Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
"· · .. /
LAPORAN PENELITIAN
MENGUNGKAPKAN NILAI I<EFILSAFATAN YANG TERKANDUNG DALAMKAYON
PEW·A·Y~·:'NG;AN;
· PROYEK PPPT-UGM TAHUN 1983/1984 NOMER KONTRAK 110 /PLT. 111/TH. 5/UGM/83
TANGGAL 15 JUNI 1983
DIAJUKAN OLEH
SUYADI MUL YONO
FAKULTAS FILSAFAT UGM
KEPADA
LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
· YOGYAKARTA 1984
/
\ .. I , '
( -"', /tl
··/ :1 ,. ~ ' '
.I
11
PRAKATA . I
Ma~;.«•rt penelitian ini untuk mengungk:::tpkan ~11"~-nilai ket1~ftfatan dalam Kayon Pe.wayangan, ·Peri eli tian hn 1berda·sark~n tua~u anggapan bahwa wayal'lg. dan'qeritera pe aaalab •r~akan s;i.mbol bagi. kar~kter dan kepri~ad nusia tftrutama. tnanusia Indonesia.
. i
Kayon pewayangan salab satu bentuk wayang yang I sa derhana namun mengandung Ukiran gambar makhluk ~la
I ta yang lengkap da)l indah. 1
I Kayon terseb\lt selalu muncul dalam semua adegan+ de gan 1$.§.
ngikuti situasi dan keadaan. Hal-hal yang demikian ltulah 7e.ng mendorong ingin mengetahui makna apakah se~1ena ~ya
. ' i yang terkandung dalam Kayon pewayangan tersebut•
_ Dengan terJ.aksananya peneli tian .in1 peneli ti batWak bany$ mengucapkan terima kas~h kepada :
i
- Kepala Proyek PPPT - UGM T.._ 1983/1984.
- Bapak Drs. H •. Sunoto sebagai konsul tan y4ng membimbing p-~neli tian ini.
- Pimpinan Fakultas Filsafat Universitas
yang tel.~h metnberi fasilitas seperlunya. Mada
- Kepada Pimpinan Perpustakaan Radya Pustalta S ,ta.kat ta dan Sono Budoyo Yogyakarta, serta _para b,lang yang telah membantu dan memberi fasilitas se :erlu-nya.
Akhirnya · dengan meng\icap syukur Kehadira t Tuhan Yan Maha . ES~, JMdah-~udahan hasil pen eli tian ini dapa t berma · t'aa t
dalae kehidupan ilm\l pengetahuan <. filsafat), mall~Si 1
• masyarakat dan dalam pembangunan manusia Indonesi• se 'tub " nya.
198l+
Pengawas
•
DAiTAR !sr . ;
J U D. U L ••• PRAKATA •••
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
DAFTAR ISI INTISARI
• • • •
• • • • • . . -· . . • • • • • • • • • • • • • •
BAB I.
• • • • • • • • • PENGANTA.R
A. La tar Belakang Pen eli tian • • • •
a. Permasalahan • • • • • • • • • b. Faedah yang dapat diharapkan ••
B. Tinjauan Pustaka • • • • • • • • • o. Tujuan Penell tian • • • • • • ••
a. Keaslian Penelitian •••••• b. Hipotesa. • • • • • • • • • ...
BAB II~ . PBLAKSAN .. '\.AN PENELITIAN
~- Bahan atau Materi • • • • • • • • B. Alat • • • • • • • • • • • • • • • o. Oara Peneli tian • • • • • • • • • D. Anal isis Hasil • • • • • • • • • • BAB III. PENELITIAN DAN· l'EMBAHASAN
BAB IV.
A. Wayang sebagai simbol kepribadian · manueia • • • • • •. • • • • • • •
B. Syair ~de ga.n Kayon Pew(\yanga.n. • • o. Terjema.han • • • • • • • • • • • • MAKN.A KAYON PEWAYANGAN
A. Arti Kata Ka7on • • • • • • • • •
B. Malena Kayon dalam kelir kosong • •. o. Makna Kelir Xosong • • • D. Makna Gapura dal.am Kayon B. Makna Patung dalam Kayon
• • • • • • • • • • • • • • •
1
11 iv
:L 1 2 2 4 4 4
5 5 5
.6
'8
I
'
F. Makna Po:bon b.eroabt\ng tip 41 Jca.nan dan kiri dillli t oleh seeker ul.ar • • • • • •
BAB v. . MAKNA A.DEGAN· KA.YON
A.. Adepn Kayon daJ.am ke:tir koaong ••••• B. Kayon daJ.am adegan Xeraj a,a:n • • ,. • • • • o. Kayon dalam adega.n .Per~g ...... D. Kayon dalam adegan Goro-Goro • • •
E ~ Ade gan Kayon pad a akhir Oeri tera ".
• • • • • • • • •
BAB VI. KAYON SEBAGA! SIMBOL lCEPRIBADrAN MANUSL\
A. Hubungan Manusia. dengan diri sendiri da -
I !I !i II
,I
!
H
1.am .Kayon • • • • • • • • • • • • • • • • 46 B. Hubungan Manusia denga.zl aesania manusia. • 47 o. Hubungan manusia dengan Tuhan • • • • • • 48 n. Hubunga.n manusia denga.n ai tua~i diri. • • 51
'D A 'D VI I 17"1118 lM'"DfTT !A 'I.T '56 ... ·' ~ · .. • ~ ~u~ • • • • • • • • • • • • • • • •
D.AFTAR PUST.AKA • • • • • • • • • • • • • • 59
LAIIPIRB GAJIJAR • • • • • • • • • • • • • •
***
Wayang sebaga.i simboJ. karakter:r manu.sia ternyata \+t ! · :
i I I
nilai-nUai kefilsafatan yang t1!lggi •. Ni:lai-nU.i);: ·
but adalaa, sa.ngat bergtinaJ :'s:ekaxi bagi kehidupan i1•1
,a.nnl• Untuk mengetahui dan memahami apa yang terk~~ simbol wayang dan ceritanya tidaklah mudah; seba~' s simbol dari beraneka macam ka.rakter manusia pada beraneka. macam wayang serta pera.latan dan p~rl. ·t -kapan dalam pewa.yanga.n a.tau pedalanga.n. Tia.p-tia~ f ·
tiap-tiap tokoh, tia.p-tiap ceri tera, tiap-tiap s~ '
tiap-tiap kejadian.dan tittp•tiap perlengkapan dal'l p
latan mengandung makna tertentu dan menampilkan ~t karakter eendiri-sendiri. Seperti ha.lnya Kayon ~.
I
an, dia.nta.ra bone wayang memiliki bentuk dan uj~
sederha.na (utuh kebulatan), n~ mengandung ukittan ~be.r ye.hg rumi t-lengkap dan indah, Ukiran terse bu-t m , .
· kan gambara.n ma.khluk a.lam semesta yang bera.neka :R)B. $ jenis, sifat dan karakternya (janis makhluk tumbUh
buhan, hewa.n, ma.nueia dan bBnda-benda aJ.am la.innyia.).
Keaemuanya ini terangkum dalam arti kesatt::.-.n ya.ns u Kayon pewayangan yang demikian 1 tul.ah seolah-olah me ri 'petunjuk bagi kehidupan ma.nusia, bahwa dala.m d~ri 111$
nusia terkandung bermacam~acam sifat, bagaikan slfa fat yang terga.mbar pada Kayon pewayangan.
Untuk mengetahui dan memaba.mi lebih la.njut dari K~yo ' ~ wayangan yang sederhana tetapi mengapkan 1 tu, ia.lah ~enga.n jalan peneli tian dan pendal.aJI'lan. Kemudian a~ g terkandung dalam Kayon tersebut, diungkapkan dan 4ib c!ingkan dengan kehidupan manuaia. Yang selanjutnya 1). penelitian tersebut diharapkan dapat memberi kesa4ar ~ bagi ma.nusia un tuk me.mpu meme.hami diri sendiri se~o.l . , ~ dalamnyo. - kemudian diterpkan da.lam kehidupan se~r t
I i
I I
. hari berea.zna-sa.ma. orang .lain, serta '<i~ungka.pka.n da.lam kehidupa.n religius. Dengan dettdkia.n ·ak~ diperoleh kepriba~ dian mnnueia yang. utuh dan bula.t.
' .
BAB I
PENGANTAR
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
a. f.§rmesalahan
1. Bagi masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa, Wayang atau Pedala ngan merupakan seni budaya klasik yang menarik, mempersona dan menjiwai dalam kehidupan sehari-hari.
z.· Pewayangan merupakan bahasa simbol atau lambang de,
ri hidup dan kehidupan manusia yang penuh nilai-n~ lai.
3. Khusus tentang Kayon atau sering disebut Gunungan dalam pewayangan adalah merupakan lambang kehidupan yang lengkap, penuh dan utuh, harmonis atau seiabang serta dinamis.
4. Kayon atau Gunungan dalam pewayangan, selalu ditam, pilkan hampir dalam semua adegan-adegan sejak awal pertunjukan hingga akhir pertunjukan, dengan silmp yang selalu mengikuti suasana adegan .ceritera yang sedang berjalan. Kayon atau Gunungan bersikap tegak bila suasana ceritera itu tenan~ dan tenteram. Kayon bersikap miring atau condong apabila suasana ceritera sedih atau dalam peperangan, dan Kayon be~ sikap kacau balau bagaikan terkena huru-hara apab~ la suasana ceritera dalam keadaan yang ribut kacag balau atau goro-goro.
5. Kayon atau Gunungan dalam pewayangan bagi orang · yang tidak memperhatikan baik-baik serta tidak mengamati secara teliti mereka tidak akan tertarik , tetapi apabila kita perhatikan dan kita teliti secara hati•hati dan sungguh-sungguh, maka Kayon itu penuh dan lengkap dengan lukisan beraneka makluk hidup baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun lukisan manusia serta gapura istana, yang kesemuanya itu tampak merupakan satu kesatuan yang seimbang, serasi
dan hidup. ,
. '
2
6. Hal-hal tert1ebut).ah yang mendoron'g diadakanny.a pen eli tian ini.
b. Fa,~dah yang d_cm.at diharapkan.
1. Berusahakan menemukan kembali pemikiran ket.ilsafa~ an dari nenek moyang bangsa Indonesia ia sejak jaman kuno yang sanga t berma~faat bagi hidup dan k~ hidupan manusia secara utuh• baik hidup individu, sosial dan berketuhanan, serta menjaga keimbangan dengan alam seki tar. ·
2. Untuk menemukan unsur-unsu~ filsafat yang dapat me,m perkuat dan mendukung tegaknya kehidupan bangsa dan Negara yang berdasar Falsafah Pancasila.
3. Jvlendorong dan memaritapkan dalam usaha pembangunan Negara, bangsa dan lekas tercapainya pembangunan manusia seutuhnya,
4. D1 samping itu juga berusaha mencoba ikut melestarikan dan mengembangkan kebudayaan bangsa khusus -nya keb?dayaan pedalangan atau pewayangan yang te~ asa masih sangat relevan dalam kehidupan manusia, mengingat pewayangan nyata-nyata mengandung nilai budaya ya ng tinggi.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Bagi yang sudah mengenal wayang, maka ia akan merasakan dan mennyatakan bahwa pedalangan wayang itu ada -lah .multi fungsi dan demensi. Wayang adalah bahasa h~ dup dan kehidupan i tu sendiri, bahkan seolahoo:vlah la!t sana sumber pengetahuan hidup yang ditimba tanpa ada keringnya. (Mulyono Sri, Ir., tahun 1975). Hal tersebut di atas adalah mengungkapkan bahwa wayang merupakan simbol atau lambang dari kehidupan yang ada di alam semesta ini, khususnya yang berhubungan dengan segala sesuatu kehidupan manusia.
\,
•
2. Dalam kitab Antjolo Jarwa yang beri~i tentang Kayon P.§. wayangan menerangkan bahwa Kayon terseb~t adalah meru-
. pakan gambaran da.ri kehidupan manusia, (Khay.u, Khay.on= hid up),. ungkapan 1 tu ada.lah · demikian ·.: Dene lar pangapi tipun .. a.~.e.e;es urip; a~t:i:nya sayap yang mengap1.t artinya. hidl;lp. ( Supardi Raden, tanpa tahun).
3. Dalam halaman lain dari syair Antjolo Jarwo tersebut juga diungkapkan ten tang kesempurnaan hidup demikian; ·, Gambaring kang Gurdaning w~ t, wadine mowo pralambang, deleging kawruh jatine, kawruh warah kasampurnan, sampurno teges tunggal, tu~~~ggal lan jinisipun, jinis asaling gumelar, artinya : Sebatang pohon besar itu (di tengah.Kayon) lambang pokok dari kawruh sejati yaitu pengetahuan tentang kesempurnaan hidup, (Supardi Raden tanpa tahun).
4. Selanjutnya tentang kehidupan yang ada di alam semesta digambarkan sebagai lukisan binatang yang tertera da -lam Kayon/Gunungan pewayangan tersebut, ditulis dalam syair demikian : Mangkono k.a.:~aniro, 'candraning buron wonodri, kaya kab pralampitC'-, . gumelar aneng dopy~k1'1 Hame riwut tanpo wis, suka S'!lkan reb\lt rebutan, rebute wong met butuh, kabutuh wani toh pati, angenldelken p!:_ yandele·sowang-sowang, artinya demik:lan; Demikianlah keadaan dunia binatang hutan seba gai lambang dunia m,g, nusia yang penuh dengan kesibukan qan keributan, hidup ini penuh dengan beraneka masalah, masing-masing saling berebutan1 untuk kepentingannya sendiri, dalam berebut itu saling membagakan kekuatannya, dan untuk mencapainya perlu dengan mengorbankan jiwa. (Supardi Raden,ta~ .Pa tahun).
5. Ungkapan-ungkapan tersebut k;ranya dapat sebagai petu~ '• ' t.;. .
juk untuk meneliti.dan memahami makna hakiki yang ter-kandung dalam·, Kayon Pewayangan sebagai figur kehidupan man usia, d.,J.l:gan mep.i.~,+k beratkan pada pen eli tian ni, lai kefilsafatan yang terkandung. di dalamnya.
,j'
c. TUJUAN PENELITIAN.
a. J\U§la_en fcmtlit.in ... Menurut yan·s kaili ketahui· belum ada pen eli tian · se- .
. . cara mendalam dan menyeluruh ten tang isi dan makna yang terkandung dalam Kayon atau Gunungan pewayangan. Memang banyak orangatau suatu lembaga, senang me•pergunakan gambar atau simbul Kayon atau Gunungan, namun jarang sekali bahkan boleh dikatakan lan,g ka ditemukan suatu naskah yang meneliti dan memba -has tentang Kayon atau Gunungan tersebut. Sampai S.!
karang naskah tentang Kayon atau Gunungan yang kami temukan berupa syair teaiang Dandang Gula dengan bahasa Jawa, buku yang berjudul : Antjala Djarwa, Ua.
tuk itu dalam penelitian yang akan kami laksanakan secara ilmiah dan filosofis yang berbentuk uraian dan analisa. Namun untuk menyusun suatu naskah ilmiah tersebut kami akan berusaha mencar.i bantuan baik berupa tulisan atau buku maupun berupa' hasil wawancara dari para ahli pedalangan maupun ahli Pustaka Jawa.
