19
1 PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, BEBAN PAJAK TANGGUHAN, ASET PAJAK TANGGUHAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2017 Devina Christine Yeo 1 , Sri Ruwanti 2 , Jack Febriand Adel 3 Email : [email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2018 ABSTRAK Devina Christine Yeo, 2019: Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017 Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2014-2017. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2014-2017 sebanyak 154 perusahaan. Total sampel penelitian ini adalah 21 perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 84 sampel dengan pengamatan 4 tahun (2014- 2017). Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda untuk menguji pengaruh perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perencanaan Pajak, Aset Pajak Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Manajemen Laba, sedangkan Beban Pajak Tangguhan tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel independen hanya mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 22,7% sedangkan sisanya yaitu 77,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Kata kunci: Manajemen laba, Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan.

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, BEBAN PAJAK …repository.umrah.ac.id/2921/1/DEVINA CHRISTINE YEO-150462201003-FE-2019.pdfBeban Pajak Tangguhan Beban pajak tangguhan adalah beban yang

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, BEBAN PAJAK

    TANGGUHAN, ASET PAJAK TANGGUHAN, DAN UKURAN

    PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

    PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

    EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2017

    Devina Christine Yeo1, Sri Ruwanti2, Jack Febriand Adel3

    Email : [email protected]

    Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

    Universitas Maritim Raja Ali Haji

    2018

    ABSTRAK

    Devina Christine Yeo, 2019: Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak

    Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan, dan Ukuran

    Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada

    Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

    Indonesia Periode 2014-2017

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban

    Pajak Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap

    Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

    Indonesia Periode 2014-2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2014-2017. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    dari tahun 2014-2017 sebanyak 154 perusahaan. Total sampel penelitian ini adalah 21

    perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling sehingga jumlah

    observasi dalam penelitian ini adalah 84 sampel dengan pengamatan 4 tahun (2014-

    2017). Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda untuk menguji pengaruh

    perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, dan ukuran

    perusahaan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    Perencanaan Pajak, Aset Pajak Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh

    terhadap Manajemen Laba, sedangkan Beban Pajak Tangguhan tidak berpengaruh

    terhadap Manajemen Laba. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa

    variabel independen hanya mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 22,7%

    sedangkan sisanya yaitu 77,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak

    dijelaskan dalam penelitian ini.

    Kata kunci: Manajemen laba, Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak

    Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan.

  • 2

    PENDAHULUAN

    Di era modern dan digital saat ini, generasi millenial mampu dengan mudah

    dan cepat dalam mengakses informasi melalui internet. Secara khusus di dunia bisnis,

    para investor yang akan menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang akan

    mencari informasi dan menyeleksi perusahaan yang menjadi pilihannya dengan kriteria

    memiliki performa yang sangat bagus terutama di dalam laporan keuangan dan di

    kelola baik oleh manajer.

    Manajemen laba merupakan sebuah kebijakan akuntansi yang dipilih manajer

    untuk mempengaruhi laba. Akibat penyalahgunaan kebijakan tersebut kini praktek

    manajemen laba sudah menjadi hal yang wajar karena pihak manajer akan melakukan

    praktek tersebut apabila kondisi keuangan perusahaan mereka mengalami penurunan

    yang besar.

    Perencanan pajak (tax planning) merupakan tindakan yang legal karena

    diperbolehkan oleh pemerintah selama dalam koridor undang-undang perpajakan yang

    berlaku di Indonesia. Perencanan pajak (tax planning) merupakan proses

    mengorganisasi usaha wajib pajak yang tujuan akhir proses perencanaan pajak ini

    menyebabkan utang pajak, baik PPh maupun pajak-pajak lainnya berada dalam posisi

    seminimal mungkin, sepanjang hal ini masih berada di dalam bingkai peraturan

    perpajakan yang berlaku.

    Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan antara laba

    akuntansi (yaitu laba dalam laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal)

    dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak).

    Aset pajak tangguhan adalah aset yang terjadi apabila perbedaan waktu

    menyebabkan koreksi positif yang berakibat beban pajak menurut akuntansi komersial

    lebih kecil dibanding beban pajak menurut Undang-Undang pajak. Aset pajak

    tangguhan terjadi bila laba akuntansi lebih kecil dari laba fiskal akibat perbedaan

    temporer. Lebih kecilnya laba akuntansi daripada laba fiskal mengakibatkan

    perusahaan dapat menunda pajak terutang tersebut pada periode mendatang.

    Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengklasifikasikan besar atau

    kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aset,

    total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain. Dilihat dari sisi kemampuan

    memperoleh dana untuk ekspanasi bisnis, perusahaan besar mempunyai akses yang

    besar ke sumber-sumber dana baik ke pasar modal maupun perbankan untuk

    membiayai investasinya dalam rangka meningkatkan labanya.

    Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan judul “Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak

    Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada

    Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-

    2017”.

  • 3

    KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

    Teori Keagenan (Agency Theory)

    Jensen dan Meckling (1976) mendeskripsikan hubungan keagenan timbul

    karena adanya kontrak di mana satu pihak (prinsipal) melibatkan pihak lain (agen)

    untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan kepentingan prinsipal. Sesuai dengan

    kontrak tersebut, pemegang saham (prinsipal) menyerahkan otoritas pengambilan

    keputusan kepada manajemen (agen). Dalam keadaan seperti ini tidak ada alasan untuk

    tidak percaya bahwa manajemen akan selalu bertindak yang terbaik sesuai dengan

    kepentingan pemegang saham. (dalam Annisa, 2017: 100)

    Tujuan dari teori agensi adalah pertama, untuk meningkatkan kemampuan

    individu baik (prinsipal maupun agen) mengevaluasi lingkungan dimana keputusan

    harus diambil (the belief revision role). Kedua, untuk mengevaluasi hasil dari

    keputusan yang telah diambil guna mempermudahkan pengalokasian hasil antara

    prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (the performance evaluasion role).

    Manajemen Laba

    Manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk

    mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan

    dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan

    kondisi perusahaan (Sulistiyanto, 2008:6).

    Luhgiatno (2010), mengungkapkan bahwa terdapat empat pola manajemen laba

    yang dapat dilakukan yaitu Taking a Bath, Incoming Minimization, Income

    Maximation dan Income Smoothing.

    Perencanaan Pajak

    Perencanaan pajak adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak orang

    pribadi maupun badan. Perencanaan pajak (tax planning) adalah langkah awal dalam

    manajemen pajak. Secara garis besar, perencanaan pajak (tax planning) adalah proses

    mengorganisai usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga

    utang pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya, berada dalam

    posisi yang paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan baik oleh ketentuan

    peraturan perundang-undangan perpajakan maupun secara komersial (Zain, 2005:43)

    Beban Pajak Tangguhan

    Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan antara laba

    akuntansi (yaitu laba dalam laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal)

    dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak) (Harnanto,

    2003:115). Sedangkan, menurut Wibowo (2015), pengertian Beban Pajak Tangguhan

    (Deferred Tax Expense) adalah Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang untuk periode

  • 4

    mendatang sebagai akibat perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary

    differences).

    Aset Pajak Tangguhan

    Aset pajak tangguhan adalah aset yang terjadi apabila perbedaan waktu

    menyebabkan koreksi positif yang berakibat beban pajak menurut akuntansi komersial

    lebih kecil dibanding beban pajak menurut Undang-Undang pajak (Waluyo,2008:217).

    Aset pajak tangguhan terjadi bila laba akuntansi lebih kecil dari laba fiskal akibat

    perbedaan temporer. Lebih kecilnya laba akuntansi daripada laba fiskal mengakibatkan

    perusahaan dapat menunda pajak terutang tersebut pada periode mendatang.

    Ukuran Perusahaan

    Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengklasifikasikan besar atau

    kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara perusahaan besar mempunyai akses

    yang besar ke sumber-sumber dana baik ke pasar modal antara lain dinyatakan dalam

    total aset, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain. Dilihat dari sisi kemampuan

    memperoleh dana untuk ekspanasi bisnis, maupun perbankan untuk membiayai

    investasinya dalam rangka meningkatkan labanya Setiawan (2009: 165).

    Ukuran perusahaan juga memegang peranan penting dalam perusahaan yang

    melakukan praktik manajemen laba. Ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih

    banyak melakukan praktik mana-jemen laba daripada perusahaan besar. hal ini

    disebabkan karena perusahaan kecil cenderung ingin memperlihatkan kondisi

    perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada

    perusahaan tersebut.

