Upload
others
View
23
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENYULUHAN GIZI TENTANG SARAPAN
TERHADAP ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (KARBOHIDRAT,
LEMAK, PROTEIN) PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI 18 BIREUEN
SKRIPSI
Oleh :
PUTRI LIANI MUMTAZ
1702032010
PROGRAM STUDI S1 GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
PENGARUH PENYULUHAN GIZI TENTANG SARAPAN
TERHADAP ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (KARBOHIDRAT,
LEMAK, PROTEIN) PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI 18 BIREUEN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk Memperoleh gelar Sarjana Gizi (S.Gz)
Pada Program Studi S1 Gizi fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
Oleh :
PUTRI LIANI MUMTAZ
1702032010
PROGRAM STUDI S1 GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
Telah diuji pada tanggal : 23 Juli 2019
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Wanda Lestari, STP, M.Gizi
Anggota : 1. Irfan Said, SKM, M.Kes
2. Yulita, SKM., MPH
i
ABSTRAK
PENGARUH PENYULUHAN GIZI TENTANG SARAPAN TERHADAP
ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN)
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
18 BIREUEN
PUTRI LIANI MUMTAZ
1702032010
Pola konsumsi anak menentukan kebiasaan makan saat dewasa dan yang
perlu mendapat perhatian adalah kebiasaan sarapan pagi. Sarapan adalah kegiatan
makan pada pagi hari yang dilakukan sebelum berangkat berakatifitas dengan
makanan yang mencakup zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Untuk
anak-anak yang masih sekolah, sarapan merupakan sumber energi untuk kegiatan
aktivitas dan belajar di sekolah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi
tentang sarapan terhadap asupan zat gizi makro dan adanya peningkatan jumlah
sarapan dengan desain penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperimental
dengan rancangan one group pre test dan post test design untuk mengetahui
adanya pengaruh sebelum diberikan penyuluhan dan sesudah diberikan
penyuluhan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 18 Bireuen dengan sampel
penelitian sebanyak 50 orang dibagikan dalam dua kelompok perlakuan. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode total
sampling.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah penyuluhan sarapan pagi
berpengaruh terhadap asupan karbohidrat dengan nilai p (0,000) < 0,05.
penyuluhan sarapan pagi berpengaruh terhadap asupan lemak dengan nilai p
(0,000) < 0,05. penyuluhan sarapan pagi berpengaruh terhadap asupan protein
dengan nilai p (0,002) < 0,05.
Disarankan supaya dapat membiasakan diri untuk sarapan pagi baik di
rumah maupun, membawa bekal makanan ke sekolah. Dan memberikan
penyuluhan tentang sarapan pagi secara berkesinambungan melalui program gizi
lainnya.
Kata Kunci : Sarapan Pagi, Karbohidrat, Lemak, Protein
ii
ABSTRACT
THE EFFECT OF NUTRITION RELEASE ON BREAKFAST ON THE
INTELLECT OF MACRO NUTRITION (CARBOHYDRATES,
FATS, PROTEIN) IN VOCATIONAL SCHOOL STUDENTS
OF SD STATE18 BIREUEN
PUTRI LIANI MUMTAZ
1702032010
The pattern of consumption of children determines eating habits as
adults and what needs attention is the breakfast habit. Breakfast is a meal activity
in the morning which is done before leaving beritasatif with food that includes
energy substances, building substances, and regulating substances. For children
who are still in school, breakfast is an energy source for activities and learning at
school.
The purpose of this study was to determine the effect of nutritional
counseling on breakfast on macro nutrient intake and an increase in the amount
of breakfast with the research design used was Experimental Quasy with the
design of one group pre test and post test design to determine the influence before
counseling and after counseling . This research was conducted at SD Negeri 18
Bireuen with a sample of 50 people distributed in two treatment groups. The
sampling technique in this study is using the total sampling method.
The results of the study were that breakfast counseling had an effect on
carbohydrate intake with a value of p (0,000) <0.05. breakfast counseling has an
effect on fat intake with a value of p (0,000) <0.05. breakfast counseling has an
effect on protein intake with p value (0.002) <0.05.
It is recommended to be able to get used to breakfast both at home and,
bringing food supplies to school. And provide counseling about breakfast on an
ongoing basis through other nutrition programs.
Keywords: Breakfast, Carbohydrate, Fat, Protein
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
Anugerah-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “PENGARUH PENYULUHAN GIZI TENTANG SARAPAN
PAGI TERHADAP ASUPAN ZAT GIZI MAKRO (KARBOHIDRAT,
LEMAK, PROTEIN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 18 BIREUEN”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Gizi (S.Gz) pada Program Studi S1 Gizi Institut
Kesehatan Helvetia. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini tidak dapat
diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan
sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc.,M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Helvetia
Medan
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Dr. Asriwati, S.Pd., S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
5. Wanda Lestari, STP, M.Gizi, selaku Ketua Program Studi S1 Gizi Institut
Kesehatan Helvetia, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan motivasi selama
penyusunan Skripsi ini.
6. Irfan Said, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis
selama penyusunan Skripsi ini.
7. Yulita, SKM, MPH, selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan
skripsi ini.
iv
8. Seluruh Dosen Program Studi S1 Gizi yang telah mendidik dan mengajarkan
berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
9. Romanidar, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 18 Bireuen
10. Teristimewa kepada Ayah dan Mamak serta adik yang selalu memberikan
pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan dan selalu
memotivasi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, peneliti menerima kritik dan saran demi kesempurnaan Skripsi
ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas segala
kebaikan yang telah diberikan.
Medan, Juli 2019
Penulis,
Putri Liani Mumtaz
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Putri Liani Mumtaz
Tempat/Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 28 Juni 1995
Status : Belum Menikah
Alamat : Dusun Balee Aron, Kota Juang Bireuen
Agama : Islam
Nama Ayah : Murdani
Nama Ibu : Muliawati
Anak : Ke-1 dari 5 bersaudara
II. Riwayat Pendidikan
Tahun 2000-2006 : SD Negeri 4 Bireuen
Tahun 2007-2009 : SMP Negeri 1 Bireuen
Tahun 2010-2013 : SMA Negeri 1 Bireuen
Tahun 2013-2016 : Poltekkes Kemenkes Aceh Jurusan Gizi
Tahun 2017-2019 : Institut Kesehatan Helvetia Medan
S1 Gizi
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRACT ................................................................................................ i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 5
1.5 Keaslian Penelitian ......................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 9
2.1. Telaah Pustaka ................................................................ 9
2.1.1 Pengertian Penyuluhan .......................................... 9
2.1.2 Sarapan Pagi .......................................................... 12
2.1.3 Asupan Zat Gizi Makro ......................................... 16
2.2. Kerangka Teori ............................................................... 21
2.3 Kerangka Konsep ............................................................ 21
2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 23
3.1. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ..................... 23
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 23
3.3.1 Tempat Penelitian .................................................. 23
3.32 Waktu Penelitian ................................................... 23
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................... 23
3.3.1 Populasi .................................................................. 23
3.3.2 Sampel ................................................................... 24
vii
3.4 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ................. 24
3.4.1 Definisi Operasional .............................................. 24
3.4.2 Aspek Pengukuran ................................................. 25
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...................... 25
3.6 Metode Pengumpulan Data ............................................. 25
3.7 Metode Pengolahan Data .......................................................... 26
3.8 Analisa Data ................................................................................ 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 27
4.1. Gambar Umum Lokasi Penelitian................................... 27
4.2 Gambar Umum Sampel .................................................. 27
4.3 Hasil Penelitian ............................................................... 28
4.4 Pembahasan .................................................................... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 37
5.1. Kesimpulan ..................................................................... 37
5.2 Saran ............................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya ... 6
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi di Indonesia ..................................... 9
Tabel 2.2 Kecukupan Asupan Gizi ........................................................ 20
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran ................................................................. 25
Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin dan Umur rata-rata Siswa di
Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen Tahun 2019 ..................... 28
Tabel 4.2 Distribusi asupan karbohidrat sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan menggunakan media infocus .............. 29
Tabel 4.3 Distribusi asupan lemak sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan menggunakan media infocus .............................. 29
Tabel 4.4 Distribusi asupan protein sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan menggunakan media infocus .............................. 30
Tabel 4.5 Distribusi asupan karbohidrat sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan menggunakan media flipchart ............ 30
Tabel 4.6 Distribusi asupan karbohidrat sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan menggunakan media flipchart ............ 31
Tabel 4.7 Distribusi asupan karbohidrat sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan menggunakan media flipchart ............ 31
Tabel 4.8 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan media
infocus dengan flipchart terhadap asupan karbohidrat .......... 32
Tabel 4.9 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan media
infocus dengan flipchart terhadap asupan lemak ................... 32
Tabel 4.10 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan media
infocus dengan flipchart terhadap asupan protein ................. 33
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ...................................................................... 21
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................... 21
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Food Recall
Lampiran 2 : Master Tabel
Lampiran 3 : Output Hasil Penelitian
Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Perbaikan Proposal
Lampiran 5 : Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 6 : Permohonan Survei Awal
Lampiran 7 : Izin Melakukan Survei Awal
Lampiran 8 : Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 9 : Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 10 : Surat Seelsai Penelitian
Lampiran 11 : Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi
penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukkan oleh kuallitas anak-
anak. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak
dini, sistematis dan berkesinambungan. Salah satu indikator kualitas sumber daya
manusia adalah keadaan gizi yang baik, dimana kebutuhan dasar dapat tercukupi
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Salah satu upaya memenuhi
kuantitas kecukupan gizi adalah dengan membiasakan sarapan pagi (1).
Pola konsumsi anak menentukan kebiasaan makan saat dewasa dan yang
perlu mendapat perhatian adalah kebiasaan sarapan pagi. Sarapan adalah kegiatan
makan pada pagi hari yang dilakukan sebelum berangkat berakatifitas dengan
makanan yang mencakup zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Untuk
anak-anak yang masih sekolah, sarapan merupakan sumber energi untuk kegiatan
aktivitas dan belajar di sekolah. Sarapan pagi akan mengisi cadangan energi
selama kegiatan belajar yang berlangsung sekitar 8-10 jam dan akan diisi kembali
pada saat makan siang. Hal tersebut berhubungan dengan kadar glukosa di dalam
darah dan kerja otak terutama konsentrasi belajar pada pagi hari. Melewatkan
sarapan berdampak pada penurunan konsentrasi belajar yang ditandai dengan rasa
malas, lemas, lesu, pusing, dan mengantuk hingga penurunan prestasi belajar anak
serta berdampak pada tekanan darah rendah dan anemia. Glukosa yang terdapat
dalam sarapan berperan dalam mekanisme daya ingat (kognitif) seseorang,
meskipun tidak secara langsung mempengaruhi tingkat kecerdasan (2).
