Upload
ngoquynh
View
238
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH
KEC. WELERI KAB. KENDAL
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos I)
Dalam Ilmu Dakwah
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)
Nur Asiah Hamidah 1102021
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
SKRIPSI
METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN
YATIM (PAY) WELERI KENDAL
Disusun oleh
NUR ASIAH HAMIDAH 1102021
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 29 Januari 2008
dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/ Anggota Penguji Dekan / Pembantu Dekan Penguji I Drs. Anasom, M,Si Prof. Dr.Hj. Ismawati, M.Ag NIP. 150 267 748 NIP.150 094 093 Sekretaris Dewan Penguji/ Pembimbing Penguji II Drs. H. Ghofier Romas Baidi Bukhori, S.Ag, M.Ag NIP. 150 070 388 NIP. 150 277 617
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya
sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan
lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum
atau tidak diterbitkan, sebenarnya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang 29 Januari 2008
Nur Asiah Hamidah NIM 1102021
MOTTO
Tidak selamanya kita menemui apa yang kita sukai ada
kalanya kita menemui apa yang tidak kita sukai karenanya,
kita harus belajar menyukai apa yang kita hadapi sekarang
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada
Almarhum almarhumah Bapak Ibu tersayang (Tobi’in, Siti Fatkhiyah) yang
dengan tulus selalu memberikan motivasi, kasih sayang, do'a dan dukungan
untuk ananda..
Kakakku (Mas Faqih, Mba Izah, Mba Iqoh, Mba Tuti) yang selalu
memberikan arahan, dukungan, dan kasih sayangnya hingga terselesaikannya
proses penyusunan skripsi ini kepada penulis.
ABSTRAKSI
Nur Asiah Hamidah (1102021) judul Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak di Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah Weleri Kendal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa metode pelaksanaan bimbingan agama di panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal dan untuk mengetahui dan menganalisa implikasi metode bimbingan agama terhadap perkembangan emosi anak di panti asuhan yatim PAY Muhammadiyah Weleri Kendal. Maka data yang digunakan adalah kualitatif. Sedangkan pendekatannya menggunakan pendekatan psikologis.
Hasil penelitian bahwa panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal merupakan tempat penampungan anak yatim piatu, anak yatim anak yang kurang mampu, anak terlantar yang sebagian besar adalah mereka yang tidak mempunyai salah satu dari orang tuanya (yatim) yang rata-rata berusia 12 tahun sampai 18 tahun. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial, panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal dimaksudkan untuk membantu anak yatim piatu atau anak yatim anak yang kurang mampu (fakir miskin), anak terlantar dapat mengembalikan kepercayaan dirinya dan dapat mengontrol perkembangan emosinya.
Metode Pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama di panti asuhan Muhammadiyah Weleri Kendal dengan menggunakan 3 metode : metode secara langsung, tidak langsung, dan kelompok. meliputi berbagai kegiatan baik yang bersifat keagamaan maupun produktif. Kegiatan yang bersifat keagamaan seperti sholat berjamaah, ceramah keagamaan mengikuti kegiatan undangan mengaji. Adapun kegiatan yang bersifat produktif meliputi, berkebun, membuat ketrampilan. Pada dasarnya bimbingan yang diberikan kepada anak asuh agar anak asuh tersebut mau melaksanakan perintah Allah sebagai peningkatan iman dan taqwa.
Keberhasilan bimbingan penyuluhan agama tidak terlepas dari unsur-unsur bimbingan agama itu sendiri, salah satu diantaranya adalah unsur materi, karena materi yang diberikan bersumber pada al-Qur'an dan hadits Nabi yang disesuaikan dengan keadaan atau kondisi anak. Materi tersebut meliputi aqidah/keimanan, syari'ah/ibadah, dan akhlak.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
rasulullah dan para pengikutnya, karena dengan semua itu penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
Tidak ada kata yang pantas penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang
membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terimakasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. DR. H. Abdul Djamil, MA., selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Drs. H.M. Zain Yusuf, MM., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang yang telah memberi izin penulisan skripsi ini beserta
staf-stafnya yang telah memperlancar proses perkuliahan selama penulis
menuntut ilmu.
3. Drs. H. Abdul Ghofier Romas, M.Ag dan Yuli Nur Khasanah, S.Ag, M.Hum.
selaku pembimbing skripsi yang dengan tulus, ikhlas dan tak henti-hentinya
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Drs. H. Machasin M selaku dosen wali, terimakasih segalanya.
5. Bapak /Ibu Dosen Fakultas Dakwah yang telah mengamalkan ilmunya dan
membimbing penulis hingga akhir perkuliahan.
6. Almarhum almarhumah Bapak Ibu tersayang (Tobi’in, Siti Fatkhiyah) yang
dengan tulus selalu memberikan motivasi, kasih sayang, do'a dan dukungan
untuk ananda..
7. Kakak-kakakku (mas faqih, mba izah, mba iqoh, mba tuti) yang selalu
memberikan arahan, dukungan, dan kasih sayangnya hingga terselesaikannya
proses penyusunan skripsi ini kepada penulis.
8. Seseorang yang ku sayangi (Siswanto) yang selalu setia menemani ku arahan
dan dukungan nya sehingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Keluarga kecil bapak (Sukardi Dan Ibu Siti Juwariyah beserta Nur Sholeh)
yang telah banyak membantu keluarga penulis, kontribusi yang sangat
membantu penulis guna mencapai cita dan asa.
10. Keluarga PAY (Bapak M. Ramadhan, bapak M. Ngatiyo bapak Mustaqim,
dan anak-anak panti asuhan) yang telah membantu.
11. Teman-temanku seangkatan dan seperjuangan (Makmi, Musifa, Elin) dan
yang tidak bisa disebutkan satu persatu, tidak ketinggalan pula Aa Sis yang
dengan suka rela mau meminjamkan komputernya hingga terselesaikannya
penulisan skripsi ini.
12. Teman-temanku pondok Inna (De Oci, Makmi, Azizah Siti, Lia, Cinung, Izati,
Imah) yang dengan tulus, ikhlas membantu penulis.
13. Teman-teman kos ku (Dian, Mba juju, Mimih, Ida, Ana, Aisyah, Eva) yang
dengan tulus, ikhlas, membantu penulis.
Penulis berharap semoga amal baik yang telah diberikan dapat menjadi
amal jariyah sekaligus mendapat balasan dari Allah SWT.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum
sempurna, baik dalam penyusunan maupun bahasanya. Karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua.
Semarang, 29 Januari 2008
Penulis
Nur Asiah Hamidah NIM :1102021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAKSI ............................................................................ vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 6
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6
1.4. Tinjauan Pustaka ................................................................... 7
1.5. Kerangka Teoritik ................................................................. 11
1.6. Metode Penelitian .................................................................. 16
1.7. Sistematika Penulisan ............................................................ 19
BAB II. TINJUAN TENTANG BIMBINGAN AGAMA DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI
ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM (PAY) MUHAMMADIYAH
WELERI KENDAL
2.1. Bimbingan Agama .............................................................. 21
2.1.1. Pengertian Bimbingan ................................................ 22
2.1.2. Pengertian Agama ...................................................... 24
2.1.3. Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Bimbingan Agama .... 26
2.1.4. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Agama ....................... 30
2.2. Tinjauan Tentang Perkembangan Emosi Anak ............... 49
2.2.1. Pengertian Perkembangan .......................................... 49
2.2.2. Pengertian Emosi ....................................................... 50
2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Emosi ......................................................................... 51
2.2.4. Macam-Macam Perkembangan Emosi Anak ............. 52
2.2.5. Pengertian Anak ......................................................... 54
BAB III METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI
ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAH
KEC. WELERI KAB. KENDAL
3.1.Gambaran Umum Panti Asuhan Yatim (PAY)
Muhammadiyah .................................................................... 56
3.1.1. Letak Geografis Panti Asuhan..................................... 56
3.1.2. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Yatim (PAY)
"Muhammadiyah" Kec. Weleri Kab. Kendal ............. 56
3.1.3. Asas dan Tujuan Berdirinya Panti Asuhan.................. 58
3.1.4. Persyaratan Penerimaan Anak Asuh .......................... 60
3.1.5. Tata Tertib Anak Asuh PAY Muhammadiyah ........... 61
3.1.6. Sanksi-Sanksi .............................................................. 62
3.1.7. Fasilitas Panti Asuhan ................................................ 65
3.2.Proses Pelaksanaan Bimbingan Agama di PAY
Muhammadiyah .................................................................... 66
3.2.1. Metode Bimbingan ........................................................ 66
3.2.2. Materi Bimbingan Agama ............................................. 71
3.2.3. Adab Terhadap Anak Asuh ........................................... 76
3.2.4. Tanggapan Anak Asuh Terhadap BPA dan
Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak
Di Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah ...................... 77
BAB IV. ANALISIS METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN
EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN YATIM
MUHAMMADIYAH KEC. WELERI KAB. KENDAL
4.1.Analisis Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama di
Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Kec. Weleri
Kab. Kendal ........................................................................... 82
4.2. Analisis Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi
Anak Di PAY Weleri Kendal............................................... 87
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ........................................................................... 97
5.2. Saran-Saran .......................................................................... 98
5.3. Penutup ................................................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk multidimensional. Ada banyak aspek yang
terdapat pada diri manusia. Mahluk hidup lain hanya mempunyai dua aspek
yaitu fisik (berupa materi, bisa ditangkap dengan indera) dan biologis (bisa
bergerak dan berkembang biak), manusia memiliki unsur yang lebih dari hal
tersebut, yaitu akal budi dan pikiran. Dua komponen itulah yang menjadi poin
obyektif bahwa ia disebut sebagai mahluk yang bermartabat tinggi
(Tarmudji,1998: 68).
Manusia memiliki pribadi yang unik, dia adalah mahluk yang sadar
akan bakat, sikap, dan sifat, kemampuan dan keterampilan, tahu apa yang
akan dilakukannya. Ia memahami sejarah hidupnya serta mempunyai
gambaran apa yang didambakannya di masa yang akan datang. Manusia sadar
dan dapat disadarkan atas beberapa keunggulan dan kelemahan dirinya, atas
dasar itu manusia mampu mengembangkan diri yaitu meningkatkan
keunggulan-keunggulan dan mengurangi kelemahan. Sejalan dengan itu
manusia pun dapat menentukan apa yang terbaik bagi dirinya sehingga
julukan sebagai “the self determinig being” menunjukkan manusia memiliki
kebebasan yang sangat luas untuk menggabungkan diri tentunya tanpa
tanggung jawab mudah beralih menjadi ke-sewenang-wenangan terhadap
dirinya, orang lain, dan lingkungan. (Sholeh : 2005, 69).
2
Manusia ada dalam sesuatu kebersamaan, dia senantiasa berhubungan
dengan manusia lain dalam wadah keluarga, persahabatan, lingkungan kerja.
Bentuk-bentuk relasi sosial lainnya sebagai partisipasi kebersamaan sudah
pasti mendapat pengaruh dari lingkungannya tetapi sebaliknya, dia pun dapat
mempengaruhi dan dapat memberi corak kepada lingkungan sekitarnya
manusia dilengkapi antara lain cipta, karsa, norma, cita-cita dan nurani,
sebagai karakteristik kemanusiaannya kepadanya diturunkan pula agama agar
ada relasi dengan sesamanya, juga ada hubungan sang pencipta (Hana: 1995,
48).
Islam adalah agama Allah SWT yang diturunkan kepada seluruh
manusia melalui Rasul-Nya, agama universal. Islam menekankan pada amal
perbuatan dalam tatanan kehidupan. Yang mencakup sistem aqidah, politik,
sosial, ekonomi dan segala aspek kehidupan manusia lainnya. Karena islam
merupakan agama yang bertumpu pada kenyataan obyektif dalam kehidupan.
Kesempurnaan dan kesungguhan ajaran islam inilah sehingga ia tidak sekedar
sebagai tuntunan hidup yang hanya untuk diketahui, dibicarakan dan
didengarkan tanpa adanya pengamatan yang riil. Akan tetapi lebih dari itu
untuk diamalkan dan dapat dikendalikan sikap, tindakan, perbuatan, dan cara
hidup.
Islam sebagai tuntunan hidup umat manusia memerlukan suatu
kegiatan yang disebut dakwah, Yang merupakan suatu usaha untuk mengajak,
menyeru dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada jalan Allah
guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha mengajak
3
dan mempengaruhi manusia agar pindah dari satu situasi ke situasi yang lain
yaitu dari situasi yang jauh dari ajaran Allah SWT menuju situasi yang sesuai
dengan petunjuk dan ajaran Allah adalah merupakan suatu kewajiban bagi
kaum muslimin dan muslimat.
Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan
metode bimbingan atau penyuluhan kepada orang yang membutuhkan,
termasuk bagi anak-anak yatim, yaitu dengan cara memberi kasih sayang atau
memberi semangat secara material dan moril. Dengan memberi nasihat,
pembimbing dapat memberikan kecerahan batinnya dengan melalui
pendekatan-pendekatan yang tepat Untuk perkembangan emosi anak
pembimbing dapat menggunakan pendekatan-pendekatan seperti pendekatan
psikologi, sosiologi juga pendekatan agama (Arifin, 1994 : 43 ).
Jika dilihat dari tiga ranah yang biasa digunakan dalam dunia
pendidikan yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor, emosi termasuk ke
dalam ranah afektif, emosi banyak berpengaruh terhadap fungsi-fungsi psikis
seperti pengamatan, tanggapan, pemikiran, dan kehendak. Individu akan
mampu melakukan pengamatan atau pemikiran dengan baik jika di sertai
dengan emosi yang baik pula. Individu juga akan memberikan tanggapan
yang positif terhadap sesuatu objek manakala disertai emosi yang positif.
Sebaliknya, individu akan melakukan pengamatan atau tanggapan yang
negatif terhadap sesuatu obyek, jika disertai emosi yang negatif terhadap
obyek tersebut (Muhammad, 2005: 62).
4
Pola asuh orang tua merupakan lahan yang subur bagi pertumbuhan
rasa, cipta dan karya anak. Namun bagaimana dengan anak kecil yang
ditinggal oleh kedua orang tuanya sehingga menjadi yatim atau yatim piatu
pada keluarga yang tidak mampu atau sebab lain sehingga anak tidak pernah
memperoleh pendidikan, pelayanan dan sentuhan dari nilai-nilai agama sejak
kecil, Sehingga dibutuhkan metode bimbingan agama terhadap anak, karena
anak merupakan generasi penerus bangsa dan agama, yang akan meneruskan
cita-cita para pendahulu.
Secara lahir maupun batin, anak yatim itu mengalami hambatan dalam
perkembangan jiwanya (emosi) untuk menyesuaikan diri di masyarakat
apalagi mereka yang berada dalam keadaan ekonomi sangat lemah,
perasaannya akan bertambah minder dan sebagainya, mereka tidak
mempunyai sandaran dalam hidup, hanya tinggal menerima kenyataan dalam
mengarungi kehidupan yang penuh tantangan ini.
Metode bimbingan agama dapat berguna bagi anak asuh di PAY
Weleri Kendal. Adapun yang menjadi dasar dari bimbingan agama dalam
mengasuh dan melindungi serta menolong anak-anak yatim dan telantar
merupakan keharusan dalam agama Islam.
Firman allah dalam surat Al-Ma’un (1-5)
ولا يحض على طعـام ﴾2﴿ فذلك الذي يدع اليتيم ﴾1﴿أرأيت الذي يكذب بالدين
هم ﴾ الذين ﴾5﴿هم عن صلاتهم ساهون الذين ﴾4﴿ فويل للمصلني 3﴿المسكني
﴾7﴿ ويمنعون الماعون ﴾6﴿يراءون
5
Artinya: “Adakah engkau ketahui orang, yang mendustakan pembalasan (agama)?maka demikian itu ialah orang yang mengusir anak yatim. dan tiada menyuruh memberi makan orang miskin. maka celakalah (azablah) bagi orang-orang yang sembahyang. yang mereka itu lalai dari sembahyang. lagi mereka itu riya. dan enggan memberikan zakat (barang-barang rumah). (Depag RI, 1995: 1108)”.
Ayat tersebut memberikan petunjuk bagi semua orang agar
mempertahankan keadaan anak yatim, serta mengurus mereka secara patut
seperti memberi kasih sayang, perlindungan, membantu memenuhi kebutuhan
baik secara fisik, mental maupun sosialnya, Sehingga jiwanya dapat
berkembang secara wajar sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan
demikian mereka dapat menempatkan dirinya di masa yang akan datang,
mereka diharapkan memiliki perkembangan emosi yang kuat, dan menjadi
orang berguna bagi nusa dan bangsa serta menjadi teladan bagi masyarakat.
Salah satu lembaga yang peduli terhadap anak yatim, di Kecamatan
Weleri Kabupaten Kendal yang didirikan oleh Bapak Muh margono. PAY
merupakan panti asuhan yatim, yang memberikan metode pelaksanaan
bimbingan agama pada waktu itu, karena pertumbuhan anak-anak di panti
asuhan tersebut masih membutuhkan metode pelaksanaan bimbingan agama
dan implikasinya bagi perkembangan emosi anak. Maka dari itu, peneliti
mencoba memfokuskan metode pelaksanaan bimbingan agama pada anak-
anak sejak dini menjadi sangat penting, lebih-lebih didalam “Panti Asuhan
Yatim Muhammadiyah”. Bimbingan agama diharapkan dapat menerapkan
metode bimbingan agama terhadap perkembangan emosi anak yang ada di
panti, yang membedakan dari panti asuhan lainnya yaitu anak PAY
6
Muhammadiyah Weleri Kendal, selain mendapat metode bimbingan agama
setiap harinya mereka pun diajari berkarya seperti halnya membuat kantong
plastik, menjahit, bela diri dan lebih menariknya setiap minggunya para santri
diwajibkan mengikuti pengajian akbar yang diadakan di Kawedanan
Kecamatan Weleri Kendal. Sering juga di undang untuk mengaji di luar panti
asuhan tersebut, guna memenuhi undangan dari orang yang menginginkan
anak panti asuhan tersebut mengaji di tempatnya. Setelah selesai mengaji
mereka (anak-anak panti asuhan) mendapatkan pesangon. Untuk itu penulis
tertarik mengadakan penelitian dengan judul "Metode Pelaksanaan
Bimbingan Agama Terhadap dan Implikasinya Terhadap Perkembangan
Emosi Anak di Panti Asuhan Yatim Weleri Kendal."
