29
AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak terhadap diri sendiri pada dasarnya mutlak diperlukan oleh semua manusia utamanya bagi seluruh umat muslim. Seorang muslim adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Siapapun dia, seorang muslim tentu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah diperbuat terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itulah, Islam memandang bahwa setiap muslim harus menunaikan etika dan akhlak yang baik terhadap dirinya sendiri, sebelum ia berakhlak yang baik terhadap orang lain. Dan ternyata hal ini sering dilalaikan oleh kebanyakan kaum muslimin. Secara garis besar, akhlak seorang muslim terhadap dirinya dibagi menjadi tiga bagian yaitu: terhadap fisiknya, terhadap akalnya, dan terhadap hatinya. Karena memang setiap insan memiliki tiga komponen tersebut dan kita dituntut untuk memberikan hak kita terhadap diri kita sendiri dalam ketiga unsur yang terdapat dalam dirinya tersebut. Namun, tanpa disadari seseorang telah berakhlak tidak baik pada dirinya sendiri. Misalnya saja merokok, seorang perokok bisa dikatakan berakhlak tidak baik pada dirinya sendiri. Karena dengan merokok, lama kelamaan akan menyebabkan paru-paru menjadi rusak dan hal (KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 1

MATERI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak terhadap diri sendiri pada dasarnya mutlak diperlukan oleh semua

manusia utamanya bagi seluruh umat muslim. Seorang muslim adalah pemimpin

bagi dirinya sendiri. Siapapun dia, seorang muslim tentu akan dimintai

pertanggungjawaban atas apa yang telah diperbuat terhadap dirinya sendiri. Oleh

karena itulah, Islam memandang bahwa setiap muslim harus menunaikan etika dan

akhlak yang baik terhadap dirinya sendiri, sebelum ia berakhlak yang baik terhadap

orang lain. Dan ternyata hal ini sering dilalaikan oleh kebanyakan kaum muslimin.

    

Secara garis besar, akhlak seorang muslim terhadap dirinya dibagi menjadi

tiga bagian yaitu: terhadap fisiknya, terhadap akalnya, dan terhadap hatinya. Karena

memang setiap insan memiliki tiga komponen tersebut dan kita dituntut untuk

memberikan hak kita terhadap diri kita sendiri dalam ketiga unsur yang terdapat

dalam dirinya tersebut. Namun, tanpa disadari seseorang telah berakhlak tidak baik

pada dirinya sendiri. Misalnya saja merokok, seorang perokok bisa dikatakan

berakhlak tidak baik pada dirinya sendiri. Karena dengan merokok, lama kelamaan

akan menyebabkan paru-paru menjadi rusak dan hal itu sama artinya dengan kita

tidak menjaga tubuh kita dengan baik atau berakhlak tidak baik pada diri sendiri.

Ada satu hal yang kerap kali dilakukan oleh seseorang yang menurut pelakunya

adalah hal biasa namun hal tersebut juga termasuk akhlak tidak baik pada diri sendiri

yaitu begadang. Orang yang tidur terlalu larut malam sehingga hal itu dapat

menyebabkan daya tahan tubuh berkurang.

Jadi, sebagai manusia atau sebagai seorang muslim yang baik hendaklah kita

selalu berakhlak baik dalam hal apapun. Karena sesungguhnya, Allah SWT

menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk beribadah.

Ibadah dalam pengertian secara umum yaitu melaksanakan segala perintah dan

menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Manusia

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 1

Page 2: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

diperintahkan-Nya untuk menjaga, memelihara, dan mengembangkan semua yang

ada untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Dan Allah SWT sangat membenci

manusia yang melakukan tindakan merusak yang ada. Karena Allah SWT membenci

tindakan yang merusak maka orang yang cerdas akan meninggalkan perbuatan itu,

menyadari bahwa jika melakukan perbuatan terlarang akan berakibat pada

kesengsaraan hidup di dunia dan terlebih-lebih lagi di akhirat kelak, sebagai tempat

hidup yang sebenarnya. Untuk itulah materi akhlak terhadap diri sendiri ini sangatlah

penting untuk dipahami, dipelajari dan diteladani.

Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

(H.R.Muslim)

Mengingat Rasulullah SAW, diutus untuk memperbaiki akhlak manusia dan

orang-orang yang terbaik ialah orang-orang yang paling baik akhlaknya. Maka dalam

hal ini kita dituntut untuk melakukan hal-hal yang terpuji dalam hidup ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akhlak terhadap diri sendiri?

2. Apa saja macam-macam akhlak terhadap diri sendiri itu?

3. Bagaimana Cara Memelihara Akhlak Terhadap Diri Sendiri?

4. Apa saja bentuk-bentuk akhlak terpuji terhadap diri sendiri itu?

5. Apa saja manfaat akhlak terhadap diri sendiri?

C. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Agar pembaca dapat memahami tentang arti dan pentingnya akhlak terhadap

diri sendiri.

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 2

Page 3: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

2. Agar kita sebagai umat muslim senantiasa berakhlak baik dalam hal apapun

karena Allah SWT menciptakan kita pada dasarnya untuk menjadi kholifah di

bumi.

3. Agar pembaca senantiasa ingat kepada Allah SWT dan berakhlak baik

terhadap diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat Penulisan

1. Sebagai penambah wawasan tentang apa itu akhlak terhadap diri sendiri serta

pentingnya akhlak tehadap diri sendiri bagi kehidupan.

2. Sebagai pemacu dalam melaksanakan akhlak baik terhadap diri sendiri, yang

sering kali dilupakan bahwa hal itu merupakan hal yang penting.

3. Sebagai referensi, sehingga baik penulis maupun pembaca dapat lebih

menghargai diri sendiri dalam menjalani kehidupan di dunia.

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 3

Page 4: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK PADA DIRI SENDIRI

Menurut etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk اخالق

jamak dari mufradnya khuluq خلق yang berarti “budi pekerti”.

Sedangkan menurut terminologi : kata “budi pekerti”, budi adalah yang ada

pada manusia, berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh pemikiran, ratio.

Budi disebut juga karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena

didorong oleh perasaan hati yang disebut behaviour. Jadi, budi pekerti adalah

perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku

manusia.

Adapun Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap

seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Manusia

dapat diperbaiki akhlaknya dengan menghilangkan akhlak-akhlak tercela. Di sinilah

terletak tujuan pokok agama, yakni mengajarkan dan menawarkan sejumlah nilai

moral atau akhlak mulia agar mereka menjadi baik dan bahagia dengan melatih diri

untuk melakukan hal yang terbaik. Iman tidak akan sempurna kecuali dengan

menghiasi diri dengan Akhlak.

Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kewajiban terhadap dirinya

sendiri. Namun bukan berarti kewajiban ini lebih penting daripada kewajiban kepada

Allah. Dikarenakan kewajiban yang pertama dan utama bagi manusia adalah

mempercayai dengan keyakinan yang sesungguhnya bahwa “Tiada Tuhan melainkan

Allah”. Keyakinan pokok ini merupakan kewajiban terhadap Allah sekaligus

merupakan kewajiban manusia bagi dirinya untuk keselamatannya.

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 4

Page 5: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

Manusia mempunyai kewajiban kepada dirinya sendiri yang harus

ditunaikan untuk memenuhi haknya. Kewajiban ini bukan semata-mata untuk

mementingkan dirinya sendiri atau menzalimi dirinya sendiri. Dalam diri manusia

mempunyai dua unsur, yakni jasmani (jasad) dan rohani (jiwa). Selain itu manusia

juga dikaruniai akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk Allah yang

lainnya. Tiap-tiap unsur memiliki hak di mana antara satu dan yang lainnya

mempunyai kewajiban yang harus ditunaikan untuk memenuhi haknya masing-

masing.

Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya

kita melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh kita menderita. Seperti; terlalu

banyak bergadang, sehingga daya tahan tubuh berkurang, merokok, yang dapat

menyebabkan paru-paru kita rusak, mengkonsumsi obat terlarang dan minuman

keras yang dapat membahyakan jantung dan otak kita. Untuk itu kita harus bisa

bersikap atau beraklak baik terhadap tubuh kita.

Selain itu sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa bersifat psikis.

Misalkan iri, dengki , munafik dan lain sebagainya. Hal itu semua dapat

membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati yang harus kita hindari.

