117
METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH KEC. WELERI KAB. KENDAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos I) Dalam Ilmu Dakwah Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Nur Asiah Hamidah 1102021 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/76/jtptiain-gdl... · bimbingan agama itu sendiri, salah satu diantaranya adalah unsur materi,

Embed Size (px)

Citation preview

METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH

KEC. WELERI KAB. KENDAL

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos I)

Dalam Ilmu Dakwah

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

Nur Asiah Hamidah 1102021

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2008

SKRIPSI

METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN

YATIM (PAY) WELERI KENDAL

Disusun oleh

NUR ASIAH HAMIDAH 1102021

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal 29 Januari 2008

dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Dewan Penguji/ Anggota Penguji Dekan / Pembantu Dekan Penguji I Drs. Anasom, M,Si Prof. Dr.Hj. Ismawati, M.Ag NIP. 150 267 748 NIP.150 094 093 Sekretaris Dewan Penguji/ Pembimbing Penguji II Drs. H. Ghofier Romas Baidi Bukhori, S.Ag, M.Ag NIP. 150 070 388 NIP. 150 277 617

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya

sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan

lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum

atau tidak diterbitkan, sebenarnya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang 29 Januari 2008

Nur Asiah Hamidah NIM 1102021

MOTTO

Tidak selamanya kita menemui apa yang kita sukai ada

kalanya kita menemui apa yang tidak kita sukai karenanya,

kita harus belajar menyukai apa yang kita hadapi sekarang

PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada

Almarhum almarhumah Bapak Ibu tersayang (Tobi’in, Siti Fatkhiyah) yang

dengan tulus selalu memberikan motivasi, kasih sayang, do'a dan dukungan

untuk ananda..

Kakakku (Mas Faqih, Mba Izah, Mba Iqoh, Mba Tuti) yang selalu

memberikan arahan, dukungan, dan kasih sayangnya hingga terselesaikannya

proses penyusunan skripsi ini kepada penulis.

ABSTRAKSI

Nur Asiah Hamidah (1102021) judul Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak di Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah Weleri Kendal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa metode pelaksanaan bimbingan agama di panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal dan untuk mengetahui dan menganalisa implikasi metode bimbingan agama terhadap perkembangan emosi anak di panti asuhan yatim PAY Muhammadiyah Weleri Kendal. Maka data yang digunakan adalah kualitatif. Sedangkan pendekatannya menggunakan pendekatan psikologis.

Hasil penelitian bahwa panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal merupakan tempat penampungan anak yatim piatu, anak yatim anak yang kurang mampu, anak terlantar yang sebagian besar adalah mereka yang tidak mempunyai salah satu dari orang tuanya (yatim) yang rata-rata berusia 12 tahun sampai 18 tahun. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial, panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal dimaksudkan untuk membantu anak yatim piatu atau anak yatim anak yang kurang mampu (fakir miskin), anak terlantar dapat mengembalikan kepercayaan dirinya dan dapat mengontrol perkembangan emosinya.

Metode Pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama di panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal dengan menggunakan 3 metode : metode secara langsung, tidak langsung, dan kelompok. meliputi berbagai kegiatan baik yang bersifat keagamaan maupun produktif. Kegiatan yang bersifat keagamaan seperti sholat berjamaah, ceramah keagamaan mengikuti kegiatan undangan mengaji. Adapun kegiatan yang bersifat produktif meliputi, berkebun, membuat ketrampilan. Pada dasarnya bimbingan yang diberikan kepada anak asuh agar anak asuh tersebut mau melaksanakan perintah Allah sebagai peningkatan iman dan taqwa.

Keberhasilan bimbingan penyuluhan agama tidak terlepas dari unsur-unsur bimbingan agama itu sendiri, salah satu diantaranya adalah unsur materi, karena materi yang diberikan bersumber pada al-Qur'an dan hadits Nabi yang disesuaikan dengan keadaan atau kondisi anak. Materi tersebut meliputi aqidah/keimanan, syari'ah/ibadah, dan akhlak.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada

rasulullah dan para pengikutnya, karena dengan semua itu penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

Tidak ada kata yang pantas penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang

membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terimakasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. DR. H. Abdul Djamil, MA., selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Drs. H.M. Zain Yusuf, MM., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang yang telah memberi izin penulisan skripsi ini beserta

staf-stafnya yang telah memperlancar proses perkuliahan selama penulis

menuntut ilmu.

3. Drs. H. Abdul Ghofier Romas, M.Ag dan Yuli Nur Khasanah, S.Ag, M.Hum.

selaku pembimbing skripsi yang dengan tulus, ikhlas dan tak henti-hentinya

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Drs. H. Machasin M selaku dosen wali, terimakasih segalanya.

5. Bapak /Ibu Dosen Fakultas Dakwah yang telah mengamalkan ilmunya dan

membimbing penulis hingga akhir perkuliahan.

6. Almarhum almarhumah Bapak Ibu tersayang (Tobi’in, Siti Fatkhiyah) yang

dengan tulus selalu memberikan motivasi, kasih sayang, do'a dan dukungan

untuk ananda..

7. Kakak-kakakku (mas faqih, mba izah, mba iqoh, mba tuti) yang selalu

memberikan arahan, dukungan, dan kasih sayangnya hingga terselesaikannya

proses penyusunan skripsi ini kepada penulis.

8. Seseorang yang ku sayangi (Siswanto) yang selalu setia menemani ku arahan

dan dukungan nya sehingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Keluarga kecil bapak (Sukardi Dan Ibu Siti Juwariyah beserta Nur Sholeh)

yang telah banyak membantu keluarga penulis, kontribusi yang sangat

membantu penulis guna mencapai cita dan asa.

10. Keluarga PAY (Bapak M. Ramadhan, bapak M. Ngatiyo bapak Mustaqim,

dan anak-anak panti asuhan) yang telah membantu.

11. Teman-temanku seangkatan dan seperjuangan (Makmi, Musifa, Elin) dan

yang tidak bisa disebutkan satu persatu, tidak ketinggalan pula Aa Sis yang

dengan suka rela mau meminjamkan komputernya hingga terselesaikannya

penulisan skripsi ini.

12. Teman-temanku pondok Inna (De Oci, Makmi, Azizah Siti, Lia, Cinung, Izati,

Imah) yang dengan tulus, ikhlas membantu penulis.

13. Teman-teman kos ku (Dian, Mba juju, Mimih, Ida, Ana, Aisyah, Eva) yang

dengan tulus, ikhlas, membantu penulis.

Penulis berharap semoga amal baik yang telah diberikan dapat menjadi

amal jariyah sekaligus mendapat balasan dari Allah SWT.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum

sempurna, baik dalam penyusunan maupun bahasanya. Karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.

Semarang, 29 Januari 2008

Penulis

Nur Asiah Hamidah NIM :1102021

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

HALAMAN ABSTRAKSI ............................................................................ vii

KATA PENGANTAR.................................................................................... viii

DAFTAR ISI................................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 6

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6

1.4. Tinjauan Pustaka ................................................................... 7

1.5. Kerangka Teoritik ................................................................. 11

1.6. Metode Penelitian .................................................................. 16

1.7. Sistematika Penulisan ............................................................ 19

BAB II. TINJUAN TENTANG BIMBINGAN AGAMA DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI

ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM (PAY) MUHAMMADIYAH

WELERI KENDAL

2.1. Bimbingan Agama .............................................................. 21

2.1.1. Pengertian Bimbingan ................................................ 22

2.1.2. Pengertian Agama ...................................................... 24

2.1.3. Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Bimbingan Agama .... 26

2.1.4. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Agama ....................... 30

2.2. Tinjauan Tentang Perkembangan Emosi Anak ............... 49

2.2.1. Pengertian Perkembangan .......................................... 49

2.2.2. Pengertian Emosi ....................................................... 50

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Emosi ......................................................................... 51

2.2.4. Macam-Macam Perkembangan Emosi Anak ............. 52

2.2.5. Pengertian Anak ......................................................... 54

BAB III METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI

ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH

KEC. WELERI KAB. KENDAL

3.1.Gambaran Umum Panti Asuhan Yatim (PAY)

Muhammadiyah .................................................................... 56

3.1.1. Letak Geografis Panti Asuhan..................................... 56

3.1.2. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Yatim (PAY)

"Muhammadiyah" Kec. Weleri Kab. Kendal ............. 56

3.1.3. Asas dan Tujuan Berdirinya Panti Asuhan.................. 58

3.1.4. Persyaratan Penerimaan Anak Asuh .......................... 60

3.1.5. Tata Tertib Anak Asuh PAY Muhammadiyah ........... 61

3.1.6. Sanksi-Sanksi .............................................................. 62

3.1.7. Fasilitas Panti Asuhan ................................................ 65

3.2.Proses Pelaksanaan Bimbingan Agama di PAY

Muhammadiyah .................................................................... 66

3.2.1. Metode Bimbingan ........................................................ 66

3.2.2. Materi Bimbingan Agama ............................................. 71

3.2.3. Adab Terhadap Anak Asuh ........................................... 76

3.2.4. Tanggapan Anak Asuh Terhadap BPA dan

Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak

Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah ...................... 77

BAB IV. ANALISIS METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN

EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM

MUHAMMADIYAH KEC. WELERI KAB. KENDAL

4.1.Analisis Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama di

Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kec. Weleri

Kab. Kendal ........................................................................... 82

4.2. Analisis Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi

Anak Di PAY Weleri Kendal............................................... 87

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan ........................................................................... 97

5.2. Saran-Saran .......................................................................... 98

5.3. Penutup ................................................................................. 99

DAFTAR PUSTAKA

BIODATA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk multidimensional. Ada banyak aspek yang

terdapat pada diri manusia. Mahluk hidup lain hanya mempunyai dua aspek

yaitu fisik (berupa materi, bisa ditangkap dengan indera) dan biologis (bisa

bergerak dan berkembang biak), manusia memiliki unsur yang lebih dari hal

tersebut, yaitu akal budi dan pikiran. Dua komponen itulah yang menjadi poin

obyektif bahwa ia disebut sebagai mahluk yang bermartabat tinggi

(Tarmudji,1998: 68).

Manusia memiliki pribadi yang unik, dia adalah mahluk yang sadar

akan bakat, sikap, dan sifat, kemampuan dan keterampilan, tahu apa yang

akan dilakukannya. Ia memahami sejarah hidupnya serta mempunyai

gambaran apa yang didambakannya di masa yang akan datang. Manusia sadar

dan dapat disadarkan atas beberapa keunggulan dan kelemahan dirinya, atas

dasar itu manusia mampu mengembangkan diri yaitu meningkatkan

keunggulan-keunggulan dan mengurangi kelemahan. Sejalan dengan itu

manusia pun dapat menentukan apa yang terbaik bagi dirinya sehingga

julukan sebagai “the self determinig being” menunjukkan manusia memiliki

kebebasan yang sangat luas untuk menggabungkan diri tentunya tanpa

tanggung jawab mudah beralih menjadi ke-sewenang-wenangan terhadap

dirinya, orang lain, dan lingkungan. (Sholeh : 2005, 69).

2

Manusia ada dalam sesuatu kebersamaan, dia senantiasa berhubungan

dengan manusia lain dalam wadah keluarga, persahabatan, lingkungan kerja.

Bentuk-bentuk relasi sosial lainnya sebagai partisipasi kebersamaan sudah

pasti mendapat pengaruh dari lingkungannya tetapi sebaliknya, dia pun dapat

mempengaruhi dan dapat memberi corak kepada lingkungan sekitarnya

manusia dilengkapi antara lain cipta, karsa, norma, cita-cita dan nurani,

sebagai karakteristik kemanusiaannya kepadanya diturunkan pula agama agar

ada relasi dengan sesamanya, juga ada hubungan sang pencipta (Hana: 1995,

48).

Islam adalah agama Allah SWT yang diturunkan kepada seluruh

manusia melalui Rasul-Nya, agama universal. Islam menekankan pada amal

perbuatan dalam tatanan kehidupan. Yang mencakup sistem aqidah, politik,

sosial, ekonomi dan segala aspek kehidupan manusia lainnya. Karena islam

merupakan agama yang bertumpu pada kenyataan obyektif dalam kehidupan.

Kesempurnaan dan kesungguhan ajaran islam inilah sehingga ia tidak sekedar

sebagai tuntunan hidup yang hanya untuk diketahui, dibicarakan dan

didengarkan tanpa adanya pengamatan yang riil. Akan tetapi lebih dari itu

untuk diamalkan dan dapat dikendalikan sikap, tindakan, perbuatan, dan cara

hidup.

Islam sebagai tuntunan hidup umat manusia memerlukan suatu

kegiatan yang disebut dakwah, Yang merupakan suatu usaha untuk mengajak,

menyeru dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada jalan Allah

guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha mengajak

3

dan mempengaruhi manusia agar pindah dari satu situasi ke situasi yang lain

yaitu dari situasi yang jauh dari ajaran Allah SWT menuju situasi yang sesuai

dengan petunjuk dan ajaran Allah adalah merupakan suatu kewajiban bagi

kaum muslimin dan muslimat.

Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan

metode bimbingan atau penyuluhan kepada orang yang membutuhkan,

termasuk bagi anak-anak yatim, yaitu dengan cara memberi kasih sayang atau

memberi semangat secara material dan moril. Dengan memberi nasihat,

pembimbing dapat memberikan kecerahan batinnya dengan melalui

pendekatan-pendekatan yang tepat Untuk perkembangan emosi anak

pembimbing dapat menggunakan pendekatan-pendekatan seperti pendekatan

psikologi, sosiologi juga pendekatan agama (Arifin, 1994 : 43 ).

Jika dilihat dari tiga ranah yang biasa digunakan dalam dunia

pendidikan yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor, emosi termasuk ke

dalam ranah afektif, emosi banyak berpengaruh terhadap fungsi-fungsi psikis

seperti pengamatan, tanggapan, pemikiran, dan kehendak. Individu akan

mampu melakukan pengamatan atau pemikiran dengan baik jika di sertai

dengan emosi yang baik pula. Individu juga akan memberikan tanggapan

yang positif terhadap sesuatu objek manakala disertai emosi yang positif.

Sebaliknya, individu akan melakukan pengamatan atau tanggapan yang

negatif terhadap sesuatu obyek, jika disertai emosi yang negatif terhadap

obyek tersebut (Muhammad, 2005: 62).

4

Pola asuh orang tua merupakan lahan yang subur bagi pertumbuhan

rasa, cipta dan karya anak. Namun bagaimana dengan anak kecil yang

ditinggal oleh kedua orang tuanya sehingga menjadi yatim atau yatim piatu

pada keluarga yang tidak mampu atau sebab lain sehingga anak tidak pernah

memperoleh pendidikan, pelayanan dan sentuhan dari nilai-nilai agama sejak

kecil, Sehingga dibutuhkan metode bimbingan agama terhadap anak, karena

anak merupakan generasi penerus bangsa dan agama, yang akan meneruskan

cita-cita para pendahulu.

Secara lahir maupun batin, anak yatim itu mengalami hambatan dalam

perkembangan jiwanya (emosi) untuk menyesuaikan diri di masyarakat

apalagi mereka yang berada dalam keadaan ekonomi sangat lemah,

perasaannya akan bertambah minder dan sebagainya, mereka tidak

mempunyai sandaran dalam hidup, hanya tinggal menerima kenyataan dalam

mengarungi kehidupan yang penuh tantangan ini.

Metode bimbingan agama dapat berguna bagi anak asuh di PAY

Weleri Kendal. Adapun yang menjadi dasar dari bimbingan agama dalam

mengasuh dan melindungi serta menolong anak-anak yatim dan telantar

merupakan keharusan dalam agama Islam.

Firman allah dalam surat Al-Ma’un (1-5)

ولا يحض على طعـام ﴾2﴿ فذلك الذي يدع اليتيم ﴾1﴿أرأيت الذي يكذب بالدين

هم ﴾ الذين ﴾5﴿هم عن صلاتهم ساهون الذين ﴾4﴿ فويل للمصلني 3﴿المسكني

﴾7﴿ ويمنعون الماعون ﴾6﴿يراءون

5

Artinya: “Adakah engkau ketahui orang, yang mendustakan pembalasan (agama)?maka demikian itu ialah orang yang mengusir anak yatim. dan tiada menyuruh memberi makan orang miskin. maka celakalah (azablah) bagi orang-orang yang sembahyang. yang mereka itu lalai dari sembahyang. lagi mereka itu riya. dan enggan memberikan zakat (barang-barang rumah). (Depag RI, 1995: 1108)”.

Ayat tersebut memberikan petunjuk bagi semua orang agar

mempertahankan keadaan anak yatim, serta mengurus mereka secara patut

seperti memberi kasih sayang, perlindungan, membantu memenuhi kebutuhan

baik secara fisik, mental maupun sosialnya, Sehingga jiwanya dapat

berkembang secara wajar sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan

demikian mereka dapat menempatkan dirinya di masa yang akan datang,

mereka diharapkan memiliki perkembangan emosi yang kuat, dan menjadi

orang berguna bagi nusa dan bangsa serta menjadi teladan bagi masyarakat.

Salah satu lembaga yang peduli terhadap anak yatim, di Kecamatan

Weleri Kabupaten Kendal yang didirikan oleh Bapak Muh margono. PAY

merupakan panti asuhan yatim, yang memberikan metode pelaksanaan

bimbingan agama pada waktu itu, karena pertumbuhan anak-anak di panti

asuhan tersebut masih membutuhkan metode pelaksanaan bimbingan agama

dan implikasinya bagi perkembangan emosi anak. Maka dari itu, peneliti

mencoba memfokuskan metode pelaksanaan bimbingan agama pada anak-

anak sejak dini menjadi sangat penting, lebih-lebih didalam “Panti Asuhan

Yatim Muhammadiyah”. Bimbingan agama diharapkan dapat menerapkan

metode bimbingan agama terhadap perkembangan emosi anak yang ada di

panti, yang membedakan dari panti asuhan lainnya yaitu anak PAY

6

Muhammadiyah Weleri Kendal, selain mendapat metode bimbingan agama

setiap harinya mereka pun diajari berkarya seperti halnya membuat kantong

plastik, menjahit, bela diri dan lebih menariknya setiap minggunya para santri

diwajibkan mengikuti pengajian akbar yang diadakan di Kawedanan

Kecamatan Weleri Kendal. Sering juga di undang untuk mengaji di luar panti

asuhan tersebut, guna memenuhi undangan dari orang yang menginginkan

anak panti asuhan tersebut mengaji di tempatnya. Setelah selesai mengaji

mereka (anak-anak panti asuhan) mendapatkan pesangon. Untuk itu penulis

tertarik mengadakan penelitian dengan judul "Metode Pelaksanaan

Bimbingan Agama Terhadap dan Implikasinya Terhadap Perkembangan

Emosi Anak di Panti Asuhan Yatim Weleri Kendal."