    Kerangka Pemikiran

    Pengembangan Hipotesis

    Perencanaan Pajak

    (X1)

    Beban Pajak

    Tangguhan (X2)

    Aset Pajak

    Tangguhan (X3)

    Ukuran perusahaan

    (X4)

    Manajemen Laba (Y)

  • 5

    Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Manajemen Laba.

    Pada umumnya, tax planning dilakukan dengan cara mensiasati segala jenis

    transaksi Wajib Pajak agar utang pajak menjadi seminimal mungkin tanpa melanggar

    peraturan pajak yang berlaku. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat

    diartikan sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap,

    benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari pemborosan sumber

    daya. (Aditama dan Anna, 2014:35).

    Perencanaan pajak memiliki pengaruh, yakni semakin bagus perencanaan pajak

    maka semakin besar perusahaan melakukan manajemen laba. Salah satu perencanaan

    pajak adalah dengan cara mengatur seberapa besar laba yang dilaporkan, sehingga

    masuk dalam indikasi adanya praktik manajemen laba. Untuk menghindari hal tersebut

    maka perusahaan akan melakukan manajemen laba agar laba yang dilaporkan kepada

    fiscal lebih rendah sehingga akan mengurangi beban pajak yang akan ditanggunganya,

    (Scott, 2003 dalam Lucy, 2016)

    Pengaruh Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba.

    Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan temporer

    antara laba akuntansi (laba dalam laporan keuangan untuk pihak eksternal) dengan laba

    fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak). Selisih negatif antara

    laba akuntansi dan laba fiskal mengakibatkan terjadinya koreksi negatif yang

    menimbulkan terjadinya beban pajak tangguhan. Beban yang besar akan menurunkan

    tingkat laba suatu perusahaan, sebaliknya beban yang sedikit akan menaikkan tingkat

    laba yang akan diperoleh perusahaan (Harnanto 2003: 115).

    Manajemen laba merupakan peluang bagi manajemen untuk merekayasa

    besarnya beban pajak tangguhan guna menaikkan dan menurunkan tingkat labanya.

    Beban pajak tangguhan mengakibatkan tingkat laba yang diperoleh menurun dengan

    demikian memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan laba yang lebih besar

    di masa yang akan datang dan mengurangi besarnya pajak yang akan dibayarkan.

    (Utami, 2018:5)

    Pengaruh Aset Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba.

    Aset pajak tangguhan yang jumlahnya diperbesar oleh manajemen dimotivasi

    adanya pemberian bonus, beban politis atas besarnya perusahaan dan meminimalisasi

    pembayaran pajak agar tidak merugikan perusahaan.

    Semakin besar perbedaan antara laba yang dilaporkan perusahaan (laba

    komersial) dengan laba fiskal menunjukkan bendera merah bagi pengguna laporan

    keuangan. Selisih positif antara laba akuntansi dan laba fiskal mengakibatkan

    terjadinya koreksi positif yang menimbulkan terjadinya aset pajak tangguhan

    (Suranggane, 2007:78).

  • 6

    Aset pajak tangguhan terjadi bila laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal

    akibat perbedaan temporer. Lebih besarnya laba akuntansi dari laba fiskal

    mengakibatkan perusahaan menunda pajak terutang periode mendatang.

    Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba.

    Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengklasifikasikan besar atau

    kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aset,

    total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain.

    Ukuran perusahaan dapat menunjukan bagaimana keadaan perusahaan tersebut

    apakah tergolong perusahaan yang mempunyai kinerja yang bagus dengan pengalaman

    dan perkembangannya atau bahkan sebaliknya. Sehingga dapat mengetahui

    kemampuan perusahaan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan

    pada pemegang saham (Yamaditya, 2014).

    Hipotesis

    Berdasarkan penjelasan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan

    hipotesis sebagai berikut.

    H1: Diduga Perencanaan pajak berpengaruh terhadap manajemen labapada

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    H2: Diduga Beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap Manajemen laba pada

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    H3: Diduga Aset Pajak Tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba pada

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    H4: Diduga Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    H5: Diduga Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan

    dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba

    pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    METODE PENELITIAN

    Variabel Dependen (Y)

    Manajemen Laba

    Dalam penelitian ini manajemen laba diukur dengan discretionary accruals.

