Author
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
FUNGSI KELUARGA DALAM MENUNJANGKEBERHASILAN PENDIDIKAN ANAK DI GAMPONGALUEJANG KECAMATAN PASIE RAYA KABUPATEN
ACEH JAYA
SKRIPSI
Oleh
MAISURINIM: 09C20210047
PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH – ACEH BARAT
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak adalah harta yang terpenting yang dimiliki oleh orang tua yang
selalu dibanggakan oleh mereka, anak juga merupakan generasi penerus yang
sangat berharga sekaligus menjadi tumpuan harapan orang tua pada masa
mendatang, maka anak harus mendapat bimbingan yang baik, tumbuh dan
berkembang sehat secara fisik dan mental. Kelak jika dewasa anak akan menjadi
anak yang baik dan berguna bagi bangsa dan negara, terutama bagi kedua orang
tuanya.
Keluarga, lingkungan masyarakat, dan negara seharusnya menperhatikan
pendidikan yang bermutu bagi anak, guna membentuk generasi penerus masa
depan yang berkualitas. Kewajiban orang tua adalah mendidik anak dengan baik,
memperhatikan, serta menunjang pendidikan anak untuk lebih baik, memberi
tingkat perhatian yang tinggi dan memberi contoh-contoh yang baik kepada anak-
anaknya. Sangat perlu pula kepedulian orang tua yang didasari dari kasih sayang
dan perhatian pada anak dan menganggap pentingnya mendidik anak yang
dimilikinya, dan membina anak guna mengendalikan anak dari pengaruh-
pengaruh buruk.
Keluarga sebenarnya bukan hanya sebagai tempat mendidik saja Pendidik,
namun diharapkan mampu menciptakan suatu suasana yang mendorong motivasi
dan keberhasilan studi anak didiknya. Dalam mendidik anak, orang tua juga harus
menjadi guru yang baik, kepedulian dan perhatian orang tua akan sangat jauh
2
lebih penting bagi anak sejak dini, orang tua yang baik adalah orang tua yang
perhatian dan mengerti akan kebutuhan anaknya, menjadi teman bermain saat
anak membutuhkan teman, karena di usia dinilah anak butuh perhatian yang lebih,
dan tingkat kepedulian yang tinggi dari orang tuanya (Soerjano Soekanto, 198, h.
391).
Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berhubungan dengan
anak adalah orang tua, saudara-saudaranya yang lebih tua, dan kerabat dekatnya
yang tinggal serumah. Melalui lingkungan itu anak mengenal dunia sekitarnya
dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari, melalui lingkungan itulah anak
mengalami proses sosialisasi awal. Orang tua, saudara, maupun kerabat terdekat
lazimnya mencurahkan perhatianya untuk mendidik anak supaya anak
memperoleh dasar-dasar pergaulan hidup yang benar dan baik.
Perilaku anak sangat tergantung dari cara orang tua mendidik, orang tua
yang tidak memperhatikan, memberi bimbingan yang positif, dan memberi arahan
yang baik, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang tidak mendapat perhatian
penuh dari orang tua. Keluarga adalah satu-satunya dorongan terpenting dalam
menunjang keberhasilan pendidikan anak, karena tanpa dorongan keluarga maka
anak akan sedikit susah untuk menjalani pendidikannya. Keberhasilan anak adalah
kebahagiaan orang tua dan keluarga.
Orang tua sebenarnya merupakan kunci motivasi dan keberhasilan
pendidikan anak, tidak ada pihak lain yang akan dapat menggantikan peran
orang tua. Keberhasilan orang tua dalam menunjang motivasi dan keberhasilan
studi anak terletak pada eratnya hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya.
Orang tua merupakan tempat anak berlindung dan mendapatkan kedamaian
3
melalui keserasian antara ketertiban dengan ketentraman, dan menpertimbangkan
pengaruh-pengaruh yang datang dari luar rumah.
Keluarga adalah tempat pertama yang digunakan oleh anak sebagai wadah
yang pertama untuk mengadu hal apapun, oleh karena itu fungsi keluarga
diutamakan bagi anak. Anak akan berwatak baik jika orang tua mendidiknya
dengan baik. Tetapi jika orang tua atau saudara-saudara tidak berperan dalam
pendidikan anak, maka anak tidak merasa ada yang harus dipatuhi dan dicontohi,
tetapi akan menjalani apa yang dia kehendaki dan pola pikiranya sendiri.
Keluarga wajib memikirkan keberhasilan sang anak, tidak membiarkan begitu saja
kehidupan tanpa arahan dan bimbingan yang baik.
Seharusnya bimbingan dimulai dari keluarga, anak yang tidak di bimbing
tidak mampu mengendalikan diri, maka kelak akan mengalami kesulitan dalam
hubungan sosial dan pergaulan di masyarakat. Perhatian keluarga terhadap anak
dalam kehidupan sehari-hari sangat mendukung pembentukan perilaku anak
dimasa depan dan keberhasian pendidikan.
Gampong Aluejang Kecamatan Pasie Raya Kabupaten Aceh Jaya penulis
melihat Gampong Aluejang sangat berbeda dengan Gampong-gampong lain, di
Gampong lain banyak sekali anak-anak putus sekolah sementara di Gampong
Aluejang rata-rata anak bersekolah baik yang miskin maupun yang kaya, orang
tua di Gampong Aluejang sangat memperhatikan pendidikan anak-anak mereka,
pendidikan bagi orang tua di Aluejang adalah yang utama, itu bisa dilihat dari
keberhasilan anak-anak mereka dalam pendidikan.
Keberhasilan yang dicapai oleh anak-anak di Gampong Aluejang tidak
lepas dari peran dan fungsi keluarga, dimana keluarga merupakan salah satu unit
4
yang paling bertangung jawab dalam menentukan keberhasilan pendidikan anak,
karena keluarga adalah tempat yang mereka kenal.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian secara lebih mendalam yang dituangkan dalam
sebuah penulisan skripsi dengan judul ‘’Fungsi Keluarga Dalam Menunjang
Keberhasilan Pendidikan Anak Di Gampong Aluejang Kecamatan Pasie Raya
Kabupaten Aceh Jaya”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana fungsi
keluarga dalam menunjang keberhasilan pendidikan anak di Gampong Aluejang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
Untuk mengetahui bagaimana fungsi keluarga dalam pendidikan anak di
Gampong Aluejang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
a) Bagi mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tentang fungsi kelurga
dalam menunjang keberhasilan pendidikan anak.
b) Penelitian ini diharapkan dapat menerapkan teori yang ada dalam
mengkaji suatu fenomena di masyarakat.
c) Dapat menberikan informasi bagi kampus maupun bagi pemerintah,
khususnya bagi pemerintah Gampong Aluejang.
5
1.4.2 Manfaat praktis
a) Bagi penulis mendapatkan informasi tentang fungsi keluarga dalam
menunjang keberhasilan pendidikan anak di Gampong Aluejang.
b) Dapat menambah wawasan penulis sebagai perbandingan antara teori
yang dipelajari dan praktek yang diterapkan di masyarakat, dan sebagai
salah satu syarat kelulusan.
c) Bisa memjadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari
1.5 Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam penulisan ini maka penulis telah menbagi
tulisan ini kedalam beberapa bagian yang meliputi :
Bab I : Pendahuluan.
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
pembahasan.
Bab II : Tinjauan Pustaka.
Bab ini membahas mengenai Pengertian keluarga, teori fungsi
dan fungsional struktural, fungsi keluarga, peran serta keluarga
dalam pendidikan anak, tinjauan sosiologis yang menunjang
motivasi dan keberhasilan, motivasi dan keberhasilan anak, dan
fungsi keluarga dalam menunjang keberhasilan pendidikan anak.
Bab III : Metodologi Penelitian.
Bab ini terdiri dari metode penelitian, sumber data dan teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data,
dan pengujian kredibilitas data.
6
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang ditemui
dilapangan, yang menyangkut dengan penelitian serta relevansi
dengan landasan teori sebagai pijakan serta pembahasan
mengenai hasil penelitian keseluruhan.
Bab V : Kesimpulan dan Saran.
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian
secara keseluruhan dan berisi saran-saran untuk ke depan.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sebelum penulis membahas hasil penelitian ini penulis merasa perlu
membahas tentang sekilas gambaran umum lokasi penelitian. Adapun lokasi
penelitian yang diambil di Gampong Aluejang Kecamatan Pasie Raya Kabupaten
Aceh Jaya yang dulunya Gampong Aluejang ini sebelum pemekaran Aceh yang
terjadi pada tahun 1999 dimana Gampong Aluejang ini berada dalam Kabupaten
Aceh Barat yang pemekaranya menjadi tiga Kabupaten Kota yaitu Kabupaten
Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Barat yang berpusat di Kota Meulaboh dan
Kabupaten Nagan Raya yang berpusat di Kota Jeuram.
Pemekaran yang terjadi pada tahun 1999-2000 maka letak Gampong
Aluejang ini termasuk dalam Kabupaten Aceh Jaya dan kota Kedeu Teunom yaitu
batas wilayah Kabupaten Aceh Jaya dengan Aceh Barat yang disebut Kecamatan
Teunom. Seiring dengan perkembangan zaman dan pasca Tsunami yang melanda
Aceh pada tahun 2004 lalu, penduduk di Gampong Aluejang tersebut bertambah
banyak yang melanda Aceh dikarenakan banyak penduduk asli Kedeu Teunom
Kabupaten Aceh Jaya yang mengungsi ke Gampong Aluejang, bahkan banyak
yang sudah menetap di Gampong tersebut oleh karena itu seiring bertambahnya
penduduk maka pemda Aceh Jaya atau Kecamatan Teunom membuat pemekaran
wilayah karena dianggap tidak sepatutnya disatukan kecamatan dengan jumlah
penduduk yang sudah hampir manjadi dua Kecamatan maka pemda Aceh Jaya
membuat pemekaran yaitu Kecamatan Teunom menjadi dua Kecamatan yaitu
35
Kecamatan Teunom kota Dasar dan Kecamatan Pasie Raya kota baru, dimana
Gampong Aluejang ini berada dalam Kecamatan Pasie Raya pemukiman Sarah
Raya. Gampong Aluejang ini adalah salah satu Gampong yang Sehubungan
dengan penelitian ini, maka yang perlu diketahui tentang kondisi geografis,
kondisi demografis, keadaan sosial dan ekonomi Gampong.
