153
i PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK T E R H A D A P KEBERHASILAN BELAJARBAHASA INDONESIA PESERTADIDIK KELAS VIIISMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA THE INFLUENCING OF SCIENTIFIC APPROACH TO BAHASA INDONESIA SUBJECT OF GRADE VIII STUDENTS OF SMPN 4 SUNGGUMINASA GOWA REGENCY TESIS TESIS HJ.HUSNAH Nomor Induk Mahasiswa : 04. 07. 798. 2013 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR 2015

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

i

P E N G A R U H P E N D E K A T A N S A I N T I F I K T E R H A D A P KEBERHASILAN BELAJARBAHASA INDONESIA PESERTADIDIK KELAS VIIISMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA

KABUPATEN GOWA

THE INFLUENCING OF SCIENTIFIC APPROACH TO BAHASA INDONESIA SUBJECT OF GRADE VIII STUDENTS OF SMPN 4

SUNGGUMINASA GOWA REGENCY

TESIS

TESIS

HJ.HUSNAH Nomor Induk Mahasiswa : 04. 07. 798. 2013

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR

2015

Page 2: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

ii

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN BELAJARBAHASA INDONESIA PESERTADIDIK KELAS VIIISMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA

KABUPATEN GOWA

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajukan oleh

Hj.HUSNAH Nomor Induk Mahasiswa : 04-07- 798- 2013

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Page 3: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

iii

Page 4: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

iv

Page 5: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

v

Page 6: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

vi

PRAKATA

Syukur alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah

subhanahu wataala berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis

dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan salah satu syarat dalam

rangka memperoleh gelar magister pada Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar. Tesis ini diharapkan dapat

memberikan nilai tambah dalam analisis kepada guru-guru untuk

menggunakan pendekatan saintifik dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan

dalam bentuk bimbingan, petunjuk, dan dorongan, dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang setinggi-

tingginya kepada pihak yang telah membantu penulis.penulis

mengucapkan terima kasih kepada Prof.Dr. H.M.Ide Said, D.M., M.Pd.,

komisi pembimbing I dan Dr.Andi Sukri Syamsuri, M.Hum., komisi

pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan

saran kepada penulis dalam penyelesian tesis ini.

Oleh karena itu, perkenankan penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Rektor Universitas

Muhamamadiyah Makassar dan Direktur Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar, Prof.Dr.H.M.Ide Said D.M., M.Pd

komisi pembimbing, I atas bimbingannya dan arahannya, Dr.Andi Sukri

Page 7: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

vii

Syamsuri, M.Hum. komisi pembimbing II atas bimbingan dan arahan

yang telah diberikan, Ketua dan Staf pengelola Prgram Magister

Manajemen Universitas Muhammadiayah Makassar,serta rekan-rekan

Mahasiswa Angkatan ke- 7 yang telah bersama-sama penulis menempuh

suka dan duka selama kuliah, dan Kepala SMP Negeri 4 sungguminasa

dan teman-teman yang telah membantu pada saat peneltian ini

dilaksanakan.

Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada suami

tercinta Muhammad Hamzah,S.Pd., yang senantiasa membantu penulis

sampai tahap penyelesaian.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat terhadap

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan

saintifik. Semoga bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak

mendapatkan pahala dari Allah Swt.

Makassar, Oktober2015

Penulis,

Page 8: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ................................................. III

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................... iv

HALAMAN PERBAIKAN .................................................................. v

KATA PENGANTAR ....................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................. viii

ABSTRACT .........................................................................................viii

DAFTAR TABEL ............................................................................... vix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... vxi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. LatarBelakangMasalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR .................... 10

A. TinjauanPustaka ..................................................................... 10

1. PenelitianyangRelevan ................................................ 11

Page 9: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

ix

2. PengertianPendekatandan Strategi ............................. 12

3. Pengertian Model Pembelajaran ........................................ 16

4. Pengertian Saintifik ............................................................. 20

5. Model PembelajaranPenemuan (Discovery Learning) ....... 36

6. Pengertian Hasil Belajar ..................................................... 39

7. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia .................................. ... 41

B. KerangkaPikir............................................................................... 43

C. HipotesisPenelitian ...................................................................... 47

BAB III MetodePenelitian ....................................................................... 48

A. Desain dan Jenis Penelitian ......................................................... 48

B. Definisi Operasional .................................................................. 50

C. PopulasidanSampel ..................................................................... 51

D. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 52

E. TeknikAnalisisData ....................................................................... 55

BAB IV Hasil Penelitian ......................................................................... 57

A. Penyajian Hasil Analisis Data ........................................................ 57

B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 78

BAB V Simpulan dan Saran ................................................................. 84

A. Simpulan ....................................................................................... 84

B. Saran ............................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... . 86

Page 10: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

x

LAMPIRAN .................................................................................... 87

Riwayat Hidup.............................................................................. 139

Page 11: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

xi

ABSTRAK

Husnah. 2015. “Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Dididk Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.” Tesis Dibimbing oleh M.Ide Said DM., dan Andi Sukri Syamsuri. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh pendekatan saintifik terhadap keberhasilan belajar bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa yang berjumlah 488 orang yang terbagi ke dalam 13 kelas. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive random sampling, artinya penentuan sampel dilakukan secara sengaja dengan jumlah yang refresentatif pada kelas penelitian. Hal ini dadasarkan atas pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dana, dan karakteristik penelitian. Sampel penelitian ditetapkan kelas VIII D berjumlah 40 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebanyak 40 orang sebagai kelas kontrol. Teknik yang digunakan mengumpulkan data penelitian adalah teknik tes. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik statistik inferensial statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika guru menerapkan pendekatan saintifik, maka pembelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa meningkat. Hal ini tampak berdasarkan temuan bahwa pendekatan saintifik dapat memengaruhi keberhasilan belajar bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Hal ini tampak pula pada nilai yang diperoleh peserta didik, yakni kemampuan peserta didik pada kelas kontrol belum memadai dengan tingkat ketuntasan hanya mencapai 57,5% yang mampu memperoleh nilai 70 ke atas. Hal ini berbeda dengan kemampuan peserta didik meningkat pada kelas eksperimen dengan kategori mampu dengan tingkat ketuntasan mencapai 92,5% yang memperoleh nilai 70 ke atas. Keefektifan pendekatan ini diketahui pula berdasarkan hasil perthitungan nilai t (tes signifikansi untuk desain 2). Perbandingan hasil kemampuan kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan bahwa nilai t hitung sebanyak 4,29› nilai t Tabel 2,02. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu pendekatan saintifik efektif diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa (H1) Sesuai dengan hasil penelitian ini diajukan saran, yaitu guru hendaknya menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, karena teknik ini efektif diterapkan dalam meningkatkan kemapuan peserta didik belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Page 12: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

xii

ABSTRACT

Husnah, 2015 The Inflence of ScientificApproach towards Students’ Performance Bahasa Indonesia: A thesis, supervised by M. Ide Said DM., andA.SukriSyamsuri The study aims to describe the influence of scientific approach towards students’ performance bahasa Indonesia. Respondents of this study are class VIII students studying at SMP Negeri 4 SungguminasaKabupatenGowa. This is an experimental research using the whole class VIII students of SMP Negeri 4 SungguminasaKabupatenGowa (N 488) as the population. The study uses purposive random sampling, mearning that the samples are decided purposively by considering the amount of sample that could represent the total population. This sampling prosedure is patricularly due the lmited time and funding offered to the researcher and this prosedure is suitable with the research characteristics. Total samples of this study are 80 students and are grouped into experimental class (class VIII D students; 40) and control class (students of VIII C n 40). Data is collected through test and was analyzed using both descriptive and inferential statistics

The study reveals that scientifik approach is affective for teaching. The performance and achievement of class VIII students of SMP Negeri 4 Sungguminasa in studying bahasa Indonesia shows an improvement. This can be seen from students, scures and their overall acievement. For control class, only 57,5% of students scored 70 abd/or above. On the contrary, in the experiment class, 92,5% students scored 70 and/or above. The affecacy of this approach is also shown from the t test (significant test for design 2). The comparison between and experiment class in t test indicates the value is 4,29 higher than the value of t table 2.02. This finding signifies that the research hypothesis is accepted, mearning that the scientific approach is effective in improving students’ achievement in learning bahasa Indonesia particularly for class VIII students of SMP Negeri 4 Sungguminasa (HI).

Based on this finding, it is suggested that teachers should use scientific approach in learning in order to improve students’ achievement and performance in studying bahasa Indonesia

Page 13: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1. Kegiatan Pembelajaran .............................................. 32

Tabel 1.2 Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............................. 49

Tabel 1.3. Keadaan Populasi .................................................... 51

Tabel 1.4. Sampel Penelitian ..................................................... 52

Tabel 2.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kelas Kontrol .. 58

Tabel 2.2. Konversi Angka ke dalam Nilai Berkala 1-100 ................. 62

Tabel 2.3. Frekuensi dan Persentase Nilai Kelas Kontrol ............... 62

Tabel 2.4. Klasifikasi Nilai Kelas Kontrol ........................................ 64

Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik ............................................................................ 66

Tabel 2.6 Konversi Angka ke dalam Nilai Berskala 1-100 ................ 69 Tabel 2.7. Frekuensi dan Persentase Nilai Pembelajaran

Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik ....................................................................... 70

Tabel 2.8. Klasifikasi Nilai Pembelajaran Bahasa Indonesia

dengan menggunakan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik ....................................................................... 72

Tabel 2.9. Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesian ............................ 73

Page 14: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman Lampiran 1. Silabus ............................................................................. 89

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................ 92

Lampiran 3. Instrumen Penelitian Kelas Kontrol ................................ 111

Lampiran 4. Instrumen Penelitian Kelas Eksperimen ........................ 117

Lampiran 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol .. 130

Lampiran 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik dengan

Pendekatan Saintifik ........................................................ 133

Lampiran 7. Nilai Peserta Didik Kelas Kontrol ..................................... 136

Lampiran 8. Nilai Peserta Didik Kelas Eksperimen ........................... 137

Lampiran 10. Poto-poto Kegiatan ............................................. 139

Lampiran 9. Izin Penelitian ..................................... 142

Lampiran 11. Hasil Kerja Kerja Peserta Didik ............................... 146

Lampiran 12. Riwayat Hidup Peneliti ................................... 147

Page 15: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu persoalan utama dalam dunia pendidikan adalah

rendahnya kemampuan berbahasa Indonesia siswa. Indikator paling jelas

dapat dilihat dari rendahnya nilai Ujian Nasional mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Padahal, dalam pelaksanaan konsep dan standar Kurikulum

Pendidikan, peran bahasa Indonesia sangat penting. Keberhasilan

pelaksanaan proses pendidikan sangat bergantung pada kemampuan

berbahasa yang efektif. Bahkan seluruh proses adiministrasi dan

implementasi pendidikan terkait dengan penggunaan media berbahasa,

baik lisan maupun tertulis. Ironisnya, kemampuan dan hasil ujian mata

pelajaran Bahasa Indonesia peserta didik mengalami penurunan.

Maka dengan adanya pendekatan saintifik merupakan kerangka

ilmiah pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah

pada pendekatan saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-

langkah ilmiah dan sains. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan

suatu proses ilmiah, karena Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi

pendekatan saintifik dalam pembelajaran.

Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan

dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para

Page 16: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

2

ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif dibandingkan dengan

penalaran deduktif (Daryanto, 2014: 51)

Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian

menarik kesimpulan yang spesifik. Sebaiknya, penalaran induktif

memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik

kesimpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif

menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide lebih luas. Metode

ilmiah umunya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan

detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah

merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa

fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi

dan memadukan pengetahuan sebelumnya ( Ridwan Abdullah, 2014: 50).

Dalam menyajikan pembelajaran pengaruh santifik salah satu

pendekatan yang mampu meningkatkan keberhasilan belajar bahasa

Indonesia, setiap orang memiliki jaringan, walaupun tidak disadari oleh

yang bersangkutan. Jaringan sangat dibutuhkan dalam belajar dari aneka

sumber, mengembangkan diri, dan memperoleh pekerjaan. Seorang siswa

memiliki jaringan pribadi yang terdiri dari keluarga, teman, teman dari

keluarga, teman dari teman, tetangga, guru dan lain-lain.

Kemampuan untuk membangun jaringan dan berkomunikasi perlu dimiliki

oleh peserta didik karena kompetensi tersebut sama pentingnya dengan

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Bekerjasama dalam

kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa

Page 17: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

3

untuk dapat membangun jaringan dan berkomunikasi (Ridwan Abdullah,

2014: 32)

Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya

dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian

membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari

guru 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual

sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis ilmiah, retensi informasi

dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan

pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen (Daryanto, 2014: 56).

Pembelajaran saintifik dikatakan sebagai pendekatan ilmiah karena

memiliki kriteria sebagai berikut: Materi pembelajaran berbasis pada fakta

atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran

tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng

semata. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi idukatif guru siswa

terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran yang subjektif, atau

penalaranyang menyimpang dari alur berpikir logis.Mendorong dan

menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analisis dan tepat dalam

mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan

mengaplikasikan materi pembelajaran. Mendorong dan mengispirasi siswa

mampu memahami berpikir hipoterik dalam melihat perbedaan,

kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan,

dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam

Page 18: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

4

merespons materi pembelajaran.Berbasis pada konsep, teori, dan fakta

empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.Tujuan pembelajaran

dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem

penyajiannya. (Aris Shoimin, 2013 : 164).

Selain tujuan umum pembelajaran sebuah bahasa adalah memiliki

peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional

peserta didik yang merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Dengan pelajaran bahasa Indonesia

memungkinkan manusia saling berkomunikasi, saling berbagi

pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan

kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan sarana untuk

menuju pemahaman yang ada dalam dirinya.

Namun, kenyataannya masih banyak guru yang menyelenggarakan

pengajaran yang kurang menarik sehingga tidak tercapai sasaran yang

diharapkan. Penggunaan metode ceramah, masih mendominasi kegiatan

guru sehari-sehari. Sementara itu, peserta didik hanya sebagai

pendengar, memperhatikan penjelasan, mencatat yang dipentaskan oleh

guru. Di samping itu, kegiatan belajar telah menjadi sesuatu yang rutin,

menoton, dan membosankan, bukan lagi sebagai kegiatan menarik,

menantang, menuntut, partisifasi aktif dari peserta didik. Begitu pula

sarana dan prasarana di sekolah yang kurang terpenuhi, dan peran orang

tua yang tidak memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mengulang kembali pelajaran di rumah. Hal Inilah yang menyebabkan

Page 19: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

5

nilai akhir peserta didik tidak tercapai sesuai dengan nilai KKM yang

sudah ditentukan yaitu nilai 75. (pengamatan peneliti tahun 2013/2014).

Hasil pengamatan sebagai asumsi awal peneliti untuk memahami

masalah pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa

Kabupaten Gowa bahwa metode yang digunakan dalam proses belajar

mengajar, khususnya palajaran bahasa Indonesia menjadi salah satu

penyebab rendahnya kemampuan peserta didik dalam balajar.

Untuk menciptakan dan mengopitmalkan keaktifan peserta didik

dalam proses belajar mengajar maka perlu dirancang suatu strategi

belajar mengajar sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berlaku saat ini.

Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan ilmiah yang digunakan

untuk membelajarkan peserta didik dalam kondisi yang efektif dan

menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.

Kurikulum 2013 mendefinisikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

sesuai dengan yang seharusnya, yakni sebagai kriteria mengenali

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Acuan dan prinsip penyusunan Kurikulum 2013 mengacu

pada pasal 36 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, yang menyatakan

bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan peningkatan iman

dan taqwa, peningkatan akhlaq mulia, peningkatan potensi, kecerdasan

dan minat peserta didik, keragaman potensi daerah dan lingkungan,

tuntunan pembangunan daerah dan nasional, tuntunan dunia kerja,

Page 20: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

6

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika

perkembangan global dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pendidikan nasional

yang dinyatakan pada pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003. yakni

“Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia,

berlandaskan pada landasan yuridis.

Pada isi Kurikulum 2013 pelajaran bahasa Indonesia tercantum

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yaitu teks cerita fabel, teks

biografi, teks prosedur, teks diskusi, teks ulasan, dan teks cerita pendek,

yang mana setiap peserta didik harus mampu mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki berdasarkan struktur teks

yang telah ditentukan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia, 2014: 1).

Pembelajaran saintifik dianggap sebagai pendekatan yang dapat

mempengaruhi keberhasilan belajar pada mata pelajaran bahasa

Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa

Kabupaten Gowa. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi

konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk

mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menarik

Page 21: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

7

kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”. .

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik mengkaji lebih dalam

tentang metode pembelajaran sainfifik pada pelajaran bahasa Indonesia,

dan mengangkat judul “Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap

Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP

Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Dipilihnya topik ini sebagai

objek penelitian karena ingin mengetahui apakah dengan adanya

pendekatan saintifik mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik dan

melalui penelitian ini diharapkan semakin meningkatkan kreativitas dan

inovasi guru dalam mengajar di kelas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah penelitian ini,

yakni;

1. Bagaimanakah pengaruh pendekatan saintifik tehadap

keberhasilan belajar Bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa?

2. Adakah pengaruh pendekatan saintifik tehadap keberhasilan

belajar bahasa Indonesia pada peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa?

3. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar

Bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4

Sungguminasa Kabupaten Gowa?

Page 22: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah;

1. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik terhadap

keberhasilan belajar bahasa Indonesia pada peserta didik kelas

VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.

2. Untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar bahasa Indonesia

peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa

Kabupaten Gowa setelah menerapkan pendekatan saintifik.

3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar bahasa

Indonesia pada peserta didik dengan menggunakan pendekatan

saintifik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten

Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan

praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang pengaruh

pendekatan saintifik terhadap keberhasilan belajarbahasa

Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa

Kabupaten Gowa.

b. Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman, serta

memiliki kesadaran bagi guru tentang pengaruh pendekatan

Page 23: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

9

saintifik terhadap keberhasilan belajarbahasa Indonesia peserta

didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.

c. Menambah khazanah tentang teori metode pembelajaran saintifk

dan keberhasilan belajar siswa.

2.Manfaat Praktis

a. Bagi Pembaca/Penikmat

1) Menimbulkan motivasi kepada pembaca untuk senantiasa aktif

berinovasi dan berkreasi dalam mengajar

.2) Memberikan gambaran cara yang efektif dalam memahami

model pembelajaran sainfitik.

b. Bagi Siswa

1) Memberikan pemahaman dan langkah-langkah metode

pembelajaran saintifik kepada siswa.

2) Memudahkan siswa dalam menerima metode pembelajaran

saintifik.

c. Bagi Peneliti Lebih Lanjut

1) Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti pada

metode yang lain

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam

mengembangkan penelitian yang relevan.

Page 24: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Yang Relevan

Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran sudah pernah

dilakukan. Namun, khusus pada model pembelajaran saintifik masih

kurang dilakukan. Penelitian sebelumnya yang relevan dilakukan oleh

Darsinah dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah dalam Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Murid

Kelas V SD Inpres Bertingkat Melayu Kota Makassar”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerapan model berbasis masalah dapat

meningkatkan pembelajaran mengapresiasi puisi murid kelas V SD

Inpres Bertingkat Melayu Kota Makassar. Rata-rata hasil belajar pada

siklus I adalah 63,17 dan dikategorikan tinggi, sedangkan nilai rata-rata

hasil belajar pada siklus II adalah 84,92 dan dikategorikan sangat tinggi.

Persentase ketuntasan siklus I adalah 15% dan dikategorikan belum

tuntas, sedangkan pada siklus II mencapai 95% dan dikategorikan

tuntas.

Hamzah (2011) dengan judul “Keefektifan Model Saling

Mengungjungi (Two Stay Two Stray) dalam Pembelajaran Menulis

10

Page 25: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

11

Paragraf Siswa Kelas XII SMK Negeri 6 Takalar”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model saling mengungjungi (stay two two stray)

efektif diterapkan dan dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf

pada sisiwa kelas XII SMK Negeri 6 Takalar. Dengan kata lain, jika guru

menerapkan model saling mengungjungi (stay two two stray), maka

kemampuan menulis paragrafsiswa kelas XII SMK Negeri 6 Takalar lebih

meningkat. Hal ini sesuai dengan hasil tindakan penelitian bahwa hasil

pembelajaran menulis paragraf siswa kelas XII SMK Negeri 6 Takalar

tanpa menggunakan model saling mengungjungi (stay two two stray)

dikategorikan sedang sedangkan hasil pembelajaran dengan

menggunakan model saling mengungjungi (stay two two stray)

dikategorikan tinggi.

Berdasarkan penelitian tersebut, maka penelitian ini tidak

mengembangkan penelitian sebelumnya. Namun, ada persamaan dan

perbedaan. Persamaannya adalah terletak pada materi yang dikaji yaitu

peningkatan keberhasilan belajar bahasa Indonesia dengan

menggunakan model, sedangkan perbedaannya adalah metode yang

digunakan dalam meningkatkan keberhasilan belajar peserta didik. Hal

inilah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan

model terbaru yaitu Kurikulum 2013 pendekatan “Saintifik”.

Page 26: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

12

2. Pengertian Pendekatan dan Strategi

Sanjaya (2010: 127) menyatakan bahwa pendekatan merupakan

titik tolak atau sudut pandang proses pembelajaran. Istilah pendekatan

merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

masih sangat umum. Oleh karena itu, strategi dan metode pembelajaran

yang digunakan dapat bersumber atau bergantung kepada pendekatan

tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Iskandarwassid dan Dadang

(2009:40) bahwa pendekatan adalah proses, pembuatan, atau cara

mendekati.Dikatakan pula bahwa pendekatan merupakan sikap atau

pendangan tentang sesuatu berupa asumsi atau seperangkat asumsi

yang saling berkaitan. Pendekatan bersifat aksiomatis, tidak perlu

dibuktikan lagi kebenarannya. Di dalam pengajaran atau pembelajaran

bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan

tentang hakikat pembelajaran atau pengajaran bahasa yang diyakini dan

tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya.

Strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities

designed to achieves aparticular educational goal. Dengan demikian,

strategi pembelajaran diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang

rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu (Sanjaya, 2010: 26). Kemp (dalam Sanjaya, 2010: 126)

menyatakan bahwa;

Page 27: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

13

“ strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”.

Senada dengan pendapat tersebut, Dick and Carey (dalam

Sanjaya, 2010: 126) juga menyatakan bahwa strategi pembelajaran

adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan

secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

Metode adalah upaya mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai

secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang

telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran

digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk melaksanakan strategi

ekspositori bisa digunakan metode cermah sekaligus metode tanya jawab

atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia

termasuk menggunakan media pembelajaran Iskandarwassid dan

Sunandar, (2009:56) menyatakan bahwa metode adalah cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna

mencapai tujuan yang ditentukan. Metode lebih bersifat prosedural dan

sistemik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu

pekerjaan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa strategi

berbeda dengan metode. Strategi merujuk pada sebuah perencanaan

untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat

Page 28: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

14

digunakan untuk melaksanakan strategi, dengan kata lain strategi adalah

perencanaan untuk melaksanakan untuk mencapai sesuatu, sedangkan

metode adalah cara untuk mencapai sesuatu.

Jadi, strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan bergantung

pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan

strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya

menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang

dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap

guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan

yang lain (Sanjaya, 2010: 128).

Hubungannya dengan penelitian ini yang menekankan pada

strategi pembelajaran, diuraikan lebih rinci tentang strategi. Strategi

pembelajaran, yaitu keseluruhan metode dan prosedur yang

menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses kegiatan belajar

mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks strategi

pengajaran, tersusun hambatan-hambatan yang dihadapi, tujuan yang

hendak dicapai, meteri yang hendak dipelajari, pengalaman-pengalaman

belajar, dan prosedur evaluasi (Hamalik, 2001: 201).

Strategi belajar-mengajar secara umum mempunyai pengertian

suatu garis besar haluan dalam bertindak dalam usaha mencapai

sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dalam belajar-mengajar

untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Hastuti, 1995: 5).

Page 29: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

15

Lebih lanjut dinyatakan oleh Hastuti (1995:6) bahwa ada empat

strategi dalam belajar-mengajar, antara lain:

a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kulaifikasi

perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana

yang diharapkan.

b. Memilih sistem pendekatan belajar-mengajar berdasarkan aspirasi

dan pandangan hidup masyarakat.

c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar-

mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat

dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan

mengajarnya.

d. Menciptakan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau

kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan

pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan

belajar-mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik

penyempurnaan sistem intruksional yang bersangkutan secara

keseluruhan.

Pencapaian tujuan proses belajar mengajar yang maksimal tidak

terlepas dari strategi mengajar yang tepat. Strategi mengajar merupakan

seperangkat komponen yang harus diikuti oleh seorang pengajar dalam

menyajikan materi di kelas. Adapun prosedur strategi belajar-mengajar

yang dikemukakan oleh Hastuti (1995:24) sebagai berikut:

Page 30: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

16

a. Persiapkan materi yang akan diberikan kepada siswa.

b. Materi/bahan, alat pelajaran dan alat bantu mengajar telah

dipersiapkan.

c. Masukan dan karakteristik pembelajar telah diidentifikasikan.

d. Bahan pengait telah direncanakan

e. Metode dan teknik penyajian telah dipilih seperti cermah, diskusi,

dan bermain peran.

3. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan aktivitas belajar mengajar (dalam Andarjaya, 2008: 10).

Hal ini berarti model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi

guru untuk mengajar,

Ariends (1977: 7) dalam ( Shoimin, 2014:23) menyatakan;

“The term teaching model refers to a particular to intriction that includes its goals, syntax, inveronmint, and management system” Artinya, istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaks, lingkungan, dan system pengelolaannya”.

Banyak model pembelajaran telah dikembangkan oleh guru yang

pada dasarnya untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk

Page 31: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

17

memahami dan menguasai suatu pengetahuan atau pelajaran tertentu.

Pengembangan model pembelajaran sangat bergantung dari karakteristik

mata pelajaran ataupun materi yang akan diberikan kepada siswa

sehingga tidak ada model pembelajaran tertentu yang diyakini sebagai

pembelajaran yang paling baik, semua bergantung pada situasi dan

kondisinya.

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong

tumbuhnya rasa senang peserta didik terhadap pelajaran, menumbuhkan

dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan

kemudahan bagi peserta didik untuk memahami pelajaran sehingga

memungkinkan peserta didik mencapai hasil belajar yang lebih baik

(Aunurrahman, 2012: 143).

Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar

dan para guru dalam melakukan pembelajaran. Hal ini menunjukkan

bahwa setiap model yang akan digunakan dalam pembelajaran

menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut.

Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas

daripada strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut antara lain: 1)

rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya. 2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana

siswa belajar (tujuan pembelajaran akan tercapai). 3) tingkah laku

mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

Page 32: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

18

dengan berhasil. 4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan

pembelajaran itu dapat tercapai (Aris Shoimin, 2013: 23)

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran melibatkan siswa, guru, serta komponen pendukung

lain. Dalam pelaksanaannya di sekolah proses pembelajaran harus

dijalankan secara terencana dan sesuai dengan kondisi serta tujuannya.

Pengertian pembelajaran menurut Syafaruddin dan Nasution (2005: 76)

bahwa: “Suatu proses mengarahkan anak didik untuk melakukan

kegiatan belajar dalam rangka perubahan tingkah laku (kognitif, efektif,

dan psikomotor) menuju kedewasaan.

Selanjutnya, “Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi

antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi

antara siswa dengan lingkungan” (Sanjaya memberi kebebasan memilih

strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajarannya, 2010:198).

(Aris Shoimin, 2013: 43) mengungkapkan bahwa pembelajaran

merupakan kegiatan utama sekolah, yang dalam pelaksanaannya seolah-

olah diberi kebebasan memilih strategi, pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran, peserta didik, guru, serta kondisi nyata sumber daya yang

tersedia dan siap didayagunakan di sekolah. Pemilihan dan

pengembangan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran

hendaknya berpusat pada karakteristik peserta didik (student centered),

agar dapat melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam

Page 33: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

19

pembelajaran. Pembelajaran harus menekankan pada praktik, dengan

pendayagunaan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah sebagai

sumber belajar.

Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, ada dua macam

kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu mengelola sumber belajar, dan

melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai

manajer, guru memiliki empat fungsi umum yaitu: 1) merencanakan

tujuan belajar, 2) mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk

mewujudkan tujuan belajar, 3) memimpin yang meliputi memotivasi,

mendorong, dan menstimulasi siswa, dan 4) mengawasi segala sesuatu,

apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam

rangka pencapaian tujuan (Sanjaya, 2010: 23).

Pembelajaran diartikan sebagai berikut: 1) Pembelajaran adalah

suatu yang dilaksanakan secara sistematik yang setiap komponen yang

saling berpengaruh. 2) Pembelajaran adalah suatu usaha guru yang

bertujuan untuk menolong siswa belajar, dimana pembelajaran

merupakan seperangkat peristiwa yang memengaruhi terjadinya belajar

siswa. 3) Pembelajaran adalah suatu lingkungan seseorang secara

sengaja dikelola untuk memungkinkan terjadinya belajar siswa. 4)

Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi

nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang dengan optimal

(Aunurrahman, 2012: 9).

Page 34: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

20

Menurut Kamus Populer Bahasa Indonesia (Sutrisno, 2010:493)

pembelajaran merupakan jalannya kegiatan belajar siswa dan mengajar

guru. Suatu pembelajaran akan berdaya guna apabila guru

menggunakan berbagai prinsip termasuk menumbuhkan adanya saling

percaya antar guru dan anak didik, terutama memperhatikan kebutuhan

individu anak didik agar tidak menggannggu belajarnya. Pada dasarnya

pembelajaran dilangsungkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan hal

ini bisa terlaksana dengan baik jika didukung oleh empat unsur yaitu:

tujuan, bahan pelajaran, metode, alat (media) dan penilaian.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan interaksi antara guru, siswa dan lingkungan

yang bertujuan pada perubahan tingkah laku siswa. Dalam kegiatan

pembelajaran guru memiliki otoritas untuk menentukan strategi yang

tepat.

4. Pengertian Saintifik

Pendekatan saintifik (scientific) disebut juga sebagai pendekatan

ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan menjadi proses ilmiah.

Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik

dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas

perkembangan dan pengetahuan sikap, ketermpilan dan pengetahuan

peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi

kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif

ketimbang penalaran deduktif. Penalaran deduktif melihat fenomena

Page 35: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

21

umum untuk kemudian menarik simpulan spesifik. Penalaran deduktif

melihat fenomena umum untuk kemudian menarik kesimpulan secara

keseluruhan.

Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian

menarik kesimpulan yang spesifik. Sebaiknya, penalaran induktif

memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik

kesimpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif

menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide lebih luas. Metode

ilmiah umunya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan

detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah

merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa

fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi

dan memadukan pengetahuan sebelumnya.

Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian harus berbasis

bukti-buktidari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan

prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada umumnya

memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau

eksperimen, mengelola informasi atau data, menganalisis, kemudian

memformulasi, dan menguji hipotesis (Daryanto, 2013: 30).

A. Tujuan Pembelajaran Saintifik

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP dan

SMA atau yang sederajat dilaksanakan menggunakan pendekatan

saintifik (ilmiah). Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,

Page 36: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

22

pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis

pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau

materi ajar agar peserta didik “Tahu mengapa”. Ranah keterampilan

menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik

“Tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi

substansi atau materi ajar agar peserta didik “Tahu apa”. Hasil akhirnya

adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk

menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki

kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari

peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan (Daryanto, 2014: 54-55).

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada

keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan

pendekatan saintifik adalah:

a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

b. Untuk membentuk kemampuan sisiwa dalam menyelesaikan

suatu masalah secara sistematis.

c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa

bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

e. Untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-

ide,khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

Page 37: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

23

f. Untuk mengembangkan karakter peserta didik.

B. Konsep Pembelajaran Saintifik

Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode

saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau

observasiyang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau

mengumpulkan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan

pemaparan data diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh

sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh

informasi dari berbagai sumber. Aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan

ilmiah pada umumnya adalah sebagai berikut: 1) observasi, 2) teori dan

model, dan 3) eksperimen.

Pembelajaran dengan integrasi kegiatan ilmiah pada umumnya

merupakan kegiatan inkuiri. Inkuiri adalah porses berpikir untuk

memahami tentang sesuatu dengan mengajukan pertanyaan. Galileo

Educational Network (2004) dalam Daryanto, 2014:59memberikan defenisi

lebih luas tentang inkuiri.

“Inquiry is the dynamic process of being open to wonder and puzzlements and coming to know and understand the world”.

Inkuiri dapat dijadikan sebagai pendekatan pembelajaran, strategi

pembelajaran, atau metode pembelajaran. Jenis inkuiri yang umum

digunakan telah dibicarakan dalam buku sebelumnya (Budimansyah

Dasim, 2008:39), namun, perbedaan dapat ditinjau dari peran guru dan

Page 38: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

24

siswa dalam mengajukan pertanyaan, memilih metode, dan menemukan

solusi dari permasalahan. Secara umum, ada tiga jenis inkuiri yaitu:

permasalahan, metode dan solusi.

Kegiatan belajar secara inkuiri dapat dilakukan melalui

pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran menemukan (discovery),

study kasus (case study), problem based learning (BBL), project

basedlearning (PjBL), dan sebagaimnya. Aktivitas belajar melalui inkuiri

tidak terlepas dari pengajuan pertanyaan yang terkait dengan

permasalahan yang dikaji. Perumusan hipotesis (jika ada) terkait dengan

pertanyaan yang diperlukan untuk melakukan percobaan dalam upaya

menjawab pertanyaan yang diajukan. Upaya dalam mengelolah data

yang diperoleh membutuhkan penalaran berdasarkan konsep yang ada.

Pengolahan data dan pencapaian informasi juga membutuhkan kerja

sama, baik sesama anggota kelompok maupun dengan anggota

mayarakat. Aktivitas utama tersebut merupakan ciri pembelajaran

saintifik, dan dapat digunakan untuk membentuk keterampilan inovatif

yang dikemukakan oleh Dyer dkk, (dalam Ridwan Abdullah,2014: 15)

yakni 1) observasi; 2) bertanya; 3) melakukan percobaan; 4) asosiasi; 5)

membangun jaringan (networking).

Menurut Dyer dkk (dalam Ridwan Abdullah, 2014:45), seorang

inovator adalah pengamat yang baik dan selalu mempertanyakan suatu

kondisi yang ada dengan mengajukan ide yang baru. Inovator mengamati

lingkungan sekitarnya untuk memperoleh ide dalam melakukan sesuatu

Page 39: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

25

yang baru. Mereka juga aktif membangun jaringan untuk mencari ide

baru, menyarankan ide baru, atau menguji pendapat mereka. Seorang

inovator selalu mencoba hal baru berdasarkan pemikiran dan

pengalamnnya. Seorang inovator akan berpeluang ke tempat yang baru

untuk mencoba ide inovatifnya.

