23
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

ppt pencegahan infeksi

Embed Size (px)

Citation preview

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

DISUSUN OLEH : TIRA RAFFLESIA 04101003006ANISA 04101003008MALA SANTIKA 04101003010SULISTIANINGSIH 04101003017PERONIKA SINURAT 04101003058POPI JUDIKA. N. 04101003064ELISA Br S DEPARI 04101003065ERNI 040910030 

Definisi …

Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit. Jika mikroorganisme gagal menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan, infeksi ini disebut asimptomatik. Penyakit timbul jika patogen berkembang biak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal. Jika penyakit infeksi dapat ditularkan langsung dari satu orang ke orang lain, penyakit ini merupakan `penyakit menular atau contagius (Perry, 2005: 933).

2. Siklus penyebaran penyakit

1. Transmisi langsung (direct transmission)Penularan langsung oleh mikroba pathogen ke pintu masuk yang sesuai dari penjamu. Sebagai contoh adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya droplet nuclei saat bersin, batuk berbicara, atau saat transfusi darah denga n darah yang terkontaminasi mikroba pathogen.

2. Transmisi tidak langsung (indirect transmission)

Penularan mikroba pathogen yang memerlukan adanya “media perantara”, baik berupa barang/bahan, air, udara, makanan/minuman, maupun vector.

Mekanisme transmisi mikroba pathogen , terdiri dari 4 tahap…

Tahap rentan Tahap inkubasi  Tahap klinis Tahap akhir penyakit

Perjalanan penyakit tersebut dapat berakhir dengan 5 alternatif.

Sembuh sempurna Sembuh dengan cacat Pembawa (carrier) Kronis Meninggal dunia

 

3. Pencegahan penyebaran infeksi

Aseptik Antiseptik Dekontaminasi

b. Kewaspadaan Baku / Kewaspadaan universal / Kewaspadaan umum

1. Pengertian Menurut Prof. Dr. Sulianti Saroso (2006)

Kewaspadaan Universal adalah suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh dari semua pasien, tanpa memperdulikan status infeksi.

2. Tujuan Kewaspadaan Umum

Menurut Nursalam (2007), kewaspadaan umum perlu diterapkan dengan tujuan:› Mengendalikan infeksi secara konsisten.› Memastikan standar adekuat bagi mereka

yang tidak terdiagnosa atau tidak terlihat seperti risiko.

› Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien.

› Asumsi bahwa risiko atau infeksi berbahaya

3. Rekomendasi Kewaspadaan Standar di Fasiltas Pelayanan Kesehatan

a. Kebersihan tangan (cuci tangan), (WHO, 2008):Kebersihan tangan merupakan komponen terpenting dari Kewaspadaan Standar dan merupakan salah satu metode yang paling efektif dalam mencegah penularan patogen yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan

b. Alat Pelindung Diri (APD), yang terdiri dari:

Penggunaan sarung tangan Pelindung wajah (masker, kacamata,) Gaun pelindung Penutup kepala Sepatu pelindung

c. Pencegahan luka tusukan jarum dan benda tajam lainnya

Dalam mencegah luka tusukan jarum dan benda tajam lainnya, maka seorang perawat harus berhati-hati dalam melakukan :1)   Memegang jarum, pisau, dan alat-alat tajam lainnya.2)   Bersihkan alat-alat yang telah digunakan.3)   Buang jarum dan alat-alat tajam lainya yang telah digunakan

d. Kebersihan pernapasan dan etika batuk

Seseorang dengan gejala gangguan napas harus menerapkan langkah-langkah pengendalian sumber dengan cara tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu dan masker, serta membersihkan tangan setelah kontak dengan sekret saluran napas.

e. Kebersihan lingkunganGunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan rutin dan disinfeksi permukaan lingkungan dan benda lain yang sering disentuh.

  f. Linen

Penanganan, transportasi, dan pemrosesan linen yang telah dipakai dengan cara:

Cegah pajanan pada kulit dan membran mukosa serta kontaminasi pada pakaian.

Cegah penyebaran patogen ke pasien lain dan lingkungan.

g.    Pembuangan limbah Pastikan pengelolaan limbah yang aman. Perlakukan limbah yang terkontaminasi

darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi sebagai limbah infeksius, berdasarkan peraturan setempat.

Jaringan manusia dan limbah laboratorium yang secara langsung berhubungan dengan pemrosesan spesimen harus juga diperlakukan sebagai limbah infeksius.

Buang alat sekali pakai dengan benar

h.    Peralatan perawatan pasien

1) Peralatan yang ternoda oleh darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan pada kulit dan membran mukosa, kontaminasi pakaian, dan penyebaran patogen ke pasien lain atau lingkungan dapat dicegah.

2) Bersihkan, disinfeksi, dan proses kembali perlengkapan yang digunakan ulang dengan benar sebelum digunakan pada pasien lain.

i. Sterilisasi alat

Menurut Nystrom (1981) yang dikutip Tietjen (2004), dekontaminasi adalah\ langkah pertama dalam mensterilkan instrumen bedah/tindakan, sarung tangan dan peralatan lainnya yang kotor (terkontaminasi), terutama jika akan dibersihkan dengan tangan misalnya, merendam barang-barang yang terkontaminasi dalam larutan klorin 0,5 % atau disinfektan lainnya yang tersedia dengan cepat dapat membunuh HBV dan HIV.

C. Asuhan keperawatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

1. Pengkajian Status mekanisme pertahanan Kerentanan klien Manifestasi klinis Data laboratorium Klien dengan infeksi

Diagnosa keperawatan Contoh diagnosa keperawatan: resiko

infeksi, ketidakseimbangan nutrisi, gangguan membrane mukosa, resiko gangguan integritas kulit, isolasi social dan gangguan integritas jaringan.

Keberhasilan dalam merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai tergantung pada keakuratan diagnosis dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan klien.

Perencanaan

Tujuan dan hasil Menentukan prioritas Pelayanan kolaborasi

Implementasi

Promosi kesehatan Perawatan akut Asepsis