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana metode pelaksanaan bimbingan agama di Panti Asuhan
Yatim (PAY) di Weleri Kendal ?
1.2.2. Bagaimana implikasinya terhadap perkembangan emosi anak di Panti
Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah Kec. Weleri Kab. Kendal ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
1.3.1.1.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa
metode pelaksanaan bimbingan agama yang ada di Panti
Asuhan Yatim Muhammadiyah Weleri Kendal.
7
1.3.1.2.Untuk mengetahui dan menganalisa implikasi metode
pelaksanaan bimbingan agama terhadap perkembangan emosi
anak di Panti Asuhan Yatim (PAY) muhammadiyah Weleri
Kendal.
1.3.2. Manfaat Penelitian
1.3.2.1.Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
keilmuan di bidang ilmu dakwah, khususnya bidang bimbingan
penyuluhan Islam.
1.3.2.2.Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk panti
asuhan yatim yang nantinya dapat memberikan pemahaman
bimbingan pada Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah di kec.
Weleri Kab. Kendal. Serta dapat memberikan pemahaman
agama kepada panti asuhan pada umumnya yang ada di
sekitarnya.
1.4. Tinjauan Pustaka
Penelitian atau kajian yang secara khusus menulis tentang metode
pelaksanaan bimbingan agama dan implikasinya terhadap perkembangan
emosi anak di Panti Asuhan Yatim di Weleri Kendal belum ditemukan,
walaupun demikian terdapat studi atau kajian lain yang telah dilakukan
8
sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Kajian atau penelitian tersebut
adalah sebagai berikut:
Penelitian yang pertama Khoirul Anam, (2003).selanjutnya yang
berjudul “Peran bimbingan agama Dalam Mengembangkan Keberagamaan
Anak Di Panti Asuhan Al Hikmah, Polaman, Mijen Semarang”. didalamnya
mengungkapkan pada dasarnya mengembangkan keberagamaan anak setelah
mengikuti bimbingan agama di panti asuhan Al Hikmah Polaman Mijen
Semarang. Mengalami perkembangan yang cukup baik (sedang) hal ini dapat
dilihat dari hasil angket yang di sebarkan kepada anak dengan hasil mean b
(rata-rata) nya adalah 49,04 pada dasarnya mengembangkan keberagamaan
anak setelah mengikuti bimbingan agama Di Panti Asuhan Al-Hikmah
Polaman Mijen Semarang. Mengalami perkembangan yang cukup baik
(sedang) hal ini dapat di lihat dari hasil angket yang di sebarkan kepada anak
dan dapat rata-ratanya adalah 55,12.
Penelitian yang kedua marfungah (2005) yang berjudul “Pengaruh
Intensitas Sholat Lima Waktu Terhadap Motivasi Beragama Anak Di panti
Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang.” Kajian dalam penelitian ini
adalah untuk mendapatkan dan menggambarkan pengaruh intensitas sholat
lima waktu terhadap motivasi beragama anak di panti asuhan yatim piatu darul
hadlonah semarang. Dua dimensi utama dalam penelitian ini adalah intensitas
sholat lima waktu dan motifasi beragama anak. Intensitas sholat 5 waktu
difokuskan pada empat aspek, yaitu tata cara pelaksanaan sholat, keaktifan
waktu pelaksanaan sholat, penghayatan gerak dan bacaan dalam sholat dan
9
manfaat sholat. Sedangkan motivasi beragama anak terdiri dari dua aspek,
yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh
positif antara intensitas sholat 5 waktu terhadap motivasi beragama anak,
khususnya di Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang.
Penelitian yang ketiga Mukhlisin (2003) “Peran Bimbingan Islam
Dalam Pembentukan Sikap Keberagaman Anak Di Panti Asuhan Yatim Piatu
Putri “Siti Khadijah” Kecamatan Pedurungan Semarang (studi analisis
bimbingan konseling Islam). Penelitian ini dalam menganalisis menggunakan
metode kualitatif deskriptif dengan sumber data yang ada yaitu wawancara,
observasi, dokumentasi, dan perpustakaan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui lebih mendalam bimbingan Islam dalam pembentukan sikap
keberagaman anak Tinjauan bimbingan konseling, subyek dari penelitian ini
adalah para pengasuh panti asuhan yatim piatu putri siti Khadijah” atau
pembimbing, sedangkan obyeknya adalah anak asuh panti asuhan yang
berjumlah dua puluh anak.
Peran bimbingan Islam di panti asuhan ini membawa dampak positif
bagi perkembangan jiwa anak asuhan dalam pembentukan sikap
keberagamaan.
Penelitian yang keempat Hamdani (2005) Konsep Emosional Quotient
(EQ) Daniel Goleman Dan Aplikasinya Terhadap Pembinaan Mental remaja
(Tinjauan BKI). Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak dari
bermacam pengaruh seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan
10
teman-teman sebaya secara aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam
kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial
tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri
secara efektif. Bila aktifitas-aktifitas yang dijalani disekolah (pada umumnya
masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya disekolah) tidak memadai
untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, kearah yang tidak positif,
misalnya tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada
dalam diri remaja bila interaksi dalam lingkungan.
Berbeda dengan penelitian di atas, dalam penelitian ini penulis
berangkat dari sebuah fenomena sosial masyarakat yang kini sedang
mengalami kehidupan di era modern dengan perubahan sosial yang cepat, dan
komunikasi tanpa batas, dimana kehidupan berorientasi pada materialistik,
sekularistik, rasionalistis, dengan kemajuan IPTEK di segala bidang. Kondisi
ini ternyata tidak selamanya memberikan kesejahteraan, tetapi justru menjadi
abad kecemasan, terutama oleh para anak yatim.
Peluang yang diberikan oleh metode bimbingan agama dalam
memerikan perkembangan emosi anak, memungkinkan untuk menganalisis
metode bimbingan agama dan implikasinya terhadap perkembangan emosi
anak Panti Asuhan Yatim Weleri Kendal.
Argumen telaah pustaka tersebut menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang mendasar antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
11
1.5. Kerangka Teoretik
1.5.1. Bimbingan Agama
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris
yaitu: guidance yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti
menujukan. Pengertian bimbingan adalah menujukan, memberi jalan,
atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang lebih bermanfaat bagi
hidupnya di masa kini dan masa mendatang (Arifin, 1994: 1)
sedangkan menurut Walgito (1984: 4) mengemukakan bimbingan
dapat diartikan sebagai tuntunan, bantuan, atau pertolongan yang
diberikan kepada individu atau perkumpulan individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya agar
supaya individu atau sekumpulan individu dapat mencari kesejahteraan
hidupnya.
Bimbingan agama dapat diartikan sebagai usaha pemberian
bantuan kepada seorang yang mengalami kesulitan, baik lahir maupun
batin, yang menyangkut kehidupan, di masa kini dan masa mendatang.
Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental spiritual,
Dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi
kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri,
melalui dorongan dan kekuatan iman, takwa kepada Tuhan yang maha
esa, Oleh karena itu, sasaran bimbingan agama adalah membangkitkan
daya rohaniah manusia melalui iman, dan ketakwaan kepada Allah
SWT. (Arifin, 1994: 2)
12
Guidance is a continuing process throughout the school career of a pupil the development and management of an effective guidance program extend from kindergarten through the twelfth grade to college. (Herman J. Peterr’s and Bruce Shertzers 1974, 14)
1.5.2. Perkembangan Emosi Anak
Perkembangan adalah sebagai suatu proses perubahan yang
bersifat progresif (kemajuan) dan menyebabkan tercapainya
kemampuan dan karakteristik psikis yang baru (Ali, 2005: 11).
Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang yang di sertai
warna efektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat
luas (mendalam). Yang di maksud warna efektif ini adalah perasaan-
perasaan tertentu yang di alami pada saat menghadapi situasi tertentu
(Yusuf, 2005: 11).
Emosions were described as passions, a word whose latin and gerek origins refer to suffering. Emotions were thought of as states of mind in which the responsibilityfor actions was wrested from ration control (Ani Taylor:1982,191).
Jadi perkembangan emosi anak berupa obyek-obyek dan
situasi-situasi yang menjadi sumber emosi. Seorang anak yang tidak
pernah ditakut-takuti di tempat gelap, tidak akan takut. Warna efektif
pada seseorang mempengaruhi pula pandangan orang tersebut terhadap
obyek atau situasi di sekelilingnya. Ia dapat suka atau tidak menyukai
sesuatu (Netty,2004:101). Dari ali, 2005 : 12 Teori emosi yang
dikemukakan oleh Cannon Bard tentang pengaruh fisiologis terhadap
emosi menyatakan bahwa situasi menimbulkan rangkaian pada proses
syaraf. Yang saling mempengaruhi antara thalamus (pusat penghubung
13
antara bagian bawah otak dengan susunan urat syaraf dan alat
keseimbangan atau cerebellum.
Dari Ali, 2005 : 12 Menurut teori James dan Lange, emosi itu
timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu.
Misalnya menangis atau karena sedih, tertawa itu karena gembira, lari
itu karena takut dan berkelahi itu karena marah.
1.5.3. Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama
Untuk mengungkapkan segala sesuatu yang menjadi sebab
kemunduran maka anak bimbing perlu didekati melalui metode
sebagai berikut :
1.5.3.1. Wawancara
Yaitu salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan
yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana
sebenarnya hidup pada anak yang kita bina memerlukan
bantuan
1.5.3.2. Metode group guidance
Metode wawancara ini merupakan cara pemahaman
tentang keadaan anak bimbing secara individual (pribadi).
1.5.3.3. Metode non direktif (cara yang tidak mengarah)
Yaitu cara lain untuk mengungkapkan segala perasaan
yang tertekan sehingga menjadi penghambat kemajuan belajar
anak bimbing.
14
1.5.3.4. Metode Psikhoanalitic (penganalisaan jiwa)
Yaitu untuk mengungkapkan segala tekanan perasaan
yang sudah tidak lagi di sadari
1.5.3.5. Metode Direktif
Yaitu mengarah kepada anak bimbing untuk berusaha
mengatasi kesulitan (problema yang di hadapi)
1.5.3.6. Metode Sosiometri
Yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mengetahui
kedudukan anak bimbing dalam hubungan kelompok. (Arifin,
1982 : 43).
Dari deskripsi tersebut, terdapat hubungan yang
menarik antara metode pelaksanaan bimbingan agama dan
perkembangan emosi. Metode pelaksanaan bimbingan agama
merupakan salah-satu usaha pemberian bantuan kepada
seseorang yang mengalami kesulitan baik lahir maupun batin,
yang menyangkut kehidupan, dimasa kini dan masa
mendatang. Sedangkan perkembangan emosi merupakan suatu
proses perubahan pada diri seseorang yang disertai warna
afektif yaitu perasaan tertentu yang dialami pada saat
menghadapi situasi. Dari sini dapat difahami bahwa baik
bimbingan (bantuan) berupa pertolongan agar orang tersebut
mampu mengatasi kesulitan yang ada pada dirinya sendiri.
15
1.6. Metode Penelitian
1.6.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1.6.1.1. Jenis penelitian
Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu cara atau prosedur memecahkan masalah
penelitian dengan memaparkan keadaan obyek yang di teliti
sebagaimana adanya, berdasarkan fakta-fakta aktual yang ada
di dalam obyek penelitian (Nawawi, 2000 : 67).
1.6.1.2. Pendekatan Penelitian
Berkaitan dengan judul yang diangkat, maka
diperlukan pendekatan-pendekatan yang diharapkan mampu
memberikan pemahaman yang mendalam dan komprehensif,
dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
psikologis sebagai paradigma untuk memahami aktivitas
dakwah dengan pendekatan bimbingan agama dan
relevansinya dalam menangani permasalahan perkembangan
emosi anak. Dalam konteks ini, sebagaimana dinyatakan oleh
arifin (1994:17) tugas utama dari pendekatan psikologis
tersebut adalah mempelajari atau membahas tentang kondisi
da'i dan mad'u yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.
16
1.6.2. Definisi Operasional
Definisi operasional menjelaskan tentang operasionalisasi
variable penelitian dengan indikator variabelnya. Definisi operasional
adalah untuk menghindari berbagai macam penafsiran dari judul
penelitian.
1.6.2.1.Bimbingan Agama
Bimbingan agama yang dimaksudkan dalam skripsi ini
adalah segala suatu aktivitas memberikan bimbingan, pelajaran
dan pedoman, kepada individu yang meminta bimbingan
(klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat
mengembangkan potensi akal pikirannya, kejiwaannya,
keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi
problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar,
secara mandiri yang berparadigma kepada al-Qur'an dan as-
Sunnah, dan di operasional kepada anak yatim di panti asuhan
(PAY) muhammadiyah weleri kendal.
1.6.3. Sumber Data.
Sumber data adalah subyek dari mana data di peroleh (arikunto,
2002 : 107). Data yang di pergunakan dalam penelitian ini terdiri dari
dua sumber yaitu data primer dan data sekunder.
1.6.3.1.Data primer yaitu data yang secara langsung (data pokok) yang
berkenaan dengan penelitian ini. Data primer ini penulis
dapatkan di lokasi atau obyek penelitian terdiri dari penghuni
17
panti asuhan yatim muhammadiyah Weleri Kendal yaitu
pengasuh oleh Bapak Romadhon dan Pengurus oleh Bapak
Nawawi, serta anak yatim oleh Anjar.
1.6.3.2.Data sekunder yaitu data yang mendukung baik berasal dari
buku maupun dari informasi lain yang relevan dengan
penulisan ini, Azwar (1996 :36 ) menyatakan bahwa sumber
data sekunder adalah sumber data yang di dapat tidak langsung,
yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi,
maupun buku-buku yang ditulis orang lain yang berkaitan
dengan judul yang penulis teliti.
1.6.4. Metode Pengumpulan Data
Ada beberapa metode pengumpulan data yang penulis gunakan
dalam penelitian ini:
1.6.4.1. Observasi
Metode Observasi adalah metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan,
pencatatan secara sistematis fenomena yang diteliti (hadi,
1990: 136). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data
tentang situasi umum Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah
Weleri Kendal.
18
1.6.4.2. Interview atau Wawancara
Metode wawancara ialah metode pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan
sistematis dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan (hadi,
2003 : 193). Data yang dimaksud disini adalah tentang
masalah yang berkaitan dengan bimbingan penyuluhan di panti
asuhan yatim “muhammadiyah “ sebagai obyek penelitiannya.
Data diperoleh dengan cara tanya jawab langsung secara lisan
dengan pengurus panti, anak asuh, dan pembimbing
(pengasuh).
1.6.4.3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data
dengan cara menghimpun data melalui peninggalan tertulis
berupa arsip serta buku tentang pendapat dan sejenisnya, yang
berhubungan dengan masalah penelitian (Nawawi, 1993 :133).
Dalam konteks penelitian ini penulis mengambil data dari
hasil-hasil kegiatan yang ada di panti asuhan muhammadiyah.
1.6.5. Analisis Data
Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisa
data, dalam menganalisa data menggunakan analisis kualitatif
deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau status atau
fenomena secara sistematis dan rasional (Arikunto : 245). Penulis
menganalisa data ini guna mencari peran bimbingan agama dan
19
implikasinya terhadap perkembangan emosi anak di Panti Asuhan
Yatim (PAY) Muhammadiyah Weleri Kendal.
1.7. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan ini penulis bagi dalam enam bab adalah sebagai
berikut:
BAB I. Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan skripsi, tinjauan pustaka, dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II. Kerangka dasar pemikiran teoritik yang meliputi
:bimbingan agama perkembangan emosi adanya metode antara bimbingan
agama dengan perkembangan emosi anak yatim dan hipotesis. Adapun
pembahasannya dibagi menjadi tiga subbab. Dalam subbab pertama, mengenai
bimbingan agama yang meliputi: pengertian bimbingan agama, fungsi
bimbingan agama, sementara subbab kedua mengenai perkembangan emosi
yang meliputi: pengertian perkembangan emosi, faktor perkembangan emosi,
karakteristik perkembangan emosi, subbab ketiga mengenai anak yang
meliputi: pengertian anak, karakteristik anak, permasalahan anak serta
implikasi bimbingan agama Islam terhadap perkembangan emosi.
Bab III. Gambaran umum obyek penelitian yang terbagi dalam dua
subbab. subbab pertama tentang gambaran umum “PAY” Weleri Kendal, yang
meliputi: pengertian panti asuhan yatim di Weleri Kendal, sejarah berdirinya,
bimbingan agama dan implikasinya terhadap perkembangan emosi anak
20
yatim. Sedangkan pada sub kedua berisi tentang gambaran umum anak yatim
PAY di Weleri Kendal.
BAB IV. Tentang analisis terhadap metode bimbingan agama dan
implikasinya terhadap perkembangan emosi di Panti Asuhan Yatim (PAY)
Weleri Kendal, dalam analisis ini akan dikemukakan analisis metode
bimbingan agama di Panti Asuhan Weleri Kendal, implikasinya pelaksana
bimbingan agama terhadap perkembangan emosi dan analisis terhadap faktor
pendukung dan penghambat metode pelaksanaan bimbingan agama dan
emosi.
BAB V. Penutup yang merupakan akhir dari isi dalam skripsi ini
yang meliputi: kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. Setelah penutup
dibagian akhir dicantumkan daftar pustaka, lampiran-lampiran dan biodata.
21
BAB II
TINJAUAN TENTANG BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN
YATIM (PAY) MUHAMMADIYAH DI KEC. WELERI KAB. KENDAL
2.1.Bimbingan Agama
Sebelum masuk pada ulasan berbagai hal yang bersangkutan dengan
bimbingan agama, terlebih dahulu penulis kemukakan tentang pengertian
bimbingan penyuluhan dan agama.
Bimbingan adalah terjemahan dari bahasa inggris, yaitu
“GUIDANCE’’ Guidance berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti
menunjukkan, membimbing atau menuntun orang lain menuju ke jalan yang
benar. (Arifin, 1997: 18).
