37
REFERAT FISIOLOGI RESPIRASI Oleh : Ajeng Febriyanti 1102010013 Pembimbing : dr. Uus Rustandi, Sp.An dr. Ruby Satria Nugraha, Sp. An, M.Kes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 1

REFERAT RESPI AJENG

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anestesi

Citation preview

Page 1: REFERAT RESPI AJENG

REFERAT

FISIOLOGI RESPIRASI

Oleh :

Ajeng Febriyanti 1102010013

Pembimbing :

dr. Uus Rustandi, Sp.An

dr. Ruby Satria Nugraha, Sp. An, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

KEPANITERAAN ANESTESIOLOGI

RSUD ARJAWINANGUN

OKTOBER 2015

1

Page 2: REFERAT RESPI AJENG

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam proses kehidupan, tiap-tiap makhluk hidup pastilah memerlukan energi

untuk melakukan aktiftas dan bertahan hidup.  Energi itu sendiri kita dapati dari proses

oksidasi yang mengambil oksigen dari lingkungan sekitar. Selain untuk proses oksidasi

untuk menghasilkan sumber energi, oksigen juga dibutuhkan oleh sel-sel tubuh secara

kontinu untuk menghasilkan ATP yang akan digunakan untuk aktifitas sel. Dalam proses

pembakaran energi akan dihasilkan zat-zat sisa metabolisme tubuh salah satunya

karbondioksida (CO2). Karbondioksida tersebut harus dikeluarkan dari sel atau dalam

tubuh agar menjaga keseimbangan asam-basa melalui proses respirasi.

Pernafasan merupakan suatu mekanisme yang berperan dalam proses kehidupan,

dimana terjadi proses suplai oksigen keseluruh tubuh dan pembuangan

karbondioksida.Proses penghisapan O2 disebut inspirasi dan proses pengeluaran CO2 ke

atmosfer disebut ekspirasi . Istilah pernafasan, yang lazim digunakan, mencangkup dua

proses ; pernafasan luar (eksterna); serta pernafasan dalam (interna). Sistem pernafasan

terdiri dari organ pertukaran gas (paru) dan sebuah pompa ventilasi paru. Pompa

ventilasi ini terdiri atas dinding dada ; otot-otot pernafasan, yang memperbesar dan

memperkecil ukuran rongga dada ; pusat pernafasan di otak yang mengendalikan otot

pernafasan; serta jarak dan syaraf yang menghubungkan pusat pernafasan dengan otot

pernafasan.Pernafasan berperan dalam mempertahankan kelangsungan metabolism sel

sehingga diperlukan fungsi pernafasan yang adekuat, sehingga hasil yang dikeluarkan

berupa energy untuk proses metabolisme tubuh.

2

Page 3: REFERAT RESPI AJENG

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Saluran Respirasi

Sistem respirasi dibedakan menjadi dua saluran yaitu, saluran nafas bagian

atas dan saluran nafas bagian bawah. Saluran nafas bagian atas terdiri dari: rongga

hidung, faring dan laring. Saluran nafas bagian bawah terdiri dari trakea, bronkus,

bronkiolus, dan paru-paru.

1. Saluran Nafas Bagian Atas

a. Hidung

Hidung atau naso adalah saluran pernafasan yang pertama. Ketika proses

pernafasan berlangsung, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan

menjalani tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan

pelembaban. Hidung terdiri atas bagian- bagian sebagai berikut:

Bagian luar dinding terdiri dari kulit.3

Page 4: REFERAT RESPI AJENG

Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.

Lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat yang

dinamakan karang hidung ( konka nasalis ), yang berjumlah 3 buah yaitu:

konka nasalis inferior, konka nasalis media, dan konka nasalis superior.

Diantara konka nasalis terdapat 3 buah lekukan meatus, yaitu: meatus

superior, meatus inferior dan meatus media. Meatus-meatus ini yang dilewati

oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan

dengan tekak yang disebut koana.

Dasar rongga hidung dibentuk oleh rahang atas ke atas rongga hidung

berhubungan dengan rongga yang disebut sinus paranasalis yaitu sinus

maksilaris pada rahang atas, sinus frontalis pada tulang dahi, sinus sfenoidalis

pada rongga tulang baji, dan sinus etmoidalis pada rongga tulang tapis.

Pada sinus etmoidalis keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke

konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut

terutama terdapat pada di bagian atas. Pada hidung di bagian mukosa terdapat

serabut saraf atau reseptor dari saraf penciuman (nervus olfaktorius).

Di sebelah konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit terdapat

satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga

pendengaran tengah . Saluran ini disebut tuba auditiva eustachi yang

menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring. Hidung juga

berhubungan dengan saluran air mata atau tuba lakrimalis.