Berdasarkan teori Dyer tersebut (dalam Ridwan Abdullah, 2014:53)

dapat dikembangkan pendekatan saintifk (sceintic approach) dalam

pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran antara lain:

1) mengamati; 2) menanya; 3) mencoba/mengumpulkan informasi; 4)

menalar/asosiasi; 5) membentuk jejaring (melakukan komunikasi).

Tahapan aktivitas belajar yang dilakukan dengan pembelajaran

saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun

dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari. Pada

suatu pembelajaran mungkin dilakukan observasi terlebih dahulu

sebelum memunculkan pertanyaan, namun pada pelajaran yang lain

mungkin siswa mengajukan pertanyaan terlebih dahulu sebelum

melakukan eksperimen dan observasi. Aktivitas membangun jaringan

juga mungkin dilakukan dalam upaya melakukan ekperimen atau juga

mungkin dibutuhkan ketika siswa mendesiminasikan hasil

eksperimennya. Berikut ini dijabarkan masing-masing aktivitas yang

dilakukan dalam pembelajaran saintifik.

Page 40: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

26

a. Melakukan Pengamatan atau Observasi

Observasi adalah menggunakan panca indera untuk memperoleh

informasi. Sebuah benda dapat diobservasi untuk mengetahui

karakteristiknya, misalnya: warna, bentuk, suhu, volume, berat, bau,

suara, dan teksturnya. Benda dapat menunjukkan karakteristik yang

berbeda jika dikenai pengaruh lingkungan. Perilaku manusia juga dapat

diobservasi untuk mengetahui sifat, kebiasaan, respons, pendapat, dan

karakteristik lainnya. Pengamatan dapat dilakukan secara kualitatifdan

kuantitatif. Pengamatan kualitatif mengandalkan panca indera dan

hasilnya dideskripsikan secara naratif. Sementara itu, pengamatan

kuantitatif untuk melihat karakteristik benda menggunakan alat ukur

karena dideskripsikan menggunakan angka. Pengamatan kuantitatif

untuk melihat perilaku manusia atau hewan dilakukan dengan

menggunakan hitungan banyaknya kejadian.

Contoh Data Kulalitatif Contoh Data kuatitatif

Warna benda putih

Bersuara nyaring ketika jatuh ke

lantai

Tekstur permukaannya kasar

Panjang benda 20 cm

Massa benda 2 kg

Suhu benda 40o c

Page 41: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

27

b. Mengajukan Pertanyaan

Siswa perlu dilatih untuk merumuskan pertanyaan terkait dengan

topik yang akan dipelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk

meningkatkan keingintahuan dalam diri siswa dan mengembangkan

kemampuan meraka untuk belajar sepanjang hayat. Guru perlu

mengajukan pertanyaan dalam upaya memotivasi siswa untuk

mengajukan pertanyaan. Salah satu cara untuk melatih siswa dalam

mengajukan pertanyaan adalah menggunakan metode inkuiri Suchman.

Metode inkuri Suchman dapat dilakukan dengan menampilkan sebuah

fenomena dan meminta siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan

hal tersebut, sedangkan guru hanya menjawab ya atau tidak. Contoh

inkuiri Suchman sebagai berikut: Guru menunjukkan demonstrasi

meniupkan bola pingpong dengan pengering rambut (hair dryer) dari arah

bawah dan terlihat bahwa bola pingpong nampak melayang tidak jatuh ke

bawah, juga tidak terbangke atas, kemudian, siswa dipersilahkan untuk

mengajukan pertanyaan terkait dengan fenomena tersebut. (Ridwan

Abdullah, 2014: 57) contoh:

Guru : “Coba ajukan pertanyaan yang terkait dengan fenomena yang

kamu perhatikan ini, Bapak hanya menjawab Ya atau Tidak”

Siswa : “Apakah ada udara di sekitar bola pimpong?”

Guru : “Ya”

Page 42: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

28

Siswa : “:Apakah bola pimpong akan terpental jika tiupan hairdryer

diperbesar.

Guru : “Tidak”

Kemudian, guru mencoba mendemontrasikan fenomena yang

terjadi denganmenaikkan tiupan anginhairdryer. Pertanyaan dilanjutkan

sampai siswa memahami konsep yang akan dijelaskan. Pertanyaan yang

diajukan dapat menggiring siswa untuk melakukan pengamatanyang lebih

teliti.

c. Melakukan Eksperimen/Percobaan atau Memperoleh Informasi

Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan melibatkan

siswa dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomena dalam upaya

menjawab suatu permasalahan. Guru juga dapat menugaskan siswa

untuk mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber, misalnya

dalam pelajaran bahasa dan kelompok pelajaran ilmu pengetahuan

sosial. Guru perlu mengarahkan siswa dlam merencanakan aktivitas,

melaksanakan aktivitas, dan meloporkan aktivitas yang telah dilakukan.

Pada tahap persiapan pembelajaran guru bertindak sebagai pengarah

atau pengelola kegiatan belajar dengan melakukan hal-hal berikut:

a. Mengembangkan keingintahuan dan minat siswa dalam

mempelajari topik kajian

Page 43: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

29

b. Mengajukan pertanyaan dan membantu siswa mengembangkan

pertanyaan yang relevan dengan topik yang harus dieselesaikan

dengan melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan.

c. Mengarahkan pengembangan rencana penyelidikan atau

percobaan oleh siswa.

d. Mendeskripsikan atau membantu siswa memilih atau mencari

peralatan dan bahan yangdibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan

penyelidikan atau percobaan

e. Menyatakan lamanya waktu dan hasil yang diharapakan dengan

pelaksanaan kegiatan penyelidikan/percobaan.

Peran guru ketika siswa melaksanakan kegiatan penyelidikan

adalah:

a. Memfasilitasi atau membantu siswa menggunakan bahan dan

peralatan.

b. Berdiskusi dengan siswa atau mengarahkan mereka dalam

membuat kesimpulan atau “menemukan” konsep.

Metode yang digunakan dalam mengarahkan siswa adalah

dengan mengajukan pertanyaan yang dapatmengembangkan ide mereka

dan membantu siswa berpikir secara mendalam.

d. Mengasosiasikan/Menalar

Kemampuan mengeloh informasi melalui penalaran dan berpikir

rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa.

Informasi yang dilakukan harus diproses untuk menemukan keterkaitan

Page 44: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

30

satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari

keterkaitan informasi, dan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang

ditemukan.

C. Kaidah-kaidah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

Penggunaan saintifik dalam pembelajaran harus dipandu dengan

kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pedekatan ini bercirikan penonjolan

dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan

penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses

pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-

prinsip, atau kriteria ilmiah.

Proses pembelajaran tersebut disebut ilmiah jika memenuhi kriteria

seperti berikut: 1) substansi atau materi pembelajarn berbasis pada fakta

atau fenomena yang dapat dijelaskan denganlogika atau penalaran

tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng

semata, 2) proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-

nilai non-ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan

melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis. (Daryanto’ 2014: 58).

D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Saintifik

Beberap prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran

adalah sebagai berikut:

a) Pembelajaran berpusat pada siswa

Page 45: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

31

b) Pembelajaran membentuk students self conceft

c) Pembelajaran terhindar dari verbalisme

d) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengasimilasi konsep, hukum, dan prinsip.

e) Pembelajaran mendorong terjadinyapeningkatan kemampuan

berpikir siswa.

f) Pembelajaran meningkatkan motivasi siswa dan motivasi

mengajar guru.

g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih

kemampuan dalam komunikasi.

E. Langkah-langkah Umum Pembelajaran Saintifik

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang

dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik).

Langkah-langkah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran meliputi

menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian

megolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan

dengan menganalisis, menalar kemudian menyimpulkan, dan mencipta.

Menurut Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 Lampiran IV, proses

pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:

a. mengamati;

b. menanya;

c. mengumpulkan informasi

Page 46: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

32

d. mengasosiasi; dan

e. mengomunikasikan

Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai

kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:

Tabel No.1.1.

Langkah Pembelajaran Kegiatan Belajar Kompetensi Yang Dikembangkan

Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)

Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati

Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Mengumpulkan informasi/eksperimen

- Melakukan eksperimen

- Membaca sumber lain selain buku teks

- Mengamati objek/kejadian

- Aktivitas - Wawancara

dengan nara sumber

Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Mengasosiasikan/mengolah informasi.

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik

Mengembangkan sikap jujur, teliti,

Page 47: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

33

terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan

Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil

pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas.

(Sumber Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: 23-14).

F. Penilaian dalam Pendekatan Saintifik Penilaian (assesment)adalah proses pengumpulan dan

pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta

didik. Pada Standar Pendidikan Nasional Pendidikan, penilaian pendidikan

merupakan salah satu standar yang bertujuan untuk menjamin:

perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang

akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan

penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif,

efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya, dan pelaporan hasil

penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. Modul ,

2013: 49).

lanjutan tabel 1

Page 48: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

34

1) Jenis-jenis Penilaian pada Kurikulum 2013

Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,

prosedur, dan instrumen penilaian. Penilaian peserta didik yang

dilakukan pada Kurikulum 2013 mencakup: penilaian otentik, penilaian

diri, penilaian berbasisi portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan

tengah semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat

kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan

sebagai berikut:

a. Penilaian otentik merupakanpenilaian yang dilakukan sendiri oleh

peserta didik secara komprehensif untuk menilai mulai dari

masukan (infut), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.

b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh

peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya

dengan kriteria yang telah ditetapkan.

c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang

dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar

peserta didik termasuk penugasan perseorangan atau kelompok.

d. Ulangan merupakan proses untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses

pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil

belajar peserta didik.

Page 49: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

35

e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara

periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah

menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan

oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta

didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatanpembelajaran.

g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk mengukur pencapain kompetensi peserta didik di

akhir semester.

h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK

merupakan kegiatan pengukuran yang dilkukan oleh satuan

pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.

i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi selanjutnya disebut UMTK

merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah

untuk pencapain tingkat kompetensi.

.

2) Teknik Penilaian Saintifik

Untuk mengukur kemampuan peserta didik pada akhir

pembelajaran diadakanlah evaluasi. Penilaian memiliki makna yang

berbeda dengan evaluasi. Evaluasi didahului dengan penilaian,

sedangkan penilaian didahului dengan pengukuran. Pengukuran diartikan

sebagai kegiatan membendingkan hasil pengamatan dengan kriteria,

penilaian merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil

Page 50: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

36

pengukuran, sedangkan evaluasi merupakan penetapan nilai atau

implikasi perilaku (Eko Putro, 2009:4).

Penilaian dalam pembelajaran saintifik meliputi aspek sikap,

pengetahuan, dan aspek keterampilan yang saling terkait

a) Penilaian proses

1. Observasi saat peserta didik bekerja berkelompok

2. Bekerja individu

3. Berdiskusi

4. Presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.

b) Penilaian Produk

1. Penilaian produk dilakukan dengan teks tertulis

2. Pemahaman konsep

3. Prinsip

4. Hukum

c) Penilaian Sikap meliputi:

1. Observasi saat peserta didik bekerja kelompok

2. Bekerja individu

3. Berdiskusi

4. Saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi

sikap. (Modul, 2013 : 44)

5. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Metode discovery learning adalah teori belajar yang didefenisikan

sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disjikan materi

Page 51: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

37

pelajaran dalam bentuk final, melainkan diharapkan mengorganisasi

sendiri. Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri dan

Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah

ini, pada discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep

atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang

diperhadapkan bukan hasil rekayasa, sehingga peserta didik harus

mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan

temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian,

sedangkan problem solving lebih memberi tekanan pada kemampuan

menyelesaikan masalah. Pada discovery learning materi yang akan

disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta

didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilajutkan

dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau

membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami

dalam suatu bentuk akhir (Materi Implementasi Kurikulum 2013, 2014:31)

Discovery learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir,

peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun

informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis,

mengintegrasikan, mengorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-

kesimpulan (Implemetasi Kurikulum 2013, 2014: 31) Adapun langkah-

langkah mengaplikasikan model discovery learning di kelas adalah

sebagai berikut:

Page 52: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

38

1) Perencanaan

a) Menentukan tujuan pembelajaran

b) Melakukan identifikasi siswa (kemampuan awal, minat, gaya

belajar, dan sebaginya)

c) Memilih materi pelajaran

d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik

secara induktif)

e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-

contoh, ilustrasi, tugas dan sebaginya untuk dipelajari siswa.

f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke

kompleks, dari yang konkrit ke abstrak, atau dari tahap enaktif ,

ekonik, sampai ke simbolik.

g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

2) Pelaksanaan

a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu

yang menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk

menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan dengan

mengajukan pertanyaan.

b) Problem statemen (pernyataan/identifikasi masalah)

Setelah melakukan stimultion guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin

masalah yang relevan dengan bahan pelajaran

Page 53: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

39

c) Data Collection (pengumpulan Data)

Pada saat peserta didik melakukan ekspremen atau eksplorasi,

guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk

mengumpulkan informasi sebanyak-banykanya yang relevan

untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.

d) Data Processing ( Pengolahan Data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan

informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui

wawancara, observsi lalu ditafsirkan.

e) Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara

cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang

telah ditetapkan

f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik

sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum yang

berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama.

6. Pengertian Hasil Belajar

Istilah hasil belajar tersusun dari dua kata yakni kata hasil dan

belajar. Hasil adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan

dengan menyenangkan hati yang diperoleh dengan kegiatan kerja, baik

secara individual maupun kemlompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Page 54: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

40

Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar

untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahasan yang telah dipelajari

atau suatu aktivitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah

terjadinya suatu perubahan dalam diri individu manuju seutuhnya (Puji

Astuti, dan Deti2007: 38).

Dari dua pengertian di atas, maka dapat dsimpulkan bahwa

keberhasilan belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik

setalah ia menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengetahui hasil

belajar peserta didik, alat ukur yang digunakan adalah dengan melakukan

penilaian baik melalui tes maupun non tes. Horward Kingsley membagi

tiga macam hasil belajar, yakni a) keterampilan dan kebiasaan, b)

pengetahuan dan pengertian, c) sikap dan cita-cita (Puji Astuti, dan Deti

2007: 10). Dalam sistem Pendidikan Nasional hasil belajar dikalsifikasi

menjadi tiga ranah yakni; ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotor. Jadi, pengertian hasil belajar adalah skor total yang dicapai

peserta didik pada proses belajar yang mencakup aspek ingatan,

pemahaman, dan aplikasi.

7. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi

pelajaran yang sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran bahasa

Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia

Page 55: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

41

yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa Indonesia sesuai

dengan situasi dan tujuan berbahasa.

Tujuan pelajaran bahasa Indonesia bagi peserta didik adalah untuk

mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan, sedangkan bagi guru adalah untuk

mengembangkan potensi bahasa Indonesia peserta didik serta lebih

mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan

kondisi lingkungan sekolah BSN (Akhdiat, 1991 :1 dalam

www.informasi,Pendidikan .com. 2014, Jumat, 10 April 2015 pukul 20 00).

Selain tujuan umum pembelajaran sebuah bahasa adalah memiliki

peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional

peserta didik yang merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Dengan pelajaran bahasa Indonesia

memungkinkan manusia saling berkomunikasi, saling berbagi

pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan

kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan sarana untuk

menuju pemahaman yang ada dalam dirinya.

Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

menumbuhkan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pendidikan

bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik

Page 56: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

42

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara

lisan maupun tulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

kesusasteraan manusia Indonesia.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

a) Siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia secara

baik dan benar serta dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien

dan etika yang berlaku.

b) Siswa bangga dan menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa

negara dan bahasa pemersatu bangsa Indonesia.

c) Siswa mampu memahami bahasa Indonesia serta dapat

menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

d) Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional

dan sosial.

e) Siswa dapat membaca dan memenfaatkan karya sastra untuk

memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f) Siswa diharapkan dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia

serta menghargai dan bangga terhadap sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual. (www. Informasi Pendidikan,

Com. 2014. Jumat, 10 April 2015).

Materi yang diajarkan dalam penelitian adalah teks ulasan yaitu

menentukan struktur teks Novel Laskar Pelangi dan mendata jenis kata

Page 57: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

43

kerja dan kata sifat yang terdapat dalam novel tersebut. Adapun defenisi

teks ulasan adalah teks yang berisi tinjauan suatu karya sastra yang

berupa puisi, buku, benda, dan sebainya untuk mengetahui kualitas,

kelebihan dan kekurangan yang dimiliki karya tersebut untuk pembaca

atau pendengar khalayak ramai (Brainly, co.id/tugas. Sabtu, 18 April 2015

pukul 20.00).

Novel karya Andrea Hirata yang berjudul Laskar Pelangi yang

terdiri atas 533 halaman. Novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis

secara naratif, biasanya dalam bentuk cerita, penulis novel disebut

novelis, kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “Sebuah

kisah atau sepotong berita” ( Sudjiman, 1984: 35). Dalam penelitian ini

peserta didik akan menentukan stuktur kalimat dan mendata kata kerja

dan kata sifat yang terdapat di dalamnya.

