38
i 1 LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH ANALISIS PERBEDAAN HASIL KAYU DISETIAP KABUPATEN ATAU KOTA SE JAWA TENGAH TERHADAP HASIL PRODUKSI KAYU DI PROVINSI JAWA TENGAH Disusun oleh: Nama : Muhammad Azka N I M : 4150407016 Jurusan : Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

Muhammad Azka Lap Pkl10x

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Lapotan PKL di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa tengah

Citation preview

Page 1: Muhammad Azka Lap Pkl10x

i

1

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH

ANALISIS PERBEDAAN HASIL KAYU DISETIAP KABUPATEN ATAU

KOTA SE JAWA TENGAH TERHADAP HASIL PRODUKSI KAYU DI

PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh:

Nama : Muhammad Azka

N I M : 4150407016

Jurusan : Matematika

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2010

Page 2: Muhammad Azka Lap Pkl10x

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh pihak instansi mitra Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan Pihak Jurusan Matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Lapangan

Kepala Sub Bag Umum dan Kepegawaian

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

Soeprapto, SE, Akt, Msi Penata Tingkat I NIP. 19560923 198603 1 007

Dosen Pembimbing

Jurusan Matematika

Drs. Darmo NIP. 19490408 197501 1 001

An. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Sekretaris

Bambang Lukito, SH, MM Pembina Tingkat I NIP.19591010 198001 1 001

Ketua Jurusan Matematika

Drs. Edy Soedjoko, M. Pd

NIP. 19560419 198703 1 001

Page 3: Muhammad Azka Lap Pkl10x

iii

ABSTRAK

Muhammad Azka Analisis Perbedaan Hasil Kayu disetiap Kabupaten atau Kota se Jawa Tengah

Terhadap Hasil Produksi Kayu di Provinsi Jawa Tengah

Program Studi Matematika-Jurusan Matematika Universitas negeri Semarang

Tahun 2010

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dibentuk pertama kali pada tanggal 20 Juni 2001 dengan dasar Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor 7 tahun 2001. Beberapa saat kemudian, tepatnya pada tanggal 2 April 2002 dibentuk Unit pelaksana teknis atau UPTD Dinas kehutanan provinsi jawa tengah yaitu Balai Pengendalian Peredaran Hasil Hutan (BPPHH) di Pati, Semarang, KLI Kendal dan Tegal dengan dasar Peraturan Daerah atau Perda Provinsi Jawa Tengah nomor 1 Tahun 2002. Kemudian tanggal 5 Mei 2002 dibentuk pula penjabaran Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) serta tata kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang berdasarkan surat keputusan atau SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 28 Tahun 2002.

Dengan banyaknya kabupaten yang ada di Jawa Tengah, perusahaan-perusahaan kayu di daerah-daerah memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan kabupaten dengan produksi kayu yang berbeda-beda menghasilkan jumlah tebangan pohon yang berbeda pula. Untuk itulah maka penulis sangat tertarik dalam laporan PKL ini untuk melakukan Analisis Perbedaan Hasil Kayu disetiap Kabupaten atau Kota se Jawa Tengah Terhadap Hasil Produksi Kayu di Provinsi Jawa Tengah bulan Januari sampai Juni tahun 2010 di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan metode ANAVA.

Tujuan laporan praktik kerja lapangan ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara hasil kayu dari setiap kabupaten di Jawa Tengah terhadap hasil produksi kayu serta mengetahui kabupaten manakah yang memiliki hasil yang paling berbeda dan paling baik.

Metode pengumpulan data ini menggunakan metode interview, metode studi pustaka (dalam pengumpulan data guna menyusun laporan PKL di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ).

Setelah mengamati, menganalisis dan melakukan perhitungan ternyata terdapat perbedaan yang signifikan diantara setiap kabupaten di Jawa Tengah dalam menghasilkan produksi kayu. Dengan melihat uji Post Hoc dan rata-rata dari hasil produksi tiap-tiap jenis mesin, dapat disimpulkan bahwa Kabupaten di Jawa Tengah yang paling baik adalah Kabupaten Wonogiri. Hal ini dikarenakan rata-rata hasil produksi kayu didaerah tersebut mempunyai nilai tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lain di Jawa Tengah. Kata kunci : analisis perbedaan, uji post hoc, produksi kayu

Page 4: Muhammad Azka Lap Pkl10x

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan Praktik Kerja Lapangan

(PKL) dengan judul Analisis Perbedaan Kabupaten di Jawa Tengah Terhadap

Hasil Produksi Kayu di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ini dapat

terselesaikan.

Dapat disadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan

ini, penyusun banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik berupa moril

maupun materiil.

Untuk itu perkenankanlah penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang

2. Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam UNNES

3. Drs. Edy Soedjoko, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNNES

4. Drs. Darmo, Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan yang telah

memberikan bimbingan dan masukannya selama penyusunan laporan PKL

5. Dr. Ir. Sri Puryono KS, MP, selaku Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah.

6. Bambang Lukito, SH, MM dan Soeprapto, SE, Akt, MSi, selaku pembimbing

lapangan dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah.

Page 5: Muhammad Azka Lap Pkl10x

v

7. Bapak Gatot, salah satu staff di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama pelaksanaan PKL dan

penyusunan laporan PKL

8. Teman teman seperjuangan di tempat PKL yang telah memberi warna lain di

kehidupan bagi penyusun.

9. Seluruh pegawai dinas kehutanan, khususnya bagian PH yang telah

membantu penyusun mengumpulkan data.

10. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan PKL.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan

saran yang membangun unuk menyempurnakan laporan PKL ini. Semoga dengan

terselesainya laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amin Ya Robbal Alamin.

