93
i PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Tbk) SKRIPSI Oleh IRA NURANDINA NIM 105730543115 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

i

PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Tbk)

SKRIPSI

Oleh

IRA NURANDINA

NIM 105730543115

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 2: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

ii

PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Tbk)

SKRIPSI

Oleh IRA NURANDINA

NIM 105730543115

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan

Studi Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR 2020

Page 3: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Hidup itu cuman sekali, jadi jangan sia-siakan!!“

Persembahan

Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:

1. Kepada kedua orang tuaku yang senang tiasa membimbingku dan

mendoakan disetiap perjalanan hidupku.

2. Teman-teman kelas AK 15 G yang selalu memberikan motivasi,

semangat dan bantuan.

3. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan ilmu dan memberikan

pelayanan yang baik selama masa perkuliahan.

Page 4: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

iv

Page 5: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

v

Page 6: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

vi

Page 7: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah

SWT. atas berkat rahmat-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis panjatkan

pula kepada Rasulallah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan lainnya

berupa nikmat yang tak ternilai manakala penulis skripsi yang berjudul “Pengaruh

Aktiva Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen

Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia’.

Skripsi yang dibuat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

mneyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan

dan hambatan, tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik

berupa material, doa, tenaga, informasi serta waktu, penulis dapat mengatasinya.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, perkenankan penulis

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tak terhinggan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag, Rektor Universitas

Muhammadiyah Maassar

2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Kedua orang tua penulis yang telah menjadi panutan dalam menjalani

hidup ini, karena berkat doa dan restu serta dorongannya penulis

Page 8: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

viii

memperoleh kekuatan kembali untuk menyelesaikan tugas-tugas yang di

berikan dari akademik ini.

4. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M. Si., Ak., CA., CSP., selaku Ketua

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

5. Ibu Ruliaty, MM selaku Pembimbing I yang senangtiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi

selesai dengan baik.

6. Bapak Andi Arman, SE., M.Si., Ak.CA selaku pembimbing II yang telah

berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian

skripsi.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

8. Segenap Staf dan Karyawan Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongannya dalam aktivitas penulis.

10. Terima kasih juga kepada Muh. Suhdi dan Adikku tercinta Rahmat yang

telah mendorong dalam mengerjakan skripsi secepatnya agar cepat

selesai sarjana.

11. Terima kasih juga yang sebesar-besarnya kepada sahabat-sahabat saya,

salah satunya Nutvi Ahyunin yang telah berkenan meminjamkan

laptopnya demi selesainya skripsi saya.

Page 9: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

ix

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun kami

harapkan dari semua pihak, demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fii sabilil haq, fastabikul khairat, wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, 15 Oktober 2020

Penulis

Page 10: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

x

ABSTRAK

IRA NURANDINA, tahun 2020 Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan dan Beban

Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia), Skripsi

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Ibu Ruliaty dan

Pembimbing II Bapak Andi Arman.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menguji

apakah terdapat pengaruh aktiva pajak tangguhan, beban pajak tangguhan

terhadap manajemen laba. Modifikasi model Jones digunakan untuk menghitung

discretionary accruals (proksi manajemen laba). Data yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan

perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-

2018 dengan menggunakan purposive sampling, penelitian ini mendapat 30

sampel perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktiva pajak

tangguhan dan beban pajak tangguhan mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap kemungkinan perusahaan melakukan praktik manajemen

laba.

Kata kunci : Aktiva pajak tangguhan, beban pajak tangguhan dan manajemen

laba

Page 11: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

xi

ABSTRACT

IRA NURANDINA, 2020 Effect of Deferred Tax Assets and Deferred Tax Burden

on Profit Management (Case Study of Manufacturing Companies Listed on the

Indonesia Stock Exchange), Thesis of Accounting Study Program at the Faculty

of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised

by Supervisor I Mrs. Ruliaty and Supervisor II Mr. Andi Arman. This study aims to

identify and test the effect of deferred tax assets, deferred tax expense on

earnings management. Modifications to the Jones model are used to calculate

discretionary accruals (proxy for earnings management). The data used in this

study is secondary data derived from the financial statements of Manufacturing

companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2018 using purposive

sampling, this study received 30 company samples. The results of this study

found that deferred tax assets and deferred tax expense have a positive and

significant impact on the likelihood of companies engaging in earnings

management practices.

Keywords: Deferred tax assets, deferred tax expense and earnings management

Page 12: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL .......................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................ ix

ABSTRACT ...................................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................ ....................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................... ....................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................. ....................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .............. ....................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN ......... ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah . ....................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .... ....................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian . ....................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA . ....................................................................... 9

A. Landasan Teori ...... ....................................................................... 9

1. Teori Agensi ..... ....................................................................... 9

2. Aktiva Pajak Tangguhan ........................................................... 10

3. Beban Pajak Tangguhan .......................................................... 13

4. Manajemen Laba ...................................................................... 15

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba ............... 19

B. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 22

C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 25

D. Hipotesis ................ ....................................................................... 27

III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 31

A. Jenis dan sumber Data ................................................................... 31

Page 13: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

xiii

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 31

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................... 32

1. Variabel Dependen ................................................................... 32

2. Variabel Independen ................................................................. 35

a. Aktiva Pajak Tangguhan ............................................... 35

b. Beban Pajak Tangguhan ............................................... 35

D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 37

E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 38

F. Metode Analisis Data ...................................................................... 38

1. Analisis Statistik Deskriptif ......................................................... 38

2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 39

a. Uji Normalitas ............................................................... 39

b. Uji Multikolinearitas ....................................................... 40

c. Uji Autokorelasi ............................................................ 41

d. Uji Heteroskedastisitas ................................................ 41

3. Uji Hipotesis....... ....................................................................... 42

a. Uji Statistik R2 ............................................................. 42

b. Uji statistik t .................................................................. 43

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 44

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 46

1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................... 46

B. Analisis dan Pembahasan ..................................................................... 46

1. Analisis Statistik Deskriptif .............................................................. 46

a. Aktiva Pajak Tangguhan ............................................................ 46

b. Beban Pajak Tangguhan ........................................................... 48

c. Manajemen Laba ....................................................................... 49

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................... 53

a. Hasil Uji Normalitas .................................................................. 53

b. Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 54

c. Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 55

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 56

3. Hasil Uji Hipotesis ... ....................................................................... 57

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 57

b. Hasil Uji Statistik t .................................................................... 57

Page 14: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

xiv

C. Pembahasan ................. ....................................................................... 58

V. PENUTUP ..................... ....................................................................... 62

A. Kesimpulan ................... ...................................................................... 62

B. Saran ............................ ....................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ................ ........................................................................ 64

LAMPIRAN ............................... ....................................................................... 65

Page 15: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ........................................................... 22

Tabel 4.1 Tabel Tahapan Seleksi Sampel .................................................... 44

Tabel 4.2 Tabel Smpel Data Penelitian ........................................................ 46

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Aktiva Pajak Tangguhan .................................. 48

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Beban Pajak Tangguhan ................................. 49

Tabel 4.5 Tabel Manajemen Laba ............................................................... 51

Tabel 4.6 Tabel Description Statistics .......................................................... 52

Tabel 4.7 Tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............................. 53

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................. 54

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................... 55

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................. 57

Tabel 4.11 Hasil Uji t .................................................................................... 58

Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Hipotesis .......................................................... 59

Page 16: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ……………………………………. 27

Gambar 4.1 Hasil Uji Normal Probability Plot……………………………………. 53

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot …………………….………………………………. 56

Page 17: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Aktiva Pajak Tangguhan Periode 2016-2018 ............................... 66

2. Beban Pajak Tangguhan Periode 2016-2018 ............................... 67

3. Laba Bersih Periode 2016-2018 ................................................... 68

4. Total Asset Periode 2016-2018 .................................................... 69

5. Arus Kas Periode 2016-2018 ....................................................... 70

6. Hasil Olahan Regresi Berganda .................................................... 71

Page 18: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era sekarang ini, perusahaan dihadapkan oleh persaingan yang keras

untuk dapat eksis dalam pasar global, khususnya untuk industri properti di

Indonesia. Dalam rangka untuk lebih kuat bersaing, perusahaan dituntut

untuk memiliki keunggulan kompetitif dari perusahaan lainnya. Dan

perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan produk yang bermutu

bagi konsumen, tetapi juga bisa mengelola keuangannya dengan baik,

artinya kebijakan pengelolaan keuangan harus dapat menjamin

keberlangsungan usaha perusahaan dan hal tersebut ditunjukkan dengan

besarnya laba yang didapat oleh perusahaan, keadaan seperti inilah yang

biasa mendorong manajer untuk melakukan perilaku menyimpang dalam

menyajikan dan melaporkan informasi laba tersebut.

Menurut Walker dalam Wang (2016) menyebut manajemen laba

penggunaan kebijaksanaan manajerial (dalam GAAP) atas pilihan akuntansi,

pilihan pelaporan laba, dan keputusan ekonomi nyata untuk mempengaruhi

bagaimana peristiwa ekonomi yang mendasarinya tercermin dalam satu atau

lebih ukuran pendapatan. Kondisi inilah yang memotivasi manajer untuk

melakukan praktik manajemen laba dengan cara menutupi kinerja

Page 19: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

2

perusahaan yang sebenarnya dan menampilkan kinerja yang sesuai dengan

apa yang ingin manajer tampilkan. (Tandan Jamal, 2006 dalam Kristanto

2012).

Manajemen laba merupakan upaya manajer perusahaan untuk

mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan

keuangan dengan tujuan untuk mengelabuhi stakeholder yang ingin

mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan (Djamaluddin 2008:56).

Manajemen laba (earnings management) adalah salah satu fenomena yang

sukar untuk dihindari, karena fenomena ini merupakan dampak penggunaan

dasar akrual dalam penyusunan laporan keuangan (Sulistyanto 2008:48).

Sedangkan menurut Schipper (dalam Sulistyanto 2008), manajemen laba

adalah campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan

eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

laba merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer dengan cara

memanipulasi data atau informasi akuntansi agar jumlah laba yang tercatat

dalam laporan keuangan sesuai dengan keinginan manajer, baik untuk

kepentingan peribadi maupun kepentingan perusahaan.

Praktik manajemen laba bisa terjadi di perusahaan mana saja dalam

negeri maupun luar negeri. Fenomena manajemen laba yang terjadi belum

Page 20: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

3

lama ini yaitu salah satu perusahaan elektronik asal Jepang yaitu Toshiba

diduga memalsukan laporan keuangan sehingga pengawas keuangan

Jepang berencana memberi hukuman kepada perusahaan teknologi Toshiba

Corp. Skandal akuntansi Toshiba diperkirakan mencapai lebih dari US$ 1

miliar per Maret 2014. Akibat peristiwa ini, publik mempertanyakan kinerja

manajemen perusahaan CEO Toshiba Corp. Di tahun 2014-2015, Toshiba

memproyeksi laba bersih sebesar 120 milliar yen atau sekitar 1 milliar dollar

AS ( Panji, 2015 ).

Di Indonesia manajemen laba sudah lama muncul, beberapa kasus

manajemen laba yang diduga terjadi pada pelaporan akuntansi secara luas

diantaranya yaitu pada tahun 2015 PT. Inovisi Infracom Tbk (INVS) yang

dihentikan dalam perdagangan sahamnya karena Bursa Efek Indonesia

(BEI) menemukan sekitar delapan kesalahan dalam laporan keuangan pada

perusahaan PT. Inovisi Infracom Tbk (INVS) pada kuartal III-2014 (Laidian,

2015).

