Mkalah Lengkap

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS PROSES BELAJAR MENGAJAR PONDOK PESANTREN DARRUT TAUHUD BANDUNG DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI PENDIDIKANDisusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Oleh:

MUHAMMAD SYAWAL 209000046

Program Studi Psikologi Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina Jakarta, 2010

1

KATA PE

ANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan judul ANAL PROSES BELAJAR MENGAJAR DI PESANTREN DARRUT TAUHID BANDUNG DENGAN PENDEKATAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Makalah ini dibuat dalam rangka menenuhi tugas akhir mata kuliah Psikologi Pendidikan. Ucapan terimaksih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mebambantu penulis dalam menyelsaikan makalah ini yaitu: 1. Orang tua/keluarga penulis yang senantisa mendoakan dan terus memberikan motivasi kepada penulis. 2. Ibu Alfikalia M.Si selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah banyak membimbing penulis dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini. 3. Pimpinan dan pengurus pondok Pesanten Darrut Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan pengambilan data observasi di Pondok Pesantren Darrut Tauhid. 4. Sahabat-sahabat penulis , geng Sumatera, anak lantai tiga asrama PF 2009, dan seluruh pihak yang membantu baik moril maupun matril yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan maklah ini masih tedapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Jakarta 16 Mei 2010 Penulis

Muhammad syawal

2

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................ ................................ ................................ . ..i Kata Pengantar ................................ ................................ ................................ . ii Daftar Isi ................................ ................................ ................................ ........... iii Bab I. Pendahuluan ................................ ................................ ...................... 1 1.1 Latar Belakang ................................ ................................ ....................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................ ................................ ................. 4 1.3 Metode Penulisan ................................ ................................ .................. 4 1.4 Tujuan Penulisan ................................ ................................ ................... 5 1.5 Sistematika Penulisan ................................ ................................ ........... 5 Bab II. Landasan Teori ................................ ................................ ................. 6 2.1 Unsur-unsur Pendidikan ................................ ................................ ........ 7 2.2 Tugas dan Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar ....................... 8 2.3 Model Pengajaran Bruce Joyce dan Marsha Well ............................... 10 2.4 Strategi Pembelajaran ................................ ................................ ......... 12 2.5 Manajemen Kelas ................................ ................................ ................ 14 2.6 Perencanaan dan Instruksi Belajar Berpusat Pada Siswa ................... 15 2.7 Motivasi Belajar dan Mengajar ................................ ............................ 17 Bab III. Hasil Observasi ................................ ................................ ............... 19 3.1 Sejarah Pondok Pesantren Darrut Tauhid ................................ ........... 19 3.2 Fasilitas Pondok Pesantren Darrut Tauhid ................................ .......... 21 3.3 SDM Darrut Tauhid................................ ................................ .............. 25 3.4 Program Pendidikan Darrut Tauhid ................................ ..................... 25 3.5 Kurikulum Darrut Tauhid ................................ ................................ ...... 27 3.6 Visi dan Misi Darrut Tauhid ................................ ................................ . 28 3.7 Data Hasil Observasis ................................ ................................ ......... 29 3.8 Paparan Singkat Hail Observasi ................................ ......................... 33 Bab IV.Analisis Hasil Observasi ................................ ................................ .. 35 4.1 Analisis Dengan Menggunakan ................................ ......................... 35 Teori Unsur-Unsur Pendidikan 4.2 Analisis Berdasarkan ................................ ................................ ........... 36 Tugas dan Peran Guru dalam Belajar Mengajar 4.3 Analisis Berdasarkan ................................ ................................ .......... 37 Model Pengajaran Menurut Bruce Joyce dan Marsha Well 4.4 Analisis Berdasarkan Strategi Pembelajaran ................................ ...... 37 4.5 Analisis Berdasarkan Manajemen Kelas ................................ ............. 37 4.6 Analisis Berdasarkan Teori Perencanaan, ................................ .......... 37 Instruksi Belajar Berpusat pada Siswa 4.7 Analisis Berdasarkan ................................ ................................ .......... 38 Teori Motivasi, Menagajar dan Belajar Bab V. Kesimpulan dan Saran ................................ ................................ ..... 40 5.1 Kesimpulan ................................ ................................ .......................... 40 5.2 Saran ................................ ................................ ................................ ... 40 Daftar Pustaka ..................................................................... . ....................413

BAB I PENDAHULUAN1.1 L B l

Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangantantangan yang sangat cepat. Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem pendidikan nasional. Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah melontarkan berbagai kebijakan tentang pendidikan yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masingmasing. Pendidikan juga sangat berpengaruh dalam pembangunan, baik itu dalam pembangunan sumber daya manusia, ekonomi, sosial, dan bahkan masih lebih banyak lagi peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa, dan Negara. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pertumbuhan dan kemajuan bangsa. Pembentukan karakter masyarakat suatu bangsa tergantung pada sistem pendidikan yang dilaksanakan dalam suatu negara. Tanpa pendidikan masyarakat dalam suatu bangsa tidak akan menemukan dan mendapatkan perubahan yang signifikan dalam setiap bidang.Bahkan, masyarakat yang tak berpendidikan alias tidak pernah merasakan alam pendidikan akan melahirkan manusia yang bringas dan bebas tanpa batas serta tidak me ngenal aturan dan moral. Jika nilai, moral, dan keberadaban tidak dijaga melalui sistem pendidikan maka yang ada hanya kebiadaban, pengrusakan tatanan kehidupan dan alam. Di sinilah peranan pendidikan menunjukkan begitu pentingnya. Badan penelitian dunia (UNESCO), merumuskan bawa yang disebut dengan

pendidikan adalah serangakaian aktifitas untuk menanamkan cakapan hidup, life skills. (Parents Guides, September 2003 hal 23). Aktifitas itu meliputi penanaman kecakapan berpikir (how to think), kecakapan bertindak (to do), kecakapan untuk hidup (to be), kecakapan belajar (to learn) dan kecakapan hidup bersama. Rumusan itu, bermakna bahwa, tujuan pendidikan selain untuk membentuk kecakapan akademik kognitif, juga kecakapan efektif ( emosional, sosial, dan spiritual), dan psikomotorik (Parents Guides, September 2003 hal 23).

4

Menurut Jhon Locke, filsuf dan pemikir asal Inggris, tujuan utama pendidikan adalah membentuk sesorang anak agar tumbuh menjadi pribadi dan individu yang beriman ,

berbguna dan dapat hidup harmonis dalam lingkunganya,hal ini tertuang dalam tulisannya Some Though Concerning Education (1963) (Ayahbunda, hal 78-81, Des-Jan 2003). Dalam al-Quran kata pendidikan dikenal dengan istilah tarbiyah. Kata ini berasal dari kata rabba, yurabbi yang berarti memelihara, mengatur, mendidik, seperti yang terdapat dalam surat al-Isra [17]: 24. Kata tarbiyah berbeda dengan talm yang secara harfiyah juga memiliki kesamaan makna yaitu mengajar. Akan tetapi, kata talm lebih kepada arti transfer of knowladge (pemindahan ilmu dari satu pihak kepada pihak lain). Sedangkan tarbiyah tidak hanya memindahkan ilmu dari satu pihak kepada pihak lain, namun juga penanaman nilai-nilai luhur atau akhlk al-karmah, serta pembentukan karakter. Oleh karena itulah, Allah swt menyebut dirinya dengan sebutan rabb yang berarti pemelihara dan pendidik.

Kita selalu dituntut untuk selalu memuji rabb dalam segala kondisi, susah atau senang, bahagia atau susah, mandapat nimat atau musibah. Sebab, Tidak ada satupun yang datang dari rabb dalam bentuk keburukan. Semuanya bertujuan untuk kebaikan manusia, karena Tuhan adalah Pendidik (rabb). Kalaupun sesuatu itu buruk dalam pandangan manusia, itu hanyalah disebabkan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia memahami Tuhan (rabb) secara utuh dan menyeluruh. Tetapi ada saatnya nanti, manusia menyadari bahwa sesuatu yang dulu tidak dia senangi, ternyata Tuhan berikan demi kebaikannya. Ibarat seorang anak yang dilarang bermain oleh ibunya, sehingga dia kesal dan mengatakan ibunya tidak menyayanginya. Setelah dia dewasa dan meraih kesuksesan hidup, barulah dia sadar bahwa apa yang dilakukan ibunya adalah demi kebaikannya, walupun wujudnya ketika itu tidak menyenangkannya. Terkait dengan konsep pendidikan dalam Islam, Allah swt telah menggariskannya dalam surat Ali Imran [3]: 79

Artinya : Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. Dari ayat di atas diketahui, bahwa tujuan pendidikan bukan menjadikan manusia sebagai hamba ilmu, budak teori atau penkultusan kepada seorang tokoh ilmuwan. Tetapi

