pbl blok 10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sulit menahan pipis

Citation preview

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    1/19

    1

    Pengendalian dan Mekanisme Berkemih

    Kevina Suwandi

    102012001/C3

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jalan Arjuna Utara nomor 6

    Jakarta 11510

    [email protected]

    Pendahuluan

    Ginjal adalah alat uropoetic yang menghasilkan urin. Ginjal berperan penting dalam

    homeostasis, hormonal, eksresi sisa metabolisme, ekskresi bahan yang tidak diperlukan,

    mereabsorpsi, sekresi, dan lain- lainnya. Ginjal memproduksi urin yang mengandung zat sisa

    metabolisme. Sistem kemih terdiri dari orgab penbentuk urin yaitu ginhal dan struktur yang

    membawa urin dari ginjal ke luar untuk dieliminasi dari tubuh. Ginjal bekerja pada plasma yang

    mengalir melaluinya untuk menghasilkan urin, menghemat bahan- bahan yang akan dipertahankan

    du dakan tubuh dan yang mengeluarkan bahan- bahan yang tidak diinginkan melalui urin. Setelah

    terbentuk, urin mengalirkan ke suatu rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang terletak dibagian

    tengah medial masing- masing ginjal. Dari sini urin disalurkan ke dalam ureter, suatu saluran

    berdinding otot polos yang keluar di batas medial dekat dengan arteri dan vena renalis. Terdapat

    dua ureter, satu mengangkut urin dari masing- masing ginjal ke sebuah kandung kemih. Kandung

    kemih, yang menampung urin secara temporer adalah suatu kantung berongga berdinding otot

    polos yang dapat teregang.

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    2/19

    2

    Istilah yang Tidak Diketahui

    -

    Tidak ada

    Rumusan Masalah

    1. Seorang perempuan berusia 50 tahun yang memiliki 7 orang anak mengeluh sulit

    menahan kencing sejak 1 tahun terakhir.

    Analisis Masalah

    Hipotesis

    1.

    Berkurangnya elastisitas otot merupakan salah satu penyebab sulit menahan kencing

    Sistem urogenital wanitaMekanisme sistem

    berkemih

    Pengendalian

    sistem berkemih

    Organ yang Terkait

    Pusat

    Makro

    Mikro

    Perifer

    Faktor yang

    mempengaruhi

    EksternalInternal

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    3/19

    3

    Struktur Organ

    Struktur Organ

    Ginjal

    Ada beberapa organ yang berperan dalam sistem pembentukan dan penyaluran urin. Organ

    pertama adalah ginjal. Ginjal adalah organ yang berbentuk seperti kacang berwarna merah tua yang

    memiliki panjang sekitar 12.5 cm dan tebalnya 2.5 cm. Setiap ginjal memiliki berat yang bervariasi

    ginjal laki- laki beratnya antara 125 sampai 175 gram; sedangkan wanita memiliki berat ginjal 115

    sampai 155 gram. Ginjal ini terletak di area yang tinggi yaitu pada dinding abdomen posterior yang

    berdekatan dengan dua pasang iga terakhir yaitu ginjal kiri terletak pada iga ke 11 atau pada lumbal

    2-3; sedangkan ginjal kanan terletak pada iga ke 12 atau pada lumbal 3-4. Organ ini merupakan

    organ retroperitoneal dan terletak di antara otot- otot punggung dan peritoneum rongga abdomen

    atas. Tiap- tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar adrenal di atasnya. Ginjal kanan terletak lebih

    dibawah ginjal kiri karena ada hati di sisi kanan.1

    Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat yaitu fasia renal, jaringan adiposa, dan

    kapsul fibrosa. Faisa renal adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada

    struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ. Kedua adalah lemak perirenal atau

    jaringan adiposa yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ

    tetap pada posisinya. Dan yang ketiga adalah kapsula fibrosa yang adalah membran halus transparan

    yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.1 Masing- masing ginjal

    memiliki facies anterior dan facies posterior, margo medialis dan margo lateralis, serta extremitas

    superior dan extremitas inferior. Ke arah kranial masing- masing ginjal berbatasan pada diaphragma

    yang memisahkannya dari cavitas pleuralis dan costa XII. Lebih ke kaudal facies posterior ginjal

    berbatasan pada musculus quadrutus lumborum.1

    Nervus subcostalis dan arteria subcostalis dan vena subcostalis serta nervus iliohypogastricus

    melintas ke kaudal dengan menyilang facies posterior ginjal secara diagonal. Hepar, duodenum, dan

    colon ascendens terletak ventral terhadap ginjal kanan, sedangkan ginjal kiri di sebelah ventral

    berbatasan pada gaster, lien, pankreas, jejenum, dan colon descendens. Pada tepi medial masing-

    masing ginjal yang cekung terdapat celah vertikal yang dikenal sebagai hilus renalis yaitu yangmerupakan tempat arteria renalis masuk dan vena renalis serta pelvis renalis keluar. Hilus renalis

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    4/19

    4

    sinistra terletak dalam bidang transpilorik kira- kira 5 cm dari bidang median setinggi vertebra

    lumbal 1. Di hilus renalis vena renalis terletak ventral dari arteri renalis yang berada ventral dari

    pelvis renais. Hilus renalis memberi jalan ke suatu ruang dalam ren yang dikenal sebagai sinus renalis

    dan berisi pelvis renalis, calices renalis, pembuluh, saraf dan jaringna lemak yang banyaknya dapat

    berbeda- beda.2

    Pengertian dari alat- alat diatas adalah sebagai berikut. Pertama, hilus renalis adalah tingkat

    kecekungan tepi medial ginjal. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus.

