16
83 P 0 = desain interior lama (tanpa intervensi ergonomi). P 1 = ergo-desain interior (dengan intervensi ergonomi) O1, O3 = data sebelum belajar pada periode I dikumpulkan pukul 07.10 dan 10.40, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat ). O2, O4 = data setelah belajar pada periode I, dikumpulkan pukul 10.00 dan 12.30, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat). WO = wash-out selama 16 hari, sesuai jadwal pembelajaran dan untuk proses adaptasi. O5, O7 = data sebelum belajar pada periode II, dikumpulkan pukul 07.10 dan 10.40, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat). O6, O8 = data setelah belajar pada periode II, dikumpulkan pukul 10.00 dan 12.30, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat). 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 – Maret 2011. 4.3 Penentuan Sumber Data 4.3.1 Populasi target dan terjangkau Populasi target penelitian adalah pebelajar SMPN-3 Abiansemal Badung yang berjumlah 1.456 orang, terbagi menjadi 35 rombongan belajar, belajar pukul 07.30- 12.40 Wita dan pukul 13.00-18.10 Wita. Populasi terjangkau adalah pebelajar SMPN- 3 Abiansemal Badung yang belajar hanya pukul 07.30-12.40 Wita, berjumlah ±756 pebelajar atau 18 rombongan belajar. 4.3.2 Kriteria eligibilitas 4.3.2.1 Kriteria inklusi Sampel penelitian dipilih dari populasi terjangkau, memakai kriteria inklusi sebagai berikut. 1) Pebelajar laki-laki dan pebelajar perempuan; 2) Usia antara 12 – 14 tahun;

Metode Penelitian lanjutan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metodologi penelitian

Citation preview

  • 83

    P0 = desain interior lama (tanpa intervensi ergonomi). P1 = ergo-desain interior (dengan intervensi ergonomi) O1, O3 = data sebelum belajar pada periode I dikumpulkan pukul 07.10 dan 10.40, setiap hari

    selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat ). O2, O4 = data setelah belajar pada periode I, dikumpulkan pukul 10.00 dan 12.30, setiap hari

    selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat). WO = wash-out selama 16 hari, sesuai jadwal pembelajaran dan untuk proses adaptasi. O5, O7 = data sebelum belajar pada periode II, dikumpulkan pukul 07.10 dan 10.40, setiap hari

    selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat). O6, O8 = data setelah belajar pada periode II, dikumpulkan pukul 10.00 dan 12.30, setiap hari

    selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat).

    4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja,

    Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret 2011.

    4.3 Penentuan Sumber Data

    4.3.1 Populasi target dan terjangkau

    Populasi target penelitian adalah pebelajar SMPN-3 Abiansemal Badung yang

    berjumlah 1.456 orang, terbagi menjadi 35 rombongan belajar, belajar pukul 07.30-

    12.40 Wita dan pukul 13.00-18.10 Wita. Populasi terjangkau adalah pebelajar SMPN-

    3 Abiansemal Badung yang belajar hanya pukul 07.30-12.40 Wita, berjumlah 756

    pebelajar atau 18 rombongan belajar.

    4.3.2 Kriteria eligibilitas

    4.3.2.1 Kriteria inklusi

    Sampel penelitian dipilih dari populasi terjangkau, memakai kriteria inklusi

    sebagai berikut.

    1) Pebelajar laki-laki dan pebelajar perempuan;

    2) Usia antara 12 14 tahun;

  • 84

    3) Berat badan ideal sampai normal yang dihitung dari perbandingan tinggi badan

    dan berat badan;

    3) Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter di Puskesmas III

    Kecamatan Abiansemal di Desa Sibang Kaja;

    4) Bersedia menjadi sampel penelitian sampai selesai setelah membaca penjelasan

    penelitian (Lampiran 3 di halaman 185) dan mengisi formulir informed consent

    (Lampiran 4 di halaman 187).

    4.3.2.2 Kriteria eksklusi

    Semua sampel yang memenuhi kriteria inklusi, dieksklusi dengan ketentuan

    sebagai berikut.

