Upload
others
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH IKLIM KELAS DAN LINGKUNGAN
KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN
KOMPETENSI KEJURUAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN
DI SMK PGRI 2 SALATIGA
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Juliyana Ratna Sari
NIM 7101409206
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 21 Agustus 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Ade Rustiana, M.Si. Nina Oktarina, S.Pd., M.Pd.
NIP. 196801021992031002 NIP. 197810072003122002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Dra. Nanik Suryani, M.Pd.
NIP. 195604211985032001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 3 September 2013
Penguji
Drs. Marimin, M. Pd.
NIP. 195202281980031003
Anggota I Anggota II
Drs. Ade Rustiana, M.Si. Nina Oktarina, S.Pd,M.Pd.
NIP. 196801021992031002 NIP. 197810072003122002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Dr. S. Martono, M.Si.
NIP.196603081983011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau
keseluruhan. Pendapat serta temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain,
maka saya bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Agustus 2013
Juliyana Ratna Sari
NIM. 7101409206
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Waktu mengubah semua hal, kecuali
kita. Kita mungkin menua dengan
berjalannya waktu, tetapi belum tentu
membijak. Kita lah yang harus
mengubah diri kita sendiri”(Bagus
Pradipta)”
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku beserta
keluarga besarku yang selalu
mendoakan dan memberi
semangat kepadaku.
2. Guru dan dosenku yang
senantiasa dirahmati Allah SWT,
terima kasih atas bimbingannya.
3. Almamaterku
vi
PRAKATA
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang telah
diberikan kepada makhuk-Nya karena dengan kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklim Kelas Dan Lingkungan
Keluarga Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Administrasi
Perkantoran Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Administrasi
Perkantoran Di SMK PGRI 2 Salatiga”. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang telah mengantarkan umatnya
kepada zaman yang terang benderang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak pihak
yang mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rohman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberi kesempatan menuntut ilmu di UNNES.
2. Dr. S. Martono, M. Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang memberi kesempatan
menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNNES.
3. Dra. Hj. Nanik Suryani, M. Pd., Ketua Jurusan pendidikan ekonomi yang telah
memberi ijin penelitian.
4. Dr. Ade Rustiana, M. Si., selaku Dosen Pembimbing Iyang telah memberikan
bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.
5. Nina Oktarina, S.Pd, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.
6. TU Fakultas Ekonomi yang telah melayani administrasi.
vii
7. Heriyanta, S.Pd, Kepala SMK PGRI 2 Salatiga yang memberi ijin untuk
mengadakan penelitian di SMK PGRI 2 Salatiga.
8. Kuntoro, S.Pd, selaku guru pengampu Kompetensi Kejuruan Administrasi
Perkantoran yang telah membantu selama penelitian.
9. Siswa-siswi kelas X-AP SMK PGRI 2 Salatiga atas kerjasama dan
kesediaanya untuk menjadi responden dalam penelitian.
10. Sahabat dan teman-temanku: mahasiswa prodi PAP Angkatan 2009 dan
Wisma Paradise Kost yang telah memberikan semangat dan dukungannya.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung
dan berperan dalam membantu penyelesaian skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, peneliti selanjutnya
serta dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.
Semarang, Agustus 2013
Penyusun
viii
SARI
Juliyana Ratna Sari. 2013.“Pengaruh Iklim Kelas dan Lingkungan Keluarga
terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran
Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran Di SMK
PGRI 2 Salatiga”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Ade Rustiana, M. Si.
Pembimbing II: Nina Oktarina, S.Pd. M. Pd.
Kata Kunci : Iklim Kelas, Lingkungan Keluarga, Motivasi Belajar.
Motivasi belajar adalah daya penggerak yang memberikan kekuatan dan
mengarahkan aktivitas seseorang untuk melakukan usaha dalam mencapai suatu
tujuan. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa ada dua yaitu faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Faktor yang dikaji dalam penelitian ini adalah faktor
ekstrinsik, yaitu iklim kelas dan lingkungan keluarga.
Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1)Bagaimana gambaran tentang
iklim kelas, lingkungan keluarga, dan motivasi belajar siswa? (2)Adakah
pengaruh iklim kelas terhadap motivasi belajar siswa? (3)Adakah pengaruh
lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa? (4) Adakah pengaruh iklim
kelas dan lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa?. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui:(1) gambaran umum tentang iklim kelas, lingkungan
keluarga, dan motivasi belajar siswa, (2) pengaruh iklim kelas terhadap motivasi
belajar siswa,(3) pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa,
(4) pengaruh iklim kelas dan lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMK PGRI 2 Salatiga jurusan
Administrasi Perkantoran yang berjumlah 95 siswa. Metode pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis
regresi berganda dengan bantuan program SPSS release 16.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis regresi linear berganda
diperoleh persamaan: Y = 0,655 + 0,552X1 + 0,468X2. Uji F diperoleh Fhitung =
12,601, sehingga H3 diterima. Secara parsial (uji t) variabel iklim kelas (X1)
diperoleh t hitung = 3,718 , sehingga H1 diterima. Variabel lingkungan keluarga
(X2) diperoleh t hitung = 2,133 , sehingga H2 diterima. Secara simultan (R2) iklim
kelas dan lingkungan keluarga berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa
sebesar 19,8%. Besarnya kontrubusi secara parsial (r2) yang diberikan variabel
iklim kelas terhadap motivasi belajar sebesar 13,03% , sedangakan variabel
lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar sebesar 4,70%. Simpulan
penelitian ini adalah ada pengaruh iklim kelas dan lingkungan keluarga terhadap
motivasi belajar siswa baik secara simultan maupun parsial. Saran penelitian ini
adalah guru sebaiknya menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sebagai seorang siswa anak perlu
memiliki sikap terbuka kepada orang tuanya mengenai kesulitan belajar yang
dialaminya, dan siswa yang memiliki sikap mudah putus asa perlu diberikan
penghargaan-penghargaan untuk meningkatkan motivasi belajarnya.
ix
ABSTRACT
Juliyana Ratna Sari. 2013. ”Influence Class Climate and Family Environment for
Student Motivation Programs Administration Subjects Vocational Competency In
Office Administration at SMK PGRI 2 Salatiga”. Final Project. Economic
Education Department. Economics Faculty. Semarang State University. Advisor I:
Dr. Ade Rustiana, M. Si. Advisor II: Nina Oktarina, S.Pd. M.Pd.
Keywords: ClassClimate, Family Environment, StudentMotivation.
Student motivation is the driving force that gives strength and direct the
activities of a person to do business in achieving a purpose.Factors that affect
student motivation there are two, intrinsic and extrinsic factors. Intrinsic factors
such as passion, desire and aspirations. Extrinsic factors such as the appreciation
conducive learning environment, and engaging learning activities. Factors that
were examined in this study are an extrinsic factor, namely class climate and
family environment.
The research problemis: (1) How thedescription of the classclimate, family
environment, and learning motivation? (2) Is there any influence of class climate
for students motivation? (3) Is there any influence of family environment for
student motivation? (4) Is there any influence of class climate and family
environment for students motivation?. The purpose of this study to determine: (1)
overview of class climate, family environment, and student motivation, (2)
influence of class climate for students motivation, (3) influence of family
environment for student motivation, (4) class climate and the influence of family
environment for student motivation.
The study population was a class X student of SMK PGRI 2 Salatiga
majoring in Office Administration, amounting to 95 students. Methods of data
collection using questionaires and documentation. Analysis of data using multiple
regression analysis with SPSS release 16.
