6
PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LAUT DAN PESISIR SITI LATIFAH Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Sebagai Negara kepulauan dengan wilayah laut territorial seluas 3,1 juta km 2 dan 2,7 juta km 2 Wilayah zona Ekonomi Ekslusif serta dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, Indonesia memiliki peluang sekaligus tantangan yang besar dalam mengembangkan dan mengelola pontensi sumberdaya laut dan pesisir yang dimiliki. Wilayah laut dan pesisir Indonesia memiliki kekayaan alam yang kaya serta menyediakan jasa- jasa lingkungan yang beragam, seperti miyak dan gas, mineral, perikanan, ekosistem terumbu karang dan mangrove, maupun pariwisata. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk sementara disisi lain sumberdaya didaratan menjadi semakin terbatas, maka wilayah laut dan pesisir beserta sumberaya yang dimiliki mejadi alternatif pedukung pembangunan nasional yang strategis di masa mendatang. Oleh karenanya sangatlah beralasan bangsa Indonesia mengorentasikan kiprah pmbangunannya terutama pada wilayah laut dan pesisir. Namun, yang menjadi keprihatinan kita, banyak sektor kegitan pembangunan di kawasan pesisir dan laut, disamping di kawasan daratan, yang demikian pesat dewasa ini telah berdampak menurun nya kualitas lingkungan maupun kelestarian sumber daya alam akibat pencemaran lingkungan serta pemampaatan yang berlebih atas sumberdaya pesisir dan laut. II. PENCEMARAN LAUT DAN PESISIR A. Bahan Pencemaran Lingkungan Laut dan Pesisir Tabel 1 menyajikan beberapa bahan pencemar yang berasosiasi dengan lingkungan laut. Daftar bahan pencemar dibuat bukan berdasarkan suatu urutan urgensi tertentu Pada suatu daerah tertentu, suatu bahan pencemar dapat lebih beresiko disbanding bahan pencemer lain, sedang pada daerah lainnya dapat terjadi hal yang sebaliknya. Table 1. Bahan- Bahan Pencemar Yang Berasosiasi Dengan Lingkungan Laut Patogen Sedimen Limbah padat Panas Material inorganik beracun Material organic beracun Minyak Nutrient Bahan radioaktif Oxsigen demand materials Material asam - basa Material yang merusak estetika

Pencemaran Laut Dan Pesisir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pencemaran Laut Dan Pesisir

Citation preview

Page 1: Pencemaran Laut Dan Pesisir

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LAUT DAN PESISIR

SITI LATIFAH

Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN

Sebagai Negara kepulauan dengan wilayah laut territorial seluas 3,1 juta km2 dan 2,7 juta km2 Wilayah zona Ekonomi Ekslusif serta dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, Indonesia memiliki peluang sekaligus tantangan yang besar dalam mengembangkan dan mengelola pontensi sumberdaya laut dan pesisir yang dimiliki. Wilayah laut dan pesisir Indonesia memiliki kekayaan alam yang kaya serta menyediakan jasa- jasa lingkungan yang beragam, seperti miyak dan gas, mineral, perikanan, ekosistem terumbu karang dan mangrove, maupun pariwisata.

Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk sementara disisi lain sumberdaya didaratan menjadi semakin terbatas, maka wilayah laut dan pesisir beserta sumberaya yang dimiliki mejadi alternatif pedukung pembangunan nasional yang strategis di masa mendatang. Oleh karenanya sangatlah beralasan bangsa Indonesia mengorentasikan kiprah pmbangunannya terutama pada wilayah laut dan pesisir.

Namun, yang menjadi keprihatinan kita, banyak sektor kegitan pembangunan di kawasan pesisir dan laut, disamping di kawasan daratan, yang demikian pesat dewasa ini telah berdampak menurun nya kualitas lingkungan maupun kelestarian sumber daya alam akibat pencemaran lingkungan serta pemampaatan yang berlebih atas sumberdaya pesisir dan laut.