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana metode pelaksanaan bimbingan agama di Panti Asuhan

Yatim (PAY) di Weleri Kendal ?

1.2.2. Bagaimana implikasinya terhadap perkembangan emosi anak di Panti

Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah Kec. Weleri Kab. Kendal ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

1.3.1.1.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa

metode pelaksanaan bimbingan agama yang ada di Panti

Asuhan Yatim Muhammadiyah Weleri Kendal.

7

1.3.1.2.Untuk mengetahui dan menganalisa implikasi metode

pelaksanaan bimbingan agama terhadap perkembangan emosi

anak di Panti Asuhan Yatim (PAY) muhammadiyah Weleri

Kendal.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1.3.2.1.Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

keilmuan di bidang ilmu dakwah, khususnya bidang bimbingan

penyuluhan Islam.

1.3.2.2.Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk panti

asuhan yatim yang nantinya dapat memberikan pemahaman

bimbingan pada Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah di kec.

Weleri Kab. Kendal. Serta dapat memberikan pemahaman

agama kepada panti asuhan pada umumnya yang ada di

sekitarnya.

1.4. Tinjauan Pustaka

Penelitian atau kajian yang secara khusus menulis tentang metode

pelaksanaan bimbingan agama dan implikasinya terhadap perkembangan

emosi anak di Panti Asuhan Yatim di Weleri Kendal belum ditemukan,

walaupun demikian terdapat studi atau kajian lain yang telah dilakukan

8

sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Kajian atau penelitian tersebut

adalah sebagai berikut:

Penelitian yang pertama Khoirul Anam, (2003).selanjutnya yang

berjudul “Peran bimbingan agama Dalam Mengembangkan Keberagamaan

Anak Di Panti Asuhan Al Hikmah, Polaman, Mijen Semarang”. didalamnya

mengungkapkan pada dasarnya mengembangkan keberagamaan anak setelah

mengikuti bimbingan agama di panti asuhan Al Hikmah Polaman Mijen

Semarang. Mengalami perkembangan yang cukup baik (sedang) hal ini dapat

dilihat dari hasil angket yang di sebarkan kepada anak dengan hasil mean b

(rata-rata) nya adalah 49,04 pada dasarnya mengembangkan keberagamaan

anak setelah mengikuti bimbingan agama Di Panti Asuhan Al-Hikmah

Polaman Mijen Semarang. Mengalami perkembangan yang cukup baik

(sedang) hal ini dapat di lihat dari hasil angket yang di sebarkan kepada anak

dan dapat rata-ratanya adalah 55,12.

Penelitian yang kedua marfungah (2005) yang berjudul “Pengaruh

Intensitas Sholat Lima Waktu Terhadap Motivasi Beragama Anak Di panti

Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang.” Kajian dalam penelitian ini

adalah untuk mendapatkan dan menggambarkan pengaruh intensitas sholat

lima waktu terhadap motivasi beragama anak di panti asuhan yatim piatu darul

hadlonah semarang. Dua dimensi utama dalam penelitian ini adalah intensitas

sholat lima waktu dan motifasi beragama anak. Intensitas sholat 5 waktu

difokuskan pada empat aspek, yaitu tata cara pelaksanaan sholat, keaktifan

waktu pelaksanaan sholat, penghayatan gerak dan bacaan dalam sholat dan

9

manfaat sholat. Sedangkan motivasi beragama anak terdiri dari dua aspek,

yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh

positif antara intensitas sholat 5 waktu terhadap motivasi beragama anak,

khususnya di Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang.

Penelitian yang ketiga Mukhlisin (2003) “Peran Bimbingan Islam

Dalam Pembentukan Sikap Keberagaman Anak Di Panti Asuhan Yatim Piatu

Putri “Siti Khadijah” Kecamatan Pedurungan Semarang (studi analisis

bimbingan konseling Islam). Penelitian ini dalam menganalisis menggunakan

metode kualitatif deskriptif dengan sumber data yang ada yaitu wawancara,

observasi, dokumentasi, dan perpustakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui lebih mendalam bimbingan Islam dalam pembentukan sikap

keberagaman anak Tinjauan bimbingan konseling, subyek dari penelitian ini

adalah para pengasuh panti asuhan yatim piatu putri siti Khadijah” atau

pembimbing, sedangkan obyeknya adalah anak asuh panti asuhan yang

berjumlah dua puluh anak.

Peran bimbingan Islam di panti asuhan ini membawa dampak positif

bagi perkembangan jiwa anak asuhan dalam pembentukan sikap

keberagamaan.

Penelitian yang keempat Hamdani (2005) Konsep Emosional Quotient

(EQ) Daniel Goleman Dan Aplikasinya Terhadap Pembinaan Mental remaja

(Tinjauan BKI). Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak dari

bermacam pengaruh seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan

10

teman-teman sebaya secara aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam

kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial

tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri

secara efektif. Bila aktifitas-aktifitas yang dijalani disekolah (pada umumnya

masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya disekolah) tidak memadai

untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, kearah yang tidak positif,

misalnya tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada

dalam diri remaja bila interaksi dalam lingkungan.

Berbeda dengan penelitian di atas, dalam penelitian ini penulis

berangkat dari sebuah fenomena sosial masyarakat yang kini sedang

mengalami kehidupan di era modern dengan perubahan sosial yang cepat, dan

komunikasi tanpa batas, dimana kehidupan berorientasi pada materialistik,

sekularistik, rasionalistis, dengan kemajuan IPTEK di segala bidang. Kondisi

ini ternyata tidak selamanya memberikan kesejahteraan, tetapi justru menjadi

abad kecemasan, terutama oleh para anak yatim.

Peluang yang diberikan oleh metode bimbingan agama dalam

memerikan perkembangan emosi anak, memungkinkan untuk menganalisis

metode bimbingan agama dan implikasinya terhadap perkembangan emosi

anak Panti Asuhan Yatim Weleri Kendal.

Argumen telaah pustaka tersebut menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang mendasar antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

11

1.5. Kerangka Teoretik

1.5.1. Bimbingan Agama

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris

yaitu: guidance yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti

menujukan. Pengertian bimbingan adalah menujukan, memberi jalan,

atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang lebih bermanfaat bagi

hidupnya di masa kini dan masa mendatang (Arifin, 1994: 1)

sedangkan menurut Walgito (1984: 4) mengemukakan bimbingan

dapat diartikan sebagai tuntunan, bantuan, atau pertolongan yang

diberikan kepada individu atau perkumpulan individu dalam

menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya agar

supaya individu atau sekumpulan individu dapat mencari kesejahteraan

hidupnya.

Bimbingan agama dapat diartikan sebagai usaha pemberian

bantuan kepada seorang yang mengalami kesulitan, baik lahir maupun

batin, yang menyangkut kehidupan, di masa kini dan masa mendatang.

Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental spiritual,

Dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri,

melalui dorongan dan kekuatan iman, takwa kepada Tuhan yang maha

esa, Oleh karena itu, sasaran bimbingan agama adalah membangkitkan

daya rohaniah manusia melalui iman, dan ketakwaan kepada Allah

SWT. (Arifin, 1994: 2)

12

Guidance is a continuing process throughout the school career of a pupil the development and management of an effective guidance program extend from kindergarten through the twelfth grade to college. (Herman J. Peterr’s and Bruce Shertzers 1974, 14)

1.5.2. Perkembangan Emosi Anak

Perkembangan adalah sebagai suatu proses perubahan yang

bersifat progresif (kemajuan) dan menyebabkan tercapainya

kemampuan dan karakteristik psikis yang baru (Ali, 2005: 11).

Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang yang di sertai

warna efektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat

luas (mendalam). Yang di maksud warna efektif ini adalah perasaan-

perasaan tertentu yang di alami pada saat menghadapi situasi tertentu

(Yusuf, 2005: 11).

Emosions were described as passions, a word whose latin and gerek origins refer to suffering. Emotions were thought of as states of mind in which the responsibilityfor actions was wrested from ration control (Ani Taylor:1982,191).

Jadi perkembangan emosi anak berupa obyek-obyek dan

situasi-situasi yang menjadi sumber emosi. Seorang anak yang tidak

pernah ditakut-takuti di tempat gelap, tidak akan takut. Warna efektif

pada seseorang mempengaruhi pula pandangan orang tersebut terhadap

obyek atau situasi di sekelilingnya. Ia dapat suka atau tidak menyukai

sesuatu (Netty,2004:101). Dari ali, 2005 : 12 Teori emosi yang

dikemukakan oleh Cannon Bard tentang pengaruh fisiologis terhadap

emosi menyatakan bahwa situasi menimbulkan rangkaian pada proses

syaraf. Yang saling mempengaruhi antara thalamus (pusat penghubung

13

antara bagian bawah otak dengan susunan urat syaraf dan alat

keseimbangan atau cerebellum.

Dari Ali, 2005 : 12 Menurut teori James dan Lange, emosi itu

timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu.

Misalnya menangis atau karena sedih, tertawa itu karena gembira, lari

itu karena takut dan berkelahi itu karena marah.

1.5.3. Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama

Untuk mengungkapkan segala sesuatu yang menjadi sebab

kemunduran maka anak bimbing perlu didekati melalui metode

sebagai berikut :

1.5.3.1. Wawancara

Yaitu salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan

yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana

sebenarnya hidup pada anak yang kita bina memerlukan

bantuan

1.5.3.2. Metode group guidance

Metode wawancara ini merupakan cara pemahaman

tentang keadaan anak bimbing secara individual (pribadi).

1.5.3.3. Metode non direktif (cara yang tidak mengarah)

Yaitu cara lain untuk mengungkapkan segala perasaan

yang tertekan sehingga menjadi penghambat kemajuan belajar

anak bimbing.

14

1.5.3.4. Metode Psikhoanalitic (penganalisaan jiwa)

Yaitu untuk mengungkapkan segala tekanan perasaan

yang sudah tidak lagi di sadari

1.5.3.5. Metode Direktif

Yaitu mengarah kepada anak bimbing untuk berusaha

mengatasi kesulitan (problema yang di hadapi)

1.5.3.6. Metode Sosiometri

Yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mengetahui

kedudukan anak bimbing dalam hubungan kelompok. (Arifin,

1982 : 43).

Dari deskripsi tersebut, terdapat hubungan yang

menarik antara metode pelaksanaan bimbingan agama dan

perkembangan emosi. Metode pelaksanaan bimbingan agama

merupakan salah-satu usaha pemberian bantuan kepada

seseorang yang mengalami kesulitan baik lahir maupun batin,

yang menyangkut kehidupan, dimasa kini dan masa

mendatang. Sedangkan perkembangan emosi merupakan suatu

proses perubahan pada diri seseorang yang disertai warna

afektif yaitu perasaan tertentu yang dialami pada saat

menghadapi situasi. Dari sini dapat difahami bahwa baik

bimbingan (bantuan) berupa pertolongan agar orang tersebut

mampu mengatasi kesulitan yang ada pada dirinya sendiri.

15

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1.6.1.1. Jenis penelitian

Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif

kualitatif, yaitu cara atau prosedur memecahkan masalah

penelitian dengan memaparkan keadaan obyek yang di teliti

sebagaimana adanya, berdasarkan fakta-fakta aktual yang ada

di dalam obyek penelitian (Nawawi, 2000 : 67).

1.6.1.2. Pendekatan Penelitian

Berkaitan dengan judul yang diangkat, maka

diperlukan pendekatan-pendekatan yang diharapkan mampu

memberikan pemahaman yang mendalam dan komprehensif,

dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

psikologis sebagai paradigma untuk memahami aktivitas

dakwah dengan pendekatan bimbingan agama dan

relevansinya dalam menangani permasalahan perkembangan

emosi anak. Dalam konteks ini, sebagaimana dinyatakan oleh

arifin (1994:17) tugas utama dari pendekatan psikologis

tersebut adalah mempelajari atau membahas tentang kondisi

da'i dan mad'u yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.

16

1.6.2. Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan tentang operasionalisasi

variable penelitian dengan indikator variabelnya. Definisi operasional

adalah untuk menghindari berbagai macam penafsiran dari judul

penelitian.

1.6.2.1.Bimbingan Agama

Bimbingan agama yang dimaksudkan dalam skripsi ini

adalah segala suatu aktivitas memberikan bimbingan, pelajaran

dan pedoman, kepada individu yang meminta bimbingan

(klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat

mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya,

keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi

problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar,

secara mandiri yang berparadigma kepada al-Qur'an dan as-

Sunnah, dan di operasional kepada anak yatim di panti asuhan

(PAY) muhammadiyah weleri kendal.

1.6.3. Sumber Data.

Sumber data adalah subyek dari mana data di peroleh (arikunto,

2002 : 107). Data yang di pergunakan dalam penelitian ini terdiri dari

dua sumber yaitu data primer dan data sekunder.

1.6.3.1.Data primer yaitu data yang secara langsung (data pokok) yang

berkenaan dengan penelitian ini. Data primer ini penulis

dapatkan di lokasi atau obyek penelitian terdiri dari penghuni

17

panti asuhan yatim muhammadiyah Weleri Kendal yaitu

pengasuh oleh Bapak Romadhon dan Pengurus oleh Bapak

Nawawi, serta anak yatim oleh Anjar.

1.6.3.2.Data sekunder yaitu data yang mendukung baik berasal dari

buku maupun dari informasi lain yang relevan dengan

penulisan ini, Azwar (1996 :36 ) menyatakan bahwa sumber

data sekunder adalah sumber data yang di dapat tidak langsung,

yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi,

maupun buku-buku yang ditulis orang lain yang berkaitan

dengan judul yang penulis teliti.

1.6.4. Metode Pengumpulan Data

Ada beberapa metode pengumpulan data yang penulis gunakan

dalam penelitian ini:

1.6.4.1. Observasi

Metode Observasi adalah metode pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan,

pencatatan secara sistematis fenomena yang diteliti (hadi,

1990: 136). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data

tentang situasi umum Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah

Weleri Kendal.

18

1.6.4.2. Interview atau Wawancara

Metode wawancara ialah metode pengumpulan data

dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan

sistematis dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan (hadi,

2003 : 193). Data yang dimaksud disini adalah tentang

masalah yang berkaitan dengan bimbingan penyuluhan di panti

asuhan yatim “muhammadiyah “ sebagai obyek penelitiannya.

Data diperoleh dengan cara tanya jawab langsung secara lisan

dengan pengurus panti, anak asuh, dan pembimbing

(pengasuh).

1.6.4.3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

dengan cara menghimpun data melalui peninggalan tertulis

berupa arsip serta buku tentang pendapat dan sejenisnya, yang

berhubungan dengan masalah penelitian (Nawawi, 1993 :133).

Dalam konteks penelitian ini penulis mengambil data dari

hasil-hasil kegiatan yang ada di panti asuhan muhammadiyah.

1.6.5. Analisis Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisa

data, dalam menganalisa data menggunakan analisis kualitatif

deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau status atau

fenomena secara sistematis dan rasional (Arikunto : 245). Penulis

menganalisa data ini guna mencari peran bimbingan agama dan

19

implikasinya terhadap perkembangan emosi anak di Panti Asuhan

Yatim (PAY) Muhammadiyah Weleri Kendal.

1.7. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penulisan ini penulis bagi dalam enam bab adalah sebagai

berikut:

BAB I. Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan skripsi, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II. Kerangka dasar pemikiran teoritik yang meliputi

:bimbingan agama perkembangan emosi adanya metode antara bimbingan

agama dengan perkembangan emosi anak yatim dan hipotesis. Adapun

pembahasannya dibagi menjadi tiga subbab. Dalam subbab pertama, mengenai

bimbingan agama yang meliputi: pengertian bimbingan agama, fungsi

bimbingan agama, sementara subbab kedua mengenai perkembangan emosi

yang meliputi: pengertian perkembangan emosi, faktor perkembangan emosi,

karakteristik perkembangan emosi, subbab ketiga mengenai anak yang

meliputi: pengertian anak, karakteristik anak, permasalahan anak serta

implikasi bimbingan agama Islam terhadap perkembangan emosi.

Bab III. Gambaran umum obyek penelitian yang terbagi dalam dua

subbab. subbab pertama tentang gambaran umum “PAY” Weleri Kendal, yang

meliputi: pengertian panti asuhan yatim di Weleri Kendal, sejarah berdirinya,

bimbingan agama dan implikasinya terhadap perkembangan emosi anak

20

yatim. Sedangkan pada sub kedua berisi tentang gambaran umum anak yatim

PAY di Weleri Kendal.

BAB IV. Tentang analisis terhadap metode bimbingan agama dan

implikasinya terhadap perkembangan emosi di Panti Asuhan Yatim (PAY)

Weleri Kendal, dalam analisis ini akan dikemukakan analisis metode

bimbingan agama di Panti Asuhan Weleri Kendal, implikasinya pelaksana

bimbingan agama terhadap perkembangan emosi dan analisis terhadap faktor

pendukung dan penghambat metode pelaksanaan bimbingan agama dan

emosi.

BAB V. Penutup yang merupakan akhir dari isi dalam skripsi ini

yang meliputi: kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. Setelah penutup

dibagian akhir dicantumkan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan biodata.

21

BAB II

TINJAUAN TENTANG BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN

YATIM (PAY) MUHAMMADIYAH DI KEC. WELERI KAB. KENDAL

2.1.Bimbingan Agama

Sebelum masuk pada ulasan berbagai hal yang bersangkutan dengan

bimbingan agama, terlebih dahulu penulis kemukakan tentang pengertian

bimbingan penyuluhan dan agama.