    Sinus ini membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis, saraf

    dan limfatik. Lalu ada pelvis ginjal yang adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut

    menjadi dua sampai tiga kaliks mayor yaitu yang merupakan rongga yang mencapai glandular,

    bagian penghasil urin pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa kaliks minor. Lalu

    ada perenkim ginjal yang merupakan jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal.

    Jaringan ini terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar. Medula terdiri dari massa- massa

    triangular yang disebut piramida ginjal. Ujung yang sempit dari setiap piramida. Papila masuk

    dengan pas dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul urin.

    Sedangkan korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit

    struktural dan fungsional ginjal. Korteks terletak di dalam di antara piramida- piramida medula yang

    bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal yang terdiri dari tubulus- tubulus pengumpul yang

    mengalir ke dalam duktus pengumpul. Ginjal terbagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri

    dari satu piramida ginjal kolumna yang saling berdekatan dan jaringan korteks yang melapisinya.

    Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urin. Setiap nefron

    memiliki satu komponen vaskular dan satu komponen tubular. Glomerulus adalah gulungan kapilar

    yang dikelilingi kapsul epitel berdinding danda yang disebut kapsul Bowman. Glomerulus dan kapsul

    bowman bersama- sama membentuk sebuah korpuskel ginjal.

    Lapisan viseral kapsul Bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-m sel lapisan viseral

    dimodifikasikan menjadi podosit yaitu sel- sel epitel khusus di sekitar kapiler glomerular. Setiap sel

    podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerular melalui beberapa prosesus primer panjang

    yang mengandung procesus sekunder yang disebut prosesus kaki atau pedikel. Pedikel tersebut

    berintegrasi. Ruang sempit antara pedikel- pedikelyang berintergrasi disebut filtration slits atau pori-

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    5/19

    5

    pori dari celah yang lebarnya sekitar 25 nanometer. Setiap pori dilapisi selapis membran tipis yang

    memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya. Ada sebuah barier

    jaringan yang memisahkan darah dalam kapiler glomerular dari ruang yang berada di dalam kapsila

    bowman yang disebut barier filtrasi glomerular. Barier ini terdiri dari endothelium kapilar membran

    dasar. Lapisan parietal kapsila bowman membentuk tepi terlar korpus ginjal yang pertama pada

    kutub vaskular korpus ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus dan arteriol eferen keluar dari

    glomerolus. Yang kedua adalah pada kutub urinarius korpus ginjal, glomerolus memfiltrasi aliran

    yang masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal.3

    Tubulus kontorts proksimal panjangnya mencapai 15 nanometer dan sangat berliku- liku.

    Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel- sel epitelial kuboid yang kaya akan

    brush border sehingga memperluas area permukaan lumen. Lalu ada ansa henle yang dibagi menjadi

    dua yaitu ansa henle pars descendent dan pars ascendence. Tungkai descenden ansa henle yang

    masuk ke dalam medula membentuk lengkungan jepit yang tajam dan membalik ke atas membentuk

    tungkai ascenden ansa henle. Lalu ada tubulus kontortus distal yang juga sangat berliku, panjangnya

    sekitar 5 nanometer dan membentuk segmen terakhir nefron. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini

    bersentuhan dengan dinding arteriol aferen. Di bagian tubulus yang bersentuhan dengan arteriol

    mengandung sel- sel termodifikasi yang disebut macula densa yang berdungsi sebagai suatu

    kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan ion natrium. Dinding arteriol aferen yang

    bersebelahan dengan macula densa mengandung sel- sel otot polos yang bermodifikasi yang disebut

    sel jukstaglomeruler. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin.

    4

    Lalu vaskulerisasi dari ginjal sendiri oleh beberapa nadi dan vena. Ada arteri renalis yang

    merupakan percabangan dari aorta abdomen yang mensuplai masing- masing ginjal dan masuk ke

    hilus melalui cabang anterior dan posterior. Lalu ada arteri- arteri interlobaris yang merupakan

    cabang anterior dan posterior dari arteri renalis yang mengalir di antara piramida- piramida ginjal.

    Arteri arkuata berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan antara korteks dan medula. Lalu

    arteri yang berada di korteks adalah arteri interlobukaris. Arteriol eferen meninggalkan setiap

    glomerolus dan membentuk jaring- jaring kapiler lain. Lalu ada vena arkuata yang menerima darah

    dari vena interlobaris yang bergabung untuk bermuara ke dalam vena renalis. Vena ini meninggalkan

    ginjal untuk bersatu dengan vena kave inferior.1

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    6/19

    6

    Sel endotel kapiler glomerulus memiliki sedikit sitoplasma yang lebih tebal sekitar inti,

    tempat berkumpul hampir sebagian besar organel. Tingkap sel- sel ini lebih besar dan lebih banyak

    daripada dalam kapiler bertingkap dari organ lain dan tidak ada diafragma tipis seperti yang biasanya

    terdapat menutupi lubang tingkap kapiler. Selain sel endotel dan podosit, kapiler glomerolus

    mempunyai sel mesangial yang melekat pada dinding kapiler pada tempat lamina basal membentuk

    selubung yang dipakai bersama oleh dua atau lebih kapiler. Sel mesangial memiliki jalur sitoplasma

    yang menerobos di antara sek endotelial masuk ke dalam lumen kapiler. Sel mesangial menghasilkan

    matriks amorf yang mengelilingi sel mesangial itu sendiri dan ikut menunjang dinding kapiler.

