12
Jurnal Anestesiologi Indonesia 89 PENELITIAN Perbandingan Efek Pemberian Ondansetron dan Petidin Intravena untuk Mencegah Menggigil Pasca Anestesi Umum Arie Zainul Fatoni *, Isngadi*, Wiwi Jaya* ABSTRACT Background : Shivering is a common complication after general anesthesia that can cause uncomfortable condition and several risks. Because of that, post anesthesia shivering must be prevented or treated immediately. The most commonly drug that used in dr.Saifu Anwar Hospitasl is pethidine but it has adverse reaction such as nausea, vomiting and respiratory depression. Ondansetron is a specific 5- HT 3 antagonist that can reduce nausea-vomiting and postanesthesia shivering. Objective : To compare the effect of intravenous pethidine 0.4 mg/kgbw and ondansetron 0.1 mg/kgbw for prevention of shivering after general anesthesia Methods : This experimental study was designed as single blind true experimental design of 32 patients 18- 40 years oíd who underwent 1-3 hours surgery in general anesthesia. At the end of surgery, we made patient breathed spontaneously. Twenty minutes before extubation, patients were divided into two groups : Group I received pethidine 0.4 mg/kgbw and group II received ondansetron 0.1 mg/kgbw. After adequate spontaneous breathing and laryngeal reflex recovery, extubation was done. After extubation patients were receiving oxygen 8L/minute. Vital signs, side effects and shivering were measured every 5 minutes for 30 minutes long. Statistical analysis were performed by Mann whitney, with p- value < 0.05 was considered significant. Results : Patient characteristics of the two groups were not significantly different (p>0.05). Incidence of shivering in group I were developed in 4 patients (25%) which 3 patients were 1 st degree and 1 patient was 2 nd degree. In group II, 3 patients (18.75%) had incidence of shivering, which 2 patients were 1 st degree and 1 patient was 2 nd degree. The incidence and grades of shivering between two groups were not significantly different (p>0.05). Tympanic membrane temperature of group I and group II were not significanlty different s (p>0.05). Nausea occured in group I (12.5%) on the other side group II had no side effects but the results were not significantly different (p>0.05). Conclusion : Pethidine 0.4 mg/kgbw and ondansetron 0.1 mg/kgbw have similar effect in preventing post anesthesia shivering *Bagian/SMF Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya / RSU dr Saiful Anwar Malang Korespondensi / correspondence: [email protected] Comparison of The Effect of Intravenous Pethidine and Ondansetron for Prevention of Shivering After General Anesthesia Volume VI, Nomor 2, Tahun 2014 Terakreditasi DIKTI dengan masa berlaku 3 Juli 2014 - 2 Juli 2019 Dasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 212/P/2014

PENELITIAN Perbandingan Efek Pemberian Ondansetron dan ...ppds.fk.ub.ac.id/anestesi/wp-content/uploads/sites/15/2016/12/Per... · Pasca ekstubasi pasien diberi oksigen 8L/menit. Tanda

  • Upload
    vunhi

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

89

PENELITIAN

Perbandingan Efek Pemberian Ondansetron dan Petidin Intravena untuk

Mencegah Menggigil Pasca Anestesi Umum

Arie Z ainul Fa ton i Isngad i Wiwi Jaya

ABSTRACT

Background Shivering is a common complication after general anesthesia that can

cause uncomfortable condition and several risks Because of that post anesthesia

shivering must be prevented or treated immediately The most commonly drug that

used in drSaifu Anwar Hospitasl is pethidine but it has adverse reaction such as

nausea vomiting and respiratory depression Ondansetron is a specific 5-HT3

antagonist that can reduce nausea-vomiting and postanesthesia shivering

Objective To compare the effect of intravenous pethidine 04 mgkgbw and

ondansetron 01 mgkgbw for prevention of shivering after general anesthesia

Methods This experimental study was designed as single blind true experimental

design of 32 patients 18-40 years oiacuted who underwent 1-3 hours surgery in general

anesthesia At the end of surgery we made patient breathed spontaneously Twenty

minutes before extubation patients were divided into two groups Group I received

pethidine 04 mgkgbw and group II received ondansetron 01 mgkgbw After

adequate spontaneous breathing and laryngeal reflex recovery extubation was done

After extubation patients were receiving oxygen 8Lminute Vital signs side effects and

shivering were measured every 5 minutes for 30 minutes long Statistical analysis were

performed by Mann whitney with p-value lt 005 was considered significant

Results Patient characteristics of the two groups were not significantly different

(pgt005) Incidence of shivering in group I were developed in 4 patients (25) which

3 patients were 1st degree and 1 patient was 2nd degree In group II 3 patients

(1875) had incidence of shivering which 2 patients were 1st degree and 1 patient

was 2nd degree The incidence and grades of shivering between two groups were not

significantly different (pgt005) Tympanic membrane temperature of group I and

group II were not significanlty different s (pgt005) Nausea occured in group I

(125) on the other side group II had no side effects but the results were not

significantly different (pgt005)

Conclusion Pethidine 04 mgkgbw and ondansetron 01 mgkgbw have similar effect

in preventing post anesthesia shivering

BagianSMF Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya RSU dr Saiful Anwar Malang

Korespondensi correspondence ariezainulfatonigmailcom

Comparison of The Effect of Intravenous Pethidine and Ondansetron for

Prevention of Shivering After General Anesthesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014 Terakreditasi DIKTI dengan masa berlaku 3 Juli 2014 - 2 Juli 2019

Dasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 212P2014

90

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Key words post anesthesia shivering pethidine ondansetron

ABSTRAK

Latar belakang Menggigil merupakan komplikasi yang sering terjadi pasca tindakan

anestesi umum yang berdampak tidak nyaman pada pasien dan menimbulkan berbagai

resiko Oleh sebab itu menggigil perlu dicegah atau diatasi Sampai saat ini obat

yang paling sering digunakan di RSSA adalah petidin Akan tetapi petidin mempunyai

efek samping mual muntah dan depresi napas Ondansetron merupakan antagonis

5-HT3 yang mempunyai efek anti mual anti muntah dan anti menggigil

Tujuan Mengetahui perbedaan efek pemberian ondansetron 01 mgkgbb dengan

petidin 04 mgkgbb intravena untuk mencegah menggigil pasca anestesi umum

Metode Penelitian eksperimental dengan rancangan ldquosingle blind true experimental

designrdquo pada 32 pasien dengan usia 18 ndash 40 tahun yang menjalani operasi 1 ndash 3 jam

dengan anestesi umum Pada akhir operasi pasien dibuat bernafas spontan Dua

puluh menit sebelum ekstubasi pasien dibagi menjadi dua kelompok kelompok I

mendapatkan petidin 04 mgkgbb dan kelompok II mendapatkan ondansetron 01 mg

kgbb Ekstubasi dilakukan setelah pasien bernafas spontan adekuat dan refleks laring

sudah ada Pasca ekstubasi pasien diberi oksigen 8Lmenit Tanda vital efek samping

dan kejadian menggigil dicatat tiap lima menit selama 30 menit Uji statistik dilakukan

dengan menggunakan Mann Whitney dengan derajat kemaknaan yaitu nilai plt 005

Hasil Data karakteristik pasien antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna

(pgt005) Kejadian menggigil pada kelompok I terjadi pada 4 pasien (25) menggigil

derajat 1 pada 3 pasien dan sisanya derajat 2 Pada kelompok II 3 pasien (1875)

mengalami kejadian menggigil menggigil derajat 1 pada 2 pasien dan sisanya

derajat 2 Kejadian dan derajat menggigil antara kedua kelompok tidak berbeda

bermakna (pgt005) Suhu membran timpani kelompok I dan kelompok II juga tidak

bermakna (pgt005) Dua pasien (125) pada kelompok I mengalami mual

sedangkan pada kelompok II tidak didapatkan efek samping (p=0151) tetapi

secara statistik tidak berbeda bermakna (pgt005)

Kesimpulan Petidin 04 mgkgbb dan ondansetron 01mgkgbb mempunyai efek yang

sama dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum

Kata kunci menggigil pasca anestesi umum petidin ondansetron

PENDAHULUAN

Menggigil merupakan

komplikasi yang sering terjadi selama

tindakan anestesi Kejadian menggigil

ini cukup tinggi yaitu hampir 65

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

91

pasien mengalaminya setelah tindakan

anestesi umum dan sekitar 57 pasien

mengalaminya selama tindakan anestesi

regional Hal ini disebabkan oleh

beberapa hal yaitu hipotermi akibat

redistribusi panas dari pusat tubuh ke

perifer suhu kamar operasi yang

dinginrendah lamanya luka daerah

operasi yang terbuka pelepasan sitokin

akibat tindakan operasi dan

penggunaan obat ndash obat anestesi yang

menurunkan ambang batas menggigil

dan menurunkan respon vasokontriksi

terhadap hipotermi123

Menggigil merupakan suatu

respon yang tidak nyaman bagi pasien

dan akan menimbulkan risiko yang

tidak baik bagi pasien karena berkaitan

dengan aktivasi simpatisadrenergik

sepert i meningkatnya proses

metabolisme tubuh meningkatnya

kebutuhan konsumsi oksigen sampai 4 -

6 kali lipat timbulnya peningkatan

produksi karbondioksida dan akan

memperberat nyeri pasca operasi

Peningkatan kadar katekolamin dalam

darah juga akan meningkatkan risiko

komplikasi kardiovaskular Menggigil

juga akan meningkatkan tekanan

intraokuli dan tekanan intrakranial Hal

ini akan membahayakan pada pasien

pasien dengan kondisi yang tidak

optimal sepert i pasien dengan gangguan

jantung dan pasien dengan penyakit

paru obstruksi menahun Oleh sebab itu

kejadian menggigil pasca anestesi

umum sebaiknya dicegah dan kalau

sudah timbul harus segera ditangani

dengan baik34

Secara umum tata laksana menggigil ini

dibagi menjadi dua yaitu non

farmakoterapi dan farmakoterapi

Tindakan pencegahan non

farmakoterapi yaitu dengan menjaga

suhu tubuh tetap normal selama

tindakan operasi dan setelah tindakan

anestesi dengan pemberian selimut yang

mengandung udara hangat dan

pemberian cairan infus yang hangat

Penggunaan teknik farmakoterapi

merupakan cara yang sering digunakan

untuk mengatasi kejadian menggigil

pasca anestesi umum Ada beberapa

obat yang dapat digunakan untuk

mengatasi kejadian menggigil pasca

anestesi umum antara lain petidin

fentanil morfin ketamin tramadol

klonidin magnesium sulfat dan

ondansetron567

Petidin merupakan agonis opioid

sintetik yang bekerja pada reseptor

opioid micro (mu) dan κ (kappa) Petidin

mempunyai efek untuk mengatasi

menggigil melalui reseptor κ Petidin

merupakan obat yang paling efektif dan

sering digunakan untuk mengatasi

menggigil Akan tetapi petidin

mempunyai beberapa efek samping

yang tidak menguntungkan seperti

mual muntah pruritus dan depresi

nafas18

Ondansetron adalah derivat dari

karbazolon yang strukturnya berkaitan

dengan antagonis reseptor serotonin dan

sub tipe 5-Hidroksitriptamin tipe 3 (5-

HT3 ) spesifik yang tidak mempunyai

efek pada aktifitas reseptor dopamin

histamine adrenergik dan kolinergik8

92

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Ondansetron sudah sering

digunakan untuk anti emetik selain

efek tersebut ondansetron juga

mempunyai efek anti menggigil

melalui mekanisme penghambatan

pada reseptor 5-HT3 yang

mengakibatkan penghambatan

termoregulasi pada tingkat hipotalamus

yang merupakan pusat pengaturan

suhu tubuh Oleh karena itu

ondansetron juga dapat digunakan

untuk mencegah menggigil pasca

anestesi umum sekaligus sebagai anti

emetik910

Sampai saat ini petidin

merupakan obat yang paling banyak

digunakan sebagi obat anti menggigil

di RSU drSaiful Anwar Malang Akan

tetapi petidin mempunyai beberapa

efek samping yang tidak

menguntungkan seperti mual muntah

pruritus dan depresi nafas478 Berbeda

dengan petidin ondansteron yang juga

sudah terbukti mempunyai efek anti

menggigil mempunyai efek anti mual

dan muntah serta tidak memiliki efek

samping sebesar pet idin4 Oleh sebab

itu peneliti tertarik melakukan

penelitian perbandingan efek

ondansetron 01 mgkgbb dan petidin

04 mgkgbb intravena untuk

mencegah menggigil pasca anestesi

umum

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan efek pemberian

ondansetron 01 mgkgbb dan petidin

04 mgkgbb intravena untuk

mencegah kejadian menggigil pasca

anestesi umum

METODE

Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimental dengan

rancangan penelitian single blind true

experimental design Kelompok

penelitian dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok I

mendapatkan petidin 04 mgkgBB

menjelang akhir anestesi dan kelompok

II mendapatkan ondansetron 01 mg

kgBB menjelang akhir anestesi

Tempat penelitian adalah

Rumah Sakit Umum dr Saiful Anwar

(RSSA) Malang Kriterian inklusi

adalah pasien berusia 18 ndash 40 tahun

status fisik berdasarkan American

Society of Anesthesiologist (ASA) I-II

lama anestesi 1-3 jam tidak

mempunyai kelainan psikiatris

kelainan neuromuskular dan kelainan

jantung Sedangkan kriteria eksklusi

adalah pasien yang memerlukan obat

vasokonstriktor selama tindakan

anestesi pasien yang mengalami

komplikasi selama tindakan anestesi

sepert i infark miokard akut syok henti

jantung dan pasien yang memerlukan

perawatan di ruang intensif pasca

pembedahan

Pemilihan sampel dilakukan

dengan purposive sampling dengan

jumlah sampel yang diperlukan adalah

32 sampel yang dibagi menjadi dua

kelompok dimana masing ndash masing

kelompok berjumlah 16 sampel

Setelah mendapat persetujuan

komisi etik RSSA Malang pasien yang

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

93

memenuhi kriteria inklusi diberikan

penjelasan dan informed consent Pasien

yang setuju mengisi informed consent

dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan

selama puasa kebutuhan cairan dipenuhi

dengan cairan RL (ringer laktat) Saat di

kamar operasi dilakukan pengukuran

tekanan darah (TD) frekuensi nadi (FN)

suhu membran timpani dan saturasi

oksigen (SaO2) sebelum dilakukan induksi

anestesi Induksi anestesi dilakukan

dengan proprofol 1 - 2 mgkgbb dan

analgetik fentanil 2 mcgkgBB Setelah

refleks bulu mata hilang diberikan

atrakurium 05 mgkgbb kemudian

dilakukan intubasi endotrakea

Pemeliharaan anestesi dengan isofluran

dengan kombinasi N20 O2 = 21

Analgetik selama operasi diberikan

fentanil intermiten 1 ndash 2 mcgkgbb setiap

jam Pada akhir operasi pasien dibuat

bernafas spontan Analgetik pasca operasi

menggunakan ketorolak 30 mg Dua puluh

menit sebelum anestesi dihentikan

dilakukan randomisasi dengan dibagi

menjadi kelompok I dan II

Setelah operasi selesai ventilasi

adekuat pasien bangun dan refleks laring

telah kembali baru dilakukan ekstubasi

Dicatat TD FN suhu membran timpani

SaO2 dan derajat menggigil tiap 10 menit

sampai 30 pasca ekstubasi Di ruang pulih

sadar pasien diberikan selimut dan

oksigen masker 8 Lmenit

Menggigil adalah suatu fasikulasi

atau tremor yang terdeteksi pada otot

rangka di wajah kepala rahang badan

atau ekstremitas yang berlangsung lebih

dari 15 detik11 Derajat menggigil dinilai

dengan skala menggigil Crossley

dan Mahajan yaitu 0 tidak ada

menggigil 1 tidak tampak aktifitas

muskulertremor tetapi hanya

tampak piloereksi atau vasokontriksi

perifer atau keduanya 2 aktifitas

muskuler pada hanya satu kelompok

otot 3 aktifitas muskuler sedang

pada lebih dari satu kelompok otot

tetapi tidak terlihat menggigil

seluruh tubuh 4 aktifitas otot-otot

seluruh tubuh sangat kuat dan terus

menerus12

Pasien yang masih menggigil

diterapi dengan cairan infus RL

hangat untuk mengembalikan

kondisi normotermia dan diberikan

petidin 20 mg serta tramadol 2 mg

kgbb Apabila terjadi efek samping

obat maka dicatat dan diberikan

penatalaksanaan yang sesuai

Data diolah dengan komputer

menggunakan program SPSS

(Statistical Package for Social

Sciences) Windows dan dinyatakan

dalam bentuk tabel dan grafik Uji

statistik dilakukan dengan

menggunakan uji Mann Whitney

dengan derajat kemaknaan yaitu

nilai p lt 005

HASIL

Telah dilakukan penelit ian

perbandingan efek pemberian

ondansetron dan petidin intravena

untuk mencegah menggigil pasca

anestesi umum pada 32 pasien yang

menjalani tindakan anestesi umum

94

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

dengan kriteria inklusi dan eksklusi

tertentu serta bersedia untuk mengikuti

penelitian ini

Dari tabel 1 menunjukkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

(pgt005) untuk variabel usia jenis

kelamin BB TB BMI durasi anestesi

suhu membran timpani sebelum

induksi suhu kamar operasi jenis

operasi jumlah perdarahan dan jumlah

cairan sampel antara kelompok petidin

dan kelompok ondansentron

Pada gambar 1 didapatkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

pada temperatur membran timpani saat

akhir anestesi umum menit ke 10 ke

20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi

antara dua kelompok tersebut

Perbandingan kejadian dan

derajat menggigil antara kelompok

petidin dan ondansetron menunjukkan

perbedaan yang tidak bermakna

(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat

kita lihat dari 16 pasien terdapat 4

(25) pasien dari kelompok

ondansteron mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum Tiga

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua Pada kelompok petidin

terdapat 3 (1875) pasien mengalami

menggigil pasca anestesi umum Dua

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua

Pada penelitian ini didapatkan

efek samping obat yang ditimbulkan

dari pemberian petidin berupa mual

Dari 16 pasien yang mendapat petidin

04 mgkgbb didapatkan 2 (125)