5

tujuan utama dari pendidikan adalah menjadikan manusia sebagai insan rabbani (manusia yang berketuhanan). Sekolah merupakn lembaga yang bertujuan melakukan aktivitas pedidikan, dan pendidikan itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, kejuruan maupun keagamaan. Salah sat u bentuk pendidikan keagaaman adalah pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan Lemaga Pendidikan Islam pertama di Indonesia. Keberadaan pondok pesantren di tengahtengah umat Islam Indonesia cukup dominan sebagai lembaga penidikan tertua, dan telah diakui masyarakat karena memiliki fungsi serta kedudukan yang sangat pentig dalam keidupan bermasyarakat dan bernegara. Pemerintah telah menyamakan kedudukan antar sekolah keagamaan dan jejang pendidikan di Indonesia, seperti yang tertera dalam Undang-Undang Dasar Republik indonesia Nomor 20 / 2003 pasal 17 ayat 2 tentang sistem pendidikan Nasional yang mengatakan bahwa pendidikan Dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain ang sederajat ( Departemen Pendiikan Nasional RI, 2003). UU Sisdiknas memandang perlu dukungan sumberdaya bagi pendidikan keagamaan semacam pesantren dalam rangka peningkatan mutu pendidikan nasional . Rosyad (2005) menambahkan, terdapat dua model pondok pesantren. Pertama, pesantren salaf (tradisional) dirintis sejak awal perkembangan Islam di Indonesia dan masih berperan hingga kini. Pesantren ini berlandaskan pada jiwa keimanan, ketaqwaan, keikhlasan, kesederhanaan, ukhuwah (persatuan) dan kebebasan. Ciri khasnya yaitu tidak memiliki tingkatan dalam kelas, kurikulum umum, tahun ajaran, dansatuan pendidikan lainnya. Kedua pesantren khalaf (modern) dimana pesantren ini juga berlandasa kepada jiwa keimanan,

ketaqwaan, keikhlasan, kesedrahanaan, ukhwah (persatuan) dan kebebasan. Berbeda dengan pesantren salaf, pesantren modern ersistem klasikal, ada tingkatan dalam kelas, ada tahun ajarankurikulum umum yang terpadu dengan agama serta satuan bentuk sistem pendidikan pesanteren khalaf yaitu Darrut Tauhid. Menurut Azra (dalam Wash, 2002) saat ini Indonesia ada ribuan lembaga pendidikan Islam terletak diseluruh nusantara dan dikenal sebagai dayah dan rangkang di Aceh, surau di Sumatra Barat, dan pondok pesantren di Jawa. Pondok pesantren di Jawa itu membentuk banyak macam-maacam jenis. Perbedaan jenis-janis pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi ilmu yang diajarkan, jumlah santri, pola kepemimpinan, atau perkembangan ilmu dan6

pendidikan. Salah satu

teknologi. Namun demikian, ada unsur-unsur pondok pesantren yang harus dimliki pondok setiap pesantren, dimana unsur-unsur ini merupaka elemen unik yang membedakan sistem pendidikan pesanteren dengan lembaga pendidikan lainya (Hasyim dalam Walsh, 2002) Pesantren merupakan sarana pendidikan Islam tradisional yang berfungsi dan bertujuan menjadi tempat syiar Islam. Tempat mendidik santri jadi ulama (orang berilmu) juga sebagai lembaga sosial kemasyarakatan yang berusaha memajukan status sosial keagamaan, pendidikan, kebudayaan bahkan perekonomian masyarakat sehingga pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang terbuka dan mau menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat secara terbuka pula. Mastuhu (1994:21) mengatakan bahwa Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang bercirikan grass root people yang telah tumbuh dan berkembang di nusantara sejak 300-400 tahun yang lalu. Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga pendidikan pesantren, dengan harapan terwujudnya manusia Indonesia yang seutuhya (Insan Kamil) yang dicita-citakan bersama.

1.2 Rumusan MasalahDalam permaslahan ini penulis lebih menekankan sejauh mana peran pesantren dalam dalam upaya menikgkatkan kualitas pendidikan dan mutu pendidikan terkait dengan hal-hal dalam prosses belajar mengajr dikelas. Pertanyaan masalah ini yang menjadi analisa dalam penelitian diformulasikan dengan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini : 1. Sistem dan strategi apakah yang diterapkan, dan menjadi program unggulan d i Pesantren Darrut Tauhid. 2. Bagaimana interaksi antara Ustadz dan santri selama kegiatan belajar mengajar di kelas.

1.3 Metode PenulisanDalam penyusunan makalah ini, penulis mengunakan metode observasi naturalis ke Pondok Pesantren Daarut Tauhid, dimana penulis mengobservasi kegiatan proses belajar mengajar selama di kelas meliputi interaksi santri dengan ustadz. Teknik mengajar, sikap dan perilaku santri dalam proses belajar mengajar. Selain itu, penulis mengunakan metode studi

7

pustaka sebagai pedoman dalam menganalisa apa yang sudah penulis dapatkan selama observasi.

1.4 Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas akhir mata kuliah Psikologi Pendidikan. Selain itu penulis ingin mengaflikasikan teori dan konsep yang telah penulis dapatkan selama menggikuti pelajran di kelas. Penulis juga ingin mengetahui bagaimana para pendidik guru/ustadz serta kerjasama dengan siswa untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan yang diinginkan.

1.5 Sistemati a PenulisanSistematika penulisan makalh ini terdiri dari lima bab, Bab I berisi latarbelakang, rumusan maslah, metode penelitian, tujaun penulisan, serta sistematika penulisan. Bab II berisi teori yang menjelaskan tentang metode dan staregis pengajaran meliputi teknik mengajar dari guru/ustadz dan gaya belajar siswa/santri Bab III berisi hasil observasi naturalis di kelas Pesantren Sarrut Tauhid Bandung Bab IV berisi tentang analisa hasil observasi dengan teori yang ada. Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran.

8

BAB II LANDASAN TEORIMengajaar merupakan istilah kata kunci yang hampir tak pernah luput dari bahasan mengenai pendidikan karena keeratan hubungan antara keduanya. Pengertian yang unum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang -bidang study kepekdidikan,

ialah bahwa mengajar itu merupakan penyempaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Dan bertujuan hanya untuk penycapaian penguasaan siswa terhadap semua pengetahuan dan kebudayaan. Menurut Tyson dan Caroll (1970). Setelah mempelajari secara seksama sejumlah teori pengajaran, meyimppulkan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah peroses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Dimana jika intraksi antara siswa dan guru di dalam kelas terjadi dengan baik, maka peroses belajar terjadi, sebaliknya jika interaksi antara siswa dan guru tidak tidak baik, maka maka kegiatan belajar siswa pun tidak terjadi, atau pun terjadi tetapi tidak sesuai harapan. Menurut Nasution (1986), mengajar adalah suatu aktifitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan nya dengan baik, sehinga terjadi peroses belajar. Lingkungan yang dimamsutkan disini tidak hanya runangan kelas, tapi juga melipputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sara dan prasrana lainya yang mendukung proses belajar mengajar. Menurut Bi s (1991), seorang pakar kognitif, membaagi konsep mengajar jedalam tiga macam pengertian : 1. Pengertian kuantitati

Mengajaar berarti the transmission of knowladge, yakni penularan pengaetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu mernguasai pengetahuan-pengetahuan bidang setudinya dan menyampaikan kepad siswa denga senbaik-baniknya. Dan jika siswa gagal dalam belajar, maka kesalahan di bebankan kepada siswa. Jadi kegagalan dianggap sebagai kesalahn siswa yang kurang maampu menguasai pelajaran, kurang motivasi dan kurang persiapan.

9

2. Pengertian Institusional Mengajar berarti the efffecient orchessrtation of of teaching skills, yakni penataan segala kemapuan belajar ssecar efesien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap dalam menghadapai segala sesuatu, mengadaptasi berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam siswa yang berbeda kemapuan bakat, kemapuan dan

kebutuhjanya. Pengertian ini lebih baik dari pengerian sebelumnya, karena adanya perhatian kepada siswa yang bebeda dari guru sesuai dengan kebutunan, kemampuan, dan bakat siswa masing-masing. 3. Pengertian Kualitati Mengajar berarti the fasilitation of lerning, merupakan upaya untuk membantu memudahkan kegiatan belajar siswa. Dalam hal ini, guru guru berintertaksi sedemikian rupa dengan siswa sesuai dengan konsep kualitatif. Dimana siswa diharapkan bisa belajar membentuk makna dan pemahanmanya sendiri. Jadi, guru tidak memberikan pengetahuan terus menerus secara langsung kepada murid, akan tetapi siswa dilibatkan dalam akitivitas belajar yang efesien dan efektif.

