Upload
robi-keo
View
81
Download
18
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ilmu Ukur Tanah
Citation preview
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 1
MODUL I
DASAR-DASAR
A. KOMPETENSI KHUSUS:
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan :
1. Dapat menyebutkan pengertian ilmu ukur tanah.
2. Dapat menyebutkan ukuran atau satuan-satuan yang dipakai dalam ilmu ukur
tanah.
3. Dapat melakukan penempatan titik.
4. Dapat membuat garis lurus di lapangan.
5. Dapat membuat garis tegak lurus di lapangan.
6. Dapat melakukan pengukuran dengan cara yang paling sederhana.
Metode Penyajian / Petunjuk belajar
Metode Penyajiannya ceramah dengan peragaan dan diikuti praktek oleh mahasiswa.
1. Mahasiswa diminta mencoba menyebutkan pengertian Ilmu Ukur Tanah.
2. Mahasiswa diminta agar menyebutkan ukuran dan satuan yang biasa dipakai
dalam Ilmu Ukur Tanah.
3. Mahasiswa harus mencoba melakukan penempatan titik di atas kertas.
4. Mahasiswa mencoba membuat garis lurus di lapangan.
5. Mahasiswa mencoba membuat garis tegak lurus di lapangan.
6. Mahasiswa mencoba melakukan pengukuran sederhana dan menggambar
hasilnya.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 2
B. MATERI PERKULIAHAN
1. Pendahuluan :
Untuk menyongsong hari esok, mahasiswa perlu di bekali ilmu ukur tanah,
karena mahasiswa teknik akan selalu berhubungan dengan proyek-proyek yang
sangat erat hubungannya dengan pengukuran tanah, namun sebelumnya perlu diberi
pengertian atau definisi-definisi hal-hal yang berhubungan dengan Ilmu Ukur Tanah.
Oleh karena itu pada bab I ini diberikan materi tentang pengertian – pengertian Ilmu
Ukur Tanah secara umum.
2. Pengertian Ilmu Ukur Tanah
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari Ilmu Geodesi. Geodesi mempunyai dua
maksud :
a. Maksud Ilmiah : menentukan bentuk permukaan bumi
b. Maksud praktis : membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar
atau sebagian kecil permukaan bumi.
Dalam Ilmu Ukur Tanah dibahas maksud yang kedua yaitu Maksud Praktis.
Untuk membuat Peta diperlukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi
yang mempunyai bentuk yang tidak beraturan karena adanya gunung-gunung dan
lembah-lembah yang curam.
Pengukuran dibagi dua bagian yaitu :
a. Pengukuran mendatar untuk mendapatkan hubungan mendatar dari titik-titik
yang di ukur dan
b. Pengukuran tegak untuk mendapatkan hubungan tegak antara titik-titik yang di
ukur.
Untuk memindahkan keadaan dari permukaan yang tidak beraturan
melengkung ke dalam bidang peta datar, diperlukan perantara.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 3
Sebagai bidang perantara diambil :
a. Bidang elips, bila luas yang diukur lebih dari 5.500 Km2. Elip ini didapat dengan
memutar suatu elips dengan sumbu kecilnya sebagai sumbu putar. Elip dari
Bessel mempunyai sumbu besar
a = 6.377,397 m dan sumbu kecil b = 6.3356,078.
b. Bidang bulatan, bila yang diukur lebih kecil dari 100 Km. Jari-jari bulatan ini
dipilih sedemikian sehingga bulatan menyinggung permukaan bumi di titik
tengah daerah.
c. Bidang datar, jika ukuran terbesar daerah melebihi 55 Km.
Dalam buku ini hanya dibahas tentang pembuatan peta dengan bidang datar.