II. PENCEMARAN LAUT DAN PESISIR

A. Bahan Pencemaran Lingkungan Laut dan Pesisir Tabel 1 menyajikan beberapa bahan pencemar yang berasosiasi dengan

lingkungan laut. Daftar bahan pencemar dibuat bukan berdasarkan suatu urutan urgensi tertentu Pada suatu daerah tertentu, suatu bahan pencemar dapat lebih beresiko disbanding bahan pencemer lain, sedang pada daerah lainnya dapat terjadi hal yang sebaliknya.

Table 1. Bahan- Bahan Pencemar Yang Berasosiasi Dengan Lingkungan Laut Patogen Sedimen Limbah padat Panas Material inorganik beracun Material organic beracun

Minyak Nutrient Bahan radioaktif Oxsigen demand materials Material asam - basa Material yang merusak estetika

Page 2: Pencemaran Laut Dan Pesisir

B. Sumber – sumber Pencemaran lingkungan pesisir dan Laut Berdasarkan Pasal 1 butir 12 Undang- undang nomor 23 Tahun 1997 tentang

pengelolaan Lingkungan hidup disebut bahwa “ pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/ atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berpungsi lagi sesuai dengan peruntukannya”.

Dalam perspektif global, pencemaran lingkungan pesisir dan laut dapat diakibatkan oleh limbah buangan kegiatan atau aktifitas di daratan ( land- based pollution ), maupun kegiatan atau aktifitas dilautan ( sea- based pollution ). Kontaminasi lingkungan laut akibat pencemaran dapat dibagi atas kontaminasi secara fisik dan secara kimiawi.

Pencemaran bersumber dari aktifitas di daratan ( land – based pollution )

Secara umum, kegiatan atau aktifitas di daratan yang berpotensi mencemari

lingkungan pesisir dan laut antara lain :

• Penebangan hutan ( deforestation ) • Buangan limbah industri ( disposal of industral wates ) • Buangan limbah pertanian ( disposal of agricultural wates ) • Buangan limbah cair domestik ( sewage disposal ) • Buangan limbah padat ( solid waste disposal ) • Konversi lahan mangrove & lamun (mangrove swamp conversion ) • Reklamasi di kawasan pesisir ( reclamation )

Pencemaran sumber aktivitas di laut ( Sea- based pollution ) Sedngkan aktifitas di laut yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir laut antara lain :

• Pelayaran ( shipping ) • Dumping di laut ( ocean dumping ) • Pertambangan ( mining ) • Eksploirasi dan eksploitasi minyak ( oil exploiration and exploitation ) • Budidaya laut ( mariculture ) • Perikanan ( fishing )

III. Permasalahan Aktual di Indonesia

Permasalahan pencemaran dan kerusakan lingkungan pesisir dan laut di

Indonesia merupakan isu yang penting untuk ditangani mengingat besarnya ketergantungan penduduk Indonesia terhadap sumberdaya pesisir dan laut untuk kelangsungan hidupnya. Tuntutan penduduk yang semakin meningkat telah mengakibatkan pengekploitasian dan pemamfaatan sumberdaya alam pesisir dan laut yang berlebihan di beberapa daerah pesisir. Sementara itu, dibagian lain, seperti di Indonesia Timur, masih terdapat peluang yang besar untuk meningkatkan produksi sumber daya pesisir dan laut yang masih kurang diekploitasi dan dikembangkan.

©2004 Digitized by USU digital library 2

Page 3: Pencemaran Laut Dan Pesisir

Disamping eksploitasi yang berlebihan, ancaman terhadap lingkungan pesisir dan laut juga datang akibat pencemaran, baik dari darat maupun dari laut, serta teknik pemamfaatanyang menyebabkan kerusakan.