    1) Pebelajar dipersiapkan mengikuti kegiatan pemantapan dan ujian nasional;

    2) Pebelajar dipilih mewakili sekolah mengikuti kompetisi di luar sekolah.

    4.3.2.3 Kriteria tidak dilanjutkan sebagai sampel penelitian

    Kriteria tidak dapat dilanjutkan atau DO (drop out) sebagai sampel penelitian

    sebagai berikut.

    1) Pada saat penelitian berlangsung, tiba-tiba cedera atau sakit;

    2) Mengundurkan diri sebagai sampel, karena alasan tertentu.

    4.3.3 Besar sampel penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada 2 buah desain interior, masing-masing dipakai

    oleh 1 rombongan belajar yang sudah dalam bentuk kelompok atau cluster. Jumlah

    sampel penelitian adalah 2 kali jumlah pebelajar dalam 1 rombongan belajar. Seluruh

    pebelajar kelas VIII yang sudah tergabung dalam 2 rombongan belajar dipilih sebagai

  • 85

    sampel penelitian, sehingga seluruh sampel penelitian pada awalnya berjumlah 84

    orang. Pada pelaksanaan penelitian, 3 pebelajar tidak mengikuti penelitian. Pebelajar

    kelas VIII-A (1 orang) mengikuti kompetisi tenis lapangan, 1 orang sakit. Pebelajar

    kelas VIII-B (1 orang) mengikuti napak tilas. Total jumlah sampel menjadi 81 orang.

    4.3.4 Teknik pemilihan sampel penelitian

    Sampel penelitian dipilih memakai metode acak sederhana bertingkat, melalui

    4 tahapan seleksi. Pemilihan dilakukan oleh pihak sekolah, terdiri atas: (1) diperoleh

    12 rombongan belajar kelas VIII setelah ditetapkan 43 pebelajar dalam 1 rombongan

    belajar; (2) pemilihan 43 pebelajar dilakukan sesuai nomor urut; (3) pada pembagian

    ruang belajar terpilih kelas VIII-A memakai ruang no 11 dan VIII-B memakai ruang

    no 12 tempat aplikasi ergo-desain interior; (4) berdasarkan undian, pebelajar kelas

    VIII-A berstatus sebagai kelompok 1 (Klp 1) dan VIII-B sebagai kelompok 2 (Klp 2).

    Karakteristik subjek disajikan pada Lampiran 17 di halaman 203.

    4.4 Variabel Penelitian

    4.4.1 Identifikasi dan klasifikasi variabel

    Identifikasi dan klasifikasi variabel penelitian sebagai berikut.

    1) Variabel tergantung terdiri atas: (a) keluhan mata; (b) keluhan muskuloskeletal;

    (c) kelelahan; (d) kebosanan; dan (e) kenyamanan;

    2) Variabel bebas adalah: desain interior lama dan ergo-desain interior;

    3) Variabel yang dikontrol terdiri atas: (a) karakteristik pebelajar (jenis kelamin,

    usia, berat tubuh, kesehatan, data antropometri); (b) faktor lingkungan di luar

    pebelajar (mata pelajaran, peralatan belajar, materi pelajaran, kondisi pembelajar,

    kondisi sosial budaya dan kebisingan).

  • 86

    4.4.2 Definisi operasional variabel

    Agar data yang dikumpulkan akurat dan menghindari bias, sesuai identifikasi

    serta klasifikasi variabel disusun definisi operasional variabel sebagai berikut.