Semarang, Januari 2011

Penyusun

Page 6: Muhammad Azka Lap Pkl10x

vi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... ii ABSTRAK ....................................................................................... iii KATA PENGANTAR ...................................................................... iv DAFTAR ISI ..................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat ....................................................... 3

1.4 Tempat dan Pelaksanaan ............................................... 3

1.5 Metode Pengumpulan Data ........................................... 4

1.6 Sistematika Penulisan .................................................... 4

BAB II HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN(PKL) ................................6

2.1 Gambaran Umum Dinas Kehutanan Provinsi Jawa

Tengah ........................................................................... 6

1. Sejarah Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah ...... 6

2. Visi dan Misi Dinas Kehutanan ................................. 7

3. Tugas Pokok Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

................................................................................... 7

4. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan ....................... 8

Page 7: Muhammad Azka Lap Pkl10x

vii

2.2 Hutan dan Hasil Hutan Rakyat ..................................... 11

1. Hutan ...................................................................... 11

2. Hasil Hutan Rakyat ................................................. 12

2.3 Uji Perbedaan ............................................................... 13

1. Uji Normalitas .......................................................... 13

2. Uji Homogenitas Varians ......................................... 14

3. Uji Analisis Varians (ANAVA) .............................. 15

4. Uji lanjut menggunakan metode Tukey HSD .......... 16

2.4 Analisis Data ................................................................ 16

1. Uji Normalitas .......................................................... 18

2. Uji Homogenitas Varians ......................................... 19

3. Uji Analisis Varians ................................................. 20

4. Uji lanjut menggunakan metode Tukey HSD ........... 21

BAB III PENUTUP ......................................................................... 28 3.1 Kesimpulan .................................................................. 28

3.2 Saran ............................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 30 LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 8: Muhammad Azka Lap Pkl10x

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar perusahaan kayu di Jawa Tengah, beserta alamatnya.

2. Output SPSS.

3. Surat Permohonan Ijin PKL

4. Surat Balasan dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

5. Surat Penyerahan Mahasiswa PKL

6. Surat Penarikan Mahasiswa PKL

7. Daftar Hadir dan Kegiatan

Page 9: Muhammad Azka Lap Pkl10x

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, kita dituntut agar lebih

meningkatkan kemampuan pada diri kita. Hal ini dikarenakan semakin

ketatnya persaingan dunia kerja.

Universitas Negeri Semarang merupakan salah satu lembaga pendidikan

diploma di Indonesia yang menerapkan program 60% teori dan 40% praktek.

Dengan hal yang demikian diharapkan akan mampu menghasilkan tenaga

terampil, profesional, dan siap pakai untuk mengaplikasikan serta menerapkan

ilmu yang didapatkannya di dalam masyarakat. Oleh karena itu mahasiswa

Universitas Negeri Semarang (UNNES) diberikan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil untuk melihat

lapangan kerja yang sesungguhnya, sehingga mahasiswa dapat memperoleh

secara langsung keadaan dan permasalahan yang sesungguhnya ada dalam

suatu proses kerja serta dapat menambah pengalaman dalam dunia kerja yang

sebenarnya sehingga dapat dijadikan bekal pengetahuan yang cukup memadai

bagi kesiapan mereka memasuki dunia kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang

dipelajari.

Hutan selain bermanfaat dalam penghijauan juga pohon-pohonnya dapat

Page 10: Muhammad Azka Lap Pkl10x

2

dimanfaatkan kayunya untuk kepentingan kehidupan manusia. Oleh karena itu,

hasil hutan ini perlu dikelola dan ditata secara optimal. Penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang

pengendalian, dan penatausahaan hasil hutan perlu dilakukan, misalnya dengan

mengatur banyaknya pohon yang ditebang setiap bulan atau setiap tahun.

Dengan banyaknya kabupaten yang ada di Jawa Tengah, perusahaan-

perusahaan kayu di daerah-daerah memiliki kapasitas produksi yang berbeda-

beda. Hal ini dapat disebabkan hasil kayu dari setiap kabupaten dengan

produksi kayu yang berbeda-beda menghasilkan jumlah tebangan pohon yang

berbeda pula. Untuk itulah maka penulis sangat tertarik dalam laporan PKL ini

untuk melakukan Analisis Perbedaan Hasil Kayu disetiap Kabupaten atau Kota

se Jawa Tengah Terhadap Hasil Produksi Kayu di Provinsi Jawa Tengah bulan

Januari sampai Juni tahun 2010 di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

dengan menggunakan metode ANAVA.

1.2 Rumusan Permasalahan

Dalam penyusunan laporan ini, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan hasil kayu pada setiap kabupaten di Jawa

Tengah?

2. Apabila terdapat perbedaan, kabupaten manakah yang paling berbeda dan

paling menghasilkan?

Page 11: Muhammad Azka Lap Pkl10x

3

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat praktik kerja lapangan di Dinas Kehutanan Provinsi

Jawa Tengah antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil kayu pada setiap kabupaten di

Jawa Tengah.

2. Mengetahui kabupaten mana yang paling berbeda dan paling menghasilkan..

1.4 Tempat dan Pelaksanaan

1. Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Dinas Kehutanan

Provinsi Jawa Tengah, Jalan Menteri Supeno I/2 Telp. (024) 8319140

Semarang.

2. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

a. Prosedur Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Prosedur dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah

sebagai berikut:

1) Pengurusan ijin PKL dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa

mengajukan permohonan PKL kepada Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui Ketua Jurusan Matematika.

2) Pembekalan Praktik Kerja Lapangan.

3) Penyusunan dan pertanggungjawaban Laporan akhir PKL.

b. Waktu Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Page 12: Muhammad Azka Lap Pkl10x

4

Waktu kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Kehutanan

Provinsi Jawa Tengah dilakukan pada tanggal 15 November - 15

Desember 2010 dengan jam kerja sebagai berikut :

1) Hari Senin sampai Kamis mulai pukul 07.00 sampai pukul 15.30

WIB.

2) Hari Jumat mulai pukul 07.00 sampai pukul 11.00 WIB.

3) Hari Sabtu dan Minggu libur.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ini menggunakan metode penulisan sebagai

berikut.

1. Metode Interview

Metode ini dilakukan melalui tanya jawab yang dilakukan penulis

dengan pembimbing lapangan, karyawan dan petugas bagian pengusahaan

hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang merupakan proses

interaksi dan komunikasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan

produksi kayu di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah.

2. Metode Studi Pustaka

Metode ini dilakukan penulis dengan studi pustaka terhadap bahan

rujukan yang relevan dengan praktik kerja yang dilakukan. Bahan rujukan

berupa materi-materi dan referensi-referensi mengenai permasalahan yang

akan dibahas dalam laporan PKL ini.

