25
1 PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN SEBAGAI MEDIA EKSISTENSI DIRI Cornelia Vaga Arventine Monika Sri Yuliarti Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret ABSTRACT Currently, new media are increasingly developing, such as the Tik Tok platform which is currently in great demand and used by all circles in Indonesia, including in Madiun city. However, the Tik Tok platform is currently more widely used as a place to find self-existence. The existence of new media such as Tik Tok becomes an easy target for Indonesian people to express themselves more freely to gain an existence by creating content. This study aims to look at the Tik Tok application as a medium for self-existence with a research focuses on the motives that influence a person to choose Tik Tok as a means of self-existence and how the formation of self-existence in the use of the Tik Tok application. The theory used in this study is the dramaturgical theory by Erving Goffman and Kaspar Naegele where there is a front stage and a back stage for humans to play their roles on a stage. This relates to the formation of a self-existence through which the informants take action to prepare contents. This study used descriptive qualitative method. The sampling technique was carried out by the snowball sampling technique. Data collection techniques were carried out by in-depth interviews and data studies. The data validation test used is data triangulation. In data analysis, this study uses Miles and Hubberman's technique which is an interactive analysis of data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. From the results of the study, it was found that there were entertainment motives, information, personal needs and relationships in the use of Tik Tok as a medium for self- existence and in the formation of self-existence, informants went through the stages of searching for content references (perception), feedback from the use of Tik Tok for themselves (recognition). of values), the act of achieving existence (freedom) and goals (responsibility) which is also supported by dramaturgical theory. Keywords: Self Existence, Motive, Tik Tok.

PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

1

PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN SEBAGAI

MEDIA EKSISTENSI DIRI

Cornelia Vaga Arventine

Monika Sri Yuliarti

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

Currently, new media are increasingly developing, such as the Tik Tok platform which is

currently in great demand and used by all circles in Indonesia, including in Madiun city.

However, the Tik Tok platform is currently more widely used as a place to find self-existence.

The existence of new media such as Tik Tok becomes an easy target for Indonesian people to

express themselves more freely to gain an existence by creating content. This study aims to look

at the Tik Tok application as a medium for self-existence with a research focuses on the motives

that influence a person to choose Tik Tok as a means of self-existence and how the formation of

self-existence in the use of the Tik Tok application.

The theory used in this study is the dramaturgical theory by Erving Goffman and Kaspar

Naegele where there is a front stage and a back stage for humans to play their roles on a stage.

This relates to the formation of a self-existence through which the informants take action to

prepare contents.

This study used descriptive qualitative method. The sampling technique was carried out

by the snowball sampling technique. Data collection techniques were carried out by in-depth

interviews and data studies. The data validation test used is data triangulation. In data analysis,

this study uses Miles and Hubberman's technique which is an interactive analysis of data

collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing.

From the results of the study, it was found that there were entertainment motives,

information, personal needs and relationships in the use of Tik Tok as a medium for self-

existence and in the formation of self-existence, informants went through the stages of searching

for content references (perception), feedback from the use of Tik Tok for themselves

(recognition). of values), the act of achieving existence (freedom) and goals (responsibility)

which is also supported by dramaturgical theory.

Keywords: Self Existence, Motive, Tik Tok.

Page 2: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

2

PENDAHULUAN

Kemampuan teknologi di era sekarang sudah sangat maju akibat dari

adanya perkembangan zaman. Terlebih lagi dalam bidang teknologi informasi

yang semakin hari semakin bertambah canggih dan cepat. Hal ini memudahkan

manusia untuk berkomunikasi dan juga mengakses informasi. Salah satu

perkembangan teknologi yang saat ini sudah tidak bisa lepas dari kehidupan

manusia adalah internet. Walaupun awalnya perkembangan teknologi ini

penggunaannya berpusat pada sebatas pertukaran informasi namun di era digital

sekarang ini manfaat yang didapat sungguh banyak sekali dan lebih luas

lingkupnya. Dengan perkembangan teknologi yang semakin hari semakin

melampaui batas, terciptalah media sebagai alat komunikasi modern di jaman ini

dimana dengan penggunaanya tidak terbatas lagi oleh jarak, ruang dan waktu.

Media baru merupakan bentuk penggabungan dari perkembangan teknologi

(internet) dengan media massa.

Saat ini salah satu media baru yang saat ini sedang populer dan diminati

oleh segala kalangan mulai dari anak kecil sampai orang tua adalah Tik Tok. Tik

Tok adalah salah satu platform media yang berasal dari Republik Rakyat

Tiongkok tempat di mana penggunanya dapat membagikan sebuah video yang

awalnya berdurasi 15 detik dan sekarang bisa mencapai 3 menit (Pertiwi, 2020).

Untuk saat ini, aplikasi ini lebih banyak digunakan sebagai media untuk

mengekspresikan diri oleh penggunanya yang dapat dilihat dari konten-konten

yang menarik perhatian seperti berjoget diiringi sebuah lagu dan konten-konten

kreatifitas lainnya. Aplikasi video sosial ByteDance TikTok mencapai lebih dari 2

millyar unduhan dan meraup hampir $3 millyar secara global — lebih dari lima

kali lipat pendapatannya pada 2018 —2019 (Iqbal, 2020). Dalam survei di

penghujung 2019 tersebut, bisa dikatakan bahwa Tik Tok menjadi salah satu

aplikasi yang saat ini sedang populer dari tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun 2017 aplikasi Tik Tok kurang diminati oleh semua orang

bahkan pada saat itu fenomena Bowo Alpenliebe, bocah yang viral karena

bermain Tik Tok pun dihujat karena konten yang dibawa terbilang norak. Namun,

Page 3: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

3

semua berubah saat berada di penghujung tahun 2019 dimana Tik Tok tiba-tiba

menjadi populer dan digunakan oleh semua kalangan termasuk para artis. Terlihat

jelas penggunaan Tik Tok di penghujung 2019 dan tahun-tahun sebelumnya

sangatlah berbeda. Manfaat yang didapat dari adanya perkembangan media baru

ini salah satunya adalah untuk melepas penat dan mencari hiburan sehingga

masyarakat Indonesia dari remaja, artis sampai orang tua menggunakan Tik Tok

seperti gambar diatas. Pencarian hiburan ini tidak terlepas dari kebiasaan

masyarakat Indonesia yang suka melihat sesuatu yang menarik dan juga viral.

