Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH BUDAYA PESANTREN TERHADAP
PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI DI PONDOK
PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG,
CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an
(IIQ) Jakarta Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Siti Khodijah
NIM: 13311218
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
2017 M/ 1438 H
PENGARUH BUDAYA PESANTREN TERHADAP
PEMBENTUKAN KARAKTER SANTRI DI PONDOK
PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG,
CIPUTAT
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Siti Khodijah
NIM: 13311218
Dosen Pembimbing
Ali Mursyid, M.Ag
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
2017 M/ 1438 H
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT., atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh
Budaya Pesantren Terhadap Pembentukan Karakter Santri di
Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang, Ciputat”.
Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada
junjungan Nabi Agung kita, Nabi Muhammad Saw., beserta
keluarga dan sahabatnya. Semoga dengan senantiasa
bershalawat kepada baginda Rasul kita mendapatkan
syafaatnya di hari perhitungan kelak. Aamiin
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh sekali
dari kata sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah milik
Allah semata. Untuk itu penulis mohon saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan dan ketepatan penulisan di
masa yang akan datang. Dengan selesainya skripsi ini juga
berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Allah SWT., atas Nikmat dan Karunia-Nya, skripsi ini
tidak akan terwujud tanpa Taufiq dan Ridha-Nya.
vi
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA., selaku
Rektor Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
3. Ibu Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimnah, M.Ag., selaku
Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan
motivasi dan jasa baik lahir bathin untuk kemajuan
Fakultas Tarbiyah. Semoga Fakultas Tarbiyah IIQ
Jakarta senantiasa melahirkan kader-kader guru Agama
yang berjiwa Al-Qur‟an, Aamiin.
4. Bapak Ali Mursyid, M.Ag., sebagai dosen pembimbing
yang telah membimbing, mengarahkan dan
memberikan motivasi penulis, sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga
beliau selalu diberi kesehatan, keselamatan dan
mendapatkan keberkahan dari Sang Khaliq, Aamiin.
5. Bapak dan Ibu dosen Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta, atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis,
semoga bermanfaat bagi kehidupan penulis di dunia
dan di akhirat, Aamiin.
6. Staf Fakultas Tarbiyah, Ibu Wasmini dan Ibu Yuyun
Zainab, S.Pd.I., yang telah banyak memberikan fasilitas
dan kemudahan dalam penyelesaian penulisan ini.
7. Seluruh instruktur tahfidz Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta, terutama kepada Bapak Dr. KH. Ahmad
vii
Fathoni, Lc, MA., Ibu Hj. Muthmainnah, MA., Ibu Hj.
Istiqamah, MA., Ibu Hj. Hurul „Ien, MA., Ibu Dra. Hj.
Isti‟anah Imron, Ibu Hj. Ade Halimah, S.Th.I, Ibu Dr.
Hj. Afidah Wahyuni, dan Ibu Hj. Azizah Burhan, MA.,
yang selalu sabar mengarahkan dan memberi nasihat
dalam hal menghafal Al-Qur‟an. Semoga beliau-beliau
mendapatkan derajat yang mulia, Aamiin.
8. Bapak tercinta H. Kholid dan Ibu tercinta Hj. Asmanah,
yang senantiasa dengan kasih sayangnya telah
membesarkan, mendidik dan mencurahkan kasih
sayangnya kepada penulis, serta do‟a, motivasi,
pengorbanan jiwa dan raga dengan tulus dan ikhlas
yang diberikan Ibu dan Bapak kepada penulis yang
tidak dapat dibalas oleh apapun. Jasa-jasa Ibu dan
Bapak tidak akan tergantikan oleh apapun, semoga
ananda Khodijah selalu dapat memberikan kebahagiaan
di dunia maupun di akhirat untuk Ibu dan Bapak,
Aamiin. Allahummaghfirlî wa liwâlidayya
warhamhumâ kamâ rabbayânî shoghîrâ, âmîn.
9. Keluargaku tercinta, Ceu Hj. Saodah beserta suami, A
H. Fahrudin beserta istri, A Nurkholis, S.Pd. beserta
istri, A H. Abdul Rohim, SQ., M.Pd, beserta istri, A
Afud Saifudin, M.Pd beserta istri, A Saiful Basri, A
viii
Ahmad Fahrurroji, SQ. beserta istri, adik Muhaimin dan
Maesaroh, Khususnya A Abdul Rohim, SQ., M.Pd.
Terimakasih atas dukungan, motivasi, kasih sayang dan
do‟a-do‟a yang tulus ikhlas, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga kita
semua senantiasa mendapatkan keberkahan dari Allah
SWT., dan menjadikan kita semua hamba-Nya yang
bertaqwa, aamiin.
10. Direktris Pesantren Takhassus IIQ Jakarta, Ibu
Ruwaedah, MA., Pengurus Pesantren Takhassus IIQ
Jakarta Ka Salwa Fakhriani, S.Pd.I, Ka Dliyaul Ula,
S.Ud, Ka Husna Farida, S.Pd.I, teman seperjuangan di
asrama Ka Ameliatul Khoiriyah Nasution, Ka Rifdah
Farnidah, terimakasih untuk motivasi, do‟a dan lainnya
kepada penulis, semoga Allah SWT. menggolongkan
kita semua sebagai hamba-Nya yang selalu bersyukur.
11. Pimpinan Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang,
Ciputat, Bapak KH. Agus Abdul Ghofur, M.Pd.,
Ustadz, Ustadzah dan santri Pondok Pesantren
Madinatunnajah, yang telah memberikan izin untuk
penelitian di Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang, Ciputat dan bersedia membantu penulis
dalam proses penelitian ini.
ix
12. Teman-teman seperjuangan di IIQ angkatan 2013,
khususnya teman-teman Fakultas Tarbiyah, terimakasih
atas semangat, motivasi dan do‟a-do‟a kalian kepada
penulis, semoga Ukhuwah kita tetap terjalin seiring
dengan izin-Nya, aamiin.
