52
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | i

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | i

Page 2: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | ii

Page 3: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | iii

بسم الله الرّحمن الرّحيم

PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Ahmad Fikri Sabiq

Linsser Media Salatiga

Page 4: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | iv

Sabiq, Ahmad Fikri

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Salatiga: Linsser Media, 2018

1. Saintifik 2. Pembelajaran 3. Pendidikan Agama Islam

Editor & Penata Letak : Linsser Media

Desain Cover : Linsser Media

Linsser Media Salatiga

Page 5: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | v

Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt atas berbagai

karunia dan nikmat, termasuknya dalam terselesaikannya buku

ini. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah Saw,

Sang Murobbi yang berhasil membawa risalah. Salah satu bukti

keberhasilan Rasulullah Saw dalam membawa risalah adalah

dengan munculnya buku ini.

Buku ini merupakan hasil dari tugas kuliah Program

Pascasarjana IAIN Salatiga pada mata kuliah teori pembelajaran

yang diampu oleh Dr. Sa’adi yang kemudian diperbaiki agar

menjadi lebih luas pembahasannya. Meskipun sudah diperbaiki,

tentunya penulis menyadari akan kurangnya buku ini. Segala

kritik dan saran ilmiah penulis harapkan.

Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung adanya

buku ini, terutama Dr. Sa’adi dan sahabat-sahabat Program

Pascasarjana IAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama

Islam kelas B angkatan 2016.

Meskipun hanya dicetak untuk kalangan terbatas, namun

penulis tetap berharap semoga hadirnya buku bisa menjadi

referensi bagi pembaca sekalian dalam kaitannya dengan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Salatiga, November 2018

Penulis

Page 6: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | vi

Daftar Isi

Cover iii

Profil Buku iv

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Pendahuluan 1

Pendekatan Saintifik 3

Landasan Pendekatan Saintifik 6

Karakteristik Pendekatan Saintifik 9

Tujuan Pendekatan Saintifik 11

Langkah dalam Pendekatan Saintifik 12

Model Pendekatan Saintifik 24

Penilaian dalam Pendekatan Saintifik 26

Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 27

Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik 34

Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembela-

jaran PAI 36

Kekurangan Pendekatan Saintifik dalam Pembelaja-

ran PAI 43

Simpulan 44

Daftar Pustaka 43

Page 7: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 1

PENDAHULUAN

Ada banyak teori, pendekatan, dan metode dalam

pembelajaran yang dikemukakan oleh para ilmuan, seperti teori behaviorisme, gestalt, mastery learning, koneksionisme, integrative learning, dan lain-lain. Semua teori, pendekatan, dan metode ini dibuat dan dirumuskan tentunya untuk menjadikan proses pembelajaran ini menjadi lebih baik sesuai dengan arah dari suatu bidang pendidikan.

Di abad 21, muncul pendekatan baru dalam suatu pembelajaran, yaitu pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik yang kemudian disebut dengan pendekatan ilmiah, merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang awalnya ditujukan pada bidang eksakta seperti fisika, kimia, biologi, dan bidang pelajaran eksakta yang lain. Berawal dan muncul di Barat yang kemudian diadopsi di dalam kurikulum pendidikan di Indonesia yaitu melalui kurikulum 2013. Penerapan pendekatan saintifik ini termasuknya juga digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Kurikulum 2013 menjadi model baru dalam pembelajaran agama Islam, dimana dalam kurikulum ini pada pembelajarannya menekankan pada dimensi pedagogik modern. Selain itu, pendekatan ilmiah yang digunakan dalam kurikulum ini memunculkan rasa optimis akan dunia pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Dari pendekatan ilmiah ini, siswa mendapatkan stimulus untuk selalu aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

Sebagaimana disebutkan di atas, kebijakan pemerintah terkait dengan adanya kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan ilmiah ini juga diikuti dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Oleh karenanya, dalam tiap proses pembelajaran dan evaluasinya, pelajaran PAI

Page 8: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 2

juga harus menerapkan pendekatan ilmiah ini. Oleh karenanya, penting kiranya untuk melakukan pengembangan dan inovasi metode pembelajaran PAI dengan pendekatan ilmiah ini. Pengembangan metode ini bisa dilakukan dengan eksplorasi mengenai berbagai metode pembelajaran PAI yang merupakan bagian dari pendekatan ilmiah.

Sebagai sebuah ijtihad dalam proses pembelajaran, pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih ketika awalnya merupakan sebuah pendekatan pembelajaran bagi bidang eksakta yang kemudian dipakai dalam Pendidikan Agama Islam yang itu bukan merupakan bidang eksakta, tentunya terjadi penyesuaian-penyesuaian dalam implementasinya. Dan dirasa penting untuk melakukan kajian secara mendalam kaitannya pendekatan saintifik ini untuk diterapkan untuk pembelajaran bidang Pendidikan Agama Islam (PAI).

Page 9: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 3

PENDEKATAN SAINTIFIK

Istilah saintifik (scientific) berasal dari bahasa Inggris yang

dialihbahasakan menjadi ilmiah, yaitu bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan atau berdasarkan ilmu pengetahuan. Sementara, scientifically dialihbahasakan menjadi “secara ilmu” atau “secara ilmiah”. Berdasarkan pengertian tersebut, saintifik memiliki makna ilmiah dan dilakukan secara ilmiah.1 Sedangkan kata pendekatan yang dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai approach merupakan konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatarbelakangi pemikiran tentang suatu hal tertentu. Dari dua pengertian di atas, maka dapat diartikan bahwa pendekatan ilmiah adalah (scientific approach) adalah pendekatan atas suatu hal yang didasarkan pada suatu teori ilmiah tertentu.2

Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Oleh karenanya, pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah ilmiah.3 Pendekatan dalam kontek pendidikan dapat diartikan sebagai sudut pandang bagi pendidik baik guru dan dosen atau instruktur terhadap proses pembelajaran. Dari pengertian tersebut maka muncul pendekatan yang berpusat

1 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik, Model Pembelajaran Masa

Depan, Yogyakarta: Araska, 2015, 15. 2 Umiati, “Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII-D di SMPN 04 Kota Malang”, Skripsi, UIN Malang, 2015, 15.

3 Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) di Madrasah”, Cendekia, Volume 12, Number 1 (Juni 2014), 37.

