109
PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN MAROS THE INFLUENCE OF FACILITIES, SCHOOL CONDITION, AND MOTIVATION ON INCREASING STUDENTS’ READING INTEREST AT THE THIRD GRADE OF SDN 82 PATTENE, MARUSU, MAROS REGENCY. TESIS Oleh : AHMAD ALI AKBAR Nomor Induk Mahasiswa : 105060103316 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE

KECAMATAN MARUSU KABUPATEN MAROS

THE INFLUENCE OF FACILITIES, SCHOOL CONDITION, AND MOTIVATION ON INCREASING STUDENTS’ READING INTEREST AT

THE THIRD GRADE OF SDN 82 PATTENE, MARUSU, MAROS REGENCY.

TESIS

Oleh :

AHMAD ALI AKBAR Nomor Induk Mahasiswa : 105060103316

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Page 2: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE

KECAMATAN MARUSU KABUPATEN MAROS

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Magister

Program Studi Magister Pendidikan Dasar

Disusun dan Diajukan oleh

AHMAD ALI AKBAR Nomor Induk Mahasiswa : 105060103316

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

i

Page 3: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ahmad ali akbar

NIM : 105060103316

Program Studi : Magister Pendidikan Dasar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemuduan

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis

ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut

Makassar, November 2019

Ahmad ali akbar

iv

Page 4: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

ABSTRAK Ahmad Ali Akbar, 2019 Pengaruh Sarana, Iklim Sekolah, dan Motivasi terhadap Peningkatan Minat Baca Siswa Kelas III SDN 82 Pattene Kecamatan Marusu Kabupaten Maros. Magister Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, dibimbing oleh Dr. Syafruddin, M.Pd. dan Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian ex-post facto yang sifatnya korelasional. Penelitian ini dilakukan di SDN 82 Pattene Kecamatan Marusu Kabupaten Maros. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas III sebanyak 54 orang. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Simpel Random Sampling. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini dengan memberikan instrumen berupa angket. data yang dikumpulkan diolah dengan teknik analisis statistik deskriptif melalui analisis jalur.

Hasil menunjukkan hanya iklim sekolah yang memberi pengaruh peningkatan minat baca. tampak pada uji kelinieran regresi. Variabel iklim sekolah (X2) tHitung 2,816 > tTabel 2,008 disimpulkan H2 atau hipotesis kedua diterima. Artinya ada pengaruh iklim sekolah (X2) terhadap minat baca (Y), variabel sarana (X1) t Hitung 1,625 < tTabel 2,008 disimpulkan H1 atau hipotesis pertama ditolak. Artinya tidak ada pengaruh sarana (X1) terhadap minat baca (Y). Variabel motivasi (X3) t Hitung 0,418 < tTabel 2,008 disimpulkan H3 atau hipotesis ketiga ditolak. Artinya tidak ada pengaruh motivasi (X3) pada minat baca (Y). Kata Kunci: peningkatan minat baca, minat baca, membaca

v

Page 5: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan petunjuk Allah swt,

sehingga tesis dengan Judul: “Pengaruh Sarana, Iklim Sekolah, dan

Motivasi terhadap Peningkatan Minat Baca Siswa Kelas III SDN 82

Pattene Kecamatan Marusu Kabupaten Maros” dapat diselesaikan.

Pernyataan rasa syukur kepada Allah Swt, atas apa yang diberikan

kepada penulis dalam menyelesaikan karya ini yang tidak dapat

diucapkan dengan kata-kata dan dituliskan dengan kalimat apapun. Tak

lupa juga penulis panjatkan shalawat dan salam atas junjungan Nabiullah

Muhammad SAW, yang menjadi penerang kehidupan kita dengan

risalahnya.

Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terima

kasih yang tulus kepada Ayahanda H. Muchtar dan Ibunda Hj. Hamsina

atas segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi

keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini.

Semoga yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan

cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Tak lupa pula penulis menghatarkan terima kasih yang sedalam-

dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

Dr. Syafruddin, M.Pd. selaku pembimbing I dan Dr. Andi Sukri

vii

Page 6: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

Syamsuri, M.Hum. selaku pembimbing II yang senantiasa memberikan

masukan dan arahan dalam penyempurnaan tesis ini, serta Dr. H. Darwis

Muhdina, M.Ag Direktur Program Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar, Sulfasyah, S.Pd., M.A. ,Ph.D. Ketua Program

Studi Magister Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Bapak dan ibu dosen Magister Pendidikan Dasar pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar. Buat Saudara-saudaraku yaitu

kakak tercinta Sri Wahyuni, S.Pd dan Adik tercinta Sitti Masyita, S.Keb,

Dewi Madina dan Jabal Nur serta seluruh keluarga besar yang telah

memberikan motivasi, dan teman-teman tercinta terkhusus kelas B

Angkatan 2016 Magister Pendidikan Dasar yang namanya tidak bisa

sebut satu persatu. Terkhusus untuk teman seperjuanganku dalam

menyusun proposal dan bimbingan sampai sekaran menyusun tesis

bersama-sama Satrianti, S.Pd yang selalu setia berjuang bersama-

bersama. Kak Umi yang telah membatu dalam pengolahan data penelitian

penulis, beserta seperjuangankuan semua teman-teman yang selalu

penulis kagumi, yang namanya tak mampu penulis tuliskan satu-persatu

atas segala dorongan, kerjasamanya dan kebersamaannya selama

menjalani perkuliahan.

Terimah kasih kepada saudara-saudara yang selalu membantu dan

kepada seluruh keluarga dan teman - teman tanpa terkecuali serta semua

pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu karena

viii

Page 7: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

keterbatasan tempat, namun tidak mengurangi rasa terima kasih yang

sedalam-dalamnya atas segala jasa-jasa dan sumbangsi pemikiran yang

telah diberikan selama ini.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis terbuka

menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi

penyempurnaan penulisan tesis ini. Mengiringi penghargaan dan ucapan

terima kasih tersebut penulis hanya mampu untuk bermohon dan penuh

harap kepada Allah swt, karena penulis menyadari “Di atas segalanya

ingatlah bahwa ada Tuhan menurunkan pertolongan kepada mereka yang

mau membantu sesamanya dan dirinya sendiri. Berbuatlah seakan

semuanya bergantung padamu, berdoalah seakan semuanya bergantung

pada Tuhan”. Hanya kepada Allah SWT sajalah penulis serahkan

segalanya, semoga penulisan tesis ini terhitung sebagai amal untuk

kepentingan umat manusia dalam dunia pendidikan. Amin !

Makassar, November 2019

Penulis

ix

Page 8: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ..................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .......................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................. v

ABSTRACK .............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis ........................................................................ 12

B. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................... 49

C. Karangka Pikir ......................................................................... 53

D. Hipotesis ................................................................................. 55

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian ..................................................... 56

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 57

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 58

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 60

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ........ 62

F. Teknik Analisis Data................................................................. 64

G. Instrumen Penelitian ................................................................ 70

H. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ....................................... 72

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

x

Page 9: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 75

1. Pengaruh sarana (X1) terhadap minat baca (Y) ................. 75

2. Pengaruh iklim sekolah (X2) terhadap minat baca (Y) ....... 76

3. Pengaruh motivasi (X3) terhadap minat baca (Y) ............... 77

4. Pengaruh sarana, iklim sekolah, motivasi ........................... 77

5. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 78

a. Uji Kelinieran Regresi ..................................................... 78

b. Uji Multikolinearitas ......................................................... 80

c. Uji Autokorelasi ............................................................... 81

d. Uji Heteroskedastisitas ................................................... 81

B. Pembahasan ............................................................................ 82

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................. 91

B. Saran ....................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. INSRUMEN PENELITIAN

2. IZIN PENELITIAN

3. OLAHAN DATA

xi

Page 10: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

3.1 Jumlah Populasi Penelitian ...................................................... 58

3.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 60

3.3 Skor Alternatif Jawaban ........................................................... 72

4.1 Pengaruh Sarana terhadap Minat Baca ........................................ 76

4.2 Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Minat Baca................................ 76

4.3 Pengaruh Motivasi terhadap Minat Baca ....................................... 77

4.4 Pengaruh sarana, iklim sekolah, motivasi terhadap Minat Baca ....... 78

4.5 Uji Kelinieran Regresi ................................................................. 79

4.6 Uji Multikolinearitas ..................................................................... 80

4.7 Uji Autokorelasi .......................................................................... 81

4.8 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 81

xii

Page 11: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

2.1 Karangka Pikir Penelitian ......................................................... 54

3.1 Model Struktural Pengaruh Antarvariabel ................................. 57

xiii

Page 12: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perintah pertama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi

Muhammad adalah surah al Alaq dengan kata pertama iqra’ yang berarti

perintah untuk membaca yang berbunyi:

نسان من علق )1اقرأ باسم ربك الذي خلق ) ( علم 4( الذي علم بالقلم )3ك الكرم )( اقرأ ورب 2( خلق ال

نسان ما لم يعلم ) (5ال

Yang artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah

Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran

qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya.” (QS. Al „Alaq: 1-5). Departemen Agama RI.2007.

Iqra’ dalam surat ini, Nabi Muhammad diperintahkan untuk

membaca disertai adanya penjelasan tentang kekuasaan Allah terhadap

manusia dan penjelasan sifat-sifatnya. Di dalam Surat Al „Alaq ini juga

menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia dari benda yang hina

kemudian memuliakannya dengan mengajar membaca, menulis dan

memberinya pengetahuan. Tetapi manusia tidak ingat lagi akan asalnya,

karena itu dia tidak mensyukuri nikmat Allah itu, bahkan dia bertindak

melampaui batas karena melihat dirinya telah merasa serba cukup.

Dengan demikian maka awal surat ini menjadi ayat pertama yang turun

dalam Al-Qur‟an sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia.

Page 13: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

2

Kemajuan teknologi saat ini semakin pesat namun membuat minat

membaca masyarakat semakin tertinggal, buku tidak pernah lagi menjadi

prioritas utama. Masyarakat cenderung lebih senang bermain HP,

menonton dan mengikuti siaran televisi ketimbang membaca. Tanpa

disadari minat baca masyarakat kini menurun yang menjadi persoalan

yang sering kita dengar dan menarik untuk diperbincangkan saat ini.

Membaca tampaknya masih belum menjadi suatu kebutuhan atau

bahkan membaca belum menjadikan suatu kebiasaan dalam

melangsungkan aktivitas komunikasi dalam artian mencari dan

memanfaatkan informasi untuk menunjang kehidupan masa depan yang

lebih baik. (Sulistyo : 2017).

Berdasarkan survei United Nations Educational, Scientific and

Cultural Organization (UNESCO) minat membaca di Indonesia masih

tergolong rendah ini dibuktikan Pada tahun 2011, indeks membaca

masyarakat Indonesia hanya 0,001 (dari seribu penduduk, hanya ada satu

orang yang masih memiliki minat baca tinggi). Kemudian pada tahun 2012

Indonesia berada di posisi 124 dari 187 Negara dunia dalam penilaian

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya terpenuhinya kebutuhan

dasar penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan, kesehatan dan “melek

huruf”. Indonesia sebagai Negara berpenduduk 165,7 juta jiwa lebih,

hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta per tahun. Itu

artinya, rata-rata satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang. Pada

tahun 2013 sebuah lembaga Nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan,

Page 14: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

3

PISA, merilis hasil survey Indonesia berada diposisi 64 dari 65 negara, itu

artinya Indonesia menempati urutan kedua dari bawah. selanjutnya pada

tahun 2014 Indonesia hanya menerbitkan buku sekitar 24.000 judul buku

dengan rata-rata cetak 3.000 eksemplar perjudul, maka dalam setahun

Indonesia haya menghasilkan sekitar 72 juta buku. Jika dikomparasikan

dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa berarti

satu buku dibaca oleh 3-4 orang.

Hasil survei United Nations Educational, Scientific and Cultural

Organization (UNESCO) di atas, sebenarnya pemerintah sudah

mengambil kebijakan membuat regulasi yaitu dengan telah lahirnya UU

No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Adanya regulasi ini salah

satunya bermaksud memberikan layanan kepada masyarakat maupun

pemustaka untuk meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas

wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, agar

minat baca masyarakat dapat tumbuh dengan adanya perpustakaan.

Terkait rendahnya minat baca di Indonesia, maka perlu melakukan

pembinaan minat baca anak. Pembinaan minat baca pada anak

merupakan langkah awal sekaligus cara yang efektif menuju bangsa

berbudaya membaca. Masa anak-anak merupakan masa yang tepat untuk

menanamkan sebuah kebiasaan, kemudian kebiasaan ini akan terbawa

hingga anak tumbuh dewasa. Dengan kata lain, apabila seseorang

terbiasa membaca maka kebiasaan tersebut akan terbawa hingga

dewasa. (Bob Harjono : 2015).

Page 15: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

4

Minat baca dipengaruhi oleh dua golongan yaitu golongan faktor

personal yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri dan golongan faktor

institusional yang berasal dari luar individu itu sendiri. Minat baca

merupakan kecenderungan kepemilikan keinginan atau ketertarikan yang

kuat dan disertai usaha-usaha pada diri seseorang terhadap kegiatan

membaca yang dilakukan secara terus-menerus dan diikuti dengan rasa

senang tanpa paksaan. Harris (dalam Indarwati, 2011:30)

Sarana merupakan semua perangkat kelengkapan dasar yang

secara tidak langsung menunjang pelaksanaan pelaksanaan proses

pendidikan di sekolah. Dalam peningkatan minat baca sarana yang

termasuk yaitu perpustakaan, buku bacaan yang memadai yang harus

diperhatikan oleh pihak sekolah agar dapat memfasilitasi siswa dalam

membaca. (Barliana : 2017). Betapapun minat baca tinggi akan tetapi

ketersediaan sarana bacaan yang masih kurang (terbatas) sehingga

kondisi demikian kurang mendukung siswa untuk membaca. Terutama

bagi anak-anak yang berada di pelosok pedesaan misalnya cenderung

sangat minim memanfaatkan bahan bacaan mengingat ketersediaan buku

atau literatur yang amat terbatas

Faktor-faktor pendorong dalam meningkatkan minat baca yaitu

Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya

iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk

membaca. Ketika iklim sekolah menunjang kegiatan membaca maka akan

meberi dampak kebiasaan membaca kepada siswa. (Rahayu : 2016).

Page 16: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

5

Dilihat di lapangan suasana budaya membaca masih belum epektif,

dimana telah dilakukan pembiasaan membaca 15 menit sebelum

pembelajaran dimulai namun belum berjalan dengan semestinya. suasana

sekolah mempengaruhi minat baca yang membuat siswa terbawa dalam

lingkungan sekolah, dimana apa yang dilihat maka apa yang akan

dilakukan yang menjadi kebiasaan dan membentuk budaya baca.

Motivasi dilakukan dengan tujuan agar dapat memberikan

dorongan atau semangat pada para siswa-siswi agar mereka dapat lebih

giat lagi dan lebih serius dalam belajar utamanaya dalam membaca

sehingga bias mendapatkan hasil yang lebih baik lagi yang nantinya akan

dapat menciptakan suatu prestasi yang baik pula serta dapat menjadikan

siswa-sisi sebagai sumber daya manusia yang berkualitas. (Hakim :

2015). Kecenderungan yang terjadi sekarang, justru lebih memanjakan

anak-anaknya untuk memilih gadget (smartphone), atau kendaraan

bermotor model baru maupun "barang bergengsi" lainnya. Kurangnya

dukungan orangtua/keluarga dan lingkungan itulah yang turut mendorong

tumbuhnya minat membaca. Minat baca timbul dari dalam di sesorang

biasanya dipengaruhi oleh faktor eksternal. Faktor eksternal biasanya

datang dari orang-orang yang ada disekeliling siswa, salah satunya

Pemberian motivasi kepada siswa memberi semangat kepada siswa untuk

melakukan aktivitas membaca yang dapat meningkatkan minat baca.