Berdasarkan WHO (World Health Organization) Tahun 2014,
menemukan sarapan dilewatkan oleh sekitar 10,30 %. Sedangkan sarapan yang
memenuhi kriteria gizi adalah sarapan yang menyuplai karbohidrat (55-65%),
protein (12-15%), lemak (24-30%). Jumlah energi yang harus terpenuhi dalam
sarapan yaitu sekitar 370-555 kkal dan protein sekitar 9,8-14,7 gram. Sarapan
memberi modal energi pada untuk beraktivitas sepanjang hari. Selain memberi
2
energi pada tubuh, sarapan juga memiliki manfaat lain yang tak kalah penting
yaitu meningkatkan konsentrasi yang fokus dan fisik yang prima sebagai
penunjang karir yang kita lakoni (3).
Berdasarkan survey di Asia Pasifik mengungkapkan, meski kebanyakan
responden memahami pentingnya sarapan untuk meningkatkan kebugaran dan
menjaga asupan gizi, masih banyak yang mempunyai kendala dalam
mengonsumsi sarapan setiap hari, 52% masih menjadi kendala dalam keterbatasan
waktu untuk sarapan pagi, jarang merasa lapar di pagi hari 32%, serta menyantap
sarapan membutuhkan terlalu banyak persiapan 16%. Pada akhirnya sarapan biasa
dilewatkan sejumlah responden di Asia dikarenakan kendala tersebut (4).
Hasil penelitian Nasional Berbasis Masyarakat Tahun 2015
menggambarkan bahwa persentase anak sekolah yang tidak pernah dan hampir
tidak pernah sarapan adalah sekitar 10%, dimana angka persentasenya sedikit
lebih tinggi pada perempuan (11,27%) dibandingkan pada laki-laki (8,22%) (5).
Di Indonesia, data hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2013 menunjukkan Data juga menunjukkan, akibat tidak
sarapan sebanyak 45,5% anak Indonesia tidak terpenuhi energinya, dan
mengalami masalah defisiensi gizi mikro, seperti vitamin dan mineral. Sedangkan
23% anak hanya sarapan dengan karbohidrat dan minum, serta 44,6% sarapan
namun berkualitas rendah (6).
Hasil penelitian di Aceh dimenunjukkan bahwa secara umum lebih dari
sebagian responden (57,7%) mempunyai kebiasaan makan pagi dalam kategori
kurang baik. Secara khusus, menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden
(51.4%) yang mempunyai kebiasaan makan pagi dalam kategori kurang baik (7).
Berdasarkan hasil dari data survei awal pada Sekolah SD Negeri 18
Bireuen menunjukkan bahwa, sering terjadi masalah pada Siswa di sekolah
tersebut yang mengalami mual, pusing, sakit perut dikarenakan tidak sarapan
pagi, dan terlambat waktu untuk sarapan. Dari keseluruhan Siswa yang
mengalami kejadian pada siswa tersebut 48%. Salah satunya Siswa kelas V yang
paling mengalami mual, muntah, pusing karena tidak sarapan pagi pada saat
upacara berlangsung atau ketika proses belajar.
3
Sumber energi awal setiap orang harus memulai hari mereka dengan
cukup energi sebagai modal untuk melakukan aktivitas, dimana pagi hari adalah
start awal. Energi yang kita butuhkan tentunya berasal dari makanan apalagi
setelah berjam-jam tidak ada asupan sama sekali. Masih banyak anak yang tidak
melakukan sarapan pagi, mereka lebih memilih mengkonsumsi makanan jajanan
di luar rumah atau di sekolah yang kualitas gizinya tidak terjamin. Makanan
jajanan diluar seringkali tidak memperhatikan mutu gizi, kebersihan, dan
keamanan pangan. Tidak sedikit masalah yang timbul akibat orang tua kurang
peduli terhadap makanan yang dikonsumsi anak di sekolah. Makanan yang tidak
aman dan tidak bergizi menimbulkan penyakit, seperti diare bahkan kanker dan
dapat mengakibatkan tidak tercapainya angka kecukupan gizi (8).
Proporsi zat gizi makro anak sekolah yang dianjurkan sehari menurut
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) meliputi karbohidrat 50-60%, lemak
sekitar 25%, dan protein sekitar 15%. Proporsi tersebut sudah mencakup sarapan.
Makan pagi menyumbang energi sekitar 25% sedangkan kebutuhan gizi sehari,
jumiah yang tergolong signifikan. Kebiasaan sarapan adalah salah satu pola hidup
sehat bergizi seimbang untuk anak sekolah, Namun, banyak anak yang tidak
makan pagi (9).
Sarapan pagi merupakan makanan yang berpengaruh untuk perkembangan
otak. Dimana otak butuh nutrisi dan oksigen makanan akan dicerna ditubuh
disampaikan keseluruh tubuh, sel, jaringan yang ada, dan saraf. Proses berpikir
membutuhkan kerja dari saraf yang melibatkan sel dan jaringan yang
membutuhkan nutrisi. Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa sarapan
berhubungan erat dengan kecerdasan mental. Sehingga memberikan nilai positif
terhadap aktivitas otak, menjadi lebih cerdas, peka dan mudah konsentrasi.
Sebuah survei membuktikan anak dan remaja yang sarapan dengan yang kaya
karbohidrat akan lebih bersemangat, mampu mencurahkan perhatian pada
pelajaran, ceria, kooperatif dan gampang berteman (2).
Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran seseorang yaitu dengan
cara memberikan pendidikan gizi sedini mungkin. Pendidikan gizi ini dapat
diberikan melalui penyuluhan, pemberian poster, leaflet atau booklet pada anak
4
sekolah. Pendidikan dapat meningkatkan pemahaman dan kesaadaran seseorang,
dengan adanya peningkatan kesadaran maka diharapkan akan terjadi perubahan
yang lebih baik terhadap gizi dan kesehatan.
Penyuluhan gizi dapat meningkatkan kesadaaran dan kebiasaan sarapan
pagi seseorang, diharapkan akan terjadi perubahan perilaku yang telah baik
terhadap gizi dan kesehatan sehingga asupan anak menjadi baik. Program
pendidikan gizi dan kesehatan pada anak sekolah merupkan salah satu cara untuk
menerapkan intervensi kesehatan global secara sederhana dan efektif untuk
memperoleh pendidikan yang lebih luas (10).
Di Aceh sendiri Literature yang ada sangat sedikit membahas mengenai
kebiasaan makan pagi anak sekolah, terutama terkait dengan pengaruh
penyuluhan tentang sarapan pagi terhadap asupan gizi makro. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan pengaruh penyuluhan tentang
sarapan pagi terhadap asupan gizi makro di Bireuen (7)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Sarapan terhadap
Asupan Gizi Makro pada Siswa Kelas V SD Negeri 18 Bireuen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian adalah apakah ada Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Sarapan
Terhadap Asupan Zat Gizi Makro dan Adanya Peningkatan Jumlah Sarapan pada
Siswa Kelas V SD N 18 Bireuen.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi
tentang sarapan terhadap asupan zat gizi makro dan adanya peningkatan
jumlah sarapan pada siswa kelas V SDN 18 Bireuen.
5
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi tentang sarapan terhadap
asupan karbohidrat pada siswa kelas V SDN 18 Bireuen.
b. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi tentang sarapan terhadap
asupan protein pada siswa kelas V SDN 18 Bireuen.
c. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi tentang sarapan terhadap
asupan lemak pada siswa kelas V SDN 18 Bireuen.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
a) Bagi Institut Kesehatan Helvetia
Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa Institut Kesehatan
Helvetia khususnya mahasiswa program studi Gizi dalam memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan tentang pentingnya sarapan bagi asupan sehari –
hari.
b) Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi penulis dalam penerapan ilmu
yang diperoleh sewaktu mengikuti perkuliahan khususnya tentang pentingnya
sarapan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1) Bagi Masyarakat
Untuk menambah informasi kepada masyarakat tentang pentingnya sarapan
bagi masyarakat.
2) Bagi SD Negeri 18 Bireuen
Sebagai masukan bagi SD Negeri 18 Bireuen untuk meningkatkan promosi
kesehatan tentang pentingnya sarapan dan peningkatan sarana dan prasarana
dalam penanganan kekurangan asupan zat gizi makro
6
3) Bagi Peneliti Selanjutnya.
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti dan bahan
perbandingan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh penyuluhan sarapan terhadap asupan zat gizi makro.
1.5 Keaslian Penelitian
Berdasarkan literatur yang ada, penelitian ini belum pernah dilakukan
sebelumnya. Penelitian yang sudah pernah dilakukan tersaji pada tabel di bawah
ini.
Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya
Nama
Peneliti
Tujuan
Penelitian
Rancangan
Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan
R, Jayanti
(2018)(11)
Untuk
mengetahui
Pengaruh
penyuluhan
tentang
pentingnya
sarapan pagi
terhadap
pengetahuan dan
sikap anak
sekolah SDN 02
Baruga Kota
Kendari.
Quasy
eksperimental
dengan
rancangan
one group pre
test dan post
test design
adanya
pengaruh
pengetahuan
sebelum dan
setelah
penyuluhan
yang dapat
disimpulkan
bahwa ada
pengaruh sikap
sebelum dan
setelah
penyuluhan.
Tujuan
penelitian
1. Pengambilan
sampel
2. Variabel
penelitian
R, Nindrea
(2017)(2)
Untuk
mengetahui
pengaruh
konseling gizi
terhadap
perubahan
perilaku sarapan
pada siswa
sekolah dasar.
Studi pre
eksperimental
.
penelitian
menunjukkan
peningkatan
rata-rata
perilaku
sebelum dan
sesudah
konseling
sebanyak 3
kali. Rata-rata
perilaku
sebelum
konseling.
1. Tujuan
penelitian
2. Rancangan
Penelitian
1. Pengambilan
sampel
2. Variabel
penelitian
M B Purba,
Retno,Yunia
rti
Mengetahui
pengaruh
konseling gizi
Eksperimen
dengan
desain non-
Asupan energi
kelompok
konseling gizi
Tujuan
penelitian
1. Pengambilan
sampel
2. Variabel
7
(2013)(12) dan
penambahan
makanan
(konseling gizi
plus)
dibandingkan
yang hanya
mendapat
konseling gizi
terhadap asupan
zat gizi (energi
dan protein) dan
status gizi
ODHA
randomized
control group
pretest-
postest
design
plus secara
bermakna lebih
tinggi
dibandingkan
kelompok
konseling gizi
saja (ada
perubahan
demikian juga
dengan asupan
protein
meskipun
secara statistik
tidak bermakna
(ada
perubahan)
penelitian
Hestunigtyas
, Rosania
Tiara
Noer Ratna,
Etika (2013)
(13)
Menganalisis
pengaruh
konseling gizi
terhadap
pengetahuan,
sikap, praktik
ibu dalam
pemberian
makan anak,
dan asupan zat
gizi anak
stunting usia 1-
2 tahun
Eksperimen
dengan quasi
experiment
nonequivalent
control group
design p
Terdapat
perbedaan
perubahan
pengetahuan
sikap, praktik
ibu, dan asupan
zat gizi anak
antara
kelompok
perlakuan dan
kelompok
kontrol.