Page 10: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 4

pada guru (teacher centered approach), pendekatan berpusat pada peserta didik (student centered approach).4

Dalam proses pembelajaran, peserta didik diharapkan terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non ilmiah. Pendekatan non ilmiah yang dimaksud meliputi kegiatan yang semata-mata berdasarkan intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis. Oleh karenanya, pendekatan saintifik merupakan konsep yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana pembelajaran diterapkan, bagaimana mengembangkan kompetensi peserta didik dalam melakukan observasi atau eksperimen,dan bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir yang dapat mendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.5

Metode scientific atau ilmiah ini pertama kali diperkenalkan ke ilmu pendidikan Amerika pada akhir abad ke-19, sebagai penekanan pada metode laboratorium formalistik yang mengarah pada fakta-fakta ilmiah. Metode ilmiah ini memiliki karakteristik doing science. Metode ini memudahkan guru atau pengembang kurikulum untuk memperbaiki proses pembelajaran, yaitu dengan memecah proses ke dalam langkah-langkah atau tahapan-tahapan secara terperinci yang memuat instruksi untuk siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal inilah yang menjadi dasar dari pengembangan kurikulum 2013 di Indonesia.6

4 Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik ......., 36. 5 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 20. 6 MF Atsnan, Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran

Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan”, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik, Yogyakarta 9 November 2013, FMIPA UNY.

Page 11: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 5

Akhmadi menyebutkan bahwa metode saintifik ini pada dasarnya merujuk pada model penelitian yang dikembangkan oleh Bacon. Metode ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi masalah dari fakta yang ditemukan di

lingkungan. b. Mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan yang

ditemukan. c. Memilah data yang sesuai dengan permasalahan. d. Merumuskan hipotesis, yaitu dugaan ilmiah yang

menjelaskan data dan permasalahan yang ada sehingga dapat menentukan langkah penyelesaian masalah lebih lanjut.

e. Menguji hipotesis dengan mencari data yang lebih faktual dengan mengadakan eksperimen.

f. Menguji keakuratan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya agar dapat menentukan tindakan terhadap hipotesis tersebut dengan mengkonfirmasi, memodifikasi, ataupun menolak hipotesis.7

Ada tiga ranah kompetensi yang hendak dicapai dari proses pendidikan, yaitu ranah sikap ilmiah (afektif), ranah keterampilan (psikomotorik), dan ranah pengetahuan (kognitif). Ketiganya merupakan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Oleh karenanya, proses dan hasil pembelajaran harus realistis dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.8

7 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 16-17. 8 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......,19

Page 12: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 6

LANDASAN PENDEKATAN SAINTIFIK

a. Landasan dari Al-Qur’an

Ciri utama dalam pendekatan ini adalah penonjolan pada dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang menyebutkan tentang potensi dasar manusia yang merupakan bawaan dari lahir dan merupakan karunia dari-Nya. Allah swt telah menyebutkan terkait hal ini dalam surat an-Nahl ayat 78, sebagai berikut:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Ide mengenai pendekatan ilmiah ini sejalan dengan ayat di atas, dimana peserta didik dituntut untuk memaksimalkan potensi dirinya yang telah dikaruniakan oleh Allah swt berupa pendengaran, penglihatan dan hati. Tiga unsur inilah yang menjadi modal utama sebuah penalaran ilmiah, yaitu dari pengamatan, penemuan, dll. Oleh karenanya, ayat di atas merupakan landasan dari ideologis dari pendekatan saintifik.

b. Landasan dari Hadits Rasulullah Saw

Selanjutnya, ada hadits Rasulullah Saw yang menceritakan terkait dengan ide dasar dari pendekatan saintifik ini, yaitu siswa dituntut untuk bias berpikir faktual-obyektif. Berikut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

Page 13: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 7

ى بِ يُ دِّى كَ ى كَ بِ كَى ى يُ كَ دِّ كَ كَ كَ ى بِ الْ كَ لْ بِى كَ بِ بً ى كَ لْ

”Cukuplah seseorang dikatakan berdusta, jika ia menceritakan setiap yang dia dengar.”

Hadist di atas memberikan semangat bersikap secara obyektif dan faktual. Obyektif-faktual berarti sesuai dengan kondisi asli dan sesuai dengan fakta yang ada. Hal ini juga merupakan landasan dari pendekatan saintifik ini dimana siswa dididik dan dikembangkan untuk bisa berpikir tidak berdasarkan intuisi dan prasangka semata. Namun, siswa dituntut untuk berpikir secara ilmiah, sesuai fakta dan obyek.

c. Landasan dari Tokoh Penemu Teori Belajar

1) Teori Belajar Penemuan atau Teori Bruner

Ada empat hal pokok yang dibicarakan dalam teori belajar Bruner ini. Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses kognitif dalam proses penemuan, peserta didik akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan, retensi ingatan peserta didik akan menguat. Dan keempat hal tersebut merupakan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran dengan metode saintifik.9

2) Teori Belajar Piaget

Piaget menyebutkan bahwa belajar berkaitan dengan dengan pembentukan dan perkembangan skema. Skema merupakan suatu struktur mental atau kognitif yang dengannya

9 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 24-25

Page 14: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 8

seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Proses kognitif yang dibutuhkan dalam rangka mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip dalam skema seseorang melalui tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, dan menarik kesimpulan yang terjadi dalam pembelajaran dengan metode saintifik selalu melibatkan proses asimilasi dan akomodasi. Oleh karena itu, teori belajar Piaget sangat relevan dengan metode saintifik.10

3) Teori Belajar Vygotsky

Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila pesera didik belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, tetapi masih berada dalam jangkauan kemampuan, yaitu daerah yang terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini, yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Ketika di permulaan didampingi, selanjutnya pelan-pelan akan dikurangi pendampingannya untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil tanggungjawab yang semakin besar segera setelah ia mampu melakukannya sendiri.11

10 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 25-26 11 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 26

Page 15: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 9

KARAKTERISTIK PENDEKATAN SAINTIFIK

Richard D. Jarrard menuturkan bahwa setidaknya ada 5 karakteristik penting yang harus dimiliki dalam berpikir ilmiah, yaitu gigih (persistence), rasa ingin tahu (curiosity), motivasi dari diri sendiri (self-motivation), fokus dan terarah (focus), seimbang antara meragukan dan menerima suatu hal (balance between scepticism and receptivity).12

Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Richard D. Jarrard di atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memaparkan minimal ada 7 kriteria dalam pendekatan ini. Adapun 7 kriteria ini adalah sebagai berikut: a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang

dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru – siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

e. Mendorong dan menginspirasi siswa dalam memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan obyektif dalam merespon materi pembelajaran.

f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

12

Richard D. Jarrard, Scientific Methods, Dept. Of Geology and Geophysics University of Utah, 2001, 197-199.

