Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH PERENCANAAN PAJAK, BEBAN PAJAK
TANGGUHAN, ASET PAJAK TANGGUHAN, DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2017
Devina Christine Yeo1, Sri Ruwanti2, Jack Febriand Adel3
Email : [email protected]
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2018
ABSTRAK
Devina Christine Yeo, 2019: Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak
Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2017
Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban
Pajak Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014-2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur tahun 2014-2017. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dari tahun 2014-2017 sebanyak 154 perusahaan. Total sampel penelitian ini adalah 21
perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling sehingga jumlah
observasi dalam penelitian ini adalah 84 sampel dengan pengamatan 4 tahun (2014-
2017). Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda untuk menguji pengaruh
perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, dan ukuran
perusahaan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Perencanaan Pajak, Aset Pajak Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Manajemen Laba, sedangkan Beban Pajak Tangguhan tidak berpengaruh
terhadap Manajemen Laba. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa
variabel independen hanya mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 22,7%
sedangkan sisanya yaitu 77,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini.
Kata kunci: Manajemen laba, Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak
Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan.
2
PENDAHULUAN
Di era modern dan digital saat ini, generasi millenial mampu dengan mudah
dan cepat dalam mengakses informasi melalui internet. Secara khusus di dunia bisnis,
para investor yang akan menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang akan
mencari informasi dan menyeleksi perusahaan yang menjadi pilihannya dengan kriteria
memiliki performa yang sangat bagus terutama di dalam laporan keuangan dan di
kelola baik oleh manajer.
Manajemen laba merupakan sebuah kebijakan akuntansi yang dipilih manajer
untuk mempengaruhi laba. Akibat penyalahgunaan kebijakan tersebut kini praktek
manajemen laba sudah menjadi hal yang wajar karena pihak manajer akan melakukan
praktek tersebut apabila kondisi keuangan perusahaan mereka mengalami penurunan
yang besar.
Perencanan pajak (tax planning) merupakan tindakan yang legal karena
diperbolehkan oleh pemerintah selama dalam koridor undang-undang perpajakan yang
berlaku di Indonesia. Perencanan pajak (tax planning) merupakan proses
mengorganisasi usaha wajib pajak yang tujuan akhir proses perencanaan pajak ini
menyebabkan utang pajak, baik PPh maupun pajak-pajak lainnya berada dalam posisi
seminimal mungkin, sepanjang hal ini masih berada di dalam bingkai peraturan
perpajakan yang berlaku.
Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan antara laba
akuntansi (yaitu laba dalam laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal)
dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak).
Aset pajak tangguhan adalah aset yang terjadi apabila perbedaan waktu
menyebabkan koreksi positif yang berakibat beban pajak menurut akuntansi komersial
lebih kecil dibanding beban pajak menurut Undang-Undang pajak. Aset pajak
tangguhan terjadi bila laba akuntansi lebih kecil dari laba fiskal akibat perbedaan
temporer. Lebih kecilnya laba akuntansi daripada laba fiskal mengakibatkan
perusahaan dapat menunda pajak terutang tersebut pada periode mendatang.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengklasifikasikan besar atau
kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aset,
total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain. Dilihat dari sisi kemampuan
memperoleh dana untuk ekspanasi bisnis, perusahaan besar mempunyai akses yang
besar ke sumber-sumber dana baik ke pasar modal maupun perbankan untuk
membiayai investasinya dalam rangka meningkatkan labanya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak
Tangguhan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-
2017”.
3
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Teori Keagenan (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) mendeskripsikan hubungan keagenan timbul
karena adanya kontrak di mana satu pihak (prinsipal) melibatkan pihak lain (agen)
untuk melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan kepentingan prinsipal. Sesuai dengan
kontrak tersebut, pemegang saham (prinsipal) menyerahkan otoritas pengambilan
keputusan kepada manajemen (agen). Dalam keadaan seperti ini tidak ada alasan untuk
tidak percaya bahwa manajemen akan selalu bertindak yang terbaik sesuai dengan
kepentingan pemegang saham. (dalam Annisa, 2017: 100)
Tujuan dari teori agensi adalah pertama, untuk meningkatkan kemampuan
individu baik (prinsipal maupun agen) mengevaluasi lingkungan dimana keputusan
harus diambil (the belief revision role). Kedua, untuk mengevaluasi hasil dari
keputusan yang telah diambil guna mempermudahkan pengalokasian hasil antara
prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (the performance evaluasion role).
