5
Mariyani | Peningkatan Hasil Belajar Konsep Perkalian dan Pembagian 64 | ISSN : 2459-9743 Peningkatan Hasil Belajar Konsep Perkalian dan Pembagian Melalui Penggunaan Papan Planel Pada Siswa Kelas IVB SD Negeri 10 Sekayu Mariyani Guru SD Negeri 10 Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015 ABSTRAK Penelitian ini mengambil subjek siswa kelas IVB SD Negeri 10 Sekayu yang berjumlah 24 siswa, terdiri atas 12 laki-laki dan 12 perempuan yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing- masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada pra-siklus, daya serap siswa terhadap konsep perkalian dan pembagian dengan daya serap di atas 65 persen hanya dicapai oleh 3 orang siswa (12, 5 persen). Pada siklus pertama, (S1) siswa dengan daya serap di atas 65 persen mencapai 9 orang siswa (37, 5 persen), sedangkan pada siklus kedua (S2) siswa dengan daya serap di atas 65 persen meningkat menjadi 21 orang siswa (87, 5 persen). Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media papan planel dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IVB SD Negeri 10 Sekayu terhadap mata pelajaran Matematika pada konsep perkalian dan pembagian. Kata Kunci: hasil belajar, perkalian dan pembagian, media papan planel A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu yang harus dipelajari disetiap jenjang pendidikan. Objek matematika bersifat abstrak. Banyak para siswa yang tidak senang dan bergairah untuk mempelajari matematika, karena sifatnya abstrak, matematika adalah pelajaran yang dianggap sangat sulit dan membosankan. Hal ini bisa disebabkan karena ketidaktepatan metodologi yang digunakan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar, peristiwa yang sering terjadi adalah siswa kurang aktif, kurang berpartisipasi, kurang terlibat dan tidak punya inisiatif. Pertanyaan, gagasan maupun pendapat sering tidak muncul. Guru bersifat otoriter, penyampaian ilmu secara searah, menganggap murid sebagai penerima, pencatat dan pengingat saja. Dalam kenyataan, proses pembelajaran matematika tentang perkalian dan pembagian siswa mengalami kesulitan dalam menentukan bentuk penjumlahan berulang sebagai hasil dari perkalian dan pengurangan berulang sampai habis sebagai hasil dari pembagian. Dari data sebanyak 24 siswa pada semester 1 kelas IVb telah mencapai nilai lebih dari kreteria ketuntasan belajar hanya 3 siswa atau 12,5%, dan yang mendapat nilai di bawah kreteria ketuntasan belajar sebanyak 21 siswa atau 87,5%. Dari keadaan yang demikian maka peneliti berusaha untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini peneliti mencoba mendiskusikan dengan guru (teman sejawat) bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang perkalian dan pembagian bilangan dengan benar. Kalau kita kaji lebih dalam hal tersebut bukan merupakan kesalahan siswa semata tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor guru itu sendiri sebagai pendidik. kurang bervariasi menggunakan metode, termasuk juga keterbatasan sarana atau media pembelajaranyang memadai. Kekurangan guru yang biasa dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, memberi hukuman tanpa melihat latar belakang kesalahan, menunggu siswa berbuat salah, mengabaikan perbedaan siswa, merasa paling pandai, tidak adil, memaksa hak siswa. Namun menurut hasil pengamatan peneliti kesalahan yang biasa dilakukanguru dalam membelajarkan matematika di tempat peneliti hingga siswa cepat menjadi bosan adalah: a. Dalam membelajarkan matematika guru hanya berpedoman pada buku pegangan,

Mariyani: Jurnal Guru Halaman 64-68

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran (www.e-jurnalguru.com)

Citation preview

  • Mariyani | Peningkatan Hasil Belajar Konsep Perkalian dan Pembagian

    64 | ISSN : 2459-9743

    Peningkatan Hasil Belajar Konsep Perkalian dan Pembagian

    Melalui Penggunaan Papan Planel Pada Siswa Kelas IVB

    SD Negeri 10 Sekayu

    Mariyani

    Guru SD Negeri 10 Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

    Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015

    ABSTRAK

    Penelitian ini mengambil subjek siswa kelas IVB SD Negeri 10 Sekayu yang berjumlah 24 siswa,

    terdiri atas 12 laki-laki dan 12 perempuan yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-

    masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada pra-siklus,

    daya serap siswa terhadap konsep perkalian dan pembagian dengan daya serap di atas 65 persen

    hanya dicapai oleh 3 orang siswa (12, 5 persen). Pada siklus pertama, (S1) siswa dengan daya serap

    di atas 65 persen mencapai 9 orang siswa (37, 5 persen), sedangkan pada siklus kedua (S2) siswa

    dengan daya serap di atas 65 persen meningkat menjadi 21 orang siswa (87, 5 persen). Berdasarkan

    data di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media papan planel dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa Kelas IVB SD Negeri 10 Sekayu terhadap mata pelajaran Matematika pada konsep

    perkalian dan pembagian.

    Kata Kunci: hasil belajar, perkalian dan pembagian, media papan planel

    A. Pendahuluan

    1. Latar Belakang

    Matematika adalah salah satu ilmu yang

    harus dipelajari disetiap jenjang pendidikan.

    Objek matematika bersifat abstrak. Banyak

    para siswa yang tidak senang dan bergairah

    untuk mempelajari matematika, karena

    sifatnya abstrak, matematika adalah pelajaran

    yang dianggap sangat sulit dan membosankan.

    Hal ini bisa disebabkan karena ketidaktepatan

    metodologi yang digunakan guru.

    Dalam kegiatan belajar mengajar,

    peristiwa yang sering terjadi adalah siswa

    kurang aktif, kurang berpartisipasi, kurang

    terlibat dan tidak punya inisiatif. Pertanyaan,

    gagasan maupun pendapat sering tidak muncul.

    Guru bersifat otoriter, penyampaian ilmu

    secara searah, menganggap murid sebagai

    penerima, pencatat dan pengingat saja.

    Dalam kenyataan, proses pembelajaran

    matematika tentang perkalian dan pembagian

    siswa mengalami kesulitan dalam menentukan

    bentuk penjumlahan berulang sebagai hasil

    dari perkalian dan pengurangan berulang

    sampai habis sebagai hasil dari pembagian.

    Dari data sebanyak 24 siswa pada semester 1

    kelas IVb telah mencapai nilai lebih dari

    kreteria ketuntasan belajar hanya 3 siswa atau

    12,5%, dan yang mendapat nilai di bawah

    kreteria ketuntasan belajar sebanyak 21 siswa

    atau 87,5%.

    Dari keadaan yang demikian maka peneliti

    berusaha untuk melakukan perbaikan

    pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini

    peneliti mencoba mendiskusikan dengan guru

    (teman sejawat) bertujuan untuk

    meningkatkan pemahaman siswa tentang

    perkalian dan pembagian bilangan dengan

    benar.

    Kalau kita kaji lebih dalam hal tersebut

    bukan merupakan kesalahan siswa semata

    tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor guru

    itu sendiri sebagai pendidik. kurang bervariasi

    menggunakan metode, termasuk juga

    keterbatasan sarana atau media

    pembelajaranyang memadai. Kekurangan guru

    yang biasa dilakukan dalam kegiatan belajar

    mengajar adalah mengambil jalan pintas dalam

    pembelajaran, memberi hukuman tanpa

    melihat latar belakang kesalahan, menunggu

    siswa berbuat salah, mengabaikan perbedaan

    siswa, merasa paling pandai, tidak adil,

    memaksa hak siswa. Namun menurut hasil

    pengamatan peneliti kesalahan yang biasa

    dilakukanguru dalam membelajarkan

    matematika di tempat peneliti hingga siswa

    cepat menjadi bosan adalah:

    a. Dalam membelajarkan matematika guru

    hanya berpedoman pada buku pegangan,

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 64 - 68

    ISSN : 2459-9743 | 65

    b. Penyampaian konsep sarat dengan

    hafalan-hafalan,

    c. Kegiatan pembelajaran masih monoton.

    d. Kurang memperhatikan keterampilan

    prasarat.

    Sebagai upaya meningkatkan pemahaman

    siswa dalam pembelajaran, maka perlu

    dikembangkan metode dan media yang tepat

    yang dapat mengoptimalkan kemampuan

    siswa. Memberikan kesempatan pada siswa

    untuk bertukar pendapat, menanggapi

    pemikiran siswa yang lain, menggunakan

    media yang ada, akan dapat mengingat lebih

    lama mengenai suatu fakta, prosedur, definisi

    dan teori dalam matematika dan memberikan

    pengalaman belajar yang tidak semata-mata

    hanya pengalaman belajar matematika. Untuk

    itu peneliti akan mencoba menggunakan media

    realia memakai papan planel dengan metode

    demonstrasi, dan metode tanya jawab, dengan

    harapan siswa lebih aktif dalam belajar dan

    mempunyai semangat belajar yang tinggi.

