, SE., M.Si
NIP. 19741127 200112 1 002 NIP. 19731221 200501 2 002
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari Selasa, Tanggal 01 Oktober 2012 telah dilakukan ujian komprehensif atas
Mahasiswa:
1. Nama : Ayu Purnama Sari
2. NIM : 208081000025
3. Jurusan : Manajemen Keuangan
4. Judul Skripsi : Pengaruh Struktur Modal, Struktur Kepemilikan, Suku
Bunga, Inflasi dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Lq-45.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan Lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 01 Oktober 2012
1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( )
NIP. 19690203 200112 1 003 Ketua
2. Dr. Suhendra S.Ag, MM ( )
NIP. 19711206 200312 1 001 Sekretaris
3. Dr. Indo Yama Nasarudin, SE, MAB
NIP. 19741127 200112 1 002 ( )
Penguji Ahli
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, pada tanggal 27 Juli 2015 telah dilakukan ujian Skripsi atas
Mahasiswa:
1. Nama : Ayu Purnama Sari
2. NIM : 208081000025
3. Jurusan : Manajemen Keuangan
4. Judul Skripsi : Pengaruh Struktur Modal, Struktur Kepemilikan, Suku
Bunga, Inflasi dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Lq-45.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama
ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 27 Juli 2015 1. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H ( )
NIP. 19750101 200501 1 008 Ketua
2. Ella Patriana., MM, AAAIJ ( )
NIP. 19690528 200801 2 010 Sekretaris
3. Murdiyah Hayati, S.Kom, MM ( )
NIP. 19741003 200312 2 001 Penguji Ahli 4. Dr. Indoyama Nasarudin, SE., MAB ( )
NIP. 19741127 200112 1 002 Pembimbing I 5. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( )
NIP. 19731221 200501 2 002 Pembimbing II
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Nama Mahasiswa : Ayu Purnama Sari
NIM : 208081000025
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen Keuangan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur
dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan
serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, Juli 2015
(Ayu Purnama Sari)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Ayu Purnama Sari
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 20 Desember 1990
3. Alamat : Jl. Jenderal Sudirman Rt.004 Rw.006 No.46
Buaran Kd Besar, Babakan – Kota Tangerang
4. Agama : Islam
5. Telepon/Hp : 08888435209/089650047047
6. Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. 1996 – 2002 : SD Negeri Poris Plawad 5
2. 2002 – 2005 : SMP Negeri 16 Tangerang
3. 2005 – 2008 : SMK Pancakarya Tangerang
4. 2008 – 2015 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2002 – 2005 : Anggota Paskibraka SMPN 16 Tangerang
2. 2005 – 2008 : Anggota Taekwondo SMK Pancakarya
vi
ABSTRACT
This study is purposed to analyze the influence of debt to equity ratio,
ownership structure, interest rates, inflation and return on equity variables on the
value of the company partially and simultaneously.
This study used multiple linear regression analysis method on index
company LQ – 45 which listed in Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock
Exchange.) The sample collecting technique used purposive sampling. Data
obtained is secondary data based on financial reports within 4 years in the period
of 2010 – 2013.
This study result indicated that variable of ownership structure variable,
interest rate, inflation and return on equityis significant on return on asset. While
variable ofdebt to equity ratio is not significant to the value of company. On the
determination test, there is influence by 42,6% that influence on the value of
company which is explained by variable ofdebt to equity ratio, ownership
structure, interest rates, inflation and return on equity while the rest is 57,4% that
influenced by other variables and not included into this regression analysis like
investment decisions, funding decisions and Corporate Social Responsibility.
Keywords: debt to equity ratio, ownership structure, interest rates, inflation,
return on equity, the value of company.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel debt to
equity ratio, struktur kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity
terhadap nilai perusahaan secara parsial dan secara simultan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda pada
perusahaan indeks LQ - 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data yang diperoleh
merupakan data sekunder berdasarkan laporan keuangan dalam kurun waktu 4
tahun pada periode 2010 - 2013.
Hasil penelitian ini menunjukkan variabel struktur kepemilikan, suku
bunga, inflasi dan return on equity signifikan terhadap return on asset. Sedangkan
variabel debt to equity ratio tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Pada uji
determinasi terdapat pengaruh sebesar 42,6% yang mempengaruhi nilai
perusahaan yang dijelaskan oleh variabel debt to equity ratio, struktur
kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity sedangkan sisanya 57,4%
dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk kedalam analisis regresi ini
seperti keputusan investasi, keputusan pendanaan dan Corporate Social
Responsibility.
Kata kunci: debt to equity ratio, struktur kepemilikan, suku bunga, inflasi, return
on equity, nilai perusahaan
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal, Struktur
Kepemilikan, Suku Bunga, Inflasi dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Lq-45.” ini merupakan tugas akhir penulis dalam
menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak atas doa, bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan kepada
penulis dalam pembuatan skripsi ini. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1. Kedua orang tua saya, Mamah dan Alm. Bapak yang selalu memberikan
Cinta dan Kasih Sayangnya, kalian motivasi terbesar saya dalam
menyelesaikan skripsi ini. Iringan doa yang tiada hentinya dalam setiap
langkah ini. Alhamdulillah atas Ridho kalian merupakan ridho Allah swt
sehingga skripsi ini terselesaikan.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MA. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Kepada Bpk. Dr. Indo Yama Nasarudin, SE, MAB. Selaku Dosen
Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan serta arahan, dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima
kasih atas segala motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.
5. Kepada Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing II
yang selalu memberikan bimbingan agar terciptanya hasil skripsi saya dengan
baik.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
7. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
seluruh Stafnya yang telah rela bersedia memberikan layanan dengan baik
dan tersedianya buku-buku yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Kepada seluruh teman-teman Manajemen A Fakultas Ekonomi dan Bisnis
angkatan 2008, yang sama-sama berjuang dan saling membantu dalam
menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Terima kasih atas bantuan, semangat dan
do’anya.
x
10. Kepada Donny Hermawan terima kasih atas dukungan dan doa selama
pembuatan skripsi ini.
11. Kepada teman-teman seperjuangan Manajemen A, banyak waktu yang kita
lewati bersama. Semoga kita sukses semua.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan
sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Jakarta, 9 Juli 2015
Penulis,
(Ayu Purnama Sari)
xi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................ i
Lembar Pengesahan Komprehensif ............................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................. iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................. iv
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... v
Abstact ............................................................................................................... vi
Abstrak .............................................................................................................. vii
Kata Pengantar ................................................................................................ viii
Daftar Isi ........................................................................................................... xi
Daftar Tabel ...................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 14
A. Landasan Teori ............................................................................. 14
1. Rasio Keuangan ....................................................................... 14
2. Nilai Perusahaan (Price Earning Ratio) ................................... 19
3. Struktur Modal (Debt To Equity Ratio) ................................... 23
4. Struktur Kepemilikan ............................................................... 27
5. Suku Bunga ............................................................................... 30
6. Inflasi ........................................................................................ 34
7. Profitabilitas (Return on Equity) ............................................... 37
8. Hubungan antar Variabel Penelitian ......................................... 39
B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 44
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 38
D. Hipotesis ........................................................................................ 49
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 51
A. Jenis dan Sifat Penelitian .............................................................. 51
B. Sumber Data ................................................................................. 52
C. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 52
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 54
E. Analisa Data Regresi ..................................................................... 55
1. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 55
2. Uji Hipotesis ............................................................................. 60
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ....................................... 63
F. Penemuan Ekonomi ....................................................................... 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 66
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 66
B. Analisis dan Pembahasan .............................................................. 68
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................... 68
a. Hasil Uji Normalitas Data ................................................... 68
b. Hasil Uji Multikolinearitas .................................................. 72
c. Hasil Uji Autokorelasi ......................................................... 73
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................... 73
2. Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 78
a. pengaruh variabel working capital turnover, debt to
equity ratio, current ratio terhadap Return on Asset Secara
Simultan ............................................................................... 78
b. pengaruh variabel working capital turnover, debt to equity
ratio, current ratio terhadap Return on Asset Secara
Parsial .................................................................................. 79
3. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda .............. 85
4. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .............................. 86
C. Interpretasi .................................................................................... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 92
A. Kesimpulan ................................................................................... 90
B. Saran ............................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 94
LAMPIRAN ...................................................................................................... 98
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 45
3.1 Daftar Nama Perusahaan LQ 45 Periode 2010 - 2013 .................... 53
4.1 Perusahaan Objek Penelitian ........................................................... 68
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik Sebelum
Transformasi Data (LN) .................................................................. 71
4.3 Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik Setelah
Transformasi Data (LN) .................................................................. 71
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................. 72
4.5 Hasil Uji Autokolerasi ..................................................................... 73
4.6 Hasil Uji Rank Spearman Sebelum Transformasi Data (LN) ......... 76
4.7 Hasil Uji Rank Spearman Setelah Transformasi Data (LN) ............ 77
4.8 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ............................................. 78
4.9 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) .................................................. 79
4.10 Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda ..................... 85
4.11 Hasil Koefisien Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .................... 86
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 48
4.1 Hasil Uji Normalitas Secara Grafik Sebelum Transformasi
(LN) ................................................................................................. 69
4.2 Hasil Uji Normalitas Secara Grafik Setelah Transformasi
(LN) ................................................................................................. 70
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi Data
(LN) .................................................................................................. 74
4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi Data
(LN) .................................................................................................. 75
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Daftar Nama Objek Penelitian ........................................................ 98
2 Data Mentah Penelitian .................................................................... 99
3 Hasil Uji Regresi Linier Berganda .................................................. 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kondisi baik buruknya sebuah negara dapat dilihat dari berbagai
macam aspek, salah satunya aspek ekonomi. Perekonomian suatu negara dapat
dikatakan baik bila pendapatan negara yang diperoleh dari berbagai sektor
mengalami peningkatan atau dengan kata lain pendapatan yang diperoleh lebih
besar dari biaya-biaya yang dikeluarkan. Salah satu pihak yang ikut andil
dalam kemajuan perekonomian negara yaitu perusahaan-perusahaan, baik
perusahaan milik swasta maupun perusahaan milik negara. Dimana perusahaan
tersebut didirikan dengan berbagai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan utama
dari perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran dan keuntungan
bagi para pemegang sahamnya (Brigham dan Houston, 2001:52 dalam
Rismawati, 2012:2).
Keuntungan perusahaan dapat diperoleh jika perusahaan dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Aktivitas perusahaan yang berjalan secara efektif dan
efisien, membutuhkan faktor produksi. Faktor produksi merupakan hal
terpenting yang harus dimiliki perusahaan, salah satunya adalah modal.
Pendirian sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa
hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan
perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau
laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin
2
memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan
perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang
tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya
secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin
dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya (Martono dan Harjito, 2005:2).
Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka
panjang yang seharusnya dicapai perusahaan, yang akan tercermin dari harga
pasar sahamnya, karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati
melalui pergerakan harga saham perusahaan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar
dividen. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik
kepentingan antara agent dan principal (pemilik perusahaan) yang sering
disebut agency problem. Seringkali bahkan menjadi hal yang sangat biasa
terjadi di dalam perusahaan bahwa agent dan principal memiliki tujuan dan
kepentingan yang saling bertentangan. Agen atau pihak manajemen lebih
mementingkan kepentingan pribadinya dan tidak sesuai tujuan perusahaan
yaitu mensejahterakan pemilik perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan.
Perlakuan manajer ini akan mengakibatkan penambahan biaya perusahaan
yang tentunya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Timbulnya konflik
perbedaan tujuan serta kepentingan antara manajer dengan pemilik perusahaan
inilah yang pada akhirnya melatarbelakangi penerapan Good Corporate
Governance (Anggraini, 2013:2).
3
Menurut teori keagenan, penyebab konflik antara manajemen dan
pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan
dengan bagaimana dana diperoleh lalu diinvesasikan. Konflik antara manajer
dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme
pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait
tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan
menimbulkan biaya yang disebut sebagai biaya keagenan (Agency Cost). Biaya
keagenan dapat dikurangi dengan meningkatkan nilai hutang (Struktur Modal)
dan meningkatkan rasio pembayaran deviden. Semakin banyak saham yang
dimilki oleh manajer akan semakin menurunkan masalah keagenan, sehingga
membuat deviden tidak perlu dibayarkan pada resiko yang tinggi (Nurhayati,
2008:15).
Perusahaan dituntut agar baik dalam memperoleh maupun
menggunakan dana yang didasarkan pada efisiensi dan efektivitas, efisiensi
penggunaan dana berarti bahwa berapapun dana yang ditanamkan dalam aktiva
harus dapat digunakan seefisiensi mungkin untuk menghasilkan tingkat
keuntungan investasi yang maksimal. Fungsi penggunaan dana meliputi
perencanaan dan penggunaan pengendalian aktiva dalam aktiva lancar maupun
aktiva tetap, agar dana yang tertanam dalam masing-masing unsur aktiva
tersebut disatu pihak tidak terlalu kecil jumlahnya, sehingga tidak mengganggu
likuiditas dan kelanjutan usaha, dan dilain pihak tidak terlalu besar jumlahnya
sehingga menimbulkan penganggaran dana. Oleh karena itu, pengalokasian
4
dana harus didasarkan pada perencanaan yang tepat, sehingga dana yang
menganggur menjadi kecil. Memahami dasar-dasar teori struktur modal
sangatlah penting, karena pemilihan bauran pendanaan (Financing Mix)
merupakan inti strategi bisnis secara keseluruhan. Struktur modal adalah
bauran sumber pendanaan permanen (jangka panjang) yang digunakan
perusahaan. Tujuan manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu
sumber dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan haarga
saham dan agar tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai
perusahaan tercapai (Sawir, 2004:43).
Penelitian mengenai struktur modal terhadap nilai perusahaan banyak
dilakukan peneliti, seperti yang dilakukan oleh (Gayatri dan Mustanda, 2013:6)
dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan
Dividen dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan”. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa struktur modal dan keputusan investasi
berpengaruh positif signifkan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan
dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah struktur
kepemilikan, struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa
variabel-variabel yang penting didalam struktur modal tidak hanya ditentukan
oleh jumlah utang dan equity tetapi juga oleh prosentase kepemilikan oleh
manager dan institusional (Jensen dan Meckling, 1976) dalam Haruman
(2008:4). Manajerial ownership dan institusional investor dapat mempengaruhi
5
keputusan pencarian dana apakah melalui utang atau right issue. Jika
pendanaan diperoleh melalui utang berarti rasio utang terhadap equity akan
meningkat, sehingga akhirnya akan meningkatkan risiko. Kepemilikan
institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dalam
mengelola perusahaan. Investor institusional dapat di substitusikan untuk
melaksanakan peranan mendisiplinkan penggunaan debt (utang) dalam struktur
modal (Haruman, 2008:4).
Penelitian mengenai struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan
banyak dilakukan peneliti, seperti yang dilakukan oleh Widanar (2008) dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai
Perusahaan: Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh pada keputusan investasi, pendanaan maupun kebijakan dividen,
semua keputusan keuangan baik investasi, pendanaan maupun kebijakan
dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilikan
institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi dan
pendanaan tetapi berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen,
kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan, kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan
secara tidak langsung melalui kebijakan dividen sebagai variabel intervening.
6
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah faktor
eksternal, faktor eksternal yang digunakan dalam penelitian ini adalah suku
bunga dan inflasi. Tingkat suku bunga merupakan persentase uang pokok per
unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran sumber daya yang penting
digunakan oleh debitur yang dibayarkan kepada kreditur Setiani (2013:3).
Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa suku bunga adalah biaya
pinjaman atau harga yang dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut, pada
tingkat yang lebih umum suku bunga mempunyai dampak pada kesehatan
perekonomian secara keseluruhan karena suku bunga tidak hanya dapat
mempengaruhi kesediaan konsumen untuk mengkonsumsi atau menabung,
tetapi keputusan-keputusan investasi usaha (Miskhin, 2008:4).
Penelitian mengenai suku bunga terhadap nilai perusahaan banyak
dilakukan peneliti, seperti yang dilakukan oleh Setiani (2013) dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan
Pendanaan dan Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh tidak signifikan dan
negatif terhadap nilai perusahaan (sig. 0,3464), Keputusan pendanaan
berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan (sig. 0,0493). Dan
tingkat suku bunga berpengaruh signifikan dan negatif terhadap nilai
perusahaan (sig. 0,015).