Tujuan
penelitian
1. Pengambilan
sampel
2. Variabel
penelitian
Yulianto,
H.Hadi, R.
Budingsari
Dwi
(2017)(14)
Mengidentifikasi
efek konseling
pada manfaat
konsumsi
sayuran dan
buah-buahan
terhadap asupan
gizi (energi,
protein, lemak,
karbohidrat dan
serat) di antara
siswa
desain
eksperimental
semu.
Adanya
perbedaan yang
signifikan pada
kedua
kelompok.
Sementara itu,
nilai rata-rata
delta dari
konsumsi
sayuran dan
asupan nutrisi
(protein) tidak
menunjukkan
hubungan yang
signifikan.
Tujuan
penelitian
1. Pengambilan
sampel
2. Variabel
penelitian
3. Metode
penelitian
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Telaah Pustaka
2.1.1 Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang di
lakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif di artikan sebagai
rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terencana dan terarah
dengan peran serta aktif individu, kelompok atau masyarakat untuk memecahkan
masalah dengan memperhitungkan faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat.
Selanjutnya penyuluhan gizi dapat diartikan sebagai suatu pendekatan edukatif
untuk menghasilkan perilaku atau masyarakat yang di perlukan dalam
peningkatan derajat kesehatan dan mempertahankan gizi baik.
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
menyebar pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar,
tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melaksanakan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan.
Penyuluhan gizi merupakan proses belajar untuk mengembangkan
pengertian dan sikap yang positif terhadap gizi agar yang bersangkutan dapat
memiliki dan membentuk kebiasaan makan yang baik dalam kehidupan sehari-
hari. Secara singkat penyuluhan gizi proses membantu orang lain membentuk dan
memiliki kebiasaan makan yang baik. Umumnya pendekatan penyuluhan gizi
merupakan pendekatan kelompok (1).
2.1.2 Tujuan
Secara umum tujuan penyuluhan gizi adalah suatu usaha untuk
meningkatkan status gizi masyarakat, khususnya golongan rawan gizi dengan cara
mengubah perilaku masyarakat ke arah yang baik sesuai dengan prinsip ilmu gizi.
Adapun tujuan yang lebih khusus yaitu :
1) Meningkatkan kesaadaran gizi masyarakat melalui peningkatan pengetahuan
gizi dan makanan yang menyehatkan.
9
2) Menyebarkan konsep baru tentang informasi gizi kepada masyarakat.
3) Membantu individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan berperilaku
positif sehubungan dengan pangan dan gizi.
4) Mengubah perilaku konsumsi makanan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan
gizi, sehingga pada akhirnya tercapai status gizi yang baik (15).
2.1.3 Metode Penyuluhan
Menurut Van Deb Ban dan Hawkins metode yang dipilih oleh seorang
agen penyuluhan sangat tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan
pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode penyuluhan ada 3
(tiga) yaitu: (15)
1) Metode berdasarkan pendekatan perorangan
Pada metode ini, penyuluh berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan sasaran secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena sasaran
dapat langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari
penyuluh. Kelemahan metode ini adalah dari segi sasaran yang ingin dicapai
kurang efektif, karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi
dan membimbing sasaran individu, selain itu juga membutuhkan banyak
tenaga penyuluh dan membutuhkan waktu yang lama.
2) Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Penyuluh berhubungan dengan sasaran secara kelompok. Metode ini cukup
efektif karena sasaran dibimbing dan diarahkan untuk melakukan kegiatan
yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Salah satu cara efektif dalam
metode pendekatan kelompok adalah dengan metode ceramah. Dalam
pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil seperti transfer
informasi, tukar pendapat, umpan balik, dan interaksi kelompok yang
memberi kesempatan bertukar pengalaman. Namun pada metode ini terdapat
kesulitan dalam mengkoordinir sasaran karena faktor geografis dan aktifitas.
10
3) Metode berdasarkan pendekatan massa
Metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang banyak. Ditinjau
dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, tapi terbatas hanya
dapat menimbulkan kesadaran dan keingintahuan saja.
2.1.4 Media Penyuluhan
Menurut Thasim 2013 , penyuluhan tidak dapat lepas dari media karena
melalui media pesan disampaikan dengan mudah untuk dipahami. Media dapat
mengindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi, dan mempermudah
pengertian. Media promosi kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu promosi
kesehatan. Dengan demikian, sasaran dapat mempelajari pesan-pesan kesehatan
dan mampu memutuskan mengadopsi perilaku sesuai dengan pesan yang
isampaikan. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan,
media dibagi menjadi 3 (tiga) yakni: (15)
a. Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan yaitu:
1) Flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian pesan kesehatan dalam
bentuk lembar balik, dimana tiap lembar berisikan pesan kesehatan.
2) berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi informasi yang berkaitan
dengan gambar tersebut.
3) Booklet ialah pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan
maupun gambar.
4) Poster ialah lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau simbol
untuk menyampaikan pesan/ informasi kesehatan.
5) Leaflet ialah penyampaian informasi kesehatan dalam bentuk kalimat,
gambar ataupun kombinasi melalui lembaran yang dilipat.
6) Flyer (selebaran) seperti leaflet tapi tidak dalam bentuk lipatan.
7) Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan suatu
masalah kesehatan.
8) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
b. Media elektronik sebagai saluran untuk menyampaikan pesan- pesan
kesehatan memiliki jenis yang berbeda, antara lain
11
1) Televisi: penyampaian informasi kesehatan dapat dalam bentuk sandiwara,
diskusi, kuis, cerdas cermat seputar masalah kesehatan.
2) Radio: penyampaian pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tanya jawab,
sandiwara radio, ceramah tentang kesehatan.
3) Video: penyampaian informasi kesehatan dengan pemutaran video yang
berhubungan dengan kesehatan.
4) Slide dan Film strip
c. Media papan (Bill Board) yang dipasang di tempat umum dapat diisi dengan
pesan kesehatan. Media papan disini juga mencakup pesan kesehatan yang
ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum
2.2 Sarapan
2.2.1 Pengertian Sarapan
Sarapan adalah makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum
beraktifitas, dengan makanan yang terdiri dari sumber zat tenaga, sumber zat
pembangun dan sumber zat pengatur. Sarapan suatu kegiatan makan dan minum
yang dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 dan memenuhi 15-30% untuk
memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian, sebagai bagian gizi seimbang dalam
rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan cerdas. Sarapan yang dianjurkan
adalah sarapan yang serat tinggi dan protein tinggi dengan rendah lemak.
Mengkonsumsi makanan yang tinggi protein dan serat membuat tidak mudah
lapar (12).
Sarapan yang baik harus banyak mengandung karbohidrat. Karbohidrat
akan dipecah menjadi glukosa. Fungsi glukosa dan mikronutrien dalam otak dapat
menghasilkan energi, selain itu dapat memacu otak agar membantu memusatkan
pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran. Manusia
membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi diharapkan terjadinya
ketersediaan energi yang digunakan untuk jam pertama melakukan aktivitas.
Pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Menurut penelitian
sebelumnya menjelaskan, sarapan pagi dilakukan teratur setiap hari pukul 06.00-
09.00. Idealnya sarapan pagi memenuhi seperempat hingga setengah kebutuhan
12
energi dan zat gizi harian. Secara umum, kata Drajat rekomendasi, kontribusi,
energi, dan zat gizi makan pagi sebanyak 25%, makan siang 30%, makan malam
25%, dan selingan pagi dan sore masing-masing 10% (16).
2.2.2 Manfaat Sarapan
Makan pagi atau sarapan menjadi sangat penting, karena kadar gula dalam
darah akan menurun sekitar dua jam setelah seseorang bangun tidur. Jika anak
tidak sarapan, dia biasanya akan merasa lemas atau lesu sebelum tangah hari
karena gula darah dalam tubuh sudah menurun. Makan pagi sangat bermanfaat
sebagai bekal beraktivitas, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa dari
makan pagi inilah tubuh mendapat asupan zat-zat gizi untuk ketahanan tubuh, hal
ini dikuatkan di PUGS, makan pagi sangat bermanfaat bagi orang dewasa untuk
memelihara ketahanan fisik, sedangkan bagi anak-anak sekolah untuk
meningkatkan kemampuan belajar. Tidak makan pagi bagi anak sekolah
menyebabkan kurangnya kemampuan untuk konsentrasi belajar, bagi orang
dewasa menimbulkan rasa lelah, mengantuk dan menurunnya produktivitas kerja
(17).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa manfaat makan pagi
sangatlah penting, karena asupan nutrisi yang dikonsumsi ketika sarapan tersebut
yang akan membantu konsentrasi di pagi yang penuh dengan aktivitas, seperti
kegiatan di sekolah, mencegah kelelahan di pagi hari, dan juga membantu
kestabilan kadar glukosa dalam darah. Selain itu apa yang dikonsumsi ketika
makan pagi juga akan berpengaruh pada status gizi seseorang. Berikut adalah
manfaat sarapan pagi (18).
1) Memberi energi untuk otak
Hanya minum teh manis atau makan beberapa potong biskuit hingga
waktunya makan siang bukan merupakan sarapan. Manfaat sarapan adalah
adalah meningkatkan kemampuan otak, dan lebih mudah untuk
berkonsentrasi.
13
2) Meningkatkan asupan vitamin
Jus buah segar adalah sarapan yang dianjurkan karena mengandung vitamin
dan mineral yang menyehatkan. Sari buah alami dapat meningkatkan kadar
gula darah setelah semalaman kita tidak dapat makan. Setelah itu bisa
dilanjutkan dengan makan sereal, nasi atau roti. Menu pilihan lain berupa roti
dan telur, bubur, susu, mi, pasta dan lain-lain.
3) Memperbaiki Memori/Daya Ingat
4) Meningkatkan Daya Tahan Terhadap Stress
Dari sebuah survei, anak-anak dan remaja yang sarapan memiliki performa
lebih, mampu mencurahkan perhatian pada pelajaran, berperilaku positif,
ceria, kooperatif, gampang berteman dan dapat menyelesaikan masalah
dengan baik. Sedangkan anak yang tidak sarapan, tidak dapat berpikir dengan
baik dan selalu kelihatan malas.
5) Meningkatkan Konsentrasi
Sesungguhnya dengan makan pagi dapat membantu kita memperbaharui
energi di pagi hari dan membantu kita memiliki „mood‟ yang baik. Orang
dewasa yang selalu makan pagi memiliki prestasi dan hasil yang lebih baik di
perkerjaannya. Anak-anak yang dibiasakan makan pagi juga memiliki IQ yang
lebih tinggi disekolah.
