26
DAFTAR ISI Halaman. DAFTAR ISI............................................. i BAB I PENDAHULUAN..................................... 2 BAB II PEMBAHASAN...................................... 3 2.1 struktur pernapasan......................... 3 2.2 fungsi pernapasan........................... 11 2.3 mekanisme pernapasan........................ 12 2.4 test kapasitas paru..................................................... ....................................................... 13 BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN................................ 16 DAFTAR PUSTAKA......................................... 17 - 1 -

PBL Blok 7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PBL Blok 7

DAFTAR ISI

Halaman.

DAFTAR ISI............................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3

2.1 struktur pernapasan............................................................................... 3

2.2 fungsi pernapasan................................................................................. 11

2.3 mekanisme pernapasan......................................................................... 12

2.4 test kapasitas paru................................................................................. 13

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17

- 1 -

Page 2: PBL Blok 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakangManusia atau mahluk hidup lain memerlukan udara untuk bernafas karena

manusia dikatakan masih hidup apabila manusia bernafas. fungsi utama pernafasan

adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh dan

mengeleminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel-sel. Sel-sel tubuh memerlukan pasokan

O2 untuk menunjang reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan energi. CO2 yang

dihasilkan oleh reaksi-reaksi tersebut harus dieliminasi dari tubuh dengan kecepatan

yang sama dengan pembentukkannya agar tidak terjadi fluktasi yang berbahaya

karena CO2 menghasilkan asam karbonat.Pernafasan melibatkan keseluruhan proses

yang menyebabkan pergerakan pasif O2 dari atmosfer ke jaringan untuk menunjang

metabolisme sel, serta pergerakan pasif CO2 selanjutnya yang merupakan produk sisa

metabolisme dari jaringan ke atmosfer. Sistem pernafasan ikut berperan dalam

homeostasis dengan mempertukarkan O2 dan CO2 antara atmosfer dan darah. Darah

mengangkut O2 dan CO2 antara sistem pernafasan dan jaringan. Sistem pernafasan

terdiri atas organ pertukaran gas dan suatu pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi paru

ini terdiri atas dinding dada, otot pernafasan, jaras serta saraf yang menghubungkan

pusat pernafasan dengan otot pernafasan. Manusia bernafas sebanyak 6 liter udara

permenit ( 1 liter = 10-3m3 ).secara kebetulan volume ini sama besar dengan volume

darah yang dipompa oleh jantung tiap menit. Pria bernafas 12 kali permenit saat

beristirahat , wanita 20 kali per menit dan anak-anak bernafas sekitar 60 kali per

menit. Faktor usia juga mempengaruhi tingkat pernafasan. Perokok berat juga dapat

mengalami gangguan pada pernapasan.

1.2 Tujuan Mengetahui fungsi pernafasan

Mengetahui struktur makro dan mikro respirasi

Mengetahui mekanisme pernafasan

Mengetahui test fungsi pada paru.

.

- 2 -

Page 3: PBL Blok 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 STRUKTUR PERNAPASAN Struktur secara Makro

1. Hidung

berbentuk piramid, pangkalnya berkesinambungan dengan dahi dan ujungnya

bebasnya disebut puncak hidung. Kearah inferior hidung memiliki 2 pintu

masuk berbentuk bulat panjang, yakni nares yang dipisahkan oleh septum nasi.

Permukaan infero-lateral hidung berakhir sebagai alae nasi yang bulat. Kearah

medial permukaan lateral ini berlanjut pada dorsum nasi yang tengah.

Penyangga hidung terdiri dari tulang dan tulang-tulang rawan hialin. Rangka

bagian tulang terdiri atas os nasale, processus frontalis maxilllae dan bagian

nasal ossis frontalis. Rangka tulang rawan terdiri dari cartilago septi nasi,

cartilago nasi lateralis dan cartilago ala nasi major dan minor, yang bersama-

sama dengan tulang disekatnya saling di hubungkan. Keterbukaan bagian atas

hidung dipertahankan oleh os nasale dan processus frontalis maxillae dan di

bagian bawah oleh tulang-tulang rawannya. Otot yang melapisi hidung

merupakan bagian dari otot wajah otot hidung tersusun dari M nasalis dan M

depressor septi nasi. Pendarahan hidung bagian luar disuplai oleh cabang-

cabang A facialis, A dorsalis nasi cabang, A ophthalamica dan A infraorbitalis

cabang A maxilla interna. Pembuluh baliknya menuju V facialis dan V

opthalamica.1

2. faring

faring adalah sebuah pipa sebuah pipa musculomembranosa panjang 12-14

cm, membentang dari bassis cranii sampai setinggi cervikal 6 atau tepi bawah

cartilago cricoidea. Paling lebar dibagian superior, berukuran 3,5 cm disebelah

kaudal dilanjutkan dengan oesophagus. Pada batas faring dengan oesophagus

lebarnya menjadi sekitar 1,5 co. Rempat ini merupakan bagian tersempit

saluran pencernaan, selain appendix vermiformis. Disebelah cranial faring

dibatasi oleh bagian posterior coorpus ossis sphenoidalis. Dan pars bassilaris

- 3 -

Page 4: PBL Blok 7

ossis occipitalis. Disebalah dorsal dan lateral faring terdapat jaringan

penyambung longgar yang menepati spatium peripharyngeal. Disebelah

dorsal, jaringan penyambung longgar tersebut memisahkan faring dari fascia

alaris. Disebelah ventral, faring terbuka kedalam rongga hidung, mulut dan

laring. Dengan demikian dinding anterior tidak sempurna. Spatium pharyngeal

terdiri atas 2 bagian yakni spatium parapharyngeale dan spatium

retropharyngeal.

Struktur faring terdiri dari

Dari luar ke dalam faring mempunyai lapisan-lapisan yaitu

- tunica adventitia

Letak di permukaan luar lapisan otot lingkar faring, Mm. Constrictores faring.

Didaearah oropharyng fascia ini disebut fascia buccopharyngea, setelah

melekat pada pada raphe pterygomandibularis fascia ini melintas ke muka,

melewati raphe tersebut untuk berlanjut sebagai fascia buccinatoria yang

menutupi M buccinator. Disebelah luar fasci ini, yakni didalam spatium

peripharyngeale, terdapat jaringan ikat longgar.

- tunica/ lamina muscularis

- tunica/ membrana fibrosa

Tebal disebelah atas, terutama ditempat yang tidak ada lapisan otot, terletak

antara tunica mucosa dan tunica muscularis. Disebelah medial terletak

terhadap canalis caroticus, fascia pharingobasilaris ini melekat pada pars

basilaris ossis occipitalis dan pars petrosa ossis temporalis, melengkung di

caudal dan tuba auditiva, disebelah ventral melekat pada tepi posterior lamina

medialis processus pterygosidei dan raphe pterygomandibularis . sewaktu

turun lapis membrana fibrosa ini berkurang ketebalannya, tetapi bagian tengah

permukaan pasterior selaput ini diperkuat oleh pita fibrosa yang melekat pasa

tuberculum pharyngeum ossis occipitalis dan turun sebagai raphe faring.

Raphe ini merupakan tempat lekat Mm constrictores faring.

- tunica mucosa.

Mukosa faring bervariasi strukturnya dan dilanjutkan ke dalam tuba auditiva,

cavum nasi, mulut dan laring. Sebagian besar mukosa nasofaring bersilia dan

menyerupai mukosa rongga hidung. Selebihnya, serupa dengan epitel rongga

mulut yakni epitel squmosa bertingkat. Banyak kelenjar mukus ditemukan

- 4 -

Page 5: PBL Blok 7

disekitar ostium tuba auditivae; juga mukosa naso dan oropharinx berisi

banyak jaringan limfoid.

Faring terdiri dari 3 bagian yakni

- nasopharynx

- oropharynx

- laringopharynx1

3. laring

laring merupakan saluran udara yang bersifat sphicter dan juga organ

pembentuk suara, membentang antara lidah sampai trachea atau pada laki-laki

dewasa setinggi vetebra cervical 3 sampai 6, tetapi sedikit lebih tinggi pada

anak dan perempuan dewasa. Laring berada di antara pembuluh-

pembuluhbesar leher dan disebelah ventral tertutup olleh kulit dan fascia-

fascia dan otot-otot depresor lidah. Kearah atas laring terbuka ke dalam

laryngopharinx; dinding posterioar laring menjadi dinding anterior

laryngopharynx. Ke arah bawah, laring dilanjutkan sebagai trachea. Laring

laki-laki dewasa berukuran lebih besar oleh karena pertumbuhan pesat

menjelang pubertas; cartilago thyreoideanya berproyeksi lebih nyata ke arah

anterior di garis tengah.1

4. trachea

trachea merupakan sebuah pipa udara yang terbentuk dari tulang rawan dan

selaput fibro-muscular, panjangnya sekitar 10-11 cm, sebagai lanjutan dari

laring, membentang sertinggi cervical 6 sampai tepi atas vetebra thoracal 5.

ujung caudal trachea terbagi menjadi broncus principhalis dexter dan sinister.

Trachea terletak hampir pada bagian sagital, tetapi biasanya bifurkasi trachea

sedikit berdesak kearah kanan oleh arcus aorrtae. Selama inspirasi dalam,

mungkin bifurkasi ini turun sampai setinggi vertebrae thoracal 6. betuk trachea

sedikit kurang silindrik, karena datar disebelah posterior. Cincin trachea

berjumlah 16-20, masing-masing sebagai cincin yang membentuk gambaran

huruf U, yang membatasi dinding 2/3 bagian anterior; disebelah dorsal pipa

trachea ini datar karena dindingdorsal cincin tulang rawan trachea tersebut

disempurnakan oleh jaringan fibro-elastik dan otot polos. Tulang rawan

bronchi ekstrapulmonal lebih pendek dan sempit dan kurang beraturan, tetapi

umumnyta serupa bentuk dan susunannya. Cincin pertama tulang rawan

trachea dihubungkan dengan tepi bawah cartilago cricoidea oleh lig.

- 5 -

Page 6: PBL Blok 7

Cricotrachale. Cincin terakhir tulang rawan trachea menebal dan melebar

ditengah dan tepi bawah yakni carina yang merupakan taju berbentuk kuku

segitiga yang melengkung ke bawah dan belakang diantara bronchi. Kearah

distal ketidak aturan lempeng-lempeng tulang rawan pada brnchi pulmonal ini

meningkat. Lempeng tulang rawan menghilang dipangkal bronchiolus. Trakea

dibagi menjadi 2 cabang utama yaitu brokus kanan dan bronkus kiri yang

masing-masing masuk ke paru kanan dan paru kiri. Didalam setiap paru,

bronkus terus bercabang-cabang menjadi saluran napas yang semakin sempit,

pendek dan banyak seperti percabangan pohon. Cabang terkecil dikenal

sebagai bronkiolus . diujung-ujung bronkiolus terkumpul alveolus, kantung

udara kesil tempat terjadi pertukaran gas-gas antara udara dan darah.1,3

5. paru-paru

sistem respirasi terdiri dari sepasang paru didalam rongga torak. Paru kanan

dibagi oleh fisura tranversa dan oblik menjadi 3 lobus yaitu atas, tengah dan

bawah.paru kiri mempunyai fisura oblik dan dua lobus. Pembuluh darah, saraf

dan sistem limfatik pada permukaan medialnya diakar paru atau hilus. Setiap

lobus dibagi menjadi sejumlah segmen bronkopulmonal yang berbentuk baji

dengan bagian apeks pada hilus dan bagian dasarnya pada permukaan paru.

Setiap paru dilapisi oleh membaran tipis yaitu pleura viseralis yang

bersambung dengan pleura parietalis, yang melapisi dinding dada, diafragma,

perikardium, dan mesiastinum.2

6. alveolus

tiap alveolus dikelilingi oleh pembuluh kapiler paru. Disebagian besar daerah,

udara dan darah dipisahkan hanya oleh epitel alveolus dan endotel kapiler

sehingga keduanya terpisah sejauh 0,5. manusia memiliki 300 juta alveolus,

dan luas permukaan total dinding alveolus yang berhubung dengan kapiler

dikedua paru adalah sekitar 70 m2.4

struktur secara mikro

hidung

• Organ yang berongga terdiri dari :

- Tulang

- Tulang rawan hialin

- Otot bercorak

- Jaringan ikat

- 6 -

Page 7: PBL Blok 7

• Kulit luar : - Epitel berlapis gepeng dengan

lapisan tanduk

- Rambut -rambut halus

- Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat

Tunika mukosa terdiri dari epitel olfaktorius ,ada 4 macam sel :

1.Sel olfaktorius

• Terletak diantara sel basal dan sel penyokong

• Merupakan neuron bipolar dengan dendrit kepermukaan dan akson ke lamina

propria

• Ujung dendrit menggelembung disebut vesikula olfaktorius

• Dari permukaan keluar 6 – 8 silia olfaktorius

• Akson tak bermyelin dan bergabung dengan akson reseptor lain di lamina

propia membentuk Nervus Olfaktorius / N. II

2.Sel penyokong

• Bentuk sel silindris tinggi dengan bagian apex lebar dan bagian basal

menyempit

• Inti lonjong

• Pada permukaan terdapat mikrovili

• Sitoplasma mempunyai granula kuning kecoklatan

3.Sel basal

• Bentuk segitiga

• Inti lonjong

• Merupakan reserve cell / sel cadangan yang akan membentuk sel penyokong

dan mungkin menjadi sel olfaktorius

4.sel sikat

• Sel yang mempunyai mikrovili di bagian apikal

• Lamina propria:

- Mempunyai banyak vena

- Mengandung kelenjar terutama jenis

serosa / kelenjar Bowman,berperan untuk membasahi epitel dan silia ,dan juga

sebagai pelarut zat – zat kimia yang dalam bentuk bau / dapat melarutkan bau-

bauan.7

epiglotis

• Rangka terdiri dari T.R Elastis

- 7 -

Page 8: PBL Blok 7

• Mempunyai 2 permukaan :

*Permukaan lingual yang menghadap ke lidah

- epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

- merupakan bagian anterior yang paling sering

berkontak dengan akar lidah,pada waktu proses

menelan

- Lamina propria dibawahnya langsung melekat pada

perikondrium

- Ada kelenjar campur dan jaringan limfoid.7

Trachea

Trachea potongan melintang

Mukosa trakea dilapisi epitel bertingkat silindris, bersilia dan bersel goblet. Dalam

lamina propria terdapat kelenjar campur. Tulang rawan yang menjadi rangkanya

adalah tulang rawan hialin yang berbentuk C. Bagian trakea yang mengandung tulang

rawan ini disebut pars kartilagenia trachea. Celah pada huruf C ini ditutup oleh

jaringan ikat dengan kerangka jaringan otot polos. Bagian ini disebut pars

membranasea trachea. Dalam lamina propria juga terdapat kelenjar campur.

Disekeliling trakea, meliputi bagian luar trakea baik pars kartilagenia maupun pars

membranasea, terdapat selubung jaringan ikat jarang yang disebut tunika adventisia.6

- 8 -

Page 9: PBL Blok 7

Trakea potongan memanjang

Kerangka tulang rawan hialin disini terlihat hanya penggalan tulang rawan yang satu

sama lain dihubungkan oleh jaringan ikat.6

bronkus

• Bronkus ekstrapulmonal ---sama dengan trakea ,diameter lebih kecil

• Bronkus intrapulmonal :

- Mukosa membentuk lipatan longitudinal

- Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet

- Membrana basalis jelas

- Lamina propria :-jaringan ikat jarang

-serat elastis dan muskulus

polos spiral

- Noduli limfatisi

- Kel.Bronkialis ----kelj.campur

- Bentuk sferis

- Tulang rawan tidak beraturan

- Susunan muskulus seperti spiral.7

bronkiolus

• Diameter kira kira 1mm

• Tulang rawan -

• Epitel selapis torak + silia , sel goblet + / -

- 9 -

Page 10: PBL Blok 7

( bronkiolus besar epitel masih bertingkat torak )

• Lamina propria : - tipis

- kelenjar –

- Noduli limfatisi –

- Otot polos relatif banyak

d/p jaringan ikat

- serat elastin.7

Bronkiolus terminalis

• Diameter 0,3 mm

• Epitel selapis torak bersilia , sel goblet –

/ Epitel selapis torak rendah

• Diantara deretan sel ini ada sel clara :

- mikrovili +

- granula kasar

. Lamina propria : sangat tipis ---serat elastin

otot polos + / -

kelenjar –

Nn.ll –

Lapisan luarnya : - serat kolagen

- serat elastin

- pembuluh darah + limf

- saraf.7

Brokiolus respiratorius

• Bagian antara bag.konduksi dan bag.respirasi

• Pendek 1 – 4 mm ,diameter 0,5 mm

• Epitel torak rendah / Epitel selapis kubis ,

silia + / -, goblet –

• Diantara sel kubis terdapat sel clara

• Lamina propria : serat kolagen + serat elastin,otot.polos terputus-putus.7

- 10 -

Page 11: PBL Blok 7

alveolus

• Epitel selapis gepeng

• Pada dinding alveolus terdapat lubang lubang kecil berbentuk bulat / lonjong

disebut poros / stigma alveolaris

• Stigma ini penting apabila terjadi sumbatan di salah satu cabang bronkus /

bronkiolus karena udara dapat mengalir dari alveolus satu ke alveolus lain.7

2.2 FUNGSI PERNAFASANFungsi utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan

oleh sel-sel tubuh dan mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel.

Fungsi tambahan daripernapasan yaitu

Menyediakan jalan untuk mengeluarkan air dan panas.

Meningkatkan aliran balik vena

Berperan dalam memelihara keseimbangan asam dan basa normal

dengan mengubah jumlah CO2 penghasil asam yang dikeluarkan.

Memungkinkan kita berbicara, menyanyi dan vokalisasi lainnya.

Mempertahankan tubuh dari invasi bahan asing.

- 11 -

Page 12: PBL Blok 7

Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan atau menginaktifkan

berbagai bahan yang melewati sirkulasi paru.4

2.3 MEKANISME PERNAFASANParu dan dinding dada merupakan struktur yang elastis. Pada keadaan normal,

hanya ditemukan selapis tipis cairan diantara paru dan dinding dada atau ruang

intraplura. Paru dengan mudah dapat bergeser sepanjang dinding dada, namun

sukar untuk dipisahkan dari dinding dada seperti halnya dua lempeng kaca

basah yang dapat digeser namun tidak dapat dipisahkan. Tekanan didalam

ruang antara paru dan dinding dada bersifat subatmosferik. Pada saat lahir,

jaringan paru mengembang sehimgga teregang dan pada akhir ekspirasi

tenang. Kecenderungan daya recoil jaringan paru untuk menjauhi dinding dada

diimbangi oleh daya recoil dinding dada kearah yang berlawanan. Kika

dinding dada dibuka, paru akan kolaps dan bila dinding kehilangan

elastisitasnya dada akan mengembang menyerupai gentong atau yang disebut

barel shaped.

Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot inspirasi akan meningkatkan

volume intratoraks. Tekanan intrapleura dibagian bassis paru akan turun dari

nilai normal sekitar -2,5 mmHg pada awal inspirasi, menjadi -6

mmHg.jaringan paru ini akan semakin teregang,. Tekanan didalam saluran

udara menjadi sedikit lebih negatif dan udara mengalir ke dalam paru.pada

akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding dada kembali ke

kedudukan ekspirasi, sampai mencapai keseimbangan kembali antara daya

recoil dindindg dada dan jaringan paru. Tekanan saluran udara menjadi sedikit

lebih sedikit dan udara mengalir meninggalkan paru. Selama pernapasan

tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi

otot untuk menurunkan volume intratoraks. Namun pada awal ekspirasi sedikit

kontraksi otot inspirasi terjadi. Kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya

recoil paru dan memperlambat ekspirasi paru. Pada inspirasi kuat, tekanan

intrapleura turun mencapai-30 mmHg sehingga pengembangan jaringan paru

menjadi lebih besar. Bila ventilasi meningkat, derajat pengempesan jaringan

paru juga ditingkatkan oleh kontraksi aktif otot ekspierasi yang menurunkan

volume intraroraks.3

Struktur saluran pernapasan

- 12 -

Page 13: PBL Blok 7

Udara nafas masuk lubang hidung /mulut Ke Faring, Laring, Trakea

Trakea

Bronkus primer

Kanan Kiri

Paru Kanan

Bronkus Kecil

Bronkiolus

Bronkiolus Terminalis

Bronkiolus respiratorius

Duktus Alveolaris

Sakus Alveolaris

Alveolus

2.4 TEST KAPASITAS PARUAlat yang digunakan dalam pengukuran kapasitas paru ini yaitu spirometer.

Spirometer adalah alat untuk mengukur volume udara yang dihirup dan di

hembuskan. Alat ini terdiri dari sebuah tong berisi udara yang terapung pada

sebuah wadah berisi air.

Tidal volume. Volume udara yang masuk atau keluar paru selama satu kali

bernafas. Nilai rata-rata pada keadaan istirahat = 500 ml

- 13 -

Page 14: PBL Blok 7

Volume cadangan inspirasi ( IRV ). Volume tambahan yang dapat secara

maksimal dihirup melebihi tidal volume istirahat. VCI dihasilkan oleh

konstraksi maksimum diafragma, otot antariga eksternal dan otot inspirasi

tambahan. Nilai rata-ratanya = 3000 ml

Kapasitas inspirasi. Volume maksimum udara yang dapat dihirup pada akhir

ekspirasi normal tenang. Nilai rata-ratanya = 3500 ml.

Volume cadangan ekspirasi. Volume tambahan udara yang dapat secara aktif

dikeluarkan oleh konsteraksi maksium melebihi udara yang dikeluarkan secara

pasif pada akhir tidal volume bisa. Nilai rata-ratanya= 1000 ml.

Volume residual. Volume minimum udara yang tersisa di paru bahkan setelah

ekspirasi maksimum. Nilai rata-ratanya = 1200 ml. Volume residual tidak

dapat diukur secara langsung dengan spirometer karena volume udara ini tidak

keluar masuk paru. Namun volume ini dapat diukur secara tidak langsung

melalui teknik-teknik dilusi-gas berupa penghirupan gas pelacak yang

berbahaya dalam jumlah tertentu misalnya helium.

Kapasitas residual fungsional. Volume udara diparu pada akhir ekspirasi

pasir normal. Nilai rata-ratanya = 2200 ml.

Kapasitas vital. Volume maksimum udara yang dapat dikeluarkan selama

satu kali bernafas setelah inspirasi maksimum., subyyek mula-mula

melakukan inspirasi maksimum, kemudian melakukan ekspirasi maksimum.

Kapasitas vital mencerminkan perubahan volume maksimum yang dapat

terjadi didalam paru. Volume ini jarang dpakai karena konstraksi otot

maksimum yang terlibat menimbulkan kelelahan, tetapi bermanfaat untuk

menilai kapasitas fungsional paru. Nilai rata-ratanya = 4500 ml.

Kapasitas paru total. Volume udara maksimal yang dapat ditampung oleh

paru. Nilai rata-ratanya 5700 ml.

Volume ekspirasi paksa dalam satu detik. Volume udara diekspirasi selama

detik pertama ekspirasi pada penentuan kapasitas vital. Biasanya dalam

keadaan normal 80 % udara yang dapat dipaksa keluar dari paru yang

mengembang maksimum dikeluarkan dalam 1 detik pertama. Pengukuran ini

memberikan idikasi laju aliran udara maksimum yang dapat terjadi di paru.4,5

- 14 -

Page 15: PBL Blok 7

- 15 -

Page 16: PBL Blok 7

BAB III

PENUTUP

Pada penapasan manusia, terdapat struktur makro maupun mikro yang

berperan dalam proses pernapasan. Pada mekanisme pernapasan, ekspirasi dan

inspirasi sangat berperan. Pada saat inspirasi, manusia mengambil oksigan dan

pada saat inspirasi manusia mengeluarkan karbondioksida. Fungsi dari

pernapasan antara lain untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel

tubuh dan mengeliminasi CO2 yang dihasilkan oleh sel. Fungsi tambahan dari

pernapasan dari pernapasan juga ada antara lain memungkinkan kita berbicara,

menyanyi dan vokalisasi lainnya, serta meningkatkan aliran balik vena. Test

fungsi paru juga sangat penting untuk mengetahui atau mengukur volume

udara yang dihirup dan di hembuskan. Alat yang dapat digunakan dalam test

kapasitas paru yaitu spirometri. Pernapasan juga dapat mengalami gangguan

akibat dari pengaruh rokok antara lain dapat menyebabkan kesulitan bernapas

atau asma dan batuk berdahak. Jadi kita harus menjaga kesehatan kita

terutama kesehatan pada saluran pernapasan agar kita dapat terhindar dari

gangguan pernapasan.

- 16 -

Page 17: PBL Blok 7

DAFTAR PUSTAKA

1. Gunardi S. Anatomi sistem pernapasan. Edisi ke-1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.

2. Ward J, Leach RM, Wiener CM. At a glance sistem respirasi. Edisi ke-2. jakarta: Erlangga; 2006.

3. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2003.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. edisi 2. Jakarta: EGC; 2001.

5. Cameron JR, skofronick JG, Grant RM. Fisika tubuh manusia. Edisi ke-2. Jakarta: Sagung seto; 2006.

6. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Histologi. Edisi ke-2. Jakarta: Universitas Trisakti; 2009.

7. Burkit HG, Young B, Heath JW. Histologi fungsional. Edisi ke-3. jakarta: EGC; 1995.

- 17 -

Page 18: PBL Blok 7

TUGAS MANDIRI

PROBLEM BASED LEARNING

BLOK 7

RESPIRASI

NAMA : Claudia Merdiasi

NIM : 10 – 2009 – 060

KELOMPOK : D-1

TUTOR : dr. Friska

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

JAKARTA 2010

- 18 -

Page 19: PBL Blok 7

- 19 -