Manajemen Laba
Manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk
mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan
dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan
kondisi perusahaan (Sulistiyanto, 2008:6).
Luhgiatno (2010), mengungkapkan bahwa terdapat empat pola manajemen laba
yang dapat dilakukan yaitu Taking a Bath, Incoming Minimization, Income
Maximation dan Income Smoothing.
Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak orang
pribadi maupun badan. Perencanaan pajak (tax planning) adalah langkah awal dalam
manajemen pajak. Secara garis besar, perencanaan pajak (tax planning) adalah proses
mengorganisai usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga
utang pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya, berada dalam
posisi yang paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan baik oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan maupun secara komersial (Zain, 2005:43)
Beban Pajak Tangguhan
Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan antara laba
akuntansi (yaitu laba dalam laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal)
dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak) (Harnanto,
2003:115). Sedangkan, menurut Wibowo (2015), pengertian Beban Pajak Tangguhan
(Deferred Tax Expense) adalah Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang untuk periode
4
mendatang sebagai akibat perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary
differences).
Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan adalah aset yang terjadi apabila perbedaan waktu
menyebabkan koreksi positif yang berakibat beban pajak menurut akuntansi komersial
lebih kecil dibanding beban pajak menurut Undang-Undang pajak (Waluyo,2008:217).
Aset pajak tangguhan terjadi bila laba akuntansi lebih kecil dari laba fiskal akibat
perbedaan temporer. Lebih kecilnya laba akuntansi daripada laba fiskal mengakibatkan
perusahaan dapat menunda pajak terutang tersebut pada periode mendatang.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengklasifikasikan besar atau
kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara perusahaan besar mempunyai akses
yang besar ke sumber-sumber dana baik ke pasar modal antara lain dinyatakan dalam
total aset, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain. Dilihat dari sisi kemampuan
memperoleh dana untuk ekspanasi bisnis, maupun perbankan untuk membiayai
investasinya dalam rangka meningkatkan labanya Setiawan (2009: 165).
Ukuran perusahaan juga memegang peranan penting dalam perusahaan yang
melakukan praktik manajemen laba. Ukuran perusahaan yang kecil dianggap lebih
banyak melakukan praktik mana-jemen laba daripada perusahaan besar. hal ini
disebabkan karena perusahaan kecil cenderung ingin memperlihatkan kondisi
perusahaan yang selalu berkinerja baik agar investor menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut.
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Perencanaan Pajak
(X1)
Beban Pajak
Tangguhan (X2)
Aset Pajak
Tangguhan (X3)
Ukuran perusahaan
(X4)
Manajemen Laba (Y)
5
Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Manajemen Laba.
Pada umumnya, tax planning dilakukan dengan cara mensiasati segala jenis
transaksi Wajib Pajak agar utang pajak menjadi seminimal mungkin tanpa melanggar
peraturan pajak yang berlaku. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat
diartikan sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap,
benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari pemborosan sumber
daya. (Aditama dan Anna, 2014:35).
Perencanaan pajak memiliki pengaruh, yakni semakin bagus perencanaan pajak
maka semakin besar perusahaan melakukan manajemen laba. Salah satu perencanaan
pajak adalah dengan cara mengatur seberapa besar laba yang dilaporkan, sehingga
masuk dalam indikasi adanya praktik manajemen laba. Untuk menghindari hal tersebut
maka perusahaan akan melakukan manajemen laba agar laba yang dilaporkan kepada
fiscal lebih rendah sehingga akan mengurangi beban pajak yang akan ditanggunganya,
(Scott, 2003 dalam Lucy, 2016)
Pengaruh Beban Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba.
Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan temporer
antara laba akuntansi (laba dalam laporan keuangan untuk pihak eksternal) dengan laba
fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak). Selisih negatif antara
laba akuntansi dan laba fiskal mengakibatkan terjadinya koreksi negatif yang
menimbulkan terjadinya beban pajak tangguhan. Beban yang besar akan menurunkan
tingkat laba suatu perusahaan, sebaliknya beban yang sedikit akan menaikkan tingkat
laba yang akan diperoleh perusahaan (Harnanto 2003: 115).
