Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PEMBENTUKAN
KARAKTER ANAK PADA MATA PELAJARAN PPKn
DI KELAS V SD INPRES BONTOKADDOPEPE
KECAMATAN GALESONG UTARA
KABUPATEN TAKALAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
SYAMSURYANI
NIM 10540 8655 13
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Syamsuryani
Nim : 10540 8655 13
Jurusan : Pendidikan Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Pengaruh Media Sosial Terhadap Pemvbentukan Karakter
Anak Pada Mata Pelajaran PPKn kelas V di SD Inpres
Bontokaddopepe Kecamatan Galesong Utara Kabupaten
Takalar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah
hasil karya sendiri dan bukan ciptaan orang lain atau dibuatkan
oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabilapernyataan ini tidak benar.
Makassar, 25 Juli 2017
Yang Membuat Pernyataan
Syamsuryani
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Syamsuryani
Nim : 10540 8655 13
Jurusan : Pendidikan Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 25 Juli 2017
Yang Membuat Pernyataan
Syamsuryani
Mengetahui
Ketua Prodi
Pendidikan Sekolah Dasar
Sulfasyah. S. Pd., MA.
NBM. 970 63
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Semua amal itu tergantung pada niatnya, Dan sesungguhnya pada masing-masing
orang Adalah apa yang menjadi niatnya….”
DON’T THINK TO BE THE BEST
BUT THINK TO DO THE BEST
IN ORDER TO BE THE BEST
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orangtuaku, suamiku, saudaraku, dan sahabatku,
Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
Mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
ABSTRAK
Syamsuryani. 2017. Pengaruh Media Sosial Terhadap Pembentukan Karakter Anak
Pada Mataa Pelajaran PPKn di kelas V SD Inpres Bontokaddopepe Kecamatan
Galesong Utara Kabupaten Takalar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Dra Hj. Muhajirah Hasanuddin,M.Si dan pembimbing II
Muhajir, S.Pd, M.Pd.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pengaruh Media
Sosial Terhadap Pembentukan Karakter Anak Pada Mata Pelajaran PPKn di kelas V
SD Inpres Bontokaddopepe Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui Pengaruh Media Sosial
Terhadap Pembentukan Karakter Anak Pada Mata Pelajaran PPKn di kelas V SD
Inpres Bontokaddopepe Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Ex po facto dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif . Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Inpres Bontokaddopepe Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar 24 orang.
Adapun instrument yang digunakan berupa lembar observasi, dokumentasi dan
Angket.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengaruh Media Sosial Terhadap
Pembentukan Karakter Anak Pada Mata Pelajaran PPKn Kelas V SD Inpres
Bontokaddopepe Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar mempunyai
pengaruh positif terhadap pembentukan karakter anak. Keadaan ini dapat dilihat dari
hasil yang di peroleh yaitu 0,990 .
Kata Kunci: media sosial, pembentukan karakter.
KATA PENGANTAR
Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada
detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang
Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederajat berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang
kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang.kesempurnaan bagaikan
fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai
pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian
juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis
dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat
tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya
dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan
ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua
Basri dan Bajiah serta suami tercinta Syamsul Bahri. S,Pd yang telah berjuang,
berdoa, membimbing dan memberikan motivasi. Kepada Dra. Hj.Muhajirah
Hasanuddin,M.Si dan Muhajir., S. Pd., M. Pd. Pembimbing I dan pembimbing II,
yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan
proposal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada; (1) Dr. H. Abdul
Rahman Rahim SE.MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar; (2)
Erwin Akib,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar; (3) Sulfasyah, MA., Ph.D. sebagai ketua
Program Studi Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam
lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Kepala Sekolah, Guru, staf SD Inpres Bontokaddopepe Kecamatan Galesong Utara
Kabupaten Takalar yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan
penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan
serta seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2013 atas
segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah
memberi pelangi dalam hidupku.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan
kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya
membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama
sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para
pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.
Makassar, Juni 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................................
SURAT PERNYATAAN........................................................................ i
SURAT PERJANJIAN ........................................................................... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vii
ABSTRAK .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah. .................................................................... 3
C. Tujuan penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka .......................................................................... 5
B. Kerangka Pikir .......................................................................... 28
C. Hipotesis Tindakan ................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.......................................................................... 30
B. Variabel Desain Penelitian ........................................................ 30
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 31
D. Definisi Operasional Variabel ................................................... 32
E. Prosedur Penelitian ................................................................... 32
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 34
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 34
H. Tehnik Analisa Data………………………………………… 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 39
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 40
C. Pengujian Persyaratan Analisis……………………………….. 40
D. Pengujian Hipotesis…………………………………………… 42
E. Pembahasan…………………………………………………… 43
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 49
B. Saran ............................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan sumber daya
manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa.
Peningkatan kualitas SDM jauh lebih mendesak untuk direalisasikan terutama dalam
menghadapi era persaingan global. Namun, sampai saat ini Indonesia masih berkutat
pada problematika (permasalahan) klasik dalam hal ini kualitas pendidikan yang
kurang.
Indonesia telah memiliki Undang–undang dalam bidang pendidikan Nomor 20
Tahun 2003 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan bertugas untuk mengembangkan kesadaran atas tanggung jawab
setiap warga negara terhadap kelanjutan hidupnya, bukan saja terhadap lingkungan
masyarakatnya dan Negara, juga terhadap umat manusia. Pendidikan, lingkungan dan
kependudukan merupakan salah satu penunjang ke arah kesadaran global.
Peningkatan rasa tanggung jawab global, memerlukan informasi yang cepat dan tepat
serta kecerdasan yang memadai.
Menurut Winata Putra,Udin S (2006) Tujuan PPKn yaitu membina moral yang
diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang
1
memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat
yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang
adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga
perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah
mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial
seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang perlu
didukung dengan baik dan nyata, dengan pendidikan karakter yang tepat akan
dihasilkan output generasi muda yang memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas secara lahir maupun batin.
PPKn sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki muatan dalam
pendidikan moral dan nasioalisme, merupakan sebuah mata pelajaran yang wajib
mengambil bagian dalam proses pendidikan karakter melalui peran guru PPKn.
Dengan menerapkan metode pengajaran yang tepat dan didukung oleh semua jajaran
personel dilembaga pendidikan tersebut, maka guru PPKn dapat mengambil inisiatif
untuk menjadi pendorong berlangsungnya program pembelajaran karakter tersebut.
Sebagai output dari pembelajaran PPKn ini akan diperoleh generasi yang memiliki
sumber daya manusia yang benar-benar berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
Masalah telah dijelaskan di atas perlu segera diperbaiki. Jika kondisi tersebut
tidak diperbaiki akan berdampak negatif terhadap ketidak mampuan murid
menerapkan penanaman karakter pada dirinya.Maka, murid harus menerapkan
konsep keterampilan pengetahuan PPKn.
Pada tahun 2015 saya pernah praktek sebelumnya kebanyakan murid
menggunakan handpone pada saat proses mengajar ternyata murid tersebut
menggunakan sosial media yang bedampak buruk pada dirinya,kebanyakan
menggunakan sosial media facebook untuk berkomunikasi dengan murid lainnya hal
ini sangat mempengaruhi perkembangan karakter anak.
Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian
yang berjudul Pengaruh Media Sosial Terhadap Pembentukan Karakter Anak Pada
Mata Pelajaran PPKn Murid Kelas V SD Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong
Utara Kab. Takalar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah
“Bagaimana pengaruh media sosial terhadap karakter anak pada mata pelajaran
PPKn murid kelas V SDN Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab.
Takalar”?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media sosial
terhadap pembentukan karakter anak pada mata pelajaran PPKn murid kelas V SDN
Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab. Takalar.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan
di Universitas Muhammadiyah Makassar mengenai pengaruh media
sosial terhadap pembentukan karakter anak pada mata pelajaran PPKn
murid kelas V SDN Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab.
Takalar.
b. Sebagai pijakan bagi peneliti sejenis berikutnya
c. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh media sosial
mempengaruhi karakter anak pada mata pelajaran PPKn murid kelas V
SDN Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab. Takalar.
2. Secara Praktis
Menjadi bahan masukan bagi guru dan orang tua untuk selalu
memperhatikan putra ataupun putrinya terutama tentang media sosial yang
dapat mempengaruhi karakter anak pada mata pelajaran PPKn murid kelas V
SDN Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab. Takalar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya
yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh
merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun
benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang
ada di sekitarnya.
2. Hasil Penelitian Relevan
Peneltian yang mengkaji tentang pendidikan karakter pada anak belum banyak
dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter pada anak
dalam proses pembelajaran untuk melatih dan menerapkan pendidikan karakter dalam
kehidupan sehari-hari salah satunya adalah peneltian yang berjudul Pengarug Media
Sosial Facebook Pada Pembentukan Karakter Anak Mata Pelajaran PPkn Murid
Kelas V.
Penelitian ini dilaksanakan oleh Suci Hardianty dari Universitas Garut pada
penelitian ini dilakukan pada murid kelas V pada tahun pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan nilai hasil ujian semester ganjil murid hanya 48%. Hal tersebut
disebabkan oleh cara mengajar guru kurang menerapkan pendidikan karakter pada
anak sehingga anak tersebut dalam masalah pendidikan karakter kurang atau
menurun. Penelitian ini menggunakan PTK dan dilaksanakan sebanyak dua siklus,
pada siklus satu adalah 75,78 dan pada siklus dua meningkat menjadi 78,30.
(Nurhayana,2013).
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan
pendidikan karakter pada anak masih kurang. Sehubung dengan hasil penelitian
tersebut makan peneliti mengembangkan penelitian dalam mata pelajaran PPKn. Oleh
karena itu, peneliti ini diharapkan dapat saling melengkapi penelitian sebelumnya dan
peneliti berikutnya.
