Upload
pt-visi-anugerah-indonesia
View
284
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kita adalah orang-orang yang memiliki hadiah paling berharga di dunia. Satu cara untuk memberikan hadiah paling berharga milik kita kepada Allah dan sesama yaitu mempersembahkan diri kita kepada injil. Semakin sering kita membagikan kabar bahagia itu, semakin berlipat ganda kabar bahagia itu!
Citation preview
KebahagiaanSunghae Kim
“Semakin sering kita membagikan kabar bahagia, semakin berlipat ganda kabar bahagia tersebut!”
Efata Publisher
Pembawa Kebahagiaan
Originally Published in South Korea under the title :Deliverer of HappinessCopyright © 2011 by Sunghae Kim
Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada:EFATA PUBLISHERJl. Mawar A3-No.9Komplek Perumahan PasadenaBandung
Diterbitkan bekerja sama dengan :PT. VISI ANUGERAH INDONESIAJl. Karasak Lama 2 – Bandung 40235Email : [email protected]
ISBN 978-602-1315-00-2Cetakan pertama, Februari 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.
Sunghae Kim
Pembawa Kebahagiaan
Efata Publisher
6 Pembawa Kebahagiaan
Kata Pengantar
Hari ini saya menyatakan bahwa “saya orang
yang bahagia.” Pada saat saya berbicara, saya meng-
angkat ujung mulut saya dan tersenyum seperti
ketika kita memutuskan untuk menjadi seseorang
yang berbahagia dengan muka yang tersenyum dan
memulai hari kita, kebahagiaan akan tersebar kepa-
da orang di sekitar kita.
Saat menyampaikan Firman Tuhan ke Taiwan,
saya mendengar dari supir, “Akhir-akhir ini tidak
ada yang membuat saya bahagia tetapi hari ini saya
bahagia bertemu dengan Anda, Presiden.”
Juga ketika saya pergi menyampaikan Firman
Tuhan di Hongkong, seorang wanita Kristen me-
megang tangan saya dengan erat dan berkata, “Saya
depresi dan mengalami hari yang sulit, tetapi saya
merasa bahagia setelah bertemu dengan Anda,
Presiden.” Setelah kejadian ini, saya berpikir “Ah!
Kata Pengantar 7
Saya adalah orang yang bahagia! Mulai sekarang,
saya akan menjadi orang yang membawa keba-
hagiaan, mengomunikasikan kebahagiaan kepada
orang lain.”
Jika kita tersenyum kepada setiap orang yang
kita temui dan saling memberikan kenyamanan,
kita dapat hidup lebih bahagia setiap hari. Demikian
juga dalam membuat keputusan untuk menjadi ba-
hagia setiap pagi seperti aksi menabur benih yang
baik di tanah yang baik. Meskipun benih yang kita
tabur hari ini adalah benih yang kecil, benih ini akan
bertumbuh menjadi pohon besar dengan buah yang
tak terhitung.
Walaupun hari ini kita memiliki banyak benih
yang baik, jika kita tidak menanamnya, tidak akan
ada satu pun buah yang dapat dirasakan untuk esok.
Demikian juga hari-hari keputusasaan, ketika kita
berpikir positif dengan mengklaim “Saya orang yang
bahagia,” energi kebahagiaan akan menjadi magnet
untuk kita. Ketika kita memutuskan untuk bahagia,
8 Pembawa Kebahagiaan
kita dapat menjadi orang yang
membawa kebahagiaan kepada
mereka yang lebih menderita dari
kita. Itulah sebabnya kita harus
memenuhi hati dan pikiran kita dengan
kebahagiaan daripada dengan pikiran negatif dan
buruk.
Tahun-tahun belakangan ini, saya telah berkun-
jung ke seluruh dunia dan menyampaikan Injil,
mengalami banyak berkat dan pekerjaan Roh Ku-
dus yang mengagumkan. Saya tidak tahu bagaimana
bersyukur kepada Allah karena telah memakai saya
sebagai pekerja-Nya untuk memberitakan Injil. Jika
Injil dibangun oleh orang-orang Kristen yang ber-
doa dengan tetesan air mata di tanah seperti benih
buah, ini akan menghasilkan benih yang tak terhi-
tung. Itulah kekuatan Injil dan berbagi kebahagiaan.
Ketika saya melewati kesukaran dan berdoa
kepada Allah, saya mendengar suara yang berka-
ta “Kamu adalah anak-Ku dan Aku mengasihimu.
Kata Pengantar 9
Oleh karena itu, kamu adalah orang yang bahagia.
Karena itu, jangan melihat pada keadaanmu. Saya
sangat tersentuh olehnya. Itu benar. Kebahagiaan
tidak akan pernah bergantung pada keadaan. Keba-
hagiaan adalah hadiah dari mereka yang memutus-
kan untuk bahagia. Saya berharap kita semua men-
doakan itu setiap hari. “Marilah kita memiliki dan
hidup oleh pikiran yang bahagia!”