Page 13: Muhammad Azka Lap Pkl10x

5

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan hasil PKL ini tersusun secara sistematis sebagai

berikut.

1. Bagian awal, yakni memuat halaman judul, halaman pengesahan, kata

pengantar dan daftar isi.

2. Bagian isi laporan berisi:

Bab I Pendahuluan, berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat, Tempat dan Pelaksanaan, Metode Pengumpulan Data

dan Sistematika Penyusunan Laporan.

Bab II Hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL), yakni berisi Gambaran

Umum Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Hasil Produksi, Uji

Perbedaan, dan Analisis Data.

Bab III Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

Page 14: Muhammad Azka Lap Pkl10x

6

BAB II

HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

2.1 Gambaran Umum Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

1. Sejarah Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

Dinas kehutanan provinsi jawa tengah dibentuk pertama kali pada

tanggal 20 Juni 2001 dengan dasar peraturan daerah provinsi jawa tengah

nomor 7 tahun 2001. Beberapa saat kemudian, tepatnya pada tanggal 2 April

2002 dibentuk Unit pelaksana teknis atau UPTD Dinas kehutanan provinsi

jawa tengah yaitu Balai Pengendalian Peredaran Hasil Hutan (BPPHH) di

Pati, Semarang, KLI Kendal dan Tegal dengan dasar Peraturan Daerah atau

Perda provinsi Jawa Tengah nomor 1 Tahun 2002. Kemudian tanggal 5 Mei

2002 dibentuk pula penjabaran Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) serta tata

kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang berdasarkan surat

keputusan atau SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 28 Tahun 2002.

Dengan berlakunya undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang

Pemerintah Daerah, eksistensi Kantor/ Wilayah Departemen Kehutanan

Provinsi Jawa Tengah ditiadakan, dan pengelolaan hutan dan kehutanan di

Jawa Tengah dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan

UPT-nya, UPT pusat, dinas / unit kerja kehutanan di kabupaten / kota serta

Perhutani. Pegawai asal kantor wilayah Departemen Kehutanan Provinsi

6

Page 15: Muhammad Azka Lap Pkl10x

7

Jawa Tengah yang berstatus PNS pusat, sebagian besar alih status menjadi

PNS daerah dan ditugaskan pada dinas kehutanan provinsi jawa tengah.

2. Visi dan Misi Dinas Kehutanan

a) Visi

Terwujudnya hutan lestari sebagai penyangga kehidupan untuk

kesejahteraan masyarakat.

b) Misi

1) Meningkatkan rehabilitasi hutan dan lahan dengan mendorong

keterlibatan para pihak

2) Meningkatkan perlindungan hutan dan konservasi alam bersama

masyarakat

3) Mewujudkan pemantapan, pemanfaatan kawasan dan pengelolaan

sumber daya hutan secara optimal.

4) Menguatkan kapasitas kelembagaan kehutanan.

3. Tugas Pokok Dinas Kehutanan Provinsi Jateng

Tugas Pokok Dinas Kehutanan Provinsi Jateng menurut Pasal 44 Perda

Jateng No. 6 Th. 2008 adalah:

1) melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang Kehutanan yang

diserahkan kepada Pemerintah Daerah;

2) melaksanakan kewenangan di bidang Kehutanan yang bersifat lintas

Kabupaten/Kota;

3) melaksanakan kewenangan Kabupaten/Kota di bidang Kehutanan yang

dikerjasamakan dengan atau diserahkan kepada Provinsi sesuai dengan

Page 16: Muhammad Azka Lap Pkl10x

peraturan perundang

4) melaksanakan kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada

Gubernur dan tugas pembantuan di bidang Kehutanan sesuai peraturan

perundang-

4. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan

Struktur organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dapat

dikategorikan dalam sistem organisasi garis. Dalam stru

kekuasaan dan tanggung jawab dari tingkat tertinggi sampai yang terendah

terpisah secara jelas dan tegas.

Adapun penjelasan tugas dan fungsi masing

organisasi dinas kehutanan jawa tengah adalah sebagai be

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

melaksanakan kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada

Gubernur dan tugas pembantuan di bidang Kehutanan sesuai peraturan

-undangan yang berlaku.

Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan

Struktur organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dapat

dikategorikan dalam sistem organisasi garis. Dalam struktur organisasi garis,

kekuasaan dan tanggung jawab dari tingkat tertinggi sampai yang terendah

terpisah secara jelas dan tegas.

Adapun penjelasan tugas dan fungsi masing-masing bagian dalam struktur

organisasi dinas kehutanan jawa tengah adalah sebagai berikut :

8

melaksanakan kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada

Gubernur dan tugas pembantuan di bidang Kehutanan sesuai peraturan

Struktur organisasi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dapat

ktur organisasi garis,

kekuasaan dan tanggung jawab dari tingkat tertinggi sampai yang terendah

masing bagian dalam struktur

Page 17: Muhammad Azka Lap Pkl10x

9

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas bertugas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas

kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan memiliki tanggungjawab kepada

Gubernur. Kepala Dinas membawahi Sekretariat, Bidang-Bidang, Balai, dan

Unit Pelaksana Unit Daerah (UPTD).

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada dibawah Kepala

Dinas. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan

kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasiaan, penyelenggaraan tugas secara

terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang program, keuangan,

umum dan kepegawaian.

Sekretaris membawahi :

a) Sub Bagian Program

Sub Bagian program ini dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang

berada dibawah sekretaris dan memiliki tanggung jawab sekretaris. Sub

Bagian Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian,

penyelenggaraan secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan

sub bagian program, meliputi : koordinasi perencanaan, pemantauan,

evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan sistem informasi dilingkungan

dinas.

b) Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan ini dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang

Page 18: Muhammad Azka Lap Pkl10x

10

berada dibawah sekretaris dan memiliki tanggung jawab kepada sekretaris.

Sub bagian keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian,

penyelenggaraan secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan

bidang keuangan, meliputi: pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan,

dan akuntansi di lingkungan dinas.

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub

Bagian yang berada dibawah sekretaris. Sub bagian kepegawaian

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan

teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan secara terpadu,

pelayanan administrasi dan pelaksanaan bidang umum dan kepegawaian,

meliputi: pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas,

organisasi dan tata laksana, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan

dilingkungan dinas.