PT. Ancora Mining Service (AMS) 2011 yang dilaporkan Forum

Masyarakat Peduli Keadilan (FMPK) ke Direktorat Jendral Pajak (DJP)

Kementerian Keuangan atas dugaan manipulasi laporan keuangan. Ketua

Bagian Investigasi FMPK, Mustopa, menjelaskan indikasi manipulasi itu

terlihat dari adanya penghasilan sebesar Rp 34,9 milliar namun tidak ada

Page 21: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

4

pergerakan investasi. Selain itu, ditemukan bukti pembayaran bunga

sebesar Rp 18 milliar padahal AMS mengaku tidak memiliki utang. FMPK

juga menemukan bukti piutang senilai Rp5,3 milliar namun tidak ada

kejelasan atas transaksi tersebut (Pristine, 2011).

PT. Katarina Utama Tbk diduga telah memanipulasi laporan keuangan

sebagaimana dituduhkan oleh salah satu pemegang sahamnya PT. Media

Intertel Graha tentang laporan keuangan yang mencantumkan adanya

piutang usaha dari MIG sebesar 8,606 milliar dan pendapatan dari MIG

sebesar Rp. 8,606 milliar dari pendapatan Rp. 6,773 milliar. Tidak hanya itu,

PT. Katarina Utama Tbk diduga telah melakukan sejumlah proyek fiktif

dalam laporan perseorangan (Prayogi, 2010). Selain keempat perusahaan

diatas terdapat beberapa perusahaan lainnya yang melakukan manajemen

laba yaitu, Enron Corporation, Olympus, PT. Kimia Farma, PT. Indofarma,

PT. Lippo Bank, PT. Ades Alfindo, PT. Kereta Api Indonesia, PT.

Perusahaan Gas Negara, dan lain sebagainya.

Tingginya tingkat persaingan pada akhirnya menimbulkan suatu tekanan

pada perusahaan untuk berlomba-lomba menunjukkan kualitas dan kinerja

yang baik, tanpa mempedulikan apakah cara yang dipergunakan tersebut

diperbolehkan atau tidak. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih

banyaknya perusahaan yang melakukan praktik manajemen laba. Praktik

Page 22: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

5

manajemen laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti beban pajak

tangguhan dan aktiva pajak tangguhan.

Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan

antara laba akuntansi yaitu laba dalam pelaporan keuangan untuk

kepentingan eksternal dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai

dasar perhitungan pajak) (Harnanto, 2013). Penelitian Phillips et. al (2003),

menemukan bahwa beban pajak tangguhan dapat digunakan untuk

memprediksi praktik manajemen laba oleh manajemen dengan dua tujuan

untuk menghindari penurunan laba dan menghindari kerugian. Beban pajak

tangguhan memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah

merekayasa laporan keuangannya karena beban pajak tangguhan

mengakibatkan tingkat laba yang diperoleh menurun. Dan Timuriana (2015)

menunjukan bahwa beban pajak tangguhan secara parsial tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba, apabila beban pajak tangguhan

mengalami kenaikan maka manajemen laba akan mengalami penurunan.

Aktiva pajak tangguhan adalah dampak atau akibat yang terjadi

dikarenakan adanya perbedaan waktu antara perlakuan akuntansi dan

perpajakan serta kerugian fiskal yang masih dapat digandakan pada periode

yang akan datang. Dampak dari pph di masa yang akan datang itu

sebaiknya dapat diakui, dihitung, disajikan dan dapat diungkapkan dalam

Page 23: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

6

laporan keuangan, baik dalam neraca maupun laba rugi (Harnanto, 2013).

Berdasarkan penelitian Pindiharti (2011) bahwa aktiva pajak tangguhan

dijadikan proksi sebagai indikator dari praktik manajemen laba yang

dilakukan perusahaan. Aktiva pajak tangguhan yang jumlahnya diperbesar

oleh manajemen dimotivasi adanya pemberian bonus, bebas politis atas

besarnya perusahaan dan minimalisasi pembayaran pajak agar tidak

merugikan perusahaan. Mengacu pada pernyataan tersebut, maka di

ekspektasikan adanya peranan antara aktiva pajak tangguhan yang

dimungkinkan dapat digunakan sebagai indikator adanya manajemen laba,

jika jumlah aktiva pajak tangguhan semakin besar maka semakin tinggi

manajemen melakukan praktik manajemen laba. Hasil penelitian Timuriana

(2015) aktiva pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba.

Berdasarkan uraian diatas, terdapat perbedaan hasil dari penelitian-

penelitian sebelumnya mengenai hubungan beban pajak tangguhan

terhadap manajemen laba mapupun hubungan aktiva pajak tangguhan

terhadap manajemen laba, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul “PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN

PAJAK TANGGUHAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris

pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2016-2018)”.

Page 24: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

7

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengaruh aktiva pajak tangguhan terhadap manajemen laba

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah pengaruh beban pajak tangguhan terhadap manajemen laba

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian

ini adalah : untuk menguji apakah aktiva pajak tangguhan dan beban pajak

tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan yang

terdaftar di BEI.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

beberapa pihak, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk memperluas wawasan

dan pengetahuan mengenai manajemen laba, beban pajak tangguhan

dan aktiva pajak tangguhan dan bagaimana pengaruh antara ketiganya.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu:

1) Bagi Investor

Page 25: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

8

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada investor tentang praktik

manajemen laba yang seringkali dilakukan oleh perusahaan. Dengan

peneltian ini, investor dapat mengetahui beberapa celah yang dapat

dipergunakan perusahaan untuk melakukan praktik manajemen laba

sehingga investor dapat lebih cermat pada saat menganalisis laporan

keuangan yang disajikan oleh perusahaan.

2) Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan literatur dan referensi

dalam melakukan penelitian selanjutnya terkait pengaruh aktiva pajak

tangguhan dan beban pajak tangguhan terhadap manajemen laba.

Page 26: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Teori Agensi

Menurut Jensen dan Meckling (dalam Ristiyanti dan Syafruddin, 2012)

mendefinisikan “hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak antara satu

orang atau lebih pemilik (principal) yang menyewa orang lain (agent) untuk

melakukan beberapa jasa atas nama pemilik yang meliputi pendelegasian

wewenang pengambilan keputusan kepada pihak agen”.

Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk

kepentingan mereka sendiri. Salah satu hipotesis teori agensi menyatakan

bahwa manajemen berupaya untuk memaksimumkan kesejahteraannya

sendiri dengan meminimumkan biaya-biaya keagenan yang timbul dari

pemantauan dan penyelenggaraan kontrak. Hal ini tidak sama dengan

mengatakan bahwa manajemen akan berupaya untuk meningkatkan nilai

perusahaan (Bastian, 2006:213).

Agen biasanya memiliki sebagian besar dari kekayaan mereka yang

terikat dengan kekayaan perusahaan. Modal manusia adalah nilai manajer

sebagaimana dipandang oleh pasar dan dipengaruhi oleh kinerja

perusahaan. kekayaan ini terdiri dari kekayaan keuangan mereka maupun

Page 27: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

10

modal manusia mereka. karena apabila terjadi penurunan utilitas atas

kekayaan dan besarnya jumlah modal agen yang bergantung pada

perusahaan, agen akan bersifat enggan menghadap resiko (risk averse).

Sedangkan, prinsipal menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas/laba

yang selalu meningkat.

2. Aktiva Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan pada prinsipnya merupakan dampak pph di masa yang

akan datang yang disebabkan oleh perbedaan temporer (waktu) antara

perlakuan akuntansi dan perpajakan serta kerugian fiskal yang masih dapat

dikompensasikan di masa datang (tax loss carry forward) yang perlu

disajikan dalam laporan keuangan tertentu.

Menurut Sukrisno, (2008:202) Perbedaan temporer dimaksudkan

sebagai perbedaan antara dasar pengenaan pajak (tax base) dari suatu aset

atau kewajiban dengan nilai tercatat pada aset atau kewajiban yang

berakibat pada perubahan laba fiskal periode mendatang. Terjadinya

perubahan tersebut dapat bertambah (future taxable amount) atau

berkurang (future deductible amount) pada saat aset dipulihkan atau

kewajiban dilunasi/dibayar. Perbedaan temporer ini berakibat harus diakui

aset dan/atau kewajiban pajak tangguhan.

Page 28: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

11

Aktiva pajak tangguhan adalah saldo akun di neraca sebagai manfaat

pajak yang jumlahnya merupakan jumlah estimasi yang akan dipulihkan

dalam periode yang akan datang sebagai akibat adanya perbedaan

sementara antara standar akuntansi keuangan dengan peraturan perpajakan

dan akibat adanya saldo kerugian yang dapat dikompensasikan pada

periode mendatang (IAI 2002). Besaran aktiva pajak tangguhan dicatat bila

dimungkinkan adanya realisasi manfaat pajak di masa yang akan datang.

Oleh karena itu dibutuhkan judgment untuk menaksir seberapa mungkin

aktiva pajak tangguhan tersebut dapat direalisasikan. Beberapa peneliti dan

profesi akuntan berpendapat bahwa aktiva pajak tangguhan tersebut dapat

direalisasikan pada periode mendatang dengan probabilitas lebih dari 50%

(Smith and Freeman 1992; Martin 1992; Kiswara 2002).

Sebaliknya apabila probabilitas terealisasinya aktiva pajak tangguhan

pada periode mendatang tersebut kurang dari 50%, maka diperlukan

penilaian untuk mengurangi atau menurunkan saldo akun aktiva pajak

tangguhan hingga sebesar yang dapat direalisasikan. Faktor-faktor yang

mengindikasikan bahwa terdapat probabilitas kurang dari 50 persen atau

kurang dari realisasi di masa yang akan datang atas aktiva pajak adalah:

adanya sejarah kerugian di masa sebelumnya, suatu ekspektasi dari

kerugian di masa yang akan datang walaupun pada tahun sebelumnya

Page 29: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

12

menunjukkan profitabilitas, manfaat pajak yang telah terjadi atau dinikmati,

dan ketidakpastian dan sifat bersyaratnya, seperti kasus hukum yang dapat

mengakibatkan gangguan kelanjutan usaha (Kiswara 2002).

Nilai tercatat aktiva pajak tangguhan harus ditinjau kembali (pada tanggal

neraca, (IAI 2002). Perusahaan harus menurunkan nilai tercatat tersebut

apabila laba fiskal tidak mungkin memadai untuk mengkompensasi sebagian

atau semua aktiva pajak tangguhan. Penurunan tersebut harus disesuaikan

kembali apabila besar kemungkinan laba fiskal memadai (IAI 2002). Dengan

adanya kewajiban untuk selalu melakukan peninjauan kembali pada tanggal

neraca, maka setiap tahun manajemen harus membuat suatu penilaian

untuk menentukan saldo aktiva pajak tangguhan dan pencadangan aktiva

pajak tangguhan, sedangkan penilaian manajemen untuk menentukan saldo

cadangan aktiva pajak tangguhan tersebut bersifat subjektif (Burgstahler

dkk, 2002).

Dengan demikian, profesi akuntan harus memiliki kemampuan

pertimbangan (judgement) dalam menentukan penghasilan masa lalu dan

masa yang akan datang yang akan berpengaruh pada penilaian cadangan

aktiva pajak tangguhan.

Dengan diberlakukannya PSAK No. 46 yang mensyaratkan para manajer

untuk mengakui dan menilai kembali aktiva pajak tangguhan yang dapat

Page 30: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

13

disebut pencadangan nilai aktiva pajak tangguhan (deferred tax assets

valuation allowance) maka peraturan ini dapat memberikan kebebasan bagi

manajemen untuk menentukan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam

penilaian aktiva pajak tangguhan pada laporan keuangan, sehingga dapat

digunakan untuk mengindikasikan ada tidaknya rekayasa laba atau

manajemen laba. Aktiva pajak tangguhan diukur dengan perubahan nilai

aktiva pajak tangguhan pada akhir periode t dengan t-1 dibagi nilai aktiva

pajak tangguhan pada akhir periode t-1 (Suranggane, 2007).

