5
Pencegahan infeksi Pada bayi baru lahir kemungkinan terjadi infeksi amatlah besar, ini disebabkan karena bayi belum memiliki kemampuan yang sempurna. Maka perlindungan dari orang lain disekitar sangat diperlukan. Usaha yang dapat dilakukan meliputi peningkatan upaya hiegenis yang maksimal agar terhindarkan dari kemungkinan terkena infeksi. Bayi Baru Lahir Beresiko Tinggi Terinfeksi apabila ditemukan: ibu menderita eldampsia: ibu dengan diabetes melitus: ibu mempunyaki penyakit bawaan,kemungkinan bayi terkena infeksi berkaitan erat dengan: (1) riwayat kelahiran: Persalinan lama, Persalinan dengan tindakan (ekstraksi cunam/vakum< seksio sesarea), Ketuban pecah dini, Air ketuban hijau kental: (2) Riwayat Bayi Baru Lahir: Trauma Lahir, Lahir kurang bulan, Bayi kurang mendapat cairan dan kalori, Hipotermia pada bayi. a. Infeksi pada Neonatus Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada bayi berat badan lahir rendah. Patogenesis. Infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Blame (1961) membaginya dalam 3 golongan: 1) Infeksi antenatal, kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke placenta. Disini kuman itu melewati batas placenta dan mengadakan perkrmbangbiakan. Infeksi ini bisa masuk ke janin melalui vena umbilikalis. Kuman memasuki janin melalui beberapa jalan yaitu: (a) virus: rubella, (b) spirokaeta: sifilis, (c) bakteria 2) Infeksi intranatal, infeksi melalui cara ini lebih sering terjadi dari pada cara yang lain. Kuman dari vagina naik dan masuk kedalam rongga amnion setelah ketuban pecah. Ketuban pecah lama mempunyai peran penting dalam timbulnya plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat pula terjadi

Pencegahan infeksi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi

Pada bayi baru lahir kemungkinan terjadi infeksi amatlah besar, ini disebabkan karena bayi belum

memiliki kemampuan yang sempurna. Maka perlindungan dari orang lain disekitar sangat

diperlukan. Usaha yang dapat dilakukan meliputi peningkatan upaya hiegenis yang maksimal agar

terhindarkan dari kemungkinan terkena infeksi. Bayi Baru Lahir Beresiko Tinggi Terinfeksi apabila

ditemukan: ibu menderita eldampsia: ibu dengan diabetes melitus: ibu mempunyaki penyakit

bawaan,kemungkinan bayi terkena infeksi berkaitan erat dengan: (1) riwayat kelahiran: Persalinan

lama, Persalinan dengan tindakan (ekstraksi cunam/vakum< seksio sesarea), Ketuban pecah dini, Air

ketuban hijau kental: (2) Riwayat Bayi Baru Lahir: Trauma Lahir, Lahir kurang bulan, Bayi kurang

mendapat cairan dan kalori, Hipotermia pada bayi.

a. Infeksi pada Neonatus

Infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada bayi berat badan lahir rendah.

Patogenesis. Infeksi pada neonatus dapat melalui beberapa cara. Blame (1961) membaginya

dalam 3 golongan:

1) Infeksi antenatal, kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke placenta. Disini

kuman itu melewati batas placenta dan mengadakan perkrmbangbiakan. Infeksi ini bisa

masuk ke janin melalui vena umbilikalis. Kuman memasuki janin melalui beberapa jalan

yaitu: (a) virus: rubella, (b) spirokaeta: sifilis, (c) bakteria

2) Infeksi intranatal, infeksi melalui cara ini lebih sering terjadi dari pada cara yang lain.

Kuman dari vagina naik dan masuk kedalam rongga amnion setelah ketuban pecah.

