5
Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 7, C041-045 https://doi.org/10.32315/ti.7.c041 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | C 041 Fakultas Arsitektur dan Desain, Unika Soegijapranata, Semarang ISBN 978-602-51605-7-8 E-ISBN 978-602-51605-5-4 Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Komunal Studi Kasus: Desain Asrama Haji Jawa Barat Iyan Abdulrahman 1 , Heru Wibowo 2 1 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, UNIKOM. 2 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kebangsaan. Korespondensi: [email protected] Abstrak Ibadah haji merupakan rukun islam yang hukumnya wajib bagi yang mampu, Indonesia merupakan negara yang berpenduduk mayoritas menganut ajaran islam. Jumlah peminat masyarakat dalam menunaikan ibadah haji dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada prosedur keberangkatan haji, para jemaah harus transit terlebih dahulu ke asrama haji yang merupakan bangunan komunal. Di Jawa Barat terdapat Asrama Haji Bekasi sebagai tempat transit, namun karena jumlah kuota bertambah hal ini memungkinkan terjadinya penumpukan jemaah sehingga perlu dibangun asrama haji baru yang menyesuaikan dengan kondisi setempat. Dalam perancangan suatu asrama haji perlu didesain dengan mempertimbangkan kenyamaanan pengguna khususnya jemaah yang mayoritas usia lanjut. Dalam metode penelitian yang dilakukan yaitu metode studi literatur dan studi lapangan yang disertai wawancara maka didapatkan kriteria dan konsep pada perancangan Asrama Haji Jawa Barat yaitu konsep Arsitektur Topis, yang mengadaptasi dari iklim sekitar yang mengutamakan kenyamanan thermal dan visual bagi penggunanya baik dari segi psikis maupun biologisnya. Kata-kunci : Bangunan Komunal, Arsitektur Tropis. Pendahuluan Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang beragam dimana suku, budaya dan juga agama yang berbeda namun tetap dalam satu kesatuan. Dari segi agama dari penduduknya mayoritas muslim, menurut badan pusat statistik indonesia pada tahun 2010 yaitu dengan presentase sekitar 87,21 % masyrakatnya beragama muslim. Dengan jumlah presentase yang ada bukan hanya di indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbanyak tetapi juga menduduki urutan pertama di dunia. Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 29 3 dan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), TAP MPR NO. IV/MPR/1978 dijelaskan tentang tujuan pembangunan nasional antara lain membentuk manusia seutuhnya, termasuk pembangunan dalam bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pembangunan sektor agama meliputi: Meningkatkan kerukunan umat beragama, dan juga antara umat beragama dengan pemerintah. Meningkatkan sarana-sarana bagi pembangunan kehidupan beragama pada berbagai sektor, termasuk agama islam dan pemenuhan rukun islam yang didalamnya adalah ibadah haji. Ibadah Haji sendiri dari segi bahasa berarti pergi ke Mekkah, bermaksud, menyengaja. Sedangkan menurut istilah, ibadah Haji berarti menyengaja atau pergi ke Ka’bah untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu. Ibadah haji merupakan bagian dari rukun islam yaitu kelima, setelah rukun pertama hingga ke empat yaitu syahadat, shalat, zakat, lalu puasa. Menunaikan ibadah haji merupakan rukun islam yang wajib, namun bersyarat yang artinya wajib bagi yang mampu untuk melaksanakannya namun tidak wajib bagi yang tidak mampu dari segi ekonomi. Ibadah haji di laksanakan di

Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Komunal fileTemu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia ... Arsiterktur tropis merupakan suatu karya seni manusia yang bisa memberikan

  • Upload
    lycong

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Komunal fileTemu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia ... Arsiterktur tropis merupakan suatu karya seni manusia yang bisa memberikan

Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 7, C041-045 https://doi.org/10.32315/ti.7.c041

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | C 041 Fakultas Arsitektur dan Desain, Unika Soegijapranata, Semarang ISBN 978-602-51605-7-8 E-ISBN 978-602-51605-5-4

Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Komunal Studi Kasus: Desain Asrama Haji Jawa Barat

Iyan Abdulrahman1, Heru Wibowo2

1 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, UNIKOM. 2 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kebangsaan. Korespondensi: [email protected]

Abstrak Ibadah haji merupakan rukun islam yang hukumnya wajib bagi yang mampu, Indonesia merupakan negara yang berpenduduk mayoritas menganut ajaran islam. Jumlah peminat masyarakat dalam menunaikan ibadah haji dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada prosedur keberangkatan haji, para jemaah harus transit terlebih dahulu ke asrama haji yang merupakan bangunan komunal. Di Jawa Barat terdapat Asrama Haji Bekasi sebagai tempat transit, namun karena jumlah kuota bertambah hal ini memungkinkan terjadinya penumpukan jemaah sehingga perlu dibangun asrama haji baru yang menyesuaikan dengan kondisi setempat. Dalam perancangan suatu asrama haji perlu didesain dengan mempertimbangkan kenyamaanan pengguna khususnya jemaah yang mayoritas usia lanjut. Dalam metode penelitian yang dilakukan yaitu metode studi literatur dan studi lapangan yang disertai wawancara maka didapatkan kriteria dan konsep pada perancangan Asrama Haji Jawa Barat yaitu konsep Arsitektur Topis, yang mengadaptasi dari iklim sekitar yang mengutamakan kenyamanan thermal dan visual bagi penggunanya baik dari segi psikis maupun biologisnya.

