163
HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL MUALAF DI YAYASAN MUALAF AN NABA CENTER SAWAH BARU- CIPUTAT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh Siti Maryam 11150520000009 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA 1442 H/ 2021 M

HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN

KECERDASAN SPIRITUAL MUALAF

DI YAYASAN MUALAF AN NABA CENTER

SAWAH BARU- CIPUTAT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S Sos)

Oleh

Siti Maryam

11150520000009

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA

1442 H 2021 M

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama Siti Maryam

NIM 11150520000009

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ldquoHUBUNGAN

BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL

MUALAF DI YAYASAN AN- NABA CENTER SAWAH BARU

CIPUTATrdquo adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak

melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya Adapun kutipan

yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber

kutipannya dalam skripsi Saya bersedia melalukan proses yang

semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika

ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan meruopakan plagiat dari

karya orang lain

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya

Jakarta April 2021

Siti Maryam

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul rdquoHubungan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An Naba Center

Sawah Baru Ciputatrdquo telah diujikan dalam siding Munaqosyah

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 17 Juni 2021 Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Sosial (SSos) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jakarta 17 Juni 2021

Sidang Munaqosyah

Ketua

Ir Noor Bekti Negoro SE MSi NIP 19650301 199903 1 001

Sekretaris

Artiarini Puspita Arwan MPsi NIP 19861109 201 101 2 016

Penguji 1

Dr Fauzun Jamal LC MA NIP 19741021 200801 1 009

Penguji 2

Jufri Halim M Si NIP 19730726201411 1 002

Pembimbing

Muhtar Moh Sholihin MSi NIP 19890303 202012 1 002

i

ABSTRAK

Siti Maryam 11150520000009 Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat dibawah bimbingan Muhtar Mochamad

Solihin M Si 2021

Mualaf diharapkan memiliki Kecerdasan spiritual yang tinggi agar

mampu mempertahankan kebermaknaan dalam memilih jalan hidup

dengan keyakian baru sebagai muslim Dapat menularkan sisi positif

dengan akhlak kepada orang lain khususnya keluarga dan teman non-

muslim Salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan An- Naba Center tersebut dapat dikukan dengan

pelaksanaan bimbingan agama secara menyeluruh

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menggambarkan karakteristik

responden dan tingkat kecerdasan spiritual Mualaf (2) Menganalisis

hubungan karakteristik responden dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf (3) Menganalisis faktor-faktor yang

berhubungan dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kuantitatif

dengan metode survey Adapun teknik sampling yang digunakan adalah

teknik sensus sampling total dengan jumlah sampel 35 santri mualaf

Analisis data menggunakan uji spearmanrsquos rank Program yang

digunakan untuk mengolah data adalah Microsoft Exel dan SPSS for

Windows 220

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) karakteristik responden

penelitian lebih banyak berjenis kelamin perempuan dari pada laki-laki

Tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center

tergolong tinggi (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara

karakteristik responden dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center dengan nilai signifikansi

sebesar 0000 atau kurang dari 005 dan nilai korelasi spearman rank

sebesar 0760 (3) faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center adalah materi dan

bimbingan agama

Kata Kunci Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual Mualaf

Yayasan An-Naba Center

ii

KATA PENGANTAR

Assalammursquoalaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi

maha penyayang serta maha memampukan hamba-hambanya

dalam menyelesaikan segala urusan yang ditetapkan-Nya

Sholawat teriring salam dihaturkan kepada Nabiyyina kekasih

Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan

ulama dan pengikutnya hingga akhir zaman

Alhamdulillahirobbilrsquoalamiin terucap syukur kepada Allah SWT

telah dimampukan peneliti menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul ldquoHubungan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An-Naba

Center Sawah Baru Ciputatrdquo

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak

luput dari kekurangan dan kesalahan namun penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun

berbagi ilmu pengetahuan

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan

kakak adik peneliti Bapak Maidi (Alm) Ibu Masriah bapak

Encep Ibu Murdiah A Ujang teh dede Zahra A Aas mba Ani

Keendra dan adiku yang sholihah Yunita Sabrina yang begitu

ringan memberikan keridhoan berbagai dukungan dan curahan

dorsquoa yang tak henti di panjatkan serta kasih sayang yang begitu

tulus sehingga penulis tidak menyerah untuk tetap menyelesaikan

iii

segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima

kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir

dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan

keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho

dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam

bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah

dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik

penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah

membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaiakn skripsi ini

2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan

M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu

mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu

kebutuhan dalam penyusunan skripsi

3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen

pembimbing yang selalu meluangkan waktu

mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses

penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan

hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi

dengan baik

4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

iv

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat

Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

Yayasan tersebut

6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz

Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan

administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan

membantu penulis selama penelitian

7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus

untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu

Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada

penulis

8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang

menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis

9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om

Dedi dan guru-guru lainnya

10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu

menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang

tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport

penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka

v

Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan

kekuatan bagi penulis

11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya

Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa

menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama

debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan

mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini

12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat

penulis mengucapkan terima kasih

Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang

tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain

itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua

terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari

Allah SWT Aamiin

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi

ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi

ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis

Jakarta 21 April 2021

Siti Maryam

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi

DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14

C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15

D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23

E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38

B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45

C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46

D Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

48

E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56

B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

E Variabel dan Devinisi Operasional

Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

60

F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62

G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72

H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

75

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

77

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba

5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

79

6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81

7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84

B Temuan Hasil Penelitian dan

Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

85

1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

89

3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan

pemurtadan tahun 2015

4

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf

53

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba

Center

79

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63

2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama sebelum uji instrumen

66

3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama setelah uji instrumen

67

4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan

Spiritual sebelum diuji instrumen

68

5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan

Spiritual setelah diuji instrumen

70

6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat

Keandalan Instrumen Ukuran dari

Cronbach

71

7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan

Agama

71

8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan

Spiritual

72

9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan

74

10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putri di Yayasan An- Naba

Center

82

11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putra di Yayasan An- Naba

Center

84

x

12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

85

13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia

86

14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan

Pendidikan Formal

86

15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan

Masa Mualaf

87

16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di

Yayasan An-Nabarsquo Center

88

17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual

mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

89

18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara

Karakteristik Individu dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

91

19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun

2021

92

xi

20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Bimbingan Agama dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

93

21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada tahun 2021

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden

Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 Data Skor Responden

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat- surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling

sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya

manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa

dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di

datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga

menimbulkan kesedihan yang begitu dalam

Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan

keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang

dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa

aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)

dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1

Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga

mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia

yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal

maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk

mewujudkan kebutuhan tersebut

Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama

adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi

meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam

jiwanya

1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi

dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman

(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41

2

Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri

berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis

sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber

pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu

memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai

makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya

Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya

Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada

kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang

dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya

adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para

artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya

Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro

dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan

dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan

sosial yang rukun dan damai

Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di

Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003

jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir

angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2

2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi

jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019

httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019

1020 wib

3

Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah

yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar

baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan

adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi

ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi

pembimbing Agama

Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian

khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama

Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati

nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu

masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap

kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika

masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan

kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke

agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa

Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman

berganti menjadi ingkar3

Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam

menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014

Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat

Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam

hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat

menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka

3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

4

pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara

Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun

Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim

Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika

ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4

Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian

Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat

tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun

20155

4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di

Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-

indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

0

10

20

30

40

50

60

Rawan Pemurtadan

5

Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab

seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya

ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)

terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin

Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat

Islam paling ekstrimrdquo6

Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang

dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat

Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan

fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya

mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari

lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi

menjadi seorang muslim seutuhnya

Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi

memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)

Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan

tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang

tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya

rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya

hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib

6

tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap

keselamatan jiwardquo7

Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar

semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang

meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari

lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu

hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka

secara lebih jauh8

Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu

besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat

berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar

di masjid dan di jalanan9

Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan

pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang

untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi

Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung

resiko

7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf

Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-

keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan

Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara

Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II

No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom

ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni

2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-

pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

7

Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan

perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen

terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya

Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang

yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang

belum memahami islam seutuhnya

Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan

bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa

mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang

muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan

surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi

أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط

بين عدو ٢٠٨ م

ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu

turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimurdquo10

Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208

adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara

parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-

hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri

tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf

10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208

Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016

8

yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk

sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah

akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari

itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan

peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan

menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan

agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri

individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk

berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-

Nya serta tabah menerima ujian-Nya12

begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan

agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan

peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan

spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani

menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa

lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem

maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau

value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup

kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

9

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain13

Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14

Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang

dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala

kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan

yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun

kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian

baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya

Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu

mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan

13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1

Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57

10

masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada

mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz

Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal

pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid

Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para

mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami

agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa

terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa

menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya

(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-

mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan

kepada mereka

Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah

mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya

maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing

15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal8

11

untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat

berpengaruh bagi agama Islam

Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah

dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin

meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di

hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya

maupun kehidupannya kini sebagai muslim

Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang

meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual

mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada

Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya

pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16

Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang

bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa

warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam

penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18

16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan

Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan

penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan

Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri

12

Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa

menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang

pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik

di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian

Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan

membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba

Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo

B Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang

dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti

berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun

pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi

dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-

Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Ponorogo 2019)

13

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat adalah

a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di akhirat

b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau nilai untuk

menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain

c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

diantaranya

a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan

Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah

Baru- Ciputat

14

c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain

a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden

dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik

Responden dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Manfaat Penelitian

a Manfaat Akademis

1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

terutama pada mata kuliah Psikologi Islam

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi

Pembimbing agama maupun penyuluh agama

15

yang mengkhususkan pembinaan terhadap

Mualaf

b Manfaat Praktis

1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam

memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan

reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan

kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun

penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang

Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

D Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang

menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri

Yakni diantaranya sebagai berikut

Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan

Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

16

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan

agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257

sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari

r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799

dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian

hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan

masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah

alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat

rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang

berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini

ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket

instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data

Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan

variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran

17

penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan

sasaran penelitian mualaf21

Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja

Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada

remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai

sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan

perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22

Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah

kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun

menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis

di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut

adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami

pembaca

21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi

Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No

155-62

18

Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada

variabel independen dan dependen Variabel independen

penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan

emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan

variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel

dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan

berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel

dependen kecerdasan spiritual

Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di

Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian

Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di

panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan

antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak

di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan

berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005

ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian

terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam

terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman

Azzahra Kota Pekanbaru

Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi

kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam

19

beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam

penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independent dan dependen Variabel dependen

penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan

penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23

Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam

jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap

kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab

Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi

sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat

dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt

ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual

23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)

20

kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja

karyawan

Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak

rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di

beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan

pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan

baik

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independen dan dependen jika di variabel

independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan

spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kinerja karyawan

Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti

tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi

Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)

dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa

gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa

dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal

maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang

cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional

mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam

penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa

21

mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik

dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi

Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang

masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa

kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang

dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan

kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca

mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami

penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel

dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen

hanya kecerdasan spiritual24

Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran

Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara

Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri

bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran

beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa

Tengah

24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan

Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)

(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur

Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)

22

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil

penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri

Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar

20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama

sebesar 322

Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup

rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan

dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah

pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga

pembaca dapat memahami penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis

menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25

Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh

Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal

Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan

25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016)

23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan

spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi

sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-

Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel

16839 dan nilai signifikannya -0806lt005

Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika

kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan

paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini

adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga

dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

pada variabel independen Variabel independen tersebut

menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis

menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26

E Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman

penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang

skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif

26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)

24

Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini

terbagi dalam lima bab yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah

Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan

Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

yaitu teori mengenai peran pembimbing agama

meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan

mualaf

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

jenis penelitian tempat dan waktu penelitian

variabel penelitian sumber data populasi dan

sampel hipotesis penelitian definisi operasional

variabel Teknik pengumpulan data uji validitas

instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik

analisis data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat

25

yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf

visi misi dan tujuannya program-program serta

struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan

Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian

menjelaskan temuan dan analisis data tentang

hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan

spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-

data hasil peneitian hasil angket identifikasi

responden deskripsi hasil penelitian dan analisis

data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah

dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama

1 Pengertian Bimbingan

Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin

menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata

ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti

menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur

mengarahkan dan memberi nasihat27

istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan

atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan

berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua

bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya

bimbingan28

Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar

individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian

27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16

27

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan

norma-norma yang berlaku30

Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan

melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31

Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni

1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung

arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh

nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat

mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya

2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat

menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut32

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

28

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa33

Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian

berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam

memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan

untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan

menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun

lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia

maupun ahirat

2 Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz

Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam

sebagai berikut34

a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan

kebersihan jiwa dan mental

33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

29

b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan

manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan

c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada

individu sehingga muncul dan berkembang rasa

toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong

menolong dan rasa kasih sayang

d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi

tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya

sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat

memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan

bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan

kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan

kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal

menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang

bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan

dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang

ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang

sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35

35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

30

3 Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya

bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36

a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan

sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah

b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang

berfungsi untuk dapat mengembangkan dan

memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun

potensi yang dimiliki terbimbing

c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang

membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing

dan lingkungannya

d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan

dalam memberikan bantuan dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi terbimbing

e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang

diberikan dapat membantu terbimbing dalam

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah

dan mantap

4 Materi Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami

kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan

mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau

36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta

PT Rineka Cipta 1995) hal 9

31

ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi

Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain

meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan

ikhsan (akhaq)37

a Keimanan (Aqidah)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)

yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah

Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak

segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau

aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti

keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat

menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan

maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan

keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39

37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha

Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga

Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim

dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi

1996) hlm 24

32

Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang

lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi

orang yang bertakwa40

a Keislaman (syarirsquoah)

Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa

Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju

sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga

diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat

merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan

dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman

Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi

ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م

١٨ يعلمون

Artinya Kemudian kami jadikan engkau

(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari

agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan

janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang

yang tidak mengetahui41

Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu

mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan

40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji

Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500

33

mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala

perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan

Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42

Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam

beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya

a) Adanya suatu perbuatan

b) Dilakukan oleh orang muslim

c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok

ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu

zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan

ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban

yang menyertai pokok ibadah itu43

b Ikhsan (akhlaq)

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa

yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah

(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)

alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang

baik) dan al-din (agama)44

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau

khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq

42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika

Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2012) hal 1

34

kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-

Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi

٤ عظيم خلق لعلى وإنك

Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang luhur 45

Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi

pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara

kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai

murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat

Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak

bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi

manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang

buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan

memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan

perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan

lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun

sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr

tt) hal 56

35

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat

5 Metode Bimbingan Agama

Dalam surah An- Nahl ayat 125

دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج

أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي

١٢٥ بٱلمهتدين

Artinya Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

siapa yang mendapat petunjuk47

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan

berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang

tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara

harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang

berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian

hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan48

47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43

36

Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik

Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang

kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang

dapat menambah kemampuan bagi terbimbing

Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami

bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama

maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan

agama diantaranya

a Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum

cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok

(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk

menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya

dengan kondisi terbimbing yang beragam49

b Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing50

49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)

hal122

37

Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila

memenuhi persyaratan sebagai berikut

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada

yang dibimbing

2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh

seseorang yang dibimbing

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi

dan kondisi yang memberikan perasaan damai

dana man serta santai kepada seorang yang

dibimbing51

Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada

metode yang biasa dilakukan yakni

1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan

dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar

intelek dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran

agama

2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang

digunakan untuk menunjukkan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional

3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan

contoh yang benar dan tepat agar yang di

51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45

38

bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari

apa yang diterimanya secara logika dan

penjelasannya akan teori yang masih baku

(tekstual) 52

B Kecerdasan Spiritual

1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari

semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus

mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan

lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di

turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas53

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal12

39

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain54

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu

menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah

berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal

Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik

dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56

54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

40

a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan

dan aktif)

b Tingkat kesadaran diri

c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan

d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit

e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak

perlu

g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)

h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo

atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-

jawaban yang mendasar

i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi

seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga

cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh

pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab

untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi

kepada orang lain yang memberikan petunjuk

penggunaannya

41

Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab

HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya

yakni57

a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan

material

b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang

memuncak

c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-

hari

d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber

spiritual guna menyelesaikan masalah

e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih

sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan

Seperti memberi maaf bersyukur atau

mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati

menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah

sebagian dari kebajikan

3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses

membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf

memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun

57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan

Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281

42

lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang

pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam

hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo

Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini

secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)

mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan

menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif

Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu

dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta

kehidupan secara umum

Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan

suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah

yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut

adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan

ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber

dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta

bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan

ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha

Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo

Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan

kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri

kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat

akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik

sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic

power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual

43

yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama

keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot

manusia59

Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang

memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus

melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa

menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60

4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu

berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi

kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan

kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang

menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang

diantaranya61

a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego

b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

anaknya

c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak

d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan

Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)

44

e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman

menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak

berharga

Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62

a Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia

mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks

luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian

yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG

(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual

b Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya

bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat

ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia

menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan

memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan

merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu

62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83

45

adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek

diri dan seluruh segi kehidupan

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul

dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan

seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan

C Mualaf

Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari

ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak

dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang

yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum

Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum

= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang

yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam

Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan

diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64

Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf

maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir

63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam

(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana

Semesta Intermedia 2009) hal 231

46

Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi

perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya

demi kemaslahatan65

Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk

islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat

diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya

untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama

kaum muslimin66

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan

hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka

baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada

di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui

Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri

untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa

beribadah secara mandiri

D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan

65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar

Nusa 2002) hal 563

47

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam

berdasarkan norma-norma yang berlaku67

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa68

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain69

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku

67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

48

dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola

pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena

Allahrdquo

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa

bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan

karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk

mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari

sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian

ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada

bab IV

E Kerangka Berpikir

Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren

hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi

Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami

kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama

Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari

keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan

tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan

dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata

layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan

sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi

gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah

49

tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang

singkat70

Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa

menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi

perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak

persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf

tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya

maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)

Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik

belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi

ingkar71

Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian

Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun

2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan

Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni

pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi

Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi

Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20

70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba

Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

50

persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)

adalah kemiskinan73

Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa

mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah

satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74

Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan

kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode

yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan

berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah

bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog

Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga

islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para

mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia

Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini

72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

51

memiliki 3 program yakni program pembinaan program

pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat

kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para

pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan

baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang

baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf

akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang

dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah

satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75

Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf

akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya

Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat

berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni

karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins

Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan

umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti

menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin

pendidikan umur dan masa mualaf

75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)

hal 171

52

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat

dilihat pada Gambar 2

53

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

Bimbingan Agama (X2)

1 Materi

Bimbingan

Agama

a Akidah

b Ibadah

c Akhlak

2 Metode

Bimbingan

Agama

a Ceramah

b Bimbingan

Kelompok

c Tanya-jawab

dan Dialog

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Responden

1 Jenis Kelamin

2 Usia

3 Pendidikan

4 Masa Mualaf

Kecerdasan Spiritual (Y)

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

2 Tingkat kesadaran

diri

3 Kemampuan

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

4 Kempuan

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

5 Kualitas hidup yang

diilhami

Oleh visi dan nilai-

nilai

6 Keengganan untuk

menyebabkan

Keinginan yang tidak

perlu

7 Berpandangan

holistic

8 Berfikir positif

54

F Hipotesis Penelitian

pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi

mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang

diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini melalui uji empiris yaitu

Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat

Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik individu dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu

ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha

diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho

diterima dan Ha ditolak

77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik78

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai

rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah

terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah

perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis

instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang

digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar

menurut ketentuan dan telah disepakati79

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf

dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D

(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58

56

populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan

Sampel fenomena secara detail80

B Tempat dan Waktu penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat

di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl

Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode

Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5

bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini

didasarkan pada fakta sebagai berikut

1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-

benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa

memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman

dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani

hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan

pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan

bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya

2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga

Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi

yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan

80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62

57

maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru

mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk

islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya

3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh

mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat

kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren

Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di

Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

C Populasi dan Sampel

1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang

merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan

sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik

populasi yaitu82

a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan

b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan

benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam

suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan

81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146

58

c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat

tertentu yang memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan dari keadaan itu

d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil

penelitian itu dapatat digeneralisasikan

Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria

minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah

3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua

kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan

asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan

kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama

Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk

dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama

2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian

(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini

menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik

pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah

100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota

83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT

remaja Rosda Karya 1994) hal 78

59

populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang

dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84

D Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada

penelitian ini yaitu

1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di

mana peristiwa terjadi86

Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh

melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan

beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren

2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

kuesioner87

84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94

60

E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian

Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah

Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam

penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual

bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara

intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk

membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual

b Variabel Dependen (Y)

Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)

dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf

(Variabel Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan

spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup

menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran I

61

F Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik

pengumpulan data yaitu

1 Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi

dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh

pandangan yang holistik dan menyeluruh89

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan

pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf

yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Kuesioner

Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang

berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan

maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa

pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media

88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)

cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199

62

yang lain91

3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan

Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa

kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92

Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan

informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta

memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama

penelitian

G Intrumen Penumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan

data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama

terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap

91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed methods)

(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327

63

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial93

Tabel 1 Skor Skala Semi Likert

No Alternatif Skala Likert Positif Negatif

1

2

3

4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

2

1

1

2

4

5

1 Skala Bimbingan Agama

Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua

aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan

agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni

akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama

yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog

2 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan

delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar

dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat

kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan

93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

64

penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan

holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan

ldquobagaimana jikardquo

Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan

mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur

ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96

3 Uji Validitas dan Realiabilitas

a Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97

Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan

dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori

respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-

individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam

karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98

95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta

Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD

(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Refika Aditama 2015) Hal 472

65

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument

yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

korelasi berganda

Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang

digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin

diukur yakni99

1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03

2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-

2) n= jumlah sampel

3 Nilai Sig ge α

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam

melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan

untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product

moment yaitu100

rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)

radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]

keterangan

r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas

X dan Y

n=jumlah responden

99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48

66

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)

Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable

Bimbingan Agama sebelum uji instrumen

Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama

sebelum uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 12345 - 5

2 Ibadah 678910 - 5

3 Akhlak 12131415 11 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 1718 16 3

5 Bimbingan

Kelompok 1921 20 3

6

Tanya

Jawab atau

Dialog

222324 - 3

Jumlah 24

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-

Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur

dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada

26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable

bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item

valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid

kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan

67

pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan

BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji

instrumen

Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah

uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 2345 1 5

2 Ibadah 78910 6 5

3 Akhlak 11121415 13 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 17 1618 3

5 Bimbingan

Kelompok 21 1920 3

6 Diskusi 2223 24 3

Jumlah 24

Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen

68

Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual

sebelum diuji instrumen

Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang

diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir

pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2

item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

3132 33 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan

nilai-nilai

3739 38 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

464748 - 3

Jumlah 24

69

diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan

data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 2

Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen

Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual

setelah diuji instrumen

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

313332 - 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

373839 - 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan

ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

4748 46 3

70

b Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban

yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5

1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility

Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi

SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

koefisien realibilitas (r11) gt 06101

α = (119870

119870 minus 1) (

1198781199032 minus sum119878119894

2

1198781199092

)

Keterangan

α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach

K Jumlah item pertanyaan

sum1198781198942 Jumlah varians skor item

101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57

Jumlah 24

71

1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102

Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan

Instrumen Ukuran dari Cronbach

Hasil Uji Alpha

Cronbach

Derajat Keandalan

lt 05 Tidak dapat digunakan

05-06 Jelek (poor)

06-07 Cukup atau dapat diterima

07-09 Bagus (good)

gt09 Luar biasa bagus

(exellent)

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

867 24

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar

0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala

Kecerdasan Spiritual

102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung

Refika Aditama 2015) hal 470

72

Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

780 24

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar

0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel

terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan

nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan

dinyatakan reliabel

H Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis

langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam

103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 226

73

penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik

infersensial

1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data

penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan

satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan

untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang

bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren

Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat

2 Analisis Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Statistik inferensial merupakan metode analisis yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan

antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan

penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat

inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada

sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini

menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman

104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100

105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) hal 532

74

Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan

(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan

sumber data antar variabel tidak harus sama106

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk

mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara

variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan

agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini

yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel independen yaitu karakteristik individu yang

mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut

yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji

koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang

kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah

r = 020 ndash 0399 Rendah

r = 040 ndash 0599 Sedang

r = 060 ndash 0799 Kuat

r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat

106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D

(Bandung Alfabeta 2012) hal 153

75

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center

Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba

Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz

Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau

adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana

sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para

mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah

Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia

khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena

mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak

mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan

hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak

itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan

pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para

mualaf diseluruh wilayah Indonesia

Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun

pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di

daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014

beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari

pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari

tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf

cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau

76

juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi

Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini

jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5

(lima) wilayah

Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-

Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan

tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak

mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan

pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari

pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan

Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas

muslim maupun non-muslim

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center

Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu

menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah

islamiyahrdquo

Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang

akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter

serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center

dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut

a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum

dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah

b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh

berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah

77

c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan

perbandingan agama

d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah

mandiri dan terampil

e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum

muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung

terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di

kalangan saudara kita kaum Mualaf

f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak

masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan

pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang

merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah

masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center

Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan

pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta

pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah

agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan

hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat

ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya

sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus

ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah

78

dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-

muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami

betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah

pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini

mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf

itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam

kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan

menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo

Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba

Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil

hingga merambah di beberapa wilayah nusantara

79

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center

Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center

dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center

PEMBINA

Ferdius

Ndruru

KETUA amp PENGASUH

KH Syamsul Arifin Nababan

PENGAWAS

Siti Hamidah

SEKRETARIS

Leli Yuheni

BENDAHARA

Siti Fatimah

DEWAN GURU

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan

2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya

3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc

MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc

MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna

SANTRI

80

5 Program Bimbingan Agama

a Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui

kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-

ceramah umum

b Program Pendidikan

Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c Program Pengembangan

1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan sarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

d Program Jangka Panjang

a) Program Perluasan Dakwah

Membangun cabang-cabang pesantren

Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah

Indonesia

Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah

minoritas muslim

b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri

An-Naba

81

e Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat

SMP- Perguruan Tinggi

2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi

3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi

para mualaf

f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

1) Mendirikan usaha kuliner

2) Membangun bisnis berbasis online

3) Membangun usaha retail

6 Program Pembinaan Agama

Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan

An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11

Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

82

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan

tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

9 2200 - 0429 Istirahat

83

Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600

Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari

jumat Tahsin diganti dengan membaca 4

surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-

waqiah dan Al- Mulk)

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

10 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh

mengerjakan tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

84

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

8 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

9 2200 - 0429 Istirahat

Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai

berikut

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan

Agama)

2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah

Islamiyah)

3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)

4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)

5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)

6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)

7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)

8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)

9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)

85

B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1 Karakteristik Individu Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti

bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan

sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

penulis tentukan

Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni

berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf

diuraikan sebagai berikut

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 12

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki 9 26

Perempuan 26 74

Total 35 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil

terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan

agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden

berjenis kelamin laki-laki

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 13

86

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kategori Usia Jumlah Presentase

Remaja 12- 21 Tahun 29 83

Dewasa 22- 45 Tahun 6 17

Total 35 100

Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden

didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel

terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21

tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat

dilihat pada tabel 14

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Jumlah ()

Rendah (0-9 tahun) 6 17

Sedang (10-12 tahun) 19 54

Tinggi (13-16 tahun) 10 29

Total 35 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas

responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada

tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima

87

pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan

pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-

16 tahun)

Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat

dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf

Kategori Masa Mualaf Jumlah ()

Rendah 3 -36 bulan 22 63

Sedang 37 bulan ndash 72

bulan 11 31

Tinggi 73 bulan -104

bulan 2 6

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk

islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa

mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)

dan kategori tinggi (73- 104 bulan)

88

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden

Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual

santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo

Center

No

Kategori

Kecerdasan

Spiritual

Jumlah Skor

Jawaban

Responden

Frekuensi ()

1 Rendah 93- 105 14 40

2 Tinggi 106- 120 21 60

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan

(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan

spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan

spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan

spiritual

Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual

yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri

3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan

89

untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan

holistik

3 Analisis Data Uji Korelasi

a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa

mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian

tersebut diolah menggunakan Program statistical Package

for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

No Peubah Variabel

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik

Individu -0198 0254

2 Bimbingan Agama 0760 0000

Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berhubungan nyata pada α= 1 (005)

90

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan

kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17

yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua

() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi

pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

kecerdasan spirituannya

b Hubungan Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba

Center

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18

91

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik Individu -0198 0254

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien

antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan

diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021

Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

92

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Usia -0198 0254

2

Tingkat Pendidikan

Formal -0123 0483

3 Masa Mualaf 0199 0251

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian

karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan

formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi

usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya

antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika

usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual

meningkat

Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan

spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign

0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan

formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika

semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti

semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif

antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual

mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign

93

0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan

tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika

semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf

c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan

Diri Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19

menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama

dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-

Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19

94

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan

agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760

Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan

yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005

kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang

bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan

antara variabel bimbingan agama dengan variabel

kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin

tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

nilai kecerdasan spiritual dirinya

Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)

sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005

Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

95

No

Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Materi 0740 0000

2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20

menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan

metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual

mualaf

Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan

hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda

bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada

angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif

Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama

seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau

semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang

maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan

agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi

bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak

Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa

96

terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-

lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa

nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai

signifikansi sebesar 000 lt 005107

Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah

dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian

Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah

akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi

sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti

korelasi cukup dan bersifat positif108

Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan

(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()

artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya

semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang

maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau

107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan

Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU

Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah

Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

97

jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama

seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel

20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang

tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf

Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa

bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang

telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat

pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban

sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya

terhadap agama yang dianutnya109

109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun

Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)

98

Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan

agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan

spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000

(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga

menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan

yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual

remaja 111

110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)

siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling

Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)

99

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah

dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan

mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki

(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia

(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa

usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan

tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang

(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah

(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan

dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa

mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah

(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash

72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104

bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat tergolong tinggi

2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai

100

signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari

005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat

dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan

agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat

3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru

Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut

7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan

dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama

bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan

lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang

di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat

sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan

penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar

pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk

materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu

tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan

makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun

dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar

ibadah

101

8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait

bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual

Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang

bagian yang ada pada bimbingan agama maupun

kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun

keefektivitasannya

102

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung

Alfabeta

Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama

Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1

P-ISSN 2442-725X e-2621-7201

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta

Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah

208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02

Wonosobo

Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif

Bandung PT Revika Aditama

Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group

Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung

Alfabeta

Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS

Jakarta Kencana

Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk

Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka

Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

103

Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan

R amp D Bandung ALFABETA

Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT

Wahana Semesta Intermedia

Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor

Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang

Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di

Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1

Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT

Indeks

Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual

Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam Jakarta Arga

Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi

IV

104

Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera

Antar Nusa

Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan

Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka

Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk

Memaknai Kehidupan Bandung Mizan

Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam

Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve

Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan

Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan

Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)

Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta PT Rineka Cipta

Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi

Bandung PT remaja Rosda Karya

Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta

Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central

Medika Surabaya

Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali

Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali

Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori

Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)

Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia

105

Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya

Usaha Nasional

Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press

Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental CrHaji Masagung Jakarta

Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-

Fikr tt)

Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah

Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama

Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim

Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam

Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center

Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan

Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol

1 No 1)

Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi

Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Salatiga)

106

Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan

Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi

S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)

Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan

Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal

Vo 13 No 155-62

Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan

Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau)

Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan

terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Metro)

Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal

Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam

Volume 7 Nomor 2 249- 270)

Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al

Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan)

Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan

Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi

terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian

107

Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah

dan Islam Universitas Indonesia tahun)

Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran

Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa

di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah

terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di

Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama

Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di

Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)

Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu

Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin

Jakarta)

Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan

Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan

Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi

S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang)

Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah

mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada

19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020

wib tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppmm42z313

108

Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid

ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah

pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib Tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus

2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib

Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba

Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh

pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-

center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml

Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam

di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-

umat-islam-di-indonesia-menurun

Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap

Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-

mengalamipenolakan-keluarga

Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat

Yayasan An- Naba Center

109

LAMPIRAN

Lampiran I

Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel

Independen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Karakteristik

Individu (X1)

Menurut

Robbins

karakteristik

individu adalah

cara

memandang ke

objek tententu

dan mencoba

menafsirkan apa

yang dilihatnya

yang

mencangkup

usia jenis

kelamin tingkat

pendidikan

status

perkawinan dan

masa kerja

Karakteristik

responden pada

penelitian ini

ada empat

aspek yaitu

usia jenis

kelamin

tingkat

pendidikan dan

masa kerja

1 Jenis kelamin

Jenis kelamin

responden yang

dibagi menjadi

dua jenis yaitu

laki-laki dan

perempuan

2 Usia

Lamanya waktu

hidup responden

yang dihitung

sejak tahun

kelahiran

sampai waktu

penelitian

berlangsung

3 Tingkat

pendidikan

110

dalam

organisasi112

Dalam hasil

penelitian Rusdi

dan Sari

memaparkan

bahwa salah

satu faktor yang

membuat para

mualaf

melakukan

konversi agama

dari agama

asalnya ke

agama islam

yaitu faktor

kemauan

kemauan

menjadi salah

satu pendorong

seseorang

melakukan

Jumlah tahun

sekolah formal

yang ditempuh

oleh responden

sampai

penelitian ini

berlangsung

4 Masa mualaf

Lamanya waktu

atau masa

konversi agama

responden

dihitung sejak

mengucapkan

dua kalimat

syahadat sampai

waktu penelitian

berlangsung

5 Kemauan

salah satu

faktor

mendorong

seseorang

112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)

hal 171

111

konversi

agama113

melakukan

konversi

agama

Seseorang

yang

melakukan

konversi

didasari karna

kemauan diri

sendiri atau

orang lain

keluarga

teman dan

lain

sebagainya

Materi

Bimbingan

Agama (X2)

Menurut

Djumhur dan

Moh Surya

bimbingan

adalah suatu

pemberian

bantuan yang

Bimbingan

agama dalam

penelitian ini

mencangkup

materi

bimbingan

agama (akidah

Materi bimbingan

agama

1 Akidah

mengetahui

pengetahuan

mualaf tentang

akidah islam

113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam

dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X

e-2621-7201

112

diberikan secara

sistematis dan

kontinyu kepada

individu atau

kelompok dalam

pemecahan

masalah yang

dihadapinya

agar tercapai

kemampuan

untuk

memahami diri

sendiri

kemampuan

untuk menerima

diri sendiri

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaian diri

ibadah dan

akhlak) dan

metode

bimbingan

agama

(ceramah

bimbingan

kelompok dan

tanya-jawab

atau dialog)

yang

berdasarkan

rukun iman

yakni iman

kepada Allah

iman kepada

Malaikat Allah

iman kepada

Kitab Allah

iman kepada

Rasul Allah

iman kepada

hari Kiamat

dan iman

kepada Qodarsquo

dan Qodar

Keyakinan ini

apakah dapat

menimbulkan

sifat jiwa yang

tercermin

dalam

perkataan

maupun

113

dengan

lingkungannya

baik keluarga

maupun

masyarakat114

Menurut M

Arifin

bimbingan

agama adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami

kesulitan baik

lahiriah maupun

batiniah yang

menyangkut

kehidupan di

masa kini dan

masa mendatang

berupa

pertolongan

dibidang mental

perbuatan

mualaf tersebut

2 Ibadah

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

ibadah sesuai

ketentuan atau

syariat Islam

berdasarkan

Rukun Islam

yakni Syahadat

Shalat Zakat

Puasa Haji

3 Akhlak

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

Akhlak Islam

yakni kepada

diri sendiri

Kepada orang

tua dan guru

114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7

114

spiritual

Membantu

seseorang

mampu

mengatasi

kesulitannya

dengan

kemampuan

yang ada pada

dirinya sendiri

melalui

dorongan

kekuatan iman

dan takwa

kepada Tuhan

yang maha

esa115

kepada saudara

dan teman

sebaya maupun

lingkungan

masyarakat

Metode

Bimbingan

Agama

1 Ceramah

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama kepada

mualaf secara

langsung

2 Bimbingan

Kelompok

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf secara

langsung

115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

115

dengan cara

diskusi

kelompok

3 Tanya

jawab atau

Dialog

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf melalui

tanya jawab

atau dialog

secara langsung

baik terkait

materi maupun

pengalaman

hidup

116

Variabel

Dependen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Kecerdasan

Spiritual (Y)

Menurut

Danah Zohar

dan Ian

Marshal

kecerdasan

spiritual (SQ)

adalah

kecerdasan

untuk

menghadapi

persoalan

makna atau

value yaitu

kecerdasan

untuk

menempatka

n perilaku

dan hidup

kita dalam

konteks

makna yang

lebih luas dan

kaya

Kecerdasan

Spiritual

adalah sesuatu

yang dimilki

dalam diri

seseorang

dalam

menghadapi

segala

persoalan

hidup dengan

penuh makna

atau nilai dan

memberikan

nilai yang luas

untuk jalan

hidupnya

Kemampuan

bersikap fleksibel

1 Mualaf dapat

dengan mudah

menyesuaikan

diri terhadap

lingkungan

baru

2 Mualaf dapat

beradaptasi dan

dapat

menerima

dengan mudah

dalam

lingkungannya

Tingkat

kesadaran diri

a Mualaf dapat

menempatkan

diri baik sikap

maupun

karakter

117

kecerdasan

untuk menilai

bahwa

tindakan

untuk jalan

hidup

seseorang

lebih

bermakna

dibandingkan

dengan yang

lain116

b Mualaf dapat

menyadari atau

introspeksi

kelebihan dan

kekurangan diri

dalam bersikap

baik dalam

lingkungan

keluarga

sekolah

maupun

masyarakat

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

1 Mualaf dapat

menjadikan

penderitaan

kesedihan

maupun

kegagalan di

116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

118

masa lalu sebagai

motivasi dan

kekuatan untuk

tetap

mempertahankan

jalan hidup yang

sudah dipilih

menjadi seorang

muslim

2 Bersikap optimis

dan berfikir

positif meski

harus terusir dari

keluarga mapun

belum di terima

dilingkungan

baru

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

melampaui rasa

sakit

1 Menjadikan

penderitaan

sebagai

119

tantangan

hidup yang

harus

dihadapi

2 Mualaf

dapat

menjalani

hidup

dengan

penuh

keyakinan

dan

keteguhan

hati meski

harus

merasakan

berbagai

penderitaan

dan rasa

sakit

Kualitas hidup

yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

1 Mualaf

dapat

120

memiliki

tujuan yang

jelas dalam

menjalani

hidup

2 Mualaf

dapat

menjalani

kehidupan

yang

bernilai dan

penuh

makna

Keengganan

untuk

menyebabkan

keinginan yang

tidak perlu

1 Mualaf agar

memiliki

sikap

prioritas

dalam

menjalani

hidupnya

121

2 Dapat

memilah

mana yang

penting bagi

hidupnya

maupun

yang tidak

didasari

kebermanfa

atannya

Kecenderungan

untuk melihat

keterkaitan

antara berbagai

hal

(berpandangan

ldquoholistikrdquo)

1 Mualaf dapat

menyikapi

segala

persoalan

dalam

hidupnya

semata karena

122

ketentuan

Allah

2 Segala sesuatu

yang menimpa

kehidupan

mualaf adalah

kebaikan yang

diberikan oleh

Allah

bersikap positif

terhadap apapun

yang menimpa

kehidupannya

1 Mualaf dapat

menerima

dengan baik hal

apapun yang

menimpanya

2 Mualaf dapat

berprasangka

baik terhadap

segala hal yang

menimpanya

123

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Materi Akidah r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

1

Saya meyakini bahwa Allah adalah

Tuhan yang menciptakan seluruh

alam semesta

-0179 0388 Tidak

Valid

2

Saya meyakini adanya Malaikat

yang mengawasi dan mencatat apa

saja yang saya lakukan

0411 0388 Valid

3

Saya meyakini bahwa Allah

mengutus rasul menjadi suri tauladan

bagi manusia

0599 0388 Valid

4

Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan

sebagai obat penenang dalam

menghadapi segala persoalan hidup

0577 0388 Valid

5

Saya meyakini segala perbuatan di

dunia akan dimintai pertanggung

jawaban di akhirat

0594 0388 Valid

Materi Ibadah

6

Saya berusaha melungkan waktu

untuk melaksanakan ibadah shalat

Sunnah

0268 0388 Tidak

Valid

7

Saya meyakini shalat adalah cara

terhubung paling baik dengan Tuhan

saat kita mulai putus asa

0382 0388 Valid

8 Saya melaksanakan ibadah puasa

Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid

9

saya mengetahui dan memahami

bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh

sebagai cara pensucian diri dari harta

yang bukan milik kita

0774 0388 Valid

124

10

saya mengetahui bahwa ibadah haji

adalah ibadah wajib umat muslim

dan di lakukan bagi yang sudah

mampu

0590 0388 Valid

Materi Akhlak

11 saya membiarkan teman saya yang

sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid

12

Saya mengetahui bahwa menghargai

orang lain dalam memilih agama

yang di anutnya adalah perbuatan

yang baik

0575 0388 Valid

13

Seorang muslim harus bertutur kata

dan bertingkah laku baik terhadap

orang lain

0313 0388 Tidak

Valid

14

Saya berpakaian menutupi aurat

sesuai dengan tuntunan Agama dan

bagian dari sopan santun dalam

berbusana

0516 0388 Valid

15 Saat ada teman kesusahan saya akan

membantunya 0411 0388 Valid

Metode Ceramah

16

saya tidak semangat saat

mendengarkan Ceramah dari

pembimbing Agama

0294 0388 Tidak

Valid

17

Hati saya lebih tenang setelah

mendenarkan ceramah yang

dibawakan pembimbing

0489 0388 Valid

18

Terkadang materi yang di sampaikan

berkaitan dan menjawab segala

persoalan yang sedang menimpa

saya hingga menjadikan saya lebih

kuat

0184 0388 Tidak

Valid

Metode Kelompok

125

19

Saya memanfaatkan bimbingan

kelompok untuk berinteraksi dengan

teman-teman

0301 0388 Tidak

Valid

20 saya tidak menyukai diskusi dalam

bimbingan kelompok 0355 0388

Tidak

Valid

21

Saat bimbingan kelompok saya bisa

berbagi pengalaman dengan teman-

teman dan mendapat penguatan dari

teman diskusi

0447 0388 Valid

Metode Diskusi

22

Saya merasa yakin dengan pilihan

yang saat ini saya yakini sebagai

muslim setelah menyampaikan

segala keraguan beragama kepada

pembimbing agama

0607 0388 Valid

23

Setelah berdialog dengan

pembimbing agama Saya lebih

termotivasi dan lebih kuat menjalani

sebagai muslim yang kaffah

0700 0388 Valid

24

Saya merasa lebih tenang saat

menyampaikan segala keluh kesah

yang menimpa kehidupan masa lalu

dan saat ini kepada pembimbing

agama

-0280 0388 Tidak

Valid

Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual

No

Kemampuan bersikap fleksibel

(adaptif secara spontan dan aktif)

r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

25 Saya mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar 0504 0388 Valid

26

saya menerima dan menghargai

pendapat maupun pilihan orang lain

termasuk pilihan dalam beragama

0690 0388 Valid

27 Saya menerima perubahan yang ada

dalam diri 0628 0388 Valid

126

Tingkat kesadaran diri

28 Saya mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid

29 Saya tidak membanding-bandingkan

hidup saya dengan orang lain -0104 0388

Tidak

Valid

30

saya merasa minder dengan

lingkungan baru saya sebagai

muslim

0644 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan

31

Segala masalah dan penderitaan yang

datang dalam hidup saya jadikan

sebagai motivasi untuk kembali

bangkit

0478 0388 Valid

32

Saya yakin bahwa segala masalah

yang datang adalah sebuah batu

loncatan untuk diri saya

0255 0388 Tidak

Valid

33

saat masalah datang dalam hidup

saya merasa sangat menderita dan

sedih

0455 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan melampaui rasa sakit

34

Saya berusaha sabar dan ikhlas

menerima setiap masalah yang

menimpa saya

0506 0388 Valid

35

Saya yakin bahwa masalah yang

datang adalah kasih sayang dari

Allah untuk menebus dosa-dosa

saya

0159 0388 Tidak

Valid

36 Saya mampu mengambil hikmah dari

setiap masalah hidup 0602 0388 Valid

Kualitas hidup yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

127

37 Saya memiliki dan mampu

memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid

38 saya kurang bersemangat dalam

menjalani hidup 0484 0388 Valid

39 Saya mampu menggapai dan

mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak

Valid

Keengganan untuk menyebabkan

keinginan yang tidak perlu

40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak

Valid

41 Saya memilah segala kegiatan yang

harus saya kerjakan 0146 0388

Tidak

Valid

42

Saya akan mendahulukan ibadah

sebelum melakukan aktivitas sehari-

hari

0431 0388 Valid

Kecenderungan untuk melihat

keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

43 Ketika masalah datang saya yakin

bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid

44

Saat semua orang menjauhi saya

hingga mengusir saya saya yakin

bahwa Allah selalu bersama saya

0520 0388 Valid

45

Setiap musibah yang datang dalam

hidup saya saya yakin itu sudah

takdir dan pilihan terbaik dari Allah

0339 0388 Tidak

Valid

bersikap positif terhadap apapun

yang menimpa kehidupannya

46 saya menerima hal apapun yang

menimpa hidup saya -0040 0388

Tidak

Valid

47

saya yakin pasti ada kebaikan dari

setiap masalah yang datang dalam

kehidupan saya

0675 0388 Valid

128

48

saya yakin Allah selalu bersama saya

meskipun masalah datang bertubi-

tubi

0391 0388 Valid

129

Lampiran 3

Daftar pedoman wawancara Responden

No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama

1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah

2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat

3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah

4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak

menerima anda sebagai seorang mualaf

5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari

pembimbing agama

6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-

teman anda

7

Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat

penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing

agama

No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual

1

Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih

agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun

keluarga

2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali

segala kesalahan dan dosanya

3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh

orang lain

4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang

datang dalam hidup anda

5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak

menerima anda menjadi seorang mualaf

6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang

setelah menjadi seorang mualaf

130

7

Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah

masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu

yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan

terlebih dahulu

8

Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang

menimpa anda datang begitu saja dengan secara

kebetulan

9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang

datang dalam kehidupan anda

131

Lampiran 4

Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS

Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Correlations

Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual

Spearman

s rho

Karakteristik Individu Correlation

Coefficient 1000 -169 -198

Sig (2-tailed) 331 254

N 35 35 35

Bimbingan Agama Correlation

Coefficient -169 1000 760

Sig (2-tailed) 331 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -198 760 1000

Sig (2-tailed) 254 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

132

Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Usia Correlation

Coefficient 1000 253 083 122 -312

Sig (2-tailed) 143 634 486 068

N 35 35 35 35 35

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient 253 1000 004 012 -230

Sig (2-tailed) 143 984 947 183

N 35 35 35 35 35

Pendidikan Formal Correlation

Coefficient 083 004 1000 -237 -123

Sig (2-tailed) 634 984 170 483

N 35 35 35 35 35

Masa Muallaf Correlation

Coefficient 122 012 -237 1000 199

Sig (2-tailed) 486 947 170 251

N 35 35 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -312 -230 -123 199 1000

Sig (2-tailed) 068 183 483 251

N 35 35 35 35 35

133

Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Materi Metode Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Metode Correlation Coefficient 704 1000 685

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

134

Lampiran 5

Data Skor Responden

Bimbingan Agama

R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117

R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107

R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111

R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105

R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109

R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113

R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105

R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114

135

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115

R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117

R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116

R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105

R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118

R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109

R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116

R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117

R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108

R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113

R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117

136

Kecerdasan Spiritual

R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah

R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107

R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108

R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96

R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93

R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98

R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109

R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114

R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98

R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112

R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105

R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107

R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99

R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115

R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115

137

R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115

R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112

R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110

R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103

R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103

R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98

R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93

R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111

R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104

R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111

R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106

R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112

R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117

R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103

R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114

R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104

138

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center

139

Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang

Kupang Nusa Tenggara Timur

140

141

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-

Naba Center

142

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-

Naba Center

143

Lampiran 7

Surat-surat

144

145

146

147

Page 2: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama Siti Maryam

NIM 11150520000009

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ldquoHUBUNGAN

BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN SPIRITUAL

MUALAF DI YAYASAN AN- NABA CENTER SAWAH BARU

CIPUTATrdquo adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak

melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya Adapun kutipan

yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber

kutipannya dalam skripsi Saya bersedia melalukan proses yang

semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika

ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan meruopakan plagiat dari

karya orang lain

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya

Jakarta April 2021

Siti Maryam

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul rdquoHubungan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An Naba Center

Sawah Baru Ciputatrdquo telah diujikan dalam siding Munaqosyah

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 17 Juni 2021 Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Sosial (SSos) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jakarta 17 Juni 2021

Sidang Munaqosyah

Ketua

Ir Noor Bekti Negoro SE MSi NIP 19650301 199903 1 001

Sekretaris

Artiarini Puspita Arwan MPsi NIP 19861109 201 101 2 016

Penguji 1

Dr Fauzun Jamal LC MA NIP 19741021 200801 1 009

Penguji 2

Jufri Halim M Si NIP 19730726201411 1 002

Pembimbing

Muhtar Moh Sholihin MSi NIP 19890303 202012 1 002

i

ABSTRAK

Siti Maryam 11150520000009 Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat dibawah bimbingan Muhtar Mochamad

Solihin M Si 2021

Mualaf diharapkan memiliki Kecerdasan spiritual yang tinggi agar

mampu mempertahankan kebermaknaan dalam memilih jalan hidup

dengan keyakian baru sebagai muslim Dapat menularkan sisi positif

dengan akhlak kepada orang lain khususnya keluarga dan teman non-

muslim Salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan An- Naba Center tersebut dapat dikukan dengan

pelaksanaan bimbingan agama secara menyeluruh

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menggambarkan karakteristik

responden dan tingkat kecerdasan spiritual Mualaf (2) Menganalisis

hubungan karakteristik responden dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf (3) Menganalisis faktor-faktor yang

berhubungan dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kuantitatif

dengan metode survey Adapun teknik sampling yang digunakan adalah

teknik sensus sampling total dengan jumlah sampel 35 santri mualaf

Analisis data menggunakan uji spearmanrsquos rank Program yang

digunakan untuk mengolah data adalah Microsoft Exel dan SPSS for

Windows 220

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) karakteristik responden

penelitian lebih banyak berjenis kelamin perempuan dari pada laki-laki

Tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center

tergolong tinggi (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara

karakteristik responden dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center dengan nilai signifikansi

sebesar 0000 atau kurang dari 005 dan nilai korelasi spearman rank

sebesar 0760 (3) faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center adalah materi dan

bimbingan agama

Kata Kunci Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual Mualaf

Yayasan An-Naba Center

ii

KATA PENGANTAR

Assalammursquoalaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi

maha penyayang serta maha memampukan hamba-hambanya

dalam menyelesaikan segala urusan yang ditetapkan-Nya

Sholawat teriring salam dihaturkan kepada Nabiyyina kekasih

Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan

ulama dan pengikutnya hingga akhir zaman

Alhamdulillahirobbilrsquoalamiin terucap syukur kepada Allah SWT

telah dimampukan peneliti menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul ldquoHubungan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An-Naba

Center Sawah Baru Ciputatrdquo

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak

luput dari kekurangan dan kesalahan namun penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun

berbagi ilmu pengetahuan

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan

kakak adik peneliti Bapak Maidi (Alm) Ibu Masriah bapak

Encep Ibu Murdiah A Ujang teh dede Zahra A Aas mba Ani

Keendra dan adiku yang sholihah Yunita Sabrina yang begitu

ringan memberikan keridhoan berbagai dukungan dan curahan

dorsquoa yang tak henti di panjatkan serta kasih sayang yang begitu

tulus sehingga penulis tidak menyerah untuk tetap menyelesaikan

iii

segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima

kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir

dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan

keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho

dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam

bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah

dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik

penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah

membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaiakn skripsi ini

2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan

M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu

mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu

kebutuhan dalam penyusunan skripsi

3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen

pembimbing yang selalu meluangkan waktu

mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses

penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan

hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi

dengan baik

4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

iv

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat

Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

Yayasan tersebut

6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz

Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan

administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan

membantu penulis selama penelitian

7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus

untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu

Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada

penulis

8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang

menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis

9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om

Dedi dan guru-guru lainnya

10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu

menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang

tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport

penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka

v

Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan

kekuatan bagi penulis

11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya

Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa

menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama

debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan

mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini

12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat

penulis mengucapkan terima kasih

Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang

tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain

itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua

terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari

Allah SWT Aamiin

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi

ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi

ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis

Jakarta 21 April 2021

Siti Maryam

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi

DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14

C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15

D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23

E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38

B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45

C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46

D Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

48

E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56

B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

E Variabel dan Devinisi Operasional

Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

60

F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62

G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72

H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

75

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

77

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba

5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

79

6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81

7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84

B Temuan Hasil Penelitian dan

Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

85

1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

89

3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan

pemurtadan tahun 2015

4

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf

53

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba

Center

79

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63

2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama sebelum uji instrumen

66

3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama setelah uji instrumen

67

4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan

Spiritual sebelum diuji instrumen

68

5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan

Spiritual setelah diuji instrumen

70

6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat

Keandalan Instrumen Ukuran dari

Cronbach

71

7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan

Agama

71

8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan

Spiritual

72

9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan

74

10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putri di Yayasan An- Naba

Center

82

11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putra di Yayasan An- Naba

Center

84

x

12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

85

13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia

86

14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan

Pendidikan Formal

86

15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan

Masa Mualaf

87

16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di

Yayasan An-Nabarsquo Center

88

17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual

mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

89

18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara

Karakteristik Individu dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

91

19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun

2021

92

xi

20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Bimbingan Agama dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

93

21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada tahun 2021

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden

Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 Data Skor Responden

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat- surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling

sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya

manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa

dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di

datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga

menimbulkan kesedihan yang begitu dalam

Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan

keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang

dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa

aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)

dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1

Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga

mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia

yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal

maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk

mewujudkan kebutuhan tersebut

Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama

adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi

meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam

jiwanya

1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi

dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman

(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41

2

Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri

berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis

sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber

pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu

memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai

makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya

Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya

Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada

kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang

dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya

adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para

artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya

Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro

dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan

dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan

sosial yang rukun dan damai

Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di

Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003

jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir

angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2

2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi

jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019

httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019

1020 wib

3

Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah

yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar

baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan

adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi

ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi

pembimbing Agama

Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian

khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama

Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati

nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu

masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap

kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika

masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan

kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke

agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa

Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman

berganti menjadi ingkar3

Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam

menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014

Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat

Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam

hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat

menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka

3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

4

pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara

Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun

Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim

Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika

ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4

Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian

Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat

tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun

20155

4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di

Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-

indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

0

10

20

30

40

50

60

Rawan Pemurtadan

5

Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab

seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya

ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)

terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin

Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat

Islam paling ekstrimrdquo6

Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang

dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat

Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan

fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya

mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari

lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi

menjadi seorang muslim seutuhnya

Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi

memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)

Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan

tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang

tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya

rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya

hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib

6

tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap

keselamatan jiwardquo7

Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar

semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang

meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari

lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu

hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka

secara lebih jauh8

Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu

besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat

berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar

di masjid dan di jalanan9

Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan

pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang

untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi

Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung

resiko

7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf

Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-

keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan

Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara

Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II

No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom

ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni

2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-

pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

7

Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan

perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen

terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya

Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang

yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang

belum memahami islam seutuhnya

Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan

bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa

mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang

muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan

surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi

أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط

بين عدو ٢٠٨ م

ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu

turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimurdquo10

Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208

adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara

parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-

hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri

tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf

10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208

Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016

8

yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk

sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah

akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari

itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan

peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan

menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan

agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri

individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk

berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-

Nya serta tabah menerima ujian-Nya12

begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan

agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan

peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan

spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani

menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa

lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem

maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau

value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup

kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

9

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain13

Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14

Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang

dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala

kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan

yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun

kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian

baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya

Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu

mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan

13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1

Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57

10

masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada

mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz

Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal

pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid

Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para

mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami

agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa

terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa

menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya

(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-

mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan

kepada mereka

Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah

mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya

maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing

15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal8

11

untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat

berpengaruh bagi agama Islam

Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah

dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin

meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di

hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya

maupun kehidupannya kini sebagai muslim

Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang

meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual

mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada

Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya

pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16

Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang

bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa

warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam

penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18

16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan

Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan

penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan

Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri

12

Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa

menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang

pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik

di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian

Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan

membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba

Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo

B Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang

dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti

berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun

pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi

dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-

Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Ponorogo 2019)

13

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat adalah

a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di akhirat

b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau nilai untuk

menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain

c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

diantaranya

a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan

Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah

Baru- Ciputat

14

c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain

a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden

dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik

Responden dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Manfaat Penelitian

a Manfaat Akademis

1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

terutama pada mata kuliah Psikologi Islam

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi

Pembimbing agama maupun penyuluh agama

15

yang mengkhususkan pembinaan terhadap

Mualaf

b Manfaat Praktis

1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam

memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan

reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan

kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun

penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang

Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

D Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang

menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri

Yakni diantaranya sebagai berikut

Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan

Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

16

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan

agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257

sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari

r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799

dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian

hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan

masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah

alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat

rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang

berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini

ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket

instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data

Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan

variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran

17

penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan

sasaran penelitian mualaf21

Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja

Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada

remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai

sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan

perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22

Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah

kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun

menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis

di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut

adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami

pembaca

21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi

Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No

155-62

18

Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada

variabel independen dan dependen Variabel independen

penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan

emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan

variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel

dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan

berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel

dependen kecerdasan spiritual

Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di

Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian

Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di

panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan

antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak

di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan

berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005

ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian

terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam

terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman

Azzahra Kota Pekanbaru

Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi

kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam

19

beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam

penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independent dan dependen Variabel dependen

penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan

penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23

Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam

jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap

kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab

Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi

sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat

dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt

ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual

23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)

20

kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja

karyawan

Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak

rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di

beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan

pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan

baik

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independen dan dependen jika di variabel

independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan

spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kinerja karyawan

Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti

tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi

Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)

dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa

gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa

dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal

maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang

cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional

mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam

penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa

21

mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik

dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi

Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang

masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa

kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang

dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan

kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca

mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami

penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel

dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen

hanya kecerdasan spiritual24

Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran

Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara

Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri

bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran

beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa

Tengah

24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan

Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)

(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur

Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)

22

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil

penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri

Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar

20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama

sebesar 322

Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup

rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan

dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah

pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga

pembaca dapat memahami penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis

menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25

Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh

Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal

Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan

25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016)

23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan

spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi

sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-

Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel

16839 dan nilai signifikannya -0806lt005

Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika

kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan

paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini

adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga

dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

pada variabel independen Variabel independen tersebut

menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis

menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26

E Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman

penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang

skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif

26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)

24

Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini

terbagi dalam lima bab yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah

Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan

Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

yaitu teori mengenai peran pembimbing agama

meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan

mualaf

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

jenis penelitian tempat dan waktu penelitian

variabel penelitian sumber data populasi dan

sampel hipotesis penelitian definisi operasional

variabel Teknik pengumpulan data uji validitas

instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik

analisis data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat

25

yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf

visi misi dan tujuannya program-program serta

struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan

Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian

menjelaskan temuan dan analisis data tentang

hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan

spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-

data hasil peneitian hasil angket identifikasi

responden deskripsi hasil penelitian dan analisis

data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah

dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama

1 Pengertian Bimbingan

Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin

menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata

ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti

menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur

mengarahkan dan memberi nasihat27

istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan

atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan

berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua

bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya

bimbingan28

Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar

individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian

27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16

27

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan

norma-norma yang berlaku30

Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan

melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31

Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni

1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung

arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh

nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat

mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya

2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat

menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut32

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

28

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa33

Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian

berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam

memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan

untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan

menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun

lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia

maupun ahirat

2 Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz

Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam

sebagai berikut34

a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan

kebersihan jiwa dan mental

33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

29

b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan

manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan

c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada

individu sehingga muncul dan berkembang rasa

toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong

menolong dan rasa kasih sayang

d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi

tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya

sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat

memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan

bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan

kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan

kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal

menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang

bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan

dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang

ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang

sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35

35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

30

3 Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya

bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36

a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan

sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah

b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang

berfungsi untuk dapat mengembangkan dan

memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun

potensi yang dimiliki terbimbing

c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang

membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing

dan lingkungannya

d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan

dalam memberikan bantuan dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi terbimbing

e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang

diberikan dapat membantu terbimbing dalam

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah

dan mantap

4 Materi Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami

kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan

mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau

36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta

PT Rineka Cipta 1995) hal 9

31

ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi

Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain

meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan

ikhsan (akhaq)37

a Keimanan (Aqidah)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)

yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah

Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak

segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau

aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti

keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat

menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan

maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan

keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39

37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha

Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga

Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim

dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi

1996) hlm 24

32

Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang

lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi

orang yang bertakwa40

a Keislaman (syarirsquoah)

Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa

Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju

sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga

diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat

merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan

dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman

Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi

ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م

١٨ يعلمون

Artinya Kemudian kami jadikan engkau

(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari

agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan

janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang

yang tidak mengetahui41

Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu

mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan

40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji

Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500

33

mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala

perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan

Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42

Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam

beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya

a) Adanya suatu perbuatan

b) Dilakukan oleh orang muslim

c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok

ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu

zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan

ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban

yang menyertai pokok ibadah itu43

b Ikhsan (akhlaq)

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa

yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah

(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)

alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang

baik) dan al-din (agama)44

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau

khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq

42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika

Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2012) hal 1

34

kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-

Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi

٤ عظيم خلق لعلى وإنك

Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang luhur 45

Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi

pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara

kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai

murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat

Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak

bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi

manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang

buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan

memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan

perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan

lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun

sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr

tt) hal 56

35

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat

5 Metode Bimbingan Agama

Dalam surah An- Nahl ayat 125

دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج

أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي

١٢٥ بٱلمهتدين

Artinya Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

siapa yang mendapat petunjuk47

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan

berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang

tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara

harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang

berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian

hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan48

47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43

36

Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik

Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang

kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang

dapat menambah kemampuan bagi terbimbing

Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami

bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama

maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan

agama diantaranya

a Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum

cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok

(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk

menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya

dengan kondisi terbimbing yang beragam49

b Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing50

49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)

hal122

37

Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila

memenuhi persyaratan sebagai berikut

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada

yang dibimbing

2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh

seseorang yang dibimbing

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi

dan kondisi yang memberikan perasaan damai

dana man serta santai kepada seorang yang

dibimbing51

Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada

metode yang biasa dilakukan yakni

1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan

dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar

intelek dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran

agama

2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang

digunakan untuk menunjukkan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional

3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan

contoh yang benar dan tepat agar yang di

51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45

38

bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari

apa yang diterimanya secara logika dan

penjelasannya akan teori yang masih baku

(tekstual) 52

B Kecerdasan Spiritual

1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari

semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus

mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan

lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di

turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas53

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal12

39

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain54

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu

menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah

berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal

Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik

dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56

54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

40

a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan

dan aktif)

b Tingkat kesadaran diri

c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan

d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit

e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak

perlu

g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)

h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo

atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-

jawaban yang mendasar

i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi

seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga

cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh

pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab

untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi

kepada orang lain yang memberikan petunjuk

penggunaannya

41

Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab

HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya

yakni57

a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan

material

b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang

memuncak

c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-

hari

d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber

spiritual guna menyelesaikan masalah

e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih

sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan

Seperti memberi maaf bersyukur atau

mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati

menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah

sebagian dari kebajikan

3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses

membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf

memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun

57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan

Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281

42

lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang

pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam

hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo

Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini

secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)

mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan

menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif

Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu

dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta

kehidupan secara umum

Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan

suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah

yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut

adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan

ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber

dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta

bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan

ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha

Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo

Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan

kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri

kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat

akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik

sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic

power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual

43

yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama

keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot

manusia59

Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang

memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus

melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa

menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60

4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu

berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi

kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan

kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang

menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang

diantaranya61

a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego

b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

anaknya

c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak

d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan

Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)

44

e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman

menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak

berharga

Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62

a Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia

mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks

luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian

yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG

(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual

b Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya

bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat

ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia

menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan

memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan

merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu

62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83

45

adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek

diri dan seluruh segi kehidupan

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul

dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan

seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan

C Mualaf

Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari

ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak

dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang

yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum

Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum

= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang

yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam

Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan

diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64

Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf

maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir

63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam

(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana

Semesta Intermedia 2009) hal 231

46

Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi

perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya

demi kemaslahatan65

Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk

islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat

diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya

untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama

kaum muslimin66

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan

hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka

baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada

di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui

Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri

untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa

beribadah secara mandiri

D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan

65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar

Nusa 2002) hal 563

47

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam

berdasarkan norma-norma yang berlaku67

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa68

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain69

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku

67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

48

dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola

pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena

Allahrdquo

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa

bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan

karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk

mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari

sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian

ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada

bab IV

E Kerangka Berpikir

Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren

hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi

Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami

kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama

Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari

keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan

tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan

dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata

layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan

sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi

gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah

49

tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang

singkat70

Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa

menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi

perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak

persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf

tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya

maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)

Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik

belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi

ingkar71

Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian

Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun

2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan

Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni

pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi

Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi

Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20

70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba

Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

50

persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)

adalah kemiskinan73

Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa

mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah

satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74

Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan

kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode

yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan

berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah

bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog

Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga

islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para

mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia

Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini

72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

51

memiliki 3 program yakni program pembinaan program

pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat

kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para

pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan

baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang

baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf

akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang

dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah

satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75

Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf

akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya

Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat

berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni

karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins

Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan

umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti

menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin

pendidikan umur dan masa mualaf

75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)

hal 171

52

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat

dilihat pada Gambar 2

53

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

Bimbingan Agama (X2)

1 Materi

Bimbingan

Agama

a Akidah

b Ibadah

c Akhlak

2 Metode

Bimbingan

Agama

a Ceramah

b Bimbingan

Kelompok

c Tanya-jawab

dan Dialog

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Responden

1 Jenis Kelamin

2 Usia

3 Pendidikan

4 Masa Mualaf

Kecerdasan Spiritual (Y)

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

2 Tingkat kesadaran

diri

3 Kemampuan

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

4 Kempuan

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

5 Kualitas hidup yang

diilhami

Oleh visi dan nilai-

nilai

6 Keengganan untuk

menyebabkan

Keinginan yang tidak

perlu

7 Berpandangan

holistic

8 Berfikir positif

54

F Hipotesis Penelitian

pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi

mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang

diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini melalui uji empiris yaitu

Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat

Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik individu dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu

ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha

diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho

diterima dan Ha ditolak

77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik78

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai

rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah

terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah

perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis

instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang

digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar

menurut ketentuan dan telah disepakati79

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf

dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D

(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58

56

populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan

Sampel fenomena secara detail80

B Tempat dan Waktu penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat

di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl

Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode

Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5

bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini

didasarkan pada fakta sebagai berikut

1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-

benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa

memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman

dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani

hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan

pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan

bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya

2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga

Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi

yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan

80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62

57

maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru

mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk

islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya

3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh

mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat

kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren

Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di

Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

C Populasi dan Sampel

1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang

merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan

sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik

populasi yaitu82

a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan

b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan

benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam

suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan

81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146

58

c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat

tertentu yang memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan dari keadaan itu

d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil

penelitian itu dapatat digeneralisasikan

Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria

minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah

3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua

kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan

asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan

kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama

Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk

dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama

2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian

(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini

menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik

pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah

100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota

83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT

remaja Rosda Karya 1994) hal 78

59

populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang

dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84

D Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada

penelitian ini yaitu

1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di

mana peristiwa terjadi86

Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh

melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan

beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren

2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

kuesioner87

84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94

60

E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian

Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah

Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam

penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual

bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara

intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk

membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual

b Variabel Dependen (Y)

Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)

dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf

(Variabel Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan

spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup

menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran I

61

F Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik

pengumpulan data yaitu

1 Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi

dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh

pandangan yang holistik dan menyeluruh89

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan

pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf

yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Kuesioner

Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang

berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan

maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa

pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media

88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)

cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199

62

yang lain91

3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan

Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa

kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92

Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan

informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta

memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama

penelitian

G Intrumen Penumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan

data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama

terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap

91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed methods)

(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327

63

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial93

Tabel 1 Skor Skala Semi Likert

No Alternatif Skala Likert Positif Negatif

1

2

3

4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

2

1

1

2

4

5

1 Skala Bimbingan Agama

Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua

aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan

agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni

akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama

yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog

2 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan

delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar

dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat

kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan

93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

64

penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan

holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan

ldquobagaimana jikardquo

Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan

mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur

ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96

3 Uji Validitas dan Realiabilitas

a Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97

Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan

dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori

respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-

individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam

karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98

95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta

Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD

(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Refika Aditama 2015) Hal 472

65

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument

yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

korelasi berganda

Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang

digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin

diukur yakni99

1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03

2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-

2) n= jumlah sampel

3 Nilai Sig ge α

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam

melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan

untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product

moment yaitu100

rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)

radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]

keterangan

r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas

X dan Y

n=jumlah responden

99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48

66

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)

Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable

Bimbingan Agama sebelum uji instrumen

Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama

sebelum uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 12345 - 5

2 Ibadah 678910 - 5

3 Akhlak 12131415 11 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 1718 16 3

5 Bimbingan

Kelompok 1921 20 3

6

Tanya

Jawab atau

Dialog

222324 - 3

Jumlah 24

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-

Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur

dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada

26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable

bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item

valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid

kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan

67

pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan

BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji

instrumen

Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah

uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 2345 1 5

2 Ibadah 78910 6 5

3 Akhlak 11121415 13 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 17 1618 3

5 Bimbingan

Kelompok 21 1920 3

6 Diskusi 2223 24 3

Jumlah 24

Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen

68

Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual

sebelum diuji instrumen

Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang

diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir

pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2

item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

3132 33 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan

nilai-nilai

3739 38 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

464748 - 3

Jumlah 24

69

diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan

data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 2

Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen

Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual

setelah diuji instrumen

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

313332 - 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

373839 - 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan

ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

4748 46 3

70

b Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban

yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5

1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility

Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi

SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

koefisien realibilitas (r11) gt 06101

α = (119870

119870 minus 1) (

1198781199032 minus sum119878119894

2

1198781199092

)

Keterangan

α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach

K Jumlah item pertanyaan

sum1198781198942 Jumlah varians skor item

101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57

Jumlah 24

71

1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102

Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan

Instrumen Ukuran dari Cronbach

Hasil Uji Alpha

Cronbach

Derajat Keandalan

lt 05 Tidak dapat digunakan

05-06 Jelek (poor)

06-07 Cukup atau dapat diterima

07-09 Bagus (good)

gt09 Luar biasa bagus

(exellent)

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

867 24

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar

0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala

Kecerdasan Spiritual

102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung

Refika Aditama 2015) hal 470

72

Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

780 24

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar

0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel

terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan

nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan

dinyatakan reliabel

H Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis

langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam

103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 226

73

penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik

infersensial

1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data

penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan

satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan

untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang

bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren

Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat

2 Analisis Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Statistik inferensial merupakan metode analisis yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan

antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan

penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat

inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada

sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini

menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman

104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100

105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) hal 532

74

Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan

(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan

sumber data antar variabel tidak harus sama106

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk

mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara

variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan

agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini

yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel independen yaitu karakteristik individu yang

mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut

yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji

koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang

kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah

r = 020 ndash 0399 Rendah

r = 040 ndash 0599 Sedang

r = 060 ndash 0799 Kuat

r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat

106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D

(Bandung Alfabeta 2012) hal 153

75

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center

Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba

Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz

Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau

adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana

sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para

mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah

Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia

khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena

mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak

mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan

hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak

itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan

pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para

mualaf diseluruh wilayah Indonesia

Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun

pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di

daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014

beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari

pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari

tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf

cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau

76

juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi

Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini

jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5

(lima) wilayah

Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-

Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan

tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak

mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan

pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari

pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan

Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas

muslim maupun non-muslim

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center

Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu

menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah

islamiyahrdquo

Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang

akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter

serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center

dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut

a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum

dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah

b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh

berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah

77

c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan

perbandingan agama

d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah

mandiri dan terampil

e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum

muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung

terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di

kalangan saudara kita kaum Mualaf

f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak

masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan

pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang

merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah

masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center

Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan

pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta

pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah

agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan

hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat

ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya

sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus

ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah

78

dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-

muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami

betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah

pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini

mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf

itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam

kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan

menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo

Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba

Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil

hingga merambah di beberapa wilayah nusantara

79

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center

Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center

dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center

PEMBINA

Ferdius

Ndruru

KETUA amp PENGASUH

KH Syamsul Arifin Nababan

PENGAWAS

Siti Hamidah

SEKRETARIS

Leli Yuheni

BENDAHARA

Siti Fatimah

DEWAN GURU

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan

2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya

3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc

MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc

MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna

SANTRI

80

5 Program Bimbingan Agama

a Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui

kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-

ceramah umum

b Program Pendidikan

Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c Program Pengembangan

1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan sarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

d Program Jangka Panjang

a) Program Perluasan Dakwah

Membangun cabang-cabang pesantren

Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah

Indonesia

Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah

minoritas muslim

b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri

An-Naba

81

e Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat

SMP- Perguruan Tinggi

2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi

3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi

para mualaf

f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

1) Mendirikan usaha kuliner

2) Membangun bisnis berbasis online

3) Membangun usaha retail

6 Program Pembinaan Agama

Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan

An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11

Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

82

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan

tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

9 2200 - 0429 Istirahat

83

Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600

Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari

jumat Tahsin diganti dengan membaca 4

surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-

waqiah dan Al- Mulk)