3. Beban Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan adalah pajak yang pengakuannya ditangguhkan atau

ditunda, sebagai antisipasi terhadap konsekuensi utang pajak penghasilan,

baik yang timbul di masa kini maupun di masa depan. Konsep pajak

tangguhan berlatar belakang dari perbedaan standard waktu pengakuan

dalam pengenaan pajak. Perbedaan perlakukan terhadap pendapatan dan

biaya (baik pada saat pengakuan maupun nilainya) sudah pasti akan

menimbulkan perbedaan nilai antara laba sebelum pajak dengan laba kena

pajak (DPP PPh) dalam laporan laba/rugi, yang pada akhirnya juga

mengakibatkan perbedaan pada pengakuan utang pajak penghasilan di

laporan posisi keuangan. Pendirian yang berlaku umum bagi akuntansi yaitu

beban pajak penghasilan merupakan biaya yang seharusnya disandingkan

Page 31: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

14

dengan penghasilan yang bersangkutan. Proses yang mengaitkan antara

beban pajak penghasilan dengan penghasilan yang bersangkutan dikenal

dengan alokasi pajak. Metode alokasi interperiode dapat dilakukan dengan 3

(tiga) cara yaitu metode pajak tangguhan, metode kewajiban, dan metode

pajak neto. Menurut PSAK 46, di antara ketiga metode tersebut, hanya

metode pajak tanggguhan yang diperkenankan untuk digunakan. Metode

pajak tangguhan digunakan karena memperhitungkan alokasi perbedaan

temporer yang komprehensif.

Beban pajak tangguhan mencerminkan besarnya beda waktu yang telah

dikalikan dengan suatu tarif pajak marginal. Beda waktu timbul karena

adanya kebijakan akrual (discretionary accruals) tertentu yang diterapkan

sehingga terdapat suatu perbedaan waktu pengakuan penghasilan atau

biaya antara akuntansi dengan pajak. Mengingat bahwa kebijakan akrual

tersebut merupakan cara manajer melakukan manajemen laba dan beban

pajak tangguhan merefleksikan kebijakan akrual tersebut dengan besaran

beda waktu yang dihasilkan. Beban pajak tangguhan diperoleh dari periode

laporan keuangan dibagi dengan total aktiva pada periode sebelumnya.

Selisih dari perbedaan pengakuan antara laba akuntansi komersial

dengan akuntansi fiskal yang akan menghasilkan koreksi berupa koreksi

positif dan negatif. Koreksi positif akan menghasilkan aktiva pajak tangguhan

Page 32: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

15

sedangkan koreksi negatif akan menghasilkan beban pajak tangguhan.

Menurut Philips et al (2003) perhitungan tentang beban pajak tangguhan

dihitung dengan menggunakan indikator membobot beban pajak tangguhan

dengan total aktiva atau total aset. Hal itu dilakukan untuk pembobotan

beban pajak tangguhan dengan total aset pada periode t-1 untuk

memperoleh nilai yang terhitung dengan proposional.

4. Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan pengungkapan manajemen sebagai alat

intervensi langsung manajemen dalam proses pelaporan keuangan melalui

pengolahan pendapatan atau keuntungan dengan maksud untuk

mendapatkan keuntungan atau manfaat tertentu bagi manajer maupun

perusahaan yang dilandasi oleh faktor ekonomi (Ujiyanto, 2004).

Subramanyam dan Halsey (2005:18) manajemen laba merupakan hasil

akuntansi akrual yang paling bermasalah. Penggunaan dan penilaian dan

estimasi dalam akuntansi akrual mengizinkan manajer untuk menggunakan

informasi dalam dan pengalaman mereka untuk menambah kegunaan angka

akuntansi.

Pola earnings management yang biasa dilakukan menurut Scott (2000)

dalam Sitorus (2006) yaitu:

a) Taking a Bath

Page 33: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

16

Manajemen mencoba mengalihkan expected future cost ke masa kini,

agar memiliki peluang yang lebih besar mendapatkan laba di masa yang

akan datang. Biasanya dilakukan jika perusahaan mengadakan

restrukturisasi atau reorganisasi seperti pergantian CEO.

b) Income Minimization

Manajemen mencoba memindahkan beban ke masa kini agar memiliki

peluang yang lebih besar mendapatkan laba di masa mendatang.

c) Income Maximization

Manajemen mencoba meningkatkan laba masa kini dengan

memindahkan beban ke masa mendatang. Biasanya dilakukan manajer

dalam rangka memperoleh bonus tahunan.

d) Income Smoothing

Tindakan dimana manajemen memperhalus fluktuasi laba dari periode

ke periode dengan cara memindahkan laba dari periode yang memiliki

laba tinggi ke periode yang memiliki laba rendah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Watts and Zimmerman

(1986), secara empiris membuktikan bahwa hubungan prinsipal dan agen

sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agen untuk

memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai

sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan

Page 34: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

17

agen tersebut adalah manajemen laba (Ma’ruf, 2006). Menurut Scott (2000)

dalam Sitorus (2006), terdapat berbagai motivasi perusahaan melakukan

manajemen laba, yaitu :

a. Other Contractual Motivations

Secara umum untuk memenuhi kewajiban-kewajiban kontraktual,

termasuk perjanjian hutang (debts covenants).

b. To Communicate Information To Investors

Investor akan melihat kebijakan akuntansi yang dipilih ketika

mengevaluasi dan membandingkan laba.

c. Political Motivations

Untuk mengurangi biaya politis dan pengawasan dari pemerintah, untuk

memperoleh kemudahan dan fasilitas pemerintah seperti subsidi dan

perlindungan dari pesaing luar negeri, untuk meminimalkan tuntutan

serikat buruh, yang dilakukan dengan cara menurunkan laba.

d. Taxation Motivations

Manajemen laba dilakukan untuk tujuan penghematan pajak, yaitu

dengan cara memperkecil perolehan laba sehingga mengakibatkan apa

yang dibayarkan kepada pemerintah juga lebih kecil dari yang

seharusnya.

e. Changes of Chief Executive Officer (CEO)

Page 35: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

18

CEO yang mendekati akhir jabatannya, cenderung melakukan income

maximation untuk meningkatkan bonus mereka.

f. Initial Public Offerings (IPO)

Perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana (IPO),

cenderung melakukan income increasing untuk menarik calon investor.

Sedangkan menurut Watt and Zimmerman (1986) dalam Suryani (2010)

menyebutkan 3 (tiga) hal yang melatarbelakangi terjadinya praktik

manajemen laba, antara lain:

a. Bonus Plan Hypothesis

Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan

utilitasnya, yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang

memberikan bonus besar berdasarkan earnings, lebih banyak

menggunakan metode akuntnasi yang meningkatkan laba yang

dilaporkan.

b. Debt Covenant Hypothesis

Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit,

cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak

meningkatkan laba. Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam

pandangan pihak eksternal.

c. Political Cost Hypothesis

Page 36: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

19

Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan

perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba.

Hal tersebut dikarenakan dengan laba yang tinggi, pemerintah akan

segera mengambil tindakan, misal : mengenakan anti-trust, menaikkan

pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba

a. Ukuran Perusahaan (Size)

Terdapat dua pendapat yang saling bertentangan terkait dengan

hubungan ukuran perusahaan dan praktik manajemen laba. Bhushan

(1989), Ashari et al, serta Fox (1997) dalam Subagyo (2011)

berpendapat bahwa perusahaan yang berukuran kecil lebih cenderung

melakukan manajemen laba dibandingkan dengan perusahaan besar.

Hal ini dikarenakan perusahaan besar cenderung mendapatkan

perhatian yang lebih besar dari analis dan investor dibandingkan

dengan perusahaan kecil. Di satu sisi beberapa peneliti berpendapat

bahwa perusahaan besar cenderung menghindari fluktuasi laba yang

terlalu drastis karena kenaikan laba yang drastis akan menyebabkan

bertambahnya beban pajak perusahaan serta akan memberikan

gambaran yang kurang baik bagi perusahaan.

b. Tingkat Hutang (leverage)

Page 37: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

20

Besarnya tingkat hutang (leverage) perusahaan dapat

mempengaruhi tindakan manajemen laba. Menurut Husnan (2001)

menyatakan bahwa leverage yang tinggi disebabkan kesalahan

manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan atau penerapan

strategi yang kurang tepat dari pihak manajemen. Oleh karena

kurangnya pengawasan yang menyebabkan leverage yang tinggi, juga

akan meningkatkan tindakan oportunistik seperti manajemen laba untuk

mempertahankan kinerjanya di mata pemegang saham dan pubik.

Mengacu pada hipotesis yang melatarbelakangi tindakan manajemen

laba yaitu debt covenant hypothesis yang menyatakan bahwa jika suatu

perusahaan menyimpang perjanjian hutang yang telah dibuat

berdasarkan laba akuntansi, maka semakin besar kemungkinan

manajemen perusahaan memilih prosedur akuntansi yang menggeser

laba akuntansi dari periode mendatang ke periode sekarang (Watt dan

Zimmerman, 1986). Sweeney (dalam Veronica dan Bachtiar, 2004)

manajemen perusahaan melakukan manajemen laba dengan tujuan

untuk meningkatkan laba bersih perusahaan sebelum ditemukan

pelanggaran perjanjian hutang.

c. Pertumbuhan Perusahaan (Growth)

Page 38: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

21

Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan

untuk meningkatkan ukuran. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor eksternal, internal, dan

pengaruh iklim industri lokal. Pertumbuhan perusahaan yang cepat

maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar

kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar

keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang

sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden

tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi.Potensi pertumbuhan ini

dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan.

Semakin besar research & development cost-nya maka berarti ada

prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001). Pertumbuhan

perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan

melihat pertumbuhan penjualannya. Pengukuran ini hanya dapat melihat

pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran perusahaan saja.

Pengukuran yang lain adalah dengan melihat pertumbuhan laba operasi

perusahaan. Dengan melakukan pengukuran laba operasi perusahaan,

kita dapat melihat aspek pemasaran dan juga efisiensi perusahaan

dalam pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya. Pengukuran

berikutnya adalah dengan mengukur pertumbuhan laba bersih, dimana

Page 39: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

22

inputnya pertumbuhan laba bersih ini adalah modal, sedangkan

outputnya adalah laba. Pengukuran pertumbuhan perusahaan yang

terakhir adalah melalui pengukuran pertumbuhan modal sendiri.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat dperlukan guna sebagai tambahan referensi

dan sebagai salah satu bahan pemikiran bagi peneliti dalam penelitian ini.

Penelitian ini mengacu pada penelitian terlebih dahulu yang berhubungan

dengan Pengaruh aktiva pajak tangguhan dan beban pajak tangguhan

terhadap manajemen laba.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1. Ghafara

Mawaridi

Mazini

Tundjung

(2015)

Pengaruh Beban

Pajak Tangguhan

Terhadap

Manajemen Laba

(Studi Empiris

pada Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar Bursa

Efek Indonesia

Penelitian

Kuantitatif.

Bahwa beban

pajak tangguhan

berpengaruh

signifikan

terhadap

manajemen laba.

Sedangkan

Absolute

discretionary

tidak

berpengaruh

terhadap

Page 40: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

23

manajemen laba.

2. Thomas

Junior

Sibarani, Nur

Hidayat, dan

Surtikanti

(2015)

Analisis

Pengaruh Beban

Pajak

Tangguhan,

Discretionary

Accruals, dan

Arus Kas Operasi

terhadap

Manajemen Laba

Menurut sifatnya,

data dalam

penelitian ini

mencakup data

kuantitatif, maupun

data kualitatif.

Beban pajak

tangguhan

berpengaruh

tetapi tidak

signifikan

terhadap tindakan

manajemen laba

yang dilakukan

oleh perusahaan.

Hubungan beban

pajak tangguhan

positif dengan

tindakan

manajemen laba

memiliki arti

bahwa semakin

besar beban

pajak tangguhan

maka semakin

besar probabilitas

perusahaan

melakukan

tindakan

manajemen laba.

