Penegakan Diagnosis Ajeng

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Penegakan Diagnosis Ajeng

    1/6

    Penegakkan Diagnosis

    1. Necrosis Coagulativa

    Contoh penyakit dari nekrosis koagilativa adalah Sifilis Stadium III, pada Sifilis

    Stadium III, sarang nekrosi yang disebut gumma, sebenarnya tidak lain daripada nekrosis

    koagulativa (Kumar, 2007) !enegakan diagnosis pada Sifilis Stadium III adalah sebagai

     berikut "

    # $namnesis dan !emeriksaan %isik 

    !ada stadium tertiary, tiga tipe sifilis yang bisa ter&adi, antaranya ialah sifilis

    tertiary yang &inak sifilis kardiovaskuler, dan neurosifilis !ada tipe pertama itu sangat

     &arang pada masa kini dan ditandai dengan adanya ben&olan yang dipanggil gummas

     pada kulit ataupun pada barbagai organ 'en&olan ini tumbuh dengan perlahan, sembuh

    dengan sempurna dan meninggalkan parut 'agian yang paling sering timbul ben&olan iniialah pada kulit kepala, muka, dan kaki Sifilis kardiovaskuler pula timbul #0 hingga 2

    tahun selepas terinfeksi dengan bakteri ini dan bisa timbul aneurysm (kelemahan dan

    dilatasi) pada aorta ataupun kebooran pada katub aorta Semua ini akan memba*a

    kepada ge&ala sesak nafas, nyeri dada dan gagal &antung +eurosifilis pula ter&adi dalam

    tiga bentuk yaitu meningovaskuler, pareti (kelumpuhan general) dan tabeti (tabes

    dorsalis) (!artogi, 200)

    2 !emeriksaan !enun&ang

    'eberapa pemeriksaan terhadap sifilis dapat dilakukan dengan berbagai ara"

    a !emeriksaan lapangan gelap (dark field ) dengan bahan pemeriksaan dari bagian dalam

    lesi -uam sifilis primer dibersihkan dengan larutan +aCl fisiologis Serum diperoleh

    dari bagian dasar atau dalam lesi dengan ara menekan lesi sehingga serum akan

    keluar Kemudian serum diperiksa pada lapangan gelap untuk melihat ada tidaknya

    T.pallidum  berbentuk ramping, dengan gerakan lambat dan angulasi 'ahan apusan

    lesi dapat pula diperiksa dengan metode mikroskop fluoresensi, namun pemeriksaan

    ini memberikan hasil yang kurang dapat diperaya sehingga pemeriksaan dark field 

    lebih umum dilaksanakan

     b !enentuan antibodi di dalam serum yang timbul akibat infeksi T.pallidum .es yang

    dilakukan sehari/hari dapat menun&ukkan reaksi Ig dan &uga Ig1 tetapi tidak dapat

    menun&ukkan antibodi spesifik adalah tes asserman, tes Kahn, tes 34-5 (Veneral 

  • 8/17/2019 Penegakan Diagnosis Ajeng

    2/6

     Diseases Research Laboratory), tes -!- ( Rapid Plasma Reagin) dan tes Automated 

     Reagin. .es/tes tersebut merupakan tes standar untuk sifilis dan memiliki spesifisitas

    rendah sebab dapat menun&ukkan hasil positif semu Sedangkan tes -!C% (  Reiter 

     Protein Complement Fiation) merupakan tes yang dapat menun&ukkan kelompok 

    antibodi spesifik .es dengan spesifitas tinggi dan dapat menentukan antibodi

    spesifik sifilis ini adalah tes .!I, tes %.$/$'S, tes .!6$ dan tes lisa

    enurut !edoman !enatalaksanaan Infeksi enular Seksual 4epkes -I tahun 2008,

    diagnosa sifilis dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan

    serologis terhadap darah dan likuor serebrospinalis (!artogi, 200)

    2. Necrosis Caseosa

     +erosis aseosa adalah bentuk tersendiri nekrosis yang paling sering ditemukan pada fokus

    infeksi tuberkolosis (Kumar, 2007) !enegakan diagnosis .uberkolosis adalah sebagai berikut "