Page 16: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 10

g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, tetapi menarik sistem penyajiannya.13

Taufik Nugroho menyebutkan bahwa secara sederhana, pendekatan ilmiah merujuk pada: (a) adanya fakta, (b) sifat bebas prasangka,(c) sifat obyektif, dan (d) adanya analisa. Denganmetode ilmiah, proses belajar diharapkanmempunyai sifat: (1) kecintaan pada kebenaran yang obyektif, (2) tidak gampang percaya begitu sajapada ha-hal yang tidak rasional (takhayul), (3) ingin tahu, (4) tidak mudah membuat prasangka, (5) selalu optimis.14

13 MF Atsnan, Penerapan Pendekatan ..... 14 Taufik Nugroho, “Pendekatan Saintifik, Model dan Strategi

Pembelajaran dalam Kurikulum 2013”, E-Journal Online. Melalui https://www.academia.edu/7859855/ Pendekatan_Scientific_Model_dan_Strateginya [06/05/17].

Page 17: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 11

TUJUAN PENDEKATAN SAINTIFIK

Mengutip dari Kuhlthau, Sulastri menuturkan bahwa model pembelajaran saintifik ini merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa beraktivitas sebagaimana layaknya seorang ahli sains. Dalam praktiknya, siswa harus melakukan langkah-langkah penerapan metode ilmiah, yaitu merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data, serta membuat kesimpulan.15

Oleh karenanya, tujuan diterapkannya pendekatan saintifik dalam proses dan pembelajaran ini adalah: a. Menstimulus siswa menjadi aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran, tidak hanya terpaku pada buku dan penjelasan guru.

b. Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi dan memiliki keinginan untuk menggali lebih dalam terkait pembahasan dalam pelajaran.16

c. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

d. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

e. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

f. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi. g. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide,

khususnya dalam menulis artikel ilmiah. h. Untuk mengembangkan karakter siswa.

15

Sulastri, dkk, “Implementasi ......, 70-71. 16

Sulastri, dkk, “Implementasi ......, 71.

Page 18: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 12

LANGKAH DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK

Dalam pelaksanaannya, ada yang menjadikan saintifik sebagai pendekatan ataupun metode. Namun karakteristik dari pendekatan saintifik tidak berbeda dengan metode saintifik (scientific method). Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.

Proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik ini menyentuh 3 ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Muhaimin memaparkan sebagaimana dikutip oleh Maghfirah Ngabalin bahwa ranah sikap bertujuan agar siswa mendapatkan pemahaman tentang “tahu mengapa”. Sedangkan ranah pengetahuan memberikan tujuan agar siswa terkait dengan “tahu apa’, dan ranah keterampilan memberikan pemahaman kepada siswa terkait dengan “tahu bagaimana”.17

Hal yang sama juga disampaikan oleh Akhmadi bahwa dalam proses pembelajaran, pendekatan saintifik dilaksanakan dengan pendekatan ilmiah yang menyentuh tiga ranah sebagaimana disebutkan di atas, yaitu sikap atau afektif (attitude), keterampilan atau psikomotorik (skill), dan pengetahuan atau kognitif (knowledge). Ranah sikap ini mengarahkan agar peserta didik tahu tentang “mengapa”, ranah keterampilan mengarahkan agar peserta didik tahu tentang “bagaimana”, dan ranah pengetahuan mengarahkan agar peserta didik tahu tentang “apa”.18

17

Maghfirah Ngabalin, “Persepsi dan Upaya Guru PAI dalam Implementasi Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013 di SMA Negeri 52 Jakarta Utara”, Skripsi, 2014, 21.

18 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 38

Page 19: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 13

Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Sedangkan keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran (networking).19

Senada dengan hal ini, menurut Dyer sebagaimana dikutip oleh Sulastri dinyatakan bahwa keterampilan inovatif dalam pendekatan saintifik ini meliputi observasi atau mengamati, bertanya atau menanya, mencoba untuk mengumpulkan

19 MF Atsnan, Penerapan Pendekatan ......

Page 20: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 14

informasi, asosiasi atau menalar, dan mengkomunikasikan atau membangun jaringan.20

a. Mengamati.

Kegiatan mengamati sangat bagus untuk menuntun peserta didik membangun penngetahuannya sendiri, menemukan sesuatu sampai dengan memahami nilai dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dengan mengamati, maka akan terjalin sinergi proses belajar yang komunikatif dan aplikatif dengan cara memberikan pancingan-pancingan pada peserta didik untuk mengembangkan cara berpikir ilmiah tingkat tinggi, aktif, dan kreatif. Pembelajaran dengan mengamati ini menjadi dasar dalam proses pembelajaran bermakna (meaningfull learning).21

Kegiatan mengamati lebih mengutamakan makna dari proses pembelajaran yang dilakukan. Ia bisa didesain dan memiliki makna yang besar apabila dipandu dan dilaksanakan dengan pendidik yang dapat menyediakan obyek atau media secara nyata, sehingga bisa membuat peserta didik menjadi senang, nyaman dan tertantang pada proses pembelajaran yang dilaksanakan. Tetapi pada sisi lain kegiatan mengamati dalam proses pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan pada gilirannya jika tidak terkendali justruakan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati oleh siswa tergantung dari materi yang akan dipelajari dan kompetensi yang diharapkan, misalnya video, gambar, grafik, bagan, ayat Al-Qur’an dan hadits.22

20

Sulastri, dkk, “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 5 Kota Bandung Tahun 2015”, Tarbawy, Volume 2, Number 1 (2015), 69.

21 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ....., 39

22 Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik ......, 40.

