Click here to load reader
Upload
rizhanie-rusly
View
761
Download
277
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PENGUKURAN LISTRIK
Citation preview
1
PENGUKURAN LISTRIK PENGUKURAN LISTRIK
DANDAN
INSTRUMENTASI 1INSTRUMENTASI 1
DEPARTMENT OF ELECTRO-INDUSTRIAL ENGINEERINGDEPARTMENT OF ELECTRO-INDUSTRIAL ENGINEERING
EEPIS-ITSEEPIS-ITS
2
BAB IBAB ISATUAN, DIMENSI SATUAN, DIMENSI
DAN STANDARDDAN STANDARD
3
I.1. SATUAN DASAR
Satuan dasar dalam sistem SI (Systeme International Perancis) adalah :
Panjang (L) -------------- Meter (m) Massa (M) --------------- Kilogram (kg) Waktu (T) ---------------- detik (dtk, s)
4
SATUAN DASAR - LANJUTAN
• Gaya (F) ------------------- Newton (N) Newton adalah gaya yang akan memberikan massa 1 kg suatu percepatan 1 m/dt2 (F=m.a)
atau percepatan gravitasi sebesar g=9.81 m/dt2 (F=m.g)
• Usaha/Kerja (W) -------- Joule (J) Satu usaha didefinisikan jumlah dari kerja jika
gaya sebesar 1 Newton beraksi pada jarak 1 meter (W=F.d)
5
I.2. NOTASI KEILMUAN Nilai yang sangat besar atau kecil dapat dengan mudah ditulis dalam bilangan pangkat 10. Contoh : 1.200.000 = 1,2×106; 0,015=1,5×10-2
I.3. NOTASI TEKNIK Untuk memudahkan penulisan nilai 1x103 W ditulis 1 kW ; 4,7×10-3 A ditulis 4,7 mA. Lihat tabel berikut :
6
TABEL NOTASI TEKNIK
Nilai Notasi Nama Simbol1 000 000 000 000 1012 tera T
1 000 000 000 109 giga G
1 000 000 106 mega M
1 000 103 kilo k
100 102 hekto h
10 10 deka da
0.1 10-1 deci d
0.01 10-2 centi c
0.001 10-3 milli m
0.000 001 10-6 mikro
0.000 000 001 10-9 nano n
0.000 000 000 001 10-12 piko p
7
I.4. SATUAN ELEKTRIK
Arus (I) ---------------------------- Ampere (A) Dapat didefinisikan sebagai besaran muatan listrik
(Q=coulomb) yang mengalir dalam suatu konduktor selama 1 detik. Dimana satu coulomb sama dengan jumlah muatan yang dibawa 6,24×1018 elektron.
EMF, Tegangan (V) ------------- Volt (V) Volt (V) adalah satuan dari gaya gerak listrik
(emf=electromotive force) yang dapat didefinisikan sebagai perbedaan potensial antara dua titik penghantar yang mengalir arus sebesar 1 ampere ketika daya sebesar 1 watt didisipasikan.
8
SATUAN ELEKTRIK - LANJUTAN
Resistansi/Tahanan (R) -------- Ohm ( ) Ohm adalah resistansi yang meloloskan arus 1
ampere jika tegangan 1 volt diberikan pada tahanan tersebut.
Konduktansi adalah kebalikan dari resistansi (G)
Flux medan magnet ()--------- Weber (wb)
Kerapatan flux medan magnet (B) ------- Tesla (T=wb/m2)
9
SATUAN ELEKTRIK - LANJUTAN
Induktansi (L) ------------------- Henry (H)
Induktansi suatu rangkaian sebesar 1 henry jika ggl 1 volt diinduksi oleh perubahan arus sebesar 1 A/dtk.
Kapasitansi (C) --------- Farad (F)
Farad adalah kapasitansi dari kapasitor yang terdiri dari muatan 1 coulomb jika beda potensial antar terminalnya sebesar 1 volt.
10
I.5. DIMENSI Lihat tabel berikut :
Nama Simbol Satuan Simbol satuan
Dimensi
Panjang l Meter m [L]
Massa m Kilogram kg [M]
Waktu t Detik dt,s [T
Luas a Meter persegi m2 [L2]
Volume V Meter kubik m3 [L3]
Kecepatan v Meter per detik m/dt, m/s [LT-1]
Percepatan a Meter perdetik kuadrat
m/dt2 [LT-2]
Gaya F Newton N [MLT-2]
Tekanan p Newton per meter persegi
N/m2 [ML-1 T-2]
11
Tekanan p Newton per meter persegi
N/m2 [ML-1 T-2]
Kerja W Joule J [ML2T-2]
Daya P Watt W [ML2T-3]
Arus I Ampere A [I]
Muatan Q Coulomb C [IT]
EMF/Tegangan V Volt V [ML2T-3 I-1]
Kuat medan listrik Volt per meter V/m [MLT-3 I-1]
Resistansi R Ohm [ML2T-3 I-2]
Kapasitansi C Farad F [M-1 L-2 T4I2]
Induktansi L Henry H [ML2 T-2 I-2]
Kuat medan magnet H Ampere per meter
A/m [IL-1]
Flux medan magnet Weber Wb [ML2T-2 I-1]
Kerapatan flux medan magnet
B tesla T [MT-2 I-1]
12
1.6. STANDARD
TUJUAN STANDARISASI :
Meningkatkan mutu dan kehandalan produk pada harga yang layak
Kelaikan penyediaan dan pemanfaatan suatu produk atau jasa
Memperbaiki keselamatan, kesehatan, perlindungan lingkungan dan mengurangi pemborosan
Meningkatkan efisiensiMencapai keseragaman : - ukuran, bentuk dan mutu - cara menggambar dan cara kerja
13
JENIS-JENIS STARDARD
International Standard : persetujuan internasional, berada di International Bureau of Weights and Measures, Perancis.
CONTOH : ISO : International Organisation for Standarization Misal : - ukuran kertas A4,F4 - ukuran ulir baut - kode nama negara dalam internet (id=Indonesia; my=Malaysia)
14
• IEC : International Electrotechnical Commision Standar teknik elektro, misal : IEC 60364-1 (2001-08) Ed. 4.0
tentang Electrical installations of buildings –
• Primary Standard : berada di beberapa negara yang mengacu pada IS
• Secondary Standard : digunakan pada industri sebagai referensi untuk kalibrasi peralatan dan komponen yang dicek secara periodik oleh primary standard
15
STARDARD - LANJUTAN
Standard kerja Standard yang biasanya ditemukan di laboratorium
elektronik. Standard kerja resistor dibuat dari manganin dengan
koefisien suhu yang rendah dengan nilai 0,001 – 1 M accuracy 0,01%- 0,1 %
Standar kerja kapasitor biasanya dibuat dari mika perak, 0,001 µF - 1 µF, acc 0,02 %
Standar kerja induktor berada pada range 100 µH - 10 H, acc 0,1 %.
16
CONTOH :
PENERAPAN STANDAR DALAM KERANGKA KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
PERSYARATAN SPESIFIKASI
TEKNIS
PERSYARATAN KESELAMATAN
PERALATAN TENAGA LISTRIK
PEMANFAAT TENAGA LISTRIK
S
SNI SNIBIDANG
KETENAGA- LISTRIKAN
KESELAMATAN
KETENAGA -
LISTRIKAN
17
Soal-soal
Sebuah magnet berukuran 0,75 inchi × 0,5 inchi mempunyai flux magnet 500 maxwell. Tentukan kerapatan magnet dalam Tesla.
(1 maxwell=10-8 Weber)
Motor berdaya 0,5 HP beroperasi 8 jam perhari dalam seminggu. Tentukan energi yang dikonsumsi (dalam KWh) selama satu tahun.
( 1 tahun = 52 minggu)
18
BAB II BAB II PENGUKURAN DAN KESALAHAN PENGUKURAN DAN KESALAHAN
19
II.1. DEFINISI PENGUKURAN
PengukuranDiartikan sebagai upaya untuk menerjemahkan variabel fisis yang semula bersifat kualitatif menjadi informasi yang bersifat kuantitatif (berupa angka-angka)
Instrumentasi Adalah alat yang digunakan untuk menentukan
nilai atau kebesaran dari suatu kuantitas atau variabel.
20
Tujuan Pengukuran :
Membantu manusia dalam menentukan nilai kebesaran suatu variabel yang tidak diketahui.
Sebagai alat ukur faktor kualitas dari suatu proses produksi ( quality factor instrument )
Alat bantu agar dicapai kesehatan dan keselamatan kerja
21
Proses industrimelibatkan
variabel fisis
- Monitoring proses industri- Analisa proses industri- Pengendalian proses industri
INSTRUMEN UKUR INFORMASIANGKA/DATA
Peran Pengukuran dan Instrumentasi dalam Proses Industri
22
Aplikasinya di semua bidang ilmu dan teknologi Kimia (stokiometri ) Fisika Sipil Elektro Mesin, dan lain-lain
Untuk menjamin ketelitian alat ukur ada badan pengawas (Lab. Kalibrasi dan Standar Nasional) dan secara internasional telah dibentuk Biro Internasional untuk Timbangan dan Pengukuran ( Severes, Perancis ) yang bertujuan membuat konvensi internasional tentang standarisasi meter dan menentukan alat ukur dan cara-cara pengukuran yang teliti.
23
Tidak ada komponen atau alat ukur yang sempurna, semuanya mempunyai kesalahan atau ketidak-telitian.
Beberapa kesalahan dalam pengukuran muncul dan seringkali terbagi dalam beberapa kategori, yaitu :
II.2. KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
24
1. Kesalahan umum (General/Gross/Human Error) Kesalahan akibat faktor manusia, misal :
• kesalahan pembacaan (paralax), • penyetelan yang tidak tepat, • pemakaian alat yang tidak sesuai, • attitude, • kesalahan penaksiran
Dapat diatasi dengan :•memahami standar prosedur pengukuran dan pengoperasian alat ukur•pemilihan yang tepat, •pengukuran yang baik dan tepat
25
2. Kesalahan Sistematis : kesalahan akibat instrumen seperti : - faktor umur, - kerusakan (aus) - sifat-sifat fisis seperti gesekan mekanik dll
Dapat dihindari dengan : - perawatan dan pengecekan secara periodik
- kalibrasi - penggunaan alat sesuai SOP - melibatkan faktor koreksi
26
3. Lingkungan ( Environmental Error ) Kesalahan akibat faktor lingkungan, seperti :
perubahan suhu, tekanan, kelembaban medan magnet, listrik
Dapat dihindari dengan :
- penyegelan- ketepatan pemakaian dalam lingkungan
yang diijinkan- pemakaian pelindung medan magnet
dan listrik
27
4. Kesalahan acak ( Random Error ) Kesalahan yang penyebabnya tidak dapat langsung diketahui ( perubahan terjadi secara acak ) dan biasanya terjadi dalam pengukuran secara periodik.
Dapat dikurangi dengan :• menambah jumlah pembacaan• analisa dengan cara –cara statistik.
28
KESALAHAN ABSOLUT DAN KESALAHAN RELATIF
Kesalahan absolut adalah kesalahan yang dihitung berdasarkan kuantitas variabel yang diukur.
Kesalahan relatif adalah kesalahan yang dihitung berdasarkan prosentasi dari kuantitas variabel yang diukur.
Dari satu variabel yang diukur bisa ditentukan kesalahan absolut dari konversi kesalahan relatif atau sebaliknya.
29
Contoh :
Resistor 500 mempunyai kesalahan sebesar 50 . Maka nilai 50 tersebut disebut kesalahan absolut. Jika dibuat prosentasi maka akan sama dengan:
(50 /500 ) ×100 % = 10 %. Nilai 10 % ini disebut dengan kesalahan relatif
atau toleransi.
30
AKURASI
Akurasi adalah tingkat kedekatan nilai pengukuran dengan nilai sebenarnya.
Contoh : Sebuah voltmeter mempunyai akurasi sebesar 1 % pada range 200 V menunjukkan hasil pengukuran 100 V.Tentukan akurasinya.
31
Jawab:Dari akurasi dapat ditentukan :
Kesalahan absolutnya :
2V200V100
1ΔV
2)V(100V
Sehingga nilai sebenarnya dari pengukuran :
atau antara 98 V sampai 102 V.
32
Kesalahan relatif :
Nilai sebenarnya juga bisa ditulis :
2%100%100
2RE
2%100VV
33
Pada alat ukur analog, akurasi dinyatakan dengan prosentasi pada range tertentu, misal acc: 1% pada range 200 V.
Dan pada alat ukur digital dinyatakan dengan nilai absolutnya, seperti acc: pada range 100 V.
Penulisan dalam bentuk kesalahan relatif mampu mempresentasikan signifikan tidaknya suatu kesalahan pengukuran
mV 1
34
Akurasi alat ukur dapat juga disebut dengan klas alat ukur. Ada beberapa klas meter ukur yang menunjukkan ketelitian
1. Klas 0,05 ; 0,1 ; 0,2 : kelas tertinggi untuk kalibrasi dan riset2. Klas 0,5 : untuk laboratorium (praktikum)3. Klas 1,0 : untuk alat ukur portable yang kecil, reparasi 4. Klas 1,5 ; 2,5 ; 5 : untuk pemakaian yang tidak begitu memerlukan ketelitian yang tinggi seperti panel ukur yang besar.
35
Akurasi sangat erat dengan kesalahan pengukuran yang ditulis dalam bentuk prosen merupakan represenatsi dari kesalahan ukur relatif terhadap batas ukur (range) alat ukur yang digunakan.
Kesalahan Absolut = Akurasi × Range
rangeaccΔV
36
Contoh :
Voltmeter dengan klas 1 % (acc=1 %) diset pada range 5 V. Maka kesalahan yang mungkin terjadi adalah :
V0,05ΔV
V5100
1ΔV
Maka penulisan hasil pengukuran menjadi :
V0,055VV
37
Sedang dalam penggunaannya, setiap pengukuran diusahakan agar besaran yang diukur mendekati batas ukur/rangenya.
Contoh : Tegangan 75 Volt diukur dengan 2 buah Voltmeter
VM1 : batas ukur 250 Volt, klas 0,5 VM2 : batas ukur 100 Volt, klas 1 VM3 : batas ukur 200 volt, klas 0,5
Dengan Voltmeter mana hasil pengukuran yanglebih teliti !
38
Volt 1,25)(75V
Volt 1,25Volt 250100
0,5ΔV
1s
1
VM1 :
Volt 1)(75V
Volt 1Volt 100100
1ΔV
2s
2
VM2 :
Jadi VM2 lebih teliti dibanding VM1
39
PRESISIMerupakan kemampuan alat ukur dalam menunjukkan hasil pembacaan yang konsisten dan jelas dari berulangkali pengukuran.
Contoh: Voltmeter DC digital menunjuk nilai pengukuran 8,135V. Jika besaran tersebut bertambah atau berkurang 1 mV, maka penunjukkannya menjadi 8,136 V atau 8,134 V. Karena 1 mV itu merupakan perubahan terkecil, maka alat ukur tersebut mempunyai kepresisian 1 mV.
40
Pada Voltmeter analog karena menggunakan skala maka ada keterbatasan penaksiran sehingga tidak mungkin mendapat presisi sampai 3 angka di belakang koma. Misal hanya 50 mV
RESOLUSI
Resolusi adalah perubahan terkecil pada pengukuran yang masih bisa diamati. Perubahan 1 mV pada voltmeter digital dan perubahan 50 mV pada voltmeter analog menunjukkan resolusi instrumen tersebut.
41
ANGKA PENTINGJumlah angka penting pada hasil pengukuran juga merupakan representasi tingkat presisi instrumen
Contoh :
5,726 V (empat angka penting)
menunjukkan tingkat presisi 0,001 V
5,73 V (tiga angka penting)
menunjukkan tingkat presisi 0,01 V
42,0 mendekati pada angka 41,9 atau 42,1
42 mendekati pada angka 41 atau 43
42
KESALAHAN PENGUKURAN KOMBINASIJika kita menggunakan dua atau lebih alat ukur dalam pengukuran maka kesalahan total diperhitungan berdasarkan hubungan yang terjadi, yaitu dibagi dalam : A. PenjumlahanKesalahan total dari penjumlahan dua variabel pengukuran adalah penjumlahan kesalahan absolut masing-masing variabel.
2121
2211
ΔVΔVVVV
ΔVVΔVVV
43
%1V100V1
5%80VV2
Volt 1)(100100100
1100V1
Contoh :Tentukan kesalahan relatif dari penjumlahan dua tegangan V1dan V2
Volt 4)(8080100
580V2
44
Jawab :
2,78%180VoltV
100%180
5180V
5)Volt(180V
4)Volt(180)(100V
4)(801)(100V
45
B. Pengurangan
C. Perkalian
2121
2211
ΔVΔVVVV
ΔVVΔVVV
i%)(v%VIP
i%)(Iv%)(VP
IVP
46
E. Perpangkatan
r%)(2i%RIP
r%)(Ri%)(IP2
2
i%)(v%I
V
i%I
v%VR
D. Pembagian
47
SoalSoal
Resistor sebesar 680 Ω ± 10 % dilewati arus sebesar 10 mA. Arus tersebut diukur dengan amperemeter analog akurasi 1 % pada range 25 mA.
Tentukan daya dan kesalahannya pada resistor tersebut
48
Jawab:
15%68mWP
15%10%)(5%)(R)(RE)I(REPRE
5%2,5%)(2IRE
2,5%100%10mA
0,25mAIRE
0,25mA25mA1%ΔI
68mW(680)(10mA)RIP
2
2
22
49
PENDEKATAN LAIN
Penentuan kesalahan dan ketelitian dapat juga ditentukan dengan memakai nilai referensi yang ditentukan dari perhitungan teoritis atau nilai yang diharapkan ( expected value ) dengan nilai hasil pengukuran.
Sehingga dapat ditentukan :KesalahanKesalahan adalah perbedaan antara harga yang diharapkan dengan harga pengukuran,yaitu :
50
E = Yn – Xn E = Yn – Xn
Dimana Yn : harga yang diharapkan Xn : harga pengukuran E : kesalahan
100%Yn
XnYn%Error
100%Y
E%Error
100%diharapkanyangHarga
absolutKesalahan%Error
n
51
Dari prosen kesalahan dapat ditentukan :
100%Yn
XnYn1engukuran%Akurasi_p
52
ANALISA STATISTIK
Nilai rata-rata ( )
Memberikan hasil pendekatan yang dihasilkan dari sejumlah pengukuran.
Penyimpangan ( Deviasi)Selisih antara pembacaan terhadap nilai rata-ratanya
n
XXXXX n
....321
XXD
X
53
n
ddddD n
...321
Deviasi rata-rata :
Deviasi standar :
n
dddd n22
32
22
1 ...
54
Contoh :Pengukuran tegangan dengan Voltmeter digital dilakukan 5 kali, yaitu V1=1,001 V; V2=1,002; V3=0,999 V; V4=0,998 V;
V5=1,000 V
Tentukan :a. Nilai rata-rata pengukuranb. Deviasi rata-ratac. Deviasi standar
55
VoltX
VoltX
VVVVVX
00,1
5
000,1998,0999,0002,1001,15
54321
Jawab :a. Nilai rata-rata
56
b. Deviasi rata-rata
VVVd
VVVd
VVVd
VVVd
VVVd
0000.1000.1
002.0000.1998.0
001.0000.1999.0
002.0000.1002.1
0001.0000.1001.1
55
44
33
22
11
VoltD
D
n
ddddD n
0012.05
0002.0001.0002.0001.0
...321
57
c. Deviasi standar
Volt
n
dddd n
0014.05
0002.0001.0002.0001.0
...
2222
223
22
21
58
Soal-soal
1. Sebuah resistor R memiliki beda tegangan 25 V pada terminalnya dengan arus sebesar 63 mA. Tegangan resistor diukur dengan voltmeter pada range 30 V dengan akurasi ± 5 % skala penuh. Arus diukur dengan AM-meter dengan akurasi ± 1 mA. Hitung nilai R dan toleransinya.
2. Tentukan pula daya disipasi maksimum dan minimum pada R tersebut
59
BAB III BAB III METER ARUS SEARAHMETER ARUS SEARAH
60
III.1. PENGENALAN ALAT UKUR
A.Meter Analog
Meter Analog secara umum menggunakan prinsip dan mekanisme elektromekanik yang mengakibatkan bergeraknya suatu jarum penunjuk seperti gambar dibawah ini
61
Dan umumnya jenis range yang digunakan pada meter analog ada 2 yaitu :
a. Multiplier Range Hasil penunjukkan jarum dari meter ukur
dikalikan dengan range yang digunakan. Contoh : ×1, ×10 pada ohm meter. Set range ×10, bila jarum penunjuk pada posisi 5 Maka hasil pengukuran 5 × 10 = 50 Ω
62
b. Maximum Range Menunjukkan batas maksimum dari variabel
yang ingin diukur misalnya pada voltmeter dan ampere-meter dc
Contoh : Range 15 V : Tegangan yang boleh diukur
antara 0-15 Volt
Range 1 A : Arus yang boleh diukur antara 0-1 A
63
Untuk mempermudah pembacaanya harus disesuaikan range dan skala penuh penunjuk jarum.
Contoh : Range yang digunakan 100 Volt, skala penuh 120 Volt dan penunjuk jarum 60 volt. Maka :
Volt5060 120
100PengukuranHasil
n_jarumpenunjukka penuh skala
rangePengukuranHasil
64
B. Meter Digital
Untuk semua jenis variabel yang diukur langsung ditunjukkan dalam bentuk desimal dalam board sesuai dengan range batas ( maksimum ), seperti gambar dibawah ini.
Contoh :Set range 200 Volt. Besaran yang boleh diukur maksimum 200 V ( 0 – 200 V )
20.00 V dc
65
III.2. ALAT UKUR PMMC (Permanent Magnet Moving Coil )
Disebut juga gerak d’Arsonval
Alat ukur PMMC terdiri dari magnet tetap dan kumparan yang bila dialiri arus akan timbul gaya untuk menggerakkan pointer yang mengindikasikan level arus pada skala yang terkalibrasi.
66
Aplikasi PMMC :
Amperemeter DC, Voltmeter DC dan Ohmmeter. Dengan menambah rangkaian penyearah bisa digunakan juga sebagai Amperemeter AC dan Voltmeter AC.
67
KONTRUKSI PMMC
Konstruksi PMMC terlihat pada gambar berikut.Yaitu terdiri dari magnet tetap berbentuk sepatu kuda dengan potongan besi lunak menempel padanya dan antara kedua kutub magnet tersebut ditempatkan silinder besi lunak, untuk menghasilkan medan magnet yang homogen dalam celah udara antara kutub-kutub tersebut.
68
69
Kumparan dililitkan pada lempengan logam ringan berbentuk segiempat yang dipasang pada silinder yang dapat berputar bebas sepanjang celah udara.Jarum / pointer dipasang di atas kumparan yang bisa terdefleksi sebanding arus yang masuk.
70
Pegas konduktif ( 2 buah) dipasang di atas dan di bawah untuk menghasilkan gaya terkalibrasi untuk melawan torsi kumparan putar yang dipertahankan konstan supaya ketelitiannya tetap terjaga dan yang kedua dihubungkan dengan pengatur posisi nol ( zero position control ).
Arus pada kumparan harus mengalir pada satu arah sehingga pointer bergerak dari titik nol ke skala penuh. Sehingga torsi akan sebanding dengan arus yang masuk menjadikan PMMC merupakan peralatan ukur DC ( Arus Searah ).
71
Jika dihubungkan dengan arus AC, jarum tidak mampu mengikuti pertukaran yang cepat, sehingga akan bergetar ringan di titik nol – untuk mencari harga rata-ratanya. Sehingga alat ukur PMMC tidak cocok dengan arus AC, kecuali jika sudah disearahkan.
72
Dasar Defleksi PMMC
Defleksi instrumen menggunakan pointer yang bergerak di atas skala yang terkalibrasi untuk menunjukkan besaran yang diukur. Ada tiga macam gaya yang bekerja pada PMMC ini, yaitu :
Deflecting Force ( Gaya Defleksi )Gaya yang menyebabkan pointer bergerak dari titik nol jika arus masuk. Gaya ini ditimbulkan karena adanya kumparan yang dialiri arus pada daerah medan magnet yang dihasilkan magnet tetap. Gaya inilah yang menimbulkan torsi penggerak pointer.
73
Controlling Force ( Gaya Kontrol )Gaya ini ditimbulkan oleh pegas spiral. Jika tidak ada arus, pegas akan menjaga agar pointer pada posisi nol. Sedang jika ada arus mengalir maka pegas akan memberikan gaya kontrol melawan gaya defleksi sampai dicapai kondisi gaya kontrol sama dengan gaya defleksi yang meyebabkan pointer berhenti pada titik tertentu.
74
Damping Force ( Gaya Damping )Gaya ini difungsikan untuk meminimalkan osilasi gerak pointer yang muncul beberapa saat sebelum berada pada kondisi steady state. Damping force ini muncul hanya jika pointer bergerak dan diproduksi oleh eddy cuurent. Eddy current adalah arus induksi yang disebabkan karena putaran kerangka aluminium ( tempat dililitkan kumparan ) dalam medan magnet, sehingga timbul tegangan yang berbanding lurus dengan kecepatan putar dan akan timbul gaya damping yang berlawanan dengan arah putar.
75
76
Persamaan Torsi dan Skala
Cara kerja instrumen ini berdasar prinsip jika suatu kumparan diletakkan pada medan magnet maka bekerja gaya medan magnet sebesar :
F = B.i.lJika kumparan terdiri dari N lilitan, maka
F = N.B.i.lSedang torsi yang dihasilkan adalah :
T = F.dT = N.B.i.l.d
AtauT = N.B.i.A
77
Dimana :
B : rapat flux magnetik (Wb/m2) l : panjang coil (m) d : lebar coil (m) N : jumlah lilitan
A : cross sectional area Terlihat B,N,A tetap sehingga
iTd
78
Ini berarti :PMMC adalah alat ukur dengan respon arus I, yang dimaksud adalah arus rata-rata dan mengalir dalam satu arah, ini berarti PMMC akan merespon arus searah atau DC.
Torsi defleksi akan dikontrol oleh torsi kontrol yang ditimbulkan oleh pegas. Jika K adalah konstanta pegas dan sudut defleksi pointer, maka torsi kontrol yang dihasilkan adalah :
K.θTc
79
K.θN.B.i.A
TT cd
Pada keadaan seimbang :
K.iθ
Persamaan di atas menunjukkan bahwa defleksiPointer sebanding dan merupakan fungsi linier dari arus yang mengalir pada kumparan. Maka skala pada PMMC selalu linier.
80
81
Sistem Suspensi
Untuk mendukung sistem gerak defleksi PMMC digunakan dua suspensi, yaitu suspensi jewel bearing dan suspensi taut band. Suspensi Jewel BearingSuspensi ini ditunjukkan pada gambar berikut ini :
82
83
Dalam suspensi jewel bearing ini kumparan dilekatkan pada titik putar ( pivot ) yang masuk pada bantalan berbentuk jewel ( saphire atau kaca ) terdiri dari titik pivot. Ini memberikan kumparan dapat bergerak bebas, meskipun dengan sedikit gesekan. Sistem jewel bearing ini mempunyai sensitivitas pada skala penuh sebesar 25 uA.Jenis suspensi ini rawan terhadap benturan.
84
Suspensi Taut Band
Untuk meniadakan gesekan rendah oleh titik putar jewel bearing maka digunakan “ suspensi taut band” (ban kencang). Bentuk suspensi taut band ini terdiri dari dua buah pita logam ( phospor atau platinum ) yang diikatkanpada masing-masing ujung kumparan dan kedua ujung yang lain diikat oleh spiral yang berfungsi mengatur ketegangan pita. Pita ini sekaligus digunakan sebagai penghubung elektrik dengan kumparan.
85
Kontruksi PMMC sistem suspensi Taut Band
86
Keuntungan Suspensi Taut Band :
· Sensitifitasnya lebih tinggi (2 uA pada
skala penuh )
· Mampu menahan kelebihan beban lebih
tinggi
· Tidak sensitif terhadap temperatur dan
goncangan.
87
III.3. GALVANOMETER
Merupakan PMMC yang dirancang sensitif terhadap arus yang bernilai kecil yang menggunakan skala dimana titik nol berada pada setengah skala. Sistem defeksinya menyimpang ke arah kiri dan kanan dan skala dikalibrasi pada nilai mikro ampere (µA) dan sensitivitasnya dinyatakan dalam (µA/mm). Umumnya digunakan untuk mendeteksi arus (null detector) pada jembatan wheatstone.
88
III.4. AMPERE METER
PMMC mempunyai batas arus maksimum yang cukup kecil sekitar beberapa µA – mA.
Simbol PMMC adalah :
Mempunyai parameter :
1. Arus maksimum/Arus Skala Penuh/ Arus Defleksi Penuh ( Im) atau IFSD (full scale defection)
2. Tahanan dalam kumparan (Rm)
A
89
Ampere meter atau bisa disebut “AM-meter”AM-meter” dibuat dari sebuah PMMC yang dirangkai dengan sebuah tahanan yang dipasang paralel terhadap PMMC. Tahanan ini disebut Resistansi Shunt (Rsh) yang berfungsi membatasi arus yang melalui PMMC.
Fungsi AMmeter adalah untuk mengukur arus.
90
Rangkaian ekivalen ampere meter terlihat pada gambar berikut :
m
mmsh
mshsh
mmsh
mmshsh
msh
II
RIR
IIIkarena;I
RIR
RIRI
VV
A
91
Jika arus range : I = n×Im
Maka :
1)(n
RR
1)(nI
RI
InI
RIR
II
RIR
msh
m
mm
mm
mmsh
m
mmsh
92
Contoh :
Rancanglah sebuah ampere meter dengan
range 1 A dari PMMC yang mempunyai arus
maksimum 30µA dan tahanan dalam
kumparan 3 kΩ.
09,01031
1031030R
II
RIR
6
36-
sh
m
mmsh
93
Dari contoh tersebut tahanan ekivalen antara tahanan kumparan (Rm) paralel dengan tahanan shunt (Rsh) disebut juga tahanan dalam Ampere meter (Ra)
089997,009,0103
09,0103
RR
RRR
II
RIR
3
3
shm
shma
m
mmsh
Ra bernilai sangat kecilRa bernilai sangat kecil
94
Soal-soal
1. Sebuah Ampere meter dibuat dari PMMC dengan arus FSD =0,1 mA dan tahanan dalam kumparan 99 Ω. Jika tahanan shuntnya 1 Ω. Tentukan arus yang mengalir melalui Ampere meter pada saat : a. FSD b. 0,5 FSD c. 0,25 FSD
2. Sebuah PMMC dengan arus FSD =100 µA dan tahanan dalam kumparan 1 kΩ. Tentukan tahanan shunt untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi AM-meter dengan arus FSD 100 mA dan 1 A
3. Sebuah DC AM-meter mempunyai tahanan shunt 133 kΩ dengan PMMC dengan Im=2 µA dan Rm=112 kΩ. Tentukan arus yang terukur pada saat 0,4 FSD dan 1/3 FSD.
95
AM-METER MULTIRANGERange Ganda Sederhana
A. Using Switched Shunt
R1R2R3
I3 I2 I1
Im ;Rm
10A 1A 100mA
96
• Masing-masing tahanan shunt independen
• Cara menentukan tahanan shunt sama dengan AM-meter range tunggal
• Adanya Contact Lossing
m2
mm
IIRI
sh2R
m3
mm
IIRI
sh3R
m1
mm
IIRI
sh1R
97
B. Shunt Ayrton Multi Range AM-meter
R1
R2
R3
I3
I2
I1
Im ;Rm
I1 < I2 < I3
98
Sifat-sifat Shunt Ayrton
Multi Range AM-meterTahanan - tahanan shunt saling
berhubungan sehingga range arus saling bergantung satu sama lain
Meniadakan contact lossingPenerapan rangkaian listrik
99
Contoh :
Desainlah sebuah shunt aryton AMmeter dengan range masing - masing I1=3 mA; I2=6 mA dan I3=9 mA dari PMMC dengan Im=30 µA dan Rm=3 kΩ
100
Range I1
R1
R2
R3
I1
Im ;Rm
Ish1
Rsh1=R1+R2+R3
Im
mmsh1sh1
msh1
m1sh1
RIRI
VV
III
(I)....................3,30)RR(R
)10310(3
103103)RR(R
)I(I
RI)RR(R
RI)RR(R)I(I
321
5-3-
35-
321
m1
mm321
mm321m1
101
Range I2
)R(RIRI
VV
III
1mmsh2sh2
msh2
m2sh2
(II)....................08,15RRR1002,5
08,15R1002,5)R(R
)10310(6
)R103(103)R(R
)I(I
)RR(I)R(R
)RR(I)R(R)I(I
3213
13
32
5-3-1
35-
32
m2
1mm32
1mm32m2
R2
R3
I2
Ish2
Rsh2=R2+R3
Im
R1
Rm
102
Range I3
)RRR(IR)I(I
)RR(RIRI
VV
III
21mm3m3
21mmsh3sh3
msh3
m3sh3
(III)....................10399R2RR
RR10399R2
RR103R103
)10310(9
)10310(9
)RR103(103R
)I(I
)RRR(IR
3321
213
3
213
35-
5-3-
5-3-21
35-
3
m3
21mm3
R2
R3
I3
Ish3
Rsh3=R3
ImR1
Rm
103
Substitusi persamaan I dan II
08,15RRR1002,5
3,30RRR
3213
321
14,15R
00502,1
22,15R
22,15R1,00502
1
1
1
104
Substitusi persamaan I dan III
3000R299RR
3,30RRR
321
321
059,5R
101,1014,513.30R
RR3.30R
3,30RRR
2
2
312
321
101,10R 300
3,3030R
3,3030R300
3
3
3
Maka R2 dapat dicari dari persamaan I :
105
Soal-soal1. Tentukan range arus I1, I2 dan I3 pada AM-meter berikut
I3
I2
I1
1,01R
1,02R
1,03R
500
100
m
m
R
AI
R1
R2
R3
I3
I2
I1
kR
AI
m
m
1
50
= 100 mA
= 500 mA
= 1 A
2. Tentukan tahanan shunt R1, R2 dan R3 pada AM- meter berikut
106
3 Rancanglah sebuah Shunt Ayrton yang menghasilkan amperemeter dengan batas ukur(rangkuman) 1A, 5A, dan 10 A. Gerakan d’Arsonval mempunyai tahanan dalam Rm =50 dan defleksi penuh 1 mA
107
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Ampere-meter DC.
AM-meter harus dipasang seri dengan sebuah beban
A
108
Jangan menghubungkan AM-meter langsung pada sumber tegangan
Perhatikan polaritas positip dan negatipJika AM-meter multirange, gunakan terlebih dahulu
range tertinggi baru kemudian set pada range yang terdekat dengan hasil pengukuran
Jika antara range dan skala tidak sama, hasil pengukuran harus disesuaikan antara range dan skala penuh yang digunakan.
A
109
III.5. VOLTMETER DC
Voltmeter (VM) dibuat dari sebuah PMMC yang dirangkai dengan sebuah tahanan yang dipasang seri terhadap PMMC. Tahanan ini disebut Resistansi Seri atau Resistansi Pengali atau Multiplier Resistance (Rs).
Fungsi Voltmeter adalah untuk mengukur tegangan/ beda potensial listrik.
V
110
m
m
R
I
Rs
Vr
Rangkaian dasar Voltmeter (VM) terlihat pada gambar berikut :
Jika dirancang sebuah Voltmeter (VM) dengan range Vr dari PMMC yang mempunyai arus maksimum Im dan tahanan dalam Rm maka diperlukan tahanan seri sebesar :
111
mm
rs
msmr
RI
VR
)R(RIV
Tahanan pengali (Rs) itu realtif sangat besar untuk membatasi arus yang mengalir pada PMMC.
Tahanan total dari Voltmeter adalah jumlah tahanan dalam PMMC dengan tahanan-tahanan pengali, yaitu:
112
Tahanan total dari Voltmeter biasa juga disebut tahanan dalam Voltmeter, yang nilainya sangat besar.
m
rT
msT
msmr
I
VR
RRR
)R(RIV
113
Maka untuk merancang sebuah Voltmeter sekarang bisa menggunakan tahanan dalam (RT)
m
rTmTs I
VR;RRR
114
Contoh :
Sebuah PMMC mempunyai arus maksimum 75 µA dan tahanan dalam 900 Ω digunakan sebagai voltmeter dc dengan range 30 V
kΩ399,1R
Ω399100R
9001075
30R
RI
VR
s
s
6-s
mm
rs
kΩ1,399R
Ω900-kΩ004R
R-RR
kΩ400R1075
30R
I
VR
s
s
mTs
T
6-T
m
rT
Cara 1 Cara 2
115
Soal latihan
PMMC dengan FSD 100 µA dan tahanan dalam 1 kΩ dijadikan voltmeter dc. Tentukan tahanan pengali (Rs) jika tegangan voltmeter tersebut mengukur sebesar 50 V. Juga tentukan besar tegangan jika instrumen tersebut menunjuk 0,8 FSD; 0,5 FSD dan 0,2 FSD
116
2 Sensitivitas Voltmeter (S)
Sensitivitas menunjukkan kepekaan voltmeter yang mempengaruhi hasil pengukuran. Voltmeter dengan sensitivitas tinggi mampu menghasilkan pengukuran yang baik. Sebaliknya sensitivitas rendah dapat menyebabkan hasil pengukuran yang jelek. Sensitivitas voltmeter merupakan perbandingan tahanan total(dalam) dan batas ukur(range).
VoltV
RS
r
T
117
Sensitivitas Voltmeter juga merupakan kebalikan dari arus defleksi skala penuh alat ukur (Im), yaitu :
V
Ω
I
1S
m
Dalam perancangan Voltmeter, parameter sensitivitas ini dapat digunakan dengan perhitungan yang lebih sederhana.
mrs
mTs
RVSR
RRR
rT
r
T1
VSR
atau;V
RS
118
kΩ399,1R
Ω900-kΩ399,999R
Ω900-30V
kΩ13,3333R
R-VrSR
V
kΩ3313,33
1075
1
I
1S
s
s
s
ms
6-m
Sebuah PMMC mempunyai arus maksimum 75 µA dan tahanan dalam 900 Ω digunakan sebagai voltmeter dc dengan range 30 V, tentukan tahanan pengali dengan metode sensitivitas
119
VOLTMETER MULTIRANGE
m
m
R
I
Rs1 Vr1
Vr2
Vr3
Rs2
Rs3
A. Using Switched Contact
- Masing-masing tahanan shunt independen
- Cara menentukan tahanan shunt sama dengan
Voltmeter range tunggal
- Adanya Contact Lossing
120
CONTOH SOAL Sebuah PMMC dengan Im = 50 µA dan Rm = 1700 Ω
digunakan sebagai voltmeter multirange dengan switched contact untuk range 10 V; 50 V dan 100 V. Tentukan tahanan-tahanan pengalinya.
kΩ,3989R
00171005
50R
RI
VR
s2
6-s2
mm
r2s2
MΩ1,9983R
70011005
100R
RI
VR
s
6-s3
mm
r3s3
Ω3,981R
00171005
10R
RI
VR
s1
6-s1
mm
r1s1
k
121
B. Series Universal Voltmeter Multirange
m
m
R
I
Rs1
Vr1
Vr2
Vr3
Rs2Rs3
r3r2r1 VVV
Rangkaian pengganti masing-masing range sebagai berikut :
122
Rs1
Vr1Rm
Rs1
Vr2
Rs2
Rm
Rs1
Vr3
Rs2
Rm
Rs3
Range Vr1
mm
r1s1 R
I
VR
)R(RI
VR 1m
m
r2s2
)RR(RI
VR 21m
m
r3s3
Range Vr2
Range Vr3
123
Dengan metode tahanan total/dalam Voltmeter
mT1s1
m
r1T1
RRR
I
VR
T1T2s2
1mm
r2s2
m
r2T2
RRR
)R(RI
VR
I
VR
T2T3s3
21mm
r3s3
m
r3T3
RRR
)RR(RI
VR
I
VR
124
Dengan Metode Sensitivitas Voltmeter
mr1s1
mT1s1
RVSR
RRR
r1r2s2
r1r2s2
T1T2s2
V-VSR
VSVSR
RRR
r2r3s3
r3r3s3
T2T3s3
V-VSR
VSVSR
RRR
mr3
T3
r2
T2
r1
T1
I
1
V
R
V
R
V
RS
125
CONTOH SOAL : Sebuah PMMC dengan Im = 50 µA dan
Rm = 1700 Ω digunakan sebagai series universal voltmeter multirange dengan switched contact untuk range 10 V; 50 V dan 100 V. Tentukan tahanan-tahanan pengalinya dengan tiga cara.
Ωk198,3R
00171005
10R
RI
VR
s1
6-s1
mm
r1s1
Cara I
126
kΩ008R
198,3k00171005
50R
RRI
VR
s2
6-s2
s1mm
r2s2
MΩ1R
800kΩ198,3kΩ1700Ω1050
100R
RRRI
VR
s
6-s3
s2s1mm
r3s3
127
Cara II Metode tahanan total/dalam Voltmeter
198,3kΩ1700Ω200kΩRRR
200kΩ1050
10
I
VR
mT1s1
6-m
r1T1
800kΩ200kΩ1MΩRRR
1MΩ1050
50
I
VR
T1T2s2
6-m
r2T2
1MΩ1MΩ-2MΩRRR
2MΩ1050
100
I
VR
T2T3s3
6-m
r3T3
128
Cara III Metode Sensitivitas Voltmeter
kΩ198,3Ω1700-kΩ200R
Ω170010V
kΩ20R
RVSR
s1
s1
mr1s1
kΩ80040V
kΩ20R
10-50V
kΩ20R
V-VSR
s2
s2
r1r2s2
MΩ150V
kΩ20R
50-100V
k20R
V-VSR
s3
s3
r2r3s3
V
k20
1050
1
I
1S
6-m
129
EFEK PEMBEBANAN VOLTMETER(LOADING EFFECT VOLTMETER)
Ketika memasang Voltmeter terhadap suatu tahanan yang bertegangan berarti memasang sebuah tahanan secara paralel sehingga keadaan rangkaian berubah.Jika tahanan dalam Voltmeter kecil atau sensitivitas Voltmeter kecil maka hasil pengukuran tegangan menjadi tidak tepat atau berbeda dengan tegangan yang sebenarnya. Kondisi seperti ini disebut Effect Pembebanan Voltmeter. Untuk menghindarinya perlu dipilih Voltmeter dengan nilai sensitivitas yang tinggi.
130
ContohTegangan pada R2 diukur oleh dua Voltmeter.VM1 : S1=1kΩ/V; VM2 : S2=33,3kΩ/V; Keduanya menggunakan range 10 Volt.
R1
R2 VMVi
Parameter rangkaian :Vi=10 VR1=10 kΩR2=10 kΩ
V51010k10k
10kV
VRR
RV
:)(VsebenarnyayangRpadaTegangan
n
i21
2n
n2
131
VM1 :
kΩ1010V
kΩ(1VSR r11T1
R1
R2Vi RT
kΩ510kΩ10kΩ
10kΩ10kΩ
RR
RRR
T12
T12p1
Tahanan ekivalen Rp adalah :
Tahanan dalam RT1 adalah :
132
Tegangan yang terukur pada VM1:
R1
RpVi Vx V3,3310V
5kΩ10kΩ
5kΩV
VRR
RV
x1
ip11
p1x1
Prosentasi kesalahan pengukuran pada VM1
%33,4100%5V
3,33V-5VError1%
100%V
V-VError1%
n
x1n
133
VM2 :
kΩ33310V
kΩ(33,3VSR r22T2
R1
R2Vi RT
kΩ71,9kΩ33310kΩ
kΩ33310kΩ
RR
RRR
T22
T22p2
Tahanan ekivalen Rp adalah :
Tahanan dalam RT2 adalah :
134
Tegangan yang terukur pada VM1:
R1
RpVi Vx V93,410V
kΩ71,910kΩ
9,71kΩV
VRR
RV
x2
ip21
p2x2
Prosentasi kesalahan pengukuran pada VM1
%4,1100%5V
4,93V-5VError2%
100%V
V-VError2%
n
x2n
135
Contoh diatas menunjukkan bahwa Voltmeter dengan sensitivitas rendah menghasilkan pengukuran dengan kesalahan yang relatif besar. Keadaan ini disebut loading effect, karena pengukuran dengan Voltmeter ini justru membebani rangkaian.Dan sebaliknya dengan sensitivitas tinggi kesalahan pengukuran menjadi kecil.
Bagaimana dengan Voltmeter sensitivitas rendah?Coba analisa dengan rangkaian selanjutnya.
136
Sekarang lakukan pengukuran tegangan R2 dengan VM1 untuk rangkaian dengan parameter komponen yang baru.Apa yang bisa disimpulkan?
Parameter rangkaian :Vi=10 VR1=10 ΩR2=10 Ω
R1
R2 VMVi
137
Soal latihan
1. Pada rangkaian di bawah ini jika diketahui tingkat ketelitian pengukuran sebesar 95 %, Berapa sensitivitas Voltmeter tersebut.
VMVi=15 V
kR 51
kR 22
138
Soal Latihan
2. Diketahui suatu rangkaian seperti di bawah ini Terdapat dua Voltmeter yang akan dipergunakan
untuk mengukur tegangan pada terminal X - Y secara bergantian.
VMVi=100 V
kR 1001
?2 R
X
Y
139
Data spesifikasi kedua Voltmeter adalah seperti berikut: Pada saat Voltmeter A dipasang pada terminal X - Y menunjukkan tegangan 15 V pada range 30 V. Sensitivitas Voltmeter A adalah 5 kΩ/V. Sedangkan pada saat Voltmeter B dipasang pada terminal X-Y menunjukkan tegangan sebesar 16,13 V pada range 50 V
Pertanyaan : Tentukan sensitivitas Voltmeter B
140
Soal Latihan
3. Sebuah voltmeter dc 1 Volt, S=20kΩ/V dinaikkan rangenya menjadi 100 V. Apa yang harus dilakukan.
4. Rancanglah sebuah series universal voltmeter multirange 0-3V; 0-6 V; 0-9V dari sebuah voltmeter 300mV, S=30kΩ/V
141
Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan Voltmeter DC
Voltmeter harus dipasang paralel dengan sebuah sumber tegangan atau tegangan beban
Jangan menghubungkan Voltmeter seri antara beban dengan sumber tegangan.
R1
R2 VMVi
142
Perhatikan polaritas positip dan negatipPerhatikan sensitivitasnya, pilih nilai S yang
tinggi untuk menghindari efek pembebananJika VM-meter multirange, gunakan terlebih
dahulu range tertinggi baru kemudian set pada range yang terdekat dengan hasil pengukuran
Jika antara range dan skala tidak sama, hasil pengukuran harus disesuaikan antara range dan skala penuh yang digunakan.
143
III.6. OHM METER
Aplikasi yang ketiga dari PMMC adalah sebagai Ohm meter. Ohm meter adalah alat ukur resistor standar yang terdiri dari PMMC, sebuah baterai dan rangkaian resistor.Rangkaian dasarnya adalah :
Rx
X Y
R z
E
Im
144
Dari rangkaian diatas, jika x - y open maka arus tidak akan mengalir, ini menandakan tahanan pada x - y sangat besar ( ).Jika x - y dihubung singkat, dengan mengatur tahanan Rz akan dicapai arus skala penuh. Ini menandakan bahwa tahanan pada x - y adalah nol. Tahanan Rz selanjutnya disebut pengatur posisi nol ohm.
145
mzm RR
EI
Arus skala penuh pada x-y hubung singkat adalah
Jika pada terminal x-y dihubungkan sebuah tahanan Rx (yang akan diukur) maka arus yang mengalir menjadi
xmzx RRR
EI
146
xmz
mz
m
x
RRR
RR
I
IP
Jika perbandingan Ix dengan Im adalah P yang menyatakan rasio gerak defleksi maka
mzmz
x RRP
RRR
Dan tahanan Rx dapat ditentukan sebagai berikut :
147
Contoh : Sebuah PMMC mempunyai arus defleksi penuh Im=1 mA, tahanan dalam Rm=100 diaplikasikan menjadi Ohmmeter dengan menambah baterai E=3 Volt dan tahanan pengatur nol ohm.Buat skala meter untuk pembacaan resistansi.
Jawab :
12kR
100)(2,9k0,2
1002,9kR
RRP
RRR
x
x
mzmz
x
2.9kΩ10010
3R
I
ER
3mm
z
148
1k3k0.75
3kR x3
4.5k3k0.4
3kR x1
3k3k0.5
3kR x2
Maka bentuk skalanya adalah :
149
Bentuk lain dari Ohm-meter adalah sebagai berikut :
Dari gambar di atas arus baterai Ib akan terbagi menjadi arus I2 dan Im. Jika terminal X-Y hubung singkat, R 2 diatur agar terjadi arus skala penuh pada PMMC.
Eb
Zerocontrol Vm
Im
R2
Ib
I2R1YX
Rx
E Zero control PMMCVm
Im
R2
Ib
I2R1YX
Rx
150
)//( 21 mx
bb RRRR
EI
Sedang arus pada baterai tersebut adalah :
Jika :
12 // RRR m
1RR
EI
x
bb
Maka :
151
Sementara itu :
Setiap kali Ohm-meter digunakan terminal X-Y harus dihubungsingkat dan resistor pengatur nol Ohm diatur untuk memberikan arus skala penuh. Langkah ini harus selalu dilakukan, karena jika tegangan baterai turun, skala pada ohm-meter akan selalu benar.
m
mbm
mbm
R
RRII
RRIV
)//2(
)//( 2
152
Contoh :Pada rangkaian Ohm-meter terdiri dari dari baterai 1,5 Volt, R1=15 k, Rm=50 , R2=50 dan PMMC dengan Im=50 uA, Tentukan :A. Skala Ohm-meter saat 0.5 FSDB. R2, jika Eb turun menjadi 1,3 Volt ( pada pengaturan nol Ohm )C. Rx, saat 0.25 FSD, pada Eb = 1,3 Volt
153
2. Rencanakan sebuah Ohmmeter tipe seri dengan arus defleksi penuh PMMC 0.5 mA dan tahanan dalam sebesar 50 . Tegangan
baterai 6 V nilai yang diinginkan pada setengah skala penuh 3000 Tentukan a) nilai R1 dan R2b) batas R2 jika baterai dapat berubah dari 5,7 V - 6.1 V
154
3.Sebuah Ohmmeter menggunakan gerak dasar 50 memerlukan arus skala penuh1 mA dan tegangan baterai 6 V tanda skala yang diinginkan setengah skala adalah 2000
Tentukan :a. Nilai R1 dan R2b. Nilai R2 terbesar untuk mengkompensator
penurunan tegangan 10 %c. Kesalahan skala pada 2000 jika R2 disetel
seperti pada b.
155
kR
kkR
kA
V
I
ERR
AAAIII
AmV
R
VI
mVV
ARIV
x
x
b
bx
mb
m
m
mmm
15
1530
3050
5,1
502525
2550
25,1
25,1
5025
1
2
22
Jawab :A. Saat 0,5 FSD dengan Eb=1,5 V,
156
B. Dengan Rx=0 dan Eb=1.3 V
18,68
67,36
5,2
5,2
5050
67,36
5067,86
67,86
150
3,1
2
22
2
2
1
R
A
mV
I
VR
mVV
ARIV
AI
AAIII
AI
k
V
RR
EI
m
m
mmm
mb
b
x
bb
157
kR
kkRkR
kRR
A
V
I
ERR
AI
AAIII
AI
mV
R
VI
mVV
AXRIV
x
x
x
b
bx
b
mb
m
m
mmm
15
153030
30
33,43
3,1
33,43
2533,18
33,18
18,68
25,1
25,1
5025
1
1
1
2
2
22
C. Saat 0,5 FSD, dengan Eb=1,3Volt
158
OHM METER MULTI RANGEOHM METER MULTI RANGEContoh Ohmmeter multirange terlihat pada gambar di bawah ini :
OHM-METER MULTIRANGE
159
Contoh :Pada rangkaian Ohmmeter diatas diketahui pada saat Rx=0, arus skala penuh 37,5 uA pada PMMC dengan tahanan dalam 3,82 ktercapai pada pengaturan zero kontrol 5 kpada nilai 2,875 kBaterai 1,5 Volt digunakan pada semua range kecuali range R×10kyang menggunakan baterai 15 Volt.
Jika digunakan range Rx1, tentukan :a. Arus pada PMMC, jika RX=24b.Jika baterai turun menjadi 1,25 Volt, tentukan
resistansi zero controlc. Pada kondisi b, tentukan Rx pada 0,75 FSD
160
Rangkaian ekivalennya adalah sebagai berikut :
AII
mAkk
I
Tm
T
436,375,62685,1610
10
685,1610
10
5,6210//875,299,914
5,1
161
Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan Ohm-meter
Sebelum digunakan probe Ohmmeter (terminal + dan common ) dihubungsingkatkan terlebih dahulu.
Atur zero adjust sehingga pointer terdefleksi pada skala penuh yang berarti menunjuk 0 Ω.
Setiap kali ada perubahan/pergantian range maka harus selalu dilakukan pengecekan titik 0 Ω seperti langkah sebelumnya
Atur range sedemikian sehingga hasil pembacaan ohmmeter berada pada sekitar defleksi setengah skala penuh.
Penunjukkan ohmmeter sedekat mungkin ke setengah skala penuh akan memberikan nilai akurasi tertinggi.
162
BAB IV BAB IV METER ARUS BOLAK-BALIKMETER ARUS BOLAK-BALIK
163
PENGERTIAN DASAR
Definisi arus bolak-balik :
arus yang besar dan arah/polaritasnya berubah terhadap waktu secara periodik.
Dalam arus bolak-balik, ada 3 nilai yang dipakai, yaitu :
1. Nilai maksimum / nilai puncak
Nilai maksimum atau amplitudo arus bolak-balik sering dipakai untuk menyatakan besar sinyal atau gangguan dalam rangkaian listrik/elektronika.
164
2. Nilai rata-rata Nilai rata-rata dari besar arus yang diambil
melalui suatu jangka waktu selama setengah periode dari arus bolak-balik itu.
3. Nilai efektif/nilai rms (root mean square ) Bila daya yang dipakai kalau arus bolak-balik I
mengalir melalui tahanan R dan diambil harga rata-rata dalam satu periode, adalah sama dengan daya yang dipakai pada arus searah dengan arus I yang mengalir melalui tahanan R yang sama, maka Nilai Efektif arus bolak-balik itu didefinisikan sebagai I .
165
Im
t
i( t )
0
T
i( t )
Im
t
T
0
t
Im
T
0
i( t )Sinyal sinus Sinyal segitiga
Sinyal segi empat
Bentuk-bentuk sinyal bolak-balikBentuk-bentuk sinyal bolak-balik
166
Perhitungan Matematika
Secara matematika, kita dapat juga menghitung nilai rms dan rata-rata sbb :
Nilai rms = Nilai efektif
T
0dt2v(t)
T
1rms
V
167
Contoh : Tentukan nilai rms gelombang sinus
Sin2t2
1t
2π
04π
2m
V
rmsV
2π
0dtCos2t)(1
2
1
2π
2m
V
rmsV
2π
0dtt2Sin
2π
2m
V
rmsV
2π
0dtt2Sin2
mV
2π
1rms
V
T
0dt2v(t)
T
1rms
V
168
2
mV
rmsV
2
2m
V
rmsV
2π4π
2m
V
rmsV
Sin02
10Sin4π
2
12π
4π
2m
V
rmsV
mV707,0
rmsV
rmsV414,1
mV
169
Nilai rata-rata/average value dihitung dari luas atau integral suatu gelombang satu periode dibagi periodenya.
T
0
avg v(t)dtT
1V dcV
Contoh : Tentukan nilai rata-rata gelombang sinus
2π
0
avg
2π
0
avg
2π
0
T
0
dcavg
dtSint2π
VV
dtSintV2π
1V
dtSintV2π
1v(t)dt
T
1VV
m
m
m
170
0V
02π
VV
112π
VV
022π
VV
2π
VV
dtSint2π
VV
avg
avg
avg
avg
2
0avg
2π
0
avg
m
m
m
m
m
CosCos
tCos
Jadi nilai rata-rata gelombang sinus adalah nol
171
Soal Latihan
1. Hitunglah nilai rata-rata dan nilai efektif dari bentuk-bentuk sinyal segitiga dan persegi jika nilai puncak masing-masing adalah A !
2. Hitunglah nilai rata-rata dan nilai efektif dari fungsi-fungsi sbb :
a ) v( t ) = 1 + sin ωt
b ) v( t ) = 1 – sin ωt
172
0 1 2
1
t
v( t )
3. Hitunglah nilai rms dan nilai rata-rata fungsi
tegangan di samping ini !
173
RESPON PMMC TERHADAP GELOMBANG AC
Diketahui bahwa pada PMMC torsi defleksi tergantung pada arus searah/dc.
iTd Jika dimasukkan arus ac pada PMMC maka PMMC
akan merespon nilai rata-ratanya, jika gelombang sinus maka nilai rata-ratanya sama dengan nol sehingga jarum/pointer akan bergetar disekitar titik nol. Jika frekwensi gelombang ac cukup rendah maka pointer akan mengayun lambat disekitar titik nol.
174
Sehingga PMMC tidak bisa digunakan sebagai alat ukur AC secara langsung.
Untuk bisa digunakan sebagai alat ukur ac pada PMMC perlu ditambah rangkaian penyearah atau rectifier yang merubah besaran AC menjadi DC. Nilai DC hasil penyearahan inilah yang dapat direspon oleh PMMC
175
KOMPONEN PENYEARAH (DIODA)
Dioda merupakan komponen penyearah yang memiliki kemampuan mengalirkan arus dalam satu arah dan menahan arus pada arah yang sebaliknya.
Anoda(+)
Katoda(-)
176
+
-
+
-
If
RANGKAIAN A
177
Pada rangkaian (A) dioda diberi tegangan maju (anoda lebih positif daripada katoda), jika tegangan maju lebih besar dari tegangan ambang dioda (Vf) maka dioda seperti resistor yang kecil sehingga arus akan mengalir. Dikatakan dioda dalam posisi ON.
178
+
-
+
-
OPENCIRCUIT
RANGKAIAN B
179
Pada rangkaian (B) dioda diberi tegangan mundur (katoda lebih positif daripada anoda), maka dioda seperti saklar pemutus dan arus tidak akan mengalir. Dikatakan dioda dalam posisi OFF.
180
Jenis dioda yang sering digunakan adalah jenis germanium dan silikon. Dioda germanium memiliki tegangan Vf sebesar 0,3 V dan dioda silikon memiliki tegangan Vf sebesar 0,7 V. Pada saat pemberian tegangan maju, Vf merupakan tegangan jatuh pada dioda.
181
VOLTMETER HALFWAVE RECTIFIER
(Penyearah Setengah Gelombang)
(b)
(a)
vin
R s
Im , R m
vin
R s
Im , R m
182
Ketika Vin pada siklus positif, Dioda akan ON arus sebesar Im akan mengalir pada rangkaian. Dan ketika Vin pada siklus negatif dioda akan OFF arus tidak mengalir. Sehingga pada PMMC hanya dialir arus pada setengah siklus atau setengah perioda. Bentuk tegangan yang direspon oleh PMMC terlihat pada gambar b.
Untuk gelombang yang disearahkan adalah :
V(t) = Vmsin t untuk 0 < t < π
V(t) = 0 untuk π < t< 2π
183
Nilai rata-rata yang direspon PMMC adalah :
π
VV
22π
VV
1)(1)((2π
VV
0)(-Cos-πCos2π
VV
tCos2π
VV
dt0dttSinV2π
1V
v(t)dtT
1VV
m
m
m
m
m
m
avg
avg
avg
avg
π0avg
2π
π
π
0
avg
T
0
dcavg
184
m
m
V318,0π
VVavg
rms
rms
V45,03,14
V0,707Vavg
dcV
Maka untuk membuat Voltmeter AC Halfwave Rectifier dengan range Vi-rms dari sebuah PMMC yang mempunyai arus Im dan tahanan dalam kumparan Rm diperlukan sebuah tahanan pengali Rs sebesar :
mm
s RI
V0,45R
rms
185
Contoh :Rancanglah sebuah Voltmeter AC Halfwave Rectifier dengan range 10 Vrms dari PMMC dengan Im=100µA dan Rm=1kΩ. Tentukan nilai tahanan Rs.
a. Untuk dioda ideal.
kΩ44R
kΩ1100μ0
100,45R
RI
V0,45R
s
s
mm
s
rms
186
a. Untuk dioda tidak ideal.
kΩ43R
kΩ1μA100
3,0318,0-100,45R
RI
V318,0V0,45R
s
s
mm
fs
rms-i
187
Tahanan total Voltmeter (tahanan dalam) adalah :
mmsT I
V0,45RRR
rms
~ Sensitivitas AC Voltmeter dengan half-wave rectifier sekitar 45 % dari DC Voltmeter~ Sensitivitas Voltmeter AC lebih kecil dibandingkan DC Voltmeter
Sehingga sensivitas Voltmeter adalah :
rmsi
Tac V
RS
dcmi
miac 0,45S
I
10,45
V
/I0,45VS
rms
rms
188
Maka contoh soal sebelumnya dapat diselesaikan dengan cara yang lain sebagai berikut :
Cara I
kΩ44 R
kΩ 1 - 100,45 10 R
kΩ 1 - 0,45 10 R
R - V S R
/Vk 10 100µA
1
I
1 S
s
s
s
mdc-rangedcs
mdc
189
Cara II
kΩ44 R
kΩ 1 - kΩ 45R
kΩ 1 - 10 4,5 R
R - V S R
/Vk 5,4 100µA
145,0
I
145,0S 0,45 S
s
s
s
mac-rangeacs
mdcac
190
Inovasi untuk meningkatkan linearitas
D1
D2 Rsh Rm
Rs
D1
D2 Rsh Rm
Rs
Vin
191
D1 dan D2 disebut instrument rectifier. Saat setengah siklus positif dari sinyal input AC, D2 dibias reverse sehingga tidak berpengaruh pada rangkaian. Saat setengah siklus negatif, D2 dibias forward dan semua arus akan melalui D2 (termasuk arus bocor yang melalui D1 bila tidak ada D2).
Shunt resistor Rsh bertujuan untuk meningkatkan arus yang melalui D1 selama siklus positif sehingga operasi diode menjadi lebih linear (juga operasi rangkaian secara keseluruhan) pada range tegangan AC yang rendah, tetapi hal ini juga berakibat sensitivitas sedikit turun.
192
VOLTMETER AC FULLWAVE RECTIFIER
( dengan Penyearah Gelombang Penuh )
vin
Rs
Ifs ; Rm
m
m
V636,0π
2VVavg
Tegangan rata-rata yang direspon PMMC sebesar:
193
Maka untuk membuat Voltmeter AC Fullwave Rectifier dengan range Vi-rms dari sebuah PMMC yang mempunyai arus Im dan tahanan dalam kumparan Rm diperlukan sebuah tahanan pengali Rs sebesar :
Atau :
mm
s RI
V0,9R
rms
rms
rms
V0,93,14
V0,7072VV dcavg
194
Tahanan total Voltmeter (tahanan dalam) adalah :
mmsT I
V0,9RRR
rms
~ Sensitivitas AC Voltmeter dengan half-wave rectifier sekitar 90 % dari DC Voltmeter
Sehingga sensivitas Voltmeter adalah :
rmsi
Tac V
RS
dcmi
miac 0,9S
I
10,9
V
/I0,9VS
rms
rms
195
Jenis full-wave lebih disukai daripada half-wave karena sensitivitasnya lebih baik.
Pada Voltmeter AC Fullwave rectifier, jika diberikan input Vi=10 Vrms (Vm =14,14 Volt), maka PMMC hanya dapat merespon nilai rata-ratanya, yaitu Vavg = 0,637 x 14,14 = 9 Volt.
196
Contoh soal
1. Hitunglah nilai multiplier resistor untuk range
10 Vrms pada Voltmeter gambar dibawah ini !
RsRs
Vi=10 Vrms
500
1
m
m
R
mAI
197
kΩ8,5R
5000,001
100,9R
RI
V0,9R
s
s
mm
s
rms
kΩ5,8R
Ω500 - 10 0,9 R
R - V S R
/Vk 9,0 1mA
19,0
I
19,0S 0,9 S
s
s
mac-rangeacs
mdcac
Atau :
Penyelesaian :
198
Efek Pembebanan dari AC Voltmeter
Kelemahan Voltmeter AC dibanding
Voltmeter DC :
1. Sensitivitasnya ( halfwave maupun fullwave rectifier ) lebih rendah
2. Efek pembebanannya lebih besar
199
Contoh Soal
Bandingkan efek pembebanan Voltmeter AC dan Voltmeter DC pada gambar rangkaian di bawah ini. Arus full-scale untuk meter adalah 100 μA dan diset pada 10 Vdc atau 10 Vrms.
20 Vdc
20 Vrms
A B
10 kΩ
10 kΩ
Rs
Ifs = 100 μA
200
Jawaban :
• Untuk Voltmeter DC
Sdc = 1/Ifs = 1/100 μA = 10 kΩ/V
Rs = Sdc× Range
Rs = 10 kΩ/V× 10 V = 100 kΩ
Tegangan yang terukur pada Voltmeter :
Vx = 20V×(100kΩ//10kΩ)/(100kΩ//10kΩ)+10kΩ
Vx = 9,52 V -- Tegangan pada terminal alat ukur
201
• Untuk Voltmeter AC dengan half-wave rectifier :
Shw = 0,45 × Sdc = 4,5 kΩ/V
Rs = Shw × VRange = 45 kΩ
Tegangan yang terukur pada Voltmeter :
Vx = 20V×(45kΩ//10kΩ)/(45kΩ//10kΩ)+10kΩ
Vx = 9 V
202
* Untuk Voltmeter AC dengan full-wave rectifier : Sfw = 0,9 × Sdc = 9 kΩ Rs = Sfw × VRange = 90 kΩ Tegangan yang terukur pada Voltmeter : Vx = 20V×(90kΩ//10kΩ)/(90kΩ//10kΩ)+10kΩ Vx = 9,47 V
Ternyata Voltmeter AC yang menggunakan half-wave rectifier maupun full-wave rectifier mempunyai efek pembebanan yang lebih besar daripada Voltmeter DC.
203
ALAT UKUR ELEKTRODINAMOMETER
Alat ukur kumparan-putar, dimana medan magnet yang mengoperasikan tidak dihasilkan oleh magnet permanen, tetapi oleh kumparan tetap yang lain ( magnet buatan ).
movingcoil
fixed coilfixed coil
source
movingcoil
fixed coilfixed coil
204
Alat ukur tipe elektrodinamometer dapat dipakai sebagai ammeter atau voltmeter, tapi umumnya sebagai wattmeter.
Seperti terlihat pada gambar, dua fixed coil disusun seri ( F ) dan tepat ditengahnya terdapat moving coil ( M ). Fixed coil berinti udara untuk mengurangi pengaruh hysterisis jika digunakan pada rangkaian listrik bolak-balik. Inti udara juga menyebabkan medan magnet yang dihasilkan fixed coil ( untuk memutar moving coil ) menjadi lebih homogen. Sebagai penyeimbang moving coil digunakan pegas yang umumnya berbentuk spiral.
205
F F
M
Fluks medan magnetpointer
206
FF
a
b
207
Arus yang melalui fixed coil adalah I1
Arus yang melalui moving coil adalah I2
Kuat medan magnet yang dihasilkan fixed coil(B) adalah :
B I1 atau B = K1. I1 ( K1 : konstanta )
Maka gaya F pada masing-masing kumparan dengan N lilitan adalah :
F = N B I2 a [ N ]
208
Momen putar atau torsi penyimpangan pada moving coil Td :
Td = F b = N B I2 a b = N K1 I1 I2 a b
Td = K2 I1 I2 ( K2 = N K1 a b )
Pegas pengontrol sebagai penyeimbang, maka saat kesetimbangan :
τ θ = K2 I1 I2 ( τ : konstanta pegas )
θ I1 I2 ( θ : sudutpenyimpangan )
209
Jika I1 = I2 = I, Maka : θ I2
Jadi, besarnya sudut penyimpangan sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir dalam koil.
Ini berarti Elektrodinamometer dapat dipakai sebagai alat ukur dc maupun ac.
210
Jika dipakai sebagai AM-meter arus besar, maka perlu ditambahkan resistor shunt sebagai pembatas arus
movingcoil
fixed coilfixed coil
source
Rs
movingcoil
fixed coilfixed coil
source
Rs
movingcoil
fixed coilfixed coil
source
Rsh
211
Jika dipakai sebagai Voltmeter, maka perlu ditambahkan resistor pengali yang dipasang seri sebagai pembatas arus
movingcoil
fixed coilfixed coil movingcoil
fixed coilfixed coil movingcoil
fixed coilfixed coilRs
212
Aplikasi yang umum dari
Elektrodianamometer ini adalah :
1. Wattmeter ( Pengukur daya aktif)
2. VARmeter ( Pengukur daya reaktif)
3. Cos φ meter ( Pengukur faktor daya )
4. Frekwensi meter ( sekitar 50 Hz)
213
BAB V BAB V PENGANTAR OSILOSKOP PENGANTAR OSILOSKOP
214
FUNGSI OSILOSKOP
Osiloskop merupakan suatu alat ukur yang bisa dipergunakan :1. Mengukur besar tegangan listrik dan
hubungannya terhadap waktu.2. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi3. Melihat bentuk sinyal listrik analog 4. Mengukur Beda Phasa dua buah sinyal5. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah
rangkaian listrik6. Membedakan arus AC dengan arus DC.7. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik
dan hubungannya terhadap waktu.
215
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horisontal. Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama.
216
LAYAR OSILOSKOP
217
Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas elektron dalam tabung gambar ke atas atau ke bawah sesuai dengan bentuk gelombang yang diukur. Pada layar osiloskop dapat langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut.
218
Osiloskop Digital
Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC(Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital. Isyarat digital ini kemudian direka-ulang menjadi bentuk gelombang seperti aslinya yang hasilnya dapat ditampilkan pada layar.
219
Pada saat osiloskop dihubungkan dengan sirkuit, sinyal tegangan bergerak melalui probe ke sistem vertical. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop analog.
Bergantung kepada pengaturan skala vertikal(volts/div), attenuator akan memperkecil sinyal masukan sedangkan amplifier akan memperkuat sinyal masukan.
220
221
Selanjutnya sinyal tersebut akan bergerak melalui keping pembelok vertikal dalam CRT(Cathode Ray Tube). Tegangan yang diberikan pada pelat tersebut akan mengakibatkan titik cahaya bergerak (berkas elektron yang menumbuk fosfor dalam CRT akan menghasilkan pendaran cahaya).
Tegangan positif akan menyebabkan titik tersebut naik sedangkan tegangan negatif akan menyebabkan titik tersebut turun.
222
Sinyal akan bergerak juga ke bagian sistem trigger untuk memulai sapuan horizontal (horizontal sweep). Sapuan horizontal ini menyebabkan titik cahaya bergerak melintasi layar. Jadi, jika sistem horizontal mendapat trigger, titik cahaya melintasi layar dari kiri ke kanan dengan selang waktu tertentu. Pada kecepatan tinggi titik tersebut dapat melintasi layar hingga 500.000 kali per detik.
Secara bersamaan kerja sistem penyapu horizontal dan pembelok vertikal akan menghasilkan pemetaan sinyal pada layar.
Trigger diperlukan untuk menstabilkan sinyal berulang.
223
Sumber Sinyal
Makna umum dari sebuah pola yang berulang terhadap waktu disebut gelombang, termasuk didalamnya gelombang suara, otak maupun listrik. Satu siklus dari sebuah gelombang merupakan bagian dari gelombang yang berulang. Sebuah bentuk gelombang (waveform) merupakan representasi grafik dari sebuah gelombang. Bentuk gelombang tegangan menunjukkan waktu pada sumbu horizontal dan amplitudo tegangan pada sumbu vertikal.
224
Sebuah bentuk gelombang dapat menunjukkan berbagai hal tentang sebuah sinyal. Naik-turunnya gelombang menunjukkan perubahan tegangan. Sebuah garis yang datar menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan pada jangka waktu tersebut. Garis diagonal menunjukkan perubahan linear - meningkat atau menurunnya tegangan dengan laju tetap. Sudut yang tajam menunjukkan perubahan mendadak.
Sumber gelombang listrik (sinyal listrik) dapat berasal dari berbagai macam, seperti: dari signal generator (pembangkit sinyal), jala-jala listrik, rangkaian elektronik, dll.
225
JENIS-JENIS SINYAL
Sinyal SinusSinyal PersegiSinyal RampPulsa
226
Persamaan gelombang sinus:
ωtsin4y
ωtsin2y
Dua gelombang dengan amplitudo berbeda tetapi berfase awal sama
ωtsinay
227
Dua gelombang dengan amplitudo sama tetapi berfase awal berbeda
ty sin4
)4/(sin4 ty
228
)2/(sin41 ty
)2/(sin42 ty
Dua gelombang dengan amplitudo sama tetapi berfase awal berbeda
229
Pentanahan
Grounding (pentanahan) osiloskop melindungi kita dari kejutan listrik dan melindungi rangkaian dari kerusakan.
Di Indonesia, seringkali kontak netral pada jala-jala listrik tidak dipasang, sehingga jika kotak osiloskop terhubung dengan tegangan tinggi, dan kita menyentuh kotak tersebut maka bisa membahayakan kita.
Untuk mengatasi ini, kotak tersebut perlu dihubungkan ke tanah (digroundkan).
230
Jika kotak tersebut tersentuh tangan, arus akan lebih memilih melewati jalan ground menuju ke bumi daripada melewati kita terus menuju ke bumi.
Mentanahkan osiloskop berarti menghubungkan osiloskop ke titik dengan muatan listrik netral(seperti bumi misalnya). Caranya adalah dengan memasang kawat daya pada kotak osiloskop dan menanamkan ujung lainnya ke
231
PANEL KENDALI
Bagian ini dibagi atas 3 bagian yaitu Vertical, Horizontal, and Trigger. Perhatikan bagian input.
232
KONTROL OSILOSKOP
Panel depan dan Kontrol Osiloskop “Single Beam Dual Trace”
233
Keterangan Panel
1. Tombol Power ON/OFFUntuk menghidupkan dan mematikan powernya.
2. Indikator Power ONJika LED menyala menunjukkan osiloskop dipakai
3. Pengatur IntensitasUntuk mengatur Intensitas (kecemerlangan) dari jejak yang ditampilkan
pada CRT4. Pengatuan Focus
Mengkoreksi fokus jejak yang dipakai
234
5. Pengaturan Trace Rotation
Membetulkan penyimpangan yang disebabkan kemagnetan bumi.
Mengkoreksi kemiringan jejak
6. Pengatur Scale Illum
Mengatur penerangan dari layar dan berguna di ruangan yang gelap
235
Pengaturan Sumbu Vertikal
236
7. CH1/X InputUntuk memasukkan sinyal ke channel 1 dengan kabel BNC atau probe. Digunakan untuk input sinyal sumbu X ketika dioperasikan pada mode X-Y
8. Tombol AC-GND-DCPenghubung kopling inputAC : Kapasitor disisipkan dalam rangkaian seri antara sinyal dari amplifierGND: Masukan dari amplifeir dihubungkan ke daerah groundDC : Semua komponen sinyal dimasukkan dalam amplifier
237
9. Saklar Volt/DivTombol Volts / div mengatur skala tampilan pada arah vertikal. Misalkan tombol Volts/Div diputar pada posisi 5 Volt/Div, dan layar monitor terbagi atas 8 kotak (divisi) arah vertikal. Berarti, masing-masing divisi (kotak) akan menggambarkan ukuran tegangan 5 volt dan seluruh layar dapat menampilkan 40 volt dari dasar sampai atas. Jika tombol tersebut berada pada posisi 0.5 Volts/dDiv, maka layar dapat menampilkan 4 volt dari bawah sampai atas, dan seterusnya.
238
10.Pengatur CH1 posisi naik/turunMengatur kedudukan jejak vertikal pada CH1 pada CRT
11.Pengatur CH1 VariabelMengatur perubahan sensitivitas pada range saklar Volt/div.
12.CH2/Y InputMemasukkan sinyal ke CH2 dengan kabel probe serta digunakan untuk input dari sinyal sumbu Y ketika dioperasikan pada mode X-Y
239
13.CH2 AC-GND-DCLihat No 8
14.CH2 Volt/divLihat No. 9
15.CH2 Position dan PolarityMengatur jejak vertikal CH2 dan membalik polaritas CH2 ketika tombol ditarik
16.CH2 VariabelMengatur perubahan sensitivitas pada range saklar Volt/div untuk CH2
240
17.Mode Pemilihan Tampilan VertikalCH1 : Hanya CH1 yang ditampilkanCH2 : Hanya CH2 yang ditampilkan (berlaku juga
untuk mode X-Y)
CHOP : Sinyal CH1 dan CH2 secara bergantian ditampilkan. Digunakan untuk pengamatan sinyal - sinyal yang bergantian secara lambat (frekuensi rendah)
ALT : Sinyal CH1 dan CH2 secara bergantian ditampilkan pada pergantian penyapuan yang cepat (frekuensi tinggi)
ADD : Menampilkan jumlah aljabar sinyal dari CH1 dan CH2. Jika tombol polarity dari CH2 di set pada mode Invert, perbedaan aljabar dari CH1 dan CH2 ditampilkan
241
Pengaturan Sumbu Horizontal (Sumbu X)
242
18.Tombol Time / Div ( time base control)Pemilih dasar waktu horisontal
Tombol kontrol Time/div memungkinkan untuk mengatur skala horizontal. Sebagai contoh, jika skala dipilih 1 ms, berarti tiap kotak(divisi) menunjukkan 1 ms dan total layar menunjukkan 10 ms(10 kotak horisontal). Jika satu gelombang terdiri dari 10 kotak, berarti periodanya adalah 10 ms atau frekuensi gelombang tersebut adalah 100 Hz.
Mengubah Time/div membuat kita bisa melihat interval sinyal lebih besar atau lebih kecil dari semula, pada layar osiloskop, gambar gelombang akan ditampilkan lebih rapat atau renggang.Seringkali skala Time/Div dilengkapi dengan tombol variabel (fine control) untuk mengatur skala horsiontal. Tombol ini digunakan untuk melakukan kalibrasi waktu.
243
19.Horizontal Posisi Kanan - KiriPengaturan posisi gelombang secara horisontal pada CRT
20.Tombol VariabelKalibrasi pada pengesetan tombol Time/div
21.Saklar AUTO-NORM-XYMode Pemilihan penyapuanAUTO : Penyapuan bebas, berjalan tanpa ada sinyal trigger yang cukup. Pentrigeran terjadi di atas 100 Hz.NORM : Penyapuan diadakan ketika sinyal triger yang cukup dipasang pada rangkaian penyapu. Jika tidak ada sinyal triger, tidak ada jejak yang ditampilkan
X-Y : Tegangan ramp pada sweep generator off. Ditampilkan perpaduan sinyal yang masuk pada CH1(X) dan CH2(Y) atau tampilan mode Lissajous
244
Kontrol Trigger
Gambar tombol pengaturan trigger osiloskop
245
22.Pemilihan Sumber Trigger INT-LINE-EXT INT : Sinyal input CH1 dan CH2 digunakan sebagai sumber trigger LINE: Di triger oleh line frekuensi EXT: Sinyal dihubungkan EXT Trigger Signal Input sebagai sinyal trigger
23.Pemilihan Sumber trigger NORM-CH1-CH2 Sumber trigger dipilih mengikuti sinyal yang dipakai
konektor input CH1 dan CH2 ketika dalam mode INT
NORM: Sinyal yang ditampilkan pada CRT dipilih sebagai sumber trigger CH1 : Sinyal pada CH1 dipilih sebagai sumber trigger CH2 : Sinyal pada CH2 dipilih sebagai sumber trigger
246
24.Pemilihan Kopling sinyal trigger AC-TV(H) - DC Sinyal trigger dijalankan dari rangkaian filter sebelum
digunakan pada rangkaian penyapu
AC : Sinyal trigger dihubungkan langsung dengan kapasitor ke rangkaian penyapu untuk memblok komponen dc, sehingga rangkaian penyapu trigger bebas dari komponen dc
TV(V) : Memisahkan sinyal vertikal serentak dari sinyal video jika digunakan sebagai sumber trigger
DC : Semua komponen dari sinyal trigger dihubungkan
247
Kontrol dan Penghubung Lainnya
248
27. CALTerminal sumber sunyal kalibrasi untuk probe kompensasi kapasitansi dan pengaturan sensitivitas sebesar 5 mV/div, sinyal gelombang persegi sebesar 1 KHz dan amplitudo 0,3 V
28. CHASIS GROUND TERMINALMemungkinkan hubungan dengan mudah ke chasis ground, untuk pengukuran sinyal frekuensi rendah kira-kira 5 KHz.
29. Z-AXIS INPUTDengan memasang sinyal positip (+5 V) intensitas jejak berkurang. Sinyal Z harus diselaraskan dengan tampilan yang stabil pada CRT.
249
Probe
Probe adalah kabel penghubung yang ujungnya diberi penjepit, dengan penghantar kerkualitas, dapat meredam sinyal-sinyal gangguan, seperti sinyal radio atau noise yang kuat. Probe didesain untuk tidak mempengaruhi rangkaian yang diukur. Untuk meminimumkan pengaruh pembebanan, probe dilengkapi peredam (pasif) seperti 10 X atau 50 X. Probe pasif berguna sebagai alat untuk tujuan pengujian tertentu dan troubleshooting.
Jenis probe lain : probe arus.
250
Probe Osiloskop
251
Kalibrasi
Pada umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan untuk kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai acuan gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to peak dengan frekuensi 1 KHz. Misalkan kanal 1 yang akan dikalibrasi, maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan kanal 1, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:
252
Hubungan Probe saat Kalibrasi
253
Cara MengKalibrasi
Spesifikasi gelombang kalibrasi :Gelombang persegi dengan Vp-p : 0,3 Volt; atau 0,5 Volt atau 1Volt Frekwensi : 1 kHz
Contoh : Tampilkan gelombang kalibrasi dengan Vpp=0,3V dan f=1kHz dan tombol kontrol yang dipakai :Volt/div = 10 mVTime/div = 0,5 msProbe = 1: 10
254
div3pp
Σdiv1010mV
0,3Vpp
Σdiv
probeperedamanVolt/div
pVppp
Σdiv
probeperedamanVolt/divpp
Σdivpp
V
div21T
Σdiv
0,5
1ms1T
Σdiv
time/div
T1T
Σdiv
time/div1T
ΣdivT
1ms1kHz
1
f
1T
255
Maka tinggi gelombang kotak adalah 3 div dan
lebar 1 perioda adalah 2 div
Tampilan gelombang kalibrasi :
Tinggi =Tinggi = 3 div
=Lebar 1T = 3 div
256
Pengukuran Tegangan dan Frekwensi
Misal pada layar osiloskop muncul gambar gelombang seperti di bawah
257
Pada panel kontrol osiloskop spesifikasi adalah
sebagai berikut :
Volt/ div = 100 mV
Time/div = 5 ms
Peredaman Probe = 1 : 10
Tinggi gelombang sinus puncak-puncak =
4,5 div
Panjang periode satu gelombang = 4,4 div
Tentukan Vm, Vrms, perioda dan frekwensi
258
Jawab :
Hz 45,45ms 22
1
T
1f
: Frekwensi
ms 22ms 54,4T
: Perioda
V1,592
2,25
2m
V
rmsV
: (RMS) efektifTegangan
V2,252
4,5
2
ppV
mV
pV
: maksimumTegangan
V 4,510100mV4,5pp
V
:puncak -puncakTegangan
259
Tentukan Vpp, Vm, Vrms, T dan f pada tampilan gelombang di bawah ini
260
DAFTAR PUSTAKA
David A. Bell, Electronic Instrumentation and Measurement, Prentice Hall Inc, Second Edition 1994.
William D. Cooper, Electronic Instrumentation and Measurement Technique, Prentice Hall, New Jersey, 1978.
Larry Jones dan A. Foster Chin, Electronic Instrument and Measurement, John Wiley & Sons, New York, 1983.
Tsuneo Furuya, Gatot K., Joke P.,Pengukuran Listrik, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya, 1993.