27
NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI ORANGTUA MELAKUKAN HOMESCHOOLING Studi kasus Terhadap Orangtua yang Melakukan Homeschooling Oleh : Angga Mardiansyah Ully Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2007

NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

  • Upload
    vohanh

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI

ORANGTUA MELAKUKAN HOMESCHOOLING

Studi kasus Terhadap Orangtua yang Melakukan Homeschooling

Oleh :

Angga Mardiansyah

Ully Gusniarti

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

JOGJAKARTA

2007

Page 2: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI

ORANGTUA MELAKUKAN HOMESCHOOLING

Studi Kasus Terhadap Orangtua yang Melakukan Homeschooling

Telah Disetujui Pada Tanggal

________________________

Dosen Pembimbing Utama

(Ully Gusniarti, S.Psi., M.Si)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI

ORANGTUA MELAKUKAN HOMESCHOOLING

Studi Kasus Terhadap Orangtua yang Melakukan homeschooling

Angga Mardiansyah

Uly Gusniarti

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi orangtua melakukan homeschooling. Pertanyaan penelitian ini adalah faktor apa yang melatarbelakangi orangtua melakukan homeschooling?

Subyek dalam penelitian ini adalah orang tua dari anak yang menjalani pendidikan homeschooling. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling, karena teknik tersebut dapat mengoptimalkan kualitas data yang diperoleh. Dengan demikian, sampel tidak mewakili dalam hal jumlah responden (kuantitas), namun kualitas atau ciri-ciri responden yang ingin diwakili (Utarini, 2000).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan desain penelitian adalah studi kasus. rancangan studi kasus dibedakan dari jenis rancangan penelitian kualitatif yang lain karena ia mendeskripsikan dan menganalisa secara lebih intensif terhadap satu unit tunggal atau satu sistem terbatas (bounded system) seperti seorang individu, suatu program, suatu peristiwa, suatu intervensi, atau suatu komunitas (Alsa, 2004).

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi terhadap subyek penelitian. Dari hasil tersebut diperoleh data-data yang mendukung pertanyaan penelitian yaitu faktor apa yang melatar belakangi orangtua melakukan homeschooling yaitu 1. faktor internal 2. faktor eksternal 3. Karakteristik situasional

Kata kunci : homeschooling.

Page 4: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

PENGANTAR

Setiap orangtua pasti ingin untuk selalu memberikan yang terbaik untuk anak-

anaknya dan masing-masing orangtua pun pasti mempunyai harapan yang besar

terhadap buah hati mereka. Salah satu bentuk usaha dalam memenuhi harapan

orangtua tersebut adalah dengan memenuhi kebutuhan pendidikan anak melalui

pendidikan formal dengan harapan anak-anak akan tumbuh menjadi anak yang cerdas

dan membanggakan.

Sekolah dan universitas adalah suatu institusi yang keberadaannya merupakan

suatu respon atas kebutuhan pendidikan masyarakat. Sekolah dan universitas hingga

kini dianggap orangtua sebagai tumpuan utama bagi seorang anak dalam meraih masa

depan gemilang.

Pentingnya dunia pendidikan juga mendapat tanggapan dari pemerintah

dengan mencanangkan program wajib belajar 9 tahun yang merupakan salah satu

program yang gencar digalakkan pemerintah melalui Departemen Pendidikan

Nasional (Depdiknas). Program ini mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk

bersekolah selama sembilan tahun, yaitu lebih jelasnya adalah dari tingkat Sekolah

Dasar (SD) kelas 1 hingga (SLTP) kelas 3. Aturan mengenai wajib belajar tersebut

diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003; Nomor 78 Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4301).

Dikala sekolah dianggap suatu institusi yang penting, wajib dan sakral

tersebut, kini terdapat banyak orangtua yang beralih untuk tidak menyekolahkan

Page 5: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

anaknya di sekolah-sekolah formal melainkan mereka menyekolahkan anak-anaknya

di rumah melalui suatu program yang dikenal dengan nama homeschooling.

Model sekolah yang dilaksanakan dalam ruang lingkup keluarga atau rumah

ini sangat berbeda dengan sekolah seperti yang dikenal selama ini. Perbedaan yang

sangat mendasar terdapat pada tempat belajar yang digunakan adalah rumah atau

tempat lain yang dapat digunakan untuk belajar. Selain itu anak juga tidak

mendapatkan legalitas dalam dunia pendidikan melalui institusi-institusi pendidikan

formal melainkan melalui ujian kesetaraan paket A (setara SD) , paket B (setara

SMP), dan paket C (setara SMU) (www.sampoernafoundation.org).