4

Page 5: REFERAT RESPI AJENG

Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak

mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara

terus-menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung

dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia.

b. Faring

Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.

Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius).

Nasofaring terletak tepat di belakang cavum nasi , di bawah basis crania

dan di depan vertebrae cervicalis I dan II. Nasofaring membuka bagian

depan ke dalam cavum nasi dan ke bawah ke dalam orofaring. Tuba

eusthacius membuka ke dalam didnding lateralnya pada setiap sisi.

Pharyngeal tonsil (tonsil nasofaring) adalah bantalan jaringan limfe pada

dinding posteriosuperior nasofaring.

Orofaring

Merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal

lidah). Orofaring adalah gabungan sistem respirasi dan pencernaan,

makanan masuk dari mulut dan udara masuk dari nasofaring dan paru.

Laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

Laringofaring merupakan bagian dari faring yang terletak tepat di

belakang laring, dan dengan ujung atas esofagus.

c. Laring (tenggorok)

5

Page 6: REFERAT RESPI AJENG

Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara. Pada bagian pangkal

ditutup oleh sebuanh empang tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri

dari tulang-tulanng rawan yang berfungsi ketika menelan makanan dengan

menutup laring.

Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula

tyroidea, dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas

esopagus.

Cartilago / tulang rawan pada laring ada 5 buah, terdiri dari sebagai berikut:

Cartilago thyroidea 1 buah di depan jakun ( Adam’s apple) dan sangat

jelas terlihat pada pria. Berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher

sebagai jakun. Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior,

penonjolan tempat melekatnya ligamen thyrohyoideum, dan dibawah

adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi dengan bagian luar

cartilago cricoidea.

Cartilago epiglottis 1 buah. Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol

keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang

V cartilago thyroideum. Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari

bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas

jalan masuk laring.

Cartilago cricoidea 1 buah yang berbentuk cincin. Cartilago berbentuk

cincin signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah

cartilago tyroidea, dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane

cricotyroidea. Cornu inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan

cartilago tyroidea pada setiap sisi. Membrana cricottracheale

menghubungkan batas bawahnya dengan cincin trachea I.

Cartilago arytenoidea 2 buah yang berbentuk beker. Dua cartilago kecil

berbentuk piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica

6

Page 7: REFERAT RESPI AJENG

vokalis pada tiap sisi melekat dibagian posterio sudut piramid yang

menonjol kedepan

Laring dilapisi oleh selaput lender , kecuali pita suara dan bagian epiglottis

yang dilapisi olehsel epithelium berlapis.

2. Saluran Nafas Bagian Bawah

a. Trachea atau Batang tenggorok

Merupakan tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5

cm. trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan

leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis

(taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian

vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus

(bronchi).

7

Page 8: REFERAT RESPI AJENG

Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin

tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi

lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa

jaringan otot.

b. Bronchus

Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira

vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan

dilapisi oleh.jenis sel yang sama.

Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.

Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang

kiri, sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah

cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah.

Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di

bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang

berjalan kelobus atas dan bawah.

Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus

lobaris dan kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan

terus menjadi bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya

menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak

mengandung alveoli (kantong udara).

8

Page 9: REFERAT RESPI AJENG

Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus

tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos

sehingga ukurannya dapat berubah.

Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut

saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar

udara ke tempat pertukaran gas paru-paru. yaitu alveolus.

c. Paru-Paru

Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri atas gelembung-

gelembung kecil (alveoli). Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri

dari bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara

kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh

alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus

atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm.

Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus

Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

Paru-paru dibagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang terdiri dari 3

lobus (lobus pulmo dekstra superior, lobus pulmo dekstra media, lobus pulmo

dekstra inferior) dan paru-paru kiri yang terdiri dari 2 lobus ( lobus sinistra

superior dan lobus sinistra inferior).

9

Page 10: REFERAT RESPI AJENG

Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil yang bernama segmen.

Paru-paru kiri memiliki 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior

dan lima lobus inferior. Paru-paru kiri juga memiliki 10 segmen, yaitu 5 buah

segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3

segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen masih terbagi lagi menjadi

belahan-belahan yang bernama lobulus.

Letak paru-paru di rongga dada datarnya menghadap ke tengah rongga dada /

kavum mediastinum.. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau

hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung.

Paru-paru dibungkus oleh selapus tipis yang pernama pleura. Pleura dibagi

menjadi dua yaitu pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput

paru yang langsung membungkus paru-paru dan pleura parietal yaitu selaput

yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua lapisan ini terdapat

rongga kavum yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum

pleura ini vakum/ hampa udara.