2.1 Unsur-Unsur PendidikanPeroses pendidikaan melibatkan banyak hal yaitu: 1) Subyek yang dibimbing (peserta didik) Peserta didik berstatus sebagai subyek didik. Pandangan modern cenderung menyebut demikian, oleh karena peseta didik yang tidak pandang bats usia adlah subyek adalah pribadi yang otonom, yang ingin diakui kebenaranya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya. 2) Orang yang membimbing (pendidik) Pendidik adalah orang yagn mendidik, dan yang betangung jawab atas keberhasilan peserta didik. Pendidik ini tidak hanya guru yang mengajar disekolah, tetapi juga di miulai dari lingkunagan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan adalah oarang tua, guru, orarganisai atau msyarakat.10

3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukati ) Komunikasi timbal balik antar peserta didik dengan pendidik yang terarah pada tujuajn pendidikan, merupakan pengertian dari interaksi edukatif. Pencapain tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif antara guru dengan murid dengan memanifulasikan ini, metode serta alat-alat pendidikan. Kearah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan). Tujuan pendidikan pada dasarnya bersifat absrtak, karena me muat nilai-nilai yang bersifat absrtak. Tujuan pendidikan besifat umum, ideal, dan kandunganya sangat luas sehinga sulit untuk dilaksanakan kedalam peraktek. Sedangkan pendidikan harus berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat tertentu, dan waktu tertentu dengan mengunakan alat tertentu. 4) pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan) Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat Nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya

mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. 5) cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) Alat dan metode dalam pendidikan merupaka dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Alat melihat jenis sedngkan metode melihat efesiensi dan efektifitasnya. Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan atau di adakan dengan sengaja untiuk mencapai tujuan pendidikan.

6) Tempat peristiwa bimbingan berlagsung (lingkungan pendidikan) Lingkungan pendidikanmerupan tri pusat pendidikan, yang meliputi keluarga, sekolah dan lingkungan masyarkat.

2.2 Tugas dan Peranan Guru dalam Proses Belajar -MengajarKegiatan belajar mengajar mekiputu banyak hal, sebagaimana yang dikemukan oleh Adams & Decey dalam Basic Principiles Of Students Teaching, guru sebagai pengajar,11

pembimbing kelas, pemimpin, pengatur lingkungan, ekspeditor, perencanaan, suvervisor, motivator, evaluator, dan konselor. 1) Tugas Guru Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengapdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusian dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebgai guru tidak hanya sekadar mengajar, melainkan juga mendidik dan melatih. Mengajar berarti mengembangkan dan meneruskan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik berarti menerukasn dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Dan melatih berarti mengembangkan ketermpilan-keterampilan pada siswa. Selain tugas-tugas tersebut, guru juga memiliki tugas kemanusiaan. Dimana guru harus bisa memposisikan diri sebagai orang tua kedua bagi murid. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola bagi siswanya. Hendaknya setiap apa yang disampaika guru tersebut merupakan motivasi-motivasi yang akan terus minat siswa dalam belajar. Bila guru berprilaku kurang baik, maka kegagalan aka tertanam pada siswa. Guru merupakn posisi srtategis dalam suatu bangsa, dimana dimana ia nya tak mungkin tergatikan oleh unsur mana pun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak zaman dahulu. Semakin berperan guru dalam pendidikan, maka semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Guru atau pendidik sangat berperan penting dalam terciptanya generasi muda yang tanguh dan mampu melawan tantangan zaman yang semakin rumit ini. Dan menyiapkan pemipin di tengah-tengah masyarakat. 2). Peran seorang Guru a. Dalam Proses Belajar Mengajar Sebagaimana telah diungkapkan diaatas, bagwa peran seorang guru sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, menejer kelas, motivator, supervisor, eksplorator dan juga konselor. Namun yang akan di kemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagi: 1) Demonstrator 2) Menejer/pengelolah kelas 3) Mediator/fasilitator 4) Evaluator b. Dalam Pengadministrasian

12

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministasian, seorang guru dapat berperan sebagai: 1) Pengambil inisiatif, pengarah dan penilai kegiatan 2) Wakil masyarakat 3) Ahli dalam bidang mata pelajaran 4) Penegak disiplin 5) Pelaksana admistari pendidikan c. Sebagai peribadi Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai: 1) Petugas sosial 2) Pelajar dan ilmuan 3) Orang tua 4) Teladan 5) Pengaman d. Secara Psikologis Peran guru secara psikologis adalah: 1) Ahli psikologi pendidikan 2) Relationsip 3) Catalytic/pembaharu 4) Ahli psikologi perkembangan

2.3 Model Pengajaran Bruce Joyce dan Marsha Weil :1) Model Pengelolahan Informsi (informasi Processing) kata kunci dalam psikilogi kognitif dimambil dari istilah dalam komputer. Model pengajaran dimana guru boleh meberikan pengajarwan seoptimal mungkin. Dan dalam belajar terdapat perangkat, yaitu otak sebagai mesin pengerak aktivitas akal, mengontrol perasaana dan perbuatan.Jean Piaget (1896-1980), yang temasuk dalam katagori informasi processing adalah Model Peningkatan Kapasitas Berpikir Daya cipta akal siswa Berpikir kritis siswa Penilaian mandiri siswa/dan juga pengembagan13

-

Sosio-emosional siswa (perasaan kemasyarakatan)

2) Model Pengembangan iri (Personal) Pada umumnya beririentasi pada peribadi siswa. Membuat siswa mewnyadari dirinya sebagai peribadi yang berkecakapan untuk berinteraksi dengan ppihak luar, dan membangun hubungan intrapersonal yang bagus. Model Nondirektif (Dirancang untuk membantu mempermudah proses beklajr pada siswa, dimana siswa dapat mengefresikan idenya secara bebas dan guru sebgagai pembimbing yang empatik) 3) Model Sosial ( ubungan Masyaarakat) Pengembangan perilaku direkayasa atas dasar teori perilaku yang dihubungkan dengan peroses belajr mengajar. Dimana trjadi perubahan perilaku atau perilaku yang sejalan dengan siswa. Salah satunya adalah Model Maestery Learning (Belajar tuntas) yaitu pendekatan mengajar yang mengacu pada penepatan keriteria hasil belajar. 1. Pengetahuan 2. Konsep 3. Keterampilan 4. Sikap dan nilai

4) Model Behavorial (Pengembangan Perilaku) Cara yang berisi prosedur buku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran pada siswa (Tardif. 1989) Macam-macam metode pengajaran:

1.Ceramah Sebuah metode mengajar yang pelaling kelasik, tetapi masih dipakai sampai sekarang. Dimana materisecara lisan kepda siswa. 2. Diskusi Metode mengajar yang sangat erta hubunganya dengan belajar dan memecahkan masalah. Seperti diskusi kelompok. 3 Demontrasi14

metode ini menyampaikan

Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun mengunakan media.

2.4 Staregi PembelajaranDalam presfektif psikologi, staregi berasal dari bahasa Yunani yaitu rencana tindakan yang terdiri dari seperangkat langaklah-langkah untuk memecahkan maslah. Secara umum, strategi pengeajaran adalah sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh : untik memperoleh perhatian siswa yang sedang mengikuti uraian pelajran ecara lisan (metode caramah) guru dapat melakukan peragaan. Lalau peragaan tersebut diikuti para siswa. Atau dengan memberikan cerita-cerita yang

berkaitan dengan pembahasan. 1) Macam-macam staregi pembelajaran a. Starategi Pembelajaran Langsung (direct instriction) Staregi pembelajaran langsung merupakan staregi yang kadar berpusat pada guru yang paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada staregi ini termasuk di dalam metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, peraktek dan ilmiah, serta demonstari. Strategi pembelajran lagsung efektif dipergunakan untuk memperluas informasi atau mengembangakan keterampilan langkah demi langkah. b. Staregi Pembelajaran Tiak Lagsung (Indirect Instrudaction) Pembelajaaraan tindak langsung memperlihatkan keterlibatan tinggi siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan, pengembangan inferensi berdasrkan data, atau pembentukan hipotesis. Dalam pembelajaran tidak langsung, peran guru beralih dari pencermah menjadi fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resourse person). Guru merancang lingkaran belajr, memberikan kesempatan siswa untuk terlibat, dan jika memungkinkna memnerikan umpan balik kepada

15

siswa ketika mereka melakukan inkuiri. Staregi pembelajarran tidak langsug mensyaratkan digunakanya bahan-bahan cetak, non cetak, dan sumber-sumber manusia. c. Strategi Pembelajaran Interaktif (Interaktive instruction) Starategi pembelajaran interaktif merujuk kepada bentuk diskudi dan saling berbagi diantar peserta didik. Seaman dan Fellenz (1989) mengemukakan bahwa diskusi dan saling berabgi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan guru atu kelompok, serta mencoba mencari alternatif dalam berpikir. Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang

pengelompokan dan metode-metode interaktif. Di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengjaran tugas kelompok, dan kerjasama siswa secara berpadangan. d. Strategi Belajar Melalui Pengalaman (experimental learning) Strategi pembelajaran melalui pengalaman mengunakan bentuk sekuans indukatif, berpusat kepada siswa, dan beroreantasi pada aktivitas. Penekanan dalam stratergi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar, dan bukan hasil belajar. Guru dapat mengunakan strategi ini baik diluar kelas maupun didalam kelas. Sebagai contoh, didalam kelas dapat digunakan metode simulasi, sedangkan diluar kelas dapat dikembangkan metode observasi untuk memperoleh gambaran pendapat umum. e. Strategi Belajar Mandiri (Independent study) Strategi belajar mandiri merujuk kepada pengunaan metode-metode pembelajaran yang tujunnya adalah mempercepat pengembangan inisiatif individu siswa, percaya dori, dan perbaikan diri. Pemblajarn mandiri ini berfokus kepada perencanaan pembelkajran mandiri siswa dibawah bimbingan guru. Belajr mandisri membuat siswa untuk bertangung jawab dalam merencanakan dan menentukn kecepatan belajar.