    1) Desain interior lama adalah penataan interior yang ada di SMPN-3 Abiansemal

    Badung, tanpa intervensi ergonomi dengan ciri: (a) formasi meja dan kursi belajar

    terbagi dalam 3 kelompok; (b) jalur sirkulasi hanya untuk 5 deret pebelajar saja;

    (c) tinggi meja belajar 74 cm, tidak berisi fasilitas tempat buku dan alat tulis

    tetapi ada rak; (d) tinggi kursi 45 cm, tidak memiliki sandaran lengan; (e) bagian

    tepi, sudut meja dan kursi berbentuk siku serta lancip; (f) intensitas penerangan

    94,7199 lux, memakai 4 buah TL @ 20 watt; (g) gerakan angin 0,13 m/d; (h)

    kelembaban relatif 82%; (i) tidak tersedia locker tas sekolah; (j) hanya tersedia 1

    buah papan tulis; (k) media informasi dan komunikasi serta aksesoris ditata di

    setiap dinding yang kosong;

    2) Ergo-desain interior adalah penataan interior di SMPN-3 Abiansemal Badung,

    mendapat intervensi ergonomi melalui pendekatan SHIP dan TTG dengan ciri: (a)

    formasi meja dan kursi belajar terbagi 5 kelompok; (b) setiap pebelajar memiliki

    jalur sirkulasi; (c) tinggi meja belajar 69 cm, memiliki fasilitas tempat buku dan

    alat tulis serta tanpa rak; (d) tinggi kursi 40 cm, memiliki sandaran lengan bawah;

    (e) bagian tepi, sudut meja dan kursi berbentuk lengkung serta tumpul; (f)

    intensitas cahaya 365 lux tetapi hemat energi karena memanfaatkan sinar alami

    serta 6 buah SL @ 9 watt; (g) gerakan angin 0,20 m/d; (h) kelembaban relatif

    66%; (i) tersedia locker tas sekolah dan alat kebersihan kelas; (j) tersedia papan

    tulis berukuran panjang 3 X 240 cm, terbagi menjadi 3 bidang dan 2 bidang dapat

    digeser; (k) media informasi dan komunikasi tersembunyi di balik papan tulis

  • 87

    tetapi dapat dilihat jika diperlukan; (l) aksesoris ditata hanya pada dinding bagian

    belakang.

    3) Pembelajaran adalah proses akuisisi pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman

    baru dilakukan oleh pebelajar dan pembelajar pada tempat pembelajaran.

    4) Kinerja adalah kualitas penampilan seorang atau sekelompok pebelajar untuk

    mengikuti pembelajaran sesuai motivasi dan kemampuan yang dimiliki, ditandai

    optimalnya keterlibatan fisik, mental dan unsur dinamis dilihat dari unsur-unsur

    sebagai berikut.

    (a) Keluhan mata adalah kondisi indera mata yang mengalami penurunan

    kapasitas, cirinya: bayangan ganda, pandangan kabur, kesalahan membaca

    sampai sakit kepala. Didata sebelum dan setelah belajar, dengan kuesioner

    kelelahan mata 5 skala likert;

    (b) Keluhan muskuloskeletal merupakan rasa nyeri dan sakit pada otot, tendon,

    ligamen, sendi, tulang dan piringan tulang belakang yang tersusun dalam

    sistem muskuloskeletal. Rasa sakit pada segmen tubuh, karena sikap statis.

    Didata sebelum dan setelah belajar, memakai kuesioner Nordic Body Map

    (NBM) 5 skala likert;

    (c) Kelelahan pada kegiatan pembelajaran terefleksi sebagai kelelahan mental

    yang terlihat dari pelemahan aktivitas, motivasi serta fisik melemah setelah

    mengikuti proses pembelajaran. Didata sebelum dan setelah belajar, dengan

    kuesioner 30 items kelelahan subjektif 5 skala likert;

    (d) Kebosanan adalah perasaan subjektif pebelajar selama proses pembelajaran

    ditandai: (a) keinginan menghindari aktivitas utama; (b) merasa tersiksa; (c)

    gelisah; (d) kelelahan dini; (e) rasa tidak puas; (f) keinginan berpaling ke

  • 88

    aktivitas lain; dan (g) konsentrasi turun. Didata setelah belajar, memakai

    kuesioner kebosanan 5 skala likert;

    (e) Kenyamanan adalah respon subjektif pebelajar, selama memakai produk

    sebagai akibat dari minimalnya atau tidak adanya gangguan sensasi fisik

    dan mental pada panca indera karena kondisi peralatan atau sistem, dimensi

    ruangan, organisasi, kondisi lingkungan. Didata setelah 10 menit berada di

    kelas dan setelah belajar, memakai kuesioner kenyamanan 5 skala likert.