Adapun upaya meningkatan minat baca pada usia anak sekolah

dasar dapat dimulai dengan mengenalkan dengan huruf, belajar mengeja

Page 17: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

6

kata dan kemudian belajar memakai kata-kata tersebut dalam satu

kesatuan kalimat yang memiliki arti, pada saat inilah merupakan waktu

yang tepat untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak. Setelah

anak mampu membaca, anak perlu diberikan bahan bacaan yang menarik

sehingga mampu menggugah minat anak untuk membaca buku,

sebagaimana dalam ungkapan "Akan lebih mudah meluruskan batang

pohon ketika ia masih kecil dari pada meluruskannya setelah tumbuh

menjadi besar”.(Aviati dan Nurul, 2017)

Peningkatan minat baca Perlu di upayakan karena melalui

membaca mutu pendidikan dapat ditingkatkan sehingga pada gilirannya

dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan melalui budaya

baca pulalah pendidikan seumur hidup (long life education) dapat

diwujudkan. Karena dengan kebiasaan membaca seseorang dapat

mengembangkan dirinya sendiri secara terus-menerus sepanjang

hidupnya. Dalam era informasi sekarang ini, mustahil kemajuan dapat

dicapai oleh suatu bangsa, jika bangsa itu tidak memiliki budaya baca.

Siswa kelas III Sekolah Dasar pada jenjang ini menurut Piaget

dalam keadaan normal, telah mampu membaca dengan lancar. anak telah

mencapai jenjang operasi konkret. Sejalan dengan itu siswa kelas III pada

umumnya suka cerita yang penuh petualangan dan penuh misteri. Mereka

yang menyukai dongeng, cerita yang menakutkan seperti cerita hantu.

Dengan Disediakannya bahan bacaan yang sesuai, diharapkan anak akan

termotivasi untuk tumbuh minat bacanya. Secara perlahan-lahan, tahap

Page 18: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

7

demi tahap secara terus-menerus sehingga terbiasa bergaul dengan

bahan bacaan dan akhirnya akan timbul kebiasaan sehingga minat baca

terus meningkat.

Hasil observasi awal yang dilakukan di sekolah yang akan diteliti,

terkait minat baca saat ini masih tergolong rendah dilihat dari pengamatan

dan informasi guru kelas dimana masih ada 9 murid dikelas III yang tidak

dapat membaca sama sekali. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern siswa antara lain

tidak adanya kemauan atau niat pada diri siswa dalam hal membaca

dilihat dari hasil observasi dan wawancara kepada siswa guru kelas III,

kemudian jumlah pengunjung perpustakaan di sekolah juga minim dari

tiga hari melakukan observasi di sekolah rata-rata hanya 8 siswa yang

masuk ke perpustakaan kebanyakan memilih untuk bermain.

Faktor ekstern siswa antara lain pengaruh pergaula, lingkungan,

sarana, pemberian motivasi dan masih banyak lagi. Kemudian kemajuan

teknologi yang sangat tinggi akan mempengaruhi gaya hidup dan

kebiasaan siswa SDN 82 Pattene‟. Pengaruh kemajuan teknologi terhadap

kebiasaan siswa yaitu siswa akan lebih banyak menghabiskan waktu

bermain dengan teknologi yang menjadi tren saat ini seperti hp, internet,

game portable, dll sehingga akan berpengaruh dalam peningkatan minat

baca siswa. Bila siswa dilema dengan kemajuan teknologi tersebut dan

tidak dapat mengendalikan emosinya terhadap kemajuan tersebut, maka

minat membacanya akan menurun.

Page 19: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

8

Berdasarkan hasil penelitian Devi Diah Kurniawati, A tahun

2014/2015 dengan judul “Pengaruh Kelengkapan Fasilitas Perpustakaan

Terhadap Minat Baca Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes

Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015” menyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara Kelengkapan fasilitas perpustakaan

terhadap Minat baca, yang ditunjukkan dengan uji hipotesis yang

diperoleh nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan t hitung > t tabel (7,229>

2,052) sedangkan perolehan dari uji keberartian (0,000 < 0,05) dan f

hitung > f tabel dengan df (1, 27) α = 5%, maka (52,261 > 4,21 ). Dari

hasil uji determinasi sebesar 0,651 menunjukkan bahwa kelengkapan

fasilitas perpustakaan berpengaruh cukup besar yang ditunjukan dengan

hasil uji determinasi (R2) sebesar 0,651 artinya bahwa besarnya pengaruh

kelengkapan fasilitas perpustakaan terhadap minat baca adalah sebesar

65,1 %, sedangkan 34,9 % sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak diteliti.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, yaitu

terkait dengan fenomena yang tejadi di lapangan dan beberapa data

penelitian yang menunjukan rendahnya minat membaca, maka peneliti

terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh sarana,

iklim sekolah, dan motivasi terhadap peningkatan minat baca siswa kelas

III SDN 82 pattene”, dengan harapan agar upaya sekolah dalam

meningkatkan minat baca siswa dapat tersampaikan secara komprehensif

dan dapat dijadikan bahan refrensi bagi dunia pendidikan.

Page 20: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh signifikan sarana di sekolah terhadap

peningkatkan minat baca siswa kelas III di SDN 82 Pattene?

2. Apakah ada pengaruh signifikan iklim sekolah terhadap peningkatkan

minat baca siswa kelas III di SDN 82 Pattene?

3. Apakah ada pengaruh signifikan pemberian motivasi terhadap

peningkatkan minat baca siswa kelas III di SDN 82 Pattene?

4. Apakah ada pengaruh signifikan dari sarana, iklim sekolah dan

motivasi terhadap peningkatkan minat baca siswa kelas III di SDN 82

Pattene?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan sarana di sekolah

terhadap peningkatkan minat baca siswa kelas III di SDN 82 Pattene.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan iklim sekolah

terhadap peningkatkan minat baca siswa kelas III di SDN 82 Pattene.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan pemberian

motivasi terhadap peningkatkan minat baca siswa kelas III di SDN 82

Pattene.

Page 21: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

10

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan sarana, iklim

sekolah, dan motivasi terhadap peningkatkan minat baca siswa kelas

III di SDN 82 Pattene.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, manfaat yang akan diperoleh yaitu:

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi lembaga pendidikan sekolah, hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan informasi dalam bidang pendidikan,

khususnya dalam bidang peningkatan minat baca pada siswa

sekolah dasar.

b. Sebagai bahan kajian dan informasi bagi penelitian dimasa yang

akan datang, yang berkaitan dengan peningkatan minat baca pada

siswa sekolah dasar.

2. Aspek praktis

Sebagai sarana bagi penulis untuk memberikan sumbangan pemikiran

bagi para pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini antar lain:

a. Siswa: memberi masukan kepada siswa agar dapat memanfaatkan

sarana yang ada di sekolah secara optimal dan lebih mandiri,

sehingga minat baca siswa dapat meningkat.

b. Guru dan Sekolah: memberikan masukan positif kepada guru dan

sekolah untuk mengatasi permasalahan dengan memahami faktor-

faktor apa saja yang dapat mempengaruhi minat baca siswa

Page 22: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

11

sehingga dapat meningkatkan minat membaca di sekolah dasar.

c. Pembaca: hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan

sebagai masukan bagi pembaca, utamanya orang tua agar lebih

memberikan perhatian dan motivasi kepada siswa dalam

meningkatkan minat baca siswa.

d. Peneliti: Memperoleh hasil dan penemuan dari kegiatan penelitian,

menambah ilmu pengetahuan baru, sebagai motivasi peneliti yang

lain.

Page 23: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis

1. Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24

Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan

kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan

sistem pendidikan nasional dan harus dipenuhi oleh penyelenggara

dan/atau satuan pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam

rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional

Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan

secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan

perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi

perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber

belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan

berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang

meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang

Page 24: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

13

pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,

ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan

jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat

berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Peraturan menteri pendidikan nasional republik Indonesia No 24

tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/

Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/

Madrasah Aliyah (SMA/MA). Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki

prasarana sebagai berikut:

1. ruang kelas,

2. ruang perpustakaan,

3. laboratorium IPA,

4. ruang pimpinan,

5. ruang guru,

6. tempat beribadah,

7. ruang UKS,

8. jamban,

9. gudang,

10. ruang sirkulasi,

11. tempat bermain/berolahraga.

Page 25: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

14

Ketentuan mengenai prasarana tersebut beserta sarana yang ada

di dalamnya diatur dalam standar sebagai berikut:

1. Ruang Kelas

a. Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori,

praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek

dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.

b. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan

belajar.

c. Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 28 peserta didik.

d. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2/peserta didik. Untuk

rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas

minimum ruang kelas adalah 30 m2. Lebar minimum ruang kelas

adalah 5 m.

e. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan

yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan

pandangan ke luar ruangan.

f. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan

guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat

dikunci dengan baik saat tidak digunakan.

g. Ruang kelas dilengkapi sarana

2. Ruang Perpustakaan

a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta

didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan

Page 26: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

15

pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus

tempat petugas mengelola perpustakaan.

b. Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang

kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5 m.

c. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi

pencahayaan yang memadai untuk membaca buku.

d. Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah/madrasah yang

mudah dicapai.

e. Ruang perpustakaan dilengkapi sarana.

1.1 Standar Sarana Prasarana

Menurut Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 ayat 8 yang

berbunyi Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan kriterian minimal tentang ruangan

belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,

laboraturium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi, dan

berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlikan untuk menunjang

proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

kominukasi.

E. Mulyasa (2006:43) mengatakan standar sarana dan prasarana

adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria

minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,

perpustakaan, laboraturium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat

berekreasi, tempat berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan

Page 27: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

16

untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi

informasi dan telekominikasi.

Dapat disimpulkan dari pendapat diatas bahwa standar sarana dan

prasarana adalah ketentuan sarana yang telah ditetapkan oleh pemerintah

yang dapat menunjan operasiaonal proses belajar mengajar yang

digunakan di sekolah sehingga tujuan pembelajaran dapat tercai.

Standar sarana prasarana dikembangkan oleh BNSP dan

ditetapkan dengan peraturan menteri, (dalam Mulyasa, 2006:43) yang

dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:

a. Setiap satuan dan pendidikanwajib memiliki sarana prasarana

yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,

buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta

perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

b. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi

lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang

pendidikan, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboraturium, ruang bengkel kerja, ruang unik produksi, ruang

kantin, ruang instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga,

tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang

tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Page 28: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

17

c. Standar jenis peralatan laboraturium, ilmu pengetahuan alam

(IPA), laboraturium bahasa, laboraturium komputer, dan

peralatan pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan

dalam daftar yang berisi jenis minimalperalatan yang harus

disediakan.

d. Standar jumlah peralatan di atas, dinyatakan dalam rasio

minimal jumlah peralatan peserta didik.

e. Standar buku perpustakaan dinyatakan dalam jumlah judul dan

jenis buku diperpustakaan satuan pendidikan.

f. Standar buku teks pelajaran di perpustakaan dinyatakan di

dalam rasio jumlah buku teks pelajaran untuk masing-masing

mata pelajaran di perpustakaan suatu pendidikan untuk setiap

peserta didik.

g. Kelayakan isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan, buku teks

pelajaran dinilai oleh BNSP dan ditetapkan dengan peraturan

menteri.

h. Standar sumber belajar lainnya untuk setiap dinyatakan dalam

rasio jumlah sumber belajar terhadap peserta didik sesuai

dengan jenis sumber belajar dan karakteristik satuan pendidikan.

i. Standar rasio ruang ruang kelas dan luas bangunan para peserta

didik dirumuskan oleh BNSP dan ditetapkan dengan peraturan

menteri.

Page 29: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

18

j. Standak kualitas bangunan minimal pada satuan pendidikan

dasar dan menengah adalah kelas B, sedangkan pada satuan

pendidikan tinggi adalah kelas A.

k. Pada daerah rawan gempa bumi atau tanah labil, bangunan

satuan pendidikan harus memenuhi kebutuhan standar

bangunan tanah gembap.

l. Standar kualitas bangunan satuan pendidikan mengacu pada

ketetapan menteri yang menangani urusan pemerintahan di

bidang pekerjaan umum.

m. Pemeliharaan saran prasarana pendidikan menjadi tanggung

jawab satuan pendidikan yang bersangkutan, serta dilakukan

secara berkala dan berksinambungan dengan memperhatikan

masa pakai yang ditetapkan dengan peraturan menteri.

1.2 Pengertian Sarana Prasarana Pendidikan

Proses belajar mengajar atau kegiatan belajar mengajar akan

semakin sukses bila ditunjang dengan sarana dan prasarana atau yang

sering kita dengar dengan fasilitas pendidikan yang memadai. Sehingga

pemerintah selalu berupaya untuk secara terus menerus melengkapi

sarana dan prasarana pendidikan bagi seluruh jenjang dan tingkat

pendidikan.

Pengertian sarana Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

“Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam

mencapai maksud atau tujuan. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda

Page 30: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

19

yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin “Pengertian Sarana

Menurut Ketentuan Umum Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional) No. 24 tahun 2007. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran

yang dapat dipindah-pindah. Sarana pendidikan antara lain gedung, ruang

kelas, meja, kursi serta alat-alat media pembelajaran.

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara

langsung dipergunakan dalam menunjang proses pendidikan. Prasarana

pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang

jalannya proses pendidikan memurut Suharno dalam Indrawan (2015:23).

Sarana dan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang digunakan untuk

pelaksanaan kegiatan pendidikan dan kegiatan penunjangnya. Sarana

dan prasarana tidak bisa diabaikan dalam proses pendidikan . sebab,

tanpa adanya sarana dan prasarana, maka pelaksanaan pendidikan tidak

akan berjalan dengan baik.

Menurut Irjus Indrawan (2015:11). Sarana pendidikan adalah

semua fasilitas (peralatan, perlengkapan, bahan, dan perabotan) yang

secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar, baik yang

bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapain tujuan

pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efesien,

seperti : gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat media

pengajaran, perpustakaan, kantor sekolah, ruang osis, tempat parkir,

ruang laboraturium.

Page 31: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

20

Menurut Mulyasa (dalam indrawan, 2015:49) sarana pendidikan

adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan

dan menunjang proses pendidikan-khususnya proses belajar mengajar,

seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media

pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah

fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses

pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, tanaman sekolah,

jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk

proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi,

halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen

tersebut merupakan sarana pendidikan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses

pembelajaran secara langsung maupun tidak langsung baik yang dapat

bergerak maupun yang tidak bergerak untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Jadi, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan

yang digunakan guru untuk memudahkan proses belajar mengajar

sehingga apa yang ingin disampaikan dapat tersampaikan. Jika dilihat dari

sudut murid, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang

digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran.

1.3 Tujuan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana ini adalah untuk

memberikan layanan secara profesional berkaitan dengan sarana dan

Page 32: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

21

prasarana pendidikan agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara

efektif dan efesien, (Irjus Indrawan, 2015:13).

Pada dasarnya sarana dan prasarana pendidikan memiliki tujuan

sebagai berikut:

a. Menciptakan sekolah atau madrasa yang bersih, rapi, indah,

sehingga menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasa.

b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, baik secara

kualitas maupun kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan

kebutuhan pendidikan.

Berkaitan dengan tujuan ini, Bafadal dalam Irjus Indrawan

(2015:13) menjelaskan secara rinci tentang tujuan sarana dan prasarana

pendidikan sebagai berikut:

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah

melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan

seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana

sesuai dengan kebutuhannya.

b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah

secara tepat dan efesien.

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan, sehingga keadaannya selalu dalam kondisi siap

pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personil sekolah.