13. Perpustakaan IIQ Jakarta, Perpustakaan Baitul Hikmah
Pesantren Takhassus IIQ Jakarta, Perpustakaan Iman
Jama‟, dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak menyediakan
buku-buku yang relevan, sehingga memudahkan
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Hanya harapan dan do‟a semoga Allah Swt. memberikan
balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak, aamiin. Dan
mudah-mudahan karya sederhana ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, 8 Agustus 2017
Penulis
Siti Khodijah
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................... ii
PERNYATAAN PENULIS ............................................... iii
MOTTO .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................... xxi
PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................... xxii
ABSTRAK .......................................................................... xxvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................ 8
C. Pembatasan Masalah ........................................... 9
D. Perumusan Masalah ............................................. 9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................ 9
xi
F. Hipotesis Penelitian ............................................. 10
G. Tinjauan Pustaka ................................................. 11
H. Metodologi Penelitian ......................................... 17
I. Sistematika Penulisan .......................................... 22
BAB II KERANGKA TEORI
A. Budaya Pondok Pesantren ................................... 25
1. Pengertian Pondok Pesantren ........................ 25
2. Tujuan Berdirinya Pondok Pesantren ............ 29
3. Sistem Pengajaran di Pondok Pesantren........ 33
4. Bentuk-Bentuk Pondok Pesantren ................. 39
5. Pengertian dan Fungsi Budaya Pondok
Pesantren.......................................................... 48
B. Pembentukan Karakter Santri .............................. 51
1. Pengertian Karakter ....................................... 51
2. Nilai-Nilai Pendidikan Karkter ...................... 57
3. Pengertian Santri ........................................... 61
4. Metode Pondok Pesantren dalam
Pembentukan Karakter Santri ........................ 64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................. 73
xii
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian .......................... 73
C. Variabel Penelitian .............................................. 74
D. Sumber Data ........................................................ 79
E. Populasi dan Sampel Penelitian........................... 79
F. Teknik Pengumpulan Data .................................. 81
G. Teknik Analisis Data ........................................... 85
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang, Ciputat ................................................. 91
1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat .................. 91
2. Visi, Misi, Motto dan Prinsip Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat.. 93
3. Tenaga Pengajar Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat .................. 94
4. Keadaan Santri Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang, Ciputat ................. 100
5. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren
Madinatunnajah .............................................. 101
6. Susunan Pengurus Harian Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat .................. 102
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................... 109
xiii
1. Tabel Angka (prosentase) Pengaruh Budaya
Pesantren di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang, Ciputat ................. 109
2. Tabel Angka (prosentase) Pembentukan
Karakter Santri di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang, Ciputat ................. 132
3. Nilai Angket Pengaruh Budaya Pesantren
(variabel X) dan Pembentukan Karakter
Santri (variabel Y) di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang, Ciputat ................. 155
C. Analisis Data ....................................................... 158
D. Interpretasi Data .................................................. 163
1. Interpretasi Secara Sederhana........................ 163
2. Interpretasi dengan Menggunakan Tabel
Nilai “r” Product Moment ............................. 163
E. Deskripsi Hasil Wawancara ................................ 166
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................... 169
B. Saran .................................................................... 170
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Variabel Penelitian .............................................. 75
Tabel 3.2: Scoring ................................................................ 86
Tabel 3.3: Interpretasi Korelasi ............................................ 88
Tabel 4.1: Tenaga Pengajar Raudhatul Athfal (RA)
Madinatunnajah Jombang, Ciputat .................... 94
Tabel 4.2: Tenaga Pengajar Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Madinatunnajah Jombang, Ciputat .................... 95
Tabel 4.3: Tenaga Pengajar Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Madinatunnajah Jombang, Ciputat .................... 96
Tabel 4.4: Tenaga Pengajar Madrasah Aliyah (MA)
Madinatunnajah Jombang Ciputat .................... 98
Tabel 4.5: Keadaan Santri Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang, Ciputat .................... 100
Tabel 4.6: Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang, Ciputat .................... 101
Tabel 4.7: Disiplin sangat berguna untuk menjaga
ketertiban pesantren .......................................... 110
xv
Tabel 4.8: Pengurus organisasi pesantren membantu
menjalankan disiplin dan tata tertib pesantren .. 110
Tabel 4.9: Pimpinan pesantren memberi teladan mengenai
bagaimana berdisiplin ....................................... 111
Tabel 4.10: Pesantren menanamkan nilai budaya disiplin
santri .................................................................. 112
Tabel 4.11: Organisasi merupakan salah satu unsur
penting di pesantren .......................................... 113
Tabel 4.12: Gerakan pramuka merupakan salah satu
organisasi pesantren yang digemari santri ........ 114
Tabel 4.13: Pesantren membudayakan pembacaan tata
tertib .................................................................. 114
Tabel 4.14: Pesantren membudayakan mengaji Al-Qur‟an
dan dzikir setiap hari ......................................... 115
Tabel 4.15: Kyai, Ustadz dan Ustadzah merupakan teladan
bagi santri .......................................................... 116
Tabel 4.16: Para pengasuh dan pengurus pesantren
senantiasa bersikap ramah ................................. 117
xvi
Tabel 4.17: Budaya mengucapkan salam sangat dianjurkan 117
Tabel 4.18: Budaya saling menghargai merupakan salah
satu ajaran Islam ................................................ 118
Tabel 4.19: Pesantren mewajibkan seluruh santri untuk
tinggal di pesantren ........................................... 119
Tabel 4.20: Kebersamaan memperkokoh rasa
persaudaraan sesama santri (ukhuwah
Islamiyah) .......................................................... 120
Tabel 4.21: Puasa sunnah hari senin melatih santri untuk
mengamalkan sunnah Rasulullah Saw. ............. 121
Tabel 4.22: Budaya tolong menolong adalah ajaran agama
Islam yang mengajarkan kebaikan dalam
hubungan antar sesama manusia ....................... 121
Tabel 4.23: Budaya berbicara dengan bahasa Arab dan
Inggris sangat menyenangkan ........................... 122
Tabel 4.24: Kegiatan Muhadhoroh 3 bahasa (bahasa
Indonesia, bahasa Arab, dan bahasa Inggris)
wajib diikuti seluruh santri ................................ 123