    9) Jenis kelamin adalah, ciri fenotif subjek yang ditunjukkan oleh ciri-ciri kelamin

    sekunder dan didukung akte kelahiran;

    10) Usia adalah umur subjek yang ditentukan berdasarkan akte kelahiran;

    11) Berat tubuh adalah bobot tubuh subjek, diukur memakai timbangan badan merek

    Camry dengan tingkat ketelitian 0,1 kg;

    12) Kesehatan adalah kondisi fisik pebelajar yang dibuktikan dengan surat keterangan

    yang ditanda tangani dokter, setelah diperiksa staf Puskesmas Sibang Kaja;

    13) Antropometri adalah ukuran dan proporsi tubuh, diukur dengan antropometer

    merek Super buatan Jepang dengan tingkat ketelitian 0,1 cm untuk menentukan

    tinggi meja dan kursi belajar serta perlengkapan interior lainnya.

    14) Waktu belajar adalah jumlah jam pembelajaran setiap hari dimulai pukul 07.30

    10.00 dan 10.4012.30. Waktu belajar dalam 1 minggu adalah 5 hari (Senen

    Jumat), karena hari Sabtu berlangsung mata pelajaran pilihan di ruangan lain.

    Terdapat 8 jam pelajaran dalam 1 hari berdurasi 40 menit, terdiri atas 3 jam dan 2

    jam pelajaran sebelum istirahat serta 2 jam dan 1 jam setelah istirahat;

    15) Waktu istirahat adalah jumlah jam yang dipakai istirahat mengikuti pembelajaran,

    dalam 1 hari kegiatan belajar (10.1010.40) direkam dengan kamera digital;

  • 89

    16) Suhu adalah kondisi ruangan yang mempengaruhi rasa nyaman selama pebelajar

    berada di kelas, dipengaruhi suhu permukaan tubuh dan kecepatan angin serta

    kualitas udara di kelas yang diukur dalam C;

    17) Gerakan angin adalah hembusan atau gerakan udara yang dirasakan pebelajar

    dalam satuan m/d, gerakan angin menentukan cepat atau lambat O2 memindahkan

    CO2 di kelas akibat proses pernafasan dan radiasi panas lain yang ada di kelas;

    18) Kelembaban relatif adalah kondisi kelas berdasarkan jumlah uap air terkandung

    dalam udara, memiliki nilai satuan % sesuai dengan dikonversi nilai suhu basah

    dan suhu kering rekaman sling termometer dalam satuan C;

    19) Intensitas pencahayaan adalah kuat penerangan di kelas VIII-A dan VIII-B yang

    bersumber dari pencahayaan alami dan atau artifisial dalam satuan lux, diukur di

    atas permukaan meja belajar;

    20) Polusi suara adalah intensitas suara yang tidak dikehendaki terdengar di kelas,

    baik sumbernya dari dalam maupun luar kelas;

    21) Kondisi sosial pebelajar adalah interaksi pebelajar dengan guru dan pegawai serta

    teman-temannya, sedangkan kondisi budaya adalah pola pikir dan sikap serta

    perilaku pebelajar dalam memahami dan menghayati serta tindakan konkrit untuk

    menunjang keberhasilannya dalam proses pembelajaran untuk memajukan proses

    pembelajaran di Kecamatan Abiansemal. Kondisi sosial budaya adalah variabel

    yang dikontrol, karena pebelajar berasal dari wilayah sama dan berdekatan serta

    sudah berinteraksi dengan lingkungannya selama 1 tahun;

    22) Kurikulum adalah kumpulan satuan pelajaran yang susunannya sesuai dengan

    kondisi wilayah sekolah sehingga disebut KTSP (kurikulum terpadu satuan

    pendidikan), termasuk variabel yang dikontrol karena sudah dipahami;

