108
EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBINA AKHLAK REMAJA DI PONDOK PESANTREN NURUL HIDAYAH PUSAT LEUWISADENG BOGOR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Fajriah Septiani NIM: 1111052000022 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H./2015 M.

EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM

MEMBINA AKHLAK REMAJA DI PONDOK PESANTREN

NURUL HIDAYAH PUSAT LEUWISADENG BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi

Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Fajriah Septiani

NIM: 1111052000022

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H./2015 M.

Page 2: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina
Page 3: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina
Page 4: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina
Page 5: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

i

ABSTRAK

Fajriah Septiani 1111052000022

Efektifitas Metode Bimbingan Agama dalam Membina Akhlak Remaja di

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat Leuwisadeng Bogor. Di bawah

Bimbingan Prof. Dr. H. Daud Effendi, AM.

Metode bimbingan agama adalah cara atau jalan yang tepat untuk digunakan

dalam rangka pencapaian tujuan bimbingan agama yaitu membentuk individu

yang mampu memahami diri dan lingkungannya. Salah satu dari metode

bimbingan agama yaitu metode ceramah yang dapat digunakan dalam bimbingan

agama, metode ceramah dilakukan secara berkelompok dan cara penyampaian

informasinya secara langsung. Dengan metode ceramah indivu mampu memahami

diri dan lingkungannya karna dilakukan secara berkelompok dan kemampuan

untuk hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sesuai dengan potensi

dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik lingkungan

keluarga maupun masyarakat, sehingga tercapainya kebahagiaan di dunia dan di

akhirat. Pada saat remaja mengikuti bimbingan Agama, kemudian memahami dan

mengimplementasikannya maka, Akhlak yang dimiliki seseorang akan berbeda

dengan sebelum mengikuti bimbingan Agama.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektifitas metode

bimbingan agama dalam membina akhlak remaja di pondok pesantren Nurul

Hidayah Pusat, dengan rumusan masalah bagaimana metode bimbingan agama

yang digunakan dalam membina akhlak remaja di pondok pesantren Nurul

Hidayah pusat? Dan apakah efektif atau tidak metode bimbingan agama yang

digunakan dalam membina akhlak remaja?

Pendekatan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

jenis penelitian survey. Pengambilan sampel sebanyak 83 orang dilakukan secara

acak sederhana (simple random sampling) dari populasi remaja atau santri pondok

pesantren Nurul Hidayah Pusat. Data diperoleh menggunakan kuesioner, metode

analisis yang digunakan yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji

homogenitas dan uji t dengan menggunakan Software SPSS 18.0 for Windows.

Dari Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik t-

Test didapatkan hasil bahwa metode bimbingan agama dalam membina akhlak

remaja efektif, hal ini dapat dilihat dari nilai > =-3.971 > 1.663.

Artinya metode bimbingan agama efektif dalam membina akhlak remaja di

pondok pesantren Nurul Hidayah pusat.

Jadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah: metode bimbingan agama yang

digunakan dalam bimbingan agama di pondok pesantren Nurul Hidayah pusat

efektif.

Kata Kunci : Efektifitas Metode Bimbingan Agama, Membina Akhlak

Remaja, Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat

Page 6: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

segala kuasa dan limpahan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

Akhlak Remaja di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat Leuwisadeng

Bogor”. Selanjutnya Shalawat serta salam juga tiada hentinya kita panjatkan

kepada pemimpin kita, Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan kita dalam

menjalankan kehidupan ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan

Skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, namun penulis tetap

berharap Skripsi ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi maupun untuk

berbagi ilmu pengetahuan bagi berbagai kalangan secara luas.

Ungkapan terimakasih yang tak terhingga kepada orang tua penulis,

ayah Asmar dan ibu Siti Sulaimiah yang senantiasa mencurahkan cinta, kasih

sayang serta doanya yang selalu mengiringi setiap langkah penulis dalam

menjalankan aktifitas, sehingga skripsi inipun dapat penulis selesaikan untuk

memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana dibidang Bimbingan

dan Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu baik secara materil maupun immateril yang berupa

doa, dukungan, motivasi, semangat, pendampingan atau dengan caranya masing-

masing. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang

Page 7: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

iii

Akademik, Dra. Raudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi

Umum, dan Dr. Suhaimi selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

Kerjasama.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si dan Ir. Noor Bekti Negoro. SE, M.Si

selaku Ketua dan sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

3. Prof. Dr. H. Daud Effendi, MA. selaku dosen pembimbing akademik dan

sekaligus sebagai dosen pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran untuk memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Ir. Noor Bekti Negoro. SE, M.Si yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing saya dalam bab Metodologi Penelitian dan Analisis Data.

5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan memberikan

ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh Pengurus Pondok pesantren Nurul Hidayah pusat Leuwisadeng

Bogor, dari mulai KH. Khodamul Quddus, KH. Ridwanullah, KH. Fahmi

Albanani, Hj. Lilis Malihah, ustadzah Nurlaela, Syafiqul Kholqi, Siti

Masitoh, remaja (santri) putra dan putri, yang senantiasa membantu dan

mempermudah penulis dalam penelitian di lapangan untuk menyelesaikan

skripsi ini. Terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.

7. Teruntuk Keluarga tercinta, ayah Asmar, ibu Siti Sulaimiah (Elam), Adik-

dikku (Ahmad Roisul Amin dan Muhammad Habibi Qolbi), Nenekku yang

sangat sayang kepadaku (Emak Hj Nurjannah), Mamang, bibi dan Uwa

Page 8: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

iv

penulis, Terimakasih banyak atas semua kasih sayang yang sangat luar biasa

kepada penulis, terutama atas semua do’a, materi dan non materi, serta

motivasi yang telah diberikan kepada penulis. Skripsi ini dipersembahkan

untuk semuanya.

8. Untuk calon suamiku Muhammad Ridwan, yang selalu memberikan motivasi,

dukungan, doa, serta sangat membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

9. Temen-teman Bimbingan dan Penyuluhan Islam angkatan 2011, abang-

abang, kakak-kakak, dan adik-adikku di BPI yang tidak bisa disebutkan satu

persatu yang senantiasa selalu berbagi rasa, baik sedih, suka dan duka.

10. Keluarga Besar Majlis Al-masih, yang telah memberikan semangat dan do’a

sehingga penulis menemukan nilai kehidupan yang lain disini.

11. Dan untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat,

penulis ucapkan terimakasih.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan KaruniaNya

kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan dan dukungannya

kepada penulis. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, namun harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

membaca pada umumnya, dan bagi segenap keluarga besar jurusan Bimbingan

dan Penyuluhan Islam.

Jakarta, Juli 2015

Penulis

Page 9: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................... 8

1. Pembatasan Masalah .................................................................. 8

2. Perumusan Masalah .................................................................... 8

C. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 8

1. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8

2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9

E. Tinjauan Kepustakaan ...................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Efektifitas Metode Bimbingan Agama......................................... 13

1. Pengertian Efektifitas ............................................................. 13

2. Pengertian Metode Bimbingan Agama .................................. 15

3. Pengertian Bimbingan Agama ............................................... 17

4. Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Bimbingan Agama ................ 24

a. Prinsip-prinsip Bimbingan Agama ................................... 24

b. Asas-asas Bimbingan Agama ........................................... 26

5. Tujuan dan Fugsi Bimbingan Agama .................................... 27

a. Tujuan Bimbingan Agama ................................................ 27

b. Fungsi Bimbingan Agama ................................................ 28

Page 10: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

vi

6. Metode Bimbingan Agama .................................................... 31

B. Membina Akhlak .......................................................................... 33

1. Pengertian Membina .............................................................. 34

2. Pengertian Akhlak .................................................................. 34

3. Ruang Lingkup Akhlak .......................................................... 37

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Anak ....................................................................................... 41

5. Macam-macam Akhlak .......................................................... 43

C. Remaja ........................................................................................ 44

1. Pengertian Remaja ................................................................. 44

2. Karakteristik Pada Remaja ..................................................... 47

3. Klasifikasi Remaja ................................................................. 47

4. Faktor yang Mempengaruhi Proses Perkembangan Remaja .. 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian ................................................ 52

B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 52

C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 53

1. Populasi ................................................................................... 53

2. Sampel .................................................................................... 53

D. Variabel Penelitian ........................................................................ 55

E. Definisi Oprasional dan Indikator Variabel ................................. 55

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 59

G. Uji Instrumen ................................................................................ 60

1. Uji Validitas ............................................................................ 60

2. Uji Reabilitas ........................................................................... 60

H. Metode Analisis Data .................................................................... 61

1. Uji Normalitas ......................................................................... 61

2. Uji Homogenitas ..................................................................... 61

3. Uji t ......................................................................................... 62

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS DATA

A. Gambaran Pondok Pesantren Nurul Hidayah (PPNH) Pusat ....... 63

1. Sejarah PPNH ......................................................................... 63

Page 11: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

vii

2. Visi dan Misi PPNH ................................................................ 65

3. Sistem Pendidikan PPNH ........................................................ 65

4. Struktur Organisasi PPNH ...................................................... 66

5. Metode Bimbingan Agama di PPNH ...................................... 68

B. Hasil dan Analisis Data ................................................................. 69

1. Gambaran Umum Responden ................................................ 69

2. Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak Remaja

di PPNH .................................................................................. 70

3. Analisis Data .......................................................................... 71

a. Uji Validitas ....................................................................... 71

b. Uji Reliabilitas ................................................................... 74

c. Uji Normalitas ................................................................... 77

d. Uji Homogenitas ................................................................ 79

C. Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak

Remaja di PPNH............................................................................ 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 82

B. Saran .............................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84

LAMPIRAN

Page 12: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina
Page 13: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama adalah ketetapan ilahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya

untuk menjadi pedoman hidup. Oleh karena itu dengan beragama, manusia

dapat hidup dengan damai, tentram, aman dan bahagia. Di dalam buku

membumikan al-Qur‟an “M. Quraish Shihab menjelaskan agama dengan

merujuk kepada al-Qur‟an bahwa ia memulai berbahasa itu dengan

pendekatan kebahasaan. Jadi agama adalah hubungan antara makhluk dengan

Khaliqnya, hubungan tersebut diwujudkan dalam ibadah yang dilakukannya

dan tercermin dalam sikap kesehariannya.”1

Dalam kamus sosiologi pengertian agama (religion) mencakup tiga hal

yakni: Kepercayaan kepada hal-hal spiritual, perangkat kepercayaan dan

praktek-praktek yang dianggap sebagai tujuan sendiri dan idiologi mengenai

hal-hal supranatural.2

Islam merupakan agama universal dan mempunyai konsep tersendiri

tentang manusia. Dalam pandangan Islam, setiap manusia yang lahir

membawa fitrah Allah SWT. Manusia diciptakan Allah SWT disertai dengan

naluri beragama yaitu agama tauhid. Jika ada segelintir orang yang tidak

beragama, maka hal ini tidak pantas karena mereka hanyalah korban dari

pengaruh lingkungan yang rusak dan tidak ada nuansa agama di lingkungan

tersebut. Islam memerintahkan bahwa setiap orang mampu menjalankan

1 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Jakarta: Miza 1999), hal. 209.

2 Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), hal. 430.

Page 14: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

2

perintah-perintah agama dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh tanggung

jawab. “Orang yang memiliki kesadaran beragama secara matang dan

bertanggung jawab dengan keberagamaannya, akan mendapat kebahagiaan

dan ketenangan yang bisa mematangkan kepribadian serta kemampuan untuk

menganalisa keadaan.”3

Prinsip-prinsip keagamaan yang sudah diajarkan sejak kecil hingga

remaja, dewasa dan pada akhirnya menutup mata, harusnya kita terapkan

dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam kehidupan yang selalu berorientasi

dan berhadapan dengan kemajuan dalam bidang material telah banyak

menelantarkan nilai-nilai keislaman serta moral bangsa.

Melihat dunia di zaman sekarang yang serba modern ini, ditunjang

dengan kemajuan teknologi yang merambah keseluruh penjuru dunia, bahkan

hingga peloksok-peloksok desa, maka yang harus dihadapi adalah, sistem

masyarakat yang lebih berpendidikan dan lebih canggih. Akan tetapi kalau

dilihat dari keislaman yang dianut sebagian besar di mayarakat Indonesia,

secara perlahan nilai-nilai keagamaan itu telah digeser oleh kemajuan zaman

yang amat pesat, bahkan ada sebagian masyarakat yang melupakan nilai-nilai

ajaran Islam yang agung. Sudah berlangsung lama nilai-nilai keagamaan

dijunjung tinggi umat Islam dan diterapkan dalam kehidupan, akan tetapi

lambat laun kemerosotan moral terjadi dikalangan masyarakat Islam sendiri

khususnya remaja.

Generasi muda (remaja) merupakan generasi penerus yang akan

melanjutkan perjuangan bangsa. Oleh karena itu, masa depan dan maju

3 Yusuf Burhanuddin, Kesehatan Mental, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hal. 23.

Page 15: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

3

mundurnya suatu bangsa tegantung pada remajanya. Dengan kata lain apabila

generasi mudanya baik, maka suatu negara akan maju dan berkembang,

begitu pula sebaliknya, jika generasi mudanya buruk, maka negarapun akan

mundur bahkan bisa saja hancur.

Mengingat semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi dan

industrialisasi yang mengakibatkan semakin kompleksnya masyarakat, maka

banyak pula kasus-kasus yang muncul dikalangan para remaja, banyaknya

penyimpangan moral dikalangan remaja saat ini dengan berbagai faktor yang

melatar belakanginya, diantaranya yaitu lingkungan masyarakat sekitar dan

keluarga yang secara tidak langsung memberi peluang para remaja untuk

berbuat hal-hal yang keluar dari batas-batas nilai moral dan juga mempunyai

akhlak yang buruk, seperti tidak mempunyai rasa empati terhadap orang lain,

kurangnya rasa hormat terhadap yang lebih tua, tidak mempunyai toleransi,

kurang mengontrol diri, tidak baik hati dan tidak adil dalam suatu hal.

Oleh karenanya, penting sekali upaya-upaya pembinaan akhlak remaja

harus dilakukan seperti, menyebarluaskan dikalangan remaja beberapa sarana

untuk memperteguh moral dan mental agar dapat terhindar dari dorongan

nafsu ingin berbuat jahat. Sarana tersebut adalah ajaran-ajaran agama, etika

budi pekerti, norma-norma sosial. Upaya lain yang berusaha mencegah

kemungkinan timbulnya kenakalan remaja yaitu dengan meniadakan faktor-

faktor yang terkenal sebagai penyebab timbulnya kenakalan remaja misalnya:

memperbaiki ekonomi rakyat seperti pengangguran, kemiskinan, kelaparan

dan lainnya, mempertinggi kebudayaan dan memperbaiki peradaban.

Page 16: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

4

Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa,

dimana dalam dunia mereka sedang mengalami rasa ego yang amat tinggi

yang amat membutuhkan arahan dan bimbingan. Remaja yang memiliki rasa

ingin tahu tidak cukup hanya diberikan siraman rohani yang isinya sejumlah

doktrin agama yang harus diterima begitu saja, melainkan doktrin-doktrin

agama ini harus ditelaah lebih dalam sehingga generasi muda benar-benar

telah mengetahui mengapa mereka harus memilih Islam sebagai pedoman

hidupnya.

Menurut Zakiah Daradjat “remaja adalah masa pertumbuhan fisik

cepat dan prosesnya terus berjalan ke depan sampai titik tertentu. Perubahan

yang berlangsung cepat dan tiba-tiba, mengakibatkan terjadinya perubahan

lain pada segi sosial dan kejiwaannya, remaja semakin peka dan sikapnya

berubah-ubah, tidak stabil kelakuannya dan demikian pula kadang ia patut,

ragu, cemas dan sering melontarkan kritikan kadang-kadang pada keluarga,

masyarakat atau terhadap adat kebiasaan.”4

Pada saat sekarang ini banyak sekali remaja-remaja yang sikap

keberagamaannya sangat memprihatinkan terutama dalam masalah akhlak

atau tingkah laku, misalnya banyak remaja yang terlibat dalam tindakan

kriminal, seperti tawuran, narkoba, pakaian seksi, dan kenakalan-kenakalan

remaja lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut maka seseorang harus memiliki

ilmu tentang pendidikan agama Islam, khususnya tentang akhlak dan moral,

sehingga dengan pengetahuan tersebut seseorang dapat berakhlak dengan

baik dan mempunyai moralitas yang tinggi yang sesuai dengan norma-norma

yang berlaku.

4 Zakiah daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta: Ruhama, 1995), cet. Ke-2,

hal.14.

Page 17: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

5

Oleh sebab itu, pentingnya remaja memperdalam ilmu agama agar

dapat bertindak dan berprilaku sesuai dengan syari‟at islam serta berakhlak

baik. Untuk memahami dan memperdalam agama islam dan menjadikan

remaja bersikap, berprilaku dan bermoral, diperlukan adanya upaya-upaya

bimbingan agama yang sungguh-sungguh agar perilaku mereka lebih terarah

dan bermoral serta berakhlak baik, kegiatan seperti itu dapat dilakukan di

lingkungan keluarga, lembaga, maupun masyarakat. Sesuai firman Allah

dalam al-Qur‟an surat An-Nahl ayat 125:

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl:125).

Pembinaan akhlak dititik beratkan kepada pembentukan mental anak

atau remaja agar tidak mengalami penyimpangan. Dengan demikian akan

mencegah terjadinya kenakalan remaja, sebab pembinaan akhlak berarti

bahwa, anak remaja dituntun agar belajar memiliki rasa tanggung jawab. Pada

hikakatnya penjahat yang sudah dewasa merupakan perkembangan lebih

lanjut dari kebiasaan melakukan kejahatan di waktu kecil, pada masa-masa

perkembangan mental, yakni masa remaja. Kurangnya pendidikan agama

Page 18: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

6

dalam diri seseorang dapat menyebabkan rusaknya akhlak dan menurunnya

moral.

Maka dari itu, pendidikan agama dianggap sangat penting, karena

dapat membentuk kepribadian yang lebih baik yang terwujud dalam sikap dan

tingkahlaku dalam kehidupan kita sehari-hari. Menurut Zakiah Darajat

“pendidikan agama itu hendaknya dapat mewarnai kehidupan anak sehingga

agama ini benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan menjadi

pengendali dalam kehidupan di kemudian hari.”5

Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan sekaligus

pengkaderan tradisional yang khas dan unik, pesantren juga mempunyai

subkultur yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya, pengembangan

pesantren biasanya ditandai oleh sejumlah perangkat yang terjalin dalam

kehidupannya. Pondok pesantren juga terdapat yang modern yang dimana

penekanan berbahasa Arab dan Inggris lebih besar, memiliki sekolah dibawah

kurikulum dan tidak lagi memakai sistem pengajian yang tradisional. “ Tetapi

setidaknya ada dua perangkat yang menjadi ciri umum lembaga ini yaitu kiyai

yang berperan sebagai sumber penyerapan ilmu dan pembimbing dan kedua

adalah santri sebagai penimba bimbingan.”6

Dalam mensyiarkan Islam pondok pesantren mengutamakan keimanan

(keyakinan) kepada Allah SWT, dan pondok pesantren juga menanamkan

akhlak yang mulia, karena akhlak tidak begitu saja mudah terbentuk dalam

diri seseorang, tetapi harus diupayakan melalui proses pembentukan yang

cukup lama dan usaha yang sungguh-sungguh. Dalam pembentukan akhlak

5 Zakiah Darajat, Ilmu Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), cet. Ke-14, hal. 107

6Dudung Abdurrahman, jurnal penelitian agama, (No.19 Th.IV januari-april, 1999) hal.8.

Page 19: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

7

generasi muda harus disertai dengan contoh dan suri tauladan yang baik,

dengan pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus dan melalui

pendidikan baik secara formal, informal maupun non formal.

“Kehidupan pesantren dimana santri bersedia melakukan segenap

bimbingan dari kyai guna memperoleh barokah ilmunya akan memberi bekas

yang mendalam pada jiwa santri yang sedang menuntut ilmu di pondok

pesantren. Bekas ini pulalah yang pada gilirannya nanti akan membentuk

sikapnya yang akan dibawa kedalam kehidupan dirinya dan masyarakat luas,

sudah pasti merupakan pilihan ideal pada kondisi sarba tradisional ini.”7

Disinilah letak daya tarik yang besar dari pesantren, sehingga para orang tua

masih cukup banyak yang bersedia mengirim putra-putrinya untuk belajar di

pondok pesantren.

Efektifnya bimbingan agama apabila dilakukan dengan segala

kegiatan yang akurat sehingga dapat berjalan dengan efisien dan bahkan

menjadi pendorong bagi perubahan umat ke arah yang lebih baik bila dikemas

dengan cara dan metode yang tepat dan sistematis. Oleh karena itu untuk

melakukan kegiatan bimbingan agama maka diperlukan metode-metode yang

representatif dengan menggunakan bahasa yang lugas, menarik, bijaksana

sehingga komunikasi menjadi menarik.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian di Pondok Pesantern Nurul Hidayah Pusat dengan judul

“Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak Remaja

Di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat Leuwisadeng Bogor”.

7Abdurrahman Wahid, menggerakan tradisi Esai-esai pesantren, (Yogyakarta: LKIS,

2001), hal.16.

Page 20: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Persoalan yang diteliti untuk skripsi ini dibatasi pada efektifitas

metode bimbingan agama dalam membina akhlak remaja di pondok

pesantren Nurul Hidayah pusat Leuwisadeng Bogor.

2. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian dan paparan diatas, maka peneliti merumuskan

masalahnya, yaitu:

1. Bagaimana metode bimbingan agama dalam membina akhlak remaja

di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat?

2. Apakah efektif atau tidak metode bimbingan agama yang digunakan

dalam membina akhlak remaja di Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Pusat?

C. Hipotesis Penelitian

Ho : Metode bimbingan agama tidak efektif dalam membina akhlak remaja

di popes nurul hidayah pusat

: Metode bimbingan agama efektif dalam membina akhlak remaja di

popes nurul hidayah pusat.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan memahami metode bimbingan agama dalam

membina akhlak remaja.

b. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan dalam membina

akhlak remaja di Pondok Pesantren Nurul Hidayah pusat.

Page 21: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

9

c. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya metode bimbingan agama di

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat dalam membina akhlak

remaja.

2. Manfaat Penelitian

a. bisa memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan yang

meliputi Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam dan keagaamaan

khususnya berkaitan dengan efektifitas metode bimbingan agama di

pondok pesantren nurul hidayah pusat dalam membina akhlak remaja

di pondok pesantren nurul hidayah pusat.

b. bisa memberikan kontribusi positif bagi pengembangan keilmuan dan

kurikulum Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Prodi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI).

d. dapat dijadikan evaluasi bagi pengurus Pondok Pesantren Nurul

Hidayah Pusat tentang efektifitas metode bimbingan agama dalam

membina akhlak remaja di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat.

E. Tinjauan Kepustakaan

Setelah melakukan penelusuran skripsi pada Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis mengadakan tinjauan kepustakaan

terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari

bentuk plagiat, antara lain:

Page 22: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

10

1. Abdullah, Program Studi Bimbingan Dan Penyuluhan Islam Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta angkatan 2006 dengan

judul “Hubungan Bimbingan Agama Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf

Dalam Pembinaan Akhlak Remaja Di Majlis Ta‟lim Nurul Musthofa

Cigunjur Jakarta Selatan”. Skripsi ini berisi tentang kegiatan bimbingan

agama Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf dalam Pembinaan Akhlak remaja

di Majlis Ta‟lim Nurul Musthofa Cigunjur Jakarta Selatan. Akhlak remaja

yang dimaksud adalah gambaran jiwa yang muncul saat manusia akan

mengerjakan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.

2. Wishnu Anugrahingwidi, program Studi Bimbingan Dan Penyuluhan

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta angkatan

2008 dengan judul “Metode Bimbingan Agama Dalam Meningkatkan

Kecerdasan Spiritual Anak Warga Binaan Sosial (WBS) Di Panti Sosial

Bina Insan Bangun Daya 1 (PSBIBD) Kedoya Jakarta Barat”.Skripsi ini

berisi tentang metode yang digunakan oleh pembimbing agama di Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya1 Kedoya Jakarta Barat dalam

meningkatkan kecerdasan spiritual anak WBS di PSBIBD 1 Kedoya

Jakarta Barat.

3. Dedeh Mahmudah, program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta angkatan 2004

dengan judul “Efektifitas Metode Dakwah Mauidzoh Hasanah Dalam

Pembinaan Akhlak Santri At-Taqwa Putra Bekasi”. Skripsi ini berisi

Page 23: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

11

tentang efektifnya penggunaan metode dakwah mauidzoh hasanah dalam

membina akhlak santri di At-taqwa Putra Bekasi.

Dari ketiga hasil penelitian di atas, penulis menyatakan bahwa hasil

penelitian penulis sangat berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya.

Peneliti ini berfokus pada efektifitas metode bimbingan agama dalam

memembina akhlak remaja dipondok pesantren nurul hidayah pusat.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengacu pada Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi

dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and

Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Cetakan I, Januari 2007. Untuk memudahkan penlisan, maka penulis

membagi pembahasan skripsi ini menjadi enam bab dengan sitematika

pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, hipotesis penelitian, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan kepustakaan dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan mengenai pengertian efektifitas,

pengertian metode, pengertian, tujuan, prinsip, asas, fungsi

dan metode bimbingan Agama, pengertian membina, ruang

lingkup, faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak dan

Page 24: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

12

macam-macam akhlak, serta pengertian remaja karakteristik

remaja dan faktor yang mempengaruhi proses

perkembangan remaja.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini memuat tentang pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan

sample, variabel dan indikator penelitian, definisi

oprasional, teknik pengumpulan data, uji instrumen dan

metode analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS DATA

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dan lokasi

penelitian melalui sejarah, visi dan misi, struktur organisasi,

Tujuan, sistem pendidikan dan metode bimbingan agama di

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat. Bab ini juga

menguraikan tentang data-data hasil penelitian, hasil

angket, klasifikasi responden, deskripsi hasil penelitian dan

hasil anilisis data.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-

saran serta rekomendasi yang menjadi penutup dari

pembahasan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 25: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Efektifitas Metode Bimbingan Agama

1. Pengertian Efektifitas

Dalam kamus besar bahasa Indonesia “kata efektifitas mempunyai

beberapa arti, yang pertama adalah adanya efek, akibat, pengaruh dan

kesannya, Arti kedua yaitu manjur atau mujarab, sedangkan yang ketiga

berarti, dapat membawa hasil atau hasil guna. Kata efektif diambil dari

kata “efek” yang artinya akibat atau pengaruh. Sedangkan “efektif” berarti

adanya pengaruh atau akibat dari sesuatu.”8

efektifitas ialah berhasil atau berpengaruhnya setelah melakukan

sesuatu. Sedangkan menurut ensiklopedi umum, “efektifitas menunjukan

taraf tercapainya serta usaha dikatakan efektif apabila usaha itu mencapai

tujuannya secara ideal keefektifannya yakni pencapaian prestasi dari

tujuan taraf efektifitas dinyatakan dengan ukuran yang pasti.”9

jadi efektifitas adalah terdapat pengaruh atau akibat terhadap

sesuatu yang telah dilakukan, yang dimana kegiatan tersebut sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai. Terdapat beberapa tokoh yang menjelaskan

tentang pengertian efektifitas, yaitu sebagai berikut :

8 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa (P3B), Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka

Depdikbud, 1995), Cet. Ke-7, Edisi 3, h. 250. 9 A. B. Pridodgdo, Hasan Shadily, Ensiklopedi Umum, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), Cet.

Ke-8, h.296.

Page 26: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

14

1. Menurut John. M. Echols dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia secara

etimologi efektifitas berasal dari kata efektif yang artinya berhasil

guna.10

2. Eric Buckley mengartikan “efektifitas sebagai The Quality of being

effective. In various sebse. Efectivity the quality or state being effective

and power to be effective.”11

Secara sederhana dapat diartikan sebagai

suatu kualitas yang menjadi efektif dalam berbagai hal atau bidang.

Efektifitas ialah suatu status mutu menjadi efektif dan menggerakan

untuk bisa efektif.

3. Dennis Mc Quail, efektifitas secara teori komunikasi berasal dari kata

efektif yang artinya terjadinya suatu perubahan atau tindakan sebagai

akibat diterimanya suatu pesan, dan perubahannya terjadi dalam segi

hubungan antara keduanya, yakni pesan yang diterima dan tindakan

tersebut.12

4. Peter. F. Drucker, menurutnya efektifitas itu dapat dan harus dipelajari

secara sistematis, sebab ia bukanlah bentuk sebuah keahlian yang lahir

secara ilmiah. Efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui sebuah

rangkaian kerja, latihan yang intens, terarah dan sistematis, bekerja

dengan cepat sehingga menghasilkan kreatifitas.13

5. Gibson, James L, Wancevich, John M, dan Donelly bahwa pengertian

efektifitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi

10

John. M. Echols, Kamus Inggris-Indonesi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

1990), Cet. Ke-8, h. 207. 11

Eric Buckley, The Oxford English Dictionar, (Oxford: The Clarendom Press, 1978),

Vol. III, h.49. 12

Dennis Mc. Quail, Teori Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga Pratama,

1992), h. 281. 13

Peter F. Drucker, Bagaimana Menjadi Eksekutif Yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1986), h. 5.

Page 27: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

15

individu, kelompok dan organisasi. Makin dekat prestasi mereka yang

diharapkan atau prestasi yang standar, maka akan makin efektif dalam

menilai mereka.14

Dalam kamus umum bahasa Indonesia “efektifitas merupakan

keterangan yang artinya ukuran hasil tugas atau keberhasilan dalam

pencapaian tujuan.”15

“Usaha dikatakan efektif kalau usaha itu mencapai

tujuannya. Secara ideal efektifitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran

yang agak pasti, misalnya: usaha X, 60% dalam mencapai tujuan Y.”16

Dari pengertian-pengertian efektifitas di atas, dapat disimpulkan

bahwa efektifitas yaitu keberhasilan atau terdapat pengaruh (efek) yang

sesuai dengan tujuan, yang tujuan tersebut diusahakan dengan baik

sehingga mendapat suatu manfaat yang diinginkan. Efektifitas tidak hanya

sekedar memberi pengaruh atau kesan akan tetapi berkaitan dengan

penetapan standar, profesionalitas, penetapan sasaran, keberadaan

program, materi, berkaitan juga dengan metode atau cara sarana atau

fasilitas dan juga dapat memberikan pengaruh.

2. Pengertian Metode Bimbingan Agama

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode yaitu suatu cara

yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud dengan ilmu

pengetahuan dan sebagainya.17

Dalam pengertian harfiah, metode adalah

14

F.X. Suwarto, Ensiklopedia Nasional Indonesia (Ces-Ham), (Jakarta: Ictiar Baru Van

Hoeve, 1980), Jilid III, h. 134. 15

Suharto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Surabaya: Pt. Indah, 1995), Cet. Ke-1,h.

742. 16

F.X. Suwarto, Ensiklopedia Nasional Indonesia, (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1989),

Jilid V, h. 12. 17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1994), Cet. Ke-2, h.580.

Page 28: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

16

jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.18

Secara etimologi

metode berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari penggalan kata “meta”

yang berarti melalui dan “hodos” berarti jalan. Bila digabungkan maka

metode bisa diartikan jalan yang harus dilalui.19

Dalam pengertian yang lebih luas, metode bisa diartikan sebagai

segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan

yang diinginkan. Apabila kita artikan secara bebas metode adalah cara

yang telah diatur melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu maksud.

Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan,

demikian halnya dalam bimbingan agama diperlukan metode yang tepat

untuk digunakan dalam rangka pencapaian tujuan yaitu membentuk

individu yang mampu memahami diri dan lingkungannya pentingnya

metode ini terdapat dalam firman Allah surat al-Maidah ayat 35:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada

jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” (Q.S Al-Maidah: 35).

18

H. M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, (Jakarta : PT

Golden Terayon Press, 1998), Cet. Ke-6, h. 43. 19

Drs. M. Lutfi, Ma, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan (Konseling) Islam,

(Jakarta:Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.120.

Page 29: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

17

Ayat tersebut menerangkan bahwa untuk mencapai tujuan serta

keberuntungan harus mencari jalan, cara, metode, yang tepat sehingga apa

yang diharapkan terkabul dan mendapat ridha Allah SWT.

3. Pengertian Bimbingan Agama

Secara etimologi, kata bimbingan merupakan terjemahan dari

bahasa inggris yaitu “guidance” yang berarti menunjukan, memberi jalan,

menuntun, membimbing, membantu, mengarahkan, pedoman dan

petunjuk. Kata dasar atau kata kerja dari “guidance” adalah “to guide”,

yang artinya menunjukan, menuntun, memberi pedoman, menjadi petunjuk

jalan, dan mengemudikan.20

Dan arti dari bimbingan, yang paling umum

digunakan adalah memberikan bimbingan, bantuan dan arahan.

Secara terminologi, bimbingan adalah suatu usaha membantu orang

lain dengan mengungkapkan dan membangkitkan potensi yang dimilikinya

sehingga dengan potensi itu seseorang akan memiliki kemampuan untuk

mengembangkan dirinya secara wajar dan optimal, yakni dengan cara

memahami dirinya maupun mengambil keputusan untuk hidupnya. Maka

dengan itu ia akan dapat mewujudkan kehidupan yang baik, berguna dan

bermanfaat untuk masa kini dan masa yang akan datang.21

Donald G. Mortensen dan Alan M. Schumuller mengemukakan

tentang bimbingan yaitu: “guidance may be defined as that part of the total

educational program that helps provide the personal opportunities and

specialized staff services by which each individual can developed to the

20

Prof. H. M. Arifin, M. Ed, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama,

(Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke-1, h.1. 21

Drs. M. Lutfi, Ma, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan (Konselin) Islam,

(Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 6.

Page 30: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

18

fullest of his abilities and capacities in term of the democratic idea”.22

Dapat diartikan secara sederhana bahwa bimbingan dapat didefinisikan

sebagai bagian dari program pendidikan keseluruhan yang membantu

menyediakan kesempatan pribadi dan layanan staf khusus dimana setiap

individu dapat dikembangkan secara maksimal kemampuan dan kapasitas

dalam jangka gagasan demokrasi.

Adapun definisi bimbingan menurut para ahli yang berbeda-beda

sesuai dengan pandangannya masing-masing yaitu:

a. Menurut Stoops, seperti yang dikutip oleh Djumhur dan M. Surya

menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses yang terus menerus

dalam membantu perkembangan seorang individu untuk mencapai

kemampuannya secara maksimal, yang mengarah kepada manfaat yang

sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun masyarakatnya.23

b. Sedangkan dalam konsep Islam bimbingan adalah “Proses Pemberian

bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan

dan petunjuk Allah SWT, sehingga mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan di akhirat”.24

c. Crow and Crow mengungkapkan bahwa bimbingan adalah bantuan

yang diberikan oleh seseorang yang memiliki kepribadian baik dan

pendidikan yang memadai, kepada individu dari setiap usia, untuk

22

Dr. Syamsu Yusuf Dan Dr. A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling,

(Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-2, h.6. 23

Jumhur M. Surya, Bimbingan Penyuluhan Di Sekolah (Cevidenci Dan Conseling),

(Bandung : Cv. Ilmu, 1975), h. 25. 24

Thohari Musnawar, Dasar Konseptual Bimbingan Dan Konseling Islam, (Yogyakarta :

UII Press, 1992), h. 76.

Page 31: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

19

menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri dan

memikul bebannya sendiri.25

d. Selanjutnya Prayitno mengemukakan bahwa “bimbingan adalah suatu

bantuan yang diberikan kepada orang lain baik secara perorangan

(individu) maupun kelompok, agar mereka dapat berkembang menjadi

pribadi-pribadi yang mandiri.”26

Pribadi-pribadi yang mandiri tersebut

seperti mengenal diri sendiri dan lingkungannya, menerima diri sendiri

dan lingkungannya secara positif dan dinamis, mengambil keputusan

diri sendiri, mengarahkan diri sendiri dan mewujudkan diri sendiri.

e. Dan Rochman Natawidjaja, mengatakan bimbingan sebagai suatu

proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya

sendiri, sehingga dia sanggup untuk mengarahkan dirinya dan dapat

bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan

keluarga dan masyrakat serta kehidupan pada umumnya.27

Dengan

demikian dia akan dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat

pada umumnya. Bimbingan juga membantu individu dalam mencapai

perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.

Dari pendapat di atas kita dapat memahami bahwa yang dimaksud

bimbingan adalah bukan pemberian bantuan secara fisik ataupun finansial,

melainkan lebih menitik beratkan kepada pemberian bantuan psikis atau

25

Drs. M. Lutfi, Ma, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan (Konselin) Islam,

(Jakarta:Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 6. 26

Ibid, h.7. 27

Ibid, h. 8.

Page 32: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

20

kejiwaan terhadap seseorang atau kelompok untuk menggali segala potensi

yang dimiliki seseorang atau kelompok tersebut untuk dapat memecahkan

masalahnya sendiri dan orang lain.

Perkataan agama berasal dari bahasa Sansakerta yang erat

hubungannya dengan agama Hindu dan Budha. Dapat dijumpai uraian

tentang perkataan ini bahwa akar kata “agama adalah gam yang mendapat

awalan “a”, kadang mendapat awalan “I” dan kadang juga mendapat

awalan “u” yang semuanya berakhiran “a” sehingga menjadi a-gam-a, i-

gam-a, dan u-gam-a. Dalam bahasa bali ketiganya mempunyai makna

berikut yaitu, agama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan

manusia dengan raja, igama artinya peraturan, tata cara, upacara dalam

hubungan dengan dewa-dewa, sedangkan ugama artinya peraturan dan tata

cara dalam berhubungan antara manusia. Dari ketiga kata itu kini dipakai

oleh tiga bahasa yaitu, agama dalam bahasa Indonesia, igama dalam

bahasa Jawa, dan ugama dalam Bahasa Melayu (Malaysia).”28

Bahasa Sansakerta yang menjadi asal perkataan agama, termasuk

dalam rumpun bahasa Indo-Jerman, serumpun dengan bahasa Belanda dan

Inggris. Dalam bahasa belanda kita temukan kata-kata “ga, gaan” dan

dalam bahasa inggris kata “go” yang artinya sama dengan “gam” yaitu

pergi. Namun setelah mendapat awalan dan akhiran “a” pengertiannya

berubah menjadi jalan.29

Jadi agama berasal dari beberapa bahasa yang dapat kita simpulkan

dari beberapa bahasa diatas, bahwa agama adalah suatu jalan, tata cara,

pedoman hidup bagi semua manusia yang telah mereka percayai dan

28

Prof. H. Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1998), h.35. 29

H. Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1998), h.35.

Page 33: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

21

mereka pelajari sejak kecil. Sedangkan pengertian agama sebagai suatu

istilah yang kita pakai sehari-hari sebenarnya bisa dilihat dari dua aspek

yaitu:

1. Aspek subjektif (pribadi manusia). Agama mengandung pengertian

tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan

yang berupa getaran batin yang dapat mengatur dan mengarahkan

tingkah laku tersebut kepada pola hubungan antara manusia dengan

tuhannya dan pola hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya.

Dari aspek inilah manusia dengan tingkah lakunya itu merupakan

perwujudan (manifestasi) dari pola hidup yang telah membudaya dalam

batinnya dimana nilai-nilai keagamaan telah membentuknya menjadi

rujukan (referensi) dari sikap dan orientasi hidup sehari-hari.

2. Aspek objektif (doktrinair). Agama dalam pengertian ini mengandung

nilai-nilai ajaran tuhan yang bersifat menuntun manusia kearah tujuan

sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. Agama dalam pengertian ini

belum masuk kedalam batin manusia atau belum membudaya dalam

tingkah laku manusia, karena masih berupa doktrin (ajaran) yang

objektif berada diluar diri manusia. Oleh karena itu secara formal

agama dilihat dari aspek objektif ini dapat diartikan sebagai peraturan

yang bersifat ilahi (dari tuhan) yang menuntun orang-orang berakal

budi menuju kearah ikhtiar untuk mencapai kesejahteraan hidup didunia

dan memperoleh kebahagiaan di akhirat.30

30

H. M. Arifin, M. Ed, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama,

(Jakarta: Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke-1, h.1.

Page 34: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

22

Melihat pengertian diatas bahwa agama dilihat dalam dua kategori,

pertama, agama sebagai keimanan, dimana seseorang percaya terhadap

kehidupan kekal dikemudian hari, kemudian mengabdikan dirinya untuk

kepercayaan tersebut. Kedua, agama sebagai yang mempengaruhi perilaku

manusia, dengan demikian agama identik dengan kebudayaan.

Agama adalah wahyu yang diturunkan Tuhan untuk manusia.

Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu

manusia untuk mengenal dan menghayati sesuatu yang sakral.31

Agama dari segi bahasa dikenal dengan kata ad-Dien yang artinya

menguasai, mendudukan, balasan, dan kebiasaan. Sedangkan didalam

bahasa semit berarti undang-undang atau hukum.32

Menurut Zakiah Darajat, agama adalah kebutuhan jiwa atau psikis

manusia yang akan mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan hidup,

kelakuan atau sikap dan cara menghadapi tiap-tiap masalah.33

Sedangkan

Arif Budiman melihat agama dalam dua kategori yakni:

1. Agama sebagai keimanan (doktrin), dimana orang percaya terhadap

kehidupan kekal dikemudian hari, lalu orang mengabdikan dirinya

untuk kepercayaan tersebut.

2. Agama yang mempengaruhi perilaku manusia. Oleh karena itu agama

identik dengan kebudayaan.34

31

Mastuhu, Metodologi Penelitian Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada, 2006), h.

1. 32

Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 9. 33

Zakiah Darajat, Pendidikan Agama Dan Pembinaan Mental,(Jakarta: Bulan Bintang,

1982), Cet. Ke-3, h. 52. 34

Arif Budiman, Agama Demokrasi Dan Keadilan, (Jakarta: PT Gramedia, 1993), h. 20.

Page 35: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

23

Para ulama sebagai pewaris para Nabi (Waratsat Al-anbiya)

bertugas menjadi mu’allim (guru) dan muhazzdib (pendidik) atau sebagai

mubassyir dan nadhir (penghibur dan petunjuk jalan) sebagaimana halnya

fungsi dan tujuan Nabi Muhammad SAW yang diutus menjadi Mu’allim

(guru) dan pendidik akhlak al-karimah.35

sebagaimana sabda beliau :

إمنا بعثت المتم مكارم االخالق Artinya : “Saya diutus untuk memyempurnakan akhlak yang mulia”.(H.R

Bukhari).36

Jadi dapat kita ketahui bahwa bimbingan agama adalah usaha

pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik

lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut kehidupannya dimasa kini dan

masa mendatang, bantuan tersebut berupa pertolongan bidang mental dan

spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan

kemampuan yang ada pada diri sendiri melalui dorongan dari kekuatan

iman dan taqwanya kepada Tuhannya.

Bimbingan agama juga merupakan usaha memberikan bantuan

kepada seseorang dengan menggunakan pendekatan ajaran agama yaitu

ajaran agama islam, baik tujuan materi ataupun metode yang diterapkan.

Bimbingan tersebut berupa pertolongan dibidang mental spiritual, yang

bertujuan agar dapat mengembangkan potensi fitrah yang dibawa sejak

lahir secara optimal dengan menginternalisasikan nilai-nilai yang

35

H. M Umar, Tartono, Bimbingan Dan Penyuluhan (Bandung: PT Pustaka Setia, 1998)

Cet. Ke-1, h. 77. 36

Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, Kumpulan Hadist Shahih Bukhari Muslim, (Jakarta:

Insan Kamil, 2002), h. 273.

Page 36: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

24

terkandung dalam al-Qur‟an dan hadits Rasulullah dalam dirinya, sehingga

ia hidup dan bersikap atau bertindak (berakhlak) sesuai dengan apa yang

dianjurkan Allah dan Rasulullah.

Oleh karenanya, Nabi Muhammad SAW menduduki fungsi sebagai

counselor agung di tengah umatnya, yang di teladani oleh para sahabatnya

dan para ulama sepanjang zaman. Dengan fenomena yang seperti inilah

peran para ulama, kyai dan seseorang yang memahami agama Islam secara

mendalam sangat dibutuhkan dan yang akan membimbing manusia ke

jalan yang diridhoi Allah SWT.

4. Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Bimbingan Agama

a. Prinsip-prinsip Bimbingan Agama

prinsi-prinsip bimbingan agama menurut Bimo Walgito yaitu

meliputi:

1. Bimbingan dimaksudkan untuk anak-anak dewasa.

2. Usaha-usaha bimbingan dalam prinsipnya harus menyeluruh ke semua

orang karena semua orang tentu mempunyai masalah yang butuh

pertolongan.

3. Agar bimbingan dapat berhasil baik, dibutuhkanlah pengertian yang

mendalam mengenai orang yang dibimbing maka perlu diadakan

evaluasi (penilaian) dan penyelidikan-penyelidikan individual.

4. Fungsi dari bimbingan adalah menolong orang supaya berani dan

bertanggung jawab sendiri dalam menghadapi kesukarannya, sehingga

Page 37: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

25

hasilnya dapat berupa kemajuan dari keseluruhan pribadi orang yang

bersangkutan.37

Sedangkan menurut Arifin prinsip-prinsip bimbingan agama

meliputi:

1. Setiap individu adalah makhluk yang dinamis dengan kelalaian-

kelalaian kepribadian yang bersikap individual serta masing-masing

mempunyai kemungkinan untuk berkembang dan menyesuaikan diri

dengan situasi sekitar.

2. Suatu kepribadian yang bersifat individual tersebut terbentuk dari

dua faktor pengaruh, yaitu pengaruh dari dalam yang berupa bakat

dan ciri-ciri keturunan baik jasmani maupun rohani, dan faktor

pengaruh yang diperoleh dari lingkungan, baik lingkungan

masyarakat sekarang maupun lampau.

3. Setiap individu adalah organisasi yang berkembang dan tumbuh dari

dalam keadaan yang senantiasa berubah, perkembangannya dapat

dibimbing ke arah hidupnya, menguntungkan bagi dirinya sediri dan

masyarakat sekitar.

4. Setiap individu dapat memperoleh keuntungan, pemberian bantuan

dengan melakukan pilihan-pilihan dalam hal yang memajukan

kemampuan seperti menyesuaikan diri dan mengarahkan kedalam

kehidupan yang sukses.

5. Setiap individu diberikan hak yang sama serta kesempatan yang

sama dalam mengembangkan pribadinya masing-masing, tanpa

37

Bimo Walgito, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Ofset,

1995), h. 21-22.

Page 38: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

26

memandang perbedaan suku, bangsa, agama, idiologi dan

sebagainya.38

Di samping itu Muhammad Hatta memberikan prinsip layanan

bimbingan agama yang meliputi:

1. Bimbingan dilakukan secara sistematis dan berhubungan dengan

perkembangan individu.

2. Bimbingan berorientasi kepada bentuk kerja sama, bukan bentuk

paksaan.

3. Bimbingan didasarkan pada penghargaan atas harkat dan martabat

dan nilai individu.

4. Setiap individu harus diberi hak dan kesempatan yang sama dalam

mengembangkan pribadinya masing-masing tanpa membedakan

suku, bangsa dan lainnya.

5. Dalam memberikan bantuan pembimbing mengusahakan agar dapat

berdiri sendiri dan semakin mampu mengatasi masalah hidupnya.

6. Harus didasari bahwa setiap individu memiliki fitrah beragama yang

dapat berkembang dengan baik bila diberi kesempatan dengan

bimbingan yang baik.39

b. Asas-asas Bimbingan Agama

Menurut Badan Wakaf UII, ada 3 asas dalm bimbingan agama

yaitu sebagai berikut:

38

Prof. H. M. Arifin, M. Ed, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Dan Penyuluhan

Agama Di Sekolah Dan Luar Sekolah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), Cet. Ke-5, h. 31-32 39

Muhammad Hatta, Citra Dakwah Di Abad Informasi, (Medan: Pustaka Wijaya Sarana,

1995), h.115.

Page 39: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

27

1. Asas fitrah, pada dasarnya manusia sejak lahir telah dilengkapi dengan

segenap potensi, sehingga diupayakan pengembalian potensi tersebut.

Selain itu fitrah juga manusia membawa naluri agama islam yang

meng-Esakan Allah, sehingga bimbingan agama harus senantiasa

mengajak kembali manusia memahami dan menghayatinya.

2. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat, bimbingan agama membentuk

individu dan memahami tujuan hidup manusia yaitu mengabdi kepada

Allah SWT dalam rangka mencapai tujuan akhir sebagai manusia yaitu

mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Asas Mauidzah Hasanah, bimbingan agama dilakukan dengan sebaik-

baiknya dengan menggunakan segala sumber pendukung secara efektif

dan efisien, karena dengan hanya penyampaian hikmah yang baik

sajalah hikmah itu akan tertanam pada individu yang dibimbing.40

5. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama

a. Tujuan Bimbingan Agama

Setiap manusia pasti mengalami hambatan serta rintangan

dikehidupannya dalam menggapai keinginannya menjadi kenyataan,

sehingga sangat diperlukan bimbingan agama untuk selalu memperkokoh

rasa keimanan dalam menghadapi berbagai rintangan tersebut. Dalam

bukunya Ainu Rahim Faqih membagi tujuan bimbingan agama menjadi

dua bagian yaitu sebagai berikut:

- Tujuan Umum

40

Badan Wakaf Uii, Al-Qur’an Dan Tafsir, (Yogyakarta: PT Dana Bakti Wakaf, 1990),

Jilid 4, Juz 10-12, h. 406.

Page 40: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

28

Membantu seseorang guna mewujudkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat

kelak.

- Tujuan Khusus

1. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah,

maksudnya pembimbing berusaha membantu mencegah jangan

sampai individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan

kata lain membantu individu mencegahnya timbul masalah

bagi dirinya sendiri.

2. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi.

3. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi

dan kondisi yang baik atau telah lebih bagik agar tetap baik

atau menjadi lebih baik.41

b. Fungsi Bimbingan Agama

Memperhatikan tujuan umum dan khusus di atas, Ainur Rahim

Faqih merumuskan fungsi dari bimbingan agama yaitu :

a. Fungsi Preventif, yaitu membantu individu menjaga atau mencegah

timbulnya masalah bagi dirinya.

b. Fungsi Kuratif atau Korektif, yaitu membantu individu memecahkan

masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya.

41

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,

2001), h. 36.

Page 41: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

29

c. Fungsi Preservatif, yaitu membantu individu agar situasi yang

semula tidak baik menjadi lebih baik, dan kebaikan itu bertahan

lama.

d. Fungsi Development atau pengembangan, yaitu membantu individu

memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik,

sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab masalah baginya.42

Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi ini berarti

bahwa layanan bimbingan ini dapat membantu para individu dalam

memelihara dan mengembangkan pribadinya secara menyeluruh, mantap,

terarah dan berkelanjutan.

Untuk mencapai tujuan di atas dan sejalan dengan fungsi-

fungsi bimbingan agama tersebut, maka “Ainur Rahim Faqih

mengemukakan di dalam bukunya, melakukan bimbingan agama secara

garis besar disebutkan sebagai berikut:

1. Membantu individu mengetahui, mengenal, dan memahami keadaan

dirinya sesuai dengan hakekatnya atau memahami kembali keadaan

dirinya, sebab dalam keadaan tertentu dapat terjadi individu tidak

mengenal atau tidak menyadari keadaan dirinya yang sebenarnya.

Secara singkat dikatakan bimbingan agama mengingatkan kembali

individu akan fitrahnya.

2. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya,

dari segi baik dan buruknya, kekuatan serta kelemahannya, sebagai

sesuatu yang memang telah ditetapkan Allah (nasib atau takdir),

42

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam…..h. 36.

Page 42: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

30

tetapi juga harus disadari bahwa manusia harus berikhtiar,

kelemahan yang ada pada dirinya bukan terus menerus disesali.

dapat dikatakan untuk membantu individu tawakal atau berserah diri

kepada Allah.

3. Membantu individu memahami keadaan situasi dan kondisi yang

dihadapi saat ini.

4. Membantu individu menemukan alternatif pemecahan masalah.

Secara islami terapi umum untuk memecahkan masalah rohaniah

individun dilakukan dengan cara yang dianjurkan oleh al-Qur‟an dan

al-Hadist sebagai berikut:

a. Berlaku sabar

b. Membaca dan memahami al-Qur‟an

c. Berzikir atau mengingat Allah.43

5. dapat memberikan petunjuk arah yang benar, dalam hal ini Allah

berfirman dalam al-Qur‟an surat Asy Syuura ayat 52

Artinya: “Dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk

kepada jalan yang lurus”.44

6. Untuk pembinaan moral, mental, dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa.45

43

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: VII Press,

2002), h. 37. 44

Depag Ri, Terjemahan Al Quran, (Semarang: Toha Putra, 1989), h. 791 45

Ibid., h. 447.

Page 43: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

31

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

dengan bimbingan agama, dapat memberikan bantuan kepada masyarakat

yaitu dengan memberikan pengertian, pengetahuan dan nasehat kepada

orang dengan benar, agar masyarakat dapat melakukan perbuatan yang

didasari dengan ajaran agama dan memecahkan masalah sesuai pedoman

agama yakni al-Qur‟an dan al-Hadist.

6. Metode Bimbingan Agama46

Ada beberapa metode yang digunakan dalam bimbingan agama,

maka dalam upaya mengadakan bimbingan agama menurut pendapat

Arifin. M. Ed, dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan suatu teknik atau metode didalam

bimbingan dengan cara penyajian atau penyampaian informasinya

melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pembimbing

terhadap anak bimbing, pembimbing juga sering menggunakan alat-alat

bantu seperti gambar, kitab, peta dan alat lainnya. Metode ini sering

dipakai dalam bimbingan agama yang banyak diwarnai dengan ciri

karakteristik bicara seorang pembimbing pada kegiatan bimbingan

agama. Metode ini pembinaannya dilakukan secara kelompok dan

pembimbing melakukan komunikasi secara langsung.

2. Metode Cerita (kisah)

Metode cerita adalah suatu cara penyampaian dalam bentuk cerita.

Cerita merupakan media yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai

46

H. M. Arifin, M. Ed, Pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama

(Jakarta: PT Golden Trayon Press, 1998), Cet. Ke-5, h. 44-47

Page 44: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

32

akhlak yang baik, sekaligus karakter sesuai dengan nilai religi yang

disampaikan dan pada akhirnya dapat membentuk sebuah kepribadian.

Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi cerita yang

pengaruhnya besar terhadap perasaan. Oleh karena itu metode cerita

dijadikan sebagai salah satu pendidikan.

3. Metode Keteladanan

Metode keteladanan merupakan bagian dari sejumlah metode yang

paling ampuh dan efektif dalam mempersiapkan dan membentuk

individu secara moral, spiritual dan sosial. Sebab seorang pembimbing

merupakan contoh ideal dalam pandangan seseorang yang tingkah laku

dan sopan santunnya akan ditiru, yang disadari atau tidak, bahkan

semua keteladanan itu akan melekat pada diri dan perasaannya dalam

bentuk ucapan, perbuatan, hal yang bersifat material, indrawi maupun

spiritual. Karenanya keteladanan merupakan faktor penentu baik

buruknya seseorang yang dibimbing.

Metode ini juga digunakan sebagai pemberian contoh yang baik

dalam tingkah laku sehari-hari. Seorang pembimbing akan merasa

sangat mudah menyampaikan secara lisan, namun belum tentu dapat

menjalankannya dan dapat diterima oleh yang dibimbingnya, untuk

mengatasinya, maka pembimbing harus memberikan contoh atau

keteladanan, misalnya menganjurkan agar selalu berdzikir, maka

pembimbing harus melakukannya atau memulainya terlebih dahulu.

4. Metode Wawancara

Page 45: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

33

Metode wawancara merupakan salah satu cara memperoleh fakta-

fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana

sebenarnya hidup dan kejiwaan seseorang yang dibimbing pada saat

tertentu yang memerlukan bimbingan. Wawancara dapat berjalan

dengan baik apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Pembimbing harus bersifat komunikatif kepada anak bimbing

b. Pembimbing harus dapat dipercaya sebagai pelindung oleh orang

yang dibimbing.

c. Pembimbing harus bisa menciptakan situasi dan kondisi yang

memberikan perasaan damai dan aman serta santai kepada seseorang

yang dibimbing.

5. Metode pencerahan (metode edukatif)

Yaitu cara mengungkapkan tekanan perasaan yang menghambat

perkembangan belajar dengan mengorek sampai tuntas perasaan atau

sumber perasaan yang menebabkan hambatan atau ketegangan, dengan

cara “client centered”, yang diperdalam dengan permintaan atau

pertanyaan yang meyakinkan untuk mengingat-ingat serta mendorong

agar berani mengungkapkan perasaan tertekan, sehingga pada akhirnya

pembimbing memberikan petunjuk-petunjuk tentang usaha apa sajakah

yang baik bagi yang dibimbing dengan cara yang tidak bernada imperatif

(wajib), akan tetapi berupa anjuran-anjuran yang tidak mengikat.

B. Membina Akhlak

1. Pengertian Membina

Page 46: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

34

Menurut kamus bahasa Indonesia Membina adalah membangun,

mendirikan atau mengusahakan supaya lebih baik atau lebih maju

(sempurna).47

2. Pengertian Akhlak

Pengertian akhlak dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab yang

berarti perangai, tabiat, watak dasar kebiasaan, sopan dan santun agama.

Secaralinguistik atau kebahasaan kata akhlak merupakan isim jamid atau

isim ghairu mustaq, yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata,

melainkan kata tersebut memang begitu adanya. Kata akhlak adalah jama‟

dari kata khuluqun atau khuluq yang artinya sama dengan arti akhlaq

sebagaimana telah disebutkan di atas.48

Dari segi bahasa akhlak adalah bentuk jama‟dari “khuluq” yang

artinya tingkah laku, tabiat, watak, perangai, atau budi pekerti.49

Menurut

Ib n u Maskawaih, kata “akhlaqun” adalah suatu kondisi jiwa yang

memberikan dorongan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak

memerlukan pemikiran.50

Abdullah Salim mengemukakan bahwa akhlak adalah merupakan

sifat yang tumbuh dan menyatu didalam diri seseorang. Dari sifat yang ada

itulah terpancar sikap dan tingkahlaku atau perbuatan seseorang. Seperti

47

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 2002), Edisi III, h. 152. 48

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf Nilai-Nilai Akhlak Atau Budipekerti Dalam Ibadah dan

Tasawuf, (Jakarta: CV Karya Mulia, 2005), h. 25 -26. 49

Subarsono.EtikaIslamTentangKenakalanRemaja,(Jakarta:BinaAksara,1989),Cet. Ke-

1,h.129. 50

Ibid, h.83.

Page 47: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

35

sifat sabar, kasih sayang, atau sebaliknya pemarah, benci, dendam, iri, dan

dengki sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.51

Zakiah Daradjat mengatakan bahwa akhlak adalah kelakuan yang

timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan,

dan kebiasaan yang menyatu membentuk satu kesatuan tindakan akhlak

yang ditaati dalam kenyataan hidup sehingga dapat membedakan mana

yang baik dan yang buruk.52

Al-Mu‟jam al-wasit menyebutkan definisi

akhlak sebagai berikut: “Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa,

yang dengannya lahir macam-macam perbuatan baik dan buruk, tanpa

membutuhkan pemikiran dan pertimbangan”.53

Akhlak dalam konsepsi Al-Ghazali, sebagaimana yang telah

dikutip oleh Muhammad Ardani, bahwa akhlak tidak hanya terbatas

pada apa yang dikenal dengan teori menengah dalam keutamaan, seperti

yang disebut oleh Aristoteles, dan pada sejumlah sifat keutamaan yang

bersifat pribadi, tapi juga menjangkau sejumlah sifat keutamaan akali

dan amali, perorangan dan masyarakat. Semua sifat ini bekerja dalam

suatu kerangka umum yang mengarah kepada suatu sasaran dan tujuan

yang telah ditentukan.

Imam Al-Ghazaly juga mengatakan, bahwa akhlak adalah hasil dari

pendidikan, latihan, pembinaan, serta perjuangan keras dan sungguh-

sungguh, seandainya akhlak itu tidak bisa menerima perubahan, maka

batalah fungsi wasiat, nasihat, dan pendidikan, dan tidak ada pula

51

Wahyudin,AkhlakTasawuf,(Jakarta:KalamMulia,1999),Cet.Ke-3,h.4. 52

ZakiahDaradjat,PendidikanIslam,KeluargadanSekolah,(Jakarta:CVRuhama,1995),Cet.

Ke-2,h.5. 53

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), Cet.

Ke-11, h. 2.

Page 48: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

36

fungsinya hadits nabi yang mengatakan “perbaikilah akhlakkamu

sekalian”.54

Sebagaimana yang telah dikutip Muhammad Ardani, Akhlak

menurut Al-Ghazali, mempunyai tiga dimensi:

a. Dimensi diri, yakni orang dengan dirinya dan Tuhannnya, seperti

ibadah dan shalat.

b. Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah dan pergaulannya

dengan sesamanya.

c. Dimensi metafisis, yakni akidah dan pegangan dasarnya.55

Dalam konsep akhlak adalah suatu sikap mental (halun lin nafs)

yang mendorong untuk berbuat tanpa berfikir dan pertimbangan.

Keadaan atau sikap jiwa ini terbagi dua: ada yang berasal dari watak

(tempramen) dan ada yang berasal dari kebiasaan dan latihan. Dengan

kata lain tingkah laku manusia mengandung dua unsur-unsur watak naluri

dan unsur usaha lewat kebiasaan dan latihan. Sedangkan menurut al-

Farabi, sebagaimana yang telah dikutip oleh Muhamad Ardani, ia

menjelaskan bahwa “akhlak adalah suatu tujuan untuk memperoleh

kebahagian yang merupakan tujuan tertinggi yang dirindui dan diusahakan

oleh setiap manusia.”56

Jadi, pada hakikatnya khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu

kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian

54

Imam Al-Ghazaly, Ihya’ Ulum Al-Din, (Beirut: Dar Al-Fikr,T.T), Jilid III, h.54. 55

Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf Nilai-Nilai Akhlak Atau Budi Pekerti Dalam Ibadah Dan

Tasawuf, (Jakarta: CV Karya Mulia, 2005), h. 25. 56

Ibid, h.29.

Page 49: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

37

hingga dari situ timbulah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan

dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.57

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-

sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya yang

selalu ada padanya, sifat itu dapat terlahir berupa perbuatan baik disebut

akhlak yang mulia atau perbuatan buruk yang disebut akhlak yang tercela

sesuai dengan pembinaannya.

3. Ruang Lingkup Akhlak

Ruang lingkup akhlak mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Pola hubungan manusia dengan Allah, seperti mentauhidkan Allah,

menghindari syirik, bertaqwa, berdo‟a, memohon pertolongan dan lain-

lain hanya kepada Allah.

b. Pola hubungan manusia dengan Rasullah, yaitu menegakkan sunah

rasul, menziarahi makamnya di madinah dan membacakan shalawat.

c. pola hubungan manusia dengan dirinya, seperti menjaga kesucian diri

dari sifat rakus dan mengumbar nafsu, mengembangkan keberanian

dalam menyampaikan yang hak dan memberantas kedzaliman.

d. Pola hubungan dengan masyarakat, dalam konteks kepemimpinan,

seperti menegakkan keadalian, berbuat ihsan, menjungjung tinggi.58

Selanjutnya lebih jelas bahwa ada 3 hal yang mencangkup tentang

akhlak yaitu:

1. Akhlak Terhadap Allah.

57

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. Ke-

2, h. 1. 58

Drs. H. Moh. Ardani, Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat, (Jakarta: Cv

Karya Mulia, 2001), h.43.

Page 50: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

38

Orang muslim berpendapat bahwa Allah Maha Kuasa atas dirinya

dan memegang ubun-ubunnya. Ia tidak memepunyai tempat melarikan

diri atau tempat menyelamatkan diri kecuali kepada-Nya, kemudian ia

lari menghadap, menjatuhkan diri, menyerahkan seluruh persoalannya

dan bertawakal kepada-Nya. Akhlak terhadap Allah (khaliq) antara lain

adalah:

a. Mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga

dengan mempergunakan firman-Nya dalam al-Qur‟an sebagai

pedoman hidup dan kehidupan, Melaksanakan perintah dan

menjauhi larangan.59

b. Tunduk dan patuh kepada Allah, yaitu seperti firman Allah yang

Artinya: “Taatlah kepada (perintah) Allah dan (perintah) Rasul-

Nya supaya kalian mendapat rahmat”.(QS. Ali „Imran: 132(.

c. Tawakkal, terdapat dalam firman Allah yang Artinya: “Yang

apabila terjadi terhadap mereka satu kesusahan, mereka berkata;

sesungguhnya kami ini milik Allah, dan sesungguhnya kepada-

Nyalah kami akan kembali”. (QS. Al-Baqarah: 15).

d. Bersyukur kepada Allah terdapat dalam firman Allah yang Artinya:

“Dan (ingatlah), tatkala Tuhan kamu memberitahu; jika kamu

berterima kasih, niscaya Aku tambah nikmat bagi kamu, apabila

kamu tidak bersyukur, maka adzab-Ku itu sangat pedih”.(QS.

Ibrahim: 6-7).

59

H. Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1998), h. 356

Page 51: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

39

e. Penuh harap kepada Allah, terdapat dalam firman Allah yang

Artinya: “Sesungguhnya umat yang beriman dan berhijrah serta

bekerja keras (berhijrah) di jalan Allah, mereka itu (umat yang)

berharap rahmat Allah; dan Allah itu maha pengampun

danpenyayang”. (Al-Baqarah : 218).

f. Ikhlas menerima keputusan Allah, terdapat dalam firman Allah

yang Artinya: “Dan alangkah baik jika mereka ridha dengan apa

yang Allah dan Rasul-Nya berikan kepada mereka,sambil mereka

berkata: cukuplah Allah bagi kami, sesungguhnya Allah dan Rasul-

Nya akan memberi kepada kamu karunia-Nya, sesungguhnya kami

mencintai Allah”.(QS. At-Taubah: 59).60

g. Tadlarru‟ dan khusyu, terdapat dalam firman Allah yang Artinya:

“Beruntunglah orang-orang yang beriman. Mereka yang khhusyu’

dalam shalatnya”. (QS. Al-Mukminun: 1-2). “Bermohonlah

kepada Tuhan kalian dengan rendah hati dan dengan rahasia

(suara hati). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang melanggar batas”.(QS. Az-Zumar: 53).

h. Husnudzhon, terdapat dalam firman Allah yang Artinya:

“Janganlah mati salah seorang dari kalian, melainkan dalam

keadaan baik sangka kepada Allah”.(H.R. Muslim).

i. Taubat dan istighfar, Artinya: “Hai orang-orang beriman!

Hendaklah kalian benar-benar taubat kepada Allah, agar segala

60

Abdullah Salim, Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga Dan Masyarakat, (Jakarta: Seri

Remaja, 1986), h. 23-27

Page 52: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

40

dosa kalian diampuni dan kalian dimasukkan ke dalam surga yang

di bawahnya mengalir sungai-sungai”.(QS. At-Tahrim: 8).61

2. Akhlak Terhadap Makhluk62

a. Akhlak terhadap Rasulullah, yaitu meliputi mencintai Rasulullah

secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya, menjadikan

Rasulullah sebagai idola dalam hidup dan kehidupan, menjalankan

apa yang diperintah dan menjauhi larangannya.

b. Akhlak terhadap orang tua, yang meliputi mencintai mereka

melebihi cinta kepada kerabat lainnya, merendahkan diri kepada

keduanya diiringi rasa kasih sayang, berkomunikasi dengan orang

tua dengan khidmat, pergunakan kata-kata lemah lembut, berbuat

baik kepada keduanya dengan sebaik-baiknya dan mendoakan

keselamatan dan keampunan bagi mereka ketika seorang atau

kedua-duanya telah meninggal dunia.

c. Akhlak terhadap diri sendiri meliputi: memelihara kesucian diri,

baik jasmaniah maupun rohaniah, memelihara kerapihan diri,

Berlaku tenang, menambah ilmu pengetahuan, membina disiplin

pribadi yang pemaaf dan memohon maaf, sikap sederhana dan jujur

dan menghindari perbuatan tercela.

d. Akhlak terhadap keluarga dan karib kerabat, antara lain : saling

membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga,

saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak, berbakti

61

Hamzah Ya‟kub, Etika Islam Pembinaan Ahklaqul Karimah,(Bandung: CV

Diponegoro, 1988),h. 142-145 62

Muhammad Daud Ali 357-358

Page 53: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

41

kepada ibu bapak, mendidik anak-anak dengan kasih sayang dan

memelihara hubungan silaturrahim.

e. Akhlak terhadap tetangga, antara lain : saling mengunjungi, saling

bantu diwaktu senang lebih-lebih tatkala susah, saling beri

memberi, saling hormat menghormati, saling menghindari

pertengkaran dan permusuhan.

f. Akhlak terhadap masyarakat, meliputi memuliakan tamu,

menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat yang

bersangkutan, saling menolong dalam melakukan kebajikan dan

taqwa, menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri

berbuat baik dan mencegah diri sendiri dan mencegah orang lain

melakukan perbuatan jahat dan munkar dan bermusyawarah dalam

segala urusan mengenai kepentingan bersama.

3. Akhlak kepada bukan manusia (lingkungan hidup)

Akhlak kepada bukan manusia antara lain yaitu sadar dan

memelihara kelestarian lingkungan hidup, menjaga dan memanfaatkan

alam terutama hewani dan nabati, fauna dan flora yang sengaja

diciptakan tuhan untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya,

sayang pada sesama makhluk.63

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak Anak

Menurut H.M Arifin dalam bukunya filsafat pendidikan islam

berpendapat bahwa, faktor yang mempengaruhi akhlak anak ada dua fisik

yang meliputi faktor dalam yaitu intelektual dalam hati (rohaniyah) yang

63

H. Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1998), h. 359

Page 54: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

42

dibawa sejak lahir dan faktor luar yaitu orang tua, guru dan tokoh-tokoh,

serta kerja sama yang baik dari ketiganya tersebut. Maka aspek kognitif

(pengetahuan) dan psikomotorik (pengamalan) ajaran yang diajarkan akan

terbentuk pada diri anak, dan inilah yang selanjutnya dikenal dengan

istilah manusia seutuhnya.64

Menurut Abudin Nata, pada khususnya faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pembentukan akhlak terdapat tiga aliran yaitu:

1. Aliran Nativisme, menurut aliran Nativisme ini faktor-fator yang paling

mempengaruhi terhadap diri seseorang itu adalah faktor pembawaan

dari dalam yang berupa kecendrungan, bakat, akal dan lain-lain. Jika

seseorang sejak lahir memiliki kecendrungan terhadap yang baik, maka

dengan sendirinya orang tersebut akan baik.

2. Aliran Empirisme, aliran ini mengatakan bahwa faktor yang sangat

berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang itu adalah faktor

luar, yakni lingkungan sosial, meliputi pembinaan dan pendidikan. jika

pendidikan dan pembinaan yang diberikan pada anak itu baik maka

akan baiklah anak tersebut, dan demikian juga sebaliknya.

3. Aliran Konvergensi, aliran ini berpendapat bahwa faktor yang

mempengaruhi pembentukan akhlak yakni faktor internal yaitu

pembawaan si anak dan faktor dari luar yaitu pendidikan yang diadakan

secara khusus.65

Sedangkan menurut Rahmat Djatmika ada dua faktor yang

mempengaruhi seseorang dalam perilakunya berakhlak yakni:

64

H. M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet. Ke-4, Hal.

60. 65

H. Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam… h. 165

Page 55: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

43

1. Faktor yang berasal dari dirinya sendiri seperti instink dan akalnya,

adat, keinginan-keinginan, hawa nafsu, kepercayaan dan hati nurani.

2. Faktor dari luar dirinya yang meliputi keturunan, lingkungan, keluarga,

sekolah, pergaulan dan penguasa/ pemimpin.66

Semua faktor-faktor di atas, dapat membentuk dan mempengaruhi

nilai-nilai akhlak yang dimiliki seseorang yang kuat akan lebih banyak

memberi corak pada mentalnya, misalnya antara faktor yang akan

mewarnai perasaan akhlak dengan pendidikan dan pergaulan, dan jika

berbeda caranya maka yang lebih kuat membentuk akhlak yang baik itu

tidak mudah, maka diperlukan upaya yang maksimal.

5. Macam-macam Akhlak

Ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan

sifat para nabi dan orang-orang shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk

merupakan sifat syaitan dan orang-orang tercela. Maka pada dasarnya

akhlak dibagi menjadi dua macam, antaralain:

1. Akhlak Baik Atau Terpuji, yaitu akhlak yang senantiasa berada dalam

kontrol ilahiyah yang dapat membawa nilai-nilai positif dan kondusif

bagi kemaslahatan umat, akhlak terpuji dibedakan menjadi dua, antara

lain:67

- Akhlak baik terhadap Tuhan, Akhlak terhadap Tuhan yang meliputi

bertaubat, bersabar, bersyukur, bertawakal, ikhlas, jujur, optimis,

berprasangka baik, suka bekerja keras dan takut kepada Allah.

- Akhlak baik terhadap sesama manusia, yang meliputi belas kasihan

66

Rahmat Djatmika, Sistem Etika Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992), Cet. Ke-1, h.

73. 67

Mahyuddin,KuliahAkhlakTasawuf,(Jakarta:KalamMulia,1999)h. 9-32

Page 56: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

44

atau sayang, rasa persaudaraan, memberi nasehat, suka menolong,

menahan amarah, sopan santun, dan suka memaafkan.

2. Akhlak Tercela (al-Akhlak al-Madzmumah) yaitu akhlak yang tidak

dalam kontrol ilahiyah atau berasal dari hawa nafsu yang berada dalam

lingkaran syaitaniyah dan dapat membawa suasana negatif serta

destruktif bagi kepentingan umat manusia. Akhlak tercela atau buruk

dibedakan menjadi duayaitu:68

1) Akhlak buruk terhadap Tuhan yang meliputi takabbur ,musyrik,

murtad, munafiq, kufur, riya, boros atau berfoya-foya, dan rakus

atau tamak.

2) Akhlak buruk terhadap sesama manusia, yang meliputi mudah

marah, iri hati atau dengki, mengadu-adu, mengumpat, bersikap

congkak, bersikap kikir, dusta dan berbuat aniaya.

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

Dalam mendefinisikan pengertian remaja yang ditinjau dari

berbagai istilah asing yang sering dipakai untuk menunjukan masa remaja

antara lain yaitu puberty, adolescentia dan youth. Sedangkan dalam bahasa

indonesia sering digunakan kata pubertas dan remaja. Berikut ini akan

dijelaskan dari pengertian istilah-istilah tersebut:

1. Puberty (Inggris) atau puberteit (Belanda) dan pubertas berasal dari

bahasa latin. Pubertas berarti kedewasaan yang dilandasi oleh sifat

dan tanda-tandanya.

68

Aminudin, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h.153

Page 57: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

45

2. Adolescentia berasal dari bahasa latin, yaitu masa remaja antara usia

17 dan 30 tahun.69

Remaja (adolescence) dalam bahasa latin yang diperoleh dari kata

kerja adolescere yang berarti untuk tumbuh dan berkembang menjadi

dewasa dan dalam pandangan masyarakat, periode remaja adalah waktu

untuk tumbuh dan berkembang serta bergerak dari ketidakmatangan masa

kanak-kana menuju ke arah kematangan pada usia dewasa.70

Lain halnya dengan masyarakat maju. Remaja belum dianggap

sebagai anggota masyarakat yang perlu didengar dan dipertimbangkan

pendapatnya serta dianggap belum sanggup bertanggung jawab atas

dirinya. Terlebih dahulu mereka menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam kapasitas tertentu, serta mempunyai kemantapan emosi,

sosial dan kepribadian.

Sementara itu dilihat dari sudut pandang hukum dan perundang-

undangan, remaja adalah diatas 12 tahun dan di bawah 18 tahun serta

belum menikah. Maksudnya adalah apabila terjadi suatu pelanggaran

hukum dari seseorang dalam usia tersebut, maka hukum baginya tidak

sama dengan orang dewasa.71

Pada dasarnya pengertian remaja itu sama, bahwa remaja adalah

masa peralihan antara kanak-kanak menuju dewasa dimana pada saat itu ia

mengalami kegoncangan jiwa atau sedang berada diatas jembatan goyang.

69

Singgih D. Gunarsa, Psychologi Remaja, (Jakarta: PT Bpk. Gunung Mulia, 1990), h. 4. 70

Drs. Zahrotun Dkk, Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat Dan Islam,

(Jakarta: Uin Jakarta Press, 2006), h. 105. 71

Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja,(Jakarta: Bulan Bintang, 1982), Cet. Ke-4, h. 9.

Page 58: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

46

Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa masa remaja itu

panjang.

Para ahli pendidik dan psikolog condong untuk membaginya

kepada dua tahap yaitu remaja awal dan remaja akhir. Namun usia remaja

yang hampir disepakati oleh banyak ahli jiwa ialah umur 13-21 tahun,

sedangkan yang khusus mengenai perkembangan jiwa agama dapat

diperpanjang menjadi 13-24 tahun.72

Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan oleh karena

itu, pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan

fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan

dikalangan remaja. Sebabnya mereka mengalami penuh gejolak emosi dan

tekanan sosial yang berlaku dikalangan masyarakat.73

Dari beberapa definisi di atas dapat digaris besarkan bahwa remaja

adalah suatu masa transisi, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke masa

dewasa yang di dalamnya mengalami semua perkembangan sebagai

persiapan memasuki masa dewasa. Remaja adalah masa yang penuh

dengan perubahan-perubahan yang amat cepat menyangkut segi

pertumbuhan dan kejiwaan maupun yang bersifat sosial. Sehingga nampak

adanya perubahan-perubahan itu menyebabkan gejala-gejala kejiwaan dan

perilaku sehari-hari yang kadang-kadang terlihat normal dan kadang-

kadang bernilai menyimpang.

2. Karakteristik Pada Remaja

72

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1996) Cet. Ke-15, h. 72. 73

Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2003), Cet.

Ke- 10, h. 63

Page 59: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

47

pada masa remaja awal memiliki ciri-ciri khusus yang dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

a. Perasaan dan emosi remaja tidak stabil.

b. Mengenai status remaja masih sangat sulit ditentukan.

c. Kemampuan mental dan daya pikir mulai agak sempurna.

d. Sikap dan moral menonjol menjelang pada akhir remaja awal.

e. Remaja awal adalah masa kritis

f. Pada remaja awal pula banyak masalah yang dihadapinya.74

Adapun ciri-ciri remaja akhir adalah: a) Stabilitas mulai tumbuh

dan meningkat, b) Citra diri dan sikap pandangan lebih realistis, c)

Perasaannya lebih tenang, d) Lebih matang dalam menghadapi masalah.

Zakiah darajat mengemukakan bahwa ciri dan karakteristik

kejiwaan remaja itu dapat dikatakan tidak stabil, mudah condong kepada

ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung,

pemikiran dan perhatiannya terpusat pada dirinya. penampilannya

berlebihan, ia berusaha menarik perhatian orang lain, seperti berpakaian

secara mencolok, memilih warna yang tajam dan penampilan yang “wah”

tampaknya jelas.75

3. Klasifikasi Remaja

Selanjutnya sering juga sebagai patokan pengertian remaja

dikaitkan dengan kata “Puber” sebutan puber berasal dari “pubertas” dari

bahasa latin. Pubertas berarti laki-laki yang menunjukkan kedewasaan

yang dilandasi oleh kematangan fisik yakni dari umur 12 tahun sampai 15

74

Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja,

(Jakarta: Kalam Mulia, 1999), Cet. Ke-1, h. 65-66 75

Zakiah Daradjat, Remaja Harapan Dan Tantangan,(Jakarta: Ruhama, 1994), Cet. Ke-1,

h. 35-36.

Page 60: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

48

tahun, pada masa ini terutama terlihat perubahan-perubahan jasmaniyah

berkaitan dengan proses kematangan jenis kelamin.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa

dewasa yakni 12 tahun. Mengingat pengertian remaja menunjukkan ke

masa peralihan sampai tercapainya masa dewasa, maka sulit untuk

menentukan batas umurnya. Masa remaja mulai pada saat timbulnya

perubahan-peruabahan berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan fisik

yakni pada umur 11 tahun atau 12 tahun pada wanita dan laki-laki lebih

tua sedikit.76

Dari uraian semua definisi yang telah dikemukakan diatas, dapat

disimpulkan bahwa pengertian remaja tidak dapat dipisahkan yaitu masa

remaja merupakan masa transisi (peralihan) dari anak-anak ke masa

dewasa yang mengalami semua perkembangan persiapan memasuki masa

dewasa. Masa yang penuh dengan perubahan-perubahan yang amat cepat

mengangkut segi kebutuhan, kejiwaan maupun bersifat pergaulan,

sehingga nampak adanya perubahan-perubahan itu menyebabkan gejolak-

gejolak kejiwaan yang tersalurkan dalam tingkah laku sehari-hari yang

seringkali terlihat aneh dan sulit dipahami oleh orang dewasa pada

umumnya.

Pada ahli berbeda pendapat mengenai batasan umur kapan seorang

anak dapat dikatakan sudah memasuki usia remaja. Disini akan penulis

kemukakan beberapa para ahli mengenai batasan usia remaja dari sudut

pandang yang berbeda-beda.

76

M. Alisut Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Anak dan Remaja, h.

12.

Page 61: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

49

a. Dari sudut pandang psikologi, maka “Batasan usia remaja lebih banyak

tergantung kepada keadaan masyarakat di mana remaja itu hidup.

Yang dapat ditentukan dengan pasti adalah permulaannya, yaitu puber

pertama atau mulainya perubahan jasmani dari anak menjadi dewasa

kira-kira umur akhir 12 tahun atau permulaan 13 tahun”77

b. Dari sudut pandang hukum dan perundang-undangan, usia remaja

adalah “Di atas 12 tahun dan di bawah 18 tahun serta belum menikah”.

Artinya apabila terjadi suatu pelanggaran hukum dari seseorang dalam

usia tersebut, maka hukuman baginya tidak sama dengan orang

dewasa.78

c. Dilihat dari analisa terhadap semua aspek perkembangan dalam usia

remaja, maka “Secara global masa remaja berlangsung antara umur 12

tahun dan 21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun, masa remaja

awal, usia 15-18 tahun; masa remaja pertengahan, dan usia 18-21

tahun; masa remaja akhir”79

Dari beberapa pendapat mengenai kapan seorang mulai memasuki

usia remaja terdapat kesamaan bahwa seseorang dikatakan sudah

memasuki usia remaja apabila telah mencapai usia 12 tahun, walaupun ada

yang berpendapat bahwa mulainya masa remaja pada umur 11 dan 13

tahun, hal ini dikarenakan mulainya masa remaja ditandai dengan

perubahan-perubahan fisik dan ada beberapa orang yang mengalami

77

Zakiah Darajat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976) Cet. Ke-2, h. 10 78

Zakiah Darajat, Pembinaan Remaja,…….. h. 36. 79

F.J Monks Et. Al, Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994) Cet. Ke-9, h.203

Page 62: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

50

perubahan lambat terhadap fisiknya ada pula yang mengalami perubahan

cepat.

Dalam hal ini dapat penulis simpulkan bahwa batasan usia remaja

adalah usia 12/13 tahun dan 21 tahun dengan pembagian masa remaja

awal: 12/13 sampai 17 tahun dan masa remaja akhir: 17/18 sampai 21

tahun.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Perkembangan Remaja80

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkembangan seorang

individu atau remaja dibagi dalam 2 kelompok utama:

a. Faktor-faktor di dalam diri individu sendiri meliputi: faktor-faktor

endogen yang terdiri dari: komponen hereditas (keturunan) dan faktor

konstitusi. faktor endogen bila ditinjau lebih dalam akan

memperlihatkan hubungan baik indvidu maupun ontologis.

1) Faktor endogen individu: semua sifat, bakat, kemampuan dalam

bentuk potensi, proses perkemangan dan kecepatannya ditentukan

oleh susunan gane (pembawa keturunan).

2) Faktor endogen umum, yang bersifat ontologis individu adalah

faktor kematangan.

b. Faktor-faktor berasal dari luar indivdu yang tercangkup dalam faktor

lingkungan: faktor eksogen: terdiri dari berbagai komponen

lingkungan, yakni lingkungan keluarga, lingkungan social, lingkungan

geografis dan fasilitas-fasilitas yang ada dalam lingkungan seperti

80

Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja.(Jakarta: PT. BPK Gunung Mulya, 1983), cet.

Ke-5, h. 35- 41.p

Page 63: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

51

makanan dan kesempatan. Faktor eksogen dapat dibagi dalam beberapa

golongan:

1) Lingkungan (environment): lingkungan di sekitar individu yang

turut mempengaruhi proses perkembangan, yaitu:

a) Lingkungan Keluarga

b) Lingkungan Soial

c) Lingkungan Geografis

d) Lingkungan Sekolah.

Page 64: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

kuantitatif. “Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan, meramalkan

atau mengontrol fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis

numerik atau analisis terhadap variasi angka-angka.”81

Penelitian kuantitatif

sifatnya objektif, sehingga kita dapat melihat langsung keadaannya.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian survei, yaitu “penulis mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.”82

Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis yaitu metode yang berusaha mencari gambaran menyeluruh

tentang data, fakta, peristiwa yang sebenarnya mengenai objek penelitian.83

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitaian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai Mei 2015.

Adapun tempat penelitian yaitu Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat yang

beralamat di jln. Sadeng kaum Rt. 05/02 Leuwisadeng Kab. Bogor-Jawa

Barat.

81

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2002), cet. Ke-23, h. 31. 82

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,

1995), cet. Ke-2, h. 3. 83

J. Vrendenbregt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia,

1980), h. 34.

Page 65: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

53

Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan atas

pertimbangan sebagai berikut:

1. Pondok pesantren nurul hidayah adalah institusi pendidikan agama yang

konsisten dalam melaksanakan kegiatan bimbingan agama terhadap

santri atau remaja.

2. Peneliti mudah mengakses data yang dibutuhkan.

3. Bagi peneliti lokasi penelitian cukup strategis, mudah dijangkau dan

hemat biaya.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek

penelitian. Misalnya lembaga, individu, kelompok atau konsep.84

Menurut

Suharsini Arikunto “Apabila subjek kurang dari seratus orang, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil 10-15% atau lebih

tergantung setidak-tidaknya dari segi waktu, tenaga dan dana”.85

Adapun

populasi penelitian ini adalah segenap para remaja yang ada dan terlibat

langsung dalam pelaksanaan bimbingan Agama di Ponpes Nurul Hidayah

Pusat yang berjumlah 500 remaja atau santri.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara

tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap, yang

84

Manase Malo, dkk., Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Universitas Terbuka, 1997),

h. 149. 85

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),

h. 107.

Page 66: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

54

bisa dianggap mewakili populasi.86

Dalam penelitian ini populasi 500

orang, penulis mengambil sampel dalam penenlitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik pengambilan sampel acak sederhana (sampel random

sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan setara yang ada dalam populasi tersebut.87

Dari berbagi rumus yang ada, terdapat sebuah rumus yang bisa

digunakan untuk menentukan besaran sampel yaitu rumus Slovin, rumus

dari Yamane Taro.88

n =

Keterangan: n =Jumlah sampel yang dicari

N =Jumlah Populasi

d =Nilai presisi (10%)

Berdasarkan rumus di atas, kemudian diperoleh jumlah sampel

sebagai berikut:

500

n =

500 (10%)2 + 1

500 500 500

n = = = = 83,3 dibulatkan 83 orang

500 (0,01) + 1 5 + 1 6

Jika jumlah populasi di atas dihitung dengan rumus tersebut, maka

jumlah sampel yang terambil dari perhitungan ini sebanyak 83 responden.

86

M. Iqbal Hasan, MM, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2002), h. 58 87

Nanang Martono, Metode penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Skunder,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Prasada), cet. Ke-2, h. 75 88

Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

Aplikasinya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda, 2006), h. 137.

Page 67: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

55

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui efektif atau tidaknya

metode bimbingan agama dalam membina Akhlak Remaja di Pondok

Pesantren Nurul Hidayah Pusat sebagai berikut:

1. Variabel independen (variabel X): Efektifitas Metode Bimbingan Agama.

2. Variabel dependen (variabel Y): Membina Akhlak Remaja diPondok

Pesantren Nurul Hidayah Pusat.

E. Definisi Oprasional dan Indikator Penelitian

Definisi oprasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi

nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian dan sangat erat kaitannya dengan

indikator. Berikut ini adalah variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:

Tabel 1

Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian

Variable Teori Definisi Oprasional Indikator

Metode

bimbingan

agama

Teori H. M.

Arifin

metode adalah

jalan yang harus

dilalui untuk

mencapai suatu

tujuan. Metode

bimbingan

agama adalah

segala jalan atau

sarana yang

dapat digunakan

dalam proses

bimbingan

agama. Ada

beberapa

metode yang

dapat digunakan

dalam

Metode Bimbingan

Agama adalah cara atau

jalan yang tepat untuk

digunakan dalam rangka

pencapaian tujuan

bimbingan agama yaitu

membentuk individu yang

mampu memahami diri

dan lingkungannya.

Salah satu dari metode

bimbingan agama yaitu

metode ceramah yang

dapat digunakan dalam

bimbingan agama, metode

ceramah dilakukan secara

berkelompok dan cara

penyampaian informasinya

secara langsung. Dengan

metode ceramah indivu

1. Saya mengetahui

tujuan dari proses

bimbingan Agama

di ponpes nurul

hidayah pusat.

2. Saya dibimbing

secara langsung

bertatap muka

dengan pembimbing

3. Bimbingan agama

dilakukan secara

kelompok

4. Dengan

berkelompok saya

dapat berinteraksi

dengan yang lain

5. Saya merasakan

kegunaan dari

proses bimbingan

Page 68: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

56

bimbingan

agama yaitu

metode

ceramah,

metode cerita,

metode

keteladanan,

metode

wawancara dan

metode

pencerahan.

mampu memahami diri

dan lingkungannya karna

dilakukan secara

berkelompok.

Agama di ponpes

nurul hidayah pusat

6. Saya menyukai

proses bimbingan

Agama di ponpes

nurul hidayah pusat

7. Pembimbing

menyampaikan

materi secara lisan

8. Pembimbing

menyampaikan

materi dengan jelas

9. dengan metode

ceramah bimbingan

agama di ponpes

nurul hidayah pusat

menjadi tidak jenuh

10. Menurut saya

metode bimbingan

agama di ponpes

nurul hidayah pusat

efektif

Membina

Akhlak

Remaja di

Ponpes

Nurul

Hidyah

Pusat

Teori Zakiah

Daradjat Akhlak dalah

kelakuan yang

timbul dari hasil

perpaduan

antara

hatinurani,

pikiran,

perasaan,

bawaan,dan

kebiasaan yang

menyatu

membentuk satu

kesatuan

tindakan akhlak

yang ditaati

dalam kenyataan

hidup sehingga

dapat

membedakan

mana yang baik

dan yang buruk.

Teori Imam Al-

Ghazaly

Membina akhlak adalah

membangun, mendirikan

atau mengusahakan

mendidik, melatih,

membina, serta

memperjuangkan dengan

keras dan sungguh-

sungguh, dalam

memberikan ilmu supaya

lebih baik akhlak yang

ditaati dalam kenyataan

hidup sehingga dapat

membedakan mana yang

baik dan yang buruk.

dan seandainya akhlak itu

tidak bisa menerima

perubahan, maka batalah

fungsi wasiat, nasihat, dan

pendidikan, dan tidakada

pula fungsinya hadits nabi

yang mengatakan

“perbaikilah akhlak kamu

sekalian”.

Akhlak dibagi menjadi 2

yaitu:

Akhlak Baik terhadap

Tuhan

1. Ketika melakukan

kesalahan remaja

Bertaubat kepada

Allah

2. Remaja bersabar

dalam menghadapi

segala hal

3. Remaja mensyukuri

nikmat yang Allah

berikan

4. Selalu bertawakal

kepada Allah

5. Ikhlas menjalani

hidup ini baik dalam

keadaan senang

Page 69: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

57

Akhlak adalah

hasil dari

pendidikan,

latihan,

pembinaan, serta

perjuangan

keras dan

sungguh-

sungguh,

seandainya

akhlak itu tidak

bisa menerima

perubahan,

maka batalah

fungsi wasiat,

nasihat, dan

pendidikan, dan

tidak ada pula

fungsinya hadits

nabi yang

mengatakan

“perbaikilah

akhlakkamu

sekalian”.

1. Akhlak terpuji (baik)

- Akhlak baik terhadap

Tuhan

- Akhlak baik terhadap

sesama manusia.

2. Akhlak tercela (buruk)

- Akhlak buruk

terhadap Tuhan

- Akhlak buruk

terhadap sesama

manusia.

maupun sedih

6. Bersikap jujur

7. Mempunyai rasa

optimis dalam

segala hal yang

positif

8. Berprasangka baik

terhadap Allah

9. Takut kepada Allah.

Akhlak baik terhadap

sesama manusia

10. Mempunyai rasa

simpati kepada

sesama.

11. Mempunyai rasa

empati ketika

sesama mendapat

musibah

12. Saling

mengingatkan

13. Ketika mendapat

kesulitan kita harus

saling tolong

menolong

14. Bersikap sopan

santun terhadap

sesama manusia

15. Sesama manusia

harus saling

memaafkan

Akhlak buruk

terhadap Tuhan

Page 70: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

58

16. Takabur terhadap

Allah

17. Menduakan Allah

18. Sering keluar masuk

islam

19. Tidak mensyukuri

atas nikmat yang

Allah berikan

20. Memamerkan segala

hal dan

menyombongkan

diri

21. Sering

menghambur-

hamburkan uang

untuk sesuatu yang

tidak penting dan

tidak dibutuhkan

akhlak buruk

terhadap sesama

manusia

22. Mudah marah

terhadap orang lain

23. Selalu iri hati

melihat orang lain

24. Suka mengadu-adu

antara satu orang

dengan yang lainnya

25. Bersikap kikir

terhadap apapun

Page 71: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

59

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Angket

Angket adalah daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain yang

bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan.89

Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan 83 angket kepada para remaja

yang ada di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat sebagai sampel

penelitian.

b. Observasi

Observasi ialah pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan

tetapi tidak mengajukan pertanyaan.90

Metode yang digunakan penulis

dalam observasi yaitu partisipatoris, yakni dengan cara terlibat dan

mengamati dalam metode bimbingan agama dalam membina akhlak

remaja Ponpes Nurul Hidayah Pusat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan catatan-catatan tertulis yang dapat menunjang pembahasan

yang diperoleh dari sumber utama mulai dari literatur-literatur yang berupa

buku bacaan serta dokumen lain yang menjelaskan kerangka teoritis dan

sumber lain yang berkaitan dengan judul skripsi.

G. Uji Instrumen

89

Dr. Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung : Alfabeta, 2010), h.52-53. 90

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet. Ke-

8, h. 69.

Page 72: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

60

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur

apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid akan memiliki validitas

yang tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid berarti validitasnya

rendah.91

Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah

tiap skor butir. Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai

sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Selanjutnya

dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item yang

mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi

yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang

tinggi pula.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga

alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan.92

Jika suatu alat ukur dapat

dipakai untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang

diperoleh relatif konstan, maka alat pengukur tersebut dikatakan reliabel

atau dapat diandalkan.93

Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan

Reablity Analysis dengan metode Cronbach Alpha dan Software

SPSS18.0 for Windows.

91

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2002), h.141. 92

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei (Jakarta : LP3ES,

1995), cet. Ke-2, h.96. 93

RambatLupiyoada dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba

Empat, 2006), h. 241

Page 73: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

61

H. Metode Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal.Uji normalitas yang

digunakan pada penelitian ini yaitu uji grafik Probability Plot dan One

Sampel Kolmogorov-smirnov Test. Dalam uji grafik Probability Plot,

hasil pengolahan data dapat dilihat dari penyebaran data disekitar garis

diagonal. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Sedangkan untuk uji One Sampel Kolomogoro-Smirnov Test,

variabel-variabel yang mempunyai Asymp. Sig. (2-tailed) diatas tingkat

signifikansi sebesar 0,05 diartikan bahwa variabel-variabel tersebut

berdistribusi normal begitu juga sebaliknya.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek yang

diteliti mempunyai varian yang sama. Kriteria pengambilan keputusan uji

homogenitas adalah sebagai berikut:

a. Apabila < maka diterima

b. Apabila > maka ditolak dan diterima

Page 74: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

62

3. Uji t

uji t digunakan untuk mengetahui informasi mengenai nilai variance

(ragam) populasi tidak diketahui, kriteria pengujian dapat dilihat sebagai

berikut:

1) Jika < diterima.

2) Jika > ditolak dan diterima

Page 75: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

63

BAB 1V

GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS DATA

A. GAMBARAN UMUM PONPES NURUL HIDAYAH PUSAT94

1. Sejarah Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat berdiri pada hari Rabu 1

Januari 1964 M, bertepatan pada 16 Sya‟ban 1383. Yang didirikan oleh K.

H. Uqon Bulqoini bin H. Saji, beliau adalah menantu dari K.H.

Muhammad Bakri bin H. Abdul Muid. H. Uqon Bulqoini menikah dengan

HJ. Iklillah yakni putri dari K.H. Muhammad Bakri pada tahun 1959.

Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat ini diawali ketika K.H.

Uqon Bulqoini didesak oleh orang tuanya agar dapat membuka sebuah

pesantren, karena pada waktu itu di daerah beliau belum ada satupun

sebuah pesantren. Akhirnya atas desakan dari orangtua beliau mendirikan

pesantren, sebetulnya H. Uqon Bulqoini bisa dikatakan sebagai pelanjut

dari pada K.H. Muhammad Bakri karena jarak antara pendirian pondok

pesantren dengan wafatnya K.H. Muhammad Bakri hanya 4 tahun, akan

tetapi dikarenakan lokasinya berbeda serta pendidikannya berbeda

sehingga masyarakat memprediksi bahwa itu bukan kelanjutan melainkan

pendirian yang baru.

Pondok pesantren Nurul Hidayah awalnya tidak mempunyai nama

sama sekali karena memang belum dikasih nama dan pada saat itu masih

sangat salafiyah sekali. Santri pertama H. Uqon Bulqoini merupakan adik

94

Hasil wawancara dengan KH. Khodamul Quddus, sesepuh, dewan kyai serta anak ke 2

dari Alm. KH. Uqon Bulqoini, 08 April 2015.

Page 76: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

64

dari beliau sendiri yang bernama Diding Bahrudin kemudian disusul

dengan santri lainnya yang bernama Safei, Ujang, Diding Sudirman dan

yang lainnya. Seiring berjalannya waktu pondok pesantren ini semakin

berkembang dan di tahun 1970 beliau melaksanakan ibadah haji,

sepulangnya beliau dari ibadah haji beliau menamakan pesantren tersebut

dengan nama Hidayatul Atfal yang artinya pembimbing anak-anak kecil

karena pada saat itu santrinya masih kecil-kecil, seiring berjalannya waktu

semakin banyaklah para santri yang menimba ilmu disana dan pada kali itu

bukan hanya anak-anak kecil saja melainkan orang dewasa yang menjadi

santri disana, maka atas pertimbangan itulah nama Hidayatul Atfal di ganti

dengan nama Nurul Hidayah.

Seiring berjalannya waktu didirikanlah madrasah aliyah yang

murid pertamanya yaitu anak kedua dari beliau yaitu K.H. Khodamul

Quddus, tiga tahun kemudian didirikanlah madrasah tsanawiyah,

kemudian semakin berkembangnya, murid-murid atau santri semakin

membeludak akhirnya bekerja sama dengan Taman Pendidikan Islam yang

pada saat itu dipimpin oleh Alm. K.H.Mukhlis Mukhtar, Pada tahun 2000

resmi dinamakan YPNH (Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hidayah).

Kemudian di pindahkan total baik madrasah maupun pondok

pesantrennya ke Sadeng Legok Asem, disanalah berfokus untuk pondok

pesantren dan dari YPNH (Yayasan Pondok Pesantren Nurul Hidayah) di

ganti menjadi YANUHI (Yayasan Nurul Hidayah). Diawal tahun 1996

tepatnya pada bulan Maret beliau meninggal dunia, kemudian

kepemimpinan dilanjutkan oleh putra kedua beliau yang bernama K.H.

Page 77: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

65

Khodamul Quddus dan di bantu oleh saudara kandungnya yang lain hingga

akhirnya pondok pesantren Nurul Hidayah berdiri diatas tanah seluas ± 5

hektar.

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Nurul Hidayah

Visi, misi dan tujuan pondok pesantren ini senantiasa dicitrakan

kepada sang pendirinya yakni KH. Uqon Bulqoeni. Cermin pribadi dari

sang kyai inilah yang menjadi sebuah model penyelenggaraan pendidikan

islam di pondok pesantren ini sejak berdiri, sekarang dan di masa yang

akan datang. Visi dan misi pendidikan pondok pesantrn Nurul Hidayah ini

sebagaimana di ungkapkan oleh KH. Khodamul Quddus yakni Visi :

“Terbentuknya generasi islam yang unggul dalam iman, ilmu dan akhlaqul

karimah”. Misi :

1. Pendidikan yang mempunyai orientasi memanusiakan manusia

2. Mempertahankan kesalafiyahan walaupun hidup di zaman modern

3. Mengajarkan untuk mengetahui akan hak dan kewajiban

4. Mampu memahami al-Qur‟an dan al-Hadist

5. Mampu membaca kitab kuning,

6. Menjadi contoh bagi masyarakat dalam hal kebaikan

7. Mampu mendirikan pendidikan formal ataupun non formal.

3. `Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat

1. Kyai/ustadz/ustadzah/pembimbing berjumlah 30 orang yang tersebar di

tujuh kelas yakni dari kelas eksperimen sampai kelas bebas.

2. Santri pondok pesantren Nurul Hidayah pusat berjumlah 500 orang

yang terdiri dari santri putri 235 orang dan santri putra 265 orang.

Page 78: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

66

3. Materi atau kitab akhlak dipondok pesantren nurul hidayah yaitu

Ta‟lim Mutaalim, Hadits, Riyadus Shalihin, Akhlaklil Banat Dan

Akhlaklil Banin, Bidayatul Hidayah, Nashaihul Ibad, Nashaihul Diniah

dan yang lainnya yang bersifat kitab akhlak.

4. Struktur Organisasi

Struktur Kelembagaan Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat

SESEPUH

KH. Khodamul Quddus

PIMPINAN

KH. Ridwanullah

KABID KEPES HISTRA KABID KEPES HISTRI

KH. Taqiudin S.PD.I HJ. Iyah Tsulasiyah

KETUA HISTRA KETUA HISTRI

KH. Fahmi Al Banani USTZ. Mariatul Qibtiah

KAUFAH BASROH ISTAMBUL ANDALUS BUKHORO bagdad

Imran Ahmad Babang St. Azkia Dewi Alfi

Rosyadi Suadi Syarif Kamalia Muyyasaroh Aulia

SANTIAWAN SANTRIAWATI

Page 79: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

67

Struktur Organisasi Himpunan Santri Putri (HISTRI)

Ketua : Mariatul Qibtiah

Wakil Ketua : Teti Sartika

Sekertaris : Neng Fitri Nurwina Sari

Bendahara : Rahmatul Ummah

Seksi keamanan : -Siti Masitoh -Nita Maulida

-Sri Rahayu -Urwatul Wusqiah

-Siti Aisyah -Eva Khoirul

-Siti Azkia

Seksi pendidikan :-Siti Fairuziah -Sti sarah

-Arum Kusuma -Neng Masfufah

-Siti Shofuroh -Dewi Muyassaroh

Seksi kebersihan :-Syifa Fauziah -Nabila

-Alfi Aulia -Dana Zaitun

-Novi Damayanti

Seksi Kesehatan :-Dini Firyal. H -Devi Fitria

-Ayu Aprilia -Malinda Utari

-Rahayuliah

Struktur Organisasi Himpunan Santri Putra (HISTRA)

Ketua : KH. Fahmi Al-Banani

Wakil Ketua : KH. Muhammad Sutisna

Sekertaris : Jalaluddin At-Thorik

Muhammad Kurniawan

Bendahara : 1. Miftahuddin 2. Muhiddin, S.Pd.I

Page 80: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

68

Seksi keamanan : -Herman Hidayat -Darwan Yusuf

-Syihabuddin -Ponco Aditya

-Ahmad Suadi

Seksi Pekum : -Hibatullah -Muhsin Muzaki

-Dede Jamaluddin -Istokhori

-Babang Syarif -Akbar Fadillah

Seksi DU : -Rahmat Hidayat -Khoirul adyan

-Taupik -A. Kholid Arumie

- Syafikul Kholqi -Endang Kusuma

Seksi Kesorga :-Hafizudduin A -Gito rolis

-Qomarudin -Jalaludin

Seksi Pendidikan : -Lutfi Azizi -Rizal Symsuri

-Khoirul Adyan -Halman Abdillah

Seksi Logistik : -M. Iqbal

-Irhamza ahmad

-Rahmatullah

Seksi Kebersihan : -Imran Rosyadi -Hafidz A

-Mahmudin -A. Badawi

5. Metode Bimbingan Agama di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat

Metode yang digunakan di pondok pesantren Nurul Hidayah Pusat

yaitu metode ceramah yakni cara penyampaian informasi nya melalui lisan

dan dilakukan secara berkelompok. Para remaja atau santri dikelompokkan

sesuai tingkatannya. Metode kelompok ini pembinaannya melalui kegiatan

kelompok.

Page 81: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

69

B. HASIL DAN ANALISIS DATA

1. Gambaran Umum Responden

Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan angket kepada 83

responden yang merupakan santri atau remaja di Pondok pesantren Nurul

Hidayah pusat Bogor. Angket tersebut berisikan butir-butirpernyataan

mengenai efektifitas metode bimbingan agama dalam membina akhlak

remaja. Dari angket yang sudah terkumpul, peneliti mendapatkan beberapa

hal terkait dengan karakteristik responden yaitu, usia, jenis kelamindan

pendidikan. selanjutnya akan di jelaskan dalam bentuk grafik beserta

uraiannya.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi

1 13 5 orang

2 14 16 orang

3 15 10 orang

4 16 17 orang

5 17 15 orang

6 18 20 orang

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 5 orang adalah remaja

berusia 13 tahun, 16 orang adalah remaja berusia 14 tahun, 10 orang

adalah remaja berusia 15 tahun, 17 orang adalah remaja berusia 16

tahun, 15 orang adalah remaja berusia 17 tahun, dan 20 orang adalah

remaja berusia 18 tahun.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Page 82: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

70

Tabel 3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Perempuan 41 orang

2 Laki-laki 42 orang

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini hampir sama, perempuan 41 orang dan laki-laki 42 orang.

Jenis kelamin yang laki-laki lebih banyak dari pada perempuan.

Berdasarkan jenis kelamin responden yang merupakan remaja pondok

pesantren Nurul Hidayah pusat dari 500 orang dan yang mengisi

angket yaitu 41 orang perempuan dan 42 orang laki-laki.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah

1 MA 52 orang

2 MTS 31 orang

Dari karakteristik responden dapat dilihat pula tingkat pendidikan

mereka yaitu 31 orang dari madrasah tsanawiyah dan 52 orang dari

madrasah aliyah. Dari tabel di atas bahwa yang mengisi angket

penelitian lebih banyak remaja dari pendidikan madrasah aliyah.

2. Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak Remaja Di

Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat

Metode bimbingan agama yang digunakan dan diterapkan di

pondok pesantren Nurul Hidayah pusat yaitu metode ceramah. Metode

Page 83: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

71

ceramah yakni penyampaian informasinya melalui lisan para santri di bagi

perkelas sesuai dengan tingkatannya. Metode ceramah ini pembinaannya

melalui kegiatan kelompok seperti pengajian kitab kuning. Dalam hal ini

para pembimbing menyampaikan informasi yang berisikan mengajak

mereka bersama-sama dalam kegiatan yang berhubungan dengan orang

lain, berkelompok dengan masyarakat lain. Dengan menggunakan

kelompok pembimbing atau penyuluh akan mengembangkan sikap sosial,

sikap memahami peranan anak bimbing dalam kelompok itu akan

mendapatkan pandangan baru tentang dirinya dari orang lain. Kelompok

disini tentunya untuk mempermudah dalam penyampaian materi, untuk

mengkoordinasi dan untuk efisiensi waktu. Dalam pelaksanaannya, santri

akan dikelompok sesuai berat ringannya permasalahan.

Metode tersebut diatas menghendaki agar setiap individu

terbimbing, melakukan komunikasi timbal balik dengan teman-temannya,

melakukan hubungan satu sama lain dan bergaul melalui kegiatan-kegiatan

yang bermanfaat bagi pembinaan pribadi masing-masing, sekaligus juga

individu yang terbimbing tersebut melakukan pernyataan hidup,

muhasabah, muraqobah (melakukan pendekatan diri) kepada Allah SWT

melalui ritual spiritual yang ada disana.

3. Analisis Data

1) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan

yang diajukan dapat mewakili objek yang diamati, sehingga

pertanyaan dalam kuesioner memenuhi syarat, sah atau tidak untuk

Page 84: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

72

dijadikan data primer dalam penelitian. Uji validitas dapat

mengkorelasikan masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor

masing-masing sub variabel.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment dan hasilnya dibandingkan dengan nilai

angka kritik tabel korelasi nilai r. berdasarkan kuesioner yang

disebarkan kepada 83 responden dengan signifikansi 5% dari sini

didapat nilai df=n-2, df=83-2=81. Didapatkan angka r tabel= 0.216.

jika r ditabel lebih kecil dari r hasil hitung, maka pernyataan itu valid

sehingga pertanyaan dalam kuesioner memenuhi syarat, sah atau tidak

untuk dijadikan data primer dalam penelitian, dan sebaliknya jika r

ditabel lebih besar dari pada r hasil hitung maka pernyataan itu tidak

valid sehingga pertanyaan dalam kuesioner tidak memenuhi syarat sah

atau tidak untuk dijadikan data primer dalam penelitian

a. Uji Validitas Variabel Sebelum Dibimbing (X)

Tabel 5

Ringkasan Hasil Analisis Validitas Untuk Variabel Sebelum Dibimbing (X)

Item

pertanyaan

Nilai Koefisien

r Hitung

Nilai Koefisien

r Tabel

Kesimpulan

Pertanyaan 1 0,311 0,216 Valid

Pertanyaan 2 0,066 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 3 0,427 0,216 Valid

Pertanyaan 4 0,179 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 5 0,066 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 6 0,093 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 7 0,427 0,216 Valid

Pertanyaan 8 0,427 0,216 Valid

Pertanyaan 9 0,066 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 10 0,427 0,216 Valid

Page 85: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

73

Pertanyaan 11 0,079 0.216 Tidak Valid

Pertanyaan 12 0,259 0.216 Valid

Pertanyaan 13 0,274 0.216 Valid

Pertanyaan 14 0,489 0.216 Valid

Pertanyaan 15 0,103 0.216 Tidak Valid

Pertanyaan 16 0,145 0.216 Tidak Valid

Pertanyaan 17 0,222 0.216 Valid

Pertanyaan 18 0,659 0.216 Valid

Pertanyaan 19 0,516 0.216 Valid

Pertanyaan 20 0,623 0.216 Valid

Pertanyaan 21 0,464 0.216 Valid

Pertanyaan 22 0,187 0.216 Tidak valid

Pertanyaan 23 0,404 0.216 Valid

Pertanyaan 24 0,747 0.216 Valid

Pertanyaan 25 0,795 0.216 Valid

Pertanyaan 26 0,614 0.216 Valid

Pertanyaan 27 0,663 0.216 Valid

Pertanyaan 28 0,763 0.216 Valid

Pertanyaan 29 0,528 0.216 Valid

Pertanyaan 30 0,715 0.216 Valid

Pertanyaan 31 0,713 0.216 Valid

Pertanyaan 32 0,343 0.216 Valid

b. Uji Validitas Variabel Sesudah Dibimbing (Y)

Tabel 6

Ringkasan hasil validitas untuk variabel sesudah dibimbing (Y)

Item

pertanyaan

Nilai Koefisien

r Hitung

Nilai Koefisien

r Tabel

kesimpulan

Pertanyaan 1 0,138 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 2 0,246 0,216 Valid

Pertanyaan 3 0,106 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 4 0,164 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 5 0,214 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 6 0,175 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 7 0,141 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 8 0,170 0,216 Tidak Valid

Pertanyaan 9 0,134 0,216 Tidak Valid

Page 86: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

74

Pertanyaan 10 0,216 0,216 Valid

Pertanyaan 11 0,107 0.216 Tidak Valid

Pertanyaan 12 0,394 0.216 Valid

Pertanyaan 13 0,490 0.216 Valid

Pertanyaan 14 0,421 0.216 Valid

Pertanyaan 15 0,590 0.216 Valid

Pertanyaan 16 0,413 0.216 Valid

Pertanyaan 17 0,460 0.216 Valid

Pertanyaan 18 0,346 0.216 Valid

Pertanyaan 19 0,474 0.216 Valid

Pertanyaan 20 0,324 0.216 Valid

Pertanyaan 21 0,371 0.216 Valid

Pertanyaan 22 0,576 0.216 Valid

Pertanyaan 23 0,095 0.216 Tidak Valid

Pertanyaan 24 0,337 0.216 Valid

Pertanyaan 25 0,142 0.216 Tidak Valid

Pertanyaan 26 0,154 0.216 Tidak Valid

Pertanyaan 27 0,159 0.216 Tidak Valid

Pertanyaan 28 0,381 0.216 Valid

Pertanyaan 29 0,069 0.216 Tidak Valid

Pertanyaan 30 0,019 0.216 Tidak Valid

Pertanyaan 31 0,101 0.216 Tidak Valid

Pertanyaan 32 0,269 0.216 Valid

2) Uji Reliabilitas Dengan Teknik Alpha Cronbach

Uji reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu

pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu

pengukuranyang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya

(reliabel). Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas yaitu

menggunakan teknik Alpha Cronbach. Rumus menghitung nilai

reliabilitas instrument yang menggunakan teknik Alpha Cronbach

ditulis sebagai berikut:95

95

Syofian Siregar, Statistika Deskripsi untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual

dan Aplikasi SPSS Versi 17( Jakarta: Rajawali Pres, 2010), h.176.

Page 87: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

75

= (

) (

)

Keterangan:

= (reliabilitas instrumen),

k= (banyak butir pertanyaan),

= (jumlah ragam butir) dan

= (ragam total).

Kuesioner yang disebar untuk uji reliabilitas berjumlah 83

orang. Uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan program

SPSS 18.0 for Windows. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan

reliabel apabila koefisien reliabilitas ( ) > 0,6. Atau apabila hasil

dari cronbach alpha >0.60 maka data tersebut mempunyai kehandalan

yang tinggi.96

1) Uji reliabilitas variabel sebelum dibimbing (X)

Tabel 7

Output Uji reliabilitas variabel sebelum dibimbing (X)

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 83 100.0

Excludeda 0 .0

Total 83 100.0

a. Listwise deletion based on all variables

in the procedure.

96

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariant Dengan Program SPPS, (Semarang: BP,

UNDIP, 2003),h. 41-42.

Page 88: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

76

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.792 32

Dari hasil penghitungan Uji Reliabilitas untuk variabel X di

dapatkan hasil Cronbach Alpha sebesar 0,792 yang artinya bahwa

seluruh pertanyaan variabel X dinyatakan reliabel dikarenakan nilai

Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 (0,644 > 0,600).

2) Reliabilitas Variabel Sesudah Dibimbing (Y)

Tabel 8

Output Uji Reliabilitas Variabel Sesudah Dibimbing (Y)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 80 96.4

Excludeda 1 3.6

Total 83 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.624 32

Sedangkan Uji Reliabilitas untuk variabel Y didapatkan hasil

Cronbach Alpha sebesar 0,624 yang artinya bahwa seluruh pertanyaan

variabel Y dinyatakan reliabel dikarenakan nilai Cronbach’s Alpha

lebih dari 0,6 (0,624 > 0,600).

Page 89: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

77

3) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependendan variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dapat dilakukan dengan uji Normal Probability Plot yaitudengan

melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik

dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1) Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah garis

diagonal menunjukan bahwa pola distribusi data normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak

mengikuti arah garis diagonalnya, maka dapat distribusi data tidak

normal dan model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot disajikan

pada gambar 1 berikut :

Gambar 1

Grafik P-Plot

Page 90: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

78

Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik

Probability plot dapat dilihat bahwa penyebaran data berada

disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonalnya. Hal ini

menunjukan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi

normalitas.

Untuk lebih meyakinkan, hasil uji grafik pada uji normalitas

ini juga dilakukan dengan uji statistik yaitu, uji Kolmogorov-

Smirnov (K-S). dalam uji ini Kolmogorov-smirnov ini residual

dikatakan terdistribusi secara normal jika signifikansi Kolmogorov-

smirnov berada lebih dari 0,5. Berikut adalah hasil uji

Kolmogorov-smirnov pada tabel 9. :

Tabel 9

Output Uji Kolmogorov-smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sebelum Sesudah

N 83 83

Normal

Parametersa,b

Mean 108.6627 169.3373

Std. Deviation 11.02688 5.19915

Most Extreme

Differences

Absolute .116 .089

Positive .116 .089

Negative -.065 -.061

Kolmogorov-Smirnov Z 1.060 .810

Asymp. Sig. (2-tailed) .211 .528

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Terlihat pada tabel 9 nilai signifikansi 0,211 > 0,05 dan 0,528 >

0,05. Hal ini membuktikan bahwa seluruh variabel memiliki distribusi

normal dan memenuhi uji normalitas.

Page 91: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

79

4) Uji Homogenitas

uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek yang

diteliti mempunyai varian yang sama. Hasil perhitungan ini dapat

dilihat pada tabel 10.

Tabel 10

Output Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Sesudah

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.638 18 48 .088

Dari tabel test of homogeneity of variances didapatkan nilai

signifikansi sebesar 0.088. nilai ini menunjukan bahwa nilai sig > 0.05

= 0.088 > 0.05, maka dapat disimpulkan kedua kelompok data

mempunyai varian yang sama.

C. Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak Remaja

Di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat

Efektifitas metode bimbingan agama diukur berdasarkan perubahan

akhlak remaja saat ini dengan indikator metode bimbingan agama dan

membina akhlak remaja sebelum dan sesudah dibimbing. Pengukuran

perubahan dilakukan menggunakan uji statistik t-Test saling berpasangan.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

: 0.

: 0.

Page 92: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

80

Tabel 11

Output Uji T Paired Samples Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 sebelum dibimbing 92.1084 83 10.83582 1.18939

sesudah dibimbing 147.1687 83 4.54468 .49884

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 sebelum dibimbing &

sesudah dibimbing

83 -.197 .074

dari perhitungan tabel diatas, didapatkan nilai sebesar -

3.971. nilai ini menunjukan bahwa nilai > = 3.971 > 1.663, maka

diterima. dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan agama efektif

dalam membina akhlak remaja di pondok pesantren Nurul Hidayah pusat.

Karena dari hasil kuesioner menunjukan bahwa, 100% remaja

setelah dibimbing mengetahui tujuan dari proses bimbingan Agama di ponpes

nurul hidayah pusat dan 83 remaja yang diberikan angket juga 90%

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 sebelum

dibimbing

- sesudah

dibimbing

-55.06024 12.54975 1.37751 -57.80056 -52.31993 3.971 82 .000

Page 93: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

81

menjawab bahwa bimbingan agama benar dilakukan secara bertatap muka

dan secara berkelompok, pembimbingnya menyampaikan materi secara lisan

dan jelas, dan 90% remaja menjawab sangat setuju bahwa dengan metode

bimbingan agama yang digunakan disana, bimbingan agama menjadi tidak

jenuh dan efektif, sehingga remaja di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat

merasakan kegunaan dan menyukai bimbingan agama di pondok pesantren

nurul hidayah pusat serta dapat memahami dirinya sendiri dan

lingkungannya. oleh karena itulah bimbinga agama di Pondok Pesantren

Nurul Hidayah Pusat menjadi efektif.

Page 94: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk mengakhiri penulisan skripsi ini maka penulis mengambil

beberapa kesimpulansebagai berikut :

1. Metode bimbingan agama yang digunakan di pondok pesantren Nurul

Hidayah pusat yaitu metode ceramah yakni penyampaian informasinya

melalui lisan dengan cara berkelompok.

2. Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Uji Statistik t-

Test didapatkan hasil bahwa metode bimbingan agama dalam membina

akhlak remaja efektif, hal ini dapat dilihat dari nilai > =-

3.971 > 1.663. Artinya metode bimbingan agama efektif dalam membina

akhlak remaja di pondok pesantren Nurul Hidayah Pusat. efektif diambil

dari kata “efek” yang artinya akibat atau pengaruh. Sedangkan “efektif”

berarti adanya pengaruh atau akibat dari sesuatu.”97

B. Saran

Berkenaan dengan segala hal yang berhubungan dengan penelitian ini,

penulis ingin menyampaikan beberapa catatan dan saran-saran yang dianggap

pelu, sebagai berikut:

1. Bagi pondok pesantren Nurul Hidayah pusat hasil penelitian dapat

digunakan sebagai bahan masukan dan penambahan wawasan dalam

97

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa (P3B),

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka Depdikbud, 1995), Cet. Ke-7, Edisi 3, h. 250.

Page 95: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

83

mengambil kebijakan tentang betapa pentingnya peran pembimbing

dan dalam membina akhlak remaja. Beserta dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk menambah materi atau program bimbingan agama

bagi para remaja karena terbukti dapat mempengaruhi akhlaknya.

2. Mengadakan evaluasi setiap pelaksaan metode bimbingan agama

sehingga dapat mengukur keberhasilan metode bimbingan agama

tersebut. Serta melakukan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan program

bimbingan agama agar terkesan tidak monoton.

3. Bagi para pembaca skripsi ini, hendaknya melakukan pembacaan

secara kritis sehingga penulis berharap pembaca dapat memberikan

masukan, saran dan kritik yang sangat berharga bagi penulis.

Page 96: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

84

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ali, Prof. H. Mohammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1998.

Al-Ghazaly, Imam. Ihya’ Ulum Al-Din. Beirut: Dar Al-Fikr,T.T.

Al, F.J Monks Et. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai

Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994.

Aminudin. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Ardani, Moh. Akhlak Tasawuf Nilai-Nilai Akhlak Atau Budipekerti Dalam Ibadah

dan Tasawuf. Jakarta: CV Karya Mulia, 2005.

------------.Nilai-Nilai Akhlak/Budi Pekerti Dalam Ibadat. Jakarta: CV Karya

Mulia, 2001.

Arifin, H. M, M. Ed. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

------------. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama. Jakarta:

Golden Terayon Press, 1982.

------------. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama. Jakarta:

PT Golden Terayon Press, 1998.

------------. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Dan Penyuluhan Agama Di

Sekolah Dan Luar Sekolah. Jakarta: Bulan Bintang, 1997.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,

1996.

------------. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta,

2002.

Asmaran. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994.

Badan Wakaf Uii.Al-Qur’an Dan Tafsir. Yogyakarta: PT Dana Bakti Wakaf,

1990.

Baqi, Muhammad Fu‟ad Abdul. Kumpulan Hadist Shahih Bukhari Muslim.

Jakarta: Insan Kamil, 2002.

Page 97: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

85

Buckley, Eric. The Oxford English Dictionar. Oxford: The Clarendom Press,

1978.

Budiman, Arif. Agama Demokrasi Dan Keadilan. Jakarta: PT Gramedia, 1993.

Bambang Prasetyo dan Jannah, Lina Miftahul. Metode Penelitian Kuantitatif:

Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda, 2006.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2005.

Burhanuddin, Yusuf. Kesehatan Mental. Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1970.

-------------. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

------------. Pendidikan Agama Dan Pembinaan Mental. Jakarta: Bulan Bintang.

1982.

------------. Pendidikan Islam, Keluarga dan Sekolah. Jakarta:CVRuhama, 1995.

------------. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang, 1982.

------------. Remaja Harapan Dan Tantangan. Jakarta: Ruhama, 1994.

------------. Remaja Harapan dan Tantangan. Jakarta: Ruhama, 1995.

Depag Ri. Terjemahan Al Quran. Semarang: Toha Putra, 1989.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 1994.

Drucker, Peter F. Bagaimana Menjadi Eksekutif Yang Efektif. Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 1986.

Djatmika, Rahmat. Sistem Etika Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992.

Echols, John. M. Kamus Inggris-Indonesi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

1990.

Faqih, Ainur Rahim. Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta: UII

Press, 2001.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariant Dengan Program SPPS.

Semarang: BP, UNDIP, 2003.

Gunarsa, Singgih D. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulya, 1983.

Page 98: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

86

------------. Psychologi Remaja. Jakarta: PT BPK. Gunung Mulia, 1990.

Hasan, M. Iqbal. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia

Indonesia, 2002.

Hasanudin, Drs. H. Hukum Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

Hatta, Muhammad. Citra Dakwah Di Abad Informasi. Medan: Pustaka Wijaya

Sarana, 1995.

Lutfi, Drs. M, MA.Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan (Konseling) Islam.

Jakarta:Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Malo, Manase. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Universitas Terbuka, 1997.

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Data Skunder.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Masri Singarimbun dan Efendi, Sofian. Metode Penelitian Survei.Jakarta :

LP3ES, 1995.

Mastuhu. Metodologi Penelitian Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada,

2006.

Mahyuddin. Kuliah Akhlak Tasawuf. Jakarta: KalamMulia, 1999.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002.

Musnawar, Thohari. Dasar Konseptual Bimbingan Dan Konseling Islam.

Yogyakarta: UII Press, 1992.

Nasir, Sahilun A. Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem

Remaja. Jakarta: Kalam Mulia, 1999.

Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Pridodgdo, A. B., Hasan Shadily. Ensiklopedi Umum. Yogyakarta: Kanisius,

1990.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Quail, Dennis Mc. Teori Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga

Pratama, 1992.

Salim, Abdullah. Akhlaq Islam Membina Rumah Tangga Dan Masyarakat.

Jakarta: Seri Remaja, 1986.

Page 99: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

87

Sabri, M. Alisut. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Anak dan

Remaja. Jakart: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur’an. Jakarta: Miza, 1999.

Siregar, Syofian. Statistika Deskripsi untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pres, 2010.

Soekanto, Soerjono. Kamus Sosiologi. Jakarta: CV. Rajawali, 1990.

Soehartono, Irawan. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004.

Suharto. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Surabaya: PT. Indah, 1995.

Suwarto, F.X. Ensiklopedia Nasional Indonesia (Ces-Ham). Jakarta: Ictiar Baru

Van Hoeve, 1980.

------------. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka,

1989.

Subarsono. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: Bina Aksara, 1989.

Surya, Jumhur M. Bimbingan Penyuluhan Di Sekolah. (Cevidenci Dan

Conseling). Bandung : CV. Ilmu, 1975.

Tartono, H. M Umar. Bimbingan Dan Penyuluhan. Bandung: PT Pustaka Setia,

1998.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa (P3B),

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka Depdikbud, 1995.

Vrendenbregt. Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia,

1980.

Wahyudin. AkhlakTasawuf. Jakarta: KalamMulia,1999.

Walgito, Bimo. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah. Yogyakarta: Andi Ofset,

1995.

Ya‟kub, Hamzah. Etika Islam Pembinaan Ahklaqul Karimah. Bandung: CV

Diponegoro, 1988.

Yusuf, Dr. Syamsu dan Dr. A. Juntika Nurihsan.Landasan Bimbingan Dan

Konseling. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, PT Remaja

Rosdakarya, 2006.

Page 100: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

88

Zahrotun, Drs. Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat Dan Islam.

Jakarta: Uin Jakarta Press, 2006.

Zulkifli L. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.

B. Jurnal Ilmiah

Abdurrahman, Dudung. jurnal penelitian agama, (No.19 Th.IV januari-april,

1999), h.8.

C. Hasil Wawancara

Hasil wawancara dengan KH. Khodamul Quddus, sesepuh, dewan kyai serta anak

ke 2 dari Alm. KH. Uqon Bulqoini, 08 April 2015.

Page 101: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

89

Page 102: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

DAFTAR KUESIONER

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan ini saya “Fajriah Septiani” mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komuniasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bermaksud untuk melaksanakan penelitian dalam rangka tugas akhir karya ilmiah (skripsi) yang berjudul “Efektifitas Metode

Bimbingan Agama Dalam Membina Akhlak Remaja di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pusat”, maka saya mengharapkan

kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i kiranya berkenan untuk mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya sebagai data yang akan digunakan

dalam penelitian. Atas perhatian dan perkenaan Bapak/Ibu/Sdr/I saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

A. Identitas Responden

1. Nama : …………………………..

2. Usia : ………. tahun

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

4. Pendidikan : 1. Sekolah Dasar 2. SMP/MTS

3. SMA/MA

B. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah setiap pernyataan dengan baik dan teliti.

2. Isilah dengan jujur dan benar.

Page 103: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memeberi ceklis ( √ ) dari setiap pernyataan yang dianggap paling tepat.

Instrument ini menggunakan skala likert terdiri dari 5 pertanyaan dimana untuk jawaban sangat setuju (SS) diberi nilai 5,

setuju (S) diberi nilai 4, cukup setuju (CS) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi nilai 2, sangat tidak setuju (STS) diberi nilai

1.

C. Daftar Pernyataan Bimbingan Agama

Sebelum Dibimbing Setelah Dibimbing

No PERNYATAAN SS S CS TS STS SS S CS TS STS

1 Saya mengetahui tujuan dari proses bimbingan

Agama di ponpes nurul hidayah pusat

2 Bimbingan dilakukan secara langsung bertatap

muka dengan pembimbing

3 Bimbingan agama dilakukan secara kelompok

4 Dengan berkelompok saya dapat berinteraksi

dengan yang lain

5 Saya merasakan kegunaan dari proses bimbingan

Agama di ponpes nurul hidayah pusat

6 Saya menyukai proses bimbingan Agama di

ponpes nurul hidayah pusat

7 Pembimbing menyampaikan materi secara lisan

8 Pembimbing menyampaikan materi dengan jelas

9 dengan metode ceramah bimbingan agama di

ponpes nurul hidayah pusat menjadi tidak jenuh

10 Menurut saya metode bimbingan agama di

ponpes nurul hidayah pusat efektif

Page 104: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

D. Daftar Pernyataan membina akhlak

Sebelum Dibimbing Setelah Dibimbing

No Pernyataan SS S CS TS STS S SS CS TS STS

Akhlak Baik Terhadap Allah

1 Ketika melakukan kesalahan saya bertaubat

kepada Allah

2 saya bersabar dalam menghadapi segala hal

3 Saya mensyukuri nikmat yang Allah berikan

4 Saya bertawakal kepada Allah

5 Ketika dalam keadaan senang maupun sedih saya

selalu ikhlas menjalaninya

6 Saya selalu bersikap jujur

7 Saya mempunyai rasa optimis dalam hal yang

positif

8 Saya takut kepada Allah

Akhlak Baik Terhadap Manusia

9 saya mempunyai rasa simpati kepada sesama

10 Saya empati ketika sesama mendapat musibah

11 Saya menolong teman yang sedang kesusahan

12 Saya selalu memaafkan orang lain

13 Saya bersikap sopan santun terhadap sesama

manusia

Akhlak Buruk Terhadap Allah dan Sesama

Manusia

14 Saya takabur terhadap allah

15 Saya menduakan Allah dan keluar masuk agama

Islam

Page 105: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

No Pernyataan Sebelum dibimbing Sesudah dibimbing

SS S CS TS STS SS S CS TS STS

16 Saya tidak mensyukuri atas nikmat yang Allah

berikan

17 Saya memamerkan segala hal

18 Saya menghambur-hamburkan uang untuk

sesuatu ysng tidak penting dan tidak saya

butuhkan

19 Saya mudah marah terhadap orang lain

20 Saya selalu iri hati terhadap orang lain

21 Saya suka mengadu-ngadu terhadap sesama

22 Saya bersikap kikir terhadap sesama

Page 106: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

Daftar Tabel Skor Hasil Kuesioner Sesudah Dibimbing

No. B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B3

2

jml

R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 143

R2 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 150

R3 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 156

R4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 153

R5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 157

R6 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 153

R7 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 148

R8 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 155

R9 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 146

R10 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 156

R11 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 147

R12 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 3 3 5 5 139

R13 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 5 5 148

R14 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 155

R15 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 151

R16 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 5 148

R17 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 5 148

R18 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 138

R19 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 149

R20 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 151

R21 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 144

R22 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 151

R23 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 149

R24 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 147

R25 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 3 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 146

R26 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 148

R27 5 5 3 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 150

Page 107: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

R28 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 149

R29 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 149

R30 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 144

R31 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 3 4 3 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 142

R32 4 4 5 5 5 4 5 3 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 145

R33 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 144

R34 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 146

R35 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 3 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 146

R36 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 3 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 147

R37 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 144

R38 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 153

R39 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 142

R40 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 3 4 5 5 144

R41 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 140

R42 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 142

R43 5 5 2 3 5 4 5 5 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 142

R44 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 147

R45 4 4 4 3 2 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 140

R46 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 148

R47 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 149

R48 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 152

R49 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 150

R50 5 5 5 4 4 5 5 4 3 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 145

R51 4 5 4 4 5 3 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 141

R52 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 145

R53 4 5 5 5 5 5 5 3 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 2 142

R54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 156

R55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 156

R56 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 152

Page 108: EFEKTIFITAS METODE BIMBINGAN AGAMA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31708/1/FAJRIAH... · yang berjudul “Efektifitas Metode Bimbingan Agama Dalam Membina

R57 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 154

R58 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 147

R59 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 147

R60 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 146

R61 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 140

R62 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 3 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 141

R63 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 150

R64 3 5 4 5 4 5 4 5 5 3 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 146

R65 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 142

R66 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 144

R67 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 141

R68 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 144

R69 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 150

R70 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 153

R71 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 151

R72 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 150

R73 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 144

R74 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 148

R75 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 145

R76 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 140

R77 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 3 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 142

R78 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 144

R79 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 145

R80 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 149

R81 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 148

R82 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 3 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 147

R83 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 149