Sehingga, Aplikasi Tik Tok saat ini lebih banyak digunakan sebagai ajang untuk

memamerkan diri atau yang sekarang biasa disebut eksistensi diri. Seperti yang

dikatakan (Loonstra et al., 2007), eksistensi diri merupakan kesadaran manusia

terhadap tujuan hidup dan dengan sepenuhnya dapat menerima potensi serta

batasan diri secara hakiki.

Adanya media baru seperti Tik Tok menjadi sasaran empuk bagi

masyarakat Indonesia untuk mendapatkan suatu eksistensi dengan membuat

konten apapun sehingga terlihat bahwa adanya suatu hiperrealitas yang tercipta

dari adanya pencarian eksistensi di aplikasi Tik Tok. Saat ini banyak yang lebih

memilih aplikasi Tik Tok sebagai ajang pencarian eksistensi diri karena di Tik

Tok dapat melakukan berbagai macam cara untuk memperlihatkan potensi atau

kelebihan mereka melalui video berdurasi 15 detik sehingga pengguna lebih

ekspresif untuk “show off”. Selain itu, dilengkapi pula dengan berbagai fitur dan

juga effect yang sudah tersedia di Tik Tok untuk menunjang konten video

tersebut.

Berkaitan dengan hiperrealitas tersebut, maka berkaitan pula dengan teori

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori dramaturgis. Hiperrealitas bisa

dikatakan sebuah kondisi dimana melampaui realita, sehingga adanya perbedaan

dalam suatu realita dan yang terjadi dalam konten Tik Tok. Sama seperti

dramaturgis yang mana adanya panggung depan dan juga belakang dimana

manusia menjadi aktor utamanya untuk memperlihatkan apa yang ingin seseorang

tersebut ingin perlihatkan. Sehingga, saat ini penggunaan Tik Tok menjadi suatu

Page 4: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

4

permasalahan karena dari adanya pencarian eksistensi ini maka muncul suatu

permainan dalam sebuah konten di media yang melampaui kenyataan hanya untuk

mendapatkan suatu citra agar viral dan terkenal.

Tidak hanya di kota-kota besar, namun di daerah kecil pun mulai banyak

remaja yang bermain Tik Tok bahkan hingga viral. Seperti hal nya di daerah Jawa

Timur, khususnya Madiun tidak sedikit yang disebut sebagai “Seleb Tik Tok”

oleh khalayak ramai hanya karena kontennya viral dan memiliki banyak comment

dan followers. Maka dari itu, peneliti memilih remaja di daerah Madiun karena

cukup menarik untuk diteliti karena selain ada beberapa yang sudah mulai

terkenal, mulai banyaknya juga remaja di Madiun yang menggunakan Tik Tok

untuk sekedar membuat konten seperti dance ataupun untuk mempromosikan

usahanya lewat Tik Tok.

Saat ini, untuk penelitian mengenai aplikasi Tik Tok dan eksistensi diri

masih jarang ditemukan sehingga penelitian ini sangat cocok untuk diteliti dan

dibuat dengan tujuan untuk melihat aplikasi Tik Tok sebagai media ajang

eksistensi diri dengan fokus penelitian yang berfokus pada motif apa saja yang

mempengaruhi seseorang untuk memilih Tik Tok sebagai ajang eksistensi diri dan

bagaimana pembentukan eksistensi diri dalam penggunaan aplikasi Tik Tok.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pembentukan eksistensi diri pada remaja di Jawa Timur

dalam penggunaan aplikasi Tik Tok?

2. Apa saja motif penggunaan aplikasi Tik Tok pada remaja di Jawa Timur

sebagai media eksistensi diri?

TINJAUAN PUSTAKA

Page 5: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

5

1. Komunikasi

Kata komunikasi atau communication secara etimologis menurut

Wilbur Shcram yaitu berasal dari bahasa latin communicatio yang

mempunyai arti pemberitahuan, pemberian bagian, pertukaran, ikut ambil

bagian, persatuan). . Lalu, (Effendy, 2007) menyebutkan komunikasi

yaitu proses komunikasi yang hakikatnya merupakan proses

penyampaian pikiran dan perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada

orang lain (komunikan). Pikiran dapat berupa gagasan, informasi, opini,

atau semua yang terpikir di dalam benak seseorang sedangkan perasaan

dapat diartikan keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran,

kemarahan, keberanian, kegairahan, dan segala sesuatu yang berasal dari

hati. Dalam suatu proses komunikasi, tidak terjadi secara satu arah

melainkan secara dua arah atau bisa lebih sehingga pesan yang

disampaikan kepada penerima pesan dapat diterima dan mendapatkan

feedback. komunikasi bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat,

perilaku, dan perubahan sosial masyarakat. Sedangkan fungsi dari

komunikasi adalah sebagai penyampaian informasi yang utama,

mendidik, menghibur dan yang terakhir mempengaruhi orang lain dalam

bersikap dan bertindak (Effendy, 2007).