  • 90

    23) Mata pelajaran sebagai variabel yang dikontrol adalah jenis pelajaran yang

    terkumpul dalam daftar pelajaran, diberikan pada setiap kelas secara bergantian

    melalui pembagian hari yang berbeda karena jumlah guru terbatas;

    24) Buku pelajaran adalah materi pelajaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku

    pegangan dan buku wajib, jenisnya ditetapkan oleh pihak sekolah dan digunakan

    sebagai pegangan baik oleh guru dan pebelajar serta orang tua pebelajar pada

    setiap melangsungkan pembelajaran maka dikategorikan sebagai variabel yang

    dikontrol;

    25) Peralatan belajar termasuk variabel yang dikontrol adalah semua perlengkapan

    yang dibawa pebelajar untuk membantu kegiatan belajar, terdiri atas: tas, buku-

    buku, alat tulis, penghapus, penggaris, busur, jangka dan rautan pensil;

    26) Materi pelajaran adalah bahan pelajaran yang diberikankan oleh guru pada setiap

    jam pelajaran, diberikan bergantian sesuai jadwal yang disusun setiap wali kelas

    dan setiap guru sudah memiliki pedomannya. Materi pelajaran sebagai variabel

    dikontrol tersusun dengan rinci pada kurikulum, sehingga guru memahami

    pelaksanaan dan ketentuan yang harus diikuti agar pembelajaran tercapai dengan

    kategori tuntas;

    27) Kondisi pembelajar sebagai variabel dikontrol adalah kondisi guru terhimpun

    dalam tim pengajar sesuai mata pelajaran yang diajar, sehingga bertindak pula

    selaku pengelola kelas yang mandiri.

    4.5 Instrumen Penelitian

    Ada 17 jenis instrumen yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini

    (disajikan pada Lampiran 14 di halaman 200), terdiri atas:

  • 91

    1) Formulir pencatat data antropometri sampel penelitian dipakai untuk menentukan

    dimensi meja dan kursi belajar;

    2) Diagram psikrometri untuk menemukan kelembaban relatif ruangan berdasarkan

    nilai suhu kering dan suhu basah di kelas;

    3) Kuesioner kelelahan mata 5 skala likert, yang dimodifikasi (Noerasto, 2004) dan

    sudah digunakan pada penelitian membaca syair lagu dan meja komputer;

    4) Kuesioner NBM 5 skala likert yang dimodifikasi (Sutajaya, 1998) dan digunakan

    secara internasional untuk mengukur keluhan otot skeletal;

    5) Kuesioner 30 items kelelahan subjektif 5 skala likert untuk mengukur kelelahan

    dan sudah direkomendasi dari Japan Association Industrial Health (JAIH) serta

    didukung oleh Industrial Fatigue Committee Research of Japan;

    6) Kuesioner kebosanan untuk menilai kebosanan pebelajar yang oleh Sutajaya

    (2006) sudah dimodifikasi dari kuesioner Anoraga;

    7) Kuesioner kenyamanan, sudah dimodifikasi (Sudiarta, 2000) dan sudah dipakai

    pada penelitian di warnet dan meja komputer;

    8) Antropometer merek Super buatan Jepang dengan tingkat ketelitian 0,1 cm untuk

    mengukur antropometri setiap pebelajar yang berkaitan dengan: tinggi popliteal,

    panjang buttock-popliteal, tinggi siku duduk, tinggi mata duduk dan sebagainya;

    9) Anemometer merek Lutron AM-4201 buatan Taiwan untuk mengukur gerakan

    angin;

    10) Kamera video Super Mini DVBPR 8 buatan China, dipakai mendokumentasi

    gerakan tubuh pebelajar selama proses pembelajaran berlangsung;

    11) Kamera digital merek Panasonic Lumix FS-42 buatan Jepang untuk dokumentasi

    sikap tubuh pebelajar selama kegiatan istirahat berlangsung;

  • 92

    12) Timbangan badan merek Camry dengan tingkat ketelitian 0,1 kg untuk mengukur

    berat badan pebelajar;