6) Bahaya Tidak Sarapan
Banyak resiko yang dapat terjadi jika melewatkan sarapan pagi. Melewatkan
sarapan pagi akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa, sehinggga dapat
menyebabkan tubuh lemah dan kurang konsentrasi karena tidak tersedia suplai
energi. Penelitian lain menunjukkan siswa yang melewatkan sarapan pagi
memiliki fungsi kognitif yang lebih rendah dibandingkan siswa yang terbiasa
sarapan pagi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Iqbal (2015) bahwa
siswa yang melewatkan sarapan pagi dapat mengalami anemia dan
menimbulkan gejala lesu, pucat, dan tak bergairah. Melewatkan sarapan pagi
juga dapat meningkatkan lemak viseral tubuh. Peningkatan lemak viseral
berhubungan erat dengan resistenssi insulin, diabetes, dan penyakit
cardiovaskuler (7).
14
2.2.3 Jenis Makanan Seimbang Untuk Sarapan
Dalam pedoman umum gizi seimbang pada terdapat tiga belas pesan yang
perlu diperhatikan, salah satunya adalah anjuran untuk membiasakan makan pagi,
hal ini dikarenakan manfaat sarapan yang cukup penting. Seseorang yang tidak
makan pagi memiliki resiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunnya
kadar gula darah dengan tanda-tanda lemah, keluar keringat dingin, kesadaran
menurun bahkan pingsan. Untuk menu sarapan lebih diutamakan kandungan gula
sebaiknya memenuhi 58% energi (terdiri dari 2/3 gula kompleks dan 1/3 gula
cepat terserap). Sedangkan lemak 30% (2/3 lemak tidak jenuh dari nabati dan 1/3
asal hewani, ikan dan ternak) dari kebutuhan energi harian (19).
2.2.4 Karakteristik Sarapan
Sarapan pagi adalah kegiatan dalam hal makan pagi (sarapan) yang dinilai
dari mulai bangun tidur hingga pukul 09.00. Sarapan mempunyai kontribusi
penting dalam total diet harian. Sarapan yang baik mencukupi 15-30% dari
kebutuhan energi atau total diet harian.
2.2.5 Bahaya Tidak Sarapan
1) Saat perut kosong karena tak sarapan tubuh tidak akan menghasilkan energi
yang dibutuhkan untuk efisiensi di pagi hari. Sehingga pada saat jam 10-11
siang akan timbul kelelahan dan kelaparan yang mengganggu kerja.
2) Seseorang yang melewatkan sarapan memiliki kesulitan dalam
berkonsentrasi, khususnya di jam-jam sebelum makan siang.
3) Seseorang yang tidak sarapan, membuat asupan energi yang dibutuhkan oleh
tubuh diambil dari glukosa darah. Ini menyebabkan kadarnya akan menjadi
berkurang, yang mengakibatkan kesehatan dan keseimbangan tubuh
terganggu.
4) Akibat nyata tidak sarapan badan menjadi lemas, kepala pusing, mengantuk,
letih dan lesu, serta berpengaruh pada daya konsentrasi dalam berpikir dan
bekerja.
5) Anda bisa saja terkena penyakit mag jika jarang sarapan (20).
15
2.2.6 Asupan Zat Gizi Makro
Asupan zat gizi adalah banyaknya zat gizi yang berasal dari makanan yang
dikonsumsi anak usia sekolah dalam satu hari, yang dihitung dengan metode
recall dan menggunakan acuan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM). Zat
gizi yang dihitung dalam penelitian ini adalah energy (kkal), protein (g), lemak
(g), karbohidrat (g), kalsium (mg), fosfor (mg), zat besi (mg), vitamin A (SI), dan
vitamin C (mg). Zat gizi makro merupakan zat gizi yang dibutuhkan dalam
jumlah besar oleh tubuh dan sebagian besar berperan dalam penyediaan energi
(21).
Asupan makanan adalah segala jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi tubuh setiap hari. Umumnya asupan makanan di pelajari untuk di
hubungkan dengan keadaan gizi masyarakat suatu wilayah atau individu.
Informasi ini dapat digunakan untuk perencanaan pendidikan gizi khususnya
untuk menyusun menu atau intervensi untuk meningkatkan sumber daya manusia
(SDM), mulai dari keadaan kesehatan dan gizi serta produktivitasnya. Mengetahui
asupan makanan suatu kelompok masyarakat atau individu merupakan salah satu
cara untuk menduga keadaan gizi kelompok masyarakat atau individu
bersangkutan.
Zat gizi makro adalah zat kimia yang diperlukan dalam pertumbuhan,
perkembangan, serta untuk menjalankan fungsi tubuh yang normal. Makronutrien
atau zat gizi makro, berperan besar dalam membentuk energi tubuh dan seluruh
proses metabolisme. Sementara zat gizi mikro juga berguna untuk menjaga fungsi
tubuh dan pertumbuhan, selain itu cenderung berperan untuk mencegah penyakit.
Dalam hal memproduksi energi ataupun proses metabolisme, zat gizi mikro
berperan sebagai kofaktor, pengikat, serta menjadi alat dari proses tersebut, tidak
seperti zat gizi makro yang menjadi bahan utama dari produksi energi (22).
Secara Umum Asupan makanan adalah informasi tentang jumlah dan jenis
makanan yang dimakan atau dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang
pada waktu tertentu. Dari asupan makanan diperoleh zat gizi esensial yang
dibutuhkan tubuh untuk memelihara pertumbuhan dan kesehatan yang baik.
16
Malnutrisi berhubungan dengan gangguan gizi, yang dapat diakibatkan
oleh pemasukan makanan yang tidak adekuat, gangguan pencernaan atau absorbsi,
atau kelebihan makan. Kekurangan gizi merupakan tipe dari malnutrisi. Asupan
makan yang dikonsumsi kemudian akan menghasilkan dampak pada pertumbuhan
dan perkembangan anak. Pertumbuhan anak yang dapat dilihat dari status gizinya.
Ketidakseimbangan energi di dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan
berat badan. Kondisi keseimbangan positif terjadi apabila energi yang masuk
lebih besar dibandingkan dengan pengeluarannya. Di dalam tubuh konsumsi
energi berlebih akan dirubah dalam bentuk simpanan lemak pada jaringan
adiposa.
Total energy expenditure (TEE) diartikan sebagai pengeluaran energi total
individu yang berasal dari tiga komponen yaitu metabolisme basal, efek konsumsi
makanan dan aktivitas fisik. Metabolisme basal adalah penggunaan energi pada
saat istirahat.Metabolisme basal menyumbang 10 - 20% terhadap pengeluaran
energy tubuh1. TEE juga dipengaruhi oleh efek termik makanan.Efek termik
makanan didefinisikan sebagai energi panas yang dihasilkan dalam proses
pencernaan makanan. Komponen pengeluaran energi terbesar digunakan untuk
aktivitas fisik (23).
Secara umum, fungsi dari zat gizi makro adalah:
a) Membangun otot
b) Membangun dan memperbaiki jaringan yang rusak
c) Menjadi sumber energi utama (karbohidrat) dan cadangan energi
(lemak)
d) Mengatur dan menjaga suhu tubuh tetap normal
e) Menjaga jumlah sel di dalam tubuh
f) Berperan dalam sistem kekebalan tubuh serta fertilisasi.
g) Berperan dalam membuat hormon dan enzim.
Asupan gizi dapat dinilai dengan beberapa metode antara lain recall
makanan yang dikonsumsi selama 24 jam (food recall 24 jam), berdasarkan
pengukuran atau perkiraan berat badan makanan yang kemudian dicatat (food
17
record), riwayat pola (food frequency). Diantara metode tersebut yang paling
sesuai untuk digunakan mengetahui karakter suatu populasi dalam rata – rata
asupannya adalah food recall 24 jam.
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Biasanya
dimulai sejak bangun pagi kemaren sampai beristirahat tidur malam harinya, atau
dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur kebelakang
sampai 24 jam penuh (24).
2.2.7 Kebutuhan Kalori (Angka Kecukupan Gizi)
Pada anak usia 7-12 tahun kebutuhan tubuh akan energi jauh lebih besar
dibandingkan dengan sebelumnya, karena anak lebih banyak melakukan aktivitas
fisik seperti bermain, berolahraga, atau membantu orang tua. Memasuki usia 10-
12 tahun, akan semakin besar lagi kebutuhan energi serta zat-zat gizinya
dibandingkan dengan usia 7-9 tahun. Pada usia ini pemberian makanan untuk
anak laki-laki dan perempuan mulai dibedakan. Biasanya anak laki-laki lebih aktif
dan lebih banyak bergerak sehingga lebih banyak membutuhkan konsumsi zat gizi
dalam makanan mereka (23).
Perhatian khusus perlu diberikan pada anak yang bersekolah, karena
umumnya mereka disibukkan dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di luar
rumah sehingga cenderung merupakan waktu makan. Yang penting, kebiasaan
makan pagi sebelum anak berangkat ke sekolah jangan sampai ditinggalkan.
Makan pagi yang cukup akan memenuhi kebutuhan energi selama belajar di
sekolah, sekaligus mencegah penurunan kadar gula darah yang berikat pada
terganggunya konsentrasi anak dalam menerima pelajaran di sekolah. Jika anak
tidak sempat makan pagi di rumah, jangan lupa mambawakan bekal makanan
yang praktis dan higienis. Berikan pengertian pada anak bahwa bekal yang dibawa
dari rumah lebih sehat dan bergizi ketimbang jajanan.
18
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Indonesia 2013
Kelompok Umur BB TB Energi Protein Lemak Karbohidrat
Bayi/Anak
0-6 bulan 6 61 550 12 34 58
7-11 bulan 9 71 725 18 36 82
1-3 tahun 13 91 1725 26 44 155
4-6 tahun 19 112 1600 35 62 220
7-9 tahun 27 130 1850 49 72 254
Laki-laki
10-12 tahun 34 142 2100 56 70 289
13-15 tahun 46 158 2475 72 83 340
16-18 tahun 56 165 2675 66 89 368
Perempuan
10-12 tahun 36 145 2000 66 67 275
13-15 tahun 46 155 2125 69 71 292
16-18 tahun 50 158 2125 59 71 292
Sumber: Permenkes 75/2013 (25)
Lihat tabel AKG pada usia dan jenis kelamin individu yang ingin
dipelajari.
a) Perhatikan BB-nya, jika BB individu yang ingin diketahui kebutuhan atau
kecukupan gizinya berbeda dengan BB di tabel AKG maka lakukan
perhitungan faktor koreksi BB.
b) Hitung kecukupan atau kebutuhan energi dan zat gizi berdasarkan faktor
koreksi BB tersebut.