Tulang dada / sternum berfungsi melindungi paru – paru, jantung dan

pembuluh darah besar / aorta. Bagian luar rongga dada terdiriatas 12 pasang

costae, bagian atas dada pada daerah leher terdapat 2 otot tambahan inspirasi

yaitu otot scaleneus dan sternokleidomastoid. Selama inspirasi, memperluas

rongga dada atas dan menstabilkan dinding dada dan mengangkat sternum.

Diafragma terletak dibawah rongga dada; berbentuk seperti kubah pada

kondisi relaksasi. Pengaturan saraf diafragma terdapat pada susunan saraf

spinal pada tingkat C3, sehingga jika terjadi kecelakaan pada saraf C3

( nervusphrenikus ) akan mengakibatkan gangguan ventilasi.

10

Page 11: REFERAT RESPI AJENG

Suplai Darah

Suplai darah ke dalam paru merupakan sesuatu yang unik. Paru-paru

mempunyai dua sumber suplai darah yaitu : arteri bronkhialis dan arteri

pulmonalis. Sirkulasi bronkhial menyediakan darah teroksigenasi dari sirkulasi

sistemik dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru-paru.

Arteri bronkhialis berasal dari aorta thorakalis dan berjalan sepanjang dinding

posterior bronkhus. Vena bronkhialis akan mengalirkan darah menuju vena

pulmonalis.Arteri pulmonalis berasal dari ventrikel kanan mengalirkan darah

vena ke paru-paru, dimana darah tersebut bagian dari pertukaran gas. Jalinan

kapiler paru-paru yang halus mengitari dan menutupi alveolus merupakan

kontak yang diperlukan untuk perrtukaran gas antara alveolus dan darah.

B. Fisiologi Paru

Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang

terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-otot. Seperti yang

telah diketahui, dinding toraks berfungsi sebagai penembus. Selama inspirasi, volume

toraks bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi

beberapa otot yaitu sternokleidomastoideus mengangkat sternum ke atas dan otot

seratus, skalenus dan interkostalis eksternus mengangkat iga-iga.

Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat

elastisitas dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus

relaksasi, dinding dada turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga

toraks, menyebabkan volume toraks berkurang. Pengurangan volume toraks ini

meningkatkan tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan

antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik, sehingga udara mengalir keluar 11

Page 12: REFERAT RESPI AJENG

dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir menjadi sama kembali pada akhir

ekspirasi.

Tahap kedua dari proses pernapasan mencakup proses difusi gas-gas melintasi

membrane alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 μm). Kekuatan

pendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase

gas. Tekanan parsial oksigen dalam atmosfir pada permukaan laut besarnya sekitar

149 mmHg. Pada waktu oksigen diinspirasi dan sampai di alveolus maka tekanan

parsial ini akan mengalami penurunan sampai sekiktar 103 mmHg. Penurunan

tekanan parsial ini terjadi berdasarkan fakta bahwa udara inspirasi tercampur dengan

udara dalam ruangan sepi anatomic saluran udara dan dengan uap air. Perbedaan

tekanan karbondioksida antara darah dan alveolus yang jauh lebih rendah

menyebabkan karbondioksida berdifusi kedalam alveolus. Karbondioksida ini

kemudian dikeluarkan ke atmosfir.

Dalam keadaan beristirahat normal, difusi dan keseimbangan oksigen di

kapiler darah paru-paru dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu

kontak selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan bahwa paru-paru normal

memiliki cukup cadangan waktu difusi. Pada beberapa penyakit misal; fibosis paru,

udara dapat menebal dan difusi melambat sehingga ekuilibrium mungkin tidak

lengkap, terutama sewaktu berolahraga dimana waktu kontak total berkurang. Jadi,

blok difusi dapat mendukung terjadinya hipoksemia, tetapi tidak diakui sebagai faktor

utama.

C. Sistem Pertahanan Paru

Paru-paru mempunyai pertahanan khusus dalam mengatasi berbagai kemungkinan

terjadinya kontak dengan aerogen dalam mempertahankan tubuh. Sebagaimana

mekanisme tubuh pada umumnya, maka paru-paru mempunyai pertahanan seluler dan

humoral. Beberapa mekanisme pertahanan tubuh yang penting pada paru-paru dibagi

atas:

1. Filtrasi udara

Partikel debu yang masuk melalui organ hidung akan :

Yang berdiameter 5-7 μ akan tertahan di orofaring.

Yang berdiameter 0,5-5 μ akan masuk sampai ke paru-paru

12

Page 13: REFERAT RESPI AJENG

Yang berdiameter 0,5 μ dapat masuk sampai ke alveoli, akan tetapi dapat pula

di keluarkan bersama sekresi.

