28
BAB 1 PENDAHULUAN Nebulizer merupakan salah satu terapi inhalasi. Terapi inhalasi adalah sistem pemberian obat dalam bentuk partikel aerosol melalui saluran napas dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat tertentu. Sasaran terapi inhalasi yang utama adalah saluran napas atas dan saluran napas bawah. Target sasaran ini termasuk mukosa dan ujung reseptor neuron di dalamnya. Terdapat berbagai macam bentuk obat atau cara pemberian terapi inhalasi, seperti bentuk aerosol, yang biasanya dikemas dalam bentuk Inhalasi Dosis Terukur dan biasa disebut Metered Dose Inhaler [ MDI ], DPI atau Dry Powder Inhalation yang dapat berbentuk Turbohaler, rotahaler, atau diskhaler. Bentuk lainnya adalah cairan yang dapat berupa solutio atau suspensi. 1,6 Terapi nebulizer merupakan bagiandari fisioterapi paru (chest physiotherapy). Tepatnya, cara pengobatan dengan memberi obat dalam bentuk uap secara langsung pada alat pernapasan menuju paru. Sejak ditemukannya nebulizer pada tahun 1859 di Perancis, nebulizer menjadi pilihan terbaik pada kasus-kasus Nebulizer Therapy | 1

Nebulizer - Isi (Fix)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nebulizer - Isi (Fix)

BAB 1

PENDAHULUAN

Nebulizer merupakan salah satu terapi inhalasi. Terapi inhalasi adalah sistem

pemberian obat dalam bentuk partikel aerosol melalui saluran napas dengan cara menghirup

obat dengan bantuan alat tertentu. Sasaran terapi inhalasi yang utama adalah saluran napas

atas dan saluran napas bawah. Target sasaran ini termasuk mukosa dan ujung reseptor neuron

di dalamnya. Terdapat berbagai macam bentuk obat atau cara pemberian terapi inhalasi,

seperti bentuk aerosol, yang biasanya dikemas dalam bentuk Inhalasi Dosis Terukur dan

biasa disebut Metered Dose Inhaler [ MDI ], DPI atau Dry Powder Inhalation yang dapat

berbentuk Turbohaler, rotahaler, atau diskhaler. Bentuk lainnya adalah cairan yang dapat

berupa solutio atau suspensi.1,6

Terapi nebulizer merupakan bagiandari fisioterapi paru (chest physiotherapy).

Tepatnya, cara pengobatan dengan memberi obat dalam bentuk uap secara langsung pada alat

pernapasan menuju paru. Sejak ditemukannya nebulizer pada tahun 1859 di Perancis,

nebulizer menjadi pilihan terbaik pada kasus-kasus yang berhubungan dengan masalah

inflamasi atau obstruksi bronkus seperti pada penderita asma atau PPOK (Penyakit Paru

Obstruksi Kronis). Sebagai bronkodilator, terapi ini memberikan onset yang lebih cepat

dibandingkan obat oral atau intravena. Terapi inhalasi pertama kali memang ditujukan untuk

target sasaran di saluran napas. Terapi ini lebih efektif, kerjanya lebih cepat dan dosis obat

lebih kecil, sehingga efek samping ke organ lain lebih sedikit. Sebanyak 20-30% obat akan

masuk di saluran napas dan paru, sedangkan 2-5% mungkin akan mengendap di mulut dan

tenggorokan.2,6

Pemberian obat dalam bentuk inhalasi ini ditujukan untuk memberikan efek lokal

yang maksimal dan memberikan efek samping yang seminimal mungkin. Terapi inhalasi

Nebulizer Therapy | 1

Page 2: Nebulizer - Isi (Fix)

dengan nebulizer dapat diberikan di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah

memenuhi persyaratan dan di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan

benar. 6,7

Nebulizer Therapy | 2

Page 3: Nebulizer - Isi (Fix)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistim Pernapasan

Untuk memahami tentang penggunaan nebulizer, anatomi dan fisiologi pernapasan

harus dipahami terlebih dahulu. Secara fungsional saluran pernapasan dibagi atas bagian yang

berfungsi sebagai konduksi dan respirasi. Pada bagian konduksi, udara bolak-balik di antara

atmosfir dan jalan napas seakan organ ini tidak berfungsi (dead space), akan tetapi organ

tersebut selain sebagai konduksi juga berfungsi sebagai proteksi dan pengaturan kelembaban

udara. Bagian konduksi meliputi rongga hidung, rongga mulut, faring, laring, trakea, brnkus,

bronkiolus nonrespiratorius.