3. Bidang Planologi Kehutanan

Bidang Planologi Kehutanan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang

memiliki tanggung jawab kepada kepala dinas. Bidang Planologi Kehutanan

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis,

pembinaan, dan pelaksanaan dibidang inventarisasi dan sistem informasi

kehutanan, pengukuhan, dan penatagunaan hutan serta pemolaan hutan.

4. Bidang Pengusahaan Hutan

Bidang pengusahaan hutan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang memiliki

Page 19: Muhammad Azka Lap Pkl10x

11

tanggung jawab kepada kepala dinas. Bidang pengusahaan hutan mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan

pelaksanaan di bidang pengendalian industry pengolahan hasil hutan dan

pengendalian penatausahaan hasil hutan.

5. Bidang Rehabilitasi dan Pengembangan Sumber Daya Hutan dan Lahan

Bidang ini dipimpin oleh kepala bidang yang memiliki tanggung jawab kepada

kepala dinas. Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan dibidang rehabilitasi

daerah aliran sungai, pembenihan dan budidaya kehutanan, pengembangan

hutan hak dan kelembagaan.

6. Bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Bidang ini dipimpin oleh kepala bidang yang memiliki tanggung jawab kepada

kepala dinas. Bidang ini membawahi:

a) seksi pengendalian pemanfaatan kawasan konservasi dan hutan lindung

b) seksi pengendalian pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar

c) seksi perlindungan hutan.

2.2 Hutan dan Hasil Hutan Rakyat

3.1. Hutan

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh

pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat

di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung

karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus

Page 20: Muhammad Azka Lap Pkl10x

12

hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer

Bumi yang paling penting. Hutan merupakan suatu kumpulan tetumbuhan,

terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah

yang cukup luas.

Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup

bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian

yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok

memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk

tajuk (mahkota daun) yang jelas.

3.2. Hasil Hutan Rakyat

Hutan rakyat di Indonesia mempunyai potensi besar, baik dari segi

populasi pohon maupun jumlah rumah tangga yang mengusahakannya, yang

ternyata mampu menyediakan bahan baku industri kehutanan. Walaupun

hutan rakyat mempunyai potensi dan peranan yang cukup besar, namun

hutan rakyat di Jawa pada umumnya hanya sedikit yang memenuhi luasan

minimal sesuai dengan definisi hutan, dimana minimal harus 0,25 hektar.

Hal tersebut disebabkan karena rata-rata pemilikan lahan di Jawa sangat

sempit. Potensi hutan rakyat tersebut secara nyata telah dapat merangsang

tumbuhnya aktivitas lanjutan. Besarnya potensi hutan rakyat tersebut bukan

berarti masalah produksi hasil hutan rakyat dapat diabaikan, namun masih

menyisakan banyak permasalahan yang harus diselesaikan.

Sebagaimana diketahui bahwa hutan rakyat sampai saat ini diusahakan

oleh masyarakat di pedesaan, sehingga kontribusi manfaat hutan rakyat akan

Page 21: Muhammad Azka Lap Pkl10x

13

berdampak pada perekonomian desa. Manfaat ekonomi hutan rakyat secara

langsung dapat dirasakan masing-masing rumah tangga para pelakunya dan

secara tidak langsung berpengaruh pada perekonomian desa. Ekonomi

pedesaan yang dimaksud disini lebih diartikan sebagai ekonomi yang

berlaku di wilayah pedesaan.

2.3 Uji Perbedaan

Dalam melakukan uji perbedaan ini diperlukan suatu tahapan –tahapan

yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi

data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan untuk

analisis statistik parametrik. Penggunaan uji ini dikarenakan pada analisis

statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data

tersebut berdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi normal

adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Data yang

berdistribusi normal memusat pada nilai rata-rata dan median (Purbayu Budi

Santosa dan Ashari, 2005:231).

Untuk mengetahui bentuk distribusi data kita bisa menggunakan

grafik distribusi dan analisis statistik. Penggunaan grafik distribusi

merupakan cara yang paling gampang dan sederhana. Cara ini dilakukan

karena bentuk data yang terdistribusi secara normal akan mengikuti pola

distribusi normal dimana bentuk grafiknya mengikuti lonceng. Sedangkan

Page 22: Muhammad Azka Lap Pkl10x

14

analisis statistik menggunakan analisis keruncingan dan kemencengan kurva

dengan indikator keruncingan dan kemencengan.

Selain dengan menggunakan grafik tersebut, kita juga bisa menguji

normalitas data dengan menggunakan bentuk grafik distribusi. Bentuk

grafik distribusi ini ditunjukkan dengan kemencengan (skewness) dan

keruncingan (Kurtosis) kurva. Aturan dalam kurtosis ini adalah bahwa jika

nilai rasio skewness dan kurtosis berada antara nilai minus dua (-2) dan plus

dua (+2) maka bisa diartikan bahwa data terdistribusi secara normal.

Sedangkan jika rasio berada di bawah nilai -2 maka bisa dikatakan bahwa

bentuk grafik distribusi data adalah miring ke kanan. Sedangkan jika rasio

berada di atas nilai +2, maka bisa dikatakan bahwa bentuk grafik distribusi

data adalah menceng ke kiri (Purbayu Budi Santosa dan Ashari, 2005:235).

Cara lain yang sering dipakai untuk menghitung masalah ini adalah

Kolmogorov-Smirnov. Kolmogorov Smirnov memiliki beberapa

keunggulan diantaranya yaitu tidak memerlukannya data yang

terkelompokkan, bisa untuk sampel kecil, dan lebih fleksibel

(http://www.pdf-search-engine.com/uji-normalitas-pdf.html).

2. Uji Homogenitas Varians

Asumsi dasar dari analisis ANAVA adalah bahwa seluruh kelompok

yang ada harus memiliki varians sama. Untuk menguji asumsi dasar ini

dapat dilihat dari hasil test homogenitas dari varians dengan menggunakan

uji Levene Statistic (Achmad Zanbar Soleh, 2005:215).