Discretionary

Accruals, dan

Arus Kas Operasi

berpengaruh

Page 41: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

24

signifikan

terhadap

manajemen laba.

3. N I Putu Eka

Widiastuti

dan Elsa

Chusniah

(2011)

Analisis Aktiva

Pajak Tangguhan

dan Discretionary

Akrual Sebagai

Prediktor

Manajemen Laba:

Kajian Empiris

pada Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di BEI

Uji statistik

deskriptif dan uji

hipotesis dengan

menggunakan

regresi logistik.

Hanya variabel

aktiva pajak

tangguhan yang

memiliki

pengaruh

signifikan pada

terjadinya

manajemen laba

dan akrual tidak

berpengaruh.

4. Febria

Anggraini

Puji Lestari

(2018)

Pengaruh

Profitabilitas dan

Beban Pajak

Tangguhan

Terhadap

Manajemen Laba

Metode

korelasional, yaitu

metode yang

digunakan untuk

menentukan

hubungan sebab

akibat yang definitif

dalam mencari

pengaruh yang

terjadi antara

variabel-variabel

bebas dengan

variabel terikat

(Sekaran,

2014:15).

Beban pajak

tangguhan dan

profitabilitas

berpengaruh

positif terhadap

manajemen laba.

5. A.A Gede

Raka Plasa

Negara dan

I.D.G.

Pengaruh

Perencanaan

Pajak dan Beban

Pajak Tangguhan

Metode penelitian

yang digunakan

yaitu metode non-

probability

Perencanaan

pajak dan beban

pajak tangguhan

memiliki

Page 42: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

25

sumber: data diolah

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan biasanya atau seringkali di

rekayasa oleh pihak manajemen untuk kepentingan diri sendiri dan keuntungan

perusahaannya atau biasa dikenal dengan manajemen laba. Manajemen laba

merupakan tindakan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu

standar tertentu untuk mempengaruhi manajemen laba yang akan terjadi seperti

Dharma

Suputra

(2017)

Terhadap

Manajemen Laba

sampling,

khususnya

purposive

sampling.

pengaruh positif

terhadap

manajemen laba.

6. Lucy Citra

Fitriany

(2016)

Pengaruh Aset

Pajak

Tangguhan,

Beban Pajak

Tangguhan dan

Perencanaan

Pajak Terhadap

Manajemen Laba

Populasi dalam

penelitian ini

adalah perusahaan

Manufaktur yang

terdaftar (listing) di

Bursa Efek

Indonesia dari

tahun 2011-2013.

Jenis data yang

digunakan dalam

penelitian ini

adalah data

sekunder dimana

sumber data

sekunder berasal

dari Bursa Efek

Indonesia, Annual

Report.

Aset pajak

tangguhan dan

perencanaan

pajak

berpengaruh

signifikan

terhadap

manajemen laba,

tetapi beban

pajak tangguhan

tidak

berpengaruh

secara signifikan.

Page 43: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

26

yang mereka inginkan melalui pengelolaan faktor internal yang dimiliki atau

digunakan perusahaan.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk menguji manajemen laba dan

biasanya seringkali dikaitkan dengan aktiva pajak tangguhan dan beban pajak

tangguhan. Karena, merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan

untuk mendeteksi adanya praktik manajemen laba yang dilakukan oleh

perusahaan.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh dua jenis

variabel, yaitu variabel independen dan dependen. Variabel independen berupa

aktiva pajak tangguhan dan beban pajak tangguhan, sedangkan variabel

dependen berupa manajemen laba.

Page 44: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

27

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

D. Hipotesis

1. Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba

Besarnya aktiva pajak tangguhan dicatat apabila adanya

kemungkinan realisasi manfaat pajak d masa yang akan datang. Aktiva

pajak tangguhan tidak dapat diakui jika timbul dari pengakuan awal aktiva

dalam transaksi yang bukan merupakan kombinasi bisnis, dan pada saat

Variabel dependen (X)

1. Aktiva Pajak Tangguhan (X1)

2. Beban Pajak Tangguhan (X2)

Metode Analisis:

Kuantitatif

Variabel Dependen (Y)

Manajemen laba

Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek

Indonesia

Data laporan keuangan tahun

2016-2018

Hasil

Page 45: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

28

transaksi yang dampaknya tidak mempengaruhi laba akuntansi maupun

laba kena pajak (IAI, 2013). Aktiva pajak terjadi apabila laba akuntansi

lebih kecil daripada laba fiskal akibat perbedaan temporer. Lebih kecilnya

laba akuntansi dari laba fiskal mengakibatkan perusahaan menunda

pajak terutang untuk periode mendatang.

Menurut penelitian Suranggane (2007) bahwa aktiva pajak

tangguhan dijadikan proksi sebagai indikator dari praktik manajemen laba

yang dilakukan oleh perusahaan. aktiva pajak tangguhan yang jumlahnya

diperbesar oleh manajemen laba dimotivasi karena adanya pemberian

bonus, beban politis atas besarnya perusahaan dan meminimalisasi

pembayaran pajak agar tidak merugikan perusahaan.

Mengacu pada pernyataan diatas, maka diekspektasikan adanya

peranan antara aktiva pajak tangguhaan yang dapat dimungkinkan

digunakan sebagai indikator adanya manajemen laba. Jika jumlah aktiva

pajak tangguhan semakin besar, maka semakin tinggi manajemen

melakukan manajemen laba. Untuk itu dibuatlah hipotesis sebagai

berikut:

H1: aktiva pajak tangguhan berpengaruh secara signifikan terhadap

manajemen laba untuk menghindari melaporkan kerugian pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Page 46: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

29

2. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba

Menurut Hawkins (1998), menyatakan semakin besar persentase

beban pajak tangguhan terhadap total beban pajak tangguhan

perusahaan menunjukkan pemakaian standar akuntansi yang semakin

liberal. Dan Yuliati (2004) menambahkan bahwa perbedaan antara

laporan keuangan akuntansi dan perpajakan disebabkan karena dalam

penyusutan laporan keuangan, standar akuntansi lebih memberikan

keleluasaan bagi manajemen dalam menentukan prinsip dan estimasi

akuntansi dibandingkan yang diperbolehkan menurut peraturan

perpajakan.

Teori agensi menyatakan dalam meminimalkan tingkat kesalahan

tersebut merupakan informasi, dibutuhkan pengawasan langsung dan

kesalahan tersebut merupakan salah satu bukti lemahnya pengawasan

serta pengendalian dari wakil prinsipal.

Manajemen laba merupakan peluang bagi manajemen untuk

merekayasa besarnya beban pajak tangguhan guna menaikkan dan

menurunkan tingkat labanya dan mengakibatkan tingkat laba yang lebih

besar untuk mendapatkan laba/profit yang lebih besar di masa yang akan

datang dan mengurangi besarnya pajak yang dibayarkan.

Page 47: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

30

Berdasarkan pemaparan di atas maka diekspektasikan peranan yang

signifikan antara pajak tangguhan dengan manajemen laba. untuk itu

dibuatlah hipotesisnya sebagai berikut:

H2: Beban pajak tangguhan berpengaruh secara signifikan terhadap

manajemen laba untuk menghindari melaporkan kerugian pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Page 48: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder. Yaitu data yang diperoleh dengan secara tidak langsung

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak

dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2009:147).

Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan perusaan

manufactur go public dan terdaftar di BEI tahun 2016-2018 yang telah

dipublikasikan. Data tersebut diperoleh dari www.idx.co.id dan Pusat

Referensi Pasar Modal BEI.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di Galeri Bursa Efek Indonesia dengan

menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan

tahun 2016-2018. Dengan waktu penelitian kurang lebih 2 bulan.

Page 49: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

32

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau biasa disebut variabel terikat adalah

variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen,

Sekaran (dalam Rachmawati, 2013:30). Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Dalam

penelitian ini discretionary accruals (DAC) digunakan untuk mengukur

manajemen laba karena merupakan komponen yang dapat dimanipulasi

oleh manajer. Discretionary accrual menggunakan komponen akrual

dalam mengatur laba karena komponen akrual tidak memerlukan bukti

kas secara fisik sehingga dalam mempermainkan komponen akrual

tidak disertai kas yang diterima atau dikeluarkan.

Dechow et al. (1995) mempertimbangkan versi modifikasi Model

Jones dalam analisis empiris, Modifikasi ini dirancang untuk

menghilangkan kemungkinan dugaan Model Jones untuk mengukur

akrual diskresioner dengan kesalahan ketika diskresi manajemen

dilakukan terhadap pendapatan. Dalam model yang dimodifikasi, akrual

nondiskretioner diperkirakan selama periode peristiwa yaitu, selama

periode di mana manajemen laba dihipotesakan. Model penghitungan

Page 50: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

33

Model Jones yang dimodifikasi adalah sebagai berikut (Dechow et al.

1995, dalam Eko suyono, 2017) adalah :

menghitung total accrual (TAC) yaitu laba bersih tahun t dikurangi

arus kas operasi tahun t dengan rumus sebagai berikut:

TAC = 𝑁𝐼𝑖𝑡 − 𝐶𝐹𝑂𝑖𝑡

Selanjutnya, total accrual (TA) diestimasi dengan Ordinary Least

Square sebagai berikut:

𝑇𝐴𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡 − 1= 𝛽1 (

1

𝐴𝑖𝑡 − 1) + 𝛽2 (

∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡 − 1) + 𝛽3 (

𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡 − 1) + 𝜀

Dengan koefisien regresi seperti pada rumus diatas, maka non

discretionary accruals (NDA) ditentukan dengan formula sebagai berikut:

NDAit = 𝛽1 (1

𝐴𝑖𝑡 − 1) + 𝛽2 (

∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡 − 1) − (

∆𝑅𝐸𝐶𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡 − 1) 𝛽3 (

𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡 − 1)

Terakhir, discretionary accruals (DA) sebagai ukuran manajemen

laba ditentukan dengan formula berikut:

DAit = 𝑇𝐴𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡 − 1− 𝑁𝐷𝐴𝑖𝑡

Keterangan:

DA ͥ ͭ = Discretionary Accruals perusahaan i dalam periode

tahun t

Page 51: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

34

NDA ͥ ͭ = Nondiscretionary Accruals perusahaan i dalam periode

tahun t

TA ͥ ͭ = Total acrual perusahaan i dalam periode tahun t

NI ͥ ͭ = Laba bersih perusahaan i dalam periode tahun t

CFO ͥ ͭ = Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan i dalam

periode tahun t

A ͥ ͭ-1 = Total assets perusahaan i dalam periode tahun t-1

∆Rev ͥ ͭ = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi dengan

pendapatan perusahaan i pada tahun t-1

PPE ͥ ͭ = Property, pabrik, dan peralatan perusahaan i dalam

periode tahun t

∆Rec ͥ ͭ = Piutang usaha perusahaan i pada tahun t dikurangi

dengan pendapatan perusahaan i pada tahun t-1

PPE ͥ ͭ = Aktiva tetap perusahaan i pada periode t

ε ͥ ͭ = error

Page 52: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

35

2. Variabel Independen

a. Aktiva Pajak Tangguhan

Aktiva pajak tangguhan adalah saldo akun di neraca sebagai

manfaat pajak yang jumlahnya merupakan jumlah estimasi yang akan

dipulihkan dalam periode yang akan datang. Sebagai akibat adanya

perbedaan sementara antara standar akuntansi keuangan dengan

peraturan perpajakan dan akibat adanya saldo kerugian yang dapat

dikompensasikan pada periode mendatang (Waluyo, 2008:217). Dalam

penelitian ini aktiva pajak tangguhan sebagai variabel bebas yang diukur

dengan perubahan.