Page 33: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

22

Menurut Mukhtar dalam Irjus Indrawan (2015:44) Secara garis besar,

sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat di klasifikasi sebagai

berikut:

a. lahan, yaitu sebidang tanah yang digunakan untuk mendirikan

bangunan sekolah.

b. Ruangan, yaitu tempat yang digunakan untuk melaksanakan

kegiatan pembelajaran, kegiatan penunjang, dan kegiatan

administrasi.

c. Perabot, yaitu seperangkat bangku, meja, lemari, dan sejenisnya

yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran,

kegiatan penunjang, dan kegiatan administrasi.

d. Alat, yaitu sesuatu yang digunakan untuk membuat atau

melaksanakan hal-hal tertentu bagi terselenggaranya suatu

kegiatan pembelajaran, kegiatan penunjang, dan kegiatan

administrasi.

e. Bahan praktik, yaitu semua jenis bahan alami dan buatan yang

digunakan untuk praktik.

f. Bahan ajar, yaitu sumber bacaan yang berisi tentang ilmu

pengetahuan untuk menunjang kegiatan pembelajaran pada

program normatif, adaptif, dan produktif, yang mencakup dan

modul yang terdiri atas buku pegangan, buku pelengkap, buku

sumber dan buku bacaan.

g. Sarana olahraga, baik diluar maupun diluar ruangan.

Page 34: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

23

1.4 Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan

Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi,

jenis atau sifatnya, Irjus Indrawan (2015:20) yaitu:

a. Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM, prasarana pendidikan

berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat

menentukan). Sedangkan sarana pendidikan berfungsi langsung

(kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM.

b. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan

menjadi fasilitas fisik dan fasilitas nonfisik.

c. Ditinjau dari sifat barangnya, benda-be

d. nda pendidikan dapat dibedakan menjadi barang bergerak dan

barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung

pelaksanaan tugas.

1.5 Macam-macam Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan

Adapun macam-macam Sarana dan Prasarana yang di perlukan di

sekolah demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan proses pendidikan

sekolahmenurut Irjus Indrawan (2015:21) adalah :

a. Ruang kelas: tempat siswa dan guru melaksanakan proses

kegiatan belajar mengajar.

b. Ruang perpustakaan: tempat koleksi berbagai jenis bacaan bagi

siswa dan dari sinilah siswa dapat menambah pengetahuan.

c. Ruang laboratorium (tempat praktik) : tempat siswa

mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan serta

Page 35: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

24

tempat meneliti dengan menggunakan media yang ada untuk

memecahkan suatu masalah atau konsep pengetahuan .

d. Ruang keterampilan adalah tempat siswa melaksanakan latihan

mengenai keterampilan tertentu.

e. Ruang kesenian: adalah tempat berlangsungnya kegiatan-

kegiatan seni

f. Fasilitas olah raga: tempat berlangsungnya latihan-latihan

olahraga.

2. Iklim Sekolah

2.1 Pengertian Iklim Sekolah

Istilah “iklim” (climate) dalam konteks organisasi dimaksudkan

pengaruh keseluruhan sistem dari kelompok manusia atau organisasi,

mencakup perasaan dan sikap sebagai suatu sistem, sub sistem, super

ordinat sistem atau sistem pribadi, tugas-tugas, prosedur atau konsep-

konsep. Lebih jauh dijelaskannya bahwa iklim bermuara kepada

hubungan dalam suatu situasi sebagaimana pengaruh pengalaman

oleh orang-orang dalam situasi tertentu berinterasksi dengan orang

lain. Dengan norma perilaku yang dilaksanakan dalam suatu organisasi,

maka iklim yang baik diharapkan dapat tercipta untuk mempercepat

pencapaian tujuan organisasi. Clarence (dalam Kompri, 2014:297)

Secara konseptual, iklim lingkungan atau suasana disekolah

didefinisikan sebagai seperangkat atribut yang memberi warna atau

karakter, spirit, etos, suasana batin, setiap sekolah. Secara

Page 36: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

25

operasional, sebagaimana halnya pengertian iklim pada cuaca, iklim

lingkungan di sekolah dapat dilihat dari faktor seperti kurikulum, sarana,

dan kepemimpinan kepala sekolah, dan lingkungan pembelajaran di

kelas. (Daryanto, 2015:9)

Iklim menurut Litwin dan Stringer dalam penelitian (Muniroh :

2012). adalah Pertama iklim sekolah didefinisikan sebagai kepribadian

suatu sekolah yang membedakan dengan sekolah lainnya. Kedua iklim

sekolah didefinisikan sebagai suasana di tempat kerja, mencakup

berbagai norma yang kompleks, nilai, harapan, kebijakan, dan prosedur

yang mempengaruhi pola perilaku individu dan kelompok. Ketiga iklim

sekolah didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap kegiatan, praktik,

dan prosedur serta persepsi tentang perilaku yang dihargai, didukung dan

diharapkan dalam suatu organisasi.

Beberapa pengertian lain mengenai iklim sekolah yang hampir

memiliki makna serupa dikemukakan berikut ini. Hoy dan Miskel (dalam

Daryanto, 2015:9) merumuskan pengertian iklim sekolah sebagai

persepsi guru terhadap lingkungan kerja umum sekolah. De Roche

(dalam Daryanto, 2015:10) mengemukakan iklim sebagai hubungan

antar personil, sosial dan faktor-faktor kultural yang mempengaruhi

perilaku individu dan kelompok dalam lingkungan sekolah.

Iklim sekolah merupakan serangkaian sifat lingkungan sekolah

yang dinilai langsung ataupun tidak langsung oleh individu, yang dianggap

menjadi kekuatan utama dalam mempengaruhi perilaku individu. Dapat

Page 37: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

26

dikatakan pula bahwa iklim sekolah merupakan gambaran kolektif yang

bersifat umum terhadap suasana sekolah yang membentuk harapan dan

perasaan seluruh individu sehingga kinerja sekolah meningkat. Gibson

(dalam Kompri, 2014:298)

Dari pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan

bahwa iklim sekolah adalah lingkungan yang ada disekolah yang

memberi warna terhadap orang-orang yang ada di lingkungan tersebut

yang dapat menjadi budaya. Dimana iklim sekolah yang diharapkan

adalah iklim sekolah yang dapat memberikas suasana tentram,

hubungan yang sangat bersahabat, yang terbebas dari kemungkinan

kebisingan, keramaian maupun kejahatan.

Iklim sekolah sekolah sebagai sesuatu yang dipengaruhi oleh

setiap anak yang memiliki kekuatan pengaruh atas formulasi konsep

atas dirinya, kemampuan untuk bekerja efektif, dan kapasitasnya untuk

membangun hubungan yang memuaskan secara timbal balik dengan

orang lain. Iklim sekolah positif ini adalah iklim sekolah yang terbebas

dari kemungkinan kebisingan, keramaian maupun kejahatan. Semua

senantiasa dalam keadaan yang tentram, hubungan yang sangat

bersahabat tampak menonjol diantara penghuninya, mulai dari kepala

sekolah, guru, siswa, maupun para pegawai administrasi. Keadaan

semacam ini, menyebabkan siswa merasa aman, tentram, bebas dari

segala tekanan, ancaman yang biasa merugikan kegiatan belajarnya.

Syafaruddin (dalam Kompri, 2014:298).

Page 38: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

27

Ditegaskan bahwa jika murid merasakan suasana sekolah yang

kodusif, maka diharapkan murid akan mencapai prestasi akademik

yang memuaskan khususnya dalam meningkatkan minat baca.

Kekondusifan iklim sekolah mempengaruhui sikap dan tindakan seluru

komunitas sekolah tersebut, khususnya pada pencapaian prestasi

akademik murid. Purkey dan Smith (dalam Daryanto, 2015:25)

Pembentukan suasana pembelajaran yang kondusif perlu

diciptakan dalam seluru lingkungan sekolah termasuk didalamnya

lingkungan kelas. Secara eksplisit faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan proses pembelajaran didalam kelas antara lain adalah

kompetensi guru, metode pembelajaran yang dipakai, kurikulum,

sarana dan prasarana, serta lingkungan pembelajaran baik lingkungan

alam, psikososial, dan budaya. (Depdikbud, 2008). Dapat diartikan

disini bahwa lingkungan sosial pembelajaran di kelas 5maupun di

sekolah (kantor guru dan staf tata usaha) mempunyai pengaruh baik

langsung maupun tidak langsung terhadap proses kegiatan

pembelajaran.

2.2 Tujuan Iklim Sekolah

Iklim sekolah memiliki tujuan kategori yang memiliki dimensi

sosial psikologis yang menentukan apakah ia akan menjadi pendorong

atau penghalang dalam kegiatan belajar mengajar, ketuju kategori iklim

sekolah yang serat dengan dimensi sosial psikologis tersebut adalah:

a. kecocokan, yaitu perasaan dimana para anggota merasakan

Page 39: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

28

bahwa aturan-aturan, prosedur-prosedur, kebijakan-kebijakan,

dan aktifitas-aktivitas yang dirancang sekolah cocok bagi

mereka dan memungkinkan mereka untuk melaksanakan

tugas atau kerja mereka dengan baik.kecocokan dalam hal ini

dapat diukur dari seberapa tinggi tingkat kecocokan anggota

terhadap berbagai karakteristik(aturan, prosedur atau

kebijakan) organisasi.

b. Tanggung jawab, yaitu keadaan ketika tiap anggota organisasi

diberikan tanggung jawab individual untuk turut mencapai

sebagian tujuan organisasi. Tanggung jawab ini

memungkinkan tiap anggota untuk membuat keputusan dan

memecahkan masalah, tanpa harus berkonsultasi dengan

atasan tentang langkah yang harus mereka lakukan. Tentu

saja keputusan tersebut terbatas pada wewenang masing-

masing tanggung jawab dapat diukur dari seberapa tinggi

tingkat pembagian tanggung jawab masing-masing anggota

dalam organisasi.

c. Standar-standar, yaitu tekanan organisasi pada berbagai

kualitas kinerja dan produk yang menonjol, termasuk

penyusunan tingkat tujuan, prioritas, bentuk komunikasi dan

tingkat komitmen anggota. Standar-standar diukur dari

seberapa ketat standar-standar dan kualitas kerja serta produk

diterapkan dalam organisasi.

Page 40: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

29

d. Ganjaran, yaitu keadaan dimana anggota merasa diakui dan

ganjaran ketika melakukan pekerjaan dengan baik dan tidak

diabaikan, dikritik atau dihakimi ketika melakukan kesalahan

tingkat ganjaran ini dapat diukur dari seberapa tinggi tingkat

penghargaan organisasi terhadap anggota organisasi baik

ketika melakukan tugas secara baik atau ketika melakukan

kesalahan.

e. Kejelasan organisasi, yaitu keadaan dimana tujuan dan segala

hal dalam organisasi terorganisasi dan terdefenisi dengan

baik, hingga tidak membingungkan dan meragukan. Kejelasan

organisasi dapat diukur dari seberapa tingkat kejelasan tujuan,

dan kejelasan pengorganisasian organisasi.

f. Kehangatan dan dorongan, yaitu keadaan organisasi yang

penuh persahabatan, saling percaya dan saling mendukung

satu sama lain. Tingkat kehangatan dan dorongan menjadi

karakteristik dalam organisasi.

g. Kepemimpinan, yaitu keinginan dan kesediaan anggota

organisasi untuk menerima kepemimpinan dan perintah dari

orang lain yang lebih qualified.dalam kepemimpinan yang baik

para anggota organisasi akan merasa bebas di bawah aturan

kepemimpinan dan mendapatkan ganjaran yang baik bagi

kepemimpinanya masing-masing. Mukhtar dan Iskandar

(dalam Kompri, 2014:299-301).

Page 41: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

30

2.3 Manfaat Pengembangan Iklim Sekolah

Manfaat yang diperoleh dengan pengembangan iklim sekolah

(Daryanto, 2015:13) :

a. Menjamin kualitas kerja yang lebih baik.

b. Membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan

level baik komunikasi vertikal maupun horisontal.

c. Lebih terbuka dan transparan.

d. Menciptakan kebersamaan dan rasa sling memiliki yang tinggi.

e. Meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan.

f. Jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki.

g. Dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan

IPTEK.

Manfaat ini bukan hanya dirasakan dalam lingkungan sekolah

tetapi dimana saja karena dibentuk oleh norma pribadi dan bukan oleh

aturan yang kaku dengan berbagai hukuman jika terjadi pelanggaran

yang dilakukan.

Selain beberapa manfaat di atas, manfaat lain bagi individu

(pribadi) dan kelompok adalah:

a. Meningkatkan kepuasan kerja

b. Pergaulan lebih akrab

c. Disiplin meningkat

d. Pengawasan fungsional bisa lebih ringan

e. Muncul keinginan untuk selalu ingin berbuat produktif

Page 42: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

31

f. Belajar dan berprestasi terus, serta

g. Selalu ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah, keluarga,

orang lain dan diri sendiri.

2.4 Indikator Pengembangan Iklim Sekolah

Menurut Daryanto (2015:25) ada beberapa indikator dalam

pengembangan iklim sekolah diantaranya sebagai berikut:

a. Penataan Lingkungan Fisik Sekolah

(1) perawatan fasilitas fisik sekolah

Salah satu ciri sekolah efektif adalah terciptanya budaya

dan iklim sekolah yang menyenangkan sehingga siswa

merasa aman, nyaman, dan tertib di dalam belajarnya. Hal

ini ditandai dengan fasilitas-fasilitas fisik sekolah terawat

dengan baik. Penampilan fisik sekolah selalu bersih, rapi,

indah dan nyaman.

(2) penataan ruang kelas

penataan ruang kelas ditunjukkan untuk memperoleh

kondisi kelas yang menyenagkan sehingga tercipta

suasana yang mendorong siswa lebih tenang belajar.

Penggunaan musik instrumen yang lembut dapat lebih

menciptakan suasana menyenangkan dan memberi efek

penentraman emosi, baik pada siswa belajar dikelas

maupun pada saat mereka melakukan berbagai aktivitas

lainnya di luat kelas.

Page 43: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

32

(3) penggunaan sistem kelas berpindah(moving class)

Moving-class adalah sistem pengelolaan aktivitas

pembelajaran dimana kelas-kelas tertentu ditata khusus

menjadi sentra pembelajaran bidang studi/mata mata

pelajaran tertentu.

(4) Penggunaan poster afirmasi

Poster-poster afirmasi, yaitu poster yang berisi pesan-

pesan positif digunakan dan dipajang di berbagai tempat

strategis yang mudah dan dapat selalu dilihat oleh siswa.

Poster afirmasi ini dapat digunakan untuk

mensosialisasikan dan menanamkan pesan-pesan spritual

kepada siswa dan warga sekolah.

b. Penataan Lingkungan Sosial Sekolah

(1) penciptaan keamanan di lingkungan sekolah

Sekolah yang efektif perlu memperhatatikan keamanan

sekitar. Sekolah terbebas dari gangguan keamanan baik

dari dalam maupun dari luar sekolah. Untuk menjamin

keamanan sekolah maka harus didukung adanya tata tertib

sekolah dapat terlaksana dengan baik, apabila didukung

oleh seluruh penyelanggara sekolah. Karena itu kepala

sekolah, guru, dan staf harus menjadi model dan teladan

untuk penegakan tata tertib dan disiplin.

(2) penciptaan relasi kekeluargaan dan kebersamaan

Page 44: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

33

Sekolah menciptakan suasana kekeluargaan dan

kebersamaan antara kepala sekolah, guru, karyawan,

siswa, dan orangtua, sehingga satu sama lain saling

berbagi dan memberi bantuan.

c. Penataan Personil Sekolah

(1) pemberian ganjaran positif bagi karya terbaik siswa

karya-karya cemerlang siswa dipajang di kelas atau ruang

kepala sekolah dan diberi ganjaran positif. Ganjaran

hendaknya diberi segera mungkin dan diarahkan untuk

memberi rasa kebanggaan dan untuk mempertahankan

motivasi siswa yang diberi ganjaran serta menstimulasi

siswa lainnya untuk menghasilkan prestasi yang sama.

(2) pengembangan rasa memiliki terhadap sekolah

sekolah menciptakan rasa memiliki sehingga guru, staf

administrasi dan siswa menunjukkan rasa bangga

terhadap sekolahnya. Setiap warga sekolah merasa

bertanggung jawab untuk menjaga kondisivitas lingkungan

sekolah. Ini, bisa dicapai antara lain memberi tanggung

jawab pengelolaan dan perawatan wilayah tertentu

kepada kelompok kelas atau ruang tertentu.