2. Mukosilia

Baik mucus maupun partikel yang terbungkus di dalam mucus akan digerakkan

oleh silia keluar menuju laring. Keberhasilan dalam mengeluarkan mucus ini

tergantung pada kekentalan mucus, luas permukaan bronkus dan aktivitas silia

yang mungkin terganggu oleh iritasi, baik oleh asap rokok, hipoksemia maupun

hiperkapnia.

3. Sekresi Humoral Lokal

zat-zat yang melapisi permukaan bronkus antara lain, terdiri dari :

Lisozim, dimana dapat melisis bakteri

Laktoferon, suatu zat yang dapat mengikat ferrum dan bersifat bakteriostatik

Interferon, protein dengan berat molekul rendah mempunyai kemampuan

dalam membunuh virus.

Ig A yang dikeluarkan oleh sel plasma berperan dalam mencegah terjadinya

infeksi virus. Kekurangan Ig A akan memudahkan terjadinya infeksi paru yang

berulang.

4. Fagositosis

Sel fagositosis yang berperan dalam memfagositkan mikroorganisme dan

kemudian menghancurkannya. Makrofag yang mungkin sebagai derivate monosit

berperan sebagai fagositer. Untuk proses ini diperlukan opsonim dan komplemen.

Faktor yang mempengaruhi pembersihan mikroba di dalam alveoli adalah :

Gerakan mukosiliar.

Faktor humoral lokal.

Reaksi sel.

Virulensi dari kuman yang masuk.

Reaksi imunologis yang terjadi.

Berbagai faktor bahan-bahan kimia yang menurunkan daya tahan paru, seperti

alkohol, stress, udara dingin, kortekosteroid, dan sitostatik.

13

Page 14: REFERAT RESPI AJENG

D. Respirasi

Pengertian Respirasi

Respirasi adalah pertukaran gas-gas antara organisme hidup dan lingkungan

sekitarnya. Pada manusia dikenal 2 macam respirasi sebagai berikut.

1) Respirasi eksternal

Pertukaran gas-gas antara darah dan udara di sekitarnya, meliputi beberapa proses:

a. Ventilasi: proses masuk udara sekitar dan pembagian udara tersebut ke alveoli

b. Distribusi: distribusi dan percampuran molekul-molekul gas intrapulmoner

c. Difusi: masuknya gas-gas menembus selaput alveolo-kapiler

d. Perfusi: pengambilan gas-gas oleh aliran darah kapiler paru yang adekuat

2) Respirasi internal

Pertukaran gas-gas antara darah dan jaringan, meliputi beberapa proses:

a. Efisiensi kardiosirkulasi dalam menjalankan darah kaya oksigen

b. Distribusi kapiler

c. Difusi perjalanan gas keruang interstitial dan menembus dinding sel

d. Metabolism sel yang melibatkan enzim.

Respirasi Seluler

Disebut pula sebagai metabolisme. Terdapat 2 macam yaitu sebagai berikut.

1. Aerobic Metabolism : 38 ATP

2. Anaerobic Metabolism : 2 ATP

Fungsi Respirasi

Fungsi respirasi adalah

1) Mengambil oksigen kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-selnya)

untuk mengadakan pembakaran.

2) Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa pembakaran, kemudian

dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh

tubuh).

3) dan melembabkan udara

14

Page 15: REFERAT RESPI AJENG

Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan udara berlangsung di

alveolus paru-paru. Pertukaran tersebut diatur oleh kecepatan dan di dalamnya aliran

udara timbal balik (pernafasan), dan tergantung pada difusi oksigen dari alveoli ke

dalam darah kapiler dinding alveoli. Hal yang sama juga berlaku untuk gas dan uap

yang terhirup paru-paru merupakan jalur masuk terpenting dari bahan-bahan

berbahaya lewat udara pada paparan kerja.

Sistem Respirasi

Secara anatomis dapat dibagi menjadi bagian atas (hidung, ruang hidung, sinus

paranasal, dan faring) dan bagian bawah (laring, trakea, bronkus, bronkiolus,

alveolus).

Secara fisiologi dapat dibagi menjadi bagian konduksi (dari ruang hidung

sampai dengan bronkiolus terminalis) dan bagian respirasi (dari bronkiolus

respiratorius sampai alveoli).