Bimbingan adalah terjemahan dari bahasa inggris, yaitu

“GUIDANCE’’ Guidance berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti

menunjukkan, membimbing atau menuntun orang lain menuju ke jalan yang

benar. (Arifin, 1997: 18).

Secara terminologi pengertian bimbingan banyak para ahli yang

memberikan definisi, namun demikian definisi yang diberikan oleh para ahli

tentang pengertian bimbingan itu mempunyai titik persamaan pokok, yaitu

bahwa bimbingan adalah suatu usaha untuk membantu individu dalam

mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan, baik lingkungan keluarga,

sekolah maupun lingkungan masyarakat. Adapun pendapat para ahli

mendefinisikan antara lain:

22

2.1.1.Pengertian Bimbingan

Ada beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan para ahli

antara lain:

1. Menurut Priyatno dan Erman Amti

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan

oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu,

baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Agar orang yang dibimbing

dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,

dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan

dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku

(Prayitno, 1999: 99)

2. Menurut Stoops

Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus dalam

membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuan

secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang besarnya baik

bagi dirinya maupun masyarakat (Surya, 1979: 25).

3. Menurut Bimo Walgito

Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan

kepada individu atau sekumpulan individu- individu dalam

menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya agar

individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya (Walgito, 1995: 4).

23

4. Menurut Attia Mahmaud Hana :

Bimbingan adalah suatu proses yang teratur bertujuan untuk

menolong individu dalam memilih penyelesaian yang cocok terhadap

kesukaran yang dihadapinya.

5. Menurut W.S. Winkel :

Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang atau

sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana

dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan hidup

bantuan itu bersifat psikologis dan tidak berupa “pertolongan”

finansial, medis dan sebagainya (Hana, 1978: 53).

6. Menurut Mohamad Surya

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang

terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang

dibimbing agar tercapai apa yang dikemukakan diatas.

Dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian bimbingan

sebagai berikut :

Pertama: Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan ini

mengandung pengertian bahwa bimbingan itu bukan suatu kegiatan yang

dilaksanakan atau dilakukan secara kebetulan melainkan suatu kegiatan

yang dilakukan secara sistematis, berencana, berkelanjutan dan terarah

kepada suatu tujuan.

Kedua: Bimbingan merupakan suatu proses membantu karena sifatnya

hanya bantuan maka bimbingan tidak memaksa melainkan membantu /

24

menolong mengarahkan individu kearah suatu tujuan yang sesuai dengan

potensi secara maksimal.

Ketiga: Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu

yang memerlukan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,

bimbingan memberikan bantuan kepada setiap individu, baik anak,

remaja maupun orang dewasa.

Keempat : bantuan yang diberikan adalah agar individu dapat

mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan potensi /

kemampuannya (surya, 1988: 12).

2.1.2.Pengertian Agama

Agama adalah religi (belanda) religion (inggris) yaitu hubungan

antara dengan sesuatu kekuasaan luar lain dan lebih dari apa yang di

alami oleh manusia, atau bagian yang dianggap “suci” yang

mendatangkan rasa tunduk manusia kepadanya, dan memperlakukan

dengan penuh hikmah serta menarik manusia kepadanya (Hantel, 1982:

859).

Sedangkan pengertian agama sebagai suatu istilah yang dipakai

sehari-hari sebenarnya bisa dilihat dari dua aspek yaitu:

1. Aspek subyektif (pribadi manusia), agama mengandung pengertian

tentang tingkah laku yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah

laku tersebut kepada pola hubungan antara manusia dengan tuhannya

dan pola hubungan masyarakat serta alam sekitarnya.

25

2. Aspek obyektif (doctrines), agama dalam pengertian ini mengandung

nilai-nilai ajaran tuhan yang bersifat menuntut manusia ke arah

tujuan manusia sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. Agama

dalam pengertian ini belum masuk ke dalam batin manusia atau

belum membudaya dalam tingkah laku manusia. Oleh karena itu

secara formal agama dilihat dari aspek obyektif ini dapat diartikan

sebagai “peraturan yang bersifat ilahi (dari tuhan) yang menuntun

orang berakal budi kearah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan

hidup di dunia dan memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat.

Sedangkan menurut Sidi Ghazalba agama adalah kepercayaan

dan hubungan manusia dengan yang maha kuasa, dihayati dengan

hakekat yang gaib, hubungan yang mana menyatakan diri dalam bentuk

serta sistem kultus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu (Rozak,

1989: 60-61).

Maka setelah diketahui pengertian baik mengenai bimbingan,

maupun agama, selanjutnya akan dijelaskan tentang definisi bimbingan

agama yaitu bantuan atau pertolongan kepada orang lain yang

mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya,

agar mengadakan reaksi agama yang timbul dengan kesadaran yang

diharapkan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Arifin mendefinisikan bimbingan agama sebagai berikut:

Bimbingan agama adalah usaha pemberian bantuan kepada orang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan dimasa mendatang, bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual,

26

agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi dengan kemampuan yang ada dirinya sendiri melalui dorongan dengan kekuatan iman dan taqwanya kepada Allah (Arifin, 1997: 2).

Bimbingan agama yang peneliti maksud adalah proses pemberian

bantuan atau pertolongan kepada anak panti asuhan Muhammadiyah

dalam rangka menghadapi tantangan hidup di masa sekarang maupun

mendatang dibekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan (skill) dan anak

panti asuhan yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam

lingkungan hidupnya, agar mengadakan reaksi agamis yang timbul

dengan kesadaran yang diharapkan dapat mencapai kebahagiaan

kehidupan di dunia dan akhirat.

Oleh karena itu bimbingan agama adalah membangkitkan daya

rohaniah manusia melalui iman dan taqwa kepada Allah SWT untuk

mengatasinya segala kesulitan hidup yang dialami, jadi iman dan taqwa

dibangkitkan sedemikian rupa sehingga menjadi tenaga pendorong

terhadap kemampuan dirinya untuk mengatasi segala kesulitan hidup

yang diatasi, hingga bangkit kesadaran sebagai pribadi yang harus

mengarungi kehidupan nyata dalam masyarakat dan lingkungannya.

2.1.3. Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Bimbingan Agama

2.3.1.1.Prinsip-prinsip bimbingan agama

Seperti yang telah disebutkan diatas bimbingan agama

merupakan usaha memberikan bantuan kepada seseorang yang

sedang mengalami kesulitan lahir dan batin dengan

menggunakan pendekatan ajaran agama yaitu ajaran agama

27

Islam. Dengan pengertian ini maka pembimbingan penyuluhan

yang dilakukan, haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip yang

dimaksud adalah:

Menurut Bimo Walgito prinsip-prinsip bimbingan agama

meliputi:

1. Bimbingan dimaksudkan untuk anak-anak dewasa dan orang-

orang yang sudah ada.

2. Usaha-usaha bimbingan dalam prinsipnya harus menyeluruh

ke semua orang karena semua orang tentu mempunyai

masalah yang butuh pertolongan.

3. Supaya bimbingan dapat berhasil baik, dibutuhkan lah

pengertian yang mendalam mengenai orang yang dibimbing

maka perlu diadakan evaluasi (penilaian) dan penyelidikan-

penyelidikan individual.

4. Fungsi dari bimbingan adalah menolong orang supaya berani

dan bertanggung jawab sendiri dalam menghadapi

kesukarannya, sehingga hasilnya dapat berupa kemajuan dari

keseluruhan pribadi orang yang bersangkutan (Walgito, 1995:

21-22).

Sedangkan menurut Arifin prinsip-prinsip bimbingan

agama meliputi

1. Setiap individu adalah mahluk yang dinamis dengan

kelalaian-kelalaian kepribadian yang bersikap individual serta

28

masing-masing mempunyai kemungkinan-kemungkinan

berkembang dan menyesuaikan diri dengan situasi sekitar.

2. Suatu kepribadian yang bersifat individual tersebut terbentuk

dari dua faktor pengaruh yakni pengaruh dari dalam yang

berupa bakat dan ciri-ciri keturunan baik jasmani maupun

rohaniah, dan faktor pengaruh yang diperoleh dari

lingkungan baik lingkungan mas sekarang maupun mas

lampau.

3. Setiap individu adalah organisasi yang berkembang dan

tumbuh dai adalah dalam keadaan yang senantiasa berubah,

perkembangannya dapat dibimbing ke arah hidupnya

menguntungkan bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitar.

4. Setiap individu dapat memperoleh keuntungan dengan

pemberian bantuan dalam hal melakukan pilihan-pilihan

dalam hal yang memajukan kemampuan menyesuaikan diri

setia dalam mengarahkan kedalam kehidupan yang sukses.

5. Setiap individu diberikan hak yang sama serta kesempatan

yang sama dalam mengembangkan pribadinya masing-

masing tanpa memandang perbedaan suku, bangsa, agama,

idiologi dan sebagainya (Arifin, 1997: 31-32).

Disamping itu Muhammad Hatta yang memberikan

prinsip layanan bimbingan agama yang meliputi:

29

1. Bimbingan konseling dilakukan secara sistematis dan

berhubungan dengan perkembangan individu

2. Bimbingan berorientasi kepada bentuk kerja sama, bukan

bentuk paksaan

3. Bimbingan konseling didasarkan pada penghargaan atas

harkat dan martabat dan nilai individu

4. Setiap individu harus diberi hak dan kesempatan yang sama

dalam mengembangkan pribadinya masing-masing tanpa

membedakan suku, bangsa dan lainnya

5. Dalam memberikan bantuan pembimbing mengusahakan agar

dapat berdiri sendiri dan semakin mampu mengatasi masalah

hidupnya.

6. Harus didasari bahwa setiap individu memiliki fitrah

beragama yang dapat berkembang dengan baik bila diberi

kesempatan dengan bimbingan yang baik (Hatta, 1995: 115).

Dari beberapa prinsip diatas diharapkan dapat membantu

seseorang konselor dalam melaksanakan tugasnya dan

membimbing konseling sehingga dapat selesai dengan sistematis

apa yang dilaksanakan.

2.3.1.2.Asas-asas bimbingan agama

1. Asas fitrah, artinya pada dasarnya manusia sejak lahir telah

dilengkapi dengan segenap potensi, sehingga diupayakan

pengembalian potensi dimaksud. Selain itu fitrah juga

30

manusia membawa naluri agama Islam yang meng-Esakan

Allah, sehingga bimbingan agama harus senantiasa mengajak

kembali manusia memahami dan menghayatinya.

2. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat, bimbingan agama

membentuk individu memahami dan memahami tujuan hidup

manusia yaitu mengabdi kepada Allah SWT. Dalam ranka

mencapai tujuan akhir sebagai manusia yaitu mencapai

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Asas mau’idah hasanah, bimbingan agama dilakukan dengan

sebaik-baiknya dengan menggunakan segala sumber

pendukung secara efektif dan efisien, karena dengan hanya

penyampaian hikmah yang baik sajalah, maka hikmah itu

akan tertanam pada individu yang dibimbing (Wakaf, 1990:

406).

2.1.4.Fungsi dan Tujuan bimbingan agama

Sesuai dengan bimbingan agama da atas maka fungsi dan tujuan

bimbingan agama adalah:

2.1.4.1.Fungsi bimbingan agama

1. Dapat memberikan petunjuk arah yang benar, dalam hal ini

Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Asyu’ara ayat 52

Artinya: Dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Depag, 1989: 791).

31

Dari ayat di atas dapat diambil pengertian bahwa

dengan bimbingan agama, dapat memberikan bantuan kepada

masyarakat yaitu dengan memberikan pengertian,

pengetahuan dan nasehat kepada orang yang benar agar

masyarakat dapat melakukan perbuatan yang didasari dengan

ajaran agama.

2. Untuk pembinaan moral, mental, dan ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa (Depag, 1989: 447).

3. Untuk membantu meringankan beban moral/ kerohanian

yang mungkin jiwanya akibat dari kondisi dan situasi sekitar,

baik dengan kehidupan masa sekarang maupun masa datang

(Arifin, 1997: 18).

4. Sebagai, penolong, pembantu dan pengabdi kepada

masyarakat yang berada pada dalam kegelapan untuk ditarik

keluar dari kegelapan tersebut kedalam kehidupan yang

terang benderang (Arifin, 1997: 22).

5. Menjadi penunjang, pengarah (direktif) bagi pelaksanaan

program pemerintah dalam mencapai sukses pembangunan di

segala bidang, sehingga pelaksanaan menyimpang dapat

terhindari (Arifin. 1997: 22)

32

2.1.4.2.Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut Arifin. M.E.D,

dibagi menjadi dua yaitu umum dan khusus. Tujuan umum

bimbingan agama adalah untuk membantu individu

mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar

mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (Arifin, 1997: 7).

Sedangkan tujuan khusus dari bimbingan agama antara

lain:

1. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah

2. Membantu individu dalam menyelesaikan masalah yang

sedang dihadapi

3. Membantu individu memelihara dan mengembangkan

situasi yang baik agar tetap baik dan menjadi lebih baik.

Sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya

maupun orang lain (Arifin, 1997: 8).

2.1.4.3.Unsur-unsur bimbingan agama

Untuk melaksanakan bimbingan tentunya harus

mengerti unsur-unsurnya terlebih dahulu. Adapun unsur-unsur

tersebut meliputi

1. Konselor

Konselor adalah seseorang yang mempunyai

kemampuan dalam menangani masalah, baik masalah itu

33

diakibatkan dari lingkungan (lahir) maupun dari dirinya

sendiri (batin).

Pengertian di atas dalam hl ini bukan berarti setiap

orang bisa menjadi konselor, sebab konselor di sini masih

ada syarat yang harus dipenuhi. Adapun syarat-syarat

tersebut antara lain (Musnawar, 1992: 42-43).

2. Kemampuan profesional.

Pembimbing sudah barang tentu harus orang yang

memiliki kemampuan keahlian atau kemampuan

profesional di bidang tertentu. Keahlian di bidang

bimbingan merupakan syarat mutlak, sebab apabila yang

bersangkutan tidak menguasai dibidangnya, maka

bimbingan tidak akan mencapai sasarannya, sesuai sabda

nabi:

)رواه البخلرى (.اذا وسل االمر الى غير اهللا فانتطر الساعة

Artinya: Apabila suatu perkara dipimpin (dipegang) oleh orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. (HR Bukhori).

3. Sifat kepribadian yang baik (akhlaqul karimah).

Sifat kepribadian yang baik (akhlaqul karimah), dari

seorang pembimbing diperlukan untuk menunjang

keberhasilan bimbingan

34

4. Kemampuan kemasyarakatan (ukhuwah Islamiah)

Pembimbing harus memiliki kemampuan

melakukan hubungan kemanusiaan atau hubungan sosial,

ukhuwah Islamiyah yang tinggi. Kemampuan itu untuk

mengetahui keadaan orang di sekitarnya.

5. Ketaqwaan kepada tuhan (Allah)

Ketaqwaan merupakan syarat dari segala syarat

yang harus dipenuhi atau dimiliki seorang pembimbing,

sebab ketaqwaan merupakan sifat paling baik.

Dalam bimbingan agama diperlukan dengan pendekatan

atau metode yang sesuai dengan kondisi obyek bimbingan

tersebut. Hal ini menjadi penting karena bimbingan akan

menjadi sia-sia apabila dilakukan tidak sesuai dengan kondisi

yang ada pada diri klien.

Ada beberapa, metode yang digunakan dalam metode

bimbingan agama yang sasarannya adalah mereka yang berada

dalam kesulitan spiritual yang disebabkan oleh faktor-faktor

kejiwaan dan dalam dirinya sendiri dalam tekanan batin,

gangguan perasaan dan tidak mampu berkonsentrasi maupun

faktor lain yang berasal dari luar dirinya, seperti pengaruh

lingkungan hidup yang menggoncang perasaan (seperti

ditinggalkan orang yang dicintainya) dan penyebab lain,

banyak menimbulkan hambatan batin anak. Untuk

35

mengungkapkan segala sesuatu yang menjadi sebab munculnya

kesulitan mental, spiritual, atau sebab yang banyak

menimbulkan tekanan batin, maka dalam upaya mengadakan

bimbingan agama menurut pendapat Arifin. M.Ed, dapat

menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1) Metode Interview (wawancara)

Adalah suatu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan

yang dapat dijadikan pemetaan, dibimbing pada saat

tertentu yang memerlukan bantuan. Wawancara di sini

sebagai salah satu metode untuk memperoleh informasi

tentang sesuatu yang dihadapi klien serta dalam rangka

pendekatan personal agar lebih akrab dan lebih fair. Dalam

pelaksanaannya anak akan diberi pertanyaan-pertanyaan

yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.

2) Metode group girence (kelompok)

Dengan menggunakan kelompok pembimbing atau

penyuluh akan mengembangkan sikap sosial, sikap

memahami peranan anak bimbing dalam kelompok itu akan

mendapatkan pandangan baru tentang dirinya dari orang

lain. Dalam metode ini dapat timbul kemungkinan

diberikannya group therapy yang fokusnya berbeda dengan

individu konseling. Kelompok di sini tentunya untuk

memperindah dalam penyampaian materi, mengkoordinasi

36

dan untuk efisiensi waktu. Dalam pelaksanaannya, klien

akan di kelompok-kelompokkan sesuai berat ringannya

permasalahan.

3) Metode yang dipusatkan pada keadaan klien (client-

centered method)

Hal ini sering disebut non direktif (tidak

mengarahkan). Dalam metode ini dapat dasar pandangan

bahwa klien sebagai makhluk yang bulat yang mempunyai

kemampuan berkembang sendiri. Metode ini cocok

dipergunakan untuk konselir agama. Karena akan lebih

memahami keadaan. Klien yang biasa bersumber dari

perasaan yang banyak menimbulkan perasaan cemas,

konflik kejiwaan dan gangguan jiwa lainnya. Metode ini

banyak dalam pendekatan perorangan dan menyesuaikan

keadaan diri klien.