pasien mengalami efek samping mual

(gambar 3) Sedangkan pada kelompok

ondansetron tidak didapatkan kejadian

mual Akan tetapi secara statistik (tabel

2) menunjukkan tidak ada perbedaan

yang bermakna (pgt005) pada kejadian

mual diantara kedua kelompok

perlakuan tersebut

PEMBAHASAN

Menggigil merupakan

komplikasi yang sering terjadi selama

tindakan anestesi Kejadian menggigil

ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien

yang dilakukan tindakan anestesi umum

dan 567 pada pasien pasien yang

dilakukan tindakan anestesi regional

Menggigil merupakan suatu respon yang

tidak nyaman bagi pasien dan akan

menimbulkan risiko yang tidak baik

bagi pasien karena berkaitan dengan

aktivasi simpatisadrenergik seperti

meningkatnya proses metabolisme

tubuh meningkatnya kebutuhan

konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali

lipat t imbulnya peningkatan produksi

karbondioksida dan akan memperberat

nyeri pasca operasi1212

Obat anti menggigil yang sudah

terbukti efektif dan paling sering

digunakan ialah petidin Pet idin

merupakan opioid yang bekerja pada

reseptor micro dan κ Petidin dapat

menurunkan ambang menggigil dua kali

lipat lebih besar dibandingkan ambang

vasokontriksi sehingga dapat mencegah

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

95

timbulnya menggigil Kemampuan

petidin dalam mencegah menggigil ini

dikarenakan efek petidin pada reseptor

κ yang akan menurunkan ambang

rangsang menggigil dan vasokontriksi

Akan tetapi petidin mempunyai

beberapa efek samping yang tidak

menguntungkan seperti mual dan

muntah813 Ondansetron merupakan

antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang

sering digunakan sebagai anti emetik

Selain anti emetik ondansetron juga

mempunyai efek anti menggigil dengan

menghambat termoregulasi di

hipotalamus14

Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan efek

ondansetron dan petidin dalam

mencegah kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dari total 32 sampel

yang didapat terdapat 25 sampel dari

kelompok petidin mengalami kejadian

menggigil Dengan1875 pasien (3

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Entezari et al (2012) bahwa

petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan

kejadian menggigil pasca anestesi

umum sampai sekitar 20 dari total

pasien yang menjalani tindakan

anestesi umum15 Mekanisme petidin

dalam mencegah menggigil disebabkan

oleh kemampuannya dalam

mempengaruhi beberapa reseptor yaitu

sebagai agonis reseptor κ stimulasi

reseptor adrenoreseptor subtipe α2B

menghambat reuptake monoamin dan

sebagai antagonis reseptor NMDA (N-

methyl-D-aspartate)12131617

Di dalam hipotalamus terdapat

keseimbangan monoamin yang

mengatur ambang normal suhu tubuh

Serotonin (5-HT) merupakan

monoamin yang menyebabkan

vasokontriksi dan menggigil sehinggan

meningkatkan suhu tubuh sedangkan

epineprin-norepineprin mempunyai

efek yang sebaliknya yang akan

menurunkan ambang normal

pengaturan suhu tubuh pada

hipotalamus Petidin merupakan

penghambat reuptake dari norepineprin

sehingga akan mengganggu

keseimbangan monoamin dalam

hipotalamus Peningkatan kadar

norepineprin pada hipotalamus akan

menurunkan ambang rangsang

menggigil1417

Kemampuan petidin sebagai

antagonis reseptor NMDA dan agonis

adrenoreseptor subtipe α2B akan

memodulasi termoregulasi serta akan

menghambat masuknya ion Ca2+ dari

ekstraselluler ke dalam sel syaraf

Peningkatan retensi ion Ca2+ pada

permukaan neuron akan menstabilkan

membran sel dan akan menurunkan

ambang rangsang neuron (heat gain

units) yang akan mengatur peningkatan

panas tubuh pada hipotalamus posterior

sehingga mencegah timbulnya

menggigil1718

Pada kelompok ondansetron

sebanyak 1875 pasien masih

96

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Karakteristik

Sampel

Petidin Ondansentron

Uji Statistik

(p)

Mean

Total

plusmnStd

dev

Mean

Total

plusmnStd

dev

Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137

Jenis kelamin(2)

Laki-laki 7 43 9 57 0486

Perempuan 9 57 7 43

Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558

Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828

BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363

Durasi Anestesi

(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322

Suhu membran timpani

sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382

Suhu Kamar

Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934

Jenis Operasi(2)

Ortopedi

Onkologi

Plastik

Digestif

Neurosurgeri

Mata

THT

3

3

2

1

2

3

2

188

188

125

620

125

188

125

3

4

1

1

2

1

4

188

25

620

620

125

620

25

0924

Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069

Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301

Keterangan (1) Uji t independen

(2) Uji Mann whitney

Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan

Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok

Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)

Petidin Ondansetron Uji Stat (p)

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

0695

Menggigil derajat 0

tidak menggigil 12

75 13

8125

Menggigil derajat 1 3 1875 2 125

Menggigil derajat 2 1 625 1 625

Menggigil derajat 3 0 0 0 0

Menggigil derajat 4 0 0 0 0

Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674

Efek samping mual(2) 2 125

0 0

0151

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

97

Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok

Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok

Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok

98

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

mengalami kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dengan125 pasien (2

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)

bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat

menurunkan kejadian menggigil pasca

anestesi umum sampai sekitar 167

dari total pasien yang menjalani

tindakan anestesi umum4 Hasil dari

penelitian ini sedikit berbeda dengan

yang didapatkan oleh Powell and

Buggy (2000) bahwa 33 dari 27

pasien yang mendapatkan ondasetron 4

mg masih mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum9 Hasil

dari penelitian ini juga sedikit berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et

al (2006) menyebutkan bahwa

ondansetron 8 mg dapat menurunkan

kejadian menggigil sampai hanya

sekitar 8 dari total pasien yang

menjalani tindakan anestesi spinal

Hasil yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh perbedaan dosis

ondansetron dan teknik anestesi yang

digunakan dalam penelitian tersebut419

Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa tidak ada perbedaan

kejadian dan derajat menggigil yang

bermakna secara statistik (pgt005)

antara kelompok ondansetron dan

kelompok petidin Hal ini membuktikan

bahwa ondansetron mempunyai efek

mencegah menggigil pasca anestesi

umum yang sama efektifnya dengan

petidin1520 Pada penelitian Abdollahi

et al (2012) pada 90 pasien yang

menjalani tindakan operasi coronary

artery bypass graft (CABG) dengan

anestesi umum didapatkan hasil yang

berbeda yaitu ondansetron 8 mg

mempunyai efek mencegah menggigil

yang lebih baik dibandingkan dengan

petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian

yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh dosis ondansetron dan

jenis operasi yang berbeda dengan

penelitian ini

Mekanisme ondansetron sebagai

anti menggigil diduga berkaitan dengan

efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3

yang merupakan salah satu

neurotransmitter yang penting dalam

termoregulasi karena berkaitan erat

dengan jaras produksi panas tubuh dan

jaras pengeluaran panas tubuh ke

lingkungan Penelitian pada hewan

menunjukkan pemberian agonis 5-HT

di dalam hipotalamus menyebabkan

vasokontriksi perifer dan menggigil

sehingga meningkatkan suhu int i tubuh

Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3

diduga akan mempunyai efek

mencegah timbulnya menggigil Efek

antagonis reseptor 5-HT3 pada

hipotalamus inilah yang menyebabkan

ondansetron dapat menghambat sistem

termoregulasi sehingga tidak terjadi

menggigil9141721

Pada penelitian ini 125 dari

total 16 pasien yang mendapatkan

petidin 04 mgkgbb mengalami efek

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

99

samping mual Ayatollahi et al (2011)

menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30

pasien yang mendapat petidin 04 mg

kgbb untuk mencegah terjadinya

menggigil pasca anestesi umum

mengalami efek samping mual1 Pada

penelitian lain Entezari et al (2012)

mendapati 10 pasien yang mendapat

petidin 04 mgkgbb juga mengalami

efek samping mual115 Efek samping

mual ini disebabkan oleh stimulasi

petidin pada chemoreceptor trigger

zone (CTZ) CTZ merupakan area di

otak yang berperan penting terhadap

terjadinya mual dan muntah2

SIMPULAN

Ondansetron 01 mgkgbb

mempunyai efek untuk mencegah

menggigil pasca anestesi umum yang

sama efektifnya dengan petidin 04 mg

kgbb

DAFTAR PUSTAKA

1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR

Behdad S Gholipur M Abbasi HR

Comparison Of Prophylactic Use Of

Meperidine And Two Low Doses Of

Ketamine For Prevention Of Post-

Anesthetic Shivering A Randomized

Double-Blind Placebo Controlled Trial J

Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346

2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick

DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical

Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52

Thermoregulation Hypothermia amp

Malignant Hyperthermia USA 2013 p

1184 ndash 1191

3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-

Controlled Comparison Of Ketamine With

Pethidine For The Prevention Of

Postoperative Shivering South Afr J

Anaesth Analg 201218(6)340-343

4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan

Efektifitas Ondansetron dan Tramadol

Intravena dalam Mencegah Menggigil

Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012

Vol 1 (1) 7 -11

5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad

JN Baral DD Comparisons of tramadol

with pethidine for prevention of post

anaesthetic shivering in elective abdominal

surgery Health Renaissance September-

December 2012 Vol 10 (No3)220-223

6 Zahedi H Comparison of Tramadol and

Pethidine for Postanesthetic Shivering in

Elective Cataract Surgery Journal of

Research in Medical Sciences 2004 5 235

-239

7 Shrestha AB Comparative Study on

Effectiveness of Doxapram and Pethidine

for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med

Assoc 200948(174)116-20

8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology

and Physiology in Anesthetic Practice

Fourth Edition Philadelphia Lippincott

Williams amp Wilkins Chapter 42

Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695

9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron

Given Before Induction of Anesthesia

Reduces Shivering After General

Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7

10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan

S Comparison of the efficacy of

nalbuphine tramadol ondansetron and

placebo in the treatment of postanesthetic

shivering after spinal anesthesia for

cesarean delivery Asian Biomedicine Vol

1 No 2 August 2007

11 Buggy DJ Crossley AW

Thermoregulation Mild Perioperative

Hypothermia And Post-Anaesthetic

Shivering British Journal of Anesthesia 84

(5) 615-28 (2000)

12 Padayachee NSYPost Anaesthesia

Shivering [internet] 2013 [cited 2013

May 03] Available from http

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398

90

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Key words post anesthesia shivering pethidine ondansetron

ABSTRAK

Latar belakang Menggigil merupakan komplikasi yang sering terjadi pasca tindakan

anestesi umum yang berdampak tidak nyaman pada pasien dan menimbulkan berbagai

resiko Oleh sebab itu menggigil perlu dicegah atau diatasi Sampai saat ini obat

yang paling sering digunakan di RSSA adalah petidin Akan tetapi petidin mempunyai

efek samping mual muntah dan depresi napas Ondansetron merupakan antagonis

5-HT3 yang mempunyai efek anti mual anti muntah dan anti menggigil

Tujuan Mengetahui perbedaan efek pemberian ondansetron 01 mgkgbb dengan

petidin 04 mgkgbb intravena untuk mencegah menggigil pasca anestesi umum

Metode Penelitian eksperimental dengan rancangan ldquosingle blind true experimental

designrdquo pada 32 pasien dengan usia 18 ndash 40 tahun yang menjalani operasi 1 ndash 3 jam

dengan anestesi umum Pada akhir operasi pasien dibuat bernafas spontan Dua

puluh menit sebelum ekstubasi pasien dibagi menjadi dua kelompok kelompok I

mendapatkan petidin 04 mgkgbb dan kelompok II mendapatkan ondansetron 01 mg

kgbb Ekstubasi dilakukan setelah pasien bernafas spontan adekuat dan refleks laring

sudah ada Pasca ekstubasi pasien diberi oksigen 8Lmenit Tanda vital efek samping

dan kejadian menggigil dicatat tiap lima menit selama 30 menit Uji statistik dilakukan

dengan menggunakan Mann Whitney dengan derajat kemaknaan yaitu nilai plt 005

Hasil Data karakteristik pasien antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna

(pgt005) Kejadian menggigil pada kelompok I terjadi pada 4 pasien (25) menggigil

derajat 1 pada 3 pasien dan sisanya derajat 2 Pada kelompok II 3 pasien (1875)

mengalami kejadian menggigil menggigil derajat 1 pada 2 pasien dan sisanya

derajat 2 Kejadian dan derajat menggigil antara kedua kelompok tidak berbeda

bermakna (pgt005) Suhu membran timpani kelompok I dan kelompok II juga tidak

bermakna (pgt005) Dua pasien (125) pada kelompok I mengalami mual

sedangkan pada kelompok II tidak didapatkan efek samping (p=0151) tetapi

secara statistik tidak berbeda bermakna (pgt005)

Kesimpulan Petidin 04 mgkgbb dan ondansetron 01mgkgbb mempunyai efek yang

sama dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum

Kata kunci menggigil pasca anestesi umum petidin ondansetron

PENDAHULUAN

Menggigil merupakan

komplikasi yang sering terjadi selama

tindakan anestesi Kejadian menggigil

ini cukup tinggi yaitu hampir 65

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

91

pasien mengalaminya setelah tindakan

anestesi umum dan sekitar 57 pasien

mengalaminya selama tindakan anestesi

regional Hal ini disebabkan oleh

beberapa hal yaitu hipotermi akibat

redistribusi panas dari pusat tubuh ke

perifer suhu kamar operasi yang

dinginrendah lamanya luka daerah

operasi yang terbuka pelepasan sitokin

akibat tindakan operasi dan

penggunaan obat ndash obat anestesi yang

menurunkan ambang batas menggigil

dan menurunkan respon vasokontriksi

terhadap hipotermi123

Menggigil merupakan suatu

respon yang tidak nyaman bagi pasien

dan akan menimbulkan risiko yang

tidak baik bagi pasien karena berkaitan

dengan aktivasi simpatisadrenergik

sepert i meningkatnya proses

metabolisme tubuh meningkatnya

kebutuhan konsumsi oksigen sampai 4 -

6 kali lipat timbulnya peningkatan

produksi karbondioksida dan akan

memperberat nyeri pasca operasi

Peningkatan kadar katekolamin dalam

darah juga akan meningkatkan risiko

komplikasi kardiovaskular Menggigil

juga akan meningkatkan tekanan

intraokuli dan tekanan intrakranial Hal

ini akan membahayakan pada pasien

pasien dengan kondisi yang tidak

optimal sepert i pasien dengan gangguan

jantung dan pasien dengan penyakit

paru obstruksi menahun Oleh sebab itu

kejadian menggigil pasca anestesi

umum sebaiknya dicegah dan kalau

sudah timbul harus segera ditangani

dengan baik34

Secara umum tata laksana menggigil ini

dibagi menjadi dua yaitu non

farmakoterapi dan farmakoterapi

Tindakan pencegahan non

farmakoterapi yaitu dengan menjaga

suhu tubuh tetap normal selama

tindakan operasi dan setelah tindakan

anestesi dengan pemberian selimut yang

mengandung udara hangat dan

pemberian cairan infus yang hangat

Penggunaan teknik farmakoterapi

merupakan cara yang sering digunakan

untuk mengatasi kejadian menggigil

pasca anestesi umum Ada beberapa

obat yang dapat digunakan untuk

mengatasi kejadian menggigil pasca

anestesi umum antara lain petidin

fentanil morfin ketamin tramadol

klonidin magnesium sulfat dan

ondansetron567

Petidin merupakan agonis opioid

sintetik yang bekerja pada reseptor

opioid micro (mu) dan κ (kappa) Petidin

mempunyai efek untuk mengatasi

menggigil melalui reseptor κ Petidin

merupakan obat yang paling efektif dan

sering digunakan untuk mengatasi

menggigil Akan tetapi petidin

mempunyai beberapa efek samping

yang tidak menguntungkan seperti

mual muntah pruritus dan depresi

nafas18

Ondansetron adalah derivat dari

karbazolon yang strukturnya berkaitan

dengan antagonis reseptor serotonin dan

sub tipe 5-Hidroksitriptamin tipe 3 (5-

HT3 ) spesifik yang tidak mempunyai

efek pada aktifitas reseptor dopamin

histamine adrenergik dan kolinergik8

92

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Ondansetron sudah sering

digunakan untuk anti emetik selain

efek tersebut ondansetron juga

mempunyai efek anti menggigil

melalui mekanisme penghambatan

pada reseptor 5-HT3 yang

mengakibatkan penghambatan

termoregulasi pada tingkat hipotalamus

yang merupakan pusat pengaturan

suhu tubuh Oleh karena itu

ondansetron juga dapat digunakan

untuk mencegah menggigil pasca

anestesi umum sekaligus sebagai anti

emetik910

Sampai saat ini petidin

merupakan obat yang paling banyak

digunakan sebagi obat anti menggigil

di RSU drSaiful Anwar Malang Akan

tetapi petidin mempunyai beberapa

efek samping yang tidak

menguntungkan seperti mual muntah

pruritus dan depresi nafas478 Berbeda

dengan petidin ondansteron yang juga

sudah terbukti mempunyai efek anti

menggigil mempunyai efek anti mual

dan muntah serta tidak memiliki efek

samping sebesar pet idin4 Oleh sebab

itu peneliti tertarik melakukan

penelitian perbandingan efek

ondansetron 01 mgkgbb dan petidin

04 mgkgbb intravena untuk

mencegah menggigil pasca anestesi

umum

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan efek pemberian

ondansetron 01 mgkgbb dan petidin

04 mgkgbb intravena untuk

mencegah kejadian menggigil pasca

anestesi umum

METODE

Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimental dengan

rancangan penelitian single blind true

experimental design Kelompok

penelitian dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok I

mendapatkan petidin 04 mgkgBB

menjelang akhir anestesi dan kelompok

II mendapatkan ondansetron 01 mg

kgBB menjelang akhir anestesi

Tempat penelitian adalah

Rumah Sakit Umum dr Saiful Anwar

(RSSA) Malang Kriterian inklusi

adalah pasien berusia 18 ndash 40 tahun

status fisik berdasarkan American

Society of Anesthesiologist (ASA) I-II

lama anestesi 1-3 jam tidak

mempunyai kelainan psikiatris

kelainan neuromuskular dan kelainan

jantung Sedangkan kriteria eksklusi

adalah pasien yang memerlukan obat

vasokonstriktor selama tindakan

anestesi pasien yang mengalami

komplikasi selama tindakan anestesi

sepert i infark miokard akut syok henti

jantung dan pasien yang memerlukan

perawatan di ruang intensif pasca

pembedahan

Pemilihan sampel dilakukan

dengan purposive sampling dengan

jumlah sampel yang diperlukan adalah

32 sampel yang dibagi menjadi dua

kelompok dimana masing ndash masing

kelompok berjumlah 16 sampel

Setelah mendapat persetujuan

komisi etik RSSA Malang pasien yang

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

93

memenuhi kriteria inklusi diberikan

penjelasan dan informed consent Pasien

yang setuju mengisi informed consent

dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan

selama puasa kebutuhan cairan dipenuhi

dengan cairan RL (ringer laktat) Saat di

kamar operasi dilakukan pengukuran

tekanan darah (TD) frekuensi nadi (FN)

