2
Topik Penelitian : Analisis konduktivitas air terhadap laju pembakaran batu bara dan pembentukan slagging dan fooling pada boiler Problem identification : konduktivitas air berkaitan dengan sifat penghantar air, air tawar dan air garam memiliki tingkat konduktivitas garam yang berbeda. Untuk kasus yang diangkat adalah penggunaan atau pemanfaatan air laut untuk membantu proses pendidihan di standrum. Tingkat konduktivitas air yang terlalu tinggi dapat mengidentifikasi tingkat Ph air. Kondisi ini dapat mempengaruhi performasi peralatan karena kemungkinan pengkaratan terjadi akan semakin besar. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk membangkitkan uap semakin lama karena tingkat titik didih air yang semakkin tinggi. Artinya, penggunaaan bahan bakar akan semakin banyak yang berdampak pada pembentukan slagging dan fouling pada furnice. Penumpukan slagging dan fouling pada dinding fornice mempengaruhi absorbs termal, apabila absorbsi termal terhambat maka suhu didalam furnace akan sangat tinggi dan efisiensi peralatan akan menurun. How to achieve solution ? Memonitoring variasi nilai konduktivitas air yang disuplai dengan menggunakan conductivity air plus dengan nilai kadar garamnya. Kemudian menganalisa perform boiler dengan menggunakan BTU. Method pengaruh slagging dan fouling dapat diamati sebelum dan sesudah dilakukan soot blowing, sehingga efisiensi peralatan dapat jelas terlihat. Recommandation : Perlu dilakukan pengamatan bagi kualitas batu bara yang digunakan apakah selamanya nilai kalori batu bara selalu baik ataukah merupakan hasil dari pencampuran batu bara kualitas tinggi dan kualitas rendah. Bahan ini sangat berhubungan dengan pembentukan ash batubara yang menimbulkan slagging dan flouing. Metode yang dapat digunakan adalah analisis aprokmasi (kadar air, zat terbang, kadar abu), pengujian nilai kalor, ketergerusan (HGI), titik leleh abu dan analisa ultimasi

metodologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

Page 1: metodologi

Topik Penelitian : Analisis konduktivitas air terhadap laju pembakaran batu bara dan pembentukan slagging dan fooling pada boiler

Problem identification : konduktivitas air berkaitan dengan sifat penghantar air, air tawar dan air garam memiliki tingkat konduktivitas garam yang berbeda. Untuk kasus yang diangkat adalah penggunaan atau pemanfaatan air laut untuk membantu proses pendidihan di standrum. Tingkat konduktivitas air yang terlalu tinggi dapat mengidentifikasi tingkat Ph air. Kondisi ini dapat mempengaruhi performasi peralatan karena kemungkinan pengkaratan terjadi akan semakin besar. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk membangkitkan uap semakin lama karena tingkat titik didih air yang semakkin tinggi. Artinya, penggunaaan bahan bakar akan semakin banyak yang berdampak pada pembentukan slagging dan fouling pada furnice. Penumpukan slagging dan fouling pada dinding fornice mempengaruhi absorbs termal, apabila absorbsi termal terhambat maka suhu didalam furnace akan sangat tinggi dan efisiensi peralatan akan menurun.

How to achieve solution ?

Memonitoring variasi nilai konduktivitas air yang disuplai dengan menggunakan conductivity air plus dengan nilai kadar garamnya. Kemudian menganalisa perform boiler dengan menggunakan BTU. Method pengaruh slagging dan fouling dapat diamati sebelum dan sesudah dilakukan soot blowing, sehingga efisiensi peralatan dapat jelas terlihat.

Recommandation :

Perlu dilakukan pengamatan bagi kualitas batu bara yang digunakan apakah selamanya nilai kalori batu bara selalu baik ataukah merupakan hasil dari pencampuran batu bara kualitas tinggi dan kualitas rendah. Bahan ini sangat berhubungan dengan pembentukan ash batubara yang menimbulkan slagging dan flouing. Metode yang dapat digunakan adalah analisis aprokmasi (kadar air, zat terbang, kadar abu), pengujian nilai kalor, ketergerusan (HGI), titik leleh abu dan analisa ultimasi ( C,H, S, N, Cl dan O) serta analisis komposisi batu bara (SiO, Al2O3, Fl2O3, CaO, MgO, K2O, Na2O, TiO2,MnO2 dan LOI), pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan chormotpgrapy mass spnectopotomer (GCMS). Dari sini, dapat dihasilkan ash yang muncul untuk menentukan indeks slagging dan floving yang muncul