The results showed that the multiple linear regression analysis obtained by
the equation: Y = 0.655 + 0.552 X1 + 0.468 X2. F test obtained F value = 12.601,
so H3 is accepted. Partial (t test) class climate variables (X1) obtained t = 3.718,
so that H1 is accepted. Family environment variables (X2) obtained t = 2.133, so
that H2 is accepted. Simultaneously (R2) class climate and family environment
influence students motivation by 19.8%.Magnitude kontrubusi partially (r2) given
class climate variables on motivation to learn by 13.03%, while the family
environment variables on motivation to learn by 4.70%. Conclusions this study is
the influence of class climate and environment class family on the students
motivation either simultaneously or partially.This study is the suggestion of
teachers should use media that is more attractive to increase students' motivation,
as a young student needs to have an open attitude to his parents about the learning
difficulties they experienced, and students who have an easy attitude desperate
need to be given accolades for improving learning motivation.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................. viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB IPENDAHULUAN ............................................................................ .... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 11
2.1. Konsep Belajar ............................................................................ 11
2.1.1. Pengertian Belajar ........................................................... 11
2.1.2. Unsur-unsur Belajar ........................................................ 12
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar..................... 13
xi
2.2. Motivasi Belajar .......................................................................... 14
2.2.1. Pengertian Motivasi Belajar ............................................ 14
2.2.2. Ciri-ciri Motivasi Belajar ................................................ 15
2.2.3. Macam-macam Motivasi................................................. 16
2.2.4. Fungsi Motivasi Belajar ................................................... 17
2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ...... 18
2.2.6. Indikator Motivasi Belajar ............................................... 19
2.3. Iklim Kelas .................................................................................. 20
2.3.1. Pengertian Iklim Kelas ..................................................... 20
2.3.2. Ciri-ciri Iklim Kelas yang Kondusif ................................ 20
2.3.3. Iklim Kelas yang Baik..................................................... 22
2.3.4. Tujuan Penciptaan Iklim Kelas ....................................... 23
2.3.5. Indikator Iklim Kelas ...................................................... 24
2.4. Lingkungan Keluarga .................................................................. 26
2.4.1. Pengertian Lingkungan Keluarga .................................... 26
2.4.2. Fungsi Keluarga ............................................................... 27
2.4.3. Faktor-faktor dalam Keluarga .......................................... 27
2.4.4. Indikator Lingkungan Keluarga ....................................... 29
2.5. Penelitian Terdahulu ................................................................... 30
2.6. Kerangka Berfikir ....................................................................... 31
2.7. Hipotesis ..................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 35
3.1. Populasi ....................................................................................... 35
xii
3.2. Variabel Penelitian ...................................................................... 35
3.2.1. Variabel Bebas ................................................................ 35
3.2.2. Variabel Terikat .............................................................. 36
3.3. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 36
3.3.1. Kuesioner .......................................................................... 37
3.3.2. Dokumentasi ..................................................................... 37
3.4. Uji Instrumen Penelitian ............................................................. 38
3.4.1. Validitas ............................................................................ 38
3.4.2. Reliabilitas ........................................................................ 40
3.5. Teknik Analisis Data ................................................................... 41
3.5.1. Analisis Deskriptif Persentase .......................................... 41
3.5.2. Regresi Linear Berganda .................................................. 44
3.5.3. Uji Hipotesis ..................................................................... 45
3.5.3.1. Uji Simultan (Uji F) ........................................... 45
3.5.3.2. Uji Parsial (Uji t) ................................................ 45
3.5.3.3. Koefisien Determinasi Simultan (R2) ................ 46
3.5.3.4. Koefisien Determinasi Parsial (r2) ..................... 46
3.5.4. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 46
3.5.4.1. Uji Multikolinearitas .......................................... 47
3.5.4.2. Uji Heteroskedastisitas ....................................... 47
3.5.4.3. Uji Normalitas .................................................... 48
3.5.4.4. Uji Linear ........................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 50
xiii
4.1. Hasil Penelitian .......................................................................... 50
4.1.1. Analisis Deskriptif Persentase Variabel Penelitian ................... 50
4.1.1.1. Deskriptif Variabel Iklim Kelas (X1) .......................... 50
4.1.1.2. Deskriptif Variabel Lingkungan Keluarga (X2) ......... 55
4.1.1.3. Deskriptif Variabel Motivasi Belajar (Y) .................... 60
4.1.2. Regresi Linear Berganda ........................................................... 65
4.1.3. Uji Hipotesis .............................................................................. 67
4.1.3.1. Uji Simultan (Uji F) .................................................... 67
4.1.3.2. Uji Parsial (Uji t) ......................................................... 68
4.1.3.3. Koefisien Determinasi Simultan (R2) ....................... 70
4.1.3.4. Koefisien Determinasi Parsial (r2)........................ 71
4.1.4. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 72
4.1.4.1. Uji Multikolinearitas ............................................ 72
4.1.4.2. Uji Heterokedastisitas .......................................... 73
4.1.4.3. Uji Normalitas ...................................................... 75
4.1.4.4. Uji Linearitas ........................................................ 77
4.2. Pembahasan ......................................................................................... 79
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 84
5.1. Simpulan ............................................................................................... 84
5.2. Saran ..................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1Data Administrasi Siswa ............................................................................. 7
3.1Hasil Uji Coba Validitas Instrumen ............................................................ 39
3.2 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen ....................................................... 41
3.3 Kriteria Iklim Kelas.................................................................................... 43
3.4 Kriteria Lingkungan Keluarga ................................................................... 44
3.5 Kriteria Motivasi Belajar............................................................................ 44
4.1 Distribusi Jawaban Variabel Iklim Kelas ................................................... 50
4.2 Distribusi Jawaban Indikator Suasana Pembelajaran di Kelas .................. 52
4.3 Distribusi Jawaban Indikator Hubungan Antar Warga Kelas .................... 53
4.4 Distribusi Jawaban Indikator Aktifitas Belajar Mengajar .......................... 53
4.5 Distribusi Jawaban Indikator Kondisi Fisik, Kerapian, dan Kebersihan
Ruang Kelas .............................................................................................. 54
4.6 Distribusi Jawaban Indikator Kedisiplinan Siswa didalam Kelas.............. 55
4.7 Distribusi Jawaban Variabel Lingkungan Lingkungan Keluarga .............. 56
4.8 Distribusi Jawaban Indikator Cara Orang tua Mendidik............................ 57
4.9 Distribusi Jawaban Indikator Relasi Antar Anggota Keluarga .................. 58
4.10 Distribusi Jawaban Indikator Suasana Rumah ......................................... 59
4.11 Distribusi Jawaban Indikator Kondisi Ekonomi Keluarga....................... 59
4.12 Distribusi Jawaban Variabel Motivasi Belajar ......................................... 60
4.13 Distribusi Jawaban Indikator Tekun Menghadapi Tugas......................... 62
4.14 Distribusi Jawaban Indikator Ulet Menghadapi Kesulitan ...................... 62
xv
4.15 Distribusi Jawaban Indikator Menunjukkan Minat terhadap Bermacam-
macam Masalah ...................................................................................... 63
4.16 Distribusi Jawaban Indikator Cepat Bosan dengan Tugas yang Rutin .... 64
4.17 Distribusi Jawaban Indikator Lebih Senang Bekerja Mandiri ................. 65
4.18 Regresi Linear Berganda .......................................................................... 66
4.19 Uji Simultan (Uji F) ................................................................................. 67
4.20 Uji Parsial (Uji t) ...................................................................................... 69
4.21 Koefisien Determinasi Simultan (R2)....................................................... 70
4.22 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ........................................................... 71
4.23 Uji Multikolinearitas ................................................................................ 73
4.24 Uji Glejser ................................................................................................ 75
4.25 Uji Normalitas .......................................................................................... 77
4.26 Uji Linearitas ............................................................................................ 78
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 33
4.1 Diagram Variabel Iklim Kelas ................................................................... 51
4.2 Diagram Variabel Lingkungan Keluarga ................................................... 56
4.3 Diagram Variabel Motivasi Belajar ........................................................... 61
4.4 Grafik Scatterplot ....................................................................................... 74
4.5 Grafik Normal P-Plot ................................................................................. 76
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Permohonan Pengisian Angket Kepada Siswa .................................. 89
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ..................................................................... 90
3. Uji Coba Angket Penelitian ......................................................................... 91
4. Hasil Uji Coba Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................. 96
5. Angket Penelitian ........................................................................................ 107
6. Tabulasi Data Hasil Penelitian .................................................................... 112
7. Tabulasi Data Hasil Penelitian Deskriptif Persentase per Indikator dan
Variabel Iklim Kelas .................................................................................. 121
8. Tabulasi Data Hasil Penelitian Deskriptif Persentase per Indikator dan
Variabel Lingkungan Keluarga .................................................................. 126
9. Tabulasi Data Hasil Penelitian Deskriptif Persentase per Indikator dan
Variabel Motivasi Belajar ........................................................................... 131
10. Regresi Linear Berganda ........................................................................... 137
11. Uji Hipotesis ............................................................................................. 138
12. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 140
13. Data Administrasi Siswa ........................................................................... 144
14. Daftar Nama Responden ........................................................................... 151
15. Surat Ijin Observasi ................................................................................... 154
16. Surat Ijin Penelitian ................................................................................... 155
17. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................................... 156
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Pendidikan No 20 Tahun 2003 pasal 1 menjelaskan
bahwa Pendidikan Nasional adalah usaha secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan, kecerdasan dan ketrampilan yang
diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sehingga pendidikan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting untuk
melakukan tugas-tugasnya dengan terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien
dalam proses pembangunan. Pendidikan yang berperan dalam penyiapan sumber
daya manusia memang harus segera dibenahi untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
SMK adalah Sekolah Menengah Kejuruan dengan tujuannya yaitu
mempersiapkan tenaga yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai
dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan
potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan perkembangan
teknologi. Salah satu program keahlian di SMK PGRI 2 Salatiga adalah program
Keahlian Administrasi Perkantoran, dalam Program Administrasi Perkantoran
terdapat mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran atau
disingkat dengan KKAP. Kompetensi kejuruan administrasi perkantoran ini
merupakan mata pelajaran produktif yang meliputi standar kompetensi
2
mengoperasikan perangkat lunak dan mengoperasikan aplikasi presentasi.