2. Media Baru

(McQuail, 1997) mendefinisikan new media atau media baru

sebagai perangkat teknologi elektronik yang berbeda dengan penggunaan

yang berbeda pula. Media elektronik baru ini mencakup beberapa sistem

teknologi seperti: sistem transmisi (melalui kabel atau satelit), sistem

miniaturisasi, sistem penyimpanan dan pencarian informasi, sistem

penyajian gambar (dengan menggunakan kombinasi teks dan grafik

secara lentur), dan sistem pengendalian (oleh komputer).

Dijelaskan pula oleh McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi

Massa, bahwa media baru atau yang biasa disebut new media ini

mempunyai ciri utama; yaitu

Page 6: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

6

a) Adanya saling keterhubungan.

b) Aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun

pengirim pesan.

c) Interaktivitasnya,

d) Kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka

e) Sifatnya yang ada di mana-mana

3. Media Sosial

Komunikasi bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku,

dan perubahan sosial masyarakat. Sedangkan fungsi dari komunikasi

adalah sebagai penyampaian informasi yang utama, mendidik, menghibur

dan yang terakhir mempengaruhi orang lain dalam bersikap dan

bertindak (Effendy, 2007). Media Sosial yang dijelaskan oleh Van Dijk

adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna

yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas maupun berkolaborasi.

Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai fasilitator online yang

menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan

social sehingga media sosial didefinsikan sebagai medium internet yang

memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun

berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain

(Nasrullah, 2017).

3.1 Tik Tok

Media Sosial yang dijelaskan oleh Van Dijk adalah platform media

yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka

dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat

dilihat sebagai fasilitator online yang menguatkan hubungan antar

pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan social sehingga media sosial

didefinsikan sebagai medium internet yang memungkinkan pengguna

merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi,

berkomunikasi dengan pengguna lain (Nasrullah, 2017). Dalam aplikasi

Page 7: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

7

ini terdapat juga fitur like, kolom komentar dan fitur save seperti pada

platform media sosial lainnya sehingga memudahkan pengguna untuk

saling berinteraksi dan juga mencari kenalan dari aplikasi ini. Pengguna

juga dapat mencari hal-hal yang sedang trending dalam aplikasi ini

dengan fitur pencarian melalaui hashtag, hashtag dalam aplikasi ini

memudahkan seseorang untuk mencari konten yang ingin dibuat atau

disukai.

4. Dramaturgi

Dramaturgi berasal dari bahasa Inggris yaitu dramaturgy yaitu

sebuah seni pementasan drama yang penyajianya melalui bentuk teater.

Bisa diartikan jika dalam seni, maka dramaturgi merupakan proses sejak

pembuatan naskah drama sampai pementasan drama tersebut. Penjelasan

secara singkat dari dramaturgi itu sendiri ialah adanya panggung

sandiwara dimana manusia menjadi aktornya dengan menjalani

perannya. Menurut (Goffman, 1956), seseorang dapat memilih caranya

sendiri untuk mempresentasikan dirinya lewat suatu pertunjukan untuk

memperlihatkan siapa dirinya. Dalam teori dramaturgi yang telah

dijelaskan oleh Goffman juga, dramaturgi terdiri dari front stage

(panggung depan) dan back stage (panggung belakang). Front stage

yaitu bagian pertunjukan yang berfungsi mendefinisikan situasi penyaksi

pertunjukan. Front stage dibagi menjadi 2 bagian, pertama setting yaitu

pemandangan fisik yang harus ada jika sang aktor memainkan perannya,

dan front personal yaitu berbagai macam perlengkapan sebagai

pembahasan perasaan dari sang aktor. Front personal masih terbagi

menjadi dua bagian, yaitu penampilan yang terdiri dari berbagai jenis

barang yang mengenalkan status sosial aktor dan gaya yang berarti

mengenalkan peran macam apa yang di-mainkan aktor dalam situasi

tertentu. Back stage (panggung belakang) yaitu ruang dimana disitulah

berjalan skenario rahasia yang mengatur pementasan masing-masing

aktor.

Page 8: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

8

5. Eksistensi Diri

Dalam pandangan psikologi eksistensial menurut Boss dan

Binswanger yang dikutip Calvin dan Landzey mengatakan bahwa

eksistensi diri adalah keberadaan manusia yang berkaitan dengan

bagaimana cara manusia itu meng ”ada”-kan dirinya dalam dunia sesuai

dengan identitas dirinya (Hall & Lindzey, 1993). Dengan adanya

definisi-definisi yang telah dijelaskan, maka dapat dikatakan bahwa

pengguna Tik-Tok mempunyai suatu tujuan dalam penggunaan aplikasi

tersebut dimana mungkin adanya kecemasan dalam menjalani hidup

sehingga membutuhkan pengakuan keberadaan diri dari orang lain

melalui penggunaan aplikasi Tik Tok. Hal ini sama dengan yang

dikemukakan oleh (Sjafirah & Prasanti, 2016) eksistensi diartikan

sebagai keberadaan. Dimana keberadaan yang di maksud adalah adanya

pengaruh atas ada atau tidak adanya kita

Oleh karena itu, banyak individu tersebut terdorong untuk

melakukan pencarian jati diri ataupun eksistensi. Proses pencarian dan

pencapaian eksistensi diri menurut (Langle et al., 2003) terjadi dengan

tahapan sebagai berikut:

a) Perception

Perception diartikan bahwa kita menyatu dan berinterkasi dalam

dunia dimana penting untuk kita mengumpulkan informasi dan

mempelajari berbagai kondisi maupun situasi yang akan datang.

b) Recognition of Values

Recognition of values mempunyai arti bahwa manusia hidup dan

hanya dirinya sendirilah yang dapat menjalankan kehidupannya

tersebut. Manusia diharapkan mampu memahami hubungan

antara objek yang ditemui dengan diri manusia itu sendiri. Hal ini

dilandasi oleh pengenalan individu terhadap perasaan atau emosi

serta evaluasi dari reaksi - reaksi dalam menerima dan meng-

imajinasikan objek.