    Mereka populasi sel mirip perisit.5

    Sitoplasma sel mesangial tampaknya penuh dengan protein ini. Sel ini dapat bekerja sebagai

    makrofag dan berfungsi membersikan lamina basal dari materi khusus yang terkumpul selaman

    proses filtrasi. Secara mikrokospik, tubulus kontortus proximal memiliki lumen yang tidak jelas, dan

    selnya berjauhan karena hanya sedikit dan warnanya kemerahan karena bersifat asidofil, sedangkan

    tubulus kontortus distal lumennya jelas dan sel- selnya berdekatan dan juga warnanya biru karena

    bersifat basofil. Tubulus kontortus distal dan proksimal sama- sama berada di korteks ginjal dan

    memiliki brush border. Sedangkan lengkung henle adalah struktur yang berbentuk U yang terdiri dari

    ruas tebal descenden dan ruas tebal ascenden. Ruas tebal descenden sama dengan tubulus

    kontortus proximal, tetapi bedanya ia berada di medulla; sedangkan yang ruas tebal ascenden

    strukturnya sama dengan tubulus kontortus distal hanya saja ruas tebal ascenden ini terletak di

    medula.3

    Suprarenalis

    Kedua renn terletak retroperitoneal pada dinding abdomen masing- masing di sisi kanan

    dan sisi kiri columna vertebrealis. Masing- masing ginjal terdapat kelenjar suprarenalis. Kedua

    glandula suprarenalis masing- masing terletak pada bagian kraniomedial ren. Masing- masing

    glandula suprarenalis terbungkus dalam capsula fibrosa dna diliputi oleh fascia renalis. Bentuk dan

    tipografi masing- masing glandula suprarenalis berbeda, akan tetapi keduanya terletak di

    supromedial ginjal. Suprarenalis kanan yang berbentuk segitiga terletak ventral terhadap

    diaphragma dan ke arah ventral menyentuh vena cava inferior di sebelah medial dan hepar di

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    7/19

    7

    sebelah lateral. Glandula suprarenalis kiri yang berbentuk seperti bulan sabit, berhubungan dengan

    lien, gaster, pankreas, dan diaphragma. 5

    Kedua glandula suprarenalis memuliki vaskularisasi yang amat luas melalui arteria suprarenalis

    yakini cabang arteri phrenica inferior melalui arteria suprarenalis media dari aorta abdominalis.

    Darah dari masing- masing glandula suprarenalis disalurkan keluar oleh vena suprarenalis yang besar

    dan seringkali banyak vena keci. Vena supraremalis dextra yang pendek bermuara je dalam vena

    cava inferior sedangkan yang lebih panjang di sebelah kiri bersatu dengan vena renalis sinistra.

    Kedua glandula suprarenalis dipersarafi secara luas dari pleksus coeliacus dan nervi splanchnici

    thoracici.2

    Ureter, uretra, vesika urinaria

    Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang

    merentang sampai kandung kemih. Setiap ureter panjangnya antara 25cm sampai 30cm dan

    berdiameter 4mm sampai 6 mm. Saluran ini menyempit di tiga tempat yaitu di titik asal ureter pada

    pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan kandung

    kemih. Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini dan mengakibatkan nyeri dan

    disebut kolik ginjal. Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan jaringan yaitu lapisan terluar yang berupa

    lapisan fibrosa, di tengah adalah muskularis longitudinal ke arah dalam dan otot polos sirkuler ke

    arah luar. Lapisan terdalam adalah epitelium mukosa yang mensekresi selaput mukosa pelindung.

    Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik intrinsik. Gelombang peristalsis mengalirkan urin dari

    kandung kemih keluar tubuh. 1 Arteri untuk pars abdominalis ureter biasanya berasal dari tiga

    sumber yaitu arteri renalis, arteri testicularis atau artero ovarica, dan aorta. Pembuluh balik darah

    dari kedua ureter terjadi melalui vena testicularis atau vena ovarica.2

    Lalu ada kandung kemih atau vesika urinaria yang merupakan organ muskular berongga

    yang berfungsi sebagai kontainer penyimpangan urin. Pada laki- laki vesika urinaria terletak tepat di

    belakang simfisis pubis dan di deoan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak dibawah

    uterus di depan vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari. Berbentuk limas kalo kosong,

    sedangkan kalo terisi penuh akan berbentuk bulat. Vesika urinaria ini berkerut, akan tetapi kalau

    terisi penuh, kerutan tersebut akan hilang. Vesika urinaria ini ditopang di dalam rongga pelvis

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    8/19

    8

    dengan lipatan- lipatan peritoneum dan kondensasi fasta. Dinding vesika urinaria adalah lapisan

    terluar. Lapisan ini merupakan perpanjangan lapisan peritoneal rongga abdominopelvis dan hanya

    ada di bagian atas pelvis. Lalu ada lapisan otot yaitu otot detrusor tang merupakan lapisan tengah.