Kata Kerja merupakan kata yang menyatakan tindakan atau perilaku,

sedangkan kata sifat adalah kata yang menerangkan keadaan, sifat

khusus, atau watak suatu benda.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antara peserta

didik maupun interaksi peserta didik dengan guru, bahkan interaksi

antara peserta didik dengan lingkungan dan pembelajaran merupakan

kegiatan utama sekolah, yang dalam pelaksanaannya efektif, sesuai

Page 58: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

44

dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, guru, serta kondisi

nyata sumber daya yang tersedia dan siap didayagunakan.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang proses

pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karena

itu, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber

atau bergantung kepada pendekatan tertentu.

Pembelajaran saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemiikan rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,

hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan. Pembelajaran saintifik

dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik

dalam mengenal, memahami berbagai materi dengan menggunakan

pendekatan ilmiah.

Hasil adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan

dengan menyenangkan hati yang diperoleh dengan kegiatan kerja, baik

secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Page 59: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

45

Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

yang sangat penting di sekolah karena mata pelajaran bahasa Indonesia

adalah induk dari mata pelajaran yang lain.

Dalam penelitian ini difokuskan pada pengaruh pendekatan saintifik

yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa Indoneisa pada

peserta didik. Untuk mengungkap pengaruh penggunaan pendekatan

saintifik dalam keberhasilan belajar bahasa Indonesia pada peserta didik

dilakukan penelitian dengan rancangan eksperimen.

Rancangan penelitian ini dilakukan melalui dua proses

pembelajaran, yaitu pretes sebagai pembelajaran pertama untuk

mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami saintifik dan

postes yang bertujuan mengetahui hasil belajar sebagai dampak dan

pengaruh dari perlakuan dalam pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan saintifik.

Berdasarkan hasil pembelajaran kedua proses pada setiap akhir

proses dilakukan tes (evalusi). Hasil evaluasi tersebut merupakan sarana

analisis untuk mengungkap dan menghasilkan temuan penelitian ini.

Secara sederhana, alur penelitian ini digambarkan seperti berikut ini.

Page 60: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

46

Bagan Kerangka Pikir

Pendekatan Metode

Ekspremen

Pengaruh Pendekatan Saintifik

Teori Saintifik

Keberhasilan Belajar dengan Model Pembelajaran Saintifik

Tes

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Analisis

Temuan

Pelajaran Bahasa Indonesia

Kurikulum 2013

Page 61: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

47

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian

pustaka, maupun kerangka pikir, dalam penelitian ini dirumuskan

hipotesis, yaitu: Pendekatan saintifik mempengaruhi keberhasilan belajar

pada mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 4 Sungguminasa (HI).

Page 62: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

Untuk memperoleh data yang akurat sesuai dengan masalah

penelitian ini dirancang secara deskripstif kuantitatif. Desain adalah

rancangan sebagai pedoman atau jalur dalam melakukan penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

peneliatian eksperimen semu. Menurut Best (1977: 95) bahwa penelitian

eksperimental menyediakan metode sistematis dan logis untuk menjawab

pertanyaan. Penelti dapat memanipulasi kondisi tertentu agar subjek

dapat dipengaruhi atau diubah dengan memanipulasinya secara sengaja

dan sistematis. Peneliti menyadari faktor lain yang dapat mempengaruhi

hasil serta mengendalikan mereka sedemikian rupa sehingga peneliti

dapat membangun hubungan logis antara faktor yang dimanipulasi dan

efek diamati.

Hal yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen adalah variabel

asing. Variabel asing adalah variabel-variabel tak terkendali (misalnya,

variabel tidak dimanipulasi oleh percobaan) yang mungkin memiliki

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Banyak peneliti yang

gagal mengambil kesimpulan akibat pengaruh dari variabel-variabel yang

asing, bahkan peneliti sulit mengontrol variabel seperti kompetensi guru

48

Page 63: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

49

antusiasme, usia, tingkat sosial ekonomi, atau kamampuan akademik dari

mata pelajaran siswa (Sugiyono, 2010: 42).

Mengacu pada uraian tersebut, maka desain penelitian ini

dilakukan dengan pola sebagai berikut:

Tabel 1.2. Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok Tes Awak Treatmen Tes Akhir

Eksperimen YI X Y2

Kontrol YI - Y2

Keterangan:

YI = Pretes

Y2 = Postes

X = Treatmen

Sukardi (2004: 185).

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri atas

dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (kelompok yang menerapkan

metode saintifik dalam peningkatan keberhasilan belajar) dan kelompok

kontrol (kelompok yang tidak menerapkan metode saintifik dalam

pembelajaran). Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pretes

(sebelum eksperimen) dan kegiatan postes (setelah eksperimen).

Page 64: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

50

B. Definisi Operasional Variabel

Untuk memberikan gambaran opersional dari variabel-variabel

yang diselidiki dalam penelitian ini, maka berikut dikemukakan definisi

opersional untuk masing-masing variabel.

1. Pengaruh pendekatan santifik

Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian

rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum

atau prinsip melalui tahapan-tahapan yaitu mengamati,

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan

konsep.

2. Adakah pengaruh pendekatan santifik

Pendekatan merupakan cara pandang atau orientasi yang

dilakukan terhadap proses pembelajaran yang mewadahi,

menguatkan dan melatari cakupan teoritis tertentu untuk mencapai

tujuan pembelajaran bahasa Indonesiapeserta didik kelas VIII SMP

Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.

3. Pendekatan santifik dalam meningkatkan hasil belajar

Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah

ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi

pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk

Page 65: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

51

melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode

penemuan cara eksprimen sekaligus metode tanya jawab.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan dan keseluruhan objek yang akan

diteliti. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMP Negeri 4

Sungguminasa Kelas VIII Kabupaten Gowa yang berjumlah 488 siswa

yang terdiri dari peserta didik laki-laki 239 orang dan peserta didik

perempuan 249 orang, yang terbagi ke-13 kelas. Sifat dan karakteristik

populasi penilaian ini adalah bervariasi (heterogen) setiap kelas karena

penempatan siswa dalam satu kelas didasarkan pada tingkat prestasi

belajar. Untuk lebih jelasnya, keadaan populasi dapat dilihat pada Tabel 2

berikut ini.

Tabel 1.3. Keadaan Populasi

No. Kelas Jumlah

1. VIII C 40

2. VIII D 40

3. VIII I 40

4. VIII J 40

Sumber: Tata usaha SMP Negeri 4 Sungguminasa kabupaten Gowa 2014/2015

Page 66: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

52

2. Sampel

Sampel adalah wakil yang dipilih dari sampel dan dijadikan sebagai

objek penelitian. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive random sampling, artinya penentuan sampel dilakukan

secara sengaja dengan jumlah refresentatif pada kelas penelitian. Hal ini

didasarkan atas pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dana, dan

karakteristik penelitian. Sampel penelitian ditetapkan kelas VIII D

berjumlah 40 orang, peserta didik laki-laki 17 orang dan perempuan

berjumlah 23 orang sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas VIII C

sebanyak 40orang , peserta didik laki-laki 18 orang dan perempuan 21

orang sebagai kelas kontrol.

Tabel 1.4. Sampel Penelitian

No. Kelas Jenis Penelitian Jumlah

1. VIII C Kelas kontrol 40 orang

2. VIII D Kelas Ekspremen 40 orang

3. VIII I Kelas Ekspremen 40 orang

4. VIII J Kelas Ekspremen 40 orang

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Berdasarkan judul penelitian ini, yakni pengaruh pendekatan

saintifik terhadap keberhasilan belajar bahasa Indonesia peserta didik

Page 67: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

53

kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Maka

penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian deskriptif

2. Sumber Data

Data primer dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung

terhadap perserta didik dengan memberikan pertanyaan, sedangkan

data sekunder data yang diambil melalui arsip atau dokumen dimana

dilakukannya penelitian tersebut.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian ini digunakan instrumen.

Instrumen yang digunakan, yaitu:

a) Teknik observasi

Observasi dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi

partisipan, artinya peneliti bertindak tidak hanya sebagai

pengamat, tetapi juga sebagai instrumen penelitian. Observasi

dilakukan agar peneliti lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial sehigga diperoleh pandangan

holistik dengan tugas berusaha menstimulus peneliti tentang

masalah yang sebenarnya sehingga data yang diperoleh lebih

objektif dan akurat. Teknik ini dimaksudkan untuk melakukan

pengamatan terhadap objek sambil mencatat hal-hal yang

dianggap perlu dan berkaitan dengan masalah penelitian dan

Page 68: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

54

melakukan tes dengan metode tanya jawab. Misalnya bertanya

tentang strukutur tek ulasan yang terdapat dalam novel.

b) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu, bisa dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Pengumpulan data yang diperoleh

dari observasi dan kegiatan penelitian akan lebih kridibel jika

didukung oleh dokumenatasi, foto-foto terlampir di halaman

lampiran.

Adapun langkah-langkah prosedur penelitian, yaitu:

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilakukan sebelum tretmen dengan langkah berikut:

peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

saintifik dalam pelajaran bahasa Indonesia.

2. Perlakuan (Treatment) sebagai Evaluasi

Pembelajaran dilakukan selama enam kali pertemuan. Pertemuan

pertama, kedua, dan ketiga sebagai penyajian pendekatan pembelajaran

saintifik, pertemuan keempat, kelima, dan keenam treatment (tindakan).

Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 2x40 menit. Langkah yang

dilakukan, yaitu peneliti (1) membelajarkan materi pelajaran bahasa

Indonesia, (2) guru memperkenalkan dan menerapkan pendekatan

saintifik, (3) guru menugasi siswa menjawab pertanyaan berdasarkan

materi dan pendekatan yang digunakan, dan (4) menganalisis hasil tes.

Page 69: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

55

E. Teknik Analisis Data

Data primer yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan

menggunakan teknik statistik deskriptif. Adapun langkah-langkah analisis

data sebagai berikut:

1. Membuat data skor

2. Mencari mean rata-rata, dengan menggunakan rumus:

Xi = 60% skor maksimal

Keterangan : Xi = mean idela

(Nurgiantoro, 2005: 401)

3. Mengukur penyebaran dengan rumus:

Si = ¼ x Xi

Keterangan:

Si = simpangan baku ideal

Xi = mean ideal (Nurgiyantoro, 2005: 401).

4. Untuk kepentingan standarisasi hasil pengukuran (skor)

dilakukan transformasi dari skor mentah ke dalam nilai berskala

1 – 10

5. Membuat distrubisi frekuensi dan persentase nilai.

6. Menentukan perbandingan hasil control dan kelas eksperimen

dengan rumus:

t =Md

∑x2 d

N(N – I )

Page 70: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

56

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan kelas control dan eksperimen

xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑ x2 d = jumlah kuadrat deviasi

N = sunjek pada sampel

db = detentukan dengan N-I

(Arikunto, 2006: 306).

Page 71: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Analisis Data

Berdasarkan data penelitian ini, diuraikan secara rinci hasil

penelitian pendekatan saintifik pada pembelajaran bahasa Indonesia

peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.

Untuk mengetahui pengaruh tersebut, terlebih dahulu dianalisis tentang;

(1) hasil pembelajaran bahasa Indonesia kelas kontrol peserta didik kelas

VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa dan (2) hasil pembelajaran bahasa

Indonesia kelas eksperimen dengan analisis pendekatan saintifik siswa

kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Hasil penelitian

tersebut bersifat kuantitatif yang dinyatakan dengan angka.

Penyajian yang bertujuan mengungkap pengaruh pendekatan

saintifik terhadap keberhasilan belajar bahasa Indonesia pada peserta

didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa dapat

diamanati dan dianalisis kemudian dikelompokkan ke dalam dua bagian,

yaitu penyajian data kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Kelas kontrol adalah kelas yang tidak menggunakan tindakan

dalam pembelajaran sedangkan kelas eksperimen adalah kelas yang

menggunakan tindakan dalam pembelajaran yaitu pendekatan

saintifik.dan model discovery learning. Untuk lebih jelasnya hasil penelitian

yang penulis lakukan dapat dilihat pada tabel berikut:

57

Page 72: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

58

1. Penyajian Data Hasil Pengaruh Pendekatan Santifik terhadap

Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Kelas VIII SMP Negeri 4

Sungguminasa Kabupaten Gowa pada Kelas Kontrol

Berdasarkan analisis data kelas kontrol dengan jumlah 40 orang

diperoleh gambaran bahwa tidak ada peserta didik yang mampu

memperoleh skor 100 sebagai skor maksimal. Skor tertinggi hanya 91,5

yang diperoleh oleh 1 orang dan skor terendah adalah 49,5 yang

diperoleh oleh 1 orang. Berdasarkan data tersebut, maka gambaran yang

lebih jelas dan tersusun rapi mulai skor tertinggi ke skor terendah yang

diproleh peserta didik beserta frekuensinya dapat dilihat pada Tabel 2

berikut ini.

Tabel 2.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kelas Kontrol

No. Skor mentah Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

91,5

91

89

87,5

86,5

86

84

83,5

81,5

80

1

1

1

1

1

1

1

2

1

1

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

5

2,5

2,5

Page 73: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

59

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

23

24

25

26

27

28

29

30

31

79

78

75,5

75,5

73,5

73

72,5

71,5

70,5

69,5

68

67,5

67

65,5

65

64,5

64

63,5

60

52,5

52

49,5

1

1

1

1

1

3

1

3

2

2

1

1

1

1

2

1

1

2

1

1

1

1

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

7,5

2,5

7,5

5

5

2,5

2,5

2,5

2,5

5

2,5

2,5

5

2,5

2,5

2,5

2,5

Jumlah 40 100

Lanjutan Tabel 2

Page 74: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

60

Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat diketahui bahwa skor tertinggi

yang diperoleh peserta didik yaitu 91,5 yang diperoleh oleh 1 orang

(2,5%). Selanjutnya, sampel yang mendapat skor 91 berjumlah 1 orang

(2,5 %), sampel yang mendapat skor 87,5 berjumlah 1 orang (2,5%),

sampel yang mendapat skor 86,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang

mendapat skor 86 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor

84 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 83,5 berjumlah

2 orang (5%), sampel yang mendapat skor 81,5 berjumlah 1 orang (2,5%),

sampel yang mendapat skor 80 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang

mendapat skor 79 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor

78 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 75,5 berjumlah

1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 73,5 berjumlah 1 orang

(2,5%), sampel yang mendapat skor 73 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel

yang mendapat skor 72,5 berjumlah 1 orang (2,5%), berjumlah 3 orang

(7,5%), sampel yang mendapat skor 71,5 berjumlah 1 orang (2,5%),

sampel yang mendapat skor 70,5 berjumlah 3 orang (7,5%), sampel yang

mendapat skor 69,5 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor

68 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor 67,5 berjumlah 1

orang (2,5 %), sampel yang mendapat skor 67 berjumlah 1 orang (2,5 %),

sampel yang mendapat skro 65,5 berjum;ah 1 orang (2,5%), sampel yang

mendapat skor 65 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skr

64,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 64 berjumlah

1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 63,5 berjumlah 2 orang (5%),

Page 75: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

61

sampel yang mendapat skor 60 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang

mendapat skor 60 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor

52,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 52 berjum;ah

1 orang (2,5%), dan sampel yang mendapat skor 49,5 berjumlah 1 orang

(2,5%).

Berdasarkan distrubusi, frekuensi, dan persentase skor

pembelajaran bahasa Indonesia tanpa pendekatan saintifik peserta didik

kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa, dapat pula diketahui distribusi

frekuensi dan persentase nilai. Distribusi frekuensi dan persentase nilai

tersebut sangat membantu dan mempermudah dalam menentukan nilai

secara keseluruhan keberhasilan hasil belajar peserta didik.

Sebelum skor mentah ditransformasi ke dalam nilai berskala 1:100,

maka terlebih dahulu ditentukan ukuran tendensi sentral yang digunakan

dalam mengolah data dengan rumus:

Xi = 60% dari skor maksimal

= 60 x 100 100 = 0,6 x 100 = 60 Langkah selanjutnya, mencari deviasi standar sebagai ukuran

penyebaran data. Rumus yang digunakan untuk menentukan deviasi

standar, sebagai berikut:

Page 76: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

62

Si = ¼ x Xi

= ¼ x 60

= 15

Dengan demikian, deviasi standar deviasi data tersebut adalah 15.

Selanjutnya, mean dan deviasi standar yang diperoleh ditransper ke

dalam konversi angka berskala 1-100. Untuk lebih jelasnya, dapat

diperhatikan pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 2.2. Konversi Angka ke dalam Nilai Berkala 1-100

Skala Sigma Nilai Skala Angka Ekuivalensi Nilai Mentah

+ 2,25

+ 1,75

+ 1,25

+ 0,75

+ 0,25

- 0,25

- 0,75

- 1,25

- 1,75

- 2,25

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

60+(2,25x15)= 93,7

60+(1,75x15) = 86,2

60+(1,25x15)= 78,7

60+(0,75x15) = 71,2

60+(2,25x15)= 63,7

60-(0,25x15) = 56,2

60-(0,25x15)= 48,7

60-(1,25x15) = 41,2

60-(1,75x15)= 33,7

60-(2,25x15) = 26,2

94 -100

86 -93

79 -85

71 -78

64 – 70

56 – 63

49 – 55

41 – 48

34 – 40

≤ 33

Berdasarkan tabel 3 di atas, skor mentah peserta didik dapat

dikonversikan ke dalam nilai berskala 1-100, sekaligus dapat pula

diketahui nilai, frekuensi, dan persentase hasil pembelajaran bahasa

Page 77: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

63

Indonesia tanpa pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 4 Sungguminasa, seperti tampak pada Tabel 4 berikut ini.