Awal kemunculan homeschooling itu sendiri adalah di Amerika Serikat (U.S)

(www.kompas.com/kesehatan/news/0503/13/090851.htm). Menurut hasil survey dari

National Center of Education Statistics terhadap beberapa orangtua di Amerika

Serikat yang melakukan homeschooling didapatkan hasil bahwa alasan yang paling

banyak dikemukakan orangtua adalah dapat memberikan pendidikan yang lebih baik

kepada anak melalui program homeschooling yaitu 48,9 % orangtua dari 415.000

anak di Amerika Serikat menyatakan alasan tersebut, 38,4 % orangtua dari 327.000

anak menyatakan alasan agama sebagai faktor dalam memutuskan melakukan

homeschooling, 25,6 % orangtua dari 218.000 anak menyatakan alasan lingkungan

sekolah, 16,8 % orangtua dari 143.000 anak menyatakan alasan keluarga, 15.1 %

orangtua dari 128.000 anak menyatakan alasan moral, 12,1 % orangtua dari 103.000

anak menyatakan alasan keberatan dengan apa yang diajarkan kepada anak disekolah,

11,6 % orangtua dari 98.000 anak mengatakan bahwa sekolah tidak menantang bagi

anak, 9 % orangtua dari 76.000 anak menyatakan bahwa anak memiliki masalah

Page 6: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

dengan sekolah, 8,2 % orangtua dari 69.000 anak menyatakan alasan bahwa anak

memiliki kelainan khusus, 2,7 % orangtua dari 23.000 anak menyatakan alasan

transportasi, 1,8 % orangtua dari 15.000 anak menyatakan alasan anak tidak cukup

umur untuk masuk sekolah, 1,7 % orangtua dari 15.000 anak menyatakan alasan

bahwa mereka menginginkan anak belajar secara private tetapi tidak mampu, 1,5 %

orangtua dari 12.000 anak menyatakan alasan karir orang tua yang tidak hanya

menetap di satu kota, 1,5 % orangtua dari 12.000 anak menyatakan alasan bahwa

anak tidak dapat masuk ke sekolah yang diinginkan. Berikut disajikan deskripsi

dalam bentuk tabel mengenai alasan orangtua di Amerika Serikat melakukan

homeschooling

Tabel 1. Alasan orangtua melakukan homeschooling di Amerika serikat

Reason for homeschooling Number of homeschooled students

Percent s.e.

Can give child better education at home 415,000 48.9 3.79

Religious reasons 327,000 38.4 4.44

Poor learning environment at school 218,000 25.6 3.44

Family reasons 143,000 16.8 2.79

To develop character/morality 128,000 15.1 3.39

Object to what school teaches 103,000 12.1 2.11

School does not challenge child 98,000 11.6 2.39

Other problems with available schools 76,000 9.0 2.40

Child has special needs/disability 69,000 8.2 1.89

Transportation/convenience 23,000 2.7 1.48

Child not old enough to enter school 15,000 1.8 1.13

Want private school but cannot afford it 15,000 1.7 0.77

Parent's career 12,000 1.5 0.80

Page 7: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

Could not get into desired school 12,000 1.5 0.99

Other reasons* 189,000 22.2 2.90

Source : Parent Survey of the National Household Education Program, 1999, by the U.S. Department of Education, National Center for Education Statistics

Salah satu contoh kasus homeschooling di Amerika serikat seperti yang

dikisahkan dalam www.republika.co.id salah satunya terdapat pada kalangan

keluarga muslim yakni keluarga Saleem yang memilih untuk melakukan

homeschooling, karena anak-anak muslim yang menimba ilmu di sekolah umum

tidak luput dari cibiran dan pelecehan akibat tuduhan kepada jaringan teroris islam

atas tragedi 11 september yang menimpa World Trading Centre.

Homeschooling kini sudah mulai menjadi salah satu pilihan orang tua di Indonesia

sebagai alternatif dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Sebenarnya

homeschooling sudah lama diterapkan di Indonesia, namun memiliki nama yang

berbeda seperti e-learning, pola pendidikan SMU atau Universitas terbuka bahkan

program kejar (Kegiatan Belajar) paket A&B dapat digolongkan dalam

homeschooling (www.kompas.com).

Tidak ada data resmi mengenai alasan orangtua dan jumlah anak yang

melakukan program homeschooling di Indonesia. Beberapa alasan orangtua

melakukan homeschooling di Indonesia antara lain adalah dapat menyediakan

pendidikan moral atau keagamaan, memberikan lingkungan sosial dan suasana

belajar yang baik, dan dapat memberikan pembelajaran langsung yang kontekstual,

tematik, nonskolastik yang tidak tersekat-sekat oleh batasan ilmu

(www.republika.co.id), sedangkan menurut yang tercantum dalam

Page 8: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

http://homeschooling.cipta-teknologi.info menyebutkan bahwa munculnya sekolah-

sekolah yang telah bergeser fungsi sebagai “money making machine“ atau mesin

yang menghasilkan uang dengan slogan “mencerdaskan kehidupan bangsa” atau

“mempersiapkan pemimpin masa depan” yang hanya sekedar untuk menggugah

calon konsumen telah membuat orang tua resah dan memunculkan keraguan orang

tua terhadap mutu dari institusi pendidikan formal sehingga memilih homeschooling

sebagai alternatif dalam mendidik anak.

