11
Pengaruh Tektonik Terhadap Pembentukan Cekungan Sula Fadrial Army NPM : D1H050078 Sari Cekungan Sula terletak pada propinsi Maluku, terletak di kawasan Indonesia bagian timur. Cekungan Sula merupakan bagian dari Banggai-Sula microkontinent. Sula merupakan fragment dari Australia-New Guinea Continent yang terlepas pada Mesozoik akhir. Hal ini terlihat adanya unconformity yang berumur Mesozoik. Ini merupakan ciri adanya pemekaran ( rifting apart ). Selama Mesozoik microkontinent Bangai-Sula pecah dan terlepas ke arah barat menuju Asiatic plate. Pembentukan cekungan Sula sangat di pengaruhi oleh proses tektonik yang terjadi selama masa Mesozoik. Struktur yang berkembang pada cekungan Sula memiliki trend utara- selatan yang di pengaruhi oleh tumbukan antara Banggai-Sula microkontinent dengan asia plate. Proses tektonik ini memiliki pengaruh yang besar tehadap proses sedimentasi pada cekungan

Pengaruh Tektonik Terhadap Pembentukan

Embed Size (px)

Citation preview

Pengaruh Tektonik Terhadap Pembentukan

Cekungan Sula

Fadrial Army

NPM : D1H050078

Sari

Cekungan Sula terletak pada propinsi Maluku, terletak di kawasan Indonesia bagian timur.

Cekungan Sula merupakan bagian dari Banggai-Sula microkontinent. Sula merupakan fragment

dari Australia-New Guinea Continent yang terlepas pada Mesozoik akhir. Hal ini terlihat adanya

unconformity yang berumur Mesozoik. Ini merupakan ciri adanya pemekaran ( rifting apart ).

Selama Mesozoik microkontinent Bangai-Sula pecah dan terlepas ke arah barat menuju Asiatic

plate. Pembentukan cekungan Sula sangat di pengaruhi oleh proses tektonik yang terjadi selama

masa Mesozoik. Struktur yang berkembang pada cekungan Sula memiliki trend utara-selatan

yang di pengaruhi oleh tumbukan antara Banggai-Sula microkontinent dengan asia plate. Proses

tektonik ini memiliki pengaruh yang besar tehadap proses sedimentasi pada cekungan sula.

Cekungan sula terbentuk setelah collision antara Banggai-Sula dengan Asiatic plate terjadi dari

middle miocene sampai pliocene. Cekungan Banggai-Sula merupakan pembentukan cekungan

yang sangat jarang terjadi di dunia.

Pendahuluan

Pulau Sula, propinsi Maluku, terletak di kawasan timur Indonesia tepatnya di sebelah barat

kepulauan Maluku. Sula termasuk kedalam rangkaian pulau Banggai-Sula, pulau Banggai sendiri

merupakan wilayah di bagian timur propinsi Sulawesi tengah. Di bagian utara pulau Sula

dibatasi oleh laut Maluku atau Molucca Sea, bagian selatan dibatasi laut banda utara (North

Banda Sea). Pulau Banggai di bagian barat membatasi Sula, kemudian Pulau Obi yang menjadi

batas bagian timur. Rata-rata kedalaman air di wilayah ini kurang dari 100 meter dimana

dikelilingi oleh laut dalam sekitar 500 meter sampai 5,500 meter.

Peta lokasi

Stratigrafi umum

Pemetaan geologi pendahuluan telah dilakukan dan sampling terhadap batuan dilakukan sejak

1983 dan teridentifikasi singkapan dengan umur Mesozoic di Peleng, Banggai, taliabu dan Pulau

Mangole. Sikuen didominasi oleh kontinental berumur Early Jurassic hingga formasi klastik

kasar laut dangkal (Formasi Bobong) diikuti oleh facies argillaceous laut dalam (Formasi Buya).

Late Cretaceous sampai Paleocene merupakan karbonat laut dalam (Formasi Tanamu) yang

terendap di bagian atas sikuen. Pengendapan dipercaya terjadi pada rift-graben, yang dibatasi

oleh kondisi laut dangkal dan akhirnya oleh subsidence, serta kondisi laut dalam. Formasi

Salodik/Pancoran berumur Tertiary terendapkan secara tidak selaras dan didominasi oleh

platform karbonat air dangkal. Pada cekungan sula ini memiliki formasi yang berumur Pre-

jurassic-Quarternery.