Page 21: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 15

Lebih lanjut, Akhmadi menjelaskan tentang langkah-langkah dalam proses mengamati ini, yaitu: 1) menentukan obyek yang akan diamati; 2) membuat pedoman pengamatan sesuai dengan lingkungan obyek yang akan diamati; 3) menentukan dengan jelas data-data apa saja yang perlu diamati, baik primer ataupun sekunder; 4) menentukan dimana tempat obyek yang akan diamati; menentukan secara jelas bagaimana pengamatan akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar; 5) menentukan secara jelas bagaimana pengamatan akan dilakukan untuk me ngumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar; 6) menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil pengamatan, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.23

Ada 3 bentuk keterlibatan siswa dalam proses mengamati ini yang harus diperhatikan oleh guru. Pertama, mengamati biasa (commond observation), yaitu peserta didik sebagai subyek yang sepenuhnya melakukan observasi (complete observer), peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku, obyek, atau situasi yang diamati. Kedua, mengamati terkendali (controlled observation), yaitu peserta didik tidak melibatkan diri dengan pelaku, obyek dan situasi yang diamati. Namun pada mengamati terkendali ini, pelaku atau obyek yang diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yang dikhususkan, sehingga mengamati terkendali termuat nilai-nilai percobaan atau eksperimen. Ketiga, mengamati partisipatif (patisipant observation), yaitu peserta didik melibatkan diri secara langsung dengan pelaku atau obyek yang diamati. Peserta didik melibatkan diri dengan pelaku, komunitas, atau obyek yang diamati. Contohnya adalah peserta didi hadir langsung di tempat suatu komunitas misalnya pesantren untuk mempelajari secara langsung terkait dengan kehidupan keseharian di

23

Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 39-40.

Page 22: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 16

pesantren, kegiatan pembelajaran yang ada di pesantren, dan melibatkan diri langsung di dalamnya.24

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam proses mengamati ini kaitannya dengan pembelajaran, yaitu: 1) cermat, obyektif, dan jujur serta fokus pada obyek yang

diobservasi untuk kepentingan pembelajaran; 2) banyak–sedikit serta homogenitas-hiterogenitas obyek atau

situasi yang diamati; 3) guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak

dicatat, direkam, dan seenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi.25

b. Menanya

Aktivitas menanya lebih diarahkan kepada kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik setelah ia melakukan pengamatan atau mengamati obyek tertentu yang disediakan oleh pendidik. Pendidik lebih berperan sebagai fasilitator untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan sesuatu atas obyek yang diamati sebelumnya. Pendidik professional dituntut agar mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Saat pendidik bertanya kepada peserta didiknya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika pendidik menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Pada kontek bertanya ini, maka pendidik harus memberikan kesempatan dan membimbing peserta didiknya agar bisa

24

Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 40-41 25

Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 42

Page 23: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 17

memberikan pertanyaan yang baik sesuai dengan tema atau materi yang diamati sebelumnya.26

Mengutip dari yang disampaikan Kemendikbud, Akhmadi menyebutkan bahwa kegiatan bertanya ini memiliki beberapa fungsi, yaitu: 1) membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta

didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran; 2) mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif

belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri;

3) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya;

4) menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahaman atas substansi pembelajaran yang diberikan;

5) membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar;

6) mendorong partisipasi peserta didik dalam diskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan;

7) membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok;

8) membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul;

9) melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.27

26 Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik ......, 41 27

Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ....., 43-44

Page 24: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 18

Dalam aktivitas bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan

yang baik, yaitu sebagai berikut: 1) Singkat dan jelas, misalnya: “faktor-faktor apa saja yang

menyebabkan generasi muda terjerat kasus narkoba dan obat-obatan terlarang?”

2) Menginspirasi jawaban, misalnya: “membangun semangat kerukunan umat beragam menjadi hal sangat penting. Jika suatu bangsa gagal membangun semangat kerukunan beragama, maka akan muncul masalah-masalah sosial. Coba jelaskan dampak sosial apa saja yang akan muncul jika suatu bangsa gagal membangun kerukunan umat beragama!”

3) Memiliki fokus, misalnya: “faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kemiskinan?”

4) Bersifat probbing atau divergen, misalnya: “mengapa peserta didik yang sangat malas cenderung menjadi putus sekolah?” pertanyaan ini menuntut jawaban yang bervariasi urutan jawaban dan penjelasannya, yang kemungkinan memiliki bobot kebenaran yang sama.

5) Bersifat validatif atau penguatan, misalnya: Guru : “mengapa kemasalan menjadi penyebab kemiskinan?” Siswa 1 : “karena ........” Guru : “siapa yang dapat melengkapi jawaban tersebut?” Siswa 2 : “karena ........” Guru : “siapa yang dapat melengkapi jawaban tersebut?” Siswa 3 : “karena ........” Dan seterusnya.

6) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir ulang, misalnya: 1. “Apa faktor pemicu utama Belanda menjajah Indonesia?” 2. “apa motif utama Belanda menjajah Indonesia?”

Page 25: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 19

Jika dari pertanyaan pertama guru belum mendapatkan jawaban yang tepat, maka guru bisa mengulang dan mengubah seperti pada pertanyaan kedua.

7) Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif dengan menggunakan kalimat mengapa, bagaimana, kenapa, dll.

8) Merangsang proses interaksi dan suasana menyenangkan di dalam kelas.28

c. Mencoba

Mencoba merupakan proses kegiatan memperkuat pemahaman faktual, konseptual, dan prosedural melalui kegiatan langsung mengumpulkan data. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam dua jenis, yaitu mencoba prinsip/prosedur seperti yang diperoleh melalui diskusi, dan mencoba mengaplikasikan prinsip/prosedur pada situasi baru. Kegiatan mencoba dapat dilakukan dalam bentuk ekperimen, tugas projek, atau tugas produk. Aktivitas mencoba lebih dimaknai dengan mengumpulkan data untuk bisa didiskusikan dengan peserta didik lain atau kelompok lain dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Pada aktivitas tahap ini, seorang pendidik harus memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data dari apa yang telah diamati dan coba di tanyakan kepadanya dari peserta didiknya.29

Agar pelaksanaan percobaan atau eksperimen ini dapat berjalan dengan lancar, guru hendaknya melakukan beberapa hal, yaitu: 1. Merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan

siswa.

28 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 44-49 29 Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik ......, 41

Page 26: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 20

2. Bersama siswa mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan.

3. Perlu memperhitungkan tempat dan waktu. 4. Menyediakan kertas kerja untuk mengarahkan kegiatan siswa. 5. Membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen. 6. Membagi kertas kerja kepada siswa. 7. Siswa melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru. 8. Mengumpulkan hasil kerja siswa dan mengevaluasinya, bila

dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.30

d. Menalar

Menalar secara umum adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Istilah menalar atau asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.31

Menalar pada kontek pembelajaran dengan pendekatan ilmiah lebih untuk menggambarkan bahwa pendidik dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Inti dari titik tekannya bahwa peserta didik diharapkan lebih aktif dari pada pendidik pada berbagai kegiatan pemebalajaran. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa

30 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 51 31 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 54.

