130
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI PUSAT SANTUNAN KELUARGA (PUSAKA) KECAMATAN PANCORAN JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh YUSNIA PRATIWI NIM: 1111054100018 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H /2015 M

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL

TERHADAP KUALITAS HIDUP LANJUT USIA

DI PUSAT SANTUNAN KELUARGA (PUSAKA)

KECAMATAN PANCORAN JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh

YUSNIA PRATIWI

NIM: 1111054100018

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H /2015 M

Page 2: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 3: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 4: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 5: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

i

ABSTRAK

YUSNIA PRATIWI, 1111054100018, PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL

TERHADAP KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI PUSAT SANTUNAN

KELUARGA (PUSAKA) KECAMATAN PANCORAN JAKARTA

SELATAN, DI BAWAH BIMBINGAN NOOR BEKTI NEGORO, SE,M.SI.

Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas.

Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Di usia lanjut seseorang

banyak mengalami berbagai permasalahan hidup. Permasalahan yang dihadapinya

akan saling berkaitan, seperti kondisi fisik dan psikis dapat mempengaruhi

keadaan sosial ekonomi. Sehingga kecendrungan lansia tergantung pada orang

lain menjadi cukup besar, mereka membutuhkan bantuan atau dukungan sosial

dari orang-orang di sekitarnya. Dukungan sosial tersebut bertujuan untuk

membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka yang berusia

lanjut tentunya menginginkan kehidupan yang sejahtera dimana terpetuhinya

kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kesejahteraan sama dengan peningkatan kualitas

hidup, yang mana kualitas hidup memiliki arti kepuasan hidup atau terpenuhinya

kebutuhan hidup berdasarkan kondisi fisik, psikologis, dan konsisi sosial yang

dirasakan seseorang. Penelitian ini dilakukan di Pusat Santunan Keluarga

(PUSAKA) yang ada di Kecamatan Pancoran, PUSAKA merupakan organisasi

kemanusian berbasis masyarakat. Keberadaan PUSAKA yang ada di DKI Jakarta

mencapai 123 PUSAKA.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial

terhadap kualitas hidup lanjut usia. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan jumlah sampel sabanyak 51 responden. Alat ukur yang

digunakan untuk mengukur variabel dukungan sosial yaitu The Social Provisions

Scale yang dikembangkan oleh Weiss. Kemudian Alat ukur untuk variabel

kualitas hidup menggunakan World Health Organization Quality of Life

(WHOQOL-OLD) yang lebih spesifik digunakan untuk mengukur kualitas hidup

pada lansia. Serta teknik pengolaan dan analisis data yang digunakan dengan

analisis statistik yang dilakaukan dengan bantuan software SPSS 20 for windows

release.

Dari hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan F-Test di dapatkan nilai

signifikasinya sebesar 0,000 dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 ini berarti

variabel dukungan sosial memiliki pengaruh terhadap variabel kualitas hidup

lanjut usia. Adapun berdasarkan hasil Adjusted R Square (R²) sebesar 42,8%

artinya variabel dukungan sosial mempengaruhi variabel kualitas hidup lanjut usia

sebesar 42,8% sedangkan sisanya sebesar 57,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh

variabel lain di luar variabel penelitian. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan masukan yang positif bagi semua pihak agar dapat lebih memperhatikan

kondisi lanjut usia serta dapat memberikan dukungan lebih kepada sesorang yang

telah berusia lanjut.

Kata Kunci: Dukungan Sosial, Kualitas Hidup Lanjut Usia

Page 6: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala Puji bagi Allah SWT Yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kualitas Hidup Lanjut Usia di

Pusat Santunan Dalam Keluarga (PUSAKA) Kecamatan Pancoran”. Shalawat

serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

guna meraih gelar sarjana sosoal jurusan kesejahteraan sosial. Penulis menyadari

banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesain skripsi ini. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati penulisi ingin mengucapkan banyak

terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga selesainnya

penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik.

Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan bidang Administrasi Umum.

Dr. Suhaimi, M, SI selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Siti Napsiyah, MSW, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial,

Ahmad Zaky, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi, dan para dosen

Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan ilmu

dan pengalamannya kepada penulis. Semoga ilmu yang diberikan

bermanfaat di masa yang akan datang.

Page 7: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

iii

3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE,M.SI sebagai dosen pembimbing yang telah

banyak memberi nasihat dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Pengurus Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) yang ada di Kecamatan

Pancoran.

5. Trimakasih kepada kedua orangtuaku tercinta Ayahku Yusuf dan Ibuku

Marwiyah serta nenekku yang tak pernah hentinya memanjatkan doa dan

memberikan dukungannnya kepada penulis, sehingga penulis selalu

termotivasi dengan kasih sayang kalian yang begitu besar. Dan untuk

adikku Astri dan Lulu yang juga turut memberikan dukungan bagi

kelancaran penulisan skripsi ini.

6. Teman-teman Kesejahteraan Sosial Angkatan 2011, khususnya kepada

sahabat dan orang terdekatku Mayang, Tri, Nindi, Retno, Sonia, Alfi, Elis,

Asif, Ita dan Mira.

Jakarta, Juni 2015

Yusnia Pratiwi

Page 8: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 8

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 9

E. Sistematika Penulisan ............................................................................... 10

BAB II KERANGKA TEORITIS ................................................................... 12

A. Lanjut Usia ............................................................................................... 12

1. Pengertian Lanjut Usia ........................................................................ 12

2. Periode Lanjut Usia ............................................................................ 13

3. Kebutuhan Lanjut Usia ....................................................................... 14

4. Hak dan Kewajiban Lanjut Usia .......................................................... 16

B. Teori Lanjut Usia ...................................................................................... 18

1. Teori Kelekatan (Attachment Theory) ................................................. 18

2. Teori Penarikan Diri (Disengagement Theory) .................................... 18

3. Teori Aktifitas (Activity Theory) ......................................................... 19

4. Teori Kontinuitas (Continuity Theory) ................................................ 19

C. Dukungan Sosial ....................................................................................... 20

1. Pengertian Dukungan Sosial .............................................................. 20

2. Jenis-Jenis Dukungan Sosial .............................................................. 21

Page 9: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

v

3. Komponen Dukungan Sosial .............................................................. 22

4. Manfaat Dukungan Sosial .................................................................. 24

5. Sumber-Sumber Dukungan Sosial ...................................................... 25

6. Pengukuran Dukungan Sosial............................................................. 25

D. Kualitas Hidup Lanjut Usia....................................................................... 26

1. Pengertian Kualitas Hidup .................................................................. 26

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup ............................. 27

3. Tujuan Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia ................................. 28

4. Domain Kualitas Hidup ..................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 34

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ............................................................. 34

B. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 34

1. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 34

2. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 36

1. Populasi ........................................................................................... 36

2. Sampel ............................................................................................ 36

D. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 37

E. Variabel Penelitian.................................................................................... 38

F. Definisi Konseptual Variabel Penelitian .................................................... 39

G. Definisi Oprasional Variabel Penelitian .................................................... 40

H. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 49

I. Uji Instrument ........................................................................................... 49

1. Uji Validitas Data ............................................................................... 49

2. Uji Reabilitas Data .............................................................................. 50

J. Teknik Analisis Data ................................................................................ 51

Page 10: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

vi

1. Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov .................................................. 52

2. Uji Homogenitas ................................................................................ 52

3. Uji Koefisien Korelasi ....................................................................... 53

4. Uji Koefisien Determinasi .................................................................. 54

5. Uji F-test (Simultan) .......................................................................... 55

6. Uji Regresi Linear Berganda .............................................................. 55

7. Uji T-test (Persial) ............................................................................. 56

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA .................................................. 58

A. Visi, Misi dan Tugas Pokok ...................................................................... 58

B. Tujuan dan Sasaran Lembaga ................................................................... 59

C. Jumlah Lanjut Usia ................................................................................... 59

D. Struktur Organisasi ................................................................................... 60

E. Metode dan Jenis Pelayanan ..................................................................... 60

F. Sarana dan Prasarana ................................................................................ 62

G. Sumberdaya Manusia dan Pendanaan ....................................................... 63

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 64

A. Gambaran Umum Responden ................................................................... 64

B. Uji Instrument ........................................................................................... 66

C. Analisis Data Penelitian ............................................................................ 72

1. Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov .................................................... 72

2. Uji Homogenitas .................................................................................. 72

3. Uji Koefisien Korelasi .......................................................................... 73

4. Uji Koefisien Determinasi .................................................................... 76

5. Uji F-test .............................................................................................. 76

6. Uji Linier Berganda .............................................................................. 77

7. Uji T-test .............................................................................................. 79

Page 11: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

vii

D. Analisis Perspektif Pekerjaan Sosial ................................................................. 81

BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 87

A. Kesimpulan............................................................................................... 87

B. Saran ........................................................................................................ 88

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel Penelitian ............................................................................. 39

Tabel 3.2 Definisi Oprasional dan Indikator Penelitian....................................... 41

Tabel 3.3 Blue Print Skala Dukungan Sosial (sebelum validitas instrument) ...... 43

Tabel 3.4 Blue Print Skala Kualitas Hidup (sebelum validitas instrument) ......... 44

Tabel 3.5 Blue Print Skala Dukungan Sosial (setelah validitas instrument) ........ 46

Tabel 3.6 Blue Print Skala Kualitas Hidup (setelah validitas instrument) ........... 47

Tabel 3.7 Skala Likert ........................................................................................ 51

Tabel 3.8 Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi ............................................ 54

Tabel 4.1 Data Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 59

Tabel 4.2 Data Lanjut Usia Berdasarkan Usia .................................................... 59

Tabel 5.1 Jenis Kelamin Responden ................................................................... 64

Tabel 5.2 Usia Responden .................................................................................. 65

Tabel 5.3 Uji Validitas Variabel Dukungan Sosial ............................................. 66

Tabel 5.4 Uji Validitas Variabel Kualitas Hidup Lanjut Usia ............................ 68

Tabel 5.5 Reabilitas ........................................................................................... 71

Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 72

Tabel 5.7 Hasil Uji Homogenitas ....................................................................... 73

Tabel 5.8 Hasil Koefisien Korelasi ..................................................................... 75

Tabel 5.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 76

Tabel 5.10 Hasil Uji F-test ................................................................................. 77

Tabel 5.11 Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda dan Uji T-test ........................ 77

Page 13: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 - Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 - Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 - Angket/Kuisioner

Lampiran 4 - Uji Validitas

Lampiran 5 - Uji Reliabilitas

Lampiran 6 - Uji Analisis Data

Page 14: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penduduk yang memasuki usia lanjut semakin lama semakin signifikan

jumlahnya di banyak negara tidak terkecuali di Indonesia. Fenomena

meningkatnya pertumbuhan penduduk usia lanjut merupakan sebuah

kecenderungan yang terjadi sebagai dampak dari perubahan struktur usia dalam

beberapa waktu belakangan. Penurunan angka kelahiran dan peningkatan usia

harapan hidup menciptakan situasi dimana penduduk berusia 60 tahun atau lebih

menjadi segmen dengan pertumbuhan terpesat dari sebuah penduduk. Jumlah

anak menurun sedangkan proporsi penduduk berusia produktif 15-59 tahun

bertambah. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia

berusia lanjut di Indonesia mencapai 18,04 juta jiwa atau sekitar 7,6% dari total

penduduk Indonesia yang berjumlah 237,6 juta jiwa.1

Berdasarkan UU No. 13 tahun 1998, yang dimaksud lanjut usia adalah

seseorang yang telah berusia 60 tahun keatas.2 Lanjut usia merupakan tahap

perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia

lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindarkan. Lanjut usia adalah

kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap

yang berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta penurunan

1Dadang Hawari , Sejahtera di Usia Senja (Jakarta: FKUI, 2007), h. 6.

2Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta: Rineka Cipta,

2007), h. 275.

Page 15: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

2

kepekaan secara individual. Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses

penuaan.

Peningkatan usia harapan hidup mengakibatkan jumlah lanjut usia

mengalami peningkatan tiap tahun. Penduduk lanjut usia mengalami pertumbuhan

tercepat dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Indonesia termasuk Negara

berkembang dengan jumlah penduduk kurang lebih 237,6 juta jiwa pada tahun

2010 dan menempati peringkat empat dunia setelah Cina, India dan Jepang dalam

hal penduduk lansia terbanyak didunia. WHO memperkirakan tahun 2025 jumlah

lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus bertambah

hingga 2 miliar orang di tahun 2050. WHO juga memperkirakan 75% populasi

lansia di dunia pada tahun 2025 berada di negara berkembang.3

Berdasarkan Data Susenas BPS 2012 menunjukkan bahwa lanjut usia di

Indonesia sebanyak 7,56% dari total penduduk Indonesia. Menurut data tersebut

sebagian besar lanjut usia di Indonesia berjenis kelamin perempuan. Sementara itu

Bappenas memperkirakan pada tahun 2050 akan ada 80 juta lanjut usia di

Indonesia dengan komposisi usia 60-69 tahun berjumlah 35,8 juta, usia 70-79

tahun berjumlah 21,4 juta dan 80 tahun ke atas berjumlah 11,8 juta.4 Banyaknya

jumlah lanjut usia di Indonesia bisa dimaknai sebagai keberhasilan pembangunan

manusia dengan indikator bertambahnya usia harapan hidup. Di sisi lain hal itu

juga menghadirkan tantangan mengenai angka ketergantungan hidup yang akan

berkorelasi dengan beban ekonomi yang ditanggung penduduk usia produktif

untuk membiayai penduduk lanjut usia. Apalagi permasalahan lanjut usia tidak

3Badan Pusat Statistik, “Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi,” artikel diakses pada 22

September 2014 dari http://www.bps.go.id/download_file/IP_Februari_2014.pdf

4

Hendra Wardhana, “Mereka Lansia, Mereka Berdaya,” artikel diakses pada 22

September 2014 dari http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/05/29/mereka-lansia-mereka-

berdaya-655403.html

Page 16: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

3

hanya sebatas produktivitas tapi juga menyangkut hal lain seperti pendidikan dan

kesehatan.

Menurut Komisi Nasional Lanjut Usia yang dikutip dari tesis Ayu Diah,

bahwa ada beberapa permasalahan yang umum dijumpai pada masa tua antara lain

masalah hubungan keluarga, hubungan sosial yang cenderung mengisolasi diri

dan kurang melakukan sosialisasi, menurunnya daya tahan tubuh sehingga

penyembuhan penyakit lebih lama, akses transportasi yang belum ramah lansia

dan terlalu jauh dari rumah serta pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan

sendiri dan tidak jarang melakukan pekerjaan untuk anggota keluarga yang lain

seperti menjaga rumah, pekerjaan rumah, mengasuh cucu dan lain-lain.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi para lanjut usia tersebut akan saling

berkaitan, seperti kondisi fisik dan psikis dapat mempengaruhi keadaan sosial

ekonomi, sehingga kecenderungan lanjut usia menjadi tergantung pada orang lain

menjadi cukup besar.5

Meningkatnya jumlah populasi lanjut usia yang diiringi dengan

meningkatnya permasalahan yang dihadapi lanjut usia juga berdampak terhadap

penurunan kualitas hidup lansia, seperti penurunan kapasitas mental, perubahan

peran sosial, kepikunan, serta depresi.6 Dalam jurnal psikologi yang ditulis oleh

Dewinta menunjukan bahwa hasil survei awal terhadap 10 lansia didapatkan

bahwa 7 orang lansia atau 70% mengalami penurunan kualitas hidup terutama

dalam rasa kesepian dan kurangnya perhatian dari anggota keluarga lain.

5Ayu Diah, “Evaluasi Proses Pelaksanaan Program Elderly Day Care Services Tahun

2012 di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Dharma Bekasi Timur,” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik, Universitas Indonesia, 2012), h. 20.

6Dewianita, dkk., “Fungsi keluarga, dukungan sosial dan kualitas hidup lansia di wilayah

kerja Puskesmas III Denpasar Selatan,” artikel diakses pada 1 Maret 2015 dari

file:///C:/Users/Acer/Downloads/7878-13923-1-SM.pdf

Page 17: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

4

Rendahnya kualitas hidup lansia sering dihubungkan dengan fungsi keluarga dan

dukungan sosial, baik dukungan sosial dari pasangan, keluarga ataupun

masyarakat.

World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) mendefinisikan

kualitas hidup sebagai persepsi individu terhadap kehidupannya di masyarakat

dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait dengan tujuan,

harapan, standar, dan perhatian. Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang

sangat luas yang dipengarui kondisi fisik individu, psikologis, tingkat

kemandirian, serta hubungan individu dengan lingkungan.7

Kualitas hidup erat kaitannya dengan kesejahteraan lanjut usia dimana

dalam hal ini kesejahteraan lanjut usia menurut undang-undang nomor 13 tahun

1998 yaitu adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, baik material

maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman

lahir dan batin yang memungkinkan setiap lanjut usia untuk mengadakan

pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri,

keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi

manusia.8 Jadi dalam hal ini kesejahteraan lanjut usia dapat dikaitkan dengan

peningkatan kualitas hidup, dimana indikator kesejahteraan lanjut usia dan

kualitas hidup secara berama-sama dapat dilihat dari kondisi fisik, kondisi

psikologis, serta hubungan sosial seseorang.

7

Amalia Yuliati, dkk., “Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas

dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia (The Different of Quality of Life Among the Elderly who

Living at Community and Social Services),” Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (Januari 2014): h. 88.