Tabel 4.25: Pesantren membudayakan shalat berjamaah ..... 124
xvii
Tabel 4.26: Pesantren membudayakan kerja bakti di
lingkungan pesantren ........................................ 125
Tabel 4.27: Nilai (skor) pengaruh budaya pesantren ........... 126
Tabel 4.28: Disiplin di pesantren membentuk mental dan
karakter santri .................................................... 132
Tabel 4.29: Dengan berorganisasi santri bisa lebih dewasa
dalam berfikir dan bertindak ............................. 132
Tabel 4.30: Organisasi santri di pesantren mengajarkan
jiwa kepemimpinan ........................................... 133
Tabel 4.31: Banyak para santri yang melanggar disiplin
pesantren ........................................................... 134
Tabel 4.32: Organisasi melatih santri untuk memiliki sifat
tanggung jawab ................................................. 135
Tabel 4.33: Organisasi melatih santri untuk bersikap
bijaksana ............................................................ 136
Tabel 4.34: Kegiatan pramuka mengajarkan santri untuk
aktif, kreatif dan inovatif ................................... 136
xviii
Tabel 4.35: Kegiatan muhadharah melatih santri untuk
percaya diri ........................................................ 137
Tabel 4.36: Kegiatan kerja bakti melatih santri untuk
peduli terhadap lingkungan ............................... 138
Tabel 4.37: Budaya shalat berjama‟ah di pesantren melatih
santri untuk lebih berdisiplin ............................. 139
Tabel 4.38: Budaya tinggal di pesantren mengajarkan
kemandirian ....................................................... 140
Tabel 4.39: Budaya tinggal di pesantren mengajarkan
kesederhanaan ................................................... 140
Tabel 4.40: Budaya tinggal di pesantren mengajarkan
saling menghormati dan menghargai ................ 141
Tabel 4.41: Budaya berakhlak baik di pesantren
menjadikan santri ramah, sopan dan santun
dalam kehidupan sehari-hari ............................. 142
Tabel 4.42: Budaya disiplin di pesantren menjadikan santri
taat terhadap peraturan ...................................... 143
xix
Tabel 4.43: Budaya berbahasa asing (bahasa Arab dan
bahasa Inggris) di pesantren melatih santri
untuk berani dan percaya diri ............................ 144
Tabel 4.44: Saling tolong menolong di pesantren
menjadikan santri untuk peduli terhadap
sesama dan lingkungan ..................................... 145
Tabel 4.45: Budaya tinggal di pesantren mengajarkan
santri untuk terus belajar dengan sungguh-
sungguh ............................................................. 145
Tabel 4.46: Berbuat baik terhadap guru merupakan syarat
menuntut ilmu ................................................... 146
Tabel 4.47: Santri selalu melaksanakan amanah yang telah
diberikan kepadanya .......................................... 147
Tabel 4.48: Nilai (skor) pembentukan karakter santri ......... 149
Tabel 4.49: Nilai Angket Pengaruh Budaya Pesantren
(variabel X) dan Pembentukan Karakter Santri
(variabel Y) di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang, Ciputat .................... 155
xx
Tabel 4.50: Korelasi Antara Pengaruh Budaya Pesantren
(variabel X) dan Pembentukan Karakter Santri
(variabel Y) di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang, Ciputat .................... 158
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket
Lampiran 2 Dokumentasi
Lampiran 3 Berita Wawancara
Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 5 Surat Pengajuan Sidang Skripsi
Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Wawancara dan
Penelitian
Lampiran 7 Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi
Lampiran 8 Struktur Organisasi Santri Madinatunnajah
(OSMN) dan Gerakan Pramuka Madinatunnajah
(GPMN)
Lampiran 9 CV
xxii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf
dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan
skripsi di IIQ, transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut
ini:
1. Konsonan
th ط a أ
zh ظ b ة
„ ع t ت
gh غ ts ث
f ف j ج
q ق h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م dz ذ
n ن r ر
w و z ز
H هـ s س
` ء sy ش
Y ي sh ص
dh ض
xxiii
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah A ا â ْي... Ai
Kasrah I ي î ْو... Au
Dhammah U و û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) qamariyah
Kata sandang yang diikuti alif lam (ال)
qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan
bunyinya.
Contoh:
Al-Baqarah : البقرة
b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiah
Kata sandang yang diikuti alif lam (ال) syamsiah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan-aturan yang
digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:
جلالرّ : ar-Rajul السّيّدة : as-Sayyidah
xxiv
c. Syaddah (Tasydid)
Syaddah (Tasydid) dalam sistem aksara Arab
digunakan lambang ()ّ sedangkan alih aksara ini
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara
menggandakan huruf yang bertasydid. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydid yang berada
ditengah maupun yang terletak setelah kata sandang
yang didikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.
Contoh:
Àmanna billah : أمنّب ببلله
d. Ta Marbuthah
Apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh
kata sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialih
aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
al-Af’idah : الأفئدة
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf kapital Arab tidak
mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila telah
dialih aksarakan maka berlaku ketentuan ejaan yang
di sempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia, seperti
penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat,
nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang
xxv
berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara
ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal
(bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama
diri dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis
kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandang.
Contoh:
Ali Hasan al-Aridh
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur‟an dan nama-
nama surahnya menggunakan huruf kapital.
Contoh:
Al-Qur‟an, Al-Baqarah, Al-Fatihah, dan seterusnya.
xxvi
ABSTRAK
Siti Khodijah (NIM: 13311218). Skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Budaya Pesantren Terhadap Pembentukan
Karakter Santri di Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang, Ciputat”, diajukan untuk salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.), Prodi
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta.
Alasan penelitian ini dilakukan adalah penulis ingin
mengetahui pengaruh budaya pesantren terhadap pembetukan
karakter santri yang pengajarannya berlangsung selama dua
puluh empat jam di pesantren.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah
terdapat korelasi positif pengaruh budaya pesantren terhadap
pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat?
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode
deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Untuk
teknik pengumpulan data, penulis menggunakan teknik
kuisioner/angket, observasi, dan dokumentasi. Untuk lebih
melengkapi pembuatan skripsi ini, penulis menggunakan
sumber literatur buku yakni sumber buku, skripsi, jurnal, dan
hasil wawancara.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis
menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
antara pengaruh budaya pesantren terhadap pembentukan
karakter santri di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang,
Ciputat. Dari hasil perhitungan angka korelasi, didapat hasil
yaitu 0,71786693 dengan df sebesar 60, maka diperoleh taraf
xxvii
signifikan 5% “r” tabel diperoleh 0,250 dan 1% “r” tabel
diperoleh 0,325.
