Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

  • Upload
    ahmad

  • View
    481

  • Download
    18

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    1/117

    PEDOMAN PELAYANAN

    BAGIAN REKAM MEDIS

    RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013

    RS BAPTIS BATU

    JL RAYA TLEKUNG NO 1

    JUNREJO - BATU

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    2/117

    ii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ........................................................................................ i

    Daftar isi .................................................................................................. ii

    BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1

    1.1. Latar Belakang Rekam Medis ................................................. 1

    1.2. Ruang Lingkup ......................................................................... 8

    1.3. Falsafah Rekam Medis ............................................................. 8

    1.4. Pengertian Rekam Medis ........................................................ 8

    1.5.

    Tujuan Rekam Medis ............................................................... 9

    1.6. Kegunaan Rekam Medis ......................................................... 10

    1.7. Batasan Operasional ................................................................ 12

    1.7.1. Managemen Rekam medis ...................................................... 12

    1.7.2. Rekam Medis ............................................................................ 12

    1.7.3. Admission.................................................................................. 13

    1.7.4.

    Registrasi .................................................................................... 13

    1.7.5. Tracer ......................................................................................... 13

    1.7.6. ICD X ........................................................................................ 13

    1.7.7. Kartu Berobat ........................................................................... 13

    1.7.8. Landasan Hukum ..................................................................... 13

    1.7.9. Aspek Persyaratan Hukum ..................................................... 16

    1.8.

    Pemilikan Rekam Medis .......................................................... 171.9. Kerahasiaan Rekam Medis ...................................................... 20

    1.10. Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) ............. 22

    1.11. Pemberian Informasi kepada Orang/Badan Yang

    Mendapat Kuasa ....................................................................... 26

    1.12. Rekam Medis Di Pengadilan .................................................. 31

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    3/117

    iii

    BAB II. STANDAR KETENAGAAN ............................................. 34

    2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ............................................... 34

    2.2. Distribusi Ketenagaan .................................................................... 36

    BAB III. STANDAR FASILITAS...................................................... 39

    3.1. Denah Ruang Instalasi Rekam Medis .......................................... 39

    3.2. Standar Fasilitas Instalasi Rekam Medis...................................... 41

    BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN ................................... 44

    4.1. Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan ............................................. 45

    4.2. Pelayanan Pendaftaran Rawat Inap ............................................. 48

    4.3. Sistem Identifikasi Dan Penomoran ............................................ 52

    4.4. Simbol dan Tanda Khusus ............................................................ 55

    4.5. Penyelesaian Dan Pengembalian Rekam Medis ......................... 56

    4.6. Penghapusan Rekam Medis .......................................................... 61

    4.7. Perekam Kegiatan Pelayanan Medis ............................................ 64

    BAB V. LOGISTIK .............................................................................. 94

    BAB VI. KESELAMATAN PASIEN ............................................... 98

    BAB VII. KESELAMATAN KERJA ............................................... 103

    BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU ............................................ 106

    6.1. Definisi Indikator ........................................................................... 106

    6.2. Indikator Dan Standar Pelayanan ................................................ 108

    6.3. Uraian Standar Pelayanan Minimal .............................................. 108

    BAB IX. PENUTUP ............................................................................. 113

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    4/117

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Rekam Medis.

    Lahirnya rekam medis berjalan sejajar dengan lahirnya ilmu kedokteran

    karenanya sejak Zaman Batu (Paleolithic) lebih kurang 25.000 SM di Spanyol

    rekam medis telah ada, tetapi dalam bentuk yang primitif sekali berupa pahatan

    pada dinding gua.

    Pada zaman Mesir Kuno (Egyptian Period) telah dikenal Dewa Thoth ahli

    pengobatan yang dianggap Dewa Kebijaksanaan dikenal sebagai dewa berkepala

    iblis. Ia mengarang 36 buah 42 buku. Diantaranya 6 buku mengenai masalah

    kedokteran (tubuh manusia, penyakit, obat-obatan penyakit mata dan kebidanan.

    Imhotep adalah dokter yang pertama menjalankan rekam medis. Hidup di

    zaman Piramid 3.000-2.500 SM. Ia adalah pegawai negeri tinggi, Kepala Arsitek

    Negri serta penasehat Medis Firaun, kemudian ia dihormati sebagai medical

    demiggod seperti Aesculapius : Ia membuat Papyrus(dokumen ilmu kedokteran

    kuno yang berisi 43 kasus pembedahan).

    Papyrusini selama berabad-abad menghilang dan baru diketemukan pada

    abad XIX oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Edwin Smith, hingga

    kemudian dinamakan : Edwin Smith Papyrus. Papyrus ini saat ini disimpan di

    New York Academy of Medicine, USA.

    Lembaran papyrus lain diketemukan pada tahun 1972 di kaki mumi di

    Necropolis ditulis sejak tahun 1550 SM, yang kemudian dijual pada seorang

    archeolog Jerman bernama Georg Ebers hingga kemudian dikenal sebagai

    Papyrus Ebers.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    5/117

    2

    Sebelum perang dunia ke II papyrus ini berada di University of Leipzing.

    DiLeipzing(Polandia) isi Papyrus Ebersdiketahui adalah observasi yang cermat

    mengenai penyakit dan pengobatan yang dikerjakan secara teliti dan mendalam.

    Pada zaman Yunani dikenal Aesculapius yang dianggap sebagai dewa

    kedokteran dan mempunyai tongkat dililit ular yang hingga kini masih dipakai

    sebagai simbol ilmu kedokteran diseluruh dunia. Aesculapius melakukan praktek

    ilmu kedokteran di Delphi, bekas reruntuhan kuilnya berada di dekat gunung

    Parna Zeus.

    Ilmu kedokteran di Yunani disebarkan oleh sepuluh dokter yang disebut

    Aesclepadae sedang kuil tempat penderita disebut Aesculapia (1134 SM). Selain

    kuil tersebut pengobatan lainnya di kota Epidaurus (Secred Grove) atau disebelah

    Barat Althena.

    Pada 460 SM dikenal Hippocrates yang hingga kini disebut sebagai Bapak

    Ilmu Kedokteran. Ia yang mulai mengenyampingkan ramalan dan pengobatan

    secara mistik dengan praktek kedokteran secara ilmu pengetahuan modern.

    Hipocrates yang membuat sumpah Hipocrates dan banyak menulis tentang

    pengobatan penyakit, dengan observasi penelitian yang cermat dan sampai kini

    dianggap benar. Hasil pemeriksaan pasiennya (rekam medis) diajarkan pada Putra

    Hipocrates Thesalius, Racon, dan Dexxippus yang hingga kini masih dapat dibaca

    oleh para dokter. Kecermatan cara kerja Hipocrates dalam pengelolaan rekam

    medisnya sangat menguntungkan para dokter sekarang.

    Galen yang hidup 600 tahun sesudah Hipocrates (130-121 SM) di kota

    Roma adalah orang pertama yang memperkenalkan fungsi sesungguhnya dari

    arteri (pembuluh darah) dan dalam salah satu buku karangannya ia

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    6/117

    3

    menggambarkan rasa sakit yang diakibatkan serangan batu ginjal. Di zaman ini

    telah mempunyai majalah kedokteran bernama Romana Acta Diurna.

    Orang yang pertama kali menyebutkan perkataan rumah sakit (Hospital)

    atau Hopitaliadalam bahasa latin(Hosper = Host = Tamu) adalah Santo Jerome.

    Istilah tersebut ia pergunakan sewaktu menulis mengenai rumah sakit yang

    didirikan oleh Pabiola di Roma Tahun 390.

    Pada zaman Byzantium ilmu kedokteran hanya mencapai 3 abad pertama

    walaupun zaman ini lebih dari 1000 tahun. Pengarang buku ilmu kedokteran pada

    zaman ini adalah : Aetius, Alexander, Oribasius dan Paul satu-satunya pekerjaan

    rekam medis yang dilakukan yaitu catatan para rahib (dokter kuno).

    Pada zaman Yahudi ilmu kedokteran telah tertera di dalam kitab Injil dan

    Talmud, dua kitab agama Kristen dan Yahudi. Bangsa Hibrani termasuk pencipta

    dari Prophylaxis. Buku Leviticus berisi sanitasi dan higiene seperti : efek

    menyentuh benda kotor, jenis makanan yang harus dimakan dan mengandung gizi

    tinggi, dan cara membersihkan ibu yang baru melahirkan.

    Pada zaman Islam dikenal dokter-dokter yang beragama Islam dan praktek

    di rumah sakit Persia (Iran) antara lain Imam Gozali (Rhazes) tahun 865 925

    SM, yang telah menulis banyak buku kedokteran, antara lain mengenai

    pengobatan penyakit cacar Treatise on Smallpox and Measles yang merupakan

    buku pertama yang membahas penyakit menular. Ia juga merupakan dokter

    pertama yang menggunakan alkohol dan usus kambing untuk menjahit luka.

    Kemudian Ibnu Sina (Avicena) hidup 9801037 M yang bekerja

    berdasarkan tulisan Hipocrates dan menggabungkan dengan sumber-sumber

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    7/117

    4

    kedokteran lainnya yang ia dapat. Ia telah menggunakan sistem pencatatan klinis

    yang baik.

    Rumah Sakit ST Bartholomeus di London merintis hal-hal yang harus

    dikerjakan oleh suatu medical record management. Rumah sakit ini yang

    memulai membuat catatan (record) dari para penderita yang dirawat di rumah

    sakitnya. Pada tahun 1667 rumah sakit ini mempelopori pendirian perpustakaan

    kedokteran. Rumah sakit ini masih berdiri dan beberapa rekam medis pasiennya

    yang pernah dirawat ditahun 1137 masih ada. Pendiri rumah sakit ini bernama

    Rahera. Rumah sakit ini mengeluarkan buku bernamaBook of Foundation yang

    berisi riwayat dari 28 kasus penyakit. ST Bartholomeus mendapat dukungan dan

    perhatian pemerintah atas usaha usahanya yang telah dijalankan.

    Andreas Vesalius hidup pada tahun 1514 1554, adalah seorang

    berkebangsaan Belgia, dokter yang mempelajari ilmu anatomi melalui

    pembedahan mayat orang kriminal dengan cara mencuri mayat, hal yang dilarang

    keras oleh gereja Khatolik. Hasil pembedahan mayat menjadi pengetahuan

    Anatomi yang sangat bermanfaat. Ia juga selalu membuat rekam medis atas segala

    hal yang dijumpainya. Hasil rekam medis tersebut dibukukan dengan nama

    Fabrica(1543). Kemudian ia menjadi profesor pada University of Padua(Italia).