Kompetensi ini penting karena sebagai bekal bagi siswa.
Proses belajar mengajar merupakan inti kegiatan di sekolah, dengan proses
belajar mengajar yang baik dapat menentukan kualitas lulusan suatu sekolah.
Proses belajar mengajar ini melibatkan bagaimana peran guru dalam pembelajaran
dan keterlibatan sisa sebagai obyek pembelajaran. Salah satu komponen berhasil
atau tidaknya proses belajar mengajar ditentukan dengan motivasi belajar.
Sardiman (2010:74) menjelaskan bahwa motivasi akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia sehingga akan
bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk
kemudian bertindak melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya
tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Motivasi belajar merupakan syarat mutlak untuk belajar, memegang
peranan penting dalam memberikan gairah untuk semangat dalam belajar.
Motivasi belajar tidak hanya menjadi pendorong untuk mencapai hasil yang baik
tetapi mengandung usaha untuk mencapi tujuan belajar, dimana terdapat
pemahaman dan pengembangan dari belajar. Dengan motivasi belajar, setiap
siswa memotivasi dirinya untuk belajar bukan hanya untuk mengetahui tetapi
lebih kepada memahami hasil pembelajaran tersebut.
Motivasi belajar menurut Uno (2012:23) dapat timbul karena faktor
intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,
harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang
menarik.
Kedua faktor tersebut mempengaruhi dan berproses menumbuhkan
motivasi belajar siswa. Faktor tersebut bersifat saling mendominasi, dimana ada
siswa yang memiliki motivasi belajar karena pengaruh intrinsik yang kuat
3
sehingga kemauan belajarnyalebih terdorong karena faktor dalam dirinya.
Sementara itu siswa yang memiliki motivasi belajar karena pengaruh ekstrinsik
lebih dominan, kemauan belajarnya tergantung pada faktor dari luar dirinya, yaitu
rangsangan dari luar yang menyebabkan siswa memiliki motivasi belajar. Dalam
mengarahkan motivasi belajar, faktor ekstrinsik yang akan diteliti dalam
penelitian ini yaitu iklim kelas dan lingkungan keluarga.
Iklim kelas merupakan bagian dari sekolah atau institusi yang dapat
mempengaruhi motivasi belajar. Terciptanya suasana belajar yang kondusif dapat
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Hoy & Miskel dalam
Hadiyanto (2004:3) sebagaimana dikutip Silalahi (2008:1) menyatakan bahwa
iklim kelas merupakan kualitas lingkungan kelas yang terus menerus dialami oleh
guru yang mempengaruhi tingkah laku siswa dalam menciptakan proses
pembelajaran yang kondusif. Rahmat (1985:1) dalam Silalahi (2008:2)
menyebutkan bahwa iklim kelas ditandai dengan munculnya: 1) sikap saling
terbuka, 2) terjalinnya hubungan antar pribadi yang akrab, 3) sikap saling
menghargai satu dengan yang lain, 4) menghormati satu sama lain, dan 5)
mendahulukan kepentingan bersama.
Pada iklim kelas yang positif, siswa akan merasa nyaman ketika memasuki
ruang kelas, mereka mengetahui bahwa akan ada yang memperdulikan dan
menghargai mereka, dan mereka percaya bahwa akan mempelajari sesuatu yang
berharga. Namun sebaliknya, pada iklim kelas negatif, siswa akan merasa takut
apabila berada didalam kelas dan ragu apakah mereka akan mendapat pengalaman
yang berharga.
4
Hasil penelitian yang dilakukan Juniman Silalahi, terkait dengan pengaruh
iklim kelas terhadap motivasi belajar menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara iklim terhadap motivasi belajar. Dimana implikasinya adalah
semakin rendah iklim kelas dibangun, maka rendah pula motivasi belajar yang
ditampilkan oleh siswa. Demikian pula sebaliknya, semakin tinggi iklim kelas
dibangun semakin tinggi motivasi belajar yang ditampilkan.
Anderson, dkk (2004:2) dalam jurnalnya yang berjudul Classroom Climate and
Motivated Behaviour in Secondary Schools menyatakan bahwa:
The results show that the social environment of classrooms significantly impact
students’ motivated behaviour. Specifically, an important dimension of classroom
climate is affiliation, which measures the level of friendship that students feel for
each other, as expressed by getting to know each other, helping each other with
homework, and enjoying working together (Trickett & Moos, 1974).
Jurnal tersebut menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Anderson, dkk menyebutkan bahwa secara signifikan iklim kelas mempengaruhi
motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang
berlangsung dikelas, dimana setiap siswa dikelompokkan untuk mengerjakan
tugas, mereka satu sama lain saling bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru. Jadi dapat disimpulkan bahwa iklim kelas dan cara guru
mengajar dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Selain iklim kelas, faktor lain yang akan diteliti dalam penelitian ini terkait
dengan motivasi belajar siswa yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga
dalam peneltian ini adalah lingkungan tempat suatu kelompok sosial kecil yang
umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif
tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi dimana anak
memperoleh pendidikan pertama kali.
5
Munib (2012:72) keluarga adalah yang pertama dan utama, karena
sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga inilah yang
pertama ada. Pola pendidikan orang tua yang baik dan suasana keluarga yang
harmonis, menjadikan keadaan psikologis anak terkontrol. Hal ini akan
mendukung proses belajar anak akan berjalan lancar, tenang, bersemangat, untuk
belajar dan anak akan merasa diperhatikan dan juga termotivasi untuk belajar.
Aspek yang harus dicapai sebagai cermin mutu sumber daya manusia
adalah motivasi belajar yang tinggi pada setiap jenjang pendidikan. Hal tersebut
tidak bisa lepas dari peran orang tua yang memiliki wewenang secara kodrati
sebagai pendidik di lingkungan keluarga.
Siahaan (1991:85) menyatakan bahwa orang tua memegang peranan
penting untuk meningkatkan perkembangan anak dan prestasi belajar anak. Tanpa
dorongan dan rangsangan orang tua, maka perkembangan dan prestasi belajar
anak akan mengalami hambatan dan akan menurun sampai rendah. Pada
umumnya orang tua kurang menyadari betapa pentingnya peranan mereka dalam
meningkatkan prestasi belajar anak-anak mereka.
Keluarga merupakan sumber motivasi bagi siswa dalam belajar. Faktor-
faktor dalam lingkungan keluarga yang berpengaruh terhadap motivasi antara lain
adalah cara orang tua mendidik, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
Penelitian yang dilakukan oleh Risma Putri Pranitasari, jurusan
Manajemenpada tahun 2010 mengenai pengaruh lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah terhadap motivasi berprestasi pada siswa kelas XI jurusan
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Tegal secara parsial lingkungan keluarga
berpengaruh positif terhadap motivasi berprestasi sebesar 36,4%. Lingkungan
sekolah secara parsial berpengaruh positif terhadap motivasi berprestasi sebesar
37,4%. Sehingga kesimpulannya adalah lingkungan keluarga dan lingkungan
sekolah dapat memberikan motivasi yang baik dalam belajar siswa dan
berdampak positif terhadap prestasi siswa disekolah.