Page 9: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

9

c) Freedom

Hal ini berkaitan dengan skill yang dimiliki oleh manusia untuk

menentukan bagaimana menjalani kehidupan di dunianya

termasuk menentukan suatu tindakan untuk mencapai hal-hal

yang diinginkan untuk mecapai tujuan dalam hidupnya.

d) Responsibility

Responsibility berkaitan dengan manusia harus mengerti tujuan

hidup untuk menentukan masa depannya. Hal ini mengacu pada

bagaimana individu mewujudkan rencana yang sudah ia pilih

untuk masa depan dan tujuan hidupnya. Tahap ini merupakan

bentuk dari pemenuhan eksistensial dan inti dari penentuan dalam

menempatkan keputusan seseorang secara praktis.

6. Motif

Menurut (Purwanto, 1996), motif adalah suatu dorongan yang

timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau

bertindak melakukan sesuatu. Motif dihubungkan dengan konsumsi

media dimana terdapat suatu faktor dan pendorong dalam diri manusia

yang menyebabkan manusia menggunakan media dan mempunyai suatu

tujuan tertentu. (McQUail, 2011) membagi motif penggunaan media oleh

individu ke dalam empat kelompok yaitu:

1. Motif Informasi (Information Seeking)

Motif informasi berkaitan dengan motif dalam penggunaan media

untuk mengetahui atau mencari informasi-informasi yang bersifat

umum.

2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Motif identitas pribadi berkaitan dengan motif dalam penggunaan

media untuk memenuhi kebutuhan pribadi.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Social Integration and

Interaction)

Page 10: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

10

Motif integrasi dan interaksi sosial berkaitan dengan motif dalam

penggunaan media untuk memperkuat hubungan dan interaksi

social.

4. Motif Hiburan (Entertainment)

Motif hiburan berkaitan dengan motif dalam menggunakan media

untuk mendapatkan hiburan.

7. Remaja

Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya

daerah setempat. WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian yaitu remaja

awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan usia remaja

Indonesia usia 11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 2011).

Menurut (Hurlock, 2010) masa remaja dimulai dengan masa remaja awal

(12-24 tahun) kemudian dilanjutkan dengan masa remaja tengah (15-17

tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun). Remaja pada tahap tersebut

mengalami perubahan banyak perubahan baik secara emosi, tubuh,

minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa

remaja.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dimana data-

data yang ada berupa kata-kata dan juga gambar. Menurut (Nazir, 2009).

penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan

seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya

pada saat penelitian dilakukan (Mukhtar, 2013).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling snowball sampling

dengan populasi remaja di kota Madiun. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kajian dokumen.

Melakukan teknik analisis data dengan mengumpulkan informasi dari para

Page 11: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

11

informan melalui wawancara setelah itu memilah-milah data yang nantinya akan

disajikan melalui sajian data lalu yang terakhir akan ditarik suatu kesimpulan.

HASIL DATA DAN PEMBAHASAN

1. Pembentukan Eksistensi Diri

a) Perception

Perception diartikan bahwa kita menyatu dan berinteraksi dalam dunia

dimana penting untuk kita mengumpulkan informasi dan mempelajari

berbagai kondisi maupun situasi yang akan datang seperti yang dituliskan

oleh (Langle et al., 2003). Hal ini juga merujuk pada bagimana para

informan melakukan suatu perception sebagai dasar pembentukan

eksistensi diri untuk pertama kalinya. Sebelum melakukan suatu tindakan

untuk mencari suatu eksistensi, ada kalanya untuk mencari tahu berbagai

informasi yang terkait dengan pembentukan eksistensi seperti apakah yang

ingin dibuat. Dalam penelitian ini, pencarian eksistensi tertuang dalam

suatu konten yang nantinya akan dilihat oleh banyak orang dan feedback

dari eksistensi itu ialah adanya jumlah followers dan juga likes. Tidak

menutupi kemungkinan akan adanya tawaran job jika eksistensi yang

dimiliki sudah tinggi. Maka dari itu, diperlukan adanya suatu perception

sebagai dasar dari pembentukan eksistensi.

Dari adanya temuan hasil, sebagian besar para informan

mengumpulkan informasi dan referensi untuk konten yang berasal dari Tik

Tok juga. Para informan mengaku bahwa konten yang mereka buat

mengikuti apa yag sedang trending di Tik Tok. Entah itu dari challenge

atapun dari backsound yang digunakan. Adanya sesuatu yang trending ini

membuat para informan berlomba - lomba untuk unjuk skill untuk

mendapatkan atau memperlihatkan ke-eksis-annya.

b) Recognition of Values

Page 12: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

12

Poin kedua masih tetap merujuk pada konsep pembentukan eksistensi

diri oleh (Langle et al., 2003). Recognition of Values mempunyai arti yang

mana manusia diharapkan mampu memahami hubungan antara objek yang

ditemui dengan diri manusia itu sendiri. Hal ini dilandasi oleh pengenalan

individu terhadap reaksi - reaksi dalam menerima dan meng-imajinasikan

objek. Dalam penelitian ini, hubungan yang ada antara obyek dan diri

manusia bisa dihubungkan seperti Tik Tok dan juga eksistensi. Reaksi

yang di dapat dengan adanya penggunaan dari Tik Tok itu ialah

pencapaian suatu eksistensi. Dengan mengenali, memahami dan mengerti

bagaimana penggunaan Tik Tok yang benar maka orang tersebut akan

mendapatkan suatu eksistensi. Eksistensi bagi setiap orang mempunyai

perbedaan persepsi namun secara umum eksistensi bisa dikatakan jika

orang tersebut terkenal. Tidak ada perbedaan yang jauh dari keenam

informan dalam pandangan akan hal dasar dari eksistensi di Tik Tok.