Analisis homogenitas varian ini gunanya adalah untuk mengetahui

Page 23: Muhammad Azka Lap Pkl10x

15

apakah asumsi bahwa ketiga kelompok sampel yang ada mempunyai varian

yang sama(homogen) dapat diterima. Untuk itu sebelumnya perlu disiapkan

hipotesis tentang hal tersebut. (Hartono, 2009:170).

Hipotesis yang digunakan dalam tes homogenitas varians adalah :

H0 : Semua varians populasi adalah sama (homogen).

H1 : Semua varians populasi adalah berbeda (heterogen).

Dasar pengambilan keputusan adalah :

Jika nilai sig. > 0,05, maka H0 diterima

Jika nilai sig. < 0,05, maka H0 ditolak.

3. Uji Analisis Varians (ANAVA)

Analisis variansi (ANAVA) adalah suatu metode analisis statistik

secara parametrik yang mempelajari kesamaan karakteristik dari beberapa

populasi melalui nilai rataannya. Beberapa asumsi analisis variansi adalah

setiap perlakuan berdistribusi normal dan variansi setiap perlakuan adalah

sama satu sama lainnya (Achmad Zanbar Soleh, 2005:214).

One way ANAVA merupakan pengujian untuk mengetahui perbedaan

nyata rata-rata antar varian dari tiga kelompok sampel atau lebih akibat

adanya satu faktor perlakuan. (Triton, 2006:189).

Tahapan yang harus dilakukan untuk mengolah data menggunakan

analisis variansi dengan SPSS adalah Pilih menu Analyze � Compare

Means � One-Way ANAVA. Masukkan kelompok nilai data dalam kotak

“dependent list” dan kelompok group dalam kotak “Factor” kemudian klik

OK.

Page 24: Muhammad Azka Lap Pkl10x

16

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian Analysis Of Varians

(ANAVA) pada kasus ini adalah sebagai berikut.

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil kayu pada setiap kabupaten.

H1 : Terdapat perbedaan hasil kayu pada setiap kabupaten.

Dasar pengambilan keputusan adalah :

Jika nilai sig. > 0,05, maka H0 diterima

Jika nilai sig. < 0,05, maka H0 ditolak.

4. Uji lanjut menggunakan metode Tukey HSD

Dari pengujian ANAVA (F-Test) apabila telah diketahui bahwa secara

umum semua kelompok memiliki perbedaan (tidak sama), maka untuk

mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar kelompok digunakan

post hoc test yang dapat berupa metode Tukey HSD (Pangestu Subagyo dan

Djarwanto, 2005:239).

Hipotesis yang digunakan dalam tes ini adalah sebagai berikut.

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil kayu antara dua kabupaten.

H1 : Terdapat perbedaan hasil kayu antara dua kabupaten.

Dasar pengambilan keputusan adalah :

Jika nilai sig. > 0,05, maka H0 diterima

Jika nilai sig. < 0,05, maka H0 ditolak.

2.4 Analisis Data

Dari data yang diperoleh dari bidang Pengusahaan Hutan (PH) Dinas

Kehutanan Provinsi Jawa Tengah akan dianalisis untuk mengetahui perbedaan

Page 25: Muhammad Azka Lap Pkl10x

17

masing-masing kabupatenproduksi. Datanya adalah sebagai berikut.

Tabel Data Hasil PKL (Jumlah Pohon yang di Tebang Antara Bulan Januari

sampai Juni Tahun 2010)

Kabupaten Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni

Banjarnegara 65.852 67.915 53.244 76.637 35.695 67.661

Banyumas 66.215 70.676 181.421 104.279 56.262 87.457

Batang 14.420 28.170 13.961 16.310 13.025 16.793

Blora 4.901 5.457 10.363 3.737 199 5.358

Boyolali 44.711 29.022 42.419 44.087 41.308 39.419

Brebes 7.455 9.527 9.147 13.303 9.550 11.420

Cilacap 3.725 2.206 3.834 20.859 2.149 4.085

Grobogan 3.284 2.001 1.095 1.009 946 1.593

Jepara 47.998 20.831 21.327 31.428 27.459 53.594

Karanganyar 6.987 12.469 4.061 8.282 10.732 11.285

Kebumen 80.065 86.124 117.144 110.177 84.519 147.696

Kendal 75.341 129.900 51.680 73.744 93.796 87.872

Klaten 76.300 165.023 63.219 67.018 90.788 54.297

Magelang 15.488 16.533 17.742 15.913 12.806 18.735

Pati 17.384 5.418 18.983 9.908 15.036 15.677

Pekalongan 46.839 69.213 57.424 41.501 4.777 24.508

Pemalang 1.912 4.058 4.885 2.536 1.781 2.900

Page 26: Muhammad Azka Lap Pkl10x

18

Purbalingga 22.820 23.873 26.901 23.553 3.113 3.221

Purworejo 86.791 113.857 91.820 104.216 82.787 95.820

Rembang 2.466 3.260 1.957 715 861 1.632

Semarang 66.119 20.642 64.212 60.314 57.481 52.829

Sragen 8.712 14.186 9.749 6.843 7.409 7.988

Sukoharjo 6.682 5.471 6.221 5.896 5.998 6.469

Tegal 5.143 3.547 2.739 4.961 3.408 2.946

Temanggung 12.271 11.026 12.600 13.229 13.326 10.796

Wonogiri 235.087 75.605 179.797 190.082 211.226 204.220

Wonosobo 7.883 8.919 9.236 9.145 12.363 9.076

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal, karena data yang baik yaitu

data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk mengetahui data

tersebut berdistribusi tersebut normal atau tidak, maka kami menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov.

Hipotesis :

H0 : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal.

Page 27: Muhammad Azka Lap Pkl10x

19

Tabel 3. Hasil Output Kolmogorov-Smirnov Test

Pada hasil output SPSS di atas dengan menggunakan One Sample

Kolmogorov-Smirnov Tes terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,000

lebih dari taraf signifikansi 5%. Hal ini mengakibatkan H0 diterima. Artinya

sampel yang diambil merupakan berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Varians

Hipotesis yang digunakan dalam tes homogenitas varian adalah :

H0 : Antara semua kabupaten mempunyai varian yang sama (homogen).