3. Hakikat Sosial Media
a. Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sejenis media yang digunakan secara terus menerus
dengan membolehkan para pengguna dengan mudah untuk berkomunikasi dan
mencipta isi meliputi blog, rangkaian sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog,
rangkaian sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang
saling bekerjasama, untuk mencipta ciptaan, berfikir, berdebat, mencari seseorang
yang boleh menjadi kawan baik, mencari pasangan, dan membina sebuah
komuniti.Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untukmenyalurkan
pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang
pildran, perasaan,perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa,
sehingga proses belajarmengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai
dengan yang diharapkan (Sadiman,dkk., 2001:6)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pengajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi
edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien
sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.
b. Peran dan Fungsi Media Sosial
Media sosial merupakan alat promosi bisnis yang efektif karena dapat diakses
sehingga jaringan promosi bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian yang
sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah
satu cara terbaik untuk menjangkau pelanggan dan klien. Media sosial sperti blog,
facebook, twitter, dan youtube memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan dan
lebih cepat dari media konvensional seperti media cetak dan iklan TV, brosur dan
selebaran.
Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media konvensional,
antara lain :
1) Kesederhanaan
Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan
tingkat tinggi dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media sosial
sangat mudah digunakan, bahkan untuk orang tanpa dasar TI pun dapat
mengaksesnya, yang dibutuhkan hanyalah komputer dan koneksi internet.
2) Membanngun Hubungan
Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk berinteraksi
dengan pelanggan dan membangun hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah
feedback langsung, ide, pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan
cepat. Tidak dengan media tradisional yang tidak dapat melakukan hal tersebut,
media tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.
3) Terukur
Dengan system tracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, haan
langsung dapat mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan media
konvensional yang membutuhkan waktu yang lama.
c. Fungsi Media Sosial
Ketika kita mendefinisikan media sosial sebagai sistem komunikasi maka kita
harus mendefinisikan fungsi-fungsi terkait dengan sistem komunikasi, yaitu :
1) Administrasi
Pengorganisasian proofil karyawan perusahaan dalam jaringan sosial yang
latif dimana posisi pasar anda sekarang. Pembentukan pelatihan kebijakan media
sosial, dan pendidikan untuk semua karyawan pada penggunaan media sosial.
Pembentukan sebuah blog organisasi dan integrasi konten dalam masyarakat
yang relevan. Riset pasar untuk menemukan dimana pasar anda.
2). Mendengarkan dan Belajar
Pembuatan sistem pemantauan untuk mendengar apa yang pasar anda
inginkan, apa yang relevan dengan mereka.
d. Jenis Media Sosial
1). Facebook
Sejak diluncurkan pada tahun 2004 silam Facebook sudah dilengkapi
berbagai fitur yang memanjakan para penggunanya, mulai dari yang awam
soal internet sampai yang sudah ahli sekalipun tidak akan mengalami
kesulitan menggunakan Facebook sebagai sara berbagi informasi di dunia
maya. Kepopuleran Facebook inilah yang mengantarkan Mark Zuckerberg
menjadi salah satu orang terkaya di dunia diusia yang masih muda.
2). Twitter
Diluncurkan tahun 2006 Twitter tumbuh dengan pesat dan saat ini
sudah mencapai 284 juta pengguna.Bagi yang suka membagikan status yang
singkat jelas dan padat Twitter adalah tempat yang tepat untuk Anda. Hampir
seluruh pengguna internat menggunakan Twitter, diantaranya selebritis,
politikus, dan juga relawan mereka semua menggunakan media sosial ini
untuk kepentingan masing-masing.
3). Instagram
Instagram merupakan media sosial tempat berbagi foto atau video
yang paling populer saat ini. Pada awalnya Instagram hanya tersedia di
aplikasi IOS (iphone / ipad), tapi saat ini sudah tersedia untuk berbagai OS
yang lain seperti android, symbian, windows phone, dll.
e. Sosial Media sangat berpengaruh terhadap perkembangan Anak.
Beberapa faktor yang membuat gadget sangat berpengaruh antara lain adalah :
1). Sosial Media semakin hari semakin canggih
Hal ini tentu memberikan banyak manfaat yang mempermudah
pekerjaan. Apalagi dengan ukurannya yang terbilang kecil, sosial mediat
mudah dibawa kapan pun dan dimana pun. hal inilah yang membuat sosial
media seolah-olah menjadi sebuah barang yang tidak bisa terpisahkan dari
aktivitas manusia. Selain itusosial media dilengkapi juga dengan fitur game
yang sangat menarik minat anak-anak.
2). Secara tidak sadar Sosial Media membuat ketergantungan.
“Secara tidak sadar, saat ini anak-anak sudah mengalami ketergantungan
menggunakan sosial media . Ketergantungan inilah yang menjadi salah satu
dampak negatif yang sangat berpengaruh.” Contohnya saja handphone. Sehari
saja tidak mnggunakan handphone pasti ada rasa yang mengganjal.
f. Dampak positif dan negatif dari pengaruh Sosial Media pada
pembentukan karakter anak
Kemajuan media informasi dan teknologi sudah dirasakan oleh hampir
seluruh lapisan masyarakat, baik dari segi positif maupun negative dari
penggunaannya.Hal ini dikarenakan pengaksesan media informasi dan teknologi
ini tergolong sangat mudah atau terjangkau untuk berbagai kalangan, baik untuk
para kaula muda maupun tua dan kalangan kaya maupun menengah ke bawah.
Bahkan pada umumnya, saat ini anak-anak usia 5 hingga 12 tahun menjadi
pengguna paling banyak dalam memanfaatkan kemajuan media informasi dan
teknologi pada saat ini. Oleh karena itu, tidak heran jika dampak positif dari
perkembangan media informasi dan teknologi untuk anak usia 5 hingga 12 tahun
dikatakan sebagai generasi multi-tasking.
1). Dampak positif dari penggunaan media informasi dan teknologi ini
adalah antara lain:
a) Untuk memudahkan seorang anak dalam mengasah kreativitas dan
keceradasan anak
b) Adanya beragam aplikasi digital seperti mewarnai, belajar membaca dan
menulis huruf tentunya memberika dampak positif bagi perkembangan
otak anak. Mereka tidak memerlukan waktu dan tenaga yang lebih untuk
belajar membaca dan menulis di buku atau kertas, cukup menggunakan
tablet sebagai sarana belajar yang tergolong lebih menyenangkan.
c) Anak-anak menjadi lebih bersemangat untuk belajar karena aplikasi
semacam ini biasanya dilengkapi dengan animasi yang menarik, warna
yang cerah, serta lagu-lagu yang ceria.
d) Kemampuan berimajinasi anak juga semakin terasah karena permainan
yang mereka gunakan bervariasi dan memiliki jalan cerita yang beragam
2). Dampak negatif media sosial bagi anak usia dini. Ada beberapa
pengaruh media sosial bagi anak usia dini, diantaranya:
a) Dari segi fisik komputer dapat menimbulkan rasa nyeri kronik pada
tangan, pergelangan tangan, punggung dan bahu jika berlangsung
lama.Dapat mengakibatkan ketegangan pada otot mata karena monitor
komputer memancarkan radiasi berbagai sinar seperti infra merah,
ultraviolet dan elektromagnetik pemicu penyakit kanker.
b) Dari segi psikologis pengeruh komputer, internet, video games akan
mengikis waktu dan komunikasi dalam keluarga. Anak-anak menjadi
lebih tertarik pada dunia interaktif dibanding dengan mengerjakan hal-hal
yang biasa mereka kerjakan.
3. Hakikat Pembentukan karakter
a. Pengertian Karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti:
1).Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lain.
2).Karakter juga bisa bermakna "huruf".
Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional 2006),
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Dapat di simpulkan Karakter adalah
suatu sikap yang dimiliki seseorang yang menjadi suatu ciri khas orang
tersebut yang biasanya terbentuk dengan sendirinya atau di pengaruhi oleh
lingkungan di sekitar atau orang orang di sekitarnya.
b. Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Faktor kelurga sangat berperan dalam membentuk karakter anak. Kematangan
selanjutnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah sejak usia dini sampai
usia remaja.Banyaknya orang tua yang gagal dalam mendidik anak-anak,
kematangan, emosi sosial anak dapat dikoreksi dengan memberikan latihan
pendidikan karakter kepada anak-anak disekolah terutama sejak usia dini.
Sekolah adalah tempat yang strategis untuk pendidikan karakter karena anak-anak
dari semua lapisan akan mengenyam pendidikan di sekolah. Selain itu anak-anak
menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah, sehingga apa yang
didapatkannya di sekolah akan mempengaruhi pembentukan
karakternya.Indonesia belum mempunyai pendidikan karakter yang efektif untuk
menjadikan bangsa Indonesia yang berkarakter (tercermin dari tingkah lakunya).
