Upload
kanandagusta
View
223
Download
52
Embed Size (px)
DESCRIPTION
berguna
Citation preview
NAMA PAKET PEKERJAAN :
LOKASI :
PENAWAR :
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan PENINGKATAN Jalan Sei. Pagar – Mentulik AC-WC 2,2 Km adalah selama 180 (Seratus delapan puluh hari kalender) hari kalender dengan metode pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Latar belakang Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Sei. Pagar – Mentulik AC-WC 2,2 Km di wilayah Kabupaten Kampar Propinsi Riau adalah dalam rangka peningkatan perbaikan mobilitas maupun aksebillitas di wilayah tersebut yang akan memberikan tingkat pelayanan yang lebih baik seiring dengan pesatnya laju perkembangan perekonomian dan pertumbuhan penduduk selalu signifikan dengan peningkatan aktivitas-aktivitas manusia sehingga memerlukan ruang gerak pada wilayah tersebut untuk melakukan kegiatannya
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lingungan dan lalulintas pekerjaan
3. LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN .
A. LOKASI
Lokasi pekerjaan berada di wilayah Kabupaten Kampar Propinsi Riau
B. LINGKUP PEKERJAAN Lingkup pekerjaan Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Sei. Pagar – Mentulik AC-WC 2,2 Km di wilayah Kabupaten Kampar Propinsi Riau adalah sebagai berikut:
DIVISI 1. UMUM
1.2 Mobilisasi
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH 3. 2.(2a) Timbunan Pilihan Selain Dari Sumber Galian 3.3 Penyiapan Badan Jalan
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR 5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A
5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL 6.1(1)(a) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
6.3(5a) Laston Lapis Aus (AC-WC)
DIVISI 7. STRUKTUR 7.1(7)a Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250)
7.1(8) Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa (K-175)
7.3(1) Baja Tulangan BJ 24 Polos
C. KETENTUAN & SYARAT-SYARAT Pembahasan Metode Pelaksanaan pekerjaan ini mengambil beberapa ketentuan
antara lain :
1. Dalam Melaksanakan Kegiatan pekerjaan akan dimulai selambat – lambatnya 7 (tujuh)
hari dari tanggal penyerahan lapangan, atau yang di awali dengan melakukan Pre Cost
Meeting (PCM).
2. Mobilisasi
Pelaksanaan Mobilisasi dilaksanakan dalam waktu ± 28 hari kalender.
3. Lokasi
Dalam Melaksanakan Kegiatan pekerjaan yang akan dilaksanakan lokasinya harus
sudah diperiksa kondisi tanahnya dan pengukuran di lapangan untuk pembuatan
gambar rencana (shop drawing) yang disetujui oleh Direksi lapangan (Pihak Pengguna
Jasa)
4. Peralatan
Kapasitas Peralatan yang digunakan seperti yang terlihat di dalam analisa teknis yang
merupakan bagian dari analisa harga satuan.
5. Bahan / Material
Bahan dan material yang digunakan semua telah memenuhi persyaratan teknis yang
tertera di dalam spesifikasi teknis berlaku.
BAB II METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN
I. PEKERJAAN UMUM
Metode Pelaksanaan ini akan kami uraikan sesuai urutan langkah kerja yang akan
dilaksanakan dalam pengerjaan proyek.
Adapun urutan langkah kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut :
A. Serah Terima Lokasi Pekerjaan
Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, maka terlebih dahulu dilakukan serah
terima lokasi pekerjaan dari pemilik pekerjaan kepada penyedia jasa yang dibuktikan
dengan Berita Acara Serah Terima Lokasi Pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak yaitu Pejabat pembuat Komitmen Pekerjaan Pembangunan Fasilitas
Pelabuhan Laut Belang-belang selaku pemilik pekerjaan dan PT. Sentra Multikarya
Insfrastruktur selaku pelaksana pekerjaan atau Penyedia Jasa. Setelah selesai
pelaksanaan serah terima lokasi pekerjaan barulah penyedia jasa melaksanakan
berbagai aktivitas pelaksanaan pekerjaan di lokasi yang sudah diserahterimakan.
B. Sosialisasi
Sosialisasi dimulainya pelaksanaan pekerjaan ini akan kami awali dengan
menyampaikan surat pemberitahuan mulai kerja yang ditujukan kepada Direksi
Pekerjaan dengan tembusan ditujukan kepada pihak terkait. Pelaksanaan sosialisasi
dengan cara tatap muka dilaksanakan bersama wakil Direksi Pekerjaan kepada semua
stake holders yang terkait dengan pekerjaan ini.
1. UITZET/PENGUKURAN
1.1 UMUM
Sebelum memulai pekerjaan di adakan pengukuran kembali dengan teliti
elevasi dasar saluran air , permukaan tanah, ketinggian tanggul dan jalan atau
elevasi lainnya sesuai permintaan Direksi. Semua pengukuran kembali harus
dikaitkan terhadap titik referensi (BM ) yang sudah ditentukan. Alat-alat yang
dipergunakan adalah waterpass lengkap dengan statif dan rambu-rambunya,
theodolit lengkap dengan statif dan rambu-rambunya, meteran, jalon, prisma
dan alat lainnya sesuai dengan instruksi Direksi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran adalah :
a. Pemberitahuan kepada Direksi setiap suatu bagian pekerjaan yang akan
dimulai untuk dicek terlebih dahulu ketepatan peil dan ukurannya.
b. Senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan
segera melapor secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan bila terdapat perbedaan
ukuran, untuk memberikan keputusan pembetulannya. Penyedia jasa tidak
dibenarkan melakukan pembetulan sendiri kekeliruan tersebut tanpa
persetujuan Direksi Pekerjaan.
c. Hasil pengukuran diperikasa dan disetujui bersama oleh direksi dan
pengawas lapangan. Kemudian dituangkan dalam gambar kerja kerja (Shop
Drawing).
Gambar 2. Pengukuran lapangan
2. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI2.1 UMUM2.1.1 Uraian
Cakupan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang diperlukan dalam pekerjaan
ini tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan
sebagaimana yang telah diisyaratkan dan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
a) Mobilisasi peralatan dan material sesuai dengan yang tercantum dalam
dokumen kontrak
b) Demobilisasi dilakukan pada saat akhir Kontrak. Demobilisasi meliputi
pemindahan semua instalasi, peralatan serta perlengkapan yang ada selama
pekerjaan berlangsung termasuk pembersihan semua fasilitas sementara, pohon
material sisa dan lain-lain yang terdapat di lokasi pekerjaan.
Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan
bersih dan siap digunakan dan harus mengembalikan lokasi pekerjaan seperti
kondisi semula sebelum pekerjaan berlangsung. Semua sampah atau kotoran hasil
pekerjaan konstruksi harus dibersihkan dan dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
2.1.2 Periode Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi dan demobilisasi dari seluruh mata pekerjaan dilapangan harus
sesuai dengan yang terdaftar dalam kontrak. Setiap kegagalan dalam kegiatan
mobilisasi dan demobilisasi fasilitas dan sebagaimana yang telah disebutkan
menjadi tanggung jawab peneydia jasa
2.1.3 Pengajuan Kesiapan Kerja
Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program
mobilisasi dan demobilisasi menurut detail dan waktu yang diisyaratkan.
2.2 PROGRAM MOBILISASI
1. Setelah penandatanganan kontrak, melakukan rapat pra pelaksanaan (Pre
Constuction Meeting) yang dihadiri oleh Pemilik, Direksi Pekerjaan, Konsultan
Pengawas dan Penyedia jasa untuk membahas semua hal, baik yang bersifat
teknis maupun non teknis.
2. Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah rapat pra pelaksanaan Penyedia
jasa harus menyerahkan program mobilisasi dan jadwal kemajuan pelaksanaan
berdasarkan atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
3. Program mobilisasi harus menetapkan waktu dan semua kegiatan mobilisasi
yang diisyaratkan serta harus mencakup informasi tambahan berikut :
- Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi asal semua peralatan
termasuk daftar peralatan yang diusulkan, cara pengangkutan dan jadwal
kedatangan ke lapangan.
- Setiap perubahan peralatan maupun personil yang diusulkan harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
Rapat Persiapan Pelaksanaan
Program Mobilisasi
Mobilisasi Personil
Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Falitas Pendukung
Demobilisasi Peralatan & Personil
Mobilisasi Peralatan
Mulai
Selesai
FLOWCHART MOBILISASI
Gambar 3. Mobilisasi Alat
3. PENGENDALIAN LALU LINTAS PADA JALAN UMUM, KEAMANAN DAN MANAJEMEN LAPANGAN3.1 UMUM
a) Tujuan pengendalian lalu lintas adalah untuk menjamin bahwa selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, semua jalan lama tetap terbuka untuk
jalan lalu lintas serta dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan dengan
baik. Untuk jalan yang berdekatan dengan Pekerjaan disediakan jalan masuk yang
aman dan nyaman ke pemukiman penduduk.
b) Dalam keadaan khusus Penyedia jasa dapat mengalihkan lalu lintas ke jalan
sementara Pengalihan ini harus dapat mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
3.2 PERLINDUNGAN PEKERJAAN TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT LALU LINTAS
- Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan sedemikian rupa sehingga
pekerjaan tersebut terlindungi dari kerusakan akibat lalu lintas umum maupun
proyek.
- Pengendalian lalu lintas dan pengalihan lalu lintas harus dilaksanakan
sebagaimana diperlukan untuk melindungi pekerjaan.
- Pengendalian lalu lintas harus dapat mendapat perhatian khusus, pada saat
cuaca yang buruk, pada saat lalu lintas padat dan selama periode
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sangat peka terhadap kerusakan.
3.3 PEKERJAAN JALAN SEMENTARA DAN JEMBATAN DARURAT (BAILEY)1. Pembuatan Jembatan darurat (Bailey) akan dilaksanakan dengan tujuan kontraktor
tetap menyediakan jembatan darurat sebagai sarana untuk penduduk melewati
akses jalan yang sedang diperbaki agar mobilitas kegiatan penduduk tetap dapat
berjalan seperti biasanya.
2. Lahan yang Diperlukan
Sebelum membuat jalan sementara, Penyedia jasa harus melakukan semua
pengaturan yang diperlukan. Bila diperlukan termasuk pembayaran kepada
pemilik tanah yang bersangkutan atas pemakaian tanah itu dan harus
memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang dan Direksi Pekerjaan.
Setelah pekerjaan selesai, Penyedia jasa harus membersihkan dan mengembalikan
kondisi tanah itu ke kondisi semula sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan dan
pemilik tanah yang bersangkutan.
3. Peralatan Penyedia jasa yang Lewat
Penyedia jasa harus melakukan semua pengaturan agar pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat dilewati dengan aman oleh Peralatan Konstruksi, bahan dan
karyawan Penyedia jasa yang melaksanakan pekerjaan di dekat proyek, harus
menyerahkan suatu jadwal transportasi yang demikian kepada Direksi Pekerjaan
untuk mendapat persetujuan minimal 15 (lima belas) hari sebelumnya.
4. Jalan alih sementara atau detour dan jembatan darurat atau bailey Jalan harus
dibangun sesuai dengan keperluan untuk kondisi lalu lintas yang ada, dengan
memperhatikan ketentuan keselamatan dan kekuatan struktur. Semua jalan alih
yang demikian tidak boleh dibuka untuk lalu lintas umum sampai alinyemen,
pelaksanaan, drainase dan pemasangan rambu lalu lintas sementara telah
disetujui Direksi Pekerjaan. Selama digunakan untuk lalu lintas umum Penyedia
jasa harus memelihara pekerjaan yang telah dilaksanakan, drainase dan rambu
lalu lintas sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.
3.4 PENGATURAN UNTUK LALU LINTAS
1. Rambu Peringatan dan Rmbu Pengarah Jalan (Barrier)
Agar dapat melindungi Pekerjaan dan menjaga keselamatan umum dan
kelancaran arus lalu lintas yang melalui atau di sekitar pekerjaan, harus
memasang dan memelihara rambu lalu lintas, pengarah jalan dan fasilitas
lainnya yang sejenis pada setiap tempat dimana kegiatan pelaksanaan akan
mengganggu lalu lintas umum. Semua rambu lalu lintas dan penghalang harus
diberi garis-garis (strips) yang reflektif dan atau terlihat dengan jelas pada malam
hari.Selalu menerapkan Amdal Lalu Lintas dan K3 sesuai pedoman instansi
terkait
2. Petugas Bendera
Petugas bendera di tempatkan di semua tempat kegiatan pelaksanaan yang
mengganggu arus lalu lintas, terutama pada pengaturan lalu lintas satu arah.
Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan dan mengatur lalu lintas yang
melalui dan di sekitar Pekerjaan tersebut.
3.5 MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTASDalam setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan mulai dari awal pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan akhir kegiatan di lapangan diusahakan tidak mengganggu arus lalu
lintas di sekitar lokasi pekerjaan. Aktifitas arus lalu lintas yang terhambat akibat adanya kegiatan
proyek akan merugikan pengguna jalan raya.
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerugian dipihak pengguna jalan, maka
Manajemen lalu lintas dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
Memasang rambu-rambu di sekitar lokasi pekerjaan, dan menempatkannya secara tepat
dan benar.
Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus lalu
lintas.
Pada saat pekerjaan, rambu-rambu diletakkan sepanjang daerah galian,
tujuannya agar lalu linatas tidak masuk atau terperosok ke dalam daerah galian.
Rambu-rambu yang dipasang haruslah mempunai cat dengan pantulan cahaya, guna
menghindari kecelakaan di malam hari.
Selama pelaksanaan pekerjaan, harus dijamin bahwa perkerasan, bahu
jalan lokasi yang berdekatan dengan Daerah Milik Jalan harus dijaga agar bebas dari
bahan pelaksanaan, kotoran dan bahan yang tidak terpakai lainnya yang dapat
mengganggu atau membahayakan lalu lintas yang lewat. Pekerjaan juga harus
dijaga agar bebas dari setiap parkir liar atau kegiatan perdagangan kaki lima kecuali
untuk daerah-daerah yang digunakan untuk maksud tersebut.
4. PENYIAPAN LABORATORIUM LAPANGAN
Untuk menjaga kualitas atau Mutu pekerjaan di lapangan dan untuk
pengendalian mutu pekerjaan akan menyiapkan Laboraturium di Base camp.
Berbagai jenis peralatan untuk pengujian seperti alat pengujian tanah, alat pengujian
beton, alat pengujian aspal dan alat pengujian agregat kasar dan agregat halus dan
sebagainya kesemuanya akan dilengkapi jenis peralatan pengujian yang disediakan
adalah disesuaikan dengan daftar mobilisasi dan sesuai dengan kebutuhan lapangan
5. SISTEM PENGENDALIAN MUTU
Kualitas pekerjaan dari suatu proyek benar-benar dituntut dari masing-
masing item pekerjaan. Untuk itu pelaksana akan menyiapkan Laboraturium dilokasi
pekerjaan atau base camp yang ada dengan berbagai peralatan pengujian. Untuk
menjamin mutu bahan dari hasil pekerjaan, pemeriksaan pengujian akan dilakukan
sebagai berikut :
1. Pengujian Aspal Marshall Asphal Test
Penetration Test
Core Drill
Extraction Test
dll
2. Pengujian Beton Test kubus
Slump test
Uji kuat tekan
Uji kelenturan
dll
3. Pengujian bahan Tanah CBR Laboraturium
CBR Lapangan
Kepadatan lapangan > Sand Cone
Kepadatan Laboraturium > Proctor test
Pemeriksaan Kadar air
Pemeriksaan Berat Jenis
Plastisitas Indeks, Batas-batas Atterberg
4. Pengujian Agregat Analisa saringan
Berat Jenis
Abrasi
Dll
Referensi yang dijadikan pedoman pengendalian mutu bahan yang digunakan dan hasil
pelaksanaa pekerjaan yang dicapai di lapangan ada beberapa pedoman yaitu :
1. Spesifikasi Umum
2. Spesifikasi Khusus
3. Standar AASHTO dan SNI
Ketentuan-ketentuan lain dari Sistim Pengendalian mutu ini adalah :
a. Pengendalian mutu akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang
akan digunakan pada pekerjaan Kegiatan ini.
b. Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan menjamin agar bahan-
bahan yang digunakan pada pekerjaan ini telah memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
c. Pemeriksaan mutu bahan akan dilaksanakan oleh pelaksana dengan personil
lapangan sebagai Quality Engineer dan Material Pavement Engineer.
d. Hasil pemeriksaan mutu akan diperiksa oleh pihak konsultan supervisi dan Direksi
Pekerjaan untuk dapat disetujui.
6. ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN
1. General Rencana pelakasanaan pekerjaan Pembangunan Jalan ini akan menimbulkan dampak
Negatif terhadap aspek lingkungan, terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan penataan ruas
Jalan tersebut.
2. Dampak yang Akan Terjadi Dampak yang terjadi dalam aspek lingkungan ini diperkirakan dalam tahapan sebelum
pekerjaan dimulai (Pra pelaksanaan) dan tahapan saat berjalannya pekerjaan.
Pra Pelaksanaan
Bahagian dari lingkungan pekerjaan yang diperkirakan terkena dampak pembangunan jalan
saat Pra Pelaksaan adalah : Pengguna Jalan.
Pelaksanaan
Bahagian dari ligkungan pekerjaan yang mengakibatkan terkena dampak lingkungan pada
Tahap Pelaksanaan adalah :
Akibat Utilitas, pemindahan milik PLN, Telkom dan PDAM, akan mengganggu aktifitas
masyarakat
Kegiatan Alat-alat berat yang sedang beroperasi
Kegiatan pengangkutan material untuk pelaksanaan pekerjaan
Suara alat-alat berat yang beroperasi menimbulkan kebisingan di sekitar lokasi pekerjaan.
Meningkatnya volume lalu lintas alat pengangkutan dan alat berat mengakibatkan polusi
debu di sekitar lokasi pekerjaan.
Meningkatnya volume lalu lintas alat pengangkutan dan alat berat yang beroperasi di lokasi
pekerjaan akibat buangan asap/gas dari alat angkut tersebut mengakibatkan polusi udara.
Selain yang tersebut di atas dampak positif yang timbul pada sekitar daerah lokasi
pekerjaan antara lain :
Terbukanya lapangan kerja
Terbukanya kesempatan usaha baru untuk berjualan disekitar lokasi Pelaksanaan Pekerjaan.
Kedua hal tersebut di atas dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar
proyek.
3. Sistim dan Cara Pengelolaan Cara pengelolaan karena adanya dampak lingkungan yang timbul juga ada dua bahagian
yaitu:
1. Tahap sebelum dimulainya pekerjaan (Pra pelaksanaan)
2. Tahap sedang berjalannya pekerjaan lapangan
1. Pra Pelaksanaan
Beberapa hal yang perlu dilakukan terhadap dampak lingkungan yang mungkin terjadi dalam
tahap Pra pelaksanaan ini.
Memberi penyuluhan kepada masyarakat sekitar lokasi proyek yang melibatkan
penduduk
Dan perangkat desa disekitar wilayah pelaksanaan. Penyuluhan menjelaskan mengenai
rencana kegiatan pelaksanaan dan bagaimana hasil pelaksanaan setelah penanganan
selesai. Penyuluhan juga melibatkan pemuka-pemuka daerah setempat seperti, Kepala
Sekolah, Kepala Desa, Camat, dll. Disini pihak proyek juga harus dapat menerima aspirasi
masyarakat sekitar yang terkena dampak lingkungan pada saat pelaksanaan.
2. Pelaksanaan
Sistim dan cara pengelolaan terhadap Dampak ligkungan yang mungkin terjadi pada saat
pelaksanaan adalah :
Dampak yang timbul karena adanya pekerjaan utilitas, seperti membongkar dan
memindahkan tiang listrik, tiang telpon dan pipa PDAM, maka harus dilakukan koordinasi
dengan pihak terkait.
Dampak yang timbul akibat pelaksanaan seperti pekerjaan tanah, sehingga adanya
debu
yang mengganggu daerah sekitar hendaklah dilakukan penyiraman tanah dan jalan yang
sedang dikerjakan.
Dampak yang timbul akibat debu, maka semua armada Kegiatan yang keluar dan
masuk
membawa material harus ditutup dengan penutup seperti terpal.
Dampak yang timbul akibat kebisingan alat-alat berat yang beroperasi dengan
memperlambat
kecepatan laju kenderaan yang melewati lokasi Pekerjaan.
Dampak yang timbul akibat kelebihan volume air tanah akibat hujan dan lain-lain
perlu di
siapkan saluran sementara untuk menghindari genangan air pada badan jalan dan daerah
pekerjaan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan pekerjaan agar
pengelolaan
kemungkinan terjadinya aspek dampak lingkungan maka perlu ditempatkan
seorang Kepala Keamanan Lapangan yang selalu memantau pelaksanaan di
lapangan. Kepala Keamananan Lapangan betugas memantau pelaksanaan secara
rutin agar tidak terjadi gangguan terhadap lingkungan pekerjaan.
7. TES MATERIAL BETON
7.1 UMUM
Pekerjaan Tes material beton adalah pengetesan kuat tekan beton pada
saat pekerjaan beton dilakukan. Dilakukan dengan cara membuat kubus beton 15
x15 x 15 cm dan pada saat setiap saat melakukan pengecoran dilakukan uji slump
test dengan menggunakan kerucut plat.
7.2 PROSEDUR PELAKSANAAN
Untuk pengetesan Beton penyedi jasa akan mengambil 3 set contoh benda uji, di
bawah pengawas dari masing-masing pekerjaan bagian struktur dan setiap 40m3
lantai beton an atau bagian struktur lainnya yang ada , dari tiap kelas beton yag di
tempatkan , harus di ambil sedikitnya satu set benda uji , terdiri dari dua contoh
benda uji harus di ambil dari suatu adukan beton yang terpisah dari beton yang di
cor
Umur pengujan standard adalah 28 hari dan 7 hari dengan izin dari pengawas
8. PENYELIDIKAN TANAH
8.1 UMUM
Tujuan penyelidikan tanah adalah untuk mengetahui kondisi geologi dan
geoteknik tanah untuk berbagai keperluan seperti desain pondasi, pertambangan,
kestabilan lereng, pembuatan jalan dan lain-lain. Pekerjaan ini mencakup pekerjaan
pengeboran coring dan non-coring, test in-situ seperti Standard Penetration Test
(SPT), Cone Penetration Test (CPT/Sondir) dan Test Permeabilitas.
8.2 JENIS-JENIS PENYELIDIKAN TANAH
a. Hand Auger Boring
Hand Auger Boring yaitu pengeboran dilakukan dengan menggunakan bor
ulir tangan atau dengan metode coring menerus menggunakan diameter inti 73
mm. Sampel tidak terganggu untuk pengujian laboratorium diambil dengan
menggunakan thin wall shelby tube dengan diameter 70 mm dan panjang 70
cm. Biasanya digunakan untuk pengambilan sampel tanah dangkal.
b. Standard Penetration Test (SPT) dilakukan dengan menggunakan prosedur dan
peralatan sesuai ASTM D1586-84, "Standard Method for Penetration Test and
Split Barrel Sampling of Soils". Besarnya tahanan tanah dalam test ini dinyatakan
dengan nilai-N. Jumlah pukulan palu SPT pada ujung atas stang bor yang
menyebabkan penurunan split spoon pada ujung bawah stang bor masuk ke
dalam tanah sedalam 3x15cm dicatat. Jumlah pukulan 2x15cm terakhir disebut
nilai N. Hasil test dicatat dalam boring log.
c. Cone Penetration Test (CPT) yang kita kenal sebagai test Sondir digunakan
untuk mengetahui profil ke dalam tanah secara menerus yang dinyatakan dengan
nilai tahanan ujung konus dan tahanan selimut. Interprestasi yang tepat terhadap
data ini dapat digunakan untuk mengestimasi profil tanah, kepadatan relatif
(untuk pasir), kuat geser tanah, kekakuan tanah, permeabilitas tanah atau
koefisien konsolidasi, kuat geser selimut tiang, dan kapasitas daya dukung
ujung tiang.
d. Pengeboran sampel tanah Pengambilan sampel tanah tidak-terganggu dilakukan
dengan mengikuti prosedur ASTM D 1587-83 “Standard Practice for Thin-Walled
Tube Sampling of Soils". Sampel tanah tidak-terganggu diambil dari
kedalaman tertentu sesuai spesifikasi dengan menggunakan shelby tube sampler
(tabung sampel berdinding tipis). Sampel tanah yang telah diambil dari lubang
pengeboran disimpan dan dilindungi terhadap benturan, getaran dan perubahan
kelembaban air, dengan tujuan untuk menjaga struktur tanah dan komposisi
fisik sesuai dengan kondisi aslinya sampai dikeluarkan dari tabung untuk
ditest di laboratorium tanah kami. Kedalaman pengambilan sampel dicatat dalam
boring log.
9. PENYEDIAAN LOKASI HASIL GALIAN
9.1 UMUM
Pekerjaan ini bertujuan ntuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan
dimana diperlukan lahan/ tempat stok material/bahan ataupun tempat alat–alat
berat. Penyediaan lahan ini sebagai tempat penempatan pembuangan sementara
hasil galian tanah yang nantinya digunakan untuk urugan kembali. Penyediaan
lokasi hasil galian berdekatan dengan lokasi pekerjaan
10. PEMBUATAN LAPORAN, FOTO, VCD DAN GAMBAR KERJA
10.1 UMUM
Semua arsip kegiatan proyek harus di simpan dan termasuk semua perubahan
pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya pekerjaan proyek.
Pembuatan Laporan, Foto/VCD dokumentasi dan Gambar Kerja (Shop
Drawing) sebagai berikut
a. Menyerahkan kepada direksi teknik laporan kemajuan pelaksanaan proyek
tersebut untuk persetujuan yang harus dilaksanakan pada hari ke 25 tiap-tiap
bulan, berupa laporan harian, mingguan dan bulanan yang dilengkapi dengan
time schedule termasuk foto-foto dokumentasi atau tanggal lain menurut
perintah Direksi Pekerjaan.
Isi masing-masing laporan tersebut adalah :
- Laporan harian
Laporan harian harus dibuat setiap material dan alat yang digunakan,
pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk keadaan cuaca dan
kendala yang dihadapi di lapangan.
- Laporan mingguan
Laporan mingguan tentang kemajuan pekerjaan selama satu minggu.
- Laporan bulanan
Laporan bulanan berisi tentang kemajuan pekerjaan selama satu bulan.
- Foto Dokumentasi dan VCD
Selama tahapan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa harus membuat
dokumentasi terhadap masing -masing item pekerjaan berupa foto 0% (sebelum
pelaksanaan pekerjaan), 50% (pertengahan pelaksanaan pekerjaan) dan foto
100% (setelah pekerjaan selesai), dengan latar belakang pengambilan gambar
kerja pada titik yang sama. Foto-foto tersebut harus dicetak rangkap 3 (tiga),
yang dimasukkan dalam album.
b. Semua dokumen memerlukan persetujuan direksi teknik
Hal-hal yang harus diperhatikan gambar kerja/pelaksanaan (Shop Drawing)
adalah :
1. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar yang
harus disiapkan
2. Sebelum gambar-gambar Pelaksanaan disetujui oleh Direksi, tidak
diperbolehkan melaksanakan pekerjaan di lapangan.
3. Melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta oleh Direksi Pekerjaan dan
menyerahkan kembali seluruh gambar kerja/ pelaksanaan.
11. AS BUILT DRAWING
11.1 UMUM
Sesudah pelaksanaan pekerjaan selesai Penyedia jasa harus membuat dan
menyerahkan gambar kerja-gambar kerja yang sesuai dengan pelaksanaan
pekerjaan
(as built drawing). Gambar kerja-gambar kerja tersebut harus memberikan
informasi yang lengkap dan benar dari seluruh pelaksanaan pekerjaan.
Gambar kerja-gambar kerja tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk
diperiksa dan disetujui yang kemudian diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Asbuilt Drawing diserahkan segera setelah serah terima pertama ses uai
dengan ketentuan dalam spsesifikasi pekerjaan ini. Pembuatan As Build Drawing
harus menggambarkan volume dan item pekerjaan yang dilaksanakan
12. DIREKSI KEET
Penyedian Kantor Lapangan, Gudang, Pemondokan Buruh dan Perumahan Staff
(Direksi keet)
Penyediaan kantor lapangan untuk direksi lapangan, gudang, pemondokan buruh
dan perumahan staff akan disediakan dengan fasilitas sesuai yang disyaratkan
dan atas persetujuan Direksi Lapangan. Gudang, Kantor lapangan penyedia jasa
akan diusahakan di dekat lokasi kerja untuk memudahkan pengawasan
penggunaan alat dan bahan, maupun kontrol pelaksanaan pekerjaan.
Pembangunan direksi keet ini dilakukan di tempat yang tidak akan mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama. Adapun fasilitas yang harus
disediakan di dalam direksi keet / kantor proyek antara lain adalah :
1. Papan nama proyek
2. Almari arsip
3. Meja dan kursi4. Buku direksi5. Buku tamu6. Jadwal waktu pelaksanaan7. Grafik cuaca8. Gambar rencana9. Gambar kerja10. Perhitungan Mutual Check 0%11. Lembar pengesahan/izin kerja12. Foto proyek dalam kondisi 0%13. Kota obat (P3K).
13. Papan Nama Proyek
10.1 Umum
Papan nama proyek penting dipasang untuk memberi informasi kepada
publik mengenai pekerjaan yang sedang dikerjakan. Papan Nama Proyek akan
dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama Proyek ini
dibuat dari triplek t. 3 mm dengan ukuran 80 x 120 cm, ditopang kayu kaso (5/7)
kelas 2 dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang
sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan
kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain :
Nama Kegiatan
Pemilk Proyek
Penyedia jasa Pelaksana
Konsultan Pengawas
NIlai Kontrak
Sumber dana
Jangka waktu pelaksanaan
Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat.
10.2 Kebutuhan Tenaga, alat dan Bahan
1 Tenaga yang dibutuhkan
Pekerja = 2 orang
Mandor = 1 orang
2 Waktu pelaksanaan = 2 hari
3 Peralatan yang dibutuhkan
Alat Tukang = 1 Ls
4. Dimulai pada minggu ke = 1
II. PELAKSANAAN PEKERJAAN DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan pekerjaan Tanah
3.2 Timbunan Pilihan Selain Dari Sumber Galian
1 Umum
a. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan
dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
b. Urugan yang dimaksud adalah urugan tanah kembali dan urugan
didatangkan
Pekerjaan ini mencakup pengurugan kembali dari tanah bekas galian yang
dihasilkan pada lubang - lubang yang sudah disiapkan dengan pemadatan lapis demi
lapis setiap 20 cm dengan menggunakan alat pemadat yang sesuai sampat didapat
dimensi yang dikehendaki
2. Ketentuan KerjaPekerjaan penimbunan atau urugan yang dapat mengganggu lalu
lintas harus dilakukan dengan menggunakan metode konstruksi setengah jalan.
Selama pelaksanaan pekerjaan diperlukan adanya jadwal kerja dan pengaturan
lalu lintas sehingga setiap saat tetap terbuka untuk lalu lintas.
Adapun kondisi tempat kerja harus memenuhi ketentuan :
- Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan tetap kering sebelum dan selama
pekerjaan pemasangan termasuk pada proses pemadatan berlangsung. Oleh karena
itu bahan urugan selama konstruksi harus memiliki kemiringan yang cukup untuk
membantu drainase dari aliran air hujan.
- Kontraktor harus menjamin di tempat kerja tersedia air yang cukup untuk
pengendalian kelembaban urugan selama operasi pemasangan dan pemadatan.
- Urugan tidak boleh dipasang, dihamparkan atau dipadatkan sewaktu hujan dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan.
3. BahanBahan urugan harus dipilih dari sumber yang telah mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan. Ukuran dan mutu bahan harus sesuai dengan yang diisyaratkan.
Bahan yang dipilih sebaikanya tidak termasuk tanah yang plastisitasnya
tinggi, diklasifikasikan sebagai A-7-6 dari persyaratan AASHTO M 145 atau sebagai
CH dalam sistem klasifikasi “Unified atau Casagrade”. Bila penggunaan tanah yang
plastisitasnya tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut hanya digunakan pada
bagian dasar dari urugan atau pada urugan kembali yang tidak memerlukan
daya dukung yang tinggi. Tanah plastis seperti itu tidak tidak boleh digunakan pada
lapisan 30 cm di bawah tanah dasar pekerasan atau bahu. Sebagai tambahan,
urugan dalam zona ini bila diuji dengan AASHTO T193 memiliki harga CBR yang
tidak kurang dari6% setelah masa perendaman selama 4 hari dan setelah
dipadatkan 100% dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditetapkan oleh
AASHTO T99.
4. Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Penyiapan Tempat Kerja
- Sebelum pemasangan urugan pada suatu tempat, seluruh bahan yang
tidak memenuhi persyaratan harus dibuang sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
- Bila tinggi urugan 1 m atau kurang, dasar pondasi harus benar-benar
dipadatkan sehingga pada bagian atas setinggi 15 cm dapat memenuhi
persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk urugan yang dipasang di
atasnya.
(2) Pemasangan urugan
- Urugan harus dibawa ke permukaan yang telah dipersiapkan dan disebar
merata pada lapisan yang bila dipadatkan harus sesuai dengan gambar kerja
kerja. Bila terdapat lebih dari satu lapis yang akan dipasang, maka setiap
lapisan diusahakan memiliki ketebalan yang sama.
- Umumnya urugan tanah harus langsung diangkut dari lokasi sumber
bahan ke tempat yang telah dipersiapkan sewaktu cuaca kering dan
disebar. Penimbunan stok tanah urug biasanya tidak diperbolehkan, terutama
pada musim hujan.
- Bila terdapat urugan di atas gorong-gorong dan di belakang struktur
harus dilaksanakan secara sistematis dan secepatnya menyusul pemasangan
gorong- gorong atau struktur. Sebelum dilakukan pengurugan minimal harus
diberikan waktu selama 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan-
sambungan gorong-gorong atau pengecoran struktur beton dengan gaya
berat pasangan batu atau pasangan batu dengan adukan. Periode 14 hari
harus diberikan sebelum dilakukan pengurugan disekitar struktur penahan
tanah yang terbuat dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan
adukan.
(3) Pemadatan urugan
a. Setelah pemasangan dan penghamparan urugan tiap-tiap lapisan harus
dipadatkan dengan alat pemadat yang memadai sampai mencapai
kepadatan yang ditentukan dan mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Pemadatan urugan tanah dilakukan bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang kurang dari 3% sampai lebih dari dari 1% dari kadar air optimum.
Kadar air optimum adalah kadar air pada kepadatan kering maksimum yang
diperoleh bila tanah dipadatkan sesuai dengan AASHTO T99.
c. Tiap-tiap lapis urugan dipasang harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan,
diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapis
berikutnya dipasang.
e. Urugan harus dipadatkan mulai dari tepi dan berlanjut ke arah sumbu jalan
sehingga tiap-tiap bagian menerima jumlah pemadatan yang sama. Bila
memungkinkan lalu lintas alat konstrusi harus dilewatkan di atas urugan dan
arahnya terus diubah-ubah untuk menyebarkan proses pemadatan dari lalu
lintas tersebut.
f. Bila bahan urugan akan dipasang pada struktur, maka harus dilakukan agar
urugan memiliki ketinggian yang sama pada kedua sisi struktur.
g. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin 15 cm dan secara menyeluruh dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) minimum seberat 10 kg
a. Peralatan yang digunakan
1. Dump truck, untuk mengangkut material ke lokasi pekerjaan.
2. Motor Grader, untuk meratakan timbunan
3. Tandem, untuk memadatkan timbunan
4. Water Tanker, untuk penyiraman timbunan pada saat pemadatan
b. Metoda Pelaksanaan1 Material pilihan diangkut dari quarry dengan menggunakan dumptruk ke
Mulai
Persiapan Alat & Material
Penghamparan Material di lokasi Proyek
Pemadatan
Selesai
Pengangkutan Material dari stock pile
InpeksiNo
Perbaikan
lokasi pekerjaan, kemudian dituangkan ke area yang akan ditimbun dengan
cara dibagi menjadi beberapa tumpuk dengan jarak tertentu.
2. Selanjutnya, material pilihan di ratakan dengan menggunakan grader
3. Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan di padatkan lapis demi lapis dengan
menggunakan vibratory roller.
4. Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan
dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu secara manual.
Gambar . Metoda Pekerjaan Timbunan
FLOWCHART TIMBUNAN PILIHAN SELAIN DARI SUMBER GALIAN
3.3 PENYIAPAN BADAN JALAN
Penyiapan badan jalan meliputi pekerjaan pembersihan, pembentukan dan
pemadatan tanah dasar atau badan jalan existing agar elevasinya sesuai degan yang
ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.
Pekerjaan ini mencangkup penyiapan tanah dasar untuk dasar pelaksanaan
lapisan pondasi agregat (sub-base). Penyiapan tanah dasar (subgrade) mencangkup
pada ruang area badan jalan dengan lebar kebutuhan sesuai rencana termasuk bahu
jalan. Pada pekerjaan ini mengupayakan formasi galian, terutama permukaan dalam
keadaan kadar air optimum dan stabil untuk penghamparan bahan material lapisan
pondasi agregat. Tanah dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung
minimum sebagaiamana yang diberikan dalam gambar atau sekurang – kurangnya
mempunyai CBR minimum 6% jika tidak disebutkan.
Pelaksanaan kerja :
Bila tanah dasar memiliki nilai CBR lapangan kurang dari 2% atau berdaya dukung
rendah maka minimal dilakukan timbunan pilihan dihampar dalam satu atau
beberapa lapis dan harus dipadatkan dengan alat Vibro roller.
Permukaan tanah dilakukan pembentukan penampang melintang dan memanjang
dengan menggunakan motor Grader. Diusahakan mendapatkan permukaan yang
rata.
Kepadatan sekurang – kurangnya 100% dari kepadatan kering maksimum, dan
pada kadar air 2% dari kadar air optimum di laboratorium. Serta CBR minimum
untuk subgrade 6%.
Bila tanah dalam keadaan kering dengan kadar air belum tercapai, maka tanah
disiram air water tanker untuk mendapatkan kadar air optimum.
Pengecekan kerataan dilakukan dengan sebuah mal datar sepanjang 3m diletakan
pada permukaan jalan sejajar dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi
permukaan yang ada tidak boleh melampui 12 mm.
Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian
yang cukup, untuk menjamin berlakuknya aliran bebas dari air permukaan.
Bilaman cuaca tidak memngkinkan seperti hujan maka untuk melindungi
permukaan akhir dapat dilakukan penutupan permukaan dengan hamparan
plastic kedap air, agar terhindar dari kerusakan oleh hujan.
A. Alat yang di gunakan:
1. Motor Grader
2. Vibrator Roller
Aat Bantu Lainnya
B. Metoda Pelaksanaan
Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:
1. Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan
seperti semak - semak, batu besar, dan material lainnya.
2. Permukaan diratakan dengan motor grader dan dibentuk sesuai dengan elevasi
rencana.
3. Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory Roller.
4. Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu
Mulai
Persiapan Alat & Pekerja
Pembersiahan lokasi Pekerjaan
Pemadatan
Selesaii
Pengukuran dan pemasangan patok acuan
InpeksiNo
Perbaikan
Perataan Badan Jalan
FLOWCHART PENYIAPAN BADAN JALAN
III. PELAKSANAAN PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR
1. Umum
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,
pembasahan dan pemadatan agregat bergradasi di atas permukaan yang telah
disiapkan dan telah diterima sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan dan
memelihara lapis pondasi agregat yang telah selesai sesuai dengan persyaratan.
Pemrosesan harus meliputi, bila perlu pemecahan, pengayaan, pemisahan, pencampuran
dan operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi
ketentuan.
Pekerjaan ini mencangkup pekerjaan :
Lapis pondasi agregat kelas A
Lapis pondasi agregat kelas B
2. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal dibawah ini paling lambat 21
hari sebelum tanggal yang disulkan dalam penggunaan setiap bahan untuk pertama
kalinya sebagai lapis pondasi agregat :
Dua contoh masing-masing 50 kg bahan, satu disimpan oleh Direksi Pekerjaan
sebagai rujukan selama peeriode kontrak.
Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang yang diusulkan
untuk lapis pondasi agregat, bersama dengan haasil laboratorium yang
membuktikan bahwa sifat-sifat bahan tersebut telah memenuhi persyaratan.
b. Mengirim hal-hal di bawah ini dengan bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan
segera terkait :
Hasil pengujian kepadatan dan kadar air sesuai dengan persyaratan.
Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data hasil survey
pemeriksaan yang menyatakan bahwa toleransi yang diisyaratkan harus
terpenuhi.
3. Bahan
a. Sumber bahan
Bahan lapis pondasi agregat harus dipilih dari sumber yang telah disetujui oleh
Direksi pekerjaan.
b. Kelas lapis pondasi agregat
Terdapat dua kelas yang berbeda dari lapis pondasi agregat yaitu kelas A dan kelas
B. Pada umumnya lapis pondasi agregat kelas A adalah mutu lapis pondasi atas
untuk semua lapisan di bawah lapisan beraspal dan lapis pondasi agregat kelas B
boleh digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup aspal.Untuk pekerjaan ini
menggunakan agregat kelas B.
c. Fraksi agregat kasar
Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel
pecahan bayu atau kerikil yang keras atau awet. Bahan yang dipecah bila berulang
dibasahi dan dikeringkan tidak boleh digunakan.
Bilamana digunakan untuk lapis pondasi agregat kelas A, maka untuk agregat
kasar yang berasal dari kerikil tidak kurang dari 100% berat agregat kasar harus
mempunyai minimum satu bidang pecah.
Sedangkan untuk lapis pondasi agregat kelas B, agregat kasar yang berasal
dari kerikil tidak kurang dari 50% berat agregat kasar ini harus mempunyai
minimum satu bidang pecah.
d. Fraksi agregat halus
Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir
atau batu pecah halus dan partikel lainnya.
e. Sifat-sifat bahan yang diisyaratkan sesuai yang tertuang di RKS
4. Pelaksanaan Pekerjaan
Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan
lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan lama harus
diperbaiki terlebih dahulu.
Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan
lama atau tanah dasar baru yang disiapkan, maka lapisan harus diselesaikan
sepenuhnya sesuai pada lokasi dan jenis lapisan terdahulu.
Bilamana lapis pondasi agregat akan dihampar langsung di atas permukaan
perkerasan aspal lama, maka harus dipastikan bahwa lapis pondasi tersebut tidak
mengalami kerusakan dan sesuai petunjuk Direksi pekerjaan.
Lapis pondasi agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang merata
dan
harus dihampar pada kadar air yang telah sesuai dengan persyaratan.
Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agar
menghasilkan ketebalan yang sesuai. Bilamana akan dihamparkan lebih dari satu
lapis, maka lapisan tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama.
Lapis pondasi agregat harus dihampar dan dibentuk dengan metode yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan tidak menyebabkan terjadinya segregasi pada
partikel agregat tersebut. Bilamana terjadi segregasi, maka harus diperbaiki atau
dibuang kemudian digunakan bahan yang bergradasi baik.
Setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan
secara menyeluruh dengan alat pemadat hingga kepadatan minimum
100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi.
Penggunaan mesin gilas beroda karet untuk pemadatan akhir, bila mesin
gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau
menyebabkan terjadinya degradasi berlebihan dari lapis pondasi agregat.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang
3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum, dimana
kadar air adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum
modifikasi.
Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi
sedikit kearah sumbu jalan dalam arah memanjang. Pada bagian yang
bersuperelevasi, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harus
dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebut
terpadatkan secara merata.
a) Alat yang di gunakan:
1. Dump Truck
2. Whell Loader
3. Motor Grader
4. Vibrator Roller
5. Water Tangker
6. Alat Bantu Lainnya
b) Metode pelaksanaan:
1. Pendatangan material Agregrat dari base camp dengan menggunakan Dump
Truck
Mulai
Pengangkutan Material ke Lokasi Proyek
Job Mix Material di stock pile Uji Material
Persiapan alat & Material
2. Agregat kemudian dihamparkan dan dibentuk kemiringannya dengan Motor Grader
3. Hamparan agregat kemudian dipadatkan dengan menggunakan Vibrator Roller
dan PTR hingga dihasilkan 100 % kepadatan kering maksimum sambil disiram
air sejumlah 0.07 Liter/m² dengan menggunakan Water Tanker
FLOWCHART PELAKSANAAN PEKERJAAN BERBUTIR
Mulai
Pencampuran Aspal & Kerosin Pembersihan Lokasi dengan Air Compresor
Persiapan alat & Material
IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
2.1 Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan ini mencakup peneyedian dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah di siapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya dan dihampar diatas permukaan yang sudah beraspal
2. Persiapan Pekerjaan
1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule,
perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk
memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.
2) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
5. Tahapan Pekerjaan
FLOWCHART PELAKSANAAN PEKERJAAN LAPIS REKAT PENGIKAT ASPAL CAIR
a. Alat Yang di gunakan:
1. Compressor
2. Aspal Sprayer
3. Alat Bantu Lainnya
b. Analisa K3
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
Rambu Peringatan : “HATI-HATI ADA PEKERJAAN PENGASPALAN”
Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
Sarung Tangan
Helm
Sepatu Safety
c. Metode pelaksanaan:
1. Terlebih dahulu Permukaan dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air
Compressor
2. Selama dalam pekerjaan pembersihan berlangsung, aspal dan minyak tanah,
dicampur (perbandingan 56:44) dan dipanaskan dalam Aspal Sprayer sehingga
menjadi campuran aspal cair. Setelah mencapai temperatur 38° C - 93° C, campuran
aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan
dilapis.
2.2 Laston Lapis Aus (AC-WC)
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet untuk
lapisan perata, lapis pondasi atau lapis campuran aspal yang terdiri dari agrergrat dan
bahan aspal yang di campur di AMP, serta menghampar dan memadatkan campuran
tersebut di atas pondasi atau permukaan yang telah di siapkan
2. Persiapan Pekerjaan
Mulai
Persiapan Alat dan Material
Pengangkutan Campuran ke Lokasi Proyek
Penghamparan Material di lokasi Proyek dan Pemadatan
Selesai
Pencampuran Aspal + Agregrat + Filler + Aditif
1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaan dimulai.
2) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Tahapan Pekerjaan
FLOWCHART PELAKSANAAN PEKERJAAN LASTON-LAPIS AUS AC-WC
4. Uraian Pekerjaan
1) Wheel Loader memuuat agrgrat dari stock pile ke hot bin, kemudian bersama-sama dengan aspal asbuton butir di campur di unit pencampuran aspal dengan komposisi yang telah di setujui
2) Hotmix di produksi dengan AMP sesuai degan spesifikasi 3) Dump Truck membawa campuran hot mix ke lokasi pekerjaan 4) Kemudian Hotmix di tuangkan ke alt asphalt Finisher dengan suhu yang telah di
tetapkan dan di sebar denga tebal sesuai tial compaction yang telah di setujui
Gambar 15. Penghamparan hotmix dengan Asphalt Finisher
5) Selanjutnya, dilakukan pemadatan awal (Break down Rolling) dengan
menggunakan Tandem Roller pada suhu hot mix sekitar 125*C - 140*C, dengan
jumlah lintasan sesuai spesifikasi teknis
6) Pemadatan akhir (Finishing Rolling)) dengan menggunakan tandem roller sebanyak
dua lintasan pada suhu hotmix antara 60*C – 90*C.
7) Selama penghamparan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi dan sambungan
hamparan secara manual, sebagian lagi bertugas mengatur lalulintas yang lewat
Gambar Pemadatan Aspala. Alat Yang di gunakan:
1. AMP
2. Dump Truck
3. Tandem Roller
4. Asphlt Finisher
5. Pheneumetic Tyre Roller
6. Alat Bantu Lainnya
b. Analisa K3
1. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan : “HATI-HATI ADA PEKERJAAN
PENGASPALAN”
Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
Sarung Tangan
Helm
Sepatu Safety
c. Metode pelaksanaannya:
1. Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan dalam AMP. Kemudian dimuat
langsung ke dalam Dump Truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan
2. Dump Truck kemudian menuangkan material Aspal ke dalam Asphalt Finisher
lalu kemudian dihampar dan diratakan. Setelah penghamparan kemudian
dilakukan pemadatan awal dengan Tandem Roller sebanyak 1-3 Lintasan
3. Selanjutnya pemadatan antara dengan rentang waktu sekitar 5 -15 menit setelah
pemadatan awal dengan menggunakan PTR sebanyak 10 – 16 Lintasan.
Kemudian Pemadatan akhir dengan Tandem Roller sebanyak 1 – 2 Lintasan
dengan rentang waktu tidak lebih dari 45 menit sesudah penghamparan.
Pemadatan ini dilakukan untuk meningkatkan penampakan permukaan
V. PELAKSANAAN PEKERJAAN DIVISI 7. STRUKTUR
A. PEKERJAAN BETON
1. Umum
Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen Portland atau semen
hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan
tambah membentuk massa padat;
Pekerjaan harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton bertulang, beton
pracetak sesuai dengan spesifikasi dan gambar kerja rencana atau sebagaimana yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan;
Pekerjaan ini mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pengadaan
perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi seperti pemompaan
atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering;
Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
Kontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja rencana atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Yang dimaksud beton adalah campuran antara semen Portland atau semen
hidraulik yang setara. agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan membentuk gass padat. Beton yang dihasilkan harus memenuhi kekuatan
sesuai dengan yang ditentukan dalam perencanaan. Kandungan udara harus masih
dalam batas yang dianjurkan sesuai dengan ukuran agregat dan daerah di mana beton
akan digunakan. Beton harus mempunyai factor air semen yang tidak lebih dari yang
dianjurkan untuk mengatasi kondisi lingkungan yang mungkin terjadi .
Campuran beton yang di buat harus memiliki kelekatan yang baik agar memberikan
kemudahan dalam pengerjaan tanpa terjadi segregasi atau bliding dan setelah beton
mengeras memenuhi kriteria kekuatan , keawetan , dan kedap air.
2. Bahan Beton dan Semen
Bahan yang digunakan harus berasal dari sumber yang telah diketahui dan
dibuktikan telah memenuhi persyaratan dan ketentuan dalam pedoman baik mutu
maupun jumlahnya .
1. Agregat
Agregat harus dikelola untuk menegah pemisahan butir, penurunan mutu ,
pengotoran atau pencampuran antara fraksi dari jenis yang berbeda .
Bilabahan mengalami pemisahan butir, penurunan mutu atau pengotoran ,
maka sebelum digunakan harus diperbaiki dengan cara pencampuran dan
penyaringan ulang, pencucian atau cara-cara lainnya.
Agregat yang berbeda sumber dan ukuran serta gradasinya tidak boleh
disatukan.
Semua agregat yang dicuci harus didiamkan terlebih dahulu minimum 12 jam
sebelum digunakan.
Waktu penumpukan lebih dari 12 jam harus dilakukan untuk agregat yang
berkadar air tinggi atau kadar air yang tidak seragam.
Pada waktu agregat dimasukkan ke dalam mesin pengaduk , agregat
tersebut harus mempunyau kadar air yang seragam.
Agregat halus/pasir harus diperiksa kadar airnya. Volume agregat yang
mempunyai kadar air bervariasi lebih dari 5% harus dikoreksi.
Pada penakaran dengan berat banyaknya agregat setiap fraksi harus
ditimbang terpisah . Agregat harus diperiksa kadar airnya, berat agregat yang
menpunyai kadar air bervariasi lebih dari 3% harus dikoreksi.
Agregat kasar harus dipilih sedemikan rupa sehingga ukuran agregat
terbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau
antara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana beton
harus dicor.
Agregat yang digunakan harus bersih , keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral , atau dari penyaringan dan pencucian kerikil dan
pasir sungai.
Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 tentang metode pengujian kotoran organik
dalam pasir untuk campuran mortar dan beton.
2. Semen
Semen yang digun akan untuk pekerjaan beton semen harus sesuai dengan
SNI 15-2049-2004. Cara penyimpanan semen harus mengkuti ketentuan sebagai
berikut:
Semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat.
Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan.
tidak m enempel/melekat pada dinding ruangan dan maksimum setinggi
10 sak semen .
Tumpukan sak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak
terjadipermutaran udara di antaranya dan mudah untuk diperiksa.
Semen dari berbagai jenis/merk harus disimpan secara terpisah sehingga
tidak mungkin tertukar dengan jenis/merk yang lain.
Semen yang baru datang tidak boleh ditimbun di atas timbunan semen
yangsudah ada dan penggunaannya harus di lakukan menurut urutan
pengiriman .
Pada penggunaan semen curah , suhu semen harus kurang dari 70°C
3. Air
Air yang digunakan untuk campuran atau perawatan harus bersih dan bebas
dari minyak, garam. asam, bahan nabati. lumpur atau bahan bahan lain yang dalam
jumlah tertentu dapat membahayakan. Air harus berasal dari sumber yang telah
terbukti baik dan memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-6817-2002 tentang
metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton.
Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena
sesuatu sebab pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus
diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar
dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan.
Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut
pada umur 7 (tujuh ) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan
minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang
sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan.
4. Bahan tambahan
Digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat
berupa bahan kimia, bahan mineral atau hasil limbah yang berupa serbuk
pozzolanik sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.
Bahan kimia Bahan tambahan yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam
campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses
pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran
beton. Ketentuan mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada SNI
032495-1991. Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambahan
campuran beton dapat digunakan untuk keperluan - keperluan :
meningkatkan kinerja adukan beton tanpa menambah air;
mengurangi Penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi
kelecakan;
mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton;
meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss ) :
mengurangi susutbeton atau memberikan sedikit pengembangan volume
beton (ekspansi);
mengurangi terjadinya bliding (bleeding); mengurangi terjadinya
segregasi.
Mineral Berupa bahan tambahan atau bahan limbah dapat berbentuk abu
terbang (fly ash. Apabila digunakan bahan tambahan berupa abu terbang, maka
bahan tersebut harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam
SNI 03-2460-1991 tentang Spesifikasi abu terbang sebagai bahan tambahan
untuk campuran beton
5. Bekisting
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan-pekerjaanya termasuk perancangan, pelaksanaan dan
pembongkaran dari semua cetakan beton serta penunjang untuk semua beton
cor
2. Bahan
Bahan-bahan dan perlengkapan-perlengkapan tambahan (accessories) harus
disediakan seperti disyaratkan untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan
beton seperti disyaratkan.
3. Pelaksanaan
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan
terhindar dari bahaya kemiringan dan penurunan, sedangkan
konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang
akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya
sentuhan yang mungkin dan membuat langkah-langkah persiapan
yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya-gaya
yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga akhir pekerjaan beton,
lendutan dari permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan
kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya. Perancah harus dibuat
dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk.
Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dinamis, kelurusan dan
kemiringan dari beton seperti ditunjukkan pada gambar, dilengkapi
untuk lubang-lubang (openings), celah-celah, pengunduran (recesses),
chamfers dan proyeksi- proyeksi seperti yang diperlukan.
Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah,
kedap air dan dikencangkan secukupnya serta diperkuat untuk
mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan
lendutan antara penunjang- penunjang cetakan.
4. Pembongkaran Cetakan dan Pengencangan Kembali Perancah
Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan PBI-71 NI-2.
Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus
dilepas secara berhati-hati tanpa menambah tegangan atau tekanan
terhadap sudut- sudut,off sets ataupun bukaan-bukaan (reveals).
Bersihkan cetakan-cetakan beton secepatnya setelah pembongkaran
untuk mencegah kerusakan pada bidang kontak.
Pemasangan kembali perancah segera setelah pembongkaran cetakan
harus ditopang/ditunjang kembali sepenuhnya pada semua pelat dan
balok sampai dengan sedikitnya tiga lantai di bawahnya. Pemasangan
perancah kembali harus tetap ditempatnya sampai beton mencapai
kriteria umum kekuatan tekan 28 hari. Periksa dengan teliti kekuatan
beton dengan test silinder atas biaya Kontraktor.
Penunjang-penunjang sementara; sebelum pengecoran beton,
tulangan menerus balok-balok dengan betang panjang (12 m)
ditunjang dengan penopang-penopang sementara sedemikian untuk
meminimumkan lendutan akibat beban dari beton basah.
Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama
pengecoran beton dan selama diperlukan untuk mencegah penurunan
dari penunjang tersebut. Perancah tidak boleh dipindahkan sampai beton
mencapai kekuatan yang mencukupi.
5. Pencampuran beton
Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis
dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari
seluruh bahan. Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan
alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan dalam setiap penakaran. Pertama-tama alat pencampur harus diisi
dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur
dijalankan sebelum air ditambahkan.
Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum
waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran
untuk mesin berkapasitas ¥.. m3 atau kurang haruslah I ,5 menit; untuk mesin yang
lebih besar waktu harus ditingkalkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 mm.
Bila tidak memungkinkan penggunaa n m esin pencam pur, Direksi Pekerjaan
dapat menyetujui pencampuran beton dcngan cara manual , sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampura n bcton dengan cara manual
harus dibatasi pada beton non-struktural. Pekerjaan beton mutu sedang dengan
(fc'= 20 Mpa) digunakan untuk pekerjaan:
6. Pengecoran
Sebelum di lakukan penegecoran di beritahukan terlebih dahulu kepada
Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai
pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 6 jam (final setting).
Pengecoran di mulai apabila telah hadir perwakilan dari direksi
Sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau
diolesi pelumas di sisi dalamnya agar didapat kemudahan pembukaan
acuan tanpa menimbulkan kerusakan pada permukaan beton.
Pengecoran beton ke dalam acuan harus selesai sebelum terjadinya
pengikatan awal beton
Pengecoran beton harus berkesinambungan tanpa berhenti sampai
dengan lokasi sambungan pelaksanaan (construction joint) yang telah
disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai;
Pengecoran beton harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
terjadi segregasi antara agregat kasar dan agregat halus dari campuran.
Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat
dicapai pada posisi akhir beton. Pengaliran beton tidak boleh melampaui
satu meter dari tempat awal pengecoran;
Pengecoran beton ke dalam acuan struktur yang berbentuk rumit dan
penulangan yang rapat harus dilaksanakan secara lapis demi lapis dengan
tebal yang tidak melampaui 150 mm. Untuk dinding beton, tebal lapis
pengecoran dapat sampai 300 mm menerus sepanjang seluruh keliling
struktur;
Tinggi jatuh bebas beton ke dalam cetakan tidak boleh lebih dari 1,5 m.
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa
hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat
menyatu dengan campuran beton yang baru;
Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton baru yang
akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-
bahan yang lepas dan rapuh dan dilapisi dengan bonding agent yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Dalam waktu 24 jam setelah pengecoran permukaan pekerjaan beton,
tidak boleh ada air yang mengalir di atasnya. Untuk perawatan dengan
pemberian air di atas permukaan, dapat dilakukan sebelum 24 jam setelah
pengecoran dengan persetujuan Direksi Pekerjaan;
Untuk pengecoran beton yang menggunakan pompa beton dari alat Ready
Mix, maka perlu diperhatikan kapasitas, daya pemompaan, kelecakan
beton untuk mendapatkan hasil pengecoran yang sesuai dengan
ketentuan.
7. Pemadatan
Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari
luar acuan yang telah disetujui. Bilamana diperlukan dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual
dengan alat yang cocok untuk menjamin kepadatan yang tepat dan
memadai. Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam acuan;
Pemadatan harus dilakukan secara hati-hati untuk memastikan semua
sudut, di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar terisi tanpa
menggeser tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung udara terisi;
Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi segregasi pada
hasil pemadatan yang
Mulai
Persiapan Alat dan Material
Penegecoran & Pemadatan Beton
Selesai
Pemasangan Bekisting
Posisi alat penggetar mekanis yang digunakan untuk memadatkan beton di
dalam acuan harus vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi
sampai kedalaman 100 mm dari dasar beton yang baru dicor sehingga
menghasilkan kepadatan yang menyeluruh pada bagian tersebut.
Pencelupan jarum penggetar kedalam adukan beton tidak boleh terlalu
lama sebab bisa mengakibatkan pemisahan unsur – unsur adukan beton.
Ukuran diameter jarum penggetar yang digunakan harus disesuaikan
dengan keadaan/dimensi bagian yang harus dicor.
FLOWCHART PEKERJAAN CAMPURAN BETON
3. 1 Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250)
a. Alat yang di gunakan:
1. Concrete Mixer
2. Water Tanker
3. Concrete Vibrator
4. Alat Bantu
b. Metode pelaksanaan:
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahakan hasil pengujian material (mix design) Beton mutu sedang
dengan fc’= 20 MPa (K-250) yang akan digunakan dan harus sesuai dengan
Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
d. Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.
e. Material tersebut dicampur dengan menggunakan Con Pan mixer dan diberi
air yang telah disediakan dengan alat water tank truck.
f. Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
g. Hasil campuran Beton di bawa dengan truk mixer
h. Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu
perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai
dengan gambar.
i. Setelah bekisting dan tulangan sudah dipasang, maka pengecoran
dilaksanakan dengan menuangkan campuran beton ke bekisting dan
pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan
karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.
h. Dalam proses pengecoran harus dibuatkan pengukuran slump test dan benda
uji kubus beton untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium
7. 2 Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa (K-175)
a. Alat yang di gunakan:
1. Concrete Mixer
2. Water Tanker
3. Concrete Vibrator
4. Alat Bantu
b. Metode pelaksanaan:
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
b. Menyerahakan hasil pengujian material (mix design) Beton mutu sedang
dengan fc’= 15 MPa (K-175) yang akan digunakan dan harus sesuai dengan
Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
d. Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan
Semen.
e. Material tersebut dicampur dengan menggunakan Con Pan mixer dan diberi
air yang telah disediakan dengan alat water tank truck.
f. Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
g. Hasil campuran Beton di bawa dengan truk mixer
h. Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan
kayu perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan
sesuai dengan gambar.
i. Setelah bekisting dan tulangan sudah dipasang, maka pengecoran
dilaksanakan dengan menuangkan campuran beton ke bekisting dan
pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan
karakteristik (kuat tekan) beton tercapai.
h. Dalam proses pengecoran harus dibuatkan pengukuran slump test dan
benda uji kubus beton untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium.
B. BAJA TULANGAN
7. 3 Baja Tulangan BJ 24 Polos
1. Umum
a. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan
sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar kerja, atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pada pekerjaan ini mutu beton yang
dilaksanakan yaitu Beton K-175 dan Beton K-250.
b. Pengajuan Kesiapan Kerja
Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram
pembengkokan harus disediakan untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan sebelum
daftar tersebut serta diagram pembengkokan disetujui.
Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja
yang memberikan berat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap
ukuran dan mutu baja tulangan atau anyaman baja dilas yang akan
digunakan dalam pekerjaan.
2. Bahan
Baja tulangan harus baja polos atau berulir U24 dengan mutu yang sesuai dengan Gambar kerja dan RKS
Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman tulangan yang dilas yang harus memenuhi harus AASHTO M55
Kawat beton
3. Alat
a. Alat yang di gunakan:1. Bar Cutter 2. Alat Bantu Lainnya
4. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Pabrikasi
Batang-batang tulangan harus dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran
dalam gambar, dan pekerjaannya jangan sampai merusak tulangan baja
itu.
Sebelum dipasang di lapangan harus diadakan uji pembongkakan batang
tulangan dengan beberapa diameter dan lengkung pembengkokan, dan
harus dilakukan sedemikian rupa agar sifat fisik baja tidak berubah.
Kecuali bila ditentukan lain. semua batang tulangan yang harus
dibengkokkan maka harus dibengkokkan dalam keadaan dingin. Bila
batang tulangan dibengkokkan dengan pemanasan, maka cara
pengerjaannya harus disetujui dahulu oleh direksi pekerjaan dan harus
dilakukan sedemikan rupa agar sifat fisik baja tidak berubah .
Batang tulangan yang tidak bisa diluruskan tidak boleh digunakan.
batang tulangan yang sudah tertanam sebagian dalam beton tidak boleh
dibengkokkan, kecuali bila tertera dalam gambar atau ketentuan lain.
Untuk pemotongan dan pembengkokan, harus disediakan pekerja yang
ahli dan alat-alat yang memadai.
Kawat pen gikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang
memenuhi SNI 07-640 1-2000.
b) Pemasangan
Sebelum dipasang, batang tulangan harus diberikan dari karat, kotoran,
lumpur, serpihan yang mudah lepas, cat minyak atau bahan asing lainnya
yang dapat merusakikatan.
Batang-batang tulangan harus ditempatkan pada kedudukan yang
semestinya sehingga tetap kokoh pada waktu beton dicor.
Mulai
Persiapan Alat dan Material
Besi di bawa ke lokasi pekerjaan
Penganyaman dan Pengikatan Besi Beton
Selesai
Pemotongan & Pembengkokan Besi
Jarak batang-batang tulangan dari cetakan harus dijaga agar tidak
berubah menggunakan gantungan logam, balok adukan penopang dari
beton atau penopang lainnya yang disetujui oleh direksi pekerjaan.
Setelah ditempatkan, batang-batang tulangan dilakukan pemeriksaan, jika
batang tulangan telah lama terpasang maka harus dibersihkan sebelum
pengecoran beton.
Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang
tumpang tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang
tersebut harus diberikan kait pada ujungnya. Simpul dari kawat pengikat
harus diarahkan membelakangi permukaan beton sehingga tidak akan
terekspos.
Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu
yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan
diolesi dengan adukan semen acian (semen dan air saja).
FLOWCHART BAJA TULANGAN
BAB III. URAIAN URUTAN PEKERJAAN
A. PEKERJAAN UTAMA
DIVISI 1. UMUM
1.1 Mobilisasi
1.1.2 Pekerjaan Pembuatan Kantor Sementara
1. Volume Pekerjaan 1 Ls
2. Tenaga Kerja
- Pekerja 4 orang
- Tukang Kayu 2 orang
- Mandor 1 orang
3. Peralatan
- Alat bantu 1 Ls
4. Bahan
- Kayu Kaso 4/6
- Triplek 6 mm
- Paku
- Pasir
- Semen
- Asbes gelombang
- Paku asbes
- Pintu double teakwood ran
- Cat dinding
5. Waktu pelaksanaan : 7 Hari, Minggu ke 1 sampai dengan Minggu ke 2
6. Uraian Pekerjaan :
- Pembuatan Kantor Sementara dengan lantai plesteran
- Bila telah selesai maka akan dilakukan pemasangan papan nama pekerjaan
dilokasi pekerjaan
1.1.3 Papan Nama Proyek
1. Volume Pekerjaan 1 Ls
2. Tenaga Kerja
- Pekerja dan Tukang 2 orang
- Mandor 1 orang
3. Peralatan
- Alat bantu 1 Ls
4. Bahan
- Kayu Kaso 5/7
- multiplek 12 mm
- Paku
- Cat Kayu
5. Waktu pelaksanaan : 2 Hari, Minggu ke 1 sampai dengan Minggu ke 1
6. Uraian Pekerjaan :
- Pertama multiplek di potong dan di ukur sesuai ukuran papan nama cat warna dasar
- kemudian di cat warna dasar setelah itu di cetak tulisan dengan menggunakan
cetakan dari karton yang di semprot dengan cat semprot, kemudian di keringkan .
- Bila telah selesai maka akan dilakukan pemasangan papan nama pekerjaan
dilokasi pekerjaan
DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH
3.2 Timbunan Pilihan Selain Dari Sumber Galian
1. Volume Pekerjaan 1912,003 m3
2. Tenaga Kerja:
- Pekerja 4 orang
- Mandor 1 orang
- Operator/sopir 10 orang
3. Peralatan
- Wheel Laoder 1 unit
- Dump Truck 6 unit
- Motor Grader 1 unit
- Tandem Roller 1 unit
- Water Tanker 1 unit
- Alat Bantu 1 ls
4. Bahan
- Tanah Timbunan Pilihan 2122,323 m3
5. Waktu pelaksanaan : 56 Hari, Minggu ke 3 sampai dengan Minggu ke 10
6. Uraian Pekerjaan
- Wheel Loader menggali dan memuat ke dalam dump truck
- Dump Truck mengangkut ke Lokasi pekerjaan
- Material diratakan dengan menggunakan Motor Grader
- Hamparan material disiram air dengan watertank truck
- Material dipadatkan menggunakan Tandem Roller
- Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
3.3 Penyiapan Badan Jalan
1. Volume Pekerjaan 51300 m2
2. Tenaga Kerja:
- Pekerja 4 orang
- Mandor 1 orang
- Operator/sopir 2 orang
3. Peralatan
- Motor Grader 1 unit
- Vibrator Roller 1 unit
- Alat Bantu 1 ls
4. Waktu pelaksanaan : 49 Hari, Minggu ke 4 sampai dengan Minggu ke 10
5. Uraian Pekerjaan
- Motor Grader meratakan permukaan hasil galian
- Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor
Grader
- Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat Bantu
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
5. 1 Lapis Pondasi Agregat Kelas B
1. Volume Pekerjaan 2508 m3
2. Tenaga Kerja:
- Pekerja 7 orang
- Mandor 1 orang
- Operator/sopir 10 orang
3. Peralatan
- Wheel Laoder 1 unit
- Dump Truck 6 unit
- Motor Grader 1 unit
- Tandem Roller 1 unit
- Water Tanker 1 unit
- Alat Bantu 1 ls
4. Bahan
- Aggregat B 3009,6 m3
5. Waktu pelaksanaan : 49 Hari, Minggu ke 10 sampai dengan Minggu ke 16
6. Uraian Pekerjaan
- Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base
Camp
- Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan Motor
Grader
- Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadakan dengan
Tandem Roller, selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu
5.2 Lapis Pondasi Agregat Kelas A
1. Volume Pekerjaan 1765,5 m3
2. Tenaga Kerja:
- Pekerja 7 orang
- Mandor 1 orang
- Operator/sopir 10 orang
3. Peralatan
- Wheel Loader 1 unit
- Dump Truck 6 unit
- Motor Grader 1 unit
- Tandem Roller 1 unit
- Water Tanker 1 unit
- Alat Bantu 1 ls
4. Bahan
- Aggregat A 2118,6 m3
5. Waktu pelaksanaan : 43 Hari, Minggu ke 11 sampai dengan Minggu ke 17
6. Uraian Pekerjaan
- Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base
Camp
- Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan dan dihampar dengan
Motor Grader
- Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadakan
dengan
Tandem Roller, selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
6.1 Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
1 Volume Pekerjaan 8976 Liter
2 Tenaga Kerja:
- Pekerja 4 orang
- Mandor 1 orang
- Operator/sopir 2 orang
3. Peralatan
- Compressor 1 Unit
- Asphalt Distributor 1 Unit
- Alat Bantu Lainnya 1 Ls
4. Bahan:
- Asphalt 6094,5 kg
- Karosene 3328,3 liter
5. Waktu pelaksanaan : 56 Hari, Minggu ke 17 sampai dengan Minggu ke 24
6. Uraian Pekerjaan
- Aspal dan minyak tanah, dicampur (perbandingan 56:44) dan dipanaskan
- Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air
Compressor
- Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Distributor ke atas
permukaan yang akan dilapis.
6.2 Laston Lapis Aus (AC-WC) (Gradasi Halus /Kasar)
1. Volume Pekerjaan 1012 ton
2. Tenaga Kerja:
- Pekerja 10 orang
- Mandor 1 orang
- Operator/sopir 12 orang
3. Peralatan
- Wheel Loader 1 Unit
- AMP 1 Unit
- Genset 1 Unit
- Dump Truck 6 Unit
- Tandem Roller 1 Unit
- Asphalt Finisher 1 Unit
- Pheneumetic Tyre Roller 1 Unit
- Alat Bantu Lainnya 1 Ls
4. Bahan:
- Agregat Kasar 291,84 m3
- Agregat Halus 362,09 m3
- Filler 36978,48 kg
- Aspal 62541,6 kg
5. Waktu pelaksanaan : 56 Hari, Minggu ke 17 sampai dengan Minggu ke 24
6. Uraian Pekerjaan
- Wheel loader memuat agregat ke dalam cold bin AMP
- Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan dengan AMP untuk dimuat langsung ke
dalam dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan
- Campuran panas Aspal concrete dihampar dengan finisher dan dipadatkan
dengan tandem dan pneumatic tire roller
- Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi
hamparan dengan menggunakan alat bantu
B. PEKERJAAN PENUNJANG ATAU MINOR
DIVISI 7. STRUKTUR
7.3 Baja Tulangan BJ 24 Polos
1. Volume Pekerjaan 9786,2 kg
2. Tenaga Kerja
- Pekerja Biasa 3 orang
- Tukang 1 orang
- Mandor 1 orang
3. Peralatan
- Alat Bantu 1 ls
4. Bahan:
- Baja Tulangan BJ D24 10764,82 kg
- Kawat Beton 24,46 kg
5. Waktu pelaksanaan : 28 Hari, Minggu ke 6 sampai dengan Minggu ke 9
6. Uraian Pekerjaan
- Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan
- Batang tulangan dipasang / disusun sesuai dengan Gambar Pelaksanaan
dan persilangannya diikat kawat
7.1 Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250)
1. Volume Pekerjaan 25,34 m3
2. Tenaga Kerja
- Pekerja Biasa 6 orang
- Tukang 4 orang
- Mandor 1 orang
- Operator/sopir 3 orang
3. Peralatan
- Concrete Mixer 2 Unit
- Water Tanker 1 Unit
- Concrete Vibrator 1 Unit
- Alat Bantu 1 ls
4. Bahan:
- Semen 9501,28 kg
- Pasir beton 12,4 m3
- Agregat Kasar 22,7 m3
- Kayu Perancah 1,2 m3
- Kayu Bekisting 2,5 m3
- Triplek 19, lbr
- Paku 10,1 kg
5. Waktu pelaksanaan : 28 Hari, Minggu ke 7 sampai dengan Minggu ke 10
6. Uraian Pekerjaan
- Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan menggunakan concrete mixer
- Beton di-cor ke dalam bekisting yang telah disiapkan dna dipadatkan
dengan concrete vibrator
- Selanjut pemasangan dan perapian setelah pemasangan
7. 2 Beton mutu rendah dengan fc’= 15 MPa (K-175)
1. Volume Pekerjaan 2,45 kg
2 Tenaga Kerja
- Pekerja Biasa 2 orang
- Tukang 1 orang
- Mandor 1 orang
- Operator/sopir 2 orang
3. Peralatan
- Con. Mixer 1 Unit
- Water Tanker 1 Unit
- Concrete Vibrator 1 Unit
- Alat Bantu 1 ls
4. Bahan:
- Semen 769,4 kg
- Pasir beton 1,2 m3
- Agregat Kasar/Kerikil 2,2 m3
- Kayu Perancah 0,2 m3
- Paku 0,98 kg
5. Waktu pelaksanaan : 4 Hari, Minggu ke 10 s.d Minggu ke 11
6. Uraian Pekerjaan
- Bahan Campuran Beton di campur dan diaduk di concrete Mixer
- Beton dicor ke dalam bekisting yang telah disiapkan
- Selanjutnya penyelesaian dan perapian setelah pemasangan
BAB X. METODE KESEHATAN KESELAMATAN KERJA dan LINGKUNGAN (K3L)
1. LINGKUP PEKERJAAN Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3l)
dalam pelaksanaan pekerjaan.
2.PEDOMAN DAN STANDAR1) Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2) Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja
3) Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990 tentang Hari Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Nasional
4) Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. KESELAMATAN KERJA
Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi.
Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan promosi keselamatan, dan lain - lain.
Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku (Jamsostek).
Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dari pekerja lapangan.
Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan di lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO) berupa safety belt, safety helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada Konsultan danmengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban kecelakaan itu.
4. PROSEDUR OPERASI STANDAR (SOP) KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
1) Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
2) SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
3) Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur Keselamatan, Ditjen
Perkeretaapian, Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian, PPK, dan Konsultan.
5. MATRIK PROGRAM K3
a. Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap ada tamu ataupun
pekerja baru yang memasuki wilayah kerja proyek
b. Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan pembahasan
mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan selama masa pelaksanaan
proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali
c. Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin,
bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan proyek dan menjaga
konsistensi pelaksanaan K-3L.
d. Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting dilaksanakan seminggu sekali
dimana dalam kegiatan ini membahas permasalahan dan kejadian yang terjadi dan rencana
tindak lanjut untuk memperbaikinya serta membahas permasalahan yang mungkin terjadi serta
langkah-langkah pencegahannya.
e. Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan insidental bertujuan untuk
melakukan audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan standar K-3L di lingkungan proyek
terhadap peraturan yang diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.
f. Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh komponen proyek yaitu
karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap
keadaan darurat
g. Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk menjaga kebersihan,
kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja.
Gambar Perlengkapan K3
Gambar Pemakaian Perlengkapan K3
6. DIAGRAM ALIR K3
BAB VII. PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan secara garis besar, selanjutnya dalam Pelaksanaan nanti
kami akan membuat metode yang lebih detail untuk setiap pekerjaan. Mudah-mudahan
uraian ini dapat memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.
Bandung, 02 Mei 2016 Penawar,
PT. SENTRA MULTIKARYA INFRASTRUKTUR
APIT MULYADI Direktur Utama