    13) Meteran logam merek My-Conve Daiyu buatan China, kapasitas 500 cm dan

    dalam satuan milimeter (mm) untuk mengukur ruang dan fasilitas;

    14) Peta Snellen untuk mengukur kondisi visus sampel penelitian ;

    15) Sound level meter merek Ultron SL - 4001 dalam satuan dB buatan Taiwan untuk

    mengukur tingkat kebisingan di kelas;

    16) Sling termometer merek Hisamatsu dalam satuan C buatan Jepang untuk

    mengukur suhu kering dan suhu basah di kelas;

    17) Lux meter model DM-28 dengan tingkat ketelitian 0,1 lux buatan Jepang untuk

    mengukur intensitas pencahayaan di kelas.

    4.6 Prosedur Penelitian

    Agar penelitian berjalan sistematis dan pengukuran serta pengumpulan data

    lancar, maka disusun tata laksana penelitian sebagai berikut.

    4.6.1 Tahapan persiapan penelitian

    Persiapan yang dilakukan sebelum proses penelitian dilaksanakan adalah:

    1) Melakukan studi pustaka dengan membaca buku, jurnal, proceeding, hasil

    penelitian, akses internet dan lainnya yang relevan;

    2) Mengurus kelengkapan ijin melaksanakan penelitian, ethical clearence (Lampiran

    1 di halaman 183) agar proses penelitian lancar serta sesuai nilai kemanusiaan

    yang dianut masyarakat umum;

    3) Bertemu Kabid Disdikporkab Badung untuk mengetahui kebijakan yang belum,

    sudah dan akan dilakukan, terkait kondisi SMPN di Kabupaten Badung;

  • 93

    4) Bertemu Kepala Sekolah SMPN-3 Abiansemal Badung di Desa Sibang Kaja,

    menyerahkan surat ijin melakukan penelitian dan menjelaskan konsep penelitian;

    5) Menyerahkan formulir biodata sampel (Lampiran 5 di halaman 188), penjelasan

    kegiatan dan informed consent untuk mendapat persetujuan tertulis dari sampel

    penelitian (Lampiran 3 di halaman 185 dan Lampiran 4 di halaman 187);

    6) Menyiapkan kuesioner, berbagai formulir dan pencatat data antropometri sampel

    penelitian serta administrasi lainnya;

    7) Menyiapkan petugas dan instrumen pengumpulan data;

    8) Memberikan pengarahan teknis pelaksanaan pengukuran dan mengisi kuesioner:

    (1) kelelahan mata; (2) Nordic Body Map atau NBM; (3) 30 item kelelahan

    subjektif; (4) kebosanan; dan (5) kenyamanan kepada anggota peneliti dan sampel

    penelitian serta guru di SMPN-3 Abiansemal Badung;

    9) Melakukan pengukuran antropometri 41 pebelajar kelas VIII-A dan 40 pebelajar

    kelas VIII-B, untuk desain meja dan kursi belajar yang ergonomis. Antropometri

    diukur dengan antropometer, duduk di kursi dengan posisi paha bersudut 90 serta

    telapak kaki menapak datar di lantai. Posisi belakang kepala, leher, punggung,

    pinggang dan pantat harus tegak (Lampiran 13 di halaman 199);

    10) Menghubungi dokter dan staf Puskesmas di Desa Sibang Kaja untuk melakukan

    tes kesehatan fisik dan visus sampel penelitian agar diketahui kelayakan menjadi

    sampel penelitian sehingga data akurat (Lampiran 13 di halaman 199);

    11) Melakukan penelitian pendahuluan dan validasi kuesioner kelelahan mata, NBM,

    30 item kelelahan subjektif, kebosanan, kenyamanan. Kuesioner kebosanan diisi

    hanya pada 10 menit menjelang kegiatan belajar berakhir.