Limbah cair domestik dan industri ( domestic and industrial sewage ) merupakan masalah pencemaran yang paling besar di banyak tempat di Indonesia. Hal ini umumnya disebabkan karena tidak atau kurang memadainya fasilitas untuk menangani dan mengelola limbah cair domestik dan industri. Teluk Jakarta, misalnya, setiap hari menampung pencemaran dari darat dalam jumlah yang besar, baik yang berasal dari kegiatan domestik, maupun industri di kota Jakarta.

Sebagian besar pengembangan industri selama repalita V yang lalu berlangsung di daerah pesisir. Hal ini, diikuti dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat, telah berakibat pada meningkatnya pencemaran pesisir dan laut yang berasal dari proses produksi industri serta limbah domestik. Sebagai contoh air di pesisir Surabaya menunjukkan adanya limbah domestik dan industri dalam jumlah yang besar yang berasal dari kegiatan di daratan di palung kali bratas.

Resiko pencemeran miyak yang lebih cukup tinggi merupakan ancaman tersendiri bagi lingkungan pesisir dan laut Indonesia. Hal ini berkenaan dengan kegiatan produksi minyak dan gas bumi lepas pantai serta pelayaran kapal dan tanker minyak yang cukup padat di Indonesia.

Rekreasi dan kepariwisataan menjadi aspek penting dalam peningkatan ekonomi nasional, khususnya bagi penduduk pesisir. Kegiatan – kegiatan ini tidak jarang mendorong kegiatan baru yang bersipat ekonomi dan meningkatkan pendapatan. Namun demikian, dampak lingkungan dari kegiatan – kegiatan ini tidak selalu positif. Buangan limbah dari hotel dan restoran di sepanjang pantai, serta meningkatnya permintaan air bersih dapat memberi ancaman berupa pencemaran dankerusakan lingkungan pesisir. Disisi lain, tidak ada atau kurangnya titik / tempat tambatan kapal ( ponton ) yang di persiapkan pada kawasan taman wisata alam laut, menyebabkan jangkar kapal sangat berpeluang merusak terumbu karang.

Masalah pencemaran yang dikaitkan dengan pertanian adalah sedimentasi pestisida dan pupuk. Aliran air hujan di daerah pertanian juga banyak mengandung bahan makanan yang besar, seperti senyaw nitrogen yang jika sampai di perairan pesisir, dapat menyebabkan masalah eutropikasi.

Budidaya pesisir menjadi tradisi penting selama bertuhun – tahun. Dalam tigs decade tercatat adanya kemajuan pesat di bidang ini, namun disayangkan juga disertai dampak yang merugikan. Dampaknya terhadap ekosistem akibat pemamfaatan yang berlebihan dapat berupa kerusakan fisik danpencemaran. Praktek penangkapan ikan yang salah, dengan menggunakan tuba, dinamit dan bahan beracun, masih terus dilakukan di beberapa daerah dan telah menyebabkan musnahnya trumbu karang dan ekosistemnya.

Kerusakan habitat dibeberapa daerah pesisir Indonesia telah menyebabkan musnahnya tempat- tempat pengembang- biakan atau pembibitan berbagai organisme laut, atau menurunnya produktivitas habitat yang dimamfatkan untuk bahan makanan dan pelindung. Menurunnya hasil ikan tangkap di pesisir utara jawa dan pesisir timur Sumatera, bisa dilihat sebagai petunjuk kerusakan habitat, disamping karena penangkapan yang berlebih.

©2004 Digitized by USU digital library 3

Page 4: Pencemaran Laut Dan Pesisir

IV. STRATEGI PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN PESISIR DAN LAUT

A. Strategi Pencegahan

Secara keseluruhan, terdapat dua strategi dasar pencegahan pencemaran lingkungan laut yang berasal dari daratan ( land – based ) maupun dari lautan ( sea – based ) , yaitu :

1. Analisis dampak lingkungan ( environmental impact assessment ), yang pada dasarnya merupakan proses dan prosedur untuk menprediksi dampak ekologis dan sosial dari suatu proyek pembangunan sehingga selanjutnya keputusan tentang alternatif proyek proyek dan lokasi serta pilihan disain proyek dapat dibuat.