Pada bagian respirasi terjadi pertukaran udara (difus) yang sering disebut dengan unit

paru, yang terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan sakus alveolaris.

Tujuan utama respirasi adalah untuk menyediakan oksigen (O2) bagi sel-sel tubuh dan

membawa karbondioksida (CO2) darinya. Agar respirasi dapat berlangsung harus ada jalan

untuk membawa oksigen ke tubuh dan system sirkulasi yang mengantarkannya pada sel-sel

tubuh serta mengeluarkan CO2 dari sel-sel tersebut. Transport O2 berlangsung melalui

saluran pernapasan atas dan bawah.

Saluran pernapasan atas terdiri dari hidung, nasofaring, mulut dan orofaring serta

laring. Saluran napas bawah dibentuk oleh trakea, saluran utama bronkus, bronkhiolus dan

duktus alveolaris, yang kemudian berakhir pada alveoli. Saluran pernapasan, dalam

melakukan fungsinya sebagai saluran udara, memiliki 3 fungsi: menyaring, menghangatkan,

dan melembabkan udara.

Secara histolgis epitel yang melapisi permukaan saluran pernapasan terdiri dari epitel

gepeng berlapis berkeratin dan tanpa keratin di bagian rongga mulut; epitel silindris

Nebulizer Therapy | 3

Page 4: Nebulizer - Isi (Fix)

bertingkat bersilia pada rongga hidung, trakea, dan bronkus; epitel kuboid selapis bersilia

pada bronkiolus repiratorius; epitel gepeng selapis pada duktus alveolaris dan sakus

alveolaris serta alveolus. Dibawah lapisan epitel tersebut terdapat lamina propria yang berisi

kelenjar-kelenjar, pembuluh darah, serabut saraf dan kartilago. Dan berikutnya terdapat otot

polos serta serabut elastin.

Sebelum mencapai alveoli, udara yang dihirup melalui suatu saluran pernapasan

dibersihkan dari semua partikel yang berdiameter lebih dari 2 µm. Pembersihan terhadap

partikel–partikel ini, seperti debu dan bakteri, memungkinkan sterilisasi pada alveolus.

Benda–benda asing disaring melalui beberapa mekanisme. Sel–sel goblet pada lapisan epitel

saluran pernapasan menghasilkan sejumlah substansi mukopolisaarida yang tebal, yakni

mucus. Silia, yang ditemukan sepanjang percabangan saluran pernapasan seperti bronki, akan

mendorong mucus dan benda – benda asing menuju faring yang kemudian akan dikeluarkan

dengan batuk dan bersin.

Selama inspirasi udara di panaskan sesuai dengan suhu tubuh, dan lebih dari 1000 ml

air digunakan perhari untuk meningkatkan kelembaban udara yang dihirup sampai paling

tidak 80%, dan disimpan sebagai cadangan cairan, rata-rata sebanyak 300 ml air perhari

dalam respirasi yang normal.

Pada sistem respirasi, alveolus merupakan unit dasar untuk pertukaran gas pada

sistem respirasi. Pada paru orang sehat, alveoli yang berjumlah lebih dari 300 juta merupakan

kantong-kantong kecil berasal dari duktus alveolaris. Duktus alveolaris terdiri dari otot polos

yang mampu melebar dan berkontraksi. Alveoli sendiri terdiri dari selapis epitel skuamosa

dan suatu membran basalis yang elastis. Kedua lapisan ini bersama lapisan endotel dan

membrane basalis kapiler, membentuk membran alveolar-kapilar atau interface. Pertukaran

gas terjadi melewati membran yang tebalnya kurang dari 1 um ini.

Nebulizer Therapy | 4

Page 5: Nebulizer - Isi (Fix)

Paru terdiri atas beberapa lobus, paru kanan terdiri dari 3 lobus, atas, tengah, dan

bawah. Paru kiri memiliki dua lobus, atas dan bawah. Udara dialirkan kesetiap lobus melalui

bronkus lobaris yang merupakan cabang dari bronkus utama. Perbedaan penting antara paru

kanan dan kiri adalah dalam hal ukuran saluran udaranya. Bronkus dari trakea sehingga lebih

sering menjadi tempat masuknya bahan – bahan yang aspirasi. Bronkus kiri lebih sempit dan

berjalan dengan membentuk sudut yang lebih tajam dengan trakea, menjadikan sekret dari

paru kiri lebih sulit untuk dikeluarkan.