Bersumber pada Pustaka Juwa dan Kayon atau Gunungan pewayangan kiranya belum ada penelitian yang mengun& kap nilai kefilsafatan yang terkandung dalam Kayon pewayangan hubungannya dengan kehidupan manusia.
Untuk itu penelitian yang ake.n kaai laksanakan bertujuan untuk mengungkapkan kembali dari tujuan dan lllakne. yang terkanduns dalam kay on pewayangan.
Yans eelanjutnya hasil dari penelitian itu akan da -pat.diketahui·arah pemikira~ dalam hubungannya dengan kehidupan manusia, serta manfaatnya. ·
>.1
'
. '' ..
BAB II
PELAKSANAAN PmELITIAN
I
A. BAHAN ATAU MATERI •
.. Pustaka Jawa yang mengandung tulisan atau uraian ten---tang K~yon pewayangan.
- Lukisan Kayon pewayangan itu sendiri - Buku-buku pedalangan - Buku-buku pewayangan - Buku-buku Filsafat ( Filsafat Manusia, Kosmologi 1 Meta-
fisika, Aestetika, Etika, Logika dan lain-lain). - Buku hakekat hidup dan kehidupan manusia - Buku Filsafat Pancasila.
B. ALAT
Alat utama yang akan dipakai dalam penelitian ini ialah: Kertas catatan atau kartu catatan untuk mencatat selama mengadakan penelitian, baik penelitian Pustaka atau literatur maupun peneli tian secara wawancc:~ra. Di sarilping· kertas catatan kalau mungkin dengan rekaman melalui p!, ta kaset, yang dipakai dalam merekam wawancara, Hasil -basil tersebut dikumpulkan dan disusun.
c. CARA P:mNELIT.IAN
1. Berusaha mencari, mengumpulkan dan membaca data yang diperlukan, yaitu Pustaka-pustaka Jawa ceritera Rayang baik yang asli maupun yang carangan.
2. Buku yang menguraikan ten tang Kayon a tau Gunungan pewayangan serta lukisan Kayon atau gunungan pewayangan i tu sendiri di bahas.
3. Membuat singkatan dan catas dari bacaan dan bahasan tersebut.
5
6
4. Meneliti secara menii.Qlam untuk menemukan unsur-unsUt' kefilsafata.nnya,
.5. Mengumpulkan dan memba'has pengertian filsafat pada umumnya baik sebagai ilmu pengetahuan maupun 'sebagai pandangan hidup.
6. Mengadakan wawancara langsung kepada para ahli pewayangan maupun ahli kepustakaan Jawa.
7. Mengumpulkan dan membandingkan hasil penelitian Pus• taka Jawa pada umumnya dan uraian tentang Kayon pewa yangan atau Gunungan pewayangan khuausnya dengan pengertian kefilsafatan.
8. Mengadakan analisa abstraksi dari semua hasil penelitian yang telah dikumpulkan,
9. Kemudian membuat kesimpulan sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.
10. Kemudian hasil penelitian menjadi laporan penelitian yang berupa naskah baru yang berjudul : MENGUNGKAP
NILAI KEFILSAFATAN YANG TERKANDUNG DALAM KAYON PEWA
YANGAN HUBUNGANNYA DENGAN KEHIDUPAN MANUSIA.
D. ANALISIS HASIL
Setelah catatan hasil dari pembahasan dan wawancara terkumpul, maka untuk dapat mengungkapkan nilai-nilai kefil safatan yang terkandung dalam kayon pewayangan, hasil te~ sebut dianalisa menurut analisa kefilsafatan, yaitu anal1 sa abstraksi. Maksudnya data dari hasil pembahasan dan W!\
wancara tentang Kayon pewayangan, unsur-unsur yang memi -liki sifat kebetulan ada dan sifat yang berubah-ubah yang melekat pada sesuatu hal yang pokok diselidiki, hal-hal yang bersifat kebetulan tersebut disingkirkan hingga t~ gal unsur atau sesuatu yang memiliki sifat tetap da~ aakiki, yaitu Kayon dalam pewayangan asa 1 mulanJa dar~ 'kh§. yu, Khayun yang berarti hidup.
.\' '··
•
~ Sifat-sifat yang hakiki i tulab yang akan dicari dandi,""· · .. ~ •. ungkapkan sebagai nilai kefilsafatan, D1 samping itu: ~~ , :.
cari juga dan dil\1\gkapkan. makna dal! hakekat dari k'ftif1u- i.,': .... ruhan bentuk lukisan kayon tersebut, dan seteru$nya. t
·~. \' .. ,,
·~ . :'
'-
"-.
BAB III PENELIAN DAN PEMBAHASAN
:.t
A~ WAYANCi.sEBAGAI SIMOOL KEmtiBAJ¥;AN MANUSJ:A
Pad a waktu akan di mulai perge1a.ran wayang ku
lit, kayon atau gungan sudah dipasang dal<M\. sikap atau dalam adegan yang tegak lurus; ditancapkan di
tengah-tengah kelir kosong. iergelaran wayang itu
merupakan suatu lambang dari kehid~pan manusia., maka se{Sala ~esuatu adegan dan perlengkapan dari pada pergelaran wayang kulit itupun mengandung ·makna da
ri pada kehidupan manusia. I-1enurut Ir Sri Mulyono dalam buku simbolisme.
dan mistikisme dalam wa;wang menulis dem.ikiana
"bahwa wayang semalam suntuk merupakan suatu lambang ( simbol) renungan transenden -tal atau metafisis-religius. Disamping itu juga dapat dinvatakan sebagai lambang dari suatu keberadaan (men-dunia) atau eksisten si maupun dumacli. Pengertian menduia de -ngan sendirinya telah menunjukkan struktur cara berada atau pengertian ontologis atau 11 sangk& paran" dari hid up at au eksist.ensi itu sendiri. Yaitu dari "tiada" lalu men -j elma, ltir, tumbuh, t.ua, rnaut. dan akhir -nya kembali ke "tiadaa lagi ."
( IVIulyono, Sri ... Ir -1983)
Dengan demikian pertunj ukan wayang kulit hubun~ an11ya erat sekali dengan keprabadia.n manusia. Maka dari i tu j eni s w ayang 'bermacam-mac am dan berbeda-b·eda, tiap-tiap wayang memiliki watak
dan sifat send.ir i-sendiri dan tertentu. Seolah olah tidak ada watak yang sama, watak atau sifat yang terka.ndung pada wayang sej umlah wa yang yang ada, sebab wayang diciptakan untuk · melengkapi wayang-wa;wang yang sUdah ada; sepe:r_ ti gunungan atau kayon: ini diciptakan untuk mewadahi semua sifat yE-ng ada pada wayang, ya!_
tu sifat halus, sifat kasar, sifat luas-lema.h, sifat individu-sosial, si:fat religius, sern.ua-
' '
9
nya tertuiis· dalam kayon pewayangan. ':Jayang seba -
gai gambaran/simbol ·kehidupan men usia, teJah. ber
hasiJ. illen emukan mam.l..C3 ia · yang senang dan meng ert;i akan makna·wayang dan ·ceriteranya. IJfanusia kagum
terhadap penampilan tokoh pewayangan (kesatria,
pendeta dll.). Pada waktu muncul diarena dengan ke
saktian sert;a kecerdasannya (at au waskitha); seo.'.
lah-olah manusia diajak atau didorong untuk berbuat seperti nasehat dan .:petunjuk dari sang pendet.a
t ersebut. Dalam pergelaran wayang, o:rang atau pe -non ton diajak untuk mem.ahami diri-sendiri. (menu -
rut Sokrates - mengenal diri sendiri); menurut ~
kapan bahasa J awa "mawas diri", Hal terse but me
mang demikian sebab, dalarn cerfutera wayang atau d! lam pergelaran wayang hampir-hampir tidak ada yang
persis dengan keadaan hidup senyatanya, mis.alnya: Pendawa, Ngast.ina, Ngalengka, Kahyangan; J anaka , Werkudara, Dasamuka, Burisrawa, newi Sinta, prabu
Ramawij aya. Nama-nama itu tidak ada didunia ini ,
nama-nama tersebut hanya suatu simbol o.tau ungka:e,
an dari kehidupan manusia. Jadi watak dari tokobJ.
tokoh wayang itulah yang ada pa~a kehidupan man~
sia, misalnya: idea kepri badian yang baik iala.h. seperti Pandawa, simbol kepri bad:ii.an yang lengkap dan utuh., watak lilolegawa ( ikhlas la:D.r batin) s~ perti Puntodewa, watak jujur, waj ar dan kasih...;sa
yang. 'Werkudara , watak kesatria cerdas dan ber
cita-cita t.inggi (luhur). Janaka, watak adil-sei~
bang, tenang dan tenteram (N.akula dan Sadew:a), wa.tak yang tidak disenangi, misalnya: dasamuka, Bur:is
rawa dan semua bentuk raksasa. Dan wayang itupun diciptakan untuk mengungkapkan watak. Dilain pihak
. man usia benci dan dendam kesumat kepada Prabu Das_!
muka.
10
Walaupun raj a yang kaya teta11i loba ':.:m t,amak, se
olah-olah rnan~.ia dilar~· berbuat seperti f~~ur
Dasamuka. ·
Pada adega.n-adegan lainpun apabila d:(perhatikan S·.!!,
lalu menyentuh hat.i manusia yang melihat.jmengerli.
dan memahami tentang wayang. Hal t.ersebut memang.
tidak aneh, sebab pengungkapan dari hati nu.rani Ill§
nusia - kembali ditangkap oleh hati hurani qJ.anusia
- berarti sesuatu yang tepat dan waj ar.
Denagn demikian wayang telah berhasil menghantarkan petuah, petunjuk serta segala mac.am ajaran
kepada manusia. Dalam pergelaran wayang dalam hal ini ceritera tua yang dibal-Takan atau nasehat/ajB!:,
an yang di berikan tidak bersifat memaksa kepada sj.
penonton, malahan penonton diharapkan mencari sen
diri , meneliti sendiri mana yang harus dikerjakan.
dan mana yang harus disingkirkan. Pada akhir per· -
tunj ukan sesudah tancap kayon - keluarlah boneka wayang yang dibuat dari kayu - yang disebut "golek" ( mencari). Disini mengandung maksud·, carilah send!,
ri inti dari ceritera wayang tereebut, dan carilah
sendiri makna pertunjukan wayang tersebut.
Pcnampilan golek pada tancep kayon atau pada ! khir pertunj ukan wayang, mengand ung makna yang da--.
·lam sekali, maksudnya: ketahuilah. sejak awal cerit.era saat kayon dipasang tegak lurus ( berdiri ver
tikal)~ hingga akhir ceritera- telah melalui perj alanan ceritera semalam suntuk; bagaikan dalam k.!,
hidupan rom usia semenjak lahir hingga mati - tahulah manusia ceritera perjalanan hidupnya ? Kalau
mengetahui sampai dimana pengetahuan i tu untuk kepentingan hidupnya. sencliri, hidup bersama dan hi -
dup religius ? Dan diantara pengetahuan yang dipe!: oleh dalam pengalama.n. ·hidup t.ers.ebut, manakah yang
~"·.
~ 1 •.
::.-.;-
u
lebih pokok dB:lam kehid.upan ini, pent.,~,laman lahir ! tau pengalaman bat-in, atau pengalaman.lahir dan ba -
. "" . ·.. .
tin ? Peng~lamm m.an~h y~ g lebih pentirig, lahirkah . .
( bersifat kebendaan) atau yang bersifat batin (keroh-anian)? Dan apaltah hubungan an tara kedua pengalaman
tersebut 1 dan lain sebagainya. Disamping hal-hal t,ersebut - penampilan golek pa
da akhir pertunjukan juga berarti si penonton disur.uh mencari wayang dalam hubungan yang menyeluruh; kelir
wayang batang pisang, gamelan, penalu.h, blencong, g~
nu.ngan/kayon, dalang dan yang nanggap (yang punya r~ mah). Hubur .. gan terse but pasti mengandung maksUd. Untuk mengetahui secara mendalam dan menyeluruh perlu adanya peneli tian ten tang makna pergelaran wayang · semalam sun.tuk.
12
' •.
' e /
I
··· · Selembar kulit leinbu a tau kulit kerbau· apabila ld ta
letakkan tanpa di~ik oleh tangan manuaia yang kreatif
dan trampil memang tidak mempunyai arti apa-apa bagi ke
hidupa.n manuaia. Namun apabila. tangan manusia mul.a.i mens
garap dang~ tellti dan hati-hati, muncullah nilai-nilai
yang melekat pada kulit tersebut, aeauai denga.n apa yang
dikehendaki ol.eh manuaia.
Apabila manuaia menghendaki kUlit tereebut mengan -
dung nilai aeni (des thetis") akan terwujudlah kUli t 1 tu m!_
ngandung nilai seni yang luar biasa indahnya, aehingga
kulit teraebut eama sekali berubah wujud; miealnya menj!
di bentuk waya.ng (boneka) kuli t yang bangun dan wujud.nya
sanga.t mengagumkan.
Da.l.am wayang terse but dapa t dilih.a t dan di temukan
bekas-bekas tatahan (pahatan) kecil yang sangat rumit
dan halus; goreean-goresan (sungg:l.ngan = Jawa) cat merah,
hi tam, ·putih, hijau, biru eerta kuning emaa (prada + ja
wa) yang menghiasi ukiran-ukiran pada wayang tersebut;m~
wujudkan. k<>mposisi bentuk dan warne yang indah dan agung.
Wayang sebagai basil eeni budaya bangsa Indonesia
ada.l.a.h sanga.t mengag'U11lltan,, sebab we.ya.ng yang nampaknya.
hany'a sepotong kulit yang diuk:~ dan dihias, dapat meng~
hadirkan sifa t-sifa t ma.nusia, dan memang demikianla.h se-
. b~~ bahva -.yMg itu dibuat untuk m.enggambarka.n si-
fat dan wata.k man:usia hidup dan ke.h1dupan sehar:i-hari. De
ngan be:htuk dan warna· yang ber'beda-beda m~nunjukkan tipe
dan wa.tak me..nusia yang berbeda-beda. Del.am adegan yang bar_
beda-beda, menggambarkan auasana atau keadaa.n malltllf.ia yang
berla.in-lainan; misal suasana sedih; suasana gembf~, sua
sana marah dan sebaga.inya..
Di samping wayang_ dibuat atau diciptakan untuk menggamb~.
kan kehidupan manusia juga untuk menggambarkan keadaail a
lam seisinya (jaga.t-raya. == al.am semesta == makro kosmos),
yait~ dengan ujud atau bentuk gunungan ata.u kayon. Gunung
an a.tau kayon da.lam pewayangan· inllah yang akan diba.has
dan diteliti secara mendalam tentang isi dan makna yanu
terkandung di dal.am.nya. .Apakah kayon dale.m pewayangan 1 tu
hanya menggambarka.n si tu.a.si alam semesta saja. ? ataukah 1m
yon itu justru menggambarkan hakekat me.nuaia dan kehidupan
~~usia secara utuh ? ataukah untuk mengg~~barkan hakekat
hidup dan kehidupan mikro kosmos (manusia) dan .makro kos
mos (alam semestA.) dalam rangkaia.n aatu kesatue.n hubung .;..
an ? Kayon atau gunungan bentuknya memang sederhana nru::"t.:..._
mengandung beraneka macam jenis lukisan sebagai lambang
-kebidupan ~~g lengkap.