5% diperoleh (0,250 < 0,71786693 )
1% diperoleh (0,325 < 0,71786693)
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa nilai r hitung lebih
besar dari r tabel baik pada taraf signifikan 5% atau 1%, maka
Hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada hubungan yang
signifikan antara pengaruh budaya pesantren terhadap
pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat diterima, sedangkan
Hipotesis nihil (Ho) di tolak.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional (ciri
khas) Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami,
menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan
menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman
perilaku sehari-hari.1
Pondok pesantren yaitu suatu institusi atau lembaga
pendidikan Islam, yang di dalamnya terdapat seseorang kyai
(pendidik) yang mengajar dan mendidik para sanri (peserta
didik) dengan sarana masjid yang digunakan untuk
menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta didukung adanya
pemondokan atau asrama sebagai tempat tinggal para santri.2
Sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia,
pesantren tetap akan menarik untuk dikaji dan ditelaah
kembali. Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang
mempunyai kekhasan tersendiri serta berbeda dengan lembaga
1 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS,
1994), h. 55
2 Haidar Putra Dauly, Dinamika Pendidikan Islam, (Bandung:
Citapustaka, 2004), h. 11
2
pendidikan lainnya, juga mengandung makna keaslian kultur di
Indonesia.3
Institusi pesantren sangatlah diperlukan dalam mencetak
generasi-generasi pemimpin dan penerus, untuk
keberlangsungan kehidupan baik di dunia maupun untuk bekal
di akhirat nantinya. Peranan semua pihak amatlah diperlukan,
mulai dari lingkungan keluarga, pesantren dan masyarakat akan
sangat berperan dalam pembentukan karakter terhadap anak
didik. Kesadaran akan hal tersebut haruslah dimiliki oleh
semua pihak-pihak yang berperan dalam mencetak generasi
penerus yang tidak hanya berkwantitas, akan tetapi haruslah
berkwalitas.
Dalam agama Islam telah dijelaskan berbagai dasar dan
kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang
muslim dan muslimah dalam menjalani kehidupan di dunia dan
nanti di akhirat. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
3 Nurcholis Majid, Bilik-bilik Pesantren, (Jakarta: Paramadina, 1997),
h. 3
3
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash [28]:
77)
Dengan demikian jelaslah sudah bahwa setiap individu itu
harus berilmu dan berkwalitas dalam hidupnya.
Untuk mencapai itu semua diperlukan kerjasama yang baik
dari semua pihak, mulai dari lingkup keluarga, pesantren dan
masyarakat. Karena di situlah anak akan melihat, mendengar
dan mempelajari semua yang mampu dia tampung dalam
memori dirinya, yang nantinya akan mempengaruhi sikap dan
tingkah laku anak tersebut.
Adapun secara akademisi dan secara institusi, pihak
pesantren sebagai institusi dimana santri menuntut ilmu dan
ustadz serta ustadzah sebagai pihak-pihak pembuat kebijakan
pendidikan haruslah senantiasa menitik dasarkan pendidikan
santri pada undang-undang yang telah dibuat dan disahkan oleh
Negara yakni: “Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana
4
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangs dan Negara.”4
Pondok Pesantren Madinatunnajah adalah lembaga
pendidikan Islam yang mendidik para santrinya untuk siap
memimpin ummat dan bangsa. Madinatunnajah adalah sebuah
nama pemberian dari seorang ulama yang berarti „‟Kota
Kesuksesan‟‟.
Pada tanggal 14 Februari 1997 Pondok Pesantren
Madinatunnajah didirikan oleh Almukarrom Drs. KH Mahrus
Amin di lahan milik pribadinya seluas 2,5 hektar terletak di
Jombang Ciputat Tangerang Selatan. Dan dilakukan
peresmiannya oleh Almarhum KH. Shoiman Lukmanul Hakim
salah satu Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor pada
tanggal 20 September 1997.
Pendiri Pesantren Drs. KH. Mahrus Amin ketika berada di
dalam Ka‟bah berdoa agar diberikan kemampuan untuk
mendirikan seribu pesantren di Indonesia melalui dua sayap
4 Undang-Undang RI tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Citra Umbara, 2003), Cet. Ke-1, h.76
5
sebagaimana Allah Subhanahu wa ta‟ala telah memberikan
kekuasaan kepada Dzulqarnain. Hal itu sesuai juga dengan apa
yang diamanatkan oleh gurunya KH. Imam Zarkasyi (Pendiri
Pondok Modern Gontor). Maka setelah sukses mendirikan dan
memajukan Pesantren Darunnajah Jakarta, beliau
mengembangkan “sayap‟‟ lainnya yaitu Pesantren
Madinatunnajah.
Proses pendidikan dan pengajaran di Pesantren
Madinatunnajah berlangsung selama dua puluh empat jam,
dengan maksud agar terbentuk karakter kepemimpinan, Life
dan mental Skills pada diri setiap santri. Maka, akan
menghasilkan kader-kader pemimpin ummat dan bangsa yang
siap membangun daerah asalnya.5
Pendidikan pesantren di mana para santri berada di bawah
bimbingan dan pengawasan para pengasuh pondok,
menjadikan para santri terbiasa hidup dalam tatanan nilai dan
etika yang harus dipatuhi. Hubungan erat dengan para
pengasuh dan pembimbing di pesantren, menumbuhkan sifat
persaudaraan yang erat. Tata nilai pondok ditanamkan pada diri
5 https://madinatunnajah.wordpress.com/profil/, Profil Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, di akses 08 Mei 2017 Pukul
14.00
6
santri serta disiplin dijaga agar para santri terbiasa hidup dalam
tata tertib yang kesemuanya bertolak dari pendidikan akhlak.
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang sistem pendidikan
nasional (Sisdiknas) pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.6
Pergaulan di sekolah sedikit banyaknya dapat
mempengaruhi akhlak/moral peserta didik. Sehingga ketika
anak tersebut bergaul dengan anak yang berperilaku kurang
baik, maka anak tersebut dapat terpengaruh dengan temannya.