suhu membran timpani dan saturasi

oksigen (SaO2) sebelum dilakukan induksi

anestesi Induksi anestesi dilakukan

dengan proprofol 1 - 2 mgkgbb dan

analgetik fentanil 2 mcgkgBB Setelah

refleks bulu mata hilang diberikan

atrakurium 05 mgkgbb kemudian

dilakukan intubasi endotrakea

Pemeliharaan anestesi dengan isofluran

dengan kombinasi N20 O2 = 21

Analgetik selama operasi diberikan

fentanil intermiten 1 ndash 2 mcgkgbb setiap

jam Pada akhir operasi pasien dibuat

bernafas spontan Analgetik pasca operasi

menggunakan ketorolak 30 mg Dua puluh

menit sebelum anestesi dihentikan

dilakukan randomisasi dengan dibagi

menjadi kelompok I dan II

Setelah operasi selesai ventilasi

adekuat pasien bangun dan refleks laring

telah kembali baru dilakukan ekstubasi

Dicatat TD FN suhu membran timpani

SaO2 dan derajat menggigil tiap 10 menit

sampai 30 pasca ekstubasi Di ruang pulih

sadar pasien diberikan selimut dan

oksigen masker 8 Lmenit

Menggigil adalah suatu fasikulasi

atau tremor yang terdeteksi pada otot

rangka di wajah kepala rahang badan

atau ekstremitas yang berlangsung lebih

dari 15 detik11 Derajat menggigil dinilai

dengan skala menggigil Crossley

dan Mahajan yaitu 0 tidak ada

menggigil 1 tidak tampak aktifitas

muskulertremor tetapi hanya

tampak piloereksi atau vasokontriksi

perifer atau keduanya 2 aktifitas

muskuler pada hanya satu kelompok

otot 3 aktifitas muskuler sedang

pada lebih dari satu kelompok otot

tetapi tidak terlihat menggigil

seluruh tubuh 4 aktifitas otot-otot

seluruh tubuh sangat kuat dan terus

menerus12

Pasien yang masih menggigil

diterapi dengan cairan infus RL

hangat untuk mengembalikan

kondisi normotermia dan diberikan

petidin 20 mg serta tramadol 2 mg

kgbb Apabila terjadi efek samping

obat maka dicatat dan diberikan

penatalaksanaan yang sesuai

Data diolah dengan komputer

menggunakan program SPSS

(Statistical Package for Social

Sciences) Windows dan dinyatakan

dalam bentuk tabel dan grafik Uji

statistik dilakukan dengan

menggunakan uji Mann Whitney

dengan derajat kemaknaan yaitu

nilai p lt 005

HASIL

Telah dilakukan penelit ian

perbandingan efek pemberian

ondansetron dan petidin intravena

untuk mencegah menggigil pasca

anestesi umum pada 32 pasien yang

menjalani tindakan anestesi umum

94

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

dengan kriteria inklusi dan eksklusi

tertentu serta bersedia untuk mengikuti

penelitian ini

Dari tabel 1 menunjukkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

(pgt005) untuk variabel usia jenis

kelamin BB TB BMI durasi anestesi

suhu membran timpani sebelum

induksi suhu kamar operasi jenis

operasi jumlah perdarahan dan jumlah

cairan sampel antara kelompok petidin

dan kelompok ondansentron

Pada gambar 1 didapatkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

pada temperatur membran timpani saat

akhir anestesi umum menit ke 10 ke

20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi

antara dua kelompok tersebut

Perbandingan kejadian dan

derajat menggigil antara kelompok

petidin dan ondansetron menunjukkan

perbedaan yang tidak bermakna

(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat

kita lihat dari 16 pasien terdapat 4

(25) pasien dari kelompok

ondansteron mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum Tiga

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua Pada kelompok petidin

terdapat 3 (1875) pasien mengalami

menggigil pasca anestesi umum Dua

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua

Pada penelitian ini didapatkan

efek samping obat yang ditimbulkan

dari pemberian petidin berupa mual

Dari 16 pasien yang mendapat petidin

04 mgkgbb didapatkan 2 (125)

pasien mengalami efek samping mual

(gambar 3) Sedangkan pada kelompok

ondansetron tidak didapatkan kejadian

mual Akan tetapi secara statistik (tabel

2) menunjukkan tidak ada perbedaan

yang bermakna (pgt005) pada kejadian

mual diantara kedua kelompok

perlakuan tersebut

PEMBAHASAN

Menggigil merupakan

komplikasi yang sering terjadi selama

tindakan anestesi Kejadian menggigil

ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien

yang dilakukan tindakan anestesi umum

dan 567 pada pasien pasien yang

dilakukan tindakan anestesi regional

Menggigil merupakan suatu respon yang

tidak nyaman bagi pasien dan akan

menimbulkan risiko yang tidak baik

bagi pasien karena berkaitan dengan

aktivasi simpatisadrenergik seperti

meningkatnya proses metabolisme

tubuh meningkatnya kebutuhan

konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali

lipat t imbulnya peningkatan produksi

karbondioksida dan akan memperberat

nyeri pasca operasi1212

Obat anti menggigil yang sudah

terbukti efektif dan paling sering

digunakan ialah petidin Pet idin

merupakan opioid yang bekerja pada

reseptor micro dan κ Petidin dapat

menurunkan ambang menggigil dua kali

lipat lebih besar dibandingkan ambang

vasokontriksi sehingga dapat mencegah

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

95

timbulnya menggigil Kemampuan

petidin dalam mencegah menggigil ini

dikarenakan efek petidin pada reseptor

κ yang akan menurunkan ambang

rangsang menggigil dan vasokontriksi

Akan tetapi petidin mempunyai

beberapa efek samping yang tidak

menguntungkan seperti mual dan

muntah813 Ondansetron merupakan

antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang

sering digunakan sebagai anti emetik

Selain anti emetik ondansetron juga

mempunyai efek anti menggigil dengan

menghambat termoregulasi di

hipotalamus14

Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan efek

ondansetron dan petidin dalam

mencegah kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dari total 32 sampel

yang didapat terdapat 25 sampel dari

kelompok petidin mengalami kejadian

menggigil Dengan1875 pasien (3

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Entezari et al (2012) bahwa

petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan

kejadian menggigil pasca anestesi

umum sampai sekitar 20 dari total

pasien yang menjalani tindakan

anestesi umum15 Mekanisme petidin

dalam mencegah menggigil disebabkan

oleh kemampuannya dalam

mempengaruhi beberapa reseptor yaitu

sebagai agonis reseptor κ stimulasi

reseptor adrenoreseptor subtipe α2B

menghambat reuptake monoamin dan

sebagai antagonis reseptor NMDA (N-

methyl-D-aspartate)12131617

Di dalam hipotalamus terdapat

keseimbangan monoamin yang

mengatur ambang normal suhu tubuh

Serotonin (5-HT) merupakan

monoamin yang menyebabkan

vasokontriksi dan menggigil sehinggan

meningkatkan suhu tubuh sedangkan

epineprin-norepineprin mempunyai

efek yang sebaliknya yang akan

menurunkan ambang normal

pengaturan suhu tubuh pada

hipotalamus Petidin merupakan

penghambat reuptake dari norepineprin

sehingga akan mengganggu

keseimbangan monoamin dalam

hipotalamus Peningkatan kadar

norepineprin pada hipotalamus akan

menurunkan ambang rangsang

menggigil1417

Kemampuan petidin sebagai

antagonis reseptor NMDA dan agonis

adrenoreseptor subtipe α2B akan

memodulasi termoregulasi serta akan

menghambat masuknya ion Ca2+ dari

ekstraselluler ke dalam sel syaraf

Peningkatan retensi ion Ca2+ pada

permukaan neuron akan menstabilkan

membran sel dan akan menurunkan

ambang rangsang neuron (heat gain

units) yang akan mengatur peningkatan

panas tubuh pada hipotalamus posterior

sehingga mencegah timbulnya

menggigil1718

Pada kelompok ondansetron

sebanyak 1875 pasien masih

96

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Karakteristik

Sampel

Petidin Ondansentron

Uji Statistik

(p)

Mean

Total

plusmnStd

dev

Mean

Total

plusmnStd

dev

Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137

Jenis kelamin(2)

Laki-laki 7 43 9 57 0486

Perempuan 9 57 7 43

Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558

Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828

BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363

Durasi Anestesi

(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322

Suhu membran timpani

sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382

Suhu Kamar

Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934

Jenis Operasi(2)

Ortopedi

Onkologi

Plastik

Digestif

Neurosurgeri

Mata

THT

3

3

2

1

2

3

2

188

188

125

620

125

188

125

3

4

1

1

2

1

4

188

25

620

620

125

620

25

0924

Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069

Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301

Keterangan (1) Uji t independen

(2) Uji Mann whitney

Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan

Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok

Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)

Petidin Ondansetron Uji Stat (p)

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

0695

Menggigil derajat 0

tidak menggigil 12

75 13

8125

Menggigil derajat 1 3 1875 2 125

Menggigil derajat 2 1 625 1 625

Menggigil derajat 3 0 0 0 0

Menggigil derajat 4 0 0 0 0

Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674

Efek samping mual(2) 2 125

0 0

0151

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

97

Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok

Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok

Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok

98

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

mengalami kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dengan125 pasien (2

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)

bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat

menurunkan kejadian menggigil pasca

anestesi umum sampai sekitar 167

dari total pasien yang menjalani

tindakan anestesi umum4 Hasil dari

penelitian ini sedikit berbeda dengan

yang didapatkan oleh Powell and

Buggy (2000) bahwa 33 dari 27

pasien yang mendapatkan ondasetron 4

mg masih mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum9 Hasil

dari penelitian ini juga sedikit berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et

al (2006) menyebutkan bahwa

ondansetron 8 mg dapat menurunkan

kejadian menggigil sampai hanya

sekitar 8 dari total pasien yang

menjalani tindakan anestesi spinal

Hasil yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh perbedaan dosis

ondansetron dan teknik anestesi yang

digunakan dalam penelitian tersebut419

Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa tidak ada perbedaan

kejadian dan derajat menggigil yang

bermakna secara statistik (pgt005)

antara kelompok ondansetron dan

kelompok petidin Hal ini membuktikan

bahwa ondansetron mempunyai efek

mencegah menggigil pasca anestesi

umum yang sama efektifnya dengan

petidin1520 Pada penelitian Abdollahi

et al (2012) pada 90 pasien yang

menjalani tindakan operasi coronary

artery bypass graft (CABG) dengan

anestesi umum didapatkan hasil yang

berbeda yaitu ondansetron 8 mg

mempunyai efek mencegah menggigil

yang lebih baik dibandingkan dengan

petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian

yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh dosis ondansetron dan

jenis operasi yang berbeda dengan

penelitian ini

Mekanisme ondansetron sebagai

anti menggigil diduga berkaitan dengan

efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3

yang merupakan salah satu

neurotransmitter yang penting dalam

termoregulasi karena berkaitan erat

dengan jaras produksi panas tubuh dan

jaras pengeluaran panas tubuh ke

lingkungan Penelitian pada hewan

menunjukkan pemberian agonis 5-HT

di dalam hipotalamus menyebabkan

vasokontriksi perifer dan menggigil

sehingga meningkatkan suhu int i tubuh

Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3

diduga akan mempunyai efek

mencegah timbulnya menggigil Efek

antagonis reseptor 5-HT3 pada

hipotalamus inilah yang menyebabkan

ondansetron dapat menghambat sistem

termoregulasi sehingga tidak terjadi

menggigil9141721

Pada penelitian ini 125 dari

total 16 pasien yang mendapatkan

petidin 04 mgkgbb mengalami efek

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

99

samping mual Ayatollahi et al (2011)

menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30

pasien yang mendapat petidin 04 mg

kgbb untuk mencegah terjadinya

menggigil pasca anestesi umum

mengalami efek samping mual1 Pada

penelitian lain Entezari et al (2012)

mendapati 10 pasien yang mendapat

petidin 04 mgkgbb juga mengalami

efek samping mual115 Efek samping

mual ini disebabkan oleh stimulasi

petidin pada chemoreceptor trigger

zone (CTZ) CTZ merupakan area di

otak yang berperan penting terhadap

terjadinya mual dan muntah2

SIMPULAN

Ondansetron 01 mgkgbb

mempunyai efek untuk mencegah

menggigil pasca anestesi umum yang

sama efektifnya dengan petidin 04 mg

kgbb

DAFTAR PUSTAKA

1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR

Behdad S Gholipur M Abbasi HR

Comparison Of Prophylactic Use Of

Meperidine And Two Low Doses Of

Ketamine For Prevention Of Post-

Anesthetic Shivering A Randomized

Double-Blind Placebo Controlled Trial J

Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346

2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick

DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical

Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52

Thermoregulation Hypothermia amp

Malignant Hyperthermia USA 2013 p

1184 ndash 1191

3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-

Controlled Comparison Of Ketamine With

Pethidine For The Prevention Of

Postoperative Shivering South Afr J

Anaesth Analg 201218(6)340-343

4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan

Efektifitas Ondansetron dan Tramadol

Intravena dalam Mencegah Menggigil

Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012

Vol 1 (1) 7 -11

5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad

JN Baral DD Comparisons of tramadol

with pethidine for prevention of post

anaesthetic shivering in elective abdominal

surgery Health Renaissance September-

December 2012 Vol 10 (No3)220-223

6 Zahedi H Comparison of Tramadol and

Pethidine for Postanesthetic Shivering in

Elective Cataract Surgery Journal of

Research in Medical Sciences 2004 5 235

-239

7 Shrestha AB Comparative Study on

Effectiveness of Doxapram and Pethidine

for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med

Assoc 200948(174)116-20

8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology

and Physiology in Anesthetic Practice

Fourth Edition Philadelphia Lippincott

Williams amp Wilkins Chapter 42

Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695

9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron

Given Before Induction of Anesthesia

Reduces Shivering After General

Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7

10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan

S Comparison of the efficacy of

nalbuphine tramadol ondansetron and

placebo in the treatment of postanesthetic

shivering after spinal anesthesia for

cesarean delivery Asian Biomedicine Vol

1 No 2 August 2007

11 Buggy DJ Crossley AW

Thermoregulation Mild Perioperative

Hypothermia And Post-Anaesthetic

Shivering British Journal of Anesthesia 84

(5) 615-28 (2000)