Ketuban pecah lama mempunyai peran penting dalam timbulnya plasentitis dan

amnionitis. Infeksi dapat pula terjadi walaupun ketuban masih utuh, misalnya pada

partus lama. Janin kena infeksi karna mengihalasi liquor yang septic sehingga kuman-

kuman memasuki peredaran darahnya dan menyebabkan septicema (keracunan darah

oleh bakteri patogenik).

3) Infeksi postnatal, infeksi ini terjadi sesudah bayi lahir lengkap dan biasanya merupakan

infeksi yang menyebabkan kematian terjadi sesudah bayi lahir sebagai akibat

penggunaan alat, atau perawatan yang tidak steril. Infeksi pada bayi cepat sekali meluas

menjadi infeksi umum, sehingga gejalanya tidak tampak lagi. Walaupun demikian

diagnosis ini dapat dibuat kalau kita cukup waspada bahwa kelainan tingkah laku bayi

dapat merupakan tanda-tanda permulaan infeksi umum. Kalau bayi BBLR selama 72 jam

pertama tidak menunjukan gejala-gejala penyakit tertentu, tiba-tiba tingkah lakunya

berubah, maka mungkin hal ini disebabkan oleh infeksi, melalui gejalanya: “malas

Page 2: Pencegahan infeksi

minum, gelisah, frekuensi pernafasan meningkat, berat badan tiba-tiba turun,

pergerakan kurang, diare, dan kejang.

b. Penjegahan Infeksi Pada Bayi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau

kontaminasi mikroorganisme selama persalinan berlangsung mupun beberapa saat setelah

lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan pertolongan persalinan telah melakukan

upaya pencegahan infeksi seperti berikut: (1) cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan

dengan bayi, (2) pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan.

(3) semua peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan telah di DDT atau steril. Khusus

untuk bola karet penghisap lendir jangan dipakai untuk lebih dari satu bayi. (4) handuk,

pakaian atau kain yang akan digunakan dalam keadaan bersih (demikian juga dengan

timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop, dll). Dekontaminasi dan cuci setelah

digunakan (JNPK-KR, 2007)

Cara pencegahan infeksi pada neonatus dibagio sebagai berikut:

1) Cara Umum

Pencegahan infeksi pada bayi sudah harus dimulai dalam masa antenatal. Infeksi ibu

harus diobati dengan baik misalnya infeksi umum, lokarea, dll. Dalam kamar bersalin

harus ada pemisahan yang sempurna antara bagian yang septi dan bagian yang aseptik.

Pemisahan ini mencangkup ruangan, tenaga perawatan, alat kedokteran dan alat

perawatan. Ibu yang akan melahirkan sebelum masuk kamar bersalin sebaiknya

dimandikan dahulu dan memakai baju khusus untuk kamar bersalin.

Pada kelahiran bayi harus diberi pertolongan secara aseptik. Suasana kamar bersalin

harus sama dengan kamar operasi. Alat yang digunakan untuk resusitasi harus steril.

Dalam bangsal bayi pun harus ada pemisahan yang sempurna antara bayi yang baru lahir

dengan partus aseptik. Pemisahan ini harus mencangkup tenaga, fasilitas perawatan,

dan alat-alat. Selain itu, harus terdap[at kamar isolasi untuk bayi yang perlu diasingkan.

Perawat harus mendapatkan pendidikan khusus dan mutu perawatannya harus lebih

tinggi daripada yang merawat bayi lebih tua.

Pada ruangan khusus perawatan bayi baru lahir dengan berbagai kelainan dan

kegawatan, sebelum dan sesudah memegang bayi perawatan harus mencuci tangan,

mencuci tangan sebaiknya memakai sabun antiseptik atau sabun biasa saja asal cukup

lama (1menit) dalam ruangan petugas harus memakai jubah steril, sandal khusus:

didalam ruangan tidak boleh banyak bicara. Kalau perawat atau dokter menderita

penyakit saluran pernapasan bagian atas, ia tidak boleh masuk ruangan, kalaupun harus

Page 3: Pencegahan infeksi

masuk, mereka wajib menggunakan masker pelindung mulut dan hidung dengan double

tissi.