CAPTit = ∆ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑖𝑡

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑡

Dimana:

CAPTit = Cadangan aktiva pajak tangguhan dari perubahan nilai

aktiva pajak tangguhan pada perusahaan i tahun t dengan

t-1 dibagi dengan nilai aktiva pajak tangguhan pada akhir

periode t.

b. Beban Pajak Tangguhan

Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat

perbedaan antara laba akuntansi yaitu laba laporan keuangan untuk

kepentingan pihak eksternal dengan laba fiskal yaitu laba yang

Page 53: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

36

dipergunakan sebagai dasar perhitungan pajak.Perbedaan antara laporan

keuangan, standar akuntansi dan fiskal disebabkan dalam penyusunan

laporan keuangan, standar akuntansi lebih memberikan keleluasaan bagi

manajemen dalam menentukan prinsip dan asumsi dibandingkan dengan

yang diperbolehkan menurut pajak. Perhitungan tentang beban pajak

tangguhan dihitung dengan menggunakan indikator membobot beban

pajak tangguhan dengan total aktiva atau total aset. Hal ini dilakukan

untuk pembobotan beban pajak tangguhan dengan total aset pada

periode t-1 untuk memperoleh nilai yang terhitung dengan proporsional.

Beban yang timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi

(yaitu laba dalam laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal)

dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan

pajak), dimana laba akuntansi cenderung lebih besar dari laba fiskal.

Berikut adalah formula beban pajak tangguhan (DTE) (Phillips, et al,

2003):

DTEit = 𝐷𝑒𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑇𝑎𝑥 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒 𝑖𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑖𝑡−1

Dimana:

DTEit = Deferred Tax Expense (Beban Pajak Tanggguhan)

perusahaan i pada tahun t dibagi dengan Total Asset pada

akhir tahun t-1.

Page 54: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

37

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini mencakup semua perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun periode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2016-2018. Pengambilan

sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel dipilih

dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan

tujuan penelitian atau masalah penelitian yang dikembangkan.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria

seperti, perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan

mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap dari tahun 2016-

2018, perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan

laporan keuangan auditan per 31 Desember secara konsisten dan

lengkap dari tahun 2016-2018, perusahaan memiliki data yang lengkap

selama periode pengamatan atau yang melaporkan aktiva pajak

tangguhan dan beban pajak tangguhan pada tahun pengamatan 2016-

2018, mata uang yang digunakan hanya mata uang rupiah dalam

penyajian laporan keuangan (IDR). Dikarenakan penelitian dilakukan di

Indonesia maka laporan keuangan yang digunakan adalah yang

dinyatakan dalam Rupiah, perusahaan tidak mengalami kerugian dalam

laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal selama tahun

Page 55: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

38

pengamatan. Alasannya adalah kerugian dapat dikompensasi ke masa

depan (carryforward) menjadi pengurang beban pajak tangguhan dan

diakui sebagai aset pajak tangguhan, dan perusahaan yang melaporkan

laba positif.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode dokumenter, yaitu teknik pengambilan data dengan cara

mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data sekunder yang berupa

laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh

Bursa Efek Indonesia dan dilengkapi dengan informasi tambahan yang

diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), serta dari

berbagai buku pendukung dan sumber-sumber lainnya yang

berhubungan dengan manajemen laba.

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (dalam Rahcmawati, 2013:37) Analisis statistik

deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis dan skewness. Analisis ini memberikan informasi

mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis.

Page 56: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

39

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan dan

menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperoleh

keadaan dan karakteristik data yang bersangkutan. Mean menunjukan

nilai rata-rata data yang bersangkutan. Maksimum menunjukkan nilai

terbesar, sedangkan minimum menunjukkan nilai terkecil. Standar

deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang

bersangkutan bervariasi dari rata-rata.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variable penggangu atau residual memiliki distribusi normal, Ghozali

(dalam Amijaya 2013:38). Model yang baik adalah model yang memiliki

distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada grafik atau dengan melihat histogram dari

residualnya. Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Page 57: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

40

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik.

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati

secara visual. Oleh sebab itu, uji grafik juga dilengkapi dengan uji

statistik. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05, maka variabel ini tidak

terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika angka probabilitas lebih dari

0,05 berarti HA alternatif ditolak yang berarti variabel tidak terdistribusi

secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Menurut Ghozali (dalam Rachmawati, 2013:39) untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas di dalam model dapat

dilakukan dengan memperhatikan:

1. Nilai R2 yang dihasilkan sangat tinggi, tetapi secara individual

variabelvariabel independen banyak yang tidak signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

Page 58: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

41

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

antara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, maka hal

ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

3. Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai

tolerance ≤ 0.01 atau sama dengan nilai VIF ≥10, maka model regresi

terdapat multikolonieritas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t-1, Model

regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Menurut Ghozali

(dalam Rachmawati 2013:40). Salah satu cara yang dapat digunakan

untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Run

Test. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan

bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk

melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (dalam Rachmawati, 2013:40) Uji

heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

Page 59: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

42

pengamatan lainnya berbeda, maka model tersebut terjadi

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak

terjadi heteroskedastisitas. Ada tidaknya heteroskedastisitas di dalam

model regresi dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot. Jika ada

pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

Dalam analisis data metode yang digunakan adalah metode statistik

untuk menguji pengaruh dua atau lebih variebal independen terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2011:6). Analisis yang dilakukan untuk

menguji hipotesis adalah dengan metode regresi berganda dan proses

analisis datanya menggunakan program komputer SPSS.

Sebelum melakukan pengujian menggunakan regresi logistik, perlu

adanya pengujian terhadap data. Analisis ini menggunakan :

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Penelitian ini

Page 60: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

43

menggunakan nilai adj R² karena mampu mengatasi bias terhadap jumlah

variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi. Nilai Adj R² yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan

variabel-variabel terikat sangat terbatas (Ghozali, 2007).

b. Uji t

Menurut Ghozali (dalam Rachmawati, 2013:44) Uji statistik t

digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 0,05

(5%). Pengujian hipotesis penelitian didasarkan pada kriteria

pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05, maka

hipotesis diterima.

2. Jika nilai signifikansi lebih dari atau sama dengan 0,05, maka

hipotesis ditolak.

Page 61: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Data yang telah dikumpulkan berupa data laporan keuangan yang

telah diaudit dari perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode

2016-2018. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan SPSS

untuk memudahkan pengolahan data sehingga dapat menjelaskan

variabel-variabel yang diteliti.

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

melakukan penentuan sampel dengan purposive sampling atau

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018.

Jumlah seluruh populasi dalam penelitian ini adalah 140 perusahaan. Dari

hasil pengambilan sampel secara purposive sampling didapatkan hasil

sampel berjumlah 30 perusahaan. Proses seleksi sampel berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan tampak dalam Tabel 4.1 berikut:

Tabel. 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria

Perusahaan manufaktur yang terdaftar selama

periode penelitian 2016-2018.

140

Perusahaan tidak delisting selama periode

pengamatan.

112

Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan

yang telah diaudit oleh auditor independen.

102

Perusahaan memiliki informasi terkait variabel

penelitian.

30

44

Page 62: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

45

Jumlah sampel 30

Sumber: data diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 pengambilan sampel secara purposive

sampling diatas, sampel perusahaan yang memenuhi kriteria pertama

yaitu perusahaan yang terdaftar selama periode penelitian berjumlah 140

perusahaan. Untuk kriteria kedua yang memenuhi kriteria delisting

selama periode penelitian berjumlah 112 perusahaan. Perusahaan yang

memenuhi kriteria ketiga yaitu mempublikasikan laporan keuangan

berjumlah 102 perusahaan, sedangkan untuk kriteria keempat yaitu

memiliki informasi terkait variabel penelitian berjumlah 30 perusahaan.

Dari hasil pembatasan sampel maka dapat diperoleh sampel penelitian

yaitu 30 perusahaan yang dijelaskan dalam Tabel 4.2 dengan nama

perusahaan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Sampel Data Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan

1 BBCA Bank Central Asia Tbk

2 BOLT Garuda Metalindo Tbk

3 AKSI Majapahit Inti Corpora Tbk

4 AMIN Ateliers Mecaniques D'Indonesia Tbk

5 ANJT Austindo Nusantara JayaTbk

6 APII Arita Prima Indonesia Tbk

7 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk

8 ATIC Anabatic Tecnologies Tbk

9 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk

10 BHIT MNC Investment Tbk

11 VOKS Voksel electric Tbk

12 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk

13 BRNA Berlina Tbk

Page 63: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

46

14 MAIN Melindo Feedmill Tbk

15 SIPD sierad Produce Tbk

16 BPII Batavia Prosperindo International Tbk

17 ASMII Asuransi Kresna Mitra Tbk

18 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

19 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

20 ASGR Astra Graphia Tbk

21 BNBA Bank Bumi Arta Tbk

22 GGRM Gudang Garam Tbk

23 CLEO Siraguna Primatirta Tbk

24 BVIC Bank Victoria International Tbk

25 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk

26 AGRS Bank Agris Tbk

27 DYAN Dyandra Media Inter Tbk

28 MIDI Midi Utama Indonesia Tbk

29 HRUM Harum energy Tbk

30 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Sumber: Bursa Efek Indonesia

B. Analisis dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Penelitian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif

suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

varians, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2009:19).

a. Aktiva Pajak Tangguhan

Aktiva pajak tangguhan dapat diukur melalui indikator yaitu dalam

penelitian ini aktiva pajak tangguhan (CAPT) sebagai variabel bebas

yang diukur dengan perubahan nilai aktiva pajak tangguhan pada

akhir periode t dengan t-1 dibagi dengan nilai aktiva pajak tangguhan

pada akhir periode t (Suranggane, 2007:85). Hasil perhitungan aktiva

pajak tangguhan (CAPT) perusahaan dijadikan sampel akan

digambarkan pada tabel 4.3 di bawah ini:

Page 64: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

47

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan Aktiva Pajak Tangguhan (CAPT)

No. Kode 2016 2017 2018

1 BBCA 0,0909 0,1024 0,0227

2 BOLT 0,9999 0,4695 0,0423

3 AKSI 0,6697 0,9833 0,4774

4 AMIN -0,4981 0,0611 0,3443

5 ANJT 0,1485 0,0118 0,4459

6 APII 0,1851 0,5021 0,2964

7 ARTO 0,9947 0,6991 -1,3193

8 ATIC 0,4276 0,5049 0,0621

9 BFIN 0,0544 0,4427 0,0409

10 BHIT 0,0081 0,0328 0,0799

11 VOKS -0,0851 0,4128 0,1121

12 ARNA 0,1701 0,1087 0,1916

13 BRNA 0,0124 1 0,1242

14 MAIN 0,9134 0,4841 -0,0066

15 SIPD 0,1318 -0,0614 -10,7353

16 BPII 0,2203 0,1128 -0,0621

17 ASMII 0,2828 -0,2158 -0,6699

18 CEKA 0,5334 0,0307 -0,0771

19 AHAP 0,4254 0,0313 0,1219

20 ASGR 0,3863 -0,1343 0,0335

21 BNBA 0,7880 0,2994 -0,1949

22 GGRM -0,4584 -0,0788 -0,0117

23 CLEO 0,5031 0,1719 -0,1699

24 BVIC 0,1145 -0,0992 0,4771

25 CFIN 0,4903 0,9839 0,7579

26 AGRS 0,7009 0,2300 -1,7511

27 DYAN 0,1727 0,4493 -1,8276

28 MIDI 0,3046 0,2347 0,0660

29 HRUM 0,3337 0,1821 0,6016

30 AMRT 0,2978 -3,7172 0,5098

Sumber: Data diolah

Berdasarkan data hasil perhitungan aktiva pajak tangguhan

(CAPT) pada Tabel 4.3 diatas, rata-rata nilainya menunjukkan nilai

yang relatif kecil. Berdasarkan data yang terlihat bahwa nilai tertinggi

untuk aktiva pajak tangguhan pada tahun 2016 dimiliki oleh PT.

Page 65: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

48

Garuda Metalindo Tbk sebesar 0,9999 dan yang terendah dimiliki

oleh PT. Vokcel Electric Tbk sebesar -0,0851.