8Undang-Undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia nomor 13 tahun 1998,”

artikel diakses pada 17 Januari 2015 dari file:///C:/Users/Acer/Downloads/Undang-Undang-tahun-

1998-13-98%20(3).pdf

Page 18: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

5

Banyaknya permasalahan yang dihadapi yang dapat mempengaruhi

kualitas hidup lanjut usia, tentunya membutuhkan dukungan dari orang-orang

disekitarnya mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh lanjut usia. Dukungan

tersebut berupa dukangan sosial yang bisa di terima dari keluarga, pasangan hidup

atau kelompok masyarakat. Dukungan sosial merupakan bantuan yang diberikan

berupa kasih sayang, kepedulian, perhatian dan bantuan kepada individu. Menurut

Wills dan Filler dukungan sosial membantu lansia mengatasi persoalan yang

dihadapinya lebih efektif.9 Menurut Cutrona dukungan sosial meruapakan suatu

proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang

dicintai dan dihargai, disayangi untuk memberikan bantuan kepada individu yang

mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupan.

Bila merujuk pada Al-Quran lanjut usia bisa dimaknai sebagai orang tua

yang sudah tua usianya. Dan Allah SWT memerintahkan untuk merawat orang tua

yang telah lanjut usia hal ini merupakan salah satu bentuk dukungan sosial,

sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-Isra/17: 23 berikut:10

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah

selain Dia (berbuat syirik) dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu

dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-

duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali

9

Arianti Kusumawardani, “Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kualitas Hidup pada

Lansia Penderita Hipertensi,” artikel diakses pada 20 Februari 2015 dari

http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2014/08/Hubungan-antara-Dukungan-Sosial-dan

Kualitas-Hidup-pada-Lansia-Penderita-Hipertensi.pdf

10

Al-Qur’an Online, “surah Al-Isra ayat 23,” artikel diakses pada 22 September 2014 dari

http://quran.com/17/23-24

Page 19: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

6

janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah

kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Disebutkan dalam surat tersebut untuk merawat orang tua yang sudah

berusia lanjut bahkan diperintahkan untuk memuliakan orang tua yang sudah

lanjut usia. Dalam merawat orang tua tersebut bisa dimaknai dengan memberikan

kasih sayang, perhatian dan kepedulian yang merupakan bentuk dari dukungan

sosial.

Oleh karena itu untuk melihat apakah ada pengaruh antara dukungan sosial

terhadap kualitas hidup lanjut usia, maka dalam penelitian ini peneliti akan

meneliti kualitas hidup lanjut usia di PUSAT SANTUNAN KELUARGA

(PUSAKA). PUSAKA merupakan salah satu organisasi kemanusiaan yang

memiliki pola pelayanan sosial lanjut usia berbasis masyarakat yang membantu

program pemerintah dalam mensejahterakan lansia. PUSAKA melakukan

pengorganisasian kelompok kerja yang mendorong pengembangan home care di

berbagai wilayah di Jakarta, penggerak kegiatan ini ada di tingkat kelurahan dan

kecamatan.11

Karakterisik pelayanan ini adalah pelayanan luar panti dengan

menyediakan pelayanan sosial kepada lanjut usia dalam keluarga. Di PUSAKA

para lanjut usia tidak hanya mendapatkan dukungan sosial dari keluarga tetapi

juga dari masyarakat, lembaga dan juga pemerintah.

PUSAKA diperkenalkan pertama kali pada tahun 1987, pola pelayanan ini

ditumbuhkan untuk mempertajam peran home care yang pernah diinisiasi oleh

Badan Koordinasi Panti Werdha DKI Jakarta pada tahun 1970. Berdasarkan data

yang tercatat di BKKKS DKI Jakarta, jumlah PUSAKA di DKI Jakarta sampai

11Roem Topatimasang, Memanusiakan Lanjut Usia: Penuaan Penduduk &Pembangunan

di Indonesia (Yogyakarta: INSIST Press, 2013), h. 91.

Page 20: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

7

dengan tahun 2011 ini mencapai 123 PUSAKA atau 50% dari kelurahan yang ada

di Jakarta yang mencapai 256 kelurahan. Sedangkan jangkauan sasaran mencapai

7.036 lanjut usia pertahun atau rata-rata 57 lansia di setiap PUSAKA.12

Salah satu Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) yang sudah mampu

berperan aktif dalam menjalankan model pelayanan sosial bagi lanjut usia yaitu

PUSAKA yang ada di Kecamatan Pancoran yaitu PUSAKA 48 dan 79 yang sudah

berdiri sejak tahun 1992 dan 1995. PUSAKA 48 dan 79 telah memiliki banyak

prestasi dibanding dengan PUSAKA lainnya, selain itu jumlah binaan yang ada

juga lebih banyak di bandingkan dengan PUSAKA yang ada di Kecamatan

lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka menarik untuk dilakukan penelitian

mengenai pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia yang

dilakukan di pusat santunan keluarga (PUSAKA). Karena sebagai mana namanya

PUSAKA telah memberikan dukungan, santunan dan juga pelayanan dalam usaha

untuk mensejahterkan dan juga meningkatkan kualitas hidup lansia. Lansia juga

masuk dalam salah satu katagori penyandang masalah kesejahteraan sosial

(PMKS). Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS

HIDUP LANJUT USIA DI PUSAT SANTUNAN KELUARGA (PUSAKA)

KECAMATAN PANCORAN JAKARTA SELATAN”.

12Kementrian Sosial RI Dierktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Pedoman

Penyelenggaraan Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) (Jakarta: Kementrian Sosial, 2012), h. 3.

Page 21: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

8

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis hanya akan melakukan

penelitian mengenai pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup

lanjut usia yang dilakukan di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) yang

hanya berada di kecamatan pancoran. Dimana terdapat 2 Pusat santunan

keluarga yaitu PUSAKA 48 dan PUSAKA 79. Serta untuk mengetahui

apakah ada hubungan antara dukungan sosial terhadap kualitas hidup

lanjut usia di pusat santunan keluarga (PUSAKA).

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalah

penelitian ini:

a. Adakah hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup lanjut

usia di pusat santunan keluarga (PUSAKA)?

b. Adakah pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup lansia di

pusat santunan keluarga (PUSAKA) ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

a. Mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup

lanjut usia di pusat santunan keluarga (PUSAKA).

b. Mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup lansia

di pusat santunan keluarga (PUSAKA).

Page 22: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

9

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat akademis

1) Menambah wawasan keilmuan bagi mahasiswa kesejahteraan

sosial.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur bagi

pengembangan penelitian serupa dimasa yang akan datang.

b. Manfaat Praktis

1) Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dan pelaksana program

pelayanan bagi lansia agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan

kualitas hidup lanjut usia, serta dapat mengembangkan model

pelayanan sosial lanjut usia dalam bentuk yang lebih baik.

2) Memberikan gambaran mengenai pengaruh dukungan sosial

terhadap kualitas hidup lanjut usia.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka pada:

1. Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KEGIATAN SOSIAL LANJUT

USIA DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI

PUSKESMAS CIPUTAT” yang disusun oleh Rika Yunita, mahasiswa

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Melakukan

tinjauan pustaka pada skripsi tersebut merupakan ketertarikan penulis

dalam meneliti kualitas hidup lanjut usia, perbedaan dengan penelitian

Page 23: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

10

yang penulis lakukan yaitu antara kegiatan sosial dengan dukungan

sosial.

2. Skripsi yang berjudul “PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL

TERHADAP BURNOUT GURU SEKOLAH LUAR BIASA” yang

disusun oleh Dyni Rafiah, mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Melakukan tinjauan pustaka pada skripsi tersebut

merupakan ketertarikan penulis dalam meneliti dukungan sosial,

perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah mengenai

objek yang diteliti.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan ini terdiri dari lima bab, yang terdiri sebagai

berikut:

1. BAB I Pendahuluan; terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan

masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.

2. BAB II Landasan Teori; terdiri dari pengertian lanjut usia (lansia),

dukungan sosial, dan kualitas hidup.

3. BAB III Metodelogi Penelitian; terdiri dari pendekatan dan desain

penelitian, ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel, metode

pengumpulan data, variabel penelitian, definisi konseptual variabel

penelitian, definisi oprasional variabel penelitian, hipotesis penelitian,

uji instrument, dan teknik analisis data.

Page 24: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

11

4. BAB IV Gambaran Umum Lembaga; terdiri dari visi dan misi,

tugas pokok dan fungsi, tujuan dan sasaran lembagaan, jumlah lanjut

usai, struktur organisasi, metode dan jenis pelayanan, sarana dan

prasarana, sumberdaya manusia dan pendanaan.

5. BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan; Pada bab ini akan

dijelaskan dan dijabarkan data hasil penelitian yang telah didapatkan

berikut analisis data berdasarkan statistik.

6. BAB VI Penutup; terdiri dari kesimpulan serta saran-saran sebagai

bentuk hasil dari penelitian yang dilakukan.

Page 25: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Lanjut Usia

1. Pengertian Lanjut Usia

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dikatakkan bahwa

lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.13

Lanjut Usia adalah seseorang baik wanita maupun laki-laki yang telah berusia

60 tahun ke atas, dimana lanjut Usia secara fisik dapat dibedakan atas dua

yaitu lanjut usia potensial maupun lanjut usia tidak potensial. 14

Menurut kamus besar bahasa Indonesia lanjut usia adalah tahap masa

tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas.15

Menurut Nugroho Wahyudi proses menua merupakan proses yang terus

menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami

pada semua makhluk hidup.16

Lanjut usia digolongkan menjadi dua yaitu lanjut usia potensial dan

juga lanjut usia tidak potensial. Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang

masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat

menghasilkan barang dan atau jasa. Kemudian lanjut usia tidak potensial

adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya

13

Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta: Rineka Cipta,

2007), h. 275.

14

Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial, “ Lanjut Usia,” artikel diakses pada 17 Februari

2015 dari http://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid=6

15

Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 280.

16

Universitas Sumatra Utara, “Pelayanan Lanjut Usia,” Artikel diakses pada 18 Februari

2015 dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39240/3/Chapter%20II.pdf

Page 26: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

13

bergantung pada bantuan orang lain.17

Jadi dapat disimpulkan bahwa lanjut

usia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas.

2. Periode lanjut usia

Menurut Burnside dkk yang dikutip oleh Endah Puspita membagi

periode lanjut usia ke dalam 4 tahapan:18

a. Young Old (60-69 tahun)

Pada periode ini orang lanjut usia harus menyesuaikan diri dengan

struktur peran yang baru agar dapat mengatasi masalah-masalahnya

yang berkaitan dengan berkurangnya penghasilan, kehilangan teman-

teman serta orang-orang yang dicintai. Selain itu, adanya penurunan

kekuatan fisik dapat menjadi masalah bagi para pekerja di sektor

industri. Namun demikian banyak pula orang berusia 60-an yang

memiliki kelebihan tenaga sehingga lalu mencari aktivitas baru dan

berbeda. Beberapa orang lanjut usia ada yang menjadi tenaga sukarela

pada suatu perusahaan kecil, pengunjung rumah sakit atau sebagai

kakek nenek angkat.

b. Middle age old (70-79 tahun)

Usia 70-an ditandai dengan timbulnya penyakit serta mengalami

banyak kehilangan, dimana jumlah teman dan keluarga yang

meninggal meningkat. Kondisi kesehatan orang lanjut usia semakin

menurun dan sering merasa gelisah serta mudah marah. Aktivitas

17Undang- Undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia nomor 13 tahun 1998,”

artikel diakses pada 17 Februari 2015 dari file:///C:/Users/Acer/Downloads/Undang-Undang-

tahun-1998-13-98%20(3).pdf

18

Endah Puspita Sari, “Penerimaan Diri pada Lanjut Usia Ditinjau Dari Kematangan

Emosi,” Universitas Gajah Mada, 2002, h. 75.

Page 27: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

14

seksual pada pria dan wanita juga menurun dan pada beberapa orang

disebabkan karena pasangannya sudah meninggal. Orang lanjut usia

pun harus menyesuaikan diri dengan menurunnya partisipasi dalam

organisasi formal yang diikiutinya.

c. Old-Old (80-89 tahun)

Orang berusia 80-an semakin sulit menyesuaikan diri serta melakukan

interaksi dengan lingkungan di sekitarnya. Pada periode ini orang

lanjut usia membutuhkan bantuan agar tetap dapat mempertahankan

kontak dengan lingkungan sosial budayanya.

d. Very old-old (90-99 tahun)

Pada periode usia ini masalah kesehatan semakin parah. Orang berusia

90-an ini membutuhkan kegiatan yang tidak ada unsur persaingannya

dan hendaknya di bebasakan dari tekanan dan tanggung jawab dalam

pekerjaan. Apabila orang lanjut usia ini dapat mengatasi masalahnya

secara memuaskan, maka mereka dapat hidup tentram dan bahagia.

3. Kebutuhan Lanjut Usia

Lanjut usia memiliki kebutuhan sebagaimana manusia pada umumnya

yaitu kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Dalam pemenuhan

kebutuhannya, lanjut usia menggunakan kemampuan diri sendiri atau dengan

bantuan dan dukungan keluarga atau lingkungan lainnya. Dikutip dari Ayu

Diah bahwa kebutuhan dasar manusia seperti yang dikemukakan oleh

Maslow terdiri dari kebutuhan yang bersifat fisik, kebutuhan sosial,

keamanan, penghargaan dan aktualisasi diri. Dan kebutuhan lanjut usia

Page 28: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

15

diantaranya adalah:19

a. Kebutuhan biologis, merupakan kebutuhan yang mutlak diperlukan oleh

manusia untuk dapat memperkuat daya tahan fisik seseorang sehingga

dapat mempertahankan hidupnya. Kebutuhan ini mencakup : kebutuhan

pelayanan kesehatan, makanan yang bergizi, seksual atau intimasi,

pakaian dan tempat tinggal.

b. Kebutuhan Psikologis, merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan

hal-hal yang bersifat psikis (emosi, perasaan) antara lain berupa : kasih

sayang, menyayangi, mendapat tanggapan dari orang lain, perasaan

tentram, merasa berguna dan memiliki jati diri serta status yang jelas.

c. Kebutuhan Sosial, merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan relasi

dan interaksi dengan sesama manusia antara lain berupa: berinteraksi

dengan keluarga lansia, melakukan aktivitas dengan teman sebaya,

melakukan aktivitas dengan masyarakat di lingkungannya, menjadi

anggota suatu organisasi, melaksanakan aktivitas dibidang ekonomi,

melakukan aktivitas di bidang pendidikan, kebutuhan rekreasi dan

kebutuhan Informasi.

d. Kebutuhan Spiritual, merupakan kebutuhan multidimensi yaitu

mencakup dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi

eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, sedangkan

dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan

Yang Maha Kuasa. Spiritual sebagai konsep juga mengandung dua

19 Ayu Diah, “Evaluasi Proses Pelaksanaan Program Elderly Day Care Services Tahun

2012 di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Dharma Bekasi Timur,” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik, Universitas Indonesia, 2012), h. 20.

Page 29: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

16

dimensi yaitu dimensi vertikal sebagai bentuk hubungan manusia

dengan Tuhan Yang Maha Kuasa yang menuntun kehidupan seseorang,

sedangkan dimensi horizontal adalah hubungan dengan diri sendiri,

hubungan dengan orang lain dan hubungan dengan lingkungan.

Kebutuhan ini antara lain berupa: melaksanakan ibadah, memperdalam

keimanan, melaksanakan kegiatan kerohanian, menerima keadaan

dirinya, menerima hakikat hidup dan puas akan kehidupannya dan

optimis terhadap masa depan.

4. Hak dan Kewajiban Lansia

Lanjut usia merupkan warga negara yang memiliki hak yang sama

dengan warga negara lainnya. Disebutkan dalam undang-undang nomor 13

tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia bahwa lanjut usia mempunyai

hak yang sama dalam kehidupan bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dan juga disebutkan dalam undang-undang tersebut sebagai

penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi :20

a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual.

b. Pelayanan kesehatan.

c. Pelayanan kesempatan kerja.

d. Pelayanan pendidikan dan pelatihan.

20Undang- Undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia nomor 13 tahun 1998,”

artikel diakses pada 17 Februari 2015 dari file:///C:/Users/Acer/Downloads/Undang-Undang-

tahun-1998-13-98%20(3).pdf

Page 30: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

17

e. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana

umum.

f. Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum.

g. Perlindungan sosial.

h. Bantuan sosial.

Selain hak lanjut usia juga memiliki kewajiban yang telah disebutkan

dalam undang-undang nomor 13 tahun 1998 dimana lanjut usia mempunyai

kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Sesuai dengan peran dan fungsinya, lanjut usia berkewajiban

untuk:

a. Membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana

berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, terutama di

lingkungan keluarganya dalam rangka menjaga martabat dan

meningkatkan kesejahteraannya.

b. Mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan,

keahlian, keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang

dimilikinya kepada generasi penerus.

c. Memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada

generasi penerus.