Kasus homeschooling yang ditemui di Yogyakarta adalah pada keluarga

bapak DS, beliau mengungkapkan alasannya melakukan homeschooling adalah :

“Kalau pengen anak saya bisa buat alat itu (MRI) maka tidak saya sekolahkan di luar, karena kalau saya sekolahkan di luar itu tanggung,.. dan 99% peluangnya gagal,… ”

Subjek DS adalah seorang kepala keluarga yang telah menjalani pendidikan

formal hingga jenjang S-3. Dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak subjek

tidak mengikutkan anak kedalam pendidikan formal seperti SD, SMP, SMU dan

Universitas melainkan mengajar sendiri anak-anaknya melalui program

homeschooling yang telah dilakukan subjek selama kurang lebih 6 tahun , selama 6

tahun tersebut subjek mengajarkan kepada anak-anaknya untuk membuat alat-alat

seperti seismograf dan juga alat-alat yang dapat berguna bagi dunia kedokteran

seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Uraian singkat di atas memunculkan suatu ketertarikan peneliti untuk

melakukan studi kasus dengan tujuan mengungkap mengenai faktor apa sajakah yang

Page 9: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

melatarbelakangi subjek melakukan homeschooling?. Akan dilakukan wawancara dan

observasi dalam menjawab pertanyaan penelitian tersebut.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan desain studi kasus (case study). Studi kasus biasanya dikenali sebagai

pemeriksaan yang cermat atas berbagai keadaan sosial yang spesifik atau berbagai

aspek khusus dari lingkungan sosial, yang mencakup berbagai rincian deskripsi

psikologis tentang orang di lingkungan tersebut (Black dan Champion, 1992).

Menurut Alsa (2004) desain studi kasus (case study) dilakukan untuk memperoleh

pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu/ subjek yang diteliti

Menurut Smith (Alsa, 2004) rancangan studi kasus dibedakan dari jenis

rancangan penelitian kualitatif yang lain karena ia mendeskripsikan dan menganalisa

secara lebih intensif terhadap satu unit tunggal atau satu sistem terbatas (bounded

system) seperti seorang individu, suatu program, suatu peristiwa, suatu intervensi,

atau suatu komunitas.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan desain penelitian studi

kasus (case study) dengan alasan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh

dan mendalam mengenai fenomena faktor-faktor yang melatarbelakangi orangtua

melakukan homeschooling terjadi pada orang tua homeschooler.

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah orang tua dari anak yang menjalani

pendidikan homeschooling. Subyek adalah orang tua dari anak yang tidak mengikuti

Page 10: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

pendidikan formal di sekolah dan menjalani pendidikan di rumah. Orang tua dalam

penelitian ini adalah ayah atau ibu dari anak homeschooler.

Penelitian ini juga menggunakan informan untuk akurasi data yang diperoleh.

Informan adalah orang yang dekat dengan subyek penelitian, sehingga dapat

memberikan informasi atau gambaran tentang keadaan subyek secara keseluruhan.

Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sample, karena teknik

tersebut dapat mengoptimalkan kualitas data yang diperoleh. Dengan demikian,

sampel tidak mewakili dalam hal jumlah responden (kuantitas), namun kualitas atau

ciri-ciri responden yang ingin diwakili (Utarini, 2000).

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara

secara mendalam (in-depth interview) dan observasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2002).

Penelitian ini menggunakan wawancara jenis pendekatan dengan pedoman

wawancara. Alasan menggunakan wawancara jenis ini adalah untuk meminimalisisir

terlewatkannya beberapa hal yang seharusnya ditanyakan pada subyek penelitian.

Wawancara dilakukan secara mendalam (in-depth interview) dengan bentuk

pertanyaan terbuka (open-ended) yang bersifat fleksibel, dan dilakukan dengan

menggunakan pedoman umum wawancara untuk menjaga agar tidak ada hal-hal yang

terlewatkan serta agar wawancara yang dilakukan tidak keluar dari tujuan penelitian.

Page 11: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

Informasi yang harus ditanyakan dalam proses wawancara meliputi :

a. Alasan melakukan homeschooling

b. Permasalahan untuk mengikutkan anak ke pendidikan formal

c. Penilaian terhadap pendidikan formal

2. Observasi

Menurut Patton (Poerwandari, 1998) observasi merupakan metode

pengumpulan data esensial dalam penelitian kualitatif. Istilah observasi diarahkan

pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan

mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (Poerwandari,

1998).

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi jenis

pemeran serta sebagai pengamat. Alasan peneliti menggunakan metode ini adalah

memungkinkan peneliti untuk mengetahui lebih jelas tentang informasi yang

dibutuhkan dan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Alat pencatatan observasi yang

digunakan adalah chek list yaitu sebuah daftar pengecek yang berisi nama-nama

subjek dan beberapa identitas lainnya yang hendak diselidiki, dengan memberikan

tanda check ( v ) secara tepat dan objektif tentang ada atau tidak adanya suatu ciri-ciri

(faktor) tertentu.