Pengertian Ka..von DaJ..am Pewa.yansan
Ada beberapa pengertia.n. da.ri Kl\~n dalam pewaya.riga.n.Kayon
dalam pewayangan sering juga disebut gunungan, dan · :tattl'
gunungan ini dalalll pednl:-angnrl secara 'WDtlm yang sering
/ /
14
diucapka.n dalam kai tannya. . denga.n- P'.J:,gelarr.n . ._yang ltuli t. . ' -· ,_ ~ - .
Kayon a.sal kate. dari kay;u; ~yu di. ~ini diartikart sama d!.
ngan pohon, kate. 1$yu, 'ka:ta. ka.yu berubah menjadi kayon..
Kate. ka.:r•n menurut kamus bahasa Ja.wa (Bauaastra. Jaws) ar-. ' .
tiny:a. '~yon (kayon) n, kayengan k : 1 (oet keka.yon).
Wi t-wi tan ; · 2 goengoengan ing wa.jang ; ktj. kaju ( Poerwa
da.rminta, W.J .s, th. 1939).
n = ngt>ko ; · bahasa Jawa ngoko - (bias a.)
k = krama. ; ba.ha.sa Jawa krama. (ha1us)
oet = ut = utawa ; (atau basaha Indonesia)
Ktj = kc kasosokna = disamakan.
Jadi menurut da1am ka~us baha.sa Ja.wa kayon berarti sama
dengan ka.yu - juga bera.rti pohon-pohona:n ( wi t-wi tan) dan
juga berarti gunungan.
Menurut Ir. Sri Mulyono iala.h demikian : "Kayon a.da.la.h me -ru, hutan di mana. dewa-dewa. aba.di diam, pusat suci dari
seluruh masy:a.ra.kat; menurut my.the "pohon surga" ada.lah
permulaan ciptaan. Tetapi antara kayon dan wayang ada ta
li "genetic". (Mulyono Sri Ir. th. 1975 ).
Menurut Raden SUpardi demikian : Gambaring kang gurdaming
wit, wardine mawa pralambang, de1eg.lng kawruh djatine, k§
wruh ka.sampurnan, sampurna teges. tungga1, tunggal. 1a.n dj!,
nisepan, dj inis asa11ng gume1a.r.
~t Raden Supardi da1a.m bWom.ya Antjal.a Dja.nm art_!
nya demikian;
15
- "Wruh kang 'tiilitra pan wujuding ~r11, \i:ng djro meksi gam
bar rupa"':'rupa ••.•••••••••••• ~ •
"GUnungan ringgitupuri bab pepetan Gurda lan pa.ngepun,W!.
neh wonten kang epang · eekawan eieih, dado a sansa ·pokol
ipun, wardine yun katjarios.
- Tjatjah sanga. sun tudUh, dalal1 hawa baba.he.ning manus,
weneh wonten ingkang epa.ng kalih eisih, dadya epang -
epange mung catur, gangeal lan deleging pokok.
- karsaru.pun kang marmeng gi ta rum:uhun, mangka pral.ampi-
· ta, tjatjah lima nyaemi tani, marang pantja.riyaning pa
ra ma.nungsa..
- Wayang tuwin gununga.ntf eami, tuma.ntjep ge.debog kabeh
iku dadi pesemone, ka.ng gununga.n urip ing donyari, sa-
ieine sami, • • • • • • • • •
Terjemanannya.
- Tampak ga.mbar dalam bentuk gunung di dalamnya berisi be~
macam-macam
- Gam bar pohon be ear 1 tu bernmkna. lam bang pokok "kawruh.
sejati", maksudnya ialah pengetahuan tentang keeemp~
an. Sempurna berarti satu, menjadi eatu dengan asal-usul
jagat ra.ya ini ~
- Gununga.n pewayangan i;en~'Ulg gaJtbar pohon beringin (gur
·~ = wi "t waringin) · dan cabartg~ca.bangnya, ada yang cabang
nya -em.pat eebelah kanan dan sebelah kiri, ja.di jUJDl.ahnya
ada sembilan dengan pokok pohonnya.
16
- Jumlah sembiUm itu adalah lubag uda.ra dari tubuh m&n!!
sia. (lubang. hidung dua, lubMg ·mata dua, lubang telinga . ·.
dua, lubang dubur, lubang .kemaluan, dan lubang mulut).
Dan ada lai cabf'.ng .dun-dun kanan dan kiri (kalih sisih) jadi cabangnya h..9Jlya empat, lima dengnn pohonnya.
- Maksud yang mencipta.kan gunUDgan pada waktu do.hul.u, mem
beri petunjuk, jumla.h lima memberi tanda bahwa. itu me
rupakan panca indera ma.nusia.
- Vayang dan gunungan terta.ncap pada batang pohon pisang,
memberi petunjuk bahwa gununga.n merupakan hidup di du
nia ini. (Supardi Rade:n, tanpa tahun).
Dengan demikian kayon atau gunungan dale..m pewayanga.n me
nurut Raden Su.pardi dalam Ahtjala Djarwa (.intjala. = gunung
= a.rdi) bararti :
· - Kayon a tau Gunungan = · gunung
- Ka.yon atau gunungan = pohon beringin yang rindang
- Kayon atau gununge~ = ~ = urip/hidup
- Kayon = Khayun = kehidupan manusia.
- Kayon atau gunungan dalam pewayangan diciptekan oleh ~
n.c"\n Be nang dengan tanda "Oandra Sengk:a.la memet yang bu
nyinya : "Gani d£>¥di aucining rat". Yai tu tahun 1443 ; P.2.
tunjuk ini terdapat dala.m syair 7 dan sya.ir 8.
Dandanggula pada A.ntjala Djarwa :
I
Tamtu wonten katranganireki, bab gunungan kajon wajang purWa., jen ing ngun1 ijo.sand, Sunan Bena.ng. P!. · nundjul, a.muwuhi ananing ringgit, purwa mongka sangkal.an, mamet ungelipun, geni dadi · suktjining rat, P! nanggih atangira.
l.7
Ter j emahannya ;
- Pa.sti ada penjelaaannya tentang Gunungan Kayon wa.yang ku
lit, pada jaman dahulu diciptakan oleh Suna.n Bena.ng, tuj~
e..nnya untuk melengkapi ke1engkapan wa.ya.ng, yai tu dengan
tanda yang k..'"l.J.au memet yang berbunyi "Geni dadi suoining
ra.t" (A.pi jadi suoinya. ja.gat/dunia).
- Yaitu pf\da -';waktu tahun 1443, hingga. seka.rang belum ada
penje1asarmya., untuk membuka rahasia yang terkandung di
dalamnya, hingga mas a yang aka.n datang akan tetap tertu
tup gel~p gul.i ta tersel.ubung oleh a wan hutan (pedut), P!:!
tus tidak menemukan penjelasan atau penerangan, ltentan~
maksud dan tuj uan dart gunungan ( himawazJ.).
Ja.di gunungan da1a.m pewaya.ngan yang sering juga disebut k11
yon i tu diciptaka.n sejak ta.hun 1443 sampai sekarang kemung
kinan sa.mpa.i ~sa yang akan de.tang be1um/tidak di temuka.n
penjelae~ya tentang rahasia serta. maksud dan tujuannya.
. -~
'
lS
B. SYAIR AlitGAN MYOtf,iJIAJANGAN
pa.rlu dn.hnd pmnint,~J, peneo.nggi.t, pro. nupiksn; ·.. dipun tyns aamodr~, tlnt;l'uberaken oksaaane, dnt,enG
pun . r.iuda P\lrl.Mun&, dekung nj un r.in.ept.eng tulis, t,f!
· ; p~ .tilnsing kuna, ne.ne,eih jasonipun, Sunrin Benong
· ' :•'~(,;-]f '-ti=~o.n ner.m.k, kane wino.rl{iun knj on tur"\rapireilc ri.ntl · · • ,. git.~, surnsenc. knne, gunungozh ' .·,;-;;:,
., --~-:
·' ..
.'·'..,.':. •t'
\Dsnja. rJc.ndjer ondjedjer inc kelir, oneng teneah ,, ·. ·-·'\
c.n t urepg sinpingan, konon t n.n a pi keri.r.J.Ge, ngadj ene ' '
bal.~ntj one r,l'ungguh, noneinG j ekt.i tan j un o.n(;eusti, ):ananing po.daln.ngnn, la.n lelakooipun, .t.uwin snpit.u
~~~t::.' ... ._.., aounG metik pepetanme knng den n.neci-t, ra,..
sa.ning bab cun:uneon.
Ningkasake sinawune. wieati, p{lserJOO.inB· k~g sa-_r,._ \~. w· .
r1yn s ina mar, ing scdj r.onine. gun uneane, artene ·'k:ono
ket.jakup, nitik saltine cambnrneki, pn.ngr5.ld.t.~ pe--,. peto.n, kon.ta era.to.nipun, winn.ngu.n ma.warna-.w.o.rna, ~
ne.nnllGi ro.sene tya.s: pone.ot.nk-ntilc, de ma.t.uking pepe -tan.
Tc.rJtu wonten kn.trango.nireki, b::1b 0 un.ungan ka.jon wa.j nne purwa, j en inc; nguni ij osane. Sun on Ben.Q.t'lt; pin un.j ul onu-t ubi nnani.ng rine;G.i t , purwa monckn Snilfl
,· .. , kc.lnn, nemet ungelipun, e:;eni dP,cli suk1tjini.ng rat,
jeku tc.un tjondru angknnja nc;lerasi, pinancc;ih e
t:::mr;ira.
N t::lj u sewu ko.wa.n at us tuwis, ka.won dasa t.iGo pra.ptcnc nanckj n, durun.c; ana wednra.ne, n.e.rbuka. ward!. nipu•.l, nt;anti prapteng I1nJlG1Cin pD.r.t Lloksih, pet.enG,
ndedet liiE neon" rinubung pepedut;, ped.ot. t.a.n ant.~ W6WGfiGOn, WenGClli.Dg kong Wlll'dnj l.l dern.rsa n&nnggi t r
cina.ning kane; hioo.wc.n.
. -.. , ... ,~
19:
Bahnining kang karedenging kapt·.i, j en n.it.ija sa
kehing tjarita, tan djadj~ mring srat watjane, jun.
sinangkang sing kawruh, durung weruh. warahing ngilmi,
pama metani ba'bad, kabotan tyas. ribu1L, kagubed~g k!.
but:uhan, w:antunira muda punggw.g sru kapengin, nulad
pra nawung krida.
Ginagasa tangeh angenani, pinda mbedag kang tan
pa sandj at a, mokal kelakon karepe, kerot. datanpa un.;;..
tu, temah pant.og puntondng ati, ti ta tantuk: sarana,
enering penggaj uh., ingkang j ogj a linaksanan, nawung
gi-lia mung waton pangotak-at.ik, ngant,i kepeksa njerat;.
Nunggal kaj m tok-tele den anggi.t, nadyan gabug
ginujl eng ngakatah, begdja jen mung sinaruwe, wosing
pangiketipm, pepatokan pangerti tjilik, tja.lak
mring ba b gunungan, mirid kanggenipun, kalampahing.
padalangan, miwah m:ir id saking pepetanireki, guman -
tun:g gatranira.
vlruh kang tj i t.ra pan wudj uding ardi, ing dj ro
meksi gan bar rupa-rupa, awig ngrawi t, p..l..kirtyane, Pi!t rada sw.gging mungguh, weh s.engseme para mriksani,
ngisor tengah pineta, gapureng kedat.un, paj an.ing pu
r a sinartan, ing lar pandj ang neng, kanan kering res
pati, kawarneng kang wi war a.
Pm ingapi t gupala kekalih, ngem.ba Tj ingkarabaJ.a
upata, sikep pedang lan tamenge, lungguh. adj engkeng
mungguh, aneng tlmdag sarwa mal tesi, aanginggiling
gapura, pineteng v1reksa gung, ndj enggarang pinulet
sarpa, pan sembada rinenggweng pang tiga aisih, amb~
pang ngering nganan •
.Anataraning pang ngandap pri badi, madya sinung,
mukaning kemamang, .mrengenges. maweh semune, de ng,an
daping pangipun, kanan sinung, banteng mantes:i, ke
20.
,
r:::.ng sardula kroda, djeng-adjengan p .... ~ut, istane lir
pontjakara, v1eneh sinung gambar blegdaba kekalih., u
g i aj un-aj unan,.
Sangisoring pang ka.ng ongka kalib., isi ketek me-
tangkrong nggedangkrang, sisihan lawan lutunge, a..
sung srining pandulu, saselaning kang paksi-paksi,
sorinc; pang angka tiga, l{aton manuk. tj oh'lmg, anga
djenglcen satawana, de kang putjuk pineta kudupingsa
ri, an.taraning puspit;a.
Saselaning pra kukila paksi, bur on wan a sanggj BE_
ing pinatra, tinrantjang seling srunine, dedompol k!,
numpulan, pinantesing parada sunggin:g, kuning bang
biru seta, tj inawi sinawut, de leg dalah panging gur-. da, pinrad.a bjur dinulu ambaler~ngi, weh sengseminlg paning,al.
Lumrahira kaj on wajang kuli t, kang pinrada simUII.
ging wewarnan., datan t.rus djaba dj erone, amung sas.isih mungguh, suwalike pin.ulas abrit., mawa lat-ulat kresna, petan agni
mun kanggo djedjer
datyan.
murub, manut ananin.,r;, tj ari t.a, la
adegan narpat;i, kaj on mongka kada -De jen langgo tjrita narapati, sedeng kondur ar
sa ngenja pura, kajon mongka gapurane, clene manawa nudju, anjritaken srining wedari, ingkang kinarja t_!
man, j a gununganipun, lamun ngotj apak:en wana, uga k!
jon kang kinarj a wrana weri t, lam.un potj a:p an arga.
Himawaning kang kinarj a giri, de manawa njri takcD samodra, antjala kang min.ongka w:e, krodaning, djaladri
gung, lamun nudju ngotjapken angin, prahara gara-gara
badj ra sindung riwut, nora lij a mung aldaka, pinolahken mobat-mabit aneng kelir, jen potjapan dahana.
2l
Kroda murub jajah mbrasta bumi, l.tang minongka ' '
latu j a gunungan, winalik a bang Surl56inge, nadyan
ginawe guntur, guntur wedang lan gunt~ geni, tu.;.
win guntur wisesa, gelap ngampar gludug, bola-bali mung gunungan, nadyan swarga loka lan: kawah j~
mani , nora lij a gun ungan.
Kang kinarja padaning pangringgit, kaj at jen
arsa. salin konda, sedj e pradj a uparaane, lan sal in
alamipun, gunungane sumeleng kelir, lan Wii wit tat a waj ang, sadurunge talu, lan j en bubar bj ar raina, kang pinandjer aneng satengahing kelir, mes-.
tine mung gunungan.
Duk gunungan pinasang nang kelir, kalanira k! kaj on kinarja, panj igeging tjari tane, ganto~s po -
tjapanipun, salin konda s,edje negari, pamasanging
gunungan, dojong adegipun, beda lawan duk kawitan, sadurunge djedjer lan· wantji bjar endjing, tantj~ kajon bubaran.