Tabel 2.3. Frekuensi dan Persentase Nilai Kelas Kontrol

No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%) Jumlah Nilai (Nilai x

F)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

90

80

70

60

50

40

6

6

11

13

1

3

15

15

27,5

32,5

2,5

7,5

540

480

770

780

50

120

Jumlah 100 2740

Berdasarkan tabel 4 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai yang

diperoleh sampel masih rendah. Nilai tertinggi hanya 90 yang diperoleh 6

orang (15%). Selanjutnya, sebanyak 6 siswa (15%) yang memperoleh nilai

80; sampel yang memperoleh nilai 70 berjumlah 11 orang (27%); sampel

yang memperoleh nilai 60 berjumlah 13 orang (32%); sampel yang

memperoleh nilai 50 berjumlah 1 orang (2,5%); sampel yang memperoleh

nilai 40 berjumlah 3 orang (7,5%).

Page 78: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

64

Berdasarkan perolehan nilai setelah persentasenya, dapat

diketahui jumlah nilai dan nilai rata-rata peserta didik. Nilai rata-rata

peserta didik, yaitu 68,5 yang diperoleh dari hasil bagi jumlah seluruh nilai

dengan jumlah peserta didik sampel (N) atau 2740/40 = 68,5.

Sesuai dengan hasil analisis data tersebut dapat dikonfirmasi ke

dalam kriteria kemampuan yang telah ditetapkan, yaitu peserta didik

dinyatakan berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta didik

mencapai 85% yang memperoleh nilai 70 ke atas. Sebaliknya, peserta

didik dikatakan tidak berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta

didik kurang dari 80% yang memperoleh nilai 70. Untuk menggambarkan

pernyataan ini, dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 2.4. Klasifikasi Nilai Kelas Kontrol

No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%)

Kategori Ketercapaian KKM

1.

2.

Nilai 70 ke atas

Nilai di bawah 70

23

17

57,5 42,5

Tuntas

Tidak Tuntas Jumlah 40 100

Berdasarkan pada Tabel 5 tersebut, diketahui bahwa frekuensi dan

persentase nilai kelas kontrol kemampuan peserta didik, yaitu hanya 23

peserta didi (57,5%) yang mampu mendapatkan nilai 70 ke atas dan 17

peserta didik (42,5%) yang mendapat nilai di bawah 70. Hal ini

Page 79: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

65

menujukkan bahwa nilai pembelajaran bahasa Indonesia tanpa

menggunakan pendekatan saintifik peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4

Sungguminasa rata-rata belum tuntas. Hal ini dinyatakan karena hanya 17

peserta didik (42,5%) yang mendapat nilai 70 ke atas. Dengan demikian,

dapat dinyatakan bahwa keberhasilan pembelajaran pada mata pelajaran

bahasa Indonesia peserta didik tidak mencapai kriteria yang ditetapkan,

yaitu 85%.

2. Penyajian Data Ada Pengaruh Pendekatan Sanitifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa Berdasarkan analisis data pembelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa dengan 40 orang peserta didik

diperoleh gambaran bahwa sebanyak 1 orang peserta didik yang mampu

memperoleh skor 100 sebagai skor maksimal. Skor terendah adalah 62

yang diperoleh oleh 1 orang.

Berdasarkan hal tersebut, maka gambaran yang lebih jelas dan

tersusun rapi mulai skor tertinggi ke skor terendah yang diperoleh peserta

didik beserta frekuensinya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Page 80: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

66

Tabel 2.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Pembelajaran pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa

No. Skor mentah Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 4

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

100

95

94

92

91,5

91

89,5

88

87

86,5

84

83

81,5

81

80

78,5

78

77,5

77

1

2

1

2

3

2

1

4

1

1

1

1

1

1

2

2

1

1

1

2,5

5

2,5

5

7,5

2,5

2,5

10

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

2,5

5

5

2,5

5

5

Page 81: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

67

20

21

22

23

24

25.

26.

76

74,5

73

73

72

70

64

2

2

2

2

1

1

1

5

5

5

5

2,5

2,5

2,5

Jumlah 40 100

Berdasarkan Tabel 6 tersebut diketahui bawa skor tertinggi yang

diperoleh peserta didik yaitu 100 yang diperoleh oleh 1 orang (2,5%).

Selanjutnya, sampel yang mendapat skor 95 berjumlah 2 orang (5 %),

sampel yang mendapat skor 94 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang

mendapat skor 92 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor

91,5 berjumlah 3 orang (7,5%), sampel yang mendapat skor 91 berjumlah

1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 89,5 berjumlah 1 orang

(2,5%), sampel yang mendapat skor 88 berjumlah 4 orang (10%), sampel

yang mendapat skor 87 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat

skor 86,5 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 84

berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 83 berjumlah 1

orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 81,5 berjumlah 1 orang

(2,5%), sampel yang mendapat skor 81 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel

Lanjutan tabel 6

Page 82: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

68

yang mendapat skor 80 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat

skor 78,5 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang mendapat skor 78

berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 77,5 berjumlah 1

orang (2,5%), sampel yang mendapat skor 77 berjumlah 1 orang (2,5%),

sampel yang mendapat skor 76 berjumlah 2 orang (5%), sampel yang

mendapat skor 74,5 berjumlah 2 orang (5 %), sampel yang mendapat skor

73 berjumlah 2 orang (5 %), sampel yang mendapat skor 72 berjumlah 2

orang (5%), sampel yang mendapat skor 70 berjumlah 1 orang (2,5%),

sampel yang mendapat skor 64 berjumlah 1 orang (2,5%), sampel yang

mendapat skor 62 berjumlah 1 orang (2,5%).

Berdasarkan distribusi frekuensi dan persentase skor pembelajaran

mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan

saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa

Kabupaten Gowa, dapat pula diketahui distribusi frekuensi dan persentase

nilai. Distribusi frekuensi nilai tersebut sangat membantu dan

mempermudah dalam menentukan nilai secara keseluruhan kemampuan

peserta didik.

Sebelum skor mentah ditransformasi ke dalam nilai berskala 1-100,

maka terlebih dahulu ditentukan ukuran tendensi sentral yang digunakan

dalam mengolah data dengan rumus :

Xi = 60% dari skor maksimal

= 60 x 100

Page 83: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

69

100 = 0,6 x 100 = 60 Langkah selanjutnya, mencari deviasi standar sebagai ukuran

penyebaran data. Rumus yang digunakan untuk menentukan deviasi

standar, sebagai berikut:

Si = ¼ x Xi

= ¼ x 60

= 15

Dengan demikian, deviasi standar deviasi data tersebut adalah 15.

Selanjutnya, mean dan deviasi standar yang diperoleh ditransper ke

dalam konversi angka berskala 1-100. Untuk lebih jelasnya, dapat

diperhatikan pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 2.6. Konversi Angka ke dalam Nilai Berskala 1-100

Skala Sigma Nilai Skala Angka Ekuivalensi Nilai Mentah

+ 2,25

+ 1,75

+ 1,25

+ 0,75

+ 0,25

- 0,25

100

90

80

70

60

50

60+(2,25x15)= 93,7

60+(1,75x15) = 86,2

60+(1,25x15)= 78,7

60+(0,75x15) = 71,2

60+(2,25x15)= 63,7

60-(0,25x15) = 56,2

94 -100

86 -93

79 -85

71 -78

64 – 70

56 – 63

Page 84: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

70

- 0,75

- 1,25

- 1,75

- 2,25

40

30

20

10

60-(0,25x15)= 48,7

60-(1,25x15) = 41,2

60-(1,75x15)= 33,7

60-(2,25x15) = 26,2

49 – 55

41 – 48

34 – 40

≤ 33

Berdasarkan Tabel 7 di atas, skor mentah peserta didik dapat

dikonversikan ke dalam nilai berskala 1-100, sekaligus dapat pula

diketahui nilai, frekuensi, dan persentase hasil pembelajaran bahasa

Indonesia dengan pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 4 Sungguminasa, seperti tampak pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 2.7. Frekuensi dan Persentase Nilai Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.

No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%) Jumlah Nilai (Nilai x F)

1.

2.

3.

4.

5.

100

90

80

70

60

4

14

8

11

3

10

35

20

27,5

7,5

400

1260

640

770

180

Jumlah 40 100 3250

Lanjutan tabel 7

Page 85: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

71

Berdasarkan Tabel 8 di atas diperoleh gambaran bahwa nilai yang

diperoleh sampel telah meningkat. Nilai tertinggi yaitu 100 yang diperoleh

oleh 4 orang (10%). Selanjutnya, sebanyak 14 peserta didik (35%) yang

memperoleh nilai 90; sampel yang memperoleh nilai 80 berjumlah 8 orang

(20%); sampel yang memperoleh nilai 70 berjumlah 11 orang (27,5%);

sampel yang memperoleh nilai 60 berjumlah 3 orang (7,5%).

Berdasarkan perolehan nilai setelah persentasenya, dapat

diketahui jumlah nilai dan nilai rata-rata peserta didik. Nilai rata-rata

peserta didik, yaitu 81,25 yang diperoleh dari hasil bagi jumlah seluruh

nilai dengan jumlah peserta didik sampel (N) atau 3250/40=81,25.

Sesuai dengan hasil analisis data tersebut dapat dikonfirmasi ke

dalam kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu siswa dinyatakan

berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta didik mencapai 85%

yang memperoleh nilai 70 ke atas. Sebaliknya, peserta didik dikatakan

tidak berhasil dalam pembelajaran apabila jumlah peserta didik kurang

dari 85% yang memperoleh nilai 70. Untuk menggambarkan pernyataan

ini, dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.

Page 86: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

72

Tabel 2.8. Klasifikasi Nilai Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Adakah Pengaruh Pendekatan Saintifik Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa

No. Skala Nilai Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Nilai 70 ke atas

Nilai di bawah 70

37

3

92,5 7,5

Jumlah 40 100%

Berdasarkan pada Tabel 9 tersebut, diketahui frekuensi dan

persentase nilai pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan

saintifik pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa

Kabupaten Gowa, yaitu sebanyak 37 peserta didik (92,5%) yang mampu

mendapatkan nilai 70 ke atas dan 3 peserta didik (7,5%) yang mendapat

niai di bawah 70. Hal ini berarti bahwa nilai kelas VIII SMP Negeri 4

Sungguminasa Kabupaten Gowa dikategorikan memdai.

3. Analisis Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Peningkatan dan Keberhasilan Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Pada bagian ini dipaparkan keberhasilan pendekatan saintifik

dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas VIII SMP

Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Uraian keberhasilan

pendekatan saintifik dalam pembelajaran pada peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa merupakan gambaran

keberhasilan dalam pembelajaran pada pelajaran bahasa Indonesia.

Page 87: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

73

Kecocokan dan kesesuaian tersebut diukur berdasarkan perolehan nilai

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Gambaran nilai kelas kontrol dan

kelas eksperimen tampak pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 2.9. Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa

Subjek Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

Gain (d) = Eksperimen-

Kontrol

d2

1 2 3 4 5 1.

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

80

60

60

60

40

60

50

60

70

40

60

90

70

70

70

80

70

70

80

70

80

90

80

70

90

70

100

90

80

90

0

10

10

20

30

20

40

20

0

50

10

10

20

10

20

0

100

100

400

900

400

1600

400

0

2500

100

100

400

100

400

Page 88: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

74

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

70

70

70

80

60

80

90

70

70

60

60

60

60

90

80

90

60

90

60

40

70

90

80

80

90

90

90

90

90

90

70

70

90

70

60

70

80

70

100

90

100

50

70

80

100

90

10

20

20

10

30

10

0

0

0

30

10

0

10

-10

-10

10

30

10

-10

30

10

10

10

100

400

400

100

900

100

0

0

0

900

100

0

100

100

100

100

900

100

100

900

100

100

100

Lanjutan tabel 10

Page 89: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

75

39

40

80

70

90

60

10

-10

100

100

N = 30 2740 3240 ∑d = 500 ∑d2 = 13400

Diketahui :

Md = ∑d = 500 = 12,5 N 40

∑x2 d = 13243, 75 yang diperoleh melalui rumus berikut :

∑x 2 d = ∑d2 - ⌠∑d⌡2

N

(Arikunto, 2006: 306)

∑x 2 d - ⌠∑d⌡2

N

= 13400 - 5002 40 = 13400 -12,52 = 13400 – 156, 25 = 13243,75 Tes signifikansi untuk desain 2 adalah

Lanjutan tabel 10

Page 90: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

76

t =Md

∑x2 d

(N – I )

t = 12,5

13243,75

40 (40-1 )

t = 12,5

13243,75

40(39)

t = 12,5

13243,75

1560

t = 12,5

8,48

8,48

t = 12,5 2,91 t = 4,29

Berdasarkan perhitungan tersebut, dinyatakan bahwa t hitung, yaitu

4,29. Sementara nilai t tabel pada taraf signifikan 0,05, yaitu:

t tabel = t ( 1- 1 a; -) 2 = t ( 1- 1 0,05; 40-1) 2

Page 91: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

77

= t(1-0,025;39) = t (0,975;39) Jadi, t tabel = 2,02 Berdasarkan analisis data tersebut diketahui bahwa nilai kefektifan

pendekatan sanintifik dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada

peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa

sebesar 4,29. Berdasarkan nilai t hitungseperti pada lampiran 5 dengan

db=N-1=40-1=39. Jadi, db 40-1=39 dan to0975 = 2,02 (tabel terlampir).

Sementara, t hitung= 4,29 dan t tabel= 2,02 (signifikan 0,975%). Dengan

demikian, t hitung› t tabel .

Hipotesis yang diuji dengan statistik uji t (tes signifikan untuk desain

2), yaitu pendekatan saintifik efektif diterapkan dalam pembelajaran pada

mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4

Sungguminasa Kabupaten Gowa (HI). Dalam penelitian, terungkap bahwa

nilai peserta didik yang menggunakan pendekatan saintifik lebih baik

dibandingkan dengan nilai peserta didik yang tidak menggunakan

pendekatan saintifik.

Dalam pengajuan statistik, hipotesis ini dinyatakan sebagai berikut:

HO : th ≤ tt lawan HI : th ≥ tt. Setelah perhitungan berdasarkan hasil

statistik inferensial jenis uji t desain 2 diperoleh nilai t hitung: 4,29. Kriteria

pengujiannya adalah Ho diterima jika t hitung ‹ t Tabel dan Ho ditolak jika t

hitung › t tabel. Nilai t tabel = db = 1 = 40 -1 =39 (Angka inilah yang dilihat

dalam tabel) pada taraf signifikan 0,975% sehingga diperoleh = 2.02,

Page 92: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

78

ternyata t hitung › t tabel. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka HI diterima

dan HO ditolak. Dengan demikian, pendekatan saintifik efektif diterapkan

dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik

kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa

Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang proses

pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang sifatnya sangat umum. Oleh karena itu,

strategi dan metode pembelajaran sangat berpengaruh tehadap

keberhasilan belajar peserta didik. Komponen yang mempengaruhi

berhasil tidaknya pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh pendekatan

yang digunakan oleh pendidik.

Kuantitas dan kualitas pembelajaran di kelas, strategi mengajar,

serta sikap perencanaan pembelajaran, pengorganisasian kelas, serta

sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses pembelajaran. Oleh

karena itu, guru harus berusaha menciptakan kondisi belajar yang efektif

sehingga memungkinkan proses pembelajaran dan upaya pengembangan

materi pelajaran berjalan dengan baik. Hal ini dilaksanakan dalam upaya

meningkatkan keaktifan peserta didik, secara fisik, mental, intelektual,

maupun emosional.

Page 93: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

79

2. Adakah Pengaruh Sanitifik terhadap Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa pada Kelas Eksperimen (Menggunakan Pendekatan Saintifik)

Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa pendekatan saintifik

adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar

peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip

melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,

mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan

berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan

mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip. Metode yang sesuai

dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran antara lain:

Pembelajaran Berbasis Penemuan, Pembelajaran Berbasis Masalah

(problem based learning), dan pembelajaran berbasis proyek (Project

based learning). Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat satu model

pembelajaran yang diterapkan dalam materi menulis strukutr ulasan

yaitu model pembelajaran berbasis penemuan (dicovery learning).

Metode discovery learning adalah teori belajar yang didefenisikan

sebagai proses belajar yang terjadi bila tidak disajikan materi

pelajaran dalam bentuk final, melainkan diharapkan mengorganisasi

sendiri. Discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan

inkuiri dan problem solving.Pada discovery learning lebih

menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang

sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada

peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh guru.

Page 94: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

80

Sedangkan inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga

peserta didik harus mengarahkan seluruh pikiran dan keterampilannya

untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui

proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih memberi tekanan

pada kemampuan menyelesaikan masalah (Implemetasi Kurikulum

2013: 31).

Pendekatan saintifik dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis penemuan (discovery learning) diterapkan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri

4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Hal ini sesuai dengan peran dan

teknik bagaimana peserta didik mencari sendiri strukutur novel Sang

Pemimpi karya Andrea Hirata, dan mencari jenis kata sifat dan keta

kerja yang terdapat dalam novel tersebut.

Pendekatan saintifik pada umumnya melibatkan kegiatan

pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan

hipotesis atau mengumpulkan data. Pendekatan ini dilandasi dengan

pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.

Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan

memperoleh informasi dari berbagai sumber. Adapun aktivitas yang

dilakukan dalam kegiatan ilmiah pada umunya adalah sebagai berikut:

Page 95: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

81

Jadi, pembelajaran saintifik dalam pembelajaran memiliki

komponen proses pembelajaran antara lain: 1) mengamati, 2)

menanya, 3) mencoba/mengumpulkan informasi, 4) menalar/asosiasi

5) membentuk (melakukan komunikasi). (Ridwan Abdullah, 2014:

53).

Pengaruh pendekatan saintifik dalam pembelajaran

menentukan struktur dan mencari kata kerja dan kata sifat pada teks

ulasan Novel Sang Pemimpi dan Laskar Pelangi peserta didik kelas

VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa merupakan

suatu bentuk kegiatan pembelajaran yang menyenangkan peserta

didik karena peserta didik aktif mencari sendiri jawaban dan bebas

berkreasi di luar kelas. Tampak semua peserta didik tidak mengalami

Observasi Bertanya

Membangun

Jejaring Melakukan

Eksperimenn

Keterampilan

Inovatif

Asosiasi

Page 96: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

82

kendala dan bersemangat dalam mencari struktur teks dan jenis

kata kerja yang terdapat dalam Novel Sang Pemimpi dan Laskar

Pelangi.

Kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan (Ramlan,

1991) dalam Bagus Putrayasa, ( 2007: 76). Ciri-ciri kata kerja (verba)

dapat diketahui dengan mengamati perilaku sistematis, perilaku

sintaksis, dan bentuk morfologisnya. Sedangkan kata sifat adalah

kata yang memberi keterangan yang lebih khusus tentang sesuatu

yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat.

3.Analisis Pengaruh Pendekatan Saintifik terhadap Peningkatan dan Keberhasilan Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa

Fenomena yang dialami dalam pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan saintifik pada peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa tersebut. Pada

bagian ini berdampak positif terhadap nilai akhir yang diperoleh.

Dapat diketahui bahwa frekuensi dan persentase kemampuan

siswa, yaitu sekitar 37 peserta didik (92,5%) yang mendapat nilai

70 ke atas. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa

kemampuan peserta didik memahami materi dan mengalami

peningkatan yang memadai., dalam pendekatan sanitifik pada

proses belajar bahasa indonesia pada perserta didik kelas VIII

Page 97: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

83

SMP Negeri 4 sungguminasa Kabupaten Gowa bersifat positif

dimana ada peningkatan dari hasil belajar perserta didik kelas VIII

SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa.

Page 98: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

84

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Menerapkan pendekatan saintifik, maka pembelajaran bahasa

Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa

Kabupaten Gowa meningkat dari hasil persentase kelas kontrol

memperoleh nilai 70 ke atas hanya 23 orang (57,5%) sementara

kelas eksperimen peserta didik yang memperoleh nilai 70 ke

atas berjumlah 37 orang (93,5%).

2. Berdasarkan temuan bahwa pendekatan saintifik efektif

diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik

kelas VIII SMP Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Ada

pengaruh pendekatan sanitifik hal ini tampak pula pada nilai

yang diperoleh peserta didik, yakni kemampuan peserta didik

kelas kontrol belum memadai.

3. Dalam proses pembelajaran pendekatan saintifik dengan

kemampuan peserta didik meningkat Hal ini menunjukkan

bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima, yaitu

pengaruh pendekatan saintifik terhadap keberhasilan belajar

84

Page 99: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

85

bahasa Indonesia peserta didik kelas VIII SMP Negeri 4

Sungguminasa Kabupaten Gowa (HI).

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, diajukan saran sebagai berikut:

1. Hendaknya pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia

lebih ditingkatkan dengan memperhatikan pendekatan saintifik,

metode, strategi dan teknik yang digunakan.

2. Guru hendaknya menggunakan pendekatan saintifik khususnya

model discovery learning pada mata pelajaran bahasa Indonesia,

karena pendekatan ini berhasil diterapkan dalam meningkatkan

keberhasilan belajar peserta didik.

3. Peserta didik hendaknya lebih giat berlatih dan mecari sendiri

informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran bahasa

Indonesia agar prestasi belajarnya semakin meningkat.

Page 100: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

86

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Kreatif. Bandung: Tinta Emas Publishing

Alwi, Hasan dkk.Eds. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III.Jakarta: Balai Pustaka

Andarjaya,Beni S. 2008. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Arif Tiro, Muhammad. 2008. Dasar-Dasar Statistika.Makassar: Andira Publisher.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta: Rieneka Cipta.

Astuti Pudji dan Deti. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bahan Penataran untuk Peserta Diklat IPS SMP Jenjang Dasar. Malang: PPPPTK.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bagus, Ida Putrayasa. 2007. Analisis Kalimat. Bandung: Aditama.

Best, John W. 1977. Research in Education New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Blogspot com.Pengetahuan Umum (Kamis, 9 April 2015 Pukul 20.00 wit).

Braily.Co.Id. /tugas. Sabtu, 18 April 2014 pukul 20.00 Wit.

Budimansyah, Dasim . 2008. Pakem. Bandung: PT Genesindo.

Chaer, Abdul.2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsinah.2011.Penerapan Model Pembelajaran Bebasis Masalah: dalam Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi Murid Kelas V SD Inpres Melayu Kota Makassar”. Tesis. Makassar: PPs UNISMUH

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media

86

Page 101: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

87

Departemen Pendidikan Nasional Pusat Balai Bahasa. 2007. Mata Hati Antalogi Puisi dan Cerpen.Yogyakarta: Balai Bahasa

Djojosuroto, Kinayati. 2005. Pendekatan dan Pembelajaran. Bandung: Nuansa.

Eagleton,Tery. 1983. Literary Theory: An Intrduction. London: Basil Blackwell.

Fathurrohman, Pupuh.2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Aditama.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah. 2011. Keefektifan Model Saling Mengungjungi (Two Stay Two Stray) dalam Pembelajaran Menulis Pargraf Siswa Kelas XII SMK Negeri 6 Takalar”. Skripsi. Makassar: FBS UNM

Hastuti, Sri. 1995. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Hirata, Andrea. 2007. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang.

http://wwwinfoharianterbaru.com.2013/2014/resensi-novel-Laskar-Pelangi-html

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2009.Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:Rosdia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan Republik Indonesia. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Edisi Revisi 2014.

Marhiyanto, Bambang. 2009. Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya: Gitamedia Press.

Modul Pelatihan Implemetasi Kurikulum 2013. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kurikulum 2013.

Nurgiantoro, Burhan. 2005. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Page 102: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

88

Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam

Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Putrajasa, Bagus. 2007. Tata Kaimat. Bandung: Rosdia.

Putro, Eko Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanjaya,Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penada Media Grup.

Shadly,Hasan,dkk., 1980. Ensiklopedia Bahasa Indonesia. Jakarta: Ikhtiar Baru.

Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Jakarta: AR-RUZZ Media

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.

Sujiman, Panutti. 1984. Memahami Kesusastraan. Bandung: CV. Sinar Baru

Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutrisno, Eddy. 2010.Kamus Populer Bahasa Indonesia.Bandung: Ladang Pustaka.

Syafaruddin dan Nasution, Irwan. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Quantum Teching.

Tarigan, Henry Guntur. 1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Tri, Endah Priyatni. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

W.W.W. Kendiknas go.id/Kemdikbud. Situs Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan. Selasa. 10 Februari 2015.

www. Informasi Pendidikan, Com. 2014. Jumat, 10 April 2015

Page 103: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

92

92

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sungguminasa Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VIII/ Genap Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran KKM KD : 75 Pertemuan : I, II, III Waktu : 6 x 40 menit (3 pertemuan)

1. Standar Kompetensi Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan karya sastra (novel, cerpen)

I. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu novel yang sudah alam dibaca.

III Indikator

1. Menentukan isi novel Sang Pemimpi. 2. Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik 3. Mengidentifikasi kata-kata berkonotasi dalam novel

IV Materi Pelajaran

Novel Sang Pemimpi

V Pertemuan

Pertemuan ke-1 (2x 40 menit)

A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Menentukan isi novel Sang Pemimpi 2. Mengidentifikasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik

dalam novel. 3. Mengidentifikasi kata-kata berkonasi dalam novel

B. Strategi Pembelajaran 1. Pendekatan : Kontekstual 2. Metode : penugasan dan diskusi

Page 104: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

93

C. Langkah-langkah Kegiatan dalam Pembelajaran

No. Tahap dan Fokus Pembelajaran

Tindakan/Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Pendahuluan a. Menyapa siswa dengan ramah

b. Bernyanyi bersama c. Menyampaikan tujuan dan

kegiatan pembelajaran d. Memberi kesempatan tentang

hal yang belum dipahami

a. Menjawab sapaan guru

b. Bernyanyi bersama c. Mendengarkan

penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran.

d. Bertanya tentang hal yang belum dipahami.

2. Menjelaskan pembelajaran timbal balik

a Memberi pengarahan tentang kegiatan memahami isi novel Sang Pemimpi.

b Menjelaskan prosedur pembelajaran

Menyimak pengarahan guru

3. Pemodelan pembelajaran

a Memperagakan strategi pembelajaran kontekstual.

b Bertanya tentang hal yang menarik dari pembelajaran kontekstual

c Mengajak siswa merenungkan kegiatan pembelajaran

a Mengamati guru sebagai model dan mengajari teman-temannya.

b Menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik.

c Merenungkan kegiatan strategi pembelajaran.

4. Pelaksanaan pembelajaran

a Mengarahkan siswa untuk membaca novel

b Mengajak siswa memahami isi novel secara keseluruhan.

c Membimbing siswa untuk memaknai novel Sang Pemimpi

d Membimbing siswa secara individu

a Memahami isi novel

b Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel

c Mengidentifikasi kata-kata konotasi dalam novel

5. Penutup Mengadakan refleksi bersama siswa

Mengadakan refleksi bersam guru

Pertemuan ke- 2 (2 x 40 menit)

A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat :

Page 105: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

94

1. Menentukan dan menjelaskan struktur teks ulasan 2. Menyusun teks ulasan dengan bahasa sendiri

B. Strategi Pembelajaran 1. Pnedekatan : Kontekstual 2. Metode : ceramah, tanya jawab, dan penugasan

C. Langkah-langkah Kegiatan Pmebelajaran

No. Tahap dan Fokus Pembelajaran

Tindakan/Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Pendahuluan a. Menyapa siswa dengan ramah

b. Bernyanyi bersama c. Menyampaikan tujuan dan

kegiatan pembelajaran d. Memberi kesempatan

tentang hal yang belum dipahami

a. Menjawab sapaan guru

b. Bernyanyi bersama

c. Mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran.

d. Bertanya tentang hal yang belum dipahami.

2. Menjelaskan pembelajaran timbal balik

a Memberi pengarahan tentang kegiatan memahami isi novel Sang Pemimpi.

b Menjelaskan prosedur pembelajaran

Menyimak pengarahan guru

3. Pemodelan pembelajaran

a Memperagakan strategi pembelajaran kontekstual.

b Bertanya tentang hal yang menarik dari pembelajaran kontekstual

c Mengajak siswa merenungkan kegiatan pembelajaran

a Mengamati guru sebagai model dan mengajari teman-temannya.

b Menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal yang menarik.

c Merenungkan kegiatan strategi pembelajaran.

4. Pelaksanaan pembelajaran

a Mengarahkan siswa untuk membaca novel

b Mengajak siswa menentukan struktur novel.

c Membimbing siswa untuk menyusun teks ulasan dengan bahasa sendiri

a Menentukan struktur teks ulasan

b Menyusun teks ulasan dengan bahasa sendiri

Page 106: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

95

d Membimbing siswa secara individu

5. Penutup Mengadakan refleksi bersama siswa

Mengadakan refleksi bersam guru

Pertemuan ke-3 (2x 40 menit)

A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Menentukan kata kerja yang terdapat dalam novel Sang

Pemimpi 2. Mengidentifikasi kata sifat dalam novel. 3. Mengidentifikasi kata-kata metafora dalam novel

B. Strategi Pembelajaran 3. Pendekatan : Kontekstual 4. Metode : penugasan dan diskusi

C. Langkah-langkah Kegiatan dalam Pembelajaran

No. Tahap dan Fokus Pembelajaran

Tindakan/Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Pendahuluan a. Menyapa siswa dengan ramah

b. Bernyanyi bersama c. Menyampaikan tujuan dan

kegiatan pembelajaran d. Memberi kesempatan tentang

hal yang belum dipahami

a. Menjawab sapaan guru

b. Bernyanyi bersama

c. Mendenagrkan penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran.

d. Bertanya tentang hal yang belum dipahami.

2. Menjelaskan pembelajaran timbal balik

a Memberi pengarahan tentang kegiatan memahami isi novel Sang Pemimpi.

b Menjelaskan prosedur pembelajaran

Menyimak pengarahan guru

3. Pemodelan pembelajaran

a Memperagakan strategi pembelajaran kontekstual.

b Bertanya tentang hal yang menarik dari pembelajaran kontekstual

c Mengajak siswa merenungkan kegiatan

a Mengamati guru sebagai model dan mengajari teman-temannya.

b Menjawab pertanyaan guru tentang hal-hal

Page 107: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

96

pembelajaran yang menarik. c Merenungkan

kegiatan strategi pembelajaran.

4. Pelaksanaa pembelajaran

a Mengarahkan siswa untuk membaca novel

b Mengajak siswa mengidentifikasi kata kerja yang terdapat dalam novel

c Membimbing siswa untuk mengidentifikasi kata sifat dan kata metafora dalam novel Sang Pemimpi

d Membimbing siswa secara individu

a Mengidentifikasi kata keja dalam novel.

b Mengidentifikasi kata sifat dalam novel

c Mengidentifikasi kata-kata metafora dalam novel

5. Penutup Mengadakan refleksi bersama siswa

Mengadakan refleksi bersam guru

VI. Sumber Belajar/Alat/Bahan

1. Teks Novel Sang Pemimpi 2. Buku panduan yang relevan

VII. Penilaian

Jenis Tagihan

1. Tugas individu 2. Ulangan

Bentuk Instrumen

1. Uraian bebas 2. Soal (terlampir

Sungguminasa, April 2015

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs.H.Abd.Rahman Hj.Husnah ,S.Pd. NIP 19640608 1993003 1015 NIP 19700731 199903 2 004

Page 108: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

97

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sungguminasa Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VIII/ Genap

Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran KKM KD : 75 Tahun Pelajaran : 2014/2015 ` A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2. Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

KI 4. Mencoba mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) 1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.

2.3 Memiliki perlaku demokratis, kreatif, dan santun tdalam berdebat tentang kasus atau sudut pandang.

3.4 Memahami teks cerita cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi, berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan.

4.1 Menangkap makna teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi, sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik baik secara lisan maupun tulisan.

4.2 Menangkap makna teks cerita moral/fabel, ulasan diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik secara lisan maupun tulisan

Page 109: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

98

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Pertemuan ke-1 1..Memahami teks ulasan Sang Pemimpi

2 .Menentukan struktur teks ulasan Pertemuan ke-2 Menangkap makna teks ulasan

D. MATERI PEMBELAJARAN Pertemuan ke-1

1. Memahami teks ulasan Sang Pemimpi

2. Mengidentifikasi struktur teks ulasan dan struktur kebahasaannya.

Pertemuan ke-2 Menangkap makna teks ulasan “Sang Pemimpi”

.

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan ke- 1 (2 jam pelajaran)

TAHAPAN WAKTU

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

PEMBELAJARAN

Pendahuluan 10 menit 1..Peserta didik merespon salam dan pertanyaan

dari guru yang berhubungan dengan kondisi siswa dan kelas.

2.berdoa bersama sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing.

3 Peserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

4..Peserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran teks diskusi.

1. Peserta didik menerima informasi tentang

Page 110: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

99

tujuan pembelajaran. 2. Guru menyampaikan langkah-langkah

pembelajaran. Inti 60 menit Mengamati:

1. Peserta didik mengamati teksulasanyang disajikan.

2. Peserta didik membaca dengan cermat teks ulasan

Menanya: 3. Peserta didik dengan percaya diri

menanyakan tentang teks diskusi yang telah dibaca.

Mengumpulkan informasi: 4. Peserta didik diarahkan untuk membentuk

kelompok dengan anggota 4-5 orang. 5. Tiap kelompok membaca contoh analisis

struktur teks ulasan 6. Tiap kelompok mendiskusikan struktur isi teks

ulasan 7. Peserta didik menjawab/mengajukan

pertanyaan isi teks ulasan baik pertanyaan literal, inferensial, integrative, dan kritis.

8. guru melakukan pembimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan belajar.

9. guru melakukan penilaian proses. Mengasosiasi: 1. Tiap kelompok mendiskusikan jawaban dari

teks ulasan yang disajikan .

Mengomunikasikan: 2. Dengan penuh percaya diri masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengn menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3. Tiap kelompok melaksanakan diskusi kelas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Guru memberi penguatan.

Penutup 10 menit 1. Guru bersama Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.

2. Guru bersama melakukan refleksi pembelajaran.

3. Guru memberikan tugas mandiri di rumah. 4. Guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari minggu berikutnya.

Page 111: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

100

2.Pertemuan Kedua (2 jam pelajaran )

TAHAPAN WAKTU

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

PEMBELAJARAN

Pendahuluan 10 menit 1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan kondisi siswa dan kelas.

2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

3. Peserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran teks diskusi.

4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran

Inti 60 menit Mengamati: 5. Peserta didik mengamati gambar dan teks

ulasan yang disediakan 6. Peserta didik membaca teks diskusi

Menanya: 7. Peserta didik dengan percaya diri

menanyakan tentang teks diskusi yang telah dibaca.