6
Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMK PGRI 2 Salatiga
terkait dengan pengajaran guru pada standar kompetensi mengaplikasikan
perangkat lunak memiliki iklim kelas cukup baik, pada standar kompetensi
mengoperasikan perangkat lunak siswa lebih banyak melakukan kegiatan
pembelajaran didalam laboratorium komputer administrasi perkantoran. Hal ini
dikarenakan pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran
lebih banyak melakukan praktek pembelajaran menggunakan komputer, sehingga
akan lebih mudah melakukan proses pembelajaran di laboratorium.
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran yaitu Bapak Kuntoro,
S.Pd yang dilakukan pada tanggal 23 Maret 2013 diketahui bahwa suasana
pembelajaran di kelas sudah cukup baik seperti tersedianya 25 komputer dengan
kondisi baik yang bisa digunakan siswa ketika praktek komputer serta tersedianya
LCD dan printer di laboratorium komputer yang dapat menunjang kegiatan
pembelajaran. Selain itu, kebersihan kelas juga merupakan indikasi untuk
menciptakan iklim kelas yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa siswa, ruang kelas tempat pembelajaran sudah nyaman dan tenang serta
tidak bising, karena letak sekolah yang berada ditengah perumahan warga
masyarakat sehingga tidak terganggu dengan suara-suara bising seperti suara yang
ditimbulkan jika sekolah berada tepat dipinggir jalan. Terjalinnya hubungan yang
baik antara guru dengan murid, begitu juga sebaliknya membuat suasana
pembelajaran menjadi menyenangkan dan harmonis.
Lingkungan keluarga siswa SMK PGRI 2 Salatiga berasal dari latar
belakang ekonomi yang beragam. Mata pencaharian orangtua siswa rata-rata
7
adalah petani, buruh, pedagang dan sopir dan lain-lain. Hanya beberapa siswa saja
yang orangtuanya bekerja sebagai pegawai negeri sipil, hampir sebagian dari
jumlah siswanya berasal dari golongan ekonomi menengah. Hal tersebut dapat
dilihat dari data administrasi siswa.
Tabel 1.1
Data Administrasi Siswa
No. Keterangan Pekerjaan Orang
tua
Penghasilan/bulan
Petan
i
PN
S
Buru
h
Lain
-lain
> 3
00.0
00
300.0
00-
600.0
00
600.0
00-
900.0
00
<900.0
00
1 XB 10 2 12 8 4 14 10 4
2 XC 4 1 14 13 2 11 11 8
3 XD 5 1 10 15 2 14 6 9
Sumber: Data Bimbingan dan Konseling SMK PGRI 2 Salatiga
Berdasarkan data di atas keadaan ekonomi orang tua siswa serta pekerjaan
orang tua yang beragam menyebabkan motivasi belajar siswa juga berbeda-beda.
Beberapa siswa yang orang tua nya sibuk bekerja membuat relasi antar anggota
keluarga kurang berjalan dengan baik. Hal ini dikarena kan orang tua sibuk
bekerja untuk membiayai sekolah anak, sehingga mereka kadang tidak
memperdulikan prestasi belajar anak.
Observasi awal yang dilakukan peneliti kepada siswa kelas X jurusan
Administrasi Perkantoran menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa masih
rendah. Hal ini dapat dilihat dari menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah, siswa cenderung tidak ingin bertanya kepada guru mengenai hal yang
tidak mereka pahami, ketika diberikan kesempatan bertanya siswa hanya diam.
Siswa juga mudah putus asa ketika mengerjakan tugas yang sulit, ketika
8
menemukan soal yang sulit mereka lebih senang mencontek jawaban temannya.
Selain itu, siswa kurang ulet dalam menghadapi kesulitan belajar yang
dialaminya, dimana siswa sering mengeluh dalam menghadapi tugas praktik dan
sering dijumpai keterlambatan pengumpulan tugas oleh beberapa siswa yang di
duga disebabkan karena motivasi belajar yang rendah.
Dilihat dari iklim kelas yang cukup baik dan lingkungan keluarga yang
beragam, seharusnya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X jurusan
Administrasi Perkantoran. Tetapi, yang terjadi motivasi belajar siswa masih
rendah, padahal guru mata pelajaran tersebut sudah menciptakan iklim kelas yang
cukup baik salah satunya dengan menjaga kebersihan agar siswa dapat belajar
dengan nyaman, selain itu menciptakan hubungan yang baik antara guru dengan
murid.
Berkaitan dengan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Iklim Kelas dan Lingkungan
Keluarga Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Jurusan Administrasi
Perkantoran Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran
di SMK PGRI 2 Salatiga”.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran tentang iklim kelas, lingkungan keluarga dan motivasi
belajar siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran mata pelajaran
Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2 Salatiga?
9
2. Adakah pengaruh iklim kelas terhadap motivasi belajar siswa kelas X jurusan
Administrasi Perkantoran mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Administrasi
Perkantoran di SMK PGRI 2 Salatiga?
3. Adakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa kelas
X jurusan Administrasi Perkantoran mata pelajaran Kompetensi Kejuruan
Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2 Salatiga?
4. Adakah pengaruh iklim kelas dan lingkungan keluarga terhadap motivasi
belajar siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran mata pelajaran
Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2 Salatiga?
1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diungkapkan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran umum tentang iklim kelas, lingkungan keluarga,
dan motivasi belajar siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran mata
pelajaran Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2
Salatiga.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh iklim kelas terhadap motivasi
belajar siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran mata pelajaran
Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2 Salatiga.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh lingkungan keluarga terhadap
motivasi belajar siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran mata
pelajaran Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2
Salatiga.
10
4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh iklim kelas dan lingkungan
keluarga terhadap motivasi belajar siswa kelas X jurusan Administrasi
Perkantoran mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Administrasi Perkantorandi
SMK PGRI 2 Salatiga.
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan manfaat, antara lain:
1.4.1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan kajian dalam menambah pengetahuan mengenai pendidikan
dan proses belajar, khususnya pengaruh iklim kelas dan lingkungan keluarga
terhadap motivasi belajar.
1.4.2. Manfaat Praktis
1.4.2.1.1.1.1.1. 1. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana penelitian untuk menerapkan
ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan dengan
kondisi yang terjadi di lapangan, serta untuk menambah pengalaman
dalam melakukan penelitian yang terkait dengan judul yang diangkat.
2. Bagi Sekolah
a. Sebagai bahan masukan pengetahuan praktis di bidang pendidikan
dan sekolah khususnya permasalahan yang menyangkut
keberhasilan belajar siswa.
b. Sebagai data masukan dan bahan pertimbangan bagi SMK PGRI 2
Salatiga dalam memahami permasalahan yang dihadapi oleh siswa
terkait dengan motivasi siswa dalam belajar.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Konsep Belajar
2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar menurut Slameto (2010:1-2) merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Belajar menurut Hamalik (2011:36) diartikan sebagai suatu proses
atau kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Sedangkan menurut Djamarah
(2008:13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Rifa’i dan Anni (2012:66) terdapat tiga unsur pokok tentang pengertian
belajar, yaitu:
1. Adanya perubahan perilaku. 2. Adanya proses pengalaman, perubahan perilaku tersebut terjadi karena
didahului oleh proses pengalaman.
3. Lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar yang berbentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan perilaku
individu yang disebabkan oleh proses pengalaman baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif maupun psikomotorik, sehingga terjadi perubahan perilaku yang
dimiliki oleh pembelajar yang senantiasa menuju ke arah yang lebih baik.
12
2.1.2. Unsur-unsur Belajar
Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai
unsur yang saling berkaitan sehingga terjadi perubahan perilaku.
Menurut Hamalik (2011:50-52) unsur-unsur yang terkait dalam proses
belajar terdiri dari:
1. Motivasi siswa Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suatu perbuatan atau
tindakan tertentu.
2. Bahan belajar Bahan belajar merupakan suatu unsur belajar yang penting mendapat
perhatian oleh guru.
3. Alat bantu belajar Alat bantu balajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk
membantu siswa untuk melakukan perbuatan belajar, sehingga kegiatan
belajar menjadi lebih efisien dan efektif.
4. Suasana belajar Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Suasana yang
menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, Suasana yang kacau,
ramai, tak tenang, dan banyak gangguan, sudah tentu tidak menunjang
kegiatan belajar yang efektif.