7
Inflasi merupakan sebagai suatu keadaan yang mengindikasikan
semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan merosotnya nilai rill mata
uang suatu negara. Penyebab terjadinya inflasi terbagi dalam tiga bagian yaitu:
(a) tarikan permintaan (demand - pull inflation), terjadi apabila permintaan
agregat meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi produktif
perekonomian. (b) dorongan biaya (cost - push inflation), terjadi apabila
adanya depresiasi nilai tukar, peningkatan harga - harga komoditi yang diatur
oleh pemerintah dan terganggunya distribusi. Sedangkan (c) ekspektasi inflasi
(inflation expectation), terjadi apabila perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi
lebih cenderung bersifat adaptif (forward looking). (Abdullah, 2010:60).
Kasmir dan Jakfar (2010:40) menyatakan inflasi adalah proses kenaikan
harga barang secara umum dan terus menerus dalam waktu periode yang
diukur dengan menggunakan indeks harga. Tingkat pengembalian investasi
saham berkorelasi positif dengan nilai rill dan tingkat pengembalian investasi
berkorelasi negatif dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Indeks harga dalam
mengukur inflasi antara lain: (a) indeks harga konsumen, digunakan untuk
mengukur biaya - biaya barang dan jasa yang dibeli untuk menunjang
kebutuhan hidup sehari - hari dengan perubahan indeks harga dari tahun
ketahun. (b) indeks perdagangan besar, merupakan usaha yang menitik
beratkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar. Ini berarti
harga bahan mentah atau bahan jadi masuk dalam perhitungan indeks harga,
dan (c) gross net product (GNP) deflator, merupakan suatu jenis indeks harga
yang sangat berbeda dengan dua jenis indeks di atas yang mencangkup dalam
8
jumlah barang dan jasa yang jumlah perhitungannya menjadi lebih banyak
dibanding dengan dua indeks diatas.
Penelitian mengenai inflasi terhadap nilai perusahaan banyak dilakukan
peneliti, seperti yang dilakukan oleh Rosy (2013) dalam penelitiannya yang
berjudul “Analisis Faktor Internal dan Ekternal Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa faktor internal perusahaan yang terdiri dari kebijakan
deviden dan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini
berarti bahwa semakin besar deviden dan hutang semakin tinggi nilai
perusahaan. Sedangkan faktor internal perusahaan yaitu profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Selain faktor internal, faktor eksternal
perusahaan yaitu pertumbuhan pasar tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan sedangkan tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat inflasi maka nilai
perusahaan semakin turun.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
profitabilitas, dalam hal ini profitabilitas yang digunakan adalah return on
equity, yang dimaksud dengan return on equity adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan
menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi
pemegang saham untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pengelolaan modal
sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan (Sudana, 2011:23).
9
Semakin besar nilai return on equity maka tingkat pengembalian yang
di harapkan investor juga besar. Semakin besar nilai return on equity maka
perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Sehingga perusahaan yang
memiliki profitable investment opportunities, maka pasar akan memberikan
reward berupa PER yang tinggi (Sartono, 2001:42). Return on equity
menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu mengelola modal sendiri secara
efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan
pemilik modal sendiri atau memegang saham perusahaan. Return on equity
memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat
pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan
menghasilkan laba (Aji dan Pangestuti, 2012:2).
ROE merupakan variabel yang mempengaruhi harga saham secara
langsung. Return on equity (ROE) merupakan perbandingan laba setelah pajak
dengan modal sendiri. ROE mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Perusahaan dengan
ROE tinggi akan menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut karena keuntungan yang akan mereka terima besar
sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan (Riadi, 2011:3).
Penelitian mengenai inflasi terhadap nilai perusahaan banyak dilakukan
peneliti, seperti yang dilakukan oleh Ain dan Setijaningsih (2012) dalam
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Return on Asset (ROA) Return on
Equity (ROE) Dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan (Studi
10
Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
2009-2011)”. Hasil penelitian dengan analisis regresi menunjukkan bahwa
ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan sig. sebesar
0,014. ROE terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dengan sig.
sebesar 0,372 untuk ROE. Hal ini terjadi karena adanya penurunan terhadap
rata-rata ROE yang disebabkan banyaknya perusahaan sampel yang mengalami
kerugian. Kepemilikan manajerial juga terbukti tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan dengan sig. sebesar 0,487. Hal ini disebabkan karena masih
rendahnya saham yang dimiliki manajerial dalam perusahaan sampel membuat
kinerja manajemen juga cenderung rendah sehingga tidak mempengaruhi nilai
perusahaan.
Pada tahun 2008 terjadi krisis di Amerika karena gagalnya pembayaran
hutang sehingga berdampak pula pada kawasan Asia, Pada tahun 2008, IHSG
hanya turun hingga setengahnya, sebelum kemudian menguat kembali dan
mencapai posisi pada saat ini. Krisis global yang melanda dunia finansial
akibat jatuhnya perusahaan Lehmans Brother di Amerika yang berimbas pada
krisis finansial dunia pada tahun 2008 juga berpengaruh terhadap perusahaan
LQ 45 (Hidayat, 2015). Krisis keuangan global juga berdampak kepada ekspor
Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor. Selama 5 tahun terakhir, ekspor
Indonesia ke Amerika menempati urutan ke-2 setelah Jepang dengan kisaran
masing-masing 12% – 15%. Selain itu, Negara-negara importir produk
Indonesia pada urutan ke-3 s.d. 10 (Singapura, RRC, India, Malaysia, Korsel,
11
Belanda, Thailand, Taiwan) menyumbang sekitar 45% dari total ekspor
Indonesia. Dari informasi tersebut, hampir dapat dipastikan bahwa keseluruhan
negara-negara tersebut sedang mengalami dampak krisis keuangan global yang
berakibat pada perlambatan ekonomi di setiap negara. Lebih lanjut hal ini akan
mengakibatkan penurunan kemampuan membeli atau bahkan membayar
produk ekspor yang dihasilkan Indonesia, sehingga pada akhirnya akan
memukul industri yang berorientasi ekspor di Indonesia (UGM, 2015).
Mengingat kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan, maka
dapat mempengaruhi kondisi perusahaan yang dapat dilihat dari labanya. Laba
perusahaan yang harusnya meningkat, justru sebaliknya mengalami penurunan.
Di pasar saham, perusahaan yang telah go public dikelompokkan ke dalam
beberapa indeks salah satunya yaitu indeks LQ-45. Dari pengelompokkan
tersebut, saham LQ-45 menggambarkan sekelompok saham pilihan yang
memenuhi kriteria pemilihan sehingga terdiri dari saham-saham yang memiliki
likuiditas tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar (Bursa Efek
Indonesia, 2015).
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Struktur Modal, Struktur Kepemilikan, Suku
Bunga, Inflasi dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Lq-45”.
12
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh antara variabel debt to equity ratio, struktur
kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity terhadap nilai
perusahaan secara parsial ?
2. Bagaimana pengaruh antara variabel debt to equity ratio, struktur
kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity terhadap nilai
perusahaan secara simultan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel debt to equity ratio, struktur
kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity terhadap nilai
perusahaan secara parsial.
2. Untuk menganalisis pengaruh antara variabel debt to equity ratio, struktur
kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity terhadap nilai
perusahaan secara simultan.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan dan tujuan penelitian maka penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi guna mempermudah
akademisi dalam mempelajari struktur modal optimal yang dimiliki
perusahaan serta tambahan referensi.
13
b. Penelitian ini merupakan sarana untuk memperluas dan menambah
wawasan ilmu pengetahuan khususnya dalam menganalisis pengaruh
struktur modal, struktur kepemilikan, inflasi, suku bunga dan
profitabilitas secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan Lq-45 periode 2010-2013.
c. Memberi masukan dan menambah wawasan mengenai apa saja yang
dapat mempengaruhi nilai perusahaan serta dapat dijadikan referensi bagi
para peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan
dengan masalah ini.
2. Manfaat Praktis
a. Mengetahui lebih dalam pengaruh struktur modal, struktur kepemilikan,
faktor eksternal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dan sebagai
referensi tambahan pengetahuan dalam rangka pengembangan penelitian
ilmu ekonomi khususnya dalam bidang manajemen yang telah diperoleh
selama perkuliahan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan
pada setiap perusahaan guna menentukan proporsi struktur modal yang
optimal sehingga dapat memaksimalkan laba perusahaan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah khususnya
para investor untuk memutuskan besarnya struktur modal atau
perbandingan antara utang dan modal dan modal perusahaan.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Rasio Keuangan
a. Pengertian Rasio Keuangan
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan
dituangkan dalam angka-angka baik dalam bentuk mata uang rupiah
maupun mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja.
Artinya jika hanya dengan melihat adanya. Angka-angka ini akan
menjadi lebih apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen satu
dengan komponen lainya. Caranya adalah dengan membandingkan
angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan laporan keuangan
lainya. Setelah melakukan perbandingan dapat disimpulkan posisi
keuangan dalam periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai
kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal
dengan dengan nama analisis rasio keuangan. Rasio keuangan membantu
kita untuk mengidentifikasikan beberapa kelemahan dan kekuatan
keuangan perusahaan (Keown, dkk, 2011:74).
Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Teknik ini sangat
15
lazim digunakan para analisis keuangan. Rasio keuangan adalah dasar
untuk menilai dan mengarahkan prestasi operasi perusahaan. Disamping
itu, analisa rasio keuangan juga dapat dipergunakan sebagai kerangka
kerja perencanaan dan pengendalian keuangan (Riyanto, 2001:329).
Rasio keuangan merupakan penulisan ulang data akuntansi ke
dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan keuangan perusahaan (Keown, 2011:74).
Rasio keuangan menurut Horne merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diporeleh dengan membagi
satu angka dengan angka lainya. Rasio keuangan digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio
keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang
bersangkutan (Kasmir dan Jakfar, 2008:104). Jadi rasio keuangan
merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen
dalam satu laporan keuangn lainya. Kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun
beberapa periode. Hasil rasio ini digunakan untuk menilai kinerja
manajemen dalam satu periode apakah mencapai target seperti yang telah
ditetapkan. Kemudian dapat dinilai kemampuan manajemen dalam
memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif (Kasmir dan
Jakfar, 2008:104).
16
Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan evaluasi hal-
hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat
ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Atau
kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan
perubahan terhadap orang-orang yang duduk dalam manajemen kedepan
(Kasmir dan Jakfar, 2008:105).
Kinerja keuangan emiten berpengaruh terhadap kinerja pasar
modal. Dalam hal ini kinerja keuangan emiten mempengaruhi permintaan
dan penawaran investor terhadap saham suatu perusahaan. Para
pemegang saham merupakan pemilik perusahaan sehingga sangat
berkepentingan terhadap jalannya perusahaan, kinerja perusahaan dan
pengembangan usaha perusahaan. Pemegang saham menginginkan dana
yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan. Akan tetapi pemegang
saham tidak dapat langsung terlibat dalam pengelolaan perusahaan,
sehingga tidak dapat memonitor secara langsung kegiatan perusahaan.
Oleh karena itu pihak investor membutuhkan informasi keuangan suatu
perusahaan sebagai pedoman pengambilan keputusan apakah mereka
akan melakukan investasi pada perusahaan tersebut (Hijriah, 2007:35).
b. Bentuk - Bentuk Rasio Keuangan
Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga
saham, bukan memaksimalkan laba per saham seperti ukuran akuntansi.
Data akuntansi sangat mempengaruhi harga saham dan untuk memahami
bagaimana kinerja perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus
mengevaluasi akuntansi yang di laporkan dalam laporan keuangan
17
berguna untuk mengevaluasi kemungkinan di bayarnya pinjaman dan
bagi pemegang saham berguna untuk meramalkan laba, deviden, dan
harga saham (Moeljadi, 2006:67).
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa
rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan dan arti
tertentu. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk rasio keuangan menurut
Weston dalam (Kasmir dan Jakfar, 2008:106):
1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
(fred weston). Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukan
atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar
perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan
(likuiditas perusahaan) (Kasmir dan Jakfar, 2008:110).
2) Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan hutang. Artinya seberapa besar beban utang yang ditanggung
perusahaan yang di bandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas
dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur suatu
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan
(dilikuidasi) (Kasmir dan Jakfar, 2008:151).
18
3) Rasio Aktifitas (Activity Ratio)
Rasio aktifitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan
(penjualan, persediaan, penagihan piutang dan lainya) atau rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktifitas sehari-
hari dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah
perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola asset yang
dimilikinya (Kasmir dan Jakfar, 2008:114).
4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Pada dasarnya konsep teori rentabilitas atau profitabilitas ingin
mengungkap perbandingan laba dengan modal pada periode tertentu
(Riyadi, 2006:155) dalam (Indriani, 2008:5). Rasio profitabilitas
merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu (Kasmir
dan Jakfar, 2008:114). Rasio profitabilitas sekelompok rasio yang
menunjukan kombinasi dari pengaruh likuiditasi, manajemen asset,
dan hutang pada hasil operasi (Houston, 2010:146).
5) Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)
Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya
ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya (Kasmir
dan Jakfar, 2008:115).
19
6) Rasio Penilaian (Valution Ratio)
Rasio penilaian merupakan rasio yang memberikan ukuran
kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas
biaya investasi seperti:
a) Rasio harga saham terdapat pendapatan
b) Rasio nilai pasar saham terdapat nilai buku
2. Nilai Perusahaan (Price Earning Ratio)
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat
keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko
dan Ugy, 2007:16). Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan
penilaian kolektif investor tentang seberapa baikkah keadaan suatu
perusahaan, baik kinerja saat ini maupun prospek masa depannya. Oleh
sebab itu, peningkatan harga saham mengirimkan sinyal positif dari investor
kepada manajer. Dan inilah keunggulan penting perusahaan go public.
Perusahaan tertutup tidak bisa mengunakan harga saham sebagai ukuran
kinerja (Brealy, Myers & Marcus, 2007:56).
Beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan
adalah nilai nominal, nilai pasar, nilai intrinsic, nilai buku dan nilai likuidasi
(Keown, 2008:849). Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara
formal dalam anggaran dasar perseroan, disebut secara eksplisit dalam
neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. Nilai
pasar, sering juga disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar-
menawar dipasar saham. Nilai intrinsik, merupakan konsep yang paling
abstrak, karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai
20
perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari
sekumpulan asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang
memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
Sedangkan nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar
konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan cara membagi selisih
antara total aktiva dan total hutang dengan jumlah saham yang beredar.
Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh asset perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para
pemegang saham. Nilai likuidasi bisa di hitung dengan cara yang sama
dengan menghitung nilai buku, yaitu berdasarkan neraca proforma yang
disiapkan ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi.
Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran
pemegang saham juga akan meningkat. Kekayaan pemegang saham dan
perusahan direpresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan
cerminan dari keputusan investasi, kebijakan dividen, dan keputusan
pendanaan (Brigham dan Houston, 2009:19).
Rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan adalah sebagai
berikut (Mardiyanto, 2008:64):
a. Price Book Value (PBV)
Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai saham
suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka pasar percaya akan
prospek perusahaan. Rumus menghitung PBV adalah:
21
b. Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio (PER) merupakan rasio harga pasar persaham
terhadap laba persaham (Mamduh, 2008:85). Rasio ini menunjukan
berapa dolar/rupiah yang harus dibayar investor untuk setiap $1 laba
periode berjalan (Brigham dan Houston, 2009:110). Semakin besar PER,
maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan, sedangkan dari segi
investor (Mamduh, 2008:85).
Price earning ratio Menggambarkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai
PER maka akan semakin tinggi pula prospek perusahaan di masa depan,
karena PER dapat merepresentasikan aliran laba perusahaan di masa
depan. Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung PER adalah:
c. Tobin’s Q
Nilai perusahaan dihitung dengan menggunakan Tobin’s Q,
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : Q = Nilai perusahaan
EMV = Nilai pasar ekuitas
(EMV) = Harga saham x jumlah saham beredar)
D = Nilai buku dari total hutang
EBV = Nilai buku dari total aktiva
22
Harga saham yang dimaksud disini adalah harga pada saat saham
penutupan atau harga terakhir dan merupakan harga yang tidak mungkin
berubah sampai bursa diaktifkan kembali dan harga terakhir ini mewakili
nilai bagi investor. Perusahaan yang menunjukkan Tobin’s Q lebih besar
berarti perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan
sangat baik.