(3) pemberian jaminan atas kesejahteraan siswa

kesejahteraan siswa merupakan masalah penting yang

digunakan dalam pembuatan keputusan tentang mereka.

Page 45: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

34

Setiap keputusan yang dibuat di sekolah hendaknya

memperhatikan kebutuhan, kepentingan, dan kondisi

khusu siswa.

(4) Akseptabilitas guru terhadap metode pembelajaran

terbaru guru bersedia mengubah metode-metode

mengajar, bila metode yang lebih baik diperkenalkan

kepadanya. Berbagai metode dan strategi pembelajaran

yang efektif telah ditawarkan dan disosisalisasikan melalui

berbagai media, seperti buku, internet, dan pelatihan.

d. Penataan Lingkungan Kerja Sekolah

(1) Pengaturan jadwal acara dan aktivitas sekolah

Semua aktivitas di sekolah harus dijadwalkan secara baik,

agar kegiatan proses belajar-mengajar tidak terganggu.

Sehubungan dengan itu, maka seluruh kegiatan non-

teaching yang bersifat regular dan yang bersifat insidental

perlu diidentifikasi. Aktivitas bersifat regular dan dilakukan

setiap semester/tahun di sekolah misalnya: acara

perpisaahan sekolah, kegiatan OSIS, porseni, peringatan

hari-hari besar, PMR, sebaiknya dijadwal proses belajar-

mengajar dan implementasi kurikulum tidak terganggu.

Page 46: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

35

3. Motivasi

3.1 Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif, kata motif diartikan sebagai upaya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat

dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk

melakuakan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.

Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif. Sardiman (2007 : 26). mengenai

motivasi juga dikemukakan oleh Martinis (2007 : 219) juga berpendapat

bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri

seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah

ketrampilan, pengalaman.

Oemar Hamalik (2004 : 173) menjelaskan motivasi dapat berupa

dorongan-dorongan dasar atau internal dan intensif diluar individu atau

hadiah. Motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan

mengontrol minat-minat. Pendapat lain mengenai motivasi juga

dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2002 : 80) yang mengatakan

bahwa motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan

dan pengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Berdasarkan pengertian mengenai motivasi di atas dapat

disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang dimiliki

seseorang untuk melakukan sesuatu, dan juga sebagai pemberi arah

dalam tingkah lakunya, salah satunya dorongan seseorang untuk belajar.

Page 47: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

36

3.2 Macam-Macam Motivasi

Megenai macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai

sudut pandang. Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu

sangat bervariasi. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya dapat

dibedakan menjadi:

a. Motif bawaan yaitu motif yang di bawah sejak lahir, jadi motivasi itu

ada tanpa dipelajari. Contoh dorongan untuk makan dan minum. Motif-

motif ini seringkali disebut yang disyaratkan secara biologis.

b. Motif-motif yang dipelajari yaitu motif-motif yang timbul karena

dipelajari. Contohnya: dorogan belajar untuk suatu cabang ilmu

pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu untuk masyarakat.

Motif ini sering kali disebut motif motif yang disyaratkan secara sosial.

Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama

manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk.

Kemudian motivasi belajar siswa dibedakan lagi menjadi dua

golongan yaitu:

a. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti

halnya seseorang suka membaca dan lain-lain . Dimyati (2002).

b. Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan

sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik

sering dipengaruhi oleh intensif eksternal seperti imbalan atau

Page 48: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

37

hukuman. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian

untuk mendapatkan nilai yang baik. Santrock (2007).

3.3 Ciri-ciri Motivasi

Orang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada pada diri orang

tersebut. Ciri-ciri orang termotivasi anatara lain tidak mudah putus asa

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, selalu merasa ingin membuat

prestasinya semakin meningkat. menurut Sardiman (2007 : 83) motivasi

pada diri seseorang itu memiliki ciri-ciri:

a. Tekun menghadapi tugas

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin

f. Dapat mempertahankan pendapatnya

g. Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakini

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Nana Sudjana (2002: 61) berpendapat motivasi siswa dapat dilihat

dari beberapa hal, antara lain :

a. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

b. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya

c. Tanggungjawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya

d. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan

oleh guru

Page 49: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

38

e. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan

Hamzah B.Uno (2008: 23) mengemukakan bahwa ciri-ciri atau

indikator motivasi antara lain :

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

d. Adanya penghargaan dalam belajar

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam kegiatan belajar

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Berdasarkan ciri-ciri di samping maka dapat disimpulkan bahwa

seseorang mempunyai motivasi, apabila siswa memiliki minat untuk

belajar, tekun dalam menghadapi tugas, ulet dalam mengatasi kesulitan

belajar, memperhatikan arahan, dan adanya hasrat untuk berhasil.

3.4 Prinsip Motivasi

Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut

berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar. Terdapat enam konsep

penting motivasi belajar, yaitu:

a. Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan,

memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu.

b. Motivasi belajar bergantung pada teori yang menjelaskannya, dapat

merupakan suatu konsekuensi dari penguatan (reinforcement),

suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan atau

Page 50: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

39

ketidakcocokan, suatu atribusi dari keberhasilan atau kegagalan,

atau suatu harapan dari peluang keberhasilan.

c. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-

tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi.

d. Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan

minat mahasiswa, memelihara rasa ingin tahu mereka,

menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan

harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik (feedback)

dengan sering dan segera.

e. Motivasi belajar dapat meningkat pada diri mahasiswa apabila

dosen memberikan ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik, dan

dapat dipercaya.

f. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecendrungan

umum untuk mengupayakan keberhasilan dan memilih kegiatan-

kegiatan yang berorientasi pada keberhasilan/kegagalan.

4. Minat Baca

4.1 Pengertian Minat

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan

hati yang tinggi terhadap sesuatu, perhatian, kesukaan. Jadi harus ada

sesuatu yang ditimbulkan, baik dari dalam maupun dari luar dirinya untuk

menyukai sesuatu. Hal ini menjadi sebuah landasan penting untuk

mencapai keberhasilan sesuatu, karena dengan adanya minat seseorang

menjadi termotivasi tertarik untuk melakukan sesuatu. Menurut Crow

Page 51: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

40

(1984:351) “minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memberikan

stimulus yang mendorong kita memperhatikan seseorang, sesuatu barang

atau kegiatan, atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap

pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata

lain, minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut

sertanya dalam kegiatan itu. Menurut Slameto (2003:180) “minat adalah

rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada

yang menyuruh. Kegiatan yang diminati sesorang diperhatikan terus-

menerus yang disertai dengan rasa senang”.

Minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh

kepuasan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak

akan belajar dengan baik. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa,

lebih mudah dipelajari karena minat menambah dorongan untuk belajar.

Menurut Hurlock (1999:114) ”minat merupakan sumber motivasi

yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila

mereka bebas memilih”. Bila mereka melihat sesuatu yang

menguntungkan, maka mereka akan merasa berminat terhadap sesuatu

itu. Hal ini akan mendatangkan kepuasan bagi dirinya.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa minat adalah suatu rasa yang lebih suka atau rasa ketertarikan

pada suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan

untuk memperhatikan kegiatan tersebut tanpa ada seorangpun yang

Page 52: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

41

menyuruh, dilakukan dengan kesadaran diri,dan diikuti dengan perasaan

yang senang. Minat merupakan sumber motivasi seseorang. Sehingga

minat itu besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang dilakukan

seseorang. Bahkan kegiatan yang menarik minat siswa, akan

dilakukannya dengan senang hati.

4.2 Pengertian Membaca

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Depdiknas (2008:133)

“membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis

dengan melisankan atau hanya dalam hati”. Membaca merupakan suatu

proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-

kata/bahasa tulis. Bond dan Wanger (1999) mengemukakan pendapatnya

tentang belajar yaitu: “Reading is a fundamental aid to learning both in and

out of school. Educators have resorted to reading as a major aid in

achieving the objectives of education. Reading is a one of the objectives of

education because a civilized culture demands literacy.” Yang berarti

“Membaca adalah bantuan mendasar untuk belajar baik di dalam maupun

di luar sekolah. Pendidik telah berusaha membaca sebagai bantuan besar

dalam mencapai tujuan pendidikan. Membaca adalah salah satu tujuan

pendidikan karena budaya beradab menuntut keaksaraan”. Bond dan

Wagner yang dikutip oleh Bafadal (2001:189). Sedangkan menurut

Marksheffel dibuku yang sama mengemukakan bahwa: Reading may be

defined as a highly complex, purposeful, thinking process engaged in by

Page 53: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

42

the entire organism while acquiring knowledge, involving new ideas,

solving problems, or relaxing and recuperating through the interpretations

of printed symbols.” Bafadal (2001:193) mengungkakan definisi membaca

mencangkup:

a. Membaca merupakan suatu proses

Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari

teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai

peranan yang utama dalam membentuk makna.

b. Membaca adalah strategis

Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca

yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk

makna ketika membaca.

c. Membaca merupakan interaktif

d. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan

menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca

seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara

pembaca dan teks.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

membaca merupakan proses aktivitas komunikasi yang kompleks.

Membaca bertujuan untuk melihat, memahami isi atau makna, dan

memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-

kata atau bahasa tulis, sehingga diperoleh pemahaman terhadap bacaan.

Page 54: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

43

Melalui membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna bagi

kehidupan dapat diperoleh.

4.3 Pengertian Minat Baca

Menurut Rahim (dalam Failasuf, 2013:28) mengemukakan bahwa

“minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang

untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat

akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan

dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri atau dorongan dari

luar”. Minat baca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai

dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat

mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri

atau dorongan dari luar. Minat membaca juga merupakan perasaan

senang seseorang terhadap bacaan karena adanya pemikiran bahwa

dengan membaca itu dapat diperoleh kemanfaatan bagi dirinya.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

dalam minat baca terkandung unsur keinginan, perhatian, kesadaran, dan

rasa senang untuk membaca. Minat baca adalah suatu kecenderungan

kepemilikan keinginan atau ketertarikan yang kuat dan disertai usaha-

usaha pada diri seseorang terhadap kegiatan membaca yang dilakukan

secara terus-menerus dan diikuti dengan rasa senang tanpa paksaan,

atas keinginannya sendiri atau dorongan dari luar, sehingga seseorang

tersebut mengerti atau memahami yang dibacanya.

Page 55: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

44

4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Menurut Harris dalam Indarwati (2011:30), mengemukakan bahwa

minat baca dipengaruhi oleh dua golongan yaitu golongan faktor personal

dan golongan faktor institusional.

a. Faktor personal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak itu

sendiri meliputi: usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan

membaca, sikap, kebutuhan psikologis.

b. Faktor instruksional contoh faktor yang berasal dari luar individu

itu sendiri yang meliputi: 1) tersedianya buku-buku, 2) status

sosial ekonomi, 3) pengaruh orang tua, teman sebaya dan guru.

Minat membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seorang

siswa melainkan harus dibentuk. Pembentukan ini disebabkan

adanya dorongan yang mendorong lahirnya perilaku yang

mengarah pada pencapaian suatu tujuan.

4.5 Aspek-aspek Minat Baca

Hurlock (1999) mengemukakan bahwa minat sendiri terdiri dari dua

aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan di

masa anak-anak mengenai hal-hal yang menghubungkannya

dengan minat. Minat pada aspek ini berpusat pada apakah hal

yang diminati akan menguntungkan dan mendatangkan

kepuasan pribadi. Misalnya kegiatan membaca, ketika siswa

Page 56: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

45

melakukan kegiatan membaca tentu saja mengharapkan sesuatu

yang didapat dari proses membaca sehingga banyak manfaat

yang didapat dari kegiatan membaca. Jumlah waktu yang

dikeluarkanpun berbanding lurus dengan kepuasan yang

diperoleh akibat membaca sehingga kegiatan membaca akan

menjadi tetap, yang pada gilirannya ini akan menjadi sebuah

kebutuhan yang sifatnya harus terpenuhi.

b. Aspek Afektif

Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan

konsep yang menampakkan aspek kognitif dari minat ditampilkan

dalam sikap terhadap kegiatan yang diminati akan terbangun.

Seperti aspek kognitif, aspek afektif dikembangkan dari

pengalaman pribadi, sikap orang tua, guru, dan teman yang

mendukung terhadap aktivitas yang diminati. Siswa yang

memiliki minat baca yang tinggi akibat kepuasan dan manfaat

yang didapat serta mendapat penguatan respons dari orang tua,

teman, dan lingkungan, maka siswa ini akan memiliki

ketertarikan dan keinginan sehingga mau meluangkan waktu

khusus dan frekuensi yang tinggi untuk membaca.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan

bahwa aspek minat membaca meliputi: 1) perasaan senang dengan

kegiatan membaca, 2) kebutuhan akan kegiatan membaca, 3) keinginan

mencari bahan bacaan, 4) keinginan melakukan kegiatan membaca, dan

5) ketertarikan untuk membaca.

Page 57: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

46

4.6 Cara Mengembangkan Minat Baca

Membaca merupakan proses aktivitas komunikasi yang kompleks.

Membaca bertujuan untuk melihat, memahami isi atau makna, dan

memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-

kata atau bahasa tulis, sehingga diperoleh pemahaman terhadap

bacaan.Jadi dalam proses membaca kita dituntut untuk mampu

memvisualisasikan suatu keadaan dari bentuk tulisan ke arah terciptanya

atau menciptakan kembali dunia penulis ke dunia kita. Melalui proses

imajinasi dan berpikir secara demikian ini, akan mendatangkan manfaat

dalam segala aspek kehidupan kita, terutama yang menyangkut pekerjaan

kita. Untuk menumbuhkan minat seseorang atau rasa senang seseorang

pada aktivitas membaca, maka seseorang itu harus mampu dan senang

membaca, karena membaca sebagai minat mempunyai tujuan untuk

menanamkan kebiasaan dan rasa senang membaca pada diri seseorang.

Semakin disadari bahwa masyarakat gemar membaca (reading society)

merupakan persyaratan dalam mewujudkan masyarakat gemar belajar

(learning society) yang merupakan salah satu ciri masyarakat maju dan

beradab. Membaca merupakan kunci dalam belajar dan dengan membaca

kita dapat menghilangkan rasa keingintahuan kita terhadap informasi dan

pengetahuan yang terkandung dalam bacaan yang kita baca. Seperti

pendapat William Baker yang dikutip Gie (1995:57), bahwa “sekitar 85%

dari semua studi di perguruan tinggi terdiri atas membaca”. Dengan

mengembangkan minat baca maka seseorang akan mampu

Page 58: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

47

meningkatkan kemampuan seseorang dalam menulis baik dalam bahasa

ibu maupun bahasa lainnya. Sebagai tambahan bahwa orang yang

mempertahankan aktifitas mentalnya dengan membaca, memecahkan

teka-teki, dan lainnya lebih sedikit kemungkinannya mengalami

kelemahan-kelemahan menurunnya kemampuan mengingat dan gejala

yang lain.

4.7 Manfaat Minat Baca

Pada dasarnya semua aktifitas memerlukan minat karena dengan

minat itulah seseorang akan bertindak. Secara terperinci manfaat minat

dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi, The Liang Gie (1995:29)

adalah:

a. Minat dapat melahirkan perhatian yang serta merta.

b. Minat dapat memudahkan terciptanya konsentrasi.

c. Minat dapat mecegah gangguan perhatian dari luar.

d. Minat dapat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam

ingatan.

e. Minat dapat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.

Wahib (1998:107) menjelaskan fungsi minat bagi kehidupan anak

sebagai berikut:

a. Minat yang mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.

b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak-anak

untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar.

Page 59: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

48

c. Prestasi sekolah dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat

seseorang.

d. Minat yang terbentuk sejak masih kanak-kanak sering terbawa

seumur hidup karena minat membuat kepuasan dan apabila

minat ini tidak terwujud, maka akan bisa menjadi obsesi yang

akan dibawa mati.