2. Kajian bahan kimia berbahaya ( chemical hazard assessment ), yang merupakan pendekatan yang digunakan dalam studimanufaktur dan pengembangan bahan kimia beracun dan berbahaya ( seperti peptisida, dan bahan kimia industri).

B. Strategi pengendalian

Dalam penyusunan strategi pengendaalian pencemaran, ada tiga langkah yang harus di perhatikan yaitu :

1. Pengendalian Kualitas Lingkungan Laut (marine environmental quality controls Stadar kualitas lingkungan laut ( marine environmental quality standards ) di susun berdasarkan batasan kualitas air, biodata dan sedimen yang harus dijaga untuk suatu tingkat pemanfaatan tertentu.

2. Pengendalian emisi atau Sumber Pencemaran ( Emission Suorces Controls )

Penentuan standar emisi ( effluent ) pada suatu jenis kegiatan sebagai sumber pencemaran umumnya didasarkan pada kemampuan atau ketersediaan teknologi yang dapat di gunanakan untuk mengurangi emisi atau effluent kontaminan dari kegiatan tersebut.

C. Strategi Pengelolaan Strategi pengelolaan pencemaran berasal dari daratan ( land – based pollution )

di kembangkan dengan tiga aspek pendekatan meliputi : 1. Pengelolaan limbah (waste Mnagement )

Metoda pendekatan dalam pengelolaan limbah dapat berpariasi dari satu jenis limbah dengan jenis limbah lainnya. Berbagai stratus upaya pengelolaan berbagai jenis limbah dpat diuraikan secara singkat berikut ini :

a. Limbah Padat ( solid waste ) Limbah padat domestik atau perkotaan umumnya dibuang ke tempat pembuanagan terbuka (open dumping). Teknis pnanganan yang umum nya digunakan terhadap limbah padat tersebut adalah pembakaran terbuka ( open burning ), meskipun teknik ini kurang direkomendasikan. Teknik penanganan yang direkomendasikan adalah teknik sanitariy landfill, inceneraor, serta pengomposan . Metoda pembuangan limbah padat yang selama ini diterapkan (1993 ) adalah 80% dibuang ke landfill, 5% diincenerasi, 10% dikomposkan dan 5% dengan teknis lainnya.

b. Limbah Cair Domestik ( Sewage ) Sistem pengolahan limbah cair domestik ( sewage treatmen plant ) adalah teknik yang direkomendasikan bagi penanganan limbah cair domestik meskipun di Indonesia teknik ini belumbanyak diterapkan.

©2004 Digitized by USU digital library 4

Page 5: Pencemaran Laut Dan Pesisir

b. Limbah Industri ( Industrial Waste ) Berbagai teknologi dan metoda penanganan limbah cair industri dapat diterapkan baik secara biologis, kimiawi maupun finis tergantung pada jenis limbah yang ada. Kemampuan dan ketersediaan teknologi yang ada dalam penanganan limbah cair industri, merupakan dasar dalam penentuan standar baku mutu limbah cair industri yang telah ditetepkan selama ini ( Kepmen No. : KEP – 51/ MENLH / 10 / 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri ).

d. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun ( Hazardous Waste )

Pengelolalaan terhadap limbah B3 di Indonesia telah dilakukan dengan didirikannya Pusat pengolahan limbah B3 di Cileungsi, Bogor, yang dikelola oleh PT. PPLI dibawah pengawasan Bapedal. Pengolahan limbah dilakukan dengan serangkaian teknik seperti stabilisasi dan landfiling.

2. Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu ( Integrated Constal Zone Managemen )

Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu mencakup suatu kesatuan

didalam perencanaan, penggunaan lhan, pemeliharaan, kontrol, efaluasi dan restorasi, rehabilitasi, pembangunan dan konservasi lingkungan pesisir.