Secara terminologi pengertian bimbingan banyak para ahli yang
memberikan definisi, namun demikian definisi yang diberikan oleh para ahli
tentang pengertian bimbingan itu mempunyai titik persamaan pokok, yaitu
bahwa bimbingan adalah suatu usaha untuk membantu individu dalam
mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan, baik lingkungan keluarga,
sekolah maupun lingkungan masyarakat. Adapun pendapat para ahli
mendefinisikan antara lain:
22
2.1.1.Pengertian Bimbingan
Ada beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan para ahli
antara lain:
1. Menurut Priyatno dan Erman Amti
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu,
baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Agar orang yang dibimbing
dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan
dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku
(Prayitno, 1999: 99)
2. Menurut Stoops
Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus dalam
membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuan
secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang besarnya baik
bagi dirinya maupun masyarakat (Surya, 1979: 25).
3. Menurut Bimo Walgito
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan
kepada individu atau sekumpulan individu- individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya agar
individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya (Walgito, 1995: 4).
23
4. Menurut Attia Mahmaud Hana :
Bimbingan adalah suatu proses yang teratur bertujuan untuk
menolong individu dalam memilih penyelesaian yang cocok terhadap
kesukaran yang dihadapinya.
5. Menurut W.S. Winkel :
Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang atau
sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana
dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntunan hidup
bantuan itu bersifat psikologis dan tidak berupa “pertolongan”
finansial, medis dan sebagainya (Hana, 1978: 53).
6. Menurut Mohamad Surya
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang
terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang
dibimbing agar tercapai apa yang dikemukakan diatas.
Dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian bimbingan
sebagai berikut :
Pertama: Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan ini
mengandung pengertian bahwa bimbingan itu bukan suatu kegiatan yang
dilaksanakan atau dilakukan secara kebetulan melainkan suatu kegiatan
yang dilakukan secara sistematis, berencana, berkelanjutan dan terarah
kepada suatu tujuan.
Kedua: Bimbingan merupakan suatu proses membantu karena sifatnya
hanya bantuan maka bimbingan tidak memaksa melainkan membantu /
24
menolong mengarahkan individu kearah suatu tujuan yang sesuai dengan
potensi secara maksimal.
Ketiga: Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu
yang memerlukan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,
bimbingan memberikan bantuan kepada setiap individu, baik anak,
remaja maupun orang dewasa.
Keempat : bantuan yang diberikan adalah agar individu dapat
mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan potensi /
kemampuannya (surya, 1988: 12).
2.1.2.Pengertian Agama
Agama adalah religi (belanda) religion (inggris) yaitu hubungan
antara dengan sesuatu kekuasaan luar lain dan lebih dari apa yang di
alami oleh manusia, atau bagian yang dianggap “suci” yang
mendatangkan rasa tunduk manusia kepadanya, dan memperlakukan
dengan penuh hikmah serta menarik manusia kepadanya (Hantel, 1982:
859).
Sedangkan pengertian agama sebagai suatu istilah yang dipakai
sehari-hari sebenarnya bisa dilihat dari dua aspek yaitu:
1. Aspek subyektif (pribadi manusia), agama mengandung pengertian
tentang tingkah laku yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah
laku tersebut kepada pola hubungan antara manusia dengan tuhannya
dan pola hubungan masyarakat serta alam sekitarnya.
25
2. Aspek obyektif (doctrines), agama dalam pengertian ini mengandung
nilai-nilai ajaran tuhan yang bersifat menuntut manusia ke arah
tujuan manusia sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. Agama
dalam pengertian ini belum masuk ke dalam batin manusia atau
belum membudaya dalam tingkah laku manusia. Oleh karena itu
secara formal agama dilihat dari aspek obyektif ini dapat diartikan
sebagai “peraturan yang bersifat ilahi (dari tuhan) yang menuntun
orang berakal budi kearah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan
hidup di dunia dan memperoleh kebahagiaan hidup di akhirat.
Sedangkan menurut Sidi Ghazalba agama adalah kepercayaan
dan hubungan manusia dengan yang maha kuasa, dihayati dengan
hakekat yang gaib, hubungan yang mana menyatakan diri dalam bentuk
serta sistem kultus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu (Rozak,
1989: 60-61).
Maka setelah diketahui pengertian baik mengenai bimbingan,
maupun agama, selanjutnya akan dijelaskan tentang definisi bimbingan
agama yaitu bantuan atau pertolongan kepada orang lain yang
mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya,
agar mengadakan reaksi agama yang timbul dengan kesadaran yang
diharapkan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Arifin mendefinisikan bimbingan agama sebagai berikut:
Bimbingan agama adalah usaha pemberian bantuan kepada orang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan dimasa mendatang, bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual,
26
agar orang yang bersangkutan mampu mengatasi dengan kemampuan yang ada dirinya sendiri melalui dorongan dengan kekuatan iman dan taqwanya kepada Allah (Arifin, 1997: 2).
Bimbingan agama yang peneliti maksud adalah proses pemberian
bantuan atau pertolongan kepada anak panti asuhan Muhammadiyah
dalam rangka menghadapi tantangan hidup di masa sekarang maupun
mendatang dibekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan (skill) dan anak
panti asuhan yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam
lingkungan hidupnya, agar mengadakan reaksi agamis yang timbul
dengan kesadaran yang diharapkan dapat mencapai kebahagiaan
kehidupan di dunia dan akhirat.
Oleh karena itu bimbingan agama adalah membangkitkan daya
rohaniah manusia melalui iman dan taqwa kepada Allah SWT untuk
mengatasinya segala kesulitan hidup yang dialami, jadi iman dan taqwa
dibangkitkan sedemikian rupa sehingga menjadi tenaga pendorong
terhadap kemampuan dirinya untuk mengatasi segala kesulitan hidup
yang diatasi, hingga bangkit kesadaran sebagai pribadi yang harus
mengarungi kehidupan nyata dalam masyarakat dan lingkungannya.
2.1.3. Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Bimbingan Agama
2.3.1.1.Prinsip-prinsip bimbingan agama
Seperti yang telah disebutkan diatas bimbingan agama
merupakan usaha memberikan bantuan kepada seseorang yang
sedang mengalami kesulitan lahir dan batin dengan
menggunakan pendekatan ajaran agama yaitu ajaran agama
27
Islam. Dengan pengertian ini maka pembimbingan penyuluhan
yang dilakukan, haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip yang
dimaksud adalah:
Menurut Bimo Walgito prinsip-prinsip bimbingan agama
meliputi:
1. Bimbingan dimaksudkan untuk anak-anak dewasa dan orang-
orang yang sudah ada.
2. Usaha-usaha bimbingan dalam prinsipnya harus menyeluruh
ke semua orang karena semua orang tentu mempunyai
masalah yang butuh pertolongan.
3. Supaya bimbingan dapat berhasil baik, dibutuhkan lah
pengertian yang mendalam mengenai orang yang dibimbing
maka perlu diadakan evaluasi (penilaian) dan penyelidikan-
penyelidikan individual.
4. Fungsi dari bimbingan adalah menolong orang supaya berani
dan bertanggung jawab sendiri dalam menghadapi
kesukarannya, sehingga hasilnya dapat berupa kemajuan dari
keseluruhan pribadi orang yang bersangkutan (Walgito, 1995:
21-22).
Sedangkan menurut Arifin prinsip-prinsip bimbingan
agama meliputi
1. Setiap individu adalah mahluk yang dinamis dengan
kelalaian-kelalaian kepribadian yang bersikap individual serta
28
masing-masing mempunyai kemungkinan-kemungkinan
berkembang dan menyesuaikan diri dengan situasi sekitar.
2. Suatu kepribadian yang bersifat individual tersebut terbentuk
dari dua faktor pengaruh yakni pengaruh dari dalam yang
berupa bakat dan ciri-ciri keturunan baik jasmani maupun
rohaniah, dan faktor pengaruh yang diperoleh dari
lingkungan baik lingkungan mas sekarang maupun mas
lampau.
3. Setiap individu adalah organisasi yang berkembang dan
tumbuh dai adalah dalam keadaan yang senantiasa berubah,
perkembangannya dapat dibimbing ke arah hidupnya
menguntungkan bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitar.
4. Setiap individu dapat memperoleh keuntungan dengan
pemberian bantuan dalam hal melakukan pilihan-pilihan
dalam hal yang memajukan kemampuan menyesuaikan diri
setia dalam mengarahkan kedalam kehidupan yang sukses.
5. Setiap individu diberikan hak yang sama serta kesempatan
yang sama dalam mengembangkan pribadinya masing-
masing tanpa memandang perbedaan suku, bangsa, agama,
idiologi dan sebagainya (Arifin, 1997: 31-32).
Disamping itu Muhammad Hatta yang memberikan
prinsip layanan bimbingan agama yang meliputi:
29
1. Bimbingan konseling dilakukan secara sistematis dan
berhubungan dengan perkembangan individu
2. Bimbingan berorientasi kepada bentuk kerja sama, bukan
bentuk paksaan
3. Bimbingan konseling didasarkan pada penghargaan atas
harkat dan martabat dan nilai individu
4. Setiap individu harus diberi hak dan kesempatan yang sama
dalam mengembangkan pribadinya masing-masing tanpa
membedakan suku, bangsa dan lainnya
5. Dalam memberikan bantuan pembimbing mengusahakan agar
dapat berdiri sendiri dan semakin mampu mengatasi masalah
hidupnya.
6. Harus didasari bahwa setiap individu memiliki fitrah
beragama yang dapat berkembang dengan baik bila diberi
kesempatan dengan bimbingan yang baik (Hatta, 1995: 115).
Dari beberapa prinsip diatas diharapkan dapat membantu
seseorang konselor dalam melaksanakan tugasnya dan
membimbing konseling sehingga dapat selesai dengan sistematis
apa yang dilaksanakan.
2.3.1.2.Asas-asas bimbingan agama
1. Asas fitrah, artinya pada dasarnya manusia sejak lahir telah
dilengkapi dengan segenap potensi, sehingga diupayakan
pengembalian potensi dimaksud. Selain itu fitrah juga
30
manusia membawa naluri agama Islam yang meng-Esakan
Allah, sehingga bimbingan agama harus senantiasa mengajak
kembali manusia memahami dan menghayatinya.
2. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat, bimbingan agama
membentuk individu memahami dan memahami tujuan hidup
manusia yaitu mengabdi kepada Allah SWT. Dalam ranka
mencapai tujuan akhir sebagai manusia yaitu mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
3. Asas mau’idah hasanah, bimbingan agama dilakukan dengan
sebaik-baiknya dengan menggunakan segala sumber
pendukung secara efektif dan efisien, karena dengan hanya
penyampaian hikmah yang baik sajalah, maka hikmah itu
akan tertanam pada individu yang dibimbing (Wakaf, 1990:
406).
2.1.4.Fungsi dan Tujuan bimbingan agama
Sesuai dengan bimbingan agama da atas maka fungsi dan tujuan
bimbingan agama adalah:
2.1.4.1.Fungsi bimbingan agama
1. Dapat memberikan petunjuk arah yang benar, dalam hal ini
Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat Asyu’ara ayat 52
☺
Artinya: Dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Depag, 1989: 791).
31
Dari ayat di atas dapat diambil pengertian bahwa
dengan bimbingan agama, dapat memberikan bantuan kepada
masyarakat yaitu dengan memberikan pengertian,
pengetahuan dan nasehat kepada orang yang benar agar
masyarakat dapat melakukan perbuatan yang didasari dengan
ajaran agama.
2. Untuk pembinaan moral, mental, dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa (Depag, 1989: 447).
3. Untuk membantu meringankan beban moral/ kerohanian
yang mungkin jiwanya akibat dari kondisi dan situasi sekitar,
baik dengan kehidupan masa sekarang maupun masa datang
(Arifin, 1997: 18).
4. Sebagai, penolong, pembantu dan pengabdi kepada
masyarakat yang berada pada dalam kegelapan untuk ditarik
keluar dari kegelapan tersebut kedalam kehidupan yang
terang benderang (Arifin, 1997: 22).
5. Menjadi penunjang, pengarah (direktif) bagi pelaksanaan
program pemerintah dalam mencapai sukses pembangunan di
segala bidang, sehingga pelaksanaan menyimpang dapat
terhindari (Arifin. 1997: 22)
32
2.1.4.2.Tujuan Bimbingan Agama
Tujuan bimbingan agama menurut Arifin. M.E.D,
dibagi menjadi dua yaitu umum dan khusus. Tujuan umum
bimbingan agama adalah untuk membantu individu
mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (Arifin, 1997: 7).
Sedangkan tujuan khusus dari bimbingan agama antara
lain:
1. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah
2. Membantu individu dalam menyelesaikan masalah yang
sedang dihadapi
3. Membantu individu memelihara dan mengembangkan
situasi yang baik agar tetap baik dan menjadi lebih baik.
Sehingga tidak menjadi sumber masalah bagi dirinya
maupun orang lain (Arifin, 1997: 8).
2.1.4.3.Unsur-unsur bimbingan agama
Untuk melaksanakan bimbingan tentunya harus
mengerti unsur-unsurnya terlebih dahulu. Adapun unsur-unsur
tersebut meliputi
1. Konselor
Konselor adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan dalam menangani masalah, baik masalah itu
33
diakibatkan dari lingkungan (lahir) maupun dari dirinya
sendiri (batin).
Pengertian di atas dalam hl ini bukan berarti setiap
orang bisa menjadi konselor, sebab konselor di sini masih
ada syarat yang harus dipenuhi. Adapun syarat-syarat
tersebut antara lain (Musnawar, 1992: 42-43).
2. Kemampuan profesional.
Pembimbing sudah barang tentu harus orang yang
memiliki kemampuan keahlian atau kemampuan
profesional di bidang tertentu. Keahlian di bidang
bimbingan merupakan syarat mutlak, sebab apabila yang
bersangkutan tidak menguasai dibidangnya, maka
bimbingan tidak akan mencapai sasarannya, sesuai sabda
nabi:
)رواه البخلرى (.اذا وسل االمر الى غير اهللا فانتطر الساعة
Artinya: Apabila suatu perkara dipimpin (dipegang) oleh orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya. (HR Bukhori).
3. Sifat kepribadian yang baik (akhlaqul karimah).
Sifat kepribadian yang baik (akhlaqul karimah), dari
seorang pembimbing diperlukan untuk menunjang
keberhasilan bimbingan
34
4. Kemampuan kemasyarakatan (ukhuwah Islamiah)
Pembimbing harus memiliki kemampuan
melakukan hubungan kemanusiaan atau hubungan sosial,
ukhuwah Islamiyah yang tinggi. Kemampuan itu untuk
mengetahui keadaan orang di sekitarnya.
5. Ketaqwaan kepada tuhan (Allah)
Ketaqwaan merupakan syarat dari segala syarat
yang harus dipenuhi atau dimiliki seorang pembimbing,
sebab ketaqwaan merupakan sifat paling baik.
Dalam bimbingan agama diperlukan dengan pendekatan
atau metode yang sesuai dengan kondisi obyek bimbingan
tersebut. Hal ini menjadi penting karena bimbingan akan
menjadi sia-sia apabila dilakukan tidak sesuai dengan kondisi
yang ada pada diri klien.
Ada beberapa, metode yang digunakan dalam metode
bimbingan agama yang sasarannya adalah mereka yang berada
dalam kesulitan spiritual yang disebabkan oleh faktor-faktor
kejiwaan dan dalam dirinya sendiri dalam tekanan batin,
gangguan perasaan dan tidak mampu berkonsentrasi maupun
faktor lain yang berasal dari luar dirinya, seperti pengaruh
lingkungan hidup yang menggoncang perasaan (seperti
ditinggalkan orang yang dicintainya) dan penyebab lain,
banyak menimbulkan hambatan batin anak. Untuk
35
mengungkapkan segala sesuatu yang menjadi sebab munculnya
kesulitan mental, spiritual, atau sebab yang banyak
menimbulkan tekanan batin, maka dalam upaya mengadakan
bimbingan agama menurut pendapat Arifin. M.Ed, dapat
menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1) Metode Interview (wawancara)
Adalah suatu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan
yang dapat dijadikan pemetaan, dibimbing pada saat
tertentu yang memerlukan bantuan. Wawancara di sini
sebagai salah satu metode untuk memperoleh informasi
tentang sesuatu yang dihadapi klien serta dalam rangka
pendekatan personal agar lebih akrab dan lebih fair. Dalam
pelaksanaannya anak akan diberi pertanyaan-pertanyaan
yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.
2) Metode group girence (kelompok)
Dengan menggunakan kelompok pembimbing atau
penyuluh akan mengembangkan sikap sosial, sikap
memahami peranan anak bimbing dalam kelompok itu akan
mendapatkan pandangan baru tentang dirinya dari orang
lain. Dalam metode ini dapat timbul kemungkinan
diberikannya group therapy yang fokusnya berbeda dengan
individu konseling. Kelompok di sini tentunya untuk
memperindah dalam penyampaian materi, mengkoordinasi
36
dan untuk efisiensi waktu. Dalam pelaksanaannya, klien
akan di kelompok-kelompokkan sesuai berat ringannya
permasalahan.
3) Metode yang dipusatkan pada keadaan klien (client-
centered method)
Hal ini sering disebut non direktif (tidak
mengarahkan). Dalam metode ini dapat dasar pandangan
bahwa klien sebagai makhluk yang bulat yang mempunyai
kemampuan berkembang sendiri. Metode ini cocok
dipergunakan untuk konselir agama. Karena akan lebih
memahami keadaan. Klien yang biasa bersumber dari
perasaan yang banyak menimbulkan perasaan cemas,
konflik kejiwaan dan gangguan jiwa lainnya. Metode ini
banyak dalam pendekatan perorangan dan menyesuaikan
keadaan diri klien.
4) Directive counseling
Merupakan bentukan psikoterapi yang paling
sederhana, karena konselor secara langsung memberikan
jawaban-jawaban terhadap problem yang oleh klien
disadari menjadi sumber kecemasannya. Metode ini tidak
hanya digunakan oleh konselor melainkan juga oleh para
guru, dokter sosial walker dan sebagainya dalam rangka
usaha mencapai informasi tentang keadaan diri klien.