Tuma.ntjeping gununganireki, ngad.eg djedjeg cl.j in edj er neng t engah, dadya gunung<.: .,_ adege, ing
kang dj edj eg puniku, katran.gane mung kaping kalih
kawitan lan pungkasan, de kang wungsal-wangsul,
mongka padaning tjarita, tumantj eping gunungan g!. nawe miring, mangkono lu.mrahira.
~Iula nganti dadya sekar lati, pasemone wong kang nonton wajang, gone teka w:iwit aore, mba.rengi
lagi ta11:1, nuli turu ngli.pus sawengi, nglilire .'W\.lS
bubaran, dadi nora weruh, duk ratri lakone apa,
weruhe mung sore untjip esuk lintjip, saksat kanti gunungan.
22
C. TERJ EMAif.Al'll.{ YA. . 1. Yang diharap oleh, pe.ncipta ( panggubah), agar .bag i
mereka yang sudah. menger:ti/mengetahui mohon memb~
ri maaf kepada kami yang masin sedikit sekali pe
ngetahuannya ( bodoh), karena mencoba menulis (me
ngemukakan pendapat atau memahami hasil karya/sa§. tra lama, yaitu karena j asa dari su...nan Benang j aman Demak, yang dibentuk. menjumpai pohon (kayon)
bagi boneka wayang, yang dise but· gunungan.
2. Dipadang tegak lurus di tengah-tengah ant.ara ka
nan dan kr:i di depan blencong yang tidak lain rn~
rupakan pokol: dasar dari pedalang.an dan c,erit.eranya, serta yang lain-lainnya semuanya meng~1bil
conto.h./gambaran dari gun"Wlgan.
3. Ivienc;andung nasehat yang sangat penting/dalam sem~
anya yang serba terselubung, dan di dalam gambar
kayon, semuanya t.erca..l{up hal in.i tampak tergambar
atau terulrir pada hiasan kayon/gunUJ.lgan dengan d§.
ngan beraneka macam lambang, yang sanga.t men.arik, sehingga menimbulkan pemildran-peuikiran un:.tuk m~
nyelami inti ajaran yang terkandung dalam gunung- ..1
an •.
4. Past.i ada maksud t-en tang gunungan kayon waya."lg k:!:?;
~itboneka wayang), yang semula digubah/dicipt.akan
oleh Sunan Benang yang sangat. termasyur, hal itu diciptalcan untuk melengkapi adanyawayang purwa
( wayang kuli t, yang di beri tanda dalam hentuk ~
kapan; sangkalan memet). Api menjadi sucinya duni-_ a ( geni dadi sucininJ; rat). Yai·tu tahun bulan
yang angkanya terujud.
5. Seri bu empat· rat us dan empat. pulU.h tiga ( h 1443) , hingga sekarang belum ada penj elasannya ten tang
' 2:5
inti maJmanya, hingga sampai seka:r.ang tetap masih
merupakan rahasia yan$ gelap gulita (peteng dhe -
dhet lelimengan) terselubung oleh kegelapan, pu -
tus hubungan belum menemukan ta.nda-tanda apa .seb~
narnya yang t.erkandung dalam kayon tersebut,. Na.:..
mun karena keinginan yang kuat, ingin menco.ba memenyingkapkan inti~isinya gunungan te~sebut.
6. Karena terdorong oleh keinginan yang kuat, apabi
le. di telit i semua ceri tera yang ada di dalam l;:a
yon/g'llltungan, tidak alcan selesai/tidak ada habi-s
hrulisnya, karena belum tahu yang sesu.rllgguhnya aja
ran yang terkandun;g di dalamaya, apabila mencoba
meneli ti sej arah yang sang at J.uas; t erlalu kuat.
karena mengingat kebul; uh.an. Biasanya anak muda
yang masih kuran.g J?engetahuannya sangat in.gin un
tu...l{ meniru orang yang sudah ahli ( mumpuni) •
7. Apabila dipilcir ya."l.g sungguh-sungguh t:Ldak mung,
kin akan tepat mengenai sasaran, dapat diurnpama -
kan berbu.:ru tanpa senj ata; mustah:U~ berhasil yang
dikehendaki, menggigi t yang tanpa gigi ( kerut
tanpa untu); hanya buntu jalan pikirannya. Kare
na ·!ierbukti tidak memperoleh bantuan, tuj uan un
tulc mencapai apa yang dikehendaki, namune, yang
dapat dikerj a.kan ha.nya mencoba merenungkan dan
mengkaitkan satu sama lainnya untuk ditemultan.
8. ~emua tujuan pemikirannya tentang inti-isinya·
yang dikemukakan, walaupun kosong di tertawakan o
rang banyak, ltunay&"l/untung apabila hanya dikri tik inti isinya yang sangat kuran,g tepat. dalam pemba
hasan ten tang kayon/ gunungan, sesuai dengan fun.s. si dan gunanya dalam pewayanganjpedalru1gan, sesu
ai dengan bentuk 8a.mbaran gunUl'lgan tergantu.ng pa-
24
da isi lul{isan. yan~ terkandung di dalam gun:ung
an/kayon,
9. Tampak dari bentu.k dan ujud dari gunungan, di
dala.mnya tamp.alr. gam bar/ lu...lcisan yang bermacam -
macam/beran.elca macam, halus dan indah dalam ukirannya, eli beri ,.,arna (cat) , warn a kunin,2~ emas
denga.n bq; us. Menimbull\:an day a tarik pada semua
orang ya.n.g melihat di tengah-tengah sebelah ba -
wah digambar pintu gerbang keraja.an. Atap 'pintu
digam.bar sayap yanG panjang disebela.h kanan dan
l{iri ·~ampak indah/cantilc bent.uk dari pintu ;ser
bang tersebut .•
10. Dijaga oleh dua area, seperti Cingkarabala.upata
(prajurit yang siap membavTa pedang dan tameng,
dudu.k bersikap j ongkok didepan teras siap untuk
berbuat, di atas pintu gerbang terlu..lds pohon
besar yang subur serta dililil oleh seeker ular
besar, serta terlukis masing-masing tiga cabang
kearah kru1an den kiri.
11. Parla cabang yang paling bawah, ditengah-~-tengah
terlulris lcepala raksasa ya:ng berujud api bersi
kap merinc~is, dan di bavtah cabant; yang disebelah
kanan terlukis u banteng11 , disebelah ki:ci -Gerlu
kis harimau marah - berhadap-hadapn clencan ban
teng seperti henrlak berlaga ( bertandinz). Serta
·csrlukis dua j;arnbar blegdaba dua berhadap-.hada,e
an sal in.:; be:tan,i.
12. Dibavrah cabang yang nomor dua, terlu.kis kera
bertenger, berhadap-hadapan dengan kera hitam
lutung). m.enambah lteincl.ahannya dan diantara ca -
bang terdapat beraneka macarn burung, diba'i'lah ca.
bang yang ke tiga tampak bu:run2, 11 cohung11 meng
25
hadap ayam alas, dan dipuncak po.':1on ·dilukis mah~· kota bunga diantara kelopak-kelopak bunga.
13. Dian tara burlln:g-buru.ng dan diantara bina -tang-binatang hutan (margasatwa) terukir dan di
sungging berwarna-warni, sehingga men~~bah kein
dahan lukisan denga.n warna kuning, merah, biru
dan putih, tergores halus, tersebar pada pokok
kayu dan cabang-cabang, ranting serta dedaunan,
di1ukis seluruhnya, bila di1ihat indah menyilaukan dan mengagumkan.
14. Biasanya/pada wnumnya kayon/ gunungan wayang ku -
lit, yang dilukis dengan berwarna-warni, tidak
seluruhn.ya, sebelah luar dan sebelah dalam ( muk:a
dan belakng, semuanya dicat merah dengan semu hi
tam seperti nyala api; dan gambaran terse but ini
diterapkan sesuai dengan jalan ceriteranya. Apabila untuk: ad~an kerajaan kayon dibelakang raja.
15. Sedangkan apabila adegan raja hendak masuk iata
na, kayon disebutkan pintu gerbru1:-,nya. Apabila
dalam adegan ceri tera taman Sriwedari yang diae
butkan adalah keindahan gunung, bila mencerita -kan huta.n yang dipakai sebagai gambaran adalah gunung beserta gambaran hutan dan margasatwanya serba berwibawa (werit).
16. Bila menceri takru1. gunung yang diucapka.n adalah
gunung terse but, digamba.rkan gunung yang tinggi
dan megah ( himawan) • Selanj utnya apabila menceri
takan lautan, gunungan sebagai gambaran air laut. Pada waktu menceri terakan angin, prahara garagara, air hujan, angin ribut, tidak lain gunungan yang cligerakkan/getar-getarkan pada kelir.
17. Apabila menceriterakan api yang menyala-nyala
I
-!
26
membakar bumi, sebagai api yaitu gun.ungan, yang
dibalik nampak cat-catan merah, walaupun guntur
air panas, guntur api dan bermacam-macam hali -lin tar, kesenuanya dari gummgan, termasuk ka. -. wah candradimuka (neraka). Gununganlah yang di
pak:ai adegf4tl•
18. t.Tuga gunungan dipakai perlambang akan terjadinj8
pergantian. ceretera at au adegan; ganti adegan
keraj aan dan ganti suasana ( si tuasi); hanya gununganlah yang dipakai adegan dengan sikap dari pada gunungan tersebut. Juga mulai mengatur/menyusun wayang sebelum dimulai ceritera dan gam!!_
lan di bunyikan ( talu) dan sesudah selesai per - )''
tunj ukan wayang pada pagi hari ( mulai mat a hari
terbit~ yang dipasang di tengah-tengah kelir kenyataannya gunungan.
19. Pada rraktu gunungan dipasang/ditancapkan pada kelir, pada saat kekayon sebagai tanda pengatur
camelan ·dan caritera, berganti ceritera lain n~
gara ( keraj aan, pemasan.gan/ ad egan gun;ungan mi -
ring/ condong. Berbeda dengan pada wakt u permula
an ceri tera dan sesudah akhir ceri tera pada wa!_ tu fajar pagi ( saat tancep kayoen, letaknya gu -nungan tersebut berdiri tegak, ditengah-tengah, se!B ;rti gun.ung&"l. yang letaknya tegak lurus ver
tikal. Kenyataannya hanya dua kali - permulaan. da.n··akhir ceri tera, yang biasanya terj ad.i beru
lang kali - selalu dalam keadaan miring/ condong.
20. Hanya sering menjadi peribahasa, sindiran bagi orang melihat wayang ( sindiran bagi man usia hi -
dup); sindiran terhadap orang melihat wayang, d!. tangnya masih sore ( permulaan ceritera), lalu t!. dur nyenyak semalam suntuk, bangun-btmg.un sesu ...
dah. pert:unj ukan aelesai, j adi t idak mt.n.getab.ui. ceritera pada waktu lllalam. saat cerit.era sedang berj alan, hanya ta.hu - sore tegak ;t.urus - pag~ juga .tegak lu -
rus/sindiran manu:~:,ia - yang tidak mengerti hakekat hidup di dunia ini, mengenai tugas dan kewajiban hidupnya.
BAB IV
· MAXNA KAYON PEWAY.ANGAN
A. Arti ka ta kayon
Kata k:ayon berasal. dari kata.khay:u yang berar~i h! dup. Sehingga kayon atau kha.yun berarti kehidupan.Sedang
ka.1au menjadi khayut berarti menghidupi dan kha~- dsim
berarti hidup abadi.
B. Makn.c:..~a;von dalam kelir kotong
~~~ert~ telah dikatakan di atas bahwa kayon berar
ti kehidupan serta ke1ir kosong bei"ttJakna a1amnya. Maka.
apabi1a sebe1-um pergelaran wayang dimuJ.ai, gendhing-gen.
dhing ga.melan be1um berbunyi kayon sudah tertancap (1,1
tengah-tengah kelir yang kosong, mengandung makna bahw,a
sebelum ada makhluk kehidupan itu telah a.da.· Hidup a.de,
di de-.. lam kekosonga.n yang abadi,.
Seperti dikatakan dalam kutipan ini :
"urip tan arah tan enggon, nanging wrata ngebeld ngasuwung, · jeku atma djati, tanpa rupa tanpa .wa.rna, uga tanpa wangun ga.tra. (Supard:l. RadEm,.tab.'url 1961).
"hid up i tu tanpa ara.h dan tanpa tempat, tetapi me-rata memenuhi kekosonga.n, . Hidup i··tu ialah jiwa sejati yang tfda.k berupa tidak berwa.rna serta t.idak berujud" •.
A:r·tinya :· hidup abadi itu sudah ada sebelum kehidupan
di dunia ada •. Den hidup itu ada1ah jiwa sejati, sifat
de.ri dza. t mut1ak •.
IBJ.am hal ini memberi pe tunjuk bahwa. da.lam kayon me -
ngandung makna adanya. penga.kua.n terhadap hidup abadi ,
28
.•.•
... ·:··.·.·.··.·, ..... .
•, .~
. ::··.
29
dan hidup a badi ini adalah berasal . dari Tu.han Yang Ma.ha
Esa. Pengakua.n ini ditemu.kan juga dalam syair sebagai b!
rikut :
c> 2!akna keli~_kosong. I
Untuk menelaah makna kelir kosong,marilah kita ikuti
kutipan dari ki tab Centhini yang berbunyi :
"Kelir jagad iumelar wayang pinanggung,asmanipun makh luk ing \vidi, gedebog banta.la wegung, belencong p~ dam ing urip, gamela~ gendhing ing lakon".
Kelir adal.ah dunia yang dapa t dilihat. Wl\Yang yang d!
susun sebelah menyebelah adals.h sebagai kategori ci:e.
ta.an TU.han. Batang pisang yang dipakai untuk menan -
capkan wayang adalah permukaan bumi.Belencong a.dalah
merupakan lampu kehidupan. Gamelan melambangkan har
monisasi peristiwa:-periatiwa. ( Mulyono Sri.Ir.l979).
Hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan pada Tuhan Yang
Maha Eaa juga di temukan pada syair sebagai berikut :
Kasapta wadag puniki, kawruhana tegeaing kang, de leg pinrada aungginge, karana atma. minulja, ab jor tanpa karana, kaaebut geaang kang agung, .angung geng tanpa pepad.an.
Kang Maha Kwasa Hjang \vidi, Ma.ha .Suktji Maha MB: rah, kang Maha Adil kaloke, langgeng datanpa wasana., urip ·t:r•npa palas tra, Gus ti AU.o.h sipat agung, uga ~ aebat Pangeran.
Yang nomer tuju, hendaknya diketahui bahwa pokok pohon
(deleg), yang dicat kuning emas (atma mulyo), yang berai
nar berkilaua:n diaebut cahayt=:~. hidup, hidup yang luhur.
Yang Maha. Kuaaa Hiang vvidi, Ma.ha Suci, Maha Murah, Yang.~
ha. adil dal.am aegala· hal., Tetap mutlak tanpa. akhir, hidup
.111·' ,
tidak terkena mati, Gusti Allah bersifa.t Ag'\lng, juga. dis!
but Tuhan atau Pangerazi~ -
Dengan demikian pohon besar yang dicat kUning emas yang
terl.u)ris d1 tengah-tengah Kayon 1 tu melambangkan bahwa il!
ti (de leg)_ dari kayu (pohon) K:a.yon ye.ng bersinar kemllau
an itu diaebut aaal mula dari a.da.nya kehidupan in1 yang ·. ' ' . ' '" ,' ·, .:_,"!;_ .. It 'J' ~. ::.1~ ~-~-~~'·· '
dia'e'bii~':~i!hrtg~~iai/A:flan/Tuhan, de~an: semua' sifat -ei:fat
yang d1JnilikiNya seperti terungkap terse but di atas .• Untuk
1 tu manusia. wa.j:lb takwa .dam. Takiim kepa.daNya.