Paru terletak disebelah dalam dan dilindungi oleh rongga toraks. Rongga thorak

dilapisi pleura. Pleura adalah suatu membran serosa yang luas, satu permukaannya melapisi

bagian dalam rangka kosta ( pleura parietalis ) sedangkan permukaan pleura yang lainnya (

pleura visceralis ) membungkus paru. Ruang diantara kedua permukaan itu dikenal sebagai “

ruang potensial “. Ruang ini biasanya mengandung beberapa millimeter cairan seerosa yang

mencegah pergesekan pada saat kedua permukaan tersebut saling bertemu.

Proses respirasi meliputi ventilasi, perfusi dan difusi. Ventilasi meliputi pergerakan

keluar masuknya udara melalui cabang – cabang trakeo-bronkial, sehingga oksigen sampai

pada alveoli dan karbondioksida di buang. Perfusi adalah istilah untuk aliran darah pada

kapiler paru. Difusi adalah proses pergerakan gas ( O2 dan CO2 ) melintasi membran

alveolar–kapiler yang alirannya di mulai dari daerah dengan konsentrasi yang besar kedaerah

dengan konsentrasi yang lebih kecil, menimbulkan keseimbangan alveokapiler.

Berdasarkan semua di atas, barulah kita pahami bagaimana obat inhalasi dapat masuk

dan bekerja pada paru. Obat masuk dengan perantara udara pernapasan (mekanisme inspirasi

dan ekspirasi) melalui saluran pernapasan, kemudian menempel pada epitel selanjutnya

diabsorpsi dan sampai pada target organ bisa berupa pembuluh darah, kelenjar, dan otot

polos.

Nebulizer Therapy | 5

Page 6: Nebulizer - Isi (Fix)

2.2 DEFINISI

Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah obat dari bentuk cair ke

bentuk partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat apabila dihirup. atau

dikumpulkan dalam organ paru. Efek dari pengobatan ini adalah untuk mengembalikan

kondisi spasme bronkus.3

Dalam referensi yang lain, Nebulizer adalah alat dengan mesin tekanan udara yang

membantu untuk pengobatan asma dalam bentuk uap/ aerosol basah. Terdiri dari tutup, “

mouthpiece” yang dihubungkan dengan suatu bagian atau masker, pipa plastik yang

dihubungkan ke mesin tekanan udara.6

2.3 MEKANISME KERJA

Cara kerja nebulizer adalah dengan penguapan. Beberapa macam dasar cara kerja

adalah kompresor, ultrasound atau oksigen. Obat dalam bentuk partikel aerosol yang dapat

dibentuk dari cairan ( pada nebulizer ) atau partikel aerosol yang dimampatkan dengan gas

sebagai zat pembawa ( MDI = Meterred Doze Inhaler ) atau aerosol yang berasal dari bubuk

kering ( Dry Powder Inhalation = DPI ), akan mencapai sasaran di saluran napas bersama

proses respirasi sesuai dengan ukuran partikel yang terbentuk dengan mekanisme Hukum

Brown yaitu Impaksi, Sedimentasi dan Difusi. Impaksi adalah membentur dan menempelnya

partikel obat pada mukosa bronkus yang terjadi karena pergerakan udara melalui inspirasi

dan ekspirasi, sedimentasi adalah sampainya partikel pada mukosa bronkus karena mengikuti

efek gravitasi. Ukuran partikel berkisar antara 0,01 mikron sampai 100 mikron. Penyebaran

partikel obat akan tergantung kepada besaran mikronnya; partikel dengan ukuran 5-10

mikron akan menempel pada orofaring, 2-5 mikron pada trakeobronkial sedangkan partikel

Nebulizer Therapy | 6

Page 7: Nebulizer - Isi (Fix)

<1 mikron akan keluar dari saluran napas bersama proses ekspirasi. (Chrystin, Workshop

Aerosol Medicine ERS, 2005 )

Mekanisme kerja nebulizer sampai saat ini selalu berkembang, secara teknologi

disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan obat. Selain itu harus diperhatikan pula mengenai

kontinuitas kerja alat nebulizer, karena ada beberapa nebulizer yang menggunakan tombol

pengatur output aerosol, atau tanpa tombol pengatur sehingga aerosol keluar terus menerus.