4) Directive counseling

Merupakan bentukan psikoterapi yang paling

sederhana, karena konselor secara langsung memberikan

jawaban-jawaban terhadap problem yang oleh klien

disadari menjadi sumber kecemasannya. Metode ini tidak

hanya digunakan oleh konselor melainkan juga oleh para

guru, dokter sosial walker dan sebagainya dalam rangka

usaha mencapai informasi tentang keadaan diri klien.

37

Pelaksanaan metode ini adalah dengan menggunakan

pertanyaan dan konselor langsung menanggung setiap

pelaksanaannya.

5) Metode pencerahan (executive metode)

Metode ini hampir sama dengan metode client

centered hanya perbedaannya hanya dalam mengorek

sumber perasaan yang dirasa menjadi beban tekanan batin

klien serta mengaktifkan kekuatan atau kejiwaan klien

(potensi dinamis). Dengan melalui pengertian tentang

realitas situasi yang dialami olehnya. Metode ini dikenal

oleh. Suwand Willner yang menggambarkan konseling

agama sebagai “training the loner”. Yakni konseling perlu

membelokkan sudut pandang klien yang dirasakan sebagai

problem hidupnya kepada sumber kekuatan konflik batin,

mencerahkan konflik tersebut seta memberikan “insight”

ke arah pengertian mengapa ia merasakan konflik batin

(Arifin, 1997: 52-55). dalam hal ini konselor memberikan

pandangan-pandangan baru tentang arti kehidupan yang

sebenarnya dan mengarahkan untuk melupakan

permasalahan yang dihadapi dengan memberikan perhatian

klien pada kewajiban yang harus dilakukan dalam

hidupnya.

38

2.1.4.4.Materi bimbingan agama

Dalam pelaksanaan bimbingan agama bertujuan untuk

memberikan bantuan seseorang yang sedang kesulitan lahir

dengan menggunakan pendekatan ajaran Islam. Kesulitan-

kesulitan tersebut diantaranya berupa kesulitan dalam

memahami mengamalkan ajaran Islam (Musnawar, 1992: 142-

143).

Dengan demikian materi bimbingan agama haruslah

disesuaikan dengan kebutuhan terbimbing yang tentu saja

didasarkan ajaran Islam itu sendiri.

1. Kesulitan dalam memahami ajaran agama Islam.

Kesulitan memahami ajaran-ajaran agama Islam

sama artinya dengan kesulitan memahami sumber-sumber

ajaran Islam, yakni Al-Qur'an dan sunnah rasul. Kedua

sumber tersebut sumber ajaran yang saling terkait hingga

yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi.

Sumber ajaran Islam adalah al-Qur'an. Al-Qur'an

bukanlah hasil renungan manusia, melainkan firman Allah

yang maha pandai dan maha bijaksana. Oleh sebab itu

setiap muslim berkeyakinan bahwa ajaran kebenaran

terkandung dalam kitabullah al-Qur'an yang tidak dapat

tertandingi oleh pikiran manusia.

39

Al-Qur'an itu tiada lain adalah peringatan bagi

seluruh manusia (bangsa). Al-Qur'an dalam bahasa arab

mempunyai daya tarik dan keindahan yang deduktif

didapatkan dalam bahasa yang singkat, cemerlang, kalimat

pendek, berisi, berirama seiring, bertenaga ekspresi,

berenergi eksplosif, dan bermakna kata demi kata (Syafi'i,

1994: 4). Oleh karena itu bimbingan agama Islam haruslah

memasukkan ajaran-ajaran yang ada di dalamnya.

Sebagai pedoman kedua sesudah al-Qur'an adalah

hadits Rasulullah SAW, yang meliputi perkataan dan

perbuatan beliau. Hadits nabi jaga dipandang juga sebagai

penjelasan dari al-Qur'an dalam masalah-masalah yang

dalam al-Qur'an tersirat pokoknya saja.

Sabda Rasulallah SAW.

امنا بعثت المتم مكارم االخالق

Artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak. (H.R Baihaqi).

Sesungguhnya kehadiran nabi muhammad SAW di

dunia adalah diutus oleh Allah SWT, untuk memperbaiki

dan menyempurnakan akhlak manusia.

Telah jelas bahwa al-Qur'an dan sunnah rasul adalah

pedoman yang menjadi asas orang muslim, maka teranglah

keduanya merupakan sumber moral dalam Islam. Firman

40

Allah dan sunnah Rasul-Nya adalah ajaran yang paling

mulia dari segala ajaran manapun hasil renungan dan

ciptaan manusia, sampai telah menjadi keyakinan bahwa

akal dan naluri manusia harus tunduk menghadapi dan

mengikuti petunjuk dan pengarahan nya. Dari pedoman

itulah maka akan dapat diambil berbagai pokok hal yang

berkaitan dengan upaya mengatasi segala masalah

kehidupan manusia termasuk di dalam kehidupan anak.

Di dalam al-Qur'an maupun hadits banyak

disebutkan aturan hidup dan kehidupan manusia, jika

manusia mau mengikuti maka tidak akan tersesat, dalam

arti akan memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di

akhirat yang menjadi tujuan ahlais Islam (Yusuf, 1996: 58).

2. Kesulitan dalam mengamalkan ajaran agama Islam.

Selain materi al-Qur'an dan al sunnah yang perlu

disampaikan dalam bimbingan agama adalah program

untuk mengatasi kesulitan mengamalkan ajaran Islam yang

meliputi keimanan (aqidah), keIslaman (syari’ah), dan budi

pekerti (akhlakul karimah).

Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan satu bersatu

sebagai berikut:

41

a. Keimanan (aqidah).

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada sunnah Rasulallah SAW (At-

Tamini, 1996: 24). Iman atau aqidah adalah suatu yang

diyakini secara bulat tidak diikuti keragu-raguan

sedikitpun. Keyakinan ini dapat menimbulkan sifat jiwa

yang tercermin dalam perkataan maupun perbuatan. Hal

ini bertumpu pad kepercayaan dan keyakinan yang

sungguh-sungguh akan ke esaan Allah.

Keimanan itu hendaknya ditanamkan sejak dini

kepada anak, supaya menjadi dasar untuk melaksanakan

ajaran agama. Iman pada hakekatnya adalah kombinasi

antara aqidah, fikiran dan ibadah yang mengarahkan

hati untuk mengerjakan kebaikan yang memberikan

kemaslahatan bagi individu maupun masyarakat.

Kepercayaan pokok dalam iman adalah kalimat

lailaha illallah. Artinya tiada tuhan selain Allah. Aqidah

haruslah menjadi kepercayaan mutlak dan bulat, artinya

keyakinan yang mutlak kepada Allah. Pokok aqidah

adalah Allah SWT. Sebab dengan percaya kepada itu

dengan sendirinya akan percaya pada malaikat nya,

rasul-rasulnya, kitab-kitabnya, hari kemudian dan

42

ketentuan takdir nya. Unsur-unsur iman tersebut

diistilahkan dengan arkanul iman (Razak, 1989: 122).

Pengakuan kepada keyakinan pokok ini

dipastikan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai

rukun Islam yang pertama. Syahadat merupakan

pengakuan dalam agama Islam kepada ke esaan dan

kerasulan nabi muhammad SAW. Kepercayaan kepada

SWT secara murni akan memperbaiki sikap muslim

pada kholiknya.

Sebagai mana firman nya:

Artinya: Katakanlah (wahai muhammad) Dialah yang maha esa, adalah tuhan bergantung segala sesuatu kepadanya, Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (Depag, 1989: 188).

Penghambaan manusia kepada akan

membebaskan dirinya dari perbudakan lain selain

kepadanya. Dengan kebesaran , maka seorang mu’min

akan menghamba kepada semata, karena dengan

kesadaran menghamba kepada-Nya akan membentengi

dirinya agar tidak terjerumus ke lembah nista.

43

Dengan demikian aqidah yang ditanamkan sejak

kecil pada anak akan menjadi bagian dari umur

kepribadian. Sehingga dapat menjadi pengendali dalam

menghadapi segala keinginan dan dorongan yang

timbul, karena keyakinan terhadap agama telah menjadi

bagian dari kepribadiannya itu, akan mengatur sikap

dan tingkah lakunya. Seseorang secara otomatis sari

dalamnya akan melakukan sesuatu kebaikan semata-

mata hanya mencari ridha SWT dan tidak akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui

orang lain, karena dia malu kepada (Daradjat, 1969:

57). Sehingga dia menjadi orang yang bertaqwa. Materi

ini disampaikan melalui ceramah dan pengajian kitab,

yang bertujuan untuk menanamkan keyakinan yang

kuat pada diri anak sehingga rasa taqwanya tumbuh

dalam jiwanya, dalam artian anak dengan sadar

melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan

nya.

b. Keislaman (syari’ah)

Syariat merupakan hukum yang telah ditetapkan

oleh SWT. Bagi hambanya agar mereka mengimani,

mengamalkan, dan berbuat baik dalam hidupnya.

44

Sebagaimana firman dalam surat Al-jatsiyah ayat :18

yang berbunyi.

Artinya: Kemudian kami jadikan kamu yang berada diatas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikuti syariat itu janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui (Depag, 1989: 817).

Jadi menurut penulis syariat merupakan aturan-

aturan yang telah ditetapkan oleh SWT. Baik berupa

ibadah khusus maupun umum, yang bermanfaat untuk

manusia secara individual maupun sosial baik untuk

dunia maupun akhirat.

Menurut syariat ibadah amal mengerjakan setiap

perkara yang disyariatkan oleh dan mengikuti apa

yang diserukan oleh rasulnya, meliputi segala perintah

dan larangannya, yang dihalalkan dan diharamkan

inilah perkara yang mendekati unsur taat dan tunduk

kepada (Qardawi, 1991: 36).

45

Apabila diperhatikan dari definisi diatas maka

dalam beribadah tergantung kepada pokok-pokok :

1) Adanya suatu perbuatan.

2) Dilakukan oleh orang muslim.

3) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

SWT.

4) Wujud dari iman seseorang.

Pokok-pokok ibadah yang diwajibkan ialah

sholat lima waktu, zakat, puasa di bulan Ramadhan, haji

dan disusul dengan ibadah bersuci (thaharah) yang

merupakan kewajiban yang menyertai pokok ibadah itu

(Razak, 1989: 177).

Sholat

Sholat mengisyaratkan bahwa di dalamnya

terkandung adanya hubungan antara hamba dengan

khaliknya. Dalam sholat manusia terdiri dengan

khusuk’ dan tunduk kepada, pecinta seluruh alam

semesta ini. Dengan tubuhnya yang kecil manusia

berdiri dihadapan akan memberikannya suatu tenaga

rohani yang menimbulkan dalam diri perasaan yang

tenang, jiwa yang damai dan kalbu yang tentram. Sebab

sholat yang dilakukan dengan penuh kekhusukan akan

mengantarkan dirinya kepada kenikmatan kerohanian

46

dan terbebas dari segala problematika kehidupan

(Najati, 1995: 308).

47

Puasa

Puasa adalah suatu unsur agama Islam yang

suci. Setiap orang yang sudah baligh wajib berpuasa

selama bulan Ramadhan, yakni menahan diri demi

mematuhi perintah dari segala sesuatu yang akan

membatalkan puasa sejak adzan subuh (imsak) hingga

magrib (Thabathaha'i, 1992: 219).

Maka perintah menjalankan puasa tiada lain

merupkan latihan pengendalian diri agar memiliki jiwa

yang sehat serta meningkatkan ketaqwaan kepada

SWT. Agar terhindar dari melakukan perbuatan yang

sia-sia dan melanggar etika, moral maupun hukum

(Hawari, tt: 252).

Zakat

Zakat yang diwajibkan atas kaum muslimin

dengan mengeluarkan sejumlah tertentu dari hartanya

tiap tahun untuk dinafkahkan pada kaum fakir dan

miskin. Tidak lain merupakan latihan bagi seorang

muslim untuk peduli terhadap sesamanya. Sekaligus

wujud partisipasi dengan kaum miskin. Lebih dari itu

dengan mengeluarkan zakat akan memberikan pelajaran

bagi kaum muslim untuk mencintai orang lain, jauh dari

48

sifat egois, serta sift kekikiran dan ketamakan (Najati,

1999: 318).

Haji

Ibadah haji merupakan hukum Islam yang

kelima. Ibadah haji di isyaratkan bagi mereka yang

mampu baik harta maupun psikis. Haji juga mempunyai

berbagai manfaat psikis yang besar. Hal ini di sebabkan

keuntungan seorang muslim ke masjid Rasul SAW di

makkah Al-makromah dan masjid rasul di madinah Al-

Munawaroh. Tempat turunnya wahyu dan berbagai

tempat medan pertempuran Islam, dimana melawan

kebatilan. Akan membekali dirinya suatu ketenangan

rohaniah yang dapat menghancurkan segala bentuk

problematika kehidupan dan memberikannya perasan

damai, tentram dan bahagia (Najati, 1999: 319).

Thaharoh

Islam membantu dan bahkan ada saatnya

mewajibkan untuk melakukan bersuci. Bersuci itu

adalah termasuk ibadah pokok yang diwajibkan

sebagaimana halnya ibadah-ibadah pokok yang lain.

Maksud bersuci ialah membersihkan diri dari segala

najis dan kotoran sehingga seorang muslim

diperbolehkan untuk melakukan ibadah terutama shalat.

49

Hal ini adalah suatu upaya menyadarkan tentang cara

hidup yang benar dan membatasi setiap langkah dan

perbuatannya.

c. Masalah budi pekerti (akhlakul karimah)

Masalah budi-pekerti sama artinya dengan etika,

secara etimologi (asal kata), etika berasal dari bahasa

latin “ethicus” dan dalam bahasa yunani disebut

“ethicos” atau “ethus” yang berarti ke perasaan.

Manusia mempunyai naluri untuk selalu hidup

dengan orang lain, dan dalam hidup bersama itu akan

menimbulkan reaksi hubungan timbal-balik yang saling

mempengaruhi.

Antara manusia satu dengan yang lainnya saling

membutuhkan, tanpa memandang status dan

kedudukan. Interaksi antara yang satu dengan yang lain.

Itu dapat dimenistrasikan dalam bentuk tolong-

menolong, saling mengasihi, saling menghormati dan

lain sebagainya.

Akhlaq dalam kehidupan manusia menempati

yang penting, baik sebagai individu maupun sebagai

anggota masyarakat. Kejayaan seseorang atau

masyarakat dan bangsa disebabkan akhlaq yang baik

pula dan jatuhnya nasib seseorang, masyarakat dan

50

bangsa adalah karena kehilangan akhlaq yang baik atau

jatuh akhlaknya.

Akhlaq dalam hal ini untuk memberikan

pengetahuan dan berinteraksi dan tata cara

berkomunikasi yang baik dalam lingkungan

masyarakatnya.

2.2.Tinjauan Tentang Perkembangan Emosi Anak

2.2.1.Pengertian Perkembangan

1. Menurut Muhamad

Perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat

progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan karakteristik

psikis yang baru (Ali, 2005: 11).

2. Menurut Monks

Perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang

lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang kembali,

perkembangan menunjuk kepada perubahan yang bersifat tetap dan

tidak dapat di putar kembali (Monks, 1998: 1)

3. Menurut Desmita

Perkembangan adalah perubahan yang berkesinambungan

dan progresif dalam morganisme dari lahir sampai mati (Desmita,

2005: 1)

51

4. Menurut Syamsu

Perkembangan dapat di artikan sebagai “perubahan” progresif

dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai

lahir sampai mati

5. Menurut Reni Akbar

Perkembangan menunjuk pada keseluruhan proses perubahan

dari potensi yang di miliki individu dan tampil dalam kualitas

kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah

perkembangan juga tercakup konsep usia yang diawali dari saat

pembuahan dan berakhir dengan kematian.

Kesimpulan dari beberapa definisi diatas bahwa perkembangan

tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar,

melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang

berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi

jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu ke tahap kematangan

melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar.

2.2.2. Pengertian Emosi

1. Menurut Caplin

Emosi adalah reaksi kompleks yang mengkaitkan satu tingkat

tinggi kegiatan dan perubahan-perubahan secara mendalam, serta

dibarengi perasaan yang kuat, atau disertai keadaan afektif.

52

2. Menurut Robinson

Emosi sebagai perasaan atau afeksi yang melibatkan

kombinasi antara gejolak fisiologis (seperti denyut jantung yang

cepat) dan perilaku yang tampak (seperti senyuman / ringisan)

3. Menurut Sundari

Emosi merupakan bagian dari perasaan dalam arti luas emosi

tampak karena rasa yang bergejolak sehingga yang bersangkutan

mengalami perubahan. (Sundari, 2005: 33)

4. Menurut Daniel Goleman

Emosi sebagai setiap keadaan kegiatan / pergolakan pikiran,

perasaan nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap

(Ali, 2005: 63)

5. Menurut Sarlito Wirawan

Emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang

disertai karena afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun

pada tingkat yang luas (mendalam) (Yusuf, 2000: 115).

Jadi emosi adalah setiap pergolakan pikiran, perasaan dan nafsu

atau setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap.

2.2.3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi

1. Faktor Pematangan

Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk

memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti,

memperhatikan satu rangsangan dalam jangka waktu yang lebih

53

lama, dan memutuskan ketegangan emosi pada satu obyek.

Demikian pula, kemampuan mengingat dan menduga mempengaruhi

reaksi emosional. Dengan demikian, anak menjadi aktif terhadap

rangsangan yang tadinya tak mempengaruhi mereka pada usia lebih

muda

2. Peran belajar

Perkembangan anak harus siap untuk belajar sebelum tiba

saatnya masa belajar. Sebagai contoh, bagi yang baru lahir tidak

mampu mengekspresikan kemarahan kecuali dengan menangis.

Dengan adanya pematangan sistem syaraf dan otak, anak-anak

mengembangkan potensi untuk berbagai macam reaksi potensial

mana yang akan mereka gunakan untuk menyatakan kemarahan.

Faktor pematangan dan faktor belajar keduanya

mempengaruhi perkembangan emosi. Tetapi faktor-faktor belajar

lebih penting, karena belajar merupakan faktor yang lebih dapat

dikendalikan. (Elizabeth, 1978: 213)

2.2.4. Macam-macam Perkembangan Emosi Anak

1. Sedih

Sedih adalah keadaan disebabkan rasa kehilangan atau

kekosongan terhadap situasi atau hal-hal yang di hadapi orang,

biasanya dibarengi ekspresi menarik diri atau mengurung diri dalam

kamar, konsentrasi kurang hingga menjadi lamban sehingga tidak

berdaya.