12 Padayachee NSYPost Anaesthesia

Shivering [internet] 2013 [cited 2013

May 03] Available from http

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

91

pasien mengalaminya setelah tindakan

anestesi umum dan sekitar 57 pasien

mengalaminya selama tindakan anestesi

regional Hal ini disebabkan oleh

beberapa hal yaitu hipotermi akibat

redistribusi panas dari pusat tubuh ke

perifer suhu kamar operasi yang

dinginrendah lamanya luka daerah

operasi yang terbuka pelepasan sitokin

akibat tindakan operasi dan

penggunaan obat ndash obat anestesi yang

menurunkan ambang batas menggigil

dan menurunkan respon vasokontriksi

terhadap hipotermi123

Menggigil merupakan suatu

respon yang tidak nyaman bagi pasien

dan akan menimbulkan risiko yang

tidak baik bagi pasien karena berkaitan

dengan aktivasi simpatisadrenergik

sepert i meningkatnya proses

metabolisme tubuh meningkatnya

kebutuhan konsumsi oksigen sampai 4 -

6 kali lipat timbulnya peningkatan

produksi karbondioksida dan akan

memperberat nyeri pasca operasi

Peningkatan kadar katekolamin dalam

darah juga akan meningkatkan risiko

komplikasi kardiovaskular Menggigil

juga akan meningkatkan tekanan

intraokuli dan tekanan intrakranial Hal

ini akan membahayakan pada pasien

pasien dengan kondisi yang tidak

optimal sepert i pasien dengan gangguan

jantung dan pasien dengan penyakit

paru obstruksi menahun Oleh sebab itu

kejadian menggigil pasca anestesi

umum sebaiknya dicegah dan kalau

sudah timbul harus segera ditangani

dengan baik34

Secara umum tata laksana menggigil ini

dibagi menjadi dua yaitu non

farmakoterapi dan farmakoterapi

Tindakan pencegahan non

farmakoterapi yaitu dengan menjaga

suhu tubuh tetap normal selama

tindakan operasi dan setelah tindakan

anestesi dengan pemberian selimut yang

mengandung udara hangat dan

pemberian cairan infus yang hangat

Penggunaan teknik farmakoterapi

merupakan cara yang sering digunakan

untuk mengatasi kejadian menggigil

pasca anestesi umum Ada beberapa

obat yang dapat digunakan untuk

mengatasi kejadian menggigil pasca

anestesi umum antara lain petidin

fentanil morfin ketamin tramadol

klonidin magnesium sulfat dan

ondansetron567

Petidin merupakan agonis opioid

sintetik yang bekerja pada reseptor

opioid micro (mu) dan κ (kappa) Petidin

mempunyai efek untuk mengatasi

menggigil melalui reseptor κ Petidin

merupakan obat yang paling efektif dan

sering digunakan untuk mengatasi

menggigil Akan tetapi petidin

mempunyai beberapa efek samping

yang tidak menguntungkan seperti

mual muntah pruritus dan depresi

nafas18

Ondansetron adalah derivat dari

karbazolon yang strukturnya berkaitan

dengan antagonis reseptor serotonin dan

sub tipe 5-Hidroksitriptamin tipe 3 (5-

HT3 ) spesifik yang tidak mempunyai

efek pada aktifitas reseptor dopamin

histamine adrenergik dan kolinergik8

92

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Ondansetron sudah sering

digunakan untuk anti emetik selain

efek tersebut ondansetron juga

mempunyai efek anti menggigil

melalui mekanisme penghambatan

pada reseptor 5-HT3 yang

mengakibatkan penghambatan

termoregulasi pada tingkat hipotalamus

yang merupakan pusat pengaturan

suhu tubuh Oleh karena itu

ondansetron juga dapat digunakan

untuk mencegah menggigil pasca

anestesi umum sekaligus sebagai anti

emetik910

Sampai saat ini petidin

merupakan obat yang paling banyak

digunakan sebagi obat anti menggigil

di RSU drSaiful Anwar Malang Akan

tetapi petidin mempunyai beberapa

efek samping yang tidak

menguntungkan seperti mual muntah

pruritus dan depresi nafas478 Berbeda

dengan petidin ondansteron yang juga

sudah terbukti mempunyai efek anti

menggigil mempunyai efek anti mual

dan muntah serta tidak memiliki efek

samping sebesar pet idin4 Oleh sebab

itu peneliti tertarik melakukan

penelitian perbandingan efek

ondansetron 01 mgkgbb dan petidin

04 mgkgbb intravena untuk

mencegah menggigil pasca anestesi

umum

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan efek pemberian

ondansetron 01 mgkgbb dan petidin

04 mgkgbb intravena untuk

mencegah kejadian menggigil pasca

anestesi umum

METODE

Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimental dengan

rancangan penelitian single blind true

experimental design Kelompok

penelitian dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok I

mendapatkan petidin 04 mgkgBB

menjelang akhir anestesi dan kelompok

II mendapatkan ondansetron 01 mg

kgBB menjelang akhir anestesi

Tempat penelitian adalah

Rumah Sakit Umum dr Saiful Anwar

(RSSA) Malang Kriterian inklusi

adalah pasien berusia 18 ndash 40 tahun

status fisik berdasarkan American

Society of Anesthesiologist (ASA) I-II

lama anestesi 1-3 jam tidak

mempunyai kelainan psikiatris

kelainan neuromuskular dan kelainan

jantung Sedangkan kriteria eksklusi

adalah pasien yang memerlukan obat

vasokonstriktor selama tindakan

anestesi pasien yang mengalami

komplikasi selama tindakan anestesi

sepert i infark miokard akut syok henti

jantung dan pasien yang memerlukan

perawatan di ruang intensif pasca

pembedahan

Pemilihan sampel dilakukan

dengan purposive sampling dengan

jumlah sampel yang diperlukan adalah

32 sampel yang dibagi menjadi dua

kelompok dimana masing ndash masing

kelompok berjumlah 16 sampel

Setelah mendapat persetujuan

komisi etik RSSA Malang pasien yang

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

93

memenuhi kriteria inklusi diberikan

penjelasan dan informed consent Pasien

yang setuju mengisi informed consent

dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan

selama puasa kebutuhan cairan dipenuhi

dengan cairan RL (ringer laktat) Saat di

kamar operasi dilakukan pengukuran

tekanan darah (TD) frekuensi nadi (FN)

suhu membran timpani dan saturasi

oksigen (SaO2) sebelum dilakukan induksi

anestesi Induksi anestesi dilakukan

dengan proprofol 1 - 2 mgkgbb dan

analgetik fentanil 2 mcgkgBB Setelah

refleks bulu mata hilang diberikan

atrakurium 05 mgkgbb kemudian

dilakukan intubasi endotrakea

Pemeliharaan anestesi dengan isofluran

dengan kombinasi N20 O2 = 21

Analgetik selama operasi diberikan

fentanil intermiten 1 ndash 2 mcgkgbb setiap

jam Pada akhir operasi pasien dibuat

bernafas spontan Analgetik pasca operasi

menggunakan ketorolak 30 mg Dua puluh

menit sebelum anestesi dihentikan

dilakukan randomisasi dengan dibagi

menjadi kelompok I dan II

Setelah operasi selesai ventilasi

adekuat pasien bangun dan refleks laring

telah kembali baru dilakukan ekstubasi

Dicatat TD FN suhu membran timpani

SaO2 dan derajat menggigil tiap 10 menit

sampai 30 pasca ekstubasi Di ruang pulih

sadar pasien diberikan selimut dan

oksigen masker 8 Lmenit

Menggigil adalah suatu fasikulasi

atau tremor yang terdeteksi pada otot

rangka di wajah kepala rahang badan

atau ekstremitas yang berlangsung lebih

dari 15 detik11 Derajat menggigil dinilai

dengan skala menggigil Crossley

dan Mahajan yaitu 0 tidak ada

menggigil 1 tidak tampak aktifitas

muskulertremor tetapi hanya

tampak piloereksi atau vasokontriksi

perifer atau keduanya 2 aktifitas

muskuler pada hanya satu kelompok

otot 3 aktifitas muskuler sedang

pada lebih dari satu kelompok otot

tetapi tidak terlihat menggigil

seluruh tubuh 4 aktifitas otot-otot

seluruh tubuh sangat kuat dan terus

menerus12

Pasien yang masih menggigil

diterapi dengan cairan infus RL

hangat untuk mengembalikan

kondisi normotermia dan diberikan

petidin 20 mg serta tramadol 2 mg

kgbb Apabila terjadi efek samping

obat maka dicatat dan diberikan

penatalaksanaan yang sesuai

Data diolah dengan komputer

menggunakan program SPSS

(Statistical Package for Social

Sciences) Windows dan dinyatakan

dalam bentuk tabel dan grafik Uji

statistik dilakukan dengan

menggunakan uji Mann Whitney

dengan derajat kemaknaan yaitu

nilai p lt 005

HASIL

Telah dilakukan penelit ian

perbandingan efek pemberian

ondansetron dan petidin intravena

untuk mencegah menggigil pasca

anestesi umum pada 32 pasien yang

menjalani tindakan anestesi umum

94

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

dengan kriteria inklusi dan eksklusi

tertentu serta bersedia untuk mengikuti

penelitian ini

Dari tabel 1 menunjukkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

(pgt005) untuk variabel usia jenis

kelamin BB TB BMI durasi anestesi

suhu membran timpani sebelum

induksi suhu kamar operasi jenis

operasi jumlah perdarahan dan jumlah

cairan sampel antara kelompok petidin

dan kelompok ondansentron

Pada gambar 1 didapatkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

pada temperatur membran timpani saat

akhir anestesi umum menit ke 10 ke

20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi

antara dua kelompok tersebut

Perbandingan kejadian dan

derajat menggigil antara kelompok

petidin dan ondansetron menunjukkan

perbedaan yang tidak bermakna

(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat

kita lihat dari 16 pasien terdapat 4

(25) pasien dari kelompok

ondansteron mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum Tiga

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua Pada kelompok petidin

terdapat 3 (1875) pasien mengalami

menggigil pasca anestesi umum Dua

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua

Pada penelitian ini didapatkan

efek samping obat yang ditimbulkan

dari pemberian petidin berupa mual

Dari 16 pasien yang mendapat petidin

04 mgkgbb didapatkan 2 (125)

pasien mengalami efek samping mual

(gambar 3) Sedangkan pada kelompok

ondansetron tidak didapatkan kejadian

mual Akan tetapi secara statistik (tabel

2) menunjukkan tidak ada perbedaan

yang bermakna (pgt005) pada kejadian

mual diantara kedua kelompok

perlakuan tersebut

PEMBAHASAN

Menggigil merupakan

komplikasi yang sering terjadi selama

tindakan anestesi Kejadian menggigil

ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien

yang dilakukan tindakan anestesi umum

dan 567 pada pasien pasien yang

dilakukan tindakan anestesi regional

Menggigil merupakan suatu respon yang

tidak nyaman bagi pasien dan akan

menimbulkan risiko yang tidak baik

bagi pasien karena berkaitan dengan

aktivasi simpatisadrenergik seperti

meningkatnya proses metabolisme

tubuh meningkatnya kebutuhan

konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali

lipat t imbulnya peningkatan produksi

karbondioksida dan akan memperberat

nyeri pasca operasi1212

Obat anti menggigil yang sudah

terbukti efektif dan paling sering

digunakan ialah petidin Pet idin

merupakan opioid yang bekerja pada

reseptor micro dan κ Petidin dapat

menurunkan ambang menggigil dua kali

lipat lebih besar dibandingkan ambang

vasokontriksi sehingga dapat mencegah

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

95

timbulnya menggigil Kemampuan

petidin dalam mencegah menggigil ini

dikarenakan efek petidin pada reseptor

κ yang akan menurunkan ambang

rangsang menggigil dan vasokontriksi

Akan tetapi petidin mempunyai

beberapa efek samping yang tidak

menguntungkan seperti mual dan

muntah813 Ondansetron merupakan

antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang

sering digunakan sebagai anti emetik

Selain anti emetik ondansetron juga

mempunyai efek anti menggigil dengan

menghambat termoregulasi di

hipotalamus14

Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan efek

ondansetron dan petidin dalam

mencegah kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dari total 32 sampel

yang didapat terdapat 25 sampel dari

kelompok petidin mengalami kejadian

menggigil Dengan1875 pasien (3

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Entezari et al (2012) bahwa

petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan

kejadian menggigil pasca anestesi

umum sampai sekitar 20 dari total

pasien yang menjalani tindakan

anestesi umum15 Mekanisme petidin

dalam mencegah menggigil disebabkan

oleh kemampuannya dalam

mempengaruhi beberapa reseptor yaitu

sebagai agonis reseptor κ stimulasi

reseptor adrenoreseptor subtipe α2B

menghambat reuptake monoamin dan

sebagai antagonis reseptor NMDA (N-

methyl-D-aspartate)12131617

Di dalam hipotalamus terdapat

keseimbangan monoamin yang

mengatur ambang normal suhu tubuh

Serotonin (5-HT) merupakan

monoamin yang menyebabkan

vasokontriksi dan menggigil sehinggan

meningkatkan suhu tubuh sedangkan

epineprin-norepineprin mempunyai

efek yang sebaliknya yang akan

menurunkan ambang normal

pengaturan suhu tubuh pada

hipotalamus Petidin merupakan

penghambat reuptake dari norepineprin

sehingga akan mengganggu

keseimbangan monoamin dalam

hipotalamus Peningkatan kadar

norepineprin pada hipotalamus akan

menurunkan ambang rangsang

menggigil1417

Kemampuan petidin sebagai

antagonis reseptor NMDA dan agonis

adrenoreseptor subtipe α2B akan

memodulasi termoregulasi serta akan

menghambat masuknya ion Ca2+ dari

ekstraselluler ke dalam sel syaraf

Peningkatan retensi ion Ca2+ pada

permukaan neuron akan menstabilkan

membran sel dan akan menurunkan

ambang rangsang neuron (heat gain

units) yang akan mengatur peningkatan

panas tubuh pada hipotalamus posterior

sehingga mencegah timbulnya

menggigil1718

Pada kelompok ondansetron

sebanyak 1875 pasien masih

96

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Karakteristik

Sampel

Petidin Ondansentron

Uji Statistik

(p)

Mean

Total

plusmnStd

dev

Mean

Total

plusmnStd

dev

Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137

Jenis kelamin(2)

Laki-laki 7 43 9 57 0486

Perempuan 9 57 7 43

Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558

Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828

BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363

Durasi Anestesi

(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322

Suhu membran timpani

sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382

Suhu Kamar

Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934

Jenis Operasi(2)

Ortopedi

Onkologi

Plastik

Digestif

Neurosurgeri

Mata

THT

3

3

2

1

2

3

2

188

188

125

620

125

188

125

3

4

1

1

2

1

4

188

25

620

620

125

620

25

0924

Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069

Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301

Keterangan (1) Uji t independen

(2) Uji Mann whitney

Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan

Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok

Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)

Petidin Ondansetron Uji Stat (p)

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

0695

Menggigil derajat 0

tidak menggigil 12

75 13

8125

Menggigil derajat 1 3 1875 2 125

Menggigil derajat 2 1 625 1 625

Menggigil derajat 3 0 0 0 0

Menggigil derajat 4 0 0 0 0

Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674

Efek samping mual(2) 2 125

0 0

0151

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

97

Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok

Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok

Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok

98

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

mengalami kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dengan125 pasien (2

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)

bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat

menurunkan kejadian menggigil pasca

anestesi umum sampai sekitar 167

dari total pasien yang menjalani

tindakan anestesi umum4 Hasil dari

penelitian ini sedikit berbeda dengan

yang didapatkan oleh Powell and

Buggy (2000) bahwa 33 dari 27

pasien yang mendapatkan ondasetron 4

mg masih mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum9 Hasil

dari penelitian ini juga sedikit berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et

al (2006) menyebutkan bahwa

ondansetron 8 mg dapat menurunkan

kejadian menggigil sampai hanya

sekitar 8 dari total pasien yang

menjalani tindakan anestesi spinal

Hasil yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh perbedaan dosis

ondansetron dan teknik anestesi yang

digunakan dalam penelitian tersebut419

Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa tidak ada perbedaan

kejadian dan derajat menggigil yang

bermakna secara statistik (pgt005)

antara kelompok ondansetron dan

kelompok petidin Hal ini membuktikan

bahwa ondansetron mempunyai efek

mencegah menggigil pasca anestesi

umum yang sama efektifnya dengan

petidin1520 Pada penelitian Abdollahi

et al (2012) pada 90 pasien yang

menjalani tindakan operasi coronary

artery bypass graft (CABG) dengan

anestesi umum didapatkan hasil yang

berbeda yaitu ondansetron 8 mg

mempunyai efek mencegah menggigil

yang lebih baik dibandingkan dengan

petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian

yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh dosis ondansetron dan

jenis operasi yang berbeda dengan

penelitian ini

Mekanisme ondansetron sebagai

anti menggigil diduga berkaitan dengan

efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3

yang merupakan salah satu

neurotransmitter yang penting dalam

termoregulasi karena berkaitan erat

dengan jaras produksi panas tubuh dan

jaras pengeluaran panas tubuh ke

lingkungan Penelitian pada hewan

menunjukkan pemberian agonis 5-HT

di dalam hipotalamus menyebabkan

vasokontriksi perifer dan menggigil

sehingga meningkatkan suhu int i tubuh

Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3

diduga akan mempunyai efek

mencegah timbulnya menggigil Efek

antagonis reseptor 5-HT3 pada

hipotalamus inilah yang menyebabkan

ondansetron dapat menghambat sistem

termoregulasi sehingga tidak terjadi

menggigil9141721

Pada penelitian ini 125 dari

total 16 pasien yang mendapatkan

petidin 04 mgkgbb mengalami efek

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

99

samping mual Ayatollahi et al (2011)

menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30

pasien yang mendapat petidin 04 mg

kgbb untuk mencegah terjadinya

menggigil pasca anestesi umum

mengalami efek samping mual1 Pada

penelitian lain Entezari et al (2012)

mendapati 10 pasien yang mendapat

petidin 04 mgkgbb juga mengalami

efek samping mual115 Efek samping

mual ini disebabkan oleh stimulasi

petidin pada chemoreceptor trigger

zone (CTZ) CTZ merupakan area di

otak yang berperan penting terhadap

terjadinya mual dan muntah2

SIMPULAN

Ondansetron 01 mgkgbb

mempunyai efek untuk mencegah

menggigil pasca anestesi umum yang

sama efektifnya dengan petidin 04 mg

kgbb

DAFTAR PUSTAKA

1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR

Behdad S Gholipur M Abbasi HR

Comparison Of Prophylactic Use Of

Meperidine And Two Low Doses Of

Ketamine For Prevention Of Post-

Anesthetic Shivering A Randomized

Double-Blind Placebo Controlled Trial J

Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346

2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick

DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical

Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52

Thermoregulation Hypothermia amp

Malignant Hyperthermia USA 2013 p

1184 ndash 1191

3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-

Controlled Comparison Of Ketamine With

Pethidine For The Prevention Of

Postoperative Shivering South Afr J

Anaesth Analg 201218(6)340-343

4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan

Efektifitas Ondansetron dan Tramadol

Intravena dalam Mencegah Menggigil

Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012

Vol 1 (1) 7 -11

5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad

JN Baral DD Comparisons of tramadol

with pethidine for prevention of post

anaesthetic shivering in elective abdominal

surgery Health Renaissance September-

December 2012 Vol 10 (No3)220-223

6 Zahedi H Comparison of Tramadol and

Pethidine for Postanesthetic Shivering in

Elective Cataract Surgery Journal of

Research in Medical Sciences 2004 5 235

-239

7 Shrestha AB Comparative Study on

Effectiveness of Doxapram and Pethidine

for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med

Assoc 200948(174)116-20

8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology

and Physiology in Anesthetic Practice

Fourth Edition Philadelphia Lippincott

Williams amp Wilkins Chapter 42

Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695

9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron

Given Before Induction of Anesthesia

Reduces Shivering After General

Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7

10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan

S Comparison of the efficacy of

nalbuphine tramadol ondansetron and

placebo in the treatment of postanesthetic

shivering after spinal anesthesia for

cesarean delivery Asian Biomedicine Vol

1 No 2 August 2007

11 Buggy DJ Crossley AW

Thermoregulation Mild Perioperative

Hypothermia And Post-Anaesthetic

Shivering British Journal of Anesthesia 84

(5) 615-28 (2000)