Perilaku yang diobservasi dalam penelitian ini meliputi :

a. Perilaku yang berhubungan dengan interaksi orangtua-anak

b. Perilaku yang berhubungan dengan komunikasi pada anak

c. Perilaku yang berhubungan dengan proses belajar anak

Page 12: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

Metode analisis data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah data yang telah terkumpul dari

hasil wawancara dan pengamatan (observasi). Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah

maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data. Reduksi data merupakan

kegiatan yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal

yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan

penelitian dapat dilakukan (Patton, 1980). Dalam penelitian ini, cara untuk membuat

reduksi data adalah dengan melakukan koding (Utarini, 2000).

Setelah analisis data selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah

mengkomunikasikan hasil penelitian kepada orang lain dengan cara menyajikan data.

Sajian data hasil penelitian merupakan suatu cara untuk mendeskripsikan data dalam

bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan (Patton,

1980).

HASIL PENELITIAN

Kategori Sub Kategori Indikator

Contoh

1. Alasan

melakukan

homeschool

ing

a. Bertujuan

mengajarkan

anak cara

membuat alat

b. Lebih efisien

- Mengajarkan anak

membuat alat

- Mempertimbangkan

biaya dan hasil

tapi ini kebanyakan tujuannya hanya… belajarnya ya itu tadi..membuat… membuat alat.(W1.DS.brs 54-56)

ya saya itung-itung antara biaya dan ya efisiensi lah, biaya dan hasilnya gitu.(W2.DS.brs 292-194) mereka itu yang kalo

Page 13: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

c. Lebih fokus

d. Sesuai

dengan minat

dan bakat

anak

- Sebagai inefisiensi

- Dapat mengajarkan

anak hingga ke

komponen dasar

- Menerapkan metode

kasus pre-test

- Anak berminat untuk

belajar membuat alat

- Anak memiliki bakat

kuliah itu kadang-kadang ribet juga, kadang-kadang..apa ya.. materi-materi yang dibutuhkan disana itu masuk disitu, jadi saya ini sebagai inefisiensi saja.(W2.DS.brs 302-307) nah ini kan anak-anak ini saya ajarin bikin itu sampe komponen dasar itu supaya bisa membuat sendiri, sehingga sekarang ini mereka bikin modem sendiri bisa, ini bisa, ini bisa (W2.DS.brs 56-61)

Yaa… seperti ini..mereka diberi kasus, terus saya suruh nyelesaikan..,jadi akan ketahuan mana yang dia tidak tahu, nah itu yang saya ajarkan.(W1.DS.brs 8-12)

iya , artinya atensinya,..atensi yang bukan rata-rata ya, dia berminat untuk itu, paling nggak kan perhatiannya dulu itu harus masuk.(W2.DS.brs239-243)

2. Faktor a. tidak - Tidak ada sekolah / kalo saya sekolahkan di luar di teknik elektro

Page 14: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

Eksternal

tersedianya

pendidikan

yang

diinginkan

(object to

what school

teaches )

b. Mutu

pendidikan

universitas yang

mengajarkan anak

membuat MRI

- Tidak ada sekolah /

universitas yang

mengajarkan anak

membuat biochip

- Tidak ada sekolah /

universitas yang

mengajarkan cara

menyambung lidah

- Kuliah tidak

diajarkan sampai

detil

- Pendidikan formal

hanya memberikan

teori-teori

- Pendidikan formal

tidak fokus

mana atau dimana yang bisa ngajari anak bikin biochip kan nggak ada juga, makanya tidak saya sekolahkan diluar, kalo saya pingin anak saya bisa bikin biochip, ya tidak diluar, nggak ada diluar itu sekolah untuk bikin biochip itu (tertawa) yang ada homeschooling yang ngajar saya sendiri (W1.DS.brs 332-344)

kalo kuliah biasanya kan tidak sampai ke detil, apa namanya,..komponen dasar, ndak..ndak sampe situ, mereka ada komponen di toko mereka beli, dirakit, nah itu.. itu tugas mereka tapi nggak bisa untuk bikin chipnya sendiri,..disitu., jadi kalo bikin chip itu kalo dulu itu setahu saya itu dikirim ke Australia atau kemana.(W2.DS.brs 62-71)

3. Faktor

Internal

a. Persepsi

terhadap

pendidikan

formal

- Pendidikan formal

tidak efisien

- Pendidikan formal

lebih mengarahkan

untuk mencari

pekerjaan bukan

membuat lapangan

yaa.. liat di angka di lapangan kan cari pekerjaan itu sudah susah sekali kesana kemari rebutan banyak, tidak menciptakan pekerjaan, tapi kebanyakan mencari pekerjaan kan gitu, nah itu,..itu faktanya begitu ya..ya.. dan itu nanti harus Eee… apa... ya macem-