    Lapisan iini tersusun dari berkas- berkas otot polos yang satu sama lain saling membentuk sudut. Hal

    ini untuk memastikan bahwa selama urinasi, vesika urinaria akan berkontraksi dengan serempak ke

    segala arah untuk mengeluarkan urin. Lalu ada otot sphincter vesika yang berfungsi untuk menahan

    urin di dalam vesika urinaria. Pada orang yang sudah lanjut usia, biasanya sphincter ini melemah,

    shingga orang tua sering ngompol. Vesika urinaria ini dapat menahan atau menampung urin

    sebanyak 200- 400cc.7

    Lalu ada lapisan submukosa adalh lapisan jaring ikat yang terletak di bawah mukosa

    dan menghubungkannya dengan muskularis. Lalu terdapat juga mukosa yang merupakan lapisan

    terdalam. Lapisan ini merupakan lapisan epitel yang tersusun dari epitel transisional. Ada trigonum

    yang merupakan daerah halus, tringular, dan relatif tidak dapat berkembang yang terletak secara

    internal di bagian dasar kandung kemih.

    Uretra

    Uretra mengalirkan urin dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh. Pada laki- laki,

    uretra membawa cairan semen dan urin, tetpai tidak pada waktu yang bersamaan. Uretra laki- laki

    panjangnya 17- 22 cm dan melalui kelenjar prostat dan penis, sedangkan pada wanita uretranya

    lebih pendek yaitu 4 cm. Karena uretra wanita lebih pendek maka mudah untuk terkena infeksi,

    sedangkan pada laki- laki ureteranya panjang sehingga tidak mudah terkena infeksi. Uretra

    prostatika dikelilingi oleh kelenjar prostat. Uretra ini menerima dua duktus ejakulator yang masing-

    masing terbentuk dari penyatuan duktus deferen dan kelenjar vasikulosa. Lalu ada uretra

    membranosa yang merupakan bagian yang terpendek. Bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi otot

    rangka sfingter uretra eksternal. Lalu uretra kavernosus merupakan bagian yang terpanjang. Bagian

    ini menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai orifisium uretra eksternal pada

    ujung penis. Tepat sebelum mulut penis, uretra membesar untuk membentuk suatu dilatasi kecil

    yaitu fossa navicularis. Urinasi bergantung pada inervasi parasimpatis dan simpatis juga impuls saraf

    volunter.

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    9/19

    9

    Pengeluaran urin membutuhkan kontraksi aktif otot detrusor. Bagian dari otot trigonum

    yang mengelilingi jalan keluar uretra berfungsi menjadi sfingter uretra internal yang menjaga saluran

    tetap tertutup. Otot ini diinervasi oleh neuron parasimpatis. Sfingter uretra eksternal terbentuk dari

    serabut otot rangka dari otot perineal transversa yang berada di bawah kendali volunter. Bagian

    pubokoksigeus pada otot levator ani juga berkontribusi dalam pembentukan sfingter. Pencegahan

    refluks urin balik ke ginjal adalah dengan orificium uretris.1

    Kandung kemih dan saluran keluar urin menampung urin yang dibentuk dalam ginjal dan

    menyalurkan urin keluar. Kaliks major minor, pelvis renalis, ureter, dan kandung kemih memiliki

    struktur mikro yang serupa. Mukosa organ- organ ini terdiri dari epitel transisional dan lamina propia

    dari jaringan ikat padat samapi longgar. Menggeelilingi lamina propria organ ini terdapat selubung

    anyaman otot polos padat. Epitel transisional dari kandung kemih dalam keadaan tidak diregangkan

    mempunyai tebal lima atau enam sel; sel- sel ini sering poliloid atau binukleus. Bila epitel itu

    diregangkan seperti bila kandung kemih itu penuh dengan urin, maka epitel hanya setebal tiga atau

    empat sel dan sel superfisial menjadi gepeng. Lapisan muskular dalam kaliks, pelvis renal, dan ureter

    mempunyai susunan berpilin. Sewaktu sel otot urter samapi di kandung kemih, sel otot tersebut

    tersusun memanjang. Serat otot kandung kemih berjalan ke segala arah sampai mendekati leher

    kandung kemih dimana tiga lapisan yang berbeda dapat diidentigikasi.

    Ureter menembus dinding kandung kemih secara mirirng membentuk katup yang mencegah

    aliran balik dari urin. Ureter intravesika hanya memiliki serat otot memanjang. Saluran keluar kemih

    di luarnya dibungkus oleh membran adventisia kecuali dibagian atas kandung kemih yang terungkus

    oleh peritoneum serosa. Uretra adalah tabung yang membawa urin dari kandung kemih ke dunia

    luar. Pada peria sperma juga melalui uretra selama ejakulasi. Pada wanita uretra hana merupakan

    organ urinarius. Uretra pria terdiri dari empat bagian yaitu pars prostatika, pars membranosa, pars

    bulbosa, dan pars pendulosa. Uretra wanita adalah tabung sepanjang 4-5 cm yang dilapisi oleh epitel

    berlapis gepeng dengan daerah- daerah epitel bertingkat silindris. Bagian tengah uretra wanita

    dikelilingi oleh sfingter lurik volunter eksterna.3

    Sistem Persyarafan

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    10/19

    10

    Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem

    saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan, sistem saraf tepi terdiri

    atas sistem saraf sadar (saraf kraniospinal) dan saraf tak sadar (saraf otonom).5

    a. Sistem Saraf Pusat

    Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas tubuh

    dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang

    belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-

    ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningis

    yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi

    sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil

    benturan dan guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan

    duramater.5

    1) Otak

    Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak manusia terdiri

    atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan.

    Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh

    bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada jalur-jalur spinal. Otak dibagi menjadi

    empat bagian, yaitu otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan.5

    a) Otak besar (cerebrum)

    Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar 1500 cm3. Permukaan otak

    berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron. Bagian luar otak berisi neuron sehingga

    berwarna kelabu (substansia grissea). Sedangkan, otak bagian dalam berisi neurit dan dendrit

    sehingga berwarna putih (substansia alba). Otak besar merupakan pusat ingatan, kesadaran,

    kecerdasan, dan kemauan. Selain itu, otak besar juga merupakan sumber semua kegiatan

    yang manusia sadari. Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

    1) bagian depan : pusat gerakan otot

    2) bagian tengah : pusat perkembangan ingatan dan

    kecerdasan

    3) bagian samping : pusat pendengaran

    4) bagian belakang : pusat penglihatan

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    11/19

    11

    b) Otak tengah (mesensefalon)

    Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons vasoli dan diensefalon. Otak

    tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan pendengaran. Di bagian depan dari otak

    tengah terdapat:

    1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba dan

    mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari

    impuls ke sumsum tulang belakang.

    2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan, dan keseimbangan

    cairan tubuh.

    c) Otak kecil (cerebelum)

    Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Fungsi

    otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang

    disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu penghubung yang

    disebut jembatan varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks) berwarna kelabu

    dan bagian dalam (medula) berwarna putih.3

    d) Sumsum lanjutan (medula oblongata)

    Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan

    perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga

    berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan dendrit.

    Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat

    pencernaan.3

    2) Sumsum tulang belakang (medula spinalis)

    Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang belakang. Bagian

    luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang terletak

    memanjang dari ruas-ruas leher sampai ruas pinggang yang kedua. Selaput otak juga

    menyelaputi sumsum tulang belakang.3

    Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:

    a) Pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak.

    b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak.

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    12/19

    12

    c) Mengatur gerak refleks tubuh.

    Penampang melintang sumsum tulang belakang terlihat seperti gambar kupu-kupu dengan

    warna kelabu, berisi neuron. Rangsang disampaikan ke otot lewat serabut saraf sensorik.

    Sedangkan, tanggapan dari pusat ke efektor disampaikan lewat serabut saraf motorik. Serabut

    saraf tersebut terdapat di sumsum tulang belakang.

    b. Sistem Saraf Tepi

    Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Sistem saraf sadar

    meliputi sistem saraf kepala (kranial). Sedangkan, sistem saraf tidak sadar dibagi menjadi dua

    macam, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik.3

    1) Sistem saraf sadar

    Sistem saraf sadar (kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan

    secara sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu kranial dan spinal. Sistem

    saraf kranial atau kepala disusun oleh 42 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kranial

    berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Sedangkan, saraf spinal

    disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.3

    2) Sistem saraf tak sadar (saraf otonom)

    Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua bagian, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik yang

    memiliki susunan dan fungsi yang khas.3

    a. Sistem saraf simpatik

    Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat kembar berupa ganglion-ganglion

    yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah leher, daerah dada, daerah pinggang,

    dan daerah pelvis. Serabut saraf simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot

    jantung, otot-otot tak sadar semua pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam, seperti

    lambung, pankreas,dan usus. Selain itu, merangsang serabut motorik sekretorik pada

    kelenjar keringat dan mempertahankan tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar.3

    b. Sistem saraf parasimpatik

    Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan dengan

    ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Sistem saraf parasimpatik memiliki

    fungsi kebalikan dari saraf simpatik.

    Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    13/19

    13

    sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini

    terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks

    dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut

    urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post

    ganglion.3

    Terdapat tiga proses dasar yang berperan dalam proses pembentukan urin : filtrasi

    glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus.

    1. Filtrasi Glomerulus

    Filtrasi di dalam ginjal terjadi didalam Glomerulus, sehingga disebut Filtrasi Glomerulus.

    Filtrasi Glomerulus merupakan langkah pertama didalam pembentukan Urin pada manusia.

    Membran Glomerulus seratus kali lipat lebih permeabel daripada kapiler-kapiler di tempat lain.

    Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya pendorong utama yang berperan untuk

    menginduksi filtrasi glomerulus. Darah yang masuk ke dalam nefron melalui arteriol aferen dan

    selanjutnya menuju glomerulus akan mengalami filtrasi, tekanan darah pada arteriol aferen

    relatif cukup tinggi sedangkan pada arteriol eferen relatif lebih rendah, sehingga keadaan ini

    menimbulkan filtrasi pada glomerulus.4

    Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsul Bowman harus melewati 3 lapisan

    yang membentuk membran glomerulus :

    1. Dinding kapiler Glomerulus

    2.

    Lapisan gelatinosa aseluler = Membran basal ( basement membrane ).

    3.

    Lapisan dalam kapsul Bowman.