12 Padayachee NSYPost Anaesthesia

Shivering [internet] 2013 [cited 2013

May 03] Available from http

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398

92

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Ondansetron sudah sering

digunakan untuk anti emetik selain

efek tersebut ondansetron juga

mempunyai efek anti menggigil

melalui mekanisme penghambatan

pada reseptor 5-HT3 yang

mengakibatkan penghambatan

termoregulasi pada tingkat hipotalamus

yang merupakan pusat pengaturan

suhu tubuh Oleh karena itu

ondansetron juga dapat digunakan

untuk mencegah menggigil pasca

anestesi umum sekaligus sebagai anti

emetik910

Sampai saat ini petidin

merupakan obat yang paling banyak

digunakan sebagi obat anti menggigil

di RSU drSaiful Anwar Malang Akan

tetapi petidin mempunyai beberapa

efek samping yang tidak

menguntungkan seperti mual muntah

pruritus dan depresi nafas478 Berbeda

dengan petidin ondansteron yang juga

sudah terbukti mempunyai efek anti

menggigil mempunyai efek anti mual

dan muntah serta tidak memiliki efek

samping sebesar pet idin4 Oleh sebab

itu peneliti tertarik melakukan

penelitian perbandingan efek

ondansetron 01 mgkgbb dan petidin

04 mgkgbb intravena untuk

mencegah menggigil pasca anestesi

umum

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan efek pemberian

ondansetron 01 mgkgbb dan petidin

04 mgkgbb intravena untuk

mencegah kejadian menggigil pasca

anestesi umum

METODE

Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimental dengan

rancangan penelitian single blind true

experimental design Kelompok

penelitian dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok I

mendapatkan petidin 04 mgkgBB

menjelang akhir anestesi dan kelompok

II mendapatkan ondansetron 01 mg

kgBB menjelang akhir anestesi

Tempat penelitian adalah

Rumah Sakit Umum dr Saiful Anwar

(RSSA) Malang Kriterian inklusi

adalah pasien berusia 18 ndash 40 tahun

status fisik berdasarkan American

Society of Anesthesiologist (ASA) I-II

lama anestesi 1-3 jam tidak

mempunyai kelainan psikiatris

kelainan neuromuskular dan kelainan

jantung Sedangkan kriteria eksklusi

adalah pasien yang memerlukan obat

vasokonstriktor selama tindakan

anestesi pasien yang mengalami

komplikasi selama tindakan anestesi

sepert i infark miokard akut syok henti

jantung dan pasien yang memerlukan

perawatan di ruang intensif pasca

pembedahan

Pemilihan sampel dilakukan

dengan purposive sampling dengan

jumlah sampel yang diperlukan adalah

32 sampel yang dibagi menjadi dua

kelompok dimana masing ndash masing

kelompok berjumlah 16 sampel

Setelah mendapat persetujuan

komisi etik RSSA Malang pasien yang

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

93

memenuhi kriteria inklusi diberikan

penjelasan dan informed consent Pasien

yang setuju mengisi informed consent

dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan

selama puasa kebutuhan cairan dipenuhi

dengan cairan RL (ringer laktat) Saat di

kamar operasi dilakukan pengukuran

tekanan darah (TD) frekuensi nadi (FN)

suhu membran timpani dan saturasi

oksigen (SaO2) sebelum dilakukan induksi

anestesi Induksi anestesi dilakukan

dengan proprofol 1 - 2 mgkgbb dan

analgetik fentanil 2 mcgkgBB Setelah

refleks bulu mata hilang diberikan

atrakurium 05 mgkgbb kemudian

dilakukan intubasi endotrakea

Pemeliharaan anestesi dengan isofluran

dengan kombinasi N20 O2 = 21

Analgetik selama operasi diberikan

fentanil intermiten 1 ndash 2 mcgkgbb setiap

jam Pada akhir operasi pasien dibuat

bernafas spontan Analgetik pasca operasi

menggunakan ketorolak 30 mg Dua puluh

menit sebelum anestesi dihentikan

dilakukan randomisasi dengan dibagi

menjadi kelompok I dan II

Setelah operasi selesai ventilasi

adekuat pasien bangun dan refleks laring

telah kembali baru dilakukan ekstubasi

Dicatat TD FN suhu membran timpani

SaO2 dan derajat menggigil tiap 10 menit

sampai 30 pasca ekstubasi Di ruang pulih

sadar pasien diberikan selimut dan

oksigen masker 8 Lmenit

Menggigil adalah suatu fasikulasi

atau tremor yang terdeteksi pada otot

rangka di wajah kepala rahang badan

atau ekstremitas yang berlangsung lebih

dari 15 detik11 Derajat menggigil dinilai

dengan skala menggigil Crossley

dan Mahajan yaitu 0 tidak ada

menggigil 1 tidak tampak aktifitas

muskulertremor tetapi hanya

tampak piloereksi atau vasokontriksi

perifer atau keduanya 2 aktifitas

muskuler pada hanya satu kelompok

otot 3 aktifitas muskuler sedang

pada lebih dari satu kelompok otot

tetapi tidak terlihat menggigil

seluruh tubuh 4 aktifitas otot-otot

seluruh tubuh sangat kuat dan terus

menerus12

Pasien yang masih menggigil

diterapi dengan cairan infus RL

hangat untuk mengembalikan

kondisi normotermia dan diberikan

petidin 20 mg serta tramadol 2 mg

kgbb Apabila terjadi efek samping

obat maka dicatat dan diberikan

penatalaksanaan yang sesuai

Data diolah dengan komputer

menggunakan program SPSS

(Statistical Package for Social

Sciences) Windows dan dinyatakan

dalam bentuk tabel dan grafik Uji

statistik dilakukan dengan

menggunakan uji Mann Whitney

dengan derajat kemaknaan yaitu

nilai p lt 005

HASIL

Telah dilakukan penelit ian

perbandingan efek pemberian

ondansetron dan petidin intravena

untuk mencegah menggigil pasca

anestesi umum pada 32 pasien yang

menjalani tindakan anestesi umum

94

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

dengan kriteria inklusi dan eksklusi

tertentu serta bersedia untuk mengikuti

penelitian ini

Dari tabel 1 menunjukkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

(pgt005) untuk variabel usia jenis

kelamin BB TB BMI durasi anestesi

suhu membran timpani sebelum

induksi suhu kamar operasi jenis

operasi jumlah perdarahan dan jumlah

cairan sampel antara kelompok petidin

dan kelompok ondansentron

Pada gambar 1 didapatkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

pada temperatur membran timpani saat

akhir anestesi umum menit ke 10 ke

20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi

antara dua kelompok tersebut

Perbandingan kejadian dan

derajat menggigil antara kelompok

petidin dan ondansetron menunjukkan

perbedaan yang tidak bermakna

(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat

kita lihat dari 16 pasien terdapat 4

(25) pasien dari kelompok

ondansteron mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum Tiga

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua Pada kelompok petidin

terdapat 3 (1875) pasien mengalami

menggigil pasca anestesi umum Dua

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua

Pada penelitian ini didapatkan

efek samping obat yang ditimbulkan

dari pemberian petidin berupa mual

Dari 16 pasien yang mendapat petidin

04 mgkgbb didapatkan 2 (125)

pasien mengalami efek samping mual

(gambar 3) Sedangkan pada kelompok

ondansetron tidak didapatkan kejadian

mual Akan tetapi secara statistik (tabel

2) menunjukkan tidak ada perbedaan

yang bermakna (pgt005) pada kejadian

mual diantara kedua kelompok

perlakuan tersebut

PEMBAHASAN

Menggigil merupakan

komplikasi yang sering terjadi selama

tindakan anestesi Kejadian menggigil

ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien

yang dilakukan tindakan anestesi umum

dan 567 pada pasien pasien yang

dilakukan tindakan anestesi regional

Menggigil merupakan suatu respon yang

tidak nyaman bagi pasien dan akan

menimbulkan risiko yang tidak baik

bagi pasien karena berkaitan dengan

aktivasi simpatisadrenergik seperti

meningkatnya proses metabolisme

tubuh meningkatnya kebutuhan

konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali

lipat t imbulnya peningkatan produksi

karbondioksida dan akan memperberat

nyeri pasca operasi1212

Obat anti menggigil yang sudah

terbukti efektif dan paling sering

digunakan ialah petidin Pet idin

merupakan opioid yang bekerja pada

reseptor micro dan κ Petidin dapat

menurunkan ambang menggigil dua kali

lipat lebih besar dibandingkan ambang

vasokontriksi sehingga dapat mencegah

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

95

timbulnya menggigil Kemampuan

petidin dalam mencegah menggigil ini

dikarenakan efek petidin pada reseptor

κ yang akan menurunkan ambang

rangsang menggigil dan vasokontriksi

Akan tetapi petidin mempunyai

beberapa efek samping yang tidak

menguntungkan seperti mual dan

muntah813 Ondansetron merupakan

antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang

sering digunakan sebagai anti emetik

Selain anti emetik ondansetron juga

mempunyai efek anti menggigil dengan

menghambat termoregulasi di

hipotalamus14

Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan efek

ondansetron dan petidin dalam

mencegah kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dari total 32 sampel

yang didapat terdapat 25 sampel dari

kelompok petidin mengalami kejadian

menggigil Dengan1875 pasien (3

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Entezari et al (2012) bahwa

petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan

kejadian menggigil pasca anestesi

umum sampai sekitar 20 dari total

pasien yang menjalani tindakan

anestesi umum15 Mekanisme petidin

dalam mencegah menggigil disebabkan

oleh kemampuannya dalam

mempengaruhi beberapa reseptor yaitu

sebagai agonis reseptor κ stimulasi

reseptor adrenoreseptor subtipe α2B

menghambat reuptake monoamin dan

sebagai antagonis reseptor NMDA (N-

methyl-D-aspartate)12131617

Di dalam hipotalamus terdapat

keseimbangan monoamin yang

mengatur ambang normal suhu tubuh

Serotonin (5-HT) merupakan

monoamin yang menyebabkan

vasokontriksi dan menggigil sehinggan

meningkatkan suhu tubuh sedangkan

epineprin-norepineprin mempunyai

efek yang sebaliknya yang akan

menurunkan ambang normal

pengaturan suhu tubuh pada

hipotalamus Petidin merupakan

penghambat reuptake dari norepineprin

sehingga akan mengganggu

keseimbangan monoamin dalam

hipotalamus Peningkatan kadar

norepineprin pada hipotalamus akan

menurunkan ambang rangsang

menggigil1417

Kemampuan petidin sebagai

antagonis reseptor NMDA dan agonis

adrenoreseptor subtipe α2B akan

memodulasi termoregulasi serta akan

menghambat masuknya ion Ca2+ dari

ekstraselluler ke dalam sel syaraf

Peningkatan retensi ion Ca2+ pada

permukaan neuron akan menstabilkan

membran sel dan akan menurunkan

ambang rangsang neuron (heat gain

units) yang akan mengatur peningkatan

panas tubuh pada hipotalamus posterior

sehingga mencegah timbulnya

menggigil1718

Pada kelompok ondansetron

sebanyak 1875 pasien masih

96

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Karakteristik

Sampel

Petidin Ondansentron

Uji Statistik

(p)

Mean

Total

plusmnStd

dev

Mean

Total

plusmnStd

dev

Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137

Jenis kelamin(2)

Laki-laki 7 43 9 57 0486

Perempuan 9 57 7 43

Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558

Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828

BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363

Durasi Anestesi

(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322

Suhu membran timpani

sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382

Suhu Kamar

Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934

Jenis Operasi(2)

Ortopedi

Onkologi

Plastik

Digestif

Neurosurgeri

Mata

THT

3

3

2

1

2

3

2

188

188

125

620

125

188

125

3

4

1

1

2

1

4

188

25

620

620

125

620

25

0924

Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069

Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301

Keterangan (1) Uji t independen

(2) Uji Mann whitney

Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan

Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok

Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)

Petidin Ondansetron Uji Stat (p)

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

0695

Menggigil derajat 0

tidak menggigil 12

75 13

8125

Menggigil derajat 1 3 1875 2 125

Menggigil derajat 2 1 625 1 625

Menggigil derajat 3 0 0 0 0

Menggigil derajat 4 0 0 0 0

Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674

Efek samping mual(2) 2 125

0 0

0151

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

97

Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok

Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok

Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok

98

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

mengalami kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dengan125 pasien (2

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)

bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat

menurunkan kejadian menggigil pasca

anestesi umum sampai sekitar 167

dari total pasien yang menjalani

tindakan anestesi umum4 Hasil dari

penelitian ini sedikit berbeda dengan

yang didapatkan oleh Powell and

Buggy (2000) bahwa 33 dari 27

pasien yang mendapatkan ondasetron 4

mg masih mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum9 Hasil

dari penelitian ini juga sedikit berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et

al (2006) menyebutkan bahwa

ondansetron 8 mg dapat menurunkan

kejadian menggigil sampai hanya

sekitar 8 dari total pasien yang

menjalani tindakan anestesi spinal

Hasil yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh perbedaan dosis

ondansetron dan teknik anestesi yang

digunakan dalam penelitian tersebut419

Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa tidak ada perbedaan

kejadian dan derajat menggigil yang

bermakna secara statistik (pgt005)

antara kelompok ondansetron dan

kelompok petidin Hal ini membuktikan

bahwa ondansetron mempunyai efek

mencegah menggigil pasca anestesi

umum yang sama efektifnya dengan

petidin1520 Pada penelitian Abdollahi

et al (2012) pada 90 pasien yang

menjalani tindakan operasi coronary

artery bypass graft (CABG) dengan

anestesi umum didapatkan hasil yang

berbeda yaitu ondansetron 8 mg

mempunyai efek mencegah menggigil

yang lebih baik dibandingkan dengan

petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian

yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh dosis ondansetron dan

jenis operasi yang berbeda dengan

penelitian ini

Mekanisme ondansetron sebagai

anti menggigil diduga berkaitan dengan

efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3

yang merupakan salah satu

neurotransmitter yang penting dalam

termoregulasi karena berkaitan erat

dengan jaras produksi panas tubuh dan

jaras pengeluaran panas tubuh ke

lingkungan Penelitian pada hewan

menunjukkan pemberian agonis 5-HT

di dalam hipotalamus menyebabkan

vasokontriksi perifer dan menggigil

sehingga meningkatkan suhu int i tubuh

Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3

diduga akan mempunyai efek

mencegah timbulnya menggigil Efek

antagonis reseptor 5-HT3 pada

hipotalamus inilah yang menyebabkan

ondansetron dapat menghambat sistem

termoregulasi sehingga tidak terjadi

menggigil9141721

Pada penelitian ini 125 dari

total 16 pasien yang mendapatkan

petidin 04 mgkgbb mengalami efek

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

99

samping mual Ayatollahi et al (2011)

menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30

pasien yang mendapat petidin 04 mg

kgbb untuk mencegah terjadinya

menggigil pasca anestesi umum

mengalami efek samping mual1 Pada

penelitian lain Entezari et al (2012)

mendapati 10 pasien yang mendapat

petidin 04 mgkgbb juga mengalami

efek samping mual115 Efek samping

mual ini disebabkan oleh stimulasi

petidin pada chemoreceptor trigger

zone (CTZ) CTZ merupakan area di

otak yang berperan penting terhadap

terjadinya mual dan muntah2

SIMPULAN

Ondansetron 01 mgkgbb

mempunyai efek untuk mencegah

menggigil pasca anestesi umum yang

sama efektifnya dengan petidin 04 mg

kgbb

DAFTAR PUSTAKA

1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR

Behdad S Gholipur M Abbasi HR

Comparison Of Prophylactic Use Of

Meperidine And Two Low Doses Of

Ketamine For Prevention Of Post-

Anesthetic Shivering A Randomized

Double-Blind Placebo Controlled Trial J

Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346

2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick

DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical

Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52

Thermoregulation Hypothermia amp

Malignant Hyperthermia USA 2013 p

1184 ndash 1191

3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-

Controlled Comparison Of Ketamine With

Pethidine For The Prevention Of

Postoperative Shivering South Afr J

Anaesth Analg 201218(6)340-343

4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan

Efektifitas Ondansetron dan Tramadol

Intravena dalam Mencegah Menggigil

Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012

Vol 1 (1) 7 -11

5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad

JN Baral DD Comparisons of tramadol

with pethidine for prevention of post

anaesthetic shivering in elective abdominal

surgery Health Renaissance September-

December 2012 Vol 10 (No3)220-223

6 Zahedi H Comparison of Tramadol and

Pethidine for Postanesthetic Shivering in

Elective Cataract Surgery Journal of

Research in Medical Sciences 2004 5 235

-239

7 Shrestha AB Comparative Study on

Effectiveness of Doxapram and Pethidine

for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med

Assoc 200948(174)116-20

8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology

and Physiology in Anesthetic Practice

Fourth Edition Philadelphia Lippincott

Williams amp Wilkins Chapter 42

Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695

9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron

Given Before Induction of Anesthesia

Reduces Shivering After General

Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7

10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan

S Comparison of the efficacy of

nalbuphine tramadol ondansetron and

placebo in the treatment of postanesthetic

shivering after spinal anesthesia for

cesarean delivery Asian Biomedicine Vol

1 No 2 August 2007

11 Buggy DJ Crossley AW

Thermoregulation Mild Perioperative

Hypothermia And Post-Anaesthetic

Shivering British Journal of Anesthesia 84

(5) 615-28 (2000)