Ga.pura. atau Wiwara da.lam kayon dapat diartikan be~cam -
ma.cam, yaitu rumah, kedaton/Kerajaan, Gapura/p!n• ge~
bang dan juga di~a.mbangkan_ sebagai tempa.t pemu:~ kepa~
da Tuha.n Yang Maha Eea, pem.aka.ian dan penerapannye. $ebut
an-sebuta:n tersebut tergantung dar1 adegan dalam e,e~itex-a
wayang.
N8!Ilun makna yang sesungguhnya. yang terka.ndung pada.:mambar
~~ tersebut adalah demikian :
Wruh ken tj 1 tra pan _lrUdjuding ardi; ing djro met si gam bar rupa-rupa, awig ngtawi t pakirtyase, · pinra- _ da munggah, weh sengseme para mriksani, ngisor tengah pinata. gapureng kedaton pajoning p~a sina.r ten, ~ lar panjang ing kanan kering respati, kawarneng kang wiwara.
"gapura tembunge Djawi, a.teges menunggal rasa, sura-saning senna Widi". (Supa.t"di Raden, 1961).
Terjemaha.nnya.
Hendeknya diketahui bahwa bentuk dari GUnunga.n, dida.lam
nya tampak ga.mbar bet-&ll.eka macam,, bagus sekal.i ukiranhya.,
t/ i · .. '
.; .; ,:
)1
dicat denga.n kuning emas (pada) indah sekali memberi rasa
senang dan kagum bagi yang melihatnya, di bawah sebelah t!
ngah tergambar pintu.gerbang kerajaan (Kadaton), atapnya
pintu ger'J?ang {gapura) tergAJnbe.r sayap pnjang kanan dan k! ri yang bagus menambah keindaha.n pintu gerba.n.g.
Pintl.l. .gerbang (gapura) dalam bahaaa Jawa menga.ndung maksud
sat11-~'S"a'D..h'"'{liienangkap perasaan) rasa 'k:ehendak Jang Maha
Kuasa..
Dengan demikian me.kna dari pada Gapura/wiwara dalam Ka.yon
pewayangan dari kutipan di atas .jelas bahwa gambar gepura
dimakeudkan untuk melukiskan kesatuan manusia dengan Tuhan.
Dalam arti bahwa. manusia di da.lam hidup ini harus ta.kwa k!_
pada. Tuhan. Mendeka.t kepada Tuhan di jalan hidup dengan mee,
jalankan perintah-perintah TUhan.
Makna a tap gapura dengan sayap panj a.ng di kanan dan kiri. ,
_"Dene le.r pengapi tipun ateges urip,
Sayap yang mengapitnya berarti hidup. Hidup di dunia 1n1
masih banya.k dipengaruhi oleh hawa nafsu. Bermacam-macam
hawa napsu ye.ng ada.
Seperti hawa napsu kuning. Hawa napsu yang membawa manusia
ke a.rah pemua.san keinginan-keinginan yang berupa keingina.n. ·
Seperti kemewahan, kekuasaan dunia dan kekayaan.
Sedang napsu biru metnbawa man usia ke arab. ·pemuasa.n ba.dani.
Seperti makan berlebihan, minum berlebihan serta kenikmat
an badan yang lain.
. /
32
Ketiga hawa napsu ·tersebu:t; setiap saat merongrong hidup
in:l.. Ma.ka gambar sayap ini ~rmakna sebtgai "pejle'ling",
hendaknya manusia selalu insat akan pengendalian hawa
na.psu •
E. Ma.ltna pa.tung dalam Kayon~
Dibagian bawah dari kayon terdapat gambar rumah tertutup
. ···.· ~~~q1depannya. d:l.~~ga. oleh dua bpah pa~g pe~sikap,jonB
kok dengan membawa pedang. P.atung penjaga itu bentuknya
digambar aeperti raksasa siap dengan pedangnya seolah-olah
sebagai algojo yang siap membw:ruh yang ada didepannya, P!.
tung sema.cam ini d,apat )ti ta lihat juga di pintu-pintu ge!:_
bang kera.ja.an (Keraton Jawa).
Patung ini sering disebut "Gupa.l.a" denga.n nama Cingkarab§
la dan Ba.l.aupata, untuk mengetahui makna. dari k:edua patung
tersebut adalah sebagai berikut :
Rineksene: T31:ngkar~a., miwah ll':.laupata ingkang siUrii, njepeng peda.ng ameng nnmgguh, tamair tanapi gada, kang pepetan rarase wus ··weh. pi tuduh, saparsa mandjing gapura, jogja njembeleha dingin.
Ardaning kang na.psuawa, ajwa mandjing manawa durung bangki t, baut anga.lahken napsu1, mumpung w! wareng pura, maksih men&\ manganti ®rung tinutup, katutupan la.wang tobat, enggal. tobata mring Widi.
Dijaga atau dikawal oleh Cingkarabala dan Ealaupata yang
semua.nyl'l membawa pedang dan perisai, tameng atau gada, p~
tung telah memberi petunjuk, bahwa siapapun yang akan rna
auk pintu gerbang, hendaknya.menyembelah da-hulu.
Dorongan hc."l.wa nafsu, jangan aekali-kali masuk pintu gar
bang apabila belum mBmPU menahan/menekan hawa nafsu ang-
kara murka, kesempatan yang ba.ik, bahwa pirttU gerbang ma
sih selalu terbuka .da.n belum tertutu.p. Te·rtU.tup oleli pin-·
tu neraka, aegeralah oe·pat-oepat minta ampun dan menye;m -
bah pad a Tuhan.
Dengan demikian makna dari pa.da kedua raksasa pengawa.l/
yang menjaga pintu gerbang ter19ebut mengand:ung maksud hen,
daknya nL~Usia · selalu inga t dan waspada terhadap muncul -' ' ~-·:· ,,,· " ;~· ,. ~ l ";· .• ;,, -~.--· ·;'t·· "l ~
nya/gejola.laiya hawa na.fsu a.ngk~a, hawa na.fsu arngkara ter,
· ae:but harus dibunuh (disembelih) namun maksU(inya diaembe
lih itU l!lenyucika.n diri a.tau menekan/mengu.rangi gejola.k -
nya hawa ·ne.fsu angkara, sebab a.pabila orang hen<lak men.ga£
di/menyeinbah/semadi/semba.h.yang kepad.a Tuhan Yang Maha.
Esa ha ti ~'U'us bersih, a tau .suci. Gapura adalah lambang pin,
tti surg~. ~..ng aela.lu terbuka bagi . manusia. yang ingin masuk
namun syaratnya auci d~n ma.nembah kepada Tuhan ·Yang MaJla
Esa •
.I; F. Makl!~ no hop. besar. berea bang tiga di .kanan dan k_!_ri la.:b.g j
diJ ilit oleh .s.eekor .uJ.ar.
ttGe.mbaring kang gurdaning wit,, wardine nawa. prala.mbang, delegi~g kawruh. jatine, kawruh warM kasamp'll!: nan, sampurna, :toe gee tungge.l, tumunggal lan~jinisipun, djinis asaling gumelar. (Supardi Raden, tahun 1961). ' '
Gamber pohon besar 1 tu berina.kna lambang pokok "kawruh se
jati "• MJ.ksudnya iala.h pengetahuan tentang kesempurnaan.
Sempurna berarti S8tu, menjadi satu dengan asal-usul al.a.m
r~ya ini.
Bagian ini dimaksudkan agar manusia selalu berti.saha men- -
cari kesempurnaan. Hidup ini berasal dari Tuhan, malta ID!,
nusia harus berusaha kembali kepada Tuhan.
34
,, dan l'fJla·· terhadap ·:petntli~ bar~g dunia.wi,, x-ela· t•rhadap
.-~. ' t:, ,._._ ':- ... __ , __ ., .. _~-: .. _·~---·-' .. >:<.<·:._?;~ :.J-:..~ :,."t-·:.1:~ . ~~_.: .. -_ .... \ sanak aaudara ser.ta ;~~la ter~~p- 'cl1ri s,e'n~~:r1,..
. ..--_,, '. 1-:; --~ ·, '!
Tiga buah dahan di aebele.h ·~n be~a seb.~i per:t.ngal, ,. --. ', t• -: . '... ': ::.;1 ' .· ._ ' <;'-_ :--= i~'-·.: . . _;,... :-' '._- \ ' ' _·
an {pepeling). Manusia ;nendaknya. aela.lu.ingat ~an kebaik-
a~'· 17'-ga:t. ~kan ,,~x+~~gerak j'~sman~ah a~'i-ta harus i:nga.t ju;_ · . ' ... '((. ·.·.·: ... -
ga akan a.danya perbuatan yang _jahat.
' Ul.ar aebae;ai la.JD.ba.pg ke;J9b!tan •.. Inipun bermakna ~J;agai
: ' •:·
"pepeling" agar manuaia. selalu dapat melawa.n kejahatan,q
rena kejaha.tan itu aelalu: ada di kanan kiri manusia.
Ular melUit berarti suatu hawa nafsu yang mengarah ke ang
kara. murka, aelalu melili t dalam kehidupa.n manusi~. Da.la.m
Sera t Dew. ruci uJ.a.r yang melili t pa.da Werkudara a.dalah
lambang dari keinginan manusia yang menuju ke arah negatif.
Maka Werkuda:ra. dalam lakon Dewa. Ruci baru tercapa.i Werku
da:ra menemui Dewa Ruci sesudah menghila.ngkan atau menyi~
kirkan hawa nafsu/keinginan manusia yang bersifat kebend!
an ynng sering ; .. Dimbulkan nafsu angkara.
Jadi waktu ule.r· yang senang melilit {ngubet) memang sulit
sekali menghila.ngka.nnya,namun manusia diingatkan hendaknya,
jangan sampai terlili t (kagubet) . oleh keinginan-keinginan
yang mengara.h ke nafsu-nafsu angka;;ra. · .. t
Makna. gambar Kemamang di. antar·~~iduaAiahan··yang pertama.
Gam bar kemamang ~l\ ·CJ.Ua mac am~~;,, Ma¢«tn y~g l>E:lrtama _: ial.e.h
kemamang dengan saw ,mate_. ~-,: . :
\ \
'·
. . Gambar ini bermakna petunj'Uk ke ar~h tekr-1 yang sa.~. ~-
. . nusia dalam hidup in1 hend:a.Itnya. ~idak mendua •. ·
Dengan .aepenuh. ha,ti tnanuaia harua takwa kepada. Tuhan•Me§.
kipun tida.k tertangka.p oieh mate. kepala, tetapi denga.n
iman dan ma ta ha ti Tuha.n se~alu ad. a. Sedang kemamang he;t
mata d.ua bermakna sebagai "pepeling" bahwa manusia da.J.a.m . , : "• · _'. ·~ _. ~~, '·• ... ,-; .. ~-t,.l• !~\t4"•- t...Jl(' • _ ', t','\'!~ '41 ; t J~;-: !~"'··· ,;,.lo.,i·r.~:~,.: - -~- ,~: ~~ --'-~~;~~ '' , •
hidup :Url. dianungerahi (digadhuhi) hal-hal yang selalu .bet
lawana.tJ, dan berpasangan. Mariusia dapat mengerti bahwa d!_
rinya terdiri atas jiwa dan raga. Malam berpasanga.n dengan
siang, pria berpasangan dengan wani ta, benar dengan salah,
hal us dengan kasar.
Selanjutnya. tentang kehidupan di alam semesta digambarka.n
sebagai lukisan binatang yang tertera dalam Ka.yon/gunung
an pewayangan yaitu dalam syair yang berbunyi sebagai be
rikut :
Ma.kna bermacam-macam binatang hutnn.
"Mangkono ka.ananira, tjandraning_ buron wanadri, kaja dadi pra.lampi ta, gumela.ring alam denjeki, rene riwut tanpa wis,. suk-sukan rebut-rebutan, ributing wong met betah, ka.butuh wa.ni ·toh pati, angendelken pijandele sowang-sowang. (Supardi Raden, tahun 1961). ·
Demikianlah keadaan dun:i,a binatang hutan, sebagai la.tnbang
dunia mB..nusia yang penuh dengan kesibukan dan keributan
yang tidak henti-hentinYa• Hidup ini penuh keaneka masa -
lah persaingan perebutan. Mnsing-masing rel.a. mengor}lanka.n
apa saja demi keberhasUa.n d:tri sendiri. Dalam perca.tux-a.n
ini setia.p insa:n memperguna.ka.n kemampuan masing-masing,
dan membanggakan kekuatannya, dan untuk mencapainya perlu
...
dengan mengorbanka.n jiwanya. I · · _,l~ ;: · ._ .·.• . , , ' . .. .. " , .. ~ . . · ,.
Gamba.ran terse.but di at as, j el!\e t:.ba.hwa gambar~n dalam. ka-, - . -.. . . . ' . '. ~ '
. yon pewayanga.tl, adaiah merup~JtB.n. petUii1Uk!Y·y~ · b$rupa lam · b_ang bagi kehidupan manusia. Lamba.ng/gambar bermaee.m-' ma~ __ >
. . ~- ~ . .
cam hewan a tau binatang bisa di ta.fsirkan e,eb~pi bakekat
manusia. yang pada umumnya memil.iki -~ur-unsur t:Udmal I hewan/uns.ur~ a.n1ma.1 1n1_ ape.bi;J,.a muncul. secara> 'tiM .. ,;._
nan menjadi hawa nafeu hewanie.h/holn9-homini lop us. Dida. -
lam kehidupa.n eehari-hari nafsu hewania.h ini sering-sering
menimbulkan keributan dan kekaca.uan dal.a.m masyar$kat, se
bab saling berebutan kepentingan-kepentinga.n nilai mater!
11 (kebenda.a.n) ~
Apabila. uneur-unsur hewania.h (hawa nafsu hewaniah) ini . . .
manusia. tidak mampu mengenda.likan, menjelma. menjadi homo
homini lopus (manusia. bagaikan seriga.la yang saling berh§
dap-hada.pa.n hendak menerkam, rebut menang di dalam kayon
digambarkan antara banteng dengan h8rimau yang sa1ing bet,
hadapan juga bina.tang-binatang yang lain yang ada. di ee'b!.,
lah kanan gambar dan kiri~
Namun demikian gam bar 1 tu ada yang baik• adt:l yang bagus
P-cia yang ::Lqmah, dan ada. yang bu.as ~ yang Jruat dan. ada.
yang :J~lek, kesemua.nya ini mengga.nl~a~ watek manusia,
selalU. memiliki_ we.ta.k d·e¢ki.an, aering-sez,-ing sabar, se
ring-sering garahg a:tau .kejam, seril?.g-serin€ hal us. mena~
J."·ik ha.ti seperti merak:; tete.p.i: se:tillg~$r.l.ng dr$ligJd.,erei,
jail methakll eeperti.· ~era, seriri~ering sombo:ng seperti
ayam janta.n (kl:uruk =·.ber~te~li dan serillgJSer~ rendah
37
hati,. seperti tr$!1B'g1l:t.._ sering- sering linca.h trenggi
nas dinamis eeperti ki jang1 ~un sertng-sering pandai · . merayu dan bohong/pe·nipu seperti ka.ncU dan la~n eebagai:,
nya, 1 tulah makna ~bar bermaca,~cam ~ina tang dalam k~
yon pewayange.n.