Pre-Jurassic

Metamorfic tanpa nama (Cmr)

Banggai Granite (Tr Pbg)

Mangole Volcanics (Tr Ptv)

Jurassic/ Cretaceous

Formasi Kabau (Jk)

Formasi Bobong (Jbs)

Formasi Buya (Jb)

Formasi Tanamu (Kt)

Mesozoic Intrusives (Da)

Tertiary

Formasi Salodik (Tems)

Formasi Pancoran (Tmp)

Quartenary

Formasi Peleng/ Luwuk (Qppl/Qpl)

Alluvium (Qa)

Klasifikasi Cekungan

Jika kita melihat peta dari penyebaran cekungan sedimen di Indonesia terutama di kawasan timur

Indonesia, maka dapat dikategorikan bahwa Sula di wilayah Maluku termasuk kedalam platform

foreland basin yang juga di lihat dari proses tektonik sebelum terjadinya pembentukan formasi.

Tektonik Cekungan Sula

Sula merupakan bagian dari Banggai-Sula microcontinent di Indonesia bagian timur, dapat

diinterpretasikan bahwa Sula ini menjadi fragmen atau pecahan dari Australia - New Guinea

Continent yang terpisah atau terlepas selama Mesozoic akhir.

Hal ini didukung oleh kesamaan pada umur dan tipe dari basement-nya, pada stratigrafi

berumur Mesozoic dan pada unconformity berumur Mesozoic yang merupakan tanda atau ciri-

ciri dimulainya pemekaran (rifting apart) dari Australia - New Guinea bagian utara. (Pigram

et.al. 1984 dan 1985). Selama Mesozoic mikrokontinen Banggai-Sula pecah dan terlepas ke barat

dan mengarah ke Asiatic plate.

Teori yang dikenal menerangkan bahwa terjadi perubahan lokasi atau tempat secara lateral

sepanjang sistem patahan Sula barat dan selatan Sorong, walaupun memang hanya terdapat

sedikit kenampakan struktur terlihat di area ini.

Struktur-struktur resen dari bagian barat Taliabu dengan bagian offshorenya menunjukkan

dominasi struktur dengan trend utara-selatan.

Diawal Paleogen, Peleng bagian barat, Taliabu dan wilayah Mangole telah terangkat dan

erosi terjadi pada sedimen-sedimen yang berumur Jurassic.

Collision antara Banggai-Sula dengan Asiatic plate terjadi dari middle miocene sampai

pliocene dan akibatnya menghasilkan tumbukan Asiatik oceanic, ophiolite Sulawesi, overthrust

pada bagian timur mikroplate Banggai-Sula. Peristiwa tersebut kemungkinan menjadi penyebab

dihasilkannya struktur thrust di Taliabu shelf pada saat ini.

Kesimpulan

Cekungan Sula merupakan bagian dari Banggai-Sula microkontinent di bagian timur indonesia.

Dari pembentukan cekungan sula ini terlihat jelas begitu besar pengaruh proses tektonik. Yang di

mulai dari awal Mesozoik sampai pada Paleogen. Pada cekungan Sula ini memiliki trend utara

selatan karna adanya tumbukan antara microkontinent ini dengan Asiatic Plate yang terjadi pada

Middle Miosen sampai Pliosen. Cekungan Sula terbentuk setelah adanya proses tektonik. Dilihat

dari proses terbentuknya, cekungan Sula dapat di klasifikasikan kedalam cekungan platform

foreland basin. Struktur geologi cekungan Sula berumur resen pada bagian barat. Dari proses

tektonik antara Banggai-sula microcontinent dengan asiatic plate mengahasikan Collision.

Pengendapan dipercaya terjadi pada rift-graben, yang dibatasi oleh kondisi laut dangkal dan

akhirnya oleh subsidence, serta kondisi laut dalam. Pada cekungan sula ini juga terdapat

akumulasi hydrokarbon yang cukup ekonomis.

References

Indonesian Petroleum Association. 1988. Seventeenth Annual Convention. Jakarta

The Indonesian Association of Geologist. Proceedings of the 22nd Annual Convention of The

Indonesian Association of Geologist. Jakarta

Ikatan ahli Geologi Inddonesia. 1994. Makalah Ikatan Ahli Geologi Indonesia. Jakarta

Geologi MIGAS Indonesia.