Pada tahun 2017 nilai tertinggi aktiva pajak tangguhan dimiliki oleh

PT Berlina Tbk sebesar 1 dan nilai terendah dimiliki oleh PT. Sumber

Alfaria Trijaya Tbk sebesar -3,7172. Sedangkan pada tahun 2018 nilai

tertinggi aktiva pajak tangguhan dimiliki oleh PT. Clipan Finance

Indonesia Tbk sebesar 0,7579 dan yang terendah dimiliki oleh PT.

Sierad Produce Tbk sebesar -10,7353.

b. Beban Pajak Tangguhan

Beban pajak tangguhan dapat diukur melalui indikator yaitu beban

pajak tangguhan (DTE) dihitung dengan membobot beban pajak

tangguhan dengan total asset pada periode t-1 (Yulianti, 2005:111).

Hasil perhitungan beban pajak tangguhan (DTE) perusahaan yang

dijadikan sampel akan digambarkan pada Tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Beban Pajak Tangguhan (DTE)

No. Kode 2016 2017 2018

1 BBCA 6,5082 4,3560 4,3284

2 BOLT 4,8726 4,6622 4,1514

3 AKSI 7,1313 3,4671 3,2095

4 AMIN 4,7871 1,5695 1,4130

5 ANJT 0,0078 0,0069 0,0081

6 APII 3,6694 2,7546 2,5317

7 ARTO 0,0061 1,3385 2,0005

8 ATIC 0,0021 2,4566 2,1733

9 BFIN 0,0083 0,0061 0,0028

10 BHIT 0,0048 0,0063 0,0119

11 VOKS -0,0285 0,0020 1,6728

12 ARNA -0,0027 3,3857 3,3228

13 BRNA 0,0036 0,0027 0,0039

14 MAIN 0,0069 0,0067 0,0107

Page 66: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

49

15 SIPD 4,0176 2,5475 1,9422

16 BPII 6,1819 6,2983 7,6348

17 ASMII 3,0344 2,1769 2,5019

18 CEKA 0,1122 1,4891 2,2580

19 AHAP 5,3234 2,4698 7,7339

20 ASGR 0,0015 0,0039 0,0033

21 BNBA 7,0292 4,8996 7,9340

22 GGRM 2,1280 2,5202 2,8075

23 CLEO 8,9988 7,4205 3,5172

24 BVIC 0,0011 5,5175 3,8974

25 CFIN 9,9770 8,2546 5,6268

26 AGRS 5,5406 9,8770 1,2974

27 DYAN 8,4331 8,1769 8,5061

28 MIDI 0,0116 0,0080 0,0049

29 HRUM 8,1577 5,6746 7,4827

30 AMRT 0,0037 0,0023 0,0016

Sumber : Data diolah

Berdasarkan data hasil perhitungan beban pajak tangguhan (DTE)

pada Tabel 4.4 diatas, rata-rata nilainya menunjukkan nilai yang

relatif sedang. Berdasarkan data yang terlihat bahwa nilai tertinggi

untuk beban pajak tangguhan pada tahun 2016 dimiliki oleh PT.

Siraguna Primatirta Tbk sebesar 8,9988 dan yang terendah dimiliki

oleh PT. Arwana Citra Mulia Tbk -0,0027.

Pada tahun 2017 nilai tertinggi beban pajak tangguhan dimiliki

oleh PT. Bank Agris Tbk sebesar 9,8770 dan yang terendah dimiliki

oleh PT. Voksel Electric Tbk sebesar 0,0020. Sedangkan tahun 2018

nilai tertinggi beban pajak tangguhan dimiliki oleh PT. Dyandra Media

Inter Tbk sebesar 8,5061 dan yang terendah dimiliki oleh PT. Sumber

Alfaria Trijaya Tbk sebesar 0,0016.

c. Manajemen Laba (Earning Management)

Page 67: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

50

Manajemen laba ini menggunakan pengukuran Discretionary

Accruals (DAC) (Dechow et al.:1995) yang terlihat dalam Tabel 4.5

dibawah ini:

Tabel 4.5

Manajemen Laba (Model Jones)

No Thn. Persh. Aktiva Pajak

Tangguhan

Beban Pajak

Tangguhan

MANAJEMEN

LABA (DACCit)

1 2016 BBCA 3.548.734 354.876 0,021538283

2017 3.219.241 294.789 -0,087260618

2018 3.147.666 324.768 -0,221923505

2 2016 BOLT 8.429.111 6.394.632 -0,019519723

2017 15.890.166 5.623.025 -0,051975391

2018 16.591.641 4.935.170 -0,016066743

3 2016 AKSI 7.837.500 4.743.750 -0,048829087

2017 470.202 2.623.547 -0,060831723

2018 899.780 3.698.738 -0,01169045

4 2016 AMIN 1.098.624 483.058 -0,022954398

2017 1.170.103 312.282 -0,020309703

2018 1.784.573 312.842 -0,012657909

5 2016 ANJT 12.885.940 3.690.290 -0,164203285

2017 13.039.146 3.636.047 0,013918553

2018 13.026.841 4.567.878 -0,086020679

6 2016 APII 1.410.134 1.548.000 -0,065308875

2017 2.831.992 1.123.858 -0,069655521

2018 4.024.767 1.071.325 -0,040228167

7 2016 ARTO 5.037.415 4.541.989 0,06071363

2017 8.559.110 1.030.252 0,073666528

2018 3.690.345 1.673.906 0,039778985

8 2016 ATIC 7.342.682 4.701.616 -0,031438005

2017 14.830.033 653.460 -0,088887054

2018 13.962.556 708.060 0,006546338

9 2016 BFIN 365.574 84.322 -0,016959519

2017 655.898 75.656 -0,024331242

2018 683.892 45.543 -0,084095533

10 2016 BHIT 1.147.316 254.450 -0,059877855

2017 1.186.168 345.656 -0,076771144

2018 1.289.273 677.878 -0,185936629

Page 68: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

51

11 2016 VOKS 6.932.756 -2.931.996 0,016574434

2017 11.805.296 3.371.275 -0,042941845

2018 13.295.162 352.993 -0,054290106

12 2016 ARNA 10.376.393 -260.545 0,000827511

2017 11.641.710 522.494 -0,083883907

2018 14.401.797 532.091 -0,059639877

13 2016 BRNA 12.898.765 877.918 -0,034089746

2017 15.540.680 567.588 -0,055340328

2018 17.744.317 776.588 0,104144947

14 2016 MAIN 10.777.534 300.561 0,194394524

2017 20.890.471 257.675 -0,135648277

2018 20.753.827 437.876 0,03096209

15 2016 SIPD 113.440 876.589 -0,020263781

2017 106.873 876.576 0,063465671

2018 910.877 435766 -0,015050559

16 2016 BPII 3.714.204 371.115 0,000594305

2017 4.186.298 323.546 0,025543361

2018 3.941.682 507.891 -0,018786126

17 2016 ASMI 6.915.288 141.967 -0,011594756

2017 5.687.745 134.454 -0,029141627

2018 3.405.954 214.789 -0,065543479

18 2016 CEKA 33.941.269 131.113 -0,016176363

2017 32.931.393 212.345 -0,00270571

2018 26.836.292 314.456 0,011574736

19 2016 AHAP 5.365.670 174.854 -0,145614674

2017 5.539.217 1.096.566 -0,043439608

2018 6.308.054 3.246.567 -0,102476705

20 2016 ASGR 6.029.000 3.456.000 0,013556304

2017 5.315.000 6.789.000 0,012387822

2018 5.499.000 7.897.000 -0,131713902

21 2016 BNBA 7.465.157 5.129.372 -0,073527816

2017 10.655.953 3.453.456 -0,089437594

2018 8.917.674 5.565.454 -0,001164808

22 2016 GGRM 128.507 12.789 -0,049739838

2017 119.118 15.865 0,000713924

2018 117.752 18.743 0,065034542

23 2016 CLEO 2.440.063 305.000 -0,053626632

2017 2.946.555 343.787 -0,029012734

2018 2.518.742 232.456 0,056947784

24 2016 BVIC 99.374.395 217.878 -0,027952769

Page 69: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

52

2017 90.404.164 143.454 -0,005183779

2018 172.901.613 112.344 0,033769649

25 2016 CFIN 763.549 406.722 0,002711884

2017 4.750.123 556.709 -0,019955662

2018 19.620.189 556.533 -0,111403446

26 2016 AGRS 137.679 23.678 -0,141706847

2017 1.798.791 401.000 -0,151367907

2018 651789 505.404 -0,167987181

27 2016 DYAN 13.192.433 103.720 -1,417800707

2017 23.955.066 125.767 -6,378935967

2018 8.471.998 123.567 -1,988952944

28 2016 MIDI 349.028 45.765 -0,000201377

2017 456.047 34.232 -0,029411628

2018 488.288 23.856 -0,005915505

29 2016 HRUM 2.391.041 285.509 -5,40805036

2017 2.923.363 234.567 -5,384449238

2018 7.337.543 343.789 -76305490,29

30 2016 AMRT 808.782 56.676 -2,094845343

2017 171.474 44.323 -3,741500958

2018 349.782 34.876 2,08191708

Sumber: Data diolah

Gambaran statistik deskriptif perusahan sampel dari penelitian ini

secara keseluruhan tampak pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Aktiva_pajak_tang

guhan

90 2.81 10.53 7.8439 2.18716

Beban_pajak_tang

guhan

90 1.36 10.47 6.7485 1.81859

Manajemen laba 90 3.49 12.39 8.7505 2.23651

Valid N (listwise) 90

Sumber: Data diolah

Page 70: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

53

Berdasarkan Tabel 4.6 dari hasil yang ditunjukkan data di atas bahwa

nilai minimum yang tertinggi adalah manajemen laba senilai 3.49 dan

yang terendah adalah beban pajak tangguhan senilai 1.36. Nilai

maximum tertinggi adalah manajemen laba senilai 12.39 dan nilai

terendah adalah beban pajak tangguhan senilai 10.47. Nilai mean

tertinggi adalah manajemen laba senilai 8.7505 dan yang terendah

adalah beban pajak tangguhan senilai 6.7485.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel independen, variabel dependen atau keduanya memiliki

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi

data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2012). Uji ini dapat dilihat

dengan penyebaran data (titik) pada grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya.

Memperhatikan tampilan grafik di bawah ini, nampak bahwa grafik

normal probability plot terlihat titik-titik yang menggambarkan data

sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya, garis ini menunjukkan

bahwa model regresi memenuhi normalitas.

Page 71: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

54

Gambar 4.1 Hasil Uji Normal Probability Plot

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Uji multikolinearitas

dilakukan dengan menggunakan uji nilai tolerance value atau Variance

Inflation Factor (VIF). mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu

dengan cara melihat nilai tolerance value atau Variance Inflation Factor

(VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikoliniearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai

VIF ≥ 10. Apabila tolerance value dibawah 0.10 atau nilai VIF di atas 10

maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas disajikan dalam

tabel berikut ini:

Page 72: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

55

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .970 .290 3.343 .001

Aktiva_pajak_tan

gguhan

.820 .077 .802 10.636 .000 .196 5.099

Beban_pajak_tan

gguhan

.200 .093 .163 2.161 .033 .196 5.099

Sumber: Output SPSS

Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen

yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 atau nilai tolerance >

0,10. Hasil VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang

memiliki nilai lebih dari 10 atau VIF < 10. Jadi dapat disimpulkan tidak

ada multikolinearitas dalam model regresi ini.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2012).

Dalam penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan Durbin Watson

untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak

(sistematis).

Page 73: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

56

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .950a .903 .901 .70417 1.536

Sumber: Output SPSS

Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 1.536 dan

nilai ini akan dibandingkan dengan nilai signifikan 0,05. Dan hasilnya tidak

terjadi korelasi dalam model regresi ini.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap atau sama, maka disebut homokedastisitas dan

jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2012).