Page 27: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 21

pengetahuan. Menalar atau mengasosiasi adalah kegiatan berpikir tingkat tinggi terhadap data yang didapat melalui kegiatan mencoba. Termasuk dalam kategori mengasosiasi adalah menyajikan data secara sistematis, memilah, mengelompokkan, menghubungkan, merumuskan, menyimpulkan dan menafsirkan. Kegiatan mengasosiasi dapat dirancang dan didesain dengan menggunakan lembar kerja ekperimen sehingga lebih terbimbing dan terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran pembelajaran. Pada kegiatan tugas proyek dan tugas produk umumnya tidak memerlukan lembar kerja karena siswa lebih bebas dalam berkreasi dan berinovasi.32

Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengna cara sebagai berikut: 1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang

sudah siap sesuai dengan tuntuan kurikulum. 2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode

kuliah. Tugas utama guru adalah member instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun dengan simulasi.

3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks.

4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasi yang dapat diukur dan diamati.

5) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki. 6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang

diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman. 7) Evaluasi atau penialain didasari atas perilaku yang nyata atau

otentik.

32 Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik ......, 41

Page 28: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 22

8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.33

e. Mengkomunikasikan atau Membuat Jejaring

Langkah terakhir dalam pendekatan saintifik adalah mengkomunikasikan dari apayang telah dinalar dan diasosiasikan kepada peserta didik lain. Akhmadi menyebutkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan atau kesimpulan berdasarkan hasil analisis, baik secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, yang dapat dilakukan bersama-sama dalam satu satuan kelompok, atau bias juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.

Peserta didik atas bimbingan pendidik didorong agar mampu mengkomunikasikan hasil penalaran serta asosiasi yang telah dilakukan secara pribadia atau kelompok kepada peserta didik lain. Peserta didik dengan bimbingan pendidik harus dapat diarahkan untuk dapat mempresentasikan, mendialogkan dan menyimpulkan terhadap materi yang telah dipelajarinya dari mengamati hingga langkah terakhir ini yaitu mengkomunikasikan.

Mengomunikasikan adalah hasil akhir dari kegiatan pembelajaran dimana siswa mampu mengekpresikan sikap, pengetahuan, dan keterampilannya dalam bentuk lisan, tulisan, atau karya yang relevan. Kegiatan ini menjadi sarana agar siswa terbiasa berbicara, menulis, atau membuat karya tertentu untuk menyampaikan gagasan/ide, pengalaman, dan kesan dan lain sebagainya termasuk dengan melibatkan emosi dan idealismenya. Inti dari pendekatan saintifik dalam pembelajaran

33 Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ....., 57-58

Page 29: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 23

adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif mengkontruk pengetahuannya melalui langkah-langkah sistematis sebagaimana yang dilakukan oleh seorang scientist. Pada gilirannya langkah ini akanmeningkatkan motivasi belajar, menguatnya pemahaman, semakin mendalamnya pengertian terhadap ilmu pengetahuan yang dipelajarinya dan semakin positif sikap peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan.34

34 Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik ......, 41

Page 30: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 24

MODEL PEMBELAJARAN SAINTIFIK

Sebagai sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran, pendekatan saintifik tentunya memiliki karakteristik tersendiri dalam penerapannya. Akhmadi menyebutkan ada 10 model pembelajaran saintifik ini, yaitu: a. Obyektif, yaitu pembelajaran senantiasa dilakukan atas obyek

tertentu dan siswa dibiasakan memberikan penilaian secara obyektif terhadap obyek tersebut.

b. Faktual, yaitu pembelajaran dilakukan terhadap masalah-masalah factual yang terjadi di sekitar siswa sehingga siswa dibiasakan untu menemukan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

c. Sistematis, yaitu pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang sistematis yang berfungsi sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran.

d. Bermetode, yaitu pembelajaran dilakukan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah tertentu yang teruji keefektifannya.

e. Cermat dan tepat atas fenomena atau obyek belajar tertentu. f. Logis, yaitu pembelajaran senantiasa mengangkat hal yang

masuk akal. g. Aktual, yaitu bahwa pembelajaran senantiasa melibatkan

konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna.

h. Disintirested, yaitu pembelajaran harus dilakukan dengan tidak memihak melainkan didasarkan atas capaian belajar siswa yang sebenarnya.

i. Unsupported opinion, artinya pembelajaran tidak dilakukan untuk menumbuhkan pendapat yang tidak disertai bukti-bukti nyata.

Page 31: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 25

j. Terverifikasi, yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diverifikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasi, direvisi, dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.35

Dari 10 model pembelajaran di atas, dua kata kunci utama terkait dengan pendekatan saintifik ini adalah obyektif-faktual, dimana proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik ini adalah berbasis fakta dan obyektif. Peserta didik dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, dilatih untuk mampu berpikir logis, runtut, dan sistematis dengan menggunakan kapasitas berpikir tingkat tingi.

35

Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ......, 31-32.

Page 32: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 26

PENILAIAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

Penilaian dalam pendekatan saintifik ini menggunakan penilaian autentik, dimana penilaian ini memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba, dan membangun jejaring. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Kata lain dari penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.36

36 http://www.kursusmudahbahasainggris.com/2015/06/pendekatan-

saintific-dan-penilaian.html (diakses pada tanggal 5/5/2017 pukul 20.00 WIB)

Page 33: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 27

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM

KURIKULUM 2013

Kurikulum 2013 berdasar pada beberapa aspek, baik aspek filosofis, yuridis, serta konseptual. Aspek filosofis terkait dengan nilai-nilai luhur, nilai akademik kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Kurikulum berorientasi kepada pengembangan kompetensi peserta didik. Aspek yuridis terkait dengan Rencana Pendidikan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 sektor pendidikan bertalian dengan perubahan metodologi pembelajaran serta penetaan kurikulum. Inpres No 1 Tahun 2010 bertalian dengan percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan nasional yaitu tentang penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. Aspek konseptual terkait dengan relevansi, model kurikulum berbasis kompetensi, proses pembelajaran serta assessment pembelajaran.37

Berdasar dari beberapa aspek sebagaimana diterangkan di atas, maka karakteristik proses pembelajaran pada kurikukum 2013 disandarkan dengan pendekatan saintifik pada semua tema atau mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Usaha ini dilakukan dengan asumsi bahwa pembelajaran pada kurikulum ini diarahkan untuk mengembangkan keseluruhan kompetensi peserta didik yang terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik. Artinya, proses pembelajaran harus didasarkan pada pengetahuan yang dibangun dengan metode bersifat ilmiah dengan ciri khas dapat dibuktikan oleh panca indera manusia.