Contoh cara penggunaan tabel AKG
1) Seorang anak laki-laki usia 8 tahun, BB 24 kg, maka BB standar di Tabel 1.1
AKG adalah 27 kg.
2) Sehingga faktor koreksi BB adalah BB anak saat ini/BB standar pada tabel
AKG yaitu 24/27 = 0.88.
3) Kecukupan energi dan protein anak laki-laki usia 8 tahun berdasarkan tabel
AKG adalah 1850 Kalori, protein 49 g maka kecukupan/kebutuhan energi
untuk anak tersebut adalah 0.88 x 1850=1628 Kalori dan
kecukupan/kebutuhan protein adalah 0.88 x 49 g=43,12g.
Menghitung tingkat asupan zat gizi, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
19
% Tingkat Asupan Gizi = × 100% Asupan Zat Gizi
Kebutuhan Zat Gizi
Tabel 2.2 Kecukupan Asupan Gizi
Status Kecukupan Asupan Gizi % AKG Depkes RI
Baik
Sedang
Kurang
Defisit
100%
80 – 99%
70 – 80%
<70%
Sumber: Depkes RI(6)
2.2.8 Faktor Yang Mempengaruhi Asupan Gizi Makro
Kekurangan zat gizi makro akan mengakibatkan berbagai gangguan yang
disebabkan oleh kekurangan zat gizi makro dan mikro. Kekurangan zat gizi makro
dapat menyebabkan seseorang mengalami kwashiorkor, marasmus, dan
kekurangan energi dan protein. Hal ini tentu saja menyebabkan fungsi tubuh
secara keseluruhan menjadi terganggu.
Sedangkan kekurangan zat gizi mikro, dapat menyebabkan gangguan
seperti:(26)
1) Kekurangan vitamin A, menyebabkan masalah pada penglihatan
2) Kekurangan zat besi, menjadi anemia
3) Kekurangan iodine, bisa mengakibatkan goiter
4) Kekurangan thiamin menyebabkan beri-beri
Karena zat gizi makro di butuhkan dalam jumlah yang besar maka
kelebihan zat gizi makro lebih sering terjadi dibandingkan dengan zat gizi mikro.
Masalah yang akan terjadi jika seseorang mengalami kelebihan zat gizi makro
adalah obesitas, diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung koroner, stroke,
serangan jantung, dan berbagai penyakit metabolik lainnya. Sementara, kelebihan
zat gizi mikro bisa mengakibatkan seseorang mengalami keracunan.
Kedua jenis zat gizi ini sangat penting untuk kelangsungan hidup. Tidak
hanya jumlah yang perlu diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam
20
tubuh, tetapi kualitas makanan yang mengandung suatu zat gizi harus
diperhatikan.
2.3 Kerangka Teori
Akibat tidak Sarapan pagi akan menyebabkan kelaparan, asupan energi
berkurang, mood buruk, penyakit maag yang akan mengalami gangguan
percernaan, pertumbuhan anak terhambat,perkembangan anak terhambat. Dari
penjelasan teori di atas dapat dibuat kerangka teori dibawah ini:
Gambar 2.1 Kerangka Teori
(Sumber: Yulni 2013 dan Dinniyah 2017)
2.4 Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Penyuluhan Sarapan Asupan Gizi
( Karbohidrat, Lemak,
Protein)
Tidak Sarapan
1.Kelaparan
2.Asupan Energi Kurang
3.Mood Buruk
4.Penyakit Maag
1.Gangguan Pencernaan
2.Pertumubuhan Anak
terhambat
3.Perkembangan Anak
Terhambat
4.Konsentrasi Menurun
21
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan sebelum dan sesudah
melakukan penyuluhan tentang sarapan terhadap asupan zat gizi makro
(karbohidrat, lemak, protein) dan adanya peningkatan jumlah sarapan pada siswa
kelas V di SD Negeri 18 Bireuen.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasy Eksperimental dengan
rancangan one group pre test dan post test design
O1 X O2
Keterangan:
O1 : Tes yang dilakukan sebelum di berikan perlakuan (pre test)
O2 : Tes yang dilakukan sesudah di berikan perlakuan (post test)
X : Perlakuan
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri 18 Bireuen Kecamatan Kota
Juang Kabupaten Bireuen Aceh.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini yaitu dari
Januari sampai Juli 2019 mulai dari survei awal sampai dengan sidang akhir.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Murid SD Kelas V Negeri 18
Bireuen pada bulan April 2019 yaitu 50 orang.
23
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah seluruh anggota populasi yaitu murid SD kelas V di SD
Negeri 18 Bireuen. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian
ini yaitu menggunakan teknik total sampling yaitu teknik pengambilan sampel
dimanana semua populasi digunakan sebagai sampel.
3.4 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran
3.4.1 Definisi Operasional
1. Penyuluhan tentang sarapan pagi adalah upaya perubahan perilaku
manusia yang di lakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan
edukatif di artikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan secara
sistematis. Sarapan pagi adalah makanan yang dimakan pada pagi hari
sebelum beraktifitas, dengan makanan yang terdiri dari sumber zat tenaga,
sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur.
2. Asupan gizi adalah salah satu penyebab langsung yang dapat
mempengaruhi status gizi. Asupan zat gizi dapat diperoleh dari beberapa
zat gizi, diantaranya yaitu zat gizi makro seperti energi karbohidrat protein
dan lemak.
24
3.4.2 Aspek Pengukuran
Uraian di atas dapat dilihat secara rinci pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran
No. Nama
Variabel
Cara dan Alat
Ukur Value
Skala
Ukur
1. Penyuluhan
Sarapan
Memberikan
informasi tentang
pentingnya
sarapan melalui
Power Point dan
Flipchart
Metode ceramah, diskusi, dan
permainan tanya jawab
Ordinal
2. Asupan Zat
Gizi Makro
Wawancara
dengan kuesioner
Food Recall 3x24
jam
Baik 100%
Sedang 80-99%
Kurang 70-80%
Defisit <70%
Ordinal
Sumber: Angka Kecukupan Gizi (6)
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Menentukan sampel
2. Sampel akan direcall 3 hari sebelum diberikan penyuluhan gizi tentang
sarapan setelah itu akan di recall kembali 2 hari setelah diberikan
penyuluhan tentang sarapan selama 3x24 jam recall.
3. Proses penyuluhan gizi dilakukan di ruangan Aula SD Negeri 18
Bireuen.
4. Kelompok A Penyuluhan tentang gizi yang akan dilakukan dengan
menggunakan Power Point.
5. Kelompok B akan diberikan penyuluhan gizi yang akan dilakukan
dengan menggunakan Filpchart dihari yang bersamaan.
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Jenis Data
1) Data Primer
Data Primer dalam penelitian ini didapat dari jawaban subjek atas pertanyaan
yang diberikan peneliti yang diperoleh dari variabel yang akan diteliti yaitu
25
dengan kuesioner. Seperti karakteristik umur, jenis kelamin, berat badan,
tinggi badan dan data asupan zat gizi makro.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
berdasarkan data deskriptif di lokasi penelitian yaitu data jumlah siswa SD 18
Bireuen.
3) Data Tersier
Data tersier diperoleh dari jurnal penelitian, makalah, hasil penelitian
terdahulu, skripsi baik dari internet maupun perpustakaan yang bisa digunakan
untuk mendukung pembahasan.
3.7 Metode Pengolahan Data
Data yang terkumpul diolah dengan cara komputerisasi dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Collecting
Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner. Angket maupun observasi.
2. Checking
Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang valid.
3. Coding
Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada veriabel – variabel
yang diteliti.
4. Entering
Data entry, yakni jawaban – jawaban dari masing – masing responden yang masih
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf ) dimasukkan kedalam aplikasi SPSS.
5. Data Processing
Semua data telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai dengan
kebutuhan dari penelitian.
26
3.8 Analisa Data
Data yang dikumpulkan, diolah dengan komputer. Analisa data yang
dilakukan adalah analisa univariat dan bivariat. Setelah dikumpulkan, data akan
dianalisa dengan mengumpulkan teknik analisa sebagai berikut:
1) Analisis Univariat
Analisis ini untuk menjelaskan distribusi frekuensi asupan zat gizi makro sebelum
dan sesudah dilakukannya penyuluhan terhadap siswa kelas V SDN 18 Bireuen.
2) Analisis Bivariat
Analisis data bivariat yaitu untuk mengukur pengaruh penyuluhan dengan media
terhadap asupan zat gizi makro tentang sarapan pagi sebelum dan setelah
penyuluhan, sebelum dilakukan uji paired T-tes terlebih dahulu dilakukan uji
kenormalan data untuk memberikan kepastian apakah data yang dimiliki
berdistribusi normal atau tidak. Jika data normal menggunakan uji paired T-Test,
dengan tingkat signifikan 5%,jika P-Value >0,05 bahwa tidak ada pengaruh, dan
jika P- Value< 0,05 bahwa ada pengaruh, dan jika data tidak normal
menggunakan uji statistik U- Mann Whitney dengan tingkat signifikan 5%, jika
P-value >0,05 bahwa tidak ada pengaruh, dan jika P-value < 0,05 bahwa ada
pengaruh penyuluhan sarapan pagi terhadap asupan zat gizi makro
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi
Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen adalah lembaga yayasan pendidikan
yang bertujuan untuk meneruskan penguasaan anak didik terhadap nilai dan
norma yang telah didapat dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Dengan
demikian anak didik dapat mengembangkan, meneruskan dan mempertahankan
kebudayaan. Terwujudnya peserta didik yang kompetif, berkualitas, serta berdaya
saing tinggi, serta terbinannya anak didik dalam mengembangkan bakatnya baik
proses pembelajaran ataupun Ekstrakurikuler.
Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen merupakan salah satu yayasan yang
memilki jenjang akteditasi A. Luas tanah 2053 M2 dan luas seluruh bangunan
1264 M2. SD Negeri 18 Bireuen ini terletak di Jalan Pendidikan ,Gampong
Meunasah Blang, Kota Juang, Bireuen. Sejak berdirinya pada tahun 1967 hingga
saat ini 2019, SD Negeri 18 Bireuen ini memiliki data siswa dalam 3 tahun
terakhir salah satunya pada Tahun 2018/2019 dengan jumlah keseluruhan siswa
dari kelas I sampai dengan kelas VI yaitu 521 siswa.
Ruang kelas yang ada di Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen berjumlah 20
ruang kelas. Ruang lain nya seperti ruang perpustakaan, Lab. IPA, dan
Keterampilan. Jumlah guru yang ada di Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen salah
satunya Guru Tetap (PNS/Yayasan) berjumlah 17 orang. Guru Kontrak berjumlah
1 orang, Guru Honor berjumlah 20 orang , dan Staf Usaha Tidak Tetap berjumlah
2 orang.