    Dokter William Harvey adalah seorang dokter yang bekerja di RS ST

    Barthelemew yang menekankan dimana dokter harus bertanggung jawab atas

    segala catatan rekam medisnya. Setiap dokter harus mencatat laporan instruksi

    medis dari pasien.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    8/117

    5

    Kapten Jhon Grant adalah orang yang pertama kali mempelajari Vital

    Statistik pada tahun 1661. Ia melakukan penelitian atas Bilis of Mortality

    (angka Kematian).

    Pada abad XVIII Benyamin Franklin dari USA mempelopori berdirinya

    rumah sakit Pennsylvania di Philadelpia (1752). Rekam medis sudah ada pada

    tahun 1873 dan indeks pasien baru disimpan.

    Tahun 1771 Rumah Sakit New York dibuka, pada tahun 1793 register

    pasien dikerjakan. Tahun 1862 mulai dicoba menggunakan indeks penyakit.

    Pada tahun 1914 istilah-istilah kepenyakitan baru dapat diterangkan.

    Pada tahun 1801 Rumah Sakit Umum Massacussect di Boston dibuka

    memiliki rekam medis dan katalog lengkap. Tahun 1871 mulai diinstruksikan

    bahwa pasien dirawat harus dibuat KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien).

    Tahun 1870-1893 Library Bureu mulai mengerjakan penelitian katalog

    pasien. Tahun 1895 -1867 Ny. Grece Whiting Myerors terpilih sebagai Presiden

    pertama dari Association of Record Librarian of North America. Ia adalah ahli

    medical recordpertama di rumah sakit.

    Pada abad XX rekam medis baru menjadi pusat perhatian secara khusus

    pada beberapa rumah sakit, perkumpulan ikatan dokter/rumah sakit di negara-

    negara barat.

    Tahun 1902 American Hospital Association untuk pertama kalinya

    melakukan diskusi rekam medis. Tahun 1905 beberapa buah pikiran dokter

    diberikan untuk perbaikan rekam medis. Tahun 1905 Dokter George Wilson

    seorang dokter kebangsaan Amerika dalam rapat tahunan American Medical

    Association ke 56 membacakan naskahnya : Aclinical Chart for The Record of

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    9/117

    6

    Patient in Small Hospital yang kemudian diterbitkan dalam Journal of

    American Association terbit 23-9-1905. Isi naskah itu adalah tentang pentingnya

    nilai medical recordyang lengkap isinya demi kepentingan pasien maupun bagi

    pihak rumah sakit.

    Berikut adalah perkembangan selanjutnya :

    a.

    Tahun 1935 di USA muncul 4 buah sekolah Rekam Medis.

    b.

    Tahun 1955 berkembang menjadi 26 sekolah terdapat 1000 lulusan.

    c. Tahun 1948 Inggris membuat 4 sekolah rekam medis.

    d.Tahun 1944 Australia membuat sekolah rekam medis oleh seorang ahli

    RM dari Amerika yang bernama Ny. Huffman, di Sydney dan

    Melbourne.

    Dengan demikian dunia internasional sudah menyadari bagaimana

    pentingnya tulisan-tulisan serta catatan mengenai penyakit seseorang sehingga

    harus disusun dengan sebaik-baiknya dan catatan medis inilah yang kita namakan

    dengan rekam medis.

    Semenjak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah

    melakukan kegiatan pencatatan, hanya saja masih belum dilaksanakan dengan

    penataan baik, atau mengikuti sistem yang benar, penataan masih tergantung pada

    selera pimpinan masing-masing rumah sakit.

    Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1960, kepada

    semua petugas kesehatan diwajibkan unatuk menyimpan rahasia kedokteran,

    termasuk berkas rekam medis. Kemudian pada tahun 1972 dengan Surat

    Keputusan Menteri Kesehatan RI No.034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah

    sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan medical record. Bab I ps 3

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    10/117

    7

    menyatakan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk (master plan)

    yang baik, maka setiap rumah sakit:

    a.

    Mempunyai dan merawat statistik yang up to date.

    b.Membuat medical record yang berdasarkan ketentuan ketentuan yang

    telah ditetapkan.

    Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar di institusi

    pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit, penyelenggaraan rekam medis dapat

    berjalan dengan baik. Pada tahun 1972-1989 penyelenggaraan rekam medis

    belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.

    Maka dengan diberlakukannya Permenkes No.749a menkes/per/XV/tahun

    1989 tentang rekam medis / medical record yang merupakan f semua tenaga

    medis dan para medis di rumah sakit yang terlibat dalam penyelenggaraan rekam

    medis harus melaksanakannya.

    Dalam pasal 22 sebagai salah satu pasal permenkes No. 749a tahun 1989

    tersebut disebutkan bahwa hal-hal tehnis yang belum diatur dan petunjuk

    pelaksanaan peraturan ini akan ditetapkan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan

    bidang tugas masing-masing. Sejalan dengan pasal 22 tersebut maka Direktorat

    Jenderal Pelayanan Medik telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan

    Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record di Rumah Sakit dengan Surat

    Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. 78 Tahun 1991 tentang

    Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.

    Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008 menyempurnakan permenkes

    sebelumnya sebagai dasar pengelolaan Rekam Medis di RS.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    11/117

    8

    Dengan adanya perkembangan akan kebutuhan dengan mengantisipasi

    perkembangan pelayanan maupun IPTEK dilakukan penyempurnaan petunjuk

    tentang pengelolaan rekam medis rumah sakit.

    1.2. Ruang Lingkup.

    Ruang lingkup Instalasi Rekam Medis RS. Royal Progress meliputi

    managemen rekam medis dan admission & registrasi.

    1.3. Falsafah Rekam Medis.

    Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan diberikan

    oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini merupakan

    cerminan kerjasama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk menyembuhkan

    pasien. Bukti tertulis pelayanan yang dilakukan setelah pemeriksaan tindakan,

    pengobatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

    Proses pelayanan diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri, maupun

    perjalanan penyakit, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis lainnya yang

    akan dijadikan dasar di dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya

    pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien

    yang datang ke rumah sakit.. Jadi falsafah Rekam Medis mencantumkan nilai

    Administrasi, Legal, Finansial, Riset, Edukasi, Dokumen, Akurat, Informatif dan

    dapat dipertanggungjawabkan (ALFRED AIR).

    1.4. Pengertian Rekam Medis.

    Membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan dikemukakan arti

    dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis disini diartikan sebagai keterangan

    baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    12/117

    9

    laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan

    kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun

    yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Kalau diartikan secara dangkal,

    rekam medis seakan-akan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang

    keadaan pasien, namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna

    yang lebih luas dari pada hanya sekedar catatan biasa, karena di dalam catatan

    tersebut sudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan

    dijadikan dasar di dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan

    maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien yang

    datang ke rumah sakit dalam hal ini ke datang ke rumah sakit .

    Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar

    kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai satu sistem

    penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya

    merupakan salah satu kegiatan daripada penyelenggaraan rekam medis.

    Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai

    pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data

    medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit dan

    dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi

    penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan

    untuk melayani permintaan/peminjaman oleh pasien atau untuk keperluan lainnya.

    1.5. Tujuan Rekam Medis.

    Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib

    administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di RS.

    BAPTIS BATU. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    13/117

    10

    baik dan benar, mustahil tertib administrasi di RS. Baptis Batu akan berhasil

    sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah

    satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit .

    1.6. Kegunaan Rekam Medis.

    Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

    - Aspek Administrasi

    Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya

    menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab

    sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan

    kesehatan.

    -

    Aspek Medis

    Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan

    tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan

    pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

    - Aspek Hukum

    Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya

    menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar

    keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan

    bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

    - Aspek Keuangan

    Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya

    dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran

    pelayanan di rumah sakit. Tanpa adanya bukti catatan

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    14/117

    11

    tindakan/pelayanan, maka pembayaran pelayanan di rumah sakit tidak

    dapat dipertanggungjawabkan.

    -

    Aspek Penelitian

    Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai penelitian, karena isinya

    mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

    penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

    -

    Aspek Pendidikan

    Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya

    menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dari

    kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi

    tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi di bidang profesi si

    pemakai.

    - Aspek Dokumentasi.

    Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya

    menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai

    sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.

    Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut di atas, rekam medis

    mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara

    pasien dengan pemberi pelayanan saja.

    Kegunaan rekam medis secara umum adalah:

    a.

    Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang

    ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan,

    perawatan kepada pasien.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    15/117

    12

    b.Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus

    diberikan kepada seorang pasien.

    c.

    Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan

    penyakit, dan pengobatan selama pasienberkunjung/dirawat di RS .

    d.

    Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi

    terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

    e.

    Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun

    dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

    f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan

    penelitian dan pendidikan.

    g.Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik

    pasien.

    h.Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai

    bahan pertanggung jawaban dan laporan.

    1.7. Batasan Operasional.

    1.7.1. Managemen Rekam Medis.

    Adalah kegiatan penyelenggaraan rekam medis di RS. Baptis yang terdiri

    dari koding, indeksing, assembling, penyimpanan rekam medis, pendistribusian

    rekam medis dan pelaporan rekam medis.

    1.7.2. Rekam Medis.

    Adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,

    anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan

    medik yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap,

    rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    16/117

    13

    1.7.3.

    Admisssion.

    Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat inap.

    1.7.4.

    Registrasi.

    Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat jalan.

    1.7.5. Tracer.

    Adalah pembatas rekam medis atau pengganti dari rekam medis yang

    sedang di pinjam.

    1.7.6.

    ICD X.

    Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Ten

    Revision. ICD X digunakan untuk mengkode diagnosa penyakit pasien rawat

    jalan maupun rawat inap.

    1.7.7. Kartu Berobat.

    Adalah kartu yang diberikan kepada pasien dimana isi kartu tersebut adaalah

    nomor rekam medis dan nama pasien. Kartu tersebut digunakan untuk

    mempermudah pencarian kembali rekam medis pasien yang akan berobat.

    1.7.8. Landasan Hukum.

    Instalasi Rekam Medis di RS. Baptis Batu adalah merupakan bagian yang

    harus terselenggara sesuai dengan :

    1.

    UU 44 BAB VIII pasal 29 tahuh 2009 tentang Rumah Sakit.

    2. Undang-undang Tenaga Kesehatan pasal 2 (Lembaran Negara Tahun 1963

    No. 78).

    3. Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia

    kedokteran.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    17/117

    14

    4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.

    5.

    Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga rekam medis.

    6. Surat Keputusan Menkes RI No.034/BIRHUP/1972. Ada kejelasan bagi

    rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis

    dengan kegiatannya menunjang pelayanan medis yang diberikan kepada

    pasien, meliputi membuat rekam medis berdasarkan ketentuan yang telah

    ditetapkan, serta merawat statistik yang telah up to date. Melalui peraturan-

    peraturan tentang rekam medis, diharapkan rumah sakit dapat

    menyelenggarakan rekam medis berjalan sebagaimana yang diharapkan.