    Besarnya discretionary accruals dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model

    (Dechow et al., 1995). Model ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian

    akuntansi karena dinilai sebagai model yang paling baik dalam mendeteksi manajemen

    laba dan memberikan hasil yang paling kuat (Sulistyanto, 2008). Tahapan dalam

    menghitung discretionary Accruals (dalam Ruwanti,2016: 6)

  • 7

    1. Menghitung akrual total TACCit = EBXTit - CFOit

    2. Estimasi akrual total TACCit

    TAit-1

    =α1t(1

    TAit-1

    ) + α2(∆𝑹𝑬𝑽𝒊𝒕−∆𝑹𝑬𝑪𝒊𝒕

    𝑻Ait-1)+ α

    3(

    PPEit

    TAit-1) + ε

    3. Menghitung non discretionary accruals

    NDACC𝒊𝒕=α1t(1

    TAit-1

    ) + α2(∆𝑹𝑬𝑽𝒊𝒕−∆𝑹𝑬𝑪𝒊𝒕

    𝑻Ait-1)+ α

    3(

    PPEit

    TAit-1)

    4. Discretionary accruals

    DACCit= (TACCit

    TAit-1

    ) – NDACCit

    Keterangan :

    DACCit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke-t

    NDACCit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke-t

    TACCit = Total akrual perusahaan i pada periode ke-t

    TAt-1 = Aset Total perusahaan i pada periode ke t-1

    EBXTit = Laba sebelum item luar biasa dan pajak perusahaan i pada periode ke-

    t

    CFOit = Arus kas operasi perusahaan i pada periode ke-t

    ΔRevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke-t

    PPEt = Property, Plant and Equipment /Aktiva tetap perusahaan pada periode

    ke-t

    ΔRECt = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke-t

    α1-α3 = Koefisien variabel

    e = Error

    Variabel Independen (X)

    Perencanaan Pajak

    Tax planning (perencanaan pajak) merupakan bagian manajemen pajak dan

    merupakan langkah awal di dalam melakukan manajemen pajak. Perencanaan pajak

    diukur dengan menggunakan rumus tingkat retensi pajak (tax retention rate) yang

    digunakan sebegai ukuran efektivitas perencanaan pajak. (Wild et al., 2004 dalam

    Aditama dan Anna, 2014). Rumus tingkat retensi pajak dapat dihitung sebagai berikut:

    TRRit=𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆𝒊𝒕

    𝑷𝒓𝒆𝒕𝒂𝒙 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆(𝑬𝑩𝑰𝑻)𝒊𝒕

    Keterangan:

    TRRit = Tax Retention Rate perusahaan i pada tahun t

    Net Incomeit = Laba bersih perusahaan i pada tahun t

    Pretax Income (EBIT)it = Laba sebelum pajak perusahan i pada tahun t

  • 8

    Beban Pajak Tangguhan

    Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan antara laba

    akuntansi (yaitu laba dalam laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal)

    dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak) (Harnanto,

    2003:115). Penghitungan tentang beban pajak tangguhan dihitung dengan

    menggunakan indikator membobot beban pajak tangguhan dengan total aktiva atau

    total asset. Hal itu dilakukan untuk pembobotan beban pajak tangguhan dengan total

    asset pada periode t-1 untuk memperoleh nilai yang terhitung dengan proporsional.

    DTEit=Beban Pajak Tangguhanit

    Total Asett-1

    Keterangan:

    DTEit= Deferred Tax Expense (beban pajak tangguhan) perusahaan i pada tahun t

    Beban Pajak Tangguhan= Beban pajak tangguhan perusahaan i pada tahun t

    Total aset= total aset perusahaan pada akhir tahun t-1 (sebelumnya)

    Aset Pajak Tangguhan

    Aset pajak tangguhan adalah aset yang terjadi apabila perbedaan waktu

    menyebabkan koreksi positif yang berakibat beban pajak menurut akuntansi komersial

    lebih kecil dibanding beban pajak menurut Undang-Undang pajak (Waluyo,2008:217).

