Upload
fitri-ayu-laksmi
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 Penatalaksanaan Fraktur Neck Femur
1/4
Fitri Ayu Laksmi
*nitip pertanyaan buat Step 1-5, kalo pertanyaannya udah ada ga usah dimasukin lagi gpp *
1) Apa saja perawatan post operasi yang harus diperhatikan bagi klien?2) Apa saja pendidikan kesehatan yang harus diberikan oleh perawat untuk perawatan klien
di rumah?
Penatalaksanaan Fraktur Neck Femur
Penanganan fraktur collum femuryang bergeser dan tidak stabil adalah reposisi tertutup
dan fiksasi interna secepatnya dengan pin yang dimasukkan dari lateral melalui kolum femur.
Bila tak dapat dilakukan operasi ini, cara konservatif terbaik adalah langsung mobilisasi dengan
pemberian anestesi dalam sendi dan bantuan tongkat. Mobilisasi dilakukan agar terbentuk
pseudoartrosis yang tidak nyeri sehingga penderita diharapkan bisa berjalan dengan sedikit rasa
sakit yang dapat ditahan, serta sedikit pemendekan.
Terapi operatif dianjurkan pada orang tua berupa penggantian kaput femur dengan
prosthesis atau eksisi kaput femur dengan prosthesis atau eksisi kaput femur diikuti dengan
mobilisasi dini pasca bedah.
1.
Terapi KonservatifDilakukan apabila fraktur memiliki kemungkinan sebagai berikut:
a. Gangguan peredaran darah pada fragmen proksimalb. Kesulitan mengamati fragmen proksimalc. Kurangnya penanganan hematom fraktur karena adanya cairan synovial.
Penanganan konservatif dapat dilakukan dengan skin traction dan buck extension.
2. Terapi OperatifPada umumnya terapi yang dilakukan adalah terapi operasi, fraktur yang bergeser tidak
akan menyatu tanpa fiksasi internal, dan bagaimanapun juga manula harus bangun dan aktif
tanpa ditunda lagi kalau ingin mencegah komplikasi paru dan ulkus dekubitus. Fraktur
terimpaksi dapat dibiarkan menyatu, tetapi selalu ada resiko terjadinya pergeseran pada fraktur-
fraktur itu, sekalipun ditempat tidur, jadi fiksasi internal lebih aman. Dua prinsip yang harus
8/13/2019 Penatalaksanaan Fraktur Neck Femur
2/4
8/13/2019 Penatalaksanaan Fraktur Neck Femur
3/4
fluroskopik, digunakan untuk memastikan bahwa penempatan alat pengikat adalah tepat. Dua
sekrup berkanula sudah mencukupi, keduanya harus terletak memanjang dan sampai plate tulang
subkondral, pada foto lateral keduanya berada ditengah-tengah pada kaput dan leher, tetapi pada
foto anteropsterior, sekrup distal terletak pada korteks inferior leher femur.
Sejak hari pertama pasien harus duduk ditempat tidur atau kursi. Dia dilatih melakukan
pernafasan, dianjurkan berusaha sendiri dan mulai berjalan (dengan penopang atau alat berjalan)
secepat mungkin. Beberapa ahli mengusulkan bahwa prognosis untuk fraktur stadium III dan IV
tidak dapat diramalkan, sehingga penggantian prostetik selalu lebih baik. Pandangan ini
meremehkan morbiditas yang menyertai penggantian. Karena itu kebijaksanaan kita adalah
mencoba reduksi dan fiksasi pada semua pasien yang berumur dibawah 60 tahun dan
mempersiapkan penggantian untuk penderita yang:
1. Penderita yang sangat tua dan lemah2. Penderita yang gagal mengalami reduksi tertutup3. Penggantian yang paling sedikit traumanya adalah prostesis femur atau prostesis bipolar
tanpa semen yang dimasukan dengan pendekatan posterior. Penggantian pinggul total
mungkin lebih baik:
a. Bila terapi telah tertunda selama beberapa minggu dan dicurigai ada kerusakanacetebulum.
b. Pada pasien dengan penyakit paget atau penyakit metastatik.Penanganan nekrosis avaskuler kaput femur dengan atau tanpa gagal-pertautan juga
dengan eksisi kaput dan leher femur dan kemudian diganti dengan prosthesis metal.
Pada fraktur leher femur impaksi biasanya penderita dapat berjalan selama beberapa hari
setelah jatuh sebelum timbul keluhan. Umumnya gejala yang timbul minimal dan panggul yang
terkena dapat secara pasif digerakkan tanpa nyeri. Fraktur ini biasanya sembuh dalam waktu 3
bulan tanpa tindakan operasi, tetapi apabila tidak sembuh atau terjadi disimpaksi yang tidak
stabil atau nekrosis avaskuler, penanganannya sama dengan yang di atas.
Adapun prinsip penanganan fraktur femur menurut Smeltzer & Bare (2001) meliputi :
1) Reduksi Fraktur FemurPenyambungan kembali tulang penting dilakukan agar posisi dan rentang gerak
normal pulih. Sebagian besar reduksi dapat dilakukan tanpa intervensi bedah (reduksi
8/13/2019 Penatalaksanaan Fraktur Neck Femur
4/4
tertutup). Pada kebanyakan kasus reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan
fragmen tulang keposisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan) dengan manipulasi dan
traksi manual. Dan apabila diperlukan tindakan bedah (reduksi terbuka) dengan
pendekatan bedah fragmen tulang di reduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin,
kawat, skrup, plat, paku atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan
fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang sulit terjadi. Alat ini
dapat diletakkan di sisi tulang atau dipasang melalui fragmen tulang atau langsung
kerongga sum sum tulang. Alat tersebut menjaga aproksimasi dan fiksasi yang kuat bagi
fragmen tulang.
2) Imobilisasi FrakturSetelah fraktur di reduksi, fraktur tulang harus di imobilisasi, atau dipertahankan
dalam posisi dan kesejajarannya yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat
dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna meliputi
pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, atau fiksator eksterna. Implant logam dapat
digunakan untuk fiksasi interna yang berperan sebagai bidai interna untuk
mengimobilisasi fraktur.
3) Fisioterapi dan MobilisasiFisioterapi dilakukan untuk mempertahankan supaya otot tidak mengecil dan
setelah fraktur mulai sembuh mobilisasi sendi dapat dimulai sampai ekstremitas betul
betul telah kembali normal.
Daftar Pustaka
Smeltzer, S. 2001.BukuAjarKeperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 2 Edisi 8.
Jakarta : EGC.