    Penyebab utama terjadinya fitlrasi adalah perbedaan tekanan antara glomerulus

    dan kapsula Bowman. Perbedaan tekanan ini ditimbulkan oleh tekanan hidrostatik

    kapiler glomerulus, tekanan hidrostatik kapsula Bowman / intratubuler, dan tekanan

    onkotik plasma. Tekanan darah sistemik rata-rata adalah sekitar 110 mmHg. Karena

    semakin menjauh dari jantung luas permukaannya semakin bertambah, maka sampai ke

    arteriol afferen, tekanan yang tersisa hanya sebesar 40% dari tekanan darah sistemik,

    atau sebesar 45 mmHg.Tekanan ini yang disebut dengan tekanan hidrostatik kapiler

    glomerulus. Tekanan sebesar ini dilawan oleh tekanan intratubuler atau tekanan

    hidrostatik kapsula Bowman. Besar tekanan ini adalah sekitar 10 mmHg. Tekanan

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    14/19

    14

    osmotic koloid plasma 25 mmHG. Pada plasma darah terdapat kandungan protein dan

    protein ini memiliki kemampuan untuk menarik sejumlah besar ini. Akibatnya timbulnya

    tekanan yang beresultan ke arah glomerulus. Tekanan ini ini disebut dengan tekanan

    onkotik plasma. Tekanan osmotic koloid plasma 25 mmHG . Ketiga tekanan diatas

    berperan penting dalam laju peningkatan filtrasi. Semakin tinggi tekanan kapiler pada

    glomerulus semakin meningkat filtrasi dan sebaliknya semakin tinggi tekanan pada

    capsula bowman. serta tekanan osmotic koloid plasma akan menyebabkan semakin

    rendahnya filtrasi yang terjadi pada glomerulus.7

    Tekanan ini pada permukaan kapiler glomerulus besarnya sekitar 20 mmHg.

    Sedangkan pada ujung akhir glomerulus tekanan ini menjadi semakin besar, yaitu sekitar

    35 mmHg. Peningkatan tekanan filtrasi tentu saja akan mempengaruhi laju filtasi

    glomerulus. Laju filtrasi glomerulus disebut dengan Glomerulus Filtration Rate / GFR.

    Laju filtrasi glomerulus dapat diukur dengan menggunakan zat-zat yang dapat difiltrasi

    glomerulus, akan tetapi tidak disekresi maupu direabsorpsi oleh tubulus. Kemudian

    jumlah zat yang terdapat dalam urin diukur persatuan waktu dan dibandingkan dengan

    jumlah zat yang terdapat dalam cairan plasma. Rata-rata GFR normal pada laki-laki

    sekitar 125 ml/menit. GFR pada wanita lebih rendah dibandingkan pada pria. Proses

    terjadinya filtrasi tersebut dipengaruhi oleh adanya berbagai tekanan sebagai berikut.7

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses filtrasi di glomerulus, yaitu:

    Tekanan darah

    Pada peningkatan atau penurunan tekanan darah, GFR dipertahankan untuk

    selalu tetap oleh suatu mekanisme yang disebut sebagai autoregulasi.

    Autoregulasi merupakan mekanisme untuk mengatur tekanan darah sistemik

    sekaligus mengaruhi laju filtrasi glomerulus. Peningkatan atau penurunan

    tekanan darah tertentu masih dapat diatasi oleh mekanisme ini.4

    Mekanisme autoregulasi dapat dilakukan melalui dua jalan, yaitu mekanisme

    miogenik dan tubuloglomerular feedback.

    Mekanisme miogenik merupakan mekanisme yang melibatkan lapisan otot

    pada pembuluh darah.Jika terjadi kenaikan tekanan darah secara tiba-tiba,

    maka peningkatan tekanan darah akan menyebabkan peningkatan tekanan

    pada dinding pembuluh darah. Tekanan ini akan menyebabkan respon

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    15/19

    15

    kontraksi lapisan otot dinding pembuluh darah, yang tentu saja menyebabkan

    pengecilan diameter pembuluh darah / vasokonstriksi. Vasokonstriksi akan

    menyebabkan penurunan aliran darah jika dalam hal ini yang mengalami

    vasokonstriksi adalah arteriol afferen. Hal ini akan menyebabkan penurunan

    suplai darah ke glomerulus sehingga pada akhirnya laju filtrasi glomerulus akan

    menurun. Hal yang sebaliknya terjadi pada penurunan tekanan darah yang

    akan menyebabkan laju filtrasi glomerulus meningkat.4

    Jika terjadi penurunan aliran darah, maka akan terjadi mekanisme autoregulasi

    lain yang disebut dengan tubuloglomeruler feedback. Penurunan tekanan

    darah akan menyebabkan GFR menurun. Penurunan GFR akan menyebabkan

    durasi filtrat berjalan disepanjang tubulus semakin menurun. Hal ini

    menyebabkan ion Na+ akan semakin banyak direabsorpsi. Akhirnya kadar

    natrium filtrat akan semakin menurun.Begitu mencapai tubulus kontortus

    distal, makula densa akan mendeteksi penurunan kadar ion ini. Jika kadarnya

    terlalu rendah, makula densa akan mengaktifkan sinyal molekul yang ditangkap

    oleh sel mesengeal jukstaglomerular. Sel ini akan berperan dalam pengaktifan

    suatu enzim yang disebut dengan renin. Renin akan mengkonversi

    angiotensinogen menjadi angiotensin I. Oleh angiotensin converting enzym,

    angiotensin I akan dipecah menjadi angiotensin II. Angiotensin II ialah suatu

    vasokonstriktor kuat yang menyebabkan peningkatan tekanan darah.

