5
Nervus Trigeminus ( N. V ) 1. N. Opthalmicus 2. N. Maxillaris 3. N. Mandibularis 1. N. Opthalmicus Cabang terkecil dari ganglion gasseri keluar dari cranium melalui fissura orbitalis superior. Inervasi struktur di dalam; orbita, dahi, kulit kepala, sinus frontalis, palpebra superior. 2. N. Maxillaris Keluar dari cranium melalui foramen rotundum fossa pterygopalatina terus berjalan melalui fissura orbitalis inferior ke anterior canalis infra orbitalis. Cabang N. Maxillaris Saraf Lokasi Inervasi I. 1. n. pharyngeus 2. n. palatinus mayus 3. n. palatinus minor 4. n. nasopalatinus 5. n. nasalis superior n. palatinus mayus keluar mell foramen palatinus mayor mucoperiosteum palatal molar & premolar RA & beranastomosis dg n. nasopalatinal n. nasopalatinus keluar dari kanalis nasopalatinus mucoperiosteum palatal regio gigi anterior RA (caninus ka-ki) II. N. Alveolaris Superior Posterior semua akar gigi molar ke-2, 3 & akar gigi molar 1 kec. Akar mesiobukal III. N. Alveolaris Superior Medius gigi premolar 1 & 2 & akar mesiobukal gigi molar 1 RA IV. N. Alveolaris Superior Anterior gigi insisivus sentral & lateral, caninus, membran mukosa labial, periosteum, alveolus semua pada satu sisi RA V. N. Infra orbitalis Keluar melalui foramen infra orbitalis. palpebra inferior, sisi lateral hidung & labium oris superior

Nervus Trigeminus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

added on September 17th, 2014

Citation preview

  • Nervus Trigeminus ( N. V ) 1. N. Opthalmicus

    2. N. Maxillaris

    3. N. Mandibularis

    1. N. Opthalmicus Cabang terkecil dari ganglion gasseri keluar dari cranium

    melalui fissura orbitalis superior. Inervasi struktur di dalam;

    orbita, dahi, kulit kepala, sinus frontalis, palpebra superior.

    2. N. Maxillaris Keluar dari cranium melalui foramen rotundum fossa

    pterygopalatina terus berjalan melalui fissura orbitalis inferior

    ke anterior canalis infra orbitalis.

    Cabang N. Maxillaris

    Saraf Lokasi Inervasi

    I. 1. n. pharyngeus

    2. n. palatinus mayus

    3. n. palatinus minor

    4. n. nasopalatinus

    5. n. nasalis superior

    n. palatinus mayus

    keluar mell foramen

    palatinus mayor

    mucoperiosteum palatal molar & premolar

    RA & beranastomosis dg n. nasopalatinal

    n. nasopalatinus

    keluar dari kanalis

    nasopalatinus

    mucoperiosteum palatal regio gigi anterior

    RA (caninus ka-ki)

    II. N. Alveolaris Superior

    Posterior

    semua akar gigi molar ke-2, 3 & akar gigi

    molar 1 kec. Akar mesiobukal

    III. N. Alveolaris Superior

    Medius

    gigi premolar 1 & 2 & akar mesiobukal

    gigi molar 1 RA

    IV. N. Alveolaris Superior

    Anterior

    gigi insisivus sentral & lateral, caninus,

    membran mukosa labial, periosteum,

    alveolus semua pada satu sisi RA

    V. N. Infra orbitalis Keluar melalui

    foramen infra orbitalis.

    palpebra inferior, sisi lateral hidung &

    labium oris superior

  • Anastesi Rahang Atas

    Nama & Saraf Indikasi Tehnik

    1. Lokal Infilrasi

    Cabang terminal / free

    nerve ending

    Bila hanya sebatas

    mukosa & jaringan

    ikat di bawahnya

    jarum diinsersikan dibawah mukosa ke dalam

    jaringan ikat

    2. Blok cabang saraf

    terminal

    cabang saraf terminal

    besar

    untuk LA satu/dua

    gigi RA &

    sekitarnya

    Paraperiosteal/ supraperiosteal. tehnik ini sering

    digunakan karena porositas tulang RA; jarum

    diinsersikan menembus membran mukosa &

    jar.ikat dibawahnya sampai menyentuh

    periosteum lalu larutan dideponer.

    3. Blok N. Alveolaris

    Superior Anterior &

    Medius

    cabang saraf terminal

    besar; n. infra orbitalis, n.