H1 : Antara semua kabupaten mempunyai varian yang berbeda (heterogen).

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Varians

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

162

37770,31

47081,397

,223

,223

-,212

2,838

,000

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Jumlah

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Test of Homogeneity of Variances

Jumlah

4,304 26 135 ,000

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Page 28: Muhammad Azka Lap Pkl10x

20

Dari output SPSS diatas terlihat bahwa pada tabel Test of

Homogeneity of Variances memiliki nilai sig. = 0,000 yang mana kurang

dari taraf signifikansi 5 %. Hal ini berarti H0 ditolak. Artinya semua

kabupaten mempunyai varian yang berbeda (heterogen).

3. Uji Analisis varians

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas varians dilakukan maka

variabel-variabel tersebut telah memenuhi syarat untuk dilakukan Analysis

of Varians (ANOVA) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata

hasil produksi untuk masing-masing kabupatenproduksi.

Hipotesis :

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil kayu dari setiap kabupaten.

H1 :Terdapat perbedaan hasil kayu dari setiap kabupaten.

Tabel 5. Hasil Uji ANAVA

Berdasarkan output hasil SPSS diatas terlihat bahwa pada tabel

ANAVA mempunyai nilai Sig = 0,000 yang mana kurang dari taraf

signifikansi 5% yang berarti H0 ditolak. Jadi, diantara semua kabupaten

terdapat perbedaan yang signifikan dalam menghasilkan kayu. Namun

demikian, belum dapat diketahui kabupaten mana yang paling banyak

ANOVA

Jumlah

3,1E+011 26 1,182E+010 32,257 ,000

4,9E+010 135 366525275,6

3,6E+011 161

Between Groups

Within Groups

Total

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 29: Muhammad Azka Lap Pkl10x

21

menghasilkan kayu. Untuk itu, diperlukan uji lanjut dengan menggunakan

Post Hoc Test.

4. Uji Lanjut menggunakan metode Tukey HSD

Uji lanjut yang dilakukan untuk mengetahui kabupaten mana yang

berbeda adalah dengan menggunakan metode Tukey HSD.

Hipotesis:

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil kayu antara dua kabupaten.

H1 : Terdapat perbedaan hasil kayu antara dua kabupaten.

Tabel 6. Sampel Hasil Uji Post Hoc

(untuk tabel yang lengkap, silahkan lihat lampiran pada output spss)

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Jumlah

Tukey HSD

(I) Kabupaten

(J) Kabupaten

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Lower Bound

Upper Bound

Lower Bound

Banjarnegara

Banyumas

-33217,667 11053,284 ,352 -74961,03 8525,69

Batang 44054,167(*) 11053,284 ,026 2310,81 85797,53 Blora 56164,833(*) 11053,284 ,000 14421,47 97908,19 Boyolali 21006,333 11053,284 ,978 -20737,03 62749,69 Brebes 51100,333(*) 11053,284 ,003 9356,97 92843,69 Cilacap 55024,333(*) 11053,284 ,001 13280,97 96767,69 Groboga

n 59512,667(*) 11053,284 ,000 17769,31 101256,03

Jepara 27394,500 11053,284 ,743 -14348,86 69137,86 Karangan

yar 52198,000(*) 11053,284 ,002 10454,64 93941,36

kebumen -43120,167(*) 11053,284 ,034 -84863,53 -1376,81

Page 30: Muhammad Azka Lap Pkl10x

22

kendal -24221,500 11053,284 ,902 -65964,86 17521,86 Klaten -24940,167 11053,284 ,874 -66683,53 16803,19 Magelan

g 44964,500(*) 11053,284 ,019 3221,14 86707,86

Pati 47433,000(*) 11053,284 ,009 5689,64 89176,36 Pekalong

an 20457,000 11053,284 ,984 -21286,36 62200,36

Pemalang 58155,333(*) 11053,284 ,000 16411,97 99898,69 Purbaling

ga 43920,500(*) 11053,284 ,027 2177,14 85663,86

Purworejo

-34714,500 11053,284 ,267 -76457,86 7028,86

Rembang 59352,167(*) 11053,284 ,000 17608,81 101095,53 Semaran

g 7567,792 11053,284 1,000 -34175,57 49311,15

Sragen 52019,500(*) 11053,284 ,002 10276,14 93762,86 Sukoharj

o 55044,500(*) 11053,284 ,001 13301,14 96787,86

Tegal 57376,667(*) 11053,284 ,000 15633,31 99120,03 Temangg

ung 48959,333(*) 11053,284 ,005 7215,97 90702,69

Wonogiri -121502,167(*) 11053,284 ,000 -163245,53 -79758,81 Wonosob

o 51730,333(*) 11053,284 ,002 9986,97 93473,69

Banyumas Banjarnegara

33217,667 11053,284 ,352 -8525,69 74961,03

Batang 77271,833(*) 11053,284 ,000 35528,47 119015,19 Blora 89382,500(*) 11053,284 ,000 47639,14 131125,86 Boyolali 54224,000(*) 11053,284 ,001 12480,64 95967,36 Brebes 84318,000(*) 11053,284 ,000 42574,64 126061,36 Cilacap 88242,000(*) 11053,284 ,000 46498,64 129985,36 Groboga

n 92730,333(*) 11053,284 ,000 50986,97 134473,69

Jepara 60612,167(*) 11053,284 ,000 18868,81 102355,53 Karangan

yar 85415,667(*) 11053,284 ,000 43672,31 127159,03

kebumen -9902,500 11053,284 1,000 -51645,86 31840,86 kendal 8996,167 11053,284 1,000 -32747,19 50739,53 Klaten 8277,500 11053,284 1,000 -33465,86 50020,86 Magelan

g 78182,167(*) 11053,284 ,000 36438,81 119925,53

Pati 80650,667(*) 11053,284 ,000 38907,31 122394,03 Pekalong

an 53674,667(*) 11053,284 ,001 11931,31 95418,03

Pemalang 91373,000(*) 11053,284 ,000 49629,64 133116,36 Purbaling 77138,167(*) 11053,284 ,000 35394,81 118881,53