5. Kondisi subjek belajar Kondisi subjek belajar turut menentukan kegiatan dan keberhasilan belajar.
Siswa dapat belajar secara efisien dan efektif apabila berbadan sehat,
memiliki intelegensi yang memadai, siap untuk melakukan kegiatan belajar,
memiliki bakat khusus, dan pengalaman yang bertalian dengan pelajaran,
serta memiliki minat untuk belajar.
Rifa’i dan Anni (2012:68) unsur-unsur dalam belajar yaitu:
1. Pembelajar, meliputi peserta didik, pembelajar dan warga belajar. 2. Rangsangan (stimulus), sesuatu yang merangsang penginderaan pembelajar
agar mampu belajar optimal.
3. Memori, berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya.
4. Respon, tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori yang diamati pada akhir proses belajar sehingga dapat mengahsilkan perubahan perilaku.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila terpenuhi unsur-unsur
13
pembelajaran yang terdiri dari peserta didik, tenaga pendidik, motivasi/stimulus,
bahan belajar, alat bantu belajar serta suasana dan kondisi belajar yang dapat
mendukung kelancaran pembelajaran.
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Slameto (2010:54) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar menjadi dua faktor, yaitu:
1. Faktor intern Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar
(diri pembelajar), meliputi:
a. Faktor jasmaniah Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan
seseorang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Proses
belajar akan terganggu apabila kesehatan fisiknya dalam keadaan tidak
baik.
b. Faktor psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu segala sesuatu yang
berhubungan dengan kondisi mental seseorang yang meliputi perhatian,
minat, bakat, kematangan, daya ingat, dan daya konsentrasi.
c. Faktor kelelahan Faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor
kelelahan jasmani (berhubungan dengan keadaan fisik, misal capek,
pusing, pegal-pegal) dan faktor kelelahan rohani berhubungan dengan
psikis, misal stress).
2. Faktor ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri individu, meliputi:
a. Faktor lingkungan keluarga Faktor ini mencakup cara orang tua mendidik anak, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang
kebudayaan.
b. Faktor lingkungan sekolah Faktor ini mencakup kompetensi guru, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, sarana dan
prasarana, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor lingkungan masyarakat Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Pengaruh tersebut terjadi karena keberadaan siswa di
dalam masayarakat. Faktor ini mencakup kegiatan siswa dalam
masyarakat, massa media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat.
14
2.2 Motivasi Belajar
2.2.1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam rangka seseorang
menjalankan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan dirinya, termasuk
dalam belajar. Banyak hal yang diperlukan oleh seseorang dalam rangka
mengembangkan dirinya sendiri, namun bila semua usaha itu tidak dilakukan
dengan baik bagaimana bisa sesuai dengan harapan. Agar motivasi tetap efektif,
perlu didukung oleh disiplin diri tinggi, dengan tetap konsisten menjalankan hal-
hal yang sudah direncanakan, dalam rangka mencapai tujuan, sambil tetap
menghormati aturan-aturan yang berlaku.
Seseorang akan berhasil dalam belajar, jika pada dirinya ada keinginan
untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Motivasi
dalam hal ini meliputi dua hal, yaitu mengetahui apa yang akan dipelajari dan
memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dua hal tersebut dianggap
sebagai dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi (tidak
mengetahui apa yang akan dipelajari dan tidak memahami mengapa hal tersebut
perlu dipelajari) kegiatan belajar mengajar sulit untuk berhasil (Sardiman
2010:40).
Nasution (2004:77) menyebutkan bahwa dalam bahasa sehari-hari
motivasi dinyatakan dengan hasrat, keinginan, maksud, tekad, kemauan,
dorongan, kebutuhan, kehendak, cita-cita, keharusan, kesediaan dan sebagainya.
Sardiman (2010:42) menyebutkan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam
15
diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.
Motivasi belajar menurut Uno (2012:23) adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
motivasi belajar adalah daya penggerak yang memberikan kekuatan dan
mengarahkan aktivitas seseorang untuk melakukan usaha dalam mencapai suatu
tujuan.
2.2.2. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Sardiman (2010:83) menyatakan bahwa motivasi yang ada pada diri setiap
orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet menghadapi kesulitan 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Tidak mudah melepas hal yang diyakini itu 5. Cepat bosan dengan tugas yang rutin 6. Dapat mempertahankan pendapatnya 7. Lebih senang bekerja mandiri 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Jika seseorang memiliki ciri-ciri tersebut, berarti orang tersebut memiliki
motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi tersebut akan sangat penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Karena kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik,
bila siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan masalah dan
hambatan secara mandiri.
16
2.2.3. Macam-macam Motivasi
Motivasi dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal
dari dalam pribadi seseorang yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik yang berasal dari luar diri seseorang (Djamarah 2002:115-117).
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik
bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan
dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam
mata pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk
menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena
keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah,
dan sebagainya.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya rangsangan dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik apabila
anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar-luar faktor situasi belajar.
Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal
yang dipelajarinya, misalnya untuk mencapai angka tertinggi, diploma, gelar,
kehormatan, dan sebagainya.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi seseorang
dipengaruhi 2 hal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa (internal)
17
dan luar siswa (eksternal). Motivasi tersebut sangat berpengaruh terhadap
seseorang untuk melakukan sesuatu.
2.2.4. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam belajar, karena
motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa.
Hawley dalam Yusuf (2003:14) menyatakan bahwa para siswa yang memiliki
motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan para siswa yang
memiliki motivasi rendah. Hal ini berarti siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal
putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat menganggu kegiatan
belajar.
Sardiman (2010:17-18) menyebutkan fungsi motivasi sebagai berikut:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Sedangkan Hamalik (2011:175) menyebutkan bahwa fungsi motivasi
sebagai berikut:
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Kuat lemahnya motivasi akan menentukan lambatnya suatu pekerjaan.
18
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi/hasil belajar. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Kesimpulannya dengan adanya usaha yang tekun terutama didasar adanya
motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi/hasil
belajar yang baik.
2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa menurut
Rifa’i dan Anni (2012:137) yaitu:
1. Sikap Sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi dan emosi yang
dihasilkan di dalam posisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan,
peristiwa atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan.
2. Kebutuhan Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai
kekuatan internal yang memandu siswa untuk mencapai tujuan.
3. Rangsangan Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman
dengan kondisi yang membuat seseorang bersifat aktif.
4. Afeksi Konsep afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional kecemasan,
kepedulian dan pemilikan dari individu atau kelompok pada waktu belajar.
5. Kompetensi Manusia pada dasarnya memiliki keinginan untuk memperoleh
kompetensi dari kondisinya. Teori kompetensi mengasumsikan bahwa siswa
secara alami berusaha keras untuk berinteraksi dengan kondisinya secara
aktif. Siswa secara intrinsik termotivasi untuk menguasai kondisi dan
mengerjakan tugas-tugas secara berhasil agar menjadi puas.
6. Penguatan Salah satu hukum psikologis paling fundamental adalah prinsip
penguatan (reinorcement). Penguatan merupakan peristiwa yang
mempertahankan atau meningkatkan kemungkinan respon.
19
2.2.6. Indikator Motivasi Belajar
Sardiman (2010:83) menyatakan bahwa motivasi yang ada pada diri setiap
orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet menghadapi kesulitan 3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah 4. Tidak mudah melepas hal yang diyakini itu 5. Cepat bosan dengan tugas yang rutin 6. Dapat mempertahankan pendapatnya 7. Lebih senang bekerja mandiri 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Dalam penelitian ini ciri-ciri motivasi yang dijadikan sebagai indikator
dalam penelitian untuk mengukur motivasi belajar adalah:
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Cepat bosan dengan tugas yang rutin
5. Lebih senang bekerja mandiri
Untuk ciri-ciri motivasi belajar menurut Sardiman (2010:83), tidak mudah
melepas hal yang diyakini itu, dapat mempertahankan pendapatnya, dan senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal, tidak digunakan dalam indikator
mata pelajaran kompetensi kejuruan administrasi perkantoran karena pada mata
pelajaran kompetensi kejuruan administrasi perkantoran lebih berfokus pada
pelajaran praktik yaitu mengaplikasikan perangkat lunak yaitu aplikasi persentasi,
dan siswa tidak di berikan tugas yang menuntut siswa untuk berpendapat atau
memecahkan suatu masalah.