Gambar 4.2 Grafik Scatterplot

Page 74: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

57

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak

baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini

menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa model regresi tidak

mengalami gangguan heterokedastisitas atau disebut homokedastisitas.

3. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2012). Berikut ini

merupakan hasil dari (Adjusted R Square) dapat dilihat pada tabel 4.10

berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi R2

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .950a .903 .901 .70417 1.536

Sumber: Output SPSS

Hasil output SPSS menunjukkan nilai koefisien determinasi (Adjust R

Square) sebesar 0.901 atau 90.1 % sedangkan 9.9 % lainnya dijelaskan

oleh variabel tidak diteliti atau tidak termasuk dalam model regresi.

b. Uji Statistik t

Uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) digunakan untuk

melihat pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat.

Page 75: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

58

Tabel 4.11 Hasil Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .970 .290 3.343 .001

Aktiva_pajak_ta

ngguhan

.820 .077 .802 10.636 .000

Beban_pajak_t

angguhan

.200 .093 .163 2.161 .033

Sumber: Output SPSS

signifikansi simultan (Uji t) bertujuan untuk mengetahui apakah

variabel aktiva pajak tangguhan dan beban pajak tangguhan berpengaruh

secara bersama-sama terhadap manajemen laba. Berdasarkan tabel

4.12, Untuk aktiva pajak tangguhan menghasilkan nilai t hitung sebesar

10.636 dengan tingkat signifikansi 0,000 maka ada pengaruh terhadap

manajemen laba dan untuk beban pajak tangguhan menghasilkan nilai t

sebesar 2,161 dengan tingkat signifikansi 0,033, karena signifikansi lebih

kecil dari 0,05 maka ada juga pengaruh terhadap variabel manajemen

laba.

2. Pembahasan

Penelitian ini merupakan studi mengenai manajemen laba (earning

management). Penelitian ini menggunakan variabel keuangan (aktiva pajak

tangguhan, beban pajak tangguhan, total aset, arus kas, dan laba bersih).

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 perusahaan sampe perusahaan

manufaktur pada periode 2016-2018 yang telah dipilih menggunakan metode

purposive sampling yaitu metode yang dipilih dengan pertimbangan tertentu

Page 76: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

59

yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau masalah penelitian yang

dikembangkan.

Ringkasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat dilihat

dalam Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Ringkasan hasil Uji Hipotesis

No. Hipotesis Hasil

1. Aktiva pajak tangguhan berpengaruh terhadap

earning management Didukung/Signifikan

2. Beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap

earning management Didukung/Signifikan

Sumber: data sekunder diolah

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi perubahan

aktiva pajak tangguhan adalah sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa aktiva pajak tangguhan berpengaruh terhadap

manajemen laba (Earning Management) untuk bisa menghindari pelaporan

kerugian pada perusahaan dengan nilai parameter yang positif.

Besarnya perubahan aktiva pajak tangguhan tidak menjamin tidak

diberlakukannya tindakan manajemen laba oleh perusahaan apabila

misalnya hasil hipotesisnya tidak berpengaruh. Ada beberapa hal yang dapat

dijadikan alasan mengapa manajemen perusahaan manufaktur di Indonesia

tidak memanfaatkan aktiva pajak tangguhan untuk melakukan manajemen

laba. Pertama, karena adanya keterkaitan yang erat antara aktiva pajak

tangguhan dengan ketentuan perpajakan, maksudnya bila manajer

memanfaatkan aktiva pajak tangguhan pada laporan komersial untuk

Page 77: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

60

melakukan earning management maka hal ini dapat berimbas pada laporan

keuangan fiskal sehingga manajer harus berpikir agar besarnya aktiva pajak

tangguhan tidak merugikan perusahaan. Kedua, karena manajemen

perusahaan tidak ingin memanfaatkan celah dari kebijakan yang ada dalam

PSAK No. 46 tentang pajak tangguhan yang telah berlaku.

Jadi, besarnya pajak tangguhan belum tentu menjamin perusahaan untuk

melakukan manajemen laba. hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

penelitian Lucy Citra Fitriany (2016) bahwa aktiva pajak tangguhan

berpengaruh terhadap earning manajement.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi beban pajak

tangguhan adalah sebesar 0,033 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba (Earning

Management) untuk menghindari melaporkan kerugian perusahaan dengan

nilai parameter yang positif. Perusahaan Indonesia memanfaatkan celah

untuk memanipulasi labanya dengan menggunakan besarnya beban pajak

tangguhan.

Dengan adanya aturan PSAK 26 tentang pajak tangguhan tidak menjamin

perusahan untuk tidak melakukan manajemen laba. beban pajak tangguhan

timbul akibat perbedaan temporer antara laba akuntansi dengan laba fiskal.

Perbedaan ini disebabkan karena dalam penyusunan laporan keuangannya

standar akuntansi lebih mmeberikan keleluasaan bagi manajemen untuk

menentukan prinsip dan asumsi akunatnsi dibandingkan yang diperbolehkan

menurut pajak. Hal ini membuat pihak manajemen dapat melakukan

manipulasi besarnya beban pajak tangguhan yang dimiliki, mengukur

Page 78: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

61

keleluasaan manajer. Besarnya jumlah beban pajak tangguhan mengurangi

laba perusahaan sehingga mengurangi besarnya pajak yang harus dibayar.

Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghafara

Mawaridi Mazini Thundjung (2015) dan Febria Anggraini Puji Lestari (2018)

yang memberikan hasil bahwa beban pajak tangguhan berpengaruh

terhadap manajemen laba yang dilakukan perusahaan untuk menghindari

kerugiannya.

Page 79: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan memperoleh bukti empiris

mengenai pengaruh aktiva pajak tangguhan dan beban pajak tangguhan

terhadap manajemen laba. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan

dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan

menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Aktiva pajak tangguhan menunjukkan hasil pengaruh positif dan signifikan

terhadap manajemen laba, hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian Lucy Citra Fitriany (2016).

2. Beban pajak tangguhan menunjukkan hasil pengaruh positif dan

signifikan terhadap manajemen laba, hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian Ghafara Mawaridi Mazini Tundjung (2015) dan Febria

Anggraini Puji Lestari (2018)

B. Saran

Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitiannya yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal di antaranya:

1. Untuk penelitian mendatang, diharapkan dapat memperluas penelitian

dengan menambahkan jumlah sampelnya yang tidak hanya berfokus

pada sektor manufaktur saja, sehingga dapat diperoleh hasil

penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas tahun atau

periode penelitian lima atau lebih beberapa tahun, bahkan

Page 80: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

64

memeprsempit periode penelitian dengan menggunakan metode

penelitian yang berbeda pula untuk mendapatkan hasil yang lebih

otentik.

3. Bagi pemeriksa maupun pelapor dapat memastikan laporan

keuangannya sesuai dengan aturan yang telah diberlakukan, agar

tidak terjadi penyimpangan terhadap manajemen laba.

Page 81: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

65

DAFTAR PUSTAKA

Dechow, Patricia M., Richard G. Sloan, dan Amy P Sweeney, 1995, “Detecting

Earnings Management”, The Accounting Review, Vol,70, No,2, April, P,193-

225.

Dechow, P., Sloan, R., Sweeney. A. 1995. “Detecting Manajemen laba.” The

Accounting Review, Vol 70 (2), hal 193-225.

Deviana, B. S. P. 2015. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak

Kini dalam Deteksi Manajemen Laba pada saat Seasoned Equity Offerings.

Skripsi. Semarang: Universitas Diponogoro.

Fitriany, L.C., 2016. Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan

dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba. Vol.3(1).

Gumanti, T. A. (2011). Earnings Management:Suatu Telaah Pustaka. Jurnal

Akuntansi & Keuangan, 2 (2) : 104– 115.

Harnanto, Akuntansi Perpajakan, (Yogyakarta: Bpfe-Yogyakarta, 2013), hal 110-

130.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Nomor 46: Akuntansi Pajak Penghasilan. Jakarta : Salemba Empat.

Lestari, F.A.P., 2018. Pengaruh Profitabilitas dan Beban Pajak Tangguhan

Terhadap Manajemen Laba. V 10(3): 270-278.

Lukman, Pungky. 2013. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dalam

Memprediksi Ukuran Manajemen Laba. Semarang: Universitas Diponegoro.

Muliati, Ni Ketut. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan

pada Praktik Manajemen Laba di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia. Tesis. Denpasar: Universitas Udayana.

Negara, G.R.P., 2017. Pengaruh Perencanaan Pajak dan Beban Pajak

Tangguhan Terhadap Manajemen Laba. Vol.20.3: 2045-2072.

Raden F. 2018. “Pengaruh Aktiva Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan

dan Perencanaan Pajak terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Sub

Sektor Property yang Terdaftar di ISSS”. Skripsi.Palembang:UIN Raden

Fatah.

Sibarani, T.J., Hidayat, N., Surtikanti. 2015. Analisis Pengaruh Beban Pajak

Tangguhan, Discretionary Accruals, dan Arus Kas Operasi terhadap

Manajemen Laba. Vol.2(1).

Sumomba,Christina.Ranty. 2010. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan

Perencanaan Pajak terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Non

Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis Magister Akuntansi

FEB UGM.Yogyakarta.

Page 82: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

66

Suyono, Eko. 2017. “Berbagai Model Pengukuran Earnings Manajement: Mana

yang Paling Akurat”. Skripsi.Purwokerto :Universitas Jendral Sudirman.

Trisna Syanthi, Nila. 2012. Dampak Manajemen Laba terhadap Perencanaan

Pajak dan Persistensi Laba. Universitas Brawijaya: Jurnal Ekonomi dan

Keuangan.

Tundjung, G.M.M. 2015. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan Terhadap

Manajemen Laba. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Widiastuti, N.P.E., Chusniah, E. 2011. Analisis Aktiva Pajak Tangguhan

Discretionary Accrual sebagai Prediktor Manajemen Laba pada Perusahaan

yang Terdaftar di BEI. V.IX.1.

Widyaningsih, Aristanti. 2012. Pengaruh Pajak Tangguhan dan

Profitabilitas terhadap Manajemen Laba. Universitas Pendidikan Indonesia.

Prosiding Seminar Nasional.