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

10 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh

mengerjakan tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

84

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

8 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

9 2200 - 0429 Istirahat

Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai

berikut

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan

Agama)

2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah

Islamiyah)

3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)

4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)

5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)

6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)

7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)

8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)

9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)

85

B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1 Karakteristik Individu Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti

bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan

sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

penulis tentukan

Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni

berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf

diuraikan sebagai berikut

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 12

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki 9 26

Perempuan 26 74

Total 35 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil

terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan

agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden

berjenis kelamin laki-laki

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 13

86

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kategori Usia Jumlah Presentase

Remaja 12- 21 Tahun 29 83

Dewasa 22- 45 Tahun 6 17

Total 35 100

Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden

didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel

terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21

tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat

dilihat pada tabel 14

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Jumlah ()

Rendah (0-9 tahun) 6 17

Sedang (10-12 tahun) 19 54

Tinggi (13-16 tahun) 10 29

Total 35 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas

responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada

tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima

87

pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan

pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-

16 tahun)

Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat

dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf

Kategori Masa Mualaf Jumlah ()

Rendah 3 -36 bulan 22 63

Sedang 37 bulan ndash 72

bulan 11 31

Tinggi 73 bulan -104

bulan 2 6

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk

islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa

mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)

dan kategori tinggi (73- 104 bulan)

88

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden

Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual

santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo

Center

No

Kategori

Kecerdasan

Spiritual

Jumlah Skor

Jawaban

Responden

Frekuensi ()

1 Rendah 93- 105 14 40

2 Tinggi 106- 120 21 60

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan

(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan

spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan

spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan

spiritual

Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual

yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri

3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan

89

untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan

holistik

3 Analisis Data Uji Korelasi

a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa

mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian

tersebut diolah menggunakan Program statistical Package

for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

No Peubah Variabel

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik

Individu -0198 0254

2 Bimbingan Agama 0760 0000

Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berhubungan nyata pada α= 1 (005)

90

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan

kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17

yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua

() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi

pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

kecerdasan spirituannya

b Hubungan Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba

Center

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18

91

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik Individu -0198 0254

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien

antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan

diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021

Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

92

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Usia -0198 0254

2

Tingkat Pendidikan

Formal -0123 0483

3 Masa Mualaf 0199 0251

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian

karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan

formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi

usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya

antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika

usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual

meningkat

Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan

spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign

0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan

formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika

semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti

semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif

antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual

mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign

93

0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan

tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika

semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf

c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan

Diri Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19

menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama

dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-

Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19

94

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan

agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760

Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan

yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005

kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang

bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan

antara variabel bimbingan agama dengan variabel

kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin

tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

nilai kecerdasan spiritual dirinya

Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)

sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005

Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

95

No

Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Materi 0740 0000

2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20

menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan

metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual

mualaf

Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan

hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda

bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada

angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif

Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama

seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau

semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang

maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan

agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi

bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak

Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa

96

terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-

lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa

nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai

signifikansi sebesar 000 lt 005107

Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah

dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian

Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah

akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi

sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti

korelasi cukup dan bersifat positif108

Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan

(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()

artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya

semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang

maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau

107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan

Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU

Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah

Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

97

jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama

seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel

20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang

tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf

Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa

bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang

telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat

pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban

sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya

terhadap agama yang dianutnya109

109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun

Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)

98

Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan

agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan

spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000

(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga

menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan

yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual

remaja 111

110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)

siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling

Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)

99

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah

dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan

mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki

(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia

(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa

usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan

tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang

(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah

(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan

dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa

mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah

(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash

72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104

bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat tergolong tinggi

2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai

100

signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari

005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat

dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan

agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat

3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru

Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut

7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan

dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama

bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan

lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang

di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat

sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan

penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar

pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk

materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu

tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan

makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun

dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar

ibadah

101

8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait

bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual

Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang

bagian yang ada pada bimbingan agama maupun

kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun

keefektivitasannya

102

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung

Alfabeta

Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama

Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1

P-ISSN 2442-725X e-2621-7201

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta

Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah

208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02

Wonosobo

Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif

Bandung PT Revika Aditama

Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group

Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung

Alfabeta

Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS

Jakarta Kencana

Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk

Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka

Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

103

Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan

R amp D Bandung ALFABETA

Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT

Wahana Semesta Intermedia

Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor

Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang

Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di

Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1

Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT

Indeks

Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual

Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam Jakarta Arga

Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi

IV

104

Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera

Antar Nusa

Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan

Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka

Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk

Memaknai Kehidupan Bandung Mizan

Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam

Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve

Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan

Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan

Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)

Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta PT Rineka Cipta

Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi

Bandung PT remaja Rosda Karya

Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta

Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central

Medika Surabaya

Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali

Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali

Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori

Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)

Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia

105

Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya

Usaha Nasional

Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press

Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental CrHaji Masagung Jakarta

Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-

Fikr tt)

Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah

Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama

Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim

Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam

Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center

Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan

Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol

1 No 1)

Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi

Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Salatiga)

106

Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan

Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi

S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)

Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan

Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal

Vo 13 No 155-62

Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan

Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau)

Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan

terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Metro)

Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal

Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam

Volume 7 Nomor 2 249- 270)

Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al

Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan)

Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan

Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi

terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian

107

Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah

dan Islam Universitas Indonesia tahun)

Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran

Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa

di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah

terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di

Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama

Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di

Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)

Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu

Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin

Jakarta)

Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan

Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan

Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi

S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang)

Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah

mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada

19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020

wib tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppmm42z313

108

Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid

ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah

pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib Tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus

2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib

Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba

Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh

pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-

center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml

Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam

di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-

umat-islam-di-indonesia-menurun

Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap

Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-

mengalamipenolakan-keluarga

Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat

Yayasan An- Naba Center

109

LAMPIRAN

Lampiran I

Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel

Independen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Karakteristik

Individu (X1)

Menurut

Robbins

karakteristik

individu adalah

cara

memandang ke

objek tententu

dan mencoba

menafsirkan apa

yang dilihatnya

yang

mencangkup

usia jenis

kelamin tingkat

pendidikan

status

perkawinan dan

masa kerja

Karakteristik

responden pada

penelitian ini

ada empat

aspek yaitu

usia jenis

kelamin

tingkat

pendidikan dan

masa kerja

1 Jenis kelamin

Jenis kelamin

responden yang

dibagi menjadi

dua jenis yaitu

laki-laki dan

perempuan

2 Usia

Lamanya waktu

hidup responden

yang dihitung

sejak tahun

kelahiran

sampai waktu

penelitian

berlangsung

3 Tingkat

pendidikan

110

dalam

organisasi112

Dalam hasil

penelitian Rusdi

dan Sari

memaparkan

bahwa salah

satu faktor yang

membuat para

mualaf

melakukan

konversi agama

dari agama

asalnya ke

agama islam

yaitu faktor

kemauan

kemauan

menjadi salah

satu pendorong

seseorang

melakukan

Jumlah tahun

sekolah formal

yang ditempuh

oleh responden

sampai

penelitian ini

berlangsung

4 Masa mualaf

Lamanya waktu

atau masa

konversi agama

responden

dihitung sejak

mengucapkan

dua kalimat

syahadat sampai

waktu penelitian

berlangsung

5 Kemauan

salah satu

faktor

mendorong

seseorang

112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)

hal 171

111

konversi

agama113

melakukan

konversi

agama

Seseorang

yang

melakukan

konversi

didasari karna

kemauan diri

sendiri atau

orang lain

keluarga

teman dan

lain

sebagainya

Materi

Bimbingan

Agama (X2)

Menurut

Djumhur dan

Moh Surya

bimbingan

adalah suatu

pemberian

bantuan yang

Bimbingan

agama dalam

penelitian ini

mencangkup

materi

bimbingan

agama (akidah

Materi bimbingan

agama

1 Akidah

mengetahui

pengetahuan

mualaf tentang

akidah islam

113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam

dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X

e-2621-7201

112

diberikan secara

sistematis dan

kontinyu kepada

individu atau

kelompok dalam

pemecahan

masalah yang

dihadapinya

agar tercapai

kemampuan

untuk

memahami diri

sendiri

kemampuan

untuk menerima

diri sendiri

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaian diri

ibadah dan

akhlak) dan

metode

bimbingan

agama

(ceramah

bimbingan

kelompok dan

tanya-jawab

atau dialog)

yang

berdasarkan

rukun iman

yakni iman

kepada Allah

iman kepada

Malaikat Allah

iman kepada

Kitab Allah

iman kepada

Rasul Allah

iman kepada

hari Kiamat

dan iman

kepada Qodarsquo

dan Qodar

Keyakinan ini

apakah dapat

menimbulkan

sifat jiwa yang

tercermin

dalam

perkataan

maupun

113

dengan

lingkungannya

baik keluarga

maupun

masyarakat114

Menurut M

Arifin

bimbingan

agama adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami

kesulitan baik

lahiriah maupun

batiniah yang

menyangkut

kehidupan di

masa kini dan

masa mendatang

berupa

pertolongan

dibidang mental

perbuatan

mualaf tersebut

2 Ibadah

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

ibadah sesuai

ketentuan atau

syariat Islam

berdasarkan

Rukun Islam

yakni Syahadat

Shalat Zakat

Puasa Haji

3 Akhlak

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

Akhlak Islam

yakni kepada

diri sendiri

Kepada orang

tua dan guru

114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7

114

spiritual

Membantu

seseorang

mampu

mengatasi

kesulitannya

dengan

kemampuan

yang ada pada

dirinya sendiri

melalui

dorongan

kekuatan iman

dan takwa

kepada Tuhan

yang maha

esa115

kepada saudara

dan teman

sebaya maupun

lingkungan

masyarakat

Metode

Bimbingan

Agama

1 Ceramah

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama kepada

mualaf secara

langsung

2 Bimbingan

Kelompok

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf secara

langsung

115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

115

dengan cara

diskusi

kelompok

3 Tanya

jawab atau

Dialog

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf melalui

tanya jawab

atau dialog

secara langsung

baik terkait

materi maupun

pengalaman

hidup

116

Variabel

Dependen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Kecerdasan

Spiritual (Y)

Menurut

Danah Zohar

dan Ian

Marshal

kecerdasan

spiritual (SQ)

adalah

kecerdasan

untuk

menghadapi

persoalan

makna atau

value yaitu

kecerdasan

untuk

menempatka

n perilaku

dan hidup

kita dalam

konteks

makna yang

lebih luas dan

kaya

Kecerdasan

Spiritual

adalah sesuatu

yang dimilki

dalam diri

seseorang

dalam

menghadapi

segala

persoalan

hidup dengan

penuh makna

atau nilai dan

memberikan

nilai yang luas

untuk jalan

hidupnya

Kemampuan

bersikap fleksibel

1 Mualaf dapat

dengan mudah

menyesuaikan

diri terhadap

lingkungan

baru

2 Mualaf dapat

beradaptasi dan

dapat

menerima

dengan mudah

dalam

lingkungannya

Tingkat

kesadaran diri

a Mualaf dapat

menempatkan

diri baik sikap

maupun

karakter

117

kecerdasan

untuk menilai

bahwa

tindakan

untuk jalan

hidup

seseorang

lebih

bermakna

dibandingkan

dengan yang

lain116

b Mualaf dapat

menyadari atau

introspeksi

kelebihan dan

kekurangan diri

dalam bersikap

baik dalam

lingkungan

keluarga

sekolah

maupun

masyarakat

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

1 Mualaf dapat

menjadikan

penderitaan

kesedihan

maupun

kegagalan di

116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

118

masa lalu sebagai

motivasi dan

kekuatan untuk

tetap

mempertahankan

jalan hidup yang

sudah dipilih

menjadi seorang

muslim

2 Bersikap optimis

dan berfikir

positif meski

harus terusir dari

keluarga mapun

belum di terima

dilingkungan

baru

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

melampaui rasa

sakit

1 Menjadikan

penderitaan

sebagai

119

tantangan

hidup yang

harus

dihadapi

2 Mualaf

dapat

menjalani

hidup

dengan

penuh

keyakinan

dan

keteguhan

hati meski

harus

merasakan

berbagai

penderitaan

dan rasa

sakit

Kualitas hidup

yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

1 Mualaf

dapat

120

memiliki

tujuan yang

jelas dalam

menjalani

hidup

2 Mualaf

dapat

menjalani

kehidupan

yang

bernilai dan

penuh

makna

Keengganan

untuk

menyebabkan

keinginan yang

tidak perlu

1 Mualaf agar

memiliki

sikap

prioritas

dalam

menjalani

hidupnya

121

2 Dapat

memilah

mana yang

penting bagi

hidupnya

maupun

yang tidak

didasari

kebermanfa

atannya

Kecenderungan

untuk melihat

keterkaitan

antara berbagai

hal

(berpandangan

ldquoholistikrdquo)

1 Mualaf dapat

menyikapi

segala

persoalan

dalam

hidupnya

semata karena

122

ketentuan

Allah

2 Segala sesuatu

yang menimpa

kehidupan

mualaf adalah

kebaikan yang

diberikan oleh

Allah

bersikap positif

terhadap apapun

yang menimpa

kehidupannya

1 Mualaf dapat

menerima

dengan baik hal

apapun yang

menimpanya

2 Mualaf dapat

berprasangka

baik terhadap

segala hal yang

menimpanya

123

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Materi Akidah r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

1

Saya meyakini bahwa Allah adalah

Tuhan yang menciptakan seluruh

alam semesta

-0179 0388 Tidak

Valid

2

Saya meyakini adanya Malaikat

yang mengawasi dan mencatat apa

saja yang saya lakukan

0411 0388 Valid

3

Saya meyakini bahwa Allah

mengutus rasul menjadi suri tauladan

bagi manusia

0599 0388 Valid

4

Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan

sebagai obat penenang dalam

menghadapi segala persoalan hidup

0577 0388 Valid

5

Saya meyakini segala perbuatan di

dunia akan dimintai pertanggung

jawaban di akhirat

0594 0388 Valid

Materi Ibadah

6

Saya berusaha melungkan waktu

untuk melaksanakan ibadah shalat

Sunnah

0268 0388 Tidak

Valid

7

Saya meyakini shalat adalah cara

terhubung paling baik dengan Tuhan

saat kita mulai putus asa

0382 0388 Valid

8 Saya melaksanakan ibadah puasa

Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid

9

saya mengetahui dan memahami

bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh

sebagai cara pensucian diri dari harta

yang bukan milik kita

0774 0388 Valid

124

10

saya mengetahui bahwa ibadah haji

adalah ibadah wajib umat muslim

dan di lakukan bagi yang sudah

mampu

0590 0388 Valid

Materi Akhlak

11 saya membiarkan teman saya yang

sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid

12

Saya mengetahui bahwa menghargai

orang lain dalam memilih agama

yang di anutnya adalah perbuatan

yang baik

0575 0388 Valid

13

Seorang muslim harus bertutur kata

dan bertingkah laku baik terhadap

orang lain

0313 0388 Tidak

Valid

14

Saya berpakaian menutupi aurat

sesuai dengan tuntunan Agama dan

bagian dari sopan santun dalam

berbusana

0516 0388 Valid

15 Saat ada teman kesusahan saya akan

membantunya 0411 0388 Valid

Metode Ceramah

16

saya tidak semangat saat

mendengarkan Ceramah dari

pembimbing Agama

0294 0388 Tidak

Valid

17

Hati saya lebih tenang setelah

mendenarkan ceramah yang

dibawakan pembimbing

0489 0388 Valid

18

Terkadang materi yang di sampaikan

berkaitan dan menjawab segala

persoalan yang sedang menimpa

saya hingga menjadikan saya lebih

kuat

0184 0388 Tidak

Valid

Metode Kelompok

125

19

Saya memanfaatkan bimbingan

kelompok untuk berinteraksi dengan

teman-teman

0301 0388 Tidak

Valid

20 saya tidak menyukai diskusi dalam

bimbingan kelompok 0355 0388

Tidak

Valid

21

Saat bimbingan kelompok saya bisa

berbagi pengalaman dengan teman-

teman dan mendapat penguatan dari

teman diskusi

0447 0388 Valid

Metode Diskusi

22

Saya merasa yakin dengan pilihan

yang saat ini saya yakini sebagai

muslim setelah menyampaikan

segala keraguan beragama kepada

pembimbing agama

0607 0388 Valid

23

Setelah berdialog dengan

pembimbing agama Saya lebih

termotivasi dan lebih kuat menjalani

sebagai muslim yang kaffah

0700 0388 Valid

24

Saya merasa lebih tenang saat

menyampaikan segala keluh kesah

yang menimpa kehidupan masa lalu

dan saat ini kepada pembimbing

agama

-0280 0388 Tidak

Valid

Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual

No

Kemampuan bersikap fleksibel

(adaptif secara spontan dan aktif)

r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

25 Saya mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar 0504 0388 Valid

26

saya menerima dan menghargai

pendapat maupun pilihan orang lain

termasuk pilihan dalam beragama

0690 0388 Valid

27 Saya menerima perubahan yang ada

dalam diri 0628 0388 Valid

126

Tingkat kesadaran diri

28 Saya mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid

29 Saya tidak membanding-bandingkan

hidup saya dengan orang lain -0104 0388

Tidak

Valid

30

saya merasa minder dengan

lingkungan baru saya sebagai

muslim

0644 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan

31

Segala masalah dan penderitaan yang

datang dalam hidup saya jadikan

sebagai motivasi untuk kembali

bangkit

0478 0388 Valid

32

Saya yakin bahwa segala masalah

yang datang adalah sebuah batu

loncatan untuk diri saya

0255 0388 Tidak

Valid

33

saat masalah datang dalam hidup

saya merasa sangat menderita dan

sedih

0455 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan melampaui rasa sakit

34

Saya berusaha sabar dan ikhlas

menerima setiap masalah yang

menimpa saya

0506 0388 Valid

35

Saya yakin bahwa masalah yang

datang adalah kasih sayang dari

Allah untuk menebus dosa-dosa

saya

0159 0388 Tidak

Valid

36 Saya mampu mengambil hikmah dari

setiap masalah hidup 0602 0388 Valid

Kualitas hidup yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

127

37 Saya memiliki dan mampu

memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid

38 saya kurang bersemangat dalam

menjalani hidup 0484 0388 Valid

39 Saya mampu menggapai dan

mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak

Valid

Keengganan untuk menyebabkan

keinginan yang tidak perlu

40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak

Valid

41 Saya memilah segala kegiatan yang

harus saya kerjakan 0146 0388

Tidak

Valid

42

Saya akan mendahulukan ibadah

sebelum melakukan aktivitas sehari-

hari

0431 0388 Valid

Kecenderungan untuk melihat

keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

43 Ketika masalah datang saya yakin

bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid

44

Saat semua orang menjauhi saya

hingga mengusir saya saya yakin

bahwa Allah selalu bersama saya

0520 0388 Valid

45

Setiap musibah yang datang dalam

hidup saya saya yakin itu sudah

takdir dan pilihan terbaik dari Allah

0339 0388 Tidak

Valid

bersikap positif terhadap apapun

yang menimpa kehidupannya

46 saya menerima hal apapun yang

menimpa hidup saya -0040 0388

Tidak

Valid

47

saya yakin pasti ada kebaikan dari

setiap masalah yang datang dalam

kehidupan saya

0675 0388 Valid

128

48

saya yakin Allah selalu bersama saya

meskipun masalah datang bertubi-

tubi

0391 0388 Valid

129

Lampiran 3

Daftar pedoman wawancara Responden

No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama

1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah

2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat

3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah

4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak

menerima anda sebagai seorang mualaf

5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari

pembimbing agama

6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-

teman anda

7

Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat

penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing

agama

No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual

1

Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih

agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun

keluarga

2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali

segala kesalahan dan dosanya

3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh

orang lain

4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang

datang dalam hidup anda

5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak

menerima anda menjadi seorang mualaf

6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang

setelah menjadi seorang mualaf

130

7

Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah

masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu

yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan

terlebih dahulu

8

Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang

menimpa anda datang begitu saja dengan secara

kebetulan

9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang

datang dalam kehidupan anda

131

Lampiran 4

Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS

Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Correlations

Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual

Spearman

s rho

Karakteristik Individu Correlation

Coefficient 1000 -169 -198

Sig (2-tailed) 331 254

N 35 35 35

Bimbingan Agama Correlation

Coefficient -169 1000 760

Sig (2-tailed) 331 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -198 760 1000

Sig (2-tailed) 254 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

132

Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Usia Correlation

Coefficient 1000 253 083 122 -312

Sig (2-tailed) 143 634 486 068

N 35 35 35 35 35

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient 253 1000 004 012 -230

Sig (2-tailed) 143 984 947 183

N 35 35 35 35 35

Pendidikan Formal Correlation

Coefficient 083 004 1000 -237 -123

Sig (2-tailed) 634 984 170 483

N 35 35 35 35 35

Masa Muallaf Correlation

Coefficient 122 012 -237 1000 199

Sig (2-tailed) 486 947 170 251

N 35 35 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -312 -230 -123 199 1000

Sig (2-tailed) 068 183 483 251

N 35 35 35 35 35

133

Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Materi Metode Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Metode Correlation Coefficient 704 1000 685

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

134

Lampiran 5

Data Skor Responden

Bimbingan Agama

R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117

R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107

R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111

R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105

R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109

R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113

R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105

R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114

135

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115

R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117

R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116

R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105

R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118

R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109

R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116

R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117

R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108

R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113

R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117

136

Kecerdasan Spiritual

R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah

R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107

R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108

R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96

R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93

R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98

R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109

R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114

R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98

R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112

R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105

R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107

R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99

R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115

R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115

137

R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115

R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112

R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110

R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103

R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103

R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98

R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93

R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111

R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104

R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111

R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106

R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112

R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117

R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103

R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114

R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104

138

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center

139

Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang

Kupang Nusa Tenggara Timur

140

141

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-

Naba Center

142

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-

Naba Center

143

Lampiran 7

Surat-surat

144

145

146

147

Page 3: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul rdquoHubungan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An Naba Center

Sawah Baru Ciputatrdquo telah diujikan dalam siding Munaqosyah

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 17 Juni 2021 Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Sosial (SSos) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jakarta 17 Juni 2021

Sidang Munaqosyah

Ketua

Ir Noor Bekti Negoro SE MSi NIP 19650301 199903 1 001

Sekretaris

Artiarini Puspita Arwan MPsi NIP 19861109 201 101 2 016

Penguji 1

Dr Fauzun Jamal LC MA NIP 19741021 200801 1 009

Penguji 2

Jufri Halim M Si NIP 19730726201411 1 002

Pembimbing

Muhtar Moh Sholihin MSi NIP 19890303 202012 1 002

i

ABSTRAK

Siti Maryam 11150520000009 Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat dibawah bimbingan Muhtar Mochamad

Solihin M Si 2021

Mualaf diharapkan memiliki Kecerdasan spiritual yang tinggi agar

mampu mempertahankan kebermaknaan dalam memilih jalan hidup

dengan keyakian baru sebagai muslim Dapat menularkan sisi positif

dengan akhlak kepada orang lain khususnya keluarga dan teman non-

muslim Salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan An- Naba Center tersebut dapat dikukan dengan

pelaksanaan bimbingan agama secara menyeluruh

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menggambarkan karakteristik

responden dan tingkat kecerdasan spiritual Mualaf (2) Menganalisis

hubungan karakteristik responden dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf (3) Menganalisis faktor-faktor yang

berhubungan dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kuantitatif

dengan metode survey Adapun teknik sampling yang digunakan adalah

teknik sensus sampling total dengan jumlah sampel 35 santri mualaf

Analisis data menggunakan uji spearmanrsquos rank Program yang

digunakan untuk mengolah data adalah Microsoft Exel dan SPSS for

Windows 220

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) karakteristik responden

penelitian lebih banyak berjenis kelamin perempuan dari pada laki-laki

Tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center

tergolong tinggi (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara

karakteristik responden dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center dengan nilai signifikansi

sebesar 0000 atau kurang dari 005 dan nilai korelasi spearman rank

sebesar 0760 (3) faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center adalah materi dan

bimbingan agama

Kata Kunci Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual Mualaf

Yayasan An-Naba Center

ii

KATA PENGANTAR

Assalammursquoalaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi

maha penyayang serta maha memampukan hamba-hambanya

dalam menyelesaikan segala urusan yang ditetapkan-Nya

Sholawat teriring salam dihaturkan kepada Nabiyyina kekasih

Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan

ulama dan pengikutnya hingga akhir zaman

Alhamdulillahirobbilrsquoalamiin terucap syukur kepada Allah SWT

telah dimampukan peneliti menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul ldquoHubungan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An-Naba

Center Sawah Baru Ciputatrdquo

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak

luput dari kekurangan dan kesalahan namun penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun

berbagi ilmu pengetahuan

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan

kakak adik peneliti Bapak Maidi (Alm) Ibu Masriah bapak

Encep Ibu Murdiah A Ujang teh dede Zahra A Aas mba Ani

Keendra dan adiku yang sholihah Yunita Sabrina yang begitu

ringan memberikan keridhoan berbagai dukungan dan curahan

dorsquoa yang tak henti di panjatkan serta kasih sayang yang begitu

tulus sehingga penulis tidak menyerah untuk tetap menyelesaikan

iii

segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima

kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir

dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan

keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho

dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam

bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah

dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik

penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah

membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaiakn skripsi ini

2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan

M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu

mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu

kebutuhan dalam penyusunan skripsi

3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen

pembimbing yang selalu meluangkan waktu

mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses

penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan

hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi

dengan baik

4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

iv

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat

Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

Yayasan tersebut

6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz

Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan

administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan

membantu penulis selama penelitian

7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus

untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu

Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada

penulis

8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang

menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis

9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om

Dedi dan guru-guru lainnya

10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu

menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang

tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport

penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka

v

Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan

kekuatan bagi penulis

11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya

Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa

menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama

debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan

mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini

12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat

penulis mengucapkan terima kasih

Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang

tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain

itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua

terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari

Allah SWT Aamiin

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi

ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi

ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis

Jakarta 21 April 2021

Siti Maryam

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi

DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14

C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15

D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23

E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38

B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45

C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46

D Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

48

E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56

B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

E Variabel dan Devinisi Operasional

Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

60

F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62

G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72

H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

75

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

77

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba

5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

79

6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81

7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84

B Temuan Hasil Penelitian dan

Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

85

1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

89

3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan

pemurtadan tahun 2015

4

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf

53

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba

Center

79

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63

2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama sebelum uji instrumen

66

3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama setelah uji instrumen

67

4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan

Spiritual sebelum diuji instrumen

68

5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan

Spiritual setelah diuji instrumen

70

6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat

Keandalan Instrumen Ukuran dari

Cronbach

71

7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan

Agama

71

8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan

Spiritual

72

9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan

74

10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putri di Yayasan An- Naba

Center

82

11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putra di Yayasan An- Naba

Center

84

x

12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

85

13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia

86

14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan

Pendidikan Formal

86

15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan

Masa Mualaf

87

16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di

Yayasan An-Nabarsquo Center

88

17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual

mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

89

18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara

Karakteristik Individu dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

91

19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun

2021

92

xi

20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Bimbingan Agama dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

93

21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada tahun 2021

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden

Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 Data Skor Responden

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat- surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling

sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya

manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa

dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di

datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga

menimbulkan kesedihan yang begitu dalam

Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan

keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang

dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa

aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)

dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1

Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga

mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia

yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal

maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk

mewujudkan kebutuhan tersebut

Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama

adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi

meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam

jiwanya

1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi

dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman

(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41

2

Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri

berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis

sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber

pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu

memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai

makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya

Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya

Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada

kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang

dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya

adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para

artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya

Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro

dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan

dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan

sosial yang rukun dan damai

Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di

Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003

jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir

angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2

2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi

jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019

httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019

1020 wib

3

Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah

yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar

baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan

adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi

ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi

pembimbing Agama

Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian

khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama

Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati

nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu

masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap

kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika

masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan

kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke

agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa

Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman

berganti menjadi ingkar3

Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam

menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014

Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat

Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam

hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat

menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka

3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

4

pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara

Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun

Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim

Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika

ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4

Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian

Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat

tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun

20155

4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di

Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-

indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

0

10

20

30

40

50

60

Rawan Pemurtadan

5

Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab

seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya

ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)

terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin

Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat

Islam paling ekstrimrdquo6

Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang

dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat

Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan

fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya

mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari

lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi

menjadi seorang muslim seutuhnya

Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi

memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)

Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan

tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang

tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya

rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya

hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib

6

tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap

keselamatan jiwardquo7

Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar

semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang

meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari

lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu

hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka

secara lebih jauh8

Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu

besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat

berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar

di masjid dan di jalanan9

Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan

pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang

untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi

Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung

resiko

7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf

Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-

keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan

Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara

Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II

No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom

ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni

2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-

pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

7

Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan

perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen

terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya

Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang

yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang

belum memahami islam seutuhnya

Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan

bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa

mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang

muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan

surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi

أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط

بين عدو ٢٠٨ م

ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu

turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimurdquo10

Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208

adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara

parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-

hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri

tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf

10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208

Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016

8

yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk

sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah

akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari

itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan

peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan

menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan

agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri

individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk

berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-

Nya serta tabah menerima ujian-Nya12

begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan

agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan

peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan

spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani

menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa

lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem

maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau

value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup

kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

9

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain13

Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14

Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang

dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala

kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan

yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun

kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian

baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya

Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu

mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan

13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1

Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57

10

masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada

mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz

Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal

pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid

Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para

mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami

agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa

terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa

menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya

(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-

mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan

kepada mereka

Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah

mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya

maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing

15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal8

11

untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat

berpengaruh bagi agama Islam

Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah

dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin

meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di

hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya

maupun kehidupannya kini sebagai muslim

Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang

meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual

mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada

Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya

pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16

Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang

bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa

warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam

penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18

16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan

Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan

penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan

Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri

12

Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa

menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang

pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik

di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian

Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan

membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba

Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo

B Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang

dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti

berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun

pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi

dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-

Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Ponorogo 2019)

13

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat adalah

a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di akhirat

b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau nilai untuk

menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain

c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

diantaranya

a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan

Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah

Baru- Ciputat

14

c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain

a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden

dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik

Responden dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Manfaat Penelitian

a Manfaat Akademis

1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

terutama pada mata kuliah Psikologi Islam

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi

Pembimbing agama maupun penyuluh agama

15

yang mengkhususkan pembinaan terhadap

Mualaf

b Manfaat Praktis

1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam

memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan

reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan

kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun

penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang

Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

D Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang

menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri

Yakni diantaranya sebagai berikut

Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan

Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

16

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan

agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257

sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari

r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799

dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian

hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan

masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah

alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat

rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang

berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini

ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket

instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data

Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan

variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran

17

penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan

sasaran penelitian mualaf21

Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja

Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada

remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai

sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan

perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22

Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah

kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun

menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis

di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut

adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami

pembaca

21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi

Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No

155-62

18

Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada

variabel independen dan dependen Variabel independen

penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan

emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan

variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel

dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan

berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel

dependen kecerdasan spiritual

Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di

Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian

Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di

panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan

antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak

di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan

berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005

ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian

terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam

terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman

Azzahra Kota Pekanbaru

Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi

kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam

19

beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam

penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independent dan dependen Variabel dependen

penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan

penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23

Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam

jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap

kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab

Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi

sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat

dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt

ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual

23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)

20

kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja

karyawan

Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak

rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di

beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan

pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan

baik

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independen dan dependen jika di variabel

independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan

spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kinerja karyawan

Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti

tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi

Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)

dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa

gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa

dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal

maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang

cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional

mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam

penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa

21

mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik

dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi

Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang

masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa

kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang

dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan

kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca

mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami

penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel

dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen

hanya kecerdasan spiritual24

Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran

Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara

Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri

bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran

beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa

Tengah

24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan

Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)

(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur

Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)

22

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil

penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri

Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar

20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama

sebesar 322

Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup

rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan

dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah

pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga

pembaca dapat memahami penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis

menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25

Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh

Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal

Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan

25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016)

23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan

spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi

sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-

Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel

16839 dan nilai signifikannya -0806lt005

Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika

kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan

paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini

adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga

dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

pada variabel independen Variabel independen tersebut

menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis

menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26

E Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman

penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang

skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif

26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)

24

Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini

terbagi dalam lima bab yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah

Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan

Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

yaitu teori mengenai peran pembimbing agama

meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan

mualaf

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

jenis penelitian tempat dan waktu penelitian

variabel penelitian sumber data populasi dan

sampel hipotesis penelitian definisi operasional

variabel Teknik pengumpulan data uji validitas

instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik

analisis data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat

25

yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf

visi misi dan tujuannya program-program serta

struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan

Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian

menjelaskan temuan dan analisis data tentang

hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan

spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-

data hasil peneitian hasil angket identifikasi

responden deskripsi hasil penelitian dan analisis

data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah

dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama

1 Pengertian Bimbingan

Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin

menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata

ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti

menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur

mengarahkan dan memberi nasihat27

istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan

atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan

berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua

bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya

bimbingan28

Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar

individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian

27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16

27

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan

norma-norma yang berlaku30

Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan

melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31

Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni

1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung

arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh

nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat

mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya

2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat

menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut32

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

28

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa33

Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian

berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam

memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan

untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan

menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun

lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia

maupun ahirat

2 Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz

Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam

sebagai berikut34

a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan

kebersihan jiwa dan mental

33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

29

b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan

manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan

c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada

individu sehingga muncul dan berkembang rasa

toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong

menolong dan rasa kasih sayang

d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi

tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya

sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat

memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan

bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan

kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan

kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal

menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang

bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan

dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang

ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang

sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35

35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

30

3 Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya

bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36

a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan

sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah

b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang

berfungsi untuk dapat mengembangkan dan

memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun

potensi yang dimiliki terbimbing

c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang

membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing

dan lingkungannya

d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan

dalam memberikan bantuan dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi terbimbing

e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang

diberikan dapat membantu terbimbing dalam

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah

dan mantap

4 Materi Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami

kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan

mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau

36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta

PT Rineka Cipta 1995) hal 9

31

ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi

Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain

meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan

ikhsan (akhaq)37

a Keimanan (Aqidah)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)

yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah

Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak

segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau

aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti

keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat

menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan

maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan

keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39

37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha

Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga

Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim

dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi

1996) hlm 24

32

Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang

lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi

orang yang bertakwa40

a Keislaman (syarirsquoah)

Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa

Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju

sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga

diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat

merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan

dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman

Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi

ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م

١٨ يعلمون

Artinya Kemudian kami jadikan engkau

(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari

agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan

janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang

yang tidak mengetahui41

Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu

mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan

40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji

Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500

33

mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala

perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan

Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42

Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam

beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya

a) Adanya suatu perbuatan

b) Dilakukan oleh orang muslim

c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok

ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu

zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan

ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban

yang menyertai pokok ibadah itu43

b Ikhsan (akhlaq)

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa

yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah

(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)

alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang

baik) dan al-din (agama)44

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau

khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq

42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika

Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2012) hal 1

34

kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-

Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi

٤ عظيم خلق لعلى وإنك

Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang luhur 45

Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi

pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara

kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai

murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat

Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak

bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi

manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang

buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan

memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan

perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan

lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun

sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr

tt) hal 56

35

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat

5 Metode Bimbingan Agama

Dalam surah An- Nahl ayat 125

دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج

أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي

١٢٥ بٱلمهتدين

Artinya Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

siapa yang mendapat petunjuk47

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan

berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang

tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara

harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang

berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian

hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan48

47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43

36

Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik

Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang

kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang

dapat menambah kemampuan bagi terbimbing

Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami

bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama

maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan

agama diantaranya

a Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum

cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok

(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk

menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya

dengan kondisi terbimbing yang beragam49

b Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing50

49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)

hal122

37

Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila

memenuhi persyaratan sebagai berikut

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada

yang dibimbing

2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh

seseorang yang dibimbing

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi

dan kondisi yang memberikan perasaan damai

dana man serta santai kepada seorang yang

dibimbing51

Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada

metode yang biasa dilakukan yakni

1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan

dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar

intelek dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran

agama

2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang

digunakan untuk menunjukkan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional

3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan

contoh yang benar dan tepat agar yang di

51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45

38

bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari

apa yang diterimanya secara logika dan

penjelasannya akan teori yang masih baku

(tekstual) 52

B Kecerdasan Spiritual

1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari

semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus

mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan

lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di

turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas53

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal12

39

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain54

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu

menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah

berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal

Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik

dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56

54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

40

a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan

dan aktif)

b Tingkat kesadaran diri

c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan

d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit

e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak

perlu

g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)

h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo

atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-

jawaban yang mendasar

i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi

seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga

cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh

pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab

untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi

kepada orang lain yang memberikan petunjuk

penggunaannya

41

Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab

HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya

yakni57

a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan

material

b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang

memuncak

c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-

hari

d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber

spiritual guna menyelesaikan masalah

e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih

sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan

Seperti memberi maaf bersyukur atau

mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati

menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah

sebagian dari kebajikan

3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses

membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf

memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun

57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan

Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281

42

lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang

pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam

hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo

Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini

secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)

mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan

menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif

Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu

dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta

kehidupan secara umum

Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan

suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah

yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut

adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan

ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber

dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta

bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan

ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha

Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo

Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan

kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri

kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat

akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik

sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic

power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual

43

yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama

keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot

manusia59

Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang

memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus

melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa

menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60

4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu

berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi

kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan

kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang

menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang

diantaranya61

a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego

b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

anaknya

c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak

d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan

Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)

44

e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman

menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak

berharga

Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62

a Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia

mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks

luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian

yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG

(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual

b Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya

bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat

ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia

menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan

memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan

merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu

62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83

45

adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek

diri dan seluruh segi kehidupan

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul

dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan

seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan

C Mualaf

Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari

ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak

dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang

yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum

Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum

= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang

yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam

Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan

diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64

Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf

maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir

63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam

(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana

Semesta Intermedia 2009) hal 231

46

Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi

perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya

demi kemaslahatan65

Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk

islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat

diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya

untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama

kaum muslimin66

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan

hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka

baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada

di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui

Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri

untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa

beribadah secara mandiri

D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan

65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar

Nusa 2002) hal 563

47

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam

berdasarkan norma-norma yang berlaku67

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa68

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain69

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku

67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

48

dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola

pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena

Allahrdquo

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa

bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan

karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk

mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari

sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian

ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada

bab IV

E Kerangka Berpikir

Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren

hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi

Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami

kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama

Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari

keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan

tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan

dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata

layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan

sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi

gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah

49

tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang

singkat70

Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa

menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi

perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak

persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf

tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya

maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)

Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik

belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi

ingkar71

Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian

Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun

2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan

Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni

pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi

Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi

Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20

70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba

Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

50

persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)

adalah kemiskinan73

Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa

mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah

satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74

Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan

kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode

yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan

berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah

bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog

Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga

islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para

mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia

Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini

72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

51

memiliki 3 program yakni program pembinaan program

pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat

kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para

pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan

baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang

baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf

akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang

dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah

satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75

Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf

akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya

Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat

berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni

karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins

Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan

umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti

menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin

pendidikan umur dan masa mualaf

75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)

hal 171

52

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat

dilihat pada Gambar 2

53

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

Bimbingan Agama (X2)

1 Materi

Bimbingan

Agama

a Akidah

b Ibadah

c Akhlak

2 Metode

Bimbingan

Agama

a Ceramah

b Bimbingan

Kelompok

c Tanya-jawab

dan Dialog

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Responden

1 Jenis Kelamin

2 Usia

3 Pendidikan

4 Masa Mualaf

Kecerdasan Spiritual (Y)

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

2 Tingkat kesadaran

diri

3 Kemampuan

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

4 Kempuan

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

5 Kualitas hidup yang

diilhami

Oleh visi dan nilai-

nilai

6 Keengganan untuk

menyebabkan

Keinginan yang tidak

perlu

7 Berpandangan

holistic

8 Berfikir positif

54

F Hipotesis Penelitian

pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi

mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang

diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini melalui uji empiris yaitu

Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat

Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik individu dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu

ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha

diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho

diterima dan Ha ditolak

77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik78

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai

rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah

terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah

perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis

instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang

digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar

menurut ketentuan dan telah disepakati79

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf

dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D

(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58

56

populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan

Sampel fenomena secara detail80

B Tempat dan Waktu penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat

di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl

Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode

Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5

bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini

didasarkan pada fakta sebagai berikut

1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-

benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa

memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman

dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani

hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan

pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan

bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya

2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga

Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi

yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan

80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62

57

maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru

mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk

islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya

3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh

mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat

kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren

Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di

Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

C Populasi dan Sampel

1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang

merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan

sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik

populasi yaitu82

a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan

b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan

benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam

suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan

81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146

58

c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat

tertentu yang memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan dari keadaan itu

d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil

penelitian itu dapatat digeneralisasikan

Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria

minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah

3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua

kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan

asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan

kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama

Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk

dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama

2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian

(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini

menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik

pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah

100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota

83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT

remaja Rosda Karya 1994) hal 78

59

populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang

dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84

D Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada

penelitian ini yaitu

1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di

mana peristiwa terjadi86

Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh

melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan

beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren

2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

kuesioner87

84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94

60

E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian

Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah

Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam

penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual

bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara

intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk

membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual

b Variabel Dependen (Y)

Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)

dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf

(Variabel Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan

spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup

menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran I

61

F Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik

pengumpulan data yaitu

1 Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi

dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh

pandangan yang holistik dan menyeluruh89

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan

pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf

yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Kuesioner

Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang

berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan

maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa

pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media

88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)

cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199

62

yang lain91

3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan

Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa

kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92

Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan

informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta

memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama

penelitian

G Intrumen Penumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan

data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama

terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap

91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed methods)

(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327

63

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial93

Tabel 1 Skor Skala Semi Likert

No Alternatif Skala Likert Positif Negatif

1

2

3

4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

2

1

1

2

4

5

1 Skala Bimbingan Agama

Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua

aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan

agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni

akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama

yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog

2 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan

delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar

dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat

kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan

93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

64

penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan

holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan

ldquobagaimana jikardquo

Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan

mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur

ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96

3 Uji Validitas dan Realiabilitas

a Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97

Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan

dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori

respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-

individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam

karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98

95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta

Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD

(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Refika Aditama 2015) Hal 472

65

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument

yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

korelasi berganda

Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang

digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin

diukur yakni99

1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03

2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-

2) n= jumlah sampel

3 Nilai Sig ge α

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam

melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan

untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product

moment yaitu100

rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)

radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]

keterangan

r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas

X dan Y

n=jumlah responden

99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48

66

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)

Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable

Bimbingan Agama sebelum uji instrumen

Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama

sebelum uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 12345 - 5

2 Ibadah 678910 - 5

3 Akhlak 12131415 11 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 1718 16 3

5 Bimbingan

Kelompok 1921 20 3

6

Tanya

Jawab atau

Dialog

222324 - 3

Jumlah 24

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-

Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur

dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada

26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable

bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item

valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid

kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan

67

pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan

BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji

instrumen

Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah

uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 2345 1 5

2 Ibadah 78910 6 5

3 Akhlak 11121415 13 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 17 1618 3

5 Bimbingan

Kelompok 21 1920 3

6 Diskusi 2223 24 3

Jumlah 24

Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen

68

Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual

sebelum diuji instrumen

Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang

diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir

pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2

item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

3132 33 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan

nilai-nilai

3739 38 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

464748 - 3

Jumlah 24

69

diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan

data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 2

Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen

Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual

setelah diuji instrumen

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

313332 - 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

373839 - 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan

ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

4748 46 3

70

b Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban

yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5

1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility

Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi

SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

koefisien realibilitas (r11) gt 06101

α = (119870

119870 minus 1) (

1198781199032 minus sum119878119894

2

1198781199092

)

Keterangan

α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach

K Jumlah item pertanyaan

sum1198781198942 Jumlah varians skor item

101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57

Jumlah 24

71

1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102

Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan

Instrumen Ukuran dari Cronbach

Hasil Uji Alpha

Cronbach

Derajat Keandalan

lt 05 Tidak dapat digunakan

05-06 Jelek (poor)

06-07 Cukup atau dapat diterima

07-09 Bagus (good)

gt09 Luar biasa bagus

(exellent)

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

867 24

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar

0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala

Kecerdasan Spiritual

102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung

Refika Aditama 2015) hal 470

72

Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

780 24

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar

0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel

terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan

nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan

dinyatakan reliabel

H Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis

langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam

103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 226

73

penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik

infersensial

1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data

penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan

satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan

untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang

bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren

Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat

2 Analisis Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Statistik inferensial merupakan metode analisis yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan

antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan

penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat

inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada

sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini

menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman

104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100

105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) hal 532

74

Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan

(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan

sumber data antar variabel tidak harus sama106

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk

mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara

variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan

agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini

yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel independen yaitu karakteristik individu yang

mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut

yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji

koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang

kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah

r = 020 ndash 0399 Rendah

r = 040 ndash 0599 Sedang

r = 060 ndash 0799 Kuat

r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat

106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D

(Bandung Alfabeta 2012) hal 153

75

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center

Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba

Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz

Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau

adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana

sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para

mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah

Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia

khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena

mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak

mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan

hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak

itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan

pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para

mualaf diseluruh wilayah Indonesia

Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun

pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di

daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014

beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari

pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari

tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf

cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau

76

juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi

Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini

jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5

(lima) wilayah

Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-

Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan

tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak

mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan

pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari

pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan

Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas

muslim maupun non-muslim

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center

Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu

menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah

islamiyahrdquo

Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang

akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter

serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center

dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut

a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum

dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah

b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh

berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah

77

c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan

perbandingan agama

d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah

mandiri dan terampil

e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum

muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung

terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di

kalangan saudara kita kaum Mualaf

f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak

masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan

pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang

merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah

masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center

Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan

pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta

pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah

agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan

hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat

ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya

sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus

ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah

78

dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-

muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami

betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah

pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini

mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf

itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam

kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan

menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo

Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba

Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil

hingga merambah di beberapa wilayah nusantara

79

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center

Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center

dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center

PEMBINA

Ferdius

Ndruru

KETUA amp PENGASUH

KH Syamsul Arifin Nababan

PENGAWAS

Siti Hamidah

SEKRETARIS

Leli Yuheni

BENDAHARA

Siti Fatimah

DEWAN GURU

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan

2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya

3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc

MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc

MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna

SANTRI

80

5 Program Bimbingan Agama

a Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui

kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-

ceramah umum

b Program Pendidikan

Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c Program Pengembangan

1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan sarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

d Program Jangka Panjang

a) Program Perluasan Dakwah

Membangun cabang-cabang pesantren

Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah

Indonesia

Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah

minoritas muslim

b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri

An-Naba

81

e Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat

SMP- Perguruan Tinggi

2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi

3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi

para mualaf

f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

1) Mendirikan usaha kuliner

2) Membangun bisnis berbasis online

3) Membangun usaha retail

6 Program Pembinaan Agama

Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan

An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11

Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

82

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan

tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

9 2200 - 0429 Istirahat

83

Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600

Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari

jumat Tahsin diganti dengan membaca 4

surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-

waqiah dan Al- Mulk)

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

10 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh

mengerjakan tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

84

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

8 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

9 2200 - 0429 Istirahat

Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai

berikut

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan

Agama)

2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah

Islamiyah)

3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)

4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)

5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)

6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)

7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)

8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)

9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)

85

B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1 Karakteristik Individu Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti

bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan

sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

penulis tentukan

Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni

berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf

diuraikan sebagai berikut

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 12

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki 9 26

Perempuan 26 74

Total 35 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil

terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan

agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden

berjenis kelamin laki-laki

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 13

86

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kategori Usia Jumlah Presentase

Remaja 12- 21 Tahun 29 83

Dewasa 22- 45 Tahun 6 17

Total 35 100

Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden

didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel

terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21

tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat

dilihat pada tabel 14

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Jumlah ()

Rendah (0-9 tahun) 6 17

Sedang (10-12 tahun) 19 54

Tinggi (13-16 tahun) 10 29

Total 35 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas

responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada

tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima

87

pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan

pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-

16 tahun)

Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat

dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf

Kategori Masa Mualaf Jumlah ()

Rendah 3 -36 bulan 22 63

Sedang 37 bulan ndash 72

bulan 11 31

Tinggi 73 bulan -104

bulan 2 6

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk

islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa

mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)

dan kategori tinggi (73- 104 bulan)

88

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden

Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual

santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo

Center

No

Kategori

Kecerdasan

Spiritual

Jumlah Skor

Jawaban

Responden

Frekuensi ()

1 Rendah 93- 105 14 40

2 Tinggi 106- 120 21 60

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan

(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan

spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan

spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan

spiritual

Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual

yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri

3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan

89

untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan

holistik

3 Analisis Data Uji Korelasi

a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa

mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian

tersebut diolah menggunakan Program statistical Package

for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

No Peubah Variabel

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik

Individu -0198 0254

2 Bimbingan Agama 0760 0000

Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berhubungan nyata pada α= 1 (005)

90

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan

kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17

yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua

() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi

pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

kecerdasan spirituannya

b Hubungan Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba

Center

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18

91

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik Individu -0198 0254

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien

antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan

diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021

Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

92

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Usia -0198 0254

2

Tingkat Pendidikan

Formal -0123 0483

3 Masa Mualaf 0199 0251

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian

karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan

formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi

usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya

antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika

usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual

meningkat

Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan

spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign

0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan

formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika

semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti

semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif

antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual

mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign

93

0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan

tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika

semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf

c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan

Diri Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19

menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama

dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-

Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19

94

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan

agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760

Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan

yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005

kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang

bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan

antara variabel bimbingan agama dengan variabel

kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin

tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

nilai kecerdasan spiritual dirinya

Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)

sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005

Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

95

No

Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Materi 0740 0000

2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20

menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan

metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual

mualaf

Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan

hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda

bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada

angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif

Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama

seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau

semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang

maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan

agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi

bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak

Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa

96

terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-

lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa

nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai

signifikansi sebesar 000 lt 005107

Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah

dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian

Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah

akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi

sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti

korelasi cukup dan bersifat positif108

Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan

(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()

artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya

semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang

maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau

107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan

Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU

Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah

Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

97

jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama

seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel

20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang

tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf

Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa

bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang

telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat

pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban

sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya

terhadap agama yang dianutnya109

109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun

Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)

98

Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan

agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan

spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000

(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga

menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan

yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual

remaja 111

110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)

siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling

Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)

99

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah

dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan

mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki

(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia

(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa

usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan

tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang

(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah

(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan

dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa

mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah

(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash

72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104

bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat tergolong tinggi

2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai

100

signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari

005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat

dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan

agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat

3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru

Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut

7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan

dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama

bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan

lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang

di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat

sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan

penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar

pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk

materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu

tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan

makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun

dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar

ibadah

101

8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait

bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual

Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang

bagian yang ada pada bimbingan agama maupun

kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun

keefektivitasannya

102

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung

Alfabeta

Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama

Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1

P-ISSN 2442-725X e-2621-7201

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta

Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah

208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02

Wonosobo

Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif

Bandung PT Revika Aditama

Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group

Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung

Alfabeta

Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS

Jakarta Kencana

Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk

Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka

Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

103

Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan

R amp D Bandung ALFABETA

Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT

Wahana Semesta Intermedia

Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor

Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang

Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di

Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1

Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT

Indeks

Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual

Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam Jakarta Arga

Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi

IV

104

Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera

Antar Nusa

Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan

Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka

Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk

Memaknai Kehidupan Bandung Mizan

Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam

Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve

Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan

Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan

Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)

Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta PT Rineka Cipta

Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi

Bandung PT remaja Rosda Karya

Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta

Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central

Medika Surabaya

Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali

Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali

Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori

Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)

Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia

105

Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya

Usaha Nasional

Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press

Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental CrHaji Masagung Jakarta

Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-

Fikr tt)

Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah

Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama

Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim

Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam

Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center

Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan

Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol

1 No 1)

Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi

Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Salatiga)

106

Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan

Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi

S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)

Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan

Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal

Vo 13 No 155-62

Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan

Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau)

Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan

terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Metro)

Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal

Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam

Volume 7 Nomor 2 249- 270)

Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al

Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan)

Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan

Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi

terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian

107

Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah

dan Islam Universitas Indonesia tahun)

Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran

Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa

di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah

terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di

Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama

Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di

Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)

Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu

Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin

Jakarta)

Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan

Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan

Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi

S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang)

Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah

mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada

19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020

wib tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppmm42z313

108

Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid

ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah

pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib Tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus

2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib

Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba

Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh

pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-

center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml

Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam

di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-

umat-islam-di-indonesia-menurun

Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap

Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-

mengalamipenolakan-keluarga

Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat

Yayasan An- Naba Center

109

LAMPIRAN

Lampiran I

Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel

Independen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Karakteristik

Individu (X1)

Menurut

Robbins

karakteristik

individu adalah

cara

memandang ke

objek tententu

dan mencoba

menafsirkan apa

yang dilihatnya

yang

mencangkup

usia jenis

kelamin tingkat

pendidikan

status

perkawinan dan

masa kerja

Karakteristik

responden pada

penelitian ini

ada empat

aspek yaitu

usia jenis

kelamin

tingkat

pendidikan dan

masa kerja

1 Jenis kelamin

Jenis kelamin

responden yang

dibagi menjadi

dua jenis yaitu

laki-laki dan

perempuan

2 Usia

Lamanya waktu

hidup responden

yang dihitung

sejak tahun

kelahiran

sampai waktu

penelitian

berlangsung

3 Tingkat

pendidikan

110

dalam

organisasi112

Dalam hasil

penelitian Rusdi

dan Sari

memaparkan

bahwa salah

satu faktor yang

membuat para

mualaf

melakukan

konversi agama

dari agama

asalnya ke

agama islam

yaitu faktor

kemauan

kemauan

menjadi salah

satu pendorong

seseorang

melakukan

Jumlah tahun

sekolah formal

yang ditempuh

oleh responden

sampai

penelitian ini

berlangsung

4 Masa mualaf

Lamanya waktu

atau masa

konversi agama

responden

dihitung sejak

mengucapkan

dua kalimat

syahadat sampai

waktu penelitian

berlangsung

5 Kemauan

salah satu

faktor

mendorong

seseorang

112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)

hal 171

111

konversi

agama113

melakukan

konversi

agama

Seseorang

yang

melakukan

konversi

didasari karna

kemauan diri

sendiri atau

orang lain

keluarga

teman dan

lain

sebagainya

Materi

Bimbingan

Agama (X2)

Menurut

Djumhur dan

Moh Surya

bimbingan

adalah suatu

pemberian

bantuan yang

Bimbingan

agama dalam

penelitian ini

mencangkup

materi

bimbingan

agama (akidah

Materi bimbingan

agama

1 Akidah

mengetahui

pengetahuan

mualaf tentang

akidah islam

113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam

dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X

e-2621-7201

112

diberikan secara

sistematis dan

kontinyu kepada

individu atau

kelompok dalam

pemecahan

masalah yang

dihadapinya

agar tercapai

kemampuan

untuk

memahami diri

sendiri

kemampuan

untuk menerima

diri sendiri

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaian diri

ibadah dan

akhlak) dan

metode

bimbingan

agama

(ceramah

bimbingan

kelompok dan

tanya-jawab

atau dialog)

yang

berdasarkan

rukun iman

yakni iman

kepada Allah

iman kepada

Malaikat Allah

iman kepada

Kitab Allah

iman kepada

Rasul Allah

iman kepada

hari Kiamat

dan iman

kepada Qodarsquo

dan Qodar

Keyakinan ini

apakah dapat

menimbulkan

sifat jiwa yang

tercermin

dalam

perkataan

maupun

113

dengan

lingkungannya

baik keluarga

maupun

masyarakat114

Menurut M

Arifin

bimbingan

agama adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami

kesulitan baik

lahiriah maupun

batiniah yang

menyangkut

kehidupan di

masa kini dan

masa mendatang

berupa

pertolongan

dibidang mental

perbuatan

mualaf tersebut

2 Ibadah

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

ibadah sesuai

ketentuan atau

syariat Islam

berdasarkan

Rukun Islam

yakni Syahadat

Shalat Zakat

Puasa Haji

3 Akhlak

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

Akhlak Islam

yakni kepada

diri sendiri

Kepada orang

tua dan guru

114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7

114

spiritual

Membantu

seseorang

mampu

mengatasi

kesulitannya

dengan

kemampuan

yang ada pada

dirinya sendiri

melalui

dorongan

kekuatan iman

dan takwa

kepada Tuhan

yang maha

esa115

kepada saudara

dan teman

sebaya maupun

lingkungan

masyarakat

Metode

Bimbingan

Agama

1 Ceramah

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama kepada

mualaf secara

langsung

2 Bimbingan

Kelompok

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf secara

langsung

115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

115

dengan cara

diskusi

kelompok

3 Tanya

jawab atau

Dialog

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf melalui

tanya jawab

atau dialog

secara langsung

baik terkait

materi maupun

pengalaman

hidup

116

Variabel

Dependen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Kecerdasan

Spiritual (Y)

Menurut

Danah Zohar

dan Ian

Marshal

kecerdasan

spiritual (SQ)

adalah

kecerdasan

untuk

menghadapi

persoalan

makna atau

value yaitu

kecerdasan

untuk

menempatka

n perilaku

dan hidup

kita dalam

konteks

makna yang

lebih luas dan

kaya

Kecerdasan

Spiritual

adalah sesuatu

yang dimilki

dalam diri

seseorang

dalam

menghadapi

segala

persoalan

hidup dengan

penuh makna

atau nilai dan

memberikan

nilai yang luas

untuk jalan

hidupnya

Kemampuan

bersikap fleksibel

1 Mualaf dapat

dengan mudah

menyesuaikan

diri terhadap

lingkungan

baru

2 Mualaf dapat

beradaptasi dan

dapat

menerima

dengan mudah

dalam

lingkungannya

Tingkat

kesadaran diri

a Mualaf dapat

menempatkan

diri baik sikap

maupun

karakter

117

kecerdasan

untuk menilai

bahwa

tindakan

untuk jalan

hidup

seseorang

lebih

bermakna

dibandingkan

dengan yang

lain116

b Mualaf dapat

menyadari atau

introspeksi

kelebihan dan

kekurangan diri

dalam bersikap

baik dalam

lingkungan

keluarga

sekolah

maupun

masyarakat

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

1 Mualaf dapat

menjadikan

penderitaan

kesedihan

maupun

kegagalan di

116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

118

masa lalu sebagai

motivasi dan

kekuatan untuk

tetap

mempertahankan

jalan hidup yang

sudah dipilih

menjadi seorang

muslim

2 Bersikap optimis

dan berfikir

positif meski

harus terusir dari

keluarga mapun

belum di terima

dilingkungan

baru

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

melampaui rasa

sakit

1 Menjadikan

penderitaan

sebagai

119

tantangan

hidup yang

harus

dihadapi

2 Mualaf

dapat

menjalani

hidup

dengan

penuh

keyakinan

dan

keteguhan

hati meski

harus

merasakan

berbagai

penderitaan

dan rasa

sakit

Kualitas hidup

yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

1 Mualaf

dapat

120

memiliki

tujuan yang

jelas dalam

menjalani

hidup

2 Mualaf

dapat

menjalani

kehidupan

yang

bernilai dan

penuh

makna

Keengganan

untuk

menyebabkan

keinginan yang

tidak perlu

1 Mualaf agar

memiliki

sikap

prioritas

dalam

menjalani

hidupnya

121

2 Dapat

memilah

mana yang

penting bagi

hidupnya

maupun

yang tidak

didasari

kebermanfa

atannya

Kecenderungan

untuk melihat

keterkaitan

antara berbagai

hal

(berpandangan

ldquoholistikrdquo)

1 Mualaf dapat

menyikapi

segala

persoalan

dalam

hidupnya

semata karena

122

ketentuan

Allah

2 Segala sesuatu

yang menimpa

kehidupan

mualaf adalah

kebaikan yang

diberikan oleh

Allah

bersikap positif

terhadap apapun

yang menimpa

kehidupannya

1 Mualaf dapat

menerima

dengan baik hal

apapun yang

menimpanya

2 Mualaf dapat

berprasangka

baik terhadap

segala hal yang

menimpanya

123

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Materi Akidah r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

1

Saya meyakini bahwa Allah adalah

Tuhan yang menciptakan seluruh

alam semesta

-0179 0388 Tidak

Valid

2

Saya meyakini adanya Malaikat

yang mengawasi dan mencatat apa

saja yang saya lakukan

0411 0388 Valid

3

Saya meyakini bahwa Allah

mengutus rasul menjadi suri tauladan

bagi manusia

0599 0388 Valid

4

Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan

sebagai obat penenang dalam

menghadapi segala persoalan hidup

0577 0388 Valid

5

Saya meyakini segala perbuatan di

dunia akan dimintai pertanggung

jawaban di akhirat

0594 0388 Valid

Materi Ibadah

6

Saya berusaha melungkan waktu

untuk melaksanakan ibadah shalat

Sunnah

0268 0388 Tidak

Valid

7

Saya meyakini shalat adalah cara

terhubung paling baik dengan Tuhan

saat kita mulai putus asa

0382 0388 Valid

8 Saya melaksanakan ibadah puasa

Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid

9

saya mengetahui dan memahami

bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh

sebagai cara pensucian diri dari harta

yang bukan milik kita

0774 0388 Valid

124

10

saya mengetahui bahwa ibadah haji

adalah ibadah wajib umat muslim

dan di lakukan bagi yang sudah

mampu

0590 0388 Valid

Materi Akhlak

11 saya membiarkan teman saya yang

sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid

12

Saya mengetahui bahwa menghargai

orang lain dalam memilih agama

yang di anutnya adalah perbuatan

yang baik

0575 0388 Valid

13

Seorang muslim harus bertutur kata

dan bertingkah laku baik terhadap

orang lain

0313 0388 Tidak

Valid

14

Saya berpakaian menutupi aurat

sesuai dengan tuntunan Agama dan

bagian dari sopan santun dalam

berbusana

0516 0388 Valid

15 Saat ada teman kesusahan saya akan

membantunya 0411 0388 Valid

Metode Ceramah

16

saya tidak semangat saat

mendengarkan Ceramah dari

pembimbing Agama

0294 0388 Tidak

Valid

17

Hati saya lebih tenang setelah

mendenarkan ceramah yang

dibawakan pembimbing

0489 0388 Valid

18

Terkadang materi yang di sampaikan

berkaitan dan menjawab segala

persoalan yang sedang menimpa

saya hingga menjadikan saya lebih

kuat

0184 0388 Tidak

Valid

Metode Kelompok

125

19

Saya memanfaatkan bimbingan

kelompok untuk berinteraksi dengan

teman-teman

0301 0388 Tidak

Valid

20 saya tidak menyukai diskusi dalam

bimbingan kelompok 0355 0388

Tidak

Valid

21

Saat bimbingan kelompok saya bisa

berbagi pengalaman dengan teman-

teman dan mendapat penguatan dari

teman diskusi

0447 0388 Valid

Metode Diskusi

22

Saya merasa yakin dengan pilihan

yang saat ini saya yakini sebagai

muslim setelah menyampaikan

segala keraguan beragama kepada

pembimbing agama

0607 0388 Valid

23

Setelah berdialog dengan

pembimbing agama Saya lebih

termotivasi dan lebih kuat menjalani

sebagai muslim yang kaffah

0700 0388 Valid

24

Saya merasa lebih tenang saat

menyampaikan segala keluh kesah

yang menimpa kehidupan masa lalu

dan saat ini kepada pembimbing

agama

-0280 0388 Tidak

Valid

Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual

No

Kemampuan bersikap fleksibel

(adaptif secara spontan dan aktif)

r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

25 Saya mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar 0504 0388 Valid

26

saya menerima dan menghargai

pendapat maupun pilihan orang lain

termasuk pilihan dalam beragama

0690 0388 Valid

27 Saya menerima perubahan yang ada

dalam diri 0628 0388 Valid

126

Tingkat kesadaran diri

28 Saya mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid

29 Saya tidak membanding-bandingkan

hidup saya dengan orang lain -0104 0388

Tidak

Valid

30

saya merasa minder dengan

lingkungan baru saya sebagai

muslim

0644 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan

31

Segala masalah dan penderitaan yang

datang dalam hidup saya jadikan

sebagai motivasi untuk kembali

bangkit

0478 0388 Valid

32

Saya yakin bahwa segala masalah

yang datang adalah sebuah batu

loncatan untuk diri saya

0255 0388 Tidak

Valid

33

saat masalah datang dalam hidup

saya merasa sangat menderita dan

sedih

0455 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan melampaui rasa sakit

34

Saya berusaha sabar dan ikhlas

menerima setiap masalah yang

menimpa saya

0506 0388 Valid

35

Saya yakin bahwa masalah yang

datang adalah kasih sayang dari

Allah untuk menebus dosa-dosa

saya

0159 0388 Tidak

Valid

36 Saya mampu mengambil hikmah dari

setiap masalah hidup 0602 0388 Valid

Kualitas hidup yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

127

37 Saya memiliki dan mampu

memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid

38 saya kurang bersemangat dalam

menjalani hidup 0484 0388 Valid

39 Saya mampu menggapai dan

mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak

Valid

Keengganan untuk menyebabkan

keinginan yang tidak perlu

40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak

Valid

41 Saya memilah segala kegiatan yang

harus saya kerjakan 0146 0388

Tidak

Valid

42

Saya akan mendahulukan ibadah

sebelum melakukan aktivitas sehari-

hari

0431 0388 Valid

Kecenderungan untuk melihat

keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

43 Ketika masalah datang saya yakin

bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid

44

Saat semua orang menjauhi saya

hingga mengusir saya saya yakin

bahwa Allah selalu bersama saya

0520 0388 Valid

45

Setiap musibah yang datang dalam

hidup saya saya yakin itu sudah

takdir dan pilihan terbaik dari Allah

0339 0388 Tidak

Valid

bersikap positif terhadap apapun

yang menimpa kehidupannya

46 saya menerima hal apapun yang

menimpa hidup saya -0040 0388

Tidak

Valid

47

saya yakin pasti ada kebaikan dari

setiap masalah yang datang dalam

kehidupan saya

0675 0388 Valid

128

48

saya yakin Allah selalu bersama saya

meskipun masalah datang bertubi-

tubi

0391 0388 Valid

129

Lampiran 3

Daftar pedoman wawancara Responden

No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama

1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah

2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat

3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah

4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak

menerima anda sebagai seorang mualaf

5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari

pembimbing agama

6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-

teman anda

7

Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat

penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing

agama

No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual

1

Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih

agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun

keluarga

2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali

segala kesalahan dan dosanya

3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh

orang lain

4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang

datang dalam hidup anda

5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak

menerima anda menjadi seorang mualaf

6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang

setelah menjadi seorang mualaf

130

7

Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah

masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu

yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan

terlebih dahulu

8

Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang

menimpa anda datang begitu saja dengan secara

kebetulan

9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang

datang dalam kehidupan anda

131

Lampiran 4

Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS

Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Correlations

Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual

Spearman

s rho

Karakteristik Individu Correlation

Coefficient 1000 -169 -198

Sig (2-tailed) 331 254

N 35 35 35

Bimbingan Agama Correlation

Coefficient -169 1000 760

Sig (2-tailed) 331 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -198 760 1000

Sig (2-tailed) 254 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

132

Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Usia Correlation

Coefficient 1000 253 083 122 -312

Sig (2-tailed) 143 634 486 068

N 35 35 35 35 35

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient 253 1000 004 012 -230

Sig (2-tailed) 143 984 947 183

N 35 35 35 35 35

Pendidikan Formal Correlation

Coefficient 083 004 1000 -237 -123

Sig (2-tailed) 634 984 170 483

N 35 35 35 35 35

Masa Muallaf Correlation

Coefficient 122 012 -237 1000 199

Sig (2-tailed) 486 947 170 251

N 35 35 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -312 -230 -123 199 1000

Sig (2-tailed) 068 183 483 251

N 35 35 35 35 35

133

Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Materi Metode Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Metode Correlation Coefficient 704 1000 685

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

134

Lampiran 5

Data Skor Responden

Bimbingan Agama

R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117

R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107

R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111

R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105

R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109

R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113

R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105

R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114

135

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115

R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117

R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116

R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105

R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118

R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109

R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116

R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117

R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108

R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113

R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117

136

Kecerdasan Spiritual

R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah

R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107

R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108

R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96

R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93

R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98

R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109

R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114

R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98

R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112

R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105

R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107

R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99

R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115

R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115

137

R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115

R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112

R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110

R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103

R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103

R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98

R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93

R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111

R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104

R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111

R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106

R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112

R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117

R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103

R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114

R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104

138

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center

139

Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang

Kupang Nusa Tenggara Timur

140

141

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-

Naba Center

142

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-

Naba Center

143

Lampiran 7

Surat-surat

144

145

146

147

Page 4: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

i

ABSTRAK

Siti Maryam 11150520000009 Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat dibawah bimbingan Muhtar Mochamad

Solihin M Si 2021

Mualaf diharapkan memiliki Kecerdasan spiritual yang tinggi agar

mampu mempertahankan kebermaknaan dalam memilih jalan hidup

dengan keyakian baru sebagai muslim Dapat menularkan sisi positif

dengan akhlak kepada orang lain khususnya keluarga dan teman non-

muslim Salah satu upaya untuk meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan An- Naba Center tersebut dapat dikukan dengan

pelaksanaan bimbingan agama secara menyeluruh

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menggambarkan karakteristik

responden dan tingkat kecerdasan spiritual Mualaf (2) Menganalisis

hubungan karakteristik responden dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf (3) Menganalisis faktor-faktor yang

berhubungan dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kuantitatif

dengan metode survey Adapun teknik sampling yang digunakan adalah

teknik sensus sampling total dengan jumlah sampel 35 santri mualaf

Analisis data menggunakan uji spearmanrsquos rank Program yang

digunakan untuk mengolah data adalah Microsoft Exel dan SPSS for

Windows 220

Hasil penelitian ini menunjukkan (1) karakteristik responden

penelitian lebih banyak berjenis kelamin perempuan dari pada laki-laki

Tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center

tergolong tinggi (2) terdapat hubungan positif dan signifikan antara

karakteristik responden dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center dengan nilai signifikansi

sebesar 0000 atau kurang dari 005 dan nilai korelasi spearman rank

sebesar 0760 (3) faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An- Naba Center adalah materi dan

bimbingan agama

Kata Kunci Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual Mualaf

Yayasan An-Naba Center

ii

KATA PENGANTAR

Assalammursquoalaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi

maha penyayang serta maha memampukan hamba-hambanya

dalam menyelesaikan segala urusan yang ditetapkan-Nya

Sholawat teriring salam dihaturkan kepada Nabiyyina kekasih

Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan

ulama dan pengikutnya hingga akhir zaman

Alhamdulillahirobbilrsquoalamiin terucap syukur kepada Allah SWT

telah dimampukan peneliti menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul ldquoHubungan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An-Naba

Center Sawah Baru Ciputatrdquo

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak

luput dari kekurangan dan kesalahan namun penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun

berbagi ilmu pengetahuan

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan

kakak adik peneliti Bapak Maidi (Alm) Ibu Masriah bapak

Encep Ibu Murdiah A Ujang teh dede Zahra A Aas mba Ani

Keendra dan adiku yang sholihah Yunita Sabrina yang begitu

ringan memberikan keridhoan berbagai dukungan dan curahan

dorsquoa yang tak henti di panjatkan serta kasih sayang yang begitu

tulus sehingga penulis tidak menyerah untuk tetap menyelesaikan

iii

segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima

kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir

dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan

keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho

dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam

bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah

dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik

penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah

membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaiakn skripsi ini

2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan

M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu

mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu

kebutuhan dalam penyusunan skripsi

3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen

pembimbing yang selalu meluangkan waktu

mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses

penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan

hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi

dengan baik

4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

iv

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat

Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

Yayasan tersebut

6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz

Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan

administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan

membantu penulis selama penelitian

7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus

untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu

Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada

penulis

8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang

menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis

9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om

Dedi dan guru-guru lainnya

10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu

menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang

tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport

penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka

v

Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan

kekuatan bagi penulis

11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya

Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa

menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama

debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan

mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini

12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat

penulis mengucapkan terima kasih

Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang

tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain

itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua

terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari

Allah SWT Aamiin

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi

ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi

ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis

Jakarta 21 April 2021

Siti Maryam

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi

DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14

C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15

D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23

E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38

B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45

C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46

D Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

48

E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56

B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

E Variabel dan Devinisi Operasional

Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

60

F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62

G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72

H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

75

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

77

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba

5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

79

6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81

7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84

B Temuan Hasil Penelitian dan

Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

85

1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

89

3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan

pemurtadan tahun 2015

4

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf

53

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba

Center

79

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63

2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama sebelum uji instrumen

66

3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama setelah uji instrumen

67

4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan

Spiritual sebelum diuji instrumen

68

5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan

Spiritual setelah diuji instrumen

70

6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat

Keandalan Instrumen Ukuran dari

Cronbach

71

7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan

Agama

71

8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan

Spiritual

72

9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan

74

10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putri di Yayasan An- Naba

Center

82

11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putra di Yayasan An- Naba

Center

84

x

12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

85

13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia

86

14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan

Pendidikan Formal

86

15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan

Masa Mualaf

87

16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di

Yayasan An-Nabarsquo Center

88

17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual

mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

89

18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara

Karakteristik Individu dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

91

19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun

2021

92

xi

20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Bimbingan Agama dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