    5. SK Dir Jen Yan Medik tahun 1991, Nomor :

    78/Yan.Med/RS.Um.Dik/YMU/I/91 tentang Petunjuk Pelaksanaan

    Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.

    6.

    Kebijakan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu:

    a. Setiap pasien RS. Baptis Batu memiliki satu nomor rekam medis.

    b. Penyimpanan rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap disimpan

    dalam satu tempat.

    c. Setiap pasien yang pulang rawat inap dibuatkan Ringkasan Perawatan

    Pasien (Resume).

    d. Kegiatan pelayanan medis dilaksanakan dengan membuat sensus

    harian.

    e. Seluruh pelayanan dokumen rekam medis dilaksanakan oleh petugas

    rekam medis.

    f. Setiap pasien yang masuk ke RS. Baptis Batu dientry melalui

    Admission.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    18/117

    15

    g. Permintaan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepentingan

    pengobatan pasien dan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan dan

    peminjaman harus mengisi buku register dan tanda tangan peminjam

    pada waktu pengembalian.

    h. Petugas Rawat Inap bertanggung jawab atas dokumen rekam medis

    pasien rawat inap yang keluar perawatan dalam waktu tidak lebih dari 2

    x 24 jam sebelum diambil petugas Rekam Medis.

    i. Semua profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada

    pasien diwajibkan menulis seluruh pelayanan yang diberikan pada

    lembar rekam medis yang sudah ditentukan, dilengkapi dengan tanda

    tangan/paraf dan inisial nama.

    j. Penanggung jawab Dokumen Rekam Medis bertanggung jawab atas

    pengembalian dan pendistribusian dokumen rekam medis.

    k.

    Dokumen rekam medis yang telah dikembalikan ke Instalasi Rekam

    Medis yang belum lengkap, wajib dilengkapi oleh profesi tenaga

    kesehatan yang bersangkutan.

    l. Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab atas laporan berkala yang

    telah ditetapkan, baik untuk kepentingan eksternal maupun internal.

    m. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang wajib ditempelkan pada

    lembar rekam medis yang telah ditetapkan.

    n. Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab atas tersedianya informasi

    kegiatan pelayanan dan indikator rumah sakit yang telah ditetapkan.

    o. Seluruh pelayanan rekam medis wajib berorientasi pada kepuasan dan

    kebutuhan pelanggan.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    19/117

    16

    p. Instalasi Rekam Medis RS. Baptis Batu menerima kegiatan magang

    mahasiswa terkait.

    q.

    Bagi pasien yang memerlukan data rekam medis, dapat diberikan

    resume atau ringkasan perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan riwayat

    pelayanan yang telah diberikan.

    1.7.9. Aspek Persyaratan Hukum.

    Rekam medis harus memenuhi obyek persyaratan hukum (Peraturan Menteri

    Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008) yaitu :

    1. Rekam medis tidak ditulis dengan pensil.

    2.Tidak ada penghapusan.

    3. Coretan, ralatan sesuai dengan prosedur, tanggal dan tanda tangan.

    4.Tulisan jelas, terbaca.

    5.Ada tanda tangan dan nama petugas.

    6.Ada tanggal dan waktu pemeriksaan tindakan.

    7.Ada lembar persetujuan tindakan.

    Dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008,

    tentang Rekam Medis serta keputusan Ditjen Yan Med Nomor 78/Yan Med/RS

    UMDIK/YMU/1/91 maka tenaga yang berhak mengisi rekam medis di RS. Baptis

    Batu adalah:

    1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter spesialis yang

    melayani pasien di RS. Baptis Batu.

    2. Dokter tamu yang merawat pasien di RS. Baptis Batu.

    3.Tenaga para medis perawatan dan non perawatan yang terlibat langsung

    dalam pelayanan antara lain ; Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Tenaga

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    20/117

    17

    Laboratorium Klinik, Gizi, Anastesi, Penata Rontgen, Rehabilitasi

    Medis, Rekam Medis atau petugas Admission dan lain sebagainya.

    4.

    Dalam hal dokter ke luar negeri maka yang melakukan

    tindakan/konsultasi kepada pasien yang mengisi rekam medis adalah

    dokter yang ditunjuk oleh Direktur RS. Baptis Batu.

    1.8. Pemilikan Rekam Medis.

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008 bahwa

    kepemilikan dan pemanfaatan Rekam Medis di jelaskan bahwa :

    - Dokumen Rekam Medis adalah milik Rumah Sakit, artinya Direktur

    Rumah Sakit bertanggung jawab atas: Hilangnya, rusaknya atau

    pemalsuan Rekam Medis, penggunaan oleh badan/orang yang tidak

    berhak.

    - Isi Rekam Medis adalah milik Pasien yang wajib di jaga

    kerahasiaanya dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

    o Hanya petugas Rekam Medis yang diizinkan masuk ruang

    penyimpanan Dokumen Rekam medis.

    o Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi Rekam Medis untuk

    badan-badan perorangan, kecuali yang telah ditetapkan oleh

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    o Selama penderita dirawat, Dokumen Rekam Medis menjadi

    tanggung jawab perawat ruangan dan menjaga kerahasiaanya.

    - Pemanfaatan di pakai sebagai :

    - Sumber informasi medis dari pasien yang berobat yang berguna untuk

    keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan pasien.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    21/117

    18

    - Alat komonikasi antara dokter dengan dokter lainnya atau dengan

    paramedis dalam usaha memberikan pelayanan kesehatan pasien.

    -

    Bukti tertulis tentang pelayanan kesehatan dan lainnya yang telah

    diberikan pada pasien.

    -

    Alat analisa dan evalusi terhadap kualitas pelayanan yang di berikan

    oleh Rumah Sakit.

    -

    Alat untuk melindungi kepentingan hukum bagi pasien, dokter dan

    tenaga kesehatan lainya.

    - Penelitian dan pendidikan.

    - Perencanaan dan pemanfatan sumber daya.

    Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian bagi para petugas pelayanan

    kesehatan yang terlibat pada pelayanan kesehatan kepada pasien :

    a. Tidak diperkenankan untuk membawa berkas rekam medis keluar dari

    instansi pelayanan kesehatan, kecuali atas izin pimpinan dan dengan

    sepengetahuan kepala Instalasi Rekam Medis, yang peraturannya

    digariskan oleh Pimpinan RS. Baptis Batu.

    b.Petugas Rekam Medis antara lain bertanggung jawab penuh terhadap

    kelengkapan dan penyediaan berkas yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan

    oleh pasien..

    c. Petugas ini harus betul-betul menjaga agar berkas tersebut tersimpan dan

    tertata dengan baik dan terlindung dari kemungkinan pencurian berkas

    atau pembocoran isi berkas rekam medis.

    d. Itulah sebabnya maka Petugas Rekam Medis harus menghayati berbagai

    peraturan mengenai prosedur penyelesaian pengisian berkas bagi para

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    22/117

    19

    aparat pelayanan kesehatan maupun tata cara pengolahan berkas secara

    terperinci, yang kesemuanya dilakukan demi menjaga agar berkas rekam

    medis dapat memberikan perlindungan hukum bagi rumah sakit, petugas

    pelayanan kesehatan maupun pasien.

    Dalam kaitan ini boleh ataupun tidaknya pasien mengerti akan isi daripada

    rekam medis adalah amat tergantung pada kesanggupan pasien untuk mendengar

    informasi mengenai penyakitnya yang dijelaskan oleh dokter yang merawatnya.

    Hal ini tidak berarti bahwa pasien diperkenankan untuk membawa

    berkasnya pulang. Resume pasien yang dikeluarkan oleh dokter rumah sakit serta

    diteruskan kepada dokter rujukan sudah dianggap memadai. Apabila dokter

    rujukan menghendaki informasi mengenai penyakit pasien yang lebih terperinci

    maka pihak rumah sakit diperkenankan untuk memfotocopy dan melegalisir

    halaman-halaman yang difotocopy tersebut serta meneruskan kepada dokter

    rujukan tersebut. Harus diingat bahwa Rumah Sakit wajib memegang berkas asli,

    kecuali untuk resep obat pasien.

    Dengan adanya minat pihak ketiga seperti badan-badan asuransi, polisi,

    pengadilan dan lain sebagainya terhadap rekam medis seorang pasien maka

    tampak bahwa rekam medis telah menjadi milik umum. Namun pengertian umum

    disini bukanlah dalam arti bebas dibaca masyarakat, karena walaupun bagaimana

    rekam medis hanya dapat dikeluarkan bagi berbagai maksud/kepentingan

    berdasarkan otoritas pemerintah/badan yang berwenang yang secara hukum dapat

    dipertanggungjawabkan. Bilamana peraturan secara khusus belum ada maka

    perihal penyiaran atau penerusan informasi kepada pasien, dokter, orang lain yang

    ditunjuk adalah bersifat administratif, pihak Rumah Sakit akan memperhatikan

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    23/117

    20

    berbagai faktor yang terlibat sebelum menjawab permohonan pasien atau pihak

    lainnya untuk melihat berkas rekam medis. Dalam hal ini Rumah Sakit

    bertanggung jawab secara moral dan hukum sehingga karenanya berupaya untuk

    menjaga agar jangan sampai terjadi orang yang tidak berwenang dapat

    memperoleh informasi yang terdapat dalam rekam medis pasien. Pengamanan

    harus dimulai sejak pasien masuk, selama pasien dirawat dan sesudah pasien

    pulang.

    1.9. Kerahasiaan Rekam Medis.

    Secara umum telah disadari bahwa informasi yang didapat dari rekam

    medis sifatnya rahasia. Tetapi kalau dianalisa, konsep kerahasiaan ini, akan

    ditemui banyak pengecualian. Yang menjadi masalah disini ialah Bagi siapa

    rekam medis itu dirahasiakan dan dalam keadaan bagaimana rekam medis

    dirahasiakan. Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia karena hal ini

    menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan dokter yang wajib

    dilindungi dari pembocoran sesuai dengan kode etik kedokteran dan peraturan

    perundangan yang berlaku.

    Pada dasarnya informasi yang bersumber dari rekam medis ada dua

    kategori :

    1.Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan.

    2.Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan.

    Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan:

    Yaitu laporan atau catatan yang terdapat dalam berkas rekam medis sebagai

    hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi atau wawancara dengan pasien.

    Informasi ini tidak boleh disebarluaskan kepada pihak-pihak yang tidak

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    24/117

    21

    berwenang, karena menyangkut individu langsung si pasien. Walaupun begitu

    perlu diketahui pula bahwa pemberitahuan keadaan sakit si pasien kepada pasien

    maupun keluarganya oleh orang rumah sakit selain dokter yang merawat sama

    sekali tidak diperkenankan. Pemberitahuan kepenyakitan kepada pasien/keluarga

    menjadi tanggung jawab dokter dan pasien, pihak lain tidak memiliki hak sama

    sekali.

    Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan:

    Jenis informasi yang dimaksud disini adalah perihal identitas (nama,

    alamat, dan lain-lain) serta infomasi lain yang tidak mengandung nilai medis.

    Informasi jenis ini terdapat dalam lembaran paling depan berkas rekam medis

    rawat jalan maupun rawat nginap (Ringkasan Riwayat Klinik ataupun Ringkasan

    Masuk dan Keluar). Namun sekali lagi perlu diingat bahwa karena diagnosa akhir

    pasien mengandung nilai medis maka lembaran tersebut tetap tidak boleh

    disiarkan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang. Walaupun begitu petugas

    tenaga bantuan, perawat, petugas perekam medis maupun petugas Rumah Sakit

    lainnya harus berhati-hati bahwa ada kalanya identitas pasienpun dianggap perlu

    disembunyikan dari pemberitaan, misalnya apabila pasien tersebut adalah orang

    terpandang di masyarakat ataupun apabila pasien adalah seorang tanggungan

    polisi (buronan). Hal ini semata-mata dilakukakan demi ketenangan si pasien dan

    demi tertibnya keamanan Rumah Sakit dari pihak-pihak yang mungkin

    bnermaksud mengganggu. Oleh kaena itu dimanapun petugas itu berdinas tetap

    harus memiliki kewaspadaan yang tinggi agar terhindar dari kemungkinan

    tuntutan ke pengadilan.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    25/117

    22

    Sumber hukum yang bisa dijadikan acuan di dalam masalah kerahasiaan

    suatu sumber informasi yang menyangkut rekam medis pasien dapat dilihat pada

    Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1966 yaitu mengenai Wajib Simpan

    Rahasia Kedokteran. Dengan adanya Peraturan Pemerintah itu maka siapapun

    yang bekerja di rumah sakit, khususnya bagi mereka yang berhubungan dengan

    data rekam medis wajib memperhatikan ketentuan tersebut.

    Pasal 1 :

    Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang

    diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama

    melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.

    Pasal 3:

    Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:

    a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang Tenaga Kesehatan

    (Lembaran Negara Th. 1963 No. 78)

    b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,

    pengobatan dan / atau perawatan & orang lain yang ditetapkan oleh

    Menteri Kesehatan.

    1.10. Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent).

    Sesuai dengan PERMENKES No:290/MEN.KES/PER/III/2008 tentang

    Persetujuan Tindakan Kedokteran.

    Persetujuan Tindakan Medik/Informed Consent adalah :

    Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar

    penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien

    tersebut. Tindakan medik adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    26/117

    23

    berupa diagnostik atau terapeutik. Semua tindakan medis yang akan dilakukan

    terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Persetujuan dapat diberikan secara

    tertulis maupun lisan.

    Setiap pasien yang mendapat pelayanan di rumah sakit mempunyai hak

    untuk memperoleh atau menolak pengobatan. Bila pasien dalam perwalian maka

    walilah yang mengatasnamakan keputusan hak tersebut pada pasien.

    Di RS. Baptis Batu hal mengenai keputusan pasien (atau wali) dapat

    dikemukakan dengan 2 cara, yang lazim dikenal dengan persetujuan meliputi :

    - Persetujuan langsung.

    Berarti pasien / wali segera menyetujui usulan pengobatan yang

    ditawarkan pihak rumah sakit. Persetujuan dapat dalam bentuk lisan atau

    tulisan.

    - Persetujuan secara tak langsung.

    Tindakan pengobatan dilakukan dalam keadaan darurat atau

    ketidakmampuan mengingat ancaman terhadap nyawa pasien.

    Selain kedua jenis persetujuan di atas terdapat pula suatu jenis persetujuan

    khusus dalam hal mana pasien / wali wajib mencantumkan pernyataan bahwa

    kepadanya telah dijelaskan suatu informasi terhadap apa yang akan dilakukan oleh

    tim medis, resiko dan akibat yang akan terjadi bilamana suatu tindakan diambil.

    Persetujuan ini dikenal dengan istilah informed consent, hanya diperlukan

    bilamana pasien akan dioperasi atau akan menjalani prosedur pembedahan

    tertentu. Pemberian persetujuan atau penolakan terhadap perlakuan yang akan

    diambil tersebut menjadi bukti yang syah bagi rumah sakit, pasien, dan dokter.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    27/117

    24

    Demi menjaga kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul-timbul maka

    pihak Rumah Sakit melakukan dua kali pengambilan persetujuan (apabila ternyata

    kemudian ada tindakan khusus) yaitu:

    a. Disaat pasien akan dirawat : Penandatanganan dilakukan setelah pasien

    mendapat penjelasan dari petugas penerima pasien di tempat

    pendaftaran. Penandatanganan persetujuan disini adalah untuk pemberi

    persetujuan dalam pelaksanaan prosedur diagnostik, pelayanan rutin

    rumah sakit dan pengobatan medis umum.

    b.Persetujuan khusus (Informed Consent) : sebelum dilakukannya suatu

    tindakan medis di luar prosedur a. di atas misalnya pembedahan.

    Ini sesuai PERMENKES No:575/Men.Kes/Per/IX/1989 pada pasal 3

    bahwa setiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan

    persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan

    persetujuan.

    Dan pada pasal 4 disebutkan informasi tentang tindakan medik harus

    diberikan kepada pasien, baik diminta maupun tidak diminta.

    Dokter yang menangani pasien harus menjelaskan hal-hal yang akan

    dilakukannya secara jelas. Dalam hal ini, dokter jangan sekali-kali memberi

    garansi kesembuhan pada pasien, tetapi didiskusikan dan dijelaskan keuntungan

    yang diharapkan sehingga pasien dapat berpikir dan menetapkan keputusannya.

    Dokter dapat meminta persetujuan kepada suami/isteri pasien , apabila pasien

    karena mempengaruhi fungsi seksual atau reproduksi pasien atau tindakan yang

    dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Keputusan ini diambil

    sebagai upaya hubungan kemanusiaan dan tidak mutlak untuk mengobati pasien .

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    28/117

    25

    Dalam masalah persetujuan ini rumah sakit sering menghadapi

    permasalahan seperti untuk kasus otopsi dan adopsi. Pada dasarnya otorisasi

    untuk otopsi, adopsi adalah sama seperti untuk operasi/pembedahan. Dalam hal

    ini rumah sakit harus betul-betul terjamin keselamatannya melalui bukti-bukti

    tanda tangan dari orang-orang yang berhak.

    Berkas dari pasien yang akan diotopsi harus memiliki lembaran perintah

    otopsi.

    Perintah pelaksanaan otopsi dapat ditinjau dalam dua kejadian:

    a. Otopsi atas permintaan keluarga pasien, dimana didalamnya terdapat

    tanda tangan keluarga pasien

    b.Otopsi atas permintaan polisi untuk pembuktian

    Adanya permintaan akan jenasah pasien, bagian tubuh tertentu, kremasi

    ataupun pernyataan bahwa jenasah tidak diambil keluarga dan lain sebagainya

    harus senantiasa dikuatkan oleh tanda tangan dari berbagai pihak termasuk

    didalamnya saksi I, II sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dalam kaitan ini

    selain instansi kamar jenasah maka dalam berkas rekam medispun juga harus

    memiliki dasar penguat dalam bentuk formulir persetujuan yang telah di tanda

    tangani oleh pihak pihak yang bersangkutan tersebut. Dalam hal kasus adopsi

    pihak-pihak yang bersangkutan harus benar-benar bertanggung jawab untuk

    segera menandatangani formulary atau keterangan adopsi. Pihak rumah sakit

    harus melibatkan unsur saksi sebagai penguat disamping adanya pernyataan resmi

    secara tertulis dari pihak yang menerima. Dalam hal mana seorang anak tidak

    diambil oleh keluarganya maka pihak rumah sakit dapat meneruskannya kepada

    yayasan atau badan resmi yang berwenang dan dianggap sah oleh negara. Segala

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    29/117

    26

    korespondensi yang terjadi dalam hal adopsi harus amat dijaga kerahasiaannya.

    Pihak Instalasi Rekam Medis harus dapat menjamin bahwa berkasnya telah

    lengkap. Bilamana dirasakan perlu untuk menyendirikan laporan adopsi dari

    berkas pencatatan pasien maka Kepala Instalasi Rekam Medis dapat mengambil

    kebijaksanaan tersebut dan memberi kode tertentu dalam berkas rekam medis

    pasien tersebut. Selanjutnya surat adopsi tersebut disimpan dalam tempat khusus

    yang terkunci dan aman.

    1.11. Pemberian Informasi Kepada Orang/Badan Yang Mendapat Kuasa.

    Berbicara tentang pemberian informasi, kadang-kadang membingungkan

    bagi seorang petugas rekam medis, karena harus mempertimbangkan setiap situasi

    bagi pengungkapan suatu informasi dari rekam medis. Permintaan terhadap

    informasi ini banyak datang dari pihak ketiga yang akan membayar biaya, seperti :

    asuransi, perusahaan yang pegawainya mendapatkan perawatan di rumah sakit,

    dan lain-lain. Disamping itu pasien dan keluarganya, dokter dan staf medis,

    dokter dan rumah sakit lain yang turut merawat seorang pasien, lembaga

    pemerintahan dan badan-badan lain juga sering meminta informasi tersebut.

    Meskipun kerahasiaan menjadi faktor terpenting dalam pengelolaan rekam medis,

    akan tetapi harus diingat bahwa hal tersebut bukanlah faktor satu-satunya yang

    menjadi dasar kebijaksanaan dalam pemberian informasi. Hal yang sama

    pentingnya adalah dapat selalu menjaga/memelihara hubungan baik dengan

    masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya ketentuan-ketentuan yang wajar dan

    senantiasa dijaga bahwa hal tersebut tidak merangsang pihak peminta informasi

    untuk mengajukan tuntutan lebih jauh kepada rumah sakit.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    30/117

    27

    Seorang pasien dapat memberikan persetujuan untuk memeriksa isi rekam

    medisnya dengan memberi surat kuasa. Orang-orang yang membawa surat kuasa

    ini harus menunjukkan tanda pengenal (identitas) yang syah kepada pimpinan

    rumah sakit, sebelum mereka diijinkan meneliti isi rekam medis yang diminta.

