22
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS EKM 400 (H4) “Kajian Pustaka dan Hipotesis” Oleh : I Gusti Ayu Ketut Ratna Dewi (1215251151) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Metodologi Penelitian Bisnis Bab 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS Kajian pustaka merupakan salah satu langkah penting dalam proses penelitian. Telah pustaka dimaksudkan mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Sesuai dengan cirri penelitian ilmiah, landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan perbuatan coba-coba (Suryabrata,2003, Dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004).

Citation preview

METODOLOGI PENELITIAN BISNISEKM 400 (H4)Kajian Pustaka dan Hipotesis

Oleh :I Gusti Ayu Ketut Ratna Dewi(1215251151)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISPROGRAM EKSTENSIUNIVERSITAS UDAYANA2015PEMBAHASANKAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESISKajian pustaka merupakan salah satu langkah penting dalam proses penelitian. Telah pustaka dimaksudkan mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Sesuai dengan cirri penelitian ilmiah, landasan teori perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan perbuatan coba-coba (Suryabrata,2003, Dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004).Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep definisi, proposisi yang disusun secara sistematis. Teori memiliki tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) terhadap suatu gejala. Mengapa kinerja rendah dalam suatu organisasi? Dapat dijelaskan melalui teori (fungsi menjelaskan). Apa dampak dari rendahnya kinerja karyawan dalam suatu organisasi (fungsi prediksi), dan agar kinerja dapat ditingkatkan apa yang harus dilakukan? (fungsi control).Fungsi teori yang pertama digunakan untuk menjelaskan dan mempertajam ruang lingkup penelitian. Fungsi teori yang kedua digunakan untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian, sedangkan fungsi teori yang ketiga digunakan untuk membahas hasil penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran tindak lanjutnya.5.1 REVIEW LITERATUR (buku teks dan hasil penelitian)Dalam pembahasantentang tinjauanliteratur/review of the literature, penulis membahasnya dengan menganalisis isi bab 2 chapter 5 buku How to Design and Evaluate Research karya Fraenkle dan Wallendengan bab 4 tentang Tinjauan Pustaka yang ditulisolehSally Schumacher dalam bukunya yang berjudul Research in Education, serta sumber-sumber lainnya.Terdapat empat pokok bahasan dalam pembahasan mengenai tinjauan literatur ini,yaitu:1. Pentingnya tinjauan literatur,2. Sumber literatur,3. Langkah-langkah menyusun tinjauan literatur, 4. Menulis laporan tinjauan literatur.