Oleh karena itu, sebagai orang tua harus memperhatikan
dengan siapa anak kita bergaul. Bukan berarti kita memilih-
milih teman, akan tetapi harus memperhatikan dampak positif
dan negatif ketika anak bergaul dengan teman sebayanya.
6 M. Furqan Hidayatullah, Pendidikan Karakter Membangun
Peradaban Bangsa, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), h. 17
7
Selain itu, lingkungan masyarakatpun dapat mempengaruhi
akhlak/moral anak. Ketika anak berada pada lingkungan
masyarakat yang kurang baik, maka ia akan dapat terpengaruh
dengan lingkungan tersebut.
Selain itu, kurangnya materi pengaplikasian budi pekerti
adalah salah satu penyebab turunnya moral bangsa kita baik itu
dalam bangku sekolah, dan kurangnya perhatian dari guru
sebagai pendidik dalam hal pembentukan karakter peserta
didik. Sehingga peserta didik lebih banyak terfokus pada aspek
kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif dalam
pembelajaran. Hasilnya adalah peserta didik pintar dalam hal
pelajaran tertentu, namun mempunyai akhlak/moral yang
kurang bagus. Banyak diantara peserta didik yang pintar jika
mengerjakan soal pelajaran, namun tidak hormat terhadap
gurunya, suka mengganggu orang lain, tidak mempunyai sifat
jujur, malas, dan sifat-sifat buruk lainnya.
Melihat fenomena pendidikan dan kondisi remaja saat ini
maka pembentukan karakter harus dilakukan secara teratur dan
terarah agar siswa dapat mengembangkan dan
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, penulis ingin meneliti tentang korelasi kultur/budaya
pesantren terhadap pembentukan karakter santri.
8
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik
untuk mengkaji lebih lanjut persoalan tersebut dalam bentuk
proposal skripsi dengan judul “Korelasi Budaya Pesantren
Terhadap Pembentukan Karakter Santri di Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang disajikan pada latar
belakang masalah di atas maka permasalahan penelitian ini
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Dalam pendidikan kita, kurangnya materi
pengaplikasian budi pekerti adalah salah satu penyebab
turunnya moral
2. Guru hanya memperhatikan aspek kognitif saja, dan
kurangnya memperhatikan aspek afektif
3. Upaya para pendidik dan pengasuh dalam
pembentukan karakter santri
4. Metode yang digunakan pesantren terhadap
pembentukan karakter santri
5. Pengaruh budaya pesantren terhadap pembentukan
karakter santri
6. Faktor-faktor yang dapat mendukung dan menghambat
pembentukan karakter santri
9
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar penelitian ini
terarah dan tidak keluar dari pokok pembahasan, maka peneliti
membatasi dalam penelitian ini hanya tentang pembahasan
Pengaruh budaya pesantren terhadap pembentukan karakter
santri di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang, Ciputat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di
atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
apakah terdapat korelasi positif pengaruh budaya pesantren
terhadap pembentukan karakter santri di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari budaya
pesantren terhadap pembentukan karakter santri di Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
diantaranya adalah:
10
a. Manfaat secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
intelektual muslim, terutama dibidang pendidikan
agama Islam, khususnya dalam kajian dunia pesantren.
b. Manfaat secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi para pendidik untuk dijadikan referensi
dalam mendidik dan mencetak santri yang berkwalitas
dan memiliki daya saing yang berperilaku dengan baik
dan beretika serta berlandaskan keimanan.
F. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada
pengaruh yang signifikan antara variabel X (pengaruh budaya
pesantren) dan variabel Y (pembentukan karakter santri).
Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Hipotesis Nihil (Ho). Tidak terdapat pengaruh positif
yang signifikan antara variabel X (pengaruh budaya
pesantren) dan variabel Y (pembentukan karakter
santri).
2. Hipotesis Alternatif (Ha). Terdapat pengaruh positif
yang signifikan antara variabel X (pengaruh budaya
11
pesantren) dan variabel Y (pembentukan karakter
santri).
G. Tinjauan Pustaka
Dalam berbagai literatur penulis telah membaca, adapun
bahan-bahan bacaan yang berkaitan dengan penelitian dapat
dijadikan bahan telaah penulis antara lain:
1. Dalam penelitian ini dilakukan oleh Pramono Hadi
Saputro (NIM: 109011000241) pada tahun 2013,
Mahasisiwa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
program strata satu dengan judul “Korelasi Kultur
Pesantren Terhadap Pembinaan Karakter Santri di
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Ghontory”. Dalam
skripsi tersebut Pramono Hadi Saputro menyimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kultur
pesantren terhadap terbinanya karakter santri,
membentuk mental, kebiasaan, konsepsi diri dan sikap.
Perbedaan dengan penelitian yang penulis teliti adalah
tempat penelitiannya, bahwa penelitian tersebut di
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Ghontory sedangkan
12
penulis akan meneliti di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang, Ciputat.
2. Dalam penelitian ini dilakukan oleh Wahda Dewi
Mawaddah (NIM: 10311027) pada tahun 2014,
Mahasisiwi Fakultas Tarbiyah, Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta program strata satu dengan judul
“Pengaruh Institusi Pesantren Terhadap Pembentukan
Karakter Santri di Pondok Pesantren Al-Falah Kediri”.
Dalam skripsi tersebut Wahda Dewi Mawaddah
mengambil kesimpulan bahwa terdapat korelasi positif
yang lemah antara pengaruh institusi pesantren
terhadap pembentukan karakter santri di pondok
pesantren Al-Falah Kediri. Hal ini didasarkan pada
asumsi interpretasi nilai yang dihasilkan dari
penghitungan manual dan pengujian korelasi dengan
menggunakan program SPSS 19, ditemukan hasil yang
besarnya rxy (0,287) ternyata angka korelasi antara
variabel X dan variabel Y bertanda positif dan
besarnya diantara 0,20-0,40 maka ini berarti korelasi
antara kedua variabel terdapat korelasi yang lemah.
Perbedaan dengan penelitian yang penulis teliti adalah
13
Wahda Dewi Mawaddah meneliti mengenai pengaruh
institusi pesantren sedangkan penulis meneliti
mengenai pengaruh budaya pesantren.