Berdasarkan cara pengukuran nilai perusahaan di atas, maka
pengukuran yang akan digunakan adalah price earning ratio, PER
merupakan rasio harga saham suatu perusahaan dengan pendapatan per
saham perusahaan tersebut. PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. (Tjiptono dan Darmadji,
2001:139). Menurut Tandelilin (2010:375) menyatakan bahwa price
earning ratio merupakan rasio yang mengindikasikan besarnya rupiah yang
harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning
perusahaan, dengan kata lain price earning ratio menunjukan besarnya
harga setiap satu rupiah earning perusahaan dan price earning ratio juga
merupakan ukuran harga relatif dari suatu saham perusahaan.
Price Earning Ratio mencerminkan hubungan antara harga pasar
saham umum (common stock) dan laba per lembar saham. Price Earning
Ratio dipandang oleh para investor sebagai ukuran kekuatan perusahaan
untuk memperoleh laba dimasa yang akan datang (future earning power).
Perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh yang besar biasanya
mempunyai Price Earning Ratio yang tinggi, sebaliknya Price Earning
Ratio akan rendah untuk perusahaan yang berisiko (Munawir, 2002:34)
23
Price Earning Ratio menunjukkan besarnya harga setiap rupiah
earning perusahaan, Disamping itu, Price earning ratio juga merupakan
ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan (Hayati, 2010:2). PER
merupakan rasio harga saham terhadap earning per share (EPS), dengan
kata lain menunjukkan seberapa besar pemodal menilai harga saham
terhadap kelipatan dari earnings (Jogiyanto, 2003:105).
Price earning ratio merupakan rasio yang menunjukkan
perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang
ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Price earning
ratio yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi
perusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi. Adapun rumus dalam
menghitung price earning ratio adalah sebagai berikut (Harahap, 2007:311):
3. Struktur Modal (Debt To Equity Ratio)
Pengertian struktur modal menurut Riyanto (2001:145) adalah
perimbangan atau perbandingan antar jumlah hutang jangka panjang dengan
modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal di proxy dengan Debt to
Equity Ratio (DER), yang merupakan perbandingan antara total hutang
terhadap modal sendiri. Struktur modal ini merupakan masalah penting bagi
perusahaan karena baik atau buruknya struktur modal akan mempunyai efek
langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Struktur modal yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham adalah struktur modal
yang optimal.
24
Struktur modal yang optimal merupakan struktur modal yang
diperkirakan akan menghasilkan biaya modal rata-rata tertimbang yang
paling rendah yang diharapkan dapat meningkatkan harga saham
perusahaan. Namun sumber dana mana yang akan digunakan perusahaan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya yaitu: struktur
aktiva, profitabilitas, pembayaran dividen, ukuran perusahaan, tingkat
pertumbuhan perusahaan, stabilitas dari earning, sikap manajemen, suku
bunga, inflasi, keadaan pasar modal, pertumbuhan pasar, stabilitas
penjualan, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, pajak, pengendalian,
sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilaian kredibilitas, kondisi
pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Sedangkan
menurut Horne (2005:237), struktur modal optimal adalah struktur modal
yang meminimalkan biaya modal perusahaan dan karenanya
memaksimumkan nilai perusahaan.
Struktur modal turut memadukan sumber dana permanen yang
digunakan perusahaan untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Harmiza
dan Yudhanta, 2008:56). Permasalahan dari struktur modal adalah
bagaimana perusahaan dengan cepat memadukan komposisi dana permanen
yang digunakannya dengan mencari paduan dana yang dapat
meminimumkan biaya modal perusahaan dan dapat memaksimalkan harga
saham. Hal inilah yang menjadi tujuan akhir dari struktur modal, yakni
membuat komposisi sumber pembiayaan yang paling optimal (Rodoni dan
Ali, 2010:138).
25
Dari referensi-referensi di atas, maka daat disimpulkan bahwa
struktur modal menggambarkan proporsi antara hutang jangka panjang dan
modal sendiri. Dalam penelitian ini Struktur Modal di proxy kan oleh debt
to equity ratio (DER). Teori struktur modal menjelaskan apakah ada
pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, jika
keputusan investasi dan kebijkan dividen dipegang konstan. Dengan kata
lain, jika perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang atau
sebaliknya apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak
merubah keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain, jika perubahan
struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti tidak ada struktur
modal yang terbaik. Tetapi jika merubah struktur modalnya, ternyata nilai
perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik.
Semua struktur modal adalah baik. Struktur modal yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham, adalah struktur modal
yang terbaik (Husnan, 2004:263).
Menurut Moeljadi (2006:244), terdapat tiga teori utama yang
menjelaskan tujuan perusahaan memaksimumkan kekayaan pemegang
saham. Ketiga teori itu berupaya menjelaskan suatu permasalahan mengenai
bagaimana struktur modal dapat memaksimumkan nilai perusahaan. Ketiga
teori tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Teori Tradisional
Pendekatan tradisional menyatakan bahwa ada struktur modal
optimal yang dapat memaksimumkan nilai pasar perusahaan dengan cara
26
meminimumkan biaya modal rata-rata (average cost of capital) . Salah
satu versi teori ini dikembangkan secara sistematis oleh Ezra Solomon.
Solomon mengatakan bahwa struktur modal optimal terjadi apabila
kelebihan debt to equity ratio di atas average cost of capital dan
dikatakan minimum.
b. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM) tanpa pajak
Teori yang dikembangkan oleh Modigliani dan Miller
mengasumsikan bahwa pasar modal bersifat sempurna dan tidak ada
pajak . Dalam teori ini Modigliani dan Miller (MM) menyatakan bahwa
nilai perusahaan dan posisi kemakmuran pemegang saham tidak
dipengaruhi oleh struktur modal. Dan dalam artikelnya, MM
menunjukkan bahwa pendekatan tradisional adalah tidak benar. Mereka
menunjukkan kemungkinan munculnya arbitrase yang akan membuat
harga saham (nilai perusahaan) yang tidak menggunakan hutang,
akhirnya sama.
Terdapat beberapa asumsi yang dipegang oleh Modigliani dan
Miller, antara lain bahwa pasa modal sempurna dimana investor
bertindak rasional, overall cost of capital (Ko) adalah konstan pada
semua derajat leverage pada risiko bisnis yang sama dan pada ukuran
usaha yang sama pula. Pada waktu perusahan menghasilkan arus
pendapatan yang sama, risiko bisnis sama, dan nilai pasar yang sama,
tidak ada struktur modal yang optimal pada risiko bisnis yang sama dan
tentu saja bahwa pajak dianggap tidak ada.
27
Sedangkan Ross (2003:575) menyimpulkan teori MM proportion
I sebagai berikut: “The propotition that the value of the firm independent
of the firm capital structure”.
c. Pendekatan Modigliani dan Miller dengan pajak
Pada tahun 1963, MM menerbitkan artikel sebagai lanjutan teori
MM tahun 1958. Asumsi yang diubah adalah pajak terhadap penghasilan
perusahaan (Corporate Income taxes). Dengan adanya pajak ini, MM
menyimpulkan bahwa penggunaan hutang (leverage) akan meningkatkan
nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang
mengurangi pembayaran pajak (a tax deductible expense). Dan Ross et.
all (2003:576), menyimpulkan teori MM propotion II sebagai berikut :
“the propotion that a firm cost of equity capital is a positive linear
function of the firm capital structure”.
4. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan merupakan bentuk komitmen dari para
pemegang saham untuk mendelegasikan pengendalian dengan tingkat
tertentu kepada para manajer. Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk
menunjukkan bahwa variabel-variabel yang penting didalam struktur modal
tidak hanya ditentukan oleh jumlah utang dan equity tetapi juga oleh
prosentase kepemilikan oleh manajer dan institusional. Pada perusahaan
modern, kepemilikan perusahaan biasanya sangat menyebar.
28
Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa
variabel-variabel yang penting didalam struktur modal tidak hanya
ditentukan oleh jumlah utang dan equity tetapi juga oleh prosentase
kepemilikan oleh manager dan institusional. Manajerial ownership dan
institusional investor dapat mempengaruhi keputusan pencarian dana apakah
melalui utang atau right issue. Jika pendanaan diperoleh melalui utang
berarti rasio utang terhadap equity akan meningkat, sehingga akhirnya akan
meningkatkan risiko. Kepemilikan institusional mempunyai arti penting
dalam memonitor manajemen dalam mengelola perusahaan. Investor
institusional dapat di substitusikan untuk melaksanakan peranan
mendisiplinkan penggunaan debt (utang) dalam struktur modal (Adnantara,
2013:5).
Menurut teori keagenan, ketika ada pemisahan antara pemilikan
dengan pengelolaan perusahaan akan dapat memicu munculnya konflik
keagenan. Konflik keagenan ini timbul ketika terdapat perbedaan
kepentingan antara prinsipal dengan agen untuk memaksakan utilitasnya
sendiri. Kepentingan diantara manajemen dan pemilik perusahaan
mengakibatkan manajemen berprilaku curang sehingga pemilik perusahaan
mengalami kerugian. Untuk itu diperlukan cara pengendalian yang dapat
mensejajarkan perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang
saham (Sofyaningsih, 2011) dalam (Putra, 2013:4).
29
Struktur kepemilikan menjadi penting dalam teori keagenan karena
sebagian besar argumentasi konflik disebabkan oleh adanya pemisahan ke-
pemilikan dan pengelolan. Konflik keagenan tidak terjadi pada perusahan
dengan kepemilkan seratus persen oleh manajemem. Manajer sekaligus
pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahan karena dengan
meningkatkan nilai perusahan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang
saham akan meningkat juga (Agnes, 2011:3).
Perbedaan kepentingan antara manajer dan pihak institusional dapat
mempengaruhi kebijakan perusahaan yang menuntut manajemen untuk
lebih efektif dan efisien dalam mengelola perusahaan guna meningkatkan
nilai perusahaan. Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan
perusahaan dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan,
dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi
keputusan keuangan lainnya dan akhirnya berdampak pada nilai perusahaan.
Struktur kepemilikan adalah Struktur Kepemilikan (ownership structure)
adalah struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham
yang dimiliki oleh “orang dalam” (insider) dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh investor. Struktur Kepemilikan dapat dihitung dengan formula
berikut (Pujiati, 2009:11).
30
5. Suku Bunga
a. Pengertian Tingkat Suku Bunga (SBI)
Tingkat bunga dalam investasi akan menjadi pedoman yang
penting dalam pertimbangan pengambilan keputusan. Umumnya tingkat
bunga akan memiliki hubungan negatif dengan kinerja saham. Bila
pemerintah mengumumkan kenaikan tingkat bunga akan melebihi
harapan imbal hasil dalam saham maka para investor akan beraksi
dengan menjual saham dan menggantinya dengan sekuritas
berpendapatan tetap (deposito) yang memberi imbal hasil (bunga) lebih
tinggi. Suku bunga dan prakiraan nilainya di masa depan merupakan
salah satu masukan yang penting dalam keputusan investasi (Bodie,
2006:180).
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah
pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase
dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun
dibagi dengan jumlah pinjaman. Suku bunga merupakan harga dari
pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per
unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang
digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur
(Sunariyah, 2004:80).
Menurut Prasetiantono (2000:97) mengenai suku bunga adalah :
jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan
dananya di bank karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang
31
menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk
memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena mereka sibuk
mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio perbankan (deposito dan
tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah
belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan
cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika
suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk
menyimpan uangnya di bank.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku
bunga di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja
sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi
(perantara), kebiasaan masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan
berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit
untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi selau tinggi
(Prasetiantono, 2000:99-101).
b. Fungsi Suku Bunga
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu :
penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari
sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi.
Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar
masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh
tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan
semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya.
32
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi
rendahnya suku bunga tabungan masyarakat, Adapun Fungsi suku bunga
menurut Sunariyah (2004:81) adalah:
1) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih
untuk diinvestasikan.
2) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam
suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan
suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari
industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi
tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.
3) Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol
jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi
uang dalam suatu perekonomian.
c. Faktor Yang Menentukan Tingkat Suku bunga
Prakiraan suku bunga merupakan salah satu bagian yang paling
sulit dari ekonomi makro terapan. Namun secara sederhana, kita dapat
ketahui bahwa faktor-faktor penting yang menentukan tingkat suku
bunga adalah (Bodie, 2006:180):
1) Suplai dana dari para penabung, terutama sektor rumah tangga
2) Permintaan terhadap dana dari sektor bisnis untuk keperluan
pembiayaan investasi dalam bentuk pabrik, peralatan dan persediaan
(asset riil atau pembentukan modal)
33
3) Penawaran dan permintaan bersih pemerintah terhadap dana yang
terlihat dari tindakan-tindakan bank sentral
Beberapa faktor dalam ekonomi yang dapat mempengaruhi
pergerakan suku bunga, yaitu (Madura, 2007:23):
1) Pertumbuhan ekonomi
Pada saat perusahaan melakukan ekspansi, akan diperlukan
uang sehingga permintaan akan uang semakin meningkat. Perusahaan
yang melakukan ekspansi ini tak lepas dari kondisi perekonomian
yang mendukung (kondisi perekonomian baik). Pada saat kondisi
perekonomian baik, maka tingkat suku bunga meningkat. Sebaliknya,
pada saat kondisi ekonomi buruk, maka perusahaan akan merubah
strategi pembelanjaannya menjadi penggunaan modal sendiri sehingga
tidak ada permintaan akan uang (permintaan menurun). Permintaan
akan uang yang menurun menyebabkan tingkat suku bunga turun.
2) Adanya Inflasi
Saat tingkat inflasi suatu Negara meningkat maka tingkat suku
bunga juga akan semakin meningkat, karena pada saat terjadi inflasi
akan diikuti dengan naiknya harga barang dan diperkirakan dimasa
depan harga barang akan naik lagi (expected inflation rate) sehingga
masyrakat banyak yang akan membeli barang-barang sekarang.
Dengan melakukan pembelian maka dana yang dimiliki masyarakat
berkurang sehingga muncul permintaan akan uang. Naiknya
permintaan akan uang menyebabkan tingkat suku bunga meningkat.
34
3) Defisit Anggaran Pemerintah
Defisit anggaran merupakan suatu kondisi dimana pengeluaran
lebih besar daripada pendapatan. Untuk menutupi defisit, maka
pemerintah melakukan peminjaman sehingga hal ini dapat
menyebabkan tingkat suku bunga meningkat dan sebaliknya.
Tingkat suku bunga yang tinggi akan menyebabkan investor
menarik investasi sahamnya dan memindahkannya pada investasi
yang menawarkan tingkat pengembalian lebih baik dan aman, seperti
deposito. Akibat aksi para investor yang menarik sahamnya
menyebabkan pasar modal sepi. Turunnya permintaan akan saham
mengakibatkan terjadinya kelebihan penawaran saham, sehingga
harga-harga saham turun dan akan menyebabkan indeks harga saham
gabungan juga turun (Samsul, 2006:65).
6. Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan dalam tingkat harga barang dan jasa
secara umun selama periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat
diestimasikan dengan mengukur persentase perubahan dalam indeks harga
konsumen yang mengindikasikan harga dari sejumlah besar produk
konsumen seperti produk kebutuhan sehari-hari, perumahan, bahan bakar,
layanan kesehatan dan listrik (Madura, 2007:128).
Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah
yang telah diinvestasikan. Oleh karena itu, risiko inflasi juga bisa disebut
sebagai risiko daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan, investor
35
biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasi
penurunan daya beli yang dialaminya (Tandelilin, 2010:103).
Kasmir dan Jakfar (2010:40) menyatakan inflasi adalah proses
kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus dalam waktu
periode yang diukur dengan menggunakan indeks harga. Tingkat
pengembalian investasi saham berkorelasi positif dengan nilai rill dan
tingkat pengembalian investasi berkorelasi negatif dengan tingkat suku
bunga dan inflasi. Indeks harga dalam mengukur inflasi antara lain: (a)
indeks harga konsumen, digunakan untuk mengukur biaya - biaya barang
dan jasa yang dibeli untuk menunjang kebutuhan hidup sehari – hari dengan
perubahan indeks harga dari tahun ketahun. (b) indeks perdagangan besar,
merupakan usaha yang menitik beratkan pada sejumlah barang pada tingkat
perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah atau bahan jadi masuk
dalam perhitungan indeks harga, dan (c) gross net product (GNP) deflator,
merupakan suatu jenis indeks harga yang sangat berbeda dengan dua jenis
indeks di atas yang mencangkup dalam jumlah barang dan jasa yang jumlah
perhitungannya menjadi lebih banyak dibanding dengan dua indeks di atas.