Page 31: Muhammad Azka Lap Pkl10x

23

ga Purworej

o -1496,833 11053,284 1,000 -43240,19 40246,53

Rembang 92569,833(*) 11053,284 ,000 50826,47 134313,19 Semaran

g 40785,459 11053,284 ,065 -957,90 82528,82

Sragen 85237,167(*) 11053,284 ,000 43493,81 126980,53 Sukoharj

o 88262,167(*) 11053,284 ,000 46518,81 130005,53

Tegal 90594,333(*) 11053,284 ,000 48850,97 132337,69 Temangg

ung 82177,000(*) 11053,284 ,000 40433,64 123920,36

Wonogiri -88284,500(*) 11053,284 ,000 -130027,86 -46541,14 Wonosob

o 84948,000(*) 11053,284 ,000 43204,64 126691,36

Batang Banjarnegara

-44054,167(*) 11053,284 ,026 -85797,53 -2310,81

Banyumas

-77271,833(*) 11053,284 ,000 -119015,19 -35528,47

Blora 12110,667 11053,284 1,000 -29632,69 53854,03 Boyolali -23047,833 11053,284 ,939 -64791,19 18695,53 Brebes 7046,167 11053,284 1,000 -34697,19 48789,53 Cilacap 10970,167 11053,284 1,000 -30773,19 52713,53 Groboga

n 15458,500 11053,284 1,000 -26284,86 57201,86

Jepara -16659,667 11053,284 ,999 -58403,03 25083,69 Karangan

yar 8143,833 11053,284 1,000 -33599,53 49887,19

kebumen -87174,333(*) 11053,284 ,000 -128917,69 -45430,97 kendal -68275,667(*) 11053,284 ,000 -110019,03 -26532,31 Klaten -68994,333(*) 11053,284 ,000 -110737,69 -27250,97 Magelan

g 910,333 11053,284 1,000 -40833,03 42653,69

Pati 3378,833 11053,284 1,000 -38364,53 45122,19 Pekalong

an -23597,167 11053,284 ,924 -65340,53 18146,19

Pemalang 14101,167 11053,284 1,000 -27642,19 55844,53 Purbaling

ga -133,667 11053,284 1,000 -41877,03 41609,69

Purworejo

-78768,667(*) 11053,284 ,000 -120512,03 -37025,31

Rembang 15298,000 11053,284 1,000 -26445,36 57041,36 Semaran

g -36486,375 11053,284 ,185 -78229,74 5256,99

Sragen 7965,333 11053,284 1,000 -33778,03 49708,69 Sukoharj 10990,333 11053,284 1,000 -30753,03 52733,69

Page 32: Muhammad Azka Lap Pkl10x

24

o Tegal 13322,500 11053,284 1,000 -28420,86 55065,86 Temangg

ung 4905,167 11053,284 1,000 -36838,19 46648,53

Wonogiri -165556,333(*) 11053,284 ,000 -207299,69

-123812,97

Wonosobo

7676,167 11053,284 1,000 -34067,19 49419,53

* The mean difference is significant at the .05 level.

Pada prinsipnya analisis Post hoc bertujuan mengetahui lebih rinci

mengenai pasangan kelompok sampel yang saling berbeda secara signifikan

dan pasangan kelompok sampel yang tidak berbeda. Sebagai contoh, pada

baris pertama hasil Tukey HSD diatas, antara jumlah pohon di kabupaten

Banjarnegara dan jumlah pohon kabupaten Banyumas diketahui bahwa pada

kolom mean difference diperoleh perbedaan rata-ratanya -33217,667. Angka

tersebut diperoleh dari mean jumlah pohon kabupaten Banjarnegara – mean

jumlah pohon kabupaten Banyumas, atau 61167,33 – 94385,00. Terlihat

juga pada interval kepercayaan 95%, range perbedaan mean tersebut antara -

74961,03 – 8525,69.

Untuk uji signifikansi perbedaan mean jumlah pohon kabupaten

Banjarnegara – mean jumlah pohon kabupaten Banyumas, dasar

pengambilan keputusannya:

Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.

Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.

Keputusan: oleh karena nilai probabilitas adalah 0,352 atau p > 0,05;

maka H0 diterima. Dengan demikian perbedaan rata-rata jumlah pohon pada

kabupaten Banjarnegara dan Banyumas adalah tidak signifikan.

Page 33: Muhammad Azka Lap Pkl10x

25

Secara praktis, hasil uji signifikansi dapat diketahui dengan cepat pada

output yang ada tanda * pada kolom mean difference (I-J). Berdasarkan

analog tersebut, dapat diketahui perbedaan rata-rata yang tidak signifikan

yaitu :

Antara kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Banyumas

Antara kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Boyolali

Antara kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Jepara

Antara kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Kendal

…………….dan hubungan antara kabupaten-kabupaten lain yang

tidak ada tanda * nya. Sedangkan perbedaan yang signifikan yaitu:

Antara kabupaten Banjarnegara dan Batang

Antara kabupaten Banjarnegara dan Blora

Antara kabupaten Banjarnegara dan Brebes

………………dan hubungan antara kabupaten-kabupaten lain yang

ada tanda * nya.

Page 34: Muhammad Azka Lap Pkl10x

26

Dengan menghitung rata-rata dari hasil hutan untuk tiap-tiap

kabupaten berdasarkan tabel descriptives diperoleh bahwa kabupaten

Wonogiri memiliki rata-rata tertinggi yaitu sebesar 182.670 batang, dan

yang terendah adalah kabupaten Grobogan yaitu 1.6755 batang.