Daftar Nama Perusahaan Manufaktur sektor Barang dan Komsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia

Page 83: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

67

LAMPIRAN

Aktiva Pajak Tangguhan Periode 2016-2018 (dalam ribuan rupiah)

No. Kode 2016 2017 2018

1 BBCA 3.548.734 3.219.241 3.147.666

2 BOLT 8.429.111.254 15.890.166.011 16.591.641.364

3 AKSI 7.837.500 470.202.576 899.780.407

4 AMIN 1.098.624.225 1.170.103.801 1.784.573.316

5 ANJT 12.885.940 13.039.146 13.026.841

6 APII 1.410.134.236 2.831.992.275 4.024.767.608

7 ARTO 5.037.415.201 8.559.110.827 3.690.345.101

8 ATIC 7.342.682.383 14.830.033.872 13.962.556.027

9 BFIN 36.554 65.588 68.382

10 BHIT 1.147.316 1.186.168 1.289.273

11 VOKS 6.932.756.005 11.805.296.651 13.295.162.433

12 ARNA 10.376.393.708 11.641.710.201 14.401.797.512

13 BRNA 13.540.676 15.540.680 17.744.317

14 MAIN 107.775.343 208.904.711 207.538.277

15 SIPD 113.440 106.873 9.107

16 BPII 3.714.204.968 4.186.298.165 3.941.682.927

17 ASMII 6.915.288.366 5.687.745.272 3.405.954.496

18 CEKA 33.941.269.534 32.931.393.532 26.836.292.629

19 AHAP 5.365.670.845 5.539.217.595 6.308.054.595

20 ASGR 6.029.000 5.315.000 5.499.000

21 BNBA 7.465.157.132 10.655.953.032 8.917.674.535

22 GGRM 128.507 119.118 117.752

23 CLEO 2.440.063.950 2.946.555.610 2.518.742.350

24 BVIC 99.374.395 90.404.164 172.901.613

25 CFIN 76.354 4.750.123 19.620.189

26 AGRS 1.379 1.791 651

27 DYAN 13.192.433.453 23.955.066.748 8.471.998.684

28 MIDI 34.902 45.604 48.828

29 HRUM 2.391.041 2.923.363 7.337.543

30 AMRT 80.872 17.144 34.972 Sumber:Bursa Efek Indonesia

Page 84: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

68

Beban Pajak Tangguhan periode 2016-2018 (dalam ribuan rupiah)

No. Kode 2016 2017 2018

1 BBCA 386.834 294.789 324.768

2 BOLT 63.946.332 56.230.225 49.351.780

3 AKSI 47.437.500 26.235.457 36.987.358

4 AMIN 4.830.518 3.122.842 3.122.842

5 ANJT 3.690.290 3.636.047 4.567.878

6 APII 154.800.000 112.385.608 107.137.425

7 ARTO 4.549.198.329 103.702.562 167.483.906

8 ATIC 4.701.616.714 65.346.000 70.806.000

9 BFIN 84.322 75.656 45.543

10 BHIT 254.450 345.656 677.878

11 VOKS -29.319.962.302 3.371.275.828 352.993.930

12 ARNA -2.605.428.255 52.249.334 53.209.351

13 BRNA 8.779.158 5.675.898 7.765.898

14 MAIN 30.051.773 25.767.545 43.787.456

15 SIPD 545 654 435

16 BPII 371.115.885 323.546.445 50.789.876

17 ASMII 141.967.961 134.454.565 214.789.567

18 CEKA 131.113.777 212.345.345 314.456.345

19 AHAP 174.854.924 109.656.456 324.656.787

20 ASGR 3.456.000 6.789.000 7.897.000

21 BNBA 5.129.372 3.453.456 5.565.454

22 GGRM 12.789 15.865 18.743

23 CLEO 305.000.000 343.787.777 232.456.454

24 BVIC 21.787.709 14.345.454 11.234.443

25 CFIN 4.067.282 5.567.089 5.565.343

26 AGRS 23 401 505

27 DYAN 103.720.562 125.767.889 123.567.006

28 MIDI 45.765 34.232 23.856

29 HRUM 285.509 234.567 343.789

30 AMRT 56.676 44.323 34.876 Sumber: Bursa Efek Indonesia

Page 85: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

69

Laba Bersih periode 2016-2018 (dalam ribuan rupiah)

No. Kode 2016 2017 2018

1 BBCA 27.404.745 24.075.741 26.762.035

2 BOLT 115.207.870.572 100.792.356.256 92.358.780.614

3 AKSI 3.026.355.290 14.876.627.270 26.845.098.768

4 AMIN 18.258.476.403 32.443.790.419 39.412.260.699

5 ANJT 11.871.973 41.694.831 -7.131.152

6 APII 21.243.297.168 11.366.054.267 28.150.001.596

7 ARTO 34.714.750.686 -8.218.216.831 -23.491.080.397

8 ATIC 72.841.512.771 77.264.857.837 71.354.752.574

9 BFIN 735.321 1.158.370 1.538.957

10 BHIT 600.164.000 398.227 994.169

11 VOKS 159.390.624.016 161.701.164.885 108.507.316.383

12 ARNA 88.771.061.003 118.231.212.160 158.891.252.212

13 BRNA -9.533.958 -170.586.508 274.015.486

14 MAIN 210.720.188 41.521.427 294.923.154

15 SIPD 8.598 -351.519 49.176

16 BPII 4.186.298.165 106.784.840.435 93.238.879.427

17 ASMII 42.999.931.154 61.141.112.373 64.625.986.348

18 CEKA 248.026.599.376 104.374.073.339 100.378.388.775

19 AHAP 8.315.685.359 -41.244.351.622 -24.686.105.695

20 ASGR 268.221.000 254.684.000 272.298.000

21 BNBA 77.121.119.264 85.912.524.667 155.025.202.673

22 GGRM 6.586.081 7.703.622 7.968.008

23 CLEO 39.015.746.963 50.391.169.819 63.508.941.729

24 BVIC 169.656.187 220.075.099 -40.320.391

25 CFIN 200.002.916 230.599.795 317.594.433

26 AGRS 3.064 -8.352 -31.351

27 DYAN -61.225.312.928 5.524.787.611 81.039.184.728

28 MIDI 202.435 86.853 188.292

29 HRUM 17.860.380 54.979.076 41.715.064

30 AMRT 531.266 115.498 678.989

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Page 86: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

70

Total Asset periode 2016-2018 (dalam ribuan rupiah)

No. Kode 2015 2016 2017 2018

1 BBCA 594.372 676.738 750.319 824.787

2 BOLT 1.312.376 1.206.089 1.188.798 1.312.376

3 AKSI 66.520 75.669 115.244 275.005

4 AMIN 100.906 198.974 252.452 360.906

5 ANJT 470.444 525.107 566.523 602.204

6 APII 421.872 407.985 423.181 450.303

7 ARTO 745.646 774.779 837.226 664.673

8 ATIC 2.279.590 2.660.040 3.258.019 3.960.978

9 BFIN 10.117 12.476 16.483 19.117

10 BHIT 53.299 55.292 56.523 56.421

11 VOKS 1.029.399 1.668.210 2.110.166 2.485.382

12 ARNA 948.088 1.543.216 1.601.346 1.652.905

13 BRNA 2.461.326 2.088 1.964 2.461

14 MAIN 4.335.844 3.826 4.072 4.335

15 SIPD 2.187.879 2.567 2.239 2.187

16 BPII 600.322 513.704 665.242 669.322

17 ASMI 467.866 617.651 858.490 969.866

18 CEKA 1.168.956 1.425.964 1.392.636 1.168.956

19 AHAP 328.464 443.993 419.786 628.464

20 ASGR 2.271.344 1.723 2.411 2.271

21 BNBA 7.297.273 7.121.173 7.014.677 7.297.273

22 GGRM 6.009.721 62.951 66.759 69.097

23 CLEO 338.933 463.288 660.917 833.933

24 BVIC 20.172 25.999 28.825 30.172

25 CFIN 4.077 6.744 9.890 11.077

26 AGRS 4.151.151 4.059.950 3.892.516 4.151.151

27 DYAN 1.229.926 1.538.089 1.452.680 1.229.926

28 MIDI 3.960.145 4.261.283 4.878.115 4.960.145

29 HRUM 349.989 413.365 459.443 467.989

30 AMRT 1.519.588 19.474 21.901 21.349 Sumber: Bursa Efek Indonesia

Page 87: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

71

Arus Kas periode 2016-2018 (dalam ribuan rupiah)

No. Kode 2016 2017 2018

1 BBCA 100.319.853 83.377.439 103.311.560

2 BOLT 98.728.760.869 37.655.428.227 13.847.752.415

3 AKSI 8.122.969 25.311.060.218 50.114.289.116

4 AMIN 1.032.111.066 486.852.308 6.734.140.032

5 ANJT 16.882.293 46.404.941 29.234.164

6 APII 3.328.078.089 4.967.030.481 9.730.309.728

7 ARTO 53.244.938.383 70.312.806.409 125.893.680.735

8 ATIC 275.070.557.483 331.303.191.362 601.207.824.774

9 BFIN 165.388 225.203 755.247

10 BHIT 3.608.806 2.700.509 2.272.911

11 VOKS 75.959.925.517 154.381.240.915 217.976.984.486

12 ARNA 3.165.484.220 59.531.055.920 192.813.271.612

13 BRNA 156.284.896 67.552.749 71.812.249

14 MAIN -22.845.152 80.521.644 124.187.583

15 SIPD 397.370 248.025 186.845

16 BPII 56.390.613.301 40.822.869.193 49.977.891.293

17 ASMI 4.959.849.789 3.063.169.002 5.853.410.707

18 CEKA 20.679.220.743 12.814.873.232 1.010.163.064

19 AHAP 53.975.505.471 69.097.069.379 77.344.564.946

20 ASGR 277.798 676.587 273.682

21 BNBA 1.169.873.185.036 1.303.601.866.320 1.281.130.738.923

22 GGRM 841.875 2.329.179 1.612.024

23 CLEO 963.523.972 3.059.185.742 2.681.860.260

24 BVIC 275.070.557.483 3.650.912.347 3.908.258.174

25 CFIN 30.322.531 28.547.330 53.010.796

26 AGRS 590.959 600.410 701.105

27 DYAN 169.591.998.589 99.649.817.797 107.403.156.431

28 MIDI 211.041 229.109 196.898

29 HRUM 231.019.743 266.353.112 216.441.996

30 AMRT 936.614 932.901 231.250

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Page 88: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

72

Hasil Olahan Regresi Berganda

Variables Entered/Removeda

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 LOGX2,

LOGX1b

. Enter

a. Dependent Variable: LOGY

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .950a .903 .901 .70417

a. Predictors: (Constant), LOGX2, LOGX1

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 402.036 2 201.018 405.396 .000b

Residual 43.139 87 .496

Total 445.175 89

a. Dependent Variable: LOGY

b. Predictors: (Constant), LOGX2, LOGX1

Page 89: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

73

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .970 .290 3.343 .001

LOGX1 .820 .077 .802 10.636 .000

LOGX2 .200 .093 .163 2.161 .033

a. Dependent Variable: LOGY

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 3.8158 11.2581 8.7505 2.12538 90

Residual -1.76804 2.00539 .00000 .69621 90

Std. Predicted Value -2.322 1.180 .000 1.000 90

Std. Residual -2.511 2.848 .000 .989 90

a. Dependent Variable: LOGY

Page 90: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

74

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) .970 .290 3.343 .001

LOGX1 .820 .077 .802 10.636 .000 .196 5.099

LOGX2 .200 .093 .163 2.161 .033 .196 5.099

a. Dependent Variable: LOGY

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .950a .903 .901 .70417 1.536

a. Predictors: (Constant), LOGX2, LOGX1

b. Dependent Variable: LOGY

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 3.8158 11.2581 8.7505 2.12538 90

Std. Predicted Value -2.322 1.180 .000 1.000 90

Standard Error of Predicted

Value

.075 .248 .123 .038 90

Adjusted Predicted Value 3.7646 11.2658 8.7472 2.12520 90

Residual -1.76804 2.00539 .00000 .69621 90

Std. Residual -2.511 2.848 .000 .989 90

Stud. Residual -2.619 3.012 .002 1.008 90

Deleted Residual -1.92376 2.24270 .00337 .72456 90

Stud. Deleted Residual -2.713 3.164 .001 1.026 90

Mahal. Distance .033 10.074 1.978 2.020 90

Cook's Distance .000 .358 .014 .044 90

Centered Leverage Value .000 .113 .022 .023 90

a. Dependent Variable: LOGY

Page 91: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

75

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .950a .903 .901 .70417

a. Predictors: (Constant), LOGX2, LOGX1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .970 .290 3.343 .001

LOGX1 .820 .077 .802 10.636 .000

LOGX2 .200 .093 .163 2.161 .033

a. Dependent Variable: LOGY

Page 92: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

76

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LOGX1 90 2.81 10.53 7.8439 2.18716

LOGX2 90 1.36 10.47 6.7485 1.81859

LOGY 90 3.49 12.39 8.7505 2.23651

Valid N (listwise) 90

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 90

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .69621344

Most Extreme Differences Absolute .107

Positive .069

Negative -.107

Test Statistic .107

Asymp. Sig. (2-tailed) .013c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea .03857

Cases < Test Value 45

Cases >= Test Value 45

Total Cases 90

Number of Runs 30

Z -3.392

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Median

Page 93: PENGARUH AKTIVA PAJAK TANGGUHAN DAN BEBAN PAJAK TANGGUHAN

77