Terkadang anak kehilangan minatnya untuk belajar atau melakukan

suatu kegiatan. Berikut ini adalah cara-cara untuk mengatasinya (Wahib,

1998):

a. Periksalah kondisi jasmani anak untuk mengetahui apakah kondisi

yang menjadi sebab.

b. Cek pada orang tua atau guru, apakah sikap dan tingkah laku

tersebut hanya terdapat di dalam kelas dan ketika diajar oleh guru.

c. Perhatikan anak di luar kelas atau sekolah, untuk melihat apakah

yang menjadi kegiatan yang diminati anak, hal ini dipakai sebagai

titik tolak untuk menarik minat anak bagi kegiatan-kegiatan yang

lain.

d. Cobalah menemukan sesuatu yang dapat menarik perhatian anak,

sekali minat tergerak, minat tersebut dapat dialihkan kepada

kegiatan-kegiatan lain di sekolah.

Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa minat itu

merupakan satu unsur kepribadian individu yang memegang peranan

dalam menentukan proses dan prestasi belajar. Sebab kalau siswa

Page 60: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

49

mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu, maka ia akan

memperhatikannya, sebaliknya tidak adanya minat siswa terhadap suatu

pelajaran akan menyebabkan timbulnya kesulitan belajar. Minat

menyangkut perasaan senang dan tidak senang, tertarik dan tidak tertarik,

yang merupakan dasar suatu minat.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nova Siagian, dkk yang berjudul,

“Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan terhadap Peningkatan Minat

Baca Siwa di SDN 136 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2014/2015”. Pada

penelitian ini peneliti ingin mengungkap ada tidaknya pengaruh antara

pemanfaatan perpustakaan terhadap peningkatan minat baca siswa.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan Dwi Putra dengan

judul,”Pengaruh Minat Baca, Lingkungan Belajar, dan Pemanfaatan

Sarana Belajar terhadap Hasil Belajar”.penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh minat baca, lingukang belajar, dan

pemanfaatan sarana belajar terhadap hasil belajar IPS terpadu siswa

kelas VII SMP Kartika II-2 lampung tahun pelajaran 2014/2015.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti,S.H,dkk dengan

judul,”Peningkatan Minat Baca melalui Peran Perpustakaan Sekolah

Dasar di Desa Cisauk, Tangerang”.penelitian ini berfokus kepada

peran perpustakaan( ruangan, koleksi buku, petugas perpustakaan,

pemahaman dan pengetahuan guru ) yang dapat memberi pengaruh

terhadap peningkatan minat baca pada SDN Kedokan.

Page 61: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

50

4. Penelitian yang dilakukan oleh M.Khaironi Elfisa yang berjudul

“Layanan Pustakawan Anak Terhadap Anak Di Perpustakaan

Proklamator Hatta Dalam Menimbuhka Minat Baca Anak”.untuk

mengetahui peran perpustakaan umum Proklamator Bung Hatta

terhadap menumbuhkan minat baca anak dengan memanfaatkan

koleksi buku yang tersedia diruang baca.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ner Hidayati yang berjudul

“Peningkatan Minat Baca melalui Storytelling Anak Kelompok B TK

AL-MUTAQIEN Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan kegiatan storytelling yang mampu meningkatkan

minat baca anak kelompok B TK Al-MuttaqienSurabaya. Penelitian

menggunakan jenis penelitian kualitatif.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Laela Yuni Setyaningsi,dkk yang

berjudul, “Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga dan Kelengkapan

Sarana Pendidikan terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas V

SD”. Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan (1) Ada tidaknya

pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa kelas V SD. (2) Ada tidaknya pengaruh kelengkapan

sarana pendidikan terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. (3)

Ada tidaknya interaksi pengaruh jumlah anggota keluarga dan

kelengkapan sarana pendidikan terhadap hasil belajar Bahasa

Indonesia siswa.

Page 62: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

51

7. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Tri Kurniasih,dkk dengan

judul,”Pengaruh Kelengkapan Sarana Belajar dan Aktivitas Belajar

terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD Negeri Kelas V”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk membuktikan (1) pengaruh perbedaan

kelengkapan sarana belajar terhadap hasil belajar Matematika siswa

SD N kelas V se-Kecamatan Klirong tahun ajaran 2012/2013; (2)

pengaruh perbedaan aktivitas belajar terhadap hasil belajar (3)

pengaruh interaksi kelengkapan sarana belajar dan aktivitas belajar

terhadap terhadap hasil belajar Matematika.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Ambarwati dengan judul,”Pengaruh

Sarana Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Matapelajaran

Ekonomi di MAN 2”. penelitian ini dilakukan di MAN 2 pada kelas X

Pontianak, untuk mengetahui Apakah terdapat pengaruh antara

sarana belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran

ekonomi.

9. Penelitian yang dilakukan oleh Ditha Novita Sari yang

berjudul,”Pengaruh Motivasi, Metode Mengajar, dan Ketersediaan

Sarana Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi”. Abstrak: Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi, metode mengajar

dan ketersediaan sarana terhadap hasil belajar ekonomi. Metode

penelitian menggunakan metode deskriptif verifikatif.

10. Penelitian yang dilakukan oleh Arnold Rama Ardiansyah yang

berjudul,”Pengaruh Pemanfaatan Sarana Belajar dan Motivasi Belajar

Page 63: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

52

terhadap Hasil Belajar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah dan motivasi belajar

terhadap hasil belajar IPS Terpadu. Populasi penelitian berjumlah 329

siswa.

11. Penelitian yang dilakukan oleh Sis Subagyo Sampu Prasetyo

denganjudul,”Pengaruh Iklim Sekolah dan Sikap Siswa, Melalui

Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar”. Penelitian ini merupakan

deskriptif verifikatif untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah dan

sikap siswa, terhadap prestasi melalui motivasi. Populasi penelitian

berjumlah 136 siswa dan sampel 101 siswa yang ditentukan dengan

teknik simple random sampling.

12. Penelitian yang dilakukan oleh Rofiatul Jannah dengan

judul.”Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IX

Akuntansi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

terdapat Pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas XI

AK Pada mata pelajaran sistem akuntansi di SMK Negeri 3 Pontianak.

Dari beberapa penelitian yang telah dipaparkan diatas penelitian ini

berbeda dengan penelitian yang sudah ada, dimana peneliti mengangkat

judul, ”Pengaruh Sarana, Iklim Sekolah, dan Motivasi terhadap

Peningkatan Minat Baca pada Siswa kelas III SDN 82 Pattene”. Penelitian

ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian ex-pofacto

yang bersifat ex-postfacto yang sifatnya korelasional. Yang dilakukan di

SDN 82 Pattene pada kelas IIIA dan IIIB dengan jumlah populasi 66

Page 64: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

53

menarik sampel 54 dengan metode Simpel Random Sampling. Peneliti

ingin mengetahui Pengaruh Sarana, Iklim Sekolah, dan Motivasi Terhadap

Peningkatan Minat Baca pada Siswa. Penelitia ini berbeda dengan

penelitian-penelitian yang sudah perna dilakukan sebelumnya terkait

variabel, lokasi, populasi dan sampel.

C. Karangka Pikir

Berdasarkan kajian teori yang digunakan, Sarana menurut

Ketentuan Umum Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional)

No. 24 Tahun 2007. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang

dapat dipindah-pindah. Hoy dan miskel dalam Daryanto (2015:9)

merumuskan pengertian iklim sekolah sebagai persepsi guru terhadap

lingkungan kerja umum sekolah. Dalam buku psikologi pendidikan

memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk

melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga

dari luar” (Dalyono, 2005:55). Dengan demikian, sarana, iklim sekolah,

dan motivasi merupakan faktor penunjang dalam meningkatkan minat

baca pada siswa.. Sandjaja (2005) mengartikan minat baca adalah suatu

perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang

tarhadap kegiaan membaca sehingga dapat mengarakan seseorang untuk

membaca dengan kemauannya sendiri. Adanya berbagai faktor yang

mempengaruhi peningkatan minat baca, peneliti dapat memahami bahwa

adanya faktor tersebut dapat memberikan suatu kejelasan tentang

kegiatan membaca siswa. Oleh karena itu, dengan sarana, iklim sekolah,

Page 65: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

54

dan motivasi akan memberikan hubungan yang positif dengan

meningkatkan minat baca siswa, namun disisi lain tidak bisa dipungkiri

bahwa dalam pelaksanaannya menemui dukungan ataupun hambatan.

Adapun alur kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam

bentuk gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian “Pengaruh Sarana, Iklim Sekolah, dan Motivasi terhadap Peningkatan Minat Membaca SD

Negeri 82 Pattene Kec Marusu Kab Maros”

Penerapan Konsep

Pembelajaran

Motivasi Belajar (𝑿𝟑)

1. Minat 2. Tekun 3. Ulet 4. Perhatian 5. Hasrat

Minat Baca (𝒀)

1. Kesenangan

membaca

2. Kesadaran

akan manfaat

3. Frekuensi

membaca

4. Kuantitas

bacaan

Sarana (𝑿𝟏)

1. Ruang kelas

2. Perpustakaan

Iklim Sekolah (𝑿𝟐)

1. Lingkungan fisik

2. Lingkungan sosial

3. Personil sekolah

4. Lingkungan

Page 66: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

55

D. Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis pada

penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh signifikan sarana terhadap peningkatkan minat baca

siswa kelas III di SDN 82 Pattene.

2. Ada pengaruh signifikan iklim sekolah terhadap peningkatkan minat

baca siswa kelas III di SDN 82 Pattene.

3. Ada pengaruh signifikan pemberian motivasi terhadap peningkatkan

minat baca siswa kelas III di SDN 82 Pattene.

4. Ada pengaruh signifikan sarana, iklim sekolah, motivasi terhadap

peningkatkan minat baca siswa kelas III di SDN 82 Pattene.

Penerapan Konsep

Pembelajaran

Page 67: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian ex-post facto yang sifatnya

korelasional. Penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan

untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

kebelakang untuk mengetahui factor – factor yang dapat menimbulkan

kejadian tersebut (Sugiyono, 2008:7). Penelitian ex-postfacto di sini

merupakan penelitian yang mencari hubungan yang tidak dimanipulasi

atau perlakuan oleh peneliti. Pada penelitian ini, keterikatan antarvariabel

bebas dengan variabel bebas, maupun antar variabel bebas dengan

variabel terikat,sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting

tersebut ingin melacak kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor

penyebabnya dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya

antara: sarana, iklim sekolah, motivasi terhadap peningkatan minat baca.

Dengan desain penelitian dimana variabel X1 variabel X2 dan

variabel X3 mempunyai pengaruh langsung maupun pengaruh tidak

langsung dengan variabel Y. Berdasarkan teori yang dibentuk, maka

dalam penelitian ini dapat digambarkan desain penelitian model structural

yang dapat dilihat pada gambar 3.1

Page 68: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

57

Gambar 3.1 Model Struktural Pengaruh Antarvariabel.

Keterangan :

X1 : Sarana X2 : Iklim Sekolah X3 : Motivasi Y : Peningkatan Minat Baca B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 82 Pattene yang terletak di jl

Pattene Desa Tamappadduae, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros,

Provinsi Sulawesi Selatan. Peneliti memilih lokasi sekolah ini sebagai

tempat penelitian karena menemukan beberapa kendala dalam membaca

yang dijumpai saat melakukan observasi. dimana saat itu peneliti

melakukan wawancara terhadap siswa, guru kelas, dan orang tua terkait

literasi baca tulis. Peneliti menarik kesimpulan bahawa rendahnya

kemampuan membaca siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor salah

satunya adalah kurangnya perhatian dari orang tua siswa. Sehingga

peneliti ingin melakukan penelitian di SDN 82 pattene terkait minat baca.

Y

X3

X1

X2

Page 69: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

58

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan elemen atau unsur yang ingin kita

teliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III berjumlah

66 murid pada seluruh SDN 82 Pattene Kecamatan Marusu Kabupaten

Maros. Data populasi ini diambil secara langsung oleh peneleliti dari

kepala sokolah.

No Kelas Jumlah Siswa

1 III A 33

2 III B 33

Jumlah 66

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian

2. Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode Simpel Random Sampling. Metode ini memberikan kesempatan

yang sama kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai

anggota sampel. Dengan cara ini maka terpilihnya individu menjadi

anggota sampel benar-benar atas dasar faktor kesempatan (chance),

bukan karena adanya pertimbangan subjektif dari peneliti. Pengambilan

sampel dengan cara undian, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peneliti mendaftar semua anggota populasi.

b. Setelah selesai didaftar, kemudian masing-masing anggota populasi

diberi nomor, masing-masing dalam satu kertas kecil-kecil.

Page 70: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

59

c. Kertas-kertas kecil yang masing-masing telah diberi nomor tersebut

kemudian digulung atau dilinting.

d. Gulungan atau lintingan kertas yang telah berisi nomor-nomor

tersebut, kemudian dimasukkan kedalam suatu tempat (misalnya

kotak atau kaleng) yang dapat digunakan untuk mengaduk sehingga

tempatnya tersusun secara acak.

e. Setelah proses pengadukan dianggap sudah merata, kemudian

peneliti atau orang lain yang diawasi peneliti, mengambil lintingan

kertas satu per satu sampai diperoleh sejumlah sampel yang

diperlukan.

Adapun dengan menggunakan Rumus Slovin (Siregar: 2015) :

n =

+ N

Ket:

n : Sampel

N : Populasi

e : Tingkat Kesalahan, maka dieroleh:

n =

+ N

n =

+ 66 ) = 54 Sampel

Page 71: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

60

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilakukan dengan memberikan instrumen

berupa angket kepada siswa yang merupakan sampel penelitian, untuk

mengukur pengaruh sarana, iklim sekolah, motivasi dan minat baca

siswa. Untuk mempermudah pemahaman teknik pengumpulan data pada

penelitian ini, maka disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

No. Data Teknik pengumpulan data

1 Sarana Angket Sarana 2 Iklim sekolah Angket Iklim sekolah 3 Motivasi Angket Motivasi 4 Minat baca Angket Minat baca

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh data yang relevan,

akurat dan reliable. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,yaitu:

Angket yaitu adalah alat untuk mengumpulkan data berupa daftar

pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab

secara tertulis. Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang

sarana, iklim sekolah, motivasi dan minat baca siswa. Dari isi angket

peneliti mempersiapkan beberapa pertanyaan yang disusun secara

sistematis berkaitan dengan sarana, iklim sekolah, motivasi dan

minat baca siswa. Angket yang digunakan dalam penelitian ini

bersifat tertutup karena pilihan jawaban atas setiap pertanyaan pada

angket penelitian telah disediakan sehingga responden hanya

memilih satu diantara pilihan yang diberikan. Guna kepentingan

Page 72: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

61

analisis data, maka setiap pilihan jawaban diberikan bobot dengan

Skala Likert, adapun pembobotan pada angket tiap soal yang

sifatnya positif dengan alternative jawaban yaitu 4= sangat setuju,

3= setuju, 2= tidak setuju, 1= sangat tidak setuju. Sedangkan

pembobotan pada angket tiap soal yang sifatnya negatif yaitu 4=

sangat tidak setuju, 3= tidak setuju, 2= setuju, 1= sangat setuju.

Pengumpulan data ini akan dilakukan oleh penulis. Pengumpulan

data ini dilakukan bertahap sesuai dengan rencana dan jadwal penelitian

sesuai dengan waktu yang telah disepakati antara penulis dengan pihak

sekolah. Informasi yang berkaitan dengan tujuan dari kegiatan penelitian

dan indikator yang dimaksudkan sebagai bagian dari variabel yang

dirumuskan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

instrumen yang berupa angket sarana, angket iklim sekolah, dan angket

motivasi.

Selain itu, untuk menjamin aspek validitas isi, bahwa instrumen

dapat mengukur dengan benar konsep/konstruk yang hendak diukur

melalui butir-butir pernyataan yang diberikan, maka konsep dan konstruk

melalui indikator akan dijelaskan kepada responden sebelum pengisian

instrumen. Sebaliknya, Surveyor berupaya meminta respon balik dari

siswa/responden bila ada konsep yang kurang dipahami, untuk diberi

penjelasan lebih lanjut.