Mengumpulkan informasi: 8. Peserta didik diarahkan untuk membentuk

kelompok dengan anggota 4-5 orang. 9. Tiap kelompok mmendata pesan makna

yang terdapat dlam teks ulasan yang disajikan.

Mengasosiasi: 10. Tiap kelompok mendata pesan dan makna

yang terdapat dalam teks ulasan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mengomunikasikan: 11. Dengan penuh percaya diri masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengn menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

12. Tiap kelompok melaksanakan diskusi kelas

dengan menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

Page 112: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

101

Penutup 10 menit 1. Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.

2. Guru memberikan tugas mandiri di rumah 3. Guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari minggu berikutnya.

F. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN

a. Penilain sikap spiritual dan Sosial

b. Teknik : pengamatan sikap c. Bentuk : lembar pengamatan d. Instrumen :

No Nama peserta didik

Religius/PBI kerjasama Percaya diri skor nilai kon 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Ali 2. Amir 3. Amri ...

RUBRIK

Aspek yang yang dinilai Skor Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan

1

Menunjukan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum konsisten

2

Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai konsisten

3

Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus menerus dan konsisten

4

Pedoman penilaian sikap:

Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek

Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali sikap (K,C,B,SB).

Page 113: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

102

b. Penilaian pengetahuan

a. Teknik : Tes tertulis

b.Bentuk : Uraian

c. Instrumen :

1) Untuk mengetahui pemahamanmu tentang teks ulasan Sang Pemimpi jawablah pertanyaan beriktu a. Adakah hubungan antara novel Sang Pemimpi dengan Laskar

Pelangi? b. Siapa sajakah tokoh utama dalam novel Sang Pemimpi c. Menurut pengulas novel ini, apa kekurangan novel ini?!

2) Tentukanlah struktur teks ulasan Sang Pemimpi!

Lembar kerja:

Nama :.............. Kelas:............. Sekolah:............... Aspek yang dinilai Skor Nilai Konv Jawaban teks ulasan Struktur teks ulasan Rubrik

Rubrik Skor Menjawab pertnyaan dengan kurang tepat 1 Menjawab pertnyaan dengan cukup tepat 2 Menjawab pertnyaan dengan tepat 3 Menjawab pertnyaan dengan sangat tepat 4

Pedoman penilaian pengetahuan:

Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek

Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali pengetahuan

Penilaian keterampilan

a. Teknik : praktik b. Bentuk : Unjuk kerja c. Instrumen :

Peserta didik Membuat ringkasan novel Sang Pemimpi

Page 114: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

103

Rubrik

No Kriteria Penilaian Skor 1. Isi

a. Lengkap dan terinci b.lengkap tetapi kurang terinci c. kurang lengkap dan terinci d. Kurang lengkap dan kurang terinci

4 3 2 1

2. Organisasi a.teratur dan logis b. Teratur tetapi tidak logis c. Kurang teratur dan logis d. Kurang teratur dan logis

4 3 2 1

3. Pilihan kata a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesuai

3 2 1

4. Kalimat c. Mudah dipahami d. Sedikit sulit dipahami e. Sulit dipahami

3 2 1

5. Ejaan dan tanda baca f. Tidak ada yang salah g. Sedikit yang salah h. Banyak yang salah

3 2 1

Keterangan:

NilaiPesertaDidiktiapnomor =௨ௌ௨ௌ்௧

x bobot soal

G. Media,alat,dan SuMber belajar

1. Media

a. Teks diskusi “Novel Sang Pmimpi”

b. Buku Sastra

2. Alat/Bahan

LCD,Laptop

3. Sumber Belajar

Page 115: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

104

1. Buku Siswa Bahasa IndonesiaSMP Kls VIII Wahana Kurikulum,penerbit Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, dan Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII semester Genap Dikorda Kabupaten Gowa.

2. Contoh Teks diskusi “Novel Sang Pemimpi” halaman 147-149 3. LKS.

Sungguminasa, Februari 2015

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs.H.Abd.Rahman Hj.Husnah,S.Pd NIP 19640608 1993003 1015 NIP 19700731 199902 004

Page 116: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

105

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sungguminasa Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VIII/ Genap Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran KKM KD : 75 (3) Tahun Pelajaran : 2014/2015 `

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1.Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI 2.Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3.Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata.

KI 4. Mencoba mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya

2.5 .Memiliki perlaku jujur dan percaya diri dalam mengungkapkan kembali

peristiwa hidup diri sendiri dan orang lain. 4.2Menyusun teks ulasan, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi,

dengan karakteristik teks yang akan dibuat secara lisan maupun tulisan. 4.1Mengidentifikasi kekurangan teks teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi,

cerita prosedur, cerita biografi, berdasarkan kaidah-kaiidah teks baik melalui lisan maupun tulisan.

4.4 Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, cerita biografi, sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lsian maupun tulis.

Page 117: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

106

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Mengidentifikasi struktur teks ulasan Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks ulasan

D. MATERI PEMBELAJARAN Mengidentifikasi struktur teks ulasan Novel “Laskar Pelangi” Mengidentifikasi unsur kebahasaan teks ulasan “Laskar Pelangi”

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAPAN WAKTU

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

PEMBELAJARAN

Pendahuluan 11 menit 1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan dari guru yang berhubungan dengan kondisi siswa dan kelas.

2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

3. Peserta didik disiapkan untuk mengikuti pelajaran teks diskusi.

4. Peserta didik menerima informasi tentang tujuan pembelajaran

Inti 60 menit Mengamati: 5. Peserta didik mengamati novel Laskar

Pelangi yang disiapkan oleh guru 6. Peserta didik membaca teks diskusi

Menanya: 7. Peserta didik dengan percaya diri

menanyakan tentang teks diskusi yang telah dibaca.

Mengumpulkan informasi: 8. Peserta didik diarahkan untuk membentuk

kelompok dengan anggota 4-5 orang. 9. Tiap kelompok mengidentifkiasi struktur teks

ulasan unsur kebahasaan dalam teks 10. Tiap kelompok mengidentifikasi struktur teks

dan unsur teks ulasan Laskar Pelangi. Mengasosiasi:

11. Tiap kelompok mendiskusikan cara mengidentifikasi struktur dan unsur kebahasaan yanga terdapat dalam teks ulasan novel Laskar Pelangi dengan

Page 118: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

107

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

12. Dengan cermat tiap kelompok melengkapi struktur teks diskusi dengan mengunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mengomunikasikan: 13. Dengan penuh percaya diri masing-masing

kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dengn menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

14. Tiap kelompok melaksanakan diskusi kelas

dengan menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

Penutup 10 menit 1. Peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran.

2. Guru memberikan tugas mandiri di rumah

3. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari minggu berikutnya.

F. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN

a. Penilain sikap spiritual dan Sosial

a) Teknik : pengamatan sikap] b) Bentuk : lembar pengamatan c) Instrumen :

No Nama peserta didik

Religius/PBI kerjasama Percaya diri skor nilai kon 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Ali 2. Amir 3. Amri ...

RUBRIK

Aspek yang yang dinilai Skor Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan

1

Menunjukan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam 2

Page 119: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

108

melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum konsisten Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai konsisten

2

Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus menerus dan konsisten

1

Pedoman penilaian sikap:

Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek

Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali sikap (K,C,B,SB).

b. Penilaian pengetahuan

a. Teknik : Tes tertulis

b.Bentuk : Uraian

c. Instrumen :

1) Susunlah sebuah teks ulasan dengan topic yang ditentukan sendiri! 2) Datalah struktur dan penggunaan unsur kebahasaan yang tepat!

Lembar kerja:

Nama :.............. Kelas:............. Sekolah:............... Aspek yang dinilai Skor Nilai Konv Stuktur Teks Ulasan Unsur Kebahasaan Rubrik

Rubrik Skor Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan kurang tepat 1 Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan cukup tepat 2 Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan tepat 3 Menuliskan struktur dan fitur bahasa dengan sangat tepat 4

Pedoman penilaian pengetahuan:

Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek

Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali pengetahuan

Page 120: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

109

Penilaian keterampilan

a. Teknik : praktik b. Bentuk : Unjuk kerja c. Instrumen :

Menyusun teks ulasan dengan topic yang ditentukan sendiri!

Rubrik

No Kriteria Penilaian Skor 1. Isi

a. Lengkap dan terinci b.lengkap tetapi kurang terinci c. kurang lengkap dan terinci d. Kurang lengkap dan kurang terinci

4 3 2 1

2. Organisasi a.teratur dan logis b. Teratur tetapi tidak logis c. Kurang teratur dan logis d. Kurang teratur dan logis

4 3 2 1

3. Pilihan kata a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesuai

3 2 1

4. Kalimat a.Mudah dipahami b. Sedikit sulit dipahami c. Sulit dipahami

3 2 1

5. Ejaan dan tanda baca a. Tidak ada yang salah b. Sedikit yang salah c. Banyak yang salah

3 2 1

Keterangan:

NilaiPesertaDidiktiapnomor = ௨ௌ௨ௌ்௧

x bobot soal

G. Media,alat,dan SuMber Belajar

1. Media

a. Teks diskusi “Novel Sang Pemimpi”

b. Handpone seluler.

Page 121: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

110

2. Alat/Bahan

LCD,Laptop

3. Sumber Belajar

d. Buku Siswa Bahasa IndonesiaSMP Kls VIII Wahana Kurikulum,penerbitPusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, dan Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII semester Genap Dikorda Kabupaten Gowa. b. Contoh Teks ulasan “Novel Sang Pemimpi” halaman 148-151 c. LKS.

Sungguminasa, April 2015

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Drs.H.Abd.Rahman Hj.Husnah ,S.Pd. NIP 19640608 1993003 1015 NIP 19700731 199903 2 004

Page 122: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

111

Lampiran 4. Instrumen Penelitian Kelas Kontrol

Emak dan Sepotong Roti

Oleh : Caswati

Siang itu begitu terik. Pancaran sinar matahari tanpa ampun

membakar punggung Emak yang tengah mengumpulkan batu-batu kali

dari sungai yang mengering. Tampaknya, kemarau sudah kelewatan.

Padahal, sekarang sudah memasuki bulan Desember. Bulan yang

disebut-sebut sebagai bulan hujan. Namun, hujan justru di bulan ini tidak

turun meski setetes. Akibatnya, bisa dilihat sendiri. Hampir semua ada

rumput liar yang tumbuh menghijau, hanya ada batang-batang pohon

kering yang terus menerus menggugurkan daunnya setiap kali angin

berhembus. Hah....sepertinya kemarau sudah makin menggila. Lihatlah,

satu-satunya sungai yang kami jadikan sumber air pun mengering, seolah

dihisap tanpa bekas, mmeninggalkan batu-batu terjal yang membisu.

Tentu saja ini membuat keadaan desa kami makin terpuruk. Harus

diakui,desa kami memang termasuk desa miskin yang sering dilanda

kekeringan saat musim kemarau. Namun, desa kami belum pernah

Page 123: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

112

seterpuruk ini, sumber kehidupan kami mengering tanpa sisa sehingga

membuat para penduduk desa meninggalkan sungai kerontang itu

mencari sumber air di tempat lain.

Kecuali Emak. Bisa dibilang Emak adalah satu-satunya penduduk

yang masih setia mendatangi sungai kerontong itu. Bukan, bukan untuk

mengambil sisa-sisa air sengai kerontang itu yang pasti. Seperti penduduk

lain, Emak pergi ke gunung untuk mendapatkan air. Setiap hari Emak

datang ke sungai itu karena sebuah pekerjaan.

Sejak memasuki kemarau tahun lalu, Emak tidak lagi bekerja

sebagai buruh tani, melainkan sebagai pengumpul dan pemecah kali.

Memang, pekerjaan ini tampak-dan-memang-terlalu kasar untuk seorang

wanita seperti beliau. Namun, setidaknya, bagi Emak dengan

pekerjaannya ini ia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya,

menyekolahkan kedua anaknya yang kini duduk di bangku kelas XII SMA

dan kelas I sekolah dasar.

Namun, seperti bulan awal kemarau tahun lalu bukanlah awal yang

membuat Emak menjadi wanita pekerja keras macam sekarang.

Tapatnya, Emak menjadi tulang punggung keluarga sejak meninggalnya

bapak empat tahun lalu akibat epidemi yang melanda desa kami. Ya

benar. Sejak saat itulah Emak harus menjadi ibu sekaligus kepala rumah

tangga yang menafkahi kedua anaknya, Dani dan Dina.

Page 124: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

113

Sumber: Balai Bahasa Yogyakarta.2007. Mata Hati Antologi Puisi dan

Cerpen dalam Rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2007. Departemen

Pendidikan Nasional.

Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan isi teks novel di atas!

1. Identifikasilah struktur teks Novel Emak dan Sepotong Roti

tersebut berdasarkan teks ulasan!

Struktur Teks Paragraf

Orientasi .............................................................................

Tafsiran ...........................................................................

Evaluasi ...........................................................................

Rangkuman ........................................................................

2. Identifikasilah kata kerja yang terdapat di dalam teks tersebut

(minimal sepuluh) tentukan kata dasar dan imbuhannya buat

dalam kalimat!

No. Kata Kerja Kata Dasar Awalan Akhiran Kalimat

1.

2.

3.

Dst.

3. Identifikasilah kata sifat sikap yang terdapat dalam teks (minimal

lima) Novel Emak dan Sepotong Roti tentukan maknanya!

Page 125: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

114

No. Kata Sifat Makna

1. ....................................................

2. .................................................

3. ................................................

Dst.

4. Identifikasih penggunaaan kata metafora dalam Novel Emak dan

Sepotong Roti (minimal lima) tentukan maknanya!

No. Kata Metafora Makna

1.

2.

3.

Dst.

5. Buatlah kalimat yang di dalamnya terdapat kata metofora

perhatikan pola kalimatnya!

Selamat Bekerja

Page 126: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

115

Rubrik Penilaian Kelas Kontrol

No. Aspek yang Dinilai Skor Skor Maks

1. Menuliskan struktur teks novel

- Sesuai

- Kurang sesuai

- Tidak menuliskan apa-apa

25

20

0

25

2. Mengidentifikasi kata kerja yang

terdapat dalam novel

- Sesuai

- Kurang sesuai

- Tidak menuliskan apa-apa

20

15

0

20

3. Mengidentifikasi kata sifat sikap yang

terdapat dalam novel

- Sangat tepat

- Kurang sesuai

- Tidak tepat

- Tidak menuliskan apa-apa

20

15

5

0

20

4. Mengidentifikasi kata metafora yang

terdapat dalam novel

- Sangat tepat

- Kurang tepat

- Tidak menuliskan apa-apa

15

10

0

15

Page 127: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

116

5. Membuat kalimat metafora

- Sangat tepat

- Kurang tepat

- Tidak tepat

- Tidak menuliskan apa-apa

20

15

10

0

20

Jumlah 100

Catatan :

Nilai akhir = skor perolehan x 100

Skor maksimal

Page 128: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

117

Lampiran 5. Instrumen Penelitian Kelas Eksperimen

Identitas Novel Laskar Pelangi

Judul : Laskar Pelangi

Penulis : Andrea Hirata

Penerbit : Bentang

Kota Tempat Terbit : Jalan Pandega Padam 19, Yogyakarta

Tahun Terbit : Cetakan III, Juli 2007

Tabal Halaman : 533 halaman termasuk juga tentang penulis

Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas I

SD sampai dengan kelas 3 SMP. Pada bagian akhir cerita, anggota

Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo,

seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada tidak membuat mereka

putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan

sesuatu yang lebih baik.

Cerita terjadi di Desa Gentung, Belitung Timur. Cerita dimulai ketika

sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud

Sumsel jika tidak mencapai siswa baru sejumlah sepuluh anak. Ketika itu,

Page 129: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

118

baru sembilan anak yang menghadiri upacara pembukaan. Ketika pak

Harfan, sang Kepala Sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun

dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Dari sanalah dimulai cerita mereka, yaitu mulai dari penempatan

tempat duduk, pertemuan mereka dengan pak Harfan, perkenalan mereka

yang luar biasa, yaitu A Kiong yang malah cengar cengir ketika

ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang

dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh

Kucai, kejadian ditemukannya bakat Lintang yang mengayuh sepeda 80

km pulang pergi dri rumahnya ke sekolah mewarnai cerita itu.

Mereka, Laskar Pelangi, nama yang diberikan Bu Muslimah akan

kesengan mereka terhadap pelangi sempat mengharumkan nama sekolah

dengan berbagai cara, misalnya, pembalasan dendam Mahar yang selalu

dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada ukultisme yang

membuahkan kenangan manis pada karnaval 17 Agustus dan kejeniusan

luar biasa Lintang yang menentang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru

sekolah kaya yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba

cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan,

tertawa, dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir

dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus

sekolah dengan sangat mengharukan dan dilanjutkan dengan kejadian 12

tahun kemudian, yakni Ikal yang berjuang di luar Pulau Jawa kembali ke

kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan

Page 130: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

119

oleh Andrea Hirata. Kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil

anggota Sepuluh Laskar Pelangi ini.

Novel ini sangat bermanfaat bagi para remaja, khususnya siswa-

siswi, karena pada cerita tersebut dikisahkan perjuangan yang begitu

berat yang dialami oleh tokoh-tokoh Laskar Pelangi untuk bersekolah

dan menuntut ilmu agar menjadi orang yang besar nantinya.