Page 31: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

18

B. Teori Lanjut Usia

1. Teori Kelekatan (Attachment Theory)

Menurut Howe teori kelekatan adalah pengalaman kelekatan masa kecil

mempengaruhi tingkat kenyamanan dan keamanan seseorang. Pengalaman ini

menjadi dasar bagi anak untuk mengembangkan kapasitas dan kompetensi

sosial dimasa tuanya.21

Kelekatan juga bisa dimaknai sebagai ikatan

emosional yang erat antara dua orang.22

Manusia membentuk indentitas diri mereka dalam hubungan sosial

melalui proses pembelajarannya tentang bagaimana berhubungan dengan

orang lain. Teori kelekatan memang erat kaitannya dengan perkembangan

seorang anak, namun teori ini juga dapat digunakan dalam memberikan

kelekatan kepada lansia. Berupa kelekatan emosional yang diberikan oleh

orang-orang sekitar maupun pengasuh sehingga lansia merasa nyaman dan

aman. Kelekatan yang diterimanya dapat membantu lansia dalam

mengembangkan kapasitas diri lansia.

2. Teori Penarikan diri (Disengagement Theory)

Menurut Cumming teori penarikan diri yaitu seseorang yang berusia

lanjut hanya meninggalkan posisi mereka ketika mereka meninggal atau

menjadi tidak kompeten.23

Pensiun menjadi pilihan untuk membujuk lansia

agar menyerahkan posisi mereka kepada orang yang lebih muda. Dengan

21

Siti Napsiyah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial

(Jakarta: UIN, 2011), h. 33.

22

John W Santrock, Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 49.

23

James M Henslin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi (Jakarta: Erlangga, 2006),

h.71.

Page 32: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

19

demikin pensiun atau penarikan diri merupakan suatu kesepakatan yang

saling menguntungkan antar generasi masyarakat.

Jadi teori penarikan diri merupakan persetujuan antara lansia dan

masyarakat bahwa individu akan menarik diri dari masyarakat akibat menjadi

tua, dimana hal ini menjadikan keseimbangan sosial.

3. Teori Aktifitas (Activity Theory)

Teori aktivitas melihat bahwa semakin banyak kegiatan yang dilakukan

orang usia lanjut, maka semakin memuaskan hidup mereka.24

Kondisi yang

tetap aktif membuat lansia tetap merasa muda dan semangat menjalani hidup

dan tidak menarik diri dari masyarakat karena usia. Jadi aktivitas sebagai

sebuah keharusan untuk mempertahankan kepuasaan hidup seseorang dan

konsep diri yang positif.

4. Teori Kontinuitas (Continuity Theory)

Teori Kontinuitas merupakan cara seseorang menyesuaikan diri pada

perubahan dengan melanjutkan beberapa aspek dalam kehidupan mereka

seperti peran yang telah mereka jalani.25

Jadi dalam teori ini mengusulkan bahwa seseorang di sepanjang

hidupnya adalah bagaimana orang tersebut melanjutkan sisa hidupnya. Usia

lanjut tidak dipandang sebagai bagian akhir hidup terlepas dari sisa

kehidupan.

24

James M Henslin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi (Jakarta: Erlangga, 2006),

h.73.

25

Ibid., h.73.

Page 33: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

20

C. Dukungan Sosial

1. Pengertian Dukungan Sosial

Menurut Cohen dan Syme dukungan sosial dipahami sebagai bentuk

hubungan sosial yang bersifat menolong dengan melibatkan aspek emosi,

informasi, bantuan instrumental dan penghargaan.26

Menurut Gottlieb dalam dukungan sosial sebagai informasi verbal dan

non-verbal berupa saran atau nasihat, bantuan yang nyata atau tingkah laku

yang diberikan oleh suatu jaringan yang akrab dengan subyek di dalam

lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku

penerimanya.27

Dukungan sosial biasanya didefinisikan sebagai keberadaan atau

adanya seseorang yang dapat dipercaya, yang memahami, memperhatikan,

dan mencintai kita.28

Menurut Cutrona dukungan sosial meruapakan suatu

proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa

seseorang dicintai dan dihargai, disayangi untuk memberikan bantuan kepada

individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupan.29

Sarason, Lerin dan Basham mendefinisikan dukungan sosial sebagai

suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain

26

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Teknologi Pengembangan Masyarakat

(Bandung: STKS, 2008), h. 62.

27

Kamalia Najah, “Pengaruh Dukungan Sosial dan Spiritual Terhadap Simton Depresi

Pada Santri di Pesantrean,” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta,

2013), h. 42.

28Surbakti, Menata Kehidupan Pada Usia Lanjut (Jakarta: Pranita Aksara, 2013), h. 111.

29

Dyni Raafiah, “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Burnout Guru Sekolah Luar

Biasa,” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012), h. 26.

Page 34: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

21

yang dapat dipercaya. Dengan demikian individu mengetahui bahwa orang

lain memperhatikan, menghargai dan mencintai.30

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan

sosial merupakan perhatian, perasaan nyaman dan bantuan yang didapat

individu dari orang lain atau kelompok sehingga menimbulkan perasaan

bahwa seseorang merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai.

2. Jenis-Jenis Dukungan Sosial

Dalam menjelaskan konsep dukungan sosial, kebanyakan peneliti

sependapat untuk membedakan jenis-jenis yang berlainan. House

membedakan empat jenis dukungan sosial, yaitu:31

a. Dukungan emosional

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap orang yang bersangkutan.

b. Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan)

positif untuk orang tersebut, dorongan maju atau persetujuan terhadap

gagasan atau perasaan individu dan perbandingan positiforang itu

dengan orang-orang lain

c. Dukungan instrumental

30

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Teknologi Pengembangan Masyarakat

(Bandung: STKS, 2008), h. 63.

31

Ibid., h. 63.

Page 35: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

22

Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung contohnya

seperti memeberikan pinjaman uang kepada orang atau menolong

dengan pekerjaan.

d. Dukungan informasi

Dukungan informasi mencakup pemeberian nasehat, petunjuk-

petunjuk, saran-saran dan umpan balik.

3. Komponen Dukungan Sosial

Para ahli berpendapat bahwa dukungan sosial dapat dibagi ke dalam

berbagai komponen yang berbeda-beda. Weiss mengemukakan adanya 6

(enam) komponen dukungan sosial yang disebut sebagai The Social Provision

Scale dimana masing-masing komponen dapat berdiri sendiri-sendiri, namun

satu sama lain saling berhubungan dan digunakan sebagai pengukuran pada

dukungan sosial. Adapun komponen-komponen tersebut adalah:32

a. Kerekatan emosional (emostional attachment). Jenis dukungan sosial

semacam ini memungkinkan seseorang untuk memperoleh kerekatan

(kedekatan) emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi yang

menerima. Orang yang menerima dukungan sosial semacam ini merasa

tentram, aman dan damai yang ditunjukkan dengan sikap tenang dan

bahagia. Sumber dukungan sosial semacam ini yang paling sering dan

umum adalah diperoleh dari pasangan hidup, namun juga diperoleh

melalui hubungan yang akrab dengan kerabat.

32

Zainuddin Sri, “Dukungan Sosial Pada Lansia,” Jurnal Psikologi, 16 Agustus 2006, h. 3.

Page 36: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

23

b. Integrasi sosial (social integration) jenis dukungan sosial semacam ini

memungkinkan seseorang untuk memperoleh perasaan memiliki di

dalam kelompoknya yang memungkinkan untuk membagi minat,

perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara

bersama-sama. Sumber dukungan semacam ini memungkinkan

seseorang mendapatkan rasa aman, nyaman serta merasa memiliki dan

dimiliki dalam kelompok.

c. Penghargaan atau pengakuan (reassurance of worth) pada dukungan

sosial jenis ini seseorang akan mendapatkan pengakuan atas

kemampuan dan keahlian serta mendapat penghargaan dari orang lain

atau lembaga terhadap kompetensi, keterampilan dan nilai yang

dimiliki seseorang. Sumber dukungan sosial semacam ini dapat berasal

dari keluarga atau instansi dimana ia bekerja.

d. Hubungan yang dapat diandalkan untuk mendapatkan bantuan yang

nyata (reliable aliance), yaitu dalam dukungan sosial jenis ini agar

mendapat dukungan sosial berupa jaminan bahwa ada orang yang

dapat diandalkan bantuannya ketika individu membutuhkan bantuan

tersebut. Jenis dukungan sosial ini bersumber pada umumnya

diberikan oleh anggota keluarga.

e. Saran atau informasi (guidance), yaitu dukungan sosial janis ini adalah

memungkinkan mendapatkan informasi, saran atau nasihat yang

diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan

yang dihadapai. Jenis dukungan sosial ini bersumber dari guru, mentor,

pembimbing, atau sosok orang tua.

Page 37: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

24

f. Kemungkinan membantu (Opportunity for naturance), yaitu suatu

aspek penting dalam hubungan interpersonal adalah perasaan

dibutuhkan orang lain.

4. Manfaat Dukungan Sosial

Menurut Brownell dan Schumaker ada tiga pengaruh atau manfaat

dasar dari dukungan sosial diantaranya, pengaruh langsung, tidak langsung

dan interaktif.33

a. Pengaruh langsung

Yaitu terciptanya hubungan interpersonal dan hubungan yang bersifat

menolong dan hubungan tersebut dapat memfasilitasi terbentuknya

prilaku yang lebih sehat.

b. Pengaruh tidak langsung

Yaitu membantu individu mengahdapi dan mengatasi stressor yang

datang dengan cara membantu individu mengatasi stress yang datang,

dengan mencoba membantu individu mempelajari cara pemecahan

masalah dan mengontrol masalah-masalah kecil sebelum menjadi

masalah besar.

c. Pengaruh interaktif

Berupa dampak yang diinterprestasikan untuk meredam atau

memperbaiki dampak-dampak yang merugikan dengan mempengaruhi

kualitas dan kuantitas terhadap sumber-sumber coping.

33

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Teknologi Pengembangan Masyarakat

(Bandung: STKS, 2008), h. 63.

Page 38: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

25

5. Sumber-Sumber Dukungan Sosial

Sumber-sumber dukungan sosial menurut Gottlieb terdapat tiga

yaitu:34

a. Orang-orang sekitar individu yang termasuk kalangan non-profesional,

Seperti: keluarga, teman dekat, atau rekan kerja. Hubungan dengan

non-profesional merupakan hubungan yang menempati bagian terbesar

dari kehidupan seseorang individu dan menjadi sumber dukungan

sosial yang sangat potensial karena lebih mudah diperoleh, bebas dari

biaya finansial dan berakar pada kekerabatan yang cukup lama.

b. Profesional, seperti: psikolog, dokter, pekerja sosial dan perawat.

c. Kelompok-kelompok dukungan sosial (social support groups). Sumber

dukungan lain yang juga bermanfaat bagi individu adalah kelompok-

kelompok dukungan sosial. Kelompok dukungan (support group)

merupakan suatu kelompok kecil yang melibatkan interaksi langsung

dari para anggotanya, menekankan pada partisipasi individu yang hadir

secara sukarela yang bertujuan untuk secara bersama-sama

mendapatkan pemecahan masalah dalam menolong serta menyediakan

dukungan emosi kepada para anggotanya.

6. Pengukuran Dukungan Sosial

Untuk mengukur dukungan sosial dalam penelitian ini digunakan

alat pengukur dukungan sosial yang dikembangkan oleh Weiss, berbentuk

34 Aamalia Kusuma Putri, “Pengaruh Dukungan Sosial dan Prestasi Belajar Terhadap

Kepercayaan Diri Remaja,” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta,

2012), h. 28.

Page 39: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

26

skala yang bernama The Social Provisions Scale. Skala ini mempunyai

tujuan untuk menguji sejauh mana hubungan sosial responden.35

Instrumen

dalam skala ini mempunyai enam aspek. Adapun komponen-komponen

menurut Weiss dapat berdiri sendiri, namun satu sama lain saling

berhubungan. Weiss membaginya dalam enam komponen dukungan sosial

yaitu kerekatan emosional (emostional attachment), Integrasi sosial (social

integration), penghargaan atau pengakuan (reassurance of worth),

hubungan yang dapat diandalkan (reliable aliance), saran (guidance), dan

kemungkinan membantu (Opportunity for naturance).

D. Kualitas Hidup Lanjut Usia

1. Pengertian Kualitas Hidup

World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) mendefinisikan

kualitas hidup sebagai persepsi individu terhadap kehidupannya di

masyarakat dalam konteks budaya dan sistemnilai yang ada yang terkait

dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian. Kualitas hidup merupakan

suatu konsep yang sangat luas yang dipengarui kondisi fisik individu,

psikologis, tingkat kemandirian, serta hubungan individu dengan

lingkungan.36

Menurut Kazdagli kualitas hidup yaitu istilah deskriptif dan memiliki

arti yang luas, mengacu pada kesehatan emosional, sosial dan fisik individu,

35

Dyni Raafiah, “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Brunout Guru Sekolah Luar

Biasa,” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012), h. 29.

36Amalia Yuliati, dkk “Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas

dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia (The Different of Quality of Life Among the Elderly who

Living at Community and Social Services),” Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (Januari 2014): h. 88.

Page 40: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

27

serta kemampuan untuk dapat berfungsi dalam tugas kehidupan biasa. Sadli

menyebutkan bahwa kualitas hidup terdiri dari penelian subjektif seseorang

mengenai sejauh mana berbagai dimensi, seperti lingkungan, kondisi fisik,

ikatan sosial dan kondisi psikologis dirasakan memenuhi kebutuhannya.

Kualitas Hidup merupakan konsep yang kompleks, yang terkait dengan

kepuasan individu terhadap seluruh aspek hidupnya mulai dari fisik hingga

sosial dan psikologi. Banyak hal dapat mempengaruhi kualitas hidup,

termasuk penghasilan, lingkungan sosial dan fisik, hubungan antar pribadi,

dan kesehatan.37

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka pengertian kualitas

hidup bisa diartikan dengan kepuasan hidup yang dapat dilihat dari kondisi

fisik, psikologis, dan kondisi sosial yang dirasakan oleh individu tersebut.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Kualitas hidup lanjut usia seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor

berikut ini, yaitu:38

a. Hubungan sosial yang baik dengan keluarga, teman dan tetangga.

b. Standar harapan dalam hidup

c. Keterlibatan dalam kegiatan sosial dan kegiatan amal

d. Kegiatan hobi dan kesukaan

e. Kesehatan yang baik dan kemampuan fungsional

f. Rumah dan lingkungan yang baik serta perasaan aman

g. Kepercayaan atau nilai diri positif

37Penney Upton, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 260.

38

Surbakti, Menata Kehidupan Pada Usia Lanjut (Jakarta: Praninta Aksara, 2013), h. 91.

Page 41: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

28

h. Kesejahteraan psikologis dan emosional

i. Pendapatan yang cukup

j. Akses yang mudah dalam transportasi dan pelayanan sosial

k. Perasaan dihargai dan dihormati oleh orang lain

3. Tujuan Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia

Peningkatan kualitas hidup bagi lanjut usia bertujuan untuk:39

a. Memberikan kesempatan bagi para lanjut usia yang potensial untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampuilan, baik untuk berkarya

lebih lanjut ataupun untuk pengembangan hobi mereka melalui

lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan formal maupun non-

formal.

b. Memberikan kesempatan dengan memberdayakan para lanjut usia

yang potensial dan produktif untuk berkarya sesuai dengan

kemampuan, pengetahuan, dan pengalamannya.

c. Meningkatkan dan memantapkan iman dan ketakwaan para lansia

sesuai agamanya atau kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa

serta memandu pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Domain Kualitas Hidup

Penelitian ini menggunakan instrument World Health Organization

Quality of Life (WHOQOL-OLD) yang lebih spesifik digunakan pada lansia.

39 Soekidjo Notoatmojo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta: Rineka Cipta,

2007), h. 292.

Page 42: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

29

Berdasarkan WHOQOL-OLD, kualitas hidup lansia terdiri dari 6 domain

(WHOQOL-OLD):40

a. Kemampuan sensori (sensory abilities)

Penting untuk memahami setiap perubahan yang terjadi pada sensori

visual dan audiotori seiring dengan proses penuaan karena perubahan

ini akan berdampak serius pada kemanan yang lebih lanjut akan

mempengaruhi interaksi lansia dengan lingkungan sekitar. Pada mata

terjadi perubahan struktural dan fungsional seiring dengan penuaan.

Kelompok mata manjadi kurang elastis dan melengkung, bulu mata

menjadi lebih pendek dan tipis bahkan tidak ada sama sekali. Kabut

keabuan pada tepi kornea, arcus senilis, terbentuk seiring dengan

penuaan dan terutama terjadi pada lansia dengan ras kulit berwarna.

Begitupula dengan produksi air mata yang menurun pada lansia akibat

penurunan volume cairan tubuh dan penurunan sekresi.

Sama halnya pada mata, telinga lansia juga mengalami perubahan.

Membran timpani menipis dan otot kecil yang menyokong membran

menunjukkan tanda-tanda atropi dengan pertambahan usia. Perubahan

arthritis mempengaruhi persendian antara tulang telinga tengah dan sel

rambut di telinga dalam seringkali menurun.

Domain kemampuan sensori dalam WHOQOL-OLD meliputi:

kemunduran panca indera, penilaian terhadap fungsi sensori,

kamampuan melakukan aktifitas dan kemampuan berinteraksi.

40 Rika Yunita, “Hubungan Kegiatan Sosial Lanjut Usia dengan Kualitas Hidup Lanjut

Usia di Puskesmas Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas

Islam Negeri Jakarta, 2011), h. 26.

Page 43: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

30

b. Otonomi (autonomy)

Otonomi individu terkait dengan persepsi diri dan harga diri yang

dimiliki. Seseorang yang memiliki nilai diri yang kuat akan percaya

bahwa ia memiliki kemampuan untuk mengontrol hidupnya. Individu

tersebut akan memiliki pengalaman hidup yang positif dan mendapat

umpan balik yang positif dari orang-orang di sekitarnya.