3. Ukuran
a. Panjang: sebagai ukuran panjang diambil meter internasional atau meter
standar yang di simpan di Bereau Internasionale de Point et Measures Bretenil
dekat Paris. Panjang meter standar itu ada seperempat puluh ribu juta panjang
meridian bumi dan merupakan jarak antara dua titik pada kedua ujung meter
standar dipengaruhi oleh suhu disekitarnya. Oleh karena itu pada konprensi
ukuran dan berat internasional pada tahun 1927 ditentukan panjang satu
meter dengan menggunakan panjang gelombang garis merah pada spectrum
cadmium dalam udara kering, suhu 15°C dan tekanan udara sebesar 760 mm
tinggi air raksa.
b. Luas: ukuran luas yang dipakai dalam Ilmu Ukur Tanah adalah : 1 m ; 1a = 1
are = 100 m dan 1 Ha = 10.000 m = 1 Km = 10 m
c. Sudut: dasar untuk menyatakan besarnya sudut lingkaran yang dibagi empat
bagian yang dinamakan kuadran. Ada dua cara pembagian sudutnya antara
lain:
Cara sexagesimal, membagi lingkaran dalam 360 bagian yang dinamakan
derajat, satu derajat dibagi dengan 60 menit dan satu menit dibagi 60 detik
dengan penulisan 1° = 60’ 1’ = 60’’.
Cara sentisimal, membagi lingkaran dalam 400 bagian yang dinamakan grade.
Satu grade dibagi lagi dalam 100 centigrade dan satu centigrade dibagi dalan
10 centi-centigrade.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 4
Hubungan antara satuan cara Sexagesimal dengan centesimal adalah:
1° = 1 ′′′′′ 1푔= 0,9
1′ = 1 ,8518518551 1 = 01,54
1′′ = 3푐푐,08641975 1 = 0,324
Cara Radial (휌)
Satu radial adalah sudut pusat lingkaran yang mempunyai busur sama
panjang dengan jari-jari lingkaran. Keliling lingkaran ada 2휋푟 maka satu
lingkaran mempunyai sudut :
2휋푟푟 = 2휋 푟푎푑푖푎푙
Maka hubungan antara sudut, grade dan radial :
휌 = 360°2휋 =
360 푥 60′2휋 =
360 푥 60 푥 60′′2휋
휌 = 400푔
2휋 =400 푥 100 푐
2휋 = 400 푥 100 푥 100 푐푐
2휋
휌 = 57°, 295779 휌 = 63푔, 661977
휌 = 3437 , 7467 휌 = 6366 푐, 1977
휌 = 206264 , 8 휌 = 636619 푐, 77
4. Penentuan Tempat Titik
a. Jika harus menentukan titik-titik yang memanjang dalam satu garis lurus maka
tempat titik-titik itu dapat dinyatakan jarak titik yang letak di atas garis lurus itu
pula, titik yang di ambil sebagai dasar untuk menghitung jarak disebut titik nol
titik berikutnya diberi jarak positif (+) yang kekanan dan negative (-) yang
kekiri. Jarak-jarak ini disebut ‘koordinat’.
Gambar 1
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 5
Dari gambar 1. sebagai tersebut bisa diketahui jarak antara A dan B adalah
100m didapat dari (+60)-(-40) dan jarak antara A dan C = 20 dari (+80)-(+60)
antara B dan C adalah = 120 dari (+80)-(-40). Rumus yang didapat adalah:
푑 = 푋 - 푋 → 푑 = 푋 - 푋 → 푑 = 푋 - 푋
Dengan demikian akan selalu mempunyai tanda positif (+).
b. Jika titik-titik tidak terletak dalam suatu garis lurus, dalam hal ini harus dibuat
dalam dua garis lurus yang saling tegak lurus satu sama lainnya yang
dinamakan salib sumbu.
Gambar 2
Garis mendatar disebut “absis atau sumbu x” dan garis tegak disebut “ordinat
atau sumbu y”, titik potongnya disebut “titik asal”.
Pada sumbu x titik-titik diatas 0 bertanda (+) dan titik di bawah 0 bertanda (-)
dari gambar 2. Untuk menghitung jarak masing-masing titik ke titik lainnya
hanya digunakan rumus Phytagoras.
Jarak d = (푥2− 푥1) + (푦2− 푦1)
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 6
c. Cara ketiga untuk menentukan tempat suatu titik dengan menggunakan sudut
arah (훼) dan jarak (d) yaitu dengan menggunakan titik P yang tertentu dan juga
garis lurus PQ yang tertentu.