Kata-kunci : Bangunan Komunal, Arsitektur Tropis.

Pendahuluan

Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang beragam dimana suku, budaya dan juga agama yang berbeda namun tetap dalam satu kesatuan. Dari segi agama dari penduduknya mayoritas muslim, menurut badan pusat statistik indonesia pada tahun 2010 yaitu dengan presentase sekitar 87,21 % masyrakatnya beragama muslim. Dengan jumlah presentase yang ada bukan hanya di indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbanyak tetapi juga menduduki urutan pertama di dunia. Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 29 3 dan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), TAP MPR NO. IV/MPR/1978 dijelaskan tentang tujuan pembangunan nasional antara lain membentuk manusia seutuhnya, termasuk pembangunan dalam bidang agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

pembangunan sektor agama meliputi: Meningkatkan kerukunan umat beragama, dan juga antara umat beragama dengan pemerintah. Meningkatkan sarana-sarana bagi pembangunan kehidupan beragama pada berbagai sektor, termasuk agama islam dan pemenuhan rukun islam yang didalamnya adalah ibadah haji. Ibadah Haji sendiri dari segi bahasa berarti pergi ke Mekkah, bermaksud, menyengaja. Sedangkan menurut istilah, ibadah Haji berarti menyengaja atau pergi ke Ka’bah untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu. Ibadah haji merupakan bagian dari rukun islam yaitu kelima, setelah rukun pertama hingga ke empat yaitu syahadat, shalat, zakat, lalu puasa. Menunaikan ibadah haji merupakan rukun islam yang wajib, namun bersyarat yang artinya wajib bagi yang mampu untuk melaksanakannya namun tidak wajib bagi yang tidak mampu dari segi ekonomi. Ibadah haji di laksanakan di

Page 2: Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Komunal fileTemu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia ... Arsiterktur tropis merupakan suatu karya seni manusia yang bisa memberikan

Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Komunal

C 042 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018

tanah suci negara Arab Saudi yaitu makkah dan madinah. Seiring dengan meningkatnya kemampuan ekonomi Indonesia, jumlah jamaah haji Indonesia dari waktu ke waktu mengalami peningkatan dan bahkan belakangan ini jumlah pendaftarnya melampaui kuota yang ditetapkan. Di Jawa Barat, pada saat ini telah dibangun Bandara Internasioanal Jawa Barat Kertajati yang direncanakan akan selesai pada tahun ini. Dan Kementerian Agama (Kemenag) telah menyepakati penunjukan embarkasi Bekasi bagi jamaah haji yang berangkat dari Bandara Kertajati, yaitu meliputi calon jamaah haji dari Jawa Barat dan Jawa Timur yang meliputi kota Pekalongan, Semarang, Pemalang, Cilacap, Brebes, Tegal, dan sebagian dari Purwokerto sehingga bertambahnya jumlah keberangkatan dari Asrama Haji Bekasi. Hal ini mengakibatkan terjadinya penumpukan, sehingga bisa mempengaruhi tingkat kenyamanan calon Jemaah di asrama haji tersebut. Untuk menyikapi hal itu maka kementrian agama dan pemerintah perlu membuat asrama haji baru yang memiliki fasilitas memadai, dan terutama lebih dekat dengan bandara. Sehingga para calon jamaah tidak perlu harus melakukan perjalanan jauh menuju bandara yang memungkinkan untuk mempengaruhi kondisi pada calon jamaah yang akan diberangkatkan.

Metode

Metode yang dilakukan dalam penulisan jurnal ini adalah studi lapangan pada bangunan sejenis disertai dengan wawancara pada pengelola, kemudian dilakukan studi banding untuk mengetahui karakteristik dari bangunan tersebut. Metode lainnya yaitu dengan studi literatur yang didapatkan dari beberapa sumber.

Analisis dan Interpretasi

1. Pengertian Arsitektur Tropis

Arsiterktur tropis merupakan suatu karya seni manusia yang bisa memberikan respon alami terhadap iklim. Yang telah disebutkan oleh Max Wll Fry dan Jane Drew dalam buku Tropical architecture in the humid zone.