Page 15: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

b. Keyakinan

akan mampu

lebih baik

c. Motif

pekerjaan

- Sekolah dan

universitas kurang

bisa membuat EEG

- Menganggap

Pendidikan formal

berpeluang 99%

gagal

- Mengajar sendiri

anak-anak

- Menganggap

pendidikan formal

tidak bisa

mengajarkan anak

membuat alat

- Berhasil membuat

alat adalah indikator

keberhasilan belajar

macem itu cara-caranya supaya dapet kerja, cara yang nggak terlalu lurus (tertawa) (W1.DS.brs 203-219)

makanya kalo kepengen anak-anak bisa bikin itu, jadi nggak di sekolahkan di luar, karena kalo di sekolahkan di luar itu tanggung dan 99% peluangnya gagal gitu lo (W1.DS.brs 415-420)

ya… .berhasil, bisa membuat alat itu ya berarti memang tujuannya tercapai.(W1.DS.brs150-152)

PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Lofland & Lofland

(Moleong, 2002) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang sumber data

utamanya adalah berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan

Page 16: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

seperti dokumen dan lain-lain. Menurut Bogdan & Taylor (Moleong, 2002)

pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh), artinya tidak

boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi

perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.

Sebuah kecenderungan klasik sepanjang sejarah kehidupan manusia seperti

katakanlah anggapan bahwa sukses hidup diraih melalui bangku akademik, sekolah

dan universitas kini tetap menjadi tumpuan utama bagi orangtua untuk memenuhi

kebutuhan pendidikan anak agar anak dapat meraih masa depan gemilang, seringkali

orangtua menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada institusi-institusi

pendidikan formal yang kini banyak bermunculan dimana-mana baik yang berstatus

swasta maupun negeri.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan telah ditemukan metode-

metode baru dalam mendidik anak tanpa harus terdaftar dalam institusi pendidikan

formal. Yaitu melalui suatu program yang dikenal dengan sebutan homeschooling.

Penelitian ini dengan segala keterbatasan, mencoba memenuhi tujuan

penelitian yaitu mengetahui berbagai faktor yang melatarbelakangi orang tua

melakukan homeschooling, menurut Lines (Berger, 2004) homeschooling ialah cara

belajar dan pembimbingan melalui aktivitas yang direncanakan, yang menggunakan

rumah sebagai tempat belajar utama dan dilakukan dalam ruang lingkup keluarga

dengan orang tua yang berperan sebagai guru dan pengawas dalam aktivitas belajar

tersebut.

Page 17: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

Keputusan untuk melakukan homeschooling yang dilakukan orangtua tidak

muncul secara otomatis seperti gerak refleks, keputusan tersebut terbentuk melalui

suatu pertimbangan dari berbagai hal yang menjadi dasar dari alasan orangtua untuk

melakukan homeschooling, apa saja yang menjadi pertimbangan orangtua untuk

melakukan homeschooling ? dan faktor apa yang mempengaruhinya ?.

Sebelum menjalani pendidikan homeschooling, subjek sebelumnya juga

mengikutkan anak ke dalam pendidikan formal sebagaimana anak-anak yang lain.

Sebelum anak-anak subjek menyelesaikan pendidikan formal, subjek menawarkan

dua pilihan kepada anak apakah pendidikan dilanjutkan di sekolah formal atau

pendidikan dilanjutkan melalui program homeschooling

“ya kan mereka saya kasih pilihan, mau sekolah di umum apa nggak, lihatlah apa yang terjadi kalo di umum itu kayak gitu kalo disini kaya gini, gitu.. ada contoh soalnya juga, waktu anak-anak SMP itu ada contoh yang saya didik itu hasilnya disini”

setelah subjek memberikan gambaran mengenai fakta sulitnya mencari pekerjaan dan

persaingan dalam mencari kerja yang seringkali menempuh jalan yang “tidak terlalu

lurus”, Anak-anak kemudian mengambil keputusan untuk setuju melakukan

homeschooling yang dilaksanakan subjek dan anak-anak hingga saat ini. Berikut

disajikan deskripsi dalam bentuk tabel mengenai anak-anak subjek berdasarkan nama,

urutan kelahiran, umur, jenis kelamin dan pendidikan formal terakhir yang ditempuh.

Page 18: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

Tabel 4. Deskripsi anak-anak subjek yang menjalani pendidikan homeschooling.

Nama Anak

Urutan Kelahiran

Umur (Tahun)

Jenis kelamin (Lk/Pr)

Pendidikan formal terakhir

IS

DS

SE

AS

IS

1

2

3

4

5

23

19

17

15

13

Pr

Pr

Pr

Lk

Pr

SMU

SMP

SMP

SD

SD

Alasan yang dituturkan subjek mengenai keputusan melakukan

homeschooling yang dilakukan yaitu (1) homeschooling yang dilakukan bertujuan

untuk mengajarkan anak membuat alat-alat (2) lebih efisien dan (3) lebih fokus.