5.1.1 Pentingnya Tinjauan LiteraturBerkaitan dengan pentingnya tinjauan literature/tinjauan pustaka, Fraenkel dan Wallenmengemukakan tentang pentingnyatinjauan pustaka tersebut sebagai berikut:1. Dapat membantu mengumpulkan ide-ide lain yang menunjang keterangan/fakta-fakta dalam penelitian;2. Dapat memperoleh informasi tentang hasil-hasil temuan lain yang mempunyai kesamaan atau hubungan dengan studi yang dilakukan.SedangkanSchumachermengemukakan bahwa tinjauan pustaka apabila dilakukan secara hati-hati akan menambah pemahamanterhadap masalah yang dipilih dan akan membantu memecahkan masalah darisebuah studi. Tanpa tinjaun pustaka akan sulit untuk membuat sebuah pokok dariilmu pengetahuan. Selain ituSchumachermenjelaskan bahwa tujuan tinjauanpustaka digunakan dalarn menyatakan istilah dari masalah, mengembangkan polapenelitian, menghubungkan hasil studi dengan ilmu pengetahuan yangsebelumnya dan saran untuk penelitian ke depan..Berdasarkan kedua pendapat yang telah dikemukakan di atas, baik menurut FraenkelmaupunSchumacherkeduanya mengukuhkan bahwa tinjauanliteratur itu memiliki kedudukan penting dalam sebuah penelitian. BahkanSchumachermenilai lebih bila dibandingkanFraenkelyaitu dengan mengemukakan bahwa melalui tinjauan literatur peneliti bisa membuat saran untuk penelitian selanjutnya. Menurut hemat penulis, hal tersebut sangat memungkinkan karenamelalui tinjauan literatur, peneliti bisa lebih dapat mendalami atau bahkanmenemukan masalah yang belum terangkat dalam penelitian yang dilakukannya, sehingga dapat menyarankan untuk melakukan penelitian lain berdasarkan hasil temuan melalui tinjauan pustakanya tersebut.Mengacu pada kedua pendapat di atas, baik Fraenkel dan Wallen dan Schumacher berkaitan dengan pentignya menyusun tinjauan literatur, penulis berkesimpulanbahwa membaca berbagai sumber bacaan, kernudian menyusun konsep dari hasiltersebut untuk membentuk suatu teori penting dilakukan ketika akanmengadakan sebuah penelitian dan peneliti harus menjadikan hasil tinjauannya itusebagai alat dalam menganalisis hasil penelitiannya.Berkaitan dengan sebutan tinjauan pustaka/literatur(reviewing literature)seperti yang diistilahkan dalam buku yang ditulis oleh FraenkeldanWallendalarn bukunyaHow to Design and Evaluate Research, penulis membandingkan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Chaedar Al Wasilah dalam bukunya yang berjudulPokoknya Kualitatif. Istilah tinjauan literatur(reviewing literature)yang biasanya ditempatkan pada bagian dua dalam skripsi/tesis/disertasi seperti dalam buku Fraenkel dan Wallen menurut Chaedar Al-Wasilah mengimplisitkan kegiatan peneliti membacaliteratur terkait, sedangkan Chaedar menyebutnya dengan istilah kerangka teoritiskonseptual, yang berfungsi menunjukkan peran literatur itu sendiri dalam penelitian.Selanjutnya Chaedar menjelaskan bahwa pemberian judul seperti itu (Kajianpustaka/Reviewing Literature) dapat menyesatkan karena beberapa sebab, yaitu:1. Istilah kajian pustaka adalah judul generik untuk apa saja yang dikaji dan memberi kesan bahwa tugas peneliti adalah membaca literatur saja, dengan mengabaikan sumber-sumber konseptual lainnya, seperti pengalaman pribadi, makalah yang tidak dipublikasikan, tesis atau disertasi yang sedang digarap, tugas yang pernah dibuat untuk mata kuliah tertentu, diskusi kelas, usulan penelitian, Surat pembaca di media massa, talk show, presentasi di depan kelas, dan sebagainya.2. Ada kecenderungan di antara para peneliti muda untuk mengartikan kajian pustaka sebagai berondongan ringkasan dari sejumlah sumber yang dikutip. Tanpa fokus yang jelas, kegiatan ini tidak lebih dari sekadarbook reportatau pamer bacaan.3. Ada yang mengartikan kajian pustaka sekadar menampilkan deskripsi-menyarikan penelitian terdahulu dan menerangkan teori yang sedang hangat dibicarakan. Padahal yang lebih penting adalah melakukan kritik terhadap penelitian dan teori terdahulu, mengidentifikasi kontradiksi yang ditemukan dalam penelitian terdahuh, merumuskan kontribusi penelitian yang akan Anda lakukan bagi pemahaman masyarakat akademis.Berdasarkan uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa terdapat perbedaan pemberian istilah yang dikemukakan oleh Fraenkel dan Wallen dengan Chaedar Al Wasilah, Fraenkel dan Wallen menyebutnya Tinjauan Literatur (Reviewing Literature),sedangkan Chaedar menyebutnya dengan istilah kerangka konseptual teoretis. Chaedar dengan jelas menghindari istilah tinjauan literatur (reviewing literatur) atau kajian pustaka dengan alasan istilah tersebut terlalu umum, sering diartikan hanya sekadarbook reportatau pamer bacaan saja.