    Peningkatan tekanan darah pada akhirnya akan mempercepat laju alir darah

    sehingga suplai darah ginjal meningkat. Peningkatan aliran ini akan

    menyebabkan peningkatan GFR. GFR yang meningkat akan menonaktifkan

    sistem ini. Jadi kesimpulannya tubuloglomerular feedback merupakan suatu

    mekanisme untuk menormalkan tekanan darah sambil mempertahankan laju

    filtrasi.4

    Obstruksi jalan arteri yang menuju ke glomerulus

    Bila ada obstruksi jalan a. renalis, maka yang terjadi adalah penurunan aliran

    darah. Selanjutnya laju filtrasi akan menurun karena penurunan tekanan

    hidrostatik kapiler sehingga mengaktifkan tubuloglomerular feedback seperti

    yang telah dibahas diatas.

    Peningkatan tekanan intersisial

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    16/19

    16

    Peradangan yang terjadi pada jaringan sekitar korpuskel renalis akan

    menyebabkan gangguan pada proses filtrasi sehingga laju filtrasi akan

    menurun.

    Peningkatan tekanan intratubuler

    Peningkatan tekanan intratubuler dapat menyebabkan tahanan terhadap

    proses

    filtrasi semakin meningkat. Hal ini akan menyebabkan tekanan filtrasi

    menurun sehingga laju filtrasi menjadi berkurang.

    Filtrat glomerulus akan mengandung zat yang masih diperlukan oleh tubuh,

    misalnya air, glukosa, asam amino dan ion-ion. Selain itu ada pula zat yang harus dibuang

    seperti urea, kreatin dan asam urat.Zat-zat ini akan mengalami proses reabsorpsi secara

    selektif jika masih diperlukan tubuh serta disekresi jika kadarnya terlalu banyak ataupun

    tidak lagi dibutuhkan dalam tubuh.7

    2.

    Reabsorpsi Dalam Tubulus

    Proses reabsorpsi zat akan berlangsung secara selektif. Hal ini berarti zat yang

    tidak lagi dibutuhkan tubuh tidak akan mengalami proses reabsorpsi. Sebaliknya proses

    reabsorpsi zat dengan ambang tinggi akan mulai berlangsung pada tubulus kontortus

    proksimal. Zat yang akan direabsorpsi pada tubulus kontortus proksimal ialah ion

    natrium, klorida dan air. Pada tubulus kontortus proksimal, reabsorpsi ketiga bahan ini

    bersifat obligat. 8

    Terdapat dua jenis reabsorpsi tubulus, yaitu reabsorpsi aktif dan reabsorpsi pasif.

    Reabsorpsi aktif, dalam perpindahan ion-ion atau molekul-molekul, tentunya memerlukan

    energi. Sedangkan pada reabsoprsi pasif, tidak memerlukan energi. Berikut adalah pembahasan

    mengenai reabsorpsi yang terjadi di tubulus ginjal, yaitu :

    1. Reabsorpsi natrium

    Dari semua ion natrium yang difiltrasi, dalam keadaan normal 99,5% direabsorpsi, dengan

    rata-rata 67% direabsorpsi di tubulus proksimal, 25% di lengkung Henle dan 8% di tubulus

    distal dan tubulus pengumpul. Selain direabsorpsi secara aktif ion natrium ini juga

    membantu memfasilitasi reaksi perpindahan dari molekul-molekul lain, seperti glukosa dan

    asam amino, ion klorida, urea dan molekul air.

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    17/19

    17

    2. Reabsorpsi glukosa dan asam amino,

    terjadi di tubulus proksimal dan direbsorpsi secara total dengan mekanisme yang

    bergantung energi dan ion natrium. Glukosa dan asam amino diangkut melalui proses

    transportasi aktif sekunder, suatu pembawa kontransportasi khusus yang secara simultan

    memindahkan ion natrium dan molekul organik tertentu dari lumen ke dalam sel.

    Transportasi aktif sekunder glukosa dan asam amino ini memerlukan keberadaan ion

    natrium di dalam lumen tubulus. Tanpa adanya ion natrium, maka pembawa kotranspor

    tidak dapat beroperasi.

    3. Reabsorpsi klorida.

    Ion klorida yang bermuatan negatif direbsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien

    listrik yang diciptakan oleh reabsorpsi aktif ion natrium yang bermuatan positif. Jumlah ion

    klorida yang direabsorpsi ditentukan oleh kecepatan reabsorpsi ion natrium dan tidak

    dikontrol secara langsung oleh ginjal.

    4.

    Reabsorpsi air.

    Air secara pasif direabsorpsi melalui osmosis di seluruh panjang tubulus. Dari molekul yang

    difiltrasi, 80% direabsorpsi secara obligatorik di tubulus proksimal dan lengkung Henle

    karena secara osmotis mengikuti reabsorpsi zat terlarut. Reabsorpsi ini terjadi tanpa

    dipengaruhi oleh beban H2O tubuh dan tidak diatur. Sisa 20%-nya direabsorpsi dalam jumlah

    bervariasi di bagian distal tubulus; tingkat reabsorpsi ini berada di bawah kontrol langsung

    hormon, bergantung pada status hidrasi tubuh.