Pada tipe kontinu banyak dosis obat yang terbuang, sedangkan yang menggunakan tombol

pengatur produksi aerosol dapat disesuaikan dengan pola napas pemakai. Ada beberapa tipe

nebulizer dengan klep di bagian mouthpiece-nya yang akan secara otomatis tertutup bila

pemakai tidak menarik napas, penggunaan obat menjadi efektif. Lama terapi penguapan 5-10

menit, dapat diberikan 3-4 kali sehari (seperti jadwal pemberian obat).

2.4 KLASIFIKASI NEBULIZER

1. Berdasarkan penggunaannya, nebulizer dapat diklasifikasikan menjadi 2,6,7:

a. Disposible nebulizer, sangat ideal apabila digunakan dalam situasi gawat darurat / di

ruang gawat darurat atau di rumah sakit dengan perawatan jangka pendek. Apabila

nebulizer di tempatkan di rumah, dapat digunakan lebih dari satu kali, apabila

dibersihkan setelah digunakan. Dan dapat terus dipakai sampai dengan 2 minggu

apabila dibersihkan secara teratur.

b. Re-usable nebulizer, dapat digunakan sampai kurang lebih 6 bulan. Keuntungan

nebulizer jenis ini adalah desainnya yang lebih komplek dan dapat menawarkan suatu

perawatan dengan efektivitas yang ditingkatkan dari dosis pengobatan. Keuntungan lain

adalah dapat direbus untuk proses desinfeksi. Selain itu, dapat juga digunakan untuk

terapi setiap hari.

Nebulizer Therapy | 7

Page 8: Nebulizer - Isi (Fix)

2. Berdasarkan cara kerjanya, nebulizer diklasifikasikan menjadi 2,6,8:

a. Nebulizer Jet - Aerosol

Nebulizer dengan penekan udara (Nebulizer compressors), memberikan tekanan udara

dari pipa ke tutup (cup) yang berisi obat cair. Kekuatan tekanan udara akan memecah

cairan ke dalam bentuk partikel- partikel uap kecil yang dapat dihirup secara dalam ke

saluran pernapasan. Ukuran partikel yang dihasilkan 2-8 mikron. Beberapa bentuk jet

nebulizer dapat pula diubah sesuai dengan keperluan, sehingga dapat digunakan pada

ventilator dan IPPB (Intermiten Positive Pressure Breathing).

b. Nebulizer ultrasonik (Ultrasonic Nebulizer)

Nebulizer ini menggunakan gelombang ultrasonik (vibrator dengan frekuensi tinggi),

sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume

tinggi, yakni mencapai 6cc/menit. Secara perlahan mengubah dari bentuk obat cair ke

bentuk uap atau aerosol basah. (Catatan: pulmicort tidak dapat digunakan pada

sebagian nebulizer ultrasonik). Besarnya partikel adalah 5 mikron maka dengan mudah

masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan

dispnoe. Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara intermitten, yakni untuk

menghasilkan sputum dalam masa yang pendek pada pasien dengan sputum yang

kental.

c. Nebulizer mini

Nebulizer ini merupakan generasi baru (New generation of nebulizer) digunakan tanpa

menggunakan tekanan udara maupun ultrasound. Alat ini sangat kecil, dioperasikan

dengan menggunakan baterai, dan tidak berisik.

Nebulizer Therapy | 8

Page 9: Nebulizer - Isi (Fix)

2.5 TUJUAN, INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI TERAPI NEBULIZER

Tujuan pemberian nebulizer untuk mengurangi sesak, mengencerkan dahak

(meningkatkan produksi sekret) dan dapat mengurangi / menghilangkan bronkospasma.

Terapi nebulizer diindikasikan untuk penderita gangguan saluran napas.

Kontraindikasi terapi nebulisasi adalah pada pasien dengan hipertensi, takikardi,

riwayat alergi, trakeotomi, fraktur di daerah hidung. Namun, hal yang tidak boleh dilupakan

adalah kontra indikasi dari obat yang kita gunakan untuk nebulisasi.