Mekanisme Kerja Sistem Pernapasan

Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 yaitu :

1. Inspirasi (menarik napas)

2. Ekspirasi (menghembus napas)

Inspirasi adalah proses yang aktif, proses ini terjadi bila tekanan intra

pulmonal (intra alveol) lebih rendah dari tekanan udara luar. Pada tekanan biasa,

tekanan ini berkisar antara -1 mmHg sampai dengan -3 mmHg. Pada inspirasi dalam

tekanan intra alveoli dapat mencapai -30 mmHg. Menurunnya tekanan intra pulmonal

pada waktu inspirasi disebabkan oleh mengembangnya rongga toraks akibat kontraksi

otot-otot inspirasi.

Ekspirasi adalah proses yang pasif, proses ini berlangsung bila tekanan intra

pulmonal lebih tinggi dari pada tekanan udara luar sehingga udara bergerak keluar

paru. Meningkatnya tekanan di dalam rongga paru terjadi bila volume rongga paru

mengecil akibat proses penguncupan yang disebabkan oleh daya elastis jaringan paru.

Penguncupan paru terjadi bila otot-otot inspirasi mulai relaksasi. Pada proses

ekspirasi biasa tekanan intra alveoli berkisar antara ±1 mmHg sampai dengan ±3

mmHg.

15

Page 16: REFERAT RESPI AJENG

Bahan yang dapat mengganggu sistem pernapasan adalah bahan yang mudah

menguap dan terhirup saat kita bernafas. Tubuh memiliki mekanisme pertahanan

untuk mencegah masuknya lebih dalam bahan yang dapat mengganggu sistem

pernapasan, akan tetapi bila berlangsung cukup lama maka sistem tersebut tidak dapat

lagi menahan masuknya bahan tersebut ke dalam paru-paru.

Debu, aerosol dan gas iritan kuat menyebabkan refleks batuk atau spasme

laring (penghentian napas), bila zat-zat tersebut masuk ke dalam paru-paru dapat

menyebabkan bronchitis kronik, edema paru atau pneumonitis. Para pekerja menjadi

toleran terhadap paparan iritan berkadar rendah dengan meningkatkan sekresi mucus,

suatu mekanisme yang khas pada bronchitis dan juga terlihat pada perokok tembakau.

Pusat Respirasi

Merupakan kelompok neuron yang terletak di substansia retikuler medulla

oblongata dan pons. Terdiri dari pusat apnestik, area pneumotaksis, area ekspiratori,

dan area inspiratori.

E. Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Fungsi Pernapasan

Gangguan pada fungsi pernapasan di tandai dengan keluhan-keluhan utama

berupa : batuk, sesak, batuk darah, nyeri dada.

1) Batuk

Batuk adalah suatu refleks defasif belaka yaitu untuk membersihkan saluran

pernapasan dari sekrit (berupa mucus), bahan nekrotik, benda asing, dan

sebagainya. Refleks ini bisa pula ditimbulkan berbagai rangsangan pada mukosa

saluran pernapasan dan juga dari rangsangan pleura parietalis.

Batuk yang menetap cenderung di dapat pada perokok, bronchitis, asma,

simesitis, dan kanker paru.

2) Sesak

Keadaan ini merupakan akibat kurang lancarnya pemasukan udara pada saat

inspirasi atau pengeluaran udara saat ekspirasi, yang disebakan oleh adanya

penyempitan ataupun penyumbatan pada tingkat

bronkeolus/bronkus/trakea/larings. Sebab lain adalah karena berkurangnya

16

Page 17: REFERAT RESPI AJENG

volume paru yang masih berfungsi baik, juga berkurangnya elastis paru, bisa juga

karena ekspansi paru terhambat.

3) Batuk darah

Adanya lesi saluran pernapasan dari hidungn sampai paru yang juga mengenai

pembuluh darah. Untuk mengetahui penyebab batuk darah kita harus memastikan

bahwa pendarahan tersebut berasal dari saluran pernapasan bawah, dan bukan

berasal dari nasofaring atau gastro instestinal. Dengan perkataan lain bahwa

penderita tersebut benar-benar batuk darah bukan muntah darah.

4) Nyeri dada

Keluhan ini dapat bersumber pada pleura parietalis, jantung, mediastinum dan

dinding toraks.

Adanya bermacam-macam nyeri dada, nyeri yang terdapat pada sentral dan

dada menunjukkan adanya infeksi pada trakea, nyeri yang terdapat pada samping

dada yang karakteristik seperti ditusuk dan semakin sakit pada inspirasi

menunjukkan adanya pleuritis, nyeri juga dapat disebabkan oleh herpes dan sulit

dibedakan dengan nyeri yang berasal dari serabut saraf kolumna vertebralis, nyeri

juga terjadi akibat fraktur.

F. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Gangguan Fungsi Paru

Debu, aerosol dan gas iritan merupakan partikel yang menyebabkan gangguan

saluran pernapasan. Ada beberapa factor yang mempengaruhi gangguan saluran

pernapasan akibat inhalasi aerosol, faktor aerosol itu sendiri yaitu ukuran partikel,

konsentrasi dan kelarutan dan faktor manusia seperti kebiasaan merokok, kecepatan

aliran udara, pernapasan, ukuran paru dan factor familial.

Selain gas dan aerosol, faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya gangguan

paru akibat inhalasi debu yaitu:

1. Ukuran partikelnya

2. Konsentrasi

3. Lama pajanan

4. Kerentanan individu

17

Page 18: REFERAT RESPI AJENG

Faktor lain yang dianggap sebagai pencetus timbulnya gangguan paru adalah

merokok, keturunan, perokok pasif, polusi udara dan riwayat infeksi pernapasan

sewaktu kecil.

Umur merupakan salah satu karateristik yang mempunyai resiko tinggi

terhadap gangguan paru terutama yang berumur 40 tahun keatas, dimana kualitas paru

dapat memburuk dengan cepat. Menurut penelitian Juli Soemirat dan kawan-kawan

dalam Rosbinawati (2002), mengungkapkan bahwa umur berpengaruh terhadap

perkembangan paru-paru. Semakin bertambahnya umur maka terjadi penurunan

fungsi paru di dalam tubuh. Menurut hasil penelitian Rosbinawati (2002) ada

hubungan yang bermakna secara statistik antara umur dengan gejala pernafasan.

Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang terpajan

dengan debu, aerosol dan gas iritan. Menurut hasil penelitian Rosbinawati (2002)

menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara masa kerja seseorang semakin

lama terpajan dengan debu, aerosol dan gas iritan sehingga semakin mengganggu

kesehatan paru.

Alat pelindung diri adalah perlengkapan yang dipakai untuk melindungi

pekerja terhadap bahaya yang dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan

kerja. Alat yang dipakai disini untuk melindungi sistem pernafasan dari partikel-

partikel berbahaya yang ada di udara yang dapat membahayakan kesehatan.

Perlindungan terhadap sistem pernafasan sangat diperlukan terutama bila tercemar

partikel-partikel berbahaya, baik yang berbentuk gas, aerosol, cairan, ataupun

kimiawi. Alat yang dipakai adalah masker, baik yang terbuat dari kain atau kertas

wol.

Riwayat merokok merupakan faktor pencetus timbulnya gangguan

pernapasan, karena asap rokok yang terhisap dalam saluran nafas akan mengganggu

lapisan mukosa saluran napas. Dengan demikian akan menyebabkan munculnya

gangguan dalam saluran napas. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur jalan

nafas. Perubahan struktur jalan nafas besar berupa hipertrofi dan hiperplasia kelenjar

mukus. Perubahan struktur jalan nafas kecil bervariasi dari inflamasi ringan sampai

penyempitan dan obstruksi jalan nafas karena proses inflamasi, hiperplasia sel goblet

dan penumpukan secret intraluminar. Perubahan struktur karena merokok biasanya di

hubungkan dengan perubahan/kerusakan fungsi. Perokok berat dikatakan apabila

menghabiskan rata-rata dua bungkus rokok sehari, memiliki resiko memperpendek

18

Page 19: REFERAT RESPI AJENG

usia harapan hidupnya 0,9 tahun lebih cepat ketimbang perokok yang menghabiskan

20 batang sigaret sehari.

Riwayat penyakit merupakan faktor yang dianggap juga sebagai pencetus

timbulnya gangguan pernapasan, karena penyakit yang di derita seseorang akan

mempengaruhi kondisi kesehatan dalam lingkungan kerja. Apabila seseorang pernah

atau sementara menderita penyakit sistem pernafasan, maka akan meningkatkan

resiko timbulnya penyakit sistem pernapasan jika terpapar debu.

G. Spirometry Test

Spirometri merupakan suatu metode sederhana yang dapat mengukur sebagian

terbesar volume dan kapasitas paru- paru. Spirometri merekam secara grafis atau digital

volume ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa. Volume Ekspirasi Paksa atau Forced

Expiratory Volume (FEV) adalah volume dari udara yg dihembuskan dari paru- paru

setelah inspirasi maksimum dengan usaha paksa minimum, diukur pada jangka waktu

tertentu. Biasanya diukur dalam 1 detik (FEV1) .