Inflasi dapat mempengaruhi beban operasi suatu perusahaan yang
menghasilkan produk dengan meningkatkan harga dari perlengkapan dan
bahan baku. Upah juga dapat dipengaruhi oleh inflasi. Tingkat inflasi yang
lebih tinggi akan menyebabkan peningkatan yang lebih besar lagi dalam
beban operasi suatu perusahaan. Pendapatan suatu perusahaan juga tinggi
selama periode inflasi tinggi karena banyak perusahaan mengenakan harga
36
yang lebih tinggi guna mengompensasikan beban yang lebih tinggi
(Madura, 2007:128).
Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung
pada derajat inflansi itu sendiri, inflasi yang berlebihan dapat merugikan
perekonomian secara keseluruhan, yaitu dapat membuat perusahaan
mengalami kebangkrutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa inflasi yang tinggi
akan menjaruhkan harga saham di pasar. Sementara yang sangat rendah
akan berakibat pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban, dan pada
akhirnya harga saham juga bergerak dengan lamban. Pekerjaan yang sulit
adalah menciptakan tingkat inflasi yang dapat menggerakan dunia usaha
menjadi semarak, pertumbuhan ekonomi dapat menutupi pengangguran,
perusahaan memperoleh keuntungan yang memadai, dan harga saham
bergerak normal (Samsul, 2006:201).
Inflasi dapat dirumuskan sebagai kenaikan harga umum, yang
bersumber pada terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus
barang (Gilarso, 2004:200). Angka inflasi dihitung oleh badan pusat statistik
dari persentase perubahan indeks harga konsumen (IHK) pada suatu saat
dibandingkan dengan IHK pada periode sebelumnya. IHK adalah
perbandingan relative dari harga suatu paket barang dan jasa pada suatu saat
dibandingkan dengan harga-harga barang dan jasa tersebut pada tahun dasar,
dan dinyatakan dalam persen (Gilarso, 2004:201). Rumus yang digunakan
untuk mencari Inflasi adalah sebagai berikut (Gilarso, 2004:201):
37
7. Profitabilitas (Return on Equity)
Pada dasarnya konsep teori rentabilitas atau profitabilitas ingin
mengungkap perbandingan laba dengan modal pada periode tertentu
(Riyadi, 2006:155). Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu
periode tertentu (Kasmir dan Jakfar, 2008:114).
Menurut Harahap (2007:304) menyatakan bahwa profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti, kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya, terdapat beberapa rasio
profitabilitas, yaitu profit margin, return on asset, return on equity, return
on total asset, basic earning power dan earning per share. Namun dalam
penelitian hanya menjelaskan mengenai return on equity.
Return on equity merupakan rasio yang menunjukan kemampuan
perusahaan terhadap modal yang dimiliki (Harahap, 2007:305). Return on
Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan
modal sendiri yang dimiliki perusahaan (Sudana, 2011:23).
Return on equity merupakan rasio yang menunjukan kesuksesan
manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang
saham. Semakin tinggi return on equity maka akan semakin baik, karena
memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar bagi para pemegang
38
saham (Darsono dan Ashari, 2005:57). Semakin besar nilai ROE maka
tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga besar. Semakin besar
nilai ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Sehingga
perusahaan yang memiliki profitable investment opportunities, maka pasar
akan memberikan reward berupa PER yang tinggi (Sartono, 2001:52).
Return on equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan
modal saham yang dimiliki perusahaan. ROE digunakan untuk mengukur
tingkat kembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki
perusahaan. Jika rasio ini meningkat manajemen cenderung dipandang lebih
efisien dari sudut pandang pemegang saham. ROE merupakan perbandingan
antara laba bersih yang dihasilkan dengan modal sendiri atau equity (Riadi,
2011:2).
Return on equity ratio (ROE) yang tinggi akan memberikan sinyal
pada investor untuk melakukan investasi ke dalam perusahaan karena
perusahaan memiliki prospek yang menguntungkan. Pernyataan di atas
sesuai dengan teori signaling, perusahaan dengan prospek menguntungkan
akan menginvestasikan setiap modal baru yang masuk dan menghindari
penjualan saham (Wibowo, 2013:6).
Yang dimaksud dengan return on equity (ROE) dalam penelitian ini
adalah laba bersih dibagi total ekuitas (Sugiono dan Untung, 2008:132).
39
Menurut Sudana (2011:22) semakin tinggi Return on Equity (ROE)
menunjukkan bahwa semakin efisien penggunaan modal sendiri (ekuitas)
yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Adapun rumus perhitungan
return on equity adalah sebagai berikut:
8. Hubungan antar Variabel Penelitian
a. Hubungan antara Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Struktur modal merupakan proporsi atau perbandingan dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah dengan
cara menggunakan hutang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham.
Struktur modal adalah panduan atau kombinasi sumber dana jangka
panjang yang digunakan oleh perusahaan. Struktur modal pada intinya
terdiri dari dua bagian penting yaitu debt dan equity (Rodoni dan Ali,
2010:137).
Menurut Weston dan Copeland (2005) dalam Rodoni dan Ali
(2010:137) mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan
permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan
modal pemegang saham. Struktur modal dapat mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Sebuah perusahaan dikatakan tidak memiliki keseimbangan
finansial apabila total hutang perusahaan lebih besar daripada total yang
dimiliki perusahaan. Dengan semakintingginya rasio leverage
40
menunjukkan semakin besarnya dana yang disediakan oleh kreditur. Hal
tersebut akan membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi di
perusahaan yang rasio leverage nya tinggi karena semakin tinggi rasio
leverage nya semakin tinggi pula resiko investasinya (Mamduh dan
Halim, 2005:56).
Perusahaan yang memiliki hutang tinggi menunjukkan struktur
permodalan lebih banyak dana yang dibiayai oleh pinjaman sehingga
ketergantungan perusahaan terhadap kreditur akan meningkat, sehingga
apabila perusahaan memperoleh laba usaha, maka akan diserap untuk
melunasi hutang dan akhirnya laba yang dibagikan kepada pemegang
saham akan semakin kecil yang berakibat investor enggan membeli
saham perusahaan tersebut, sehingga berakibat nilai perusahaan tersebut
akan turun (Sudana, 2011:45).
b. Hubungan antara Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan
Menurut teori keagenan, ketika ada pemisahan antara pemilikan
dengan pengelolaan perusahaan akan dapat memicu munculnya konflik
keagenan. Konflik keagenan ini timbul ketika terdapat perbedaan
kepentingan antara prinsipal dengan agen untuk memaksakan utilitasnya
sendiri. Kepentingan diantara manajemen dan pemilik perusahaan
mengakibatkan manajemen berprilaku curang sehingga pemilik
perusahaan mengalami kerugian. Untuk itu diperlukan cara pengendalian
yang dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan antara manajemen
dengan pemegang saham (Sofyaningsih, 2011) dalam (Putra, 2013:4).
41
Laporan keuangan dapat mencerminkan adanya konflik antara
pemilik dengan manajer dalam beberapa hal yang tergambar dalam teori
keagenan. Diperlukan pelaporan secara rutin sebagai cara pemilik
memonitor kontrak dengan manajer. Konflik kepentingan semakin
meningkat ketika prinsipal tidak dapat dengan mudah mengawasi prilaku
agen. Cara pengendalian yang terbaik dilakukan adalah dengan
kepemilikan saham oleh pihak manajerial. Kepemilikan manajerial
adalah persentase kepemilikan saham pada perusahaan oleh pihak
manajerial. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan berusaha
bekerja secara optimal dan tidak hanya mementingkan kepentingannya
sendiri. Manajemen selalu berupaya meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan karena dengan meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan
maka kekayaannya yang dimiliki sebagai pemegang saham akan
meningkat, sehingga kesejahteraan pemegang saham akan meningkat
pula (Putra, 2013:5).
Struktur kepemilkan menjadi penting dalam teori keagenan
karena sebagian besar argumentasi konflik disebabkan oleh adanya
pemisahan ke- pemilkan dan pengelolan. Konflik keagenan tidak terjadi
pada perusahan dengan kepemilkan seratus persen oleh manajemem.
Manajer sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahan
karena dengan meningkatkan nilai perusahan, maka nilai kekayanya
sebagai pemegang saham akan meningkat juga (Agnes, 2011:3).
42
c. Hubungan antara Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan
Tandelilin (2001:213) menyatakan bahwa tingkat suku bunga
yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value)
aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang
ada tidak akan menarik lagi. Hal ini dikarenakan tingkat suku bunga yang
tinggi akan meningkatkan beban bunga yang harus ditanggung
perusahaan. Peningkatan beban bunga ini nantinya akan berdampak pada
berkurangnya laba yang akan di hasilkan perusahaan. Dengan
berkurangnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan membuat
aliran kas yang dimiliki perusahaan pun akan ikut berkurang. Dengan
berkurangnya aliran kas yang diterima perusahaan maka aliran kas yang
akan diterima investor akan berkurang dan hal ini akan membuat investor
untuk tidak tertarik untuk berinvestasi sehingga akan mengakibatkan
harga saham turun, hingga akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan.
Kenaikan tingkat suku bunga juga akan ditanggung oleh investor,
yaitu berupa kenaikan biaya bunga bagi perusahaan. Masyarakat tidak
mau beresiko melakukan investasi dengan biaya tinggi, akibatnya
investasi menjadi tidak berkembang. Dan perusahaan banyak mengalami
kesulitan untuk mempertahankan hidupnya, dan ini menyebabkan kinerja
perusahaan menurun. Menurunnya kinerja perusahaan dapat berakibat
pada penurunan harga saham, yang berarti nilai perusa-haan juga akan
menurun (Setiani, 2013:4).
43
d. Hubungan antara Inflasi terhadap Nilai Perusahaan
Inflasi merupakan kenaikan dalam tingkat harga barang dan jasa
secara umum selama periode waktu tertentu. Tingkat inflasi dapat
diestimasikan dengan mengukur persentase perubahan dalam indeks
harga konsumen yang mengindikasikan harga dari sejumlah besar produk
konsumen seperti produk kebutuhan sehari-hari, perumahan, bahan
bakar, layanan kesehatan dan listrik (Madura, 2007:128).
Kestabilan inflasi merupakan syarat penting bagi pertumbuhan
ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan
manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Inflasi yang tidak
stabil atau tingginya inflasi dapat memberikan dampak negatif bagi
kondisi sosial ekonomi masyarakat yang menyebabkan turunnya
pendapatan perusahaan sehingga mengakibatkan turunnya kesejahteraan
pemegang saham dan nilai perusahaan juga akan semakin turun (Rosy,
2013:2).
e. Hubungan antara Return on Equity terhadap Nilai Perusahaan
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi
perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2010:115). Jika memiliki profitabilitas
yang tinggi, tetapi mempunyai likuiditas yang rendah, perusahaan
menghadapi masalah, yaitu dapat dipailitkan karena tidak mampu
44
membayar hutangnya. Maka semakin tinggi profitabilitas perusahaan,
maka semakin besar pula tersedianya dana internal untuk investasi,
sehingga penggunaan hutang akan lebih kecil. Pada tingkat profitabilitas
rendah, perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai
operasionalnya (Sugiono, 2009:66). Ukuran kinerja finansial
memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan
pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan
laba perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000:23).
Return on equity akan berdampak negatif terhadap perusahaan
berarti kemampuan perusahaan memperoleh laba masih diragukan oleh
investor dalam mengambil keputusan. Faktor lain yang dapat diragukan
oleh investor adalah keadaan perekonomian yang terjadi krisis, walaupun
semakin tingginya return on equity akan menurunkan investor dalam
melakukan investasi yang berdampak menurunnya nilai perusahaan
(Riadi, 2011:8). Pendapat lain diungkapkan oleh Ramadhani (2012:12)
yang menyatakan bahwa semakin besar nilai ROE maka perusahaan
belum tentu dianggap semakin menguntungkan. Sehingga perusahaan
yang memiliki profitable investment opportunities yang bagus belum
tentu akan memberikan reward berupa PER yang tinggi.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan
dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari
jurnal dan skripsi dengan melihat hasil penelitianya dan akan dibandingkan
45
dengan penelitian selanjutnya dengan menaganalisa berdasarkan keadaan dan
waktu yang berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan dijabarkan
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul
Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
1. Analisis Faktor Internal dan Ekternal Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Rosy (2013)
Variabel Independen: Inflasi, Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Metode Penelitian: Regresi Linier Berganda
Variabel Independen: kebijakan deviden, hutang, profitabilitas, pertumbuhan pasar
Faktor internal perusahaan yang terdiri dari kebijakan deviden dan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin besar deviden dan hutang semakin tinggi nilai perusahaan. Sedangkan faktor internal perusahaan yaitu profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Selain faktor internal, faktor eksternal perusahaan yaitu pertumbuhan pasar tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
2. Pengaruh Return on Asset (ROA) Return on Equity (ROE) dan Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011). Ain dan Setijaningsih (2012)
Variabel Independen: Return on Equity Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Metode Penelitian: Regresi Linier Berganda
Variabel Independen: Return on Asset, Kepemilikan Manajerial
Penelitian dengan analisis regresi menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dengan sig. sebesar 0,014. ROE terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dengan sig. sebesar 0,372 untuk ROE. Hal
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
46
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Judul Penelitian
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
3. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Setiani (2013)
Variabel Independen: Suku Bunga Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Metode Penelitian: Regresi Linier Berganda
Variabel Independen: Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan (sig. 0,3464), Keputusan pendanaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan (sig. 0,0493). Dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan (sig. 0,0015).
4. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dan Corporate Social Responsibility pada Nilai Perusahaan. Adnantara (2013)
Variabel Independen: Struktur Kepemilikan Saham Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Metode Penelitian: Regresi Linier Berganda
Variabel Independen: Corporate Social Responsiblity
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Publik berpengaruh positif pada CSR, dan CSR terbukti memiliki pengaruh positif pada Nilai Perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa secara langsung tidak ada Struktur Kepemilikan yang berpengaruh pada Nilai Perusahaan, namun melalui CSR, Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Publik berpengaruh tidak langsung pada Nilai Perusahaan.
5. Pengaruh Struktur Modal dan Return on Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia (Perusahaan yang Terdaftar Di BEI). Yuliana, dkk (2012)
Variabel Independen: Struktur Modal dan ROE Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Metode Penelitian: Regresi Linier Berganda
Objek penelitian: Perusahaan Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia
Hasil penelitian ini menunjukan secara parsial, struktur modal tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dan return on equity (ROE) mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
47
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Judul
Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil
Penelitian
6. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 – 2009 (Studi Kasus Pada Sektor Industri Food and Beverages). Puspita (2012)
Variabel Independen: Struktur Modal, profitabilitas Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Metode Penelitian: Regresi Linier Berganda
Variabel Independen: pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan
Hasil penelitian diperoleh bahwa struktur modal, profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap nilai perusahaan sedangka pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
7. Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhanperusahaan terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Kusumajaya (2012)
Variabel Independen: Struktur Modal, profitabilitas Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Metode Penelitian: Regresi Linier Berganda
Variabel Independen: pertumbuhan perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: struktur modal, pertumbuhan perusahaan, berpengaruh terhadap profitabilitas dan struktur modal, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas signifikan terhadap nilai perusahaan.