    Dalam penelitian ini aset pajak tangguhan sebagai variabel bebas yang diukur dengan

    perubahan nilai aset pajak tangguhan pada akhir periode t dengan t-1 dibagi dengan

    nilai aset pajak tangguhan pada akhir periode t

    APTit=𝚫 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐓𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐢𝐭

    𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐓𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐭

    Keterangan:

    APTit = Aset pajak tangguhan perusahaan i pada tahun t

    ∆APTit= Aset pajak tangguhan perusahaan i pada tahun t dikurang (-) Aset pajak

    tangguhan perusahaan i pada tahun sebelumnya

    Ukuran Perusahaan

    Menurut Setiawan (2009: 165), ukuran perusahaan adalah suatu skala yang

    mengklasifikasikan besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara antara

    lain dinyatakan dalam total aset, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain.

    Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang menentukankan besar kecilnya perusahaan

    yang dapat dilihat dari nilai equity, nilai penjualan, jumlah karyawan dan nilai total

    asset, dan lainnya (Saifudin & Yunanda, 2016).

    Pada penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan menghitung total asset

    yang dimiliki perusahaan (Luke & Zulaikha, 2015).

    SIZE = Total Aset

    Keterangan:

    Total aset= Total aset perusahaan

  • 9

    Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi,

    yaitu peneliti mengumpulkan data sekunder dan data lain yang dibutuhkan. Data

    sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan Perusahaan Manufaktur yang go

    public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 yang telah

    dipublikasikan. Data di diperoleh dari www.idx.co.id. Selain itu, peneliti juga

    melakukan studi pustaka dengan membaca dan mengkaji beberapa literatur buku dan

    jurnal ilmiah untuk memperoleh landasan teoritis mengenai bahasan penelitian.

    Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

    Populasi

    Sugiyono (2011:90) menyatakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

    terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

    telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2017

    Sampel

    Sampel adalah sebagian dari populasi. Sugiyono (2011:91) menyatakan Sampel

    adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

    Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling

    yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan beberapa kriteria

    yang harus dipenuhi, antara lain sebagai berikut;

    1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017;

    2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan secara lengkap per 31 desember yang telah di audit periode 2014-2017;

    3. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan dengan menggunakan satuan mata uang rupiah selama periode 2014-2017;

    4. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba selama periode 2014-2017; 5. Perusahaan memiliki ketersediaan data yang lengkap baik data mengenai

    perencanaan pajak, aset pajak tangguhan dan beban pajak tangguhan

    perusahaan maupun data yang diperlukan untuk mendeteksi manajemen laba.

    http://www.idx.co.id/

  • 10

    Rincian Pemilihan Sampel

    No. Kriteria Jumlah Perusahaan

    1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia periode 2014-2017

    154

    2. Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan

    laporan keuangan secara lengkap periode 2014-

    2017

    (23)

    3. Perusahaan manufaktur yang melaporkan

    laporan keuangan dengan tidak menggunakan

    satuan mata uang rupiah selama periode 2014-

    2017

    (11)

    4. Perusahaan manufaktur yang mengalami

    kerugian selama periode 2014-2017;

    (56)

    5. Perusahaan tidak memiliki ketersediaan data

    yang lengkap ,baik data mengenai perencanaan

    pajak, aset pajak tangguhan dan beban pajak

    tangguhan perusahaan maupun data yang

    diperlukan untuk mendeteksi manajemen laba

    (43)

    Jumlah perusahaan yang diamati 21

    Jumlah periode penelitian 4

    Jumlah data 84

    Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2018

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

    Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Manajemen_Laba 84 -,177870 ,076719 -,00201514 ,025955152 PP 84 ,062849 ,987579 ,71746340 ,131700307 BPT 84 -,014063 ,020453 ,00145379 ,004792814 APT 84 -1,865760 ,942120 ,11960377 ,460548642 UP 84 ,038394 21,088870 2,45141389 4,473511134

    Valid N (listwise) 84

    Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

  • 11

    Tabel 2. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Unstandardized Residual

    N 84

    Normal Parametersa,b Mean 0E-7

    Std. Deviation ,02416626

    Most Extreme Differences

    Absolute ,182

    Positive ,135

    Negative -,182

    Kolmogorov-Smirnov Z 1,664

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,008

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

    Uji normalitas diatas menunjukkan hasil pengujian normalitas dengan besarnya

    nilai kolmogorov-smirnov adalah 1,664 dan nilai asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,008

    lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak yang berarti data residual berdistribusi tidak

    normal.