3. Dalam penelitian ini dilakukan oleh Eva Naili
Mazidah (NIM: 11311075) pada tahun 2015,
Mahasisiwi Fakultas Tarbiyah, Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta program strata satu dengan judul
“Peranan Pembelajaran Agama Islam Dalam
Pembentukan Karakter Siswa Kelas VIII A SMP Darul
Ma‟arif, Cipete, Jakarta Selatan”. Dalam skripsi
tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa
pembentukan karakter melalui pembelajaran agama
Islam dilakukan dengan cara penanaman nilai-nilai
karakter di sekolah tersebut sudah terpenuhi walaupun
belum sempurna prosesnya. Perbedaan dengan
penelitian yang penulis teliti adalah Eva Naili Mazidah
meneliti mengenai peranan pembelajaran agama Islam
sedangkan penulis meneliti mengenai pengaruh budaya
pesantren.
4. Dalam penelitian ini dilakukan oleh Maryatul
Qibtiyah (NIM: 12311123) pada tahun 2016,
14
Mahasisiwi Fakultas Tarbiyah, Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta program strata satu dengan judul
“Peranan Pesantren Sebagai Center Of Excellence
dalam Pengembangan Pendidikan Agama Islam”.
Dalam skripsi tersebut penulis mengambil kesimpulan
bahwa Pondok Pesantren Al-Falah Puteri Banjarbaru
sangat berperan sebagai lembaga yang unggul dalam
pengembangan pendidikan agama islam. Hal ini
terbukti bagaimana pesantren ini mengemas santri
dengan berbagai kegiatan pendidikan agar santri
mampu menghadapi berbagai tantangan perkembangan
zaman dari masa ke masa. Di pesantren ini, selain
santri diajarkan tentang Al-Qur‟an dan hadis, santri
juga diajarkan tentang akidah, akhlak, hukum islam,
sejarah islam dan lainnya. Tidak hanya mengajarkan,
pesantren juga memberikan pemahaman kepada santri
tentang ilmu tersebut juga memberikan contoh tentang
bagaimana mengaplikasikan ilmu tersebut ke dalam
kehidupan sehari-hari. Perbedaan dengan penelitian
yang penulis teliti adalah Maryatul Qibtiyah meneliti
tentang Peranan Pesantren Sebagai Center Of
Excellence dalam Pengembangan Pendidikan Agama
15
Islam sedangkan penulis meneliti mengenai budaya
pesantren.
5. Dalam penelitian ini dilakukan oleh Zahrotul Ummah
Al-Mahsuni (NIM: 12311145) pada tahun 2016,
Mahasisiwi Fakultas Tarbiyah, Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta program strata satu dengan judul
“Korelasi Kultur Sekolah Terhadap Pembentukan
Akhlakul Karimah (Studi Kasus di Sekolah Dasar
Islam Terpadu (SDIT) Bait Qur‟ani, Gunung Putri,
Bogor”. Dalam skripsi tersebut penulis mengambil
kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara kultur sekolah terhadap pembentukan akhlakul
karimah siswa SDIT Bait Qur‟ani Bogor. Oleh karena
itu, kultur sekolah cukup dapat membentuk akhlakul
karimah siswa. Sehingga dari sini dapat memunculkan
anggapan bahwa salah satu cara pembentukan akhlakul
karimah dapat ditingkatkan dengan adanya kultur
sekolah yang baik dan terorganisir. Perbedaan dengan
penelitian yang penulis teliti adalah Zahrotul Ummah
Al-Mahsuni meneliti mengenai korelasi kultur sekolah
16
sedangkan penulis meneliti mengenai pengaruh budaya
pesantren.
6. Dalam penelitian ini dilakukan oleh Zian Ulf Haq
Nisaul Alamin (NIM: 11311065) pada tahun 2016,
Mahasisiwi Fakultas Tarbiyah, Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta program strata satu dengan judul
“Analisis Pendidikan Karakter Melalui Penanaman
Etika Berkomunikasi Qur‟ani (Studi Kasus di
Madrasah Ibtidaiyah Mumtaza Islamic School
Tangerang Selatan)”. Dalam skripsi tersebut penulis
mengambil kesimpulan bahwa implementasi
penanaman pendidikan karakter di MI Mumtaza
Islamic School Tangerang Selatan tidak tercantum
dalam kurikulum sekolah namun diformatkan dalam
kegiatan belajar mengajar dan diformatkan keseluruh
kegiatan-kegiatan sekolah (hidden curriculum).
Meskipun begitu, MI Mumtaza Islamic School
Tangerang Selatan tetap mengadopsi nilai-nilai
pendidikan karakter dalam proses belajar mengajar dan
seluruh kegiatannya. Adapun nilai-nilai pendidikan
karakter yang dikembangkan MI Mumtaza Islamic
17
School Tangerang Selatan dalam hidden curriculum
sudah sesuai dengan pemerintah canangkan yaitu:
religius, jujur, peduli sosial, peduli lingkungan, cinta
tanah air dan disiplin. Perbedaan dengan penelitian
yang penulis teliti adalah Zian Ulf Haq Nisaul Alamin
meneliti mengenai Analisis Pendidikan Karakter
Melalui Penanaman Etika Berkomunikasi Qur‟ani
(Studi Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Mumtaza Islamic
School Tangerang Selatan) sedangkan penulis meneliti
mengenai pengaruh budaya pesantren terhadap
pembentukan karakter santri.
H. Metodologi Penelitian
Menurut Nana Syaodih, secara umum penelitian diartikan
sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang
dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan
tertentu dengan menggunakan metode-metode ilmiah yang
bersifat kuantitatif atau kualitatif, eksperimental atau non
eksperimental, interaktif atau non interaktif.
1. Jenis Penelitian
Penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian
dan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang berupa angka-angka dan
18
analisis data menggunakan statistik.7 Penelitian ini
dilakukan melalui pendekatan korelasional yang
dimaksudkan untuk mencari hubungan antara variabel
yang diteliti yaitu korelasi antara pengaruh budaya
pesantren terhadap pembentukan karakter santri di
Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang, Ciputat.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam
penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh.8 Dalam penelitian ini penulis menggunakan
dua sumber data yaitu:
a. Sumber data primer, yaitu data yang langsung
dikumpulkan oleh peneliti (atau petugasnya) dari
sumber pertamanya. Adapun yang menjadi
sumber data primer dalam penelitian ini adalah
data dari hasil angket yang diberikan kepada
santri di Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang, Ciputat.
b. Sumber data sekunder, yaitu data yang
dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang
7 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. Ke-13, h. 77
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), Cet. Ke-14, h. 129
19
dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data
yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.