2.6 PEMILIHAN OBAT

Obat akan selalu disesuaikan dengan diagnosis atau kelainan saat itu. Obat yang

digunakan dalan terapi inhalasi nebulizer berbentuk solutio, suspensi atau obat khusus yang

memang dibuat untuk terapi inhalasi. Golongan obat yang sering diberikan via nebulizer

yaitu beta agonis, antikolinergik, kortikosteroid dan antibiotik.

Berikut ini adalah penjelesan mengenai obat-obat yang dapat diberikan dengan terapi

nebulizer 2:

OBATSEDIAN DAN KANDUNGAN

KETERANGAN

BRONKODILATOR : bekerja dengan merelaksasi otot polos bronkus dan membantu memudahkan dalam bernapasSalbutamol (Ventolin)

-Nebule 2.5 mg in 2,5ml

-Nebule 5 mg in 2,5 ml

Untuk semua usia, tetapi hati-hati penggunaan pada usia < 18 bulan

-Diencerkan dengan 4 ml NaCl 0,9 %

-Dapat dikombinasi Budesonide dan juga Ipratropium

Terbutaline (Bricanyl)

Respule 5 mg dalam 2 ml

Disetujui untuk BB > 25 kg

Dapat diberikan pada semua usia

-Diencerkan dengan 4 ml Nacl 0,9 %

-Dapat dikombinasi dengan terbutalin, budesonide dan Ipratropium.

Adrenaline Injeksi 1 : 1000 Dapat di encerkan dengan 4 ml Nacl 0,9

Nebulizer Therapy | 9

Page 10: Nebulizer - Isi (Fix)

(Epinefrine) Digunakan untuk usia yang ≥ 1 tahun

%

Observasi ketat dengan monitor EKG dan saturasi oksigen.

ANTIKOLINERGIKIpratropium Bromide (atrovent)

Nebule 250 mcg dalam 1 ml

Nebule 500 mcg dalam 2 ml

Diberikan untuk usia > 3 tahun

-Diencerkan dengan 4 ml Nacl 0,9 % (penggunaan dengan mouthpiece lebih baik daripada masker, dan menurunkan risiko kerusakan mata-Dapat di campurkan dengan budesonide, salbutamol, terbutaline.

KORTIKOSTEROID : untuk menekan proses inflamasiBudesonide (Pulmicort)

Nebule 500 mcg dalam 2 ml

Nebule 1 mg dalam 2 ml

Diberikan pada usia >3 bulan.

Penggunaan mouthpiece lebih baik untuk mencegah skin rash.

Diencerkan dengan 4 ml Nacl 0,9 %

Dapat dicampurkan dengan Terbutaline, Salbutamol, Ipratropium.

Fluticasone (flixotid) Nebule 500 mcg dalam 2 ml

Nebule 2 mg dalam 2 ml

Dapat diberikan untuk usia >16 tahun.

Diencerkan dengan 4 ml Nacl 0,9 %

Penggunaan mouthpiece lebih baik untuk mencegah skin rash.

KOMBINASI PRODUK : mengandung antikolinergik dan bronkodilatorCombivent Nebule (Ipratropium

Bromide 500 mcg & salbutamol 2,5 mg) dalam 2,5 ml

Diberikan pada usia > 12 tahun

Sebaiknya jangan diencerkan atau dicampur dengan obat lain

Penggunaan mouthpiece lebih baik untuk mengurangi risiko kerusakan mata

Hanya digunakan pada pasien COPDDuovent Nebule (Ipratropium

Bromide 500 mcg & Diencerkan dengan 4 ml Nacl 0,9 %

Nebulizer Therapy | 10

Page 11: Nebulizer - Isi (Fix)

Fenoterol 1,25 mg) dalam 4 ml

Diberikan pada usia > 14 tahun

Penggunaan mouthpiece lebih baik untuk mengurangi risiko kerusakan mata

MUKOLITIK Dornase Alfa (Pulmozyme)