    Data Outlier

    Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Setelah Outlier

    Setelah melakukan konversi data kedalam skor standardized (s-score), maka

    dalam penelitian ini data-data yang masuk dalam kategori outlier dikeluarkan sehingga

    jumlah sampel yang digunakan sebanyak 71 dari 84 data yang diamati.

    Tabel 3. Hasil Uji Statistik Deskriptif setelah outlier Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    Manajemen_Laba 82 -,177870 ,076719 -,00225020 ,025735939

    PP 81 ,062849 ,987579 ,72396874 ,118894898

    BPT 82 -,014063 ,020453 ,00134882 ,004448769

    APT 81 -1,865760 ,942120 ,13857680 ,421957316

    UP 81 ,038394 19,251026 1,88585902 3,383912831

    Valid N (listwise) 71

    Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

  • 12

    Hasil Uji Asumsi Klasik

    Hasil Uji Normalitas

    Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Unstandardized Residual

    N 71

    Normal Parametersa,b

    Mean 0E-7

    Std. Deviation ,01229999

    Most Extreme Differences

    Absolute ,127

    Positive ,068

    Negative -,127

    Kolmogorov-Smirnov Z 1,074

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,199

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

    Uji normalitas pada Tabel 4.5 diatas menunjukkan hasil pengujian normalitas

    dengan besarnya nilai kolmogorov-smirnov adalah 1,074 dan nilai asymp.sig (2-tailed)

    sebesar 0,199 lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti data residual

    berdistribusi secara normal.

    Hasil Uji Multikolonieritas

    Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

    Model Collinearity Statistics

    Tolerance VIF

    1

    (Constant) PP ,913 1,095

    BPT ,775 1,290

    APT ,807 1,239

    UP ,921 1,086

    a. Dependent Variable: Manajemen_Laba

    Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

  • 13

    Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa

    semua variable memenuhi syarat multikolinearitas dengan nilai tolerance di atas 0,10

    dan nilai VIF dibawah 10. Dapat disimpulkan bahwa variable penelitian tidak terjadi

    multikolinearitas.

    Hasil Uji Autokorelasi

    Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi

    Model Summaryb

    Model R R Square Adjusted R Square

    Std. Error of the Estimate

    Durbin-Watson

    1 ,520a ,271 ,227 ,012667234 1,939

    a. Predictors: (Constant), UP, PP, APT, BPT

    b. Dependent Variable: Manajemen_Laba

    Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

    Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson di atas dapat dilihat bahwa hasil uji

    autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai 1,939. Hal ini

    menunjukkan bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi dapat dibuat persamaan

    seperti -2 0,05, maka dapat dipastikan pada model regresi tidak mengandung

    heteroskedastisitas.

  • 14

    Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

    Tabel 8. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa

    Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    t Sig.

    B Std. Error Beta

    1

    (Constant) -,025 ,009 -2,674 ,009

    PP ,038 ,013 ,323 2,934 ,005

    BPT ,157 ,377 ,050 ,418 ,677

    APT -,012 ,004 -,318 -2,722 ,008

    UP -,001 ,000 -,275 -2,507 ,015

    a. Dependent Variable: Manajemen_Laba

    Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

    Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear

    berganda sebagai berikut:

    Manajemen Laba = -0,025 + 0,038PP + 0,157BPT - 0,012APT - 0,001UP + e

    Hasil Uji Hipotesis

    Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

    Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah variabel

    independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Jika

    nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai Fhitung < Ftabel dan

    nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013:98).

    Tabel 9. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ANOVAa

    Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    1

    Regression ,004 4 ,001 6,126 ,000b

    Residual ,011 66 ,000

    Total ,015 70 a. Dependent Variable: Manajemen_Laba b. Predictors: (Constant), UP, PP, APT, BPT

    Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

    Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 4.10 dapat

    diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa

    Ha diterima dan H0 ditolak. artinya perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset

    pajak tangguhan dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh secara signifikan

    terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia periode 2014-2017.

    Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-T)

    Dengan menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau -

    Thitung < -Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung < Ttabel atau -Thitung > -Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau tidak

    berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99).

  • 15

    Tabel 10. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-T)

    Coefficientsa

    Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

    t Sig.

    B Std. Error Beta

    1

    (Constant) -,025 ,009 -2,674 ,009

    PP ,038 ,013 ,323 2,934 ,005

    BPT ,157 ,377 ,050 ,418 ,677

    APT -,012 ,004 -,318 -2,722 ,008

    UP -,001 ,000 -,275 -2,507 ,015

    a. Dependent Variable: Manajemen_Laba

    Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

    Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

    Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

    Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

    1 ,520a ,271 ,227 ,012667234

    a. Predictors: (Constant), UP, PP, APT, BPT

    b. Dependent Variable: Manajemen_Laba

    Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

    Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diatas dapat dilihat bahwa nilai

    adjusted R square sebesar 0,227 atau 22,7% . Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

    variabel dependen yaitu manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel independen

    yaitu perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, dan ukuran

    perusahaan sebesar 22,7% sedangkan sisanya yaitu 77,3% dijelaskan oleh variabel-

    variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

    Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil penelitian

    ini adalah:

    1. Perencanaan Pajak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017.

    2. Beban pajak tangguhan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-

    2017.

    3. Aset pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017.

  • 16

    4. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017.

    5. Perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba pada

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-

    2017.

    Saran

    1. Variabel perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, dan ukuran perusahaan hanya bisa menjelaskan 22,7% variabel manajemen laba. Itu

    artinya masih ada 77,3 % variabel yang bisa menjelaskan mengenai manajemen

    laba. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk

    menggunakan variabel independen lainnya yang belum terdapat dalam penelitian

    ini.

    2. Penelitian ini dilakukan dalam periode 2014-2017 dengan jumlah sampel sebanyak 21 sampel. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya perlu meneliti

    pada perusahaan manufaktur dan memperbesar ukuran sampel dengan cara

    menambah tahun pengamatan penelitian, sehingga diperoleh sampel yang lebih

    besar dan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh kondisi

    yang sebenarnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aditama, Ferry& Anna Purwaningsih. 2014. Pengaruh Perencanaan Pajak

    terhadap Manejemen Laba pada Perusahaan Non Manufaktur yang

    Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. MODUS Vol.26 (I), 33-50.

    Amelia,Winda dan Hernawati, Erna. 2016. Pengaruh Komisaris Independen,

    UkuranPerusahaan dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba.

    Volume 10, No. 1

    Annisa, Arla Aulia dan Hapsoro, Dody. 2017. Pengaruh Kualitas Audit,

    Leverage, Dan Growth Terhadap Praktik Manajemen Laba.

    Jurnal Akuntansi. Vol. 5 No. 2

    Belkaoui, Ahmed R. 2007.Accounting Theory. Edisi Lima. Jakarta:Salemba

    Empat

    Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id dan web.idx.id

    Dechow, Patricia M., Richard G. Sloan & Amy P. Sweeney. 1995. Detecting earnings

    management. The Accounting Review. Vol 70, No.2. pp 193-225

    Ferry, Aditama dan Purwaningsih, Anna. 2014. Pengaruh perencanaan pajak

    terhadap manajemen laba pada perusahaan nonmanufaktur yang

    terdaftar di bursa efek Indonesia. Vol.26 (1): 33-50

    Fitriany, Lucy Citra. 2016. Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak

    Tangguhan Dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba (Studi

    http://www.idx.co.id/

  • 17

    Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-

    2013). JOM Fekon.Vol.3, No.1.

    Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

    Semarang: Badan Penerbit UNDIP

    Harnanto. 2003. Akuntansi Perpajakan. Edisi Pertama. Penerbit BPFE-Yogyakarta.

    Yogyakarta.

    Herdawati. 2015. Analisis Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Beban

    Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus

    Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia).