    alveolaris superior anterior

    & medius, n. palpebra

    inferior

    untuk bedah yg

    melibatkan gigi

    insisive, caninus,

    premolar & akar

    mesio bukal molar

    1 RA

    px diminta melihat lurus kedepan lalu dipalpasi

    bag supraorbital & infraorbital notch, ditarik

    garis khayal dari orbita pupil mata, foramen

    infraorbitalis, gigi premolar ke-2 & foramen

    mentalis. Jarum diinsersikan di mukolabial fold

    1,9 mm

    4. Blok N. Alveolaris

    Superior Posterior

    N. Alveolar Superior

    Posterior

    operasi gigi molar

    RA & jaringan

    penyangga

    Jari telunjuk meraba mukobukal fold sampai

    mencapai proc. Zygomaticus hingga

    mendapatkan cekungan, jari telunjuk diputar

    hingga kuku jari menghadap mukosa & jari

    digeser kelateral membentuk sudut 45o dg

    bidang sagital px & px diminta menutup sedikit

    mulutnya. Jarum diinsersikan ditengah ujung

    jari paralel dg ujung jari lalu dideponir

    5. Blok N Nasopalatina

    N. Palatinus yg keluar dari

    foramen insisivus

    operasi bagian

    palatal

    jarum diinsersikan pada foramen insisivus

    6. Blok N. Palatinus

    Mayor

    N. palatinus mayor

    Jarum diinsersikan pada foramen yg terletak di

    antara gigi molar ke-2 & ke-3 RA sejauh 1 cm

    dari marginal gingiva bagian palatal.

  • 3. N. Mandibularis Cabang terbesar keluar dari ganglion gasseri. Dari cranium

    keluar melalui foramen ovale membentuk 3 cabang;

    n. buccalis longus, n. Lingualis, n. alveolaris inferior

    Cabang N. Mandibularis

    Saraf Lokasi Inervasi

    I. N. Buccalis longus

    Berjalan diantara kedua caput m.

    pterygoideus externus menyilang

    ramus dan masuk ke pipi melalui

    m. buccinators

    membran mukosa bukal,

    mucoperiosteum lateral gigi molar

    atas dan bawah

    II. N. Lingualis

    Berjalan ke bawah superfisial

    dari m. pterygoideus internus

    berlanjut kelingual apeks gigi

    molar ke-3 RB. Masuk ke basis

    lidah melalui dasar mulut

    2/3 anterior lidah, mucoperiosteum

    & membran mukosa lingual

    III. N. Alveolaris

    Inferior

    Cabang terbesar N. Mandibularis. Turun dibalik m. pterygoideus

    externus disebelah posterior-lateral n.lingualis, berjalan antara ramus

    mandibula & ligamentum sphenomandibularis masuk ke canalis

    mandibula.

    Bersama arteri alveolaris inferior berjalan di dalam canalis mandibula &

    mengeluarkan percabangan untuk inervasi geligi RB dan keluar melalui

    foramen mentale

    Cabang N. Alveolaris

    Inferior

    1. n. Mylohyoideus m. Mylohyoideus, venter anterior m.

    digastrici di dasar mulut.

    2. r. Dentalis brevis molar, premolar, proc. Alveolaris &

    periosteum, membran mukosa bukal

    3. r. Mentalis kulit dagu, membran mukosa labium

    oris inferior

    4. r. Incisivus gigi incisivus sentral-lateral, caninus

  • Anastesi Rahang Bawah

    Nama & Saraf Tehnik

    1. Blok N. Alveolaris

    Inferior

    N.alveolaris inferior dan

    subdivisi; n. mentalis &

    n. insisivus

    Tehnik Direct

    1. Kepala px menghadap ke depan atau waktu membuka mulut

    mandibula sejajar dg lantai

    2. Dilakukan perabaan pd mukobukal fold sampai linea obliqua eksterna

    & batas anterior ramus ascenden

    3. Cari cekungan terdalam pd ramus anterior; coronoid notch

    4. Jari digerakkan dari trigonum retromolar sampai linea obliqua

    interna yag merupakan perlekatan raphe pterygomandibula

    5. Jarum diinsersikan dari arah kontra lateral antara premolar pertama &

    kedua setinggi kuku jari 0,5 cm kearah medial sampai menyentuh

    tulang permukaan dalam ramus

    6. Jarum ditarik 1mm & dideponir sebanyak 1-1,5 cc

    7. Jarum ditarik sampai tersisa 1 cm, dideponir untuk N lingualis 0,5 cc

    Tehnik Indirect

    1. Ujung jarum berakhir pd linea obliqua eksterna

    2. Jarum diinsersikan dari araah kontra lateral tepat pd pertengahan

    kuku sampai menyentuh tulang

    3. Arah syringe diubah hingga sejajar dg gigi posterior pd sisi yg sama

    & jarum diinsersikan lagi ke posterior melewati linea obliqua interna

    4. Arah syringe diubah keposisi semula & insersi jarum diteruskan

    sampai menyentuh tulang

    5. Jarum ditarik 1 mm & dideponir 1-1,5 cc

    6. Untuk N. lingualis sama dg teknik direct

    2. Blok N. Bukalis

    longus

    N. bukalis longus

    insersi jarum pd mukosa bukal fold di distal gigi molar ke-3 RB atau

    langsung pd trigonum retromolar

    3. Blok N. Mentalis

    N. mentalis

    pipi ditarik ke arah bukal lalu jarum diinsersikan pd mukosa labial

    fold, penetrasi jarum sampai menyentuh periosteum dari mandibula

    sebelah anterior dari apeks premolar kedua, deponir obat 0,5- 1 cc

    4. Blok N. Insisivus

    n. insisivus, n. mentalis

    sama dg blok n. mentalis, bedanya ujung jarum harus di insersikan tepat

    kedalam foramen mentalis

    5. Infiltrasi

    ujung saraf bebas

    jarum diinjeksikan & larutan AL dideponer ke dalam jar. Dibawah

    mukosa