37

Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik ......, 35.

Page 34: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 28

Permasalahan muncul ketika tidak semua kebenaran dari tema atau mata pelajaran yang diajarkan di sekolah bersandar pada kebenaran yang sifat ilmiah. Ia lebih banyak cenderung kepada kebenaran yang dibangun atas dasar intuisi karena didogma dengan kebenaran yang berasal dari wahyu. Tema tersebut terkait dengan aqidah, akhlak dan Qu’ran yang terkumpul pada mata pelajaran pendidikan agama islam yang ada di sekolah dan utamanya madrasah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.38

1. Penerapan Pembelajaran Saintifik

Sebagai pendekatan dalam pembelajaran, pendekatan saintifik tentunya memiliki rancangan pembelajaran, yaitu dalam tabel berikut:

Tema :

Subtema :

Pembelajaran ke- :

Pengalaman belajar Kegiatan

Mengamati

1. Siswa melakukan .......

2. Siswa diajak ...... 3. ....... dst.

Menanya

1. Siswa melakukan ..... 2. Siswa ...... 3. Guru melakukan ..... 4. ....... dst.

Mengumpulkan informasi/eksperimen

1. Siswa melakukan ......

2. Guru ......

38

Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik ......, 36.

Page 35: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 29

3. ........ dst.

Mengasosiasikan/mengolah informasi

1. Siswa melakukan ..... 2. Guru mengajak ...... 3. ....... dst.

Mengkomunikasikan

1. Siswa melakukan ......

2. Guru ....... 3. ....... dst.

2. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pendekatan Saintifik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Sekolah : SDN 1 Salatiga

Tema : 4. Berbagai Pekerjaan

Subtema : 1. Jenis Pekerjaan

Kelas/Semester : IV/1

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

I. Kompetensi Inti (KI)

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku ....... 3. Memahami pengetahuan ....... 4. ..... dst.

II. Kompetensi Dasar (KD)

Bahasa Indonesia

Page 36: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 30

1. Mengakui dan mensyukuri anugerah Tuhan YME atas keberadaan lingkungan dan sumber daya alam, alat teknologi modern dan tradisional, perkembangan teknologi, energi, serta permasalahan sosial.

2. Memiliki pekedulian ....... 3. ....... dst

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Menjalankan ajaran agama dalam berpikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan ......

2. Menerima ..... 3. ...... dst.

Ilmu Pengetahuan Alam

1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan ........

2. Menunjukkan perilaku ilmiah ..... 3. ...... dst

III. Indikator Pencapaian Kompetensi

Bahasa Indonesia

1. Mensyukuri anugerah Tuhan dengan adanya teknologi modern

2. Menunjukkan sikap ..... 3. ..... dst.

Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Dengan mempertimbangkan social budaya, ekonomi, politik dan .....

Page 37: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 31

2. Mensyukuri karunia Tuhan YME 3. ..... dst

Ilmu Pengetahuan Alam

1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan atas ..... 2. Menunjukkan rasa ..... 3. ..... dst.

IV. Materi Pembelajaran

1. Hubungan sumber daya alam dan pekerjaan yang ada di daerah tersebut

2. Mengidentifikasi ...... 3. ..... dst.

V. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan - Peserta didik memulai kegiatan dengan berdoa

- Mengecek ...... - ..... dst

15 menit

Kegiatan Inti - Siswa mengamati gambar proses .......

- Guru bias mengajukan ......

- ...... dst

180 menit

Kegiatan Penutup - Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/rangkuman

- Bertanya jawab tentang .....

15 menit

Page 38: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 32

- ..... dst.

VI. Penilaian, Pembelajaran Remidian dan Pengayaan

1. Teknik Penilaian

- Penilaian Sikap - Penilaian Pengetahuan - Penilaian Keterampilan

: Sikap spiritual dan social : Tes lisan : Unjuk kerja dan produksi

2. Instrumen Penilaian

a. Penilaian Sikap (spiritual) b. Observasi (sikap sosial) c. Rubrık sıswa d. Lembar pengamatan

(Bahasa Indonesia) e. Lembar Pengamatan (IPS

dan IPA)

(Ada lembar penilaian) (Ada lembar penilaian) (Ada lembar penilaian) (Ada lembar penilaian) (Ada lembar penilaian)

3. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan

- Remidial: Siswa diberi tugas untuk ....... - Pengayaan: Siswa menceritakan kelebihan .......

VII. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Gambar, Video

2. Alat/Bahan : Laptop, LCD Proyektor

3. Sumber Belajar :

- Buku siswa keas 4 tema berbagai pekerjaan

Page 39: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 33

- Buku guru kelas 4 ....... - Narasumber - ..... dst

Page 40: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 34

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

PENDEKATAN SAINTIFIK

Sebagai sebuah ijtihad kaitannya dengan menemukan

model yang paling bagus untuk sebuah proses pembelajaran, pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut beberapa hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari pendekatan saintifik ini. a. Kelebihan

1) Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif peserta didik melalui analisis masalah dan menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah.

2) Meningkatkan keterampilan memecahkan masalah, baik berupa masalah sendiri maupun masyarakat.

3) Meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar 4) Membantu peserta didik belajar untuk mentransfer

pengetahuan dengan situasi baru. 5) Mendorong peserta didik untuk memiliki inisiatif untuk

belajar secara mandiri dalam situasi yang beragam. 6) Mendorong kreativitas peserta didik dalam pengungkapan

dan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan. 7) Terjadi pembelajaran bermakna melalui belajar

memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya serta mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.39

8) Mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan hubungan sosial.