37
Pelaksanaan metode ini adalah dengan menggunakan
pertanyaan dan konselor langsung menanggung setiap
pelaksanaannya.
5) Metode pencerahan (executive metode)
Metode ini hampir sama dengan metode client
centered hanya perbedaannya hanya dalam mengorek
sumber perasaan yang dirasa menjadi beban tekanan batin
klien serta mengaktifkan kekuatan atau kejiwaan klien
(potensi dinamis). Dengan melalui pengertian tentang
realitas situasi yang dialami olehnya. Metode ini dikenal
oleh. Suwand Willner yang menggambarkan konseling
agama sebagai “training the loner”. Yakni konseling perlu
membelokkan sudut pandang klien yang dirasakan sebagai
problem hidupnya kepada sumber kekuatan konflik batin,
mencerahkan konflik tersebut seta memberikan “insight”
ke arah pengertian mengapa ia merasakan konflik batin
(Arifin, 1997: 52-55). dalam hal ini konselor memberikan
pandangan-pandangan baru tentang arti kehidupan yang
sebenarnya dan mengarahkan untuk melupakan
permasalahan yang dihadapi dengan memberikan perhatian
klien pada kewajiban yang harus dilakukan dalam
hidupnya.
38
2.1.4.4.Materi bimbingan agama
Dalam pelaksanaan bimbingan agama bertujuan untuk
memberikan bantuan seseorang yang sedang kesulitan lahir
dengan menggunakan pendekatan ajaran Islam. Kesulitan-
kesulitan tersebut diantaranya berupa kesulitan dalam
memahami mengamalkan ajaran Islam (Musnawar, 1992: 142-
143).
Dengan demikian materi bimbingan agama haruslah
disesuaikan dengan kebutuhan terbimbing yang tentu saja
didasarkan ajaran Islam itu sendiri.
1. Kesulitan dalam memahami ajaran agama Islam.
Kesulitan memahami ajaran-ajaran agama Islam
sama artinya dengan kesulitan memahami sumber-sumber
ajaran Islam, yakni Al-Qur'an dan sunnah rasul. Kedua
sumber tersebut sumber ajaran yang saling terkait hingga
yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi.
Sumber ajaran Islam adalah al-Qur'an. Al-Qur'an
bukanlah hasil renungan manusia, melainkan firman Allah
yang maha pandai dan maha bijaksana. Oleh sebab itu
setiap muslim berkeyakinan bahwa ajaran kebenaran
terkandung dalam kitabullah al-Qur'an yang tidak dapat
tertandingi oleh pikiran manusia.
39
Al-Qur'an itu tiada lain adalah peringatan bagi
seluruh manusia (bangsa). Al-Qur'an dalam bahasa arab
mempunyai daya tarik dan keindahan yang deduktif
didapatkan dalam bahasa yang singkat, cemerlang, kalimat
pendek, berisi, berirama seiring, bertenaga ekspresi,
berenergi eksplosif, dan bermakna kata demi kata (Syafi'i,
1994: 4). Oleh karena itu bimbingan agama Islam haruslah
memasukkan ajaran-ajaran yang ada di dalamnya.
Sebagai pedoman kedua sesudah al-Qur'an adalah
hadits Rasulullah SAW, yang meliputi perkataan dan
perbuatan beliau. Hadits nabi jaga dipandang juga sebagai
penjelasan dari al-Qur'an dalam masalah-masalah yang
dalam al-Qur'an tersirat pokoknya saja.
Sabda Rasulallah SAW.
امنا بعثت المتم مكارم االخالق
Artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak. (H.R Baihaqi).
Sesungguhnya kehadiran nabi muhammad SAW di
dunia adalah diutus oleh Allah SWT, untuk memperbaiki
dan menyempurnakan akhlak manusia.
Telah jelas bahwa al-Qur'an dan sunnah rasul adalah
pedoman yang menjadi asas orang muslim, maka teranglah
keduanya merupakan sumber moral dalam Islam. Firman
40
Allah dan sunnah Rasul-Nya adalah ajaran yang paling
mulia dari segala ajaran manapun hasil renungan dan
ciptaan manusia, sampai telah menjadi keyakinan bahwa
akal dan naluri manusia harus tunduk menghadapi dan
mengikuti petunjuk dan pengarahan nya. Dari pedoman
itulah maka akan dapat diambil berbagai pokok hal yang
berkaitan dengan upaya mengatasi segala masalah
kehidupan manusia termasuk di dalam kehidupan anak.
Di dalam al-Qur'an maupun hadits banyak
disebutkan aturan hidup dan kehidupan manusia, jika
manusia mau mengikuti maka tidak akan tersesat, dalam
arti akan memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di
akhirat yang menjadi tujuan ahlais Islam (Yusuf, 1996: 58).
2. Kesulitan dalam mengamalkan ajaran agama Islam.
Selain materi al-Qur'an dan al sunnah yang perlu
disampaikan dalam bimbingan agama adalah program
untuk mengatasi kesulitan mengamalkan ajaran Islam yang
meliputi keimanan (aqidah), keIslaman (syari’ah), dan budi
pekerti (akhlakul karimah).
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan satu bersatu
sebagai berikut:
41
a. Keimanan (aqidah).
Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai
perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi
dengan berpegang pada sunnah Rasulallah SAW (At-
Tamini, 1996: 24). Iman atau aqidah adalah suatu yang
diyakini secara bulat tidak diikuti keragu-raguan
sedikitpun. Keyakinan ini dapat menimbulkan sifat jiwa
yang tercermin dalam perkataan maupun perbuatan. Hal
ini bertumpu pad kepercayaan dan keyakinan yang
sungguh-sungguh akan ke esaan Allah.
Keimanan itu hendaknya ditanamkan sejak dini
kepada anak, supaya menjadi dasar untuk melaksanakan
ajaran agama. Iman pada hakekatnya adalah kombinasi
antara aqidah, fikiran dan ibadah yang mengarahkan
hati untuk mengerjakan kebaikan yang memberikan
kemaslahatan bagi individu maupun masyarakat.
Kepercayaan pokok dalam iman adalah kalimat
lailaha illallah. Artinya tiada tuhan selain Allah. Aqidah
haruslah menjadi kepercayaan mutlak dan bulat, artinya
keyakinan yang mutlak kepada Allah. Pokok aqidah
adalah Allah SWT. Sebab dengan percaya kepada itu
dengan sendirinya akan percaya pada malaikat nya,
rasul-rasulnya, kitab-kitabnya, hari kemudian dan
42
ketentuan takdir nya. Unsur-unsur iman tersebut
diistilahkan dengan arkanul iman (Razak, 1989: 122).
Pengakuan kepada keyakinan pokok ini
dipastikan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai
rukun Islam yang pertama. Syahadat merupakan
pengakuan dalam agama Islam kepada ke esaan dan
kerasulan nabi muhammad SAW. Kepercayaan kepada
SWT secara murni akan memperbaiki sikap muslim
pada kholiknya.
Sebagai mana firman nya:
☺
Artinya: Katakanlah (wahai muhammad) Dialah yang maha esa, adalah tuhan bergantung segala sesuatu kepadanya, Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (Depag, 1989: 188).
Penghambaan manusia kepada akan
membebaskan dirinya dari perbudakan lain selain
kepadanya. Dengan kebesaran , maka seorang mu’min
akan menghamba kepada semata, karena dengan
kesadaran menghamba kepada-Nya akan membentengi
dirinya agar tidak terjerumus ke lembah nista.
43
Dengan demikian aqidah yang ditanamkan sejak
kecil pada anak akan menjadi bagian dari umur
kepribadian. Sehingga dapat menjadi pengendali dalam
menghadapi segala keinginan dan dorongan yang
timbul, karena keyakinan terhadap agama telah menjadi
bagian dari kepribadiannya itu, akan mengatur sikap
dan tingkah lakunya. Seseorang secara otomatis sari
dalamnya akan melakukan sesuatu kebaikan semata-
mata hanya mencari ridha SWT dan tidak akan
melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui
orang lain, karena dia malu kepada (Daradjat, 1969:
57). Sehingga dia menjadi orang yang bertaqwa. Materi
ini disampaikan melalui ceramah dan pengajian kitab,
yang bertujuan untuk menanamkan keyakinan yang
kuat pada diri anak sehingga rasa taqwanya tumbuh
dalam jiwanya, dalam artian anak dengan sadar
melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan
nya.
b. Keislaman (syari’ah)
Syariat merupakan hukum yang telah ditetapkan
oleh SWT. Bagi hambanya agar mereka mengimani,
mengamalkan, dan berbuat baik dalam hidupnya.
44
Sebagaimana firman dalam surat Al-jatsiyah ayat :18
yang berbunyi.
☺
Artinya: Kemudian kami jadikan kamu yang berada diatas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikuti syariat itu janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui (Depag, 1989: 817).
Jadi menurut penulis syariat merupakan aturan-
aturan yang telah ditetapkan oleh SWT. Baik berupa
ibadah khusus maupun umum, yang bermanfaat untuk
manusia secara individual maupun sosial baik untuk
dunia maupun akhirat.
Menurut syariat ibadah amal mengerjakan setiap
perkara yang disyariatkan oleh dan mengikuti apa
yang diserukan oleh rasulnya, meliputi segala perintah
dan larangannya, yang dihalalkan dan diharamkan
inilah perkara yang mendekati unsur taat dan tunduk
kepada (Qardawi, 1991: 36).
45
Apabila diperhatikan dari definisi diatas maka
dalam beribadah tergantung kepada pokok-pokok :
1) Adanya suatu perbuatan.
2) Dilakukan oleh orang muslim.
3) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada
SWT.
4) Wujud dari iman seseorang.
Pokok-pokok ibadah yang diwajibkan ialah
sholat lima waktu, zakat, puasa di bulan Ramadhan, haji
dan disusul dengan ibadah bersuci (thaharah) yang
merupakan kewajiban yang menyertai pokok ibadah itu
(Razak, 1989: 177).
Sholat
Sholat mengisyaratkan bahwa di dalamnya
terkandung adanya hubungan antara hamba dengan
khaliknya. Dalam sholat manusia terdiri dengan
khusuk’ dan tunduk kepada, pecinta seluruh alam
semesta ini. Dengan tubuhnya yang kecil manusia
berdiri dihadapan akan memberikannya suatu tenaga
rohani yang menimbulkan dalam diri perasaan yang
tenang, jiwa yang damai dan kalbu yang tentram. Sebab
sholat yang dilakukan dengan penuh kekhusukan akan
mengantarkan dirinya kepada kenikmatan kerohanian
47
Puasa
Puasa adalah suatu unsur agama Islam yang
suci. Setiap orang yang sudah baligh wajib berpuasa
selama bulan Ramadhan, yakni menahan diri demi
mematuhi perintah dari segala sesuatu yang akan
membatalkan puasa sejak adzan subuh (imsak) hingga
magrib (Thabathaha'i, 1992: 219).
Maka perintah menjalankan puasa tiada lain
merupkan latihan pengendalian diri agar memiliki jiwa
yang sehat serta meningkatkan ketaqwaan kepada
SWT. Agar terhindar dari melakukan perbuatan yang
sia-sia dan melanggar etika, moral maupun hukum
(Hawari, tt: 252).
Zakat
Zakat yang diwajibkan atas kaum muslimin
dengan mengeluarkan sejumlah tertentu dari hartanya
tiap tahun untuk dinafkahkan pada kaum fakir dan
miskin. Tidak lain merupakan latihan bagi seorang
muslim untuk peduli terhadap sesamanya. Sekaligus
wujud partisipasi dengan kaum miskin. Lebih dari itu
dengan mengeluarkan zakat akan memberikan pelajaran
bagi kaum muslim untuk mencintai orang lain, jauh dari
48
sifat egois, serta sift kekikiran dan ketamakan (Najati,
1999: 318).
Haji
Ibadah haji merupakan hukum Islam yang
kelima. Ibadah haji di isyaratkan bagi mereka yang
mampu baik harta maupun psikis. Haji juga mempunyai
berbagai manfaat psikis yang besar. Hal ini di sebabkan
keuntungan seorang muslim ke masjid Rasul SAW di
makkah Al-makromah dan masjid rasul di madinah Al-
Munawaroh. Tempat turunnya wahyu dan berbagai
tempat medan pertempuran Islam, dimana melawan
kebatilan. Akan membekali dirinya suatu ketenangan
rohaniah yang dapat menghancurkan segala bentuk
problematika kehidupan dan memberikannya perasan
damai, tentram dan bahagia (Najati, 1999: 319).
Thaharoh
Islam membantu dan bahkan ada saatnya
mewajibkan untuk melakukan bersuci. Bersuci itu
adalah termasuk ibadah pokok yang diwajibkan
sebagaimana halnya ibadah-ibadah pokok yang lain.
Maksud bersuci ialah membersihkan diri dari segala
najis dan kotoran sehingga seorang muslim
diperbolehkan untuk melakukan ibadah terutama shalat.
49
Hal ini adalah suatu upaya menyadarkan tentang cara
hidup yang benar dan membatasi setiap langkah dan
perbuatannya.
c. Masalah budi pekerti (akhlakul karimah)
Masalah budi-pekerti sama artinya dengan etika,
secara etimologi (asal kata), etika berasal dari bahasa
latin “ethicus” dan dalam bahasa yunani disebut
“ethicos” atau “ethus” yang berarti ke perasaan.
Manusia mempunyai naluri untuk selalu hidup
dengan orang lain, dan dalam hidup bersama itu akan
menimbulkan reaksi hubungan timbal-balik yang saling
mempengaruhi.
Antara manusia satu dengan yang lainnya saling
membutuhkan, tanpa memandang status dan
kedudukan. Interaksi antara yang satu dengan yang lain.
Itu dapat dimenistrasikan dalam bentuk tolong-
menolong, saling mengasihi, saling menghormati dan
lain sebagainya.
Akhlaq dalam kehidupan manusia menempati
yang penting, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Kejayaan seseorang atau
masyarakat dan bangsa disebabkan akhlaq yang baik
pula dan jatuhnya nasib seseorang, masyarakat dan
50
bangsa adalah karena kehilangan akhlaq yang baik atau
jatuh akhlaknya.
Akhlaq dalam hal ini untuk memberikan
pengetahuan dan berinteraksi dan tata cara
berkomunikasi yang baik dalam lingkungan
masyarakatnya.
2.2.Tinjauan Tentang Perkembangan Emosi Anak
2.2.1.Pengertian Perkembangan
1. Menurut Muhamad
Perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat
progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan karakteristik
psikis yang baru (Ali, 2005: 11).
2. Menurut Monks
Perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang
lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat di ulang kembali,
perkembangan menunjuk kepada perubahan yang bersifat tetap dan
tidak dapat di putar kembali (Monks, 1998: 1)
3. Menurut Desmita
Perkembangan adalah perubahan yang berkesinambungan
dan progresif dalam morganisme dari lahir sampai mati (Desmita,
2005: 1)
51
4. Menurut Syamsu
Perkembangan dapat di artikan sebagai “perubahan” progresif
dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai
lahir sampai mati
5. Menurut Reni Akbar
Perkembangan menunjuk pada keseluruhan proses perubahan
dari potensi yang di miliki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah
perkembangan juga tercakup konsep usia yang diawali dari saat
pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Kesimpulan dari beberapa definisi diatas bahwa perkembangan
tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar,
melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang
berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi
jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu ke tahap kematangan
melalui pertumbuhan, pematangan dan belajar.
2.2.2. Pengertian Emosi
1. Menurut Caplin
Emosi adalah reaksi kompleks yang mengkaitkan satu tingkat
tinggi kegiatan dan perubahan-perubahan secara mendalam, serta
dibarengi perasaan yang kuat, atau disertai keadaan afektif.
52
2. Menurut Robinson
Emosi sebagai perasaan atau afeksi yang melibatkan
kombinasi antara gejolak fisiologis (seperti denyut jantung yang
cepat) dan perilaku yang tampak (seperti senyuman / ringisan)
3. Menurut Sundari
Emosi merupakan bagian dari perasaan dalam arti luas emosi
tampak karena rasa yang bergejolak sehingga yang bersangkutan
mengalami perubahan. (Sundari, 2005: 33)
4. Menurut Daniel Goleman
Emosi sebagai setiap keadaan kegiatan / pergolakan pikiran,
perasaan nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap
(Ali, 2005: 63)
5. Menurut Sarlito Wirawan
Emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang
disertai karena afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun
pada tingkat yang luas (mendalam) (Yusuf, 2000: 115).
Jadi emosi adalah setiap pergolakan pikiran, perasaan dan nafsu
atau setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap.
2.2.3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
1. Faktor Pematangan
Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan untuk
memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti,
memperhatikan satu rangsangan dalam jangka waktu yang lebih
53
lama, dan memutuskan ketegangan emosi pada satu obyek.
Demikian pula, kemampuan mengingat dan menduga mempengaruhi
reaksi emosional. Dengan demikian, anak menjadi aktif terhadap
rangsangan yang tadinya tak mempengaruhi mereka pada usia lebih
muda
2. Peran belajar
Perkembangan anak harus siap untuk belajar sebelum tiba
saatnya masa belajar. Sebagai contoh, bagi yang baru lahir tidak
mampu mengekspresikan kemarahan kecuali dengan menangis.
Dengan adanya pematangan sistem syaraf dan otak, anak-anak
mengembangkan potensi untuk berbagai macam reaksi potensial
mana yang akan mereka gunakan untuk menyatakan kemarahan.
Faktor pematangan dan faktor belajar keduanya
mempengaruhi perkembangan emosi. Tetapi faktor-faktor belajar
lebih penting, karena belajar merupakan faktor yang lebih dapat
dikendalikan. (Elizabeth, 1978: 213)
2.2.4. Macam-macam Perkembangan Emosi Anak
1. Sedih
Sedih adalah keadaan disebabkan rasa kehilangan atau
kekosongan terhadap situasi atau hal-hal yang di hadapi orang,
biasanya dibarengi ekspresi menarik diri atau mengurung diri dalam
kamar, konsentrasi kurang hingga menjadi lamban sehingga tidak
berdaya.