20
2.3. Iklim Kelas
2.3.1. Pengertian Iklim Kelas
Pengertian iklim kelas menurut para ahli adalah:
1. Bloom dalam Hadiyanto dan Subiyanto (2003:1) menyatakan bahwa iklim
kelas adalah kondisi, pengaruh, dan rangsangan dari luar yang meliputi
pengaruh fisik, sosial, dan intelektual yang mempengaruhi peserta didik.
2. Tarmidi (2006:3) menyatakan bahwa iklim kelas adalah segala situasi yang
muncul akibat hubungan antara guru dan peserta didik atau hubungan antara
peserta didik yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses
belajar mengajar.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses interaksi
belajar antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid lainnya.
Berhasil tidaknya suatu interaksi proses pembelajaran dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik faktor dari guru sendiri, siswa, fasilitas penunjang maupun suasana
interaksi pembelajaran tersebut.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iklim kelas
merupakan suasana pembelajaran yang muncul akibat hubungan antara guru dan
siswa di dalam kelas yang mempengaruhi proses belajar mengajar.
2.3.2. Ciri-ciri Iklim Kelas yang Kondusif
Tinjauan tentang iklim kelas (class climate) terbagi dalam beberapa
suasana. Nasution (2005:119) menyatakan bahwa ada tiga jenis suasana yang
dihadapi siswa dalam proses pembelajaran di sekolah berdasarkan sikap guru
terhadap anak dalam mengajarkan materi pelajaran.
21
Pertama suasana kelas dengan sikap guru yang “otoriter”. Suasana dengan
sikap guru yang otoriter, terjadi apabila guru menggunakan kekuatannya untuk
mencapai tujuan tanpa lebih jauh mempertimbangkan akibatnya bagi anak,
khususnya perkembangan pribadinya. Dengan hukuman dan ancaman anak
dipaksa untuk menguasai bahan pelajaran yang dianggap perlu untuk ujian dan
masa depan.
Kedua suasana kelas dengan sikap guru yang “permisif”. Suasana kelas
dengan sikap guru yang permisif ditandai dengan membiarkan anak
berkembangan dalam kebebasan tanpa banyak tekanan frustasi, larangan, perintah
atau paksaan. Pelajaran selalu dibuat menyenangkan. Guru tidak menonjolkan
dirinya dan berada dibelakang untuk memberi bantuan bila dibutuhkan. Sikap ini
mengutamakan perkembangan pribadi anak khususnya dalam aspek emosional,
agar anak bebas dari kegoncangan jiwa dan menjadi anak yang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Ketiga, suasana kelas dengan sikap guru yang “riil”. Suasana kelas dengan
suasana guru yang riil ditandai dengan adanya kebebasan anak yang disertai
dengan pengendalian. Anak-anak diberi kesempatan yang cukup untuk bermain
bebas tanpa diawasi atau diatur dengan ketat. Dilain pihak anak diberi tugas
sesuai petunjuk dan pengawasaan guru.
Ciri-ciri kelas yang memiliki iklim yang baik menurut Moedjiarto
(2002:36) adalah sebagai berikut:
1. Suasana pembelajaran dikelas, tenang, jauh dari kegaduhan dan kekacauan. 2. Adanya hubungan yang akrab, penuh pengertian, dan rasa kekeluargaan
antara civitas sekolah.
22
3. Disekolah tampak adanya sikap mendahulukan kepentingan sekolah dan kepentingan banyak, sedangkan kepentingan pribadi mendapatkan tempat
yang paling belakang.
4. Semua kegiatan sekolah diatur dengan tertib, dilaksanakan dan dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan merata.
5. Siswa mendapat perlakuan adil, tidak dibeda-bedakan antara yang miskin dan kaya, pandai dan yang lamban berfikir, semuanya mendapat kesempatan yang
sama untuk berprestasi sebaik-baiknya.
6. Didalam kelas dapat dilihat adanya aktvitas belajar mengajar yang tinggi. 7. Siswa aktif mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pelajaran yang kurang
dipahami, sedangkan guru dengan senang hati senantiasa bersedia
menjawabnya. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab, dengan
bijaksana guru meminta waktu untuk mencari data dan informasi lebih lanjut.
8. Siswa saling menghargai satu sama lainnya, dan terhadap gurunya siswa memiliki rasa hormat yang tinggi.
9. Meja dan kursi serta perlengkapan lainnya, yang terdapat di kelas senantiasa ditata dengan rapi dan dijaga kebersihannya.
10. Siswa ikut merawat kebersihan perabot sekolah dan kebersihan ruang kelas yang penugasannya dilakukan secara bergilir.
2.3.3. Iklim Kelas yang Baik
Hoy dan Miskel dalam Hadiyanto (2003:1) sebagaimana dikutip Silalahi
(2008:2), menyatakan bahwa iklim kelas merupakan kualitas lingkungan kelas
yang terus menerus dialami oleh guru yang mempengaruhi tingkah laku siswa
dalam menciptakan proses pembelajaran yang kondusif. Rahmat (1985:1) dalam
Silalahi (2008), iklim kelas ditandai dengan munculnya; 1) sikap saling terbuka,
2) terjalinnya hubungan antar pribadi yang akrab, 3) sikap saling menghargai satu
dengan yang lain, 4) menghormati satu sama lain, 5) mendahulukan kepentingan
bersama.
Hasil penelitian yang dilakukan Silalahi (2008:3) terkait dengan pengaruh
iklim kelas terhadap motivasi belajar, menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara iklim kelas terhadap motivasi belajar. Dimana implikasinya
adalah semakin rendah iklim kelas yang dibangun, maka rendah pula motivasi
23
belajar yang ditampilkan oleh siswa. Demikian pula sebaliknya, semakin tinggi
iklim yang dibangun maka semakin tinggi motivasi belajar yang ditampilkan oleh
siswa.
Hyman dalam Tarmidi (2006:8) mengatakan bahwa iklim kelas yang baik
antara lain dapat mendukung:
1. Interaksi yang bermanfaat. 2. Memperjelas pengalaman-pengalaman guru dan peserta didik. 3. Menumbuhkan semangat yang memungkinkan kegiatan-kegiatan dikelas
berlangsung dengan baik.
4. Mendukung saling pengertian antara guru dan peserta didik.
2.3.4. Tujuan Penciptaan Iklim Kelas
Iklim kelas yang kondusif sangat penting untuk diciptakan agar tujuan
akan tercapainya hubungan yang harmonis antara guru dengan siswa dan antar
siswa, suasana pembelajaran yang sejuk, menyenangkan, tenang tanpa
permusuhan, atmosfir belajar yang penuh kebermaknaan serta suasana
pembelajaran dikelas yang tidak kaku dapat diwujudkan. Depdikbud dalam
Ismiarti (2004:26-27) mengemukakan tujuan penciptaan iklim kelas yang
kondusif yaitu:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik untuk
megembangkan kemampuannya semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional,
dan intelektual dalam kelas.
24
2.3.5. Indikator Iklim Kelas
Ciri-ciri kelas yang memiliki iklim yang baik menurut Moedjiarto
(2002:36) adalah sebagai berikut:
1. Suasana pembelajaran dikelas tertib, tenang, jauh dari kegaduhan dan kekacauan.
2. Adanya hubungan yang akrab, penuh pengertian, dan rasa kekeluargaan antara civitas sekolah.
3. Disekolah tampak adanya sikap mendahulukan kepentingan sekolah dan kepentingan banyak, sedangkan kepentingan pribadi mendapatkan tempat
yang paling belakang.
4. Semua kegiatan sekolah diatur dengan tertib, dilaksanakan dan dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan merata.
5. Siswa mendapat perlakuan adil, tidak dibeda-bedakan antara yang miskin dan kaya, pandai dan yang lamban berfikir, semuanya mendapat kesempatan yang
sama untuk berprestasi sebaik-baiknya.
6. Didalam kelas dapat dilihat adanya aktivitas belajar mengajar yang tinggi. 7. Siswa aktif mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pelajaran yang kurang
dipahami, sedangkan guru dengan senang hati senantiasa bersedia
menjawabnya. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab, dengan
bijaksana guru meminta waktu untuk mencari data dan informasi lebih lanjut.