Hal tersebut juga berlaku pada lansia. Lansia yang masih memiliki

kepercayaan diri yang tinggi, nilai diri yang positif akan memiliki

kebebasan untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri. Akan tetapi

masalah sering timbul akibat stereotip bahwa lansia secara fisik dan

mental tidak mampu, non produktif dan ketergantungan. Hal inilah

terkadang yang membuat keluarga tidak memberikan kebebasan bagi

lansia untuk menentukan dan mengontrol hidupnya sendiri.

Domain otonomi dalam WHOQOL-OLD meliputi: kebebasan

mengambil keputasan, menentukan masa depan, melakukan hal-hal

yang dikehendaki, dihargai kebebasannya.

c. Aktifitas masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang (past, present,

and future activities)

Lansia dapat merasakan kebahagian dari harapan-harapan yang telah

ditanamkan semenjak muda dengan melakukan kegiatan yang dapat

mendukung harapan-harapan tersebut tercapai. Sebaliknya apabila

harapan dan target yang ditetapkan tidak dapat tercapai lansia menajdi

tidak puas dan putus asa di hari tuanya.

Page 44: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

31

Domain aktivita masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang dalam

WHOQOL-OLD meliputi: hal-hal yang diharapkan, pencapain

keberhasilan, penghargaan yang diterima, pencapaian dalam

kehidupan.

d. Partisipasi sosial (sosial participation)

Partisipasi sosial lansia terkait dengan kemampuan fisik yang

dimilikinya. Lansia yang seringkali mengalami penurunan fisik,

memiliki energy yang kurang untuk melakukan interaksi sosial.

Frekuensi berkemih dan inkontinensia membuat lansia enggan untuk

terlibat dalam kegiatan sosialnya. Sama halnya dengan kekakuan, nyeri

sendi dan ketidaknyamanan lainnya. Perubahan dalam penampilan

juga dapat merubah konsep diri individu dan mengganggu motivasi

diri dalam hal kualitas interaksi sosial.

Domain partisipasi sosial dalam WHOQOL-OLD meliputi:

penggunaan waktu, tingkat aktivitas, kegiatan setiap hari, pertisipasi

pada kegiatan masyarakat.

e. Kematian dan kondisi terminal (death and dying)

Kepercayaan, sikap dan nilai terhadap pengalaman kematian dan

perawatan pada akhir kehidupan sangat bervariasi. Respon seseorang

dipengaruhi oleh usia, gener, budaya, latar belakang keagamaan dan

pengalaman hidup. Lansia menginginkan kematian yang nyaman

dengan kehadiran orang-orang yang dicintainya. Banyak pula lansia

yang menyatakan tidak takut terhadap kematian begitu pula dengan

cara bagaimana mereka akan meninggal.

Page 45: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

32

Sebagian besar orang tidak nyaman untuk membicarakan kematian.

Anggota keluarga, perawat, dan pemberi asuhan lainnya harus

mengatasi ketidak nyamanan ini sehingga mereka dapat menyediakan

asuhan yang baik bagi lansia yang mendekati akhir hidupnya.

Idealnya, diskusi mengenai asuhan akhir hidup dan rencana kematian

dilakukan sebelum krisis kesehatan muncul. Sering kali keputusan

penting mengenai asuhan menjelang kematian dihindari atau ditunda

akibat penyangkalan pikiran akan kematian. Hal ini setingkali menjadi

hambatan bagi keluarga untuk bersiap terhadap kematian yang

semakin mendekat dari orang yang dicintai.

Domain kematian dan kondisi terminal dalam WHOQOL-OLD

meliputi: jalannya atau carannya meninggal, mengontrol akhir hidup,

takut akan akhir hidup, merasakan sakit pada akhir hidup.

f. Persahabatan dan cinta kasih (intimacy)

Walaupun terjadi penurunan kemampuan fisik dan fungsional, lansia

tetap dapat memperoleh dukungan emosional dari orang yang dicintai

atau orang terdekat, karena kehilangan dukungan emosional akan

memiliki dampak lebih buruk terhadap nilai diri lansia dibandingkan

dengan kehilangan kemampuan fisik dan fungsional. Teman-teman,

orang tercinta akan membuat hidup lansia merasa dicintai dan merasa

lebih bernilai. Cinta kasih yang diberikan oleh orang-orang terdekat

akan menjadi alasan bagi lansia untuk tetap bertahan hidup sehingga

mortalitas pada lansia dapat menurun.

Page 46: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

33

Domain persahabatan dan cinta kasih dalam WHOQOL-OLD

meliputi: persahabatan dalam kehidupan, kesempatan untuk dicintai.

Page 47: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif atau statistika, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.41

Jadi dalam pendekatan penelitian ini

menghasilkan data berupa angka-angka dan kemudian dianalisis dengan statistik.

Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Inferensial. Statistik inferensial adalah teknik ststistik yang digunakan untuk

menganalisi data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.42

B. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu para binaan Pusat

Santunan Keluarga (PUSAKA) yang ada di kecamatan pancoran. Sedangkan

objek dalam penelitian ini adalah “Pengaruh dukungan sosiat terhadap

kualitas hidup lanjut usia”.

41Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2011), h. 8.

42

Ibid., h. 148.

Page 48: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

35

2. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA)

yang berada di kecamatan Pancoran yaitu PUSAKA 79 dan juga

PUSAKA 48. Alasan peneliti memilih organisasi sosial ini dan juga

lokasi tersebut didasari pertimbangan-pertimbangan berikut ini:

1) Lanjut Usia yang berada di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA)

tidak hanya mendapatkan dukungan sosial dari keluarga tetapi

juga lembaga dan masyarakat.

2) Ketertarikan peneliti terhadap model pelayanan sosial lanjut usia

berbasis masyarakat.

3) Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) yang ada di Pancoran sudah

berdiri sejak lama dan sudah memiliki banyak prestasi, serta

PUSAKA yang ada di Kecamatan Pancoran memiliki binaan

yang lebih banyak dari pada Kecamatan lainnya.

b. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitiannya dilakukan mulai bulan Februari 2015

sampai dengan bulan April 2015.

Page 49: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

36

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek

penelitian.43

Sedangkan menurut Sugiyono mengartikan populasi sebagai

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.44

Jadi populasi dalam penelitian

ini yaitu lanjut usia binaan Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) yang ada di

Kecamatan Pancoran, yaitu sebanyak 104 lanjut usia binaan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.45

Dalam penelitian ini teknik pengambilan semple yang

digunakan yaitu purposive sampling yaitu penarikan sample yang ditetapkan

berdasarkan karakteristik atas elemen populasi dan target yang disesuaikan

dengan tujuan masalah penelitian.46

Atau teknik penetuan sample dengan

pertimbangan tertentu.47

Dan untuk menentukan banyak sampel minimal yang perlu diambil

dalam melakukan penelitian dapat digunakan rumus slovin sebagai berikut:48

43

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2014), h. 144.

44

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2011), h. 80. 45

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 81. 46

Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial, h. 35.

47

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 85. 48

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

Aplikasinya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.137.

Page 50: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

37

n = N

N.d2

+ 1

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d² = Presisi (perkiraan tingkat kesalahan)

Dengan jumlah lanjut usia binaan Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA)

yang ada di kecamatan Pancoran sebanyak 104 orang. Maka berdasarkan

rumus di atas, jumlah sample yang diperoleh untuk penelitian ini dengan nilai

presisi yang ditetapkan sebesar 10% , maka diperoleh jumlah sampel minimal

adalah sebagai berikut:

n = N = 104 = 50,98 (dibulatkan menjadi 51)

N.d2

+ 1 104 x (10%)2

+ 1

Maka jumlah sampel yang dibulatkan adalah menjadi 51 orang. Sampel

yang akan diambil dari populasi menggunakan tekhnik purposive sampling,

yaitu penetapan responden untuk dijadikan sample berdasarkan pada kriteria-

kriteria tertentu.49

Sample dipilih berdasarkan kriteria bahwa responden lanjut

usia masih mampu untuk diajak berkomunikasi.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang digunakan, yakni data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh

49Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2014), h. 148.

Page 51: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

38

peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

Sedangkan data skunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh

organisasi yang bukan pengolahannya.50

Data primer dalam penelitian ini berupa informasi yang diperoleh dengan

melakukan penelitian langsung, data ini didapatkan dari interview, observasi

lembaga dan penyebaran angket atau kuesioner kepada para lanjut usia binaan

Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) yang ada di Kecamatan Pancoran

sehubungan dengan informasi yang diperlukan untuk penelitian ini.

Adapun data skunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset

Kepustakaan. Riset kepustakaan (Library Research) adalah penelitian yang

datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan yaitu buku, dokumen,

artikel, jurnal, internet, dan lain sebagainya.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi dua variabel yang nantinya

akan dicari korelasi antara keduanya. Menurut Arikunto, variable objek penelitian

atau apa yang menjadi titik perhatian saat penelitian.51

Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas (variable independent) adalah variabel yang menjadi sebab

atau berubah mempengaruhi suatu variabel lain (variable dependent). Juga sering

disebut variabel bebas, prediktor, stimulus, eksogen atau atencendent. Jadi

variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Sedangkan variabel terikat

50Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, h. 128.

51Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka

Cipta. 2010), h. 213.

51

Ibid., hal 99

Page 52: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

39

(variable dependet) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena adanya variabel lain (variable independent). Variabel ini juga sering

disebut variabel terikat, variabel respons, dan variabel endogen.52

Adapun variable

penelitian ini adalah :

1. Dukungan Sosial sebagai variable independent (X)

2. Kualitas hidup lanjut usia sebagai variable dependent (Y)

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variable Independet Variable Dependent

F. Definisi Konseptual Variabel Penelitian

Definisi konseptual adalah suatu definisi konstrak yang diberikan kepada

suatu konstrak dengan menggunakan konstrak yang lain. definisi konseptual dari

varabel-variable dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, ataupun

bantuan yang diterima individu dari orang lain.53

2. Kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap kehidupannya di

masyarakat dalam konteks budaya dan sistemnilai yang ada yang terkait

dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian. Kualitas hidup merupakan

suatu konsep yang sangat luas yang dipengarui kondisi fisik individu,

52

Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h. 110.

53

Surbakti, Menata Kehidupan Pada Usia Lanjut (Jakarta: Pranita Aksara, 2013), h. 111.

Kualitas Hidup Lanjut Usia

( Variabel Y )

Dukungan Sosial

( Variabel X)

Page 53: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

40

psikologis, tingkat kemandirian, serta hubungan individu dengan

lingkungan.54

G. Definisi Oprasional Variable Penelitian

Definisi oprasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai

yang diterapkan dalam suatu penelitian dan sangat erat kaitannya dengan

indikator. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan social

sedangan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas hidup lanjut usai.

Definisi oprasional dari variable-variable yang terdapat dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Dukungan sosial adalah skor yang didapat dari skala dukungan sosial

yang menggunakan 6 (enam) komponen dukungan sosial yaitu; kerekatan

emosional (emostional attachment), integrasi sosial (social integration),

penghargaan atau pengakuan (reassurance of worth), hubungan yang

dapat diandalkan (reliable aliance), saran atau informasi (guidance),

kemungkinan membantu (Opportunity for naturance).

2. Kualitas hidup adalah skor yang didapatkan dari skala kualitas hidup

yang menggunakan domain kualitas hidup lanjut usia berdasarkan World

Health Organization Quality of Life (WHOQOL-OLD) yang terdiri dari;

kemampuan sensori (sensory abilities), otonomi (autonomy), aktifitas

masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang (past, present, and future

54

Amalia Yuliati, dkk “Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas

dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia (The Different of Quality of Life Among the Elderly who

Living at Community and Social Services),” Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (Januari 2014): h. 88.

Page 54: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

41

activities), partisipasi sosial (sosial participation), kematian kondisi

terminal (death and dying), dan persahabatan dan cinta kasih (intimacy).

Tabel 3.2 Definisi Oprasional dan Indikator Penelitian

Dimensi Dimensi

Indikator

Dimensi

Dukungan Sosial

(Variabel X)

1. Kerekatan

emosional

2. Integrasi

sosial

3. Penghargaan

dan

pengakuan

4. Hubungan

yang dapat

diandalkan

5. Saran atau

informasi

6. Kemungkinan

membantu

1. Kerekatan emosonal:

Dukungan ini

memungkinkan seseorang

untuk memperoleh

kerekatan emosional

sehingga menimbulkan

rasa aman bagi yang

menerimanya.

2. Integrasi sosial:

Dukungan untuk

memperoleh perasaan

memiliki di dalam

kelompok yang

memungkinkan untuk

membagi minat dan

perhatian serta melakukan

kegiatan secara bersama-

sama.

3. Penghargaan dan

pengakuan:

Mendapat pengakuan atas

kemampuan dan keahlian

yang dimiliki serta

mendapat penghargaan

dari orang lain.

4. Hubungan yang dapat

diandalkan:

Jaminan bahwa ada orang

yang dapt diandalkan

bentuannya ketika

individu membutuhkan

1. Kerekatan emosional

a. Merasakan kedekatan

emosional

b. Merasa aman

2. Integrasi sosial

a. Ikut serta dalam

aktifitas kelompok

b. Melakukan aktifitas

bersama

3. Penghargaan atau

pengakuan

a. Mendapat pengakuan

atas keahlian dan

kemampuan

b. Mendapat penghargaan

atas kemampuan dan

keahlian

4. Hubungan yang dapat

diandalkan

a. Hubungan yang dapat

diandalkan

5. Saran atau informasi

a. Mendapat saran/nasihat

dari orang lain

6. Kemungkinan

membantu

a. Perasaan dibutuhkan

orang lain

Page 55: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

42

Dimensi Kualitas

Hidup Lanjut Usia

(Variabel Y)

1. Kemampuan

sensori

(sensory

abilities)

2. Otonomi

(autonomy)

3. Aktifitas masa

lalu, saat ini

dan masa yang

akan datang

(past, present,

and future

activities)

4. Partisipasi

sosial (sosial

participation)

5. Kematian

kondisi

terminal (death

and dying)

bantuan tersebut.

5. Saran atau informasi:

Mendapat saran/informasi

dan nasihat yang

dibutuhkan dalm

memnuhi kebutuhan dan

mengatasi permasalahan

yang dihadapi.

6. Kemungkinan

membantu:

Perasaan dibutuhkan

orang lain.

1. Kemampuan sensori

(sensory abilities):

Perubahan yang terjadi

pada sensori visual dan

audiotori seiring dengan

proses penuaan.

2. Otonomi (autonomy):

Terkait dengan persepsi

harga diri yang dimiliki.

3. Aktifitas masa lalu, saat

ini dan masa yang akan

datang (past, present, and

future activities):

Kebahagiaan dari harapan

–harapan yang telah

ditanamkan sejak muda

dengan melakukan

kegiatan yang dapat

mendukungan harapan

tersebut.

4. Partisipasi sosial (sosial

participation):

Kemampuan fisik yang

dimiliki lansia.

1. Kemampuan Sensori:

a. Kemunduran panca

indra

b. Penilaian terhadap

sensori

c. Kemampuan melakukan

aktifitas

d. Kemampuan berinteraksi

2. Otonomi:

a. Kebebasan mengambil

keputusan

b. Menentukan masa depan

c. Melakukan hal-hal yang

dikehendaki

d. Dihargai kebebasannya

3. Aktifitas masa lalu, saat

ini & masa yang akan

datang:

a. Hal-hal yang diharapkan

b. Pencapai keberhasilan

c. Penghargaan yang

diterima

d. Pencapaian dalam

kehidupan

4. Partisipasi sosial

a. Penggunaan waktu

b. Tingkat aktivitas

Page 56: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

43

6. Persahabatan

dan cinta kasih

(intimacy)

5. Kematian kondisi

terminal (death and

dying)

kepercayaan sikap dan

nilai terhadap pengalaman

kematiaan dan perawatan

pada akhir kehidupan.

6. Persahabatan dan cinta

kasih (intimacy):

Memperoleh dukungan

emosional dari orang yang

dicintai/ orang terdekat.

c. Kegiatan setiap hari

d. Partisipasi pada kegiatan

masyarakat

5. Kematian dan kondisi

terminal: a. Jalannya/ caranya

meninggal

b. Mengontrol akhir hidup

c. Takut akan akhir hidup

d. Merasakan sakit pada

akhir kematian

6. Persahabatan & cinta

kasih:

a. Persahabatan dalam

kehidupan

b. Kesempatan untuk

dicintai.

Berikut blue print skala dukungan sosial dan skala kualitas hidup lanjut

usia sebelum dilakukan uji validitas dukungan sosial.

Tabel 3.3 Blue Print Skala Dukungan Sosial

(sebelum validitas instrument)

No

Dimensi Kerekatan

Emosional

(X1)

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1. Merasakan kedekatan

emosional

- 1, 2, 3 3

2. Merasa Aman 4, 5 6 3

No

Dimensi Integrasi Sosial

(X2)

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1. Ikut serta dalam aktifitas

kelompok

1, 2 3 3

2. Melakukan aktivitas bersama 4 5, 6

3

Item

Page 57: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

44

No. Dimensi Penghargaan/

Pengakuan (X3)

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1. Mendapat pengakuan atas

keahlian dan kemampuan

2, 3 1 3

2. Mendapat penghargaan atas

kemampuan dan keahlian

5, 6 4 3

No.