    Badan-badan pemerintah seringkali meminta informasi rahasia tentang seorang

    pasien. Apabila tidak ada undang-undang yang menetapkan hak satu badan

    pemerintah untuk menerima informasi tentang pasien, mereka hanya dapat

    memperoleh informasi atas persetujuan dari pasien yang bersangkutan

    sebagaimana yang berlaku bagi badan-badan swasta. Jadi patokan yang perlu dan

    harus senantiasa diingat oleh petugas rekam medis adalah : Surat persetujuan

    untuk memberikan informasi yang ditandatangani oleh seorang pasien atau pihak

    yang bertanggungjawab, selalu diperlukan, untuk setiap pemberian informasi dari

    rekam medis, terutama dalam keadaan belum adanya peraturan perundangan yang

    mengatur hak tersebut. Pada saat ini makin banyak usaha-usaha yang bergerak

    di bidang asuransi, diantaranya ada asuransi sakit, kecelakaan, pengobatan

    asuransi tenaga kerja dan lain-lain. Untuk dapat membayar klaim asuransi dari

    pemegang polisnya perusahaan asuransi terlebih dahulu memperoleh informasi

    tertentu yang terdapat dalam rekam medis seorang pasien selama mendapat

    pertolongan perawatan di rumah sakit. Informasi ini hanya dapat diberikan

    apabila ada surat kuasa/persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh pasien yang

    bersangkutan. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan

    jasa asuransi sehingga makin banyak jumlah pemegang polis, rumah sakit harus

    mampu mengadakan satu formulir standard yang memberikan perlindungan

    maksimum kepada pasien dan mempercepat waktu pengisiannya oleh petugas

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    31/117

    28

    rumah sakit. Untuk melengkapi persyaratan bahwa surat kuasa/persetujuan harus

    ditandatangani oleh yang bersangkutan, Rumah Sakit menyediakan formulir surat

    kuasa, dengan demikian tanda tangan dapat diperoleh pada saat pasien tersebut

    masuk dirawat.

    Pimpinan rumah sakit dengan Instalasi Rekam Medis dan Komite Rekam

    Medis, menetapkan suatu peraturan yang mengatur pemberian informasi yang

    berasal dari rekam medis itu. Peraturan-peraturan tersebut disebarluaskan ke

    dalam lingkungan kerja rumah sakit maupun perorangan atau organisasi-

    organisasi yang sering berhubungan dengan nstalasi Rekam Medis untuk meminta

    informasi yang berkaitan dengan rekam medis.

    Ketentuan-ketentuan berikut secara umum dapat dijadikan pedoman kecuali

    jika ada ketentuan-ketentuan khusus yang ditetapkan oleh peraturan perundangan

    yang berlaku.

    Ketentuan-ketentuan yang dimaksud ialah :

    1. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki Rumah Sakit tidak

    boleh disebarkan oleh pegawai Rumah Sakit, kecuali bila pimpinan

    Rumah Sakit mengijinkan.

    2. Rumah Sakit tidak boleh dengan sekehendaknya menggunakan rekam

    medis dengan cara yang dapat membahayakan kepentingan pasien,

    kecuali jika rumah sakit sendiri akan menggunakan rekam medis

    tersebut bila perlu untuk melindungi dirinya atau mewakilinya.

    3. Para asisten dan dokter yang bertanggungjawab boleh dengan bebas

    berkonsultasi dengan Instalasi Rekam Medis dengan catatan yang ada

    hubungan dengan pekerjaannya. Andaikata ada keragu-raguan dipihak

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    32/117

    29

    staf rekam medis, maka persetujuan masuk ketempat rekam medis itu

    boleh ditolak dan persoalannya hendaknya diserahkan kepada

    keputusan pimpinan rumah sakit. Bagaimanapun salinan rekam medis

    tidak boleh dibuat tanpa persetujuan khusus dari kepala Instalasi Rekam

    Medis, yang akan bermusyawarah dengan pimpinan rumah sakit jika

    ada keragu-raguan. Tidak seorangpun boleh memberikan informasi

    lisan atau tertulis dari pihak pimpinan rumah sakit (perkecualian :

    mengadakan diskusi mengenai kemajuan dari pada kasus dengan

    keluarga atau wali pasien yang mempunyai kepentingan yang syah).

    4. Dokter tidak boleh memberikan persetujuan kepada perusahaan

    asuransi atau badan lain untuk memperoleh rekam medis.

    5. Badan-badan sosial boleh mengetahui isi data sosial dari rekam medis

    apabila mempunyai alasan-alasan yang syah untuk memperoleh

    informasi, namun untuk data medisnya tetap diperlukan surat

    persetujuan dari pasien yang bersangkutan.

    6. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan

    dirinya diserahkan kepada dokter yang bertugas merawatnya.

    7. Permohonan secara lisan, permintaan informasi sebaiknya ditolak,

    karena cara permintaan harus tertulis.

    8.

    Informasi rekam medis hanya dikeluarkan dengan surat kuasa yang

    ditandatangani dan diberi tanggal oleh pasien (walinya jika pasien

    tersebut secara mental tidak kompeten) atau keluarga terdekat kecuali

    jika ada ketentuan lain dalam peraturan. Surat kuasa hendaklah juga

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    33/117

    30

    ditandatangani dan diberi tanggal oleh orang yang mengeluarkan rekam

    medis dan disimpan di dalam berkas rekam medis tersebut.

    9.

    Informasi di dalam rekam medis boleh diperlihatkan kepada perwalian

    rumah sakit yang syah untuk melindungi kepentingan rumah sakit

    dalam hal-hal yang bersangkutan dengan pertanggungjawaban.

    10.

    Informasi boleh diberikan kepada rumah sakit, tanpa surat kuasa yang

    ditandatangani oleh pasien berdasarkan permintaan dari rumah sakit

    yang menerangkan bahwa si pasien sekarang dalam perawatan mereka.

    11.Dokter-dokter dari luar rumah sakit yang mencari keterangan mengenai

    pasien di rumah sakit, harus memiliki surat kuasa dari pasien tersebut.

    Tidak boleh seorang beranggapan bahwa karena pemohon seorang

    dokter ia seolah-olah lebih berhak untuk memperoleh informasi dari

    pemohon yang bukan dokter. Rumah sakit dalam hal ini akan berusaha

    memberikan segala pelayanan yang pantas kepada dokter luar, tetapi

    selalu berusaha lebih memperhatikan kepentingan pasien dan

    rumah sakit.

    12.Ketentuan ini tidak saja berlaku bagi Instalasi Rekam Medis, tetapi juga

    berlaku bagi semua orang yang menangani rekam medis di Bagian

    Perawatan, bangsal-bangsal dan lain-lain.

    13.

    Rekam medis yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit , kecuali

    bila atas perintah pengadilan, dengan surat kuasa khusus tertulis dari

    pimpinan rumah sakit .

    14.Rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan untuk

    dibawa kebagian lain dari rumah sakit , kecuali jika diperlukan untuk

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    34/117

    31

    transaksi dalam kegiatan rumah sakit. Apabila mungkin rekam medis

    ini hendaknya diperiksa dibagian setiap waktu dapat dikeluarkan bagi

    mereka yang memerlukan.

    15.Dengan persetujuan pimpinan Rumah Sakit, pemakaian rekam medis

    untuk keperluan riset diperbolehkan. Mereka yang bukan dari staf

    medis rumah sakit, apabila ingin melakukan riset harus memperoleh

    persetujuan tertulis dari pimpinan rumah sakit.

    16.Bila suatu rekam medis diminta untuk dibawa ke pengadilan segala

    ikhtiar hendaklah dilakukan supaya pengadilan menerima salinan

    fotocopy rekam medis yang dimaksud. Apabila hakim minta yang asli,

    tanda terima harus diminta dan disimpan di folder sampai rekam medis

    yang asli tersebut kembali.

    17.Fakta bahwa seorang majikan telah membayar atau telah menyetujui

    untuk membayar ongkos rumah sakit bagi seorang pegawainya, tidak

    dapat dijadikan alasan bagi rumah sakit untuk memberikan informasi

    medis pegawai tersebut kepada majikan tadi tanpa surat

    kuasa/persetujuan tertulis dari pasien atau walinya yang syah.

    Pengesahan untuk memberikan informasi hendaklah berisi indikasi

    mengenai periode-periode perawatan tertentu. Surat kuasa/persetujuan itu hanya

    berlaku untuk informasi medis yang termasuk dalam jangka waktu/tanggal yang

    ditulis didalamnya.

    1.12. Rekam Medis Di Pengadilan.

    Penyuguhan informasi yang diambil dari rekam medis sebagai bukti dalam

    suatu sidang pengadilan, atau didepan satu badan resmi lainnya, senantiasa

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    35/117

    32

    merupakan proses yang wajar. Sesungguhnya bahwa rekam medis disimpan dan

    dijaga baik-baik bukan semata-mata untuk keperluan medis dan administratif,

    tetapi juga karena isinya sangat diperlukan oleh individu dan organisasi yang

    secara hukum berhak mengetahuinya. Rekam medis ini adalah catatan kronologis

    yang tidak disangsikan kebenarannya tentang pertolongan, perawatan, pengobatan

    seorang pasien selama mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Rekam medis ini

    dibuat sebagai suatu prosedur rutin penyelenggara kegiatan rumah sakit.

    Penyimpanan dan pemeliharaan merupakan satu bagian dari keseluruhan kegiatan

    rumah sakit .

    Sebagai satu dalil yang umum dapat dikatakan setiap informasi di dalam

    rekam medis dapat dipakai sebagai bukti, karena rekam medis adalah dokumen

    resmi dalam kegiatan rumah sakit. Jika pengadilan dapat diyakinkan bahwa rekam

    medis itu tidak dapat disangkal kebenarannya dan dapat dipercayai, maka

    keseluruhan atau sebagian dari informasi dapat dijadikan bukti yang memenuhi

    persyaratan. Apabila salah satu pihak bersengketa dalam satu acara pengadilan

    menghendaki pengungkapan isi rekam medis di dalam sidang, ia meminta

    perintah dari pengadilan kepada rumah sakit yang menyimpan rekam medis

    tersebut. Rumah sakit yang menerima perintah tersebut wajib mematuhi dan

    melaksanakannya.

    Apabila ada keragu-raguan tentang isi perintah tersebut dapat diminta

    seorang sanksi untuk datang dan membawa rekam medis yang diminta atau

    memberikan kesaksian di depan sidang.

    Apabila diminta rekam medisnya saja pihak rumah sakit dapat membuat

    fotocopy dari rekam medis yang diminta dan mengirimkan kepada bagian Tata

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    36/117

    33

    Usaha pengadilan. Dalam suatu kasus mungkin sebagian dari rekam medis atau

    mungkin seluruh informasi dari rekam medis dipergunakan. Hakim dan pembela

    bertanggungjawab untuk mengatasi setiap perbedaan ketentuan perundangan

    dalam hal pembuktian. Tanggung jawab seorang ahli rekam medis adalah

    berperan sebagai saksi yang obyektif.