12 Padayachee NSYPost Anaesthesia

Shivering [internet] 2013 [cited 2013

May 03] Available from http

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

93

memenuhi kriteria inklusi diberikan

penjelasan dan informed consent Pasien

yang setuju mengisi informed consent

dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan

selama puasa kebutuhan cairan dipenuhi

dengan cairan RL (ringer laktat) Saat di

kamar operasi dilakukan pengukuran

tekanan darah (TD) frekuensi nadi (FN)

suhu membran timpani dan saturasi

oksigen (SaO2) sebelum dilakukan induksi

anestesi Induksi anestesi dilakukan

dengan proprofol 1 - 2 mgkgbb dan

analgetik fentanil 2 mcgkgBB Setelah

refleks bulu mata hilang diberikan

atrakurium 05 mgkgbb kemudian

dilakukan intubasi endotrakea

Pemeliharaan anestesi dengan isofluran

dengan kombinasi N20 O2 = 21

Analgetik selama operasi diberikan

fentanil intermiten 1 ndash 2 mcgkgbb setiap

jam Pada akhir operasi pasien dibuat

bernafas spontan Analgetik pasca operasi

menggunakan ketorolak 30 mg Dua puluh

menit sebelum anestesi dihentikan

dilakukan randomisasi dengan dibagi

menjadi kelompok I dan II

Setelah operasi selesai ventilasi

adekuat pasien bangun dan refleks laring

telah kembali baru dilakukan ekstubasi

Dicatat TD FN suhu membran timpani

SaO2 dan derajat menggigil tiap 10 menit

sampai 30 pasca ekstubasi Di ruang pulih

sadar pasien diberikan selimut dan

oksigen masker 8 Lmenit

Menggigil adalah suatu fasikulasi

atau tremor yang terdeteksi pada otot

rangka di wajah kepala rahang badan

atau ekstremitas yang berlangsung lebih

dari 15 detik11 Derajat menggigil dinilai

dengan skala menggigil Crossley

dan Mahajan yaitu 0 tidak ada

menggigil 1 tidak tampak aktifitas

muskulertremor tetapi hanya

tampak piloereksi atau vasokontriksi

perifer atau keduanya 2 aktifitas

muskuler pada hanya satu kelompok

otot 3 aktifitas muskuler sedang

pada lebih dari satu kelompok otot

tetapi tidak terlihat menggigil

seluruh tubuh 4 aktifitas otot-otot

seluruh tubuh sangat kuat dan terus

menerus12

Pasien yang masih menggigil

diterapi dengan cairan infus RL

hangat untuk mengembalikan

kondisi normotermia dan diberikan

petidin 20 mg serta tramadol 2 mg

kgbb Apabila terjadi efek samping

obat maka dicatat dan diberikan

penatalaksanaan yang sesuai

Data diolah dengan komputer

menggunakan program SPSS

(Statistical Package for Social

Sciences) Windows dan dinyatakan

dalam bentuk tabel dan grafik Uji

statistik dilakukan dengan

menggunakan uji Mann Whitney

dengan derajat kemaknaan yaitu

nilai p lt 005

HASIL

Telah dilakukan penelit ian

perbandingan efek pemberian

ondansetron dan petidin intravena

untuk mencegah menggigil pasca

anestesi umum pada 32 pasien yang

menjalani tindakan anestesi umum

94

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

dengan kriteria inklusi dan eksklusi

tertentu serta bersedia untuk mengikuti

penelitian ini

Dari tabel 1 menunjukkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

(pgt005) untuk variabel usia jenis

kelamin BB TB BMI durasi anestesi

suhu membran timpani sebelum

induksi suhu kamar operasi jenis

operasi jumlah perdarahan dan jumlah

cairan sampel antara kelompok petidin

dan kelompok ondansentron

Pada gambar 1 didapatkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

pada temperatur membran timpani saat

akhir anestesi umum menit ke 10 ke

20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi

antara dua kelompok tersebut

Perbandingan kejadian dan

derajat menggigil antara kelompok

petidin dan ondansetron menunjukkan

perbedaan yang tidak bermakna

(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat

kita lihat dari 16 pasien terdapat 4

(25) pasien dari kelompok

ondansteron mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum Tiga

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua Pada kelompok petidin

terdapat 3 (1875) pasien mengalami

menggigil pasca anestesi umum Dua

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua

Pada penelitian ini didapatkan

efek samping obat yang ditimbulkan

dari pemberian petidin berupa mual

Dari 16 pasien yang mendapat petidin

04 mgkgbb didapatkan 2 (125)

pasien mengalami efek samping mual

(gambar 3) Sedangkan pada kelompok

ondansetron tidak didapatkan kejadian

mual Akan tetapi secara statistik (tabel

2) menunjukkan tidak ada perbedaan

yang bermakna (pgt005) pada kejadian

mual diantara kedua kelompok

perlakuan tersebut

PEMBAHASAN

Menggigil merupakan

komplikasi yang sering terjadi selama

tindakan anestesi Kejadian menggigil

ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien

yang dilakukan tindakan anestesi umum

dan 567 pada pasien pasien yang

dilakukan tindakan anestesi regional

Menggigil merupakan suatu respon yang

tidak nyaman bagi pasien dan akan

menimbulkan risiko yang tidak baik

bagi pasien karena berkaitan dengan

aktivasi simpatisadrenergik seperti

meningkatnya proses metabolisme

tubuh meningkatnya kebutuhan

konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali

lipat t imbulnya peningkatan produksi

karbondioksida dan akan memperberat

nyeri pasca operasi1212

Obat anti menggigil yang sudah

terbukti efektif dan paling sering

digunakan ialah petidin Pet idin

merupakan opioid yang bekerja pada

reseptor micro dan κ Petidin dapat

menurunkan ambang menggigil dua kali

lipat lebih besar dibandingkan ambang

vasokontriksi sehingga dapat mencegah

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

95

timbulnya menggigil Kemampuan

petidin dalam mencegah menggigil ini

dikarenakan efek petidin pada reseptor

κ yang akan menurunkan ambang

rangsang menggigil dan vasokontriksi

Akan tetapi petidin mempunyai

beberapa efek samping yang tidak

menguntungkan seperti mual dan

muntah813 Ondansetron merupakan

antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang

sering digunakan sebagai anti emetik

Selain anti emetik ondansetron juga

mempunyai efek anti menggigil dengan

menghambat termoregulasi di

hipotalamus14

Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan efek

ondansetron dan petidin dalam

mencegah kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dari total 32 sampel

yang didapat terdapat 25 sampel dari

kelompok petidin mengalami kejadian

menggigil Dengan1875 pasien (3

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Entezari et al (2012) bahwa

petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan

kejadian menggigil pasca anestesi

umum sampai sekitar 20 dari total

pasien yang menjalani tindakan

anestesi umum15 Mekanisme petidin

dalam mencegah menggigil disebabkan

oleh kemampuannya dalam

mempengaruhi beberapa reseptor yaitu

sebagai agonis reseptor κ stimulasi

reseptor adrenoreseptor subtipe α2B

menghambat reuptake monoamin dan

sebagai antagonis reseptor NMDA (N-

methyl-D-aspartate)12131617

Di dalam hipotalamus terdapat

keseimbangan monoamin yang

mengatur ambang normal suhu tubuh

Serotonin (5-HT) merupakan

monoamin yang menyebabkan

vasokontriksi dan menggigil sehinggan

meningkatkan suhu tubuh sedangkan

epineprin-norepineprin mempunyai

efek yang sebaliknya yang akan

menurunkan ambang normal

pengaturan suhu tubuh pada

hipotalamus Petidin merupakan

penghambat reuptake dari norepineprin

sehingga akan mengganggu

keseimbangan monoamin dalam

hipotalamus Peningkatan kadar

norepineprin pada hipotalamus akan

menurunkan ambang rangsang

menggigil1417

Kemampuan petidin sebagai

antagonis reseptor NMDA dan agonis

adrenoreseptor subtipe α2B akan

memodulasi termoregulasi serta akan

menghambat masuknya ion Ca2+ dari

ekstraselluler ke dalam sel syaraf

Peningkatan retensi ion Ca2+ pada

permukaan neuron akan menstabilkan

membran sel dan akan menurunkan

ambang rangsang neuron (heat gain

units) yang akan mengatur peningkatan

panas tubuh pada hipotalamus posterior

sehingga mencegah timbulnya

menggigil1718

Pada kelompok ondansetron

sebanyak 1875 pasien masih

96

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Karakteristik

Sampel

Petidin Ondansentron

Uji Statistik

(p)

Mean

Total

plusmnStd

dev

Mean

Total

plusmnStd

dev

Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137

Jenis kelamin(2)

Laki-laki 7 43 9 57 0486

Perempuan 9 57 7 43

Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558

Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828

BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363

Durasi Anestesi

(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322

Suhu membran timpani

sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382

Suhu Kamar

Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934

Jenis Operasi(2)

Ortopedi

Onkologi

Plastik

Digestif

Neurosurgeri

Mata

THT

3

3

2

1

2

3

2

188

188

125

620

125

188

125

3

4

1

1

2

1

4

188

25

620

620

125

620

25

0924

Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069

Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301

Keterangan (1) Uji t independen

(2) Uji Mann whitney

Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan

Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok

Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)

Petidin Ondansetron Uji Stat (p)

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

0695

Menggigil derajat 0

tidak menggigil 12

75 13

8125

Menggigil derajat 1 3 1875 2 125

Menggigil derajat 2 1 625 1 625

Menggigil derajat 3 0 0 0 0

Menggigil derajat 4 0 0 0 0

Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674

Efek samping mual(2) 2 125

0 0

0151

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

97

Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok

Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok

Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok

98

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

mengalami kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dengan125 pasien (2

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)

bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat

menurunkan kejadian menggigil pasca

anestesi umum sampai sekitar 167

dari total pasien yang menjalani

tindakan anestesi umum4 Hasil dari

penelitian ini sedikit berbeda dengan

yang didapatkan oleh Powell and

Buggy (2000) bahwa 33 dari 27

pasien yang mendapatkan ondasetron 4

mg masih mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum9 Hasil

dari penelitian ini juga sedikit berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et

al (2006) menyebutkan bahwa

ondansetron 8 mg dapat menurunkan

kejadian menggigil sampai hanya

sekitar 8 dari total pasien yang

menjalani tindakan anestesi spinal

Hasil yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh perbedaan dosis

ondansetron dan teknik anestesi yang

digunakan dalam penelitian tersebut419

Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa tidak ada perbedaan

kejadian dan derajat menggigil yang

bermakna secara statistik (pgt005)

antara kelompok ondansetron dan

kelompok petidin Hal ini membuktikan

bahwa ondansetron mempunyai efek

mencegah menggigil pasca anestesi

umum yang sama efektifnya dengan

petidin1520 Pada penelitian Abdollahi

et al (2012) pada 90 pasien yang

menjalani tindakan operasi coronary

artery bypass graft (CABG) dengan

anestesi umum didapatkan hasil yang

berbeda yaitu ondansetron 8 mg

mempunyai efek mencegah menggigil

yang lebih baik dibandingkan dengan

petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian

yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh dosis ondansetron dan

jenis operasi yang berbeda dengan

penelitian ini

Mekanisme ondansetron sebagai

anti menggigil diduga berkaitan dengan

efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3

yang merupakan salah satu

neurotransmitter yang penting dalam

termoregulasi karena berkaitan erat

dengan jaras produksi panas tubuh dan

jaras pengeluaran panas tubuh ke

lingkungan Penelitian pada hewan

menunjukkan pemberian agonis 5-HT

di dalam hipotalamus menyebabkan

vasokontriksi perifer dan menggigil

sehingga meningkatkan suhu int i tubuh

Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3

diduga akan mempunyai efek

mencegah timbulnya menggigil Efek

antagonis reseptor 5-HT3 pada

hipotalamus inilah yang menyebabkan

ondansetron dapat menghambat sistem

termoregulasi sehingga tidak terjadi

menggigil9141721

Pada penelitian ini 125 dari

total 16 pasien yang mendapatkan

petidin 04 mgkgbb mengalami efek

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

99

samping mual Ayatollahi et al (2011)

menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30

pasien yang mendapat petidin 04 mg

kgbb untuk mencegah terjadinya

menggigil pasca anestesi umum

mengalami efek samping mual1 Pada

penelitian lain Entezari et al (2012)

mendapati 10 pasien yang mendapat

petidin 04 mgkgbb juga mengalami

efek samping mual115 Efek samping

mual ini disebabkan oleh stimulasi

petidin pada chemoreceptor trigger

zone (CTZ) CTZ merupakan area di

otak yang berperan penting terhadap

terjadinya mual dan muntah2

SIMPULAN

Ondansetron 01 mgkgbb

mempunyai efek untuk mencegah

menggigil pasca anestesi umum yang

sama efektifnya dengan petidin 04 mg

kgbb

DAFTAR PUSTAKA

1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR

Behdad S Gholipur M Abbasi HR

Comparison Of Prophylactic Use Of

Meperidine And Two Low Doses Of

Ketamine For Prevention Of Post-

Anesthetic Shivering A Randomized

Double-Blind Placebo Controlled Trial J

Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346

2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick

DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical

Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52

Thermoregulation Hypothermia amp

Malignant Hyperthermia USA 2013 p

1184 ndash 1191

3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-

Controlled Comparison Of Ketamine With

Pethidine For The Prevention Of

Postoperative Shivering South Afr J

Anaesth Analg 201218(6)340-343

4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan

Efektifitas Ondansetron dan Tramadol

Intravena dalam Mencegah Menggigil

Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012

Vol 1 (1) 7 -11

5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad

JN Baral DD Comparisons of tramadol

with pethidine for prevention of post

anaesthetic shivering in elective abdominal

surgery Health Renaissance September-

December 2012 Vol 10 (No3)220-223

6 Zahedi H Comparison of Tramadol and

Pethidine for Postanesthetic Shivering in

Elective Cataract Surgery Journal of

Research in Medical Sciences 2004 5 235

-239

7 Shrestha AB Comparative Study on

Effectiveness of Doxapram and Pethidine

for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med

Assoc 200948(174)116-20

8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology

and Physiology in Anesthetic Practice

Fourth Edition Philadelphia Lippincott

Williams amp Wilkins Chapter 42

Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695

9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron

Given Before Induction of Anesthesia

Reduces Shivering After General

Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7

10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan

S Comparison of the efficacy of

nalbuphine tramadol ondansetron and

placebo in the treatment of postanesthetic

shivering after spinal anesthesia for

cesarean delivery Asian Biomedicine Vol

1 No 2 August 2007

11 Buggy DJ Crossley AW

Thermoregulation Mild Perioperative

Hypothermia And Post-Anaesthetic

Shivering British Journal of Anesthesia 84

(5) 615-28 (2000)

12 Padayachee NSYPost Anaesthesia

Shivering [internet] 2013 [cited 2013

May 03] Available from http

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398

94

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

dengan kriteria inklusi dan eksklusi

tertentu serta bersedia untuk mengikuti

penelitian ini

Dari tabel 1 menunjukkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

(pgt005) untuk variabel usia jenis

kelamin BB TB BMI durasi anestesi

suhu membran timpani sebelum

induksi suhu kamar operasi jenis

operasi jumlah perdarahan dan jumlah

cairan sampel antara kelompok petidin

dan kelompok ondansentron

Pada gambar 1 didapatkan tidak

terdapat perbedaan yang bermakna

pada temperatur membran timpani saat

akhir anestesi umum menit ke 10 ke

20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi

antara dua kelompok tersebut

Perbandingan kejadian dan

derajat menggigil antara kelompok

petidin dan ondansetron menunjukkan

perbedaan yang tidak bermakna

(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat

kita lihat dari 16 pasien terdapat 4

(25) pasien dari kelompok

ondansteron mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum Tiga

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua Pada kelompok petidin

terdapat 3 (1875) pasien mengalami

menggigil pasca anestesi umum Dua

pasien mengalami menggigil derajat 1

dan satu pasien mengalami menggigil

derajat dua

Pada penelitian ini didapatkan

efek samping obat yang ditimbulkan

dari pemberian petidin berupa mual

Dari 16 pasien yang mendapat petidin

04 mgkgbb didapatkan 2 (125)

pasien mengalami efek samping mual

(gambar 3) Sedangkan pada kelompok

ondansetron tidak didapatkan kejadian

mual Akan tetapi secara statistik (tabel

2) menunjukkan tidak ada perbedaan

yang bermakna (pgt005) pada kejadian

mual diantara kedua kelompok

perlakuan tersebut

PEMBAHASAN

Menggigil merupakan

komplikasi yang sering terjadi selama

tindakan anestesi Kejadian menggigil

ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien

yang dilakukan tindakan anestesi umum

dan 567 pada pasien pasien yang

dilakukan tindakan anestesi regional

Menggigil merupakan suatu respon yang

tidak nyaman bagi pasien dan akan

menimbulkan risiko yang tidak baik

bagi pasien karena berkaitan dengan

aktivasi simpatisadrenergik seperti

meningkatnya proses metabolisme

tubuh meningkatnya kebutuhan

konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali

lipat t imbulnya peningkatan produksi

karbondioksida dan akan memperberat

nyeri pasca operasi1212

Obat anti menggigil yang sudah

terbukti efektif dan paling sering

digunakan ialah petidin Pet idin

merupakan opioid yang bekerja pada

reseptor micro dan κ Petidin dapat

menurunkan ambang menggigil dua kali

lipat lebih besar dibandingkan ambang

vasokontriksi sehingga dapat mencegah

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

95

timbulnya menggigil Kemampuan

petidin dalam mencegah menggigil ini

dikarenakan efek petidin pada reseptor

κ yang akan menurunkan ambang

rangsang menggigil dan vasokontriksi

Akan tetapi petidin mempunyai

beberapa efek samping yang tidak

menguntungkan seperti mual dan

muntah813 Ondansetron merupakan

antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang

sering digunakan sebagai anti emetik

Selain anti emetik ondansetron juga

mempunyai efek anti menggigil dengan

menghambat termoregulasi di

hipotalamus14

Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan efek

ondansetron dan petidin dalam

mencegah kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dari total 32 sampel

yang didapat terdapat 25 sampel dari

kelompok petidin mengalami kejadian

menggigil Dengan1875 pasien (3

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Entezari et al (2012) bahwa

petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan

kejadian menggigil pasca anestesi

umum sampai sekitar 20 dari total

pasien yang menjalani tindakan

anestesi umum15 Mekanisme petidin

dalam mencegah menggigil disebabkan

oleh kemampuannya dalam

mempengaruhi beberapa reseptor yaitu

sebagai agonis reseptor κ stimulasi

reseptor adrenoreseptor subtipe α2B

menghambat reuptake monoamin dan

sebagai antagonis reseptor NMDA (N-

methyl-D-aspartate)12131617

Di dalam hipotalamus terdapat

keseimbangan monoamin yang

mengatur ambang normal suhu tubuh

Serotonin (5-HT) merupakan

monoamin yang menyebabkan

vasokontriksi dan menggigil sehinggan

meningkatkan suhu tubuh sedangkan

epineprin-norepineprin mempunyai

efek yang sebaliknya yang akan

menurunkan ambang normal

pengaturan suhu tubuh pada

hipotalamus Petidin merupakan

penghambat reuptake dari norepineprin

sehingga akan mengganggu

keseimbangan monoamin dalam

hipotalamus Peningkatan kadar

norepineprin pada hipotalamus akan

menurunkan ambang rangsang

menggigil1417

Kemampuan petidin sebagai

antagonis reseptor NMDA dan agonis

adrenoreseptor subtipe α2B akan

memodulasi termoregulasi serta akan

menghambat masuknya ion Ca2+ dari

ekstraselluler ke dalam sel syaraf

Peningkatan retensi ion Ca2+ pada

permukaan neuron akan menstabilkan

membran sel dan akan menurunkan

ambang rangsang neuron (heat gain

units) yang akan mengatur peningkatan

panas tubuh pada hipotalamus posterior

sehingga mencegah timbulnya

menggigil1718

Pada kelompok ondansetron

sebanyak 1875 pasien masih

96

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Karakteristik

Sampel

Petidin Ondansentron

Uji Statistik

(p)

Mean

Total

plusmnStd

dev

Mean

Total

plusmnStd

dev

Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137

Jenis kelamin(2)

Laki-laki 7 43 9 57 0486

Perempuan 9 57 7 43

Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558

Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828

BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363

Durasi Anestesi

(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322

Suhu membran timpani

sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382

Suhu Kamar

Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934

Jenis Operasi(2)

Ortopedi

Onkologi

Plastik

Digestif

Neurosurgeri

Mata

THT

3

3

2

1

2

3

2

188

188

125

620

125

188

125

3

4

1

1

2

1

4

188

25

620

620

125

620

25

0924

Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069

Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301

Keterangan (1) Uji t independen

(2) Uji Mann whitney

Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan

Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok

Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)