Dimensi Hubungan yang

dapat Diandalkan(X4)

Item

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1. Hubungan yang dapat

diandalkan

1, 2, 4 3 4

No.

Dimensi Saran atau nasihat

(X5)

Item

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1. Mendapat saran/ nasihat dan

informasi dari orang lain

1, 4 2, 3 4

No.

Dimensi Kemungkinan

Membantu (X6)

Item

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1. Perasaan dibutuhkan orang lain 1, 3, 4 2 4

Jumlah

30

Tabel 3.4 Blue Print Skala Kualitas Hidup Lanjut Usia

(sebelum validitas instrument)

No

Dimensi Kemampuan

Sensori

(Y)

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1 Kemunduran panca indra 1 - 1

2 Penilaian terhadap sensori 2 - 1

3 Kemampuan melakukan

aktifitas

4 3 2

4 Kemampuan berinteraksi - 5 1

Page 58: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

45

No

Dimensi Otonomi

(Y)

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1 Kebebasan mangambil

keputusan

1 - 1

2 Menentukan masa depan 2 - 1

3 Melakukan hal-hal yang

dikehendaki

4 3 2

4 Dihargai kebebasannya 5 - 1

No

Dimensi Aktifitas masa lalu,

saat ini & masa yang akan

datang (Y)

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1 Hal-hal yang diharapkan - 1 1

2 Pencapaian keberhasialan 3 2 2

3 Penghargaan yang diterima 4 - 1

4 Pecapaian dalam kehidupan 5 - 1

No

Dimensi Partisipasi sosial

(Y)

Item

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1 Penggunaan waktu 1 - 1

2 Tingkat aktivitas 2 - 1

3 Kegiatan setiap hari 3 - 1

4 Partisipasi pada kegiatan

masyarakat

4 5 2

No

Dimensi Kematian dan

kondisi terminal

(Y)

Item

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1. Jalannya/ caranya meninggal 1 - 1

2 Mengontrol akhir hidup 2 - 1

3 Takut akan akhir hidup 3 - 1

4 Merasakan sakit pada akhir

kematian

4, 5 - 2

Item

Page 59: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

46

No Dimensi Persahabatan

dan cinta kasih

(Y)

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1. Persahabatan dalam kehidupan 1, 2, 3 - 3

2 Kesempatan untuk dicintai 5 4 2

Jumlah

30

Dan berikut blue print untuk skala dukungan soaial dan skala kualitas

hidup lanjut usia selah dilakukan uji validitas instrument.

Tabel 3.5 Blue Print Skala Dukungan Sosial

(setelah validitas instrument)

No

Dimensi Kerekatan

Emosional

(X1)

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1. Merasakan kedekatan

emosional

- 1, 2 2

2. Merasa Aman 5 6 2

No

Dimensi Integrasi Sosial

(X2)

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1. Ikut serta dalam aktifitas

kelompok

1, 2 - 2

2. Melakukan aktivitas bersama 4 5, 6 3

No.

Dimensi Penghargaan/

Pengakuan (X3)

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1. Mendapat pengakuan atas

keahlian dan kemampuan

2, 3 1 3

2. Mendapat penghargaan atas

kemampuan dan keahlian

5, 6 4 3

Item

Page 60: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

47

No. Dimensi Hubungan yang

dapat Diandalkan(X4)

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1. Hubungan yang dapat

diandalkan

1, 2, 4 3 4

No.

Dimensi Saran atau nasihat

(X5)

Item

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1. Mendapat saran/ nasihat dan

informasi dari orang lain

4 2 2

No.

Dimensi Kemungkinan

Membantu (X6)

Item

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1. Perasaan dibutuhkan orang lain 3 2 2

Jumlah

23

Tabel 3.6 Blue Print Skala Kualitas Hidup Lanjut Usia

(setelah validitas instrument)

No

Dimensi Kemampuan

Sensori

(Y)

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1 Kemunduran panca indra 1 - 1

2 Penilaian terhadap sensori 2 - 1

3 Kemampuan melakukan

aktifitas

4 - 1

4 Kemampuan berinteraksi - 5 1

No

Dimensi Otonomi

(Y)

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1 Kebebasan mangambil

keputusan

1 - 1

2 Menentukan masa depan 2 - 1

3 Melakukan hal-hal yang

dikehendaki

- 3 1

Page 61: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

48

4 Dihargai kebebasannya 5 - 1

No

Dimensi Aktifitas masa lalu,

saat ini & masa yang akan

datang (Y)

Item

Jumlah Favorable Un

Favorable

1 Hal-hal yang diharapkan - 1 1

2 Pencapaian keberhasialan 3 2 2

3 Penghargaan yang diterima 4 - 1

4 Pecapaian dalam kehidupan 5 - 1

No

Dimensi Partisipasi sosial

(Y)

Item

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1 Penggunaan waktu 1 - 1

2 Tingkat aktivitas 2 - 1

3 Kegiatan setiap hari 3 - 1

4 Partisipasi pada kegiatan

masyarakat

4 5 2

No

Dimensi Kematian dan

kondisi terminal

(Y)

Item

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1. Jalannya/ caranya meninggal 1 - 1

2 Mengontrol akhir hidup 2 - 1

3 Takut akan akhir hidup 3 - 1

4 Merasakan sakit pada akhir

kematian

5 - 1

No

Dimensi Persahabatan

dan cinta kasih

(Y)

Item

Favorable Un

Favorable

Jumlah

1. Persahabatan dalam kehidupan 1, 2, 3 - 3

2 Kesempatan untuk dicintai 5 - 1

Jumlah

26

Page 62: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

49

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.55

Terdapat

dua jenis hipotesis yaitu hipotesis alternatif (Hₐ ) yang menyatakan adanya

hubungan antar variabel X dan Y. Dan Hipotessis nol (Hₒ ) yang

menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.56

Hipotesis dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:

Hₒ :ᵦ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan

sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia.

Hₐ :ᵦ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial

terhadap kualitas hidup lanjut usia.

I. Uji Instrumen

1. Uji Validitas Data

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrument

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.57

55

Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet.Ke-14

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 110.

56

Ibid., h. 112-113.

57

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2011), h. 121.

Page 63: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

50

Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung korelasi

antara masing-masing pernyataan dengan skor total menggunakan rumus

teknik korelasi product moment. Rumusnya adalah :

Keterangan :

r = koefisien korelasi

X = skor variable (jawaban responden)

Y = skor total variable untuk responden n

N = banyaknya sampel dalam penelitian

Dalam pengambilan keputusan :

a. Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel, maka butir atau

variabel tersebut valid.

b. Jika r hitung tidak positif serta r hitung < r tabel, maka butir atau

variabel tersebut tidak valid.

c. Jika r hitung > r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau

variabel tersebut tidak valid.

2. Uji Reabilitas Data

Uji Reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauh

mana alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Instrument dikatakan

reliable apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu

Page 64: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

51

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali.

Jika hasil dari cronbach alpha < 0,60 maka data tersebut

mempunyai reabilitas kurang baik, sedangkan cronbach alpha > 0,7 dapat

diterima, dan cronbach alpha > 0,8 adalah baik.58

J. Tekhnik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam menganalisis data ini,

peneliti menggunakan metode analisis kuantitatif guna mengetahui pengaruh

dukungan sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia dilakukan dengan skala likert.

Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu, berikut tabel

untuk skor skala likert:59

Tabel 3.7 Skala Likert

Kemudian data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, dimana

hasil analisisnya dipresentasikan di dalam table analisis berdasarkan variabel

58Duwi Prayitno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17 (Yogyakarta: CV. Andi

offset, 2009), h. 172. 59

Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h.138.

No Alternatif Jawaban Positif Negatif

1 Sangat Setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Cukup Setuju 3 3

4 Tidak Setuju 2 4

5 Sangat Tidak Setuju 1 5

Page 65: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

52

dukungan sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia di Pusat Santunan Keluarga

(PUSAKA) dapat dianalisis dengan cara sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Uji normalitas dibuat untuk mengetahui normal tidaknya suatu

distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian.60

Secara umum data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian

adalah data yang memiliki distribusi normal. Dasar pengambilan

keputusan dalam uji normalitas data adalah:

a. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut

berdistribusi normal.

b. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut

tidak berdistribusi normal.61

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari

beberapa populasi sama atau tidak. Asumsi yang mendasari dalam

Analisis Of Varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari beberapa

populasi adalah sama. Adapun dasar pengambilan keputsan dalam uji

homogenitas adalah:

a. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dikatakan bahwa

varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.

60

Jubilee Enterprise, SPSS Untuk Pemula (Jakarta: Elex Media, 2014), h. 43. 61

Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS, di

unduh pada tangga 30 April 2015 dari http://spssindo.blogspot.com/2014/01/uji-normalitas-

koimogorov-smirnov-spss.html

Page 66: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

53

b. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0, 05 maka dikatakan bahwa

varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak

sama.62

3. Uji Koefisien Korelasi

Uji koefisien korelasi digunakan untuk membandingkan hasil

pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat

hubungan variabel-variabel tersebut.63

Perumusan masalah untuk regresi

linier sederhana (X,Y), yaitu adakah hubungan yang signifikan antara

variabel X dengan variabel Y.

Sebelum mengetahui seberapa besar koefisien determinasi perlu

menghitung koefisiennya terlebih dahulu, rumus yang digunakan

koefisien kolerasia dalah:64

∑xy

rxy =

√∑x²y²

Keterangan:

rxy = Korelasi antara variabel X dengan variabel Y

x = (x1-x2) selisih nilai X dengan rata-rata variabel X

y = (y1-y2) selisih nilai Y dengan rata-rata variabel Y

62

Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS, di

unduh pada tanggal 30 April 2015 dari http://spssindo.blogspot.com/2014/02/uji-homogenitas-

dengan-spss.html

63Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 313.

64Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 313.

Page 67: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

54

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien

korelasi yang ditentukan tersebut besar atau kecil, maka dapat

berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 8 sebagai

berikut:65

Tabel 3.8 Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199

0,20 - 0,399

0,40 - 0,599

0,60 - 0,799

0,899-1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

4. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.

Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada model summary

dan tertulis R square.

Nilai R square diketahui baik diatas 0,5 karena R square berkisar

antara 0-1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series)

memilih R square maupun adjust R square dikatakan cukup tinggi

dengan nilai diatas 0,5.66

5. Uji F-test (Simultan)

65

Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h.229. 66

Jubilee Enterprise, SPSS Untuk Pemula (Jakarta: Elex Media, 2014), h. 89.

Page 68: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

55

Pengujian serentak digunakan untuk mengetahui apakah secara

simultan (bersama-sama) koefisien regresi variabel bebas mempunyai

pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tergantung.67

Adapun nilai

taraf signifikansi sebesar a= 0,01 sampai dengan 0,5.

Untuk melakukan uji hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang

perlu diperhatikan, seperti berikut ini:

Hₒ :ᵦ = 0 Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

dukungan sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia.

Hₐ :ᵦ ≠ 0 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

dukungan soaial terhadap kualitas hidup lanjut usia.

Jika sig F > 0,05 maka artinya tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika sig F <

0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas

terhadap variable terikat.

6. Uji Regresi Linear Berganda

Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai hubungan dukungan

sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia, maka peneliti mengolah data

67

Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2004), h.225.

Page 69: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

56

yang didapat dengan menggunakan analisis regresi linear berganda

(multiple linear regression), rumus regresi linear berganda adalah:68

Keterangan:

Y = Variabel dependen

X = Variabel independen

a, b = koefisien regresi

7. Uji T-tes (Persial)

T-tes bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel

dependen. Adapun nilai-nilai taraf signifikansinya sebesar α = 5%.

Terdapat dua jenis hipotesis yaitu hipotesis alternatif (Hₐ ) yang

menyatakan adanya hubungan antar variabel X dan Y. Dan Hipotessis

nol (Hₒ ) yang menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X terhadap

variabel Y.69

Hipotesis dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:

68

Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h. 188.

69 Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet.Ke-14

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 110.

Page 70: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

57

Hₒ :ᵦ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

dukungan sosial terhadap kualitas hidup lanjut

usia.

Hₐ :ᵦ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan

sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia.

Page 71: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

58

BAB IV

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Visi Misi dan Tugas Pokok

1. Visi

Menuju lanjut usia yang sejahtera melalui kelembagaan sosial yang

berkualitas, mandiri dan berdaya.

2. Misi

a. Meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia

b. Mendorong peran serta keluarga untuk memperhatikan pelayanan

terhadap lanjut usai

c. Meningkatkan peran serta lingkungan dan mayarakat untuk

memperhatikan pelayanan terhadap lanjut usia.

3. Tugas Pokok Lembaga

a. Menyediakan pelayanan sosial kepada lanjut usia di lingkungan

keluarga.

b. Membantu menyediakan pemenuhan kebutuhan dasar lanjut usai

seperti sandang, pangan dan papan serta kesehatan.

c. Memberikan bimbingan fisik, mental spiritual dan sosial.

Page 72: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

59

d. Memberi pemahaman tentang peran dan tanggung jawab keluarga,

lingkungan dan masyarakat di dalam mengatasi permasalahan

lanjut usia.

e. Membuat program kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial

lanjut usai

f. Menggali potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang ada untuk

menunjang penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

B. Tujuan dan Sasaran Kelambagaan

1. Tujuan

Terwujudnya lanjut usia yang sehat, aktif, potensial, dan mandiri.

2. Sasaran

Lanjut usia yang masih bertempat tinggal bersama keluarga, miskin,

terlantar dan tidak mampu.

C. Jumlah Lanjut Usia

Jumlah lanjut usia di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) yang

ada di kecamatan Pancoran sebanyak 104 lanjut usia. Untuk lebih jelas

dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Data Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Total

Laki- laki 11 104

Perempuan 93

Tabel 4.2 Data Lanjut Usia Berdasarkan Usia

Page 73: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

60

Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

Usia 60-70

Usia 71-80

Usia 81-90

2

6

3

37

39

17

39

45

20

Jumlah 11 93 104

D. Struktur Organisasi

1. Tempat dan kedudukan

Pusat santunan keluarga (PUSAKA) bertempat dan berkedudukan di

wilayah desa atau kelurahan atau wilayah adat sederajat.

2. Struktur kepengurusan PUSAKA terdiri dari:

a. Ketua sebagai penanggung jawab dan koordinator kegiatan unit

PUSAKA.

b. Sekertaris dengan tugas membantu ketua dalam bidang

pengelolaan administrasi.

c. Bendahara dengan tugas membantu ketua dalam bidang

pengelolaan keuangan.

d. Beberapa bidang teknis seperti:

1. Bidang layanan keagamaan

2. Bidang layanan permakanan

3. Bidang kesehatan

4. Bidang sosial

5. Bidang rekreasi dan olah raga

6. Bidang pelayanan dan bantuan hukum

Page 74: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

61

E. Metode dan Jenis Pelayanan

1. Metode

Metode yang dilaksanakan adalah pelayanan langsung kepada sasaran

atau kepada lanjut usia

2. Jenis Pelayanan yang diberikan antara lain:

a. Jenis pelayanan untuk lanjut usia

1) Layanan mental dan spiritual

a) Bimbingan ibadah

b) Pembinaan kerohaniaan

c) Pengajian

2) Layanan fisik

a) Pemeberian pemakanan

b) Senam lanjut usia

3) Layanan keseshatan

a) Pemeriksaan rutin

b) Pengobatan

c) Penyuluhan kesehatan

4) Layanan rekreasi dan pengisian waktu luang

a) Rekreasi dan hiburan

b) Keterampilan untuk mengisi waktu

5) Layanan bantuan hukum

b. Jenis layanan untuk keluarga lanjut usia

Page 75: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

62

1) Memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang teknik-

teknik praktis pelayanan kepada keluarga lanjut usia.

2) Menumbuhkan, meningkatkan dan memelihara pendapatan

keluarga melalui bantuan bergulir, bantuan usaha ekonomi

produktif, investasi sosial dan sebagainya.

c. Jenis pelayanan untuk lingkungan dan masyarakat

1) Memeberikan informasi tentang pelayanan lanjut usia.

2) Memeberikan kemudahan mengakses kebutuhan lanjut usia.

F. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana Pusat santunan keluarga (PUSAKA) idealnya

terdiri dari prasarana dan sarana pendukung yang diperlukan sesuai dengan

kebutuhan lanjut usia.

1. Prasarana yang dimiliki pusat santunan keluarga (PUSAKA) terdiri

dari:

a. Ruang sekretariat

b. Ruang makan atau dapur

c. Ruang serbaguna (difungsikan untuk ibadah, perpustakaan dll)

d. Ruang MCK khusus lanjut usia

2. Sarana yang dimiliki pusat santunan keluarga (PUSAKA) terdiri dari:

a. Papan nama PUSAKA

b. Papan data yang mencantumkan antara lain susunan pengurus dan

binaan

Page 76: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

63

c. Meja tulis kantor

d. Lemari arsip

e. Komputer

G. Sumberdaya Manusia dan Pendanaan

1. Sumber daya manusia

Dalam memberikan pelayanan dan memenuhi kebutuhan lanjut

usia maka dalam pelaksanaannya pusat santunan keluarga (PUSAKA)

memerlukan berbagai macam profesi keahlian seperti:

a. Pekerja sosial

b. Dokter atau tenaga medis

c. Rohaniawan

d. Instruktur kegiatan

e. Psikolog

f. Relawan sosial

2. Pendanaan

Guna memperlancar kegiatan yang ada di pusat santunan keluarga

(PUSAKA) maka sumber dana yang diperoleh didapat dari:

a. Donatur tetap yang secara rutin memeberikan bantuan

b. Donatur tidak tetap

c. APBD

Page 77: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

64

d. APBN

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas hasil dari penelitian yang telah di lakukan di

Pusat Santunan Dalam Keluarga (PUSAKA) yang berada di kecamatan Pancoran.