    11) Menyiapkan alat dan bahan ergo-desain interior di SMPN-3 Abiansemal Badung;

  • 94

    12) Membuat protokol penelitian dengan rincian sebagai berikut.

    a. Sampel disarankan melakukan aktivitas yang wajar, saat berada di luar jam

    belajar sekolah selama proses penelitian berlangsung;

    b. Sampel wajib tiba di sekolah pukul 07.00 Wita, agar pada waktu mengisi

    kuesioner pukul 07.10 Wita kondisi tubuh sudah segar;

    c. Pada periode I, pebelajar kelas VIII-A (Klp-1) belajar pada desain interior

    lama dan pebelajar kelas VIII-B (Klp-2) belajar pada ergo-desain interior.

    d. Setelah wash-out selama 16 hari untuk menghilangkan efek periode dan efek

    sisa perlakuan, posisi ditukar sebelum pelaksanaan penelitian periode II.

    4.6.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

    Tahapan pelaksanaan penelitian, adalah bagian pengumpulan data. Rincian

    pelaksanaannya mulai hari pertama sampai terakhir dengan tahapan sebagai berikut.

    1) Pengumpulan data pada periode I (setiap hari Senen-Jumat), sebagai berikut.

    a. Pukul 07.00 sampel duduk di kursi masing-masing, memperoleh pembagian 2

    potong kue dan 1 gelas air mineral 240ml agar kondisi awal homogen. Guru

    dan anggota peneliti memberikan pengantar singkat dan pada pukul 07.10

    kuesioner kelelahan mata, NBM, kelelahan subjektif dan kenyamanan diisi

    setiap pebelajar. Kuesioner disimpan sebagai data sebelum O1 dan O3;

    b. Pukul 07.20 Wita intensitas pencahayaan diukur memakai lux meter, pada 1

    titik permukaan meja di tengah dan 4 titik pada sudut garis diagonalnya. Suhu

    ruang diukur memakai sling termometer, kantong harus diisi air dan diputar-

    putar. Gerakan angin diukur dengan anemometer, bagian kipas menghadap

    arah angin datang. Polusi suara diukur dengan sound level meter, posisi alat

    berada di samping telinga pebelajar.

  • 95

    c. Pukul 07.3008.50 Wita sampel mengikuti pelajaran pertama, semua kegiatan

    direkam memakai kamera pena agar tersembunyi;

    d. Pukul 08.50 Wita terjadi penggantian mata pelajaran dengan guru lain;

    e. Pukul 08.5010.00 Wita sampel mengikuti pelajaran kedua, semua kegiatan

    direkam memakai kamera pena agar tersembunyi;

    f. Pukul 10.00 Wita sampel mengisi kuesioner kelelahan mata, NBM, 30 item

    kelelahan subjektif, kebosanan dan kenyamanan. Kuesioner disimpan sebagai

    data setelah O1 dan O3;

    g. Pukul 10.1010.30 Wita semua sampel istirahat, berbelanja di kantin sekolah

    dan di luar sekolah, ngobrol sambil duduk di halaman serta di kelas. Suasana

    istirahat direkam dengan kamera digital;

    h. Pukul 10.00 Wita dilakukan pengukuran yang sama dengan poin b;

    i. Pukul 10.30 Wita sampel mengisi kuesioner kelelahan mata, NBM, 30 item

    kelelahan subjektif dan kenyamanan. Kuesioner disimpan sebagai data

    sebelum O2 dan O4;

    j. Pukul 10.30 Wita dilakukan pengukuran yang sama dengan poin b;

    k. Pukul 10.4012.00 Wita sampel mengikuti pelajaran ketiga, semua kegiatan

    direkam memakai kamera pena agar tersembunyi;

    l. Pukul 12.00 Wita terjadi penggantian mata pelajaran dengan guru lain;

    m. Pukul 12.0012.30 Wita sampel mengikuti pelajaran keempat, kegiatan

    direkam memakai kamera pena agar tersembunyi;

    n. Pukul 12.30 Wita sampel mengisi kuesioner kelelahan mata, NBM, 30 item

    kelelahan subjektif, kebosanan dan kenyamanan. Kuesioner dikumpul sebagai

    data setelah O2 dan O4;

  • 96

    o. Pukul 12.30 Wita dilakukan pengukuran yang sama dengan poin b;

    p. Setelah pengukuran selesai, kegiatan pengumpulan data berakhir.