Terkait hal tersebut, beberapa informan sudah menganggap bahwa diri

mereka juga sudah mendapatkan ke-eksistensian tersebut dai Tik Tok.

Umumnya, bagi para keenam informan, dasar eksistensi seseorang di

Tik Tok dapat dilihat dari seberapa banyak likes dan followers yang

mereka miliki. Hal ini mereka sepakat beranggapan seperti itu karena

menururt mereka bahwa jika sudah memilik banyak views dan followers

artinya orang tersebut sudah terkenal karena konten – konten yang

dibawakan.

Reaksi antara obyek dan juga manusia yang dituliskan oleh (Langle et

al., 2003) dapat dibuktikan dari analisa diatas yang menggambarkan selalu

adanya suatu pencapaian eksistensi dari penggunaan Tik Tok saat ini yang

hanya bisa dilihat melalui followers atau likes seseorang karena menurut

para informan saat ini Tik Tok adalah platform yang sangat terbuka bagi

orang – orang untuk meng-eksplore segala ide yang dituangkan dalam

konten dan Tik Tok memberikan kesempatan kepada siapapun agar konten

yang kreatif dapat masuk ke dalam FYP orang lain sehingga kesempatan

Page 13: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

13

para pengguna Tik Tok untuk unjuk kebolehan sangatlah besar agar bisa

masuk ke dalam FYP. Dari sajian data yang telah dituliskan diatas, para

informan pun melakukan berbagai cara agar konten mereka bisa dapat

masuk ke FYP orang lain. Adanya suatu keinginan untuk show off ke

public akan ide – ide dan juga skill juga bisa dijadikan suatu motivasi

untuk pencarian eksistensi.

Masih membicarakan tentang recognition of values, yang bisa

didapat dari adanya penggunaan Tik Tok dalam pencapaian eksistensi

adalah adanya tawaran endorsement ataupun pekerjaan. Di jaman

sekarang ini, tawaran endorsement adalah salah satu kegiatan yang bisa

dijadikan pekerjaan sampingan ataupun tetap untuk menghasilkan uang

hanya dengan me-review atau mempekenalkan product dalam sebuah

konten. Tawaran endorsement-pun selain mendapatkan uang, seseorang

yang di endorse-pun dapat mencoba atau mendapatkan product secara

gratis. Inilah yang membuat endorsement diinginkan oleh banyak

orang. Selain mudah untuk dilakukan untuk mendapatkan uang,

seseorang juga dapat dikatakan mempunyai eksistensi jika sudah

mendapatkan tawaran endorsement. ini. Adanya pencapaian eksitensi

juga berpengaruh terhadap lingkup relasi seseorang. Jika pengguna Tik

Tok dapat benar – benar fokus dengan platform tersebut, maka

memungkinkan juga untuk mendapatkan suatu relasi baru dari ada

hubungan dengan Tik Tok.

c) Freedom

Freedom dalam (Langle et al., 2003) merujuk pada skill yang dimiliki

oleh seseorang untuk menentukan bagaimana menjalani kehidupan di

dunianya termasuk menentukan suatu tindakan untuk mencapai hal - hal

yang diinginkan untuk mecapai tujuan dalam hidupnya. Dalam penelitian,

bisa dikaitkan dengan skill atau ide apa yang akan ditujukan kepada

khalayak ramai agar pembuat konten dapat menarik perhatian banyak

Page 14: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

14

orang dan mendapatkan ekssistensinya. Terkadang, seseorang akan saling

unjuk kebolehan dirinya untuk dijadikan konten dan dari situ feedback

yang didapat adalah eksistensi. Tidak hanya tentang konten saja, namun

juga dengan tindakan apa yang dilakukan dalam pembuatan konten dan hal

– hal di balik layar lainnya agar konten yang dibuat bisa mendapatkan

banyak views dan mendatangkan followers baru. Dalam poin freedom ini

juga ada beberapa sub poin yang mengarah pada sebuah Teori Dramaturgis

yang diungkapkan oleh (Naegele & Goffman, 1956) bahwa ada suatu front

stage dan juga back stage saat seseorang ingin memainkan suatu peran

dalam suatu panggung. Hal ini merujuk pada pembentukan ekistensi para

informan untuk memainkan perannya pada konten yang telah mereka buat.