54

2. Bahagia

Bahagia merupakan rasa positif[ terhadap sesuatu situasi atau

obyek yang dihadapi. Apa yang di hadapi dapat menimbulkan

semangat, gairah, menambah keberhasilan, memberi ketenteraman

atau ketenangan.

3. Takut

Takut terjadi karena yang bersangkutan merasa lebih lemah,

tidak berani melawan terhadap sesuatu secara kongkrit mengancam.

Misalnya menghadapi banjir, binatang buas.

4. Marah

Marah merupakan reaksi terhadap sesuatu hambatan yang

menyebabkan gagalnya suatu usaha atau perbuatan. Biasanya

bersamaan dengan berbagai ekspresi perilaku.

5. Cemburu

cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih

sayang yang nyata, dibayangkan, atau ancaman kehilangan kasih

sayang. Rasa cemburu timbul dari kemarahan yang menimbulkan

sikap jengkel yang ditunjukan kepada orang lain.

6. Duka cita

duka cita adalah trauma psikis, suatu kesengsaraan emosional yang

disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang dicintai.

55

7. Kasih sayang

Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang,

binatang, atau benda. Anak-anak cendrung paling suka kepada anak-

anak ang bersikap ramah-ramah.

2.2.5.Pengertian Anak

Adapun yang dimaksud anak dalam penelitian ini adalah semua

orang yang berusia di bawah 18 tahun (Tunggal, 2003: 9). Menurut

monks (1985: 91) anak umur 9-18 tahun merupakan masa perkembangan

dan masa peralihan atau masa persiapan menuju kedewasaan, dalam

perkembangan yang di lewati anak, diperlukan bimbingan terhadap

perkembangan emosi anak karena tentunya banyak sekali pengaruh-

pengaruh negatif yang diserap dan tidak terkontrol oleh anak.

Emosi dominan menimbulkan pengaruh yang kuat terhadap

perilaku seseorang, anak tidak lahir dengan dominasi emosi yang

menyenangkan atau emosi yang tidak menyenangkan akan tetapi, emosi

mempunyai kekuatan dominan dalam kehidupan terutama bergantung

pada lingkungan tempat mereka tumbuh, hubungan mereka dengan

orang-orang yang berarti bagi kehidupan mereka dan bimbingan yang

mereka terima dalam mengendalikan emosi.

Kondisi yang mempengaruhi emosi dominan

- Kondisi kesehatan: Kesehatan yang baik mendorong emosi yang

menyenangkan

56

- Suasana rumah: Jika anak-anak tumbuh dalam lingkungan rumah

yang berisi kebahagiaan tidak dengan pertengkaran maka anak akan

menjadi bahagia

- Cara mendidik anak: Yang bersifat demokratis dan permisif akan

menimbulkan suasana rumah yang lebih santai (relax)

- Hubungan dengan teman sebaya: Jika anak diterima dengan baik

oleh sekelompok teman sebaya maka emosi yang menyenangkan

akan menjadi dominan

- Bimbingan: Bimbingan dengan titik berat penanaman pengertian

bahwa mengalami frustasi diperlukan sekali-kali dapat mencegah

kemarahan dan kebencian menjadi emosi yang dominan (Elisabet,

1978: 232).

56

BAB III

METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN

YATIM "MUHAMMADIYAH"KEC. WELERI KAB. KENDAL

3.1. Gambaran Umum Panti Asuhan Yatim (PAY) "Muhammadiyah"

3.1.1. Letak Geografis Panti Asuhan

Panti Asuhan Yatim "Muhammadiyah" berada tidak jauh dari

kota, tepatnya berada di Jl Utama Tengah 221 telp (0294) 644229

Weleri Kendal kode pos 51355 (dokumen : Muhammadiyah).

Sehingga keadaan dan suasananya tampak tenang, Oleh karena itu

tempat tersebut tepat sekali untuk suasana pengasuhan dan

pemeliharaan bagi anak yatim dan anak terlantar.

3.1.2. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Yatim (PAY)

"Muhammadiyah" Kec. Weleri Kab. Kendal.

Panti Asuhan Yatim "Muhammadiyah" di Kec Weleri Kab

Kendal. Berdiri pada tanggal 13 Pebruari 1987 pendirinya bapak H.

Muh Margono mempunyai gagasan bahwa di Weleri Kendal, belum

ada salah satu organisasi yang menampung anak yatim atau piatu

dalam arti yatim untuk menjadikan basis anak mempunyai pendidikan

formal maupun non formal, maka dari itu bapak H. Muh Margono

bertekat untuk membentuk suatu pengurus dari yayasan

Muhammadiyah Weleri, mendirikan yayasan panti asuhan yatim

Muhammadiyah Weleri, dari bapak H Muh Margono sehingga tidak

57

ada namanya, hanya PAY Muhammadiyah diambil dari orang-orang

muhammadiyah dengan awal memberikan beasiswa kepada anak yang

kurang mampu dan yatim dan batuan makanan, dan memberikan SPP.

Pertama kali berdiri belum mempunyai tempat sehingga masih

bertempat dirumahnya sendiri-sendiri dengan diberi santunan berupa

makanan dan SPP. Dan selanjutnya pengurus membuat edaran untuk

mencari donatur dan disahkan oleh cabang, sehingga anak dikelola

oleh pengurus PAY.

Adapun susunan pengurus Panti Asuhan Yatim (PAY)

Muhammadiyah Kec. Weleri Kab. Kendal.

1. Pembina : PEMDA Kendal

PDM Kendal

PCM Weleri

2. Penasehat : H. Muslim Rahmadi

H. Su'ud Nasroh

3. Ketua MC. Romadhon

Wakil ketua 1 H. Sulaimi

Wakil ketua II H. Akbarudin, BA

Wakil ketua III Zaenuri

4. Sekertaris Murgiyanto

Wakil sekretaris Suswanto

5. Bendahara Drs. Mahmudi

Wakil Bendahara H. Karsidi

58

6. Seksi Bidang Pendidikan Drs. Suyadi

Drs. Mustofa

Mudhori BA

7. Seksi Bidang Sarana prasarana H. Ngatiyo

Dian awaludin,S.Pd,T

8. Seksi bidang hubungan masyarakat Dr. Atha'illah

H. Suparti Ghofaris

Abdul Hamid

9. Seksi bidang logistik dan kerumah tanggaan H. Hanifah

H. Nur Aini

Rodiyah

10. Pengasuh

-PAY Putra Mustaqim

-PAY Putri Drs. Mustofa

3.1.3. Asas dan Tujuan Berdirinya Panti Asuhan

Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah ini oleh bapak Muh

Margono dengan mengajak bapak Ngatiyo mempunyai niatan mengasuh

anak yatim dan fakir miskin yang terlantar dan menyikapi al-Qur'an,

surat al-Maun ayat 1-7, agar anak yatim ini dipelihara secara baik. (Bpk

Ngatiyo 9 -2-2007).

Berdasarkan ketentuan diatas bahwa anak diasuh pertama kali

oleh orang tuanya dan orang tuanya disini menjadi penanggung jawab

yang paling utama terhadap anak. Akan tetapi apabila orang tua anak

59

sudah meninggal, tidak diketahui rimbanya atau nyata-nyata tidak

mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai orang tua, yaitu

mendidik dan memberinya nafkah lahir dan batin, maka panti asuhan

dapat menggantikan, mengembangkan petenis anak baik fisik, mental

dan sosial sehingga anak dapat ikut serta aktif dalam setip proses

pembangunan dan juga sekaligus mengembangkan dan memanfaatkan

sumber daya manusia selagi dalam usia muda, oleh sebab itu mereka

harus bisa mendapatkan kesempatan dan keikutsertaan dalam

pembangunan sesuai dengan bakat dan minat dari anak asuh tersebut,

mengasuh anak yatim dan anak-anak terlantar dalam panti asuhan

merupakan salah satu perwujudan dalam melaksanakan ajaran Islam,

sebab dengan membiarkan anak yatim dan anak terlantar adalah

termasuk orang yang mendustakan agama dan merupakan orang yang

sangat rugi.

Adapun tujuan didirikannya panti asuhan ini adalah memberikan

pelayanan berdasarkan pada profesi pekerjaan sosial kepada anak yatim

dan anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka

kearah perkembangan pribadi yang wajar serta berkemampuan

keterampilan kerja, sehingga mereka dapat menjadi anggota masyarakat

yang hidup layak dan penuh tanggung jawab baik terhadap dirinya

sendiri keluarga maupun masyarakat (dokumen Panti Asuhan Yatim

Muhammadiyah).

60

3.1.4. Persyaratan Penerimaan Anak Asuh.

Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah merupakan salah

satu panti asuhan yang memberikan pelayanan sosial terhadap anak-

anak yatim, anak yatim piatu, anak miskin dan anak terlantar untuk di

asuh dan dipelihara, dan dibimbing sehingga bisa mandiri, anak-anak

yang diasuh di panti ini rata-rata dari luar daerah Weleri seperti

Brangsong, Pageruyung Rowosari, Gemuh, Patean, dan Dare Lauar

Kabupaten Kendal juga ada seperti Batang, Subah, Gringsing,

Wonotunggal, Limpung, dan sekitarnya. Seperti panti asuhan lainnya,

dalam penerimaan anak asuh diperlukan persyaratan tertentu, anatara

lain yang tersebut dibawah ini

a. Anak yatim /piatu atau yatim piatu anak terlantar dan anak yang

masih mempunyai orang tua tetapi tidak mampu.

b. Umur 6-18 tahun.

c. Surat keterangan pamong praja, yang menyatakan betul-betul anak

itu terlantar.

d. Surat keterangan kelahiran.

e. Surat keterangan dokter

f. Surat penyerahan dari orang tua atau organisasi pengirim.

g. Surat perjanjian tentang kesedihan orang tua atau wali untuk

menerima kembali apabila pelayanan anak asuh di anggap selesai

(bagi anak asuh yang masih mempunyai orang tua atau wali).

61

h. Surat keterangan sekolah apabila masih atau sudah sekolah

(dokumen panti asuhan yatim muhammadiyah).

3.1.5. Tata Tertib Anak Asuh PAY Muhammadiyah Weleri Kab Kendal

1. Semua anak asuh wajib melaksanakan sholat 5 waktu, berjamaah

tepat waktu.

2. Semua anak asuh wajib membaca dan mempelajari al-qur'an

setelah sholat maghrib, subuh , dan waktu-waktu lainnya

3. Semua anak asuh wajib berangkat sekolah pada pukul 06.45 sesuai

sekolah masing-masing

4. Bagi anak asuh yang berhalangan masuk sekolah (karena sakit dan

keperluan mendadak) harus memberitahukan atau izin kepada

sekolah dengan sepengetahuan pengasuh atau pimpinan panti.

5. Semua anak asuh wajib melaksanakan tugas piket dan kebersihan

sesuai jadwal.

6. Bagi anak asuh yang tidak bias mengikuti kegiatan belajar atau

pengajian di asrama wajib memberitahukan atau izin kepada

pengasuh atau pimpinan panti

7. Semua anak asuh dilarang merokok, berkelahi sesama anak asuh

serta melakukan perbuatan tercela lainnya.

8. Semua anak asuh di larang keluar pada malam hari melebihi pukul

21.00 WIB, tanpa izin pengurus atau pimpinan panti

9. Setiap anak asuh wajib mengatur rambut, pakaian, tempat tidurnya

dengan rapi.

62

10. Setiap anak asuh wajib menghormati orang tua, pengasuh,

pimpinan panti serta berbuat sopan kepada siapapun

11. Setiap anak asuh wajib menjaga nama baik panti, di lingkungan

panti maupun lingkungan masyarakat.

12. Setiap anak asuh wajib mengikuti semua kegiatan belajar atau

pengajian sesuai jadwal yang di tentukan.

13. Setiap anak asuh terlalu sering pulang ke kampung halaman tanpa

keperluan yang sangat penting dan harus minta izin kepada

pengasuh.

14. Semua anak asuh dilarang mengajak teman atau kerabat untuk

menginap di asrama panti tanpa izin atau sepengetahuan pengasuh.

15. Setiap anak asuh dilarang berhubungan secara akrab atau

berlebihan dengan lawan jenis yang bukan muhrim nya di

lingkungan panti maupun di lingkungan sekolah, sehingga dapat

melakukan perbuatan yang melanggar hukum-hukum agama.

16. Semua anak asuh berkewajiban membantu menciptakan kondisi

keamanan di lingkungan asrama panti

3.1.6. Sanki-sanki

1. Peringatan secara langsung kepada anak asuh.

2. Peringatan secara tertulis kepada anak asuh dengan tembusan

kepada orang tua atau wali.

3. Diskors untuk jangka waktu yang telah ditentukan.

63

4. Dikeluarkan dari panti asuhan atau kepada orang tua atau orang tua

atau wali dimana anak asuh berasal.

DAFTAR ANAK ASUH

PAY MUHAMMADIYAH WELERI

TAHUN 2007/2008

NO Nama Tahun Masuk Sekolah Alamat

1 Bari Abdul Ghofur 1998 IAIN Kendal

2 Tukidin 2003 UMS Kendal

3 Sodikin 2003 SMK M 03 Weleri Batang

4 Nur Rokhim 2003 MA M Weleri Kendal

5 Teguh Wibowo 2005 MA M Weleri Kendal

6 Boyari 2003 MA M Weleri Batang

7 Ahmad Zaenuri 2004 MA M Weleri Kendal

8 Cahyono 2004 SMK M 03 Weleri Kendal

9 Indra Kristanto 2004 MA M Weleri Kendal

10 Giyono 2004 SMK M 03 Weleri Kendal

11 Soleh Santoso 2004 SMK M 03 Weleri Kendal

12 Muslimin 2004 MA M Weleri Kendal

13 Imam Fahrurozi 2005 MA M Weleri Kendal

14 Yani Kristiyanto 2005 MTS M 01Weleri Kendal

15 M. Khisosul K 2005 MTS M 01Weleri Kendal

16 Rahman Satriya P 2005 MTS M 01Weleri Kendal

17 Agus Setiadi 2005 MTS M 01Weleri Kendal

18 Chanif Maulana 2005 MTS M 01Weleri Kendal

19 Farida 2005 MTS M 01Weleri Batang

20 Suwito 2005 MTS M 01Weleri Kendal

21 Mujahadin 2006 MA M Weleri Batang

22 Ahmad Fauzi 2006 MA M Weleri Batang

64

23 Rinanto 2006 MA M Weleri Batang

24 Dwi Haryanti 2006 SMU N 01 Weleri Kendal

25 Anjar Prasetia 2006 MTS M 01Weleri Kendal

26 Mighfar 2006 MTS M 01Weleri Kendal

27 Arif Mahfudin 2006 MTS M 01Weleri Kendal

28 Ach Shodiq A 2006 MTS M 01Weleri Batang

29 Aris Setiawan 2007 MTS M 01Weleri Batang

30 Susanto 2007 MTS M 01Weleri Kendal

31 Riszki Santoso 2007 MA M Weleri Batang

32 Dadang Prastiyo 2007 MA M Weleri Batang

33 Sholikin 2007 MA M Weleri Batang

34 Muhammad Yusron 2007 SMK 01 Weleri Kendal

35 Abdul Muis 2007 MTS M 01Weleri Batang

36 Awang Darwindho 2007 MA M Weleri Batang

37 Rahmawati 2005 MTS M 01Weleri Kendal

38 Siti Komariyah 2005 MTS M 01Weleri Kendal

39 Sri Susanti 2006 MA M Weleri Batang

40 Masruroh 2006 MA M Weleri Batang

41 Meli Widiyawati 2006 MTS M 01Weleri Kendal

42 Eli Ernawati 2006 MA M Weleri Kendal

43 Istiqomah Yuliah 2006 MTS M 01Weleri Kendal

44 Sri Hastutik 2007 MTS M 01Weleri Kendal

45 Ninik Listiyani 2007 MTS M 01Weleri Kendal

46 Finka Selviana 2007 MA M Weleri Kendal

47 Lestari Handayani 2007 MA M Weleri Kendal

48 Nur Wahid 2007 MA M Weleri Batang

49 Suci Hersya Yuana 2007 MA M Weleri Kendal

50 Nikmatus Sholihah 2007 MA M Weleri Kendal

65

3.1.7. Fasilitas Panti Asuhan

Yang dimaksud fasilitas disini adalah segala bentuk sarana

yang pengadaannya di tunjukkan untuk menunjang kebersihan, sistem

pelayanan di panti asuhan ini.

Adapun sarana dan prasarana yang ada adalah sebagai berikut:

A. Fasilitas gedung yang terdiri dari

1. 1 Ruang Kantor

2. 1 Ruang tamu

3. 1 Ruang koperasi

4. 1 mushola + ruang belajar

5. 5 kamaar madi dan WC

6. 1 Ruang dapur

7. Tempat jemuran

8. 1 ruang makan

B. Fasilitas perlengkapan kantor

1. 2 Set meja kursi

2. 4 lemari brankas

3. 1 pesawat telepon

4. 1 mesin ketik

5. 1 set komputer

6. 2 kipas angin

7. 1 timbangan berat badan

Sarana Olah Raga

66

1. Lapangan volly

2. Lapangan tenis meja

C. Alat-Alat Keterampilan

1. 5 buah mesin jahit

2. Set komputer

3. Seperangkat alat tata boga

4. Seperangkat rias

5. Alat sablon

D. Sarana penerangan

1. 1 televisi berwarna

2. 1 tape recorder

3. Langganan koran tiap hari

3.2. Proses Pelaksanaan Bimbingan Agama Di Pay Muhammadiyah

Sebagaimana dalam bimbingan penyuluhan agama di PAY

muhammadiyah bahwa anak asuh panti asuhan memiliki berbagai macam

perasaan, seperti gelisah, merasa kesepian, minder, putus asa, dan perasaan

lain menurut kadar anak asuh oleh karena itu perlu sekali anak asuh yang

menjadi penghuni panti asuhan mendapatkan santunan dan pelayanan yang

menyangkut kebutuhan rohani (wawancara dengan bapak Mustaqim10-12-

2007).