8. Siswa saling menghargai satu sama lainnya, dan terhadap gurunya siswa memiliki rasa hormat yang tinggi.
9. Meja dan kursi serta perlengkapan lainnya, yang terdapat di kelas senantiasa ditata dengan rapi dan dijaga kebersihannya.
10. Siswa ikut merawat kebersihan perabot sekolah dan kebersihan ruang kelas yang penugasannya dilakukan secara bergilir.
Berdasarkan ciri-ciri iklim kelas yang telah dijelaskan, peniliti menetapkan
indikator iklim kelas sebagai berikut:
1. Suasana pembelajaran di kelas
2. Hubungan antar warga kelas
3. Aktifitas belajar mengajar
4. Kondisi fisik, kerapian dan kebersihan ruang kelas
5. Kedisiplinan siswa didalam kelas
25
Pada indikator yang pertama yaitu suasana pembelajaran dikelas,
merupakan keimpulan dari suasana pembelajaran dikelas tertib,tenang, jauh dari
kegaduhan dan kekacauan. Pada indikator yang kedua yaitu hubungan antar warga
kelas, merupakan kesimpulan dari hubungan yang akrab, penuh pengertian, dan
rasa kekeluargaan antara civitas sekolah diperlukan dalam iklim kelas, siswa
saling menghargai satu sama lainnya, dan terhadap gurunya siswa memiliki rasa
hormat yang tinggi. Pada indikator yang ketiga aktivitas belajar mengajar,
merupakan kesimpulan dari didalam kelas dapat dilihat adanya aktivitas belajar
mengajar yang tinggi. Pada indikator yang keempat yaitu kondisi fisik, kerapian,
dan kebersihan kelas, merupakan kesimpulan dari meja dan kursi serta
perlengkapan lainnya, yang terdapat di kelas senantiasa ditata dengan rapi dan
dijaga kebersihannya, dan siswa ikut merawat kebersihan perabot sekolah dan
kebersihan ruang kelas yang penugasannya dilakukan secara bergilir. Pada
indikator yang kelima yaitu kedisiplinan siswa didalam kelas, merupakan
kesimpulan dari semua kegiatan sekolah diatur dengan tertib, dilaksanakan dan
dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan merata.
Untuk ciri-ciri iklim kelas menurut Moedjiarto (2002:36), 1) disekolah
tampak adanya sikap mendahulukan kepentingan sekolah dan kepentingan
banyak, sedangkan kepentingan pribadi mendapatkan tempat yang paling
belakang, 2) siswa mendapat perlakuan adil, tidak dibeda-bedakan antara yang
miskin dan kaya, pandai dan yang lamban berfikir, semuanya mendapat
kesempatan yang sama untuk berprestasi sebaik-baiknya, 3) siswa aktif
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pelajaran yang kurang dipahami,
26
sedangkan guru dengan senang hati senantiasa bersedia menjawabnya, peneliti
tidak menggunakan ciri-ciri tersebut dalam indikator iklim kelas karena sikap
mendahulukan kepentingan sekolah lebih berfokus pada kepentingan sekolah dan
bukan kepentingan iklim kelas, siswa mendapatkan perlakuan sama tidak
digunakan karena setiap siswa didalam sekolah pasti memiliki kesempatan yang
sama untuk berperstasi, siswa aktif mengajukan pertanyaan sudah terwakili oleh
pernyataan pada indikator variabel motivasi belajar, pada indikator menunjukkan
minat terhadap bermacam-macam masalah.
2.4. Lingkungan Keluarga
2.4.1. Pengertian Lingkungan Keluarga
Ahmadi (2007:167) menyebutkan bahwa keluarga adalah kelompok sosial
kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai hubungan
sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi.
Jurnal internasional yang berjudul Family Environment and Children’s
Outcomes, Marjoribanks mengungkapkan:
Much of the development of family environment research relates to
Murray’s (1938) theory of personality, which suggested that if the
behaviour of individuals is to be understood then it is necessary to devise a
method of analysis that “will lead to satisfactory dynamical formulations
of external environments” (p. 16). He proposed that an environment
should be classified by the kinds of benefits or harms that it provides. If the
environment has a potentially beneficial effect, Murray suggested that
individuals typically approach the environment and attempt to interact
with it. In contrast, if the environment has a potentially harmful effect,
individuals attempt to prevent its occurrence by avoiding the environment
or defending themselves against it (Marjoribanks 2005:468).
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.
Disebut sebagai lingkungan atau lembaga pendidikan pertama, karena sebelum
27
manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga pendidikan inilah yang
pertama kali ada. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir
ahkan sejak dalam kandungan pertama kali dalam keluarga.
Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud lingkungan keluarga
adalah lingkungan tempat suatu kelompok sosial yang kecil yang umumnya terdiri
atas ayah, ibu dan anak, yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan
didasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi dimana anak memperoleh
pendidikan pertama kali.
2.4.2. Fungsi Keluarga
Oqnum dalam Ahmadi (2007:108) fungsi keluarga itu adalah sebagai
fungsi kasih sayang, ekonomi, pendidikan, perlindungan/penjagaan, rekreasi,
status keluarga dan agama. Sedangkan Bierstadt dalam Ahmadi (2007:109)
keluarga berfungsi sebagai:
1. Bersifat membantu.
2. Mengatur dan menguasai impuls-impuls (dorongan) sekuil.
3. Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan.
4. Menunjukkan status.
Sementara itu Ahmadi (2007:110) menyebutkan fungsi keluarga adalah
memelihara, merawat, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar
mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
2.4.3. Faktor-faktor dalam Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan salah satu lingkungan yang dapat
mempengaruhi motivasi siswa didalam belajar. Ahmadi (2007:91) menyebutkan
28
bahwa faktor-faktor dalam keluarga yang turut mempengaruhi motivasi pada diri
seseorang adalah sebagai berikut:
1. Status sosial ekonomi keluarga. 2. Faktor keutuhan keluarga, terutama ditekankan kepada stukturnya yaitu
keluarga yang masih lengkap, ada ayah, ibu dan anak, disamping itu keutuhan
interaksi hubungan antara anggota satu dengan anggota keluarga yang lain.
3. Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua.
Slameto (2010:60-64) menyatakan bahwa faktor-faktor dalam keluarga
yang berpengaruh terhadap motivasi adalah sebagai berikut:
1. Cara orang tua mendidik anak.
2. Relasi antar anggota keluarga.
3. Suasana rumah.
4. Keadaan ekonomi keluarga
Dari pendapat-pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi adalah sebagai berikut:
1. Cara orang tua mendidik anak
Orang tua yang terbiasa bersikap lemah lebut dan ramah kepada anak,
tetapi tetap memiliki batasan tentang tingkah laku anak, memberikan
perhatian serta cenderung memberikan penguatan akan menunjang motivasi
pada diri anak.
2. Relasi antar anggota keluarga
Keluarga sebagai lingkungan yang utama harus menjaga baik relasi
antar anggota keluarganya, saling membantu apabila ada kesulitan serta
saling mendukung sehingga tercipta motivasi yang baik bagi anak.
29
3. Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian
yang sering terjadi didalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana
rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan
kepada anak yang sedang belajar. Agar motivasi dapat meningkat perlu
diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram.
4. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi yang baik akan membuat orang tua mampu
memberikan kesempatan belajar yang baik di rumah maupun di luar rumah
dengan menyediakan berbagai perlengkaan belajar. Hal itu merupakan salah
satu penunjang dalam memotivasi anak.
2.4.4. Indikator Lingkungan Keluarga
Slameto (2010:60-64) menyatakan bahwa faktor-faktor dalam keluarga
yang berpengaruh terhadap motivasi adalah sebagai berikut:
1. Cara orang tua mendidik anak.
2. Relasi antar anggota keluarga.
3. Suasana rumah.
4. Keadaan ekonomi keluarga
30
2.5. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Dwi
Oktafiani
Pengaruh Gaya
Kepemimpinan
Guru dan Iklim
Kelas Terhadap
Motivasi Belajar
Siswa Kelas XI
IPS SMA Negeri
4 Semarang
Tahun Ajaran
2008/2009
Secara parsial
bahwa gaya
kepemimpinan
guru (X1)
memberikan
pengaruh positif
terhadap
motivasi belajar
(Y) sebesar
34,9%. Dan
iklim kelas (X2)
memberikan
pengaruh positif
terhadap
motivasi belajar
(Y) sebesar
39,5%.