Pendekatan ini ditujukan untuk mengalokasikan atau memamfaatkan sumberdaya dukung lingkungan wilayah pesisir termaksud. Pendekatan ini memberikan jalan keluar untuk memilih antara jalan keluar untuk memilih antara pemamfaatan sumberdaya yang saling bertentangan dan menetepkan batasan tentang laju kegiatan pembangunan secara berkelanjutan. Perencanaan untuk pemampfaatan sumberdaya pesisir berkelanjutan didasarkan pada skala prioritas yang ditentukan oleh pertimbangan teknis, sosial ekonomi dan budaya, dan lingkungan. Kemungkinan, segenap prioritas ini diterjemahkan menjadi kebijakan, strategi dan program pembangunan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Secara umum, terdapat beberapa hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam mendisain dan melaksanakan program ICM, yaitu antara lain : a. Adopsi Pendekatan yang Sistematis dalam Pengembangan dan Implementasi Proyek atau Program ICM :

i. Penerapan kerangka ICM dalam pengelolaan sektoral ii. Penggunaan kombinasi option – opton pengelolaan iii. Adopsi pendekatan pencegahan

b. Pelibatan sector masyarakat umum dalam proses ICM. c. Pengintegrsian informasi lingkungan, ekonnomi dan sosial sejak tahap

awal dari proses UCM d. Pembentukan mekanisme bagi keterpaduan dan kordinasi e. Pembentukan Mekanisme secara berkelanjutan f. Pengembangan kapasitas ICM di semua tingkat g. Pemantauwan efektifitas proyek atau program ICM

D. Instrumen Pengendalian Berbagai tipe mekanisme yang digunakan dalam implementasi strategi pengendalian pencemaran antara lain :

1. Peraturan perundang – undangan 2. Baku mutu limbah dan baku mutu lingkungan

©2004 Digitized by USU digital library 5

Page 6: Pencemaran Laut Dan Pesisir

3. Pembinaan teknis dan pedoman pelaksanan 4. Perjanjian 5. Pengendalian Produk 6. Insentif dan disinsentif 7. Penataan hukum 8. Perencanaan dan pengawasan pengunaan lahan 9. Pemantauwan dan pengawasan

E. Program Pemantauan Pencemaran Laut dan Pesisir Program pemantauan pencemaran Laut dan pesisir merupakan kegiatan atau

program secara berkelanjutan dan pengukuran, analisis, dan sintesis untuk mengkuantifikasi dan menggambarkan kadar kontaminan atau zat pencemar lingkungan Informasi yang dihasilkan dari program pemantauwan tersbut merupakan dasar untuk pengambilan keputusan langkah pengelolaan dan penanganan lebih lanjut yang diperlukan. Pemantauan dapat dilaksanakan dengan fokus dan sasaran antara lain : 1. Kualitas buangan ( effluent/ emission ) 2. Penataan hukum dan peraturan 3. Dampak dari buangan limbah 4. Daya dukung lingkungan 5. Model prediksi perubahan lingkungan

V. Kesimpulan Strategi pengelolaan dan pengendalian pencemaran pesisir dan laut dilakukan dari strategi pencegahan, pengendalian sampai dengan pengelolaan. Oleh karena itu,upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan yang mungkin timbul harus menjadi bagian dari kebijakan dan langkah aksi pengelolaan lingkungan pada setiap sector kegiatan pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA

BAPEDAL, 1998. Pencemaran Lingkungan Laut dan Pesisisr : Permasal;ahan dan Pengendaliannya. Makalah pada Konferensi Nasional I Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia. Jakarta

Jeffers, J.N.R.. 1978. An Introduction to System Analysis : With Ecological

Applications. Edward Arnold. London. P. 198 Marani, A. (Ed). 1988. Advances in Enviromental Modelling. Elseiver, Amsterdam. P.

691

©2004 Digitized by USU digital library 6