4.1.1. Sejarah Singkat Nama Gampong Aluejang
Sejarah nama Gampong Aluejang ini dimulai dari masa penjajahan
Belanda, pada saat itu tentara menduduki perkampungan masyarakat dan terpaksa
masyarakat mengungsi ke daerah Kuala Biloek di daerah Aceh Jaya sekarang.
Dengan sangat terpaksa masyarakat di daerah tersebut harus mengungsi kedaerah
“ Seuranta ” yaitu sebuah lembah di kawasan pegunungan yang dinamakan
Gunong Paleng dan menetap di sana selama lebih kurang 15 tahun dengan
membuka sebuah kawasan pertanian yang dikenal dengan nama Seunebok
Seuranta.
Pada masa pendudukan Jepang di Aceh, seiring berjalannya waktu orang-
orang yang menetap di Seunebok Seuranta ini mencoba untuk turun dari Gunong
Paleng dan menetap di dekat sebuah “Alue” Konon di Alue tersebut banyak
menghasilkan perikanan yaitu ikan tawar sehingga masyarakat di Gampong ini
memikirkan bagaimana caranya menangkap ikan segar yang ada di Alue tersebut
oleh karena itu masyarakat membuat tempat penangkapan ikan yang bernama
“Jang” yang bahanya dari rotan atau bambu. Yang kemudian dikenal
dengan nama “Aluejang“ yang seiring dengan perkembangan masa akhirnya
berubah menjadi sebuah Gampong /Desa secara definitif.
36
Penduduk di daerah Aluejang ini mulanya hanya berjumlah sekitar 17 KK,
hal ini disebabkan karena sebagian besar orang-orang dari Kuala Biloek yang
mengungsi ke Seuranta meninggal dunia di Seuranta hal tersebut disebabkan
karena kekurangan makanan dan karena terserang penyakit demam.
4.1.2 Kondisi Geografis Gampong Aluejang
1. Letak Gampong
Gampong Aluejang berada di Kecamatan Pasie Raya Kabupaten Aceh
Jaya. Gampong ini memiliki luas wilayah 2500 Ha, yang terdiri dari 3
Dusun yaitu Dusun Media, Dusun Suka Ramai dan Dusun Jaya baru.
2. Batas Gampong
Adapun batas-batas wilayah Gampong Aluejang adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara Berbatasan dengan Gunong Paleng
Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Ceuracey
Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Buket Kemeneng
SebelahTimur berbatasan dengan Gampong Sarah Raya
3. Luas Gampong
Gampong Aluejang menpunyai luas tanah secara keseluruhan mencapai
2.500 hektar yang terbagi menjadi tiga dusun yaitu :
Dusun Media
Dusun Suka Ramai
Dusun Jaya Baru
4.1.3 Deskripsi Gampong Aluejang
Nama Gampong Aluejang diambil dari sebuah Alue yang banyak terdapat
ikan sehingga membuat Jang oleh masyarakat setempat yang akhirnya dibuatlah
37
Nama Gampong tersebut dengan sebutan nama Aluejang. Berdasarkan sensus
terbaru tahun 2013, jumlah penduduk Gampong Aluejang adalah 577 jiwa yang
terdiri dari 268 laki-laki dan 309 perempuan, dengan jumlah 200 kepala keluarga
(KK)
4.1.4 Mata pencaharian masyarakat.
No Mata pencaharian Jumlah1 Petani 355 Orang
2 Pedagang 20 Orang
3 Buruh 10 Orang
4 PNS 15 Orang
5 Tidak bekerja 177 Orang
Total 577 Orang
Sumber: hasil Penelitian
4.1.5 Tabel sosial budaya masyarakatNo Jenis Kegiatan Jumlah Kelompok
1 Kesenian 3 kelompok
2 Wirid yasin 2 Kelompok
3 Majelis taklim 1 kelompok
4 Uroe Pekan 1 Kelompok
Total 7
Sumber: survey penelitian 2013
4.2 Karakteristik Informan
Dalam karakteristik informan akan diklasifikasi berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4. Data Klasifikasi informan berdasarkan jenis kelamin
No JenisKelamin Jumlah
1 Laki-laki 5
38
2 Perempuan 5
Total 10
Sumber: survey penelitian 2013
Data jumlah informan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebanyak 5
(lima) orang sedangkan perempuan sebanyak 5 ( lima) orang.
4.3 Hasil Penelitian.
4.3.1 Fungsi Keluarga dalam Menunjang Keberhasilan Pendidikan Anak diGampong Aluejang
Penelitian ini dilakukan di Gampong Aluejang Kecamatan Pasie Raya
Kabupaten Aceh Jaya Provinsi Aceh selama kurang lebih enam bulan. Dalam
pengumpulan data ini yang diperlukan untuk menjawab semua permasalahan
dalam penelitian ini. Ada dua tahapan yang dilakukan penulis yaitu diawali
dengan pengumpulan berbagai dokumen yang menyangkut dengan penelitian ini,
kedua melakukan wawancara dengan para tokoh masyarakat dan masyarakat yang
paham masalah ini yang memberikan fakta-fakta yang lebih kompetitif
menyangkut dengan penelitian ini.
Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari
informan yang memberi informasi tentang fungsi keluarga dalam menunjang
keberhasilan pendidikan anak di Gampong Aluejang Kecamatan Pasie Raya
Kabupaten Aceh Jaya. Dalam penelitian ini penulis menetapkan sampel yang
diwawancarai adalah 10 ( sepuluh ) orang. Ke 10 (sepuluh ) orang tersebut adalah
informan dalam penelitian ini yang diambil untuk menjawab segala sesuatu yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Maka dalam hal ini penulis
menyajikan hasil wawancara dalam bentuk uraian-uraian dan penjelasan sesuai
39
dengan keterangan yang diberikan informan yang bersangkutan berdasarkan
rumusan masalah.
Pemicu utama berkembangnya masalah pendidikan anak di Gampong
Aluejang seiring dengan kemajuan zaman yang penuh reformasi khususnya
tentang pendidikan. Melihat dari segi pendapatan jika mereka bekerja di sawah
dan kebun pendapatannya sangat minim dan memiliki jangka waktu yang panjang
Tahun 1998 banyak mahasiswa dan mahasiswa pasca sarjana yang masuk ke
Gampong tersebut mengadakan Kuliah Kerja Nyata dan juga ada yang
mengadakan Penelitian-penelitian yang menyangkut dengan hasil alam dan
perkebunan. Pasca Tsunami Aceh banyak NGO yang masuk dan
memperkerjakan putra putri daerah sebagai buruh kasar dengan upah yang relatif
rendah, sedang yang berpendidikan tinggi upahnya sangat tinggi sehingga pada
saat itu orang tua tergugah dan terbuka hati dan pikirannya untuk memberikan
pendidikan yang lebih tinggi kepada anaknya bahkan sampai kejenjang pasca
sarjana. Apa yang dialami oleh masyarakat Aluejang menjadikan para orang tua
berlomba untuk menyekolahkan anak-anak mereka sehinga dapat meraih
keberhasilan pada masa akan datang, dan pengharapan untuk bisa meraih sebuah
keberhasilan tentu akan meningkatkan status sosial keluarga mereka.
Data ini diambil untuk mengetahui mengenai pemahaman informan
tentang fungsi keluarga dalam menunjang keberhasilan pendidikan anak di
Gampong Aluejang. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama
pembangunan dan kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya
manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan
bidang yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan, karena merupakan
40
salah satu penentu kemajuan suatu bangsa. Pendidikan bahkan merupakan sarana
paling efektif untuk meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesejahteraan
masyarakat, serta dapat mengantarkan bangsa mencapai kemakmuran.
Pendidikan anak sebagai penerus bangsa harus didampingi oleh ruang
lingkup yang paling dekat dengan mereka yaitu keluarga. Keluarga merupakan
salah satu yang pertama yang bertangung jawab atas keberhasilan pendidikan
anak. Fungsi orang tua bukan hanya membesarkan mereka lebih dari itu orang tua
bertangung jawab penuh terhadap apa yang terjadi kepada anak-anak seperti
dalam hal pendidikan. Berikut jawaban tentang pemahaman informan mengenai
fungsi keluarga dalam pendidikan anak di Gampong Aluejang Kecamatan Pasie
Raya Kabupaten Aceh Jaya. Pada umumnya masyarakat mengerti dan paham
mengenai pendidikan dan fungsi keluarga dalam mendidik anak.
Berikut yang diungkapkan oleh H.Bahari, salah seorang tokoh masyarakat
Aluejang.
“ Pendidikan itu sangat penting bagi anak dan keluarga sangatberfungsi dalam hal mendidik anak untuk masa depan anak yanglebih baik tampa dorongan keluarga anak tidak akan berhasil untukmenunjang keberhasilan dalam pendidikan anak bisa dilakukandengan memberi perhatian kepada anak, memberi les tambahanagar anak bisa mendapatkan pengetahuan tambahan selain darisekolah.”Wawancara: 13 juli 2013
Begitu juga yang diungkapan oleh salah satu informan Asnita Geucik
Gampong Aluejang
“Keluarga/ orang tua itu ibarat tangan kiri dengan tangan kanansaling menbutuhkan dan saling melengkapi tanpa anak sebuahkeluarga tidak akan merasa utuh begitu pula sebaliknya. Jadi fungsikeluarga sangat diutamakan sebelum anak sebelum anak memulaipendidikannya, dan pendidikan adalah proses perubahan nasibseseorang oleh sebab itu penting sekali pendidikan bagi anak.Untuk menunjang dalam hal pendidikan anak bisa dengan cara
41
memberi dukungan kepada anak dalam hal pendidikan, memberiperhatian lebih kepada anak, memberi kebutuhan pendidikansemampu keluarga, itu di lakukan agar anak dapat menjalanipendidikan dengan baik.”Wawancara: 13 juli 2013
Hal tersebut juga didukung oleh Mardiana ibu rumah tangga Masyarakat
Gampong Aluejang
“Sangat penting pendidikan anak karena sangat berbeda anak yangberpendidikan dengan yang tidak berpendidikan dalam hal inikeluarga sangat penting dalam menyukseskan pendidikan anak.Banyak hal yang harus dilakukan oleh keluarga untuk pendidikananak termasuk penambahan jam belajar dan juga mengajarkankedisiplinan.”Wawancara: 14 Juli 2013
Hal senada juga diungkapkan Mariani salah satu masyarakat di Gampong
Aluejang.