Proses pembelajaran yang dilakukan adalah dengan pendekatan penghafalan
(kognitif). Para siswa diharapkan dapat menguasai materi yang keberhasilannya
diukur hanya dengan kemampuan anak menjawab soal ujian (terutama dengan
pilihan berganda). Karena orientasinya hanyalah semata-mata hanya untuk
memperoleh nilai bagus, maka bagaimana mata pelajaran dapat berdampak
kepada perubahan perilaku, tidak pernah diperhatikan. Sehingga apa yang terjadi
adalah kesenjangan antara pengetahuan moral (cognition) dan perilaku (action).
c. Pentingnya Pendidikan Karakter di Usia Sekolah Dasar
Pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar, dewasa ini sangat
diperlukan dikarenakan saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis
karakter dalam diri anak bangsa. Karakter di sini adalah watak, tabiat, akhlak,
atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang,
bepikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan tersebut berupa Sejumlah nilai
moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat
pada orang lain, disiplin, mandiri, kerja keras, kreatif.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan
nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan
pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk
memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas
tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan
Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga
nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan
karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Pendidikan karakter di nilai sangat penting untuk di mulai pada anak
usia dini karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan
untuk mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak
mulia atau budi pekerti luhur. Nilai-nilai positif dan yang seharusnya dimiliki
seseorang menurut ajaran budi pekerti yang luhur adalah amal saleh, amanah,
antisipatif, baik sangka, bekerja keras, beradab, berani berbuat benar, berani
memikul resiko, berdisiplin, berhati lapang, berhati lembut, beriman dan
bertaqwa, berinisiatif, berkemauan keras, berkepribadian, berpikiran jauh ke
depan, bersahaja, bersemangat, bersifat konstruktif, bersyukur, bertanggung
jawab, bertenggang rasa, bijaksana, cerdas, cermat, demokratis, dinamis,
efisien, empati, gigih, hemat, ikhlas, jujur, kesatria, komitmen, kooperatif,
kosmopolitan (mendunia), kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri, manusiawi,
mawas diri, mencintai ilmu, menghargai karya orang lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar lima puluh persen
variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia empat
tahun. Peningkatan tiga puluh persen berikutnya terjadi pada usia delapan
tahun (SD), dan dua puluh persen sisanya pada pertengahan atau akhir
dasawarsa kedua (SMP). Dari sini, sudah sepatutnya pendidikan karakter
dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan lingkungan pertama bagi
pertumbuhan karakter anak. Setelah keluarga, di dunia pendidikan karakter ini
sudah harus menjadi ajaran wajib sejak sekolah dasar.
Anak-anak adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa di
kemudian hari. Karakter anak-anak yang terbentuk sejak sekarang akan sangat
menentukan karakter bangsa di kemudian hari. Karakter anak-anak akan
terbentuk dengan baik, jika dalam proses tumbuh kembang mereka
mendapatkan cukup ruang untuk mengekspresikan diri secara leluasa.
d. Prinsip Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Prinsip-prinsip penerapan pendidikan karakter di sekolah dasar .
mewujudkan pendidikan karakter yang efektif menurut Darnani,Hamid (2005)
sebagai berikut:
1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.
2. Mengidentifikasikan karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan dan perilaku.
3. Mengguanakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk
membangun karakter.
4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik.
6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang
menghargai semua siswa, membangun karakter mereka dan membantu mereka
untuk sukses.
7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para siswa.
8. Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi
tanggung jawab untuk pendidikan karakter yang setia kepada nilai dasar yang
sama.
9. Adanya pembagian kepimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter.
10. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam
usaha membangun karakter.
11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan siswa.
e. Dampak Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Beberapa penelitian bermunculan dari beberapa penemuan penting
mengenai hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Educator, yang
diterbitkan oleh Character Education Partnership. Dalam buletin tersebut
diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of
Missouri-St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam
meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan
karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam pendidikan
karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa
yang dapat menghambat keberhasilan akademik.
f. Peran Guru dalam Pengembangan Karakter di Sekolah Dasar
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang kemudian
diimplementasikan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
merupakan kurikulum yang dirancang untuk memberikan peluang seluas-
luasnya bagi sekolah dan tenaga pendidik untuk melakukan praktik-praktik
pendidikan dalam rangka mengembangkan semua potensi yang dimiliki
peserta didik, baik melalui proses pembelajaran di kelas maupun melalui
program pengembangan diri (ekstrakurikuler). Pengembangan potensi peserta
didik tersebut dimaksudkan untuk memantapkan kesadaran diri tentang
kemampuan atau life skill terutama kemampuan personal (personal skill) yang
dimilikinya. Termasuk dalam hal ini adalah pengembangan potensi peserta
didik yang berhubungan dengan karakter dirinya.
Pengembangan karakter peserta didik di sekolah, guru memiliki posisi yang
strategis sebagai pelaku utama. Guru merupakan sosok yang bisa ditiru atau
menjadi idola bagi peserta didik. Guru bisa menjadi sumber inpirasi dan
motivasi peserta didiknya. Sikap dan prilaku seorang guru sangat membekas
dalam diri siswa, sehingga ucapan, karakter dan kepribadian guru menjadi
cermin siswa. Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab besar dalam
menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Tugas-
tugas manusiawi itu merupakan transpormasi, identifikasi, dan pengertian
tentang diri sendiri, yang harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam
kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis.
Ada beberapa strategi yang dapat memberikan peluang dan kesempatan
memainkan peranannya secara optimal dalam hal pengembangan pendidikan
karakter peserta didik di sekolah menurut Nurla Isna Aunillah (2001), sebagai
berikut :
1. Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak seharusnya
menempatkan diri sebagai aktor yang dilihat dan didengar oleh peserta didik,
tetapi guru yang berperan sebagai sutradara yang mengarahkan, membimbing,
memfasilitasi dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat
melakukan dan menemukan sendiri hasil belajarnya.
2. Integrasi materi pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran. Guru dituntut
untuk perduli, mau dan mampu mengaitkan konsep-konsep pendidikan
karakter pada materi-materi pembelajaran dalam mata pelajaran yang
diampunya.
3. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang berwawasan pengembangan
budi pekerti dan akhlak mulia. Para guru (pembina program) melalui program
pembiasaan diri lebih mengedepankan atau menekankan kepada kegiatan-
kegiatan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia yang kontekstual,.
4. Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan
berkembangnya karakter peserta didik.
5. Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
pengembangan pendidikan karakter. Bentuk kerjasama yang bisa dilakukan
adalah menempatkan orang tua peserta didik dan masyarakat sebagai fasilitator
dan narasumber dalam kegiatan-kegiatan pengembangan pendidikan karakter
yang dilaksanakan di sekolah.
6. Menjadi figur teladan bagi peserta didik. Penerimaan peserta didik terhadap
materi pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru, sedikit tidak akan
bergantung kepada penerimaan pribadi peserta didik tersevut terhadap pribadi
seorang guru.
Dalam uraian di atas menggambarkan peranan guru dalam pengembangan
pendidikan karakter di sekolah yang berkedudukan sebagai katalisator atau
teladan, inspirator, motivator, dinamisator, dan evaluator.
4.Tinjauan Pembelajaran PPkn
a. Pengertian PPKn
PPKn adalah sebuah mata pelajaran tentang pendidikan karakter
yangmempunyai moral dan budi pekerti yang baik dalam melangsungkan
kehidupannya di dalam warga Negara republic Indonesia. Menurut Zamroni (Tim
ICCE, 2005:7) mengemukakan bahwa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
adalah: Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga
masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan
kesadaran kepada generasi baru, bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan
masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Demokrasi adalah
suatu learning proses yang tidak dapat begitu saja meniru dari masyarakat lain.
Kelangsungan demokrasi tergantung pada kemampuan mentransformasikan nilai-
nilai demokrasi.
Sementara itu, PPKn di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten
untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hakikat
negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara
kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada
semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk
membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama, walaupun warga
masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. (Risalah
sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI)
dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia/PPKI).
Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas (2006:49), adalah mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami
dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan
UUD NRI 1945.
b. Hakikat Pendidikan PPkn
Sejak lahir kurikulum tahun 1946 di awal kemerdekaan sampai pada era ini.
Dalam Kurikulum 1957, dan Kurikulum 1961 tidak dikenal adanya mata Pelajaran
Penendidikan Kewarganegaraan. Dalam Kurikulum 1946 dan 1957 materi tersebut
itu dikemas dalam Mata Pelajaran Pengetahuan Umum di SD atau Tata Negara di
SMP dan SMA.
Kurikulum SD tahun 1968 di kenal Mata Pelajaran Pendidikan Kewargaan
yang mencakup Sejarah Indonesia, Geografi, dan Civics yang di artikan sebagai
Pengetahuan Kewargaan Negara. Dalam kurikulum SMP 1968 PPKn tersebut
mencakup materi sejarah Indonesia dan Tata Negara, sedang dalam Kurikulum
SMA 1968 PKN lebih banyak berisikan materi UUD 1945. Kedua konsep tersebut
kini di gunakan untuk kedua-duanya dengan istilah kewarganegaraan yang secara
konseptul diadopsi dari konsep citizenship, yang secara umum di artikan sebagai
hal-hal yang terkait pada status hukum (legal standing)dan karekter warga negara,
sebagaimana digunakan dalam Perundang-undangan Kewarganegaraan untuk status
warga negara, dan pendidikan kewarganegaraan untuk program pengembangan
karekter warga negara secara kurikuler.
Konteks kehidupan berbangsa dan bernegara Sekolah sebagai wahana warga
yang demokratis dan bertanggung jawab, yang secara kurikuler pendidikan
Kewarganegaraanyang harus menjadi wahana psikologis-pedagogis yang
utama.Secara yuridis ada beberapa ketentuan perundang-undangan yang
mengandung amanat tersebut,sebagai berikut Pembukaan Undang-Undang dasar
negara Republik Indonesia dan Perubahannya (UUD 1945 dan Perubahannya),
khususnya alinea ke-4 yang menyatakan bahwa pembentukan Pemerintah Negara
Indonesia dimaksudkan untuk : „‟…melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa,Kemanusian yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
1). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU
RI N0. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas) Khususnya:
a. Pasal 3 yang menyatakan bahwa „‟Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membent uk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
b. Pasal 4 mengatakan sebagai berikut:
1) Pendidikan di selenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta ggi
Hak Asasi Manusia, Nilai Keagamaan, Nilai kultural, dan Kemajemukan
Bangsa.
2) Pendidikan di selenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan
sistem terbuka dan Multimakna.
3) Pendidikan di selenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
4) Pendidikan diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreatifitas pederta didik dalam proses
pembelajaran.
5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca,
menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semu komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan.
c. Ruang Lingkup Pembelajaran PPkn di SD
Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa “
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata Pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang memahami dan mampu
melakssanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarekter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945” Sedangkan tujuannya digariskan dengan tegas
adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menaggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti
korupsi.
3. Berkembang secara fositif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karekter-karekter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia seccara
langsung atau idak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
d.Karekteristik PPKn sebagai Pendidikan Nilai dan Moral
Dalam latar kehidupan masyarakat, proses pendidikan nilai sudah
berlangsung dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai bentuk tradisi.