9) Membuat suasana belajar lebih menyenangkan.40

39

Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ....., 109-110 40

Agus Akhmadi, Pendekatan Saintifik ....., 109-110

Page 41: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 35

10) Siswa menjadi aktif dan kreatif. Tidak seperti kurikulum sebelumya materi di kurikulum terbaru ini lebih ke pemecahan masalah. Jadi siswa untuk aktif mencari informasi agar tidak ketinggalan materi pembelajar.

11) Penilaian di dapat dari semua aspek. Pengambilan nilai siswa bukan hanya di dapat dari nilai ujianya saja tetapi juga di dapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain lain

b. Kekurangan 1) Terkadang, pembelajaran dengan pendekatan saintifik

membutuhkan waktu. 2) Terkadang membutuhkan biaya yang cukup banyak dalam

proses pembelajaran. 3) Butuh banyak peralatan yang harus disediakan. 4) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan

dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan. 5) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam

kerja kelompok yang akan mengganggu pembelajaran. 6) Guru merasakan tidak dapat menyampaikan materi berupa

konsep-konsep sebagaimana tuntutan bahan ajar. 7) Guru jarang menjelaskan. Banyak yang beranggapan

bahwa dengan kurikulum terbaru ini guru tidak perlu menjelaskan materinya. Padahal kita tahu bahwa belajar agama, matematika, fisika, dll tidak cukup hanya membaca saja.

8) Sulitnya melakukan evaluasi secara menyeluruh. Evaluasi dan penilaian secara menyeluruh kepada siswa terkadang menjadi hal yang sulit dilakukan, terutama untuk ranah afektif atau sikap.

Page 42: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 36

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM PEMBELAJARAN PAI

Implementasi Pendekatan Saintifik

Fahrul Usmi menyatakan beberapa ciri khas pendekatan saintifik sebagaimana dikutip oleh Ahmad Salim adalah sebagai berikut: a. Materi pembelajaran dapat berbasis pada fakta atau fenomena

yang dapat dijelaskan logika atau penalaran tertentu. Bukan didasarkan pada sebatas kira-kira, asumsi, khayalan atau dongeng semata.

b. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran PAI.

c. Mendorong dan menginspirasi siswa agar mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir yang rasional dan obyektif dalam merespon materi pembelajaran PAI.

d. Tujuan pembelajarannya dirumuskan secara sederhana dan jelas dan menarik.41

Implementasi Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa implementasi pendekatan saintifik ini adalah peserta didik didorong untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan. Berikut implementasi dari proses tersebut dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

41

Ahmad Salim, “Pendekatan Saintifik ......., 39

Page 43: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 37

1. Mengamati

Salah satu bagian dari pendekatan saintifik adalah mengamati. Metode mengamati ini lebih mengutamakan kebermaknaan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, Dalam pembelajaran ilmu-ilmu agama Islam, proses mengamati kebermaknaan misalnya tentang hakikat penciptaan manusia, yaitu bahwa entitas manusia diciptakan adalah sebagai seorang hamba Allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzariyat ayat 51. Sedangkan orientasi penciptaan manusia adalah sebagai khalifah di bumi sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 30.

Implementasi ketika siswa tahu akan entitas dan orientasi diciptakan, maka konsekuensi selanjutnya adalah pada keimanan, ketaqwaan, dan orientasi hidup untuk memberikan kebermanfaatan.

Dalam pembelajaran Fiqih misalnya, setelah siswa faham akan entitas hidupnya dan orientasi kehidupannya, maka baginya shalat tidak hanya dimaknai sebagai sebuah rutinitas kewajiban, namun lebih merupakan sikap penghambaan diri ketika seseorang meyakini adanya Allah swt dalam hidupnya. Shalat tidak lagi dipaksa akan tetapi menjadi sebuah kebutuhan baginya.

Selanjutnya, dalam pembahasan mata pelajaran sejarah, siswa akan selalu mengingat bahwa peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah saw bukan merupakan hal yang menakutkan. Tapi lebih dari itu, peperangan dalam menegakkan agama Islam ini adalah sebagai wujud dari implementasi manusia sebagai hamba Allah yang melaksanakan perintah-perintahnya untuk berjihad menegakkan agama Islam. Kebermaknaan dari sikap mengamati ini menjadi penting ketika siswa mampu melaksanakannya. Sikapnya terhadap materi pelajaran tidak

Page 44: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 38

hanya sekedar faktual, tapi juga mampu menjelaskan mengenai tahu apa, tahu mengapa, dan tahu bagaimana.

Dalam pembelajarannya di kelas, mengamati dapat dilakukan dengan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, termasuknya mangamati langsung di lapangan. Misalnya untuk pembelajaran mengenai shalat jenazah, siswa bisa langsung diajak atau diminta untuk takziah ketika ada tetangga sekolah yang meninggal. Dari proses ini, siswa akan memiliki pemahaman yang utuh ketika diajak untuk shalat jenazah, melihat saat orang meninggal tersebut dimandikan, dikafani dan dikuburkan. Selain itu, dengan proses mengamati langsung ini akan memunculkan pemaknaan yang dalam terkait dengan hakikat hidup dan kematian.

Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device).

2. Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya ketika dalam pembelajaran Fiqih materi tentang sejarah Nabi Muhammad ketika masih kecil sampai diangkat menjadi Rasul, siswa bisa diminta untuk membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya yang kemudian didiskusikan bareng di kelas. Selain itu, guru juga bisa memberikan pertanyaan balik ketika siswa sedang diberikan

Page 45: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 39

penjelasa. Sikap aktif dari tanya-jawab ini akan memberikan pemahaman yang leih dalam dan lebih utuh kaitannya dengan pembelajaran di kelas.

Dari proses tanya jawab ini juga mampu membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran, mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri, dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. Selain itu, juga mampu menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan, membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Selain itu, metode aktif tanya-jawab ini juga mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan, membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok, dan membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

3. Menalar

Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas

Page 46: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 40

fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Proses penalaran ini ketika diimplementasikan dalam materi PAI misalnya mengkaitkan ayat-ayat yang menjelaskan tentang kewajiban shalat dan zakat. Siswa bisa diberikan pemahaman bahwa ayat yang menjelaskan shalat selalu diikuti dengan perintah zakat. Berkaitan dengan hal ini, siswa bisa diajak untuk berpikir bahwa ketika Allah swt selalu mengkaitkan ayat tentang shalat dan haji ini bukan tanpa alasan. Keduanya tentu memiliki keterkaitan.