    # $namnesis

    1e&ala umum .b berupa batuk yang terus menerus dan berdahak selama 9 minggu

    atau lebih 1e&ala lain yang sering di&umpai adalah dahak berampur darah, batuk darah,

    sesak nafas dan rasa nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan

    menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam *alaupun tanpa kegiatan,

    demam meriang lebih dari satu bulan (:amin, 20##)

    2 !emeriksaan %isik 

    !emeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan

    kon&ungtiva mata atau kulit yang puat karena anemia, suhu demam (subdebris), badan

    kurus atau berat badan menurun tempat kelainan lesi .' yang perlu diurigai adalah

     bagian apeks paru 'ila diurigai infiltrat yang agak luas, maka akan didapatkan &uga

    suara napas berupa ronkhi basah, kasar dan nyaring .etapi bila infiltrat ini diliputi oleh

     penebalan pleura, suara nafasnya men&adi vesikular melemah (:amin, 20##)

    9 5aboratorium

    !emeriksaan sputum adalah penting karena dengan ditemukannya kuman '.$,

    diagnosis .' sudah dapat dipastikan Kriteria '.$ positif adalah bila sekurang/

    kurangnya ditemukan 9 batang kuman '.$ pada satu sediaan (:amin, 20##)

  • 8/17/2019 Penegakan Diagnosis Ajeng

    3/6

    ; -adiologis

    !emeriksaan radiologis &uga diperlukan untuk membantu penegakan diagnosis

    # $danya infeksi primer digambarkan dengan nodul terkalsifikasi pada bagian perifer 

     paru dengan kalsifikasi dari limfe nodus hilus

    2 !roses reaktifasi .' akan memberiakan gambaran

    a +ekrosis

     b Kavitasi (terutama tampak pada foto posisi apial lordotik)

    %ibrosis dan retraksi region hilus

    d 'ronhopneumonia

    e Infiltrate intertitial

    f !ola milier 

    g 1ambaran diata &uga merupakan gambaran .b primer

    9 .' pleura memberikan gambaran efusi pleura yang biasanya ter&adi seara massif

    ; $ktivitas dari kuman .' tidak bisa hanya ditegakkan hanya dengan # kali

     pemeriksaan rontgen dada, tetapi harus dilakukan serial rontgen dada .idak hanya

    melihat apakah penyakit tersebut dalam proses progresi atau regresi (:amin, 20##)

    3. Nekrosis Lemak 

     +ekrosis lemak ter&adi pada kega*atdaruratan abdomen yang membahayakan dan

    dikenal sebagai !ankreatitis akut (Kumar, 2007) !enegakkan diagnosis pada pankreatitis

    akut adalah sebagai beriku "

    # $namnesis

     +yeri perut, seringkali sangat berat dan ter&adi mendadak, biasanya di epigastrium

    atau sepan&ang perut bagian atas disertai pen&alaran ke punggung atau bahu (4avey,

    200)

    2 !emeriksaan %isik 

     +yeri menyebar ke seluruh bagian perut, yang ditandai oleh adanya nyeri tekan dan

    nyeri lepas 6ipotensi disertai berkeringat dan sianosis ditemukan pada serangan yang

     berat 'isa ada memar pada umbilikus atau pinggang (4avey, 200)

  • 8/17/2019 Penegakan Diagnosis Ajeng

    4/6

    9 5aboratorium

    $milase serum sangat tinggi (< #000 unit=m5) dalam *aktu 2; &am setelah onset

    Kadarna turun dengan epat >lkus duodenum posterior &uga menyebabkan kadar 

    amilase serum naik sangat tinggi namun biasanya tidak sampai diatas #00 unit (4avey,

    200)

    ; -adiologi

    !ada rontgen abdomen tegak bisa tampak batu empedu, kalsifikasi pankreas

    (menun&ukan peradangan sebelumnaya), dan melebarnya lipatan &e&unum atau kolon

    transversum &ika letaknya dekat dengan pankreas yang meradang !erlu dilakukan

     pemeriksaan kadar kalsium (yang bisa turun akibat pembentukan sabun kalsium)

     biasanya terdapat leukositosis (4avey, 200)