Hati yang berpenyakit seperti iri dengki munafiq dan lain sebagainya akan sulit

sekali menerima kebenaran, karena hati tidak hanya menjadi tempat kebenaran, dan

iman, tetapi hati juga bisa berubah menjadi tempat kejahatan dan kekufuran. Untuk

menghindari hal tersebut di atas maka kita dituntut untuk mengenali berbagai macam

penyakit hati yang dapat merubah hati kita, yang tadinya merupakan tempat kebaikan

dan keimanan menjadi tempat keburukan dan kekufuran. Seperti yang telah

dikatakan bahwa diantara penyakit hati adalah iri dengki dan munafik. Maka kita

harus mengenali penyakit hati tersebut.

Macam – macam penyakit hati yaitu :

a. Dengki. Orang pendeki adalah orang yang paling rugi. Ia tidak mendapatkan

apapun dari sifat buruknya itu. Bahkan pahala kebaikan yang dimilikinya

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 5

Page 6: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

akan terhapus. Islam tidak membenarkan kedengkian. Rasulullah bersabda:

“Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “hati-

hatilah pada kedengkian kaerena kedengkian menghapuskan kebajikan,

seperti api yang melahap minyak.” (H.R. Abu Dawud)

b. Munafiq. Orang munafiq adalah orang yang berpura-pura atau ingkar. Apa

yang mereka ucapkan tidak sama dengan apa yang ada di hati dan

tindakannya. Adapun tanda-tanda orang munafiq ada tiga. Hal ini dijelaskan

dalam hadits, yaitu:

عنه الله رضي هريرة ابي قال: قالعن

, إذا " ثالث المنافقين ايت صلعم الله رسول

خان اؤتمن وإذا أخلف وعد وإذا كذب حدث

Dari Abu hurairoh r.a. Rasulullah berkata: ” tanda-tanda orang munafiq ada

tiga, jika ia berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi

amanat ia berkhianat.” (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan an-Nisa’i)

B. MACAM – MACAM AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

1. Berakhlak terhadap jasmani.

a. Menjaga kebersihan dirinya

Islam menjadikan kebersihan sebagian dari Iman. Ia menekankan

kebersihan secara menyeluruh meliputi pakaian dan juga tubuh badan dan

tempat terutama saat akan melaksanakan shalat dan ibadah kepada

ALLAH, disamping suci dari kotoran juga suci dari hadas. Rasulullah

memerintahkan sahabat-sahabatnya supaya memakai pakaian yang

bersih, baik dan rapi terutamanya pada hari Jum’at, memakai wewangian

dan selalu bersuci.

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 6

Page 7: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

Allah SWT berfirman :

Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah

suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri137 dari wanita di

waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci138.

Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang

diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. Al Baqarah:222)

Artinya : Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya.

Sesungguh-nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari

pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada

orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bersih. (QS. At Taubah:108)

b. Menjaga makan dan minumnya.

Makan dan minum merupakan kebutuhan vital bagi tubuh manusia, jika tidak

makan dan minum dalam keadaan tertentu yang normal maka manusia akan mati.

Allah SWT memerintahkan kepada manusia agar makan dan minum dari yang

halal dan tidak berlebihan. Sebaiknya sepertiga dari perut untuk makanan, sepertiga

untuk minuman, dan sepertiga untuk udara (bernafas).

Allah SWT berfirman :

Artinya : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan

Allah kepadamu; dan syukurilah ni'mat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja

menyembah. (QS. An Nahl:114)

c. Menjaga kesehatan

Menjaga kesehatan bagi seorang muslim adalah wajib dan merupakan bagian

dari ibadah kepada Allah SWT dan sekaligus melaksanakan anmanah dari-Nya.

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 7

Page 8: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

Riyadhah atau latihan jasmani sangat penting dalam penjagaan kesehatan, walau

bagaimnapun riyadhah harus tetap dilakukan menurut etika yang ditetapkan oleh

Islam. Orang mukmin yang kuat, lebih baik dan lebih dicintai Allah SWT daripada

mukmin yang lemah.

Dari sahabat Abu Hurairah, Bersabda Rasulullah, “Mu’min yang kuat lebih

dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan.

Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah

pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa

sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh

Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. (HR. Muslim)

d. Rupa diri, Busana yang islami

Seorang muslim mestilah mempunyai rupa diri yang baik. Islam tidak pernah

mengizinkan budaya tidak senonoh, compang-camping, kusut, dan seumpamanya.

Islam adalah agama yang mempunyai rupa diri dan tidak mengharamkan yang baik.

Sesetengah orang yang menghiraukan rupa diri memberikan alasan tindakannya

sebagai zuhud dan tawadhuk. Ini tidak dapat diterima karena Rasulullah yang

bersifat zuhud dan tawadhuk tidak melakukan begitu. Islam tidak melarang umatnya

menggunakan nikmat Allah kepadanya asalkan tidak melampau dan takabbur.

Manusia mempunya budi, akal dan kehormatan, sehingga bagian-bagian badannya

ada yang harus ditutupi (aurat) karena tidak pantas untuk dilihat orang lain. Dari segi

kebutuhan alaminya, badan manusia perlu ditutup dan dilindungi dari gangguan

bahaya alam sekitarnya, seperti dingin, panas, dll. Karena itu Allah SWT

memerintahkan manusia menutup auratnya dan Allah SWT menciptakan bahan-

bahan di alam ini untuk dibuatb pakaian sebagai penutup badan.

Allah SWT berfirman :

   Artinya : Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu

pakaian untuk menutup 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 8

Page 9: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-

tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al A’raf:26)

2. Berakhlak terhadap akalnya

a. Memenuhi akalnya dengan ilmu

Menuntut ilmu merupakan salah satu kewajiban bagi setiap muslim, sekaligus

sebagai bentuk akhlak seorang muslim. Muslim yang baik, akan memberikan porsi

terhadap akalnya yakni berupa penambahan pengetahuan dalam sepanjang hayatnya.

Sebuah hadits Rasulullah SAW menggambarkan :

( ماجه ) ابن رواه كل مسلم على فريضة العلم طلبArtinya : “Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu

Majah)

Seorang mu’min, tidak hanya mencari ilmu dikarenakan sebagai satu

kewajiban, yang jika telah selesai kewajibannya maka setelah itu sudah dan

berhenti. Namun seorang mu’min adalah yang senantiasa menambah dan menambah

ilmunya, kendatipun usia telah memakan dirinya. Menuntut ilmu juga tidak terbatas

hanya pada pendidikan formal akademis namun dapat dilakukan di mana saja, kapan

saja dan dengan siapa saja.

Akhlak Muslim ialah menjaganya agar tidak rusak dengan mengambi

sesuatu yang memabukkan dan menghayalkan. Islam menyuruh supaya

membangun potensi akal hingga ke tahap maksimum, salah satu cara memanfaatkan

akal ialah mengisinya dengan ilmu.

Ilmu fardh ‘ain yang menjadi asas bagi diri seseorang muslim hendaklah

diutamakan karena ilmu ini mampu dipelajari oleh siapa saja, asalkan dia berakal dan

cukup umur. Pengabaian ilmu ini seolah-olah tidak berakhlak terhadap akalnya.

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 9

Page 10: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

b. .    Memiliki Spesialisasi ilmu yang dikuasai

Setiap muslim perlu mempelajari hal-hal yang memang sangat urgen dalam

kehidupannya. Menurut Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi (1993 : 48), hal-hal yang

harus dikuasai setiap muslim adalah : Al-Qur'an, baik dari segi bacaan, tajwid dan

tafsirnya; kemudian ilmu hadits; sirah dan sejarah para sahabat; fikih terutama yang

terkait dengan permasalahan kehidupan, dan lain sebagainya. Setiap muslim juga

harus memiliki bidang spesialisasi yang harus ditekuninya. Spesialisasi ini tidak

harus bersifat ilmu syariah, namun bisa juga dalam bidang-bidang lain, seperti

ekonomi, tehnik, politik dan lain sebagainya. Dalam sejarahnya, banyak diantara

generasi awal kaum muslimin yang memiliki spesialisasi dalam bidang tertentu.

Rasulullah pernah menyuruh Zaid bin Tsabit supaya belajar bahasa Yahudi

dan Syiria. Abdullah bin Zubair adalah antara sahabat yang memahami kepentingan

menguasai bahasa asing, beliau mempunyai seratus orang khadam yang masing-

masing bertutur kata berlainan, dan apabila berhubungan dengan mereka, dia

menggunakan bahasa yang dituturkan oleh mereka.

c. Mengajarkan Ilmu pada Orang Lain

Termasuk akhlak muslim terhadap akalnya adalah menyampaikan atau

mengajarkan apa yang dimilikinya kepada orang yang membutuhkan ilmunya.

Firman Allah SWT :

Artinya : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki

yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang

mempunyai pengetahuan828 jika kamu tidak mengetahui” (An-Nahl:43)

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 10

Page 11: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

d. Mengamalkan Ilmu dalam Kehidupan

Diantara tuntutan dan sekaligus akhlak terhadap akalnya adalah

merealisasikan ilmunya dalam “alam nyata.” Karena akan berdosa seorang yang

memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya.

Firman Allah SWT :

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan

sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu

mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff)

3. Berakhlak Terhadap Jiwa

Manusia pada umumnya tahu sadar bahwa jasad perlu disucikan selalu,

begitu juga dengan jiwa. Pembersihan jiwa beda dengan pembersihan jasad. Ada

beberapa cara membersihkan jiwa dari kotorannya, antaranya:

a. Bertaubat dan Menjauhkan Diri dari Dosa Besar

Taubat adalah meninggalkan seluruh dosa dan kemaksiatan, menyesali

perbuatan dosa yang telah lalu dan berkeinginan teguh untuk tidak mengulangi lagi

perbuatan dosa tersebut pada waktu yang akan datang.

Allah SWT berfirman :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan

taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan

menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang

mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan

Nabi dan orang-orang mu'min yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar

di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb

kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya

Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahrim : 8)

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 11

Page 12: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

Adapun yang termasuk dosa-dosa besar diantaranya :

Syirik

Kufur

Nifak

Riddah

Fasik

Berzina dan menuduh orang lain berzina

Membunuh manusia

Bersumpah palsu

b. Bermuraqabah

Muraqabah adalah rasa kesadaran seorang muslim bahwa dia selalu diawasi

oleh Allah SWT. Dengan demikian dia tenggelam dengan pengawasan Allah dan

kesempurnaan-Nya sehingga ia merasa akrab, merasa senang, merasa berdampingan,

dan menerima-Nya serta menolak selain Dia.1[9]

Firman Allah SWT :

رقيبا عليكم الله انArtinya : “Sesungguhnya Allah itu maha mengawasimu.” (QS. An-Nisa : 1)

c. Bermuhasabah

Yang dimaksud dengan muhasabah adalah menyempatkan diri pada suatu

waktu untuk menghitung-hitung amal hariannya. Apabila terdapat kekurangan pada

yang diwajibkan kepadanya maka menghukum diri sendiri dan berusaha

memperbaikinya. Kalau termasuk yang harus diqadha maka mengqadhanya. Dan

bila ternyata terdapat sesuatu yang terlarang maka memohon ampun, menyesali dan

berusaha tidak mengulangi kembali. Muhasabah merupakan salah satu cara untuk

memperbaiki diri, membina, menyucikan, dan membersihkannya.

Firman Allah SWT :

1

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 12

Page 13: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

 Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah

dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk

hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr : 18)

d. Mujahadah

Mujahadah adalah berjuang, bersungguh-sungguh, berperang melawan hawa

nafsu. Hawa nafsu senantiasa mencintai ajakan untuk terlena, menganggur,

tenggelam dalam nafsu yang mengembuskan syahwat, kendatipun padanya terdapat

kesengsaraan dan penderitaan. Jika seorang Muslim menyadari bahwa itu akan

menyengsarakan dirinya, maka dia akan berjuang dengan menyatakan perang

kepadanya untuk menentang ajakannya, menumpas hawa nafsunya.

Firman Allah SWT :

Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena

sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang

diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi

Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf : 53)

C. CARA MEMELIHARA AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri antara lain :

1) Sabar, yaitu perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari

pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar

diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika

ditimpa musibah.

2) Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak

bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan

perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 13

Page 14: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan

menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.

3) Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya,

orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan

jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan

tidak menyenangkan orang lain.

4) Shidiq, artinya benar atau jujur. Seorang muslim harus dituntut selalu berada

dalam keadaan benar lahir batin, yaitu benar hati, benar perkataan dan benar

perbuatan.

5) Amanah, artinya dapat dipercaya. Sifat amanah memang lahir dari kekuatan

iman. Semakin menipis keimanan seseorang, semakin pudar pula sifat

amanah pada dirinya. Antara keduanya terdapat ikatan yang sangat erat

sekali. Rosulullah SAW bersabda bahwa “ tidaj (sempurna) iman seseorang

yang tidak amanah, dan tidak (sempurna) agama orang yang tidak

menunaikan janji.” ( HR. Ahmad )

6) Istiqamah, yaitu sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman

sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan. Perintah

supaya beristiqamah dinyatakan dalam Al-Quran pada surat Al- Fushshilat

ayat 6 yang artinya “ Katakanlah bahwasanya aku hanyalah seorang manusia

seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan

Yang Maha Esa, maka istiqamahlah menuju kepada-Nya dan mohonlah

ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang

bersekutukan-Nya.”

7) Iffah, yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara

kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak, dan

menjatuhkannya. Nilai dan wibawa seseorang tidak ditentukan oleh kekayaan

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 14

Page 15: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

dan jabatannya dan tidak pula ditentukan oleh bentuk rupanya, tetapi

ditentukan oleh kehormatan dirinya.

8) Pemaaf, yaitu sikap suka member maaf terhadap kesalahan orang lain tanpa

ada sedikitpun rasa benci dan keinginan untuk membalas. Islam mengajarkan

kita untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa harus menunggu

permohonan maaf dari yang bersalah.

9) Saja’ah berarti berani, Menjadi orang yang berani itu sangat sulit tapi bisa

untuk dilakukan, Orang yang saja’ah akan bisa mengatakan kebenaran

dengan lantang, Dia juga tidak akan mudah menyerah walau banyak onak dan

duri yang menghadang perjalanannya.Rasulullah adalah orang yang sangat

pemberani beliau selalu maju lebih awal pada saat perang.

10) Al-Haya' ( Rasa malu) tidak datang kecuali dengan kebaikan." Sesungguhnya

di antara fenomena keseimbangan dan tanda-tanda kesempurnaan dalam

tarbiyah bahwa engkau menemukan seorang mukmin yang kuat, teguh,

bersifat malu, beradab dan tenang.

D. BENTUK- BENTUK AKHLAK TERPUJI TERHADAP DIRI SENDIRI

1. Berilmu

a. Nilai positif berilmu bagi diri sendiri:

Memperoleh kepuasan batin

Dapat mencapai taraf hidup yang lebih baik

Dapat melaksanakan ajaran agama secara benar

Dapat menambah keimanan kepada Allah SWT

Memperoleh pahala di sisi Allah SWT

Terangkat derajatnya

b. Nilai positif berilmu bagi orang lain:

Memberi jalan terang dalam memberi petunjuk, pengarahan, dan saran

Tempat orang bertanya dalam mengatasi masalah

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 15

Page 16: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

Dapat membantu orang lain dalam menyelesaikan persoalannya

c. Membiasakan bersikap berilmu:

Memiliki semangat untuk menguasai ilmu tentang hal-hal yang belum

diketahui

Rajin mendatangi lembaga-lembaga ilmu untuk memperoleh tambahan

ilmu

Rajin mendatangi pengajian untuk memperoleh ilmu keagamaan

Cukup ringan mengeluarkan biaya demi tercapainya suatu ilmu

Gemar bergaul dengan orang yang berilmu untuk mendapatkan tambahan

ilmu

2. Kerja keras

a. Nilai positif kerja keras:

Terpuji dalam pandangan Allah SWT

Terpuji dalam pandangan sesama manusia

Dapat diharapkan mencapai hasil yang maksimal sehingga lebih semangat

Tercukupinya kebutuhan hidup karena Allah memberikan rahmat untuk

hambanya yang mau berusaha

Memperoleh kepercayaan dari sesama manusia

b. Membiasakan bersikap kerja keras:

Selalu menyadari bahwa hasil dari jerih payahnya sendiri lebih terpuji dan

mulia daripada menerima pemberian orang lain

Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta

Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain

Menyadari sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia daripada meminta

3. Kreatif, produktif, inovatif

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 16

Page 17: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

a. Nilai positif kreatif, produktif, inovatif:

Dapat mengikuti perkembangan zaman

Memperoleh hasil yang cukup banyak dari karyanya

Tercukupi kebutuhan hidupnya

Memperoleh kepuasan batin

Bertambah banyaknya hubungan persaudaraan

b. Membiasakan bersikap kreatif, produktif, inovatif:

Berusaha untuk menciptakan lapangan kerja baru

Berusaha mengembangkan kemampuan yang dimiliki

Mengutamakan kualitas produk dengan harga yang terjangkau di pasaran

Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Selalu mengadakan evaluasi hasil usahanya

Memiliki tekad bahwa besok harus lebih baik dari hari ini

E. MANFAAT AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

1. Berakhlak terhadap jasmani:

a. jauh dari penyakit karena sering menjaga kebersihan

b. tubuh menjadi sehat dan selalu bugar

c. menjadikan badan kuat dan tidak mudah lemah

2. Berakhlak terhadap akalnya:

a. memperoleh banyak ilmu

b. dapat mengamalkan ilmu yang kita peroleh untuk orang lain

c. membantu orang lain

d. mendapat pahala dari Allah SWT

3. Berakhlak terhadap jiwa:

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 17

Page 18: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

a. selalu dalam lindungan Allah SWT

b. jauh dari perbuatan yang buruk

c. selalu ingat kepada Allah SWT

BAB III

KESIMPULAN

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 18

Page 19: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tentang akhlak terhadap diri sendiri maka dapat

disimpulkan bahwa:

Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya

baik itu jasmani sifatnya atau ruhani.

Akhlak terhadap diri sendiri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu

akhlak terhadap jasmani, akhlak terhadap akal, dan akhlak terhadap jiwa.

Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri yaitu : sabar, shidiq,

tawaduk, syukur, istiqamah, iffah, pemaaf dan amanah,Al-haya,saja’ah

Bentuk-bentuk akhlak terpuji terhadap diri sendiri adalah berilmu, kerja

keras, kreatif, produktif, dan inovatif.

Manfaat akhlak terhadap diri sendiri:

a. Berakhlak terhadap jasmani

b. Berakhlak terhadap akalnya

c. Berakhlak terhadap jiwa

B. Saran

Dengan adanya pembahasan tentang akhlak terhadap diri sendiri ini

diharapkan pembaca dapat menentukan sikap yang baik terhadap dirinya

sehingga jasmani dan ruhaninya tetap terjaga.

Akan lebih baik apabila setiap manusia senantiasa melakukan akhlak terpuji

bagi dirinya sendiri dengan demikian manusia akan bisa menjadi insan kamil.

Semoga pembaca lebih berusaha untuk memahami dan menerapkan akhlak-

akhlak kharimah utamanya akhlak terhadap dirinya sendiri sehingga

kehidupannya selalu disertai dengan kebahagiaan.

Demikian makalah ini kami susun, semoga dengan membaca makalah ini

dapat dijadikan pedoman kita dalam melangkah dan bias menjaga akhlak

terhadap diri sendiri. Apabila ada kekurangan dalam penulisan makalah ini,

kami mohon maaf yang setulus-tulusnya.

DAFTAR PUSTAKA

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 19

Page 20: MATERI

AKHLAK TERHADAP DIRI SENDIRI

Rahmat Djatnika.1996. Sistem Etika Islami : Akhlak Mulia.Jakarta: Pustaka

Panjimas.

Miftah Faridl.1997.Etika Islam: Nasehat Islam untuk Anda.Bandung:

Pustaka.

Abu Bakar Jabir El Jazairi.1993.Pola Hidup Muslim (Minhajul Muslim):

Etika.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Rikza Maulan, akhlak terhadap diri sendiri. Dalam alamat :

http://www.slideshare.net/rilamaulida04/akhlak-2 kamis, 12.04.13.58

Agung Kusuma Sikum bang, akhlak terhadap diri sendiri. Dalam alamat :

http://azemmutawakkil.multiply.com/journal/item/6?&show_interstitial=1&u=

%2Fjournal%2Fitem. Kamis,12 April 2012 jam 12.00 WIB

(KELOMPOK 3 : DARLIANA DARWIS, DEVI NOVIANTI, ELVIRA YUSUF, FARIDA) Page 20