    2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan permasalahan yang

    diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan

    permasalahan sebagai berikut: apakah

    penggunaan media papan planel beserta

    metode demonstrasi dan tanya-jawab dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa terhadap

    konsep perkalian dan pembagian pada

    pelajaran Matematika SD?

    3. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVB SD

    Negeri 10 Sekayu dalam konsep perkalian dan

    pembagian pada mata pelajaran Matematika.

    4. Manfaat Penelitian

    Manfaat Penelitian diharapkan dapat

    meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah,

    khususnya mata pelajaran Matematika.

    B. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar

    Belajar adalah suatu proses usaha yang

    dilakukan individu untuk memperoleh suatu

    perubahan tingkah laku yang baru secara

    keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu

    itu sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungan. Hasil belajar disebut juga dengan

    prestasi belajar. Prestasi belajar adalah sebuah

    kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni

    prestasi dan belajar. Antara kata prestasi

    dan belajar mempunyai arti yang berbeda.

    prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang

    telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

    individual maupun kelompok.

    Prestasi tidak akan pernah dihasilkan

    selama seseorang tidak melakukan suatu

    kegiatan. Dalam kenyataan, untuk

    mendapatkan prestasi tidak semudah yang

    dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan

    berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk

    mencapainya. Hanya dengan keuletan dan

    optimisme dirilah yang dapat membantu untuk

    mencapainya. Oleh karena itu wajarlah

    pencapaian prestasi itu harus dengan jalan

    keuletan kerja. Penilaian hasil belajar peserta

    didik pada jenjang pendidikan dasar dan

    menengah dilaksanakan berdasarkan standar

    penilaian pendidikan yang berlaku secara

    nasional (Permen Dikbud No. 66 Tahun 2013).

    2. Media Papan Planel

    Papan planel menurut Djamarah dan Zain

    (2002:136) adalah wahana penyalur informasi

    belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah

    sumber belajar, maka secara luas media dapat

    diartikan dengan manusia, benda ataupun

    peristiwa yang memungkinkan anak didik

    memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.

    Jadi, media pembelajaran adalah suatu benda

    konkret yang dapat mempermudah

    pembelajaran. Menyatakan bahwa agar dapat

    menimbulkan keaktifan belajar pada diri siswa,

    guru dapat menggunakan multimedia dan

    multimetode, memberikan tugas secara

    individu dan kelompok, memberikan

    kesempatan pada siswa untuk melaksanakan

    eksperimen dalam kelompok kecil,

    memberikan tugas untuk membaca bahan ajar,

    mencatat hal-hal yang kurang jelas, tanya

    jawab dan diskusi. Papan planel merupakan

    salah satu media pembelajaran untuk

    mempermudah pembelajaran, papan planel ini

    dilengkapi dengan kartu angka yang telah

    disiapkan.

    3. Konsep Perkalian dan Pembagian

    Pada hakikatnya perkalian adalah

    penjumlahan bilangan yang sama sebanyak n

    kali. Sedangkan menurut Slavin (2005:176)

    perkalian adalah penjumlahan yang sangat

    cepat. Pengertian perkalian dipahami sebagai

    penjumlahan yang berulang. Oleh karena itu

    kemampuan prasyarat yang harus dimiliki

    siswa sebelum mempelajari perkalian adalah

    penguasan penjumlahan. Perkalian terdefinisi

    untuk seluruh bilangan di dalam suku-suku

    penjumlahan yang diulang-ulang: misalnya, 3

    dikali 4 (sering dibaca 3 kali 4) dapat dihitung

    dengan menjumlahkan 3 salinan dari 4

    bersama-sama. Balikan dari perkalian adalah

    pembagian, ketika 3 kali 4 sama dengan 12,

    maka 12 dibagi 3 sama dengan 4 atau 12 dibagi

    4 sama dengan 3.