    Pihak rumah sakit tidak memperkirakan setiap saat, rekam medis yang

    mana yang akan diminta oleh pengadilan. Oleh karena itu, setiap rekam medis kita

    anggap dapat sewaktu-waktu dilihat /diperlukan untuk keperluan pemeriksaan

    oleh hakim di pengadilan. Konsekuensinya, terhadap semua rekam medis pasien

    yang telah keluar dari rumah sakit harus dilakukan analisa kuantitatif secara

    seksama. Setiap isian/tulisan di dalam rekam medis yang dihapus, tanpa paraf,

    dan setiap isian yang tidak ditandatangani ataupun tidak sesuai dengan ketentuan

    rumah sakit harus ditolak dan dikembalikkan kepada pihak yang bersangkutan

    untuk diperbaiki/dilengkapi. Kedudukan kepala Instalasi Rekam Medis

    memberikan tanggung jawab / kepercayaan khusus di rumah sakit, dengan

    demikian harus senantiasa menjaga agar rekam medis semuanya benar-benar

    lengkap. Materi yang bukan bersifat medis harus ditinggal apabila rekam medis

    diminta untuk keperluan pengadilan, kecuali jika diminta.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    37/117

    34

    BAB II

    STANDAR KETENAGAAN

    2.1.

    Kualifikasi Sumber Daya Manusia.

    Dalam upaya mempersiapkan tenaga rekam medis yang handal, perlu

    kiranya melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya

    manusia yang tepat bagi organisasi.

    Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses

    mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar

    organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif

    mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang

    sesuai dengan persyaratan jabatan.

    Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan

    kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan

    kontribusi.

    Adapun kualifikasi sumber daya manusia di Instalasi Rekam Medis RS.

    Baptis Batu.adalah sebagai berikut :

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    38/117

    35

    Tabel Kualifikasi SDM Bagian Rekam Medis RS. Baptis Batu

    NAMA JABATANKUALIFIKASI

    FORMAL & INFORMAL

    TENAGA

    YANG

    DIBUTUHK

    AN

    Ka. Bagian Rekam Medis

    inimal DIII Rekam Medis.

    enguasai ICD 10.

    enguasai ICD 9 CM.

    1.16.

    enguasai pencatatan dan

    pelaporan denganmenggunakan program MS

    Excell

    elatihan Pelaporan RS.

    enguasai program SIRS VI

    1.19.

    enguasai grafik BARBER-

    JOHNSON

    1.20.

    emiliki STR dari PORMIKI1.21.

    ehat Jasmani maupun

    Rohani.

    1.22.

    emiliki pengalaman kerja

    minimal 5 tahun di Rekam

    Medis

    1

    Penanggung jawab Sub

    Unit Sensus Harian

    Rawat Inap

    1.

    Minimal DIII Rekam Medis.

    2. Menguasai ICD 10.

    3.

    Menguasai ICD 9 CM.

    4.

    Menguasai pencatatan danpelaporan dengan

    menggunakan program MS

    Excell

    5. Pelatihan Pelaporan RS.

    6. Memiliki STR dari

    PORMIKI

    7. Sehat Jasmani maupun

    Rohani.

    8. Pengalaman kerja minimal 2

    tahun di Rekam Medis

    1

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    39/117

    36

    Penanggung jawab Sub

    Unit Kodefikasi dan

    Indeksing Rawat Jalan

    1. Minimal DIII Rekam Medis

    2. Menguasai ICD 10.

    3. Menguasai ICD 9 CM.

    4. Menguasai pencatatan dan

    pelaporan denganmenggunakan program MS

    Excell

    5. Pelatihan Pelaporan RS.

    6.

    Memiliki STR dari

    PORMIKI

    7. Sehat Jasmani maupun

    Rohani.

    8. Pengalaman kerja minimal 2

    tahun di Rekam Medis

    1

    Penanggung Jawab Sub

    Unit Kodefikasi Rawat

    Inap,Assembling,dan

    Evaluasi KLPCM

    1. Minimal DIII Rekam Medis

    2.

    Menguasai ICD 10.3.

    Menguasai ICD 9 CM.

    4. Menguasai pencatatan dan

    pelaporan dengan

    menggunakan program MS

    Excell

    5. Pelatihan Pelaporan RS.

    6. Memiliki STR dari

    PORMIKI.

    7. Sehat Jasmani maupun Rohani.

    8. Pengalaman kerja minimal 2

    tahun di Rekam Medis

    1

    Penanggung Jawab Sub

    Unit Administrasi

    Pemberkasan

    1. DIII Rekam Medis / SLTA

    Plus

    2. Menguasai ICD 10.

    3.

    Menguasai ICD 9 CM.

    4. Menguasai pencatatan dan

    pelaporan dengan

    menggunakan program MS

    Excell

    5. Pelatihan Rekam Medis bagi

    SLTA Plus.6. Memiliki STR dari PORMIKI

    jika dari DIII Rekam Medis.

    7. Sehat Jasmani maupun Rohani.

    8. Pengalaman kerja minimal 2

    tahun di Rekam Medis

    1

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    40/117

    37

    Penanggung Jawab Sub

    Unit Filling

    1. Minimal SLTA Plus

    2. Minimal tinggi 160 cm

    3. Pelatihan Rekam Medis

    4. Sehat Jasmani maupun

    Rohani5. Sumpah Profesi Rekam

    Medis

    1

    Penanggung Jawab Sub

    Unit Pendaftaran Pasien

    Rawat Jalan,Inap,dan

    IGD

    1. Minimal SLTA Plus

    2. Menguasai atau bisa program

    komputer

    3. Pelatihan Customer Service

    4. Berpenampilan Menarik

    5. Sehat Jasmani maupun

    Rohani

    6

    Penanggung Jawab Sub

    Unit Pendistribusian

    1. Minimal SLTA Plus

    2.

    Memiliki fisik yang kuat3. Pelatihan Rekam Medis /

    Sumpah profesi

    4. Sehat Jasmani dan Rohani

    2

    Jumlah 14

    2.2. Distribusi Ketenagaan.

    SDM Bagian Rekam Medis RS. Baptis Batu berjumlah 14 orang dan

    sesuai dengan struktur organisasi Bagian rekam medis terbagi menjadi 2 bagian

    yaitu Managemen Rekam Medis dan Registrasi Dan Admission.

    Instalasi rekam medis RS. Baptis Batu dikepalai oleh seorang kepala

    bagian dengan pendidikan D3 Rekam Medis yang sudah berpengalaman minimal

    5 tahun, dan bersertifikat. Adapun pendistribusian SDM bagian rekam medis

    adalah sebagai berikut :

    1. Managemen Rekam Medis

    Managemen rekam medis terbagi menjadi beberapa kegiatan yaitu :o Perakitan / Assembling.

    o Indeks Kode Penyakit / koding.

    o Penyimpanan / filling.

    o Pendistribusian rekam Medis.

    o Statistik dan pelaporan.

    o Adminstrasi / pemberkasan.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    41/117

    38

    Tabel Distribusi SDM managemen rekam medis

    NAMA JABATAN KUALIFIKASI

    FORMAL & INFORMAL

    Waktu

    Kerja

    JML

    SDM

    Ka. Bag.

    Managemen

    Rekam Medis &

    Statistik dan

    Pelaporan Rumah

    Sakit

    DIII Rekam Medis

    (Pengalaman minimal 5 tahun +

    Pelatihan Customer Service)

    1 Shift 1

    Staf AssemblingDIII Rekam Medis

    (Pelatihan ICD 10)3 Shift 2

    Staf Penyimpanan

    dan Distribusi Berkas

    RM

    DIII Rekam Medis / SLTA Plus

    (Pelatihan Rekam Medis)1 Shift 1

    Staf Indeks Kode

    Penyakit

    DIII Rekam Medis

    (Pelatihan ICD 10)1 Shift

    1

    Staf Administrasi &

    Pemberkasan

    DIII Rekam Medis / SLTA Plus

    (Pelatihan Rekam Medis3 Shift 1

    Staf Distribusi DRMDIII Rekam Medis / SLTA Plus

    (Pelatihan Rekam Medis1 Shift 2

    Jumlah 8

    2.

    Registrasi Dan Admission

    Tabel Distribusi SDM Admission Dan Registrasi

    NAMA JABATAN KUALIFIKASI

    FORMAL & INFORMAL

    Waktu

    Kerja

    JML

    SDM

    Koordinator

    Admission Dan

    Registrasi

    SLTA Plus (Pengalaman

    minimal 2 tahun + Pelatihan

    Customer Service

    3 Shift 1

    Staf Admission &

    RegistrasiSLTA Plus (Pelatihan Customer

    Service)3 Shift 5

    Jumlah 6

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    42/117

    39

    BAB III

    STANDAR FASILITAS

    3.1.

    Denah Ruang Instalasi Rekam Medis.

    Bagian Rekam Medis terletak sangat representatif, menjadi satu gedung

    dengan Instalasi Rawat Jalan, Poliklinik Gigi, Humas, Kasir Rawat Jalan,

    Pemasaran, R. Komite Medis dan Instalasi Farmasi Rawat Jalan. Berdampingan

    dengan gedung diagnostik Instalasi Laboratorium dan Instalasi Radiologi.

    Denah Ruangan Rekam Medis Lantai 1

    KETERANGAN DENAH RUANGAN:

    A.

    = Loket 4 (Pendaftaran pasien ASKES Sosial & In-Health).

    B.

    = Loket 3 (Pendaftaran pasien Jamkesmas, Jamkesda, Jampersal dan SPM).

    C. = Loket 2 (Pendaftaran pasien Umum, Asuransi, PKS & ASSET).

    D. = Loket 1 (Pendaftaran pasien IGD, Rawat Inap dan Pegawai RSBB).

    E. = Mesin Fotokopi.

    F. = Ruang Kepala Bagian Rekam Medis.

    G.

    = UPS Sentral Bagian Rekam Medis.

    H.

    = Komputer Sensus Harian.

    A B C D

    E

    F

    G H

    I

    J K

    L M

    N

    O

    P

    Q

    R

    P

    S

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    43/117

    40

    I. = Meja Asembling Dokumen Rekam Medis.

    J. = Meja Pemberkasan Administrasi.

    K. = Komputer Barcode, Evaluasi KLPCM, DPJP & Informed Consent.

    L.

    = Komputer Koding, Indeksing & Print Sticker Labeling.

    M.= Ruang istirahat / makan.

    N. = Ruang ganti pakaian.

    O. = Kamar Mandi & WC.

    P. = Rak formulir Asuransi dan Rekam Medis.

    Q.

    = ASKES Center dan Bagian Layanan Perusahaan Asuransi (LPA).

    R. = Cerobong untuk menaikkan dan menurunkan Dokumen Rekam Medis.

    S.

    = Tangga naik ke lantai 2 (R. Filing, Poli Gigi, R. Pertemuan, R. Komite

    Medis, R. Komite Pastoral, R. Bagian Sistem Informasi Manajemen Rumah

    Sakit)

    Denah Ruangan Rekam Medis Lantai 2 (Ruang Filling)

    R

    S

    A

    B

    CD

    F

    GGGGGGGGHHHH

    I

    E

    IA B C D

    E

    F

    G H

    IJ K

    L M

    N

    O

    P

    Q

    R

    P

    S

    R

    S

    A

    B

    CD

    F

    GGGGGGGGHHHH

    I

    E

    I

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    44/117

    41

    KETERANGAN DENAH RUANGAN :

    A. = Tangga naik / turun.

    B. = Rak Rekam Medis Baru.

    C.