“Dorongan untuk anak agar mau melanjutkan pendidikanya danjuga memberi yang dibutuhkan anak seperti fasilitas belajar danapa yang dibutuhkan untuk keperluan sekolahnya, jika inginmelihat anak berhasil dalam pendidikan maka harus ikut sertamembantu anak dalam belajar tidak hanya mengharapkanpendidikan sekolah saja, dan mendorong anak agar terus berusahajadi anak yang sukses dan berhasil. Keberhasilan menurut saya jikaanak saya mendapatkan rangking terus dalam sekolah, mendapatnilai yang bagus, lulus sesuai target, jadi anak yang baik, taatberibadah, dan dapat menerapkan apa yang didapatkan di sekolahatau pengajian dapat dia terapkan dalam kehidupan sehari-harimaka saya mengangap saya berhasil mendidik anak saya denganbaik dan saya mengangap anak saya berhasil dalam pendidikanya.”Wawancara: 15 juli 2013
Selanjutnya Salman warga Gampong Aluejang mengatakan bahwa.
“Di Gampong Aluejang sekarang sudah sangat banyak perubahankeluarga sudah sangat berperan dalam mendidik anak, yangdulunya anak diatas 13 tahun sudah mulai bekerja sendiri untukmenolong orang tua dan meningalkan sekolah dengan bermacamalasan. Tetapi berbeda dengan sekarang orang tua lebihmendorong anak untuk melanjutkan pendidikanya ketimbangmembiarkan bekerja yang belum layak dia kejakan. Meskipunmasih ada sebagian anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikanitu bukan karena kesalahan orang tua atau keluarga tetapi memang
42
anaknya saja yang memilih hidupnya bebas tampa pendidikan.Karena keluarga di Gampong Aluejang ini sudah megusahakanberbagai cara untuk anaknya mau melanjutkan pendidikan yanglayak dan masa depan anak yang berhasil diantaranya memberi lestambahan kepada anak.”Wawancara: 16 juli 2013
Terakhir ditambah Bapak Jarimi warga Gampong Aluejang
“Besar sekali keinginan keluarga atau para orang tua GampongAluejang ini untuk mendidik anaknya banyak orang tua sekarangyang malu sesama tetangga jika anaknya hanya bermain-main diGampong tampa ada pendidikan. banyak orang tua merasa maludan tidak nyaman jika anaknya hanya di Gampong saja tanpakeluar menempuh pendidikan sehingga para orang tua harusmembanting tulang untuk anaknya agar anak tersebut berada dalampendidikan.Untuk menunjang keberhasilan pada anak banyak carayang dilakukan oleh orang tua di Gampong Aluejang sepertimemberi les tambahan, membeli fasilitas pendidikan seperti bukucetak dan lain-lain”Wawancara: 17 juli 2013
Seperti pernyataan salah satu informan Malasari yang berprofesi sebagai
ibu rumah tangga mengenai fungsi orang tua dalam menunjang keberhasilan
pendidikan anak.
“Peran orang tua bukan saja menjaga anak-anak dari kebutuhanhidup sehari-hari saja namun lebih dari itu, orang tua seharusnyamemberi dorongan dan motivasi kepada anak agar mereka sekolahlebih tinggi dan bisa memberi contoh kepada orang lain, peranorang tua bukan hanya melepaskan pendidikan anak di sekolah sajatetapi mereka harus dibimbing dan diarahkan agar mereka lebihterarah dan mereka diberikan pendidikan tambahan di luar sepertiles dan orang tua selalu melihat hasil yang sudah didapat darisekolah.”Wawancara: 17 juli 2013
Begitu juga yang diungkapkan oleh ibu rumah tangga Armawati sebagai
berikut.
“Salah satu fungsi keluarga yaitu orang tua dalam menunjangkeberhasilan pendidikan seorang anak bukan hanya membesarkanmereka dari kecil hingga dewasa tetapi fungsi orang tua jugamembantu dalam pendidikan mereka membantu dengan caramemberi dorongan agar mereka giat dalam menuntut ilmu yang
43
dibarengi dengan ilmu agama yang diajarkan di rumah karenatampa ilmu agama pendidikan tidak seimbang, yang dunia adayang akhirat juga ada karena dua-duanya penting, dan dirumah jugakita selaku orang tua memberi contoh sikap yang baik karena setiapgerak orang tua akan ditiru oleh anak-anak.”Wawancara: 18 juni 2013
Hal tersebut juga diungkapkan oleh Cawani yang berprofesi sebagai guru
sekolah dasar.
“Perhatian orang tua merupakan salah satu yang terpenting untukmenunjang keberhasilan pendidikan anak, dengan diberikanperhatian dari keluarga anak tidak sungkan menyatakan apa yangingin disampaikan tentang apa yang dihadapi di sekolahnya,perhatian orang tua juga membuat anak merasa nyaman dalammenjalani kehidupannya karena perhatian yang keluarga berikansalah satu pendorong bagi anak untuk berhasil dalampendidikannya, seperti orang tua memberikan les pada anak,membantu mereka ketika belajar.”Wawancara:18 juni 2013.
Begitu juga yang diungkapkan oleh Fauziah salah satu warga gampong
Aluejang
“Didalam keluarga haruslah memberikan dorongan satu sama laindalam hal positif seperti memberikan dorongan pendidikan, kepadaanak dan anak juga patuh kepada orang tua, dalam keluarga orangtua terus memberikan dukungan dan nasehat kepada seorang anakdengan memberi perhatian kepada anak agar anak tidak merasaasing hidup dalam keluarga, orang tua juga harus memberi sikapyang baik dan memberikan kebutuhan sekolah mereka sesuaidengan kemampuan orang tua agar anak dapat belajar denganbaik.”Wawancara: 19 juni 2013
Berdasarkan tanggapan informan di atas dapat dijelaskan bahwa keluarga
atau orang tua di Gampong Aluejang ini sudah relatif maju dalam memikirkan
pendidikan anak dan sudah mengutamakan pendidikan anak serta memberi yang
terbaik untuk masa depan anak. Masyarakat Gampong Aluejang juga tahu jika
anak–anak yang berpendidikan berbeda dengan anak- anak yang tidak
44
berpendidikan. Keluarga- keluarga di Gampong Aluejang ini sangat peduli dengan
pendidikan anak dan mereka sangat memikirkan masa depan anak-anak mereka.
Para orang tua di Gampong Aluejang sangat mendukung anaknya dalam
pendidikan orang tua juga sangat berkeinginan anaknya sukses karena menurut
mereka pendidikan adalah proses perubahan nasib baik dari segi pekerjaan dan
pendapatan maupun dari segi lainnya. Sehingga orang tua ingin anaknya lebih
baik dalam hidupnya dari pada pekerjaan dan penghasilan orang tua. Para
keluarga dan orang tua bekerja membanting tulang guna untuk menunjang
kesuksesan pendidikan sehingga anak atau keluarganya kelak menjadi orang yang
sukses dan berpendapatan relatif tinggi. Banyak orang tua merasa malu jika
anaknya tidak berpendidikan, untuk itu pada saat ini orang tua menyekolahkan
anaknya ke pendidikan yang lebih tinggi.
Peranan orang tua dalam suatu keluarga cukup kompleks, di antaranya
membimbing, membina, mengawasi dan memberikan pendidikan kepada anak-
anaknya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, tidaklah mudah. Mereka (si Anak)
perlu dibina, dibimbing dan diawasi dalam proses pembelajaran di rumah, bahkan
yang sangat penting adalah si anak perlu diberikan motivasi agar lebih
bersemangat dan bergairah dalam belajar sehingga berprestasi dalam belajar dan
lulus ujian nasional.
Dari hasil penelitian bahwa keluarga di Gampong Aluejang sangat
memperhatikan pendidikan anak-anak mereka, peran orang tua bukan hanya
sekedar membesarkan anak-anak mereka tetapi juga turut menunjang
keberhasilan pendidikan anak-anak mereka. Banyak cara yang dilakukan oleh
orang tua di Gampong Aluejang dalam menujang keberhasilan pendidikan anak
45
yaitu memberikan les tambahan, memberikan fasilitas pendidikan kepada anak
seperti buku pelajaran sekolah, memberi perhatian serta dorongan serta dan
memberikan contoh yang baik terhadap anak agar anak tidak merasa asing di
dalam keluarga. Seperti yang diungkapkan oleh Fauziah salah satu informan.
Berikut data keberhasilan anak yang di ambil sesuai dengan pendidikan
dari sekolah SD, SMP dan SMU dengan tingkat keberhasilan baik prestasi dan
keberhasilan di bidang lainnya dan keberhasilan anak-anak tidak lepas dari fungsi
keluarga di Gampong Aluejang dalam menunjang keberhasilan pendidikan anak.
N
o
Keberhasilananak /Tingkatpendidikan
JumlahSiswa
Prestasi yang di raih Peran orang tuagampong Aluejangdalam menunjangkeberhasilanpendidikan anak.
1 SMU 30 orang Rangking 1 /d 5berjumlah 15 orang.
Menunjang pendidikananak dengan caramemberikan pendidikanyang layak, danmemberikan fasilitassesuai dengankemampuan orang tuadan les tambahan
2 SMP 35 orang Rangking 1 s/d 5berjumlah 20 orang.
Menunjang pendidikananak dengan cara lestambahan danmemberikan motivasiterhadap anak.
3 SD 15 Rangking 1 s/d 5berjumlah 9 orang.
Menunjang pendidikananak melaluimemberikan motivasidan les tambahan olehorang tua terhadap anakdan pendidikan nya.
Data dari profil Gampong Aluejang 2013
46
4.4 Pembahasan
4.4.1 Fungsi Keluarga Dalam Menunjang Keberhasilan Pendidikan Anak digampong Aluejang Kecamatan Pasie Raya
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Pendidikan itu merupakan
sebagai suatu proses perubahan perilaku, dari tidak mengetahui menjadi
mengetahui. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi
antara peserta didik dengan para pendidik sebagai sumber pendidikan. jadi
pendidikan diberi makna sebagai sebuah proses perubahan tingkah laku,
kematangan kognitif dan pribadi, dan pembekalan kemampuan dan keterampilan
bagi peserta didik.
Pendidikan pada intinya merupakan proses persiapan anak menuju
manusia masa depan yang bertanggung jawab sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
yang maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, serta jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Disini peran orang tua
dalam membimbing anak merupakan salah satu hal yang harus dilakukan oleh
orang tua agar anak terarah dalam pendidikannya.