Petidin Ondansetron Uji Stat (p)

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

0695

Menggigil derajat 0

tidak menggigil 12

75 13

8125

Menggigil derajat 1 3 1875 2 125

Menggigil derajat 2 1 625 1 625

Menggigil derajat 3 0 0 0 0

Menggigil derajat 4 0 0 0 0

Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674

Efek samping mual(2) 2 125

0 0

0151

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

97

Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok

Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok

Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok

98

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

mengalami kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dengan125 pasien (2

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)

bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat

menurunkan kejadian menggigil pasca

anestesi umum sampai sekitar 167

dari total pasien yang menjalani

tindakan anestesi umum4 Hasil dari

penelitian ini sedikit berbeda dengan

yang didapatkan oleh Powell and

Buggy (2000) bahwa 33 dari 27

pasien yang mendapatkan ondasetron 4

mg masih mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum9 Hasil

dari penelitian ini juga sedikit berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et

al (2006) menyebutkan bahwa

ondansetron 8 mg dapat menurunkan

kejadian menggigil sampai hanya

sekitar 8 dari total pasien yang

menjalani tindakan anestesi spinal

Hasil yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh perbedaan dosis

ondansetron dan teknik anestesi yang

digunakan dalam penelitian tersebut419

Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa tidak ada perbedaan

kejadian dan derajat menggigil yang

bermakna secara statistik (pgt005)

antara kelompok ondansetron dan

kelompok petidin Hal ini membuktikan

bahwa ondansetron mempunyai efek

mencegah menggigil pasca anestesi

umum yang sama efektifnya dengan

petidin1520 Pada penelitian Abdollahi

et al (2012) pada 90 pasien yang

menjalani tindakan operasi coronary

artery bypass graft (CABG) dengan

anestesi umum didapatkan hasil yang

berbeda yaitu ondansetron 8 mg

mempunyai efek mencegah menggigil

yang lebih baik dibandingkan dengan

petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian

yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh dosis ondansetron dan

jenis operasi yang berbeda dengan

penelitian ini

Mekanisme ondansetron sebagai

anti menggigil diduga berkaitan dengan

efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3

yang merupakan salah satu

neurotransmitter yang penting dalam

termoregulasi karena berkaitan erat

dengan jaras produksi panas tubuh dan

jaras pengeluaran panas tubuh ke

lingkungan Penelitian pada hewan

menunjukkan pemberian agonis 5-HT

di dalam hipotalamus menyebabkan

vasokontriksi perifer dan menggigil

sehingga meningkatkan suhu int i tubuh

Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3

diduga akan mempunyai efek

mencegah timbulnya menggigil Efek

antagonis reseptor 5-HT3 pada

hipotalamus inilah yang menyebabkan

ondansetron dapat menghambat sistem

termoregulasi sehingga tidak terjadi

menggigil9141721

Pada penelitian ini 125 dari

total 16 pasien yang mendapatkan

petidin 04 mgkgbb mengalami efek

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

99

samping mual Ayatollahi et al (2011)

menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30

pasien yang mendapat petidin 04 mg

kgbb untuk mencegah terjadinya

menggigil pasca anestesi umum

mengalami efek samping mual1 Pada

penelitian lain Entezari et al (2012)

mendapati 10 pasien yang mendapat

petidin 04 mgkgbb juga mengalami

efek samping mual115 Efek samping

mual ini disebabkan oleh stimulasi

petidin pada chemoreceptor trigger

zone (CTZ) CTZ merupakan area di

otak yang berperan penting terhadap

terjadinya mual dan muntah2

SIMPULAN

Ondansetron 01 mgkgbb

mempunyai efek untuk mencegah

menggigil pasca anestesi umum yang

sama efektifnya dengan petidin 04 mg

kgbb

DAFTAR PUSTAKA

1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR

Behdad S Gholipur M Abbasi HR

Comparison Of Prophylactic Use Of

Meperidine And Two Low Doses Of

Ketamine For Prevention Of Post-

Anesthetic Shivering A Randomized

Double-Blind Placebo Controlled Trial J

Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346

2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick

DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical

Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52

Thermoregulation Hypothermia amp

Malignant Hyperthermia USA 2013 p

1184 ndash 1191

3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-

Controlled Comparison Of Ketamine With

Pethidine For The Prevention Of

Postoperative Shivering South Afr J

Anaesth Analg 201218(6)340-343

4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan

Efektifitas Ondansetron dan Tramadol

Intravena dalam Mencegah Menggigil

Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012

Vol 1 (1) 7 -11

5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad

JN Baral DD Comparisons of tramadol

with pethidine for prevention of post

anaesthetic shivering in elective abdominal

surgery Health Renaissance September-

December 2012 Vol 10 (No3)220-223

6 Zahedi H Comparison of Tramadol and

Pethidine for Postanesthetic Shivering in

Elective Cataract Surgery Journal of

Research in Medical Sciences 2004 5 235

-239

7 Shrestha AB Comparative Study on

Effectiveness of Doxapram and Pethidine

for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med

Assoc 200948(174)116-20

8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology

and Physiology in Anesthetic Practice

Fourth Edition Philadelphia Lippincott

Williams amp Wilkins Chapter 42

Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695

9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron

Given Before Induction of Anesthesia

Reduces Shivering After General

Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7

10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan

S Comparison of the efficacy of

nalbuphine tramadol ondansetron and

placebo in the treatment of postanesthetic

shivering after spinal anesthesia for

cesarean delivery Asian Biomedicine Vol

1 No 2 August 2007

11 Buggy DJ Crossley AW

Thermoregulation Mild Perioperative

Hypothermia And Post-Anaesthetic

Shivering British Journal of Anesthesia 84

(5) 615-28 (2000)

12 Padayachee NSYPost Anaesthesia

Shivering [internet] 2013 [cited 2013

May 03] Available from http

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

95

timbulnya menggigil Kemampuan

petidin dalam mencegah menggigil ini

dikarenakan efek petidin pada reseptor

κ yang akan menurunkan ambang

rangsang menggigil dan vasokontriksi

Akan tetapi petidin mempunyai

beberapa efek samping yang tidak

menguntungkan seperti mual dan

muntah813 Ondansetron merupakan

antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang

sering digunakan sebagai anti emetik

Selain anti emetik ondansetron juga

mempunyai efek anti menggigil dengan

menghambat termoregulasi di

hipotalamus14

Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan efek

ondansetron dan petidin dalam

mencegah kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dari total 32 sampel

yang didapat terdapat 25 sampel dari

kelompok petidin mengalami kejadian

menggigil Dengan1875 pasien (3

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Entezari et al (2012) bahwa

petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan

kejadian menggigil pasca anestesi

umum sampai sekitar 20 dari total

pasien yang menjalani tindakan

anestesi umum15 Mekanisme petidin

dalam mencegah menggigil disebabkan

oleh kemampuannya dalam

mempengaruhi beberapa reseptor yaitu

sebagai agonis reseptor κ stimulasi

reseptor adrenoreseptor subtipe α2B

menghambat reuptake monoamin dan

sebagai antagonis reseptor NMDA (N-

methyl-D-aspartate)12131617

Di dalam hipotalamus terdapat

keseimbangan monoamin yang

mengatur ambang normal suhu tubuh

Serotonin (5-HT) merupakan

monoamin yang menyebabkan

vasokontriksi dan menggigil sehinggan

meningkatkan suhu tubuh sedangkan

epineprin-norepineprin mempunyai

efek yang sebaliknya yang akan

menurunkan ambang normal

pengaturan suhu tubuh pada

hipotalamus Petidin merupakan

penghambat reuptake dari norepineprin

sehingga akan mengganggu

keseimbangan monoamin dalam

hipotalamus Peningkatan kadar

norepineprin pada hipotalamus akan

menurunkan ambang rangsang

menggigil1417

Kemampuan petidin sebagai

antagonis reseptor NMDA dan agonis

adrenoreseptor subtipe α2B akan

memodulasi termoregulasi serta akan

menghambat masuknya ion Ca2+ dari

ekstraselluler ke dalam sel syaraf

Peningkatan retensi ion Ca2+ pada

permukaan neuron akan menstabilkan

membran sel dan akan menurunkan

ambang rangsang neuron (heat gain

units) yang akan mengatur peningkatan

panas tubuh pada hipotalamus posterior

sehingga mencegah timbulnya

menggigil1718

Pada kelompok ondansetron

sebanyak 1875 pasien masih

96

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Karakteristik

Sampel

Petidin Ondansentron

Uji Statistik

(p)

Mean

Total

plusmnStd

dev

Mean

Total

plusmnStd

dev

Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137

Jenis kelamin(2)

Laki-laki 7 43 9 57 0486

Perempuan 9 57 7 43

Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558

Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828

BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363

Durasi Anestesi

(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322

Suhu membran timpani

sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382

Suhu Kamar

Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934

Jenis Operasi(2)

Ortopedi

Onkologi

Plastik

Digestif

Neurosurgeri

Mata

THT

3

3

2

1

2

3

2

188

188

125

620

125

188

125

3

4

1

1

2

1

4

188

25

620

620

125

620

25

0924

Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069

Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301

Keterangan (1) Uji t independen

(2) Uji Mann whitney

Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan

Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok

Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)

Petidin Ondansetron Uji Stat (p)

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

0695

Menggigil derajat 0

tidak menggigil 12

75 13

8125

Menggigil derajat 1 3 1875 2 125

Menggigil derajat 2 1 625 1 625

Menggigil derajat 3 0 0 0 0

Menggigil derajat 4 0 0 0 0

Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674

Efek samping mual(2) 2 125

0 0

0151

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

97

Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok

Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok

Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok

98

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

mengalami kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dengan125 pasien (2

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)

bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat

menurunkan kejadian menggigil pasca

anestesi umum sampai sekitar 167

dari total pasien yang menjalani

tindakan anestesi umum4 Hasil dari

penelitian ini sedikit berbeda dengan

yang didapatkan oleh Powell and

Buggy (2000) bahwa 33 dari 27

pasien yang mendapatkan ondasetron 4

mg masih mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum9 Hasil

dari penelitian ini juga sedikit berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et

al (2006) menyebutkan bahwa

ondansetron 8 mg dapat menurunkan

kejadian menggigil sampai hanya

sekitar 8 dari total pasien yang

menjalani tindakan anestesi spinal

Hasil yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh perbedaan dosis

ondansetron dan teknik anestesi yang

digunakan dalam penelitian tersebut419

Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa tidak ada perbedaan

kejadian dan derajat menggigil yang

bermakna secara statistik (pgt005)

antara kelompok ondansetron dan

kelompok petidin Hal ini membuktikan

bahwa ondansetron mempunyai efek

mencegah menggigil pasca anestesi

umum yang sama efektifnya dengan

petidin1520 Pada penelitian Abdollahi

et al (2012) pada 90 pasien yang

menjalani tindakan operasi coronary

artery bypass graft (CABG) dengan

anestesi umum didapatkan hasil yang

berbeda yaitu ondansetron 8 mg

mempunyai efek mencegah menggigil

yang lebih baik dibandingkan dengan

petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian

yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh dosis ondansetron dan

jenis operasi yang berbeda dengan

penelitian ini

Mekanisme ondansetron sebagai

anti menggigil diduga berkaitan dengan

efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3

yang merupakan salah satu

neurotransmitter yang penting dalam

termoregulasi karena berkaitan erat

dengan jaras produksi panas tubuh dan

jaras pengeluaran panas tubuh ke

lingkungan Penelitian pada hewan

menunjukkan pemberian agonis 5-HT

di dalam hipotalamus menyebabkan

vasokontriksi perifer dan menggigil

sehingga meningkatkan suhu int i tubuh

Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3

diduga akan mempunyai efek

mencegah timbulnya menggigil Efek

antagonis reseptor 5-HT3 pada

hipotalamus inilah yang menyebabkan

ondansetron dapat menghambat sistem

termoregulasi sehingga tidak terjadi

menggigil9141721

Pada penelitian ini 125 dari

total 16 pasien yang mendapatkan

petidin 04 mgkgbb mengalami efek

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

99

samping mual Ayatollahi et al (2011)

menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30

pasien yang mendapat petidin 04 mg

kgbb untuk mencegah terjadinya

menggigil pasca anestesi umum

mengalami efek samping mual1 Pada

penelitian lain Entezari et al (2012)

mendapati 10 pasien yang mendapat

petidin 04 mgkgbb juga mengalami

efek samping mual115 Efek samping

mual ini disebabkan oleh stimulasi

petidin pada chemoreceptor trigger

zone (CTZ) CTZ merupakan area di

otak yang berperan penting terhadap

terjadinya mual dan muntah2

SIMPULAN

Ondansetron 01 mgkgbb

mempunyai efek untuk mencegah

menggigil pasca anestesi umum yang

sama efektifnya dengan petidin 04 mg

kgbb

DAFTAR PUSTAKA

1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR

Behdad S Gholipur M Abbasi HR

Comparison Of Prophylactic Use Of

Meperidine And Two Low Doses Of

Ketamine For Prevention Of Post-

Anesthetic Shivering A Randomized

Double-Blind Placebo Controlled Trial J

Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346

2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick

DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical

Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52

Thermoregulation Hypothermia amp

Malignant Hyperthermia USA 2013 p

1184 ndash 1191

3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-

Controlled Comparison Of Ketamine With

Pethidine For The Prevention Of

Postoperative Shivering South Afr J

Anaesth Analg 201218(6)340-343

4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan

Efektifitas Ondansetron dan Tramadol

Intravena dalam Mencegah Menggigil

Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012

Vol 1 (1) 7 -11

5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad

JN Baral DD Comparisons of tramadol

with pethidine for prevention of post

anaesthetic shivering in elective abdominal

surgery Health Renaissance September-

December 2012 Vol 10 (No3)220-223

6 Zahedi H Comparison of Tramadol and

Pethidine for Postanesthetic Shivering in

Elective Cataract Surgery Journal of

Research in Medical Sciences 2004 5 235

-239

7 Shrestha AB Comparative Study on

Effectiveness of Doxapram and Pethidine

for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med

Assoc 200948(174)116-20

8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology

and Physiology in Anesthetic Practice

Fourth Edition Philadelphia Lippincott

Williams amp Wilkins Chapter 42

Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695

9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron

Given Before Induction of Anesthesia

Reduces Shivering After General

Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7

10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan

S Comparison of the efficacy of

nalbuphine tramadol ondansetron and

placebo in the treatment of postanesthetic

shivering after spinal anesthesia for

cesarean delivery Asian Biomedicine Vol

1 No 2 August 2007

11 Buggy DJ Crossley AW

Thermoregulation Mild Perioperative

Hypothermia And Post-Anaesthetic

Shivering British Journal of Anesthesia 84

(5) 615-28 (2000)

12 Padayachee NSYPost Anaesthesia

Shivering [internet] 2013 [cited 2013

May 03] Available from http

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398

96

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

Karakteristik

Sampel

Petidin Ondansentron

Uji Statistik

(p)

Mean

Total

plusmnStd

dev

Mean

Total

plusmnStd

dev

Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137

Jenis kelamin(2)

Laki-laki 7 43 9 57 0486

Perempuan 9 57 7 43

Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558

Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828

BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363

Durasi Anestesi

(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322

Suhu membran timpani

sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382

Suhu Kamar

Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934

Jenis Operasi(2)

Ortopedi

Onkologi

Plastik

Digestif

Neurosurgeri

Mata

THT

3

3

2

1

2

3

2

188

188

125

620

125

188

125

3

4

1

1

2

1

4

188

25

620

620

125

620

25

0924

Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069

Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301

Keterangan (1) Uji t independen

(2) Uji Mann whitney

Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan

Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok

Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)

Petidin Ondansetron Uji Stat (p)

Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

0695

Menggigil derajat 0

tidak menggigil 12

75 13

8125

Menggigil derajat 1 3 1875 2 125

Menggigil derajat 2 1 625 1 625

Menggigil derajat 3 0 0 0 0

Menggigil derajat 4 0 0 0 0

Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674

Efek samping mual(2) 2 125

0 0

0151

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

97

Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok

Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok

Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok

98

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

mengalami kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dengan125 pasien (2