Manajemen laba merupakan peluang bagi manajemen untuk merekayasa
besarnya beban pajak tangguhan guna menaikkan dan menurunkan tingkat labanya.
Beban pajak tangguhan mengakibatkan tingkat laba yang diperoleh menurun dengan
demikian memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan laba yang lebih besar
di masa yang akan datang dan mengurangi besarnya pajak yang akan dibayarkan.
(Utami, 2018:5)
Pengaruh Aset Pajak Tangguhan terhadap Manajemen Laba.
Aset pajak tangguhan yang jumlahnya diperbesar oleh manajemen dimotivasi
adanya pemberian bonus, beban politis atas besarnya perusahaan dan meminimalisasi
pembayaran pajak agar tidak merugikan perusahaan.
Semakin besar perbedaan antara laba yang dilaporkan perusahaan (laba
komersial) dengan laba fiskal menunjukkan bendera merah bagi pengguna laporan
keuangan. Selisih positif antara laba akuntansi dan laba fiskal mengakibatkan
terjadinya koreksi positif yang menimbulkan terjadinya aset pajak tangguhan
(Suranggane, 2007:78).
6
Aset pajak tangguhan terjadi bila laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal
akibat perbedaan temporer. Lebih besarnya laba akuntansi dari laba fiskal
mengakibatkan perusahaan menunda pajak terutang periode mendatang.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang mengklasifikasikan besar atau
kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aset,
total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain.
Ukuran perusahaan dapat menunjukan bagaimana keadaan perusahaan tersebut
apakah tergolong perusahaan yang mempunyai kinerja yang bagus dengan pengalaman
dan perkembangannya atau bahkan sebaliknya. Sehingga dapat mengetahui
kemampuan perusahaan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan
pada pemegang saham (Yamaditya, 2014).
Hipotesis
Berdasarkan penjelasan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan
hipotesis sebagai berikut.
H1: Diduga Perencanaan pajak berpengaruh terhadap manajemen labapada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
H2: Diduga Beban pajak tangguhan berpengaruh terhadap Manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
H3: Diduga Aset Pajak Tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
H4: Diduga Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
H5: Diduga Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan, Aset Pajak Tangguhan
dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
METODE PENELITIAN
Variabel Dependen (Y)
Manajemen Laba
Dalam penelitian ini manajemen laba diukur dengan discretionary accruals.
Besarnya discretionary accruals dihitung dengan menggunakan Modified Jones Model
(Dechow et al., 1995). Model ini banyak digunakan dalam penelitian-penelitian
akuntansi karena dinilai sebagai model yang paling baik dalam mendeteksi manajemen
laba dan memberikan hasil yang paling kuat (Sulistyanto, 2008). Tahapan dalam
menghitung discretionary Accruals (dalam Ruwanti,2016: 6)
7
1. Menghitung akrual total TACCit = EBXTit - CFOit
2. Estimasi akrual total TACCit
TAit-1
=α1t(1
TAit-1
) + α2(∆𝑹𝑬𝑽𝒊𝒕−∆𝑹𝑬𝑪𝒊𝒕
𝑻Ait-1)+ α
3(
PPEit
TAit-1) + ε
3. Menghitung non discretionary accruals
NDACC𝒊𝒕=α1t(1
TAit-1
) + α2(∆𝑹𝑬𝑽𝒊𝒕−∆𝑹𝑬𝑪𝒊𝒕
𝑻Ait-1)+ α
3(
PPEit
TAit-1)
4. Discretionary accruals
DACCit= (TACCit
TAit-1
) – NDACCit
Keterangan :
DACCit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke-t
NDACCit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke-t
TACCit = Total akrual perusahaan i pada periode ke-t
TAt-1 = Aset Total perusahaan i pada periode ke t-1
EBXTit = Laba sebelum item luar biasa dan pajak perusahaan i pada periode ke-
t
CFOit = Arus kas operasi perusahaan i pada periode ke-t
ΔRevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke-t
PPEt = Property, Plant and Equipment /Aktiva tetap perusahaan pada periode
ke-t
ΔRECt = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke-t
α1-α3 = Koefisien variabel
e = Error
Variabel Independen (X)
Perencanaan Pajak
Tax planning (perencanaan pajak) merupakan bagian manajemen pajak dan
merupakan langkah awal di dalam melakukan manajemen pajak. Perencanaan pajak
diukur dengan menggunakan rumus tingkat retensi pajak (tax retention rate) yang
digunakan sebegai ukuran efektivitas perencanaan pajak. (Wild et al., 2004 dalam
Aditama dan Anna, 2014). Rumus tingkat retensi pajak dapat dihitung sebagai berikut:
TRRit=𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆𝒊𝒕
𝑷𝒓𝒆𝒕𝒂𝒙 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆(𝑬𝑩𝑰𝑻)𝒊𝒕
Keterangan:
TRRit = Tax Retention Rate perusahaan i pada tahun t
Net Incomeit = Laba bersih perusahaan i pada tahun t
Pretax Income (EBIT)it = Laba sebelum pajak perusahan i pada tahun t
8
Beban Pajak Tangguhan
Beban pajak tangguhan adalah beban yang timbul akibat perbedaan antara laba
akuntansi (yaitu laba dalam laporan keuangan untuk kepentingan pihak eksternal)
dengan laba fiskal (laba yang digunakan sebagai dasar perhitungan pajak) (Harnanto,
2003:115). Penghitungan tentang beban pajak tangguhan dihitung dengan
menggunakan indikator membobot beban pajak tangguhan dengan total aktiva atau
total asset. Hal itu dilakukan untuk pembobotan beban pajak tangguhan dengan total
asset pada periode t-1 untuk memperoleh nilai yang terhitung dengan proporsional.
DTEit=Beban Pajak Tangguhanit
Total Asett-1
Keterangan:
DTEit= Deferred Tax Expense (beban pajak tangguhan) perusahaan i pada tahun t
Beban Pajak Tangguhan= Beban pajak tangguhan perusahaan i pada tahun t
Total aset= total aset perusahaan pada akhir tahun t-1 (sebelumnya)
Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan adalah aset yang terjadi apabila perbedaan waktu
menyebabkan koreksi positif yang berakibat beban pajak menurut akuntansi komersial
lebih kecil dibanding beban pajak menurut Undang-Undang pajak (Waluyo,2008:217).
Dalam penelitian ini aset pajak tangguhan sebagai variabel bebas yang diukur dengan
perubahan nilai aset pajak tangguhan pada akhir periode t dengan t-1 dibagi dengan
nilai aset pajak tangguhan pada akhir periode t
APTit=𝚫 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐓𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐢𝐭
𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐏𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐓𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐭
Keterangan:
APTit = Aset pajak tangguhan perusahaan i pada tahun t
∆APTit= Aset pajak tangguhan perusahaan i pada tahun t dikurang (-) Aset pajak
tangguhan perusahaan i pada tahun sebelumnya
Ukuran Perusahaan
Menurut Setiawan (2009: 165), ukuran perusahaan adalah suatu skala yang
mengklasifikasikan besar atau kecilnya suatu perusahaan dengan berbagai cara antara
lain dinyatakan dalam total aset, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang menentukankan besar kecilnya perusahaan
yang dapat dilihat dari nilai equity, nilai penjualan, jumlah karyawan dan nilai total
asset, dan lainnya (Saifudin & Yunanda, 2016).
Pada penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan menghitung total asset
yang dimiliki perusahaan (Luke & Zulaikha, 2015).
SIZE = Total Aset
Keterangan:
Total aset= Total aset perusahaan
9
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi,
yaitu peneliti mengumpulkan data sekunder dan data lain yang dibutuhkan. Data
sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan Perusahaan Manufaktur yang go
public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017 yang telah
dipublikasikan. Data di diperoleh dari www.idx.co.id. Selain itu, peneliti juga
melakukan studi pustaka dengan membaca dan mengkaji beberapa literatur buku dan
jurnal ilmiah untuk memperoleh landasan teoritis mengenai bahasan penelitian.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi
Sugiyono (2011:90) menyatakan “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
telah terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2017
Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sugiyono (2011:91) menyatakan Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan beberapa kriteria
yang harus dipenuhi, antara lain sebagai berikut;
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017;
2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan secara lengkap per 31 desember yang telah di audit periode 2014-2017;
3. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan dengan menggunakan satuan mata uang rupiah selama periode 2014-2017;
4. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba selama periode 2014-2017; 5. Perusahaan memiliki ketersediaan data yang lengkap baik data mengenai
perencanaan pajak, aset pajak tangguhan dan beban pajak tangguhan
perusahaan maupun data yang diperlukan untuk mendeteksi manajemen laba.