Bimbingan yang diberikan oleh orang tua harus mampu memberikan
dorongan kepada anak, bimbingan yang diberikan harus dapat memberi
kenyamanan kepada anak-anak agar mereka tidak merasa dikekang oleh aturan
yang dibuat dalam keluarga, karena sikap keras yang diberikan kepada anak akan
dapat menimbulkan hal negatif kepada seorang anak. Orang tua juga seharusnya
memberikan perhatian dan contoh yang baik agar memberi contoh kepada anak,
47
keluarga juga memberikan dorongan yang positif serta memberikan kebutuhan
pendidikan sesuai dengan kemampuan orang tua.
Orang tua sebagai pemimpin dalam keluarga juga memberikan bimbingan
pendidikan dunia dan akhirat, agar seorang anak dapat menjalani kehidupan saling
beriringan, pendidikan agama yang diberikan dapat menanamkan moral dan
ahklak yang baik sehinga anak-anak dapat hidup lebih terarah dan selalu
melakukan hal yang benar. Begitu juga, keluarga yang terdiri dari pribadi-pribadi,
yang merupakan bagian dari jaringan sosial yang lebih besar. Oleh sebab itu kita
selalu berada dibawah pengawasan saudara-saudara kita yang merasa bebas untuk
mengkritik, menyarankan, memerintah, membujuk, memuji ataupun mengancam
agar kita melakukan kewajiban yang telah dibebankan kepada kita. Hanya melalui
keluargalah masyarakat itu dapat memperoleh dukungan yang diperlukan dari
pribadi-pribadi tersebut begitupun Sebaliknya, keluarga hanya dapat terus
bertahan jika didukung oleh masyarakat yang lebih luas. Jika masyarakat itu
sebagai suatu sistem kelompok sosial yang lebih besar mendukung keluarga.
Dalam masyarakat Aluejang fungsi keluarga bukan hanya sebagai unit kecil yang
sekedar berfungsi dalam membesarkan anak saja. tetapi juga sebagai pembimbing
didalam pendidikan anak-anak mereka. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Menurut Hasbullah (1997, h. 22), dalam tulisannya tentang dasar-dasar ilmu
pendidikan, bahwa “keluarga” sebagai lembaga pendidikan memiliki beberapa
fungsi yaitu fungsi dalam perkembangan kepribadian anak dan mendidik anak
dirumah fungsi keluarga /orang tua dalam mendukung pendidikan disekolah.”
Dari jawaban informan fungsi orang tua di Gampong Aluejang dalam
menunjang pendidikan anak di antaranya menjamin kehidupan anak –anak mereka
48
didalam kehidupannya dan juga menanamkan dasar-dasar pendidikan agama
karena menurut keluarga di Gampong Aluejang sangat penting begitu juga
memberi pendidikan sosial dalam keluarga dan bertangung jawab terhadap
motivasi terhadap pendidikan anak dimana anak sangat tergantung pada keluarga
dan keluarga merupakan tangung jawab terhadap pendidikan anak. Juga
memberikan kesempatan belajar apa yang mereka inginkan dan memberi
kebebasan pada anak untuk memilih apa yang mereka inginkan juga menjaga
kesehatan anak-anak mereka oleh orang tua dan menjaga keselamatan dunia dan
akhirat.
Fungsi keluarga / orang tua dalam pembentukan kepribadian dan mendidik
anak dirumah :
Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
Menjamin kehidupan emosional anak
Menanamkan dasar pendidikan moral anak
Memberikan dasar pendidikan sosial
Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama
Bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan
anak
Memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan kelak
sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri.
Menjaga kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman menjalankan
proses belajar yang utuh.
49
Memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memberikan
pendidikan agama sesuai ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan akhir
manusia
Keluarga sebagai sub sistem sosial yang lebih kecil, atau sebagai syarat
agar keluarga itu dapat bertahan maka kedua macam sistem ini haruslah saling
berhubungan dalam banyak hal, kedua hal tersebut yaitu hubungan antar angota
keluarga dan hubungan antar keluarga dengan masyarakat (William J.Goode,
2007, h. 4).
Fungsi keluarga bukan hanya sekedar pelengkap hidup masing-masing
individu tetapi lebih dari itu fungsi keluarga berhubungan dengan banyak hal
penting diantaranya orang tua di dalam keluarga memberikan dorongan kepada
anak untuk menunjang keberhasilan pendidikannya, memberikan kebutuhan
pendidikan sesuai dengan kemampuan dan memberikan contoh yang baik dalam
kehidupan keluarga.
Fungsi keluarga juga memberikan ilmu pengetahuan dalam menanamkan
nilai moral dan ahklak yang baik sehinga pendidikan yang dijalani oleh anak
seiring dengan pendidikan moral yang didapatkan dalam keluarga. Keteladanan
yang baik maka anak akan mengikuti apa yang anak dapatkan dari keluarga
tempat mereka tumbuh dan berkembang.
4.4.2. Fungsi Keluarga dalam pendidikan Anak di Gampong AluejangKecamatan Pasie Raya
Keluarga adalah salah satu wadah yang sangat dekat dengan yang
namanya anak yaitu ibu, bapak dan suadara yang lain adik dan kakaknya oleh
kerana itu penulis sangat tertarik melakukan penelitian mengenai Fungsi Keluarga
Dalam Menujang Pendidikan Anak di Gampong Aluejang Kecamatan Pasie Raya
50
Kabupaten Aceh Jaya. Keluarga adalah orang yang bertanggung jawab pertama
dalam menyukseskan pendidikan seorang anak karena lingkungan keluarga
adalah lingkungan terdekat, apa lagi ibu yang selalu mendidik anaknya mulai dari
dalam kandungan sampai anaknya dewasa. Jadi peran seorang ibu dalam
keberhasilan pendidikan anak itu dilakukan sejak dini bahkan sejak dalam
kandungan sudah mulai mendidik dan selalu dalam doanya agar anak tersebut
menjadi orang yang berguna dan berpendidikan tinggi dan luhur. Keluarga juga
dapat memantau apa yang dilakukan oleh seorang anak pada setiap saat. Maju
atau tidaknya suatu daerah atau suatu negara sangatlah tergantung pada
pendidikan manusia. jika suatu negara yang masyarakatnya peduli dengan apa itu
berpendidikan maka majulah negara tersebut.
Hampir semua penduduk dunia hidup dalam unit-unit keluarga, tetapi
struktur atau bentuknya bukan saja berbeda dari satu masyarakat dengan
masyarakat lain tetapi juga dari satu kelas dengan yang lain di dalam masyarakat
itu sendiri. Meskipun orang tua kalangan atas di semua masyarakat mempunyai
lebih banyak kekuasaan daripada orang lain, ada kecenderungan bahwa dimana
sistem sratifikasi itu berdasarkan keberhasilan individual (seperti halnya pada
masyarakat industri) pengendalian yang terlampau ketat dari pihak orang tua sulit
dipertahankan, kecuali di bawah pengaturan struktural yang khusus (William
J.Goode, 2007, h.175).
Setelah peneliti melakukan penelitian fungsi keluarga dalam pendidikan
anak itu sangat berperan setelah proses belajar mangajar di sekolah karena fungsi
keluarga adalah yang paling utama dalam keberhasilan pendidikan anak karena
tampa ada keluarga yang memikirkan masalah pendidikan anak maka tidak akan
51
sukses anaknya dalam berpendidikan oleh sebab itu keluarga orang yang
membawa pengaruh positif terhadap pendidikan anaknya. Begitu juga fungsi dari
pendidikan itu sendiri itu juga diungkapkan oleh salah satu pakar dalam teori
fungsional struktural sebagai berikut.
Fungsi pendidikan yang paling nyata ialah mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan baik membaca, menulis, dan berhitung secara tradisional atau
padanya yang lebih modern, seperti penguasaan komputer. Setiap generasi harus
melatih generasi berikutnya untuk mengisi posisi-posisi penting dalam kelompok.
Karena masyarakat pasca industri memerlukan orang-orang berpendidikan tinggi,
sekolah bertugas untuk menyediakanya (James M. Henslin, 2006, h. 154).
Gampong Aluejang Kecamtan Pasie Raya Aceh Jaya pada saat sekarang
ini sudah banyak yang menghasilkan sarjana dan bahkan ada yang pasca sarjana
dan juga mereka banyak yang sudah bekeraja di Pemda Aceh Jaya bahka di
Pemda Aceh sekalipun. Pasca konflik dan Tsunami Aceh yang terjadi pada tahun
2004 yang lalu sempat angka pendidikan di Gampong Aluejang ini menurun
dikarenakan pasca Gempa Bumi Aceh banyak merusak infra struktur Pemda Aceh
Jaya bahkan masyarkat, juga banyak yang hilang dan juga kehilangan keluarga
dekat dan kondisi ekonomi orang tua sangatlah porakporanda sehingga
menyebabkan pendidikan anak menurun. Namun demikian seiring berjalannya
waktu mulai ekonomi orang tua mulai pulih mulai 2009 sampai dengan sekarang
keadaan ekonomi orang tua sudah membaik dan juga pendidikan anak.
Disini fungsi keluarga dalam rangka menyukseskan pendidikan anak
sangatlah penting bagi seorang anak tanpa ada pendidikan juga dari keluarga
52
maka masa depan anak tersebut tidaklah mapan dimana keluargalah yang harus
memperdulikan terhadap masa depan anaknya sendiri.
Kepada anak yang masih usianya dalam tahap pendidikan maka
kewajiban bagi seorang tua dan keluarga untuk membiayai pendidikan anak –
anak mereka tidak sewajarnya seorang anak berkerja untuk membiayai semua
biaya kehidupan dan sekolahnya. Nafkah seorang anak masih dalam pendidikan
itu adalah tanggung jawab keluarga sepenuhnya.
Keluarga dan orang tua dalam mendidik anak agar berhasil dalam
pendidikannya merupakan hal yang diharapkan oleh semua yang mempunyai
keluarga, dimana keluarga merupakan salah satu tempat berkembangnya anak
baik secara fisik maupun mental begitu juga dengan pendidikan seorang anak
yang tumbuh dan berkembang diawali dari keluarga.
Keberhasilan keluarga dalam mendidik anak untuk menuju keberhasilan
dalam pendidikan mereka bukanlah hal yang mudah peran keluarga sangat
penting dalam keberhasilan pendidikan anak-anak dan keluarga pula merupakan
salah satu unit yang bertangung jawab dalam hal pendidikan anak-anaknya.