Hasil penelitian ini mencakup gambaran umun responden, hasil uji instrument,

pembahasan hasil pengujian hipotesis dan analisis perspektif pekerjaan sosial.

A. Gambaran Umum Responden

Gambaran umun subyek penelitian ini diuraikan secara rinci di bawah ini,

yaitu berdasarkan usia dan jenis kelamin. Dari penyebaran angket terhadap 51

responden yang merupakan lanjut usia binaan Pusat Santunan Keluarga

(PUSAKA) yang berada di Kecamatan Pancoran.

1. Responeden berdasarkan usia

Berdasarkan tingkat usia, responden dalam penelitian ini dapat

digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 5.1 Jenis Kelamin Reponden

NO Jenis Kelamin Frekuensi Presentasi

Page 78: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

65

1 Laki-laki 4 7,8 %

2 Perempuan 47 92,2%

Total 51 100%

Dari 51 responden yang diteliti berdasarkan jenis kelamin pada

penelitian ini diketahui terdapat 4 responden laki-laki dengan presentase

7,8% dan jumlah responden perempuan sebanyak 47 responden dengan

presentase 92,2%. Berdasarkan jumlah responden tersebut diketahui bahwa

jumlah responden perempuan lebih banyak dibandingkan dengan responden

laki-laki. Hal tersebut di karenakan jumlah lanjut usia yang berjenis kelamin

laki-laki yang ada di sekitar PUSAKA memang sedikit, dan juga mereka

yang menjadi anggota dari PUSAKA adalah mereka yang memiliki kriteria

lansia yang tidak mampu. Banyak dari lansia yang berjenis kelamin laki-laki

tidak ingin dan tidak mau menjadi anggota karena mereka merasa masih

mampu dalam membiyayai hidup mereka sendiri. Selain itu kegiatan yang

ada di PUSAKA lebih banyak ditujukan untuk perempuan seperti kegiatan

pengajian yang dikhususkan bagi lansia berjenis kelamin perempuan. Oleh

karena itu banyak lansia laki-laki enggan ataupun menolak untuk

mendaftarkan diri menjadi binaan PUSAKA.

2. Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia responden dalam penelitian ini dapat

digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 5.2 Usia Responden

Page 79: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

66

NO Usia Frekuensi Presentasi

1 60-70 22 43,1%

2 71-80 18 35,3%

3 81-90 11 21,6%

TOTAL 51 100%

Dari 51 yang di teliti berdasarkan hasil usia pada penelitian ini

diketahui terdapat 22 responden usia antara 60-70 dengan presentase

43,1%, dan terdapat 18 responden usia antara 71-80 dengan presentase

35,3%, kemudia terdapat 11 responden dengan usia antara 81-90 dengan

presentase 21,6%.

Data responden berdasarkan usia tersebut ditentukan berdasarkan

kriteria bahwa lansia tersebut masih mampu untuk di ajak berkomunikasi

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti. Banyak

lansia yang berusia lebih dari 70 tahun namun mereka masih mampu

untuk diajak berkomunikasi.

B. Uji Instrument

Sebelum kuesoner diberikan kepada 51 responden lanjut usia yang

merupakan binaan Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) yang ada di kecamatan

Pancoran peneliti terlebih dahulu melakukan uji instrument kepada 30 responden

yang terdiri dari 60 butir pertanyaan. Yang bertujuan untuk melakukan uji

validitas dan reabilitas terhadap pertanyaan dalam penelitian yang dilakukan.

Analisis dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows

release.

Page 80: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

67

1. Hasil Uji Validitas

Berikut hasil uji validitas variabel dukungan sosial (X) dan

variabel kualitas hidup lanjut usia (Y) , dari masing-masing pertanyaan:

Tabel 5.3 Uji Validitas Variabel Dukungan Sosial (X)

NO Pertanyaan r hitung r tabel Hasil

Instrumen

1 Tidak ada seorangpun yang peduli dengan saya. 0.628377 0.349 Valid

2 Saya lebih senang jika jauh dari keramaian 0.46177 0.349 Valid

3 Saya merasa kesepian. 0.311976 0.349 Tidak Valid

4 Saya merasa lebih aman jika berada di lingkungan rumah. 0.110295 0.349 Tidak Valid

5 Berkumpul bersama keluarga membuat saya lebih tenang. 0.401296 0.349 Valid

6 Tidak ada seorangpun yang dapat saya percaya, sehingga

merasa tidak aman jika berada dengan orang lain.

0.549475 0.349 Valid

7 Saya sering mengikuti kegiatan (arisan, pengajian,dll)

yang ada di lingkungan tempat tinggal.

0.5498 0.349 Valid

8 Saya sering meluangkan waktu untuk hobi bersama

teman-teman.

0.582448 0.349 Valid

9 Saya terpaksa mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan

tempat tinggal.

0.344085 0.349 Tidak Valid

10 Saya sering berkumpul dengan teman-teman. 0.556953 0.349 Valid

11 Saya lebih senang berada di rumah, karena tidak ada yang

mengganggu.

0.522511 0.349 Valid

12 Saya memiliki banyak musuh 0.406411 0.349 Valid

13 Keluarga menganggap saya tidak berguna. 0.610352 0.349 Valid

14 Karena pengalaman yang saya miliki, sehingga orang-

orang di sekitar sering meminta nasihat/saran .

0.677649 0.349 Valid

15 Saya adalah sesepuh yang disegani di masyarakat. 0.553669 0.349 Valid

16 Apapun kebaikan yang telah saya lakukan tidak pernah 0.683601 0.349 Valid

Page 81: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

68

Tabel 5.4 Uji ValiditasVariabel Kualitas Hidup (Y)

dihargai oleh orang lain.

17 Saya merasa dihormati oleh keluarga/orang-orang

disekitar.

0.641879 0.349 Valid

18 Keluarga sering memberikan hadiah atas apa yang telah

saya lakukan.

0.644724 0.349 Valid

19 Ketika saya sakit, maka banyak yang membantu. 0.46912 0.349 Valid

20 Saya sering mendapat bantuan dari orang lain (bantuan

jasa/ barang).

0.558202 0.349 Valid

21 Tidak ada seorangpun dalam keluarga/orang-orang

sekitar yang dapat diandalkan ketika saya membutuhkan

pertolongan.

0.619367 0.349 Valid

22 Tetangga saya adalah orang yang baik, karena sering

membantu. (bantuan jasa/ barang)

0.399494 0.349 Valid

23 Saya sering mendapat nasihat dari orang-orang di sekitar. 0.347844 0.349 Tidak Valid

24 Saya selalu memecahkan masalah sendiri tanpa dibantu

orang lain.

0.618539 0.349 Valid

25 Terkadang masalah yang saya hadapi tidak terpecahkan,

karena tidak ada yang membantu.

0.233338 0.349 Tidak Valid

26 Di lingkunan tempat tinggal sering dilakukan sosialisasi

kesehatan.

0.42566 0.349 Valid

27 Saya sering diminta tolong untuk membantu orang-orang

di sekitar (mengurus rumah, menjaga cucu, dll).

0.212475 0.349 Tidak Valid

28 Keluarga/orang-orang sekitar tidak mengharapkan

keberadaan saya.

0.480001 0.349 Valid

29 Ketika saya keluar rumah terlalu lama, maka keluarga

akan mencari.

0.511729 0.349 Valid

30 Tenaga saya masih dibutuhkan oleh orang lain. 0.052211 0.349 Tidak Valid

NO Pernyataan r hitung r tabel Hasil

Page 82: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

69

Instrumen

1 Saya sering berobat ke rumah sakit, karena gangguan

panca indra. (gangguan mata/telinga)

0.375808 0.349 Valid

2 Saya sudah tua, sehingga merasa perlu untuk merawat

kesehatan panca indra. (kesehatan mata/telinga)

0.387152 0.349 Valid

3 Gangguan panca indra yang saya alami mengganggu

aktifitas yang saya lakukan. (mata/telinga)

0.031533 0.349 Tidak Valid

4 Saya marasa masih mampu berkarya seperti orang lain,

walaupun saya sudah tua.

0.544394 0.349 Valid

5 Saya sulit berinteraksi dengan orang-orang sekitar,

karena maslah kesehatan panca indra. (mata/ telinga)

0.379955 0.349 Valid

6 Keluarga mendukung apa pun kegiatan yang saya

lakukan (pengajian, arisan, dll)

0.755829 0.349 Valid

7 Saya selalu dilibatkan oleh keluarga/orang-orang sekitar

dalam mengambil keputusan bersama.

0.723466 0.349 Valid

8 Keluarga/orang-orang di sekitar sering mengatur apa

yang harus saya lakukan.

0.466773 0.349 Valid

9 Saya akan marah, jika dilarang melakukan suatu hal. 0.16757 0.349 Tidak Valid

10 Keluarga menghargai kebebasan hidup saya, sehingga

saya hidup senang di masa tua.

0.815663 0.349 Valid

11 Saya sudah tua, sehingga sudah tidak ada lagi harapan

yang ingin dicapai dalam hidup.

0.367207 0.349 Valid

12 Saya merasa puas dengan apa yang telah dicapai dalam

hidup

0.36459 0.349 Valid

13 Saya merasa bangga dengan diri sendiri. 0.439474 0.349 Valid

14 Saya adalah orang yang berpengaruh di lingkungan

tempat tinggal

0.591196 0.349 Valid

15 Sekarang saya hidup berkecukupan, karena kerja keras

ketika muda.

0.626738 0.349 Valid

16 Saya mempunyai berbagai macam kegiatan setiap harinya

(memasak, mencuci, mengurus cucu, dll)

0.35391 0.349 Valid

17 Saya mengikuti berbagai kegiatan yang ada di lingkungan 0.645725 0.349 Valid

Page 83: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

70

Dari hasil uji validitas yang dilakuakn oleh 30 responden diketahui

bahwa terdapat 24 butir dikatakan valid pada varibel dukungan sosial (X),

dan terdapat 26 butir valid pada variabel kualitas hidup lanjut usia (Y).

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari nilai koefisien kolerasi yang diperoleh

rata-rata lebih besar dari “r” tabel. Kemudian setelah itu hasil uji instrument

yang telah valid disebar kembali kepada 51 responden.

tempat tinggal (pengajian, arisan, dll)

18 Saya sering sakit, karena kegiatan harian yang padat. 0.372548 0.349 Valid

19 Saya merasa senang masih bisa berpartisipasi dalam

kegiatan masyarakat (pengajian, arisan dll).

0.59004 0.349 Valid

20 Saya hanya keluar rumah jika hanya ada urusan penting

saja.

0.433228 0.349 Valid

21 Saya merasa khawatir tentang bagaimana saya akan

meninggal nanti.

0.363393 0.349 Valid

22 Saya merasa penting untuk memiliki asuransi kematian. 0.467501 0.349 Valid

23 Saya merasa takut ketika membayangkan kematian. 0.385447 0.349 Valid

24 Saya merasa takut, jika nanti merasakan sakit sebelum

meninggal

0.090998 0.349 Tidak Valid

25 Saya merasa penyakit yang saya derita tidak dapat di

sembuhkan

0.359673 0.349 Valid

26 Saya memiliki banyak teman. 0.650757 0.349 Valid

27 Banyak teman yang peduli kepada saya. 0.57213 0.349 Tidak Valid

28 Ketika saya memerlukan pertolongan selalu ada teman

yang membantu.

0.51082 0.349 Valid

29 Saya merasa kesepian dalam hidup ini. 0.055687 0.349 Tidak Valid

30 Keluarga/orang-orang sekitar mencintai saya. 0.464394 0.349 Valid

Page 84: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

71

2. Uji Reabilitas

Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan softwere SPSS

20 for windows release maka didapat nilai koefisien reabilitas Cronbach’s

Alpha sebagai berikut:

Tabel 5.5 Hasil Uji Koefisien Reabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,894 23

Page 85: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

72

Dari hasil koefisien reabilitas (Alpha) yang tertera pada table diatas

adalah 0,894 dan 0,868 maka dapat dikatakan bahwa instrument yang

digunakan baik. Karena cronbach alpha > 0,07 dapat diterima, dan cronbach

alpha > 0,08 adalah baik. Maka hasil data angket memiliki rebilitas yang baik,

atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat ukur pengumpulan data atau mengukur objek yang sudah

ditetapkan.

C. Analisis Data Penelitian

1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang

kemudian diolah dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for windows release,

maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 51

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 8,44931702

Most Extreme Differences

Absolute ,106

Positive ,106

Negative -,059

Kolmogorov-Smirnov Z ,758

Asymp. Sig. (2-tailed) ,614

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,868 26

Page 86: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

73

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai signifikasi dari uji

normalitas kolmogorov-smirnov sebesar 0,614 dengan alpha 0,05 karena nilai

signifikansi lebih besar dari alpha, maka dapat dikatakan data tersebut

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Berikut hasil uji homogenitas yang di dapat dari data hasil penelitian

yang kamudian dioleh dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for windows

release, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.7 Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

KUALITAS HIDUP

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,956 13 23 ,011

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa nilai signifikansi 0,011

dengan alpha 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, maka

kelompok populasi data tidak memiliki kesamaan atau homogen.

3. Uji Koefisien Korelasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan

bantuan software SPSS 20 for windows release, maka diperoleh hasil

koefisien korelasi dan di dapatkan hasil sebagai berikut:

Page 87: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

74

a. Korelasi antara variabel Kerekatan Emosional (X1) dan variabel Y

memiliki nilai 0,395 yang dapat dikategorikan memiliki hubungan yang

rendah. Berdasarkan uji signifikan hasilnya menunjukan nilai 0,002 yang

berarti hubungan kedua variabel adalah signifikan atau terdapat hubungan

antara variabel kerekatan emosional dengan kualitas hidup lanjut usia.

Tabel 5.8 Hasil Koefisien Korelasi

Correlations

Kualitas

hidup

(X1)

Kerekatan

emosional

(X2)

Integrasi

sosial

(X3)

Pengakuan

(X4)

Hubungan

yang dapat

diandalkan

(X5)

Saran

(X6)

Kemungkin

an

membantu

Pearson

Correlatio

n

Kualitas hidup 1,000 ,395 ,446 ,434 ,494 ,074 ,238

Kerekatan emosional ,395 1,000 ,347 ,422 ,086 ,204 ,133

Integrasi sosial ,446 ,347 1,000 ,384 ,266 ,328 ,141

Pengakuan ,434 ,422 ,384 1,000 ,521 -,132 ,390

Hubungan yang dapat diandalkan ,494 ,086 ,266 ,521 1,000 -,176 ,175

Saran ,074 ,204 ,328 -,132 -,176 1,000 ,000

Kemungkinan membantu ,238 ,133 ,141 ,390 ,175 ,000 1,000

Sig. (1-

tailed)

Kualitas hidup . ,002 ,001 ,001 ,000 ,302 ,046

Kerekatan emosional ,002 . ,006 ,001 ,275 ,076 ,176

Integrasi sosial ,001 ,006 . ,003 ,030 ,009 ,161

Pengakuan ,001 ,001 ,003 . ,000 ,179 ,002

Hubungan yang dapat diandalkan ,000 ,275 ,030 ,000 . ,108 ,110

Saran ,302 ,076 ,009 ,179 ,108 . ,500

Kemungkinan membantu ,046 ,176 ,161 ,002 ,110 ,500 .

N

Kualitas hidup 51 51 51 51 51 51 51

Kerekatan emosional 51 51 51 51 51 51 51

Integrasi sosial 51 51 51 51 51 51 51

Pengakuan 51 51 51 51 51 51 51

Hubungan yang dapat diandalkan 51 51 51 51 51 51 51

Saran 51 51 51 51 51 51 51

Kemungkinan membantu 51 51 51 51 51 51 51

Page 88: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

75

b. Korelasi antara variabel integrasi sosial (X2) dan variabel Y memiliki nilai

0,446 yang dapat dikategorikan memiliki hubungan sedang. Berdasarkan

uji signifikan hasilnya menunjukan nilai 0,001 yang berarti hubungan

kedua variabel adalah signifikan atau terdapat hubungan antara variabel

integrasi sosial dengan kualitas hidup lanjut usia.

c. Korelasi antara variabel pengakuan (X3) dan variabel Y memiliki nilai

0,434 yang dapat dikategorikan memiliki hubungan sedang. Berdasarkan

uji signifikan hasilnya menunjukan nilai 0,001 yang berarti hubungan

kedua variabel adalah signifikan atau terdapat hubungan antara variabel

pengakuan dengan kualitas hidup lanjut usia.

d. Korelasi antara variabel hubungan yang dapat diandalkan (X4) dan

variabel Y memiliki nilai 0,494 yang dapat dikategorikan memiliki

hubungan sedang. Berdasarkan uji signifikan hasilnya menunjukan nilai

0,000 yang berarti hubungan kedua variabel adalah signifikan atau

terdapat hubungan antara variabel hubungan yang dapat diandalkan

dengan kualitas hidup lanjut usia.

e. Korelasi antara variabel saran (X5) dan variabel Y memiliki nilai 0,074

yang dapat dikategorikan memiliki hubungan yang sangat rendah.