3.2.1. Metode Bimbingan

Berhasil tidaknya bimbingan pada klien tidak hanya bergantung

dari macam-macam metode dan efesiennya, akan tetapi tergantung pula

67

pada orang yang melakukan metode itu (the man behind the gun) orang

yang di belakang senjata maksudnya selain orang yang melaksanakan

itu ditentukan pula oleh peranan cara memilih dan menentukan macam

metode yang akan dicapai, semuanya itu harus di hadapi secara

pedagogis (bersifat mendidik). harus melihat fenomenologis dan tidak

secara reseptif (sikap mudah menerima). perlu disadari pula bahwa

metode dimanapun selalu berubah mengikuti perubahan dan

perkembangan zaman dan haruslah diinsafi bahwa metode yang tidak

tepat penggunaannya, akan membuahkan hal yang percuma dan

menambah jauhnya objek yang dibimbing.

Adapun metode yang diterapkan oleh pengasuh panti asuhan

dalam melakukan bimbingan penyuluhan agama pada anak asuh di panti

asuhan yatim Muhammadiyah dikelompokkan menjadi: 1. metode

komunikasi langsung atau metode individual, 2. metode tidak langsung,

dan 3. metode kelompok (ceramah). Hal ini sebagaimana wawancara

dengan bapak Mustaqim (10-12-2007).

1. Metode komunikasi langsung.

Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung

secara individual. Metode langsung dilakukan dengan

mempergunakan tehnik percakapan pribadi, yakni pembimbing

melakukan dialog langsung dengan anak asuh. Metode ini diberikan

kepada semua anak asuh, dengan mengunakan metode ceramah

setelah shalat subuh, pidato setelah shalat maghrib dan semua anak

68

panti mengikuti kegiatan tersebut, Agar sasaran metode pelaksaan

bimbingan agama bisa terlaksana dan bisa di terapkan di PAY

pelaksaannya setelah maghrib tempatnya di aula yang dilaksanakan

oleh pembimbing. Tujuan Pembimbing memberikan metode

komukasi langsung agar pembimbing mengetahui seberapa jauh

tingkat pemahaman anak asuh terhadap penyampaian pembimbing

terhadap metode pelaksaan bimbingan agama. Adapun bimbingan

agama dengan metode individual meliputi :

a. Pembimbing memberikan bimbingan agama setiap pagi sore

b. Pembimbing memberikan bimbingan agama pada anak asuh

untuk membaca dan memahami ayat-ayat al-qur'an.

c. Pembimbing memberikan bimbingan agama pada anak asuh

untuk melakukan sholat 5 waktu sesuai keadaan anak asuh.

d. Pembimbing memberikan bimbingan agama dalam melakukan

perbuatan yang baik sesuai tuntunan agama Islam.

Metode ini memiliki tingkat efektif yang baik, karena dengan

menggunakan metode ini anak asuh di ajak berkomunikasi langsung

dibimbing, dan dengan metode ini pula anak asuh merasa

diperhatikan.

2. Metode komunikasi tidak langsung

Bimbingan dalam hal ini memberikan keteladanan yang baik

serta melakukan kegiatan yang bisa menumbuhkan sikap pada anak

asuh dan memberikan bimbingan. Dalam hal ini panti asuhan

69

memberikan buku panduan bagi anak asuh yang berupa kitab suci al

Qur’an beserta terjemahannya yang harus dilaksanakan setelah shalat

subuh, menghafalkan kitab arbain nawawi setelah shalat ashar

menguraikan perilaku dan peribadatan. pembimbing memberikan

metode ini agar anak bimbing atau anak asuh, lebih mengetahui isi

dan dapat difahami dari buku tersebut. Seperti contoh ahlak

bagaimana caranya berbuat baik pada kedua orang tua, dan lebih

menghargai teman-temannya, dan. bisa diamalkan dalam kehidupan

sehari-hari yang nanti akan bermanfaat bagi anak asuh dikemudian

hari.

Dalam proses bimbingan agama dengan metode tidak

langsung dipakai juga oleh para pembimbing terhadap anak asuh

yang dilakukan dengan menggunakan media cetak, yaitu :

1) Menyelenggarakan perpustakaan. Yang terdiri dari bermacam-

macam buku seperti aqidah ahklak, fiqih dll.

2) Membuat selebaran atau bacaan ringan.

3) Tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang bernafaskan Islam,

seperti kaligrafi di atas dinding dalam ruangan kelas, kantor dan

lain-lain.

3. Metode kelompok

Bimbingan dalam hal ini memberikan bimbingan dengan

ceramah dan pengajian kepada semua anak asuh secara kelompok

yang dilakukan setiap hari jum’at sehabis ashar, hari sabtu malam

70

setelah sholat berjamaah maghrib di panti asuhan. Minggu pagi di

Kawedanan semua anak panti asuhan mengikuti pengajian beserta

masyarakat Muhammadiyah Weleri Kendal Metode yang digunakan

dalam pengajaran membaca Al-Qur’an Di PAY weleri kendal adalah

menggunakan metode Qiro’ati, yang mana metode tersebut dibagi

menjadi dua yaitu:

a. Metode klasik dengan individual yaitu strategi mengajar dengan

cara sebagian waktu digunakan mengajar secara klasik dan

waktu selebihnya.

b. Metode klasikal baca simak yaitu mengajar cara klasikal yang

kemudian dilanjutkan mengajar individu tetapi disimak oleh

ustad secara bersama lainnya.

Sebelum pembimbing menyampaikan nasehat-nasehat

Islami, pembimbing biasanya menanyakan tentang keadaan anak

apakah dalam keadaan baik atau kurang baik dan juga menanyakan

materi yang telah diberikan di hari yang lalu Hal ini dilakukan untuk

menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Anak asuh. Di samping

itu untuk mengambil simpati anak-anak, sehingga akan menaruh

kepercayaan penuh pada pembimbing yang bersangkutan.

Tahap kedua, selanjutnya pembimbing menciptakan

hubungan yang lebih erat dengan anak asuh sehingga kedekatan anak

tidak merasa canggung dan mau mengutarakan persoalan persoalan

yang dihadapi anak asuh.

71

Tahap ketiga, pembimbing mendengarkan dengan seksama

keluhan-keluhan maupun persoalan-persoalan yang menyangkut

pribadi anak. Bila anak dirasa tidak mampu untuk diajak berdialog,

maka pembimbing hanya mendengarkan dan hanya sedikit memberi

nasehat. Tetapi bila anak yang perkembangan emosinya dirasa

mampu untuk diajak dialog, maka pembimbing mengajak anak

tersebut berdialog lebih dalam dengan memberikan nasehat-nasehat

keagamaan. Setelah bimbingan agama dirasa cukup, maka

pembimbing berpesan untuk melaksanakan apa-apa yang telah

disampaikan oleh pembimbing. Pada pertemuan bimbingan

berikutnya, pembimbing mencoba menanyakan kembali

perkembangan kesehatannya dan menekankan kepada anak asuh

tentang pentingnya melaksanakan ajaran agamanya.

Proses bimbingan agama ini berlangsung secara kontinu dan

sesuai dengan kondisi dan pengalaman hidup anak asuh yang

mengalami perkembangan emosinya kurang stabil, hingga anak

tersebut dapat bimbingan dengan baik oleh pihak pengasuh atau

pembimbing

3.2.2. Materi Bimbingan Agama

3.2.2.1. Materi Aqidah

Materi aqidah disamakan dengan materi imaniah yaitu

materi pembinaan mental dalam bentuk pengembangan

kepribadian dengan jalan menumbuhkembangkan kepribadian

72

mukmin, caranya adalah dengan jalan memberikan bimbingan

kelompok (ceramah) dan bimbingan individu (konsultasi)

kepada anak asuh yang materinya berhubungan dengan

keimanan.

Pengasuh panti asuhan menjelaskan bahwa keimanan

yang direalisasikan secara benar akan membentuk kepribadian

mukmin yang membentuk 6 karakter yaitu:

1. Karakter Rabbani

Karakter yang mampu mengamalkan sifat Allah SWT

sebatas kemampuan manisiawinya anak asuh di panti asuhan

diharapkan bisa mengembangkan menerapkan karakter

rabbani di dalam kehidupannya, sehingga anak asuh

mempunyai kepribadian yang saling mencintai, lemah

lembut dan penuh keakraban terhadap sesama manusia dan

lain sebagainya

2. Karakter Malaki

Karakter yang mampu menerapkan sifat-sifat

malaikat sebatas kemampuan manusawinya. Dengan

menerapkan karakter Malaki diharapkan anak asuh

mempunyai kepribadian dan taat menjalankan perintah-

perintah Allah SWT tidak maksiat tidak mau membaca tasbih

dan sebagainya.

73

3. Karakter Qur'ani

Karakter yang mampu melaksanakan nilai-nilai al-

Qur'an dan tingkah laku nyata, dengan mengembangkan

karakter qur'ani anak asuh diharapkan mempunyai

kepribadian yang suka membaca, memahami, dan

mengamalkan aturan yang terkandung didalamnya. Sebab al-

Qur'an memberi petunjuk, rahmat, serta memberikan bahasan

tentang semau aspek kehidupan.

4. Karakter Rasul, yaitu

Karakter yang mampu mengamalkan sifat-sifat rasul.

Dengan mengembangkan karakter rasul, anak asuh

diharapkan mempunyai kepribadian yang jujur, dapat

dipercaya, menyampaikan amanah dan kepribadian yang

cerdas.

5. Karakter hari akhir yaitu

Karakter yang mampu mementingkan masa depan,

dengan karakter hari akhir, anak asuh diharapkan mempunyai

kepribadian yang tanggung jawab, melakukan sholat, zakat,

dan selalu berkelakuan tingkah laku penuh perhitungan sebab

nanti semuanya diperhitungkan (hisab)

6. Karakter takdir yaitu

Karakter yang menghendaki kepatuhan kepada

hukum-hukum Allah. Dengan mengembangkan karakter ini,

74

pengaruh pantai asuhan mengharapkan kepada anak asuh

untuk mempunyai kepribadian yang mematuhi sunah-sunah

Allah baik Quraini maupun kauni.

3.2.2.2. Materi syariat

Pengasuh asuhan bapak Mustaqim mengatakan bahwa

materi syariat sama dengan materi islamiyah yaitu pembinaan

mental dalam bentuk pengembangan kepribadian muslim,

metode penyampaianya adalah ceramah dan konsultasi

(bimbingan kelompok dan individu).

Pengasuh menjelaskan bahwa kepribadian muslim akan

mendorong seseorang untuk hidup bersih, suci dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam segala kondisi.

Sehingga tercipta perkembangan emosi yang tinggi. Menurut

bapak Mustaqim bahwa kepribadian muslim menimbulkan 5

karakter, yaitu:

1. Karakter syahadatain, yaitu

Karakter yang membebaskan diri dari menyekutukan

Allah SWT, dengan mengembangkan karakter ini anak asuh

diharapkan mempunyai kepribadian yang selalu cinta dan

mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan.

2. Karakter mushall, yaitu:

Karakter yang mampu berkomunikasi dengan Allah

SWT, dengan mengembangkan karakter ini anak asuh

75

diharapkan mempunyai kepribadian yang suci lahir batin,

kesucian lahir diwujudkan dengan thaharoh dan wudlu

sedang kesucian batin diwujudkan dalam bentuk keikhlasan

dan kekhusukan

3. Karakter muzaki

Karakter yang benar menggambarkan harta benda.

Dengan mengembangkan karakter anak asuh diharapkan

mempunyai kepribadian yang mau mencari harta benda

dengan jalan yang halal dan menggunakannya secara halal

pula.

4. Karakter shaim

Karakter yang mampu mengendalikan diri dari hawa

nafsu dengan mengembangkan karakter ini anak asuh

diharapkan mempunyai kepribadian yang tidak rakus, tidak

serakah, kepribadian yang mampu mengisi diri dengan

tingkah laku yang baik.

5. Karakter hajj

Karakter yang mau mengorbankan harta benda,

waktu, nyawa, untuk memenuhi panggilan Allah. Dengan

mengembangkan karakter diri dalam kehidupan

bermasyarakat, anak asuh diharapkan mempunyai

kepribadian yang berwawasan luas dan kepribadian yang

76

dermawan dan melakukan kebaikan. (mustaqim 12-12-

2007).

3.2.2.3. Materi akhlak

Pengasuh panti asuhan bapak Mustaqim mengatakan

bahwa materi akhlak sama dengan materi ikhsaniah yakni

pembinaan agama dalam bentuk pengembangan kepribadian

dengan jalan menumbuhkembangkan perkembangan emosi yang

baik dan menghilangkan perkembangan emosi yang buruk.

Dengan mengembangkan materi anak asuh diharapkan

mempunyai kepribadian yang selalu mendekatkan diri kepada

Allah, sehingga dalam segala perkembangannya seakan-akan

melihat Allah dan diawasi oleh Allah.

3.2.3. Adab Terhadap Anak Asuh

1. Anak asuh diharapkan dengan penuh kasih sayang dan perhatian

2. Memberikan motivasi anak asuh dalam beribadah, seperti

menjalankan shalat 5 waktu, membaca dan memahami ayat-ayat al-

Qur'an dan bimbingan doa

3. Memberikan nasehat bagi anak asuh yang mengalami gangguan

kejiwaan seperti minder, depresi, pendiam agar mentalnya tetap kuat

77

4. Memberikan kepercayaan pada diri anak asuh agar menjadi insan

yang akan sadar sebagai fitrah manusia

5. Anak asuh diberikan perlakuan yang baik berkenaan dengan masalah

yang dihadapi

6. Anak asuh diberikan fasilitas tanpa dibebani biaya, semuanya

ditanggung panti.

3.2.4. Tanggapan Anak Asuh Terhadap BPA dan Implikasinya Terhadap

Perkembangan Emosi Anak di Panti Asuhan Yatim Piatu

"Muhammadiyah"

Tanggapan anak asuh terhadap kegiatan bimbingan penyuluhan

agama yang dilakukan pengasuh berkisar pada apakah pengasuh panti

asuhan mampu memberikan perubahan-perubahan emosi sehingga

mendukung proses terbentuknya perkembangan emosi.

Dengan adanya tanggung jawab dari anak asuh diharapkan

pengasuh dapat lebih mementingkan lagi dan dapat memilih cara yang

tepat sehingga aktivitas bimbingan dapat berjalan lancar dan

menghasilkan hasil yang optimal.

Jadi perkembangan emosi anak di panti asuhan yatim

Muhammadiyah yaitu, melalui tahapan–tahapan emosi yang harus di

lalui oleh anak asuh sebagaimana yang dijelaskan di atas adalah orang

yang mendapatkan masalah dalam hidupnya, berbagai perkembangan

yang ditujukan para anak asuh pada pembimbing merupakan bukti

bahwa pengasuh perlu mempersiapkan metode dan materi apa yang

78

layak diberikan kepada klien dalam rangka mengarahkan perkembangan

emosi pada anak. Kendati demikian, perkembangan emosi anak asuh

yang ada di panti, secara tidak langsung dapat dilihat pada tanggapan

mereka terhadap BPA.

Namun kendati demikian, perlu diketahui bahwa anak asuh yang

ada di panti memiliki berbagai macam perasaan seperti yang tersebut di

atas. Oleh karena itu anak asuh perlu sekali mendapatkan BPA dengan

harapan mereka dapat mempunyai perkembangan emosi yang sesuai

dengan al-Qur'an dan as-Sunnah.

Untuk memperoleh data tentang tanggapan anak asuh, penulis

mengadakan wawancara kepada 7 anak.

Demikianlah hasil wawancara dengan anak panti asuh di PAY

Weleri Kendal.

Adapun kondisi anak asuh di PAY menurut wawancara penulis

adalah seperti kasus Muslimin salah satu anak asuh, sebelum masuk

panti dia adalah anak yang kurang rajin dalam mengerjakan shalat,

setelah sepeninggalan ibunya ia menjadi depresi, yang ada dalam

pikirannya adalah untuk bermain tanpa mengingat waktu, Setelah masuk

panti asuhan ia mendapatkan saran kan dari tetangga nya agar masuk

panti asuhan yang lebih terjamin kebutuhan hidupnya baik kebutuhan

fisik atau psikis agar menstabilkan perkembangan emosinya. Setelah

adanya metode bimbingan penyuluhan agama anak asuh mengalami

perubahan rajin shalat, tidak depresi lagi, bisa menghargai waktu.

79

Adapun tanggapan terhadap pelakasanaan metode bimbingan

penyuluhan agama itu sudah baik. (Wawancara dengan Muslimin,

penghuni PAY, pada tanggal 10 Desember 2007).

Eli Ernawati yang sebelum masuk panti dirinya kurang mendapat

perhatian dari ibunya yang tiap hari mencari nafkah sendirian setelah

ditinggal pergi (wafat) suaminya, dan akhirnya ibunya memutuskan agar

anak ketiga itu dititipkan di panti asuhan yatim Muhammadiyah agar

perkembangan emosinya dapat terkontrol. apalagi pengetahuan agama

sangat minim terlebih lagi ia dulu seorang anak yatim yang minder

dengan teman-teman sebayanya, jadi tidak pernah mendalami ilmu

agama, dan ia sering merasa kesepian, karena sering ditinggal kerja oleh

ibunya dan ditinggal mati bapaknya sehingga ia merasa tidak bahagia

tidak merasa tenang dalam hidupnya sehingga ia dimasukkan kepanti

asuhan untuk hidup di panti agar tidak merasa kesepian dan bisa

mendalami ilmu agama, metode BPA yang dilaksanakan di PAY itu

sudah cukup baik, dan sangatlah penting dan berguna bagi diri saya.

Sebelum saya masuk panti saya merasa takut dalam menghadapi segala

permasalahan, setelah masuk panti saya merasa tenang, bahagia, tidak

kesepian. (Wawancara dengan, Eli Ernawati penghuni PAY, pada

tanggal 10 Desember 2007).

Sedangkan yang dialami pada Lestari Handayani yang tinggal di

PAY selama kurang lebih 1 tahun, dulunya adalah anak yang kurang

beruntung karena sudah harus ditinggal pergi bapak dan ibunya.