Salah satu kaitannya adalah bahwa hubungan vertikal antara manusia sebagai hamba dan Allah sebagai Tuhan pemilik kehidupan ini harus seimbang juga dengan hubungan horizontal antar sesama manusia. Penalaran ini akan melatih siswa untuk memahami fakta tidak hanya sekedar faktual, tapi juga tahu epistimologis dari suatu fakta.

4. Mencoba/Eksplorasi

Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan.

Implementasi dalam pembelajaran PAI adalah misalnya pada materi tentang sholat, siswa bisa diajak untuk mengeksplorasi tentang ibadah haji. Kegiatan latihan manasik haji yang difasilitasi oleh sekolah menjadi hal yangs sangat positif, dimana pembahasan ibadah haji tidak hanya ada di tataran teori buku, tapi juga melakukan aktivitas langsung seperti thawaf, sa’i, lempar jumrah, dll.

Page 47: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 41

5. Membuat Jejaring Pembelajaran

Membuat jejaring pembelajaran ini juga dapat diartikan sebagai proses mengkomunikasi yang dilakukan oleh siswa dengan mengkaitkan antara tema pembelajaran dan antar mata pelajaran yang berkaitan. Misalnya, dalam mata pelajaran Fiqih, ketika mempelajari materi tentang zakat yang isinya tentang humun zakat, syarat dan rukun zakat, serta hikmah diwajibkannya zakat, selanjutnya siswa bisa mengkaitkannya dengan materi ekonomi. Dalam pembelajaran ekonomi, disebutkan bahwa kemiskinan di Indonesia adalah salah satu masalah yang harus diatasi. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan memaksimalkan zakat, baik zakat mal atau zakat fitrah, agar dikelola maksimal. Pengelolaanzakat secara maksimal akan memberikan dampak positif dalam upaya mengurangi kemiskinan di Indonesia.

Materi tersebut juga bisa dikaitkan dengan materi dari pelajaran Aqidah Akhlak tentang kemiskinan yang mendekatkan diri kepada kekufuran. Karena ketika secara ekonomi lemah, maka godaan-godaan keimanan akan muncul.

Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah-langkah strategis, misalnya bisa dengan menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut. Selain itu juga bisa dengan memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum, dan teori, mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen, memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena, dan

Page 48: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 42

memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga.

Ada banyak metode pembelajaran yang bisa mendukung dalam proses membuat jejaring pembelajaran kaitannya dengan pendekatan ilmiah ini, misalnya jigsaw proscedure, student team achievement divisions, complex instruction, team accelerated instruction, cooperative learning stuctures, learning together, teams-games-tournament, group investigation, academic-constructive controversy, cooperative integrated reading and composition, dll.

Page 49: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 43

KEKURANGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

DALAM PEMBELAJARAN PAI

Dalam implementasi pendekatan saintifik ini, guru PAI sering mengalami kendala dan kesulitan yang merupakan kekurangan dari pendekatan saintifik ini. Beberapa kelemahan dalam pendekatan saintifik ini diantaranya adalah sebagai berikut: a. Kendala untuk membuat siswa aktif

Salah satu tujuan dari pembelajaran saintifik adalah membuat siswa aktif. Salah satu kendala ketika dituntut untuk melakukan proses pembelajaran aktif adalah ketika siswa tidak aktif atau sulit untuk diajak aktif.

b. Proses penilaian dan evaluasi yang sulit42 Proses penilaian dalam pendekatan saintifik ini adalah

menggunakan penilaian autentik, dimana guru dituntuk untuk membuat penilaian pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keterbatasan guru dalam berinteraksi dengan siswa membuat penilaian autentik ini menjadi tidak bisa menyeluruh, terutama pada aspek afektif dan psikomotorik.

42

Sulastri, dkk, “Implementasi ......, 69.

Page 50: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 44

SIMPULAN

Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang meliputi mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran (networking). Pendekatan saintifik ini dilakukan dalam proses pembelajaran dan penilaian.

Implementasi pendekatan saintifik dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) bertujuan untuk membuat siswa memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dari kelima langkah dari pendekatan saintifik ini, ketika digunakan dalam pembelajaran PAI, maka bisa mengkaitakn antara satu tema dengan tema yang lain yang kemudian bisa dibuat jejaring atau mengkomunikasikan.

Page 51: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 45

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, Agus, Pendekatan Saintifik, Model Pembelajaran Masa Depan, Yogyakarta: Araska, 2015.

Atsnan, MF., Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan”, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik, Yogyakarta 9 November 2013, FMIPA UNY.

Jarrard, Richard D., Scientific Methods, Dept. Of Geology and Geophysics University of Utah, 2001, 197-199.

Ngabalin, Maghfirah, “Persepsi dan Upaya Guru PAI dalam Implementasi Pendekatan Saintifik pada Kurikulum 2013 di SMA Negeri 52 Jakarta Utara”, Skripsi, UIN Jakarta, 2014.

Nugroho, Taufik, “Pendekatan Saintifik, Model dan Strategi Pembelajaran dalam Kurikulum 2013”, E-Journal Online. Melalui https://www.academia.edu/ 7859855/ Pendekatan_Scientific_Model_dan_Strateginya [06/05/17].

Salim, Ahmad, “Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah”, Cendekia, Volume 12, Number 1 (Juni 2014): 33-48.

Sulastri, dkk, “Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 5 Kota Bandung Tahun 2015”, Tarbawy, Volume 2, Number 1 (2015): 60-74.

Umiati, “Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII-D di SMPN 04 Kota Malang”, Skripsi, UIN Malang, 2015, 15.

http://www.kursusmudahbahasainggris.com/2015/06/pendekatan-saintific-dan-penilaian.html (diakses pada tanggal 5/5/2017 pukul 20.00 WIB)

Page 52: Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8048/1...pendekatan saintifik tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Terlebih

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam | 46

Tentang Penulis

Ahmad Fikri Sabiq. Lahir di Grobogan, 1 Mei 1992. Riwayat pendidikan di SD Negeri Ngambakrejo 1, MTs Mir’atul Muslimin Ngambakrejo, MA Yasu’a Pilang Wetan, serta S1 dan S2 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Sewaktu kulian, dia aktif menulis di berbagai media cetak. Dan ini merupakan buku kedua dari penulis.

Buku pertamanya berjudul “Dari Kehidupan Kita Belajar”. insyaallah akan segera menyusul karya lainnya.