8. Impact Of Capital Structure Policy On Value Of The Firm – A Study on Some Selected Corporate Manufacturing Firms Under Dhaka Stock Exchange. Hoque, et all (2014)
Variabel Independen: Struktur Modal, Variabel Dependen: Nilai Perusahaan Metode Penelitian: Regresi Linier Berganda
Objek penelitian: Manufacturing Firms Under Dhaka Stock Exchange
This study has portrayed that the independent variables namely capital structure (CS), debt to equity (DER) & debt to asset (DR), fixed assets to total assets(Tangibility), earnings before interest and taxes to interest charges(ICR), financial leverage multiplier(FLM) have influenced value of the firm(VF) to the extent of 79.1 percent significantly
Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu
48
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran konseptual pada dasarnya merupakan review atau
tinjauan pustaka yang dituangkan dalam bentuk skema serta mencerminkan
keterikatan antara variabel yang diteliti. Berdasarkan tinjauan pustaka yang
telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka konseptual sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2010 - 2013
Variabel Independen
1. Struktur Modal (DER) 2. Struktur Kepemilikan 3. Suku Bunga 4. Inflasi 5. Profitabilitas (Return on Equity)
Variabel Dependen
Nilai Perusahaan (Y)
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data 2. Uji Multikolinieritas 3. Uji Autokorelasi 4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Hipotesis
1. Uji t (Parsial)
2. Uji F (Simultan)
Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Kesimpulan dan Saran
Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
49
D. Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau
tidaknya pengaruh yang signifikan dari seperangkat variabel bebas
(independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Adapan
hipotesis yang diuji yakni sebagai berikut:
1. Ho : β1 = 0; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel struktur
modal (X1) terhadap nilai perusahaan (Y).
Ha : β1 ≠ 0; ada pengaruh yang signifikan antara variabel struktur modal
(X1) terhadap nilai perusahaan (Y).
2. Ho : β2 = 0; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel struktur
kepemilikan (X2) terhadap nilai perusahaan (Y)
Ha : β2 ≠ 0; ada pengaruh yang signifikan antara variabel struktur
kepemilikan (X2) terhadap nilai perusahaan.
3. Ho : β3 = 0; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel inflasi
(X3) terhadap nilai perusahaan (Y).
Ha : β3 ≠ 0; ada pengaruh yang signifikan antara variabel inflasi (X3)
terhadap nilai perusahaan (Y).
4. Ho : β4 = 0; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel suku
bunga (X4) terhadap nilai perusahaan (Y).
Ha : β4 ≠ 0; ada pengaruh yang signifikan antara variabel suku bunga (X4)
terhadap nilai perusahaan (Y).
50
5. Ho : β5 = 0; tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
profitabilitas (X5) terhadap nilai perusahaan (Y).
Ha : β5 ≠ 0; ada pengaruh yang signifikan antara variabel profitabilitas
(X5) terhadap nilai perusahaan (Y).
6. Ho : β1, β2, β3, β4, β5 = 0; tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel struktur modal (X1), struktur
kepemilikan (X2), inflasi (X3), Suku Bunga (X4)
dan profitabilitas (X5) terhadap nilai perusahaan
(Y).
Ha : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0; ada pengaruh positif yang signifikan antara
variabel struktur modal (X1), struktur
kepemilikan (X2), inflasi (X3), Suku Bunga (X4)
dan profitabilitas (X5) terhadap nilai perusahaan
(Y).
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
Sifat penelitian menggunakan data kuantitatif. Jenis Penelitian ini
menggunakan studi pustaka yang dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI),
yang bertujuan untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan,
yaitu mengetahui seberapa besar pengaruh struktur modal (debt to equity ratio)
(X1), struktur kepemilikan (X2), suku bunga (X3), inflasi (X4), dan profitabilitas
(return on equity (X5)) terhadap nilai perusahaan (price earning ratio (Y)).
Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan go public yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013.
Jenis penelitian ini menurut tingkat ekplanasinya adalah deskriptif
kuantitatif. Sugiyono (2007:49) menyatakan bahwa, penelitian tingkat
ekplanasi (level of exlpanation) adalah tingkat penjelasan. Penelitian ini
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain sedangkan penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau hubungan dengan variabel yang lain.
Adapun sifat penelitian ini adalah deskriptif explanatory. Sugiyono
(2010:24) menyatakan bahwa, penelitian explanatory merupakan penelitian
yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta
hubungannya antara satu variabel dengan yang lain.
52
B. Sumber Data
Data adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi
pemakai (Umar, 2010:129). Sedangkan, teknik pengolahan data adalah cara-
cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Sugiyono,
2007:11).
Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data yang bersifat
data sukunder, yaitu sumber data yang diperoleh dengan cara membaca,
mempelajari, dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur,
buku-buku, serta dokumen perusahaan (Sugiyono, 2007:139). Data sekunder
dalam penelitian ini berasal dari berbagai literatur yang berhubungan dengan
struktur modal, struktur kepemilikan, suku bunga, inflasi, profitabilitas dan
nilai perusahaan serta menggunakan laporan keuangan perusahaan.
C. Metode Penentuan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI.
Pada penelitian ini saham yang digunakan adalah saham LQ 45 karena saham-
saham tersebut merupakan saham-saham unggulan yang dipilih dari tiap-tiap
sektor industri sehingga dapat lebih akurat dalam analisisnya secara runtut
waktu (time series).
Pemilihan sample menggunakan metode purposive sampling. Metode
purposive sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian
(Yama dan Adityawati, 2009:287). Kriteria penentuan Sampel adalah sebagai
berikut:
53
1. Perusahaan LQ 45 yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam
kurung waktu 2010 sampai 2013.
2. Saham yang tidak pernah keluar dari indeks LQ - 45 selama periode
penelitian tahun 2010 - 2013.
3. Perusahaan selalu termasuk dalam perusahaan LQ - 45 selama penelitian.
Dari kriteria pengambilan sampel di atas, jumlah sampel yang
memenuhi kriteria adalah sebanyak 23 perusahaan.
Tabel 3.1
Daftar Nama Perusahaan LQ 45 Periode 2010 - 2013
No Nama Perusahaan Kode Saham
1 PT Astra Agro Lestari Tbk AALI
2 PT Adaro Energy Tbk ADRO
3 PT Aneka Tambang Tbk ANTM
4 PT Astra International Tbk ASII
5 PT Bumi Resources Tbk BUMI
6 PT Bakrieland Development Tbk ELTY
7 PT Energi Mega Persada Tbk ENRG
8 PT Gudang Garam Tbk GGRM
9 PT International Nickel Indonesia Tbk INCO
10 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
11 PT Indika Energy Tbk INDY
12 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
13 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG
14 PT Jasa Marga Tbk JSMR
15 PT Kalbe Farma Tbk KLBF
16 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR
17 PT PP London Sumatra Indonesia Tbk LSIP
18 PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS
19 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA
20 PT Semen Gresik Tbk SMGR
21 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM
22 PT United Tractors Tbk UNTR
23 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
Sumber: www.idx.co.id
54
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder, data
sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, telah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain.
Data-data sekunder tersebut berupa rasio-rasio laporan keuangan dari
laporan keuangan perusahaan LQ - 45 per 31 desember 2010 - 2013. Pada
penelitian ini data sekunder tersebut didapat dengan cara sebagai berikut:
1. Metode Lapangan
Adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung
data dari pusat referensi pasar modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia yang
dapat dilihat dengan menggunakan capital electronic document service,
Indonesian capital market directory, prospectus serta Fact book actually
dari seluruh perusahaan yang termasuk dalam sampel penelitian selama
periode tahun penelitian.
2. Metode Kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca dan memahami bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang yang
menjadi topik pembahasan penulis, penelitian ini dimaksudkan agar penulis
memperoleh gambaran yang jelas tentang aspek-aspek teoritis dari masalah
yang akan penulis bahas.
55
E. Analisa Data Regresi
Untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh beberapa variabel
bebas atau variabel penjelas (independent/explanatory variable) terhadap satu
variabel terikat (dependent variable), metode analisis data dalam penelitian ini
(debt to equity ratio, struktur kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on
equity) menggunakan model regresi berganda atau Multiple Regression
(Ghozali, 2011:5). Pendekatan keilmuan ini menggunakan ilmu ekonomi
positif dan statistik.
Persamaan regresi ini bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen (Ghozali 2011:96). Metode yang
digunakan untuk menganalisis skripsi ini adalah data kuantitatif dengan
menggunakan model analisis regresi berganda, dengan beberapa pengujian data
yang berasal dari BEI. Variabel-variabel yang terdiri dari variabel terikat (Y)
dan variabel bebas (X). Variabel terikat terdiri dari satu variabel, yaitu “nilai
perusahaan” dan Variabel bebas yang terdiri dari "debt to equity ratio, struktur
kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity" Dari variabel-variabel
tersebut akan diteliti suatu analisa apakah adanya pengaruh variabel X terhadap
Variabel Y dalam analisis regresi. Dalam analisis akan menggunakan alat
analisis berupa suatu software SPSS.20.
56
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + εi
Keterangan:
a : Konstanta
Y : Price Earning Ratio
b1 – b5 : Koefisien Regresi
X1 : Debt to Equity Ratio
X2 : Struktur Kepemilikan
X3 : Suku Bunga
X4 : Inflasi
X5 : Return on Equity
εi : Standard Error
Tahapan penelitian dalam menganalisis pengaruh debt to equity ratio,
struktur kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity terhadap price
earning ratio adalah sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
dependen variabel, independen variabel ataupun keduanya mempunyai
distribusi yang normal atau tidak. Salah satu cara untuk melihat data
yang telah memenuhi uji Normalitas adalah dengan menggunakan
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal.
Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk menguji apakah model
regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
57
adalah bila distribusi errornya normal atau mendekati normal. Terdapat
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2011:160).
1) Analisis Grafik
Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan
melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Deteksi normalitas dapat dilakukan
dengan:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
2) Analisis Statistik
Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dalam
penelitian ini, uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas
dengan menggunakan statistik Kolmogorov–Smirnov. Pada uji
Kolmogorov - Smirnov suatu data dikatakan normal jika nilai Asym.
Sig > 0,05 (Ghozali, 2011:163).
b. Uji Multikolinieritas
Ghozali (2011:105) menyatakan bahwa Uji multikolinieritas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
58
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,
2009:95). Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance
dan variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan
menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada
0,10 atau VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama
lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena “gangguan” pada
seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada
individu kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data
crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi
karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu
kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi (Ghozali 2011:110).
Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan
dari waktu ke waktu. Untuk memeriksa adanya aotukorelasi, biasanya
59
dilakukan uji statistik Durbin – Watson. Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan
menggunakan uji Durbin-Watson (D-W), dengan tingkat kepercayaan
= 5%. Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada
autokorelasi (Santoso. 2002:219).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas yaitu
kesamaan varians dan residual. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas yaitu melihat hasil output SPSS melalui grafik
scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2011:139). Dasar
analisis dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
60
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan
menggunakan uji rank spearman yaitu dengan mengkorelasikan masing-
masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Apabila
koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang signifikan
pada tingkat kekeliruan di bawah 5%, mengindikasikan adanya gejala
heteroskedastisitas dan jika nilai signifikan pada tingkat kekeliruan di
atas 5%, mengindikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2011:178).
Apabila thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan
sebesar 5%, jika nilai thitung > ttabel maka secara satu persatu variabel
61
independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga
dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil
daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen
secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan
jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel
independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau
two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan Ho
yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah,
biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan
tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠)
ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua
arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009:88-89). Kriteria dalam uji
parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis dengan
membandingkan thitung dengan ttabel yaitu, Apabila thitung < -ttabel atau thitung
> ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen (Suharyadi dan Purwanto, 2009:191). Selain itu, dapat juga
dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil
62
daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen
secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan
jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel
independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (Y). (Ghozali, 2011:177).
Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan
sebesar 5%, jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama seluruh
variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat
juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil
daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka
variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara
varibel independen terhadap variabel dependen.
63
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R²)
Menurut Ghozali (2011:177) menyatakan Uji koefisien determinasi
bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas
menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R². Adjusted R²
ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua.
Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh > 0,5, maka
model yang digunakan dianggap cukup handal dalam membuat estimasi.
F. Penemuan Ekonomi
1. Nilai Perusahaan
Mamduh (2008:85), mengartikan Price Earning Ratio (PER)
merupakan rasio harga pasar persaham terhadap terhadap laba persaham.
Dan dia juga mengutarakan semakin besar PER, maka semakin besar pula
kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Formulasi menghitung price earning ratio secara manual dapat
ditunjukkan sebagai berikut:
2. Struktur Modal (Debt to Equity Ratio)
Horne (2005:232), Struktur modal adalah bauran atau proporsi
pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang diwakili oleh hutang,
saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Variabel ini diukur dengan Debt
Equity Ratio; Simamora (2000:533), Debt to Equity Ratio (DER)
64
merupakan rasio yang digunakan untuk melihat struktur keuangan
perusahaan dengan mengaitkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas
pemilik. Rumus DER:
3. Struktur Kepemilikan
Kebijakan dividen merupakan kebijakan manajemen dalam membagi
dividen kepada pemegang saham. Variabel ini diberi simbol. Kebijakan
dividen yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah menggunakan
indikator dividen payout ratio. Dividen Payuot Ratio adalah persentase laba
yang dibayarkan kepada para pemegang sahamnya dalam bentuk kas
(Brigham dan Gapenski, 1996:450). Variabel manifest ini diberi simbol
Y1.1, dan diukur dengan rumus (Moh’d, et.al, (1995) dalam Fama, et al,
(2000) dan Haruman, (2008:54):
4. Suku Bunga
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran
bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman
yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan
jumlah pinjaman. Suku bunga merupakan harga dari pinjaman. Suku bunga
65
dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga
merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur
yang harus dibayarkan kepada kreditur (Sunariyah, 2004:80).
5. Inflasi
Inflasi dapat dirumuskan sebagai kenaikan harga umum, yang
bersumber pada terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus
barang (Gilarso, 2004:200). Rumus yang digunakan untuk mencari Inflasi
adalah sebagai berikut (Gilarso, 2004:201):
6. Return on Equity
Yang dimaksud dengan return on equity (ROE) dalam penelitian ini
adalah laba bersih dibagi total ekuitas (Sugiono dan Untung, 2008:132).
Menurut Sudana (2011:22) semakin tinggi Return on Equity (ROE)
menunjukkan bahwa semakin efisien penggunaan modal sendiri (ekuitas)
yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Adapun rumus perhitungan
return on equity adalah sebagai berikut:
66
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Objek Penelitian (Indeks LQ – 45)
Indeks LQ 45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang
paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar hal itu merupakan
indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih
berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam
bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham
yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. Beberapa kriteria -
kriteria seleksi untuk menentukan suatu emiten dapat masuk dalam
perhitungan indeks LQ 45 yaitu sebagai berikut: (lihat http//www.idx.co.id,
diakses tanggal 14 Mei 2015).
a. Kriteria yang pertama adalah:
1) Berada di TOP 95 % dari total rata – rata tahunan nilai transaksi
saham di pasar reguler.
2) Berada di TOP 90 % dari rata - rata tahunan kapitalisasi pasar.
b. Kriteria yang kedua adalah:
1) Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam
klasifikasi industri BEI sesuai dengan nilai kapitalisasi pasarnya.
2) Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.
67
Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui
berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan
likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ
45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut:
(lihat http//www.idx.co.id, diakses tanggal 14 Mei 2015).
a. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
b. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12
bulan terakhir)
c. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan
d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi
dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Saham-saham yang termasuk didalam LQ 45 terus dipantau dan
setiap enam bulan akan diadakan review (awal Februari, dan Agustus).
Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti
dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham - saham LQ 45
harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri
dari para ahli di BAPEPAM, Universitas, dan Profesional di bidang pasar
modal (lihat http//www.idx.co.id, diakses tanggal 14 Mei 2015).
2. Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian
Berdasarkan hasil seleksi objek penelitian, dengan objek penelitian
perusahaan LQ-45 dan listing dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013
dan membagikan dividen secara terus menerus dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut:
68
Tabel 4.1
Perusahaan Objek Penelitian
No Nama Perusahaan Kode Saham 1 PT Astra Agro Lestari Tbk AALI 2 PT Adaro Energy Tbk ADRO 3 PT Aneka Tambang Tbk ANTM 4 PT Astra International Tbk ASII 5 PT Bumi Resources Tbk BUMI 6 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 7 PT Energi Mega Persada Tbk ENRG 8 PT Gudang Garam Tbk GGRM 9 PT International Nickel Indonesia Tbk INCO 10 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 11 PT Indika Energy Tbk INDY 12 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 13 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 14 PT Jasa Marga Tbk JSMR 15 PT Kalbe Farma Tbk KLBF 16 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 17 PT PP London Sumatra Indonesia Tbk LSIP 18 PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS 19 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 20 PT Semen Gresik Tbk SMGR 21 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 22 PT United Tractors Tbk UNTR 23 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
Sumber: (lihat http//www.idx.co.id, diakses tanggal 14 Mei 2015)
B. Hasil Dan Pembahasan
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi
distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti
asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang
diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus
digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji
69
normalitas. Menurut Ghozali (2011:160) uji normalitas bertujuan apakah
dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen
(bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
statistik, adapun hasil uji normalitas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Uji Normalitas Secara Grafik
Salah satu menentukan uji normalitas yaitu dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis
lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan
garis diagonal (Ghozali, 2011:160). Adapun hasil perhitungan uji
normalitas dengan melihat dari segi grafik yang ditunjukan pada
gambar grafik p-p plot berikut ini:
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Secara Grafik Sebelum Transformasi (LN)
Sumber: data diolah, 2015
70
Hasil pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar
menjauhi garis diagonal, serta penyebarannya tidak mengikuti arah
garis diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi tidak
layak dipakai (Ghozali, 2011:160). Degan hasil tersebut maka perlu
dilakukan transformasi data (LN), berikut hasil uji normalitas setelah
transformasi data (LN):
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Secara Grafik Setelah Transformasi (LN)
Sumber: data diolah, 2015
Setelah data dilakukan transformasi mala hasil pada grafik
normal plot terlihat titik-titik menyebar mendekati garis diagonal,
serta penyebarannya telah mengikuti arah garis diagonal. Maka uji
normalitas secara grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak
dipakai (Ghozali, 2011:160).
2) Uji Normalitas Secara Statistik
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak
hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi
71
dengan uji statistik (Ghozali, 2011:163). Adapun hasil perhitungan uji
normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji kolmogorof-
smirnov adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik Sebelum Transformasi (LN)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 92
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 34.98587900
Most Extreme Differences Absolute .287 Positive .284 Negative -.287
Kolmogorov-Smirnov Z 2.748 Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: data diolah, 2015
Terlihat uji kolmogorov-smirnov menyatakan bahwa nilai
unstandarized residual memiliki nilai Asymp. sig. < 0,05, ini
mengartikan bahwa semua data tidak terdistribusi dengan normal,
maka perlu dilakukan transformasi data (LN). Berikut hasil uji
normalitas secara statistik setelah transformasi data:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik
Setelah Transformasi Data (LN) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LN_Unstandardized Residual
N 92
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation .67181061
Most Extreme Differences Absolute .103 Positive .086 Negative -.103
Kolmogorov-Smirnov Z .991 Asymp. Sig. (2-tailed) .280
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: data diolah, 2015
72
Setelah dilakukan transformasi data (LN) terlihat uji
kolmogorov-smirnov menyatakan bahwa nilai LN_unstandarized
residual memiliki nilai Asymp. sig. > 0,05, ini mengartikan bahwa
semua data terdistribusi dengan normal,
Terlihat uji kolmogorov-smirnov menyatakan bahwa nilai
unstandarized residual memiliki nilai Asymp. sig. > 0,05, ini
mengartikan bahwa semua data terdistribusi dengan normal.
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) serta
besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) LN_DER .793 1.261
LN_SK .800 1.251
LN_SB .507 1.972
LN_INF .509 1.966
LN_ROE .849 1.178
a. Dependent Variable: LN_PER
Sumber: data diolah, 2015
Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi
gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu
dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai
10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala
73
multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih
kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 keadaan seperti itu
membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.
c. Hasil Uji Autokolerasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi
autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson
(DW).
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .677a .458 .426 .69106 1.606
a. Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_INF, LN_SK, LN_DER, LN_SB b. Dependent Variable: LN_PER
Sumber: data diolah, 2015
Pada tabel di atas diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar
1,606, berdasarkan nilai durbin watson sebesar 1,606 maka hasil
membuktikan tidak terjadi autokolerasi, karena nilai DW berada pada
angka -2 sampai dengan +2, maka dapat disimpulkan tidak ada
autokorelasi baik positif maupun negatif.
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi
74
variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas
kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan
yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Uji
Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah yaitu secara grafik
dan secara statistik, adapun uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
1) Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik (Scatterplot)
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2009:125-126).
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi Data (LN)
Sumber: data diolah
75
Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat
dilihat bahwa titik-titik tidak menyebar secara acak, serta tidak
tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi, maka perlu dilakukan transformasi data (LN). berikut ini hasil
transformasi data :
Gambar 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi Data (LN)
Sumber: data diolah
Setelah dilakukan transformai data dengan grafik scatterplot
yang ada pada gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol
pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali 2011:107).
76
2) Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik
Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan
menggunakan uji rank spearman yaitu dengan mengkorelasikan
masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual.
Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada
yang signifikan pada tingkat kekeliruan di bawah 5%,
mengindikasikan adanya gejala heteroskedastisitas dan jika nilai
signifikan pada tingkat kekeliruan di atas 5%, mengindikasikan tidak
adanya gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengolahan data,
maka hasil uji rank spearman dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Rank Spearman Sebelum Transformasi Data (LN)
Correlations
DER SK SB INF ROE ABS_RES
Spearman's rho
DER
Correlation Coefficient
1.000 -.264* -.040 .017 -.227
* -.019
Sig. (2-tailed) . .011 .708 .875 .368 .006
N 92 92 92 92 92 92
SK
Correlation Coefficient
-.264* 1.000 .015 -.034 .309
** .050
Sig. (2-tailed) .011 . .888 .744 .003 .636
N 92 92 92 92 92 92
SB
Correlation Coefficient
-.040 .015 1.000 .400** .120 .067
Sig. (2-tailed) .708 .888 . .000 .254 .523
N 92 92 92 92 92 92
INF
Correlation Coefficient
.017 -.034 .400** 1.000 -.065 -.108
Sig. (2-tailed) .875 .744 .000 . .539 .307
N 92 92 92 92 92 92
ROE
Correlation Coefficient
-.227* .309
** .120 -.065 1.000 .039
Sig. (2-tailed) .368 .003 .254 .539 . .713
N 92 92 92 92 92 92
ABS_RES
Correlation Coefficient
-.019 .050 .067 -.108 .039 1.000
Sig. (2-tailed) .006 .636 .523 .307 .713 .
N 92 92 92 92 92 92
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: data diolah
77
Berdasarkan uji rank spearman dapat diketahui bahwa nilai
Sig. pada 5 variabel DER, SK, SB, INF dan ROE terhadap ABS_RES.
Terdapat variabel DER memiliki nilai Sig. (0,006) < 0,05 berarti
terdapat gejala heteroskedastisitas, maka perlu dilakukan transformasi
data. Berikut hasil uji heteroskedastisitas setelah dilakukan
transformasi data:
Tabel 4.7 Hasil Uji Rank Spearman Setelah Transformasi Data (LN)
Correlations
LN_DER LN_SK LN_SB LN_INF LN_ROE LN_ABS_RES
Spearman's rho
LN_DER
Correlation Coefficient
1.000 -.264* -.040 .017 -.095 .283
**
Sig. (2-tailed) . .011 .708 .875 .029 .860
N 92 92 92 92 92 92
LN_SK
Correlation Coefficient
-.264* 1.000 .015 -.034 .189 -.127
Sig. (2-tailed) .011 . .888 .744 .071 .228
N 92 92 92 92 92 92
LN_SB
Correlation Coefficient
-.040 .015 1.000 .400** .021 -.048
Sig. (2-tailed) .708 .888 . .000 .842 .652
N 92 92 92 92 92 92
LN_INF
Correlation Coefficient
.017 -.034 .400** 1.000 -.128 .083
Sig. (2-tailed) .875 .744 .000 . .224 .431
N 92 92 92 92 92 92
LN_ROE
Correlation Coefficient
-.095 .189 .021 -.128 1.000 .126
Sig. (2-tailed) .029 .071 .842 .224 . .230
N 92 92 92 92 92 92
LN_ABS_RES
Correlation Coefficient
.283** -.127 -.048 .083 .126 1.000
Sig. (2-tailed) .860 .228 .652 .431 .230 .
N 92 92 92 92 92 92
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: data diolah
Berdasarkan uji rank spearman dapat diketahui bahwa nilai
Sig. pada 5 variabel DER, SK, SB, INF dan ROE terhadap
LN_ABS_RES. Semua variabel memiliki nilai Sig. > 0,05 berarti tidak
terdapat gejala heteroskedastisitas.
78
2. Hasil Uji Hipotesis
a. Pengaruh variabel Debt To Equity Ratio, Struktur Kepemilikan,
Suku Bunga, Inflasi dan Return On Equity terhadap Nilai
Perusahaan Secara Simultan
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen secara simultan (bersama-sama) mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011:177). Hasil uji
statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 maka hasil uji penelitian berpengaruh secara
simultan atau bersama-sama.
Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 34.678 5 6.936 14.523 .000b
Residual 41.071 86 .478
Total 75.749 91 a. Dependent Variable: LN_PER b. Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_INF, LN_SK, LN_DER, LN_SB
Sumber: data diolah, 2015
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh
sebesar 14,523 > Ftabel sebesar 2,32 dengan tingkat signifikansi 0,000 <
0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat
dikatakan bahwa debt to equity ratio, struktur kepemilikan, suku bunga,
inflasi dan return on equity terhadap nilai perusahaan berpengaruh secara
simultan (bersama-sama).
79
b. Pengaruh variabel Debt To Equity Ratio, Struktur Kepemilikan,
Suku Bunga, Inflasi dan Return On Equity terhadap Nilai
Perusahaan Secara Parsial
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2011:178).
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 11.031 4.245 2.599 .011
LN_DER -.022 .087 -.022 -.250 .803
LN_SK .324 .084 .341 3.836 .000
LN_SB 4.618 1.901 .271 2.429 .017
LN_INF -1.178 .579 -.226 -2.033 .045
LN_ROE -.518 .073 -.610 -7.078 .000
a. Dependent Variable: LN_PER
Sumber: data diolah, 2015
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengaruh debt to
equity ratio terhadap nilai perusahaan menunjukkan tidak terdapat
pengaruh yang signifikan, sedangkan variabel struktur kepemilikan, suku
bunga, inflasi dan return on equity berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar
variabel independen terhadap nilai perusahaan:
1) Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Nilai Perusahaan
Variabel debt to equity ratio dengan nilai thitung sebesar -0,250
> -1,98 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,803 > 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan
80
secara parsial dan negatif terhadap nilai perusahaan, hal ini
membuktikan bahwa semakin tingginya debt to equity ratio maka
akan semakin rendah nilai perusahaan. Hasil sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Sudana (2011:45) yang menyatakan bahwa
perusahaan yang memiliki hutang tinggi menunjukkan struktur
permodalan lebih banyak dana yang dibiayai oleh pinjaman sehingga
ketergantungan perusahaan terhadap kreditur akan meningkat,
sehingga apabila perusahaan memperoleh laba usaha, maka akan
diserap untuk melunasi hutang dan akhirnya laba yang dibagikan
kepada pemegang saham akan semakin kecil yang berakibat investor
enggan membeli saham perusahaan tersebut, sehingga berakibat nilai
perusahaan tersebut akan turun dan hasil juga sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Yuliana, dkk (2012) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial, struktur modal tidak mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan, dan return on equity (ROE)
mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
2) Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan
Variabel struktur kepemilikan dengan nilai thitung sebesar 3,836
> 1,98 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa struktur kepemilikan berpengaruh signifikan
secara parsial dan positif terhadap nilai perusahaan, hal ini
membuktikan bahwa semakin tingginya struktur kepemilikan maka
akan semakin tinggi nilai perusahaan. Hasil sesuai dengan teori yang
81
diungkapkan oleh Agnes (2011:3) yang menyatakan bahwa struktur
kepemilkan menjadi penting dalam teori keagenan karena sebagian
besar argumentasi konflik disebabkan oleh adanya pemisahan ke-
pemilkan dan pengelolan. Konflik keagenan tidak terjadi pada
perusahan dengan kepemilkan seratus persen oleh manajemem.
Manajer sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai
perusahan karena dengan meningkatkan nilai perusahan, maka nilai
kekayanya sebagai pemegang saham akan meningkat juga dan hasil
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adnantara (2013)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional dan
Kepemilikan Publik berpengaruh positif pada CSR, dan CSR terbukti
memiliki pengaruh positif pada Nilai Perusahaan. Dapat disimpulkan
bahwa secara langsung tidak ada Struktur Kepemilikan yang
berpengaruh pada Nilai Perusahaan, namun melalui CSR,
Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Publik berpengaruh tidak
langsung pada Nilai Perusahaan.
3) Pengaruh Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan
Variabel suku bunga dengan nilai thitung sebesar 2,429 > 1,98
atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,017 < 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang berarti suku bunga
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap nilai perusahaan. Hal
ini membuktikan bahwa semakin tingginya suku bunga maka akan
semakin tinggi nilai perusahaan. Hasil tidak sesuai dengan teori yang
82
diungkapkan oleh Tandelilin (2010:213) yang menyatakan bahwa
tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai
sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-
kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Hal ini
dikarenakan tingkat suku bunga yang tinggi akan meningkatkan beban
bunga yang harus ditanggung perusahaan. Peningkatan beban bunga
ini nantinya akan berdampak pada berkurangnya laba yang akan di
hasilkan perusahaan. Dengan berkurangnya laba yang dihasilkan oleh
perusahaan maka akan membuat aliran kas yang dimiliki perusahaan
pun akan ikut berkurang. Dengan berkurangnya aliran kas yang
diterima perusahaan maka aliran kas yang akan diterima investor akan
berkurang dan hal ini akan membuat investor untuk tidak tertarik
untuk berinvestasi sehingga akan mengakibatkan harga saham turun,
hingga akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan. Tidak sejalannya
teori dengan hasil dipengaruhi oleh investor tidak melihat suku bunga
sebagai faktor yang mempengaruhi dalam berinvestasi dan hasil juga
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiani (2013) hasil
penelitian menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh tidak
signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan (sig. 0,3464),
Keputusan pendanaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap
nilai perusahaan (sig. 0,0493). Dan tingkat suku bunga berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan (sig. 0,0015).
83
4) Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Perusahaan
Variabel inflasi dengan nilai thitung sebesar -2,033 < -1,98 atau
nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,045 < 0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa inflasi berpengaruh signifikan secara parsial dan negatif
terhadap nilai perusahaan, hal ini membuktikan bahwa semakin
tingginya inflasi maka akan semakin rendah nilai perusahaan. Hasil
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Rosy (2013:2) yang
menyatakan bahwa Kestabilan inflasi merupakan syarat penting bagi
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya
memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Inflasi yang tidak stabil atau tingginya inflasi dapat memberikan
dampak negatif bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan sehingga
mengakibatkan turunnya kesejahteraan pemegang saham dan nilai
perusahaan juga akan semakin turun dan hasil sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rosy (2013) hasil penelitiannya
menyatakan bahwa Faktor internal perusahaan yang terdiri dari
kebijakan deviden dan hutang berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin besar deviden dan hutang
semakin tinggi nilai perusahaan. Sedangkan faktor internal perusahaan
yaitu profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Selain
faktor internal, faktor eksternal perusahaan yaitu pertumbuhan pasar
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan tingkat inflasi
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
84
5) Pengaruh Return on Equity terhadap Nilai Perusahaan
Variabel return on equity dengan nilai thitung sebesar -7,078 < -
1,98 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa return on equity berpengaruh signifikan secara
parsial dan negatif terhadap nilai perusahaan, hal ini membuktikan
bahwa semakin tingginya return on equity maka akan semakin rendah
nilai perusahaan. Hasil sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Riadi (2011:8) yang menyatakan bahwa return on equity akan
berdampak negatif terhadap perusahaan berarti kemampuan
perusahaan memperoleh laba masih diragukan oleh investor dalam
mengambil keputusan. Faktor lain yang dapat diragukan oleh investor
adalah keadaan perekonomian yang terjadi krisis, walaupun semakin
tingginya return on equity akan menurunkan investor dalam
melakukan investasi yang berdampak menurunnya nilai perusahaan
dan hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana, dkk
(2012) hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial, struktur
modal tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dan
return on equity (ROE) mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan. Hasil juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Puspita (2012) yang menyatakan bahwa struktur modal, profitabilitas
memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap nilai perusahaan
sedangka pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
85
3. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun
hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1
(Constant) 11.031 4.245 LN_DER -.022 .087 -.022
LN_SK .324 .084 .341
LN_SB 4.618 1.901 .271
LN_INF -1.178 .579 -.226
LN_ROE -.518 .073 -.610
a. Dependent Variable: LN_PER
Sumber: data diolah, 2015
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas,
maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 11,031 + 0,324 X2 + 4,618 X3 - 1,178 X4 - 0,518 X5
Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar
0,759. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel debt to equity ratio, struktur
kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity dianggap konstan atau
bernilai 0 (nol), maka nilai perusahaan akan meningkat sebesar 11,031
satuan.