Sebagaimana yang banyak ditemui, terdapat beragam jurusan yang terbagi

dalam bentuk fakultas sebagaimana yang banyak ditemui pada berbagai institusi-

institusi pendidikan khususnya pada universitas-universitas yang terdapat di kota

Jogjakarta, seseorang yang memiliki minat pada salah satu bidang ilmu akan memilih

studi sesuai dengan minat tersebut, “bagaimana jika bidang yang sesuai dengan minat

tidak tersedia di sekolah atau universitas?”, uraian singkat di awal paragraf ini

memberikan sedikit gambaran mengenai faktor jenis pendidikan yang melatar

belakangi subjek melakukan homeschooling. Berikut penuturan subjek mengenai hal

tersebut :

“kalo saya sekolahkan diluar di teknik elektro mana atau dimana yang bisa ngajari anak bikin biochip kan nggak ada juga, makanya tidak saya sekolahkan diluar, kalo saya pingin anak saya bisa bikin biochip, ya tidak diluar, nggak ada diluar itu sekolah untuk bikin biochip itu, yang ada homeschooling yang ngajar saya sendiri”. (W1.DS.brs 332-344)

Page 19: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

tidak tersedianya sekolah atau universitas yang mengajarkan anak untuk membuat

MRI dan biochip menjadikan subjek lebih memilih untuk melakukan homeschooling

yang mana dalam proses belajar ini subjek sendiri yang berperan sebagai pengajar.

Pertimbangan akan efisiensi biaya, hasil dan waktu diungkapkan subjek

sebagai salah satu bahan pertimbangan subjek melakukan homeschooling. Biaya yang

mahal untuk mengikuti pendidikan formal yang menurut subjek tidak sebanding

dengan hasil yang didapat karena pendidikan formal tidak mengajarkan anak untuk

membuat alat secara detil hingga ke komponen-komponen dasar dan perguruan tinggi

juga hanya mengajarkan sebatas teori-teori saja bukan pada praktek yang akhirnya

akan membuat sarjana menganggur akibat mereka hanya tahu teorinya tetapi tidak

dapat mengaplikasikannya. Dalam homeschooling yang dilakukan subjek

mengajarkan anak untuk membuat alat mulai dari komponen-komponen dasar agar

anak dapat membuat alat-alat sendiri tanpa harus membeli komponen-komponen

dasar di toko sebagaimana yang menurut subjek dilakukan di pendidikan formal.

Agar dapat lebih efisien dalam waktu subjek mengajarkan materi yang

berbeda untuk masing-masing anak, materi yang diberikan dibedakan berdasarkan

bobotnya untuk masing-masing anak, dalam hal ini subjek membedakan dalam dua

bentuk yaitu minor dan mayor yang berarti anak yang diajarkan untuk membuat

software tidak perlu terlalu tahu tentang hardware dan begitu pula sebaliknya, hingga

pada akhirnya subjek akan mensinergikan beberapa materi yang berbeda tersebut

menjadi satu.

Page 20: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

Dalam proses belajar subjek menginginkan agar anak fokus dalam satu bidang

saja, banyaknya materi pelajaran di pendidikan formal yang menurut subjek tidak

seharusnya diajarkan akan menjadikan fokus anak dalam satu bidang akan terpecah

dan subjek menganggap bahwa pelajaran-pelajaran yang lain tidak beguna untuk

mendukung pembuatan alat-alat. Selama masa proses belajar-mengajar yang

dilakukan subjek melalui program homeschooling tersebut materi yang diajarkan

subjek hanyalah sebatas yang berkaitan dengan alat apa yang sedang dibuat dan

dalam upaya agar anak dapat fokus dalam satu bidang, subjek DS menggunakan

metode kasus pre-test sebagai metode dalam mengajar yang menurut subjek agar

dapat membuat anak lebih fokus pada ilmu yang sedang diajarkan.

Metode kasus pre-test dicapai dengan cara menerapkan alur mundur dalam

belajar yaitu subjek memberikan anak suatu kasus untuk kemudian diselesaikan oleh

anak dan apa yang menjadi kesulitan / keluhan anak selama proses belajar itulah yang

kemudian menjadi materi yang akan diajarkan, dalam hal ini subjek berperan sebagai

sumber info karena tak jarang anak-anak mengalami hambatan sehingga harus diberi

keterangan dan penjelasan agar proses belajar terus berlanjut, berdasarkan hasil

pengamatan subjek selalu menganggapi pertanyaan-pertanyaan anak ketika

menghadapi kesulitan dalam belajar.

Beberapa keluhan subjek terhadap dunia pendidikan formal tersebut

mengakibatkan ketidakpercayaan subjek terhadap pendidikan formal, subjek

beranggapan bahwa pendidikan formal berpeluang 99% gagal untuk membawa anak

bisa membuat-alat tersebut sehingga memunculkan keyakinan bahwa subjek akan

Page 21: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

mampu lebih baik sehingga subjek memilih untuk mengajar anak-anak sendiri

melalui program homeschooling tanpa harus mengambil guru dari luar.