2. Permasalahan Iklim Tropis

Daerah dengan iklim tropis memiliki tingkat panas sinar matahari yang tinggi, maka perancangan dalam suatu bangunan sangat diperhatikan yaitu orientasi bangunan supaya bisa mengaantisipasi pengaruh buruk dari sinar matahari.

Gambar 1. Orientasi Bangunan Pen (Sumber : Wijanarko, 2014)

Sinar matahari dipagi hari sangat baik untuk kesehatan, sehingga bagian timur cenderung dibuka untuk memasukan sinar matahari. Namun sinar matahari yang baik hanya bertahan hingga pukul 09.00 wib yang selanjutnya akan memberikan efek panas yang menyengat. Sedangkan pada pukul 14.00 merupakan puncak dari panasnya terik matahari. Hal ini dalam perancangan bangunan bisa diantisipasi dengan dibuatkannya tritisan atau double layer.

3. Parameter Arsitektur Tropis

Faktor kenyamanan menjadi hal yang penting dalam bangunan yang berada di iklim tropis lembab. Temperatur dan kelembaban udara menjadi kendala utama pada iklim tropis, maka perlu diantisipasi supaya bisa tercapainya kenyamanan thermal yang sesuai.

• Temperatur efektif berkisar 20°C - 26°CTE • kelembaban udara berkisar 60% • Pergerakan udara 0,25 – 0,5 m/s

Adapun parameter lain yang perlu diperhatikan dalam bangunan selain kenyamanan thermal, yaitu :

Page 3: Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Komunal fileTemu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia ... Arsiterktur tropis merupakan suatu karya seni manusia yang bisa memberikan

Iyan Abdulrahman

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | C 043

- Kemiringan Atap, kemiringan atap pada bangunan tropis harus lebih besar dari 30 derajat. Hal ini untuk melindungi bangunan dari curah hujan yang tinggi serta menciptakan efek thermal ketika terik matahari yang cukup panas.

- Material, penggunaan material atap disesuaikan dengan daerah bangunan yang didirikan. Sedangkan untuk material dinding menggunakan bahan alami seperti batu alam, kayu dan bambu.

- Tritisan atap, tritisan atap mempunyai fungsi diantaranya; menepis cucuran air hujan sehingga meminimalkan tampias disaat hujan turun, tritisan juga berfungsi sebagai “topi” agar ruang dapat ternaung dari sinar matahari yang langsung dan menepis panas yang akan jatuh kedalam ruang, disamping itu dinding luar bangunan tidak secara langsung terkena curah hujan yang berakibat lembab dan rusak. Kelaziman tritisan atap adalah 70 cm sampai dengan 90 cm.

- Bukaan/lubang dinding bangunan, hal ini dimaksudkan untuk mendatangkan efek thermal udara didalam ruangan.

- Proporsi ketinggian dinding bangunan, guna mencipkatan ruangan yang luas sehingga udara yang masuk cukup banyak untuk membuat ruangan menjadi sejuk alami.

- Jarak antara bangunan. Jarak antar bangunan akan menciptakan dan mendatangkan sirkulasi udara dilingkungannya secara alami sehingga akan menimbulkan kesejukan udara.

Pengamatan Lampangan Lokasi

Dalam studi lapangan yang dilakukan maka terdapat karakteristik pada lokasi. Lokasi lahan yang akan digunakan untuk perancangan Asrama Haji Jawa Barat berada di jalan Kadipaten Jati Tujuh dimana berada dijalan yang bisa dilewat 2 jalur. Berdasarkan kriteria lahan yang didapatkan dalam studi banding, penempatan lahan di jalan kadipaten paling cocok dengan kriteria tersebut. Dimana asrama

haji harus dekat dengan rumah sakit, dan juga dekat dengan fasilitas umum. Pada kawasan ini rumah sakit bisa ditempuh dalam waktu 8 menit dengan menggunakan kendaraan mobil. Selain itu terdapat bandara yang sedang dalam tahap pembangunan, yaitu Bandara Internasional Jawa Barat yang nantinya akan dijadikan bandara untuk keberangkatan haji dari asrama haji ini. Simulasi Model Karena penelitian ini bersifat eksperimen, maka perlu dibuatkannya simulasi model perancangannya. Pada studi kasus ini, penulis mengambil model Perancangan bangunan Asrama Haji Jawa Barat yang telah dirancang berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditentukan. Bangunan

Model yang telah digunakan adalah bangunan asrama haji Jawa Barat, yang memiliki 5 lantai. Bangunan asrama terdiri dari 4 bangunan yang menghadap pada satu titik sehingga membentuk persegi dengan bagian tengah yang digunakan sebagai area manasik.

