Upload
others
View
16
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIFITAS BIMBINGAN PRA NIKAH CALON PENGANTIN
SEBAGAI UPAYA DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH
(STUDI KASUS KUA KECAMATAN BATANG MASUMAI)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Starta Satu
(S.1) dalam Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
OLEH:
M. HASBI ASH-SHIDDIQI
NIM: UB. 160225
PRODI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
12:الروم
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”1 Ar-Rum:
21
1 Kementerian Agama Republik Indonesia, AL-Qur‟an dan Terjamahnya, (Bandung: PT
Sygma Examedia Arkanleema, 2007).hlm. 324
vi
ABSTRAK
Tujuan dari pernikahan adalah mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan
hidup berkeluarga. Tetapi tetap saja ada terjadinya perceraian. Oleh sebab itu, untuk
menumbuhkan kesadaran dalam upaya mewujudkan keluarga yang sakinah
dibutuhkan program yang tepat terutama dari pemerintah melalui bimbingan pra
nikah oleh BP4 KUA. Dengan demikian patut diuji bimbingan pra nikah terutama
yang dilakukan KUA kec. Batang masumai yang efektif dalam membangun keluarga
sakinah.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan
menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara, dan dokumentasi.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur dan tahapan
bimbingan pra nikah dalam mewujudkan keluarga sakinah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan pra nikah yang dilakukan
KUA kec. Batang masumai sesuai dengan yang diharapkan. Bimbingan pra nikah
yang dilakukan KUA kec. Batang Masumai mampu memberikan edukasi dan
pemahaman yang cukup bagi para calon pasangan menikah terkait pemahaman
rumah tangga sehingga tujuan dalam membangun keluarga sakinah bias tercapai
dengan optimal melalui bimbingan pra nikah KUA kec. Batang masumai. Di
Kecamatan Batang Masumai angka perceraian pada tahun 2019 mencapai 8 peristiwa
dari 113 peristiwa pernikahan yang terjadi. Bimbingan pra nikah bagi remaja usia
nikah dan calon pengantin merupakan salah satu solusi dan kebutuhan bagi
masyarakat untuk mengatasi ataupun mengurangi terjadinya krisis perkawinan yang
berakhir pada perceraian. Prosedur bimbingan pra nikah yang dilaksanakan di Kantor
Urusan Agama kecamatan Batang Masumai yakni, Calon pengantin yang sudah
memenuhi syarat sebagaimana yang diatur dalam undang-undang perkawinan maupu
yang diatur dalam aturan agama, harus mengikuti bimbingan calon pengantin dengan
membawa Permohonan untuk dibimbingan catin untuk mendapatkan materi
bimbingan oleh petugas yang ditugaskan oleh pengurus BP4. Efektifitas Pelaksanaan
bimbingan pra nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan Batang Masumai, dapat
dipahami bahwa dari 113 peristiwa pernikahan pada tahun 2019 sedangkan peristiwa
perceraian atau pasangan yang bermasalah yang berujung pada perceraian berjumlah
8 peristiwa, oleh karena itu dari analisa penulis bahwa pelaksanan bimbingan pra
nikah di Kantor Urusan Agama kecamatan Batang Masumai sudah dianggap efektif.
Kata kunci: Efektitas, Bimbingan Pra Nikah, Mewujudkan Keluarga Sakinah.
vii
PERSEMBAHAN
Bismillahirahmanirrahim…
Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillahirabbil’alamin
Segala puji dan syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT
Shalawat dan salam kucurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
Kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tua ku yang selalu mendoakan
yang terbaik untukku, dan juga kakak dan adikku yang aku cintai.
Terimakasih juga aku ucapkan kepada teman-teman yang membantuku selama
perkuliahan ini.
Teman seperjuangan KKN Septradinna Khumairoh yang sedikit banyak telah
membantu dalam penyelesaian penelitian ini dan juga adekku Intan Komalasari yang
senantiasa mengingatkanku untuk tidak bermalas-malasan.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, atas taufiq
dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan
baik dan benar tanpa ada halangan yang terlalu berarti. Shalawat serta salam untuk
baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya ke alam yang terang
benderang dengan cahaya iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.
Perjalan panjang yang luar biasa, yang sangat melelahkan kerja keras siang
malam demi menyelesaikan karya sederhana ini, namun akan terasa begitu indah
akan selalu penulis ingat dan kenang sebagai bahan kebanggaan dan candaan untuk
anak dan suami diwaktu yang telah ditakdirkan nanti, suka cita senang dan bahagia
semua itu telah dirasakan dalam merampungkan dan menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Efektifitas Bimbingan Pranikah Calon Pengantin Sebagai Upaya Dalam
Mewujudkan Keluarga Sakinah di KUA Kecamatan Batang Masumai” untuk
mendapatkan gelar Strata Satu (S1) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas
Dakwah di UIN STS Jambi, pencapaian ini adalah titik akhir dengan penuh rasa
syukur dan bahagia.
Skripsi ini bukanlah hasil karya dari perjuangan diri sendiri, namun banyak
pihak yang turut membantu serta memotivasi, bantuan dan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga
penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Dr. Edy Kusnadi, M.Phil selaku Dosen Pembimbing I yang selalu
membimbing dan memotivasi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
2. Ibuk Neneng Hasanah, S. Ag, M. Pd. I selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan yang positif kepada penulis untuk
menghasilkan skripsi yang lebih baik lagi.
3. Bapak Dr. A Yunus, M. Pd. I selaku ketua prodi Bimbingan Penyuluhan Islam
dan bapak Ahdiyat Mahendra, M. Hum Selaku Sekretaris Prodi Bimbingan
Penyuluhan Islam.
4. Bapak Dr.Zulqarnain,M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr.D.I.Ansusa Putra, LC,M.A.M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Arfan Aziz, M.Soc,Sc.,Ph.D selaku Wakil Dekan II Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak Dr. Samin Batubara, M.H.I selaku Wakil Dekan III Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
ix
8. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asyari, M.A, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Ibuk Dr. Rofidoh, S.E., M.EI selaku
Wakil Rektor I, Bapak Dr. As‟Ad Isma, M.Pd selaku Wakil Rektor II, Bapak
Dr. Bahrul Ulum, S.Ag., MA Selaku Wakil Rektor III Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Ibuk Dani Sartika, M. Si Selaku Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan memberikan arahan yang positif sejak semester satu sampai
semester delapan.
10. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,
terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat bermanfaat
bagi penulis di dunia dan di akhirat.
11. Seluruh karyawan dan karyawati dilingkungan akademik Fakultas Dakwah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
12. Kepala Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, beserta stafnya serta
kepala Perpustakaan wilayah jambi.
13. Kepala Kantor Urusan Agama kecamatan Batang Masumai beserta stafnya.
14. Teman-teman seperjuanganku BPI angkatan 2016
Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan
ridha dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita semua.
Jambi, 14 September 2020
Penulis,
M. Hasbi Ash-Shiddiqi
UB. 160225
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
NOTA DINAS ...................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORIENTASI SKRIPSI ............................................ iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................... v
ABTRAK .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Batasan Masalah ................................................................................. 5
D. Tujuan Penulisan ................................................................................ 5
E. Manfaat Penelitian.............................................................................. 6
F. Kerangka Teori ................................................................................... 6
G. Metode Penelitian ............................................................................... 20
H. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................ 23
I. Studi Relevan ..................................................................................... 23
BAB II GAMBARAN UMUM KUA KEC. BATANG MASUMAI
A. Profil Kua Kec. Batang Masumai ...................................................... 25
B. Visi dan Misi ...................................................................................... 27
C. Struktur Organisasi ............................................................................. 29
D. Basis Sosial KUA Kecamatan Batang Masumai................................ 31
E. Sarana dan Prasarana .......................................................................... 31
F. Rencana Program Kerja ..................................................................... 33
xi
BAB III PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH DI KUA KEC.
BATANG MASUMAI
A. Tahap Perencanaan Bimbingan Pra Nikah .................................... 44
B. Tahap Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah .................................... 46
C. Materi Bimbingan Pra Nikah ......................................................... 51
D. Media Bimbingan Pra Nikah ......................................................... 56
E. Metode Bimbingan Pra Nikah ....................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Realitas Pernikahan di KUA Kecamatan Batang Masumai .......... 58
B. Prosedur Bimbingan Pra Nikah Yang di Lakukan KUA
Kecamatan Batang Masumai ......................................................... 60
C. Efektifitas Pelaksanaan bimbingan Pra Nikah Yang
Dilakukan KUA Kecamatan Batang Masumai.............................. 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 71
B. Implikasi ........................................................................................ 72
C. Saran .............................................................................................. 72
D. Kata Penutup ................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Data Penduduk menurut pemeluk agama ............................................ 35
Table 2.2: Data Nikah, Talaq, Cerai dan Rujuk tahun 2019 ................................. 37
Table 2.3: Data Nikah, Talaq, Cerai dan Rujuk tahun 2020 ................................. 38
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kantor KUA Kec. Batang Masumai ................................................ 27
Gambar 2.2: Visi Misi KUA Kec. Batang Masumai ............................................ 28
Gambar 2.3: Motto KUA Kec. Batang Masumai .................................................. 29
Gambar 2.2: Struktur Organisasi KUA Kec. Batang Masumai tahun 2020 ......... 30
xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI2
A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia
T ط „ ا
ẓ ظ B ب
„ ع T ث
Gh غ Th ث
f ف J ج
q ق H ح
k ك Kh خ
l ل D د
m م Dh ذ
n ن R ر
h ه Z ز
W و S ش
, ء Sh ش
Y ي ṣ ص
ḍ ض
B. Vokal dan Harkat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
ىا A ا
Ā اِى ḭ
Aw ا ى Á ا ى U ا
Ū ا و I اِ
Ay ا و
2Tim penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN STS
Jambi (Jambi: Fak.UShuluddin IAIN STS Jambi, 2014), 136-137.
xv
C. Tā’ Marbūṭah
Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam:
1. Tā’ Marbūṭahyang mati atau mendapat harakat sukun, makatransliterasinya
adalah /h/.
Arab Indonesia
Salah صلاة
Mir‟āh مراة
2. Tā’ Marbūṭahhidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dandammah,
maka transliterasinya adalah /t/.
Arab Indonesia
Wizāratal-Tarbiyah وزارالتربيو
Mir‟ātal-zaman مراة السمن
3. Tā’ Marbūṭahyang berharkat tanwin maka translitnya adalah /tan/tin/tun.
Contoh:
Arab Indonesia
فجنت
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernikahan merupakan seruan agama yang harus dijalankan oleh
manusia bagi yang mampu untuk berkeluarga.Banyak sekali hikmah yang
dapat diambil dari pernikahan,salah satunya adalah dapat melahirkan
ketentraman dan kebahagiaan hidup yang penuh dengan kasih
sayang.Pernikahan adalah sunatullah yang digariskan ketentuannya,
pernikahan juga dapat membuat kehidupan seseorang menjadi lebih terarah,
tenang tentram dan bahagia.Pernikahan dibentuk melalui ikatan suci antara
seorang pria dan wanita, dikatakan suci karena diatur oleh agama dan
kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Perundangan Negara, adat istiadat
masyarakat dan lain-lain.3
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S Ar-Ruum ayat 21:
12:الروم “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan
untukmu istri istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih
dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Q.S.Ar- Ruum : 21).4
Islam mengajarkan dan menganjurkan menikah karena akan
berpengaruh baik bagi seluruh umat manusia. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam surat Ar-Ruum ayat 21 bahwa keluarga terbentuk dalam
3 Aunur rahim Fakih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,(Yogyakarta: Jendela)hlm.
73 4 Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemahannya, (Bandung Diponegoro, 2008)hlm.
324
2
keterpaduan antara ketentraman (sakinah), penuh rasa cinta (mawaddah) dan
kasih sayang (rahmah). Kebahagiaan dalam pernikahan merupakan tujuan
setiap pasangan yang menikah. Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1
Tahun 1974, Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.5 Keluarga atau rumah tangga oleh siapapun dibentuk pada dasarnya
untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan hidup. Setiap keluarga
akan selalu mencita-citakan keluarga yang utuh, tentram, bahagia, kekal,
damai serta selalu mendapatkan hal-hal yang diinginkan oleh masing-masing
pasangan.
[K]eluarga yang utuh adalah dambaan setiap pasangan suami istri.Untuk
meraih dan mewujudkan keluarga dambaan tersebut diperlukan
kerjasama dari seluruh anggota keluarga.Kerjasama yang baik harus
dimulai sejak kedua pasangan tersebut menikah.Karena dalam keluarga
bila tidak ada kerjasama dan komunikasi yang baik dapat menyebabkan
perkawinan menjadi tidak harmonis seperti, adanya percekcokan antara
suami dan istri bahkan kadang bisa berujung pada perceraian atau
keruntuhan kehidupan rumah tangga yang menyebabkan timbulnya
“broken home “.6
[P]ada dasarnya pernikahan itu dilakukan untuk waktu selamanya sampai
matinya salah seorang suami atau istri.Inilah sebenarnya yang
dikehendaki oleh agama Islam. Dalam hal ini Islam membenarkan
putusnya pernikahan sebagai langkah terakhir dari usaha melanjutkan
rumah tangga.Putusnya pernikahan (perceraian) merupakan jalan keluar
yang baik.Sehingga perceraian adalah pilihan halal dalam mengatasi
perselisihan dalam rumah tangga yang tidak dapat didamaikan.Al-Qur‟an
menggambarkan beberapa situasi dalam kehidupan suami istri yang
menunjukkan adanya keretakan dalam rumah tangga yang dapat berujung
pada perceraian. Keretakan dan kemelut rumah tangga itu bermula dari
tidak berjalannya aturan yang ditetapkan Allah SWT bagi kehidupan
suami istri dalam bentuk hak dan kewajiban yang mesti dipenuhi kedua
belah pihak.7
5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
6 Fatiah Kertamuda E, Konsling Pernikahan Untuk Keluarga Indonesia,( Jakarta:Salemba
Humanika, 2009)hlm. 84 7 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta:kencana,
2006)hlm.190
3
Efektifitas bimbingan pra nikah merupakan suatu kondisi rumah
tangga dimana dalam memilih tujuan untuk menikah yang hendak mencapai
keberhasilan dalam bimbingan tersebut, serta kemampuan yang dimiliki tepat
sehingga tujuan atau keberhasilan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil
yang memuaskan. Tiap pasangan biasanya mempunyai banyak alasan untuk
menikah dan membentuk keluarga. Indahnya pernikahan justru kala
menemukan suami atau istri yang dapat menjadi teman dalam pencarian
spiritual, mitra membangun hidup, dan pelipur meskipun dia mempunyai
kelemahan. Sehingga pernikahan tersebut hanya karena pasangan menyadari
bahwa tujuan pernikahan itu harus dicapai secara bersama-sama, bukan hanya
istri atau suami saja.hal-hal yang mampu meningkatkan kekuatan suatu
keluarga adanya kasih sayang, saling menghargai, memiliki waktu bersama
dan saling berkomitment. Namun dilihat dari fenomena kehidupan pasangan
yang sudah berkeluarga sering terjadi pertengkaran sehingga menimbulkan
ketidakharmonisan kehidupan rumah tangga bahkan ada yang sampai
menempuh jalan perceraian.
Namun banyak pasangan menganggap bimbingan pra nikah ini hanya
formalitas dan hanya memenuhi syarat nikah. Sehingga pasangan yang
mengikuti bimbingan pra nikah tidak dapat mencapai Efektifitas bimbingan
tersebut. Kurangnya keharmonisan keluarga dan meningkatkan angka
perceraian yang terjadi sekarang ini, disebabkan oleh faktor kurangnya rasa
pengertian antara suami istri dan komunikasi yang kurang lancar atau tidak
adanya keterbukaan antara pasangan suami istri. Meningkatnya angka
perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga khususnya kalangan muda
karena menganggap sebuah pernikahan itu mudah dan menganggap
bimbingan pra nikah itu hanya sekedar cerita- cerita saja.
Sehingga banyak pasangan keluarga yang mengalami kesulitan dalam
rumah tangga dan terjadinya konflik rumah tangga. Pasangan keluarga tidak
bisa melanggengkan hubungan rumah tangga, bahkan mereka tidak
mengetahui bagaimana kehidupan rumah tangga kriteria yang tepat. Pada
Saat pasangan mengikuti bimbingan pra nikah, Seharusnya pasangan
4
menyadari bahwa bimbingan ini sangat berperan dalam pernikahannya.
Keterbatasan pengetahuan dan rasa canggung yang ada, tetapi mengetahui
hal-hal tersebut sebelum menikah jelas lebih baik dari pada harus mengalami
konflik setelah menikah.
Dengan adanya program bimbingan pra nikah yang diberikan kepada
pasangan dapat membantu memecahkan masalah atau informasi seputar
perkawinan dan rumah tangga. Setelah mengikuti bimbingan maka Efektifitas
bimbingan tersebut dalam keluarga adanya kesadaran dari pasangan, akan hak
dan tanggung jawab sebagai seorang suami dan istri, sehingga dalam
kehidupan berumah tangga terbentuk sikap saling pengertian, saling
menghargai. Kesadaran yang dimiliki oleh pasangan suami istri dalam
bimbingan tersebut juga menjadi tolak ukur keberhasillan bimbingan pra
nikah ini mengikuti bimbingan pra nikah belum dapat mencapai Efektifitas
dari bimbingan tersebut.
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan berperang penting dalam
melaksanakan pembinaan dan pelayanan keluarga sakinah, sesuai dengan
KMA Nomor 3 Tahun 1999 tentang pembinaan gerakan keluarga sakinah
poin empat berbunyi di kecamatan dibentuk Satuan Tugas (SATGAS) yang
dipimpin oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan8, dalam
pelaksanaannya bekerjasama dengan Kasi Pengembangan Masyarakat Desa
pada Kantor Camat, Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan
(BP4), dan Pengawas Pendidikan Agama Islam.
Dalam penerapan pelaksanaan pernikahan di KUA Kecamatan Batang
Masumai itu senantiasa berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik
sesuai dengan perundang-undangan maupun sesuai dengan tuntunan ajaran
agama Islam. Oleh karena itu, sebagaimana halnya dengan penerapan
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 pasal 7 ayat 1 bahwa perkawinan hanya
diisinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita
mencapai umur 16 tahun. Peristiwa pernikahan di KUA Kecamatan Batang
8 Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, Buku Rencana Induk
Kantor Urusan Agama (KUA) dan Pengembangannya, (Jakarta:2002), hlm.2
5
Masumai atau yang resmi tercatat di Kantor KUA Kecamatan Batang
Masumai pada tahun 2019 ini sekitar 113 peristiwa dan kesemuanya ini
dianggap sah dan memenuhi syarat untuk mendapatkan buku nikah.
Disisi lain, sudah menjadi prasyarat bagi pasangan calon pengantin
sebelum melaksanakan pernikahan maka harus terlebih dahulu mengikuti
bimbingan pra nikah yang lazim disebut kursus calon pengantin.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk
meneliti dengan mengangkat judul: “EFEKTIFITAS BIMBINGAN PRA
NIKAH CALON PENGANTIN SEBAGAI UPAYA DALAM
MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH (STUDI KASUS KUA
KECAMATAN BATANG MASUMAI)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana realitas Pernikahan di KUA Kecamatan Batang Masumai
2. Apa saja Prosedur Bimbingan Pra Nikah Yang di Lakukan KUA
Kecamatan Batang Masumai
3. Bagaimana Efektifitas Pelaksanaan bimbingan Pra Nikah Yang
Dilakukan KUA Kecamatan Batang Masumai
C. Batasan Masalah
Untuk membantu peneliti dalam mendapatkan data yang lebih tearah
maka peneliti memberikan batasan masalah yang akan di teliti hanya pada
calon pengantin, Kepala KUA, dan BP4 di KUA Kec. Batang Masumai.
D. Tujuan Penulisan
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas
bimbingan pra nikah oleh KUA terhadap calon pengantin. Secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk antara lain :
1. Mengetahui realitas Pernikahan di KUA Kecamatan Batang Masumai
2. Mengetahui Prosedur Bimbingan Pra Nikah Yang di Lakukan KUA
Kecamatan Batang Masumai
6
3. Mengetahui Efektifitas Pelaksanaan bimbingan Pra Nikah Yang
Dilakukan KUA Kecamatan Batang Masumai
E. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan diatas, maka manfaat dan penelitian ini yaitu :
1. Bagi Peneliti, dapat menambah pengalaman dalam mengetahui
bimbingan pra nikah.
2. Bagi calon pengantin, dapat dijadikan pedoman dalam bimbingan pra
nikah.
3. Bagi Jurusan, penelitian ini dapat menambah koleksi tentang kajian
bimbingan pra nikah.
4. Bagi Akademik, dapat menambah wawasan, informasi dan pengetahuan
tentang bimbingan pra nikah, khususnya bagi mahasiswa Fakultas
Dakwah.
F. Kerangka Teori
1. Efektifitas
a. Defenisi Efektifitas
Kata efektif berasal dari bahasa inggris effective artinya berhasil,
sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik.9 Konsep efektifitas merupakan
konsep yang luas, mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar
organisasi.10
Efektifitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan.
Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin
efektif organisasi, program, atau kegiatan.11
Efektifitas adalah kemampuan
untuk memilih tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran yang tepat dan
mencapainya. Karena itu efektifitas menunjuk pada kaitan antara output atau
9 Moh. Pabundu Tika, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan,(Jakarta:
Bumi Aksara, 2014), hlm. 129 10
Doni Juni Priansa, Agus Garnida, Manajemen Perkantoran Efektif, Efesien, dan
Profesional,(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 11 11 Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2015), hlm. 86
7
apa yang sudah dicapai atau hasil yang sesungguhnya dicapai dengan tujuan
atau apa yang sudah ditetapkan dalam rencana atau hasil yang diharapkan.
Suatu organisasi dikatakan efektif jika output yang dihasilkan bisa memenuhi
tujuan yang diharapkan.
[D]alam konteks mencapai tujuan, maka efektifitas berarti doing the right
things atau mengerjakan pekerjaan yang benar. Efektifitas menunjuk pada
keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran organisasional, sehingga
efektifitas digambarkan sebagai satu ukuran apakah manajer mengerjakan
pekerjaan yang benar. Efektifitas didefinisikan sebagai sejauh mana
sebuah organisasi mewujudkan tujuan-tujuannya. Keefektifan
organisasional adalah tentang doing everything you know to do and doing
it well.12
b. Pendekatan Pengkuran Efektifitas
Mengukur efektifitas organisasi dapat dilakukan dalam berbagai
pendekatan. Beberapa diantaranya adalah didasarkan pada goal approach,
system resource approach, atau internal processapproach. Disamping itu
dikembangkan pendekatan yang lebih integratif dan diterima secara luas.
Pendekatan tersebut adalah stakeholder approach dan competing-values
approach.13
[D]alam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan sistem (system
approach) untuk mengukur efektifitas organisasi. Pendekatan sistem
didasarkan atas suatu anggapan bahwa organisasi dipandang sebagai
sistem. Satu sistem adalah satu set atau koleksi dari bagian-bagian yang
bergerak saling tergantung dan beroperasi sebagai satu keseluruhan untuk
mencapai tujuan umum. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang
saling berhubungan dan saling bergantung yang diatur sedemikian rupa
sehingga menghasilkan suatu kesatuan. Pendekatan sistem untuk
manajemen menyajikan suatu pendekatan penyelesaian masalah melalui
diagnosa di dalam satu kerangka kerja dari sistem organisasional.14
Menurut Gibson, teori sistem menekankan pada pertahanan elemen
dasar masukan-proses-pengeluaran dan mengadaptasi terhadap lingkungan
yang lebih luas yang menopang organisasi. teori ini menggambarkan
hubungan organisasi terhadap sistem yang lebih besar, dimana organisasi
12
Uber Silalahi, Asas-asas Manajemen, (Bandung: Refika Aditama, 2015) hlm. 416-417 13
Ibid,hlm. 418 14
Ibid, hlm. 101
8
menjadi bagiannya. Konsep organisasi sebagian suatu sistem yang berkaitan
dengan sistem yang lebih besar memperkenalkan pentingnya umpan balik
yang ditujukan sebagai informasi mencerminkan hasil dari suatu tindakan
atau serangkaian tindakan oleh seseorang, kelompok, atau organisasi. teori
sistem juga menekankan pentingnya umpan balik informasi. Inti teori sistem
adalah:
1) Kriteria efektifitas harus mencerminkan siklus masukan-proses keluaran,
bukan keluaran yang sederhana; dan
2) Kriteria efektifitas harus mencerminkan hubungan antara organisasi dan
lingkungan yang lebih besar dimana organisasi itu berada.
Jadi efektifitas organisasi adalah konsep dengan cakupan luas
termasuk sejumlah konsep komponen dan tugan manajerial adalah menjaga
keseimbangan optimal antar komponen dan bagiannya.15
Menurut Robbin, pendekatan sistem menekankan bahwa untuk
meningkatkan kelangsungan hidup organisasi, maka yang perlu diperhatikan
adalah sumber daya manusianya, mempertahankan diri secara internal dan
memperbaiki struktur organisasi dan pemanfaatan teknologi agar dapat
berintegrasi dengan lingkungan yang darinya organisasi tersebut
memerlukan dukungan terus-menerus bagi kelangsungan hidupnya.16
[P]endekatan sistem menjelaskan bahwa organisasi memperoleh masukan
(input), melakukan proses transformasi, dan menghasilkan keluaran
(output). Menurut pendekatan ini, menetapkan keefektifan sebuah
organisasi atas dasar hasil pencapaian tujuan belum sempurna, sehingga
dalam menilai keefektifan organisasi dimulai dari kemampuannya untuk
mendapatkan input, memproses input tersebut, menghasilkan output, dan
mempertahankan stabilitas keseimbangan.17
Input adalah semua jenis sumber daya masukan yang digunakan
dalam suatu proses tertentu untuk menghasilkan output. Input tersebut dapat
berupa bahan baku untuk proses, orang (tenaga, keahlian, ketrampilan),
15
Doni Juni Priansa, Agus Garnida, Manajemen Perkantoran Efektif, Efesien, dan
Profesional,(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 11-12 16
Ibid, hlm. 13 17
Uber Silalahi, Asas-asas Manajemen, (Bandung: Refika Aditama, 2015) hlm. 420
9
infrastruktur (gedung dan peralatan), teknologi (hardware dan software).18
Proses transformasi ialah proses mengubah input menjadi output. Input
berupa sumber-sumber yang diubah menjadi keluaran dan sarana yang
digunakan untuk mengubah. Output adalah barang dan jasa atau hasil akhir
lainnya yang dihasilkan oleh organisasi.19
[D]aft menggambarkan pendekatan sistem sebagai berikut: “the system
resource approach looks at the input side of the transformation process. It
assumes organization must be successful in obtaining resource inputs and
in maintaining the organizational system to be effective. Organization
must obtain scarce and valued resources from other organizations. from a
system view, organizational effectiveness is defined as the ability of the
organization, in either absolute or relative terms, to exploit its
environment in the acquisition of scarce resources” (pendekatan sumber
daya sistem melihat sisi input dari proses transformasi. mengasumsikan
organisasi harus sukses dalam memperoleh input sumber daya dan dalam
menjaga sistem organisasi untuk menjadi efektif. organisasi harus
mendapatkan sumber daya yang langka dan bernilai dari organisasi lain.
dari pandangan sistem, efektifitas organisasi didefinisikan sebagai
kemampuan organisasi, dalam hal baik absolut atau relatif, untuk
mengeksploitasi lingkungannya dalam akuisisi sumber daya yang
langka).20
[S]ementara itu proses transformasi menurut Daft adalah sebagai berikut:
“in the internal process approach, effectiveness is measured as internal
organizational health and efficiency. An effective organization has a
smooth, well-oiled internal process. Employees are happy and satisfied.
Departmental activities mesh with one another toensure high productivity.
This approach does not consider the external environment. the important
element in effectiveness is what the organization does with the resources it
has, as reflected in internal health and efficiency” (dalam pendekatan
proses internal efektifitas diukur sebagai kesehatan organisasi internal dan
efisiensi. organisasi yang efektif memiliki proses internal yang lancar,
sehingga karyawan senang dan puas. kegiatan departemen satu sama lain
berjalan dengan baik untuk memastikan produktivitas yang tinggi.
Pendekatan ini tidak mempertimbangkan lingkungan eksternal. elemen
penting dalam efektifitas adalah kegiatan organisasi dengan sumber daya
18
Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2015), hlm. 98Uber Silalahi, Asas-asas
Manajemen, (Bandung: Refika Aditama, 2015) hlm. 98 19
Uber Silalahi, Asas-asas Manajemen, (Bandung: Refika Aditama, 2015) hlm. 102 20
Ibid, hlm. 420
10
yang dimilikinya, sebagaimana tercermin dalam kesehatan internal dan
efisiensi).21
2. Bimbingan dan Konseling Perkawinan
Menurut Jones Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
individu, untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya dengan baik
agar individu itu dapat memecahkan masalahnya sendiri dan dapat
mengadakan penyesuaian diri dengan baik. Pengertian bimbingan ini seperti
telah disinggung di muka terkandung adanya aktivitas yang sepihak, yaitu
dari yang memberikan bimbingan.
Bimbingan diberikan lebih bersifat tuntunan, bersifat pencegahan agar
mesalah-masalah jangan sampai timbul, sekalipun juga tidak lepas sama
sekali dari segi pemecahan masalah. Sedangkan counseling menurut Blum
dan Balinsky “counseling is the solution to an individuals problem”. Menurut
Jones konseling merupakan salah satu teknik bimbingan karena itu pengertian
bimbingan akan lebih luas dari pengertian konseling.22
Konseling memang merupakan bimbingan, tetapi tidak semua
bimbingan merupakan konseling. Dalam konseling telah adanya masalah
yang akan dipecahkan bersama antara konselor dan klien. Menurut Walgito,
tahun 1980 konseling pada prinsipnya dijalankan secara individual, face to
face antara klien dan konselor.23
Yang melatar belakangi perlunya bimbingan dan konseling
perkawinan yaitu:
a. Masalah perbedaan individu
Setiap individu mempunyai kemampuan unuk berpikir, namun
bagaimana kualitas berpikirnya satu dengan yang lain akan berbeda-beda.
Ada yang dapat memecahkan dengan cepat, tetapi yang lain dengan lambat,
sedangkan yang lain lagi mungkin tidak dapat memecahkan masalah tersebut.
21
Ibid, hlm. 420 22
Prayitno, Erma Amti, Dasar-Dasar Bimbingan & Konseling (Jakarta: Rineka Cipta,
2013) hlm. 99 23
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Perkawinan (Yogyakarta: Penerbit Andi,
2010) hlm. 5-6
11
Bagi individu yang tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya,
maka ia membutuhkan bantuan orang lain untuk ikut memikirkan dan
memecahkan masalah yang dihadapinya, perlu bantuan orang lain atau
bimbingan konseling.
b. Masalah kebutuhan individu
[M]anusia merupakan makhluk hidup yang mempunyai kebutuhan-
kebutuhan tertentu. Kebutuhan merupakan pendorong timbulnya
tingkah laku. Dalam perkawinan kadang-kadang justru sering individu
tidak tahu harus bertindak bagaimana. Dalam hal seperti ini maka
individu yang bersangkutan membutuhkan bimbingan dan konseling
yang berperan membantu mengarahkan ataupun memberikan
pandangan individu yang bersangkutan.24
c. Masalah perkembangan Individu
Individu merupakan makhluk yang berkembang dari masa ke masa.
Akibat dari perkembangan yang ada pada individu akan mengalami
perubahan-perubahan. Kadang-kadang individu mengalami hal-hal yang tidak
mengerti khususnya dalam perkawinan. Akibatnya hal ini menimbulkan
berbagai macam kesulitan, maka dari itu bimbingan dan konseling sangat
diperlukan bantuan untuk pengarahannya.
d. Masalah latar belakang Sosio-Kulturan
[P]erkembangan keadaan menimbulkan banyak perubahan dalam
kehidupan masyarakat, seperti perubahan dalam aspek sosial, politik,
ekonomi, industri, sikap, nilai dan sebagainya. Keadaan akan
mempengaruhi kehidupan perkawinan individu, sehingga berbagai
macam tantangan atau tuntutan terhadap kebutuhan individu. Dengan
kata lain individu membutuhkanbimbingan dan konseling.25
3. Efektifitas Bimbingan Pra Nikah
a. Pengertian Efektifitas Bimbingan
Dari segi etimologi kata efektif yang dipakai diindonesia merupakan
padanan kata dari bahasa inggris yaitu dari kata “effective”. arti dari kata ini
yakni berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Sedangkan
dalam kamus besar bahasa indonesia kata efektifitas mempunyai beberapa
24
Ibid, hlm. 7-8 25
Ibid, hlm. 9
12
pengertian yaitu akibatnya, pengaruh dan kesan, manjur, dapat membawa
hasil. Dalam kamus ilmiah populer efektifitas adalah ketepat gunaan, hasil
guna, menunjang tujuan. Tidak demikian dengan pengertian sesuatu kata
dalam teori-teori tertentu. Kata efektifitas memiliki pengertian yang beragam
bila ditempatkan dalam teori efektitas. Teori bimbingan pra nikah efektifitas
diartikan ukuran keberhasilan mencapai tujuan pernikahan. Suatu pernikahan
dikatakan efektif bila pernikahan itu mecapai tujuan dalam pernikahan
tersebut.
[D]alam hal ini efektifitas sebagai tingkat pencapaian pernikahan dalam
jangka pendek dan jangka panjang. Pernikahan itu efektif bila menerapkan
bimbingan pra nikah dengan mencapai kebahagian dalam rumah tangga
serta memberikan dampak positif bagi keluarga. Menurut pengertian
kamus sebagaiman yang dimaksud diatas artinya selalu sama dari waktu.
Namun efektifitas berasal dari kata efektif yang dalam kamus besar bahsa
indonesia berarti ada efeknya.26
[P]oerwadarminta menjelaskan bahwa efektifitas pencapaian tujuan secara
tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangakaian alternatif
atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.
Maka efektifitas bimbingan pra nikah kepada calon pengantin adalah
pengaruh untuk membekali pengetahuan dan pemahaman tentang
kehidupan rumah tangga sehingga terwujud keluarga sakinah dan terhindar
dari percekcokan yang bisa berakibat perceraian.27
b. Pengertian Pra Nikah
Pra nikah adalah proses awal memasuki jenjang pernikahan dimana
pada masa dini seseorang mulai memantapkan hati untuk menikah,
menentukan visi, misi dan orientasi, hukum pernikahan baik hukum sosial
Negara dan Agama dan aturan-aturan main dalam dunia rumah tangga atau
keluarga kemudian baru menjatuhkan pilihan kepada siapa cinta akan
dikabulkan. 28
Sedangkan kata pra itu yang bermakna “sebelum dan nikah itu
perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan
resmi). Dalam Undang-undang Dasar 1974 No 1 tentang Undang-undang
26
Tim Penyusun Kamus Besar Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 65. 27
Widodo, Kamus Ilmiah Populer (Yogyakarta: Absolut, 2002), hlm. 114. 28
Departemen Agama RI, Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, (Jakarta: Departemen
Agama RI, 2001) hlm. 82
13
perkawinan sebagai berikut: perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga yang bahagia berdasarkan Tuhan Yang Maha Esa.
Perkawinan atau nikahialah “akad ikatan lahir batin diantara seorang
diantara seorang laki-laki dan seorang wanita, yang menjamin halalnya
pergaulan sebagai suami istri dan sahnya hidup berumah tangga, dengan
membentuk keluarga sejahtera. Pernikahan dimasyarakat disebut peristiwa
sangat penting dan religius, karena peristiwa disamping erat kaitannya dengan
pelaksanaan syari‟at agama. Beberapa penulis juga menyimpulkan nikah
sebagai landasan pokok pembentukan keluarga.
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga sakinah, mawaddah,
warahmah. Jadi bimbingan pranikah ini adalah upaya pembimbing dalam
memberikan materi atau bekal kepada calon pengantin sebelum
melaksanakan pernikahan.29
c. Bimbingan Pra Nikah
Bimbingan pra nikah merupakan kegiatan yang diselenggarakan
kepada pihak-pihak yang belum menikah, sehubungan dengan rencana
pernikahannya. Pihak-pihak tersebut datang ke konselor untuk membuat
keputusannya agar lebih mantap dan dapat melakukan penyesuaian di
kemudian hari secara baik.30
Bimbingan pra nikah bertujuan membantu individu mencegah
timbulnya problem-problem yang berkaitan dengan pernikahan, antara lain
dengan jalan:
a. Membantu individu memahami hakikat pernikahan menurut islam.
b. Membantu individu memahami tujua pernikahan menurut islam.
c. Membantu individu memahami persyaratan pernikahan.
29
Valentina Rosa Manihuruk, Persepsi Tentang Konseling Pra Nikah Pada Mahasiswa
Tingkat Akhir, 2012, hlm. 15 30
Arifin, Pelaksanaan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT. Golden Trayon Press, 1998)
hlm. 1
14
d. Membantu individu memahami kesiapan dirinya untuk menjalankan
pernikahan.
e. Membantu individu melaksanakan pernikahan sesuai dengan ketentuan
(syariah) Islam.31
f. Membantu partner pra nikah (klien) untuk mencapai pemahaman yang
lebih baik tentang dirinya, masing-masing pasangan, tuntutan pernikahan
serta individu mempunyai persiapan-persiapan yang lebih matang dalam
menghadapi kehidupan rumah tangga.
g. Meningkatkan kondisi yang baik bagi penyesuaian keluarga sehingga
memperoleh kebahagiaan serta meningkatkan kesadaran tentang
kekuatan dan potensinya masing-masing individu dan mengembangkan
komunikasi yang baik dalam menyelesaikan memecahkan dan mengelola
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan sebaik-baiknya, sehingga
memperoleh kebahagian.32
Konseling pra nikah adalah mempunyai objek yaitu calon pasangan
suami istri dan anggota keluarga calonsuamsi istri. Calon suami istri atau
lebih tepatnya pasangan laki-laki dan perempuan yang dalam perkembangan
hidupnya baik secara fisik maupun psikis sudah siap dan sepakat untuk
menjalin hubungan ke jenjang yang lebih serius (pernikahan). Tujuan dari
bimbingan konseling pra nikah adalah untuk memberikan pemahaman kepada
calon pasangan pengantin dalam menghadapi masalahnya. Teori bimbingan
pra nikah adalah proses pemberian bantuan kepada setiap pasangan yang akan
menikah, sehingga mereka lebih mantap mengambil keputusan untuk
menikah dan menerapkan serta meengamalkan dalam rumah tangga mereka.
4. Problem Pernikahan
a. Pengertian Pernikahan
31
Ainur Rahim Fakih, Bimbingan dan Konseling Islam, ( Yogyakarta: UII Press,
2001),hlm. 84 32
Ibid, hlm. 85
15
Perkawinan atau nikah menurut bahasa ialah berkumpul dan
bercampur. Menurut istilah syarak pula ialah ijab dan qabul („aqad) yang
menghalalkan persetubuhan antara lelaki dan perempuan.Adapun nikah
menurut syari‟at nikah juga berarti akad. Pernikahan adalah sunnah karuniah
yang apabila dilaksanakan akan mendapat pahala tetapi apabila tidak
dilakukan tidak mendapatkan dosa tetapi dimakruhkan karna tidak mengikuti
sunnah rasul. Suatu pernikahan mempunyai tujuan yaitu ingin membangun
keluarga yang sakinah mawaddah warohmah serta ingin mendapatkan
keturunan yang solihah.
Membangun sebuah keluarga yang baru bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah. Ketika dua orang membuat komitmen untuk menikah atau
membangun sebuah keluarga, maka mereka harus siap melakukan
penyesuaian baru dengan pasangannya.33
Dalil alQuran yang membahas tentang hal itu adalah firman-Nya.
Surat An-nisa ayat 3:
3:انساء
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih
dekat kepada tidak berbuat aniaya”An-nisa:334
33
Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, (Jakarta Timur: Pustaka al-Kausar, 2005),hlm.
3-4. 34
Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemahannya, (Bandung Diponegoro, 2008)hlm.
359.
16
[P]ernikahan adalah pondasi masyarakat, lewat pernikahan akan
terbentuk keluarga yang dapat melindungi dan mencurahkan kasih
sayang kepada anak-anak, menghasilkan anggota masyarakat yang baik
dan mengalirkan darah baru ke urat-urat masyarakat sehingga menjadi
lebih segar, kuat, maju dan berkembang. Tidak seorang mengatakan “aku
tidak perlu menikah untuk memuaskan syahwat. Jika kulakukan atas
dasar suka sama suka, aku tidak merugikan siapa pun!” sebab apa yang
kulakukannya itu jelas-jelas merupakan perzinaan. Pernikahan adalah
pelindung individu maupun masyarakat khususnya kaum perempuan.
Islam memotivasi dan menganjurkan pernikahan.35
Dalam pandangan alQuran memberi kesan bahwa dalam pernikahan
islam mempelai pria merupakan pihak wewenang untuk berinisiatif. Dalam
surat Al-baqarah ayat 221-223.
:112-113البقرة
35
Syaikh Fuad Shalih, untukmu Yang Akan Menikah dan Telah Menikah (Jakarta:
Pustaka Al-Kausar,2005)hlm. 30-31.
17
“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari
wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu.dan janganlah kamu
menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)
sebelum mereka beriman.Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik
dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu.mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-
Nya.dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya)
kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. 222. Mereka
bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu
kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diridari wanita di
waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka
suci. apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat
yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri. 223. Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok
tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana
saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu,
dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang
beriman.”Al-Baqarah:221-22336
Jadi wali nikah dari mempelai wanita pun haruslah seorang
pria.Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa seorang wali boleh
menikahkan seorang wanita tanpa persetujuan pribadi dari wanita itu sendiri.
Menurut catatan Muslim, nabi Muhammad mengatakan bahwa persetujuan
pribadi mempelai wanita dan penting demi sahnya pernikahan. Bila mempelai
wanita itu janda harus ada persetujuannya secara jelas. Bila mempelai seorang
perawan, sikap diam sebagai tanda setuju.
Perkawinan dalam ilmu fiqih menggunakan kata nikah yag berasal
dari bahasa arab “nakaha”, “yankihu”,atau “nikahan”yang berarti kawin atau
mengawini. Sedangkan pernikahan nikah dalam ensiklopedia Islam
disebutkan „nikah adalah akad yang mengandung kebolehan melakukan
hubungan suami istri dengan lafal nikah/kawin atau yang semakna dengan itu.
Pernikahan atau pasangan merupakan yang sulit dibendung setelah dewasa.
36
Departemen Agama RI Al-Quran terjemahannya,(Bandung: Diponegoro, 2007)hlm. 76-
78
18
Oleh sebab itu agama mensyariatkan untuk menjalin hubungan antara laki-
laki dan perempuan yang kemudian menuju kearah perkawinan.37
b. Hikmah Pernikahan
Islam mengajarkan dan menganjurkan nikah karena akan berpengaruh
baik bagi pelakunya sendiri, masyarakat ,dan seluruh umat manusia. Adapun
hikmah pernikahan adalah:
1) Nikah adalah jalan alami yang paling baik dan sesuai untukmenyalutkan
dan memuaskan naluri seks dengan kawin badan jadi segar, jiwa jadi
tenang, mata terpelihara dari yang melihat yang haram dan perasaan
tenang menikmati barang yang berharga.
2) Nikah, jalan yang terbaik untuk membuat anak-anak menjadi mulia,
memperbanyak keturunan, melestarikan hidup manusia, serta memelihara
nasib yang oleh islam sangat diperhatikan sekali
3) Naluri kebapakan dan keibuan akan tumbuh saling melengkapi dalam
suasana hidup dengan anak-anak dan akan tumbuh pula perasaan-perasaan
ramah,cinta dan sayang yang merupakan sifat-sifat baik yang
menyempurnakan kemanusiaan seseorang.
4) Menyadari tanggung jawab beristri dan menanggung anak-anak
menimbulkan sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam memperkuat bakat
dan pembawaan seseorang.
5) Pembagian tugas, di mana yang satu mengurusi rumah tangga,sedangkan
yanng lain bekerja diluar, sesuai dengan batas-batas tanggung jawab antara
suami istri dalam menangani tugas-tugasnya.
6) Perkawinan, dapat membuahkan .diantaranya tali kekeluargaan,
memperteguh kelanggengan rasa cinta antara keluarga, dan memperkuat
hubungan masyarakat, yang memang oleh islam direstui,ditopang dan
ditunjang. Karena masyarakat yang saling menunjang lagi saling
menyayangi merupakan masyarakat yang kuat lagi bahagia.38
37
Effi Setiawan, Nikah Sirri Tersesat di Jalan Yang Benar?, (Bandung: Kepustakaan Eja
Insani, 2005), hlm.14 38
Thami, Sohari, Sahrani, Fikih Munakahat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo PErseda,
2009)hlm. 19-20
19
Kedua pasangan adalah untuk memenuhi kebutuhan biologis yang
mendasar untuk berkembang biak.
Anak-anak merupakan pernyataan dari rasa keibuan dan
kebapakan.Islam memperhatikan tersedianya lingkungan yang sangat sehat
dan nyaman untuk membesarkan anak keturunan. Melahirkan anak dan
mengabaikannya merupakan suatu jenis kejahatan/kriminal terhadap kedua
orang tuanya.Anak yang kehilangan kasih sayang orangnya tuanya, bila dia
tidak memperoleh pendidikan yang islami.
Hikmah dalam pernikahan melahirkan keturunan yang Islami dan
pada kelak bertanggung jawab melindungi dan membatu orang tuanya bila
mereka memerlukannya sedemikian rupa pada senja usia mereka. Baik orang
tua maupun anak saling mewarisi dari satu kepada lainnya berdasarkan
penjelasan hukum yang terperinci tentang warisan yang telah diterangkan
dalam Al-quran. Memperkuat konsep keluarga sangat menentukan peranan
laki-laki dan perempuan sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
berbuat kemampuan demi menghasilkan keluarga yang sakinah dan menjadi
pemimpin keluarga yang bertanggung jawab.
Sedangkan perempuan menciptakan suasana yang penuh kasih sayang
dalam rumah tangganya. Selain itu perkawinan merupakan jalan terbaik untuk
kedua pasangan guna untuk melestarikan keluarga. Disamping itu, supaya
manusia hidup berpasangan menjadi suami istri membangun rumah tangga
yang damai dan tentram. Sedangkan kebiasaan arab, apabila mereka
menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka
mengucapkan nama allah seperti: As aluka billah artinya saya bertanya atau
meminta kepadamu dengan nama Allah haruslah diadakan ikatan pertalian
yang kokoh dan tidak mudah putus dan diputuskan. Ikatan itu ialah ikatan
akad nikah. Bila nikah telah dilangsungkan maka mereka telah berjanji dan
setia akan membangun satu rumah tangga yang damai dan teratur, akan
sehidup semati, sehingga mereka menjadi satu keluarga.
Adapun hikmah-hikmah yang diantaranya:
20
1) Nikah merupakan jalan terbaik untuk menciptakan anak-anak menjadserta
memelihari mulia. Melestarikan hidup manusia serta memelihara nasab
yang oleh Islam sangat diperhatikan.
2) Naluri kebapakan dan keibuan akan tumbuh saling melengkapi dalam
suasana hidup dengan anak-anak dan akan tumbuh pula perasan-perasaan
ramah, cinta dan sayang yang merupakan sifat-sifat yang
menyempurnakan kemanusiaan seseorang.
3) Kemasyarakatan yang saling menunjang lagi saling menyayangi akan
terbentuknya masyarakat yang kuat dan bahagia.
4) Persiapan lahir batin dalam upaya pemilihan jodoh sebelum memasuki
gerbang pernikahan, lebih dahulu hendaklah saling kenal mengenal antar
calon istri dan calon suami. Perkawinan adalah masalah yang penting dan
amat menentukan. Harmonis tidaknya perkawinan akan berpengaruh pada
kehidupan yang akan datang. Perkawinan harmonis memberikan
kesenangan dan ketentraman dalam kehidupan.39
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah akan menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu fenomena social dan
masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang yang diamati dan perilaku yang diamati.Penelitian ini sering disebut
metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang alamiah (natural setting) dan bersifat penemuan.
[D]alam penelitian kualitatif, peneliti harus memiliki bekal teori dan
wawasan secara langsung terhadap responden, menganalisi sobyek yang
diteliti agar lebih jelas. Dalam melakukan penelitian, penulis terlebih
dahulu menentukan subjek dan objek penelitian.Subjek penelitian adalah
“sumber masalah data yang akan diteliti sedangkan objek penelitian
adalah informasi yang dikumpulkan dari kesepakatan yang terdiri atas
39
Abd Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, (Jakarta:Kencana, 2006), hlm. 69-72
21
tempat, pelaku, dan aktivitas. 40
Yang menjadi objek penelitian ini adalah
Efektifitas Bimbingan Pra Nikah di Kantor Urusan Agama Kec. Batang
Masumai.
2. Setting dan Subjek Penulisan
a. Setting Penelitian
Setting penelitian ini adalah Kantor Urusan Agama Kec. Batang
Masusai, pilihan setting ini didasarkan untuk melihat bagaimana efektifitas
bimbingan pra nikah calon pengantin sebagai upaya dalam mewujudkan
keluarga sakinah.
b. Subjek penelitian
1) Calon pengantin
2) Penyuluh agama
3. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek
penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan teknik pengambilan data langsung
pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Sumber data primer ini
diperoleh dari calon pengantin.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh lewat orang lain, atau
tidak lansung diperoleh dari subjek penelitian. Sumber data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari Kepala KUA Kec.Batang Masumai. Dalam
penelitian ini juga diperoleh dari pendukung data primer, meliputi buku-buku
dan dokumen.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa pateknik.
a. Obsevasi
40
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung:Alfabeta, 2013), hlm. 9.
22
Observasi adalah perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala
atau sesuatu, dengan maksud menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor
penyebabnya, dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya. Metode
observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan
pengindraan.41
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini, dengan cara
pengambilan data melalui pengamatan langsung di lapangan, serta dilakukan
pencatatan informasi yang diperoleh.42
Merupakan dokumen catatan peristiwa yang sudah berlalu berbentuk
tulisan, gambar, ataukarya-karya monumental dariseseorang.
b. Wawancara
Wawancara mendalam bertujuan untuk saling menyelami
pandangan/pikiran tentang sesuatu yang menjadi objek penelitian. Orang
yang diteliti juga berhak tahu si peneliti dengan seluruh jati dirinya,
mengetahui untuk apa tujuan penelitian, mengetahui kegunaan penelitian.
Setelah orang yang diteliti mempercayai peneliti, kemungkinan data yang
diperoleh peneliti akan semakin lengkap.43
c. Dokumentasi
Merupakan dokumen catatan peristiwa yang sudah berlalu berbentuk
tulisan, gambar, ataukarya-karya monumental dariseseorang.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian ini mengikuti model analisa Miles dan
Huberman, yaitu: Data Reduction (Redaksi Data) adalah data yang diperoleh
dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Untuk itu maka perlu dicatat secara
teliti dan rinci. Semakin lama peneliti kelapangan, maka jumlah data akan
semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan
analisis data melalui reduksi data.
41
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014) hlm. 118 42
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D, (Bandung: Alfabeta,
2016)hlm. 227 43
Muh. Fitrah dan Luthfiyah, “Metodologi Penelitian (Penelitian Kualitatif, Tindak
Kelas, dan Studi Kasus”, (Jawa Barat: CV Jejak, 2017), 30.
23
Data display (penyajian data) adalah mendisplaykan data yang dapat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori.
Yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif. Mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami penulis.
Conclusion Drawing (verification) adalah penarikan kesimpulan
danvertifikasi.44
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
semenntara, danakan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
H. Pemeriksaan Keabsahan Data
Uji keabsahan data pada penelitian ini yaitu dengan teknik triangulasi
yaitu pemeriksaan data dengan sesuatu di luar data sebagai pembanding
terhadap data tersebut.45
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
triangulasi sumber dan teknik. Triangulasi sumber yaitu membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
berbagai sumber, yaitu: penyuluh agama, calon pengantin, Kepala KUA kec.
Batang Masumai. Triangulasi teknik yaitu menguji keabsahan data yang
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, kemudian
dicek dengan observasi, dokumentasi. Bila dengan tiga teknik tersebut
menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih
lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain untuk
44
Ibid. hlm. 32 45
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Posdakarya,
2013)hlm. 330
24
memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semua data benar
karena sudut pandang yang berbeda-beda.46
I. Studi Relevan
Penelitian ini sebelumya sudah diteiliti oleh Evita Sari Nasution
dengan judul Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Pasangan Pra Nikah di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu
Selatan.47
Cara pembinaan keluarga sakinah di KUA Kecamatan Sungai
Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan yang dibina ada keluarga sakinah I,
II, III dan keluarga sakinah plus, yang dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai
dengan kondisi masing-masing. Hambatan yang dihadapi yaitu pasangan pra
nikah yang melakukan kawin lari sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan
pembinaan. Letak geografi kecamatan sungai kanan lokasi pedesaan
tarnsportasinya susah.
Skripsi Hamsah (2011) dengan judul “Metode Konseling Dalam
Pembentukan Keluarga Sakinah di Desa Tubo Selatan Kec. Tubo Sendana
Kab. Majene” Skripsi ini membahas metode bimbingan dan penyuluhan Islam
kepada pasangan pra nikah di Kec. Tubo Sendana hanya dengan menggunakan
tiga metode, yaitu metode individual (percakapan pribadi), metode kelompok
(ceramah) dan memberikan majalah. persamaannya tentang keluarga sakinah
sedangkan perbedaannya metode yang di gunakan berbeda.48
Skripsi Hasbi (2011) dengan judul “Peranan Konselor Dalam
Pembinaan Keluarga Sakinah di Desa Balassuka Kecamatan Tombolo Pao
Kabupaten Gowa” Persamaannya yaitu membina keluarga dan memberikan
bimbingan agar dapat tercipta keluarga yang sakinah sedangkan
perbedaannya yaitu judul peneliti lebih mengarah pada Efektifitas
manajemen bimbingan pra nikah BP4.49
46
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2014) hlm,. 265 47
Evita Sari Nasution. “Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Pasangan Pra Nikah di Kantor
KUA Kec. Sungai kanan”. Skripsi (Fakultas Dakwah. 2014) 48
Hamsah, “Metode Konseling dalam Pembentukan Keluarga Sakinah di DesaTubo
Selatan Kec. Tubo Sendana. 2011. 49
Hasbi, “Peranan Konselor Dalam Pembinaan Keluarga Sakinah di Desa Balassuka
Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. 2011.
25
Dalam penelitian ini penulis membahas tentang Efektifitas Bimbingan
Pra Nikah calon pengantin sebagai upaya dalam mewujudkan keluarga
sakinah di Kantor Urusan Agama kec. Batang Masumai. Penelitian ini juga
membahas tentang bagaimana efektifitas bimbingan pra nikah dalam
membina hubungan suami istri kemudian untuk mengetahui apa saja realitas
dalam pernikahan, dan prosedur bimbingan.
26
26
BAB II
GAMBARAN UMUM KUA KEC. BATANG MASUMAI
A. Profil KUA Kec. Batang Masumai
Kementerian Agama sebagai sub sistim pemerintah Republik
Indonesia mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pemerintahan di
bidang agama. Seiring dengan perkembangan tuntutan pelayanan kepada
masyarakat yang semakin kompleks, pada saat ini kehidupan masyarakat
memasuki tatanan yang tumbuh dan berkembang dalam atmosfir semangat
reformasi, demokratisasi dan transparansi khususnya terhadap kebijakan
pemerintah.
Sifat dan tugas Kementerian Agama lebih banyak dititik beratkan
pada bimbingan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang keagamaan.
Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pelayanan tersebut diperlukan
pelayanan prima yang meliputi konsensus, sederhana, kongkrit, mudah
diukur, terbuka, terjangkau, dapat dipertanggung jawabkan, mempunyai batas
waktu pencapaian dan berkesinambungan.
KUA Kecamatan merupakan unit pelayanan terdepan dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi dari Kementerian Agama. Karena itu, KUA
Kecamatan juga harus mengimplementasikan pelaksanaan pelayanan prima di
bidang Nikah dan Rujuk serta kegiatan keagamaan kepada masyarakat.50
Pernikahan merupakan suatu perbuatan yang sakral, yang dalam
istilah agama disebut “Mitsaqan Ghalizha” yaitu suatu perjanjian yang sangat
kokoh dan luhur, yang ditandai dengan pelaksanaan shighat ijab dan qabul
antara wali nikah dengan mempelai pria, dengan tujuan untuk membentuk
suatu rumah tangga yang bahagia, sejahtera dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Peristiwa pernikahan tersebut oleh masyarakat disebut sebagai
peristiwa yang sangat penting dan religius, karena peristiwa nikah disamping
erat kaitannya dengan pelaksanaan syari‟at agama, juga dari pernikahan inilah
50
Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, Buku Rencana Induk
Kantor Urusan Agama (KUA) dan Pengembangannya, (Jakarta:2002), hlm.10
27
akan terbentuk suatu rumah tangga atau keluarga sehat, sejahtera dan
bertaqwa, yang menjadi landasan terbentuknya masyarakat dan bangsa
Indonesia yang religius sosialistis.
Dalam membentuk rumah tangga yang bertaqwa, tentu pasangan
suami isteri hendaklah dibekali dengan ilmu-ilmu agama (Islam), terutama
masalah yang menyangkut dengan Rukun Islam itu sendiri. Dalam arti kata
menikah itu bukanlah atas dorongan hawa nafsu belaka. Sebab menikah
karena nafsu syahwat, lebih baik daripada ibadat-ibadat sunnah. Karena
dengan pernikahan akan diperoleh banyak kemaslahatan dan dampak positif
(secara pribadi maupun masyarakat).
Untuk itu perlu ditanam nilai-nilai agama, baik itu hubungan dengan
Allah maupun dengan sesama manusia. Hubungan dengan Allah tidak
terlepas yang namanya ibadah yang tercermin dalam rukun Islam.
Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Batang Masumai
merupakan salah satu bagian dari subsistem pemerintahan di Kabupaten
Merangin sekaligus sebagai ujung tombak Kementerian Agama yang
berfungsi sebagai pelayanan masyarakat tingkat kecamatan dalam urusan
keagamaan.
Dalam upaya peningkatan kualitas spritual keagamaan sebagai bagian
yang tak terpisahkan dari proses otonomisasi daerah, untuk pembentukan dan
pembinaan kehidupan keagamaan di tengah masyarakat, dengan kualitas
keagamaan yang baik diharapkan akan lahir individu-individu yang bermoral
yang pada gilirannya akan terwujud masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-
nilai agama dalam bermasyarakat.
Untuk itu KUA Kecamatan Batang Masumai merasa memiliki
tanggungjawab yang besar untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera,
baik dari aspek materil maupun spritualnya.
28
Gambar 2.1: KUA Batang Masumai
B. Visi dan Misi
Visi KUA Kecamatan Batang Masumai yaitu “Terwujudnya Kualitas
Pelayanan Terhadap Masyarakat Dengan Cepat, Tepat, Dan Terkendali
Sesuai Dengan Ketentuan Agama, Undang - Undang Dan Peraturan
Pemerintah”.
Misi KUA Kecamatan Batang Masumai :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat secara umum
dalam pelaksanaan tugas sehari - hari.
b. Membagi dan memberikan tugas – tugas kepada masing – masing staf
kantor urusan agama sesuai bidangnya.
c. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung untuk kelancaran
pelaksanaan tugas secara maksimal.
29
d. Mengupayakan pelaksanaan akad nikah di luar balai nikah tepat
waktu.
e. Memberikan bimbingan / bp4 kepada calon pengantin minimal 3 hari
sebelum pelaksanaan akad nikah.
f. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi kua
kecamatan seperti; Haji dan Umrah, hisab dan rukyat, gemar mengaji
dan gemar halal.
g. Mengadakan bimbingan terhadap anggota PAI-Non PNS dan pegawai
syarak.
h. Menciptakan suasana bekerja yang nyaman, aman dan terkendali.
Gambar 2. 2: Visi dan Misi KUA Kec. Batang Masumai
Dari Visi dan Misi itu maka dirumuskanlah tujuan dan sasaran sesuai
dengan undang-undang yang telah dibentuk.
Kemudian Kua Kecamatan Batang Masumai mempunyai Motto.
Motto: “Kerja Ikhlas, Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas Dan
Melayani”
30
Gambar 2. 3: Motto KUA Kec. Batang Masumai
C. Struktur Organisasi.
Dalam hal pembentukan struktur organisasi disesuaikan dengan
kebutuhan yang ada pada KUA Kecamatan Batang Masumai , yang terdiri
dari; Satu orang kepala dan 3 orang pegawai yang meliputi: Penyuluha
Agama Islam Fungsional, Doktik/Pencatat Nikah, Jidzawaib,
Binwin/Keluarga Sakinah, Tujuh orang Penyuluh Agama Islam Non PNS dan
Satu orang Pramu Kantor serta satu orang Operator Simkah.
31
31
Gambar 2.4: Struktur Organisasi Kua Kecamatan Batang Masumai Tahun 2020
KEPALA
Drs. H. BUSTAMIN, M. Pd.I
Nip. 196710161994031001
KELOMPOK JABATAN FUNSIONAL TERTENTU
TATA USAHA DAN RT
PENYULUH
PENGHULU
PRAMU BAHKTI/HONORER H. ISKANDAR, S. Ag
FITA FITRIA, SE
NIP. 196701252003021001
ADITYA RIFKI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL UMUM
DOKTIK, SIMBI & BIMBINGAN KS
KEMASJIDAN, ZAKAT DAN WAKAF
HISAB RUKYAT DAN BINSYAR
BIMBINGAN PAI, HAJI DAN UMROH
Hj. SRI MULYATI
H. TAMSIR
H. TAMSIR
H. ISKANDAR, S. Ag
NIP. 197402281998062001
NIP. 196507022014111002
NIP. 196507022014111002
NIP. 196701252003021001
PAI NON PNS DAN DESA BINAANNYA
ZAFRIL PANDRY, BA
ARDI, S.HI
SYOFYAN HADI, S. Sy
ASMADI,I, S. Sy
SALAM BUKU
TITIAN GTERAS & TAMBANG BESI
NIBUNG & KEDERASAN PANJANG
PELANGKI & LUBUK GAUNG
RAUZI
TABRI B
ABDUL KARIM, SH
RANTAU ALAI
PULAU BARU
PULAU LAYANG
32
32
D. Basis Sosial Kua Kecamatan Batang Masumai
KUA Kecamatan Batang Masumai terletak di Desa Desa Pelangki
dengan wilayah kerja meliputi 10 desa yang mayoritas penduduknya
memeluk agama Islam.
Lokasi Kantor yang berada di komplek perkantoran Kecamatan
Batang Masumai Kabupaten Merangin (Desa Pelangki), memiliki arti
strategis selain mudah dijangkau oleh masyarakat di sekitar juga lebih mudah
mengoptimalkan peran dan fungsi KUA di masyarakat.
[D]alam hal mengadakan pesta Perkawinan Masyarakat Kecamatan
Batang Masumai tidak tertarik memilih Gedung/Hotel sebagai Lokasi
Pernikahan akan tetapi masyarakat Kecamatan Batang Masumai lebih
memilih dengan memanfaatkan Rumah sendiri, Balai Nikah/Kantor KUA,
Masjid dan Musholla. Memang ini bukan satu-satunya indikator untuk
mengukur tingkat kemampuan ekonomi kelompok masyarakat, tetapi
adalah karena Fanatik masyarakat terhadap Agama serta Adat Istiadat
yang berlaku yang menjadi pedoman, sehingga palaksanaan Pernikahan
selalu disesuaikan dengan Adat istiada Tali undang Tambang Teliti yang
mengedepankan kesederhanaan51.
E. SARANA DAN PRASARANA KANTOR URUSAN AGAMA
I. NAMA LEMBAGA
1. Satker / Unit : Kantor Urusan Agama
2. Kecamatan : Batang Masumai
3. Kabupaten / Kota : Merangin
4. Provinsi : Jambi
5. Alamat : Jl. Dubalang Gayo Desa Pelangki
Kec. Batang Masumai
II. GEDUNG KANTOR
A. 1. Luas Bangunan I : 10 X 11 M
2. Tahun Pembangunan : 2012
3. Kondisi Gedung : Baik
4. Listrik : Ada
5. Air : Ada ( PDAM )
6. Telephon : Tidak ada
B. 1. Luas Bangunan II : 10 X 10 M X 2 Lantai
2. Tahun Pembangunan : 2016
3. Kondisi Gedung : Baik
4. Listrik : Belum Ada
51
Wawancara bapak Drs. H. Bustamin, M. Pd. I. Ka. KUA Kec, Batang Masumai
14/07/2020
33
5. Air : Ada ( PDAM )
6. Telephon : Tidak ada
III. PRASARANA LINGKUNGAN
1. Pagar Kantor : Tidak Ada
2. Luas Tanah : 17 X 40 ( 680 M )
3. Status Tanah : Tanah Hibah
4. Sertifikat Tanah : Sudah
5. Nomor Sertifikat : -
IV. KENDARAAN OPERASIONAL
1. Kendaraan Roda Dua : Ada
2. Pemakai Kendaraan : PAIF
3. Keadaan : Baik
Baik : 1
Rusak : -
V. PERALATAN KANTOR
1. Laptop : Jumlah 1 buah
2. Komputer : Jumlah 1 buah
3. Printer : Jumlah 2 buah
4. PLQ : Jumlah 1 buah
5. Meja Kerja : Jumlah 10 buah
6. Kursi Kerja : Jumlah 10 buah
7. Kursi Rapat : Jumlah 35 buah
8. Almari Arsip : Jumlah 5 buah
9. Brangkas : Jumlah 1 buah
10. Piling Kabinet : Jumlah 1 buah
11. Meja Penganten : Jumlah 2 buah
12. Kursi Catin : Jumlah 2 buah
13. Kipas Angin : 4 buah
14. Air Condesioner ( AC ) : -
15. Kursi Tamu : Jumlah 1 set
VI. PEGAWAI
1. Jumlah pegawai : 13 Orang
2. Pegawai Negeri Sipil : 4 Orang
3. Penyuluh Non PNS : 7 Orang
4. Penghulu : - Orang
5. Penyuluh PNS : 1 Orang
6. Pencatat Nikah / Rujuk : - Orang
7. Pengawas : - Orang
8. Pramu kantor : 1 Orang
9. Operator Simkah : 1 Orang
34
VII. WILAYAH KERJA
1. Luas wilayah : 196.47 Km2
2. Jumlah Penduduk : 11.619
3. Agama :
Islam : 11.529
Buhda : 4
Protestan : 62
Katolik : 34
Khonghucu : -
Hindu : -
4. Jumlah Kelurahan : -
5. Jumlah Desa : 10 Desa
6. Jarak dari Kecamatan ke
Kabupaten / Kota : 10 Km 20 Menit
7. Jarak dari Kecamatan Ke
Desa / Kelurahan : Desa Pelangki 0 Km, Desa Nibung
1 Km, Desa Tambang Besi 1,5 Km, Desa Titian Teras 2 Km, Desa
Salam Buku 4 Km, Desa Rantau Alai 3 Km, Desa Kederasan
Panjang 4 Km, Desa Pulau Baru 5 Km, Desa Pulau Layang 7 Km.
8. Sarana Ibadah :
Masjid : 15
Musholla/ Langgar : 25
Gereja : 1
VIII. PERISTIWA NIKAH
1. Tahun 2018 : 74 Peristiwa Nikah
2. Tahun 2019 : 101 Peristiwa Nikah
3. Tahun 2020 (s.d Juli 2020) : 47 Peristiwa Nikah52
F. Rencana Program Kerja
Dalam pelaksanaan tugas KUA Kecamatan Batang Masumai
berdasarkan Kepres Nomor 45 Tahun 1974, bahwa Kantor Urusan Agama
yang merupakan perpanjangan Kementerian Agama melaksanakan Tugas
Pokok yakni melaksanakan sebagian tugas umum pemerintah dan
pembanguna di bidang agama. Tugas tersebut disusun dalam bentuk program
kerja jangka pendek dan jangka panjang yang dijabarkan dalam bentuk
pelayanan bimbingan dan pembinaan kepada masyarakat di bidang
keagamaan.
52
Profil KUA Kec. Batang Masumai tahun 2020
35
Dalam pelaksanaan tugas pada KUA Kecamatan Batang Masumai
selalu berpegang pada prinsip kerja sama dalam menyelesaikan suatu tugas
yang dianggap berat dan mendesak, agar mengedepankan visi dan misi untuk
mencapai tujuan yang akan dilakukan.
Dalam hal yang bersifat umum hingga program dan kegiatan yang
bersifat khusus dirinci dalam bentuk pembagian tugas masing-masing bidang
yang telah ditentukan sesuai Surat Keputusan Kepala KUA.
Secara umum Program-program Kerja KUA Kecamatan Batang
Masumai adalah sebagai berikut.
1. Pembinaan Umat
Fokus utama Program KUA Kecamatan Batang Masumai adalah
memberikan pemahaman terhadap umat tentang pelaksanaan kerukunan antar
umat beragama dalam kehidupan sehari-hari, karena KUA Kecamatan Batang
Masumai walau mayoritas Islam, akan tetapi masih ada penduduknya yang
beragama lain, yang tidak menutup kemungkinan akan terjadi kecemburuan
sosial dari pemeluk agama yang berbeda. Berangkat dari hal tersebut, Kepala
KUA Kecamatan Batang Masumai setiap tahunnya melaksanakan
pembinaan-pembinaan dan orientasi kerukunan antar umat beragama dengan
mendatangkan semua tokoh-tokoh agama, dengan tujuan agar mereka lebih
menyadari dan mengerti posisinya sehingga mereka semakin mantap dalam
beragama dan melaksanakan ibadah sesuai agamanya masing-masing.53
Dalam hal menjalankan kegiatan Ibadah menurut Agama Islam
khususnya kami selalu memberi penyuluhan-penyuluhan tentang kebenaran
Agama Islam secara umum dengan tokoh-tokoh Agama dalam Wilayah KUA
Kecamatan Batang Masumai.
53
Profil KUA Kec. Batang Masumai tahun 2020
36
Tabel 2.1:Data penduduk menurut pemeluk agama
NO DESA ISLAM
KRISTEN
PROTESTAN
KRISTEN
KATOLIK BUDHA HINDU KONGHUCU JUMLAH
1 SALAMBUKU 1.960 62 24 4 - - 2.050
2 TITIAN
TERAS 1.200
- - - - - 1.200
3 TAMBANG
BESI 835
- - - - - 835
4 NIBUNG 680 - - - - - 680
5 PELANGKI 1.005 - - - - - 1.005
6 LUBUK
GAUNG 1.250
- - - - - 1.250
7 RANTAU
ALAI 2.067
- - - - - 2.067
8 KDR.
PANJANG 561
- - - - - 561
9 PULAU BARU 1.057 - - - - - 1.057
10 PULAU
LAYANG 914
- - - - - 914
JUMLAH 11.529 62 24 4 11.619
Sumber : Profil KUA Kec. Batang Masumai tahun 2020
2. Pelayanan Kepenghuluan
Pelayanan perkawinan dalam Kecamatan Batang Masumai saat ini
sudah efektif dalam arti bahwa pelayanan pelaksanaan nikah baik proses
administrasi maupun pelaksanaan di lapangan lebih dipercepat dan
dipermudah sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan misalnya;
pemberian surat nikah diberikan langsung ketika selesai acara ijab qabul,
sehingga yang bersangkutan tidak perlu lagi datang ke Kantor Urusan Agama
untuk mengurus atau menjemput buku nikah.
Dalam bidang pelayanan perkawinan tidak hanya menyangkut
pencatatan akta nikah, namun yang tidak kalah penting adalah upaya
penasehatan, pembinaan dan pelestarian perkawinan selalu diberikan kepada
setiap calon pengantin, dengan memberikan bahan/soal scerening kepada
calon suami isteri dapat memahami hak dan kewajibannya masing-masing
37
untuk terciptanya sebuah keluarga yang rukun, bahagia, sejahtera dan
keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.
Upaya pembinaan tersebut dilakukan melalui penasehatan perkawinan
sebelum akad nikah, baik yang dilaksanakan di KUA maupun di luar KUA
oleh Ka. KUA / penghulu, PAI NON PNS dan juga oleh Kepala Desa dan
Lembaga Adat Desa, sehingga semua pihak yang terkait dalam peristiwa
pernikahan tersebut secara otomatis tergabung di dalamnya terutama sekali
keluarga besar kedua belah pihak mempelai.
Dari hasil tersebut jelas bahwa titik keberhasilana pembinaan terhadap
Catin, hal ini terlihat dari tabel berikut, yang menggambarkan jumlah
perkawinan dan perceraian dalam masa dua tahun belakangan.54
54
Profil KUA Kec. Batang Masumai tahun 2020
38
TABEL 2.2: DATA NIKAH, TALAQ, CERAI DAN RUJUK TAHUN 201955
Dari tabel diatas dapat dilihat data nikah, talaq, cerai, dan rujuk tahun 2019 yang mana tingkat pernikahan terbanyak dalam
tahun 2019 adalah desa Rantau Alai, dan jumlah tertinggi perceraian sebanyak 2 perceraian di 3 desa yaitu, desa Titian teras, desa
Nibung, dan desa Rantau Alai.
55
Laporan Tahunan KUA kec. Batang Masumai
39
TABEL 2.3: DATA NIKAH, TALAQ, CERAI DAN RUJUK SAMPAI BULAN JULI TAHUN 202056
Dari tabel diatas dapat dilihat data nikah, talaq, cerai, dan rujuk tahun 2020 yang mana tingkat pernikahan selama bulan
Januari sampai Juni berjumlah 48 pernikahan, dan tingkat perceraianterjadi sebanyak 1 perceraian di desa Nibung pada bulan Januari.
56
Laporan Tahunan KUA Kec. Batang Masumai
3. Pelayanan Pernikahan
Pelayanan dan pelaksanaan Akad Nikah dapat dilaksanakan di Kantor
Urusan Agama Kecamatan Batang Masumai , Masjid, Musholla dan di rumah
Calon Penganten.57
a. Kantor/Balai Nikah
Untuk pelaksanaan Nikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Batang Masumai tidak dibebankan biaya pencatatan sesuai dengan PP no. 48
tahun 2014. Pernikahan yang dilaksanakan baik berwali Nasab maupun yang
berwali Hakim. Khusus pelaksanaan Nikah yang berwali Hakim Kepala KUA
Kecamatan langsung memberikan BP4/Nasehat Perkawinan kepada Calon
Pengantin sekaligus memeriksa Status Wali yang sesungguhnya, apa yang
menyebabkan mereka berwali Hakim dengan memberikan Blanko Pernyataan
bahwa Calon Penganten benar-benar tidak ada Wali, Putus wali, Ab‟ad dan
Ghoib, di atas Materai 6000 yang diketahui oleh Kepala Desa/Lurah
setempat.
b. Pelaksanaan Pernikahan di luar Kantor/Balai Nikah
Pelaksanaan di luar Kantor/Balai Nikah untuk Wilayah Jangkauan
KUA Kecamatan Batang Masumai dan Penghulu yang ada sesuai waktu
pelaksanaan yang telah disepakati sepuluh hari jam kerja sebelum nikah, atau
menggunakan rekomendasi Camat jika dilaksankan kurang dari waktu
tersebut. Dalam hal biaya pencatatan dikenakan sesuai dengan ketentuan PP
No. 48 tahun 2014.
c. Pendaftaran Pernikahan
Dalam proses pendaftaran pernikahan KUA Batang Masumai telah
menggunakan Simkah Web, dan penyetoran biaya dengan menggunakan jasa
Bank dan Pos terdekat.
57
Profil KUA Kec. Batang Masumai Tahun 2020
4. Sertifikasi Tanah Wakaf.
Tanah wakaf dalam Kecamatan Batang Masumai saat ini terdiri
beberapa lokasi dari 10 Desa. Baik tanah wakaf yang telah bersertifikat, Ber
AIW, maupun belum ber-AIW sebanyak 22 Persil.58
Hal-hal yang menjadi kendala dalam pengurusan sertifikasi tanah
wakaf sementara ini tidak ditemukan, karena tanah yang diwakafkan
digunakan untuk pembangunan rumah ibadah dan lokasi pemakaman umum.
Akan tetapi hanya tergantung kepada pengurus/nadzir tanah wakaf itu sendiri.
5. Kemasjidan
Masjid merupakan sentral kegiatan keagamaan bagi umat Islam,
terutama dalam dalam hal peribadatan di Kecamatan Batang Masumai,
apalagi mayoritas penduduk di Kecamatan Batang Masumai beragama Islam.
Berangkat dari hal tesebut, KUA Kecamatan Batang Masumai
mengupayakan agar pengelolaan masjid dilakukan secara profesional baik
dari segi pelaksanaan peribadatan, tata administrasi, maupun segi pengelolaan
fisik dan kebersihan masjid.
Selain itu, KUA Kecamatan Batang Masumai juga melakukan
Upaya Pemberdayaan Pengurus Masjid, baik itu Pegawai Syara‟ maupun
Panitia Pembangunan Masjid, agar aparatur masjid dapat mengelola
administrasi, memakmurkan dan pemeliharaan serta kebersihan masjid dalam
upaya meningkatkan fungsi dan peranan pengurus masjid untuk menuju
masjid yang paripurna.
6. Pemberdayaan Zakat dan Ibadah Sosial
Zakat adalah merupakan salah ibadah yang berdimensi sosial yang
harus dimasyarakatkan sehingga setiap muzakki (wajib zakat) dapat
terpanggil untuk melaksanakan kewajibannya secara rutin setiap tahun atau
jika cukup haulnya. Untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat
58
Profil KUA Kec. Batang Masumai
mengenai kewajiban zakat dalam Kecamatan Batang Masumai pada setiap
desa telah ditugaskan Penyuluh Agama Islam Non PNS yang tugasnya
bersifat memberi pandangan dan himbauan serta petunjuk tentang zakat
kepada masyarakat secara umum. Namun dalam pengelolaan zakat di KUA
saat ini belum berjalan secara optimal sesuai dengan yang diharapkan, karena
Unit Pengumpulan Zakat Kecamatan sebagai motivator sedangkan
pengumpulannya masih melalui Bazdnas Kabupaten.59
Dalam rangka Pengumpulan zakat, selama ini yang berjalan hanya
pada bulan ramadhan, baik itu pengumpulan zakat mal maupun zakat fitrah.
Kemudian pada bidang sosial, masyarakat Batang Masumai yang
dimotifator juga oleh Ka. KUA Batang Masumai beserta PAI Non PNS, sifat
kegotongroyongan masih berjalan baik. Ini terbukti jika ada salah satu warga
yang akan melakukan syukuran/walimatul „urus, semua persiapkan
dikerjakan secara bergotongroyong.
Begitu pula halnya dalam pembangunan rumah ibadah, tidak
semata-mata mengandalkan upah dalam pengerjaannya.
7. Pembinaan dan Penyuluhan
Dalam rangka pembinaan terhadap Majelis Taklim dan Sekolah
yang ada di Kecamatan Batang Masumai, Kepala KUA Kecamatan Batang
Masumai bersama Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) dan Penyuluh
Agama Islam (PAI) Non PNS, telah menyusun jadwal kegiatan dalam satu
tahun berjalan.
Adapun bentuk pembinaan dan penyuluhan yang disampaikan
dalam bentuk Tim Kerja Penyuluh yang terdiri atas beberapa bidang garapan
kegiatan penyuluhan antara lain : Buta Aksara Al-Qur‟an, Zakat dan Wakaf,
Keluarga Sakinah, Narkoba, Aliran Sempalan/ Radikalisme, Kerukunan
Hidup Beragama dan Produk Halal.
59
Profil KUA Kec. Batang Masumai Tahun 2020
8. Haji dan Umrah
Dalam rangka pelaksanaan haji dan umrah, Ka. KUA Kecamatan
Batang Masumai, telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang
proses pendaftaran haji, pembatalan haji dan proses pelaksanaan umrah.60
9. Produk Halal
Dalam hal pembinaan dan pengawasan produk makanan dan minuman
yang beredar dalam Kecamatan Batang Masumai , ke depan KUA Kecamatan
Batang Masumai telah membentuk petugas tersendiri dari KUA yang akan
mendata dan merekapitulasi produk makan dan minuman. Mengingat
permasalahan halal atau tidaknya suatu produk yang akan dikonsumsi oleh
masyarakat, maka KUA Kecamatan Batang Masumai mengupayakan kepada
produsen agar semua produk makanan dan minuman dalam Kecamatan
Batang Masumai memiliki label halal dari Badan Pengawas Obat-obatan dan
Makanan (BPOM), serta mendapatkan registrasi kesehatan dari Dinas
Kesehatan setempat.
Langkah-langkah yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Mendata dan merekapitulasi jenis produk makanan dan minuman dalam
Kecamatan Batang Masumai .
2. Memberikan pembinaan dan pengawasan kepada pengusaha produk
makanan dan minuman.
3. Mendistribusikan buku-buku tentang produk halal.
4. Mensosialisasikan peraturan perundang-undangan produk halal.
5. Melaksanakan penataran terhadap pengusaha-pengusaha makanan dan
minuman tentang produk halal.
Keberadaan KUA Kecamatan Batang Masumai tidak terlepas dari
tuntutan dan kebutuhan masyarakat muslim akan lembaga yang mampu
mengakomodasi, memfasilitasi serta memotivasi kepentingan masyarakat
dalam melaksanakan ibadah. Oleh sebab itu, semua keberhasilan KUA
Kecamatan Batang Masumai tidak terlepas dari dukungan Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Merangin dan Ka. Kanwil. Agama Provinsi
60
Profil KUA Kec. Batang Masumai tahun 2020
Jambi sebagai pusat koordinasi dan pembina KUA Kecamatan Batang
Masumai, serta kerja sama lintas sektoral antar instansi dan partisipasi
masyarakat muslim di Kecamatan Batang Masumai .
45
BAB III
PELAKSANAAN BIMBINGAN PRA NIKAH
A. Tahap Perencanaan Bimbingan Pra Nikah
Pra pelaksanaan atau perencanaan merupakan bagian yang penting
dari langkah suatu pola pengajaran. Setiap usaha apapun, akan dapat berjalan
secara efektif dan efisien, jika sebelumnya sudah direncanakan secara
matang. Karena perencanaan secara matang dalam penyelenggaraan segala
kegiatan akan berjalan lebih terarah dan teratur. Di samping itu perencanaan
juga memungkinkan dipilihnya tindakan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi.
KUA Kecamatan Batang Masumai berusaha mewujudkan pernikahan
yang bahagia serta membentuk keluarga atau rumah tangga yang dibangun
bisa utuh, kokoh dan jauh dari masalah yang menyebabkan perceraian
sehingga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Dari dasar
inilah BP4 KUA Kecamatan Batnag Masumai menyelenggarakan bimbingan
pernikahan bagi calon pengantin yaitu ingin mewujudkan keluarga sakinah
serta sebagai bentuk mencegah perceraian.
Bimbingan pernikahan bagi calon pengantin di KUA Kecamatan
Batang Masumai dilakukan secara berkelompok setiap hari Senin dari pukul
09.00–10.30 WIB bertempat di ruang KUA Kecamatan Batang Masumai.
Tidak hanya hari senin sesuai jadwal yang telah ditetapkan, pegawai BP4
KUA Batang Masumai membuka bimbingan pranikah setiap hari pada jam
kerja.61
Dikarenakan penduduk Kecamatan Batang Masumai masih
mempercayai adat yang memilih hari tertentu untuk dilaksanakannya
pernikahan maka pegawai BP4 KUA Kecamatan Batang Masumai
menghargai dan memahaminya maka dari itu BP4 dalam melaksanakan
bimbingan pranikah membuka setiap hari pada jam kerja.
61
Profil KUA Kec. Batang Masumai Tahun 2020
46
Analisis dapat dilakukan pada pra pelaksanaan bimbingan pranikah di
KUA Kecamatan Batang Masumai yaitu dengan masing-masing calon
pengantin sebelum melakukan bimbingan pernikahan harus memenuhi
beberapa prosedur diantaranya:62
a. Calon pengantin mendaftarkan diri ke KUA pada H-15 hari kerja;
b. Calon pengantin mengisi formulir pendaftaran yang telah tersedia di KUA
Kecamatan Batang Masumai;
c. Semua persyaratan dilengkapi oleh calon pengantin, calon pengantin
dating kekantor kelurahan/kantor desa untuk mendapatkan surat
keterangan untuk nikah (N1), surat keterangan asal usul (N2), surat
persetujuan (N3), surat keterangan orang tua (N4), akta pengadilan agama
bagi yang berstatus duda/janda cerai, surat keterangan kematian suami/istri
(N6) bagi yang berstatus duda/janda cerai dan surat pengantar ke
Puskesmas untuk memperoleh Imunisasi Tetanus Texolt (TT) dan
diserahkan kepada petugas BP4 untuk pemeriksaan data atau crosscheck
data;
d. Petugas BP4 mengirimkan undangan melalui P3N (Petugas Pembantu
Pencatat Nikah) untuk calon pengantin agar datang ke KUA.
Tahapan sebelum melaksanakan bimbingan pranikah ini telah sesuai
dengan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Agama. Pasangan yang
menjadi bahan data mengungkapkan tahapan sebelum bimbingan pranikah
demikian sama seperti yang diungkapkan oleh pegawai KUA Kecamatan
Batang Masumai. Terdapat kesamaan antara jawaban pasangan yang telah
melaksanakan bimbingan pranikah dengan pegawai KUA artinya tahapan
atau proses pra pelaksanaan bimbingan pranikah di KUA Kecamatan Batang
Masumai telah berjalan dengan efektif.
Bimbingan pranikah bagi calon pengantin yang diselenggarakan KUA
Kecamatan Batang Masumai, merupakan suatu pemberian bantuan kepada
calon pengantin yang dilakukan secara sistematis dalam memecahkan
masalah, dan pemberian informasi seputar pernikahan yang akan dihadapi
62
Profil KUA Kec. Batang Masumai Tahun 2020
47
oleh pasangan calon pengantin. Tujuan terselenggaranya bimbingan ini
adalah agar calon pengantin memahami dan mengerti hakikat dan arti
pernikahan sehingga dapat terwujud keluarga yang sakinah, mawaddah dan
warohmah. Selain itu tujuan bimbingan pernikahan bagi calon pengantin
yang dilaksanakan di KUA Kecamatan Batang Masumai juga untuk
membetengi calon pengantin yang akan mengalami perubahan psikologis
karena akan hidup bersama, agar menerimanya dengan penuh kerelaan dan
ketenangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga, beradaptasi dan
mengambil manfaat dari apa dialaminya dalam rumah tangganya dikemudian
hari.
B. Tahap Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah
Bimbingan pranikah calon pengantin dalam rangka mewujudkan
keluarga sakinah di KUA Kecamatan Batang Masumai secara rutin
dilaksanakan setiap hari senin. Dan apabila calon pengantin meminta
bimbingan pranikah selain hari Senin maka pegawai KUA melayani selama
jam kerja berlangsung. Subjek dari pelaksanaan bimbingan tersebut, yakni
petugas BP4 Kantor Urusan Agama Kecamatan Batang Masumai. Objek
bimbingan pranikah yakni calon pengantin dari berbagai daerah di Kecamatan
Batang Masumai.
Pada tahap pelaksanaan banyak yang dapat dibahas diantaranya yaitu
tentang materi bimbingan pranikah, metode dan media yang digunakan untuk
menunjang proses bimbingan pranikah.63 Dalam pelaksanaanya bimbingan
yang disampaikan oleh pembimbing pranikah kepada calon pengantin, materi
yang disampaikan adalah fiqih munakahat, UU perkawinan, Kesehatan dan
penyuluhan KB, keluarga sakinah dan materi dasar yang berkaitan dengan
kehidupan rumah tangga. Dengan harapan agar materi yang disampaikan itu
benar-benar diketahui, dipahami dan dihayati serta diterapkan dalam
kehidupan berumah tangga bagi calon pengantin.
Jika dibandingkan dengan pedoman penyelengaraan kursus calon
pengantin yang dikeluarkan oleh Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat
63
Observasi lapangan di KUA Kec. Batang Masumai tanggal 27 juni 2020
48
Islam bahwa materi yang seharusnya disampaikan pada saat bimbingan
pranikah adalah terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama,
pembimbing menyampaikan materi tentang UU Pernikahan dan KHI, UU
KDRT, UU perlindungan anak, memahami ketentuanketentuan syariah
tentang munakahat, dan mengetahui prosedur pernikahan sesuai dengan
Kebijakan Kementerian Agama tentang Pembinaan Keluarga Sakinah dan
Kebijakan Ditjen Bimas Islam tentang pelaksanaan kursus Pranikah.
Kelompok kedua (Inti), akan menjelaskan tentang pelaksanaan fungsi-fungsi
keluarga, merawat cinta kasih dalam keluarga, memajemen konflik dalam
keluarga, psikologi pernikahan dan keluarga. Kelompok ketiga penunjang
pembimbing memberikan pre test dan post test untuk calon pengantin.
Materi yang disampaikan oleh pembimbing yang ada di KUA
Kecamatan Batang Masumai jika dibandingkan dengan pedoman
penyelenggaraan kursus calon pengantin tidak adanya materi tentang
psikologi pernikahan dan keluarga, UU perlindungan anak, UU KDRT.
Diakui oleh pembimbing di KUA materi psikologi pernikahan dan keluarga
tidak ada di KUA karena belum ada yang menguasai bidang tersebut dan
belum ada kerja sama antara pihak KUA dengan pihak bidang yang
menguasai psikologi. Terbatasnya sarana dan prasarana salah satu faktor tidak
adanya materi psikologi pernikahan dan keluarga pada pelaksanaan
bimbingan pranikah di KUA Kecamatan Batang Masumai. 64
Dalam memudahkan proses penyampaian materi bimbingan pranikah
diperlukan metode sebagai pendukung proses terlaksanakannya bimbingan
pranikah bagi calon pengantin. Metode yang digunakan oleh pembimbing di
KUA Kecamatan Batang Masumai adalah metode ceramah dan metode
diskusi atau Tanya jawab. Dengan metode ceramah pembimbing dapat
menyampaikan materi-materi kepada peserta bimbingan pranikah secara
lisan, dalam hal ini materi yang disampaikan adalah tentang pernikahan dan
metode diskusi atau tanya jawab dapat mempermudah pembimbing
mengetahui tingkat kepahaman peserta dalam materi yang telah disampaikan.
64
Observasi lapangan di KUA Kec. Batang Masumai tanggal 27 juni 2020
49
Metode ini cukup efektif untuk menyampaikan materi kepada peserta karena
sederhana dan dengan menggunkan metode ceramah peserta dengan mudah
apa yang sedang disampaikan oleh pembimbing. Dalam pelaksanaan
bimbingan pranikah metode ceramah disampaikan secara jelas dan dapat
dipahami oleh pikiran dan perasaan peserta bimbingan pranikah. Dan dengan
metode diskusi peserta yang masih belum paham dengan materi dapat
menanyakan kepada pembimbing agar memahami lebih mendalam. Dengan
menggunakan metode ceramah artinya pembimbing berinteraksi langsung
dengan peserta yang melaksanakan bimbingan pranikah. Metoode ceramah
ini mempermudah pembimbing dan peserta melakukan tanya jawab agar
peserta bimbingan pranikah yang kurang memahami dan mengerti tentang
materi dapat menanyakan langsung dengan pembimbing.
Media yang digunakan dalam bimbingan pranikah di Badan
Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian KUA Kecamatan Batang Masumai
adalah media lisan dan sertifikat yang dibelakangnya terdapat ringkasan
materi yang telah disampaikan oleh pembimbing. Media lisan yakni suatu
cara penyampaian oleh pembimbing melalui suara. Meskipun media yang
digunakan sederhana tetapi materi yang disampaikan tetap dengan mudah
dipahami oleh peserta bimbingan pranikah. Pembimbing yang berkompeten
juga menunjang media lisan ini mempermudah peserta mudah memahami
materi yang disampaikan. Tata bicara yang sopan dan kosa kata yang dipilih
oleh pembimbing dalam menyampaikan materi juga mudah dipahami oleh
peserta.
Bimbingan pranikah sangat penting diberikan kepada calon pengantin
dengan tujuan calon pengantin dapat memperkuat hubungan setelah menikah.
Bimbingan pranikah memiliki beberapa manfaat diantaranya yaitu masa
depan lebih terarah, mengurangi resiko keretakan hubungan, memudahkan
dalam penyatuan visi dan saling memahami keluarga pasangan. Bimbingan
pranikah sangatlah penting sebagai wahana membimbing dua orang yang
berbeda untuk saling berkomunikasi, belajar menyelesaikan masalah dan
mengelolah konflik. Keterampilan ini jelas-jelas sangat penting dalam
50
perjalanan kehidupan rumah tangga seseorang. Pasangan muda sangat
membutuhkan bimbingan terutama untuk memperjelas harapanharapan
mereka pada pernikahannya dan memperkuat hubungan sebelum menikah.
Peranan bimbingan pranikah sangat terkait dengan tujuan pernikahan yaitu
dalam hal mewujudkan keluarga yang sakinah sesuai dengan tuntunan agama
Islam.
Proses pelaksanaan bimbingan pernikahan bagi calon pengantin di
KUA Kecamatan Batang Masumai menurut penulis telah berjalan dengan
baik dan efektif, hal ini dibuktikan pada minggu pertama senin 08 juni 2020,
proses kegiatan bimbingan pernikahan berlangsung dengan lancar. Kegiatan
bimbingan pernikahan di KUA Kecamatan Batang Masumai yang seharusnya
dihadiri oleh 1 pasangan. Para calon pengantin sangat antusias dan aktif
bertanya ketika materi-materi disampaikan oleh pembimbing.65
Pada minggu kedua hari Senin tanggal 27 Juni 2020, peserta yang
hadir 6 pasangan. Dalam pelaksanaan bimbingan pernikahan tersebut para
calon pengantin tidak seantusias di minggu pertama atau hari rabu yang
kemarin.66 Para calon pengantin kurang aktif bertanya ketika materi-materi
disampaikan oleh pembimbing. Dalam pelaksanaan bimbingan pernikahan,
pembimbing di KUA lebih menitik beratkan pada penyampaian materi
mengenai pernikahan menurut Islam serta hak dan kewajiban suami istri
dalam membentuk keluarga sakinah, hal ini ditekankan agar calon pengantin
(peserta bimbingan) lebih mudah memahami dan menguasai dari materi yang
di sampaikan, serta mampu mengamalkan di dalam kehidupan sehari-harinya.
Bimbingan pranikah atau penataran pernikahan ini, sesuai dengan
salah satu fungsi bimbingan konseling keluarga islam yaitu fungsi preventif
yakni membantu individu mencegah timbulnya problem yang berkaitan
dengan pernikahan, dengan jalan membantu individu memahami hakikat
pernikahan, tujuan pernikahan, persyaratan pernikahan, kesiapan diri untuk
65
Observasi lapangan di KUA Kec. Batang Masumai tanggal 08 juni 2020 66
Observasi lapangan di KUA Kec. Batang Masumai tanggal 27 juni 2020
51
menjalankan atau melaksanakan pernikahan dan dapat memahami pernikahan
sesuai dengan ajaran Islam.
Dari semua uraian tentang proses pelaksanaan bimbingan pernikahan
bagi calon pengantin di KUA Kecamatan Batang Masumai di atas, maka
peneliti berkesimpulan bahwa pelaksanaan bimbingan pernikahan sudah
berjalan baik, walaupun dari beberapa segi perlu peningkatan, akan tetapi
semuanya bisa berjalan dengan baik.
Bimbingan pranikah juga memberikan kesadaran kepada calon
pengantin tentang arti pentingnya tanggung jawab, serta hak dan kewajiban
masing-masing pasangan. Karena, manusia itu berbeda satu dengan yang
lainnya, serta mempunyai kebutuhan yang berbeda pula kemudian dalam
hubungan sosio-kultural antara suami istri juga mempunyai perbedaan dalam
penyesuaian dengan masyarakat, juga karena faktor perkembangan yang
berbeda pula antara lelaki dan perempuan, maka adanya prinsip kesetaraan
yakni keduannya dapat saling bekerjasama dalam segala hal dan bagaimana
yang satu bisa menjadi pakaian bagi yang lain artinya dalam kehidupan
rumah tangga antara suami dan istri harus bisa saling menutupi apabila
terdapat kekurangan dari pasangannya, adanya musyawarah juga diperlukan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan rumah tangga,
serta kesadaraan akan kebutuhan masing-masing individu.
Dalam mewujudkan keluarga sakinah perlu dibiasakan, karena
sakinah tidak terwujud dengan sendirinya tetapi dengan adanya usaha dari
keduanya. Kematangan jiwa dan kedewasaan dalam melangsungkan
pernikahan juga menjadi hal penting dalam membentuk keluarga sakinah, tapi
kalau sebaliknya, kematangan jiwa itu belum ada dalam calon pengantin dan
kemudian mereka menikah pada usia muda, maka antara suami isrti tersebut
tidak dapat menjalankan hak dan kewajibannya sebagai suami istri di dalam
hidup berumah tangga, dan akan menimbulkan kegoncangan karena hal
tersebut telah menyimpang dari ketentuan yang ada.
Pengabaian tugas seorang kepada orang lain merupakan penyebab
utama terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang akhirnya didalam
52
kehidupan rumah tangga tidak harmonis dan sejahtera. Menanggapi kondisi
yang seperti itu, maka kehadiran BP4 khususnya di KUA Kecamatan Batang
Masumai sebagai sebuah lembaga yang melayani konsultasi pernikahan dan
pemberian nasehat bagi calon pengantin maupun keluarga yang mempunyai
masalah. Keberadaan KUA di Kecamatan Batang Masumai sebagai lembaga
penasihatan pelestarian pernikahan sangatlah mempunyai peran sangat besar
dan sangat berarti di dalamnya, karena dengan kehadiran BP4 di tengah-
tengah masyarakat akan dapat membantu memberikan jalan keluar dalam
menyelesaikan problem yang dialami keluarga.
Dengan adanya bimbingan pranikah sangat membantu calon
pengantin dalam mempersiapkan kehidupan baru baik dari segi fisik maupun
psikis. Dalam mempersiapkan kehidupan baru materi yang disampaikan
dalam proses pelaksanaan bimbingan pranikah juga sebagai bekal awal calon
pengantin untuk membekali diri dalam menghadapi berbagai masalah dalam
kehidupan rumah tangganya kelak.
C. Materi Bimbingan Pra Nikah
Materi adalah bahan yang akan digunakan oleh pembimbing dalam
melakukan proses bimbingan pranikah. Materi-materi yang disampaikan
dalam pelaksanaannya yaitu materi-materi yang berkaitan tentang kehidupan
rumah tangga, UU perkawinan, hikmah perkawinan, hak dan kewajiban
suami istri, cara membentuk keluarga yang sakinah, dan cara menjaga
keutuhan rumah tangga agar terhindar dari perceraian.
Adapun materi-materi yang disampaikan dalam bimbingan pranikah
di BP4 KUA Kecamatan Batang Masumai yaitu:67
1. Materi UU Perkawinan dan Munakahat
Bimbingan pernikahan khusus calon pengantin di KUA Kecamatan
Batang Masumai disampaikan materi tentang munakahat. Undang-Undang RI
No. 1 Tahun 1947 menyatakan bahwa “Perkawinan ialah ikatan lahir batin
antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
67
Profil KUA Kec. Batang Masumai 2020
53
Yang Maha Esa”. Rumusan Perkawinan yang dijelaskan dalam Undang-
Undang Perkawinan tersebut, sekaligus memberikan arahan agar pasangan
calon pengantin yang telah menikah hendaknya pernikahan tersebut dapat
membentuk kehidupan rumah tangga yang aman, tentram, dan bahagia.
a. Tujuan pernikahan menurut pandangan islam
1) Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW
2) Pemeliharaan moral, kesucian akhlak dan terjalinnya ikatan kasih
sayang antara suami istri menuju keluarga sakinah mawaddah
warahmah
3) Menemukan kedamaian jiwa, ketenangan fikiran dan perasaan,
4) Menemukan pasangan hidup untuk bersama-sama berbagi rasa dalam
kesenangan maupun kesusahan;
5) Melangsungkan keturunan;
6) Menjadikan pasangan suami istri dan anggota keluarganya dapat lebih
mendekatkan diri kepada Allah serta menjauhi larangan-Nya.
b. Materi pelaksanaan fungsi-fungsi keluar
1) Istri yang baik ialah;
a) Jika dipandang menyenangkan hati suaminya
b) Apabila disuruh dia patuh dan setia
c) Apabila suami tidak dirumah dia mampu memelihara harta dan harga
dirinya (keturunannya)
2) Ada empat macam kebahagiaan seseorang;
a) Mempunyai istri yang solehah
b) Mempunyai anak yang baik
c) Mempunyai lingkungan yang bersih
d) Mempunyai pekerjaan yang tetap
3) Menjadi suami yang baik;
a) Pimpinlah rumah tangga menurut petunjut Allah dan Rasul-Nya
b) Binalah anak-anak isteri menjadi insane yang beribadah
c) Laksanakan tugas dan kewajiban dengan sebaik-baiknya
d) Anggaplah isteri itu teman yang paling akrab
54
e) Tunjukan kasih sayang dengan meringankan beban isteri sekalipun
menolong urusan dapur
f) Berlaku jujur, jangan kejam, dan sewenang-wenang, jangan pula
bersikap memperbudak isteri
g) Jangan berlaku dan berbuat serong, jangan berjudi jangan pula mabuk-
mabukan
4) Menjadi isteri kesayangan;
a) Mengemudikan rumah tangga dan mengurus suami dengan sebaik-
baiknya
b) Mendorong suami kearah kemajuan dan memberikan semangat maju
terus
c) Mengikuti perjuangan suami, serta ikut dengan keahlian yang ada,
dalam menyempurnakan hal-hal yang sedang dihadapinya
d) Mengurus dan mendidik anak dengan dasar ilmu pengetahuan, serta
mengadakan hubungan yang baik dengan family suami
e) Memelihara badan supaya tetap awet, dan menambahkanpengetahuan
dalam berdandan dan bermake up
f) Jangan lupakan Ibadah dan suud kepada Allah SWT68
2. Materi Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan salah satu upaya mewujudkan
kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga. Keluarga berencana (disingkat KB)
adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan
membatasi kelahiran.69
Pemberian nasihat pernikahan mengenai program
keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk membantu keluarga
termasuk individu yang merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik
sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas.
Gerakan keluarga berencana nasional diupayakan agar masyarakat
semakin membudaya dan semakin mandiri melalui penyelenggaraan program
68
Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Pembinaan Syariah, Pedoman Penyelenggaraan
Kursus Pra Nikah, (Kementerian Agama RI, 2011)hlm. 4 69
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Ibu dan Anak, Pedoman Manajemen Pelayanan
Keluarga Berencana,(Kementerian Kesehatan RI, 2014)hlm. 11
55
penyuluhan Keluarga Berencana (KB). Dengan meningkatkan kualitas dan
kemudahan pelayanan dengan tetap memperhatikan kesehatan peserta KB
dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama yang ada dimasyarakat,
sehingga keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang diinginkan oleh
masyarakat dapat tercapai. Tujuan umum dari program penyuluhan Keluarga
Berencana adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. sedangkan
tujuan khususnya adalah meningkatkan jumlah penduduk untuk
menggunakan alat kontrasepsi, menurunkan jumlah kelahiran bayi dan
meningkatkan kesehatan keluarga.
Materi penyuluhan KB ini bertujuan agar calon pengantin dapat
mempersiapkan dan merencanakan sedini mungkin dalam mengatur
keinginannya untuk mempunyai keturunan serta untuk membekali calon
pengantin dalam memilih alat KB yang sesuai dengan kondisi atau kecocokan
tubuh istri. Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi antara lain, pil biasanya
untuk ibu yang sedang menyusui, suntikan (1 bulan dan 3 bulan), implant
(susuk), AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), kondom dan tubektomi.
3. Materi Keluarga Sakinah
Menyebutkan tujuan pernikahan dalam aspek kerohanian yaitu
ketenangan hidup yang dapat menumbuhkan ikatan rasa mawaddah dan
rahmah (cinta dan kasih sayang) diantara anggota keluarga. Dalam
mewujudkan kemantapan calon pengantin untuk membentuk keluarga yang
sakinah, maka calon pengantin harus mengetahui tuntunan bagaimana cara
membentuk keluarga yang sakinah menurut Agama Islam secara singkat
dapat dikemukakan upaya yang perlu ditempuh guna mewujudkan keluarga
sakinah antara lain:
a. Mewujudkan harmonisasi hubungan antara suami dengan memiliki sikap
saling pengertian, saling menerima kelemahan, saling menyesuaikan diri,
saling memaafkan dan melaksanakan musyawarah jika terjadi
permasalahan yang membutuhkan solusi atau pemecahan masalah.
b. Membina hubungan antar anggota keluarga dan hubungan dengan
tetangga.
c. Melaksanakan pembinaan kesejahteraan keluarga dengan cara
melaksanakan program KB, usaha perbaikan gizi keluarga dan imunisasi
sebelum menikah.
56
d. Membina hubungan beragama dalam keluarga misalnya melakukan sholat
lima waktu dan membiasakan sholat berjamaah, membiasakan mengucap
salam dan menjawabnya. Jika terjadi perselisihan antara suami istri segera
mengambil air wudhu dan beribadah.70
Menurut 3 pasang sampel yang telah mengikuti bimbingan pranikah
merasakan manfaat dari bimbingan pranikah yang diadakan oleh Kantor
Urusan Agama Kecamatan Batang Masumai. Materi yang diberikan oleh
pembimbing menjadi bekal mereka dalam menjalani kehiduan rumah tangga
sekarang. Berikut kutipan wawancara penulis dengan Ali As‟ad dan Sela
Indriyani;
“Yang menyampaikan materi di KUA Kecamatan Batang Masumai
tidak hanya dari petugas KUA saja namun dari PKK. Materi yang
disampaikan seperti fiqih munakahat, UU perkawinan, Kesehatan dan
penyuluhan KB, keluarga sakinah.”71
Pendapat yang sama diungkapkan oleh pasangan calon pengantin
yang telah mengikuti bimbingan pranikah mengenai materi yang disampaikan
oleh pembimbing pranikah, juga disampaiakan oleh Mifta Hudin dan
Nurjanah. Beikut kutipan wawancara pribadi penulis dengan Manto dan
Atikah;
“Pemberian materi bimbingan pranikah tentang UU pernikahan,
penyuluhan KB, Keluarga sakinah”.72
Pasangan Mursalin dan Yani Sartika yang menyampaikan pendapat
mereka tentang materi bimbingan pranikah di KUA Kecamatan Batang
Masumai.
“Materi yang disampaikan KUA Batang Masumai waktu itu hanya
tentang Keluarga Berencana, UU Perkawinan, dan cara-cara menjadi suami
dan istri yang baik”.73
Beberapa pendapat sampel peneliti tentang materi bimbingan pranikah
yang ada di KUA Kecamatan Batang Masumai. Baik materi Kelurga
70
Wawancara bapak Drs. H. Bustamin, M. Pd. I. Ka. KUA Kec, Batang Masumai 14/07/2020 71
Wawancara Ali As‟ad dan Sela Indriyani, peserta bimbingan Pra Nikah 27/07/2020 72
Wawancara Manto dan Atikah, peserta bimbingan Pra Nikah 27/07/2020 73
Wawancara Mursalin dan Yani Sartika, peserta bimbingan Pra Nikah 27/07/2020
57
Berencana, UU Perkawinan dan materi keluarga sakinah ini sangat
bermanfaat bagi pasangan yang telah mengikuti bimbingan pranikah.
D. Media Bimbingan Pra Nikah
Media yang digunakan oleh pihak BP4 di KUA Kecamatan Batang
Masumai dalam menunjang kelancaran pelaksanaan bimbingan pranikah
yaitu media lisan. Sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan Ketua
KUA Kecamatan Batang Masumai.
“Media yang digunakan karena terbatasnya sarana dan prasarana tadi
maka tidak ada media lain selain dengan lisan. KUA kan memang terbatas
dengan media yang digunakan.”74
Media lisan yaitu suatu cara penyampaiannya disampaikan oleh
pembimbing melalui suara. Media ini bentuk realisasi berupa, ceramah dan
nasihat-nasihat oleh para pembimbing bagi pasangan calon pengantin dan
Serifikat yang dibelakang terdapat ringkasan materi yang telah disampaikan
oleh pembimbing agar calon pengantin dapat mempelajarinya kembali
dirumah.
E. Metode Bimbingan Pra Nikah
Bimbingan pranikha di KUA kecamatan Batang Masumai juga
berfungsi sebagai penyampai informasi tentang pentingnya memiliki dasar
pengetahuan agama bagi pasangan suami istri. Dan menerapkannya dalam
keluarga seperti sholat berjamaah, dimana laki-laki berfungsi sebagai iman
dan istri menjadi makmum, orang tua juga harus mengajarkan nilai-nilai
agama terhadap anak-anak dalam kehidupan seperti mengajarkan Al-Qur‟an,
akhlak yang baik dan mengajarkan ibadah seperti shalat, puasa, dan lain-lain.
Oleh karena itu, pembimbing menyarankan peserta yang mengikuti
bimbingan pranikah untuk membaca dua kalimat syahadat dengan huruf arab,
ternyata ada yang tidak bisa membaca dengan huruf arab dan ada yang
membacanya belum benar sesuai dengan tajwid. Maka dari itu pembimbing
membacakan dua kaliamat syahadat di depan peserta bimbingan pranikah,
dan pembimbing meminta peserta calon pengantin untuk membaca dua
74
Bapak Drs. H. Bustamin, M. Pd. I. Ka. KUA Kec, Batang Masumai 14/07/2020
58
kalimat syahadat bersama-sama. Karena dua kalimat syahadat ini adalah
dasar pengetahuan yang harus calon pengantin pahami. Tahap pemberian
bimbingan yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Batang Masumai melalui
bimbingan pranikah kepada calon pengantin yang akan membentuk rumah
tangga, dimaksudkan agar mereka memahami secara benar peran masing-
masing dalam kehidupan rumah tangga, dan memahami tanggung jawab
maisng-masing dalam menciptakan kebahagaian hidup rumah tangganaya.
Metode yang dipakai dalam bimbingan pernikahan di KUA
Kecamatan Batang Masumai dilakukan dengan metode langsung, di mana
pembimbing (petugas BP4) melakukan komunikasi langsung dengan yang
peserta bimbingan pranikah. Metode langsung yang digunakan di BP4
meliputi:
1. “Metode ceramah, yaitu untuk menyampaikan materi-materi kepada
peserta bimbingan pranikah tersebut secara lisan, dalam hal ini materi
yang disampaikan adalah tentang pernikahan.
2. Metode diskusi dan tanya jawab, metode ini digunakan untuk mengetahui
sejauh mana materi yang disampaikan diterima atau dipahami oleh peserta
bimbingan pranikah, dan melatih untuk menyelesaikan suatu permasalahan
yang mungkin akan terjadi di dalam sebuah keluarga.”75
Begitu pula saat peneliti mengajukan pertanyaan kepada pasangan
yang menjadi sampel pada penelitian ini tentang metode yang digunakan oleh
pembimbing atau pihak BP-4 dalam melaksanakan bimbingan pranikah.
“Metode yang digunakan hanya menggunakan metode ceramah dan
Tanya jawab jika ada yang belum jelas mengenai materi yang disampaikan
oleh pemberi materi”.76
“Metode yang digunakan ya dengan ceramah dan nanti dibuka juga
sesi tanya jawab setelah materi disampaikan.”.77
Metode-metode tersebut digunakan agar calon pengantin yang
mengikuti bimbingan dapat lebih memahami apa saja yang disampaikan
dalam kegiatan tersebut.
75
Wawancara bapak Drs. H. Bustamin, M. Pd. I. Ka. KUA Kec, Batang Masumai 14/07/2020 76
Wawancara Khairil Ansor dan Pitriyati, peserta bimbingan Pra Nikah 27/07/2020 77
Wawancara Sarapuddin dan Arina Fauzia, peserta bimbingan Pra Nikah 27/07/2020
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Realitas Pernikahan di Wilayah KUA Kec. Batang Masumai
Data statistik perkawinan di Kantor Urusan Agama (KUA)
Kecamatan Batang Masumai pada tahun 2019 mencapai 113 peristiwa. Dari
113 peristiwa pernikahan yang tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan
Batang Masumai pada umumnya, usia pasangan calon pengantin pria berkisar
19-40 tahun sedangkan calon pengantin wanita pada umumnya berumur
sekitar 16-35 tahun. Adapun yang menikah di bawah umur atau bagi calon
pengantin kurang dari 19 tahun sedangkan calon pengantin perempuan
berumur kurang dari 16 tahun harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
atau dispensasi dari Kantor Pengadilan Agama Setempat.78
Jumlah perceraian menurut data statistik Kantor Urusan Agama
(KUA) Kecamatan Batang Masumai pada tahun 2019 berjumlah 8 pasang.79
Baik buruknya kualitas sebuah keluarga turut menentukan baik buruknya
sebuah masyarakat. Jika karakter yang dihasilkan sebuah keluarga itu baik,
akan berpengaruh baik kepada lingkungan sekitarnya, tetapi sebaliknya jika
karakter yang dihasilkan tersebut jelek, maka akan berpengaruh kuat kepada
lingkungannya dan juga terhadap lingkungan yang lebih besar bahkan tidak
mustahil akan mewarnai karakter sebuah bangsa.
Suatu masyarakat besar tentu tersusun dari masyarakat-masyarakat
kecil yang disebut keluarga. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak,
memiliki peran penting dalam mewujudkan harmonisasi dalam keluarga.80
Sebuah keluarga dapat disebut harmonis apabila memiliki indikasi
menguatnya hubungan komunikasi yang baik antara sesama anggota keluarga
dan terpenuhinya standar kebutuhan material dan spiritual serta teraplikasinya
78
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 79
Profil KUA Kec. Batang Masumai tahun 2020 80
Departemen Agama RI Badan Litbang dan Diklat Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur‟an, Membangun Keluarga Harmonis (Cet 1, Departemen Agama RI, 2008)hlm. 2
60
nilai-nilai moral dan agama dalam keluarga. Inilah keluarga yang kita kenal
dengan sebutan keluarga sakinah. Kualitas sebuah perkawinan sangat
ditentukan oleh kesiapan dan kematangan kedua calon pasangan nikah dalam
menyongsong kehidupan berumah tangga. Perkawinan sebagai peristiwa
sakral dalam perjalanan hidup dua individu. Banyak sekali harapan untuk
kelanggengan suatu pernikahan namun di tengah perjalanan kandas yang
berujung dengan perceraian karena kurangnya kesiapan kedua belah pihak
suami- isteri dalam mengarungi rumah tangga. Agar harapan
membentuk keluarga bahagia dapat terwujud, maka diperlukan pengenalan
terlebih dahulu tentang kehidupan baru yang akan dialaminya nanti.
Sepasang calon suami isteri diberi informasi singkat tentang
kemungkinan yang akan terjadi dalam rumah tangga, sehingga pada saatnya
nanti dapat mengantisipasi dengan baik paling tidak berusaha wanti-wanti
jauh-jauh hari agar masalah yang timbul kemudian dapat diminimalisir
dengan baik, untuk itu bagi remaja usia nikah atau catin sangat perlu
mengikuti pembekalan singkat (short course) dalam bentuk bimbingan pra
nikah dan parenting yang merupakan salah satu upaya penting dan strategis.
Bimbingan pra nikah menjadi sangat penting dan vital sebagai bekal bagi
kedua calon pasangan untuk memahami secara subtansial tentang seluk beluk
kehidupan keluarga dan rumah tangga.
Di Kecamatan Batang Masumai angka perceraian pada tahun 2019
mencapai 8 peristiwa dari 113 peristiwa pernikahan yang terjadi.81
Bimbingan pra nikah bagi remaja usia nikah dan calon pengantin merupakan
salah satu solusi dan kebutuhan bagi masyarakat untuk mengatasi ataupun
mengurangi terjadinya krisis perkawinan yang berakhir pada perceraian.
Bimbingan pra nikah merupakan proses pendidikan yang memiliki
cakupan sangat luas dan memiliki makna yang sangat strategis dalam rangka
pembangunan masyarakat dan bangsa Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itulah akhir-akhir ini marak tumbuh
badan/lembaga dari Ormas Islam dan LSM yang menyelenggarakan
81
Profil KUA Kec. Batang Masumai tahun 2020
61
bimbingan pra nikah, tentunya hal ini sangat menggembirakan karena
badan/lembaga/ organisasi penyelenggara tersebut ikut membantu pemerintah
dalam menyiapkan pasangan keluarga dan sekaligus ikut menghantarkan
pasangan keluarga tersebut kepada kehidupan keluarga yang diidamkan yaitu
keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.
Sebagai dasar penyelenggaraan bimbingan pra nikah maka diterbitkan
Peraturan Dirjen Masyarakat Islam tentang Bimbingan Pra Nikah ini. Dalam
rangka tertib administrasi dan implementasinya, bagi
lembaga/badan/organisasi keagamaan Islam yang akan menjadi
penyelenggara bimbingan pra nikah harus sudah mendapatkan akreditasi dari
Kementerian Agama. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai penyelenggaran
bimbingan pra nikah dijabarkan melalui pedoman Penyelenggaraan
Bimbingan Pra Nikah ini.
[P]enyelenggaraan Bimbingan pra nikah sebagaimana diatur dalam
pedoman ini berbeda dengan bimbingan calon pengantin yang telah
dilaksanakan pada waktu yang lalu, bimbingan calon pengantin biasanya
dilakukan oleh KUA/BP4 kecamatan Batang Masumai pada waktu tertentu
yaitu memanfaatkan 10 hari setelah mendaftar di KUA kecamatan Batang
Masumai sedangkan Bimbingan pra nikah lingkup dan waktunya lebih
luas dengan memberi peluang kepada seluruh remaja atau pemuda usia
nikah untuk melakukan bimbingan tanpa dibatasi oleh waktu 10 hari
setelah pendaftaran di KUA kecamatan sehingga para peserta bimbingan
mempunyai kesempatan yang luas untuk dapat mengikuti bimbingan pra
nikah kapan pun mereka bisa melakukan sampai saatnya mendaftar di
KUA kecamatan.82
B. Prosedur Bimbingan Pra Nikah Yang dilakukan KUA Kecamatan
Batang Masumai.
Prosedur bimbingan pra nikah yang dilaksanakan di Kantor Urusan
Agama kecamatan Batang Masumai yakni, Calon pengantin yang sudah
memenuhi syarat sebagaimana yang diatur dalam undang-undang perkawinan
maupu yang diatur dalam aturan agama, harus mengikuti bimbingan calon
pengantin dengan membawa Permohonan untuk dibimbingan catin untuk
82
Wawancara bapak Drs. H. Bustamin M. Pd. I. Ka. KUA Kec, Batang Masumai
14/07/2020
62
mendapatkan materi bimbingan oleh petugas yang ditugaskan oleh pengurus
BP4. Adapun tema materi yang disampaikan yakni:
a. Dasar dan tujuan perkawinan baik berdasartkan peraturan perundang-
undangan maupun berdasarkan ajaran agama Islam
b. Syarat, rukun dan larangan perkawinan
c. Hak dan kewajiban suami istri
d. Upaya pembentukan keluarga sakinah meliputi:
1) Mewujudkan harmonisasi hubungan suami istri
2) Membina hubungan antaea anggota keluarga dan lingkungan
3) Melaksakan pembinaan kesejahteraan keluarga dan membina kehidupan
beragama dalam keluarga.
1. Metode menciptakan keluarga sakinah
Dalam kehidupan sehari-hari khususnya di Kecamatan Batang
Masumai, ternyata upaya mewujudkan keluarga yang sakinah bukanlah
perkara yang mudah, di tengah-tengah arus kehidupan seperti ini, jangankan
untuk mencapai bentuk keluarga yang ideal, bahkan untuk mempertahankan
keutuhan rumah tangga saja sudah merupakan suatu prestasi tersendiri,
sehingga sudah saatnya setiap keluarga perlu merenung apakah mereka
tengah berjalan pada koridor yang diinginkan oleh Allah swt. dalam mahligai
tersebut, ataukah mereka justru berjalan bertolak belakang dengan apa yang
diinginkan olehnya.83
Islam mengajarkan agar keluarga dan rumah tangga menjadi
institusi yang aman, bahagia dan kukuh bagi setiap ahli keluarga, karena
keluarga merupakan lingkungan atau unit masyarakat yang terkecil yang
berperan sebagai satu lembaga yang menentukan corak dan bentuk
masyarakat. Institusi keluarga harus dimanfaatkan untuk membincangkan
semua hal sama ada yang menggembirakan maupun kesulitan yang dihadapi.
Kasih sayang, rasa aman dan bahagia serta perhatian yang dirasakan oleh
seorang ahli khususnya anak-anak dalam keluarga akan memberi kepadanya
83 Departemen Agama RI Badan Litbang dan Diklat Lajnah Pentashihan Mushaf Al-
Qur‟an, Membangun Keluarga Harmonis ( Cet 1, Departemen Agama RI, 2008), hlm.120.
63
keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri untuk menghadapi berbagai
persoalan hidupnya. Ibu bapak adalah orang pertama yang diharapkan dapat
memberikan bantuan dan petunjuk dalam menyelesaikan masalah anak.
Sementara seorang ibu adalah lamabang kasih sayang, ketenangan dan juga
ketentraman.
Al-qur‟an merupakan landasan dari terbangunnya keluarga sakinah,
dan mengatasi permasalahan yang timbul dalam keluarga dan masyarakat.
Menurut Abdul Hamid, pilar keluarga sakinah itu ada lima yaitu:84
a) Memiliki kecendrungan pada agama
b) Yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda
c) Sederhana dalam belanja
d) Santun dalam bergaul
e) Selalu introspeksi
Sedangkan metode dalam menciptakan keluarga sakinah adalah:
a. Memiliki kriteria calon suami atau istri yang tepat
Agar terciptanya keluarga yang sakinah, maka dalam menentukan
kriteria suami maupun isteri haruslah tepat. Diantara kriteria tersebut
misalnya beragama Islam dan shaleh maupun shalehah, berasal dari
keturunan yang baik-baik, berakhlak mulia, sopan santun dan bertutur kata
yang baik, mempunyai kemampuan membiayai kehidupan rumah tangga
(bagi suami).
Rasulullah saw. bersabda “perempuan dinikahi karena empat faktor;
pertama, karena harta; kedua, karena kecantikan, ketiga; kedudukan, dan
keempat; karena agamanya. Maka hendaklah engkau pilih yang taat
beragama, engkau pasti bahagia”.
b. Dalam keluarga harus ada mawaddah dan rahmah
Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu
sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap berkorban dan siap
melindungi kepada yang dicintai.
84
Abdul Hamid, Bimbingan Untuk Mencapai Keluarga Sakinah,(Jakarta: Al-Bayan, 1995)hlm. 63
64
Rasa damai dan tentram hanya dicapai dengan saling mencintai, maka
rumah tangga muslim punya ciri khusus, yakni bersih lahir batin, tenteram,
damai dan penuh hiasan ibadah.
c. Saling mengerti antara suami isteri
Seorang suami atau isteri harus tahu latar belakang pribadi masing-
masing. Karena pengetahuan terhadap latar belakang pribadi masing-masing
adalah sebagai dasar untuk menjalin komunikasi masing-masing dan dari
sinilah seorang suami atau isteri tidak akan memaksakan egonya. Banyak
keluarga hancur disebabkan oleh sifat egoisme, ini artinya seorang suami atau
isteri hendaklah mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a) Pejalanan hidup masing-masing
b) Adat istiadat daerah masing-masing (jika suami isteri berbeda suku atau
daerah)
c) Kebiasaan masing-masing
d) Selera, kesukaan atau hobi
e) Karakter/sikap pribadi secara proporsional (baik dari masing-masing,
maupun dari orang-orang terdekatnya, seperti orang tua, teman ataupun
saudaranya, dan yang relevan dengan ketentuan yang dibenarkan syari‟at).
d. Saling menerima antara suami isteri
Suami isteri harus saling menerima satu sama lain. Suami isteri itu
ibarat satu tubuh dua nyawa. Tidak salah kiranya suami suka warna merah, si
isteri suka warna putih, tidak perlu ada penolakan. Dengan keredhaan dan
saling pengertian, jika warna merah dicampur dengan warna putih, maka akan
terlihat keindahannya.
e. Saling menghargai antara suami isteri
Seorang suami isteri hendaklah saling menghargai perkataan dan
perasaan masing-masing, bakat dan keinginan masing-masing. Sikap saling
menghargai adalah sebuah jembatan menuju terkaitnya perasaan suami isteri.
f. Saling mempercayai antara suami isteri
Dalam berumah tangga seorang isteri harus percaya kepada suaminya,
begitu pula dengan suami terhadap isterinya ketika ia sedang berada diluar
65
rumah. Jika antara keduanya tidak adanya saling percaya, kelangsungan
kehidupan rumah tangga berjalan tidak seperti yang dicita-citakan yaitu
keluarga yang bahagia dan sejahtera. Akan tetapi jika suami isteri saling
mempercayai, maka kemerdekaan dan kemajuan akan meningkat, serta hal ini
merupakan amanah Allah.
g. Suami isteri harus menjalankan kewajiban masing-masing
Suami mempunyai kewajiban mencari nafkah untuk menghidupi
keluarganya, tetapi disamping itu ia juga berfungsi sebagai kepala rumah
tangga atau pemimpin dalam rumah tangga. Menikah bukan hanya masalah
mampu mencari uang, walaupun ini juga penting, tapi bukan salah satu yang
terpenting. Suami mempunyai kewajiban mencari nafkah untuk menghidupi
keluarganya, tetapi disamping itu ia juga berfungsi sebagai kepala rumah
tangga atau pemimpin dalam rumah tangga. Menikah bukan hanya masalah
mampu mencari uang, walaupun ini juga penting, tapi bukan salah satu yang
terpenting.
Isteri mempunyai kewajiban taat kepada suaminya, mendidik anak
dan menjaga kehormatannya. Ketaatan yang dituntut bagi seorang isteri
bukannya tanpa alasan. Suami sebagai pimpinan, bertanggung jawab
langsung menghidupi keluarga, melindungi keluarga dan menjaga
keselamatan mereka lahir-batin dunia-akhirat. Ketaatan seorang isteri kepada
suami dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah jalan menuju
surga di dunia dan akhirat. Isteri boleh membangkang kepada suaminya jika
perintah suaminya bertentangan dengan hukum syara’, misalnya: disuruh
berjudi, dilarang berjilbab, dan lain-lain.
h. Suami isteri harus menghindari pertikaian
Pertikaian adalah salah satu penyebab retaknya keharmonisan
keluarga, bahkan apabila pertikaian tersebut terus berkesinambungan maka
dapat menyebabkan perceraian. Sehingga baik suami maupun isteri harus
dapat menghindari masalah-masalah yang dapat menyebabkan pertikaian
karena suami dan isteri adalah faktor paling utama dalam menentukan kondisi
keluarga.
66
i. Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan
Seperti pakaian dan yang memakainya, Allah Swt. berfirman dalam
Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah ayat 187:
281:البقره
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan
isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah
pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat
menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi
ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa
yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga
terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah
kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah
larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka
bertakwa.”85
85
Departemen Agama RI, Al-Quran Terjemahannya, (Bandung:Diponegoro, 2008)hlm. 22
67
Menutup aurat, melindungi diri dari panas dan dingin, dan sebagai
perhiasan. Suami terhadap isteri dan sebaliknya harus memfungsikan diri
dalam 3 hal tersebut. Jika isteri mempunyai suatu kekurangan, suami tidak
menceritakan kepada orang lain begitu juga sebaliknya. Jika isteri sakit,
suami segera mencari obat atau membawa ke dokter begitu juga sebaliknya.
Isteri harus selalu tampil membanggakan suami, suami juga harus tampil
membanggakan isteri, jangan terbalik diluar tampil menarik orang banyak, di
rumah menyebalkan.
j. Suami isteri harus manjaga aqidah yang benar
Aqidah yang keliru atau sesat, misalnya mempercayai kekuataan
dukun dan sebangsanya. Bimbingan dukun dan sebangsanya bukan saja
membuat langkah hidup tidak rasional, tetapi juga bisa menyesatkan pada
bencana yang fatal.
Membina suatu keluarga yang bahagia memang sangat sulit. Akan
tetapi jika masing-masing pasangan mengerti konsep-konsep keluarga
sakinah seperti yang telah diuraikan di atas, Insya Allah cita-cita untuk
membentuk keluarga bahagia dan kekal dalam aturan syariat Islam.
Disamping konsep-konsep di atas masih ada beberapa resep yang lain
untuk menjadi keluarga sakinah, diantaranya:86
1) Selama menempuh hidup berkeluarga, sadarilah bahwa jalan yang akan
kita lalui tidaklah melalui jalan yang bertabur bunga kebahagiaan tetapi
juga semak belukar yang penuh duri.
2) Ketika bilik rumah tangga oleng, janganlah saling berlepas tangan, tetapi
sebaliknya justru semakin erat berpegangan tangan.
3) Ketika kita belum dikaruniai anak, cintailah isteri atau suami dengan
sepenuh hati.
4) Ketika sudah mempunyai anak, jangan bagi cinta kepada suami atau isteri
dan anak-anak dengan beberapa bagian tetapi cintailah suami isteri dan
anak-anak dengan masing-masing sepenuh hati.
86
Wawancara bapak Drs. H. Bustamin, M. Pd. I. Ka. KUA Kec, Batang Masumai 14/07/2020
68
5) Ketika ekonomi keluarga belum baik, yakinlah bahwa pintu rizki akan
terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami isteri kepada
Allah swt.
6) Ketika ekonomi sudah membaik, jangan lupa akan jasa pasangan hidup
yang setia mendampingi ketika menderita (justru godaan banyak terjadi
disini, ketika hidup susah, suami selalu setia namun ketika sudah hidup
matang, dan bahkan lebih dari cukup, suami sering melirik yang lain dan
bahkan berbagi cinta dengan wanita yang lain).
7) Jika Anda adalah suami, boleh bermanja-manja bahkan bersifat
kekanakkanakan kepada isteri dan segeralah bangkit menjadi pria perkasa
secara bertanggung jawab ketika isteri membutuhkan pertolongan.
8) Jika Anda seorang isteri, tetaplah anda berlaku elok, tampil cantik dan
gemulai serta lemah lembut, tetapi harus selalu siap menyelesaikan semua
pekerjaan dengan sukses.
9) Ketika mendidik anak, jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik
adalah orang tua yang pernah dengan anak, karena orang tua yang baik
adalah orang tua yang jujur kepada anak.
C. Efektifitas Pelaksanaan Bimbingan Pra Nikah Yang dilakukan KUA
Kecamatan Batang Masumai.
[S]alah satu pengetahuan penting yang harus disampaikan kepada
masyarakat ialah faktor-faktor pendukung agar terciptanya keluarga
sakinah. Karena menciptakan dan membina sebuah keluarga sakinah
dalam rumah tangga bukanlah suatu perkara yang mudah. Adapun KUA
oleh Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4) yang
dapat mendorong pasangan suamiisteri untuk membentuk keluarga
sakinah. Antara lain pendidikan atau bimbingan pra nikah, penyuluhan
rutin ke masyarakat, dan pembinaan keluarga sakinah.87
Efektifitas Pelaksanaan bimbingan pra nikah di Kantor Urusan
Agama Kecamatan Batang Masumai, dapat dipahami bahwa dari 113
peristiwa pernikahan pada tahun 2019 sedangkan peristiwa perceraian atau
pasangan yang bermasalah yang berujung pada perceraian berjumlah 8
peristiwa, oleh karena itu dari analisa penulis bahwa pelaksanan bimbingan
87
Wawancara bapak Drs. H. Bustamin, M. Pd. I. Ka. KUA Kec, Batang Masumai 14/07/2020
69
pra nikah di Kantor Urusan Agama kecamatan Batang Masumai sudah
dianggap efektif, namun demikian masih ditemukan pasangan calon
pengantin yang masih sangat sulit memahami materi bimbingan pra nikah
yang disampaikan oleh Konselor disebabkan kurangnya atau rendahnya
pendidikan calon pengantin, dan juga masih perlu tindak lanjut peningkatan
pelayanan pembinaan pasangan suami-isteri dalam pembentukan keluarga
yang lebih mapan lagi dan tercermin dalam keluarga sakinah, mawaddah,
warahmah.
1. Pendidikan atau Bimbingan pra nikah
Peranan Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4)
disini ialah memberikan pengetahuan sejak dini kepada setiap pasangan calon
pengantin dalam bentuk pendidikan atau bimbingan. Bimbingan tersebut
sebagai bekal awal setiap pasangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga
karena dalam bimbingan dibekali pengetahuan dasar dalam berumah tangga.
Adapun materi-materi bimbingan pra nikah atau yang dikenal dengan
bimbingan calon pengantin yakni sebagai berikut:
a) Dasar dan tujuan perkawinan dalam Islam
b) Syarat, rukun dan larangan perkawinan
c) Hak dan kewajiban suami istri
d) Upaya pembentukan keluarga sakinah yang meliputi:
1) Mewujudkan harmonisasi hubungan suami istri
2) Membina hubungan antaea anggota keluarga dan lingkungan
3) Melaksakan pembinaan kesejahteraan keluarga dan
4) Membina kehidupan beragama dalam keluarga.
Hal ini sangat penting karena suami dan isteri merupakan faktor
utama dalam pembentukan sebuah keluarga bahagia. Damainya sebuah
institusi perkawinan itu bergantung kepada hubungan dan peranan suami
isteri untuk membentuk keluarga harmonis sebagaimana yang diharapkan.
Dengan demikian pasangan suami isteri yang telah memahami
tanggung jawab masing-masing, namun demikian yang teramat penting
70
adalah adanya kesadaran untuk menjalankan tanggung jawab sebagai suami
isteri yang lazim disebut tanggungjawab bersama.
Suami merupakan kepala keluarga yang memainkan peranan paling
penting untuk membentuk sebuah keluarga bahagia. Suami yang bahagia
ialah suami yang sanggup berkorban dan berusaha untuk kepentingan
keluarga dan rumah tangga yaitu memberi makan-makanan yang baik untuk
anak-anak dan isteri, menjaga hak isteri, memberi pakaian yang bersesuaian
dengan pakaian Islam, mendidik anak-anak dan isteri, dengan didikan Islam
yang benar serta memberi tempat perlindungan.
Isteri sholehah ialah isteri yang tahu menjaga hak suami, harta suami,
anakanak, menjaga diri dan juga suami serta membantu menjalankan urusan
keluarga dengan sifat ikhlas, jujur, bertimbang rasa, amanah, dan bertanggung
jawab. Tanggung jawab isteri terhadap ahli keluarganya amatlah besar dan ia
hendaklah terhadap segala perintah suaminya selagi tidak bertentangan
dengan larangan Allah.
2. Penyuluhan
Peranan BP4 tidak hanya sebatas pada saat pra nikah, namun
pembinaan dan penyuluhan harus terus dilkasanakan dengan melaksanakan
kunjungan rutinmke masyarakt. Hal ini dapat dilakukan karena setiap BP4
memiliki perangkat berupa petugas penyuluh fungsional yang bertugas di
setiap desa. Apabila hal ini dimaksimalkan maka keluarga sakinah dapat
terwujud disetiap rumah tangga. Adanya kesadaran dan keinginan masyarakat
untuk mengikuti setiap penyuluhan yang dilaksanakan oleh BP4, maka akan
menambah pengetahuan dan terbangunya kesadaran suami-isteri tentang
keluarga bahagia. Membina sebuah keluarga bahagia dengan asas yang kukuh
terutamanya dengan pengetahuan keagamaan dapat menjadikan individu
berfikir, dan bertindak sesuai dengan fitrah insaniah, yang diberikan oleh
Allah swt. keluarga Islami harus selalu meningkatkan kualitas pemikiran
Islam yang sebenarnya senantiasa sesuai dengan perubahan zaman.
3. Pembinaan keluarga sakinah
71
Dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dipungkiri adanya
perbedaan status atau kategori antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.
hal ini terkait dengan faktor ekonomi, pendidikan dan pengetahuan agama
serta pengalaman. Pengurusan ekonomi dalam rumah tangga seharusnya tidak
dipandang remeh oleh setiap pasangan. Kedudukan ekonomi yang tidak stabil
menyebabkan masalah yang akan timbul dalam rumah tangga. Masalah akan
terjadi jika suami tidak dapat memberikan nafkah yang secukupnya, atau
isteri terlalu mementingkannya aspek material di luar kemapuan suami atau
keluarga. Sebaiknya, setiap keluarga harus mengukur kemampuan masing-
masing agar jangan sampai aspek ekonomi rumah tangga sebagai sebab
bergolaknya keluarga dan penghalang untuk membentuk sebuah keluarga
bahagia.
Selain itu pendidikan juga menjadi sangat penting dalam mengukur
kemampuan seseorang dalam memahami dan menjalankan pengetahuan yang
mereka terima, khususnya pengetahuan agama. Keluarga yang memiliki
pendidikan pengetahuan agama yang baik maka mampu melaksanakan
tuntunan agama dengan baik pula sehingga tujuan terciptanya keluarga
bahagia atau sakinah dapat terwujud.
Dalam masyarakat terdapat perbedaan dalam bidang ekonomi,
pendidikan dan pengalaman agama, maka Badan Penasehat Pembinaan
Pelestarian Perkawinan (BP4) berperan untuk melakukan pembinaan kepada
masyarakat tersebut dengan pendekatan komunikasi dua arah, dialog dan
terjun langsung ke rumah-rumah. BP4 bukan hanya melakukan pelayanan
administrasi di kantor melainkan aparaturnya harus terjun langsung ke
lapangan dan melakukan bimbingan ke setiap individu, dan dapat memahami
karakter dari setiap masyarakat, dapat lebih mengetahui persoalan-persoalan
yang dihadapi setiap rumah tangga. Oleh karena itu, upaya yang dilakukan
Badan Penasehat Pembinaan pelestarian Perkawinan (BP4) dapat
mengefektifkan program yang sedang dijalankan dan manfaatnya dapat
meminimalisir angka perceraian khususnya di Kecamatan Batang Masumai.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan tulisan ini maka peneliti dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Realitas pernikahan di Kantor urusan Agama (KUA) kecamatan Batang
Masumai pada tahun 2019 terdiri dari 250 peristiwa, yang mana dari 250
pasang peristiwa ini telah memenuhi syarat untuk dicatat atau
mendapatkan buku nikah, terkhusus syarat umur yang telah diatur dalam
peraturan perundangundangan yakni undang-undang perkawinan No.1
tahun 1974, pasal, 7 ayat 1, disebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan
jika pihak (pengantin) pria dan pihak (pengantin) wanita sudah mencapai
umur 19. Adapun pihak laki-laki yang berumur kurang dari 19 tahun dan
pihak wanita berumur kurang dari 16 tahun, yang ingin dicatat di KUA
atau memiliki buku nikah maka terlebih dahulu harus mendapatkan
persetujuan atau dispensasi dari Kantor Pengadilan Agama Kabupaten.
2. Prosedur bimbingan pra nikah yang dilaksanakan di Kantor Urusan Agama
kecamatan Batang Masumai yakni, calon pengantin yang sudah memenuhi
syarat sebagaimana yang diatur dalam undang-undang perkawinan
maupun yang diatur dalam aturan agama, harus mengikuti kursus calon
pengantin dengan membawa permohonan untuk mengikuti catin untuk
mendapatkan materi bimbingan oleh petugas yang ditugaskan oleh
pengurus BP4.
3. Efektifitas pelaksanaan bimbingan pra nikah di kantor Urusan Agama
Kecamatan Batang Masumai, dapat dipahami bahwa dari 250 peristiwa
pernikahan pada tahun 2019 sedangkan peristiwa perceraian atau pasangan
yang bermasalah yang berujung pada perceraian berjumlah 24 peristiwa,
oleh karena itu dari analisa peneliti bahwa pelaksanan bimbingan pra nikah
di Kantor Urusan Agama kecamatan Batang Masumai dianggap sudah
73
efektif, namun demikian masih ditemukan pasangan calon pengantin yang
masih sangat sulit memahami materi kursus pra nikah yang disampaikan
oleh Konselor disebabkan kurangnya atau rendahnya pendidikan calon
pengantin, dan masih perlu tindak lanjut peningkatan pelayanan
pembinaan pasangan suami-isteri dalam pembentukan keluarga yang lebih
mapan lagi dan tercermin dalam keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.
B. Implikasi
Implikasi dari penelitian ini antara lain:
1. Berbagai bentuk kegiatan BP4 tersebut perlu dikembangkan dan
ditingkatkan lagi, baik dari segi metode, materi dan evaluasi.
2. Untuk menciptakan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah maka perlu
adannya pendekatan persuasif kepada masyarakat, guna untuk mengetahui
apa yang menjadi kendala yang dialami setiap pasangan.
3. Dukungan dan masukan dari masyarakat mengenai manajemen bimbingan
pra nikah sangatlah diharapkan karena ini dapat membantu menjalankan
program BP4 dan dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai.
C. Saran
Setelah pembahasan penelitian skripsi ini, sesuai harapan peneliti agar
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, maka peneliti ingin
menyampaikan saran saran sebagai berikut:
1. Kepada Ketua KUA Kecamatan Batang Masumai agar dapat
mengusahakan kerja sama dengan lembaga atau mencari tenaga kerja yang
menguasai materi yang belum ada di KUA Kecamatan Batang Masumai
seperti materi psikologi perkawinan, UU KDRT, dan UU Perlindungan
anak demi kemajuan dan peningkatan kegiatan bimbingan pranikah
kedepannya.
2. Bagi calon pengantin, diharapkan lebih disiplin dalam menghadiri
pelaksanan bimbingan pranikah di KUA Kecamatan Batang Masumai agar
proses pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
74
3. Bagi BP4 KUA Kecamatan Batang Masumai agar menambah waktu
pelaksanaan bimbingan pranikah karena materi yang akan disampaikan
kepada calon pengantin cukup banyak dan supaya berjalan dengan
maksimal harus ditambah waktu pelaksanaannya mengingat begitu
pentingnya bimbingan pranikah bagi calon pengantin untuk
mempersiapkan kehidupan barunya.
4. Kepada Ketua Kantor Urusan Agama Kecamatan Batang Masumai agar
meningkatkan sarana dan prasarana yang dimiliki sedapat mungkin lebih
ditambah dan dilengkapi untuk menunjang kegiatan bimbingan pranikah
khususnya, dan kegiatan BP4 lain pada umumnya, sehingga terealisir
dengan sempurna.
D. Kata Penutup
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kasih
sayang dengan rahmat dan hidayahnya sehinggan penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Efektifitas Bimbingan Pra Nikah
Calon Pengantin Sebagai Upaya Dalam Mewujudkan Keluarga Sakinah
(Studi Kasus KUA Kecamatan Batang Masumai)”. Penulis menyadari bahwa
dalam melakukan penyusunan penelitian skripsi ini banyak kekurangan
sehingga jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga
penulisan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Agama Republik Indonesia, 2007.. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
Bandung: PT. Sygma Examadia Arkanleema.
Departemen Agama RI, 2008, Al-Quran Terjemahnya.Bandung: Diponegoro.
Abd Rahman Ghazaly, 2006.Fikih Munakahat, Kencana: Jakarta.
Ainur Rahim,Fakih, 2001. Bimbingan dan Konseling Islam,UII Press:
Yogyakarta.
Arifin, 1998, Pelaksanaan dan Penyuluhan Agama,Jakarta: PT. Golden Trayon
Press.
Afirullah, DKK, 2016.. Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultad
Ushuluddin IAIN STS Jambi (Edisi Revisi). Muaro Jambi: Fakultas
Ushuluddin IAIN STS Jambi.
Bungin, Burhan, 2014 , Penelitian Kualitatif, Jakarta: Prenada Media Group.
Departemen Agama RI, 2001, Pedoman Konselor Keluarga Sakinah, Jakarta:
Departemen Agama RI
Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2002, Buku Rencana
Induk Kantor Urusan Agama (KUA) dan Pengembangannya, Jakarta
E. Kertamuda, Fatchiah , 2009, Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia,
Jakarta: Salemba Humanika.
Effi Setiawati,2005. Nikah Sirri Tersesat Di Jalan Yang Benar?,Kepustakaan Eja
Insani: Bandung.
Fitrah, Muh. dan Luthfiyah. Metodologi Penelitian (Penelitian Kualitatif, Tindak
Kelas, dan Studi Kasus. Jawa Barat: CV Jejak. 2017.
J.Moleong. Lexy, 2013, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja
Posdakarya.
Mahmudi, 2015, Manajemen Kinerja Sektor Publik, (Yogyakarta: Unit Penerbit
dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN)
Tika, Pabundu, Moh, 2014, Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan,(Jakarta: Bumi Aksara)
Prayitno, Amti, Erma, 2013, Dasar-Dasar Bimbingan & Konseling, Jakarta:
Rineka Cipta,
Prof.Dr.H.M.A.Thami,MA.,M.M.Drs.SohariSahrani,M.M.,M.H.,2009.FikihMuna
kahat, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Profil KUA Kec. Batang Masumai Tahun 2020
Priansa, Juni, Doni, Agus Garnida, 2013, Manajemen Perkantoran Efektif,
Efesien, dan Profesional,(Bandung: Alfabeta)
Silalahi, Uber, 2015, Asas-asas Manajemen, (Bandung: Refika Aditama)
Sugino, 2013.Metode Penelitian Kualitatif, Alfabeta: Bandung.
Sugiono, 2016, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:
Alfabeta.
Syaikh Fuad Shalih, 2005.Untukmu Yang Akan Menikah dan Telah Menikah,
Pustaka Al-Kausar: Jakarta.
Syaikh Hasan Ayyub, 2005. fikih keluarga , Pustaka Al-kausar: Jakarta Timur.
Syarifudin, Amir, 2006, Hukum perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta; Kecana.
Tim Penyusun,1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia,balai Pustaka: Jakarta.
Widodo, 2002. Kamus Ilmiah Populer , Absolut: Yogyakarta.
Evita Sari Nasution. “Pembinaan Keluarga Sakinah Pada Pasangan Pra Nikah di
Kantor Urusan Agama Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu
Selatan” 2014
Skripsi Hamsah “Metode Konseling Dalam Pembentukan Keluarga Sakinah di
Desa Tubo Selatan Kec. Tubo Sendana Kab. Majene”2011.
Skripsi Hasbi “Peranan Konselor Dalam Pembinaan Keluarga Sakinah di Desa
Balassuka Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa” 2011.
DAFTAR INFORMAN/RESPONDEN
No Nama Keterangan
1 Drs. H. Bustamin, M.Pd.I Kepala KUA Kec. Batang Masumai
2 H.Iskandar, S.Ag Penyuluh KUA Kec. Batang Masumai
3 H.Tamsir Penyuluh Fungsional
4 Ali As‟ad dan Sela Indriyani Peserta Bimbingan Pra Nikah
5 Manto dan Atikah Peserta Bimbingan Pra Nikah
6 Mursalin dan Yani Sartika Peserta Bimbingan Pra Nikah
8 Saparudin dan Arina Fauzia Peserta Bimbingan Pra Nikah
9 Khairil Ansor dan Pitriyati Peserta Bimbingan Pra Nikah
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
SKRIPSI
EFEKTIFITAS BIMBINGAN PRA NIKAH CALON PENGANTIN
SEBAGAI UPAYA DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH di
KUA KECAMATAN BATANG MASUMAI
No JENIS DATA METODE SUMBER DATA
1. Letak Geografis KUA
KEC. Batang Masumai
- Observasi
- Dokumetasi
- Wawancara
- Setting
- Dokumen Geografis
- Kepala/staff Yayasan
2. Sejarah KUA KEC. Batang
Masumai
- Wawancara
- Dokumentasi
- Kepala/staff Yayasan
3. Visi dan Misi KUA KEC.
Batang Masumai
- Dokumentasi - Dokumen Visi dan
Misi KUA KEC.
Batang Masumai
4. Sarana dan Prasarana KUA
KEC. Batang Masumai
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
- Keadaan Fasilitas
- Dokumen Fasilitas
5. Struktur Kepemipinan KUA
KEC. Batang Masumai
- Dokumentasi - Bagan Struktur KUA
KEC. Batang
Masumai
A. Panduan Observasi
No JENIS DATA Objek Observasi
1. Letak Geografis KUA KEC. Batang
Masumai
- Keadaan letak geografis
2. Sarana dan Prasarana KUA KEC.
Batang Masumai
- Sarana dan Prasarana KUA KEC.
Batang Masumai, seperti fasilitas
umum (jalan, sekolah, dan lain
sebagainya)
3. Metode pendekatan Guru dalam
mengatasi kenakalan remaja di
KUA KEC. Batang Masumai
- Kepala/staff KUA KEC. Batang
Masumai
4. Faktor yang mempengaruhi
kenakalan remaja di KUA KEC.
Batang Masumai
- Kepala/staff KUA KEC. Batang
Masumai
5. Hambatan yang ditemui guru dalam
mengatasi kenakalan remaja
- Kepala/staff KUA KEC. Batang
Masumai
B. Panduan Dokumentasi
No JENIS DATA Data Dokumentasi
1. Histori dan Geografis KUA KEC.
Batang Masumai
- Data dekumentasi Tentang
Histori dan Geografis
2. Struktur Organisasi Kepemimpinan
KUA Kec. Batang Masumai
- Data Dokumentasi Tentang
Struktur Kepemimpinan KUA
Kec. Batang Masumai
3. Metode bimbingan pra nikah di
KUA KEC. Batang Masumai
- Data Dokumentasi tentang
bimbingan pra nikah di KUA
KEC. Batang Masumai
4. Pelaksaana bimbingan pra nikah di
KUA KEC. Batang Masumai
- Data Dokumentasi tentang jumlah
calon pengantin di KUA KEC.
Batang Masumai
5. Hambatan yang ditemui dalam
bimbingan pra nikah
- Data dokumentasi di KUA KEC.
Batang Masumai
C. Butir-Butir Wawancara
No JENIS DATA Sumber Data & Subtansi Wawancara
1. Histori dan Geografis KUA KEC.
Batang Masumai
- Kepala/staff KUA KEC. Batang
Masumai
- Bagaimana Sejarah adanya.....
- Bagaimana perkembangannya
hingga saat ini.....
- Bagaimana letak geografis
2. Metode bimbingan pra nikah
sebagai upaya dalam mewujudkan
keluarga sakinah
- Kepala/staff KUA KEC. Batang
Masumai
- Bagaimana metode bimbingan
yang dilakukan.......
- Media apa yang digunakan untuk
bimbingan......
- Bagaimana sejauh ini proses
metode bimbingan pra nikah di
KUA KEC. Batang Masumai......
3. Pelaksaana bimbingan pra nikah di
KUA KEC. Batang Masumai
- Kepala/staff KUA KEC. Batang
Masumai
- Bagaimana pelaksanaan pra nikah
di KUA KEC. Batang Masumai
4. Hambatan yang ditemui dalam
bimbingan pra nikah
- Kepala/staff KUA KEC. Batang
Masumai
- Apakah faktor penghambat dalam
bimbingan..
- Apakah dampak dari hambatan
ini....
- Bagaimana cara yang digunakan
dalam menyelesaikan hambatan
yang terjadi.....
DOKUMENTASI
(Foto Kantor KUA Kec. Batang Masumai)
(Struktur KUA Kec. Batang Masumai)
(Motto KUA Kec. Batang Masumai)
(Pendataan Peserta Pra Nikah)
(Bimbingan Pra Nikah)
(Wawancara dengan Kepala KUA Kec. Batang Masumai)
(Wawancara dengan Penyuluh Fungsional)
(Bimbingan Pra Nikah yang dibimbing oleh Kepala KUA Kec. Batang Masumai)
(Foto Bersama Kepala dan Staf KUA Kec. Batang Masumai)
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : M. Hasbi Ashi-Shiddiqi
Tempat Tanggal Lahir : Dusun Pendung, 03 Februari 1999
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Perumnas Griya Sungai Duren Indah Rt. 11
Desa Sungai Duren Kec. Jaluko, Kab. Muaro
Jambi
Kota Asal : Kota Bangko, Kab. Merangin, Provinsi Jambi
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Angkatan : 2019/2020
B. Riwayat Pendidikan
STRATA-1 (S1) : S1Bimbingan Penyuluhan Islam
SMA : MAN MODEL JAMBI
SMP : MTs Negeri Bangko
SD : SD Negeri 114 Bangko