Tradisi ini dapat di lihat dari petatah-petitih adat, tradisi, lisan turun-temurun
seperti dongeng, nasihat, simbol-simbol, kesenian daerah seperti “kekawihan”
di tatar pesundan dan “berbalas pantun” ditatar melayu.
Sebagai salah satu unsur kebudayaan (Kuncaraningrat 1978) kesenian
paada dasarnya merupakan produk budaya masyarakat yang melukiskan
penghayatan tentang nilsi ysng berkembang dalam limgkungan masyarakat
pada masing-masing jamanya. Berkaitan dengan nilai-nilai dalam masyarakat,
proses “Indiginasi”, yakni pemanfaatan budaya daerah untuk pembelajaran
mata pelajaran lain dengan tujuan untuk mendekatkan pelajaran itu dengan
lingkungan sekitar siswa menjadi sangat penting. Hasil belajar akan lebih
bermakna sebagai wahana pengembangan watak individu sebagai warga
negara.
Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran. Pendidikan diselenggarakan demgan mengembangkan budaya
membaca , menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen
masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pngendalian mutu
pendidikan (Pasal 4) Aspek cerdas dan baik itu seyogyanya dipandang sebagai
satu kesatuan utuh. Hal itu tercermin dari konsep kecerdasan saat ini, dimana
kecerdasan tidak semata-mata berkenaan denga aspek nalar atau
intelektualitas atau kognitif, tetapi melingkupi ssegala poensi
individu.Didalam konteks pemikiran taksonomi bloom pengembangan nilai
dan sikap termasuk dalam kategori afektif, yang secara khusus berisikan
perassaan dan sikap (value and attitudes).
Proses pendidikan yang memusatkan perhatian pada penembangan
nilai dan sikap ini didunia barat dikenal dengan “value education, effective
education, moral education, caracteer education” (Winata Putra 2001).
Pendidikan di nilai dalam penjelasan pasal 37 Undang-Undang Republik
Indonesia No 20 Tahun 2003, secara khusus tidak menebutkan tetapi secara
Implisit, antara lain tercakup dalam muatan pendidikan kewarganegaraan yang
secara substantif dan pedagogis mempunyai misi mengembangkan peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsan dan rasa cinta tanah air.
Secara psikologis dan sosial yang dimaksudkan dengan cerdas itu
bukanlah hanya cerdas rasional tetapi juga cerdas emosional, cerdas sosial dan
cerdas spiritual. (Winataputra 2001) dengan kata lain individu yang cerdas
pikirannya, perasaannya, dan prilakunya. Oleh karena itu proses pendidikan
tidak boleh dilepaskan dari proses kebudayaan yang pada akhirnya akan
mengantarkan manusia menjadi insan yang berbudaya dan berkeadaban.Secara
umum yang dimaksud dengan pembudayaan adalah proses pengembangan nilai
norma dan moral dalam diri individu melalui proses perlibatan peserta didik
dalam proses pendidikan yang merupakan bagian integral dari proses
kebudayaan bangsa Indonesia.
e.Fungsi Pembelajaran PPkn di SD
Menurut Darmadi,Hamid (2005) Fungsi PPKn di Sekolah Dasar adalah
sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab. Serta adapun fungsi lainnya yakni :
a). Membantu generasi muda memperoleh pemahaman cita-cita nasional tujuan
negara.
b). Dapat mengambil keputusan-keputusan yang bertanggung jawab dalam
menyelsaikan masalah pribadi, masyarakat dan negara.
c). Dapat mengapresiasikan cita-cita nasional dan dapat membuat keputusan-
keputusan yang cerdas.
d).Wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia.
B. Kerangka Fikir
Kerangka fikir dapat digambarkan dalam bentuk bagan, diagram, uraian
argumentative, atau bentuk penyampaian lainnya .Mendeteksi sejauh mana media
sosial mempengaruhi karakter anak pada mata pelajaran PPkn murid kelas V SDN
Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab. Takalar. Sehingga bisa diketahui
ada pengaruh atau tidak ada pengaruh terhadap karakter anak.
Untuk memudahkan atau memberikan gambaran pada pemikiran dalam
penelitian ini, maka dapat dikemukakan kerangka pemikiran yang digambarkan
bagan sebagai beriku:
C. Hipotesis Peneltian
Suharsimi Arikunto, 2006:72 “ Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat
sementara terhadap permasalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpu”.Dengan demikian dapat diartikan bahawa hipotesis adalah dugaan
Proses
Pembelajaran
PPkn
Media Sosial
Dampak Positif Dampak Negatif
Pembentukan Karakter
sementara yang dikemukakan oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang jelas Penggunaan Media Sosial
Terhadap Pembentukan Karakter Anak Pada Mata Pelajaran PPKn Murid kelas V
SDN Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab. Takalar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Ex post facto, Metode ex post facto dapat
dilakukan dalam bidang pendidikan, sebab tidak semua masalah pendidikan dapat
diteliti dengan metode eksperimen. Dalam banyak variabel bebas dalam
pendidikan untuk menentukan efek dimanipulasikan oleh peneliti secara langsung
(eksperimen)”. Peneliti expost facto dapat mengkaji hubungan dua variabel bebas
atau lebih dalam waktu yang bersamaan untuk menentukan efek variabel bebas
tersebut pada variabel berikutnya.
B. Variabel dan Desain Penelitian
1). Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto yang bersifat
korelasional. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu:
a. Variabel bebas (X) yaitu penggunaan media sosial
b. Variabel terikat (Y) yaitu karakter anak.
2). Desain Penelitian
Menurut Soedjana pendekatan penelitian terdiri dari pendekatan
kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif, peranan
statistik sangat diperlukan, sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk
menghasilkan teori yang timbul dari data.
Dilihat dari variabel dalam penelitian, maka penelitian ini merupakan
penelitian korelasi yang bertujuan untuk membuat gambaran keadaan atau
suatu kegiatan secara sistematis, factual dan akurat mengenai Pengaruh
Media Sosial Terhadap Pembentukan Karakter Anak Pada Mata Pelajaran
PPkn di Kelas V SD Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab.
Takalar.
Selanjutnya, desain penelitian ini diawali dengan melakukan observasi
langsung di Kelas V SD Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab.
Takalar. Kemudian memberikan tes untuk menetapkan kerangka fikir teori
dan dilanjutkan dengan pengumpulan dan analisis data.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang akan dijadikan sebagai objek
dalam suatu penelitian. Populasi adalah : semua individu yang menjadi sumber
pengambilan sampel. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas V
SD Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab. Takalar sebanyak 25 orang
murid.
Tabel 1.1. Keadaan Populasi
No Kelas Jenis kelamin
Jumlah Perempuan Laki – Laki
1 Siswa Kelas V 14 10 24
TOTAL 14 10 24
2. Sampel
Sampel yang akan diteliti adalah 24 murid kelas V SD Inpres
Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab. Takalar. Pada penelitian ini teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah population sampling yang teknik
pelaksanannya dilakukan dengan mengambil semua sampel yang ada di dalam
populasi, karena jumlah sampel/subyek penelitian yang tidak mencapai 100
orang.
D. Definisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas ruang lingkup variabel, maka penulis menggambarkan
defenisi operasional variabel sekaligus menjadi acuan dalam pengumpulan data
yakni pengaruh media sosial terhadap pembentukan karakter anak pada mata
pelajaran PPkn murid kelas V SD Inpers Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara
Kab. Takalar. Defenisi operasional adalah memberikan pengaruh terhadap
kontruks atau variabel dengan mendefenisikan atau tindakan yang diperlukan
peneliti untuk mengukur atau mempelajarinya.Variabel dalam penelitian ini ada
dua yaitu:
a. Variabel bebas (X) yaitu penggunaan media sosial
b. Variabel terikat (Y) yaitu karakter anak
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan Ex Post
Facto yakni penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian diamati ke belakang tentang faktor-faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya peristiwa tersebut (Iskandar, 2008) variabel dalam
penelitian ini ada dua, pertama, variabel bebas (X) yaitu penggunaan sosial
media, dan kedua, variabel (Y) terikat yaitu karakter anak. Prosedur penelitian ini
dilakukan meliputi 3 (tiga) tahap yaitu:
1.Tahap pra penelitian, terdiri dari;
a. Menyusun rancangan penelitian;
b. Memilih lapangan penelitian;
c. Mengurus perizinan;
d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan;
e. Memilih dan memanfaatkan informan;
f. Menyiapkan perlengkapan penelitian;
g. Persoalan etika penelitian;
2. Tahap pelaksanan
a. Pelaksanaan penelitian, yaitu mengadakan observasi terlebih dahulu terhadap
Sekolah yang akan di teliti
b.Pengamatan secara langsung tentang pengaruh sosial media terhadap
pembentukan karakter anak yaitu melakukan wawancara dengan responden,
mengambil data, dan mengambil foto yang akan digunakan sebagai dokumentasi
sarana penunjang dan bukti penelitian.
c. Kajian pustaka yaitu pengumpulan data dari informasi dan buku-buku.
3.Tahap pembuatan laporan
Dalam tahap ini peneliti menyusun data hasil penelitian untuk dianalisis
kemudian di deskripsikan sebagai suatu pembahasan dan terbentuk suatu laporan
hasil penelitian. Variabel dalam penelitian ini ada dua, pertama, variabel bebas
(X) yaitu penggunaan sosial media, dan kedua, variabel (Y) terikat yaitu karakter
anak.
F. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data hasil penelitian digunakan instrument penelitian.
Instrument penelitian ini, yaitu menggunakan mengumpulan data yang berupa
observasi, dokumentasi, dan angket.
G. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini guna
mendapatkan data yang valid adalah sebagai berikut:
1. Observasi pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek
penelitian.
2. Angket
Penelitian ini, informasi yang dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan angket atau kuesioner. Angket adalah kumpulan dari pertanyaan
yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (responden) dan cara menjawab
juga dilakukan dengan tertulis.Pengumpulan data dengan menggunakan angket
diberikan kepada responden berupa daftar pertanyaan tentang pengaruh media
sosial terhadap pembentukan karakter anak pada mata palajaran PPkn murid
kelas V SD Inpres Bontokaddopepe Kec. Galesong Utara Kab. Takalar.
3. Dokumentasi
Penelitian ini data yang akan diambil dengan metode dokumentasi adalah
pengumpulan data berupa nilai rapor, atau nilai ujian harian dan mingguan untuk
mengumpulkan data mengenai karakter anak pada mata pelajaran PPkn.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis perlu digunakan untuk mengolah data agar diperoleh hasil dari
penelitian. Teknis analisis kuantitatif adalah teknik yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini karena data yang diperoleh pada penelitian ini berwujud angka.
Penghitungan statistik dalam analisis penelitian ini digunakan dengan bantuan SPSS
For Windows Seri 16.0.
Analisis data dilakukan untuk mencari hubungan antara penggunaan media
dengan hasil belajar murid sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Beberapa langkah
analisis data yang akan dilakukan meliputi uji persyaratan analisis, yaitu uji
normalitas dan uji linearitas baru kemudian dilakukan uji hipotesis.
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas sebagai uji prasyarat analisis diperlukan untuk mengetahui
data yang akan diolah berdistribusi normal atau tidak, sehingga langkah
selanjutnya akan menggunakan analisis statistik parametrik atau non-
parametrik bisa jelas diputuskan.
Uji normalitas yang digunakan mengacu pada model uji Kolgomorov-
Smirnov. Normal atau tidaknya sebaran data penelitian dapat dilihat dari nilai
signifikansi yang diperoleh. Kaedahnya jika nilai signifikansi yang diperoleh
lebih besar dari 0.05 (p > 0.05) maka data berdistribusi normal dan
menggunakan analisis parametrik. Jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih
kecil dari 0.05 (p < 0.05) maka data berdistribusi tidak normal dan
menggunakan analisis non-parametrik.
b. Uji Hipotesis
Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini
menggunakan korelasi product moment. Hipotesis diterima jika hitung
lebih besar atau sama dengan koefisien tabel pada taraf signifikansi 5%
dan hipotesis ditolak jika nilai koefisien korelasi hitung lebih kecil dari
tabel.
Dalam uji hipotesis ini, peneliti menggunakan validitas eksternal yang
dikemukakan oleh Pearson, yang dikenal rumus korelasi product moment,
yaitu:
∑
√ ∑ ∑
(Sutrisno Hadi, 2004: 4)
Keterangan:
: Koefisien korelasi antara variabel x dan y
∑ : Jumlah produk antara x dan y
∑ : Jumlah kuadrat prediktor
∑ : Jumlah kuadrat kriterium
Korelasi Pearson product moment dilambangkan dengan (r) dengan
ketentuan r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≥ + 1). Apabila nilai r = -1 artinya
korelasinya negative sempurna; r=0 artinya tidak ada korelasi; dan r = +1
berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan
dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut.
Tabel 1.2. Interpretasi koefisien korelasi nilai r
Besarnya “r”
product moment Interpretasi
0,00 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,70
0,71 – 0,90
0,90 – 1,00
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi,
akan tetapi itu sangat lemah atau rendah sehingga itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi)
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi
lemah atau rendah
Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang
sedang atau tinggi
Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang
kuat atau tinggi
Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi yang
sangat kuat dan sangat tinggi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SD Inpres Bontokaddopepe adalah salah satu sekolah yang ada di
Desa Bontokaddopepe Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar. Letak
sekolah ini cukup strategis untuk masyarakat setempat karena tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk transportasi anak-anaknya kesekolah.
SD Inpres Bontokaddopepe ini memiliki kegiatan proses belajar
mengajar seperti sekolah pada umumnya yang ada di kabupaten Takalar yakni
semua siswa masuk pagi dari kelas 1-6 di mulai proses belajar mengajar jam
07.15 sampai 12.00 Wita. Mempunyai Ruang kelas dengan jumlah 6,
perpustakaan,kantor, dapur dan 2 wc umum untuk siswa, memiliki kantin
koperasi sekolah dan ruang aula untuk kegiatan siswa.
Guru merupakan seorang fasilatator yang bertugas menfasilitasi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Seorang
pendidik membangun suasana belajar yang kondisuf dalam kelas maupun
diluar kelas mengingat bahwa diera globalisasi ini internet semakin canggih
yang mempu menggeser karakter anak menjadi menurun. Diharapakan para
guru dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang sering muncul dalam
proses pembelajaran dikelas, masalah tersebut bisa terselesaikan dengan cara
penanaman nilai moral di setiap mata pelajaran terutama pelajaran PPKn agar
karakter anak dan nilai moral anak tidak bergeser atau menurun dengan
adanya internet di kehidupan sehari-hari.Kita ketahui sebelumnya bahwa
internet membawa dampak positif dan negatif bagi penggunanya tergantung
bagaimana cara anak menggunakan internet dengan sebaik mungkin.
B. Deskripsi Data Penelitian
Pada Bagian ini akan dikemukakan hasil penelitian tentang pengaruh
media sosial terhadap pembentukan karakter anak pada mata pelajaran ppkn kelas
v sd inpres bontokaddopepe. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 kali pertemuan
.Pertemuan pertama tanggal 10 juli yaitu observasi lingkungan sekolah.
Pertemuan ke dua tanggal 11 juli yaitu menganalisis pendidikan karakter di
sekolah.Pertemuan ke tiga tanggal 18 juli yaitu observasi ulang lingkungan
sekolah.Pertemuan ke empat tanggal 24 juli yaitu membagikan angket kepada
siswa.Pertemuan ke lima tanggal 27 juli yaitu menghitung hasil angket yang telah
di sebar.Pertemuan ke enam tanggal 28 juli yaitu mendapatkan hasil angket
tentang media sosial dan pembentukan karakter anak.Sebelum mengemukakan
tentang hasil penelitian, maka terlebih dahulu penulis akan mendeskripsikan hasil
penelitian yang tentang pentingnya pendidikan karakter bagi sekolah. Pendidikan
karakter sangat penting di terapkan dalam setiap sekolah agar siswa mampu
menyaring hal-hal yang dapat merusak moral dan etika yang berasal dari media
sosial yang marak di perbincangkan selama ini.
Deskripsi data penelitian berfungsi untuk memberikan gambaran secara
umum mengenai penyebaran data penelitian yang diperoleh, sehingga lebih
mudah dipahami. Irfandi Idris (2016:45) mengatakan “ dokumentasi asal katanya
dokumen, yang artinya barang-barang yang tertulis”. Dokumentasi pada
penelitian ini digunakan untuk mengambil data pengaruh media sosial terhadap
pembentuakn karakter anak, mengambil berupa gambar atau foto murid saat
melakukan pembagian angket, baik angket media sosial maupun pembentukan
karakter anak,
Sedangkan angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyan tertulis
yang harus dijawab secara tertulis juga (WS.Winkel 2006) angket bisa juga
disebut kuesioner yaitu merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus
dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi sasaran. dalam angket ini
penulis memberikan pertanyaan sebanyak 25 nomor untuk dijawab, masing-
masing pertanyaan diberikan jawaban sebanyak 5 pilihan. Angket yang
disebarkan kepada murid kelas V sebanyak 24 murid. Kemudian data tersebut
dikumpulkan, lalu data tersebut dianalisis dalam bentuk tabel yag akan dibahas
dibagian berikutnya.. Dari penyebaran angket data yang saya dapat yaitu respon
murid terhadap pertanyaan angket yang saya berikan, dari banyak respon murid
terhadap pertanyaan-pertanyaaan sebanyak 25 soal dari pengaruh media sosial
terhadap pembentukan karakter anak.
C. Analisis Data Penelitian
Pemaparan ini merujuk pada masalah yang telah dikemukakan pada bab
pertama yaitu bagaimana Pengaruh Media Sosial Terhadap Pembentukan
Karakter Anak Aada Mata Pelajaran PPKn Kelas V SD Inpres Bontokaddopepe
Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar.
Untuk masalah tersebut, maka data dalam penelitian ini dianalisis sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan pada Bab III. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan cara mengorelasikan antara media sosial dengan pembentukan karater
murid kelas V SDI Bontokaddopepe Kecamatan Galesong Utara Kabupaten
Takalar.
1. Analisis data Dokumentasi
Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 221), menyatakan bahwa dokumentasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik berupa dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
dokumen dalam dalam penelitian ini untuk memperkuat data penelitian. Dari
dokumentasi data yang saya dapat yaitu murid yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dan yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, foto saat murid
melakukan pengisian angket ekstrakurikuler dan angket motivasi belajar.
2. Analisis data Angket Media Sosial Dan Pembentukan Karakter Anak
Tabel 1.3 saya sering menggunakan media sosial pada saat belajar
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
6
7
3
5
2
30 %
20%
10%
20%
20%
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket media sosial dan pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 6 murid
(30%), sesuai 7 murid (20%), cukup sesuai 3 murid (10%), kurang sesuai 6 murid
(20%) dan tidak sesuai 2 murid (20%)
\Tabel 1.4 saya berkomunikasi dengan teman menggunakan media sosial
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
5
4
6
5
16,667%
13,333%
30%
16,667%
e. tidak sesuai
6 23,333%
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas Dijawab sangat sesuai murid5
(16,667%), sesuai 4 murid (13,333%), cukup sesuai 6 murid (30%), kurang sesuai 5
murid (16,667%) dan tidak sesuai 6 murid (23,333%)
Tabel 1.5 Guru selalu menegur apabila memegang handphone pada saat belajar
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
9
6
3
3
3
26,667 %
20%
16,667%
16,667%
10%
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 9 murid
(26,667%), sesuai 6 murid (20%), cukup sesuai 3 murid (16,667%), kurang sesuai 3
murid (16,667%) dan tidak sesuai 3 murid (10%)
Tabel 1.6 Saya biasanya mengakses facebook saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
4
5
5
4
6
20 %
36,667%
13,333%
13,333%
16,667 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Ekstrakurikuler
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 4 murid
(20%), sesuai 5 murid (36,667%), cukup sesuai 5 murid (13,333%), kurang sesuai 4
murid (13,333%) dan tidak sesuai 6 murid (16,667%)
Tabel 1.7 Media sosial sangat berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku saya
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
10
7
5
33,333 %
36,667%
20%
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
2
-
3,333%
-
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 10 murid
(33,333%), sesuai 7 murid (26,667%), cukup sesuai 5 murid (20%), kurang sesuai 2
murid (3,333%) dan tidak sesuai 0 (0%)
Tabel 1.8 Media sosial dapat menambah pengetahuan saya
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
15
3
6
-
-
60%
10%
30%
-
-
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sisoal dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 15 murid
(60%), sesuai 3 murid (10%), cukup sesuai 6 murid (20%), kurang sesuai 0 murid
(0%) dan tidak sesuai murid 0 (0%)
Tabel 1.9 Media sosial dapat mempengaruhi karakter saya
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
10
6
2
2
4
43,333 %
36,667%
6,667 %
6,667 %
6,667 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 10 murid
(43,333%), sesuai 6 murid (36,667%), cukup sesuai 2 murid (6,666%), kurang sesuai
2 murid (6,666%) dan tidak sesuai 4 murid (6,667%)
Tabel 1.10 Pada saat menggunakan media sosial saya bisa berkomunikasi dengan
teman saya
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
9
5
7
-
3
50 %
20%
26,667%
-
3,333%
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 9 murid
(50%), sesuai 5 murid (20%), cukup sesuai 7 murid (26,667%), kurang sesuai murid
0 (0%) dan tidak sesuai 3 murid (3,333%)
Tabel 1.11 Saya sering terpengaruh dengan adanya media sosial
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
-
10
9
-
33,333%
30%
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
2
3
6,667%
30 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai murid (0%),
sesuai 10 murid (33,333%), cukup sesuai 9 murid (30%), kurang sesuai 2 murid
(6,667%) dan tidak sesuai 3 murid (30%)
Tabel 1.12 Dengan adanya media sosial saya mempunyai teman yang banyak
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
10
9
5
-
-
46,667 %
43,333%
3,333%
-
-
Jumlah 28 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 10 murid
(46,667%), sesuai 9 murid (43,333%), cukup sesuai 5 murid (8%), kurang sesuai
murid 0 (0%) dan tidak sesuai murid 0 (0%)
Tabel 1.13 Dengan adanya media sosial karakter saya menjadi buruk
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
5
5
5
6
3
26,667 %
16,667%
16,667%
20%
20 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 5 murid
(26,667%), sesuai 5 murid (16,667%), cukup sesuai 5 murid (16,667%), kurang
sesuai 6 murid (20%) dan tidak sesuai 3 murid (20%).
abel 1.14 Saya memanfaatkan media sosial untuk fasilitas belajar
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
8
6
5
5
6
20 %
20%
26,667%
13,333%
20 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 8 murid
(20%), sesuai 6 murid (10%), cukup sesuai 5 murid (26,667%), kurang sesuai 5
murid (13,333%) dan tidak sesuai 6 murid (20%)
Tabel 1.15 Dengan adanya media sosial karakter saya semakin baik
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
5
6
6
5
16,667 %
20%
46,667%
16,667%
e. tidak sesuai
2 6,667 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentykan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 5 murid
(16,667%), sesuai 6 murid (20%), cukup sesuai 6 murid (46,667kurang sesuai 5
murid (16,667%) dan tidak sesuai 2 murid (6,667%)
Tabel 1.16 Saya menggunakan media sosial ke hal-hal yang baik dan berguna
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
10
9
3
2
-
13,33 %
30%
30%
26,667%
-
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas dijawab sangat sesuai 10 murid
(13,33%), sesuai 9 murid (30%), cukup sesuai 3 murid (30%), kurang sesuai 2 murid
(26,667%) dan tidak sesuai 0 murid (0%)
Tabel 1.17 Saya mentaati tata tertib yang diberlakukan guru pada saat belajar
dilarang keras membuka handphone
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
15
5
2
2
-
50 %
23,333%
10%
13,333%
-
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas dijawab sangat sesuai 15 murid
(50%), sesuai 5 murid (23,333%), cukup sesuai 2 murid (10%), kurang sesuai 2
murid (13,333%) dan tidak sesuai 0 murid (0%)
Tabel 1.18 Dalam pembelajaran PPKn sering dipelajari tentang karakter yang baik
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
9
5
4
30 %
16,667%
33,333%
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
3
3
10%
6,667 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 9 murid
(30%), sesuai 5 murid (16,667%), cukup sesuai 4 murid (33,333%), kurang sesuai 3
murid (10%) dan tidak sesuai 3 murid (6,667%)
Tabel 1.19 Guru sering memberikan contoh yang baik pada saat berada di
lingkungan sekolah
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
10
6
5
2
1
30 %
26,667%
26,667%
10%
6,667 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 10 murid
(30%), sesuai 6 murid (26,667%), cukup sesuai 5 murid (26,667%), kurang sesuai 2
murid (10%) dan tidak sesuai 1 murid (6,667%)
Tabel 1.20 Guru di sekolah sering mengajarkan tentang karakter yang baik yang
harus di terapkan dalam kehidupan sehari-hari
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
13
5
2
4
43,333 %
23,333%
26,667%
6,667%
-
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosail dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 13 murid
(43,333%), sesuai 5 murid (23,333%), cukup sesuai 2 murid (26,667%), kurang
sesuai 4 murid (6,667%) dan tidak sesuai 0 murid (0%).
Tabel 1.21 Guru sering memberikan contoh perilaku sopan santung
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
12
5
3
2
2
3,333 %
23,333%
26,667%
20%
26,667 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 12 murid
(3,333%), sesuai 5 murid (23,333%), cukup sesuai 3 murid (26,667%), kurang sesuai
2 murid (20%) dan tidak sesuai 2 murid (26,667%).
Tabel 1.22 Guru selalu mengajarkan saya tentang perilaku jujur dan sikap saling
menghormati
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
13
5
3
2
1
20 %
30%
20%
26,667%
3,333 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas dijawab sangat sesuai 13 murid
(20%), sesuai 5 murid (30%), cukup sesuai 3 murid (20%), kurang sesuai 2 murid
(26,667%) dan tidak sesuai 1 murid (3,333%).
Tabel 1.23 Guru selalu menanyakan bagaimana cara perilaku yang baik
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
10
5
5
3,333 %
23,333%
26,667%
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
2
2
20%
26,667 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 10 murid
(3,333%), sesuai 5 murid (23,333%), cukup sesuai 5 murid (26,667%), kurang sesuai
2 murid (20%) dan tidak sesuai 2 murid (26,667%)
Tabel 1.24 Disekolah terdapat label kata-kata yang memotivasi para siswa untuk
selalu bersikap jujur
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
11
5
4
2
2
16,667 %
20%
46,667%
16,667%
6,667 %
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 11 murid
(16,667%), sesuai 5 murid (20%), cukup sesuai 4 murid (46,667%), kurang sesuai 2
murid (16,667%) dan tidak sesuai 2 murid (6,667%)
Tabel 1.24 Guru tegas menegur siswa yang melakukan kekerasan terhadap teman
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
16
5
2
0
1
70 %
20%
3,333%
0 %
6,667%
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas dijawab sangat sesuai 16 murid
(70%), sesuai 5 murid (20%), cukup sesuai 2 murid (3,333%), kurang sesuai 0 murid
(0%) dan tidak sesuai 1 murid (6,667%).
Tabel 1.25 Pihak sekolah memberikan hukuman bagi siswa yang menggunakan
media sosial pada saat belajar
No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
14
5
2
3
-
63,333 %
10 %
10 %
16,667%
-
Jumlah 24 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentuykan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 14 murid
(63,333%), sesuai 5 murid (10%), cukup sesuai 2 murid (10%), kurang sesuai 3
murid (16,667%) dan tidak sesuai 0 murid (0%)
Tabel 1.26 Teman-teman sekelas mendukung adanya larangan membawa handphone
No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase(%)
1. a. sangat sesuai
b. sesuai
c. cukup sesuai
13
5
2
53,333%
30 %
3,333%
d. kurang sesuai
e. tidak sesuai
2
2
6,667%
6,667%
Jumlah 30 100 %
Sumber. Angket Media sosial dan Pembentukan karakter
Berdasarkan penelitian pada tabel di atas, dijawab sangat sesuai 13 murid
(53,333%), sesuai 5 murid (30%), cukup sesuai 2 murid (3,333%), kurang sesuai 2
murid (6,667%) dan tidak sesuai 2 murid (6,667%).
Setelah data dianalisis selanjutnya data di uji, menggunakan uji Normalitas
dan uji hipotesis
1. Uji Normalitas
Data Hasil Penelitian Pengaruh Media Sosial Terhadap Pembentukan
Karakter Anak
NO. Kode Sampel Skor Angket Pendidikan Karakter
1 2 3 4
1. Ahmad Kamal 54 7.97
2. Ditya Adelia 53 7.83
3. Diva Nur Aulia Putri 55 8.47
4. Farel Nean Saputra 52 8.86
5. Khesya Putri Amelia 54 8.55
NO. Kode Sampel Skor Angket Pendidikan Karakter
1 2 3 4
6. Muh Rasya
Dzikrullah 55 8.57
7. M. Rezky R 53 8.02
8. Mutmainnah 54 7.88
9. Muh Resa Islami A 56 8.33
10. Muh Al-Farid 55 8.26
11. Marini Messila 53 7.57
12. Muh. Rofi 54 8.03
13. M. Nabil Wahyudin 52 8.05
14. M. Aqsa Mahmud 55 7.74
15. Muh Al-Warid Syah 52 8.23
16. Nur Adila Liana 52 8.78
17. Nurul Wahida. S 52 7.67
18. Putri Nurul Azizah 40 7.86
19. Revina Putri
Ramadani 54 7.81
20. Muh Arasyah 53 8.34
21. Muh Adnan Saputra 49 8.01
22. A. Ahmad Zaky
Arfah 53 8.95
23. A. Aliyah Amirah 56 7.84
24. Zulfa Aulia
Ramadhani 52 7.78
NO. Kode Sampel Skor Angket Pendidikan Karakter
1 2 3 4
∑ ∑ 1268 ∑ 195.4
Sumber : Data Hasil Penelitian
Dari tabel 4.1 Dapat ditindak lanjuti guna mencari koefisien korelasi antara
medio sosial sebagai variabel X dengan pembentukan karate Murid kelas V SDI
Bontokaddopepe kecamatan galesong utara Kabupaten takalar sebagai variabel Y.