Air susu ibu yang dipompa sebelum diberikan kepada bayi harus dilakukan secara bersih,

setiap bayi harus mempunyai tempat sendiri untuk pakaian, termometer obat-obatan,

kasa, dan lain-lain. Inkubator harus selalu dibersihkan. Lantai ruangan setiap hari

dibersihkan benar-benar, dan setiap minggu dicuci dengan menggunkan antiseptikum.

2) Cara Khusus

Pemberian antibiotika hanya dibolehkan untuk tujuan dan indikasi yang jelas. Dalam

beberapa hal, misalnya ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam), air ketuban keruh,

infeksi umum pada ibu, partus lama dengan banyak tindakan intravaginal, resusitasi

yang berat, dan sebagiannya sering timbul keragu-raguan apakah akan diberi antibiotika

secara profilaktik. Di satu pihak penggunaan antibiotika yang banyak dan tidak terarah

dapat menyebabkan timbulnya strain kuman yang bertahan dan penumbuhan furqus

yang berlebihan, misalnya candida albicans.

Sebaliknya, pemberian antibiotika terlambat pada penyakit infeksi neonatus, sering

mengakibatkan kematian. Berdasarkan hal-hal diatas dapat dipakai kebijaksaan sebagai

berikut: Kalau kemampuan pengamatan klinik dan monitoring laboratorium cukup baik,

sebaiknya tidak perlu diberikan antibiotika sebagai pencegah, antibiotika baru diberikan

kalau terdapat tanda-tanda infeksi.

Kalau kemampuan tersebut tidak ada, maka dapat dipertanggungjawabkan untuk

memberi antibiotika sebagai pencegahan berupa ampisilin 100 mg/kg berat badan dan

kanamisin 15 mg/kg berat badan selama 3 hari sebagai pengganti kanamisin dapat dapat

dipakai gentamisin. Selain hal-hal yang telah diterangkan di atas, petugas yang

merupakan carrier kuman tertentu misalnya E.coli patogen, harus berhati-hati dalam

menjalankan tugas perawatan. Masih merupakan persoalan yang belum terpecahkan

apakah carrier ini harus dilarang bekerja ditempat perawatan bayi atau diobati dahulu.

Namun selama syarat aseptik dan antiseptik diperhatikan, kemungkinan bahwa petugas

tersebut menularkan penyakit berkurang.

3) Tindakan Pencegahan Infeksi Pada Bayi secara Umum

Cara mengurangi risiko infeksi pada bayi sesudah lahir, petugas kesehatan harus

melakukan tindakan sebagai berikut: (1) Gunakan sarung tangan dan celemek plastik

atau karet waktu memegang bayi baru lahir sampai dengan kulit bayi bersih dari darah,

mekonium dan cairan (2) Bersikan darah dan cairan tubuh bayi lainya dengan

menggunakan kapas yang direndem didalam air hangat kemudian keringkan (3)

Page 4: Pencegahan infeksi

Bersihkan pantat dan daerah sekitar anus bayi setiap selesai mengganti popok (4)

Gunakan sarung tangan waktu merawat tali pusar (5) Ajari ibu merawat payudara dan

bagaimana cara mengurangi trauma pada payudara dan puting agar tidak terjadi

mastitis.

4) Pencegahan Infeksi pada mata

Pencegahan infeksi dengan menggunakan salep Tetrasiklin 1%. Salep antibiotik tersebut

harus diberikan dalam waktu 1 jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis ini tidak efektif

jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran. Berikan salep mata dalam 1 garis lurus

mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju luar mata. Pada

saat pemberian ujung salep mata tidak boleh menyentuh mata bayi dan jangan

menghapus salep mata dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak menghapus

obat-obat tersebut. (JNPK-KR,2007)