Gambar 3
Jarak antara dua titik masing-masing selalu dapat dihitung dengan segitiga
yang mempunyai dua titik itu dengan titik P sebagai titik sudutnya yaitu dua
jarak sisinya dan satu sudutnya dengan rumus cosinus.
Jarak AB = 푑 + 푑 – 2 푑 푑 Cos (훼 )
5. Pembuatan Garis Lurus di Lapangan
a. Alat-alat yang digunakan :
Jalon yaitu suatu tongkat bertanda merah putih-putih atau putih-hitam.
Cermin sudut
Prisma
Waterpass
b. Pelaksanaan
1) Membuat garis lurus tanpa halangan, dibutuhkan dua orang dan beberapa
jalon.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 7
Pertama tancapkan jalon di ujung-ujung garis yang akan dibuat, kemudian
orang I sebagai pembidik dibelakang ujung garis dan orang II memasang
jalon-jalon yang lain sesuai instruksi dari orang pertama.
Gambar 4
2) Membuat garis lurus yang ujung-ujungnya terhalang bangunan, dibutuhkan
dua orang dan empat jalon. Masing-masing orang bekerja bergantian
membidik dan menggeser jalon.
Gambar 5
Dari belakang jalon b, dibidik ke P dan jalon a disuruh pasang di garis lurus b,
p. dari belakang jalon a, Q yaitu di b2 demikian diulang-ulang sehingga dari
jalon b membidik jalon a lurus ke P dan dari jalon a membidikjalon b lurus ke
titik Q dan selesai.
3) Membuat garis lurus PQ yang terhalang ditengahnya sehingga tidak
kelihatan antara ujung satu dengan ujung lainnya, untuk mengatasi masalah
ini ada dua cara penyelesaiannya :
a) Membuat garis pertolongan AE yang sejajar dengan PQ pilih titik A dan E
yang sama jaraknya ke garis PQ yaitu p.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 8
Gambar 6
Buat sudut PAE dan QEA masing-masing 90o. Buat garis siku-siku di titik
a,b,c, dan d mengarah ke garis PQ sesuai kebutuhan, beri jarak yang sama
yaitu p ke garis PQ yang akan di buat dan masing-masing di beri tanda di
titik a’,b’,c’,d’. Titik-titik tersebut jika dihubungkan akan merupakan garis
lurus PQ yang diinginkan.
b) Cara lainnya adalah dengan membuat segitiga QPA
Gambar 7
Tentukan titik P dan Q, tentukan titik A dengan cara membuat garis PA dan
AQ yang siku-siku di titik A. Buat garis siku-siku di a, b, c, dan d memotong
garis PQ. Hitung jarak masing-masing 푃 , 푃 , 푃 , 푃 dan P dengan
menggunakan rumus :
P1 = 푃 P2 = 푃 P3 = 푃 P4 = 푃
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 9
Ujung, ujung 푃 , 푃 , 푃 , 푃 dan P masing-masing merupakan garis lurus dari
P ke Q yang di cari.
6. Pembuatan Garis Tegak Lurus di Lapangan
a. Cara paling sederhana adalah cara segitiga dengan panjang sisi masing-masing
4 : 5 : 3
Gambar 8
Jika dititik P harus dibuat garis tegak lurus AB maka caranya:
Buat suatu jarak 푃 , di garsi AB yang besarnya kelipatan angka 3 misalnya 3 m.
buat suatu jarak 4 m kearah tegak lurus AB misalnya di b, kemudian ukur
dengan pita ukur dengan jarak 5 m dengan memperhatikan satu ujung di b dan
lainnya di a, apabila masing-masing ujung 3 m, 4 m dan 5 m sudah bertemu
tepat (berhimpit) maka sudut BPQ sudah 90°.