Berdasarkan uji signifikan hasilnya menunjukan nilai 0,302 yang berarti

hubungan kedua variabel adalah tidak signifikan atau tidak terdapat

hubungan antara variabel saran dengan kualitas hidup.

f. Korelasi antara variabel kemungkinan membantu (X6) dan variabel Y

memiliki nilai 0,238 yang dapat dikategorikan memiliki hubungan rendah.

Berdasarkan uji signifikan hasilnya menunjukan nilai 0,046 yang berarti

Page 89: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

76

hubungan kedua variabel adalah signifikan atau terdapat hubungan antara

variabel kemungkinan membantu dengan kualitas hidup.

4. Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan

bantuan software SPSS 20 for windows release, maka didapatkan hasil

sebagai berikut:

Tabel 5.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,654a ,428 ,350 8,617 1,782

Tabel 19, menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi R² (R Square)

sebesar 0,428. Itu berarti, variable X1 (Kerekatan Emosional), X2 (Integrasi

Sosial), X3 (pengakuan), X4 (hubungan yang dapat diandalkan), X5 (saran),

dan X6 (kemungkinan membantu) mempengaruhi variabel Y (Kualitas Hidup)

sebesar 42,8%. Sedangkan sisanya sebesar 57,2% dipengaruhi atau dijelaskan

oleh variabel lain di luar variabel penelitian.

5. Uji F-Test

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan

bantuan software SPSS 20 for windows release, maka didapatkan hasil

sebagai berikut:

Page 90: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

77

Tabel 6.10 Hasil Uji F-Test

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2443,268 6 407,211 5,485 ,000b

Residual 3266,771 44 74,245

Total 5710,039 50

a. Dependent Variable: KUALITAS HIDUP

b. Predictors: (Constant), Kemungkinan Membantu, Saran , Kerekatan Emosional, Hubungan

Yang Dapat Diandalkan, Integrasi Sosial, Pengakuan

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa nilai signifikansi untuk

uji F adalah sebesar 0,000. Itu artinya, nilai signifikannya lebih kecil dari

nilai alpha 0,05, maka terdapat pengaruh variabel X (dukungan sosial)

terhadap variabel Y (kualitas hidup lanjut usia).

6. Uji Regresi Berganda

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan

bantuan SPSS 20 for windows release, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 6.1 Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda dan Uji T-test

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 26,116 12,991 2,010 ,051

Kerekatan Emosional 1,292 ,639 ,272 2,023 ,049

Integrasi Sosial ,840 ,498 ,234 1,687 ,099

Pengakuan -,063 ,530 -,020 -,119 ,906

Hubungan Yang Dapat

Diandalkan 1,785 ,614 ,402 2,909 ,006

Saran ,092 1,174 ,010 ,078 ,938

Kemungkinan Membantu ,757 ,886 ,106 ,855 ,397

Page 91: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

78

a. Dependent Variable: KUALITAS HIDUP

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disusun dan disimpulkan hasil

persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 26,116 + 1,292X1 + 0,840X2 - 0,063X3 + 1,785 X4 + 0,092X5 + 0,757X6

a. Variabel Kerekatan emosional (X1) mempunyai nilai koefisien regresi

sebesar 1,292. Dengan demikian setiap ada penambahan satu nilai

maka akan ada kenaikan kualitas hidup lanjut usia sebesar 1,292.

b. Variabel Integrasi sosial (X2) mempunyai nilai koefisien regresi

sebesar 0,840. Dengan demikian setiap ada penambahan satu nilai

maka akan ada kenaikan kualitas hidup lanjut usia sebesar 0,840.

c. Variabel Pengakuan (X3) mempunyai nilai koefisien regresi sebesar -

0,063. Dengan demikian setiap ada penambahan satu nilai maka akan

ada penurunan kualitas hidup lanjut usia sebesar -0,063.

d. Variabel hubungan yang dapat diandalkan (X4) mempunyai nilai

koefisien regresi sebesar 1,785. Dengan demikian setiap ada

penambahan satu nilai maka akan ada kenaikan kualitas hidup lanjut

usia sebesar 1,785.

e. Variabel Saran (X5) mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,092.

Dengan demikian setiap ada penambahan satu nilai maka akan ada

penambahan kualitas hidup lanjut usia sebesar 0,092.

f. Variabel kemungkinan membantu (X6) mempunyai nilai koefisien

regresi sebesar 0,757. Dengan demikian setiap ada penambahan satu

nilai maka akan ada kenaikan kualitas hidup lanjut usia sebesar 0,757.

Page 92: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

79

7. Uji T-Test

Berdasarkan hasil uji T-test dilihat dari tabel 6.1 dapat dijelaskan

bahwa nilai masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Nilai Signifikansi pada uji t untuk variabel kerekatan emosional (X1)

sebesar 0,049 dengan alpha 0,05. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil

dari nilai alpha. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha, maka

Hₒ ditolak. Hal itu berarti, terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X1 terhadap variabel Y.

b. Nilai Signifikansi pada uji t untuk variabel integrasi sosial (X2) sebesar

0,099 dengan alpha 0,05. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari

nilai alpha. Karena nilai signifikansi lebih besar dari alpha, maka Hₒ

diterima. Hal itu berarti, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X2 terhadap variabel Y.

c. Nilai Signifikansi pada uji t untuk variabel pengakuan (X3) sebesar

0,906 dengan alpha 0,05. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari

nilai alpha. Karena nilai signifikansi lebih besar dari alpha, maka Hₒ

diterima. Hal itu berarti, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X3 terhadap variabel Y.

d. Nilai Signifikansi pada Uji t untuk variable hubungan yang dapat

diandalkan (X4) sebesar 0,006 dengan alpha 0,05. Nilai signifikansi

tersebut lebih kecil dari nilai alpha. Karena nilai signifikansi lebih

kecil dari alpha, maka Hₒ ditolak. Hal itu berarti, terdapat pengaruh

yang signifikan antara variabel X4 terhadap variabel Y

Page 93: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

80

e. Nilai Signifikansi pada uji t untuk variable saran (X5) sebesar 0,938

dengan alpha 0,05. Nilai signifikansi tersebut lebih dari besar nilai

alpha. Karena nilai signifikansi lebih besar dari alpha, maka Hₒ

diterima. Hal itu berarti, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X5 terhadap variabel Y

f. Nilai Signifikansi pada uji t untuk variable kemungkinan membantu

(X6) sebesar 0,397 dengan alpha 0,05. Nilai signifikansi tersebut lebih

dari besar nilai alpha. Karena nilai signifikansi lebih besar dari alpha,

maka Hₒ diterima. Hal itu berarti, tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel X6 terhadap variabel Y

Hₒ :ᵦ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan

sosial terhadap kualitas hidup lanjut usai.

Hₐ :ᵦ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial

terhadap kualitas hidup lanjut usia.

Maka dapat disimpulkan dari hipotesis tersebut bahwa, terdapat

pengaruh secara signifikan pada variabel kerekatan emosional (X1) dan

variabel hubungan yang dapat diandalkan (X4) terhadap variabel kualitas

hidup lanjut usia (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,049 dan 0,006.

Sedangkan tidak terdapat pengaruh signifikan pada variabel integrasi

sosial (X2), pengakuan (X3), Saran (X5) dan kemungkinan membantu (X6),

Page 94: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

81

terhadap variabel kualitas hidup lanjut usia (Y) dengan signifikansi masing-

masing sebesar 0,099, 0,906, 0,938 , dan 0,397.

D. Analisis Perspektif Pekerjaan Sosial

Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dan juga hasil wawancara dan

observasi yang dilakukan di Pusat Santuanan Keluarga (PUSAKA) yang ada di

Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan menunjukkan bahwa secara umum

dukungan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup

lanjut usia. Dukungan sosial tersebut didapatkan lansia dari pasangan, keluarga

ataupun masyarakat. Dukungan sosial erat kaitannya dengan kualitas hidup,

dimana lanjut usia yang mengalami penurunan kualitas hidup dikarenakan rasa

kesepian dan kurangnya perhatian dari anggota keluarga atau karena kurangnya

dukungan sosial dari orang-orang disekitar. Hal tersebut diperkuat dengan hasil

penelitan kuantitatif dalam penelitian ini, bahwa dukungan sosial mempengaruhi

kualitas hidup sebesar 42,8% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian, jadi menurut peneliti hasil ini sudah cukup berpengaruh.

Kemudian berdasarkan hasil penelitian dengan bantuan perhitungan

software SPSS 20 for windows release, diketahui bahwa variabel lain yang

secara signifikan dan positif mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia adalah

variabel kerekatan emosional (X1). Dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,292

dan nilai signifikasi sebesar 0,049. Pengaruh pada variabel kerekatan emosional

bernilai positif, artinya setiap ada penambahan satu nilai kerekatan emosional

maka akan ada kenaikan kualitas hidup lanjut usia sebesar 1,292. Kerekatan

emosional merupakan kedekatan emosional sehingga menimbulkan rasa aman,

Page 95: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

82

tentram, dan dicintai bagi lansia yang menerimanya. Dan dari hasil penelitian

yang dilakukan oleh peneliti bahwa lansia yang ada di PUSAKA mendapatkan

kerekatan emosional dengan keluarga, teman, pasangan, dan juga masyarakat.

Sehingga lansia merasa dirinya diperhatikan, dicintai serta merasa nyaman

bersama orang lain.

Di PUSAKA lansia tidak hanya menerima santunan tetapi juga pelayanan

sosial, dan juga dukungan sosial. Sehingga lansia yang berada di PUSAKA

dapat merasakan kerekatan emosional tidak hanya dari keluarga tetapi juga dari

pengasuh dan masyarakat. Lansia yang kurang mendapatkan kerekatan

emosional dari keluarganya tetap bisa mendapatkannya dari pengasuh dan juga

masyarakat. Karena ada beberapa lansia yang menerima perlakuan yang salah

dari keluarganya, sehingga dirinya merasa tidak nyaman bila berada di rumah.

Perlakuan yang salah yang diterima oleh lansia misalnya diusianya yang sudah

tua mereka dipaksa untuk mengerjakan pekerjaan rumah bahkan mereka harus

mengurus cucu. Namun dengan adanya keberadaan PUSAKA para lansia

mendapatkan perhatian, kerekatan emosional yang diperoleh dari pengasuh,

yang mana hal tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup lansia. Hal tersebut

sesuai dengan teori kelekatan (attachment theory) yaitu kelekatan

mempengaruhi tingkat kenyamanan dan kemanan seseorang, sehingga dapat

mengembangkan kapasitas diri seseorang. Kelekatan emosional yang diterima

lansia oleh pengasuh membuat lansia merasa nyaman dan aman. Kelekatan yang

diterimanya dapat membantu lansia dalam mengembangkan kapasitas diri lansia.

Peningkatan kapasitas diri lansia artinya peningkatan kualitas hidup lansia. Jadi

variabel kerekatan emosional sangat mempengaruhi kualitas hidup lanjut usia.

Page 96: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

83

Pada variabel integrasi sosial (X2) tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan namun mempunyai nilai yang positif terhadap kualitas hidup. Dengan

nilai koefisien regresi sebesar 0,840 dan nilai signifikasi sebesar 0,099. Integrasi

sosial merupakan perasaan memiliki didalam kelompok yang memungkinkan

membagi minat dan perhatian. Integrasi sosial erat kaitannya dalam keikut

sertaan lansia dalam aktifitas kelompok. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

hal ini menjadi tidak signifikan karena di usia lanjut tidak semua lanjut usia

potensial. Banyak dari lanjut usai mengalami penurunan dalam kemampuan fisik

sehingga mereka tidak dapat melakukan dan mengikuti aktifitas terlalu lama,

ditambah diusia lanjut seseorang cenderung menarik diri dari lingkungan. Hal

tersebut juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Cumming yaitu teori

penarikan diri (disengagement theory) bahwa sesorang yang telah berusia lanjut

akan meinggalkan posisi mereka ketika mereka meninggal atau menjadi tidak

kompeten. Walaupun para lansia mengikuti kegiatan yang ada di PUSAKA,

namun tetap ada batasan dalam menjalani berbagai kegiatan tersebut. Sehingga

integrasi sosial dalam penelitian ini tidak signifikan mempengaruhi kualitas

hidup.

Kemudaian pada variabel pengakuan (X3) tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan dan mempunyai nilai yang negatif terhadap kualitas hidup.

Dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,063dan nilai signifikasi sebesar 0,906.

Yang artinya setiap ada penambahan satu nilai maka akan ada penurunan

kualitas hidup lanjut usia sebesar 0,063. Variabel pengakuan merupakan

pengakuan atas kemapuan dan keahlian yang dimiliki lansia. Berdasarkan

penelitian yang dilakuakan banyak lansia yang merasa kurang dihargai dan

Page 97: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

84

diakui dengan apa yang telah dilakukannya. Bahkan ada lansia yang

mendapatkan perlakuan kurang baik dari keluarganya sendiri. Sehingga variabel

pengakuan memiliki pengaruh yang tidak signifikan dalam mempengaruhi

kualitas hidup lanjut usia.

Variabel hubungan yang dapat diandalkan (X4) mempunyai pengaruh yang

signifikan dan positif terhadap kualitas hidup. Dengan nilai koefisien regresi

sebesar 1,785 dan nilai signifikasi sebesar 0,006. Yang artinya setiap ada

penambahan satu nilai maka akan ada kenaikan kualitas hidup lanjut usia sebesar

1,785. Variabel hubungan yang dapat diandalkan memiliki pengaruh dan nilai

hubungan yang cukup besar dengan kualitas hidup. Hubungan yang dapat

diandalkan adalah jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya

ketika individu membutuhkan bantuan. Bantuan yang dimaksud adalah bantuan

berupa materi maupun tindakan yang diterima seseorang. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakuakan hubungan yang dapat diandalkan menjadi signifikan

karena para lansia yang menjadi binaan PUSAKA mendapatkan berbagai

bantuan dan juga pelayanan sosia. Bantuan dan pelayanan sosial yang diterima

lansia yaitu pelayanan mental dan spiritual, layanan fisik, layanan kesehatan,

serta layanan rekreasi dan pengisian waktu luang. Sehingga dengan berbagai

bantuan yang diterima oleh lansia dapat membantu mereka dalam meningkatkan

kualitas hidup mereka. Salah satu bantuan yang diterima oleh para lansia

misalnya dalam hal pemenuhan gizi dimana setiap bulannya para lansia

menerima bantuan berupa kebutuhan bahan pokok selain itu juga setiap dua kali

dalam seminggu lansia diberikan makanan, hal tersebut dimaksudkan agar

kebutuhan hidup lansia terpenuhi. Karena lansia yang menjadi binaan PUSAKA

Page 98: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

85

adalah mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya karena

keterbatasan fisik maupun ekonomi. Oleh karena itu hubungan yang dapat

diandalkan menjadi signifikan karena variabel ini memiliki dampak yang sangat

besar bagi pemenuhan hidup lansia atau dapat meningkatkan kualitas hidup

lansia.

Pada variabel saran (X5) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

namun mempunyai nilai yang positif terhadap kualitas hidup. Dengan nilai

koefisien regresi sebesar 0,092 dan nilai signifikasi sebesar 0,938. Yang artinya

setiap ada penambahan satu nilai maka akan ada kenaikan kualitas hidup lanjut

usia sebesar 0,092. Yang dimaksud variabel saran adalah mendapatkan informasi

dan nasihat yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi

permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan hasil penelitian variabel ini menjadi

tidak memiliki pengaruh dikarenakan informasi atau saran yang di dapat lansia

kurang dirasakan dampaknya. Variabel saran atau informasi ini contohnya

berupa penyuluhan yang dilakukan di PUSAKA maupun lingkungan tempat

tinggal. Di PUSAKA lansia mendapatkan penyuluhan kesehatan namun

penyuluhan yang dilakukan jarang diadakan, sehingga penyuluhan tersebut

kurang dirasakan dampaknya. oleh karena itu variabel saran menjadi tidak

memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup lansia, karena kurangnya dampak

terhadap kehidupan para lansia.

Selanjutnya pada variabel kemungkinan membantu (X6) tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan namun mempunyai nilai yang positif terhadap kualitas

hidup. Dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,757 dan nilai signifikasi sebesar

0,397. Yang artinya setiap ada penambahan satu nilai maka akan ada kenaikan

Page 99: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

86

kualitas hidup lanjut usia sebesar 0,757. Kemungkinan membantu merupakan

perasaan dibutuhkan orang lain. Variabel ini menjadi tidak berpengaruh terhadap

kualitas hidup dikarenakan banyak lansia yang merasa di usia mereka yang

sudah tua tidak banyak hal yang dapat mereka lakukan. Hal itu juga ditambah

dengan perlakuan keluarga yang mengaggap orangtua sebagai beban. Sehingga

banyak lansia yang merasa bahwa dirinya tidak berguna dan merasa keberadaan

mereka tidak diharapkan, oleh karena itu banyak lansia yang menjalani sisa

hidup mereka hanya dengan berada dirumah dan dengan tidak melakukan

aktifitas. Keadaan ini tidak sejalan dengan teori aktivitas (activity theory), bahwa

semakin banyak kegiatan yang dilakukan orang usia lanjut, semakin memuaskan

hidup mereka atau dengan kata lain memiliki kualitas hidup yang baik. Sehingga

perasaan tidak dibutuhkan dan tidak banyak melakukan kegiatan menyebabkan

kualitas hidup lansia yang menurun. Jadi variabel kemungkinan membantu

menjadi tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia.