Gambar 2. Denah dan Bentuk Bangunan

(Sumber: Dokumen Pribadi, 2018)

Orientasi Bangunan

Dengan 4 bangunan asrama utama yang membentuk persegi, sudut bangunan dibuat menghadap timur barat yang merupakan area service . Sedangkan pada bagian sisi panjang bangunan masih mendapatkan sinar matahari namun tidak terlalu berlebihan.

Page 4: Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Komunal fileTemu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia ... Arsiterktur tropis merupakan suatu karya seni manusia yang bisa memberikan

Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Komunal

C 044 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018

Jarak Antar Bangunan

Untuk menciptakan sirkulasi udara yang baik maka jarak antar bangunan dibuat lebih lebar, yaitu setengah dari tinggi bangunan dengan jarak 10 meter.

Penghawaan

Untuk sistem penghawaan alami asrama pada dinding bagian koridor dibuat lubang-lubang ventilasi, yang berguna untuk memasukan udara langsung ke dalam bangunan.

Dengan sistem penghawaan alami yang baik, maka udara yang masuk dapat mempercepat proses penguapan pada permukaan kulit sehingga dapat memberikan kesejukan bagi penghuni bangunan.

Atap Bangunan

Dengan tingkat curah hujan yang tinggi, maka penggunanan atap sangat diperhatikan yaitu menggunakan atap miring dengan kemiringan diatas 30 derajat. Atap yang digunakan pada asrama haji adalah atap pelana dengan kemiringan 45 derajat.

Gambar 3. Bangunan Asrama Haji (Sumber: Dokumen Pribadi, 2018)

Tata Vegetasi

Penataan tata hijau pada perancangan asrama ini adalah dibuat beberapa taman yang berfungsi sebagai area untuk berkumpul para pengguna. Perencangan vegetasi selain untuk taman hias juga memiliki fungsi-fungsi lain yaitu Sebagai area resapan air pada tapak, sebagai pemecah kebisingan, penunjuk arah, dan penyaring polusi. Pada area sepanjang jalan menggunakan pohon palem yang berfungsi sebagai pengarah, kemudian terdapat beberapa

pohon yang berfungsi sebagai peneduh yaitu pohon angsana. Selain pohon juga terdapat beberapa tanaman perdu yang berfungsi sebagai tanaman pelengkap untuk membatasi area tertentu. Selain vegetasi yang memiliki fungsi khusus terhadap site, juga terdapat pohon kurma yang berfungsi untuk memberikan suasana di kota mekkah. Hal ini dimaksudkan supaya para jemaah semakin semangat untuk segera berangkat ke tanah suci.

Kesimpulan

Asrama haji merupakan tempat terakhir sebelum akhirnya para jemaah diberangkat ke tanah suci. Proses desain dalam bangunan ini harus memperhatikan kenyamanan bagi pengguna khususnya jemaah yang bisa mempengaruhi kondisi jemaah baik secara psikis maupun psikologis.

Arsitektur tropis yang diterapkan pada bangunan yang memperhatikan kenyamanan Spatial, Visual, Audial, dan Thermal.

Penerapan desain pada bangunan yaitu dilihat pada penerapan atap bangunan, sistem penghawaan, orientasi bangunan, jarak antar bangunan dan material yang digunakan.

Orientasi bangunan yang menghadap bagian barat-timur adalah ruang service sehingga tidak bermasalah jika terkena matahari berlebih. Pada sistem penghawaan dan pencahayaan dibuat lubang-lubang ventilasi pada dinding koridor serta bukaan jendela yang lebar namun tetap menggunakan secondary skin sehingga bisa menyerap sinar matahari berlebih.

Dengan curah hujan yang tinggi maka atap menggunakan atap miring, dengan kemiringan 45 derajat.

Penataan vegetasi baik itu pada bangunan maupun lanskap bangunan juga dilakukan guna memberikan kenyamanan bagi pengguna supaya terhindar dari polusi udara dan suara.

Page 5: Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Komunal fileTemu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia ... Arsiterktur tropis merupakan suatu karya seni manusia yang bisa memberikan

Iyan Abdulrahman

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018 | C 045

Daftar Pustaka

Neufert Ernst and Peter, 1993, Data Arsitek Edisi 33 Jilid II Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta

Homint (2018), Ciri Bangunan Tropis. Diakses di World Wide Web https://hakimhomint.wordpress.com/2017/04/14/bangunan-tropis/ pada tanggal 14 September 2018.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (2016). Provinsi Jawa Barat Dalam Angka. BPS Jawa Barat.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat (2017). Provinsi Jawa Barat Dalam Angka. BPS Jawa Barat.

D.K. Ching, Francis. 2000. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Wijanarko (2014), Penerapan Bangunan Tropis pada Bangunan High Tech. Unika Soegijapranata, Semarang.