54
2. Bahagia
Bahagia merupakan rasa positif[ terhadap sesuatu situasi atau
obyek yang dihadapi. Apa yang di hadapi dapat menimbulkan
semangat, gairah, menambah keberhasilan, memberi ketenteraman
atau ketenangan.
3. Takut
Takut terjadi karena yang bersangkutan merasa lebih lemah,
tidak berani melawan terhadap sesuatu secara kongkrit mengancam.
Misalnya menghadapi banjir, binatang buas.
4. Marah
Marah merupakan reaksi terhadap sesuatu hambatan yang
menyebabkan gagalnya suatu usaha atau perbuatan. Biasanya
bersamaan dengan berbagai ekspresi perilaku.
5. Cemburu
cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih
sayang yang nyata, dibayangkan, atau ancaman kehilangan kasih
sayang. Rasa cemburu timbul dari kemarahan yang menimbulkan
sikap jengkel yang ditunjukan kepada orang lain.
6. Duka cita
duka cita adalah trauma psikis, suatu kesengsaraan emosional yang
disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang dicintai.
55
7. Kasih sayang
Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang,
binatang, atau benda. Anak-anak cendrung paling suka kepada anak-
anak ang bersikap ramah-ramah.
2.2.5.Pengertian Anak
Adapun yang dimaksud anak dalam penelitian ini adalah semua
orang yang berusia di bawah 18 tahun (Tunggal, 2003: 9). Menurut
monks (1985: 91) anak umur 9-18 tahun merupakan masa perkembangan
dan masa peralihan atau masa persiapan menuju kedewasaan, dalam
perkembangan yang di lewati anak, diperlukan bimbingan terhadap
perkembangan emosi anak karena tentunya banyak sekali pengaruh-
pengaruh negatif yang diserap dan tidak terkontrol oleh anak.
Emosi dominan menimbulkan pengaruh yang kuat terhadap
perilaku seseorang, anak tidak lahir dengan dominasi emosi yang
menyenangkan atau emosi yang tidak menyenangkan akan tetapi, emosi
mempunyai kekuatan dominan dalam kehidupan terutama bergantung
pada lingkungan tempat mereka tumbuh, hubungan mereka dengan
orang-orang yang berarti bagi kehidupan mereka dan bimbingan yang
mereka terima dalam mengendalikan emosi.
Kondisi yang mempengaruhi emosi dominan
- Kondisi kesehatan: Kesehatan yang baik mendorong emosi yang
menyenangkan
56
- Suasana rumah: Jika anak-anak tumbuh dalam lingkungan rumah
yang berisi kebahagiaan tidak dengan pertengkaran maka anak akan
menjadi bahagia
- Cara mendidik anak: Yang bersifat demokratis dan permisif akan
menimbulkan suasana rumah yang lebih santai (relax)
- Hubungan dengan teman sebaya: Jika anak diterima dengan baik
oleh sekelompok teman sebaya maka emosi yang menyenangkan
akan menjadi dominan
- Bimbingan: Bimbingan dengan titik berat penanaman pengertian
bahwa mengalami frustasi diperlukan sekali-kali dapat mencegah
kemarahan dan kebencian menjadi emosi yang dominan (Elisabet,
1978: 232).
56
BAB III
METODE PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PANTI ASUHAN
YATIM "MUHAMMADIYAH"KEC. WELERI KAB. KENDAL
3.1. Gambaran Umum Panti Asuhan Yatim (PAY) "Muhammadiyah"
3.1.1. Letak Geografis Panti Asuhan
Panti Asuhan Yatim "Muhammadiyah" berada tidak jauh dari
kota, tepatnya berada di Jl Utama Tengah 221 telp (0294) 644229
Weleri Kendal kode pos 51355 (dokumen : Muhammadiyah).
Sehingga keadaan dan suasananya tampak tenang, Oleh karena itu
tempat tersebut tepat sekali untuk suasana pengasuhan dan
pemeliharaan bagi anak yatim dan anak terlantar.
3.1.2. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Yatim (PAY)
"Muhammadiyah" Kec. Weleri Kab. Kendal.
Panti Asuhan Yatim "Muhammadiyah" di Kec Weleri Kab
Kendal. Berdiri pada tanggal 13 Pebruari 1987 pendirinya bapak H.
Muh Margono mempunyai gagasan bahwa di Weleri Kendal, belum
ada salah satu organisasi yang menampung anak yatim atau piatu
dalam arti yatim untuk menjadikan basis anak mempunyai pendidikan
formal maupun non formal, maka dari itu bapak H. Muh Margono
bertekat untuk membentuk suatu pengurus dari yayasan
Muhammadiyah Weleri, mendirikan yayasan panti asuhan yatim
Muhammadiyah Weleri, dari bapak H Muh Margono sehingga tidak
57
ada namanya, hanya PAY Muhammadiyah diambil dari orang-orang
muhammadiyah dengan awal memberikan beasiswa kepada anak yang
kurang mampu dan yatim dan batuan makanan, dan memberikan SPP.
Pertama kali berdiri belum mempunyai tempat sehingga masih
bertempat dirumahnya sendiri-sendiri dengan diberi santunan berupa
makanan dan SPP. Dan selanjutnya pengurus membuat edaran untuk
mencari donatur dan disahkan oleh cabang, sehingga anak dikelola
oleh pengurus PAY.
Adapun susunan pengurus Panti Asuhan Yatim (PAY)
Muhammadiyah Kec. Weleri Kab. Kendal.
1. Pembina : PEMDA Kendal
PDM Kendal
PCM Weleri
2. Penasehat : H. Muslim Rahmadi
H. Su'ud Nasroh
3. Ketua MC. Romadhon
Wakil ketua 1 H. Sulaimi
Wakil ketua II H. Akbarudin, BA
Wakil ketua III Zaenuri
4. Sekertaris Murgiyanto
Wakil sekretaris Suswanto
5. Bendahara Drs. Mahmudi
Wakil Bendahara H. Karsidi
58
6. Seksi Bidang Pendidikan Drs. Suyadi
Drs. Mustofa
Mudhori BA
7. Seksi Bidang Sarana prasarana H. Ngatiyo
Dian awaludin,S.Pd,T
8. Seksi bidang hubungan masyarakat Dr. Atha'illah
H. Suparti Ghofaris
Abdul Hamid
9. Seksi bidang logistik dan kerumah tanggaan H. Hanifah
H. Nur Aini
Rodiyah
10. Pengasuh
-PAY Putra Mustaqim
-PAY Putri Drs. Mustofa
3.1.3. Asas dan Tujuan Berdirinya Panti Asuhan
Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah ini oleh bapak Muh
Margono dengan mengajak bapak Ngatiyo mempunyai niatan mengasuh
anak yatim dan fakir miskin yang terlantar dan menyikapi al-Qur'an,
surat al-Maun ayat 1-7, agar anak yatim ini dipelihara secara baik. (Bpk
Ngatiyo 9 -2-2007).
Berdasarkan ketentuan diatas bahwa anak diasuh pertama kali
oleh orang tuanya dan orang tuanya disini menjadi penanggung jawab
yang paling utama terhadap anak. Akan tetapi apabila orang tua anak
59
sudah meninggal, tidak diketahui rimbanya atau nyata-nyata tidak
mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai orang tua, yaitu
mendidik dan memberinya nafkah lahir dan batin, maka panti asuhan
dapat menggantikan, mengembangkan petenis anak baik fisik, mental
dan sosial sehingga anak dapat ikut serta aktif dalam setip proses
pembangunan dan juga sekaligus mengembangkan dan memanfaatkan
sumber daya manusia selagi dalam usia muda, oleh sebab itu mereka
harus bisa mendapatkan kesempatan dan keikutsertaan dalam
pembangunan sesuai dengan bakat dan minat dari anak asuh tersebut,
mengasuh anak yatim dan anak-anak terlantar dalam panti asuhan
merupakan salah satu perwujudan dalam melaksanakan ajaran Islam,
sebab dengan membiarkan anak yatim dan anak terlantar adalah
termasuk orang yang mendustakan agama dan merupakan orang yang
sangat rugi.
Adapun tujuan didirikannya panti asuhan ini adalah memberikan
pelayanan berdasarkan pada profesi pekerjaan sosial kepada anak yatim
dan anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka
kearah perkembangan pribadi yang wajar serta berkemampuan
keterampilan kerja, sehingga mereka dapat menjadi anggota masyarakat
yang hidup layak dan penuh tanggung jawab baik terhadap dirinya
sendiri keluarga maupun masyarakat (dokumen Panti Asuhan Yatim
Muhammadiyah).
60
3.1.4. Persyaratan Penerimaan Anak Asuh.
Panti Asuhan Yatim (PAY) Muhammadiyah merupakan salah
satu panti asuhan yang memberikan pelayanan sosial terhadap anak-
anak yatim, anak yatim piatu, anak miskin dan anak terlantar untuk di
asuh dan dipelihara, dan dibimbing sehingga bisa mandiri, anak-anak
yang diasuh di panti ini rata-rata dari luar daerah Weleri seperti
Brangsong, Pageruyung Rowosari, Gemuh, Patean, dan Dare Lauar
Kabupaten Kendal juga ada seperti Batang, Subah, Gringsing,
Wonotunggal, Limpung, dan sekitarnya. Seperti panti asuhan lainnya,
dalam penerimaan anak asuh diperlukan persyaratan tertentu, anatara
lain yang tersebut dibawah ini
a. Anak yatim /piatu atau yatim piatu anak terlantar dan anak yang
masih mempunyai orang tua tetapi tidak mampu.
b. Umur 6-18 tahun.
c. Surat keterangan pamong praja, yang menyatakan betul-betul anak
itu terlantar.
d. Surat keterangan kelahiran.
e. Surat keterangan dokter
f. Surat penyerahan dari orang tua atau organisasi pengirim.
g. Surat perjanjian tentang kesedihan orang tua atau wali untuk
menerima kembali apabila pelayanan anak asuh di anggap selesai
(bagi anak asuh yang masih mempunyai orang tua atau wali).
61
h. Surat keterangan sekolah apabila masih atau sudah sekolah
(dokumen panti asuhan yatim muhammadiyah).
3.1.5. Tata Tertib Anak Asuh PAY Muhammadiyah Weleri Kab Kendal
1. Semua anak asuh wajib melaksanakan sholat 5 waktu, berjamaah
tepat waktu.
2. Semua anak asuh wajib membaca dan mempelajari al-qur'an
setelah sholat maghrib, subuh , dan waktu-waktu lainnya
3. Semua anak asuh wajib berangkat sekolah pada pukul 06.45 sesuai
sekolah masing-masing
4. Bagi anak asuh yang berhalangan masuk sekolah (karena sakit dan
keperluan mendadak) harus memberitahukan atau izin kepada
sekolah dengan sepengetahuan pengasuh atau pimpinan panti.
5. Semua anak asuh wajib melaksanakan tugas piket dan kebersihan
sesuai jadwal.
6. Bagi anak asuh yang tidak bias mengikuti kegiatan belajar atau
pengajian di asrama wajib memberitahukan atau izin kepada
pengasuh atau pimpinan panti
7. Semua anak asuh dilarang merokok, berkelahi sesama anak asuh
serta melakukan perbuatan tercela lainnya.
8. Semua anak asuh di larang keluar pada malam hari melebihi pukul
21.00 WIB, tanpa izin pengurus atau pimpinan panti
9. Setiap anak asuh wajib mengatur rambut, pakaian, tempat tidurnya
dengan rapi.
62
10. Setiap anak asuh wajib menghormati orang tua, pengasuh,
pimpinan panti serta berbuat sopan kepada siapapun
11. Setiap anak asuh wajib menjaga nama baik panti, di lingkungan
panti maupun lingkungan masyarakat.
12. Setiap anak asuh wajib mengikuti semua kegiatan belajar atau
pengajian sesuai jadwal yang di tentukan.
13. Setiap anak asuh terlalu sering pulang ke kampung halaman tanpa
keperluan yang sangat penting dan harus minta izin kepada
pengasuh.
14. Semua anak asuh dilarang mengajak teman atau kerabat untuk
menginap di asrama panti tanpa izin atau sepengetahuan pengasuh.
15. Setiap anak asuh dilarang berhubungan secara akrab atau
berlebihan dengan lawan jenis yang bukan muhrim nya di
lingkungan panti maupun di lingkungan sekolah, sehingga dapat
melakukan perbuatan yang melanggar hukum-hukum agama.
16. Semua anak asuh berkewajiban membantu menciptakan kondisi
keamanan di lingkungan asrama panti
3.1.6. Sanki-sanki
1. Peringatan secara langsung kepada anak asuh.
2. Peringatan secara tertulis kepada anak asuh dengan tembusan
kepada orang tua atau wali.
3. Diskors untuk jangka waktu yang telah ditentukan.
63
4. Dikeluarkan dari panti asuhan atau kepada orang tua atau orang tua
atau wali dimana anak asuh berasal.
DAFTAR ANAK ASUH
PAY MUHAMMADIYAH WELERI
TAHUN 2007/2008
NO Nama Tahun Masuk Sekolah Alamat
1 Bari Abdul Ghofur 1998 IAIN Kendal
2 Tukidin 2003 UMS Kendal
3 Sodikin 2003 SMK M 03 Weleri Batang
4 Nur Rokhim 2003 MA M Weleri Kendal
5 Teguh Wibowo 2005 MA M Weleri Kendal
6 Boyari 2003 MA M Weleri Batang
7 Ahmad Zaenuri 2004 MA M Weleri Kendal
8 Cahyono 2004 SMK M 03 Weleri Kendal
9 Indra Kristanto 2004 MA M Weleri Kendal
10 Giyono 2004 SMK M 03 Weleri Kendal
11 Soleh Santoso 2004 SMK M 03 Weleri Kendal
12 Muslimin 2004 MA M Weleri Kendal
13 Imam Fahrurozi 2005 MA M Weleri Kendal
14 Yani Kristiyanto 2005 MTS M 01Weleri Kendal
15 M. Khisosul K 2005 MTS M 01Weleri Kendal
16 Rahman Satriya P 2005 MTS M 01Weleri Kendal
17 Agus Setiadi 2005 MTS M 01Weleri Kendal
18 Chanif Maulana 2005 MTS M 01Weleri Kendal
19 Farida 2005 MTS M 01Weleri Batang
20 Suwito 2005 MTS M 01Weleri Kendal
21 Mujahadin 2006 MA M Weleri Batang
22 Ahmad Fauzi 2006 MA M Weleri Batang
64
23 Rinanto 2006 MA M Weleri Batang
24 Dwi Haryanti 2006 SMU N 01 Weleri Kendal
25 Anjar Prasetia 2006 MTS M 01Weleri Kendal
26 Mighfar 2006 MTS M 01Weleri Kendal
27 Arif Mahfudin 2006 MTS M 01Weleri Kendal
28 Ach Shodiq A 2006 MTS M 01Weleri Batang
29 Aris Setiawan 2007 MTS M 01Weleri Batang
30 Susanto 2007 MTS M 01Weleri Kendal
31 Riszki Santoso 2007 MA M Weleri Batang
32 Dadang Prastiyo 2007 MA M Weleri Batang
33 Sholikin 2007 MA M Weleri Batang
34 Muhammad Yusron 2007 SMK 01 Weleri Kendal
35 Abdul Muis 2007 MTS M 01Weleri Batang
36 Awang Darwindho 2007 MA M Weleri Batang
37 Rahmawati 2005 MTS M 01Weleri Kendal
38 Siti Komariyah 2005 MTS M 01Weleri Kendal
39 Sri Susanti 2006 MA M Weleri Batang
40 Masruroh 2006 MA M Weleri Batang
41 Meli Widiyawati 2006 MTS M 01Weleri Kendal
42 Eli Ernawati 2006 MA M Weleri Kendal
43 Istiqomah Yuliah 2006 MTS M 01Weleri Kendal
44 Sri Hastutik 2007 MTS M 01Weleri Kendal
45 Ninik Listiyani 2007 MTS M 01Weleri Kendal
46 Finka Selviana 2007 MA M Weleri Kendal
47 Lestari Handayani 2007 MA M Weleri Kendal
48 Nur Wahid 2007 MA M Weleri Batang
49 Suci Hersya Yuana 2007 MA M Weleri Kendal
50 Nikmatus Sholihah 2007 MA M Weleri Kendal
65
3.1.7. Fasilitas Panti Asuhan
Yang dimaksud fasilitas disini adalah segala bentuk sarana
yang pengadaannya di tunjukkan untuk menunjang kebersihan, sistem
pelayanan di panti asuhan ini.
Adapun sarana dan prasarana yang ada adalah sebagai berikut:
A. Fasilitas gedung yang terdiri dari
1. 1 Ruang Kantor
2. 1 Ruang tamu
3. 1 Ruang koperasi
4. 1 mushola + ruang belajar
5. 5 kamaar madi dan WC
6. 1 Ruang dapur
7. Tempat jemuran
8. 1 ruang makan
B. Fasilitas perlengkapan kantor
1. 2 Set meja kursi
2. 4 lemari brankas
3. 1 pesawat telepon
4. 1 mesin ketik
5. 1 set komputer
6. 2 kipas angin
7. 1 timbangan berat badan
Sarana Olah Raga
66
1. Lapangan volly
2. Lapangan tenis meja
C. Alat-Alat Keterampilan
1. 5 buah mesin jahit
2. Set komputer
3. Seperangkat alat tata boga
4. Seperangkat rias
5. Alat sablon
D. Sarana penerangan
1. 1 televisi berwarna
2. 1 tape recorder
3. Langganan koran tiap hari
3.2. Proses Pelaksanaan Bimbingan Agama Di Pay Muhammadiyah
Sebagaimana dalam bimbingan penyuluhan agama di PAY
muhammadiyah bahwa anak asuh panti asuhan memiliki berbagai macam
perasaan, seperti gelisah, merasa kesepian, minder, putus asa, dan perasaan
lain menurut kadar anak asuh oleh karena itu perlu sekali anak asuh yang
menjadi penghuni panti asuhan mendapatkan santunan dan pelayanan yang
menyangkut kebutuhan rohani (wawancara dengan bapak Mustaqim10-12-
2007).