Page 73: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

62

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (sebab) dan variabel tak

bebas (akibat). Variabel bebas terdiri atas sarana, iklim sekolah, motivasi,

dan variabel tak bebas dalam penelitian ini adalah minat baca siswa kelas

III Sekolah Dasar.

Berdasarkan kajian pustaka diatas, diperoleh definisi operasional

tiap variabel sebagai berikut:

1. Sarana (X1) Sarana adalah segala sesuatu yang adapat

dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan.

Prasarana adalah segala sesuatu yang menunjang

terselenggaranya sesuatu sebagai contoh perlengkapan

praktek alat-alat ukur dalam pembelajaran pengukuran.

Soemarsono dalam Setiadi (2008).

1) Gedung sekolah

2) Ruang kelas

3) perpustakaan

4) Buku bacaan

2. Iklim Sekolah (X2) iklim sebagai hubungan antar personil,

sosial dan faktor-faktor kultural yang mempengaruhi perilaku

individu dan kelompok dalam lingkungan sekolah. De Roche

dalam Daryanto (2015:10) Adapun indikator kemandirian

belajar yaitu:

1) Penataan Lingkungan Fisik Sekolah

Page 74: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

63

2) Penataan Lingkungan Sosial Sekolah

3) Penataan Personil Sekolah

4) Penataan Lingkungan Kerja Sekolah

3. Motivasi (X3) Motivasi berasal dari dari kata motif, kata motif

diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakuakan

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal

dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif. Sardiman (2007).Indikator

motivasi meliputi komponen, yaitu:

1) Tekun menghadapi tugas

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan

3) Menunjukkan minat

4) Senang bekerja mandiri

5) Dapat mempertahankan pendapatnya

6) Tidak mudah melepas hal yang diyakini

7) Senang dan memecahkan soal-soal

4. Minat baca (Y) minat baca ialah keinginan yang kuat disertai

usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang

mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya

dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan

Page 75: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

64

kemudian membacanya atas kesadaran sendiri atau dorongan

dari luar. Rahim (Failasuf, 2013:28).

F. Teknik Analisis Data

Untuk mendukung dalam penunjukan hipotesis penelitian yang

dikemukakan, data yang telah dikumpulkan dengan angket yang telah

dibuat, maka selanjutnya untuk melihat sejauh mana signifikan hipotesis

yang dibuat dapat terbukti dengan kegiatan penelitian yang dilakukan,

data yang dikumpulkan diolah dengan teknik analisis statistika dari

penelitian kuantitatif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Analisis statistik deskriptif, diperlukan untuk mendeskripsikan data

dari variabel-variabel penelitian yang diajukan. Untuk teknik analisis

deskriptif meliputi mean, median, variansi, skewness, kurtosis,

minimum, maksimum, dan tabel distribusi frekuensi.

2. analisis jalur (Path Analysis), penyelidikan mengenai pengaruh

langsung (Direct Effect) dan pengaruh tidak langsung (Indirect effect)

dari variabel-variabel dari penelitian ini digunakan Tujuannya adalah

menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat

variabel, sebagai variabel penyebab (eksogen), terhadap variabel

lain yang merupakan variabel akibat (endogen). Analisis jalur

sebenarnya bukan menemukan sebab akibat suatu kejadian, tapi

analisis jalur hanya menguji hubungan teoritis (Tiro & Sukarna,

2010:13). Menurut Ridwan bahwa koefisien jalur (path) adalah

Page 76: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

65

koefisien regresi yang distandartkan, yaitu koefisien regresi yang

dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku (Z-score).

Analisis ini dibantu dengan bantuan software SPSS 20, dengan

ketentuan uji F pada Alpha = 0,05 atau p ≤ 0,05 sebagai taraf

signifikansi F (sig. F) sedangkan untuk uji T taraf signifikansi Alpha =

0,05 atau p ≤ 0,05 yang dimunculkan kode (sig.T) dimana hal

tersebut digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh tidak

langsung dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan sejumlah pengujian yang

dilakukan sebelum pengujian hipotesis (Purwanto, 2011:151).

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data

mengalami penyimpangan atau tidak.

1). Uji Kelinieran Regresi

Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui apakah pola

regresi bentuknya linier atau tidak. Menurut Sudarmanto (2005:

124) mengemukakan bahwa uji ini dimaksudkan untuk

mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat. Uji kelinieran regresi linear multiple dengan

menggunakan statistik F dengan rumus:

Keterangan :

S²reg = Varians regresi

S²sis = Varians Sisa

𝐹 =𝑆² 𝑟𝑒𝑔

𝑆² 𝑠𝑖𝑠

Page 77: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

66

Dengan dk 1 dan dk penyebut n-2 dengan = 0,05. Kreteria uji

apabila Fb> Ft maka Ho ditolak yang menyatakan arah regresi

berarti. Sebaliknya apabila Fb< Ft makaHo diterima yang

menyatakan koefisien arah regresi tidak berarti, analisis varians

digunakan untuk melokalisasi variabel-variabel bebas yang

penting dalam suatu penelitian dan menentukan bagaimana

mereka saling berinteraksai dan saling mempengaruhi. Uji

keberartian digunakan untuk mengetahui keberartian r (uji

korelasi) dan untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah

diajukan. Sedangkan untuk uji kelinieran regresi linier multiple

menggunakan statistik F dengan rumus:

= ²

²

Keterangan :

S²TC = Varians Tuna Cocok

S²e = Varians Kekeliruan (Sudjana, 2005:332)

Kriteria uji keberartian dan kelinieran regresi:

a. Jika Fhitung ≥ Ftabel (1-α)(1,n-2) maka koefisien arah regresi

berarti, sebaliknya apabila Fhitung ≤ Ftabel (1-α)(1,n-2) maka

koefisien arah regresi tidak berarti.

b. Jika Fhitung ≥ Ftabel (1-α)(k-2,n-k-1)maka regresi berpola

linier, sebaliknya apabila Fhitung ≤ Ftabel (1-α)(k-2,n-k-1)

maka regresi tidak berpola linier. (Sudjana, 2005:332)

Page 78: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

67

2). Uji Multikolinearitas

Menurut Sudarmanto (2005: 136-138), uji asumsi tentang

multikolinieritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji

ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas

(independen) yang satu dengan variabel bebas (independen)

lainnya.Ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen

dapat diketahui dengan memanfaatkan statistik korelasi product

moment dari Pearson.

= ∑ ) ∑ ∑ )

√ ∑ ² ∑ ²) ∑ ² ∑ ²)

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara gejala X dan gejala Y

X = Skor gejala X

Y = Skor gejala Y

N = Jumlah Sampel (Arikunto, 2009:75)

Rumusan hipotesis yaitu :

H0 = Tidak terdapat hubungan antarvariabel independen

H1 = Terdapat hubungan antavariabel independen

Kriteria pengujian:

Apabila rhitung < rtabel dengan dk = n dan alpha 0,05 maka H0

ditolak, sebaliknya jika rhitung > rtabel maka H0 diterima.

3). Uji Autokorelasi

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi

diantara data pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat

Page 79: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

68

mengakibatkan penaksir mempunyai varians minimum (Sudarmanto,

2005:142 - 143). Metode uji autokorelasi yang digunakan dalam

penelitian iniadalah statistik d Durbin- Waston. Tahap-tahap pengujian

dengan uji Durbin- Waston sebagai berikut.

1. Carilah nilai-nilai residu dengan OLS (Ordinary Least Square)

dari persamaan yang akan diuji dan hitung statistik d dengan

menggunakan persamaan:

=∑ ) ∑

b. Menentukan ukuran sampel dan jumlah variabel independen

kemudian lihat Tabel Statistik Durbin-Waston untuk

mendapatkan nilai-nilai kritis d yaitu nilai Durbin-Waston

Upper, du dan nilai Durbin-Waston, d1

c. Dengan menggunakan terlebih dahulu Hipotesis Nol bahwa

tidak ada otokorelasi positif dan Hipotesis Alternatif:

H0: ≤ 0 (tidak ada autokorelasi positif)

H1 : > 0 (ada autokorelasi positif)

Dalam keadaan tertentu, terutama untuk menguji persamaan

beda pertama, uji d dua sisi akan lebih tepat. Langkah-langkah 1

dan 2 persis sama di atas sedangkan langkah 3 adalah

menyusun hipotesis nol bahwa tidak ada otokorelasi.

H0 : ρ = 0

H1 : ρ = 0

Rumus hipotesis yaitu:

Page 80: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

69

H0 : tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan.

H1 : terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan

Kriteria pengujian

Apabila nilai statistik Durbin-Waston berada diantara angka 2

atau mendekati angka 2 dapat dinyatakan data pengamatan

tersebut tidak memiliki otokorelasi (Rietveld dan Sunarianto

dalam Sudarmanto, 2005 : 141).

4). Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua

pengamatan. Pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi ada

atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu rank korelasi dari

Spearman. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah

terjadi heteroskedastisitas atau tidak menggunakan harga

koefesien signifikansi dengan membandingkan tingkat alpha

yang ditetapkan maka dapat dinyatakan tidak terjadi

heteroskedastisitas diantara data pengamatan tersebut dan

sebaliknya (Sudarmanto, 2005: 158). Pengujian rank korelasi

spearman (spearman‟s rank correlation test) Koefisien korelasi

rank dari spearman didefinisikan sebagai berikut:

= [∑

)]

Keterangan :

= Koefisien korelasi spearman

Page 81: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

70

= perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua

karakteristik yang berbeda dari individu atau

fenomena ke i.

N = Banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank.

Dimana nilai rs adalah -1 ≤ r ≤1

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai tkritis, Kita bisa

menerima hipotesis adanya heteroskedastisitas, kalau tidak

kita bisa menolaknya. Jika model regresi meliputi lebih dari

satu variabel X, rs dapat dihitung antara ei dan tiap variabel

X secara terpisah dan dapat diuji untuk tingkat penting

secara statistik dengan pengujian t (Gujarat, 2000:177).

Rumusan hipotesis:

H0 = Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel

yang menjelaskan dan nilai mutlak dari residual.

H1 = Ada hubungan yang sistematik antara variabel yang

menjelaskan dan nilai mutlak dari residual.

G. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas penelitian yang

digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar penelitian lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2009). Arikunto

menjelaskan bahwa apabila digunakan untuk mengumpulkan data

Page 82: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

71

instrument tersebut sudah betul-betul andal.

Berdasarkan hal tersebut, instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket atau kuesioner merupakan suatu teknik

pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya

jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga

disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab

atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket/kuosioner. Angket yang digunakan merupakan jenis angket

tertutup dimana pertanyaan-pertanyaan dan alternative jawaban telah

ditentukan sehingga responden dapat memilih jawaban yang telah

disediakan.

1. Angket sarana menggunakan penilaian skala likert dengan alternatif

jawaban terdiri atas empat pilihan yaitu: sangat setuju (SS); setuju

(S);tidak setuju (TS); sangat tidak setuju (STS). Skor pada setiap butir

pernyataan adalah SS= 4; S= 3; TS= 2; STS= 1

2. Angket iklim sekolah menggunakan penilaian skala likert dengan

alternatif jawaban terdiri atas empat pilihan yaitu: sangat setuju (SS);

setuju (S);tidak setuju (TS); sangat tidak setuju (STS). Skor pada setiap

butir pernyataan adalah SS= 4; S= 3; TS= 2; STS= 1

3. Angket motivasi menggunakan penilaian skala likert dengan alternatif

jawaban terdiri atas empat pilihan yaitu: sangat setuju (SS); setuju

Page 83: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

72

(S);tidak setuju (TS); sangat tidak setuju (STS). Skor pada setiap butir

pernyataan adalah SS= 4; S= 3; TS= 2; STS= 1

4. Angket minat baca menggunakan penilaian skala likert dengan

alternatif jawaban terdiri atas empat pilihan yaitu: sangat setuju (SS);

setuju (S);tidak setuju (TS); sangat tidak setuju (STS). Skor pada setiap

butir pernyataan adalah SS= 4; S= 3; TS= 2; STS= 1

Pertanyaan yang disusun sebagai instrumen berupa pernyataan

positif dan pernyataan negatif yang di susun secara acak, sehingga

responden tinggal memberikan tanda (√) pada jawaban yang sudah

tersedia. Data yang diperoleh berwujud kuantitatif maka setiap jawaban

diberi skor. Skor setiap alternatif jawaban pada pernyataan positif (+) dan

pernyataan negatif (-) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor item pertanyaan

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

H. Hasil pengujian instrumen penelitian

1. Uji Validitas dan Realibilitas

a) Uji Validitas

Menurut Singarimbun (1987) dalam Sani & Mashuri (2010:

249) uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang diukur. Dengan menggunakan product moment,

Page 84: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

73

item pertanyaan dapat dikatakan valid jika lebih besar dari 0.30

rumusnya adalah sebagai berikut :

= ∑ ) ∑ ∑ )

√ ∑ ² ∑ ²) ∑ ² ∑ ²)

Dimana :

X = Skor Item N = Jumlah Responden

Y = Skor Total r = Koefisien Korelasi

XY = Skor Pertanyaan

Instrument yang valid berarti instrumen yang mampu

mengukur tentang apa yang diukur. Cara pengujuian validitas

dengan menghitung korelasi antar nilai/skor masing-masing

pertanyaan dengan nilai total atau nilai rata-rata dari nilai pertanyaan

tersebut. Bila nilai signifikansi (sig) hasil korelasi lebih kecil dari 0,05

(5%) maka dinyatakan valid dan sebaliknya maka dinyatakan tidak

valid (Sani dan Maharani, 2013:48). Adapun dasar pengambilan

keputusan suatu item valid atau tidak valid, dapat diketahui dengan

cara menkorelasikan antara skor butir dengan skor total bila kolerasi

r diatas 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut

valid sebaliknya bila korelasi r dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan

bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki

atau dibuang. Sugiyono dalam (Sani 2010: 249).

b) Uji Reabilitas Menurut Sani dan Mashuri (2010: 250) “Realibilitas

Page 85: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

74

menunjukkan pengertian bahwa sesuatu dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument

tersebut sudah baik. Untuk mengetahui suatu alat ukur itu reliabel

dapat diuji dengan menggunakan rumus Cronbach’c Alpha Sebagai

berikut:

= [

)] [

²]

Dimana:

= Realibilitas Instrument

= Jumlah soal

∑ = Jumlah Varians Butir

² = Varians Total

Apabila variabel yang dilteliti mempunyai cronbach’s alpha (α) >

60% (0,60) maka variabel tersebut dikatakan reliable, sebaliknya

cronbach’s alpha (α) < 60% maka variabel tersebut dikatakan tidak

reliable.

Page 86: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

75

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Gambaran secara umum “Pengaruh Sarana, Iklim Sekolah, dan

Motivasi terhadap Peningkatan Minat Baca Siswa Kelas III SDN 82

Pattene Kecamatan Marusu Kabupaten Maros”. Melalui kuesioner atau

angket yang disebarkan kepada siswa kelas III dengan sampel 54 siswa,

yang terdiri dari 80 pertanyaan dimana, 20 berisikan pertanyaan mengenai

sarana, 20 berisikan pertanyaan mengenai iklim sekolah, 20 berisikan

pertanyaan mengenai motivasi, dan 20 berisikan pertanyaan mengenai

minat baca.

Data yang diperoleh Peneliti terlebih dahulu menguji instrumen

penelitian tiap variabel dengan tujuan untuk memperoleh tingkat validitas

dan tingkat reabilitas instrumen penelitian yang digunakan, pengujian ini

terlampir pada lampiran kemudian peneliti melakukan analisis data untuk

mengetahui hasil penelitian dan menjawab rumusan masalah dengan

menggunakan software SPSS 20,0 for windows untuk menjawab tiap-tiap

rumusan masalah yang dapat kita lihat sebagai berikut:

1. Pengaruh sarana (X1) terhadap minat baca (Y)

Untuk mengetahui adanya pengaruh sarana terhadap minat baca

siswa keas III SDN 82 Pattene, maka digunakan analisis regresi linear

berganda (Kelinieran regresi) dengan menggunakan software SPSS 20,0

for windows.