5.1.2 Sumber ReferensiFraenkeldanWallenmengemukakan tiga sumber referensi yaitu:1. Referensi umumyang meliputi artikel, monograf, buku-buku, dan dokumen-dokumen yang berkaitanlangsung dengan penelitian; sumber utama, yaitu sumber yang berkaitan langsungdengan penelitian, seperti berupa laporan dan jurnal.2. Sumber tambahan atau penunjang, biasanya mengarah pada terbitan yang berupa hasil kerja, seperti buku teks, ensiklopedia, tinjauan penelitian, dan buku-buku tahunan.Schumacher mengemukakan dua sumber tinjauan pustaka yaitu:1. Literatur utama ialah studi penelitian orisinal atau tulisan para ahli teori atau peneliti. Literatur utama mengandung teks utuh dari laporan penelitian atau teori sehingga lebih mendetil dan teknis. Contoh literatur utama adalah studi empiris yang diterbitkan pada jurnal atau ditempakan pada database, laporan peneliti, risalah sekolah, dan disertasi.2. Literatur kedua meninjau penelitian terdahulu dan menyintesis studi teoretis dan empiris; memberikan ikhtisar cepat dari setiap studi orisinal tetapi menyebutkan pedoman yang luas pada bidang pengetahuan umum mengenai apa yang telah dilakukan pada topik, dan isi untuk menempatkan sumberutama terbaru ke dalam kerangka kerja. Contoh literatur kedua adalah risalah, artikeldi ensiklopedia, dan jurnal yang mengandung tinjauan dari penelitian. Literatur kedua mungkin terlihat seperti menggabungkan sumber utarna ke dalam sate kesatuan kerangka kerja.Sementara itu, Al Wasilah mengemukakan bahwa sumber rujukan dapat juga berupa pengalaman subjektif, makalah yang tidak dipublikasikan, tesis atau disertasi yang sedang digarap, tugas yang pernah dibuat untuk mata kuliah tertentu, diskusi kelas, usulan penelitian, surat pembaca di media massa, seminar bahkan presentasi di depan kelas. Pendapat Al Wasilah itu dapat dikelompokkan pada sumber tambahan seperti yang dikemukakan Fraenkel & Wallen, meskipun Fraenkel & Wallen tidak rnemasukkan semua sumber yang dikemukakan Al Wasilah tersebut.Tipe- tipe sumber referensi terdiri atas referensi umum, sumber-sumberutama, dan sumber-sumber penunjang atau tambahan. Referensi umummerupakan sumber pertama dalam penelitian. Melalui referensi umum ini peneliti dapat melihat dan menemukan sumber-sumber lain, seperti artikel, monograf,buku-buku, dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan langsung denganpenelitian. Sumber utama merupakan sumber yang berkaitan langsung dengan penelitian. Dalam bidang pendidikan, sumber-sumber utama ini biasanya berupalaporan dan jurnal. Sumber tambahan atau penunjang biasanya mengarah padaterbitan yang berupa hasil kerja, biasanya berupa buku teks, ensiklopedia, tinjauan buku-buku tahunan.5.1.3 Langkah-langkah Melaksanakan Tinjauan LiteraturMengenai langkah-langkah melaksanakan tinjauan literature Fraenkel & Wallenmengetengahkan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan tinjauan literatur, baik secara manual maupun dengan menggunakan komputer. Langkah-langkah secara manual meliputi:1. Menetapkan permasalahan penelitiansetepat mungkin.2. Membaca dengan teliti sumber-sumber utama dan sumber-sumber tambahan.3. Memilih referensi umum yang tersedia.4. Merumuskan syarat penelitian.yang berhubungan denganmasalah5. Mencari referensi umum untuk sumber utama yang relevan6. Mendapatkan sumber utama, beri simpulan utama.Selain langkah-langkah melaksanakan tinjauan literatur secara manual seperti yang dikemukakan di atas, terdapat pula langkah-langkahmelaksanakan tinjauan literatur dari hasil penelitian melalui komputer. Langkah-langkah melaksanakan tinjauan literatur dengan menggunakan komputertersebutmeliputi:1. Mendefinisikan masalah setepat mungkin2. Menentukan perluasan penelitian3. Menentukan database4. Memilih deskriptor5. Mengadakan penelitian6. Mendapatkan print out referensi yang diperlukan