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian Media Sosial Dengan
Pembentukan Karakter Anak Pada Murid Kelas V SDI
Bontokaddopepe Kecamatan Galesong Utara Kabupaten
Takalar
No Subjek X Y XY
1 2 3 4 5 6 7
1. Arqam Pramudya 54 7.97 2916 63.5209 430.38
2. Ditya Adelia 53 7.83 2809 61.3089 414.99
3. Diva Nur Aulia Putri 55 8.47 3025 71.7409 465.85
4. Farel Nean Saputra 52 8.86 2704 78.5996 460.72
5. Khesya Putri Amelia 54 8.55 2916 73.1025 461.7
6. Muh Rasya
Dzikrullah 55 8.57 3025 73.4449 471.35
7. M. Rezky R 53 8.02 2809 64.3204 425.06
8. Mutmainnah 54 7.88 2916 62.0944 425.52
9. Muh Ressa Islami A 56 8.33 3136 69.3998 466.48
10. Muh Al-Farid 55 8.26 3025 68.2276 454.3
11. Marini Messila 53 7.57 2809 57.3049 401.21
No Subjek X Y XY
1 2 3 4 5 6 7
12. Muh. Ridwan 54 8.03 2916 64.4809 433.62
13. M. Nabil Wahyudin 52 8.05 2704 64.8025 418.6
14. M. Aqsa Mahmud 55 7.74 3025 59.9076 425.7
15. Muh Al-Warid Syah 52 8.23 2704 67.7329 427.96
16. Nur Intan Febriani 52 8.78 2704 77.0884 456.56
17. Nurul Wahida. S 52 7.67 2704 58.8289 398.84
18. Putri Nurul Azizah 40 7.86 1600 61.7796 314.4
19. Revina Putri
Ramadani 54 7.81 2916 60.9961 421.74
20. Muh Arasyah 53 8.34 2809 69.5556 442.02
21. Muh Adnan Saputra 49 8.01 2401 64.1601 392.49
22. A. Ahmad Zaky
Arfah 53 8.95 2809 80.1025 474.35
23. A. Aliyah Amirah 56 7.84 3136 61.4656 439.04
24. Muh Qadri
Ramadhan 52 7.78 2704 60.5284 404.56
∑ ∑
∑
∑
68122
∑
∑
Sumber: Diolah dari korelasi antara media sosial dengan pembentukan karakte
Diketahui:
∑ :24
∑ :1268
∑ : 195,4
∑ : 68122
∑ : 1594,4939
∑ : 10327,44
di koefisien korelasi (r) yang diperoleh adalah 0,990.
Menguji normalitas data pengaruh mediasosial terhadap pembentukan
karakter anak menggunakan uji kolmogorov-smirnov menggunakan
program SPSS dengan taraf signifikasi 5 % atau 0,05, dengan syarat:
Jika Pvalue ≥ 0,05 maka distribusinya normal.
Jika Pvalue ≤ 0,05 maka distribusinya tidak normal.
Berdasarkan hasil output uji normalitas dengan menggunakan uji
kolmogorov-smirnov nilai Pvalue adalah 0,990. Menurut kriteria
pengambilan keputusan jika nilai Pvalue ≥ 0,05 maka hal ini menunjukkan
bahwa data pada pengaruh media sosial terhadap pembentukan karakter
anak berdistribusi normal dan membawa pengaruh yang positif.
2. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui nilai pengujian hipotesis penelitian maka
nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel pada tarap 5%. Kriteria
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilar rhitung lebih besar dari pada rtabel maka hipotesis
diterima.
b. Apabila nila rhitung lebih kecil dari pada rtabel maka hipotesis
ditolak.
c. Nilai rtabel yang digunakan sebagai pembanding yaitu diketahui
dengan cara mencari nilai yang berada pada titik pertemuan antara
kepercayaan 5% dan N:24.
Selanjutnya, dapat dicari koefisien antara variabel X dan Y dengan
menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
∑
√ ∑ ∑
√
√
(dibulatkan 3 angka koma)
di koefisien korelasi (r) yang diperoleh adalah 0,990.
Setelah nilai-nilai dihubungkan berdasarkan analisis diatas, maka
terlihat bahwa nilai olahan data media sosial dan pembentukan karakter anak
adalah0,990 karena tidak ada N:24 dalam tabel nilai-nilai r product, maka
diambil N yang mendekati dari nilai signifikan 5% yaitu sebanyak 0,890.
Hal ini membuktikan bahwa nilai analisis data lebih baik atau lebih
besar dari pada nila rtabel, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima dan terdapat Hubungan antara Media Sosial dengan Pembentukan
Karakter Anak Murid kelas V SDI Bontokaddopepe Kecamatan Galesong
Utara Kabupaten Takalar.
D. Hasil penelitian
Untuk mengatahui adanya hubungan antara penggunaan media sosial
dengan pembentukan karakter anak kelas V peneliti menganalisis data dengan
menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan pengaruh media sosial terhadap
pembentuak karakter anak pada mata pelajaran PPKn murid SD Inpres
Bontokaddopepe. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis korelasi product moment
diperoleh nilai rhitung 0,990 lebih besar dari nilai rtabel dengan N = 24 murid
kelas V pada taraf signifikansi 5% sebesar 4,29816. Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian diterima. Bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pengaruh media sosial terhadap pembentukan karakter anak.
Penelitian ini menggunakan paradigma sederhana yaitu variabel
independent (bebas) yaitu penggunaan media sosial dapat diukur langsung
korelasinya terhadap variabel dependent (terikat) hasil belajar murid. Banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain . Artinya secara tidak langsung pengaruh
media sosial termasuk dalam faktor-faktor pendukung pembentukan karakter anak
Hubungan antara pengaruh media sosial dengan pembentukan karakter
anak, menunjukkan bahwa penelitian ini telah sesuai harapan pendapat para ahli
atau teori pada Bab II yang menyatakan bahwa pengaruh media sosial dapat
meningkatkan karakter anak terutama dalam pelajaran PPKn dalam aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik serta mengembangkan bakat dan minat dalam
upaya pembinaan pribadi menuju manusia yang seutuhnya berfikir positif dan
berprestasi.Dari rumusan masalah yang dibahas bab sebelumnya bahwa pengaruh
media sosial terhadap pembentukan karakter anak pada mata pelajaran PPKn
kelas V SD Inpres Bontokaddopepe mempunyai pengaruh yang sangat baik, baik
dalam proses pengajaran karena dalam proses interaksi dalam berkomunikasi
edukatif antara guru dan murid dapat berlangsung secara afektif dan efesien
sesuai dengan tujuan pengajaran yang dicita-citakan.
Media sosial juga memberikan manfaat bagi guru yaitu mendapatkan
informasi atau referensi dalam proses pembelajaran. Secara garis besar
dinyatakan bahwa pengaruh media sosial terhadap pembentukan karakter anak
sangat berpengaruh positif baik guru maupun siswa sehingga tercipta karakter
yang mencerminkan hidup rukun,bermasyarakat, jujur dan dapat dipercaya. Hal
inilah yang menjadi dasar yang sangat penting untuk melangsungkan kehidupan
bernegara dan bermasyarakat.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab terdahulu, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa, ada pengaruh yang positif dan signifikan antara media sosial
terhadap pembentuak karakter anak pada mata pelajaran PPKn murid di SD Inpres
Bontokaddopepe. Hal ini dibuktikan dari hasil angket yang diisi murid bahwa media
sosial membawa dampak positif bagi pengunanya di karenakan banyak refernsi-
refernsi yang bisa didapatkan untuk berperilaku yang baik dan diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari baik bernegara maupun bermasyarakat.
Pengaruh media sosial berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak
yang akan diterima murid. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
pengaruh media sosial pembelajaaran tentang karakter anak pada mata pelajaran
PPKn maka semakin baik pula pembentukan karakter anak pada mata pelajaran
PPKn yang dicapai murid baik dari aspek kognitif, psikomotorik,afektif. Pengaruh
media sosial juga dirasakan bagi guru karena mudah mendapatkan informasi-
informasi tentang metode atau strategi yang baik digunakan dalam proses belajar
mengajar agar tercipta suasa belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa media sosial memiliki
pengaruh besar terhadap pembentukan karakter anak. Oleh karena itu, kepada
para murid disarankan untuk lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya
media sosial dalam kehidupan sehari-hari dan memilih teman pergaulan yang
memiliki karakter yang baik yang bisa menghargai orang lain dan memiliki sifat
toleransi.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya pada saat proses pembelajaran harus memperingati siswa
yang membawa handphone agar tidak diaktifkan atau di sita untuk sementara
agar proses pembelajaran tidak terganggu dan berjalan dengan baik.
3. Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya melarang keras murid membawa Handphone ke
sekolah agar tidak mengganggu proses pembelajaran.
4. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
melakukan penelitian selanjutnya, karena pada penelitian ini hanya meneliti
pengaruh penggunaan media sosial terhadap pembentuka karate anak. Masih
banyak faktor lain yang mempengaruhi karakter anak.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syafi'i Syukur, Intermadiate Accounting, AV Publisher, Jakarta, 2009.Charles
T Horngen, Watler T.Horisson Jr dan Linda Smith Bamber, accounting.
Antony Mayfield. (E-book) What is Social Media?.London:IcROSSING.2008.
Arikunto, suharsimi. 2006.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta :
Rineka cipta.Depdiknas.2007.
Arsyad, (2002) Media pembelajaran, Jakarta: PT.Bratindo persada.
Darmadi,Hamid. Pengantar Pendidikan kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta
jakarta : prenada media. 2005
Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKTSP).Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Doni Koesoema, A. (2007). Tiga Matra Pendidikan Karakter. Dalam Majalah BASIS,
Agustus-September 2007.
Irfandi Idris (2016).Metode Penelitian.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.
Iskandar (2008) Meteodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kuatitatif dan
kualitatif).Jakarta:Gppress.
KBBI, (2005) Departemen pendidikan Jakarta : Nasional Balai Pustaka.
Nana Syaodih Sukmadinata.2010.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar.Jakarta:Prenada Media Group
Nurla Isna Aunillah. 2011. Pendidikan karakter di Sekolah. Yogyakarta: Penerbit
Laksana.
Sadiman dkk (2001). Strategi belajar mengajar. Jakarta:Rineka cipta.
Suci HardiantyUniversitas Garut.2012/2013.
Suharsimi Arikunto.2006.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta :
Rineka cipta.Depdiknas.2007.
Sutrisno Hadi.2004.Prosedur Penelitian.Jakarta.Rineka Cipta.
Winata putra (2001) Model-model pembelajaran inovatif.Jakarta pusat:Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Winataputra, Udin S. (2001). Jati Diri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai
Wahana Pendidikan Demokrasi. Disertasi pada program Pasca Sarjana UPI
Bandung.
WS.Winkel (2006).Psikologi Pengajaran.jakarta Pusat.Rineka Cipta.
Zamroni, 2005. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Bigraf Publisking, Yogyakarta.
DOKUMENTASI
Lampiran 1
ANGKET MEDIA SOSIAL DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
Identitas Responden :
Nama :
Jenis kelamin :
Petunjuk :
Angket ini berisi 25 item pertanyaan tentang Media Sosial.Bacalah dengan cermat
setiap pertanyaan tersebut. Kemudian, berikanlah jawaban dengan cara memberi tanda
centang ( pada salah satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan tingkat persetujuan
Anda, dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Kurang Sesuai
STS : Sanagt Tidak Sesuai
Jawaban Anda, tidak menuntut jawaban benar atau salah dan tida berhubungan
dengan penentuan kelulusan atau hal lain yang merugikan Anda di sekolah ini. Kesungguhan
dan kejujuran Anda dalam menjawab merupakan bantuan yang amat berguna. Karena itu, di
harapkan Anda menjawab soal yang tersedia.
Atas bantuan dan kerjasamanya, di ucapkan banyak terimah kasih.
Peneliti
SYAMSURYANI
Angket Pengaruh Media Sosial dan Pembentukan Karakter Anak
No Pertanyaan Jawaban ss s ts sts
1 Saya sering menggunakan media sosial
pada saat belajar
2 Saya berkomunikasi dengan teman
menggunakan media sosial
3 Guru selalu menegur apabila memegang
handphone pada saat belajar
4 Saya biasanya mengakses facebook saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung
5 Media sosial sangat berpotensi
mempengaruhi sikap dan perilaku saya
6 Media sosial dapat menambah
pengetahuan saya.
7 Media sosial dapat mempengaruhi
karakter saya.
8 Pada saat menggunakan media sosial
saya bisa berkomunikasi dengan teman
saya
9 Saya sering terpengaruh dengan adanya
media sosial
10 Dengan adanya sosial media saya
mempunyai teman yang banyak
11 Dengan adanya media sosial karakter
saya menjadi buruk
12 Saya memanfaatkan media sosial untuk
fasilitas belajar
13 Dengan adanya media sosial karakter
saya semakin baik.
14 Saya menggunakan media sosial ke hal-
hal yang baik dan berguna
15 Saya mentaati tata tertib yang di
berlakukan guru pada saat belajar di
larang keras membuka Handphone
16 Dalam pembelajaran PPKn sering
belajar tentang karakter yang baik.
17 Guru sering memberikan contoh yang
baik pada saat berada di lingkungan
sekolah
18 Guru di sekolah sering mengajarkan
tentang karakter yang baik yang harus di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari
19 Guru sering memberikan contoh
perilaku sopan santun
20 Guru selalu mengajarkan saya tentang
perilaku jujur dan sikap saling
menghormati
21 Guru selalu menanyakan bagaimana
cara berperilaku yang baik
22 Di sekolah terdapat label kata-kata yang
memotivasi para siswa untuk selalu
bersikap jujur
23 Guru tegas menegur siswa yang
melakukan kekerasan terhadap teman
24 Pihak sekolah memberikan hukuman
bagi siswa yang menggunakan media
sosial pada ssat belajar
25 Teman-teman sekelas mendukung
adanya larangan membaya Handphone.
LAMPIRAN 2
Distribusi Hasil Penelitian
NO. Kode Sampel Skor Angket Pendidikan Karakter
1 2 3 4
1. Ahmad Kamal 54 7.97
2. Ditya Adelia 53 7.83
3. Diva Nur Aulia Putri 55 8.47
4. Farel Nean Saputra 52 8.86
5. Khesya Putri Amelia 54 8.55
6. Muh Rasya
Dzikrullah 55 8.57
7. M. Rezky R 53 8.02
8. Mutmainnah 54 7.88
9. Muh Resa Islami A 56 8.33
NO. Kode Sampel Skor Angket Pendidikan Karakter
1 2 3 4
10. Muh Al-Farid 55 8.26
11. Marini Messila 53 7.57
12. Muh. Rofi 54 8.03
13. M. Nabil Wahyudin 52 8.05
14. M. Aqsa Mahmud 55 7.74
15. Muh Al-Warid Syah 52 8.23
16. Nur Adila Liana 52 8.78
17. Nurul Wahida. S 52 7.67
18. Putri Nurul Azizah 40 7.86
19. Revina Putri
Ramadani 54 7.81
20. Muh Arasyah 53 8.34
21. Muh Adnan Saputra 49 8.01
22. A. Ahmad Zaky
Arfah 53 8.95
23. A. Aliyah Amirah 56 7.84
24. Zulfa Aulia
Ramadhani 52 7.78
∑ ∑ 1268 ∑ 195.4
LAMPIRAN 3
Korelasi Variabel X Dan Y Indeks Korelasi Antara Penggunaan Media Dengan Hasil
Belajar Murid Kelas IV SD Inpres Gotong – Gotong 2 Kecamatan Ujung Pandang Kota
Makassar
No Subjek X Y XY
1 2 3 4 5 6 7
1. Arqam Pramudya 54 7.97 2916 63.5209 430.38
2. Ditya Adelia 53 7.83 2809 61.3089 414.99
3. Diva Nur Aulia Putri 55 8.47 3025 71.7409 465.85
4. Farel Nean Saputra 52 8.86 2704 78.5996 460.72
5. Khesya Putri Amelia 54 8.55 2916 73.1025 461.7
6. Muh Rasya
Dzikrullah 55 8.57 3025 73.4449 471.35
7. M. Rezky R 53 8.02 2809 64.3204 425.06
8. Mutmainnah 54 7.88 2916 62.0944 425.52
9. Muh Ressa Islami A 56 8.33 3136 69.3998 466.48
10. Muh Al-Farid 55 8.26 3025 68.2276 454.3
11. Marini Messila 53 7.57 2809 57.3049 401.21
12. Muh. Ridwan 54 8.03 2916 64.4809 433.62
13. M. Nabil Wahyudin 52 8.05 2704 64.8025 418.6
14. M. Aqsa Mahmud 55 7.74 3025 59.9076 425.7
15. Muh Al-Warid Syah 52 8.23 2704 67.7329 427.96
16. Nur Intan Febriani 52 8.78 2704 77.0884 456.56
17. Nurul Wahida. S 52 7.67 2704 58.8289 398.84
No Subjek X Y XY
1 2 3 4 5 6 7
18. Putri Nurul Azizah 40 7.86 1600 61.7796 314.4
19. Revina Putri
Ramadani 54 7.81 2916 60.9961 421.74
20. Muh Arasyah 53 8.34 2809 69.5556 442.02
21. Muh Adnan Saputra 49 8.01 2401 64.1601 392.49
22. A. Ahmad Zaky
Arfah 53 8.95 2809 80.1025 474.35
23. A. Aliyah Amirah 56 7.84 3136 61.4656 439.04
24. Muh Qadri
Ramadhan 52 7.78 2704 60.5284 404.56
∑ ∑
∑
∑
68122
∑
∑
Diketahui:
∑ : 10327.44
∑ : 68122
∑ : 1594.4939
Hasil perhitungan diatas selanjutnya akan dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:
∑
√ ∑ ∑
∑
√ ∑ ∑
√
√
(dibulatkan 3 angka koma)
RIWAYAT HIDUP
SYAMSURYANI, lahir di Takalar Kabupaten Gowa pada tanggal 18
September 1995, dari pasangan Ayahanda Basri Dg Nakku dan Ibunda
Bajiah. Penulis Mengecap pendidikan dasar di Sekolah Dasar Inpres
Bontokaddopepe Kabupaten Takalar Lulus 2007. Kemudian,
melanjutkan pendidikan di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Lulus
2010, dan setelah lulus, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Muhammadiyah
Limbung Kabupaten Gowa Lulus 2013.
Kemudian melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang ada di Makassar
yaitu Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) pada tahun 2013, dan
mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) atas berkat yang maha kuasa saya berhasil
menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diprogramkan dan semua itu dilakukan
dengan semangat dan usaha yang tinggi untuk mendapatkannya.