Nebulizer Solusio 2.5mg dalam 2.5ml

Diberikan pada usia > 5 tahun

-Sebaiknya tidak diencer-kan atau dicampur deng-an obat lain

-Harus disimpan dalam lemari pendingin

Hypertonic Saline A Nacl 5% - 6ml dosis

atau

B Nacl 7.5% - 5ml dosis untuk induksi sputum

- digunakan untuk meng-induksi dahak untuk diagnosis

-A dipersiapkan dengan mencampur Nacl 30% 1ml dengan Air 5ml untuk suntikan

-B dipersiapkan dengan mencampur Nacl 30% 1ml dengan Air 4ml untuk suntikan

- Dapat menyebabkan mual dan muntah-Digunakan itu pra-perawatan pasien

dengan brokodilator untuk mengurangi bronko-spasme

ANTIBIOTIK :Antibiotik dapat diberikan untuk menembus fokus infeksi dalam dahak. Antibiotik Nebulised harus selalu diberikan setelah fisioterapi atau bronkodilator pengobatan, menggunakan mouthpiece.Colistimethate Sodium/colistin (Colomycin)

Injeksi 1Mu/vial

Digunakan untuk semua usia

-Larutkan dengan Nacl 0,9% 4ml

-Sebaiknya tidak diencerkan lebih lanjut atau dicampur denganobat lain kecuali gentamisin (cat: jika keadaan krusial)

Gentamicin

Tobramycin

Injeksi 80mg/2ml (ampul)

Injeksi 40mg/ml dan 80mg/2ml (ampul)

- Kedua antibiotik ini tidak dianjurkan untuk terapi nebulizer. Namun dapat digunakan sebagai terapi nebulizer jika keadaan krusial.

-Diencerkan dengan 4ml dengan Nacl 0,9%.

-Sebaiknya tidak dicampur dengan obat lain.

Tobramycin (TOBI) Nebulizer Solusio 300mg/5ml

- Sebaiknya tidak diencer-kan atau dicampur dengan obat lain dan

Nebulizer Therapy | 11

Page 12: Nebulizer - Isi (Fix)

Diberikan pada usia >6 tahun

diberikan setelah semua obat nebulizer lain

-Harus disimpan dalam lemari pendingin

PENTAMIDINE

- Pentamidin adalah obat yang berbahaya dengan banyak efek samping dan seharusnya hanya diberikan oleh mereka yang berpengalaman dalam peng-gunaannya

- Pakaian pelindung - masker, celemek dan sarung tangan harus dipakai oleh petugas

- Obat ini teratogenik, wanita usia subur harus menghindari kontak obat.- Pentamidin Nebulizer adalah sebagai profilaksis terhadap dan pengobatan lini kedua

untuk Pneumocystis carinii pneumonia (PCP)- Pre-medikasi dengan bronkodilator

Pentamidine isethioat

Nebulizer solusio 300mg/5ml

Injeksi 300mg/vial

Digunakan pada orang dewasa

-Dapat diencerkan dengan air untuk Injeksi

-Gunakan mouthpiece dan tube exhauser saat penggunaan pentamide inhalasi

RIBAVIRINRibavirin (Virazole ) Nebulizer Powder

6gr/vial untuk cairan inhalasi

Digunakan untuk neonatus dan anak-anak

- Ribavirin adalah obat yang berbahaya dengan banyak efek samping dan seharusnya hanya diberikan olehyang berpengalaman dalam penggunaannya.

- Pakaian pelindung - masker, celemek dan sarung tangan harus dipakai oleh petugas.

- Memiliki efek teratogenik-Ribavirin dapat digunakan untuk

mengobati Bronchiolitis Virus parah Respiratory syncytial yang paling sering menyerang bayi.

2.7 PROSEDUR TERAPI NEBULIZER

Nebulizer Therapy | 12

Page 13: Nebulizer - Isi (Fix)

1. Alat- alat yang digunakan

Nebulizer terdiri dari beberapa bagian yang terpisah, antara lain generator aerosol,

nebulizer, tempat obat cair dan alat hisapnya yang dapat berupa masker, mouthpiece atau

kanul ( kanul hidung, kanul trakeostomi ). Serta obat-obat untuk pernapasan dan Nacl

untuk pengeceran obat pernapasan tersebut.

Generator aerosol adalah sumber tenaga yang diberikan kepada nebuliser sehingga

dapat mengubah cairan menjadi aerosol atau partikel halus.

Masker, digunakan pada pasien dengan kesadaran menurun. Tidak memerlukan

koordinasi inspirasi atau ekspirasi dari pasien. Hati hati pada penggunaan kortikosteroid

atau antikolinergik. Kerugian menggunakan masker yaitu mengganggu kemampuan

pasien untuk berkomunikasi, tidak nyaman, lembab, harus terus melekat pada wajah

untuk mencegah kebocoran, dapat terjadi aspirasi jika pasien muntah terutama pasien

yang tidak sadar / pasien anak.