Itu. semua menjadi petunjuk{peling bagi ma.nusia. henda~a ,., . . .,. ·~·· ., '
manusia mengerti akan unsux-unsur ya:ng terkandUl'lg dalam
dirinya sendiri, agar dapa.t waspad.a da.n selalu mampu men!_
kan hal-hal yang bersifat negatif. Ingatlah jangan sampai
diberi predikat "uripe sasat kaye. kewan", hidupnya baga.i
kan bina tang.
Apabila manusia. ma.mpu menahan hawa na.fsu animal, dan dalam
kehidupan memelihara dorongan-dorongan ke arah nafsu keba
ikan, ma.ka ma.nusia lama•kelamaan akan mencapai ma.nusia de
ngan predika t "homo religius ", di dalam kayon dilambangkan
gunungan/kayon yang runcing vertikal berarti manusia me - ·
maling ke arah budi luhur, dengan meninggalkan watak-watak:
animalnya.
. BAB V
Kayon padJ.l peway'angoh dalam. ad egan. selalu berkai t;- ·
D.ri dengan j alan ceri ter~ yang diungkapkan oleh do
lang yang oenbawako.n ceri t.era ( lo.kon) . wa.ynng,. Ce
ri tera ( lakon wayang) itu sendiri s.ebenarn.yo me
n.g~dung nrt,i menceri teralcan perj alanan hid up man~ <··~,_.n,t:'i.t< ~ , ·_·.. ·.·. ---*-. .-- '
sia di clunia iri.i; disamping menceriterakan situasi dan kendaan-keadaan, kejadian-kejndian atau perist.iwa di dunia, bahkan naElpu j~a ru.enceriterokan
hal-hal yang bersifat t.ransendental o.t,/lu m.etafisik
nisal ceri tern dala.n adegan di Surga loga, di nerB;
ka (kawah Candradir.1ulca, di Kahyangc:m ~Jun-guring-S§!
lokn, ya.i t;u t,empat kehidupan. pur a dewo., kesen .. uanya
i tu tidak lain nenceri t erakan. segalo. sesuat.u yang
berhubungan dengan kehidupm1. nnnusia, untuk menggo,mbarkan hal-hal t,ersebut diatas.
Kayon at.riu gunungan berperan sebagai lat.ar be ....
lnk:e.ng ceri tera, wnpamanya dalan c eri t.ero. gara-ga~
T£' a tau si tuasi dan kondisi dalam kewdaan yang ka
cuu-ba.lau, Elaka yang uenj adi lat:.ar belakang ceri tf_ ra adalah Kayon at.uu gunungan digerakkan seolah-olah menyerupai gerakan pohon yang t,erkena angin r!,
but ( uobat-Lnbi t - j awa), nenyerupai gelomba.ng, la-. ut (uno bing saElodra kaya dene s.agara dike bur mulak
nulak warihnya angg,egirisi) Kayon atau gunungan.
yang digerakkaru .aenyerupai gelombang laut dan lain
sebaguinyn. Adegon-adegan kayon yang berno.cam.-ma -c,au itu a.kan peneliti keLlulrnkan s.eba.gai berikut:
Sepert.i t.elah. dikenukakun diatas bahwn ndegan wa-.
yang ( termasulr ·kelir, koyon, gamelan, blenc.ong I lanpu, pelepah pisnng dan bernacnm-macn.n1 wnynng)
38
39
tidak pernnh berdiri sendiri tetapi sclalu dalam . hub1mgan kesntuun Ya.Il€ tidak bisa d.ipisah-pisahkan,
bahlTD. peralaton yang satu sela~u melengkapi pe:rala! an yang lain serta pe:ralatan yang sutu merupakan d£: sur munculnya peralatan yang lain, seperti halnya f! degon Kayon dalam perm.ulao.n. ceri t.era '\Hlyang atau d~
lam pergelarnn wayung, Kayon dipasang atau d.itanca~
kan (:.:mwncep) dalaEi sikap t.egak lurus diteng.ah-t.e
ngah kclir ( seleaba.r kain pu·tt;ih yang lebar memben -
tang sebagai arena pert:unj.ukan. v1ayang.
Dis ini. Kayon dan kelir s.ebagai lru:1b~ permula
an adnnya kehidupan didunia ini - Kelir. Tent.a.ng k£ lir kos ong i t.u sendiri menuru-& Roden Supardi adaluh.
merupakan latnr belakan:g sebelum adanya. kelahiran.
manusia, t.etupi sudah ada. kehidupan yang dis.ebut h~ kekat hid up. Beliau mengemulc:l.kan demikian.:
n Teges.ing sonjaruri, sonja aepi suvnmg
kotong, mula kalok alarn swung wang -
wung, ruri oOO.h urip, urip gung. kas -
but. atma, atmeku urip t.un nj m:u.
Njata atma lo.nggeng urip, tanpa napas
senggar-senggor, tanpa kulit. daging
balung sungsum, tanpa sam.ukawis, kan
tine mUillg pangwasa, k'\-taseku obah dj o.t:inja." ( Supardi-Raden. 1961).
yang maksUdnYB. demikian:
.Artinya sepi nyenyalc, yai. tu sepi nyenynk ko
song tanpn isi, maka disebut alum kcs ong sruno, sekali ( nlam 3UW'lll'lg-Wruig-ivung), sUI'llyi. t.et.api bergerc.k hidup, hid up luhur yang ~isebut atmo. ( roh), roh itu hid up t et,npi t.aJ?.pa j :h.wo. (nyawo.)
YQng sesunggulmyu atma ( ro·h) i tu tetnp hid up,
t anpu berru.nfas kem.bung-kempis, tan.pn kuJ.i t.
40·
a aging dan balung ( lrerangka.) , bukan ~1al-hoJ. yang·
lain, adunya ( lrosong, sun.y;i) ·. kareno. daya kelru:J.tan,
kckun.tnn itu t.idak berg,prok •.
J adi mo.kna at au hnkekat do.ri po.da kelir kosong
adalah melut ar belakang:i. kehidupnn didunio. ini; k~
lir kosong s.ebngai gn.mbnran "kosong" ( sonyaruri)
yang mengandung hukekat hid up; yang dinmksudkon
bahwa hakekat hid up i t .. u mtlnk dan langgeng. t.idak
terbatas dun oleh tempat ruang dan waktu, yc.itu
bersifat. trnnsendentaJ.. Tent6ng Ko.yon o:tau gunungun yang da.l.ruu adegan per
mulq.an di.tempa.tkon di tengah-t,engah. dan dulc.m kea
daan berdiri tego.k veriikal, mela.mbangkan k:eadaan
peruulaan hid up i tu berasal mula dnri got or an hi.;.
dup yang t.erkandw){S. dolrua hidup Yru:ll& bersifat trU£
senden terse but .• Dan dn.ln.n1 art.i ltlin perr1ulaan hi.
dup itu masih r:.1urni, bersih suci. (kelir bervvo.rna
putih). (Tabula-rasa - John Lacke), yang dalam pe!_
kembangann.ya alran membuut sej nruh yang berupa ceti
tera berikutnya yo.ilg di to.Itlpilkn.n berupa bern.la.C<l!il -·
wacnm adegan.
Dalam adegan kerajaan, kayon berperan sebo.go.i
pintu gerbang keraj aan, dan berpera.l'l j ug.a seb.agai
ist.ananya, sert.n berperan sebagai tc:.LJpat; pemuj:x-,.n
( sa.n.ggar punuj nn) •
Hal t.erEJebut dapat diartilmn. dua seg,i, yait.u pert,9:
ma merao.ng bena.r-beno.r bo.hwo. gru"llbaran/pro~ot,ipeduri
Gapura, istano. dun t,empnt, pemuj aan. dalau o.rt.i yang
sesungguhn.yn., yang keduo. dnlau1 arii s.imbul/laniba.ng
seperti yang telah di 'llllgkapka:n didepan bahv'la mo.n.u
s;ia sebagai raj a. yang berkuasa, numgatur dan men-
41
jadi pusat. d.ari segenap warga dan daerah.cya,. barus selalu ingait pada sifat sebagai man:usia dan ingat s.ebagai peBimpin keraj~ yang. keser~iuanya itu su· -:~ dah tertera dalam gambar pada kayon hagaiL.lall.a man~. sia harus m.enghadapi hidupnya dan bagaimana s.ilcap:-~
nya manusia sebagai orang y~ berkuasa/kuat - dalam menghadapi uarga naayarakat (lcawuJ.anya}, flpa
kah sang raj a akan bersikap seperti binatang-b:i.na
tang buas, ataukah akan bersifat s.eperii binat.~
yang lemah-let1but da.n zaenarik hati. Apak:ah sang r~
j a mampu nenekan a tau mengurangi haw a nafsu, se:pe:£,
t.i lambang dua area yang membawa pedang siap ~~Wt menyembelih mereka yang ak~ m.asuk ke gapura, d;l.nl,! na gapura lar.Jbang keaoanan. manu:Jia (rumah. suci, rl!,
nah t.empat pemuj aan kepada Tuha.n Yang li!aha Esa} .
rJienyrembelih yang diaaks~k:an menyeDbelih hawa naf ..
.. su angltara, adalah sangat berbahaya bagi kehidupan
· bernega.ra apabila seorang, raj a tid.ak sanggup/mam.pu
l:J.enahan hawa nafsu angkaranya~
Dalar11 ceritera ''>llilYang yang w.ena.urpilkan adeg,an perang; gunungan at.au· kayon diletakkan. dalam pqai
si yang miring ( condong}. Apabila gun:ungan itu CCJi!! de>ng ke" kanan, naka pihak yang oorperang ya,I)g.· ~!.
sal dari sebelah kanan. kelir akan mengalar;li, k,~a -lallan. ::.:ekurang-kurangnya mengalami kekece'tvaan dan. demikian juga sebaliknya.
Kayon juga sering dipergunakan. alat sen.jat.a S!,
perti api, air, angin., awan dan poh.on besar dan la
in sebagainya.
Ini menberi ganbaran bahwa. - art.i - perang ).1\1 ada d ua. s egi, yang pe:ttama perang d~ arti sesunggU!!
1· ,)I)
42
nya seolah.-olah neg_ara yang satu melaksanak:an. pe ~
perangan. dengan negara J,.a-via.nnya, ya.ng kedua pera.ng
dalam art,i, fll.enerangi b.fwa nafsu angkara, yang d~
mikian ini perang dalam a.rti- perangnya hawa·naf
su angkara dengan. hawa n.afsu kebaik:an atau k:esucian/keadilan; s.eperti perang Barata Yuda adala.h. 1~ bang dari perangnya keturunan Barat.a; dalam hal i-
. ni be:~arti - havra · na:fsu a.ngkara dengan haw a nafsu
.~.._, baikan adalah sat.u asal usul. yai tu pada diri man:u.sia. Yang pada babak terakhir yang menang ada dipihak
yang baik.
J adi Kayon disin.i member i petunj uk bahwa keke
cewaan dalam diri seseorang aka.n me.u1pengaruhi ui-kap dan cit.ra dari nun usia tersebut.. ,
Dalam adegan gora-gora pada pertun.j ukan atau
lakon wayang dimul.ai dengan ceri t.era 3·nng D..eng1lnlgkapkan segala sesuat:u dalar11 keadaan kacau balatt,
seperti adanya angin puyuh, angin ribut, adanya si ...
. tuasi dan kondi3i yang. t.idak seimbang, banyak g,elap
daripada t.erangnya, banyak angin ribut dar~pada t!_
nang, bamyak hujan leb.at. daripada hujan biasa, bah -wa keadaan dunia kacau balau, gunung, pada g,unllllg, tarung, 111eletus dan longs or. Lautan rlleluap dengan
t i ba-t.i ba. Kes emuanya itu .aelambang;kan. kebid upan
man usia pribadi, apabila dala.w1 keadaan kacau balau apapun menj adi aneh dan rusalq gor~e;ora ind bia-
<.tf;:
sanya meElberi petun.j uk bahwa raanU6ia 1'\u' suat.u sa-
at past,i ue~alami gora-gora/ltacau ~u, baik la
hir maupun bat.in, dan na.n..usia yang tidak berhasil
dalam kehidupannya biasan.ya ak:a.n mengalarai keg<)n -
43
cangan pribadi yang t.erus menerus (gora-g,ora saben
din:a). Lambang gora-gora it·.u digambark.an pada penam -
pilan kay-on. yang tidak kar.u-karuan alang · uj urnya -
serta gerakan. ·
Yang Denye ba bkan tinb.ulnya g,ora-gora a.dalah . saitu pihak adanya · ceri iluera perang gagal; adanya neg.ara
yang sat.u ingin 1;1enguasai negara 'yang lain, adanya
pereban kel-cuasaan, perebut.a.n. kekayaan, adanya per.£_
butan wani ta cant.ik, dan s:e baga inya.
Hal-hal tersebut t.idak lam adalah. lanbang dart. h!. dup dan kehidupan r;1anusia nisalnya; adanya perang
gagal ini lambang dari kekecewaan dalan hati· manu
sia ltarena t,idak terpenuhi keinginannya, adanya n~
gara lain - adalah. lar.J.bungan salah. satu nafsu kei
nginan r.1an.usia hendak r:1enguasai nafsu yang lain
(nafsu angkara h.endak r.1enguasai nafsu kebaikan) ,~
dan.ya perebutan kekaya.an adalah lteinginan-keing,i.n,
an nateriil yang sangat. kuat. sehingg,a nenggun.cang·lllo.
kar1. tregak dan ketenwruga.n.. batin manuoi··, adanya pe
rebutan. i'Vanita lanba.ng, dari nUtllcu.ln.ya na:Esu asmara
yang juga .men::iElbulkan. kekalutan. di dalam diri. r:lafi.!!
oia. (Dosonuk:a atau Prabu Rahwana r;lenghendaki ~i
Sint.o ist,eri Prabu Ronowij aya. )?erang he bat yang
meniL1bulkan hancurnya keraj aan Alengka - irri mend.g
bulkan gor.a-gora di Marcapada maupun di Kahyangan).