Page 87: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

76

Tabel 4.1 Pengaruh Sarana terhadap Minat Baca

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.782 6.708 .862 .393

Sarana .244 .150 .232 1.625 .110

Iklim

Sekolah .562 .200 .511 2.816 .007

Motivasi .057 .137 .064 .418 .678

a. Dependent Variable: Minat Baca

Berdasarkan tabel output SPSS “Coefficients” di atas, diketahui nilai t

hitung Variabel sarana (X1) adalah t hitung sebesar 1,625 < t tabel 2,008

maka dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama ditolak. Artinya

tidak ada pengaruh signifikan sarana (X1) terhadap minat baca (Y).

2. Pengaruh iklim sekolah (X2) terhadap minat baca (Y)

Untuk mengetahui adanya pengaruh iklim sekolah terhadap minat baca

siswa, dari hasil instrumen kemudian di analisis secara regresi linear berganda

(Kelinieran regresi) dengan menggunakan software SPSS 20,0 for windows.

Tabel 4.2 Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Minat Baca

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.782 6.708 .862 .393

Sarana .244 .150 .232 1.625 .110

Iklim

Sekolah .562 .200 .511 2.816 .007

Motivasi .057 .137 .064 .418 .678

a. Dependent Variable: Minat Baca

Page 88: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

77

berdasarkan tabel output SPSS “Coefficients” di atas, diketahui nilai t

hitung Variabel iklim sekolah (X2) yang telah diperoleh adalah t hitung

sebesar 2,816 > t tabel 2,008 maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau

hipotesis kedua diterima. Artinya ada pengaruh signifikan iklim sekolah

(X2) terhadap minat baca (Y).

3. Pengaruh motivasi (X3) terhadap minat baca (Y)

Untuk mengetahui adanya pengaruh motivasi terhadap minat baca siswa,

dari hasil instrumen berupa angket yang dibagikan kepada sampel penelitian

kemudian di analisis secara regresi linear berganda (Kelinieran regresi) dengan

menggunakan software SPSS 20,0 for windows.

Tabel 4.3 Pengaruh Motivasi terhadap Minat Baca

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.782 6.708 .862 .393

Sarana .244 .150 .232 1.625 .110

Iklim

Sekolah .562 .200 .511 2.816 .007

Motivasi .057 .137 .064 .418 .678

a. Dependent Variable: Minat Baca

Berdasarkan tabel output SPSS “Coefficients” di atas, diketahui nilai t

hitung Variabel motivasi (X3) adalah thitung sebesar 0,418 < ttabel 2,008

maka dapat disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga ditolak. Artinya

tidak ada pengaruh signifikan motivasi (X3) terhadap minat baca (Y).

4. Pengaruh sarana, iklim sekolah, motivasi terhadap minat baca (Y)

Untuk mengetahui adanya pengaruh sarana, iklim sekolah, dan

Page 89: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

78

motivasi terhadap minat baca siswa, maka digunakan analisis regresi

linear berganda (Kelinieran regresi) dengan menggunakan software

SPSS 20,0 for windows.

Tabel 4.4 Pengaruh sarana, iklim sekolah, motivasi terhadap Minat Baca

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.782 6.708 .862 .393

Sarana .244 .150 .232 1.625 .110

Iklim

Sekolah .562 .200 .511 2.816 .007

Motivasi .057 .137 .064 .418 .678

a. Dependent Variable: Minat Baca

Berdasarkan tabel output SPSS “Coefficients” di atas, diketahui nilai t

hitung Variabel sarana (X1) adalah t hitung sebesar 1,625 < t tabel

2,008, t hitung Variabel iklim sekolah (X2) adalah t hitung sebesar 2,816

> t tabel 2,008, t hitung Variabel motivasi (X3) adalah thitung sebesar

0,418 < ttabel 2,008 maka dapat disimpulkan bahwa hanya H2 atau

hipotesis kedua diterima. Artinya hanya iklim sekolah (X2) yang

memberikan pengaruh signifikan terhadap minat baca (Y) di SDN 82

Pattene Kecamatan Marusu Kabupaten Maros.

5. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Kelinieran Regresi

Digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dengan

variabel terikat memiliki linear atau tidak. Uji ini dapat diketahui

menggunakan uji-t. Kriterianya apabila harga thitung lebih kecil atau

Page 90: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

79

sama dengan ttabel pada taraf signifikansi 5% maka hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat dikatakan linear. Maka, dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Uji Kelinieran Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.782 6.708 .862 .393

Sarana .244 .150 .232 1.625 .110

Iklim

Sekolah .562 .200 .511 2.816 .007

Motivasi .057 .137 .064 .418 .678

a. Dependent Variable: Minat Baca

berdasarkan tabel output SPSS “Coefficients” di sebelah, diketahui

nilai t hitung:

1. Variabel sarana (X1) adalah thitung sebesar 1,625 < ttabel 2,008

maka dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama ditolak.

Artinya tidak ada pengaruh sarana (X1) terhadap minat baca (Y).

2. Variabel iklim sekolah (X2) adalah thitung sebesar 2,816 > ttabell

2,008 dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua diterima.

Artinya ada pengaruh iklim sekolah (X2) terhadap minat baca (Y).

3. Variabel motivasi (X3) adalah thitung sebesar 0,418 < ttabel 2,008

maka dapat disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga ditolak.

Artinya tidak ada pengaruh motivasi (X3) terhadap minat baca (Y).

4. Variabel sarana (X1), variabel iklim sekkolah (X2), variabel motivasi

(X3) adalah t hitung Variabel sarana (X1) diperoleh t hitung sebesar

Page 91: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

80

1,625 < t tabel 2,008, t hitung Variabel iklim sekolah (X2) diperoleh t

hitung sebesar 2,816 > t tabel 2,008, t hitung Variabel motivasi (X3)

diperoleh thitung sebesar 0,418 < ttabel 2,008 dapat disimpulkan

bahwa hanya H2 atau hipotesis kedua diterima. Artinya ada pengaruh

signifikan iklim sekolah (X2) terhadap minat baca (Y).

b. Uji Multikolinearitas

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toler

ance VIF

1 (Constant) 5.782 6.708 .862 .393

Sarana .244 .150 .232 1.625 .110 .423 2.367

Iklim

Sekolah .562 .200 .511 2.816 .007 .261 3.831

Motivasi .057 .137 .064 .418 .678 .364 2.749

a. Dependent Variable: Minat

Baca

Berdasarkan tabel output “Coefficients” pada bagian “Collinearty

Statistics” diketahui nilai tolerance untuk variabel sarana (X1) 0,423

variabel iklim sekolah (X2) 0,261 dan variabel motivasi (X3) 0,364 lebih

besar dari 0,10. Sementara, nilai VIF untuk variabel variabel sarana

(X1) 2,367 variabel iklim sekolah (X2) 3,831 dan variabel motivasi (X3)

2,749 < 10,00. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

multikolinearitas dalma model regresi.

Page 92: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

81

c. Uji Autokorelasi

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .755a .570 .544 6.110 1.779

a. Predictors: (Constant), Motivasi, Sarana, Iklim Sekolah

b. Dependent Variable: Minat Baca

Berdasarkan tabel output “Model Summary” di atas, diketahui nilai

Durbin-Watson (d) adalah sebesar 1,779. Selanjutnya nilai ini akan kita

bandingkan dengan nilai tabel durbin watson pada signifikansi 5%

dengan rumus (k;N). Adapun jumlah variabel sampel atau “N”=54,

maka (k;N)=(3;54). Nilai Durbin-Watson (d) sebesar 1,779 lebih besar

dari batas atas (dU) yakni 1,681 dan kurang dari (4-du) 4-1,681= 2,319.

Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji durbin

watson diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah atau

gejala autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.607 4.342 1.752 .086

Sarana .176 .097 .376 1.816 .075

Iklim Sekolah -.189 .129 -.386 -1.466 .149

Motivasi -.040 .089 -.101 -.451 .654

a. Dependent Variable: Abs_RES

Page 93: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

82

Berdasarkan tabel output “Coefficients” dengan variabel Abs_RES

berperan sebagai variabel dependent. Berdasarkan output di atas

diketahui nilai signifikansi (Sig.) untuk variabel sarana (X1) adalah

0,075. Untuk variabel iklim sekolah (X2) adalah 0,149 sementara untuk

variabel motivasi (X3) adalah 0,654. Karena nilai signifikansi ketiga

variabel di atas lebih besar dari 0,05 maka sesuai dengan dasar

pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas dalam model regresi dari ketiga variabel bebas di

atas.

B. Pembahasan

Data yang diperoleh diolah kemudian dianalisis dan disimpulkan

berdasarkan output SPSS “Coefficients” yang menunjukkan sebagai

berikut:

1. Data Variabel X1 (Sarana)

Data tentang sarana pada Kelas III di SDN. 82 Pattene Kecamatan

Marusu Kabupaten Maros memiliki rentang skor teoritik 20-80. Skor

tertinggi yang diperoleh responden adalah 77 dan Skor terendah 42. Skor

rata-rata sebesar 62,6, Median sebesar 64, Modus sebesar 64. Hasil

penelitian berdasarkan output SPSS “Coefficients” menujukkan bahwa

nilai thitung variabel sarana (X1) adalah thitung sebesar 1,625 < ttabel

2,008 maka dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama ditolak.

Artinya tidak ada pengaruh signifikan sarana (X1) terhadap minat baca (Y)

di SDN 82 Pattene.

Page 94: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

83

Diketahui nilai tolerance untuk variabel sarana (X1) 0,423 lebih besar

dari 0,10. Sementara, nilai VIF untuk variabel variabel sarana (X1) 2,367<

10,00. Maka mengacu pada dasar pengambilan keputusan dalam uji

multikolinearitas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

multikolinearitas dalma model regresi. diketahui nilai signifikansi (Sig.)

untuk variabel sarana (X1) adalah 0,075 > 0,05 maka sesuai dengan

dasar pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

gejala heteroskedastisitas dalam model regresi dari variabel sarana

sebagai variabel bebas.

Sarana di sekolah SDN 82 Pattene dalam upaya meningkatkan

minat baca siswa kelas III tidak memberikan pengaruh signifikan, dimana

tidak dioptimalkan dalam pemanfaatan peningkatan minat baca.

Sedangkan tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana ini adalah untuk

memberikan layanan secara profesional berkaitan dengan sarana dan

prasarana pendidikan agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara

efektif dan efesien, (Irjus Indrawan, 2015:13).

Pemanfaatan sarana di SDN 82 pattene tidak dimanfaatkan sebaik

mungkin oleh siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca,

dapat dilihat pada saat peneliti melakukan penelitian buku bacaan di

lemari kelas tidak di baca kembali saat jam kosong ataupun jam istirahat.

Siswa lebih memili bermain dari pada membaca, bisa jadi ini menjadi

faktor kenapa sarana tidak memberi pengaruh dalam meningkatkan minat

baca siswa.

Page 95: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

84

2. Data Variabel X2 (Iklim Sekolah)

Data tentang iklim sekolah pada Kelas III di SDN. 82 Pattene

Kecamatan Marusu Kabupaten Maros memiliki rentang skor teoritik 20-80.

Skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 79 dan Skor terendah 45.

Skor rata-rata sebesar 62,3 Median sebesar 62, Modus sebesar 66. Hasil

penelitian berdasarkan output SPSS “Coefficients” menujukkan bahwa

nilai thitung variabel iklim sekolah (X2) adalah thitung sebesar 2,816 >

ttabell 2,008 maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua

diterima. Artinya ada pengaruh iklim sekolah (X2) terhadap minat baca

(Y).

Diketahui nilai tolerance untuk variabel iklim sekolah (X2) 0,261 <

10,00. Maka mengacu pada dasar pengambilan keputusan dalam uji

multikolinearitas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

multikolinearitas dalma model regresi. nilai signifikansi (Sig.) untuk

variabel iklim sekolah (X2) adalah 0,149 > 0,05 maka sesuai dengan

dasar pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.

Iklim sekolah di SDN 82 Pattene dalam upaya meningkatkan minat

baca siswa kelas III memberikan pengaruh signifikan, dimana pada iklim

sekolah di SDN 82 Pattene memberikan upaya dalam peningkatan minat

baca. Ditegaskan bahwa jika murid merasakan suasana sekolah yang

kodusif, maka diharapkan murid akan mencapai prestasi akademik

yang memuaskan khususnya dalam meningkatkan minat baca.

Page 96: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

85

Kekondusifan iklim sekolah mempengaruhui sikap dan tindakan seluru

komunitas sekolah tersebut, khususnya pada pencapaian prestasi

akademik murid. Purkey dan Smith (dalam Daryanto, 2015:25).

Suasana di SDN 82 Pattene dalam proses pembelajaran membuat

siswa menjadi disiplin dimana ketika sudah masuk jam plajaran pagar

sekolah ditutup sehingga tidak ada siswa yang keluar masuk

kepekarangan sekolah dan di jaga oleh satpam, saat jam pelajaran

siswa berada di kelasnya masing-masing sehingga membuat suasana

sekolah menjadi tenang disiplin dan bisa jadi memberi dampak positif

kepada siswa dalam proses belajar utamanya dalam membaca.

3. Data Variabel X3 (Motivasi)

Data tentang motivasi pada Kelas III di SDN. 82 Pattene Kecamatan

Marusu Kabupaten Maros memiliki rentang skor teoritik 20-80. Skor

tertinggi yang diperoleh responden adalah 80 dan Skor terendah 41. Skor

rata-rata sebesar 64,1 Median sebesar 67, Modus sebesar 73. Hasil

penelitian berdasarkan output SPSS “Coefficients” menujukkan bahwa

nilai thitung variabel motivasi (X3) adalah thitung sebesar 0,418 < ttabel

2,008 maka dapat disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga ditolak.

Artinya tidak ada pengaruh motivasi (X3) terhadap minat baca (Y).

Diketahui nilai tolerance untuk variabel motivasi (X3) 2,749 < 10,00.

Maka mengacu pada dasar pengambilan keputusan dalam uji

multikolinearitas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

multikolinearitas dalma model regresi. nilai signifikansi (Sig.) untuk

Page 97: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

86

variabel motivasi (X3) adalah 0,654 > 0,05 maka sesuai dengan dasar

pengambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas dalam model regresi.

Motivasi siswa di sekolah SDN 82 Pattene dalam meningkatkan

minat baca siswa kelas III tidak memberikan pengaruh signifikan, dimana

tidak menjadi kesadaran dalam peningkatan minat baca. Oemar Hamalik

(2004 : 173) menjelaskan motivasi dapat berupa dorongan-dorongan

dasar atau internal dan intensif diluar individu atau hadiah. Motivasi adalah

proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat.

Selama penelitian peneliti mengamati siswa yang belum mampu

membaca di kelas III ternyata beberapa faktor kenapa masih ada siswa

yang belum mampu membaca disebabkan kurangnya motivasi dari luar

utamanya dari keluarga. Pemberian motivasi dari keluarga dalam upaya

meningkatkan minat baca siswa kurang bahkan jarang di berikan orang

tua, ini dilihat dari hasil angket dan tanya jawab kepada siswa yang belum

mampu membaca. Lingkungan di SDN 82 Pattene kebanyakan kedua

orang tua siswa adalah pekerja gudang, orang tua memberikan penuh

kesekolah dalam proses belajar mengajar tanpa mengontrol kemampuan

belajar utamanya dalam membaca.

4. Data Variabel Y (Minat Baca)

Data tentang minat baca pada Kelas III di SDN. 82 Pattene

Kecamatan Marusu Kabupaten Maros memiliki rentang skor teoritik 20-80.

Skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 76 dan Skor terendah 38.