Satu hal yang menjadi indikator keberhasilan program homeschooling yang

dilakukan subjek ialah dihasilkannya output. Output yang dihasilkan dari program

homeschooling yang dilakukan subjek bersama anak-anak adalah berupa barang dan

output yang lain adalah berupa softskill. Output yang berupa barang diantaranya

adalah MRI (Magnetic Resonance Imaging), biochip, alat mono (tes jantung),

seismograf, NMR (Nuclear Magnetic Resonance) dan berbagai alat lain, sedangkan

output yang berupa softskill adalah keterampilan dalam membuat alat-alat tersebut.

Selama menjalani model pendidikan homeschooling anak-anak subjek merasa

nyaman menjalani model pendidikan homeschooling, sebab: (1) keputusan untuk

melakukan homeschooling tidak atas paksaan dari subjek tetapi diputuskan atas

keputusan bersama antara orangtua dan anak,(2) membuat alat-alat tersebut

bersesuaian dengan minat dan bakat yang dimiliki anak-anak subjek dan (3) anak-

anak merasa lebih bebas dalam belajar atau dengan kata lain tidak terikat dalam

peraturan-peraturan ketat sebagaimana di sekolah formal. Ketika ditanyakan kepada

IS yang merupakan putri sulung dari subjek mengenai perasaan selama melakukan

homeschooling didapatkan hasil bahwa IS merasa nyaman selama menjalani

pendidikan homeschooling, adapun sedikit ketidaknyamanan dirasakan saat

timbulnya rasa malas untuk belajar bahkan tak jarang muncul perasaan kalau mereka

(anak-anak) merasa dipaksa untuk belajar dan di saat itulah subjek sebagai pendidik

juga berperan sebagai motivator bagi anak.

Page 22: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

Lines & Wartes (Berger, 2004) mengatakan terdapat resiko kecil terhadap

sosialisasi, perkembangan psikologis dan self-esteem dari anak-anak yang bersekolah

dirumah, subjek DS memahami akan resiko tersebut dan pada homeschooling yang

dilakukan subjek kegiatan belajar mengajar dilaksanakan selama lebih kurang 8 jam

dalam satu hari dirumah, setelah itu anak memiliki kebebasan untuk beraktivitas

sesuai dengan minat masing-masing anak, homeschooling yang dilakukan subjek

tidak membuat anak hanya terkungkung di rumah tetapi juga tetap memiliki

kebebasan bergaul dan beraktifitas baik dalam suatu organisasi seperti partai,

pengajian atau organisasi lain yang terdapat di kampung, berdasarkan hal tersebut

dapat dikatakan homeschooling yang dilakukan subjek tidaklah mengurangi waktu

dan kesempatan anak untuk bersosialisasi walaupun dalam kesehariannya anak-anak

tidak memiliki pergaulan di sekolah sebagaimana anak-anak yang mengikuti

pendidikan formal.

Dalam kesehariannya subjek memberikan kebebasan pada anak untuk

beraktifitas selama aktifitas tersebut tidak melanggar agama, bertujuan jelas dan

positif. Di luar waktu belajar, IS yang merupakan putri sulung subjek selalu aktif

beraktifitas dan berkumpul dalam suatu organisasi di masjid yang berada di kampung

tempat tinggal mereka.

Uraian diatas cukup menjelaskan mengenai faktor-faktor yang

melatarbelakangi subjek melakukan homeschooling, gambaran mengenai bagaimana

faktor diatas mempengaruhi subjek untuk melakukan homeschooling akan dijelaskan

dalam bagan pada halaman berikutnya.

Page 23: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

KESIMPULAN

Homeschooling yang diselenggarakan subjek bertujuan untuk mengajarkan

anak membuat alat-alat seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging), seismograf

(Pelacak gempa), alat mono (tes jantung) dan NMR (Nuklir Magnetic Resonance)dan

berbagai alat lainnya. Dalam usaha mengajarkan anak membuat alat subjek

mengalami berbagai permasalahan yang menjadi kendala dalam mencapai tujuan

tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut subjek memilih untuk

menyelenggarakan pendidikan dirumah yang dikenal dengan sebutan homeschooling.

Permasalahan yang menjadi dasar dari alasan subjek menyelenggarakan

homeschooling muncul dari dua faktor yakni faktor eksternal dan faktor internal.

Adapun faktor eksternal yang mendorong subjek untuk mengemukakan alasan

tersebut adalah :

a. Faktor tidak tersedianya pendidikan yang diiinginkan

b. Faktor mutu pendidikan

a. Pendidikan formal hanya mengajarkan sebatas teori.

b. Banyaknya materi pelajaran di pendidikan formal membuat anak menjadi tidak

fokus pada satu bidang.

3. Karakteristik situasional

Karakteristik situasional yang mendorong subjek untuk melakukan

homeschooling adalah fakta dilapangan mengenai sulitnya mencari pekerjaan dan

persaingan dalam mencari kerja yang seringkali menempuh jalan yang tidak lurus.

Page 24: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

Faktor diatas memunculkan pertimbangan subjek akan efisiensi mengenai biaya,

waktu dan hasil.

Homeschooling yang dilakukan oleh subjek tidak dapat muncul secara otomatis

seperti gerak refleks. Alasan untuk melakukan homeschooling juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor internal, faktor internal yang menjadi pendorong bagi subjek untuk

melakukan homeschooling adalah :

1. Faktor persepsi terhadap pendidikan formal

Subjek menganggap bahwa pendidikan formal tidak efisien dan lebih

mengarahkan individu untuk mencari pekerjaan bukan menciptakan lapangan

pekerjaan.

2. Faktor keyakinan akan mampu lebih baik

Subjek menganggap pendidikan formal berpeluang 99% gagal dalam

membawa anak untuk bisa membuat alat-alat dan subjek lebih memilih untuk

mengajar sendiri anak-anaknya tanpa harus mengambil guru dari luar..

Berdasarkan hasil yang didapat maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang melatarbelakangi subjek melakukan homeschooling terdiri dari faktor eksternal,

faktor internal dan karakteristik situasional

B. Saran

1. Bagi Orangtua

Orangtua hendaknya mengetahui gambaran mengenai alasan orangtua

melakukan homeschooling , sehingga dapat mempertimbangkan lagi mengenai

Page 25: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

pendidikan yang akan ditempuh oleh anak apakah sesuai dengan bakat dan minatnya

dan apakah pendidikan yang ditempuh anak dapat mengarahkan sesuai dengan minat

dan bakatnya tersebut sebagaimana anak-anak dari subjek dalam penelitian ini.

2. Bagi sekolah dan perguruan tinggi

Berdasarkan penelitian ini diharapkan pihak sekolah dan perguruan tinggi

dapat lebih meningkatkan mutu dari pendidikan formal dan dapat meminimalkan apa

yang menjadi keluhan bagi orang tua terhadap mutu pendidikan nasional.

3. Bagi peneliti lainnya

Lines & Wartes (Berger, 2004) mengatakan terdapat resiko kecil terhadap

sosialisasi, perkembangan psikologis dan self-esteem dari anak-anak yang bersekolah

dirumah, mengingat sosialisasi pada anak homeschool tidak digali secara mendalam,

maka disarankan bagi peneliti lainnya dapat menggali lebih dalam mengenai

sosialisasi pada anak homeschooler di Yogyakarta.

Page 26: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

DAFTAR PUSTAKA Alsa, A. 2004. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam

Penelitian Psikologi. Jogjakarta : Pustaka Pelajar Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka

Cipta. Berger, E. H. Parent as Partners in Education : Families and Schools Working

Together , sixth edition. New Jersey : Pearson Education, Inc. Black, J. A., Champion, D. J. 1992. Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung

: PT Eresco Breivogel, W, F. Gordon, I, J. 1976. Building Effective Home-School Relationships.

Boston, London, Sydney : Allyn & Bacon, Inc. Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan

Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : PT Raya Grafindo Persada.

Brooks, J, B. 2004. The Process Of Parenting, sixth Edition. New York : The

McGraw-Hill Companies Inc http://homeschooling.cipta-teknologi.info/viewtopic.php?t=50 http://rtvanda.multiply.com/journal/item/57 http://www.sampoernafoundation.org http://www.waspada.co.id/komentar/index

Joesoef, S. Santoso, S. Pendidikan Luar Sekolah, Surabaya : Usaha Nasional.

Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Patton, M. Q. 1980. Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills, CA: Sage

Publications.

Page 27: NASKAH PUBLIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG … · Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai

Patten, M. L. 2000. Understanding Research Methods : An Overview of the Essentials. Los Angeles : Pyrczak Publishing

Poerwandari, K. E. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta :

LPSP3 UI. Shyers, L. 1992. Comparison of Social Adjustment Between Home and Traditionally

Schooled Students. (Unpublished) Doctoral dissertation at University of Florida’s College of Education.

Smedley, T. E. 1992. Socialization of Home Schooled Children. (Unpublished).

Thesis submitted and approved for Master of Science in Corporate and Professinal Communication, Radford University, Radford. Virginia

Tim Penyusun. 2004. Pedoman Penyusunan Usulan Skripsi Dan Penyusunan Skripsi.

Jogjakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia

Tirtarahardja , U. La Sulo S. L. Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Rineka Cipta

Utarini, A. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Modul (Tidak Diterbitkan). Jogjakarta : Magister Kesehatan Ibu dan Anak Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

www.depdiknas.go.id

www.kompas.com/kesehatan/news/0503/13/090851.htm

www.republika.co.id

www.suarakarya-online.com