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)

bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat

menurunkan kejadian menggigil pasca

anestesi umum sampai sekitar 167

dari total pasien yang menjalani

tindakan anestesi umum4 Hasil dari

penelitian ini sedikit berbeda dengan

yang didapatkan oleh Powell and

Buggy (2000) bahwa 33 dari 27

pasien yang mendapatkan ondasetron 4

mg masih mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum9 Hasil

dari penelitian ini juga sedikit berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et

al (2006) menyebutkan bahwa

ondansetron 8 mg dapat menurunkan

kejadian menggigil sampai hanya

sekitar 8 dari total pasien yang

menjalani tindakan anestesi spinal

Hasil yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh perbedaan dosis

ondansetron dan teknik anestesi yang

digunakan dalam penelitian tersebut419

Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa tidak ada perbedaan

kejadian dan derajat menggigil yang

bermakna secara statistik (pgt005)

antara kelompok ondansetron dan

kelompok petidin Hal ini membuktikan

bahwa ondansetron mempunyai efek

mencegah menggigil pasca anestesi

umum yang sama efektifnya dengan

petidin1520 Pada penelitian Abdollahi

et al (2012) pada 90 pasien yang

menjalani tindakan operasi coronary

artery bypass graft (CABG) dengan

anestesi umum didapatkan hasil yang

berbeda yaitu ondansetron 8 mg

mempunyai efek mencegah menggigil

yang lebih baik dibandingkan dengan

petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian

yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh dosis ondansetron dan

jenis operasi yang berbeda dengan

penelitian ini

Mekanisme ondansetron sebagai

anti menggigil diduga berkaitan dengan

efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3

yang merupakan salah satu

neurotransmitter yang penting dalam

termoregulasi karena berkaitan erat

dengan jaras produksi panas tubuh dan

jaras pengeluaran panas tubuh ke

lingkungan Penelitian pada hewan

menunjukkan pemberian agonis 5-HT

di dalam hipotalamus menyebabkan

vasokontriksi perifer dan menggigil

sehingga meningkatkan suhu int i tubuh

Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3

diduga akan mempunyai efek

mencegah timbulnya menggigil Efek

antagonis reseptor 5-HT3 pada

hipotalamus inilah yang menyebabkan

ondansetron dapat menghambat sistem

termoregulasi sehingga tidak terjadi

menggigil9141721

Pada penelitian ini 125 dari

total 16 pasien yang mendapatkan

petidin 04 mgkgbb mengalami efek

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

99

samping mual Ayatollahi et al (2011)

menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30

pasien yang mendapat petidin 04 mg

kgbb untuk mencegah terjadinya

menggigil pasca anestesi umum

mengalami efek samping mual1 Pada

penelitian lain Entezari et al (2012)

mendapati 10 pasien yang mendapat

petidin 04 mgkgbb juga mengalami

efek samping mual115 Efek samping

mual ini disebabkan oleh stimulasi

petidin pada chemoreceptor trigger

zone (CTZ) CTZ merupakan area di

otak yang berperan penting terhadap

terjadinya mual dan muntah2

SIMPULAN

Ondansetron 01 mgkgbb

mempunyai efek untuk mencegah

menggigil pasca anestesi umum yang

sama efektifnya dengan petidin 04 mg

kgbb

DAFTAR PUSTAKA

1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR

Behdad S Gholipur M Abbasi HR

Comparison Of Prophylactic Use Of

Meperidine And Two Low Doses Of

Ketamine For Prevention Of Post-

Anesthetic Shivering A Randomized

Double-Blind Placebo Controlled Trial J

Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346

2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick

DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical

Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52

Thermoregulation Hypothermia amp

Malignant Hyperthermia USA 2013 p

1184 ndash 1191

3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-

Controlled Comparison Of Ketamine With

Pethidine For The Prevention Of

Postoperative Shivering South Afr J

Anaesth Analg 201218(6)340-343

4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan

Efektifitas Ondansetron dan Tramadol

Intravena dalam Mencegah Menggigil

Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012

Vol 1 (1) 7 -11

5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad

JN Baral DD Comparisons of tramadol

with pethidine for prevention of post

anaesthetic shivering in elective abdominal

surgery Health Renaissance September-

December 2012 Vol 10 (No3)220-223

6 Zahedi H Comparison of Tramadol and

Pethidine for Postanesthetic Shivering in

Elective Cataract Surgery Journal of

Research in Medical Sciences 2004 5 235

-239

7 Shrestha AB Comparative Study on

Effectiveness of Doxapram and Pethidine

for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med

Assoc 200948(174)116-20

8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology

and Physiology in Anesthetic Practice

Fourth Edition Philadelphia Lippincott

Williams amp Wilkins Chapter 42

Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695

9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron

Given Before Induction of Anesthesia

Reduces Shivering After General

Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7

10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan

S Comparison of the efficacy of

nalbuphine tramadol ondansetron and

placebo in the treatment of postanesthetic

shivering after spinal anesthesia for

cesarean delivery Asian Biomedicine Vol

1 No 2 August 2007

11 Buggy DJ Crossley AW

Thermoregulation Mild Perioperative

Hypothermia And Post-Anaesthetic

Shivering British Journal of Anesthesia 84

(5) 615-28 (2000)

12 Padayachee NSYPost Anaesthesia

Shivering [internet] 2013 [cited 2013

May 03] Available from http

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

97

Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok

Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok

Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok

98

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

mengalami kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dengan125 pasien (2

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)

bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat

menurunkan kejadian menggigil pasca

anestesi umum sampai sekitar 167

dari total pasien yang menjalani

tindakan anestesi umum4 Hasil dari

penelitian ini sedikit berbeda dengan

yang didapatkan oleh Powell and

Buggy (2000) bahwa 33 dari 27

pasien yang mendapatkan ondasetron 4

mg masih mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum9 Hasil

dari penelitian ini juga sedikit berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et

al (2006) menyebutkan bahwa

ondansetron 8 mg dapat menurunkan

kejadian menggigil sampai hanya

sekitar 8 dari total pasien yang

menjalani tindakan anestesi spinal

Hasil yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh perbedaan dosis

ondansetron dan teknik anestesi yang

digunakan dalam penelitian tersebut419

Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa tidak ada perbedaan

kejadian dan derajat menggigil yang

bermakna secara statistik (pgt005)

antara kelompok ondansetron dan

kelompok petidin Hal ini membuktikan

bahwa ondansetron mempunyai efek

mencegah menggigil pasca anestesi

umum yang sama efektifnya dengan

petidin1520 Pada penelitian Abdollahi

et al (2012) pada 90 pasien yang

menjalani tindakan operasi coronary

artery bypass graft (CABG) dengan

anestesi umum didapatkan hasil yang

berbeda yaitu ondansetron 8 mg

mempunyai efek mencegah menggigil

yang lebih baik dibandingkan dengan

petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian

yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh dosis ondansetron dan

jenis operasi yang berbeda dengan

penelitian ini

Mekanisme ondansetron sebagai

anti menggigil diduga berkaitan dengan

efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3

yang merupakan salah satu

neurotransmitter yang penting dalam

termoregulasi karena berkaitan erat

dengan jaras produksi panas tubuh dan

jaras pengeluaran panas tubuh ke

lingkungan Penelitian pada hewan

menunjukkan pemberian agonis 5-HT

di dalam hipotalamus menyebabkan

vasokontriksi perifer dan menggigil

sehingga meningkatkan suhu int i tubuh

Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3

diduga akan mempunyai efek

mencegah timbulnya menggigil Efek

antagonis reseptor 5-HT3 pada

hipotalamus inilah yang menyebabkan

ondansetron dapat menghambat sistem

termoregulasi sehingga tidak terjadi

menggigil9141721

Pada penelitian ini 125 dari

total 16 pasien yang mendapatkan

petidin 04 mgkgbb mengalami efek

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

99

samping mual Ayatollahi et al (2011)

menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30

pasien yang mendapat petidin 04 mg

kgbb untuk mencegah terjadinya

menggigil pasca anestesi umum

mengalami efek samping mual1 Pada

penelitian lain Entezari et al (2012)

mendapati 10 pasien yang mendapat

petidin 04 mgkgbb juga mengalami

efek samping mual115 Efek samping

mual ini disebabkan oleh stimulasi

petidin pada chemoreceptor trigger

zone (CTZ) CTZ merupakan area di

otak yang berperan penting terhadap

terjadinya mual dan muntah2

SIMPULAN

Ondansetron 01 mgkgbb

mempunyai efek untuk mencegah

menggigil pasca anestesi umum yang

sama efektifnya dengan petidin 04 mg

kgbb

DAFTAR PUSTAKA

1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR

Behdad S Gholipur M Abbasi HR

Comparison Of Prophylactic Use Of

Meperidine And Two Low Doses Of

Ketamine For Prevention Of Post-

Anesthetic Shivering A Randomized

Double-Blind Placebo Controlled Trial J

Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346

2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick

DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical

Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52

Thermoregulation Hypothermia amp

Malignant Hyperthermia USA 2013 p

1184 ndash 1191

3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-

Controlled Comparison Of Ketamine With

Pethidine For The Prevention Of

Postoperative Shivering South Afr J

Anaesth Analg 201218(6)340-343

4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan

Efektifitas Ondansetron dan Tramadol

Intravena dalam Mencegah Menggigil

Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012

Vol 1 (1) 7 -11

5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad

JN Baral DD Comparisons of tramadol

with pethidine for prevention of post

anaesthetic shivering in elective abdominal

surgery Health Renaissance September-

December 2012 Vol 10 (No3)220-223

6 Zahedi H Comparison of Tramadol and

Pethidine for Postanesthetic Shivering in

Elective Cataract Surgery Journal of

Research in Medical Sciences 2004 5 235

-239

7 Shrestha AB Comparative Study on

Effectiveness of Doxapram and Pethidine

for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med

Assoc 200948(174)116-20

8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology

and Physiology in Anesthetic Practice

Fourth Edition Philadelphia Lippincott

Williams amp Wilkins Chapter 42

Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695

9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron

Given Before Induction of Anesthesia

Reduces Shivering After General

Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7

10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan

S Comparison of the efficacy of

nalbuphine tramadol ondansetron and

placebo in the treatment of postanesthetic

shivering after spinal anesthesia for

cesarean delivery Asian Biomedicine Vol

1 No 2 August 2007

11 Buggy DJ Crossley AW

Thermoregulation Mild Perioperative

Hypothermia And Post-Anaesthetic

Shivering British Journal of Anesthesia 84

(5) 615-28 (2000)

12 Padayachee NSYPost Anaesthesia

Shivering [internet] 2013 [cited 2013

May 03] Available from http

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398

98

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

mengalami kejadian menggigil pasca

anestesi umum Dengan125 pasien (2

sampel) mengalami menggigil derajat 1

dan 625 (1 sampel) mengalami

menggigil derajat 2 serta sisanya tidak

mengalami kejadian menggigil Hal ini

sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)

bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat

menurunkan kejadian menggigil pasca

anestesi umum sampai sekitar 167

dari total pasien yang menjalani

tindakan anestesi umum4 Hasil dari

penelitian ini sedikit berbeda dengan

yang didapatkan oleh Powell and

Buggy (2000) bahwa 33 dari 27

pasien yang mendapatkan ondasetron 4

mg masih mengalami kejadian

menggigil pasca anestesi umum9 Hasil

dari penelitian ini juga sedikit berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et

al (2006) menyebutkan bahwa

ondansetron 8 mg dapat menurunkan

kejadian menggigil sampai hanya

sekitar 8 dari total pasien yang

menjalani tindakan anestesi spinal

Hasil yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh perbedaan dosis

ondansetron dan teknik anestesi yang

digunakan dalam penelitian tersebut419

Dari hasil penelitian ini

didapatkan bahwa tidak ada perbedaan

kejadian dan derajat menggigil yang

bermakna secara statistik (pgt005)

antara kelompok ondansetron dan

kelompok petidin Hal ini membuktikan

bahwa ondansetron mempunyai efek

mencegah menggigil pasca anestesi

umum yang sama efektifnya dengan

petidin1520 Pada penelitian Abdollahi

et al (2012) pada 90 pasien yang

menjalani tindakan operasi coronary

artery bypass graft (CABG) dengan

anestesi umum didapatkan hasil yang

berbeda yaitu ondansetron 8 mg

mempunyai efek mencegah menggigil

yang lebih baik dibandingkan dengan

petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian

yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan oleh dosis ondansetron dan

jenis operasi yang berbeda dengan

penelitian ini

Mekanisme ondansetron sebagai

anti menggigil diduga berkaitan dengan

efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3

yang merupakan salah satu

neurotransmitter yang penting dalam

termoregulasi karena berkaitan erat

dengan jaras produksi panas tubuh dan

jaras pengeluaran panas tubuh ke

lingkungan Penelitian pada hewan

menunjukkan pemberian agonis 5-HT

di dalam hipotalamus menyebabkan

vasokontriksi perifer dan menggigil

sehingga meningkatkan suhu int i tubuh

Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3

diduga akan mempunyai efek

mencegah timbulnya menggigil Efek

antagonis reseptor 5-HT3 pada

hipotalamus inilah yang menyebabkan

ondansetron dapat menghambat sistem

termoregulasi sehingga tidak terjadi

menggigil9141721

Pada penelitian ini 125 dari

total 16 pasien yang mendapatkan

petidin 04 mgkgbb mengalami efek

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

99

samping mual Ayatollahi et al (2011)

menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30

pasien yang mendapat petidin 04 mg

kgbb untuk mencegah terjadinya

menggigil pasca anestesi umum

mengalami efek samping mual1 Pada

penelitian lain Entezari et al (2012)

mendapati 10 pasien yang mendapat

petidin 04 mgkgbb juga mengalami

efek samping mual115 Efek samping

mual ini disebabkan oleh stimulasi

petidin pada chemoreceptor trigger

zone (CTZ) CTZ merupakan area di

otak yang berperan penting terhadap

terjadinya mual dan muntah2

SIMPULAN

Ondansetron 01 mgkgbb

mempunyai efek untuk mencegah

menggigil pasca anestesi umum yang

sama efektifnya dengan petidin 04 mg

kgbb

DAFTAR PUSTAKA

1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR

Behdad S Gholipur M Abbasi HR

Comparison Of Prophylactic Use Of

Meperidine And Two Low Doses Of

Ketamine For Prevention Of Post-

Anesthetic Shivering A Randomized

Double-Blind Placebo Controlled Trial J

Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346

2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick

DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical

Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52

Thermoregulation Hypothermia amp

Malignant Hyperthermia USA 2013 p

1184 ndash 1191

3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-

Controlled Comparison Of Ketamine With

Pethidine For The Prevention Of

Postoperative Shivering South Afr J

Anaesth Analg 201218(6)340-343

4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan

Efektifitas Ondansetron dan Tramadol

Intravena dalam Mencegah Menggigil

Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012

Vol 1 (1) 7 -11

5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad

JN Baral DD Comparisons of tramadol

with pethidine for prevention of post

anaesthetic shivering in elective abdominal

surgery Health Renaissance September-

December 2012 Vol 10 (No3)220-223

6 Zahedi H Comparison of Tramadol and

Pethidine for Postanesthetic Shivering in

Elective Cataract Surgery Journal of

Research in Medical Sciences 2004 5 235

-239

7 Shrestha AB Comparative Study on

Effectiveness of Doxapram and Pethidine

for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med

Assoc 200948(174)116-20

8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology

and Physiology in Anesthetic Practice

Fourth Edition Philadelphia Lippincott

Williams amp Wilkins Chapter 42

Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695

9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron

Given Before Induction of Anesthesia

Reduces Shivering After General

Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7

10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan

S Comparison of the efficacy of

nalbuphine tramadol ondansetron and

placebo in the treatment of postanesthetic

shivering after spinal anesthesia for

cesarean delivery Asian Biomedicine Vol

1 No 2 August 2007

11 Buggy DJ Crossley AW

Thermoregulation Mild Perioperative

Hypothermia And Post-Anaesthetic

Shivering British Journal of Anesthesia 84

(5) 615-28 (2000)

12 Padayachee NSYPost Anaesthesia

Shivering [internet] 2013 [cited 2013

May 03] Available from http

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

99

samping mual Ayatollahi et al (2011)

menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30

pasien yang mendapat petidin 04 mg

kgbb untuk mencegah terjadinya

menggigil pasca anestesi umum

mengalami efek samping mual1 Pada

penelitian lain Entezari et al (2012)

mendapati 10 pasien yang mendapat

petidin 04 mgkgbb juga mengalami

efek samping mual115 Efek samping

mual ini disebabkan oleh stimulasi

petidin pada chemoreceptor trigger

zone (CTZ) CTZ merupakan area di

otak yang berperan penting terhadap

terjadinya mual dan muntah2

SIMPULAN

Ondansetron 01 mgkgbb

mempunyai efek untuk mencegah

menggigil pasca anestesi umum yang

sama efektifnya dengan petidin 04 mg

kgbb

DAFTAR PUSTAKA

1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR

Behdad S Gholipur M Abbasi HR

Comparison Of Prophylactic Use Of

Meperidine And Two Low Doses Of

Ketamine For Prevention Of Post-

Anesthetic Shivering A Randomized

Double-Blind Placebo Controlled Trial J

Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346

2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick

DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical

Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52

Thermoregulation Hypothermia amp

Malignant Hyperthermia USA 2013 p

1184 ndash 1191

3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-

Controlled Comparison Of Ketamine With

Pethidine For The Prevention Of

Postoperative Shivering South Afr J

Anaesth Analg 201218(6)340-343

4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan

Efektifitas Ondansetron dan Tramadol

Intravena dalam Mencegah Menggigil

Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012

Vol 1 (1) 7 -11

5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad

JN Baral DD Comparisons of tramadol

with pethidine for prevention of post

anaesthetic shivering in elective abdominal

surgery Health Renaissance September-

December 2012 Vol 10 (No3)220-223

6 Zahedi H Comparison of Tramadol and

Pethidine for Postanesthetic Shivering in

Elective Cataract Surgery Journal of

Research in Medical Sciences 2004 5 235

-239

7 Shrestha AB Comparative Study on

Effectiveness of Doxapram and Pethidine

for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med

Assoc 200948(174)116-20

8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology

and Physiology in Anesthetic Practice

Fourth Edition Philadelphia Lippincott

Williams amp Wilkins Chapter 42

Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695

9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron

Given Before Induction of Anesthesia

Reduces Shivering After General

Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7

10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan

S Comparison of the efficacy of

nalbuphine tramadol ondansetron and

placebo in the treatment of postanesthetic

shivering after spinal anesthesia for

cesarean delivery Asian Biomedicine Vol

1 No 2 August 2007

11 Buggy DJ Crossley AW

Thermoregulation Mild Perioperative

Hypothermia And Post-Anaesthetic

Shivering British Journal of Anesthesia 84

(5) 615-28 (2000)

12 Padayachee NSYPost Anaesthesia

Shivering [internet] 2013 [cited 2013

May 03] Available from http

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398

100

Jurnal Anestesiologi Indonesia

Volume VI Nomor 2 Tahun 2014

anaestheticsukznacza Libraries

Documents2011post_ anaesthesia

_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx

13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of

Pethidine and Buprenorphine for

Prevention and Treatment of Postanesthetic

Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58

14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain

RK Agarwal RC Post Anaesthesia

Shivering (PAS) a review Indian J

Anaesth 2003 47 (2) 88-93

15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian

A Khoshbaten M Ondansetron and

Meperidine prevent Post Operative

Shivering after General Anesthesia Iran

Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317

16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A

Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of

Postanesthetic Shivering In Children A

Randomized Control Study Comparing

Tramadol To Pethidine http

wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7

(20) pp 1208-1212 29 May 2013

17 Witte D Sessler DI Perioperative

Shivering Physiology and Pharmacology

Anesthesiology 200296467-484

18 Wang C Critical Regulation of Calcium

Signaling and NMDA-type Glutamate

Receptor In Developmental Neural

Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43

19 Kelsaka E Baris S Karakaya D

Sarihasan B Comparison of Ondansetron

and Meperidine for Prevention of Shivering

in Patients Undergoing Spinal Anesthesia

Regional Anesthesia and Pain Medicine

2006Volume 31 Issue 1 p 40-45

20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M

The Comparison of Ondansetron and

Meperidine to Prevent Shivering after

Anesthesia in Patients Undergoing Lower

Limb Orthopedic Surgeries with General

Anesthesia ZUMS Journal Volume 22

Number 92 (6-2014)

21 Abdollahi MH Forouzannia SK

Bagherinasab M Barzegar K Fekri A

Sarebanhassanabadi M Entezari A The

Effect of Ondansetron and Meperedin on

Preventing Shivering After Off-pump

Coronary Artery Bypass Graft Acta

Medica Iranica 2012 50(6) 395-398