    2) Pengumpulan data pada periode II, secara prinsip sama dengan pengumpulan data

    pada periode I. Dilakukan setelah 16 hari adaptasi dengan kondisi desain interior

    yang baru. Proses semua pengumpulan data penelitian, secara ringkas disajikan

    pada Gambar 4.2.

    Gambar 4.2. Bagan alur penelitian

  • 97

    4.7 Pengolahan dan Analisis Data

    4.7.1 Pengolahan Data

    Hasil penelitian yang terdiri atas data kondisi lingkungan, karakteristik subjek

    dan variabel tergantung yaitu: (1) keluhan mata; (2) keluhan muskuloskeletal; (3)

    kelelahan; (4) kebosanan; dan (5) kenyamanan diolah memakai uji 1-S K-S (One-

    Sample Kolmogorov-Smirnov) dan uji t-paired.

    4.7 2 Analisis Data

    4.7.2.1 Analisis deskriptif dan Normalitas data

    Melalui uji 1-S K-S, diperoleh data deskriptif dan pada taraf kepercayaan

    95% ( = 0,05) data menunjukkan berdistribusi normal.

    4.7.2.2 Uji komparasi

    Uji komparasi diperlukan untuk analisis efek periode, efek sisa memakai uji t,

    efek perlakuan dianalisis dengan uji t-paired pada taraf kepercayaan 95% ( = 0,05).

    Ho : 1 = 2 (rerata keluhan mata, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan

    dan kenyamanan klp-1 sama dengan rerata keluhan mata, keluhan

    muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan dan kenyamanan klp-2).

    Ha : 1 > 2 (rerata keluhan mata, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan

    dan kenyamanan klp-1 lebih besar dari rerata keluhan mata, keluhan

    muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan dan kenyamanan klp-2).

    Pedoman pengambilan keputusan adalah: (1) Ho diterima jika p>0,05 dan (2)

    Ha diterima jika p

  • 98

    ekonomis, jika biaya yang dikeluarkan dan operasionalnya tidak sebanding dengan

    hasil yang diperoleh selama dioperasikan (Rochmanhadi, 1984). Pembiayaan untuk

    perbaikan di bidang pendidikan berkaitan dengan investasi jangka panjang, karena

    merupakan pembiayaan yang nilai keuntungannya tidak berbentuk finansial tetapi

    peningkatan mutu pendidikan dan SDM.

    4.9 Kelemahan Penelitian

    Pelaksanaan penelitian selalu memiliki kendala yang sulit diantisipasi, maka

    pada penelitian diketahui terdapat kelemahan yang terdiri atas:

    1) Pebelajar belum terbiasa dengan jenis kuesioner ergonomi, sehingga ragu pada

    awal pengisian.

    2) Konsentrasi belajar pebelajar kemungkinan terganggu, karena belum terbiasa ada

    orang lain di kelas sehingga selama pembelajaran prilaku nya terpengaruh.

    3) Beberapa surveyor belum optimal melaksanakan tugasnya, karena tampak bosan

    menunggu pelaksanaan pengukuran berikutnya.

    4.10 Upaya Mengatasi Kelemahan Penelitian

    Kelemahan penelitian diatasi dengan beberapa cara sebagai berikut.

    1) Melatih pebelajar mengisi kuesioner, agar keraguannya berkurang;

    2) Monitoring perubahan gerakan tubuh pebelajar dilakukan memakai alat rekam

    kamera pena, sehingga tidak mempengaruhi kegiatan pembelajaran;

    3) Mempersiapkan format tabulasi data, agar surveyor memiliki kegiatan selama

    menunggu pelaksanaan pengumpulan data berikutnya. Setelah penelitian selesai,

    diberikan sertifikat untuk menambah jumlah kredit poin yang diperlukan untuk

    kenaikan pangkat.