Upload
ahmad
View
481
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
1/117
PEDOMAN PELAYANAN
BAGIAN REKAM MEDIS
RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013
RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
2/117
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................ i
Daftar isi .................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Rekam Medis ................................................. 1
1.2. Ruang Lingkup ......................................................................... 8
1.3. Falsafah Rekam Medis ............................................................. 8
1.4. Pengertian Rekam Medis ........................................................ 8
1.5.
Tujuan Rekam Medis ............................................................... 9
1.6. Kegunaan Rekam Medis ......................................................... 10
1.7. Batasan Operasional ................................................................ 12
1.7.1. Managemen Rekam medis ...................................................... 12
1.7.2. Rekam Medis ............................................................................ 12
1.7.3. Admission.................................................................................. 13
1.7.4.
Registrasi .................................................................................... 13
1.7.5. Tracer ......................................................................................... 13
1.7.6. ICD X ........................................................................................ 13
1.7.7. Kartu Berobat ........................................................................... 13
1.7.8. Landasan Hukum ..................................................................... 13
1.7.9. Aspek Persyaratan Hukum ..................................................... 16
1.8.
Pemilikan Rekam Medis .......................................................... 171.9. Kerahasiaan Rekam Medis ...................................................... 20
1.10. Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) ............. 22
1.11. Pemberian Informasi kepada Orang/Badan Yang
Mendapat Kuasa ....................................................................... 26
1.12. Rekam Medis Di Pengadilan .................................................. 31
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
3/117
iii
BAB II. STANDAR KETENAGAAN ............................................. 34
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ............................................... 34
2.2. Distribusi Ketenagaan .................................................................... 36
BAB III. STANDAR FASILITAS...................................................... 39
3.1. Denah Ruang Instalasi Rekam Medis .......................................... 39
3.2. Standar Fasilitas Instalasi Rekam Medis...................................... 41
BAB IV. TATA LAKSANA PELAYANAN ................................... 44
4.1. Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan ............................................. 45
4.2. Pelayanan Pendaftaran Rawat Inap ............................................. 48
4.3. Sistem Identifikasi Dan Penomoran ............................................ 52
4.4. Simbol dan Tanda Khusus ............................................................ 55
4.5. Penyelesaian Dan Pengembalian Rekam Medis ......................... 56
4.6. Penghapusan Rekam Medis .......................................................... 61
4.7. Perekam Kegiatan Pelayanan Medis ............................................ 64
BAB V. LOGISTIK .............................................................................. 94
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN ............................................... 98
BAB VII. KESELAMATAN KERJA ............................................... 103
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU ............................................ 106
6.1. Definisi Indikator ........................................................................... 106
6.2. Indikator Dan Standar Pelayanan ................................................ 108
6.3. Uraian Standar Pelayanan Minimal .............................................. 108
BAB IX. PENUTUP ............................................................................. 113
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
4/117
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Rekam Medis.
Lahirnya rekam medis berjalan sejajar dengan lahirnya ilmu kedokteran
karenanya sejak Zaman Batu (Paleolithic) lebih kurang 25.000 SM di Spanyol
rekam medis telah ada, tetapi dalam bentuk yang primitif sekali berupa pahatan
pada dinding gua.
Pada zaman Mesir Kuno (Egyptian Period) telah dikenal Dewa Thoth ahli
pengobatan yang dianggap Dewa Kebijaksanaan dikenal sebagai dewa berkepala
iblis. Ia mengarang 36 buah 42 buku. Diantaranya 6 buku mengenai masalah
kedokteran (tubuh manusia, penyakit, obat-obatan penyakit mata dan kebidanan.
Imhotep adalah dokter yang pertama menjalankan rekam medis. Hidup di
zaman Piramid 3.000-2.500 SM. Ia adalah pegawai negeri tinggi, Kepala Arsitek
Negri serta penasehat Medis Firaun, kemudian ia dihormati sebagai medical
demiggod seperti Aesculapius : Ia membuat Papyrus(dokumen ilmu kedokteran
kuno yang berisi 43 kasus pembedahan).
Papyrusini selama berabad-abad menghilang dan baru diketemukan pada
abad XIX oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Edwin Smith, hingga
kemudian dinamakan : Edwin Smith Papyrus. Papyrus ini saat ini disimpan di
New York Academy of Medicine, USA.
Lembaran papyrus lain diketemukan pada tahun 1972 di kaki mumi di
Necropolis ditulis sejak tahun 1550 SM, yang kemudian dijual pada seorang
archeolog Jerman bernama Georg Ebers hingga kemudian dikenal sebagai
Papyrus Ebers.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
5/117
2
Sebelum perang dunia ke II papyrus ini berada di University of Leipzing.
DiLeipzing(Polandia) isi Papyrus Ebersdiketahui adalah observasi yang cermat
mengenai penyakit dan pengobatan yang dikerjakan secara teliti dan mendalam.
Pada zaman Yunani dikenal Aesculapius yang dianggap sebagai dewa
kedokteran dan mempunyai tongkat dililit ular yang hingga kini masih dipakai
sebagai simbol ilmu kedokteran diseluruh dunia. Aesculapius melakukan praktek
ilmu kedokteran di Delphi, bekas reruntuhan kuilnya berada di dekat gunung
Parna Zeus.
Ilmu kedokteran di Yunani disebarkan oleh sepuluh dokter yang disebut
Aesclepadae sedang kuil tempat penderita disebut Aesculapia (1134 SM). Selain
kuil tersebut pengobatan lainnya di kota Epidaurus (Secred Grove) atau disebelah
Barat Althena.
Pada 460 SM dikenal Hippocrates yang hingga kini disebut sebagai Bapak
Ilmu Kedokteran. Ia yang mulai mengenyampingkan ramalan dan pengobatan
secara mistik dengan praktek kedokteran secara ilmu pengetahuan modern.
Hipocrates yang membuat sumpah Hipocrates dan banyak menulis tentang
pengobatan penyakit, dengan observasi penelitian yang cermat dan sampai kini
dianggap benar. Hasil pemeriksaan pasiennya (rekam medis) diajarkan pada Putra
Hipocrates Thesalius, Racon, dan Dexxippus yang hingga kini masih dapat dibaca
oleh para dokter. Kecermatan cara kerja Hipocrates dalam pengelolaan rekam
medisnya sangat menguntungkan para dokter sekarang.
Galen yang hidup 600 tahun sesudah Hipocrates (130-121 SM) di kota
Roma adalah orang pertama yang memperkenalkan fungsi sesungguhnya dari
arteri (pembuluh darah) dan dalam salah satu buku karangannya ia
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
6/117
3
menggambarkan rasa sakit yang diakibatkan serangan batu ginjal. Di zaman ini
telah mempunyai majalah kedokteran bernama Romana Acta Diurna.
Orang yang pertama kali menyebutkan perkataan rumah sakit (Hospital)
atau Hopitaliadalam bahasa latin(Hosper = Host = Tamu) adalah Santo Jerome.
Istilah tersebut ia pergunakan sewaktu menulis mengenai rumah sakit yang
didirikan oleh Pabiola di Roma Tahun 390.
Pada zaman Byzantium ilmu kedokteran hanya mencapai 3 abad pertama
walaupun zaman ini lebih dari 1000 tahun. Pengarang buku ilmu kedokteran pada
zaman ini adalah : Aetius, Alexander, Oribasius dan Paul satu-satunya pekerjaan
rekam medis yang dilakukan yaitu catatan para rahib (dokter kuno).
Pada zaman Yahudi ilmu kedokteran telah tertera di dalam kitab Injil dan
Talmud, dua kitab agama Kristen dan Yahudi. Bangsa Hibrani termasuk pencipta
dari Prophylaxis. Buku Leviticus berisi sanitasi dan higiene seperti : efek
menyentuh benda kotor, jenis makanan yang harus dimakan dan mengandung gizi
tinggi, dan cara membersihkan ibu yang baru melahirkan.
Pada zaman Islam dikenal dokter-dokter yang beragama Islam dan praktek
di rumah sakit Persia (Iran) antara lain Imam Gozali (Rhazes) tahun 865 925
SM, yang telah menulis banyak buku kedokteran, antara lain mengenai
pengobatan penyakit cacar Treatise on Smallpox and Measles yang merupakan
buku pertama yang membahas penyakit menular. Ia juga merupakan dokter
pertama yang menggunakan alkohol dan usus kambing untuk menjahit luka.
Kemudian Ibnu Sina (Avicena) hidup 9801037 M yang bekerja
berdasarkan tulisan Hipocrates dan menggabungkan dengan sumber-sumber
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
7/117
4
kedokteran lainnya yang ia dapat. Ia telah menggunakan sistem pencatatan klinis
yang baik.
Rumah Sakit ST Bartholomeus di London merintis hal-hal yang harus
dikerjakan oleh suatu medical record management. Rumah sakit ini yang
memulai membuat catatan (record) dari para penderita yang dirawat di rumah
sakitnya. Pada tahun 1667 rumah sakit ini mempelopori pendirian perpustakaan
kedokteran. Rumah sakit ini masih berdiri dan beberapa rekam medis pasiennya
yang pernah dirawat ditahun 1137 masih ada. Pendiri rumah sakit ini bernama
Rahera. Rumah sakit ini mengeluarkan buku bernamaBook of Foundation yang
berisi riwayat dari 28 kasus penyakit. ST Bartholomeus mendapat dukungan dan
perhatian pemerintah atas usaha usahanya yang telah dijalankan.
Andreas Vesalius hidup pada tahun 1514 1554, adalah seorang
berkebangsaan Belgia, dokter yang mempelajari ilmu anatomi melalui
pembedahan mayat orang kriminal dengan cara mencuri mayat, hal yang dilarang
keras oleh gereja Khatolik. Hasil pembedahan mayat menjadi pengetahuan
Anatomi yang sangat bermanfaat. Ia juga selalu membuat rekam medis atas segala
hal yang dijumpainya. Hasil rekam medis tersebut dibukukan dengan nama
Fabrica(1543). Kemudian ia menjadi profesor pada University of Padua(Italia).
Dokter William Harvey adalah seorang dokter yang bekerja di RS ST
Barthelemew yang menekankan dimana dokter harus bertanggung jawab atas
segala catatan rekam medisnya. Setiap dokter harus mencatat laporan instruksi
medis dari pasien.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
8/117
5
Kapten Jhon Grant adalah orang yang pertama kali mempelajari Vital
Statistik pada tahun 1661. Ia melakukan penelitian atas Bilis of Mortality
(angka Kematian).
Pada abad XVIII Benyamin Franklin dari USA mempelopori berdirinya
rumah sakit Pennsylvania di Philadelpia (1752). Rekam medis sudah ada pada
tahun 1873 dan indeks pasien baru disimpan.
Tahun 1771 Rumah Sakit New York dibuka, pada tahun 1793 register
pasien dikerjakan. Tahun 1862 mulai dicoba menggunakan indeks penyakit.
Pada tahun 1914 istilah-istilah kepenyakitan baru dapat diterangkan.
Pada tahun 1801 Rumah Sakit Umum Massacussect di Boston dibuka
memiliki rekam medis dan katalog lengkap. Tahun 1871 mulai diinstruksikan
bahwa pasien dirawat harus dibuat KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien).
Tahun 1870-1893 Library Bureu mulai mengerjakan penelitian katalog
pasien. Tahun 1895 -1867 Ny. Grece Whiting Myerors terpilih sebagai Presiden
pertama dari Association of Record Librarian of North America. Ia adalah ahli
medical recordpertama di rumah sakit.
Pada abad XX rekam medis baru menjadi pusat perhatian secara khusus
pada beberapa rumah sakit, perkumpulan ikatan dokter/rumah sakit di negara-
negara barat.
Tahun 1902 American Hospital Association untuk pertama kalinya
melakukan diskusi rekam medis. Tahun 1905 beberapa buah pikiran dokter
diberikan untuk perbaikan rekam medis. Tahun 1905 Dokter George Wilson
seorang dokter kebangsaan Amerika dalam rapat tahunan American Medical
Association ke 56 membacakan naskahnya : Aclinical Chart for The Record of
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
9/117
6
Patient in Small Hospital yang kemudian diterbitkan dalam Journal of
American Association terbit 23-9-1905. Isi naskah itu adalah tentang pentingnya
nilai medical recordyang lengkap isinya demi kepentingan pasien maupun bagi
pihak rumah sakit.
Berikut adalah perkembangan selanjutnya :
a.
Tahun 1935 di USA muncul 4 buah sekolah Rekam Medis.
b.
Tahun 1955 berkembang menjadi 26 sekolah terdapat 1000 lulusan.
c. Tahun 1948 Inggris membuat 4 sekolah rekam medis.
d.Tahun 1944 Australia membuat sekolah rekam medis oleh seorang ahli
RM dari Amerika yang bernama Ny. Huffman, di Sydney dan
Melbourne.
Dengan demikian dunia internasional sudah menyadari bagaimana
pentingnya tulisan-tulisan serta catatan mengenai penyakit seseorang sehingga
harus disusun dengan sebaik-baiknya dan catatan medis inilah yang kita namakan
dengan rekam medis.
Semenjak masa pra kemerdekaan rumah sakit di Indonesia sudah
melakukan kegiatan pencatatan, hanya saja masih belum dilaksanakan dengan
penataan baik, atau mengikuti sistem yang benar, penataan masih tergantung pada
selera pimpinan masing-masing rumah sakit.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1960, kepada
semua petugas kesehatan diwajibkan unatuk menyimpan rahasia kedokteran,
termasuk berkas rekam medis. Kemudian pada tahun 1972 dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah
sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan medical record. Bab I ps 3
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
10/117
7
menyatakan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk (master plan)
yang baik, maka setiap rumah sakit:
a.
Mempunyai dan merawat statistik yang up to date.
b.Membuat medical record yang berdasarkan ketentuan ketentuan yang
telah ditetapkan.
Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar di institusi
pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit, penyelenggaraan rekam medis dapat
berjalan dengan baik. Pada tahun 1972-1989 penyelenggaraan rekam medis
belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Maka dengan diberlakukannya Permenkes No.749a menkes/per/XV/tahun
1989 tentang rekam medis / medical record yang merupakan f semua tenaga
medis dan para medis di rumah sakit yang terlibat dalam penyelenggaraan rekam
medis harus melaksanakannya.
Dalam pasal 22 sebagai salah satu pasal permenkes No. 749a tahun 1989
tersebut disebutkan bahwa hal-hal tehnis yang belum diatur dan petunjuk
pelaksanaan peraturan ini akan ditetapkan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan
bidang tugas masing-masing. Sejalan dengan pasal 22 tersebut maka Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Rekam Medis/Medical Record di Rumah Sakit dengan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. 78 Tahun 1991 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.
Permenkes RI No 269/Menkes/Per/III/2008 menyempurnakan permenkes
sebelumnya sebagai dasar pengelolaan Rekam Medis di RS.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
11/117
8
Dengan adanya perkembangan akan kebutuhan dengan mengantisipasi
perkembangan pelayanan maupun IPTEK dilakukan penyempurnaan petunjuk
tentang pengelolaan rekam medis rumah sakit.
1.2. Ruang Lingkup.
Ruang lingkup Instalasi Rekam Medis RS. Royal Progress meliputi
managemen rekam medis dan admission & registrasi.
1.3. Falsafah Rekam Medis.
Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan diberikan
oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini merupakan
cerminan kerjasama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk menyembuhkan
pasien. Bukti tertulis pelayanan yang dilakukan setelah pemeriksaan tindakan,
pengobatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Proses pelayanan diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri, maupun
perjalanan penyakit, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis lainnya yang
akan dijadikan dasar di dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya
pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien
yang datang ke rumah sakit.. Jadi falsafah Rekam Medis mencantumkan nilai
Administrasi, Legal, Finansial, Riset, Edukasi, Dokumen, Akurat, Informatif dan
dapat dipertanggungjawabkan (ALFRED AIR).
1.4. Pengertian Rekam Medis.
Membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan dikemukakan arti
dari rekam medis itu sendiri. Rekam medis disini diartikan sebagai keterangan
baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
12/117
9
laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan
kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun
yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Kalau diartikan secara dangkal,
rekam medis seakan-akan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang
keadaan pasien, namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna
yang lebih luas dari pada hanya sekedar catatan biasa, karena di dalam catatan
tersebut sudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan
dijadikan dasar di dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan
maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seorang pasien yang
datang ke rumah sakit dalam hal ini ke datang ke rumah sakit .
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar
kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai satu sistem
penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya
merupakan salah satu kegiatan daripada penyelenggaraan rekam medis.
Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai
pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data
medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit dan
dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi
penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan
untuk melayani permintaan/peminjaman oleh pasien atau untuk keperluan lainnya.
1.5. Tujuan Rekam Medis.
Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di RS.
BAPTIS BATU. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
13/117
10
baik dan benar, mustahil tertib administrasi di RS. Baptis Batu akan berhasil
sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah
satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit .
1.6. Kegunaan Rekam Medis.
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
- Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan.
-
Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan
tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
- Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan
bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
- Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan karena isinya
dapat dijadikan sebagai bahan untuk menetapkan biaya pembayaran
pelayanan di rumah sakit. Tanpa adanya bukti catatan
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
14/117
11
tindakan/pelayanan, maka pembayaran pelayanan di rumah sakit tidak
dapat dipertanggungjawabkan.
-
Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medik mempunyai nilai penelitian, karena isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
-
Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dari
kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi
tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi di bidang profesi si
pemakai.
- Aspek Dokumentasi.
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya
menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai
sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.
Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut di atas, rekam medis
mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara
pasien dengan pemberi pelayanan saja.
Kegunaan rekam medis secara umum adalah:
a.
Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang
ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan,
perawatan kepada pasien.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
15/117
12
b.Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus
diberikan kepada seorang pasien.
c.
Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan
penyakit, dan pengobatan selama pasienberkunjung/dirawat di RS .
d.
Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e.
Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan
penelitian dan pendidikan.
g.Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik
pasien.
h.Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan.
1.7. Batasan Operasional.
1.7.1. Managemen Rekam Medis.
Adalah kegiatan penyelenggaraan rekam medis di RS. Baptis yang terdiri
dari koding, indeksing, assembling, penyimpanan rekam medis, pendistribusian
rekam medis dan pelaporan rekam medis.
1.7.2. Rekam Medis.
Adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan
medik yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap,
rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
16/117
13
1.7.3.
Admisssion.
Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat inap.
1.7.4.
Registrasi.
Adalah tempat penerimaan / pendaftaran pasien rawat jalan.
1.7.5. Tracer.
Adalah pembatas rekam medis atau pengganti dari rekam medis yang
sedang di pinjam.
1.7.6.
ICD X.
Adalah kepanjangan dari International Classification of Disease Ten
Revision. ICD X digunakan untuk mengkode diagnosa penyakit pasien rawat
jalan maupun rawat inap.
1.7.7. Kartu Berobat.
Adalah kartu yang diberikan kepada pasien dimana isi kartu tersebut adaalah
nomor rekam medis dan nama pasien. Kartu tersebut digunakan untuk
mempermudah pencarian kembali rekam medis pasien yang akan berobat.
1.7.8. Landasan Hukum.
Instalasi Rekam Medis di RS. Baptis Batu adalah merupakan bagian yang
harus terselenggara sesuai dengan :
1.
UU 44 BAB VIII pasal 29 tahuh 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-undang Tenaga Kesehatan pasal 2 (Lembaran Negara Tahun 1963
No. 78).
3. Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
17/117
14
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.
5.
Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga rekam medis.
6. Surat Keputusan Menkes RI No.034/BIRHUP/1972. Ada kejelasan bagi
rumah sakit menyangkut kewajiban untuk menyelenggarakan rekam medis
dengan kegiatannya menunjang pelayanan medis yang diberikan kepada
pasien, meliputi membuat rekam medis berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan, serta merawat statistik yang telah up to date. Melalui peraturan-
peraturan tentang rekam medis, diharapkan rumah sakit dapat
menyelenggarakan rekam medis berjalan sebagaimana yang diharapkan.
5. SK Dir Jen Yan Medik tahun 1991, Nomor :
78/Yan.Med/RS.Um.Dik/YMU/I/91 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.
6.
Kebijakan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu:
a. Setiap pasien RS. Baptis Batu memiliki satu nomor rekam medis.
b. Penyimpanan rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap disimpan
dalam satu tempat.
c. Setiap pasien yang pulang rawat inap dibuatkan Ringkasan Perawatan
Pasien (Resume).
d. Kegiatan pelayanan medis dilaksanakan dengan membuat sensus
harian.
e. Seluruh pelayanan dokumen rekam medis dilaksanakan oleh petugas
rekam medis.
f. Setiap pasien yang masuk ke RS. Baptis Batu dientry melalui
Admission.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
18/117
15
g. Permintaan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepentingan
pengobatan pasien dan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan dan
peminjaman harus mengisi buku register dan tanda tangan peminjam
pada waktu pengembalian.
h. Petugas Rawat Inap bertanggung jawab atas dokumen rekam medis
pasien rawat inap yang keluar perawatan dalam waktu tidak lebih dari 2
x 24 jam sebelum diambil petugas Rekam Medis.
i. Semua profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada
pasien diwajibkan menulis seluruh pelayanan yang diberikan pada
lembar rekam medis yang sudah ditentukan, dilengkapi dengan tanda
tangan/paraf dan inisial nama.
j. Penanggung jawab Dokumen Rekam Medis bertanggung jawab atas
pengembalian dan pendistribusian dokumen rekam medis.
k.
Dokumen rekam medis yang telah dikembalikan ke Instalasi Rekam
Medis yang belum lengkap, wajib dilengkapi oleh profesi tenaga
kesehatan yang bersangkutan.
l. Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab atas laporan berkala yang
telah ditetapkan, baik untuk kepentingan eksternal maupun internal.
m. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang wajib ditempelkan pada
lembar rekam medis yang telah ditetapkan.
n. Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab atas tersedianya informasi
kegiatan pelayanan dan indikator rumah sakit yang telah ditetapkan.
o. Seluruh pelayanan rekam medis wajib berorientasi pada kepuasan dan
kebutuhan pelanggan.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
19/117
16
p. Instalasi Rekam Medis RS. Baptis Batu menerima kegiatan magang
mahasiswa terkait.
q.
Bagi pasien yang memerlukan data rekam medis, dapat diberikan
resume atau ringkasan perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan riwayat
pelayanan yang telah diberikan.
1.7.9. Aspek Persyaratan Hukum.
Rekam medis harus memenuhi obyek persyaratan hukum (Peraturan Menteri
Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008) yaitu :
1. Rekam medis tidak ditulis dengan pensil.
2.Tidak ada penghapusan.
3. Coretan, ralatan sesuai dengan prosedur, tanggal dan tanda tangan.
4.Tulisan jelas, terbaca.
5.Ada tanda tangan dan nama petugas.
6.Ada tanggal dan waktu pemeriksaan tindakan.
7.Ada lembar persetujuan tindakan.
Dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008,
tentang Rekam Medis serta keputusan Ditjen Yan Med Nomor 78/Yan Med/RS
UMDIK/YMU/1/91 maka tenaga yang berhak mengisi rekam medis di RS. Baptis
Batu adalah:
1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter spesialis yang
melayani pasien di RS. Baptis Batu.
2. Dokter tamu yang merawat pasien di RS. Baptis Batu.
3.Tenaga para medis perawatan dan non perawatan yang terlibat langsung
dalam pelayanan antara lain ; Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Tenaga
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
20/117
17
Laboratorium Klinik, Gizi, Anastesi, Penata Rontgen, Rehabilitasi
Medis, Rekam Medis atau petugas Admission dan lain sebagainya.
4.
Dalam hal dokter ke luar negeri maka yang melakukan
tindakan/konsultasi kepada pasien yang mengisi rekam medis adalah
dokter yang ditunjuk oleh Direktur RS. Baptis Batu.
1.8. Pemilikan Rekam Medis.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008 bahwa
kepemilikan dan pemanfaatan Rekam Medis di jelaskan bahwa :
- Dokumen Rekam Medis adalah milik Rumah Sakit, artinya Direktur
Rumah Sakit bertanggung jawab atas: Hilangnya, rusaknya atau
pemalsuan Rekam Medis, penggunaan oleh badan/orang yang tidak
berhak.
- Isi Rekam Medis adalah milik Pasien yang wajib di jaga
kerahasiaanya dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
o Hanya petugas Rekam Medis yang diizinkan masuk ruang
penyimpanan Dokumen Rekam medis.
o Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi Rekam Medis untuk
badan-badan perorangan, kecuali yang telah ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
o Selama penderita dirawat, Dokumen Rekam Medis menjadi
tanggung jawab perawat ruangan dan menjaga kerahasiaanya.
- Pemanfaatan di pakai sebagai :
- Sumber informasi medis dari pasien yang berobat yang berguna untuk
keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan pasien.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
21/117
18
- Alat komonikasi antara dokter dengan dokter lainnya atau dengan
paramedis dalam usaha memberikan pelayanan kesehatan pasien.
-
Bukti tertulis tentang pelayanan kesehatan dan lainnya yang telah
diberikan pada pasien.
-
Alat analisa dan evalusi terhadap kualitas pelayanan yang di berikan
oleh Rumah Sakit.
-
Alat untuk melindungi kepentingan hukum bagi pasien, dokter dan
tenaga kesehatan lainya.
- Penelitian dan pendidikan.
- Perencanaan dan pemanfatan sumber daya.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian bagi para petugas pelayanan
kesehatan yang terlibat pada pelayanan kesehatan kepada pasien :
a. Tidak diperkenankan untuk membawa berkas rekam medis keluar dari
instansi pelayanan kesehatan, kecuali atas izin pimpinan dan dengan
sepengetahuan kepala Instalasi Rekam Medis, yang peraturannya
digariskan oleh Pimpinan RS. Baptis Batu.
b.Petugas Rekam Medis antara lain bertanggung jawab penuh terhadap
kelengkapan dan penyediaan berkas yang sewaktu-waktu dapat dibutuhkan
oleh pasien..
c. Petugas ini harus betul-betul menjaga agar berkas tersebut tersimpan dan
tertata dengan baik dan terlindung dari kemungkinan pencurian berkas
atau pembocoran isi berkas rekam medis.
d. Itulah sebabnya maka Petugas Rekam Medis harus menghayati berbagai
peraturan mengenai prosedur penyelesaian pengisian berkas bagi para
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
22/117
19
aparat pelayanan kesehatan maupun tata cara pengolahan berkas secara
terperinci, yang kesemuanya dilakukan demi menjaga agar berkas rekam
medis dapat memberikan perlindungan hukum bagi rumah sakit, petugas
pelayanan kesehatan maupun pasien.
Dalam kaitan ini boleh ataupun tidaknya pasien mengerti akan isi daripada
rekam medis adalah amat tergantung pada kesanggupan pasien untuk mendengar
informasi mengenai penyakitnya yang dijelaskan oleh dokter yang merawatnya.
Hal ini tidak berarti bahwa pasien diperkenankan untuk membawa
berkasnya pulang. Resume pasien yang dikeluarkan oleh dokter rumah sakit serta
diteruskan kepada dokter rujukan sudah dianggap memadai. Apabila dokter
rujukan menghendaki informasi mengenai penyakit pasien yang lebih terperinci
maka pihak rumah sakit diperkenankan untuk memfotocopy dan melegalisir
halaman-halaman yang difotocopy tersebut serta meneruskan kepada dokter
rujukan tersebut. Harus diingat bahwa Rumah Sakit wajib memegang berkas asli,
kecuali untuk resep obat pasien.
Dengan adanya minat pihak ketiga seperti badan-badan asuransi, polisi,
pengadilan dan lain sebagainya terhadap rekam medis seorang pasien maka
tampak bahwa rekam medis telah menjadi milik umum. Namun pengertian umum
disini bukanlah dalam arti bebas dibaca masyarakat, karena walaupun bagaimana
rekam medis hanya dapat dikeluarkan bagi berbagai maksud/kepentingan
berdasarkan otoritas pemerintah/badan yang berwenang yang secara hukum dapat
dipertanggungjawabkan. Bilamana peraturan secara khusus belum ada maka
perihal penyiaran atau penerusan informasi kepada pasien, dokter, orang lain yang
ditunjuk adalah bersifat administratif, pihak Rumah Sakit akan memperhatikan
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
23/117
20
berbagai faktor yang terlibat sebelum menjawab permohonan pasien atau pihak
lainnya untuk melihat berkas rekam medis. Dalam hal ini Rumah Sakit
bertanggung jawab secara moral dan hukum sehingga karenanya berupaya untuk
menjaga agar jangan sampai terjadi orang yang tidak berwenang dapat
memperoleh informasi yang terdapat dalam rekam medis pasien. Pengamanan
harus dimulai sejak pasien masuk, selama pasien dirawat dan sesudah pasien
pulang.
1.9. Kerahasiaan Rekam Medis.
Secara umum telah disadari bahwa informasi yang didapat dari rekam
medis sifatnya rahasia. Tetapi kalau dianalisa, konsep kerahasiaan ini, akan
ditemui banyak pengecualian. Yang menjadi masalah disini ialah Bagi siapa
rekam medis itu dirahasiakan dan dalam keadaan bagaimana rekam medis
dirahasiakan. Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia karena hal ini
menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan dokter yang wajib
dilindungi dari pembocoran sesuai dengan kode etik kedokteran dan peraturan
perundangan yang berlaku.
Pada dasarnya informasi yang bersumber dari rekam medis ada dua
kategori :
1.Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan.
2.Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan.
Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan:
Yaitu laporan atau catatan yang terdapat dalam berkas rekam medis sebagai
hasil pemeriksaan, pengobatan, observasi atau wawancara dengan pasien.
Informasi ini tidak boleh disebarluaskan kepada pihak-pihak yang tidak
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
24/117
21
berwenang, karena menyangkut individu langsung si pasien. Walaupun begitu
perlu diketahui pula bahwa pemberitahuan keadaan sakit si pasien kepada pasien
maupun keluarganya oleh orang rumah sakit selain dokter yang merawat sama
sekali tidak diperkenankan. Pemberitahuan kepenyakitan kepada pasien/keluarga
menjadi tanggung jawab dokter dan pasien, pihak lain tidak memiliki hak sama
sekali.
Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan:
Jenis informasi yang dimaksud disini adalah perihal identitas (nama,
alamat, dan lain-lain) serta infomasi lain yang tidak mengandung nilai medis.