    4. Nekrosis Gangrenosa

    !roses nerosis gangrenosa sering ter&adi pada apendi? sehingga ter&adi appendisitis

    gangrenosa (Kumar, 2007) !enegakkan diagnosisnya adalah sebagai berikut "

    # $namnesis

    assa apendiks dengan proses radang aktif ditandai dengan"

    # Keadaan umum pasien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi@

    2 !emeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan ba*ah masih &elas terdapat tanda/

    tanda peritonitis@

    9 5aboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung &enis terdapat pergeseran ke

    kiri

    Sedangkan, massa apendiks dengan proses radang yang telah reda ditandai dengan"

    # !asien berumur tahun atau lebih

    2 Keadaan umum telah membaik, sakit, dan suhu tubuh tidak tinggi lagi

    9 !emeriksaan lokal abdomen tenang, tanpa tanda/tanda peritonitis, dan massa dengan

     berbatas &elas dengan nyeri tekan ringan

    ; 5aboratorium hitung lekosit dan hitung &enis normal (+aulibasa, 20##)

    2 !emeriksaan %isik

    4emam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 97,/9,AC !ada inspeksi perut

    tidak ditemukan gambaran spesifik Kembung sering terlihat pada penderita dengan

  • 8/17/2019 Penegakan Diagnosis Ajeng

    5/6

    komplikasi perforata $pendisitis yang tidak terobati berlan&ut dengan perforata dalam

    ;/72 &am@ karenanya, lamanya ge&alanya sangat penting dalam mengintepretasi tanda

    fisik dalam menentukan strategi pengobatan $nak dengan apendisitis sering bergerak 

     perlahan dan terbatas, membungkuk kedepan, dan sering dengan sedikit pinang $nak 

    tersebut akan memegang kuadran kanan ba*ah dengan tangan dan enggan untuk naik ke

    me&a periksa $uskultasi bisa menun&ukkan suara usus normal atau hiperaktif >ntuk 

     palpasi abdomen kuadran kanan ba*ah (titik burney) harus dipalpasi terakhir setelah

     pemeriksa telah mempunyai kesempatan mempertimbangkan respons terhadap

     pemeriksaan kuadran yang seharusnya tidak nyeri .anda fisik yang paling penting pada

    apendisitis adalah nyeri tekan menetap pada saat palpasi dan kekakuan lapisan otot

    rektus !eristalsis usus sering normal, peristalsis dapat hilang karena ileus paralitik pada

     peritonitis generalisata akibat apendisitis perforata !emeriksaan olok dubur 

    menyebabkan nyeri bila daerah infeksi bisa diapai dengan &ari telun&uk, misalnya pada

    apendisitis pelvika (+aulibasa, 20##)

    9 5aboratorium

    !ada darah lengkap didapatkan leukosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana

    5ebih dari #9000=mm9 umumnya pada apendisitis perforata .idak adanya leukositosis

    tidak menyingkirkan apendisitis !ada pemeriksaan urin, sedimen dapat normal atau

    terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel

     pada ureter atau vesika (+aulibasa, 20##)

    ; !emeriksaan -adiologi

    $pendisitis pada foto perut meliputi apendikolit yang mengalami kalsifikasi, usus

    halus yang distensi atau obstruksi, dan efek massa &aringan lunak (+aulibasa, 20##)

    DAPUS

    Kumar, 3inay, Cotran, -amBi S, -obbins, Stanley 5 2007 Robbins !uku A"ar Patologi Volume

    # $disi %  akarta" 1C 6al " 27

    4avey, !atrik 200 $t $ 1lane ediine akarta " rlangga 6al " 2#7/2#

    :amin, S$+' 20## !revalensi dan Karakteristik !asien !utus 4ari !engobatan $nti/

    .uberkulosis di -umah Sakit >mum 6a&i $dam alik .ahun 200D Repository &'& " /7

     +aulibasa, K 20## 1ambaran !enderita $pendisitis Repository &'&  " 9/

    http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21490http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21490http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21490http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21490

  • 8/17/2019 Penegakan Diagnosis Ajeng

    6/6

    !artogi, 4onna 200 valuasi 'eberapa .es .reponemal .erhadap Sifilis Repository &'&  " 9/