16

2.5 Manajemen KelasMerupakan satu cara bagaimana guru dapat mengatur aktivirtas kelas, proses belajar, atmosfir kelas, dan prilaku siswa. Dalam manajemen keleas ada dua pandagan yaitu: a. Pandangan Terdahulu Menentukan dalam mebuat dan mengaplikasikan peraturan untuk kontrol perilaku siswa. Pandagan ini berorentasi pada kefasihan dan patuh terhadap peraturan yang kaku sehinga tidak memberikan kesempatan siswa untuk aktif, berfikir tingkat tinggi dan memahami peraturan sosial. Guru disini berperan sebgai director.

b. Pandagan Terbaru Menekankan pada kebutuhan siswa, dimana siswa lebih dekat dengan guru dan terjadi hubungan yang hangat antar siswa dan guru, sehinga memungkinkan ada regulsi diri. Lebih kepada self diipline dari pada hanya sekadar patuh pada peraturan yang kaku. Disini guru lebih kepada fasilitator. Beberapa Tipe Manajemen Guru Authoritative Menyemangati siswa untuk bebas berfikir, tetai masih ddalam pengawasan dan evaluasi. Authoritarian Guru membatasi dan memberi hukuman dengan fokus dalam pemeliharaan susana kelas dari proses belajar mengajar. Permissive Siswa mempunyai kebebasan tetapi sedikit dalam hal

ketrampilan belajar atau pengaturan perilaku.

isiplin

Adalah membuat lingkungan dimana seseorang dapat belajr dengan nyaman. Rencana disiplin ada tiga bagian: a) Expectation, yaitu (harapan) untuk siswa.

17

b) Supportive feedbeack yaitu apa saja yang diberikan secara konsisten agar siswa dapat siswa mencapai tujuan yang diharapkan. c) Corelative actions yaitu langkah yang diambil guru ketika harapan perilaku tidak tercapai.

2.6 Perencanaan dan Instruksi Belajar Berpusat pada Siawa.Prinsip-prinsip psikologis dalam pembelajaran berpusat pada siswa a. Cognitive dan metacognitive factors Dimana siswa berhasil adalah siswa yang aktif dan mem iliki tujuan, menghubungkan inforamsi baru dengan inforasmasi lama, menciptakan staregi berfikir dan penalaran, memahami cara berfikir dam memahami masing-masing, memahami bahwa belajar bersifat kontekstual, membentuk representasi pengetahuan yang bermakna dan jelas. b. Motivasional dan Affective Factors Memotivasi siswa beragantung kepadan :y

Keyakinan danharapan siswa mengenai keberhsilan dan kegagalan dan dapat mendukung dan menhambat belajar.

y

Tugas-tugas yang menarik dan berhubungan dengan diri siswa sendiri, serta dapat menigkatkan motivasi intrinsic. Motivasi intrinsic adalah motivasi yang berasal dari diri individu itu sendiri, dimana dia mersa mendapatkan kepuasan jika melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi eksrtinsik adalah motivasi yang berasal dari luar lingkungan yang dapat mendorong siswa untuk bertindak sesuatu, misalnya berupa inisiatif dan hadiah.

y

Dorongan guru terhadap usaha yang ditampilkan siswa serta daya tahan mereka dalam mengerjakan tugas.

c. Development and social factor Siswa yang berhasil adalah siswa yagn merasakan adanya lingkungan belajar yang optimal pada saat guru memiliki pemahaman dan kepekaan sterhadap berbagai varisai perkembagan siswanya. Belajar dapat lebih baik saat mereka dapat berintraksi dan bekerja sama dengan siswa lain dalam mengerjakn tugas.18

Guru yang berhasil adalah :y

Guru

yang

mengetahui

kemampuan

untuk

individu,

memanfaatkan, dan memodofikasi pengetahuan.y y

Mengetahui keunikan diri serta mengharagi keunikan diri sendiri. Tertanntang untuk mencapai tujuan setinggi-tingginya yang cocok untuk dirinya.

Bentuk-bentuk intrinsik pengajaran yang berpusat pada siswa. Problem-Based Learnig yaitu dengan siswa menganalisis problem dalam kehidupan sehari-hari dengan bimbingan guru untuk mendapatkan penyelsainya. Essensiel questoins berupa pemberian pertanyaan yang bias merefleksikan hal-hal yang sedang siswa pelajari. Discovery Learning yaitu siswa memahami apa yang mereka punya dalam dirinya dan guru memberikan stimulasi berupa aktivitas. Dalam sistem belajar yang berpusat pada siswa banyak menguanakan teknologi seperti internet, web, e-mail, online leraning, online chating, program aplikasi, komputer untuk pendidikan.

19

2.7 Moti asi, Belajar, dan MengajarMotivasi merupakan suatu peroses yang dapat mendorong, mengarahkan, dan menopang suatu tingkah laku. Sangat dibutukan untuk meraih sukses, bila dikaitkan dengan sekolah berarti melibatkan siswa agar bertingkah laku, kearah pencapaian prestasi dengan optimal. Pandagan mengenai motovasi a) Pandangan Teori Bhavorial Pandangan ini mengaitkan motivasi eksternal, dengan reward misal insentif dan hadiah. b) Pandagan Teori Humanistik Menekankan kapasitas dari pertumbuhan individual, kebebasan untuk mengejar cita-cita, kualitas positive seperti sensitive terhadap dunia sosial. Berkaitan dengan teori Maslow yaitu Hiearki kebutuhan diamana kebutuhan dasar harus dipenuhi dulu sebelum ketingkat yang lebih tinggi. c) Pandagan Kognitif Menekankan pentingnya membuat dan merencanakan tujuan, serta memonitor kemajuan dalam mancapai tujuan. Menurut paandagan ini sangat menekankan bahwa eksternal pressures harus dimini,alisirkan, yang dioptimalkan adalah kesempatan dan tanggung jawab aras control terhadap hasil prestasinya. d) Pandagan sosial Menekankan bahwa kebutuhan affliasi dapat menjadi motivasi siswa untuk berhasil disekolah. Affliasi ini berkaitan dengan hubungan dengan guru dan teman. Pandgan ini menyatkan bahwa jika seorang siswa mempunyai presepsi bahwa dirinya memiliki hubungan yang baik dengan guru dan temanya maka ia memiliki positive academic behavioral. Mastery Motivation Berkaitan dengan respons individu bila dihadapkan dengan kesempatan yang menantang. Terbagi tiga yaitu :

20

a) Maestery Oreantation, sangat berfokus kepada tugas dari pada kemampuan. b) Helpless orientation, sangat berfokus pada ketidak mamppuan individu terhadap tugas. c) Performance Orientation, beerfokus pada hasil daari pada proses. Maestery motivation nini berkaitan erat dengan self effcacy yaitu suatu kepercayaan bahwa seseorang dapat mengerjakan tugas, mengatasi sesuatu yang sulit dan memperoleh hasil yang positive. Self effcacy murid sangat dipengaruhi self effcacy guru. Dimana erat kaitannya dengan harapan siswa dan harpan guru.

21

BAB III HASIL OBSERVASI

3.1 Sejarah Pondok Pesantren Darrut TauhidBandung Utara adalah sebuah kawasan di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Bandung Utara memiliki sebuah kawasan hutan lindung yang sekarang dikenal dengan Taman Hutan Raya (THR) Ir. H. Djuanda. Di tempat ini ada peninggalan sejarah pada masa penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang yang tak dapat dilupakan oleh warga Jawa Barat umumnya dan warga Bandung Khususnya yaitu Goa Belanda dan Goa Jepang. Kawasan bandung Utara dapat dijangkau melalui 3 jalur jalan utama: Jalan Dago (Ir. Juanda), Jalan Ciumbeuleuit dan Jalan Setiabudi. Selain tempat-tempat tersebut, di Bandung juga terdapat salah satu pesantren yang mungkin sudah tidak asing lagi terdengar beritanya di mediamedia,. Ya, salah satu pesantren itu adalah Pesantren Darul Tauhid yang tepat nya berada di Jl. Gegerkalong Girang 30 D & 38, Bandung 40154, dan Jl. Gegerkalong Girang 67 Bandung 40153. Tahun 80-an, sekitaran Jalan Gegerkalong Girang terkenal sebagai gudang maksiat. Tapi setelah datangnya seorang pemuda bernama Abdullah Gymnastiar dengan membawa beragam aktivitas positif, justru kawasan yang sering disebut Gerlong saja itu, kini lebih dikenal sebagai pusat dakwah. Menyebut Gerlong pasti ingat Daarut Tauhid, begitu juga sebaliknya. Yayasan Daarut Tauhid didirikan oleh Abdulah Gymnastiarseorang ulama otodidak (belajar langsung dari K.H. Choer Affandi, pimpinan Pesantren Manonjaya Tasikmalaya, dari seorang ulama sepuh dari Garut, serta seorang ulama sepuh dari Demak) secara resmi pada 4 September 1990. Cikal bakal Daarut Tauhid berasal dari kegiatan wirausaha yang dilakukan Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta (KMIW) tahun 1987, dibawah komando bisnismen soleh ini. Ketika itu sebagian laba diniatkan dan sengaja digunakan untuk menopang kegiatan dakwah. Yaitu dalam bentuk pengajian rutin untuk remaja dan umum di bawah bimbingan Abdullah sendiri. Seperti biasa, jika acara pengajian disukai pasti jamaah membanjir. Jika sudah begitu keadaannya, hampir pasti tempat menjadi masalah utama. Begitupun yang dialami Abdullah22