93

21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada tahun 2021

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden

Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 Data Skor Responden

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat- surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling

sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya

manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa

dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di

datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga

menimbulkan kesedihan yang begitu dalam

Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan

keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang

dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa

aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)

dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1

Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga

mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia

yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal

maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk

mewujudkan kebutuhan tersebut

Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama

adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi

meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam

jiwanya

1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi

dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman

(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41

2

Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri

berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis

sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber

pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu

memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai

makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya

Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya

Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada

kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang

dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya

adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para

artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya

Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro

dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan

dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan

sosial yang rukun dan damai

Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di

Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003

jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir

angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2

2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi

jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019

httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019

1020 wib

3

Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah

yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar

baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan

adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi

ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi

pembimbing Agama

Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian

khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama

Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati

nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu

masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap

kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika

masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan

kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke

agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa

Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman

berganti menjadi ingkar3

Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam

menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014

Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat

Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam

hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat

menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka

3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

4

pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara

Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun

Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim

Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika

ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4

Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian

Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat

tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun

20155

4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di

Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-

indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

0

10

20

30

40

50

60

Rawan Pemurtadan

5

Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab

seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya

ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)

terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin

Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat

Islam paling ekstrimrdquo6

Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang

dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat

Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan

fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya

mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari

lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi

menjadi seorang muslim seutuhnya

Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi

memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)

Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan

tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang

tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya

rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya

hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib

6

tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap

keselamatan jiwardquo7

Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar

semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang

meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari

lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu

hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka

secara lebih jauh8

Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu

besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat

berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar

di masjid dan di jalanan9

Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan

pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang

untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi

Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung

resiko

7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf

Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-

keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan

Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara

Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II

No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom

ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni

2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-

pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

7

Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan

perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen

terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya

Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang

yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang

belum memahami islam seutuhnya

Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan

bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa

mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang

muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan

surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi

أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط

بين عدو ٢٠٨ م

ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu

turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimurdquo10

Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208

adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara

parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-

hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri

tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf

10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208

Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016

8

yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk

sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah

akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari

itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan

peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan

menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan

agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri

individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk

berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-

Nya serta tabah menerima ujian-Nya12

begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan

agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan

peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan

spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani

menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa

lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem

maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau

value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup

kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

9

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain13

Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14

Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang

dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala

kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan

yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun

kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian

baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya

Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu

mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan

13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1

Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57

10

masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada

mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz

Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal

pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid

Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para

mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami

agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa

terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa

menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya

(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-

mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan

kepada mereka

Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah

mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya

maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing

15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal8

11

untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat

berpengaruh bagi agama Islam

Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah

dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin

meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di

hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya

maupun kehidupannya kini sebagai muslim

Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang

meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual

mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada

Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya

pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16

Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang

bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa

warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam

penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18

16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan

Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan

penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan

Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri

12

Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa

menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang

pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik

di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian

Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan

membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba

Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo

B Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang

dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti

berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun

pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi

dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-

Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Ponorogo 2019)

13

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat adalah

a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di akhirat

b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau nilai untuk

menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain

c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

diantaranya

a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan

Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah

Baru- Ciputat

14

c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain

a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden

dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik

Responden dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Manfaat Penelitian

a Manfaat Akademis

1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

terutama pada mata kuliah Psikologi Islam

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi

Pembimbing agama maupun penyuluh agama

15

yang mengkhususkan pembinaan terhadap

Mualaf

b Manfaat Praktis

1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam

memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan

reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan

kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun

penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang

Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

D Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang

menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri

Yakni diantaranya sebagai berikut

Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan

Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

16

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan

agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257

sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari

r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799

dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian

hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan

masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah

alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat

rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang

berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini

ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket

instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data

Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan

variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran

17

penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan

sasaran penelitian mualaf21

Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja

Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada

remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai

sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan

perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22

Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah

kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun

menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis

di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut

adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami

pembaca

21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi

Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No

155-62

18

Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada

variabel independen dan dependen Variabel independen

penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan

emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan

variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel

dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan

berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel

dependen kecerdasan spiritual

Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di

Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian

Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di

panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan

antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak

di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan

berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005

ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian

terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam

terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman

Azzahra Kota Pekanbaru

Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi

kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam

19

beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam

penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independent dan dependen Variabel dependen

penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan

penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23

Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam

jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap

kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab

Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi

sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat

dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt

ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual

23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)

20

kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja

karyawan

Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak

rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di

beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan

pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan

baik

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independen dan dependen jika di variabel

independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan

spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kinerja karyawan

Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti

tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi

Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)

dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa

gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa

dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal

maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang

cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional

mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam

penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa

21

mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik

dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi

Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang

masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa

kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang

dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan

kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca

mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami

penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel

dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen

hanya kecerdasan spiritual24

Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran

Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara

Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri

bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran

beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa

Tengah

24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan

Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)

(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur

Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)

22

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil

penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri

Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar

20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama

sebesar 322

Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup

rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan

dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah

pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga

pembaca dapat memahami penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis

menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25

Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh

Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal

Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan

25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016)

23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan

spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi

sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-

Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel

16839 dan nilai signifikannya -0806lt005

Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika

kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan

paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini

adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga

dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

pada variabel independen Variabel independen tersebut

menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis

menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26

E Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman

penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang

skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif

26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)

24

Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini

terbagi dalam lima bab yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah

Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan

Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

yaitu teori mengenai peran pembimbing agama

meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan

mualaf

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

jenis penelitian tempat dan waktu penelitian

variabel penelitian sumber data populasi dan

sampel hipotesis penelitian definisi operasional

variabel Teknik pengumpulan data uji validitas

instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik

analisis data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat

25

yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf

visi misi dan tujuannya program-program serta

struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan

Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian

menjelaskan temuan dan analisis data tentang

hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan

spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-

data hasil peneitian hasil angket identifikasi

responden deskripsi hasil penelitian dan analisis

data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah

dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama

1 Pengertian Bimbingan

Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin

menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata

ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti

menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur

mengarahkan dan memberi nasihat27

istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan

atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan

berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua

bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya

bimbingan28

Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar

individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian

27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16

27

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan

norma-norma yang berlaku30

Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan

melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31

Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni

1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung

arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh

nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat

mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya

2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat

menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut32

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

28

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa33

Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian

berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam

memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan

untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan

menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun

lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia

maupun ahirat

2 Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz

Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam

sebagai berikut34

a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan

kebersihan jiwa dan mental

33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

29

b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan

manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan

c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada

individu sehingga muncul dan berkembang rasa

toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong

menolong dan rasa kasih sayang

d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi

tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya

sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat

memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan

bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan

kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan

kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal

menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang

bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan

dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang

ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang

sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35

35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

30

3 Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya

bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36

a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan

sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah

b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang

berfungsi untuk dapat mengembangkan dan

memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun

potensi yang dimiliki terbimbing

c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang

membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing

dan lingkungannya

d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan

dalam memberikan bantuan dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi terbimbing

e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang

diberikan dapat membantu terbimbing dalam

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah

dan mantap

4 Materi Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami

kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan

mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau

36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta

PT Rineka Cipta 1995) hal 9

31

ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi

Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain

meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan

ikhsan (akhaq)37

a Keimanan (Aqidah)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)

yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah

Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak

segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau

aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti

keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat

menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan

maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan

keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39

37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha

Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga

Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim

dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi

1996) hlm 24

32

Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang

lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi

orang yang bertakwa40

a Keislaman (syarirsquoah)

Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa

Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju

sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga

diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat

merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan

dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman

Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi

ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م

١٨ يعلمون

Artinya Kemudian kami jadikan engkau

(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari

agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan

janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang

yang tidak mengetahui41

Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu

mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan

40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji

Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500

33

mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala

perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan

Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42

Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam

beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya

a) Adanya suatu perbuatan

b) Dilakukan oleh orang muslim

c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok

ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu

zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan

ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban

yang menyertai pokok ibadah itu43

b Ikhsan (akhlaq)

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa

yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah

(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)

alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang

baik) dan al-din (agama)44

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau

khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq

42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika

Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2012) hal 1

34

kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-

Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi

٤ عظيم خلق لعلى وإنك

Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang luhur 45

Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi

pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara

kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai

murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat

Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak

bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi

manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang

buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan

memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan

perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan

lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun

sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr

tt) hal 56

35

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat

5 Metode Bimbingan Agama

Dalam surah An- Nahl ayat 125

دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج

أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي

١٢٥ بٱلمهتدين

Artinya Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

siapa yang mendapat petunjuk47

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan

berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang

tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara

harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang

berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian

hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan48

47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43

36

Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik

Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang

kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang

dapat menambah kemampuan bagi terbimbing

Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami

bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama

maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan

agama diantaranya

a Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum

cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok

(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk

menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya

dengan kondisi terbimbing yang beragam49

b Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing50

49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)

hal122

37

Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila

memenuhi persyaratan sebagai berikut

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada

yang dibimbing

2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh

seseorang yang dibimbing

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi

dan kondisi yang memberikan perasaan damai

dana man serta santai kepada seorang yang

dibimbing51

Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada

metode yang biasa dilakukan yakni

1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan

dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar

intelek dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran

agama

2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang

digunakan untuk menunjukkan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional

3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan

contoh yang benar dan tepat agar yang di

51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45

38

bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari

apa yang diterimanya secara logika dan

penjelasannya akan teori yang masih baku

(tekstual) 52

B Kecerdasan Spiritual

1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari

semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus

mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan

lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di

turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas53

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal12

39

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain54

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu

menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah

berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal

Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik

dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56

54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

40

a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan

dan aktif)

b Tingkat kesadaran diri

c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan

d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit

e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak

perlu

g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)

h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo

atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-

jawaban yang mendasar

i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi

seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga

cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh

pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab

untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi

kepada orang lain yang memberikan petunjuk

penggunaannya

41

Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab

HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya

yakni57

a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan

material

b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang

memuncak

c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-

hari

d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber

spiritual guna menyelesaikan masalah

e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih

sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan

Seperti memberi maaf bersyukur atau

mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati

menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah

sebagian dari kebajikan

3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses

membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf

memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun

57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan

Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281

42

lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang

pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam

hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo

Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini

secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)

mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan

menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif

Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu

dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta

kehidupan secara umum

Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan

suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah

yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut

adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan

ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber

dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta

bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan

ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha

Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo

Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan

kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri

kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat

akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik

sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic

power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual

43

yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama

keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot

manusia59

Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang

memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus

melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa

menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60

4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu

berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi

kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan

kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang

menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang

diantaranya61

a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego

b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

anaknya

c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak

d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan

Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)

44

e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman

menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak

berharga

Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62

a Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia

mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks

luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian

yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG

(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual

b Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya

bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat

ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia

menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan

memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan

merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu

62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83

45

adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek

diri dan seluruh segi kehidupan

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul

dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan

seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan

C Mualaf

Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari

ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak

dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang

yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum

Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum

= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang

yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam

Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan

diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64

Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf

maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir

63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam

(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana

Semesta Intermedia 2009) hal 231

46

Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi

perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya

demi kemaslahatan65

Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk

islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat

diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya

untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama

kaum muslimin66

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan

hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka

baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada

di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui

Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri

untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa

beribadah secara mandiri

D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan

65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar

Nusa 2002) hal 563

47

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam

berdasarkan norma-norma yang berlaku67

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa68

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain69

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku

67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

48

dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola

pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena

Allahrdquo

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa

bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan

karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk

mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari

sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian

ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada

bab IV

E Kerangka Berpikir

Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren

hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi

Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami

kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama

Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari

keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan

tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan

dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata

layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan

sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi

gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah

49

tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang

singkat70

Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa

menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi

perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak

persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf

tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya

maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)

Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik

belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi

ingkar71

Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian

Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun

2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan

Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni

pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi

Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi

Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20

70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba

Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

50

persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)

adalah kemiskinan73

Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa

mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah

satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74

Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan

kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode

yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan

berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah

bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog

Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga

islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para

mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia

Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini

72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

51

memiliki 3 program yakni program pembinaan program

pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat

kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para

pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan

baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang

baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf

akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang

dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah

satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75

Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf

akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya

Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat

berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni

karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins

Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan

umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti

menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin

pendidikan umur dan masa mualaf

75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)

hal 171

52

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat

dilihat pada Gambar 2

53

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

Bimbingan Agama (X2)

1 Materi

Bimbingan

Agama

a Akidah

b Ibadah

c Akhlak

2 Metode

Bimbingan

Agama

a Ceramah

b Bimbingan

Kelompok

c Tanya-jawab

dan Dialog

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Responden

1 Jenis Kelamin

2 Usia

3 Pendidikan

4 Masa Mualaf

Kecerdasan Spiritual (Y)

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

2 Tingkat kesadaran

diri

3 Kemampuan

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

4 Kempuan

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

5 Kualitas hidup yang

diilhami

Oleh visi dan nilai-

nilai

6 Keengganan untuk

menyebabkan

Keinginan yang tidak

perlu

7 Berpandangan

holistic

8 Berfikir positif

54

F Hipotesis Penelitian

pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi

mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang

diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini melalui uji empiris yaitu

Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat

Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik individu dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu

ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha

diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho

diterima dan Ha ditolak

77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik78

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai

rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah

terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah

perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis

instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang

digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar

menurut ketentuan dan telah disepakati79

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf

dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D

(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58

56

populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan

Sampel fenomena secara detail80

B Tempat dan Waktu penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat

di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl

Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode

Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5

bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini

didasarkan pada fakta sebagai berikut

1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-

benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa

memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman

dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani

hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan

pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan

bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya

2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga

Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi

yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan

80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62

57

maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru

mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk

islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya

3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh

mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat

kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren

Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di

Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

C Populasi dan Sampel

1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang

merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan

sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik

populasi yaitu82

a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan

b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan

benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam

suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan

81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146

58

c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat

tertentu yang memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan dari keadaan itu

d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil

penelitian itu dapatat digeneralisasikan

Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria

minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah

3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua

kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan

asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan

kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama

Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk

dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama

2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian

(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini

menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik

pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah

100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota

83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT

remaja Rosda Karya 1994) hal 78

59

populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang

dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84

D Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada

penelitian ini yaitu

1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di

mana peristiwa terjadi86

Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh

melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan

beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren

2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

kuesioner87

84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94

60

E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian

Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah

Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam

penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual

bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara

intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk

membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual

b Variabel Dependen (Y)

Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)

dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf

(Variabel Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan

spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup

menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran I

61

F Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik

pengumpulan data yaitu

1 Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi

dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh

pandangan yang holistik dan menyeluruh89

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan

pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf

yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Kuesioner

Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang

berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan

maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa

pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media

88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)

cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199

62

yang lain91

3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan

Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa

kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92

Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan

informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta

memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama

penelitian

G Intrumen Penumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan

data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama

terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap

91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed methods)

(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327

63

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial93

Tabel 1 Skor Skala Semi Likert

No Alternatif Skala Likert Positif Negatif

1

2

3

4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

2

1

1

2

4

5

1 Skala Bimbingan Agama

Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua

aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan

agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni

akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama

yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog

2 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan

delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar

dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat

kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan

93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

64

penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan

holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan

ldquobagaimana jikardquo

Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan

mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur

ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96

3 Uji Validitas dan Realiabilitas

a Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97

Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan

dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori

respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-

individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam

karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98

95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta

Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD

(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Refika Aditama 2015) Hal 472

65

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument

yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

korelasi berganda

Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang

digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin

diukur yakni99

1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03

2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-

2) n= jumlah sampel

3 Nilai Sig ge α

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam

melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan

untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product

moment yaitu100

rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)

radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]

keterangan

r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas

X dan Y

n=jumlah responden

99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48

66

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)

Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable

Bimbingan Agama sebelum uji instrumen

Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama

sebelum uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 12345 - 5

2 Ibadah 678910 - 5

3 Akhlak 12131415 11 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 1718 16 3

5 Bimbingan

Kelompok 1921 20 3

6

Tanya

Jawab atau

Dialog

222324 - 3

Jumlah 24

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-

Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur

dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada

26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable

bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item

valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid

kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan

67

pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan

BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji

instrumen

Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah

uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 2345 1 5

2 Ibadah 78910 6 5

3 Akhlak 11121415 13 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 17 1618 3

5 Bimbingan

Kelompok 21 1920 3

6 Diskusi 2223 24 3

Jumlah 24

Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen

68

Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual

sebelum diuji instrumen

Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang

diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir

pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2

item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

3132 33 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan

nilai-nilai

3739 38 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

464748 - 3

Jumlah 24

69

diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan

data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 2

Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen

Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual

setelah diuji instrumen

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

313332 - 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

373839 - 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan

ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

4748 46 3

70

b Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban

yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5

1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility

Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi

SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

koefisien realibilitas (r11) gt 06101

α = (119870

119870 minus 1) (

1198781199032 minus sum119878119894

2

1198781199092

)

Keterangan

α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach

K Jumlah item pertanyaan

sum1198781198942 Jumlah varians skor item

101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57

Jumlah 24

71

1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102

Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan

Instrumen Ukuran dari Cronbach

Hasil Uji Alpha

Cronbach

Derajat Keandalan

lt 05 Tidak dapat digunakan

05-06 Jelek (poor)

06-07 Cukup atau dapat diterima

07-09 Bagus (good)

gt09 Luar biasa bagus

(exellent)

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

867 24

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar

0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala

Kecerdasan Spiritual

102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung

Refika Aditama 2015) hal 470

72

Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

780 24

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar

0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel

terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan

nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan

dinyatakan reliabel

H Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis

langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam

103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 226

73

penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik

infersensial

1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data

penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan

satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan

untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang

bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren

Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat

2 Analisis Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Statistik inferensial merupakan metode analisis yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan

antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan

penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat

inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada

sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini

menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman

104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100

105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) hal 532

74

Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan

(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan

sumber data antar variabel tidak harus sama106

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk

mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara

variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan

agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini

yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel independen yaitu karakteristik individu yang

mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut

yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji

koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang

kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah

r = 020 ndash 0399 Rendah

r = 040 ndash 0599 Sedang

r = 060 ndash 0799 Kuat

r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat

106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D

(Bandung Alfabeta 2012) hal 153

75

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center

Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba

Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz

Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau

adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana

sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para

mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah

Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia

khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena

mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak

mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan

hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak

itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan

pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para

mualaf diseluruh wilayah Indonesia

Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun

pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di

daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014

beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari

pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari

tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf

cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau

76

juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi

Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini

jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5

(lima) wilayah

Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-

Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan

tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak

mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan

pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari

pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan

Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas

muslim maupun non-muslim

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center

Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu

menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah

islamiyahrdquo

Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang

akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter

serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center

dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut

a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum

dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah

b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh

berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah

77

c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan

perbandingan agama

d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah

mandiri dan terampil

e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum

muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung

terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di

kalangan saudara kita kaum Mualaf

f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak

masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan

pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang

merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah

masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center

Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan

pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta

pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah

agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan

hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat

ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya

sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus

ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah

78

dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-

muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami

betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah

pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini

mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf

itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam

kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan

menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo

Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba

Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil

hingga merambah di beberapa wilayah nusantara

79

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center

Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center

dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center

PEMBINA

Ferdius

Ndruru

KETUA amp PENGASUH

KH Syamsul Arifin Nababan

PENGAWAS

Siti Hamidah

SEKRETARIS

Leli Yuheni

BENDAHARA

Siti Fatimah

DEWAN GURU

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan

2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya

3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc

MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc

MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna

SANTRI

80

5 Program Bimbingan Agama

a Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui

kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-

ceramah umum

b Program Pendidikan

Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c Program Pengembangan

1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan sarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

d Program Jangka Panjang

a) Program Perluasan Dakwah

Membangun cabang-cabang pesantren

Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah

Indonesia

Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah

minoritas muslim

b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri

An-Naba

81

e Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat

SMP- Perguruan Tinggi

2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi

3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi

para mualaf

f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

1) Mendirikan usaha kuliner

2) Membangun bisnis berbasis online

3) Membangun usaha retail

6 Program Pembinaan Agama

Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan

An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11

Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

82

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan

tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

9 2200 - 0429 Istirahat

83

Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600

Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari

jumat Tahsin diganti dengan membaca 4

surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-

waqiah dan Al- Mulk)

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

10 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh

mengerjakan tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

84

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

8 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

9 2200 - 0429 Istirahat

Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai

berikut

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan

Agama)

2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah

Islamiyah)

3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)

4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)

5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)

6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)

7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)

8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)

9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)

85

B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1 Karakteristik Individu Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti

bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan

sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

penulis tentukan

Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni

berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf

diuraikan sebagai berikut

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 12

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki 9 26

Perempuan 26 74

Total 35 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil

terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan

agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden

berjenis kelamin laki-laki

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 13

86

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kategori Usia Jumlah Presentase

Remaja 12- 21 Tahun 29 83

Dewasa 22- 45 Tahun 6 17

Total 35 100

Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden

didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel

terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21

tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat

dilihat pada tabel 14

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Jumlah ()

Rendah (0-9 tahun) 6 17

Sedang (10-12 tahun) 19 54

Tinggi (13-16 tahun) 10 29

Total 35 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas

responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada

tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima

87

pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan

pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-

16 tahun)

Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat

dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf

Kategori Masa Mualaf Jumlah ()

Rendah 3 -36 bulan 22 63

Sedang 37 bulan ndash 72

bulan 11 31

Tinggi 73 bulan -104

bulan 2 6

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk

islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa

mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)

dan kategori tinggi (73- 104 bulan)

88

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden

Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual

santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo

Center

No

Kategori

Kecerdasan

Spiritual

Jumlah Skor

Jawaban

Responden

Frekuensi ()

1 Rendah 93- 105 14 40

2 Tinggi 106- 120 21 60

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan

(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan

spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan

spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan

spiritual

Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual

yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri

3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan

89

untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan

holistik

3 Analisis Data Uji Korelasi

a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa

mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian

tersebut diolah menggunakan Program statistical Package

for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

No Peubah Variabel

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik

Individu -0198 0254

2 Bimbingan Agama 0760 0000

Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berhubungan nyata pada α= 1 (005)

90

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan

kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17

yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua

() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi

pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

kecerdasan spirituannya

b Hubungan Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba

Center

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18

91

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik Individu -0198 0254

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien

antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan

diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021

Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

92

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Usia -0198 0254

2

Tingkat Pendidikan

Formal -0123 0483

3 Masa Mualaf 0199 0251

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian

karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan

formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi

usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya

antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika

usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual

meningkat

Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan

spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign

0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan

formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika

semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti

semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif

antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual

mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign

93

0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan

tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika

semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf

c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan

Diri Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19

menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama

dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-

Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19

94

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan

agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760

Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan

yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005

kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang

bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan

antara variabel bimbingan agama dengan variabel

kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin

tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

nilai kecerdasan spiritual dirinya

Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)

sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005

Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

95

No

Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Materi 0740 0000

2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20

menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan

metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual

mualaf

Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan

hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda

bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada

angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif

Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama

seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau

semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang

maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan

agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi

bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak

Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa

96

terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-

lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa

nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai

signifikansi sebesar 000 lt 005107

Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah

dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian

Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah

akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi

sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti

korelasi cukup dan bersifat positif108

Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan

(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()

artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya

semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang

maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau

107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan

Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU

Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah

Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

97

jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama

seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel

20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang

tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf

Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa

bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang

telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat

pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban

sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya

terhadap agama yang dianutnya109

109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun

Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)

98

Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan

agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan

spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000

(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga

menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan

yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual

remaja 111

110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)

siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling

Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)

99

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah

dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan

mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki

(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia

(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa

usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan

tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang

(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah

(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan

dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa

mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah

(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash

72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104

bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat tergolong tinggi

2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai

100

signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari

005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat

dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan

agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat

3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru

Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut

7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan

dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama

bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan

lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang

di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat

sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan

penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar

pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk

materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu

tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan

makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun

dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar

ibadah

101

8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait

bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual

Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang

bagian yang ada pada bimbingan agama maupun

kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun

keefektivitasannya

102

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung

Alfabeta

Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama

Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1

P-ISSN 2442-725X e-2621-7201

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta

Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah

208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02

Wonosobo

Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif

Bandung PT Revika Aditama

Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group

Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung

Alfabeta

Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS

Jakarta Kencana

Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk

Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka

Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

103

Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan

R amp D Bandung ALFABETA

Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT

Wahana Semesta Intermedia

Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor

Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang

Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di

Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1

Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT

Indeks

Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual

Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam Jakarta Arga

Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi

IV

104

Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera

Antar Nusa

Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan

Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka

Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk

Memaknai Kehidupan Bandung Mizan

Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam

Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve

Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan

Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan

Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)

Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta PT Rineka Cipta

Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi

Bandung PT remaja Rosda Karya

Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta

Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central

Medika Surabaya

Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali

Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali

Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori

Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)

Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia

105

Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya

Usaha Nasional

Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press

Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental CrHaji Masagung Jakarta

Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-

Fikr tt)

Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah

Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama

Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim

Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam

Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center

Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan

Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol

1 No 1)

Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi

Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Salatiga)

106

Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan

Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi

S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)

Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan

Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal

Vo 13 No 155-62

Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan

Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau)

Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan

terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Metro)

Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal

Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam

Volume 7 Nomor 2 249- 270)

Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al

Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan)

Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan

Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi

terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian

107

Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah

dan Islam Universitas Indonesia tahun)

Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran

Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa

di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah

terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di

Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama

Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di

Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)

Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu

Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin

Jakarta)

Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan

Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan

Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi

S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang)

Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah

mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada

19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020

wib tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppmm42z313

108

Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid

ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah

pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib Tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus

2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib

Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba

Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh

pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-

center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml

Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam

di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-

umat-islam-di-indonesia-menurun

Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap

Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-

mengalamipenolakan-keluarga

Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat

Yayasan An- Naba Center

109

LAMPIRAN

Lampiran I

Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel

Independen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Karakteristik

Individu (X1)

Menurut

Robbins

karakteristik

individu adalah

cara

memandang ke

objek tententu

dan mencoba

menafsirkan apa

yang dilihatnya

yang

mencangkup

usia jenis

kelamin tingkat

pendidikan

status

perkawinan dan

masa kerja

Karakteristik

responden pada

penelitian ini

ada empat

aspek yaitu

usia jenis

kelamin

tingkat

pendidikan dan

masa kerja

1 Jenis kelamin

Jenis kelamin

responden yang

dibagi menjadi

dua jenis yaitu

laki-laki dan

perempuan

2 Usia

Lamanya waktu

hidup responden

yang dihitung

sejak tahun

kelahiran

sampai waktu

penelitian

berlangsung

3 Tingkat

pendidikan

110

dalam

organisasi112

Dalam hasil

penelitian Rusdi

dan Sari

memaparkan

bahwa salah

satu faktor yang

membuat para

mualaf

melakukan

konversi agama

dari agama

asalnya ke

agama islam

yaitu faktor

kemauan

kemauan

menjadi salah

satu pendorong

seseorang

melakukan

Jumlah tahun

sekolah formal

yang ditempuh

oleh responden

sampai

penelitian ini

berlangsung

4 Masa mualaf

Lamanya waktu

atau masa

konversi agama

responden

dihitung sejak

mengucapkan

dua kalimat

syahadat sampai

waktu penelitian

berlangsung

5 Kemauan

salah satu

faktor

mendorong

seseorang

112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)

hal 171

111

konversi

agama113

melakukan

konversi

agama

Seseorang

yang

melakukan

konversi

didasari karna

kemauan diri

sendiri atau

orang lain

keluarga

teman dan

lain

sebagainya

Materi

Bimbingan

Agama (X2)

Menurut

Djumhur dan

Moh Surya

bimbingan

adalah suatu

pemberian

bantuan yang

Bimbingan

agama dalam

penelitian ini

mencangkup

materi

bimbingan

agama (akidah

Materi bimbingan

agama

1 Akidah

mengetahui

pengetahuan

mualaf tentang

akidah islam

113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam

dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X

e-2621-7201

112

diberikan secara

sistematis dan

kontinyu kepada

individu atau

kelompok dalam

pemecahan

masalah yang

dihadapinya

agar tercapai

kemampuan

untuk

memahami diri

sendiri

kemampuan

untuk menerima

diri sendiri

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaian diri

ibadah dan

akhlak) dan

metode

bimbingan

agama

(ceramah

bimbingan

kelompok dan

tanya-jawab

atau dialog)

yang

berdasarkan

rukun iman

yakni iman

kepada Allah

iman kepada

Malaikat Allah

iman kepada

Kitab Allah

iman kepada

Rasul Allah

iman kepada

hari Kiamat

dan iman

kepada Qodarsquo

dan Qodar

Keyakinan ini

apakah dapat

menimbulkan

sifat jiwa yang

tercermin

dalam

perkataan

maupun

113

dengan

lingkungannya

baik keluarga

maupun

masyarakat114

Menurut M

Arifin

bimbingan

agama adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami

kesulitan baik

lahiriah maupun

batiniah yang

menyangkut

kehidupan di

masa kini dan

masa mendatang

berupa

pertolongan

dibidang mental

perbuatan

mualaf tersebut

2 Ibadah

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

ibadah sesuai

ketentuan atau

syariat Islam

berdasarkan

Rukun Islam

yakni Syahadat

Shalat Zakat

Puasa Haji

3 Akhlak

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

Akhlak Islam

yakni kepada

diri sendiri

Kepada orang

tua dan guru

114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7

114

spiritual

Membantu

seseorang

mampu

mengatasi

kesulitannya

dengan

kemampuan

yang ada pada

dirinya sendiri

melalui

dorongan

kekuatan iman

dan takwa

kepada Tuhan

yang maha

esa115

kepada saudara

dan teman

sebaya maupun

lingkungan

masyarakat

Metode

Bimbingan

Agama

1 Ceramah

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama kepada

mualaf secara

langsung

2 Bimbingan

Kelompok

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf secara

langsung

115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

115

dengan cara

diskusi

kelompok

3 Tanya

jawab atau

Dialog

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf melalui

tanya jawab

atau dialog

secara langsung

baik terkait

materi maupun

pengalaman

hidup

116

Variabel

Dependen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Kecerdasan

Spiritual (Y)

Menurut

Danah Zohar

dan Ian

Marshal

kecerdasan

spiritual (SQ)

adalah

kecerdasan

untuk

menghadapi

persoalan

makna atau

value yaitu

kecerdasan

untuk

menempatka

n perilaku

dan hidup

kita dalam

konteks

makna yang

lebih luas dan

kaya

Kecerdasan

Spiritual

adalah sesuatu

yang dimilki

dalam diri

seseorang

dalam

menghadapi

segala

persoalan

hidup dengan

penuh makna

atau nilai dan

memberikan

nilai yang luas

untuk jalan

hidupnya

Kemampuan

bersikap fleksibel

1 Mualaf dapat

dengan mudah

menyesuaikan

diri terhadap

lingkungan

baru

2 Mualaf dapat

beradaptasi dan

dapat

menerima

dengan mudah

dalam

lingkungannya

Tingkat

kesadaran diri

a Mualaf dapat

menempatkan

diri baik sikap

maupun

karakter

117

kecerdasan

untuk menilai

bahwa

tindakan

untuk jalan

hidup

seseorang

lebih

bermakna

dibandingkan

dengan yang

lain116

b Mualaf dapat

menyadari atau

introspeksi

kelebihan dan

kekurangan diri

dalam bersikap

baik dalam

lingkungan

keluarga

sekolah

maupun

masyarakat

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

1 Mualaf dapat

menjadikan

penderitaan

kesedihan

maupun

kegagalan di

116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

118

masa lalu sebagai

motivasi dan

kekuatan untuk

tetap

mempertahankan

jalan hidup yang

sudah dipilih

menjadi seorang

muslim

2 Bersikap optimis

dan berfikir

positif meski

harus terusir dari

keluarga mapun

belum di terima

dilingkungan

baru

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

melampaui rasa

sakit

1 Menjadikan

penderitaan

sebagai

119

tantangan

hidup yang

harus

dihadapi

2 Mualaf

dapat

menjalani

hidup

dengan

penuh

keyakinan

dan

keteguhan

hati meski

harus

merasakan

berbagai

penderitaan

dan rasa

sakit

Kualitas hidup

yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

1 Mualaf

dapat

120

memiliki

tujuan yang

jelas dalam

menjalani

hidup

2 Mualaf

dapat

menjalani

kehidupan

yang

bernilai dan

penuh

makna

Keengganan

untuk

menyebabkan

keinginan yang

tidak perlu

1 Mualaf agar

memiliki

sikap

prioritas

dalam

menjalani

hidupnya

121

2 Dapat

memilah

mana yang

penting bagi

hidupnya

maupun

yang tidak

didasari

kebermanfa

atannya

Kecenderungan

untuk melihat

keterkaitan

antara berbagai

hal

(berpandangan

ldquoholistikrdquo)

1 Mualaf dapat

menyikapi

segala

persoalan

dalam

hidupnya

semata karena

122

ketentuan

Allah

2 Segala sesuatu

yang menimpa

kehidupan

mualaf adalah

kebaikan yang

diberikan oleh

Allah

bersikap positif

terhadap apapun

yang menimpa

kehidupannya

1 Mualaf dapat

menerima

dengan baik hal

apapun yang

menimpanya

2 Mualaf dapat

berprasangka

baik terhadap

segala hal yang

menimpanya

123

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Materi Akidah r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

1

Saya meyakini bahwa Allah adalah

Tuhan yang menciptakan seluruh

alam semesta

-0179 0388 Tidak

Valid

2

Saya meyakini adanya Malaikat

yang mengawasi dan mencatat apa

saja yang saya lakukan

0411 0388 Valid

3

Saya meyakini bahwa Allah

mengutus rasul menjadi suri tauladan

bagi manusia

0599 0388 Valid

4

Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan

sebagai obat penenang dalam

menghadapi segala persoalan hidup

0577 0388 Valid

5

Saya meyakini segala perbuatan di

dunia akan dimintai pertanggung

jawaban di akhirat

0594 0388 Valid

Materi Ibadah

6

Saya berusaha melungkan waktu

untuk melaksanakan ibadah shalat

Sunnah

0268 0388 Tidak

Valid

7

Saya meyakini shalat adalah cara

terhubung paling baik dengan Tuhan

saat kita mulai putus asa

0382 0388 Valid

8 Saya melaksanakan ibadah puasa

Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid

9

saya mengetahui dan memahami

bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh

sebagai cara pensucian diri dari harta

yang bukan milik kita

0774 0388 Valid

124

10

saya mengetahui bahwa ibadah haji

adalah ibadah wajib umat muslim

dan di lakukan bagi yang sudah

mampu

0590 0388 Valid

Materi Akhlak

11 saya membiarkan teman saya yang

sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid

12

Saya mengetahui bahwa menghargai

orang lain dalam memilih agama

yang di anutnya adalah perbuatan

yang baik

0575 0388 Valid

13

Seorang muslim harus bertutur kata

dan bertingkah laku baik terhadap

orang lain

0313 0388 Tidak

Valid

14

Saya berpakaian menutupi aurat

sesuai dengan tuntunan Agama dan

bagian dari sopan santun dalam

berbusana

0516 0388 Valid

15 Saat ada teman kesusahan saya akan

membantunya 0411 0388 Valid

Metode Ceramah

16

saya tidak semangat saat

mendengarkan Ceramah dari

pembimbing Agama

0294 0388 Tidak

Valid

17

Hati saya lebih tenang setelah

mendenarkan ceramah yang

dibawakan pembimbing

0489 0388 Valid

18

Terkadang materi yang di sampaikan

berkaitan dan menjawab segala

persoalan yang sedang menimpa

saya hingga menjadikan saya lebih

kuat

0184 0388 Tidak

Valid

Metode Kelompok

125

19

Saya memanfaatkan bimbingan

kelompok untuk berinteraksi dengan

teman-teman

0301 0388 Tidak

Valid

20 saya tidak menyukai diskusi dalam

bimbingan kelompok 0355 0388

Tidak

Valid

21

Saat bimbingan kelompok saya bisa

berbagi pengalaman dengan teman-

teman dan mendapat penguatan dari

teman diskusi

0447 0388 Valid

Metode Diskusi

22

Saya merasa yakin dengan pilihan

yang saat ini saya yakini sebagai

muslim setelah menyampaikan

segala keraguan beragama kepada

pembimbing agama

0607 0388 Valid

23

Setelah berdialog dengan

pembimbing agama Saya lebih

termotivasi dan lebih kuat menjalani

sebagai muslim yang kaffah

0700 0388 Valid

24

Saya merasa lebih tenang saat

menyampaikan segala keluh kesah

yang menimpa kehidupan masa lalu

dan saat ini kepada pembimbing

agama

-0280 0388 Tidak

Valid

Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual

No

Kemampuan bersikap fleksibel

(adaptif secara spontan dan aktif)

r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

25 Saya mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar 0504 0388 Valid

26

saya menerima dan menghargai

pendapat maupun pilihan orang lain

termasuk pilihan dalam beragama

0690 0388 Valid

27 Saya menerima perubahan yang ada

dalam diri 0628 0388 Valid

126

Tingkat kesadaran diri

28 Saya mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid

29 Saya tidak membanding-bandingkan

hidup saya dengan orang lain -0104 0388

Tidak

Valid

30

saya merasa minder dengan

lingkungan baru saya sebagai

muslim

0644 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan

31

Segala masalah dan penderitaan yang

datang dalam hidup saya jadikan

sebagai motivasi untuk kembali

bangkit

0478 0388 Valid

32

Saya yakin bahwa segala masalah

yang datang adalah sebuah batu

loncatan untuk diri saya

0255 0388 Tidak

Valid

33

saat masalah datang dalam hidup

saya merasa sangat menderita dan

sedih

0455 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan melampaui rasa sakit

34

Saya berusaha sabar dan ikhlas

menerima setiap masalah yang

menimpa saya

0506 0388 Valid

35

Saya yakin bahwa masalah yang

datang adalah kasih sayang dari

Allah untuk menebus dosa-dosa

saya

0159 0388 Tidak

Valid

36 Saya mampu mengambil hikmah dari

setiap masalah hidup 0602 0388 Valid

Kualitas hidup yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

127

37 Saya memiliki dan mampu

memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid

38 saya kurang bersemangat dalam

menjalani hidup 0484 0388 Valid

39 Saya mampu menggapai dan

mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak

Valid

Keengganan untuk menyebabkan

keinginan yang tidak perlu

40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak

Valid

41 Saya memilah segala kegiatan yang

harus saya kerjakan 0146 0388

Tidak

Valid

42

Saya akan mendahulukan ibadah

sebelum melakukan aktivitas sehari-

hari

0431 0388 Valid

Kecenderungan untuk melihat

keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

43 Ketika masalah datang saya yakin

bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid

44

Saat semua orang menjauhi saya

hingga mengusir saya saya yakin

bahwa Allah selalu bersama saya

0520 0388 Valid

45

Setiap musibah yang datang dalam

hidup saya saya yakin itu sudah

takdir dan pilihan terbaik dari Allah

0339 0388 Tidak

Valid

bersikap positif terhadap apapun

yang menimpa kehidupannya

46 saya menerima hal apapun yang

menimpa hidup saya -0040 0388

Tidak

Valid

47

saya yakin pasti ada kebaikan dari

setiap masalah yang datang dalam

kehidupan saya

0675 0388 Valid

128

48

saya yakin Allah selalu bersama saya

meskipun masalah datang bertubi-

tubi

0391 0388 Valid

129

Lampiran 3

Daftar pedoman wawancara Responden

No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama

1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah

2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat

3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah

4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak

menerima anda sebagai seorang mualaf

5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari

pembimbing agama

6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-

teman anda

7

Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat

penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing

agama

No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual

1

Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih

agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun

keluarga

2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali

segala kesalahan dan dosanya

3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh

orang lain

4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang

datang dalam hidup anda

5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak

menerima anda menjadi seorang mualaf

6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang

setelah menjadi seorang mualaf

130

7

Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah

masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu

yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan

terlebih dahulu

8

Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang

menimpa anda datang begitu saja dengan secara

kebetulan

9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang

datang dalam kehidupan anda

131

Lampiran 4

Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS

Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Correlations

Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual

Spearman

s rho

Karakteristik Individu Correlation

Coefficient 1000 -169 -198

Sig (2-tailed) 331 254

N 35 35 35

Bimbingan Agama Correlation

Coefficient -169 1000 760

Sig (2-tailed) 331 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -198 760 1000

Sig (2-tailed) 254 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

132

Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Usia Correlation

Coefficient 1000 253 083 122 -312

Sig (2-tailed) 143 634 486 068

N 35 35 35 35 35

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient 253 1000 004 012 -230

Sig (2-tailed) 143 984 947 183

N 35 35 35 35 35

Pendidikan Formal Correlation

Coefficient 083 004 1000 -237 -123

Sig (2-tailed) 634 984 170 483

N 35 35 35 35 35

Masa Muallaf Correlation

Coefficient 122 012 -237 1000 199

Sig (2-tailed) 486 947 170 251

N 35 35 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -312 -230 -123 199 1000

Sig (2-tailed) 068 183 483 251

N 35 35 35 35 35

133

Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Materi Metode Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Metode Correlation Coefficient 704 1000 685

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

134

Lampiran 5

Data Skor Responden

Bimbingan Agama

R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117

R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107

R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111

R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105

R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109

R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113

R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105

R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114

135

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115

R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117

R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116

R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105

R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118

R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109

R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116

R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117

R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108

R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113

R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117

136

Kecerdasan Spiritual

R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah

R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107

R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108

R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96

R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93

R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98

R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109

R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114

R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98

R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112

R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105

R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107

R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99

R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115

R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115

137

R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115

R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112

R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110

R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103

R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103

R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98

R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93

R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111

R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104

R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111

R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106

R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112

R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117

R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103

R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114

R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104

138

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center

139

Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang

Kupang Nusa Tenggara Timur

140

141

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-

Naba Center

142

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-

Naba Center

143

Lampiran 7

Surat-surat

144

145

146

147

Page 5: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

ii

KATA PENGANTAR

Assalammursquoalaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi

maha penyayang serta maha memampukan hamba-hambanya

dalam menyelesaikan segala urusan yang ditetapkan-Nya

Sholawat teriring salam dihaturkan kepada Nabiyyina kekasih

Allah yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga sahabat dan

ulama dan pengikutnya hingga akhir zaman

Alhamdulillahirobbilrsquoalamiin terucap syukur kepada Allah SWT

telah dimampukan peneliti menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul ldquoHubungan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An-Naba

Center Sawah Baru Ciputatrdquo

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak

luput dari kekurangan dan kesalahan namun penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun

berbagi ilmu pengetahuan

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan

kakak adik peneliti Bapak Maidi (Alm) Ibu Masriah bapak

Encep Ibu Murdiah A Ujang teh dede Zahra A Aas mba Ani

Keendra dan adiku yang sholihah Yunita Sabrina yang begitu

ringan memberikan keridhoan berbagai dukungan dan curahan

dorsquoa yang tak henti di panjatkan serta kasih sayang yang begitu

tulus sehingga penulis tidak menyerah untuk tetap menyelesaikan

iii

segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima

kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir

dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan

keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho

dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam

bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah

dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik

penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah

membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaiakn skripsi ini

2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan

M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu

mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu

kebutuhan dalam penyusunan skripsi

3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen

pembimbing yang selalu meluangkan waktu

mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses

penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan

hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi

dengan baik

4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

iv

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat

Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

Yayasan tersebut

6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz

Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan

administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan

membantu penulis selama penelitian

7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus

untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu

Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada

penulis

8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang

menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis

9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om

Dedi dan guru-guru lainnya

10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu

menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang

tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport

penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka

v

Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan

kekuatan bagi penulis

11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya

Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa

menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama

debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan

mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini

12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat

penulis mengucapkan terima kasih

Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang

tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain

itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua

terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari

Allah SWT Aamiin

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi

ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi

ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis

Jakarta 21 April 2021

Siti Maryam

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi

DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14

C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15

D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23

E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38

B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45

C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46

D Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

48

E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56

B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

E Variabel dan Devinisi Operasional

Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

60

F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62

G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72

H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

75

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

77

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba

5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

79

6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81

7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84

B Temuan Hasil Penelitian dan

Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

85

1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

89

3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan

pemurtadan tahun 2015

4

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf

53

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba

Center

79

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63

2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama sebelum uji instrumen

66

3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama setelah uji instrumen

67

4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan

Spiritual sebelum diuji instrumen

68

5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan

Spiritual setelah diuji instrumen

70

6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat

Keandalan Instrumen Ukuran dari

Cronbach

71

7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan

Agama

71

8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan

Spiritual

72

9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan

74

10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putri di Yayasan An- Naba

Center

82

11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putra di Yayasan An- Naba

Center

84

x

12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

85

13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia

86

14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan

Pendidikan Formal

86

15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan

Masa Mualaf

87

16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di

Yayasan An-Nabarsquo Center

88

17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual

mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

89

18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara

Karakteristik Individu dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

91

19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun

2021

92

xi

20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Bimbingan Agama dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

93

21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada tahun 2021

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden

Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 Data Skor Responden

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat- surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling

sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya

manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa

dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di

datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga

menimbulkan kesedihan yang begitu dalam

Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan

keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang

dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa

aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)

dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1

Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga

mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia

yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal

maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk

mewujudkan kebutuhan tersebut

Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama

adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi

meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam

jiwanya

1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi

dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman

(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41

2

Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri

berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis

sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber

pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu

memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai

makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya

Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya

Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada

kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang

dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya

adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para

artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya

Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro

dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan

dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan

sosial yang rukun dan damai

Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di

Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003

jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir

angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2

2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi

jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019

httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019

1020 wib

3

Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah

yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar

baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan

adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi

ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi

pembimbing Agama

Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian

khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama

Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati

nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu

masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap

kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika

masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan

kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke

agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa

Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman

berganti menjadi ingkar3

Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam

menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014

Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat

Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam

hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat

menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka

3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

4

pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara

Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun

Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim

Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika

ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4

Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian

Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat

tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun

20155

4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di

Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-

indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

0

10

20

30

40

50

60

Rawan Pemurtadan

5

Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab

seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya

ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)

terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin

Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat

Islam paling ekstrimrdquo6

Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang

dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat

Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan

fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya

mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari

lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi

menjadi seorang muslim seutuhnya

Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi

memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)

Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan

tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang

tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya

rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya

hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib

6

tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap

keselamatan jiwardquo7

Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar

semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang

meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari

lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu

hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka

secara lebih jauh8

Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu

besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat

berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar

di masjid dan di jalanan9

Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan

pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang

untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi

Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung

resiko

7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf

Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-

keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan

Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara

Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II

No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom

ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni

2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-

pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

7

Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan

perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen

terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya

Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang

yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang

belum memahami islam seutuhnya

Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan

bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa

mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang

muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan

surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi

أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط

بين عدو ٢٠٨ م

ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu

turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimurdquo10

Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208

adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara

parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-

hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri

tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf

10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208

Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016

8

yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk

sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah

akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari

itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan

peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan

menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan

agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri

individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk

berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-

Nya serta tabah menerima ujian-Nya12

begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan

agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan

peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan

spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani

menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa

lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem

maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau

value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup

kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

9

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain13

Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14

Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang

dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala

kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan

yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun

kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian

baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya

Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu

mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan

13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1

Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57

10

masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada

mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz

Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal

pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid

Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para

mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami

agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa

terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa

menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya

(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-

mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan

kepada mereka

Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah

mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya

maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing

15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal8

11

untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat

berpengaruh bagi agama Islam

Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah

dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin

meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di

hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya

maupun kehidupannya kini sebagai muslim

Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang

meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual

mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada

Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya

pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16

Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang

bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa

warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam

penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18

16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan

Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan

penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan

Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri

12

Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa

menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang

pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik

di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian

Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan

membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba

Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo

B Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang

dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti

berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun

pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi

dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-

Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Ponorogo 2019)

13

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat adalah

a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di akhirat

b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau nilai untuk

menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain

c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

diantaranya

a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan

Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah

Baru- Ciputat

14

c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain

a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden

dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik

Responden dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Manfaat Penelitian

a Manfaat Akademis

1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

terutama pada mata kuliah Psikologi Islam

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi

Pembimbing agama maupun penyuluh agama

15

yang mengkhususkan pembinaan terhadap

Mualaf

b Manfaat Praktis

1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam

memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan

reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan

kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun

penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang

Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

D Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang

menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri

Yakni diantaranya sebagai berikut

Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan

Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

16

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan

agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257

sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari

r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799

dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian

hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan

masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah

alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat

rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang

berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini

ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket

instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data

Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan

variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran

17

penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan

sasaran penelitian mualaf21

Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja

Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada

remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai

sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan

perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22

Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah

kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun

menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis

di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut

adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami

pembaca

21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi

Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No

155-62

18

Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada

variabel independen dan dependen Variabel independen

penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan

emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan

variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel

dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan

berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel

dependen kecerdasan spiritual

Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di

Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian

Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di

panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan

antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak

di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan

berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005

ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian

terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam

terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman

Azzahra Kota Pekanbaru

Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi

kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam

19

beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam

penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independent dan dependen Variabel dependen

penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan

penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23

Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam

jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap

kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab

Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi

sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat

dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt

ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual

23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)

20

kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja

karyawan

Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak

rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di

beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan

pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan

baik

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independen dan dependen jika di variabel

independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan

spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kinerja karyawan

Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti

tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi

Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)

dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa

gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa

dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal

maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang

cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional

mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam

penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa

21

mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik

dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi

Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang

masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa

kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang

dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan

kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca

mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami

penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel

dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen

hanya kecerdasan spiritual24

Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran

Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara

Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri

bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran

beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa

Tengah

24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan

Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)

(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur

Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)

22

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil

penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri

Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar

20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama

sebesar 322

Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup

rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan

dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah

pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga

pembaca dapat memahami penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis

menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25

Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh

Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal

Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan

25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016)

23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan

spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi

sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-

Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel

16839 dan nilai signifikannya -0806lt005

Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika

kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan

paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini

adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga

dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

pada variabel independen Variabel independen tersebut

menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis

menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26

E Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman

penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang

skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif

26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)

24

Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini

terbagi dalam lima bab yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah

Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan

Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

yaitu teori mengenai peran pembimbing agama

meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan

mualaf

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

jenis penelitian tempat dan waktu penelitian

variabel penelitian sumber data populasi dan

sampel hipotesis penelitian definisi operasional

variabel Teknik pengumpulan data uji validitas

instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik

analisis data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat

25

yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf

visi misi dan tujuannya program-program serta

struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan

Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian

menjelaskan temuan dan analisis data tentang

hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan

spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-

data hasil peneitian hasil angket identifikasi

responden deskripsi hasil penelitian dan analisis

data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah

dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama

1 Pengertian Bimbingan

Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin

menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata

ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti

menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur

mengarahkan dan memberi nasihat27

istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan

atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan

berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua

bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya

bimbingan28

Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar

individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian

27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16

27

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan

norma-norma yang berlaku30

Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan

melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31

Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni

1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung

arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh

nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat

mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya

2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat

menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut32

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

28

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa33

Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian

berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam

memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan

untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan

menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun

lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia

maupun ahirat

2 Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz

Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam

sebagai berikut34

a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan

kebersihan jiwa dan mental

33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

29

b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan

manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan

c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada

individu sehingga muncul dan berkembang rasa

toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong

menolong dan rasa kasih sayang

d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi

tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya

sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat

memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan

bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan

kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan

kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal

menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang

bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan

dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang

ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang

sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35

35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

30

3 Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya

bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36

a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan

sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah

b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang

berfungsi untuk dapat mengembangkan dan

memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun

potensi yang dimiliki terbimbing

c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang

membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing

dan lingkungannya

d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan

dalam memberikan bantuan dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi terbimbing

e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang

diberikan dapat membantu terbimbing dalam

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah

dan mantap

4 Materi Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami

kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan

mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau

36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta

PT Rineka Cipta 1995) hal 9

31

ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi

Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain

meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan

ikhsan (akhaq)37

a Keimanan (Aqidah)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)

yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah

Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak

segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau

aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti

keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat

menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan

maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan

keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39

37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha

Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga

Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim

dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi

1996) hlm 24

32

Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang

lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi

orang yang bertakwa40

a Keislaman (syarirsquoah)

Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa

Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju

sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga

diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat

merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan

dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman

Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi

ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م

١٨ يعلمون

Artinya Kemudian kami jadikan engkau

(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari

agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan

janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang

yang tidak mengetahui41

Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu

mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan

40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji

Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500

33

mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala

perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan

Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42

Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam

beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya

a) Adanya suatu perbuatan

b) Dilakukan oleh orang muslim

c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok

ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu

zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan

ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban

yang menyertai pokok ibadah itu43

b Ikhsan (akhlaq)

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa

yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah

(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)

alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang

baik) dan al-din (agama)44

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau

khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq

42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika

Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2012) hal 1

34

kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-

Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi

٤ عظيم خلق لعلى وإنك

Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang luhur 45

Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi

pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara

kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai

murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat

Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak

bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi

manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang

buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan

memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan

perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan

lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun

sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr

tt) hal 56

35

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat

5 Metode Bimbingan Agama

Dalam surah An- Nahl ayat 125

دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج

أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي

١٢٥ بٱلمهتدين

Artinya Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

siapa yang mendapat petunjuk47

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan

berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang

tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara

harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang

berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian

hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan48

47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43

36

Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik

Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang

kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang

dapat menambah kemampuan bagi terbimbing

Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami

bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama

maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan

agama diantaranya

a Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum

cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok

(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk

menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya

dengan kondisi terbimbing yang beragam49

b Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing50

49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)

hal122

37

Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila

memenuhi persyaratan sebagai berikut

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada

yang dibimbing

2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh

seseorang yang dibimbing

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi

dan kondisi yang memberikan perasaan damai

dana man serta santai kepada seorang yang

dibimbing51

Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada

metode yang biasa dilakukan yakni

1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan

dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar

intelek dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran

agama

2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang

digunakan untuk menunjukkan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional

3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan

contoh yang benar dan tepat agar yang di

51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45

38

bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari

apa yang diterimanya secara logika dan

penjelasannya akan teori yang masih baku

(tekstual) 52

B Kecerdasan Spiritual

1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari

semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus

mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan

lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di

turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas53

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal12

39

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain54

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu

menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah

berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal

Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik

dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56

54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

40

a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan

dan aktif)

b Tingkat kesadaran diri

c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan

d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit

e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak

perlu

g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)

h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo

atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-

jawaban yang mendasar

i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi

seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga

cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh

pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab

untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi

kepada orang lain yang memberikan petunjuk

penggunaannya

41

Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab

HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya

yakni57

a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan

material

b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang

memuncak

c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-

hari

d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber

spiritual guna menyelesaikan masalah

e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih

sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan

Seperti memberi maaf bersyukur atau

mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati

menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah

sebagian dari kebajikan

3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses

membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf

memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun

57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan

Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281

42

lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang

pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam

hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo

Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini

secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)

mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan

menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif

Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu

dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta

kehidupan secara umum

Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan

suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah

yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut

adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan

ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber

dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta

bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan

ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha

Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo

Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan

kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri

kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat

akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik

sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic

power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual

43

yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama

keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot

manusia59

Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang

memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus

melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa

menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60

4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu

berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi

kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan

kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang

menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang

diantaranya61

a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego

b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

anaknya

c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak

d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan

Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)

44

e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman

menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak

berharga

Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62

a Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia

mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks

luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian

yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG

(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual

b Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya

bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat

ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia

menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan

memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan

merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu

62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83

45

adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek

diri dan seluruh segi kehidupan

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul

dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan

seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan

C Mualaf

Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari

ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak

dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang

yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum

Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum

= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang

yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam

Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan

diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64

Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf

maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir

63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam

(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana

Semesta Intermedia 2009) hal 231

46

Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi

perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya

demi kemaslahatan65

Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk

islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat

diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya

untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama

kaum muslimin66

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan

hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka

baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada

di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui

Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri

untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa

beribadah secara mandiri

D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan

65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar

Nusa 2002) hal 563

47

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam

berdasarkan norma-norma yang berlaku67

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa68

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain69

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku

67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

48

dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola

pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena

Allahrdquo

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa

bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan

karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk

mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari

sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian

ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada

bab IV

E Kerangka Berpikir

Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren

hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi

Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami

kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama

Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari

keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan

tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan

dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata

layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan

sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi

gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah

49

tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang

singkat70

Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa

menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi

perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak

persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf

tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya

maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)

Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik

belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi

ingkar71

Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian

Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun

2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan

Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni

pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi

Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi

Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20

70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba

Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

50

persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)

adalah kemiskinan73

Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa

mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah

satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74

Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan

kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode

yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan

berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah

bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog

Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga

islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para

mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia

Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini

72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

51

memiliki 3 program yakni program pembinaan program

pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat

kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para

pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan

baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang

baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf

akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang

dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah

satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75

Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf

akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya

Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat

berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni

karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins

Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan

umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti

menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin

pendidikan umur dan masa mualaf

75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)

hal 171

52

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat

dilihat pada Gambar 2

53

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

Bimbingan Agama (X2)

1 Materi

Bimbingan

Agama

a Akidah

b Ibadah

c Akhlak

2 Metode

Bimbingan

Agama

a Ceramah

b Bimbingan

Kelompok

c Tanya-jawab

dan Dialog

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Responden

1 Jenis Kelamin

2 Usia

3 Pendidikan

4 Masa Mualaf

Kecerdasan Spiritual (Y)

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

2 Tingkat kesadaran

diri

3 Kemampuan

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

4 Kempuan

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

5 Kualitas hidup yang

diilhami

Oleh visi dan nilai-

nilai

6 Keengganan untuk

menyebabkan

Keinginan yang tidak

perlu

7 Berpandangan

holistic

8 Berfikir positif

54

F Hipotesis Penelitian

pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi

mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang

diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini melalui uji empiris yaitu

Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat

Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik individu dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu

ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha

diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho

diterima dan Ha ditolak

77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik78

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai

rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah

terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah

perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis

instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang

digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar

menurut ketentuan dan telah disepakati79

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf

dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D

(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58

56

populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan

Sampel fenomena secara detail80

B Tempat dan Waktu penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat

di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl

Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode

Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5

bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini

didasarkan pada fakta sebagai berikut

1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-

benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa

memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman

dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani

hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan

pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan

bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya

2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga

Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi

yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan

80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62

57

maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru

mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk

islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya

3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh

mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat

kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren

Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di

Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

C Populasi dan Sampel

1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang

merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan

sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik

populasi yaitu82

a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan

b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan

benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam

suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan

81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146

58

c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat

tertentu yang memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan dari keadaan itu

d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil

penelitian itu dapatat digeneralisasikan

Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria

minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah

3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua

kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan

asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan

kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama

Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk

dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama

2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian

(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini

menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik

pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah

100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota

83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT

remaja Rosda Karya 1994) hal 78

59

populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang

dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84

D Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada

penelitian ini yaitu

1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di

mana peristiwa terjadi86

Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh

melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan

beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren

2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

kuesioner87

84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94

60

E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian

Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah

Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam

penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual

bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara

intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk

membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual

b Variabel Dependen (Y)

Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)

dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf

(Variabel Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan

spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup

menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran I

61

F Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik

pengumpulan data yaitu

1 Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi

dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh

pandangan yang holistik dan menyeluruh89

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan

pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf

yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Kuesioner

Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang

berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan

maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa

pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media

88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)

cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199

62

yang lain91

3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan

Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa

kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92

Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan

informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta

memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama

penelitian

G Intrumen Penumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan

data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama

terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap

91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed methods)

(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327

63

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial93

Tabel 1 Skor Skala Semi Likert

No Alternatif Skala Likert Positif Negatif

1

2

3

4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

2

1

1

2

4

5

1 Skala Bimbingan Agama

Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua

aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan

agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni

akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama

yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog

2 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan

delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar

dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat

kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan

93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

64

penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan

holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan

ldquobagaimana jikardquo

Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan

mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur

ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96

3 Uji Validitas dan Realiabilitas

a Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97

Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan

dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori

respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-

individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam

karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98

95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta

Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD

(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Refika Aditama 2015) Hal 472

65

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument

yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

korelasi berganda

Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang

digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin

diukur yakni99

1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03

2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-

2) n= jumlah sampel

3 Nilai Sig ge α

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam

melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan

untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product

moment yaitu100

rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)

radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]

keterangan

r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas

X dan Y

n=jumlah responden

99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48

66

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)

Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable

Bimbingan Agama sebelum uji instrumen

Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama

sebelum uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 12345 - 5

2 Ibadah 678910 - 5

3 Akhlak 12131415 11 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 1718 16 3

5 Bimbingan

Kelompok 1921 20 3

6

Tanya

Jawab atau

Dialog

222324 - 3

Jumlah 24

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-

Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur

dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada

26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable

bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item

valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid

kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan

67

pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan

BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji

instrumen

Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah

uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 2345 1 5

2 Ibadah 78910 6 5

3 Akhlak 11121415 13 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 17 1618 3

5 Bimbingan

Kelompok 21 1920 3

6 Diskusi 2223 24 3

Jumlah 24

Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen

68

Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual

sebelum diuji instrumen

Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang

diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir

pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2

item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

3132 33 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan

nilai-nilai

3739 38 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

464748 - 3

Jumlah 24

69

diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan

data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 2

Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen

Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual

setelah diuji instrumen

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

313332 - 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

373839 - 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan

ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

4748 46 3

70

b Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban

yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5

1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility

Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi

SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

koefisien realibilitas (r11) gt 06101

α = (119870

119870 minus 1) (

1198781199032 minus sum119878119894

2

1198781199092

)

Keterangan

α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach

K Jumlah item pertanyaan

sum1198781198942 Jumlah varians skor item

101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57

Jumlah 24

71

1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102

Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan

Instrumen Ukuran dari Cronbach

Hasil Uji Alpha

Cronbach

Derajat Keandalan

lt 05 Tidak dapat digunakan

05-06 Jelek (poor)

06-07 Cukup atau dapat diterima

07-09 Bagus (good)

gt09 Luar biasa bagus

(exellent)

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

867 24

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar

0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala

Kecerdasan Spiritual

102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung

Refika Aditama 2015) hal 470

72

Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

780 24

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar

0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel

terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan

nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan

dinyatakan reliabel

H Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis

langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam

103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 226

73

penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik

infersensial

1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data

penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan

satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan

untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang

bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren

Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat

2 Analisis Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Statistik inferensial merupakan metode analisis yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan

antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan

penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat

inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada

sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini

menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman

104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100

105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) hal 532

74

Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan

(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan

sumber data antar variabel tidak harus sama106

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk

mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara

variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan

agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini

yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel independen yaitu karakteristik individu yang

mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut

yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji

koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang

kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah

r = 020 ndash 0399 Rendah

r = 040 ndash 0599 Sedang

r = 060 ndash 0799 Kuat

r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat

106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D

(Bandung Alfabeta 2012) hal 153

75

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center

Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba

Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz

Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau

adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana

sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para

mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah

Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia

khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena

mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak

mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan

hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak

itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan

pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para

mualaf diseluruh wilayah Indonesia

Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun

pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di

daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014

beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari

pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari

tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf

cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau

76

juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi

Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini

jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5

(lima) wilayah

Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-

Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan

tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak

mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan

pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari

pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan

Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas

muslim maupun non-muslim

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center

Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu

menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah

islamiyahrdquo

Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang

akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter

serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center

dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut

a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum

dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah

b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh

berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah

77

c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan

perbandingan agama

d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah

mandiri dan terampil

e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum

muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung

terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di

kalangan saudara kita kaum Mualaf

f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak

masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan

pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang

merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah

masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center

Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan

pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta

pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah

agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan

hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat

ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya

sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus

ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah

78

dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-

muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami

betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah

pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini

mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf

itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam

kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan

menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo

Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba

Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil

hingga merambah di beberapa wilayah nusantara

79

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center

Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center

dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center

PEMBINA

Ferdius

Ndruru

KETUA amp PENGASUH

KH Syamsul Arifin Nababan

PENGAWAS

Siti Hamidah

SEKRETARIS

Leli Yuheni

BENDAHARA

Siti Fatimah

DEWAN GURU

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan

2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya

3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc

MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc

MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna

SANTRI

80

5 Program Bimbingan Agama

a Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui

kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-

ceramah umum

b Program Pendidikan

Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c Program Pengembangan

1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan sarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

d Program Jangka Panjang

a) Program Perluasan Dakwah

Membangun cabang-cabang pesantren

Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah

Indonesia

Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah

minoritas muslim

b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri

An-Naba

81

e Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat

SMP- Perguruan Tinggi

2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi

3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi

para mualaf

f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

1) Mendirikan usaha kuliner

2) Membangun bisnis berbasis online

3) Membangun usaha retail

6 Program Pembinaan Agama

Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan

An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11

Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

82

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan

tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

9 2200 - 0429 Istirahat

83

Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600

Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari

jumat Tahsin diganti dengan membaca 4

surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-

waqiah dan Al- Mulk)

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

10 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh

mengerjakan tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

84

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

8 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

9 2200 - 0429 Istirahat

Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai

berikut

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan

Agama)

2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah

Islamiyah)

3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)

4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)

5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)

6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)

7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)

8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)

9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)

85

B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1 Karakteristik Individu Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti

bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan

sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

penulis tentukan

Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni

berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf

diuraikan sebagai berikut

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 12

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki 9 26

Perempuan 26 74

Total 35 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil

terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan

agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden

berjenis kelamin laki-laki

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 13

86

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kategori Usia Jumlah Presentase

Remaja 12- 21 Tahun 29 83

Dewasa 22- 45 Tahun 6 17

Total 35 100

Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden

didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel

terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21

tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat

dilihat pada tabel 14

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Jumlah ()

Rendah (0-9 tahun) 6 17

Sedang (10-12 tahun) 19 54

Tinggi (13-16 tahun) 10 29

Total 35 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas

responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada

tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima

87

pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan

pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-

16 tahun)

Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat

dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf

Kategori Masa Mualaf Jumlah ()

Rendah 3 -36 bulan 22 63

Sedang 37 bulan ndash 72

bulan 11 31

Tinggi 73 bulan -104

bulan 2 6

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk

islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa

mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)

dan kategori tinggi (73- 104 bulan)

88

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden

Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual

santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo

Center

No

Kategori

Kecerdasan

Spiritual

Jumlah Skor

Jawaban

Responden

Frekuensi ()

1 Rendah 93- 105 14 40

2 Tinggi 106- 120 21 60

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan

(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan

spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan

spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan

spiritual

Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual

yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri

3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan

89

untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan

holistik

3 Analisis Data Uji Korelasi

a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa

mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian

tersebut diolah menggunakan Program statistical Package

for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

No Peubah Variabel

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik

Individu -0198 0254

2 Bimbingan Agama 0760 0000

Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berhubungan nyata pada α= 1 (005)

90

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan

kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17

yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua

() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi

pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

kecerdasan spirituannya

b Hubungan Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba

Center

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18

91

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik Individu -0198 0254

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien

antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan

diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021

Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

92

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Usia -0198 0254

2

Tingkat Pendidikan

Formal -0123 0483

3 Masa Mualaf 0199 0251

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian

karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan

formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi

usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya

antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika

usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual

meningkat

Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan

spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign

0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan

formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika

semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti

semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif

antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual

mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign

93

0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan

tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika

semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf

c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan

Diri Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19

menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama

dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-

Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19

94

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan

agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760

Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan

yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005

kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang

bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan

antara variabel bimbingan agama dengan variabel

kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin

tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

nilai kecerdasan spiritual dirinya

Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)

sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005

Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

95

No

Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Materi 0740 0000

2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20

menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan

metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual

mualaf

Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan

hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda

bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada

angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif

Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama

seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau

semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang

maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan

agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi

bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak

Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa

96

terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-

lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa

nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai

signifikansi sebesar 000 lt 005107

Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah

dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian

Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah

akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi

sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti

korelasi cukup dan bersifat positif108

Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan

(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()

artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya

semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang

maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau

107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan

Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU

Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah

Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

97

jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama

seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel

20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang

tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf

Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa

bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang

telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat

pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban

sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya

terhadap agama yang dianutnya109

109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun

Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)

98

Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan

agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan

spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000

(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga

menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan

yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual

remaja 111

110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)

siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling

Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)

99

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah

dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan

mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki

(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia

(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa

usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan

tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang

(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah

(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan

dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa

mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah

(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash

72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104

bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat tergolong tinggi

2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai

100

signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari

005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat

dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan

agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat

3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru

Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut

7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan

dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama

bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan

lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang

di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat

sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan

penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar

pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk

materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu

tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan

makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun

dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar

ibadah

101

8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait

bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual

Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang

bagian yang ada pada bimbingan agama maupun

kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun

keefektivitasannya

102

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung

Alfabeta

Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama

Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1

P-ISSN 2442-725X e-2621-7201

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta

Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah

208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02

Wonosobo

Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif

Bandung PT Revika Aditama

Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group

Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung

Alfabeta

Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS

Jakarta Kencana

Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk

Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka

Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

103

Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan

R amp D Bandung ALFABETA

Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT

Wahana Semesta Intermedia

Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor

Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang

Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di

Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1

Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT

Indeks

Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual

Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam Jakarta Arga

Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi

IV

104

Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera

Antar Nusa

Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan

Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka

Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk

Memaknai Kehidupan Bandung Mizan

Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam

Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve

Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan

Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan

Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)

Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta PT Rineka Cipta

Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi

Bandung PT remaja Rosda Karya

Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta

Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central

Medika Surabaya

Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali

Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali

Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori

Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)

Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia

105

Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya

Usaha Nasional

Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press

Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental CrHaji Masagung Jakarta

Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-

Fikr tt)

Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah

Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama

Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim

Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam

Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center

Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan

Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol

1 No 1)

Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi

Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Salatiga)

106

Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan

Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi

S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)

Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan

Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal

Vo 13 No 155-62

Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan

Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau)

Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan

terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Metro)

Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal

Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam

Volume 7 Nomor 2 249- 270)

Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al

Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan)

Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan

Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi

terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian

107

Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah

dan Islam Universitas Indonesia tahun)

Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran

Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa

di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah

terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di

Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama

Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di

Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)

Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu

Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin

Jakarta)

Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan

Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan

Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi

S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang)

Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah

mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada

19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020

wib tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppmm42z313

108

Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid

ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah

pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib Tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus

2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib

Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba

Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh

pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-

center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml

Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam

di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-

umat-islam-di-indonesia-menurun

Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap

Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-

mengalamipenolakan-keluarga

Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat

Yayasan An- Naba Center

109

LAMPIRAN

Lampiran I

Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel

Independen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Karakteristik

Individu (X1)

Menurut

Robbins

karakteristik

individu adalah

cara

memandang ke

objek tententu

dan mencoba

menafsirkan apa

yang dilihatnya

yang

mencangkup

usia jenis

kelamin tingkat

pendidikan

status

perkawinan dan

masa kerja

Karakteristik

responden pada

penelitian ini

ada empat

aspek yaitu

usia jenis

kelamin

tingkat

pendidikan dan

masa kerja

1 Jenis kelamin

Jenis kelamin

responden yang

dibagi menjadi

dua jenis yaitu

laki-laki dan

perempuan

2 Usia

Lamanya waktu

hidup responden

yang dihitung

sejak tahun

kelahiran

sampai waktu

penelitian

berlangsung

3 Tingkat

pendidikan

110

dalam

organisasi112

Dalam hasil

penelitian Rusdi

dan Sari

memaparkan

bahwa salah

satu faktor yang

membuat para

mualaf

melakukan

konversi agama

dari agama

asalnya ke

agama islam

yaitu faktor

kemauan

kemauan

menjadi salah

satu pendorong

seseorang

melakukan

Jumlah tahun

sekolah formal

yang ditempuh

oleh responden

sampai

penelitian ini

berlangsung

4 Masa mualaf

Lamanya waktu

atau masa

konversi agama

responden

dihitung sejak

mengucapkan

dua kalimat

syahadat sampai

waktu penelitian

berlangsung

5 Kemauan

salah satu

faktor

mendorong

seseorang

112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)

hal 171

111

konversi

agama113

melakukan

konversi

agama

Seseorang

yang

melakukan

konversi

didasari karna

kemauan diri

sendiri atau

orang lain

keluarga

teman dan

lain

sebagainya

Materi

Bimbingan

Agama (X2)