Page 98: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

87

Skor rata-rata sebesar 59,7 Median sebesar 61, Modus sebesar 55. Hasil

penelitian berdasarkan output SPSS “Coefficients” menujukkan bahwa

nilai thitung variabel sarana (X1), variabel iklim sekkolah (X2), variabel

motivasi (X3) adalah t hitung Variabel sarana (X1) adalah t hitung sebesar

1,625 < t tabel 2,008, t hitung Variabel iklim sekolah (X2) adalah t hitung

sebesar 2,816 > t tabel 2,008, t hitung Variabel motivasi (X3) adalah

thitung sebesar 0,418 < ttabel 2,008 maka dapat disimpulkan bahwa

hanya H2 atau hipotesis kedua diterima. Artinya ada pengaruh signifikan

iklim sekolah (X2) terhadap minat baca (Y).

Dapat disimpulkan dari ketiga variabel bebes hanya iklim sekolah

yang memberi pengaruh signifikan dalam meningkatkan minat baca di

SDN 82 Pattene yang merupakan faktor institusional. Menurut Harris

dalam Indarwati (2011:30), mengemukakan bahwa minat baca

dipengaruhi oleh dua golongan yaitu golongan faktor personal dan

golongan faktor institusional.

minat merupakan suatu rasa yang lebih suka atau rasa ketertarikan

pada suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan

untuk memperhatikan kegiatan tersebut tanpa ada seorangpun yang

menyuruh, dilakukan dengan kesadaran diri,dan diikuti dengan perasaan

yang senang. Minat merupakan sumber motivasi seseorang. Sehingga

minat itu besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang dilakukan

seseorang. Bahkan kegiatan yang menarik minat siswa, akan

dilakukannya dengan senang hati.

Page 99: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

88

membaca merupakan proses aktivitas komunikasi yang kompleks.

Membaca bertujuan untuk melihat, memahami isi atau makna, dan

memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-

kata atau bahasa tulis, sehingga diperoleh pemahaman terhadap bacaan.

Melalui membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna bagi

kehidupan dapat diperoleh.

minat baca mengandung unsur keinginan, perhatian, kesadaran,

dan rasa senang untuk membaca. Minat baca adalah suatu

kecenderungan kepemilikan keinginan atau ketertarikan yang kuat dan

disertai usaha-usaha pada diri seseorang terhadap kegiatan membaca

yang dilakukan secara terus-menerus dan diikuti dengan rasa senang

tanpa paksaan, atas keinginannya sendiri atau dorongan dari luar,

sehingga seseorang tersebut mengerti atau memahami yang dibacanya.

Menurut Rahim (dalam Failasuf, 2013:28) mengemukakan bahwa

“minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang

untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat

akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan

dan kemudian membacanya atas kesadaran sendiri atau dorongan dari

luar”. Minat baca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai

dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat

mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri

atau dorongan dari luar. Minat membaca juga merupakan perasaan

Page 100: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

89

senang seseorang terhadap bacaan karena adanya pemikiran bahwa

dengan membaca itu dapat diperoleh kemanfaatan bagi dirinya.

Minat baca pada siswa kelas III di SDN 82 Pattene tidak dimiliki tiap

siswa. Minat baca jika dimiliki tiap siswa khusunya di kelas III pasti semua

siswa kelas III mampu membaca dengan lancar namun nyatanya masih

terdapat 9 siswa yang belum mampu membaca dengan lancar bahkan

ada yang tidak tau sama sekali membaca dimana masalah ini dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal. Dari hasil penelitian, saran dan motivasi

tidak memberi pengaruh signifikan terhadap minat baca di sekolah

tersebut ini bisa jadi karena kesadaran akan membaca belum ada.

Menurut Devi Diah Kurniawati, A ( 2015 ) pada penelitian relevan

meneliti dengan judul pengaruh kelengkapan fasilitas perpustakaan

terhadap minat baca siswa kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes

Surakarta tahun ajaran 2015. menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara Kelengkapan fasilitas perpustakaan terhadap Minat baca,

yang ditunjukkan dengan uji hipotesis yang diperoleh nilai signifikansi

0,000 < 0,05 dan t hitung > t tabel (7,229> 2,052) sedangkan perolehan

dari uji keberartian (0,000 < 0,05) dan f hitung > f tabel dengan df (1, 27) α

= 5%, maka (52,261 > 4,21 ). Dari hasil uji determinasi sebesar 0,651

menunjukkan bahwa kelengkapan fasilitas perpustakaan berpengaruh

cukup besar yang ditunjukan dengan hasil uji determinasi (R2) sebesar

0,651 artinya bahwa besarnya pengaruh kelengkapan fasilitas

Page 101: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

90

perpustakaan terhadap minat baca adalah sebesar 65,1 %, sedangkan

34,9 % sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Hasil penelitian diatas memiliki persamaan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti, hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah terhadap peningkatan Minat

baca, dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara saran dan

motivasi terhadap Minat baca di SDN 82 Pattene yang ditunjukan dengan

uji hipotesis yang diperoleh nilai thitung variabel sarana (X1), variabel iklim

sekkolah (X2), variabel motivasi (X3) adalah t hitung Variabel sarana (X1)

adalah t hitung sebesar 1,625 < t tabel 2,008, t hitung Variabel iklim

sekolah (X2) adalah t hitung sebesar 2,816 > t tabel 2,008, t hitung

Variabel motivasi (X3) adalah thitung sebesar 0,418 < ttabel 2,008 maka

dapat disimpulkan bahwa hanya H2 atau hipotesis kedua diterima. Artinya

ada pengaruh signifikan iklim sekolah (X2) terhadap minat baca (Y).

persamaan lainnya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sama-

sama ingin mengetahui variabel bebas apakah ada pengaruh signifikan

terhadap minat baca. Perbedaan pada penelitian ini menggunakan tiga

variabel bebas yaitu saran, iklim sekolah, motivasi dan satu variabel terikat

yaitu minat baca disini peneliti ingin melihat apakah ada pengaruh

signifikan dari ketiga variabel bebas tersebut terhadap minat baca kelas III

SDN 82 Pattene sedangkan penelitian yang dilakukan Devi ingin melihat

pengaruh kelengkapan fasilitas perpustakaan terhadap minat baca kelas V

SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta.

Page 102: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

91

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian

maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh sarana di SDN 82 Pattene

Kecamatan Marusu Kabupaten Maros dalam meningkatkan minat baca

pada siswa kelas III tidak memberi pengaruh yang signifikan, dapat dilihat

dari thitung sebesar 1,625 < ttabel 2,008 maka dapat disimpulkan bahwa

H1 atau hipotesis pertama ditolak. Artinya tidak ada pengaruh sarana (X1)

terhadap minat baca (Y).

Iklim sekolah di SDN 82 Pattene Kecamatan Marusu Kabupaten

Maros memberi pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan minat

baca, melalui kuisioner berupa angket yang dibagikan dan di analisis

diperoleh thitung sebesar 2,816 > ttabell 2,008 maka dapat disimpulkan

bahwa H2 atau hipotesis kedua diterima. Artinya ada pengaruh iklim

sekolah (X2) terhadap minat baca (Y).

Motivasi siswa pada SDN 82 Pattene Kecamatan Marusu Kabupaten

Maros dalam meningkatkan minat baca tidak memberi pengaruh yang

signifikan, dapat dilihat dari pengujian thitung sebesar 0,418 < ttabel 2,008

maka dapat disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga ditolak. Artinya

tidak ada pengaruh motivasi (X3) terhadap minat baca (Y).

Sarana, iklim sekolah dan motivasi dalam meningkatkan minat baca

di SDN 82 Pattene Kecamatan Marusu Kabupaten Maros ternyata dari

Page 103: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

92

ketiga variabel bebas ini, tidak semua memberi pengaruh yang signifikan

dalam meningkatkan minat baca pada sekolah tersebut dapat dilihat dari

analisis data yang diperolah. Dimana dari ketiga variabel bebas tersebut

hanya iklim sekolah yang memberi pengaruh dalam meningkatkan minat

baca. kurangnya perhatian dari pihak sekolah dalam meningkatkan minat

baca dimana pihak sekolah dapat memanfaatkan sarana penunjang dan

motivasi siswa dalam membaca sehingga dapat meningkat.

Page 104: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

93

B. Saran

Implikasi saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu informasi bagi

lembaga sekolah untuk memperbaiki mutu dan profesionalisme guru

dalam meningkatkan minat baca yang dapat dipengaruhi oleh

banyak faktor utamanya sarana, iklim sekolah dan pemberian

motivasi kepada siswa.

2. Informasi hasil penelitian ini semoga dapat menjadi masukan bagi

guru untuk mengatasi permasalahan dalam meningkatkan minat

baca siswa.

3. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi penulis lain

atau calon peneliti untuk menulis dan melakukan penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan variabel pada penulisan ini

demi pengembangan minat baca siswa dimasa yang akan datang.

Page 105: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, S., & Khosmas, F. Y. (2014). Pengaruh Sarana Belajar Terhadap Hasil Belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di MAN 2. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 3(5).

Ardiansyah, A. R., Rizal, Y., & Nurdin, N. (2014). Pengaruh Pemanfaatan

Sarana Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar. Jee (Jurnal Edukasi Ekobis), 2(6).

Arikunto, 2009. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta Aviati, V. N., & Nurul, V. (2017). Kiat Menumbuhkan Gemar Membaca

Pada Anak SD Melalui Perpustakaan Sekolah. Kiat Menumbuhkan Gemar Membaca Pada Anak SD Melalui Perpustakaan Sekolah.

Bafadal, Ibrahim. 2001. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah . Jakarta:

Bumi Aksara. Bond, G. C., & Wanger, D. T. (1999). Gold catalysis. Catal Rev-Sci

Eng, 41, 319-388. Crow, Lester D.& Alice D. Crow. 1984. Psikologi Pendidikan. Alih bahasa:

Meitasari Tjandrasa. Surabaya: PT.Bina Ilmu Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Daryanto. 2015. Pengelolaan Budaya dan Iklim Sekolah. Gava Media.

Yogyakarta Depdikbud, T. P. K. (2008). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Depdiknas. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Depdagri Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdagri Departemen Agama RI.2007.Al-Qur'an dan Terjemahannya Al-Jumanatul

'Ali Seuntai Mutiara Yang Maha Luhur.Bandung:J-Art Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta Elfisa, M. K., & Yunaldi, Y. (2012). Layanan Pustakawan Anak terhadap

Anak di Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dalam Menumbuhkan

Page 106: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

Minat Baca Anak. Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, 1(1), 206-214.

Failasuf, Ashef Fiqo. 2013. Pengaruh Perhatian Orang TuaSiswa,

Kebiasaan Belajar dan Nilai UAN Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Teori Pemesinan Kelas I SMK Negeri 3 Yogyakarta dan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun 2012/2013.

Hakim, S. N., & Parameswari, A. (2015). Studi Komparasi Prestasi Belajar

Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar Program Full-Day yang berasal dari Taman Kanak-Kanak Program Full-Day dan Reguler. Proseding seminarpsikologi & kemanusiaan, 363-367.

Hamalik, O. (1992). Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum.

Bandung: Mandar Maju. Hamalik, O. (2004). Proses belajar mengajar. Bumi Aksara. Harjono, Bob. 2015. Merangsang dan Melejitkan Minat Baca Anak Anda.

Yogyakarta: Manika Books. Hidayati, N. (2013). Peningkatan Minat Baca Melalui Storytelling Anak

Kelompok B Tk Al-Muttaqien Surabaya. PAUD Teratai, 2(1). Hurlock, Elizabet B. (1999). Perkembangan Anak. Alih bahasa:Meitasari

Tjandrasa. Jakarta:Erlangga Indarwati, Feri. 2011. Pemanfaatan Buku Teks Oleh Guru Dalam

Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus SMA Negeri Kabupaten Semarang). Tugas Akhir Tesis.USM Surakarta

Indonesia, P. R. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Indrawan, Irjus. 2015. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana

Sekolah. Deepublish. Yogyakarta Jannah, R. Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Akuntansi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 4(5). Kompri. 2014. Manajemen Sekolah. Bandung: ALFA- BETA Kurniasi,N,T. 2012. Pengaruh Kelelngkapan Sarana Belajar dan Aktivitas

Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD Negeri Kelas V Jurnal Penelitian. Kebumen.

Page 107: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

Kurniawati, D. D. (2015). Pengaruh Kelengkapan Fasilitas

Perpustakaanterhadap Minat Baca Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Martinis, S. A. (2007). Amino acid Toxicities of Escherichia Coli that are

Prevented by Leucyl-tRNA Synthetase Amino acid Editing. Journal of bacteriology, 189(23), 8765-8768.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah

Panduan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muniroh. 2012. Iklim dan Budaya Sekolah, (Online),

(http://zahratulnajwa.blogspot.co.id/2012/05/iklim-dan-budayasekolah-oleh-muniroh-s.html, diakses 26 April 2018).

No, U. U. (43). Tahun 2007 tentang Perpustakaan. nd. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2007.tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Sd/Mi), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Smp/Mts), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (Sma/Ma).

Permendiknas, R. I. (2006). Nomor 23 Tahun 2006 tentang. Standar

Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Prasetyo, S. S. S., Purnomo, E., & Rusman, T. (2015). Pengaruh Iklim

Sekolah dan Sikap Siswa Melalui Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar. Jee (Jurnal Edukasi Ekobis), 3(1).

Putra, R. D. (2015). Pengaruh Minat Baca, Lingkungan Belajar Di Sekolah,

dan Pemanfaatan Sarana Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ips Terpadu Siswa Kelas Vii Smp Kartika Ii-2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 (Doctoral dissertation, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan).

Rahayu, R. S. (2016). Pengaruh Program Reading Morning terhadap

Minat Baca Peserta Didik Kelas V di MIN Sumurrejo Kota Semarang tahun Pajaran 2015/2016 (Doctoral dissertation, UIN Walisongo).

Sandjaja. (2005). Pengertian Minat Membaca Menurut Para Ahli.

Diperoleh 20 Agustus 2018 dari

Page 108: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

http://aroxxkaluwatu.blogspot.com/2013/06/pengertian-minat-baca-menurut-paraahli_18.html

Sani, A., & Masyhuri.(2010). Metodologi Riset Manajemen Sumberdaya

Manusia. Santrock, Jhon W. 2007. Psikologi Pendidikan,. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. Sari, D. N., Rusman, T., & Nurdin, N. (2014). Pengaruh Motivasi, Metode

Mengajar, dan Ketersediaan Sarana Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi. JEE (Jurnal Edukasi Ekobis), 2(7).

Setiadi,dkk. 2008. Pengaruh Sarana dan Prasarana Belajar terhadap Hasil

Belajar Mata Pelajaran Alat ukur. Tugas Artikel Penelitian.UNS SEMARANG.

Siagian, N. S., & Marhadi, H. M. Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan

terhadap Peningkatan Minat Baca Siswa di Sdn 136 Pekanbaru Tahun Peajaran 2014/2015. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, 2(2), 1-6.

Siregar, S. (2015). Statistika Terapan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:

Prenadamedia Group. Sudarmanto, R. G. (2005). Analisis regresi linear ganda dengan

SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudjana, N. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito, 168. Sudjana, N., & Rivai, A. (2002). Media Pendidikan. Bandung: Alumni

Bandung. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung :Alfabeta. Sulistyo, A. (2017). Evaluasi Program Budaya Membaca di Sekolah Dasar

Negeri. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 4(1), 48-58. Sutopo, H. B. (2006). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasinya

dalam Penelitian. The Liang, Gie. 1995. Cara Belajar yang Efisien jilid II Edisi Keempat.

(diperbaharui). Yogyakarta:Liberty. Umar, Husein. Tiro, M. A., & Sukarna, A. (2010). Statistik Deskriptif Peubah Banyak.

Page 109: PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI ......PENGARUH SARANA, IKLIM SEKOLAH, DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA SISWA KELAS III SDN 82 PATTENE KECAMATAN MARUSU KABUPATEN

Wahib, Abdul. et.al. 1998. PBM PAI di Sekolah (Eksistensi dan Proses

Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam). Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

Wijayanti, S. H., & Warmiyati, M. M. T. (2012). Peningkatan Minat Baca

Melalui Peran Perpustakaan Sekolah Dasar Di Desa Cisauk, Tangerang. Dharmakarya, 1(2).

William. (1995). Fast Effective Rule Induction. In Machine Learning

Proceedings 1995 (pp. 115-123).