http://www.idx.co.id/
10
Rincian Pemilihan Sampel
No. Kriteria Jumlah Perusahaan
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2014-2017
154
2. Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan
laporan keuangan secara lengkap periode 2014-
2017
(23)
3. Perusahaan manufaktur yang melaporkan
laporan keuangan dengan tidak menggunakan
satuan mata uang rupiah selama periode 2014-
2017
(11)
4. Perusahaan manufaktur yang mengalami
kerugian selama periode 2014-2017;
(56)
5. Perusahaan tidak memiliki ketersediaan data
yang lengkap ,baik data mengenai perencanaan
pajak, aset pajak tangguhan dan beban pajak
tangguhan perusahaan maupun data yang
diperlukan untuk mendeteksi manajemen laba
(43)
Jumlah perusahaan yang diamati 21
Jumlah periode penelitian 4
Jumlah data 84
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2018
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Manajemen_Laba 84 -,177870 ,076719 -,00201514 ,025955152 PP 84 ,062849 ,987579 ,71746340 ,131700307 BPT 84 -,014063 ,020453 ,00145379 ,004792814 APT 84 -1,865760 ,942120 ,11960377 ,460548642 UP 84 ,038394 21,088870 2,45141389 4,473511134
Valid N (listwise) 84
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
11
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 84
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation ,02416626
Most Extreme Differences
Absolute ,182
Positive ,135
Negative -,182
Kolmogorov-Smirnov Z 1,664
Asymp. Sig. (2-tailed) ,008
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Uji normalitas diatas menunjukkan hasil pengujian normalitas dengan besarnya
nilai kolmogorov-smirnov adalah 1,664 dan nilai asymp.sig (2-tailed) sebesar 0,008
lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak yang berarti data residual berdistribusi tidak
normal.
Data Outlier
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Setelah Outlier
Setelah melakukan konversi data kedalam skor standardized (s-score), maka
dalam penelitian ini data-data yang masuk dalam kategori outlier dikeluarkan sehingga
jumlah sampel yang digunakan sebanyak 71 dari 84 data yang diamati.
Tabel 3. Hasil Uji Statistik Deskriptif setelah outlier Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Manajemen_Laba 82 -,177870 ,076719 -,00225020 ,025735939
PP 81 ,062849 ,987579 ,72396874 ,118894898
BPT 82 -,014063 ,020453 ,00134882 ,004448769
APT 81 -1,865760 ,942120 ,13857680 ,421957316
UP 81 ,038394 19,251026 1,88585902 3,383912831
Valid N (listwise) 71
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
12
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 71
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,01229999
Most Extreme Differences
Absolute ,127
Positive ,068
Negative -,127
Kolmogorov-Smirnov Z 1,074
Asymp. Sig. (2-tailed) ,199
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Uji normalitas pada Tabel 4.5 diatas menunjukkan hasil pengujian normalitas
dengan besarnya nilai kolmogorov-smirnov adalah 1,074 dan nilai asymp.sig (2-tailed)
sebesar 0,199 lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti data residual
berdistribusi secara normal.
Hasil Uji Multikolonieritas
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) PP ,913 1,095
BPT ,775 1,290
APT ,807 1,239
UP ,921 1,086
a. Dependent Variable: Manajemen_Laba
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
13
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa
semua variable memenuhi syarat multikolinearitas dengan nilai tolerance di atas 0,10
dan nilai VIF dibawah 10. Dapat disimpulkan bahwa variable penelitian tidak terjadi
multikolinearitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,520a ,271 ,227 ,012667234 1,939
a. Predictors: (Constant), UP, PP, APT, BPT
b. Dependent Variable: Manajemen_Laba
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson di atas dapat dilihat bahwa hasil uji
autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai 1,939. Hal ini
menunjukkan bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi dapat dibuat persamaan
seperti -2 0,05, maka dapat dipastikan pada model regresi tidak mengandung
heteroskedastisitas.