Page 100: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

87

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, maka kesimpulan

yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan

kualitas hidup lanjut usia. Variabel dukungan sosial yang memiliki

korelasi yang signifikan terhadap kualitas hidup adalah variabel kerekatan

emosional, variabel integrasi sosial, variabel pengakuan, variabel

hubungan yang dapat diandalkan, dan variabel kemungkinan membantu.

Sedangkan tidak terdapat korelasi yang signifikan pada variabel saran

terhadap kualitas hidup lanjut usia.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial dengan kualitas

hidup lanjut usia. Variabel dukungan sosial yang berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas hidup adalah variabel kerekatan emosional

dan variabel hubungan yang dapat diandalkan. Sedangkan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel integrasi sosial, variabel

pengakuan, variabel saran, dan variabel kemungkinan membantu terhadap

kualitas hidup lanjut usia.

B. Saran

Setelah melalui seluruh proses penelitian dan penyusunan laporan hasil

penelitian, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini.

Page 101: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

88

Untuk penyempurnaan penelitian selanjutnya maka penulis memberikan saran

yang dapat dijadikan pertimbangan.

1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk menggunakan

item-item yang lebih menditail mewakili indikator dimensi yang akan

diukur. Serta untuk peneliti selanjutnya agar dapat meneliti variabel

lainnya.

2. Untuk pemerintah dan PUSAKA agar dapat meningkatkan pelayanan

yang diberikan kepada lanjut usia, dengan menambahkan pengasuh bagi

para lansia. Sehingga para binaan mendapatkan bantuan dan perhatian

yang lebih banyak. Serta dapat menambah sarana dan prasarana yang

ramah bagi lanjut usia.

3. Agar semua pihak dapat lebih memperhatikan kesejahteraan lanjut usia,

karena usia lanjut merupakan usia dimana seseorang membutuhkan

dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

Page 102: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Ariefuzzaman, Siti Napsiyah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida. Belajar

Teori Pekerjaan Sosial . Jakarta: UIN, 2011.

Enterprise, Jubille. SPSS Untuk Pemula. Jakarta: Elex Media, 2014.

Hawari, Dadang. Sejahtera di Usia Senja. Jakarta: FKUI, 2007.

Henslin, James M Henslin. Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi. Jakarta:

Erlangga, 2006.

Kementrian Sosial RI Dierktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Pedoman

Penyelenggaraan Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA). Jakarta:

Kementrian Sosial, 2012.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif:

Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Prayitno, Duwi. 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: CV.

Andi offset, 2009.

Santrock, John W. Perkembangan Anak . Jakarta: Erlangga, 2007.

Sari, Endah Puspita. Penerimaan Diri pada Lanjut Usia Ditinjau Dari

Kematangan Emosi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2002.

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), Teknologi Pengembangan

Masyarakat. Bandung: STKS, 2008.

Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2014.

Soekidjo Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:

Rineka Cipta, 2007.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2011.

Surbakti. Menata Kehidupan Pada Usia Lanjut. Jakarta: Pranita Aksara, 2013.

Sumarsono, Sonny. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2004.

Page 103: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

Topatimasang, Roem. Memanusiakan Lanjut Usia: Penuaan Penduduk

&Pembangunan di Indonesia. Yogyakarta: INSIST Press, 2013.

Upton, Penney. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 2012.

JURNAL

Amalia Yuliati, dkk., “Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di

Komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia (The Different of

Quality of Life Among the Elderly who Living at Community and Social Services),” Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (Januari 2014): h. 88.

Sri, Zainuddin “Dukungan Sosial Pada Lansia,” Jurnal Psikologi, 16 Agustus

2006.

SKRIPSI

Diah, Ayu. “Evaluasi Proses Pelaksanaan Program Elderly Day Care Services

Tahun 2012 di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Dharma Bekasi Timur.”

Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia, 2012.

Najah, Kamalia. “Pengaruh Dukungan Sosial dan Spiritual Terhadap Simton

Depresi Pada Santri di Pesantrean.” Skripsi S1 Fakultas Psikologi,

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013.

Putri, Amalia Kusuma. “Pengaruh Dukungan Sosial dan Prestasi Belajar Terhadap

Kepercayaan Diri Remaja,” Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2012.

Raafiah, Dyni. “Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Burnout Guru Sekolah Luar

Biasa.” Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta,

2012.

Yunita, Rika “Hubungan Kegiatan Sosial Lanjut Usia dengan Kualitas Hidup

Lanjut Usia di Puskesmas Ciputat.” Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011.

Page 104: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

WEBSITE

Badan Pusat Statistik. “Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi.” artikel diakses

pada 22 September 2014 dari

http://www.bps.go.id/download_file/IP_Februari_2014.pdf

Wardhana, Hendra. “Mereka Lansia, Mereka Berdaya,” artikel diakses pada 22

September 2014 dari

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2014/05/29/mereka-lansia-mereka-

berdaya-655403.html

Dewianita, dkk. “Fungsi keluarga, dukungan sosial dan kualitas hidup lansia di

wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan,” artikel diakses pada 1

Maret 2015 dari file:///C:/Users/Acer/Downloads/7878-13923-1-SM.pdf

Undang-Undang Online, “Undang-undang Kesejahteraan Lansia nomor 13 tahun

1998,” artikel diakses pada 17 Januari 2015 dari

file:///C:/Users/Acer/Downloads/Undang-Undang-tahun-1998-13-

98%20(3).pdf

Kusumawardani, Arianti “Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kualitas Hidup

pada Lansia Penderita Hipertensi,” artikel diakses pada 20 Februari 2015

dari http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2014/08/Hubungan-

antara-Dukungan-Sosial-dan Kualitas-Hidup-pada-Lansia-Penderita-

Hipertensi.pdf

Al-Qur’an Online, “surah Al-Isra ayat 23,” artikel diakses pada 22 September

2014 dari http://quran.com/17/23-24

Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial, “ Lanjut Usia,” artikel diakses pada 17

Februari 2015 dari

http://rehsos.kemsos.go.id/modules.php?name=Content&pa=showpage&pid

=6

Universitas Sumatra Utara, “Pelayanan Lanjut Usia,” Artikel diakses pada 18

Februari 2015 dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39240/3/Chapter%20II.pdf

Raharjo, Sahid. “Cara Melakukan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

dengan SPSS.” artikel diakses pada tangga 30 April 2015 dari

http://spssindo.blogspot.com/2014/01/uji-normalitas-koimogorov-smirnov-

spss.html

Page 105: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 106: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 107: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 108: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 109: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 110: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

LEMBAR PERMOHONAN

Kepada Yth

Para Responden

Di Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya mahasiswi Universitas Islam Negreri Syarif Hidayatullah Jakarta,

jurusan kesejahteraan sosial sedang melaksanakan pelenitian untuk penulisan

skripsi sebagai tugas akhir menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Sosial.

Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan

dengan penelitian yang saya lakukan mengenai “PENGARUH DUKUNGAN

SOSIAL TERHADAP KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI PUSAT

SANTUNAN KELUARGA (PUSAKA) KECAMATAN PANCORAN

JAKARTA SELATAN”. Untuk itu saya harap kepada responden untuk bersedia

mengisi Angket yang telah disediakan.

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan. Saya ucapkan terima

kasih atas bantuan dan partisipasi yang telah diberikan dalam pengisian Angket

ini.

Jakarta , April 2015

Yusnia Pratiwi

Page 111: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

1

ANGKET UNTUK LANJUT USIA

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P (Lingkari)

PETUNJUK PENGISISAN

1. Bacalah dan perhatikan baik-baik pernyataan yang tertera pada angket dibawah ini.

2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda pribadi tanpa pengaruh orang lain.

3. Pililah salah satu jawaban yang telah disediakan.

1. Angket Dukungan Sosial

No Pernyataan dimensi Kerekatan Emosional

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampir

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

1 Tidak ada seorangpun yang peduli dengan saya.

2 Saya lebih senang jika jauh dari keramaian.

3 Saya merasa kesepian.

Page 112: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

4 Saya merasa lebih aman jika berada di lingkungan rumah.

5 Berkumpul bersama keluarga membuat saya lebih tenang.

6 Tidak ada seorangpun yang dapat saya percaya, sehingga

merasa tidak aman jika berada dengan orang lain.

No Pernyataan Dimensi Integrasi Sosial

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

1 Saya sering mengikuti kegiatan (arisan, pengajian,dll) yang ada

di lingkungan tempat tinggal.

2 Saya sering meluangkan waktu untuk hobi bersama teman-

teman.

3 Saya terpaksa mengikuti kegiatan yang ada di lingkungan

tempat tinggal.

4 Saya sering berkumpul dengan teman-teman.

5 Saya lebih senang berada di rumah, karena tidak ada yang

mengganggu.

6 Saya memiliki banyak musuh.

No Pernyataan Dimensi Penghargaan dan Pengakuan

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

Page 113: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

1 Keluarga menganggap saya tidak berguna.

2 Karena pengalaman yang saya miliki, sehingga orang-orang di

sekitar sering meminta nasihat/saran .

3 Saya adalah sesepuh yang disegani di masyarakat.

4 Apapun kebaikan yang telah saya lakukan tidak pernah

dihargai oleh orang lain.

5 Saya merasa dihormati oleh keluarga/orang-orang disekitar.

6 Keluarga sering memberikan hadiah atas apa yang telah saya

lakukan.

No Pernyataan Dimensi Hubungan Yang Dapat Diandalkan

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

1 Ketika saya sakit, maka banyak yang membantu.

2 Saya sering mendapat bantuan dari orang lain (bantuan jasa/

barang).

3 Tidak ada seorangpun dalam keluarga/orang-orang sekitar yang

dapat diandalkan ketika saya membutuhkan pertolongan.

4 Tetangga saya adalah orang yang baik, karena sering

membantu. (bantuan jasa/ barang)

No Pernyataan Dimensi Saran/ Informasi

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

Sangat

tidak

setuju

Page 114: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

tidak

pernah)

(tidak

pernah)

1 Saya sering mendapat nasihat dari orang-orang di sekitar.

2 Saya selalu memecahkan masalah sendiri tanpa dibantu orang

lain.

3 Terkadang masalah yang saya hadapi tidak terpecahkan,

karena tidak ada yang membantu.

4 Di lingkunan tempat tinggal sering dilakukan sosialisasi

kesehatan.

No Pernyataan Dimensi Kemungkinan Membantu

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

1

Saya sering diminta tolong untuk membantu orang-orang di

sekitar (mengurus rumah, menjaga cucu, dll).

No Pernyataan Dimensi Kemungkinan Membantu

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

2 Keluarga/orang-orang sekitar tidak mengharapkan

keberadaan saya.

Page 115: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

3 Ketika saya keluar rumah terlalu lama, maka keluarga akan

mencari.

4 Tenaga saya masih dibutuhkan oleh orang lain.

B. Angket Kualitas Hidup

No Pernyataan Dimensi Kemampuan Sensori

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

1 Saya sering berobat ke rumah sakit, karena gangguan panca

indra. (gangguan mata/telinga)

2 Saya sudah tua, sehingga merasa perlu untuk merawat

kesehatan panca indra. (kesehatan mata/telinga)

3 Gangguan panca indra yang saya alami mengganggu aktifitas

yang saya lakukan. (mata/telinga)

4 Saya marasa masih mampu berkarya seperti orang lain,

walaupun saya sudah tua.

5 Saya sulit berinteraksi dengan orang-orang sekitar, karena

maslah kesehatan panca indra. (mata/ telinga)

Page 116: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

No Pernyataan Dimensi Otonomi

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

1 Keluarga mendukung apa pun kegiatan yang saya lakukan

(pengajian, arisan, dll)

2 Saya selalu dilibatkan oleh keluarga/orang-orang sekitar dalam

mengambil keputusan bersama.

3 Keluarga/orang-orang di sekitar sering mengatur apa yang

harus saya lakukan.

4 Saya akan marah, jika dilarang melakukan suatu hal.

5 Keluarga menghargai kebebasan hidup saya, sehingga saya

hidup senang di masa tua.

No Pernyataan Dimensi Aktifitas Sosial

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

1 Saya sudah tua, sehingga sudah tidak ada lagi harapan yang

ingin dicapai dalam hidup.

2 Saya merasa puas dengan apa yang telah dicapai dalam hidup

3 Saya merasa bangga dengan diri sendiri.

4 Saya adalah orang yang berpengaruh di lingkungan tempat

Page 117: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

tinggal

5 Sekarang saya hidup berkecukupan, karena kerja keras ketika

muda.

No Pernyataan Dimensi Partisipasi Sosial

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

1 Saya mempunyai berbagai macam kegiatan setiap harinya

(memasak, mencuci, mengurus cucu, dll)

2 Saya mengikuti berbagai kegiatan yang ada di lingkungan

tempat tinggal (pengajian, arisan, dll)

3 Saya sering sakit, karena kegiatan harian yang padat.

4 Saya merasa senang masih bisa berpartisipasi dalam kegiatan

masyarakat (pengajian, arisan dll).

5 Saya hanya keluar rumah jika hanya ada urusan penting saja.

No Pernyataan Dimensi Kematian

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

1 Saya merasa khawatir tentang bagaimana saya akan meninggal

nanti.

Page 118: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

2 Saya merasa penting untuk memiliki asuransi kematian.

3 Saya merasa takut ketika membayangkan kematian.

4 Saya merasa takut, jika nanti merasakan sakit sebelum

meninggal

5

Saya merasa penyakit yang saya derita tidak dapat di

sembuhkan

No Pernyataan Dimensi Persahabatan dan Cinta

Sangat

setuju

(selalu)

Setuju

(sering)

Cukup

setuju

(kadang)

Tidak

setuju

(hampit

tidak

pernah)

Sangat

tidak

setuju

(tidak

pernah)

1 Saya memiliki banyak teman.

2 Banyak teman yang peduli kepada saya.

3 Ketika saya memerlukan pertolongan selalu ada teman yang

membantu.

4 Saya merasa kesepian dalam hidup ini.

5 Keluarga/orang-orang sekitar mencintai saya.

Page 119: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

1

Page 120: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 121: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 122: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 123: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 124: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 125: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 126: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …
Page 127: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

Hasil Uji Koefisien Reabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 51

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 8,44931702

Most Extreme Differences

Absolute ,106

Positive ,106

Negative -,059

Kolmogorov-Smirnov Z ,758

Asymp. Sig. (2-tailed) ,614

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,894 23

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,868 26

Page 128: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

KUALITAS HIDUP

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2,956 13 23 ,011

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,654a ,428 ,350 8,617 1,782

Hasil Uji F-Test

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2443,268 6 407,211 5,485 ,000b

Residual 3266,771 44 74,245

Total 5710,039 50

a. Dependent Variable: KUALITAS HIDUP

b. Predictors: (Constant), Kemungkinan Membantu, Saran , Kerekatan Emosional, Hubungan

Yang Dapat Diandalkan, Integrasi Sosial, Pengakuan

Page 129: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

Hasil Koefisien Korelasi

Correlations

Kualitas

hidup

(X1)

Kerekatan

emosional

(X2)

Integrasi

sosial

(X3)

Pengakuan

(X4)

Hubungan

yang dapat

diandalkan

(X5)

Saran

(X6)

Kemungkin

an

membantu

Pearson

Correlatio

n

Kualitas hidup 1,000 ,395 ,446 ,434 ,494 ,074 ,238

Kerekatan emosional ,395 1,000 ,347 ,422 ,086 ,204 ,133

Integrasi sosial ,446 ,347 1,000 ,384 ,266 ,328 ,141

Pengakuan ,434 ,422 ,384 1,000 ,521 -,132 ,390

Hubungan yang dapat diandalkan ,494 ,086 ,266 ,521 1,000 -,176 ,175

Saran ,074 ,204 ,328 -,132 -,176 1,000 ,000

Kemungkinan membantu ,238 ,133 ,141 ,390 ,175 ,000 1,000

Sig. (1-

tailed)

Kualitas hidup . ,002 ,001 ,001 ,000 ,302 ,046

Kerekatan emosional ,002 . ,006 ,001 ,275 ,076 ,176

Integrasi sosial ,001 ,006 . ,003 ,030 ,009 ,161

Pengakuan ,001 ,001 ,003 . ,000 ,179 ,002

Hubungan yang dapat diandalkan ,000 ,275 ,030 ,000 . ,108 ,110

Saran ,302 ,076 ,009 ,179 ,108 . ,500

Kemungkinan membantu ,046 ,176 ,161 ,002 ,110 ,500 .

N

Kualitas hidup 51 51 51 51 51 51 51

Kerekatan emosional 51 51 51 51 51 51 51

Integrasi sosial 51 51 51 51 51 51 51

Pengakuan 51 51 51 51 51 51 51

Hubungan yang dapat diandalkan 51 51 51 51 51 51 51

Saran 51 51 51 51 51 51 51

Kemungkinan membantu 51 51 51 51 51 51 51

Page 130: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KUALITAS …

Hasil Uji Koefisien Regresi Berganda dan Uji T-test

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 26,116 12,991 2,010 ,051

Kerekatan Emosional 1,292 ,639 ,272 2,023 ,049

Integrasi Sosial ,840 ,498 ,234 1,687 ,099

Pengakuan -,063 ,530 -,020 -,119 ,906

Hubungan Yang Dapat

Diandalkan 1,785 ,614 ,402 2,909 ,006

Saran ,092 1,174 ,010 ,078 ,938

Kemungkinan Membantu ,757 ,886 ,106 ,855 ,397

a. Dependent Variable: KUALITAS HIDUP