4.1.2 Gambaran Umum Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen dengan
mengambil sampel 50 orang sampel. Sampel dibagikan dalam dua kelompok yaitu
kelompok A dan kelompk B orang siswa. Adapun jumlah sampel yang diambil
28
terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan umur rata-rata 10-11 tahun. Seperti
pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin dan Umur rata-rata Siswa di
Sekolah Dasar Negeri 18 Bireuen Tahun 2019
Kategori n %
1. Jenis kelamin
- Laki-laki
- Perempuan
24
26
48
52
Jumlah 50 100
2. Umur
- 10
- 11
23
27
46
54
Jumlah 50 100
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa sebahagian siswa
berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi yaitu jenis kelamin perempuan
yaitu 26 orang (52%). Presentase tertinggi berdasarkan umur yaitu 11
tahun sebanyak 27 orang (54%).
4.1.3 Analisis Univariat
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 18 Bireuen dengan mengambil 50
sampel dibagi atas dua kelompok A dan B. Data dianalisis disesuaikan
dengan tujuan penelitian hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel yang
dilengkapi dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Asupan karbohidrat sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan
menggunakan power point.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi asupan karbohidrat sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan menggunakan Power Point
Tingkat Asupan
Karbohidrat
Penyuluhan Power Point
Sebelum Sesudah
n Persentase n Persentase
Sedang
Kurang
Defisit
1
15
9
4,0
60,0
36,0
6
15
4
24,0
60,0
16,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0
Sumber: Data Primer 2019
29
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang
memiliki asupan karbohidrat sedang sebelum diberikan penyuluhan
sebanyak 4%, asupan karbohidrat kurang sebanyak 60% dan asupan
karbohidrat defisit sebanyak 36%. Dan siswa yang memiliki asupan
karbohidrat sedang sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 24% , asupan
karbohidrat kurang sebanyak 60% sedangkan asupan karbohidrat defisit
sebanyak 16%
b. Asupan lemak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan
menggunakan power point
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi asupan lemak sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan menggunakan power point
Tingkat Asupan
Lemak
Penyuluhan Power Point
Sebelum Sesudah
n Persentase n Persentase
Sedang
Kurang
Defisit
-
10
15
-
24,0
60,0
7
18
-
28,0
72,0
-
Jumlah 25 100,0 25 100,0
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang
memiliki asupan lemak kurang sebelum diberikan penyuluhan sebanyak
24%, asupan lemak defisit sebanyak 60%. Dan siswa yang memiliki
asupan lemak sedang sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 28% ,
asupan lemak kurang sebanyak 78% .
30
c. Asupan protein sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan
menggunakan power point
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi asupan protein sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan menggunakan power point.
Tingkat Asupan
Protein
Penyuluhan Power Point
Sebelum Sesudah
n Persentase n Persentase
Kurang
Defisit
10
15
40,0
60,0
20
5
80,0
20,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang
memiliki asupan protein kurang sebelum diberikan penyuluhan sebanyak
40%, asupan protein defisit sebanyak 60% sedangkan asupan protein
kurang sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 80% dan asupan protein
defisit sebanyak 20%
d. Asupan karbohidrat sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan
menggunakan flipchart
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi asupan karbohidrat sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan menggunakan flipchart
Tingkat Asupan
Karbohidrat
Penyuluhan Flipchart
Sebelum Sesudah
n Persentase n Persentase
Sedang
Kurang
Defisit
-
9
16
-
36,0
64,0
7
16
2
28,0
64,0
8,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang
memiliki asupan karbohidrat kurang sebelum diberikan penyuluhan
sebanyak 36%, asupan karbohidrat defisit sebanyak 64%. Sedangkan siswa
yang memiliki asupan karbohidrat sedang sesudah diberikan penyuluhan
sebanyak 28% , asupan karbohidrat kurang sebanyak 16% dan aspuan
karbohidrat defisit sebanyak 8%.
31
e. Asupan lemak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan
menggunakan flipchart
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi asupan lemak sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan menggunakan flipchart
Tingkat Asupan
Lemak
Penyuluhan Flipchart
Sebelum Sesudah
n Persentase n Persentase
Sedang
Kurang
Defisit
-
7
18
-
28,0
72,0
1
20
4
4,0
80,0
16,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang
memiliki asupan lemak kurang sebelum diberikan penyuluhan sebanyak
28%, asupan lemak defisit sebanyak 72%. Sedangkan siswa yang memiliki
asupan lemak sedang sesudah diberikan penyuluha sebanyak 4% , asupan
lemak kurang sebanyak 80% sedangkan asupan lemak defisit sebanyak
16%.
f. Asupan protein sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan
menggunakan flipchart
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi asupan protein sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan menggunakan flipchart
Tingkat Asupan
Protein
Penyuluhan Flipchart
Sebelum Sesudah
n Persentase n Persentase
Sedang
Kurang
Defisit
-
13
12
-
52,0
48,0
3
18
4
12,0
72,0
16,0
Jumlah 25 100,0 25 100,0
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 25 siswa yang
memiliki asupan protein kurang sebelum diberikan penyuluhan sebanyak
52%, asupan protein defisit sebanyak 48%. Dan siswa yang memiliki
asupan protein sedang sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 12% ,
asupan protein kurang sebanyak 72% sedangkan asupan protein defisit
sebanyak 16%.
32
4.1.4 Analisis Bivariat
a. Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power point dengan
flipchart terhadap asupan karbohidrat pada siswa Kelas V SD
Tabel 4.8 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power
point dengan flipchart terhadap asupan karbohidrat
Karbohidrat n Mean Std.
Deviation T p
Power Point
-Postest dan Pretest
karbohidrat 25 ,400 ,577 3,464 ,002
Flipchart
-Posttest dan
Pretest karbohidrat 25 ,840 ,075 11,22 ,000
Berdasarkan tabel diatas hasil analisis menggunakan uji statistik
pada penyuluhan power point didapatkan nilai p=0,002 pada tingkat
kepercayaan 95% sedangkan uji statistik penyuluhan flipchart terhadap
asupan karbohidrat dengan nilai p=0,00 pada tingkat kepercayaan 95%
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan power point
dan flipchart terhadap asupan karbohidrat pada siswa Kelas V di Sekolah
Dasar Negeri 18 Bireuen.
b. Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power point dengan
flipchart terhadap asupan lemak pada siswa Kelas V SD
Tabel 4.9 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power
point dengan flipchart terhadap asupan lemak
Lemak N Mean Std.
Deviation T P
Power Point
-Postest dan Pretest
lemak 25 ,880 ,440 10,00 ,000
Flipchart
-Posttest dan
Pretest lemak 25 ,600 ,577 5,196 ,000
Berdasarkan tabel diatas hasil analisis menggunakan uji statistik
pada penyuluhan power point didapatkan nilai p=0,00 pada tingkat
33
kepercayaan 95% sedangkan uji statistik penyuluhan flipchart terhadap
asupan lemak dengan nilai p=0,00 pada tingkat kepercayaan 95% sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan power point dan
flipchart terhadap asupan lemak pada siswa Kelas V di Sekolah Dasar
Negeri 18 Bireuen.
c. Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power point dengan
flipchart terhadap asupan protein pada siswa Kelas V SD
Tabel 4.10 Pengaruh perbedaan penyuluhan menggunakan power
point dengan flipchart terhadap asupan protein
Protein n Mean Std.
Deviation T p
Media Infocus
-Postest dan Pretest
protein 25 ,400 ,577 3,464 ,002
Flipchart
-Posttest dan
Pretest protein 25 ,440 ,651 3,381 ,002
Berdasarkan tabel diatas hasil analisis menggunakan uji statistik
pada penyuluhan power point didapatkan nilai p=0,002 pada tingkat
kepercayaan 95% sedangkan uji statistik penyuluhan flipchart terhadap
asupan protein dengan nilai p=0,002 pada tingkat kepercayaan 95%
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan power point
dan flipchart terhadap asupan protein pada siswa Kelas V di Sekolah
Dasar Negeri 18 Bireuen.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan uji statistik pada penyuluhan power point didapatkan
nilai p=0,002 pada tingkat kepercayaan 95% sedangkan uji statistik
penyuluhan flipchart terhadap asupan karbohidrat dengan nilai p=0,00 pada
tingkat kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penyuluhan power point dan flipchart terhadap asupan karbohidrat.
34
Berdasarkan uji statistik pada penyuluhan power point didapatkan
nilai p=0,00 pada tingkat kepercayaan 95% sedangkan uji statistik
penyuluhan flipchart terhadap asupan lemak dengan nilai p=0,00 pada tingkat
kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penyuluhan power point dan flipchart terhadap asupan lemak.
Berdasarkan uji statistik pada penyuluhan power point didapatkan
nilai p=0,002 pada tingkat kepercayaan 95% sedangkan uji statistik
penyuluhan flipchart terhadap asupan protein dengan nilai p=0,002 pada
tingkat kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penyuluhan power point dan flipchart terhadap asupan protein.
Berdasarkan penelitian di atas menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan asupan zat gizi makro serta sarapan pagi pada anak setelah
pemberian penyuluhan dengan power point dan flipchart. Walaupun pada saat
post test masih ada responden yang asupan zat gizinya defisit. Masih
buruknya asupan responden terhadap sarapan pagi atau pola makan yang
tidak teratur mungkin disebabkan oleh pemahaman responden yang masih
kurang mengenai gizi salah satunya pentingnya sarapan pagi itu sendiri. Dari
proses tanya jawab yang dilakukan, beberapa responden masih belum
memahami kalau mereka perlu membiasakan diri untuk sarapan pagi dan
masih banyak yang tidak sarapan pagi. Selain itu, mereka juga mengatakan
bahwa sangat sulit untuk membiasakan sarapan pagi sebelum berangkat ke
sekolah dan sulit untuk minum air bersih yang cukup jumlahnya (8 gelas
sehari). Beberapa responden juga mengatakan bahwa mereka sangat sulit
untuk makan sayuran sumber zat besi seperti bayam karena kebiasaan sehari -
hari responden tidak suka makan sayur, beberapa responden tidak
mengkonsumsi karena alasan tersebut.
Pada siswa sekolah dasar, faktor yang paling berpengaruh dalam
menentukan pola makan mereka adalah faktor di luar rumah yaitu lingkungan
masyarakat dan teman sekolah. Lingkungan masyarakat yang memiliki
kebiasaan buruk dalam hal mengkonsumsi makanan atau jajanan sehingga
35
siswa sekolah dasar tidak memahami betapa pentingnya sarapan pagi dan
menjaga pola makan yang baik (10).