Schumacherdalam bukunya yang berjudulResearch in Eduaction menjelaskanproses langkah pencarian literatur melalui komputer sebagai berikut:1. Menganalisis masalah penelitian2. Menentukan jenis pencarian3. Memilih indeks untuk literatur utama4. Memilih deskriptor dan istilah deskripsor5. Melakukan pencarian komputer6. Menganalisis print out7. Menemukan referensiPenjelasan tentang langkah-langkahmelaksanakan tinjauan literaturseperti yang dikemukakan keduapenulis di atas pada dasarnya sama, bersifat teknis. Perbedaannya Fraenkel dan Wallen mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan tinjauan literatur secara manual dan dengan caramenggunakan komputer, sedangkan Schumacher hanya mengemukakan langkah-langkahpelaksanaan tinjauan literatur dengan menggunakan. komputer.Agar pelaksanaan kajian literatur dapat menghasilkan sebuah kajian yangmaksimal, untuk mendukung penelitian yang kita lakukan maka langkah-langkah melaksanakan tinjauan literatur baik secara manual maupun dengan cara komputer keduanya harus dilakukan.5.1.4 Menyusun/Menulis Laporan Tinjauan Literatur (berdasarkan manual maupun komputer)Dalam menyusun hasil tinjauan literatur, Fraenkel & Wallen mengemukakan lima bagian yang harus ditulis,yaitu:1. PendahuluanMenggambarkansecara singkat ciri-ciri masalah dan bentuk pertanyaan penelitian. Pada bagian ini peneliti juga menjelaskan pentingnya pertanyaan tersebut.2. Isi tinjauanIsi dari tinjauan, secara singkat melaporkan dan mengelompokkan sumber-sumber referensi berdasarkan kepentingan dan keperluan.3. Ringkasan 4. Simpulan Kesimpulan peneliti menjustifikasi sumber bacaan berdasarkan bentuk ilmu pengetahuan yang muncul dalam literatur.5. Menyusun bibliografiMenyusun bib liografi dengan data bibliografi penuh dari semua sumber tinjauan literatur.Schumaker mengemukakan bahwa tinjauan pustaka disajikan dalam tiga bagian, yaitu pendahuluan, tinjauan kritis, dan rangkuman. Kedua pendapat di atas, pada dasarnya sama, perbedaannya terletak pada pembagian yang dikemukakan Frankle dan Wallen lebih terinci. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat menarikbeberapa simpulan, yaitu:1. Tinjauan literatur sangat penting dalam sebuah penelitian karena dapat dijadikansebagai landasan berbijak dalam menentukan arah penelitian yang dilakukan.2. Istilah tinjauan literatur kurang tepat karena istilah tersebut cenderung memiliki makna umum sehingga sering dianggap sebagai rentetan atau parade teori, sebaiknya menggunakan istilah kerangka konseptual teoritis.3. Sumber referensi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu referensi umum, sumber utama dan sumber penunjang. Sumber penunjang bukan hanya hasil penelitian yang sudah diterbitkan saja, tetapi dapat juga berupa hasil-hasil penelitian yang tidak diterbitkan, seperti pengalaman pribadi, hasil presentasi di kelas, bahkan tesis atau disertasi yang masih digarap.4. Dalam menyusun tinjauan literatur, peneliti harus mampu meramu teori, ide serta konsep-konsep hasil penelitian terdahulu sehingga menjadi teori-teori yang dapat dijadikan landasan berpijak dalam penelitian yang dilakukan.