Keluarga dalam menunjang keberhasilan anak terkadang hanya diukur
seorang anak bisa menyelesaikan sekolahnya tepat waktu tidak tingal kelas dan
rajin sekolah tetapi itu saja tidak cukup keberhasilan anak-anak di sekolah dalam
meraih prestasi juga perlu diperhatikan, dimana prestasi yang dicapai bukanlah
seorang anak harus mendapatkan rangking satu setiap semesternya tetapi
peningkatan kualitas anak dalam belajar dan mendapatkan peningkatan dalam
pendidikanya baik itu prestasi di sekolah maupun pendidikan seorang anak
didalam keluarganya hal tersebut sesuai dengan pernyataan berikut
53
a. keberhasilan kelancaran belajar siswa
b. perlu menempatkan hubungan yang baik dalam keluarga . Hubungan
yang baik dalam keluarga bahwa anak-anak belajar untuk berhasil.
c. Suasana rumah suasana rumah yang dimaksud adalah suatu peristiwa
atau situasi yang sering terjadi dalam keluarga. Sehingga anak-anak
dapat belajar dengan baik maka perlu untuk menciptakan suasana yang
tenang di rumah sehingga anak-anak bisa belajar di rumah dan baik .
d. Keadaan ekonomi kondisi ekonomi orang tua anak hubungan yang erat
dengan pembelajaran anak-anak. Pada kondisi ekonomi orang tua relatif
kurang memyebabkan tidak dapat memenuhi kebutuhan anak-anak ,
tetapi faktor kesulitan ekonomi dapat mendorong keberhasilan anak .
Kondisi ekonomi yang berlebihan juga dapat menyebabkan masalah
dalam belajar Orang tua dapat memenuhi kebutuhan anak, termasuk
fasilitas belajar, sehingga orang tua kurang memperhatikan anak karena
anak merasa semua kebutuhan terpenuhi. Akibatnya, anak-anak kurang
memperhatikan pembelajaran .
e. Perhatian orang tua Anak-anak membutuhkan dorongan dan pengertian
dari orang tua dalam pembelajaran. Terkadang anak-anak yang
memiliki jiwa yang lemah, orang tua wajib memberikan pemahaman
dan dorongan untuk menghadapi masalah di sekolah. Ketika anak-anak
belajar untuk dibiarkan sendirian dengan tugas- tugas rumah yang
konsentrasi anak tidak rusak .
f. Latar belakang budaya dan tingkat pendidikan orang tua juga kebiasaan
anak terhadap sikap berpengaruh. Kemudian perlu menanamkan
54
kebiasaan baik dalam rangka mendorong antusiasme anak untuk belajar
(Slameto, 2003, h. 60).
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di
dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari
perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung
lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak. Jadi keluarga dalam
bentuk yang murni merupakan satu kesatuan sosial yang terdiri dari suami istri
dan anak-anak yang belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-sifat tertentu yang
sama, dimana saja dalam satuan masyarakat manusia (Hartomo dan Arnicun
Aziz, 2001, h. 79).
Keluarga adalah satu kesatuan sosial yang terkecil yang terdiri atas suami
istri dan jika ada anak-anak dan didahului oleh perkawinan. Dari pengertian
tersebut berarti ketiadaan anak tidak mengugurkan status keluarga, jadi faktor
anak bukan faktor mutlak untuk mewujudkan suatu kelurga. Suatu keluarga yang
kebetulan tidak dikarunia anak, tetap menpunyai status sebagai keluarga (Abu
Ahmadi, 2002, h. 242).
Keluarga adalah tempat pengasuhan alami yang melindungi anak yang
baru tumbuh dan merawatnya, serta mengembangkan fisik, akal, dan
spiritualitasnya. Dalam naungan keluarga, perasaan cinta, empati, dan solidaritas
berpadu dan menyatu. Anak-anak akan berbuat yang biasa dilekati sepanjang
hudupnya. Lalu dengan petunjuk dan arahan keluarga, anak itu akan dapat
menyongsong hidup, memahami makna hidup dan tujuan-tujuannya, serta
8
mengetahui bagaimana berinteraksi dengan mahluk hidup (Mahmud Muhammad
Al-Jauharidan Muhammad Abdul Hakim Khayyal, 2005, h. 6).
Pengertian keluarga menurut Departemen Kesehatan RI (1998) Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Faktor-faktor keluarga terhadap perkembangan anak menurut Abu Ahmadi
(2002, h. 247)
a. Perimbangan perhatian yaitu perimbangan perhatian orang tua atas tugas-
tugasnya, terhadap tugas-tugas inipun harus menyeluruh. Masing-masing
tugas menuntut perhatian yang penuh sesuai dengan porsinya. Jika tidak
demikian, akan terjadi ketidakseimbangan. Semua saja, yang dibebankan
pada orang tua sebagai tugas sangat dibutuhkan di dalam perkembangan
anak. Artinya disini anak membutuhkan stabilitas keluarga, pendidikan,
pemeliharaan fisik dan psikis. Kalau perhatian orang tua terhadap tugas-
tugas itu tidak seimbang berarti ada kebutuhan anak untuk berkembang
yang belum terpenuhi .
b. Keutuhan keluarga yaitu keluarga yang utuh adalah keluarga yang
dilengkapi dengan angota-angota kelurganya seperti ayah, ibu dan anak-
anak. Sebaliknya keluarga yang pecah atau Broken Home terjadi dimana
tidak hadirnya salah satu orang tua karena kematian atau perceraian, atau
tidak hadirnya kedua-duanya. Antara keluarga yang utuh dan pecah
menpunyai pengaruh yang berbeda terhadap perkembangan anak. Kelurga
yang utuh tidak sekedar utuh dalam arti terkumpulnya ayah dan ibu tetapi
utuh dalam arti yang sebenar-benarnya yaitu di samping utuh dalam fisik
9
juga utuh dalam psikis. Keluarga yang utuh memiliki suatu kebulatan
orang tua terhadap anaknya. Keluarga yang utuh memiliki perhatian yang
penuh atas tugas-tugasnya sebagai orang tua.
c. Status sosial orang tua menpunyai pengaruh terhadap tingkah laku dan
pengalaman anak-anaknya. Yang dimaksud status sosial disini adalah
kedudukan orang dalam kelompoknya .
d. Besar kecilnya keluarga yaitu mempengaruhi perkembangan sosial anak,
keluarga yang besar memiliki beberapa anak, sedangkan kelurga kecil,
angota keluarganya juga sedikit. keluarga besar adalah keluarga yang
terdiri atas suami isteri dan lebih dari tiga orang anak. Keluarga kecil
yaitu keluarga yang terdiri atas suami isteri dan tiga anak atau kurang.
e. Keluarga kaya/miskin ialah keluarga yang kaya mampu menyediakan
keperluan materil bagi anak-anaknya. Keperluan materi ini diperlukan oleh
anak. Dari alat-alat permainan sampai ke alat-alat sekolah dan pakaian
yang serba mahal. Sebaliknya anak yang lahir dalam keluarga yang
miskin. Kebutuhan-kebutuhan yang bersifat tidak materi tidak terpenuhi,
walaupun terpenuhi hanya secara minimal (Abu Ahmadi, 2002, h. 252 ).
2.2 Peran Serta Keluarga Dalam Pendidikan Anak
Konsep keterlibatan orang tua mungkin adalah hal yang paling penting.
Mengajar dan memberi contoh oleh guru, rumah membantu orang tua dan anak
mengembangkan gaya pengajaran yang efektif. Peran serta aktif orang tua sangat
banyak yang bisa dilakukan oleh orang tua antara lain :
a. Orang tua sebagai pengasuh/perawat memberikan dukungan dan
dorongan kepada anak-anak mereka, ketergantungan anak-anak yang
10
masih kecil membawa mereka dalam peran harian dimana mereka
mengamati, menurunkan dan belajar dari orang tua mereka.
b. Orang tua adalah konsumen. Mereka membayar, langsung ataupun tidak
langsung, untuk program dan layanan yang diterima anak mereka.
Sebagian besar orang tua ingin memberikan suara dalam apa yang
mereka ajari pada anak mereka, dan mereka ingin berpartisipasi dalam
pengajaran anak-anak mereka.
c. Orang tua, jika memahami tentang program yang diikuti anak
mereka, bisa menjadi penyokong terbaik bagi kelanjutan dan perluasan
program. Dewan sekolah, dewan penasehat dan badan pembuat undang-
undang negara bagi seluruh Amerika Serikat telah mengubah pokok
kebijakan dan undang-undang sebagai hasil langsung dari dukungan
orang tua.
d. Dukungan keluarga adalah suatu sistem yang mencakup interaksi dan
intervensi yang memperkuat kesatuan unit keluarga.
e. Orang tua yang memiliki anak umumnya memiliki tangung jawab lebih
banyak terhadap anak mereka selama jangka waktu yang lebih lama
daripada orang tua yang memiliki anak yang berkembang normal.
f. Keterlibatan orang tua benar-benar mampu menpercepat tingkat
pembelajaran anak tingkat peran serta orang tua terkait positif dengan
perkembangan kognitif (Jaipul L. Roopnarine dan James E. Johnson,
2011, h. 81).
Pendidikan multikultur antibias adalah hal yang kompleks dan bisa
menimbulkan perdebatan. Pendidikan ini menuntut tindakan mendengar dan kerja
11
sama yang sungguh-sungguh. Karena misi dan materi pendidikan multikultur
antibias sering kali sangat kuat, rekan guru, angota keluarga dan warga
masyarakat mungkin khawatir tentang akibat pendekatan ini dan harus terlibat
dalam keputusan dan jaringan dukungan.
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat dia
belajar dan menyatakan diri sebagai makluk sosial. Dalam keluarga, segala
sesuatu yang dilakukan anak mempengaruhi keluarganya dan sebaliknya.
Keluarga menberikan dasar pembentukan tingkah laku, watak, moral dan
pendidikan kepada anak, pengalaman interaksi di dalam keluarga akan
menetukan pula pola tingkah laku anak terhadap orang lain dalam masyarakat
(Jaipul L. Roopnarine dan James E. Johnson, 2011, h. 101).
Disamping keluarga sebagai tempat awal bagi proses sosialisasi
anak, keluarga juga merupakan tempat sang anak mengharapkan dan
mendapatkan pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan akan kepuasan emosional telah
dimiliki bayi yang baru lahir, perkembangan jasmani anak tergantung pada
pemeliharaan fisik yang layak yang diberikan keluarga. Sedangkan perkembangan
sosial anak akan bergantung pada kesiapan keluarga sebagai tempat sosialisasi
yang layak.