Menurut

Djumhur dan

Moh Surya

bimbingan

adalah suatu

pemberian

bantuan yang

Bimbingan

agama dalam

penelitian ini

mencangkup

materi

bimbingan

agama (akidah

Materi bimbingan

agama

1 Akidah

mengetahui

pengetahuan

mualaf tentang

akidah islam

113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam

dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X

e-2621-7201

112

diberikan secara

sistematis dan

kontinyu kepada

individu atau

kelompok dalam

pemecahan

masalah yang

dihadapinya

agar tercapai

kemampuan

untuk

memahami diri

sendiri

kemampuan

untuk menerima

diri sendiri

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaian diri

ibadah dan

akhlak) dan

metode

bimbingan

agama

(ceramah

bimbingan

kelompok dan

tanya-jawab

atau dialog)

yang

berdasarkan

rukun iman

yakni iman

kepada Allah

iman kepada

Malaikat Allah

iman kepada

Kitab Allah

iman kepada

Rasul Allah

iman kepada

hari Kiamat

dan iman

kepada Qodarsquo

dan Qodar

Keyakinan ini

apakah dapat

menimbulkan

sifat jiwa yang

tercermin

dalam

perkataan

maupun

113

dengan

lingkungannya

baik keluarga

maupun

masyarakat114

Menurut M

Arifin

bimbingan

agama adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami

kesulitan baik

lahiriah maupun

batiniah yang

menyangkut

kehidupan di

masa kini dan

masa mendatang

berupa

pertolongan

dibidang mental

perbuatan

mualaf tersebut

2 Ibadah

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

ibadah sesuai

ketentuan atau

syariat Islam

berdasarkan

Rukun Islam

yakni Syahadat

Shalat Zakat

Puasa Haji

3 Akhlak

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

Akhlak Islam

yakni kepada

diri sendiri

Kepada orang

tua dan guru

114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7

114

spiritual

Membantu

seseorang

mampu

mengatasi

kesulitannya

dengan

kemampuan

yang ada pada

dirinya sendiri

melalui

dorongan

kekuatan iman

dan takwa

kepada Tuhan

yang maha

esa115

kepada saudara

dan teman

sebaya maupun

lingkungan

masyarakat

Metode

Bimbingan

Agama

1 Ceramah

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama kepada

mualaf secara

langsung

2 Bimbingan

Kelompok

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf secara

langsung

115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

115

dengan cara

diskusi

kelompok

3 Tanya

jawab atau

Dialog

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf melalui

tanya jawab

atau dialog

secara langsung

baik terkait

materi maupun

pengalaman

hidup

116

Variabel

Dependen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Kecerdasan

Spiritual (Y)

Menurut

Danah Zohar

dan Ian

Marshal

kecerdasan

spiritual (SQ)

adalah

kecerdasan

untuk

menghadapi

persoalan

makna atau

value yaitu

kecerdasan

untuk

menempatka

n perilaku

dan hidup

kita dalam

konteks

makna yang

lebih luas dan

kaya

Kecerdasan

Spiritual

adalah sesuatu

yang dimilki

dalam diri

seseorang

dalam

menghadapi

segala

persoalan

hidup dengan

penuh makna

atau nilai dan

memberikan

nilai yang luas

untuk jalan

hidupnya

Kemampuan

bersikap fleksibel

1 Mualaf dapat

dengan mudah

menyesuaikan

diri terhadap

lingkungan

baru

2 Mualaf dapat

beradaptasi dan

dapat

menerima

dengan mudah

dalam

lingkungannya

Tingkat

kesadaran diri

a Mualaf dapat

menempatkan

diri baik sikap

maupun

karakter

117

kecerdasan

untuk menilai

bahwa

tindakan

untuk jalan

hidup

seseorang

lebih

bermakna

dibandingkan

dengan yang

lain116

b Mualaf dapat

menyadari atau

introspeksi

kelebihan dan

kekurangan diri

dalam bersikap

baik dalam

lingkungan

keluarga

sekolah

maupun

masyarakat

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

1 Mualaf dapat

menjadikan

penderitaan

kesedihan

maupun

kegagalan di

116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

118

masa lalu sebagai

motivasi dan

kekuatan untuk

tetap

mempertahankan

jalan hidup yang

sudah dipilih

menjadi seorang

muslim

2 Bersikap optimis

dan berfikir

positif meski

harus terusir dari

keluarga mapun

belum di terima

dilingkungan

baru

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

melampaui rasa

sakit

1 Menjadikan

penderitaan

sebagai

119

tantangan

hidup yang

harus

dihadapi

2 Mualaf

dapat

menjalani

hidup

dengan

penuh

keyakinan

dan

keteguhan

hati meski

harus

merasakan

berbagai

penderitaan

dan rasa

sakit

Kualitas hidup

yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

1 Mualaf

dapat

120

memiliki

tujuan yang

jelas dalam

menjalani

hidup

2 Mualaf

dapat

menjalani

kehidupan

yang

bernilai dan

penuh

makna

Keengganan

untuk

menyebabkan

keinginan yang

tidak perlu

1 Mualaf agar

memiliki

sikap

prioritas

dalam

menjalani

hidupnya

121

2 Dapat

memilah

mana yang

penting bagi

hidupnya

maupun

yang tidak

didasari

kebermanfa

atannya

Kecenderungan

untuk melihat

keterkaitan

antara berbagai

hal

(berpandangan

ldquoholistikrdquo)

1 Mualaf dapat

menyikapi

segala

persoalan

dalam

hidupnya

semata karena

122

ketentuan

Allah

2 Segala sesuatu

yang menimpa

kehidupan

mualaf adalah

kebaikan yang

diberikan oleh

Allah

bersikap positif

terhadap apapun

yang menimpa

kehidupannya

1 Mualaf dapat

menerima

dengan baik hal

apapun yang

menimpanya

2 Mualaf dapat

berprasangka

baik terhadap

segala hal yang

menimpanya

123

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Materi Akidah r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

1

Saya meyakini bahwa Allah adalah

Tuhan yang menciptakan seluruh

alam semesta

-0179 0388 Tidak

Valid

2

Saya meyakini adanya Malaikat

yang mengawasi dan mencatat apa

saja yang saya lakukan

0411 0388 Valid

3

Saya meyakini bahwa Allah

mengutus rasul menjadi suri tauladan

bagi manusia

0599 0388 Valid

4

Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan

sebagai obat penenang dalam

menghadapi segala persoalan hidup

0577 0388 Valid

5

Saya meyakini segala perbuatan di

dunia akan dimintai pertanggung

jawaban di akhirat

0594 0388 Valid

Materi Ibadah

6

Saya berusaha melungkan waktu

untuk melaksanakan ibadah shalat

Sunnah

0268 0388 Tidak

Valid

7

Saya meyakini shalat adalah cara

terhubung paling baik dengan Tuhan

saat kita mulai putus asa

0382 0388 Valid

8 Saya melaksanakan ibadah puasa

Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid

9

saya mengetahui dan memahami

bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh

sebagai cara pensucian diri dari harta

yang bukan milik kita

0774 0388 Valid

124

10

saya mengetahui bahwa ibadah haji

adalah ibadah wajib umat muslim

dan di lakukan bagi yang sudah

mampu

0590 0388 Valid

Materi Akhlak

11 saya membiarkan teman saya yang

sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid

12

Saya mengetahui bahwa menghargai

orang lain dalam memilih agama

yang di anutnya adalah perbuatan

yang baik

0575 0388 Valid

13

Seorang muslim harus bertutur kata

dan bertingkah laku baik terhadap

orang lain

0313 0388 Tidak

Valid

14

Saya berpakaian menutupi aurat

sesuai dengan tuntunan Agama dan

bagian dari sopan santun dalam

berbusana

0516 0388 Valid

15 Saat ada teman kesusahan saya akan

membantunya 0411 0388 Valid

Metode Ceramah

16

saya tidak semangat saat

mendengarkan Ceramah dari

pembimbing Agama

0294 0388 Tidak

Valid

17

Hati saya lebih tenang setelah

mendenarkan ceramah yang

dibawakan pembimbing

0489 0388 Valid

18

Terkadang materi yang di sampaikan

berkaitan dan menjawab segala

persoalan yang sedang menimpa

saya hingga menjadikan saya lebih

kuat

0184 0388 Tidak

Valid

Metode Kelompok

125

19

Saya memanfaatkan bimbingan

kelompok untuk berinteraksi dengan

teman-teman

0301 0388 Tidak

Valid

20 saya tidak menyukai diskusi dalam

bimbingan kelompok 0355 0388

Tidak

Valid

21

Saat bimbingan kelompok saya bisa

berbagi pengalaman dengan teman-

teman dan mendapat penguatan dari

teman diskusi

0447 0388 Valid

Metode Diskusi

22

Saya merasa yakin dengan pilihan

yang saat ini saya yakini sebagai

muslim setelah menyampaikan

segala keraguan beragama kepada

pembimbing agama

0607 0388 Valid

23

Setelah berdialog dengan

pembimbing agama Saya lebih

termotivasi dan lebih kuat menjalani

sebagai muslim yang kaffah

0700 0388 Valid

24

Saya merasa lebih tenang saat

menyampaikan segala keluh kesah

yang menimpa kehidupan masa lalu

dan saat ini kepada pembimbing

agama

-0280 0388 Tidak

Valid

Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual

No

Kemampuan bersikap fleksibel

(adaptif secara spontan dan aktif)

r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

25 Saya mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar 0504 0388 Valid

26

saya menerima dan menghargai

pendapat maupun pilihan orang lain

termasuk pilihan dalam beragama

0690 0388 Valid

27 Saya menerima perubahan yang ada

dalam diri 0628 0388 Valid

126

Tingkat kesadaran diri

28 Saya mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid

29 Saya tidak membanding-bandingkan

hidup saya dengan orang lain -0104 0388

Tidak

Valid

30

saya merasa minder dengan

lingkungan baru saya sebagai

muslim

0644 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan

31

Segala masalah dan penderitaan yang

datang dalam hidup saya jadikan

sebagai motivasi untuk kembali

bangkit

0478 0388 Valid

32

Saya yakin bahwa segala masalah

yang datang adalah sebuah batu

loncatan untuk diri saya

0255 0388 Tidak

Valid

33

saat masalah datang dalam hidup

saya merasa sangat menderita dan

sedih

0455 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan melampaui rasa sakit

34

Saya berusaha sabar dan ikhlas

menerima setiap masalah yang

menimpa saya

0506 0388 Valid

35

Saya yakin bahwa masalah yang

datang adalah kasih sayang dari

Allah untuk menebus dosa-dosa

saya

0159 0388 Tidak

Valid

36 Saya mampu mengambil hikmah dari

setiap masalah hidup 0602 0388 Valid

Kualitas hidup yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

127

37 Saya memiliki dan mampu

memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid

38 saya kurang bersemangat dalam

menjalani hidup 0484 0388 Valid

39 Saya mampu menggapai dan

mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak

Valid

Keengganan untuk menyebabkan

keinginan yang tidak perlu

40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak

Valid

41 Saya memilah segala kegiatan yang

harus saya kerjakan 0146 0388

Tidak

Valid

42

Saya akan mendahulukan ibadah

sebelum melakukan aktivitas sehari-

hari

0431 0388 Valid

Kecenderungan untuk melihat

keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

43 Ketika masalah datang saya yakin

bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid

44

Saat semua orang menjauhi saya

hingga mengusir saya saya yakin

bahwa Allah selalu bersama saya

0520 0388 Valid

45

Setiap musibah yang datang dalam

hidup saya saya yakin itu sudah

takdir dan pilihan terbaik dari Allah

0339 0388 Tidak

Valid

bersikap positif terhadap apapun

yang menimpa kehidupannya

46 saya menerima hal apapun yang

menimpa hidup saya -0040 0388

Tidak

Valid

47

saya yakin pasti ada kebaikan dari

setiap masalah yang datang dalam

kehidupan saya

0675 0388 Valid

128

48

saya yakin Allah selalu bersama saya

meskipun masalah datang bertubi-

tubi

0391 0388 Valid

129

Lampiran 3

Daftar pedoman wawancara Responden

No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama

1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah

2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat

3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah

4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak

menerima anda sebagai seorang mualaf

5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari

pembimbing agama

6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-

teman anda

7

Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat

penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing

agama

No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual

1

Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih

agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun

keluarga

2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali

segala kesalahan dan dosanya

3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh

orang lain

4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang

datang dalam hidup anda

5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak

menerima anda menjadi seorang mualaf

6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang

setelah menjadi seorang mualaf

130

7

Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah

masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu

yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan

terlebih dahulu

8

Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang

menimpa anda datang begitu saja dengan secara

kebetulan

9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang

datang dalam kehidupan anda

131

Lampiran 4

Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS

Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Correlations

Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual

Spearman

s rho

Karakteristik Individu Correlation

Coefficient 1000 -169 -198

Sig (2-tailed) 331 254

N 35 35 35

Bimbingan Agama Correlation

Coefficient -169 1000 760

Sig (2-tailed) 331 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -198 760 1000

Sig (2-tailed) 254 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

132

Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Usia Correlation

Coefficient 1000 253 083 122 -312

Sig (2-tailed) 143 634 486 068

N 35 35 35 35 35

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient 253 1000 004 012 -230

Sig (2-tailed) 143 984 947 183

N 35 35 35 35 35

Pendidikan Formal Correlation

Coefficient 083 004 1000 -237 -123

Sig (2-tailed) 634 984 170 483

N 35 35 35 35 35

Masa Muallaf Correlation

Coefficient 122 012 -237 1000 199

Sig (2-tailed) 486 947 170 251

N 35 35 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -312 -230 -123 199 1000

Sig (2-tailed) 068 183 483 251

N 35 35 35 35 35

133

Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Materi Metode Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Metode Correlation Coefficient 704 1000 685

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

134

Lampiran 5

Data Skor Responden

Bimbingan Agama

R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117

R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107

R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111

R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105

R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109

R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113

R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105

R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114

135

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115

R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117

R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116

R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105

R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118

R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109

R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116

R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117

R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108

R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113

R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117

136

Kecerdasan Spiritual

R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah

R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107

R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108

R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96

R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93

R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98

R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109

R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114

R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98

R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112

R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105

R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107

R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99

R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115

R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115

137

R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115

R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112

R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110

R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103

R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103

R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98

R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93

R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111

R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104

R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111

R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106

R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112

R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117

R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103

R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114

R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104

138

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center

139

Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang

Kupang Nusa Tenggara Timur

140

141

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-

Naba Center

142

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-

Naba Center

143

Lampiran 7

Surat-surat

144

145

146

147

Page 6: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

iii

segala dinamika jalan hidup yang peneliti ambil Ucapan terima

kasih juga kepada guru-guru penulis yakni Ustadz Abdul Hadlir

dan Buya Arrazi Hasyim Buya Zulfikar berkat arahan dorsquoa dan

keridhoan beliau penulis tetap teguh menjalani hidup dengan ridho

dan tak lelah untuk terus mencari makna dan pengamalan dalam

bertuhan dan beragama Selain itu peneliti juga ingin

mengucapkan terima kasih kepada

1 Suparto M Ed Ph D selaku dekan Fakultas Ilmu dakwah

dan Ilmu Komunikasi dan Dosen Pembimbing Akademik

penulis serta wakil dekan dan jajarannya yang telah

membimbing dan memberi arahan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaiakn skripsi ini

2 Ir Noor Bekti Negoro MSi dan Artiarini Puspita Arwan

M Psi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam yang selalu

mengingatkan dan memberi motivasi serta membantu

kebutuhan dalam penyusunan skripsi

3 Muhtar Mochamad Solihin MSi selaku dosen

pembimbing yang selalu meluangkan waktu

mengarahkan membimbing dengan sabar selama proses

penyusunan skripsi serta selalu memberikan kesempatan

hingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi

dengan baik

4 Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

iv

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat

Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

Yayasan tersebut

6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz

Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan

administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan

membantu penulis selama penelitian

7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus

untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu

Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada

penulis

8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang

menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis

9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om

Dedi dan guru-guru lainnya

10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu

menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang

tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport

penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka

v

Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan

kekuatan bagi penulis

11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya

Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa

menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama

debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan

mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini

12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat

penulis mengucapkan terima kasih

Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang

tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain

itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua

terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari

Allah SWT Aamiin

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi

ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi

ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis

Jakarta 21 April 2021

Siti Maryam

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi

DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14

C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15

D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23

E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38

B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45

C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46

D Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

48

E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56

B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

E Variabel dan Devinisi Operasional

Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

60

F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62

G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72

H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

75

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

77

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba

5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

79

6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81

7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84

B Temuan Hasil Penelitian dan

Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

85

1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

89

3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan

pemurtadan tahun 2015

4

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf

53

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba

Center

79

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63

2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama sebelum uji instrumen

66

3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama setelah uji instrumen

67

4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan

Spiritual sebelum diuji instrumen

68

5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan

Spiritual setelah diuji instrumen

70

6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat

Keandalan Instrumen Ukuran dari

Cronbach

71

7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan

Agama

71

8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan

Spiritual

72

9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan

74

10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putri di Yayasan An- Naba

Center

82

11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putra di Yayasan An- Naba

Center

84

x

12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

85

13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia

86

14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan

Pendidikan Formal

86

15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan

Masa Mualaf

87

16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di

Yayasan An-Nabarsquo Center

88

17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual

mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

89

18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara

Karakteristik Individu dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

91

19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun

2021

92

xi

20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Bimbingan Agama dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

93

21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada tahun 2021

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden

Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 Data Skor Responden

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat- surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling

sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya

manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa

dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di

datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga

menimbulkan kesedihan yang begitu dalam

Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan

keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang

dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa

aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)

dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1

Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga

mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia

yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal

maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk

mewujudkan kebutuhan tersebut

Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama

adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi

meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam

jiwanya

1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi

dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman

(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41

2

Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri

berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis

sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber

pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu

memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai

makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya

Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya

Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada

kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang

dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya

adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para

artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya

Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro

dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan

dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan

sosial yang rukun dan damai

Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di

Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003

jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir

angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2

2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi

jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019

httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019

1020 wib

3

Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah

yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar

baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan

adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi

ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi

pembimbing Agama

Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian

khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama

Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati

nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu

masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap

kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika

masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan

kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke

agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa

Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman

berganti menjadi ingkar3

Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam

menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014

Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat

Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam

hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat

menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka

3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

4

pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara

Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun

Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim

Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika

ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4

Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian

Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat

tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun

20155

4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di

Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-

indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

0

10

20

30

40

50

60

Rawan Pemurtadan

5

Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab

seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya

ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)

terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin

Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat

Islam paling ekstrimrdquo6

Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang

dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat

Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan

fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya

mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari

lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi

menjadi seorang muslim seutuhnya

Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi

memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)

Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan

tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang

tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya

rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya

hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib

6

tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap

keselamatan jiwardquo7

Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar

semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang

meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari

lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu

hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka

secara lebih jauh8

Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu

besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat

berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar

di masjid dan di jalanan9

Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan

pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang

untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi

Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung

resiko

7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf

Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-

keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan

Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara

Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II

No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom

ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni

2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-

pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

7

Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan

perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen

terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya

Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang

yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang

belum memahami islam seutuhnya

Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan

bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa

mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang

muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan

surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi

أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط

بين عدو ٢٠٨ م

ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu

turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimurdquo10

Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208

adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara

parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-

hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri

tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf

10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208

Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016

8

yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk

sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah

akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari

itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan

peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan

menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan

agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri

individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk

berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-

Nya serta tabah menerima ujian-Nya12

begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan

agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan

peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan

spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani

menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa

lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem

maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau

value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup

kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

9

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain13

Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14

Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang

dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala

kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan

yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun

kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian

baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya

Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu

mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan

13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1

Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57

10

masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada

mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz

Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal

pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid

Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para

mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami

agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa

terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa

menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya

(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-

mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan

kepada mereka

Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah

mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya

maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing

15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal8

11

untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat

berpengaruh bagi agama Islam

Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah

dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin

meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di

hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya

maupun kehidupannya kini sebagai muslim

Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang

meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual

mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada

Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya

pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16

Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang

bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa

warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam

penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18

16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan

Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan

penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan

Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri

12

Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa

menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang

pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik

di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian

Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan

membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba

Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo

B Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang

dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti

berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun

pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi

dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-

Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Ponorogo 2019)

13

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat adalah

a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di akhirat

b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau nilai untuk

menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain

c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

diantaranya

a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan

Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah

Baru- Ciputat

14

c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain

a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden

dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik

Responden dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Manfaat Penelitian

a Manfaat Akademis

1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

terutama pada mata kuliah Psikologi Islam

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi

Pembimbing agama maupun penyuluh agama

15

yang mengkhususkan pembinaan terhadap

Mualaf

b Manfaat Praktis

1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam

memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan

reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan

kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun

penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang

Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

D Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang

menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri

Yakni diantaranya sebagai berikut

Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan

Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

16

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan

agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257

sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari

r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799

dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian

hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan

masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah

alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat

rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang

berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini

ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket

instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data

Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan

variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran

17

penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan

sasaran penelitian mualaf21

Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja

Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada

remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai

sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan

perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22

Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah

kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun

menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis

di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut

adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami

pembaca

21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi

Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No

155-62

18

Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada

variabel independen dan dependen Variabel independen

penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan

emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan

variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel

dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan

berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel

dependen kecerdasan spiritual

Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di

Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian

Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di

panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan

antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak

di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan

berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005

ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian

terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam

terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman

Azzahra Kota Pekanbaru

Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi

kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam

19

beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam

penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independent dan dependen Variabel dependen

penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan

penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23

Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam

jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap

kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab

Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi

sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat

dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt

ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual

23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)

20

kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja

karyawan

Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak

rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di

beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan

pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan

baik

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independen dan dependen jika di variabel

independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan

spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kinerja karyawan

Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti

tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi

Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)

dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa

gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa

dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal

maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang

cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional

mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam

penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa

21

mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik

dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi

Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang

masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa

kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang

dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan

kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca

mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami

penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel

dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen

hanya kecerdasan spiritual24

Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran

Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara

Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri

bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran

beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa

Tengah

24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan

Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)

(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur

Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)

22

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil

penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri

Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar

20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama

sebesar 322

Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup

rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan

dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah

pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga

pembaca dapat memahami penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis

menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25

Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh

Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal

Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan

25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016)

23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan

spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi

sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-

Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel

16839 dan nilai signifikannya -0806lt005

Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika

kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan

paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini

adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga

dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

pada variabel independen Variabel independen tersebut

menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis

menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26

E Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman

penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang

skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif

26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)

24

Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini

terbagi dalam lima bab yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah

Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan

Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

yaitu teori mengenai peran pembimbing agama

meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan

mualaf

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

jenis penelitian tempat dan waktu penelitian

variabel penelitian sumber data populasi dan

sampel hipotesis penelitian definisi operasional

variabel Teknik pengumpulan data uji validitas

instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik

analisis data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat

25

yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf

visi misi dan tujuannya program-program serta

struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan

Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian

menjelaskan temuan dan analisis data tentang

hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan

spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-

data hasil peneitian hasil angket identifikasi

responden deskripsi hasil penelitian dan analisis

data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah

dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama

1 Pengertian Bimbingan

Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin

menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata

ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti

menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur

mengarahkan dan memberi nasihat27

istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan

atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan

berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua

bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya

bimbingan28

Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar

individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian

27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16

27

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan

norma-norma yang berlaku30

Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan

melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31

Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni

1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung

arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh

nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat

mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya

2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat

menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut32

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

28

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa33

Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian

berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam

memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan

untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan

menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun

lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia

maupun ahirat

2 Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz

Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam

sebagai berikut34

a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan

kebersihan jiwa dan mental

33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

29

b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan

manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan

c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada

individu sehingga muncul dan berkembang rasa

toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong

menolong dan rasa kasih sayang

d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi

tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya

sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat

memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan

bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan

kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan

kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal

menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang

bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan

dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang

ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang

sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35

35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

30

3 Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya

bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36

a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan

sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah

b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang

berfungsi untuk dapat mengembangkan dan

memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun

potensi yang dimiliki terbimbing

c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang

membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing

dan lingkungannya

d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan

dalam memberikan bantuan dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi terbimbing

e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang

diberikan dapat membantu terbimbing dalam

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah

dan mantap

4 Materi Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami

kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan

mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau

36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta

PT Rineka Cipta 1995) hal 9

31

ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi

Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain

meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan

ikhsan (akhaq)37

a Keimanan (Aqidah)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)

yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah

Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak

segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau

aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti

keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat

menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan

maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan

keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39

37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha

Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga

Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim

dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi

1996) hlm 24

32

Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang

lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi

orang yang bertakwa40

a Keislaman (syarirsquoah)

Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa

Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju

sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga

diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat

merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan

dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman

Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi

ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م

١٨ يعلمون

Artinya Kemudian kami jadikan engkau

(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari

agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan

janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang

yang tidak mengetahui41

Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu

mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan

40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji

Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500

33

mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala

perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan

Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42

Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam

beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya

a) Adanya suatu perbuatan

b) Dilakukan oleh orang muslim

c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok

ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu

zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan

ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban

yang menyertai pokok ibadah itu43

b Ikhsan (akhlaq)

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa

yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah

(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)

alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang

baik) dan al-din (agama)44

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau

khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq

42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika

Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2012) hal 1

34

kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-

Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi

٤ عظيم خلق لعلى وإنك

Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang luhur 45

Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi

pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara

kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai

murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat

Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak

bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi

manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang

buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan

memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan

perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan

lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun

sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr

tt) hal 56

35

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat

5 Metode Bimbingan Agama

Dalam surah An- Nahl ayat 125

دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج

أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي

١٢٥ بٱلمهتدين

Artinya Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

siapa yang mendapat petunjuk47

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan

berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang

tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara

harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang

berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian

hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan48

47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43

36

Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik

Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang

kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang

dapat menambah kemampuan bagi terbimbing

Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami

bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama

maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan

agama diantaranya

a Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum

cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok

(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk

menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya

dengan kondisi terbimbing yang beragam49

b Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing50

49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)

hal122

37

Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila

memenuhi persyaratan sebagai berikut

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada

yang dibimbing

2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh

seseorang yang dibimbing

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi

dan kondisi yang memberikan perasaan damai

dana man serta santai kepada seorang yang

dibimbing51

Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada

metode yang biasa dilakukan yakni

1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan

dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar

intelek dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran

agama

2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang

digunakan untuk menunjukkan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional

3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan

contoh yang benar dan tepat agar yang di

51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45

38

bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari

apa yang diterimanya secara logika dan

penjelasannya akan teori yang masih baku

(tekstual) 52

B Kecerdasan Spiritual

1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari

semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus

mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan

lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di

turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas53

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal12

39

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain54

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu

menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah

berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal

Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik

dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56

54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

40

a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan

dan aktif)

b Tingkat kesadaran diri

c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan

d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit

e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak

perlu

g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)

h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo

atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-

jawaban yang mendasar

i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi

seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga

cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh

pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab

untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi

kepada orang lain yang memberikan petunjuk

penggunaannya

41

Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab

HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya

yakni57

a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan

material

b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang

memuncak

c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-

hari

d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber

spiritual guna menyelesaikan masalah

e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih

sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan

Seperti memberi maaf bersyukur atau

mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati

menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah

sebagian dari kebajikan

3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses

membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf

memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun

57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan

Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281

42

lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang

pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam

hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo

Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini

secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)

mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan

menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif

Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu

dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta

kehidupan secara umum

Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan

suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah

yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut

adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan

ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber

dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta

bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan

ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha

Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo

Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan

kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri

kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat

akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik

sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic

power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual

43

yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama

keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot

manusia59

Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang

memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus

melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa

menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60

4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu

berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi

kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan

kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang

menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang

diantaranya61

a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego

b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

anaknya

c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak

d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan

Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)

44

e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman

menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak

berharga

Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62

a Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia

mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks

luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian

yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG

(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual

b Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya

bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat

ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia

menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan

memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan

merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu

62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83

45

adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek

diri dan seluruh segi kehidupan

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul

dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan

seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan

C Mualaf

Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari

ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak

dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang

yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum

Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum

= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang

yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam

Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan

diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64

Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf

maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir

63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam

(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana

Semesta Intermedia 2009) hal 231

46

Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi

perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya

demi kemaslahatan65

Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk

islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat

diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya

untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama

kaum muslimin66

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan

hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka

baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada

di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui

Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri

untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa

beribadah secara mandiri

D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan

65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar

Nusa 2002) hal 563

47

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam

berdasarkan norma-norma yang berlaku67

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa68

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain69

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku

67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

48

dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola

pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena

Allahrdquo

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa

bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan

karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk

mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari

sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian

ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada

bab IV

E Kerangka Berpikir

Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren

hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi

Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami

kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama

Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari

keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan

tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan

dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata

layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan

sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi

gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah

49

tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang

singkat70

Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa

menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi

perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak

persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf

tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya

maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)

Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik

belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi

ingkar71

Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian

Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun

2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan

Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni

pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi

Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi

Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20

70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba

Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

50

persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)

adalah kemiskinan73

Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa

mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah

satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74

Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan

kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode

yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan

berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah

bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog

Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga

islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para

mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia

Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini

72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

51

memiliki 3 program yakni program pembinaan program

pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat

kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para

pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan

baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang

baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf

akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang

dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah

satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75

Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf

akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya

Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat

berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni

karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins

Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan

umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti

menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin

pendidikan umur dan masa mualaf

75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)

hal 171

52

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat

dilihat pada Gambar 2

53

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

Bimbingan Agama (X2)

1 Materi

Bimbingan

Agama

a Akidah

b Ibadah

c Akhlak

2 Metode

Bimbingan

Agama

a Ceramah

b Bimbingan

Kelompok

c Tanya-jawab

dan Dialog

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Responden

1 Jenis Kelamin

2 Usia

3 Pendidikan

4 Masa Mualaf

Kecerdasan Spiritual (Y)

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

2 Tingkat kesadaran

diri

3 Kemampuan

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

4 Kempuan

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

5 Kualitas hidup yang

diilhami

Oleh visi dan nilai-

nilai

6 Keengganan untuk

menyebabkan

Keinginan yang tidak

perlu

7 Berpandangan

holistic

8 Berfikir positif

54

F Hipotesis Penelitian

pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi

mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang

diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini melalui uji empiris yaitu

Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat

Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik individu dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu

ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha

diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho

diterima dan Ha ditolak

77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik78

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai

rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah

terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah

perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis

instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang

digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar

menurut ketentuan dan telah disepakati79

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf

dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D

(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58

56

populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan

Sampel fenomena secara detail80

B Tempat dan Waktu penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat

di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl

Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode

Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5

bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini

didasarkan pada fakta sebagai berikut

1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-

benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa

memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman

dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani

hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan

pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan

bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya

2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga

Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi

yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan

80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62

57

maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru

mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk

islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya

3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh

mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat

kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren

Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di

Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

C Populasi dan Sampel

1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang

merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan

sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik

populasi yaitu82

a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan

b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan

benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam

suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan

81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146

58

c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat

tertentu yang memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan dari keadaan itu

d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil

penelitian itu dapatat digeneralisasikan

Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria

minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah

3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua

kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan

asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan

kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama

Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk

dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama

2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian

(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini

menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik

pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah

100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota

83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT

remaja Rosda Karya 1994) hal 78

59

populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang

dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84

D Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada

penelitian ini yaitu

1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di

mana peristiwa terjadi86

Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh

melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan

beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren

2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

kuesioner87

84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94

60

E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian

Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah

Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam

penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual

bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara

intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk

membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual

b Variabel Dependen (Y)

Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)

dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf

(Variabel Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan

spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup

menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran I

61

F Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik

pengumpulan data yaitu

1 Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi

dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh

pandangan yang holistik dan menyeluruh89

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan

pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf

yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Kuesioner

Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang

berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan

maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa

pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media

88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)

cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199

62

yang lain91

3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan

Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa

kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92

Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan

informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta

memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama

penelitian

G Intrumen Penumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan

data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama

terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap

91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed methods)

(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327

63

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial93

Tabel 1 Skor Skala Semi Likert

No Alternatif Skala Likert Positif Negatif

1

2

3

4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

2

1

1

2

4

5

1 Skala Bimbingan Agama

Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua

aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan

agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni

akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama

yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog

2 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan

delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar

dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat

kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan

93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

64

penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan

holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan

ldquobagaimana jikardquo

Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan

mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur

ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96

3 Uji Validitas dan Realiabilitas

a Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97

Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan

dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori

respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-

individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam

karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98

95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta

Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD

(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Refika Aditama 2015) Hal 472

65

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument

yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

korelasi berganda

Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang

digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin

diukur yakni99

1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03

2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-

2) n= jumlah sampel

3 Nilai Sig ge α

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam

melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan

untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product

moment yaitu100

rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)

radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]

keterangan

r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas

X dan Y

n=jumlah responden

99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48

66

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)

Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable

Bimbingan Agama sebelum uji instrumen

Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama

sebelum uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 12345 - 5

2 Ibadah 678910 - 5

3 Akhlak 12131415 11 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 1718 16 3

5 Bimbingan

Kelompok 1921 20 3

6

Tanya

Jawab atau

Dialog

222324 - 3

Jumlah 24

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-

Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur

dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada

26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable

bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item

valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid

kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan

67

pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan

BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji

instrumen

Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah

uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 2345 1 5

2 Ibadah 78910 6 5

3 Akhlak 11121415 13 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 17 1618 3

5 Bimbingan

Kelompok 21 1920 3

6 Diskusi 2223 24 3

Jumlah 24

Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen

68

Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual

sebelum diuji instrumen

Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang

diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir

pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2

item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

3132 33 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan

nilai-nilai

3739 38 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

464748 - 3

Jumlah 24

69

diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan

data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 2

Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen

Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual

setelah diuji instrumen

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

313332 - 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

373839 - 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan

ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

4748 46 3

70

b Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban

yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5

1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility

Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi

SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

koefisien realibilitas (r11) gt 06101

α = (119870

119870 minus 1) (

1198781199032 minus sum119878119894

2

1198781199092

)

Keterangan

α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach

K Jumlah item pertanyaan

sum1198781198942 Jumlah varians skor item

101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57

Jumlah 24

71

1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102

Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan

Instrumen Ukuran dari Cronbach

Hasil Uji Alpha

Cronbach

Derajat Keandalan

lt 05 Tidak dapat digunakan

05-06 Jelek (poor)

06-07 Cukup atau dapat diterima

07-09 Bagus (good)

gt09 Luar biasa bagus

(exellent)

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

867 24

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar

0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala

Kecerdasan Spiritual

102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung

Refika Aditama 2015) hal 470

72

Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

780 24

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar

0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel

terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan

nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan

dinyatakan reliabel

H Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis

langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam

103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 226

73

penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik

infersensial

1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data

penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan

satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan

untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang

bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren

Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat

2 Analisis Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Statistik inferensial merupakan metode analisis yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan

antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan

penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat

inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada

sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini

menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman

104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100

105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) hal 532

74

Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan

(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan

sumber data antar variabel tidak harus sama106

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk

mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara

variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan

agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini

yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel independen yaitu karakteristik individu yang

mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut

yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji

koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang

kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah

r = 020 ndash 0399 Rendah

r = 040 ndash 0599 Sedang

r = 060 ndash 0799 Kuat

r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat

106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D

(Bandung Alfabeta 2012) hal 153

75

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center

Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba

Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz

Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau

adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana

sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para

mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah

Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia

khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena

mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak

mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan

hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak

itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan

pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para

mualaf diseluruh wilayah Indonesia

Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun

pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di

daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014

beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari

pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari

tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf

cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau

76

juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi

Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini

jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5

(lima) wilayah

Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-

Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan

tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak

mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan

pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari

pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan

Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas

muslim maupun non-muslim

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center

Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu

menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah

islamiyahrdquo

Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang

akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter

serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center

dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut

a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum

dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah

b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh

berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah

77

c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan

perbandingan agama

d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah

mandiri dan terampil

e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum

muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung

terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di

kalangan saudara kita kaum Mualaf

f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak

masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan

pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang

merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah

masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center

Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan

pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta

pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah

agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan

hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat

ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya

sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus

ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah

78

dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-

muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami

betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah

pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini

mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf

itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam

kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan

menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo

Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba

Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil

hingga merambah di beberapa wilayah nusantara

79

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center

Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center

dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center

PEMBINA

Ferdius

Ndruru

KETUA amp PENGASUH

KH Syamsul Arifin Nababan

PENGAWAS

Siti Hamidah

SEKRETARIS

Leli Yuheni

BENDAHARA

Siti Fatimah

DEWAN GURU

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan

2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya

3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc

MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc

MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna

SANTRI

80

5 Program Bimbingan Agama

a Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui

kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-

ceramah umum

b Program Pendidikan

Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c Program Pengembangan

1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan sarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

d Program Jangka Panjang

a) Program Perluasan Dakwah

Membangun cabang-cabang pesantren

Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah

Indonesia

Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah

minoritas muslim

b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri

An-Naba

81

e Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat

SMP- Perguruan Tinggi

2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi

3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi

para mualaf

f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

1) Mendirikan usaha kuliner

2) Membangun bisnis berbasis online

3) Membangun usaha retail

6 Program Pembinaan Agama

Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan

An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11

Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

82

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan

tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

9 2200 - 0429 Istirahat

83

Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600

Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari

jumat Tahsin diganti dengan membaca 4

surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-

waqiah dan Al- Mulk)

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

10 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh

mengerjakan tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

84

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

8 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

9 2200 - 0429 Istirahat

Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai

berikut

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan

Agama)

2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah

Islamiyah)

3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)

4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)

5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)

6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)

7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)

8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)

9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)

85

B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1 Karakteristik Individu Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti

bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan

sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

penulis tentukan

Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni

berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf

diuraikan sebagai berikut

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 12

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki 9 26

Perempuan 26 74

Total 35 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil

terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan

agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden

berjenis kelamin laki-laki

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 13

86

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kategori Usia Jumlah Presentase

Remaja 12- 21 Tahun 29 83

Dewasa 22- 45 Tahun 6 17

Total 35 100

Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden

didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel

terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21

tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat

dilihat pada tabel 14

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Jumlah ()

Rendah (0-9 tahun) 6 17

Sedang (10-12 tahun) 19 54

Tinggi (13-16 tahun) 10 29

Total 35 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas

responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada

tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima

87

pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan

pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-

16 tahun)

Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat

dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf

Kategori Masa Mualaf Jumlah ()

Rendah 3 -36 bulan 22 63

Sedang 37 bulan ndash 72

bulan 11 31

Tinggi 73 bulan -104

bulan 2 6

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk

islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa

mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)

dan kategori tinggi (73- 104 bulan)

88

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden

Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual

santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo

Center

No

Kategori

Kecerdasan

Spiritual

Jumlah Skor

Jawaban

Responden

Frekuensi ()

1 Rendah 93- 105 14 40

2 Tinggi 106- 120 21 60

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan

(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan

spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan

spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan

spiritual

Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual

yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri

3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan

89

untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan

holistik

3 Analisis Data Uji Korelasi

a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa

mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian

tersebut diolah menggunakan Program statistical Package

for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

No Peubah Variabel

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik

Individu -0198 0254

2 Bimbingan Agama 0760 0000

Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berhubungan nyata pada α= 1 (005)

90

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan

kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17

yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua

() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi

pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

kecerdasan spirituannya

b Hubungan Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba

Center

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18

91

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik Individu -0198 0254

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien

antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan

diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021

Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

92

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Usia -0198 0254

2

Tingkat Pendidikan

Formal -0123 0483

3 Masa Mualaf 0199 0251

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian

karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan

formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi

usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya

antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika

usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual

meningkat

Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan

spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign

0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan

formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika

semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti

semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif

antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual

mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign

93

0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan

tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika

semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf

c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan

Diri Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19

menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama

dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-

Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19

94

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan

agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760

Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan

yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005

kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang

bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan

antara variabel bimbingan agama dengan variabel

kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin

tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

nilai kecerdasan spiritual dirinya

Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)

sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005

Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

95

No

Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Materi 0740 0000

2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20

menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan

metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual

mualaf

Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan

hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda

bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada

angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif

Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama

seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau

semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang

maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan

agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi

bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak

Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa

96

terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-

lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa

nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai

signifikansi sebesar 000 lt 005107

Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah

dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian

Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah

akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi

sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti

korelasi cukup dan bersifat positif108

Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan

(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()

artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya

semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang

maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau

107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan

Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU

Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah

Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

97

jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama

seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel

20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang

tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf

Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa

bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang

telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat

pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban

sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya

terhadap agama yang dianutnya109

109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun

Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)

98

Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan

agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan

spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000

(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga

menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan

yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual

remaja 111

110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)

siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling

Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)

99

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah

dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan

mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki

(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia

(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa

usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan

tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang

(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah

(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan

dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa

mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah

(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash

72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104

bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat tergolong tinggi

2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai

100

signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari

005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat

dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan

agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat

3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru

Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut

7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan

dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama

bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan

lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang

di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat

sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan

penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar

pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk

materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu

tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan

makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun

dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar

ibadah

101

8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait

bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual

Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang

bagian yang ada pada bimbingan agama maupun

kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun

keefektivitasannya

102

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung

Alfabeta

Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama

Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1

P-ISSN 2442-725X e-2621-7201

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta

Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah

208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02

Wonosobo

Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif

Bandung PT Revika Aditama

Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group

Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung

Alfabeta

Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS

Jakarta Kencana

Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk

Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka

Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

103

Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan

R amp D Bandung ALFABETA

Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT

Wahana Semesta Intermedia

Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor

Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang

Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di

Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1

Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT

Indeks

Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual

Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam Jakarta Arga

Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi

IV

104

Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera

Antar Nusa

Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan

Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka

Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk

Memaknai Kehidupan Bandung Mizan

Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam

Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve

Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan

Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan

Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)

Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta PT Rineka Cipta

Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi

Bandung PT remaja Rosda Karya

Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta

Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central

Medika Surabaya

Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali

Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali

Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori

Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)

Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia

105

Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya

Usaha Nasional

Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press

Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental CrHaji Masagung Jakarta

Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-

Fikr tt)

Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah

Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama

Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim

Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam

Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center

Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan

Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol

1 No 1)

Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi

Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Salatiga)

106

Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan

Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi

S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)

Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan

Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal

Vo 13 No 155-62

Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan

Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau)

Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan

terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Metro)

Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal

Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam

Volume 7 Nomor 2 249- 270)

Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al

Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan)

Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan

Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi

terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian

107

Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah

dan Islam Universitas Indonesia tahun)

Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran

Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa

di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah

terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di

Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama

Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di

Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)

Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu

Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin

Jakarta)

Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan

Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan

Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi

S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang)

Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah

mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada

19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020

wib tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppmm42z313

108

Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid

ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah

pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib Tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus

2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib

Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba

Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh

pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-

center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml

Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam

di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-

umat-islam-di-indonesia-menurun

Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap

Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-

mengalamipenolakan-keluarga

Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat

Yayasan An- Naba Center

109

LAMPIRAN

Lampiran I

Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel

Independen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Karakteristik

Individu (X1)

Menurut

Robbins

karakteristik

individu adalah

cara

memandang ke

objek tententu

dan mencoba

menafsirkan apa

yang dilihatnya

yang

mencangkup

usia jenis

kelamin tingkat

pendidikan

status

perkawinan dan

masa kerja

Karakteristik

responden pada

penelitian ini

ada empat

aspek yaitu

usia jenis

kelamin

tingkat

pendidikan dan

masa kerja

1 Jenis kelamin

Jenis kelamin

responden yang

dibagi menjadi

dua jenis yaitu

laki-laki dan

perempuan

2 Usia

Lamanya waktu

hidup responden

yang dihitung

sejak tahun

kelahiran

sampai waktu

penelitian

berlangsung

3 Tingkat

pendidikan

110

dalam

organisasi112

Dalam hasil

penelitian Rusdi

dan Sari

memaparkan

bahwa salah

satu faktor yang

membuat para

mualaf

melakukan

konversi agama

dari agama

asalnya ke

agama islam

yaitu faktor

kemauan

kemauan

menjadi salah

satu pendorong

seseorang

melakukan

Jumlah tahun

sekolah formal

yang ditempuh

oleh responden

sampai

penelitian ini

berlangsung

4 Masa mualaf

Lamanya waktu

atau masa

konversi agama

responden

dihitung sejak

mengucapkan

dua kalimat

syahadat sampai

waktu penelitian

berlangsung

5 Kemauan

salah satu

faktor

mendorong

seseorang

112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)

hal 171

111

konversi

agama113

melakukan

konversi

agama

Seseorang

yang

melakukan

konversi

didasari karna

kemauan diri

sendiri atau

orang lain

keluarga

teman dan

lain

sebagainya

Materi

Bimbingan

Agama (X2)

Menurut

Djumhur dan

Moh Surya

bimbingan

adalah suatu

pemberian

bantuan yang

Bimbingan

agama dalam

penelitian ini

mencangkup

materi

bimbingan

agama (akidah

Materi bimbingan

agama

1 Akidah

mengetahui

pengetahuan

mualaf tentang

akidah islam

113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam

dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X

e-2621-7201

112

diberikan secara

sistematis dan

kontinyu kepada

individu atau

kelompok dalam

pemecahan

masalah yang

dihadapinya

agar tercapai

kemampuan

untuk

memahami diri

sendiri

kemampuan

untuk menerima

diri sendiri

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaian diri

ibadah dan

akhlak) dan

metode

bimbingan

agama

(ceramah

bimbingan

kelompok dan

tanya-jawab

atau dialog)

yang

berdasarkan

rukun iman

yakni iman

kepada Allah

iman kepada

Malaikat Allah

iman kepada

Kitab Allah

iman kepada

Rasul Allah

iman kepada

hari Kiamat

dan iman

kepada Qodarsquo

dan Qodar

Keyakinan ini

apakah dapat

menimbulkan

sifat jiwa yang

tercermin

dalam

perkataan

maupun

113

dengan

lingkungannya

baik keluarga

maupun

masyarakat114

Menurut M

Arifin

bimbingan

agama adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami

kesulitan baik

lahiriah maupun

batiniah yang

menyangkut

kehidupan di

masa kini dan

masa mendatang

berupa

pertolongan

dibidang mental

perbuatan

mualaf tersebut

2 Ibadah

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

ibadah sesuai

ketentuan atau

syariat Islam

berdasarkan

Rukun Islam

yakni Syahadat

Shalat Zakat

Puasa Haji

3 Akhlak

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

Akhlak Islam

yakni kepada

diri sendiri

Kepada orang

tua dan guru

114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7

114

spiritual

Membantu

seseorang

mampu

mengatasi

kesulitannya

dengan

kemampuan

yang ada pada

dirinya sendiri

melalui

dorongan

kekuatan iman

dan takwa

kepada Tuhan

yang maha

esa115

kepada saudara

dan teman

sebaya maupun

lingkungan

masyarakat

Metode

Bimbingan

Agama

1 Ceramah

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama kepada

mualaf secara

langsung

2 Bimbingan

Kelompok

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf secara

langsung

115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

115

dengan cara

diskusi

kelompok

3 Tanya

jawab atau

Dialog

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf melalui

tanya jawab

atau dialog

secara langsung

baik terkait

materi maupun

pengalaman

hidup

116

Variabel

Dependen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Kecerdasan

Spiritual (Y)

Menurut

Danah Zohar

dan Ian

Marshal

kecerdasan

spiritual (SQ)

adalah

kecerdasan

untuk

menghadapi

persoalan

makna atau

value yaitu

kecerdasan

untuk

menempatka

n perilaku

dan hidup

kita dalam

konteks

makna yang

lebih luas dan

kaya

Kecerdasan

Spiritual

adalah sesuatu

yang dimilki

dalam diri

seseorang

dalam

menghadapi

segala

persoalan

hidup dengan

penuh makna

atau nilai dan

memberikan

nilai yang luas

untuk jalan

hidupnya

Kemampuan

bersikap fleksibel

1 Mualaf dapat

dengan mudah

menyesuaikan

diri terhadap

lingkungan

baru

2 Mualaf dapat

beradaptasi dan

dapat

menerima

dengan mudah

dalam

lingkungannya

Tingkat

kesadaran diri

a Mualaf dapat

menempatkan

diri baik sikap

maupun

karakter

117

kecerdasan

untuk menilai

bahwa

tindakan

untuk jalan

hidup

seseorang

lebih

bermakna

dibandingkan

dengan yang

lain116

b Mualaf dapat

menyadari atau

introspeksi

kelebihan dan

kekurangan diri

dalam bersikap

baik dalam

lingkungan

keluarga

sekolah

maupun

masyarakat

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

1 Mualaf dapat

menjadikan

penderitaan

kesedihan

maupun

kegagalan di

116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

118

masa lalu sebagai

motivasi dan

kekuatan untuk

tetap

mempertahankan

jalan hidup yang

sudah dipilih

menjadi seorang

muslim

2 Bersikap optimis

dan berfikir

positif meski

harus terusir dari

keluarga mapun

belum di terima

dilingkungan

baru

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

melampaui rasa

sakit

1 Menjadikan

penderitaan

sebagai

119

tantangan

hidup yang

harus

dihadapi

2 Mualaf

dapat

menjalani

hidup

dengan

penuh

keyakinan

dan

keteguhan

hati meski

harus

merasakan

berbagai

penderitaan

dan rasa

sakit

Kualitas hidup

yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

1 Mualaf

dapat

120

memiliki

tujuan yang

jelas dalam

menjalani

hidup

2 Mualaf

dapat

menjalani

kehidupan

yang

bernilai dan

penuh

makna

Keengganan

untuk

menyebabkan

keinginan yang

tidak perlu

1 Mualaf agar

memiliki

sikap

prioritas

dalam

menjalani

hidupnya

121

2 Dapat

memilah

mana yang

penting bagi

hidupnya

maupun

yang tidak

didasari

kebermanfa

atannya

Kecenderungan

untuk melihat

keterkaitan

antara berbagai

hal

(berpandangan

ldquoholistikrdquo)

1 Mualaf dapat

menyikapi

segala

persoalan

dalam

hidupnya

semata karena

122

ketentuan

Allah

2 Segala sesuatu

yang menimpa

kehidupan

mualaf adalah

kebaikan yang

diberikan oleh

Allah

bersikap positif

terhadap apapun

yang menimpa

kehidupannya

1 Mualaf dapat

menerima

dengan baik hal

apapun yang

menimpanya

2 Mualaf dapat

berprasangka

baik terhadap

segala hal yang

menimpanya

123

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Materi Akidah r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

1

Saya meyakini bahwa Allah adalah

Tuhan yang menciptakan seluruh

alam semesta

-0179 0388 Tidak

Valid

2

Saya meyakini adanya Malaikat

yang mengawasi dan mencatat apa

saja yang saya lakukan

0411 0388 Valid

3

Saya meyakini bahwa Allah

mengutus rasul menjadi suri tauladan

bagi manusia

0599 0388 Valid

4

Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan

sebagai obat penenang dalam

menghadapi segala persoalan hidup

0577 0388 Valid

5

Saya meyakini segala perbuatan di

dunia akan dimintai pertanggung

jawaban di akhirat

0594 0388 Valid

Materi Ibadah

6

Saya berusaha melungkan waktu

untuk melaksanakan ibadah shalat

Sunnah

0268 0388 Tidak

Valid

7

Saya meyakini shalat adalah cara

terhubung paling baik dengan Tuhan

saat kita mulai putus asa

0382 0388 Valid

8 Saya melaksanakan ibadah puasa

Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid

9

saya mengetahui dan memahami

bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh

sebagai cara pensucian diri dari harta

yang bukan milik kita

0774 0388 Valid

124

10

saya mengetahui bahwa ibadah haji

adalah ibadah wajib umat muslim

dan di lakukan bagi yang sudah

mampu

0590 0388 Valid

Materi Akhlak

11 saya membiarkan teman saya yang

sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid

12

Saya mengetahui bahwa menghargai

orang lain dalam memilih agama

yang di anutnya adalah perbuatan

yang baik

0575 0388 Valid

13

Seorang muslim harus bertutur kata

dan bertingkah laku baik terhadap

orang lain

0313 0388 Tidak

Valid

14

Saya berpakaian menutupi aurat

sesuai dengan tuntunan Agama dan

bagian dari sopan santun dalam

berbusana

0516 0388 Valid

15 Saat ada teman kesusahan saya akan

membantunya 0411 0388 Valid

Metode Ceramah

16

saya tidak semangat saat

mendengarkan Ceramah dari

pembimbing Agama

0294 0388 Tidak

Valid

17

Hati saya lebih tenang setelah

mendenarkan ceramah yang

dibawakan pembimbing

0489 0388 Valid

18

Terkadang materi yang di sampaikan

berkaitan dan menjawab segala

persoalan yang sedang menimpa

saya hingga menjadikan saya lebih

kuat

0184 0388 Tidak

Valid

Metode Kelompok

125

19

Saya memanfaatkan bimbingan

kelompok untuk berinteraksi dengan

teman-teman

0301 0388 Tidak

Valid

20 saya tidak menyukai diskusi dalam

bimbingan kelompok 0355 0388

Tidak

Valid

21

Saat bimbingan kelompok saya bisa

berbagi pengalaman dengan teman-

teman dan mendapat penguatan dari

teman diskusi

0447 0388 Valid

Metode Diskusi

22

Saya merasa yakin dengan pilihan

yang saat ini saya yakini sebagai

muslim setelah menyampaikan

segala keraguan beragama kepada

pembimbing agama

0607 0388 Valid

23

Setelah berdialog dengan

pembimbing agama Saya lebih

termotivasi dan lebih kuat menjalani

sebagai muslim yang kaffah

0700 0388 Valid

24

Saya merasa lebih tenang saat

menyampaikan segala keluh kesah

yang menimpa kehidupan masa lalu

dan saat ini kepada pembimbing

agama

-0280 0388 Tidak

Valid

Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual

No

Kemampuan bersikap fleksibel

(adaptif secara spontan dan aktif)

r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

25 Saya mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar 0504 0388 Valid

26

saya menerima dan menghargai

pendapat maupun pilihan orang lain

termasuk pilihan dalam beragama

0690 0388 Valid

27 Saya menerima perubahan yang ada

dalam diri 0628 0388 Valid

126

Tingkat kesadaran diri

28 Saya mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid

29 Saya tidak membanding-bandingkan

hidup saya dengan orang lain -0104 0388

Tidak

Valid

30

saya merasa minder dengan

lingkungan baru saya sebagai

muslim

0644 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan

31

Segala masalah dan penderitaan yang

datang dalam hidup saya jadikan

sebagai motivasi untuk kembali

bangkit

0478 0388 Valid

32

Saya yakin bahwa segala masalah

yang datang adalah sebuah batu

loncatan untuk diri saya

0255 0388 Tidak

Valid

33

saat masalah datang dalam hidup

saya merasa sangat menderita dan

sedih

0455 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan melampaui rasa sakit

34

Saya berusaha sabar dan ikhlas

menerima setiap masalah yang

menimpa saya

0506 0388 Valid

35

Saya yakin bahwa masalah yang

datang adalah kasih sayang dari

Allah untuk menebus dosa-dosa

saya

0159 0388 Tidak

Valid

36 Saya mampu mengambil hikmah dari

setiap masalah hidup 0602 0388 Valid

Kualitas hidup yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

127

37 Saya memiliki dan mampu

memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid

38 saya kurang bersemangat dalam

menjalani hidup 0484 0388 Valid

39 Saya mampu menggapai dan

mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak

Valid

Keengganan untuk menyebabkan

keinginan yang tidak perlu

40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak

Valid

41 Saya memilah segala kegiatan yang

harus saya kerjakan 0146 0388

Tidak

Valid

42

Saya akan mendahulukan ibadah

sebelum melakukan aktivitas sehari-

hari

0431 0388 Valid

Kecenderungan untuk melihat

keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

43 Ketika masalah datang saya yakin

bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid

44

Saat semua orang menjauhi saya

hingga mengusir saya saya yakin

bahwa Allah selalu bersama saya

0520 0388 Valid

45

Setiap musibah yang datang dalam

hidup saya saya yakin itu sudah

takdir dan pilihan terbaik dari Allah

0339 0388 Tidak

Valid

bersikap positif terhadap apapun

yang menimpa kehidupannya

46 saya menerima hal apapun yang

menimpa hidup saya -0040 0388

Tidak

Valid

47

saya yakin pasti ada kebaikan dari

setiap masalah yang datang dalam

kehidupan saya

0675 0388 Valid

128

48

saya yakin Allah selalu bersama saya

meskipun masalah datang bertubi-

tubi

0391 0388 Valid

129

Lampiran 3

Daftar pedoman wawancara Responden

No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama

1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah

2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat

3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah

4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak

menerima anda sebagai seorang mualaf

5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari

pembimbing agama

6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-

teman anda

7

Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat

penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing

agama

No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual

1

Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih

agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun

keluarga

2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali

segala kesalahan dan dosanya

3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh

orang lain

4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang

datang dalam hidup anda

5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak

menerima anda menjadi seorang mualaf

6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang

setelah menjadi seorang mualaf

130

7

Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah

masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu

yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan

terlebih dahulu

8

Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang

menimpa anda datang begitu saja dengan secara

kebetulan

9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang

datang dalam kehidupan anda

131

Lampiran 4

Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS

Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Correlations

Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual

Spearman

s rho

Karakteristik Individu Correlation

Coefficient 1000 -169 -198

Sig (2-tailed) 331 254

N 35 35 35

Bimbingan Agama Correlation

Coefficient -169 1000 760

Sig (2-tailed) 331 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -198 760 1000

Sig (2-tailed) 254 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

132

Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Usia Correlation

Coefficient 1000 253 083 122 -312

Sig (2-tailed) 143 634 486 068

N 35 35 35 35 35

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient 253 1000 004 012 -230

Sig (2-tailed) 143 984 947 183

N 35 35 35 35 35

Pendidikan Formal Correlation

Coefficient 083 004 1000 -237 -123

Sig (2-tailed) 634 984 170 483

N 35 35 35 35 35

Masa Muallaf Correlation

Coefficient 122 012 -237 1000 199

Sig (2-tailed) 486 947 170 251

N 35 35 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -312 -230 -123 199 1000

Sig (2-tailed) 068 183 483 251

N 35 35 35 35 35

133

Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Materi Metode Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Metode Correlation Coefficient 704 1000 685

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

134

Lampiran 5

Data Skor Responden

Bimbingan Agama

R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117

R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107

R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111

R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105

R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109

R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113

R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105

R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114

135

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115

R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117

R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116

R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105

R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118

R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109

R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116

R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117

R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108

R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113

R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117

136

Kecerdasan Spiritual

R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah

R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107

R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108

R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96

R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93

R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98

R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109

R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114

R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98

R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112

R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105

R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107

R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99

R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115

R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115

137

R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115

R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112

R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110

R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103

R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103

R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98

R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93

R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111

R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104

R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111

R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106

R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112

R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117

R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103

R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114

R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104

138

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center

139

Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang

Kupang Nusa Tenggara Timur

140

141

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-

Naba Center

142

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-

Naba Center

143

Lampiran 7

Surat-surat

144

145

146

147

Page 7: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

iv

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

5 Pihak Yayasan An- Naba Center Sawah Baru Ciputat

Ustadz Nababan selaku Ketua Yayasan yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

Yayasan tersebut

6 Kak Aminah Kak Siti Ustadz Dwi Ustadz Zana Ustadz

Ishak dan Ustadz Yopi selaku perantara perizinan

administrasi sekaligus pembimbing yang mengarahkan dan

membantu penulis selama penelitian

7 Keluarga beastudi Etos Banten Dompet Dhuafa terkhusus

untuk Pembina Skarpelos Ka Sihah Ka Aisyah Ka Nunu

Warda Mayang yang selalu memberikan support kepada

penulis

8 Keluarga LPQ Fathullah dan Ribath Nouraniyah yang

menjadi wadah pembelajaran dan semangat bagi penulis

9 Keluarga Al-Komariah terkhusus untuk teh Nung Om

Dedi dan guru-guru lainnya

10 Kepada sahabat penulis yakni Munah Herawati yang selalu

menemani mengingatkan dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi dan M Romadhon Bayhaqi yang

tanpa pamrih membantu dan memfasilitasi dan mensuport

penulis dalam menyelesaikan skripsi Serta ka Sihah ka

v

Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan

kekuatan bagi penulis

11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya

Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa

menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama

debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan

mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini

12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat

penulis mengucapkan terima kasih

Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang

tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain

itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua

terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari

Allah SWT Aamiin

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi

ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi

ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis

Jakarta 21 April 2021

Siti Maryam

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi

DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14

C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15

D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23

E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38

B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45

C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46

D Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

48

E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56

B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

E Variabel dan Devinisi Operasional

Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

60

F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62

G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72

H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

75

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

77

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba

5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

79

6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81

7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84

B Temuan Hasil Penelitian dan

Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

85

1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

89

3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan

pemurtadan tahun 2015

4

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf

53

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba

Center

79

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63

2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama sebelum uji instrumen

66

3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama setelah uji instrumen

67

4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan

Spiritual sebelum diuji instrumen

68

5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan

Spiritual setelah diuji instrumen

70

6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat

Keandalan Instrumen Ukuran dari

Cronbach

71

7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan

Agama

71

8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan

Spiritual

72

9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan

74

10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putri di Yayasan An- Naba

Center

82

11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putra di Yayasan An- Naba

Center

84

x

12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

85

13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia

86

14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan

Pendidikan Formal

86

15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan

Masa Mualaf

87

16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di

Yayasan An-Nabarsquo Center

88

17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual

mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

89

18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara

Karakteristik Individu dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

91

19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun

2021

92

xi

20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Bimbingan Agama dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

93

21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada tahun 2021

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden

Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 Data Skor Responden

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat- surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling

sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya

manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa

dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di

datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga

menimbulkan kesedihan yang begitu dalam

Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan

keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang

dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa

aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)

dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1

Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga

mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia

yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal

maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk

mewujudkan kebutuhan tersebut

Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama

adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi

meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam

jiwanya

1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi

dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman

(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41

2

Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri

berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis

sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber

pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu

memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai

makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya

Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya

Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada

kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang

dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya

adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para

artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya

Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro

dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan

dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan

sosial yang rukun dan damai

Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di

Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003

jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir

angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2

2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi

jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019

httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019

1020 wib

3

Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah

yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar

baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan

adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi

ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi

pembimbing Agama

Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian

khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama

Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati

nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu

masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap

kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika

masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan

kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke

agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa

Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman

berganti menjadi ingkar3

Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam

menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014

Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat

Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam

hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat

menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka

3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

4

pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara

Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun

Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim

Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika

ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4

Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian

Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat

tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun

20155

4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di

Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-

indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

0

10

20

30

40

50

60

Rawan Pemurtadan

5

Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab

seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya

ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)

terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin

Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat

Islam paling ekstrimrdquo6

Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang

dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat

Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan

fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya

mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari

lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi

menjadi seorang muslim seutuhnya

Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi

memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)

Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan

tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang

tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya

rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya

hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib

6

tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap

keselamatan jiwardquo7

Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar

semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang

meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari

lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu

hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka

secara lebih jauh8

Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu

besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat

berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar

di masjid dan di jalanan9

Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan

pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang

untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi

Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung

resiko

7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf

Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-

keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan

Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara

Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II

No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom

ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni

2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-

pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

7

Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan

perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen

terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya

Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang

yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang

belum memahami islam seutuhnya

Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan

bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa

mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang

muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan

surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi

أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط

بين عدو ٢٠٨ م

ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu

turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimurdquo10

Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208

adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara

parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-

hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri

tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf

10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208

Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016

8

yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk

sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah

akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari

itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan

peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan

menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan

agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri

individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk

berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-

Nya serta tabah menerima ujian-Nya12

begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan

agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan

peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan

spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani

menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa

lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem

maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau

value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup

kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

9

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain13

Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14

Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang

dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala

kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan

yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun

kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian

baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya

Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu

mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan

13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1

Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57

10

masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada

mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz

Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal

pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid

Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para

mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami

agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa

terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa

menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya

(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-

mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan

kepada mereka

Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah

mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya

maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing

15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal8

11

untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat

berpengaruh bagi agama Islam

Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah

dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin

meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di

hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya

maupun kehidupannya kini sebagai muslim

Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang

meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual

mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada

Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya

pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16

Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang

bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa

warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam

penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18

16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan

Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan

penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan

Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri

12

Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa

menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang

pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik

di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian

Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan

membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba

Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo

B Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang

dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti

berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun

pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi

dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-

Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Ponorogo 2019)

13

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat adalah

a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di akhirat

b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau nilai untuk

menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain

c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

diantaranya

a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan

Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah

Baru- Ciputat

14

c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain

a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden

dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik

Responden dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Manfaat Penelitian

a Manfaat Akademis

1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

terutama pada mata kuliah Psikologi Islam

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi

Pembimbing agama maupun penyuluh agama

15

yang mengkhususkan pembinaan terhadap

Mualaf

b Manfaat Praktis

1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam

memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan

reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan

kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun

penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang

Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

D Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang

menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri

Yakni diantaranya sebagai berikut

Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan

Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

16

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan

agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257

sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari

r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799

dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian

hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan

masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah

alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat

rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang

berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini

ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket

instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data

Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan

variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran

17

penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan

sasaran penelitian mualaf21

Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja

Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada

remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai

sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan

perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22

Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah

kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun

menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis

di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut

adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami

pembaca

21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi

Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No

155-62

18

Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada

variabel independen dan dependen Variabel independen

penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan

emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan

variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel

dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan

berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel

dependen kecerdasan spiritual

Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di

Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian

Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di

panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan

antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak

di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan

berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005

ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian

terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam

terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman

Azzahra Kota Pekanbaru

Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi

kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam

19

beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam

penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independent dan dependen Variabel dependen

penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan

penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23

Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam

jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap

kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab

Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi

sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat

dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt

ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual

23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)

20

kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja

karyawan

Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak

rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di

beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan

pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan

baik

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independen dan dependen jika di variabel

independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan

spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kinerja karyawan

Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti

tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi

Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)

dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa

gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa

dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal

maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang

cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional

mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam

penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa

21

mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik

dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi

Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang

masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa

kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang

dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan

kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca

mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami

penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel

dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen

hanya kecerdasan spiritual24

Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran

Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara

Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri

bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran

beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa

Tengah

24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan

Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)

(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur

Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)

22

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil

penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri

Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar

20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama

sebesar 322

Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup

rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan

dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah

pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga

pembaca dapat memahami penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis

menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25

Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh

Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal

Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan

25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016)

23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan

spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi

sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-

Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel

16839 dan nilai signifikannya -0806lt005

Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika

kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan

paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini

adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga

dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

pada variabel independen Variabel independen tersebut

menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis

menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26

E Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman

penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang

skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif

26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)

24

Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini

terbagi dalam lima bab yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah

Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan

Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

yaitu teori mengenai peran pembimbing agama

meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan

mualaf

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

jenis penelitian tempat dan waktu penelitian

variabel penelitian sumber data populasi dan

sampel hipotesis penelitian definisi operasional

variabel Teknik pengumpulan data uji validitas

instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik

analisis data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat

25

yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf

visi misi dan tujuannya program-program serta

struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan

Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian

menjelaskan temuan dan analisis data tentang

hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan

spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-

data hasil peneitian hasil angket identifikasi

responden deskripsi hasil penelitian dan analisis

data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah

dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama

1 Pengertian Bimbingan

Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin

menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata

ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti

menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur

mengarahkan dan memberi nasihat27

istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan

atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan

berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua

bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya

bimbingan28

Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar

individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian

27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16

27

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan

norma-norma yang berlaku30

Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan

melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31

Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni

1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung

arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh

nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat

mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya

2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat

menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut32

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

28

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa33

Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian

berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam

memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan

untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan

menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun

lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia

maupun ahirat

2 Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz

Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam

sebagai berikut34

a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan

kebersihan jiwa dan mental

33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

29

b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan

manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan

c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada

individu sehingga muncul dan berkembang rasa

toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong

menolong dan rasa kasih sayang

d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi

tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya

sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat

memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan

bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan

kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan

kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal

menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang

bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan

dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang

ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang

sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35

35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

30

3 Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya

bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36

a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan

sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah

b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang

berfungsi untuk dapat mengembangkan dan

memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun

potensi yang dimiliki terbimbing

c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang

membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing

dan lingkungannya

d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan

dalam memberikan bantuan dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi terbimbing

e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang

diberikan dapat membantu terbimbing dalam

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah

dan mantap

4 Materi Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami

kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan

mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau

36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta

PT Rineka Cipta 1995) hal 9

31

ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi

Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain

meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan

ikhsan (akhaq)37

a Keimanan (Aqidah)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)

yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah

Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak

segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau

aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti

keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat

menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan

maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan

keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39

37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha

Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga

Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim

dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi

1996) hlm 24

32

Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang

lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi

orang yang bertakwa40

a Keislaman (syarirsquoah)

Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa

Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju

sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga

diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat

merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan

dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman

Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi

ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م

١٨ يعلمون

Artinya Kemudian kami jadikan engkau

(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari

agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan

janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang

yang tidak mengetahui41

Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu

mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan

40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji

Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500

33

mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala

perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan

Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42

Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam

beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya

a) Adanya suatu perbuatan

b) Dilakukan oleh orang muslim

c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok

ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu

zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan

ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban

yang menyertai pokok ibadah itu43

b Ikhsan (akhlaq)

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa

yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah

(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)

alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang

baik) dan al-din (agama)44

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau

khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq

42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika

Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2012) hal 1

34

kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-

Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi

٤ عظيم خلق لعلى وإنك

Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang luhur 45

Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi

pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara

kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai

murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat

Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak

bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi

manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang

buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan

memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan

perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan

lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun

sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr

tt) hal 56

35

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat

5 Metode Bimbingan Agama

Dalam surah An- Nahl ayat 125

دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج

أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي

١٢٥ بٱلمهتدين

Artinya Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

siapa yang mendapat petunjuk47

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan

berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang

tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara

harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang

berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian

hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan48

47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43

36

Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik

Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang

kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang

dapat menambah kemampuan bagi terbimbing

Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami

bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama

maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan

agama diantaranya

a Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum

cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok

(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk

menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya

dengan kondisi terbimbing yang beragam49

b Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing50

49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)

hal122

37

Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila

memenuhi persyaratan sebagai berikut

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada

yang dibimbing

2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh

seseorang yang dibimbing

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi

dan kondisi yang memberikan perasaan damai

dana man serta santai kepada seorang yang

dibimbing51

Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada

metode yang biasa dilakukan yakni

1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan

dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar

intelek dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran

agama

2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang

digunakan untuk menunjukkan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional

3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan

contoh yang benar dan tepat agar yang di

51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45

38

bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari

apa yang diterimanya secara logika dan

penjelasannya akan teori yang masih baku

(tekstual) 52

B Kecerdasan Spiritual

1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari

semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus

mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan

lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di

turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas53

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal12

39

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain54

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu

menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah

berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal

Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik

dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56

54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

40

a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan

dan aktif)

b Tingkat kesadaran diri

c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan

d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit

e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak

perlu

g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)

h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo

atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-

jawaban yang mendasar

i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi

seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga

cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh

pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab

untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi

kepada orang lain yang memberikan petunjuk

penggunaannya

41

Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab

HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya

yakni57

a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan

material

b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang

memuncak

c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-

hari

d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber

spiritual guna menyelesaikan masalah

e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih

sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan

Seperti memberi maaf bersyukur atau

mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati

menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah

sebagian dari kebajikan

3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses

membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf

memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun

57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan

Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281

42

lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang

pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam

hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo

Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini

secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)

mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan

menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif

Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu

dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta

kehidupan secara umum

Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan

suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah

yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut

adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan

ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber

dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta

bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan

ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha

Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo

Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan

kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri

kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat

akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik

sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic

power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual

43

yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama

keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot

manusia59

Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang

memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus

melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa

menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60

4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu

berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi

kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan

kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang

menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang

diantaranya61

a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego

b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

anaknya

c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak

d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan

Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)

44

e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman

menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak

berharga

Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62

a Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia

mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks

luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian

yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG

(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual

b Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya

bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat

ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia

menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan

memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan

merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu

62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83

45

adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek

diri dan seluruh segi kehidupan

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul

dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan

seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan

C Mualaf

Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari

ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak

dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang

yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum

Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum

= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang

yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam

Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan

diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64

Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf

maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir

63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam

(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana

Semesta Intermedia 2009) hal 231

46

Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi

perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya

demi kemaslahatan65

Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk

islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat

diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya

untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama

kaum muslimin66

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan

hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka

baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada

di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui

Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri

untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa

beribadah secara mandiri

D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan

65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar

Nusa 2002) hal 563

47

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam

berdasarkan norma-norma yang berlaku67

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa68

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain69

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku

67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

48

dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola

pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena

Allahrdquo

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa

bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan

karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk

mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari

sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian

ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada

bab IV

E Kerangka Berpikir

Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren

hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi

Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami

kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama

Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari

keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan

tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan

dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata

layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan

sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi

gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah

49

tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang

singkat70

Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa

menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi

perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak

persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf

tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya

maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)

Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik

belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi

ingkar71

Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian

Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun

2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan

Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni

pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi

Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi

Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20

70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba

Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

50

persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)

adalah kemiskinan73

Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa

mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah

satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74

Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan

kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode

yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan

berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah

bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog

Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga

islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para

mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia

Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini

72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

51

memiliki 3 program yakni program pembinaan program

pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat

kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para

pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan

baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang

baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf

akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang

dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah

satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75

Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf

akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya

Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat

berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni

karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins

Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan

umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti

menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin

pendidikan umur dan masa mualaf

75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)

hal 171

52

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat

dilihat pada Gambar 2

53

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

Bimbingan Agama (X2)

1 Materi

Bimbingan

Agama

a Akidah

b Ibadah

c Akhlak

2 Metode

Bimbingan

Agama

a Ceramah

b Bimbingan

Kelompok

c Tanya-jawab

dan Dialog

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Responden

1 Jenis Kelamin

2 Usia

3 Pendidikan

4 Masa Mualaf

Kecerdasan Spiritual (Y)

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

2 Tingkat kesadaran

diri

3 Kemampuan

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

4 Kempuan

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

5 Kualitas hidup yang

diilhami

Oleh visi dan nilai-

nilai

6 Keengganan untuk

menyebabkan

Keinginan yang tidak

perlu

7 Berpandangan

holistic

8 Berfikir positif

54

F Hipotesis Penelitian

pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi

mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang

diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini melalui uji empiris yaitu

Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat

Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik individu dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu

ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha

diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho

diterima dan Ha ditolak

77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik78

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai

rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah

terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah

perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis

instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang

digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar

menurut ketentuan dan telah disepakati79

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf

dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D

(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58

56

populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan

Sampel fenomena secara detail80

B Tempat dan Waktu penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat

di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl

Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode

Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5

bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini

didasarkan pada fakta sebagai berikut

1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-

benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa

memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman

dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani

hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan

pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan

bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya

2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga

Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi

yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan

80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62

57

maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru

mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk

islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya

3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh

mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat

kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren

Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di

Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

C Populasi dan Sampel

1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang

merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan

sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik

populasi yaitu82

a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan

b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan

benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam

suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan

81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146

58

c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat

tertentu yang memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan dari keadaan itu

d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil

penelitian itu dapatat digeneralisasikan

Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria

minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah

3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua

kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan

asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan

kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama

Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk

dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama

2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian

(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini

menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik

pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah

100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota

83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT

remaja Rosda Karya 1994) hal 78

59

populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang

dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84

D Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada

penelitian ini yaitu

1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di

mana peristiwa terjadi86

Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh

melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan

beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren

2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

kuesioner87

84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94

60

E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian

Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah

Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam

penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual

bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara

intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk

membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual

b Variabel Dependen (Y)

Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)

dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf

(Variabel Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan

spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup

menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran I

61

F Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik

pengumpulan data yaitu

1 Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi

dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh

pandangan yang holistik dan menyeluruh89

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan

pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf

yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Kuesioner

Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang

berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan

maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa

pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media

88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)

cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199

62

yang lain91

3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan

Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa

kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92

Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan

informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta

memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama

penelitian

G Intrumen Penumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan

data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama

terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap

91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed methods)

(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327

63

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial93

Tabel 1 Skor Skala Semi Likert

No Alternatif Skala Likert Positif Negatif

1

2

3

4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

2

1

1

2

4

5

1 Skala Bimbingan Agama

Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua

aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan

agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni

akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama

yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog

2 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan

delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar

dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat

kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan

93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

64

penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan

holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan

ldquobagaimana jikardquo

Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan

mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur

ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96

3 Uji Validitas dan Realiabilitas

a Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97

Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan

dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori

respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-

individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam

karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98

95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta

Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD

(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Refika Aditama 2015) Hal 472

65

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument

yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

korelasi berganda

Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang

digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin

diukur yakni99

1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03

2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-

2) n= jumlah sampel

3 Nilai Sig ge α

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam

melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan

untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product

moment yaitu100

rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)

radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]

keterangan

r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas

X dan Y

n=jumlah responden

99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48

66

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)

Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable

Bimbingan Agama sebelum uji instrumen

Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama

sebelum uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 12345 - 5

2 Ibadah 678910 - 5

3 Akhlak 12131415 11 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 1718 16 3

5 Bimbingan

Kelompok 1921 20 3

6

Tanya

Jawab atau

Dialog

222324 - 3

Jumlah 24

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-

Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur

dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada

26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable

bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item

valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid

kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan

67

pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan

BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji

instrumen

Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah

uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 2345 1 5

2 Ibadah 78910 6 5

3 Akhlak 11121415 13 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 17 1618 3

5 Bimbingan

Kelompok 21 1920 3

6 Diskusi 2223 24 3

Jumlah 24

Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen

68

Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual

sebelum diuji instrumen

Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang

diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir

pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2

item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

3132 33 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan

nilai-nilai

3739 38 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

464748 - 3

Jumlah 24

69

diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan

data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 2

Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen

Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual

setelah diuji instrumen

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

313332 - 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

373839 - 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan

ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

4748 46 3

70

b Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban

yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5

1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility

Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi

SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

koefisien realibilitas (r11) gt 06101

α = (119870

119870 minus 1) (

1198781199032 minus sum119878119894

2

1198781199092

)

Keterangan

α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach

K Jumlah item pertanyaan

sum1198781198942 Jumlah varians skor item

101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57

Jumlah 24

71

1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102

Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan

Instrumen Ukuran dari Cronbach

Hasil Uji Alpha

Cronbach

Derajat Keandalan

lt 05 Tidak dapat digunakan

05-06 Jelek (poor)

06-07 Cukup atau dapat diterima

07-09 Bagus (good)

gt09 Luar biasa bagus

(exellent)

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

867 24

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar

0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala

Kecerdasan Spiritual

102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung

Refika Aditama 2015) hal 470

72

Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

780 24

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar

0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel

terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan

nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan

dinyatakan reliabel

H Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis

langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam

103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 226

73

penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik

infersensial

1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data

penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan

satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan

untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang

bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren

Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat

2 Analisis Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Statistik inferensial merupakan metode analisis yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan

antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan

penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat

inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada

sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini

menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman

104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100

105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) hal 532

74

Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan

(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan

sumber data antar variabel tidak harus sama106

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk

mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara

variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan

agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini

yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel independen yaitu karakteristik individu yang

mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut

yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji

koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang

kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah

r = 020 ndash 0399 Rendah

r = 040 ndash 0599 Sedang

r = 060 ndash 0799 Kuat

r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat

106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D

(Bandung Alfabeta 2012) hal 153

75

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center

Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba

Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz

Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau

adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana

sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para

mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah

Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia

khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena

mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak

mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan

hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak

itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan

pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para

mualaf diseluruh wilayah Indonesia

Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun

pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di

daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014

beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari

pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari

tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf

cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau

76

juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi

Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini

jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5

(lima) wilayah

Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-

Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan

tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak

mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan

pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari

pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan

Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas

muslim maupun non-muslim

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center

Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu

menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah

islamiyahrdquo

Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang

akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter

serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center

dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut

a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum

dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah

b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh

berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah

77

c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan

perbandingan agama

d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah

mandiri dan terampil

e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum

muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung

terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di

kalangan saudara kita kaum Mualaf

f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak

masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan

pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang

merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah

masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center

Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan

pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta

pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah

agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan

hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat

ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya

sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus

ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah

78

dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-

muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami

betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah

pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini

mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf

itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam

kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan

menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo

Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba

Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil

hingga merambah di beberapa wilayah nusantara

79

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center

Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center

dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center

PEMBINA

Ferdius

Ndruru

KETUA amp PENGASUH

KH Syamsul Arifin Nababan

PENGAWAS

Siti Hamidah

SEKRETARIS

Leli Yuheni

BENDAHARA

Siti Fatimah

DEWAN GURU

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan

2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya

3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc

MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc

MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna

SANTRI

80

5 Program Bimbingan Agama

a Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui

kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-

ceramah umum

b Program Pendidikan

Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c Program Pengembangan

1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan sarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

d Program Jangka Panjang

a) Program Perluasan Dakwah

Membangun cabang-cabang pesantren

Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah

Indonesia

Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah

minoritas muslim

b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri

An-Naba

81

e Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat

SMP- Perguruan Tinggi

2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi

3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi

para mualaf

f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

1) Mendirikan usaha kuliner

2) Membangun bisnis berbasis online

3) Membangun usaha retail

6 Program Pembinaan Agama

Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan

An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11

Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

82

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan

tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

9 2200 - 0429 Istirahat

83

Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600

Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari

jumat Tahsin diganti dengan membaca 4

surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-

waqiah dan Al- Mulk)

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

10 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh

mengerjakan tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

84

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

8 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

9 2200 - 0429 Istirahat

Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai

berikut

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan

Agama)

2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah

Islamiyah)

3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)

4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)

5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)

6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)

7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)

8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)

9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)

85

B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1 Karakteristik Individu Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti

bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan

sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

penulis tentukan

Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni

berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf

diuraikan sebagai berikut

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 12

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki 9 26

Perempuan 26 74

Total 35 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil

terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan

agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden

berjenis kelamin laki-laki

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 13

86

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kategori Usia Jumlah Presentase

Remaja 12- 21 Tahun 29 83

Dewasa 22- 45 Tahun 6 17

Total 35 100

Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden

didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel

terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21

tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat

dilihat pada tabel 14

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Jumlah ()

Rendah (0-9 tahun) 6 17

Sedang (10-12 tahun) 19 54

Tinggi (13-16 tahun) 10 29

Total 35 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas

responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada

tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima

87

pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan

pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-

16 tahun)

Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat

dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf

Kategori Masa Mualaf Jumlah ()

Rendah 3 -36 bulan 22 63

Sedang 37 bulan ndash 72

bulan 11 31

Tinggi 73 bulan -104

bulan 2 6

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk

islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa

mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)

dan kategori tinggi (73- 104 bulan)

88

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden

Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual

santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo

Center

No

Kategori

Kecerdasan

Spiritual

Jumlah Skor

Jawaban

Responden

Frekuensi ()

1 Rendah 93- 105 14 40

2 Tinggi 106- 120 21 60

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan

(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan

spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan

spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan

spiritual

Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual

yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri

3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan

89

untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan

holistik

3 Analisis Data Uji Korelasi

a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa

mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian

tersebut diolah menggunakan Program statistical Package

for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

No Peubah Variabel

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik

Individu -0198 0254

2 Bimbingan Agama 0760 0000

Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berhubungan nyata pada α= 1 (005)

90

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan

kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17

yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua

() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi

pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

kecerdasan spirituannya

b Hubungan Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba

Center

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18

91

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik Individu -0198 0254

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien

antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan

diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021

Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

92

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Usia -0198 0254

2

Tingkat Pendidikan

Formal -0123 0483

3 Masa Mualaf 0199 0251

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian

karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan

formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi

usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya

antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika

usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual

meningkat

Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan

spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign

0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan

formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika

semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti

semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif

antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual

mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign

93

0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan

tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika

semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf

c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan

Diri Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19

menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama

dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-

Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19

94

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan

agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760

Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan

yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005

kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang

bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan

antara variabel bimbingan agama dengan variabel

kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin

tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

nilai kecerdasan spiritual dirinya

Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)

sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005

Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

95

No

Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Materi 0740 0000

2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20

menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan

metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual

mualaf

Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan

hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda

bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada

angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif

Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama

seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau

semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang

maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan

agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi

bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak

Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa

96

terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-

lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa

nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai

signifikansi sebesar 000 lt 005107

Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah

dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian

Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah

akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi

sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti

korelasi cukup dan bersifat positif108

Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan

(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()

artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya

semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang

maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau

107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan

Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU

Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah

Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

97

jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama

seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel

20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang

tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf

Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa

bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang

telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat

pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban

sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya

terhadap agama yang dianutnya109

109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun

Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)

98

Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan

agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan

spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000

(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga

menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan

yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual

remaja 111

110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)

siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling

Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)

99

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah

dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan

mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki

(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia

(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa

usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan

tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang

(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah

(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan

dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa

mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah

(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash

72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104

bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat tergolong tinggi

2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai

100

signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari

005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat

dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan

agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat

3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru

Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut

7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan

dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama

bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan

lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang

di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat

sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan

penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar

pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk

materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu

tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan

makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun

dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar

ibadah

101

8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait

bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual

Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang

bagian yang ada pada bimbingan agama maupun

kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun

keefektivitasannya

102

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung

Alfabeta

Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama

Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1

P-ISSN 2442-725X e-2621-7201

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta

Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah

208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02

Wonosobo

Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif

Bandung PT Revika Aditama

Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group

Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung

Alfabeta

Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS

Jakarta Kencana

Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk

Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka

Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

103

Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan

R amp D Bandung ALFABETA

Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT

Wahana Semesta Intermedia

Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor

Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang

Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di

Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1

Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT

Indeks

Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual

Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam Jakarta Arga

Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi

IV

104

Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera

Antar Nusa

Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan

Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka

Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk

Memaknai Kehidupan Bandung Mizan

Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam

Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve

Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan

Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan

Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)

Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta PT Rineka Cipta

Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi

Bandung PT remaja Rosda Karya

Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta

Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central

Medika Surabaya

Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali

Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali

Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori

Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)

Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia

105

Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya

Usaha Nasional

Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press

Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental CrHaji Masagung Jakarta

Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-

Fikr tt)

Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah

Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama

Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim

Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam

Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center

Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan

Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol

1 No 1)

Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi

Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Salatiga)

106

Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan

Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi

S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)

Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan

Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal

Vo 13 No 155-62

Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan

Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau)

Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan

terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Metro)

Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal

Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam

Volume 7 Nomor 2 249- 270)

Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al

Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan)

Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan

Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi

terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian

107

Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah

dan Islam Universitas Indonesia tahun)

Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran

Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa

di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah

terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di

Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama

Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di

Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)

Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu

Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin

Jakarta)

Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan

Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan

Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi

S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang)

Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah

mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada

19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020

wib tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppmm42z313

108

Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid

ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah

pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib Tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus

2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib

Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba

Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh

pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-

center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml

Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam

di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-

umat-islam-di-indonesia-menurun

Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap

Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-

mengalamipenolakan-keluarga

Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat

Yayasan An- Naba Center

109

LAMPIRAN

Lampiran I

Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel

Independen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Karakteristik

Individu (X1)

Menurut

Robbins

karakteristik

individu adalah

cara

memandang ke

objek tententu

dan mencoba

menafsirkan apa

yang dilihatnya

yang

mencangkup

usia jenis

kelamin tingkat

pendidikan

status

perkawinan dan

masa kerja

Karakteristik

responden pada

penelitian ini

ada empat

aspek yaitu

usia jenis

kelamin

tingkat

pendidikan dan

masa kerja

1 Jenis kelamin

Jenis kelamin

responden yang

dibagi menjadi

dua jenis yaitu

laki-laki dan

perempuan

2 Usia

Lamanya waktu

hidup responden

yang dihitung

sejak tahun

kelahiran

sampai waktu

penelitian

berlangsung

3 Tingkat

pendidikan

110

dalam

organisasi112

Dalam hasil

penelitian Rusdi

dan Sari

memaparkan

bahwa salah

satu faktor yang

membuat para

mualaf

melakukan

konversi agama

dari agama

asalnya ke

agama islam

yaitu faktor

kemauan

kemauan

menjadi salah

satu pendorong

seseorang

melakukan

Jumlah tahun

sekolah formal

yang ditempuh

oleh responden

sampai

penelitian ini

berlangsung

4 Masa mualaf

Lamanya waktu

atau masa

konversi agama

responden

dihitung sejak

mengucapkan

dua kalimat

syahadat sampai

waktu penelitian

berlangsung

5 Kemauan

salah satu

faktor

mendorong

seseorang

112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)

hal 171

111

konversi

agama113

melakukan

konversi

agama

Seseorang

yang

melakukan

konversi

didasari karna

kemauan diri

sendiri atau

orang lain

keluarga

teman dan

lain

sebagainya

Materi

Bimbingan

Agama (X2)

Menurut

Djumhur dan

Moh Surya

bimbingan

adalah suatu

pemberian

bantuan yang

Bimbingan

agama dalam

penelitian ini

mencangkup

materi

bimbingan

agama (akidah

Materi bimbingan

agama

1 Akidah

mengetahui

pengetahuan

mualaf tentang

akidah islam

113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam

dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X

e-2621-7201

112

diberikan secara

sistematis dan

kontinyu kepada

individu atau

kelompok dalam

pemecahan

masalah yang

dihadapinya

agar tercapai

kemampuan

untuk

memahami diri

sendiri

kemampuan

untuk menerima

diri sendiri

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaian diri

ibadah dan

akhlak) dan

metode

bimbingan

agama

(ceramah

bimbingan

kelompok dan

tanya-jawab

atau dialog)

yang

berdasarkan

rukun iman

yakni iman

kepada Allah

iman kepada

Malaikat Allah

iman kepada

Kitab Allah

iman kepada

Rasul Allah

iman kepada

hari Kiamat

dan iman

kepada Qodarsquo

dan Qodar

Keyakinan ini

apakah dapat

menimbulkan

sifat jiwa yang

tercermin

dalam

perkataan

maupun

113

dengan

lingkungannya

baik keluarga

maupun

masyarakat114

Menurut M

Arifin

bimbingan

agama adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami

kesulitan baik

lahiriah maupun

batiniah yang

menyangkut

kehidupan di

masa kini dan

masa mendatang

berupa

pertolongan

dibidang mental

perbuatan

mualaf tersebut

2 Ibadah

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

ibadah sesuai

ketentuan atau

syariat Islam

berdasarkan

Rukun Islam

yakni Syahadat

Shalat Zakat

Puasa Haji

3 Akhlak

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

Akhlak Islam

yakni kepada

diri sendiri

Kepada orang

tua dan guru

114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7

114

spiritual

Membantu

seseorang

mampu

mengatasi

kesulitannya

dengan

kemampuan

yang ada pada

dirinya sendiri

melalui

dorongan

kekuatan iman

dan takwa

kepada Tuhan

yang maha

esa115

kepada saudara

dan teman

sebaya maupun

lingkungan

masyarakat

Metode

Bimbingan

Agama

1 Ceramah

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama kepada

mualaf secara

langsung

2 Bimbingan

Kelompok

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf secara

langsung

115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

115

dengan cara

diskusi

kelompok

3 Tanya

jawab atau

Dialog

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf melalui

tanya jawab

atau dialog

secara langsung

baik terkait

materi maupun

pengalaman

hidup

116

Variabel

Dependen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Kecerdasan

Spiritual (Y)

Menurut

Danah Zohar

dan Ian

Marshal

kecerdasan

spiritual (SQ)

adalah

kecerdasan

untuk

menghadapi

persoalan

makna atau

value yaitu

kecerdasan

untuk

menempatka

n perilaku

dan hidup

kita dalam

konteks

makna yang

lebih luas dan

kaya

Kecerdasan

Spiritual

adalah sesuatu

yang dimilki

dalam diri

seseorang

dalam

menghadapi

segala

persoalan

hidup dengan

penuh makna

atau nilai dan

memberikan

nilai yang luas

untuk jalan

hidupnya

Kemampuan

bersikap fleksibel

1 Mualaf dapat

dengan mudah

menyesuaikan

diri terhadap

lingkungan

baru

2 Mualaf dapat

beradaptasi dan

dapat

menerima

dengan mudah

dalam

lingkungannya

Tingkat

kesadaran diri

a Mualaf dapat

menempatkan

diri baik sikap

maupun

karakter

117

kecerdasan

untuk menilai

bahwa

tindakan

untuk jalan

hidup

seseorang

lebih

bermakna

dibandingkan

dengan yang

lain116

b Mualaf dapat

menyadari atau

introspeksi

kelebihan dan

kekurangan diri

dalam bersikap

baik dalam

lingkungan

keluarga

sekolah

maupun

masyarakat

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

1 Mualaf dapat

menjadikan

penderitaan

kesedihan

maupun

kegagalan di

116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

118

masa lalu sebagai

motivasi dan

kekuatan untuk

tetap

mempertahankan

jalan hidup yang

sudah dipilih

menjadi seorang

muslim

2 Bersikap optimis

dan berfikir

positif meski

harus terusir dari

keluarga mapun

belum di terima

dilingkungan

baru

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

melampaui rasa

sakit

1 Menjadikan

penderitaan

sebagai

119

tantangan

hidup yang

harus

dihadapi

2 Mualaf

dapat

menjalani

hidup

dengan

penuh

keyakinan

dan

keteguhan

hati meski

harus

merasakan

berbagai

penderitaan

dan rasa

sakit

Kualitas hidup

yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

1 Mualaf

dapat

120

memiliki

tujuan yang

jelas dalam

menjalani

hidup

2 Mualaf

dapat

menjalani

kehidupan

yang

bernilai dan

penuh

makna

Keengganan

untuk

menyebabkan

keinginan yang

tidak perlu

1 Mualaf agar

memiliki

sikap

prioritas

dalam

menjalani

hidupnya

121

2 Dapat

memilah

mana yang

penting bagi

hidupnya

maupun

yang tidak

didasari

kebermanfa

atannya

Kecenderungan

untuk melihat

keterkaitan

antara berbagai

hal

(berpandangan

ldquoholistikrdquo)

1 Mualaf dapat

menyikapi

segala

persoalan

dalam

hidupnya

semata karena

122

ketentuan

Allah

2 Segala sesuatu

yang menimpa

kehidupan

mualaf adalah

kebaikan yang

diberikan oleh

Allah

bersikap positif

terhadap apapun

yang menimpa

kehidupannya

1 Mualaf dapat

menerima

dengan baik hal

apapun yang

menimpanya

2 Mualaf dapat

berprasangka

baik terhadap

segala hal yang

menimpanya

123

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Materi Akidah r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

1

Saya meyakini bahwa Allah adalah

Tuhan yang menciptakan seluruh

alam semesta

-0179 0388 Tidak

Valid

2

Saya meyakini adanya Malaikat

yang mengawasi dan mencatat apa

saja yang saya lakukan

0411 0388 Valid

3

Saya meyakini bahwa Allah

mengutus rasul menjadi suri tauladan

bagi manusia

0599 0388 Valid

4

Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan

sebagai obat penenang dalam

menghadapi segala persoalan hidup

0577 0388 Valid

5

Saya meyakini segala perbuatan di

dunia akan dimintai pertanggung

jawaban di akhirat

0594 0388 Valid

Materi Ibadah

6

Saya berusaha melungkan waktu

untuk melaksanakan ibadah shalat

Sunnah

0268 0388 Tidak

Valid

7

Saya meyakini shalat adalah cara

terhubung paling baik dengan Tuhan

saat kita mulai putus asa

0382 0388 Valid

8 Saya melaksanakan ibadah puasa

Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid

9

saya mengetahui dan memahami

bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh

sebagai cara pensucian diri dari harta

yang bukan milik kita

0774 0388 Valid

124

10

saya mengetahui bahwa ibadah haji

adalah ibadah wajib umat muslim

dan di lakukan bagi yang sudah

mampu

0590 0388 Valid

Materi Akhlak

11 saya membiarkan teman saya yang

sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid

12

Saya mengetahui bahwa menghargai

orang lain dalam memilih agama

yang di anutnya adalah perbuatan

yang baik

0575 0388 Valid

13

Seorang muslim harus bertutur kata

dan bertingkah laku baik terhadap

orang lain

0313 0388 Tidak

Valid

14

Saya berpakaian menutupi aurat

sesuai dengan tuntunan Agama dan

bagian dari sopan santun dalam

berbusana

0516 0388 Valid

15 Saat ada teman kesusahan saya akan

membantunya 0411 0388 Valid

Metode Ceramah

16

saya tidak semangat saat

mendengarkan Ceramah dari

pembimbing Agama

0294 0388 Tidak

Valid

17

Hati saya lebih tenang setelah

mendenarkan ceramah yang

dibawakan pembimbing

0489 0388 Valid

18

Terkadang materi yang di sampaikan

berkaitan dan menjawab segala

persoalan yang sedang menimpa

saya hingga menjadikan saya lebih

kuat

0184 0388 Tidak

Valid

Metode Kelompok

125

19

Saya memanfaatkan bimbingan

kelompok untuk berinteraksi dengan

teman-teman

0301 0388 Tidak

Valid

20 saya tidak menyukai diskusi dalam

bimbingan kelompok 0355 0388

Tidak

Valid

21

Saat bimbingan kelompok saya bisa

berbagi pengalaman dengan teman-

teman dan mendapat penguatan dari

teman diskusi

0447 0388 Valid

Metode Diskusi

22

Saya merasa yakin dengan pilihan

yang saat ini saya yakini sebagai

muslim setelah menyampaikan

segala keraguan beragama kepada

pembimbing agama

0607 0388 Valid

23

Setelah berdialog dengan

pembimbing agama Saya lebih

termotivasi dan lebih kuat menjalani

sebagai muslim yang kaffah

0700 0388 Valid

24

Saya merasa lebih tenang saat

menyampaikan segala keluh kesah

yang menimpa kehidupan masa lalu

dan saat ini kepada pembimbing

agama

-0280 0388 Tidak

Valid

Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual

No

Kemampuan bersikap fleksibel

(adaptif secara spontan dan aktif)

r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

25 Saya mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar 0504 0388 Valid

26

saya menerima dan menghargai

pendapat maupun pilihan orang lain

termasuk pilihan dalam beragama

0690 0388 Valid

27 Saya menerima perubahan yang ada

dalam diri 0628 0388 Valid

126

Tingkat kesadaran diri

28 Saya mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid

29 Saya tidak membanding-bandingkan

hidup saya dengan orang lain -0104 0388

Tidak

Valid

30

saya merasa minder dengan

lingkungan baru saya sebagai

muslim

0644 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan

31

Segala masalah dan penderitaan yang

datang dalam hidup saya jadikan

sebagai motivasi untuk kembali

bangkit

0478 0388 Valid

32

Saya yakin bahwa segala masalah

yang datang adalah sebuah batu

loncatan untuk diri saya

0255 0388 Tidak

Valid

33

saat masalah datang dalam hidup

saya merasa sangat menderita dan

sedih

0455 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan melampaui rasa sakit

34

Saya berusaha sabar dan ikhlas

menerima setiap masalah yang

menimpa saya

0506 0388 Valid

35

Saya yakin bahwa masalah yang

datang adalah kasih sayang dari

Allah untuk menebus dosa-dosa

saya

0159 0388 Tidak

Valid

36 Saya mampu mengambil hikmah dari

setiap masalah hidup 0602 0388 Valid

Kualitas hidup yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

127

37 Saya memiliki dan mampu

memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid

38 saya kurang bersemangat dalam

menjalani hidup 0484 0388 Valid

39 Saya mampu menggapai dan

mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak

Valid

Keengganan untuk menyebabkan

keinginan yang tidak perlu

40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak

Valid

41 Saya memilah segala kegiatan yang

harus saya kerjakan 0146 0388

Tidak

Valid

42

Saya akan mendahulukan ibadah

sebelum melakukan aktivitas sehari-

hari

0431 0388 Valid

Kecenderungan untuk melihat

keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

43 Ketika masalah datang saya yakin

bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid

44

Saat semua orang menjauhi saya

hingga mengusir saya saya yakin

bahwa Allah selalu bersama saya

0520 0388 Valid

45

Setiap musibah yang datang dalam

hidup saya saya yakin itu sudah

takdir dan pilihan terbaik dari Allah

0339 0388 Tidak

Valid

bersikap positif terhadap apapun

yang menimpa kehidupannya

46 saya menerima hal apapun yang

menimpa hidup saya -0040 0388

Tidak

Valid

47

saya yakin pasti ada kebaikan dari

setiap masalah yang datang dalam

kehidupan saya

0675 0388 Valid

128

48

saya yakin Allah selalu bersama saya

meskipun masalah datang bertubi-

tubi

0391 0388 Valid

129

Lampiran 3

Daftar pedoman wawancara Responden

No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama

1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah

2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat

3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah

4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak

menerima anda sebagai seorang mualaf

5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari

pembimbing agama

6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-

teman anda

7

Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat

penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing

agama

No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual

1

Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih

agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun

keluarga

2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali

segala kesalahan dan dosanya

3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh

orang lain

4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang

datang dalam hidup anda

5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak

menerima anda menjadi seorang mualaf

6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang

setelah menjadi seorang mualaf

130

7

Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah

masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu

yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan

terlebih dahulu

8

Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang

menimpa anda datang begitu saja dengan secara

kebetulan

9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang

datang dalam kehidupan anda

131

Lampiran 4

Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS

Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Correlations

Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual

Spearman

s rho

Karakteristik Individu Correlation

Coefficient 1000 -169 -198

Sig (2-tailed) 331 254

N 35 35 35

Bimbingan Agama Correlation

Coefficient -169 1000 760

Sig (2-tailed) 331 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -198 760 1000

Sig (2-tailed) 254 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

132

Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Usia Correlation

Coefficient 1000 253 083 122 -312

Sig (2-tailed) 143 634 486 068

N 35 35 35 35 35

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient 253 1000 004 012 -230

Sig (2-tailed) 143 984 947 183

N 35 35 35 35 35

Pendidikan Formal Correlation

Coefficient 083 004 1000 -237 -123

Sig (2-tailed) 634 984 170 483

N 35 35 35 35 35

Masa Muallaf Correlation

Coefficient 122 012 -237 1000 199

Sig (2-tailed) 486 947 170 251

N 35 35 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -312 -230 -123 199 1000

Sig (2-tailed) 068 183 483 251

N 35 35 35 35 35

133

Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Materi Metode Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Metode Correlation Coefficient 704 1000 685

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

134

Lampiran 5

Data Skor Responden

Bimbingan Agama

R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117

R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107

R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111

R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105

R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109

R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113

R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105

R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114

135

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115

R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117

R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116

R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105

R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118

R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109

R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116

R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117

R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108

R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113

R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117

136

Kecerdasan Spiritual

R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah

R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107

R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108

R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96

R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93

R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98

R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109

R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114

R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98

R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112

R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105

R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107

R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99

R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115

R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115

137

R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115

R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112

R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110

R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103

R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103

R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98

R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93

R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111

R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104

R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111

R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106

R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112

R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117

R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103

R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114

R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104

138

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center

139

Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang

Kupang Nusa Tenggara Timur

140

141

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-

Naba Center

142

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-

Naba Center

143

Lampiran 7

Surat-surat

144

145

146

147

Page 8: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

v

Hayatun ka Ana yang selalu memberikan semangat dan

kekuatan bagi penulis

11 Seluruh kawan-kawan BPI Angkatan 2015 khususnya

Umi Ulfi Ayu Vidia Syita yang senantiasa

menyemangati peneliti dalam penelitian ini terutama

debby Sahara yang selalu memotivasi menguatkan dan

mengarahkan peneliti dalam menusun skripsi ini

12 Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat

penulis mengucapkan terima kasih

Semoga semua dukungan bantuan dan perhatian yang

tercurah mendapat balasan pahala berlipat dari Allah SWT Selain

itu semoga apa yang menjadi hajat cita-cita dan impian kita semua

terwujud di masa depan serta mendapat ridho dan keberkahan dari

Allah SWT Aamiin

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi

ini Oleh karena itu masukan dan kritikan untuk perbaikan skripsi

ini sangat penulis harapkan Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan menjadi wasilah kebaikan bagi penulis

Jakarta 21 April 2021

Siti Maryam

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi

DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14

C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15

D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23

E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38

B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45

C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46

D Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

48

E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56

B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

E Variabel dan Devinisi Operasional

Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

60

F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62

G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72

H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

75

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

77

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba

5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

79

6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81

7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84

B Temuan Hasil Penelitian dan

Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

85

1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

89

3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan

pemurtadan tahun 2015

4

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf

53

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba

Center

79

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63

2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama sebelum uji instrumen

66

3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama setelah uji instrumen

67

4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan

Spiritual sebelum diuji instrumen

68

5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan

Spiritual setelah diuji instrumen

70

6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat

Keandalan Instrumen Ukuran dari

Cronbach

71

7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan

Agama

71

8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan

Spiritual

72

9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan

74

10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putri di Yayasan An- Naba

Center

82

11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putra di Yayasan An- Naba

Center

84

x

12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

85

13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia

86

14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan

Pendidikan Formal

86

15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan

Masa Mualaf

87

16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di

Yayasan An-Nabarsquo Center

88

17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual

mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

89

18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara

Karakteristik Individu dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

91

19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun

2021

92

xi

20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Bimbingan Agama dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

93

21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada tahun 2021

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden

Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 Data Skor Responden

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat- surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling

sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya

manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa

dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di

datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga

menimbulkan kesedihan yang begitu dalam

Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan

keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang

dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa

aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)

dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1

Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga

mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia

yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal

maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk

mewujudkan kebutuhan tersebut

Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama

adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi

meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam

jiwanya

1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi

dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman

(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41

2

Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri

berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis

sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber

pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu

memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai

makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya

Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya

Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada

kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang

dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya

adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para

artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya

Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro

dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan

dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan

sosial yang rukun dan damai

Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di

Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003

jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir

angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2

2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi

jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019

httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019

1020 wib

3

Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah

yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar

baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan

adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi

ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi

pembimbing Agama

Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian

khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama

Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati

nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu

masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap

kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika

masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan

kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke

agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa

Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman

berganti menjadi ingkar3

Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam

menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014

Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat

Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam

hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat

menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka

3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

4

pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara

Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun

Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim

Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika

ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4

Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian

Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat

tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun

20155

4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di

Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-

indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

0

10

20

30

40

50

60

Rawan Pemurtadan

5

Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab

seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya

ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)

terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin

Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat

Islam paling ekstrimrdquo6

Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang

dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat

Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan

fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya

mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari

lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi

menjadi seorang muslim seutuhnya

Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi

memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)

Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan

tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang

tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya

rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya

hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib

6

tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap

keselamatan jiwardquo7

Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar

semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang

meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari

lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu

hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka

secara lebih jauh8

Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu

besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat

berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar

di masjid dan di jalanan9

Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan

pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang

untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi

Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung

resiko

7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf

Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-

keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan

Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara

Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II

No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom

ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni

2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-

pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

7

Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan

perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen

terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya

Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang

yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang

belum memahami islam seutuhnya

Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan

bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa

mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang

muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan

surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi

أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط

بين عدو ٢٠٨ م

ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu

turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimurdquo10

Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208

adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara

parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-

hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri

tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf

10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208

Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016

8

yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk

sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah

akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari

itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan

peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan

menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan

agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri

individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk

berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-

Nya serta tabah menerima ujian-Nya12

begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan

agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan

peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan

spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani

menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa

lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem

maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau

value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup

kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

9

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain13

Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14

Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang

dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala

kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan

yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun

kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian

baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya

Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu

mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan

13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1

Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57

10

masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada

mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz

Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal

pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid

Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para

mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami

agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa

terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa

menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya

(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-

mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan

kepada mereka

Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah

mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya

maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing

15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal8

11

untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat

berpengaruh bagi agama Islam

Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah

dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin

meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di

hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya

maupun kehidupannya kini sebagai muslim

Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang

meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual

mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada

Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya

pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16

Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang

bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa

warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam

penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18

16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan

Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan

penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan

Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri

12

Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa

menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang

pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik

di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian

Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan

membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba

Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo

B Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang

dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti

berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun

pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi

dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-

Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Ponorogo 2019)

13

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat adalah

a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di akhirat

b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau nilai untuk

menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain

c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

diantaranya

a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan

Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah

Baru- Ciputat

14

c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain

a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden

dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik

Responden dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Manfaat Penelitian

a Manfaat Akademis

1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

terutama pada mata kuliah Psikologi Islam

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi

Pembimbing agama maupun penyuluh agama

15

yang mengkhususkan pembinaan terhadap

Mualaf

b Manfaat Praktis

1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam

memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan

reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan

kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun

penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang

Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

D Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang

menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri

Yakni diantaranya sebagai berikut

Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan

Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

16

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan

agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257

sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari

r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799

dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian

hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan

masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah

alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat

rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang

berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini

ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket

instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data

Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan

variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran

17

penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan

sasaran penelitian mualaf21

Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja

Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada

remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai

sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan

perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22

Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah

kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun

menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis

di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut

adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami

pembaca

21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi

Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No

155-62

18

Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada

variabel independen dan dependen Variabel independen

penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan

emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan

variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel

dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan

berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel

dependen kecerdasan spiritual

Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di

Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian

Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di

panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan

antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak

di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan

berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005

ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian

terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam

terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman

Azzahra Kota Pekanbaru

Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi

kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam

19

beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam

penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independent dan dependen Variabel dependen

penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan

penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23

Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam

jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap

kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab

Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi

sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat

dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt

ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual

23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)

20

kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja

karyawan

Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak

rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di

beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan

pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan

baik

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independen dan dependen jika di variabel

independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan

spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kinerja karyawan

Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti

tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi

Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)

dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa

gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa

dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal

maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang

cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional

mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam

penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa

21

mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik

dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi

Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang

masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa

kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang

dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan

kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca

mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami

penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel

dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen

hanya kecerdasan spiritual24

Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran

Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara

Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri

bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran

beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa

Tengah

24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan

Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)

(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur

Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)

22

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil

penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri

Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar

20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama

sebesar 322

Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup

rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan

dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah

pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga

pembaca dapat memahami penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis

menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25

Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh

Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal

Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan

25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016)

23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan

spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi

sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-

Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel

16839 dan nilai signifikannya -0806lt005

Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika

kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan

paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini

adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga

dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

pada variabel independen Variabel independen tersebut

menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis

menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26

E Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman

penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang

skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif

26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)

24

Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini

terbagi dalam lima bab yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah

Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan

Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

yaitu teori mengenai peran pembimbing agama

meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan

mualaf

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

jenis penelitian tempat dan waktu penelitian

variabel penelitian sumber data populasi dan

sampel hipotesis penelitian definisi operasional

variabel Teknik pengumpulan data uji validitas

instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik

analisis data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat

25

yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf

visi misi dan tujuannya program-program serta

struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan

Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian

menjelaskan temuan dan analisis data tentang

hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan

spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-

data hasil peneitian hasil angket identifikasi

responden deskripsi hasil penelitian dan analisis

data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah

dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama

1 Pengertian Bimbingan

Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin

menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata

ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti

menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur

mengarahkan dan memberi nasihat27

istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan

atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan

berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua

bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya

bimbingan28

Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar

individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian

27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16

27

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan

norma-norma yang berlaku30

Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan

melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31

Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni

1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung

arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh

nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat

mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya

2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat

menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut32

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

28

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa33

Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian

berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam

memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan

untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan

menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun

lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia

maupun ahirat

2 Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz

Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam

sebagai berikut34

a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan

kebersihan jiwa dan mental

33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

29

b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan

manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan

c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada

individu sehingga muncul dan berkembang rasa

toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong

menolong dan rasa kasih sayang

d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi

tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya

sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat

memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan

bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan

kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan

kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal

menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang

bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan

dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang

ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang

sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35

35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

30

3 Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya

bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36

a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan

sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah

b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang

berfungsi untuk dapat mengembangkan dan

memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun

potensi yang dimiliki terbimbing

c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang

membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing

dan lingkungannya

d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan

dalam memberikan bantuan dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi terbimbing

e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang

diberikan dapat membantu terbimbing dalam

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah

dan mantap

4 Materi Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami

kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan

mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau

36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta

PT Rineka Cipta 1995) hal 9

31

ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi

Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain

meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan

ikhsan (akhaq)37

a Keimanan (Aqidah)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)

yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah

Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak

segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau

aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti

keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat

menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan

maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan

keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39

37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha

Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga

Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim

dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi

1996) hlm 24

32

Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang

lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi

orang yang bertakwa40

a Keislaman (syarirsquoah)

Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa

Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju

sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga

diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat

merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan

dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman

Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi

ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م

١٨ يعلمون

Artinya Kemudian kami jadikan engkau

(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari

agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan

janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang

yang tidak mengetahui41

Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu

mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan

40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji

Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500

33

mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala

perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan

Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42

Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam

beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya

a) Adanya suatu perbuatan

b) Dilakukan oleh orang muslim

c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok

ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu

zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan

ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban

yang menyertai pokok ibadah itu43

b Ikhsan (akhlaq)

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa

yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah

(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)

alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang

baik) dan al-din (agama)44

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau

khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq

42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika

Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2012) hal 1

34

kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-

Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi

٤ عظيم خلق لعلى وإنك

Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang luhur 45

Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi

pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara

kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai

murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat

Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak

bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi

manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang

buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan

memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan

perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan

lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun

sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr

tt) hal 56

35

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat

5 Metode Bimbingan Agama

Dalam surah An- Nahl ayat 125

دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج

أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي

١٢٥ بٱلمهتدين

Artinya Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

siapa yang mendapat petunjuk47

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan

berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang

tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara

harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang

berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian

hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan48

47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43

36

Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik

Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang

kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang

dapat menambah kemampuan bagi terbimbing

Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami

bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama

maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan

agama diantaranya

a Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum

cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok

(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk

menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya

dengan kondisi terbimbing yang beragam49

b Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing50

49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)

hal122

37

Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila

memenuhi persyaratan sebagai berikut

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada

yang dibimbing

2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh

seseorang yang dibimbing

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi

dan kondisi yang memberikan perasaan damai

dana man serta santai kepada seorang yang

dibimbing51

Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada

metode yang biasa dilakukan yakni

1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan

dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar

intelek dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran

agama

2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang

digunakan untuk menunjukkan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional

3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan

contoh yang benar dan tepat agar yang di

51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45

38

bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari

apa yang diterimanya secara logika dan

penjelasannya akan teori yang masih baku

(tekstual) 52

B Kecerdasan Spiritual

1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari

semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus

mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan

lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di

turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas53

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal12

39

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain54

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu

menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah

berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal

Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik

dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56

54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

40

a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan

dan aktif)

b Tingkat kesadaran diri

c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan

d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit

e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak

perlu

g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)

h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo

atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-

jawaban yang mendasar

i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi

seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga

cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh

pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab

untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi

kepada orang lain yang memberikan petunjuk

penggunaannya

41

Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab

HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya

yakni57

a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan

material

b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang

memuncak

c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-

hari

d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber

spiritual guna menyelesaikan masalah

e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih

sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan

Seperti memberi maaf bersyukur atau

mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati

menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah

sebagian dari kebajikan

3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses

membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf

memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun

57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan

Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281

42

lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang

pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam

hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo

Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini

secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)

mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan

menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif

Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu

dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta

kehidupan secara umum

Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan

suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah

yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut

adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan

ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber

dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta

bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan

ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha

Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo

Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan

kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri

kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat

akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik

sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic

power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual

43

yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama

keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot

manusia59

Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang

memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus

melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa

menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60

4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu

berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi

kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan

kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang

menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang

diantaranya61

a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego

b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

anaknya

c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak

d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan

Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)

44

e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman

menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak

berharga

Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62

a Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia

mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks

luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian

yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG

(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual

b Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya

bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat

ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia

menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan

memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan

merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu

62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83

45

adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek

diri dan seluruh segi kehidupan

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul

dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan

seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan

C Mualaf

Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari

ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak

dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang

yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum

Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum

= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang

yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam

Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan

diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64

Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf

maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir

63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam

(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana

Semesta Intermedia 2009) hal 231

46

Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi

perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya

demi kemaslahatan65

Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk

islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat

diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya

untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama

kaum muslimin66

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan

hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka

baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada

di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui

Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri

untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa

beribadah secara mandiri

D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan

65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar

Nusa 2002) hal 563

47

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam

berdasarkan norma-norma yang berlaku67

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa68

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain69

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku

67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

48

dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola

pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena

Allahrdquo

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa

bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan

karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk

mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari

sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian

ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada

bab IV

E Kerangka Berpikir

Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren

hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi

Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami

kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama

Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari

keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan

tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan

dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata

layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan

sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi

gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah

49

tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang

singkat70

Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa

menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi

perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak

persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf

tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya

maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)

Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik

belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi

ingkar71

Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian

Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun

2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan

Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni

pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi

Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi

Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20

70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba

Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

50

persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)

adalah kemiskinan73

Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa

mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah

satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74

Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan

kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode

yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan

berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah

bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog

Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga

islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para

mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia

Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini

72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

51

memiliki 3 program yakni program pembinaan program

pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat

kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para

pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan

baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang

baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf

akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang

dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah

satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75

Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf

akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya

Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat

berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni

karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins

Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan

umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti

menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin

pendidikan umur dan masa mualaf

75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)

hal 171

52

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat

dilihat pada Gambar 2

53

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

Bimbingan Agama (X2)

1 Materi

Bimbingan

Agama

a Akidah

b Ibadah

c Akhlak

2 Metode

Bimbingan

Agama

a Ceramah

b Bimbingan

Kelompok

c Tanya-jawab

dan Dialog

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Responden

1 Jenis Kelamin

2 Usia

3 Pendidikan

4 Masa Mualaf

Kecerdasan Spiritual (Y)

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

2 Tingkat kesadaran

diri

3 Kemampuan

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

4 Kempuan

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

5 Kualitas hidup yang

diilhami

Oleh visi dan nilai-

nilai

6 Keengganan untuk

menyebabkan

Keinginan yang tidak

perlu

7 Berpandangan

holistic

8 Berfikir positif

54

F Hipotesis Penelitian

pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi

mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang

diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini melalui uji empiris yaitu

Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat

Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik individu dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu

ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha

diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho

diterima dan Ha ditolak

77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik78

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai

rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah

terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah

perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis

instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang

digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar

menurut ketentuan dan telah disepakati79

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf

dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D

(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58

56

populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan

Sampel fenomena secara detail80

B Tempat dan Waktu penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat

di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl

Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode

Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5

bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini

didasarkan pada fakta sebagai berikut

1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-

benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa

memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman

dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani

hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan

pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan

bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya

2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga

Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi

yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan

80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62

57

maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru

mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk

islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya

3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh

mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat

kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren

Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di

Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

C Populasi dan Sampel

1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang

merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan

sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik

populasi yaitu82

a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan

b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan

benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam

suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan

81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146

58

c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat

tertentu yang memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan dari keadaan itu

d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil

penelitian itu dapatat digeneralisasikan

Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria

minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah

3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua

kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan

asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan

kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama

Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk

dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama

2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian

(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini

menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik

pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah

100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota

83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT

remaja Rosda Karya 1994) hal 78

59

populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang

dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84

D Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada

penelitian ini yaitu

1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di

mana peristiwa terjadi86

Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh

melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan

beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren

2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

kuesioner87

84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94

60

E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian

Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah

Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam

penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual

bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara

intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk

membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual

b Variabel Dependen (Y)

Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)

dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf

(Variabel Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan

spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup

menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran I

61

F Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik

pengumpulan data yaitu

1 Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi

dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh

pandangan yang holistik dan menyeluruh89

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan

pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf

yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Kuesioner

Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang

berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan

maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa

pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media

88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)

cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199

62

yang lain91

3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan

Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa

kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92

Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan

informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta

memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama

penelitian

G Intrumen Penumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan

data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama

terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap

91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed methods)

(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327

63

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial93

Tabel 1 Skor Skala Semi Likert

No Alternatif Skala Likert Positif Negatif

1

2

3

4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

2

1

1

2

4

5

1 Skala Bimbingan Agama

Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua

aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan

agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni

akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama

yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog

2 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan

delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar

dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat

kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan

93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

64

penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan

holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan

ldquobagaimana jikardquo

Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan

mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur

ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96

3 Uji Validitas dan Realiabilitas

a Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97

Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan

dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori

respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-

individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam

karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98

95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta

Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD

(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Refika Aditama 2015) Hal 472

65

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument

yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

korelasi berganda

Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang

digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin

diukur yakni99

1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03

2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-

2) n= jumlah sampel

3 Nilai Sig ge α

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam

melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan

untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product

moment yaitu100

rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)

radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]

keterangan

r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas

X dan Y

n=jumlah responden

99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48

66

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)

Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable

Bimbingan Agama sebelum uji instrumen

Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama

sebelum uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 12345 - 5

2 Ibadah 678910 - 5

3 Akhlak 12131415 11 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 1718 16 3

5 Bimbingan

Kelompok 1921 20 3

6

Tanya

Jawab atau

Dialog

222324 - 3

Jumlah 24

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-

Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur

dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada

26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable

bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item

valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid

kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan

67

pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan

BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji

instrumen

Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah

uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 2345 1 5

2 Ibadah 78910 6 5

3 Akhlak 11121415 13 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 17 1618 3

5 Bimbingan

Kelompok 21 1920 3

6 Diskusi 2223 24 3

Jumlah 24

Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen

68

Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual

sebelum diuji instrumen

Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang

diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir

pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2

item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

3132 33 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan

nilai-nilai

3739 38 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

464748 - 3

Jumlah 24

69

diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan

data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 2

Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen

Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual

setelah diuji instrumen

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

313332 - 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

373839 - 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan

ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

4748 46 3

70

b Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban

yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5

1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility

Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi

SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

koefisien realibilitas (r11) gt 06101

α = (119870

119870 minus 1) (

1198781199032 minus sum119878119894

2

1198781199092

)

Keterangan

α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach

K Jumlah item pertanyaan

sum1198781198942 Jumlah varians skor item

101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57

Jumlah 24

71

1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102

Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan

Instrumen Ukuran dari Cronbach

Hasil Uji Alpha

Cronbach

Derajat Keandalan

lt 05 Tidak dapat digunakan

05-06 Jelek (poor)

06-07 Cukup atau dapat diterima

07-09 Bagus (good)

gt09 Luar biasa bagus

(exellent)

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

867 24

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar

0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala

Kecerdasan Spiritual

102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung

Refika Aditama 2015) hal 470

72

Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

780 24

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar

0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel

terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan

nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan

dinyatakan reliabel

H Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis

langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam

103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 226

73

penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik

infersensial

1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data

penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan

satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan

untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang

bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren

Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat

2 Analisis Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Statistik inferensial merupakan metode analisis yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan

antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan

penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat

inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada

sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini

menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman

104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100

105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) hal 532

74

Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan

(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan

sumber data antar variabel tidak harus sama106

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk

mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara

variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan

agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini

yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel independen yaitu karakteristik individu yang

mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut

yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji

koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang

kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah

r = 020 ndash 0399 Rendah

r = 040 ndash 0599 Sedang

r = 060 ndash 0799 Kuat

r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat

106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D

(Bandung Alfabeta 2012) hal 153

75

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center

Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba

Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz

Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau

adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana

sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para

mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah

Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia

khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena

mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak

mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan

hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak

itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan

pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para

mualaf diseluruh wilayah Indonesia

Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun

pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di

daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014

beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari

pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari

tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf

cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau

76

juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi

Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini

jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5

(lima) wilayah

Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-

Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan

tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak

mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan

pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari

pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan

Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas

muslim maupun non-muslim

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center

Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu

menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah

islamiyahrdquo

Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang

akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter

serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center

dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut

a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum

dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah

b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh

berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah

77

c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan

perbandingan agama

d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah

mandiri dan terampil

e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum

muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung

terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di

kalangan saudara kita kaum Mualaf

f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak

masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan

pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang

merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah

masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center

Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan

pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta

pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah

agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan

hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat

ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya

sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus

ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah

78

dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-

muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami

betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah

pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini

mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf

itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam

kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan

menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo

Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba

Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil

hingga merambah di beberapa wilayah nusantara

79

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center

Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center

dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center

PEMBINA

Ferdius

Ndruru

KETUA amp PENGASUH

KH Syamsul Arifin Nababan

PENGAWAS

Siti Hamidah

SEKRETARIS

Leli Yuheni

BENDAHARA

Siti Fatimah

DEWAN GURU

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan

2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya

3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc

MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc

MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna

SANTRI

80

5 Program Bimbingan Agama

a Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui

kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-

ceramah umum

b Program Pendidikan

Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c Program Pengembangan

1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan sarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

d Program Jangka Panjang

a) Program Perluasan Dakwah

Membangun cabang-cabang pesantren

Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah

Indonesia

Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah

minoritas muslim

b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri

An-Naba

81

e Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat

SMP- Perguruan Tinggi

2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi

3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi

para mualaf

f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

1) Mendirikan usaha kuliner

2) Membangun bisnis berbasis online

3) Membangun usaha retail

6 Program Pembinaan Agama

Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan

An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11

Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

82

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan

tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

9 2200 - 0429 Istirahat

83

Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600

Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari

jumat Tahsin diganti dengan membaca 4

surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-

waqiah dan Al- Mulk)

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

10 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh

mengerjakan tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

84

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

8 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

9 2200 - 0429 Istirahat

Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai

berikut

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan

Agama)

2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah

Islamiyah)

3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)

4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)

5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)

6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)

7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)

8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)

9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)

85

B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1 Karakteristik Individu Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti

bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan

sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

penulis tentukan

Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni

berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf

diuraikan sebagai berikut

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 12

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki 9 26

Perempuan 26 74

Total 35 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil

terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan

agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden

berjenis kelamin laki-laki

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 13

86

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kategori Usia Jumlah Presentase

Remaja 12- 21 Tahun 29 83

Dewasa 22- 45 Tahun 6 17

Total 35 100

Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden

didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel

terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21

tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat

dilihat pada tabel 14

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Jumlah ()

Rendah (0-9 tahun) 6 17

Sedang (10-12 tahun) 19 54

Tinggi (13-16 tahun) 10 29

Total 35 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas

responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada

tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima

87

pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan

pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-

16 tahun)

Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat

dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf

Kategori Masa Mualaf Jumlah ()

Rendah 3 -36 bulan 22 63

Sedang 37 bulan ndash 72

bulan 11 31

Tinggi 73 bulan -104

bulan 2 6

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk

islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa

mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)

dan kategori tinggi (73- 104 bulan)

88

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden

Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual

santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo

Center

No

Kategori

Kecerdasan

Spiritual

Jumlah Skor

Jawaban

Responden

Frekuensi ()

1 Rendah 93- 105 14 40

2 Tinggi 106- 120 21 60

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan

(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan

spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan

spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan

spiritual

Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual

yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri

3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan

89

untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan

holistik

3 Analisis Data Uji Korelasi

a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa

mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian

tersebut diolah menggunakan Program statistical Package

for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

No Peubah Variabel

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik

Individu -0198 0254

2 Bimbingan Agama 0760 0000

Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berhubungan nyata pada α= 1 (005)

90

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan

kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17

yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua

() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi

pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

kecerdasan spirituannya

b Hubungan Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba

Center

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18

91

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik Individu -0198 0254

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien

antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan

diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021

Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

92

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Usia -0198 0254

2

Tingkat Pendidikan

Formal -0123 0483

3 Masa Mualaf 0199 0251

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian

karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan

formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi

usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya

antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika

usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual

meningkat

Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan

spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign

0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan

formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika

semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti

semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif

antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual

mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign

93

0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan

tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika

semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf

c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan

Diri Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19

menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama

dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-

Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19

94

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan

agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760

Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan

yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005

kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang

bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan

antara variabel bimbingan agama dengan variabel

kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin

tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

nilai kecerdasan spiritual dirinya

Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)

sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005

Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

95

No

Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Materi 0740 0000

2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20

menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan

metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual

mualaf

Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan

hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda

bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada

angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif

Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama

seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau

semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang

maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan

agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi

bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak

Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa

96

terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-

lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa

nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai

signifikansi sebesar 000 lt 005107

Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah

dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian

Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah

akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi

sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti

korelasi cukup dan bersifat positif108

Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan

(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()

artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya

semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang

maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau

107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan

Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU

Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah

Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

97

jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama

seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel

20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang

tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf

Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa

bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang

telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat

pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban

sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya

terhadap agama yang dianutnya109

109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun

Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)

98

Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan

agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan

spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000

(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga

menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan

yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual

remaja 111

110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)

siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling

Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)

99

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah

dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan

mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki

(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia

(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa

usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan

tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang

(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah

(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan

dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa

mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah

(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash

72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104

bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat tergolong tinggi

2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai

100

signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari

005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat

dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan

agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat

3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru

Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut

7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan

dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama

bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan

lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang

di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat

sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan

penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar

pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk

materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu

tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan

makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun

dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar

ibadah

101

8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait

bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual

Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang

bagian yang ada pada bimbingan agama maupun

kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun

keefektivitasannya

102

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung

Alfabeta

Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama

Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1

P-ISSN 2442-725X e-2621-7201

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta

Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah

208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02

Wonosobo

Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif

Bandung PT Revika Aditama

Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group

Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung

Alfabeta

Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS

Jakarta Kencana

Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk

Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka

Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

103

Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan

R amp D Bandung ALFABETA

Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT

Wahana Semesta Intermedia

Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor

Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang

Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di

Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1

Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT

Indeks

Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual

Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam Jakarta Arga

Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi

IV

104

Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera

Antar Nusa

Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan

Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka

Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk

Memaknai Kehidupan Bandung Mizan

Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam

Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve

Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan

Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan

Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)

Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta PT Rineka Cipta

Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi

Bandung PT remaja Rosda Karya

Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta

Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central

Medika Surabaya

Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali

Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali

Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori

Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)

Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia

105

Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya

Usaha Nasional

Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press

Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental CrHaji Masagung Jakarta

Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-

Fikr tt)

Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah

Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama

Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim

Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam

Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center

Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan

Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol

1 No 1)

Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi

Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Salatiga)

106

Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan

Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi

S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)

Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan

Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal

Vo 13 No 155-62

Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan

Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau)

Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan

terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Metro)

Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal

Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam

Volume 7 Nomor 2 249- 270)

Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al

Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan)

Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan

Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi

terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian

107

Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah

dan Islam Universitas Indonesia tahun)

Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran

Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa

di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah

terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di

Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama

Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di

Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)

Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu

Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin

Jakarta)

Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan

Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan

Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi

S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang)

Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah

mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada

19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020

wib tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppmm42z313

108

Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid

ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah

pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib Tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus

2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib

Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba

Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh

pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-

center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml

Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam

di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-

umat-islam-di-indonesia-menurun

Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap

Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-

mengalamipenolakan-keluarga

Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat

Yayasan An- Naba Center

109

LAMPIRAN

Lampiran I

Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel

Independen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Karakteristik

Individu (X1)

Menurut

Robbins

karakteristik

individu adalah

cara

memandang ke

objek tententu

dan mencoba

menafsirkan apa

yang dilihatnya

yang

mencangkup

usia jenis

kelamin tingkat

pendidikan

status

perkawinan dan

masa kerja

Karakteristik

responden pada

penelitian ini

ada empat

aspek yaitu

usia jenis

kelamin

tingkat

pendidikan dan

masa kerja

1 Jenis kelamin

Jenis kelamin

responden yang

dibagi menjadi

dua jenis yaitu

laki-laki dan

perempuan

2 Usia

Lamanya waktu

hidup responden

yang dihitung

sejak tahun

kelahiran

sampai waktu

penelitian

berlangsung

3 Tingkat

pendidikan

110

dalam

organisasi112

Dalam hasil

penelitian Rusdi

dan Sari

memaparkan

bahwa salah

satu faktor yang

membuat para

mualaf

melakukan

konversi agama

dari agama

asalnya ke

agama islam

yaitu faktor

kemauan

kemauan

menjadi salah

satu pendorong

seseorang

melakukan

Jumlah tahun

sekolah formal

yang ditempuh

oleh responden

sampai

penelitian ini

berlangsung

4 Masa mualaf

Lamanya waktu

atau masa

konversi agama

responden

dihitung sejak

mengucapkan

dua kalimat

syahadat sampai

waktu penelitian

berlangsung

5 Kemauan

salah satu

faktor

mendorong

seseorang

112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)

hal 171

111

konversi

agama113

melakukan

konversi

agama

Seseorang

yang

melakukan

konversi

didasari karna

kemauan diri

sendiri atau

orang lain

keluarga

teman dan

lain

sebagainya

Materi

Bimbingan

Agama (X2)

Menurut

Djumhur dan

Moh Surya

bimbingan

adalah suatu

pemberian

bantuan yang

Bimbingan

agama dalam

penelitian ini

mencangkup

materi

bimbingan

agama (akidah

Materi bimbingan

agama

1 Akidah

mengetahui

pengetahuan

mualaf tentang

akidah islam

113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam

dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X

e-2621-7201

112

diberikan secara

sistematis dan

kontinyu kepada

individu atau

kelompok dalam

pemecahan

masalah yang

dihadapinya

agar tercapai

kemampuan

untuk

memahami diri

sendiri

kemampuan

untuk menerima

diri sendiri

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaian diri

ibadah dan

akhlak) dan

metode

bimbingan

agama

(ceramah

bimbingan

kelompok dan

tanya-jawab

atau dialog)

yang

berdasarkan

rukun iman

yakni iman

kepada Allah

iman kepada

Malaikat Allah

iman kepada

Kitab Allah

iman kepada

Rasul Allah

iman kepada

hari Kiamat

dan iman

kepada Qodarsquo

dan Qodar

Keyakinan ini

apakah dapat

menimbulkan

sifat jiwa yang

tercermin

dalam

perkataan

maupun

113

dengan

lingkungannya

baik keluarga

maupun

masyarakat114

Menurut M

Arifin

bimbingan

agama adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami

kesulitan baik

lahiriah maupun

batiniah yang

menyangkut

kehidupan di

masa kini dan

masa mendatang

berupa

pertolongan

dibidang mental

perbuatan

mualaf tersebut

2 Ibadah

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

ibadah sesuai

ketentuan atau

syariat Islam

berdasarkan

Rukun Islam

yakni Syahadat

Shalat Zakat

Puasa Haji

3 Akhlak

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

Akhlak Islam

yakni kepada

diri sendiri

Kepada orang

tua dan guru

114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7

114

spiritual

Membantu

seseorang

mampu

mengatasi

kesulitannya

dengan

kemampuan

yang ada pada

dirinya sendiri

melalui

dorongan

kekuatan iman

dan takwa

kepada Tuhan

yang maha

esa115

kepada saudara

dan teman

sebaya maupun

lingkungan

masyarakat

Metode

Bimbingan

Agama

1 Ceramah

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama kepada

mualaf secara

langsung

2 Bimbingan

Kelompok

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf secara

langsung

115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

115

dengan cara

diskusi

kelompok

3 Tanya

jawab atau

Dialog

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf melalui

tanya jawab

atau dialog

secara langsung

baik terkait

materi maupun

pengalaman

hidup

116

Variabel

Dependen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Kecerdasan

Spiritual (Y)

Menurut

Danah Zohar

dan Ian

Marshal

kecerdasan

spiritual (SQ)

adalah

kecerdasan

untuk

menghadapi

persoalan

makna atau

value yaitu

kecerdasan

untuk

menempatka

n perilaku

dan hidup

kita dalam

konteks

makna yang

lebih luas dan

kaya

Kecerdasan

Spiritual

adalah sesuatu

yang dimilki

dalam diri

seseorang

dalam

menghadapi

segala

persoalan

hidup dengan

penuh makna

atau nilai dan

memberikan

nilai yang luas

untuk jalan

hidupnya

Kemampuan

bersikap fleksibel

1 Mualaf dapat

dengan mudah

menyesuaikan

diri terhadap

lingkungan

baru

2 Mualaf dapat

beradaptasi dan

dapat

menerima

dengan mudah

dalam

lingkungannya

Tingkat

kesadaran diri

a Mualaf dapat

menempatkan

diri baik sikap

maupun

karakter

117

kecerdasan

untuk menilai

bahwa

tindakan

untuk jalan

hidup

seseorang

lebih

bermakna

dibandingkan

dengan yang

lain116

b Mualaf dapat

menyadari atau

introspeksi

kelebihan dan

kekurangan diri

dalam bersikap

baik dalam

lingkungan

keluarga

sekolah

maupun

masyarakat

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

1 Mualaf dapat

menjadikan

penderitaan

kesedihan

maupun

kegagalan di

116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

118

masa lalu sebagai

motivasi dan

kekuatan untuk

tetap

mempertahankan

jalan hidup yang

sudah dipilih

menjadi seorang

muslim

2 Bersikap optimis

dan berfikir

positif meski

harus terusir dari

keluarga mapun

belum di terima

dilingkungan

baru

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

melampaui rasa

sakit

1 Menjadikan

penderitaan

sebagai

119

tantangan

hidup yang

harus

dihadapi

2 Mualaf

dapat

menjalani

hidup

dengan

penuh

keyakinan

dan

keteguhan

hati meski

harus

merasakan

berbagai

penderitaan

dan rasa

sakit

Kualitas hidup

yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

1 Mualaf

dapat

120

memiliki

tujuan yang

jelas dalam

menjalani

hidup

2 Mualaf

dapat

menjalani

kehidupan

yang

bernilai dan

penuh

makna

Keengganan

untuk

menyebabkan

keinginan yang

tidak perlu

1 Mualaf agar

memiliki

sikap

prioritas

dalam

menjalani

hidupnya

121

2 Dapat

memilah

mana yang

penting bagi

hidupnya

maupun

yang tidak

didasari

kebermanfa

atannya

Kecenderungan

untuk melihat

keterkaitan

antara berbagai

hal

(berpandangan

ldquoholistikrdquo)

1 Mualaf dapat

menyikapi

segala

persoalan

dalam

hidupnya

semata karena

122

ketentuan

Allah

2 Segala sesuatu

yang menimpa

kehidupan

mualaf adalah

kebaikan yang

diberikan oleh

Allah

bersikap positif

terhadap apapun

yang menimpa

kehidupannya

1 Mualaf dapat

menerima

dengan baik hal

apapun yang

menimpanya

2 Mualaf dapat

berprasangka

baik terhadap

segala hal yang

menimpanya

123

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Materi Akidah r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

1

Saya meyakini bahwa Allah adalah

Tuhan yang menciptakan seluruh

alam semesta

-0179 0388 Tidak

Valid

2

Saya meyakini adanya Malaikat

yang mengawasi dan mencatat apa

saja yang saya lakukan

0411 0388 Valid

3

Saya meyakini bahwa Allah

mengutus rasul menjadi suri tauladan

bagi manusia

0599 0388 Valid

4

Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan

sebagai obat penenang dalam

menghadapi segala persoalan hidup

0577 0388 Valid

5

Saya meyakini segala perbuatan di

dunia akan dimintai pertanggung

jawaban di akhirat

0594 0388 Valid

Materi Ibadah

6

Saya berusaha melungkan waktu

untuk melaksanakan ibadah shalat

Sunnah

0268 0388 Tidak

Valid

7

Saya meyakini shalat adalah cara

terhubung paling baik dengan Tuhan

saat kita mulai putus asa

0382 0388 Valid

8 Saya melaksanakan ibadah puasa

Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid

9

saya mengetahui dan memahami

bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh

sebagai cara pensucian diri dari harta

yang bukan milik kita

0774 0388 Valid

124

10

saya mengetahui bahwa ibadah haji

adalah ibadah wajib umat muslim

dan di lakukan bagi yang sudah

mampu

0590 0388 Valid

Materi Akhlak

11 saya membiarkan teman saya yang

sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid

12

Saya mengetahui bahwa menghargai

orang lain dalam memilih agama

yang di anutnya adalah perbuatan

yang baik

0575 0388 Valid

13

Seorang muslim harus bertutur kata

dan bertingkah laku baik terhadap

orang lain

0313 0388 Tidak

Valid

14

Saya berpakaian menutupi aurat

sesuai dengan tuntunan Agama dan

bagian dari sopan santun dalam

berbusana

0516 0388 Valid

15 Saat ada teman kesusahan saya akan

membantunya 0411 0388 Valid

Metode Ceramah

16

saya tidak semangat saat

mendengarkan Ceramah dari

pembimbing Agama

0294 0388 Tidak

Valid

17

Hati saya lebih tenang setelah

mendenarkan ceramah yang

dibawakan pembimbing

0489 0388 Valid

18

Terkadang materi yang di sampaikan

berkaitan dan menjawab segala

persoalan yang sedang menimpa

saya hingga menjadikan saya lebih

kuat

0184 0388 Tidak

Valid

Metode Kelompok

125

19

Saya memanfaatkan bimbingan

kelompok untuk berinteraksi dengan

teman-teman

0301 0388 Tidak

Valid

20 saya tidak menyukai diskusi dalam

bimbingan kelompok 0355 0388

Tidak

Valid

21

Saat bimbingan kelompok saya bisa

berbagi pengalaman dengan teman-

teman dan mendapat penguatan dari

teman diskusi

0447 0388 Valid

Metode Diskusi

22

Saya merasa yakin dengan pilihan

yang saat ini saya yakini sebagai

muslim setelah menyampaikan

segala keraguan beragama kepada

pembimbing agama

0607 0388 Valid

23

Setelah berdialog dengan

pembimbing agama Saya lebih

termotivasi dan lebih kuat menjalani

sebagai muslim yang kaffah

0700 0388 Valid

24

Saya merasa lebih tenang saat

menyampaikan segala keluh kesah

yang menimpa kehidupan masa lalu

dan saat ini kepada pembimbing

agama

-0280 0388 Tidak

Valid

Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual

No

Kemampuan bersikap fleksibel

(adaptif secara spontan dan aktif)

r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

25 Saya mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar 0504 0388 Valid

26

saya menerima dan menghargai

pendapat maupun pilihan orang lain

termasuk pilihan dalam beragama

0690 0388 Valid

27 Saya menerima perubahan yang ada

dalam diri 0628 0388 Valid

126

Tingkat kesadaran diri

28 Saya mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid

29 Saya tidak membanding-bandingkan

hidup saya dengan orang lain -0104 0388

Tidak

Valid

30

saya merasa minder dengan

lingkungan baru saya sebagai

muslim

0644 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan

31

Segala masalah dan penderitaan yang

datang dalam hidup saya jadikan

sebagai motivasi untuk kembali

bangkit

0478 0388 Valid

32

Saya yakin bahwa segala masalah

yang datang adalah sebuah batu

loncatan untuk diri saya

0255 0388 Tidak

Valid

33

saat masalah datang dalam hidup

saya merasa sangat menderita dan

sedih

0455 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan melampaui rasa sakit

34

Saya berusaha sabar dan ikhlas

menerima setiap masalah yang

menimpa saya

0506 0388 Valid

35

Saya yakin bahwa masalah yang

datang adalah kasih sayang dari

Allah untuk menebus dosa-dosa

saya

0159 0388 Tidak

Valid

36 Saya mampu mengambil hikmah dari

setiap masalah hidup 0602 0388 Valid

Kualitas hidup yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

127

37 Saya memiliki dan mampu

memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid

38 saya kurang bersemangat dalam

menjalani hidup 0484 0388 Valid

39 Saya mampu menggapai dan

mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak

Valid

Keengganan untuk menyebabkan

keinginan yang tidak perlu

40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak

Valid

41 Saya memilah segala kegiatan yang

harus saya kerjakan 0146 0388

Tidak

Valid

42

Saya akan mendahulukan ibadah

sebelum melakukan aktivitas sehari-

hari

0431 0388 Valid

Kecenderungan untuk melihat

keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

43 Ketika masalah datang saya yakin

bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid

44

Saat semua orang menjauhi saya

hingga mengusir saya saya yakin

bahwa Allah selalu bersama saya

0520 0388 Valid

45

Setiap musibah yang datang dalam

hidup saya saya yakin itu sudah

takdir dan pilihan terbaik dari Allah

0339 0388 Tidak

Valid

bersikap positif terhadap apapun

yang menimpa kehidupannya

46 saya menerima hal apapun yang

menimpa hidup saya -0040 0388

Tidak

Valid

47

saya yakin pasti ada kebaikan dari

setiap masalah yang datang dalam

kehidupan saya

0675 0388 Valid

128

48

saya yakin Allah selalu bersama saya

meskipun masalah datang bertubi-

tubi

0391 0388 Valid

129

Lampiran 3

Daftar pedoman wawancara Responden

No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama

1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah

2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat

3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah

4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak

menerima anda sebagai seorang mualaf

5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari

pembimbing agama

6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-

teman anda

7

Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat

penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing

agama

No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual

1

Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih

agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun

keluarga

2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali

segala kesalahan dan dosanya

3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh

orang lain

4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang

datang dalam hidup anda

5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak

menerima anda menjadi seorang mualaf

6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang

setelah menjadi seorang mualaf

130

7

Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah

masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu

yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan

terlebih dahulu

8

Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang

menimpa anda datang begitu saja dengan secara

kebetulan

9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang

datang dalam kehidupan anda

131

Lampiran 4

Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS

Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Correlations

Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual

Spearman

s rho

Karakteristik Individu Correlation

Coefficient 1000 -169 -198

Sig (2-tailed) 331 254

N 35 35 35

Bimbingan Agama Correlation

Coefficient -169 1000 760

Sig (2-tailed) 331 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -198 760 1000

Sig (2-tailed) 254 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

132

Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Usia Correlation

Coefficient 1000 253 083 122 -312

Sig (2-tailed) 143 634 486 068

N 35 35 35 35 35

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient 253 1000 004 012 -230

Sig (2-tailed) 143 984 947 183

N 35 35 35 35 35

Pendidikan Formal Correlation

Coefficient 083 004 1000 -237 -123

Sig (2-tailed) 634 984 170 483

N 35 35 35 35 35

Masa Muallaf Correlation

Coefficient 122 012 -237 1000 199

Sig (2-tailed) 486 947 170 251

N 35 35 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -312 -230 -123 199 1000

Sig (2-tailed) 068 183 483 251

N 35 35 35 35 35

133

Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Materi Metode Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Metode Correlation Coefficient 704 1000 685

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

134

Lampiran 5

Data Skor Responden

Bimbingan Agama

R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117

R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107

R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111

R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105

R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109

R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113

R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105

R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114

135

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115

R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117

R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116

R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105

R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118

R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109

R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116

R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117

R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108

R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113

R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117

136

Kecerdasan Spiritual

R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah

R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107

R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108

R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96

R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93

R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98

R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109

R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114

R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98

R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112

R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105

R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107

R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99

R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115

R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115

137

R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115

R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112

R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110

R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103

R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103

R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98

R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93

R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111

R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104

R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111

R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106

R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112

R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117

R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103

R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114

R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104

138

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center

139

Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang

Kupang Nusa Tenggara Timur

140

141

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-

Naba Center

142

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-

Naba Center

143

Lampiran 7

Surat-surat

144

145

146

147

Page 9: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vi

DAFTAR GAMBAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip viii

DAFTAR TABEL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR LAMPIRAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

B Batasan dan Rumusan Masalah helliphelliphelliphellip 14

C Tujuan dan Manfaat Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphellip 15

D Tinjauan Kajian Terdahulu helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 23

E Sistematika Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 38

B Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 45

C Mualaf helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 46

D Hubungan Bimbingan Agama

dengan Kecerdasan Spiritual helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

48

E Kerangka Berpikir helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

F Hipotesis Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56

B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

E Variabel dan Devinisi Operasional

Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

60

F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62

G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72

H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

75

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

77

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba

5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

79

6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81

7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84

B Temuan Hasil Penelitian dan

Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

85

1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

89

3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan

pemurtadan tahun 2015

4

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf

53

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba

Center

79

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63

2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama sebelum uji instrumen

66

3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama setelah uji instrumen

67

4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan

Spiritual sebelum diuji instrumen

68

5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan

Spiritual setelah diuji instrumen

70

6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat

Keandalan Instrumen Ukuran dari

Cronbach

71

7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan

Agama

71

8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan

Spiritual

72

9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan

74

10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putri di Yayasan An- Naba

Center

82

11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putra di Yayasan An- Naba

Center

84

x

12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

85

13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia

86

14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan

Pendidikan Formal

86

15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan

Masa Mualaf

87

16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di

Yayasan An-Nabarsquo Center

88

17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual

mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

89

18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara

Karakteristik Individu dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

91

19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun

2021

92

xi

20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Bimbingan Agama dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

93

21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada tahun 2021

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden

Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 Data Skor Responden

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat- surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling

sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya

manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa

dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di

datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga

menimbulkan kesedihan yang begitu dalam

Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan

keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang

dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa

aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)

dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1

Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga

mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia

yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal

maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk

mewujudkan kebutuhan tersebut

Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama

adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi

meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam

jiwanya

1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi

dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman

(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41

2

Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri

berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis

sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber

pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu

memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai

makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya

Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya

Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada

kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang

dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya

adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para

artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya

Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro

dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan

dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan

sosial yang rukun dan damai

Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di

Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003

jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir

angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2

2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi

jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019

httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019

1020 wib

3

Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah

yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar

baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan

adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi

ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi

pembimbing Agama

Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian

khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama

Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati

nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu

masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap

kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika

masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan

kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke

agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa

Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman

berganti menjadi ingkar3

Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam

menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014

Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat

Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam

hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat

menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka

3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

4

pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara

Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun

Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim

Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika

ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4

Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian

Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat

tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun

20155

4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di

Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-

indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

0

10

20

30

40

50

60

Rawan Pemurtadan

5

Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab

seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya

ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)

terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin

Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat

Islam paling ekstrimrdquo6

Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang

dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat

Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan

fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya

mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari

lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi

menjadi seorang muslim seutuhnya

Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi

memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)

Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan

tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang

tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya

rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya

hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib

6

tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap

keselamatan jiwardquo7

Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar

semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang

meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari

lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu

hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka

secara lebih jauh8

Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu

besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat

berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar

di masjid dan di jalanan9

Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan

pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang

untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi

Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung

resiko

7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf

Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-

keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan

Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara

Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II

No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom

ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni

2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-

pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

7

Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan

perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen

terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya

Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang

yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang

belum memahami islam seutuhnya

Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan

bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa

mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang

muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan

surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi

أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط

بين عدو ٢٠٨ م

ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu

turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimurdquo10

Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208

adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara

parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-

hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri

tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf

10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208

Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016

8

yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk

sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah

akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari

itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan

peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan

menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan

agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri

individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk

berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-

Nya serta tabah menerima ujian-Nya12

begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan

agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan

peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan

spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani

menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa

lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem

maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau

value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup

kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

9

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain13

Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14

Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang

dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala

kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan

yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun

kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian

baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya

Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu

mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan

13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1

Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57

10

masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada

mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz

Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal

pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid

Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para

mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami

agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa

terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa

menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya

(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-

mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan

kepada mereka

Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah

mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya

maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing

15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal8

11

untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat

berpengaruh bagi agama Islam

Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah

dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin

meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di

hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya

maupun kehidupannya kini sebagai muslim

Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang

meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual

mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada

Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya

pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16

Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang

bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa

warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam

penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18

16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan

Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan

penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan

Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri

12

Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa

menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang

pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik

di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian

Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan

membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba

Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo

B Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang

dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti

berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun

pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi

dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-

Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Ponorogo 2019)

13

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat adalah

a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di akhirat

b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau nilai untuk

menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain

c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

diantaranya

a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan

Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah

Baru- Ciputat

14

c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain

a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden

dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik

Responden dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Manfaat Penelitian

a Manfaat Akademis

1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

terutama pada mata kuliah Psikologi Islam

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi

Pembimbing agama maupun penyuluh agama

15

yang mengkhususkan pembinaan terhadap

Mualaf

b Manfaat Praktis

1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam

memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan

reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan

kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun

penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang

Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

D Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang

menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri

Yakni diantaranya sebagai berikut

Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan

Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

16

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan

agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257

sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari

r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799

dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian

hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan

masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah

alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat

rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang

berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini

ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket

instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data

Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan

variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran

17

penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan

sasaran penelitian mualaf21

Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja

Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada

remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai

sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan

perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22

Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah

kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun

menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis

di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut

adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami

pembaca

21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi

Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No

155-62

18

Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada

variabel independen dan dependen Variabel independen

penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan

emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan

variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel

dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan

berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel

dependen kecerdasan spiritual

Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di

Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian

Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di

panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan

antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak

di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan

berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005

ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian

terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam

terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman

Azzahra Kota Pekanbaru

Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi

kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam

19

beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam

penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independent dan dependen Variabel dependen

penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan

penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23

Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam

jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap

kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab

Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi

sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat

dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt

ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual

23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)

20

kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja

karyawan

Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak

rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di

beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan

pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan

baik

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independen dan dependen jika di variabel

independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan

spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kinerja karyawan

Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti

tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi

Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)

dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa

gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa

dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal

maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang

cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional

mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam

penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa

21

mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik

dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi

Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang

masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa

kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang

dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan

kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca

mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami

penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel

dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen

hanya kecerdasan spiritual24

Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran

Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara

Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri

bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran

beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa

Tengah

24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan

Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)

(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur

Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)

22

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil

penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri

Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar

20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama

sebesar 322

Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup

rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan

dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah

pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga

pembaca dapat memahami penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis

menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25

Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh

Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal

Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan

25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016)

23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan

spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi

sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-

Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel

16839 dan nilai signifikannya -0806lt005

Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika

kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan

paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini

adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga

dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

pada variabel independen Variabel independen tersebut

menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis

menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26

E Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman

penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang

skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif

26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)

24

Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini

terbagi dalam lima bab yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah

Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan

Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

yaitu teori mengenai peran pembimbing agama

meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan

mualaf

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

jenis penelitian tempat dan waktu penelitian

variabel penelitian sumber data populasi dan

sampel hipotesis penelitian definisi operasional

variabel Teknik pengumpulan data uji validitas

instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik

analisis data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat

25

yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf

visi misi dan tujuannya program-program serta

struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan

Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian

menjelaskan temuan dan analisis data tentang

hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan

spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-

data hasil peneitian hasil angket identifikasi

responden deskripsi hasil penelitian dan analisis

data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah

dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama

1 Pengertian Bimbingan

Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin

menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata

ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti

menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur

mengarahkan dan memberi nasihat27

istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan

atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan

berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua

bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya

bimbingan28

Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar

individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian

27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16

27

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan

norma-norma yang berlaku30

Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan

melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31

Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni

1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung

arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh

nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat

mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya

2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat

menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut32

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

28

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa33

Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian

berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam

memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan

untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan

menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun

lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia

maupun ahirat

2 Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz

Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam

sebagai berikut34

a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan

kebersihan jiwa dan mental

33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

29

b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan

manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan

c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada

individu sehingga muncul dan berkembang rasa

toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong

menolong dan rasa kasih sayang

d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi

tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya

sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat

memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan

bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan

kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan

kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal

menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang

bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan

dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang

ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang

sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35

35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

30

3 Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya

bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36

a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan

sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah

b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang

berfungsi untuk dapat mengembangkan dan

memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun

potensi yang dimiliki terbimbing

c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang

membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing

dan lingkungannya

d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan

dalam memberikan bantuan dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi terbimbing

e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang

diberikan dapat membantu terbimbing dalam

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah

dan mantap

4 Materi Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami

kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan

mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau

36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta

PT Rineka Cipta 1995) hal 9

31

ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi

Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain

meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan

ikhsan (akhaq)37

a Keimanan (Aqidah)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)

yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah

Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak

segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau

aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti

keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat

menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan

maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan

keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39

37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha

Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga

Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim

dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi

1996) hlm 24

32

Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang

lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi

orang yang bertakwa40

a Keislaman (syarirsquoah)

Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa

Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju

sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga

diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat

merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan

dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman

Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi

ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م

١٨ يعلمون

Artinya Kemudian kami jadikan engkau

(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari

agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan

janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang

yang tidak mengetahui41

Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu

mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan

40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji

Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500

33

mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala

perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan

Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42

Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam

beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya

a) Adanya suatu perbuatan

b) Dilakukan oleh orang muslim

c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok

ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu

zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan

ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban

yang menyertai pokok ibadah itu43

b Ikhsan (akhlaq)

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa

yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah

(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)

alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang

baik) dan al-din (agama)44

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau

khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq

42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika

Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2012) hal 1

34

kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-

Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi

٤ عظيم خلق لعلى وإنك

Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang luhur 45

Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi

pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara

kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai

murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat

Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak

bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi

manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang

buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan

memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan

perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan

lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun

sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr

tt) hal 56

35

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat

5 Metode Bimbingan Agama

Dalam surah An- Nahl ayat 125

دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج

أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي

١٢٥ بٱلمهتدين

Artinya Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

siapa yang mendapat petunjuk47

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan

berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang

tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara

harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang

berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian

hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan48

47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43

36

Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik

Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang

kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang

dapat menambah kemampuan bagi terbimbing

Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami

bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama

maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan

agama diantaranya

a Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum

cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok

(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk

menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya

dengan kondisi terbimbing yang beragam49

b Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing50

49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)

hal122

37

Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila

memenuhi persyaratan sebagai berikut

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada

yang dibimbing

2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh

seseorang yang dibimbing

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi

dan kondisi yang memberikan perasaan damai

dana man serta santai kepada seorang yang

dibimbing51

Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada

metode yang biasa dilakukan yakni

1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan

dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar

intelek dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran

agama

2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang

digunakan untuk menunjukkan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional

3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan

contoh yang benar dan tepat agar yang di

51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45

38

bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari

apa yang diterimanya secara logika dan

penjelasannya akan teori yang masih baku

(tekstual) 52

B Kecerdasan Spiritual

1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari

semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus

mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan

lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di

turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas53

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal12

39

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain54

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu

menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah

berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal

Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik

dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56

54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

40

a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan

dan aktif)

b Tingkat kesadaran diri

c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan

d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit

e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak

perlu

g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)

h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo

atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-

jawaban yang mendasar

i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi

seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga

cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh

pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab

untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi

kepada orang lain yang memberikan petunjuk

penggunaannya

41

Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab

HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya

yakni57

a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan

material

b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang

memuncak

c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-

hari

d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber

spiritual guna menyelesaikan masalah

e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih

sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan

Seperti memberi maaf bersyukur atau

mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati

menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah

sebagian dari kebajikan

3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses

membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf

memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun

57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan

Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281

42

lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang

pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam

hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo

Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini

secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)

mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan

menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif

Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu

dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta

kehidupan secara umum

Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan

suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah

yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut

adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan

ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber

dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta

bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan

ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha

Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo

Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan

kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri

kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat

akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik

sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic

power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual

43

yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama

keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot

manusia59

Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang

memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus

melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa

menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60

4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu

berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi

kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan

kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang

menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang

diantaranya61

a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego

b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

anaknya

c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak

d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan

Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)

44

e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman

menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak

berharga

Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62

a Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia

mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks

luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian

yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG

(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual

b Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya

bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat

ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia

menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan

memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan

merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu

62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83

45

adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek

diri dan seluruh segi kehidupan

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul

dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan

seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan

C Mualaf

Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari

ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak

dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang

yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum

Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum

= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang

yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam

Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan

diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64

Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf

maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir

63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam

(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana

Semesta Intermedia 2009) hal 231

46

Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi

perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya

demi kemaslahatan65

Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk

islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat

diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya

untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama

kaum muslimin66

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan

hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka

baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada

di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui

Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri

untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa

beribadah secara mandiri

D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan

65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar

Nusa 2002) hal 563

47

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam

berdasarkan norma-norma yang berlaku67

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa68

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain69

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku

67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

48

dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola

pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena

Allahrdquo

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa

bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan

karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk

mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari

sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian

ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada

bab IV

E Kerangka Berpikir

Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren

hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi

Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami

kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama

Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari

keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan

tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan

dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata

layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan

sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi

gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah

49

tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang

singkat70

Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa

menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi

perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak

persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf

tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya

maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)

Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik

belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi

ingkar71

Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian

Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun

2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan

Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni

pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi

Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi

Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20

70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba

Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

50

persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)

adalah kemiskinan73

Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa

mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah

satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74

Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan

kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode

yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan

berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah

bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog

Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga

islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para

mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia

Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini

72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

51

memiliki 3 program yakni program pembinaan program

pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat

kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para

pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan

baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang

baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf

akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang

dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah

satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75

Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf

akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya

Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat

berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni

karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins

Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan

umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti

menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin

pendidikan umur dan masa mualaf

75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)

hal 171

52

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat

dilihat pada Gambar 2

53

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

Bimbingan Agama (X2)

1 Materi

Bimbingan

Agama

a Akidah

b Ibadah

c Akhlak

2 Metode

Bimbingan

Agama

a Ceramah

b Bimbingan

Kelompok

c Tanya-jawab

dan Dialog

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Responden

1 Jenis Kelamin

2 Usia

3 Pendidikan

4 Masa Mualaf

Kecerdasan Spiritual (Y)

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

2 Tingkat kesadaran

diri

3 Kemampuan

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

4 Kempuan

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

5 Kualitas hidup yang

diilhami

Oleh visi dan nilai-

nilai

6 Keengganan untuk

menyebabkan

Keinginan yang tidak

perlu

7 Berpandangan

holistic

8 Berfikir positif

54

F Hipotesis Penelitian

pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi

mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang

diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini melalui uji empiris yaitu

Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat

Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik individu dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu

ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha

diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho

diterima dan Ha ditolak

77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik78

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai

rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah

terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah

perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis

instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang

digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar

menurut ketentuan dan telah disepakati79

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf

dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D

(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58

56

populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan

Sampel fenomena secara detail80

B Tempat dan Waktu penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat

di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl

Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode

Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5

bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini

didasarkan pada fakta sebagai berikut

1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-

benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa

memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman

dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani

hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan

pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan

bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya

2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga

Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi

yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan

80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62

57

maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru

mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk

islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya

3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh

mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat

kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren

Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di

Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

C Populasi dan Sampel

1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang

merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan

sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik

populasi yaitu82

a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan

b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan

benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam

suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan

81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146

58

c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat

tertentu yang memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan dari keadaan itu

d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil

penelitian itu dapatat digeneralisasikan

Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria

minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah

3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua

kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan

asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan

kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama

Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk

dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama

2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian

(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini

menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik

pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah

100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota

83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT

remaja Rosda Karya 1994) hal 78

59

populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang

dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84

D Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada

penelitian ini yaitu

1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di

mana peristiwa terjadi86

Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh

melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan

beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren

2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

kuesioner87

84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94

60

E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian

Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah

Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam

penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual

bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara

intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk

membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual

b Variabel Dependen (Y)

Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)

dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf

(Variabel Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan

spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup

menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran I

61

F Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik

pengumpulan data yaitu

1 Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi

dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh

pandangan yang holistik dan menyeluruh89

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan

pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf

yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Kuesioner

Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang

berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan

maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa

pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media

88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)

cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199

62

yang lain91

3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan

Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa

kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92

Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan

informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta

memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama

penelitian

G Intrumen Penumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan

data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama

terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap

91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed methods)

(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327

63

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial93

Tabel 1 Skor Skala Semi Likert

No Alternatif Skala Likert Positif Negatif

1

2

3

4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

2

1

1

2

4

5

1 Skala Bimbingan Agama

Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua

aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan

agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni

akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama

yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog

2 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan

delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar

dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat

kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan

93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

64

penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan

holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan

ldquobagaimana jikardquo

Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan

mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur

ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96

3 Uji Validitas dan Realiabilitas

a Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97

Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan

dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori

respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-

individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam

karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98

95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta

Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD

(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Refika Aditama 2015) Hal 472

65

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument

yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

korelasi berganda

Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang

digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin

diukur yakni99

1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03

2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-

2) n= jumlah sampel

3 Nilai Sig ge α

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam

melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan

untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product

moment yaitu100

rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)

radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]

keterangan

r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas

X dan Y

n=jumlah responden

99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48

66

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)

Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable

Bimbingan Agama sebelum uji instrumen

Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama

sebelum uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 12345 - 5

2 Ibadah 678910 - 5

3 Akhlak 12131415 11 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 1718 16 3

5 Bimbingan

Kelompok 1921 20 3

6

Tanya

Jawab atau

Dialog

222324 - 3

Jumlah 24

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-

Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur

dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada

26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable

bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item

valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid

kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan

67

pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan

BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji

instrumen

Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah

uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 2345 1 5

2 Ibadah 78910 6 5

3 Akhlak 11121415 13 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 17 1618 3

5 Bimbingan

Kelompok 21 1920 3

6 Diskusi 2223 24 3

Jumlah 24

Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen

68

Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual

sebelum diuji instrumen

Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang

diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir

pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2

item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

3132 33 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan

nilai-nilai

3739 38 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

464748 - 3

Jumlah 24

69

diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan

data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 2

Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen

Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual

setelah diuji instrumen

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

313332 - 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

373839 - 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan

ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

4748 46 3

70

b Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban

yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5

1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility

Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi

SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

koefisien realibilitas (r11) gt 06101

α = (119870

119870 minus 1) (

1198781199032 minus sum119878119894

2

1198781199092

)

Keterangan

α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach

K Jumlah item pertanyaan

sum1198781198942 Jumlah varians skor item

101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57

Jumlah 24

71

1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102

Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan

Instrumen Ukuran dari Cronbach

Hasil Uji Alpha

Cronbach

Derajat Keandalan

lt 05 Tidak dapat digunakan

05-06 Jelek (poor)

06-07 Cukup atau dapat diterima

07-09 Bagus (good)

gt09 Luar biasa bagus

(exellent)

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

867 24

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar

0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala

Kecerdasan Spiritual

102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung

Refika Aditama 2015) hal 470

72

Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

780 24

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar

0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel

terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan

nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan

dinyatakan reliabel

H Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis

langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam

103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 226

73

penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik

infersensial

1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data

penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan

satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan

untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang

bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren

Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat

2 Analisis Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Statistik inferensial merupakan metode analisis yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan

antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan

penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat

inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada

sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini

menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman

104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100

105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) hal 532

74

Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan

(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan

sumber data antar variabel tidak harus sama106

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk

mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara

variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan

agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini

yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel independen yaitu karakteristik individu yang

mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut

yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji

koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang

kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah

r = 020 ndash 0399 Rendah

r = 040 ndash 0599 Sedang

r = 060 ndash 0799 Kuat

r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat

106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D

(Bandung Alfabeta 2012) hal 153

75

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center

Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba

Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz

Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau

adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana

sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para

mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah

Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia

khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena

mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak

mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan

hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak

itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan

pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para

mualaf diseluruh wilayah Indonesia

Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun

pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di

daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014

beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari

pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari

tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf

cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau

76

juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi

Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini

jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5

(lima) wilayah

Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-

Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan

tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak

mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan

pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari

pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan

Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas

muslim maupun non-muslim

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center

Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu

menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah

islamiyahrdquo

Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang

akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter

serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center

dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut

a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum

dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah

b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh

berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah

77

c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan

perbandingan agama

d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah

mandiri dan terampil

e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum

muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung

terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di

kalangan saudara kita kaum Mualaf

f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak

masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan

pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang

merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah

masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center

Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan

pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta

pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah

agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan

hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat

ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya

sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus

ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah

78

dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-

muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami

betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah

pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini

mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf

itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam

kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan

menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo

Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba

Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil

hingga merambah di beberapa wilayah nusantara

79

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center

Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center

dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center

PEMBINA

Ferdius

Ndruru

KETUA amp PENGASUH

KH Syamsul Arifin Nababan

PENGAWAS

Siti Hamidah

SEKRETARIS

Leli Yuheni

BENDAHARA

Siti Fatimah

DEWAN GURU

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan

2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya

3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc

MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc

MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna

SANTRI

80

5 Program Bimbingan Agama

a Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui

kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-

ceramah umum

b Program Pendidikan

Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c Program Pengembangan

1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan sarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

d Program Jangka Panjang

a) Program Perluasan Dakwah

Membangun cabang-cabang pesantren

Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah

Indonesia

Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah

minoritas muslim

b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri

An-Naba

81

e Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat

SMP- Perguruan Tinggi

2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi

3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi

para mualaf

f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

1) Mendirikan usaha kuliner

2) Membangun bisnis berbasis online

3) Membangun usaha retail

6 Program Pembinaan Agama

Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan

An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11

Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

82

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan

tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

9 2200 - 0429 Istirahat

83

Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600

Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari

jumat Tahsin diganti dengan membaca 4

surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-

waqiah dan Al- Mulk)

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

10 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh

mengerjakan tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

84

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

8 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

9 2200 - 0429 Istirahat

Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai

berikut

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan

Agama)

2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah

Islamiyah)

3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)

4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)

5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)

6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)

7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)

8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)

9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)

85

B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1 Karakteristik Individu Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti

bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan

sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

penulis tentukan

Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni

berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf

diuraikan sebagai berikut

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 12

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki 9 26

Perempuan 26 74

Total 35 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil

terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan

agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden

berjenis kelamin laki-laki

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 13

86

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kategori Usia Jumlah Presentase

Remaja 12- 21 Tahun 29 83

Dewasa 22- 45 Tahun 6 17

Total 35 100

Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden

didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel

terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21

tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat

dilihat pada tabel 14

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Jumlah ()

Rendah (0-9 tahun) 6 17

Sedang (10-12 tahun) 19 54

Tinggi (13-16 tahun) 10 29

Total 35 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas

responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada

tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima

87

pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan

pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-

16 tahun)

Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat

dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf

Kategori Masa Mualaf Jumlah ()

Rendah 3 -36 bulan 22 63

Sedang 37 bulan ndash 72

bulan 11 31

Tinggi 73 bulan -104

bulan 2 6

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk

islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa

mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)

dan kategori tinggi (73- 104 bulan)

88

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden

Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual

santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo

Center

No

Kategori

Kecerdasan

Spiritual

Jumlah Skor

Jawaban

Responden

Frekuensi ()

1 Rendah 93- 105 14 40

2 Tinggi 106- 120 21 60

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan

(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan

spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan

spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan

spiritual

Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual

yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri

3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan

89

untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan

holistik

3 Analisis Data Uji Korelasi

a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa

mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian

tersebut diolah menggunakan Program statistical Package

for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

No Peubah Variabel

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik

Individu -0198 0254

2 Bimbingan Agama 0760 0000

Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berhubungan nyata pada α= 1 (005)

90

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan

kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17

yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua

() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi

pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

kecerdasan spirituannya

b Hubungan Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba

Center

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18

91

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik Individu -0198 0254

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien

antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan

diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021

Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

92

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Usia -0198 0254

2

Tingkat Pendidikan

Formal -0123 0483

3 Masa Mualaf 0199 0251

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian

karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan

formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi

usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya

antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika

usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual

meningkat

Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan

spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign

0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan

formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika

semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti

semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif

antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual

mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign

93

0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan

tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika

semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf

c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan

Diri Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19

menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama

dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-

Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19

94

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan

agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760

Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan

yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005

kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang

bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan

antara variabel bimbingan agama dengan variabel

kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin

tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

nilai kecerdasan spiritual dirinya

Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)

sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005

Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

95

No

Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Materi 0740 0000

2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20

menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan

metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual

mualaf

Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan

hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda

bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada

angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif

Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama

seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau

semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang

maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan

agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi

bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak

Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa

96

terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-

lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa

nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai

signifikansi sebesar 000 lt 005107

Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah

dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian

Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah

akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi

sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti

korelasi cukup dan bersifat positif108

Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan

(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()

artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya

semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang

maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau

107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan

Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU

Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah

Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

97

jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama

seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel

20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang

tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf

Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa

bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang

telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat

pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban

sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya

terhadap agama yang dianutnya109

109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun

Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)

98

Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan

agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan

spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000

(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga

menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan

yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual

remaja 111

110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)

siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling

Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)

99

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah

dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan

mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki

(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia

(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa

usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan

tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang

(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah

(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan

dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa

mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah

(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash

72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104

bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat tergolong tinggi

2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai

100

signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari

005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat

dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan

agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat

3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru

Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut

7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan

dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama

bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan

lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang

di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat

sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan

penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar

pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk

materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu

tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan

makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun

dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar

ibadah

101

8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait

bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual

Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang

bagian yang ada pada bimbingan agama maupun

kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun

keefektivitasannya

102

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung

Alfabeta

Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama

Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1

P-ISSN 2442-725X e-2621-7201

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta

Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah

208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02

Wonosobo

Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif

Bandung PT Revika Aditama

Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group

Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung

Alfabeta

Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS

Jakarta Kencana

Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk

Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka

Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

103

Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan

R amp D Bandung ALFABETA

Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT

Wahana Semesta Intermedia

Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor

Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang

Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di

Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1

Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT

Indeks

Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual

Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam Jakarta Arga

Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi

IV

104

Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera

Antar Nusa

Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan

Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka

Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk

Memaknai Kehidupan Bandung Mizan

Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam

Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve

Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan

Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan

Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)

Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta PT Rineka Cipta

Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi

Bandung PT remaja Rosda Karya

Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta

Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central

Medika Surabaya

Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali

Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali

Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori

Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)

Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia

105

Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya

Usaha Nasional

Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press

Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental CrHaji Masagung Jakarta

Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-

Fikr tt)

Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah

Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama

Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim

Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam

Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center

Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan

Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol

1 No 1)

Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi

Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Salatiga)

106

Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan

Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi

S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)

Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan

Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal

Vo 13 No 155-62

Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan

Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau)

Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan

terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Metro)

Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal

Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam

Volume 7 Nomor 2 249- 270)

Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al

Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan)

Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan

Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi

terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian

107

Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah

dan Islam Universitas Indonesia tahun)

Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran

Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa

di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah

terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di

Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama

Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di

Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)

Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu

Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin

Jakarta)

Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan

Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan

Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi

S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang)

Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah

mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada

19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020

wib tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppmm42z313

108

Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid

ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah

pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib Tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus

2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib

Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba

Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh

pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-

center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml

Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam

di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-

umat-islam-di-indonesia-menurun

Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap

Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-

mengalamipenolakan-keluarga

Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat

Yayasan An- Naba Center

109

LAMPIRAN

Lampiran I

Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel

Independen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Karakteristik

Individu (X1)

Menurut

Robbins

karakteristik

individu adalah

cara

memandang ke

objek tententu

dan mencoba

menafsirkan apa

yang dilihatnya

yang

mencangkup

usia jenis

kelamin tingkat

pendidikan

status

perkawinan dan

masa kerja

Karakteristik

responden pada

penelitian ini

ada empat

aspek yaitu

usia jenis

kelamin

tingkat

pendidikan dan

masa kerja

1 Jenis kelamin

Jenis kelamin

responden yang

dibagi menjadi

dua jenis yaitu

laki-laki dan

perempuan

2 Usia

Lamanya waktu

hidup responden

yang dihitung

sejak tahun

kelahiran

sampai waktu

penelitian

berlangsung

3 Tingkat

pendidikan

110

dalam

organisasi112

Dalam hasil

penelitian Rusdi

dan Sari

memaparkan

bahwa salah

satu faktor yang

membuat para

mualaf

melakukan

konversi agama

dari agama

asalnya ke

agama islam

yaitu faktor

kemauan

kemauan

menjadi salah

satu pendorong

seseorang

melakukan

Jumlah tahun

sekolah formal

yang ditempuh

oleh responden

sampai

penelitian ini

berlangsung

4 Masa mualaf

Lamanya waktu

atau masa

konversi agama

responden

dihitung sejak

mengucapkan

dua kalimat

syahadat sampai

waktu penelitian

berlangsung

5 Kemauan

salah satu

faktor

mendorong

seseorang

112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)

hal 171

111

konversi

agama113

melakukan

konversi

agama

Seseorang

yang

melakukan

konversi

didasari karna

kemauan diri

sendiri atau

orang lain

keluarga

teman dan

lain

sebagainya

Materi

Bimbingan

Agama (X2)

Menurut

Djumhur dan

Moh Surya

bimbingan

adalah suatu

pemberian

bantuan yang

Bimbingan

agama dalam

penelitian ini

mencangkup

materi

bimbingan

agama (akidah

Materi bimbingan

agama

1 Akidah

mengetahui

pengetahuan

mualaf tentang

akidah islam

113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam

dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X

e-2621-7201

112

diberikan secara

sistematis dan

kontinyu kepada

individu atau

kelompok dalam

pemecahan

masalah yang

dihadapinya

agar tercapai

kemampuan

untuk

memahami diri

sendiri

kemampuan

untuk menerima

diri sendiri

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaian diri

ibadah dan

akhlak) dan

metode

bimbingan

agama

(ceramah

bimbingan

kelompok dan

tanya-jawab

atau dialog)

yang

berdasarkan

rukun iman

yakni iman

kepada Allah

iman kepada

Malaikat Allah

iman kepada

Kitab Allah

iman kepada

Rasul Allah

iman kepada

hari Kiamat

dan iman

kepada Qodarsquo

dan Qodar

Keyakinan ini

apakah dapat

menimbulkan

sifat jiwa yang

tercermin

dalam

perkataan

maupun

113

dengan

lingkungannya

baik keluarga

maupun

masyarakat114

Menurut M

Arifin

bimbingan

agama adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami

kesulitan baik

lahiriah maupun

batiniah yang

menyangkut

kehidupan di

masa kini dan

masa mendatang

berupa

pertolongan

dibidang mental

perbuatan

mualaf tersebut

2 Ibadah

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

ibadah sesuai

ketentuan atau

syariat Islam

berdasarkan

Rukun Islam

yakni Syahadat

Shalat Zakat

Puasa Haji

3 Akhlak

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

Akhlak Islam

yakni kepada

diri sendiri

Kepada orang

tua dan guru

114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7

114

spiritual

Membantu

seseorang

mampu

mengatasi

kesulitannya

dengan

kemampuan

yang ada pada

dirinya sendiri

melalui

dorongan

kekuatan iman

dan takwa

kepada Tuhan

yang maha

esa115

kepada saudara

dan teman

sebaya maupun

lingkungan

masyarakat

Metode

Bimbingan

Agama

1 Ceramah

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama kepada

mualaf secara

langsung

2 Bimbingan

Kelompok

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf secara

langsung

115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

115

dengan cara

diskusi

kelompok

3 Tanya

jawab atau

Dialog

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf melalui

tanya jawab

atau dialog

secara langsung

baik terkait

materi maupun

pengalaman

hidup

116

Variabel

Dependen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Kecerdasan

Spiritual (Y)

Menurut

Danah Zohar

dan Ian

Marshal

kecerdasan

spiritual (SQ)

adalah

kecerdasan

untuk

menghadapi

persoalan

makna atau

value yaitu

kecerdasan

untuk

menempatka

n perilaku

dan hidup

kita dalam

konteks

makna yang

lebih luas dan

kaya

Kecerdasan

Spiritual

adalah sesuatu

yang dimilki

dalam diri

seseorang

dalam

menghadapi

segala

persoalan

hidup dengan

penuh makna

atau nilai dan

memberikan

nilai yang luas

untuk jalan

hidupnya

Kemampuan

bersikap fleksibel

1 Mualaf dapat

dengan mudah

menyesuaikan

diri terhadap

lingkungan

baru

2 Mualaf dapat

beradaptasi dan

dapat

menerima

dengan mudah

dalam

lingkungannya

Tingkat

kesadaran diri

a Mualaf dapat

menempatkan

diri baik sikap

maupun

karakter

117

kecerdasan

untuk menilai

bahwa

tindakan

untuk jalan

hidup

seseorang

lebih

bermakna

dibandingkan

dengan yang

lain116

b Mualaf dapat

menyadari atau

introspeksi

kelebihan dan

kekurangan diri

dalam bersikap

baik dalam

lingkungan

keluarga

sekolah

maupun

masyarakat

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

1 Mualaf dapat

menjadikan

penderitaan

kesedihan

maupun

kegagalan di

116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

118

masa lalu sebagai

motivasi dan

kekuatan untuk

tetap

mempertahankan

jalan hidup yang

sudah dipilih

menjadi seorang

muslim

2 Bersikap optimis

dan berfikir

positif meski

harus terusir dari

keluarga mapun

belum di terima

dilingkungan

baru

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

melampaui rasa

sakit

1 Menjadikan

penderitaan

sebagai

119

tantangan

hidup yang

harus

dihadapi

2 Mualaf

dapat

menjalani

hidup

dengan

penuh

keyakinan

dan

keteguhan

hati meski

harus

merasakan

berbagai

penderitaan

dan rasa

sakit

Kualitas hidup

yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

1 Mualaf

dapat

120

memiliki

tujuan yang

jelas dalam

menjalani

hidup

2 Mualaf

dapat

menjalani

kehidupan

yang

bernilai dan

penuh

makna

Keengganan

untuk

menyebabkan

keinginan yang

tidak perlu

1 Mualaf agar

memiliki

sikap

prioritas

dalam

menjalani

hidupnya

121

2 Dapat

memilah

mana yang

penting bagi

hidupnya

maupun

yang tidak

didasari

kebermanfa

atannya

Kecenderungan

untuk melihat

keterkaitan

antara berbagai

hal

(berpandangan

ldquoholistikrdquo)

1 Mualaf dapat

menyikapi

segala

persoalan

dalam

hidupnya

semata karena

122

ketentuan

Allah

2 Segala sesuatu

yang menimpa

kehidupan

mualaf adalah

kebaikan yang

diberikan oleh

Allah

bersikap positif

terhadap apapun

yang menimpa

kehidupannya

1 Mualaf dapat

menerima

dengan baik hal

apapun yang

menimpanya

2 Mualaf dapat

berprasangka

baik terhadap

segala hal yang

menimpanya

123

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Materi Akidah r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

1

Saya meyakini bahwa Allah adalah

Tuhan yang menciptakan seluruh

alam semesta

-0179 0388 Tidak

Valid

2

Saya meyakini adanya Malaikat

yang mengawasi dan mencatat apa

saja yang saya lakukan

0411 0388 Valid

3

Saya meyakini bahwa Allah

mengutus rasul menjadi suri tauladan

bagi manusia

0599 0388 Valid

4

Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan

sebagai obat penenang dalam

menghadapi segala persoalan hidup

0577 0388 Valid

5

Saya meyakini segala perbuatan di

dunia akan dimintai pertanggung

jawaban di akhirat

0594 0388 Valid

Materi Ibadah

6

Saya berusaha melungkan waktu

untuk melaksanakan ibadah shalat

Sunnah

0268 0388 Tidak

Valid

7

Saya meyakini shalat adalah cara

terhubung paling baik dengan Tuhan

saat kita mulai putus asa

0382 0388 Valid

8 Saya melaksanakan ibadah puasa

Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid

9

saya mengetahui dan memahami

bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh

sebagai cara pensucian diri dari harta

yang bukan milik kita

0774 0388 Valid

124

10

saya mengetahui bahwa ibadah haji

adalah ibadah wajib umat muslim

dan di lakukan bagi yang sudah

mampu

0590 0388 Valid

Materi Akhlak

11 saya membiarkan teman saya yang

sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid

12

Saya mengetahui bahwa menghargai

orang lain dalam memilih agama

yang di anutnya adalah perbuatan

yang baik

0575 0388 Valid

13

Seorang muslim harus bertutur kata

dan bertingkah laku baik terhadap

orang lain

0313 0388 Tidak

Valid

14

Saya berpakaian menutupi aurat

sesuai dengan tuntunan Agama dan

bagian dari sopan santun dalam

berbusana

0516 0388 Valid

15 Saat ada teman kesusahan saya akan

membantunya 0411 0388 Valid

Metode Ceramah

16

saya tidak semangat saat

mendengarkan Ceramah dari

pembimbing Agama

0294 0388 Tidak

Valid

17

Hati saya lebih tenang setelah

mendenarkan ceramah yang

dibawakan pembimbing

0489 0388 Valid

18

Terkadang materi yang di sampaikan

berkaitan dan menjawab segala

persoalan yang sedang menimpa

saya hingga menjadikan saya lebih

kuat

0184 0388 Tidak

Valid

Metode Kelompok

125

19

Saya memanfaatkan bimbingan

kelompok untuk berinteraksi dengan

teman-teman

0301 0388 Tidak

Valid

20 saya tidak menyukai diskusi dalam

bimbingan kelompok 0355 0388

Tidak

Valid

21

Saat bimbingan kelompok saya bisa

berbagi pengalaman dengan teman-

teman dan mendapat penguatan dari

teman diskusi

0447 0388 Valid

Metode Diskusi

22

Saya merasa yakin dengan pilihan

yang saat ini saya yakini sebagai

muslim setelah menyampaikan

segala keraguan beragama kepada

pembimbing agama

0607 0388 Valid

23

Setelah berdialog dengan

pembimbing agama Saya lebih

termotivasi dan lebih kuat menjalani

sebagai muslim yang kaffah

0700 0388 Valid

24

Saya merasa lebih tenang saat

menyampaikan segala keluh kesah

yang menimpa kehidupan masa lalu

dan saat ini kepada pembimbing

agama

-0280 0388 Tidak

Valid

Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual

No

Kemampuan bersikap fleksibel

(adaptif secara spontan dan aktif)

r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

25 Saya mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar 0504 0388 Valid

26

saya menerima dan menghargai

pendapat maupun pilihan orang lain

termasuk pilihan dalam beragama

0690 0388 Valid

27 Saya menerima perubahan yang ada

dalam diri 0628 0388 Valid

126

Tingkat kesadaran diri

28 Saya mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid

29 Saya tidak membanding-bandingkan

hidup saya dengan orang lain -0104 0388

Tidak

Valid

30

saya merasa minder dengan

lingkungan baru saya sebagai

muslim

0644 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan

31

Segala masalah dan penderitaan yang

datang dalam hidup saya jadikan

sebagai motivasi untuk kembali

bangkit

0478 0388 Valid

32

Saya yakin bahwa segala masalah

yang datang adalah sebuah batu

loncatan untuk diri saya

0255 0388 Tidak

Valid

33

saat masalah datang dalam hidup

saya merasa sangat menderita dan

sedih

0455 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan melampaui rasa sakit

34

Saya berusaha sabar dan ikhlas

menerima setiap masalah yang

menimpa saya

0506 0388 Valid

35

Saya yakin bahwa masalah yang

datang adalah kasih sayang dari

Allah untuk menebus dosa-dosa

saya

0159 0388 Tidak

Valid

36 Saya mampu mengambil hikmah dari

setiap masalah hidup 0602 0388 Valid

Kualitas hidup yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

127

37 Saya memiliki dan mampu

memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid

38 saya kurang bersemangat dalam

menjalani hidup 0484 0388 Valid

39 Saya mampu menggapai dan

mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak

Valid

Keengganan untuk menyebabkan

keinginan yang tidak perlu

40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak

Valid

41 Saya memilah segala kegiatan yang

harus saya kerjakan 0146 0388

Tidak

Valid

42

Saya akan mendahulukan ibadah

sebelum melakukan aktivitas sehari-

hari

0431 0388 Valid

Kecenderungan untuk melihat

keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

43 Ketika masalah datang saya yakin

bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid

44

Saat semua orang menjauhi saya

hingga mengusir saya saya yakin

bahwa Allah selalu bersama saya

0520 0388 Valid

45

Setiap musibah yang datang dalam

hidup saya saya yakin itu sudah

takdir dan pilihan terbaik dari Allah

0339 0388 Tidak

Valid

bersikap positif terhadap apapun

yang menimpa kehidupannya

46 saya menerima hal apapun yang

menimpa hidup saya -0040 0388

Tidak

Valid

47

saya yakin pasti ada kebaikan dari

setiap masalah yang datang dalam

kehidupan saya

0675 0388 Valid

128

48

saya yakin Allah selalu bersama saya

meskipun masalah datang bertubi-

tubi

0391 0388 Valid

129

Lampiran 3

Daftar pedoman wawancara Responden

No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama

1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah

2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat

3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah

4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak

menerima anda sebagai seorang mualaf

5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari

pembimbing agama

6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-

teman anda

7

Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat

penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing

agama

No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual

1

Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih

agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun

keluarga

2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali

segala kesalahan dan dosanya

3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh

orang lain

4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang

datang dalam hidup anda

5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak

menerima anda menjadi seorang mualaf

6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang

setelah menjadi seorang mualaf

130

7

Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah

masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu

yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan

terlebih dahulu

8

Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang

menimpa anda datang begitu saja dengan secara

kebetulan

9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang

datang dalam kehidupan anda

131

Lampiran 4

Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS

Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Correlations

Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual

Spearman

s rho

Karakteristik Individu Correlation

Coefficient 1000 -169 -198

Sig (2-tailed) 331 254

N 35 35 35

Bimbingan Agama Correlation

Coefficient -169 1000 760

Sig (2-tailed) 331 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -198 760 1000

Sig (2-tailed) 254 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

132

Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Usia Correlation

Coefficient 1000 253 083 122 -312

Sig (2-tailed) 143 634 486 068

N 35 35 35 35 35

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient 253 1000 004 012 -230

Sig (2-tailed) 143 984 947 183

N 35 35 35 35 35

Pendidikan Formal Correlation

Coefficient 083 004 1000 -237 -123

Sig (2-tailed) 634 984 170 483

N 35 35 35 35 35

Masa Muallaf Correlation

Coefficient 122 012 -237 1000 199

Sig (2-tailed) 486 947 170 251

N 35 35 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -312 -230 -123 199 1000

Sig (2-tailed) 068 183 483 251

N 35 35 35 35 35

133

Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Materi Metode Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Metode Correlation Coefficient 704 1000 685

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

134

Lampiran 5

Data Skor Responden

Bimbingan Agama

R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117

R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107

R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111

R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105

R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109

R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113

R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105

R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114

135

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115

R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117

R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116

R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105

R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118

R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109

R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116

R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117

R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108

R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113

R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117

136

Kecerdasan Spiritual

R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah

R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107

R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108

R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96

R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93

R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98

R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109

R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114

R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98

R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112

R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105

R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107

R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99

R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115

R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115

137

R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115

R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112

R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110

R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103

R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103

R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98

R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93

R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111

R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104

R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111

R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106

R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112

R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117

R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103

R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114

R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104

138

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center

139

Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang

Kupang Nusa Tenggara Timur

140

141

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-

Naba Center

142

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-

Naba Center

143

Lampiran 7

Surat-surat

144

145

146

147

Page 10: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

vii

BAB III METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian helliphelliphelliphelliphellip 56

B Tempat dan Waktu penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 57

C Populasi dan Sampel helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

D Sumber Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

E Variabel dan Devinisi Operasional

Penelitian helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

60

F Teknik Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 62

G Intrumen Pengumpulan Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 72

H Teknik Analisis Data helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 74

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

75

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 76

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba

Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

77

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center helliphelliphelliphellip 78

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba

5 Center helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

79

6 Program Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 81

7 Pembinaan Bimbingan Agama helliphelliphelliphelliphelliphellip 84

B Temuan Hasil Penelitian dan

Pembahasan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

85

1 Karakteristik Individu Responden helliphelliphelliphellip 87

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

89

3 Analisis Data Uji Korelasi helliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 98

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saran helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan

pemurtadan tahun 2015

4

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf

53

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba

Center

79

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63

2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama sebelum uji instrumen

66

3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama setelah uji instrumen

67

4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan

Spiritual sebelum diuji instrumen

68

5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan

Spiritual setelah diuji instrumen

70

6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat

Keandalan Instrumen Ukuran dari

Cronbach

71

7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan

Agama

71

8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan

Spiritual

72

9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan

74

10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putri di Yayasan An- Naba

Center

82

11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putra di Yayasan An- Naba

Center

84

x

12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

85

13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia

86

14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan

Pendidikan Formal

86

15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan

Masa Mualaf

87

16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di

Yayasan An-Nabarsquo Center

88

17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual

mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

89

18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara

Karakteristik Individu dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

91

19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun

2021

92

xi

20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Bimbingan Agama dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

93

21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada tahun 2021

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden

Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 Data Skor Responden

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat- surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling

sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya

manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa

dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di

datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga

menimbulkan kesedihan yang begitu dalam

Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan

keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang

dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa

aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)

dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1

Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga

mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia

yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal

maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk

mewujudkan kebutuhan tersebut

Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama

adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi

meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam

jiwanya

1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi

dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman

(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41

2

Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri

berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis

sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber

pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu

memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai

makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya

Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya

Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada

kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang

dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya

adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para

artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya

Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro

dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan

dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan

sosial yang rukun dan damai

Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di

Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003

jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir

angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2

2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi

jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019

httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019

1020 wib

3

Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah

yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar

baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan

adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi

ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi

pembimbing Agama

Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian

khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama

Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati

nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu

masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap

kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika

masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan

kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke

agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa

Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman

berganti menjadi ingkar3

Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam

menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014

Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat

Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam

hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat

menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka

3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

4

pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara

Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun

Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim

Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika

ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4

Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian

Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat

tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun

20155

4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di

Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-

indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

0

10

20

30

40

50

60

Rawan Pemurtadan

5

Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab

seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya

ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)

terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin

Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat

Islam paling ekstrimrdquo6

Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang

dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat

Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan

fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya

mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari

lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi

menjadi seorang muslim seutuhnya

Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi

memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)

Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan

tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang

tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya

rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya

hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib

6

tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap

keselamatan jiwardquo7

Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar

semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang

meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari

lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu

hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka

secara lebih jauh8

Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu

besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat

berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar

di masjid dan di jalanan9

Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan

pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang

untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi

Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung

resiko

7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf

Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-

keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan

Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara

Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II

No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom

ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni

2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-

pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

7

Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan

perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen

terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya

Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang

yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang

belum memahami islam seutuhnya

Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan

bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa

mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang

muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan

surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi

أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط

بين عدو ٢٠٨ م

ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu

turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimurdquo10

Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208

adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara

parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-

hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri

tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf

10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208

Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016

8

yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk

sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah

akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari

itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan

peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan

menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan

agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri

individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk

berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-

Nya serta tabah menerima ujian-Nya12

begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan

agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan

peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan

spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani

menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa

lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem

maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau

value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup

kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

9

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain13

Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14

Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang

dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala

kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan

yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun

kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian

baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya

Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu

mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan

13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1

Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57

10

masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada

mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz

Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal

pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid

Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para

mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami

agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa

terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa

menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya

(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-

mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan

kepada mereka

Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah

mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya

maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing

15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal8

11

untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat

berpengaruh bagi agama Islam

Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah

dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin

meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di

hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya

maupun kehidupannya kini sebagai muslim

Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang

meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual

mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada

Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya

pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16

Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang

bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa

warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam

penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18

16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan

Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan

penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan

Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri

12

Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa

menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang

pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik

di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian

Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan

membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba

Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo

B Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang

dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti

berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun

pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi

dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-

Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Ponorogo 2019)

13

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat adalah

a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di akhirat

b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau nilai untuk

menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain

c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

diantaranya

a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan

Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah

Baru- Ciputat

14

c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain

a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden

dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik

Responden dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Manfaat Penelitian

a Manfaat Akademis

1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

terutama pada mata kuliah Psikologi Islam

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi

Pembimbing agama maupun penyuluh agama

15

yang mengkhususkan pembinaan terhadap

Mualaf

b Manfaat Praktis

1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam

memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan

reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan

kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun

penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang

Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

D Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang

menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri

Yakni diantaranya sebagai berikut

Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan

Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

16

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan

agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257

sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari

r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799

dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian

hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan

masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah

alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat

rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang

berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini

ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket

instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data

Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan

variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran

17

penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan

sasaran penelitian mualaf21

Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja

Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada

remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai

sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan

perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22

Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah

kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun

menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis

di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut

adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami

pembaca

21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi

Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No

155-62

18

Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada

variabel independen dan dependen Variabel independen

penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan

emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan

variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel

dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan

berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel

dependen kecerdasan spiritual

Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di

Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian

Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di

panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan

antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak

di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan

berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005

ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian

terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam

terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman

Azzahra Kota Pekanbaru

Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi

kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam

19

beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam

penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independent dan dependen Variabel dependen

penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan

penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23

Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam

jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap

kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab

Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi

sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat

dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt

ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual

23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)

20

kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja

karyawan

Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak

rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di

beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan

pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan

baik

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independen dan dependen jika di variabel

independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan

spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kinerja karyawan

Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti

tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi

Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)

dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa

gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa

dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal

maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang

cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional

mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam

penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa

21

mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik

dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi

Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang

masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa

kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang

dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan

kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca

mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami

penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel

dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen

hanya kecerdasan spiritual24

Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran

Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara

Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri

bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran

beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa

Tengah

24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan

Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)

(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur

Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)

22

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil

penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri

Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar

20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama

sebesar 322

Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup

rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan

dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah

pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga

pembaca dapat memahami penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis

menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25

Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh

Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal

Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan

25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016)

23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan

spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi

sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-

Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel

16839 dan nilai signifikannya -0806lt005

Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika

kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan

paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini

adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga

dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

pada variabel independen Variabel independen tersebut

menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis

menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26

E Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman

penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang

skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif

26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)

24

Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini

terbagi dalam lima bab yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah

Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan

Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

yaitu teori mengenai peran pembimbing agama

meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan

mualaf

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

jenis penelitian tempat dan waktu penelitian

variabel penelitian sumber data populasi dan

sampel hipotesis penelitian definisi operasional

variabel Teknik pengumpulan data uji validitas

instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik

analisis data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat

25

yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf

visi misi dan tujuannya program-program serta

struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan

Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian

menjelaskan temuan dan analisis data tentang

hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan

spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-

data hasil peneitian hasil angket identifikasi

responden deskripsi hasil penelitian dan analisis

data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah

dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama

1 Pengertian Bimbingan

Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin

menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata

ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti

menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur

mengarahkan dan memberi nasihat27

istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan

atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan

berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua

bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya

bimbingan28

Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar

individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian

27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16

27

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan

norma-norma yang berlaku30

Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan

melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31

Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni

1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung

arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh

nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat

mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya

2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat

menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut32

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

28

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa33

Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian

berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam

memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan

untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan

menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun

lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia

maupun ahirat

2 Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz

Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam

sebagai berikut34

a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan

kebersihan jiwa dan mental

33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

29

b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan

manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan

c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada

individu sehingga muncul dan berkembang rasa

toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong

menolong dan rasa kasih sayang

d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi

tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya

sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat

memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan

bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan

kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan

kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal

menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang

bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan

dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang

ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang

sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35

35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

30

3 Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya

bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36

a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan

sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah

b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang

berfungsi untuk dapat mengembangkan dan

memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun

potensi yang dimiliki terbimbing

c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang

membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing

dan lingkungannya

d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan

dalam memberikan bantuan dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi terbimbing

e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang

diberikan dapat membantu terbimbing dalam

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah

dan mantap

4 Materi Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami

kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan

mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau

36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta

PT Rineka Cipta 1995) hal 9

31

ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi

Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain

meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan

ikhsan (akhaq)37

a Keimanan (Aqidah)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)

yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah

Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak

segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau

aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti

keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat

menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan

maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan

keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39

37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha

Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga

Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim

dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi

1996) hlm 24

32

Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang

lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi

orang yang bertakwa40

a Keislaman (syarirsquoah)

Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa

Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju

sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga

diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat

merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan

dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman

Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi

ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م

١٨ يعلمون

Artinya Kemudian kami jadikan engkau

(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari

agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan

janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang

yang tidak mengetahui41

Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu

mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan

40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji

Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500

33

mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala

perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan

Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42

Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam

beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya

a) Adanya suatu perbuatan

b) Dilakukan oleh orang muslim

c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok

ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu

zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan

ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban

yang menyertai pokok ibadah itu43

b Ikhsan (akhlaq)

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa

yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah

(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)

alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang

baik) dan al-din (agama)44

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau

khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq

42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika

Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2012) hal 1

34

kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-

Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi

٤ عظيم خلق لعلى وإنك

Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang luhur 45

Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi

pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara

kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai

murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat

Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak

bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi

manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang

buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan

memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan

perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan

lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun

sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr

tt) hal 56

35

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat

5 Metode Bimbingan Agama

Dalam surah An- Nahl ayat 125

دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج

أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي

١٢٥ بٱلمهتدين

Artinya Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

siapa yang mendapat petunjuk47

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan

berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang

tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara

harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang

berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian

hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan48

47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43

36

Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik

Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang

kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang

dapat menambah kemampuan bagi terbimbing

Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami

bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama

maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan

agama diantaranya

a Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum

cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok

(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk

menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya

dengan kondisi terbimbing yang beragam49

b Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing50

49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)

hal122

37

Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila

memenuhi persyaratan sebagai berikut

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada

yang dibimbing

2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh

seseorang yang dibimbing

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi

dan kondisi yang memberikan perasaan damai

dana man serta santai kepada seorang yang

dibimbing51

Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada

metode yang biasa dilakukan yakni

1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan

dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar

intelek dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran

agama

2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang

digunakan untuk menunjukkan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional

3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan

contoh yang benar dan tepat agar yang di

51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45

38

bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari

apa yang diterimanya secara logika dan

penjelasannya akan teori yang masih baku

(tekstual) 52

B Kecerdasan Spiritual

1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari

semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus

mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan

lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di

turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas53

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal12

39

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain54

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu

menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah

berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal

Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik

dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56

54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

40

a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan

dan aktif)

b Tingkat kesadaran diri

c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan

d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit

e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak

perlu

g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)

h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo

atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-

jawaban yang mendasar

i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi

seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga

cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh

pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab

untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi

kepada orang lain yang memberikan petunjuk

penggunaannya

41

Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab

HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya

yakni57

a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan

material

b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang

memuncak

c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-

hari

d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber

spiritual guna menyelesaikan masalah

e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih

sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan

Seperti memberi maaf bersyukur atau

mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati

menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah

sebagian dari kebajikan

3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses

membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf

memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun

57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan

Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281

42

lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang

pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam

hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo

Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini

secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)

mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan

menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif

Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu

dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta

kehidupan secara umum

Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan

suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah

yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut

adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan

ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber

dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta

bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan

ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha

Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo

Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan

kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri

kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat

akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik

sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic

power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual

43

yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama

keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot

manusia59

Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang

memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus

melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa

menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60

4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu

berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi

kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan

kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang

menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang

diantaranya61

a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego

b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

anaknya

c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak

d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan

Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)

44

e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman

menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak

berharga

Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62

a Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia

mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks

luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian

yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG

(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual

b Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya

bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat

ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia

menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan

memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan

merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu

62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83

45

adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek

diri dan seluruh segi kehidupan

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul

dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan

seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan

C Mualaf

Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari

ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak

dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang

yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum

Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum

= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang

yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam

Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan

diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64

Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf

maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir

63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam

(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana

Semesta Intermedia 2009) hal 231

46

Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi

perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya

demi kemaslahatan65

Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk

islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat

diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya

untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama

kaum muslimin66

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan

hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka

baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada

di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui

Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri

untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa

beribadah secara mandiri

D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan

65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar

Nusa 2002) hal 563

47

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam

berdasarkan norma-norma yang berlaku67

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa68

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain69

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku

67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

48

dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola

pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena

Allahrdquo

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa

bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan

karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk

mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari

sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian

ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada

bab IV

E Kerangka Berpikir

Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren

hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi

Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami

kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama

Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari

keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan

tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan

dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata

layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan

sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi

gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah

49

tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang

singkat70

Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa

menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi

perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak

persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf

tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya

maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)

Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik

belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi

ingkar71

Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian

Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun

2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan

Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni

pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi

Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi

Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20

70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba

Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

50

persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)

adalah kemiskinan73

Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa

mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah

satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74

Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan

kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode

yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan

berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah

bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog

Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga

islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para

mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia

Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini

72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

51

memiliki 3 program yakni program pembinaan program

pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat

kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para

pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan

baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang

baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf

akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang

dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah

satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75

Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf

akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya

Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat

berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni

karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins

Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan

umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti

menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin

pendidikan umur dan masa mualaf

75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)

hal 171

52

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat

dilihat pada Gambar 2

53

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

Bimbingan Agama (X2)

1 Materi

Bimbingan

Agama

a Akidah

b Ibadah

c Akhlak

2 Metode

Bimbingan

Agama

a Ceramah

b Bimbingan

Kelompok

c Tanya-jawab

dan Dialog

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Responden

1 Jenis Kelamin

2 Usia

3 Pendidikan

4 Masa Mualaf

Kecerdasan Spiritual (Y)

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

2 Tingkat kesadaran

diri

3 Kemampuan

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

4 Kempuan

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

5 Kualitas hidup yang

diilhami

Oleh visi dan nilai-

nilai

6 Keengganan untuk

menyebabkan

Keinginan yang tidak

perlu

7 Berpandangan

holistic

8 Berfikir positif

54

F Hipotesis Penelitian

pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi

mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang

diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini melalui uji empiris yaitu

Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat

Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik individu dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu

ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha

diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho

diterima dan Ha ditolak

77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik78

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai

rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah

terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah

perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis

instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang

digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar

menurut ketentuan dan telah disepakati79

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf

dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D

(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58

56

populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan

Sampel fenomena secara detail80

B Tempat dan Waktu penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat

di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl

Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode

Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5

bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini

didasarkan pada fakta sebagai berikut

1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-

benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa

memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman

dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani

hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan

pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan

bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya

2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga

Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi

yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan

80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62

57

maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru

mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk

islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya

3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh

mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat

kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren

Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di

Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

C Populasi dan Sampel

1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang

merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan

sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik

populasi yaitu82

a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan

b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan

benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam

suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan

81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146

58

c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat

tertentu yang memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan dari keadaan itu

d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil

penelitian itu dapatat digeneralisasikan

Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria

minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah

3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua

kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan

asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan

kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama

Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk

dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama

2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian

(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini

menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik

pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah

100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota

83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT

remaja Rosda Karya 1994) hal 78

59

populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang

dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84

D Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada

penelitian ini yaitu

1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di

mana peristiwa terjadi86

Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh

melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan

beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren

2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

kuesioner87

84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94

60

E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian

Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah

Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam

penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual

bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara

intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk

membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual

b Variabel Dependen (Y)

Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)

dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf

(Variabel Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan

spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup

menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran I

61

F Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik

pengumpulan data yaitu

1 Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi

dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh

pandangan yang holistik dan menyeluruh89

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan

pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf

yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Kuesioner

Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang

berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan

maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa

pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media

88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)

cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199

62

yang lain91

3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan

Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa

kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92

Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan

informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta

memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama

penelitian

G Intrumen Penumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan

data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama

terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap

91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed methods)

(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327

63

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial93

Tabel 1 Skor Skala Semi Likert

No Alternatif Skala Likert Positif Negatif

1

2

3

4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

2

1

1

2

4

5

1 Skala Bimbingan Agama

Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua

aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan

agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni

akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama

yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog

2 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan

delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar

dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat

kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan

93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

64

penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan

holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan

ldquobagaimana jikardquo

Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan

mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur

ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96

3 Uji Validitas dan Realiabilitas

a Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97

Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan

dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori

respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-

individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam

karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98

95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta

Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD

(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Refika Aditama 2015) Hal 472

65

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument

yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

korelasi berganda

Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang

digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin

diukur yakni99

1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03

2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-

2) n= jumlah sampel

3 Nilai Sig ge α

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam

melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan

untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product

moment yaitu100

rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)

radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]

keterangan

r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas

X dan Y

n=jumlah responden

99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48

66

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)

Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable

Bimbingan Agama sebelum uji instrumen

Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama

sebelum uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 12345 - 5

2 Ibadah 678910 - 5

3 Akhlak 12131415 11 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 1718 16 3

5 Bimbingan

Kelompok 1921 20 3

6

Tanya

Jawab atau

Dialog

222324 - 3

Jumlah 24

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-

Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur

dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada

26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable

bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item

valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid

kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan

67

pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan

BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji

instrumen

Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah

uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 2345 1 5

2 Ibadah 78910 6 5

3 Akhlak 11121415 13 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 17 1618 3

5 Bimbingan

Kelompok 21 1920 3

6 Diskusi 2223 24 3

Jumlah 24

Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen

68

Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual

sebelum diuji instrumen

Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang

diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir

pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2

item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

3132 33 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan

nilai-nilai

3739 38 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

464748 - 3

Jumlah 24

69

diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan

data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 2

Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen

Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual

setelah diuji instrumen

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

313332 - 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

373839 - 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan

ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

4748 46 3

70

b Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban

yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5

1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility

Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi

SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

koefisien realibilitas (r11) gt 06101

α = (119870

119870 minus 1) (

1198781199032 minus sum119878119894

2

1198781199092

)

Keterangan

α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach

K Jumlah item pertanyaan

sum1198781198942 Jumlah varians skor item

101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57

Jumlah 24

71

1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102

Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan

Instrumen Ukuran dari Cronbach

Hasil Uji Alpha

Cronbach

Derajat Keandalan

lt 05 Tidak dapat digunakan

05-06 Jelek (poor)

06-07 Cukup atau dapat diterima

07-09 Bagus (good)

gt09 Luar biasa bagus

(exellent)

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

867 24

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar

0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala

Kecerdasan Spiritual

102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung

Refika Aditama 2015) hal 470

72

Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

780 24

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar

0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel

terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan

nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan

dinyatakan reliabel

H Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis

langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam

103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 226

73

penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik

infersensial

1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data

penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan

satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan

untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang

bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren

Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat

2 Analisis Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Statistik inferensial merupakan metode analisis yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan

antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan

penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat

inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada

sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini

menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman

104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100

105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) hal 532

74

Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan

(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan

sumber data antar variabel tidak harus sama106

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk

mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara

variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan

agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini

yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel independen yaitu karakteristik individu yang

mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut

yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji

koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang

kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah

r = 020 ndash 0399 Rendah

r = 040 ndash 0599 Sedang

r = 060 ndash 0799 Kuat

r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat

106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D

(Bandung Alfabeta 2012) hal 153

75

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center

Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba

Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz

Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau

adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana

sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para

mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah

Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia

khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena

mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak

mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan

hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak

itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan

pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para

mualaf diseluruh wilayah Indonesia

Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun

pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di

daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014

beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari

pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari

tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf

cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau

76

juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi

Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini

jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5

(lima) wilayah

Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-

Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan

tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak

mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan

pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari

pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan

Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas

muslim maupun non-muslim

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center

Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu

menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah

islamiyahrdquo

Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang

akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter

serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center

dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut

a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum

dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah

b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh

berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah

77

c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan

perbandingan agama

d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah

mandiri dan terampil

e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum

muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung

terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di

kalangan saudara kita kaum Mualaf

f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak

masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan

pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang

merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah

masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center

Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan

pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta

pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah

agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan

hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat

ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya

sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus

ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah

78

dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-

muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami

betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah

pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini

mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf

itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam

kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan

menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo

Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba

Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil

hingga merambah di beberapa wilayah nusantara

79

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center

Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center

dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center

PEMBINA

Ferdius

Ndruru

KETUA amp PENGASUH

KH Syamsul Arifin Nababan

PENGAWAS

Siti Hamidah

SEKRETARIS

Leli Yuheni

BENDAHARA

Siti Fatimah

DEWAN GURU

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan

2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya

3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc

MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc

MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna

SANTRI

80

5 Program Bimbingan Agama

a Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui

kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-

ceramah umum

b Program Pendidikan

Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c Program Pengembangan

1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan sarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

d Program Jangka Panjang

a) Program Perluasan Dakwah

Membangun cabang-cabang pesantren

Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah

Indonesia

Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah

minoritas muslim

b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri

An-Naba

81

e Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat

SMP- Perguruan Tinggi

2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi

3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi

para mualaf

f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

1) Mendirikan usaha kuliner

2) Membangun bisnis berbasis online

3) Membangun usaha retail

6 Program Pembinaan Agama

Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan

An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11

Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

82

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan

tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

9 2200 - 0429 Istirahat

83

Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600

Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari

jumat Tahsin diganti dengan membaca 4

surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-

waqiah dan Al- Mulk)

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

10 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh

mengerjakan tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

84

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

8 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

9 2200 - 0429 Istirahat

Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai

berikut

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan

Agama)

2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah

Islamiyah)

3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)

4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)

5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)

6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)

7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)

8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)

9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)

85

B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1 Karakteristik Individu Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti

bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan

sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

penulis tentukan

Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni

berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf

diuraikan sebagai berikut

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 12

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki 9 26

Perempuan 26 74

Total 35 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil

terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan

agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden

berjenis kelamin laki-laki

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 13

86

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kategori Usia Jumlah Presentase

Remaja 12- 21 Tahun 29 83

Dewasa 22- 45 Tahun 6 17

Total 35 100

Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden

didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel

terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21

tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat

dilihat pada tabel 14

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Jumlah ()

Rendah (0-9 tahun) 6 17

Sedang (10-12 tahun) 19 54

Tinggi (13-16 tahun) 10 29

Total 35 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas

responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada

tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima

87

pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan

pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-

16 tahun)

Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat

dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf

Kategori Masa Mualaf Jumlah ()

Rendah 3 -36 bulan 22 63

Sedang 37 bulan ndash 72

bulan 11 31

Tinggi 73 bulan -104

bulan 2 6

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk

islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa

mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)

dan kategori tinggi (73- 104 bulan)

88

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden

Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual

santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo

Center

No

Kategori

Kecerdasan

Spiritual

Jumlah Skor

Jawaban

Responden

Frekuensi ()

1 Rendah 93- 105 14 40

2 Tinggi 106- 120 21 60

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan

(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan

spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan

spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan

spiritual

Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual

yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri

3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan

89

untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan

holistik

3 Analisis Data Uji Korelasi

a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa

mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian

tersebut diolah menggunakan Program statistical Package

for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

No Peubah Variabel

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik

Individu -0198 0254

2 Bimbingan Agama 0760 0000

Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berhubungan nyata pada α= 1 (005)

90

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan

kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17

yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua

() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi

pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

kecerdasan spirituannya

b Hubungan Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba

Center

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18

91

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik Individu -0198 0254

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien

antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan

diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021

Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

92

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Usia -0198 0254

2

Tingkat Pendidikan

Formal -0123 0483

3 Masa Mualaf 0199 0251

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian

karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan

formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi

usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya

antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika

usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual

meningkat

Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan

spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign

0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan

formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika

semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti

semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif

antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual

mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign

93

0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan

tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika

semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf

c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan

Diri Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19

menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama

dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-

Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19

94

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan

agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760

Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan

yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005

kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang

bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan

antara variabel bimbingan agama dengan variabel

kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin

tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

nilai kecerdasan spiritual dirinya

Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)

sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005

Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

95

No

Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Materi 0740 0000

2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20

menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan

metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual

mualaf

Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan

hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda

bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada

angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif

Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama

seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau

semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang

maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan

agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi

bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak

Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa

96

terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-

lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa

nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai

signifikansi sebesar 000 lt 005107

Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah

dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian

Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah

akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi

sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti

korelasi cukup dan bersifat positif108

Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan

(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()

artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya

semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang

maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau

107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan

Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU

Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah

Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

97

jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama

seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel

20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang

tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf

Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa

bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang

telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat

pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban

sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya

terhadap agama yang dianutnya109

109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun

Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)

98

Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan

agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan

spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000

(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga

menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan

yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual

remaja 111

110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)

siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling

Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)

99

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah

dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan

mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki

(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia

(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa

usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan

tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang

(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah

(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan

dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa

mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah

(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash

72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104

bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat tergolong tinggi

2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai

100

signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari

005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat

dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan

agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat

3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru

Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut

7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan

dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama

bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan

lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang

di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat

sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan

penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar

pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk

materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu

tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan

makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun

dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar

ibadah

101

8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait

bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual

Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang

bagian yang ada pada bimbingan agama maupun

kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun

keefektivitasannya

102

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung

Alfabeta

Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama

Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1

P-ISSN 2442-725X e-2621-7201

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta

Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah

208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02

Wonosobo

Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif

Bandung PT Revika Aditama

Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group

Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung

Alfabeta

Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS

Jakarta Kencana

Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk

Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka

Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

103

Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan

R amp D Bandung ALFABETA

Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT

Wahana Semesta Intermedia

Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor

Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang

Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di

Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1

Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT

Indeks

Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual

Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam Jakarta Arga

Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi

IV

104

Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera

Antar Nusa

Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan

Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka

Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk

Memaknai Kehidupan Bandung Mizan

Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam

Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve

Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan

Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan

Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)

Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta PT Rineka Cipta

Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi

Bandung PT remaja Rosda Karya

Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta

Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central

Medika Surabaya

Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali

Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali

Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori

Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)

Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia

105

Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya

Usaha Nasional

Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press

Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental CrHaji Masagung Jakarta

Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-

Fikr tt)

Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah

Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama

Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim

Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam

Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center

Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan

Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol

1 No 1)

Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi

Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Salatiga)

106

Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan

Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi

S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)

Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan

Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal

Vo 13 No 155-62

Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan

Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau)

Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan

terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Metro)

Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal

Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam

Volume 7 Nomor 2 249- 270)

Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al

Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan)

Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan

Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi

terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian

107

Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah

dan Islam Universitas Indonesia tahun)

Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran

Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa

di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah

terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di

Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama

Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di

Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)

Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu

Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin

Jakarta)

Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan

Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan

Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi

S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang)

Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah

mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada

19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020

wib tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppmm42z313

108

Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid

ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah

pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib Tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus

2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib

Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba

Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh

pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-

center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml

Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam

di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-

umat-islam-di-indonesia-menurun

Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap

Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-

mengalamipenolakan-keluarga

Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat

Yayasan An- Naba Center

109

LAMPIRAN

Lampiran I

Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel

Independen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Karakteristik

Individu (X1)

Menurut

Robbins

karakteristik

individu adalah

cara

memandang ke

objek tententu

dan mencoba

menafsirkan apa

yang dilihatnya

yang

mencangkup

usia jenis

kelamin tingkat

pendidikan

status

perkawinan dan

masa kerja

Karakteristik

responden pada

penelitian ini

ada empat

aspek yaitu

usia jenis

kelamin

tingkat

pendidikan dan

masa kerja

1 Jenis kelamin

Jenis kelamin

responden yang

dibagi menjadi

dua jenis yaitu

laki-laki dan

perempuan

2 Usia

Lamanya waktu

hidup responden

yang dihitung

sejak tahun

kelahiran

sampai waktu

penelitian

berlangsung

3 Tingkat

pendidikan

110

dalam

organisasi112

Dalam hasil

penelitian Rusdi

dan Sari

memaparkan

bahwa salah

satu faktor yang

membuat para

mualaf

melakukan

konversi agama

dari agama

asalnya ke

agama islam

yaitu faktor

kemauan

kemauan

menjadi salah

satu pendorong

seseorang

melakukan

Jumlah tahun

sekolah formal

yang ditempuh

oleh responden

sampai

penelitian ini

berlangsung

4 Masa mualaf

Lamanya waktu

atau masa

konversi agama

responden

dihitung sejak

mengucapkan

dua kalimat

syahadat sampai

waktu penelitian

berlangsung

5 Kemauan

salah satu

faktor

mendorong

seseorang

112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)

hal 171

111

konversi

agama113

melakukan

konversi

agama

Seseorang

yang

melakukan

konversi

didasari karna

kemauan diri

sendiri atau

orang lain

keluarga

teman dan

lain

sebagainya

Materi

Bimbingan

Agama (X2)

Menurut

Djumhur dan

Moh Surya

bimbingan

adalah suatu

pemberian

bantuan yang

Bimbingan

agama dalam

penelitian ini

mencangkup

materi

bimbingan

agama (akidah

Materi bimbingan

agama

1 Akidah

mengetahui

pengetahuan

mualaf tentang

akidah islam

113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam

dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X

e-2621-7201

112

diberikan secara

sistematis dan

kontinyu kepada

individu atau

kelompok dalam

pemecahan

masalah yang

dihadapinya

agar tercapai

kemampuan

untuk

memahami diri

sendiri

kemampuan

untuk menerima

diri sendiri

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaian diri

ibadah dan

akhlak) dan

metode

bimbingan

agama

(ceramah

bimbingan

kelompok dan

tanya-jawab

atau dialog)

yang

berdasarkan

rukun iman

yakni iman

kepada Allah

iman kepada

Malaikat Allah

iman kepada

Kitab Allah

iman kepada

Rasul Allah

iman kepada

hari Kiamat

dan iman

kepada Qodarsquo

dan Qodar

Keyakinan ini

apakah dapat

menimbulkan

sifat jiwa yang

tercermin

dalam

perkataan

maupun

113

dengan

lingkungannya

baik keluarga

maupun

masyarakat114

Menurut M

Arifin

bimbingan

agama adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami

kesulitan baik

lahiriah maupun

batiniah yang

menyangkut

kehidupan di

masa kini dan

masa mendatang

berupa

pertolongan

dibidang mental

perbuatan

mualaf tersebut

2 Ibadah

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

ibadah sesuai

ketentuan atau

syariat Islam

berdasarkan

Rukun Islam

yakni Syahadat

Shalat Zakat

Puasa Haji

3 Akhlak

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

Akhlak Islam

yakni kepada

diri sendiri

Kepada orang

tua dan guru

114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7

114

spiritual

Membantu

seseorang

mampu

mengatasi

kesulitannya

dengan

kemampuan

yang ada pada

dirinya sendiri

melalui

dorongan

kekuatan iman

dan takwa

kepada Tuhan

yang maha

esa115

kepada saudara

dan teman

sebaya maupun

lingkungan

masyarakat

Metode

Bimbingan

Agama

1 Ceramah

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama kepada

mualaf secara

langsung

2 Bimbingan

Kelompok

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf secara

langsung

115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

115

dengan cara

diskusi

kelompok

3 Tanya

jawab atau

Dialog

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf melalui

tanya jawab

atau dialog

secara langsung

baik terkait

materi maupun

pengalaman

hidup

116

Variabel

Dependen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Kecerdasan

Spiritual (Y)

Menurut

Danah Zohar

dan Ian

Marshal

kecerdasan

spiritual (SQ)

adalah

kecerdasan

untuk

menghadapi

persoalan

makna atau

value yaitu

kecerdasan

untuk

menempatka

n perilaku

dan hidup

kita dalam

konteks

makna yang

lebih luas dan

kaya

Kecerdasan

Spiritual

adalah sesuatu

yang dimilki

dalam diri

seseorang

dalam

menghadapi

segala

persoalan

hidup dengan

penuh makna

atau nilai dan

memberikan

nilai yang luas

untuk jalan

hidupnya

Kemampuan

bersikap fleksibel

1 Mualaf dapat

dengan mudah

menyesuaikan

diri terhadap

lingkungan

baru

2 Mualaf dapat

beradaptasi dan

dapat

menerima

dengan mudah

dalam

lingkungannya

Tingkat

kesadaran diri

a Mualaf dapat

menempatkan

diri baik sikap

maupun

karakter

117

kecerdasan

untuk menilai

bahwa

tindakan

untuk jalan

hidup

seseorang

lebih

bermakna

dibandingkan

dengan yang

lain116

b Mualaf dapat

menyadari atau

introspeksi

kelebihan dan

kekurangan diri

dalam bersikap

baik dalam

lingkungan

keluarga

sekolah

maupun

masyarakat

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

1 Mualaf dapat

menjadikan

penderitaan

kesedihan

maupun

kegagalan di

116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

118

masa lalu sebagai

motivasi dan

kekuatan untuk

tetap

mempertahankan

jalan hidup yang

sudah dipilih

menjadi seorang

muslim

2 Bersikap optimis

dan berfikir

positif meski

harus terusir dari

keluarga mapun

belum di terima

dilingkungan

baru

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

melampaui rasa

sakit

1 Menjadikan

penderitaan

sebagai

119

tantangan

hidup yang

harus

dihadapi

2 Mualaf

dapat

menjalani

hidup

dengan

penuh

keyakinan

dan

keteguhan

hati meski

harus

merasakan

berbagai

penderitaan

dan rasa

sakit

Kualitas hidup

yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

1 Mualaf

dapat

120

memiliki

tujuan yang

jelas dalam

menjalani

hidup

2 Mualaf

dapat

menjalani

kehidupan

yang

bernilai dan

penuh

makna

Keengganan

untuk

menyebabkan

keinginan yang

tidak perlu

1 Mualaf agar

memiliki

sikap

prioritas

dalam

menjalani

hidupnya

121

2 Dapat

memilah

mana yang

penting bagi

hidupnya

maupun

yang tidak

didasari

kebermanfa

atannya

Kecenderungan

untuk melihat

keterkaitan

antara berbagai

hal

(berpandangan

ldquoholistikrdquo)

1 Mualaf dapat

menyikapi

segala

persoalan

dalam

hidupnya

semata karena

122

ketentuan

Allah

2 Segala sesuatu

yang menimpa

kehidupan

mualaf adalah

kebaikan yang

diberikan oleh

Allah

bersikap positif

terhadap apapun

yang menimpa

kehidupannya

1 Mualaf dapat

menerima

dengan baik hal

apapun yang

menimpanya

2 Mualaf dapat

berprasangka

baik terhadap

segala hal yang

menimpanya

123

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Materi Akidah r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

1

Saya meyakini bahwa Allah adalah

Tuhan yang menciptakan seluruh

alam semesta

-0179 0388 Tidak

Valid

2

Saya meyakini adanya Malaikat

yang mengawasi dan mencatat apa

saja yang saya lakukan

0411 0388 Valid

3

Saya meyakini bahwa Allah

mengutus rasul menjadi suri tauladan

bagi manusia

0599 0388 Valid

4

Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan

sebagai obat penenang dalam

menghadapi segala persoalan hidup

0577 0388 Valid

5

Saya meyakini segala perbuatan di

dunia akan dimintai pertanggung

jawaban di akhirat

0594 0388 Valid

Materi Ibadah

6

Saya berusaha melungkan waktu

untuk melaksanakan ibadah shalat

Sunnah

0268 0388 Tidak

Valid

7

Saya meyakini shalat adalah cara

terhubung paling baik dengan Tuhan

saat kita mulai putus asa

0382 0388 Valid

8 Saya melaksanakan ibadah puasa

Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid

9

saya mengetahui dan memahami

bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh

sebagai cara pensucian diri dari harta

yang bukan milik kita

0774 0388 Valid

124

10

saya mengetahui bahwa ibadah haji

adalah ibadah wajib umat muslim

dan di lakukan bagi yang sudah

mampu

0590 0388 Valid

Materi Akhlak

11 saya membiarkan teman saya yang

sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid

12

Saya mengetahui bahwa menghargai

orang lain dalam memilih agama

yang di anutnya adalah perbuatan

yang baik

0575 0388 Valid

13

Seorang muslim harus bertutur kata

dan bertingkah laku baik terhadap

orang lain

0313 0388 Tidak

Valid

14

Saya berpakaian menutupi aurat

sesuai dengan tuntunan Agama dan

bagian dari sopan santun dalam

berbusana

0516 0388 Valid

15 Saat ada teman kesusahan saya akan

membantunya 0411 0388 Valid

Metode Ceramah

16

saya tidak semangat saat

mendengarkan Ceramah dari

pembimbing Agama

0294 0388 Tidak

Valid

17

Hati saya lebih tenang setelah

mendenarkan ceramah yang

dibawakan pembimbing

0489 0388 Valid

18

Terkadang materi yang di sampaikan

berkaitan dan menjawab segala

persoalan yang sedang menimpa

saya hingga menjadikan saya lebih

kuat

0184 0388 Tidak

Valid

Metode Kelompok

125

19

Saya memanfaatkan bimbingan

kelompok untuk berinteraksi dengan

teman-teman

0301 0388 Tidak

Valid

20 saya tidak menyukai diskusi dalam

bimbingan kelompok 0355 0388

Tidak

Valid

21

Saat bimbingan kelompok saya bisa

berbagi pengalaman dengan teman-

teman dan mendapat penguatan dari

teman diskusi

0447 0388 Valid

Metode Diskusi

22

Saya merasa yakin dengan pilihan

yang saat ini saya yakini sebagai

muslim setelah menyampaikan

segala keraguan beragama kepada

pembimbing agama

0607 0388 Valid

23

Setelah berdialog dengan

pembimbing agama Saya lebih

termotivasi dan lebih kuat menjalani

sebagai muslim yang kaffah

0700 0388 Valid

24

Saya merasa lebih tenang saat

menyampaikan segala keluh kesah

yang menimpa kehidupan masa lalu

dan saat ini kepada pembimbing

agama

-0280 0388 Tidak

Valid

Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual

No

Kemampuan bersikap fleksibel

(adaptif secara spontan dan aktif)

r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

25 Saya mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar 0504 0388 Valid

26

saya menerima dan menghargai

pendapat maupun pilihan orang lain

termasuk pilihan dalam beragama

0690 0388 Valid

27 Saya menerima perubahan yang ada

dalam diri 0628 0388 Valid

126

Tingkat kesadaran diri

28 Saya mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid

29 Saya tidak membanding-bandingkan

hidup saya dengan orang lain -0104 0388

Tidak

Valid

30

saya merasa minder dengan

lingkungan baru saya sebagai

muslim

0644 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan

31

Segala masalah dan penderitaan yang

datang dalam hidup saya jadikan

sebagai motivasi untuk kembali

bangkit

0478 0388 Valid

32

Saya yakin bahwa segala masalah

yang datang adalah sebuah batu

loncatan untuk diri saya

0255 0388 Tidak

Valid

33

saat masalah datang dalam hidup

saya merasa sangat menderita dan

sedih

0455 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan melampaui rasa sakit

34

Saya berusaha sabar dan ikhlas

menerima setiap masalah yang

menimpa saya

0506 0388 Valid

35

Saya yakin bahwa masalah yang

datang adalah kasih sayang dari

Allah untuk menebus dosa-dosa

saya

0159 0388 Tidak

Valid

36 Saya mampu mengambil hikmah dari

setiap masalah hidup 0602 0388 Valid

Kualitas hidup yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

127

37 Saya memiliki dan mampu

memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid

38 saya kurang bersemangat dalam

menjalani hidup 0484 0388 Valid

39 Saya mampu menggapai dan

mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak

Valid

Keengganan untuk menyebabkan

keinginan yang tidak perlu

40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak

Valid

41 Saya memilah segala kegiatan yang

harus saya kerjakan 0146 0388

Tidak

Valid

42

Saya akan mendahulukan ibadah

sebelum melakukan aktivitas sehari-

hari

0431 0388 Valid

Kecenderungan untuk melihat

keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

43 Ketika masalah datang saya yakin

bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid

44

Saat semua orang menjauhi saya

hingga mengusir saya saya yakin

bahwa Allah selalu bersama saya

0520 0388 Valid

45

Setiap musibah yang datang dalam

hidup saya saya yakin itu sudah

takdir dan pilihan terbaik dari Allah

0339 0388 Tidak

Valid

bersikap positif terhadap apapun

yang menimpa kehidupannya

46 saya menerima hal apapun yang

menimpa hidup saya -0040 0388

Tidak

Valid

47

saya yakin pasti ada kebaikan dari

setiap masalah yang datang dalam

kehidupan saya

0675 0388 Valid

128

48

saya yakin Allah selalu bersama saya

meskipun masalah datang bertubi-

tubi

0391 0388 Valid

129

Lampiran 3

Daftar pedoman wawancara Responden

No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama

1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah

2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat

3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah

4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak

menerima anda sebagai seorang mualaf

5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari

pembimbing agama

6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-

teman anda

7

Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat

penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing

agama

No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual

1

Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih

agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun

keluarga

2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali

segala kesalahan dan dosanya

3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh

orang lain

4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang

datang dalam hidup anda

5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak

menerima anda menjadi seorang mualaf

6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang

setelah menjadi seorang mualaf

130

7

Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah

masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu

yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan

terlebih dahulu

8

Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang

menimpa anda datang begitu saja dengan secara

kebetulan

9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang

datang dalam kehidupan anda

131

Lampiran 4

Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS

Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Correlations

Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual

Spearman

s rho

Karakteristik Individu Correlation

Coefficient 1000 -169 -198

Sig (2-tailed) 331 254

N 35 35 35

Bimbingan Agama Correlation

Coefficient -169 1000 760

Sig (2-tailed) 331 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -198 760 1000

Sig (2-tailed) 254 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

132

Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Usia Correlation

Coefficient 1000 253 083 122 -312

Sig (2-tailed) 143 634 486 068

N 35 35 35 35 35

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient 253 1000 004 012 -230

Sig (2-tailed) 143 984 947 183

N 35 35 35 35 35

Pendidikan Formal Correlation

Coefficient 083 004 1000 -237 -123

Sig (2-tailed) 634 984 170 483

N 35 35 35 35 35

Masa Muallaf Correlation

Coefficient 122 012 -237 1000 199

Sig (2-tailed) 486 947 170 251

N 35 35 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -312 -230 -123 199 1000

Sig (2-tailed) 068 183 483 251

N 35 35 35 35 35

133

Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Materi Metode Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Metode Correlation Coefficient 704 1000 685

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

134

Lampiran 5

Data Skor Responden

Bimbingan Agama

R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117

R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107

R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111

R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105

R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109

R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113

R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105

R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114

135

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115

R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117

R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116

R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105

R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118

R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109

R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116

R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117

R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108

R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113

R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117

136

Kecerdasan Spiritual

R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah

R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107

R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108

R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96

R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93

R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98

R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109

R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114

R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98

R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112

R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105

R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107

R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99

R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115

R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115

137

R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115

R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112

R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110

R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103

R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103

R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98

R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93

R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111

R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104

R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111

R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106

R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112

R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117

R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103

R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114

R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104

138

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center

139

Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang

Kupang Nusa Tenggara Timur

140

141

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-

Naba Center

142

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-

Naba Center

143

Lampiran 7

Surat-surat

144

145

146

147

Page 11: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Presentase 10 Provinsi daerah rawan

pemurtadan tahun 2015

4

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf

53

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba

Center

79

ix

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Skor Skala Semi Likert 63

2 Tabel 2 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama sebelum uji instrumen

66

3 Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan

Agama setelah uji instrumen

67

4 Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan

Spiritual sebelum diuji instrumen

68

5 Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan

Spiritual setelah diuji instrumen

70

6 Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat

Keandalan Instrumen Ukuran dari

Cronbach

71

7 Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan

Agama

71

8 Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan

Spiritual

72

9 Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan

74

10 Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putri di Yayasan An- Naba

Center

82

11 Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama

Asrama Putra di Yayasan An- Naba

Center

84

x

12 Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin

85

13 Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia

86

14 Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan

Pendidikan Formal

86

15 Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan

Masa Mualaf

87

16 Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di

Yayasan An-Nabarsquo Center

88

17 Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual

mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

89

18 Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi antara

Karakteristik Individu dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

91

19 Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun

2021

92

xi

20 Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara

Bimbingan Agama dan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

93

21 Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada tahun 2021

95

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas

Lampiran 3 Daftar pedoman wawancara Responden

Lampiran 4 Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 Data Skor Responden

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Surat- surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling

sempurna dari makhluk lainnya Dibalik kesempurnaannya

manusia memiliki kekurangan dan kelemahan yang tidak bisa

dipecahkan dengan akal dan pikirannya Terkadang manusia di

datangkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya hingga

menimbulkan kesedihan yang begitu dalam

Manusia sebagai makhluk yang mampu mewujudkan

keinginan dan kebutuhannya dengan kekuatan akal yang

dimilikinya termasuk dalam memenuhi kebutuhan fisiologis rasa

aman (safety needs) cinta (love needs) penghargaan (estem needs)

dan kebutuhan aktualisasi diri (self actualizations needs)1

Disamping itu menurut Dister (1982) manusia juga

mempunyai religius yang mana ketika hirarki kebutuhan manusia

yang dikemukakan maslow tidak mampu diwujudkan dengan akal

maka manusia akan mengharap kekuatan lain (Tuhan) untuk

mewujudkan kebutuhan tersebut

Sebagai fitrahnya manusia bertuhan atau beragama Agama

adalah pencarian manusia terhadap cita-cita umum dan abadi

meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam

jiwanya

1 Abraham Maslow Motivation and Personality (Teori Motivasi

dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia) Penerjemah Nurul Iman

(Jakarta PT Gramedia 1984) hal 41

2

Era modernisasi seperti saat ini teknologi dan industri

berkembang sangat pesat Kemudian munculnya berbagai krisis

sosial krisis struktural dan normatif dalam kehidupan bersumber

pada masalah makna Modernisme inilah yang memicu

memekarnya hasrat pada spiritualitas Fitrahnya manusia sebagai

makhluk yang beragama tentu agama sudah menjadi kebutuhan

dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupannya

Dilihat sisi agama sebagai kebutuhan kini tengah maraknya

Tren Hijrah bagi generasi milenial fenomena ini muncul pada

kalangan muda saat ini terlihat beberapa komunitas hijrah yang

dibentuk oleh para artis dan selebritis yang hijrah salah satunya

adalah komunitas Kajian Musyawarah yang di inisiasi oleh para

artis yakni Arie Untung Teuku Wisnu Dimas Seto dan lainnya

Namun dengan adanya fenomena ini tentu akan menghadirkan pro

dan kontra di masyarakat tren hijrah ini dapat memberikan

dampak positif di masyarakat serta dapat membangun kehidupan

sosial yang rukun dan damai

Fenomena tren hijrahpun mempengaruhi jumlah Mualaf di

Indonesia Mualaf Center Indonesia (MCI) mencatat sejak 2003

jumlah mualaf lebih dari 50 ribu Dalam dua tahun terakhir

angkanya lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya2

2Agung Sasongko Republikacoid ldquoTren Hijrah mempengaruhi

jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada 19 Februari 2019

httpsmrepublikacoidamppmm42z313 diunduh pada 28 September 2019

1020 wib

3

Besarnya pengaruh agama dalam kehidupan manusia tren hijrah

yang mempengaruhi jumlah mualaf tentu menjadi sebuah kabar

baik bagi perkembangan Islam di Indonesia Namun dengan

adanya fenomena dan jumlah mualaf yang terbilang cukup tinggi

ini tentu menjadi tugas besar bagi masyarakat tentunya bagi

pembimbing Agama

Pada hakekatnya seorang mualaf membutuhkan perhatian

khusus dari kalangan masyarakat maupun pembimbing agama

Sebab seorang mualaf masuk Islam semata-mata panggilan hati

nuraninya untuk mendapatkan ketenangan spiritual Untuk itu

masyarakat dan pembimbing agama musti lebih peduli terhadap

kehidupan mualaf agar mualaf ini komitmen pada pilihannya Jika

masyarakat dan pembimbing agama acuh dan tidak peduli dengan

kelangsungan hidup mualaf bisa jadi mualaf tersebut kembali ke

agama sebelumnya (murtad) Murtad dalam kamus besar bahasa

Indonesia ialah berbalik belakang berbalik kafir membuang iman

berganti menjadi ingkar3

Dalam sebuah berita dilaporkan bahwa jumlah umat Islam

menurun Ketua Umum Majelis Indonesia Pusat (MUI) tahun 2014

Din Syamsudin Menunjukkan angka statistik pertumbuhan umat

Islam Indonesia pada sensus penduduk 1990 jumlah umat Islam

hanya mencapai 876 persen Angka ini kemudian meningkat

menjadi 886 persen pada sensus penduduk tahun 2000 Angka

3 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

4

pertumbuhan tahunan umat Islam hanya 12 persen Sementara

Kristen dua kali lipatnya yakni 24 persen pertahun

Menurut data Mercy Mission sebanyak 2 juta Muslim

Indonesia murtad dan memeluk agama Kristen setiap tahun Jika

ini berlanjut jumlah umat Muslim diperkirakan pada tahun 2035

jumlah umat Kristen di Indonesia sama dengan umat Muslim4

Berdasarkan Indeks Rawan Pemurtadan (IRP) Pusat Kajian

Nasional Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS)

Terdapat 10 provinsi muslim daerah rawan pemurtadan sangat

tinggi pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Persentase 10 Provinsi daerah rawan pemurtadan tahun

20155

4Abdullah Hamid NUorid ldquoMengapa jumlah umat Islam di

Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-umat-islam-di-

indonesia-menurun diunduh pada 29 September 2019 1545 wib 5 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

0

10

20

30

40

50

60

Rawan Pemurtadan

5

Dari data yang sudah dipaparkan salah satu penyebab

seseorang Murtad adalah karena faktor kemiskinan Sebagaimana

yang dikatakan oleh Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yakni Bambang Menurutnya

ldquosalah satu penyebab Indeks Rawan Pemurtadan (IRP)

terkait dengan kondisi masyarakat yang paling miskin

Ini paling rawan terutama masyarakat miskin umat

Islam paling ekstrimrdquo6

Penurunan Islam dan Pemurtadan di Indonesia yang

dipaparkan di atas menjadi sebuah keresahan bagi masyarakat

Indonesia sendiri meski saat ini tengah dibumingkan dengan

fenomena tren hijrah namun tak dapat dipungkiri dengan adanya

mualaf yang belum siap menghadapi berbagai problematika dari

lingkungan maupun keluarga sebelumnya serta beradaptasi

menjadi seorang muslim seutuhnya

Dalam tulisannya Agung Sasongko dan Risma Riyandi

memaparkan Pengurus Yayasan Ukhuwah Mualaf (YAUMU)

Diah Junia Eksi Palupi menyampaikan adanya tantangan dan

tekanan yang sangat berat dari keluarga dan lingkungan lama yang

tidak rela karena kepindahan keyakinan mereka Menurutnya

rdquoTidak jarang hal ini berdampak pada terputusnya

hubungan bahkan terusir dari keluarga diberhentikan dari

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 6 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib

6

tempat bekerja serta adanya ancaman terhadap

keselamatan jiwardquo7

Selain itu tidak adanya kepedulian dari masyarakat sekitar

semakin membuat keimanan mereka menjadi lemah dan kurang

meyekini agama baru tersebut serta kurangnya perhatian dari

lembaga keagamaan terhadap para mualaf juga menjadi salah satu

hambatan bagi mereka untuk mendalami agama baru mereka

secara lebih jauh8

Berbagai problematika yang ditanggung seorang mualaf begitu

besar bukan hanya terusir dari keluarga bahkan tidak ada tempat

berpulang bagi mereka Hingga kerap menjumpai mualaf terlantar

di masjid dan di jalanan9

Masalah ini menjadi tugas besar bagi masyarakat dan

pembimbing agama Agama adalah kebutuhan pokok seseorang

untuk mendapatkan ketenangan batin Pilihan untuk berkonversi

Agama tentu bukan sebuah pilihan yang tak sedikit menanggung

resiko

7 Risma Riyandi dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoMualaf

Kerap Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-alami-penolakan-

keluarga diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib 8 Saftani Ridwan AR Konversi Agama dan faktor Ketertarikan

Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang Memeluk Islam Dalam Acara

Dakwah Dr Zakir Naigh di Makassar Jurnal Agama Islam 2007 Vol II

No1 9 Muhammad Zul Atsari dan Nuryandi Abdurrohman Merdekacom

ldquoAnnaba Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh pada 15 juni

2017 httpsvideomerdekacomkhasannaba-center-pesantren-mualaf-

pertama-di-indonesiahtml diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

7

Sebab mualaf adalah seseorang yang baru mengenal Islam dan

perlu adanya dorongan maupun bimbingan agar tetap komitmen

terhadap pilihannya dan tidak kembali pada agama sebelumnya

Kedudukan mualaf sendiri dalam Islam diartikan sebagai orang

yang hatinya diizinkan cenderung kepada Islam dan orang yang

belum memahami islam seutuhnya

Oleh karena itu posisi mualaf sendiri masih membutuhkan

bimbingan pembinaan dan pengetahuan seputar Islam untuk bisa

mandiri beribadah dan menjalani kehidupan sebagai seorang

muslim yang kaffah sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Qurrsquoan

surah Al Baqarah ayat 208 yang berbunyi

أيها لم في ٱدخلوا ءامنوا ٱلذين ي ت تتبعوا ول كافة ٱلس ن خطو لكم إنهۥ ٱلشيط

بين عدو ٢٠٨ م

ArtinyardquoHai orang-orang yang beriman masuklah

kamu ke dalam Islam keseluruhan dan janganlah kamu

turut langkah-langkah syaitan Sesungguhnya syaitan

itu musuh yang nyata bagimurdquo10

Istilah Kȃffah disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 208

adalah memahami dan mengikuti Islam secara utuh atau secara

parsial (Wijaya 2006 149) Kaaffatan artinya menuruti hukum-

hukum Allah secara keseluruhan dilandasi dengan berserah diri

tunduk dan ikhlas kepada Allah11 Maka dari itu seorang mualaf

10 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 32 11Ahmadiy Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah 208

Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02 Wonosobo 2016

8

yang sudah memilih islam sebagai agamanya diharuskan untuk

sepenuhnya berserah diri tunduk dan ikhlas kepada Allah mentaati

segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

Seseorang yang menjalani hidup sebagai islam yang Kȃffah

akan merasakan ketenangan spiritual dalam hidupnya Maka dari

itu perlunya bimbingan agama bagi mualaf agar bisa menjalankan

peribadatan bertahan menghadapi berbagai problematika dan

menjalani sebagai muslim seutuhnya Salah satu tujuan bimbingan

agama yakni untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri

individu sehingga muncul dan berkembang keinginan untuk

berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan mematuhi segala perintah-

Nya serta tabah menerima ujian-Nya12

begitu pentingnya seorang mualaf mendapatkan bimbingan

agama bukan hanya mendapat bimbingan agar bisa melakukan

peribadatan secara mandiri namun agar tumbuhnya kecerdasan

spiritual pada diri mualaf sehingga dapat menerima dan berani

menghadapi berbagai problematika baik dari kehidupan masa

lalunya maupun lingkungan barunya Menjadikan semua problem

maupun masalah kehidupan adalah semata-mata ujian dari-Nya

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau

value yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup

kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

12 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

9

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain13

Ary Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual (SQ) adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo14

Dari dua pengertian di atas seseorang yang memiliki

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

Untuk itu seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan spiritual

yang tinggi agar meyakini bahwa jalan hidup maupun agama yang

dipilih adalah suatu makna dan nilai dalam hidupnya segala

kegiatan dimaknai sebagai ibadah kepada Allah Segala persoalan

yang datang baik dari kehidupan masa lalunya maupun

kehidupannya kini sebagai muslim semata-mata adalah ujian

baginya Meyakini bahwa Allah selalu bersamanya

Bagi seseorang yang melakukan konversi agama tentu

mendapatkan berbagai luka maupun persoalan dari kehidupan

13 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal4 14 Ari Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quuotient The ESQ Way 165 1

Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (JakartaArga 2005) hal 57

10

masa lalunya sehingga seorang mualaf perlu memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi Sebab Kecerdasan spiritual adalah

kecerdasan jiwa Ia adalah kecerdasan yang membantu kita

menyembuhkan dan membangun diri kita secara utuh 15

Salah satu lembaga yang memberikan bimbingan agama pada

mualaf salah satunya adalah Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An Naba Center pesantren ini didirikan oleh Ustadz

Arifin Nababan yang berlokasi di Sawah Baru- Ciputat Awal

pesantren ini didirikan karena melihat kondisi mualaf yang

terlantar dan tidur di kolong-kolong masjid

Tujuan ustadz Nababan mendirikan pesantren ini agar para

mualaf terfasilitasi dan memiliki sebuah wadah dalam mendalami

agama yang di anutnya Agar tak ada lagi mualaf yang merasa

terasingkan dan terbuang Sebab kondisi seperti itu bisa

menyebabkan mualaf ini kembali pada agama sebelumnya

(murtad) Karena mereka memilih masuk islam bukan semata-

mata dari dirinya melainkan hidayah yang Allah SWT berikan

kepada mereka

Pesantren inipun memiliki tujuan apabila mualaf sudah

mendapatkan pembinaan dan sudah cukup matang ilmu agamanya

maka mualaf ini kemudian pulang kedaerahnya masing-masing

15 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal8

11

untuk berdakwah Tentu tujuan ini menjadi tolak ukur yang sangat

berpengaruh bagi agama Islam

Untuk itu dalam hal ini bimbingan agama sangatlah

dibutuhkan dan penting agar spiritualitas mualaf semakin

meningkat dan tidak tergoyah oleh sebab apapun meski di

hadapkan berbagai problem hidup baik kehidupan masa lalunya

maupun kehidupannya kini sebagai muslim

Penelitian ini penting untuk diteliti karena belum ada yang

meneliti tentang hubungan bimbingan agama dari Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Ciputat dengan kecerdasan spiritual

mualaf Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual pada

Mualaf Ahmad dalam skripsinya menyebutkan bahwa adanya

pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran beragama santri16

Hal yang sama pada penelitian Zulkifli membahas tentang

bimbingan agama islam dapat meningkatkan ketenangan jiwa

warga binaan dilembaga pemasyarakatan17Selain itu Elsa dalam

penelitiannya membahas tentang adanya pengaruh bimbingan

agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu18

16 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016) 17 Zulkifli Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan Ketenangan

Jiwa Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan

penyuluhan islam Vol 1 No 1 2019) 18 Elsa Humaydi Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan

Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Kepercayaan Diri

12

Adapun penelitian tentang kecerdasan Spiritual beberapa

menghubungkan dengan shalat seperti Choizainatul tentang

pengaruh shalat Dhuha terhadap kecerdasan spiritual peserta Didik

di SMK Negeri 1 Salatiga19 Hal yang sama pada penelitian

Suprapti bahwa adanya pengaruh pembiasaan shalat Tahajud dan

membaca Al-qurrsquoan terhadap kecerdasan spiritual Santri20

Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba

Center Ciputat dengan mengambil judul skripsi ldquoTingkat

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

An-Naba Center Sawah Baru- Ciputatrdquo

B Batasan dan Rumusan Masalah

1 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini peneliti membatasi permasalahan yang

dikaji agar pembahasan tidak terlalu melebar Karena peneliti

berfokus pada Bimbingan Agama yang didapatkan oleh Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat Adapun

pembatasan Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan

Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta 2015) 19 Chizanatul Munawaroh Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi Keahlian Akutansi

dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Tarbiyah dan Keguruan IAIN Salatiga 2019) 20 Suprapti Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan Membaca Al-

Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadirsquoien Klego (Skripsi S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

Ponorogo 2019)

13

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat adalah

a Bimbingan Agama adalah kegiatan untuk menunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang baik berakal budi ke arah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di akhirat

b Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan untuk

menghadapi persoalan makna atau nilai untuk

menempatkan perilaku dan hidup seseorang dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan

untuk menilai bahwa tindakan untuk jalan hidup

seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain

c Fokus Penelitian pada Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang masalah di atas maka

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini

diantaranya

a Bagaimana gambaran Karakteristik Responden dan

Tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

b Bagaimana hubungan Karakteristik Responden dan

Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah

Baru- Ciputat

14

c Apa saja faktor yang berhubungan dengan Kecerdasan

Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

C Tujuan dan Manfaat Penelitian

1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain

a Untuk menggambarkan Karakteristik Responden

dan tingkat Kecerdasan Spiritual Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

b Untuk menganalisis hubungan Karakteristik

Responden dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan Mualaf An

Naba Center Sawah Baru- Ciputat

c Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Manfaat Penelitian

a Manfaat Akademis

1) Untuk menambah kajian ilmu pengetahuan di

Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam

terutama pada mata kuliah Psikologi Islam

2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

kontribusi dan menjadi sebuah acuan bagi

Pembimbing agama maupun penyuluh agama

15

yang mengkhususkan pembinaan terhadap

Mualaf

b Manfaat Praktis

1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam

memberikan Bimbingan Agama kepada Mualaf di

Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat

2) Sebagai bahan rujukan informasi dan tambahan

reverensi bagi mahasiswa masyarakat dan

kalangan berprofesi sebagai pembimbing maupun

penyuluh Agama yang ingin mendalami tentang

Bimbingan Agama dan Kecerdasan Spiritual

Mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center

Sawah Baru- Ciputat

D Tinjauan Kajian Terdahulu

Peneliti menemukan beberapa literatur dan tema yang

menunjang dengan penelitian yang akan ditulis peneliti sendiri

Yakni diantaranya sebagai berikut

Miftah Riwayanti tahun 2020 tentang Hubungan Bimbingan

Agama Terhadap Kondisi Bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha KHusnul Khotimah Pekanbaru

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan bimbingan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

16

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jumlah responden 42 lansia Hasil penelitian ini menunjukkan

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bimbingan

agama dan kondisi bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru dengan nilai r tabel 0257

sehingga r hitung 0646 sehingga didapat r hitung lebih besar dari

r tabel Kemudian hasil analisis yang diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0631 dan besaran nilai korelasi sebesar 060 ndash 0799

dengan menunjukkan kategori korelasi kuat Dengan demikian

hipotesis Alternatif (Ha) bahwa terdapat hubungan bimbigan

agama terhadap kondisi psikis bagi lansia di UPT Pelayanan Sosial

Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

Kekurangan pada penelitian ini ialah pada rumusan

masalah Pada penelitian ini menggunakan satu rumusan masalah

alangkah baiknya agar mendapat hasil yang lebih baik membuat

rumusan masalah lebih dari satu seperti apa faktor yang

berhubungan dengan psikis lansia Kelebihan pada penelitian ini

ialah pembahasan dibuat begitu rinci dan pada angket

instrumenpun cukup lengkap dan sistematis sehingga

meminimalisir kesalahan pada pengambilan data dan analisis data

Serta hasil yang didapatpun akan lebih akurat

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kondisi psikis sedangkan penulis menggunakan

variabel dependen kecerdasan spiritual Kemudian sasaran

17

penelitian tersebut ialah lansia sedangkan peneliti menggunakan

sasaran penelitian mualaf21

Penelitian Sonia dkk tahun 2019 tentang Pengaruh

Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Spiritual Emosi dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja

Penelitian Sonia dkk untuk mengetahui pengaruh kecerdasan

spiritual terhadap kecenderungan berperilaku delinkuen pada

remaja Hasil penelitian ini adalah bahwa kecerdasan emosi dan

kecerdasan spiritual berpegaruh secara signifikan terhadap

kecenderungan perilaku delinkuen Dengan nilai t=5504 nilai

sig=0000 (plt005) Dengan sumbangan efektif kecerdasan

emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kecenderungan

perilaku delinkuen sebesar 341 dan 659 dan faktor lain22

Kekurangan dalam penelitian Sonia Irma dan Leni adalah

kurang terteranya tinjauan teoritis Ada beberapa teori namun

menyatu dengan latar belakang Alangkah baiknya tinjauan teoritis

di terterakan secara terpisah Kelebihan dalam penelitian tersebut

adalah penulisan yang cukup baik singkat dan mudah di pahami

pembaca

21 Miftah Riwayanti Hubungan BImbingan Agama Terhadap Kondisi

Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 2020) 22 Sonia Handayani Putri Irma Kusuma Salim amp Leni Armayati

Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja 2019 Jurnal Vo 13 No

155-62

18

Perbedaan penelitian tersebut dengan ini adalah pada

variabel independen dan dependen Variabel independen

penelitian tersebut adalah kecerdasan spiritual dan kecerdasan

emosional sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan

variabel independen Bimbingan Agama Begitupun pada variabel

dependen penelitian tersebut menggunakan kecenderungan

berperilaku Delinkuen sedangkan penulis menggunakan variabel

dependen kecerdasan spiritual

Penelitian Anelvi tahun 2019 tentang Pengaruh Bimbingan

Keagamaan Islam Terhadap Perubahan Perilaku Anak Di

Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru Penelitian

Anelvi dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

bimbingan keagamaan islam terhadap perubahan perilaku anak di

panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota pekanbaru Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan Kuantitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa terdapat adanya pengaruh yang signifikan

antara bimbingan agama islam terhadap perubahan perilaku anak

di panti asuhan Fajar Iman Azzahra kota Pekanbaru Dengan

berdasarkan Uji Hipotesis maka nilai probabilitas 005 ge sig (005

ge0028) artinya Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian

terdapat adanya pengaruh antara bimbingan keagamaan islam

terhadap perubahan perilaku anak panti asuhan Fajar Iman

Azzahra Kota Pekanbaru

Kekurangan penelitian tersebut kurang rapih dalam segi

kepenulisan masih ada beberapa huruf yang kurang dalam

19

beberapa kata Kelebihan penelitian tersebut cukup rinci dalam

penjabarannya serta judul yang dibahaspun cukup jelas

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independent dan dependen Variabel dependen

penelitian tersebut menggunakan perubahan perilaku sedangkan

penulis menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual23

Ahmad Firdaus Moh Wispandono dan Helmi Buyung dalam

jurnalnya meneliti tentang Pengaruh Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual terhadap

kinerja Pegawai (Studi pada Kantor Kecamatan Kab

Bangkalan) Tahun 2019 Penelitian Firdaus Wispandono dkk

dilakukan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual

kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja

pegawai pada kantor kecamatan Kab Bangkalan Pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jumlah populasi

sebanyak 46 pegawai Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja pegawai kantor kecamatan Kab Bangkalan hal ini dapat

dilihat dengan hasil perhitungan uji t adalah thitung sebesar 3693gt

ttabel sebesar 168023 dengan nilai signifikan 0001lt 005 hingga

dapat disimpulkan adanya pengaruh kecerdasan intelektual

23 Anelvi Novita Sari Pengaruh Bimbingan Keagamaan Islam

terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan Fajar Iman Azzahra Kota

Pekanbaru (Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau 2019)

20

kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual terhadap kinerja

karyawan

Kekurangan pada penelitian ini adalah adanya ketidak

rapihan dalam segi kepenulisan ada beberapa huruf yang salah di

beberapa kata Kelebihan pada penelitian ini adalah kelengkapan

pembahasan Sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan

baik

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel independen dan dependen jika di variabel

independen ada persamaan dengan penulis yakni kecerdasan

spiritual namun pada variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kinerja karyawan

Ahmad Irfan dan Ahmad Mubarok dalam Jurnalnya meneliti

tentang Kecerdasan Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi

Agama Tahun 2017 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kecerdasan emosional dan spiritual bagi pelaku Konversi Agama

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research)

dengan jenis penelitian kualitatif Hasil penelitian ini ialah bahwa

gambaran kecerdasan emosional mualaf yang berusia dewasa

dalam penelitian ini baik yang disebabkan oleh faktor internal

maupun ekternal cenderung memiliki kecerdasan emosional yang

cukup baik ketika dibandingkan dengan kecerdasan emosional

mereka sebelum berkonversi Kecerdasan spiritual dalam

penelitian ini mualaf yang berusia dewasa baik yang disebabkan

oleh faktor internal maupun eksternal menggambarkan bahwa

21

mereka memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik

dibandingkan kecerdasan spiritual mereka sebelum berkonversi

Kekurangan pada penelitian ini adalah ada penulisan yang

masih sedikit kurang rapih dan ada huruf yang salah dibeberapa

kata Kelebihan pada penelitian ini adalah pembahasan yang

dimuat penulis cukup rinci tabel yang memaparkan perbandingan

kecerdsasan spiritual pada setiap responden menjadikan pembaca

mengetahui lebih rinci dan dapat lebih mudah dalam memahami

penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

adanya penambahan kecerdasan emosional pada variabel

dependen sedangkan penulis menggunakan variabel dependen

hanya kecerdasan spiritual24

Ahmad Yusuf Afifurahman dalam skripsinya meneliti tentang

Pengaruh Bimbingan Agama terhadap Tingkat kesadaran

Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara

Jawa Tengah tahun 2016 Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan menganalisa tingkat kesadaran beragama santri

bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kesadaran

beragama santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jepara Jawa

Tengah

24 Ahmad Irfan amp Achmad Mubarok Kecerdasan Emosional dan

Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi terhadap Mualaf Usia Dewasa)

(Jurnal Sekolah Kajian Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur

Tengah dan Islam Universitas Indonesia tahun 2017)

22

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Hasil

penelitian ini menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan

antara variabel bimbingan agama dan kesadaran beragama santri

Pondok Pesantren Nurul Hikmah dengan nilai F hitung sebesar

20501 nilai pengaruh bimbingan dengan kesadaran beragama

sebesar 322

Kekurangan pada penelitian ini adalah penelitian ini cukup

rinci dan lengkap namun alangkah baiknya dalam pembahasan

dibuat lebih ringkas Kelebihan pada penelitian ini adalah

pembahasan yang dimuat penulis cukup rinci dan jelas sehingga

pembaca dapat memahami penelitian tersebut

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

pada variabel dependen Variabel dependen penelitian tersebut

menggunakan kesadaran beragama sedangkan penulis

menggunakan variabel dependen kecerdasan spiritual25

Dewi Egatri dalam skripsinya membahas tentang Pengaruh

Aktivitas Menghafal Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan

Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur tahun 2019 Penelitian Dewi

dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas penghafal

Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan

25 Ahmad Yusuf Afifurrohman Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Tingkat Kesadaran Beragama Santri di Pondok Pesantren Nurul Hikmah

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta

2016)

23

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang

signifikan antara aktivitas penghafal Al-Qurrsquoan dengan kecerdasan

spiritual santri dengan nilai hitung menunjukkan nilai kolerasi

sebesar 0545 dan hasil hitung pengaruh aktivitas menghafal Al-

Qurrsquoan dengan kecerdasan spiritual sebesar thitung 247 gt ttabel

16839 dan nilai signifikannya -0806lt005

Kekurangan pada penelitian ini adalah pada segi sistematika

kepenulisan masih kurang tepat seperti pada line spacing dan

paragraf yang sedikit kurang pas Kelebihan pada penelitian ini

adalah isi pada skripsi ini cukup lengkap dan gamblang sehingga

dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah

pada variabel independen Variabel independen tersebut

menggunakan aktivitas menghafal al-Qurrsquoan sedangkan penulis

menggunakan variabel independen Bimbingan Agama26

E Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini berpedoman pada pedoman

penulisan karya ilmiah di mana di dalamnya membahas tentang

skripsi tesis dan disertasi serta buku ceqda UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017 yang diterbitkan oleh UIN Syarif

26 Dewi Egatri Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan terhadap

Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qurrsquoan Desa

Banjar Rejo Lampung Timur (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI

Tarbiyah dan Keguruan IAIN Metro 2019)

24

Hidayatullah Jakarta Sistematika penulisan dalam penelitian ini

terbagi dalam lima bab yaitu

BAB I PENDAHULUAN

Isi bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah

Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan

Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

dan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pembahasan pada bab ini peneliti akan mebahas

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

yaitu teori mengenai peran pembimbing agama

meningkatkan kecerdasan spiritual remaja dan

mualaf

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

jenis penelitian tempat dan waktu penelitian

variabel penelitian sumber data populasi dan

sampel hipotesis penelitian definisi operasional

variabel Teknik pengumpulan data uji validitas

instrumen uji reliabilitas instrumen dan teknik

analisis data

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Pesantren

Mualaf Yayasan Naba Center Sawah Baru- Ciputat

25

yang meliputi sejarah berdirinya Pesantren Mualaf

visi misi dan tujuannya program-program serta

struktur kepengurusan Pesantren Mualaf Yayasan

Naba Center Sawah Baru- Ciputat Hasil penelitian

menjelaskan temuan dan analisis data tentang

hubungan bimbingan agama terhadap kecerdasan

spiritual mualaf data-data hasil penelitian data-

data hasil peneitian hasil angket identifikasi

responden deskripsi hasil penelitian dan analisis

data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

saran dari hasil pembahasan penelitian yang telah

dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Bimbingan Agama

1 Pengertian Bimbingan

Istilah ldquobimbinganrdquo menurut Winkel dalam Tohirin

menyatakan bahwa ldquobimbinganrdquo merupakan terjemah dari kata

ldquoguidancerdquo yang kata dasarnya ldquoguiderdquo memiliki beberapa arti

menunjukkan jalan memimpin memberikan petunjuk mengatur

mengarahkan dan memberi nasihat27

istilah ldquoguidancerdquo juga diterjemahkan dengan arti bantuan

atau tuntunan maupun pertolongan Secara etimologis bimbingan

berarti bantuan tuntunan atau pertolongan Tetapi tidak semua

bantuan tuntunan atau pertolongan berarti konteksnya

bimbingan28

Secara harfiyyah ldquobimbinganrdquo adalah ldquomenunjukkan

memberi jalan atau menuntun orang lain kearah tujuan yang

bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa mendatang29

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar

individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan

mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan pemberian

27 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16 28 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal1 29 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal16

27

nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam berdasarkan

norma-norma yang berlaku30

Bimbingan adalah berupa bantuan yang diberikan oleh

pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing

mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan

melalui interaksi dan pemberian nasihat serta gagasan dalam

suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku31

Agama terbagi dalam 2 aspek diantaranya yakni

1) Aspek subyektif (pribadi manusia) Agama mengandung

arti tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh

nilai-nilai keagamaan berupa getaran batin yang dapat

mengatur maupun mengarahkan tingkah laku tersebut

kepada pola hubungan dengan masyarakat serta alam

sekitarnya

2) Aspek objektif (doktrinair) agama dalam arti ini

mengandung nilai-nilai ajaran Tuhan yang bersifat

menuntun manusia kearah tujuan yang sesuai dengan

kehendak ajaran tersebut32

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

30 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal17 31 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

berbasis Integrasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada2007) hal20 32 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

28

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan di masa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa33

Bimbingan agama secara garis besar adalah proses pemberian

berupa bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

terbimbing secara berkelanjutan dan sistematis Membantu dalam

memecahkan masalah maupun segala persoalan hidup Bertujuan

untuk mencapai kemampuan dalam mengendalikan dan

menyelesaikan berbagai persoalan baik pada diri sendiri maupun

lingkungan masyarakat Sehingga tercapainya kebahagiaan dunia

maupun ahirat

2 Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama menurut M Hamdan Bakran Adz

Dzaky dalam Tohirin merinci tujuan bimbingan Agama Islam

sebagai berikut34

a Menghasilkan suatu perubahan perbaikan kesehatan

kebersihan jiwa dan mental

33 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2 34 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

29

b Menghasilkan suatu perubahan perbaikan dan

kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan

manfaat baik pada diri sendiri maupun lingkungan

c Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada

individu sehingga muncul dan berkembang rasa

toleransi (tasammukh) kesetiakawanan tolong

menolong dan rasa kasih sayang

d Untuk menghasilkan ilahiyah sehingga dengan potensi

tersebut individu dapat melakukan tugas-tugasnya

sebagai khalifah dengan baik dan benar dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup dan dapat

memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi

lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan

Berdasarkan penjelasan di atas secara garis besar tujuan

bimbingan agama adalah untuk menghasilakan perubahan

kesehatan maupun kebersihan jiwa dan mental serta mengasilkan

kecerdasan emosi dan ilahiyah yang tinggi agar dapat maksimal

menjalankan peran sebagai kholifah dan membuat perubahan yang

bermanfaat baik lingkungan maupun berbagai aspek kehidupan

dengan demikian tujuan bimbingan agama merupakan tujuan yang

ideal dalam rangka mengembangkan kepribadian muslim yang

sempurna dan optimal (kaffah dan insan kamil)35

35 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

Berbasis Integritasi (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal 38

30

3 Fungsi Bimbingan Agama

Menurut Sukardi Fungsi bila ditinjau dari segi sifatnya

bimbingan agama mempunyai 5 fungsi yakni36

a Fungsi prefentif (pencegahan) yaitu layanan bimbingan

sebagai usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah

b Fungsi penyaluran yaitu layanan bimbingan yang

berfungsi untuk dapat mengembangkan dan

memberikan kesempatan penyaluran bakat maupun

potensi yang dimiliki terbimbing

c Fungsi penyesuaian yaitu layanan bimbingan yang

membantu terciptanya penyesuaian antara terbimbing

dan lingkungannya

d Fungsi perbaikan yaitu berupa layanan bimbingan

dalam memberikan bantuan dalam memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi terbimbing

e Fungsi pengembangan yaitu layanan bimbingan yang

diberikan dapat membantu terbimbing dalam

mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah

dan mantap

4 Materi Bimbingan Agama

Tujuan bimbingan agama ialah terbimbing yang mengalami

kesulitan agar mampu menghindarkan diri dari segala gangguan

mental spiritual serta mampu mengatasinya dengan nilai-nilai atau

36 Dewa Ketut Sukardi Proses Bimbingan dan Penyuluhan (Jakarta

PT Rineka Cipta 1995) hal 9

31

ajaran agama yang telah mendasari kehidupannya secara pribadi

Materi bimbingan haruslah inti pokok bimbingan antara lain

meliputi masalah keimanan (aqidah) keislaman (syarirsquoah) dan

ikhsan (akhaq)37

a Keimanan (Aqidah)

Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy keimanan (Aqidah)

yaitu sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum

oleh manusia berdasarkan akal wahyu dan fitrah

Kebenaran itu dipatrikan di dalam hati dan diyakini

kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak

segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu38

Iman adalah ucapan hati dan lisan yang disertai

perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi

dengan berpegang pada Sunnah Rasulullah SAW Iman atau

aqidah adalah suatu yang di yakini secara bulat tidak diikuti

keragu-raguan sedikitpun Keyakinan ini dapat

menimbulkan sifat jiwa yang tercermin dalam perkataan

maupun perbuatan Hal ini bertumpu pada kepercayaan dan

keyakinan yang sungguh-sungguh akan keesaan Allah39

37 Zuhaini Dkk Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya Usaha

Nasional 1983) hal60 38Yunahar Ilyas Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta Lembaga

Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI) Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta 1993) hlm 1-2 39 Muhammad Syekh At-tamini Kitab Tauhid Yayasan Sosial Ibrahim

dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Arab Saudi

1996) hlm 24

32

Seseorang secara otomatis dari dalamnya akan

melakukan sesuatu kejelekan karena takut diketahui orang

lain karena dia malu kepada Allah Sehingga dia menjadi

orang yang bertakwa40

a Keislaman (syarirsquoah)

Menurut Mahmud Syaltut dalam Al-Islam Aqidah wa

Syarirsquoah menyebutkan kata syarirsquoah berarti jalan menuju

sumber air yang tidak pernah kering Kata syarirsquoah juga

diartikan sebagai jalan yang terbentang lurus Syariat

merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh Allah Swt

Bagi hambanya agar mereka mengimani mengamalkan

dan berbuat baik dalam hidupnya Sebagai mana firman

Allah dalam surah Al- Jasiyah ayat 18 yang berbunyi

ك ثم ن شريعة على جعلن ل ٱلذين أهواء تتبع ول فٱتبعها ٱلمر م

١٨ يعلمون

Artinya Kemudian kami jadikan engkau

(Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari

agama itu maka ikutilah (syariat itu) dan

janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang

yang tidak mengetahui41

Berdasarkan syariat ibadah bahwa amal yaitu

mengerjakan setiap perkara yang disyariatkan oleh Allah dan

40 Zakiyah Darajat Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (CrHaji

Masagung Jakarta 1969) hal 57 41 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 500

33

mengikuti apa yang diserukan oleh rasulnya meliputi segala

perintah dan larangannya yang dihalalkan dan diharamkan

Inilah yang mendekati unsur taat dan tunduk kepada Allah42

Apabila diperhatikan dari definisi di atas maka dalam

beribadah tergantung kepada beberapa pokok diantaranya

a) Adanya suatu perbuatan

b) Dilakukan oleh orang muslim

c) Maksud dari perbuatan itu mendekatkan diri kepada

Allah Swt Yaitu terdapat dalam pokok-pokok

ibadah yang diwajibkan yakni sholat lima waktu

zakat puasa di bulan Ramadhan dan disusul dengan

ibadah bersuci (tharah) yang merupakan kewajiban

yang menyertai pokok ibadah itu43

b Ikhsan (akhlaq)

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata akhlaqa

yukhliqu ikhlaqan sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid afrsquoala yuf ilu if alan yang berarti al-sajiyah

(perangai) ath-thabirsquoah (kelakuan tabirsquoat watak dasar)

alrsquoadat (kebiasaan kelaziman) al-murursquoah (peradaban yang

baik) dan al-din (agama)44

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau

khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak atau Khuluq

42 Qardawi Yusuf Konsep Ibadah dalam Islam (Central Medika

Surabaya 1991) hal36 43 Nasrudin Razak Dinul Islam (Al- Marsquoarif Bandung 1989) hal 117 44 Abuddin Nata Akhlak Tasawuf (Jakarta PT Raja Grafindo Persada

2012) hal 1

34

kedua-duannya dijumpai pemakaiannya tertera dalam Al-

Qurrsquoan surah Al- Qalam 68 4 yang berbunyi

٤ عظيم خلق لعلى وإنك

Artinya Dan sesungguhnya engkau benar-benar

berbudi pekerti yang luhur 45

Dari ayat Al-Qurrsquoan di atas kata khuluq untuk arti budi

pekerti Dengan demikian kata akhlak atau khuluq secara

kebahasaan berarti budi pekerti adat kebiasaan perangai

murursquoah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabirsquoat

Menurut imam Al- Ghazali dari Ibn Miskawaih akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan46 Akhlak

bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi

manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang

buruk Jika tujuan tersebut tercapai maka manusia akan

memiliki kebersihan batin kemudian dapat melahirkan

perbuatan yang terpuji Dari perbuatan yang terpuji ini akan

lahir keadaan masyarakat yang damai harmonis rukun

sejahtera lahir dan batin yang memungkinkan ia dapat

45 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 564 IImam Al-Ghazali Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al- Fikr

tt) hal 56

35

beraktivitas guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

kebahagiaan hidup di akhirat

5 Metode Bimbingan Agama

Dalam surah An- Nahl ayat 125

دلهم ٱلحسنة وٱلموعظة بٱلحكمة رب ك سبيل إلى ٱدع بٱلتي وج

أعلم وهو سبيلهۦ عن ضل بمن أعلم هو ربك إن أحسن هي

١٢٥ بٱلمهتدين

Artinya Serulah (manusia) kepada jalan

Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

baik dan berdebatlah dengan mereka dengan

cara yang baik Sesungguhnya Tuhanmu dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari

jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui

siapa yang mendapat petunjuk47

Ayat tersebut menjelaskan bahwa mencapai tujuan

berdakwah atau membimbing haruslah dengan cara yang

tepat dan baik agar tujuan bimbingan dapat tercapai Secara

harfiah metode adalah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan Metode berasal dari kata ldquometardquo yang

berarti melalui dan ldquohodosrdquo yang berarti jalan Kemudian

hakikat pengertian dari metode tersebut adalah segala sarana

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan48

47 Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan Al-

Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka hal 281 48 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 43

36

Sarana di sini dapat bersifat fisik maupun non fisik

Seperti alat peraga berupa media yang dapat menunjang

kegiatan bimbingan serta suatu media pembelajaran yang

dapat menambah kemampuan bagi terbimbing

Penjelasan tentang ldquometoderdquo di atas dapat di pahami

bahwa metode bimbingan agama adalah sebuah jalan untuk

sarana yang dapat digunakan dalam proses bimbingan agama

maka metode yang digunakan dalam proses bimbingan

agama diantaranya

a Ceramah

Metode ceramah yaitu penjelasan yang bersifat umum

cara ini lebih tepat diberikan dalam bimbingan kelompok

(group guidance) tetapi pembimbing tetap berupaya untuk

menyesuaikan materi pembahasan yang disampaikannya

dengan kondisi terbimbing yang beragam49

b Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara atau teknik yang

digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai

fakta-fakta mental atau kejiwaan (psikis) yang ada pada diri

terbimbing50

49 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

136 50 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008)

hal122

37

Wawancara dapat berjalan dengan dengan baik bila

memenuhi persyaratan sebagai berikut

1) Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada

yang dibimbing

2) Pembimbing harus yang dapat dipercaya oleh

seseorang yang dibimbing

3) Pembimbing harus dapat menciptakan situasi

dan kondisi yang memberikan perasaan damai

dana man serta santai kepada seorang yang

dibimbing51

Selain metode di atas dalam perspektif Al-Qurrsquoan ada

metode yang biasa dilakukan yakni

1) Metode ldquobil-hikmahrdquo metode ini digunakan

dalam menghadapi orang-orang yang terpelajar

intelek dan memiliki tingkat rasional yang

tinggi yang kurang yakin akan kebenaran ajaran

agama

2) Metode ldquobil-mujadalahrdquo perdebatan yang

digunakan untuk menunjukkan dan

membuktikan kebenaran ajaran agama dengan

menggunakan dalil-dalil Allah yang rasional

3) Metode ldquobil-mauidzhrdquo yang menunjukkan

contoh yang benar dan tepat agar yang di

51 M Arifin pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta Golden Terayon Press 1982) hal 45

38

bimbing dapat mengikuti dan menangkap dari

apa yang diterimanya secara logika dan

penjelasannya akan teori yang masih baku

(tekstual) 52

B Kecerdasan Spiritual

1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Menurut Khavari kecerdasan spiritual adalah fakultas dari

semua dimensi non-material kita ruh manusia Kita harus

mengenalinya seperti apa adanya menggosoknya sehingga

mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk

memperoleh kebahagiaan abadi Seperti dua bentuk kecerdasan

lainnya kecerdasan spiritual dapat di tingkatkan dan juga di

turunkan Akan tetapi kemampuan untuk ditingkatkan tampaknya

tidak terbatas53

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

52 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)

Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008) hal

135-136 53 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal12

39

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain54

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa kecerdasan

spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah

terhadap setiap perilaku dan kegiatan manusia yang seutuhnya

(hanif) dan memiliki pola pemikiran tauhidi (Integralistik) serta

berprinsip ldquohanya karena Allahrdquo Dan ESQ dalam bukunya

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

spiritual terhadap pemikiran perilaku dan kegiatan serta mampu

menyinergikan IQ EQ dan SQ secara komprehensif55

Berdasarkan teori tersebut maka dalam penelitian ini

kecerdasan spiritual adalah seseorang yang memaknai dan

memberikan nilai yang luas untuk jalan hidupnya segala kegiatan

dan perilaku seseorang semata-mata karena ibadah Dan meyakini

bahwa segalanya ldquohanya karena Allahrdquo

2 Karakteristik Kecerdasan Spiritual

Tanda-tanda kecerdasan spiritual seseorang yang telah

berkembang dikutip dari bukunya Danah Zohar dan Ian Marshal

Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam berpikir Integralistik

dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan yakni sebagai berikut56

54 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24 55Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 47 56 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

40

a Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan

dan aktif)

b Tingkat kesadaran diri

c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan

penderitaan

d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa

sakit

e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai

f Keengganan untuk menyebabkan keinginan yang tidak

perlu

g Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan ldquoholistikrdquo)

h Kecenderungan untuk melihat bertanya ldquomengapardquo

atau ldquobagaimana jikardquo Untuk mencari jawaban-

jawaban yang mendasar

i memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konversi

seseorang yang tinggi kecerdasan spiritualnya juga

cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh

pengabdian yakni seseorang yang bertanggung jawab

untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi

kepada orang lain yang memberikan petunjuk

penggunaannya

41

Menurut Roberts A Emmons yang dikutip oleh Abd Wahab

HS dan umiarso ciri-ciri seseorang yang cerdas spiritualnya

yakni57

a Kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan

material

b Kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang

memuncak

c Kemampuan untuk mengsakralkan pengalaman sehari-

hari

d Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber

spiritual guna menyelesaikan masalah

e Kemampuan untuk berbuat baik yaitu memiliki kasih

sayang yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan

Seperti memberi maaf bersyukur atau

mengungkapkan terimakasih bersikap rendah hati

menunjukkan kasih sayang dan kearifan hanyalah

sebagian dari kebajikan

3 Meningkatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam bukunya Ary Ginanjar Agustian yang berjudul Sukses

membangun ESQ Robert K Coopers PhD dan Ayman Sawaf

memberikan sebuah metode untuk meningkatkan kecerdasan

spiritual yaitu58 meluangkan waktu dua tau tiga menit dan bangun

57 Abd Wahab dan Umiarso Kepemimpinan Pendidikan dan

Kecerdasan Spiritual (Jogjakarta Ar-Ruzz Media 2011) hal181-182 58 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281

42

lima menit lebih awal dari biasanya ldquoduduklah dengan tenang

pasang telinga hati keluarlah dari pikiran dan masuklah ke dalam

hati yang terpenting di sini menulis apa yang dirasakanrdquo

Menurut pengamatan Coofer dan Sawaf cara-cara seperti ini

secara langsung mendatangkan kejujuran emosi (dari dalam hati)

mengadirkan nilai-nilai kebijaksanaan dalam jiwa dan

menghantarkannya hingga dapat menggunakannya secara efektif

Menurut para peneliti pengamatan terhadap khazanah hati itu

dapat lebih banyak memberi ldquomaknardquo pada hari-hari panjang serta

kehidupan secara umum

Kecerdasan spiritual bersumber dari suara hati Sedangkan

suara hati itu ternyata cocok dengan nama serta sifat-sifat ilahiah

yang ldquoterekamrdquo dalam jiwa setiap manusia Sifat-sifat tersebut

adalah dorongan ingin mulia dorongan ingin belajar dorongan

ingin bijaksana dan dorongan-dorongan lainnya yang bersumber

dari Asmahul Husna Shalat berisikan pokok-pokok pikiran serta

bacaan suci mengenai suara-suara hati itu sendiri Contoh ucapan

ldquoMaha Suci Allah Maha Besar Allah Maha Tinggi Allah Maha

Mendengar Allah dan Maha Pengasih dan Penyayangrdquo

Yang akan menjadi ldquoreinforcementrdquo atau ldquopengakuan

kembalirdquo dari kekayaan sifat-sifat mulia yang telah ada dalam diri

kita Ketika kondisi di atas telah dilakukan secara baik maka shalat

akan menjadi solusi ldquoenergizingrdquo yang akan mengisi jiwa baik

sadar maupun tak sadar melalui mekanisme refetitive magic

power yang berujung pada pemilikan tingkat kecerdasan spiritual

43

yang tinggi (berakhlak mulia) yang merupakan syarat utama

keberhasilan dan merupakan metode pengasahan god spot

manusia59

Danah Zohar dan Ian marshal menjelaskan agar seseorang

memiliki kecerdasan spiritual secara utuh terkadang kita harus

melihat wajah neraka mengetahui kemungkinan untuk putus asa

menderita sakit kehilangan dan tetap tabah menghadapinya60

4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Menurut Danah Zohar dan Ian marshal otak manusia selalu

berkembang untuk menuju perubahan yang bermanfaat bagi

kehidupannya begitu juga dengan adanya perkembangan

kecerdasan spiritual dalam diri manusia Ada beberapa faktor yang

menjadi penghambat kecerdasan spiritual untuk berkembang

diantaranya61

a Adanya ketidak seimbangan id ego dan super ego

b Adanya orang tua yang tidak cukup menyayangi

anaknya

c Mengharapkan sesuatu yang terlalu banyak

d Adanya ajaran yang mengajarkan menekan insting

59 Ary Ginanjar Agustian Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan

Emosi dan Spirtual (Jakarta Arga 2001) hal 281 60 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 13 61Nurmala Rawa Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan

Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al Washiliyah Tembung (Skripsi

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan 2018)

44

e Adanya aturan moral yang menekan insting alamiah

f Adanya luka jiwa yang menggambarkan pegalaman

menyangkut perasaan terbelah terasing dan tidak

berharga

Danah Zohar dan Ian Marshal mengungkapkan ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual yaitu62

a Sel saraf otak

Otak menjadi jembatan antara batin dan lahiriah kita ia

mampu menjalankan semua ini karena bersifat kompleks

luwes adiptif dan mampu mengorganisasian diri Penelitian

yang dilakukan pada era 1990an dengan menggunakan WEG

(Magneto- Encephalo- Graphy) membuktikan bahwa osilasi

sel saraf otak pada rentang 40 Hz merupakan basis bagi

kecerdasan spiritual

b Titik Tuhan

Dalam penelitian Rama Chandra menemukan adanya

bagian dalam otak yaitu lobus temporal yang meningkat

ketika pengalaman religius atau spiritual berlangsung Dia

menyebutkan sebagai titik Tuhan atau God Spot Titik Tuhan

memainkan peran biologis yang menentukan dalam

pengalaman spiritual Namun demikian titik Tuhan

merupakan syarat mutlak dalam kecerdasan spiritual Perlu

62 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal 35-83

45

adanya integrasi antara seluruh bagian otak seluruh aspek

diri dan seluruh segi kehidupan

Dengan demikian dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah nilai-nilai yang muncul

dari dalam diri sendiri dengan dorongan usaha dan keberadaan

seseorang serta faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan

spiritual adalah sel saraf otak dan titik Tuhan

C Mualaf

Kata mualaf berasal dari Bahasa Arab yaitu asal kata dari

ldquoallafa- yarsquolafu- alfanrdquo yang artinya menjinakkan menjadi jinak

dan mengasihi Sehingga kata mualaf di artikan sebagai seseorang

yang di jinakkan atau dikasihi hatinya dalam Ensilkopedi Hukum

Islam mualaf (Ar mursquoallaf qalbuh jamak muarsquoallaf qulubuhum

= orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan)63 Sehingga Orang

yang dijinakkan hatinya akan cenderung kepada islam

Menurut Hamka Mualaf adalah orang yang di jinakkan dan

diteguhkan hatinya agar mantap pada keyakinannya dan

kedudukannya disamakan tingginya dengan orang Islam lainnya64

Tidak ada perbedaan dalam islam baik kedudukan sorang mualaf

maupun seseorang yang memeluk islam sejak lahir

63 ldquoMualafrdquo dalam Abdul Aziz Dahlan Ensiklopedi Hukum Islam

(Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve 1997) hal 1187 64 Hamka Haq Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT Wahana

Semesta Intermedia 2009) hal 231

46

Menurut Imam Mawardi mualaf adalah orang yang diberi

perhatian khusus oleh Islam dengan tujuan menjinakkan hatinya

demi kemaslahatan65

Menurut Haq mualaf juga diartikan sebagai orang baru masuk

islam yang perlu dirangkul agar imannya semakin mantap dapat

diperluas mencangkup umat agama lain yang tak kalah pentingnya

untuk dirangkul dalam suatu harmoni dan kedamaian bersama

kaum muslimin66

Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa mualaf adalah seseorang yang di jinakkan dan diteguhkan

hatinya untuk cenderung ke Islam Oleh karena itu karena mereka

baru masuk Islam dan baru mengetahui Islam maka mereka berada

di posisi yang membutuhkan bimbingan agama untuk mengetahui

Islam lebih dalam agar mereka bisa sepenuhnya meyakinkan diri

untuk tetap memilih Islam sebagai agama mereka Dan bisa

beribadah secara mandiri

D Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Miller dalam Tohirin menyatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada

individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian

dengan mempergunakan berbagai bahan melalui interaksi dan

65 Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah hal 157 66 Yusuf Qardawi Hukum Zakat Terj (Bogor Pustaka Litera Antar

Nusa 2002) hal 563

47

pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dalam

berdasarkan norma-norma yang berlaku67

Menurut M Arifin dalam bukunya Pedoman pelaksanaan

Bimbingan dan Penyuluhan Agama menjelaskan bahwa

bimbingan agama dapat diartikan sebagai ldquousaha pemberian

bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah

maupun batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan

masa mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual

Dengan maksud membantu seseorang mampu mengatasi

kesulitannya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri

melalui dorongan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan yang

maha esa68

Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual (SQ) adalah

kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam

konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai

bahwa tindakan untuk jalan hidup seseorang lebih bermakna

dibandingkan dengan yang lain69

Menurut Ginanjar Agustian menyebutkan bahwa SQ adalah

kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku

67Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) hal17 68 Zohar amp Marshal (2007) SQ kecerdasan spiritual (Rahmani Astuti

Ahmad Nadjib Burhani Ahmad Baiquini Terjemahan) Bandung PT Mizan

Pustaka Buku asli diterbitkan tahun 2000 hal2 69 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

48

dan kegiatan manusia yang seutuhnya (hanif) dan memiliki pola

pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip ldquohanya karena

Allahrdquo

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti berasumsi bahwa

bimbingan agama dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan

karena keduanya merupakan hal yang bersifat psikis Untuk

mengukur dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari

sikap tingkah laku dan hal yang dirasakan oleh Mualaf Kemudian

ditinjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang tertera pada

bab IV

E Kerangka Berpikir

Indonesia saat ini tengah dibumingkan dengan Fenomena tren

hijrah hingga mempengaruhi jumlah mualaf yang semakin tinggi

Namun seiring berjalannya waktu banyak mualaf yang mengalami

kesulitan dalam hidupnya setelah melakukan konversi agama

Misalnya adanya tekanan dari berbagai pihak seperti tekanan dari

keluarga yang tidak menerima keyakinan barunya kehilangan

tempat tinggal pekerjaan teman kerabat dan lainnya Bahkan

dalam beberapa kasus kondisi kehidupan mereka jauh dari kata

layak Seringkali mereka merasa terbuang dan terasingkan

sehingga mereka harus menanggung resiko demi memenuhi

gejolak hati dan batin akan kebenaran ajaran Islam ditambah

49

tuntutan untuk mempelajari agama baru dalam waktu yang

singkat70

Dari penjelasan di atas banyak mualaf yang tidak bisa

menerima segala problematika yang harus dihadapi belum lagi

perihal lingkungan barunya sebagai muslim Tentu banyak

persoalan yang harus dihadapi Hingga tak jarang beberapa mualaf

tidak bisa menerima segala problematika baik kehidupan lamanya

maupun kehidupan barunya sebagai seorang muslim dan akhirnya

memutuskan untuk kembali ke agama sebelumnya (murtad)

Murtad dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah berbalik

belakang berbalik kafir membuang iman berganti menjadi

ingkar71

Berdasarkan IRP (Indeks Rawan Pemurtadan) Pusat Kajian

Nasional badan Amil Zakat Nasional (Puskas Baznas) pada tahun

2015 menurutnya terdapat 10 provinsi daerah rawan pemurtadan

Salah satu provinsi dengan rawan pemurtadan paling tinggi yakni

pada provinsi Kalimantan (5000) nilai terendah pada provinsi

Sumatera Selatan (1250) dan nilai rata-rata pada provinsi

Sulawesi Barat Maluku Utara dan Jawa barat dengan nilai 30- 20

70 Mualaf News Geliat Dakwah di Papua (Ciputat Yayasan An- Naba

Center 2012) hal 3 71 Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (Jakarta PT Gramedia Pustaka 2012) hal 942

50

persen72 Salah satu penyebab IRP (Indeks Rawan Pemurtadan)

adalah kemiskinan73

Bimbingan agama merupakan usaha pemberian bantuan

kepada individu yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun

batiniah yang menyangkut kehidupan dimasa kini dan masa

mendatang berupa pertolongan dibidang mental spiritual Salah

satu tujuan bimbingan agama yakni untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya74

Bimbingan agama merupakan faktor eksternal yang diberikan

kepada mualaf Bimbingan tersebut meliputi materi dan metode

yang diberikan oleh pembimbing agama Materi yang diberikan

berupa akidah ibadah dan akhlak serta diiringi metode ceramah

bimbingan kelompok dan tanya- jawab atau dialog

Pesantren Mualaf Yayasan An-Naba Center adalah lembaga

islam yang menyediakan layanan bimbingan agama bagi para

mualaf dari berbagai daerah di Indonesia serta dari luar Indonesia

Layanan bimbingan agama yang diberikan di pesantren ini

72 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 73 Novita Intan dan Agung Sasongko Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus 2018

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib 74 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38

51

memiliki 3 program yakni program pembinaan program

pendidikan dan program pengembangan diri Selain itu terdapat

kegiatan proses pengislaman yang dilakukan oleh para

pembimbing Apabila mualaf menerima bimbingan agama dengan

baik maka mualaf akan memperoleh kecerdasan spiritual yang

baik Meski dihadapkan berbagai problematika yang rumit mualaf

akan tetap kokoh dengan keyakinanya bahwa jalan hidup yang

dijalaninya lebih bermakna dari jalan hidup sebelumnya Salah

satu tujuan bimbingan agama ialah untuk menghasilkan

kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan

berkembang keinginan untuk berbuat tarsquoat kepada-Nya ketulusan

mematuhi segala perintah-Nya serta tabah menerima ujian-Nya75

Dengan demikian semakin besar bimbingan agama maka mualaf

akan semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritualnya

Selain faktor eksternal ada faktor internal yang dapat

berhubungan dengan kecerdasan spiritual mualaf yakni

karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins

Karakteristik individu berupa usia jenis kelamin pendidikan

umur masa kerja dalam organisasi76 Pada penelitian ini peneliti

menggunakan karateristik individu berupa usia jenis kelamin

pendidikan umur dan masa mualaf

75 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(berbasis integrasi) (Jakarta PT Raja Grafindo Persada 2007) Hal 38 76 Stephen Robbins Perilaku Organisasi (Jakarta PT Indeks 2006)

hal 171

52

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

kerangka berfikir dari penelitian ini maka kerangka berfikir

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual dapat

dilihat pada Gambar 2

53

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian Hubungan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru Ciputat

Bimbingan Agama (X2)

1 Materi

Bimbingan

Agama

a Akidah

b Ibadah

c Akhlak

2 Metode

Bimbingan

Agama

a Ceramah

b Bimbingan

Kelompok

c Tanya-jawab

dan Dialog

Faktor Internal (X1)

Karakteristik Responden

1 Jenis Kelamin

2 Usia

3 Pendidikan

4 Masa Mualaf

Kecerdasan Spiritual (Y)

1 Kemampuan bersikap

fleksibel

2 Tingkat kesadaran

diri

3 Kemampuan

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

4 Kempuan

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

5 Kualitas hidup yang

diilhami

Oleh visi dan nilai-

nilai

6 Keengganan untuk

menyebabkan

Keinginan yang tidak

perlu

7 Berpandangan

holistic

8 Berfikir positif

54

F Hipotesis Penelitian

pada penelitian kuantitatif diperlukan suatu prediksi

mengenai jawaban terhadap pernyataan penelitian yang

diformulasikan dalam bentuk hipotesis Hipotesis adalah

pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu

masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga

harus diuji secara empiris77 Hipotesis yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini melalui uji empiris yaitu

Ha Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik

individu dan bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat

Ho Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

karakteristik individu dan bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

Pengujian hipotesis tersebut dapat mengacu pada suatu

ketentuan yaitu apabila kurang dari 005 maka Ho ditolak dan Ha

diterima Sedangkan apabila signifikansi lebih dari 005 maka Ho

diterima dan Ha ditolak

77 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 31

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A Pendekatan dan Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

Metode kuantatif adalah sebuah metode yang memfokuskan data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik78

Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

rancangan yang terstruktur formal dan spesifik serta mempunyai

rancangan operasional yang mendetail Rancangan itu telah

terdapat antara lain yakni masalah pembatasan masalah

perumusan masalah kegunaan penelitian studi kepustakaan jenis

instrumen populasi dan sampel serta teknik analis yang

digunakan Semua itu diungkapakan dengan jelas dan benar

menurut ketentuan dan telah disepakati79

Adapun jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian

Deskriptif Kuantitatif Menurut Lehman yang dikutip Muri Yusuf

dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan pengertian jenis penelitian deskriptif kuantitatif adalah

salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

seacara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat

78 Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan R amp D

(Bandung ALFABETA 2009) hal 7 79 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 58

56

populasi tertentu atau m bencoba menggambarkan Populasi dan

Sampel fenomena secara detail80

B Tempat dan Waktu penelitian

Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini bertempat

di Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center Jl

Cendrawasih IV no 1 RT 02 RW 03 Kelurahan Sawah Baru

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Kode

Pos 15413 Proses penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5

bulan yaitu mulai 17 Agustus 2020 sampai 18 Desember 2020

Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian ini

didasarkan pada fakta sebagai berikut

1 Mayoritas santri mualaf di Pesantren Pembinaan Mualaf

Yayasan An-Naba Center adalah mereka yang benar-

benar masuk islam tanpa paksaan Datang tanpa

memiliki apa-apa terusir dari keluarga kerabat teman

dan tempat kerjanya mereka memilih bisa menjalani

hidup sebagai muslim yang mandiri secara peribadatan

pendidikan dan pekerjaan Dan mereka berkeyakinan

bahwa islam adalah jalan terbaik bagi hidupnya

2 Keberadaan mualaf kurang diperhatikan oleh lembaga

Ormas (organisasi masyarakat) Islam maupun Instansi

yang cukup berpengaruh dalam memberikan bimbingan

dan pembinaan baik secara peribadatan pendidikan

80 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 62

57

maupun pekerjaan Sebab mualaf adalah seseorang baru

mengenal islam belum lagi bagi mereka yang masuk

islam tidak didukung oleh orang-orang terdekatnya

3 Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih jauh

mengenai hubungan bimbingan agama dengan tingkat

kecerdasan spiritual diri mualaf di di Pesantren

Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center di

Pesantren Pembinaan Mualaf Yayasan An-Naba Center

Sawah Baru Ciputat

C Populasi dan Sampel

1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari

benda yang nyata abstrak peristiwa ataupun gejala yang

merupakan sumber data dan memililki karakter tertentu dan

sama81 Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik

populasi yaitu82

a Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan

informasi yang akan diinginkan

b Dapat berupa manusia hewan tumbuh-tumbuhan

benda atau objek maupun kejadian yang terdapat dalam

suatu area atau daerah tertentu yang telah ditetapkan

81 Sukandar Rumidi Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk

Peneliti Pemula (Yogyakarta Gadjah Mada University Press 2012) hal 47 82 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Prenadamedia Group2014) hal 146

58

c Merupakan batas (boundary) yang mempunyai sifat

tertentu yang memungkinkan peneliti menarik

kesimpulan dari keadaan itu

d Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil

penelitian itu dapatat digeneralisasikan

Populasi dalam penelitian ini ialah jumlah santri mualaf di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center dengan kriteria

minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sudah

3 bulan menerima bimbingan agama sebanyak 35 orang Dua

kriteria tersebut salah satu indikator yang peneliti tentukan dengan

asumsi pendidikan minimal SMP sudah memiliki pemahaman dan

kedewasaan yang cukup baik dalam menerima bimbingan agama

Dan 3 bulan adalah waktu yang cukup bagi seorang mualaf untuk

dilihat perubahannya dalam menerima bimbingan agama

2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari kumpulan objek penelitian

(populasi) yang dipelajari dan dimati83 Sampel penelitian ini

menggunakan teknik Sensus Sampling Total merupakan teknik

pengembalian sampel di mana seluruh anggota populasi dijadikan

sampel semua Penelitian yang dilakukan pada populasi di bawah

100 sebaiknya dilakukan dengan sensus sehingga seluruh anggota

83 Jalaludin Rahmat metode Penelitian Komunikasi (Bandung PT

remaja Rosda Karya 1994) hal 78

59

populasi tersebut dijadikan sampel semua sebagai subyek yang

dipelajari atau sebagai responden pemberi informasi84

D Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana

data diperoleh85 Peneliti menggunakan dua sumber data pada

penelitian ini yaitu

1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya atau dari lembaga yang terkait

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari situasi aktual di

mana peristiwa terjadi86

Adapun yang data primer yang didapatkan peneliti diperoleh

melalui Pendiri Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center

Sawah Baru-Ciputat pengurus santri pengajar santri dan

beberapa santri yang sudah lama menetap di pesantren

2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan

oleh organisasi yang bukan pengelolanya Adapun data

sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan

kuesioner87

84 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 140 85 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik

(Jakarta Rajawali 1987) hal 129 86Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) Hal 433 87 Sumardi Suryabrata Metode Penelitian (Jakarta Rajawali 1987) hal 94

60

E Variabel dan Devinisi Operasional Penelitian

Variabel yang di ukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a Variabel Independen (X)

Variabel bebas (independen) penelitian ini adalah

Bimbingan Agama (Variabel X) Variable independen dalam

penelitian ini yaitu bimbingan agama Definisi konseptual

bimbingan agama yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi dan metode bimbingan agama yang dilakukan secara

intens oleh pembimbing agama kepada santri mualaf untuk

membantu individu meningatkan kecerdasan spiritual

b Variabel Dependen (Y)

Variabel terkait Teknik Pengumpulan (Dependen)

dalam inipenelitian adalah Kecerdasan Spiritual Mualaf

(Variabel Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual Definisi konseptual dari kecerdasan

spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kecerdasan spiritual sebagai pemaknaan jalan hidup

menjadi seorang muslim yang kaffah bagi santri di

Pesantren Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat Adapun definisi operasional secara rinci dapat

dilihat pada Lampiran I

61

F Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini penelititi menggunakan tiga Teknik

pengumpulan data yaitu

1 Observasi atau pengamatan

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistematis88 Dengan observasi

dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi sosial maka akan memperoleh

pandangan yang holistik dan menyeluruh89

Adapun observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengamati langsung kegiatan Bimbingan Agama yang dilakukan

pembimbing agama kepada remaja Mualaf di pesantren mualaf

yayasan An Naba Center Sawah Baru- Ciputat

2 Kuesioner

Kuesioner berasal dari bahasa latin Questionnaire yang

berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan

topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan

maksud untuk memperoleh data90 Kuesioner dapat berupa

pertanyaan pernyataan terhadap atau terbuka dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau bdiberikan melalui media

88 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) hal 101 89 Sugiono Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung Alfabeta 2014)

cet 2 hal 57 90 Murni Yusuf Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Gabungan (Jakarta Premadamedia Group2014) Hal 199

62

yang lain91

3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-

karya monumental dari seseorang Studi dokumen merupakan

Perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kuantitatif Menurut Bogdad bahwa hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan lebih kredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa

kecil sekolah di tempat kerja di masyarakat dan autobiografi92

Dengan teknik dokumen peneliti dapat membantu dalam

menemukan informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan diteliti Dari dokumentasi tersebut peneliti mendapatkan

informasi guna memperoleh data yang dibutuhkan Serta

memperluas Pemahaman dan teori yang akan digunakan selama

penelitian

G Intrumen Penumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan Intrumen pengumpulan

data Skala Likert untuk mengetahui pengaruh bimbingan agama

terhadap tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren Mualaf

Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat Skala Likert

adalah skala yang dapat digunakan untuk mengatur sikap

91 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 219 92 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi

(Mixed methods)

(Bandung Alfabeta 2017) cet 8 hal 327

63

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial93

Tabel 1 Skor Skala Semi Likert

No Alternatif Skala Likert Positif Negatif

1

2

3

4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

4

2

1

1

2

4

5

1 Skala Bimbingan Agama

Skala yang digunakan untuk mengkur bimbingan agama

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan dua

aspek bimbingan agama yakni materi dan metode bimbingan

agama Adapun materi bimbingan agama yang digunakan yakni

akidah ibadah dan akhlak sedangkan metode bimbingan agama

yakni ceramah Bimbingan kelompok tanya-jawab dan dialog

2 Skala Kecerdasan Spiritual

Skala yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual

dari subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan

delapan karakteristik kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar

dan Ian Marshal94 yaitu kemampuan bersikap fleksibel tingkat

kesadaran diri kemampuan menghadapi dan memanfaatkan

93 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 152 94 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 8

64

penderitaan kempuan menghadapi dan melampaui rasa sakit

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu berpandangan

holistik kecenderungan untuk bertanya ldquomengapardquo dan

ldquobagaimana jikardquo

Selanjutnya untuk mengecek ketepatan pengukuran dan

mengukur konsitensi instrument penelitian dilakukan uji validitas

dan uji reliabilitas Uji validitas digunakan untuk mengukur

ketepatan instrumen penelitian95 Sedangkan uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian96

3 Uji Validitas dan Realiabilitas

a Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrument97

Validitas menunjuk pada sejauh mana perbedaan

dalam skor pada suatu instrument (item-item dan kategori

respons yang diberikan kepada satu variabel khusus)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-

individu kelompok-kelompok atau situasi-situasi dalam

karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran98

95 Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta PT Rineka Cipta 2002) edisi revisi IV hal 328 96 Burhan Bungin Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta

Kencana Prenada Media Group 2008) hal 133 97 Sugioyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RampD

(Bandung Alfabeta 2014) Cet Ke-20 hal 211 98 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Refika Aditama 2015) Hal 472

65

Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrument

yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

korelasi berganda

Dalam menguji Validitas ada beberapa kriteria yang

dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang

digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin

diukur yakni99

1 Jika koefisien korelasi product moment melebihi 03

2 Jika koefisien korelasi product moment gt r-tabel (α n-

2) n= jumlah sampel

3 Nilai Sig ge α

Peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam

melakukan uji validitas Adapun rumus yang digunakan

untuk uji validitas kontruk dengan teknik kolerasi product

moment yaitu100

rhitung =119899(sum119883119884)minus(sum119883)(sum119884)

radic[119899(sum1198832 )minus(sum119883)2] [119899(sum1198842 )minus(sum119884)2 ]

keterangan

r= Koefisien korelasi skor validitas skor validitas

X dan Y

n=jumlah responden

99 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48 100 Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS (Jakarta Kencana 2013) hal 48

66

X= skor variabel (jawaban responden)

Y= Skor total dari variabel (jawaban responden)

Tabel 2 menunjukkan BluePrint Skala variable

Bimbingan Agama sebelum uji instrumen

Tabel 2 BluePrint Skala variable Bimbingan Agama

sebelum uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 12345 - 5

2 Ibadah 678910 - 5

3 Akhlak 12131415 11 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 1718 16 3

5 Bimbingan

Kelompok 1921 20 3

6

Tanya

Jawab atau

Dialog

222324 - 3

Jumlah 24

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Yayasan An-

Naba Center cabang Kupang Nusa Tenggara Timur

dengan teknik product Moment yang diuji cobakan kepada

26 responden Dari 24 item butir pernyataan variable

bimbingan agama yang diuji cobakan diketahui 16 item

valid dan 8 item tidak valid Pernyataan yang tidak valid

kemudian diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan

67

pengambilan data inti Hasil uji validitas lebih lengkap

dapat dilihat pada Lampiran 2 Tabel 3 menunjukkan

BluePrint Skala variable Bimbingan Agama setelah uji

instrumen

Tabel 3 BluePrint Skala variabel Bimbingan Agama setelah

uji instrumen

No Dimensi Item

Jumlah Butir Positif Butir Negatif

Materi Bimbingan Agama

1 Akidah 2345 1 5

2 Ibadah 78910 6 5

3 Akhlak 11121415 13 5

Metode Bimbingan Agama

4 Ceramah 17 1618 3

5 Bimbingan

Kelompok 21 1920 3

6 Diskusi 2223 24 3

Jumlah 24

Tabel 4 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual sebelum diuji instrumen

68

Tabel 4 BluePrint Skala variabel Kecerdasan Spiritual

sebelum diuji instrumen

Uji validitas pada variabel kecerdasan spiritual yang

diuji cobakan kepada 26 responden Dari 24 item butir

pernyataan yang diuji cobakan diketahui 22 item valid dan 2

item tidak valid Pernyataan yang tidak valid kemudian

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2829 30 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

3132 33 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan

melampaui rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan

nilai-nilai

3739 38 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

464748 - 3

Jumlah 24

69

diperbaiki dan hasilnya selanjutnya dilakukan pengambilan

data inti Hasil uji validitas lebih lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 2

Tabel 5 menunjukkan BluePrint Skala variable

Kecerdasan Spiritual setelah diuji instrumen

Tabel 5 BluePrint Skala variable Kecerdasan Spiritual

setelah diuji instrumen

No Dimensi

Item

Total Butir

Positif

Butir

Negatif

1 Kemampuan bersikap

fleksibel 252627 - 3

2 Tingkat kesadaran diri 2830 29 3

3

Kemampuan untuk

menghadapi dan

memanfaatkan penderitaan

313332 - 3

4

Kemampuan untuk

menghadapi dan melampaui

rasa sakit

343536 - 3

5

Kualitas hidup yang

diilhami oleh visi dan nilai-

nilai

373839 - 3

6

Keengganan untuk

menyebabkan keinginan

yang tidak perlu

404142 - 3

7

Kecenderungan untuk

melihat keterkaitan antara

berbagai hal (berpandangan

ldquoholistikrdquo)

434445 - 3

8

bersikap positif terhadap

apapun yang menimpa

kehidupannya

4748 46 3

70

b Uji Realiabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula

Dalam uji reliabilitas ini peneliti menggunakan teknik

Alpha Cronbach Teknik ini digunakan untuk menentukan

suatu instrument penelitian reabel atau tidak bila jawaban

yang diberikan responden berbentuk skala seperti 1-3 1-5

1-7 atau jawaban responden yang menginterpretasikan

penilaian sikap Uji realibilitas ini menggunakan Realibility

Analysis dengan metode Cronbachrsquos Alpha melalui aplikasi

SPSS Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila

koefisien realibilitas (r11) gt 06101

α = (119870

119870 minus 1) (

1198781199032 minus sum119878119894

2

1198781199092

)

Keterangan

α Koefisien realibilitas Alpha Cronbach

K Jumlah item pertanyaan

sum1198781198942 Jumlah varians skor item

101 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 57

Jumlah 24

71

1198781199092 Varian skor uji seluruh item K102

Tabel 6 Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan

Instrumen Ukuran dari Cronbach

Hasil Uji Alpha

Cronbach

Derajat Keandalan

lt 05 Tidak dapat digunakan

05-06 Jelek (poor)

06-07 Cukup atau dapat diterima

07-09 Bagus (good)

gt09 Luar biasa bagus

(exellent)

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Bimbingan Agama

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

867 24

Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel bimbingan agama memperoleh nilai sebesar

0876 yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Tabel 8 menunjukkan hasil Uji Reliabilitas Skala

Kecerdasan Spiritual

102 Ulber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung

Refika Aditama 2015) hal 470

72

Table 8 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Spiritual

Reliability Statistics

Cronbachs Alpha N of Items

780 24

Pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil perhitungan

uji realibilitas terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200)

menunjukkan bahwa nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan

pada variabel kecerdasan spiritual memperoleh nilai sebesar

0780 Yang berarti 24 pernyataan pada kuesioner reliabel

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel

terhadap 35 responden (bantuan SPSS 2200) menunjukkan

nilai Cronbachrsquos Alpha keseluruhan dengan 48 pernyataan

dinyatakan reliabel

H Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif analisi data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul Kegiatan dalam

analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden menyajikan data tiap variabel yang diteliti

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis

langkah terakhir tidak dilakukan103Adapun analisis dalam

103 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung Alfabeta 2018)

Hal 226

73

penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan teknik

infersensial

1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis data

penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan

satu sampel Uji statistik dalam analisis deskriptif adalah bertujuan

untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti yang

bersifat deskriptif104 Analisis deskriptif ini bertujuan untuk

menggambarkan tingkat kecerdasan spiritual mualaf di Pesantren

Mualaf Yayasan An Naba Center Sawah Baru-Ciputat

2 Analisis Inferensial

Analisis inferensial bertujuan untuk mengetahui hubungan

variabel bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Statistik inferensial merupakan metode analisis yang

digunakan untuk mengukur derajat hubungan atau perbedaan

antara dua variabel Statistic inferensial berhubungan dengan

penggeneralisasi informasi atau secara lebih spesifik membuat

inferensi dari data sampel untuk populasi yang didasarkan pada

sampel yang diambil dari populasi 105 Analisis inferensial ini

menggunakan analisis korelasi Rankrsquos Spearman Uji Spearman

104 Sofiyan Siregar Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan

Perbandingan Perhitungan Manual amp SPSSI (Jakarta Kencana 2017) hal 100

105 Uliber Silalahi Metode Penelitian Sosial Kuantitatif (Bandung PT

Revika Aditama 2015) hal 532

74

Rank adalah untuk menguji hipotesis assosiatifhubungan

(korelasi) bila data yang dihubungkan berbentuk ordinal dan

sumber data antar variabel tidak harus sama106

Uji koefisien korelasi dalam penelitian ini dimaksud untuk

mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan antara

variabel independen yaitu karakteristik individu dan bimbingan

agama dengan variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Adapun sifat hubungan antara variabel pada penelitian ini

yaitu kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

variabel independen yaitu karakteristik individu yang

mempengaruhi variabel dependen yaitu kecerdasan spiritual

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut

yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji

koefisien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan rentang

kekuatan korelasi menurut Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 9

Tabel 9 Interval Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

Nilai Interpretasi

r = 000 ndash 0199 Sangat Rendah

r = 020 ndash 0399 Rendah

r = 040 ndash 0599 Sedang

r = 060 ndash 0799 Kuat

r = 080 ndash 1000 Sangat Kuat

106 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D

(Bandung Alfabeta 2012) hal 153

75

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Yayasan An-Naba Center

1 Sejarah Yayasan An-Naba Center

Pendirian Pesantren Pembinaan Mualaf- Yayasan An-Naba

Center Indonesia ini bermula dari pengalaman pribadi Ustadz

Syamsul Arifin Nababan pendiri Yayasan An-Naba Center Beliau

adalah seorang ustadz yang berlatar belakang mualaf yang mana

sejak beliau menjadi Darsquoi (pendakwah) sering kali menjumpai para

mualaf yang senasib dengan beliau diberbagai daerah

Dari hasil pertemuan beliau dengan para mualaf di Indonesia

khususnya dari aspek pembinaan akidah mereka Karena

mayoritasnya para mualaf ini setelah memeluk agama Islam tidak

mendapatkan sentuhan pembinaan dari kaum muslimin melainkan

hanya memperoleh sertifikat masuk islam semata Maka sejak

itulah mulai muncul ide dan hasrat beliau untuk mendirikan

pesantren mualaf yang nantinya dikhususkan untuk membina para

mualaf diseluruh wilayah Indonesia

Pada tahun 2008 Ustadz Syamsul Arifin Nababan membangun

pesantren mualaf pertama di khususkan untuk mualaf putra di

daerah Bintaro Tangerang Selatan Kemudian pada tahun 2014

beliau membangun pesantren mualaf putri yang tidak jauh dari

pesantren putra Dan selanjutnya beliau secara berturut-turut dari

tahun 2016- 2019 telah membangun tiga unit pesantren mualaf

cabang Kupang Nusa Tenggara Timur Dan ditahun 2020 beliau

76

juga telah memulai pembangunan pesantren mualaf ke-6 di Ciawi

Puncak Bogor dengan luas lahan 12 hektar Dan sampai hari ini

jumlah santri beliau sudah lebih dari 200 orang yang tersebar di 5

(lima) wilayah

Adapun sistem pendidikan di Pesantren Pembinaan Mualaf-

Yayasan An-Naba Center Indonesia ini bersifat non-formal dan

tanpa biaya (gratis) namun seluruh santri mualaf berhak

mendapatkan pendidikan formal di luar pesantren dengan

pembiayaan ditanggung oleh yayasan Dan target serta hasil dari

pembinaan para mualaf ini diharapkan mereka menjadi Darsquoi dan

Dairsquoyah yang diterjunkan berdakwah ditengah-tengah komunitas

muslim maupun non-muslim

2 Visi dan Misi Yayasan An-Naba Center

Visi ldquoMembentuk pribadi Muslim yang kaffah dan mampu

menjadi avant-guard (penjaga gawang) bagi penguatan aqidah

islamiyahrdquo

Misi Sebagai sebuah institusi pendidikan non formal yang

akan melahirkan pribadi-pribadi muslim yang kaffah berkarakter

serta berjiwa kemandirian maka misi Yayasan An-Naba Center

dipaparkan dalam beberapa poin sebagai berikut

a Menggugurkan seluruh sisa-sisa keyakinan sebelum

dan menggantikan dengan iman Islam yang kaffah

b Menanamkan pondasi keislaman yang kokoh

berdasarkan al-Qurrsquoan dan Sunnah

77

c Mencetak juru dakwah (darsquoi) yang militan berwawasan

perbandingan agama

d Membentuk pribadi Muslim yang berakhlakul karimah

mandiri dan terampil

e Menggalang kesatuan dan persatuan diantara kaum

muslimin Indonesia dalam memberikan daya dukung

terhadap bangunan iman dan taqwa yang kuat di

kalangan saudara kita kaum Mualaf

f Sebagai ikhtiar kelembagaan dalam kerangka mengajak

masyarakat untuk peduli melihat keterbelakangan

pendidikan dan pembinaan para mualaf Indonesia yang

merupakan salah satu potensi dan aset umat yang dapat

diandalkan keberadaannya bagi bangunan sebuah

masyarakat bangsa yang beriman dan bertaqwa

3 Tujuan Yayasan An-Naba Center

Tujuan didirikannya Yayasan An-Naba Center adalah untuk

membantu pemerintah dalam usaha pemerataan dan pelayanan

pembinaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

khususnya bagi mualaf Memberikan pendidkan yang layak serta

pembinaan yang maksimal agar mualaf bukan hanya berpindah

agama pada islam melaikan dapat mandiri secara peribadatan

hingga dapat berdakwah dan bermanfaat dimasyarakat

ldquoTujuan lain adalah bagaimana pada mualaf tidak hanya

sekedar ikrar dua kalimat syahadat bukan hanya perubahan satatus

ktp saja tetapi bagaimana mualaf ini menjadi muslim yang kaffah

78

dan menjadi ujung tombak dakwah kita kepada orang-orang non-

muslim sebab karena mereka dari non-muslim tentu memahami

betul psikologi orang non-muslim bagaimana strategi berdakwah

pada non-muslim itu yang sangat terbantu kalau mualaf ini

mendakwahi kepada mereka Di sini kita punya target para mualaf

itu bukan hanya kita bimbing agamanya tapi di sini semacam

kaderisasi kita kader mereka kita bentuk untuk diterjunkan

menjadi jun-jun dakwah di masa mendatangrdquo

Dilihat dari sudut ini peran dan fungsi Yayasan An-Naba

Center bergerak di bidang dakwah berawal pada sekala kecil

hingga merambah di beberapa wilayah nusantara

79

4 Struktur Organisasi Yayasan An-Naba Center

Adapun struktur organisasi di Yayasan An-Naba Center

dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3 Struktur Organisasi di Yayasan An- Naba Center

PEMBINA

Ferdius

Ndruru

KETUA amp PENGASUH

KH Syamsul Arifin Nababan

PENGAWAS

Siti Hamidah

SEKRETARIS

Leli Yuheni

BENDAHARA

Siti Fatimah

DEWAN GURU

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan

2 Dr Usamah Ali Gharibah dari Libya

3 Dr Azmi Ismail Lc MA 4 Dr Rio Erismen Lc MA 5 Dr Kopri Nurzen Lc

MA 6 Ust H Roni Hidayat Lc

MA 7 Ust Khairul Insan Lc 8 Ustadzah Erna

SANTRI

80

5 Program Bimbingan Agama

a Program Pembinaan

1) Memberikan dasar-dasar akidah Islamiyah melalui

kajian rutin

2) Memberikan dasar-dasar ilmu perbandingan agama

3) Memberikan pelatihan khutbah dan atau ceramah-

ceramah umum

b Program Pendidikan

Gerakan pendidikan non formal dengan pola pesantren

c Program Pengembangan

1) Menghafal Al-Qurrsquoan dan tafsirnya

2) Menghafal Hadits dan sarahnya

3) Penguasaan Bahasa Arab

4) Penguasaan Bahasa Inggris

5) Penguasaan Komputer

d Program Jangka Panjang

a) Program Perluasan Dakwah

Membangun cabang-cabang pesantren

Yayasan An-Naba Center diseluruh wilayah

Indonesia

Mengutus Darsquoi- darsquoi mualaf di daerah-daerah

minoritas muslim

b) Mencetak buku-buku testimoni para mualaf santri

An-Naba

81

e Program Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan formal dari tingkat

SMP- Perguruan Tinggi

2) Menyelenggarakan pelatihan Kristologi

3) Menyelenggarakan pelatihan imam dan khotib bagi

para mualaf

f Program Pengembangan Ekonomi Kreatif

1) Mendirikan usaha kuliner

2) Membangun bisnis berbasis online

3) Membangun usaha retail

6 Program Pembinaan Agama

Adapun program pembinaan agama secara rinci di Yayasan

An Naba Center dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11

Tabel 10 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putri di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

82

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz dan Ustadzah

(Hari Jumat pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

10 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Setoran

Hafalan

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat mengerjakan

tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan makan

malam

8 1900 - 2200 shalat Isya Berjamaah setoran hafalan dan

mengerjakan tugas sekolah

9 2200 - 0429 Istirahat

83

Tabel 11 Program Kegiatan Bimbingan Agama Asrama Putra di

Yayasan An- Naba Center

Jadwal Hari Senin- Sabtu

No Waktu Kegiatan

1 0429 - 0600

Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin (hari

jumat Tahsin diganti dengan membaca 4

surah pilihan As- Sajadah Ar-Rahman Al-

waqiah dan Al- Mulk)

2 0600 - 0800 Piket Area Asrama

3 0800- 1200 Sekolah Kuliah (on-line)

4 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

5 1300 - 1515 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

6 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

7 1600- 1700 Belajar Materi dari Ustadz (Hari Jumat

pembelajaran diliburkan)

8 1700 - 1800 beberes kamar dan persiapan shalat Maghrib

9 1800-1900 Shalat Maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

10 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

11 2200 - 0429 Istirahat

Jadwal Hari Minggu

1 0429 - 0600 Shalat Subuh Berjamaah dan Tahsin

2 0600 - 1200 Kerja Bakti Seluruh Area Asrama

3 1200- 1300 Shalat Dzuhur Berjamaah dan makan siang

4 1300 - 1515 Kegiatan Santri (Pencak silat muhadoroh

mengerjakan tugas dll)

5 1515- 1600 Shalat Ashar Berjamaah dan Al Matsurat

6 1630- 1800 beberes kamar istirahat dan persiapan shalat

Maghrib

84

7 1800-1900 shalat maghrib Berjamaah dan membaca

Iqra (untuk kelompok tingkatan Iqra)

8 1900 - 2200

shalat Isya Berjamaah dan Tahfidz (untuk

kelompok tingkatan yang sudah baik dalam

membaca Al-Quran)

9 2200 - 0429 Istirahat

Tenaga pengajar di Yayasan An-Naba Center adalah sebagai

berikut

1 Ust H Syamsul Arifin Nababan (Spesialis Perbandingan

Agama)

2 Dr Usamah Ali Ghariban dari Libya (Spesialis Tsaqofah

Islamiyah)

3 Dr Azmi Ismail Lc MA (Spesialis Aqidah dan Tauhid)

4 Dr Rio Erismen Lc MA (Spesialis Fiqih)

5 Dr Kopri Nurzen Lc MA (Spesialis Siroh)

6 Ust H Roni Hidayat Lc MA (Spesialis Hadist)

7 Ust Khairul Insan Lc (Spesialis Nahwu dan Sorof)

8 Ust Kemal Lc (Spesialis Bahasa Arab)

9 Ustadzah Erna (Spesialis Tahfidz Al- Qurrsquoan)

85

B Temuan Hasil Penelitian dan Pembahasan

1 Karakteristik Individu Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mualaf yang mengikuti

bimbingan agama di Yayasan An-Naba Center Sawah Baru

Ciputat yang telah menerima bimbingan agama selama 3 bulan

sebanyak 35 orang dipilih berdasarkan karakteristik yang sudah

penulis tentukan

Adapun analisis data mengenai karakteristik responden yakni

berdasarkan jenis kelamin usia pendidikan dan masa mualaf

diuraikan sebagai berikut

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 12

Tabel 12 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki- laki 9 26

Perempuan 26 74

Total 35 100

Tabel 12 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan dengan sebesar (74 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel di ambil

terbanyak mayoritas berjenis kelamin perempuan dengan tujuan

agar mendapat hasil penelitian yang lebih akurat dari responden

berjenis kelamin laki-laki

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel 13

86

Tabel 13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kategori Usia Jumlah Presentase

Remaja 12- 21 Tahun 29 83

Dewasa 22- 45 Tahun 6 17

Total 35 100

Pada tabel 13 menunjukan bahwa mayoritas responden

didominasi berusia 12-21 tahun dengan sebesar (83 persen)

Berdasarkan jumlah tersebut bahwa sebagian besar sampel

terbanyak diambil dari responden yang berusia remaja atau 12-21

tahun dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibanding responden yang berusia dewasa

Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal dapat

dilihat pada tabel 14

Tabel 14 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Formal

Tingkat Pendidikan Jumlah ()

Rendah (0-9 tahun) 6 17

Sedang (10-12 tahun) 19 54

Tinggi (13-16 tahun) 10 29

Total 35 100

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada penelitian ini mayoritas

responden telah menerima pendidikan formal didominasi pada

tingkat pendidikan Sedang (10-12 tahun) dengan sebesar (54

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang telah menerima

87

pendidikan secara formal pada tingkatan Sedang (10-12 tahun)

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibanding responden yang berada pada tingkatan

pendidikan Rendah (0-9 tahun) dan tingkat pendidikan Tinggi (13-

16 tahun)

Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf dapat

dilihat pada tabel 15

Tabel 15 Karakteristik responden berdasarkan Masa Mualaf

Kategori Masa Mualaf Jumlah ()

Rendah 3 -36 bulan 22 63

Sedang 37 bulan ndash 72

bulan 11 31

Tinggi 73 bulan -104

bulan 2 6

Total 35 100

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

memiliki masa mualaf selama 3-36 bulan dengan sebesar (63

persen) Berdasarkan jumlah tersebut maka sebagian besar sampel

yang diambil terbanyak adalah responden yang sudah memeluk

islam dan mendapatkan bimbingan agama selama 3-36 bulan

dengan tujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih

akurat dibandingkan dengan responden yang memiliki masa

mualaf lebih dari 36 bulan dengan kategori sedang (37-72 bulan)

dan kategori tinggi (73- 104 bulan)

88

2 Gambaran Umum Tingkat Kecerdasan Spiritual

Responden

Gambaran umum responden berdasarkan kecerdasan spiritual

santri mualaf dapat dilihat pada tabel 16

Tabel 16 Kecerdasan spiritual santri mualaf di Yayasan An-Nabarsquo

Center

No

Kategori

Kecerdasan

Spiritual

Jumlah Skor

Jawaban

Responden

Frekuensi ()

1 Rendah 93- 105 14 40

2 Tinggi 106- 120 21 60

Jumlah 35 100

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa responden yang

memiliki kecerdasan spiritual tinggi sebanyak 21 santri dengan

(60 persen) dan sisanya sebanyak 14 santri memiliki kecerdasan

spiritual rendah dengan (40 persen) Tinggi rendahnya kecerdasan

spiritual responden berdasarkan aspek karakteristik kecerdasan

spiritual

Menurut Zohar dan Marshal karakteristik kecerdasan spiritual

yakni 1) Kemampuan bersikap fleksibel 2) tingkat kesadaran diri

3) kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

4) kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit 5)

kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan misi 6) keengganan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 7) Kecenderungan

untuk menyebabkan keinginan yang tidak perlu 8) Kecenderungan

89

untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal berpandangan

holistik

3 Analisis Data Uji Korelasi

a Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa

mualaf dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian

tersebut diolah menggunakan Program statistical Package

for the Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 17

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

Tabel 17 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Bimbingan Agama dengan

Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

No Peubah Variabel

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik

Individu -0198 0254

2 Bimbingan Agama 0760 0000

Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berhubungan nyata pada α= 1 (005)

90

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang negatif antara karakteristik individu dengan

kecerdasan spiritual Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 17

yang menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -198 dengan nilai sign 0127

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual

Sedangkan antara bimbingan agama dengan kecerdasan

spiritual terdapat hubungan kuat karena nilai koefisien

korelasi yang diperoleh sebesar 0760 dan tanda bintang dua

() artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

sign 0000 lt 005 serta berarah positif artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin tinggi

pula kecerdasan spiritual santri dirinya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

kecerdasan spirituannya

b Hubungan Karakteristik Individu dengan

Kecerdasan spiritual Mualaf di Yayasan An-Naba

Center

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 18

91

menunjukkan nilai koefisien antara karakteristik individu

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 18 Nilai Koefisen Korelasi anatara Karakteristik

Individu dan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Karakteristik Individu -0198 0254

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara

karakteristik individu dengan kecerdasan spiritual Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai korelasi yang diperoleh

karakteristik individu sebesar -0198 dengan nilai sign 0254

artinya karakteristik individu tidak berhubungan dengan

kecerdasan spiritual Tabel 19 menunjukkan nilai koefisien

antara bagian dari karakteristik individu dengan kepercayaan

diri mualaf di Yayasan An- Naba Center tahun 2021

Tabel 19 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bagian

Karakteristik Individu dengan Kecerdasan

Spiritual mualaf di Yayasan An-Naba Center

pada Tahun 2021

92

No Peubah Karakteristik

Individu

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Usia -0198 0254

2

Tingkat Pendidikan

Formal -0123 0483

3 Masa Mualaf 0199 0251

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 18

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif pada bagian

karakteristik individu antara usia dan tingkat pendidikan

formal dengan kecerdasan spiritual Adapun nilai korelasi

usia sebesar -0198 dengan nilai sign 0254 gt 005 artinya

antara usia dengan kecerdasan spiritual tidak searah Jika

usia bertambah tidak berarti tingkat kecerdasan spiritual

meningkat

Senada dengan hal tersebut terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat kecerdasan

spiritual dengan nilai korelasi sebesar -0123 dan nilai sign

0483 gt 005 Artinya hubungan antara tingkat pendidikan

formal dengan tingkat kecerdasan spiritual tidak searah Jika

semakin bertambah tingkat pendidikan formal bukan berarti

semakin tinggi tingkat kecerdasan spiritual

Kemudian pada tabel 18 terdapat hubungan positif

antara masa mualaf dengan tingkat kecerdasan spiritual

mualaf dengan nilai korelasi sebesar 0199 dan nilai sign

93

0251 gt 005 Artinya hubungan antara masa mualaf dengan

tingkat kecerdasan spiritual mualaf tidak searah Jika

semakin bertambah masa mualaf bukan berarti semakin

tinggi tingkat kecerdasan spiritual mualaf

c Hubungan Bimbingan Agama dengan Kepercayaan

Diri Mualaf

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu yang terdiri

dari usia jenis kelamin pendidikan formal dan masa mualaf

dengan kecerdasan spiritual mualaf Pengujian tersebut

diolah menggunakan Program statistical Package for the

Social Sciences (SPSS 22) for Windows Tabel 19

menunjukkan nilai koefisien antara bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan An-Naba

Center pada Tahun 2021

Tabel 20 Nilai Koefisen Korelasi anatara Bimbingan Agama

dan Kecerdasan Spiritual mualaf di Yayasan An-

Naba Center pada Tahun 2021

No Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Bimbingan Agama 0760 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 19

94

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf Pada bimbingan

agama diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0760

Artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

adalah kuat dan tanda bintang () artinya terdapat hubungan

yang signifikan pada angka signifikansi sebesar 005

kemudian terdapat angka koefisien korelasi yang

bernilai positif yaitu 0760 sehingga terdapat hubungan

antara variabel bimbingan agama dengan variabel

kecerdasan spiritual yang bersifat searah Artinya semakin

tinggi nilai bimbingan agama seseorang maka semakin

tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau semakin rendah

nilai bimbingan agama seseorang maka semakin rendah pula

nilai kecerdasan spiritual dirinya

Lalu terdapat nilai signifikansi atau Sig (2-tailed)

sebesar 0000 karena nilai Sig (2-tailed) 0000 lt 005

Artinya ada hubungan yang signifikan antara variabel

bimbingan agama dengan variabel kecerdasan spiritual

Tabel 20 menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

Tabel 21 Nilai Koefisen Korelasi antara Bagian Bimbingan

Agama dengan Kecerdasan Spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center pada tahun 2021

95

No

Peubah Bimbingan

Agama

Kecerdasan Spiritual

Mualaf

rs Sig

(2-tailed)

1 Materi 0740 0000

2 Metode 0685 0000 Keterangan Berhubungan nyata pada α= 1 (001)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 20

menunukkan bahwa terdapat hubungan anatara materi dan

metode bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual

mualaf

Pada bagian materi bimbingan agama diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0740 Artinya tingkat keeratan

hubungan (korelasi) antara bagian materi bimbingan agama

dengan kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda

bintang () artinya terdapat hubungan yang signifikan pada

angka Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif

Artinya semakin tinggi nilai materi bimbingan agama

seseorang maka semakin tinggi kecerdasan spiritualnya atau

semakin rendah nilai materi bimbingan agama seseorang

maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Berdasarkan hal tersebut berarti materi pada bimbingan

agama dapat meningkatkan kecerdasan spiritual materi

bimbingan agama mencangkup akidah ibadah dan akhlak

Hal tersebut senada dengan penelitian Adlina bahwa

96

terdapat hubungan yang signifikan antara penghayatan al-

lsquoasma lsquoal- husna dengan tingkat kecerdasan spiritual siswa

nilai koefisien korelasi sebesar 0656 (kategori kuat) nilai

signifikansi sebesar 000 lt 005107

Al lsquoasma lsquoal- husna termasuk dalam materi akidah

dalam bimbingan agama Kemudian hasil penelitian

Kurniawan dan Sajuni juga menyatakan bahwa Adanya

hubungan yang signifikan antara pembelajaran akidah

akhlak dengan kecerdasan spiritual dengan nilai signifikansi

sebesar 0015 Dan nilai korelasi sebesar 0402 yang berarti

korelasi cukup dan bersifat positif108

Pada bagian metode bimbingan agama diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0685 tingkat keeratan hubungan

(korelasi) antara bagian metode bimbingan agama dengan

kecerdasan spiritual adalah kuat dengan tanda bintang ()

artinya terdapat hubungan yang signifikan pada angka

Sig(2-tailed) 0000 lt 005 serta berarah positif Artinya

semakin tinggi nilai metode bimbingan agama seseorang

maka semakin tinggi pula nilai kecerdasan spiritualnya atau

107 Atika Ulfia Adlina Hubungan Kesadaran Diri dan Penghayatan

Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU

Banat Kudus (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas

Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang 2009) 108 Nanang Kurniawan Sarjuni Hubungan Pembelajran Aqidah

Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa di MAN 2Kota Semarang

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

97

jika semakin rendah nilai metode bimbingan agama

seseorang maka semakin rendah kecerdasan spiritualnya

Tabel 20 menunjukkan bahwa materi bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

memilki pengetahuan materi yang tinggi dapat

meningkatkan kecerdasan spiritual mualaf Kemudian Tabel

20 juga menunjukkan bahwa pada metode bimbingan agama

berhubungan secara nyata dengan kecerdasan spiritual

mualaf Hal tersebut menjelaskan bahwa responden yang

menerima dan menerpakan metode bimbingan agama yang

tinggi maka dapat meningkatkan kecerdasan spiritual

mualaf

Berdasarkan paparan diatas dapat dikatakan bahwa

bimbingan agama merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kecerdasan spiritual seseorang Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Pelni bahwa Mualaf yang

telah mengikuti bimbingan agama dapat merasakan manfaat

pada dirinya yaitu terbentuknya kesadaran akan kewajiban

sebagai seorang muslim serta meningkatkan keyakinannya

terhadap agama yang dianutnya109

109 Nurhidayatul Pelni Metode Bimbingan Agama Dalam Membangun

Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center Indonesia (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2020)

98

Kemudian hasil penelitian Bachtiar juga menyatakan

bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan

agama islam di keluarga sekolah dengan kecerdasan

spiritual Dengan nilai koefisien r= 0841 signifikansi 0000

(p lt 005)110 Kemudian hasil penelitian Kinanti dkk juga

menyatakan bahwa bimbingan keagamaan memiliki peranan

yang menunjang dalam meningkatkan kecerdasan spiritual

remaja 111

110 Farid Lutfi Bachtiar Studi Korelasi Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di Keluarga dan di sekolah terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ)

siswa- siswi kelas XI di Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta

(Skripsi S1 jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2017) 111 Kinanti dkk Peranan Bimbingan Keagamaan dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal Bimbingan Penyuluh Konseling

Psikoterapi Islam Volume 7 Nomor 2 249- 270 2019)

99

BAB V

PENUTUP

A Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan tentang

hubungan bimbingan agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di

Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat yang telah

dilakukan maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut

1 Gambaran Karaktreristik Responden menunjukkan

mayoritas berjenis kelamin perempuan (74) dan laki-laki

(26) Adapun usia mayoritas pada kategori remaja usia

(12-21 tahun) dengan nilai (83) dan pada kategori Dewasa

usia (22-45 tahun) memiliki nilai (17) Tingkat pendidikan

tertinggi responden mayoritas (54) pada kategori sedang

(10-12 tahun) dan tingkat pendidikan dengan kategori rendah

(0-9 tahun) memiliki nilai (17) serta tingkat pendidikan

dengan kategori tinggi (13- 16 tahun) sebesar (29) Masa

mualaf mayoritas dengan nilai (63) pada kategori rendah

(3 -36 bulan) dan masa mualaf dengan kategori sedang (37 ndash

72 bulan) dengan nilai (31) dan kategori tinggi (73 -104

bulan) dengan nilai (6) dan Tingkat kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru-

Ciputat tergolong tinggi

2 Terdapat hubungan positif dan signifikan antara bimbingan

agama dengan kecerdasan spiritual mualaf di Yayasan

Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat dengan nilai

100

signifikan atau Sig (2-tailed) sebesar 0000 atau kurang dari

005 dan nilai korelasi spearman rank sebesar 0760 kuat

dan besifat searah hal ini berarti semakin besar bimbingan

agama maka semakin besar pula kecerdasan spiritual mualaf

di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru Ciputat

3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual

mualaf di Yayasan Mualaf An Naba Center Sawah Baru

Ciputat adalah materi dan metode pada bimbingan agama

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis dan pembahasan yang

telah dilakukan maka penelititi memberikan saran sebagai berikut

7 Yayasan An-Naba Center Sawah Baru Ciputat diharapkan

dapat memfokuskan lebih tinggi pada bimbingan agama

bukan hanya pada hasil yang diharapkan namun fokuskan

lebih kepada proses pengaplikasian bimbingan agama yang

di dapat oleh mualaf di Yayasan An-Naba Center Sawah

Baru Ciputat dan bisa diterapkan dalam kehidupannya saat

sudah tidak di pondok Diharapkan dapat mempertahankan

penerapan bimbingan agama yang menjadi dasar

pembelajaran bagi santri mualaf Jika berkenan untuk

materi bimbingan agama bisa ditambahkan dengan ilmu

tasawuf agar ibadah yang dilakukan memiliki rasa dan

makna Bukan hanya mandiri secara ibadah fisik namun

dapat menghidupkan hati agar ibadah bukan sekedar

ibadah

101

8 Bagi peneliti yang nantinya akan membahas terkait

bimbingan agama maupun kecerdasan spiritual

Diharapkan untuk meneliti secara mendalam tentang

bagian yang ada pada bimbingan agama maupun

kecerdasan spiritual baik pada pengaruh maupun

keefektivitasannya

102

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono (2018) Metode Penelitian Kuantitatif Bandung

Alfabeta

Kurnia Rusdi amp Sari Khadijah (2018) Peranan Nilai-nilai Agama

Islam dan Kalangan Keluarga Mualaf Jurnal Vol 4 No 1

P-ISSN 2442-725X e-2621-7201

Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

Kombinasi (Mixed methods) Bandung Alfabeta

Ahmadiy (2016) Islam Kaffah Tinjauan Tafsir QS Al- Baqarah

208 Jurnal Ilmu Al-Qurrsquoan dan Tafsir Vol II No 02

Wonosobo

Silalahi Ulber (2015) Metode Penelitian Sosial Kuantitatif

Bandung PT Revika Aditama

Yusuf Murni (2014) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan Gabungan Jakarta Premadamedia Group

Sugiyono (2014) Memahami Penelitian Kualitatif Bandung

Alfabeta

Siregar Syofian (2013) Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi

Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS

Jakarta Kencana

Rumidi Sukandar (2012) Metodologi Penelitian Petunjuk

Praktis untuk Peneliti Pemula Yogyakarta Gadjah Mada

University Press

Departemen Pendidikan Nasional (2012) Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa Jakarta PT Gramedia Pustaka

Nata Abuddin (2012) Akhlak Tasawuf Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

103

Wahab Abdul dan Umiarso (2011) Kepemimpinan Pendidikan

dan Kecerdasan Spiritual Jogjakarta Ar-Ruzz Media

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif dan

R amp D Bandung ALFABETA

Haq Hamka (2009) Islam Ramah untuk Bangsa (Jakarta PT

Wahana Semesta Intermedia

Bungin Burhan (2008) Metodologi Penelitian Kuantitatif

Jakarta Kencana Prenada Media Group

Luthfi M (2008) Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam (Jakarta Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tohirin (2007) Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (berbasis integrasi) Jakarta PT Raja Grafindo

Persada

Ridwan AR Saftani (2007) Konversi Agama dan faktor

Ketertarikan Terhadap Islam (Studi Kasus Mualaf yang

Memeluk Islam Dalam Acara Dakwah Dr Zakir Naigh di

Makassar Jurnal Agama Islam Vol II No1

Robbins Stephen (2006) Perilaku Organisasi (Jakarta PT

Indeks

Agustian Ari Ginanjar (2005) Rahasia Sukses Membangun

Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ Emotional Spiritual

Quuotient The ESQ Way 165 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5

Rukun Islam Jakarta Arga

Arikunto Suharsimi (2002) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta PT Rineka Cipta edisi revisi

IV

104

Qardawi Yusuf (2002) Hukum Zakat Terj Bogor Pustaka Litera

Antar Nusa

Departemen Agama RI (2002) Mushaf Al-Qurrsquoan Terjemahan

Al-Hilali Tangerang Selatan PT Media Insan Pustaka

Zohar Danah dan Ian Marshal (2001) Memanfaatkan Kecerdasan

Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk

Memaknai Kehidupan Bandung Mizan

Dahlan Abdul Aziz (1997) ldquoMualafrdquo Ensiklopedi Hukum Islam

Jakarta PT Ictiar Baru Van Hoeve

Syekh At-tamini Muhammad (1996) Kitab Tauhid Yayasan

Sosial Ibrahim dan kementrian Urusan Islam (Dakwah dan

Bimbingan Kerajaan Arab Saudi)

Sukardi Dewa Ketut (1995) Proses Bimbingan dan Penyuluhan

Jakarta PT Rineka Cipta

Rahmat Jalaludin (1994) metode Penelitian Komunikasi

Bandung PT remaja Rosda Karya

Ilyas Yunahar (1993) Kuliah Akidah Islam (Yogyakarta

Lembaga Pengajian dan Pengakaman Islam (LPPI)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta)

Yusuf Qardawi (1991) Konsep Ibadah dalam Islam (Central

Medika Surabaya

Arikunto Suharsimi (1987) Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik Jakarta Rajawali

Suryabrata Sumardi (1987) Metode Penelitian Jakarta Rajawali

Maslow Abraham (1984) Motivation and Personality (Teori

Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia)

Penerjemah Nurul Iman Jakarta PT Gramedia

105

Zuhaini Dkk (1983) Metodik khusus pendidikan Agama (Surabaya

Usaha Nasional

Arifin M (1982) Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama Jakarta PT Golden Terayon Press

Darajat Zakiyah (1969) Peranan Agama dalam Kesehatan

Mental CrHaji Masagung Jakarta

Al-Ghazali Imam Ihya lsquoUlum al-Din Jilid III (Beirut Dar al-

Fikr tt)

Imam Mawardi Kitab Al Ahkam As- Sulthaniyah

Riwayanti Miftah (2020) Hubungan BImbingan Agama

Terhadap Kondisi Psikis bagi Lansia di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Pekanbaru

(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim

Pelni Nurhidayatul (2020) Metode Bimbingan Agama Dalam

Membangun Kesadaran Beragama Mualaf di Mualaf Center

Indonesia (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan

Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Zulkifli (2019) Bimbingan Agama Islam dalam meningkatkan

Ketenangan Jiwa Warga Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan (Jurnal bimbingan penyuluhan islam Vol

1 No 1)

Munawaroh Chizanatul (2019) Pengaruh Shalat Dhuha terhadap

Kecerdasan Spiritual pada Pesrta Didik Kls XI Kompetensi

Keahlian Akutansi dan Keuangan di SMK Negeri 1 Salatiga

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Salatiga)

106

Suprapti (2019) Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud dan

Membaca Al-Qurrsquoan terhadap Kecerdasan Spiritual Santri

di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadirsquoien Klego (Skripsi

S1 Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo)

Putri Sonia Handayani dkk (2019) Pengaruh Kecerdasan

Spiritual dan Kecerdasan Emosional dengan

Kecenderungan Berperilaku Delinkuen pada Remaja Jurnal

Vo 13 No 155-62

Novita Sari Anelvi (2019) Pengaruh Bimbingan Keagamaan

Islam terhadap Perubahan Perilaku Anak di Panti Asuhan

Fajar Iman Azzahra Kota Pekanbaru (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau)

Egatri Dewi (2019) Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-QUrrsquoan

terhadap Kecerdasan Spiritual Santri di Pondok Pesantren

Hidayatul Qurrsquoan Desa Banjar Rejo Lampung Timur

(Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru MI Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Metro)

Kinanti dkk (2019) Peranan Bimbingan Keagamaan dalam

Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Remaja (Jurnal

Bimbingan Penyuluhan Konseling Psikoterapi Islam

Volume 7 Nomor 2 249- 270)

Rawa Nurmala (2018) Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual

dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di Mts Al

Washiliyah Tembung (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Sumatera Utara Medan)

Irfan Ahmad amp Achmad Mubarok (2017) Kecerdasan

Emosional dan Spiritual Pelaku Konversi Agama (Studi

terhadap Mualaf Usia Dewasa) (Jurnal Sekolah Kajian

107

Stratejik dan Global Program Studi Kajian Timur Tengah

dan Islam Universitas Indonesia tahun)

Sarjuni Nanang Kurniawan (2017) Hubungan Pembelajran

Aqidah Akhlak dengan Kecerdasan Spiritual Remaja Siswa

di MAN 2Kota Semarang (Skripsi S1 jurusan Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung)

Bachtiar Farid Lutfi (2017) Studi Korelasi Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam di Keluarga dan di sekolah

terhadap Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa- siswi kelas XI di

Madarasah Aliyah Negeri 5 Sleman Yogyakarta (Skripsi S1

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama

Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta)

Afifurrohman Ahmad Yusuf (2016) Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Tingkat Kesadaran Beragama Santri di

Pondok Pesantren Nurul Hikmah (Skripsi S1 Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin Jakarta)

Humaydi Elsa (2015) Pengaruh Bimbingan Agama terhadap

Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu

Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukma Jaya Depok (Skripsi

S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam FIDIK Uin

Jakarta)

Adlina Atika Ulfia (2009) Hubungan Kesadaran Diri dan

Penghayatan Al- lsquoAsma lsquoAl- Husna dengan Kecerdasan

Spiritual Siswa Madrasah Aliyah NU Banat Kudus (Skripsi

S1 Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin

IAIN Walisongo Semarang)

Sasongko Agung 2019 Republikacoid ldquoTren Hijrah

mempengaruhi jumlah mualaf di Indonesiardquo diunggah pada

19 Februari 2019 diunduh pada 28 September 2019 1020

wib tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppmm42z313

108

Intan Novita dan Agung Sasongko (2019) Republikacoid

ldquoLaporan IRP Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah

pada 09 Agustus 2018 diunduh pada 29 September 2019

1335 wib Tersedia pada

httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Intan Novita dkk (2018) Republikacoid ldquoLaporan IRP

Kemiskinan penyebab Murtadrdquo diunggah pada 09 Agustus

2018 diunduh pada 29 September 2019 1335 wib

Tersedia pada httpsmrepublikacoidamppd6rdh313

Atsari Muhammad Zul dkk (2017) Merdekacom ldquoAnnaba

Center Pesantren Mualaf Pertama di Indonesiardquo diunduh

pada 15 juni 2017 diunggah pada 20 juli 2020 1005 wib

Tersedia pada httpsvideomerdekacomkhasannaba-

center-pesantren-mualaf-pertama-di-indonesiahtml

Hamid Abdullah NUorid (2016) ldquoMengapa jumlah umat Islam

di Indonesia menurunrdquo diunggah pada 08 Desember 2016

diunduh pada 29 September 2019 1545 wib teresdia pada

httpswwwnuoridpostread73565mengapa-jumlah-

umat-islam-di-indonesia-menurun

Riyandi Risma dkk (2016) Republikacoid ldquoMualaf Kerap

Alami Penolakan Keluargardquo diunduh 07 Januari 2016

diunggah pada 21 Mei 2019 1545 wib Tersedia pada

httpsrepublikacoidberitao0k7jj313mualaf-kerap-

mengalamipenolakan-keluarga

Mualaf News (2012) Geliat Dakwah di Papua (Ciputat

Yayasan An- Naba Center

109

LAMPIRAN

Lampiran I

Devinisi Operasional dan Indikator Penelitian

Variabel

Independen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Karakteristik

Individu (X1)

Menurut

Robbins

karakteristik

individu adalah

cara

memandang ke

objek tententu

dan mencoba

menafsirkan apa

yang dilihatnya

yang

mencangkup

usia jenis

kelamin tingkat

pendidikan

status

perkawinan dan

masa kerja

Karakteristik

responden pada

penelitian ini

ada empat

aspek yaitu

usia jenis

kelamin

tingkat

pendidikan dan

masa kerja

1 Jenis kelamin

Jenis kelamin

responden yang

dibagi menjadi

dua jenis yaitu

laki-laki dan

perempuan

2 Usia

Lamanya waktu

hidup responden

yang dihitung

sejak tahun

kelahiran

sampai waktu

penelitian

berlangsung

3 Tingkat

pendidikan

110

dalam

organisasi112

Dalam hasil

penelitian Rusdi

dan Sari

memaparkan

bahwa salah

satu faktor yang

membuat para

mualaf

melakukan

konversi agama

dari agama

asalnya ke

agama islam

yaitu faktor

kemauan

kemauan

menjadi salah

satu pendorong

seseorang

melakukan

Jumlah tahun

sekolah formal

yang ditempuh

oleh responden

sampai

penelitian ini

berlangsung

4 Masa mualaf

Lamanya waktu

atau masa

konversi agama

responden

dihitung sejak

mengucapkan

dua kalimat

syahadat sampai

waktu penelitian

berlangsung

5 Kemauan

salah satu

faktor

mendorong

seseorang

112 Stephen Robbins Pelaku Organisasi (Jakarta PT Indeks2006)

hal 171

111

konversi

agama113

melakukan

konversi

agama

Seseorang

yang

melakukan

konversi

didasari karna

kemauan diri

sendiri atau

orang lain

keluarga

teman dan

lain

sebagainya

Materi

Bimbingan

Agama (X2)

Menurut

Djumhur dan

Moh Surya

bimbingan

adalah suatu

pemberian

bantuan yang

Bimbingan

agama dalam

penelitian ini

mencangkup

materi

bimbingan

agama (akidah

Materi bimbingan

agama

1 Akidah

mengetahui

pengetahuan

mualaf tentang

akidah islam

113 Rusdi Kurnia amp Sari Khadijah Peranan Nilai-nilai Agama Islam

dan Kalangan Keluarga Mualaf 2018 Jurnal Vol 4 No 1 P-ISSN 2442-725X

e-2621-7201

112

diberikan secara

sistematis dan

kontinyu kepada

individu atau

kelompok dalam

pemecahan

masalah yang

dihadapinya

agar tercapai

kemampuan

untuk

memahami diri

sendiri

kemampuan

untuk menerima

diri sendiri

kemampuan

untuk

merealisasikan

diri sendiri

sesuai dengan

potensi atau

kemampuan

dalam mencapai

penyesuaian diri

ibadah dan

akhlak) dan

metode

bimbingan

agama

(ceramah

bimbingan

kelompok dan

tanya-jawab

atau dialog)

yang

berdasarkan

rukun iman

yakni iman

kepada Allah

iman kepada

Malaikat Allah

iman kepada

Kitab Allah

iman kepada

Rasul Allah

iman kepada

hari Kiamat

dan iman

kepada Qodarsquo

dan Qodar

Keyakinan ini

apakah dapat

menimbulkan

sifat jiwa yang

tercermin

dalam

perkataan

maupun

113

dengan

lingkungannya

baik keluarga

maupun

masyarakat114

Menurut M

Arifin

bimbingan

agama adalah

usaha pemberian

bantuan kepada

seseorang yang

mengalami

kesulitan baik

lahiriah maupun

batiniah yang

menyangkut

kehidupan di

masa kini dan

masa mendatang

berupa

pertolongan

dibidang mental

perbuatan

mualaf tersebut

2 Ibadah

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

ibadah sesuai

ketentuan atau

syariat Islam

berdasarkan

Rukun Islam

yakni Syahadat

Shalat Zakat

Puasa Haji

3 Akhlak

Mengetahui

pengetahuan

Mualaf tentang

Akhlak Islam

yakni kepada

diri sendiri

Kepada orang

tua dan guru

114 M Luthfi Dasar-dasar Bimbingan dan Penyluhan Islam (Jakarta

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah 2008) CetKe-1 hal 7

114

spiritual

Membantu

seseorang

mampu

mengatasi

kesulitannya

dengan

kemampuan

yang ada pada

dirinya sendiri

melalui

dorongan

kekuatan iman

dan takwa

kepada Tuhan

yang maha

esa115

kepada saudara

dan teman

sebaya maupun

lingkungan

masyarakat

Metode

Bimbingan

Agama

1 Ceramah

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama kepada

mualaf secara

langsung

2 Bimbingan

Kelompok

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf secara

langsung

115 M Arifin Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan

Agama (Jakarta PT Golden Terayon Press1982) hal2

115

dengan cara

diskusi

kelompok

3 Tanya

jawab atau

Dialog

Penyampaian

materi oleh

pembimbing

agama terhadap

mualaf melalui

tanya jawab

atau dialog

secara langsung

baik terkait

materi maupun

pengalaman

hidup

116

Variabel

Dependen

Teori Devinisi

Operasional

Indikator

Kecerdasan

Spiritual (Y)

Menurut

Danah Zohar

dan Ian

Marshal

kecerdasan

spiritual (SQ)

adalah

kecerdasan

untuk

menghadapi

persoalan

makna atau

value yaitu

kecerdasan

untuk

menempatka

n perilaku

dan hidup

kita dalam

konteks

makna yang

lebih luas dan

kaya

Kecerdasan

Spiritual

adalah sesuatu

yang dimilki

dalam diri

seseorang

dalam

menghadapi

segala

persoalan

hidup dengan

penuh makna

atau nilai dan

memberikan

nilai yang luas

untuk jalan

hidupnya

Kemampuan

bersikap fleksibel

1 Mualaf dapat

dengan mudah

menyesuaikan

diri terhadap

lingkungan

baru

2 Mualaf dapat

beradaptasi dan

dapat

menerima

dengan mudah

dalam

lingkungannya

Tingkat

kesadaran diri

a Mualaf dapat

menempatkan

diri baik sikap

maupun

karakter

117

kecerdasan

untuk menilai

bahwa

tindakan

untuk jalan

hidup

seseorang

lebih

bermakna

dibandingkan

dengan yang

lain116

b Mualaf dapat

menyadari atau

introspeksi

kelebihan dan

kekurangan diri

dalam bersikap

baik dalam

lingkungan

keluarga

sekolah

maupun

masyarakat

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

memanfaatkan

penderitaan

1 Mualaf dapat

menjadikan

penderitaan

kesedihan

maupun

kegagalan di

116 Danah Zohar dan Ian Marshal Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

dalam Berfikir Integralistik dan Holistikuntuk memkaai Kehidupan (Bandung

Mizan 2001) hal 24

118

masa lalu sebagai

motivasi dan

kekuatan untuk

tetap

mempertahankan

jalan hidup yang

sudah dipilih

menjadi seorang

muslim

2 Bersikap optimis

dan berfikir

positif meski

harus terusir dari

keluarga mapun

belum di terima

dilingkungan

baru

Kemampuan

untuk

menghadapi dan

melampaui rasa

sakit

1 Menjadikan

penderitaan

sebagai

119

tantangan

hidup yang

harus

dihadapi

2 Mualaf

dapat

menjalani

hidup

dengan

penuh

keyakinan

dan

keteguhan

hati meski

harus

merasakan

berbagai

penderitaan

dan rasa

sakit

Kualitas hidup

yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

1 Mualaf

dapat

120

memiliki

tujuan yang

jelas dalam

menjalani

hidup

2 Mualaf

dapat

menjalani

kehidupan

yang

bernilai dan

penuh

makna

Keengganan

untuk

menyebabkan

keinginan yang

tidak perlu

1 Mualaf agar

memiliki

sikap

prioritas

dalam

menjalani

hidupnya

121

2 Dapat

memilah

mana yang

penting bagi

hidupnya

maupun

yang tidak

didasari

kebermanfa

atannya

Kecenderungan

untuk melihat

keterkaitan

antara berbagai

hal

(berpandangan

ldquoholistikrdquo)

1 Mualaf dapat

menyikapi

segala

persoalan

dalam

hidupnya

semata karena

122

ketentuan

Allah

2 Segala sesuatu

yang menimpa

kehidupan

mualaf adalah

kebaikan yang

diberikan oleh

Allah

bersikap positif

terhadap apapun

yang menimpa

kehidupannya

1 Mualaf dapat

menerima

dengan baik hal

apapun yang

menimpanya

2 Mualaf dapat

berprasangka

baik terhadap

segala hal yang

menimpanya

123

Lampiran 2

Hasil Uji Validitas

A Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

No Materi Akidah r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

1

Saya meyakini bahwa Allah adalah

Tuhan yang menciptakan seluruh

alam semesta

-0179 0388 Tidak

Valid

2

Saya meyakini adanya Malaikat

yang mengawasi dan mencatat apa

saja yang saya lakukan

0411 0388 Valid

3

Saya meyakini bahwa Allah

mengutus rasul menjadi suri tauladan

bagi manusia

0599 0388 Valid

4

Saya meyakini bahwa Al Qurrsquoan

sebagai obat penenang dalam

menghadapi segala persoalan hidup

0577 0388 Valid

5

Saya meyakini segala perbuatan di

dunia akan dimintai pertanggung

jawaban di akhirat

0594 0388 Valid

Materi Ibadah

6

Saya berusaha melungkan waktu

untuk melaksanakan ibadah shalat

Sunnah

0268 0388 Tidak

Valid

7

Saya meyakini shalat adalah cara

terhubung paling baik dengan Tuhan

saat kita mulai putus asa

0382 0388 Valid

8 Saya melaksanakan ibadah puasa

Ramadhan dan ibadah puasa Sunnah 0450 0388 Valid

9

saya mengetahui dan memahami

bahwa Zakat Infaq dan Shodaqoh

sebagai cara pensucian diri dari harta

yang bukan milik kita

0774 0388 Valid

124

10

saya mengetahui bahwa ibadah haji

adalah ibadah wajib umat muslim

dan di lakukan bagi yang sudah

mampu

0590 0388 Valid

Materi Akhlak

11 saya membiarkan teman saya yang

sedang kesusahan dan sedih 0668 0388 Valid

12

Saya mengetahui bahwa menghargai

orang lain dalam memilih agama

yang di anutnya adalah perbuatan

yang baik

0575 0388 Valid

13

Seorang muslim harus bertutur kata

dan bertingkah laku baik terhadap

orang lain

0313 0388 Tidak

Valid

14

Saya berpakaian menutupi aurat

sesuai dengan tuntunan Agama dan

bagian dari sopan santun dalam

berbusana

0516 0388 Valid

15 Saat ada teman kesusahan saya akan

membantunya 0411 0388 Valid

Metode Ceramah

16

saya tidak semangat saat

mendengarkan Ceramah dari

pembimbing Agama

0294 0388 Tidak

Valid

17

Hati saya lebih tenang setelah

mendenarkan ceramah yang

dibawakan pembimbing

0489 0388 Valid

18

Terkadang materi yang di sampaikan

berkaitan dan menjawab segala

persoalan yang sedang menimpa

saya hingga menjadikan saya lebih

kuat

0184 0388 Tidak

Valid

Metode Kelompok

125

19

Saya memanfaatkan bimbingan

kelompok untuk berinteraksi dengan

teman-teman

0301 0388 Tidak

Valid

20 saya tidak menyukai diskusi dalam

bimbingan kelompok 0355 0388

Tidak

Valid

21

Saat bimbingan kelompok saya bisa

berbagi pengalaman dengan teman-

teman dan mendapat penguatan dari

teman diskusi

0447 0388 Valid

Metode Diskusi

22

Saya merasa yakin dengan pilihan

yang saat ini saya yakini sebagai

muslim setelah menyampaikan

segala keraguan beragama kepada

pembimbing agama

0607 0388 Valid

23

Setelah berdialog dengan

pembimbing agama Saya lebih

termotivasi dan lebih kuat menjalani

sebagai muslim yang kaffah

0700 0388 Valid

24

Saya merasa lebih tenang saat

menyampaikan segala keluh kesah

yang menimpa kehidupan masa lalu

dan saat ini kepada pembimbing

agama

-0280 0388 Tidak

Valid

Daftar Pernyataan Kecerdasan Spiritual

No

Kemampuan bersikap fleksibel

(adaptif secara spontan dan aktif)

r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

25 Saya mampu beradaptasi dengan

lingkungan sekitar 0504 0388 Valid

26

saya menerima dan menghargai

pendapat maupun pilihan orang lain

termasuk pilihan dalam beragama

0690 0388 Valid

27 Saya menerima perubahan yang ada

dalam diri 0628 0388 Valid

126

Tingkat kesadaran diri

28 Saya mengetahui kekurangan dan

kelebihan yang ada dalam diri saya 0496 0388 Valid

29 Saya tidak membanding-bandingkan

hidup saya dengan orang lain -0104 0388

Tidak

Valid

30

saya merasa minder dengan

lingkungan baru saya sebagai

muslim

0644 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan memanfaatkan penderitaan

31

Segala masalah dan penderitaan yang

datang dalam hidup saya jadikan

sebagai motivasi untuk kembali

bangkit

0478 0388 Valid

32

Saya yakin bahwa segala masalah

yang datang adalah sebuah batu

loncatan untuk diri saya

0255 0388 Tidak

Valid

33

saat masalah datang dalam hidup

saya merasa sangat menderita dan

sedih

0455 0388 Valid

Kemampuan untuk menghadapi

dan melampaui rasa sakit

34

Saya berusaha sabar dan ikhlas

menerima setiap masalah yang

menimpa saya

0506 0388 Valid

35

Saya yakin bahwa masalah yang

datang adalah kasih sayang dari

Allah untuk menebus dosa-dosa

saya

0159 0388 Tidak

Valid

36 Saya mampu mengambil hikmah dari

setiap masalah hidup 0602 0388 Valid

Kualitas hidup yang diilhami oleh

visi dan nilai-nilai

127

37 Saya memiliki dan mampu

memahami tujuan hidup 0496 0388 Valid

38 saya kurang bersemangat dalam

menjalani hidup 0484 0388 Valid

39 Saya mampu menggapai dan

mewujudkan cita-cita 0360 0388 Tidak

Valid

Keengganan untuk menyebabkan

keinginan yang tidak perlu

40 Saya memiliki prioritas dalam hidup 0351 0388 Tidak

Valid

41 Saya memilah segala kegiatan yang

harus saya kerjakan 0146 0388

Tidak

Valid

42

Saya akan mendahulukan ibadah

sebelum melakukan aktivitas sehari-

hari

0431 0388 Valid

Kecenderungan untuk melihat

keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan ldquoholistikrdquo)

43 Ketika masalah datang saya yakin

bahwa Allah akan membantu saya 0615 0388 Valid

44

Saat semua orang menjauhi saya

hingga mengusir saya saya yakin

bahwa Allah selalu bersama saya

0520 0388 Valid

45

Setiap musibah yang datang dalam

hidup saya saya yakin itu sudah

takdir dan pilihan terbaik dari Allah

0339 0388 Tidak

Valid

bersikap positif terhadap apapun

yang menimpa kehidupannya

46 saya menerima hal apapun yang

menimpa hidup saya -0040 0388

Tidak

Valid

47

saya yakin pasti ada kebaikan dari

setiap masalah yang datang dalam

kehidupan saya

0675 0388 Valid

128

48

saya yakin Allah selalu bersama saya

meskipun masalah datang bertubi-

tubi

0391 0388 Valid

129

Lampiran 3

Daftar pedoman wawancara Responden

No Pedoman Pertanyaan Variabel Bimbingan Agama

1 Bagaimana anda meyakini adanya Allah

2 Apakah anda meyakini adanya hari Kiamat

3 Bagaimana cara anda berkomunikasi dengan Allah

4 Apa yang akan anda lakukan jika keluarga anda tidak

menerima anda sebagai seorang mualaf

5 Apa yang anda rasakan setelah mendengan Ceramah dari

pembimbing agama

6 Apakah anda menyukai saat berdiskusi dengan teman-

teman anda

7

Apakah anda merasa lebih termotivasi dan mendapat

penguatan saat berdialog langsung dengan pembimbing

agama

No Pedoman pertanyaan Variabel Kecerdasan Spiritual

1

Apakah anda setuju bahwa seseorang berhak memilih

agamanya sendiri tanpa paksaan orang lain maupun

keluarga

2 Apakah anda setuju setiap manusia patut menyesali

segala kesalahan dan dosanya

3 Bagaimana cara anda setelah diberikan pertolongan oleh

orang lain

4 Bagaimana cara anda menyikapi segala masalah yang

datang dalam hidup anda

5 Apa yang akan anda lakukan ketika keluarga anda tidak

menerima anda menjadi seorang mualaf

6 Apakah hidup anda merasa lebih baik dan lebih tenang

setelah menjadi seorang mualaf

130

7

Apa yang akan anda lakukan jika waktu shalat sudah

masuk dan pembimbing agama menyuruh anda di waktu

yang berbarengan Mana yang akan anda lakukan

terlebih dahulu

8

Apakah setiap peristiwa baik maupun buruk yang

menimpa anda datang begitu saja dengan secara

kebetulan

9 Bagaimana cara anda menyikapi setiap masalah yang

datang dalam kehidupan anda

131

Lampiran 4

Hasil Uji Spearman Rank Perhitungan SPSS

Hubungan Karakteristik Individu dan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual Mualaf

Correlations

Karakteristik Individu Bimbingan Agama Kecerdasan Spiritual

Spearman

s rho

Karakteristik Individu Correlation

Coefficient 1000 -169 -198

Sig (2-tailed) 331 254

N 35 35 35

Bimbingan Agama Correlation

Coefficient -169 1000 760

Sig (2-tailed) 331 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -198 760 1000

Sig (2-tailed) 254 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

132

Hubungan Karakteristik Individu dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Usia Jenis Kelamin Pendidikan Formal Masa Muallaf Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Usia Correlation

Coefficient 1000 253 083 122 -312

Sig (2-tailed) 143 634 486 068

N 35 35 35 35 35

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient 253 1000 004 012 -230

Sig (2-tailed) 143 984 947 183

N 35 35 35 35 35

Pendidikan Formal Correlation

Coefficient 083 004 1000 -237 -123

Sig (2-tailed) 634 984 170 483

N 35 35 35 35 35

Masa Muallaf Correlation

Coefficient 122 012 -237 1000 199

Sig (2-tailed) 486 947 170 251

N 35 35 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation

Coefficient -312 -230 -123 199 1000

Sig (2-tailed) 068 183 483 251

N 35 35 35 35 35

133

Hubungan Bimbingan Agama dengan Kecerdasan Spiritual

Correlations

Materi Metode Kecerdasan Spiritual

Spearmans rho Materi Correlation Coefficient 1000 704 740

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Metode Correlation Coefficient 704 1000 685

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Kecerdasan Spiritual Correlation Coefficient 740 685 1000

Sig (2-tailed) 000 000

N 35 35 35

Correlation is significant at the 001 level (2-tailed)

134

Lampiran 5

Data Skor Responden

Bimbingan Agama

R B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 Jumlah

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 117

R2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 4 5 5 2 5 5 5 2 4 5 5 5 107

R4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 111

R5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 105

R6 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 101

R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 116

R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R9 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98

R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 119

R11 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 109

R12 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 113

R13 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106

R14 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 105

R15 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 114

135

R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 115

R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 117

R18 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 116

R19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R20 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 99

R21 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 105

R22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 105

R23 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 114

R24 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 100

R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 118

R26 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 105

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 109

R29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 116

R30 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 104

R31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119

R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 117

R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 108

R34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 113

R35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 117

136

Kecerdasan Spiritual

R K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 Jumlah

R1 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 5 4 5 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 107

R2 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 114

R3 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 108

R4 4 5 5 4 5 2 2 1 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 5 96

R5 4 5 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 93

R6 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 98

R7 2 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 109

R8 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 114

R9 4 4 5 2 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 98

R10 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 112

R11 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 105

R12 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 107

R13 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 4 5 99

R14 4 5 4 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 4 5 4 2 5 5 4 5 4 4 5 102

R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 115

R16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 115

137

R17 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 115

R18 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 112

R19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 110

R20 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 103

R21 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 103

R22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 98

R23 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 110

R24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 93

R25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 111

R26 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 107

R27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120

R28 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 104

R29 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 111

R30 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 106

R31 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 112

R32 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 117

R33 4 4 4 4 4 5 5 4 1 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 103

R34 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 114

R35 5 5 4 4 4 1 5 5 1 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 104

138

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan pengurus Yayasan An-Naba Center

139

Tempat Uji Validitas di Yayasan An-Naba Center cabang

Kupang Nusa Tenggara Timur

140

141

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putri Yayasan An-

Naba Center

142

Pengisian Kuesioner kepada santri mualaf Putra Yayasan An-

Naba Center

143

Lampiran 7

Surat-surat

144

145

146

147

Page 12: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 13: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 14: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 15: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 16: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 17: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 18: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 19: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 20: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 21: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 22: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 23: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 24: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 25: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 26: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 27: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 28: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 29: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 30: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 31: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 32: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 33: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 34: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 35: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 36: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 37: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 38: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 39: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 40: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 41: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 42: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 43: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 44: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 45: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 46: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 47: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 48: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 49: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 50: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 51: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 52: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 53: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 54: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 55: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 56: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 57: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 58: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 59: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 60: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 61: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 62: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 63: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 64: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 65: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 66: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 67: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 68: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 69: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 70: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 71: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 72: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 73: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 74: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 75: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 76: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 77: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 78: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 79: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 80: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 81: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 82: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 83: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 84: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 85: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 86: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 87: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 88: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 89: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 90: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 91: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 92: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 93: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 94: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 95: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 96: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 97: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 98: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 99: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 100: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 101: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 102: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 103: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 104: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 105: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 106: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 107: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 108: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 109: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 110: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 111: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 112: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 113: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 114: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 115: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 116: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 117: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 118: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 119: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 120: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 121: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 122: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 123: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 124: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 125: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 126: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 127: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 128: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 129: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 130: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 131: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 132: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 133: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 134: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 135: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 136: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 137: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 138: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 139: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 140: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 141: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 142: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 143: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 144: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 145: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 146: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 147: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 148: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 149: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 150: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 151: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 152: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 153: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 154: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 155: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 156: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 157: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 158: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 159: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 160: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 161: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …
Page 162: HUBUNGAN BIMBINGAN AGAMA DENGAN KECERDASAN …