    5.

    Reabsorpsi urea.

    Selain Cl- dan H2O, reabsorpsi urea juga secara tidak langsung berkaitan dengan

    reabsorpsi aktif Na+. Urea adalah suatu produk sisa yang berasal dari penguraian protein.

    Reabsorpsi air yang diinduksi secara osmotik di tubulus proksimal yang diinduksi yang

    sekunder terhadap reabsorpsi aktif ion natrium menimbulkan gradien konsentrasii untuk

    urea yang mendorong reabsorpsi pasif zat sisa bernitrogen ini. Urea yang sebenarnya adalah

    zat yang tidak dibutuhkan tubuh lagi tetapi tetap direabsorpsi karena merupakan zat

    osmotik yang dapat membantu proses reabsorpsi air di duktus koligens (pengumpul).

    6. Reabsorpsi fosfat.

    Tidak seperti reabsorpsi nutrien-nutrien organik, reabsorpsi PO43- dan Ca2+juga berada di

    bawah kontrol hormon. Hormon paratiroid dapat mengubah ambang ginjal untuk PO43-

    dan

    Ca2+

    , sehingga jumlah kedua elektrolit yang ditahan di dalam tubuh ini dapat disesuaikan

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    18/19

    18

    dengan kebutuhan sesaat tubuh. Hormon paratiroid bekerja di tubulus proksimal, untuk

    meningkatkan reabsorpsi kalsium, tetapi menurunkan reabsorpsi fosfat.6,7

    1. Sekresi dalam tubulus

    Zat yang mengalami sekresi adalah kreatinin, asam urat, kalium dan H+. Kreatinin

    akan disekresi bila kadarnya dalam darah lebih dari normal. Sedangkan asam urat

    setelah mengalami filtrasi akan direabsorpsi seluruhnya untuk kemudian disekresi

    kembali di bagian distal dari tubulus proximal. Setelah mengalami sekresi, ada sebagian

    dari yang disekresi akan direabsorpsi kembali untuk kedua kalinya. Sedangkan kalium

    akan disekresi dalam tubulus distal setelah juga mengalami proses filtrasi. Sehinggakalium pada urin merupakan gabungan dari hasil filtrasi dan sekresi.

    Sekresi ion H+ berkaitan dengan proses pengasaman urin. Sekresi ion H

    +yang

    terjadi umumnya ditukar dengan reabsorpsi ion Na+. Proses sekresi terjadi dalam

    tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. 7

    Pada tubulus kontortus proksimal, proses sekresi diimbangi dengan reabsorpsi

    80-85% bikarbonat. Prosesnya dimulai ketika CO2 dan H2O berdifusi ke sel tubuli

    proksimal. Enzim carbonic anhidrase yang mengkatalisis pembentukan H2CO3 yang

    kemudian berionisasi menjadi H+

    dan HCO3-. Ion H

    +akan disekresikan ke dalam lumen

    tubulus sementara reabsorpsi ion Na+

    berjalan. Ion Na+

    yang masuk ke dalam sel tubuli

    akan berikatan dengan HCO3-untuk membentuk NaHCO3. Sementara H

    +akan berikatan

    dengan HCO3-hasil filtrasi untuk membentuk H2CO3yang akan dipecah menjadi CO2 dan

    H2O untuk masuk kembali ke dalam lumen tubulus. Mekanisme ini terus berlangsung

    sampai 80-85% HCO3-

    hasil filtrasi terpakai. Selanjutnya proses ini akan dilanjutkan di

    tubulus kontortus distal.

    Di tubulus kontortus distal sekresi H+

    diimbagi reabsorpsi 15-20% bikarbonat

    yang tersisa.7Jika bikarbonat telah habis, maka sekresi H

    +akan diimbangi fosfat dan NH3.

    Reaksi ini terus berlanjut hingga pH urin menjadi sedikit asam.

    Gabungan tiga proses yang telah dibahas diatas yaitu filtrasi, reabsorpsi dan

    sekresi yang menyebabkan terbentuknya urin sekunder yang akan terus berlanjut dari

    ginjal, ke ureter, vesika urinaria, dan urethra sebagai saluran keluar sistem perkemihan.4

  • 5/21/2018 pbl blok 10

    19/19

    19

    Kesimpulan

    Daftar Pustaka

    1. Snell RS. Clinical anatomy for medical students. 6 th ed. USA : Lippincott William &

    Wilkins ; 2000. p 142-8

    2. Puts R, Pabst R, editors. Sobotta atlas of human anatomy volume 2 trunk, viscera,

    lower limb. 14thed. Germany : Elsevier Gmbh ; 2006.

    3.

    Sloane E, Widyastuti P, editor. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Penerbit

    Buku Kedokteran EGC ; 1995. h 133-7

    4.

    Sherwood,Lauralee.Fisiologi manusia: dari sel ke sistem.Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.2001.h.468-85.

    5. Davey P. At a glance medicine. Jakarta : Erlangga ; 2005.h.235.

    6.

    Guyton, Arthur C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit buku kedokteran

    EGC;2007.h.327-9.

    7. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiologi. 11thed. Singapore : Elsevier

    Pte Ltd ; 2008.p.289-415.8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta: EGC; 2001