Banyak faktor yang menyebabkan anak sekolah dasar tidak biasa
melakukan sarapan pagi, diantaranya adanya citra bahwa sarapan merupakan
kegiatan yang menjengkelkan karena perlu bangun tidur lebih pagi agar
terealisasi waktu untuk sarapan, pengetahuan orang tua rendah sehingga
orang tua tidak menyiapkan sarapan dan keluarga tidak membiasakan
sarapan. Faktor lain adalah untuk menjaga penampilan fisik. Padahal tidak
sarapan pagi bisa berakibat tidak baik bagi tubuh (3).
Penyuluhan gizi dapat meningkatkan kesadaaran dan kebiasaan
sarapan pagi seseorang, diharapkan akan terjadi perubahan perilaku yang
telah baik terhadap gizi dan kesehatan sehingga asupan anak menjadi baik.
Program pendidikan gizi dan kesehatan pada anak sekolah merupkan salah
satu cara untuk menerapkan intervensi kesehatan global secara sederhana dan
efektif untuk memperoleh pendidikan yang lebih luas (10).
Penyuluhan dengan power point dan flipchart memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengetahui apa itu sarapan pagi dan
perlunya gizi seimbang, dimana informasi tersebut kurang diberikan oleh
guru di sekolah. Pelaksanaan penyuluhan dengan power point dan flipchart
dilakukan recall 3x24 jam , pada hari ketiga setelah direcall dilakukan
penyuluhan dengan media infocus dan flichart , dimana proses recall sebelum
diberikannya penyuluhan guna untuk mengetahui bagaimana asupan zat gizi
anak sebelum diberikan penyuluhan dan setelah diberikan penyuluhan dengan
metode power point dan flipchart responden diberi kesempatan untuk ber
tanya perihal pentingnya sarapan pagi. Dalam kesempatan ini pula
komunikator menghimbau kepada para guru agar selalu mendukung dan
mengingatkan responden tentang pentingnya sarapan pagi.
Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan peningkatan nilai
rata-rata perilaku sarapan pagi sebelum dan sesudah konseling sebanyak 3
kali. Hasil uji statistik diketahui terdapat pengaruh penyuluhan gizi dengan
36
peningkatan nilai rata-rata perilaku sarapan pagi sebelum dan sesudah
konseling (2).
Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa asupan zat
gizi (asupan energi dan asupan protein) mengalami peningkatan pada kedua
kelompok walaupun masih di bawah kebutuhan. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian konseling gizi plus
terhadap perubahan asupan energi , tetapi tidak demikian dengan asupan
protein (12).
Pada penelitian ini, menunjukkan bahwa penyuluhan dengan power
point flipchart terbukti tetap berpengaruh terhadap peningkatan asupan zat
gizi anak dan peningkatan sarapan pagi anak juga meningkat. Dimana data
yang diperoleh asupan zat gizi responden sebelum diberikan penyuluhan
dengan power point dan flipchart memiliki asupan zat gizi makro banyak
yang defisit dan setelah diberikan penyuluhan dengan power point dan
flipchart responden berubah asupan zat gizi makro makin membaik serta
sarapan pagi pada anak juga meningkat.
Berdasarkan penelitian yang sejalan juga menunjukkan adanya
pengaruh penyuluhan manfaat sayur dan buah terhadap asupan zat gizi
(energi, lemak, karbohidrat,dan serat) pada remaja obesitas. Namun, tidak ada
pengaruh penyuluhan manfaat sayur dan buah terhadap asupan proteinpada
remaja obesitas (14).
Peningkatan ini terjadi setelah responden diberi penyuluhan dengan
power point dan flipchart selama 1 hari. Pemberian power point dan flipchart
dengan desain yang menarik digunakan sebagai media promosi gizi untuk
memperjelas pemahaman siswa tentang pentingnya sarapan pagi.
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ada perbedaan asupan karbohidrat siswa/siswi tentang sarapan pagi
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan power point dan
flipchart di SD Negeri 18 Bireuen. Dimana terjadi peningkatan asupan
dan sarapan pagi siswa setelah dilakukan penyuluhan gizi.
2. Ada perbedaan asupan lemak siswa/siswi tentang sarapan pagi
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan power point dan
flipchart di SD Negeri 18 Bireuen. Dimana terjadi peningkatan asupan
dan sarapan pagi siswa setelah dilakukan penyuluhan gizi.
3. Ada perbedaan asupan protein siswa/siswi tentang sarapan pagi
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan power point dan
flipchart di SD Negeri 18 Bireuen. Dimana terjadi peningkatan asupan
dan sarapan pagi siswa setelah dilakukan penyuluhan gizi.
5.2 Saran
1. Bagi pendidik di SD Negeri 18 Bireuen diharapkan untuk memberikan
penyuluhan tentang sarapan pagi secara berkesinambungan melalui
program gizi lainnya. Pendidik dapat memberikan motivasi yang tinggi
bagi siswanya untuk membiasakan anak untuk sarapan pagi.
2. Bagi siswa diharapkan siswa sekolah dasar dapat membiasakan diri
untuk sarapan pagi baik di rumah maupun , membawa bekal makanan
ke sekolah.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji variabel lain yang
mungkin belum diteliti yaitu variabel yang dapat mempengaruhi yang
mengakibatkan tidak sarapan pagi. Dan variabel meliputi pengalaman
pribadi, pengaruh orang lain, kebudayaan, media massa dan faktor
emosional.
DAFTAR PUSTAKA
1. Briawan D, Ekayanti I, Koerniawati RD. Pengaruh Media Kampanye
Sarapan Sehat Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Kebiasaan
Sarapan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor. J Gizi dan Pangan.
2013;8(2):115–22.
2. Nindrea RD. Pengaruh Penyuluhan Gizi dengan Perubahan Perilaku
Sarapan Pagi pada Siswa Sekolah Dasar. J Endur. 2017;2(October):239–44.
3. Kesehatan K, Indonesia R. Profil Kesehatan Indonesia. 2017.
4. Nutrition H. Asia Pacific Healthy Breakfast Survey. Making The World
Healthier and Happier; 2018.
5. Kusumawardani N et. al. Perilaku Berisiko Kesehatan Hasil Survey
Nasional Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia. Badan Litbangkes
Kementrian Kesehatan RI; 2015. 23-24 p.
6. Penelitian B, Kesehatan P. RISET KESEHATAN DASAR. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI; 2017.
7. Iqbal M, Tahlil T. Makan Pagi dan Prestasi Akademik Pada Anak Usia
Sekolah di Banda Aceh Tahun 2015. Nursing (Lond). 2015;VI(2):7–11.
8. Mawarni EE. Edukasi Gizi Pentingnya Sarapan Sehat Bagi Anak Sekolah.
2018;11(4):97–107.
9. Hermina, Anggorodi R. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan
Makan Pagi pada Remaja Putri di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
PGM. 2013;32(2):94–100.
10. Hikmawati Z, Rahim A, Yasnani. Pengaruh Penyuluhan dengan Media
Promosi Puzzle Gizi Terhadap Perilaku Gizi Seimbang pada Siswa Kelas V
di SD Negeri 06 Poasia Kota Kendari Tahun 2016. 2016;
11. Jayanti R. Pengaruh Penyuluhan Tentang Pentingnya Sarapan Pagi
Terhadap Pengetahua dan Sikap Anak Sekolah d SDN 02 Baruga Kota
Kendari Tahun 2018. 2018;
12. Purba B, Retno, Purba MB, Pangastuti R. Pengaruh Konseling Gizi dan
Penambahan Makanan terhadap Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Pasien
HIV / AIDS. J gizi Klin Indones. 2013;9(1):132–8.
13. Hestunigtyas RT, Noer Ratna E. Pengaruh Konseling Gizi terhadap
Pegetahuan Sikap, Praktik Ibu dalam Pemberian Makan Anak, Dan Asupan
Zat Gizi Anak Stunting Usia 1-2 Tahun di Kecamatan Semarang Timur.
Artik Peneltian. 2013;
14. Yulianto, Hadi H, Budiningsari Dwi R. Pengaruh Penyuluhan Manfaat
Sayur dan Buah terhadap Asupan Gizi Remaja Obesitas Siswa/Siswi SLTP
di Kota Palembang. J Gizi Klin Indones. 2017;2:53–62.
15. Thasim S, Syam A, Najamuddin U. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap
Perubahan Pengetahuan Dan Asupan Zat Gizi pada Anak Gizi Lebih di
SDN Sudirman I Makassar Tahun 2013. J Kesehat Masayarakat. 2013;1–
14.
16. Ariyasa Gede I, Datya Iefan A. Pengaruh Sarapan Pagi dan Status Gizi
terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Buleleng. J
virgin. 2016;II(I):84–91.
17. Sumantrie P. Manfaat Sarapan Pagi terhadap Prestasi Anak Sekolah Dasar.
J Ilm Akper Kesdam. 2017;3(10):134–9.
18. Sukiniarti. Kebiasaan Makan Pagi pada Anak Usia SD dan Hubungan
dengan Tingkat Kesehatan dan Prestasi Belajar. J Pendidik Biol Indones.
2015;1(1):315–21.
19. Purwaningrum S, Wardani Y. Hubungan Antara Asupan Makanan dan
Status Kesadaran Gizi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Sewon I, Bantul. 2016;1978–0575:190.
20. Saragi L, Hasanah O, Huda N. Hubungan Sarapan Pagi dengan Aspek
Biologi Anak Usia Sekolah. JOM. 2015;2(2).
21. Agustina W, Mulyani EY, Kuswari M. Asupan Zat Gizi Makro dan Serat
Menurut Status Gizi Anak Usia 6-12 Tahun di Pulau Sulawesi. J Gizi dan
Pangan. 2015;10(1):63–70.
22. Yulni. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status Gizi pada Anak
Sekolah Dasar d Wilayah Pesisir Kota Makassar. J MKMI. 2013;205–11.
23. Qamariyah B, Nindya TS. Hubungan Antara Asupan Energi , Zat Gizi
Makro dan Total Energy Expenditure dengan Status Gizi Anak Sekolah
Dasar. 2018;59–65.
24. Yusnita N. Hubungan Asupan Makanan dengan Status Gizi dan Perilaku
Adaptif Anak Autis di PAUD ABK Mutiara Kasih , Trenggalek. e-journal
boga. 2014;3:184–91.
25. Permenkes. Angka Kecukupan Gizi. Jakarta: Menteri Kesehatan RI; 2013.
p. 5–6.
26. Diniyyah Roshmita S, Nindya Susilla T. Asupan Energi , Protein dan
Lemak dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa
Suci , Gresik. Res Study. 2017;341–50.
