34
Modul 3 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Mahir Daring Penyusun: Ami Rahmawati, SS. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP PAUD dan Dikmas) Jawa Barat Tahun 2017

Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

Modul 3

Menyampaikan Ide Melalui Anekdot Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Mahir Daring

Penyusun:

Ami Rahmawati, SS.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP PAUD dan Dikmas) Jawa Barat Tahun 2017

Page 2: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

i

Kata Pengantar Pendidikan Kesetaraan Program Paket C Mahir dalam Jaringan dikembangkan untuk

memberikan layanan bagi masyarakat yang membutuhkan pendidikan namun

terhambat pada waktu dan jarak. Pembelajaran Pendidikan Kesetaraan Program Paket

C Mahir dalam Jaringan dirancang agar peserta didik mampu belajar mandiri sehingga

peserta didik dapat menentukan kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan

belajaranya, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi

belajar serta mampu mengukur hasil belajarnya. Dengan kata lain, peserta didik dapat

menentukan bagaimana, kapan dan dimana dia akan belajar. Namun demikian untuk

membantu peserta didik dalam memperoleh sumber belajar, maka disediakan media

pembelajaran dalam bentuk modul dan audiovisual.

Modul dikembangkan untuk untuk tiga belas mata pelajaran, yaitu 1) Pendidikan

Agama Islam, 2) Pendidikan kewarganegaraan, 3) Bahasa Indonesia, 4) Bahasa Inggris,

5) Matematika, 6) Sejarah Indonesia, 7) geografi, 8) ekonomi, 9) Sosiologi, 10) Sejarah

Peminatan, 11) Seni Budaya, 12) Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, 13)

Keterampilan fungsional (house keeping). Modul ini diharapkan mampu

mempermudah penyajian pesan, mengatasi keterbatasan waktu dan ruang peserta

didik, serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggali dan

berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.

Guna memudahkan peserta didik dalam mempelajari materi yang ada, modul memuat

deskripsi, petunjuk penggunaan modul, standar kompetensi, peta konsep dan kegiatan

belajar. Kegiatan Belajar yang memuat tujuan pembelajaran, uraian materi,

rangkuman dan latihan soal. Tugas dan kunci jawaban akan disampaikan terpisah

melalui aplikasi pembelajaran paket c dalam jaringan, paketcdaring.seamolec.org.

Semoga Bermanfaat.

Penulis

Page 3: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

ii

Daftar Isi KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii PETUNJUK PENGGUNAAN iii

A. Cara Belajar Iii B. Pengukuruan Kemampuan Belajar iv

PENDAHULUAN 1

A. Kompetensi Inti 1 B. Kompetensi Dasar 1 C. Deskripsi 2 D. Waktu 2

KEGIATAN BELAJAR 1. MENGKRITISI TEKS ANEKDOT DARI ASPEK MAKNA

TERSIRAT

3 A. Tujuan Pembelajaran 3 B. Uraian Materi 3 C. Rangkuman 7 D. Latihan 7

KEGIATAN BELAJAR 2. MENGONSTRUKSI MAKNA TERSIRAT DALAM

SEBUAH TEKS ANEKDOT

9 A. Tujuan Pembelajaran 9 B. Uraian Materi 9 C. Rangkuman 13 D. Latihan 13

KEGIATAN BELAJAR 3. MENGANALISIS STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS

ANEKDOT

15 A. Tujuan Pembelajaran 15 B. Uraian Materi 15 C. Rangkuman 20 D. Latihan 20

KEGIATAN BELAJAR 4. MENCIPTAKAN KEMBALI TEKS ANEKDOT DENGAN

MEMERHATIKAN STRUKTUR DAN KEBAHASAAN

22 A. Tujuan Pembelajaran 22 B. Uraian Materi 22 C. Rangkuman 26 D. Latihan 26

DAFTAR PUSTAKA 29

Page 4: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

iii

Petunjuk Penggunaan Bahan Belajar ini diperuntukkan bagi peserta didik Paket C Mahir dalam jaringan

derajat 1. Proses pembelajaran dikemas dalam bentuk modul, masing-masing modul

saling berurutan dan menjadi satu kesatuan pemahaman untuk dihayati dan

diamalkan. Cepat atau lambatnya penyelesaian modul tersebut sangat tergantung

pada kesungguhan dan kerajianan anda mempelajarinya.

A. Cara Belajar

Cara belajar anda akan menentukan penguasaan dan keberhasilan anda sebagai

peserta didik paket C Mahir dalam jaringan derajat 1. Ikutilah petunjuk belajar ini

agar anda dapat memahami isi bahan belajar ini dengan baik.

1. Yakinkan diri anda bahwa anda telah siap untuk belajar.

2. Tenangkan pikiran dan pusatkan perhatian anda pada bahan belajar yang akan

anda pelajari.

3. Berdoalah sejenak sesuai agama dan keyakinan anda dan sekarang anda siap

untuk belajar.

4. Baca dan pahami deskripsi isi dari setiap bahan belajar, agar anda dapat

mengetahui apa yang harus dipelajari dari isi bahan belajar.

5. Baca dan pahami secara mendalam tujuan yang harus dicapai setelah

melakukan pembelajaran

6. Bacalah uraian materi secara seksama. Tandai dan catat materi yang

belum/kurang anda pahami.

7. Diskusikan materi-materi yang belum dipahami dengan teman,

tutor/pendidik, dan/atau orang yang dianggap ahli dalam bidang ini melalui

chat, e-mail, forum diskusi atau bertanya langsung saat video converence.

8. Anda juga dapat mempelajari materi melalui media yang tersedia seperti

video, ppt, dan gambar. Media yang ada karena akan lebih memudahkan

anda mempelajari materi/isi yang diuraikan.

9. Carilah sumber atau bacaan lain yang relevan dengan untuk menunjang

pemahaman dan wawasan tentang materi yang sedang anda pelajari.

10. Kerjakan soal latihan /evaluasi dalam modul atau dalam aplikasi untuk

mengukur tingkat penguasaan materi sebagai hasil pembelajaran.

11. Kerjakan soal ujian modul sebagai syarat untuk membuka modul berikutnya.

12. Jika hasil anda belum memuaskan jangan putus asa, cobalah lebih giat lagi

belajar.

Page 5: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

iv

B. Pengukuran Kemampuan Belajar

1. Jawablah pertanyaan ujian modul dalam aplikasi setiap akhir modul

2. Jawaban benar atau salahakan terlihat langsung dalam setiap pertanyaan.

3. Hasil ujian modul akan langsung keluar setelah anda selesai menyelesaikan

seluruh soal.

Arti tingkat penguasaan yang capai:

90 - 100 = baiksekali

80 - 89 =baik

70 - 79 =cukup

- 69% =kurang

Jika anda mencapai tingkat penguasaan 70 atau lebih, maka anda dapat

melanjutkan dengan modul berikutnya.

Tetapi jika nilai anda di bawah 69, anda diharuskan untuk mengulang

mempelajari modul terutama pada bagian yang belum anda kuasai.

4. Setelah anda mempelajari seluruh modul pada setiap matapelajaran, cobalah

anda sekali lagi mengerjakan latihan pada setiap modul.

5. Jika secara keseluruhan anda telah mencapai tingkat penguasaaan 80 atau

lebih, maka anda sudah siap menempuh ujian naik derajat

Page 6: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

1

Pendahuluan A. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4: Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat

4.5 Mengkonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik lisan maupun

tulis

3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot

4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan

kebahasaan baik lisan maupun tulis.

Page 7: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

2

C. Deskripsi

Modul ini berisi tentang materi-materi pembelajaran yang berkaitan dengan

teks anekdot, yang meliputi: 1) mengkritisi teks anekdot dari aspek makna tersirat,

2) mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot, 3) menganalisis

struktur dan kebahasaan teks anekdot, dan 4) menciptakan kembali teks anekdot

dengan memerhatikan struktur, dan kebahasaan.

Adapun ruang lingkup model terdiri dari: Pendahuluan (kompetensi inti,

kompetensi dasar, deskripsi isi model, waktu, tujuan akhir), Kegiatan Belajar (tujuan

pembelajaran, uraian materi, rangkuman, latihan, dan kunci jawaban), dan Evaluasi

Modul.

Tujuan dari modul yaitu setelah mempelajari modul ini peserta didik

diharapkan dapat memiliki kompetensi dalam:

1. mengkritisi teks anekdot dari aspek makna tersirat

2. mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot

3. menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot

4. menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan

kebahasaan.

Adapun manfaat kompetensi tersebut dalam proses pembelajaran adalah

peserta didik dapat melanjutkan pembelajaran pada materi berikutnya, yaitu

materi tentang cerita rakyat (hikayat).

Sedangkan manfaat kompetensi tersebut dalam kehidupan secara umum

adalah peserta didik dalam menyampaikan ide/ gagasannya melalui anekdot atau

cerita lucu yang mudah dipahami masyarakat sehingga masyarakat merasa

terhibur dan dapat mengambil nilai positif yang terkandung dari cerita tersebut.

D. Waktu

Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tersebut tergantung

pada intensitas dan kesungguhan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran.

Page 8: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

3

KEGIATAN BELAJAR 1. MENGKRITISI TEKS ANEKDOT DARI ASPEK MAKNA TERSIRAT

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:

1. mendata pokok-pokok isi anekdot

2. mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot

B. Uraian Materi

Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar atau membaca cerita

lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak

juga yang didasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar

untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya.

Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot.

Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang

kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan

mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh

masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata

ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan.

Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam

anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot

yang tidak berasal dari kejadian nyata.

Sebagai materi awal, marilah kita simak video berikut ini:

Video tentang pengertian anekdot dll (Buka https://www.youtube.com/watch?v=cf5fBHD8RLU)

1. Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot

Sekarang, pelajarilah dengan seksama anekdot di bawah ini!

Page 9: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

4

Contoh 1

Dosen yang juga menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang

berbincang-bincang.

Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu

duduk, tidak pernah mau berdiri.”

Udin : Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”

Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”

Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”

Udin : “Loh, apa hubungannya.”

Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”

Udin : “???”

Sumber: http://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.iddengan penyesuaian

Contoh 2

Cara Keledai Membaca Buku

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor

keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk

memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat

membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada

Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu ia

memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk

membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman

pasti akan ditimpakan kepadanya.

Page 10: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

5

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur

Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa

yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya

menghadap ke arah buku tersebut, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si

Keledai mulai membuka- buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus,

lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap

Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya”, kata

Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai

menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia

minta jawaban “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?”

Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-

lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai

itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau

tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah

yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik - balik halaman buku itu”.

“Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur

Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya

membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya”. Jadi kalau kita juga membuka-

buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?” kata

Nashrudin dengan mimik serius.

Sumber: http://blogger-apik1.blogspot.co.id (dengan penyesuaian)

Dari dua contoh anekdot di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan isi pokok kedua anekdot tersebut berikut ini.

a. Siapa yang diceritakan dalam anekdot tersebut?

b. Masalah apa yang diceritakan dalam anekdot?

c. Temukan unsur humor dalam anekdot tersebut!

Page 11: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

6

d. Menurut pendapatmu, selain menceritakan hal yang lucu, adakah pesan

tersirat yang hendak disampaikan pencerita dalam sanekdot tersebut?

e. Mengapa cerita lucu tersebut disebut anekdot?

Contoh jawaban untuk anekdot 1:

Judul Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat

Tokoh yang diceritakan Dosen ilmu politik

Masalah yang dibahas Dosen yang merangkap jadi pejabat

Unsur humor Kalimat penutup anekdot sebagai jawaban mengapa sang dosen tidak pernah mau berdiridari tempat duduknya ternyata karena kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.

Pesan tersirat yang disampaikan

Kritik yang disampaikan adalah kritikan pada para pejabat yang takut kehilangan jabatannya atau tidak mau diganti oleh pejabat baru

Alasan dimasukkan sebagai teks anekdot

Karena dalam kedua cerita tersebut selain mengandung humor juga ada sindiran atau kritikan yang disampaikan.

Latihan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas untuk anekdot 2 dengan

menggunakan tabel seperti contoh di atas!

2. Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot

Setelah dapat mendata pokok- pokok isi anekdot, materi selanjutnya

adalah mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot.

Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang

singkat, tetapi mengena. Dalam anekdot berjudul Dosen Yang Juga Menjadi

Pejabat terdapat sindiran atas dosen yang juga menjadi pejabat. Cerita

Page 12: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

7

tersebut menjadi lucu karena alasan dosen tidak mau berdiri, duduk terus

selama mengajar, karena takut akan kehilangan kursi jabatannya apabila ia

berdiri.

Contoh penyebab kelucuan anekdot Cara Keledai Membaca Buku di atas:

Alasan kelucuan

Anekdot Cara

Keledai Membaca

Buku

Pada saat Nasrudin menjelaskan caranya

mengajarkan keledai membaca serta

penjelasannya tentang cara keledai membaca,

terutama pada kalimat, “Memang demikianlah

cara keledai membaca, hanya membalik-balik

halaman tanpa mengerti isinya”.

C. Rangkuman

1. Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan,

biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang

sebenarnya atau cerita lucu yang menggelitik yang bertujuan memberikan

suatu pelajaran tertentu.

2. Isi anekdot adalah sindiran dan kritikan terhadap kejadian yang menyangkut

orang banyak atau perilaku tokoh publik.

3. Fungsi komunikasi teks anekdot adalah untuk menyampaikan kritik terhadap

kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik.

D. Latihan

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan menghitamkan bulatan ( ● )

huruf A, B, C, D!

1. Pengertian dari anekdot adalah cerita singkat dan lucu yang digunakan untuk

.......

A. menjatuhkan posisi seseorang.

B. menghibur

C. mengolok-olok seseorang

Page 13: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

8

D. menyampaikan kritik melalui sindiran lucu terhadap kejadian yang

menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik.

2. Berikut ini yang merupakan fungsi anekdot adalah .......

A. menjelaskan tentang langkah-langkah suatu kegiatan

B. menyajikan gagasan berdasarkan sudut pandang tertentu

C. menyampaikan kritik terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak

atau perilaku tokoh publik.

D. menyajikan laporan hasil pengamatan

3. isi pokok dari anekdot Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat adalah ......

A. Dosen yang ketika mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri

B. Pejabat yang yang takut kehilangan jabatannya atau tidak mau diganti oleh

pejabat baru

C. Pejabat yang selalu duduk pada saat bekerja

D. Dosen yang takut kehilangan kursinya

4. Isi pokok dari anekdot Cara Keledai Membaca Buku adalah ........

A. Kalau manusia membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti manusia

tersebut sebodoh keledai.

B. Keledai dapat membaca buku dengan cara membalik-balik halaman buku

C. Keledai belajar membaca buku dengan cara diberi makanan biji gandum

D. Nasrudin diberi hadiah seekor keledai oleh Timur Lenk

5. Penyebab kelucuan yang terdapat pada anekdot Cara Keledai Membaca ada

pada .......

A. Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari keledai membaca.

B. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku dan

keledaipun membuka sampulnya

C. Keledai mulai membuka- buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus,

lembar demi lembar hingga halaman terakhir.

D. Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita

sebodoh keledai, bukan?” Kata Nasrudin dengan mimik serius.

Page 14: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

9

KEGIATAN BELAJAR 2. MENGONSTRUKSI MAKNA TERSIRAT DALAM SEBUAH TEKS

ANEKDOT

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:

1. membandingkan anekdot dengan humor;

2. menganalisis kritik yang disampaikan secara tersirat dalam anekdot;

3. menyimpulkan makna tersirat dari anekdot

Pada bagian sebelumnya, anda telah belajar mengkritisi teks anekdot dari

aspek makna tersiratnya. Sekarang saatnya anda mengonstruksi makna tersirat

dalam sebuah teks anekdot.

Untuk mengonstruksi makna tersirat dalam anekdot, lakukan kegiatan-

kegiatan berikut ini.

B. Uraian Materi

1. Membandingkan Anekdot dengan Humor

Pada pembelajaran sebelumnya anda telah belajar bahwa anekdot adalah

cerita singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat

dikategorikan sebagai anekdot? Seringkali orang menyamakan antara humor

dengan anekdot.

Agar dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara keduanya,

bacalah puisi humor berikut ini.

Surat Cinta Tukang Buah dan Tukang Sayur

Wajahmu memang manggis sifatmu juga melon kolis

Tapi hatiku nanas karena cemburu

Terasa sirsak napasku

Hatiku anggur lebur

Ini delima dalam hidupku

Memang ini salakku

Page 15: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

10

Jarang apel di malam minggu

Ya Tuhan ... mohon belimbing-Mu

Kalo memang per-pisang-an ini yang terbaik untukmu

Semangka kau bahagia dengan pria lain

Sawo nara

Dari Durianto

Balasan dari Tukang sayur

Membalas kentang suratmu itu

Brokoli-brokoli sudah kubilang

Jangan tiap dateng rambutmu selalu kucai

Jagungmu tak pernah dicukur

Disuruh dateng malem minggu

eh nongolnya hari labu

Ditambah kondisi keuanganmu makin hari makin pare

Kalo mau nelpon aku aja mesti ke wortel

Terus terong aja

cintaku padamu sudah lama tomat

Jangan kangkung aku lagi

aku mau hidup seledri

Cabe dech.

Dari : Sayurati

(Dikutip dari https://plus.google.com)

Setelah membaca humor tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini.

(a) Apakah ide ceritanya diangkat dari kejadian nyata?

(b) Apakah masalah yang diangkat dalam humor tersebut berkaitan dengan

tokoh publik (penting) dan kepentingan masyarakat umum?

(c) Apakah ada makna tersirat yang disampaikan dalam bentuk kritik atau

sindiran di dalamnya?

Page 16: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

11

(d) Apakah tujuan komunikasi pencerita hanya untuk menghibur atau ada

tujuan lain?

Jawaban:

Sumber ide

Ide cerita yang diambil pada humor tersebut hanyalah sebuah cerita rekaan atau imajinasi saja.

Masalah

Masalah yang diangkat pada teks humor tersebut adalah cerita sehari-hari atau peristiwa yang umum terjadi dan tidak berkaitan dengan tokoh publik dan kepentingan masyarakat umum.

Makna tersirat

Tidak ada makna tersirat dalam teks humor tersebut.

Tujuan

Komunikasi

Tujuan komunikasi dari teks tersebut sebagai sebuah hiburan.

Sekarang perhatikan contoh perbedaan dan persamaan antara anekdot Dosen

yang Menjadi Pejabat dengan Surat Cinta Tukang Buah Kepada Tukang Sayur

berikut ini:

Aspek Anekdot Dosen yang

Menjadi Pejabat

Humor Surat Cinta Tukang

Buahkepada Tukang Sayur

Ide cerita Peristiwa nyata. Rekaan.

Isi Masalah terkait tokoh

publik atau masalah yang

menyangkut orang banyak.

Masalah kehidupan

sehari-hari, umum.

Fungsi

Komunikasi

Menyampaikan kritik/

sindiran secara halus.

Menghibur.

Makna tersirat Menyadarkan para pejabat agar

jika masa jabatannya habis

mereka bersedia untuk turun dari

jabatannya dan siap digantikan

Tidak ada makna atau pesan

tersirat yang disampaikan.

Page 17: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

12

oleh yang lain.

2. Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam Anekdot

Dalam kegiatan sebelumnya, anda sudah memahami bahwa salah satu

perbedaan antara humor dan anekdot adalah pada fungsinya. Humor hanya

berfungsi untuk menghibur sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan

makna tersirat (biasanya berupa kritik).

Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak

disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik

antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir.

Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh

pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan. Untuk itulah

pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang

bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya.

Berikut adalah contoh analisis kritik atau sindiran dalam anekdot Dosen yang

Menjadi Pejabat

Kata, frasa, klausa, atau kalimat Makna idiomatik

Kursi Jabatan

Takut kursinya diambil orang Takut jabatannya diambil orang

Berdasarkan identifikasi kata dan klausa idiomatis dalam tabel di atas

dapat disimpulkan bahwa kritik yang disampaikan dalam anekdot tersebut

ditujukan pada para pejabat yang tidak mau atau takut dilengserkan.

3. Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Anekdot

Pada pembelajaran sebelumnya, anda sudah mempelajari bahwa di dalam

anekdot terdapat sindiran yang disampaikan melalui humor. Dalam kegiatan

Page 18: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

13

pembelajaran ini anda akan belajar menyimpulkan makna tersirat yang

disampaikan melalui anekdot.

Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan, tetapi lebih

mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik.

Sekarang, cobalah anda baca kembali anekdot Dosen Yang Juga Pejabat

pada Kegiatan Belajar 1.

Dalam teks anekdot tersebut, kritik yang disampaikan ditujukan kepada

para pejabat yang takut dan tidak mau turun dari jabatannya atau takut

kehilangan jabatan. Tujuan yang ingin disampaikan tentu bukan hanya

menyindir para pejabat yang tidak mau atau takut kehilangan jabatannya,

tetapi jauh lebih dari itu yaitu agar para pejabat sadar bahwa jabatan itu ada

masanya. Ketika masa jabatan sudah habis, hendaknya para pejabat itu dengan

legawa bersedia digantikan oleh orang lain.

Jadi, makna tersirat yang dimaksud lebih mengarah pada pesan moral yang

hendak disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari

kritikan atau sindiran yang disampaikan lewat anekdot.

C. Rangkuman

1. Aspek- aspek yang diperlukan dalam membandingkan anekdot dengan humor

adalah: ide cerita, isi cerita, fungsi komunikasi, dan makna tersirat.

2. Salah satu perbedaan antara humor dan anekdot adalah pada fungsinya.

Humor hanya berfungsi untuk menghibur sedangkan anekdot berfungsi untuk

menyampaikan makna tersirat (biasanya berupa kritik yang disampaikan dalam

bentuk sindiran).

D. Latihan

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan menghitamkan bulatan (●)

huruf A, B, C, D!

1. Berikut yang bukan merupakan perbedaan antara humor dan anekdot adalah

Page 19: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

14

A. Humor hanya berfungsi untuk menghibur sedangkan anekdot berfungsi

tidak hanya untuk menghibur tetapi juga untuk menyampaikan kritik.

B. Humor merupakan rekaan sedangkan anekdot merupakan peristiwa

nyata

C. Humor tidak memiliki makna tersirat sedangkan anekdot memiliki makna

sebagai kritikan

D. Isi cerita humor lebih pendek dari anekdot

2. Berikut ini merupakan persamaan antara humor dan anekdot, yaitu ......

A. merupakan peristiwa nyata

B. berfungsi menghibur

C. merupakan hasil rekaan

D. merupakan kritik secara tidak langsung

3. Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak

disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan agar ......

A. Sindiran lebih disenangi daripada pernyataan langsung

B. Kritik melalui sindiran lebih mudah dipahami

C. Pihak yang disindir tidak merasa tersinggung

D. Sindiran sudah terbaiasa didengar di masyarakat

4. Aspek-aspek yang diperlukan dalam membandingkan anekdot dengan humor

adalah sebagai berikut, kecuali ........

A. ide cerita dan isi cerita,

B. fungsi komunikasi

C. makna tersirat.

D. tema cerita

5. Makna kata “kursi” pada anekdot Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat adalah

.......

A. Jabatan

B. Tempat duduk

C. Tempat tinggal

D. Tempat mengajar

Page 20: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

15

KEGIATAN BELAJAR 3. MENGANALISIS STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT

A. Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:

1. mengidentifikasi struktur teks anekdot;

2. mengenal berbagai pola penyajian teks anekdot;

3. menganalisis kebahasaan teks anekdot.

B. Uraian Materi

1. Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot.

Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya.

Teks anekdot memiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.

a. Abstraksi merupakan bagian awal paragraf yang berfungsi untuk

memberikan gambaran yang jelas tentang isi teks Anekdot.

b. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu

krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab

timbulnya krisis.

c. Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot.

Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan

mengundang tawa.

d. Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan

sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau

menertawakan.

e. Koda merupakan penutup atau kesimpulan sebagai pertanda berakhirnya

cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun

penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini

biasanya ditandai oleh kata-kata: seperti itulah, akhirnya, demikianlah.

Keberadaan koda bisa ada ataupun tidak ada.

Page 21: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

16

Contoh menganalisis struktur anekdot:

Aksi Maling Tertangkap CCTV

Isi Struktur

Seorang warga melapor kemalingan. Abstraksi

Pelapor : “Pak saya kemalingan.” Orientasi

Polisi : “Kemalingan apa?”

Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak...”

Polisi : “Kemalingan kok beruntung?” Krisis

Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam

dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah

malingnya.”

Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”

Pelapor : “Belum .... “ (sambil menatap polisi dengan penuh Reaksi

keheranan.

Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”

Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya). Koda

Latihan

Analisislah struktur anekdot lainnya dengan menggunakan tabel berikut ini!

Judul Anekdot: _______________________

Struktur Isi

Abstraksi

Orientasi

Krisis

Reaksi

Page 22: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

17

Koda

2. Mengenal Berbagai Pola Penyajian Teks Anekdot

Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Contoh

penyajian dalam bentuk dialog, percakapan dua orang atau lebih, dapat dilihat

pada anekdot Dosen yang juga menjadi Pejabat.

Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat

langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari

pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.

Perhatikan kutipan berikut ini.

Tono :

“Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”

Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Dari kutipan anekdot di atas anda dapat melihat bahwa kalimat langsung

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(a) Diawali dan dakhiri dengan tanda petik (“ ....”).

(b) Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital.

(c) Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda

titik dua (:).

Selain dituliskan dalam bentuk dialog seperti pada anekdot Dosen Yang Juga

Menjadi Pejabat, ada juga anekdot yang disajikan dalam bentuk narasi.

Page 23: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

18

Contoh anekdot Aksi Maling Tertangkap CCTV yang dirubah ke dalam bentuk

narasi:

Aksi Maling Tertangkap CCTV

Dialog Narasi

Seorang warga melapor kemalingan.

Pelapor : “Pak saya kemalingan.”

Polisi : “Kemalingan apa?”

Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung

Pak...”

Polisi : “Kemalingan kok beruntung?”

Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena

CCTV merekam dengan jelas.

Saya bisa melihat dengan jelas

wajah malingnya.”

Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk

merekam?”

Pelapor : “Belum .... “ (sambil menatap polisi

dengan penuh keheranan.

Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”

Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya)

Seorang warga melapor kemalingan kepada

kepolisian.

“Pak saya kemalingan,” lapornya.

“Kemalingan apa?” tanya Polisi.

“Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak..,”

jawab pelapor dengan tersenyum.

Polisi bingung mendengar cerita pelapor.

“Kemalingan kok beruntung?” tanya polisi

“Iya pak. Saya beruntung karena CCTV

merekam dengan jelas. Saya bisa melihat

dengan jelas wajah malingnya.”

“Sudah minta izin malingnya untuk

merekam?” tanya Polisi.

“Belum ....,“ jawab pelapor sambil menatap

polisi dengan penuh keheranan.

“Itu ilegal. Anda saya tangkap, ” kata polisi

Pelapor bengong dan hanya bisa pasrah

menerima kenyataan.

Latihan

Ubahlah penyajian anekdot Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi berikut

dari bentuk narasi ke bentuk dialog seperti penyajian anekdot Aksi maling

Tertangkap CCTV di atas!

Page 24: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

19

Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang

saksi. “Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa Anda menerima lima ribu dolar

untuk berkompromi dalam kasus ini?”

Saksi menatap keluar jendela seolah-olah tidak mendengar pertanyaan.

“Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi

dalam kasus ini?” ulang pengacara.

Saksi masih tidak menanggapi.

Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”

“Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi

berbicara dengan Anda.”

(Sumber: https://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id)

3. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot

Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas

yaitu (a) menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu, (b)

menggunakan kalimat retoris, kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan

jawaban, (c) menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan

hubungan waktu seperti kemudian, lalu, dan sebagainya, (d) menggunakan kata

kerja aksi seperti menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya, (e)

menggunakan kalimat perintah (imperative sentence), dan (f) menggunakan

kalimat seru.

Khusus untuk anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan

kalimat langsung sangat dominan.

Contoh analisis unsur kebahasaan dalam teks anekdot Kisah Pengadilan Tindak

Pidana Korupsi:

No. Unsur Kebahasaan Contoh Kalimat

A Kalimat yang menyatakan Pada puncak pengadilan korupsi politik,

peristiwa masa lalu Jaksa penuntut umum menyerang saksi.

Page 25: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

20

B Kalimat retoris “Apakah benar,” teriak Jaksa, “Bahwa

anda menerima lima ribu dolar untuk

berkompromi dalam kasus ini?”

C Penggunaan konjungsi yang Akhirnya, hakim berkata,

menyatakan hubungan waktu “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”

D Penggunaan kata kerja aksi Saksi menatap keluar jendela seolah-olah

tidakmendengar pertanyaan.

E Penggunaan kalimat perintah “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”

F Penggunaan kalimat seru “Oh, maaf.”

C. Rangkuman

1. Struktur teks anekdot adalah abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.

2. Ciri kebahasaan teks anekdot adalah

a. menggunakan kalimat yang menyatakan masa lalu;

b. menggunakan kalimat retoris;

c. menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan konjungsi

yang menyatakan hubungan sebab-akibat;

d. menggunakan kata kerja aksi; dan

e. menggunakan kalimat seru.

D. Latihan

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan menghitamkan bulatan ( ● )

huruf A, B, C, D!

1. Berikut ini yang termasuk struktur teks anekdot adalah ......

A. tema, abstraksi, orientasi, krisis, dan koda

B. abstraksi, orientasi, reaksi, krisis, dan koda

C. tema, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.

Page 26: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

21

D. tema, abstraksi, krisis, dan reaksi.

2. Salah satu ciri kebahasaan dari teks anekdot adalah sebabagi berikut, kecuali

.......

A. menggunakan kalimat berita

B. menggunakan kalimat retoris dan kalimat seru

C. menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan konjungsi

yang menyatakan hubungan sebab-akibat;

D. menggunakan kata kerja aksi

3. “Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi

dalam kasus ini?” ulang pengacara.

Kalimat tersebut termasuk ke dalam salah satu ciri teks anekdot, yaitu ......

A. kalimat seru

B. kalimat perintah

C. kata kerja aksi

D. kalimat retoris

4. Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Khusus untuk

anekdot yang disajikan dalam bentuk dialog, penggunaan kalimat langsung

sangat dominan.

Yang dimaksud dengan kalimat langsung adalah …....

A. kalimat yang langsung dikatakan oleh si pembicara

B. kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam

bentuk kalimat berita

C. kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan

seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya.

D. kalimat yang bertujuan menyampaikan pemberitahuan

5. Salah satu unsur kebahasaan dari teks anekdot adalah menggunakan kalimat

seru. Berikut ini yang merupakan kalimat retoris dari teks anekdot Kisah

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi adalah .......

A. Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang

saksi.

Page 27: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

22

B. “Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk

berkompromi dalam kasus ini?” ulang pengacara.

C. Akhirnya, hakim berkata, “Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa.”

D. “Oh, maaf.” Saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, “Saya pikir dia tadi

berbicara dengan Anda.”

KEGIATAN BELAJAR 4. MENCIPTAKAN KEMBALI TEKS ANEKDOT DENGAN

MEMERHATIKAN STRUKTUR DAN KEBAHASAAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu:

1 menceritakan kembali isi teks anekdot dengan pola penyajian yang berbeda;

2 menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang

banyak atau perilaku seorang tokoh publik.

B. Uraian Materi

1. Menceritakan Kembali Isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda

Setelah memahami batasan anekdot, isi, struktur dan ciri kebahasaannya,

berikutnya anda akan belajar menulis anekdot.

Untuk dapat membuat teks anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan

kembali teks anekdot yang anda dengar atau anda baca. Salah satu cara

menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita

dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda namun tetap harus

memperhatikan kebahasaan dan strukturnya.

Berikut ini adalah teks anekdot Seorang Dosen yang juga Pejabat dengan

pola penyajian naratif/ monolog yang diubah dari teks aslinya yang berbentuk

dialog.

Dosen Yang Juga Menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang

berbincang-bincang.

Page 28: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

23

“Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah

mau berdiri,” kata Tono kepada Udin. Udin ogah -ogahan menjawab

pertanyaan Tono. Udin beranggapan bahwa masalah yang dibicarakan Tono itu

tidak penting.

Namun, Tono tetap meminta agar Udin mau menerka teka -tekinya.

“Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri,” jawab Udin

merasa jengah. Ternyata jawaban Udin masih juga salah. Menurut Tono, dosen

yang juga pejabat itu tidak bersedia berdiri sebab takut kursinya diambil orang

lain.”

Mendengar pernyataan Tono, Udin menanyakan apa hubungan antara

menjadi dosen.

“Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain,” ungkap Tono.

Udin: “???”

2. Menyusun Teks Anekdot Berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang

Banyak atau Perilaku Tokoh Publik

Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih

dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur,

alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan

anda untuk belajar menyusun anekdot. Jadi bacalah dengan teliti contoh

penyusunan anekdot agar nantinya anda bisa menyusun anekdotmu sendiri.

Dalam contoh berikut ini, anda akan mengetahui bagaimana anekdot

disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan

penyelesaian pada kolom ketiga.

No. Aspek Isi

1 Tema Kasih sayang pada orang tua

2 Kritik Anak yang memandang orang tua di masa tuanya

sebagai orang yang merepotkan.

3 Humor/ Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil

Page 29: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

24

Kelucuan

4 Tokoh Kakek tua, ayah, anak dan menantu

5 Struktur Abstraksi Kakek tua yang tinggal bersama anak,

menantu dan cucu 6 tahun.

Kebiasaan makan malam di rumah

Orientasi si anak. Kakek tua makannya sering

berantakan.

Krisis

Kakek tua diberi meja kecil terpisah di

pojok, dengan alat makan anti pecah.

Reaksi

Cucu 6 tahun membuat replica

meja terpisah.

Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan

Koda membuat meja terpisah juga

untuk ayah dan ibunya.

Alur Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah. Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika meja.

Pola

Penyajian

Narasi

Teks

Anekdot

Seorang kakek hidup serumah bersama anak,menantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh.

Saat si kakek meraih gelas, sering susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar. Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah. Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan.Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak

Page 30: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

25

menghamburkan makanan lagi. Sang cucu yang baru berusia 6 tahun mengamati semua kejadian itu dalam diam.

Suatu hari si ayah memerhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu.

“Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.” Ayah anak kecil itu langsung terdiam.

Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah.

Sumber: J.Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47.

(dengan penyesuaian)

Tugas

Sekarang cobalah menyusun anekdotmu sendiri. Gunakan tabel yang sama

dengan contoh di atas. Tema yang digunakan bisa kejadian sehari-hari dari

perilaku orang terkenal. Jangan lupa memerhatikan isi dan kebahasaan dari

anekdot yang kamu susun.

No. Aspek Isi

1. Menyusun tema

2. Masalah yang dikritik

3. Humor/ kelucuan

4. Tokoh

5. Struktur Abstraksi

Orientasi

Krisis

Rekasi

Page 31: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

26

Koda

6. Alur

7. Susunan Anekdot

3. Mempresentasikan Anekdot

Setelah belajar tentang cara menyusun anekdot, sekarang saatnya anda

bekerja menyusun anekdot yang temanya anda pilih sendiri, dengan isi dan

gaya bahasamu sendiri, kemudian rekam dan unggah (upload) ke video/

youtube. Presentasikan anekdot buatan anda di depan tutor dan teman-

teman anda. Jangan lupa mintalah masukan/ penilaian tentang hasil

pekerjaan anda dari tutor dan teman-teman anda.

C. Rangkuman

1. Untuk dapat menulis anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan kembali

teks anekdot yang anda dengar atau anda baca. Salah satu cara menulis teks

anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita dengar atau

baca dengan pola penyajian yang berbeda, misalnya dari teks berrbentuk

dialog menjadi teks berbentuk narasi.

2. Langkah-langkah dalam menyusun teks anekdot adalah: menentukan tema,

kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot.

D. Latihan

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan menghitamkan bulatan ( ● )

huruf A, B, C, D!

1. Langkah awal yang harus dilakukan dalam menyusun teks anekdot adalah:

A. menentukan kelucuan

B. menentukan tokoh

C. menentukan tema

D. menentukan alur

Page 32: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

27

2. Kalimat yang merupakan abstraksi dari teks anekdot Kasih Sayang Pada

Orang Tua adalah ......

A. Kebiasaan kakek tua makannya sering berantakan

B. Cucu 6 tahun mengungkapkan kelak akan membuat meja terpisah juga

untuk ayah dan ibunya

C. Karena makannya sering berantakan, kakek tua diberi meja kecil terpisah

di pojok dengan alat makan anti pecah

D. Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu dan cucu 6 tahun

3. Perhatikan bagian dialog pada teks anekdot Aksi Maling Tertangkap CCTV

berikut ini.

Pelapor : “Pak saya kemalingan.”

Polisi : “Kemalingan apa?”

Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak....”

Bagian dialog merupakan .......

A. Abstraksi

B. Orientasi

C. Krisis

D. Rekasi

4. “Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya. “Aku sedang membuat

meja buat ayah dan ibu. Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.”

Dialog yang betul untuk teks anekdot berbentuk narasi tersebut adalah .......

A. Ayah : “Sedang apa, sayang?”

Anak : “Aku sedang membuat meja buat Ayah dan Ibu. Persiapan buat

Ayah dan Ibu bila Aku besar nanti.”

B. Ayah bertanya kepada anaknya : “Sedang apa, sayang?”

Jawab anaknya : “Aku sedang membuat meja buat Ayah

dan Ibu. Persiapan buat Ayah dan Ibu

bila Aku besar nanti.”

C. Ayah bertanya kepada anaknya : “ Apa yang sedang kamu lakukan

sayang?”

Page 33: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

28

Anaknya mengatakan kepada ayahnya : “Aku sedang membuat meja

buat Ayah dan Ibu. Persiapan buat Ayah

dan Ibu bila Aku besar nanti.”

D. Ayah bertanya kepada anaknya tentang apa yang sedang dikerjakan

anaknya. Anaknya menjawab bahwa ia sedang membuat meja untuk ayah

dan ibunya.

5. Yang dimaksud dengan orientasi pada teks anekdot adalah .........

A. bagian penutup dari teks

B. bagian rekasi terhadap permasalahan yang dibahas pada teks

C. bagian pembuka dari teks

D. bagian inti dari dari teks

Page 34: Menyampaikan Ide Melalui Anekdot

29

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA

Kelas X Kurikulum 2013 . Cetakan I, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,

Balitbang, Kemdikbud.

http://www.kelasindonesia.com/2015/02/pengertian-contoh-kalimat-langsung-dan-

tidak-langsung-dalam-bahasa-indonesia_10.htm