Kapasitas Vital paksa atau Forced Vital Capacity (FVC) adalah volume total dari

udara yg dihembuskan dari paru- paru setelah inspirasi maksimum yang diikuti oleh

ekspirasi paksa minimum. Pemeriksaan dengan spirometer ini penting untuk pengkajian

fungsi ventilasi paru secara lebih mendalam. Jenis gangguan fungsi paru dapat

digolongkan menjadi dua yaitu gangguan fungsi paru obstruktif (hambatan aliran udara)

dan restriktif (hambatan pengembangan paru). Seseorang dianggap mempunyai

gangguan fungsi paru obstruktif bila nilai FEV1 kurang dari 75% dan menderita

gangguan fungsi paru restriktif bila nilai kapasitas vital kurang dari 80% dibanding

dengan nilai standar.

19

Page 20: REFERAT RESPI AJENG

Jenis Gangguan Fungsi Paru terdiri dari :

1) Gangguan Fungsi Paru Obstruktif.

Tidak dapat menghembuskan udara (Unable to get air out). FEV1/FVC <75%

Semakin parah obstruksinya :

a. FEV1 : 60-75% = mild

b. FEV1 : 40-59% = moderate

c. FEV1 : <40 = severe

Jalan napas yang menyempit akan mengurangi volume udara yang dapat

dihembuskan pada satu detik pertama ekspirasi.Amati bahwa FVC hanya dapat

dicapai setelah ekshalasi yang panjang. Ratio FEV1/FVC berkurang sacara

nyata.Ekspirasi diperlama dengan peningkatan perlahan pada kurva, dan plateau

tidak tercapai sampai waktu 15 detik.

2) Gangguan Fungsi Paru Restriktif

Tidak dapat menarik napas (unable to get air in)

FVC rendah; FEV1/FVC

normal atau meningkat

TLC berkurang → sebagai Gold

Standart

FEV1 dan FVC menurun, karena jalan napas tetap terbuka, ekspirasi bisa cepat

dan selesai dalam waktu 2- 3 detik. Rasio FEV1/FVC tetap normal atau malah

meningkat, tetapi volume udara yang terhirup dan terhembus lebih kecil

dibandingkan normal.

20

Page 21: REFERAT RESPI AJENG

3) Gangguan Fungsi Paru Gabungan (Mixed)

Ekspirasi diperlama dengan peningkatan

kurva perlahan mencapai plateau.

Kapasitas vital berkurang signifikan

dibandingkan gangguan obstruktif. Pola

campuran ini, jika tidak terlalu parah, sulit

dibedakan dengan pola obstruktif.

H. Volume dan Kapasitas Paru

1. Volume Paru

Ada empat volume paru yang bila dijumlahkan sama dengan volume

maksimal paru yang mengembang.

1) Volume Tidal (VT) : merupakan volume udara yang diinspirasikan dan

diekspirasikan disetiap pernapasan normal, jumlahnya ±500 ml.

2) Volume Cadangan Inspirasi : merupakan volume tambahan udara yang dapat

diinspirasikan di atas volume tidl normal, jumlahnya ±3000 ml.

3) Volume Cadangan Ekspirasi : merupakan jumlah udara yang masih dapat

dikeluarkan dengan ekspirasi tidal yang jumlah normalnya ±1100 ml.

4) Volume Sisa : volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah

ekspirasi kuat, volume ini ±1200 ml.

21

Page 22: REFERAT RESPI AJENG

2. Kapasitas Paru

Dalam peristiwa siklus paru-paru diperlukan menyatukan dua volume atau

lebih kombinasi seperti ini disebut kapasitas paru-paru. Jenis kapasitas paru-paru

ada empat yaitu kapasitas inspirasi, kapasitas fungsional, kapasitas vital dan

kapasitas total paru.

1) Kapasitas Inspirasi : merupakan jumlah udara yang dapat dihirup oleh

seseorang mulai pada tingkat normal dan mengembangkan paru-parunya

sampai jumlah maksimum.

2) Kapasitas Fungsional : merupakan jumlah udara yang tersisa didalam paru-

paru pada akhir ekspirasi normal ±2300 ml.

3) Kapasitas Vital : merupakan jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan

dari paru-paru setelah mengisi sampai batas maksimum dan kemudian

mengeluarkan sebanyak-banyaknya ±4600 ml.

4) Kapasitas Total Paru : volume maksimum pengembangn paru-paru dengan

usaha inspirasi yang sebesar-besarnya ±5800 ml.

3. Test Fungsi Paru

Pada test ini digunakan alat spirometer yang dapat menggambarkan fungsi

paru.

a) Isi Alun Napas (Tidal volume – TV)

Merupakan volume udara yang masuk dan keluar paru pada pernapasan biasa

ketika dalam keadaan istirahat (N = ± 500 ml).