3.2.1. Metode Bimbingan
Berhasil tidaknya bimbingan pada klien tidak hanya bergantung
dari macam-macam metode dan efesiennya, akan tetapi tergantung pula
67
pada orang yang melakukan metode itu (the man behind the gun) orang
yang di belakang senjata maksudnya selain orang yang melaksanakan
itu ditentukan pula oleh peranan cara memilih dan menentukan macam
metode yang akan dicapai, semuanya itu harus di hadapi secara
pedagogis (bersifat mendidik). harus melihat fenomenologis dan tidak
secara reseptif (sikap mudah menerima). perlu disadari pula bahwa
metode dimanapun selalu berubah mengikuti perubahan dan
perkembangan zaman dan haruslah diinsafi bahwa metode yang tidak
tepat penggunaannya, akan membuahkan hal yang percuma dan
menambah jauhnya objek yang dibimbing.
Adapun metode yang diterapkan oleh pengasuh panti asuhan
dalam melakukan bimbingan penyuluhan agama pada anak asuh di panti
asuhan yatim Muhammadiyah dikelompokkan menjadi: 1. metode
komunikasi langsung atau metode individual, 2. metode tidak langsung,
dan 3. metode kelompok (ceramah). Hal ini sebagaimana wawancara
dengan bapak Mustaqim (10-12-2007).
1. Metode komunikasi langsung.
Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung
secara individual. Metode langsung dilakukan dengan
mempergunakan tehnik percakapan pribadi, yakni pembimbing
melakukan dialog langsung dengan anak asuh. Metode ini diberikan
kepada semua anak asuh, dengan mengunakan metode ceramah
setelah shalat subuh, pidato setelah shalat maghrib dan semua anak
68
panti mengikuti kegiatan tersebut, Agar sasaran metode pelaksaan
bimbingan agama bisa terlaksana dan bisa di terapkan di PAY
pelaksaannya setelah maghrib tempatnya di aula yang dilaksanakan
oleh pembimbing. Tujuan Pembimbing memberikan metode
komukasi langsung agar pembimbing mengetahui seberapa jauh
tingkat pemahaman anak asuh terhadap penyampaian pembimbing
terhadap metode pelaksaan bimbingan agama. Adapun bimbingan
agama dengan metode individual meliputi :
a. Pembimbing memberikan bimbingan agama setiap pagi sore
b. Pembimbing memberikan bimbingan agama pada anak asuh
untuk membaca dan memahami ayat-ayat al-qur'an.
c. Pembimbing memberikan bimbingan agama pada anak asuh
untuk melakukan sholat 5 waktu sesuai keadaan anak asuh.
d. Pembimbing memberikan bimbingan agama dalam melakukan
perbuatan yang baik sesuai tuntunan agama Islam.
Metode ini memiliki tingkat efektif yang baik, karena dengan
menggunakan metode ini anak asuh di ajak berkomunikasi langsung
dibimbing, dan dengan metode ini pula anak asuh merasa
diperhatikan.
2. Metode komunikasi tidak langsung
Bimbingan dalam hal ini memberikan keteladanan yang baik
serta melakukan kegiatan yang bisa menumbuhkan sikap pada anak
asuh dan memberikan bimbingan. Dalam hal ini panti asuhan
69
memberikan buku panduan bagi anak asuh yang berupa kitab suci al
Qur’an beserta terjemahannya yang harus dilaksanakan setelah shalat
subuh, menghafalkan kitab arbain nawawi setelah shalat ashar
menguraikan perilaku dan peribadatan. pembimbing memberikan
metode ini agar anak bimbing atau anak asuh, lebih mengetahui isi
dan dapat difahami dari buku tersebut. Seperti contoh ahlak
bagaimana caranya berbuat baik pada kedua orang tua, dan lebih
menghargai teman-temannya, dan. bisa diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari yang nanti akan bermanfaat bagi anak asuh dikemudian
hari.
Dalam proses bimbingan agama dengan metode tidak
langsung dipakai juga oleh para pembimbing terhadap anak asuh
yang dilakukan dengan menggunakan media cetak, yaitu :
1) Menyelenggarakan perpustakaan. Yang terdiri dari bermacam-
macam buku seperti aqidah ahklak, fiqih dll.
2) Membuat selebaran atau bacaan ringan.
3) Tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang bernafaskan Islam,
seperti kaligrafi di atas dinding dalam ruangan kelas, kantor dan
lain-lain.
3. Metode kelompok
Bimbingan dalam hal ini memberikan bimbingan dengan
ceramah dan pengajian kepada semua anak asuh secara kelompok
yang dilakukan setiap hari jum’at sehabis ashar, hari sabtu malam
70
setelah sholat berjamaah maghrib di panti asuhan. Minggu pagi di
Kawedanan semua anak panti asuhan mengikuti pengajian beserta
masyarakat Muhammadiyah Weleri Kendal Metode yang digunakan
dalam pengajaran membaca Al-Qur’an Di PAY weleri kendal adalah
menggunakan metode Qiro’ati, yang mana metode tersebut dibagi
menjadi dua yaitu:
a. Metode klasik dengan individual yaitu strategi mengajar dengan
cara sebagian waktu digunakan mengajar secara klasik dan
waktu selebihnya.
b. Metode klasikal baca simak yaitu mengajar cara klasikal yang
kemudian dilanjutkan mengajar individu tetapi disimak oleh
ustad secara bersama lainnya.
Sebelum pembimbing menyampaikan nasehat-nasehat
Islami, pembimbing biasanya menanyakan tentang keadaan anak
apakah dalam keadaan baik atau kurang baik dan juga menanyakan
materi yang telah diberikan di hari yang lalu Hal ini dilakukan untuk
menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Anak asuh. Di samping
itu untuk mengambil simpati anak-anak, sehingga akan menaruh
kepercayaan penuh pada pembimbing yang bersangkutan.
Tahap kedua, selanjutnya pembimbing menciptakan
hubungan yang lebih erat dengan anak asuh sehingga kedekatan anak
tidak merasa canggung dan mau mengutarakan persoalan persoalan
yang dihadapi anak asuh.
71
Tahap ketiga, pembimbing mendengarkan dengan seksama
keluhan-keluhan maupun persoalan-persoalan yang menyangkut
pribadi anak. Bila anak dirasa tidak mampu untuk diajak berdialog,
maka pembimbing hanya mendengarkan dan hanya sedikit memberi
nasehat. Tetapi bila anak yang perkembangan emosinya dirasa
mampu untuk diajak dialog, maka pembimbing mengajak anak
tersebut berdialog lebih dalam dengan memberikan nasehat-nasehat
keagamaan. Setelah bimbingan agama dirasa cukup, maka
pembimbing berpesan untuk melaksanakan apa-apa yang telah
disampaikan oleh pembimbing. Pada pertemuan bimbingan
berikutnya, pembimbing mencoba menanyakan kembali
perkembangan kesehatannya dan menekankan kepada anak asuh
tentang pentingnya melaksanakan ajaran agamanya.
Proses bimbingan agama ini berlangsung secara kontinu dan
sesuai dengan kondisi dan pengalaman hidup anak asuh yang
mengalami perkembangan emosinya kurang stabil, hingga anak
tersebut dapat bimbingan dengan baik oleh pihak pengasuh atau
pembimbing
3.2.2. Materi Bimbingan Agama
3.2.2.1. Materi Aqidah
Materi aqidah disamakan dengan materi imaniah yaitu
materi pembinaan mental dalam bentuk pengembangan
kepribadian dengan jalan menumbuhkembangkan kepribadian
72
mukmin, caranya adalah dengan jalan memberikan bimbingan
kelompok (ceramah) dan bimbingan individu (konsultasi)
kepada anak asuh yang materinya berhubungan dengan
keimanan.
Pengasuh panti asuhan menjelaskan bahwa keimanan
yang direalisasikan secara benar akan membentuk kepribadian
mukmin yang membentuk 6 karakter yaitu:
1. Karakter Rabbani
Karakter yang mampu mengamalkan sifat Allah SWT
sebatas kemampuan manisiawinya anak asuh di panti asuhan
diharapkan bisa mengembangkan menerapkan karakter
rabbani di dalam kehidupannya, sehingga anak asuh
mempunyai kepribadian yang saling mencintai, lemah
lembut dan penuh keakraban terhadap sesama manusia dan
lain sebagainya
2. Karakter Malaki
Karakter yang mampu menerapkan sifat-sifat
malaikat sebatas kemampuan manusawinya. Dengan
menerapkan karakter Malaki diharapkan anak asuh
mempunyai kepribadian dan taat menjalankan perintah-
perintah Allah SWT tidak maksiat tidak mau membaca tasbih
dan sebagainya.
73
3. Karakter Qur'ani
Karakter yang mampu melaksanakan nilai-nilai al-
Qur'an dan tingkah laku nyata, dengan mengembangkan
karakter qur'ani anak asuh diharapkan mempunyai
kepribadian yang suka membaca, memahami, dan
mengamalkan aturan yang terkandung didalamnya. Sebab al-
Qur'an memberi petunjuk, rahmat, serta memberikan bahasan
tentang semau aspek kehidupan.
4. Karakter Rasul, yaitu
Karakter yang mampu mengamalkan sifat-sifat rasul.
Dengan mengembangkan karakter rasul, anak asuh
diharapkan mempunyai kepribadian yang jujur, dapat
dipercaya, menyampaikan amanah dan kepribadian yang
cerdas.
5. Karakter hari akhir yaitu
Karakter yang mampu mementingkan masa depan,
dengan karakter hari akhir, anak asuh diharapkan mempunyai
kepribadian yang tanggung jawab, melakukan sholat, zakat,
dan selalu berkelakuan tingkah laku penuh perhitungan sebab
nanti semuanya diperhitungkan (hisab)
6. Karakter takdir yaitu
Karakter yang menghendaki kepatuhan kepada
hukum-hukum Allah. Dengan mengembangkan karakter ini,
74
pengaruh pantai asuhan mengharapkan kepada anak asuh
untuk mempunyai kepribadian yang mematuhi sunah-sunah
Allah baik Quraini maupun kauni.
3.2.2.2. Materi syariat
Pengasuh asuhan bapak Mustaqim mengatakan bahwa
materi syariat sama dengan materi islamiyah yaitu pembinaan
mental dalam bentuk pengembangan kepribadian muslim,
metode penyampaianya adalah ceramah dan konsultasi
(bimbingan kelompok dan individu).
Pengasuh menjelaskan bahwa kepribadian muslim akan
mendorong seseorang untuk hidup bersih, suci dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam segala kondisi.
Sehingga tercipta perkembangan emosi yang tinggi. Menurut
bapak Mustaqim bahwa kepribadian muslim menimbulkan 5
karakter, yaitu:
1. Karakter syahadatain, yaitu
Karakter yang membebaskan diri dari menyekutukan
Allah SWT, dengan mengembangkan karakter ini anak asuh
diharapkan mempunyai kepribadian yang selalu cinta dan
mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan.
2. Karakter mushall, yaitu:
Karakter yang mampu berkomunikasi dengan Allah
SWT, dengan mengembangkan karakter ini anak asuh
75
diharapkan mempunyai kepribadian yang suci lahir batin,
kesucian lahir diwujudkan dengan thaharoh dan wudlu
sedang kesucian batin diwujudkan dalam bentuk keikhlasan
dan kekhusukan
3. Karakter muzaki
Karakter yang benar menggambarkan harta benda.
Dengan mengembangkan karakter anak asuh diharapkan
mempunyai kepribadian yang mau mencari harta benda
dengan jalan yang halal dan menggunakannya secara halal
pula.
4. Karakter shaim
Karakter yang mampu mengendalikan diri dari hawa
nafsu dengan mengembangkan karakter ini anak asuh
diharapkan mempunyai kepribadian yang tidak rakus, tidak
serakah, kepribadian yang mampu mengisi diri dengan
tingkah laku yang baik.
5. Karakter hajj
Karakter yang mau mengorbankan harta benda,
waktu, nyawa, untuk memenuhi panggilan Allah. Dengan
mengembangkan karakter diri dalam kehidupan
bermasyarakat, anak asuh diharapkan mempunyai
kepribadian yang berwawasan luas dan kepribadian yang
76
dermawan dan melakukan kebaikan. (mustaqim 12-12-
2007).
3.2.2.3. Materi akhlak
Pengasuh panti asuhan bapak Mustaqim mengatakan
bahwa materi akhlak sama dengan materi ikhsaniah yakni
pembinaan agama dalam bentuk pengembangan kepribadian
dengan jalan menumbuhkembangkan perkembangan emosi yang
baik dan menghilangkan perkembangan emosi yang buruk.
Dengan mengembangkan materi anak asuh diharapkan
mempunyai kepribadian yang selalu mendekatkan diri kepada
Allah, sehingga dalam segala perkembangannya seakan-akan
melihat Allah dan diawasi oleh Allah.
3.2.3. Adab Terhadap Anak Asuh
1. Anak asuh diharapkan dengan penuh kasih sayang dan perhatian
2. Memberikan motivasi anak asuh dalam beribadah, seperti
menjalankan shalat 5 waktu, membaca dan memahami ayat-ayat al-
Qur'an dan bimbingan doa
3. Memberikan nasehat bagi anak asuh yang mengalami gangguan
kejiwaan seperti minder, depresi, pendiam agar mentalnya tetap kuat
77
4. Memberikan kepercayaan pada diri anak asuh agar menjadi insan
yang akan sadar sebagai fitrah manusia
5. Anak asuh diberikan perlakuan yang baik berkenaan dengan masalah
yang dihadapi
6. Anak asuh diberikan fasilitas tanpa dibebani biaya, semuanya
ditanggung panti.
3.2.4. Tanggapan Anak Asuh Terhadap BPA dan Implikasinya Terhadap
Perkembangan Emosi Anak di Panti Asuhan Yatim Piatu
"Muhammadiyah"
Tanggapan anak asuh terhadap kegiatan bimbingan penyuluhan
agama yang dilakukan pengasuh berkisar pada apakah pengasuh panti
asuhan mampu memberikan perubahan-perubahan emosi sehingga
mendukung proses terbentuknya perkembangan emosi.
Dengan adanya tanggung jawab dari anak asuh diharapkan
pengasuh dapat lebih mementingkan lagi dan dapat memilih cara yang
tepat sehingga aktivitas bimbingan dapat berjalan lancar dan
menghasilkan hasil yang optimal.
Jadi perkembangan emosi anak di panti asuhan yatim
Muhammadiyah yaitu, melalui tahapan–tahapan emosi yang harus di
lalui oleh anak asuh sebagaimana yang dijelaskan di atas adalah orang
yang mendapatkan masalah dalam hidupnya, berbagai perkembangan
yang ditujukan para anak asuh pada pembimbing merupakan bukti
bahwa pengasuh perlu mempersiapkan metode dan materi apa yang
78
layak diberikan kepada klien dalam rangka mengarahkan perkembangan
emosi pada anak. Kendati demikian, perkembangan emosi anak asuh
yang ada di panti, secara tidak langsung dapat dilihat pada tanggapan
mereka terhadap BPA.
Namun kendati demikian, perlu diketahui bahwa anak asuh yang
ada di panti memiliki berbagai macam perasaan seperti yang tersebut di
atas. Oleh karena itu anak asuh perlu sekali mendapatkan BPA dengan
harapan mereka dapat mempunyai perkembangan emosi yang sesuai
dengan al-Qur'an dan as-Sunnah.
Untuk memperoleh data tentang tanggapan anak asuh, penulis
mengadakan wawancara kepada 7 anak.
Demikianlah hasil wawancara dengan anak panti asuh di PAY
Weleri Kendal.
Adapun kondisi anak asuh di PAY menurut wawancara penulis
adalah seperti kasus Muslimin salah satu anak asuh, sebelum masuk
panti dia adalah anak yang kurang rajin dalam mengerjakan shalat,
setelah sepeninggalan ibunya ia menjadi depresi, yang ada dalam
pikirannya adalah untuk bermain tanpa mengingat waktu, Setelah masuk
panti asuhan ia mendapatkan saran kan dari tetangga nya agar masuk
panti asuhan yang lebih terjamin kebutuhan hidupnya baik kebutuhan
fisik atau psikis agar menstabilkan perkembangan emosinya. Setelah
adanya metode bimbingan penyuluhan agama anak asuh mengalami
perubahan rajin shalat, tidak depresi lagi, bisa menghargai waktu.
79
Adapun tanggapan terhadap pelakasanaan metode bimbingan
penyuluhan agama itu sudah baik. (Wawancara dengan Muslimin,
penghuni PAY, pada tanggal 10 Desember 2007).
Eli Ernawati yang sebelum masuk panti dirinya kurang mendapat
perhatian dari ibunya yang tiap hari mencari nafkah sendirian setelah
ditinggal pergi (wafat) suaminya, dan akhirnya ibunya memutuskan agar
anak ketiga itu dititipkan di panti asuhan yatim Muhammadiyah agar
perkembangan emosinya dapat terkontrol. apalagi pengetahuan agama
sangat minim terlebih lagi ia dulu seorang anak yatim yang minder
dengan teman-teman sebayanya, jadi tidak pernah mendalami ilmu
agama, dan ia sering merasa kesepian, karena sering ditinggal kerja oleh
ibunya dan ditinggal mati bapaknya sehingga ia merasa tidak bahagia
tidak merasa tenang dalam hidupnya sehingga ia dimasukkan kepanti
asuhan untuk hidup di panti agar tidak merasa kesepian dan bisa
mendalami ilmu agama, metode BPA yang dilaksanakan di PAY itu
sudah cukup baik, dan sangatlah penting dan berguna bagi diri saya.
Sebelum saya masuk panti saya merasa takut dalam menghadapi segala
permasalahan, setelah masuk panti saya merasa tenang, bahagia, tidak
kesepian. (Wawancara dengan, Eli Ernawati penghuni PAY, pada
tanggal 10 Desember 2007).
Sedangkan yang dialami pada Lestari Handayani yang tinggal di
PAY selama kurang lebih 1 tahun, dulunya adalah anak yang kurang
beruntung karena sudah harus ditinggal pergi bapak dan ibunya.