b. Dengan menggunakan cermin sudut atau prisma
Cermin sudut terdiri dari dua cermin yang membentuk sudut tertentu
ditempatkan pada suatu kotak seperti pada gambar 9.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 10
Gambar 9
Prinsip Kerja Cermin Sudut :
Sudut (bayangan) yang datang dari P setelah tiba di cermin I di titik A akan
dipantulkan ke cermin II dititik B dari titik B dipantulkan lagi keluar menuju ke
mata kita melalui ntitik R. Sinar yang masuk ke PA membentuk sudut 휇
terhadap garis RS yang besarnya = sudut luar segitiga ABR maka:
휇 = PAB + ABR = 2훽 + 2 훾 dan
훽 = 90 − 퐴 dan 훾 = 90 – 훽 sedang 퐴 + 퐵 = 180 – 훾
Maka 휇 = 2 (90 - 퐴 ) + 2 (90 - 퐵 = 360 – 2 (퐴 퐵 ) = 2 훼
휇 = 2 훼
Jadi jika sudut 훼 dibuat 45° maka sudut 휇 = 90°
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 11
Cara penggunaan:
c) Buat titik P dan Q
d) Buat pula titik R yang terletak di atas tempat yang akan dibuat sudut siku
e) Taruh cermin sudut di atas titik R dan bidik bayangan titik P pada cermin II.
Tentukan titik S dengan jalon yang sejajar (berhimpit) dengan bayangan titik P
tersebut.
Sama halnya jika titik S terlebih dahulu ditentukan dan akan mencari titik R nya.
c. Dengan menggunakan prisma, prinsip dan cara kerjanya sama dengan cermin
sudut.
7. Pengukuran Sederhana
Melakukan pengukuran suatu daerah berarti menentukan (jarak dan sudut) titik-
titik atau bangunan-bangunan yang ada di daerah tersebut dalam jumlah yang
cukup, sehingga dapat dibuat bayangan atau gambar yang cukup jelas dengan
suatu skala tertentu. Untuk daerah yang luas dibutuhkan alat Theodolit, tetapi
untuk daerah yang kecil cukup dengan alat pita ukur (roll meter) dan alat pembuat
garis siku / sejajar cermin sudut dan lain-lain yaitu dengan cara yang sederhana.
Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Dengan cara Koordinat Tegak Lurus
2) Dengan cara mengukur sisi dan diagonalnya
Dari kedua cara tersebut, yang paling mudah adalah cara mengukur diagonal,
semua bentuk diusahakan dibuat segitiga-segitiga. Cara penggambarannya hanya
menggunakan masing-masing jarak (sisi segitiga), cara menghitung luas tiap segitiga
dengan rumus:
s = ( )
Luas L = ((푠 − 푎)(푠 − 푏)(푠 − 푐))푠
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 12
Gambar 10
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 13
C. Evaluasi
1. - Sebutkan pengertian dari Ilmu Ukur Tanah.
- Sebutkan pengertian pengukuran mendatar
- Sebutkan pengertian pengukuran tegak
- Sebutkan pengertian bidang perantara
2. Sebutkan ukuran-ukuran yang dipakai dalam Ilmu Ukur Tanah.
3. - Tentukan suatu titik A, B, C yang posisinya
A + 40 m
B – 55 m
C + 110 m
- Tentukan letak titik A, B, C, D yang posisinya A (100;150) B (-15;135) C(-
25;60) D (70;-40)
- Hitung jarak masing-masing titik
- Tentukan letak titik ABCD jika diketahui :
Titik
A
Jarak
15 m
Sudut
25°
B 120 m 276°
C 135 m 225°
D 70 m 130°
- Hitung jarak antaramasing-masing titik tersebut.
4. Tentukan tempat titik-titik yang menjadi bagian dari garis lurus diantara
gedung A dan gedung B.
5. Buat garis tegak lurus terhadap AB tersebut pada jarak 5 m dari gedung A.
6. Ukur dan gambarlah lokasi yang di tampati gedung Teknik Sipil Undana.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Dasar-dasar
Buku Ajar Ilmu Ukur Tanah I 14
D. DAFTAR PUSTAKA
Soetomo Wongso Tjitro, 1997, Ilmu Ukur Tanah, Jakarta, Kanisius, Halaman 11 –
84
Prof.Ir. Jacob Rais, Msc. Ilmu Ukur Tanah, Bandung, Halaman 1 – 7
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)