Gymnastiar dan kawan-kawannya. Lokasi di Jalan Intendans 44 H Gegerkalong, milik orang tua Abdullah Gymnastiar, dirasa sudah tidak representatif lagi. Maka diincarlah rumah pondokan berkamar 20 di Jalan Gegerkalong Girang 38 untuk dijadikan markas baru. Seluruh kamar kos dikontrak oleh jamaah. Menyusul setelah itu, didirikanlah masjid sederhana yang berdinding triplek. Tahun 1993 mulai dibangun bangunan permanen berlantai 3 di atas lahan yang sudah menjadi milik sendiri itu. Lantai 1 (dasar) digunakan untuk kegiatan perekonomian, lantai 2 dan 3 dijadikan masjid dan pusat kegiatan pesantren. Setahun kemudian, tepatnya 9 April 1994 berdiri Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) DT. Tahun 1995, seorang jamaah membelikan sebidang tanah berikut bangunannya di Jl. Gegerkalong Girang 30 D (50 m dari masjid), yang kemudian dipergunakan sebagai kantor yayasan, kediaman pimpinan pondok, TKA/TPA, ruang pertemuan, ruang produksi konveksi, gudang serta kamar santri. Menjelang akhir 1997, sarana dakwah dan perekonomian menjadi semakin lengkap dengan berdirinya gedung Kopontren 4 lantai di seberang masjid. Digunakan untuk kantor BMT (Baitul Mal wat-Tamwil), penerbitan & percetakan, swalayan & mini market, warung telekomunikasi, pusat informasi, dll. Model pendidikan yang dikedepankan oleh Daarut Tauhid dikenal dengan sebutan Manajemen Qalbu, konsep yang digelontorkan oleh KH. Abdullah Gymnastiar. Sebuah metode yang mengajak jamaahnya untuk mampu menseleraskan olah pikir, olah hati dan olah tindakan (zikir). Intinya adalah memenej dan memelihara kebeningan hati dengan cara mengenal Allah lebih mendalam (dengan amalan/zikir). Untuk kemudian mengisinya dengan nilai-nilai ruhani Islam seperti sabar, ridho, tawakkal, ikhlas, jujur, disertai dengan ikhtiar. Sebagai pesantren yang berada di tengah kota, Daarut Tauhid memang dimaksudkan untuk mengincar segmen masyarakat perkotaan yang ingin memperdalam ilmu agama. Selain itu pesantren Darul Tauhid Bandung juga di manfaatkan sebagai wisata rohani olah para wisatawan-wisatawan yang berkunjung ke Bandung. Berbeda dengan pariwisata lainnya yang cenderung hura-hura, wisata yang satu ini terasa lebih sejuk dan menentramkan. Itu karena nafsu duniawi yang kerap mewarnai kegiatan pelesiran, justru dik ekang bahkan dimatikan dalam wisata tersebut. Meski begitu peminatnya tidak pernah sepi. Bahkan di tengah rona kehidupan duniawi yang kian hari kian keras, kebutuhan spritualitas masyarakat tampak terus meningkat.23

Satu hal lagi yang menarik dari Pondok Pesantren Daarut Tauhiid ini adalah perhatiannya terhadap lingkungan hidup dan disiplin para anak didiknya. Mulai dari pintu masuk Jl. Geger Kalong Girang ke lokasi Pondok Pesantren Darut Tauhid kurang lebih 500 meter, nampak bersih dan tidak ada sampah yang berserakan. Hal ini dikarenakan setiap pagi ada petugas khusus yang membersihkan jalan di lingkungan Pesantren. Dalam hal ini jangan heran, apabila pada suatu waktu kita bertemu Aa Gym sendiri yang sedang membersihkan sampah di lingkungan tersebut. Pada hari Sabtu, yang turun adalah pasukan anak didik ikhwan yang berseragam kaus biru dan bersepatu laras, membersihkan sampah di kawasan Jl. Geger Kalong Girang. Sehingga tidak akan kita temukan secarik kertas yang berserakan di pinggir jalan. Karenanya Pondok Pesantren Daarut Tauhiid mendapat penghargaan sebagai Lingkungan Pesantren terbaik tingkat Indonesia.

3.2 Fasilitas Pondok Pesantren Darrut Tahuhida. Masjid Masjid Darrut Tauhid adalah masjid yang menjadi tempat ibadah dan beberapa kegiatan keagamaan di Pesantern Darrut Tauhid. Masjid yang berlantai tiga ini dapat menampung sekitar dua ribu jamah. Selain digunakan keagaman, sebgai tempat ibadah dan kegiatan

masjid ini juga

menyediakan tempat

menginap bagi para musafir yang ingin bermalam di sini. Dimana masing-masing lantai memiliki fungsi yang berbeda. Lantai pertama merupakan ruang DKM dan menjadi tempat pengajian dan pembelajarn bagi santri. Selain itu dilantai pertama ini juga menjadi tempat bagi para musafir yang ingin berlmalam disini, atau ingin mendalami ini agama dengan menginap beberapa hari disini. Dilantai dua yang merupakan lantai utama, merupakan tempat shalat, dan pengajian yang dilaksanakn setelah sahlat berjamaah setiap waktunya. Selain itu masjid Darrut Tauhid ini merupakan pusat penyiaran islam, dimana disni tersedia radio yang lagsung menyiarkan ceramah secara lagsung, dan bisa didengar oleh para jamaah yang berada disekitar Bandung dan Jakarta.

24

b. Asrama Asrama merupakan tempat menginap dan tinggal bagi sanrti yang menimba ilmu di Pondok Pesantren Daarrut Tauhid. Diaman para sanrti yang menuntut ilmu disini berasal dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia. Asrama disediakan kepada santri dengan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan para santri. Asrama ini

memberikan kenyamanan dan ketenagan bagi santri yang tinggal di sini. Selain kemanan dan kenyaman fasilitas yang memadai juga menjadi penunjang belajar kepada para snatri serta memberikan ketenagan kepada santri dalam beristirahat.

c. Perpustakaan Perpustakaan Pondok Pesantren Darrut Tauhid

memiliki koleksi lebih dari lima ribu judul buku yang terbagi menjadi dua katagori. Katagori pertama adalah pengetahuan umum yang berjumlah sekitar tiga ribu koleksi judul buku. Dan katagori kedua adalah pengetahuan agma yang berjumlah sekitar dua ribu koleksi juduk buku, temasuk didalamnya bebreapa kitap, tafsir dan terjemahan. Ruangan yang ber-AC ini dilengkapi dengan ruangan refrensi, sarana internet dan photocopi. Ini memberikan kenyaman dan ketenagan bagi sanrti yang mau menghabiskan waktunya untuk mebaca di perpustakaan ini. d. Supermarket (SMM) Supermarket (SMM) ini merupakan pusat perbelanjaan yang lengkap dan yang mampu memenuhi kebutuhan santri, karyawan dan masyarakat sekitar Ponduk Pesantren Darrut Tauhid. Di SMM Swlayan ini menjual berbagai macam kebutuhan, baik itu pangan maupun sandag. Swalayan ini merupakan pusat perbelajnaan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dapur, tetapi juga pusat perbelanjaan seperti pakain muslim, jilbab, peralatan shalat dan lain sebgainya.25

d. ATM MQ dan TM Bersama ATM Mqdan ATM bersama merupakan kemudahan transaksi keuangan yang disediakan di Pondok Pesantren Darrut Tauhid. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan transaksi santri dan karyawan pondok, juga berbguna bagi masyarakat sekitar Pondok Pesantren Darrut Tauhid, yaitu masyarakat Gegerkalong Girang yang inigin bertransaksi. Pengadaan layanan ATM ini berdampak baik kepada orang tua santri yang inigin mentansfer uang kepada anak mereka. Tanpa harus berpergian jauh para santri lagsung bisa menerima uang, karena ATM ini berada di sekitar komplek pesantren yang letaknya antara Supermarket dan Masjid Darrut Tauhid. e. Klinik Klinik yang berada di Pondok Pesantrren Darrut Tauhid ini merupakan klinik dengan fasilitas

bersetandar. Karena diklinik ini tidak hanya dokter umum yang menjadi pelayan kesehatan bagi sanrti, akantetapi ada beberapa dokter spesialis yang juga siap menagani segala macam keluhan kesakitan sesuai dengan bidangnya. Seperti dokter spesialis mata, dokter kandungandan dokter gigi. Selain itu di klinik ini juga melayani khitan. Klinik ini tidak hanya diperuntukkan kepada sanrti dan karyawan saja, tetapi juga kepada masyraka t sekitar Pondok Pesantren Darrut Tauhid, yaitu masyarakat Gegerkalong Girang dan sekitarnya. f. Gedung Serbaguna Darul Hajj Gedung serbaguna Darul Hajj merupakan gedung yang dugunakan untuk manasik haji. Dimana para calon jamaah haji yang akan beragkat ke tanah suci Mekkah untuk melaksanakan haji atu umroh mendapatkan pelatihan dan pengetahuan tentang haji disini. Gedung dengan lusa sekitar dua ratus meter persegi ini mampu menampung sekitar seribu sampai seribu limaratus

26

jamaah. Gedung yang merupakan pusat pelatihan haji dan umrah bagi masyarakat Gegerkalong dan sekitarnya. g. Dom (Lapangan oalahraga dan tempat parkir) Lapangan olahraga seluas 500 meter merupakan tempat untuk berbagai macam kegitan olahraga seperti basket, bola volly, futsal, badminton dan atletik.