80
Bapaknya dulunya pekerja sebagai tukang gergaji kayu dan ia
meninggal akibat tertempa pohon yang sedang di potongnya sedangkan
ibunya menikah lagi dengan orang lain. Jadi ia dimasukkan ke panti
asuhan oleh saudaranya karena ia merasa susah, dan kesepian sehingga
ia memutuskan untuk tinggal di panti asuhan. Setelah masuk di panti
asuhan ia merasa senang karena banyak teman dan bapak pengasuhnya
sangat baik, adapun pelaksanaan metode BPA cukup. (wawancara
dengan Lestari Handayani, penghuni PAY, pada tanggal 10 Desember
2007).
Sementara yang dialami oleh Finka Selviana penghuni panti
yang sudah berumur 17 tahun asal Kendal, ia memutuskan untuk tinggal
di panti karena ia sering merasa bahwa ia kehilangan identitasnya
sebagai seorang anak, dimana orang tuanya kurang mampu dalam
membiayai kehidupan sehari-hari dan biaya sekolahnya, serta perhatian
dan kasih sayang mereka sudah berkurang dan bahkan dapat dikatakan
terlantar dalam keluarganya sendiri, sehingga Finka merasa sedih.
Setelah masuk PAY Finka merasa senang karena bapak pengasuh
menyayanginya. Tanggapan terhadap pelaksanaan BPA di PAY sudah
cukup baik. (Wawancara dengan Finka Selviana penghuni PAY, pada
tanggal 10 Desember 2007).
Sri Susanti asal Batang sebelum masuk panti asuhan ia adalah
anak yang terlantar dan tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya,
setelah di tinggal ibunya, Sri setiap harinya bekerja sebagai tukang cuci
81
(pembantu) untuk menyambung hidupnya. Sedangkan bapaknya
merantau di kalimantan dan kawin lagi dengan wanita setempat, secara
otomatis ia tidak mendapatkan perhatian dan uang dari orang tuanya.
Hal inilah yang membuat kesedihan hatinya sehingga mengharuskan
dirinya untuk masuk di panti asuhan. Setelah saya masuk di panti asuhan
saya merasa segala kebutuhan tercukupi sehingga tidak susah lagi.
(Wawancara dengan Sri Susanti penghuni PAY, pada tanggal 10
Desember 2007).
Sedangkan yang dialami pada Giyono anak SMK asal Weleri
Kendal yang sekarang tinggal di PAY yang kurang lebih selama 4
tahun, dulunya adalah anak jalanan yang kurang mendapat perhatian
dari orang tuanya diakibatkan kurang mampu dalam perekonomian.
Yang mengharuskan ia menjadi pengamen jalanan, yang serba susah,
lalu ia dianjurkan oleh seseorang donatur panti agar mau tinggal di
panti asuhan PAY tersebut. Setelah masuk panti saya merasa tidak
kekurangan dalam materi, dan saya merasa senang banyak teman.
Tanggapan mengenai BPA sudah cukup baik. (Wawancara dengan
Giyono penghuni PAY pada tanggal 10 Desember 2007)
82
BAB IV
ANALISIS METODE PELAKSANAN BIMBINGAN AGAMA DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN EMOSI ANAK
DI PANTI ASUHAN YATIM MUHAMMADIYAHKEC. WELERI KAB.
KENDAL
4.1.Analisis Metode Pelaksanaan Bimbingan Agama di Panti Asuhan Yatim
Muhammadiyah Kec. Weleri Kab. Kendal
Metode pelaksanaan bimbingan agama di PAY Muhammadiyah
Weleri Kendal dengan menggunakan tiga metode yaitu:
Pertama secara langsung yaitu dilakukan dengan cara menggunakan
tehnik percakapan pribadi yakni pembimbing melakukan dialog langsung
dengan anak asuh metodenya seperti metode ceramah yang dilaksanakan
setelah shalat subuh dan pidato setelah shalat maghrib metode ceramah
dilaksanakan setelah subuh agar si anak menjadi lebih baik seperti yang di
sampaikan oleh pengasuh PAY yang berkenaan dengan ahklak atau pribadi si
anak setelah di adakan metode ini anak mampu menangkap anak mampu
menangkap apa yang disampaikan, menghayati dan di aplikasikan oleh si anak
dalam kehidupan sehari-hari dan ini akan lebih baik lagi jika anak
mengamalkan apa yang disampaikan. Akan tetapi setiap anak akan berbeda
setiap menerima materi yang disampaikan oleh pengasuh seperti halnya jika
kita mempunyai kesalahan pada orang lain seperti meminjam barang dengan
orang lain tanpa meminta izin dari si pemilik maka si pemilik akan timbul
83
perasaan marah, sedih karena barang yang dimilikinya tidak ada. Di sini
pengasuh memberikan metode ceramah mengenai ahklak seperti yang
dicontohkan di atas jika kita mempunyai kesalahan segeralah minta maaf dan
mengakui kesalahan apa yang telah diperbuatnya.
Metode yang kedua metode tidak langsung yaitu bimbingan dalam hal
ini memberikan keteladanan yang baik serta melakukan kegiatan yang bisa
menumbuhkan sikap pada anak asuh dan memberikan bimbingan pada anak
asuh dalam hal ini panti asuhan memberikan buku panduan bagi anak asuh
yang menguraikan perilaku dan peribadatan. Seperti kitab suci al Qur’an dan
jus-ama wajib di punyai oleh anak panti asuhan, karena di sini anak asuh
wajib mengetahui dan mempelajari ilmu tajwidnya karena pada masing anak
tidak semua bisa menangkap apa yang dibaca seperti ilmu tajwid ketika anak
asuh bisa melihat dan membaca ilmu tajwid itu, belumnya lah cukup tanpa
ada pengasuh yang membimbing dalam mempelajari ilmu tajwid tersebut.
Setiap anak asuh diwajibkan mengaji al-Qur’an setelah shalat subuh belum
tentu semua bisa, apa lagi ketika belajar sendiri.
Yang ketiga metode kelompok yaitu bimbingan dengan cara pengajian
kepada anak asuh sacara kelompok yang dilakukan setiap sabtu malam setelah
shalat maghrib pengajian ini meliputi semua anak panti asuhan.
Metode yang dilakukan oleh pengasuh PAY Muhammadiyah Weleri
Kendal sudah cukup baik, akan tetapi lebih baiknya, pengasuh dari lulusan
pendidikan di PAY ini dipegang oleh lulusan dari psikologi atau agama
(IAIN) itu lebih baiknya lagi lulusan dakwah jurusan BPI, karena disini
84
diajarkan bagaimana caranya seorang pembimbing atau pengasuh
membimbing anak asuh nya agar menjadi lebih baik untuk dirinya, orang lain,
maupun masyarakat. sehingga terciptanya pribadi manusia yang utuh. Karena
disini pengasuh PAY bukan lulusan dari psikologi, akan-tetapi dari lulusan
dari pendidikan dan pondok pesantren Gontor.
Metode pelaksanaan BPA di PAY ini sudah cukup baik, akan tetapi
masalah pengajian atau hafalan hadist arbain nawawi, anak asuh kurang bisa
memahami dari segi daya tangkap seseorang atau kemampuan, karena di PAY
kemampuan seseorang itu berbeda-beda jadi penurut penulis pengasuh harus
bisa memahami kadar kemampuan seseorang.
Dengan adanya pergantian ketua, ketika penulis meminta keterangan
dari yang mengetahui mengenai latar-belakang sejarah berdirinya PAY ini.
ketua merasa kebingungan dalam menjelaskan masalah dokumentasi,
terkadang ada yang disimpan di dalam PAY, ada juga yang di rumah, dengan
seringnya pergantian ketua satu sama lain tidak mengetahui dokumentasinya
jadi merasa kesulitan untuk menjelaskan dimintai keterangan.
Metode
Metode bimbingan yang dipakai di PAY Weleri Kendal menurut data
yang penulis peroleh (wawancara), yaitu dengan menggunakan metode
individual dengan pendekatan psikologis. karena metode ini sangat relevan, di
mana pembimbing dapat mengetahui perkembangan emosi yang dirasakan
dan dialami para (anak panti asuhan) sebelum masuk PAY. Mereka dengan
terbuka menceritakan pada para pembimbing, dengan demikian mereka
85
(pembina dan pembimbing) dapat memahami perkembangan emosi dan sebab
mereka masuk panti asuhan, sehingga pembimbing dapat mencari alternatif
pemecahan terutama secara agamis, sehingga para (anak asuh) akan
merasakan perkembangan emosi dalam menghadapi kehidupan yang
mendatang yang semakin komplek dengan ajaran serta bimbingan agama.
Dengan demikian bimbingan yang diberikan kepada anak panti asuhan
dititikberatkan pada perkembangan emosi dan pengendalian diri dalam hal
perkembangan emosi, dengan demikian sangat tepat bila diberikan bimbingan
agama. Adapun metode yang di gunakan PAY Weleri Kendal ini banyak
digunakan sebagai metode dalam berdakwah, karena dakwah adalah
mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk
(agama), menyeru mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh
kebahagiaan dunia akhirat. Bahwa dakwah dipahami sebagai seruan, ajakan
dan panggilan alam rangka membangun masyarakat islami berdasarkan
kebenaran ajaran islam yang hakiki. Dengan kata lain, dakwah merupa
perjuangan untuk menyampaikan ajaran agama yang benar kepada umat
manusia dengan cara yang simpatik, ail, jujur tabah dan terbuka, serta
menghidupkan jiwa mereka dengan janji-janji allah SWT tentang kehidupan
yang membahagiakan, dan juga menggetarkan hati mereka dengan ancaman-
ancaman allah SWT segala perbuatan tercela, melalui nasehat-nasehat dan
peringatan.
Dalam suatu bimbingan metode penyampaian menjadi bagian yang
sangat penting karena metode penyampaian terkait dengan bagaimana seorang
86
pembimbing menyampaikan materi dengan memberikan penjelasan dan
pemahaman pada obyek yang dibimbingnya. Sebuah keberhasilan bimbingan
dapat dinilai apakah metode yang digunakan tepat atau tidak, atau obyek
(kelayaan) dapat memahami materi yang disampaikan atau tidak adalah
tergantung dari metode bimbingan yang digunakan.
Adapun metode yang dipakai dalam bimbingan dan penyuluhan agama
di PAY Weleri Kendal adalah menggunakan metode ceramah, tanya jawab.
Baik di lakukan secara kelompok maupun individual. Secara kelompok
diperuntukkan bagi anak asuh di ajurkan mengikuti bimbingan dan
penyuluhan agama sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan
yang tidak bisa mengikuti bimbingan secara aktif (anak asuh) dikarenakan
berhalangan sakit digunakan dengan metode tatap muka dengan mendatangi
dikamarnya.
Menurut penulis upaya panti asuhan dalam memberikan bimbingan
dan penyuluhan agama kepada para anak asuh sudah cukup maksimal,
walaupun pengasuhnya kurang memadai (ideal) dibandingkan dengan jumlah
anaknya (penghuni panti asuhan).
Kegiatan tersebut berhasil juga karena didukung oleh lengkapnya
sarana dan fasilitas panti asuhan. Baik dari sarana peribadatan maupun sarana
kesehatan dan sarana praktek kegiatan produktif.
Jadi, upaya yang dirintis maupun yang dilaksanakan sudah cukup baik
dan menunjukkan keberhasilan, karena para anak asuh yang di bimbing mau
menjalankannya.
87
Secara keseluruhan, pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di
PAY Weleri Kendal yang meliputi faktor pembimbing, terbimbing (anak
asuh), metode maupun faktor-faktor pendukung sarana maupun fasilitas sudah
cukup baik sebagai usaha panti asuhan dalam memberikan bimbingan dan
penyuluhan agama kepada anak asuh.
4.2.Analisis Implikasinya Terhadap Perkembangan Emosi Anak di PAY
Weleri Kendal
Perkembangan emosi anak di PAY Weleri Kendal akan penulis
uraikan dalam sub bab ini. Adapun tujuan diberikannya bimbingan dan
penyuluhan agama adalah meningkatkan keimanan kepada Allah, menunaikan
perintah agama diantaranya shalat, dzikir, puasa, dan berakhlak yang baik
tidak lain bertujuan ingin meningkatkan keimanan manusia yang sempurna
dihadapan Allah SWT yaitu insan kamil. Pemberian pengetahuan dan
penyuluhan agama secara sistematis berperan terhadap perkembangan emosi
anak, agar bisa mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
Obyek dari perkembangan emosi di PAY Weleri Kendal adalah anak
asuh yang sedang mulai berkembangnya emosi, dengan berbagai
permasalahan yang dihadapinya baik dari segi emosi maupun psikologis.
Sehingga anak asuh sering mengalami depresi akibat perkembangan
emosinya.
Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, antara lain
dengan:
88
- Membantu individu menghadapi masalah yang sedang dihadapi
- Membantu individu memelihara dan mengembangkan emosi yang baik
atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik sehingga tidak
akan menjadi sumber masalah bagi dirinya maupun orang lain
Atas dasar itulah mengapa bimbingan terhadap perkembangan emosi
di PAY Weleri Kendal dilaksanakan. Ada beberapa tujuan yang tidak lepas
dari tujuan diatas pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama di PAY Weleri
Kendal yaitu:
- Meningkatkan iman dan taqwa
- Memberikan bekal dan pedoman hidup beragama sehingga memiliki
akhlak yang mulia
- Memberikan bekal ilmu agama pada anak asuh agar memiliki religius
Reference (pegangan keagamaan) dalam menghadapi kehidupan yang
semakin penuh dengan problematika.
Selain itu tujuan bimbingan terhadap perkembangan emosi juga untuk
membentengi diri anak yang mengalami perubahan fisik dan psikisnya agar
mereka menerimanya dengan penuh kerelaan dan ketenangan, beradaptasi dan
mengambil manfaat dari apa yang didapatnya. Dan ini bisa terealisasi apabila
anak masih berpegang teguh dengan petunjuk agama Islam yang memberikan
harapan, optimisme dan cita-cita dan kehidupannya, sehingga anak bisa
mendapatkan ketenangan lahir dan batin dunia dan akhirat.
Jadi perkembangan emosi sangat berperan sekali terhadap anak.
Dimana perkembangan emosi sangat dibutuhkan oleh anak asuh untuk
89
membantu mereka agar dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya dapat hidup
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, termasuk mengatasi
kondisi psikologisnya seperti cemas, merasa kurang percaya diri dan putus
asa. Yang dimaksud dengan selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah
adalah:
- Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodratnya
yang ditentukan Allah, sesuai dengan sunatullah, sesuai dengan
hakekatnya sebagai makhluk Allah.
- Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman yang
telah ditentukan Allah melalui rasul-Nya (ajaran agama Islam).
- Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berarti menyadari
eksistensi diri sebagai makhluk Allah untuk mengabdi kepada-nya,
mengabdi dalam arti yang seluas-luasnya (Mustakim).
Sementara perkembangan tersebut harus diatasi secara cermat oleh
pihak PAY Weleri Kendal, yang salah satunya dengan memberikan bimbingan
dan penyuluhan agama. Dengan bimbingan dan penyuluhan agama diharapkan
dapat membatu permasalahan-permasalahan psikologis dan sosial mereka,
tetap berpegang pada ajaran-ajaran agama. Di antara peranan positif dari
bimbingan dan penyuluhan agama tersebut adalah sebagai berikut:
- Dengan adanya perkembangan emosi anak bisa lebih mendalami makna
akan iman dan meningkatkan ketaqwaan
- Dapat menambah pengetahuan tentang agama Islam
- Dapat melaksanakan ibadah dengan baik dan benar
90
- Dapat menjadi bekal bagi para anak asuh untuk mendekatkan diri dengan
tuhan untuk kehidupannya
- Mendapatkan ketenangan jiwa.
Dari beberapa perkembangan emosi di atas, merupakan usaha untuk
dapat memperoleh perkembangan emosi dengan baik dan benar.
Jadi metode perkembangan emosi yang diberikan PAY Weleri Kendal
sangat berguna terhadap perkembangan emosi anak para penghuni panti
asuhan (anak asuh) dimana anak asuh bisa mendalami makna akan iman dan
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah, dan bisa melaksanakan ibadah dengan
baik dan benar sehingga akan terwujud ketenangan dan ketenteraman dalam
jiwanya dengan beriman kepada Allah SWT.
Anak asuh setelah masuk PAY terjadi perubahan emosi seperti
muslim. Salah satu anak asuh sebelum masuk panti dia adalah anak yang
kurang rajin dalam mengerjakan shalat, setelah sepeninggal ibunya ia menjadi
depresi, yang ada dalam pikirannya adalah untuk bermain tanpa mengingat
waktu. Setelah masuk panti asuhan ia mendapatkan saran dari tetangganya,
agar masuk panti asuhan yang lebih terjamin kebutuhan hidupnya baik
kebutuhan fisik maupun psikis agar menstabilkan agar menstabilkan
perkembangan emosinya.
Eli Ernawati yang sebelum masuk panti dirinya kurang mendapat
perhatian dari ibunya tiap hari mencari nafkah sendirian setelah ditinggal pergi
(wafat) suaminya, dan akhirnya ibunya memutuskan agar anak ketiganya itu
dititipkan di panti asuhan yatim muhammadiyah agar perkembangan emosinya
91
dapat terkontrol. Apalagi pengetahuan agamanya sangat minim terlebih lagi
dia anak yatim yang minder dengan teman-teman sebayanya, jadi tidak pernah
mendalami ilmu agama, dan ia merasa kesepian, karena sering ditinggal mati
bapaknya sehingga ia merasa tidak bahagia, tidak merasa tenang, dalam
hidupnya sehingga ia dimasukkan ke panti asuhan untuk hidupnya di panti
agar tidak merasa kesepian dan bisa mendalami ilmu agama, setelah masuk
panti asuhan saya merasa tenang, bahagia tidak kesepian.
Sri Susanti asal Batang sebelum masuk panti asuhan ia adalah anak
yang terlantar dan tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya, setelah di
tinggal ibunya, Sri setiap harinya bekerja sebagai tukang cuci (pembantu)
untuk menyambung hidupnya. Sedangkan bapaknya merantau di kalimantan
dan kawin lagi dengan wanita setempat, secara otomatis ia tidak mendapatkan
perhatian dan uang dari orang tuanya. Hal inilah yang membuat kesedihan
hatinya sehingga mengharuskan dirinya untuk masuk di panti asuhan. Setelah
saya masuk di panti asuhan saya merasa segala kebutuhan tercukupi sehingga
tidak susah lagi.
Sedangkan yang dialami pada Giyono anak SMK asal Weleri Kendal
yang sekarang tinggal di PAY yang kurang lebih selama 4 tahun, dulunya
adalah anak jalanan yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya
diakibatkan kurang mampu dalam perekonomian. Yang mengharuskan ia
menjadi pengamen jalanan, yang serba susah, lalu ia dianjurkan oleh
seseorang donatur panti agar mau tinggal di panti asuhan PAY tersebut.
92
Setelah masuk panti saya merasa tidak kekurangan dalam materi, dan saya
merasa senang banyak teman.
Semua anak panti asuhan yatim muhammadiyah aktif mengikuti
metode pelaksanaan bimbingan secara langsung tidak langsung dan kelompok.
Mereka aktif dalam menghadiri setiap pengajian.
Dasar dari bimbingan agama di panti asuhan yatim PAY Weleri
Kendal adalah undang-undang No 6 tahun 1974, yaitu “ketentuan pokok
tentang kesejahteraan sosial mencakup tentang tata kehidupan dan
penghidupan sosial material atau spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan,
kesusilaan dan ketenangan lahir dan batin. Sehingga bisa memahami,
mengetahui serta, mengamalkan ajaran Islam secara benar dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan dasar tersebut bimbingan agama diberikan kepada anak
asuh panti asuhan PAY Weleri Kendal. Dan dalam kegiatan bimbingan agama
ini PAY Weleri Kendal bekerja sama dengan yayasan Darmais dan tokoh
masyarakat sekitar.
Selain itu tujuan bimbingan dan penyuluhan Islam juga untuk
membentengi diri lansia yang mengalami perubahan fisik dan psikisnya agar
mereka menerimanya dengan penuh kerelaan dan ketenangan, beradaptasi dan
mengambil manfaat dari apa yang tersisa padanya. Dan ini bisa terealisasi
apabila lansia masih berpegang teguh dengan petunjuk Islam yang
menghembuskan harapan, optimisme dan cita-cita dan kerelaan menerima
semua keadaan, sehingga lansia bisa mendapatkan ketenangan lahir dan batin
dunia dan akhirat.
93
Jadi bimbingan dan penyuluhan Islam sangat berperan sekali terhadap
ketenangan jiwa para lansia. Dimana bimbingan dan penyuluhan Islam sangat
dibutuhkan oleh para lanjut usia untuk membantu mereka agar dapat
memenuhi kebutuhan psikologisnya dapat hidu selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah SWT, termasuk mengatasi kondisi psikologisnya seperti
cemas, merasa terasingkan dan putus asa.
Bimbingan agama di PAY Weleri Kendal juga memberikan materi-
materi yang berkaitan dengan keimanan, dengan tujuan agar anak asuh
meningkatkan iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Karena keimanan
merupakan permasalahan fundamental yang harus tertanam dalam hati
seorang muslim, karena kekuatan iman akan membentuk mental yang sehat
yang akan terwujudnya perkembangan emosi seseorang. Ini sesuai dengan
firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 28 yang secara garis besar
menyatakan bahwa hanya orang-orang yang beriman hati mereka menjadi
tenang dan tenteram. Dan hanya mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.
Bimbingan agama yang diberikan PAY Weleri Kendal juga
mempunyai dampak positif bagi anak asuh ini terlihat dari keinginan para
anak asuh yang merasakan tenang setelah menjalankan perintah agama.
Dengan shalat dan dzikir merupakan manifestasi keyakinan dan keimanan
mereka kepada Allah. Mereka juga menunjukkan adanya perbaikan emosi dan
mereka masih berusaha memperbaiki mereka secara variatif dan berbeda-beda.
Seperti apa yang telah kita ketahui bahwa anak asuh banyak
mengalami perkembangan yang tidak selayaknya mereka alami, antara lain
94
adalah obsesif, kecemasan, hilangnya relasi sosial dan pengakuan pada
masyarakat.
Bimbingan di panti asuhan merupakan salah satu bidang khusus dalam
penyampaian materi penyampaian pesan yang bersifat agama islam, yaitu
memberikan pelayanan yang ditangani oleh ahli-ahli dari agama yang telah
disiapkan untuk itu. Ciri khas dari pelayanan ini terletak dalam hal
memberikan bantuan bimbingan atau psikologis kepada anak asuh dalam
membulatkan perkembangan emosinya. Tujuan dari pemberian bimbingan
agama adalah supaya setiap anak asuh berkembang sejauh mungkin dan
mengambil manfaat sebanyak mungkin dari pengalamannya selama di panti
asuhan maupun di sekolah, mengingat ciri-ciri pribadinya dan tuntutan
kehidupan dalam masyarakat sekarang. Seorang ahli bimbingan harus
berpengetahuan luas dan harus mengikuti perkembangan kehidupan
masyarakat sekitar. Mendapat gambaran yang jelas mengenai situasi
perkembangan di masyarakat dan di sekolahan, tetapi anak asuh
mengandaikan bahwa pembimbing lebih tahu daripada dia sendiri. Disamping
itu seorang pembimbing yang membantu anak-anak di panti asuhan dalam
penyampaian mereka harus pandai menyelami jiwa anak-anak itu, jarang ada
anak asuh atau remaja yang hanya memperhatikan pelajarannya di panti
asuhan maupun di sekolah. Anak asuh atau remaja harus pula memikirkan
pergaulan dengan teman sebayanya, hubungan dengan orang tuanya, dan cita-
cita hidupnya. Bagi para anak asuh yang perkembangan emosinya dan
sikapnya masih amat banyak dipengaruhi oleh orang tua dan gurunya di
95
sekolahan, pemahaman dan pencegahan masalah juga memerlukan bantuan
dari pembimbing dan orang tua anak jika yang masih mempunyai orang tua.
Hal ini juga berlaku terhadap perkembangan emosi anak di panti asuhan Dari
beberapa hal yang telah disampaikan, apa yang berkaitan dengan bimbingan
agama.
Bimbingan agama Sebagai Motivator untuk Meningkatkan
Kedisiplinan Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak
dan kehidupan anak asuh tidaklah selalu positif. Faktor-faktor yang
pengaruhnya negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap
kelangsungan perkembangan emosi dan kehidupan anak asuh yang akhirnya
menimbulkan masalah tertentu pada diri anak asuh. Masalah-masalah yang
timbul seribu satu macam dan sangat bervariasi, baik dalam jenis dan
intensitasnya. Secara ideal layanan Bimbingan agama ingin membantu semua
anak asuh dengan berbagai masalahnya itu. Namun sesuai dengan
keterbatasan yang ada pada dirinya sendiri, pelayanan bimbingan agama
hanya mampu melayani masalah klien secara terbatas. Prinsip-prinsip yang
berkenaan dengan layanan bimbingan agama itu adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan agama di panti asuhan merupakan bagian dari proses
pendidikan dan pengembangan emosi, oleh karena itu program bimbingan
agama harus disusun dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan di
sekolah dan pengembangan secara menyeluruh.
b. Program bimbingan agama harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi
panti asuhan dan sekolah dan masyarakat.
96
c. Program pelayanan bimbingan agama disusun dan diselenggarakan secara
berkesinambungan kepada anak di panti asuhan
d. Terhadap pelaksanaan bimbingan agama kehendaknya diadakan penilaian
yang teratur untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang
diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara program yang direncanakan
dan kelak dilaksanakaanya. Dalam hal memotivasi perkembangan emosi
anak peneliti sampaikan terhadap anak asuh di PAY Weleri Kendal.
Jadi bimbingan agama yang diberikan PAY Weleri Kendal sangat
berperan terhadap perkembangan emosi para penghuni panti asuhan dimana
anak asuh bisa mendalami makna akan iman dan meningkatkan ketaqwaan
kepada Allah, dan bisa melaksanakan ibadah dengan baik dan benar sehingga
akan terwujud ketenangan dan ketenteraman dalam jiwanya dengan beriman
kepada Allah SWT.
97
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian dalam skripsi ini dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Metode pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama di PAY ini telah
terlaksana dengan baik karena PAY menggunakan tiga (3) metode yaitu
metode secara langsung yaitu pembimbing (pengasuh) melakukan dialog
secara langsung dengan anak asuh. Sedangkan yang metode tidak langsung
dengan cara memberikan buku pedoman, kitab suci al Qur’an dan buku-buku
yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan agama untuk di pelajari, serta di
berikan keteladanan yang baik sehingga menumbuhkan sikap anak asuh
menjadi lebih baik dan terkontrol secara emosinya. Dan metode yang
dilakukan secara kelompok memberikan bimbingan san penyuluhan dengan
cara pengajian kepada semua anak secara kelompok setiap sabtu malam pada
waktu setelah shalat maghrib.
Implikasi terhadap perkembangan emosi anak mengalami peningkatan
dengan adanya metode pelaksanaan BPA yang ada di PAY, dengan ini maka
anak asuh mengalami perkembangan emosi yang terkontrol. Misalnya yang
tadinya susah, sedih, takut, akan ada perubahan yang baik.
.
98
5.2.Saran-Saran
Saran-saran penulis sehubungan dengan penulisan skripsi ini antara
lain sebagai berikut:
1. Kepada Pengasuh PAY Weleri Kendal
a. Perlu adanya penambahan tenaga pembimbing yang profesional dalam
memberikan bimbingan dan penyuluhan agama
b. Perlu ditingkatkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait termasuk
dengan masyarakat sekitar panti, agar pelaksanaan bimbingan dan
penyuluhan agama berjalan dengan baik dan mendapat dukungan
positif dari berbagai pihak.
c. Hendaklah pelayanan pada anak asuh terus ditingkatkan terutama
dalam metode pelaksanaan bimbingan penyuluhan agama dan
perkembangan emosi anak, agar nantinya metode pelaksanaan
bimbingan dan penyuluhan agama berjalan baik dan lancar.
2. Kepada para Pembimbing
a. Agar bimbingan berjalan efektif maka pembimbing perlu memiliki
data pribadi dari masing-masing anak secara keseluruhan untuk
mengetahui latar belakang.
b. Para pembimbing janganlah merasa bosan dalam menyampaikan atau
mengembangkan misi bimbingan penyuluhan agama, dibutuhkan
kesabaran dan keuletan agar berhasil apa yang diinginkan.
99
3. Kepada masyarakat
Masyarakat hendaknya berpartisipasi aktif secara moral maupun
material.
5.3.Penutup
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis dapat
menyelesaikan naskah skripsi ini. Peneliti menyadari sepenuhnya
bagaimanapun juga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Robbal
Alamin
100
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. Psikologi Remaja, Jakarta: PT Bumi Aksara,2005
Anam, Khairul. Peran Bimbingan Penyuluhan Agama Dalam Mengembangakan Keberagamaan Anak Di Panti Asuhan Al Hikmah Polaman Mijen Semrang, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, 2003
Ann, Taylor. Wladyslaw Sluckin Intruducing Psychologi, New Zealend:Penguin Education 1982
Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, Jakarta: PT Golden Terayon Pers, 1982
Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama Di Sekolah Dan Luar Sekolah, Bulan Bintang, Jakarta: 1997
Arikunto, Suharsimi . Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rienika Cipta, 2002
At’tamimi, Muhammad Syeh, Kitab Tauhid, Yayasan Sosial Ibrahimdan Kementrian Urusan Islam, Dakwah Dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi:1996
Azwar, saifudin. Sikap Manusia Teori Dan Pengukuranya, Yogyakarta: Pustka pelajar 2000
Badan Wakaf Uii, Alqur’an Dan Tafsir, Jilid 4 jus 10-12. PT Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta, 1990.
Bastaman, Hana Jumhana, Integritas Psikologi Dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999
Dadang, Hawari, Ilmu Kedokteraan Jiwa Dan Kesehatan Jiwa, Dana Bhakti Yasa, Jakarta: tt
Depag RI, Terjemahan Al Quran, Semarang; Toha Putra, 1989
Djarajat, Zakiyah, Peranaan Agama Dalam Kesehatan Mental, Cv Haji Masagung, Jakarta: 1969
Djtmiko, Rachmat, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia )Pusta Panji Mas, Jakarta: 1996
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1973
101
Hallen, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, Jakarta: Ciputat pres, 2002
Hankel, Insklopedia Indonesia, Ihtiar Baru, Van Bove, Jakarta: 1982
Hartati, Neti. Islam Dan Psikologi Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005
Langulung Hasan, Teori-Teori Kesehatan Mental, Cet 5 Pustaka Al Husna, Jakarta : 1985
Marfungah, Pengaruh Intensitas Sholat Lima Waktu Terhadap Motivasi Beragama Anak Di Panti Asuhan Yatim Piatu Darul Hadlonah Semarang, Skripsai IAIN Walisongo Semarang, 2005.
Martano, Etika Komukasi, Kantor, Kanisius, Yogyakarta: 1991
Muhammad, Atia Hanna, Bimbingan Pendidikan Dan Pekerjaan, Bulan Bintang, Jakarta: 1978
Muhammad, Hatta, Citra Dakwah Di Abad Informasi, Pustaka Wijaya Sarana, Medan: 1995
Muhammad, Surya, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, (Teori Dan Konsep) PT Kota Kembang, Yogyakarta: 1988
Mukhlisin, Peran Bimbingan Islam Dalam Pembentukakn Sikap Keberagaqmaan Anak Di Panti Asuhan Yatim Piatu Putri “Siti Khadijah” Kec Pedurungan Semarang, 2005
Nasrudin, Rozak, Dianul Islam, Al-Ma’arif Cet 10, Bandung: 1989
Nawawi, Handari. Penerbitan Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada Univercity Pres, 1996
Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: PT Renika Cipta, 1999
Sholeh, Agama Sebagai Terapi, Yogyakarta: Pustaka Pealajar, 2005
Soekanto, Soejono, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta: 1990
Surya, Muhammad Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, CV Ilmu, Bandung 1979
Syafi’i, Kencana Innu, Etika Pemerintah, Rienika Cipta, Jakarta: 1994
Tarmudji, Pengembangan Diri, Jakarta: Rienika Cipta, 1999
102
Thabathaba’i, Sayyid Allamah Muhammad Husain, Inilah Islam (Upaya Memahami Konsep Islam Secara Mudah), Pustaka Hidayat, Jakarta: 1992
Tohari, Musnawar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Dan Konseling UII Pres, Yogyakarta: 1992
Usman, Najati, Alquran Dan Ilmu Jiwa, Pustaka, Bandung: 1995
Walgito, Bimo. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, Yogyakarta: Andi Ofset 1995
Winkel W.S, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Menengah, PT Grasindo, Jakarta:1991
Yusuf, Qardawi, Konsep Ibadah Dalam Islam, Central Media, Surabaya, 1991
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Bandung Remaja Rosdakrya, 2005
Zaien, Muh, Yusuf, Akhlak Tasawuf , Fakultas Dakwah, Semarang 1986
PEDOMAN WAWANCARA
I. Historis
1. Kapan sejarah berdirinya PAY?
2. Didirikan oleh siapa saja dan tahun berapa?
3. Bagaimana latar belakang dan tujuan didirikannya PAY?
4. Apakah tanah yang didirikan oleh PAY ini milik sendiri ataukah
tanah wakaf ?
5. Bagaimana sumber dana yang diperoleh?
6. Bagaimana letak geografisnya yang meliputi luas tanah PAY?
7. Bagaimana perkembangan PAY di Weleri Kendal dari tahun-ke
tahun?
8. Berapa jumlah anak panti?
II. Kepengurusan
1. Bagaimana susunan kepengurusan dan siapa saja yang duduk di
dalamnya?
2. Bagaimana sistem kegiatan di PAY?
3. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY
Weleri Kendal?
4. Apa tujuan bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri
Kendal?
5. Metode apa yang diterapkan dalam bimbingan dan penyuluhan
agama di PAY Weleri Kendal?
6. Materi apa saja yang diterapkan di PAY?
7. Bagaimana perkembangan anak asuh setelah dilakukan bimbingan
dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal?
III. Anak Asuh
1. Bagaimana perasaan saudara setelah tinggal di PAY ?
2. Apakah saudara selalu mengikuti metode bimbingan dan
penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal yang telah dijadwalkan?
3. Apakah saudara selalu melaksanakan apa yang diperintahkan
pengasuh panti yang terkait dengan metode bimbingan dan
penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal?
4. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat metode pelaksanaan
bimbingan dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal?
5. Apakah saudara tidak merasa takut jika meninggalkan shalat lima
waktu?
6. Bagaimana perasaan saudara ketika menyambut bulan ramadhan?
7. Menurut saudara setelah diadakan metode pelaksanaan bimbingan
dan penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal adakah perubahan
yang terjadi pada diri saudara?
8. Apakah saudara merasa takut jika teman-teman saudara menakut-
nakutinya?
9. Apakah saudara senang jika teman-teman menghargai perasaan
saudara?
10. Bagaimana perasaan saudara jika barang saudara di pinjam oleh
orang lain tanpa seizin saudara?
11. Setiap sholat lima waktu apakah saudara merasa senang memohon
petunjuk dari Yang Maha Esa?
12. Bagaimana perasaan saudara jika orang yang kita sayangi
meninggalkan kita?
13. Apakah saudara tidak merasa cemas keluar dari sekolah tanpa
seizin pengurus?
14. Apakah saudara merasa cemas jika berhadapan pada permasalahan
yang rumit?
15. Jika mengikuti tata-tertib di panti asuhan ini, bagaimana perasaan
saudara?
16. Jika saudara di hina, bagaimana perasan saudara?
17. Bagaimana metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama
di PAY Weleri Kendal?
18. Bagaimana metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama
di PAY Weleri Kendal?
19. Adakah pengaruh metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
agama di PAY Weleri Kendal?
20. Adakah hasil dari metode pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan
agama di PAY Weleri Kendal?
21. Metode apa saja yang digunakan dalam menghadapi anak yang
sedih, anak yang marah, anak yang senang?
22. Apakah aada pengaruh terhadap kesedihan yang dialami?
23. Seberapa besar pengaruh metode pelaksanaan bimbingan dan
penyuluhan agama di PAY Weleri Kendal?