Setelah diketahui adanya perbedaan untuk tiap-tiap kabupaten dan

Descriptives

Jumlah

6 61167,33 14564,164 5945,795 45883,18 76451,49 35695 76637

6 94385,00 45891,573 18735,156 46224,75 142545,25 56262 181421

6 17113,17 5601,849 2286,945 11234,39 22991,95 13025 28170

6 5002,50 3278,820 1338,573 1561,59 8443,41 199 10363

6 40161,00 5782,007 2360,495 34093,16 46228,84 29022 44711

6 10067,00 2026,334 827,247 7940,49 12193,51 7455 13303

6 6143,00 7258,460 2963,254 -1474,29 13760,29 2149 20859

6 1654,67 895,634 365,641 714,76 2594,58 946 3284

6 33772,83 13877,943 5665,647 19208,82 48336,84 20831 53594

6 8969,33 3137,221 1280,765 5677,02 12261,64 4061 12469

6 104287,50 26044,998 10632,826 76954,95 131620,05 80065 147696

6 85388,83 26195,179 10694,137 57898,68 112878,99 51680 129900

6 86107,50 40610,222 16579,054 43489,69 128725,31 54297 165023

6 16202,83 2050,531 837,126 14050,93 18354,73 12806 18735

6 13734,33 5101,746 2082,779 8380,38 19088,29 5418 18983

6 40710,33 23167,453 9458,073 16397,58 65023,08 4777 69213

6 3012,00 1230,181 502,219 1721,00 4303,00 1781 4885

6 17246,83 10994,782 4488,601 5708,52 28785,15 3113 26901

6 95881,83 11516,815 4701,720 83795,68 107967,99 82787 113857

6 1815,17 968,049 395,204 799,26 2831,07 715 3260

6 53599,54 16830,257 6870,924 35937,27 71261,81 20642 66119

6 9147,83 2668,913 1089,579 6346,98 11948,69 6843 14186

6 6122,83 432,217 176,452 5669,25 6576,42 5471 6682

6 3790,67 1022,131 417,283 2718,01 4863,33 2739 5143

6 12208,00 1080,821 441,243 11073,75 13342,25 10796 13326

6 182669,50 55773,642 22769,494 124138,65 241200,35 75605 235087

6 9437,00 1516,621 619,158 7845,40 11028,60 7883 12363

162 37770,31 47081,397 3699,064 30465,37 45075,25 199 235087

Banjarnegara

Banyumas

Batang

Blora

Boyolali

Brebes

Cilacap

Grobogan

Jepara

Karanganyar

kebumen

kendal

Klaten

Magelang

Pati

Pekalongan

Pemalang

Purbalingga

Purworejo

Rembang

Semarang

Sragen

Sukoharjo

Tegal

Temanggung

Wonogiri

Wonosobo

Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Page 35: Muhammad Azka Lap Pkl10x

27

rata-rata hasil produksinya, maka kita dapat mengetahui kabupaten dengan

produksi mana yang tertinggi. Dengan melihat uji Post Hoc dan rata-rata

dari hasil hutan tiap-tiap kabupaten, dapat disimpulkan bahwa kabupaten

dengan hasil hutan yang tertinggi adalah kabupaten Wonogiri. Hal ini

dikarenakan rata-rata hasil produksi kabupaten tersebut mempunyai nilai

tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lain.

Page 36: Muhammad Azka Lap Pkl10x

28

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dalam pembahasan di atas maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Tes terlihat

bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,000 kurang dari taraf signifikansi

5%. Hal ini mengakibatkan H0 diterima. Artinya sampel yang diambil

merupakan berdistribusi normal.

2. Pada tabel Test of Homogeneity of Variances memiliki nilai sig. = 0,000

yang mana kurang dari taraf signifikansi 5 %. Hal ini berarti H0

diterima. Artinya antara setiap kabupaten mempunyai varian yang

berbeda (heterogen).

3. Pada tabel ANAVA mempunyai nilai Sig = 0,000 yang mana kurang

dari taraf signifikansi 5% yang berarti H0 ditolak. Jadi, diantara setiap

kabupaten terdapat perbedaan yang signifikan dalam menghasilkan

kayu.

4. Setelah dilakukan uji Post Hoc dengan menggunakan metode Tukey

dapat dijelaskan bahwa terdapat beberapa kabupaten yang tidak

mempunyai perbedaan. Hal tersebut didasarkan atas nilai sig. yang

28

Page 37: Muhammad Azka Lap Pkl10x

29

lebih dari taraf signifikansi 5%. Sedangkan untuk kabupaten lainnya

mempunyai nilai sig. kurang dari taraf signifikansi 5%. Jadi, H0 ditolak.

Artinya antara kedua kabupaten tersebut mempunyai perbedaan.

5. Dengan menghitung rata-rata dari hasil hutan untuk tiap-tiap kabupaten

diperoleh bahwa kabupaten Wonogiri memiliki rata-rata tertinggi yaitu

sebesar 182.670 batang, dan yang terendah adalah kabupaten Grobogan

yaitu 16755 batang.

6. Dengan melihat uji Post Hoc dan rata-rata dari hasil produksi tiap-tiap

kabupaten, dapat disimpulkan bahwa kabupaten yang paling

menghasilkan adalah kabupaten Wonogiri. Hal ini dikarenakan rata-rata

hasil hutan kabupaten tersebut mempunyai nilai tertinggi dibandingkan

dengan kabupaten lainnya.

3.2 Saran

1. Dalam mengatasi masalah pemerintah perlu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, menambah lapangan pekerjaan, dan

menentukan kebijakan dalam pengelolaan hasil hutan.

2. Hendaknya mahasiswa PKL diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk

menerapkan pengetahuan yang dimiliki dan memberikan tugas yang

sesuai dengan kemampuannya.

3. Diharapkan mahasiswa PKL dilibatkan dalam semua kegiatan agar

mereka mendapatkan pengetahuan baru sebagai bekal untuk menjadi

tenaga kerja ahli di bidangnya.

Page 38: Muhammad Azka Lap Pkl10x

30

DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Purbayu Budi. Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsot Excel &

SPSS. Yogyakarta : Andi

Soleh, Achmad Zanbar. 2005. Ilmu Statistika Pendekatan Teoritis dan Aplikatif

disertai Contoh Penggunaan SPSS. Bandung : Rekayasa Sains

Bandung

Subagyo, Pangestu. Djarwanto. 2005. Statistika Induktif. Yogyakarta : BPFE-

YOGYAKARTA

Triton, PB. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta :

Andi

Hartono. 2009. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

http://202.152.36.117:8080/content.php?fl3nc=1&param=c2NtZD1hYm91dF91cy

Zzbm9kZUlkPTEwMiZzdHlwZT0%3d

www.dephut.go.id/files/Ekonomi_HR.pdf

http://dinhut.jatengprov.go.id/www/mod.php?mod=userpage&page_id=2

http://www.pdf-search-engine.com/uji-normalitas-pdf.html