Kelebihan novel ini, antara lain, berisi motivasi bagi para

pembacanya. Isinya begitu menarik dan mengesankan, banyak amanat

yang dapat diambil dari kisah tersebut.

Naskah Laskar Pelangi telah diadaptasi menjadi sebuah film yang

berjudul sama dengan novelnya. Film Laskar Pelangi diproduksi oleh

Miles Films dan Mizan Production dan digarap oleh sutradara Riri Riza.

Anggota Laskar Pelangi mempunyai karakter dan bakat yang

berbeda-beda. Ikal adalah tokoh “Aku” dalam cerita ini. Ikal yang selalu

menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang. Ia

merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi. Ia berminat pada sastra.

Hal itu terlihat dari kesehariannya yang senang menulis puisi. Ia

menyukai A Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuninya pertama sekali

di sebuah toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Pada akhirnya,

hubungan mereka berdua terpaksa berakhir oleh jarak akibat A Ling ke

Jakarta untuk menemani bibinya.

Page 131: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

120

Lintang, teman sebangku Ikal, adalah anak yang luar biasa jenius.

Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak punya perahu dan

harus menanggung kehidpan empat belas jiwa anggota keluarga. Lintang

telah menunjukkan minat besar untuk bersekolah semenjak hari pertama

berada di sekolah. Ia selalu aktif di dalam kelas dan memiliki cita-cita

sebagia ahli matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria kecil

berambut merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya.

Cita-citanya terpaksa ditingggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai

kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.

Sahara adalah satu-satunya gadis dalam anggota Laskar Pelangi.

Sahara gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh kepada

agama. Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia baik kepada siapa

saja kecuali pada A Kiong yang semenjak mereka masuk sekolah sudah

ia basahi dengan air dalam termosnya.

Mahar, pria tampan bertubuh kurus ini, memilki bakat dan minat

besar pada seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa sengaja Bu Muslimah

menunjukkan untuk bernyanyi di depan kelas pada saat pelajaran seni

suara. Ketika dewasa Mahar, sempat menganggur menunggu nasib

menyapanya karena ia tak bisa ke manapun lantaran ibunya yang sakit-

sakitan. Akan tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk

membuat dokumentasi permainan anak tradisional setelah membaca

artikel yang ia tulis di sebuah majalah. Akhirnya, ia berhasil meluncurkan

sebuah novel tentang persahabatan.

Page 132: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

121

A Kiong adalah keturunan Tiongkhoa. Ia memiliki pengikut sejati

Mahar sejak kelas satu. Baginya, Mahar adalah suhunya yang agung.

Kendatipun pria kecil ini berwjah buruk rupa, ia memilki rasa persahabatan

yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong kepada siapapun kecuali

Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, mereka berdua saling

mencintai satu sama lain.

Sahdan adalah anak nelayan yang dalam cerita ini tak pernah

menonjol. Kalau ada apa-apa, dia pasti yang paling tidak diperhatikan.

Ketika bermain sandiwara, syahdan hanya kedapatan jadi tukang kipas

putri dan itu pun masih banyak kesalahannya. Sahdan adalah saksi

pertama Ikal. Ia dan Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan

semenjak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Syahdan ternyata memiliki cita-cita

yang tidak pernah terbayang oleh Laskar Pelangi lainnya, yaitu menjadi

aktor.

Kucai adalah ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar

Pelangi. Ia menderta rabun jauh karena kurang gizi dan penglihatannya

melenceng 20 derajat sehingga jika menatap marah ke arah Borek, akan

terlihat ia sedang memperhatikan Trapani.

Borek adalah pria yang besar maniak otot. Barek selalu menjaga

citranya sebagai laki-laki mamo. Ketika dewasa, ia menjadi kuli di toko

milik A Kiong dan Sahara.

Trapani adalah pria tampan yang pandai dan baik hati. Ia sangat

mencintai ibunya. Apa pun yang ia lakukan harus selalu didampingi

Page 133: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

122

ibunya, misalnya, ketika mereka akan tampil sebagai band yang

dikomando oleh Mahar.

Harun adalah pria yang memilki keterbelakangan mental. Ia

memulai sekolah dasar ketika berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini

senantiasa bercerita tentang kucingnya yang berbelang tiga dan

melahirkan tiga anak.

Novel Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata, tidak hanya

laku di Indonesia, tetapi juga di luar Indonesia, hingga ke Amerika Serikat

dan mendapatkan penghargaan penerbit bagi pemenang nobel sastra.

Hingga Desember 2012 ada 36 negara yang mempopulerkan Novel

Laskar Pelangi ini dan menjadi best seller serta diterjemahkan ke dalam

18 bahasa.

Sumber dari http://wwwinfoharian terbaru.com.2013/2014/resensi-

novel-Laskar-Pelangi-html.

Page 134: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

123

Instrumen Penelitian

Jawablah pertanyaan berikut ini berdasarkan isi teks novel di atas!

1. Identifikasilah struktur teks Novel Laskar Pelangi tersebut

berdasarkan teks ulasan!

Struktur Teks Paragraf

Orientasi .............................................................................

Tafsiran ...........................................................................

Evaluasi ...........................................................................

Rangkuman ........................................................................

2. Identifikasilah kata kerja yang terdapat di dalam teks tersebut

(minimal sepuluh) tentukan kata dasar dan imbuhannya buat

dalam kalimat!

No. Kata Kerja Kata Dasar Awalan Akhiran Kalimat

1.

2.

3.

Dst.

3. Identifikasilah kata sifat sikap yang terdapat dalam teks (minimal

lima) Laskar Pelangi tentukan maknanya!

No. Kata Sifat Makna

1. ....................................................

Page 135: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

124

2. .................................................

3. ................................................

Dst.

4. Identifikasilah penggunaaan kata metafora dalam Novel Laskar

Pelangi (minimal lima) tentukan maknanya!

No. Kata Metafora Makna

1.

2.

3.

Dst.

5. Buatlah kalimat yang di dalamnya terdapat kata metofora

perhatikan pola kalimatnya!

Selamat Bekerja

Page 136: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

125

Rubrik Penilaian Kelas Ekperimen

a. Penilain sikap spiritual dan Sosial

a. Teknik : pengamatan sikap b. Bentuk : lembar pengamatan c. Instrumen :

No Nama peserta didik

Religius/PBI Disiplin Percaya diri skor nilai kon 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Ali 2. Amir 3. Amri ...

RUBRIK

Aspek yang yang dinilai Skor Sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan

1

Menunjukan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum konsisten

2

Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai konsisten

3

Menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus menerus dan konsisten

4

Pedoman penilaian sikap:

Skor = Jumlah pemerolehan seluruh aspek

Nilai = skor yang diperoleh x 100 skor maksimal Konversi Nilai = (nilai/100)x 4 Kategori Nilai dapat dilihat pada tabel kinversi Niali sikap (K,C,B,SB)

Rubrik Penilaian Relegius

Aspek Penilaian

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi

Page 137: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

126

4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan

5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan

Keterangan Penskoran :

4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap

3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dankadang-kadang tidak sesuai aspek sikap

2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan sering

tidak sesuai aspek sikap

1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap

Rubrik Penilaian Percaya Diri

Aspek Penilaian

1 Berani presentasi di depan kelas

2 Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan

3 Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu

4 Mampu membuat keputusan dengan cepat

5 Tidak mudah putus asa pantang menyerah

Keterangan Penskoran :

4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap

3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dan kadang-kadang tidak sesuai aspek sikap

2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek

Sikapdan sering tidak sesuai aspek sikap

Page 138: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

127

1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek

sikap

Rubrik Penilaian Disiplin

Aspek Penilaian

1. Masuk kelas tepat waktu 2. Mengumpulkan tugas tepat waktu 3. Memakai seragam sesuai tata tertib 4. Mengerjakan tugas yang diberikan 5. Mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan 6. Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran 7. Membawa buku teks mata pelajaran

Keterangan Penskoran :

4 = apabila selalu konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap

3 = apabila sering konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap dankadang-kadang tidak sesuai aspek sikap

2 = apabila kadang-kadang konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap

dan sering

tidak sesuai aspek sikap

1 = apabila tidak pernah konsisten menunjukkan sikap sesuai aspek sikap

b. Penilaian pengetahuan

a. Teknik : Tes tertulis

b.Bentuk : Uraian

c. Instrumen :

Page 139: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

128

1) Identifikasilah struktur teks Novel Laskar Pelangi di atas berdasarkan

teks ulasan!

2) Identifikasilah kata kerja yang terdapat di dalam teks tersebut (minimal

sepuluh) tentukan kata dasar dan imbuhannya buat dalam kalimat!

3) Identifikasilah kata sifat sikap yang terdapat dalam teks (minimal lima) Laskar Pelangi tentukan maknanya!

4) Identifikasilah penggunaaan kata metafora dalam Novel Laskar Pelangi (minimal lima) tentukan maknanya!

5) Buatlah kalimat yang di dalamnya terdapat kata metofora

perhatikan pola kalimatnya!

Rubrik Penilaian

No. Aspek yang Dinilai Skor Skor Maks

1.

Menuliskan struktur teks novel - Sesuai - Kurang sesuai - Tidak menuliskan apa-apa

25 20 0

25

Mengidentifikasi kata kerja yang terdapat dalam novel

- Sesuai - Kurang sesuai - Tidak menuliskan apa-apa

20 15 0

20

Mengidentifikasi kata sifat sikap yang terdapat dalam novel

- Sangat tepat - Kurang sesuai - Tidak tepat - Tidak menuliskan apa-apa

15 10 0

15

Page 140: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

129

Mengidentifikasi kata metafora yang terdapat dalam novel

- Sangat tepat - Kurang tepat - Tidak menuliskan apa-apa

15 10 0

15

Membuat kalimat metafora - Sangat tepat - Kurang tepat - Tidak tepat - Tidak menuliskan apa-apa

20 15 10 0

20

Jumlah 100 Catatan :

Nilai = skor perolehan x 100 Skor maksimal C.Penilaian keterampilan

a. Teknik : praktik b. Bentuk : Unjuk kerja c. Instrumen :

Diskusikanlah novel “Laskar Pelangi” di hadapan teman-temanmu!

Rubrik

No Kriteria Penilaian Skor 1. Struktur teks ulasan

a. Lengkap dan terinci b.lengkap tetapi kurang terinci c. kurang lengkap dan terinci d. Kurang lengkap dan kurang terinci

4 3 2 1

2. Jenis kata kerja a. tepat dan terinci b. Tepat tetapi tidak terinci c. Kurang tepat dan terinci d. Kurang tepat dan kurang terinci

4 3 2 1

3. Pilihan kata sifat sikap a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesuai

3 2 1

4. Kata metafora a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tidak tepat dan sesua

3 2 1

5. Kalimat a. Mudah dipahami

3

Page 141: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

130

b. Sedikit sulit dipahami c. Sulit dipahami

2 1

Lampiran 6. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol

Pertemuan 1

No. Aspek yang Dinilai

(subjek peserta didik)

Keterangan

Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

v

2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru

v

3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara heterogen

v

4. PPesera didik menerapkan penugasan

v

5. Peserta didik mengerjakan tugas v

6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya

v

7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi

v

8. Interaksi guru dan peserta didik v

9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas

v

10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya

v

11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain

v

Page 142: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

131

Pertemuan 1I

No. Aspek yang Dinilai

(subjek peserta didik)

Keterangan

Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

v

2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru

v

3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara heterogen

v

4. PPesera didik menerapkan penugasan

v

5. Peserta didik mengerjakan tugas v

6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya

v

7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi

v

8. Interaksi guru dan peserta didik v

9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas

v

10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya

v

11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain

v

Page 143: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

132

Pertemuan 1II

No. Aspek yang Dinilai

(subjek peserta didik)

Keterangan

Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

v

2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru

v

3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara heterogen

v

4. PPesera didik menerapkan penugasan

v v

5. Peserta didik mengerjakan tugas v

6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya

v

7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi

v

8. Interaksi guru dan peserta didik v

9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas

v

10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya

v

11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain

v

Page 144: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

133

Lampiran 7. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik

Pertemuan 1

No. Aspek yang Dinilai

(subjek peserta didik)

Keterangan

Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

v

2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru

v

3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara hiterogen

v

4. PPesera didik menerapkan pendekatan saintifik

v

5. Peserta didik mengerjakan tugas v

6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya

v

7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi

v

8. Interaksi guru dan peserta didik v

9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas

v

10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya

v

11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain

v

Page 145: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

134

Pertemuan 1I

No. Aspek yang Dinilai

(subjek peserta didik)

Keterangan

Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

v

2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru

v

3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara hiterogen

v

4. PPesera didik menerapkan pendekatan saintifik

v

5. Peserta didik mengerjakan tugas v

6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya

v

7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi

v

8. Interaksi guru dan peserta didik v

9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas

v

10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya

v

11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain

v

Page 146: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

135

Pertemuan 1II

No. Aspek yang Dinilai

(subjek peserta didik)

Keterangan

Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

1. Peserta didik mendengarkan pembelajaran yang disampaikan oleh guru

v

2. Peserta didik mendengarkan informasi dan tugas-tugas yang disampaikan oleh guru

v

3. Peserta didik membentuk kelompok kecil secara hiterogen

v

4. PPesera didik menerapkan pendekatan saintifik

v

5. Peserta didik mengerjakan tugas v

6. Peserta didik dalam kelompoknya mendiskusikan pekerjaannya

v

7. Keaktifan peserta didik dalam proses pemberian materi

v

8. Interaksi guru dan peserta didik v

9. Kreativitas peserta didik dalam mengajar teman kelas

v

10. Peserta didik menyajikan laporan hasil pekerjaannya

v

11. Peserta didik menanggapi hasil pekerjaan yang disampaikan teman/kelompok lain

v

Page 147: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

136

Lampiran 8. Nilai Peserta Didik Kelas Kontrol

No. Kode Sampel Nilai 1. 01 79 2. 02 65 3. 03 68 4. 04 69,5 5. 05 52,5 6. 06 64 7. 07 60 8. 08 65 9. 09 72,5 10. 10 49,5 11 11 67 12 12 89 13 13 70,5 14. 14 73,5 15 15 72,5 16 16 70,5 17 17 70,5 18 18 73 19 19 83,5 20 20 67,5 21 21 81,5 22 22 86 23 23 71,5 24 24 75,5 25 25 63,5 26 26 69,5 27 27 64,5 28 28 65,5 29 29 87,5 30 30 83,5 31 31 91 32 32 68 33 33 91,5 34 34 63,5 35 35 52 36 36 78 37 37 86,5 38 38 84 39 39 80 40 40 72,5

Page 148: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

137

Lampiran 9. Nilai Peserta Didik Kelas Ekperimen

No. Kode Sampel Nilai 1. 01 81,5 2. 02 77,5 3. 03 77 4. 04 80 5. 05 74,5 6. 06 78,5 7. 07 86,5 8. 08 80 9. 09 73 10. 10 88 11 11 72 12 12 100 13 13 91,5 14. 14 78,5 15 15 88 16 16 81 17 17 87 18 18 88 19 19 88 20 20 92 21 21 91,5 22 22 92 23 23 76 24 24 76 25 25 89,5 26 26 72 27 27 64 28 28 74,5 29 29 83 30 30 78 31 31 95 32 32 91 33 33 95 34 34 62 35 35 73 36 36 84 37 37 94 38 38 91 39 39 91,5 40 40 70

Page 149: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

138

Gambar : Guru menuliskan kompetensi dasar yang akan diajarkan

Gambar : Peserta didik dengan serius memperhatikan pengarahan

guru

Gambar : Peserta didik mengerjakan tugas dengan pendekatan saintifik

Page 150: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

139

Gambar : Peserta didik kelas eksperimen mempersentasikan hasil kerjanya

Gambar : Kelas kontrol menjawab instrumen penelitian

Page 151: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

140

Gambar : Peserta didik dengan tenang menjawab instrumen penelitian

Gambar : Nomor kode 21 menjawab instrumen penelitian (kelas eksperimen)

Page 152: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

141

Gambar : Guru mengawasi peserta didik menjawab instrumen

Gambar : Tugas Portofolio Peserta Didik

Page 153: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAPKEBERHASILAN

142

RIWAYAT HIDUP

Husnah lahir di Gowa pada tanggal 31 Juli

1970. Anak kesembilan dari sepuluh

bersaudara. Penulis merupakan anak dari

pasangan harmonis Makka dengan Hadinah.

Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1976 di Sekolah

Madrasyah Ibtidayah Bontocinnde Kabupaten Gowa dan tamat pada

tahun 1982. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Pallangga

dan tamat pada tahun 1985, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMKK

Negeri Pangkep Jurusan Tata Boga dan tamat pada tahun1990. Pada

tahun 1993, penulis melanjutkan studi di perguruan Tinggi, tepatnya di

Universitas Muhammadiyah Makassar, Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia selesai pada tahun 1997. Pada tahun 2013 kembali

melanjutkan studi pada Program Magister Pascasarjana (S2) Universitas

Muhammadiyah Makasssar dan selesai tahun 2015.

Riwayat pekerjaan penulis tahun 1999 memasuki dunia kerja

dengan diangkat menjadi PNS dan ditempatkan di SMP Negeri 4

Sungguminasa Kabupaten Gowa sampai sekarang.

Penulis menyelesaikan Program Magister dengan memilih judul

tesis “PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP

KEBERHASILAN BELAJAR BAHASA INDONESIA PESERTA DIDIK

KELAS VIII SMP NEGERI 4 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA.”