Buku ini adalah koleksi dari karunia yang saya
alami dalam konteks misi dunia dan kebijaksanaan
hidup sehari-hari. Saya berharap buku ini akan men-
jadi bibit kebahagiaan kecil bagi orang-orang Kris-
ten.
Saya sangat berterima kasih kepada Allah yang
bekerja dalam hidup dan pelayanan saya, serta yang
adalah sumber dari segala kebahagiaan.
Januari, 2011
Presiden Universitas Hansei
Sunghae Kim
daftar isi
Kata Pengantar • 4
Kebijaksanaan Hidup
1. Pujian adalah Khotbah yang Berirama • 122. Seni Percakapan • 213. Memperlakukan Orang Lain Seperti Anda
Ingin Diperlakukan • 294. Jika Tuhan Menyuruh Saya Melakukan
Sesuatu • 375. Seperti Gerimis yang Membasahi Kerah
Baju • 44
Pembawa Sorga
1. Pembawa Kasih • 582. Pembawa Keselamatan • 643. Pembawa Sukacita • 724. Pembawa Pemahaman • 835. Sebuah Surat Untuk Ibunda Haleluya,
Pastor Jasil Choi • 96
Menara Pengharapan
1. Pendoa yang Sungguh-Sungguh • 1062. Allah yang Menyembuhkan • 1143. Ketika Kegelapan Menutupi Bumi • 1224. Ketika Badai Ganas Datang • 1325. Jangan Menyerah • 139
Melihat Sasaran
1. Hidup dengan Tujuan yang Jelas • 1502. Hal-hal yang Tidak Disukai Allah • 1593. Mentalitas Perlawanan • 1764. Ada Sesuatu yang Dipelajari dari
Setiap Orang • 1855. Temukan Solusi Baru • 1956. Pulihkanlah Kasih Mula-mula Anda • 204
Album Foto • 213
Pembawa Kebahagiaan
KebijaksanaanHidup
1. Pujian adalah Khotbah yang Berirama2. Seni Percakapan3. Memperlakukan Orang Lain Seperti Anda
Ingin Diperlakukan4. Jika Tuhan Menyuruh Saya Melakukan
Sesuatu5. Seperti Gerimis yang Membasahi Kerah
Baju
14 Pembawa Kebahagiaan
1
Pujian adalah Khotbah yang Berirama
Baru-baru ini di Gereja Yoido Full
Gospel, paduan suara mempersembahkan lagu
“Come Here, Come Here” (Datang Kemari, Datang
Kemari) dengan versi yang telah disusun kembali
pada kebaktian Minggu pukul 9 pagi. Setelah
kebaktian, saya menerima telepon dari
banyak orang bahwa mereka sungguh-
sungguh tergerak oleh lagu itu.
Kemudian saya teringat waktu menulis
dan menggubah lagu itu, seseorang
Pujian adalah Khotbah yang Berirama 15
telah berjumpa dengan Tuhan melalui lagu itu.
Pada tahun 2004, saya mengumpulkan dana untuk
membangun sebuah panti asuhan, tetapi orang yang
mengatur keuangannya kabur. Saya ditipu oleh
seseorang yang telah saya percaya dan ini seperti
pengkhianatan oleh Yudas Iskariot. Saya benar-
benar sedih, bukan karena uangnya, tetapi karena
saya telah dikhianati. Pikiran saya tidak tenang dan
saya merasakan sakit yang luar biasa, sangat luar
biasa sampai saya mengalami insomnia. Dengan
hati yang hancur, saya berangkat ke Singapura
untuk memimpin sebuah konferensi dan pada dini
hari tanpa tidur sepanjang malam, Tuhan memberi
saya inspirasi untuk menulis lagu “Come Here, Come
Here.”
Lagu ini bukan dikarang oleh saya tetapi selu-
ruhnya oleh Tuhan, saya hanya menulis lirik yang
diberikan oleh Tuhan. Setelah itu, insomnia saya
16 Pembawa Kebahagiaan
hilang dan damai memenuhi hati saya. Lebih jauh
lagi, ketika Tuhan memberi saya lirik dan irama,
Dia juga memberi saya tarian untuk mengiringi
lagu tersebut.
Sejak itu, lagu ini telah menjadi salah satu lagu
yang digemari di Gereja Yoido Full Gospel.
Lagu ini dibuat selama masa-masa yang menya-
kitkan dan berisi lirik yang berkata, “Datanglah ke
tanah sukacita Tuhan, di mana tidak ada kesusahan
dan air mata.” Melalui lagu ini saya bisa mening-
galkan kepahitan saya. Inilah waktu di mana saya
menyadari bahwa hanya Yesus Kristus yang dapat
menyembuhkan rasa sakit akibat orang lain dan
memberikan pengharapan yang nyata.