Redan.ya gora-gora gunungan. agak berdiri, laru--bang dari selesainya at,au teratasinya persoalan -
persoalan. hid up, mak:a nanusia Gerasa. t.enang dan s~ ran, dan. disituJ.a.h. raanusia menemuk:a:n. kepribadian -nya lreLlbali. Peringatan bagi manuai.a b~dup hendak
nya j ahgan. saElpai terj adi gora-gora set:iap saat; atau setiap waktu, ingatlah selalu kepada kes,ein -
44
/.' ~·;· ·. ): ·•
ba.ngan dari muncru.J~ &.v1a n.afsu antara nafsu :ro~ nian dengan nafsu j s.srr:taniah. N afau harus t.idak pe~
lu dimat.ikan, sebab nafau adalah. dorongan un.tuk h9:_ dup lebih dina.c.Us, n.araun nafsu harus dit;ekan. atau dibatasi agar tidak nelamp.aui batas, serta berle -
bih-lebihan, sehingga nafsu-nafsu ya.ng lain alcan
tert.ekan, nisal - lcebutuhan jasmani haru.s terpen.uh.
i, n~'t1un jangan saupai r.1engorbankan. kepen:t.ingan r2:. ha.nti dan sebalikruya. l?erlu diingat. peristhTa gora
gora adalah. perist.iwa go.nca.ngannya kehi.dupan pri
badi sec.ara individu, ~ dapat merenbet. ke arah.
goncangannya kehidupan keluarga, r.1asyaralcat. naupun
neg(;lra. (contoh Hit.ler dari Jernan - karena kekec~
waan pri badi orang lain:. r;lEUI:.j adi sasaran - lmusus -nya dendam pada orang Yahudi - sehin:gga nelebar p~
da perang dunio. kedua - 1939-1945) dan dalam periS' -tiwa kecil seperti rebutan pacar, rebutan air sa .. _
wah., re butan W'arisan dan kelcecewaan. karena saki t hati yang ditinhulka.m oleh seribu satu rnasalah, d~
p~t. -oerugikan diri sen.diri dan kelua oanya.
J adi hakelra.t. daripada gara-gara yang digarllbar
kan dari ad egan kayon yang kacau balau ( mo bo.t-ma -
bit) tidak lain adala.h kacau balaunya perusaru:t/pi-· kiran mo.nusia yang sedang dilan.da. persoalo.n-pe:rso
alun yang gmvat yang muncul da.ri nafsu-nafsu munusia.
l?ada akhir dari ceri tera wnyan.g utau dn.lar;l pe~ dalangan kayon selalu di to.r.1pilkan dalam aikap tegak ,
lurus seperti pada awal akon dia~an pert.unj·ukan vmyang; hal ini LJ.elanbnngkan bah.wa aw.al mila dal'!A .
kehidupan ada.lah suci bersih. (tegak lu:tus pada ke-
45
lir kosong) dart babak ·tertllr-..hir dnri h..eh.idupan keLt
bali t.egak lurus pada lrelir koso.ng juga r.laksudnya.
r.1emberi petunj uk kepad.a manusia bahwa usa.hakanla.h.
dalarJ. lc:ehidupannya harus ing,at lrepada asal rJUlanyu
dun harus n1.enget.ahui baga.irlrula nunusia 1-ceHbal.i ke
asal-r:lulan.ya t.ersebut.
Dalam ceri t.era wayang selalu di tunj u.lrkan. j al.nn I~ t ' ' •
na yang hor.us dilaksnnakan dan mnn.a yang har.us di
singkiri; dalan ceri t.era pergelarun wayang seElala.n
suntuk disana t.ertuang nasehat-nasehat bagi kehi -dupan r~usia dengan nenanpilkan beraneka nacan adegan dan peristiwa termasuk adegan-adegan kayon
yang selalu mengikuti peristiwa-peristiwa tersebut
Dun pada akhir ceritera pada pihak yang jujur, adil
dan benar i tuluh yang nenang, sehinggo. t.andu kene
nang,an i tu dilambangkan dalan bentuk kayon yang t.§_
gak: lurus dan vertikal. Hal in.i melanbangkan bahwa
kenenangan dulaJ.J.1 ceri tera wuyang terse but adalah keoenango.n nmnusia dalam meneapu.h kehidupan yang
penuh dengan persoala.n-persoalan hidu.!.. - yang ha -rus dihadapi dengan tabah dan waspada - sehingga
babak terakhir mener.mkan hiknah dari kehidupan i tu.
Dengan deuikinn di temukanlah keseir.1ba.11ga.n kepri ba
dian yang utuh t enang dan ten -&erau bngaikan Ka
yon dalan pe yang an. tegak berdiri sepe rti kelahi£
an dahulu. (Bali marang· sangkan paraning dumadi).
BAB VI
KAYON SEBAGAI. SIMJ30L KEPRIBADIAN MANUSIA
A·. • ~iUBUNG AN MANUSIA D~g.A!.J)I.RI Slf{DIJ
Dalam kayon pewaya.ngan apabila diperhatika.n, §
kan terdapat suatu ajaran ymg menyatakan adan:ya
hv.bmigan antara manusia dengan diri sendiri.
Hal ini t-ersirat dalam bentuk keselur uhan kayon yang utuh dan tungga:.t, dimana didalam kayon terse
but di'u.kir dengan beraneka macam binatang dan ber-
.. aneka macam, disini menggambarkan atau Jlelambang
kan untuk hakekat manusia. Susuna k<Mrat manusia
itu ada dua yaitu, jiwa dan raga, dimana jiwa me
ngandung tiga kegiatan jiwa yaitu akal,rasa, kehe!!_
dak (cipt.a, rasa dan karsa); tentang raga yaitu m~
ngandung unsur-unsur benda hid up animal ( binatang)
unsur tumbuh-tumbuhan dan unsur benda mati; tentang
unsur hewani.ah menimbulkan dar ongan nafsu hidup,
termasu.k na:fsu-nafsu he1vaniah yang hanya terarah p_g_
da tuntutan t,erpenuhinya kebut uhan ragavv-i, na.fsu ini.
bisa menimbulkan nafsu· angkara. TEn tang unsur tumbuh
tumbuhan dapat. menimbulkan nafsu yang bersifat; pa -
sif, tenang dan dingin. Unsur hewanial )ada manusia
dalam kayon pe1vayangan dilu.kiskan dengan s egala ma-. . . '
cam binatang; yang pemunculannya dalam kehidupan S£ hari-hari berupa d<r ongan na;fsu yang heraneka mac am
maka apabila diperhatikan dorongan nafsu 1nanusia
sering-sering hal us dan sering-se.ring kasar, maka
d8ri itu dalam kayon pewayangan gambar binatang i~ tu, se-)elah kanan clan sebelal1 kiri berbeda-beda, s~
bab dimaksudkal'l (m~;kin?) agar supaya mmgerti clan
menyr,(:tari bahwa dirinya itu mengandung unaur untuk
yang . bisa menimbulkan kemarahan yang luar bias a, n!!_
mun disisi lain bisa b.erbuat ·yang halus tundulr t.er
hadap segala sesuatu; pernyataan ini agar supaya ll'l!! n usia selalu ingat , bila terkena haw a nafs u yang j a hat hendaklah ingat pula pada hawa nafsu yang baik,
j adi agar hidup didunia ini dapa.t mema.hami kepriba
dian tiap-tiap man usia, j angan sekehendalmya sendi-
47
ri; hid up bersama m~ur' ia yang lain i ,_ sukar-sukar
mudah; kalau cocok bisa jinak sepert.i g_amb~ banteng
dan ,ayam alas. Teta.pi kalau, sudah keras bisa seperti
harimau, bahkan manusia bisa ditipu seperti watak k~
ra,. juga berbahaya seperti ular. Untuk itu tuga$ manusia terhadap diri sendiri. harus
mampu mawas diri. Dengan ma1.vas diri man usia diharapkan dapat menguasai gej olaknya unsur-unsur yru1.g ter
kandUlig dalam hakekat manusia. • .Adanya gambar bina
tang yru1.g buas selalu berlavmnan dengan yang j inak -
memb~ri petu.."lj uk kepada man usia hid up ·- j tg alah kehi
dupan ini dengan keseim1Ja;.._, ...... _, c"~orongan nafsu angka
ra harus diimbangi dengan dorangan nafsu kebaikan,
maksUdnya dalam gambar, harim.au adalah buas, namun
ah:.~ 1-calah dengan banteng yang j inak dan· sebagainya.
Sehingga dalam kehidupa."l ::.tu makin lama makin menga
rabl ke kebulatan pribadi sep::rti bentuk gunungan yarg di-~engah-tengah, tampak lebar dan rowa, tstapi akhiE_
nya mel)lbentuk ujung ya."lg runcing. Selalu mengara.h ke
atas yang berarti - kearah ketuhanan. "~agi mru1usia
untuk mawas diri, itu tidak mudah, jtlf:,c~. manusia da
lam menekan dan menahan muncu..ln;wa nafsu angkara (naf
su hew ani) • Sul:ii..tnya bukan main, namun didalam kay on
sudah digambarkan dengan area dua yang siap menyem
belih( menyembelih hawa nafsu) . Inilah lam bang kehi
dupan man usia; j acli disini bae;aimana man usia ha:rus
berusaha semarnpu....mampunya men_:;ua.sai diri, agar hidUJ2. nya at:}U kepribadiannya tet.ap senang dan tenteram,
seh.ing5a dapat menjaga keLo.bun.gan akan- munculnya be!: macam-macam keinginan dan hawa nafsu.
Pada kayon digambarkan bahwa dengan adanya ber~
cam...macam gambar binatang adalah suatu unsur hewani
yang terdapat. pada man usia. Apabila r n usia sadar akan ada.nya unsur-unsur terse but ( unsur hewani, y~
digambarkan dengan bermacam-macani bin'atang) ~ dap&'t
menetrapkan unsur-unsur tersebut dalam kehidupan
bermasyarakat ( sama man usia).· Hcrus. diingat bahwa
hid up bersama semua man usia yang lain i tu t:.idak raUr·
dah, sebab watak manusia yang demikian tidak sama.
Untuk itu agar dalam kehidupan sehari-hari tidi.ak
timbul persoalan-persoalan yang rumit diselesaikan
- terutama hidup menghadapi orang lain, h.arus meng~
tahui watalt dari orang lain tersebut. , ini memang
sukar, na.mun bisa ditangkap le'\vat tingkah-lakunya
·dan kebia.saan-kebiasaannya. Gambaran terseaapat di
bandingkan dan dianalisa levrat gambaran bermacam-ID.2 .cam binat ang yang ada pada gambar kayon pewayangan.
Dengan demikian orang alcan bersifat; hati-hati meng.;..
hadapi dan menanggapi peristiwa-peristiwa yang t.im.
bu.J. karena hidup dalam pergaulan sesama manusia.
C,. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN" TUHAN -· ' ,1 ~........ ' ··--------- --. • •.
Pengakuan terhadap Tuhan Yang Naha Esa dalam ka . -
yon pewayangan tercermin dalam bentuk adegan l1:ayon · ·
tang tegak lurus vert.ikal pada kelir kosong ( seper.
titi penjelasan pada bab yang terdahulu). Gapura
yang digambar dibawah sebelah tengah kayon, serta
ujung runcing yang vertikal (mengarah keatas).
Disini yang palin,:-; penting ialah bagaimana sikap ~
n~~Sia terhadap Tuhan Yang llaha Esa, dan bagair.aana manusia seharusnya berbuat untuk mendekat;i kepada
Tuhan Yang )).1aha Esa~
Dalam kayon t·elah dit,unj ukkan, bahwa dua raksa
s.a atau dua penjaga yang siap untuk menyembelih, !! pabila ada orang yang hendak masuk gapura terseb'ut;.
ioianusia tidak bisa lolos dari kedua penjaga terse-
. bull: ·apa bila man usia i tu benar-benar a~..an memasuki . I .
'··~pura; gapura disini .. adalah lambang dari pada ru.-
·~ pemujaan, atau tempat beribadah kepada Tuhan ' . . f~ Maha Esa. Mengapa manusia apabila ingin mema-' ilbki rumah itersebut, mesti harus disembelih; disem
··b~lih disini yang dimaksudkan adalah hawa nafsu rn; j'
husia itu harus disembelih lebih dahulu. J adi manu ·i --
.Bia apabila hendak menghadap kepada T·uhan atau se_!
:bahyang at.au beri badah di-inga tkan harus benar-be
he.r suci.
Dalam pe1-1ayangan te lah di tunj ukkan bahwa pada
~H,rmulaan kay on di tanc apkan dalam posisi teg ak lu
~ pada kelir l~os.ong, demikian juga pad a akhlr
p~;t.t.unj ukan "tvayang kayon per sis sepe.rt.i posisi a
tlitl sikap seprti semula. Dis:ini mengandung maksud.
h~ttak.nya mm usia hid.up dalam akhir ha.yatnya dapat.
kenibali ke asal mula l:ehid up an { s.angkm paraning
· dWiladi) dari Tuhan kembali ke Tuhan.
Untuk mencapai hal tersebut didalam kayon te....
1~ digambarkan bahwa gapura itu adala'1 sebagai
landasan. dari hidupnya pohon besar, yang tumbuh t§.
gak lurus di tengah-tengah kayon. pohan besar (de -
leg) i tu adalah t :id ak te rj amah ol.eh aJ.lPun. Keadaan
segala sesuatu hanya ada dikanan dan kiri dari k&.
yu besar (de leg) • J adi hendak:nya ba.hwa perist iwa -
peristiwa kehidupan yang berupa lahiriah dan ber -
macam.->1acam hawn nafsu, biarlah hanya berada dila
pisan lilar dari hakekat man usia: j angan sampai hen
daknya kehidupan religius itu dikalahkan atau diC.8.!
pur aduk dengan kehidupen yang bukan bersifat reli~ gius; jadi semhelihlah dahulu hawa nafsu yang ber
macam-mac.am, yang muncul dari diri..;.sendiri.. 1./fanus!,
a pasti mampu .Ptenekan dan menahan sert.a mengurangi
------------~,~··.. ··;·"'
50
mlJI19ulnya hawa nafsu angkara; sebab ..:~ telah m!
nunjukkan jalan· untuk beribadah kepadaNY!=i• ·Dan ci:.
ta-cita untuk kembali ke Tu.han inilah sangat didam . . . . . ...
bakan oleh. umat manusia beragama (gapura pada kayon
pewayangan. lambang tempat beribadah).
51. D. HUBUNGAN M.i\NUSIA pENGAN SI'tU .. A.~I. ,DJDI
Karena gara-gara merupakan. ade&an ]ang menarik
bagi pertunj ukan. wayang, maka akan disaj ikan ucapan. . . p"eristiwa ga~a-gara, ucapan i tu cadalah demikian:.
' -.N .AH:SNT A. kang kas ungkawan, mangkana a-.1"
na sesotya coplok saking embanan. Satriya . musthikaning j agad kang mendra saking praja saraya nahen wingid. vlantu trah.ing alu;.,.. hur turasing amara tapa, temah akarya gara gara.
Gara-gara tanggap warsa sirah juga, ~ keh bumi gonjing samodra kocak, gunung moyag-mayig. Kumocaking samodra maweh kasrakate buron toya, saen.ggon-enggon panas tan ~ntuk panonopan. Horeging bumi karya ruse! ing pakarangan lan pategalan. Tanem tuwuh anggagrag tun antuk · toya, sawah-sawah. anela dadi padhelikaning gegremetan mawa wisa. Kewan iwen lan bangsaning iber-iberan su -sah tan antuk marnangsan. Janma Pandhita R~ tu sungkawa. Dewa tan kena ing lara pati, mung kena susah. Twn.uruning ngarcapada arsa tetulung ing janma met. parmaning budaya. l?an.d.hi ta tah bangkit memuj a, anggung kena pangrencana, manj ing praj a minta pi tulunganing Ratu. Ratu sungkawa praj ane kat raj a.ng pageblug lan larang pangan. Ing buwana sia_ tru kadi bangun kang kesaput lebll... Dirgantara gumaludhug kilat thathit ma;_,anturan., dhedhet erawati ngakak, gora gurni t.a kagiri-giri. Horeg bumi prakempa mandhala ma -ngambak-ambak, kumuc ak mawetu geni. Ketiga dawa ana udan salah mangsa deres pindha pi nus, sindhung riwut magenturan, prahara go ra walikan. Tirtaning samodra umo·b lir ki= nebur, bur buwab. syuh sumarnburating ambara laya amber ngalebi daratan, yayah angelem j agad. Hardaning gara-gara sumundhuling S~ ralaya, gonjing bale rnartyukundha manik, rengat sungune lembu andini kaya jebol-jebola kori sela matangkep, kumit ir pethite Hyang .Anantaboga. Kawah Candradimuka lir kinebur, amber endhut siblegedaba, kayu an dong kayu mUii ng paclha re bah. kasulayah. Geger para Widadara Widadari, HaJ,B ara Hapsari sami ngungsi Hyang Hotipati. Parandene ana bocah baj ang ltakalih, kang saj uga nyepengi sada seler sanggupe arsa nyaponi
j agad. Kekalihipu,n papagan ing dJ..ariggung prapatan sami rebut biyada; saya mewahi hardaning gara-gara.