Informasi jenis ini terdapat dalam lembaran paling depan berkas rekam medis
rawat jalan maupun rawat nginap (Ringkasan Riwayat Klinik ataupun Ringkasan
Masuk dan Keluar). Namun sekali lagi perlu diingat bahwa karena diagnosa akhir
pasien mengandung nilai medis maka lembaran tersebut tetap tidak boleh
disiarkan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang. Walaupun begitu petugas
tenaga bantuan, perawat, petugas perekam medis maupun petugas Rumah Sakit
lainnya harus berhati-hati bahwa ada kalanya identitas pasienpun dianggap perlu
disembunyikan dari pemberitaan, misalnya apabila pasien tersebut adalah orang
terpandang di masyarakat ataupun apabila pasien adalah seorang tanggungan
polisi (buronan). Hal ini semata-mata dilakukakan demi ketenangan si pasien dan
demi tertibnya keamanan Rumah Sakit dari pihak-pihak yang mungkin
bnermaksud mengganggu. Oleh kaena itu dimanapun petugas itu berdinas tetap
harus memiliki kewaspadaan yang tinggi agar terhindar dari kemungkinan
tuntutan ke pengadilan.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
25/117
22
Sumber hukum yang bisa dijadikan acuan di dalam masalah kerahasiaan
suatu sumber informasi yang menyangkut rekam medis pasien dapat dilihat pada
Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1966 yaitu mengenai Wajib Simpan
Rahasia Kedokteran. Dengan adanya Peraturan Pemerintah itu maka siapapun
yang bekerja di rumah sakit, khususnya bagi mereka yang berhubungan dengan
data rekam medis wajib memperhatikan ketentuan tersebut.
Pasal 1 :
Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang
diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama
melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran.
Pasal 3:
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:
a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Th. 1963 No. 78)
b. Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,
pengobatan dan / atau perawatan & orang lain yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
1.10. Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent).
Sesuai dengan PERMENKES No:290/MEN.KES/PER/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
Persetujuan Tindakan Medik/Informed Consent adalah :
Persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut. Tindakan medik adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
26/117
23
berupa diagnostik atau terapeutik. Semua tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Persetujuan dapat diberikan secara
tertulis maupun lisan.
Setiap pasien yang mendapat pelayanan di rumah sakit mempunyai hak
untuk memperoleh atau menolak pengobatan. Bila pasien dalam perwalian maka
walilah yang mengatasnamakan keputusan hak tersebut pada pasien.
Di RS. Baptis Batu hal mengenai keputusan pasien (atau wali) dapat
dikemukakan dengan 2 cara, yang lazim dikenal dengan persetujuan meliputi :
- Persetujuan langsung.
Berarti pasien / wali segera menyetujui usulan pengobatan yang
ditawarkan pihak rumah sakit. Persetujuan dapat dalam bentuk lisan atau
tulisan.
- Persetujuan secara tak langsung.
Tindakan pengobatan dilakukan dalam keadaan darurat atau
ketidakmampuan mengingat ancaman terhadap nyawa pasien.
Selain kedua jenis persetujuan di atas terdapat pula suatu jenis persetujuan
khusus dalam hal mana pasien / wali wajib mencantumkan pernyataan bahwa
kepadanya telah dijelaskan suatu informasi terhadap apa yang akan dilakukan oleh
tim medis, resiko dan akibat yang akan terjadi bilamana suatu tindakan diambil.
Persetujuan ini dikenal dengan istilah informed consent, hanya diperlukan
bilamana pasien akan dioperasi atau akan menjalani prosedur pembedahan
tertentu. Pemberian persetujuan atau penolakan terhadap perlakuan yang akan
diambil tersebut menjadi bukti yang syah bagi rumah sakit, pasien, dan dokter.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
27/117
24
Demi menjaga kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul-timbul maka
pihak Rumah Sakit melakukan dua kali pengambilan persetujuan (apabila ternyata
kemudian ada tindakan khusus) yaitu:
a. Disaat pasien akan dirawat : Penandatanganan dilakukan setelah pasien
mendapat penjelasan dari petugas penerima pasien di tempat
pendaftaran. Penandatanganan persetujuan disini adalah untuk pemberi
persetujuan dalam pelaksanaan prosedur diagnostik, pelayanan rutin
rumah sakit dan pengobatan medis umum.
b.Persetujuan khusus (Informed Consent) : sebelum dilakukannya suatu
tindakan medis di luar prosedur a. di atas misalnya pembedahan.
Ini sesuai PERMENKES No:575/Men.Kes/Per/IX/1989 pada pasal 3
bahwa setiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi harus dengan
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan
persetujuan.
Dan pada pasal 4 disebutkan informasi tentang tindakan medik harus
diberikan kepada pasien, baik diminta maupun tidak diminta.
Dokter yang menangani pasien harus menjelaskan hal-hal yang akan
dilakukannya secara jelas. Dalam hal ini, dokter jangan sekali-kali memberi
garansi kesembuhan pada pasien, tetapi didiskusikan dan dijelaskan keuntungan
yang diharapkan sehingga pasien dapat berpikir dan menetapkan keputusannya.
Dokter dapat meminta persetujuan kepada suami/isteri pasien , apabila pasien
karena mempengaruhi fungsi seksual atau reproduksi pasien atau tindakan yang
dapat mengakibatkan kematian janin dalam kandungan. Keputusan ini diambil
sebagai upaya hubungan kemanusiaan dan tidak mutlak untuk mengobati pasien .
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
28/117
25
Dalam masalah persetujuan ini rumah sakit sering menghadapi
permasalahan seperti untuk kasus otopsi dan adopsi. Pada dasarnya otorisasi
untuk otopsi, adopsi adalah sama seperti untuk operasi/pembedahan. Dalam hal
ini rumah sakit harus betul-betul terjamin keselamatannya melalui bukti-bukti
tanda tangan dari orang-orang yang berhak.
Berkas dari pasien yang akan diotopsi harus memiliki lembaran perintah
otopsi.
Perintah pelaksanaan otopsi dapat ditinjau dalam dua kejadian:
a. Otopsi atas permintaan keluarga pasien, dimana didalamnya terdapat
tanda tangan keluarga pasien
b.Otopsi atas permintaan polisi untuk pembuktian
Adanya permintaan akan jenasah pasien, bagian tubuh tertentu, kremasi
ataupun pernyataan bahwa jenasah tidak diambil keluarga dan lain sebagainya
harus senantiasa dikuatkan oleh tanda tangan dari berbagai pihak termasuk
didalamnya saksi I, II sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dalam kaitan ini
selain instansi kamar jenasah maka dalam berkas rekam medispun juga harus
memiliki dasar penguat dalam bentuk formulir persetujuan yang telah di tanda
tangani oleh pihak pihak yang bersangkutan tersebut. Dalam hal kasus adopsi
pihak-pihak yang bersangkutan harus benar-benar bertanggung jawab untuk
segera menandatangani formulary atau keterangan adopsi. Pihak rumah sakit
harus melibatkan unsur saksi sebagai penguat disamping adanya pernyataan resmi
secara tertulis dari pihak yang menerima. Dalam hal mana seorang anak tidak
diambil oleh keluarganya maka pihak rumah sakit dapat meneruskannya kepada
yayasan atau badan resmi yang berwenang dan dianggap sah oleh negara. Segala
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
29/117
26
korespondensi yang terjadi dalam hal adopsi harus amat dijaga kerahasiaannya.
Pihak Instalasi Rekam Medis harus dapat menjamin bahwa berkasnya telah
lengkap. Bilamana dirasakan perlu untuk menyendirikan laporan adopsi dari
berkas pencatatan pasien maka Kepala Instalasi Rekam Medis dapat mengambil
kebijaksanaan tersebut dan memberi kode tertentu dalam berkas rekam medis
pasien tersebut. Selanjutnya surat adopsi tersebut disimpan dalam tempat khusus
yang terkunci dan aman.
1.11. Pemberian Informasi Kepada Orang/Badan Yang Mendapat Kuasa.
Berbicara tentang pemberian informasi, kadang-kadang membingungkan
bagi seorang petugas rekam medis, karena harus mempertimbangkan setiap situasi
bagi pengungkapan suatu informasi dari rekam medis. Permintaan terhadap
informasi ini banyak datang dari pihak ketiga yang akan membayar biaya, seperti :
asuransi, perusahaan yang pegawainya mendapatkan perawatan di rumah sakit,
dan lain-lain. Disamping itu pasien dan keluarganya, dokter dan staf medis,
dokter dan rumah sakit lain yang turut merawat seorang pasien, lembaga
pemerintahan dan badan-badan lain juga sering meminta informasi tersebut.
Meskipun kerahasiaan menjadi faktor terpenting dalam pengelolaan rekam medis,
akan tetapi harus diingat bahwa hal tersebut bukanlah faktor satu-satunya yang
menjadi dasar kebijaksanaan dalam pemberian informasi. Hal yang sama
pentingnya adalah dapat selalu menjaga/memelihara hubungan baik dengan
masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya ketentuan-ketentuan yang wajar dan
senantiasa dijaga bahwa hal tersebut tidak merangsang pihak peminta informasi
untuk mengajukan tuntutan lebih jauh kepada rumah sakit.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
30/117
27
Seorang pasien dapat memberikan persetujuan untuk memeriksa isi rekam
medisnya dengan memberi surat kuasa. Orang-orang yang membawa surat kuasa
ini harus menunjukkan tanda pengenal (identitas) yang syah kepada pimpinan
rumah sakit, sebelum mereka diijinkan meneliti isi rekam medis yang diminta.