Lampiran
FOOD RECALL 3x24 JAM
No Responden :
Nama sampel :
Umur :
BB :
TB :
Hari :
Waktu Menu BahanMakanan Berat (gr) Energi Protein
LEMAK H A Hewani Nabati
Total
Kebutuhan
% Asupan
Tingkat Asupan
Lampiran
FOOD RECALL 3x24 JAM
No Responden :
Nama sampel :
Umur :
BB :
TB :
Hari :
Waktu Menu BahanMakanan Berat (gr) Energi Protein
LEMAK H A Hewani Nabati
Total
Kebutuhan
% Asupan
Tingkat Asupan
Rata-Rata Asupan Recall 2 Hari
Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Asupan
Kebutuhan
% Kebutuhan
Tingkat Konsumsi
Lampiran 2
No Kel A JK Umur PreFCSKH PreFCSLMK PreFCSPRO PostFCSKH PostFCSLMK PostFCSPRO Kel B JK Umur PreFLPKH PreFLPLMK PreFLPPRO PostFLPKH PostFLPLMK PostFLPPRO
1 1 2 10 4 4 4 4 3 3 2 2 11 4 3 4 4 3 3
2 1 2 10 4 4 4 3 3 3 2 1 11 4 3 4 4 3 3
3 1 1 10 4 4 4 4 3 3 2 2 11 4 3 4 3 3 3
4 1 1 11 4 4 4 3 3 4 2 2 11 4 3 4 3 3 4
5 1 1 11 4 4 4 3 3 4 2 2 10 4 4 4 3 3 4
6 1 2 10 4 4 4 4 3 3 2 1 11 4 4 4 3 3 3
7 1 2 11 4 4 4 3 3 3 2 2 11 4 4 4 3 3 3
8 1 1 11 4 4 4 4 3 3 2 2 11 4 3 3 3 2 3
9 1 1 11 3 4 4 3 3 4 2 1 10 4 4 3 3 4 3
10 1 1 11 3 3 3 2 3 3 2 1 10 4 4 3 3 4 4
11 1 2 10 3 3 3 2 3 3 2 1 10 3 4 3 2 3 4
12 1 1 10 3 3 3 2 2 3 2 1 10 3 4 4 3 3 3
13 1 1 10 3 3 3 2 2 3 2 1 11 3 4 4 3 3 3
14 1 1 11 3 3 3 2 3 3 2 1 10 4 4 3 3 3 3
15 1 1 11 3 3 3 2 3 3 2 2 10 4 4 3 3 3 3
16 1 1 11 3 3 3 3 2 3 2 2 11 4 4 3 3 3 3
17 1 1 11 3 3 3 3 2 3 2 1 11 4 4 3 3 4 2
18 1 2 11 3 3 3 3 2 4 2 2 10 4 3 3 3 4 2
19 1 2 10 3 3 3 3 2 3 2 2 10 4 3 4 3 3 3
20 1 1 11 3 4 4 3 3 4 2 2 11 3 4 4 2 3 3
21 1 2 10 3 4 4 3 3 3 2 1 10 3 4 3 2 3 3
22 1 2 11 3 4 4 3 2 3 2 1 11 3 4 3 2 3 2
23 1 2 10 2 4 4 3 3 3 2 2 10 3 4 3 2 3 3
24 1 2 11 3 4 4 3 3 3 2 2 10 3 4 3 2 3 3
25 1 2 11 4 4 4 3 3 3 2 2 10 3 4 4 2 3 3
MASTER DATA
Lampiran 3
>Warning # 849 in column 23. Text: in_ID >The LOCALE subcommand
of the SET command has an invalid parameter. It could >not be
mapped to a valid backend locale. GET FILE='G:\3. BAHAN
SKRIPSI\output data skripsi.sav'. DATASET NAME DataSet1
WINDOW=FRONT. SAVE OUTFILE='G:\3. BAHAN SKRIPSI\output data
skripsi.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='G:\3. BAHAN
SKRIPSI\output data skripsi.sav' /COMPRESSED. FREQUENCIES
VARIABLES=PREFCS_KAT_KH POSTFCS_KAT_KH PRETFCS_KAT_LMK
POSTFCS_KAT_LMK PRETFCS_KAT_PRO POSTFCS_KAT_PRO PREFLP_KAT_KH
POSTFLP_KAT_KH PREFLP_KAT_LMK POSTFLP_KAT_LMK PREFLP_KAT_PRO
POSTFLP_KAT_PRO /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet1] G:\3. BAHAN SKRIPSI\output data skripsi.sav
Statistics
PREFCS_KAT_K
H
POSTFCS_KAT_
KH
PRETFCS_KAT_
LMK
POSTFCS_KAT_
LMK
PRETFCS_KAT_
PRO
N Valid 25 25 25 25 25
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
POSTFCS_KAT_
PRO
PREFLP_KAT_K
H
POSTFLP_KAT_
KH
PREFLP_KAT_L
MK
POSTFLP_KAT_
LMK
N Valid 25 25 25 25 25
Missing 0 0 0 0 0
Statistics
PREFLP_KAT_P
RO
POSTFLP_KAT_
PRO
N Valid 25 25
Missing 0 0
Frequency Table
PREFCS_KAT_KH
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang (80-90%) 1 4.0 4.0 4.0
kurang (70-80%) 15 60.0 60.0 64.0
defisit( <70) 9 36.0 36.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
POSTFCS_KAT_KH
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 6 24.0 24.0 24.0
kurang 15 60.0 60.0 84.0
defisit 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
PRETFCS_KAT_LMK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 10 40.0 40.0 40.0
defiisit 15 60.0 60.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
POSTFCS_KAT_LMK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 7 28.0 28.0 28.0
kurang 18 72.0 72.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
PRETFCS_KAT_PRO
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 10 40.0 40.0 40.0
defisit 15 60.0 60.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
POSTFCS_KAT_PRO
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 20 80.0 80.0 80.0
defisit 5 20.0 20.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
PREFLP_KAT_KH
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 9 36.0 36.0 36.0
defisit 16 64.0 64.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
POSTFLP_KAT_KH
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 7 28.0 28.0 28.0
kurang 16 64.0 64.0 92.0
defisit 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
PREFLP_KAT_LMK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 7 28.0 28.0 28.0
defisit 18 72.0 72.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
POSTFLP_KAT_LMK
dimension1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
dimension0 Valid sedang 1 4.0 4.0 4.0
kurang 20 80.0 80.0 84.0
defisit 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
PREFLP_KAT_PRO
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 13 52.0 52.0 52.0
defisit 12 48.0 48.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
POSTFLP_KAT_PRO
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 3 12.0 12.0 12.0
kurang 18 72.0 72.0 84.0
defisit 4 16.0 16.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
T-TEST PAIRS=PREFCS_KAT_KH PREFLP_KAT_KH WITH POSTFCS_KAT_KH
POSTFLP_KAT_KH (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
T-Test [DataSet1] G:\3. BAHAN SKRIPSI\output data skripsi.sav
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PREFCS_KAT_KH 3.32 25 .557 .111
POSTFCS_KAT_KH 2.92 25 .640 .128
Pair 2 PREFLP_KAT_KH 3.64 25 .490 .098
POSTFLP_KAT_KH 2.80 25 .577 .115
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PREFCS_KAT_KH &
POSTFCS_KAT_KH
25 .542 .005
Pair 2 PREFLP_KAT_KH &
POSTFLP_KAT_KH
25 .766 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PREFCS_KAT_KH -
POSTFCS_KAT_KH
.400 .577 .115
Pair 2 PREFLP_KAT_KH -
POSTFLP_KAT_KH
.840 .374 .075
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PREFCS_KAT_KH -
POSTFCS_KAT_KH
.162 .638
Pair 2 PREFLP_KAT_KH -
POSTFLP_KAT_KH
.686 .994
Paired Samples Test
t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 PREFCS_KAT_KH -
POSTFCS_KAT_KH
3.464 24 .002
Pair 2 PREFLP_KAT_KH -
POSTFLP_KAT_KH
11.225 24 .000
T-TEST PAIRS=PRETFCS_KAT_LMK PREFLP_KAT_LMK WITH POSTFCS_KAT_LMK
POSTFLP_KAT_LMK (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test
[DataSet1] G:\3. BAHAN SKRIPSI\output data skripsi.sav
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PRETFCS_KAT_LMK 3.60 25 .500 .100
POSTFCS_KAT_LMK 2.72 25 .458 .092
Pair 2 PREFLP_KAT_LMK 3.72 25 .458 .092
POSTFLP_KAT_LMK 3.12 25 .440 .088
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PRETFCS_KAT_LMK &
POSTFCS_KAT_LMK
25 .582 .002
Pair 2 PREFLP_KAT_LMK &
POSTFLP_KAT_LMK
25 .174 .406
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PRETFCS_KAT_LMK -
POSTFCS_KAT_LMK
.880 .440 .088
Pair 2 PREFLP_KAT_LMK -
POSTFLP_KAT_LMK
.600 .577 .115
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PRETFCS_KAT_LMK -
POSTFCS_KAT_LMK
.699 1.061
Pair 2 PREFLP_KAT_LMK -
POSTFLP_KAT_LMK
.362 .838
Paired Samples Test
t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 PRETFCS_KAT_LMK -
POSTFCS_KAT_LMK
10.007 24 .000
Pair 2 PREFLP_KAT_LMK -
POSTFLP_KAT_LMK
5.196 24 .000
T-TEST PAIRS=PRETFCS_KAT_PRO PREFLP_KAT_PRO WITH POSTFCS_KAT_PRO
POSTFLP_KAT_PRO (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500)
/MISSING=ANALYSIS.
T-Test [DataSet1] G:\3. BAHAN SKRIPSI\output data skripsi.sav
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PRETFCS_KAT_PRO 3.60 25 .500 .100
POSTFCS_KAT_PRO 3.20 25 .408 .082
Pair 2 PREFLP_KAT_PRO 3.48 25 .510 .102
POSTFLP_KAT_PRO 3.04 25 .539 .108
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PRETFCS_KAT_PRO &
POSTFCS_KAT_PRO
25 .204 .328
Pair 2 PREFLP_KAT_PRO &
POSTFLP_KAT_PRO
25 .231 .267
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PRETFCS_KAT_PRO -
POSTFCS_KAT_PRO
.400 .577 .115
Pair 2 PREFLP_KAT_PRO -
POSTFLP_KAT_PRO
.440 .651 .130
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PRETFCS_KAT_PRO -
POSTFCS_KAT_PRO
.162 .638
Pair 2 PREFLP_KAT_PRO -
POSTFLP_KAT_PRO
.171 .709
Paired Samples Test
t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 PRETFCS_KAT_PRO -
POSTFCS_KAT_PRO
3.464 24 .002
Paired Samples Test
t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 PRETFCS_KAT_PRO -
POSTFCS_KAT_PRO
3.464 24 .002
Pair 2 PREFLP_KAT_PRO -
POSTFLP_KAT_PRO
3.381 24 .002
DOKUMENTASI
Gambar 1. Memberikan Penyuluhan menggunakan Media Infocus
Gambar 2. Memberikan Penyuluhan Menggunakan Flipchart
Gambar 3. Sesi Tanya Jawab
Gambar 4. Foto Bersama Siswa kelas V