    = Komputer Cetak Tracer.

    D. = Rak Tracer.

    E. = Wastafel.

    F. = Rak Persiapan Dokumen Rekam Medis dimusnahkan.

    G. = Rak Dokumen Rekam Medis aktif (< 5 tahun).

    H.

    = Rak Dokumen Rekam Medis In-aktif (> 5 ta hun).

    I. = Ruang Pertemuan

    3.2. Standar Fasilitas Instalasi Rekam Medis.

    1. Daftar Inventaris Peralatan di Managemen Admision dan Registrasi.

    NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN

    1 Meja pendaftaran 4 set Baik

    2 CPU Dual Core + Monitor

    LCD BenQ

    4 set Baik

    3 Printer Epson LX 800 2 set Baik

    4 Mesin Fotokopi Canon + meja 1 set Baik

    5 Microphone + Stand 1 set Baik

    6 Meja printer Epson 2 buah Baik

    7 Lemari Dokumen Rekam

    Medis baru

    1 buah Baik

    8 Pemotong kertas jungkit

    manual

    1 buah Baik

    9 Kursi petugas hijau 4 buah Baik

    10 Kursi pasien di depan loket 4 buah Baik

    11 White Board Kecil +

    Penghapus

    1 buah Baik

    12 Telepon 1 buah Baik

    13 Numerator 6 digit 1 buah Baik

    14 Stempel Tanggal 4 buah Baik

    15 Stapler kecil 4 buah Baik

    16 Tempat sampah 1 buah Baik

    2. Daftar Inventaris Peralatan di Managemen Rekam Medis.

    NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN

    1 Meja panjang 2 buah Baik

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    45/117

    42

    2 Meja kerja 2 buah Baik

    3 Kursi panjang hitam 3 buah Baik

    4 Kursi petugas hijau 4 buah Baik

    5 CPU Dual Core + Monitor LCD

    BenQ

    3 buah Baik

    6 Scanner Barcode 1 buah Baik

    7 Printer Laser Canon 2970 1 buah Baik

    8 Printer Laser Brother 1 buah Baik

    9 Printer Epson T13 1 buah Baik

    10 UPS 500 VA 3 buah Baik

    11 UPS sentral 3.000 VA 1 buah Baik

    12 Accu 60 Ampere 2 buah Baik

    13 TP Link 1 buah Baik

    14 Mesin Ketik Manual 1 buah Rusak

    15 Rak Formulir Rekam Medis 1 buah Baik16 Jam Dinding 1 buah Baik

    17 Telepon 1 buah Baik

    18 Perforator kecil 2 buah Baik

    19 Calculator 1 buah Baik

    20 Stapler kecil 3 buah Baik

    21 Stapler sedang 2 buah Baik

    22 Stapler Jungkit Besar 2 buah Baik

    23 Stempel tanggal + pad 1 buah Baik

    24 Buku ICD 10 2 set Baik

    25 Buku ICD 9 CM 2 set Baik

    26 White board besar 1 buah Baik

    27 Tempat isolasi besar 2 buah Baik

    3. Daftar Inventaris Peralatan di ruang kepala bagian.

    NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN

    1 Meja kerja 1 buah Baik

    2 Kursi kuning 1 buah Baik

    3 Kursi panjang hitam 1 buah Baik

    4 Rak + laci 1 buah Baik

    5 Rak kecil 1 buah Baik

    6 Televisi Akari 1 buah Baik

    7 Rak TV 1 buah Baik

    8 Papan visi misi RS 1 buah Baik

    9 Papan Struktur Organisasi 1 buah Baik

    4. Daftar Inventaris Peralatan di ruang Filling / Penyimpanan.

    NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN

    1 CPU Dual Core +

    Monitor Phillips

    1 buah Baik

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    46/117

    43

    2 Printer tracer 1 buah Baik

    3 Speaker aktiv alarm 1 buah Baik

    4 Meja berkas 1 buah Baik

    5 Meja kerja 1 buah Baik

    6 Rak Dokumen RekamMedis aktif

    9 buah Baik

    7 Kursi hijau 3 buah Baik

    8 Tempat isolasi besar 1 buah Baik

    9 Tangga kayu 1 buah Baik

    10 Tangga aluminium 1 buah Baik

    11 Rak besi untuk

    persiapan

    pemusnahan

    2 buah Baik

    12 Rak Dokumen Rekam

    Medis in-aktif

    4 buah Baik

    5. Ruang Istirahat, Kamar Mandi dan WC.

    NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN

    1 Rak kayu untuk formulir 1 buah Baik

    2 Piring 9 buah Baik

    3 Sendok 6 buah Baik

    4 Water heater 1 buah Baik

    5 Intercom 1 line 1 buah Baik

    6 Timba air 1 buah Baik7 Gayung 1 buah Baik

    8 Rak piring 1 buah Baik

    9 Mangkuk 3 buah Baik

    10 Pisau 1 buah Baik

    11 Gelas 14 buah Baik

    12 Hiter 1 Buah Rusak

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    47/117

    44

    BAB IV

    TATA LAKSANA PELAYANAN

    Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang

    akan dirawat adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan RS Baptis Batu.

    Dapat dikatakan bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh

    seorang pasien saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan

    bahwa di dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan

    baik ataupun tidak baik dari pelayanan rumah sakit. Tata cara melayani pasien

    dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah,

    sopan, tertib dan penuh tanggung jawab.

    Dilihat dari segi pelayanan di rumah sakit, pasien yang datang dapat dibedakan

    menjadi :

    1. Pasien yang dapat menunggu

    - Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian.

    - Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat.

    2.

    Pasien yang harus segera ditolong (pasien gawat darurat).

    Sedang menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi :

    1. Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke RS

    untuk keperluan berobat.

    2. Pasien lama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya ke RS

    untuk keperluan berobat.

    Kedatangan pasien ke RS dapat terjadi karena :

    1. Dikirim oleh dokter praktek di luar RS

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    48/117

    45

    2. Dikirim oleh Rumah Sakit lain, Puskesmas, atau jenis pelayanan kesehatan

    lainnya.

    3.

    Datang atas kemauan sendiri.

    4.1. Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan (Registrasi).

    a.Pasien baru

    Setiap pasien baru diterima di registrasi dan akan diwawancarai oleh

    petugas atau Menunjukkan KTP/SIM/PASPOR guna mendapatkan data identitas

    yang akurat dan kemudian akan ditulis diberkas rekam medis dan di entry pada

    komputer.

    Setiap pasien baru akan memperoleh nomor pasien yang juga akan dicetak

    pada kartu pasien atau kartu Indeks Berobat sebagai kartu pengenal, yang harus

    dibawa pada setiap kunjungan berikutnya di RS.Baptis Batu, baik sebagai pasien

    berobat jalan maupun sebagai pasien rawat inap.

    Pasien baru dengan berkas rekam medisnya akan dikirim ke poliklinik

    sesuai dengan yang dikehendaki pasien. Setelah mendapat pelayanan yang cukup

    dari poliklinik, ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien :

    Pasien boleh langsung pulang.

    Pasien diberi kartu perjanjian/kartu kembali kontrol oleh petugas

    poliklinik untuk datang kembali pada hari dan tanggal yang telah

    ditetapkan. Kepada pasien yang diminta datang kembali, harus lapor

    kembali ke Admission.

    Pasien dirujuk/dikirim ke rumah sakit lain.

    Pasien harus dirawat.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    49/117

    46

    Untuk pasien yang harus dirawat, dokter yang merujuk membuat

    Admission Note yang berisi alasan pasien harus dirawat inap, bisa berupa

    diagnosa, tindakan medis, ataupun tindakan penunjang lainnya. Jika pasien yang

    harus dirawat rekam medisnya akan dikirim keruang perawatan.

    b.

    Pasien lama

    Pasien lama datang ke Admission dan akan diwawancarai oleh petugas,

    guna mendapatkan informasi nomor rekam medis, dan tujuan berobat. Pasien ini

    dapat dibedakan :

    Pasien yang datang dengan perjanjian

    Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan sendiri)

    Baik pasien dengan perjanjian maupun pasien yang datang tanpa perjanjian

    , akan mendapat pelayanan di registrasi.

    Pasien datang dengan perjanjian akan langsung dipersilahkan menuju

    poliklinik yang dimaksud karena rekam medisnya telah disiapkan oleh petugas.

    Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan

    sendiri),Mengambil nomor antrian sesuai jaminan pelayanan yang akan digunakan

    dan mempersiapkan persyaratan yang dibutuhkan. menunjukan nomor rekam

    medis dan tujuan berobat, pasien dipersilahkan menunggu poliklinik yang

    dimaksud, sementara rekam medisnya dimintakan oleh petugas registrasi ke

    bagian penyimpanan berkas rekam medis. Setelah rekam medisnya dikirim ke

    poliklinik, pasien akan mendapat pelayanan di poliklinik dimaksud.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    50/117

    47

    c.

    Pasien Darurat Gawat

    Berbeda dengan prosedur pelayanan pasien baru dan pasien lama yang

    biasa, disini pasien ditolong terlebih dahulu baru penyelesaian administrasinya,

    meliputi pendaftaran pasien baik baru maupun ulang seperti pasien datang tidak

    dengan perjanjian. Di RS.Baptis Batu pendaftaran pasien darurat gawat dilakukan

    di Instalasi Gawat Darurat untuk pasien baru maupun pasien lama. Setelah

    mendapat pelayanan yang cukup, ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien :

    -Pasien bisa langsung pulang.

    -Pasien dirujuk/dikirim ke rumah sakit lain.

    -Pasien harus dirawat.

    a)Pasien yang sudah diseleksi dan membawa surat pengantar untuk

    dirawat dapat langsung daftar Rawat Inap ke petugas admission dengan

    memilih ruang rawat dahulu sesuai yang diinginkan.Jika Pasien

    mempinyai jaminan pembiayayaan sendiri,pasien mendapatkan jatah

    kamar sesuai tarif yang diberikan oleh pihak asuransi tersebut.

    b)Jika pasien tidak sadar atau lupa alamat ayau identitasnya,dapat di data

    sesuai nama dan tempat dimana dia ditemukan jika nama nama pasien

    tidak teridentifikasi,dapat menggunakan nama dengan sebutan,MR atau

    MRS X

    c)

    Petugas rekam medis mendaftar pasien sesuai nomor rekam medis

    pasien. Jika pasien lupa membawa kartu berobat,petugas rekam medis

    dapat mencrinya melalui bantuan KIUP,dan jika sudah

    diemukan,dicocokkan dengan alamat pasien,atau kelahiran pasien.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    51/117

    48

    d)Bagi pasien yang pernah berobat/dirawat maka rekam medisnya segera

    dikirim ke Instalasi Gawat Darurat yang bersangkutan dan tetap

    memakai nomor yang telah dimilikinya.

    e)Bagi pasien yang belum pernah dirawat atau berobat di RS. Baptis Batu

    maka diberikan nomor rekam medis baru.