Selain berguna untik saarana olahraga, lapangan ini juga digunakan untuk lapangan parkir yang mampu menampung sekitar 50 kendraan roda dua dan empat. Dengan pengaman eksrta yang ditangani lagsung oleh satpam Pondok Pesantren. h. Cafetaria kafetaria merupakan kantin yang menjadi tempat selera rasa bagi santri dan karyawan Pondok Pesantren Darrut Tauhid. Kantin yang didesain minimalis ini

meneydiakan aneka makanan dan minuman yang sehat dan bergizi, dan tentu saja halal dan bersih. Kantin dengan kenyaman dan ketenagan menjadi pusat menjamu seklera bagi para sanrti, karyawan dan orang tua santri yang berkunjung ke sini. i. Daarul Jannah. Daarul jannah merupakan tempat penginapan bagi tamu, orang tua santri yang datang ke Darrut Tauhid. Para orang tua yang berasal dari luar daerah yang ingin melihat perkembangan pembelajaran anak mereka di Darrut Tauhid, dapat menginap di Daarul Jannah. Gedung yang sederhana ini cukup memberikan yang

kenyamanan dan ketenagan bagi para tamu berkunjung ke Darrut Tauhid.

27

3.3 SDM Darrut TauhidPondok pesantren Darrut Tauhid dikelola oleh para pakar agama dan pendidikan yang berpengalaman dan memiliki dedikasi yang tinggi. Daarut Tauhiid, nama yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat kita. Sebuah Pondok Pesantren yang terletak di kawasan Bandung Utara.Perjalanan DT tidak terlepas dari seseorang yang bernama KH. Abdullah Gymnastiar atau yang lebih akrab disapa AAGYM. Embrio dari Pones ini mulai berdenyut sejak tahun 1987. AA GYM lah yang memotorinya. Pada tahun 1990, sebuah yayasan didirikan untuk mengkoordinir gerak aktivitas dakwah dan usaha AA GYM beserta rekan rekannya. Yasasan Daarut Tauhiid merupakan lembaga yang pertama kali dibentuk seiring perkembangan DT dari mulai bertempat di kamar kost kecil di jalan Gegerkalong Girang no 38 hingga berkembang menjadi mesjid seperti sekarang ini. Yayasan ini didirikan pada tahun 1990. Dengan visi membangun pribadi ahli dzikir, ahli fikir dan ahli ikhtiar, yayasan DT mencoba mengarahkan aktifitas organisasi menuju pesantren kota, lingkungan barokah, bandung bermartabat dengan konsep pesantren virtual (tanpa batas).

3.4 Program PendidikanProgram pendidikan terbagi dalam 3 program, yaitu program anak didik mukim, program kajian singkat dan program sanlat/pelatihan/kursus. 1. Program Anak didik Mukim untuk anak didik yang tinggal dalam lingkungan Pesantren. Terbagi menjadi tiga sub program:o

Program Anak didik Mukim Triwulan, diperuntukkan bagi yang tidak memiliki kegiatan belajar/bekerja di luar Pesantren.

o

Program Anak didik Mukim 1 Tahun, sesuai bagi yang memiliki aktivitas rutin (belajar/bekerja) di luar Pesantren.

o

Program Anak didik Mukim Khusus bagi pengidap kecanduan narkotika dan zat aditif lainnya (dalam taraf pembangunan fisik).

2. Program Kajian Singkat untuk anak didik yang tinggal di luar lingkungan Pesantren (di antara peserta/masyarakat). Terbagi menjadi:o

Mengaji Rutin Kamis Malam pukul 19.00 (selepas shalat Isya berpeserta) s.d. 20.30 WIB. Materi yang dikaji berkisar tentang mengenal kebesaran Allah.

o

Mengaji Rutin Ahad Siang, setiap hari ahad pukul 14.00 s.d. 15.00 WIB tentang peranan Manajemen Qolbu dalam kehidupan sehari-hari.28

o

Mengaji Al-Hikam setiap Kamis pukul 15.30 s.d. 16.30 WIB, membahas ilmu tauhiid dari Kitab Al-Hikam.

o

Kajian Tematik, membahas tema khusus dengan menghadirkan pembicarapembicara sesuai bidangnya. diselenggarakan sebulan sekali.

o

Seminar/Kuliah tentang berbagai hal, diantaranya tentang pendidikan anak, ekonomi Islam hingga quantum learning.

3. Program Pesantren Kilat (Sanlat)/ Pelatihan/ Kursus yang diselenggarakan untuk memenuhi permintaan kajian Manajemen Qolbu dan layanan pendidikan khusus.o

Pesantren Kilat (Sanlat), kegiatan ini dipersiapkan khusus bagi para pelajar dan mahasiswa yang ingin memotivasi diri lebih mengenal, mempelajari dan memahami Islam di waktu-waktu liburan sekolah/kampus.

o

Pelatihan Manajemen Qolbu bagi karyawan. Karyawan beberapa BUMN (Telkom, KAI, Perhutani) telah menjalani pelatihan ini. Diselenggarakan oleh PPMQ (Pusat Pendidikan Manajemen Qolbu). Achievement Motivation Training, juga diselenggarakan oleh PPMQ, berupa pelatihan manajemen di alam terbuka plus Manajemen Qolbu.

o

Pelatihan-pelatihan regional hasil kerjasama dengan Pemerintah Daerah, misalnya Pelatihan Satpol Pamong Praja dan Pelatihan Kopontren se-Jawa Barat.

o

Pelatihan Belajar Cepat Membaca Al-Qur'an dengan Metode Daarut Tauhiid. Insya Allah dalam 150 menit peserta dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.

o

Kursus Qolbun Salim Keluarga, diramu khusus bagi keluarga Muslim yang memiliki cita-cita mulia menjadikan anggota keluarganya semakin mengenal, memahami, dan meyakini ajaran agama Islam dan pengetahuan umum. Fasilitas akomodasi oleh Cottage Daarul Jannah.

o

Kursus Privat Al-Islam. Lokasi dan lama belajar dapat ditentukan sesuai kesepakatan.

29

3.5 Kurikulum Darrut TauhidStruktur Kurikulum Untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri/ dunia usaha/asosiasi profesi, substansi pendidikan dikemas dalam berbagai mata pelajaran yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif, adaptif, dan produktif. a. Program Normatif Program normatif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial (anggota masyarakat) baik sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Program ini berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. b. Program Adaptif Program adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Program adaptif berisi mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan seharihari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja. Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai apa dan bagaimana suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang mengapa hal tersebut harus dilakukan. c. Program Produktif Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan30

standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi.

3.6 Visi dan Misi Darrut TauhidKeberuntungan kuncinya adalah kegigihan mengubah diri menjadi lebih baik! Mengubah diri tidak akan berhasil kecuali diawali dengan keberanian mengetahui kekurangan dan kesalahan diri. Semoga pelatihan yang dikemas dengan sederhana ini dapat menumbuhkan keberanian dan kemampuan mengenal diri, sehingga dapat melakukan perubahan diri.Dan perubahan pada diri kita masing-masing akan mengubah keluarga, masyarakat, dan bangsa kita. VISI Menjadkan Daarut Tauhid sebagai pusat ilmu dan lembaga pelatihan yang teladan dan terpercaya MISI * Menjadi model lembaga pelatihan pengembangan karakter berbasis Manajemen Qolbu. * Menjadi lembaga pelatihan yang sehat, kreatif inovatif, menggugah, mengubah dan memberikan kepuasan bagi peserta pelatihan Manajemen Qolbu. * Menjadi lembaga pelatihan yang dikelola oleh SDM yang handal, profesional dan mencerminkan aplikasi nilai-nilai Manajemen Qolbu. dalam mengembangkan karakter bangsa melalui Manajemen Qolbu.