    Skripsi.Fakultas Ekonomi, Dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makassar

    Indriantoro, Nur., dan Supomo, Bambang. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis

    Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE Jensen, M. and Meckling, W., 1976, “Theory of the Firm: Managerial Behavior

    Agency Cost, and Ownership Structure”,Journal of Finance Economics 3,

    pp. 305-360

    Kurnia, Ria. 2017. Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan

    Dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajeman Laba (Studi Empiris

    Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

    2013-2016). Skripsi.Fakultas Ekonomi, dan Bisnis, Universitas

    Muhammadiyah Surakarta

    Lubis, Irsan dan Suryani. 2018. Pengaruh Tax Planning, Beban Pajak Tangguhan

    Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada

    Perusahaan Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Tahun

    2012 – 2016).Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.7 No.1

    Luhgiatno. 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba Studi

    pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia”. Tesis S2. Magister Sains

    Akuntansi Universitas Diponegoro

    Luke & Zulaikha. 2015. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas

    Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

    di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014). Universitas

    Diponegoro.

    Makaombohe, Yuliati Yosephani, Pangemanan, Sifrid S., dan Tirayoh, Victorina Z.

    2014. Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perbankan yang

    Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011.Jurnal EMBA, Vol.2,

    No.1, Maret 2014. Medyawati, Henny Dan Dayanti, Astri Sri. 2016.Pengaruh Ukuran

    Perusahaan Terhadap Manajemen Laba: Analisis Data

    Panel.Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 21 No.3

    Ningsaptiti, Restie. 2010. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme

    Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Universitas

    Diponegoro. Semarang.

    Philips,Pincus, & Rego. (2003). Earnings management: New Evidence Based on

    Deffered Tax Expense. The Accounting Review.Vol 78 ,No.2 pp 491-521.

    PSAK No.46.Akuntansi Pajak Penghasilan.IAI

  • 18

    Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory 3rd Edision. Prentice Hall

    Canada Inc

    Setiawan, R. 2009. Pengaruh Growth Oppurtinity dan Ukuran Perusahaan Terhadap

    Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.

    Universitas Diponegoro. Semarang.

    Suandy, Erly (2008), Perencanaan Pajak, Edisi Keempat, Salemba Empat,

    Jakarta

    Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

    Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

    danR&D. Bandung: Alfabeta.

    Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta:

    Grasindo

    Suranggane, Zulaikha. 2007. Analisis Aktiva Pajak Tangguhan dan Akrual

    sebagai Prediktor Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan

    Indonesia. Vol. 4, No. 1, Hal. 49-77

    Ruwanti, Sri. 2016. Pengaruh Konservatisme Akuntansi pada Manajemen Laba.

    JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016

    Swastika, Dwi Lusi Tyasing. 2013.Corporate Governance, Firm Size, And

    Earning Management: Evidence In Indonesia Stock Exchange. IOSR

    Journal Of Business And Management. Volume 10, Issue 4, Pp 77-82

    Utami, Julyta. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Aset Pajak Tangguhan,

    Beban Pajak Tangguhan Dan Akrual Terhadap Manajemen Laba Pada

    PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

    2014-2016. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

    Waluyo. 2008. “AkuntansiPajak”. Jakarta:SalembaEmpat.

    Widiatmoko,Jacobus Dan Mayangsari, Ika. 2016.The Impact Of Deferred Tax

    Assets, Discretionary Accrual, Leverage, Company Size And Tax Planning

    Onearnings Management Practices. Jurnal Dinamika Manajemen. 7 (1),

    22-31

    Wild, John J., K. R. Subramanyam and Robert F. Hasley. 2004. Financial

    Statement Analysis, 8th ed. Boston: Mc.Graw-Hill.

    Yamaditya,Vanian. 2014. Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage, Dan Ukuran

    Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi Empiris Pada

    Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013).

    Diponegoro Journal Of Accounting. Volume 3 Nomor 4

    Yani, Pamor Dani. 2018. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Intensitas

    Persediaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Agresivitas Wajib

    Pajak Badan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DI Bursa Efek

    Indonesia Periode 2012-2016. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas

    Maritim Raja Ali Haji

    Yulianti.2005. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dalam Memprediksi Manajemen

    Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 2, No. 1.Juli. Hal 107-

    129.

  • 19

    Yunanda, Saifudin Derick. 2016. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Ukuran

    Perusahaan, Kompensasi Rugi Fiskal dan Kepemilikan Institusi terhadap

    Penghindaran Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

    Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014). Jurnal Penelitan Ilmu Ekonomi Wiga,

    Vol.6 No. 2, September 2016, Hal 131-143. Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Perpajakan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.