Koefisien regresi pada variabel struktur kepemilikan sebesar 0,324,
hal ini berarti jika variabel struktur kepemilikan bertambah satu satuan maka
variabel nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0,324 satuan, dengan
catatan variabel lain dianggap konstan.
86
Koefisien regresi pada variabel suku bunga sebesar 4,618, hal ini
berarti jika variabel suku bunga bertambah satu satuan maka variabel nilai
perusahaan akan meningkat sebesar 4,618 satuan, dengan catatan variabel
lain dianggap konstan.
Koefisien regresi pada variabel inflasi sebesar -1,178, hal ini berarti
jika variabel inflasi bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan
akan menurun sebesar 1,178 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap
konstan.
Koefisien regresi pada variabel inflasi sebesar -0,518, hal ini berarti
jika variabel return on equity bertambah satu satuan maka variabel nilai
perusahaan akan menurun sebesar 0,518 satuan, dengan catatan variabel lain
dianggap konstan.
4. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Menurut Ghazali (2011:177) untuk menentukan seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu
diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Adapun hasil uji
determinasi Adjusted R2.
Tabel 4.11 Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R
2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .677a .458 .426 .69106 1.606
a. Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_INF, LN_SK, LN_DER, LN_SB b. Dependent Variable: PER
Sumber: data diolah, 2015
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda
(R), koefisien determinasi (Adj R Square) dan koefisien determinasi yang
87
disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel model summaryb di atas
diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,677. Ini
menunjukkan bahwa variabel debt to equity ratio, struktur kepemilikan,
suku bunga, inflasi dan return on equity terhadap nilai perusahaan
mempunyai hubungan yang sedang. Hasil pada tabel di atas juga
menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,458
dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square)
adalah 0,426. Hal ini berarti 42,6% variasi dari nilai perusahaan bisa
dijelaskan oleh variasi variabel independen (debt to equity ratio, struktur
kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity). Sedangkan sisanya
(100% - 42,6% = 57,4%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam
penelitian ini, seperti keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
Corporate Social Responsibility.
C. Interpretasi
Berdasarkan hasil Penelitian ditemukan bahwa terdapat pengaruh
secara simultan antara variabel independen (debt to equity ratio, struktur
kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity) terhadap variabel
dependen (nilai perusahaan). Sedangkan berdasarkan hasil uji secara parsial
ditemukan hasil yang menyatakan bahwa variabel yang berpengaruh secara
parsial adalah struktur kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity,
sedangkan variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
88
Berdasarkan penelitian debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, Hasil sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sudana
(2011:45) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hutang tinggi
menunjukkan struktur permodalan lebih banyak dana yang dibiayai oleh
pinjaman sehingga ketergantungan perusahaan terhadap kreditur akan
meningkat, sehingga apabila perusahaan memperoleh laba usaha, maka akan
diserap untuk melunasi hutang dan akhirnya laba yang dibagikan kepada
pemegang saham akan semakin kecil yang berakibat investor enggan membeli
saham perusahaan tersebut, sehingga berakibat nilai perusahaan tersebut akan
turun dan hasil juga sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Yuliana,
dkk (2012) Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, struktur modal
tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dan return on equity
(ROE) mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian struktur kepemilikan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, Hasil sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Agnes (2011:3)
yang menyatakan bahwa struktur kepemilkan menjadi penting dalam teori
keagenan karena sebagian besar argumentasi konflik disebabkan oleh adanya
pemisahan ke- pemilkan dan pengelolan. Konflik keagenan tidak terjadi pada
perusahan dengan kepemilkan seratus persen oleh manajemem. Manajer
sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahan karena dengan
meningkatkan nilai perusahan, maka nilai kekayanya sebagai pemegang saham
akan meningkat juga dan hasil juga sesuai dengan penelitian yang
dikemukakan oleh Adnantara (2013) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
89
Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Publik berpengaruh positif pada
CSR, dan CSR terbukti memiliki pengaruh positif pada Nilai Perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa secara langsung tidak ada Struktur Kepemilikan
yang berpengaruh pada Nilai Perusahaan, namun melalui CSR, Kepemilikan
Institusional dan Kepemilikan Publik berpengaruh tidak langsung pada Nilai
Perusahaan.
Berdasarkan penelitian suku bunga berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, hasil tidak sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Tandelilin
(2010:213) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang terlalu tinggi
akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan,
sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi.
Hal ini dikarenakan tingkat suku bunga yang tinggi akan meningkatkan beban
bunga yang harus ditanggung perusahaan. Peningkatan beban bunga ini
nantinya akan berdampak pada berkurangnya laba yang akan di hasilkan
perusahaan. Dengan berkurangnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka
akan membuat aliran kas yang dimiliki perusahaan pun akan ikut berkurang.
Dengan berkurangnya aliran kas yang diterima perusahaan maka aliran kas
yang akan diterima investor akan berkurang dan hal ini akan membuat investor
untuk tidak tertarik untuk berinvestasi sehingga akan mengakibatkan harga
saham turun, hingga akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan. Tidak
sejalannya teori dengan hasil dipengaruhi oleh investor tidak melihat suku
bunga sebagai faktor yang mempengaruhi dalam berinvestasi dan namun hasil
sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Setiani (2013) hasil penelitian
90
menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh tidak signifikan dan
negatif terhadap nilai perusahaan (sig. 0,3464), Keputusan pendanaan
berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan (sig. 0,0493). Dan
tingkat suku bunga berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai
perusahaan (sig. 0,0015).
Berdasarkan penelitian inflasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
hasil sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Rosy (2013) hasil
penelitiannya menyatakan bahwa Faktor internal perusahaan yang terdiri dari
kebijakan deviden dan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Hal ini berarti bahwa semakin besar deviden dan hutang semakin tinggi nilai
perusahaan. Sedangkan faktor internal perusahaan yaitu profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Selain faktor internal, faktor eksternal
perusahaan yaitu pertumbuhan pasar tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan sedangkan tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan dan
Berdasarkan penelitian return on equity berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, hasil sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Riadi (2011:8)
yang menyatakan bahwa return on equity akan berdampak negatif terhadap
perusahaan berarti kemampuan perusahaan memperoleh laba masih diragukan
oleh investor dalam mengambil keputusan. Faktor lain yang dapat diragukan
oleh investor adalah keadaan perekonomian yang terjadi krisis, walaupun
semakin tingginya return on equity akan menurunkan investor dalam
melakukan investasi yang berdampak menurunnya nilai perusahaan dan hasil
91
sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Yuliana, dkk (2012) hasil
penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial, struktur modal tidak
mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dan return on equity (ROE)
mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil juga sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita (2012) yang menyatakan bahwa
struktur modal, profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan sedangka pertumbuhan perusahaan dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Perbedaan hasil penelitian dikarenakan adanya perbedaan variabel,
periode penelitian dan objek penelitian sehingga terjadi perbedaan hasil
penelitian. Jika dilihat dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa rasio
keuangan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
92
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh antara variabel independen (debt to equity ratio, struktur
kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity) terhadap nilai
perusahaan, untuk menganalisisnya maka dilakukan uji regresi linier berganda
yang menghasilkan suatu analisa, setelah dianalisa maka dapat ditarik suatu
kesimpulan, adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda secara parsial (uji t) ditemukan
hasil yang menyatakan bahwa variabel yang berpengaruh secara parsial
adalah struktur kepemilikan, suku bunga, inflasi dan return on equity
terhadap nilai perusahaan sedangkan debt to equity ratio tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
2. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda secara simultan atau (uji F)
ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel
independen (debt to equity ratio, struktur kepemilikan, suku bunga, inflasi
dan return on equity) terhadap nilai perusahaan.
B. Saran - Saran
Adapun penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu yang
dimanfaatkan sesuai dengan tujuanya, maka saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut:
93
1. Saran Bagi Investor
Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur
ketidakpastian. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan
diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Karena investor menghadapi
kesempatan investasi yang berisiko maka pilihan investasi tidak dapat hanya
mengandalkan hanya pada tingkat keuntungan saja tetapi investor harus
bersedia menanggung risiko atas investasinya. Oleh karena itu dalam
melakukan investasi, investor seharusnya mempertimbangkan secara
matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan investasi yang dilakukannya, sehingga menghasilkan keuntungan
yang lebih baik lagi dan untuk mengetahui perubahan-perubahan sehingga
tidak salah dalam melakukan investasi.
2. Saran Bagi Perusahaan
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan
pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan kebijakan yang
berhubungan dengan investasi. Dan bagi perusahaan agar lebih
meningkatkan usahanya agar investor untuk menanamkan sahamnya.
3. Saran Bagi Akademis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi
penelitian selanjutnya. Dan melakukan penelitian yang lebih baik lagi serta
menambah jumlah variabel dan periode penelitian.
94
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin, “Bank dan Lembaga Keuangan”, Cetakan Pertama, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2010.
Adnantara, Komang Fridagustina, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dan
Corporate Social Responsibility pada Nilai Perusahaan”, Jurnal
Manajemern dan Bisnis Udayana, Bali, 2013.
Agnes, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Manajemen dan Bisnis,
Padang, 2011.
Ain, Syarifa Hariri Hurul, Herlin Tundjung Setijaningsih, “Pengaruh Return on
Asset (ROA) Return on Equity (ROE) dan Kepemilikan Manajerial
terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011)”, Jurnal Manajemen
dan Akuntansi, Jakarta, 2012.
Aji, Meygawan Nurseto dan Pangestuti, Irene Rini Demi, “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007-
2010)”, Diponegoro Journal Of Management Volume 1, Nomor 1, Tahun
2012, Halaman 382-391, Semarang, 2012.
Anggraini, Dina, “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Textile, Garment yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia(BEI) Periode 2009-2012”, Jurnal Akuntansi, Tanjung
Pinang, 2012.
Bodie, Z., Kane A., Markus, A.J., Investasi, edisi 6, Salemba Empat, Jakarta,
2006.
Brealey, R.A., Myers, S.C., dan Marcus, A.J, “Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan Perusahaan”, Edisi Lima, Jilid Dua, Erlangga, Jakarta, 2007.
Brigham dan Houston. “Dasar – Dasar Manajemen Keuangan “, edisi 10,
penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2009.
Darsono dan Ashari, “Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan”, Andi,
Yogyakarta, 2005.
Gayatri, Ni Luh Putu Rassri dan I Ketut Mustanda, “Pengaruh Struktur Modal,
Kebijakan Dividen Dan Keputusan Investasi terhadap Nilai
Perusahaan”, Jurnal UNUD, Bali, 2013.
Ghozali, Imam, ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
95
Gilarso, T. ”Pengantar Ilmu Ekonomi Makro”, Kanisius, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2004.
Mamduh, M Hanafi, “Manajemen Keuangan”, BPFE, Yogyakarta, 2008 Harahap, Sofyan Syafri, “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, Raja
Grafindo, Persada, Jakarta, 2007. Harmiza, Harun, Sambharakreshna, Yudhanta, “Struktur Modal (Capital
Structure) Konsep dan Aplikasi”, Percikan, 2008. Haruman, Tendi, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan
Keuangan dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008.
Hayati, Nurul, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER)
Sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen dan Bisnis, April 2010, Volume 11 Nomor 1, Banjarmasin, 2010.
Hijriah, Almas, “Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik terhadap
Harga Saham Properti di BEJ. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Medan, 2007.
Hoque, Jahirul, “Impact Of Capital Structure Policy On Value Of The Firm – A
Study on Some Selected Corporate Manufacturing Firms Under Dhaka Stock Exchange”, Volume 3, Issue 2 (5), 2014, Banglades, 2014.
Horne, C Van. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Ke dua belas,
Jakartta, 2005. Husnan, Suad, “Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan (Keputusan Jangka
Pendek) Buku 2 Edisi 4 Cetakan Pertama”, BPFE, Yogyakarta, 2001. Jogiyanto, “Teori Portofolio dan Analisa Investasi”, BPFE, Yogyakarta, 2003. Kaplan, Robert S dan David P. Norton, “Balanced Scorecard : Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi”, Erlangga, Jakarta, 2000. Karl dan Fair, “Pembayaran Bunga Tahunan Dari Suatu Pinjaman, Dalam
Bentuk Persentase Dari Pinjaman Yang Diperoleh”, YKPN Yogjakarta, 2001.
Kasmir dan Jakfar, “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi-2, Kencana, Jakarta, 2008. _______, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Raja Graffindo Pers, Jakarta,
2010. Keown J Arthur, Manajemen Keuangan, Edisi 10, PT. Macanan Jaya Cemerlang,
Jakarta, 2008. Keown, J Arthur, “Dasar – Dasar Manajemen Keuangan”, Salemba Empat,
Jakarta, 2011.
96
Kusumajaya, Dewa Kadek Oka, “Pengaruh Struktur Modal Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”, Tesis Universitas Udayana, Denpasar, 2011.
Madura, Jeff, “Pengantar Bisnis”, Edisi Empat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta,
2007. Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, “Analisi Laporan Keuangan”,
Yogyakarta, 2005. Mardiyanto, Handono, “Intisari Manjaemen Keuangan”, Grasindo, Jakarta, 2008. Martono dan Harjito, Agus, “Manajemen Keuangan”, Ekonisia Kampus Fakultas
Ekonomi UII, Yogyakarta, 2005. Mishkin, Frederic S, “Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan Edisi 8,
Salemba Empat, Jakarta, 2008. Moeljadi, ”Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”, BPFE:
Yogyakarta, 2006. Munawir, “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta, 2002. Nurhayati, Mafizatun, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dan Dividen dalam Penciptaan Nilai Perusahaan”, Etikonomi, Vol. 7, No. 2, Desember 2008, Hal : 150-167, 2008.
Prasetiantono,T.A, “Keluar Dari Krisis” : Analsis Ekonomi Indonesia Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2000. Pujiati, Diyah, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan:
Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Ekonomi Bisnis & Akuntansi Ventura, Vol. 12, No. 1, hal. 71-86, Semarang, 2009.
Puspita, Novita Santi, “Analisis Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan
Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 – 2009 (Studi Kasus Pada Sektor Industri Food and Beverages)”, Jurnal Manajemen, Jakarta, 2012.
Putra, I Komang Dedy Adnyana, “Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap
Hubungan Antara Kinerja Dengan Nilai Perusahaan”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 5.3 (2013):639-651, Bali, 2013.
Ramadhani, Ghesa, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning
Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2007-2011”, Jurnal Manajemen, Riau, 2012.
Riadi, Elon Davit, “Pengaruh Faktor Debt To Equity Ratio, Return On Equity
Dan Total Assets Terhadap Price Earning Ratio (PER)Pada Perusahaan Otomotif”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, Nomor 3, Tahun 2011, Padang, 2011.
97
Rismawati, Ni Made, “Pengaruh Pertumbuhan Aset dan Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Jurnal Manjemen Keuangan, Bali, 2012.
Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”. Edisi 3. JLembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Riyanto, Bambang. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Adisi 4. Jogyakarta :
Bagian Penerbitan FE. 2001. Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”, Edisi 1, Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2010. Rosy, Theresia, “Analisis Faktor Internal dan Ekternal Perusahaan terhadap
Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Managemen, 2013.
Ross,Stephen A.,et. All., “Fundamentals of Corporate Finance”, Sixth Edition,
The McGraw Hill Company, New York, 2003. Samsul, “Pasar Modal & Manajemen Portofolio”, Erlangga, Jakarta, 2006. Sartono, Agus,“Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, BPEF, Yogyakarta,
2001. Sawir, Agnes, “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Setiani, Rury, “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan
Tingkat Suku Bunga terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Bisnis UNP, Padang, 2013.