Dalam penelitian ini, buku, jurnal, dokumentasi
dan hasil wawancara merupakan sumber data
sekunder.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.9
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
seluruh santri Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang Ciputat berjumlah 470 santri.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap
dapat mewakili populasi yang diteliti.10
Sampel yang
akan diambil adalah 13% dari populasi yaitu 62 santri.
Menurut Suharsimi Arikunto di dalam bukunya
“Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”
dijelaskan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
h. 173
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
h. 174
20
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15%
atau 20%-25% atau lebih. Teknik yang digunakan
dalam mengambil sampel adalah sampel random atau
acak. Penulis mengambil jumlah 13% dari jumlah
keseluruhannya yaitu 62 santri.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka teknik pengumpulan datanya yaitu
field reasearch (penelitian lapangan). Penelitian
lapangan adalah penelitian yang dilakukan di
lingkungan masyarakat tertentu baik lembaga-lembaga
dan organisasi kemasyarakatan maupun lembaga-
lembaga pemerintahan.
Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah:
a. Metode Angket
Metode angket ini peneliti gunakan sebagai
sumber utama dalam penelitian. Angket ini
disampaikan kepada santri di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat.
b. Metode Interview (Wawancara)
Metode interview yaitu metode yang peneliti
gunakan untuk melengkapi data-data yang
21
dibutuhkan melalui wawancara terhadap Biro
Pengasuhan Santri (BPS) Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang, Ciputat.
c. Metode Observasi (Pengamatan)
Metode observasi merupakan metode yang
dilakukan dengan pengamatan langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan.
Metode observasi ini peneliti gunakan untuk
mengumpulkan data-data yang dapat diamati
secara langsung di Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang Ciputat. Metode ini juga
peneliti gunakan untuk mengetahui letak geografis,
keadaan gedung, keadaan sarana dan prasarana di
Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang
Ciputat.
5. Metode Analisis Data
Metode analisis data guna mencari jawaban dari
beberapa permasalahan yang dirumuskan di atas.
Peneliti menggunakan metode kuantitatif, karena data
yang diperoleh disajikan dalam bentuk angka-angka dan
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik.
22
I. Sistematika Penulisan
Teknik penulisan laporan dalam penelitian ini akan
merujuk pada yang disusun oleh Prof. Dr. Hj. Huzaemah T.
Yanggo. MA, et al. yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta. Penerbit: Jakarta Press, tahun 2011.
Sistematika penulisan adalah penjelasan tentang bagian-
bagian yang akan ditulis di dalam penelitian secara
sistematis.11
Hasil akhir dari penulisan ini akan dituangkan dalam
laporan tertulis dengan sistematika, sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan: Bab ini mencakup pembahasan
mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, hipotesis penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
Bab II: Kerangka Teori: Bab ini mencakup landasan
teoritis atau konsep yang mendukung penulisanya itu meliputi:
Pengertian Pondok Pesantren, Tujuan Berdirinya Pondok
Pesantren, Sistem Pengajaran di Pondok Pesantren, Bentuk-
11 Huzaemah Tahido Yanggo, Dkk,, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis,
dan Disertasi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, (Jakarta: IIQ Press,
2011), Cet. Ke-2, h. 22
23
Bentuk Pondok Pesantren, Pengertian dan Fungsi Budaya
Pondok Pesantren, Pengertian Karakter, Pengertian Santri,
Metode Pesantren Dalam Pembentukan Karakter Santri.
Bab III: Metodologi Penelitian: Bab ini meliputi
pembahasan mengenai jenis penelitian, subjek, tempat, waktu
penelitian,variabel penilitian, populasi, sampel, teknik
pengumpulan data, instrument penelitian dan teknik analisis
data serta desain prosedur penelitian.
Bab IV: Hasil dan Pembahasan: Bab ini meliputi gambaran
tentang Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat
meliputi sejarah singkat pondok pesantren, visi, misi dan
tujuan, keadaan fasilitas sarana prasarana, tenaga kerja dan
membahas hasil penelitian.
Bab V: Penutup: Merupakan bab penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran-saran.
169
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang penulis lakukan dengan judul
“Pengaruh Budaya Pesantren Terhadap Pembentukan Karakter
Santri Di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang,
Ciputat”, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh budaya pesantren terhadap pembentukan karakter
santri di Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang, Ciputat.
Hal tersebut dibuktikan bahwa Hipotesis alternatif (Ha)
diterima yaitu terdapat korelasi yang signifikan antara
pengaruh budaya pesantren (variabel X) terhadap pembentukan
karakter santri (variabel Y) dengan korelasi positif yang kuat
atau tinggi. Dapat dilihat dari hasil perhitungan angka korelasi,
yaitu 0,71786693 dengan df sebesar 60 maka diperoleh taraf
signifikan 5% “r” tabel sebesar 0,250 dan taraf signifikan 1%
“r” tabel sebesar 0,325. Maka Hipotesis alternatif (Ha) diterima
dan Hipotesis nihil (Ho) ditolak.
170
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka
dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Saran bagi Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang,
Ciputat
Disarankan Pondok Pesantren Madinatunnajah hendaknya
membuat program-program yang akan lebih memajukan
dan menunjang untuk pondok pesantren, seperti program
pembinaan tahfidz, program pembinaan qari dan qari’ah
dan program-program lainnya. Serta pembentukan karakter
bagi santri terus ditingkatkan, agar menghasilkan kader-
kader pemimpin umat yang berakhlak Al-Qur’an.
2. Saran bagi ustadz dan ustadzah Pondok Pesantren
Madinatunnajah Jombang, Ciputat
Disarankan bagi ustadz dan ustadzah agar terus
memotivasi para santri agar terus semangat dalam
menuntut ilmu dan mengembangkan minat serta bakatnya.