2.3 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga dalam masyarakat adalah suatu struktur kelembagaan
yang berkembang melalui upaya masyarakat untuk menyelesaikan tugas-tugas
tertentu. Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh keluarga disini antara lain (Paul B.
Horton.Chester L. Hunt 2006, h. 274).
12
a. Fungsi pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. Mendidik anak sesuai
dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
b. Fungsi pengaturan seksual
Keluarga adalah lembaga pokok, yang merupakan wahana bagi
masyarakat untuk mengatur dan mengorganisasikan kepuasan keinginan seksual.
Sebagian bermasyarakat menyediakan berbagai macam cara untuk menyalurkan
nafsu seksual (Paul B. Horton. Chester L. Hunt 2006, h. 275).
c. Fungsi sosialisasi
Semua masyarakat tergantung terutama pada keluarga bagi sosialisasi
anak-anak kedalam alam dewasa yang dapat berfungsi dengan baik di dalam
masyarakat. Keluarga merupakan kelompok primer yang pertama dari seseorang
anak dan dari situlah perkembangan kepribadian bermula. Ketika anak sudah
cukup umur untuk memasuki kelompok primer lain di luar keluarga, pondasi
dasar kepribadian yang sudah ditanamkan secara kuat (Paul B. Horton. Chester L.
Hunt, 2006, h. 277).
Salah satu dari sekian banyak cara keluarga untuk mensosialisasikan anak
adalah melalui pemberian model bagi anak. Anak belajar menjadi laki-laki,
suami, dan ayah terutama melalui tinggal dan hidup bersama dengan keluarga
yang dipinpin oleh seorang laki-laki, suami dan ayah. Sosialisasi akan menemui
13
kesulitan bila model sosialisasi macam itu tidak ada dan bila anak hanya
mengandalkan diri pada model yang disaksikan pada keluarga lain. Tidak ada
pengganti ibu atau ayah sungguh memuaskan, walaupun mereka tidak
memerlukan biologis .
d. Fungsi Afeksi
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang
atau rasa dicintai. Pandangan psikiatrik berpendapat bahwa barang kali penyebab
ganguan emosional, masalah perilaku dan bahkan kesehatan fisik terbesar adalah
ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan, hubungan kasih sayang dalam
suatu lingkungan asosiasi yang intim. Setumpuk data menunjukkan bahwa
kenakalan yang serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang sama sekali tidak
mendapat perhatian atau merasakan kasih sayang (Paul B. Horton. Chester L.
Hunt, 2006, h. 277).
e. Fungsi Perlidungan
Dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan perlindungan fisik,
ekonomis dan psikologis bagi seluruh anggotanya. Beberapa masyarakat
memandang serangan terhadap seorang anggota berarti serangan terhadap seluruh
keluarga orang itu, dan seluruh anggota keluarga wajib untuk membela anggota
keluarga atau membalaskan semua penghinaan. Kesalahan dan malu dipikul
bersama oleh seluruh anggota keluarga. Dalam masyarakat yang paling primitif,
keluarga adalah unit pemilik dan pembagi makanan yang sama-sama kenyang
atau lapar, selama saudara-saudara masih mempunyai makananan, maka tidak
perlu takut kelaparan. Pada sejumlah masyarakat primitif, seperti pada
14
masyarakat kita juga, beberapa orang di luar keluarga sendiri sangat
memperhatikan apa yang menimpa keluarga itu.
f. Fungsi Ekonomis
Seperti dikatakan di atas keluarga merupakan unit ekonomi dasar dalam
sebagian besar masyarakat primitif. Para anggota keluarga bekerja sama sebagai
tim untuk menghasilkan sesuatu. Klan dalam banyak masyarakat merupakan unit
dasar kerja sama dan sepenanggungan, namun yang paling umum adalah keluarga.
Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut secara maksimal, orang tua harus
memiliki kualitas diri yang memadai, sehingga anak-anak akan berkembang
sesuai dengan harapan. Artinya orang tua harus memahami hakikat dan peran
mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak, membekali diri dengan ilmu
tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang
dijalani anak, dan ilmu tentang perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam
menerapkan suatu bentuk pola pendidikan terutama dalam pembentukan
kepribadian anak. Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan
dalam suatu cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak
inilah yang disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan
cara yang paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola
yang terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam
pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak (paul
B. Horton & chester L. Hunt 2006, h. 279).
15
2.3.1 Fungsi keluarga dalam menunjang keberhasilan pendidikan anak
Suatu keluarga merupakan institusi sosial yang bersifat universal dan multi
fungsional, fungsi pengawasan, sosial, keagamaan, pendidikan, perlindungan dan
reaksi dilakukan oleh keluarga terhadap para anggotanya. Akibat proses
industrialisasi, urbanisasi dan sekularisasi maka keluarga dalam masyarakat
modern kehilangan sebagian fungsi-fungsi tersebut di atas.
Pada kebanyakan keluarga, itulah yang memegang fungsi yang terpenting
terhadap anaknya, sejak anaknya dilahirkan, ibulah yang selalu di sampingnya,
ibu yang memberi makan dan minum, memelihara dan selalu bercampur gaul
dengan anak-anak.
Begitu juga fungsi dan tugas ibu sebagai anggota keluarga dalam
pendidikan anak-anaknya yaitu. Sumber dan pemberi rasa kasih sayang. Pengasuh
dan pemelihara. Tempat mencurahkan isi hati, pengatur kehidupan dalam rumah
tangga Pembimbing hubungan pribadi, pendidik dalam segi emosional.
Selain ibu, ayah juga memegang fungsi penting. Anak memandang
ayahnya sebagai orang tertinggi gengsinya atau prestasinya. Kegiatan ayah
terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-
anaknya, apalagi bagi anak yang sudah remaja atau dewasa .
Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah dapat dikemukakan bahwa
ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai berikut:
Sumber kekuasaan di dalam keluarga. Penghubung intern keluarga dengan
masyarakat atau dunia luar. Pemberi perasaan aman dalam keluarga Pelindung
terhadap ancaman dari luar hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan.
Pendidik dalam segi rasional.
16
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga adalah
memelihara, merawat melindungi anak-anak dalam proses sosialisasinya agar
mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial. Hubungan antara anggota
keluarga dijiwai suasana afeksi, atau kasih sayang dan rasa tanggung jawab.
Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama
dalam masyarakat, karena dalam keluarga manusia dilahirkan, berkembang
menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan
selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangannya watak, budi pekerti dan
kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah
yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan
selanjutnya di sekolah.
Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan
anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan
ketrampilan dan pendidikan kesosial, seperti tolong menolong, bersama-sama
menjaga kebersihan rumah, menjaga kesehatan dan ketentraman rumah tangga,
dan sejenisnya.
Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan
melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan
lingkunganya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia dengan
lingkunganya itu secara efektif dan efisien, itulah yang disebut dengan
pendidikan.
Tempat berlangsungnya pendidikan itu disebut lingkungan pendidikan,
khususnya pada tiga lingkungan utama, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat.
Seperti diketahui, lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga.
17
Makin bertambah usia seseorang, peranan lingkungan pendidikan keluarga
lainnya (yakni sekolah dan masyarakat) semakin penting meskipun pengaruh
lingkungan keluarga masih tetap berlanjut.
Fungsi keluarga dalam masyarakat adalah suatu struktur kelembagaan
yang berkembang melalui upaya masyarakat untuk menyelesaikan tugas-tugas
tertentu. Orang tua sebenarnya merupakan kunci motivasi dan keberhasilan
pendidikan anak tidak ada pihak lain yang akan dapat menggantikan peranan
orang tua dengan seutuhnya. Keberhasilan orang tua di dalam menunjang
motivasi dan keberhasilan pendidikan terletak antara eratnya hubungan antara
orang tua dengan anak-anaknya (Soerjono Soekanto 2009, h. 392).
2.4 Teori Fungsional Struktural
Dalam fungsionalisme struktural, istilah struktural dan fungsional tidak
selalu perlu dihubungkan, meski keduanya biasanya dihubungkan. Kita dapat
mempelajari struktur masyarakat tanpa memperhatikan fungsinya (atau
akibatnya) terhadap struktur lain. Begitu pula, kita dapat meneliti fungsi berbagai
proses sosial yang mungkin tidak mempunyai struktur. Ciri utama pendekatan
fungsionalis sruktural menperhatikan kedua unsur itu (George Ritzer dan
Dounglas J. Goodman. 2003, h. 117)
Teori struktural fungsional menekankankan kepada keteraturan (order) dan
mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat. (Talcott
parson dalam sosiologi sebuah pengantar, mengemukakan masyarakat merupakan
suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling
berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi satu
bagian, akan menyebabkan terjadinya perubahan pada bagian yang lain. Asumsi
18
dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial bersifat fungsional
terhadap yang lainnya. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak
akan ada atau akan hilang dengan sedirinya. (Parson dalam
sosiologi sebuah pengantar) Penganut teori ini cenderung untuk melihat hanyak
kepada sumbangan suatu sistem atau peristiwa terhadap sistem yang lain dan
karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu sistem atau suatu peristiwa
dapat menentang fungsi – fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial. Secara
ekstrim, penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua
struktur adalah fungsional bagi suatu masyarakat. Pada tingkat tertentu
umpamanya peperangan, kemiskinan, ketidak samaan sosial, perbedaan ras, dan
bahkan kemiskinan “diperlukan” oleh masyarakat. Kalau terjadi konflik, penganut
teori Sruktural fungsional memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana
cara menyelesaikannya sehingga masyarakat tetap dalam keseimbangan (Yusron
Razak, 2008, h. 38).
Tokoh sosiologi modern yang mengembangkan analisa struktural
fungsionl antara lain Talcott Parsons dan Robert K. Merton. Teori-teori mereka
dilengkapi dengan konsep – konsep seperti fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi
manifes dan keseimbangan. Pemahaman mengenai berbagai konsep tersebut
menurut Merton sangat diperlukan, karena tokoh fungsionalisme sebelumnya
hanya menitikberatkan perhatian mereka pada konsep fungsi saja dan
mengabaikan konsep disfungsi dan konsep fungsi laten. Objek analisa Merton
adalah fakta sosial, seperti peranan sosial, pola-pola institusional, proses sosial,
organisasi kelompok, pengendalian sosial, dan sebagainya. Penganut teori
struktural fungsional cenderung memusatkan pergatianya, kepada fungsi dari satu
19
fakta sosial terhadap fakta sosial yang lain. Hanya saja, menurut Merton, sering
terjadi campur aduk antara motif-motif subjektif dengan pengertian fungsi. Fungsi
adalah akibat-akibat yang diamati, yang menuju pada adaptasi atau penyesuaian
dalam suatu sistem (Yusron Razak, 2008, h. 39).