Badan-badan pemerintah seringkali meminta informasi rahasia tentang seorang
pasien. Apabila tidak ada undang-undang yang menetapkan hak satu badan
pemerintah untuk menerima informasi tentang pasien, mereka hanya dapat
memperoleh informasi atas persetujuan dari pasien yang bersangkutan
sebagaimana yang berlaku bagi badan-badan swasta. Jadi patokan yang perlu dan
harus senantiasa diingat oleh petugas rekam medis adalah : Surat persetujuan
untuk memberikan informasi yang ditandatangani oleh seorang pasien atau pihak
yang bertanggungjawab, selalu diperlukan, untuk setiap pemberian informasi dari
rekam medis, terutama dalam keadaan belum adanya peraturan perundangan yang
mengatur hak tersebut. Pada saat ini makin banyak usaha-usaha yang bergerak
di bidang asuransi, diantaranya ada asuransi sakit, kecelakaan, pengobatan
asuransi tenaga kerja dan lain-lain. Untuk dapat membayar klaim asuransi dari
pemegang polisnya perusahaan asuransi terlebih dahulu memperoleh informasi
tertentu yang terdapat dalam rekam medis seorang pasien selama mendapat
pertolongan perawatan di rumah sakit. Informasi ini hanya dapat diberikan
apabila ada surat kuasa/persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh pasien yang
bersangkutan. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan
jasa asuransi sehingga makin banyak jumlah pemegang polis, rumah sakit harus
mampu mengadakan satu formulir standard yang memberikan perlindungan
maksimum kepada pasien dan mempercepat waktu pengisiannya oleh petugas
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
31/117
28
rumah sakit. Untuk melengkapi persyaratan bahwa surat kuasa/persetujuan harus
ditandatangani oleh yang bersangkutan, Rumah Sakit menyediakan formulir surat
kuasa, dengan demikian tanda tangan dapat diperoleh pada saat pasien tersebut
masuk dirawat.
Pimpinan rumah sakit dengan Instalasi Rekam Medis dan Komite Rekam
Medis, menetapkan suatu peraturan yang mengatur pemberian informasi yang
berasal dari rekam medis itu. Peraturan-peraturan tersebut disebarluaskan ke
dalam lingkungan kerja rumah sakit maupun perorangan atau organisasi-
organisasi yang sering berhubungan dengan nstalasi Rekam Medis untuk meminta
informasi yang berkaitan dengan rekam medis.
Ketentuan-ketentuan berikut secara umum dapat dijadikan pedoman kecuali
jika ada ketentuan-ketentuan khusus yang ditetapkan oleh peraturan perundangan
yang berlaku.
Ketentuan-ketentuan yang dimaksud ialah :
1. Setiap informasi yang bersifat medis yang dimiliki Rumah Sakit tidak
boleh disebarkan oleh pegawai Rumah Sakit, kecuali bila pimpinan
Rumah Sakit mengijinkan.
2. Rumah Sakit tidak boleh dengan sekehendaknya menggunakan rekam
medis dengan cara yang dapat membahayakan kepentingan pasien,
kecuali jika rumah sakit sendiri akan menggunakan rekam medis
tersebut bila perlu untuk melindungi dirinya atau mewakilinya.
3. Para asisten dan dokter yang bertanggungjawab boleh dengan bebas
berkonsultasi dengan Instalasi Rekam Medis dengan catatan yang ada
hubungan dengan pekerjaannya. Andaikata ada keragu-raguan dipihak
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
32/117
29
staf rekam medis, maka persetujuan masuk ketempat rekam medis itu
boleh ditolak dan persoalannya hendaknya diserahkan kepada
keputusan pimpinan rumah sakit. Bagaimanapun salinan rekam medis
tidak boleh dibuat tanpa persetujuan khusus dari kepala Instalasi Rekam
Medis, yang akan bermusyawarah dengan pimpinan rumah sakit jika
ada keragu-raguan. Tidak seorangpun boleh memberikan informasi
lisan atau tertulis dari pihak pimpinan rumah sakit (perkecualian :
mengadakan diskusi mengenai kemajuan dari pada kasus dengan
keluarga atau wali pasien yang mempunyai kepentingan yang syah).
4. Dokter tidak boleh memberikan persetujuan kepada perusahaan
asuransi atau badan lain untuk memperoleh rekam medis.
5. Badan-badan sosial boleh mengetahui isi data sosial dari rekam medis
apabila mempunyai alasan-alasan yang syah untuk memperoleh
informasi, namun untuk data medisnya tetap diperlukan surat
persetujuan dari pasien yang bersangkutan.
6. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan
dirinya diserahkan kepada dokter yang bertugas merawatnya.
7. Permohonan secara lisan, permintaan informasi sebaiknya ditolak,
karena cara permintaan harus tertulis.
8.
Informasi rekam medis hanya dikeluarkan dengan surat kuasa yang
ditandatangani dan diberi tanggal oleh pasien (walinya jika pasien
tersebut secara mental tidak kompeten) atau keluarga terdekat kecuali
jika ada ketentuan lain dalam peraturan. Surat kuasa hendaklah juga
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
33/117
30
ditandatangani dan diberi tanggal oleh orang yang mengeluarkan rekam
medis dan disimpan di dalam berkas rekam medis tersebut.
9.
Informasi di dalam rekam medis boleh diperlihatkan kepada perwalian
rumah sakit yang syah untuk melindungi kepentingan rumah sakit
dalam hal-hal yang bersangkutan dengan pertanggungjawaban.
10.
Informasi boleh diberikan kepada rumah sakit, tanpa surat kuasa yang
ditandatangani oleh pasien berdasarkan permintaan dari rumah sakit
yang menerangkan bahwa si pasien sekarang dalam perawatan mereka.
11.Dokter-dokter dari luar rumah sakit yang mencari keterangan mengenai
pasien di rumah sakit, harus memiliki surat kuasa dari pasien tersebut.
Tidak boleh seorang beranggapan bahwa karena pemohon seorang
dokter ia seolah-olah lebih berhak untuk memperoleh informasi dari
pemohon yang bukan dokter. Rumah sakit dalam hal ini akan berusaha
memberikan segala pelayanan yang pantas kepada dokter luar, tetapi
selalu berusaha lebih memperhatikan kepentingan pasien dan
rumah sakit.
12.Ketentuan ini tidak saja berlaku bagi Instalasi Rekam Medis, tetapi juga
berlaku bagi semua orang yang menangani rekam medis di Bagian
Perawatan, bangsal-bangsal dan lain-lain.
13.
Rekam medis yang asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit , kecuali
bila atas perintah pengadilan, dengan surat kuasa khusus tertulis dari
pimpinan rumah sakit .
14.Rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan untuk
dibawa kebagian lain dari rumah sakit , kecuali jika diperlukan untuk
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
34/117
31
transaksi dalam kegiatan rumah sakit. Apabila mungkin rekam medis
ini hendaknya diperiksa dibagian setiap waktu dapat dikeluarkan bagi
mereka yang memerlukan.
15.Dengan persetujuan pimpinan Rumah Sakit, pemakaian rekam medis
untuk keperluan riset diperbolehkan. Mereka yang bukan dari staf
medis rumah sakit, apabila ingin melakukan riset harus memperoleh
persetujuan tertulis dari pimpinan rumah sakit.
16.Bila suatu rekam medis diminta untuk dibawa ke pengadilan segala
ikhtiar hendaklah dilakukan supaya pengadilan menerima salinan
fotocopy rekam medis yang dimaksud. Apabila hakim minta yang asli,
tanda terima harus diminta dan disimpan di folder sampai rekam medis
yang asli tersebut kembali.
17.Fakta bahwa seorang majikan telah membayar atau telah menyetujui
untuk membayar ongkos rumah sakit bagi seorang pegawainya, tidak
dapat dijadikan alasan bagi rumah sakit untuk memberikan informasi
medis pegawai tersebut kepada majikan tadi tanpa surat
kuasa/persetujuan tertulis dari pasien atau walinya yang syah.
Pengesahan untuk memberikan informasi hendaklah berisi indikasi
mengenai periode-periode perawatan tertentu. Surat kuasa/persetujuan itu hanya
berlaku untuk informasi medis yang termasuk dalam jangka waktu/tanggal yang
ditulis didalamnya.
1.12. Rekam Medis Di Pengadilan.
Penyuguhan informasi yang diambil dari rekam medis sebagai bukti dalam
suatu sidang pengadilan, atau didepan satu badan resmi lainnya, senantiasa
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
35/117
32
merupakan proses yang wajar. Sesungguhnya bahwa rekam medis disimpan dan
dijaga baik-baik bukan semata-mata untuk keperluan medis dan administratif,
tetapi juga karena isinya sangat diperlukan oleh individu dan organisasi yang
secara hukum berhak mengetahuinya. Rekam medis ini adalah catatan kronologis
yang tidak disangsikan kebenarannya tentang pertolongan, perawatan, pengobatan
seorang pasien selama mendapatkan pelayanan di rumah sakit. Rekam medis ini
dibuat sebagai suatu prosedur rutin penyelenggara kegiatan rumah sakit.
Penyimpanan dan pemeliharaan merupakan satu bagian dari keseluruhan kegiatan
rumah sakit .
Sebagai satu dalil yang umum dapat dikatakan setiap informasi di dalam
rekam medis dapat dipakai sebagai bukti, karena rekam medis adalah dokumen
resmi dalam kegiatan rumah sakit. Jika pengadilan dapat diyakinkan bahwa rekam
medis itu tidak dapat disangkal kebenarannya dan dapat dipercayai, maka
keseluruhan atau sebagian dari informasi dapat dijadikan bukti yang memenuhi
persyaratan. Apabila salah satu pihak bersengketa dalam satu acara pengadilan
menghendaki pengungkapan isi rekam medis di dalam sidang, ia meminta
perintah dari pengadilan kepada rumah sakit yang menyimpan rekam medis
tersebut. Rumah sakit yang menerima perintah tersebut wajib mematuhi dan
melaksanakannya.
Apabila ada keragu-raguan tentang isi perintah tersebut dapat diminta
seorang sanksi untuk datang dan membawa rekam medis yang diminta atau
memberikan kesaksian di depan sidang.
Apabila diminta rekam medisnya saja pihak rumah sakit dapat membuat
fotocopy dari rekam medis yang diminta dan mengirimkan kepada bagian Tata
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
36/117
33
Usaha pengadilan. Dalam suatu kasus mungkin sebagian dari rekam medis atau
mungkin seluruh informasi dari rekam medis dipergunakan. Hakim dan pembela
bertanggungjawab untuk mengatasi setiap perbedaan ketentuan perundangan
dalam hal pembuktian. Tanggung jawab seorang ahli rekam medis adalah
berperan sebagai saksi yang obyektif.
Pihak rumah sakit tidak memperkirakan setiap saat, rekam medis yang
mana yang akan diminta oleh pengadilan. Oleh karena itu, setiap rekam medis kita
anggap dapat sewaktu-waktu dilihat /diperlukan untuk keperluan pemeriksaan
oleh hakim di pengadilan. Konsekuensinya, terhadap semua rekam medis pasien
yang telah keluar dari rumah sakit harus dilakukan analisa kuantitatif secara
seksama. Setiap isian/tulisan di dalam rekam medis yang dihapus, tanpa paraf,
dan setiap isian yang tidak ditandatangani ataupun tidak sesuai dengan ketentuan
rumah sakit harus ditolak dan dikembalikkan kepada pihak yang bersangkutan
untuk diperbaiki/dilengkapi. Kedudukan kepala Instalasi Rekam Medis
memberikan tanggung jawab / kepercayaan khusus di rumah sakit, dengan
demikian harus senantiasa menjaga agar rekam medis semuanya benar-benar
lengkap. Materi yang bukan bersifat medis harus ditinggal apabila rekam medis
diminta untuk keperluan pengadilan, kecuali jika diminta.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
37/117
34
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2.1.
Kualifikasi Sumber Daya Manusia.
Dalam upaya mempersiapkan tenaga rekam medis yang handal, perlu
kiranya melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya
manusia yang tepat bagi organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses
mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar
organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif
mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang
sesuai dengan persyaratan jabatan.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan
kontribusi.
Adapun kualifikasi sumber daya manusia di Instalasi Rekam Medis RS.
Baptis Batu.adalah sebagai berikut :
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
38/117
35
Tabel Kualifikasi SDM Bagian Rekam Medis RS. Baptis Batu
NAMA JABATANKUALIFIKASI
FORMAL & INFORMAL
TENAGA
YANG
DIBUTUHK
AN
Ka. Bagian Rekam Medis
inimal DIII Rekam Medis.
enguasai ICD 10.
enguasai ICD 9 CM.
1.16.
enguasai pencatatan dan
pelaporan denganmenggunakan program MS
Excell
elatihan Pelaporan RS.
enguasai program SIRS VI
1.19.
enguasai grafik BARBER-
JOHNSON
1.20.
emiliki STR dari PORMIKI1.21.
ehat Jasmani maupun
Rohani.
1.22.
emiliki pengalaman kerja
minimal 5 tahun di Rekam
Medis
1
Penanggung jawab Sub
Unit Sensus Harian
Rawat Inap
1.
Minimal DIII Rekam Medis.
2. Menguasai ICD 10.
3.
Menguasai ICD 9 CM.
4.
Menguasai pencatatan danpelaporan dengan
menggunakan program MS
Excell
5. Pelatihan Pelaporan RS.
6. Memiliki STR dari
PORMIKI
7. Sehat Jasmani maupun
Rohani.
8. Pengalaman kerja minimal 2
tahun di Rekam Medis
1
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
39/117
36
Penanggung jawab Sub
Unit Kodefikasi dan
Indeksing Rawat Jalan
1. Minimal DIII Rekam Medis
2. Menguasai ICD 10.
3. Menguasai ICD 9 CM.
4. Menguasai pencatatan dan
pelaporan denganmenggunakan program MS
Excell
5. Pelatihan Pelaporan RS.
6.
Memiliki STR dari
PORMIKI
7. Sehat Jasmani maupun
Rohani.
8. Pengalaman kerja minimal 2
tahun di Rekam Medis
1
Penanggung Jawab Sub
Unit Kodefikasi Rawat
Inap,Assembling,dan
Evaluasi KLPCM
1. Minimal DIII Rekam Medis
2.
Menguasai ICD 10.3.
Menguasai ICD 9 CM.
4. Menguasai pencatatan dan
pelaporan dengan
menggunakan program MS
Excell
5. Pelatihan Pelaporan RS.
6. Memiliki STR dari
PORMIKI.
7. Sehat Jasmani maupun Rohani.
8. Pengalaman kerja minimal 2
tahun di Rekam Medis
1
Penanggung Jawab Sub
Unit Administrasi
Pemberkasan
1. DIII Rekam Medis / SLTA
Plus
2. Menguasai ICD 10.
3.
Menguasai ICD 9 CM.
4. Menguasai pencatatan dan
pelaporan dengan
menggunakan program MS
Excell
5. Pelatihan Rekam Medis bagi
SLTA Plus.6. Memiliki STR dari PORMIKI
jika dari DIII Rekam Medis.
7. Sehat Jasmani maupun Rohani.
8. Pengalaman kerja minimal 2
tahun di Rekam Medis
1
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
40/117
37
Penanggung Jawab Sub
Unit Filling
1. Minimal SLTA Plus
2. Minimal tinggi 160 cm
3. Pelatihan Rekam Medis
4. Sehat Jasmani maupun
Rohani5. Sumpah Profesi Rekam
Medis
1
Penanggung Jawab Sub
Unit Pendaftaran Pasien
Rawat Jalan,Inap,dan
IGD
1. Minimal SLTA Plus
2. Menguasai atau bisa program
komputer
3. Pelatihan Customer Service
4. Berpenampilan Menarik
5. Sehat Jasmani maupun
Rohani
6
Penanggung Jawab Sub
Unit Pendistribusian
1. Minimal SLTA Plus
2.
Memiliki fisik yang kuat3. Pelatihan Rekam Medis /
Sumpah profesi
4. Sehat Jasmani dan Rohani
2
Jumlah 14
2.2. Distribusi Ketenagaan.
SDM Bagian Rekam Medis RS. Baptis Batu berjumlah 14 orang dan
sesuai dengan struktur organisasi Bagian rekam medis terbagi menjadi 2 bagian
yaitu Managemen Rekam Medis dan Registrasi Dan Admission.
Instalasi rekam medis RS. Baptis Batu dikepalai oleh seorang kepala
bagian dengan pendidikan D3 Rekam Medis yang sudah berpengalaman minimal
5 tahun, dan bersertifikat. Adapun pendistribusian SDM bagian rekam medis
adalah sebagai berikut :
1. Managemen Rekam Medis
Managemen rekam medis terbagi menjadi beberapa kegiatan yaitu :o Perakitan / Assembling.
o Indeks Kode Penyakit / koding.
o Penyimpanan / filling.
o Pendistribusian rekam Medis.
o Statistik dan pelaporan.
o Adminstrasi / pemberkasan.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
41/117
38
Tabel Distribusi SDM managemen rekam medis
NAMA JABATAN KUALIFIKASI
FORMAL & INFORMAL
Waktu
Kerja
JML
SDM
Ka. Bag.
Managemen
Rekam Medis &
Statistik dan
Pelaporan Rumah
Sakit
DIII Rekam Medis
(Pengalaman minimal 5 tahun +
Pelatihan Customer Service)
1 Shift 1
Staf AssemblingDIII Rekam Medis
(Pelatihan ICD 10)3 Shift 2
Staf Penyimpanan
dan Distribusi Berkas
RM
DIII Rekam Medis / SLTA Plus
(Pelatihan Rekam Medis)1 Shift 1
Staf Indeks Kode
Penyakit
DIII Rekam Medis
(Pelatihan ICD 10)1 Shift
1
Staf Administrasi &
Pemberkasan
DIII Rekam Medis / SLTA Plus
(Pelatihan Rekam Medis3 Shift 1
Staf Distribusi DRMDIII Rekam Medis / SLTA Plus
(Pelatihan Rekam Medis1 Shift 2
Jumlah 8
2.
Registrasi Dan Admission
Tabel Distribusi SDM Admission Dan Registrasi
NAMA JABATAN KUALIFIKASI
FORMAL & INFORMAL
Waktu
Kerja
JML
SDM
Koordinator
Admission Dan
Registrasi
SLTA Plus (Pengalaman
minimal 2 tahun + Pelatihan
Customer Service
3 Shift 1
Staf Admission &
RegistrasiSLTA Plus (Pelatihan Customer
Service)3 Shift 5
Jumlah 6
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
42/117
39
BAB III
STANDAR FASILITAS
3.1.
Denah Ruang Instalasi Rekam Medis.
Bagian Rekam Medis terletak sangat representatif, menjadi satu gedung
dengan Instalasi Rawat Jalan, Poliklinik Gigi, Humas, Kasir Rawat Jalan,
Pemasaran, R. Komite Medis dan Instalasi Farmasi Rawat Jalan. Berdampingan
dengan gedung diagnostik Instalasi Laboratorium dan Instalasi Radiologi.
Denah Ruangan Rekam Medis Lantai 1
KETERANGAN DENAH RUANGAN:
A.
= Loket 4 (Pendaftaran pasien ASKES Sosial & In-Health).
B.
= Loket 3 (Pendaftaran pasien Jamkesmas, Jamkesda, Jampersal dan SPM).
C. = Loket 2 (Pendaftaran pasien Umum, Asuransi, PKS & ASSET).
D. = Loket 1 (Pendaftaran pasien IGD, Rawat Inap dan Pegawai RSBB).
E. = Mesin Fotokopi.
F. = Ruang Kepala Bagian Rekam Medis.
G.
= UPS Sentral Bagian Rekam Medis.
H.
= Komputer Sensus Harian.
A B C D
E
F
G H
I
J K
L M
N
O
P
Q
R
P
S
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
43/117
40
I. = Meja Asembling Dokumen Rekam Medis.
J. = Meja Pemberkasan Administrasi.
K. = Komputer Barcode, Evaluasi KLPCM, DPJP & Informed Consent.
L.
= Komputer Koding, Indeksing & Print Sticker Labeling.
M.= Ruang istirahat / makan.
N. = Ruang ganti pakaian.
O. = Kamar Mandi & WC.
P. = Rak formulir Asuransi dan Rekam Medis.
Q.
= ASKES Center dan Bagian Layanan Perusahaan Asuransi (LPA).
R. = Cerobong untuk menaikkan dan menurunkan Dokumen Rekam Medis.
S.
= Tangga naik ke lantai 2 (R. Filing, Poli Gigi, R. Pertemuan, R. Komite
Medis, R. Komite Pastoral, R. Bagian Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit)
Denah Ruangan Rekam Medis Lantai 2 (Ruang Filling)
R
S
A
B
CD
F
GGGGGGGGHHHH
I
E
IA B C D
E
F
G H
IJ K
L M
N
O
P
Q
R
P
S
R
S
A
B
CD
F
GGGGGGGGHHHH
I
E
I
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
44/117
41
KETERANGAN DENAH RUANGAN :
A. = Tangga naik / turun.
B. = Rak Rekam Medis Baru.
C.
= Komputer Cetak Tracer.
D. = Rak Tracer.
E. = Wastafel.
F. = Rak Persiapan Dokumen Rekam Medis dimusnahkan.
G. = Rak Dokumen Rekam Medis aktif (< 5 tahun).
H.
= Rak Dokumen Rekam Medis In-aktif (> 5 ta hun).
I. = Ruang Pertemuan
3.2. Standar Fasilitas Instalasi Rekam Medis.
1. Daftar Inventaris Peralatan di Managemen Admision dan Registrasi.
NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN
1 Meja pendaftaran 4 set Baik
2 CPU Dual Core + Monitor
LCD BenQ
4 set Baik
3 Printer Epson LX 800 2 set Baik
4 Mesin Fotokopi Canon + meja 1 set Baik
5 Microphone + Stand 1 set Baik
6 Meja printer Epson 2 buah Baik
7 Lemari Dokumen Rekam
Medis baru
1 buah Baik
8 Pemotong kertas jungkit
manual
1 buah Baik
9 Kursi petugas hijau 4 buah Baik
10 Kursi pasien di depan loket 4 buah Baik
11 White Board Kecil +
Penghapus
1 buah Baik
12 Telepon 1 buah Baik
13 Numerator 6 digit 1 buah Baik
14 Stempel Tanggal 4 buah Baik
15 Stapler kecil 4 buah Baik
16 Tempat sampah 1 buah Baik
2. Daftar Inventaris Peralatan di Managemen Rekam Medis.
NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN
1 Meja panjang 2 buah Baik
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
45/117
42
2 Meja kerja 2 buah Baik
3 Kursi panjang hitam 3 buah Baik
4 Kursi petugas hijau 4 buah Baik
5 CPU Dual Core + Monitor LCD
BenQ
3 buah Baik
6 Scanner Barcode 1 buah Baik
7 Printer Laser Canon 2970 1 buah Baik
8 Printer Laser Brother 1 buah Baik
9 Printer Epson T13 1 buah Baik
10 UPS 500 VA 3 buah Baik
11 UPS sentral 3.000 VA 1 buah Baik
12 Accu 60 Ampere 2 buah Baik
13 TP Link 1 buah Baik
14 Mesin Ketik Manual 1 buah Rusak
15 Rak Formulir Rekam Medis 1 buah Baik16 Jam Dinding 1 buah Baik
17 Telepon 1 buah Baik
18 Perforator kecil 2 buah Baik
19 Calculator 1 buah Baik
20 Stapler kecil 3 buah Baik
21 Stapler sedang 2 buah Baik
22 Stapler Jungkit Besar 2 buah Baik
23 Stempel tanggal + pad 1 buah Baik
24 Buku ICD 10 2 set Baik
25 Buku ICD 9 CM 2 set Baik
26 White board besar 1 buah Baik
27 Tempat isolasi besar 2 buah Baik
3. Daftar Inventaris Peralatan di ruang kepala bagian.
NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN
1 Meja kerja 1 buah Baik
2 Kursi kuning 1 buah Baik
3 Kursi panjang hitam 1 buah Baik
4 Rak + laci 1 buah Baik
5 Rak kecil 1 buah Baik
6 Televisi Akari 1 buah Baik
7 Rak TV 1 buah Baik
8 Papan visi misi RS 1 buah Baik
9 Papan Struktur Organisasi 1 buah Baik
4. Daftar Inventaris Peralatan di ruang Filling / Penyimpanan.
NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN
1 CPU Dual Core +
Monitor Phillips
1 buah Baik
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
46/117
43
2 Printer tracer 1 buah Baik
3 Speaker aktiv alarm 1 buah Baik
4 Meja berkas 1 buah Baik
5 Meja kerja 1 buah Baik
6 Rak Dokumen RekamMedis aktif
9 buah Baik
7 Kursi hijau 3 buah Baik
8 Tempat isolasi besar 1 buah Baik
9 Tangga kayu 1 buah Baik
10 Tangga aluminium 1 buah Baik
11 Rak besi untuk
persiapan
pemusnahan
2 buah Baik
12 Rak Dokumen Rekam
Medis in-aktif
4 buah Baik
5. Ruang Istirahat, Kamar Mandi dan WC.
NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN
1 Rak kayu untuk formulir 1 buah Baik
2 Piring 9 buah Baik
3 Sendok 6 buah Baik
4 Water heater 1 buah Baik
5 Intercom 1 line 1 buah Baik
6 Timba air 1 buah Baik7 Gayung 1 buah Baik
8 Rak piring 1 buah Baik
9 Mangkuk 3 buah Baik
10 Pisau 1 buah Baik
11 Gelas 14 buah Baik
12 Hiter 1 Buah Rusak
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
47/117
44
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang
akan dirawat adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan RS Baptis Batu.
Dapat dikatakan bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh
seorang pasien saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan
bahwa di dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan
baik ataupun tidak baik dari pelayanan rumah sakit. Tata cara melayani pasien
dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah,
sopan, tertib dan penuh tanggung jawab.
Dilihat dari segi pelayanan di rumah sakit, pasien yang datang dapat dibedakan
menjadi :
1. Pasien yang dapat menunggu
- Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian.
- Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat.
2.
Pasien yang harus segera ditolong (pasien gawat darurat).
Sedang menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi :
1. Pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke RS
untuk keperluan berobat.
2. Pasien lama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya ke RS
untuk keperluan berobat.
Kedatangan pasien ke RS dapat terjadi karena :
1. Dikirim oleh dokter praktek di luar RS
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
48/117
45
2. Dikirim oleh Rumah Sakit lain, Puskesmas, atau jenis pelayanan kesehatan
lainnya.
3.
Datang atas kemauan sendiri.
4.1. Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan (Registrasi).
a.Pasien baru
Setiap pasien baru diterima di registrasi dan akan diwawancarai oleh
petugas atau Menunjukkan KTP/SIM/PASPOR guna mendapatkan data identitas
yang akurat dan kemudian akan ditulis diberkas rekam medis dan di entry pada
komputer.
Setiap pasien baru akan memperoleh nomor pasien yang juga akan dicetak
pada kartu pasien atau kartu Indeks Berobat sebagai kartu pengenal, yang harus
dibawa pada setiap kunjungan berikutnya di RS.Baptis Batu, baik sebagai pasien
berobat jalan maupun sebagai pasien rawat inap.
Pasien baru dengan berkas rekam medisnya akan dikirim ke poliklinik
sesuai dengan yang dikehendaki pasien. Setelah mendapat pelayanan yang cukup
dari poliklinik, ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien :
Pasien boleh langsung pulang.
Pasien diberi kartu perjanjian/kartu kembali kontrol oleh petugas
poliklinik untuk datang kembali pada hari dan tanggal yang telah
ditetapkan. Kepada pasien yang diminta datang kembali, harus lapor
kembali ke Admission.
Pasien dirujuk/dikirim ke rumah sakit lain.
Pasien harus dirawat.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
49/117
46
Untuk pasien yang harus dirawat, dokter yang merujuk membuat
Admission Note yang berisi alasan pasien harus dirawat inap, bisa berupa
diagnosa, tindakan medis, ataupun tindakan penunjang lainnya. Jika pasien yang
harus dirawat rekam medisnya akan dikirim keruang perawatan.
b.
Pasien lama
Pasien lama datang ke Admission dan akan diwawancarai oleh petugas,
guna mendapatkan informasi nomor rekam medis, dan tujuan berobat. Pasien ini
dapat dibedakan :
Pasien yang datang dengan perjanjian
Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan sendiri)
Baik pasien dengan perjanjian maupun pasien yang datang tanpa perjanjian
, akan mendapat pelayanan di registrasi.
Pasien datang dengan perjanjian akan langsung dipersilahkan menuju
poliklinik yang dimaksud karena rekam medisnya telah disiapkan oleh petugas.
Pasien yang datang tidak dengan perjanjian (atas kemauan
sendiri),Mengambil nomor antrian sesuai jaminan pelayanan yang akan digunakan
dan mempersiapkan persyaratan yang dibutuhkan. menunjukan nomor rekam
medis dan tujuan berobat, pasien dipersilahkan menunggu poliklinik yang
dimaksud, sementara rekam medisnya dimintakan oleh petugas registrasi ke
bagian penyimpanan berkas rekam medis. Setelah rekam medisnya dikirim ke
poliklinik, pasien akan mendapat pelayanan di poliklinik dimaksud.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
50/117
47
c.
Pasien Darurat Gawat
Berbeda dengan prosedur pelayanan pasien baru dan pasien lama yang
biasa, disini pasien ditolong terlebih dahulu baru penyelesaian administrasinya,
meliputi pendaftaran pasien baik baru maupun ulang seperti pasien datang tidak
dengan perjanjian. Di RS.Baptis Batu pendaftaran pasien darurat gawat dilakukan
di Instalasi Gawat Darurat untuk pasien baru maupun pasien lama. Setelah
mendapat pelayanan yang cukup, ada beberapa kemungkinan dari setiap pasien :
-Pasien bisa langsung pulang.
-Pasien dirujuk/dikirim ke rumah sakit lain.
-Pasien harus dirawat.
a)Pasien yang sudah diseleksi dan membawa surat pengantar untuk
dirawat dapat langsung daftar Rawat Inap ke petugas admission dengan
memilih ruang rawat dahulu sesuai yang diinginkan.Jika Pasien
mempinyai jaminan pembiayayaan sendiri,pasien mendapatkan jatah
kamar sesuai tarif yang diberikan oleh pihak asuransi tersebut.
b)Jika pasien tidak sadar atau lupa alamat ayau identitasnya,dapat di data
sesuai nama dan tempat dimana dia ditemukan jika nama nama pasien
tidak teridentifikasi,dapat menggunakan nama dengan sebutan,MR atau
MRS X
c)
Petugas rekam medis mendaftar pasien sesuai nomor rekam medis
pasien. Jika pasien lupa membawa kartu berobat,petugas rekam medis
dapat mencrinya melalui bantuan KIUP,dan jika sudah
diemukan,dicocokkan dengan alamat pasien,atau kelahiran pasien.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
51/117
48
d)Bagi pasien yang pernah berobat/dirawat maka rekam medisnya segera
dikirim ke Instalasi Gawat Darurat yang bersangkutan dan tetap
memakai nomor yang telah dimilikinya.
e)Bagi pasien yang belum pernah dirawat atau berobat di RS. Baptis Batu
maka diberikan nomor rekam medis baru.
4.2.
Pelayanan Pendaftaran Rawat Inap (Admission).
Penerimaan pasien rawat inap dilakukan di Admission. Tata cara
penerimaan pasien rawat inap harus wajar sesuai dengan keperluannya. Pasien
yang memerlukan perawatan, dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
- Pasien yang tidak urgen, penundaan perawatan pasien tersebut tidak akan
menambah penyakitnya.
- Pasien yang urgen, tetapi tidak darurat gawat, dapat dimasukkan ke dalam
daftar tunggu.
- Pasien gawat darurat (emergency), langsung dirawat.
Pembinaan dan pelaksanaan pekerjaan penerimaan pasien dengan baik
menciptakan tanggapan yang baik dari pasien-pasien yang baru masuk, menjamin
kelancaran dan kelengkapan catatan-catatan serta menghemat waktu dan tenaga.
Untuk lancarnya proses penerimaan pasien 4 hal berikut ini perlu diperhatikan,
yaitu :
Petugas yang kompeten.
Cara penerimaan pasien yang tegas dan jelas (clear cut ).
Ruang kerja yang menyenangkan.
Lokasi yang tepat dari bagian penerimaan pasien.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
52/117
49
Untuk memperlancar tugas-tugas bagian lain yang erat hubungannya
dengan proses penerimaan pasien, aturan penerimaan pasien perlu ditetapkan.
Aturan yang baik harus memenuhi hal-hal berikut :
Bagian penerimaan pasien bertanggung jawab sepenuhnya mengenai
pencatatan seluruh informasi yang berkenaan dengan diterimanya seorang
pasien di RS. Baptis Batu.
Bagian penerimaan pasien harus segera memberitahukan ke Instalasi terkait
setelah diterimanya seorang pasien dan setelah melalui pemeriksaan disetujui
untuk dirawat,dan telag selesai di lakukan admission rewat inap.
Semua bagian harus memberitahukan bagian penerimaan pasien, apabila
sorang pasien akan melengkapi persyaratan administrasi.
Membuat catatan yang lengkap, terbaca dan seragam harus disimpan oleh
semua bagian selama pasien dirawat.
Instruksi yang jelas harus diketahui oleh setiap petugas yang bekerja dalam
proses penerimaan dan pemulangan pasien.
Ketentuan Umum Penerimaan Pasien Rawat Inap
Semua pasien yang menderita segala macam penyakit, selama ruangan dan
fasilitas yang memadai tersedia dapat diterima di RS. Baptis Batu.
Sedapat mungkin pasien diterima di Admission pada waktu yang telah
ditetapkan, kecuali untuk kasus gawat darurat dapat diterima setiap saat.
Tanpa diagnosa yang tercantum dalam surat permintaan dirawat, pasien tidak
dapat diterima.
Sedapat mungkin tanda tangan persetujuan untuk tindakan operasi dan
sebagainya (apabila dilakukan ) dilaksanakan sebelum pasien dirawat.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
53/117
50
Pasien dapat diterima, apabila :
- Ada surat rekomendasi dari dokter yang mempunyai wewenang untuk
merawat pasien di rumah sakit.
- Dikirim oleh dokter poliklinik.
- Dikirim oleh dokter Instalasi Gawat Darurat.
- Pasien darurat gawat perlu diprioritaskan.
Prosedur pasien untuk masuk untuk dirawat
1.
Pasien yang sudah memenuhi syarat atau peraturan untuk dirawat, Perawat
Membuatkan Admision Note yang minimal berisi :
- Labeling nama dan momor rkam medis pasien
- Umur
- Diagnosa pasien
- Dokter DPJP
-
Ruangan yang diperlukan
-
Tambahan alat yang dibutuhkan pasien
2.
Apabila ruangan sudah tersedia :
(1)Memberi tahu keluarga pasien ternsedianya ruang rawat yang
dibutuhkan
(2)
Pada saat mendaftar dia akan mendapat penerangan tentang :
- Kapan dapat masuk
- Bagaimana cara pembayaran serta tarif-tarifnya.
- Peraturan selama pasien dirawat.
(3)Di tulis oleh petugas admission di dalam buku register pendaftaran
pasien rawat inap dan dilengkapi dengan lembar ringkasn keluar
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
54/117
51
masuk,perlengkapan asdministrasi lainnya,dan stiker labeling untuk
pditempel di gelang pasien
(4)
Jika pasien pernah berobat ke poliklinik atau pernah dirawat sebelumnya
maka petugas Admission mendaftar sesuai nomor rekam medis pasien
dan mengambil rekam medis pasien di ruang filling dan mengantarnya
ke Instalasi Gawat Darurat
(5)
Selesai proses administrasi dan admission petugas memberitahukan
petugas instalasi Gawat darurat,jika kamar sudah disiapkan,pasien dapat
segera diantar ke kamar
Prosedur selama pasien di ruang perawatan yang berkaitan dengan rekam medis
antara lain :
(1)Pada waktu pasien tiba di ruang perawatan dan diterima oleh perawat
pasien diberi tanda pengenal melalui identitas yang tertempel pada gelang
pasien
(2)Perawat menambah formulir-formulir yang diperlukan oleh dokter maupun
perawat sendiri
(3)Selama perawatan, perawat mencatat semua data perawatan yang
diberikan dari mulai saat pasien tiba di ruang sampai pasien tersebut
pulang, dipindahkan atau meninggal yang di rekap dalam sensus harian
rawat inap
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
55/117
52
4.3. Sistem Identifikasi Dan Penomoran.
1. Sistem Penamaan
Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada
seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien yang satu dangan pasien
yang lainnya, sehingga mempermudah/memperlancar didalam memberikan
pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit. Di
RS.Baptis Batu menggunakan sistem penamaan langsung yaitu yang ditulis dalam
data base adalah nama pasien sendiri berdasarkan kartu tanda pengenal dan dapat
ditambahkan sesuai dengan wawancara terakhir.
Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas pencatat adalah : nama
pasien harus lengkap, minimal terdiri dari dua suku kata jika nama pasien hanya
terdiri dari satu suku kata dapat diikuti dengan sebutan BINTI....(Nama Orang
Tua) jika pasien Perempuan,dan BIN (Nama orang Tua) jika Paien dengan jrnis
kelamin Laki-Laki. Dengan demikian, nama pasien yang akan tercantum dalam
rekam medis akan menjadi satu diantara kemungkinan ini :
-Nama pasien sendiri, apabila namanya sudah terdiri dari dua suku kata
atau lebih.
-Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (biasanya nama
ayah).
-Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga/marga, maka nama
keluarga/marga atau surename didahulukan dan kemudian diikuti nama
sendiri.
Dalam sistem penamaan pada rekam medis, diharapkan :
-Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang
disempurnakan.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
56/117
53
-Sebagai pelengkap, bagi pasien perempuan diakhir nama lengkap
ditambah Ny. Atau Nn sesuai dengan statusnya.
-
Bagi Pasien berjenis kelamin laki laki dan belum menikah di beri
ahkiran,SDR,dan Bagi yang sudah menikah di beri sebutan dengan Tn.
-
Bagi pasien anak,dapan di beri akriran,An
2.
Sistem Penomoran
Rekam medis pada RS disimpan menurut nomor, yaitu menggunakan
Unit Numbering System sistem ini memberikan satu unit nomor rekam medis
baik kepada pasien berobat jalan maupun pasien untuk dirawat.inap. Pada saat
seorang penderita berkunjung pertama kali ke RS. Baptis Batu apakah sebagai
penderita berobat jalan ataupun untuk dirawat inap, kepadanya diberikan satu
nomor (admitting number) yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan
seterusnya, sehingga rekam medis penderita tersebut hanya tersimpan di dalam
satu berkas di bawah satu nomor.
Kepada petugas yang memberikan pendaftaran, diperintahkan agar selalu
mengecek apakah seorang pengunjung sudah pernah berkunjung ke RS. Baptis
Batu. Seorang pasien yang sudah pernah berkunjung ke RS.Baptis
Batu.sebelumnya tidak akan diberikan nomor baru tetapi data pasien akan dicari
melalui Kartu Indexs Utama Pasien (KIUP).. Kadang-kadang terjadi kekeliruan
dimana seorang penderita diberikan lagi nomor yang baru, padahal ia telah
mempunyai nomor, kekeliruan ini dapat diperbaiki dengan membatalkan nomor
baru dan tetap menyimpan rekam medisnya pada nomor lama.
7/24/2019 Pedoman Pelayanan Bagian Rekam Medis
57/117
54
Sistem nomor unit yang digunakan mempengaruhi rencana perkembangan
ruang tempat penyimpanan. Perlu sekali ruang Kosong pada rak penyimpanan
sebesar 25 % karena tempat tersebut berguna untuk menyimpan rekam medis
yang makin tebal.
Satu problem yang biasa timbul adalah bertambahnya satu rekam medis
menjadi berjilid-jilid, karena seringnya pasien tersebut mendapat pelayanan
(dirawat) di RS.Baptis Batu. Kadang-kadang begitu seringnya seorang penderita
di rawat sehingga rekam medisnya harus dibuat jilid yang baru, karena terlalu
tebal jika hanya satu jilid saja. Untuk mengingatkan petugas penyimpanan tentang
hal ini, maka pada setiap jilid harus dibuat catatan nomor jilid dan jumlah jilidnya,
misalnya : Jilid 1 dari 2; Jilid 2 dari 2.
Untuk pengambilan rekam medis yang tidak aktif dari rak penyimpanan
untuk dimusnahkan atau untuk dibuat microfilm, karena menggunakan sistem
unit, nomor-nomor rekam medis tidak menunjukkan tua atau mudanya satu rekam
medis sehingga untuk memilih rekam medis yang tidak aktif harus dilihat satu
persatu, tahun berapa seorang penderita terakhir dirawat atau berkunjung ke
poliklinik.
Untuk sumber nomor RS Baptis Batu membuat satu sistim Penomoran
terdiri dari enam angka, menggunakan siste