Upload
hakhue
View
229
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu
manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Melalui pendidikan, manusia dapat
meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kreatifitas terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Fungsi lain dari pendidikan
adalah mengurangi kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan karena ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dapat menjadikan seseorang
mampu mengatasi problematika.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berguna dalam
menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari – hari dan dalam upaya
memahami ilmu pengetahuan lainnya. Tujuan dari pendidikan matematika
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah menekankan pada
penataan nalar dan pembentukan kepribadian (sikap) siswa agar dapat
menggunakan atau menerapkan matematika dalam kehidupannya. Dengan
demikian matematika menjadi matapelajaran yang sangat penting dalam
pendidikan dan wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan.
Pada dasarnya belajar matematika merupakan belajar konsep. Konsep
pada matematika menjadi kesatuan yang bulat dan berkesinambungan. Untuk
itu dalam proses pembelajaran guru harus dapat menyampaikan konsep
tersebut kepada siswa dan bagaimana siswa dapat memahaminya. Pengajaran
pada matematika dilakukan dengan memperhatikan urutan konsep dimulai
dari yang paling sederhana.
Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran
matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan
tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan
materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan
penguasaan materi maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Namun
1
dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa sampai saat ini prestasi belajar
matematika yang dicapai siswa masih rendah.
Rendahnya prestasi belajar matematika tidak hanya karena kesalahan
siswa tetapi juga disebabkan oleh proses belajar yang tidak sesuai. Saat ini
masih banyak guru yang menggunakan model pembelajaran lama pada proses
pembelajaran di sekolah - sekolah. Guru menyampaikan bahan ajar tanpa
mengunakan alat peraga. Hal ini mengakibatkan pemahaman murid tentang
konsep bilangan bulat sangant kurang. Menjadikan siswapasif, kurang
perhatian untuk belajar kreatif dan mandiri.
Tugas dari seorang guru adalah melaksanakan pembelajaran di kelas
yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan
siswa. Kegiatan tersebut memerlukan pengelolaan kelas yang optimal
sehingga siswa terlibat secara aktif. Kenyataan di lapangan selama ini, justru
masih menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Kecenderungan tersebut
diantaranya masih berlaku banyak siswa yang bersikap pasif selama
pembelajaran. Mereka cenderung menunggu sajian materi dari guru daripada
aktif mempersiapkan materi dan menemukan pengetahuan dan keterampilan
secara mandiri (Aan Suruni, 2002 : 50). Untuk menambah pengetahuan
konsep bilangan bulat dalam proses belajar mengajar guru harus
menggunakan metode kontektual, oleh sebab itu sangat dianjurkan agar guru
menggunakan alat peraga ajar setiap kali mengajar. ( Moh.Usman dan Lilis,
1997 : 42).
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran
akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan. Metode
pembelajaran seharusnya dapat menunjang pencapaian tujuan
pembelajaranbukan tujuan yang harus menyesuaikan diri dengan metode.
Metode dalam kegiatan pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting
tanpa metode yang tepat maka proses dan hasil kegiatan pembelajaran kurang
berhasil. Tetapi, kemungkinan bahwa pemanfaatan sarana yang ada misalnya
2
bukubuku, perpustakaan dan persediaan fasilitas dalam kegiatan belajar
mengajar juga dapat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar karena
sarana dan fasilitas berhubungan dengan metode (Anita lie, 2004 : 34).
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, dalam pembelajaran
matematika harus digunakan metode pembelajaran yang sesuai. Salah satu
metode pembelajaran yang digunakan yaitu Guru menerangakan konsep
mengunakan alat peraga sederhana. Melalui metode ini siswa mampu
mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan member contoh atau bukan
contoh dari konsep. Oleh karena itu, siswa lebih mudah saat
menyelesaikan soal matematika
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
meneliti tentang peningkatan pemahaman konsep operasi bilangan bulat
dengan berbantu alat peraga sederhana pada siswa kelas VII semester 1 SMP
Negeri 1 Batuwarno.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka permasalahan yang
dicari
jawabannya melalui penelitian dirumuskan:
• Apakah dengan menggunakan alat peraga sederhana dapat meningkatkan
pemahaman konsep matematika pada pokok bahasan Operasi hitung
bilangan Bulat pada siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri 1
Batuwarno?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan arah suatu rangkaian kegiatan oleh karena itu harus
ditetapkan terlebih dahulu, dengan maksud supaya kegiatan ini tercapai
dalam hasil yang diharapkan serta terlaksana dengan baik dan teratur.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
3
• Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman konsep
operasi bilangan bulat dengan mangunakan alat peraga sederhana pada
pada siswa kelas VII semester 1 SMP Negeri 1 Batuwarno.
4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil dari penelitian ini diharapkan dapat member
masukan kepada pembelajaran matematika utamanya dalam meningkatkan
pemahaman konsep belajar matematika siswa. Secara khusus penelitian ini
diharapkan dapat memberi kontribusi pada strategi pembelajaran
matematika.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi guru
Memberikan masukan kepada guru, khususnya guru matematika,
bahwa metode pembelajaran melalui alat peraga dapat digunakan untuk
menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif.
b. Bagi peneliti lainnya
Memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya agar dalam
mengadakan penelitian lebih memfokuskan pada upaya peningkatan
pemahaman konsep siswa.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan kepada sekolah, khususnya pengajaran dalam
matematika, bahwa metode pembelajaran melalui alat perga dapat
digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik
dan kreatif dan menjadikan mutu sekolahan menjadi lebih baik.
5. Penegasan Istilah
1. Peningkatan
Pada penelitian ini yang dimaksud peningkatan adalah usaha
menjadikan
4
lebih baik sesuai dengan kondisi-kondisi yang dapat diciptakan atau
diusahakan, kriterianya bersifat normatif kedalam yaitu hasil tindakan
dianalisis dengan metode alur, kemudian dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya.
2. Pemahaman konsep matematika
Pada penelitian ini pemahaman konsep matematika didefinisikan
sebagai pengambilan suatu kesimpulan dalam menemukan permasalahan
belajar matematika.
5
B. LANDASAN TERORI
1) Pembahasan Teori
a. Pemahaman Konsep Operasi Bilangan Bulat
1) Konsep Operasi Bilangan Bulat
Menurut Sriyono (2004:17), Konsep adalah idea abstrak
yang dapat digunakan untuk menggolongkan sekumpulan
“segitiga” adalah nama suatu konsep abstrak. Dengan konsep itu
sekumpulan objek dapat digolongkan sebagai contoh segitiga
ataukah bukan. (Wiyanto,2007:10) Operasi adalah pengerjaan
hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan matematika yang lain,
sebagai contoh misalnya “penjumlahan”, “perkalian”, “gabungan”
“insan”. Unsur-unsur yang dioperasikan juga abstrak. Pada
dasarnya operasi dalam matematika adalah suatu relasi khusus
operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu
atau lebih elemen yang diketahui.
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan
untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang
digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka
atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan
selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi
bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan
irasional, dan bilangan kompleks. Bilangan bulat adalah bilangan
yang terdiri dari nilai bilangan poositif bilangan nol dan bilangan
negarif definisi mengenai bilangan bulat seperti berikut dalam
kurikulim KTSP tahun 2006 pada materi tenteng bilangan bulat
terdapat lima indicator yaitu : 1) Membaca dan menulis bilangan
bulat dalam kata-kata dan angka, 2) Melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, 3) Melakukan
6
operasi kali dan bagi bilangan bulat, 4) Malakukan operasi hitung
campuran, 5) Memecahkan masalah sehari-hari
Sutrisno sulis (2003:184) Bilangan bulat adalah suatu yang
digunakan untuk menunjukkan suatu kualitas banyak atau sedikit
atau ukuran (berat, ringan, panjang, pendek,keliling, luas ). Suatu
objek bilangan bulat ditunjukkan dengan suatu tanda atau
lambang yang disebut angka . Bilangan bulat merupakan bilangan
utuh yang trdiri dari bilangan nol,bilangan asli, bilangan bulat
dilambangkan dengan B
Bilangan bulat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
bilangan nol ( 0 ), bilangan bulat negatifdan bilangan bulat positif.
1) Bilangan bulat negative yang ditulis (,,,,-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1)
2) Bilangan nol ( 0 )
3) Bilangan bulat positif merupakan bilangan bulat yang
mempunyai anggota bilangan asli ditulis (1,2,3,4,5,6,7,,,,)
Bilangan bulat negative dapat dikenali dengan kata –kata
seperti : mundur, rugi , meminjam ,kalah , mengalahkan ,
kekiri dan hilang.
Bilangan nol dapat dikenali dengan kata – kata seperti:
Tepat ditempat, berhenti, dan jangan bergerak
Bilangan bulat positif juga dapat ditulis dengan kata-kata
seperti :
Maju, untung, meminjam, menang, melankah, kekeanan dan
mempunyai.
Bilangan bulat dapat dilukiskan dengan garis bilangan
semakin kekiri semakin kecil semakin ke kenan semakin besar.
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
7
2) Pemahaman konsep operasi bilangan bulat
Pemahaman adalah suatu proses mental terjadinya adaptasi
dan transformasi ilmu pengetahuan (Gardner, 1999b). Langkah-
langkah pembelajaran dengan mengunakan alat peraga sederhana
pada operasi hitung bilangan bulat, yaitu:
1) Langkah awal
a) Apresiasi tantang bilangan bulat, b) Persiapan alat peraga,
c) Penjelasan tentang tujuan, d) Pemberian motivasi belajar
2) Kegiatan inti
a) Informasi, b) Guru mendemontrasikan alat peraga bilangan
bulat, c) Beberapa siswa mendemontrasikan alat peraga
bilangan bulat, d) Siswa secara berpasangan menerapkan
alat peraga, e) Siswa mengerjakan soal mengunakan alat
peraga, f) Siswa membandingkan dengan siswa lain, g)
Guru memberikan kesempatan bertanya
3) Kegiatan akhir
a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran,
b) Siswa mengejakan ulangan harian, c) Siswa menuliskan
refleksi belajar
b. Alat Peraga Pembelajaran sederhana
1) Alat peraga sederhana
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan
bentuk jamak dari medium yang secara karafiah berarti perantara
atau pengantar. Makna umumnya adalah, segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dan sumber informasi kepada
penerima informasi. Istilah media ini sangat popular dalam bidang
komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga
merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan
8
dalam proses pembelajaran disebut media pembelajaran. (M.
Basyiruddin, 2002:18).
Sudirman,at. al, yang dikutip Moh. Uzer Usman (2002: )
mengistilahkan alat bantu ini dengan perkataan “media.” Jadi,
media yang disebutkan Sudirman ini sebenarnya pula dipahami
tidak lain adalah alat bantu pendidikan. Alat peraga untuk
menerangkan konsep Matematika itu dapat berupa benda nyata
dan dapat pula berupa gambar atau diagramnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat peraga
adalah alat (benda) yang digunakan untuk menyampaikan
pengetahuan, fakta, konsep, prinsip kepada siswa agar lebih nyata
atau konkrit.
2) Konsep alat peraga sederhana
Menurut E.T.Ruseffendi (dalamPujiati, 2009a) ada
beberapa persyaratan yang harus dimiliki alat peraga agar fungsi
atau manfaat dari alat peraga tersebut sesuai dengan yang
diharapkan dalam pembelajaran. 1) Sesuai dengan konsep
matematika, 2) Dapat memeprjelas konsep matematika, baik
dalam bentuk real, gambar, atau diagram dan bukan sebaliknya
(mampersulit pemahaman konsep matematika), 3) Tahan lama 4)
Bentuk dan warna menarik, 5) Dari bahan yang aman bagi
kesehatan peserta didik, 6) Sederhana dan mudah dikelola, 7)
Ukuran sesuai atau seimbang dengan ukuran fusik peserta didik
Menurut Pujianti (2009a) dapat dugunakan secara benar
diharapkan meliputi : 1) Mudah abtraksi, 2) Memudahkan,
memperbaiki, atau meningkatkan penguasaan konsep atau fakta,
3) Memberikan motifasi, 4)Memberikan variansi pembelajaran, 5)
Meningkatkan evisiensi waktu, 6)Menunjang kegiatan
matematika diluar kelas yang menunjukan penerapan matematika
9
pada peristiwa nyata, 7) Meningkatkan keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran
Dengan demikian ada dua hal yang harus diperhatika
dalam pengunaan alat peraga kelompok yakni (1) tugas-tugas
perlengkapan dari alat peraga yang menjadi tangung jawab
bersama. (2) melaksanakan tugas-tugas pemanfaatan alat peraga
haruslah secermat mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan
peserta didik yang pandai atau sebaliknya dalam suatu kelompok.
c. Pembelajaran Operasi Bilangan Bulat dengan alat Peraga
sederhana
Langkah-langkah pembelajaran dengan mengunakan alat
peraga sederhana pada operasi hitung bilangan bulat, yaitu:
Kegiatan inti
a) Informasi : bilangan bulat positif dan negative operasi
penjumlahan bilangan bulat, dan alat peraga dakon
b) Guru mendemontrasikan alat peraga permainan dakon untuk
menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif, menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negative, menjumlahkan bilangan bulat negative dengan
bilangan bulat positif.
c) Beberapa siswa mendemontrasikan alat peraga dakon untuk
menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif, menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negative, menjumlahkan bilangan bulat negative dengan
bilangan bulat positif.
d) Siswa berpasangan dengan teman sebangku. Seorang siswa
menempatkan diri di sisi papan dakon positif dan seorang lagi
menempatkan diri di sisi dakon negative
Contoh
10
+
+
-
-
1) Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif
Diberikan soal 4+3, maka siswa menyiapkan alat peraga dakon
dan kelereng berwarna biru( untuk bilangan bulat positif)
a. Siswa mengambil kelereng biru sebanyak 4 butir lalu
memasukanya kelubang dakon
b. Siswa memasukannya lagi sebanyak 3 butir
c. Siswa menghitung semua kelereng biru yang ada pada papan
dakon
lankah pertama
langkah kedua
2) Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negative
Diberikan soal -4+(-3), maka siswa menyiapkan alat peraga
dakon dan kelereng berwarna kuning( untuk bilangan bulat
negatif)
a. Siswa mengambil kelereng biru sebanyak 4 butir lalu
memasukanya kelubang dakon
b. Siswa memasukannya lagi sebanyak 3 butir
c. Siswa menghitung semua kelereng biru yang ada pada papan dakon
Lankah pertama
Langkah kedua
11
+
-
3) Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negative
Diberikan soal 7+(-4), maka siswa menyiapkan alat peraga
dakon dan kelereng berwarna kuning( untuk bilangan bulat
negatif), kelereng berwarna biru( untuk bilangan bulat positif)
a. Siswa mengambil kelereng biru sebanyak 7 butir lalu
memasukanya kelubang dakon positif
b. Siswa yang lain mengembil kelereng kuning sebanyak 4
buktir lalu memasukanya ke dalam lubang dakon negative
c. Siswa bersama sama menghitung kelereng yang tidak
memiliki memiliki pasangan, kemudian melihiha positif
atau negative
d. Siswa bersama sama menentukan bahwa kelereng yang
tidak memiliki pasangan berjumlah 3 dan berada pada
lubang dakon positif
Langkah pertama
Langkah kedua
e) Siswa membandingkan dengan siswa lain
f) Guru memberikan kesempatan bertanya
2. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian oleh Sapto Legowo (2006), menyatakan bahwa
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat yang dilaksanakan dengan alat
peraga permainan di kelas 4 SD sompak 03 semarang dapat maningkatkan
kualitas proses belajar. Pembelajaran operasi hitung penjumlahan bilangan
bulat yang dilaksanakan dengan alat peraga permainan dakon dapat
12
meningkatkan penguasaan konsep, hasil pengamatan, dan hasil belajar
siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata skor
pengamatan dari sebelumnya 6,7 (katagori cukup) menjadi 7,5 (katagori
baik).
Pujianti (2010) menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan motivasi
belajar siswa dan prestasi pertasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika melalui active learning dengan strategi index card match pada
pokok bahasan himpunan dikelas VII SMP Negeri I Plupuh. Sedangkan
Hesti Wulandari (2010) menyimpulkan, yaitu a) adanya pengaruh yang
sinifikan strategi pembelajaran index card match dan giving question and
getting answer terhadap prestasi belajar matematiak, b) ada pengaruh yang
sinifikan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika, c)
tidak ada efek interaksi yang sinifikan pembelajaran index card match dan
strategi pembelajaran dan giving question and getting answer ditinjau dari
motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika.
Penelitian oleh Siti Ummu Kultsum (2009), menyatakan bahwa
adanya peningkatan pemahaman dan respon positif siswa kelas VII E. Hal
ini dapat dilihat dari tes formatif yang menunjukan peningkatan yang
signifikan antara siklus. Siswa juga memberikan respon positif terhadap
pembelajaran ini. Hal ini terlihat dari sikap mereka yang antusias dalam
mengikuti pembelajaran dengan pendekatan realistik. Siswa yang semula
kurang perhatian, lambat laun berubah menjadi kosentrasi, karena mereka
meraskan senang terhadap pendekan matematika realistik ini. Dalam kerja
kelompok siswa juga tampak antusias berdiskusi dengan temannya. Hal ini
mengindikasikan adanya respon positif dari siswa terhadap pendekatan
matematika realistik.
3. Kerangka Berfikir
Berdasarkankajian teori yang telah diuraikan diatas dapatlah disusun
suatu kerangka berfikir guna memperoleh jawaban sementara atas
13
kesalahan yang timbul. Dalam setiap tindakan, penelitian akan mengamati
aktivitas belajar siswa pada setiap tindakan pengajaran yang dilakukan di
depan kelas.
Pembelajaran dengan mengunakan alat peraga sederhana pada
operasi hitung bilangan bulat, yaitu: 1) Informasi : bilangan bulat positif
dan negative operasi penjumlahan bilangan bulat, dan alat peraga dakon, 2)
Guru mendemontrasikan alat peraga permainan dakon untuk
menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif,
menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative,
menjumlahkan bilangan bulat negative dengan bilangan bulat positif, 3)
Beberapa siswa mendemontrasikan alat peraga dakon untuk menjumlahkan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, menjumlahkan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative, menjumlahkan
bilangan bulat negative dengan bilangan bulat positif, 4) Siswa
berpasangan dengan teman sebangku. Seorang siswa menempatkan diri di
sisi papan dakon positif dan seorang lagi menempatkan diri di sisi dakon
negative
Berdasarkan uraian diatas, kerangka berfikir penelitian dapat di
ilustrasika pada gambar dibawah ini:
14
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru Kurang Optimal dalam memanfaatkan alat peraga
Rendahnya pemahaman siswa dalam belajar matematika
Pembelajaran dengan mengunakan alat peraga sederhana pada operasi hitung bilangan bulat, yaitu: 1) Informasi : bilangan bulat positif dan negative operasi penjumlahan bilangan bulat, dan alat peraga dakon, 2) Guru mendemontrasikan alat peraga permainan dakon untuk menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative, menjumlahkan bilangan bulat negative dengan bilangan bulat positif, 3) Beberapa siswa mendemontrasikan alat peraga dakon untuk menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative, menjumlahkan bilangan bulat negative dengan bilangan bulat positif, 4) Siswa berpasangan dengan teman sebangku. Seorang siswa menempatkan diri di sisi papan dakon positif dan seorang lagi menempatkan diri di sisi dakon negative
Meningkatkan pemahaman konsep dalam belajar matematika
Gambar2.1 Kerangka Berfikir
4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran
tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan
“Meningkatkan pemahaman konsep operasi bilangan bulat dengan
berbantu alat peraga sederhana pada siswa kelas VII SMP Negeri 1
Batuwarno Semester 1 tahun 2011/2012”.
15
C. METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian berdasarkan pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan
secara kolaborasi kepala sekolah, guru matematika dan penelitia. Menurut
Sutama(2011:16) PTK adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan
praktisi pendidik untuk memecahkan masalah yang dihadapi untuk
memecahkan tugas pokok dan fungsinya.
PTK merupakan suatu hal yang panting, karena itu peneliti
sebagai instruman pengumpul data merupakan suatu prinsip utama.
Secara umum tujuan PTK adalah untuk mengadakan perbaikan atau
peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 batuwarno yang
beralamatkan di Jalan Batuwarno-Tertomoyo km 1 Batuwarno.
Peneliti mengadakan penelitian di SMP Negeri 1 Batuwarno dengan
pertimbangan bahwa sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian
dengan judul yang sama dengan peneliti.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun
ajaran 2011/2012. Adapun rincian waktu penelitian sebagai berikut.
1) Tahap Persiapan : minggu ke II bulan September sampai minggu ke III bulan September 2011.
2) Tahap Pelaksanaan : minggu ke III bulan September sampai minggu ke IV bulan Oktober 2011.
3) Tahap Analisis Data : minggu ke I bulan November sampai minggu ke IV bulan November 2011.
4) Tahap Laporan : minggu ke I bulan Desember sampai minggu ke I bulan Januari 2012.
16
SIKLUS I
PENGAMATAN
PERENCANAAN
Pelaksanaan tindakan Evaluasi Refleksi
PERENCANAAN
SIKLUS II
PENGAMATAN
Evaluasi Refleksi
Pelaksanaan Tindakan
PERENCANAAN
SIKLUS III
PENGAMATAN
Pelaksanaan Tindakan
Evaluasi Refleksi
HASIL
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti adalah guru matematika yang
bertindak sebagai subyek yang memberi tindakan. Seluruh siswa kelas
VII B SMP Negeri 1 Batuwarno tahun ajaran 2011/2012 sebagai subjek
yang menerima tindakan. Peneliti dibantu kepala sekolah dan mintra guru
matematika sebagai observer.
4. Rancangan Penelitian
Adapun rancangan penelitian pada kegiatan penelitian ini
digambarkan sebagai berikut
Siklus dari Suharsimi ArikuntoGambar 3.1 Siklus Pelaksanaan Penelitian
17
Tahap Perencanaan meliputi :
1) Refleksi Awal
Refleksi awal dimulai dari studi pendahuluan untuk
menentukan subjek penelitian membuat tes awal untuk memperoleh
gambaran pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.
2) Rumusan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan adalah menentukan tujuan
pembelajaran, menyusun kegiatan pembelajaran yang mengarah pada
pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat, menyiapkan alat
peraga yang dibutuhkan, menyiapkan lembar observasi yang akan
digunakan oleh pengamat.
3) Tahap Pelaksanaan
Tindakan Pelaksanaan tindakan yang dimaksudkan adalah
melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran untuk
membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep
penjumlahan bilangan bulat yang dilaksanakan secara klasikal dan
berfokus pada subjek penelitian. kegiatan ini dilakukan oleh guru
sendiri atau oleh guru yang mengajar di kelas IV, dan direncanakan
dilakukan dalam 2 kali pertemuan.
4) Tahap Observasi
Kegiatan observasi yang dimaksudkan adalah kegiatan
mengamati aktivitas siswa antara lain memanipulasi alat peraga,
bertanya, mengerjakan LKS, dan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru. Sedangkan aktivitas guru yang perlu diamati antara lain berupa
merenspon pertanyaan siswa, membimbing siswa yang mengalami
kesulitan. Kegiatan ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi yang disiapkan oleh peneliti.
18
5) Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi kegiatan peneliti adalah menganalisis,
memahami, menjelaskan dan menyimpulkan hasil dari pengamatan.
Peneliti bersama pengamat menganalisis dan merenungkan hasil
tindakan pada siklus tindakan sebagai bahan pertimbangan apakah
pemberian tindakan yang dilakukan perlu diulangi atau tidak. Jika
perlu diulangi, maka peneliti menyusun kembali rencana untuk siklus
berikutnya. Demikian seterusnya hingga siswa memperoleh skor
minimal 65 %.
5. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penlitian ini adalah sebagai berikut
a. Tes Awal
Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang
pemahaman siswa pada operasi penjumlahan bilangan bulat. Tes
dilakukan pada awal penelitian, pada akhir setiap tindakan, dan pada
akhir setiap tindakan.
b. Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara
mendalam dan lengkap mengenai perkembangan pemahaman ataupun
segala kesulitan yang dialami oleh siswa pada pembelajaran operasi
penjumlahan bilangan bulat.
c. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan oleh orang yang terlibat aktif dalam
pela ksanaan tindakan yaitu guru yang mengajar di kelas IV dan teman
sejawat. Pada pengamatan ini digunakan lembar observasi untuk
mencatat hal-hal yang dianggap penting untuk mengetahui sejauhmana
pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan sesuai dengan
yang dikehendaki.
19
d. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan informasi yang diperoleh selama
kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai pelengkap data yang tidak
termuat dalam lembar observasi
6. Instrumen Penelitian
a. Pengembangan Instruman
Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, peneliti mengunakan
observasi partisipasi peneliti dimana peneliti ikut ambil kegiatan
objeknya, sebagian yang lain tidak tampak dalam sikap. Keterlibatan
peneliti dalam aktivitas penelitian dalam bentuk kegiatan menjadi
partisipasi sebagian(partial participal) dan partisipasi penuh (full
participal). Metode ini digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa
secara langsung saat kegiatan pembelajaran dikelas.
b. Validitas Isi Instruman
Validitas ini merupakan ukuran yang menujukan tingkatan-
tingkatan kevalitan suatu instrumen. Uji validitas yang akan digunakan
pada penelitian ini adalah uji validitas instruman.
Pengujian validitas isi instrumen untuk menjamin kemantapan dan
kebenaran data yang telah digali, dikumpulkan, dicatat dalam kegiatan
penelitian maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk
mangembangkan validitas data yang diperoleh. Penelitian ini akan
mengunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain di luar data untuk
keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut( Moleong,
2005:330)
Penelitian ini mengunakan triangulasi dengan jalan memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainya untuk keperluan pengecekan kembali
20
derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainya dalam hal ini
adalah guru matematika dan peneliti.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah
pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil
perolehan data dari guru dan siswa pada tahap refleksi dari siklus
penelitian. Data yang terkumpul diseting ke dalam penelitian kualitatif.
8. Keabsahan Data
Untuk pengecekan kabsahan data pada penelitian ini dilakukan
dengan diskusi dengan guru dan teman sejawat. Pengecekan keabsahan
data juga dapat dilakukan dengan membandingkan dan mengecek
kembali informasi yang diperoleh melalui tes, wawancara, pengamatan
dan catatan lapangan. Atau dengan membandingkan seluruh pengamatan
dan hasil wawancara. Pengecekan keabsahan data dilakukan untuk
memvalidkan informasi yang diperoleh guna melaksanakan tindakan
selanjutnya.
21
D. DAFTAR PUSTAKA
Aan Sururi. 2002. Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui PendekatanBelajar Kooperatif Dengan Menggunakan Teknik Jigsaw. (Tidakditerbitkan).
Aisyah Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
Alam, Nur. 2003. Pembelajaran Fungsi Melalui Pemecahan Masalah.Tesis
Tidak Diterbitkan. Malang : Universitas Negeri Malang.
Anita Lie. 2004. Cooperative Learning Mempraktekkan kooperatif learning diRuang-ruang Kelas Edisi Revisi. Jakarta : PT. Grasindo
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tidakan Kelas. Jakarta : Penerbit PT
Bumi Aksara.
Gardner, H. 1999. The dicipline mind: What all students should understand. New York:Simon & Schuster Inc.
Inganah S. 2003 “ Model Pembelajaran Segiempat Dengan Pendekatan
Realistik”, Tesis Tidak Diterbitkan : Universitas Negeri Malang
Karim, M. dkk, 1996/1997 Pendidikan Matematika I. Jakarta. Dirjen Dikti
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Depdikbud
Kultsum, Siti Ummu. 2009. “Penerapan Pendekatan matematika Realistik
untuk meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Kosep Bilangan
Bulat “. Sekripsi. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2006 Mata Pelajaran
Matematika Untuk Tingkat SD/MI. Jakarta Depdiknas.
Legowo, Sapto. 2006. “ Pengunaan Alat Peraga Permainan Dakon untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Operasi Penjumlahan Bilangan
Bulat”. Widya Tama/vol.3No.1,41-50
Moleong, laxy J. 2005. Metode penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
22
Pujianti. 2010. ”Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Active learning dengan strategi Index Card Match”. Skripsi. Surakarta:UMS (Tidak Dipublikasika)
Tim Bina Karya Guru. 2007.Terampil Berhitung Matematika Untuk SD Kelas
IV. Jakarta. Penerbit Erlangga
Suherman, Erman dkk. 2006. Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: JICA Jurusan Pendidikan Matematika F
MIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Sutama.2011. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan
PTBK. Surakarta: Citra Mandiri Utama
Sutawijaya, Akbar. dkk. 1992. Pendidikan Matematika III. Jakarta. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Dan kebudayaan.
Sutrisno, Sulis. 2005. Genius Matematika Kelas VI SD. Jakarta: Wahyu Media
Tapilouw, M. Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar dengan Pendekatan
CBSA. Bandung : Penerbit CV. Sinar Baru.
Usman, M. Basyiruddin – Asnawir, “Media Pembelajaran”, Ciputat Pers, Jakarta: 2002Usman, Moh. Uzen dan Setiawati,Lilis. Upaya Optimalisasi Belajar mengajar.
Bandung : Remaja Rosda karya
Wardani, dkk. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Wulandari, Hesti Tri. 2010. “ Experimentasi Pembelajaran Metematika Melalui strategi Pembelajaran Index card Match dan Giving Questions and Gatiing Answer Ditinjau dai Motivasi Belajar Siswa”. Skripsi. Surakarta:UMS (Tidak Dipublikasikan)
Yuwono, I. 2001 Pembelajaran Matematika Secara Membumi, Universitas
Negeri Malang,
23
DAFTAR ISIHalaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………....... iDAFTAR ISI................................................................................................... xBAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah………..........……………………………… . .. 12. Perumusan Masalah…………...........……………………………….. ... 33. Tujuan Penelitian ……………...........………………………………. ... 34. Manfaat Penelitian ………………............…………………………....... 45. Penegasan Istilah ………………...........……………………………....... 4
BAB II LANDASAN TEORI1. Pembahasan Teori
a. Pemahaman Konsep Operasi Bilangan Bulat....................................... 61) Konsep Operasi Bilangan Bulat......................................................... 62) Pemahaman Konsep........................................................................... 8
b. Alat Peraga Pembelajaran Sederhana.................................................... 81) Alat Peraga Sederhana........................................................................ 82) Konsep Alat Peraga............................................................................ 9
c. Pembelajaran Operasi Bilangan Bulat dengan Alat Peraga Sederhana... 102. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 123. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 134. Hipotesis Tindakan..................................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN1. Metode Penelitian ……………………………………………… . .. . . . . . . 162. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………….. . . . ... . .... . 163. Subyek dan Objek Penelitian………………………………… . . . . . . . .... 174. Rancangan Penelitian………………………………………….. ................ 175. Metode Pengumpulan Data……………………………………. ............... 196. Instrumen Penelitian.................................................................................... 207. Teknik. Analisis Data………………………………………………….. ... 218. Keabsahan data.............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 22LAMPIRAN
24
V. KESIMPULAN
Dari uraian di atas penulis dapat menarik kesimpulan tentang masalah
dalam penelitian pendidikan, yaitu:
1. Masalah dalam penelitian pendidikan dapat diperoleh dari berbagai
sumber yang terkait dengan bidang pendidikan antara lain dari: 1)
kepustakaan: laporan penelitian pendidikan sebelumnya, 2) forum
pertemuan ilmiah: seminar kependidikan baik bersifat nasional
maupun internasional, 3) sumber pengalaman praktek: pengalaman
mengajar di kelas, pengamatan terhadap lingkungan sekitar.
2. Dalam dunia pendidikan masalah yang ditemukan/teridentifikasi
dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu: proses pembelajaran, siswa,
guru, hasil belajar (output) dan hasil belajar jangka panjang (outcome).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam identifikasi masalah adalah
minat/motivasi/dorongan peneliti, kemampuan peneliti, lokasi
penelitian, sumber data (populasi dan sampel), waktu,
pendekatan/metode yang digunakan, buku sumber yang tersedia, etika
dan birokrasi.
3. Suatu masalah yang dipilih dalam perumusannya harus memiliki
ciri-ciri khusus (karakteristik) sebagai berikut: 1) masalah menanyakan
hubungan antara dua atau lebih variabel; 2) masalah dinyatakan atau
dirumuskan secara jelas dan tidak ambigius; 3) masalah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan; 4) masalah itu dapat diuji melalui
metode empiris, artinya adanya kemungkinan pengumpulan data untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan; dan 5) masalah
25
tidak menyangkut moral dan etika.
4. Agar dapat membatasi ruang lingkup permasalahan yang menarik
minat dan keterampilan peneliti, alangkah bijaksanya apabila peneliti
itu dapat mempersempit cakupan ruang lingkup masalah penelitiannya.
Untuk maksud ini dapat dipakai skema klasifikasi masalah. Berkenaan
dengan penelitian di timgkat kelas atau sekolah, maka pertimbangan-
pertimbangan khusus perlu diambil oleh seorang peneliti.
Pertimbangan-pertimbangan khusus adalah sebagai berikut, yaitu: 1)
dapat dilaksanakan; 2) berguna untuk kepentingan luas; 3) menarik
minat; 4) nilai teoritis; 5) nilai praktis.
Experimentasi pembelajaran matematika dengan medel koopratif tipe
teame game turnamen (TGT)terhadap hasil belajar matematika ditinjau
dari motifasi belajar matematika siswa
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI BILANGAN
BULAT DENGAN BERBANTU ALAT PERAGA SEDERHANA PADA
SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 BATUWARNO
WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2011/2012
PROPOSAL PENELITIAN
26
Diajukan Oleh
ANDI SUSANTO
A 410 080 049
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011
27
LAMPI
28