Serta terus mendidik dan memberikan contoh yang baik
bagi santri-santrinya.
171
3. Saran bagi santri Pondok Pesantren Madinatunnajah
Jombang, Ciputat
Disarankan bagi santri untuk terus semangat dalam
menuntut ilmu dan mengembangkan minat serta bakat
yang dimilikinya. Jangan pernah putus asa dalam
menjalani kehidupan di pesantren karena itu untuk
mendidik diri kita agar dapat hidup mandiri dan melatih
kita untuk bisa berada ditengah masyarakat dalam
mengamalkan ilmu-ilmu kita yang diperoleh di pesantren
dan diluar pesantren serta mempersiapkan diri kita agar
dapat menjadi pemimpin umat yang terus mensyi’arkan
Islam.
173
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi,
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Jakarta:
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2009
Arifin, Imron, Kepemimpinan Kyai, Kasus Pondok
Pesantren Tebu Ireng, Malang: Kalimasahada
Press, 1993
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010
Asy’ari, Hasyim, Akhlak Pesantren, Yogyakarta: Ittaqa
Press, 2001
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan
Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: PT
Logos Wacana Ilmu, 1999
Derajat, Zakiah, Peranan Agama Dalam Kesehatan
Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1982
Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren, Jakarta:
LP3ES, 1994
174
Dian Nafi, M., dkk, Praktis Pembelajaran Pesantren,
Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksaran, 2007
Furqan Hidayatullah, M., Pendidikan Karakter
Membangun Peradaban Bangsa, Surakarta:
Yuma Pustaka, 2010
G. Sevilla, Consuelo, Pengantar Metode Penelitian,
Jakarta: Universitas Indonesia (UI), 1993
Galba, Sindu, Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi,
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995
Hadi, Amirul, dan H. Haryono, Metodologi Penelitian,
Bandung: Pustaka Setia, 2005
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,
Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan
Perkembangannya, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1995
Irawan, Prasetyo, dkk, Metode Penelitian, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009
Isna Aunillah, Nurla, Panduan Menerapkan Pendidikan
Karakter di Sekolah, Yogyakarta: Laksana, 2011
175
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitet dan
Pembangunan, Jakarta: Gramedia, 1976
Koesoema Albertus, Doni, Pendidikan Karakter;
Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
Jakarta: Grasindo, 2010
Majid, Nurcholis, Bilik-bilik Pesantren, Jakarta:
Paramadina, 1997
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu
Kajian Tentang Unsur Dan Nilai Sistem
Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994
Nasution, Kasron, Konsep Pendidikan Akhlak, (Jakarta:
Rajawali Press, 2000
Ndraha, Taliziduhu, Budaya Organisasi, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2003
Nizar, Samsul, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup, 2013
Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991
176
Putra Dauly, Haidar, Sejarah Pertumbuhan dan
Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009
Qohar, Mujamil, Pesantren Dari Transformasi
Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi,
Jakarta: Erlangga, 2002
Saebani, A., dan A. Hamid, Ilmu Akhlak, Bandung: CV
Pustaka Setia, 2010
Somantri, Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya
Pembinaan Kepribadian Bangsa, Bandung:
Widya Aksara Press, 2011
Subana Sudrajat, M., Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah,
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2015
Sudjana, Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan,
Bandung: Sinar Baru, 1989
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R
dan D, Bandung: Alfabeta, 2013
177
Suprayogo, Imam, dan Tobroni, Metodologi Penelitian
Sosial Agama, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001
Syaifuddien Zuhriy, M., “Budaya Pesantren Dan
Pendidikan Karakter Pada Pondok Pesantren
Salaf”, dalam Jurnal Pendidikan, Vol. 19 No. 2
November 2011
Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian
Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007
Tahido Yanggo, Huzaemah, Dkk, Pedoman Penulisan
Skripsi, Tesis, dan DisertasiInstitutIlmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta, Jakarta: IIQ Press, 2011
Toha Anggoro, M., dkk, Metodologi Penelitian, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004
Wahyuni Tanshzil, Sri, “Model Pembinaan Pendidikan
Karakter Pada Lingkungan Pondok Pesantren
Dalam Membangun Kemandirian Dan Disiplin
Santri”, dalam Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.
13 No 2 Oktober 2012
178
Tim Penulis Rumah Kitab, Pendidikan Karakter
Berbasis Tradisi Pesantren, Jakarta: Renebook,
2014
Undang-Undang RI tahun 2003, Tentang System
PendidikanNasional, Bandung: Citra Umbara,
2003
Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren, Pendidikan
Alternatif Masa Depan, Jakarta: Gema Insani
Press, 1997
https://madinatunnajah.wordpress.com/profil/, Profil
Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang
Ciputat, diakses tanggal 08 Mei 2017 Pukul
14.00
Masyitoh, Lc., S.Pd.I., wawancara, Ciputat, 10 Juni
2017
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Pengaruh Budaya Pesantren
Terhadap Pembentukan Karakter Santri di Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat” oleh Siti
Khodijah dengan NIM 13311218 telah melalui proses
pembimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah
memenuhi syarat ilmiah untuk diajukan pada sidang
munaqasah.
Jakarta, 8 Agustus 2017
Pembimbing
Ali Mursyid, M.Ag
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Pengaruh Budaya Pesantren
Terhadap Pembentukan Karakter Santri di Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat” Oleh Siti
Khodijah dengan NIM 13311218 telah diujikan pada Sidang
Munaqasah Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta pada tanggal 11 Agustus 2017. Skripsi telah diterima
sebagai slah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.).
Jakarta, 11 Agustus 2017
Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta
Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M.Ag
Sidang Munaqasah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M.Ag Wasmini
Penguji I Penguji II
Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M.Ag Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag
Pembimbing
Ali Mursyid, M.Ag
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Khodijah
NIM : 13311218
Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon, 28 Januari 1994
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Budaya
Pesantren Terhadap Pembentukan Santri di Pondok
Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat” adalah
benar-benar asli karya penulis, kecuali kutipan-kutipan yang
sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya
ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Jakarta, 8 Agustus 2017
Siti Khodijah
iv
MOTTO
بِعَالتَّ دَعْبَ لاَّاِ ةُذَلَّا الّومَ
Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan