Upload
kevinasuwandi
View
72
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sulit menahan pipis
Citation preview
5/21/2018 pbl blok 10
1/19
1
Pengendalian dan Mekanisme Berkemih
Kevina Suwandi
102012001/C3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara nomor 6
Jakarta 11510
Pendahuluan
Ginjal adalah alat uropoetic yang menghasilkan urin. Ginjal berperan penting dalam
homeostasis, hormonal, eksresi sisa metabolisme, ekskresi bahan yang tidak diperlukan,
mereabsorpsi, sekresi, dan lain- lainnya. Ginjal memproduksi urin yang mengandung zat sisa
metabolisme. Sistem kemih terdiri dari orgab penbentuk urin yaitu ginhal dan struktur yang
membawa urin dari ginjal ke luar untuk dieliminasi dari tubuh. Ginjal bekerja pada plasma yang
mengalir melaluinya untuk menghasilkan urin, menghemat bahan- bahan yang akan dipertahankan
du dakan tubuh dan yang mengeluarkan bahan- bahan yang tidak diinginkan melalui urin. Setelah
terbentuk, urin mengalirkan ke suatu rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang terletak dibagian
tengah medial masing- masing ginjal. Dari sini urin disalurkan ke dalam ureter, suatu saluran
berdinding otot polos yang keluar di batas medial dekat dengan arteri dan vena renalis. Terdapat
dua ureter, satu mengangkut urin dari masing- masing ginjal ke sebuah kandung kemih. Kandung
kemih, yang menampung urin secara temporer adalah suatu kantung berongga berdinding otot
polos yang dapat teregang.
5/21/2018 pbl blok 10
2/19
2
Istilah yang Tidak Diketahui
-
Tidak ada
Rumusan Masalah
1. Seorang perempuan berusia 50 tahun yang memiliki 7 orang anak mengeluh sulit
menahan kencing sejak 1 tahun terakhir.
Analisis Masalah
Hipotesis
1.
Berkurangnya elastisitas otot merupakan salah satu penyebab sulit menahan kencing
Sistem urogenital wanitaMekanisme sistem
berkemih
Pengendalian
sistem berkemih
Organ yang Terkait
Pusat
Makro
Mikro
Perifer
Faktor yang
mempengaruhi
EksternalInternal
5/21/2018 pbl blok 10
3/19
3
Struktur Organ
Struktur Organ
Ginjal
Ada beberapa organ yang berperan dalam sistem pembentukan dan penyaluran urin. Organ
pertama adalah ginjal. Ginjal adalah organ yang berbentuk seperti kacang berwarna merah tua yang
memiliki panjang sekitar 12.5 cm dan tebalnya 2.5 cm. Setiap ginjal memiliki berat yang bervariasi
ginjal laki- laki beratnya antara 125 sampai 175 gram; sedangkan wanita memiliki berat ginjal 115
sampai 155 gram. Ginjal ini terletak di area yang tinggi yaitu pada dinding abdomen posterior yang
berdekatan dengan dua pasang iga terakhir yaitu ginjal kiri terletak pada iga ke 11 atau pada lumbal
2-3; sedangkan ginjal kanan terletak pada iga ke 12 atau pada lumbal 3-4. Organ ini merupakan
organ retroperitoneal dan terletak di antara otot- otot punggung dan peritoneum rongga abdomen
atas. Tiap- tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar adrenal di atasnya. Ginjal kanan terletak lebih
dibawah ginjal kiri karena ada hati di sisi kanan.1
Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat yaitu fasia renal, jaringan adiposa, dan
kapsul fibrosa. Faisa renal adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada
struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ. Kedua adalah lemak perirenal atau
jaringan adiposa yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ
tetap pada posisinya. Dan yang ketiga adalah kapsula fibrosa yang adalah membran halus transparan
yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.1 Masing- masing ginjal
memiliki facies anterior dan facies posterior, margo medialis dan margo lateralis, serta extremitas
superior dan extremitas inferior. Ke arah kranial masing- masing ginjal berbatasan pada diaphragma
yang memisahkannya dari cavitas pleuralis dan costa XII. Lebih ke kaudal facies posterior ginjal
berbatasan pada musculus quadrutus lumborum.1
Nervus subcostalis dan arteria subcostalis dan vena subcostalis serta nervus iliohypogastricus
melintas ke kaudal dengan menyilang facies posterior ginjal secara diagonal. Hepar, duodenum, dan
colon ascendens terletak ventral terhadap ginjal kanan, sedangkan ginjal kiri di sebelah ventral
berbatasan pada gaster, lien, pankreas, jejenum, dan colon descendens. Pada tepi medial masing-
masing ginjal yang cekung terdapat celah vertikal yang dikenal sebagai hilus renalis yaitu yangmerupakan tempat arteria renalis masuk dan vena renalis serta pelvis renalis keluar. Hilus renalis
5/21/2018 pbl blok 10
4/19
4
sinistra terletak dalam bidang transpilorik kira- kira 5 cm dari bidang median setinggi vertebra
lumbal 1. Di hilus renalis vena renalis terletak ventral dari arteri renalis yang berada ventral dari
pelvis renais. Hilus renalis memberi jalan ke suatu ruang dalam ren yang dikenal sebagai sinus renalis
dan berisi pelvis renalis, calices renalis, pembuluh, saraf dan jaringna lemak yang banyaknya dapat
berbeda- beda.2
Pengertian dari alat- alat diatas adalah sebagai berikut. Pertama, hilus renalis adalah tingkat
kecekungan tepi medial ginjal. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus.
Sinus ini membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis, saraf
dan limfatik. Lalu ada pelvis ginjal yang adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut
menjadi dua sampai tiga kaliks mayor yaitu yang merupakan rongga yang mencapai glandular,
bagian penghasil urin pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa kaliks minor. Lalu
ada perenkim ginjal yang merupakan jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal.
Jaringan ini terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar. Medula terdiri dari massa- massa
triangular yang disebut piramida ginjal. Ujung yang sempit dari setiap piramida. Papila masuk
dengan pas dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul urin.
Sedangkan korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit
struktural dan fungsional ginjal. Korteks terletak di dalam di antara piramida- piramida medula yang
bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal yang terdiri dari tubulus- tubulus pengumpul yang
mengalir ke dalam duktus pengumpul. Ginjal terbagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri
dari satu piramida ginjal kolumna yang saling berdekatan dan jaringan korteks yang melapisinya.
Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urin. Setiap nefron
memiliki satu komponen vaskular dan satu komponen tubular. Glomerulus adalah gulungan kapilar
yang dikelilingi kapsul epitel berdinding danda yang disebut kapsul Bowman. Glomerulus dan kapsul
bowman bersama- sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.
Lapisan viseral kapsul Bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-m sel lapisan viseral
dimodifikasikan menjadi podosit yaitu sel- sel epitel khusus di sekitar kapiler glomerular. Setiap sel
podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerular melalui beberapa prosesus primer panjang
yang mengandung procesus sekunder yang disebut prosesus kaki atau pedikel. Pedikel tersebut
berintegrasi. Ruang sempit antara pedikel- pedikelyang berintergrasi disebut filtration slits atau pori-
5/21/2018 pbl blok 10
5/19
5
pori dari celah yang lebarnya sekitar 25 nanometer. Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang
memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya. Ada sebuah barier
jaringan yang memisahkan darah dalam kapiler glomerular dari ruang yang berada di dalam kapsila
bowman yang disebut barier filtrasi glomerular. Barier ini terdiri dari endothelium kapilar membran
dasar. Lapisan parietal kapsila bowman membentuk tepi terlar korpus ginjal yang pertama pada
kutub vaskular korpus ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus dan arteriol eferen keluar dari
glomerolus. Yang kedua adalah pada kutub urinarius korpus ginjal, glomerolus memfiltrasi aliran
yang masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal.3
Tubulus kontorts proksimal panjangnya mencapai 15 nanometer dan sangat berliku- liku.
Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel- sel epitelial kuboid yang kaya akan
brush border sehingga memperluas area permukaan lumen. Lalu ada ansa henle yang dibagi menjadi
dua yaitu ansa henle pars descendent dan pars ascendence. Tungkai descenden ansa henle yang
masuk ke dalam medula membentuk lengkungan jepit yang tajam dan membalik ke atas membentuk
tungkai ascenden ansa henle. Lalu ada tubulus kontortus distal yang juga sangat berliku, panjangnya
sekitar 5 nanometer dan membentuk segmen terakhir nefron. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini
bersentuhan dengan dinding arteriol aferen. Di bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol
mengandung sel- sel termodifikasi yang disebut macula densa yang berdungsi sebagai suatu
kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium. Dinding arteriol aferen yang
bersebelahan dengan macula densa mengandung sel- sel otot polos yang bermodifikasi yang disebut
sel jukstaglomeruler. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin.
4
Lalu vaskulerisasi dari ginjal sendiri oleh beberapa nadi dan vena. Ada arteri renalis yang
merupakan percabangan dari aorta abdomen yang mensuplai masing- masing ginjal dan masuk ke
hilus melalui cabang anterior dan posterior. Lalu ada arteri- arteri interlobaris yang merupakan
cabang anterior dan posterior dari arteri renalis yang mengalir di antara piramida- piramida ginjal.
Arteri arkuata berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan antara korteks dan medula. Lalu
arteri yang berada di korteks adalah arteri interlobukaris. Arteriol eferen meninggalkan setiap
glomerolus dan membentuk jaring- jaring kapiler lain. Lalu ada vena arkuata yang menerima darah
dari vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena renalis. Vena ini meninggalkan
ginjal untuk bersatu dengan vena kave inferior.1
5/21/2018 pbl blok 10
6/19
6
Sel endotel kapiler glomerulus memiliki sedikit sitoplasma yang lebih tebal sekitar inti,
tempat berkumpul hampir sebagian besar organel. Tingkap sel- sel ini lebih besar dan lebih banyak
daripada dalam kapiler bertingkap dari organ lain dan tidak ada diafragma tipis seperti yang biasanya
terdapat menutupi lubang tingkap kapiler. Selain sel endotel dan podosit, kapiler glomerolus
mempunyai sel mesangial yang melekat pada dinding kapiler pada tempat lamina basal membentuk
selubung yang dipakai bersama oleh dua atau lebih kapiler. Sel mesangial memiliki jalur sitoplasma
yang menerobos di antara sek endotelial masuk ke dalam lumen kapiler. Sel mesangial menghasilkan
matriks amorf yang mengelilingi sel mesangial itu sendiri dan ikut menunjang dinding kapiler.
Mereka populasi sel mirip perisit.5
Sitoplasma sel mesangial tampaknya penuh dengan protein ini. Sel ini dapat bekerja sebagai
makrofag dan berfungsi membersikan lamina basal dari materi khusus yang terkumpul selaman
proses filtrasi. Secara mikrokospik, tubulus kontortus proximal memiliki lumen yang tidak jelas, dan
selnya berjauhan karena hanya sedikit dan warnanya kemerahan karena bersifat asidofil, sedangkan
tubulus kontortus distal lumennya jelas dan sel- selnya berdekatan dan juga warnanya biru karena
bersifat basofil. Tubulus kontortus distal dan proksimal sama- sama berada di korteks ginjal dan
memiliki brush border. Sedangkan lengkung henle adalah struktur yang berbentuk U yang terdiri dari
ruas tebal descenden dan ruas tebal ascenden. Ruas tebal descenden sama dengan tubulus
kontortus proximal, tetapi bedanya ia berada di medulla; sedangkan yang ruas tebal ascenden
strukturnya sama dengan tubulus kontortus distal hanya saja ruas tebal ascenden ini terletak di
medula.3
Suprarenalis
Kedua renn terletak retroperitoneal pada dinding abdomen masing- masing di sisi kanan
dan sisi kiri columna vertebrealis. Masing- masing ginjal terdapat kelenjar suprarenalis. Kedua
glandula suprarenalis masing- masing terletak pada bagian kraniomedial ren. Masing- masing
glandula suprarenalis terbungkus dalam capsula fibrosa dna diliputi oleh fascia renalis. Bentuk dan
tipografi masing- masing glandula suprarenalis berbeda, akan tetapi keduanya terletak di
supromedial ginjal. Suprarenalis kanan yang berbentuk segitiga terletak ventral terhadap
diaphragma dan ke arah ventral menyentuh vena cava inferior di sebelah medial dan hepar di
5/21/2018 pbl blok 10
7/19
7
sebelah lateral. Glandula suprarenalis kiri yang berbentuk seperti bulan sabit, berhubungan dengan
lien, gaster, pankreas, dan diaphragma. 5
Kedua glandula suprarenalis memuliki vaskularisasi yang amat luas melalui arteria suprarenalis
yakini cabang arteri phrenica inferior melalui arteria suprarenalis media dari aorta abdominalis.
Darah dari masing- masing glandula suprarenalis disalurkan keluar oleh vena suprarenalis yang besar
dan seringkali banyak vena keci. Vena supraremalis dextra yang pendek bermuara je dalam vena
cava inferior sedangkan yang lebih panjang di sebelah kiri bersatu dengan vena renalis sinistra.
Kedua glandula suprarenalis dipersarafi secara luas dari pleksus coeliacus dan nervi splanchnici
thoracici.2
Ureter, uretra, vesika urinaria
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang
merentang sampai kandung kemih. Setiap ureter panjangnya antara 25cm sampai 30cm dan
berdiameter 4mm sampai 6 mm. Saluran ini menyempit di tiga tempat yaitu di titik asal ureter pada
pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan kandung
kemih. Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini dan mengakibatkan nyeri dan
disebut kolik ginjal. Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan jaringan yaitu lapisan terluar yang berupa
lapisan fibrosa, di tengah adalah muskularis longitudinal ke arah dalam dan otot polos sirkuler ke
arah luar. Lapisan terdalam adalah epitelium mukosa yang mensekresi selaput mukosa pelindung.
Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik intrinsik. Gelombang peristalsis mengalirkan urin dari
kandung kemih keluar tubuh. 1 Arteri untuk pars abdominalis ureter biasanya berasal dari tiga
sumber yaitu arteri renalis, arteri testicularis atau artero ovarica, dan aorta. Pembuluh balik darah
dari kedua ureter terjadi melalui vena testicularis atau vena ovarica.2
Lalu ada kandung kemih atau vesika urinaria yang merupakan organ muskular berongga
yang berfungsi sebagai kontainer penyimpangan urin. Pada laki- laki vesika urinaria terletak tepat di
belakang simfisis pubis dan di deoan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak dibawah
uterus di depan vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari. Berbentuk limas kalo kosong,
sedangkan kalo terisi penuh akan berbentuk bulat. Vesika urinaria ini berkerut, akan tetapi kalau
terisi penuh, kerutan tersebut akan hilang. Vesika urinaria ini ditopang di dalam rongga pelvis
5/21/2018 pbl blok 10
8/19
8
dengan lipatan- lipatan peritoneum dan kondensasi fasta. Dinding vesika urinaria adalah lapisan
terluar. Lapisan ini merupakan perpanjangan lapisan peritoneal rongga abdominopelvis dan hanya
ada di bagian atas pelvis. Lalu ada lapisan otot yaitu otot detrusor tang merupakan lapisan tengah.