Saya pergi untuk memimpin sebuah konfe-
rensi di Mongolia. Panitia menyediakan taksi dan
seorang supir untuk saya. Supir tersebut bukanlah
orang Kristen; ia hanya supir taksi biasa. Ketika
Pujian adalah Khotbah yang Berirama 17
saya menyapanya “Selamat pagi!”, supir itu bukan
hanya tidak menyapa saya kembali, tetapi ia sama
sekali tidak tersenyum. Jadi saya merasa sedikit
tidak senang dan berpikir dalam hati bahwa supir
tersebut tidak mengerti bahasa Inggris.
Selama konferensi ia tidak pernah terlibat
dan hanya menunggu di luar ruangan untuk
mengantarkan saya ketika diperlukan. Wajahnya
tampak muram sehingga saya merasa tidak nyaman
berbicara dengannya. Ia juga seorang yang sangat
kasar. Jadi, saya melewatkan hari-hari dengan supir
tersebut dan akhirnya tibalah hari terakhir dari
konferensi. Hari itu kami bernyanyi dan menari
lagu “Come Here” dalam versi terjemahan bahasa
Mongolia. Saudara-saudari kita dari Mongolia
rupanya sangat menyukai lagu itu, sehingga kami
menyanyikan lagu itu berulang-ulang. Kami teringat
Tuhan, yang adalah sumber segala sukacita, dan
18 Pembawa Kebahagiaan
kami memuji serta merasakan anugerah Roh Kudus
yang menyala-nyala. Konferensi pun berakhir
dan ketika saya kembali ke mobil, supir tersebut
tampak aneh. Sebelumnya ia tidak mau bertatapan
mata dengan saya, tetapi sekarang ia menatap saya
dengan senyuman lebar. Kemudian ia berkata dalam
bahasa Inggris “Maukah Anda berfoto denganku?”
Saya terkejut ternyata ia dapat berbahasa Inggris
dengan sangat baik.
Kemudian saya mengetahui dari panitia konfe-
rensi bahwa ia tidak hanya dapat berbicara dalam
bahasa Inggris tetapi juga bahasa Jepang dengan
fasih. Saya heran dengan perubahan sikapnya. Lalu,
setelah saya berfoto dengannya, ia mengatakan bah-
wa ia akan terlibat dalam kebaktian Minggu selan-
jutnya dan akan beribadah mulai sekarang. Kemu-
dian ia berkata “Saya menyukai lagu itu, lalu saya
masuk untuk melihat konferensi apa itu dan kemu-
Pujian adalah Khotbah yang Berirama 19
dian saya mulai menyanyi bait per bait. Kemudian,
hati saya mulai dipenuhi dengan sukacita dan saya
memercayai Yesus.” Ia hanya berdiri di luar ruang
konferensi dan setelah mengikuti pujian yang penuh
gairah, ia menerima Allah di dalam hatinya. Mulai
saat itu, saya sadar bahwa pujian adalah khotbah
yang berirama.
Melalui supir taksi tersebut saya sadar bahwa
pujian bukan hanya sebuah doa yang berirama teta-
pi juga khotbah berirama yang baik. Setelah itu, ke-
tika saya menulis tesis doktoral, saya menekankan
bahwa pujian adalah khotbah yang berirama. Pem-
bimbing tesis saya mengatakan ia pernah mende-
ngar bahwa pujian adalah doa yang berirama teta-
pi tidak sebagai khotbah yang berirama. Lalu, ia
memuji keunikan dan keaslian tesis saya.
20 Pembawa Kebahagiaan
Tidak hanya itu! Melalui pujian,
saya bisa memberitakan Injil kepada
orang-orang yang telah kehilangan
senyumnya. Pujian adalah khotbah
yang berirama, juga merupakan
penginjilan yang berirama.
Melalui pujian kita dapat memuliakan Tuhan serta
berdoa kepadaNya dan melalui pujian kita dapat
memengaruhi orang lain.
Sebuah khotbah dengan pengantar, isi dan ke-
simpulan, bukan hanya khotbah yang dapat ber-
bicara kepada jemaat. Sebuah lagu pujian dari hati
dapat meredam jiwa yang kering seperti hujan yang
lama dinantikan. Tidak hanya itu! Melalui pujian,
saya bisa memberitakan Injil kepada orang-orang
yang telah kehilangan senyumnya. Pujian adalah
khotbah yang berirama, juga merupakan pengin-
“
”
Pujian adalah Khotbah yang Berirama 21
jilan yang berirama. Ketika Anda sedang berkecil
hati dan tertekan, pujilah Tuhan lebih lagi. Melalui
pujian, kasih Allah tidak hanya menyebar dalam
hidup Anda, tetapi juga sesama kita.
“Bibirku bersorak-sorai sementara menyanyikan
mazmur bagiMu, juga jiwaku yang telah Kau bebas-
kan.” (Mazmur 71:23)
22 Pembawa Kebahagiaan