( Siswaharsaya - Ki - .1979) •
52
Dalam mengucapkan ceri tera terse but kayon atau gungan dalam adegan tenang sejenak kemudian mendadak ri
but tidak karu-karuan gerakannya seolah-olah bagai -
kan gelombang laut yang dahsyat, angin ri but, halil:ia,
tar, guntur, gemp3. bumi gej olaknya api Neraka (Kawah
Candradimuka) robohnya pohon-pohon, meletusnya gu
nung berapi, runtuhnya jurang dan lain sebagainya s~
suai dengan isi ceri tera dalam gar a-gar a. Ivlaksud ce
ri tera gara-gara demikian.
Demikianlah yang sedang menderita kesusahan yaitu ada peristiwa hilangnya mat a ali-ali (mat a c±ncin),
. hi lang dari cincirmya, yai tu lambang dari seorang ke
satia yang terrnasyur disuatu kerajaan, pergi mening
g alkan keraj aan dengan susah payah/hati, berhubung
keturunan raj a dan keturunan orang yang mampu bertapa, 3ehingga kepergiannya dan kesusaharu~ya itu meng~
ki batkan gara-gara.
Gara-gara ( rame-rame) tahun baru ( tanggap warsa) ke
pala satu atau tanggal satu ( sirah sajuga}, banyak
tanah bergerak longsor, laltan pasang-surut, gunung
bergerak; surutnya/kurangnya air samodra menimbUlkan. kelaparan bagi ikan-ikan laut., dimana-mana pan as t~
p3. mendapat tempat yang teduh, bergeraknya bumi me -
nimbulkan rusaknya kebun dan sawah, tetanaman, tum -
buh-tumbuhan rontok-kering, t.idak mendapatkan air,
sawah-sawah pertanian bengkah-bengkah untuk sarang
binatang merayap yang berbisa. Semua binatang unggas
( ayam, it ik, burung dll. ) t idak mendapatkan makanan,
manusia biasa, para cendikiawan drut para raja semua seaih. Para dewa yang terkena mati - namun terl~ena s,usah. Turun kedunia hendak memberi bantuan kepada
ms.1usia ba~aimana cara menyelesaikan 1;ers~alan, Pa
ra cendikiawan/para pendeta/pemimpin agama tidak
henti-hentinya berdoa,. karena terkena ~usibah, Ter
paksa pergi ke keraj aan/ke keraton mint a pert,olong
an kepada raj a. Raj a terlcena musi bah, sedih sekali
karena wilaya.hnya terkena pageelug. atau wabah peny_!
kit menular dan bahan makanan mahal. Di j agad at au
alam raya tertutup, bagailcan rumah tertutup kabut..
Di udara/ angkasa kilat• thathi t bergemuruh saling
berbenturan, guntur gemuruh (dhedhet erawat.i - nga
kak) - menggelegar menakutkan gara-kagiri-giri).
Bu.mi goyah karena adanya gempo bumi, saking dahsyat ' -
nya hingga keluar api. Kemarau panjang ada hujan 1~
bat karena keliru -yraktu ( salah musim). Air samodera
mendidih bagaikan diaduk, diaduk/dikocok sampai d!
ham1 sehingga terpecik lceluar ( swnamburating) air
laut hingga meluap keluar menggenangi daratan, se
perti menenggelam.kan dunia. Pengaruh besar dan dah
syatnya gara-gara ( kacau-balau) 1 sampai meliputi/
mere )engarubi Suralaya ( tempat dewa-dew.:), goyang
keraton Su.ralaya (bale Ha:-tj ukundha), retak tanduk
dari lembu andini (area lembu andini), pintu dari
batu kembar harnpir roboh (kori sela matangkep), be;:_
getar ekor ular nag a yang besar. Neraka bagaikan di
aduk-aduk, meluap lumpur api neraka, segala kayu r~ .
ba.h berserakan, kacau balau (bingung) •• Para Dewa
dru'l dewi, semuanya lari mencari perlindungan ke
kerajaan dewa atau pada raja dewa. Namun demikian
ada anak ( manusia) kerdil dua; yang satu memegang t empurung berlu.bang tiga ( bathok bolu = bolong te
lu). J.'iiaksudnya hendak menguras sarnodra. yang satu.
nya ( manusia kerdil yang satunya = bocah baja.ng
sij ine) memegang sebatang lidi ( sada saeler); maksudnya hendak membersihkan dunia (nyaponi j agad),
ti Jl
54
·Ke~_uanya saling bertemu di jalan pere · Jat.an dlang -gung prap~tan), saling b~rtengkar untuk m.empert:a:han..:
kan kehendakny.a sendiri-sendiri, menarilbah ribut dan
ka.caunya. suasanJ.a (gara-gara).
Ungkapan gara ... gara tersebut yang dipalcai lambang ga
ra-gara adalah kayon digerakkan atau digetarkan se -
suai dengan wat.ak dari keadaan at au suasana yang diucapkan. Dan ternyata dalam suasana gara-gara selu -
ruh isi alam semesta diucapkan dalam keadaan yang k!! cau.-balau dan tidak ada satupdrt isi alam i tu diceri
takan tenang tenteram, tetapi diucapkan dalam suasa-.
na yang menye dihkan dan menakutkan, dan semua un.sur
hid up hampir mat.i. semua unsur benda mati hampir 1~ n·yap bahkan dunia gelap-gulita hampir kiamat. Kesemuanya i tu tidak lain merupakan lambang dari kehidu.E,
an manusia yang sedang dilanda kesusahan atau kekec~ waan hati, sehingga pikirannya kacau, _perasaannya s~
dih. suasaL"lanya suram/muram, seolah .. olah dunia gelap
guli ta; t.idalr tahu yang hendak dikerjakan karena bi
ngn:mg, dan saat-saat yang demikian in:i. tidalc pan
dang bulu. Siapapun dari petani melarat - sampai o -
rang kaya, dari orang buta-huruf - sampai para cen -dikiawan dari tukan,':'~ kebun cabut runmut - sampai ma-~ J.
j ikan kepala kant or ·- mulai dari pegawai rendah sam-pai pegav1ai yang tertinggi, apa bila terkena gara-ga
ra biasanya lari kesana - lari kesini - tanya kesana dan tanya kesini - mmcari pertimbangan kesana-kellUl
ri. l?o,lcoknya man usia hid up apabila mengalami kehidUJ2 afl yang dirasa mengecewakan atau menyedihkan hati, yang disebabkan oleh seribu sat.u soal atau keinginan maka akan mempenga.ruhi kesenangan hidupnya. Dan me -
mang der.1il\:ian halnya, disini lcekacauan i tupun bisa
berasal dari keinginan yang tidak sesuai deng~, kenyataan yang wajar, tidak sepadan antara yang ingin
55
d.:l-capai dengan sarana untuk menc.apainya. Orang ker
dil ·membawa t.empurung berlubang tiga mana: mungkin
berhasil. Alat sekecil lagi bqcor untuk mengurM s~gara _( lautan). Sebatang lidi untuk merilbersihltan.. ja.
gad (sada saeler kanggo nyapu jagad), kemustahilan
inilah apabila dipaksakan sering-sering menambah be
ban hid up yang bisa menimbulkan kacau-b@;t~y,p.ya ~Eil i~
dupan man usia i tu sendiri.
BAB·VII
K E S I M P U L A N
Ternyata kayon atau gununga.n do.lru.l pe'\-rayango.n
ndalah nengandu.n.g petun.j uk bagi kehidupan man usia
setiap hari yang anehnya; kepri badiun, sifat-sifat.
dnn keadnnn manusia hidup diringkas atau dirwn.us. -
kan menj .::~.di satu bentuk yang berupn ko.yon - at au I
gunur_gan dala;1 pewnynngan.
D2l(1m bentuk yang utuh tersebut kenyatnannyu
merupakc..n bentuk ynng bersifat uuun bagi kehidupan
mm usia .. ll.iaksudnya bnhwa dnlon sifat-sifat unur1 : ·
yang dikandung don di~1iliki oleh mm usia tidak be
gitu jauh berbeda dengan apa yang diganbarkan da.
lao kayon pe1-myangaa beserta adegan-adego.n kayon
selamn pertunj ukan wayang berlnngsung, yai t,u sep~
ti yang telah terungkap dalam pembahasan peneli~ian ini,
Karena kayon a.tau gunungan da.lam pevmy:.mgan i
tu bentuknya. sanga.t sederhana, banyak orang yang
tidak tertarik, karena mereka tidak D.::.:-mperhatikan
nya baik-baik serto. tidak mengamati secura t.eli ti,
Llereka tidak akan tertarik. Tetapi apabila kita
perhatikan dan ki t.a teli ti secara hati-hat.i dan sunf?;c:;uh--sungguh, maka kayon i tu penuh dan: lengkap dengan lwcisan beraneka macam rmlrliluk hidup baik binatang, tumbuh-;Vu.mbuhan, 1unupun ·1ukisan mmusia
serta gnpurn istana, yang kesemuanya i tu oengga.m -
barkan suatu kehidupan yang nampak merupo.kan satu
kesatuan yang ~eimbang serasi dan hidup.
Dengan demikian kayon d.alam bentuk yang sederhana utuh, nar.1ung mengandung lukis.an, ukiran serta
sunggingnn wurna yang luar biasa hnlusnya, luar. b!,
asa rumi tnya, serta .mengandUl'l-3 ber:c.neltn warna - ma
56
crm·gambar yang lengkn.p, ganba.r bina· ng (unsur animal pada. hnkekat r:.umusi.a); gambar t.umbuh-tunbuhan
(unsur vegetatif bagi hakekat r.lD.!lusia Yc;.Ylg nemiliki
daya hidup tUJ.:~buh dan berkembang) , gambar pintu ge£_
bang/rumah penujaan (lambung kehidupan religius);
gambar patung Lillnusia (Gupala./penbawa senjata la8-
bnngmengikis/.r:lenekan hawa nafsu ungkara); ganbar P£
hon .. besar (de leg) kuyu, kayu ( lanbang laj ering au -
rip); 0nr.1bnr beraacaLl-macam 'Qinatang (lam bang bera
neka ~t·rarna iva.tak mmusia); ganbar cabang-cabnng pa
da pohon besar (lanbang indera manusia); gambo.r ela:r' ( lat1bang kehidupan/hidup); gw.l1bar lul.cisan cat
merah ( lambang hawa nafsu auarah - api); gaubar ba
tas hi t.an pada gambar api ( lanbang terkuasainya ha
wa nafsu araarah), dan lain. seba.;-;ainya. Yang kesemua
nya i t.u digamba.r, diukir, di cat warna yane; serasi
seinbang - kana.l1. dan kiri. Lmudah
Untuk dengo.n.Lrueoahami kayon atau gunungan dalo.rn pewayangan dapa~ diharapkan manusia m.engerti akan kehidupan yang serasi - seimbang - hD.rmo us dan dina
mis - dalam hidup diri sendir\hidup sosial, hidup
religius, ysng babak terakhir tetap pada kahidupan
mm usia yang utuh. dan lengkap.
Dengan der.1ikian dala.:n peneli tian ini berusnha mene
L1ukan ke.abali pemikiran kefiisafatan dari nenek moyang bangs a Indonesia sej ak j aman k1mo, yang sang at
bermnnfaat bagi hidup dan l:ehidupan oa.nusia. s.ecara
utuh, buik hidup individu, sosinl dan berketuhanan
SE1!Xt.o. menjaea keinbangon dwgan a.lahl sekitar.
Untuk ~1enemukan u.n.sur-unsur filsafat yang dapat rue~
perkuat dc..n wendukung tegaknya kehidupan bnngsa dan
negara yang berdasar falsafah Pancasila. l'tlendorong
don memantaplran usaha Negaro. dalam. nelaksannkan pef! bangunan, yaitu dalaro membangun negara, bangso. ser-
57
58
t .1 lekns tercnpninyo. p'et:J.ban.gunan mo.n L.sia seutuhnya ..
Disamping i tu juga · berusaho. Llenco b.o. iku~ Llelestari
knn dan oengembungknn kebudayaan bangs.a khusunya k~ . .
budnyacn pedalangan atau pewayangan yang terasa mo.-
sih song at relevan dalam kehidupa.n rrun :usia, nengi:-.ngat pewaynngan nyata-nyata. mengandung nilai budaya y2ng tinggi.
59 DAFrAR PUSTAKA
Bakker.-A.H... DR. · ·
Jiong De .. S. DR.
Mu1yono.Sri, Ir.
_________________ ,
Metode-Metode Fils f~, Yayasan Pe!!.!, bina Fakul tas F11sa·fat Universitas
·Gadjah Mada, 1972.
Salah satu ~ka~ hidu~ ~rang Jawa, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1976.
yvayang asa1 us.u1 Fi1safat dan masa depannya, Gunung Agung Jakarta,1975.
Wayan.& dan. Karak,.t_e....r.._ Manusia, Gunung Agu.ng Jakarta, 1979.
No tonagoro, Prof. DR.Drs.; S •. H., Pancasila secara Il.m.:!.ap_ Popu-1er, Pancuran Tujuh Jakarta, 1975•
Poedjowijatno I.R.,
Poedjosoebroto,
Manusia .de~Aan ~lamnya, Pustaka Sarjana Jakarta, 1970•
Wayang 1ambanE ajaran aga~a Islsmr Pradnya Paramita Jakarta, 1976,
;
Poerbotjaroko,Prof .DR.R.Ng •. , Perpustakaan JawC!, Jambatan Jakarta, 1938.
Sastroamidjojo Seno,A,DR., Hak§kat H_idup _Q.aiL.l\_e:P,idupan Manusia, Brather Jakarta, 1972.
Supardi Raden, An tjolo Dj_sr.w...Q., Mas Surakarta, tag, pa tahun.·
***
( 1 ~
. ~i ,.
t. 1 ~
;;p; 4l&$1 ' =" t,:;;,a )
.~ .J::q>J.
,;.;;.~·.·~_;_
JSIJ ,.;: 1$
~. '
BIU~S VNVSVfiS . NOXV~ NVDaaV
r ····*·***' ,,,,, ... "
I l l
t
I ' :
~ I
l
)L .5I tJ ,, .. JLCPI .@UQlJIL fi!.C,. 4 ,.\ - .-~
- -·--------- ---