Lapisan iini tersusun dari berkas- berkas otot polos yang satu sama lain saling membentuk sudut. Hal
ini untuk memastikan bahwa selama urinasi, vesika urinaria akan berkontraksi dengan serempak ke
segala arah untuk mengeluarkan urin. Lalu ada otot sphincter vesika yang berfungsi untuk menahan
urin di dalam vesika urinaria. Pada orang yang sudah lanjut usia, biasanya sphincter ini melemah,
shingga orang tua sering ngompol. Vesika urinaria ini dapat menahan atau menampung urin
sebanyak 200- 400cc.7
Lalu ada lapisan submukosa adalh lapisan jaring ikat yang terletak di bawah mukosa
dan menghubungkannya dengan muskularis. Lalu terdapat juga mukosa yang merupakan lapisan
terdalam. Lapisan ini merupakan lapisan epitel yang tersusun dari epitel transisional. Ada trigonum
yang merupakan daerah halus, tringular, dan relatif tidak dapat berkembang yang terletak secara
internal di bagian dasar kandung kemih.
Uretra
Uretra mengalirkan urin dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh. Pada laki- laki,
uretra membawa cairan semen dan urin, tetpai tidak pada waktu yang bersamaan. Uretra laki- laki
panjangnya 17- 22 cm dan melalui kelenjar prostat dan penis, sedangkan pada wanita uretranya
lebih pendek yaitu 4 cm. Karena uretra wanita lebih pendek maka mudah untuk terkena infeksi,
sedangkan pada laki- laki ureteranya panjang sehingga tidak mudah terkena infeksi. Uretra
prostatika dikelilingi oleh kelenjar prostat. Uretra ini menerima dua duktus ejakulator yang masing-
masing terbentuk dari penyatuan duktus deferen dan kelenjar vasikulosa. Lalu ada uretra
membranosa yang merupakan bagian yang terpendek. Bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi otot
rangka sfingter uretra eksternal. Lalu uretra kavernosus merupakan bagian yang terpanjang. Bagian
ini menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai orifisium uretra eksternal pada
ujung penis. Tepat sebelum mulut penis, uretra membesar untuk membentuk suatu dilatasi kecil
yaitu fossa navicularis. Urinasi bergantung pada inervasi parasimpatis dan simpatis juga impuls saraf
volunter.
5/21/2018 pbl blok 10
9/19
9
Pengeluaran urin membutuhkan kontraksi aktif otot detrusor. Bagian dari otot trigonum
yang mengelilingi jalan keluar uretra berfungsi menjadi sfingter uretra internal yang menjaga saluran
tetap tertutup. Otot ini diinervasi oleh neuron parasimpatis. Sfingter uretra eksternal terbentuk dari
serabut otot rangka dari otot perineal transversa yang berada di bawah kendali volunter. Bagian
pubokoksigeus pada otot levator ani juga berkontribusi dalam pembentukan sfingter. Pencegahan
refluks urin balik ke ginjal adalah dengan orificium uretris.1
Kandung kemih dan saluran keluar urin menampung urin yang dibentuk dalam ginjal dan
menyalurkan urin keluar. Kaliks major minor, pelvis renalis, ureter, dan kandung kemih memiliki
struktur mikro yang serupa. Mukosa organ- organ ini terdiri dari epitel transisional dan lamina propia
dari jaringan ikat padat samapi longgar. Menggeelilingi lamina propria organ ini terdapat selubung
anyaman otot polos padat. Epitel transisional dari kandung kemih dalam keadaan tidak diregangkan
mempunyai tebal lima atau enam sel; sel- sel ini sering poliloid atau binukleus. Bila epitel itu
diregangkan seperti bila kandung kemih itu penuh dengan urin, maka epitel hanya setebal tiga atau
empat sel dan sel superfisial menjadi gepeng. Lapisan muskular dalam kaliks, pelvis renal, dan ureter
mempunyai susunan berpilin. Sewaktu sel otot urter samapi di kandung kemih, sel otot tersebut
tersusun memanjang. Serat otot kandung kemih berjalan ke segala arah sampai mendekati leher
kandung kemih dimana tiga lapisan yang berbeda dapat diidentigikasi.
Ureter menembus dinding kandung kemih secara mirirng membentuk katup yang mencegah
aliran balik dari urin. Ureter intravesika hanya memiliki serat otot memanjang. Saluran keluar kemih
di luarnya dibungkus oleh membran adventisia kecuali dibagian atas kandung kemih yang terungkus
oleh peritoneum serosa. Uretra adalah tabung yang membawa urin dari kandung kemih ke dunia
luar. Pada peria sperma juga melalui uretra selama ejakulasi. Pada wanita uretra hana merupakan
organ urinarius. Uretra pria terdiri dari empat bagian yaitu pars prostatika, pars membranosa, pars
bulbosa, dan pars pendulosa. Uretra wanita adalah tabung sepanjang 4-5 cm yang dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng dengan daerah- daerah epitel bertingkat silindris. Bagian tengah uretra wanita
dikelilingi oleh sfingter lurik volunter eksterna.3
Sistem Persyarafan
5/21/2018 pbl blok 10
10/19
10
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan, sistem saraf tepi terdiri
atas sistem saraf sadar (saraf kraniospinal) dan saraf tak sadar (saraf otonom).5
a. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas tubuh
dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-
ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningis
yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi
sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil
benturan dan guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan
duramater.5
1) Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak manusia terdiri
atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan.
Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh
bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi
empat bagian, yaitu otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.5
a) Otak besar (cerebrum)
Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar 1500 cm3. Permukaan otak
berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron. Bagian luar otak berisi neuron sehingga
berwarna kelabu (substansia grissea). Sedangkan, otak bagian dalam berisi neurit dan dendrit
sehingga berwarna putih (substansia alba). Otak besar merupakan pusat ingatan, kesadaran,
kecerdasan, dan kemauan. Selain itu, otak besar juga merupakan sumber semua kegiatan
yang manusia sadari. Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1) bagian depan : pusat gerakan otot
2) bagian tengah : pusat perkembangan ingatan dan
kecerdasan
3) bagian samping : pusat pendengaran
4) bagian belakang : pusat penglihatan
5/21/2018 pbl blok 10
11/19
11
b) Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons vasoli dan diensefalon. Otak
tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan pendengaran. Di bagian depan dari otak
tengah terdapat:
1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba dan
mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari
impuls ke sumsum tulang belakang.
2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan, dan keseimbangan
cairan tubuh.
c) Otak kecil (cerebelum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Fungsi
otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang
disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu penghubung yang
disebut jembatan varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks) berwarna kelabu
dan bagian dalam (medula) berwarna putih.3
d) Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan
perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga
berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit.
Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat
pencernaan.3
2) Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang belakang. Bagian
luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang terletak
memanjang dari ruas-ruas leher sampai ruas pinggang yang kedua. Selaput otak juga
menyelaputi sumsum tulang belakang.3
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
a) Pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak.
b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak.
5/21/2018 pbl blok 10
12/19
12
c) Mengatur gerak refleks tubuh.
Penampang melintang sumsum tulang belakang terlihat seperti gambar kupu-kupu dengan
warna kelabu, berisi neuron. Rangsang disampaikan ke otot lewat serabut saraf sensorik.
Sedangkan, tanggapan dari pusat ke efektor disampaikan lewat serabut saraf motorik. Serabut
saraf tersebut terdapat di sumsum tulang belakang.
b. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Sistem saraf sadar
meliputi sistem saraf kepala (kranial). Sedangkan, sistem saraf tidak sadar dibagi menjadi dua
macam, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik.3
1) Sistem saraf sadar
Sistem saraf sadar (kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan
secara sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu kranial dan spinal. Sistem
saraf kranial atau kepala disusun oleh 42 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kranial
berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Sedangkan, saraf spinal
disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.3
2) Sistem saraf tak sadar (saraf otonom)
Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik yang
memiliki susunan dan fungsi yang khas.3
a. Sistem saraf simpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat kembar berupa ganglion-ganglion
yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah leher, daerah dada, daerah pinggang,
dan daerah pelvis. Serabut saraf simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot
jantung, otot-otot tak sadar semua pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam, seperti
lambung, pankreas,dan usus. Selain itu, merangsang serabut motorik sekretorik pada
kelenjar keringat dan mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.3
b. Sistem saraf parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan dengan
ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sistem saraf parasimpatik memiliki
fungsi kebalikan dari saraf simpatik.
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
5/21/2018 pbl blok 10
13/19
13
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks
dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut
urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post
ganglion.3
Terdapat tiga proses dasar yang berperan dalam proses pembentukan urin : filtrasi
glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus.
1. Filtrasi Glomerulus
Filtrasi di dalam ginjal terjadi didalam Glomerulus, sehingga disebut Filtrasi Glomerulus.
Filtrasi Glomerulus merupakan langkah pertama didalam pembentukan Urin pada manusia.
Membran Glomerulus seratus kali lipat lebih permeabel daripada kapiler-kapiler di tempat lain.
Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya pendorong utama yang berperan untuk
menginduksi filtrasi glomerulus. Darah yang masuk ke dalam nefron melalui arteriol aferen dan
selanjutnya menuju glomerulus akan mengalami filtrasi, tekanan darah pada arteriol aferen
relatif cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen relatif lebih rendah, sehingga keadaan ini
menimbulkan filtrasi pada glomerulus.4
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsul Bowman harus melewati 3 lapisan
yang membentuk membran glomerulus :
1. Dinding kapiler Glomerulus
2.
Lapisan gelatinosa aseluler = Membran basal ( basement membrane ).
3.
Lapisan dalam kapsul Bowman.