    4.2.

    Pelayanan Pendaftaran Rawat Inap (Admission).

    Penerimaan pasien rawat inap dilakukan di Admission. Tata cara

    penerimaan pasien rawat inap harus wajar sesuai dengan keperluannya. Pasien

    yang memerlukan perawatan, dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

    - Pasien yang tidak urgen, penundaan perawatan pasien tersebut tidak akan

    menambah penyakitnya.

    - Pasien yang urgen, tetapi tidak darurat gawat, dapat dimasukkan ke dalam

    daftar tunggu.

    - Pasien gawat darurat (emergency), langsung dirawat.

    Pembinaan dan pelaksanaan pekerjaan penerimaan pasien dengan baik

    menciptakan tanggapan yang baik dari pasien-pasien yang baru masuk, menjamin

    kelancaran dan kelengkapan catatan-catatan serta menghemat waktu dan tenaga.

    Untuk lancarnya proses penerimaan pasien 4 hal berikut ini perlu diperhatikan,

    yaitu :

    Petugas yang kompeten.

    Cara penerimaan pasien yang tegas dan jelas (clear cut ).

    Ruang kerja yang menyenangkan.

    Lokasi yang tepat dari bagian penerimaan pasien.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    52/117

    49

    Untuk memperlancar tugas-tugas bagian lain yang erat hubungannya

    dengan proses penerimaan pasien, aturan penerimaan pasien perlu ditetapkan.

    Aturan yang baik harus memenuhi hal-hal berikut :

    Bagian penerimaan pasien bertanggung jawab sepenuhnya mengenai

    pencatatan seluruh informasi yang berkenaan dengan diterimanya seorang

    pasien di RS. Baptis Batu.

    Bagian penerimaan pasien harus segera memberitahukan ke Instalasi terkait

    setelah diterimanya seorang pasien dan setelah melalui pemeriksaan disetujui

    untuk dirawat,dan telag selesai di lakukan admission rewat inap.

    Semua bagian harus memberitahukan bagian penerimaan pasien, apabila

    sorang pasien akan melengkapi persyaratan administrasi.

    Membuat catatan yang lengkap, terbaca dan seragam harus disimpan oleh

    semua bagian selama pasien dirawat.

    Instruksi yang jelas harus diketahui oleh setiap petugas yang bekerja dalam

    proses penerimaan dan pemulangan pasien.

    Ketentuan Umum Penerimaan Pasien Rawat Inap

    Semua pasien yang menderita segala macam penyakit, selama ruangan dan

    fasilitas yang memadai tersedia dapat diterima di RS. Baptis Batu.

    Sedapat mungkin pasien diterima di Admission pada waktu yang telah

    ditetapkan, kecuali untuk kasus gawat darurat dapat diterima setiap saat.

    Tanpa diagnosa yang tercantum dalam surat permintaan dirawat, pasien tidak

    dapat diterima.

    Sedapat mungkin tanda tangan persetujuan untuk tindakan operasi dan

    sebagainya (apabila dilakukan ) dilaksanakan sebelum pasien dirawat.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    53/117

    50

    Pasien dapat diterima, apabila :

    - Ada surat rekomendasi dari dokter yang mempunyai wewenang untuk

    merawat pasien di rumah sakit.

    - Dikirim oleh dokter poliklinik.

    - Dikirim oleh dokter Instalasi Gawat Darurat.

    - Pasien darurat gawat perlu diprioritaskan.

    Prosedur pasien untuk masuk untuk dirawat

    1.

    Pasien yang sudah memenuhi syarat atau peraturan untuk dirawat, Perawat

    Membuatkan Admision Note yang minimal berisi :

    - Labeling nama dan momor rkam medis pasien

    - Umur

    - Diagnosa pasien

    - Dokter DPJP

    -

    Ruangan yang diperlukan

    -

    Tambahan alat yang dibutuhkan pasien

    2.

    Apabila ruangan sudah tersedia :

    (1)Memberi tahu keluarga pasien ternsedianya ruang rawat yang

    dibutuhkan

    (2)

    Pada saat mendaftar dia akan mendapat penerangan tentang :

    - Kapan dapat masuk

    - Bagaimana cara pembayaran serta tarif-tarifnya.

    - Peraturan selama pasien dirawat.

    (3)Di tulis oleh petugas admission di dalam buku register pendaftaran

    pasien rawat inap dan dilengkapi dengan lembar ringkasn keluar

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    54/117

    51

    masuk,perlengkapan asdministrasi lainnya,dan stiker labeling untuk

    pditempel di gelang pasien

    (4)

    Jika pasien pernah berobat ke poliklinik atau pernah dirawat sebelumnya

    maka petugas Admission mendaftar sesuai nomor rekam medis pasien

    dan mengambil rekam medis pasien di ruang filling dan mengantarnya

    ke Instalasi Gawat Darurat

    (5)

    Selesai proses administrasi dan admission petugas memberitahukan

    petugas instalasi Gawat darurat,jika kamar sudah disiapkan,pasien dapat

    segera diantar ke kamar

    Prosedur selama pasien di ruang perawatan yang berkaitan dengan rekam medis

    antara lain :

    (1)Pada waktu pasien tiba di ruang perawatan dan diterima oleh perawat

    pasien diberi tanda pengenal melalui identitas yang tertempel pada gelang

    pasien

    (2)Perawat menambah formulir-formulir yang diperlukan oleh dokter maupun

    perawat sendiri

    (3)Selama perawatan, perawat mencatat semua data perawatan yang

    diberikan dari mulai saat pasien tiba di ruang sampai pasien tersebut

    pulang, dipindahkan atau meninggal yang di rekap dalam sensus harian

    rawat inap

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    55/117

    52

    4.3. Sistem Identifikasi Dan Penomoran.

    1. Sistem Penamaan

    Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada

    seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien yang satu dangan pasien

    yang lainnya, sehingga mempermudah/memperlancar didalam memberikan

    pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit. Di

    RS.Baptis Batu menggunakan sistem penamaan langsung yaitu yang ditulis dalam

    data base adalah nama pasien sendiri berdasarkan kartu tanda pengenal dan dapat

    ditambahkan sesuai dengan wawancara terakhir.

    Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas pencatat adalah : nama

    pasien harus lengkap, minimal terdiri dari dua suku kata jika nama pasien hanya

    terdiri dari satu suku kata dapat diikuti dengan sebutan BINTI....(Nama Orang

    Tua) jika pasien Perempuan,dan BIN (Nama orang Tua) jika Paien dengan jrnis

    kelamin Laki-Laki. Dengan demikian, nama pasien yang akan tercantum dalam

    rekam medis akan menjadi satu diantara kemungkinan ini :

    -Nama pasien sendiri, apabila namanya sudah terdiri dari dua suku kata

    atau lebih.

    -Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (biasanya nama

    ayah).

    -Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga/marga, maka nama

    keluarga/marga atau surename didahulukan dan kemudian diikuti nama

    sendiri.

    Dalam sistem penamaan pada rekam medis, diharapkan :

    -Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang

    disempurnakan.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    56/117

    53

    -Sebagai pelengkap, bagi pasien perempuan diakhir nama lengkap

    ditambah Ny. Atau Nn sesuai dengan statusnya.

    -

    Bagi Pasien berjenis kelamin laki laki dan belum menikah di beri

    ahkiran,SDR,dan Bagi yang sudah menikah di beri sebutan dengan Tn.

    -

    Bagi pasien anak,dapan di beri akriran,An

    2.

    Sistem Penomoran

    Rekam medis pada RS disimpan menurut nomor, yaitu menggunakan

    Unit Numbering System sistem ini memberikan satu unit nomor rekam medis

    baik kepada pasien berobat jalan maupun pasien untuk dirawat.inap. Pada saat

    seorang penderita berkunjung pertama kali ke RS. Baptis Batu apakah sebagai

    penderita berobat jalan ataupun untuk dirawat inap, kepadanya diberikan satu

    nomor (admitting number) yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan

    seterusnya, sehingga rekam medis penderita tersebut hanya tersimpan di dalam

    satu berkas di bawah satu nomor.

    Kepada petugas yang memberikan pendaftaran, diperintahkan agar selalu

    mengecek apakah seorang pengunjung sudah pernah berkunjung ke RS. Baptis

    Batu. Seorang pasien yang sudah pernah berkunjung ke RS.Baptis

    Batu.sebelumnya tidak akan diberikan nomor baru tetapi data pasien akan dicari

    melalui Kartu Indexs Utama Pasien (KIUP).. Kadang-kadang terjadi kekeliruan

    dimana seorang penderita diberikan lagi nomor yang baru, padahal ia telah

    mempunyai nomor, kekeliruan ini dapat diperbaiki dengan membatalkan nomor

    baru dan tetap menyimpan rekam medisnya pada nomor lama.

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis

    57/117

    54

    Sistem nomor unit yang digunakan mempengaruhi rencana perkembangan

    ruang tempat penyimpanan. Perlu sekali ruang Kosong pada rak penyimpanan

    sebesar 25 % karena tempat tersebut berguna untuk menyimpan rekam medis

    yang makin tebal.

    Satu problem yang biasa timbul adalah bertambahnya satu rekam medis

    menjadi berjilid-jilid, karena seringnya pasien tersebut mendapat pelayanan

    (dirawat) di RS.Baptis Batu. Kadang-kadang begitu seringnya seorang penderita

    di rawat sehingga rekam medisnya harus dibuat jilid yang baru, karena terlalu

    tebal jika hanya satu jilid saja. Untuk mengingatkan petugas penyimpanan tentang

    hal ini, maka pada setiap jilid harus dibuat catatan nomor jilid dan jumlah jilidnya,

    misalnya : Jilid 1 dari 2; Jilid 2 dari 2.

    Untuk pengambilan rekam medis yang tidak aktif dari rak penyimpanan

    untuk dimusnahkan atau untuk dibuat microfilm, karena menggunakan sistem

    unit, nomor-nomor rekam medis tidak menunjukkan tua atau mudanya satu rekam

    medis sehingga untuk memilih rekam medis yang tidak aktif harus dilihat satu

    persatu, tahun berapa seorang penderita terakhir dirawat atau berkunjung ke

    poliklinik.

    Untuk sumber nomor RS Baptis Batu membuat satu sistim Penomoran

    terdiri dari enam angka, menggunakan siste