- Pembuatan Konten

Terkait pembuatan konten, sebagian besar informan hanya

membuat konten berdasarkan apa yang sedang trending di Tik

Tok. Hal ini merujuk pada konsep freedom yang diungkapkan oleh

(Langle et al., 2003) untuk menentukan tindakan untuk mencapai

tujuannya. Menurut mereka sendiri, dengan membuat konten yang

sedang trending, maka yang sedang ramai untuk dicari adalah

konten tersebut. Dalam Tik Tok sendiri, video yang sedang

trending dapat terlihat dari FYP. Oleh karena itu, para informan-

pun pembuatan konten juga sebatas mengiktui atau yang biasa di

sebut re-create konten yang sedang viral. Konten seperti ini juga

bisa dijadikan challenge terhadap para pengguna Tik Tok untuk

unjuk bakat. Selain mengikuti trending, beberapa informan juga

membuat konten menurut idenya sendiri

- Intensitas Pembuatan Konten

Pada poin intensitas pembuatan konten juga merujuk pada konsep

dari (Langle et al., 2003) dimana adanya suatu kebebasan tindakan

untuk menentukan jalan yang dibuat oleh para informan untuk

Page 15: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

15

menuju suatu tujuan. Setelah melakukan suatu tindakan untuk

pembuatan konten maka adanya suatu intensitas pembuatan

konten, keenam informan yang diteliti menunjukan jawaban yang

sama yaitu mereka tidak ada intensitas pembuatan konten yang

terjadwal karena mereka dalam pembuatan konten bergantung dari

mood dan terkadang untuk mengisi waktu saat ada waktu luang.

- Pengelolaan Konten

Salah satu cara yang para informan gunakan untuk mencapai

tujuan untuk mendapatkan suatu eksistensi yaitu dengan cara

melakukan pengelolaan konten. Konsep ini masuk ke dalam poin

freedom seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya karena adanya

suatu tindakan yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan

suatu tujuan yang dituliskan oleh (Langle et al., 2003).

Pengelolaan konten dalam penelitian ini merujuk pada bagaimana

cara para informan agar konten yang telah dibuat bisa masuk ke

dalam FYP atau bisa trending. Ini merujuk pada poin back stage

jika dikaitkan dengan teori dramaturgis oleh Erving Goffman.

Adanya suatu kegiatan yang dilakukan di belakang panggung agar

panggung dapat berjalan sesuai keinginan. Dari ini disimpulkan

bahwa adanya suatu kegiatan yaitu pengelolaan konten agar

konten yang dibuat oleh para inroman dapat terdistribusi dengan

baik dan menjadi viral. Tidak banyak yang berbeda dari jawaban

para informan. Mereka menjawab untuk konten di Tik Tok

semuanya bergantung dari konten itu sendiri. Jika menarik, kreatif

ataupun mengikuti yang sedang trending maka konten tersebut

akan dibantu oleh pihak Tik Tok itu sendiri untuk bia masuk ke

dalam FYP. Menurut para informan, penggunaan hashtag tidak

terlalu penting dalam Tik Tok karena bagi beberapa infroman

tidak selalu yang menggnakan hashtag mendapatkan views yang

tinggi.

Page 16: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

16

- Pemilihan Tempat

Untuk pemilihan tempat dalam teori dramaturgis, hal ini merujuk

pada yang diungkapkan oleh (Naegele & Goffman, 1956) poin

settting dalam front stage dimana informan memperlihatkan

background tempat dari konten yang dibuatnya. Beberapa dari

informan mementingkan pemilihan setting untuk kontennya

namun ada juga yang tidak terlalu mempedulikan hal tersebut

karena dibuat secara have fun saja

- Penggunaan Alat

Penggunaan alat dalam teori dramaturgis merujuk pada poin

setting dalam (Naegele & Goffman, 1956) yang membahas

tentang berbagai alat, dekorasi ataupun furniture yang digunakan

untuk menunjang informan dalam pembuatan konten. Keenam

informan membuat jawaban yang sama saat ditanyai alat yang

digunakan untuk pembuatan konten. Mereka mengandalkan

handphone mereka untuk pengambilan gambar. Namun, ada

beberapa informan yang juga menambah alat lainnya sebagai

pendukung untuk konten mereka yaitu penggunaan ring light dan

juga tripod.

- Pemilihan outifit dan atribut

Terdapat jawaban yang berbeda – beda pada poin ini. Dalam poin

ini, mengacu pada teori dramaturgis dalam poin personal stage

dalam front stage yang dijelaskan oleh (Naegele & Goffman,

1956) yaitu dimana adanya sutu penampilan yang akan

ditunjukkan entah itu berupa outfit, aksesoris ataupun barang

lainnya.

- Pemakaian makeup

Page 17: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

17

- Bagi perempuan, pemakaian makeup adalah hal wajib jika keluar

dari rumah atau jika show off ke public. Sama dengan para

informan, perempuan dalam peneltiian ini, mereka tidak ada yang

tidak menggunakan makeup saat pembuatan konten. Dalam teori

dramatugis oleh (Naegele & Goffman, 1956), pemakaian makeup

mengacu pada front stage dimana adanya suatu penampilan dan

gaya yang ingin diperlihatkan dalam panggung (konten). Jawaban

dari ke para informan perempuan ini mayoritas harus

menggunakan lipstick dan alis agar tidak terlihat pucat saat berada

dalam konten. Jika ingin dan sedang ada mood, mereka akan

memakai makeup secara full untuk konten mereka.

- Penggunaan backsound

Pemilihan backsound dalam teori dramaturgis berkaitan dengan

back stage dalam (Naegele & Goffman, 1956) dimana adanya

persiapan untuk konten sebelum di publish. Mayoritas jawaban

untuk penggunaan backsound juga sama. Untuk pemilihan

backsound, para informan sepakat untuk menggunakan lagu yang

sedang viral di Tik Tok. Karena pencarian referensi konten yang

dibuat para pengguna Tik Tok saat trending juga dari lagu yang

dipakai saat itu. Sehingga, salah satu cara main Tik Tok adalah

dengan dari lagu yang dijadikan backsound untuk konten – konten

yang sedang trending

- Proses Pengeditan

Video yang nantinya akan dijadikan konten pastinya harus

melewati proses editing terlebih dahulu agar lebih menarik

perhatian penonton. Hal ini juga merujuk pada teori Goffman

dalam dramaturgis (Naegele & Goffman, 1956)yaitu adanya suatu

back stage untuk menyiapkan panggung agar terlihat menarik.

Dalam hal ini, ada suatu proses pengeditan agar konten yang

Page 18: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

18

dibawakan semakin menarik. Beberapa informan juga tidak hanya

melakukan proses editing dan bermain filter hanya di Tik Tok

saja, mereka juga menggunakan aplikasi lainnya sebagai

penunjang. Namun, untuk masalah filter mereka lebih

mempercayakan pada Tik Tok.

d) Responsibility

Responsibility berkaitan degan goals dari adanya suatu hal yang

sudah diwujudkan. Hal ini merujuk pada konsep pembentukan

eksistensi diri oleh (Langle et al., 2003). Selain itu juga berkaitan

dengan bagaimana para informan mewujudkan rencana tersebut. Goals

dari adanya penggunaan Tik Tok dapat terlihat dari pemenuhan

eksistensi yang berujung pada keinginan untuk menjadi content creator

dimana konten yang dibuat mengarah pada pencapaian eksistensi. Bagi

beberapa informan, mereka semua mengaku ingin menjadi seorang

content creator di Tik Tok namun bagi beberapa informan hal tersebut

masih susah untuk dilakukan. Para informan melakukan berbagai cara

untuk menjadi terkenal dan mempunyai eksistensi yang tinggi. Mereka

lakukan itu dengan pembuatan konten yang mengarah pada eksistensi.

Walaupun ada beberapa informan yang menganggap bahwa konten

mereka tidak dijadikan sebagai pencarian eksistensi, namun mereka

mengungkapkan bahwa ingin memiliki banyak followers dan juga likes

agar semakin dikenal oleh banyak orang. Hal tersebut menandakan

adanya suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan followers

dan likes untuk pencapaian eksistensi tersebut seperti yang sesuai

dengan teori dramaturgy dimana adanya suatu panggung belakang

untuk menyiapkan panggung dimana panggung ini ialah konten

tersebut. Sehingga dengan adanya pemilihan backsound yang sedang

viral agar kemungkinan untuk mendapatkan banyak views juga

semakin besar.

Page 19: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

19

2. Motif Penggunaan Tik Tok

Penggunaan Tik Tok pastinya disebabkan karena adanya kebutuhan

yang timbul dari lingkungan luar dan juga dari pemenuhan kebutuhan

sehingga ada beberapa motif yang dapat dicari dari adanya penggunaan Tik

Tok ini. Untuk menjabarkan analisis data pada poin motif, hal ini akan

merujuk pada buku McQuail dalam Teori Komunikasi Massa yang membagi

motif penggunaan media oleh seseorang ke dalam empat kelompok.

a) Motif Informasi (Information Seeking)

Motif informasi merujuk pada poin pertama yang diungkapkan oleh

(McQUail, 2011) yang dalam penelitian ini ditunjukkan dari adanya

pemakaian Tik Tok untuk dapat mengetahui berbagai informasi yang

terdapat di dalam Tik Tok. Bagi para informan yang telah diteliti, mereka

menurutkan bahwa Tik Tok dalam pendistribusian infromasi sangatlah

cepat dibandigkan dengan media yang saat ini juga banyak digunakan

seperti Instagram, Facebook, Twitter. Informasi apapun yang sedang

trending selalu ada semua di Tik Tok sama seperti televisi. Mereka

beranggapan bahwa platform ini sangat up to date terhadap berbagai

kejadian. Dalam pencarian informasi, hampir semua infroman sering

mencari atau mendapatkan informasi dari Tik Tok. Beberapa infroman

mengungkapkan hal yang berbeda beda untuk hal pencarian infromasi.

b) Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Motif identitas pribadi bisa dikaitkan dengan adanya suatu alasan

menggunakan media untuk suatu kebutuhan dari setiap informan. Adanya

kebutuhan tersendiri dalam pemakaian suatu media ini merujuk pula pada

konsep yang diutarakan oleh (McQUail, 2011). Dalam hal pemenuhan

kebutuhan, para informan mayoritas ingin mendapatkan followers dan

likes yang banyak agar akun mereka dapat terkenal. Tidak menutup

kemungkinan juga bisa mendatangkan suatu pekerjaan karena di jaman ini

Page 20: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

20

semua bergerak dalam secara online sehingga pekerjaan dalam media juga

sangat menguntungkan contohnya dengan adanya suatu endorsement yang

datang. Eksistensi yang terdapat dalam Tik Tok bisa mendatangkan

tawaran endorsement sehingga dua hal tersebut berkaitan.

Selain tawaran pekerjaan, keinginan terbesar dari para informan dalam

penggunaan Tik tok adalah pencarian eksistensi dari banyaknya followers

dan likes

c) Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Social Integration and

Interaction)

Motif integrasi dan interaksi sosial berkaitan dengan adanya suatu

terbentuknya suatu relasi social dengan orang lain masih sama seperti

yang diungkapkan oleh (McQUail, 2011) pada poin ketiga dalam

bukunya yang menejlaskan motif dari adanya penggunaan media.

Dalam hal ini, beberapa informan merasa dengan bermain Tik Tok

dapat mencari teman online baru sehingga memperluas relasi dan

mereka mempunyai keinginan utnuk bergabung dengan komunitas Tik

Tok. Selain teman online, ada beberapa informan pula yang kerap

saling bertemu di real life untuk sekedar nongkrong bersama ataupun

hanya bersilahturahmi dan membuat konten bersama.

d) Motif Hiburan (Entertainment)

Poin terakhir dari motif penggunaan media oleh (McQUail, 2011)

adalah adanya suatu motif hiburan. Motif hiburan berkaitan dengan

penggunaan Tik Tok untuk mendapatkan suatu hiburan untuk melepas

penat dan bosan. Ditambah, mayoritas informan mengunduh Tik Tok di

saat awal pandemi. Dengan Tik Tok, mereka dapat mengusir rasa bosan

karena variatifnya konten yang ada di Tik Tok. Menurut para informan,

dengan bermain Tik Tok bisa dapat membunuh waktu bosannya dan bisa

menjadi lupa waktu jika sudah memegang Tik Tok, baginya Tik Tok

Page 21: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

21

adalah platform yang benar – benar bisa mengusir rasa sedih, capek dan

bosan karena berbagai konten yang tersedia di Tik Tok.

Para infroman juga mengungkapkan bahwa mereka menggunakan Tik

Tok di waktu luang sebagai bahan pencari hiburan. Selain itu, para

infroman merasa bahwa Tik Tok mempunyaia algoritma yang berebeda

dari media lainnya karena konten yang disuguhkan juga berdasarkan

referensi kesukaan pengguna tersebut

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa data dan sajian data dalam penelitian ini, maka

dapat disimpulkan:

1. Dalam poin perception adalah dimana adanya pencarian informasi para

informan terhadap konten yang akan dibuat. Sebagian besar informan

melakukan pencarian referensi konten dari aplikasi Tik Tok berdasarkan

konten yang sedang trending dan masuk FYP karena jika membuat

konten – konten yang sedang trending di FYP maka kemungkinan untuk

mendapatkan views banyak akan menjadi besar. Selain itu juga

berdasarkan dari hobi dan ketertarikan oleh informan itu sendiri.

2. Berdasarkan poin recognition of values dari adanya pembentukan

eksistensi yaitu timbul adanya suatu eksistensi dari adanya penggunaan

Tik Tok. Para informan menyebutkan eksistensi dalam Tik Tok yaitu

sebagian besar berdasarkan jumlah likes dan followers, tawaran

endorsement, ikon centang biru pada username, skill public speaking dan

relasi dalam komunitas Tik Tok.

3. Point freedom yang mana membahas tentang pembuatan konten dan juga

tindakan – tindakan seperti adanya intensitas pembuatan konten,

pengelolaan konten, pemilihan tempat, penggunaan alat, atribut dan

makeup, penggunaan backsound dan juga adanya suatu proses

pengeditan yang dilakukan oleh para informan agar konten yang dibuat

bisa menarik penonton agar mendapatkan suatu eksistensi.

Page 22: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

22

4. Responsbility mengacu pada keinginan para informan untuk menjadi

content creator. Maka dari itu, para informan melakukan pencarian

eksisensi dari konten yang dibuat untuk mendapatkan banyak followers

dan juga likes agar eksistensi yang didapat semakin besar.

5. Motif penggunaan Tik Tok yaitu sebagai motif informasi, identitas

pribadi untuk memenuhi kebutuhan tersendiri, hiburan dan juga integrasi

dan interaksi social untuk menambah relasi.

Page 23: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

23

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, O. U. (2007). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya.

Goffman, E. (1956). The Presentation of Self in Everyday Life. University of

Edinburgh.

Hall, C. S., & Lindzey, G. (1993). Psikologi Kepribadian: Teori-Teori

Psikodinamik (Klinis).

Hurlock, E. (2010). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Hidup (Terjemahan). In Erlangga. Erlangga.

Iqbal, M. (2020). Jadi Aplikasi Tepopuler di Planet Bumi, Tik Tok Pakai Sihir?

CNBC INDONESIA.

Langle, A., Orgler, C., & Kundi, M. (2003). The Existence Scale. European

Psychotherapy, 4(1).

Loonstra, B., Brouwers, A., & Tomic, W. (2007). Conceptualization, Construction

and Validation of the Existential Fulfilment Scale. European Psychotherapy,

7(1), 5–18.

https://dspace.ou.nl/bitstream/1820/1231/1/CONCEPTUALIZATION%2C

CONSTRUCTION AND VALIDATION OF THE EXISTENTIAL

FULFILMENT SCALE.pdf

McQuail, D. (1997). Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. In Jakarta:

Erlangga. Erlangga.

McQUail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa. Salemba Humanika.

Mukhtar. (2013). Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. GP Press Group.

Naegele, K. D., & Goffman, E. (1956). The Presentation of Self in Everyday Life.

Page 24: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

24

In American Sociological Review (Vol. 21, Issue 5). University of

Edinburgh. https://doi.org/10.2307/2089106

Nasrullah, R. (2017). Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan.

Sosioteknologi. Remaja Rosdakarya.

Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Pertiwi, W. (2020). TikTok Uji Coba Video Durasi Tiga Menit. KOMPAS.Com.

Purwanto, N. (1996). Psikologi Pendidikan Remaja. Remaja Rosda Karya.

Sarwono. (2011). Psikologi Remaja Putri. In Psikologi Remaja. PT. Raja

Grafindo.

Sjafirah, N. A., & Prasanti, D. (2016). Penggunaan Media Komunikasi dalam

Eksistensi Budaya Lokal bagi Komunitas Tanah Aksara. Jurnal Ilmu Politik

Dan Komunikasi, Volume 6(2), 39–50.

https://jipsi.fisip.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/volume-vi-no-2/4.nuryah-ditha-

penggunaan-media-komunikasi-dalam-komunitas-tanah-aksara-

1.pdf/pdf/4.nuryah-ditha-penggunaan-media-komunikasi-dalam-komunitas-

tanah-aksara-1.pdf

Page 25: PEMANFAATAN APLIKASI TIK TOK PADA REMAJA DI MADIUN …

25