    Sebagai buku refrensi karangan Sutrisno

    (2006:18) pada buku matematika kelas 2

    Terampil Berhitung Matematika untuk SD kelas

    2 dinyatakan bahwa pembagian merupakan

    pengurangan berulang.. Menurut Long (2002:9)

  • Mariyani | Peningkatan Hasil Belajar Konsep Perkalian dan Pembagian

    66 | ISSN : 2459-9743

    mengatakan sebagai pengelompokan sesuatu

    menjadi beberapa kelompok, masing-masing

    kelompok mempunyai nilai yang sama. Ia juga

    menyatakan bahwa pembagian merupakan

    peroses pengurangan berulang yang

    pengerjaannya dilakukan dengan berulang kali

    mengurangi bilangan yang dibagi dengan

    bilangan pembagi sampai memperoleh 0 (nol).

    Perkalian sebagai kebalikan perkalian yang

    berarti perkalian merupakan penjumlahan

    berulang, sedangkan pembagian merupakan

    pengurangan berulang.

    Penulis sendiri melakukan hal yang sama

    menggunakan media papan planel, namun

    dalam pembelajaran matematika aritmetika

    perkalian dan pembagian. Penerapan

    pembelajaran menggunakan papan planel

    dapat meningkatkan hasil belajar konsep

    perkalian dan pembagian di kelas IVb SD

    Negeri 10 Sekayu.

    C. Pembahasan

    1. Hasil Sebelum Siklus/ Pra Kegiatan (S0)

    Sesuai dengan tujuan penelitian, data yang

    dikumpulkan dalam rangka analisis dan

    refleksi yaitu hasil belajar dan daya serap siswa

    dalam mengikuti proses pembelajaran dengan

    mengadakan tes kemudian membanding dan

    menganalisisnya. Hasil belajar yang diperoleh

    siswa pada pra kegiatan dalam tabel 1 berikut:

    Tabel 1

    Tabel Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Pra

    Tindakan (So)

    Kemudian penulis menganalisis daya serap pra

    tindakan (So) seperti terlihat dalam tabel 2.

    Tabel 2

    Analisis Daya Serap Hasil Belajar Siswa Pra

    Tindakan (So)

    Dari tabel terlihat bahwa siswa yang daya

    serapnya 65% hanya mencapai 12, 5%

    2. Hasil dan Pembahasan Siklus Pertama

    (S1)

    Siklus pertama dilaksanakan pada hari

    Jumat tanggal 16 Januari 2015 pada

    kompetensi dasar perkalian dan pembagian

    bilangan bulat. Pada tindakan pertama ini guru

    memberikan petunjuk yang berupa perintah

    kepada seluruh siswa untuk menentukan hasil

    dari perkalian dan pembagian dua bilangan

    bulat yang kurang dari 10 dengan memberi

    soal-soal tertulis untuk dikerjakan. Hasil

    belajar yang diperoleh siswa pada siklus 1 (S1)

    dalam tabel 3 berikut:

    Tabel 3

    Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus 1

    (S1)

    Kemudian penulis menganalisis daya

    serap siklus 1 (S1) seperti terlihat dalam tabel

    4.

    Tabel 4

    Analisis Daya Serap Hasil Belajar Siswa

    Siklus 1 (S1)

    Penulis membandingkan hasil belajar pra

    siklus (S0) dan siklus 1 (S1) seperti table 5.

    Tabel 5

    Analisis Perbandingan Hasil Belajar Siswa

    Pra Tindakan (S0)

    dan Siklus 1 (S1)

    Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa siswa

    yang daya serapnya 65% bisa mencapai 37,

    5% ada 9 siswa. Sebelum tindakan kelas (S0)

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 64 - 68

    ISSN : 2459-9743 | 67

    siswa yang daya serapnya 65% bisa mencapai

    12, 5% ada 3 siswa. Berarti terjadi kenaikan

    dari 12, 5% menjadi 37, 5%. Peningkatan daya

    serap ini belum sesuai sebagaimana

    diharapkan kurikulum. Dalam hal ini penulis

    menyadari bahwa masih adanya kelemahan-

    kelemahan pada siklus pertama ini.

    Dari hasil refleksi peneliti, kelemahan-

    kelemahan yang terdapat pada siklus pertama

    adalah faktor guru itu sendiri sebagai pendidik.

    kurang bervariasi menggunakan metode,

    termasuk juga keterbatasan sarana atau media

    pembelajaran yang memadai.

    Sehubungan dengan adanya kelemahan

    pada siklus pertama, maka perlu diadakan

    perbaikan pada rencana tindakan siklus kedua

    yaitu:

    a. Guru menyiapkan media pembelajaran

    papan planel beserta kartu-kartu angka;

    b. Guru harus lebih bersabar dalam

    membimbing siswa, bila perlu diberikan

    penambahan penambahan waktu, dan;

    c. Menyiapkan soal-soal untuk latihan

    menyelesaikan soal perkalian dan

    pembgian bilangan bulat.

    3. Hasil dan Pembahasan Siklus 2 (S2)

    Siklus kedua dilaksanakan pada hari

    Kamis tanggal 22 Januari 2015 pada

    kompetensi dasar perkalian dan pembagian

    bilangan bulat. Pada tindakan kedua ini guru

    memberikan petunjuk yang berupa perintah

    kepada seluruh siswa untuk menentukan hasil

    dari perkalian dan pembagian dua bilangan

    bulat yang kurang dari 10 dengan

    mendemonstrasikan menggunakan papan

    planel yang dilengkapi satu set dengan kartu

    angka.

    Analisis Nilai hasil belajar siklus 2 (S2)

    seperti terlihat pada tabel 6 berikut:

    Tabel 6

    Analisis Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus 2

    (S2)

    Kemudian penulis menganalisis daya

    serap siklus 2 (S2) seperti terlihat dalam tabel 7

    berikut:

    Tabel 7

    Analisis Daya Serap Nilai Hasil Belajar Siswa

    Siklus 2 (S2)

    Untuk mengetahui keberhasilan tindakan

    pada siklus (S2), maka diadakan perbandingan

    nilai hasil yang diperoleh siswa pada siklus

    pertama (S1) dengan hasil tindakan siklus 2

    (S2), seperti terlihat pada tabel 8 berikut:

    Tabel 8

    Analisis Perbandingan Hasil Belajar Siswa

    Siklus 1 (S1)

    dan Siklus 2 (S2)

    Dari tabel 11 terlihat bahwa pada siklus

    pertama (S1) siswa yang daya serapnya 65%

    berjumlah 9 siswa atau 37, 5%, sedangkan

    pada siklus kedua (S2) siswa yang daya

    serapnya 65% berjumlah 21 siswa atau

    87,5%. Hal di atas dapat ditunjukkan juga

    dengan grafik berikut ini:

    Grafik

    Perbandingan Prosentase Ketuntasan dan

    Banyak Siswa yang Tuntas

    pada Setiap Siklus

    D. Kesimpulan dan Saran

    1. Kesimpulan

    Indikator ketuntasan penelitian tindakan

    kelas ini mengalami peningkatan, skor rata-rata

    meningkat dari 60 menjadi 73. Skor

    ketuntasan minimal dari 37,5% menjadi 87,5%.

  • Mariyani | Peningkatan Hasil Belajar Konsep Perkalian dan Pembagian

    68 | ISSN : 2459-9743

    Ketuntasan siswa pada siklus 1 hanya 9 siswa

    atau 37,5 %. Skor yang diperoleh pada siklus 2

    mengalami peningkatan yang cukup signifikan

    hampir seluruh siswa mencapai di atas kreteria

    ketuntasan minimal yaitu sebanyak 21 siswa

    atau 87,5%. Disimpulkan bahwa Penerapan

    pembelajaran menggunakan papan planel

    dapat meningkatkan hasil belajar konsep

    perkalian dan pembagian di kelas IVB SD

    Negeri 10 Sekayu.

    2. Saran

    Hendaknya guru-guru yang mengajarkan

    mata pelajaran Matematika materi perkalian

    dan pembagian dapat menerapkan konsep -

    Daftar Pustaka

    Djamaroh, B.S. & Aswan, Z. 2002. Strategi

    Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

    Perkalian dan pembagian bilangan

    menggunakan media pembelajaran papan

    planel dengan kartu angka untuk salah satu

    peningkatan hasil belajar siswa

    Daftar Pustaka

    Djamaroh, B.S. & Aswan, Z. 2002. Strategi

    Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

    Slavin, S. 2005. Pengantar Perkalian. Bandung:

    Duta Press

    Bambang, S. 2002. Terampil Berhitung

    Matematika untuk SD Kelas 2. Surabaya:

    Rajawali Offset