5.2 DESKRIPSI TEORIDeskropsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori setidaknya berisi tentang penjelasan variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu sebagai langkah awal dalam pendeskripsian teori khususnya dalam paradigm penelitian kuantitatif, penelitian terlebih dahulu menentukan jumlah variabel yang akan diteliti. Apabila terdapat dua variabel dindependen dan satu variabel dependen maka peneliti harus mendeskripsikan tiga teori yang terkait dengan variabel-variabel tersebut yaitu kelompok teori yang berkenan dengan dua variabel independen dan kelompok teori yang berkenan dengan satu dependen variabel.Teori dapat dikuasai dengan cara membaca buku-buku teks, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah yang relevan maupun hasil-hasil penelitian yang terdahulu. Sumber bacaan yang baik untuk pendeskripsian teori harus memenuhi dua prinsip (Suryabrata, 2003. Dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) yaitu relevansi dan kemuktahiran. (Sugiyono, 2000. Dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004) menambahkan satu prinsip lagi yaitu kelengkapan sehingga ada tiga prinsip yang diperlukan untuk suatu bacaan yang dianggap baik. Prinsip relevansi berkenan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan. Prinsip kelengkapan berkenan dengan banyaknya sumber yang dibaca. Dalam kaitan dengan banyaknya sumber bacaan ini peneliti dapat dibantu dengan memanfaatkan CD-ROM yang umumna tersedia di perpustakaan-perpustakaan, sedangkan prinsip kemuktahiran berkenan dengan dimensi waktu. Makin baru suatu sumber bacaan maka teori yang akan diperoleh akan semakin mutakhir.Terkait dengan pemanfaatan hasil-hasil penelitian terdahulu dalam proses pendeskripsian teori peneliti dapat melihat relevansi hasil penelitian tersebut permasalahan yang diteliti, waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis dan simpulan.5.3 LANGKAH-LANGKAH PENDESKRIPSIAN TEORIBeberapa langkah dalam pendeskripsian teori adalah sebagai berikut:1) Tetapkan nama variabel dan jumlah variabel yang diteliti.2) Cari sumber-sumber bacaan sebanyak-banyaknya yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti.3) Lihat daftar isi disetiap buku dan pilih topic yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti.4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan , bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.5) Baca seluruh isi topic buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber bacaan yang dibaca.6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.5.4 KERANGKA BERFIKIRMenurut Sekaran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) kerangka berfikir adalah a conceptual model of how one theorizes the relationship among the several factors that have been identifield as impotant to the problem kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.Kerangka berfikir diperlukan apabila penelitian tersebut berkenan dengan dua atau lebih variabel. Untuk penelitian kategori ini biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk hubungan atau komparasi. Penelitian yang berkenan dengan satu variabel atau lebih variabel mandiri maka peneliti, disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi berbentuk variabel yang diteliti.Kerangka berfikir yang dibuat merupakan penjelasan sementara yang terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan. Sugiyono (2000) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan agar dapat meyakinkan sesame ilmuan, maka kerangka berfikir memuat criteria utama yaitu alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Kerangka berfikir dihasilkan dari sintesa/kesimpulan dari membaca buku-buku dan hasil-hasil penelitian terdahulu untuk suatu variabel tertentu.5.5 LANGKAH-LANGKAH PERUMUSAN KERANGKA BERFIKIRProses kerangka berfikir untuk perumusan hipotesis memerlukan enam langkah (Sugiyono, 2000, dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk,2004 ) sebagai berikut.1) Menetapkan variabel yang diteliti2) Membaca buku dan hasil penelitian 3) Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian4) Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian5) Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian6) Sintesa dan kesimpulanSakeran (1996) dalam buku ajar I Ketut Rahyuda,dkk (2004) menyebutkan, suatu kerangka berfikir yang baik memuat hal-hal sebagai berikut .1. Variabel-variabel yang diteliti harus dijelaskan.2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan pertautan atau hubungan antar variabel yang diteliti dan atau teori yang mendasari.3. Diskusi juga harus dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel ini positif atau negative, berbentuk simetris, kausal atau timbale balik.4. Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka piker yang dikemukakan dalam penelitian.5.6 HIPOTESIS DAN BENTUK-BENTUK HIPOTESIS5.6.1 HipotesisHipotesis berasal dari kata hipo dan tesis. Hipo berarti keraguan sedangkan tesis berarti kebenaran. Dengan demikian berarti hipotesis adalah kebenaran yang masih diragukan. Artinya hipotesis akan ditolak apabila data-data empiris dalam penelitian membenarkannya dan sebaliknya diterima apabila fakta-fakta empiris penelitian menolaknya. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sementara atau jawaban sementara dari masalah yang dihadapi. Dikatakan sementara karena hipotesis disusun berdasarkan teori yang relevan, belum berdasarkan fakta-fakta empiris.Hipotesis dapat dijadikan sebagai pemandu arah agar penelitian dapat terarah. Namun demikian tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan sering juga penelitian deskriptif tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian kuntitatif. Pada penelitian kualitatif tidak merumuskan hipotesis tetapi justru menemukan hipotesis.5.6.2 Bentuk-bentuk Hipotesis Hipotesis dibedakan antara hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. 1. Hipotesis penelitian yaitu jawaban sementara atas masalah penelitian, atau hioteis yang hasilnya didapat dari hasil pengujian/teori. Hipotesis penelitian dibedakan antara hipotesis kerja dengan hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini disusun atas teori yang teruji kehandalannya, sedangkan hipotesis nol disusun dari teori yang dipandang kurang kehandalannya.2. Hipotesis statistik ada kalau peneliti bekerja dengan sampel, atau hasil dari hipotesis / penelitian menggunakan sample. Apabila peneliti tidak bekerja dengan sampel maka tidak ada hipotesis statistik. Untuk penelitian yang bekerja dengan populasi mungkin akan ada hipotesis penelitian, tetapi tidak ada hipotesis statistik.