Inti dari aliran fungsionalisme ialah bahwa bagian-bagian masyarakat
bekerja dengan benar, masing-masing bagian masyarakat tersebut akan
memberikan kontribusi pada kesejahteraan dan kestabilan masyarakat.
Fungsi pendidikan yang paling nyata ialah mengajarkan pengetahuan dan
ketrampilan baik membaca, menulis, dan berhitung secara tradisional ataukah
padanya yang lebih modern, seperti penguasaan komputer. Setiap generasi harus
melatih generasi berikutnya untuk mengisi posisi-posisi penting dalam kelompok.
Karena masyarakat pasca industri memerlukan orang-orang berpendidikan tinggi,
sekolah bertugas untuk menyediakanya (James M. Henslin, 2006, h. 154).
Arti dari fungsional struktural dalam penelitian ini adalah di mana
suktural bisa juga di dalam keluaraga di mana orang tua merupakan bagian
didalam suktur keluarga yang memegang kekuasaan dan sangat berperan dalam
segala hal seperti menjalankan fungsinya sebagai orang tua di dalam keluarga,
seperti memberikan nafkah keluarga mencukupi kebutuhan hidup, membimbing
anggota keluarga seperti dalam hal moral dan juga pendidikan lainnya.
Fungsi orang tua di dalam keluarga juga sangat mempengaruhi dalam
kehidupan anak-anak mereka di mana fungsi mereka juga sebagai pereda konflik
di dalam keluarga dan di dalam masyarakat. Begitu orang tua juga sebagai pereda
konflik di dalam keluarga, dan menciptakan kondisi yang baik di dalam keluarga.
20
2.5 Tinjauan Sosiologis yang Menunjang Motivasi dan Keberhasilan
Suatu tinjauan sosiologis berarti sorotan yang didasarkan pada hubungan
antar manusia, hubungan antar kelompok serta hubungan antar manusia dengan
antar kelompok, di dalam proses kehidupan bermasyarakat. Di dalam pola
hubungan-hubungan tersebut yang lazim disebut interaksi sosial, anak merupakan
salah satu pihak, di samping adanya pihak-pihak lain. Pihak-pihak tersebut saling
mempengaruhi, sehingga terbentuk kepribadian-kepribadian tertentu sebagai
akibatnya.
Di dalam proses interaksi yang melibatkan anak dan remaja, terjadi proses
sosialisasi. Sosialisasi tersebut merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar
pihak yang dididik atau diajak, kemudian mematuhi kaedah-kaedah dan nilai-nilai
yang berlaku dan dianut oleh masyarakat. Tujuan pokok adanya sosialisasi
tersebut bukanlah semata-mata agar kaedah-kaedah dan nilai-nilai diketahui serta
dimengerti. Tujuan akhir adalah agar manusia bersikap dan bertindak sesuai
dengan kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku serta agar yang bersangkutan
menghargainya (Soerjono Soekanto, 2009, h. 385).
Disini akan menyoroti peranan berbagai lingkungan sosial dalam
menpengaruhi tumbuhnya motivasi dan keberhasilan studi anak dan remaja.
Kiranya jelas bahwa ada pengaruh yang menunjang dan ada yang menghalangi,
kedua-duanya akan dijelaskan dengan cara mengungkapkan peranan yang
diharapkan dari lingkungan-lingkungan tersebut, dan peranan yang nyata atau
sesungguhnya yang terungkap dalam pola perilaku.
21
2.5.1 Orang tua, Saudara dan kerabat dekat.
Dalam keadaan yang normal, lingkungan yang berhubungan dengan anak
adalah orang tuanya, saudara-saudaranya yang lebih tua (kalau ada), serta
mungkin kerabat dekatnya yang tinggal serumah. Melalui lingkungan itulah anak
mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari.
Melalui lingkungan itu anak mengalami proses sosialisasi awal. Orang tua,
saudara, maupun kerabat terdekat lazimnya mencurahkan perhatian untuk
mendidik anak supaya anak memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang
benar dan baik, melalui penanaman disiplin dan kebebasan serta penyerasianya.
Pada saat ini orang tua, saudara maupun kerabat melakukan sosialisasi yang bisa
diterapkan melalui kasih sayang (Soerjono Soekanto, 1982, h. 386).
Tumbuhnya motivasi dan keberhasilan studi justru ditunjang oleh
keserasian-keserasian pada anak, orang tua yang harus menanamkan agar anak
berpengetahuan, sedangkan pada remaja orang tua harus memberikan pengertian
melalui cara-cara yang dewasa. Anak atau remaja yang diharuskan belajar terus-
menerus atau dibebani dengan kewajiban mengikuti pelajaran tambahan (les) atau
keterampilan tertentu akan mengakibatkan kebosanan, sehinga pekerjaan tersebut
diangapnya sebagai kegiatan rutin belaka. Anak tidak sempat mengenyam
kebebasan berpikir karena selalu dibebani dengan keterikatan, di mana orang tua
senantiasa memegang peranan yang menentukan di dalam mengambil keputusan-
keputusan. Anak atau remaja tersebut hanya dilatih untuk berpikir semata-mata,
tanpa mendidiknya untuk senatiasa menyerasikan pikiran dengan perasaan
(Soerjono Soekanto, 1982, h. 386).
22
2.5.2 Kelompok Sepermainan
Kelompok sepermainan dan peranannya belum begitu tampak
pengaruhnya pada masa kanak-kanak, walaupun dalam masa itu seorang anak
sudah mempunyai sahabat yang terasa dekat sekali denganya. Sahabat itu adalah
mungkin anak tetangga, teman satu kelas, anak kerabat, dan seterusnya. Sahabat
itu adakala diteruskan pada usia remaja, lazimnya sahabat itu terdiri dari tiga
orang yang sejenis. Sahabat-sahabat itu diperlukan sebagai penyaluran berbagai
aspirasi yang memperkuat unsur-unsur kepribadian yang diperoleh dari rumah.
Sudah tentu sahabat tersebut cenderung memberikan pengaruh yang baik dan
benar. Walaupun tidak mustahil bahwa ada sahabat yang memberikan pengaruh
yang kurang baik. Sahabat yang baik akan menunjang motivasi dan keberhasilan
studi karena dengan mereka biasanya terjadi proses saling mengisi (Soerjono
Soekanto, 2009, h. 389).
Selanjutnya mungkin kelompok sahabat tersebut berkembang dengan
lebih luas karena menjadi satu dengan kelompok-kelompok sahabat lainya.
Perkembangan lebih luas itu antara lain disebabkan karena remaja bertambah luas
ruang lingkup pergaulanya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kelompok-
kelompok yang lebih besar yang lazimnya disebut klik (clique) tersebut secara
ideal menpunyai peranan yang positif dalam membangkitkan motivasi belajar dan
keberhasilan studi (Soerjono Soekanto, 2009, h. 389).
2.5.3 Kelompok pendidik
Kelompok pendidik sebenarnya tidak mencakup sekolah saja karena
sekolah hanya menyelenggarakan pendidikan formal. Namun di sini hanya
dibatasi pada kelompok pendidik atau guru yang mengajar di sekolah, yang
23
diharapkan menciptakan suasana yang sangat mendorong motivasi dan
keberhasilan studi anak didiknya. Pada sekolah-sekolah yang menyelengarakan
pendidikan awal seperti taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah lanjutan
tingkat pertama, peranan guru sangat besar dan bahkan dominan. Pada taraf
pendidikan formal tersebut, guru mempunyai peranan yang cenderung mutlak di
dalam membentuk dan mengubah pola perilaku anak didik. Dengan demikian
hasil kegiatan guru tersebut akan tampak nyata pada kadar motivasi dan
keberhasilan studi pada taraf itu, yang mempunyai pengaruh yang sangat besar
pada tahap-tahap pendidikan selanjutnya (Soerjono Soekanto, 2009, h. 391).
2.6 Motivasi Dan Keberhasilan pendidikan Anak
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat
diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau
pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu (Hamzah B. Uno 2009
h: 3). Sebelum mengacu pada pengertian motivasi, terlebih dahulu menelaah
pengidentifikasian kata motif dan kata motivasi. Motif adalah daya penggerak
dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu, demi mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan motivasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang
untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam
memenuhi kebutuhannya (Hamzah B, Uno, 2009, h. 3).
Berkaitan dengan pengertian motivasi, beberapa psikolog menyebut
motivasi sebagai konstruk hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan
keinginan, arah, intensitas, perilaku yang diarahkan oleh tujuan. Dalam motivasi
24
tercakup konsep-konsep, seperti kabutuhan untuk berprestasi, kebutuhan
berfaliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu. Pengolongan
lain yang didasarkan atas terbentuknya motif, terdapat dua golongan, yaitu motif
bawaan dan motif yang dipelajari. Motif bawaan sudah ada sejak dilahirkan dan
tidak perlu dipelajari. Motif bawaan ini, misalnya makan, minum dan seksual.
Motif yang kedua adalah motif yang timbul karena kedudukan atau jabatan
(Hamzah B, Uno, 2009, h. 4).
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu
kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat, dan mampu
mendorong diri untuk mengambil tindakan selalu, mereka dengan tekun berusaha
sampai tujuannya tercapai. Tolak ukur seseorang dikatakan "berhasil". itu ada
didalam diri masing-masing individu yang tidak ada batasnya atau dinamis seiring
dengan perkembangan jaman. Setiap individu harus menyadari bahwa tuntutan
jaman selalu berubah, manusia diberi akal untuk memikirkan.
25
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian.
Metodelogi penelitian adalah suatu pengkajian dalam menpelajari
peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat,
metodologi penelitian merupakan epistemologi penelitian. Yaitu yang
menyangkut bagaimana kita mengadakan penelitian (husaini usman, 2009 h : 41).
Creswell (1998) menyatakan penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan
melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif merupakan riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung mengunakan analisis dengan pendekatan
induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjol kan dalam
penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus
penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Penelitian ini diharapkan mampu mengambarkan tentang bagaimana fungsi orang
tua dalam pendidikan anak di Gampong Aluejang.