22

Page 23: REFERAT RESPI AJENG

b) Volume Cadangan Inspirasi (Inspiration Reserve Volume – IRV)

Adalah volume udara yang masih dapat masuk kedalam paru pada inspirasi

maksimal setelah inspirasi biasa (L = ±3.300 ml, P = ±1.900 ml ).

c) Volume Cadangan Ekspirasi (Ekspiration Reserve Volume – ERV)

Jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari dalam paru melalui

kontraksi otot otot ekspirasi setelah ekspirasi biasa (L = ±1.000 ml, P = 700 ml).

d) Volume Residu (Residual Volume – RV)

Udara yang masih tersisa dalam paru setelah ekspirasi maksimal (L = ±1.200 ml,

P = ±1.100 ml).

e) Kapasitas Inspirasi (Inspiration Capacity- IC)

Jumlah udara yang dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah akhir ekspirasi

biasa (IC = IRV + TV ) menunjukkan banyaknya udara yang dapat dihirup mulai

dari taraf ekspirasi normal hingga mengembangkan paru-paru secara maksimal.

f) Kapasitas Residu Fungsional ( Functional Residual Capacity – FRC )

Jumlah udara di dalam paru pada akhir ekspirasi biasa ( FRC = ERV + RV ).

Bermakna untukmempertahankan kadar 02 dan CO2 yang reltif stabil di alveoli

selama proses inspirasi dan ekspirasi.

g) Kapasitas Vital ( Vital Capacity – CV )

Merupakan volume udara maksimal yang dapat masuk dan keluar paru selama

satu siklus pernapasan yaitu setelah inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimal

( VC = IRV + TV ERV ). Bermakna untuk menggambarkan kemampuan paru dan

dada.

h) Kapasitas Paru Total ( Total Lung Capacity – TLC )

Jumlah udara maksimal yang dapat dikandung paru ( TLC = VC + TV ). Normal

L = ±6.000 ml, P = ±4.200 ml.

i) Ruang Rugi ( Antomical Dead Space )

Ruang di sepanjang saluran napas yang tidak terlibat proses pertukaran gas (±150

ml). Pada pria dengan TV = 500 ml, maka hanya ±350 ml yang mengalami

pertukaran gas.

j) Frekuensi Nafas (f)

23

Page 24: REFERAT RESPI AJENG

Jumlah pernapasan yang dilakukan per menit. Dalam keadaan istirahat kecepatan

pernapasan sekitar 15 kali per menit.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa gabungan aktifitas berbagai mekanisme

yang berperan dalam proses suplai O2 ke seluruh sel tubuh dan pembuangan CO2.

Proses penghisapan O2 disebut inspirasi dan proses pengeluaran CO2 ke atmosfer

disebut ekspirasi . Anatomi pada respirasi terdiri dari : hidung, faring, laring, trakea,

percabangan bronkus, dan paru – paru. Fungsi respirasi adalah pertukaran gas O2 dan

CO2. Sedangkan fungsi non respirasi adalah Keseimbangan asam basa, Perlindungan

terhadap infeksi, Meningkatkan venous return, Keseimbangan cairan. Non respirasi

adalah Istilah pernafasan, yang lazim digunakan, mencangkup dua proses ; pernafasan

luar (eksterna); serta pernafasan dalam (interna).

Pernafasan eksternal : Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara

tersebut akan masuk ke dalam paru-paru. Udara masuk yang mengandung oksigen

tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung

karbondioksida akan dilepaskan.

Pernafasan internal : Proses terjadinya pertukaran gas berlangsung di dalam

jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbondioksida tersebut

berlangsung dalam respirasi seluler.

24

Page 25: REFERAT RESPI AJENG

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan

pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam,

yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.pada respirasi terdapat beberapa gangguan

yaitu influenza, asma, Hipoksia (anoksia), Hiperkapnia, Hipokapnia, Penyakit pulmonar

obstruktif menahun (PPOM), dan lain – lain.

DAFTAR PUSTAKA

Galvin I, Drummond GB, Nirmalan M. Distribution of blood flow and ventilation in the lung:

gravity is not the only factor. British Journal of Anaesthesia; 2007, 98: 420-8.

Ganong, F. William. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed 22. Jakarta: EGC

Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Ilmu Dasar Anestesi in Petunjuk Praktis Anestesiologi

2nd ed. Jakarta: FKUI; 2009, 3-8.

Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Breathing System in Clinical Anesthesilogy 4th ed.

McGraw-Hill; 2007

Roberts F, Kestin I. Respiratory Physiology in Update in Anesthesia 12th ed. 2000

Stock MC. Respiratory Function in Anesthesia in Barash PG, Cullen BF, Stelting RK,

editors. Clinical Anesthesia 5th ed. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2006, p. 791-

811

25

Page 26: REFERAT RESPI AJENG

26