80

Bapaknya dulunya pekerja sebagai tukang gergaji kayu dan ia

meninggal akibat tertempa pohon yang sedang di potongnya sedangkan

ibunya menikah lagi dengan orang lain. Jadi ia dimasukkan ke panti

asuhan oleh saudaranya karena ia merasa susah, dan kesepian sehingga

ia memutuskan untuk tinggal di panti asuhan. Setelah masuk di panti

asuhan ia merasa senang karena banyak teman dan bapak pengasuhnya

sangat baik, adapun pelaksanaan metode BPA cukup. (wawancara

dengan Lestari Handayani, penghuni PAY, pada tanggal 10 Desember

2007).

Sementara yang dialami oleh Finka Selviana penghuni panti

yang sudah berumur 17 tahun asal Kendal, ia memutuskan untuk tinggal

di panti karena ia sering merasa bahwa ia kehilangan identitasnya

sebagai seorang anak, dimana orang tuanya kurang mampu dalam

membiayai kehidupan sehari-hari dan biaya sekolahnya, serta perhatian

dan kasih sayang mereka sudah berkurang dan bahkan dapat dikatakan

terlantar dalam keluarganya sendiri, sehingga Finka merasa sedih.

Setelah masuk PAY Finka merasa senang karena bapak pengasuh

menyayanginya. Tanggapan terhadap pelaksanaan BPA di PAY sudah

cukup baik. (Wawancara dengan Finka Selviana penghuni PAY, pada

tanggal 10 Desember 2007).

Sri Susanti asal Batang sebelum masuk panti asuhan ia adalah

anak yang terlantar dan tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya,

setelah di tinggal ibunya, Sri setiap harinya bekerja sebagai tukang cuci

81

(pembantu) untuk menyambung hidupnya. Sedangkan bapaknya

merantau di kalimantan dan kawin lagi dengan wanita setempat, secara

otomatis ia tidak mendapatkan perhatian dan uang dari orang tuanya.

Hal inilah yang membuat kesedihan hatinya sehingga mengharuskan

dirinya untuk masuk di panti asuhan. Setelah saya masuk di panti asuhan

saya merasa segala kebutuhan tercukupi sehingga tidak susah lagi.

(Wawancara dengan Sri Susanti penghuni PAY, pada tanggal 10

Desember 2007).

Sedangkan yang dialami pada Giyono anak SMK asal Weleri

Kendal yang sekarang tinggal di PAY yang kurang lebih selama 4

tahun, dulunya adalah anak jalanan yang kurang mendapat perhatian

dari orang tuanya diakibatkan kurang mampu dalam perekonomian.

Yang mengharuskan ia menjadi pengamen jalanan, yang serba susah,

lalu ia dianjurkan oleh seseorang donatur panti agar mau tinggal di

panti asuhan PAY tersebut. Setelah masuk panti saya merasa tidak

kekurangan dalam materi, dan saya merasa senang banyak teman.

Tanggapan mengenai BPA sudah cukup baik. (Wawancara dengan

Giyono penghuni PAY pada tanggal 10 Desember 2007)

82

BAB IV

ANALISIS METODE PELAKSANAN BIMBINGAN AGAMA DAN

IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK

DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAHKEC. WELERI KAB.

KENDAL

4.1.Analisis Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama di Panti Asuhan Yatim

Muhammadiyah Kec. Weleri Kab. Kendal

Metode pelaksanaan bimbingan agama di PAY Muhammadiyah

Weleri Kendal dengan menggunakan tiga metode yaitu:

Pertama secara langsung yaitu dilakukan dengan cara menggunakan

tehnik percakapan pribadi yakni pembimbing melakukan dialog langsung

dengan anak asuh metodenya seperti metode ceramah yang dilaksanakan

setelah shalat subuh dan pidato setelah shalat maghrib metode ceramah

dilaksanakan setelah subuh agar si anak menjadi lebih baik seperti yang di

sampaikan oleh pengasuh PAY yang berkenaan dengan ahklak atau pribadi si

anak setelah di adakan metode ini anak mampu menangkap anak mampu

menangkap apa yang disampaikan, menghayati dan di aplikasikan oleh si anak

dalam kehidupan sehari-hari dan ini akan lebih baik lagi jika anak

mengamalkan apa yang disampaikan. Akan tetapi setiap anak akan berbeda

setiap menerima materi yang disampaikan oleh pengasuh seperti halnya jika

kita mempunyai kesalahan pada orang lain seperti meminjam barang dengan

orang lain tanpa meminta izin dari si pemilik maka si pemilik akan timbul

83

perasaan marah, sedih karena barang yang dimilikinya tidak ada. Di sini

pengasuh memberikan metode ceramah mengenai ahklak seperti yang

dicontohkan di atas jika kita mempunyai kesalahan segeralah minta maaf dan

mengakui kesalahan apa yang telah diperbuatnya.

Metode yang kedua metode tidak langsung yaitu bimbingan dalam hal

ini memberikan keteladanan yang baik serta melakukan kegiatan yang bisa

menumbuhkan sikap pada anak asuh dan memberikan bimbingan pada anak

asuh dalam hal ini panti asuhan memberikan buku panduan bagi anak asuh

yang menguraikan perilaku dan peribadatan. Seperti kitab suci al Qur’an dan

jus-ama wajib di punyai oleh anak panti asuhan, karena di sini anak asuh

wajib mengetahui dan mempelajari ilmu tajwidnya karena pada masing anak

tidak semua bisa menangkap apa yang dibaca seperti ilmu tajwid ketika anak

asuh bisa melihat dan membaca ilmu tajwid itu, belumnya lah cukup tanpa

ada pengasuh yang membimbing dalam mempelajari ilmu tajwid tersebut.

Setiap anak asuh diwajibkan mengaji al-Qur’an setelah shalat subuh belum

tentu semua bisa, apa lagi ketika belajar sendiri.

Yang ketiga metode kelompok yaitu bimbingan dengan cara pengajian

kepada anak asuh sacara kelompok yang dilakukan setiap sabtu malam setelah

shalat maghrib pengajian ini meliputi semua anak panti asuhan.

Metode yang dilakukan oleh pengasuh PAY Muhammadiyah Weleri

Kendal sudah cukup baik, akan tetapi lebih baiknya, pengasuh dari lulusan

pendidikan di PAY ini dipegang oleh lulusan dari psikologi atau agama

(IAIN) itu lebih baiknya lagi lulusan dakwah jurusan BPI, karena disini

84

diajarkan bagaimana caranya seorang pembimbing atau pengasuh

membimbing anak asuh nya agar menjadi lebih baik untuk dirinya, orang lain,

maupun masyarakat. sehingga terciptanya pribadi manusia yang utuh. Karena

disini pengasuh PAY bukan lulusan dari psikologi, akan-tetapi dari lulusan

dari pendidikan dan pondok pesantren Gontor.

Metode pelaksanaan BPA di PAY ini sudah cukup baik, akan tetapi

masalah pengajian atau hafalan hadist arbain nawawi, anak asuh kurang bisa

memahami dari segi daya tangkap seseorang atau kemampuan, karena di PAY

kemampuan seseorang itu berbeda-beda jadi penurut penulis pengasuh harus

bisa memahami kadar kemampuan seseorang.

Dengan adanya pergantian ketua, ketika penulis meminta keterangan

dari yang mengetahui mengenai latar-belakang sejarah berdirinya PAY ini.

ketua merasa kebingungan dalam menjelaskan masalah dokumentasi,

terkadang ada yang disimpan di dalam PAY, ada juga yang di rumah, dengan

seringnya pergantian ketua satu sama lain tidak mengetahui dokumentasinya

jadi merasa kesulitan untuk menjelaskan dimintai keterangan.

Metode

Metode bimbingan yang dipakai di PAY Weleri Kendal menurut data

yang penulis peroleh (wawancara), yaitu dengan menggunakan metode

individual dengan pendekatan psikologis. karena metode ini sangat relevan, di

mana pembimbing dapat mengetahui perkembangan emosi yang dirasakan

dan dialami para (anak panti asuhan) sebelum masuk PAY. Mereka dengan

terbuka menceritakan pada para pembimbing, dengan demikian mereka

85

(pembina dan pembimbing) dapat memahami perkembangan emosi dan sebab

mereka masuk panti asuhan, sehingga pembimbing dapat mencari alternatif

pemecahan terutama secara agamis, sehingga para (anak asuh) akan

merasakan perkembangan emosi dalam menghadapi kehidupan yang

mendatang yang semakin komplek dengan ajaran serta bimbingan agama.

Dengan demikian bimbingan yang diberikan kepada anak panti asuhan

dititikberatkan pada perkembangan emosi dan pengendalian diri dalam hal

perkembangan emosi, dengan demikian sangat tepat bila diberikan bimbingan

agama. Adapun metode yang di gunakan PAY Weleri Kendal ini banyak

digunakan sebagai metode dalam berdakwah, karena dakwah adalah

mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk

(agama), menyeru mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh

kebahagiaan dunia akhirat. Bahwa dakwah dipahami sebagai seruan, ajakan

dan panggilan alam rangka membangun masyarakat islami berdasarkan

kebenaran ajaran islam yang hakiki. Dengan kata lain, dakwah merupa

perjuangan untuk menyampaikan ajaran agama yang benar kepada umat

manusia dengan cara yang simpatik, ail, jujur tabah dan terbuka, serta

menghidupkan jiwa mereka dengan janji-janji allah SWT tentang kehidupan

yang membahagiakan, dan juga menggetarkan hati mereka dengan ancaman-

ancaman allah SWT segala perbuatan tercela, melalui nasehat-nasehat dan

peringatan.

Dalam suatu bimbingan metode penyampaian menjadi bagian yang

sangat penting karena metode penyampaian terkait dengan bagaimana seorang

86

pembimbing menyampaikan materi dengan memberikan penjelasan dan

pemahaman pada obyek yang dibimbingnya. Sebuah keberhasilan bimbingan

dapat dinilai apakah metode yang digunakan tepat atau tidak, atau obyek

(kelayaan) dapat memahami materi yang disampaikan atau tidak adalah

tergantung dari metode bimbingan yang digunakan.

Adapun metode yang dipakai dalam bimbingan dan penyuluhan agama

di PAY Weleri Kendal adalah menggunakan metode ceramah, tanya jawab.

Baik di lakukan secara kelompok maupun individual. Secara kelompok

diperuntukkan bagi anak asuh di ajurkan mengikuti bimbingan dan

penyuluhan agama sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan

yang tidak bisa mengikuti bimbingan secara aktif (anak asuh) dikarenakan

berhalangan sakit digunakan dengan metode tatap muka dengan mendatangi

dikamarnya.

Menurut penulis upaya panti asuhan dalam memberikan bimbingan

dan penyuluhan agama kepada para anak asuh sudah cukup maksimal,

walaupun pengasuhnya kurang memadai (ideal) dibandingkan dengan jumlah

anaknya (penghuni panti asuhan).

Kegiatan tersebut berhasil juga karena didukung oleh lengkapnya

sarana dan fasilitas panti asuhan. Baik dari sarana peribadatan maupun sarana

kesehatan dan sarana praktek kegiatan produktif.

Jadi, upaya yang dirintis maupun yang dilaksanakan sudah cukup baik

dan menunjukkan keberhasilan, karena para anak asuh yang di bimbing mau

menjalankannya.

87

Secara keseluruhan, pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di

PAY Weleri Kendal yang meliputi faktor pembimbing, terbimbing (anak

asuh), metode maupun faktor-faktor pendukung sarana maupun fasilitas sudah

cukup baik sebagai usaha panti asuhan dalam memberikan bimbingan dan

penyuluhan agama kepada anak asuh.

4.2.Analisis Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak di PAY

Weleri Kendal

Perkembangan emosi anak di PAY Weleri Kendal akan penulis

uraikan dalam sub bab ini. Adapun tujuan diberikannya bimbingan dan

penyuluhan agama adalah meningkatkan keimanan kepada Allah, menunaikan

perintah agama diantaranya shalat, dzikir, puasa, dan berakhlak yang baik

tidak lain bertujuan ingin meningkatkan keimanan manusia yang sempurna

dihadapan Allah SWT yaitu insan kamil. Pemberian pengetahuan dan

penyuluhan agama secara sistematis berperan terhadap perkembangan emosi

anak, agar bisa mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.

Obyek dari perkembangan emosi di PAY Weleri Kendal adalah anak

asuh yang sedang mulai berkembangnya emosi, dengan berbagai

permasalahan yang dihadapinya baik dari segi emosi maupun psikologis.

Sehingga anak asuh sering mengalami depresi akibat perkembangan

emosinya.

Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, antara lain

dengan:

88

- Membantu individu menghadapi masalah yang sedang dihadapi

- Membantu individu memelihara dan mengembangkan emosi yang baik

atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik sehingga tidak

akan menjadi sumber masalah bagi dirinya maupun orang lain

Atas dasar itulah mengapa bimbingan terhadap perkembangan emosi

di PAY Weleri Kendal dilaksanakan. Ada beberapa tujuan yang tidak lepas

dari tujuan diatas pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama di PAY Weleri

Kendal yaitu:

- Meningkatkan iman dan taqwa

- Memberikan bekal dan pedoman hidup beragama sehingga memiliki

akhlak yang mulia

- Memberikan bekal ilmu agama pada anak asuh agar memiliki religius

Reference (pegangan keagamaan) dalam menghadapi kehidupan yang

semakin penuh dengan problematika.

Selain itu tujuan bimbingan terhadap perkembangan emosi juga untuk

membentengi diri anak yang mengalami perubahan fisik dan psikisnya agar

mereka menerimanya dengan penuh kerelaan dan ketenangan, beradaptasi dan

mengambil manfaat dari apa yang didapatnya. Dan ini bisa terealisasi apabila

anak masih berpegang teguh dengan petunjuk agama Islam yang memberikan

harapan, optimisme dan cita-cita dan kehidupannya, sehingga anak bisa

mendapatkan ketenangan lahir dan batin dunia dan akhirat.

Jadi perkembangan emosi sangat berperan sekali terhadap anak.

Dimana perkembangan emosi sangat dibutuhkan oleh anak asuh untuk

89

membantu mereka agar dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya dapat hidup

selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, termasuk mengatasi

kondisi psikologisnya seperti cemas, merasa kurang percaya diri dan putus

asa. Yang dimaksud dengan selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah

adalah:

- Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodratnya

yang ditentukan Allah, sesuai dengan sunatullah, sesuai dengan

hakekatnya sebagai makhluk Allah.

- Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman yang

telah ditentukan Allah melalui rasul-Nya (ajaran agama Islam).

- Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berarti menyadari

eksistensi diri sebagai makhluk Allah untuk mengabdi kepada-nya,

mengabdi dalam arti yang seluas-luasnya (Mustakim).

Sementara perkembangan tersebut harus diatasi secara cermat oleh

pihak PAY Weleri Kendal, yang salah satunya dengan memberikan bimbingan

dan penyuluhan agama. Dengan bimbingan dan penyuluhan agama diharapkan

dapat membatu permasalahan-permasalahan psikologis dan sosial mereka,

tetap berpegang pada ajaran-ajaran agama. Di antara peranan positif dari

bimbingan dan penyuluhan agama tersebut adalah sebagai berikut:

- Dengan adanya perkembangan emosi anak bisa lebih mendalami makna

akan iman dan meningkatkan ketaqwaan

- Dapat menambah pengetahuan tentang agama Islam

- Dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan benar

90

- Dapat menjadi bekal bagi para anak asuh untuk mendekatkan diri dengan

tuhan untuk kehidupannya

- Mendapatkan ketenangan jiwa.

Dari beberapa perkembangan emosi di atas, merupakan usaha untuk

dapat memperoleh perkembangan emosi dengan baik dan benar.

Jadi metode perkembangan emosi yang diberikan PAY Weleri Kendal

sangat berguna terhadap perkembangan emosi anak para penghuni panti

asuhan (anak asuh) dimana anak asuh bisa mendalami makna akan iman dan

meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, dan bisa melaksanakan ibadah dengan

baik dan benar sehingga akan terwujud ketenangan dan ketenteraman dalam

jiwanya dengan beriman kepada Allah SWT.

Anak asuh setelah masuk PAY terjadi perubahan emosi seperti

muslim. Salah satu anak asuh sebelum masuk panti dia adalah anak yang

kurang rajin dalam mengerjakan shalat, setelah sepeninggal ibunya ia menjadi

depresi, yang ada dalam pikirannya adalah untuk bermain tanpa mengingat

waktu. Setelah masuk panti asuhan ia mendapatkan saran dari tetangganya,

agar masuk panti asuhan yang lebih terjamin kebutuhan hidupnya baik

kebutuhan fisik maupun psikis agar menstabilkan agar menstabilkan

perkembangan emosinya.

Eli Ernawati yang sebelum masuk panti dirinya kurang mendapat

perhatian dari ibunya tiap hari mencari nafkah sendirian setelah ditinggal pergi

(wafat) suaminya, dan akhirnya ibunya memutuskan agar anak ketiganya itu

dititipkan di panti asuhan yatim muhammadiyah agar perkembangan emosinya

91

dapat terkontrol. Apalagi pengetahuan agamanya sangat minim terlebih lagi

dia anak yatim yang minder dengan teman-teman sebayanya, jadi tidak pernah

mendalami ilmu agama, dan ia merasa kesepian, karena sering ditinggal mati

bapaknya sehingga ia merasa tidak bahagia, tidak merasa tenang, dalam

hidupnya sehingga ia dimasukkan ke panti asuhan untuk hidupnya di panti

agar tidak merasa kesepian dan bisa mendalami ilmu agama, setelah masuk

panti asuhan saya merasa tenang, bahagia tidak kesepian.

Sri Susanti asal Batang sebelum masuk panti asuhan ia adalah anak

yang terlantar dan tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya, setelah di

tinggal ibunya, Sri setiap harinya bekerja sebagai tukang cuci (pembantu)

untuk menyambung hidupnya. Sedangkan bapaknya merantau di kalimantan

dan kawin lagi dengan wanita setempat, secara otomatis ia tidak mendapatkan

perhatian dan uang dari orang tuanya. Hal inilah yang membuat kesedihan

hatinya sehingga mengharuskan dirinya untuk masuk di panti asuhan. Setelah

saya masuk di panti asuhan saya merasa segala kebutuhan tercukupi sehingga

tidak susah lagi.