3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.1 Sumber data
Dalam memperoleh data dan informasi penulis menggunakan data primer
dan sekunder. Berikut diuraikan data tersebut:
26
1. Data primer
Data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
oleh peneliti pada lokasi penelitian. Data primer merupakan data yang diperoleh
secara langsung dari objek penelitian baik perorangan, kelompok, donor ganisasi.
Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi.
Data primer yang di dapatkan di lapangan oleh peneliti yaitu tentang
fungsi keluarga dan tentang keberhasilan anak.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi
pustaka yang terdiri dari :
a. Studi pustaka
Dilakukan dengan cara menpelajari, mendalami, dan mengutip teori-
teori dan konsep dari sejumlah literature, buku, jurnal, Koran atau karya
tulis lainya.
Data sekunder yaitu data yang di dapat langsung berupa data gampong
yang terdiri dari Biografi Gampong dan juga di lengkapi dengan jurnal,
studi pustaka, buku dan Artikel.
b. Studi dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen
tertulis, yang diperoleh dari buku referensi, internet, makalah, gambar,
foto atau tesis yang berhubungan dengan kajian penelitian yang diteliti
oleh penulis.
27
3.2.2 Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan dalam penelitian ini mengunakan purposif
sampling, Porposif Sampling ialah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Kita memilih orang sebagai sampel dengan memilih orang
yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian
kita (Nanang Martono, 2010, h. 71).
3.2.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada Gampong Aluejang, Kecamatan Pasie Raya,
Kabupaten Aceh Jaya. Peneliti memilih daerah ini sebagai lokasi penelitian
karena melihat fungsi dari keluarga dalam menunjang pendidikan anak di
Gampong Aluejang.
Untuk pengumpulan data mengenai fungsi keluarga dalam menunjang
keberhasilan pendidikan anak di Gampong Aluejang di lakukan oleh peneliti pada
tahun 2013. Penelitian di lakukan selama enam bulan atau satu semester. Berikut
jadwal penelitian yang akan dilakukan.
28
TABEL JADWAL PENELITIAN
No KegiatanBulan
3 4 5 6 7 10
1 Persiapan Kebutuhan untuk proses di lapangan
Perizinan √
Pemilihan beberapa orang sebagai informan √ √
Pemilihan instrumen yang digunakan dalam
Penelitian √ √
2 Penelitian
Mengamati fungsi keluarga di gampong
aluejang kecamatan pasie raya √ √
Mengamati tahapan-tahapan fungsi keluarga
terhadap pendidikan √ √
Mengamati tahapan-tahapan fungsi keluarga
dalam pendidikan anak √ √
3
Pengolahan data dan pengujian kredibilitas data
serta pembuatan laporan hasil penelitian √ √
4 Persiapan ujian / Sidang √
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian ini maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, Menurut Sutrisno
dalam (Sugiyono, 2009, h. 203) mengemukakan observasi adalah suatu proses
yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis, dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan. Observasi tidak berstruktur adalah Observasi yang tidak dipersiapkan
29
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data dengan jalan melakukan pengamatan dan keterlibatan
langsung di lokasi yang diteliti (Participan observasi). Instrumen yang dapat
digunakanya itu lembar pengamatan, panduan pengamatan, ruang (tempat),
pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.
(Sugiyono, 2009, h. 205).
b. Wawancara mendalam ( indepth interview )
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi
dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan
lain. Wawan cara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi
atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam (Sugiyono, 2009 h: 205).
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
informan atau orang yang diwawancara, dengan atau tanpa menggunakan
pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai
responden yaitu intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitivitas pertanyaan,
kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti
melakukan dua jenis wawancarai, yaitu (wawancara yang dilakukan dengan
subjek atau responden) dan aloanamnesisi (wawancara dengan keluarga
responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara yaitu mulai dengan
pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan
30
multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building report, ulang
kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi
negatif (Juliansyah Noor, 2011, h. 138).
Dalam penelitian ini, yang diwawancarai adalah orang tua dari anak dan
sebagai anggota keluarga serta masyarakat. Alasan mengapa dipilihnya mereka
dalam penelitian ini karena mereka lebih mengerti masalah fungsi keluarga
terhadap pendidikan anak di Gampong Aluejang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sejumlah fakta dan data tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat,
catatan harian, cendera mata, laporan. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang
dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal
yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail, bahan dokumenter bagi
beberapa macam, yaitu auto biografi, surat pribadi, buku dan catatan harian,
memorial, kliping, dokumen pemerintah atau swasta, data di servei dan flash disk,
data tersimpan di website (Juliansyah Noor, 2011 h : 141 ).
3.3.1 Instrumen Penelitian
Penelitian yang menggunakan metode kualitatif, adalah suatu metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami, maka
peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Moleong, 2002, h. 4).
Penggunaan peneliti sebagai instrumen penelitian guna mendapatkan data
yang valid dan realible. Namun untuk membantu kelancaran dalam
pelaksanaannya, peneliti juga didukung oleh instrumen pembantu seperti panduan
wawancara. Adapun langkah-langkah penyusunan wawancara yaitu, peneliti
31
melakukan hal- hal sebagai berikut:
a. Menetapkan informan yang ingin diwawancarai
b. Menyiapkan topik-topik masalah yang akan jadi pembicaraan
c. Membuka atau mengawali wawancara
d. Melangsungkan wawancara
e. Mengkonfirmasikan inti sari dan wawancara dan mengakhirinya
f. Menuliskan wawancara ke dalam catatan lapangan
g. Mengindentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah peneliti
peroleh.
Dalam instrumen penelitian ini alat bantu yang digunakan antara lain
kamera, alat perekam, catatan lapangan dan panduan wawancara.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang penting dalam suatu penelitian,
karena dengan analisis, data yang telah di peroleh dapat diberi arti dan makna
yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yang timbul dalam penelitian
yang dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan model interaktif yang terdiri
dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyampaian data dan penarikan
kesimpulan analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian.
3.5 Pengujian Kredibilitas Data
3.5.1 Kredibilitas (validitas internal )
Keabsahan atas hasil-hasil penelitian dilakukan melalui :
a. Perpanjangan pengamatan
32
Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan, dirasakan data yang diperoleh
masih kurang memadai. Menurut Moleong (2001, h. 327) perpanjangan
pengamatan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai titik kejenuhan
pengumpulan data tercapai
b. Pelibatan teman sejawat
Untuk melakukan pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulk
an rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama
tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-
review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan (Moleong, 2011,
h. 334).
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaat
sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan
ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2001, h. 327).
Proses atau teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengunakan, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, 1987, h. 331). Hal itu dapat
dicapai dengan jalan, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi. Membandingkan apa yang dikatakan
orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang
waktu.
33
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. Membandingkan hasil
wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2011, h. 330 ).
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini bahwa fungsi keluarga di
Gampong Aluejang bukan hanya sebagai yang bertangung jawab terhadap
kelangsungan hidup anak-anak mereka tetapi juga sangat memperhatikan dan
menunjang pendidikan anak dengan memberi dukungan baik secara moril dan
materil yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak dalam menunjang
keberhasilan pendidikan. Seperti yang dilakukan oleh orang tua di Gampong
Aluejang dalam menunjang keberhasilan pendidikan anak diantaranya :
1. Memberikan les tambahan.
2. Memberikan fasilitas pendidikan kepada anak seperti buku
pelajaran sekolah.
3. Memberi perhatian.
5. Memotivasi belajar anak dan memberikan contoh yang baik.
Dalam menunjang keberhasilan anak-anak orang tua juga sangat berperan
dengan cara memberikan pendidikan agama, mengajar kedisiplinan dan berusaha
untuk memberikan pendidikan yang layak untuk anak-anak.
5.2 Saran.
Diharapkan peran dan fungsi orang tua dapat memjadikan sebuah
perubahan bagi pendidikan anak di Gampong Aluejang sehinga dapat melahirkan
orang – orang yang berpotensi dan berguna bagi masyarakat Gampong Aluejang.
Semoga orang tua di Gampong Aluejang dapat dijadikan contoh / suritauladan
56
bagi yang lain untuk memajukan pendidikan anak baik pendidikan agama maupun
pendidikan sosialnya sehinga dapat meujutkan kehidupan yang lebih baik.
Diharapkan penelitian ini nantinya bisa bermanfaat bagi akademika
fakultas ilmu sosial dan ilmu politik khususnya jurusan Sosiologi dan bisa
menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam hal penelitian.
56
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 2002. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta. Jakarta
George ritser, Dounglas J.Goodman. 2003 Teori sosiologi modern. Kencana.Jakarta.
Hamzah B. Uno. 2009. Teori Motivasi Dan Pengukuranya. PT Bumi Aksara.Jakarta.
Hartono dan Arnicyn Aziz. 2001. Ilmu social dasar. Bumi aksara. Jakarta.
Juliansyah Noor. 2012. Metodologi Penelitian skripsi, tesis, disertasi dan karyailmiah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
James M.Henslin. 2006. Sosiologi Dengan Pendekatan Menbumi. Erlangga
Jaipul L. Roopnarine. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam BerbagaiPendekatan. Cetakan Ke-1. Kencana. Jakarta.
J.goode William sosiologi keluarga PT.bumi aksara Jakarta 2007
Mahmud Muhammad Al-Jauharidan Muhammad Abdul Hakim Khayyal. 2005.Membangun Keluarga Qur’Ani Panduan Untuk Wanita Muslimah.Amzah. Jakarta.
Moleong, Lexy J.2004. Metodologi penelitian kualitatif. Remaja Rosdakarya.Bandung .
Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi penelitian kualitatif. Remaja Rosdakarya.Bandung.
Nanang martono. 2010. Metode penelitian kuantitatif. PT raja grafindo persada.Jakarta
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt. 1984. Sisiologi. Erlangga. Jakarta
Soejono Soekanto. 2009. Sosialisasi Suatu Pengantar. Rajawali Persada. Jakarta
Sugiyono.2009. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.Bandung.
Slameto 2003. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang PelbagaiProblem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
57
Yusron Razak. 2008. Sosiologi sebuah pengantar tinjauan pemikiran sosiologiprseptif islam. Laboratorium sosiologi agama. Jakarta
Nadziras, keluarga-dalam-mendidik-anak.html.26 Juni 2012.
coverBAB IBAB 1VBAB IIBAB IIIBAB VDAFTAR PUSTAKA(1)