Penyebab utama terjadinya fitlrasi adalah perbedaan tekanan antara glomerulus
dan kapsula Bowman. Perbedaan tekanan ini ditimbulkan oleh tekanan hidrostatik
kapiler glomerulus, tekanan hidrostatik kapsula Bowman / intratubuler, dan tekanan
onkotik plasma. Tekanan darah sistemik rata-rata adalah sekitar 110 mmHg. Karena
semakin menjauh dari jantung luas permukaannya semakin bertambah, maka sampai ke
arteriol afferen, tekanan yang tersisa hanya sebesar 40% dari tekanan darah sistemik,
atau sebesar 45 mmHg.Tekanan ini yang disebut dengan tekanan hidrostatik kapiler
glomerulus. Tekanan sebesar ini dilawan oleh tekanan intratubuler atau tekanan
hidrostatik kapsula Bowman. Besar tekanan ini adalah sekitar 10 mmHg. Tekanan
5/21/2018 pbl blok 10
14/19
14
osmotic koloid plasma 25 mmHG. Pada plasma darah terdapat kandungan protein dan
protein ini memiliki kemampuan untuk menarik sejumlah besar ini. Akibatnya timbulnya
tekanan yang beresultan ke arah glomerulus. Tekanan ini ini disebut dengan tekanan
onkotik plasma. Tekanan osmotic koloid plasma 25 mmHG . Ketiga tekanan diatas
berperan penting dalam laju peningkatan filtrasi. Semakin tinggi tekanan kapiler pada
glomerulus semakin meningkat filtrasi dan sebaliknya semakin tinggi tekanan pada
capsula bowman. serta tekanan osmotic koloid plasma akan menyebabkan semakin
rendahnya filtrasi yang terjadi pada glomerulus.7
Tekanan ini pada permukaan kapiler glomerulus besarnya sekitar 20 mmHg.
Sedangkan pada ujung akhir glomerulus tekanan ini menjadi semakin besar, yaitu sekitar
35 mmHg. Peningkatan tekanan filtrasi tentu saja akan mempengaruhi laju filtasi
glomerulus. Laju filtrasi glomerulus disebut dengan Glomerulus Filtration Rate / GFR.
Laju filtrasi glomerulus dapat diukur dengan menggunakan zat-zat yang dapat difiltrasi
glomerulus, akan tetapi tidak disekresi maupu direabsorpsi oleh tubulus. Kemudian
jumlah zat yang terdapat dalam urin diukur persatuan waktu dan dibandingkan dengan
jumlah zat yang terdapat dalam cairan plasma. Rata-rata GFR normal pada laki-laki
sekitar 125 ml/menit. GFR pada wanita lebih rendah dibandingkan pada pria. Proses
terjadinya filtrasi tersebut dipengaruhi oleh adanya berbagai tekanan sebagai berikut.7
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses filtrasi di glomerulus, yaitu:
Tekanan darah
Pada peningkatan atau penurunan tekanan darah, GFR dipertahankan untuk
selalu tetap oleh suatu mekanisme yang disebut sebagai autoregulasi.
Autoregulasi merupakan mekanisme untuk mengatur tekanan darah sistemik
sekaligus mengaruhi laju filtrasi glomerulus. Peningkatan atau penurunan
tekanan darah tertentu masih dapat diatasi oleh mekanisme ini.4
Mekanisme autoregulasi dapat dilakukan melalui dua jalan, yaitu mekanisme
miogenik dan tubuloglomerular feedback.
Mekanisme miogenik merupakan mekanisme yang melibatkan lapisan otot
pada pembuluh darah.Jika terjadi kenaikan tekanan darah secara tiba-tiba,
maka peningkatan tekanan darah akan menyebabkan peningkatan tekanan
pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini akan menyebabkan respon
5/21/2018 pbl blok 10
15/19
15
kontraksi lapisan otot dinding pembuluh darah, yang tentu saja menyebabkan
pengecilan diameter pembuluh darah / vasokonstriksi. Vasokonstriksi akan
menyebabkan penurunan aliran darah jika dalam hal ini yang mengalami
vasokonstriksi adalah arteriol afferen. Hal ini akan menyebabkan penurunan
suplai darah ke glomerulus sehingga pada akhirnya laju filtrasi glomerulus akan
menurun. Hal yang sebaliknya terjadi pada penurunan tekanan darah yang
akan menyebabkan laju filtrasi glomerulus meningkat.4
Jika terjadi penurunan aliran darah, maka akan terjadi mekanisme autoregulasi
lain yang disebut dengan tubuloglomeruler feedback. Penurunan tekanan
darah akan menyebabkan GFR menurun. Penurunan GFR akan menyebabkan
durasi filtrat berjalan disepanjang tubulus semakin menurun. Hal ini
menyebabkan ion Na+ akan semakin banyak direabsorpsi. Akhirnya kadar
natrium filtrat akan semakin menurun.Begitu mencapai tubulus kontortus
distal, makula densa akan mendeteksi penurunan kadar ion ini. Jika kadarnya
terlalu rendah, makula densa akan mengaktifkan sinyal molekul yang ditangkap
oleh sel mesengeal jukstaglomerular. Sel ini akan berperan dalam pengaktifan
suatu enzim yang disebut dengan renin. Renin akan mengkonversi
angiotensinogen menjadi angiotensin I. Oleh angiotensin converting enzym,
angiotensin I akan dipecah menjadi angiotensin II. Angiotensin II ialah suatu
vasokonstriktor kuat yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah pada akhirnya akan mempercepat laju alir darah
sehingga suplai darah ginjal meningkat. Peningkatan aliran ini akan
menyebabkan peningkatan GFR. GFR yang meningkat akan menonaktifkan
sistem ini. Jadi kesimpulannya tubuloglomerular feedback merupakan suatu
mekanisme untuk menormalkan tekanan darah sambil mempertahankan laju
filtrasi.4
Obstruksi jalan arteri yang menuju ke glomerulus
Bila ada obstruksi jalan a. renalis, maka yang terjadi adalah penurunan aliran
darah. Selanjutnya laju filtrasi akan menurun karena penurunan tekanan
hidrostatik kapiler sehingga mengaktifkan tubuloglomerular feedback seperti
yang telah dibahas diatas.