Sedangkan yang dialami pada Giyono anak SMK asal Weleri Kendal

yang sekarang tinggal di PAY yang kurang lebih selama 4 tahun, dulunya

adalah anak jalanan yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya

diakibatkan kurang mampu dalam perekonomian. Yang mengharuskan ia

menjadi pengamen jalanan, yang serba susah, lalu ia dianjurkan oleh

seseorang donatur panti agar mau tinggal di panti asuhan PAY tersebut.

92

Setelah masuk panti saya merasa tidak kekurangan dalam materi, dan saya

merasa senang banyak teman.

Semua anak panti asuhan yatim muhammadiyah aktif mengikuti

metode pelaksanaan bimbingan secara langsung tidak langsung dan kelompok.

Mereka aktif dalam menghadiri setiap pengajian.

Dasar dari bimbingan agama di panti asuhan yatim PAY Weleri

Kendal adalah undang-undang No 6 tahun 1974, yaitu “ketentuan pokok

tentang kesejahteraan sosial mencakup tentang tata kehidupan dan

penghidupan sosial material atau spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan,

kesusilaan dan ketenangan lahir dan batin. Sehingga bisa memahami,

mengetahui serta, mengamalkan ajaran Islam secara benar dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan dasar tersebut bimbingan agama diberikan kepada anak

asuh panti asuhan PAY Weleri Kendal. Dan dalam kegiatan bimbingan agama

ini PAY Weleri Kendal bekerja sama dengan yayasan Darmais dan tokoh

masyarakat sekitar.

Selain itu tujuan bimbingan dan penyuluhan Islam juga untuk

membentengi diri lansia yang mengalami perubahan fisik dan psikisnya agar

mereka menerimanya dengan penuh kerelaan dan ketenangan, beradaptasi dan

mengambil manfaat dari apa yang tersisa padanya. Dan ini bisa terealisasi

apabila lansia masih berpegang teguh dengan petunjuk Islam yang

menghembuskan harapan, optimisme dan cita-cita dan kerelaan menerima

semua keadaan, sehingga lansia bisa mendapatkan ketenangan lahir dan batin

dunia dan akhirat.

93

Jadi bimbingan dan penyuluhan Islam sangat berperan sekali terhadap

ketenangan jiwa para lansia. Dimana bimbingan dan penyuluhan Islam sangat

dibutuhkan oleh para lanjut usia untuk membantu mereka agar dapat

memenuhi kebutuhan psikologisnya dapat hidu selaras dengan ketentuan dan

petunjuk Allah SWT, termasuk mengatasi kondisi psikologisnya seperti

cemas, merasa terasingkan dan putus asa.

Bimbingan agama di PAY Weleri Kendal juga memberikan materi-

materi yang berkaitan dengan keimanan, dengan tujuan agar anak asuh

meningkatkan iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Karena keimanan

merupakan permasalahan fundamental yang harus tertanam dalam hati

seorang muslim, karena kekuatan iman akan membentuk mental yang sehat

yang akan terwujudnya perkembangan emosi seseorang. Ini sesuai dengan

firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 28 yang secara garis besar

menyatakan bahwa hanya orang-orang yang beriman hati mereka menjadi

tenang dan tenteram. Dan hanya mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.

Bimbingan agama yang diberikan PAY Weleri Kendal juga

mempunyai dampak positif bagi anak asuh ini terlihat dari keinginan para

anak asuh yang merasakan tenang setelah menjalankan perintah agama.

Dengan shalat dan dzikir merupakan manifestasi keyakinan dan keimanan

mereka kepada Allah. Mereka juga menunjukkan adanya perbaikan emosi dan

mereka masih berusaha memperbaiki mereka secara variatif dan berbeda-beda.

Seperti apa yang telah kita ketahui bahwa anak asuh banyak

mengalami perkembangan yang tidak selayaknya mereka alami, antara lain

94

adalah obsesif, kecemasan, hilangnya relasi sosial dan pengakuan pada

masyarakat.

Bimbingan di panti asuhan merupakan salah satu bidang khusus dalam

penyampaian materi penyampaian pesan yang bersifat agama islam, yaitu

memberikan pelayanan yang ditangani oleh ahli-ahli dari agama yang telah

disiapkan untuk itu. Ciri khas dari pelayanan ini terletak dalam hal

memberikan bantuan bimbingan atau psikologis kepada anak asuh dalam

membulatkan perkembangan emosinya. Tujuan dari pemberian bimbingan

agama adalah supaya setiap anak asuh berkembang sejauh mungkin dan

mengambil manfaat sebanyak mungkin dari pengalamannya selama di panti

asuhan maupun di sekolah, mengingat ciri-ciri pribadinya dan tuntutan

kehidupan dalam masyarakat sekarang. Seorang ahli bimbingan harus

berpengetahuan luas dan harus mengikuti perkembangan kehidupan

masyarakat sekitar. Mendapat gambaran yang jelas mengenai situasi

perkembangan di masyarakat dan di sekolahan, tetapi anak asuh

mengandaikan bahwa pembimbing lebih tahu daripada dia sendiri. Disamping

itu seorang pembimbing yang membantu anak-anak di panti asuhan dalam

penyampaian mereka harus pandai menyelami jiwa anak-anak itu, jarang ada

anak asuh atau remaja yang hanya memperhatikan pelajarannya di panti

asuhan maupun di sekolah. Anak asuh atau remaja harus pula memikirkan

pergaulan dengan teman sebayanya, hubungan dengan orang tuanya, dan cita-

cita hidupnya. Bagi para anak asuh yang perkembangan emosinya dan

sikapnya masih amat banyak dipengaruhi oleh orang tua dan gurunya di

95

sekolahan, pemahaman dan pencegahan masalah juga memerlukan bantuan

dari pembimbing dan orang tua anak jika yang masih mempunyai orang tua.

Hal ini juga berlaku terhadap perkembangan emosi anak di panti asuhan Dari

beberapa hal yang telah disampaikan, apa yang berkaitan dengan bimbingan

agama.

Bimbingan agama Sebagai Motivator untuk Meningkatkan

Kedisiplinan Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak

dan kehidupan anak asuh tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang

pengaruhnya negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap

kelangsungan perkembangan emosi dan kehidupan anak asuh yang akhirnya

menimbulkan masalah tertentu pada diri anak asuh. Masalah-masalah yang

timbul seribu satu macam dan sangat bervariasi, baik dalam jenis dan

intensitasnya. Secara ideal layanan Bimbingan agama ingin membantu semua

anak asuh dengan berbagai masalahnya itu. Namun sesuai dengan

keterbatasan yang ada pada dirinya sendiri, pelayanan bimbingan agama

hanya mampu melayani masalah klien secara terbatas. Prinsip-prinsip yang

berkenaan dengan layanan bimbingan agama itu adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan agama di panti asuhan merupakan bagian dari proses

pendidikan dan pengembangan emosi, oleh karena itu program bimbingan

agama harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan di

sekolah dan pengembangan secara menyeluruh.

b. Program bimbingan agama harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi

panti asuhan dan sekolah dan masyarakat.

96

c. Program pelayanan bimbingan agama disusun dan diselenggarakan secara

berkesinambungan kepada anak di panti asuhan

d. Terhadap pelaksanaan bimbingan agama kehendaknya diadakan penilaian

yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang

diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan

dan kelak dilaksanakaanya. Dalam hal memotivasi perkembangan emosi

anak peneliti sampaikan terhadap anak asuh di PAY Weleri Kendal.

Jadi bimbingan agama yang diberikan PAY Weleri Kendal sangat

berperan terhadap perkembangan emosi para penghuni panti asuhan dimana

anak asuh bisa mendalami makna akan iman dan meningkatkan ketaqwaan

kepada Allah, dan bisa melaksanakan ibadah dengan baik dan benar sehingga

akan terwujud ketenangan dan ketenteraman dalam jiwanya dengan beriman

kepada Allah SWT.

97

BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Dari keseluruhan uraian dalam skripsi ini dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

Metode pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama di PAY ini telah

terlaksana dengan baik karena PAY menggunakan tiga (3) metode yaitu

metode secara langsung yaitu pembimbing (pengasuh) melakukan dialog

secara langsung dengan anak asuh. Sedangkan yang metode tidak langsung

dengan cara memberikan buku pedoman, kitab suci al Qur’an dan buku-buku

yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan agama untuk di pelajari, serta di

berikan keteladanan yang baik sehingga menumbuhkan sikap anak asuh

menjadi lebih baik dan terkontrol secara emosinya. Dan metode yang

dilakukan secara kelompok memberikan bimbingan san penyuluhan dengan

cara pengajian kepada semua anak secara kelompok setiap sabtu malam pada

waktu setelah shalat maghrib.

Implikasi terhadap perkembangan emosi anak mengalami peningkatan

dengan adanya metode pelaksanaan BPA yang ada di PAY, dengan ini maka

anak asuh mengalami perkembangan emosi yang terkontrol. Misalnya yang

tadinya susah, sedih, takut, akan ada perubahan yang baik.

.

98

5.2.Saran-Saran

Saran-saran penulis sehubungan dengan penulisan skripsi ini antara

lain sebagai berikut:

1. Kepada Pengasuh PAY Weleri Kendal

a. Perlu adanya penambahan tenaga pembimbing yang profesional dalam

memberikan bimbingan dan penyuluhan agama

b. Perlu ditingkatkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait termasuk

dengan masyarakat sekitar panti, agar pelaksanaan bimbingan dan

penyuluhan agama berjalan dengan baik dan mendapat dukungan

positif dari berbagai pihak.

c. Hendaklah pelayanan pada anak asuh terus ditingkatkan terutama

dalam metode pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama dan

perkembangan emosi anak, agar nantinya metode pelaksanaan

bimbingan dan penyuluhan agama berjalan baik dan lancar.

2. Kepada para Pembimbing

a. Agar bimbingan berjalan efektif maka pembimbing perlu memiliki

data pribadi dari masing-masing anak secara keseluruhan untuk

mengetahui latar belakang.

b. Para pembimbing janganlah merasa bosan dalam menyampaikan atau

mengembangkan misi bimbingan penyuluhan agama, dibutuhkan

kesabaran dan keuletan agar berhasil apa yang diinginkan.

99

3. Kepada masyarakat

Masyarakat hendaknya berpartisipasi aktif secara moral maupun

material.

5.3.Penutup

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis dapat

menyelesaikan naskah skripsi ini. Peneliti menyadari sepenuhnya

bagaimanapun juga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Robbal

Alamin

100

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. Psikologi Remaja, Jakarta: PT Bumi Aksara,2005

Anam, Khairul. Peran Bimbingan Penyuluhan Agama Dalam Mengembangakan Keberagamaan Anak Di Panti Asuhan Al Hikmah Polaman Mijen Semrang, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, 2003

Ann, Taylor. Wladyslaw Sluckin Intruducing Psychologi, New Zealend:Penguin Education 1982

Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, Jakarta: PT Golden Terayon Pers, 1982

Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama Di Sekolah Dan Luar Sekolah, Bulan Bintang, Jakarta: 1997

Arikunto, Suharsimi . Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rienika Cipta, 2002

At’tamimi, Muhammad Syeh, Kitab Tauhid, Yayasan Sosial Ibrahimdan Kementrian Urusan Islam, Dakwah Dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi:1996

Azwar, saifudin. Sikap Manusia Teori Dan Pengukuranya, Yogyakarta: Pustka pelajar 2000

Badan Wakaf Uii, Alqur’an Dan Tafsir, Jilid 4 jus 10-12. PT Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta, 1990.

Bastaman, Hana Jumhana, Integritas Psikologi Dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999

Dadang, Hawari, Ilmu Kedokteraan Jiwa Dan Kesehatan Jiwa, Dana Bhakti Yasa, Jakarta: tt

Depag RI, Terjemahan Al Quran, Semarang; Toha Putra, 1989

Djarajat, Zakiyah, Peranaan Agama Dalam Kesehatan Mental, Cv Haji Masagung, Jakarta: 1969

Djtmiko, Rachmat, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia )Pusta Panji Mas, Jakarta: 1996

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1973

101

Hallen, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, Jakarta: Ciputat pres, 2002

Hankel, Insklopedia Indonesia, Ihtiar Baru, Van Bove, Jakarta: 1982

Hartati, Neti. Islam Dan Psikologi Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005

Langulung Hasan, Teori-Teori Kesehatan Mental, Cet 5 Pustaka Al Husna, Jakarta : 1985

Marfungah, Pengaruh Intensitas Sholat Lima Waktu Terhadap Motivasi Beragama Anak Di Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang, Skripsai IAIN Walisongo Semarang, 2005.

Martano, Etika Komukasi, Kantor, Kanisius, Yogyakarta: 1991

Muhammad, Atia Hanna, Bimbingan Pendidikan Dan Pekerjaan, Bulan Bintang, Jakarta: 1978

Muhammad, Hatta, Citra Dakwah Di Abad Informasi, Pustaka Wijaya Sarana, Medan: 1995

Muhammad, Surya, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, (Teori Dan Konsep) PT Kota Kembang, Yogyakarta: 1988

Mukhlisin, Peran Bimbingan Islam Dalam Pembentukakn Sikap Keberagaqmaan Anak Di Panti Asuhan Yatim Piatu Putri “Siti Khadijah” Kec Pedurungan Semarang, 2005

Nasrudin, Rozak, Dianul Islam, Al-Ma’arif Cet 10, Bandung: 1989

Nawawi, Handari. Penerbitan Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada Univercity Pres, 1996

Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: PT Renika Cipta, 1999

Sholeh, Agama Sebagai Terapi, Yogyakarta: Pustaka Pealajar, 2005

Soekanto, Soejono, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta: 1990

Surya, Muhammad Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, CV Ilmu, Bandung 1979

Syafi’i, Kencana Innu, Etika Pemerintah, Rienika Cipta, Jakarta: 1994

Tarmudji, Pengembangan Diri, Jakarta: Rienika Cipta, 1999

102

Thabathaba’i, Sayyid Allamah Muhammad Husain, Inilah Islam (Upaya Memahami Konsep Islam Secara Mudah), Pustaka Hidayat, Jakarta: 1992

Tohari, Musnawar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Dan Konseling UII Pres, Yogyakarta: 1992

Usman, Najati, Alquran Dan Ilmu Jiwa, Pustaka, Bandung: 1995

Walgito, Bimo. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, Yogyakarta: Andi Ofset 1995

Winkel W.S, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah, PT Grasindo, Jakarta:1991

Yusuf, Qardawi, Konsep Ibadah Dalam Islam, Central Media, Surabaya, 1991

Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Bandung Remaja Rosdakrya, 2005

Zaien, Muh, Yusuf, Akhlak Tasawuf , Fakultas Dakwah, Semarang 1986

PEDOMAN WAWANCARA

I. Historis

1. Kapan sejarah berdirinya PAY?

2. Didirikan oleh siapa saja dan tahun berapa?

3. Bagaimana latar belakang dan tujuan didirikannya PAY?

4. Apakah tanah yang didirikan oleh PAY ini milik sendiri ataukah

tanah wakaf ?

5. Bagaimana sumber dana yang diperoleh?

6. Bagaimana letak geografisnya yang meliputi luas tanah PAY?

7. Bagaimana perkembangan PAY di Weleri Kendal dari tahun-ke

tahun?

8. Berapa jumlah anak panti?

II. Kepengurusan

1. Bagaimana susunan kepengurusan dan siapa saja yang duduk di

dalamnya?

2. Bagaimana sistem kegiatan di PAY?

3. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY

Weleri Kendal?

4. Apa tujuan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri

Kendal?

5. Metode apa yang diterapkan dalam bimbingan dan penyuluhan

agama di PAY Weleri Kendal?

6. Materi apa saja yang diterapkan di PAY?

7. Bagaimana perkembangan anak asuh setelah dilakukan bimbingan

dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal?

III. Anak Asuh

1. Bagaimana perasaan saudara setelah tinggal di PAY ?

2. Apakah saudara selalu mengikuti metode bimbingan dan

penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal yang telah dijadwalkan?

3. Apakah saudara selalu melaksanakan apa yang diperintahkan

pengasuh panti yang terkait dengan metode bimbingan dan

penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal?

4. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat metode pelaksanaan

bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal?

5. Apakah saudara tidak merasa takut jika meninggalkan shalat lima

waktu?

6. Bagaimana perasaan saudara ketika menyambut bulan ramadhan?

7. Menurut saudara setelah diadakan metode pelaksanaan bimbingan

dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal adakah perubahan

yang terjadi pada diri saudara?

8. Apakah saudara merasa takut jika teman-teman saudara menakut-

nakutinya?

9. Apakah saudara senang jika teman-teman menghargai perasaan

saudara?

10. Bagaimana perasaan saudara jika barang saudara di pinjam oleh

orang lain tanpa seizin saudara?

11. Setiap sholat lima waktu apakah saudara merasa senang memohon

petunjuk dari Yang Maha Esa?

12. Bagaimana perasaan saudara jika orang yang kita sayangi

meninggalkan kita?

13. Apakah saudara tidak merasa cemas keluar dari sekolah tanpa

seizin pengurus?

14. Apakah saudara merasa cemas jika berhadapan pada permasalahan

yang rumit?

15. Jika mengikuti tata-tertib di panti asuhan ini, bagaimana perasaan

saudara?

16. Jika saudara di hina, bagaimana perasan saudara?

17. Bagaimana metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama

di PAY Weleri Kendal?

18. Bagaimana metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama

di PAY Weleri Kendal?

19. Adakah pengaruh metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan

agama di PAY Weleri Kendal?

20. Adakah hasil dari metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan

agama di PAY Weleri Kendal?

21. Metode apa saja yang digunakan dalam menghadapi anak yang

sedih, anak yang marah, anak yang senang?

22. Apakah aada pengaruh terhadap kesedihan yang dialami?

23. Seberapa besar pengaruh metode pelaksanaan bimbingan dan

penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal?