Melanoma Maligna Mukosa

Embed Size (px)

Citation preview

Melanoma Maligna Mukosa Kepala dan Leher

diajukan oleh: dr. adhi akuntanto dr. safitri

Bab I Pendahuluan 8-15 % dari seluruh kejadian melanoma kepala & leher. < 1% dari seluruh melanoma >> agresif dibandingkan melanoma kulit 5 year survival rate : 10-15%

lokasi melanoma mukosa: saluran nafas atas rongga mulut faring vagina saluran kemih dan anorektal

Insiden puncak : 60-80 tahun Laki laki >> Lokasi paling sering MMKL : rongga hidung Asal tumor : sulit diidentifikasi karena bentuk anatomi dan stadium lanjut Jepang >> MM rongga mulut Uganda >> MM rongga mulut dan hidung

TINJAUAN PUSTAKAANATOMI HIDUNGR A N G K A H I D U N G

L U A R

ANATOMI HIDUNG & SINUS PARANASALIS

TINJAUAN PUSTAKAANATOMI FARING Saluran Tabung : 12 cm- 14 cm Dasar tengkorak Vertebra servikal ke-6

Epifaring /nasofaring; orofaring; hipofaring atau laringofaring

Adapted from: Bailey BJ, Johnson JT. Head & Neck Surgery-Otorhinolaryngology, 2006

ANATOMI FARING

Adapted from: Frederich H. Martini. Edwin F. Bartholomew. Essentials of anatomy and physiology. U.S.A., Prentice-Hall , Inc. 1997.

ANATOMI FARINGDisusun oleh lapisan otot-otot Otot-otot utama: m. konstriktor faringeal superior m. konstriktor faringeal media m. konstriktor faringeal inferior Otot-otot Tambahan: m. palatofaringeus m. salfingofaringeus m. stilofaringeusAdapted from: Bailey BJ, Johnson JT. Head & Neck Surgery-Otorhinolaryngology, 2006

A N A T O M I F A R I N G

Adapted from: Gray's Anatomy of the Human Body

Kulit dan mukosa

Terdapat di Sal. Cerna, Nafas, & Urogenital Membran mukosa : menutupi,melindungi dan memiliki fungsi sekresi dan absorbsi. Lapisan MM bervariasi : lapisan tunggal skuamus, kuboid atau kolumner MM sal.nafas : bersilia u/ pengeluaran partikel

Melanoma malignaDefinisi : keganasan yg terjadi pada melanosit seringkali berwarna hitam

Epidemiologi : USA : 5th (laki-laki) dan 6th (perempuan) melanoma mukosa terutama mengenai usia tua

usia muda memiliki prognosis yg lebih baik Morre and Martin di Memorial SloanKettering Cancer Center (1930-1948) :1,7% /melanoma & 6,3% /melanoma kepala leher Pack et al : 1,8% / melanoma

Holdcraft dan Gallagher (Armed Forces Institute of Pathology (AFIP)) : 3,6% /keganasan sinonasal Shah et al., Memorial Sloan-Kettering Cancer Center sepanjang 1943-1973 : 20% melanoma kepala dan leher terjadi di membrane mukosa

melanoma oral (jepang):7,5%/melanoma dan 35%/melanoma mukosa sementara insidensinya di populasi kulit putih adalah 1% dan 3,6%. Uganda (Lewis et al.): melanoma sinonasal mencapai 2,6% /melanoma, sedangkan melanoma maligna mukosa kepala dan leher mencapai 10 %% dari seluruh keganasan

Lokasi : Area yang biasa menjadi tempat tumbuh melanoma adalah kepala, leher dan ekstremitas Melanoma maligna saluran nafas atas sangat jarang ditemukan rongga mulut dan mukosa genital, bantalan kuku, konjungtiva, mata, esophagus, mukosa hidung atau nasofaring, vagina dan leptomeninges.

regio kepala dan leher:1. rongga hidung (septum anterior) 2. konka media 3. konka inferior 4. rongga mulut (hard palatum dan ginggiva alveolus maksila)

gejala tergantung lokasi gejala MM saluran nafas atas : obstruksi & epistaksis gejala lanjut : proptosis, diplopia, nyeri &deformitas fasial tempat asal MM sulit dipastikan : kesulitan anatomi & teknik pemeriksaan

Etiologi : masih kontroversi tembakau & formaldehid faktor resiko : tahi lalat, faktor keluarga, fenotip, supresi sistem imun, pajanan radiasi, usia, xeroderma pigmentosum, riwayat melanoma.

Klasifikasi : u/ mengetahui metastase berkaitan dengan prognosis dan penatalaksanaan. klasifikasi melanoma AJCC & Clark

Klasifikasi AJCC (TNM) 1. Stage 0, epidermis tanpa dermis 2. Stage I, merupakan suatu tumor terlokalisir 3. Stage II, juga merupakan tumor terlokalisir 4. Stage III, menyebar ke limfonodi regional, atau terdapat metastase in transit / satelit 5. Stage IV, dihubungkan dengan metastase jauh dan keterlibatan limponodi regional.

Klasifikasi clark :1. Tingkat I : sel melanoma di atas m. basalis epidermis 2. Tingkat II : sel melanoma sampai lapisan papilaris dermis 3. Tingkat III : mengisi papilla dermis sampai taut dermis papiler &retikuler. 4. Tingkat IV : sampai retikularis dermis. 5. Tingkat V : sampai jaringan subkutan.

Diagnosis identifikasi klinik (ABCDE sistem)Asimetri Border Color Diameter Jika kita melipat lesi menjadi dua, maka tiap tiap bagian tidak sama Batasnya tidak tegas / kabur tidak memiliki satu warna yang solid biasanya lebih besar dari 6 mm

Evolving

Setiap perubahan dalam ukuran, bentuk, warna, tingginya atau cirri cirri lain atau ada gejala baru seperti mudah berdarah, gatal dan berkrusta harus dicurigsai keganasan

Melanoma maligna oesophagus

Diagnosis histopatologis identifikasi melanin intraseluler. Kemungkinan ditemukannya melanin pada lesi tersebut berkisar 50%-70% Enzim imunohistokemistri meningkatkan akurasi diagnosis secara signifikan mikroskop electron secara spesifik dapat menunjukkan premelanosomes

Melanoma cavum nasi sinistra (L/55 thn)

Melanoma cavum nasi sinistra (L/55 thn)

Melanoma cavum nasi sinistra (L/55 thn)

Melanoma cavum nasi sinistra (L/55 thn)

Melanoma cavum nasi sinistra (L/55 thn)

Melanoma cavum nasi sinistra (L/55 thn)

Penatalaksanaan1. Pembedahan (ELND) hampir 100% efektif di stad. Awal eksisi luas dan dalam Elective Lymphonode dissection (ELND) 1. Adjuvant sebagai terapi tambahan pd stad. Lanjut melanoma dengan tebal lebih dari 4 mm atau metastase ke limfonodi interferon alpha 2b (IFN)

KESIMPULAN melanoma mukosa KL adalah tumor sangat ganas Melanoma mukosa SPN memiliki resiko kematian paling tinggi pentingnya deteksi dini terapi pilihan : pembedahan

TERIMAKASIH Mohon asupan