Peningkatan tekanan intersisial
5/21/2018 pbl blok 10
16/19
16
Peradangan yang terjadi pada jaringan sekitar korpuskel renalis akan
menyebabkan gangguan pada proses filtrasi sehingga laju filtrasi akan
menurun.
Peningkatan tekanan intratubuler
Peningkatan tekanan intratubuler dapat menyebabkan tahanan terhadap
proses
filtrasi semakin meningkat. Hal ini akan menyebabkan tekanan filtrasi
menurun sehingga laju filtrasi menjadi berkurang.
Filtrat glomerulus akan mengandung zat yang masih diperlukan oleh tubuh,
misalnya air, glukosa, asam amino dan ion-ion. Selain itu ada pula zat yang harus dibuang
seperti urea, kreatin dan asam urat.Zat-zat ini akan mengalami proses reabsorpsi secara
selektif jika masih diperlukan tubuh serta disekresi jika kadarnya terlalu banyak ataupun
tidak lagi dibutuhkan dalam tubuh.7
2.
Reabsorpsi Dalam Tubulus
Proses reabsorpsi zat akan berlangsung secara selektif. Hal ini berarti zat yang
tidak lagi dibutuhkan tubuh tidak akan mengalami proses reabsorpsi. Sebaliknya proses
reabsorpsi zat dengan ambang tinggi akan mulai berlangsung pada tubulus kontortus
proksimal. Zat yang akan direabsorpsi pada tubulus kontortus proksimal ialah ion
natrium, klorida dan air. Pada tubulus kontortus proksimal, reabsorpsi ketiga bahan ini
bersifat obligat. 8
Terdapat dua jenis reabsorpsi tubulus, yaitu reabsorpsi aktif dan reabsorpsi pasif.
Reabsorpsi aktif, dalam perpindahan ion-ion atau molekul-molekul, tentunya memerlukan
energi. Sedangkan pada reabsoprsi pasif, tidak memerlukan energi. Berikut adalah pembahasan
mengenai reabsorpsi yang terjadi di tubulus ginjal, yaitu :
1. Reabsorpsi natrium
Dari semua ion natrium yang difiltrasi, dalam keadaan normal 99,5% direabsorpsi, dengan
rata-rata 67% direabsorpsi di tubulus proksimal, 25% di lengkung Henle dan 8% di tubulus
distal dan tubulus pengumpul. Selain direabsorpsi secara aktif ion natrium ini juga
membantu memfasilitasi reaksi perpindahan dari molekul-molekul lain, seperti glukosa dan
asam amino, ion klorida, urea dan molekul air.
5/21/2018 pbl blok 10
17/19
17
2. Reabsorpsi glukosa dan asam amino,
terjadi di tubulus proksimal dan direbsorpsi secara total dengan mekanisme yang
bergantung energi dan ion natrium. Glukosa dan asam amino diangkut melalui proses
transportasi aktif sekunder, suatu pembawa kontransportasi khusus yang secara simultan
memindahkan ion natrium dan molekul organik tertentu dari lumen ke dalam sel.
Transportasi aktif sekunder glukosa dan asam amino ini memerlukan keberadaan ion
natrium di dalam lumen tubulus. Tanpa adanya ion natrium, maka pembawa kotranspor
tidak dapat beroperasi.
3. Reabsorpsi klorida.
Ion klorida yang bermuatan negatif direbsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien
listrik yang diciptakan oleh reabsorpsi aktif ion natrium yang bermuatan positif. Jumlah ion
klorida yang direabsorpsi ditentukan oleh kecepatan reabsorpsi ion natrium dan tidak
dikontrol secara langsung oleh ginjal.
4.
Reabsorpsi air.
Air secara pasif direabsorpsi melalui osmosis di seluruh panjang tubulus. Dari molekul yang
difiltrasi, 80% direabsorpsi secara obligatorik di tubulus proksimal dan lengkung Henle
karena secara osmotis mengikuti reabsorpsi zat terlarut. Reabsorpsi ini terjadi tanpa
dipengaruhi oleh beban H2O tubuh dan tidak diatur. Sisa 20%-nya direabsorpsi dalam jumlah
bervariasi di bagian distal tubulus; tingkat reabsorpsi ini berada di bawah kontrol langsung
hormon, bergantung pada status hidrasi tubuh.
5.
Reabsorpsi urea.
Selain Cl- dan H2O, reabsorpsi urea juga secara tidak langsung berkaitan dengan
reabsorpsi aktif Na+. Urea adalah suatu produk sisa yang berasal dari penguraian protein.
Reabsorpsi air yang diinduksi secara osmotik di tubulus proksimal yang diinduksi yang
sekunder terhadap reabsorpsi aktif ion natrium menimbulkan gradien konsentrasii untuk
urea yang mendorong reabsorpsi pasif zat sisa bernitrogen ini. Urea yang sebenarnya adalah
zat yang tidak dibutuhkan tubuh lagi tetapi tetap direabsorpsi karena merupakan zat
osmotik yang dapat membantu proses reabsorpsi air di duktus koligens (pengumpul).
6. Reabsorpsi fosfat.
Tidak seperti reabsorpsi nutrien-nutrien organik, reabsorpsi PO43- dan Ca2+juga berada di
bawah kontrol hormon. Hormon paratiroid dapat mengubah ambang ginjal untuk PO43-
dan
Ca2+
, sehingga jumlah kedua elektrolit yang ditahan di dalam tubuh ini dapat disesuaikan
5/21/2018 pbl blok 10
18/19
18
dengan kebutuhan sesaat tubuh. Hormon paratiroid bekerja di tubulus proksimal, untuk
meningkatkan reabsorpsi kalsium, tetapi menurunkan reabsorpsi fosfat.6,7
1. Sekresi dalam tubulus
Zat yang mengalami sekresi adalah kreatinin, asam urat, kalium dan H+. Kreatinin
akan disekresi bila kadarnya dalam darah lebih dari normal. Sedangkan asam urat
setelah mengalami filtrasi akan direabsorpsi seluruhnya untuk kemudian disekresi
kembali di bagian distal dari tubulus proximal. Setelah mengalami sekresi, ada sebagian
dari yang disekresi akan direabsorpsi kembali untuk kedua kalinya. Sedangkan kalium
akan disekresi dalam tubulus distal setelah juga mengalami proses filtrasi. Sehinggakalium pada urin merupakan gabungan dari hasil filtrasi dan sekresi.
Sekresi ion H+ berkaitan dengan proses pengasaman urin. Sekresi ion H
+yang
terjadi umumnya ditukar dengan reabsorpsi ion Na+. Proses sekresi terjadi dalam
tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. 7
Pada tubulus kontortus proksimal, proses sekresi diimbangi dengan reabsorpsi
80-85% bikarbonat. Prosesnya dimulai ketika CO2 dan H2O berdifusi ke sel tubuli
proksimal. Enzim carbonic anhidrase yang mengkatalisis pembentukan H2CO3 yang
kemudian berionisasi menjadi H+
dan HCO3-. Ion H
+akan disekresikan ke dalam lumen
tubulus sementara reabsorpsi ion Na+
berjalan. Ion Na+
yang masuk ke dalam sel tubuli
akan berikatan dengan HCO3-untuk membentuk NaHCO3. Sementara H
+akan berikatan
dengan HCO3-hasil filtrasi untuk membentuk H2CO3yang akan dipecah menjadi CO2 dan
H2O untuk masuk kembali ke dalam lumen tubulus. Mekanisme ini terus berlangsung
sampai 80-85% HCO3-
hasil filtrasi terpakai. Selanjutnya proses ini akan dilanjutkan di
tubulus kontortus distal.
Di tubulus kontortus distal sekresi H+
diimbagi reabsorpsi 15-20% bikarbonat
yang tersisa.7Jika bikarbonat telah habis, maka sekresi H
+akan diimbangi fosfat dan NH3.
Reaksi ini terus berlanjut hingga pH urin menjadi sedikit asam.
Gabungan tiga proses yang telah dibahas diatas yaitu filtrasi, reabsorpsi dan
sekresi yang menyebabkan terbentuknya urin sekunder yang akan terus berlanjut dari
ginjal, ke ureter, vesika urinaria, dan urethra sebagai saluran keluar sistem perkemihan.4
5/21/2018 pbl blok 10
19/19
19
Kesimpulan
Daftar Pustaka
1. Snell RS. Clinical anatomy for medical students. 6 th ed. USA : Lippincott William &
Wilkins ; 2000. p 142-8
2. Puts R, Pabst R, editors. Sobotta atlas of human anatomy volume 2 trunk, viscera,
lower limb. 14thed. Germany : Elsevier Gmbh ; 2006.
3.
Sloane E, Widyastuti P, editor. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC ; 1995. h 133-7
4.
Sherwood,Lauralee.Fisiologi manusia: dari sel ke sistem.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2001.h.468-85.
5. Davey P. At a glance medicine. Jakarta : Erlangga ; 2005.h.235.
6.
Guyton, Arthur C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC;2007.h.327-9.
7. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiologi. 11thed. Singapore : Elsevier
Pte Ltd ; 2008.p.289-415.8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta: EGC; 2001