14
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 8. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -,025 ,009 -2,674 ,009
PP ,038 ,013 ,323 2,934 ,005
BPT ,157 ,377 ,050 ,418 ,677
APT -,012 ,004 -,318 -2,722 ,008
UP -,001 ,000 -,275 -2,507 ,015
a. Dependent Variable: Manajemen_Laba
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut:
Manajemen Laba = -0,025 + 0,038PP + 0,157BPT - 0,012APT - 0,001UP + e
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Jika
nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai Fhitung < Ftabel dan
nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013:98).
Tabel 9. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression ,004 4 ,001 6,126 ,000b
Residual ,011 66 ,000
Total ,015 70 a. Dependent Variable: Manajemen_Laba b. Predictors: (Constant), UP, PP, APT, BPT
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 4.10 dapat
diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
Ha diterima dan H0 ditolak. artinya perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset
pajak tangguhan dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2017.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-T)
Dengan menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau -
Thitung < -Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung < Ttabel atau -Thitung > -Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99).
15
Tabel 10. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-T)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -,025 ,009 -2,674 ,009
PP ,038 ,013 ,323 2,934 ,005
BPT ,157 ,377 ,050 ,418 ,677
APT -,012 ,004 -,318 -2,722 ,008
UP -,001 ,000 -,275 -2,507 ,015
a. Dependent Variable: Manajemen_Laba
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,520a ,271 ,227 ,012667234
a. Predictors: (Constant), UP, PP, APT, BPT
b. Dependent Variable: Manajemen_Laba
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diatas dapat dilihat bahwa nilai
adjusted R square sebesar 0,227 atau 22,7% . Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel dependen yaitu manajemen laba dapat dijelaskan oleh variabel independen
yaitu perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, dan ukuran
perusahaan sebesar 22,7% sedangkan sisanya yaitu 77,3% dijelaskan oleh variabel-
variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil penelitian
ini adalah:
1. Perencanaan Pajak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017.
2. Beban pajak tangguhan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-
2017.
3. Aset pajak tangguhan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017.
16
4. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017.
5. Perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-
2017.
Saran
1. Variabel perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, aset pajak tangguhan, dan ukuran perusahaan hanya bisa menjelaskan 22,7% variabel manajemen laba. Itu
artinya masih ada 77,3 % variabel yang bisa menjelaskan mengenai manajemen
laba. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk
menggunakan variabel independen lainnya yang belum terdapat dalam penelitian
ini.
2. Penelitian ini dilakukan dalam periode 2014-2017 dengan jumlah sampel sebanyak 21 sampel. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya perlu meneliti
pada perusahaan manufaktur dan memperbesar ukuran sampel dengan cara
menambah tahun pengamatan penelitian, sehingga diperoleh sampel yang lebih
besar dan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh kondisi
yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Ferry& Anna Purwaningsih. 2014. Pengaruh Perencanaan Pajak
terhadap Manejemen Laba pada Perusahaan Non Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. MODUS Vol.26 (I), 33-50.
Amelia,Winda dan Hernawati, Erna. 2016. Pengaruh Komisaris Independen,
UkuranPerusahaan dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba.
Volume 10, No. 1
Annisa, Arla Aulia dan Hapsoro, Dody. 2017. Pengaruh Kualitas Audit,
Leverage, Dan Growth Terhadap Praktik Manajemen Laba.
Jurnal Akuntansi. Vol. 5 No. 2
Belkaoui, Ahmed R. 2007.Accounting Theory. Edisi Lima. Jakarta:Salemba
Empat
Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id dan web.idx.id
Dechow, Patricia M., Richard G. Sloan & Amy P. Sweeney. 1995. Detecting earnings
management. The Accounting Review. Vol 70, No.2. pp 193-225
Ferry, Aditama dan Purwaningsih, Anna. 2014. Pengaruh perencanaan pajak
terhadap manajemen laba pada perusahaan nonmanufaktur yang
terdaftar di bursa efek Indonesia. Vol.26 (1): 33-50
Fitriany, Lucy Citra. 2016. Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak
Tangguhan Dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba (Studi
http://www.idx.co.id/
17
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-
2013). JOM Fekon.Vol.3, No.1.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP
Harnanto. 2003. Akuntansi Perpajakan. Edisi Pertama. Penerbit BPFE-Yogyakarta.
Yogyakarta.
Herdawati. 2015. Analisis Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Beban
Pajak Tangguhan Terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia).
Skripsi.Fakultas Ekonomi, Dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makassar
Indriantoro, Nur., dan Supomo, Bambang. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE Jensen, M. and Meckling, W., 1976, “Theory of the Firm: Managerial Behavior
Agency Cost, and Ownership Structure”,Journal of Finance Economics 3,
pp. 305-360
Kurnia, Ria. 2017. Pengaruh Aset Pajak Tangguhan, Beban Pajak Tangguhan
Dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajeman Laba (Studi Empiris
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2016). Skripsi.Fakultas Ekonomi, dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Lubis, Irsan dan Suryani. 2018. Pengaruh Tax Planning, Beban Pajak Tangguhan
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada
Perusahaan Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012 – 2016).Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.7 No.1
Luhgiatno. 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba Studi
pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Indonesia”. Tesis S2. Magister Sains
Akuntansi Universitas Diponegoro
Luke & Zulaikha. 2015. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas
Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014). Universitas
Diponegoro.
Makaombohe, Yuliati Yosephani, Pangemanan, Sifrid S., dan Tirayoh, Victorina Z.
2014. Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011.Jurnal EMBA, Vol.2,
No.1, Maret 2014. Medyawati, Henny Dan Dayanti, Astri Sri. 2016.Pengaruh Ukuran
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba: Analisis Data
Panel.Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 21 No.3
Ningsaptiti, Restie. 2010. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Mekanisme
Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Philips,Pincus, & Rego. (2003). Earnings management: New Evidence Based on
Deffered Tax Expense. The Accounting Review.Vol 78 ,No.2 pp 491-521.
PSAK No.46.Akuntansi Pajak Penghasilan.IAI
18
Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory 3rd Edision. Prentice Hall
Canada Inc
Setiawan, R. 2009. Pengaruh Growth Oppurtinity dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Suandy, Erly (2008), Perencanaan Pajak, Edisi Keempat, Salemba Empat,
Jakarta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
danR&D. Bandung: Alfabeta.
Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta:
Grasindo
Suranggane, Zulaikha. 2007. Analisis Aktiva Pajak Tangguhan dan Akrual
sebagai Prediktor Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Indonesia. Vol. 4, No. 1, Hal. 49-77
Ruwanti, Sri. 2016. Pengaruh Konservatisme Akuntansi pada Manajemen Laba.
JEMI, Vol.6, No.1, Juni 2016
Swastika, Dwi Lusi Tyasing. 2013.Corporate Governance, Firm Size, And
Earning Management: Evidence In Indonesia Stock Exchange. IOSR
Journal Of Business And Management. Volume 10, Issue 4, Pp 77-82
Utami, Julyta. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Aset Pajak Tangguhan,
Beban Pajak Tangguhan Dan Akrual Terhadap Manajemen Laba Pada
PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2014-2016. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Waluyo. 2008. “AkuntansiPajak”. Jakarta:SalembaEmpat.
Widiatmoko,Jacobus Dan Mayangsari, Ika. 2016.The Impact Of Deferred Tax
Assets, Discretionary Accrual, Leverage, Company Size And Tax Planning
Onearnings Management Practices. Jurnal Dinamika Manajemen. 7 (1),
22-31
Wild, John J., K. R. Subramanyam and Robert F. Hasley. 2004. Financial
Statement Analysis, 8th ed. Boston: Mc.Graw-Hill.
Yamaditya,Vanian. 2014. Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013).
Diponegoro Journal Of Accounting. Volume 3 Nomor 4
Yani, Pamor Dani. 2018. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Intensitas
Persediaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Agresivitas Wajib
Pajak Badan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DI Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2016. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas
Maritim Raja Ali Haji
Yulianti.2005. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dalam Memprediksi Manajemen
Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 2, No. 1.Juli. Hal 107-
129.
19
Yunanda, Saifudin Derick. 2016. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Ukuran
Perusahaan, Kompensasi Rugi Fiskal dan Kepemilikan Institusi terhadap
Penghindaran Pajak (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014). Jurnal Penelitan Ilmu Ekonomi Wiga,
Vol.6 No. 2, September 2016, Hal 131-143. Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Perpajakan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.