Variabel
iklim kelas
dan
motivasi
belajar
Penelitian
Dwi tidak
meneliti
tentang
lingkungan
keluarga,
tetapi gaya
kepemimpin
an guru
2 Risma
Putri
Pranitasari
Pengaruh
Lingkungan
Keluarga dan
Lingkungan
Sekolah Terhadap
Motivasi
Berprestasi Pada
Siswa Kelas XI
Jurusan
Administrasi
Perkantoran SMK
Negeri Tegal
Secara parsial
bahwa
lingkungan
keluarga (X1)
memberikan
pengaruh positif
terhadap
motivasi
berprestasi (Y)
sebesar 36,4%.
Dan lingkungan
sekolah (X2)
memberikan
pengaruh positif
terhadap
motivasi
berprestasi (Y)
sebesar 37,4%.
Variabel
lingkungan
keluarga
Penelitian
Risma tidak
meneliti
tentang
iklim kelas
dan
motivasi
belajar,
tetapi
lingkungan
sekolah dan
motivasi
berprestasi
31
2.6. Kerangka Berfikir
Belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh
perubahan perilaku individu yang disebabkan oleh proses pengalaman baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik, sehingga terjadi
perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar yang senantiasa menuju ke arah
yang lebih baik. Proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa
yang dilakukan disekolah dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Didalam
diri siswa sebagai peserta didik diperlukan adanya motivasi, karena motivasi
bukan hanya penyebab belajar, namun memperlancar belajar dan pencapaian hasil
belajar yang optimal. Indikator dari motivasi belajar yaitu tekun menghadapi
tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam
masalah, cepat bosan dengan tugas yang rutin, dan lebih senang bekerja mandiri.
Sardiman (2010:92) menyatakan bahwa motivasi memiliki peranan
penting untuk mendorong siswa dalam belajar, baik motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik ini mampu menumbuhkan semangat belajar
dalam diri siswa karena tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar. Sedangkan
motivasi ekstrinsik disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. Faktor
dari luar yang dapat mempengaruhi belajar siswa diantaranya iklim kelas dan
lingkungan keluarga.
Tarmidi (2006:3) menyatakan bahwa iklim kelas merupakan suasana
pembelajaran yang muncul akibat hubungan antara guru dan peserta didik di
dalam kelas yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Iklim kelas yang
merupakan bagian dari lingkungan belaar akan mempengaruhi kepribadian dan
32
tingkah laku seseorang, sebab dalam melaksanakan tugas sekolah seorang siswa
akan terus berinteraksi dengan lingkungan belajarnya.
Iklim kelas yang baik dapat memberikan dorongan untuk bertindak yang
mengarahkan pada hasil belajar siswa yang baik. Semakin baik iklim kelas yang
dibangun, maka akan semakin baik motivasi belajar siswa. Indikator dari iklim
kelas, yaitu : suasana pembelajaran dikelas, hubungan antara warga kelas, aktifitas
belajar mengajar,kondisi fisik, kerapian dan kebersihan ruangan kelas,
kedisiplinan siswa didalam kelas.
Lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah dan kondisi ekonomi keluarga berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa. Cara orang tua mendidik anak yaitu dengan
banyak memberikan perhatian, cenderung memberikan penguatan dan
pengahargaan daripada memberikan kritikan dan celaan, relasi antar anggota
keluarga yang baik, saling memberikan dukungan dan bantuan, suasana rumah
yang tenang dan tentram, keadaan ekonomi yang cukup untuk mencukupi
kebutuhan anak.
33
Berdasarkan uraian diatas, kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat
dikemukakan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Iklim Kelas (X1)
1. Suasana pembelajaran
di kelas
2. Hubungan antara warga
kelas
3. Aktifitas belajar
mengajar
4. Kondisi fisik, kerapian
dan kebersihan ruang
kelas
5. Kedisiplinan siswa di
dalam kelas
(Moedjiarto 2002:36)
Motivasi Belajar (Y)
1. Tekun menghadapi
tugas
2. Ulet menghadapi
kesulitan
3. Menunjukkan minat
terhadap bermacam-
macam masalah
4. Cepat bosan dengan
tugas yang rutin
5. Lebih senang bekerja
mandiri
(Sardiman 2010:83)
LingkunganKeluarga (X2)
1. Cara orangtuamendidik
2. Relasiantaranggotakelua
rga
3. Suasanarumah
4. Kondisiekonomikeluarg
a
(Slameto 2010:60)
34
2.7. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Suharsimi 2006:71).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ada pengaruh iklim kelas terhadap motivasi belajar siswa kelas X Jurusan
Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran Kompetensi Keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2 Salatiga.
2. Ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar siswa kelas X
Jurusan Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran Kompetensi Keahlian
Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2 Salatiga.
3. Ada pengaruh iklim kelas dan lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar
siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran pada mata pelajaran
Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK PGRI 2 Salatiga.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi 2006:130).
Sedangkan menurut Sugiyono (2010:61) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas X SMK PGRI 2
Salatiga jurusan administrasi perkantoran yang berjumlah 95 siswa. Karena
populasi kurang dari 100 maka penelitian ini disebut dengan penelitian populasi.
3.2. Variabel Penelitian
Sugiyono (2010:2) menyatakan bahwa variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga variabel
penelitian yaitu dua variabel bebas (Independen variabel) dan satu variabel terikat
(Dependen variabel).
3.2.1. Variabel Bebas (Independen Variabel)
Penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu:
1. Iklim kelas: indikator dari iklim kelas yaitu:
a) Suasana pembelajaran di kelas.
b) Hubungan antar warga kelas.
36
c) Aktifitas belajar mengajar.
d) Kondisi fisik, kerapian dan kebersihan ruang kelas.
e) Kedisiplinan siswa di dalam kelas.
2. Lingkungan keluarga: indikator dari lingkungan keluarga yaitu:
a) Cara orang tua mendidik anak.
b) Relasi antar anggota keluarga.
c) Suasana rumah.
d) Keadaan ekonomi keluarga.
3.2.2. Variabel Terikat (Dependen Variabel)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar. Indikator
motivasi belajar yaitu:
1. Tekun menghadapi tugas.
2. Ulet menghadapi kesulitan.
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4. Cepat bosan dengan tugas yang rutin.
5. Lebih senang bekerja mandiri.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data
dengan metode yang ditentukan oleh peneliti sehingga harus dilaksanakan dengan
hati-hati sejak awal dan akan berhasil baik selanjutnya. Untuk memperoleh data
yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, diperlukan cara
yang mampu mengungkapkan dan sesuai dengan pokok permasalahannya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
37
3.3.1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi 2006:151).
Dalam penelitian ini angket dibuat berdasarkan indikator yang diturunkan
dari variabel-variabel, yang disetiap indikator terdiri dari beberapa item soal.
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang
iklim kelas, lingkungan keluarga dan motivasi belajar. Bentuk angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah check list dengan skala nominal, dimana
responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom jawaban yang
sesuai dengan kondisi yang dihadapi atau dialami oleh responden. Penggunaan
check list ini diharapkan dapat memudahkan responden dalam memberikan
jawaban pada setiap item pernyataan dan disediakan 5 kolom ketentuan sebagai
berikut:
a. Kolom 1 dengan kriteria selalu (SL) dengan skor 5
b. Kolom 2 dengan kriteria sering (SR) dengan skor 4
c. Kolom 3 dengan kriteria kadang-kadang (KD) dengan skor 3
d. Kolom 4 dengan kriteria hampir tidak pernah (HTP) dengan skor 2
e. Kolom 5 dengan kriteria tidak pernah (TP) dengan skor 1
3.3.2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu berupa catatan, transkrip, buku surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Suharsimi 2006:231).
38
Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan
data daftar nama siswa dan jumlah siswa yang menjadi populasi dalam penelitian
ini.
3.4. Uji Instrumen Penelitian
Uji instrumen penelitian dilakukan sebelum angket diberikan kepada
responden. Tujuan dari uji instrumen adalah untuk menghindari pertanyaan-
pertanyaan yang kurang jelas, menghilangkan kata-kata yang sulit dipahami,
mempertimbangkan penambahan a