Sugiono, Arief dan Edy Untung, “Panduan Praktis Dasar Analisis Laporan
Keuangan”, Grasindo, Jakarta, 2008. Sujoko dan Ugy Soebiantoro, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Intern Dan Faktor Ekstern, Terhadap Nilai Perusahaan (Study empiris pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9, No. 1, Hal. 41-48, 2007.
Tandelilin, Eduardus, “Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi”, Kanisius,
Yogyakarta, 2010. Wibowo, Eko, “Analisis Value Added Sebagai Indikator Intellectual Capital Dan
Konsekuensinya Terhadap Kinerja Perbankan”, Diponegoro Journal of Accounting, 2(1): 1-14, Semarang, 2013.
http//www.idx.co.id, diakses pada tanggal 14 Mei 2015.
98
Lampiran 1: Nama Perusahaan Objek Penelitian
No Nama Perusahaan Kode Saham 1 PT Astra Agro Lestari Tbk AALI 2 PT Adaro Energy Tbk ADRO 3 PT Aneka Tambang Tbk ANTM 4 PT Astra International Tbk ASII 5 PT Bumi Resources Tbk BUMI 6 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 7 PT Energi Mega Persada Tbk ENRG 8 PT Gudang Garam Tbk GGRM 9 PT International Nickel Indonesia Tbk INCO 10 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 11 PT Indika Energy Tbk INDY 12 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 13 PT Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG 14 PT Jasa Marga Tbk JSMR 15 PT Kalbe Farma Tbk KLBF 16 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 17 PT PP London Sumatra Indonesia Tbk LSIP 18 PT Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS 19 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 20 PT Semen Gresik Tbk SMGR 21 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 22 PT United Tractors Tbk UNTR 23 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
99
Lampiran 2: Data Mentah Variabel Penelitian
Nilai Perusahaan (Price Earning Ratio)
No Kode Saham 2010 2011 2012 2013
1 AALI 20,46 13,68 13,9 32,54
2 ADRO 36,95 11,16 31,71 12,26
3 ANTM 13,88 8,03 14,57 22,41
4 ASII 15,37 14,03 13,58 15,33
5 BUMI 22,49 23,16 -1,98 1,07
6 ELTY 35,07 324,59 -4,17 2,15
7 ENRG -80,75 28,59 32,11 0,99
8 GGRM 18,56 24,08 26,7 18,73
9 INCO 12,34 10,51 63,12 35,9
10 INDF 14,5 8,05 10,02 22,61
11 INDY 31,84 9,46 5,68 12,75
12 INTP 18,21 17,43 18,4 15,3
13 ITMG 31,29 8,74 10,11 11,28
14 JSMR 19,51 21,61 22,04 23,55
15 KLBF 25,66 22,43 31,87 32,17
16 LPKR 27,99 26,26 9,36 17,25
17 LSIP 16,97 7,34 12,32 22,3
18 PGAS 17,19 12,49 13,62 10,92
19 PTBA 26,32 12,95 11,82 14,17
20 SMGR 15,43 17,15 33,33 16,11
21 TLKM 13,89 9,18 9,68 14,7
22 UNTR 20,44 16,76 11,95 15,73
23 UNVR 37,17 34,45 32,66 36,37
100
Debt to Equity Ratio
No Kode Saham 2010 2011 2012 2013
1 AALI 0,19 0,21 0,33 0,46
2 ADRO 1,18 1,32 1,23 1,11
3 ANTM 0,28 0,41 0,54 0,71
4 ASII 1,10 1,02 1,03 1,02
5 BUMI 4,06 5,26 17,75 24,12
6 ELTY 0,82 0,62 0,66 0,70
7 ENRG 1,00 1,83 2,00 1,61
8 GGRM 0,44 0,59 0,56 0,73
9 INCO 0,3 0,37 0,36 0,33
10 INDF 1,34 0,7 0,74 1,04
11 INDY 1,10 1,36 1,29 1,58
12 INTP 0,17 0,15 0,17 0,16
13 ITMG 0,51 0,46 0,49 0,44
14 JSMR 1,37 1,32 1,53 1,61
15 KLBF 0,23 0,27 0,28 0,05
16 LPKR 1,03 0,94 1,17 1,21
17 LSIP 0,22 0,16 0,2 0,21
18 PGAS 1,22 0,8 0,66 0,6
19 PTBA 0,36 0,41 0,5 0,55
20 SMGR 0,29 0,35 0,46 0,41
21 TLKM 0,98 0,69 0,66 0,65
22 UNTR 0,84 0,69 0,56 0,61
23 UNVR 1,15 1,85 2,02 2,14
101
Struktur Kepemilikan
No Kode Saham 2010 2011 2012 2013
1 AALI 3,92 3,92 3,92 3,92
2 ADRO 1,28 1,09 1,09 1,44
3 ANTM 1,87 1,87 1,86 1,86
4 ASII 1,01 1,01 1,01 1,01
5 BUMI 0,05 0,43 0,43 0,43
6 ELTY 0,16 0,16 0,13 0,18
7 ENRG 0,58 0,50 0,50 0,59
8 GGRM 3,23 3,24 3,25 3,25
9 INCO 3,96 3,88 3,88 3,88
10 INDF 1,00 1,00 1,00 1,00
11 INDY 2,45 2,50 2,50 2,32
12 INTP 1,78 1,78 1,78 1,78
13 ITMG 1,86 1,86 1,86 1,86
14 JSMR 2,77 2,73 2,63 2,63
15 KLBF 1,50 1,50 1,50 1,31
16 LPKR 0,23 0,22 0,24 0,22
17 LSIP 1,47 1,47 1,47 1,47
18 PGAS 1,33 1,32 1,32 0,76
19 PTBA 9,17 5,16 5,39 2,22
20 SMGR 1,04 1,04 1,04 1,04
21 TLKM 1,90 2,30 2,04 1,74
22 UNTR 1,47 1,47 1,47 1,47
23 UNVR 5,66 5,66 5,66 5,66
102
Suku Bunga
No Kode Saham 2010 2011 2012 2013
1 AALI 0,065 0,066 0,058 0,065
2 ADRO 0,065 0,066 0,058 0,065
3 ANTM 0,065 0,066 0,058 0,065
4 ASII 0,065 0,066 0,058 0,065
5 BUMI 0,065 0,066 0,058 0,065
6 ELTY 0,065 0,066 0,058 0,065
7 ENRG 0,065 0,066 0,058 0,065
8 GGRM 0,065 0,066 0,058 0,065
9 INCO 0,065 0,066 0,058 0,065
10 INDF 0,065 0,066 0,058 0,065
11 INDY 0,065 0,066 0,058 0,065
12 INTP 0,065 0,066 0,058 0,065
13 ITMG 0,065 0,066 0,058 0,065
14 JSMR 0,065 0,066 0,058 0,065
15 KLBF 0,065 0,066 0,058 0,065
16 LPKR 0,065 0,066 0,058 0,065
17 LSIP 0,065 0,066 0,058 0,065
18 PGAS 0,065 0,066 0,058 0,065
19 PTBA 0,065 0,066 0,058 0,065
20 SMGR 0,065 0,066 0,058 0,065
21 TLKM 0,065 0,066 0,058 0,065
22 UNTR 0,065 0,066 0,058 0,065
23 UNVR 0,065 0,066 0,058 0,065
103
Inflasi
No Kode Saham 2010 2011 2012 2013
1 AALI 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
2 ADRO 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
3 ANTM 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
4 ASII 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
5 BUMI 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
6 ELTY 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
7 ENRG 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
8 GGRM 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
9 INCO 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
10 INDF 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
11 INDY 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
12 INTP 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
13 ITMG 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
14 JSMR 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
15 KLBF 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
16 LPKR 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
17 LSIP 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
18 PGAS 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
19 PTBA 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
20 SMGR 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
21 TLKM 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
22 UNTR 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
23 UNVR 0,0513 0,0538 0,0428 0,0697
104
Return on Equity
No Kode Saham 2010 2011 2012 2013
1 AALI 0,28 0,30 0,26 0,19
2 ADRO 0,12 0,23 0,13 0,07
3 ANTM 0,18 0,18 0,23 0,03
4 ASII 0,29 0,28 0,26 0,21
5 BUMI 0,19 0,18 -1,42 22,76
6 ELTY 0,02 0,00 -0,14 0,09
7 ENRG -0,01 0,04 0,04 0,23
8 GGRM 0,20 0,20 0,15 0,15
9 INCO 0,26 0,19 0,04 0,02
10 INDF 0,18 0,16 0,14 0,09
11 INDY 0,14 0,16 0,08 -0,01
12 INTP 0,25 0,23 0,25 0,22
13 ITMG 0,28 0,51 0,43 0,24
14 JSMR 0,15 0,14 0,16 0,11
15 KLBF 0,24 0,24 0,24 0,23
16 LPKR 0,07 0,06 0,22 0,11
17 LSIP 0,23 0,36 0,18 0,12
18 PGAS 0,45 0,36 0,39 0,33
19 PTBA 0,32 0,38 0,27 0,25
20 SMGR 0,30 0,27 0,27 0,25
21 TLKM 0,26 0,25 0,27 0,26
22 UNTR 0,24 0,21 0,18 0,13
23 UNVR 0,84 1,13 1,22 1,26
105
Lampiran 3: Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Sebelum Transformasi Data (LN)
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
PER 20.8902 35.21533 92 DER 1.2957 3.07554 92 SK 1.9979 1.59481 92 SB .0633 .00329 92 INF .0544 .00978 92 ROE .4643 2.36699 92
Correlations
PER DER SK SB INF ROE
Pearson Correlation
PER 1.000 -.085 .009 .057 -.012 -.055
DER -.085 1.000 -.172 -.052 .058 .738
SK .009 -.172 1.000 .002 -.051 -.048
SB .057 -.052 .002 1.000 .638 .060
INF -.012 .058 -.051 .638 1.000 .168
ROE -.055 .738 -.048 .060 .168 1.000
Sig. (1-tailed)
PER . .210 .467 .295 .457 .300 DER .210 . .051 .310 .291 .000 SK .467 .051 . .494 .316 .326 SB .295 .310 .494 . .000 .283 INF .457 .291 .316 .000 . .055 ROE .300 .000 .326 .283 .055 .
N
PER 92 92 92 92 92 92
DER 92 92 92 92 92 92
SK 92 92 92 92 92 92
SB 92 92 92 92 92 92
INF 92 92 92 92 92 92
ROE 92 92 92 92 92 92
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .114a .013 -.044 35.98854 1.933
a. Predictors: (Constant), ROE, SK, SB, INF, DER b. Dependent Variable: PER
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1465.780 5 293.156 .226 .950b
Residual 111385.067 86 1295.175
Total 112850.848 91 a. Dependent Variable: PER b. Predictors: (Constant), ROE, SK, SB, INF, DER
106
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -29.129 80.945 -.360 .720 DER -1.028 1.877 -.090 -.548 .585 .427 2.343
SK -.213 2.424 -.010 -.088 .930 .952 1.050
SB 1036.105 1501.753 .097 .690 .492 .584 1.712
INF -256.400 508.942 -.071 -.504 .616 .574 1.742
ROE .244 2.426 .016 .101 .920 .432 2.316
a. Dependent Variable: PER
107
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 92
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 34.98587900
Most Extreme Differences Absolute .287 Positive .284 Negative -.287
Kolmogorov-Smirnov Z 2.748 Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji Rank Sperman Sebelum Transformasi Data (LN)
Correlations
DER SK SB INF ROE ABS_RES
Spearman's rho
DER
Correlation Coefficient
1.000 -.264* -.040 .017 -.227
* -.019
Sig. (2-tailed) . .011 .708 .875 .368 .006
N 92 92 92 92 92 92
SK
Correlation Coefficient
-.264* 1.000 .015 -.034 .309
** .050
Sig. (2-tailed) .011 . .888 .744 .003 .636
N 92 92 92 92 92 92
SB
Correlation Coefficient
-.040 .015 1.000 .400** .120 .067
Sig. (2-tailed) .708 .888 . .000 .254 .523
N 92 92 92 92 92 92
INF
Correlation Coefficient
.017 -.034 .400** 1.000 -.065 -.108
Sig. (2-tailed) .875 .744 .000 . .539 .307
N 92 92 92 92 92 92
ROE
Correlation Coefficient
-.227* .309
** .120 -.065 1.000 .039
Sig. (2-tailed) .368 .003 .254 .539 . .713
N 92 92 92 92 92 92
ABS_RES
Correlation Coefficient
-.019 .050 .067 -.108 .039 1.000
Sig. (2-tailed) .006 .636 .523 .307 .713 .
N 92 92 92 92 92 92
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
108
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Setelah Transformasi Data (LN)
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
LN_PER 2.6647 .91236 92 LN_DER -.3740 .93763 92 LN_SK .3394 .96014 92 LN_SB -2.7609 .05351 92 LN_INF -2.9268 .17528 92 LN_ROE -1.5729 1.07345 92
Correlations
LN_PER LN_DER LN_SK LN_SB LN_INF LN_ROE
Pearson Correlation
LN_PER 1.000 -.287 .215 .142 -.024 -.548
LN_DER -.287 1.000 -.329 -.047 .002 .229
LN_SK .215 -.329 1.000 -.011 -.016 .219
LN_SB .142 -.047 -.011 1.000 .700 -.053
LN_INF -.024 .002 -.016 .700 1.000 -.030
LN_ROE -.548 .229 .219 -.053 -.030 1.000
Sig. (1-tailed)
LN_PER . .003 .020 .088 .410 .000 LN_DER .003 . .001 .327 .492 .014 LN_SK .020 .001 . .460 .440 .018 LN_SB .088 .327 .460 . .000 .307 LN_INF .410 .492 .440 .000 . .388 LN_ROE .000 .014 .018 .307 .388 .
N
LN_PER 92 92 92 92 92 92
LN_DER 92 92 92 92 92 92
LN_SK 92 92 92 92 92 92
LN_SB 92 92 92 92 92 92
LN_INF 92 92 92 92 92 92
LN_ROE 92 92 92 92 92 92
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .677a .458 .426 .69106 1.606
a. Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_INF, LN_SK, LN_DER, LN_SB b. Dependent Variable: LN_PER
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 34.678 5 6.936 14.523 .000b
Residual 41.071 86 .478
Total 75.749 91 a. Dependent Variable: LN_PER b. Predictors: (Constant), LN_ROE, LN_INF, LN_SK, LN_DER, LN_SB
109
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 11.031 4.245 2.599 .011 LN_DER -.022 .087 -.022 -.250 .803 .793 1.261
LN_SK .324 .084 .341 3.836 .000 .800 1.251
LN_SB 4.618 1.901 .271 2.429 .017 .507 1.972
LN_INF -1.178 .579 -.226 -2.033 .045 .509 1.966
LN_ROE -.518 .073 -.610 -7.078 .000 .849 1.178
a. Dependent Variable: LN_PER
110
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
LN_Unstandardized Residual
N 92
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation .67181061
Most Extreme Differences Absolute .103 Positive .086 Negative -.103
Kolmogorov-Smirnov Z .991 Asymp. Sig. (2-tailed) .280
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji Rank Sperman Setelah Tranformasi Data (LN)
Correlations
LN_DER LN_SK LN_SB LN_INF LN_ROE LN_ABS_RES
Spearman's rho
LN_DER
Correlation Coefficient
1.000 -.264* -.040 .017 -.095 .283
**
Sig. (2-tailed) . .011 .708 .875 .029 .860 N 92 92 92 92 92 92
LN_SK
Correlation Coefficient
-.264* 1.000 .015 -.034 .189 -.127
Sig. (2-tailed) .011 . .888 .744 .071 .228
N 92 92 92 92 92 92
LN_SB
Correlation Coefficient
-.040 .015 1.000 .400** .021 -.048
Sig. (2-tailed) .708 .888 . .000 .842 .652
N 92 92 92 92 92 92
LN_INF
Correlation Coefficient
.017 -.034 .400** 1.000 -.128 .083
Sig. (2-tailed) .875 .744 .000 . .224 .431
N 92 92 92 92 92 92
LN_ROE
Correlation Coefficient
-.095 .189 .021 -.128 1.000 .126
Sig. (2-tailed) .029 .071 .842 .224 . .230
N 92 92 92 92 92 92
LN_ABS_RES
Correlation Coefficient
.283** -.127 -.048 .083 .126 1.000
Sig. (2-tailed) .006 .228 .652 .431 .230 .
N 92 92 92 92 92 92
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).