Mouthpiece, obat yang terhirup akan lebih efektif. Diperlukan koordinasi inspirasi

dan ekspirasi yang baik. Berikan sambungan kor pada pipa inspirasi. Pada trakeostomi

diperlukan konektor khusus; dapat juga dengan T konektor biasa.

2. Penggunaan nebulizer

Dalam penggunaan terapi nebulizer diperlukan teknik yang benar agak efek obat

tercapai. Untuk ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Pengiriman gas

Nebulizer Therapy | 13

Page 14: Nebulizer - Isi (Fix)

Penggunaan oksigen sebagai sarana pengiriman gas. Berikan oksigen suplemen 6-8

liter/menit, dengan flow rate disesuaikan menurut kondisi pasien, pulse oximetry /

hasil AGD (Analisa Gas Darah). Inhalasi katekolamin dapat merubah ventilasi-perfusi

paru dan memperburuk hipoksemia untuk periode singkat. Karena inhalasi

katekolamin dapat meningkatkan heart rate dan menimbulkan diaritmia.

2. Pengencer dan isi volume

Semua ruang nebulizer meninggalkan volume residu antara 0,5 dan 1,0 ml. Volume

residu dalam intersurgical cirrus chamber adalah 0,9 ml. Ini berarti bahwa 0,9 ml obat

tidak sampai ke pasien dan ini harus dipertimbangkan ketika dosis dihitung.

Meningkatkan isi volume dengan menambahkan pengenceran menyebabkan

penurunan jumlah obat aktif terbuang. Pengisian volume minimal adalah 4ml dan dan

maksimum dari 10 ml harus digunakan ketika obat solutio sedang ditransfer melalui

nebuliser. Pengenceran dilakukan dengan hanya dengan Nacl 0,9%, jangan

menggunakan air sebagai pengencer karena dapat menginduksi bronkospasme.

3. Laju aliran

Laju aliran gas mempengaruhi waktu nebulisator dan ukuran tetesan yang tersebar.

Kecepatan aliran meningkat berarti waktu nebulisator lebih pendek dan ukuran tetesan

lebih kecil. Untuk pengiriman obat efisien pada bronkus, diameter tetesan optimal

adalah 1-5 mikron. Untuk mencapai hal ini Laju aliran ditetapkan pada 8 liter per

menit.

4. Waktu pengiriman

Nebuliser tidak akan pernah kering karena volume sisa. Tergantung pada obat dan

nebulizer, naik sampai 80% dari dosis total diberikan dalam waktu lima menit

pertama pengiriman. Tapi kepatuhan tetes dengan waktu pemberian yang lebih lama.

Waktu pengiriman tidak lebih dari 10 menit.

Nebulizer Therapy | 14

Page 15: Nebulizer - Isi (Fix)

5. Posisi pasien

Pasien harus nyaman dan duduk tegak (40-900) hal ini memungkinkan ventilasi pasien

dan pergerakan diafrgama maksimal. Pastikan masker sesuai dan nyaman dan

mendorong pasien untuk bernapas terus melalui mulut (bukan hidung). Pasien harus

menghindari berbicara karena hal ini mengurangi efisiensi pengiriman obat. Miring

sedikit ke depan memberikan perluasan maksimum. Hal ini penting bahwa ruang

nebuliser tetap tegak.

6. Perawatan nebulizer

Setiap pasien harus memiliki nebuliser sendiri. Kolonisasi bakteri pada ruang

nebulizer dengan mikroorganisme seperti Burkholderia spp telah terbukti dalam

meningkatkan risiko infeksi pasien. Pasien yang menerima terapi nebuliser jangka

panjang harus mengganti ruang nebulizer setiap 3 bulan. Oleh karena itu nebuliser

harus dibilas setelah digunakan dan dikeringkan dengan tisu lembut.

Jalankan ruang kosong selama beberapa menit sebelum penggunaan berikutnya.

3. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengguna nebulizer adalah:

a) Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/masker untuk masing-masing pasien

(single use).

b) Lindungi mata dari uap.

c) Berikan obat yang sesuai dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.

d) Jangan mencampur obat tanpa seijin dokter.

e) Jika memungkinkan, selama terapi, atur napas dengan menarik napas dalam melalui

hidung dan tiup melalui mulut.

f) Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk berkepanjangan,

gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah dan lain-lain.