31

3.7 Data Hasil Observasi

Tabel 1 Hasil Observasi Komponen Siswa NO 1 Komponen yang diobservasi Ketrlibatan santri dalam kelas ketika KBMy

Keterangan Santri pada saat KBM terlihat sangat aktif dengan beragam pertanyaan tentang peajaran yang sedang mereka dapatkan.y

Mereka bisa berinteraksi dengan teman dan saling bertukar pendapat tentang pelajaran yang sedang mereka dapatkan.

y

Mereka dapat menayakan secara lagsung kepada ustadz tentang pelajaran yang sedang

berlangsung dengan sopan dan teratur. 2 Ketrlibatan santri terhadap insrtuksi Ustadz secara umumy y

Para santri dapat melakukan instruksi yang diberikan oleh Ustadz dengan sangat baik. Para santri dapat menerima tiap instruksi yang diberkan oleh Ustadz, meskipun itu sulit.

3

Sikap santri terhadap KBM

y

Para santri dapat berinteraksi dengan tiap siswa yang ada di didalam kelas, dan menyesuaikan diri dengan pelajaran

y

Dapat menerima tiap pembahasan yang diberikan.

y

Bersikap sangat aktif terhadap pelajaran yang diberikan.

y

Mereka tidak malu untuk bertanya jika adapenjelasan dari Ustadz yang mereka kurang mengerti.

4

Sikap santri terhadap tugas yang diberikan ustadz

y

Para santri sangat antusias terhadap tugas yang diberikan.

y

Berusaha mengerjakan tugas yang diberikan oleh32

Ustadz dengan kemampuan mereka.y

Berusaha mengerjakan tugas yang diberikan Ustadz dengan sendiri-sendiri.

5

Ekspresi santri ketika mengikuti KBM

y

Santri mengikuti tiap pelajaran dengan tenag dan senag hati.

y

Etika mereka terhadap Ustadz begitu sopan dan santun.

y

Sikap mereka terhadap sesama teman juga santun dan sopan.

Tabel 2 Hasil Observasi Komponen Guru

NO 1

Komponen yang diobservasi Keterlibatan Ustadz dalam kelas ketika KBMy

Keterangan Ustadz mampu menciptakan suasana kelas

menjadi nyaman dan menyenagkan, sehinga para santri menjadi semangat untuk menikuti pelajaran dengan memberikan sambutan hangat ketika pertama kali datang.y

Ustadz selalu aktif untuk menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi santri, dengan cara berjalan mengelilingi kelas, dan menanyakan kepada siswa secara personal tentang kesulitan yang mereka hadapi terhadapa mata pelajaran yang sedang berlagsung.

2

Keterlibatan ustadz terhadap instruksi yang diberikan sendiri

y

Menjawab semua persoalan yang ada secara memuaskan, hal ini dilakukan agar santri tau mana jawaban yang benar dan mana jawaban yang salah.

y

Membantu santri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, memberikan bantuan kepada33

santri apakah tugas yang diberikan sesuai dengan instruksi atau tidak.y

Aktif

dalam

memberikan

pelajaran

yang

diberikan, selama jam pelajaran berlagsung ustasz mampu menguakan waktu dengan baik dan maksimal. 3 Sikap Ustadz terhadap KBMy

Sabar dan mampu memberikan penjelasn kepada sanrti yang kurang mampu menyelesiakn tugas karena belum mengerti.

y

Berusaha

mengarahkaan semua

santri agar

mengrjakan tugas sesuai dengan instruksi yang diberikan.y

Berusaha menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan kemampuan pemhaman santri, yakni dengan mengunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimegerti oleh semua santri.

4

Sikap ustadz terhadap santri di kelas

y

Ustadz senantiasa mengingatkan kepada santri bahwa harus mendegarkan instruksi dengan baik agar bisa mengrjakan tugas sesuai dengan arahan yang diberikan.

y

Memberikan kebebasan kepada santri untuk berdiskusi kepada teman dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

y

Ustadz berusaha menjawab semua pertanyaan yang diajulan oleh santri dengan sabar dan tenag.

y

Ustadz selalu mengajak siswa berfikir dengan pemberian soal dan mengajak mereka untuk aktif dalam menjawab ertanyaan, leading question.

5

Ekspresi ketika mengikuti KBM

y

Ustadz sangat optimis dengan tingkah laku siswa yang berbeda-beda, dan meghargai setiap

perbedaan yang ada pada santrinya.y

Ustadz terlihat sangat dalam memberikan materi34

dengan instruksi yang diberikan kaarena dapat mebantu siswa dalam menyelesaikan tugas.y

Ustadz

terlihat

sangat

tenag

dalam

menyampaikan setiap materi pelajaran .

35

3.8 Paparan Singkat Hasil ObservasiPenulis melakuakn observasi pada saat jam pelajaran bahasa Arab di Pondok Pesantren Darrut Tauhid Bandung. Suasana belajar disana seperti kebanyakan kelas -kelas pada umunya. Perbedaannya hanyalah dari segi pakain dan ruang belajar. Dimana para santri mengunakan paikan muslim yang tidak seragam, namun sangat sopan dan rapi. Kelas juga tidak mengunakan kursi dan bangku, melainkan hanya diatas lantai dengan beralskan tikar. Walupun begitu para santri tetap bisa menyerap pelajaran dengan maksimal, karena peengajar yaitu ustadz terap mengunakan white board untuk dalam menjelaskan pokok-pokok dari materi pelajran. Pertama kali yang dilakukan ustadz/guru adalah, dengan mengucapkan salam. Setelah itu mengabsen setiap seriap santri untuk mengetahui siapa diantara santri yang tidak masuk kelas. Ternayata dari sekian jumlah santri, ada beberapa santri yang tidak hadir mengikuti kelas bagasa Arab pada hari itu. Sebelum kelas dimulai telihat ustadz menanyakan tentag materi yang diberikan di minggu lalu. Apakah materi yang lalu masih dikuadai santri atau tidak. Ustadz berharap kepada santri agar tidak melupakan setiap pelajran yang telah diajarkan, karena itu merupakan ilmu yang harus senantiasa diamalkan. Selain itu ustadz juga memberikan nasihat agar santri terus mengulang-ngulang pelajaran yang telah didpatkan sebelumnya. Ustadz juga memberikan kesempatan kepada santri untuk menayakan apakah ada yang ingin ditanyakan tentang materi yang tekah diberikan diminggu yan lalu. Setelah itu ustadz memulai pelajarannya dengan materi yang telah dipersiapkan untuk hari ini. Metode belajar yang digunakan adalah ceramah. Namun dalam kesempatan lain ustadz juga mengunakan metode-metode yang lain, seperti dengan memberikan kesempatan kepada sanrti untik berdiskusi. Sehingga kelas tidak kelihatan monoton. Selain memberikan kesempatan untuk berdiskusi, ustadz juga menghanpiri setiap santri yang berkelompok dengan menanyakan tentang kesulitan yang mereka hadapi. Ustadz be rusaha untuk membantu santri dalam menghadapi segala kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Ustadz mengunakan waktu sengan baik dan maksimal. Ustadz juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan materi dengan harapan agar santri lebih aktif dan mau terlibat dalam proses belajar mengajar.

36

Dari pengamatan penulis, santri begitu aktif dalam mangikuti pelajaran. Inintelihat dengan sangat antusiasnya mereka untuk terus terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Mungkin karena pengaruh ustadz dalam memotivasi para santri tentang peranan ilmu pengetajuan.

37

BAB IV ANALISA HASIL OBSERVASIDalam pengamatan penulis di kelas bahsa Aarab, penilis berangapan apa yang dilakuan pengajar Ustadz/guru, sudah temsuk proses belajr mengajar. Dimana ada interaksi antara santri dengan Ustadz/guru. Interaksi dimaksut adlah proses belajar mengajar, diamana dalam penyampaian materi pelajaran santri menerima materi tersebut. Jika ditinjau dari pengertian mengajar menurut Biggs (1991), yang merupakan pakar kognitif yang telah membagi konsep dalam tiga pengertian, jenis pengajaran yang dilakukan oleh ustadz ini trmasuk kedalam pengertian kuantitatif yaitu mengajar dengan arti the

tarnsmission of knowlage, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini ustadz hanya menguasai pengetahuan-pengetahuan bidang studinya saja dan menyampaikannya kepada santri dengan sebaik-baiknya. Jika perilaku santri tidak memadai atau gagal dalam mencapai hasil yang diharapkan, maka keslahan ditimpakan kepada siswa/santri. Jadi kegagalan semata-mata karena santri kurang kemampuan, kurang motivasi, atu kurang periapan.

4.1 Analisis dengan mengunakan teori Unsur -Unsur Pendidikana. Subjek yang dibimbing (Siswa/Santri) Siswa yang penulis amati dalah santri di Pondok Pesantern Darrut Tauhid Bandung. Berdasrkan hasil observasi penulis, penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar santri adalah dari daerah-daerah diseluruh Indonesia. Ini terlihat dari gaya berbahasa dan warna kulit serta ras yang berbeda. Bebrapa santri yang sempat penulis temui mengatakan sebagian dari mereka memang berasal dari daerah-daerah di seluruh Indonesia. Tidak hanya dari pulau Jawa, tapi juga berasal dari luar Jawa seperti, Sumatra, sulawesi dan papua. Para sanri ini rela datang dari jauh dan berpisah dengan orant tua mereka karena merasa tertarik untuk mondok do pesantren Darrut Tauhid ini yang tekenal dengan pesantren yang benuansa khalaf yang lagsung dopimpin oleh seorang ulama kondang yaitu Aa Gym. Ini lah yang membuat mereka sehinga rela jauh dari orang tua dan semanagat keilmuan yang mereka miliki.

38

b.Orang yang membimbing (pendidik/ustadz) Pengajar atau ustadz yanag ada di Darrut Tauhid merupakan lulusan dalam dan luar negeri. Namun yang penulis amati hanyalah guru/ustadz yang mengajar kelas bahasa Arab yaitu ustadz Wawan sukwana. Ustadz Wawan adalah guru yang peduli dengan santrinya. Di awal pelajaran ia terlebih dahulu mengabsen dan menanyakan santrinya yang tidak hadir pada ssat itu. Selain itu ia juga menyampaikan hrapan harapannya kepada santri tentang apa yang ia inginkan disaat pembelajran berlagsung. c. Interaksi antara siswa dengan guru Dalam kegiatan belajar mengajar yang penulis amati. Intraksi yang terjadi begitu hangat sekali. Dimana ustads memberikan semua perahtinnya kepada seluruh santri. Dan tidak ada satu pun santri yang tidak memperhatian apa yang diasmpaikan oleh ustadz. Bahkan santri begitu antusias menjawab pertanyaan yang diaukan oleh ustadz. d. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan) Menurut penulis materi yang diberikan oleh ustadz kepada santinya ini adalah materi yang sudah dipersamakan dengan sekolah pada umunya. e. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) Cara yang digunakan selama pembelajaran adalah sengan lisan, dan metode ceramah. Dimana guru terkadang memberikan catatan dengan menuliskan di papan tulis yang tersedia dengan mengunakan spidol. f. Tempat peristiwa bimbingan berlagsung (lingkungan pendidikan) Lingkungan pesantren terutama kelas yang penulis amati sangat nyaman dengan proses belajra mmengajar. Lingkunan yang asri udara yang bebas dari asap rokok. Kelas yang dingin meskipun tidak ber-AC namun letak pesantreen yang berada di daerah dataran tinggi membuat suasana dingin secara alami.

4.2 Aanalisis Berdasarkan Tugas dan Peran Guru dalam Belajar Mengajara. Guru sebagai Demonstrator Dalam hal ini, penulis mengangap apa yang dilakukan ustadz selama dikelas adalah memyampaikan materi dengan mendemonstrasikan di depan para siswa. Apa yang dilakukan guru selama pembelajaran penulis menilai hanya sebats itu. b. Gguru sebgai pengelola kelas

39

hasil observasi penulis juga mendaptakan bahwa ustadz juga berperan dalam mengelola kelas. Hal ini terlihat ustadz mampu meguadai kelas seninga tidak terjadi kegaduahn yang mengahmbat proses pembelajaran. Disini terlihat bahwa ustadz berperan ssebagai lebih dari dirinya sendiri. Dia menjadi tauladan, orang tua, dan orang yang tau dibanding para santrinya. Segala tindakan dan perbuatan harus sesuai dengan peranan ia sebagai ustadz yang mejadi teladan bagi para santrinya.

4.3 Analisis Berdasarkan Model Pengajaran Menurut Bruce Joyce dan Marsha WeilModel pengajaran yang digunakan ustadz menurut penulis adalah model pengajaran Model pengelolahan Informasi (Informasi Processing) model penigkatan kapasitas berpikir dengan pendekatan dan meciptakan daya cipta akal siswa, mejadikan santri berpikir keritis, penilain mandiri, santri dan juga pengembangan sosioemosional santri (perasaan kemasyarakatan). Selain itu juga mengunakan Model Behavioral (pengembangan perilaku), yaitu dengan metode ceramah yang banyak digunakan oleh para ustadz hampir disetiap mereka mengajar.

4.4 Analisis berdasdarkan Staregi PembelajaranStrategi yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah dengan strategi Pmebelajran Lagsung (direct instuction). Hal ini terlihat dengan sangat berpusat kepada ustadz yaitu dengan metode-metode ceramah, pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstarsi.

4.5 Analisis berdasarkan Manajemen KelasBerdasrkan teori manajemen kelas, ustadz mengunakan pandangan terbaru dalam mengelola kelas. Hal ini telihat dalam hubungan antara santri dan ustadz, dimana ustadz mengenal dekat dengan santrinya sehinga sanrti juga meras dekat dan nyaman sehinga ini mempu memberikan mereka kemugkinan untuk regulasi diri. Ustadz tidak memaksakan santri untuk patuh pada peraturan, tetapi lebih kepada self dicipline dan ustadz lebih kepada fasilitator yang siap membantu santri yang kesulitan. 4.6 Analisis berdasaarkan Teori Perencanaan, Instruksi Belajar Berpusat pada Siswa a) Motivasional dan Affektive Factors Penulis menilai bahwa ustadz berusaha mendorong siswa dengan meberikan pujian-pujian yang dapat menigkatkan kepercayaan santrinya. Ketika santri diberikan40

tugas, ustadz selalu berkata berusahalah kalian pasti bisa kalian bisa saling berkerjasama dengan berdiskusi, dan jika ada kesulitan sgera tanyakan . secaara psikologis, tentunya santri akan meras tenag dengan tugas tesebut. Karena ia merasa ada kebebasan betindak bila ia tidak mengerjakanya. Ia bisa bertanya kepada teman sekelasnya atau bartanya kepada ustadznya. b. Individual Differences Ustadz menyadari bahawa setiap santri memiliki keunikanya masing-masing. Apa yang dilakukan ustadz tentunya tidak secara lagsung sama antara santri yang satu dengan santri yang lainya. Ini telihat ketika memberikan tehuran kepada santrinya. Jika santri tersebut memiliki tipe yang sensitive biasnya ia tidak lagsung menegur dengan kata-kata yang dapat menyingung perasaan. c. Bentuk Instruksi Pengajaran Apa yang penulis amati berdasrkan pendekatan ini adalah ustadz lebih mengunakan pertanyaan essential questions, dimana beliau meberikan petanyaan yang sepatnya refetif apa lagi materi yang diajukan ketiaka penulis observasi adalah tentang bahasa.

d.Teknologi dan Pengajaran Dalam hal teknologi ada hanya dengan mengunaklan papan tulis, karena

penulis hanya megobservasi pelajaran bahasa Arab yang memang dilakukan sangat sederhana.

4.7 Analisis Berdasaarkan Teori Motivasi, Mengajar dan BelajarMenurut penulis motivasi yang nida penulis amati selama pengajaran berlagsung, penulis megasumsikan bahwa mengunakan pendekatan sosial yang menekankan bahwa

kebutuhan affliasi dapat mejadi motivasi santri untuk berhasil di kelas. Affliasi ini berkaitan dengan hubungan dengan Ustadz dan teman. Dengan pandagan inin dapat terlihat jika seorang santri mempunyai presepsi bahwa dirinya memiliki hubungan yang baik dengan ustadz dan temanya maka ia akan memiliki positive academoc behavioral. Jika dilihat dari sisi santri yang diberi tugas, penulis mengambil kesimpulan bahwa sanrti masih berfokus pada performance orientation, dimana mereka sangat menjujung tinggi hasil yang diperoeleh. Menurut mereka yang terpenting adalah hasil yang mereka dapatkan,

41

mereka belum berpikir pada kemampuan mereka sebelumnya. Kebanyakan dai mereka lebih menjunjung tinggi nilai dari kemampuan.

42

BAB V KESIMPULAN DAN SARANBerdasrkan hasil observasi dan analisa yang penulis lakukan, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa:

5.1 Kesimpulan1.Pondok Pesantren Darrut Tauhid Bandung merupakan pondok pesantren yang modern dalam penerapan ilmu pengetahuan. 2. Sistem pengajaran yang dikembangkan berusaha menjadikan pesantean ini menjadi pesantern yang modern dan memilki nilai-nilai tauhid. 3. Visi dan Misi yang dikembangkan sudah sesuai dan memadai untuk menjawab tantangan masa depan, dan dibutuhkan usaha dan istiqomah untuk tetap melestarikanya.

5.2 Saran1. Para guru dan Ustadz sebaiknya mengunakan metode dan strategi yang berubahubah agar suasana tidak jenuh dan monoton sehingga santri tetap antusias dalam menerima pelajaran. 2. Para santri diharapkan lebih menyadari akan pentingnya menjalani proses dari gar tidak berfokus kepada hasil. 3. Ustadz perlu meberikan pemahaman kepada sanrtinya bahwa kemampuan jauh lebih diperhatikan dari pada hasil.

43

Daftar Pustaka

Al-Attas, Syed Muhammad Naquib.1990. Konsep Pendidikan dalam Islam, penerjemah Haidar Bagir, Mizan, cet III, Bandung.

Muhibin, Syah, M.Ed. 2003, Psikologi Pendidikan dengan metode baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Santrock, John W. 2009. Educational Pschcology. USA: New York. Mc Grow-Hill, Inc Surya, Muhammad. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : yayasan Bhakti Winaya. Nizar, Samsul.2008. Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran HAMKA tentang Pendidikan Islam. Jakarta. Prenada Media Grip Jakartas

44