5.7 MERUMUSKAN MASALAHTerkait dengan rumusan masalah penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya yaitu rumusan masalah dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, atau asosiatif maka hipotesis dibedakan kedalam tiga bentuk yaitu :1. Hipotesis deskriptif, adalah jawaban sementara atas masalah penelitian deskriptif.2. Hipotesis komparatif, adalah jawaban sementara atas jawaban peneitian komparatif.3. Hipotesis asosiatif, adalah jawaban sementara atas masalah asositif.

Berikut contoh masing-masing dari hipotesis deskriptif,komparatif dan asosiatif :1. Contoh hipotesis deskriptifHipotesis nol: Daya tahan lampu pijar merk X sama dengan 600 jam.Hipotesis alternatif: Daya tahan lampu pijar merk X 600 jam.2. Contoh hipotesis komparatifHipotesis nol: Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara keryawan PT X dan PT Y.Hipotesis alternatif: Produktivitas kerja karyawan PT X tidak akan sama dengan (lebih besar atau lebih kecil) dengan produktifitas karyawan PT Y.3. Contoh hipotesis asosiatif Hipotesis penelitian: Terdapat hubungan yang positifdan signifikan antara insentif dengan prestasi kerja karyawan.Hipotesis statistik: Ho : p = 0 berarti tidak ada hubunganHa : p 0 berarti ada hubungan karena tidak sama dengan nol. Hubungan tersebut bisa positif bisa negatif.

5.7 KRITERIA HIPOTESIS YANG BAIK Suatu hipotesis yang baik memenuhi beberapa kriteria berikut :1. Merupakan dugaan terhadap variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel, atau dugaan hubungan antara dua atauu lebih variabel2. Dinyatakan dengan kalimat yang jelas, tidak menimbulkan berbagai penafsiran.3. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode ilmiah (Sugiyono,2000).Menurut Suryabrata (2003) tidak ada aturan umum mengenai perumusan hipotesis, tetapi dapat disarankan sebagai berikut :1. Hipotesis hendaknya dipertanyakan pertautan antara dua variabel atau lebih. Pertanyaan ini dapat dipertanyakan ketika hipotesis yang dirumuskan adalah dalam bentuk hipotesis deskriptif yang berupa variabel mandiri.2. Hipotesis hendaknya dinytakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.3. Hipotesis hendaknya dirumuskan secara jelas dan padat.4. Hipotesis hendaknya dapat diuji, artyinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.Untuk dapat menyusun hipotesis seperti yang disyaratkan, peneliti dituntut memiliki kreatifitas. Krestifitas tersebut ditentukan oleh luasnya pengetahuan peneliti. Pengetahuan yang luas akan mempemudah pendekatan antar disiplin.

DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda,I ketut.2004.Metodologi Penelitian.Denpasar:Universitas UdayanaWayan Murjana Yasa,I Gst.2004.Metodologi Penelitian.Denpasar:Universitas UdayanaYuliarmi,Ni Nyoman.2004.Metodologi Penelitian.Denpasar:Universitas Udayanahttp://dianasilaswati.blogspot.com/p/tinjauan-literature-dan-sampel.html. Diakses pada tanggal 8 Maret 2015, pada pukul 22.49.Al Wasilah, Chaedar. 2002.Pokoknya Kualitatif.Bandung: Pustaka Jaya.Fraenkel, Jack R. And Norman E. Wallen. 2006.How to Design and Evaluate in Research.New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.