Nebulizer Therapy | 15

Page 16: Nebulizer - Isi (Fix)

g) Lakukan penepukan dada atau punggung pada saat atau setelah selesai terapi inhalasi

h) Segera setelah selesai melakukan terapi inhalasi, basuh wajah dengan air.

2.8 EFEK SAMPING & KOMPLIKASI

Efek samping dan komplikasi yang ditimbulkan dari penggunaan terapi nebulasi adalah:

a) Infeksi silang antar pasien

b) Mual dan muntah

c) Tremor dan takikardi

d) Penyempitan saluran napas atau refleks vagal yang menyebabkan henti napas

mendadak

e) Penumpukan sekret atau lender

f) Iritasi pada selaput mata, kulit dan selaput lender tenggorokan

g) Dosis yang kurang tepat karena kurang tepat dalam menggunakan alat ataupun

tekniknya.

h) Kurang dalam pemberian obat karena malfungsi dari alat tersebut.

i) Pemberian dosis tinggi dari beta agonis akan menyebabkan efek yang tidak baik pada

system sekunder penyerapan dari obat tersebut. Hipokalemia dan atrial atau

ventricular disritmia dapat ditemui pada pasien dengan kelebihan dosis.

j) Spasme bronkus atau iritasi pada saluran pernapasan.

BAB 3

Nebulizer Therapy | 16

Page 17: Nebulizer - Isi (Fix)

KESIMPULAN

Terapi nebuliser merupakan salah satu terapi inhalasi. Terapi inhalasi adalah sistem

pemberian obat dalam bentuk partikel aerosol melalui saluran napas dengan cara menghirup

obat dengan bantuan alat tertentu. Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk merubah obat

dari bentuk cair ke bentuk partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat apabila

dihirup atau dikumpulkan dalam organ paru. Cara kerja nebulizer adalah dengan penguapan.

Tujuan pemberian nebulizer untuk mengurangi sesak (rasa tertekan di dada),

mengencerkan dahak (peningkatan produksi secret) dan dapat mengurangi / menghilangkan

bronkospasma. Keuntungan nebulizer terapi adalah medikasi dapat diberikan langsung pada

tempat / sasaran aksinya seperti paru sehingga dosis yang diberikan rendah. Dosis yang

rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping sistemik. Pengiriman obat

melalui nebuliaer ke paru sangat cepat, sehingga aksinya lebih cepat daripada rute lainnya

seperti subkutan.oral. Obat-obatan yang dapat diberikan dengan terapi nebulizer yaitu beta

agonis, antikolinergik, kortikosteroid dan antibiotik.

Protokol pemakaian nebuliser yang terpenting adalah oksigen diperlukan untuk sarana

pengiriman gas, flow rate harus 8 liter per menit, pengecer yang digunakan adalah Nacl 4ml-

10ml, dan lama pemberian 5-10 menit, jangan lebih dari 10 menit. Efek samping dari terapi

nebuliser yaitu mual, muntah, tremor, takikardi dan bronkospasme.

DAFTAR PUSTAKA

Nebulizer Therapy | 17

Page 18: Nebulizer - Isi (Fix)

1. Ward, Jeremy, dkk. 2008. The Respiratory System at a Glance Ed. 2. Penerbit

Erlanga: Jakarta

2. Harris, David. 2006. Nebulizer guidelines. United Bristol Health care. Directorate of

children’s services.

3. Hoan, Tan, Drs & Rahardja, Kirana, Drs. 2010. Obat-obat Penting Ed.6. Penerbit PT

Elex Media Komputindo Kelompok Kompas Gramedia : Jakarta

4. Rab T. 1996. Prinsip Gawat Paru. Hipokrates : Jakarta

5. Ganong WF.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta

6. Terapi Inhalasi. Available from: URL: http://www.pharmacy.gov.my/patient_educa

tion/inhalation_malay.shtml

7. Inhalation Therapy. Available from: URL:

http://www.unc/~chooper/classes/voice/webtherapy/inhalationx.html.

8. Terapi inhalasi asma bronkial. Available from:

http://www.asthmastuff.com/nebulizer.htm

Nebulizer Therapy | 18